ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PELARANGAN GURU AGAMA ASING DI INDONESIA PADA REPUBLIKA ONLINE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Anastasia Nur Pramesti NIM: 1110051100048
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK
Anastasia Nur Pramesti Analisis Framing Pemberitaan Pelarangan Guru Agama Asing Di Indonesia pada Republika Online 1110051100048 Pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia menjadi perhatian publik dan media massa. Karena pemberlakuan peraturan ini dinilai tidak sesuai dengan alasan yang dipaparkan oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). Dalam hal ini Republika Online merupakan salah satu media yang ikut memberitakan mengenai pemberlakuan peraturan ini. Republika Online sebagai media dengan konten Islam memiliki sudut pandang tersendiri untuk memberitakan mengenai peraturan ini. Maka dari itu penulis ingin mnegetahui bagaimana Republika Online membingkai pemberitaan ini. Dari uraian di atas, memunculkan pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana analisis framing pemberitaan tentang pelarangan guru agama asing di Indonesia pada Republika Online? Kemudian, pertanyan minor bagaimana struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada 3 berita mengenai pelarangan guru agama asing diinodneia pada republika online? Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknis analisis menggunakan metode penulisan framing model Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki dalam memaknai teks sebuah berita, dan menganalisisnya secara deskriptif. Dari data yang dikaji melalui analisis framing Zhongdang Kosicki, pembingkaian yang dilakukan Republika Online lebih berarah pada pihak-pihak yang tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ini dapat dilihat dari pemilihan tema, judul serta narasumber yang dilakukan oleh Republika Online. Dengan skema yang ditulis melalui bahasa dan kutipan-kutipan narasumber yang ditulis oleh Republika Online, menegaskan ideologi media islam pada republika online, sekaligus menyampaikan kepada masyarakat bahwa peraturan tersebut tidak perlu diberlakukan di Indonesia karena bisa merugikan berbagai pihak yang terkait, khususnya pada bidang pendidikan Agama. Demikian seperti disebutkan, maka menurut pandangan bahwa Republika Online tidak menyetujui diberlakukannya peraturan kementerian tenaga kerja UU nomor 40 tahun 2012 tentang pelarangan guru agama asing di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan narasumber dan judul berita. Kata kunci: Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki, Pelarangan Guru Agama Asing di Indonesia, dan Republika Online.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena senantiasa memberikan segala nikmat-Nya, sehat, iman, dan islam serta kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Pelarangan Guru Agama Asing di Indonesia pada Republika Online”. Skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir penulis yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Strata 1 (S1), di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah skripsi ini diselesaikan, maka penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pendidik terbaik selama penulis hidup yakni orangtua, Ibunda Siti Rahayu dan Ayahanda Sularso. Terima kasih telah memberikan dukungan dan kasih sayang, tak lupa membimbing serta mengajarkan penulis untuk selalu menjadi manusia lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, serta selalu dalam lindungan-Nya. Skripsi ini dapat berjalan dengan baik juga karena dukungan, bantuan serta motivasi dari segala pihak. Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
ii
1.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.
2.
Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si. serta Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Mushfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam hal perkuliahan.
3.
Drs. Study Rizal LK, MA selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu untuk memberikan masukan yang bermanfaat, ilmu, serta motivasi yang luar biasa dan menyemangati penulis untuk terus belajar serta segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu menjadi perantara dengan baik dalam memberikan ilmunya kepada penulis selama menuntut ilmu.
5.
Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi serta lainnya selama perkuliahan maupun penulisan skripsi.
6.
Pihak Media Republika Online, Djibril Muhamad sebagai narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk penulisan skripsi ini.
7.
Saudara tercinta penulis, Pangesti Sulistya Rahayu dan Ressa Pinuji. Terimakasih sudah menjadi kakak adik yang terbaik.
8.
Sahabat terbaik penulis, Welda, Irvan, Rijuan, Rahma, Hetty, Farhan, Tanti, Kenwal, Damar, Fauzi, Isye, Ghofar, Indi, Farid, Triya, Viki, dan Nurbayani. iii
Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena selalu ada waktu untuk penulis dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian dapat meraih kesuksesan. 9.
Teman-teman Jurnalistik 2010, khususnya Jurnalistik B yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih semangat dan berbagi ceritanya.
10. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi besar terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada mereka semua. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun, penulis sudah melakukan usaha yang maksimal. Semoga apa yang ada pada skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 24 Juli 2015
Anastasia Nur Pramesti
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
v
DAFTAR TABEL..........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................
6
C.
Tujuan Penelitian ...............................................................
7
D.
Manfaat Penelitian .............................................................
8
E.
Metodologi Penelitian........................................................
9
1. Pendekatan Penelitian ...................................................
10
2. Metode Penelitian .........................................................
11
3. Teknik Pengumpulan Data............................................
12
4. Teknik Analisis Data.....................................................
12
F.
Kajian Pustaka ...................................................................
13
G.
Sistematika Penulisan ........................................................
15
KERANGKA TEORI A.
B.
Analisis Framing................................................................
17
1. Pengertian Analisis Framing.........................................
17
2. Aspek Framing..............................................................
21
3. Model-Model Analisis Framing....................................
22
4. Model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki ...........
28
Pemberitaan .......................................................................
34
1. Pengertian berita ...........................................................
34
2. Syarat Berita..................................................................
35
3. Klasifikasi Berita...........................................................
36
4. Jenis Berita....................................................................
38
5. Elemen-Elemen pada Berita..........................................
40
6. Berita dalam Media Online ...........................................
43
v
PROFIL REPUBLIKA ONLINE ................................................
45
A. Sejarah Singkat.......................................................................
45
B. Visi dan Misi ..........................................................................
46
C. Karakteristik ...........................................................................
47
D. Prinsip Dasar ..........................................................................
48
E. Produk.....................................................................................
48
F. Struktur Organisasi.................................................................
49
TEMUAN DAN ANALISIS DATA...........................................
51
A. Analisis Berita 1 .....................................................................
53
B. Analisis Berita 2 .....................................................................
62
C. Analisis Berita 3 .....................................................................
70
PENUTUP...................................................................................
78
A. Kesimpulan.............................................................................
78
B. Saran ......................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
81
BAB III
BAB IV
BAB V
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Definisi Framing Menurut Beberapa Tokoh..................................
18
Tabel 2.2 Model Framing Murray Edelman ..................................................
23
Tabel 2.3 Model Framing Robert N. Entman ................................................
24
Tabel 2.4 Model Framing Gamson ................................................................
25
Tabel 2.5 Model Framing Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki ..............
27
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online ...........................................
49
Tabel 4.1 Analisis Framing Berita 1 ..............................................................
54
Tabel 4.2 Analisis Framing Berita 2 ..............................................................
62
Tabel 4.3 Analisis Framing Berita 3 ..............................................................
71
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Berita 1: Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan Lampiran 2 Berita 2: Guru Agama Asing Dilarang, Kemenag Keberatan Lampiran 3 Berita 3: Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol Lampiran 4 Hasil Wawancara.
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pemberitaan mengenai peraturan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI yang memberlakukan revisi atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012, sudah marak diberitakan di berbagai media. Peraturan tersebut berisi mengenai keputusan pemerintah untuk menutup pintu untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berprofesi sebagai guru atau dosen agama, agar persebaran paham radikalisme tidak masuk ke Indonesia.1 Hal ini tentu mengundang banyak pendapat dari berbagai pihak, baik mereka yang menyetujui kebijakan ini ataupun tidak menyetujuinya, khususnya pihakpihak yang bekerja sama dengan tenaga kerja asing. Kemenaker memberlakukan peraturan ini dengan alasan ingin melindungi TKA yang berprofesi sebagai tenaga pengajar agama tanah air, selain itu juga agar guru agama Indonesia tidak kalah saing dengan TKA. Padahal menurut data Kemenaker, jumlah Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) pada sektor pendidikan per tahun yaitu hanya 40 orang.
1
Agung Supriyanto, “Akademisi: Tinjau Ulang Larangan Guru Agama Asing,” artikel diakses pada 14 Januari 2015, pukul 21:12 WIB, dari http://khazanah.Republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/01/05/nhoqwo-akademisitinjau-ulang-larangan-guru-agama-asing-1
1
2
Jumlah ini terbilang sedikit, namun Kemenaker tetap merevisi Permenaker, sehingga untuk ke depannya tidak ada lagi TKA yang masuk ke Indonesia.2 Kemenaker tidak menjelaskan secara jelas padahal yang telah terjadi di Indonesia radikalisme pernah dilakukan oleh pihak-pihak di luar jalur pendidikan agama Islam. Seperti komunisme bahkan liberalisme juga bisa menjadi sumber kekerasan. Kemenaker melarang masuknya ajaran radikalisme namun dia sendiri
tidak tahu
dengan jelas sumber
radikalismenya.3 Dilihat dari alasan Kemenaker tetap memberlakukan peraturan ini tentunya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait dengan TKA guru agama. Sebut saja misalnya Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin, yang merupakan pihak yang sering mendatangkan guru-guru dari universitas di luar negeri. Mukhlis Aliyudin, selaku pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, yang merupakan pihak yang membutuhkan TKA pada bidang guru agama di pesantrennya. Termasuk pihak yang menolak pemberlakuan peraturan ini adalah MUI yang diwakilkan oleh Muhyidin Junaidi, sebagai ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, dan pihak lainnya
2
Karta Raharja UCU “Larangan Guru Agama Asing untuk Lindungi Pengajar Lokal,” artikel diakses pada 14 Januari 2015 pukul 21:36 WIB, dari http://khazanah.Republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/01/05/nhoqwo-laranganiguru-agama-asing-untuk-lindungi-pengajar-lokal 3 Ghazwul Fikr, “Impor Guru Agama Dilarang; Proyek ‘Mengebiri’ Islam?,” artikel diakses pada 11 Januari 2014, pukul 22:43 WIB, dari http://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2015/01/13/36593/impor-guru-agamadilarang-proyek-mengebiri-islam.html
3
yang ikut memberika perhatian terkait permasalahan pelarangan guru agama asing di Indonesia. Ada banyak guru agama yang telah lama mengajar di Indonesia dari berbagai negara. Bahkan tidak hanya dari Timur Tengah tapi juga dari negara-negara non-Muslim. Selama ini, banyak pesantren mengundang guru-guru bahasa Arab dan syariah dari Timur Tengah. Pesantren tradisional milik NU misalnya banyak yang mengimpor dari Mesir, Maroko dan lainlain. Guru agama asing sangat dibutuhkan di Indonesia. Pengajar agama banyak di Indonesia namun mereka yang dapat menguasai bahasa arab sangatlah sedikit.4 Di pondok pesantren atau di universitas islam negeri terdapat mata pelajaran bahasa arab yang memang membutuhkan tenaga pengajar yang sangat menguasai bahasa tersebut. Itulah mengapa banyak pondok pesantren atau universitas islam bekerja sama dengan tenaga kerja asing. Karena kehadiran tenaga kerja asing dapat mengembangkan ilmu pengetahuan keislaman, khususnya tentang pengetahuan bahasa arab. Berita pelarangan guru agama asing di Indonesia menjadi hangat di kalangan media setelah pemberitaanya meluas. Wacana ini banyak diberitakan oleh media massa, baik media cetak, media elektronik maupun media online. Untuk itu, penulis melakukan penelitian pada pemberitaan
4
Ghazwul Fikr, “Impor Guru Agama Dilarang; Proyek ‘Mengebiri’ Islam?,” artikel diakses pada 11 Januari 2014, pukul 22:43 WIB, dari http://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2015/01/13/36593/impor-guru-agamadilarang-proyek-mengebiri-islam.html
4
kasus pelarangan guru agama asing di Indonesia pada media online, yaitu Republika Online. Beberapa alasan mengapa memilih media online, karena media online menyampaikan informasi bisa lebih interaktif, komunikan bukan hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga dilibatkan aktif sehingga bisa memunculkan interaksi pada media tersebut. Kemudahannya dalam mengakses, informasi yang dapat diterima dengan cepat menjadi kelebihan tersendiri bagi media online. Karena dengan hal ini, pembaca dapat membacanya dimana dan kapan saja. Sebagai media online, salah satunya yaitu Republika Online, menawarkan Sehingga
kekhasan dalam
pemberitaan
melakukan
berlandaskan
pemberitaan
pada
ke-Islaman.
Republika
Online
menginformasikan setiap fakta yang ada dengan karakteristik sudut pandang dalam pemberitaannya sesuai dengan ke-Islaman. Dalam pemberitaan, setiap media massa memiliki perbedaan persepsi dan memaknai isu-isu yang beredar. Perbedaannya dapat dilihat dalam penelitian berita, bagaimana media memaknai isu, gaya penelitian berita, angel atau sudut pandang berita, dan unsur-unsur lainnya dalam penelitian berita. Dalam menyuguhkan informasi harus tetap aktual, faktual dan berimbang. Pemberitaan/berita berisi fakta atau ide yang sedang berlangsung, yang dapat menarik perhatian pembaca karena peristiwa tersebut berisi pesan yang dianggap memiliki kepentingan dan manfaat bagi masyarakat
5
luas. Maka dari itu, pesan yang disampaikan dalam sebuah berita haruslah mengundang keingintahuan pembaca atau masyarakat. Pesan dalam sebuah pemberitaan apabila dipandang oleh masyarakat biasa mungkin akan dinilai objektif, dan apa adanya. Tetapi, bila pembaca mencermati, peristiwa atau realitas yang terjadi sudah direkontruksi dan dibingkai (framing) oleh media. Baik dalam setiap penelitian berita yang menyimpan ideologis atau latar belakang media seorang wartawan. Untuk menyuguhkan sebuah informasi seorang wartawan memiliki pandangan tersendiri untuk memaknai suatu peristiwa atau isu yang ada, lalu menuangkannya dalam sebuah teks berita. Mereka mengkontruksi sebuah peristiwa tergantung pada sudut pandang masing-masing. Bukan hanya wartawan yang mengkontruksi sebuah peristiwa, tetapi juga media memiliki andil untuk melakukan kontruksi atau pembingkaian (framing). Framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut.5 Melalui
penelitian
ini,
penulis
ingin mengetahui
bagaimana
pembingkaian pemberitaan guru agama asing di Indonesia pada Republika Online. Penulis menggunakan analisis framing Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki karena pembingkaian dalam suatu berita berhubungan dengan 5
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet-4, h. 164
6
makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana media, dalam hal ini situs berita Republika Online membingkai teks pada berita pelarangan guru agama asing di Indonesia. Maka skripsi ini berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Pelarangan Guru Agama Asing di Indonesia pada Republika Online”. B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan pada kasus pelarangan guru agama asing di Indonesia. Dari 26 berita mengenai pemberitaan ini, penulis mengambil tiga berita yang berkaitan dengan isu atau peristiwa yang akan penulis angkat. Berita tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a.
“Guru Agama Asing Dilarang. MUI: Tidak Relevan” diakses pada edisi minggu, 04 Januari 2015, pada pukul 20:39 WIB. Berita tersebut merupakan berita 1 pada penelitian ini.
b.
“Guru Agama Asing Dilarang, Kemenag Keberatan” diakses pada edisi Selasa, 06 Januari 2015, pada pukul 23:57 WIB. Berita tersebut merupakan berita 2 pada penelitian ini.
c.
“Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol” diakses pada edisi jumat, 09 Januari 2015, pada pukul
7
00:43 WIB. Berita tersebut merupakan berita 3 pada penelitian ini. 2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian ini secara umum adalah “bagaimana analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki dalam pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia pada Republika Online.” Maka rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a.
Bagaimana analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 1?
b.
Bagaimana analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 2?
c.
Bagaimana analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 3?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan secara umum adalah untuk mengetahui analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki dalam pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia pada Republika Online. Tujuan dapat dirinci sebagai berikut: a.
Untuk mengetahui analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 1
8
b.
Untuk mengetahui analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 2
c.
Untuk mengetahui analisis struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris pada berita 3
D.
Manfaat Penelitian 1.
Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dari perspektif akademis pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya dan pengembangan ilmu jurnalistik pada khususnya dengan memfokuskan penelitian dengan teknis analisis framing terhadap sebuah media dalam peulisan berita, bagaimana media mengemas sebuah peristiwa. Ditambah lagi, penelitian ini dapat menjadi kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam mempelajari bagaimana media membingkai sebuah berita, dalam hal ini yaitu pada media online.
2.
Manfaat Praktis Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan data yang dapat dipergunakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perguruan tinggi lainnya untuk menunjang pengetahuan mengenai studi tentang ilmu komunikasi. Dari penelitian ini diharapkan juga agar media Republika Online dapat lebih bermanfaat menjadi bahan masukan dalam bidang informasi dan media penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Serta
9
memberikan manfaat kepada Republika Online tentang kontruksi pemberitaan keislaman kedepan. E.
Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah cara pandang yang digunakan dalam melihat permasalahan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis teks berita di Republika Online yang berhubungan dengan pemberitaan palarangan guru agama asing di Indonesia. Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Mereka berpendapat bahwa pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh, individu tidak dapat diisolasikan atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kebutuhan. 6 Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsipprinsip umum yang medasari perwujudan sebuah makna dan gejalagejala sosial didalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dan gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dan masyarakat yang bersangkutan untuk
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif., (Bandung: Remaja Rosadakaraya, 1997), h.3.
10
memperoleh gambaran mengenai kategorisasi.7 Sehingga dengan menggunakan pendekatan ini, penulis dapat menafsirkan makna teks berita dengan menguraikan cara bagaimana media mengemas suatu peristiwa ke dalam teks berita. 2.
Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu konsep framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, untuk mengkaji bagaimana pengemasan berita pada media Republika Online. Analisis ini dibagi menjadi empat bagian yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Analisa dilakukan untuk menjawab pemaknaan dibalik berita yang dikemas dan bagaimana pesan dibingkai oleh Republika Online. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bahagimana Republika online mengemas berita pelarangan guru agama asing di Indonesia. Sehingga objek penelitian ini adalah pada teks pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia yaitu pada edisi 04 Januari, 06 Januari dan 09 Januari 2015. Alasan penulis memilih Republika online yaitu ingin melihat bagaimana Republika Online sebagai salah satu media berbasis keislaman, memgemas pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia. Selain itu pemilihan edisi 04 Januari, 06 Januari dan 09 Januari
7
2015 karena pada edisi ini pemilihan narasumber terkait
Jumroni, Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 28.
11
dengan pihak yang terlibat langsung dengan Tenaga Kerja Asing, pada bidang guru agama. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data ini adalah wawancara dan dokumentasi. Berikut merupakan metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: a.
Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih yang melibatkan interaksi verbal dengan suatu tujuan tertentu dan biasanya difokuskan kepada suatu masalah khusus Wawancara dilakukan dengan Djibril Muhammad selaku wakil
redaktur
pelaksana
Republika
Online
mengenai
pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia dalam upaya menemukan data yang lebih kuat dan akurat sesuai penelitian ini, sedangkan data-data yang diperoleh melalui tanya jawab secara lisan. b.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data yang bersangkutan dengan penelitian, atau sumber-sumber tertulis dari bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang dimaksud. Dokumentasi yang dilakukan penulis
12
berupa mengkliping data tertulis yang terdapat pada Republika Online tentang berita mengenai pelarangan guru agama asing di Indonesia. Penulis juga menggunakan beberapa referensi buku, diantaranya; Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, yang terkait dengan apa yang dianalisis dan mendukung penelitian tersebut. 4.
Teknik Analisis Data Setelah mengumpulkan bahan yang sudah dibutuhkan, penulis melakukan analisa pada tahap selanjutnya untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang ada. Penulis menggunakan analisis framing untuk menganalisa data. Analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. 8 Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa
yang diambil, bagianmana
yang ditonjolkan dan
dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimasi, objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakan. Analisis framing berusaha untuk menentukan kuncikunci tema dalam sebuah teks dan menunjukan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman terhadap sebuah peristiwa.9
8
Jumroni, Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 92. 9 Jumroni, Suhaimi, Metode-Metode Penelitian, h. 93.
13
Dalam analisis framing yang dipakai yaitu model analisis framing Pan dan Kosicki. Model ini memiliki empat perangkat, yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Dengan perangkat ini akan membantu penulis mengungkapkan makna yang terkandung dalam setiap berita mengenai pembingkaian berita larangan guru agama asing di Indonesia pada Republika Online F.
Kajian Pustaka Adapun beberapa karya ilmiah dan skripsi sebagai tinjauan pustaka, dicantumkan oleh penulis dari perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Berikut ini adalah skripsi/karya ilmiah yang memiliki kajian yang sama tentang analisis teks media: 1.
“Kontruksi Pemberitaan Isu Kiamat 2012 di Republika Online.” Skripsi ini ditulis oleh mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bernama Bintang Nurul Kawakib pada tahun 2013. Pembahasan dalam skripsi ini adalah tentang kontruksi pada pemberitaan Isu Kiamat 2012 di Republika Online. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi tersebut di atas adalah pada kasus yang diangkat. Sementara persamaannya, pada metode analisis dengan menggunakan analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan pada media yang di teliti, yaitu Republika Online.
14
2.
“Analisis Framing Pemberitaan Label Halal dalam Undang-Undang Pangan di Republika Online.” Skripsi ini ditulis oleh Lindawati, mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultasi Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013. Pembahasan dalam skripsi ini mengenai kontruksi pada pemberitaan label halan dalam undang-undang pangan di Republika Online. Perbedaan dari skripsi ini dengan skripsi tersebut di atas adalah pada kasus yang diangkat. Sementara persamaannya, pada metode analisis dengan menggunakan analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan pada media yang di teliti, yaitu Republika Online. Setelah penulis melihat beberapa penelitian dan skripsi yang terkait
teori maupun tema mengenai permasalahan yang penulis angkat, maka penulis memutuskan menggunakan Analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki sebagai metode penelitian. Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya, karena pada skripsi ini penulis menggunakan situs berita Republika.com seputar berita pelarangan guru agama asing di Indonesia sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penelitian hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman penelitian karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi Dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007. Maka dari tinjauan pustaka ini, penulis yakin apa yang akan diteliti belum ada
15
sebelumnya. Untuk itu penulis yakin mengajukan penelitian tersebut sebagai awal untuk mengajukan skripsi. G.
Sistematika Penelitian Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang jelas, maka skripsi ini terbagi kedalam lima bab. Adapun sistematika penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan. Bab ini berisis latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, kajian pustaka dan sistematika penelitian.
BAB II
: Kerangka Teori. Dalam bab ini, penulis menjelaskan mengenai analisis framing, analisis framing Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki, definisi pemberitaan dan media online.
BAB III
: Profil Republika Online. Menjelaskan profil Republika Online yang terdiri atas sejarah singkat Republika Online, visi dan misi Republika Online, karakteristik Republika Online, prinsip dasar Republika Online, produk Republika Online dan struktur organisasi Republika Online.
BAB IV
: Temuan dan Analisis Data Penelitian. Pada bab ini penulis menguraikan hasil analisis dari pemberitaan larangan guru agama asing di Indonesia dari struktur
16
sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. BAB V
: Penutup. Akhir dari skripsi ini adalah penulis memberikan kesimpulan dan saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Analisis Framing 1. Pengertian Analisis Framing Pengertian analisis menurut bahasa adalah penyelidikan, penguraian, penjabaran, pemecahan masalah. Sedangkan analisis menurut istilah merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebabmusabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).1 Jadi analisis merupakan suatu kajian penyelidikian atau penguraian suatu peristiwa untuk mengetahui
secara
mendalam
sebab-akibat,
latar
belakang
dan
sebagainya, yang dalam penelitian ini lebih kepada mengetahui secara mendalam suatu teks untuk meneliti struktur bahasa yang digunakan. Framing menurut bahasa adalah pembingkaian. Sedangkan menurut istilah, Framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari kontruksi realitas.2 Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana persektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang 1
WIB.
http://kamus.cektkp.com/analisis/ diunduh pada tanggal 12 juni 2015 pukul 10:24
2
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 10-11.
17
18
atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta endak dibawa ke mana berita tersebut.3 Gagasan mengenai Framing, pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955. Mulanya, Frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan Frame sebagai kepingankepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas.4 Eriyanto menjelaskan definisi Framing dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya:5 Tabel 2.1 Definisi Framing Menurut Beberapa Tokoh
Robert N. Entman
3
Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari penelitian itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasiinformasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapat kan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 162. 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, h. 161. 5 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 77-79.
19
Cara bercerita (gugusan ide-ide) yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu dibentuk dalam Wiliam A. Gamson sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan, menafsirkan makan pesan-pesan yang ia terima. Strategi bagaimana realtias/dunia dibentuk, disederhanakan untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa Todd Gitlin ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan peresentasi aspek tertentu dari realitas. Pemberian makna untuk menafsirkan perisitwa David E. Snow dari kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem Robert Benford kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu. Skema interpretasiyang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan melabeli peristiwa secara Am Binder langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir perisitiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna perisitiwa. Strategi komunikasi dan memproses berita. Zhongdang Pan Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, Gerrald M. Kosicki menafsirkan peristiwa dan dihubungkan dengan rutinitas konvensi pembentukan berita. Alex sobur menjelaskan bahwa dalam pandangan ilmu komunikasi, analisis Framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi,
20
penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut.6 Dengan demikian dari definisi diatas peneliti menyimpulkan, analisis Framing adalah Analisis Framing adalah suatu kajian secara mendalam mengenai bagaimana sebuah media melakukan strategi komunikasi dan bagaimana media mengkontruksi sebuah realitas serta melihat bagaimana media menonjolkan sebuah peristiwa sehingga menarik dan dapat mempengaruhi khalayak, dengan menggunakan perangkat tertentu. Analisis Framing digunakan untuk menganalisa bagaimana media massa mengemas peristiwa, media massa “merekontruksi ulang” realita, peristiwa, suasana, keadaan, tentang orang, benda, bahkan pendapatpendapat berkaitan dengan peristiwa tersebut. Redaksional media massa; wartawan, editor, redaktur, redaktur pelaksana, pimpinan redaksi yang mencari, meliput peristiwa, penulisan ulang-pengabungan-pengabungan sebagai proses editing, dan menyeleksi berita-berita mana yang layak dimuat dalam surat kabar.
6
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 162.
21
2. Aspek Framing Eriyanto menjelaskan bahwa media harus melihat dua aspek penting dalam membingkai sebuah berita, yang menjadi dasar bagaimana sebuah realitas dari peristiwa itu dibangun dan akhirnya ditulis sesuai dengan Frame/bingkai yang dianutnya dua aspek dalam Framing, yaitu:7 a. Memilih fakta/realitas Fakta dipilih berdasarkan asumsi bahwa tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam melihat fakta selalu terkandung dua kemungkinan, yaitu; apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (exluded). Bagian aman yang ditekankan dalam realitas, bagaimana dari realitas yang diberitakan dan bagaimana yang tidak diberitakan. Penekanan aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih sudut pandang tertentu, memilih fakta tertentu dan melupakan fakta yang lain hingga peristiwa itu dilihat dari sisi tertentu, akibatnya bisa jadi berbeda antar satu media dengan media yang lain. b. Menulis fakta Berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa dengan bantuan aksentuasi foto dan gambaran apa dan sebagainya. Bagaimana fakta yang dipilih ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu seperti: penempatan yang mencolok (headline, bagian belakang) pengulangan. 7
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 81.
22
Elemen penulisan fakta ini berhubungan dengan penonjolan realitas. Eriyanto menyebutkan ada dua dimensi yang mempengaruhi konsep Framing, yaitu:8 a. Dimensi Psikologis. Framing adalah upaya atau strategi wartawan untuk menekankan dan membuat pesan menjadi bermakna, lebih mencolok dan diperhatikan
publik.
Secara
psikologis,
orang
cenderung
menyederhanakan realitas dan dunia yang kompleks bukan hanya agar lebih sederhana dan dapat dipahami, tetapi juga agar lebih mempunyai persfektif/dimensi tertentu, karenanya realitas yang sama bisa jadi digambarkan secara berbeda oleh orang yang berbeda karena mempunyai pandangan atau persfektif yang berbeda pula. b. Dimensi Sosiologis. Pada level ini Frame dilihat terutama untuk menjelaskan bagaimana organisasi dari ruang berita dan pembuat berita membentuk berita secara berasama-sama. Berita adalah produk dari intistusi lainnya. Berita adalah produk dari profesionalisme yang menentukan bagaimana peristiwa setiap hari dibentuk dan dikonstruksi. 3. Model-Model Analisis Framing Secara umum Framing memiliki empat model Framing yang sering digunakan sebagai metode analisis untuk melihat upaya media dalam membingkai sebuah berita, yaitu model Framing Murray Edelman, Robert 8
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 83-94.
23
N. Entman, William A. Gamson, dan Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki. Keempat model ini memiliki titik tekan tersendiri dalam menganalisis suatu berita dalam pembingkaian. a. Model Murray Edelman Murray Edelman adalah ahli komunikasi yang banyak menulis mengenai bahasa dan simbol politik dalam komunikasi. Gagasan Murray Edelman diambil dari tulisannya yaitu “Contestable Categories and Public Opinion”. Edelman berpendapat bahwa apa yang diketahui mengenai realitas atau tentang dunia tergantung pada bagimana kita membingkai
dan
mensejajarkan
mengkontruksi/menafsirkan
Framing
sebagai
realitas.
kategorisasi,
yaitu
Edelman pemakaian
perspektif tertentu dengan pemakaian kata-kata yang tertentu pula yang menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami.9 Tabel 2.2 Model Framing Murray Edelman Framing Devices Kategorisasi Kategorisasi dan Ideologi
9
Reasoning Device Kesalahan Kategorisasi Rubrikasi Bagaimana realitas diklasifikasikan dan dikategorisasiakan, di antaranya ditandai dengan bagaimana kategorisasi tersebut dilakukan
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 185-186.
24
b. Model Robert N. Entman Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakan dasar-dasar bagi analisis Framing untuk studi isi media. Konsep mengenai Framing ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of Political Communication. Konsep Framing, Entman sering digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media.10 Robert N. Entman berpendapat bahwa konsep Framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap pentig oleh pembuat teks.11 Robert N. Entman mengklasifikasikan perangkat Framing ke dalam empat kategori, yaitu:12 Tabel 2.3 Model Framing Robert N. Entman Framing Devices Define Problems (pendefinisian masalah). Diagnose Causes (Memperkirakan 10
Reasoning Device Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? atau sebagai masalah apa? Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah?
http://www.rumahpintarkomunikasi.com/archives/357. diakses pada tanggal 12 juni 2015 pukul 10:58 WIB. 11 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 220. 12 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 222.
25
masalah atau sumber masalah) Make Moral Judgement (membuat keputusan moral) Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian)
Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah? Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
c. Model William Gamson William Gamson adalah salah satu ahli yang paling banyak menulis
mengenai
Framing.
Gamson
menrupakan
penganut
kontruksionis. Gamson adalah seorang sosiolog, meskipun ia menaruh minat yang besar pada studi mengenai gerakan sosial. Gagasan William Gamson menghubungkan wacana media di satu sisi dengan pendapat umum di sisi yang lain. Menurut William Gamson ran Modigliani Frame adalah cara bercerita atau gugusan ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan kontruksi maka peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Perangkat Framing yang dikemukakan oleh gamson dan modigliani dapat digambarkan sebagai berikut:13
13
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 231.
26
Tabel 2.4 Model Framing Gamson Framing Devices
Reasoning Devices
Methapors
Roots
Perumpamaan atau pengandaian
Analisis kausal atau sebab akibat
Catchphrases
Appeals to principle
Frase yang menarik, kontras, menonjol Premis dasar, klaim-klaim moral dalam suatu wacana. Ini umumnya verupa jarhon atau slogan Exemplaar
Consequences
Mengaitkan bingkai dengan contoh, Efek atau konsekuensi yang didapat uraian (bisa teori, perbandingan) yang dari bingkai memperjelas bingkai Description Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, lesikon untuk melabeli sesuatu Visual Images Gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foti kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan
d. Model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki melalui tulisan mereka “Framing
analysis:
an
approach
to
news
discourse”
mengoperasionalisasikan empat dimensi struktiral teks berita sebagai perangkat Framing: sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat dimensi struktur ini membentuk semacam tema yang memperkuatkan
27
elemen semantik narasi berita dalam suatu dimensi global. Pan dan kosicki melihat Frame sebagai sesuatu yang berhubungan dengan makna. Bagaimana seseprang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.14 Tabel 2.5 Model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki
Framing Devices Sintaksis Skrip Tematik
Reasoning Devices Skema Berita Headline, Lead, Latar Informasi, Kutipan, Pernyataan, Penutup Kelengkapan Berita 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, How)
Sumber,
Detail Koherensi Betuk Kalimat Paragraf, Proposisi, Kalimat, Hubungan Antar Kalimat Leksikon Grafis Metafora
Retoris
Kata, Idiom, Gambar/Foto, Grafik Dari keempat model tersebut, peneliti menggunakan analisis
Zhongdang Pan dan Gerrald M Kosicki dalam melakukan penelitian ini. Karena peneliti ingin mengetahui bagaimana wartawan menyusun peristiwa, mengisahkan peristiwa, kalimat yang dipakai oleh wartawan dan pilihan kata yang dipilih oleh wartawan. Pan dan kosicki melihat Framing sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. 14
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 175.
28
4. Model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki Model yang terakhir yaitu, analisis Framing model Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki. Mereka berpendapat bahw analisis Framing dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis suatu teks. Perangkat Framing Pan Kosicki terdiri dari Sintaksis, Skrip,Tematik dan Retoris.15 Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki, berpendapat bahwa analisis Framing dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut, Pan dan Kosicki, terdapat dua konsepsi dari Framing, yang terdiri atas:16 a.
Framing dalam Konsepsi Psikologi Framing lebih menekankan pada bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing disini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks dan menempatkan elemen tertentu dari satu isu yang menonjolkan kognisi seseorang sehingga menjadi lebih penting agar dapat berpengaruh pada pertimbangan dalam membuat suatu keputusan mengenai suatu relitas.
b. Framing dalam Konsepsi Sosiologis. 15
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 289. 16 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 291-292.
29
Framing lebih melihat pada bagaimana kontruksi sosial atau realitas. Frame disini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Frame berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu. Pan Kosicki mengklasifikasikan perangkat Framing ke dalam empat kategori, yaitu:17 a.
Struktur Sintaksis. Struktur ini mengacu kepada pola penyusunan kata atau frase menjadi kalimat. Ini ditandai dengan struktur piramida terbalik dan pemilihan narasumber. Keberadaan struktur sintaksis dalam sebuah berita menggiring khalayak kepada sebuah perspektif tertentu dalam memandang sebuah peristiwa. Dalam sebuah wacana berita, sintaksis merujuk pada pengertian susunan dari bagian berita dalam satu kesatuan berita secara keseluruhan, yaitu headline, lead, latar informasi, sumber, penutup. Headline merupakan aspek dari sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan paling tinggi yang kecenderungan berita.18 Pembaca lebih cenderung mengingat headline yang digunakan dibandingkan bagian berita itu sendiri. Disini headline mempunyai
17
fungsi
Framing
yang
sangat
kuat.
Headline
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h.295-304. 18 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 296.
30
mempengaruhi bagaimana kisah dapat dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu danperistiwa sebagaimana mereka beberkan. Selain headline/judul Lead adalah sebuah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari suatu berita, menunjukan perspektif atau cara pandang tertentu dari sebuah peristiwa yang diberitakan. Latar seorang wartawan ketika menulis sebuah berita biasanya mengemukakan latar belakang dari peristiwa tersebut. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana sudut pandang khalayak akan dibawa.19 Latar umumnya terletak diawal berita sebelum wartawan memasukan
pendapatnya
dengan
tujuan
mempengaruhi
dan
memberikan kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Bagian berita lainnya yang penting yaitu pengutipan sumber berita dalam penulisan berita ini digunakan untuk membangun prinsip keseimbangan dan tidak memihak kepada siapapun. Dengan kutipan sumber mampu menekankan bahwa berita yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu. Skrip, laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni karena banyak laporan berita yang berusahamenunjukan menunjukan hubungan antara peristiwa yang 19
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 297.
31
ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa yang sebelumnya. Karena berita pada umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan pembaca. b. Struktur Skrip. Struktur ini mengacu pada tahapan-tahapan kegiatan dan komponen dari sebuah peristiwa. Secara umum, teks berita terdiri dari 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why dan How). Meskipun pola ini tidak selalu dijumpai dalam berita yang ditampilkan, kategori informasi ini diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan.20 Struktur skrip merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh wartawan dalam mengkonstruksi berita : bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan. Bagian mana yang kemudian bisa digunakan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. c. Struktur Tematik. Struktur
tematik
berhubungan
dengan
cara
wartawan
megungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi kalimat atau hubungan antarkalimat yang membetuk teks secara keseluruhan.21 Secara keseluruhan unit yang dianalisis pada struktur
20
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 300. 21 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 176.
32
tematik adalah tema sebuah berita. Tema menurut kamus besar adalah pokok pikiran, dasar cerita yang terkandung dalam sebuah cerita.22 Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik, diantaranya adalah detail dan koherensi. Detail merupakan strategi bagaimana wartawan sebagai komunikator mengekspresikan sikapnya. Kadangkala sikap yang dikembangkan oleh wartawan tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dengan detail menjelaskan bagian mana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat dihubungkan. Ada beberpa macam koherensi. Pertama yaitu koherensi sebabakibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab oleh proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat dilihat disini sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Yang ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.23 d. Struktur Retoris Struktur selanjutnya yaitu retoris. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh 22
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php diakses pada tanggal 12 mei 2015 pada pukul 20:04 WIB. 23 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 303.
33
wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat cerita, lebih menonjolkan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.24 Ada beberapa elemen dari struktur retoris yang biasa digunakan oleh wartawan. Yang paling utama adalah leksikon, pemilihan, dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan suatuperistiwa. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk kepada fakta. Leksikon merupakan kosakata, kamus yang sederhana, daftar istilah dalam suatu bidang disusun menurut abjad dan dilengkapi dengan keterangannya, komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa, kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa.25 Elemen grafis biasanya juga muncul dalam bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Elemen ini juga memberikan efek psikologis, ia mampu mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menraik sehingga harus dipusatkan atau difokuskan. 24
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 304. 25 http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php diakses pada tanggal 12 mei 2015 pukul 22:12 WIB.
34
B. Pemberitaan 1. Pengertian Berita Pemberitaan
adalah
proses,
cara,
perbuatan
membetritakan
(melaporkan, memaklumkan), perkabaran atau maklumat.26 Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ada beberapa pengertian berita, yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan atau pengumuman. Di antara berbagai macam pengertian itu, salah satu yang cocok dengan konteks pembicaraan jurnalistik adalah berita sebagai keterangan mengenai kejadian atau persitiwa yang hangat. Satu kata terakhir dalam pengertian itu memberi tekanan bahwa berita itu sebuah peristiwa yang hangat. Hangat dalam artian tentu saja sesuatu yang baru saja terjadi dan penting untuk diketahui oleh khalayak.27 Prof. Mitchael V. Charnley dalam bukunya Reporting (1965) mengemukakan, “News is the timely report of facts or opinion of either interest or importance, or both, to a considerable number of people.” (Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk).28 Definisi lain dikemukakan oleh AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 140-141. 27 R Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita dan Feature (Jakarta: INDEKS Kelompok Gramedia: 2006), h. 33. 28 Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h. 151-152.
35
ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.29 Paul De Maeseneer dalam bukunya Here’s The News mendefinisikan berita sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant) yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oeh mereka. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang baru dan penting, bermakna dan berpengaruh, menyangkut hidup orang banyak, serta relevan dan menarik.30 Dari
beberapa
pendapat
diatas
mengenai
berita,
peneliti
menyimpulkan bahwa berita adalah sebuah laporan yang memberikan informasi mengenai peristiwa yang benar, pendapat (opini), peristiwa yang baru terjadi, sehingga penting untuk khalayak, serta menarik dan berpengaruh kepada khalayak juga menyangkut hidup orang banyak. 2. Syarat Berita Menurut Harahap, ada beberapa syarat dalam suatu berita yaitu sebagai berikut: a. Akurat, singkat, padat, jelas dan sesuai dengan kenyataan. b. Tepat waktu dan aktual. c. Objektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tanpa opini dari penulis yang dibuat-buat. 65.
29
Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Yogyakarta: LKIS Group, 2012), h.
30
Helena Olii, “ Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio,” (Jakarta: Indeks, 2007), h. 25.
36
d. Menarik, apa yang disajikan terdiri dari kata-kata dan kalimat yang khas, segar dan enak dibaca. e. Baru/belum diberitakan sebelumnya atau merupakan ulangan “baru”. Ini sangat penting yang bisa menarik perhatian.31 3. Klasifikasi Berita Haris Sumadiria mengklasifikasikan berita ke dalam dua kategori: berita berat (hard news ) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak terduga. Selebihnya, berita juga dapat dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam.32 Berita berat, sesuai dengan namanya menunjuk pada peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, juga sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja. 33 Berdasarkan sifatnya, Haris Sumadiria juga membagi berita menjadi berita diduga dan berita tak terduga. Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, 31
Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, “Dasar-dasar Public Relation: Teori dan Praktik”, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 130. 32 AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 65. 33 AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional h. 66.
37
pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Sedangkan berita tak terduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba dan tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api terguling.34 Singkat kata, hard news dan soft news hanya menunjuk pada kualitas berita, dan bukan pada lokasi peristiwa. Berdasarkan materi isinya, berita dapat dikelompokkan ke dalam: a.
Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news)
b.
Berita ekonomi (economic news)
c.
Berita keuangan (financial news)
d.
Berita politik (political news)
e.
Berita sosial kemasyarakatan (social news)
f.
Berita pendidikan (education news)
g.
Berita hukum dan keadilan (law and justice news)
h.
Berita olah raga (sport news)
i.
Berita kriminal (crime news)
j.
Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news)
k.
Berita perang (war news)
l.
Berita ilmiah (scientifict news)
m. Berita hiburan (entertainment news) n.
Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news).35
34
AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 66. 35 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 67.
38
4. Jenis Berita Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia menyebutkan bahwa berita terbagi menjadi:36 a.
Straight News Report berisi materi penting terkini yang harus segera dilaporkan kepada publik. Ditulis secara singkat, tegas, dan padat dengan prinsip penulisan piramida terbalik, yaitu meletakkan informasi terpenting pada pokok berita (lead) dan uraian-uraian yang kurang penting pada posisi terbawah. Berita jenis ini ditulis dengan memuat unsur 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, dan How).
b.
Depth News Report adalah laporan mendalam mengenai suatu peristiwa yang dikembangkan dengan pengumpulan informasiinformasi tambahan, pendalaman fakta-fakta peristiwa tersebut.
c.
Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berbeda dengan Straight News yang umumnya melaporkan berita berdasarkan serpihan fakta yang diperoleh, Comprehensive News mencoba menggali materi berita dengan melihat hubungan atau keterkaitan berita satu dengan yang lainnya. Artinya berita komprehensif menuntut wartawan untuk menggali suatu kejadian secara lebih mendalam.
36
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 69.
39
d.
Interpretative Report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti, bukan opini. Dalam laporan jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan berbagai peristiwa publik. Laporan interpretatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa. Karena penulisannya sering berupa penafsiran penulis sendiri, sebagian pembaca menyebutnya sebagai “opini”.
e.
Feature Story memanfaatkan fakta untuk menarik perhatian pembaca. Umumnya menyajikan berita dengan memberikan unsur human interest dibalik suatu peristiwa dan menuturkannya dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan. Penulisan feature lebih menonjolkan gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
f.
Deph Reporting merupakan pelaporan jurnalistik yang mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Sajian berita ini akan membuat pembaca/ penonton mengetahui dan memahami dengan baik suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu yang cukup panjang serta biaya yang cukup besar.
g.
Investigative Reporting tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah
40
masalah dan kontroversi. Namun dalam pelaksanaannya sering ilegal dan tidak etis, karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya melakukan penyelidikan mendalam untuk memperoleh fakta tersembunyi. h.
Editorial Writing adalah penyajian fakta dan opini dari hasil pikiran sebuah institusi yang telah diuji di depan sidang pendapat umum, yaitu dengan menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi pendapat umum. Pemahaman dan penguasaan terhadap jenis-jenis berita tersebut penting.
5. Elemen-Elemen pada Berita Meliput dan menulis berita harus memerhatikan beberapa elemen nilai berita yang menjadikan sebuah peristiwa itu memiliki daya tarik. Septiawan K Santana memaparkan tentang elemen/ kriteria berita sebagai berikut: a. Kesegeraan (immediacy), berkaitan dengan kesegeraan peristiwa yang dilaporkan. Hal ini menunjuk pada peristiwa yang baru atau sedang terjadi. Melihat peran media sebagai sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat luas, maka media massa dituntut untuk dapat menyampaikan berita dengan cepat. Aktualitas merupakan ciri utama media massa. Oleh karenanya, diperlukan sumber daya, baik tenaga dari wartawan, informasi untuk materi berita, sampai peralatan pendukung.
41
b. Kedekatan (proximity), keterdekatan peristiwa dengan khalayak dalam keseharian mereka. Kedekatan yang dimaksud mengandung dua arti. Pertama, kedekatan geografis, menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal masyarakat. Semakin dekat terjadinya suatu peristiwa dengan domisili seseorang, semakin tertarik pula mereka untuk menyimak dan mengikuti berita tersebut. Kedua, kedekatan psikologis. Ini lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita. c. Akibat (impact), nilai berita yang memberikan dampak atau memiliki pengaruh terhadap khalayak. Artinya, seberapa besar dampak dari sebuah pemberitaan mempengaruhi khalayak. d. Konflik (conflict), berkaitan dengan peristiwa yang mengandung unsur konflik. Seperti perang, demonstrasi, kriminal, kerusuhan dan sebagainya. Diakui atau tidak, konflik atau perselisihan merupakan sumber berita yang menarik minat khalayak untuk diketahui. e. Keanehan (oddity), yaitu berita yang tidak biasa terjadi atau jarang ditemui. “Keluarbiasaan‟ inilah yang akan menjadikan berita menarik untuk dibaca/ ditonton. Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia mengungkapkan, semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya. Dan untuk mengetahui nilai berita peristiwa luar biasa, paling tidak dapat dilihat dari beberapa aspek: lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, jumlah
42
korban, daya kejut peristiwa, dan dampakyang ditimbulkan peristiwa tersebut, baik dalam bentuk jiwa dan harta, maupun menyangkut kemungkinan perubahan aktivitas kehidupan masyarakat. f. Seks (sex), berkaitan dengan masalah perselingkuhan, pemerkosaan, dan hubungan antarindividu. Nilai berita semacam ini umumnya berita mengenai perselingkuhan para selebriti dan petinggi Negara, atau penyimpangan remaja yang disebabkan oleh perilaku “seks bebas”. g. Ketertarikan manusia (human interest), nilai berita yang berkaitan dengan kisah-kisah yang menyentuh emosi manusia. Aspek kejiwaan dan emosi yang ditonjolkan dari elemen ini. h. Orang Penting (prominence), berkaitan dengan keterlibatan tokoh, orangorang penting, dan terkenal. Berita mengenai orang-orang penting selalu menarik untuk dilaporkan. Hal ini mengingat keberadaan mereka yang memiliki pengaruh di kalangan masyarakat luas, baik dari kalangan pejabatpejabat tinggi Negara, ataupun para selebriti. Tidak heran jika ucapan atau perilakunya menjadi daya tarik sendiri untuk diketahui. i. Ketegangan (suspense), yaitu adanya peristiwa yang mengejutkan atau sesuatu yang ditunggu-tunggu. j. Kemajuan (progress), berkaitan dengan perkembangan sebuah peristiwa.37
37
Suhaemi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 31.
43
6. Berita dalam Media Online Berita disampaikan melalui sebuah media, media yang digunakan untuk menyampaikan sebuah berita dibagi menjadi dua kategori, yaitu: media cetak, yang meliputi koran, majalah dan tabloid, dan media elektronik yang meliputi televisi, radio serta internet. Lebih lanjut, peneliti
akan
memfokuskan
pembahasan
hanya
pada
media
online/internet. Media online merupakan media komunikasi yang menggunakan internet. Media online ini memiliki ciri khas yaitu dengan menggunakan jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer, disamping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi atau berita.38 Selama ini khalayak berperan pasif dalam menerima informasi yang disampaikan oleh media. Khalayak hanya menerima pesan tanpa memberikan feedback atas informasi yang didapat. Namun berbeda pada media online, khalayak berperan aktif atas informasi yang disampaikan oleh media. Khalayak bukan hanya sebagai receiver namun khalayak juga bisa sebagai sender. Saat ini, banyak bermunculan media massa dalam bentuk online sehingga jurnalistik melalui media internet semakin berkembang. Perkembangan jurnaistik media online dapat dilihat dari bermunculan
38
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori & Praktik, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), h. 46.
44
situs-situs berita, seperti: merdeka.com, okezone.com, detik.com, republika.com dan beberapa jurnalistik media online lainnya. Media online memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jurnalistik media cetak, yaitu sebagai berikut: a. Berita-berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat di up-date. b. Untuk mengakses berita yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer atau laptop yang dipasang jaringan internet, tetapi lewat ponsel atau HP pun bisa sangat mudah dan praktis. c. Pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita-berita yang disukai atau yang tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan.39
39
Zaenudin HM, The Journalist, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 7-8.
BAB III PROFIL REPUBLIKA ONLINE
A. Sejarah Singkat Republika Online Sejarah lahirnya Republika Online (yang disingkat dengan ROL) tidak terlepas dari Republika cetak yang terbit dua tahun lebih dahulu dari republika online yaitu pada tanggal 4 januari 1993. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berubah. Republika Online (ROL) adalah salah satu media online yang menyajikan berita online sejak 17 Agustus 1995. ROL merupakan koran pertama di Indonesia yang tampil di dunia internet. Tujuan utama penerbitan ROL adalah untuk melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada di luar negeri. ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara teks, audio dan video, yang terbentuk berdasarkan teknologi
45
46
hipermedia dan hiperteks.1 Sejak pertengahan 2008 ROL mengalami perubahan besar, dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan tersebut terjadi sebagai awaban atas munculnya tantangan indusrti media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal ini, Republika sebagai institusi media dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content medianya dalam format cetak, online dan mobile. Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan ROL tetap mengedepankan komunitas Muslim sebagai basis pengunjungnya. Berdirinya ROL menjadi berkah bagi kaum muslim karena sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehadiran Republika bukan hanya member saluran bagi aspirasi
masyarakat,
namun
juga
menumbuhkan
pluralisme
informasi di masyarakat. B. Visi dan Misi Republika Online 1. Visi Republika Online Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koran umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk,
toleran,
damai,
cerdas,
dan
profesional,
namun
mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan
1
http://m.republika.co.id/page/about. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 14:43 WIB
47
Bangsa dan kepentingan umat
Islam
yang berdasarkan
pemahaman Rahmatan Lil Alamin. 2. Misi Republika Online Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara professional.2 C. Karakteristik Republika Online ROL tergolong kategori mainstream news site. Di mana konten beritanya disediakan oleh media induk. Walaupun ROL menganut system citizen journalism (di mana pembaca dapat berpartisipasi dalam kegiatan pemberitaan). Untuk itu berita yang di upload oleh pembaca disediakan space tersendiri, yaitu pada direktorik “My Republika”. Konten yang ada di ROL dibagi menjadi tiga yaitu umum, keislaman dan internasional. Tapi sasaran ROL adalah untuk membuat suatu komunikasi dengan usia produktif antara 15-25. Dari pembagian itu dari berita umum menyangkut kepentingan umum. Proposisinya keislaman 50 persen, umum 25 persen, internasional 25 persen. Kehadiran ROL merupakan jawaban para pembaca untuk menjejaki teknologi informasi global yang juga baru masuk ke Indonesia. Di ROL terdapat berbagai macam rubrik yaitu feature 2
Company Profile Republika Online
48
yang berisikan mengenai masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, agama, budaya hingga pariwisata. Sebagai media online yang telah berdiri belasan tahun silam, ROL memiliki tagline yaitu “Jendela Umat”. Tagline tersebut memiliki arti bahwa ROL berkeinginan untuk mengantar masyarakat Indonesia memasuki era baru media konvergen yang akan mempengaruhi berbagai perubahan segala aspek, menjadikan ROL sebagai media umat terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas dan professional. D. Prinsip Dasar Republika Online Adapun yang menjadi landasan dasar dari Republika Online adalah sebagai berikut: 1. Mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam format netizen (citizen journalism). 2. Memberi ruang luas bagi content how to, tips, people, dan services. 3. Santun, ramah, dan akrab dengan keluarga. 4. Dekat dengan semua komunitas. 5. Mengutamakan berita dan informasi keislaman. 6. Menyeimbangkan good news dengan bad news. 7. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat. 8. Mudah diakses.
49
E. Produk Republika Online 1. Portal internet multimedia yang menampilkan content dalam format teks, voices, visual dan mendistribusikan content secara online, mobile dan print. 2. Media
interaktif
komunitas
muslim
untuk
membangun
partisipasi dan kesadaran umat terhadap pluralisme informasi berkualitas 3. Fokus pada pengembangan content berbasis keislaman 4. Memberi ruang informasi sangat luas dan cepat 5. Melayani segen audiens level SES Class A-B dengan usia 18-50 tahun. F. Struktur Organisasi Republika Online Berdasarkan data company profile Republika Online, berikut ini adalah susunan redaksi Republika Online. Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online3 Pemimpin Redaksi Kepala Redaksi Pemimpin Nasional Kabag Operasional dan Umum
3
Company Profile Republika Online
Maman Sudiaman Joko Sadewo Mansur Faqih Slamet Riyanto Erna Indriyanti
50
Kabag Marketing Kabag Keuangan
Heru Suptriatin Wibowo Mohamad Afif Mufti Nurhadi
Kabag IT
Abdul Gadir Nanda Maulana Irawan Mardiah
Rolshop.co
Riky Romadon Chairul Akhmad, Indira Rezkisari, Yeyen Rostiani, Didi Purwadi, Taufiqqurachman Bachdari, Miftahul Falah, Hazliansyah, Yudha Manggala P Putra, Fernan Rahadi, Mansyur Faqih, Citra Listya Rini, Damanhuri Zuhri, Bilal
Tim Redaksi
Ramadhan, A.Syalaby Ichsan, Muhammad Hafil, Nidia Zuraya, M Amin Madani, Niken Paramitha, Asti Yulis Sundari, Muthia Ramadhani, Ahmad Islamy Jamil, Sadly Rachman, Agung Sasongko, Fanny Damayanti, M. Fauzul Abraar.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Sebelum menganalisis data, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia pada media Online Republika Online. Berita pelarangan guru agama asing di Indonesia menarik diperbincangkan di media massa terutama pada situs Republika Online. Pemberitaan ini dimulai karena adanya pemberlakuan revisi Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan (permenaker) yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2012, yang menyatakan bahwa Tenaga Kerja Asing (TKA) yang menjadi guru agama apapun tidak diperbolehkan lagi masuk ke Indonesia. Alasan yang menjadikan diberlakukannya kebijakan ini adalah untuk melindung pengajar lokal dan menghindari radikalisme. Bila dilihat dari alasan yang diungkapkan menteri tenaga kerja, kebijakan tersebut banyak memunculkan kontra di kalangan lembaga agama, universitas ataupun pondok pesantren yang menggunakan Tenaga Kerja Asing sebagai pengajar agama. Banyak dari mereka yang menilai kebijakan tersebut menyatakan tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Dalam menyuguhkan sebuah pemberitaan, media massa mempunyai sudut pandang tersendiri. Republika Online dalam mengemas pemberitaan ini yaitu menekankan pada ke Islaman, baik dalam pemilihan tema, judul dan narasumber. Republika Online alam menyuguhkan melihat pemberitaan ini dari sudut pandang keislaman. Sedangkan untuk pemilihan narasumber, Republika Online memilih
51
52
narasumber yang berhubungan langsung dengan masalah ini, namun tetap melihat dari latar belakang dan kapasitas narasumber. Republika Online mengangkat berita tersebut karena terungkap banyak faktor permasalahan soal beberapa guru agama asing yang tidak memenuhi syarat dan masyarakat banyak yang belum mengetahuinya. Seperti yang dikatakan redaktur pelaksana Republika Online, Djibril Muhammad: “Sebenernya tema ini berangkat dari kasus JIS. Sebenernya berbeda jauh tidak ada hubungannya dengan kasus ini. Tapi dari kasus itu terungkap Banyak faktor banyak permasalahan soal beberapa guru agama asing tersebut, ada yang tidak memenuhi syarat. Yang seperti itu yang belum diketahui oleh publik sehingga ROL mengangkat berita ini dan memberi perhatian lebih pada kasus ini.”1 Gaya bahasa yang digunakan Republika Online menggunakan kata yang populer dan gaya bahasa jurnalistik pada umumnya. Bagi Republika Online penggunaan bahasa tersebut sangatlah penting agar para pembaca paham dan khalayak menerima bahasa tersebut. Konteks kata yang digunakan harus sesuai dengan penerimaan publik. Penulis melihat dalam pemberitaan ini Republika Online lebih banyak memberitakan yang kontra, ini dapat dilihat dari judul-judul berita yang ada mengenai pemberitaan ini. Republika Online memilih narasumber yang kontra terhadap kebijakan kemenaker. Dalam menyajikan suatu fakta, media kerap kali tidak berimbang. Media mempengaruhi khalayak lewat informasi yang diberikan, sehingga pemikiran khalayak terpengaruh oeh teks berita tersebut. Republika online seakan seakan
1
Wawancara pribadi dengan wakil redaktur pelaksana Republika Online, Jakarta 06 April 2015
53
memiliki cara tersendiri dalam mengarahkan pembaca terhadap satu kesimpulan terhadap permasalahan pelarangan guru agama asing di Indonesia. Namun dalam menyuguhkan suatu fakta Republika Online tidak memiliki penekanan tersendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Djibril Muhammad: “Tidak ada penekanan. Kita cukup menyuguhkan fakta. Strateginya kita itu walaupun dari sisi redaksi sudah memiliki sikap, kita tidak bisa mempengaruhi atau memaksakan kehendak kita pada pembaca agar pembaca mengikuti sikap kita. Maka langkah yg kita ambil mewawancarai narasumber yg mempunyai kapasitas.” Pembahasan selanjutnya yaitu dijelaskan secara rinci mengenai analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penulisan ini dilakukan secara deskriptif. Analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki memuat empat kerangka analisis yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. A.
Analisis Berita 1 Judul berita: “Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan” (04Januari 2015) Sumber
: Republika Online
Ringkasan : Pernyataan Muhyidin Junaidi yang menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak relevan karena masalah administrasi dan kewenangan ihwal guru-guru agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kebijakan itu dinilai terlalu mengada-gada.
54
Tabel 4.1 Analisis Framing Berita 1 Struktur
Unit Headline
Lead
Latar Sintaksis
Kutipan
Teks Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Usai merevisi peremnaker itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, menyampaikan, tenaga kerja asing (TKA) sebagai guru-guru agama apa pun tidak diperbolehkan lagi masuk di Indonesia. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan. Karena masalah administrasi dan kewenangan ihwal guru-guru agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kebijakan itu dinilai terlalu mengada-gada. “Jumlah guru agama asing di Indonesia sedikit. Mereka tersebar di pesantren, universitas dan lainnya,” kata Kiai Muhyidin saat berbincang dengan ROL, Ahad (4/1).
Keterangan Judul Lead
Paragraf 2
Paragraf 3
“Misalnya, masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan, dan lainnya. Jadi, kalau masalah itu Pargaraf 5 dijadikan landasan tentu berlebihan,” kata dia. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, Pernyataan kebijakan itu tidak relevan. Pertama, masalah administrasi Paragraf 2 dan kewenangan ihwal guru-guru
55
Struktur
Unit
Teks
Keterangan
agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, kebijakan itu terlalu mengada-gada.
Sintaksis
Skrip
Karena itu, lanjutnya, jangan terburu-buru mengambil Pernyataan kesimpulan tanpa ada riset. Itu jelas sangat berbahaya, yang artinya guru asing dianggap sebagai penyebar gerakan radikalisme. Padahal, gerakan radikalisme itu disebabkan banyak faktor. “Misalnya, masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan, dan Penutup lainnya. Jadi, kalau masalah itu dijadikan landasan tentu berlebihan,” kata dia. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia What (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan Who Muhyidin Junaidi When Minggu, 4 Januari 2015 Where Pertama, masalah administrasi dan kewenangan ihwal guru-guru agama asing itu berada di Why Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, kebijakan itu terlalu mengada-gada. Muhyidin mengatakan jangan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan tanpa ada riset. Itu jelas sangat berbahaya, yang artinya guru asing dianggap How sebagai penyebar gerakan radikalisme. Padahal, gerakan radikalisme itu disebabkan banyak faktor. Misalnya, masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan, dan lainnya.
Paragraf 4
Paragraf 5
Paragraf
Paragraf Paragraf Paragraf
Paragraf
56
Struktur
Unit
Teks
Detail
Tematik
Koherensi Penjelas
JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Usai merevisi peremnaker itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, menyampaikan, tenaga kerja asing (TKA) sebagai guru-guru agama apa pun tidak diperbolehkan lagi masuk di Indonesia. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan. Pertama, masalah administrasi dan kewenangan ihwal guruguru agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, kebijakan itu terlalu mengada-gada. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan. Pertama, masalah administrasi dan kewenangan ihwal guruguru agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, kebijakan itu terlalu mengada-gada.
Keterangan
Lead
Paragraf 2
Paragraf 2
57
Struktur
Unit
Teks
Koherensi Penjelas
Tematik
Koherensi SebabAkibat
Koherensi Pembeda Leksikon Bold Retoris
Italic Underline Kapital Foto
Karena itu, lanjutnya, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa ada riset. Itu jelas sangat berbahaya, yang artinya guru asing dianggap sebagai penyebar gerakan radikalisme. Padahal, gerakan radikalisme itu disebabkan banyak faktor. Karena itu, lanjutnya, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa ada riset. Itu jelas sangat berbahaya, yang artinya guru asing dianggap sebagai penyebar gerakan radikalisme. Padahal, gerakan radikalisme itu disebabkan banyak faktor. Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan ROL ROL REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, TKA MUI -
Keterangan
Paragraf 4
Paragraf 4
Judul Paragraf 3 Lead Paragraf 2 -
1. Analisis Struktur Sintaksis Berita 1 Dalam analisis level struktur sintaksis pada pemberitaan di atas, dari judul berita sudah jelas bahwa Republika Online memberitakan pelarangan guru agama asing di Indonesia. Dari judul tersebut dapat
58
dilihat, bahwa republika ingin memberitakan bagaimana pandangan MUI yang merupakan lembaga yang mengurusi Tenaga Kerja Asing di Indonesia, yang dalam hal ini MUI menyatakan tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Pada lead yang digunakan Republika Online, ialah mengenai kebijakan pemerintah melalui kementerian ketenagakerjaan (kemenaker) RI untuk memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 40 tahun 2012 yang menyatakan bahwa tenaga kerja asing (TKA) sebagai guru agama apa pun tidak diperbolehkan lagi masuk ke Indonesia. Jenis lead yang digunakan ialah what lead. Penulis melihat Republika Online menggunakan what lead disebabkan ingin membawa pembaca mengetahui adanya pemberlakuan kebijakan baru pemerintah melalui kementerian ketenagakerjaan di Indonesia. Karena masalah ini berhubungan dengan pendidikan di Indonesia, khususnya pada bidang agama, republika sebagai media yang berbasis keislaman ingin mempublikasi kebijakan tersebut dengan sudut pandang keislaman. Dalam latar informasi yang digunakan, Republika Online ingin menunjukan bahwa kebijakan tersebut tidak seharusnya diberlakukan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan ketua bidang kerja sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi yang menilai kebijakan itu tidak relevan karena masalah administrasi dan kewenangan ihwal guru-guru agama asing itu berada di kementerian pendidikan dan
59
kebudayaan bukan dari kementerian tenaga kerja, serta kebijakan tersebut terlalu mengada-ngada. Dalam kutipan berita dari sumber yang diambil, menyatakan bahwa apabila kebijakan ini diberlakukan dengan alasan mengurangi tetap diberlakukan di Indonesia, maka akan kekurangan banyak tenaga pengajar yang berkualitas. karena jumlah guru agama asing sedikit dan itu sudah tersebar baik akan kekurangan tenaga pengajar Agama , Indonesia di pesantren, universitas serta lainnya yang membutuhkan tenaga pengajar asing sebagai guru agama. Adapun kutipannya sebagai berikut: “Jumlah guru agama asing di Indonesia sedikit. Mereka tersebar di pesantren, universitas dan lainnya,” kata Kiai Muhyidin saat berbincang dengan ROL, Ahad (4/1).2 Kutipan selanjutnya yaitu muhyidin menyarankan agar jangan terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa ada riset, karena dalam hal ini guru asing dianggap sebagai penyebar gerakan radikalisme, karena radikalisme disebabkan oleh banyak faktor yaitu masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan dan lainnya. Dia beranggapan kalau maslaah itu di jadikan landasan sangat berlebihan. Adapun kutipannya sebagai berikut: “Misalnya, masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan, dan lainnya. Jadi, kalau masalah itu dijadikan landasan tentu berlebihan,” kata dia.3 Dari sepenggal berita di atas republika Online ingin memberikan informasi bahwa guru agama asing di Indonesia masih sangat sedikit, dan itu sudah tersebar di berbagai Pondok Pesantren, Universitas dan lainnya. 2
Berita Republika Online, “Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan 04 Januari 2015. 3 Berita Republika Online, 04 Januari 2015.
60
Jadi kebijakan tersebut tidak relevan apabila diberlakukan. Dan kesimpulan yang menyatakan guru agama asing penyebar gerakan radikalisme itu sangat berlebihan karena radikalisme bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di bagian akhir sebagai penutup republika Online memberikan pernyataan
dari
muhyidin
yang
menjelaskan
bahwa
radikalisme
disebabkan oleh banyak faktor yaitu masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan dan lainnya. Dia beranggapan kalau maslaah itu di jadikan landasan sangat berlebihan. 2. Analisis Struktur Skrip Berita 1 Dari analisis skrip elemen 5W + 1H di Republika Online hanya terdapat what, who, when, why, how. Elemen skrip merupakan cara wartawan menceritakan sebuah peristiwa seara lengkap.
Dari struktur
skrip, kelengkapan 5W + 1H dijelaskan oleh Republika Online dengan mengisahkan berita ini sebagai pemberitaan yang membahas mengenai kebijakan pemerintah melalui kemenaker yang memberlakukan revisi permenaker nomor 40 tahun 2012. Dalam pemberitaan ini Muhyidin Junaidi menilai kebijakan tersebut tidak relevan. Dengan ini dapat tergambar bahwa Republika Online menekankan bahwa tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan narasumber yang menyatakan bahwa dirinya kontra dengan kebijakan tersebut. 3. Analisis Struktur Tematik Berita 1 Dilihat dari struktur tematik, Republika Online menyusun berita ini ke dalam 7 paragraf. Ada dua tema dalam teks berita, pertama pernyataan
61
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri bahwa pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012 mengenai pelarangan tenaga kerja asing (TKA) sebagai guru-guru agama apa pun tidak diperbolehkan lagi masuk di Indonesia.. Republika Online meletakan tema ini pada lead berita. Tema kedua, Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan. Republika
Online
menempatkan tema ini pada paragraf ke 2. Sementara itu, republika Online meletakan koherensi penjelas pada paragraf ke-2 dan pargarf ke-4 yang ditandai dengan kata dan, yang. Untuk koherensi sebab akibat terdapat pada paragraf ke-4 yang ditandai dengan kata disebabkan. Sedangkan untuk koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks berita ini. 4. Analisis Struktur Retoris Berita 1 Pada berita ini kalimat yang dicetak tebal (bold) yaitu Guru Agama Asing Dilarang, MUI: Tidak Relevan. Kalimat tersebut sengaja dicetak tebal karena merupakan judul berita. Selanjutnya untuk yang dicetak tebal kata ROL. Untuk unsur italic (dicetak miring) yaitu ROL, dan underline tidak terlihat dalam teks berita ini. Sementara itu penggunaan huruf kapital terdapat pada kata-kata REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, TKA dan MUI. Terakhir untuk foto, penulis tidak memasukan foto ke dalam analisis karena foto dengan pemberitaan yang ada tidak sesuai
62
B.
Analisis Berita 2 Judul berita: “Guru Agama Asing Dilarang, Kemenag Keberatan” (06 Januari 2015) Sumber
: Republika Online
Ringkasan : Pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), kementerian Agama, Kamaruddin Amin yang menyatakan keberatan dengan kebijakan tersebut, karena dinilai merugikan pihaknya Tabel 4.2 Analisis Framing Berita 2 Struktur
Unit Headline
Sintaksis
Lead
Lead
Teks Guru Agama Asing Dilarang, Kemenag Keberatan REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI menyatakan telah memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Revisi regulasi ini melarang tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja sebagai guru atau dosen agama masuk ke Indonesia. Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak
Keterangan Judul
Lead
Paragraf 2
Paragraf 2
63
Struktur
Unit
Teks Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1).
Latar
Sintaksis
Kutipan
Kutipan
Keterangan
Paragraf 2
Kamaruddin melanjutkan, pihaknya belum pernah diajak berkomunikasi oleh Kemenaker terkait revisi regulasi tersebut. Padahal, pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan Paragraf 3 guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir. Maka, Kamaruddin menuturkan, sebaiknya Kemenaker tidak melanjutkan pemberlakuan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012 itu "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1) Paragraf 2 "Tiap tahun, kita mendatangkan tenaga pengajar asing sekitar 40 orang dari Al-Azhar, Mesir. Kita tahu, kampus itu punya kredibilitas yang baik dan berpaham keagamaan moderat," ujar Kamaruddin. "Kami minta dari pihak sana (Kemenaker) agar pemberlakuan
Paragraf 4
64
Struktur Sintaksis
Unit Kutipan
Pernyataan
Sintaksis
Penutup
Teks revisi ini perlu dipertimbangkan. Karena revisi ini sendiri belum keluar di biro hukum kementerian itu," kata Kamaruddin. Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1). Kamaruddin melanjutkan, pihaknya belum pernah diajak berkomunikasi oleh Kemenaker terkait revisi regulasi tersebut. Padahal, pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir. Maka, Kamaruddin menuturkan, sebaiknya Kemenaker tidak melanjutkan pemberlakuan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012 itu Terakhir, Kamaruddin mengkhawatirkan menurunnya kualitas pengajar agama dari Indonesia sendiri dengan adanya aturan dari Kemenaker tersebut. Sebab, komunikasi antara pengajar agama dari dalam dan luar negeri berpotensi baik bagi perkembangan ilmu di Indonesia. Tentunya, pengajar asing tersebut sebelumnya sudah difilter sebagai tidak berpaham ekstremis.
Keterangan Paragraf 6
Paragraf 4
Paragraf 6
Paragraf 7
65
Struktur
Skrip
Tematik
Unit
What
Who When Where
Why
How
Detail
Tematik
Detail
Teks Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI menyatakan telah memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Kamarudin Amin Selasa Jakarta Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1). Kamaruddin melanjutkan, pihaknya belum pernah diajak berkomunikasi oleh Kemenaker terkait revisi regulasi tersebut. Padahal, pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir. Maka, Kamaruddin menuturkan, sebaiknya Kemenaker tidak melanjutkan pemberlakuan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012 itu.
Keterangan
Lead
Paragraf 2 Paragraf 2 Paragraf 2
Paragraf 2
-
Paragraf 2
Paragraf 3
66
Struktur
Tematik
Unit
Detail
Koherensi penjelas
Teks Kamaruddin melanjutkan, pihaknya belum pernah diajak berkomunikasi oleh Kemenaker terkait revisi regulasi tersebut. Padahal, pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir. Maka, Kamaruddin menuturkan, sebaiknya Kemenaker tidak melanjutkan pemberlakuan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012 itu. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1). "Tiap tahun, kita mendatangkan tenaga pengajar asing sekitar 40 orang dari AlAzhar, Mesir. Kita tahu, kampus itu punya kredibilitas yang baik dan berpaham keagamaan moderat," ujar Kamaruddin Alihalih melarang sama sekali, Kamaruddin berharap agar Kemenaker melakukan seleksi ketat terhadap TKA pengajar agama. Sehingga, bisa dipastikan, yang bekerja di Indonesia bukanlah dari institusi yang berpandangan radikal dan merusak kebhinekaan Indonesia.
Keterangan
Paragraf 3
Pargraf 2
Paragraf 4
67
Struktur
Unit
Teks "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1).
Tematik
Koherensi Sebabkibat
Koherensi Pembeda Leksikon Bold
Retoris
Italic Underline Kapital
Foto
Terakhir, Kamaruddin mengkhawatirkan menurunnya kualitas pengajar agama dari Indonesia sendiri dengan adanya aturan dari Kemenaker tersebut. Sebab, komunikasi antara pengajar agama dari dalam dan luar negeri berpotensi baik bagi perkembangan ilmu di Indonesia. Tentunya, pengajar asing tersebut sebelumnya sudah difilter sebagai tidak berpaham ekstremis. Guru Agama Asing Dilarang, Kemenag Keberatan
Keterangan
Paragraf 2
Paragraf 7
Judul
ROL Rol REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, ROL,
Paragraf 2 Paragraf 2 Lead
TKA -
Paragraf 4 -
1. Analsis Struktur Sintaksis Berita 2 Dalam struktur sintaksis berita ini republika Online menerbitkan berita mengenai pelarangan guru agama asing masuk ke Indonesia, dengan judul
68
“guru agama asing dilarang, kemenag keberatan”. Dalam teks berita republika Online banyak mengutip pernyataan dari pernyatan dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag) kamaruddin amin. Republika
Online seolah ingin menjelaskan bahwa kebijakan
pelarang guru agama asing masuk ke Indonesia berdampak pada berbagai pihak salah satunya kementerian agama karena pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir karena kampus itu punya kredibilitas yang baik dan berpaham keagamaan moderat. Berita ini ditutup dengan perryataan dari Kamaruddin agar kemenaker melakukan seleksi ketat terhadap TKA pengajar agama, sehingga yang bekerja di Indonesia bukanlah dari institusi yang berpandangan radikal dan merusak
kebhinekaan
Indonesia.
Kamaruddin
mengkhawatirkan
menurunnya kualitas pengajar agama dari Indonesia sendiri dengan adanya aturan dari Kemenaker tersebut. Sebab, komunikasi antara pengajar agama dari dalam dan luar negeri berpotensi baik bagi perkembangan ilmu di Indonesia. Tentunya, pengajar asing tersebut sebelumnya sudah difilter sebagai tidak berpaham ekstremis. 2. Analisis Struktur Skrip Berita 2 Kelengkapan unsur 5W + 1 H pada struktur skrip berita ini, republika Online menjelaskan dengan menceritakan berita ini sebagai pernyataan dirjen pendis, kementerian agama kamaruddin amin yang menyatakan keberatan mengenai pemberlakuan kebijakan revisi perautan menteri
69
ketenaga kerjaan nomor 40 tahun 2012, karena menurutnya ditjen pendis sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri. 3. Analisis Struktur Tematik Berita 3 Republika Online menulis berita ini ke dalam 7 paragraf dengan 2 tema. Tema yang pertama, pernyataan mengenai pemberlakuan revisi peraturan mnteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Revisi regulasi ini melarang tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja sebagai guru atau dosen agama masuk ke Indonesia. Tema ini dapat dilihat di lead berita. Kedua pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag) kamaruddin Amin yang menyatakan keberatan mengenai kebijakan tersebut. Tema ini terdapat pada paragraf ke-2, dalam berita dapat dilihat dari teks dan pernyataan Kamaruddin Amin, sebagai berikut: 4 Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1). Sedangkan untuk koherensi penjelas dapat dilihat pada paragraf ke-2 dan ke-4, dengan penggunaan kata yang, dan. Sementara koherensi Sebab-akibat terdapat pada paragraf ke-2 dan ke-7 dengan menggunakan kata sebab. Sedangkan koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks berita ini
4
Berita Republika Online, “Guru Agama Aing Dilarang: Kemenag Keberatan", 06 Januari 2015
70
4. Analisis Struktur Retoris Berita 2 Kalimat yang dicetak tebal (bold) yaitu guru agama asing dilarang, kemenag keberatan. Kalimat tersebut dicetak tebal karena judul berita. Dalam berita ini yang cetak mirig yaitu ROL. Sedangkan untuk yeng digaris bawah (underline) tidak terlihat dalam berita ini. Untuk penggunaan huruf kapital terdapat kata-kata REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA , ROLdan TKA. Untuk grafis berupa foto pada teks berita ini tidak sesuai dengan berita yang ada.
C.
Analisis Berita 3 Judul berita: “Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol” (09 Januari 2015) Sumber
: Republika Online
Ringkasan : Pernyataan pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang KH Mukhlis Aliyudin yang melakukan penolakan keras terhadap kebijakan tersebut. Karena revisi regulasi tersebut dianggap bernilai negatif bagi pendidikan Indonesia di
luar
negeri.
pemerintah
cenderung
semena-mena
menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme.
71
Tabel 4.3 Analisis Framing Berita 3 Struktur
Unit Headline
Lead
Sintaksis
Latar
Kutipan
Teks Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI merevisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012. Isinya, melarang sama sekali tenaga kerja asing (TKA) yang berprofesi sebagai pengajar agama dari negara apa pun masuk ke Indonesia. Terkait dengan itu, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras. pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras. “Aturan itu tidak hanya merugikan dunia pesantren, tetapi juga konyol,” kata KH Mukhlis Aliyudin saat dihubungi ROL, Kamis (8/1) di Jakarta. “Aturan itu tidak hanya merugikan dunia pesantren, tetapi juga konyol,” kata KH Mukhlis Aliyudin saat dihubungi ROL, Kamis (8/1) di Jakarta.
“Bagaimana kalau negara luar juga mengeluarkan aturan yang sama, yakni melarang guru agama dari Indonesia?” tanya KH Mukhlis Aliyudin, retoris, Kamis (8/1). Kiai Mukhlis menambahkan, secara kasat mata saja, revisi Pernyataan regulasi tersebut bernilai negatif bagi wajah pendidikan Indonesia di luar negeri.
Keterangan Judul Lead
Paragraf 2
Paragraf 2
Pargaraf 4
Paragraf 2
72
Struktur
Unit
Teks Sebab, kata Kiai Mukhlis, pemerintah cenderung semenamena menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme. Karenanya, Kiai Mukhlis mendesak agar pemerintah mempertimbangkan juga bagaimana dunia internasional melihat Indonesia.
Sintaksis
Menteri Pernyataan Sebelumnya, Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan, pemerintah mulai melarang masuknya pengajar agama dari luar negeri untuk menghindari persebaran paham radikalisme keagamaan di Indonesia. Menteri Hanif juga menekankan, Indonesia sudah memiliki banyak pengajar agama, sehingga pelarangan itu tidak akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan keagamaan di dalam negeri Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan, pemerintah mulai melarang masuknya pengajar agama dari luar negeri untuk menghindari persebaran paham radikalisme keagamaan di Penutup Indonesia. Menteri Hanif juga menekankan, Indonesia sudah memiliki banyak pengajar agama, sehingga pelarangan itu tidak akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan keagamaan di dalam negeri
Keterangan
Paragraf 4
Paragraf 5
Paragraf 5
73
Struktur
Unit
What
Skrip
Who When Where Why How
Tematik
Detail
Koherensi penjelas
Teks Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memberlakukan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012.. Terkait dengan itu, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras. Mukhlis aliyudin Kamis 8 januari 2015 Jakarta secara kasat mata saja, revisi regulasi tersebut bernilai negatif bagi wajah pendidikan Indonesia di luar negeri Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras. “Aturan itu tidak hanya merugikan dunia pesantren, tetapi juga konyol,” kata KH Mukhlis Aliyudin saat dihubungi ROL, Kamis (8/1) di Jakarta. Kiai Mukhlis menambahkan, secara kasat mata saja, revisi regulasi tersebut bernilai negatif bagi wajah pendidikan Indonesia di luar negeri. Sebab, kata Kiai Mukhlis, pemerintah cenderung semenamena menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme. Karenanya, Kiai Mukhlis mendesak agar pemerintah mempertimbangkan juga bagaimana dunia internasional melihat Indonesia. -
Keterangan
Lead
Paragraf 2 Paragraf 2 Paragraf 2 Paragraf 2 Lead
Paragraf 2
Paragraf 3
74
Struktur
Tematik
Unit
Teks
Koherensi sebabakibat
Koherensi pembeda Leksikon Bold Retoris
Italic Underline Kapital Foto
Sebab, kata Kiai Mukhlis, pemerintah cenderung semena-mena menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme. Karenanya, Kiai Mukhlis mendesak agar pemerintah mempertimbangkan juga bagaimana dunia internasional melihat Indonesia. Wajah Pendidikan Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol ROL ROL -
Keterangan
Paragraf 3
Paragraf 2 Judul Paragraf 2 Paragraf 2 -
1. Analisis Struktur Sintaksis Berita 3 Dalam struktur sintaksis berita ini Republika Online menerbitkan berita mengenai pelarangan guru agama asing masuk ke Indonesia, dengan judul “Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol”. Dalam teks berita republika Online banyak mengutip pernyataan dari pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras, revisi regulasi tersebut bernilai negatif bagi wajah pendidikan Indonesia di luar negeri. Sebab, kata Kiai Mukhlis, pemerintah cenderung semena-mena menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham
75
radikalisme. Karenanya, Kiai Mukhlis mendesak agar pemerintah mempertimbangkan juga bagaimana dunia internasional melihat Indonesia. Republika Online seolah ingin menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dianggap merugikan dunia pesantren dan dianggap konyol, karena menurutnya revisi tersebut bernilai negatif bagi pendidikan Indonesia. Dalam teks berita republika
Online mewawancarai pimpinan Pondok
Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, mukhlis memberikan pendapat yang menolak ebijakan tersebut. Berita ini ditutp dengan perryataan Hanif Dhakiri menyatakan, pemerintah mulai melarang masuknya pengajar agama dari luar negeri untuk menghindari persebaran paham radikalisme keagamaan di Indonesia. Menteri Hanif juga menekankan, Indonesia sudah memiliki banyak pengajar agama, sehingga pelarangan itu tidak akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan keagamaan di dalam negeri. 2. Analisis Struktur Skrip Berita 3 Kelengkapan unsur 5W + 1 H pada struktur skrip berita ini, republika Online menjelaskan dengan menceritakan berita ini sebagai berita yang menyatakan pernyataan piminan pondok pesantren modern al-aqsha, sumedang, KH Mukhlis Aliyudin yang menyatakan penolakan keras, karena merugikan dunia pesantren, karena pemerintah cenderung semenamena menjustifikasi, guru agam dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme.
76
3. Analisis Struktur Tematik Berita 3 Republika Online menulis berita ini ke dalam 5 paragraf dengan satu tema. Yaitu mengenai pernyataan pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, yang menyatakan penolakan keras
mengenai pemberlakuan revisi peraturan mnteri
ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Revisi regulasi ini melarang tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja sebagai guru atau dosen agama masuk ke Indonesia. Tema ini dapat dilihat di lead berita, dalam berita dapat dilihat dari teks dan pernyataan Kamaruddin Amin, sebagai berikut: “REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI merevisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012. Isinya, melarang sama sekali tenaga kerja asing (TKA) yang berprofesi sebagai pengajar agama dari negara apa pun masuk ke Indonesia. Terkait dengan itu, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras.”5 Sedangkan untuk koherensi penjelas tidak terlihat pada berita ini,. Sementara koherensi Sebab-akibat terdapat pada paragraf ke-3 dengan menggunakan kata sebab. Sedangkan koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks berita ini. 4. Analisis Struktur Retoris Berita 3 Leksikon pada berita ini yaitu wajah pendidikan. Kalimat yang dicetak tebal (bold) yaitu larang guru agama asing, pemimpin pesantren: aturan itu konyol. Kalimat tersebut dicetak tebal karena judul berita. 5
Berita Republika Online,”Larang Guru Agama Asing, Pemimpin Pesantren: Aturan Itu Konyol”, 09 Januari 2015
77
Dalam berita ini yang cetak mirig yaitu ROL. Sedangkan untuk yeng digaris bawah (underline) tidak terlihat dalam berita ini. Untuk penggunaan huruf kapital terdapat kata-kata REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA , ROL.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penulisan skripsi yang telah penulis paparkan tentang pemberitaan pelarangan TKA pada bidang guru agama apapun untuk masuk ke Indonesia pada Republika Online dapat ditarik kesimpulan bahwa Republika Online dalam melakukan pembingkaian dengan analisis framing Zhongdang Kosicki, maka penulis dapat menarik hasil penulisannya yaitu pembingkaian pemberitaan ini tetap menekankan pada ideologi Republika Online yaitu penekanan pada keislaman. Baik pada pemilihan tema, narasumber, serta melihat sudut pandang dari ke Islaman. Padahal pemberlakuan peraturan ini tidak hanya berlaku untuk agama Islam saja. Dalam menyuguhkan informasi, terlihat Republika tidak setuju dengan peraturan ini, hal ini dapat dilihat dari judul-judul pemberitaan ini, yang lebih banyak berpendapat tidak setuju dengan peraturan ini. Republika memilih narasumber dengan kapasitas tertentu sehingga berita yang disampaikan
sesuai
dengan
bagaimana
Republika
Online
ingin
menyajikannya kepada khalayak. Republika Online membingkai isu pelarangan guru agama asing di Indonesia dengan frame tersendiri, memakai ideologi Islam dalam konten-konten berita yang disampaikan. Frame tersebut ditandai dengan teks berita yang menggunakan bahasa dan kutipan-kutipan dari narasumber yang menyatakan bahwa tidak setuju
78
79
dengan kebijakan tersebut. Maka dalam hal tersebut, jelas Republika Online menunjukan sikap bahwa kebijakan tersebut seharusnya tidak diberlakukan, karena dapat meruikan pihak-pihak yang masih membutuhkan tenaga kerja asing dalam bidang guru agama. Berdasarkan
perangkat
framing
Zhongdang
Kosicki,
penulis
menyimpulkan bahwa pemberitaan yang dipublikasikann ke khalayak itu lebih banyak pendapat pihak yang kontra dibanding yang pro atau netral. Hal ini dapat dilihat dari judul-judul yang dipublikasikan oleh Republika Online. Karena dari 26 berita yang dipublikasikan terdapat 24 berita yang berpendapat kontra dengan peraturan tersebut. Ini membuktikan bahwa Republika Online ingin mengarahkan pembaca untuk menolak peraturan tersebut. B.
Saran Bagi Republika Online, sebagai media dengan konten-konten pemberitaan islam, terus meningkatkan kualitas konten keislamannya dalam menyampaikan informasi. Agar pembaca khususnya masyarakat Indonesia dengan mayoritas musli,, mendapatkan berita yang sesuai dengan pemahaman ideologi para pembaca. Sehingga pembaca bisa menyimpulkan suatu berita dengan baik dan benar. Serta dalam menyampaikan informasi haruslah sesuai dengan fakta, memandang secara obyektif, tidak ada keberpihakan kepada satu pihak, serta sesuai dengan kaidah jurnalistik. Sebaiknya Republika Online dengan identitas media Online muslim dan memberikan informasi dengan konten islam merupakan hal yang sangat penting. Baik wartawan atau tim redaksi dalam mempublikasikan berita
80
sebaiknya juga perlu diuraikan secara lebih jelas dan lengkap, apa yang menjadi titik permasalahan dan pernyataan bagi pihak-pihak yang mendukung ataupun tidak mendukung terhadap permasalahan yang diberitakan. Agar pembaca yang menilai sendiri mengenai pemberitaan pelarangan guru agama asing di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: PT Gramedia. 1986. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Group. 2007. Creswell, John W. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaif. Jakarta: KIK Press. 2003. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002. Effendy, Onong U. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni. 1986. Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS Group. 2012 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. 2006. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakaraya. 1997. Olii, Helena. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks. 2007. Putra, R Masri Sareb. Teknik Menulis Berita dan Feature. Jakarta: INDEKS Kelompok Gramedia. 2006. Rumanti, Sr. Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relation: Teori dan Praktik. Jakarta:Grasindo 2002. Sumadiria AS Haris. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011. Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2006. Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006. Suhaemi dan Nasrullah, Rulli, Bahasa Jurnalistik..Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
81
82
Suryawati, Indah Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori & Praktik. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2011. Zaenudin. The Journalist. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011. Referensi Pendukung Ghazwul Fikr, Impor Guru Agama Dilarang; Proyek ‘Mengebiri’ Islam? http://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2015/01/13/36593/imporguru-agama-dilarang-proyek-mengebiri-islam.html diakses pada 11 Januari 2014, pukul 22:43 WIB. Agung Supriyanto, Akademisi: Tinjau Ulang Larangan Guru Agama Asing (1), http://khazanah.Republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/15/01/05/nhoqwo-akademisi-tinjau-ulang-larangan-guru-agama-asing-1 diakses pada 14 Januari 2015, pukul 21:12 WIB Karta Raharja UCU, Larangan Guru Agama Asing untuk Lindungi Pengajar Lokal, http://khazanah.Republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/15/01/05/nhoqwo-larangan-guru-agama-asing-untuk-lindungi-pengajarlokal diakses pada 14 Januari 2015, pukul 21:36 WIB http://kamus.cektkp.com/analisis/ diakses pada tanggal 12 juni 2015, pukul 10:24 WIB http://www.rumahpintarkomunikasi.com/archives/357 diakses pada tanggal 12 juni 2015, pukul 10:58 WIB http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php diakses pada tanggal 12 Mei 2015, pukul 20.21 WIB
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Republika Online Nama
: Djibril Muhammad
Jabatan
: Wakil Redaktur Pelaksana Republika Online
Tanggal Wawancara : 06 Juli 2015 1.
Bagaimana Republika Online memilih bahasa yang digunakan dalam menulis sebuah berita? Gaya bahasa yang dipakai ROL sama dengan media lain. Kita tidak seperti Tempo katakanlah, yang menggunakan sastrawi umum. ROL juga menggunakan kata yang popular dan kalau memang ada bahasa-bahasa baku yang kita publikasikan ke publik namun mereka tidak paham, kita akan ubah dengan bahasa popular sesuai dengan kaidah jurnalistik. Itu patokan kita. Konteks kata tersebut harus sesuai dengan penerimaan publik.
2.
Indikator apa yang digunakan Republika Online dalam memilih tema? Indikator yang biasanya kita gunakan ialah yang berhubungan dengan keislaman. Dalam pemberitaan ini kita memasukannya dalam rubrik islam yaitu khazanah. Republika tidak memberitakan seperti halnya infotaiment atau hal-hal yang sudak masuk ke dalam infotainment.
3.
Apa yang menarik sehingga Republika Online mengangkat berita pelarangan guru agama asing di Indonesia? Pada awalnya tema ini berangkat dari kasus pelecehan seksual yang terjadi di Jakarta International School (JIS). Sebenernya berbeda jauh tidak ada hubungannya dengan kasus pelarangan guru agama asing. Tetapi dari kasus itu terungkap banyak faktor banyak permasalahan soal beberapa guru agama asing tersebut ada yang tidak memenuhi syarat sebagai pengajar di Indonesia. Dari situ kita mulai mengambil tema ini dan mencoba mempublikasikan kepada masyarakat agar masyarakat memberi perhatian lebih, karena ini berhubungan dengan pendidikan di Indonesia
4.
Bagaimana Republika Online memilih kata dalam menyusun fakta dalam berita pelarangan guru agama asing di Indonesia?
Kata-kata yang dipakai oleh Republika Online itu harus jelas, tidak melanggar syara dan sesuai dengan fakta. Karena ROL adalah media islam, maka kata yang dipakai tidak lepas dari sudut pandang keislaman. 5.
Bagaimana Republika Online menggunakan gaya bahasa dalam menekankan pentingnya berita tersebut? Gaya bahasa yang digunakan yaitu gaya bahasa jurnalistik pada umumnya yang dipakai dalam suatu berita. Penting atau tidaknya suatu berita yang utama bagi Republika online adalah menyampaikan berita kepada masyarakat dengan fakta-fakta yang sebenarnya.
6.
Seberapa penting kelengkapan unsur 5W + 1 H dalam suatu berita di Republika Online? Penting karena standar SOP dalam perkembangan dunia jurnalistik tidak kaku akhirnya. 5W + 1H itu sebagai unsur utama, tetapi itu sebagai dasar mutlak. Karena apabila tidak menggunakan 5W + 1H, ibarat orang memakai baju tetapi tidak ada kancingnya. Jadi biar pembaca melihat informasi secara utuh, 5W + 1H itu harus masuk, harus lengkap.
7.
Apa kriteria dalam memilih wartawan yang akan turun kelapangan meliput kasus
pelarangan guru agama asing di indonesia dan
kemudian menuliskan beritanya? Kriteria khusus dalam memilih wartawan itu tidak ada. Namun kita melihat apabila terdapat wartawan yg passion nya bukan dikasus tersebut biasanya kita lebih mencari wartawan yg menguasai bidang tersebut. Pendidikan misalnya. Karena proses pemberitaan tersebut dapat lebih cepat. Dalam hal ini, ROL memilih wartawan yang memahami keislaman, kasus pelarangan guru agama asing dan bagaimana pentingnya kasus ini untuk diberitakan. 8.
Apakah ada ideologi yang menjadi acuan dari wartawan ketika menyusun suatu fakta menjadi sebuah berita di Republika Online? Kalau ideologi tidak ada. Mungkin yang ada di ROL yaitu sudut pandang, karena pada awal masuk republika online, kita ada orientasi selama seminggu, mentoring dua minggu. dalam orientasi tersebut ditanamkan pemahaman nilai nilai dalam republika online sehingga sudah ada dalam diri wartawan tersebut. Mungkin dalam pencerminannya bisa melihat bagaimana karateristik dari republika online.
9.
Apakah ada ketentuan khusus ketika menentukan narasumber dalam pemberitaan pelarangan guru agama asing di indonesia? Ketentuan khusus tidak ada, yg penting dia memenuhi kapasitas dan latar belakang.
10.
Apa yang Republika Online wacanakan atau harapkan dengan memberitakan pro dan kontra pelarangan guru agama asing di indonesia? Jadi ketika awal tema ini dipilih, kita membahas mengenai guru agama. Negara ini merupakan Negara islam terbesar dan kita mayoritas tidak hanya membicarakan demokarasi secara umum tapi ketika kita membicarakan tentang keislaman kita yg terbesar. Melihat kondisi seperti itu kita melihat kebijakan tersebut tidak tepat. Membicakan karakter atau kultur budaya. Apabila dilihat porsi kita lebih banyak ke yg kontra dibanding yg pro, karena kita memang ingin mengarahkan pembaca ke arah itu.
11.
Bagaimana
pendapat
Republika
Online
mengenai
pemberitaan
pelarangan guru agama asing di indonesia ? Dengan cerminan berita-berita yg ada di ROL, sudah bisa dilihat kan bagaimana kita melhat kasus tersebut. 12.
Apa ada penekanan tertentu sehingga Republika Online mengarahkan pembaca terhadap satu kesimpulan antara pro dan kontra terhadap permasalahan pelarangan guru agama asing? Tidak ada penekanan. Kita cukup menyuguhkan fakta. Strateginya kita itu walaupun dari sisi redaksi sudah memiliki sikap kita tidak bisa mempengaruhi atau memaksakan kehendak kita pada pembaca agar pembaca mengikuti sikap kita. Maka langkah yg kita ambil mewawancarai narsum yg mempunyai kapasitas
13.
Mengapa dalam kasus ini, Republika Online lebih banyak memilih narasumber
yang
mengarah
dibandingkan dengan yang pro?
kepada
pendapat
yang
kontra
ROL memakai sudut pandang keislaman dalam konten-konten yang disampaikan, maka dalam hal ini juga jelas ROL menunjukan sikap bahwa kasus pelarangan guru agama asing ini tidak seharusnya diberlakukan, karena banyaknya pihak yang merasa dirugikan dan bisa berdampak negatif bagi pendidikan keagamaan. 14.
Bagaimana cara Republika Online mengemas pemberitaan ini? Pengemasannya biasa saja, seperti yg terpublikasi di ROL semua sudah dijalankan, narasumber sudah memenuhi kapasitas dan latar belakang yg jelas, cover both side, berimbang, dan memakai sudut pandang keislaman.
15.
Dari pemberitaan ini apakah ada indikasi tertentu dari Republika Online untuk menentukan keberpihakannya? Suatu media menggunakan bahasa sebagai pembeda atau ciri khas tertentu dari satu media dan media yang lain, meskipun apa yang disampaikan sama. Dengan bahasa dan sudut pandang yang ROL miliki, pembaca sudah bisa menilai, apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Narasumber
Djibril Muhammad
Lampiran 1
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Usai merevisi peremnaker itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, menyampaikan, tenaga kerja asing (TKA) sebagai guru-guru agama apa pun tidak diperbolehkan lagi masuk di Indonesia. Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyidin Junaidi menilai, kebijakan itu tidak relevan. Pertama, masalah administrasi dan kewenangan ihwal guru-guru agama asing itu berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, kebijakan itu terlalu mengadagada. “Jumlah guru agama asing di Indonesia sedikit. Mereka tersebar di pesantren, universitas dan lainnya,” kata Kiai Muhyidin saat berbincang dengan ROL, Ahad (4/1). Karena itu, lanjutnya, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa ada riset. Itu jelas sangat berbahaya, yang artinya guru asing dianggap sebagai penyebar gerakan radikalisme. Padahal, gerakan radikalisme itu disebabkan banyak faktor. “Misalnya, masalah ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan, dan lainnya. Jadi, kalau masalah itu dijadikan landasan tentu berlebihan,” kata dia.
Lampiran 2
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI menyatakan telah memberlakukan revisi peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 40 Tahun 2012. Revisi regulasi ini melarang tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja sebagai guru atau dosen agama masuk ke Indonesia. Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan keberatan. "Saya kira kami termasuk yang paling terdampak oleh revisi itu. Sebab selama ini, ada banyak tenaga pengajar agama dari luar," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi ROL di Jakarta, Selasa (6/1). Kamaruddin melanjutkan, pihaknya belum pernah diajak berkomunikasi oleh Kemenaker terkait revisi regulasi tersebut. Padahal, pihak Ditjen Pendis Kemenag sering mendatangkan guru-guru dari universitas terkemuka di luar negeri, semisal Universitas al-Azhar, Mesir. Maka, Kamaruddin menuturkan, sebaiknya Kemenaker tidak melanjutkan pemberlakuan revisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012 itu. "Tiap tahun, kita mendatangkan tenaga pengajar asing sekitar 40 orang dari AlAzhar, Mesir. Kita tahu, kampus itu punya kredibilitas yang baik dan berpaham keagamaan moderat," ujar Kamaruddin. Alih-alih melarang sama sekali, Kamaruddin berharap agar Kemenaker melakukan seleksi ketat terhadap TKA pengajar agama. Sehingga, bisa dipastikan, yang bekerja di Indonesia bukanlah dari institusi yang berpandangan radikal dan merusak kebhinekaan Indonesia. "Kami minta dari pihak sana (Kemenaker) agar pemberlakuan revisi ini perlu dipertimbangkan. Karena revisi ini sendiri belum keluar di biro hukum kementerian itu," kata Kamaruddin.
Terakhir, Kamaruddin mengkhawatirkan menurunnya kualitas pengajar agama dari Indonesia sendiri dengan adanya aturan dari Kemenaker tersebut. Sebab, komunikasi antara pengajar agama dari dalam dan luar negeri berpotensi baik bagi perkembangan ilmu di Indonesia. Tentunya, pengajar asing tersebut sebelumnya sudah difilter sebagai tidak berpaham ekstremis.
Lampiran 3
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI merevisi Permenaker Nomor 40 Tahun 2012. Isinya, melarang sama sekali tenaga kerja asing (TKA) yang berprofesi sebagai pengajar agama dari negara apa pun masuk ke Indonesia. Terkait dengan itu, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha, Sumedang, KH Mukhlis Aliyudin, menyatakan penolakan keras. “Aturan itu tidak hanya merugikan dunia pesantren, tetapi juga konyol,” kata KH Mukhlis Aliyudin saat dihubungi ROL, Kamis (8/1) di Jakarta. Kiai Mukhlis menambahkan, secara kasat mata saja, revisi regulasi tersebut bernilai negatif bagi wajah pendidikan Indonesia di luar negeri. Sebab, kata Kiai Mukhlis, pemerintah cenderung semena-mena menjustifikasi, guru agama dari luar negeri mengajarkan paham radikalisme. Karenanya, Kiai Mukhlis mendesak agar pemerintah mempertimbangkan juga bagaimana dunia internasional melihat Indonesia. “Bagaimana kalau negara luar juga mengeluarkan aturan yang sama, yakni melarang guru agama dari Indonesia?” tanya KH Mukhlis Aliyudin, retoris, Kamis (8/1). Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan, pemerintah mulai melarang masuknya pengajar agama dari luar negeri untuk menghindari persebaran paham radikalisme keagamaan di Indonesia. Menteri Hanif juga menekankan, Indonesia sudah memiliki banyak pengajar agama, sehingga pelarangan itu tidak akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan keagamaan di dalam negeri.