ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2009-2015
Nama Npm Jurusan Pembimbing
: Dea Rizka Amelia : 11212743 : Manajemen : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM
Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada akhirnya meningkatkan profit. Perusahaan makanan dan minuman untuk saat ini memegang peranan yang cukup penting dalam perkembangan industri. Menurut Sunengcih (2009) volume kebutuhan makanan dan minuman di Indonesia akan terus meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan kenaikan ini disebabkan oleh faktor demografi dan perkembangan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan pertumbuhannya pun cukup signifikan. Kebutuhan masyarakat akan makanan dan minuman pun turut meningkat seiring dengan pertambahan penduduk sehingga industri ini masih dapat terus berkembang. Sehingga banyak investor yang ingin melakukan investasi, karena menurut investor perusahaan makanan dan minuman mampu memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Namun investor harus mengetahui perkembangan harga saham yang ada pada perusahaan makanan dan minuman terlebih dahulu. Tinggi rendahnya harga saham yang diperoleh oleh perusahaan menjadi tolak ukur tinggi rendahnya minat investor untuk melakukan investasi dalam saham perusahaan emiten. Artinya, semakin tinggi harga saham yang diperoleh oleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk melakukan, mempertahankan atau menambah investasinya dalam saham perusahaan tersebut, begitu sebaliknya. Berikut adalah tabel mengenai perkembangan harga saham pada perusahaan makanan dan minuman: Kode Emiten
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
ADES
640
1620
1010
1900
2000
1375
1055
DLTA
62000
120000
111500
255000
380000
390000
5200
ICBP
3550
4675
5200
8100
10200
13100
13000
INDF
3550
4875
4600
5850
6600
6750
5225
MLBI
150100
274950
359000
735000
1200000
11950
8400
MYOR
4500.01
10750.04
14250.06
19600.06
26000
20900
25900
PSDN
148
80
310
205
150
143
114
SKLT
150
140
140
180
180
300
370
ULTJ
560
1210
1080
1380
4500
3720
4000
Rata-rata
25022
46477.78
55232.23
114135.01
181070
49804.22
7029.33
Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain: a) Pergerakan rata-rata harga saham industri makanan dan minuman dari tahun 2009-2015 cenderung berfluktuasi. b) Pengukuran rasio keuangan dianggap lemah sehingga peneliti menggunakan kinerja keuangan EVA dan MVA untuk nilai tambah pada perusahaan. c) Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya peneliti menemukan ketidak konsistenan arah positif atau negatif pada variabel EVA dan MVA yang diuji pengaruhnya terhadap harga saham. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2015.
Batasan Masalah Untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka penelitian ini dibatasi pada analisis pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2015.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2015. 2. Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2015. 3. Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2015.
Kerangka dan Hipotesis Penelitian H1 H2 H3 Metode Penelitian: 1. Analisis Deskriptif Statistik 2. Uji Asumsi Klasik 3. Analisis Regresi Linier Berganda 4. Pengujian Hipotesis (Uji t dan Uji F) 5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Hipotesis Penelitian H1 : Harga Saham dipengaruhi oleh Economic Value Added (EVA) H2 : Harga Saham dipengaruhi oleh Market Value Added (MVA) H3 : Harga Saham dipengaruhi oleh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Hasil Penelitian Hasil Statistik Desriptif N
Descriptive Statistics Maximum
Minimum
Mean
Std. Deviation
EVA
63
-41016.27
1222575.80
185704.69
277994.19
MVA
63
-1270888
75802402
14275971
20955153.854
Harga Saham
63
80
1200000
68395.80
192953.23
Valid N (listwise)
63
Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual
N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Normal Parametersa,b
63 0E-7 190147.69646708 .334 .334 -.258 2.649 .318
Hasil Uji Multikolinearitas Model
Hasil Uji Heteroskedastitas
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) 1
EVA MVA
.373 .371
2.684 2.696
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the DurbinSquare Estimate Watson 1 .172a .029 -.020 194864.8265894 2.180 a. Predictors: (Constant), MVA, EVA b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Analisisi Regresi Linier Berganda dan Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
B (Constant) 1
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
62212.563
29990.688
EVA
.193
.145
MVA
-.002
.002
2.074
.042
.278
1.335
.187
-.226
-1.083
.283
a. Dependent Variable: Harga Saham
Y = 62212,563 + 0,193 X1 – 0,002 X2 + e • Uji hipotesis variabel Economic Value Added (EVA) (X1) Diketahui tingkat signifikan 0,187 > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EVA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. • Uji hipotesis variabel Market Value Added (MVA) (X2) Diketahui tingkat signifikan 0,283 > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel MVA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil Uji F ANOVAa Sum of Squares df
Model Regression 1
Mean Square
66637803694.014
2 33318901847.007
Residual
2241681081247.741
60 37361351354.129
Total
2308318884941.755
62
a. Dependent Variable: Harga Saham b. Predictors: (Constant), MVA, EVA
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Model
R
1
.170a
R Square .029
Adjusted R Square -.004
F .892
Sig. .415b
Dapat disimpulkan bahwa dari uji Anova (uji F) didapat F-hitung sebesar 0,892. Untuk F-tabel dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh sebesar 5,99 oleh karena itu F-hitung < Ftabel yaitu 0,892 > 5,99 maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya variabel EVA (X1) dan MVA (X2) secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh terhadap harga saham (Y).
Std. Error of the Estimate 193290.8465348
Diketahui bahwa koefisien R Square adalah sebesar 0,029. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 2,9%. Sisanya sebesar 97,1% merupakan kontribusi faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel dependen.
Pembahasan 1. Pengaruh EVA Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil penelitian ini variabel EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0,187 > 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meita Rosy (2009) dan Ni Made Putri Sri Rahayu dan I Made Dana (2016) menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dengan sampel yang berbeda, hal ini makin menguatkan bahwa preferensi investor di Indonesia masih belum melihat EVA sebagai tolak ukur dalam penentuan kebijakan penanaman modalnya. Secara fundemental, pada periode penelitian diketahui bahwa banyak perusahaan masih harus menanggung beban pokok dan bunga hutang yang besar, yang antara lain disebabkan akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing pada masa sebelumnya yang disebabkan ketidakpastian akibat krisis global, Sebab lain yang bisa dikaitkan dengan hasil di atas adalah kenyataan mengenai kerumitan perhitungan EVA. Angka EVA tidak langsung tersedia di laporan keuangan perusahaan, berbeda dengan perhitungan rasio profitabilitas yang mudah perhitungannya. Untuk menghitung EVA, diperlukan banyak data yang berasal dari catatan atas laporan keuangan atau sumber lainnya. Sebagai akibat dari kerumitan itu, para pelaku pasar modal menghadapi kendala waktu untuk mengambil keputusan investasi jika harus melakukan perhitungan EVA terlebih dahulu 2. Pengaruh MVA Terhadap Harga Saham Berdasarkan uji analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham yang diterima oleh para investor yang ditunjukkan oleh tingginya nilai signifikansi sebesar 0,283 > 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermina (2001), Sasongko dan Wulandari (2006)tidak berpengaruh terhadap harga saham. Adanya pengaruh negatif antara MVA terhadap harga saham membuktikan bahwa pergerakan harga saham bukan hanya dipengaruhi oleh kinerja keuangan internal perusahaan saja (fundamental emiten) melainkan dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar kinerja keuangan perusahaan.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka diketahui bahwa: 1. Secara parsial variabel EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Secara parsial variabel MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Secara simultan variabel EVA dan MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karena kurangnya pengetahuan investor di Indonesia mengenai perhitungan dan manfaat EVA dalam pengambilan keputusan investasi, maka investor seringkali tidak memanfaatkan EVA dalam pengambilan keputusan investasi. Sedangkan adanya pengaruh negatif antara MVA terhadap harga saham membuktikan bahwa pergerakan harga saham bukan hanya dipengaruhi oleh kinerja keuangan internal perusahaan saja (fundamental emiten) melainkan dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar kinerja keuangan perusahaan.
Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel independen lainnya, karena terdapat kemungkinan bahwa variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap harga saham. Sehingga diperoleh hasil kesimpulan yang lebih akurat.