134
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 149
SENSITIVITY AND SPECIFICITY DETERMINATION OF IDEAL BODY WEIGHT STANDARDS BASED BROCCA AND WAIST HIP RATIO ( RLPP ) AGAINST THE BODY MASS INDEX ( BMI ) IN ACEH POLYTECHNIC EMPLOYEES SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PENENTUAN BERAT BADAN IDEAL BERDASARKAN STANDAR BROCCA DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA PEGAWAI POLTEKKES ACEH Iskandar* dan Alfridsyah** dan Abul Hadi*** Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Aceh Jln. Soekarno-Hatta Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh Email :
[email protected] ABSTRACT Many methods are used to determine your ideal weight, in Indonesia, which is often used is the standard Brocca and BMI, while RLPP to detect the spread of fat in adipose issue. Ideal bodies of each course, there are differences in how these weight values are considered most desirable. This difference raises the question of determining the actual Which better utritional status. It is necessary for a study of the validity (sensitivity and specificity) method of determining ideal weight based on standard Brocoa, BMI, RLPP.The purpose of the study determine the sensitivity and specificity of the method of determining ideal weight based on standard Brocca and RLPP to IMT. Type of research is cross-sectional and Analytic Epidemiology in assessing the sensitivity and specificity of the measurement tool determinants of nutritional status/ideal weight. The experiment was conducted from September to December 2013 at the Polytechnic of Health Ministry of Health of Aceh. Sample of 49 people drawn from the study data Risbinakes in 2011 with the title " Relationship Performance Based IMT polytechnic lecturers ". Analysis of the data with the test Se and Sp of each method.Results of male height reratanya larger (164.4 ± 5.8 cm) than in women (153.3 ± 4.2 cm). Weight men reratanya greater (71.4 ± 9.1 kg) than women ( 65.5 ± 14.6 kg ) . Waist circumference men the avarage greater ( 93.8 ± 9.1 cm ) than women ( 84.6 ± 11.5 cm ) . While the male hip circumference the avarage lower ( 100.7 ± 5.6 cm ) than women ( 103.4 ± 12.0 cm ) . Standard Brocca have more sensitivity to detect malnutrition at 97.1 % , while the specificity for detecting normal nutritional status at 71.4 %. Waist Hip Ratio has the sensitivity to detect low nutrition (42.8 %) while the specificity for detecting normal nutritional status (78.6 %). In women, the standard Brocca have a higher sensitivity for detecting 100 % more nutrition. In RLPP men have higher specificity (100 %) for the detection of normal nutritional status. Conclusions In women, Brocca standard has a higher sensitivity for detecting 100 % more nutrition while on Waist Hip Ratio men have higher specificity (100 %) for the detection of normal nutritional status. Keyword; Sensitivity, Specificity, BMI, Standart Brocca, and Waist Hip Ratio Reading List : 16 (1989 - 2011) *) staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI Aceh
134
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………135
ABSTRAK Penetuan berat badan idealyang sering digunakan adalah standart Brocca dan IMT terutama di institusi rumah sakit.Banyaknya cara menentukan Berat Badan Ideal, tentunya terdapat perbedaan nilai berat badan yang dianggap ideal dari masing-masing cara tersebut. Perbedaan ini akan menimbulkan pertanyaan manakah sebenarnya penentuan status gizi yang lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi tingkat validitas (sensitivitas dan spesifisitas) cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocca, IMT, RLPP. Tujuan penelitianmengetahui sensitifitas dan spesifisitas berat badan ideal berdasarkan standar Brocca dan RLPP terhadap IMT. JenispenelitiannyaCrossectional dan bersifat Epidemiologi Analitik,pelaksaannya pada September sampai Desember 2013 di Poltekkes Aceh. Sampel sebanyak 49 orang diambil dengan metode purposive Sampling. Analisa data dengan uji Se dan Sp dari masing-masing metode. Standar Brocca mempunyai sensitivitas mendeteksi gizi lebih sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas mendeteksi status gizi normal senbesar 71,4%.Rasio Lingkar Pinggang Panggul mempunyai sensitivitas untuk mendeteksi gizi lebih yang rendah (42,8%) sedangkan untuk spesifisitas mendeteksi status gizi normal (78,6%).Pada perempuan, standart Brocca mempunyai sensitivitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih.Pada laki-laki RLPP mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi (100%) untuk mendeteksi status gizi normal. Pada perempuan, standart Brocca mempunyai sensitivitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih sedangkan pada lakilaki RLPP mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi (100%) untuk mendeteksi status gizi normal. Kata Kunci; Sensitivitas, Spesifisitas, IMT, Standart Brocca, dan RLPP
laki-laki > 1.0 dan pada perempuan >
PENDAHULUAN Banyak
cara
yang
dapat
0,8 merupakan indikasi dari obesitas1.
digunakan untuk menentukan berat
Di negara-negara eropa, seperti
badan ideal pada orang dewasa berusia
Amerika dan canada, cara yang telah
25 tahun ke atas untuk mengetahui
umum digunakan adalah Indeks Massa
berat badan orang tersebut apakah
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
tergolong kurus, ideal, atau gemuk.
(BMI). Berdasarkan penelitian yang
Cara
di
dilakukan oleh Atmarita dan Lucya
Brocca,
(1992) menyatakan bahwa baik standar
terutama adalah di institusi rumah sakit.
Brocca maupun Indek Massa Tubuh
Sedangkan Rasio lingkar pinggang
ternyata sangat sensitif ( Se > 90) dalam
panggul
(RLPP)
merupakan
suatu
menentukan berat badan normal pada
metode
yang
sederhana
untuk
orang dewasa2.
yang
Indonesia
sering
adalah
menjelaskan
digunakan standart
distribusi
penumpukan
Dengan banyaknya cara yang dapat
lemak di bawah kulit dan jaringan
digunakan untuk menentukan Status
adiposa intra abdominal. RLPP pada
Gizi atau Berat Badan Ideal pada orang dewasa
yang
tentunya
terdapat
136
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
perbedaan nilai berat badan yang
studi sensitifitas dan spesifisitas dari
dianggap ideal dari masing-masing cara
ketiga cara tersebut agar penilaian
akan terjadi. Perbedaan yang terjadi
terhadap status gizi tidak memberikan
tersebut akan menimbulkan pertanyaan
perbedaan yang sangat jauh pada setiap
yang manakah sebenarnya penentuan
cara yang digunakan.
status gizi yang lebih baik (memiliki
Karekteris-tik sex dan umur
Cara penentuan BBI
Keadaan gizi
tingkat validitas yang tinggi) untuk digunakan3. Untuk itu perlu dilakukan
IMT
Broc-ca
RLPP
suatu studi melihat bagaimana tingkat Se & SP
validitas (sensitivitas dan spesifisitas Gambar 1. Kerangka Pikir dari penelitian
cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocoa, IMT, RLPP
pada
pegawai
Poltekkes
Kemenkes Aceh.
Desain Penelitian Dilakukan secara Cross Sectional
Tujuan Untuk
METODE PENELITIAN
mengetahui
tingkat
sensitifitas dan spesifisitas dari cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocca dan Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul terhadap
dan bersifat Epidemiologi5 Analitik didalam
Terdapatnya 3 (tiga) metode yang sering digunakan dalam menentukan status gizi orang dewasa yaitu Standar Brocca, IMT, RLPP yang berbeda penggunaannya4 dan untuk memberikan
Sensitifitas
dan
Spesifisitas terhadap alat ukur penentu status gizi/berat badan ideal. Tempat dan Waktu
Indeks Massa Tubuh. Perumusan Masalah
mengkaji
Penelitian ini dilakukan di semua Jurusan Politeknik Kesehatan Aceh yang ada di kota Banda Aceh dan Aceh Besar, dan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2013.
alternative pilihan cara menentukan
Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah
berat badan ideal orang dewasa yang
seluruh fungsional dosen yang terdapat
paling baik dalam menentukan berat
pada
badan ideal/status gizi, perlu dilakukan
Kemenkes RI Aceh sedangkan sampel
jajaran
Politeknik
Kesehatan
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………137
diambil Sampling
dengan 6
metode
dengan
Purposive
kriteria
inklusi
adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional dosen,
a. (tinggi badan – 100) – 10%. untuk pria tinggi badan > 160 cm dan wanita > 150 cm b. (tinggi badan – 100). untuk pria
berbadan sehat dan tidak hamil bagi
tinggi badan < 160 cm dan wanita <
perempuan, berada di Banda Aceh
150 cm.
selama waktu penelitian, bersedia dan Berat badan Ideal menurut IMT
mau ikut dijadikan responden dalam
adalah berat badan yang diperoleh dari
penelitian.
perkalian antara tinggi badan kuadrat dalam satuan meter dengan nilai batas
Definisi Operasional Berat Badan adalah ukuran tubuh
IMT normal yaitu: 18,7 – 22,8 untuk
yang menggambarkan jumlah massa
perempuan dan 20,1 – 25,0 untuk laki-
tubuh, diukur dengan timbangan injak
laki.
dengan ketelitian 0,1 kg dan skala rasio. Tinggi
Badan
adalah
ukuran
tubuh yang menggambarkan panjang ruas tubuh yang meliputi tunggkai bawah,
tulang
panggul,
Sensitivitas
Pengukuran
BBI
adalah kemampuan suatu cara atau alat dalam menentukan berat badan ideal. Spesifisitas
Pengukuran
BBI
tulang
adalah kemampuan suatu cara atau alat
belakang, tulang leher, dan kepala pada
dalam menentukan berat badan ideal
posisi tegak sempurna, diukur dengan
selain dari berat badan ideal (kurus atau
pengukur tinggi badan dengan ketelitian
gemuk).
0,1 cm, dan skala rasio. Rasio Lingkar Pinggang Panggul adalah
hasil
perbandingan
nilai
pengukuran pinggang terhadap lingkar panggul yang dinyatakan dalam skala rasio, dengan perhitungan dua desimal
Data yang dikumpulkan yang dianalis dalam penelitian ini adalah data sekunder dari penelitian Risbinakes Poltekkes Kemenkes RI Aceh tahun 2011 dengan tema “Hubungan Kinerja
terdekat. Berat
Jenis Data
Badan
Ideal
menurut
Brocca: Berat badan yang diperoleh melalui perhitungan dengan rumus:
Dosen Poltekkes Berdasarkan IMT”. Datanya
mencakup
semua
variabel/dimensi/ aspek yang diteliti mencakup pengisian kuesioner dan
138
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
penguran antropometri dan sekunder
dibagi menjadi 2 (dua) kategori ideal-
tentang
gemuk dan ideal-kurus.
gambaran
umum
Jurusan
sampel/responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data
Gambaran Umum Penelitian
Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara pengisian kuesioner oleh
responden
karakteristik,
terhadap dan
variabel
pengukuran
antropometri yang mencakup berat badan dengan mengunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg, data tinggi badan dengan mengukanan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm, data Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan
mengunakan
Pengumpulan
data
pita
meteran.
dilakuan
oleh
peneliti dengan dibantu oleh 3 (tiga) orang
mahasiswa
Jurusan
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh fungsional dosen yang terdapat pada
jajaran
Politeknik
Kemenkes RI Aceh inklusi
Kesehatan
dengan kriteria
adalah Pegawai Negeri Sipil
yang menduduki jabatan fungsional dosen, berbadan sehat dan tidak hamil bagi perempuan, berada di Banda Aceh selama waktu penelitian, bersedia dan mau ikut dijadikan responden dalam penelitian. Adapun rincian responden berdasarkan Jurusan adalah sebagai berikut :
Gizi Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Jurusan
Poltekkes Aceh. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan penganalisaan data dilakukan dengan mengunakan perangkat lunak komputerisasi. Analisa
No 1. 2. 3. 4. 5.
Responden Jumlah
Jurusan
n 13 9 11 7 9 49
Gizi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Gigi Kesehatan Lingkungan Jumlah
% 26.5 18.4 22.4 14.3 18.4 100
data dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan mengunakan tahapan analisa univariat untuk melihat deskripsi dari variabel yang diteliti, analisa
sensitifitas
dan
spesifisitas
dengan uji Se dan Sp untuk masingmasing cara yang akan diuji yang
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mengenai tingkat sensitivitas dan spesifisitas penentuan berat badan ideal berdasarkan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) dan Indeks
Massa
Tubuh
(IMT)
dibandingkan dengan standar Brocca
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………139
pada pegawai Poltekkes Kemenkes RI
orang laki-laki dan 23 (46,9%) orang
Aceh di uraikan dalam bentuk analisis
perempuan. Penyebaran jumlah sampel
deskriptif dan analitik sesuai dengan
berdasarkan
tujuan penelitian
kelompok umur akan disajikan pada
jenis
kelamin
dan
tabel berikut ini: Karekteristik Sampel Sampel yang diteliti berjumlah 49 orang yang terdiri dari 26 (53,1%) Tabel 4.
Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur (tahun)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan n % n % 2 33,3 4 66,7 14 66,7 9 33,3 10 45,4 12 54,6 26 53,1 23 46,9
< 30 30 - 50 > 50 Total
Jumlah n 6 21 22 49
% 100 100 100 100
Ukuran Antropometri Tabel 6. Rerata Berat Berdasarkan Jenis Kelamin
Tinggi Badan Berdasarkan
hasil
Badan
pengukuran
tinggi badan sampel diketahui bahwa sampel laki-laki lebih tinggi badannya
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
n 26 23
Barat Badan (kg) ẍ± SD Min Maks 71,4±9,1 55,9 90,3 65,5±14,6 49,0 107,0
dibandingkan dengan perempuan, untuk Berdasarkan
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3
hasil
pengukuran
berat badan sampel dapat diketahui
berikut ini:
bahwa berat badan sampel laki-laki juga Tabel 5. Rerata Tinggi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Badan
ẍ±SD
besar
perempuan.
Tinggi Badan (cm)
n
lebih
Min Maks
dari Namun
pada
sampel
demikian nilai
rentang berat badan sampel perempuan
Laki-laki
26
164,4±5,8 153,1
176,5
lebih besar dibandingkan dengan laki-
Perempuan
23
153,3±4,2 142,7
158,7
laki dan nilai maksimumnya jauh lebih besar (107 kg) dari laki-laki (90,3 kg).
Berat Badan Berikut pengukuran
ini berat
di
sajikan badan
berdasarkan jenis kelamin.
hasil sampel
Lingkar Pinggang Dari hasil pengukuran lingkar pinggang
diketahui
bahwa
lingkar
pinggang sampel laki-laki juga lebih
140
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
besar dibandingkan dengan perempuan.
Tubuh penentuan berat badan ideal
Rerata lingkar pinggang sampel dapat
sebagai penguji dengan standart Brocca
dilihat pada tabel 7 berikut ini;
dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Tabel 7. Rerata Lingkar Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
n
Laki-laki Perempuan
26 23
Pinggang
sebagai cara yang di uji. Setelah ditentukan
Lingkar Pinggang (cm) ẍ± SD Min Maks 93,8±9,1 73,0 110,0 84,6±11,5 69,0 115,0
berat
badan
idealnya
berdasarkan ketiga cara penentuan berat badan ideal tersebut, masing-masing sampel dinilai persen berat badannya terhadap berat badan ideal menjadi
Lingkar Panggul
status gizi lebih, normal, dan kurang7.
Berikut ini juga di sajikan hasil pengukuran Lingkar Panggul sampel berdasarkan jenis kelamin.
Laki-laki Perempuan
n 26 23
Lingkar Panggul (cm) ẍ± SD Min Maks 100,7±5,6 89,0 113,0 103,4±12,0 88,8 137,0
Berdasarkan
hasil
pada
pada
penilaian
tesebut, maka diperoleh prevalensi dari status gizi sampel dapat dilihat pada
Tabel 8. Rerata Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Berdasarkan
pengukuran
lingkar panggul sampel dapat diketahui
tabel 9 berikut ini: Tabel 9. Status Gizi Sampel Berdasarkan Standart Brocca, IMT dan RLPP Cara Penentua n BBI Brocca IMT RLPP
Status Gizi Lebih Normal n % n % 33 67,3 16 32,7 35 71,4 14 28,6 18 36,7 31 63,3
Jumlah n 49 49 49
% 100 100 100
bahwa ukuran lingkar panggul sampel sampel permpuan lebih besar dari pada sampel laki-laki. Demikian juga nilai rentang ukuran lingkar panggul sampel perempuan lebih besar dibandingkan dengan
laki-laki
dan
nilai
maksimumnya jauh lebih besar (137,0 kg) dari laki-laki (113,0 kg).
Berdasarkan tabel 9 diatas, maka ketiga cara penentuan berat badan ideal memberikan angka prevalensi status gizi sampel yang bervariasi. Walaupun demikian, beberapa angka prevalensi menunjukkan nilai yang hampir sama besarnya sebagaimana ditunjukkan oleh standart Brocca dan IMT baik pada
Analisis Sensitifitas dan Spesifitas Cara Penentuan Berat Badan
status gizi lebih ataupun status gizi normal.
Dalam analisis sensitifitas dan spesivisitas digunakan Indek Massa
Angka prevalensi gizi baik yang merupakan
prevalensi
status
gizi
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………141
sampel yang memiliki berat badan ideal menunjukkan angka lebih tinggi pada cara
penentuan
berat
badan
Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan Brocca
ideal
Sensitivitas
berdasarkan RLPP (63,3%), sedangkan
badan
cara
penentuan
berdasarkan
berat
standart
ideal
perhitungan
dengan
badan
ideal
standart Brocca,
Brocca
yang
pengukuran
berat
menggunakan
yaitu kemampuan
status
gizi
untuk
mempunyai berat badan ideal, jauh
mendeteksi gizi lebih pada sampel yang
lebih rendah (32,7 %). Akan tetapi
benar-benar mempunyai gizi lebih.
penentuan
berat
badan
ideal
Sedangkan untuk spesifisitas adalah
berdasarkan
standar
Brocca
tidak
kemampuan
berbeda jauh dangan
penentuan
status
gizi
IMT (28,6 %)
dengan standart Brocca untuk mentukan
dalam hal ini digunakan sebagai penguji
sampel yang mempunyai berat badan
dalam analisis Se dan Sp.
normal.
Analisis Se dan Sp dilakukan dengan melihat pada penkategorian penilaian berat badan tersebut, baik
Tabel 10. Sensitifitas Spesivisitas Berat Badan Berdasarkan Standart Brocca
Kategori dari penilaian berat badan
Standart Berat Badan Ideal Brocca Lebih Normal Lebih 34 4 Normal 1 10
terdiri dari dua jenis, yaitu gizi lebih
Jumlah
pada laki-laki maupun pada perempuan.
35
14
Total 38 11
Dan Ideal
Se (%) 97,1
SP (%) 74,1
10
diatas,
49
dan gizi normal. Hasil analisis dari kedua penentuan berat badan ideal (standar Brocca dan RLPP) secara umum memiliki tingkat validitas yang lebih baik untuk memperkirakan berat badan ideal pada kedua kategori untuk
Berdasarkan
tabel
standart Brocca mempunyai sensitivitas mendeteksi gizi lebih adalah sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas mendeteksi status gizi normal senbesar
masing-masing jenis kelamin8. Hal ini
71,4%.
dapat dapat terlihat dari nilai Se dan Sp
Pada laki-laki
yang
Tabel 11. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan Standart Brocca Pada Laki-laki
besaran
nilainya
hampir
berimbang. Hasil analisis selengkapnya untuk masing-masing cara penentuan berat badan ideal akan disajikan berikut ini:
Standart Brocca Lebih Normal Jumlah
Berat Badan Ideal Lebih Normal 17 3 1 5 18 8
Total 20 6 26
Se (%) 94,4
SP (%) 62,5
142
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
Sensitifitas standart brocca untuk mendetiksi gizi lebih pada sampel laki-
Panggul untuk mentukan sampel yang mempunyai berat badan normal.
laki mempunyai persentase yang lebih tinggi
(94,45),
sedangkan
spesivisitasnya lebih rendah (62,5%). Berbeda
halnya
dengan
sampel
Tabel 13. Sensitifitas Dan Spesivisitas Penentuan Berat Badan Ideal Berdasarkan RLPP Berat Badan Ideal Lebih Normal Lebih 15 3 Normal 20 11 Jumlah 35 14 RLPP
perempuan, sensitifitas dan spesivisitas standart brocca mempunyai persentase
Se (%) 42,8
Total 18 31 49
SP (%) 78,6
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
sampel laki-laki, masing-masing 100% untuk sensitifitas dan 83,3% untuk
mempunyai
spesivisitasnya. Nilai Se dan Sp untuk
mendeteksi gizi lebih dengan persentase
sampel
yang
perempuan
akan
disajikan
sensitifitas
rendah
(42,8%)
untuk
dari
pada
dalam tebel 12 berikut ini;
persentase spesifisitas untuk mendeteksi
Tabel 12. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan Standart Brocca Pada Perempuan
status gizi normal (78,6%). Demikian juga halnya jika sampel dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Sensitifitas
Standart Brocca Lebih Normal Jumlah
Berat Badan Ideal Lebih Normal 17 1 0 5 17 6
Total 18 5 23
Se (%) 100
SP (%) 83,3
perhitungan
mempunyai nilai persentase yang lebih rendah
Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan RLPP Sensitivitas
penentuan status gizi berdasarkan RLPP
berat
(27,7%).
Sedangkan
spesifisitasnya mmempunyai nilai yang sempurna (100%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
badan ideal dengan menggunakan Rasio Lingkar
Pinggang
Panggul,
yaitu
kemampuan pengukuran status gizi
Tabel 14. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan RLPP Pada Laki-laki
untuk mendeteksi gizi lebih pada sampel yang benar-benar mempunyai
RLPP
gizi lebih. Sedangkan untuk spesifisitas
Lebih Normal Jumlah
adalah kemampuan penentuan status
Berat Badan Ideal Lebih Normal 3 0 15 8 18 8
Total 3 23 26
Se (%)
SP (%)
27,7
100
gizi dengan Rasio Lingkar Pinggang Pada
sampel
perempuan
sensitifitas dan spesivisitas penentuan
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………143
Berat Badan Badan Ideal Berdasarkan Rasio
Lingkar
Pinggang
Dibandingkan
dengan
hasil
Panggul
penelitian yang dilakukan oleh Atmarita
berbeda dengan sampel laki-laki. Pada
dan Lucya (dalam waspadji; 2010)
sampel perempuan nilai persentase
terhadap IMT dengan menggunakan
sensitifitasnya lebih tinggi (70,6%) dari
standar Brocca dengan batas nilai
pada spesivisitas (50,0%).
maksimum dan minimun, penentuan berat badan kategori gemuk lebih
Tabel 15. Sensitifitas Dan Spesivisitas Penentuan Berat Badan Ideal Menurut RLPP Pada Perempuan RLPP Lebih Normal Jumlah
Berat Badan Ideal Lebih Normal 12 3 5 3 17 6
Total 15 8 23
Se (%) 70,6
SP (%) 50,0
sensitif
(se;
penelitian
97,1%)
sebelumnya
sedangkan 90%)1.
(se;
Sedangkan untuk spesivisitanya lebih rendah, sensintifitas untuk berat badan normal
pada
penelitian
ini
pada
kelompok laki-laki hanya (sp; 62,5%), PEMBAHASAN
dan pada penelitian sebelumnya adalah
Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan Brocca
(se; 83 %), demikian juga pada
Penetuan berat badan berdasarkan
kelompok perempuan, pada penelitian ini
(sp;
83,3%)
sedangkan
pada
standart Brocca ini sangat sensitif (Se;
penelitian sebelumnya (sp; 88 %).
97,1%) terutama pada sampel kategori
Perbedaan
gemuk, baik pada laki-laki (se; 94,4%)
disebabkan karena pada standar Brocca
maupun pada perempuan (se; 100%).
yang digunakan pada penelitian ini
Sedangkan untuk sensitifitas untuk
telah memberikan batasan tinggi badan
berat badan dengan kategori normal
yang tertentu antara laki-laki dan
kurang spesifik (71,4%). Walupun pada
perempuan untuk menentukan berat
kelompok
badan
laki-laki
mempunyai
hasil
idealnya,
ini
mungkin
sedangkan
pada
spesifisitas yang rendah (sp; 62,5%)
penelitian sebelumnya tidak ada batasan
untuk penentuan berat badan dengan
untuk tinggi badan tertentu antara laki-
kategori normal, akan tetapi pada
laki
sampel
menentukan berat badan ideal1.2..
perempuan
mempunyai
spesifisitas lebih tinggi (sp; 83,3%) 2
dibandingkan dengan sampel laki-laki .
dengan
perempuan
dalam
Pada kategori gemuk untuk lakilaki terlihat bahwa, se > 90% (94,4%) tetapi sp-nya < 90% (62,5%). Hal ini
144
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
27,7%) dan pada perempuan jauh lebih
pengkategorian berat badan ideal untuk
tinggi (se; 70,6%) namun sensitifitasnya
laki-laki
masih
banyak
terjadi
kesalahan
<
90.
Hal
ini
mungkin
negatif, yang berarti terdapat sejumlah
disebabkan karena pengukuran lingkar
sampel yang memiliki berat badan ideal
pinggang dan panggul yang kurang
menurut IMT, tetapi tidak termasuk
akurat,
ideal menurut standar Brocca. Analisis
terhadap letak pengukuran ataupun cara
menurut standar Brocca ada 3 sampel
mengukur
(37,5%) menyatakan gemuk padahal
pengukur dililit terlalu ketat atau saat
menurut IMT sampel tersebut normal
pengukuran sampel dalam keadaan
(false negatif)4.5. Hal ini menyebabkan
berpakaian dan bahan pakaian yang
angka prevalensi gizi lebih menurut
digunakan
standar Brocca 37,5% lebih rendah dari
berbeda-beda4,
pada
Untuk
kesalahan dalam penentuan ukuran
sampel perempuan sensitifitas untuk
lingkar pinggang dan panggul yang
mendeteksi
selanjutnya
Indek
Massa
berat
Tubuh.
badan
lebih
terutama
pada
dimana
dengan
penentuan
pita/meteran
ukuran
sehingga
menyebabkan
yang terjadi
kesalahan
sensitifitasnya 100% dan ada satu
pada penentuan berat badan idealnya
sampel (16,6%) menyatakan gemuk
berdasarkan
namun menurut IMT sampel tersebut
kelompoknya. Disamping itu rendahnya
juga menyatakan normal (false negatif).
nilai Sp juga dapat dimungkinkan
Hal ini juga menyebabkan angka
karena standar berat badan ideal yang
prevalensi gizi lebih menurut standar
digunakan terlalu tinggi untuk orang
Brocca 16,6% lebih rendah dari pada
Indonesia, karena standar yang berat
Indek Massa Tubuh.
badan ideal yang digunakan adalah
pada
penggolongan
standar berat badan ideal oarang eropa9. Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan RLPP
Dibandingkan dengan IMT yang digunakan sebagai standar penguji,
Penetuan berdasarkan
berat RLPP
badan
ideal
mempunyai
sensitifitas rendah (se; 42,8%) untuk mendeteksi gizi lebih. Demikian juga halnya dengan sampel menurut jenis kelamin, pada sampel laki-laki
(se;
tingkat sensitivitas dari penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP ini secara keseluruhan masih lebih rendah (se;
42,8%),
baik
pada
sampel
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………145
perempuan
maupun
pada
laki-laki
masih se < 90.
normal. Ini menunjukkan penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP
Perbedaan nilai Se antara IMT
terjadi pada keselahan positif (false
pada penelitain sebelumnya dengan
positif). Hal ini menunjukkan bahwa
RLPP juga mungkin disebabkan karena
angka prevalensi gizi lebih berdasarkan
batas persentasi penilaian berat badan
berdasarkan RLPP kurang sensitif atau
yang berbeda. IMT menggunakan batas
terjadi penurunan gizi lebih sebesar
nilai minimum dan maksimum untuk
83,3%
berat badan ideal adalah 80% - 110 %
Akan tetapi RLPP lebih spesifik untuk
BBI, sedangkan pada RLPP batas yang
mendeteksi sampel yang mempunyai
digunakan adalah 90 – 110% BBI.
berat badan normal (true negatif) 100%,
Perbedaan pada penentuan batas untuk
atau
menentukan
menggunakan
apakah
seseorang
mempunyai berat badan yang ideal untuk
masing-masing
cara
dibandingkan
berat
badan
dengan
IMT.
normal
dengan
sama
dengan
RLPP
11
IMT .
adalah
Pada
sampel
perempuan
berbeda, sesuai dengan teori yang ada
sensitifitas dan spesivisitas penentuan
mengenai penilaian berat badan ideal
Berat Badan Badan Ideal Berdasarkan
yang juga berbeda. Menurut Cataldo
RLPP berbeda dengan sampel laki-laki.
(1986), seseorang dikatakan memiliki
Pada
berat badan diatas normal atau ideal,
sensitifitasnya lebih tinggi (70,6%) dari
bila berat badannya 10% – 20% di atas
pada
BBI dan berat badan dibawah normal,
kelompok perempuan ada 5 sampel
bila kurang dari 10% - 15% dari BBI10.
(29,4%) menurut IMT gemuk akan
sampel
spesivisitas
perempuan
(50,0%).
nilai
Pada
Pada kelompok laki-laki dengan
tetapi, berdasarkan RLPP dinyatakan
kategori gemuk nilai Sp < 90 sedangan
normal. Pada penentuan berat badan
untuk
ini
ideal berdasarkan RLPP terjadi pada
menunjukkan bahwa adanya perbedaan
keselahan positif (false positif). Hal ini
pengkategorian berat badan ideal untuk
menunjukkan bahwa angka prevalensi
sampel laki-laki berdasarkan RLPP.
gizi lebih berdasarkan berdasarkan
Pada kelompok laki-laki ada 15 sampel
RLPP kurang sensitif atau terjadi
(83,3%) menurut IMT gemuk akan
penurunan gizi lebih sebesar 29,4%
tetapi, berdasarkan RLPP dinyatakan
dibandingkan
nilai
Se
>
90,
hal
dengan
IMT12.
Pada
146
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
sampel dengan berat badan normal juga
Rasio
Lingkar
Pinggang
Panggul
terjadi kesalahan negatif, ada tiga
mempunyai
sensitivitas
untuk
sampel (50%) menurut IMT normal,
mendeteksi gizi lebih yang rendah
namun berdasarkan RLPP dinyatakan
(42,8%) sedangkan untuk spesifisitas
gemuk (false negatif). Hal ini juga
mendeteksi status gizi normal (78,6%).
menyebabkan angka prevalensi status gizi normal menurut berdasarkan RLPP sebesar 50% lebih randah dari IMT.
1. Pada perempuan, standart brocca mempunyai sensitifitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih. 2. Pada laki-laki RLPP mempunyai
KESIMPULAN Tinggi badan pada kelompok laki-
spesifisitas
yang
lebih
tinggi
laki mempunyai nilai reratanya lebih
(100%) untuk mendeteksi status
besar
gizi normal.
(164,4±5,8
cm)
dari
pada
kelompok perempuan (153,3±4,2 cm). Berat badan pada kelompok laki-laki
SARAN Penelitian
mempunyai nilai reratanya lebih besar (71,4±9,1 kg) dari pada kelompok perempuan (65,5±14,6 kg). Lingkar pinggang
pada
kelompok
laki-laki
mempunyai nilai reratanya lebih besar (93,8±9,1 cm) dari pada kelompok perempuan (84,6±11,5 cm). Lingkar panggul
pada
mempunyai
nilai
kelompok reratanya
laki-laki rendah
(100,7±5,6 cm) dari pada kelompok perempuan (103,4±12,0cm). Standar Brocca
mempunyai
Sensitivitas
sensitivitas
mendeteksi status gizi normal senbesar 71,4%.
tingkat
spesifisitas
cara
penentuan berat badan ideal pada orang dewasa
masih
perlu
dilakukan
mengingat masih banyak cara penntuan berat badan ideal yang lainnya guna untuk membuktikan bahwa cara-cara yang ada tersebut juga baik untuk digunakan agar dapat juga diperoleh cara yang benar-benar sangat sensitif dan spesifik dalam menentukan berat badan ideal. Berdasarkan
mendeteksi gizi lebih adalah sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas
dan
terhadap
hasil
penelitian,
untuk mendeteksi gizi lebih terutama pada kelompok perempuan, standar yang
digunakan
sebaiknya
standar
Brocca karena mempunyai sensitivitas yang sempurna (100%), sedangkan
Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight ………147
untuk membedakan berat badan ideal
4.
Jahari,A.B.”Antropometri Sebagai
dengan yang tidak, terutama pada laki-
Indikator Status Gizi”,Gizi
laki standar yang digunakan adalah
Indonesia 1988, 13 (2): 23-
RLPP.
30. 5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Politeknik
Cetakan
Kesehatan
Kemenkes Aceh dan Ketua Jurusan
6.
7.
8.
9.
Pelatihan
Kesehatan
Assessment
1992.
23
Kresmawan
T.,
Penderita
Hiperlipidemia.
Pengkajian
Gizi
Studi
Epidemiologi, FKUI, Jakarta.
procedure, Juli,
The
pada
Status
Rapid
Juni-10
dan
(Tlbk)
Tentang
10.
Jakarta,
Arbor:
Tebal Lemak Bawah Kulit
Guru
Metode
Ann
Nutritional
(2010) Obesitas Berdasarkan
Perancangan Kajian Ilmiah dan
and
Waspadji, S., Suyono, S., Sukarji, K.,
dan
Reabilitas Variabel. Makalah Pada
Antropometric
1989.
Indonesia
Validalitas
Human
University of Michigan Press,
1922, 17 (1/2): 50-56. Jus’at.
A.R.
Status.
sebagai
Indikator Status Gizi Orang
Idrus
Frisancho,
Growth
Indeks Massa Tubuh (Body
Gizi
Illionis:
Standards for Assesment of
Atmaria dan lucya. “Penggunaan
Index)
Reference
Kinetics Book, 1988.
2011.
3.
Penelitian
Lohman, G.T.,et al. Antropometric
Manual,
Epidemiologi,
edisi ke-2. Jakarta; FK-UI,
Dewasa”.
Dalam
standardization
Waspadji, S, Pengkajian Status
Mass
Jakarta:
University Press. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
2.
Pertama.
Kesehatan”. Gadjah Mada
melakukan penelitian ini.
Studi
Epidemiologi.
Lemeshow, et al, 1997. “Besar Sampel
telah memberikan kesempatan untuk
Gizi,
Pengantar
PT. Gramedia, 1989.
Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh yang
1.
Bambang.
Metode
Ucapan terima kasih kepada Direktur
Sutrisno,
Soekirman, Masalah Gizi Ganda dalam Pembangunan Jangka
148
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 134 - 148
Panjang
Kedua.
Makalah
Clinical Nutrition 83, 1: 30-
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Jakarta 20-22 April 1993. 11.
Weinbrenner, Schroder
35. 12.
Irawan, A.W., Rismawan, T., dan Kusumadewi,
Tanja., et
al,
Helmut 2006,
S.
2008.
Sistem pendukung keputusan Penentu
kadar
prosentase
Circulating Oxidized LDL Is
lemak tubuh Menggunakan
Associated With Increased
regresi
Waist
Circumference
Nasional Aplikasi Teknologi
Independent Of Body Mass
Informasi 2008 (SNATI 2008)
Index In Men and Women.
ISSN: 1907-5022
The American Journal of
linier.
Seminar