1 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI VETERINER LAMPUNG 2016
2 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Satuan Kerja Balai Veteriner Lampung T.A 2015 ini dapat kami susun. LAKIN Balai Veteriner Lampung ini disusun berdasarkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan/kinerja yang sudah dilaksanakan oleh Balai Veteriner Lampung selama tahun 2015. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan kesempurnaan,
maka
dari
itu
sumbang
pikiran,
kritik
ini masih maupun
jauh dari
saran
yang
membangun sangat kami harapkan. Diharapkan Laporan ini dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan Balai Veteriner Lampung agar menjadi lebih baik di tahun yang akan datang Bandar Lampung, 21 Januari 2016 Kepala Balai Veteriner Lampung
Drh. Syamsul Ma’arif, M.Si. NIP. 19640707 199003 1 014
3 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 3 DAFTAR ISI ........................................................................................ 4 IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................... 5 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 6 A. Latar Belakang .............................................................................. 6 B. Organisasi dan Tata Kerja ............................................................... 6 C. Sumber Daya Manusia .................................................................... 8 D. Anggaran ...................................................................................... 8 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA..................................... 9 A. Rencana Strategis (Renstra) ............................................................ 9 B. Rencana Kinerja Tahunan ................................................................ 12 C. Penetapan Kinerja .......................................................................... 12 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................... 13 A. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .............................. 13 B. Pencapaian Sasaran ....................................................................... 13 C. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis ................................. 14 D. Capaian Kinerja Lainnya .................................................................. 21 E.
Akuntabilias Keuangan .................................................................... 22
F.
Hambatan dan Kendala ................................................................... 23
G. Upaya dan Tindak Lanjut ................................................................. 24 BAB IV PENUTUP ................................................................................. 26 A. Keberhasilan ................................................................................. 26 B. Permasalahan ................................................................................ 26 C. Antisipasi ...................................................................................... 26 LAMPIRAN .......................................................................................... 27
4 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tersebut yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 dan kembali disempurnakan melalui PermenPAN No. 25 tahun 2013, maka disusun LAKIN Balai Veteriner Lampung Tahun 2015, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai oleh Balai Veteriner Lampung selama tahun 2015. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawahnya yang merupakan unit kerja mandiri, yang melaksanakan fungsi-fungsi
pembangunan peternakan pusat, diwajibkan untuk menerapkan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Untuk itu agar sistem tersebut dapat berfungsi optimal diperlukan suatu pemahaman yang baik di dalam setiap aspeknya, terutama
bagi para pejabat atau staf yang ditugaskan
untuk membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN). Capaian Kinerja Balai Veteriner Lampung tahun 2015 secara umum dinilai baik. Hal ini dibuktikan melalui capaian kontrak kinerja yang rata-rata tercapai lebih dari 100%. Capaian lainnya antara lain pembuktian bebas Rabies di Pulau Pisang Provinsi Lampung, Analisis risiko masuknya Rabies dan Avian Influenza di Pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung, berperan aktif dalam kegiatan GBIB/Gangrep di Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Selain itu capaian kinerja yang diperolehnya yaitu sebagai peringkat tiga UPT untuk keterbukaan pelayanan publik melalui website, terus secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan pelayanan publik berdasarkan ISO 9001:2008
dan SNI
ISO/IEC 17025:2008. Sedangkan dari sisi permasalahan adalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan
antara
terlambatnya
lain
proses
adalah
adanya
pengadaan,
penambahan
keterlambatan
anggaran
(APBN-P),
pembuatan
petunjuk
pelaksanaan, penetapan indikator kinerja, dan aspek teknis operasional, sehingga kualitas program kegiatan menjadi sulit diukur efektivitas dan efisiensinya.
5 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Permentan No. 135/Permentan/OT.140/12/2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), UPT Mandiri lingkup Kementerian Pertanian diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN). LAKIN merupakan perwujudan pertanggungjawaban unit kerja dalam mencapai sasaran strategis, sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra, RKT, dan Perjanjian Kinerja. Balai
Veteriner
Lampung
yang
merupakan
Unit
Pelayanan
Teknis
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan unit kerja mandiri, melaksanakan fungsi-fungsi pembangunan peternakan pusat, diwajibkan untuk menerapkan SAKIP tersebut. Untuk itu agar sistem tersebut dapat berfungsi optimal diperlukan suatu pemahaman yang baik di dalam setiap aspeknya, terutama
bagi para pejabat atau staf yang ditugaskan untuk
membuat LAKIN. Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 dan kembali disempurnakan
melalui
PermenPAN
No.
25
tahun
2013,
kemudian
disempurnakan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja maka disusun LAKIN Balai Veteriner Lampung Tahun 2015, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai oleh Balai Veteriner Lampung selama tahun 2015.
B. ORGANISASI DAN TATA KERJA
Balai
Veteriner
Lampung
bekerja
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian 61/Permentan/Ot.140/5/2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Veteriner (B-Vet) menyatakan bahwa Balai Veteriner yang selanjutnya
6 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
disebut B-Vet adalah unit pelaksana teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan secara teknis dibina oleh Direktur Kesehatan Hewan dan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. B-Vet mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan. Dalam melaksanakan tugas B-Vet menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1.
Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
2.
Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;
3.
Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan;
4.
Pelaksanaan surveilans penyakit hewan, dan produk hewan;
5.
Pemeriksaan
kesehatan
hewan,
semen,
embrio,
dan
pelaksanaan
diagnosa penyakit hewan; 6.
Pembuatan peta penyakit hewan regional;
7.
Pelaksanaan
pelayanan
laboratorium
rujukan
dan
acuan
diagnosa
penyakit hewan menular; 8.
Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji;
9.
Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;
10. Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness); 11. Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner; 12. Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pakan; 13. Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, puskeswan, dan kesejahteraan hewan; 14. Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteriner, serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan; 15. Pelaksanaan analisis risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di regional; 16. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; 17. Pengkajian batas maksimum residu obat hewan dan cemaran mikroba; 18. Pemberian
pelayanan
teknis
pengamatan
dan
diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan;
7 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
pengidentifikasian
19. Pengumpulan,
pengolahan,
dan
analisis
data
pengamatan
dan
pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan; 20. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner; 21. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga B-Vet. Balai Veteriner Lampung dipimpin oleh Kepala Balai dengan dibantu oleh satu orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan dua orang Kepala Seksi yaitu Seksi Pelayanan Teknis dan Seksi Informasi Veteriner. C. SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah pegawai Balai Veteriner Lampung pada tahun 2015 sebanyak 71 orang, terdiri dari golongan II sebanyak 18 orang, golongan III sebanyak 50 orang dan golongan IV
sebanyak 3
orang. Jika dilihat
dari jenjang
pendidikannya terdiri dari gelar Doktor (S-3) sebanyak 1 orang, gelar Master (S-2) sebanyak 5 orang, Dokter Hewan (diluar doktor dan master) sebanyak 10 orang, Sarjana (S-1) sebanyak 8 orang, Sarjana Muda Akademi (D-3) sebanyak 19 orang, SMA sederajat sebanyak 23 orang, SMP sederajat sebanyak 2 orang dan SD sederajat sebanyak 3 orang. Melihat data tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pegawai Balai veteriner Lampung mengalami penambahan sebanyak 5 orang dan pensiun 1 orang
D. ANGGARAN
Pada awal tahun 2015, anggaran Balai Veteriner Lampung meningkat jika
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya
yaitu
sebesar
Rp
16.294.375.000,-. Pada tanggal 5 Januari 2015 terjadi revisi oleh Ditjen PKH menjadi sebesar 16.186.455.000 ,- kemudian pada tanggal 9 maret 2015 terjadi penambahan APBNP menjadi sebesar 21.060.622.000 dengan realiasi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 18.992.344.613,- atau 90,17%
8 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Balai Veteriner Lampung telah menyusun Rencana Strategis 2015-2019 yang mencakup rencana kinerja yang akan dikerjakan yang mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pada awal Januari 2015 telah melakukan pembuatan Renstra sehubungan dengan adanya perubahan kepemimpinan. Renstra
Balai
Veteriner
Lampung
2015-2019
merupakan
dokumen
perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Balai Veteriner Lampung selama lima tahun (2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis yang dihadapi.
. 1. Visi dan Misi Visi Balai hewan
dan
Veteriner
pelayanan
Lampung adalah terwujudnya
veteriner
yang
prima
status
melalui
kesehatan
pengamatan
dan
pengidentifikasian serta sistem informasi penyakit hewan yang maju, efektif dan efisien. Sedangkan Misi Balai Veteriner Lampung adalah:
Meningkatkan kepercayaan konsumen melalui pelayanan laboratorium yang terakreditasi
Mengatasi kemungkinan terjadinya wabah Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis melalui pendayagunaan sarana dan prasarana yang tersedia
Mengoptimalkan
jumlah
SDM
yang
tersedia
melalui
pembinaan
manajemen dan bimbingan teknis
Mengoptimalkan kegiatan pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan melalui kegiatan melindungi hewan dan masyarakat dari risiko penyakit yang berkaitan dengan hewan dan produknya
2. Tujuan dan Sasaran Untuk menjabarkan Misi Balai Veteriner Lampung sebagaimana yang telah ditetapkan di atas, maka merujuk kepada Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Produksi Peternakan Tahun 2015-2019, Rencana Strategis
9 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kebijakan Teknis Kesehatan Hewan Nasional, dan Kebijakan Teknis Masyarakat Veteriner, maka Tujuan dan Sasaran dengan keterkaitan dengan Misi Balai Veteriner Lampung adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kepercayaan konsumen melalui pelayanan laboratorium yang terakreditasi. Sebagian besar (26 jenis) pengujian pada Balai Veteriner Lampung telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
terhadap
SNI
ISO/IEC
17025:2008.
Pengujian
yang
telah
terakreditasi antara lain Bedah bangkai (Nekropsi), HA/HI terhadap AI dan ND, Uji Seller’s dan FAT terhadap Rabies, Uji RBT dan CFT terhadap Brucella, Uji Mc Master untuk menguji telur cacing pada tinja/feses, Uji Cemaran Mikroba dan Residu Antibiotika pada Pangan asal hewan. Balai Veteriner Lampung tahun ini juga telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dari Mutu Certificated International. 2.
Mengatasi
kemungkinan
terjadinya
wabah
Penyakit
Hewan
Menular
Strategis Zoonosis melalui pendayagunaan sarana dan prasarana yang tersedia. Tujuannya adalah meningkatkan ketahanan pangan melalui terkendalinya PHMS dengan sasarannya antara lain:
Terwujudnya pengendalian dan penanggulangan PHMS
Terwujudnya rekomendasi strategis untuk stakeholders
Terwujudnya pembebasan wilayah terhadap PHMS
Hampir semua realisasi pengujian sampel dapat melebihi angka yang ditargetkan. Hanya beberapa penyakit saja yang kurang dari target. Hal ini disebabkan karena pengaturan jadwal surveilans tidak mempertimbangkan jumlah sampel yang ditargetkan. 3.
Mengoptimalkan
jumlah
SDM
yang
tersedia
melalui
pembinaan
manajemen dan bimbingan teknis. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, apresiasi dan harmonisasi. Sasaran :
Terwujudnya optimalisasi SDM yang tersedia
Terwujudnya SDM yang professional
Terwujudnya kinerja SDM yang optimal
Pada tahun 2014 Balai Veteriner Lampung telah melakukan kegiatan peningkatan SDM sebanyak empat kegiatan berupa Pembinaan Jabatan Fungsional, In House Training, Pengiriman delegasi SDM ke beberapa pertemuan yang berhubungan secara teknis dan umum serta kegiatan peningkatan character building.
10 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
-
Mengoptimalkan kegiatan pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan melalui kegiatan melindungi hewan dan masyarakat dari risiko penyakit yang berkaitan dengan hewan dan produknya. Tujuannya adalah menurunkan resiko terjadinya wabah PHMS. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai antara lain:
Menurunkan angka kejadian penyakit hewan (prevalensi);
Terhindarnya kemungkinan kejadian wabah PHMS
Terwujudnya keamanan pangan melalui produk asal hewan yang ASUH
Terhindarnya masyarakat dari resiko penyakit yang berkaitan dengan hewan dan produknya.
3. Arah Kebijakan Strategi Balai Veteriner Lampung Tahun 2015-2019 didasarkan pada upaya pemecahan masalah penyidikan penyakit hewan, pengujian veteriner, dan sistem informasi kesehatan hewan dalam rangka era reformasi dan globalisasi untuk mendukung program pembangunan peternakan terutama di bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Maka penyusunan program dan kebijakan prioritas dalam Rencana Strategis Balai Veteriner Lampung ini mengacu pada tugas dan fungsi Balai Veteriner Lampung sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian 61/Permentan/Ot.140/5/2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Veteriner, Rencana Strategis dan Program Kerja
Pembangunan
Kesehatan
Hewan
Peternakan
Nasional
Tahun
(2015-2019),
2015-2019, Kebijakan
Kebijakan Teknis
Teknis
Kesehatan
Masyarakat Veteriner pasca panen, dan DIPA Balai Veteriner Lampung. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka langkah strategis terpilih, yaitu : - Melaksanakan Pelayanan prima berdasarkan sistem mutu ISO/IEC 17025 dan ISO 9001 - Melaksanakan investigasi, monitoring dan surveilans PHMS - Melaksanakan pelatihan, apresiasi dan harmonisasi di bidang manajemen dan bimbingan teknis - Melaksanakan harmonisasi rencana kerja internal 4. Indikator Kinerja Utama Sesuai dengan Permentan No. 49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU), maka telah disusun IKU Balai Veteriner Lampung berdasarkan IKU Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
11 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan dan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. Sesuai dengan peraturan tersebut, maka IKU Balai Veteriner Lampung adalah
Tertanggulanginya Penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis dengan mempertahankan status bebas penyakit hewan, menurunkan angka prevalensi PHMS, surveilans dan monitoring serta mencega masuknya penyakit hewan.
Terjaminnya
pangan
asal
hewan
yang
ASUH
dan
pemenuhan
persyaratan produk hewan non pangan dengan pemeriksaan Residu dan Cemaran Mikroba untuk peningkatan pelayanan teknis pengujian mutu produk peternakan
Terjaminnya dukungan manajemen dan teknis.
Penjabaran lebih lengkap mengenai IKU Balai Veteriner Lampung dapat dilihat pada tabel lampiran di bagian akhir LAKIN ini. B. RENCANA KINERJA TAHUNAN Sebelum
menerima
DIPA
2015,
Balai
Veteriner
Lampung
telah
menyusun Rencana Kinerja Tahunan 2015. Rencana ini disusun berdasarkan kondisi ideal untuk pencapaian target dalam IKU. Rencana Kinerja Tahunan kami lampirkan pada bagian akhir LAKIN ini. C. PERJANJIAN KINERJA (PK) Balai Veteriner Lampung pada awal tahun telah melakukan Kontrak Kinerja/Penetapan Kinerja terhadap Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ditandatangani oleh Kepala Balai Veteriner Lampung dan Derektur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Adapun isi dari kontrak kinerja tersebut mencakup enam point yaitu target sampel penyidikan dan pengujian penyakit hewan sebanyak 34.400 sampel, jumlah bimbingan teknis Lab Tipe B/C sebanyak 9 unit, jumlah bimbingan teknis puskeswan sebanyak 15 unit, pembinaan UPTD BIB Daerah dan BPTU sebanyak 3 unit Monitoring dan surveilans residu cemaran mirkoba sebanyak 1.700 sampel dan surveilan produk hewan sebanyak 100 sampel serta penambahan kegiatan APBNP
untuk
Penanggulangan
gangguan
reproduksi
pada
sapi/kerbau
sebanyak 9000 dosis dan terakhir jumlah realisasi anggaran sebanyak Rp
21.060.622.000 (revisi). Adapun Kontrak Kinerja yang dimaksud kami lampirkan pada bagian akhir LAKIN ini.
12 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
13 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
14 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
15 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
16 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60<80%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Kriteria ukuran keberhasilan didasarkan pada tiga tahap yaitu: 1. Output; Setiap kegiatan memiliki ouput untuk menilai dari setiap kegiatan yang dilakukan seperti yang tertuang dalam Term Of Reference (TOR); 2. Outcome; Dampak yang telah didapat atau dirasakan masyarakat peternak dan masyarakat pada umumnya akan keberadaan beberapa program yang dilakukan; 3. Penguatan internal. Tugas pokok dan fungsi dipaparkan dan dijelaskan untuk mengetahui dimana yang perlu dilakukan penguatan tugas dan fungsi balai. B. PENCAPAIAN SASARAN Pengukuran tingkat capaian kinerja Balai Veteriner Lampung dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Apabila dibandingkan dengan rencana kegiatan tahunan semua kegiatan tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Selengkapnya dapat dilihat sebagai
berikut : N o
Target SasaranProgram/Kegiatan
Indikator Kinerja
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis.
2 3 4 5
2
3
%
Keteranga n
Tahun 2015 1
1
Real
Penjaminan Produk Hewan Yang ASUH dan Berdaya Saing Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
6 7 8
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Bimbingan Laboratorium Tipe B & C Bimbingan Teknis Puskeswan Pembinaan UPT BIB daerah dan BPTU HPT Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Monitoring dan Surveilans residu dan cemaran mikroba Surveilans zoonosis produk hewan. Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
34.400
Smpl
50.400
146,51
9 15
Unit Unit
9 15
100,00 100,00
sangat berhasil berhasil berhasil
3
Unit
3
100,00
berhasil
9.000
Dosis
5.383
59,81
cukup berhasil
1.700
Smpl
6.103
359,00
berhasil
100
Smpl
100
100,00
berhasil
1
Dok
1
100,00
berhasil
17 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara umum telah sesuai target yang ditetapkan dan masuk kategori berhasil dan sangat berhasil. C. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS N o
SasaranProgram/Kegiatan
Indikator Kinerja 1
1
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis.
2 3 4 5
2
3
Penjaminan Produk Hewan Yang ASUH dan Berdaya Saing Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
6 7 8
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Bimbingan Laboratorium Tipe B & C Bimbingan Teknis Puskeswan Pembinaan UPT BIB daerah dan BPTU HPT Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Monitoring dan Surveilans residu dan cemaran mikroba Surveilans zoonosis produk hewan.
Realisasi 2013 2014
2011
2012
11 lap
12.192
38.552
80.891
50.400
-
-
-
7 12
9 15
-
-
-
3
-
5.383
-
-
Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
-
2015
-
1.825
481
3.237
6.103
-
-
-
-
100
1
1
1
1
1
Capaian sasaran Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan dari target 34.400 sampel tercapai
50.400
sampel
atau
146,51%.
Keberhasilan
didukung
oleh
factor
kesiapsiagaan petugas dalam memberikan pelayanan dan telah terencananya target surveilans pada tiap-tiap output. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka mengalami capaian realisasi mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya program APBNP yang mengharuskan Balai Veteriner Lampung mengadakan kegiatan GBIB-Gangrep sehingga mayoritas SDM terserap dan berkonsentrasi pada kegiatan tersebut. Capaian sasaran Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing pada tahun 2015 ini tercapai 6.103 sampel atau melebihi target sebesar 359% dari 1.700 sampel. Keberhasilan didukung oleh factor kesiapsiagaan petugas dalam memberikan pelayanan dan telah terencananya target surveilans. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014 maka terjadi peningkatan hampir dua kali lipat. Dukungan
manajemen
dan
dukungan
teknis
lainnya
Ditjen
Peternakan
dan
Kesehatan Hewan tetap tercapai pada umumnya, hanya saja jika dibandingkan dengan tahun 2014 realisasi serapan mengalami penurunan walaupun masih sesuai target yaitu diatas 90%. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah SDM yang ada di Balai Veteriner Lampung yang tidak sebanding dengan target output yang harus dicapai.
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
Berdasarkan
hasil
pengukuran
indikator
kinerja
dengan
tertanggulanginya penyakit hewan menular strategis dan
18 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
sasaran zoonosis
dengan 11 output yaitu : 10 output berhasil, 3 output kurang berhasil. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : N O
SASARAN
URAIAN
1. 2. 3. 4.
1
Tertanggulanginya Penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Surveilans investigasi wabah penyakit hewan menular Penyidikan dan pengujian penyakit rabies Penyidikan dan pengujian penyakit avian influenza Penyidikan dan pengujian penyakit brucellosis Penyidikan dan pengujian penyakit anthrax Penyidikan dan pengujian penyakit hog cholera Penyidikan dan pengujian penyakit viral Penyidikan dan pengujian penyakit parasiter Penyidikan dan pengujian gangguan reproduksi Penyidikan dan pengujian penyakit eksotik Surveilans penyakit hewan di upt
TARGET
CAPAIAN
%
11.950
12.056
100,89%
2.500
1.899
75,96%
6.000
7.665
127,75%
4.500
11.465
254,78%
1.600
1.772
110,75%
1.100
761
69,18%
1.500
4.314
287,60%
2.500
6.187
247,48%
1.250
1.535
122,80%
1.500
809
53,93%
2.200
1.790
81,36%
Capaian yang dicapai baru dalam bentuk angka yang terwujud dalam prosentase. Dalam capaian angka tersebut dapat terwujud dikarenakan beberapa faktor: -
Mitra kerja dalam hal ini Dinas, swasta dan perorangan dapat berjalan dengan baik terbentuk dengan komunikasi yang intensif dan kondusif;
-
Komoditi target. Data statistik populasi yang akurat menjadikan target komoditi didapatkan dengan sesuai yang tertera dalam TOR Penyidikan dan pengujian investigasi wabah penyakit hewan menular masuk pada kategori berhasil dari target 11.950 sampel, realisasi sampel yang masuk 12.056 sampel. Realisasi sampel tersebut merupakan total dari jumlah sampel aktif dan pasif dari tiga suboutput yaitu Surveilans Endemik Hewan Besar, Endemik Hewan Unggas dan Investigasi PHM.
19 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Terjadi
peningkatan yang cukup signifikan pada sampel aktif dan pasif karena tingginya permintaan dari stakeholder terhadap deteksi dini dan status kesehatan ternak. Penyidikan dan pengujian rabies masuk kategori cukup berhasil dari target 2.500 dapat direalisasikan 1.899 sampel. Kegiatan utama selain penyidikan dan pengujian rabies apabila terjadi kasus yaitu monitoring pre dan post vaksinasi serta pembebasan rabies dari Pulau Pisang, Lampung. Kegiatan monitoring pre dan post vaksinasi bekerja sama dengan Dinas Peternakan atau yang membidangi Peternakan sehingga ada sinergisitas dan efisiensi dari kegiatan. Kegiatan monitoring pre vaksinasi rabies dilakukan
bersamaan
dengan
kegiatan
vaksinasi
rabies
oleh
Dinas.
Kegiatan selanjutnya monitoring post vaksinasi berupa pengambilan sampel untuk melihat titer antibodi hewan tersebut. Data yang diperoleh kemudian dianalisa
untuk melihat
keberhasilan
vaksinasi.
Namun
masih
perlu
diperbaiki dalam hal penanganan spesimen untuk itu diperlukan penguatan dari kegiatan jejaring. Penyidikan dan pengujian Avian Influenza (AI) masuk kategori berhasil dari target 6.000 sampel dapat direalisasikan 7.665 sampel. Kegiatan utama untuk penyidikan dan pengujian AI adalah Surveilans HPAI di tingkat peternak (baik sektor IV dan III) juga tingkat pengepul dan penjual (live bird market). Penyidikan dan pengujian penyakit brucellosis masuk pada kategori berhasil dari target 4.500 sampel, realisasi sampel yang masuk 11.465 sampel. Realisasi sampel tersebut merupakan total dari jumlah sampel aktif dan pasif. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada sampel aktif dan pasif karena tingginya permintaan dari stakeholder terhadap deteksi dini dan status kesehatan ternak. Penyidikan dan pengujian Anthraks masuk kategori sangat berhasil dari target 1.600 sampel dapat direalisasikan 1.772 sampel. Wilayah pelayanan Balai Veteriner Lampung merupakan wilayah yang telah lama sekali tidak pernah ada kasus Anthraks. Kasus Anthraks terakhir adalah di tahun 1884 di Teluk Betung, Lampung dan sampai hingga saat ini belum pernah terjadi kasus lagi. Walaupun demikian sebagai deteksi dini dan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya kasus Anthraks maka kegiatan Surveilans dan Monitoring Anthraks tetap dilaksanakan terutama di lokasi – lokasi masuknya ternak baru dan daerah–daerah yang tinggi lalu lintas ternak.
20 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Penyidikan dan pengujian Hog Cholera masuk kategori kurang berhasil dari
target
sampel
pengambilan
sampel
1.100 di
dapat
Provinsi
direalisasikan Lampung
761
yang
sampel.
Fokus
merupakan
survei
pendahuluan untuk pembebasan Hog Cholera di Provinsi Lampung. Tidak tercapainya target dikarenakan kurang memadai skill/ kemampuan petugas lapangan dan jumlah populasi babi sudah mengalami penurunan. Penyidikan dan pengujian penyakit viral masuk kategori sangat berhasil dari target 1.500 sampel dapat direalisasi 4.314 sampel. Terjadi peningkatan sampel yang sangat signifikan karena adanya kebijakan dari provinsi tertentu seperti Riau dan Kepulauan Riau yang banyak memasok sapi bali dari Lampung yaitu bebas Jembrana. Oleh karena itu terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah sampel pasif yang masuk untuk diuji PCR Jembrana. Penyidikan dan pengujian penyakit parasiter masuk kategori berhasil dari target 2.500 sampel dapat direalisasikan 6.187 sampel. Kegiatan utama penyidikan dan pengujian parasit ini terdiri dari penyidikan dan pengujian penyakit yang disebabkan parasit baik itu parasit darah, parasit gastrointestinal dan ektoparasit. Penyidikan dan pengujian untuk parasit darah yaitu toksoplasma, trypanosoma, babesia dan lainnya. Parasit gastrointestinal seperti helminthiasis dan haemonchosis. Ektoparasit yaitu scabies, nyamuk, lalat dan vektor pembawa penyakit lainnya. Penyidikan dan pengujian penyakit gangguan reproduksi masuk kategori sangat berhasil dari target 1.250 sampel dapat direalisasikan 1.535 sampel. Kegiatan utama penyidikan dan pengujian reproduksi berupa pemeriksaan kasus–kasus gangguan reproduksi dan ditambah dengan surveilans untuk penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR). Jumlah sampel
yang
jauh
melampaui
target
karena
tingginya
permintaan
stakeholder untuk pemeriksaan kasus dan pengujian penyakit terkait gangguan reproduksi. Penyidikan dan pengujian penyakit eksotik perbatasan negara dan antar wilayah masuk kategori kurang berhasil dari target sampel 1.500 sampel dapat direalisasikan 809 sampel. Untuk wilayah pelayanan Balai Veteriner Lampung fokus penyidikan dan pengujian penyakit eksotik fokusnya adalah Bovine Spongioform Encelophaty (BSE) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Target sampel untuk BSE adalah sapi–sapi impor yang dipotong di Rumah atau Tempat Pemotongan Hewan (RPH atau TPH). Kegiatan ini bekerja sama dengan dokter hewan setempat dan pengawas
21 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
pemotongan di RPH atau TPH tersebut. Untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),
kegiatan
bekerja
sama
dengan
Pusvetma
terutama
untuk
pemeriksaan sampelnya. Surveilans penyakit hewan di UPT masuk kategori kurang berhasil dari target 2.200 sampel dapat direalisasikan 1.790 sampel. Fokus kegiatan di BPTU HMT Sembawa yang merupakan UPT perbibitan. Kegiatan ini merupakan baru sebagai kegiatan tersendiri, karena biasanya merupakan gabungan dari kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit lainnya. Oleh karena biasanya pendekatan penyakit adalah pendekatan kewilayahan dan penyakit sehingga biasanya apabila ada terjadi kasus pembahasan tidak secara terpisah dalam satu ruang lingkup tersendiri karena akan menjadi satu dengan penyakit lainnya demikian juga kegiatan pada surveilans UPT ini. Kegiatan yang khusus untuk surveilans di UPT ini sampel tidak banyak. Selain
itu
kami juga
melakukan
pengambilan sampel pullorum
sebanyak 77.005 sampel baik dalam bentuk aktif service maupun pasif services.
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Berdasarkan
hasil
pengukuran
indikator
kinerja
dengan
sasaran
pembinaan dan koordinasi kesehatan hewan untuk kedua output tersebut baik bimbingan teknis kepada Laboratorium tipe B dan C maupun puskeswan masuk kategori berhasil. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
SASARAN
OUTPUT
TARGET
Bimbingan Lab Tipe B dan C Bimbingan Teknis Puskeswan
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan
Pembangunan
peternakan
CAPAIAN
%
Keterangan
9
9
100% unit
15
15
100% unit
dan
kesehatan
hewan
memerlukan
sinergisitas dan jejaring yang kuat antar laboratorium veteriner, puskeswan dan UPT perbibitan yang ada di wilayah kerja. Otonomi daerah dan egosentris kelembagaan telah mengkotak–kotakkan fungsi sehingga pemberantasan dan pengendalian hewan menular menjadi tidak holistik dan terintegrasi.
Oleh
karena itu perlu jejaring kerja yang menyatukan fungsi tersebut.
Balai
Veteriner sendiri bertindak sebagai focal point dengan melakukan pembinaan kepada
laboratorium
daerah
(provinsi
dan
kabupaten/kota),
22 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
petugas
puskeswan
untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
hewan
serta
pencegahan penyakit hewan menular berupa bimbingan teknis (Bimtek) kepada upt perbibitan, laboratorium daerah dan puskeswan. Bimbingan teknis untuk laboratorium tipe B dan C serta puskeswan dilakukan secara simultan. Tahapan kegiatan terdiri dari: koordinasi dengan dinas, laboratorium dan puskeswan terkait kebutuhan bimtek apa saja yang diinginkan.
Setelah identifikasi kebutuhan dilakukan kunjungan dengan
membagi kedalam beberapa tim yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Veteriner Lampung. Setiap tim terdiri dari kombinasi tim bimbingan teknis (bimtek) dan monitoring dan evaluasi (monev). Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu : -
Bimtek di BPTU HPT Sembawa berupa pelatihan HA/HI AI dan ND, uji aglutinasi cepat pulorum dan RBT serta bimbingan terkait biosecurity kandang dan ternak.
-
Koordinasi dan
Forum
ilmiah
kesehatan
hewan
antara
medik dan
paramedik veteriner BPTU HPT Sembawa dan Bvet Lampung terkait hasil surveilans dan investigasi kasus penyakit yang ada di BPTU HPT Sembawa sehingga diperoleh solusi dan rekomendasi terhadap status kesehatan ternak terutama unggas yang ada di BPTU HPT Sembawa. -
Pembinaan di puskeswan dan Dinas di Kabupaten OKI, Muara Enim, OKU, Banyu Asin dan OKU Timur, Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.
-
Bimtek di laboratorium type C dan puskeswan Seluma dan Kota Bengkulu berupa pelatihan diagnosis parasit gastrointestinal.
-
Bimtek dan monev di Dinas Peternakan atau yang membidangi peternakan terkait penguatan jejaring dan koordinasi kegiatan. Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Seluma, Provinsi Bengkulu.
-
Bimtek di Laboratorium type B Provinsi Bengkulu berupa pelatihan diagnosa Rabies dengan pengujian Sellers dan ELISA Antibodi Rabies dan HA/HI AI beserta penyiapan reagen
-
Bimtek di Laboratorium Kesmavet Provinsi Bengkulu akrediatasi Laboratoriu,
23 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
untuk persiapan
-
Bimtek di Laboratorium type B Provinsi Bangka Belitung berupa pelatihan pengujian ELISA rabies, RBT, identifikasi spesies secara rapid cepat (Rapid Test) dan aglutinasi cepat pullorum.
-
Bimtek untuk Laboratorium type C dan Puskeswan Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat dan Kota Pangkal Pinang berupa uji formalin dan boraks, uji pembusukan, uji kesempurnaan pengeluaran darah, pelatihan Aglutinasi cepat Salmonella pulorum dan pengujian parasit gastrointestinal.
-
Bimtek di Laboratorium type C dan Puskeswan Metro untuk persiapan akrediatasi Laboratorium
-
Lab tipe C kota palembang : pengujian boraks & formalin
-
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Penjaminan pangan asal hewan yang ASUH dan pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan Berdasarkan
hasil
pengukuran
indikator
kinerja
dengan
sasaran
terjaminnya pangan asal hewan yang ASUH dan pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan dengan output surveilans dan monitoring mikroba dalam produk hewan masuk kategori sangat berhasil. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
SASARAN
OUTPUT
Terjaminnya pangan asal hewan yang ASUH dan pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan
Monitoring dan surveilans residu dan cemaran mikroba Surveilans zoonosis produk hewan
TARGET
1.700
100
CAPAIAN
%
sampel
6.103
sampel
359%
sampel
100
sampel
100%
Ket
Surveilans dan monitoring mikroba dalam produk hewan masuk kategori sangat berhasil dari target 1800 sampel, diperoleh realisasi 6.203 sampel. Tingginya realisasi sampel disebabkan oleh tingginya permintaan stakeholder untuk pengujian produk pangan asal hewan.
Evaluasi capaian kinerja lima tahunan (2011 – 2015) Secara keseluruhan pencapaian target kinerja Balai Veteriner sangat berhasil dan memuaskan. Seluruh target kontrak kinerja telah dicapai 100%
24 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
lebih kecuali capaian realisasi anggaran. Ada peningkatan yang jumlah sampel yang signifikan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2011 indikator kinerja belum berupa jumlah sampel sehingga tidak bisa dibandingkan. Tahun 2013 terjadi peningkatan lebih dari 100% jumlah sampel untuk penyidikan dan pengujian penyakit hewan dibanding tahun 2012. Tahun 2014 target sampel juga meningkat lebih dari 100% dibanding tahun 2013. Peningkatan jumlah sampel pengujian tersebut merupakan peningkatan pelayanan aktif Balai dalam pelaksanaan Surveilans dan Monitoring Penyakit Hewan Menular dan kiriman sampel dari customer baik itu untuk diagnosa, sertifikasi maupun persyaratan lalu lintas hewan.
Hal ini menunjukkan
kepercayaan konsumen terus meningkat terhadap pelayanan Balai Veteriner Lampung. No.
Indikator Kinerja
1
Jumlah Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan
2
Jumlah Pembuatan peta status penyakit hewan dilokasi kerja
3 4 5
2011
2012
2013
2014
2015
11 Lap
12.192 sampel
36.727 sampel
80.891 sampel
127.258 sampel
4 provinsi
4 provinsi
4 provinsi
4 provinsi
4 propinsi
-
-
5
7 unit
9 unit
-
-
12
12 unit
15 unit
1 laporan
481 sampel
1825
3.237 sampel
6.203 sampel
Jumlah Bimbingan Teknis Laboratorium Jumlah Bimbingan Teknis Puskeswan Jumlah Surveilans residu dan cemaran mikroba
Untuk pembuatan peta status penyakit hewan di lokasi kerja realisasi telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 4 provinsi yaitu Lampung, Sumatera
Selatan,
Bengkulu
dan
Kepulauan
Bangka
Belitung
yang
merupakan wilayah kerja Balai Veteriner Lampung. Selain itu dilaksanakan juga Bimbingan teknis kepada Laboratorium veteriner type B dan C serta Puskeswan yang ada di wilayah kerja Balai Veteriner Lampung. Bimbingan teknis
telah
dilaksanakan
sesuai
target
yang
ditetapkan.
Bimtek
dilaksanakan di beberapa lokasi di wilayah kerja Balai Veteriner Lampung dengan narasumber, instruktur serta bahan penunjang kegiatan disediakan oleh
Balai
yang
disesuaikan
Laboratorium dan Puskeswan.
dengan
kebutuhan
masing–masing
Output dari bimtek ini diharapkan petugas
laboratorium veteriner type B dan C serta Puskeswan dapat melakukan pengujian sederhana apabila terjadi kasus penyakit hewan dan menjadi lini
25 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
terdepan dalam penangan kasus dan diagnosa yang cepat.
Apabila ada
kasus yang perlu penanganan kasus atau perlu pengujian Laboratorium lebih lanjut akan di teruskan oleh Bvet Lampung. Koordinasi dan pelaporan penanganan
kasus
dilaksanakan
penyakit
pembinaan
juga
dan
diharapkan
bimbingan
teknis
lebih
intens
secara
dengan
rutin
dan
berkelanjutan seperti ini. Untuk surveilans residu dan cemaran mikroba ada peningkatan yang signifikan lebih dari 100% dalam tiga tahun terakhir (2013 sampai dengan 2015).
Tahun 2010 dan 2011 target belum ditentukan dalam jumlah
sampel tetapi target dalam bentuk laporan. Peningkatan jumlah sampel ini merupakan peningkatan kegiatan pelayanan aktif berupa surveilans dan monitoring residu dan cemaran mikroba pangan asal hewan oleh tim Bvet Lampung di rumah potong hewan, distributor dan pasar
serta sampel
kiriman customer baik dari Dinas, perusahaan maupun perseorangan. Hal ini menunjukan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Bvet Lampung. D. CAPAIAN KINERJA LAINNYA Selain capaian kinerja yang disesuaikan dengan target yang telah ditentukan ada beberapa hal terkait capaian keberhasilan terkait kinerja di Tahun 2015, yaitu : 1. Pembuktian bebas rabies di Pulau Pisang Provinsi Lampung. 2. Peringkat ketiga kategori UPT untuk keterbukaan pelayanan publik melalui website. 3. Peringkat kedua Pustakawan se Provinsi Lampung. 4. Diajukan
sebagai
perpustakaan
khusus
yang
terakreditasi
oleh
Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Lampung (Assesment oleh Perpustakaan Nasional sudah dilakukan dan masih menunggu penilaian). 5. Mampu terus secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan pelayanan publik berdasarkan ISO 9001:2008 dan SNI ISO/IEC 17025:2008. 6. Telah ditandatanganinya SK hibah, Serah terima hibah dari Pemerintah Provinsi Lampung kepada Kementerian Pertanian terhadap tanah yang ditempati oleh Bvet Lampung. 7. Di beberapa laboratorium
sedang
melakukan
pengembangan
melalui kajian ilmiah terbatas diantaranya: a.
pengujian Toxoplasmosis dan Tripanosoma.
26 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
pengujian
b. Uji Cepat ND dan IBD; c. Imunohistokimia untuk rabies dan Newcastle disease dan beberapa penyakit lain. d. Karakterisasi virus lapang ND isolat lokal (wilayah kerja B-Vet Lpg).
E. AKUNTABILITAS KEUANGAN
F. HAMBATAN DAN KENDALA Secara umum kegiatan dan berjalan sesuai yang direncanakan dan telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Realisasi kegiatan sebesar 90,17% dan secara umum telah sesuai dengan target kinerja 2015. Ada beberapa hambatan dan kendala terkait
pelaksanaan kegiatan namun secara umum dapat diatasi
dan ditanggulangi, selengkapnya sebagai berikut :
27 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
1. Hambatan administrasi dan manajemen
Sistem evaluasi dan pengendalian yang tidak seiring dengan beberapa kegiatan menjadikan program/ kegiatan berjalan masing-masing tanpa terkoordinasi dengan optimal;
Pemetaan
SDM
dengan
memperhatikan
kapasitas
personil
yang
memperhatikan langkah-langkah strategis untuk terwujudnya SDM yang tangguh sehingga terbatasnya kuantitas maupun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu: petugas pengelola keuangan dan kegiatan yang memenuhi kualifikasi, panitia pengadaan yang bersertifikat
Sistem informasi dalam memberikan jawaban Laporan Hasil Pengujian masih tergolong lama sehingga masih membutuhkan pembenahan.
Jawaban Laporan Hasil Pengujian masih tergolong lama yang sangat tergantung
pada
jawaban
dari
laboratorium
sehingga
masih
membutuhkan pembenahan.
Terlambatnya penyiapan dan sosialisasi pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis kegiatan, Term of Reference (TOR) serta kurangnya
pemahaman/persepsi
pengelola/pelaksana
kegiatan
terhadap pedoman.
Kebijakan anggaran nasional yang mengharuskan dilakukannya revisi anggaran,
baik
berupa
penambahan
kegiatan
maupun
realokasi
anggaran.
Tanah yang saat ini digunakan oleh Balai Veteriner Lampung adalah tanah milik pemerintah Provinsi Lampung. SK dan serat terima hibah telah dilaksanakan dan saat ini dalam proses pemisahan sertifikat.
2. Hambatan Teknis Secara umum penyidikan dan pengujian penyakit tidak ada kendala yang berarti. Ada beberapa kendala seperti koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait serta keterbatasan SDM medik dan paramedik veteriner. Akan tetapi secara umum hambatan dan kendala dapat diatasi. Untuk output dengan kategori keberhasilan cukup dan kurang berhasil, beberapa hambatan dan kendala yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut : Untuk penyidikan dan pengujian BSE disebabkan ketergantungan yang
tinggi sampel yang diuji dengan jumlah sapi impor yang dipotong di Rumah atau Tempat Pemotongan Hewan (RPH atau TPH).
Walaupun
untuk kegiatan ini telah bekerja sama dengan dokter hewan setempat dan pengawas pemotongan di RPH atau TPH tersebut serta memberikan
28 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
kompensasi terhadap jumlah sampel yang diperoleh tetapi jumlah sampel yang diperoleh tetap kurang dari target yang ditetapkan. Untuk penyidikan dan pengujian PMK disebabkan karena pengujian
tidak dapat dilakukan oleh Balai Veteriner Lampung sehingga jumlah sampel yang diuji tergantung kuota yang diberikan oleh Pusvetma. Surveilans penyakit hewan di UPT masuk kategori kurang berhasil. Hal
ini disebabkan kegiatan ini merupakan baru sebagai kegiatan tersendiri, karena biasanya merupakan gabungan dari kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit lainnya. Oleh karena biasanya pendekatan penyakit adalah pendekatan kewilayahan dan penyakit sehingga biasanya apabila ada terjadi kasus pembahasan tidak secara terpisah dalam satu ruang lingkup tersendiri karena akan menjadi satu dengan penyakit lainnya demikian juga kegiatan pada surveilans UPT ini dan sampel yang diambil menjadi bagian dari kegiatan lainnya. Oleh karena itu sampel untuk surveilans di UPT tidak banyak dan tidak sesuai target yang telah ditetapkan. Dengan adanya APBN-P yang menekankan adanya GBIB-Gangrep maka
banyak SDM yang terkonsentrasi dan terserah ke kegiatan tersebut sehingga kegiatan rutin yang biasa dilakukan menjadi kurang terencana dan terlaksana dengan baik. G. UPAYA DAN TINDAK LANJUT Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala sebagaimana diuraikan diatas, akan ditempuh berbagai upaya, antara lain: -
Mempercepat proses penyiapan dan melakukan sosialisasi pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis kegiatan, Term of Reference (TOR) serta
kurangnya
pemahaman/persepsi
pengelola/pelaksana
kegiatan
terhadap pedoman. -
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terukur dan terencana, baik itu jabatan fungsional umum seperti
petugas pengelola
keuangan dan kegiatan serta jumlah SDM pengadaan yang bersertifikat maupun
jabatan
fungsional
tertentu
seperti
medik
dan
paramedik
veteriner, pranata komputer, arsiparis serta pustakawan dengan pelatihan dan bimbingan teknis di lembaga yang kompeten. -
Melanjutkan proses pemisahan sertifikat tanah dari pemerintah Provinsi Lampung
sehingga
dapat
dibangun
sarana
dan
prasarana
peningkatan kapasitas dan kapabilitas Balai Veteriner Lampung.
29 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
untuk
-
Peningkatan
kapasitas
dan
kapabilitas
petugas
lapangan
daerah
(puskeswan, dinas dan laboratorium tipe B dan C) dengan bimbingan teknis dari Balai Veteriner Lampung sehingga dapat bermitra dapat membantu kegiatan surveilans dan monitoring di lapangan. -
Peningkatan koordinasi terkait keberadaan pemotongan ternak impor dengan petugas atau pengawas RPH/TPH sehingga sampling terkait BSE dapat tercapai sesuai target.
-
Pengujian sampel PMK oleh Balai Veteriner Lampung sehingga tidak tergantung kuota sampel dari pusvetma.
-
Mengoptimalkan pengendalian dan evaluasi;
-
Adanya pemetaan SDM diiringi dengan target capaian per individu;
-
Memperbaiki
sistem
dengan
sistem
yang
lebih
kehandalan personel.
30 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
komputerisasi
dan
BAB IV PENUTUP A. KEBERHASILAN Secara umum Balai Veteriner Lampung pada tahun 2015 dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik dan telah sesuai dengan yang target yang
direncanakan B. PERMASALAHAN Secara umum kegiatan dan berjalan sesuai yang direncanakan dan telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Beberapa masalah terkait administrasi dan manajemen yaitu terlambatnya penyiapan dan sosialisasi pedoman dan TOR, kebijakan
anggaran
nasional
yang
mengharuskan
revisi
anggaran
sehingga
beberapa kegiatan tidak dapat optimal dilaksanakan, terbatas kualitas dan kuantitas SDM serta tanah yang baru saja selesai dihibahkan dari Pemda dan masih dalam proses pecah sertifikat.
Beberapa masalah teknis yaitu kurangnya koordinasi
terkait sampling dan surveilans terutama untuk BSE dan PMK serta keterbatasan SDM medik dan paramedik veteriner.
C. LANGKAH ANTISIPASI a. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perencanaan kegiatan akan lebih dipertajam dan difokuskan pada efektifitas kegiatan dan efisiensi anggaran serta mempercepat proses persiapan untuk pedoman dan TOR kegiatan. b. Melakukan kerja sama (jejaring kerja) dan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk melaksanakan kegiatan surveilans dan monitoring dalam rangka pemberantasan penyakit hewan menular strategis, zoonosis dan eksotik. c. Peningkatan kualitas (kapasitas dan kapabilitas) SDM Balai Veteriner Lampung dan petugas lapangan daerah (Puskeswan, Dinas dan Laboratorium Veteriner Daerah) untuk surveilans dan pengujian penyakit hewan sehingga dapat bermitra untuk surveilans dan monitoring penyakit hewan di lapangan. d. Melanjutkan proses pemisahan sertifikat tanah setelah diperolehnya SK dan serah terima hibah tanah dari pemerintah Provinsi Lampung sehingga dapat dibangun sarana dan prasarana untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas Balai Veteriner Lampung.
31 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
LAMPIRAN Lampiran I STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Balai Subbagian Tata Usaha
Seksi Pelayanan Teknis
Seksi Informasi Veteriner Kelompok Jabatan Fungsional
Lampiran II
KERAGAMAN SDM BALAI VETERINER LAMPUNG Tingkat Pendidikan
No
2011
2012
2013
2014
2015
0 2 14 5 16 32 3 4 76
0 3 14 3 15 27 3 4 69
0 4 10 5 16 24 3 3 65
1 4 10 6 17 24 3 3 67
1 5 10 8 19 23 2 3 71
1. Doktor 2. Master 3. Dokter Hewan 4. Sarjana Administrasi 5 Akademi/D-3 6. SLTA Umum ( SMA ) 7. SLTP Sederajat 8. SD/Sederajat Jumlah Golongan/Ruang
A B C D E JUMLAH
2011
2012
II
III
IV
II
III
7 1 15 9 32
10 15 10 7 42
2 2
4 3
2013
2014
2015
IV
II
III
IV
II
III
IV
II
III
IV
11
-
11
1
8
-
8
14
-
24
44
1
3 3 10 6 22
13 10 7 14 44
1 1
11 15 11 13
-
1 1
3 1 9 5
-
13 9 7 14 43
2 1
9
3 3 9 6 21
18
50
3
32 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Lampiran III INDIKATOR KINERJA UTAMA BALAI VETERINER LAMPUNG
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
OUTPUT/SUB OUTPUT
SATU AN
DK/ TP/ KD
TARGET
2011
2013
2013
2014
2015
Tertanggulanginya Penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis dengan:
1.
2.
3.
1
Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis (Prioritas Nasional dan Bidang)
4.
5.
6.
7.
8.
2
Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan
Mempertahan kan Status Bebas Brucellosis Mempertahan kan Status Bebas Rabies di Propinsi Kep. Babel Menurunkan Angka Prevalensi dari PHMS antara lain: Avian Influenza, Rabies, Hog Cholera, Newcastle Disease dan SE Surveillance dan monitoring Penyakit Anthrax Surveillance dan monitoring Penyakit Jembrana Monitoring Penyakit Gangguan Reproduksi Mencegah masuknya penyakit eksotik Surveillance dan monitoring Penyakit Parasiter
Terjaminnya pangan asal hewan yang ASUH dan pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan
Jumlah Sampel Monitoring
Pengendalian Bebas Brucellosis
Smpl
KD
4.000
4.300
4600
5000
5.400
Jumlah Sampel
Pembebasan Penyakit Rabies
Smpl
KD
200
240
250
271
271
Jumlah sampel surveilans
Pengendalian PHMS: AI, Rabies, Hog Cholera, ND dan SE
Smpl
KD
5.800
6.000
6500
6602
6.700
Jumlah sampel
pengendalian Penyakit Anthrax
Smpl
KD
1.000
1.200
1560
1560
1560
Jumlah sampel
Pengendalian Penyakit Jembrana
Smpl
KD
1.000
1.250
1400
1448
Jumlah sampel
Pengendalian Penyakit Gangguan Reproduksi
Smpl
KD
500
600
750
840
900
Jumlah sampel
Pencegahan Penyakit Eksotik
Smpl
KD
1500
1760
2000
2040
2100
Jumlah sampel
Pengendalian Penyakit Parasiter
Smpl
KD
1000
1500
1790
2000
2500
pemeriksaan Residu dan Cemaran Mikroba untuk peningkatan pelayanan teknis pengujian mutu produk peternakan
Smpl
KD
340
400
420
720
800
Jumlah sampel
33 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
1.500
3
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Peternakan
Terjaminnya dukungan manajemen dan teknis
Jumlah Pegawai yang mengikuti pelatihan Jumlah pagawai yang mendapat pembekalan manajemen umum, pertemuan apresiasi, dll Jumlah kegiatan koordinasi teknis dengan Dinas terkait Jumlah Koordinasi Internal Jumlah Kelengkapa n dokumen Perencanaa n, Kegiatan, Evaluasi dan Pelaporan
Peningkatan kualitas SDM
Orang
KD
46
46
46
46
46
Administrasi Ketatausahaa n
Orang
KD
29
29
29
29
29
Penguatan Pengujian dan Penyidikan veteriner
Kegiat an
KD
3
3
3
3
3
Koordinasi Teknis
Kegiat an
KD
10
10
10
10
10
Perencanaan, Penganggaran , Evaluasi dan Pelaporan
Doku men Lapor an
KD
4
4
4
4
4
34 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Lampiran IV Capaian sampel perbulan tahun 2015
JAN NO
1
2
3
4
KEGIATAN
(117) Investigasi (PHM)
(118) Penyakit Rabies
(119) Penyakit AI
(120) Penyakit Brucellosis
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGU
SEP
OKT
NOV
DES
TOTAL
TARGET SAMPEL
11.950
2.500
6.000
4.500
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
aktif
Pasif
603
0
0
3923
3483
4
347
189
397
248
232
206
269
35
0
11
37
0
447
272
862
150
73
268
0
584
4
242
384
1846
86
532
133
22
844
136
520
311
192
260
589
447
458
120
662
10
234
74
474
180
426
67
713
93
183
124
865
173
4
793
1114
325
73
275
917
80
258
281
1691
20
28
838
69
463
0
670
23
491
8
(125) Penyakit Parasiter
2.500
0
335
283
122
479
140
0
1011
220
454
251
279
51
140
1300
54
8
4
13
80
556
108
108
191
9
(126) Gangguan Reproduksi
1.250
0
0
0
7
0
2
0
7
37
9
81
9
0
12
549
8
45
115
50
99
312
164
27
2
10
(127) Penyakit Eksotik
1.500
0
0
37
0
0
0
0
0
50
23
372
0
70
0
42
0
103
0
112
0
0
0
0
0
11
(128) Surveillance PH di UPT
13
Pullorum
-
PMSR (1786)
Total
-
36.600
92
0
0
1.357
0
291
6
1.367
207
153
0
2.851
0
9258
2
13.978
0
0
3
5.637
0
580
15
1.447
0
15
0
1.175
0
292
50
2.402
0
0
154
2.501
0
9674
2
11.241
35 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
0
0
112
2.229
0
3464
22
4.531
0
0
169
1.329
0
12815
12
13.840
0
0
0
2.677
0
876
144
2.358
540
149
0
1.569
0
8820
392
12.100
0
0
79
1.413
0
9912
148
12.173
951
0
96
3.604
0
16034
3
19.101
0
20
5
702
6.750
5.306
12.056
1.643
256
1.899
4.091
3.574
7.665
2.790
8.675
11.465
1.771
1
1.772
708
53
761
1.390
2.924
4.314
3.269
2.918
6.187
1.101
434
1.535
786
23
809
1.790
0
1.790
337
76.668
77.005
618
869
1.487
27.044
101.701
128.745
613
261
96
Total Seluruh
Pasif
670
273
0
0
Aktif
203
510
60
0
302
40
0
90
0
0
112
0
339
0
0
0
7
159
151
0
133
0
0
0
24
102
0
0
98
0
5
0
3
114
0
0
0
44
0
4
1
0
289
0
160
0
48
0
3
78
0
0
489
105
0
514
1
74
0
0
122
1.500
0
196
4
7
0
0
0
(123) Penyakit Viral/ Jembrana
0
806
6
1.100
0
1
0
6
0
161
0
(122) Penyakit Hog Cholera
0
0
0
(121) Penyakit Anthrax
2.200
0
4
5
12
1.600
aktif
0
0
0
4652
73
7.163
Lampiran V RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
36 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
37 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
38 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
39 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Lampiran VI
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON-II/UPT MANDIRI BALAI VETERINER LAMPUNG
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan
: Syamsul Ma’arif : Kepala Balai
Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Syukur Iwantoro Jabatan : Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak kami. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Jakarta, ...........2015 Pihak Kedua,
Pihak Pertama,
Syukur Iwantoro
40 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung
Syamsul Ma’arif
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 TINGKAT SATUAN KERJA ESELON-II/UPT MANDIRI BALAI VETERINER LAMPUNG
No. (1) 1
2
Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja (2) (3) Pengendalian penanggulangan 1. Penyidikan dan pengujian penyakit menular strategis dan penyakit hewan penyakit zoonosis 2. Bimbingan Teknis laboratorium type B dan C 3. Pembinaan UPT BIB daerah dan BPTU HPT 4. Bimbingan Teknis Puskeswan
Target (4) 34400 sampel 9 unit 3 unit 15 unit
Penjamin produk hewan yang 1. Surveilans residu dan cemaran 1700 sampel ASUH dan berdaya saing mikroba 2. Surveilans zoonosis produk 100 sampel hewan
1.
Kegiatan Pengendalian penanggulangan penyakit menular strategis dan penyakit zoonosis
Anggaran Rp. 7.211.405.000,-
2.
Penjamin produk hewan yang ASUH dan berdaya saing
Rp. 2.194.200.000,-
Jakarta, Direktur Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Syukur Iwantoro
.............................2015
Kepala Balai Veteriner Lampung
Syamsul Ma’arif
41 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 | Balai Veteriner Lampung