1
ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikuti dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014 Yoppy Rosmini MZ Yunus NIM H44080036
3
ABSTRAK YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Dibimbing oleh Ir. UJANG SEHABUDIN, M.si Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari produksi mereka, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar. Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan adanya program CSR. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk pelaksanaan dan manfaat program CSR CGS bidang ekonomi terhadap pertanian padi serta mengidentifikasi struktur biaya dan pendapatan sebelum dan setelah menerima program CSR CGS, serta mengidentifikasi struktur biaya dan pendapatan petani pemilik maupun petani penggarap. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan dengan bantuan Microsoft excel 2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan terdiri dari beberapa pendampingan yaitu, pendampingan pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa keuangan mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan dengan pengembangan usahatani padi, yaitu pendampingan pertanian dan ternak domba yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian hewan ternak domba. Manfaat program CSR CGS terhadap penerima program CSR CGS diantaranya memberikan pengetahuan dan ilmu tentang pertanian padi, hasil produksi yang dihasilkan, menekan biaya produksi, dan kemandirian dalam pembuatan pupuk alami. Biaya total per hektar per musim tanam dan biaya total per kg output usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan biaya total petani setelah menerima program CSR CGS. Pendapatan atas biaya tunai dan total per hektar per musim tanam dan per kg output usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan petani setelah mendapatkan program CSR CGS. Analisis rasio juga menunjukkan bahwa benefit/cost usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS. Kata kunci: csr, chevron geothermal salak ltd, usahatani padi, struktur biaya, struktur pendapatan.
4
ABSTRACT YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analysis of Economic CSR (Corporate Social Responsibility) Program Benefit Chevron Geothermal Salak, Ltd for Agriculture Development of Farming at Pamijahan Subdistrict Bogor. Supervised by Ir. Ujang Sehabudin, M.si. Industrial process by a company certainly has the side effect of their production then CSR (Corporate Social Responsibility) concept appears. CSR is an action or concept undertaken by the company as a form of their social responsibility or the environtment around them. Chevron Geothermal Salak Ltd (CGS) is one of the companies that administer CSR program. The purpose of the research is to identify the form of the implementation and benefits of economics CSR CGS program of farming and to identify the cost structure and revenue before and after receiving the CSR CGS program and to identify cost structure and the revenue of farmers owner and sharecroppers. The research method is quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis is used with Microsoft Excell 2007. Qualitative analysis illustrated by descriptive. The result shows that the implementation of CSR CGS economics program of farming at Pamijahan consists of several support, those are farming and raising sheep support, Siraa (financial services business partner) cooperation institution support, automotive (machine shop), and woven bamboo and seedlings support. The program that related to rice farming development are farming and sheep support consisting of several activity, such as training and extension in rice farming, seeding and fertilization of organic fertilizer, also sheep assistance. The benefit of CSR CGS program for recepients are providing knowledge and science about rice farming, production result, reduce the cost of production, and independence in the manufacture of fertilizer. Total cost farmers per hectare per cropping season and total cost per kg output of farm before receiving the CSR CGS program is bigger than after receiving the program. The revenue on cash cost and total per hectare per cropping season and per kg output of farm before receiving the CSR CGS is smaller than after receiving the program. Analytical of ratio is also showing that benefit/cost of rice farming before receiving the CSR CGS program is smaller than after receiving program . Key word: csr, chevron geothermal salak, ltd, rice farming, cost structure, revenue structure.
5
6
ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Judul Skripsi BOGOR 2014
7
8
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 sampai Juni 2014 ini adalah Manfaat Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd dengan judul Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Ujang Sehabudin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, inspirasi dengan penuh kesabaran serta kebaikan yang sangat membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan selama penulis menjalani kuliah, serta Kepala Desa dan jajarannya khususnya Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan dan para petani padi yang telah bersedia diwawancara dan memberikan data-data tentang proses pertanian padi, dan penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Dali selaku kepala program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd yang telah memberikan data dan informasi, dan Bapak Makmun, Wahyu, dan Cecep, yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik dalam membantu penelitian di lapang. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah dan Ibuku tercinta (Muhammad Yunus dan Mimin Rosmini) yang selalu mendoakan anaknya dan tak henti-hentinya memberikan semangat dan nasihat agar saya terus berjuang dan senantiasa berusaha untuk menggapai cita-cita saya, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kakakku yang tersayang (Yenny), serta Adik-adikku yang terkasih (Yuandras, Yonnera, Yusril), keluarga besar Vision (Raidinal, Pravitha, Fariz, Septa, Annisaa, dan guru-guru lain serta murid-murid yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) dan seluruh teman dan sahabat (Mufqi, Ari, Febri, Anisa Saras, Gieah, Eka, Budi, Wiwid, Ica, Cia, Asih, Asad, Mahmud, dan Irfan) yang telah memberikan motivasi, dukungan moril maupun materil, serta doa yang tak pernah putus kepada penulis. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen, tenaga pendidik dan staf Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang telah membantu selama penulis menyelesaikan studi, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Yoppy Rosmini MZ Yunus
9
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6 II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ..................................................... 7 2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi........................................................... 11 2.3 Konsep Biaya ........................................................................................... 13 2.4 Penerimaan ............................................................................................... 14 2.5 Hasil Penelitian terdahulu ........................................................................ 14 III KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 17 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................... 17 3.1.1 Konsep Program CSR CGS……………………………………….. 17 3.1.2 Konsep Usahatani Padi……………………………………………. 17 3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani…………………………………….. 19 3.1.4 Biaya Usahatani…………………………………………………… 20 3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio)………………………… 20 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 21 IV METODE PENELITIAN ............................................................................... 23 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 23 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 23 4.3 Metode Pengambilan Sampel................................................................... 23 4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data ............................................. 24 4.4.1 Konsep Struktur Biaya…………………………………………….. 25 4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi……………………. 25 4.4.3 Analisis Return Cost Ratio……………………………………………… 26 V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ........................................ 27
10
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 27 5.1.1 Profil Desa Cibunian………………………………………………. 29 5.1.2 Profil Desa Purwabakti……………………………………………. 29 5.1.3 Profil Desa Ciasmara……………………………………………….30 5.1.4 Profil Desa Ciasihan………………………………………………. 31 5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi ........................ 31 5.3 Karakteristik Responden .......................................................................... 32 5.3.1 Usia…………………………………………………………………33 5.3.2 Tingkat Pendidikan……………………………………………….. 34 5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga……………………………………...34 5.3.4 Tingkat Pendapatan………………………………………………... 34 VI HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 36 6.1 Identifikasi Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi ....................... 36 6.1.1 Bentuk Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi………. 37 6.1.2 Bentuk Kegiatan Pemberian Benih Padi dan Pupuk Kandang……..40 6.1.3 Bentuk Kegiatan Pemberian Hewan Ternak Domba……………… 41 6.1.4 Permasalahan Atau Kendala Kegiatan Usahatani Padi……………. 42 6.2 Identifikasi Manfaat Program CSR CGS Bidang Ekonomi ..................... 42 6.2.1 Manfaat Bagi Petani padi Terhadap Adanya Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi………………………………………... 46 6.2.2 Manfaat adanya Kegiatan Pemberian Benih dan Pupuk Kandang…47 6.2.3 Kegiatan Pemberian Ternak Domba………………………………. 48 6.3 Identifikasi Struktur Biaya Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS ................................................................ 49 6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ..................... 59 6.5 Analisis Perbandingan R-C Rasio Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ..................... 62 VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 65 7.1 Simpulan ................................................................................................... 65 7.2 Saran ......................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67 LAMPIRAN .......................................................................................................... 69 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 89
11
DAFTAR TABEL 1
Matriks Metode Penelitian………………………………………………… 24
2
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012.... 28
3
Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS……… 33
4
Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi……………………………... 37
5
Bentuk Kegiatan CSR CGS Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi…… 38
6
Bentuk Manfaat-Manfaat Program CSR CGS…………………………….. 43
7
Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program CSR CGS Terhadap Pertanian Padi……………………………………………………………... 45
8
Perbandingan Hasil Produksi Padi Petani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Program CSR CGS………………………………………………………... 46
9
Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Hewan Ternak Dombanya Pada Tahun 2009-2012………………………………………... 48
10 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS………………………………………………………... 50 11 Status Lahan Petani Penerima Program CSR CGS……………………….. 52 12 Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap Program CSR CGS Tahun 2012…………………………………………... 53 13 Penggunaan Rata-Rata Pupuk Petani Per Hektar Per Musim Tanam Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS………………………………. 54 14 Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk dan Benih Petani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam…… 55 15 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam…………………… 57 16 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSRCGS………..……………………………………………….. 59 17 Selisih Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah menerima Program CSR CGS per Hektar Per Musim Tanam……………………….. 60 18 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam……………………….. 60 19 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap Setelah menerima Program CSR CGS 2012……………………………… 61 20 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Per Kg Output Per Musim Tanam Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS……………………... 62 21 Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam……………………...... 62 22
Perbandingan rasio R-C Usahatani Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam……………………………... 64
12
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran Operasional…………………………………………. 20 2 Kondisi Wilayah Pertanian Padi di Kecamatan Pamijahan……………….. 27 3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan……………………………….. 84 4 Wilayah Jalan Berbukit Kecamatan Pamijahan..………………………….. 84 5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen...………………………………….. 85 6 Padi Siap panen…………………...……………………………………….. 85 7 Wilayah desa Cibunian...………………………………………………….. 86 8 Susunan Organisasi Pemerintah Desa Ciasihan…………………………… 86 9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti……………………… 87 10 Peta desa Ciasmara………………………………………………………... 87 11 Petani Penerima Program CSR CGs yang Tetap Memelihara Dombanya... 88 12 Kandang Domba…………………………………………………………... 88 DAFTAR LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian………………………………………………………. 70
2
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam …………………………………………... 76
3
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam…….……………………………………... 77
4
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per musim Tanam……………..…………………….. 78
5
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam…..……………………………….. 79
6
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Ha Per Musim Tanam…… 80
7
Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Kg Output Per Musim Tanam……………………………………………………………………... 81
8
Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam…………….……………………………... 82
9
Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per ha Per musim Tanam…..………………………………………... 83
1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan perdagangan antar negara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi di berbagai negara, dari yang berbasis pertanian menjadi berbasis industri. Industrialisasi tersebut telah mengubah pola ekonomi masyarakat Indonesia menuju industri, hal ini ditunjukan dengan berkembangnya pabrik-pabrik industri baik dalam bidang pertambangan, manufaktur, otomotif, dan lain-lain. Industri di Indonesia yang bergerak dalam bidang pertambangan salah satunya adalah Chevron. Chevron (dahulu bernama Unocal) merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas Indonesia dan merupakan perusahaan internasional yang bergerak khusus dalam bidang energi. Chevron memiliki banyak cabang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Chevron di Indonesia bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi (geothermal energy) yang salah satunya berada di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dikenal dengan Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS). Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan bagian dari Perusahaan Geothermal Indonesia, yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Perusahaan ini mulai melakukan operasi panas bumi di kawasan area Gunung Salak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sejak tahun 1982. Kontrak Operasi Bersama (KOB) atau Join Operation Contract (JOC) Perusahaan Geothermal-PERTAMINA mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak, dimana PLTP Gunung Salak dinyatakan resmi beroperasi oleh pemerintah pada tanggal 15 Desember 1994. PLTP Gunung salak masuk ke dalam proyek strategis negara untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat (Company Profile, 2009). Perusahaan Geothermal mengelola energi panas bumi menjadi energi listrik. Energy Geothermal (energi panas bumi) adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi yang berasal dari kerak bumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini telah terbukti sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan, bersih dan ramah lingkungan. Hingga kini tercatat perusahaan dapat menghasilkan daya listrik dari
2
panas bumi sebesar 377 MW, yang dinilai setara memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari delapan juta masyarakat. Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari produksi mereka, seperti adanya limbah industri, pemanfaatan sumber daya alam komunitas lokal, polusi, dan lain-lain. Setiap kegiatan produksi yang menghasilkan limbah produksi tentunya menjadi perhatian yang lebih bagi perusahaan untuk mampu menjadi perusahaan yang profesional dan memahami tentang tanggung jawabnya terhadap sosial maupun lingkungan. Menghadapi masalah tersebut, sebagai sebuah tanggung jawab dari manfaat ekonomi yang telah diambil oleh industri dengan mengorbankan beberapa sumberdaya komunitas lokal, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak. CSR merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. CSR merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan usaha secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik bersama-sama dengan karyawan dan keluarganya, serta dengan masyarakat dan lingkungannya. Belum banyak program CSR perusahaan yang diarahkan pada pemberdayaan petani. Namun, peluang ke arah itu sangat terbuka dan perlu dibangun aliansi strategis antara masyarakat petani dengan pengusaha dan pemerintah. Untuk itu instansi pemerintah terkait di daerah harus proaktif. Sejauh ini inisiatif program CSR masih datang dari perusahaan. Untuk CSR di bidang pertanian, misalnya, strategi programnya itu selama ini lebih banyak ditemukan
3
sendiri oleh unit kerja yang bertugas mengelola kegiatan Community Development di dalam perusahaan tersebut (Budimanta, 2007). Keberlangsungan suatu kehidupan sangat erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan terutama sektor pertanian. Pertanian yang merupakan bagian penting dalam kehidupan terutama masyarakat Indonesia diantaranya adalah pertanian padi. Pertanian padi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan bangsa, terpenuhinya kebutuhan pangan terutama padi yang cukup merupakan suatu kebanggaan bangsa akan kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumberdaya alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dengan daratan yang cukup luas yang tersusun oleh ribuan pulau yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris. Negara yang sebagian besar masyarakatnya bekerja dalam sektor pertanian. Pertanian padi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam meningkatkan devisa negara dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. 1.2 Perumusan Masalah Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan adanya program CSR, belum banyak program CSR perusahaan yang diarahkan pada pemberdayaan petani, namun Chevron berusaha melakukan kegiatan CSR agar menjadikan petani memiliki kemampuan atau skill dalam melakukan usahataninya khusunya pertanian padi. Program-program CSR CGS yang diberikan diantaranya terbagi dalam beberapa bidang, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastuktur, dan komunikasi, dalam penelitian ini hanya terfokus pada bidang ekonomi. Program CSR CGS bidang ekonomi diarahkan pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dan tingkat kesejahteraan petani. Program CSR antara lain diimplementasikan ke dalam kegiatan pengembangan masyarakat (Community Development), kegiatan ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama, community services, yaitu pelayanan terhadap kebutuhan publik, seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan rumah ibadah, bantuan sekolah yang rusak, kesehatan, dan pembangunan sarana umum lainnya yang bersifat melengkapi pelayanan pemerintah. Kedua, community relation. Ini lebih berkaitan dengan pencitraan perusahaan atau
4
kegiatan public relation (PR), misalnya memberikan kesempatan kepada sekolahsekolah untuk magang, dan sebagainya. Ketiga, community empowering, yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Perusahaan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya dimana masyarakat terlibat dalam mengambil keputusan (Budimanta, 2007). Salah satu bidang ekonomi yang menjadi program CSR CGS adalah adanya kegiatan pertanian padi yang diaplikasikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang usahatani padi, pemberian bantuan benih dan pupuk kandang, dan pemberian bantuan berupa hewan ternak yaitu domba untuk masing-masing anggota penerima program CSR CGS. Program ini dilakukan di salah satu kecamatan yang menjadi binaan dari chevron tersebut, yaitu Kecamatan Pamijahan. Program yang dilakukan oleh CGS diberikan kepada empat desa yang merupakan Ring I wilayah Chevron, yaitu wilayah yang berada pada lokasi terdekat dengan Chevron, desadesa tersebut diantaranya Desa Ciasihan, Ciasmara, Purwabakti, dan Desa Cibunian. Keberlanjutan dari adanya program CSR CGS ini sangat diharapkan oleh masyarakat petani yang terdapat di Kecamatan Pamijahan, khususnya bagi petani yang menerima program CSR CGS. Masyarakat petani yang menerima program CSR CGS yaitu masyarakat petani padi, karena sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pamijahan bekerja di sektor pertanian, khususnya pertanian padi. Masyarakat petani padi yang mendapatkan program CSR CGS dipilih berdasarkan lokasi yang terisolir, dan petani padi yang belum mandiri, dan memiliki keterbatasan ekonomi, dengan adanya program ini diharapkan agar masyarakat petani mampu menjadi petani mandiri yang terpenuhi kebutuhan hidupnya secara baik. Permasalahan penelitian yang dihadapi dalam pemberian program CSR CGS ini apakah tepat sasaran kepada petani padi yang membutuhkan, dan manfaat apakah yang diterima petani padi dengan adanya program CSR CGS ini, serta mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi dan tingkat pendapatan yang diterima masyarakat petani. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk pelaksanaan program CSR CGS Bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan?
5
2. Bagaimana manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan? 3. Bagaimana struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS? 4. Bagaimana pendapatan usahatani padi yang diterima oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. 2. Mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. 3. Mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. 4. Mengidentifikasi
pendapatan
usahatani
padi
yang
diterima
oleh
masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Manfaat bagi masyarakat petani, penelitian ini dapat menjadi sarana penyampaian aspirasi agar program pertanian padi yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mereka 2. Manfaat bagi Chevron Geothermal Salak, Ltd. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan program CSR di bidang pertanian padi yang lebih optimal.
6
3. Manfaat bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan informasi guna mendukung sinergitas rencana program pembangunan daerahnya dengan program yang dilakukan perusahaan. 4. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup atau batasan penelitian, agar penelitian ini tepat apa yang diteliti diantaranya: 1. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat, khususnya masyarakat petani yang mendapatkan program pertanian padi oleh CGS. 2. Penelitian ini berlokasi di daerah sekitar Ciampea, Cemplang, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. 3. Penelitian ini dilakukan pada empat desa yang berbeda, yaitu Desa Cibunian, Desa Purwabakti, Desa Ciasmara, dan Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. 4. Penelitian ini mengkaji tentang struktur biaya dan pendapatan usahatani padi dari program CSR CGS bidang ekonomi. 5. Manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat petani di Kecamatan Pamijahan merupakan manfaat yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang merupakan program dari CSR CGS bidang ekonomi. 6. Petani padi penerima program CSS CGS diidentifikasi berdasarkan petani penggarap atau pemilik.
7
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dapat didefinisikan sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006). CSR adalah suatu konsep yang memerlukan praktik dimana entitas perusahaan secara sukarela mengintegrasikan kedua bidang, yaitu sosial dan lingkungan dalam filosofi operasi bisnis perusahaan (Babatunde, 2013). Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya, dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya. Tanggung jawab sosial mulai muncul pada tahun 1060-an saat negara-negara telah pulih dari Perang Dunia II. Pada waktu itu, persoalan keterbelakangan dan kemiskinan mulai mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Hal ini mendorong berkembangnya tanggung jawab sosial sebagai cara untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan tersebut. Pada tahun 1070-an, muncul sebuah pemikiran bahwa bumi tempat kita tinggal memiliki daya dukung yang terbatas dimana manusia terus berkembang dan bertambah padat. Oleh karena itu, ekploitasi perlu dilakukan secara hati-hati (Wibisono, 2007). Pada dasawarsa tersebut disadari timbulnya tanggung jawab sosial dengan pemikiran bahwa untuk meningkatkan sektor produksi perlu didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat. Peningkatan tersebut salah satunya dapat diperoleh dengan berubahnya masyarakat yang miskin menjadi
8
mampu. Perubahan ini mungkin dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari luar misalnya atas perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan. Pelaksanaan CSR sudah merupakan kewajiban dari perusahaan untuk melakukannya, hal ini didukung dengan adanya aturan pemerintah yaitu UndangUndang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UU PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal (UU PM). Pasal 74 UU PT yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aturan lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di UU PM Dalam pasal 15 huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal (pasal 34 ayat 1 UU PM). Dengan adanya ketentuan ini menimbulkan ketakutan sendiri bagi kalangan perusahaan, hal ini menimbulkan pro dan kontra yang berkaitan dengan kewajiban perusahaan dalam menjalankan program CSR. Pikiran-pikiran yang menyatakan kontra terhadap pengaturan CSR menjadi sebuah kewajiban, disinyalir dapat menghambat iklim investasi baik bagi perseroan yang sudah ada maupun yang akan masuk ke Indonesia. Namun, bagi sebagian perusahaan yang pro dengan adanya program CSR ini memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Menurut Wibisono (2007) perusahaan memperoleh beberapa keuntungan karena menerapkan tanggung jawab sosialnya antara lain: untuk mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan ijin untuk beroperasi (social license to operate), mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan akses ke sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, dan meningkatkan semangat dan produktifitas
9
karyawan. Menurut Gloutie dalam Zuhroh (2003) tema-tema yang diungkapkan dalam wacana akuntansi tanggung jawab sosial adalah: 1. Kemasyarakatan, tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan seni, serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. 2. Ketenagakerjaan, tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi rekrutmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi, dan lainnya. 3. Produk dan konsumen, tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya. 4. Lingkungan hidup, tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan
dan
perbaikan
kerusakan
lingkungan
akibat
pemrosesan sumberdaya alam dan konversi sumber daya alam. Menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu: 1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi, perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan, pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi, yaitu antara lain: konservasi dan penghematan energi yang dilakukan oleh perusahaan dalam aktivitasnya. 2. Sumberdaya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha untuk mendorong partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada sekolah, pendirian sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan
10
pengembangan, pengangkatan pegawai dari kelompok miskin, dan peningkatan karir karyawan. 3. Praktik bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan wanita, jujur dalam iklan, kredit, service, produk, jaminan, mengontrol kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi rekreasi. 4. Membantu masyarakat lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan, sekolah, rumah ibadah, perbaikan desa atau kota, sumbangan kegiatan sosial masyarakat, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan sarana pengangkutan pasar 5. Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya dalam iklan, merekrut tenaga yang berbakat dalam seni dan olahraga. 6. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial. 7. Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah, membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan, membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan, membantu secara umum. 8. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, membantu proyek dan kebijakan pemerintah, meningkatkan produktivitas sektor informal, pengembangan dan inovasi manajemen.. Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia (Said dan Abidin, 2004) sebagai berikut: 1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan
ke
masyarakat
tanpa
perantara.
Untuk
menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu
11
pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan. 3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga atau organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorium yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program yang telah disepakati. 2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi A.T Mosher (1984) mengartikan pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. KegiatanKegiatan produksi di dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer, mengambil gas karbondioksida dari udara melaui daunnya, diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahanbahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat, dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air, atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu.
12
Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut. Sektor pertanian sangat penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia, baik sebagai sumber bahan makanan, sumber bahan mentah untuk industri, lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sumber devisa, serta sebagai pasar barang dan jasa bagi hasil produksi sektor-sektor lain. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dan tergantung dari sektor pertanian dan mewakili golongan terbesar penduduk Indonesia berpenghasilan rendah (Banoewidjojo, 1983). Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar. Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan
teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001). Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah
13
halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan (Muhajir, 1990). 2.3 Konsep Biaya Menurut Kuswadi, 2007 biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal ini senada juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007) bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kusnadi (2006) biaya adalah manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pada masa yang akan datang. Macam-macam biaya diantaranya biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, biaya tetap, biaya variabel, biaya marjinal, biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya satuan, biaya total, biaya berulang, biaya tidak berulang, biaya hangus, biaya terbenam. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal, dan pungutan lainnya dari pasar modal. Biaya operasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh transporter untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, contoh biaya penyusutan, biaya pemasaran. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel berubah-ubah secara sebanding atau proporsional dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar
14
akan ada potongan-potongan tertentu baik yang diterima maupun diberikan perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya. Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu unit tambahan produk. Contoh pembelian mesin, bangunan, dan lain-lain. Biaya langsung adalah biaya-biaya yang secara langsung dibayarkan terkait dengan pengadaan sumberdaya dan pelaksanaan setiap kegiatan yang tercantum dalam pay item kontrak. Biaya tidak langsung adalah segala biaya yang terkait dengan penyelenggaraan proyek dan tidak bisa dibebankan secara langsung. Contohnya biaya lapangan umum, gaji pelaksana, biaya administrasi. Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk pelayanan, diperoleh dengan cara membagi biaya total (TC) dengan jumlah atau kuantitas output atau total output 2.4 Penerimaan Penerimaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu penerimaan bersih dan penerimaan kotor. Penerimaan kotor adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi
yaitu dengan cara harga jual dikalikan hasil
produksi usaha. Sementara penerimaan bersih adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi setelah dikurangi dengan biaya total usaha. KonsepKonsep penerimaan terdiri dari total penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal. Total penerimaan adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan output dikalikan dengan harganya. Penerimaan rata-rata adalah penerimaan produsen per unit output yang dijual. Penerimaan marjinal adalah kenaikan dari penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. Dalam proses pertanian tentunya mengharapkan penerimaan yang besar terhadap usahataninya, terlebih usahatani padi. Usahatani padi merupakan salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, namun belum memberikan penerimaan yang sangat menjanjikan. 2.5 Hasil Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu mengenai analisis pendapatan yang dilakukan oleh Sanjaya (2010) mengenai analisis manfaat ekonomi limbah ternak sapi perah, kasus kelompok ternak sapi perah mekar jaya desa Cipayung Girang Kecamatan
15
Megamendung Kabupaten Bogor. Salah satu lokasi usaha ternak yang cukup berkembang dan sudah melaksanakan pengolahan limbah ternak secara terpadu di kabupaten Bogor adalah desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Sebagian peternak yang mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa instalasi Biogas telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik. Hal tersebut menyebabkan perlu adanya analisis pendapatan dan pengeluaran rumah tangga peternak akibat adanya pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Analisis pendapatan dan pengeluaran tersebut dilakukan dengan mencatat seluruh penerimaan dan biaya dalam usaha ternak dan kebutuhan sehari-hari bagi peternak yang memanfaatkan limbah dan dibandingkan dengan peternak yang tidak memanfaatkan limbah, sehingga terdapat manfaat ekonomi dari pemanfaaatan limbah ternak yang dapat dilihat dari peningkatan penerimaan yang diperoleh dan penghematan biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam menjalankan usahanya dan kegiatan sehari-hari. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah oleh kelompok ternak sapi perah mekar jaya memberikan manfaat ekonomi. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah meningkatkan penerimaan peternak dalam menjalankan usahanya. Peningkatan tersebut rata-rata sebesar Rp2.5 juta. Kontribusi limbah terhadap penerimaan usaha ternak rata-rata sebesar 6.56% dan 24.81% dari total pendapatan usaha ternak sapi perah. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah menghemat biaya sebesar Rp455 000.00 dalam sekali panen. Manfaat ekonomi limbah ternak sapi perah dapat menghemat pengeluaran peternak dalam usaha tani padi, yaitu sebesar Rp910 000.00/tahun. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah menghemat pengeluaran rumah tangga, khususnya dari segi penggunaan bahan bakar gas elpiji sebesar Rp599 333.00/tahun. Selain itu ada juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari (2010) dengan Judul Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik Dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat). Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya per hektar per musim tanam yang dikeluarkan oleh usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik. Apabila dilihat dari status pengusahaan lahan yang terdiri dari petani penggarap dan pemilik, maka biaya yang dikeluarkan petani
16
penggarap per hektar dan per kilogram output per musim tanam lebih besar dibandingkan petani pemilik. Hal ini karena petani pemilik tidak mengeluarkan biaya sewa lahan yang berupa bagi hasil ke pemilik tanah. Biaya total per hektar dan per kg output per musim tanam yang dikeluarkan petani penggarap usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik, namun dari sisi petani pemilik sebaliknya, komponen biaya tunai petani penggarap usahatani padi organik dan padi anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah bagi hasil (sewa lahan), sedangkan komponen biaya tunai petani pemilik usahatani padi organik dan anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah biaya tenaga kerja luar keluarga untuk penanaman sampai pemanenan. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total usahatani organik lebih besar dibandingkan anorganik. Hal ini disebabkan produktifitas dan harga gabah kering panen (GKP) organik lebih besar dibandingkan anorganik. Apabila dibedakan antara petani penggarap dan petani pemilik, maka pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang diterima petani pemilik usahatani padi organik dan anorganik lebih besar dibandingkan petani penggarap. Usahatani yang dijalankan petani padi organik dan anorganik samasama menguntungkan, namun jika dilihat dari nilai R-C rasionya maka usahatani padi organik lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi anorganik.
17
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-Teori ini menjadi landasan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian. 3.1.1 Konsep Program CSR CGS Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) memiliki beberapa macam program CSR yang terbagi dalam berbagai macam bidang, yaitu, bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Masing-masing bidang memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Namun dalam hal ini bidang program CSR yang dijadikan fokus penelitian adalah bidang ekonomi yang berkaitan dengan pertanian padi di Kecamatan Pamijahan. Program ini tidak lain diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat petani. Terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS, yaitu (1) peningkatan skill masyarakat melalui pelatihan/kursus untuk usahatani dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3) terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5) meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi (Annual Report CGS, 2007 dalam Fredian, 2009) 3.1.2 Konsep Usahatani Padi Pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumbersumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Pertanian mempelajari konsep-konsep tentang usahatani secara menyeluruh. Usahatani mempelajari seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani (produsen) dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaikbaiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002). Pengenalan atas faktor-faktor produksi yang dikuasai dalam suatu usahatani padi sawah terutama
18
menyangkut pemilihan dan penguasaan terhadap faktor-faktor tersebut oleh petani, hal ini sangat penting karena menyangkut hal-hal positif dan negatif yang perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan usahatani padi sawah. Usahatani padi sawah terdapat empat unsur pokok yang disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu: 1. Tanah Tanah atau lahan sebagai unsur pokok usahatani padi sawah dan merupakan faktor produksi yang relatif langka dibandingkan dengan yang lain serta distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah juga dapat sebagai ukuran usahatani dan berdasarkan ukuran pemilikan tanah petani dapat digolongkan dalam empat golongan petani: a. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar b. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar c. Petani sedang, dengan luas garapan 0.5-2 Hektar d. Petani sempit dengan luas garapan kurang dari 0.5 hektar e. Buruh tani Dari perbedaan golongan berdasarkan luas tanah akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatan 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dibedakan kedalam tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, ternak, dan mesin. Untuk tenaga kerja manusia masih dibedakan atas tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. 3. Modal Modal sebagai unsur pokok usahatani dalam pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah, tenaga kerja, serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yang disebut produksi pertanian. Sumber-sumber pemasukan modal dapat dibedakan: a. Modal dari luar usahatani padi sawah
19
1) Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari peserta pelaksana usahatani padi sawah. 2) Modal asing yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman yang berasal dari kredit bank, lembaga keuangan baik swasta maupun perorangan. b. Modal dari dalam usahatani padi sawah. 1) Modal internal yaitu modal yang diperoleh dari laba yang belum dibagikan. 2) Modal insentif yaitu modal yang diperoleh dari pengumpulan dana penyusutan aktiva tetap. Berdasarkan sumber pembentukan modal, modal dapat dibedakan berdasarkan sumber modal, yaitu milik sendiri, pinjaman, warisan, usaha lain dan sewa kontrak. 4. Pengelolaan Pengelolaan usahatani padi sawah adalah kemampuan petani menentukan, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan, ukuran dari keberhasilan dari pengelolaan itu adalah: produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahataninya. 3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani Konsep pendapatan usahatani dapat dilihat dari total penerimaan dan total biaya. Penerimaan dan biaya dapat dilihat dari biaya atau penerimaan tunai dan non tunai. Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usaha tani adalah total penerimaan dari usaha tani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani tersebut. Π = TR-TC Keterangan:
π = Pendapatan Usaha tani (Rupiah/Ha) TR= Penerimaan usaha tani (Rupiah/Ha) TC= Biaya usaha tani (Rupiah/Ha)
20
3.1.4 Biaya Usahatani Dalam analisis proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Akan tetapi, masalah akibat penyederhanaan tersebut adalah setiap orang yang terlibat dalam suatu proyek mempunyai banyak tujuan. Bagi seorang petani, tujuan pokok dalam penyertaannya adalah mengusahakan seluruh keluarganya agar dapat hidup terus, dia juga mungkin menginginkan anak-anaknya menjadi terpelajar (Gittinger, 2008). Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai (biaya riil yang dikeluarkan) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). 3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio) R-C Rasio atau Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 1995). Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar rupiah penerimaan yang didapatkan dengan mengeluarkan setiap rupiah biaya pada kegiatan usahatani tersebut. Nilai R/C yang besar menunjukan semakin besar pula penerimaan usahatani yang akan diperoleh untuk setiap rupiah yang dikeluarkan usahatani tersebut atau usahatani tersebut layak untuk diusahakan. Usahatani dikatakan layak atau menguntungkan apabila nilai R/C lebih dari satu, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dibandingkan tambahan biaya, usahatani tidak menguntungkan apabila nilai R/C kurang dari satu yang artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil dibandingkan tambahan biaya, dan usahatani dikatakan berada pada keuntungan normal apabila nilai R/C sama dengan nol, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang nilainya sama dengan tambahan biaya.
21
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Petani menjadi salah satu inti dalam proses sistem pertanian, sehingga semua kegiatan dalam pertanian bertumpu kepada petani. Peran petani dalam kelompok usahatani di kecamatan pamijahan ini menghasilkan produk pertanian padi. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi, mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi, dan mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, serta mengidentifikasi perbandingan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
22
Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwa bakti. Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat
Program Corporate Social Responsibility Chevron Geothermal Salak, Ltd.
Program CSR Bidang Ekonomi
Petani Padi Sebelum Menerima Program
Petani Padi Setelah Menerima Program
Identifikasi Struktur Biaya
Identifikasi Perbandingan Pendapatan
Jenis Pelayanan atau Pendampingan Program Identifikasi Program MetodeSurvey dan Analisis Kuantitatif
Metode Survey dan Analisis Kuantitatif
Implementasi Program CSR CGS
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
23
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di empat desa yang berbeda diantaranya Desa Ciasmara, Ciasihan, Cibunian, dan Purwabakti, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan memperhatikan bahwa keempat desa ini adalah desa-desa binaan Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS). Penelitian ini dilakukan terhitung pada bulan Juni 2012-Juni 2014. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung berupa daftar pertanyaan atau kuesioner. Data sekunder didapat dari instansi terkait, diantaranya Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), Kecamatan Pamijahan, Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti, maupun studi pustaka lainnya, buku, skripsi, jurnal, dan media elektronik seperti internet. 4.3 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada responden petani dalam penelitian ini dilakukan secara sensus untuk petani padi penerima program CSR CGS. Jumlah sampel petani padi penerima program CSR CGS pada 4 desa yang berbeda adalah 30 orang. Pengambilan sampel yang dilakukan untuk petani penerima program CSR CGS yang dilakukan secara sensus, karena jumlah petani yang mendapatkan program CSR CGS dan tergolong aktif pada empat desa yang berbeda tersebut berjumlah 30 orang. Sampel yang berjumlah dari 30 orang tersebut terdiri dari 7 orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 orang petani dari Desa Cibunian, dan 8 orang petani dari Desa Purwabakti. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive (tertuju) dengan melihat bahwa sampel petani merupakan petani yang mendapatkan program CSR CGS.
24
4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur biaya dan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS petani Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti dengan menggunakan bantuan program computer Microsoft Excel 2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif untuk menggambarkan bentuk program dan manfaat-manfaat program yang dirasakan petani terhadap pengembangan usahatani padi. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian tersedia pada tabel 1: Tabel 1 Matriks Metode Penelitian No
Tujuan Penelitian
Jenis dan Sumber data
Metode Pengumpulan Data Wawancara dengan Petani padi penerima program CSR dan Kepala CSR Chevron. Wawancara dengan petani padi penerima program CSR CGS.
Metode Analisis Data
-Data Primer -Data Sekunder
Wawancara dengan petani padi penerima program CSR CGS.
Analisis Kuantatif
-Data Primer -Data Sekunder
Wawancara dengan petani padi penerima program CSR.
Analisis Kuantitatif
1
Mengidentifikasi bentuk -Data Primer pelaksanaan program CSR -Data Chevron Geothermal Salak, Sekunder Ltd (CGS) bidang ekonomi Kecamatan Pamijahan.
2
Mengidentifikasi manfaat program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) bidang ekonomi terhadap pengembangan usahatani padi di Kecamatan Pamijahan. Mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh petani sebelum dan setelah menerima program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS). Mengidentifikasi Pendapatan usahatani padi yang diterima petani sebelum dan setelah menerima program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS).
3
4
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
-Data Primer -Data Sekunder
Analisis Deskriptif.
Analisis Deskriptif.
25
4.4.1 Konsep Struktur Biaya Biaya-biaya dalam konsep struktur biaya dapat dikelompokan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel ini termasuk kedalam biaya tunai, biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk keperluan usahataninya seperti sewa traktor, sewa kerbau, pajak untuk tanah pemilik, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, bagi hasil untuk petani penggarap. Biaya lainnya yang termasuk kedalam pembiayaan usahatani padi adalah biaya tidak tunai, biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan usahataninya seperti biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. 4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi Analisis pendapatan dapat kita lihat dari total penerimaan dengan total biaya. Penerimaan dapat dilihat pula dari penerimaan tunai dan non tunai. Begitu pula dengan biaya yang dapat kita lihat dari biaya tunai dan non tunai. Pendapatan usahatani pertanian padi adalah total penerimaan dari usahatani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani pertanian tersebut. Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah dari hasil-hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida, obat-obatan), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga, pengeluaran pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993). Menurut Soekartawi (2002) Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat dirulis dengan rumus: Π= TR-TC Keterangan:
π= Pendapatan usaha tani pertanian padi(Rp) TR= Total penerimaan usaha tani pertanian padi(Rp) TC= Total biaya usahatani pertanian padi(Rp)
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual (Soekartawi, 1995). Adapun persamaan dari total penerimaaan adalah sebagai berikut: TR= P x Q keterangan:
TR= Total penerimaan(Rp/Ha)
26
Q= Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani(Kg/Panen) P= Harga Jual produksi per unit (Rp/Kg) Menurut
Soekartawi
(1995),
biaya
total
Usahatani
merupakan
penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Adapun persamaan dari rumus biaya total adalah sebagai berikut: TC=TFC+TVC Keterangan:
TC= Total biaya(Rp/Unit) TFC= Total biaya tetap(Rp/Unit) TVC= Total biaya variabel(Rp/Unit)
4.4.3 Analisis Return Cost Ratio Analisis return cost (R-C) rasio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah usahatani pertanian padi yang merupakan salah satu program CSR Chevron menguntungkan atau tidak. Nilai R-C rasio yang diperoleh lebih dari satu, maka usahatani pertanian padi tersebut dapat dikatakan menguntungkan, apabila nilai R-C yang diperoleh kurang dari satu, maka usaha tani pertanian padi tersebut dapat dikatakan tidak menguntungkan sedangkan nilai R-C rasio yang diperoleh sama dengan satu, maka usaha tani tersebut impas. Nilai R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematik hal ini dituliskan: R-C Rasio = Jumlah Penerimaan (Rp/Ha)/Jumlah Biaya (Rp/Ha) (Soekartawi, 2002)
27
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dengan topografi wilayah desa 60% berombak, 20% berombak sampai berbukit, dan 20% berbukit sampai bergunung. Desa-Desa ini memiliki prasarana umum meliputi prasarana pemerintahan desa, sarana pengairan, alat transportasi, angkutan dan komunikasi, jalan dan jembatan, sarana perekonomian dan sosial budaya. Prasarana pengairan yang terdapat di desa ini berupa dua buah air terjun dan dua buah sungai. Adapun alat transportasi meliputi 20 unit angkot, 30 unit ojeg, dan 125 sepeda, Ekologi desa-desa ini sangat terkait dengan ekologi pegunungan dengan lingkungan pertaniannya yang demikian subur, dan udara yang sejuk baik di pagi hari maupun di malam hari.
Gambar 2 Kondisi wilayah pertanian padi Kecamatan Pamijahan, 2012 Mata air yang berada di desa-desa ini berbual-bual dengan air yang jernih merupakan penyebab ekologi sawah dan ekologi tegalan menghijau subur sepanjang musim. Aliran air ini digunakan penduduk desa untuk mengairi pesawahan, tanaman palawija, dan digunakan sebagai air untuk mandi dan
28
mencuci. Selain itu juga dimanfatkan sebagai sistem pengairan kolam-kolam perikanan air deras. Mata air digunakan masyarakat sebagai sumber air bersih untuk keperluan memasak dan air minum. Sistem pertanian utama di desa didominasi sistem bersawah dengan tanaman padi sebagai tanaman utama yang ditanam penduduk desa setiap satu musim tanam. Tanaman palawija juga ditanam oleh beberapa petani disekitar sawahnya. Pada pertanian padi para petani di desa menggunakan benih Ciherang, IR 64, Memberango, dan Situ Bagendit. Pengaturan sistem irigasi lahan pertanian dilakukan oleh ulu-ulu yaitu petugas yang mengurus irigasi pesawahan. Irigasi dilakukan secara adil untuk semua petani di desa-desa. Gambaran umum lokasi penelitian dapat diklasifikasikan pada beberapa karakteristik yaitu luas lahan dari masing-masing desa, keadaan jumlah penduduk, dan mata pencaharian-mata pencaharian yang menjadi pusat atau dominan masyarakat petani padi di Kecamatan Pamijahan. Gambaran umum lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel yang secara menyeluruh disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Nama Desa No Karakteristik Cibunian Purwabakti Ciasmara Ciasihan 1 Luas Lahan (Ha) 1 258 1 662 625 250 663 274 2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 15 027 7 623 7 534 10 155 3 Mata pencaharian a.Buruh Tani.(Orang) 683 538 317 743 b.Petani Pemilik.(Orang) 527 781 737 497 c.Pedagang (Orang) 210 747 141 747 d.Swasta (Orang) 152 432 46 348 e.Buruh Pabrik (Orang) 204 312 138 f.Lain-Lain (Orang) 426 301 374 713 4 Tingkat Pendidikan. a.TidakTamat 2 103 334 2 193 5 079 SD/Sederajat (orang) b.Tamat SD (orang) 2 564 1 035 2 279 2 595 c.Tamat SLTP/Sederajat 876 784 551 1 073 (orang) d. Tamat SLTA/Sederajat 354 436 290 865 (orang) e.Diploma/Sarjana 32 106 28 108 (orang) Sumber: Kecamatan Pamijahan, 2012
29
Pada Tabel 2 dapat kita lihat beberapa keadaan umum wilayah di desadesa yang menjadi tempat penelitian yaitu Desa Cibunian, Desa Ciasihan, Desa Purwabakti, dan Desa Ciasmara. Gambaran umum lokasi penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam profil desa-desa. 5.1.1 Profil Desa Cibunian Desa Cibunian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 258 Ha, dan merupakan desa dengan luasan terkecil dibandingkan dengan 3 desa lainnya, terbagi dalam lima dusun, 17 rukun warga (RW), dan 40 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Cibunian adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah barat berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang Jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah lakilaki 5 035 jiwa, perempuan 9 992 jiwa, dengan jumlah penduduk miskin 983 kepala keluarga. Mata pencaharian masyarakat Desa Cibunian mayoritas bekerja di sektor pertanian (dengan jumlah petani baik petani pemilik maupun penggarap adalah 1 210 Petani), sebagian perikanan, sebagian perdagangan, dan wiraswasta, serta pegawai negeri. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Cibunian bervariasi, dari mulai lulusan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Pondok Pesantren. Desa ini termasuk desa yang cukup besar jumlah masyarakat yang tidak tamat SD, namun termasuk desa yang besar juga untuk masyarakatnya yang lulus SD atau sederajat. Mayoritas penduduk di Desa Cibunian beragama Islam. 5.1.2 Profil Desa Purwabakti Desa Purwabakti merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 662 Ha, diatas permukaan laut 520 s.d. 1 350 m, dan tinggi curah hujan sebesar 120 m3, yang terbagi dalam lima dusun, 12 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciasmara, sebelah timur berbatasan dengan Desa
30
Ciasmara, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian Jumlah penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan Nopember 2012 adalah sebanyak 7 623 jiwa terdiri dari laki-laki 3 816 jiwa, perempuan 3 807 jiwa, serta jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 1 950 KK. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Purwabakti untuk yang tidak tamat SD atau sederajat termasuk yang paling sedikit diantara ketiga desa lainnya, dan termasuk desa terbesar kedua dengan masyarakat lulusan diploma atau sarjana terbanyak serta mayoritas di desa ini beragama Islam. 5.1.3 Profil Desa Ciasmara Desa Ciasmara berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 625 250 Ha terdiri dari 325 Ha tanah pertanian, 200 Ha tanah kehutanan, 101 250 Ha tanah pemukiman penduduk, dan lainya. Desa Ciasmara terdiri dari tiga dusun dengan 11 rukun warga (RW), 29 rukun tetangga (RT), dan dua kolektor PBB. Desa Ciasmara merupakan desa yang berada di daerah lereng Gunung Salak (Bogor), dengan ketinggian Desa Ciasmara 500 – 600 m dari permukaan laut (dpl), bersuhu rata-rata 22 – 32 derajat celcius, dengan diapit oleh dua aliran sungai yaitu di sebelah utara Sungai Ciasmara dan di sebelah selatan Sungai Parabakti juga sekaligus menjadi batas administratif dengan Desa Ciasihan dan Desa Purwabakti. Perbatasan Desa Ciasmara sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciasihan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian. Jumlah penduduk Desa Ciasmara tahun 2012 adalah sebanyak 7 534 Jiwa terdiri dari laki-laki 3 919 jiwa, perempuan 3 615 jiwa, dan 1 457 KK. Untuk tingkat pendidikan di Desa Ciasmara masyarakat yang tidak tamat SD atau sederajat memiliki jumlah terbesar kedua dibandingkan dengan ketiga desa lainnya, dan desa dengan lulusan Diploma atau Sarjana paling sedikit dibandingkan tiga desa lainnya. Mayoritas masyarakat memeluk agama Islam.
31
5.1.4
Profil Desa Ciasihan Desa Ciasihan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 663 274 Ha, dan merupakan desa dengan luas terbesar diantara 4 desa binaan Chevron, yang terbagi dalam tiga dusun, 9 rukun warga (RW), dan 45 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Gunung Picung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Gunung Sari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ciasmara. Jumlah Penduduk Desa Ciasihan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebanyak 10 155 Jiwa terdiri dari laki-laki 5 133 jiwa, perempuan 5 022 jiwa, dan 2 580 KK. Untuk tingkat pendidikan masyarakat di desa Ciasihan merupakan desa dengan jumlah masyarakat yang tidak tamat SD atau sederajat paling banyak diantara tiga desa lainnya, dan desa dengan lulusan terbanyak untuk tingkat Diploma atau Sarjana. Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 10 155 Orang. . 5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi Program pelaksanaan CSR CGS bidang ekonomi pertanian padi di Kecamatan Pamijahan dimulai pada tahun 2009. Program CSR CGS ini merupakan program yang menggunakan sistem beputar, sehingga tidak setiap tahun pelaksanaan program CSR khususnya dalam pertanian padi diberikan. Program CSR CGS ini terdiri dari beberapa bidang, diantaranya bidang ekonomi, pendidikan, infrastruktur, komunikasi, dan lingkungan. Program CSR CGS yang berperan dalam pemberdayaan petani serta melatih kemampuan petani dalam melakukan usahataninya adalah program ekonomi. Program CSR CGS dalam bidang ekonomi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya pendampingan pertanian, dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa keuangan syariah mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan langsung dengan petani adalah pendampingan pertanian dan ternak domba yang dijabarkan dalam beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan, diantaranya pelatihan
32
dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, pemberian hewan ternak domba. Cakupan program CSR CGS pertanian padi tersebut dilakukan di atas tanah 10 Ha dengan melibatkan 30 anggota petani dari 4 desa yang berbeda,7 orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 Orang petani dari Desa Purwabakti dan 8 orang petani dari Desa Cibunian. Kegiatan dilaksanakan dengan mengadakan sekolah lapang pertanian yang diikuti oleh petani penerima program CSR Chevron, oleh petugas CSR CGS. Sekolah lapang yang dilakukan melakukan pendampingan-pendampingan yang dilakukan secara intensif. Program yang diberikan selain penyuluhan tentang pertanian padi adalah pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang dan pemberian benih padi yang disesuaikan dengan luas tanah petani tersebut. Baik tanah pemilik maupun tanah penggarap. Pemberian benih padi dan pupuk kandang yang merupakan kegiatan dari program CSR CGS diberikan sesuai dengan luas lahan yang digarap atau dimiliki oleh petani penerima program CSR CGS. Kegiatan lainnya adalah pemberian secara hibah ternak domba yang diberikan kepada masing-masing petani penerima program CSR CGS. 5.3 Karakteristik Responden Karakteristik petani responden yang dibahas pada penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, luas lahan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan petani. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi yang menerima program CSR CGS yang berada di Kecamatan Pamijahan dengan 4 desa yang berbeda yaitu, Desa Ciasmara, Ciasihan, Purwabakti, dan desa Cibunian. Responden petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada beberapa karakteristik yang digambarkan pada Tabel 3 secara menyeluruh. Pada Tabel 3 dapat kita lihat beberapa karakteristik responden yang terbagi ke dalam beberapa kelompok berikut yaitu: usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan. Karakteristik responden penelitian ini adalah petani padi penerima program CSR CGS yang tersebar pada empat desa yang berbeda, yaitu Desa Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan Purwabakti. Jumlah responden petani padi penerima program CSR CGS adalah 30
33
orang yang masih tergolong aktif, 7 orang dari Desa Ciasmara, 7 orang dari Desa Ciasihan, 8 orang dari Desa Cibunian, dan 8 orang dari Desa Purwabakti. Gambaran secara terperinci yang dijelaskan dalam setiap karakteristik kelompok umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani padi di desa-desa Kecamatan Pamijahan Bogor. Tabel 3
Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Petani Padi Penerima Program No Karakteristik Responden CSR CGS Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Kelompok Umur Responden a. <26 Tahun 1 3.33 b. 26-45 Tahun 13 43.33 c. >45 Tahun 16 53.34 Total 30 100.00 2 Tingkat Pendidikan. a. Tidak Lulus SD 10 33.33 b. Lulus SD 14 46.67 c. Lulus SMP 3 10.00 d. Lulus SMA 2 6.67 e. Sarjana 1 3.33 Total 30 100.00 3 Jumlah Tanggungan Keluarga a. <3 Orang 7 23.33 b. 3-5 Orang 20 66.67 c. >5 Orang 3 10.00 Total 30 100.00 4 Tingkat pendapatan (y) a.
34
memilih pekerjaan di luar bertani, karena merasa bahwa bertani atau menjadi petani belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupannya. 5.3.2 Tingkat Pendidikan Pendidikan yang ditempuh oleh petani yang menerima program CSR CGS tersebar dari mulai tidak lulus SD, lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA, hingga Diploma atau Sarjana. Sebagian besar petani padi penerima program CSR CGS memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun ada beberapa petani yang memiliki tingat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan ini dapat menjadi indikator bahwa bagaimana hasil produksi usahatani padi dengan pendidikan yang selama ini petani tempuh atau apakah dengan tingkat pendidikan petani yang tinggi mampu memberikan perbedaan dalam hasil pengolahan usahataninya, atau cara berpikir dalam dunia pertanian. Hampir sebagian besar di desa ini masyarakat menjadi petani karena sudah menjadi warisan nenek moyang yang sudah turun temurun, ilmunya terus diturunkan dari nenek moyangnya, dan karena memiliki pendidikan yang rendah sehingga memilih menjadi petani. 5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa jumlah tanggungan untuk petani yang menerima program CSR CGS rata-rata berkisar lebih dari 3 orang, dalam melakukan usahatani padi petani biasanya meminimalisir biaya tunai yang dikeluarkan, sehingga untuk melakukan usahataninya petani biasanya dibantu oleh anak serta istrinya. Kegiatan-Kegiatan dalam pertanian padi banyak dilakukan oleh Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dengan tujuan untuk meminimalisir biaya produksi yang dikeluarkan, namun dengan jumlah anggota keluarga yang sedikit, dan sanak saudara atau keluarga yang tidak terlalu banyak, maka akan tetap memungkinkan petani untuk membayar Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) untuk membantu proses pertanian padinya. 5.3.4 Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 mengenai karakteristik tingkat pendapatan menjelaskan bahwa petani padi penerima program CSR CGS yang mendapatkan pendapatan kurang dari Rp500 000.00, memiliki persentase 40%. Petani yang memiliki pendapatan antara Rp500 000.00 - Rp1 000 000.00 memiliki persentase yang
35
lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Persentase pendapatan petani dengan rentang lebih besar dari Rp1 000 000.00, namun kurang dari Rp2 500 000.00, untuk petani penerima program CSR CGS adalah 7%. Jika kita perhatikan untuk petani penerima program CSR CGS memang dominan memilki tingkat pendapatan yang rendah. Dengan tingkat pendapatan yang rendah ini menunjukan bahwa petani padi belum mampu menjadi petani yang mandiri.
36
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Identifikasi Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi Pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) di Kecamatan Pamijahan pada 4 desa berbeda yang merupakan Ring 1 (Daerah yang memiliki lokasi terdekat dengan perusahaan CGS) diantaranya Desa Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, dan Purwabakti. Program tersebut terdiri dari beberapa bidang, diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Program yang difokuskan dalam penelitian ini adalah program bidang ekonomi. Program CSR CGS dalam pengembangan masyarakat petani bidang ekonomi terdiri dari bentuk donasi dan capacity building, bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang diberikan secara langsung oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat dalam jangka waktu pendek, seperti bantuan santunan anak yatim, bantuan infrastruktur, dan lain sebagainya. Jenis bantuan lain adalah capacity building berupa pengembangan kapasitas atau keahlian (skill) masyarakat, bantuan ini bersifat jangka panjang dan tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat tapi juga dirasakan oleh masyarakat yang tidak menerima manfaat program. Program dalam bentuk capacity building ini berupa pelatihan-pelatihan pengembangan usaha lokal, seperti pelatihan pertanian padi, pelatihan pengembangan koperasi, pelatihan anyaman bambu, pelatihan usaha ternak domba dan lain-lain. ProgramProgram CSR CGS ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar kepada petani-petani penerima program CSR maupun memberikan dampak tidak langsung yang dapat dirasakan oleh petani atau masyarakat yang tidak mendapatkan program CSR CGS. Menjadikan petani padi penerima program CSR CGS memiliki wawasan luas dan mampu menjadi masyarakat petani yang mandiri dan berdiri sendiri. Bentuk program CSR CGS yang sudah dijalankan dalam bidang ekonomi ini, apakah sudah dijalankan dengan baik dan hasil yang diperolehnya apakah sudah memuaskan atau perlu adanya penilaian atau evaluasi kembali dari perusahaan CGS agar program CSR kedepannya mampu memberikan program terbaik. Hal ini tidak terlepas dari peran serta petani padi yang merasakan langsung manfaat dari adanya program CSR CGS. Bentuk Program CSR CGS dalam bidang ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4.
37
Tabel 4 Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi Tahun 2007-2011 No Program Kegiatan Tahun Penerima Program 1 Pendampingan Pelatihan 2007Kelompok tani Pertanian dan Ternak mengenai 2011 celempung, kacapi, Domba pertanian padi dan Berkah tani, dan budidaya ternak Karya mandiri. domba. 2 Pendampingan Pelatihan Sistem 2009Koperasi Jasa Koperasi Siraa Administrasi dan 2011 Keuangan Syariah tatacara “Mitra Usaha” berkoperasi. (Siraa) 3 Pendampingan Pelatihan 2010Kelompok Pemuda Otomotif (Bengkel) Keterampilan 2011 empat Desa dalam urusan Ciasmara, perbengkelan. Ciasihan, Cibunian dan purwabakti. 4 Pendampingan Pelatihan anyaman 2009Kelompok tani Anyaman Bambu bambu dan 2011 berkah tani. dan Bibit Pohon pemberian bibit pohon Sumber: Data Primer, Diolah 2014 Program-Program CSR yang dilakukan oleh CGS diberikan kepada petani padi di Kecamatan Pamijahan karena perusahaan CGS yang memiliki wilayah dekat dengan kegiatan usahatani padi, kegiatan program CSR yang diberikan diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap pengembangan usahatani padi. Program CSR yang berperan dalam pengembangan usahatani padi adalah program CSR dalam bidang ekonomi. Program CSR bidang ekonomi yang berperan terhadap pertanian padi diantaranya Pendampingan Pertanian dan Ternak Domba yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih padi dan pupuk kandang, serta pemberian ternak domba kepada masing-masing penerima program CSR CGS. 6.1.1 Bentuk Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi Program yang berkaitan dengan pelatihan dan penyuluhan pertanian padi diharapkan dapat diterapkan oleh petani agar mendapatkan hasil produksi yang baik. Pelatihan dan penyuluhan pertanian padi terus dilakukan dari proses penanaman sampai panen. Pelatihan dan penyuluhan tentang pertanian padi ini diharapkan agar masyarakat petani memiliki keahlian yang cukup dalam menanam padi untuk menghasilkan padi dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
38
Tabel 5 Bentuk Kegiatan CSR CGS Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi Tahun 2009 Tujuan Pelatihan dan Penerima Pelatihan Jenis No Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan Hasil Pelatihan Padi. Pertanian Padi. 1 Pemilihan Petani mengetahui Petani Padi Desa Berhasil benih padi dan memahami Ciasihan, Cibunian, yang unggul pemilihan benih yang Ciasmara, dan unggul. Purwabakti. 2 Jarak tanam Petani mengetahui Petani Padi Desa Kurang padi dan mengaplikasikan Ciasihan, Cibunian, Berhasil pelatihan jarak tanam Ciasmara, dan padi. Purwabakti. 3 Dosis pupuk Petani mengetahui Petani Padi Desa Kurang dan mengaplikasikan Ciasihan, Cibunian, Berhasil dosis pupuk dengan Ciasmara, dan pas. Purwabakti. 4 Sistem Petani memahami dan Petani Padi Desa Berhasil pengairan mampu secara teknik Ciasihan, Cibunian, sistem pertanian padi Ciasmara, dan dalam hal irigasi. . Purwabakti. 5 Pengendalian Petani mengetahui Petani Padi Desa Kurang organisme dan mampu berusaha Ciasihan, Cibunian, Berhasil pengganggu mengendalikan Ciasmara, dan dan penyakit. organisme Purwabakti. pengganggu dan penyakit padi. 6 Penanganan Petani mengetahui Petani Padi Desa Kurang panen dan penanganan panen Ciasihan, Cibunian, berhasil pasca panen dan pasca panen yang Ciasmara, dan baik. Purwabakti. Sumber: Data Primer Diolah, 2014. Pelatihan dan penyuluhan pertanian padi ini dilakukan secara langsung dari pihak CSR CGS kepada petani dengan memberikan penjelasan dan penyampaian materi dan praktik langsung pada sawah-sawah petani. Awalnya petani penerima program CSR CGS dikumpulkan dalam suatu tempat atau sejenis saung tempat petani beristirahat setelah bertani, kemudian pihak CSR CGS memberikan penyuluhan dengan menyampaikan materi tentang pertanian padi, kondisi pertanian padi saat ini, peran serta petani dalam membangun pertanian Indonesia, tata cara pelaksanaan pertanian padi yang baik, dan lain-lain. Petani diberikan catatan tentang tata cara pelaksanaan pertanian padi agar petani memahami dan tidak lupa materi yang telah disampaikan. Pelatihan dan
39
penyuluhan dilakukan pada empat desa berbeda, dalam waktu yang tidak sama. Jenis-Jenis pelatihan dan penyuluhan program CSR CGS terhadap usahatani padi dapat dilihat pada tabel 5. Setelah petani mendapatkan materi, mereka diberikan pelatihan secara langsung mengenai tata cara pemilihan bibit padi yang unggul agar hasil produksi padi memuaskan. Hampir sebagian petani di desa-desa yang mendapatkan program CSR CGS memiliki jarak tanam padi yang terlalu rapat, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, oleh karena itu pihak penyuluh memberikan informasi yang penting juga tentang pola tanam padi dengan jarak antar padi yang tidak terlalu rapat. Beberapa alasan petani melakukan pola jarak tanam padi yang rapat agar menghasilkan produksi padi yang banyak, dan jarak tanam yang dilakukan petani biasanya menggunakan ilmu perkiraan. Hal ini pula yang mendorong tim penyuluh untuk melakukan pelatihan dan penyuluhan yang baik terhadap petani. Penggunaan pupuk juga menjadi perhatian penyuluh kepada petani, dengan memberikan informasi takaran penggunaan pupuk yang cukup. Sebagian petani berpendapat bahwa semakin banyak pupuk yang diberikan terhadap tanaman padi, maka hasil produksi padi mereka meningkat. Pupuk harus digunakan secara cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan, jika pupuk yang diberikan terlalu berlebihan maka akan mempengaruhi pertumbuhan daun padi yang cepat menguning, sedangkan jika kekurangan pupuk akan mempengaruhi pertumbuhan padi yang kurang berisi. Penyuluh pertanian padi juga menjelaskan sistem pengairan yang cukup dalam pertanian, terlebih petani-petani di Kecamatan Pamijahan ini merupakan petani padi sawah, sehingga pengairan merupakan faktor yang berperan penting juga dalam pertanian padi. Hal yang paling meresahkan petani padi adalah adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman padinya, hama dan penyakit yang sulit dikendalikan petani menyebabkan hasil padi menurun, dalam penyuluhan pertanian padi ini pihak CSR CGS memberikan informasi terkait dengan pengendalian hama dan penyakit. Pelatihan dan
penyuluhan
ini
dilakukan
secara
berkala,
dengan
pendampingan-
pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh CSR CGS, dengan memberikan praktik langsung kepada petani yang sedang menanam padinya. Tahap terakhir dalam proses pertanian padi adalah pemanenan, padi yang dihasilkan petani
40
hampir sebagian besar digunakan untuk dikonsumsi kembali bahkan dari sebagian petani mereka membeli kembali di warung-warung atau toko beras karena produksi mereka tidak mencukupi kebutuhan petani sehari-hari. Proses pemanenan, penyuluh pertanian padi dari pihak CSR CGS menyerahkan sepenuhnya kepada pihak petani dan juga pemasarannya. 6.1.2 Bentuk Kegiatan Pemberian Benih Padi dan Pupuk Kandang Bentuk bantuan lain yang dilakukan oleh CGS terhadap pertanian padi adalah pemberian benih padi dan pemberian pupuk kandang. Benih padi yang diberikan adalah benih padi dengan jenis padi Ciherang, benih padi yang diberikan disesuaikan dengan luas lahan petani penerima program CSR CGS baik petani pemilik maupun petani penggarap. Luas lahan sawah petani di Kecamatan pamijahan ini menggunakan ukuran gedeng, satu gedeng setara dengan 1500 m2 dan rata-rata tiap gedeng menggunakan benih 6.5 kg sehingga rata-rata per hektar menggunakan kurang lebih 39 kg. Jumlah rata-rata benih yang digunakan untuk padi sawah ini terbilang cukup besar dengan rata-rata benih standardnya antara 25-30 kg per hektar, benih yang digunakan untuk pembibitan seharusnya kurang lebih 3-5 benih, namun petani di Kecamatan Pamijahan ini menggunakan rata-rata benih yang lebih dari 5 benih. Pemberian benih padi ini merupakan program CSR yang sifatnya hibah, dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi usahatani padi. Teknis pelaksanaan pemberian benih padi ini dilakukan secara langsung kepada petani agar bantuan dapat dirasakan langsung oleh petani. Bentuk kegiatan dari program CSR CGS bidang ekonomi, pendampingan pertanian dan ternak domba yang diberikan langsung kepada petani, adalah pemberian pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang ini diberikan secara hibah kepada petani dengan tujuan yang sama yaitu mengurangi biaya produksi usahatani padi. Pupuk kandang merupakan pupuk alami yang baik digunakan untuk pertanian padi, dan ramah terhadap lingkungan, dengan adanya pemberian pupuk kandang ini dari tim CSR CGS ingin menyampaikan secara tersirat akan pentingnya pupuk alami terhadap usahatani padi mereka. Pemberian pupuk kandang ini diberikan kepada petani dengan sistem pengolahan yang sudah dilakukan oleh CGS dengan bentuk bungkusan. masing-masing petani mendapat 100 bungkus dengan porsi 50 kg, pemberian pupuk kandang ini tidak disesuaikan
41
dengan luas lahan petani tetapi diberikan secara adil kepada masing-masing petani penerima program CSR CGS. untuk mengurangi biaya penggunaan pupuk kandang untuk usahatani padi. 6.1.3 Bentuk Kegiatan Pemberian Hewan Ternak Domba Bentuk Kegiatan lain dalam bidang ekonomi yang diberikan oleh CGS yang relevan terhadap pengembangan usahatani padi adalah pemberian bantuan hewan domba kepada masing-masing petani penerima program CSR CGS. Kecamatan pamijahan selain potensial sebagai tempat untuk menanam padi juga sangat potensial sebagai tempat peternakan, daerah sekitar Desa Ciasmara terdapat peternakan sapi besar yang dikelola oleh perusahaan tertentu. Pemberian program CSR ternak domba ini masing-masing petani mendapatkan 2 ekor domba. yang diberikan langsung kepada petani dengan harapan bahwa petani padi tidak hanya melakukan usahatani padi namun dapat juga melakukan usaha dalam peternakan. Hewan domba yang diberikan kepada petani penerima program CSR CGS adalah domba jantan dan betina dengan usia antara 10-12 bulan. Hewan domba merupakan salah satu usaha yang menjanjikan meskipun resiko kematian untuk ternak domba juga sangat tinggi. Kegiatan CSR pemberian hewan domba ini juga sangat berhubungan dengan pertanian padi petani di Kecamatan Pamijahan, harapan dari pihak pemberi adalah kotoran hewan domba yang dapat digunakan sebagai tambahan pupuk kandang untuk pertanian padinya sehingga dapat mengurangi biaya produksi usahatani padi. Pemberian hewan domba ini merupakan pemberian yang sifatnya hibah, namun selain itu dari pihak CSR CGS melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait dengan pemeliharaan domba. Kendala dari bentuk program CSR yang diberikan secara hibah adalah petani belum mampu mengaplikasikan program dengan baik, petani hanya menerima kebermanfaatannya dari sisi pembiayaan, artinya hampir sebagian besar petani yang menjual kembali dombanya, padahal secara praktisi petani mampu untuk beternak domba. Hal ini disebabkan kebutuhan petani yang terus meningkat sehingga memaksa petani untuk menjual dombanya, terlebih lagi dari beberapa petani mengalami kendala dombanya mengalami kematian.
42
6.1.4 Permasalahan Atau Kendala Kegiatan Usahatani Padi Kegiatan-Kegiatan CSR dalam bidang ekonomi terkait dengan pertanian padi yang diberikan oleh perusahaan CGS kepada petani padi di Desa Ciasihan, Ciasmara, Purwabakti, dan Cibunian, pada dasarnya sudah berjalan sangat baik. Namun, ada beberapa kekurangan-kekurangan yang menjadi catatan untuk dijadikan bahan pertimbangan perusahaan. Terkait masalah keanggotaan petani yang terlibat dalam program CSR CGS mengalami penurunan dari 66 anggota petani aktif kini menjadi 30 petani, hal ini dikarenakan keberlanjutan dari program CSR CGS ini yang belum terlaksana dengan baik. Kemudian pengawasan dan bimbingan yang belum maksimal yang dilakukan oleh CGS, pemberian program yang dilakukan secara hibah kepada petani memberikan pemahaman kepada petani bahwa bantuan yang diberikan dilakukan dengan sukarela tanpa ada timbal balik dari petani, seperti yang terlihat pada kegiatan pemberian hewan domba kepada petani, dan hanya sebagian orang yang memelihara dombanya, sedangkan petani-petani lain menjual hewan dombanya. Permasalahan kedua yang muncul dari petani terkait pelaksanaan usahatani padinya, petani yang telah mendapatkan program penyuluhan dan pelatihan sebagian petani ada yang tidak melaksanakan sepenuhnya, dikarenakan permasalahan biaya, dan sebagainya. Kurangnya kesadaran petani akan pentingnya pertanian padi dan tatacara pelaksanaan pertanian padi yang baik sehingga petani tidak mendapatkan hasil produksi yang maksimal, Kurangnya kesigapan petani dalam mengendalikan organisme pengganggu dan penyakit dan pencegahan terhadap hama wereng yang menyerang padi sawah. 6.2 Identifikasi Manfaat Program CSR CGS Bidang Ekonomi Program-program yang diberikan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd bidang ekonomi memberikan manfaat-manfaat kepada penerima program CSR CGS. Diharapkan dengan adanya program CSR CGS masyarakat petani menjadi masyarakat yang mampu dan mandiri. Harapan dari petani terhadap program CSR CGS adanya keberlanjutan yang mantap agar kemampuan masyarakat petani terasah dan terampil, serta memiliki kemampuan dalam melakukan usahatani padinya menjadi padi yang unggul, mampu mencukupi kebutuhan hidup seharihari, dan mampu memasarkan hasil padinya ke pasar-pasar atau toko-toko beras.
43
Tabel 6 Bentuk Manfaat-Manfaat Program CSR CGS Tahun 2007-2011 No Program Kegiatan Tahun Manfaat 1 Pendampingan Pelatihan mengenai 2007-2011 Mampu membuat Pertanian dan pertanian padi dan pupuk alami dan Ternak Domba budidaya ternak mampu berternak domba. domba dengan baik. 2 Pendampingan Pelatihan sistem 2009-2011 Mampu Koperasi Siraa administrasi dan melaksanakan tatacara berkoperasi pembukuan administrasi koperasi 3 Pendampingan Pelatihan 2010-2011 Mampu Otomotif keterampilan dalam melaksanakan (Bengkel) urusan perbaikan kendaraan perbengkelan. bermotor. 4 Pendampingan Pelatihan anyaman 2009-2011 Dapat meningkatkan Anyaman bambu dan sumberdaya alam Bambu dan pemberian bibit bambu yang bernilai Bibit Pohon pohon ekonomi dan terampil dalam menganyam bambu. Sumber: Data Primer Diolah, 2014. Harapan dari Chevron semoga dengan adanya program CSR ini pemberdayaan petani menjadi semakin baik dan mampu malanjutkan dan mengaplikasikannya dan berbagi ilmu dengan masyarakat petani lain yang tidak menerima program CSR CGS. Kebermanfaatan dari adanya program CSR ini merupakan hal penting bagi pihak perusahaan untuk mampu terus memperbaiki kinerja perusahaan agar menjadi perusahaan yang terpandang. Adapun bentukbentuk manfaat program CSR CGS dalam bidang ekonomi terhadap petani-petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukan manfaat dari adanya kegiatan program, dan tahun pelaksanaan program. Program CSR CGS dalam bidang ekonomi yang terdiri dari program pendampingan pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi siraa, pendampingan otomotif (bengkel), pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon, mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu dari masing-masing program, namun pada dasarnya bahwa setiap program menunjukan manfaat yang dirasakan oleh para petani. Diantara semua program CSR CGS yang merupakan program yang berkaitan dengan pengembangan usahatani padi adalah program pendampingan pertanian dan ternak domba.
44
Program-Program yang diberikan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), memberikan manfaat-manfaat tersendiri kepada masyarakat, khususnya masyarakat petani padi terhadap usahataninya. Manfaat utama dari proyek pembangunan pedesaan dan pertanian biasanya adalah penciptaan tambahan output dari usaha-usaha tani yang dikelola oleh proyek (Gittinger, 2008). Manfaat yang dirasakan oleh petani terhadap usahataninya terdiri dari manfaat terhadap adanya program pendampingan pertanian dan ternak domba dalam beberapa kegiatan pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian hewan ternak domba. Pendampingan kegiatan CSR yang dilakukan oleh CGS terhadap pertanian padi di Kecamatan Pamijahan ini tidak lepas dari peran serta petani sebagai penerima program CSR CGS, Peran serta petani padi dalam memberikan penilaian terhadap program CSR CGS melibatkan dalam persepsi petani terhadap kebermanfaatan petani dalam memperoleh pendampingan. Berikut ini adalah tabel hasil kuesioner tentang manfaat terhadap program pendampingan CSR CGS dengan menggunakan skala likert. Hasil wawancara dengan petani padi penerima program CSR CGS terkait manfaat-manfaat yang dirasakan oleh petani sebagai tolak ukur atau indikator keberhasilan suatu program dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukan persepsi masyarakat petani terhadap pelaksanaan program CSR CGS terhadap pertanian padi. Tabel 7 menunjukan pandangan masyarakat petani padi terhadap program CSR
CGS yang dilakukan terhadap pertanian padi, hal ini dapat dijadikan
indikator mengenai keberhasilan program CSR CGS. Skala 1 menunjukan persepsi petani tidak bermanfaat terhadap program CSR yang diberikan. Skala 2 menunjukan persepsi petani kurang bermanfaat terhadap program CSR yang diberikan. Skala 3 dan 4 menunjukan persepsi petani bermanfaat dan sangat bermanfaat terhadap program CSR yang yang diberikan. Hasil analisis persepsi masyarakat terhadap kebermanfaatan kegiatan dari suatu program CSR CGS tentang pelatihan dan penyuluhan pertanian padi dapat dijelaskan bahwa pemahaman mengenai pemilihan bibit padi yang unggul 50% merasakan kebermanfaatannya, pelatihan mengenai pola jarak tanam padi sebesar 56.67% petani merasakan kurang bermanfaat, penggunaan pupuk sebesar 43.33% petani
45
merasakan kurang bermanfaat, sebesar 76.67% petani merasakan bermanfaat terhadap peningkatan pemahaman tentang pengairan padi, meningkatkan pengendalian organisme pengganggu dan penyakit sebesar 63.33% petani merasa kurang bermanfaat, sebesar 46.67% petani merasa kurang bermanfaat mengenai peningkatan proses pemanenan dan pemasaran, sebesar 56.67% petani merasa bermanfaat dalam pelatihan penggunaan pupuk kandang, dan sebesar 40% petani merasa kurang bermanfaat dalam tatacara beternak domba dengan baik. Tabel 7 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program CSR CGS Terhadap Program Pertanian Padi Tahun 2012 Persepsi Masyarakat Petani No Pertanyaan 1 2 3 4 (%) (%) (%) (%) 1 Program CSR CGS dalam pendampingan program pertanian padi memberikan 6.67 26.67 50.00 16.67 pemahaman dan pengetahuan dalam memilih benih padi yang unggul 2 Pendampingan program pertanian padi memberikan pemahaman kepada petani 3.33 56.67 33.33 6.67 tentang pola jarak tanam padi yang seharusnya dilakukan oleh petani. 3 Petani memahami penggunaan pupuk dan takaran-takaran yang harus diberikan pada 0.00 43.33 23.33 33.33 usaha tani padinya. 4 Program CSR CGS dengan pendampingan program pertanian memberikan wawasan 0.00 10.00 76.67 13.33 yang luas dalam hal sistem pengairan padi 5 Petani Memahami dan mendapatkan pengetahuan yang besar dengan 6.67 63.33 30.00 0.00 pengendalian organism pengganggu dan penyakit padi. 6 Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang proses pemanenan dan pemasaran. 10.00 46.67 26.67 16.67 7 Pendampingan program CSR memberikan pemahaman tentang penggunaan pupuk 0.00 40.00 56.67 3.33 kandang yang baik dalam proses pertanian padi 8 Petani memahami tatacara beternak domba 6.67 40.00 33.33 20.00 dengan baik Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Keterangan: 1= Tidak Bermanfaat 2= Kurang Bermanfaat
3- Bermanfaat 4= Sangat Bermanfaat
46
6.2.1 Manfaat Bagi Petani padi Terhadap Adanya Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd memberikan manfaat terhadap petani untuk usahatani padinya. Maanfaat yang dirasakan petani dapat dilihat dari manfaat sebelum dan setelah adanya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi. Manfaat yang dirasakan dengan adanya pelatihan dan penyuluhan menjadikan petani memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang usahatani padi, mengetahui tatacara pertanian padi yang baik, pemilihan bibit-bibit padi yang unggul dan sebagainya. Manfaat yang dapat dirasakan oleh petani dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi yang maksimal. Berikut adalah tabel perbandingan hasil produksi padi petani sebelum dan setelah mendapatkan program CSR CGS. Tabel 8 Perbandingan hasil Produksi Padi Petani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Tahun 2012 Hasil Produksi No Petani Padi (Kg/Ha/Musim Tanam) 1 Setelah menerima Pogram CSR CGS 4 192 2 Sebelum menerima program CSR CGS 3 338 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Produksi padi yang dihasilkan oleh petani padi penerima program CSR CGS sebelum dan setelah mendapatkan program CSR CGS dapat kita lihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukan bahwa petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS dengan tidak diberikannya pelatihan dan penyuluhan terkait pertanian padi memberikan hasil produksi yang lebih kecil dibandingkan setelah mendapatkan program CSR CGS (diberikannya pelatihan dan penyuluhan pertanian). Hasil produksi petani padi penerima program CSR CGS sebelum diberikan penyuluhan memberikan hasil produksi sebesar 3.3 ton/Ha sedangkan petani padi setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan pertanian padi memberikan hasil produksi padi sebesar 4.2 ton/Ha. Nilai ini memang terbilang tidak cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata hasil produksi padi sekitar 5-6 ton/Ha. Hal ini disebabkan karena padi yang selalu diganggu organism pengganggu tanaman dan intensitas pemberantasan hama yang kurang, serta cakupan air yang kurang terhadap usahataninya, dan kurangnya kesadaran
47
masyarakat petani akan pentingnya usahatani padi. Perbedaan hasil produksi padi sebelum dan sesudah adanya pelatihan dan penyuluhan padi dirasakan betul oleh para petani, bahwa sebelum adanya pelatihan dan penyuluhan petani melakukan pertanian padi di sawahnya menggunakan ilmu perkiraan dan warisan nenek moyang dan faktor kebiasaan. Hal inilah yang mendasari petani bahwa petani kurang begitu memperhatikan tentang ilmu teoritis. Manfaat yang dirasakan lain oleh petani padi sebelum dan sesudah mendapatkan program adalah penggunaan pupuk yang tidak berlebihan mereka menyadari bahwa penggunaan pupuk yang berlebihan membuat hasil padi mereka menjadi keracunan dan daun padi mereka yang cepat menguning, petani pun mulai menyadari bahwa pola jarak tanam yang dilakukan petani terlalu rapat, dan setelah mendapatkan adanya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi petani membuat jarak antar tanam yang tidak terlalu rapat, agar pertumbuhannya tidak berdesakan dan tidak terhambat atau menghambat pertumbuhan lain. 6.2.2 Manfaat adanya Kegiatan Pemberian Benih dan Pupuk Kandang Kegiatan CSR yang dilakukan oleh CGS yang berupa hibah sebagai bantuan modal untuk usahatani padi diantaranya pemberian benih dan pupuk kandang yang dimaksudkan untuk mengurangi biaya produksi usahatani padi. Pemberian benih ini dilakukan langsung oleh CGS kepada petani penerima program CSR CGS. Bentuk bantuan kegiatan CSR CGS lainnya adalah pemberian pupuk kandang, pupuk kandang yang diberikan merupakan pupuk kandang yang diberikan langsung kepada petani dengan olahan yang dilakukan CGS bantuan ini sifatnya sama seperti benih padi yaitu sistem hibah. Setelah adanya program bantuan pupuk kandang ini masyarakat memahami bahwa pentingnya pemberian pupuk alami terhadap usahatani padi mereka, kemudian kelompok usahatani ini menggerakkan petani-petani padi untuk membuat pupuk kompos dengan cara-cara yang tidak terlalu rumit. Limbah-limbah rumah tangga sisa-sisa makanan dapat dijadikan campuran untuk pupuk kompos, dan tanaman-tanaman pisang yang buahnya sudah dipanen bisa dijadikan campuran pembuatan pupuk kompos, dan daun-daun yang telah membusuk.
48
6.2.3 Kegiatan Pemberian Ternak Domba Kegiatan yang merupakan bagian dari Proram CSR lainnya yang dilakukan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd adalah pemberian ternak domba kepada masing-masing anggota petani padi penerima program CSR CGS. Pemberian ternak domba ini sifatnya hibah dan masing-masing anggota mendapatkan dua ekor domba untuk dipelihara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan petani. Tabel 9 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Hewan Ternak Dombanya Tahun 2009-2012 No
Responden
1
Petani 1
2
Petani 2
3
Petani 3
Pemberian Hewan Ternak Domba pada Tahun 2009
Kondisi Hewan Ternak Domba pada Tahun 2012
Indukan (1 jantan besar dan Indukan (1 jantan besar 1 betina besar usia kurang dan 1 Betina besar), 1 lebih 10-12 bulan). anakan jantan kecil, 1 anakan betina besar. Indukan (1 jantan besar dan Indukan (1 jantan besar 1 betina besar usia kurang dan 1 betina besar), 2 lebih 10-12 bulan) anakan jantan kecil, 1 anakan betina kecil. Indukan (1 jantan besar dan Indukan (1 jantan besar 1 betina besar usia kurang dan 1 betina besar), 2 lebih 10-12 bulan) anakan betina kecil.
Sumber: Data Primer, Diolah 2014 Hewan domba yang diberikan adalah hewan domba jantan dan betina dengan usia kurang lebih 10-12 bulan, harapan dari tim CSR CGS dengan adanya bantuan ini adalah petani dapat melakukan peternakan domba, dengan diberikannya pelatihan terkait pemeliharaan domba yang baik, Namun, permasalahan yang terjadi adalah beberapa petani ada yang menjual kembali domba yang telah didapat dari Chevron. Petani penerima program CSR yang tergolong aktif dengan jumlah 30 petani dari 30 petani hanya sebagian kecil petani yang melanjutkan peternakan dombanya, dari 30 petani hanya 3 petani yang masih memelihara dombanya, atau hanya sebesar 0.1 persen yang berlanjut. Hal ini disebabkan karena petani padi memiliki keterbatasan modal terkait usahataninya, sehingga lebih dari setengah petani padi yang menerima program CSR CGS yang mendapatkan bantuan hewan ternak domba mereka menjualnya
49
kembali. Petani padi yang tetap memelihara hewan ternak dombanya semenjak diberikannya bantuan sampai sekarang adalah dapat dilihat pada Tabel 9. Pada penerima program CSR CGS Dampak yang dirasakan langsung oleh petani terhadap pengembangan usahatani padi adalah kotoran ternak domba yang dimanfaatkan untuk pupuk organik untuk usaha padinya, sehingga petani tidak begitu besar mengeluarkan biaya untuk penggunaan pupuk kandangnya. Petani dapat langsung mengambil di tempat kandang ternaknya. Perbedaan Biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kandang sebelum mendapatkan program CSR CGS adalah sebesar Rp286 593, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kandang setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar Rp234 669. 6.3 Identifikasi Struktur Biaya Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Petani tentunya mengeluarkan biaya dalam rangka melakukan usahatani padi, biaya yang dikeluarkan terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya biaya tunai dan biaya non tunai. Biaya tunai adalah biaya yang harus dikeluarkan secara langsung oleh petani untuk kepentingan usahataninya. Biaya tunai terbagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya sewa traktor, sewa kerbau, dan pajak tanah untuk tanah pemilik. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya benih, pupuk, pestisida, dan bagi hasil untuk petani penggarap dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya non tunai adalah biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan usahatani yang meliputi biaya penyusutan alat pertanian, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Berikut adalah Tabel struktur biaya rata-rata usahatani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS per hektar per musim tanam. Hasil dari pengolahan data yang dilakukan, menjelaskan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) untuk kegiatan usahataninya lebih kecil dibandingkan biaya total yang dikeluarkan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS adalah biaya bagi hasil dengan persentase masing-masing 37.12% dan 39.97% dari biaya total usahatani padi.
50
Tabel 10
Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Tahun 2012 Sebelum Menerima Setelah Menerima Program Program Komponen Biaya CSR CGS CSR CGS Nilai Persentase Nilai Persentase (Rp/Ha) (%) (Rp/Ha) (%) A. Biaya Tunai Biaya Tetap 1. Sewa Traktor 460 000 7.64 460 000 8.22 2. Sewa Kerbau 59 310 0.98 59 310 1.06 * 3. Pajak 74 825 1.24 74 825 1.34 Sub Total 594 135 9.86 594 135 10.62 Biaya Variabel 1. Benih 164 227 2.73 153 031 2.74 2. Pupuk kandang 286 593 4.76 234 699 4.20 3. Pupuk Urea 297 820 4.94 450 000 8.05 4. Pupuk TSP 286 969 4.76 250 103 4.47 5. Pupuk NPK 100 000 1.66 0.00 6. Pestisida Kimia 132 814 2.20 72 262 1.29 7. TKLK (HOK) 703 472 11.68 617 801 11.05 ** 8. Bagi Hasil 2 235 682 37.12 2 235 682 39.97 Sub Total 4 207 577 69.85 4 013 578 71.76 Total Biaya Tunai 4 801 712 79.72 4 607 713 82.39 B. Biaya Tidak Tunai Biaya Tetap 1. Penyusutan Alat Tani 87 250 1.45 87 250 1,56 2. TKDK 1 134 398 18.83 897 901 16,05
Total Biaya Tidak Tunai 1 221 648 Total Biaya 6 023 360 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Keterangan: *) Petani Pemilik ** ) Petani Penggarap
20.28 100.00
985 151 5 592 864
17,61 100.00
Komponen biaya besar lainnya adalah Tenaga kerja Dalam Keluarga (TKDK) untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS, dengan persentase masing-masing 18.83% dan 16.05% dari total biaya usahatani padi. Persentase biaya tunai untuk petani padi sebelum menerima program CSR sebesar 79.72% dari biaya total, sedangkan persentase biaya tidak tunainya sebesar 20.28% dari biaya total. Sementara itu, petani padi setelah menerima program CSR memiliki persentase biaya tunai sebesar 82.39% dari total biaya,
51
dan persentase biaya tidak tunai sebesar 17.61% dari total biaya. Struktur biaya rata-rata usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS per hektar per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 menunjukan bahwa total biaya tunai yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dari total biaya tunai petani setelah menerima program CSR CGS, begitu pula dengan biaya tidak tunai yang terdiri dari biaya penyusutan dan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) lebih besar petani padi sebelum menerima program CSR CGS dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini dapat disimpulkan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani padi untuk usahataninya sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan setelah menerima program CSR CGS. Biaya Tetap yang terdiri dari sewa traktor, sewa kerbau, dan pajak, untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS memiliki nilai yang sama besar, hal ini diasumsikan biaya sewa traktor, kerbau, dan pajak sebelum dan setelah mendapatkan program CSR sama besar. Penggunaan traktor yang digunakan untuk mengolah tanahnya oleh petani padi hanya sebagian orang, sedangkan petani lainnya menggunakan sewa kerbau untuk membajak sawahnya, hal ini dikarenakan biaya traktor yang relatif mahal dibandingkan dengan baya sewa kerbau. Petani padi penerima program CSR CGS juga diwajibkan melakukan pembayaran pajak atas tanahnya, dikarenakan sebagian besar petani penerima program adalah petani pemilik. Persentase biaya penggunaan sewa traktor untuk petani padi sebelum menerima program CSR CGS hanya 7.64% dari biaya total, itu artinya jumlah petani yang menggunakn traktor untuk lahannya sangatlah sedikit, dikarenakan biaya sewa traktor yang terbilang cukup mahal, tidak berbeda pula dengan petani sebelum menerima program CSR CGS, penggunaan sewa Traktor hanya 8.22% dari Total biaya, itu artinya dalam hal pengolahan tanah petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS lebih banyak menggunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Persentase biaya sewa kerbau untuk petani padi sebelum menerima program CSR dan setelah menerima program CSR CGS masingmasing adalah 0.98% dan 1.06% dari total biaya. Biaya tetap lainnya yang
52
terhitung ke dalam biaya tunai adalah pajak. Biaya pajak petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS memiliki persentase masing-masing 1.24% dan 1.34% dari biaya total, jika dilihat dari persentase memang persentase petani setelah menerima program CSR CGS memiliki persentase yang besar, namun biaya yang dikeluarkan untuk pajak adalah sama, karena jumlah petani pemilik sebelum mendapatkan program dan setelah mendapatkan program adalah sama. Jika kita melihat biaya bagi hasil yang dikeluarkan petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani padi setelah mendapatkan program CSR CGS, dengan persentase masing-masing 37.12% dan 39.97% dari total biaya. Namun, untuk sistem bagi hasilnya antara petani padi sebelum menerima program dan setelah menerima program adalah sama besar, karena jumlah petani penggarap sebelum dan setelah menerima program adalah sama. Jumlah petani yang memiliki lahan sendiri dan diwajibkan membayar pajak dan petani penggarap dengan sistem bagi hasil untuk petani sebelum menerima program CSR CGS maupun setelah menerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Status Lahan Petani Penerima Program CSR CGS Tahun 2012 No Jenis Kepemilikan Tanah Penerima Program CSR CGS 1 2
Tanah Milik Sendiri Petani Penggarap Jumlah
Jumlah(Orang)
Persentase (%)
19 11 30
63 37 100
. Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Dapat kita lihat pada Tabel 11 bahwa kepemilikan tanah petani penerima program CSR CGS memiliki persentase yang besar pada kepemilikan tanah milik sendiri. Kepemilikan tanah milik sendiri untuk petani penerima program CSR CGS memiliki persentase paling besar dari jumlah petani penerima program CSR CGS. Persentase petani penggarap memiliki persentase nilai lebih kecil dari jumlah petani. Perbedaan kepemilikan tanah ini yang lebih didominasi oleh kepemilikan tanah milik sendiri karena dari pihak CSR CGS memilih petani yang belum mandiri dan secara ekonomi menengah ke bawah, serta dari daerah-daerah yang terisolir, sebagian besar petani yang menerima program CSR CGS ini memiliki kepemilikan tanah sendiri dengan luas lahan yang tidak terlalu besar.
53
Tabel 12. Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Pemilik dan Penggarap Per Ha Tahun 2012 Petani Padi Pemilik Petani Padi Penggarap Komponen Biaya Nilai Persentase Nilai Persentase (Rp/Ha) (%) (Rp/Ha) (%) A. Biaya Tunai Biaya Tetap 1. Sewa Traktor 0.00 460 000 9.27 2. Sewa Kerbau 60 556 2.06 57 273 1.15 * 3. Pajak 74 825 2.55 0.00 Sub Total 135381 4.61 57 273 10.43 Biaya Variabel 1. Benih 156 133 5.31 147 673 2.98 2. Pupuk kandang 205 185 6.98 283889 5.72 3. Pupuk Urea 324 051 11.03 183900 3.71 4. Pupuk TSP 289 717 9.86 175 278 3.53 5. Pupuk NPK 0.00 0.00 6. Pestisida Kimia 89 914 3.06 47 550 0.96 7. TKLK (HOK) 631 725 21.50 593 750 11.97 ** 8. Bagi Hasil 0.00 2 235 682 45.06 Sub Total 1 696 725 57.75 3 563 195 73.93 Total Biaya Tunai 1 832 106 62.36 3 620 468 84.35 B. Biaya Tidak Tunai Biaya Tetap 1. Penyusutan Alat Tani 56 754 1.93 139 924 2.82 2. TKDK 1 049 318 35.71 636 364 12.83 Total Biaya Tidak Tunai 1 106 072 Total Biaya 2 938 178 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
37.64 776 288 100,00 4 396 756
15.65 100.00
Berdasarkan status pengusahaan lahan petani padi penerima program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, perbandingan struktur biaya usahatani padi dibedakan antara petani pemilik dan penggarap. Perbandingan struktur biaya usahatani padi petani pemilik dan penggarap per hektar per musim tanam dapat dilhat pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 biaya yang dikeluarkan petani penggarap lebih besar dibandingkan petani pemilik hal ini dikarenakan petani penggarap harus melakukan sistem bagi hasil dengan nilai yang cukup besar. Perbedaan biaya pun dapat kita lihat pada penggunaan benih serta pupuk. Benih padi yang digunakan untuk menanam baik petani padi sebelum menerima program CSR CGS maupun setelah menerima program CSR CGS memiliki jenis
54
yang sama, penggunaan benih rata-rata per hektar sebelum mendapatkan progam CSR CGS adalah sebesar 39 kg, sedangkan penggunaan benih petani setelah mendapatkan program CSR CGS adalah rata-rata 30 kg. perbedaan penggunaan benih ini disebabkan karena sebelum mendapatkan program CSR CGS benih yang digunakan untuk pembibitan sekitar lebih dari 5 benih, sedangkan penggunaan benih untuk pembibitan setelah mendapatkan program CSR CGS sekitar 3-5 benih. Begitu halnya dengan penggunaan pupuk, pupuk yang merupakan input yang penting dalam proses pertanian padi ini menggunakan sebagian besar pupuk kimia dan pupuk alami. Jenis pupuk yang digunakan diantaranya adalah pupuk Urea, TSP, Kandang, dan sebagian kecil NPK. Bahkan, petani setelah menerima program CSR CGS, dengan adanya pelatihan dan penyuluhan pertanian, tidak menggunakan pupuk NPK. hal ini disebabkan karena NPK pada dasarnya merupakan campuran dari pupuk urea dan TSP. Tabel 13 Penggunaan Rata-Rata Pupuk Petani Per Hektar Per Musim Tanam Sebelum Menerima Program CSR CGS dan Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Sebelum Petani Setelah No Jenis Pupuk Menerima program CSR menerima Program CGS CSR CGS 1 Urea (Kg/Ha) 149 225 2 TSP (Kg/Ha) 97 83 3 NPK (Kg/Ha) 50 4 Kandang (Kg/Ha) 287 235 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Pada Tabel 13 dapat kita lihat bahwa petani padi sebelum menerima program CSR CGS penggunaan pupuk ureanya hanya sekitar 149 kg, sedangkan setelah mendapatkan pogram CSR CGS yaitu sebesar 225 kg. Perbedaan penggunaan pupuk urea ini menjelaskan petani sebelum mengikuti kegiatan pelatihan dan penyuluhan pertanian mereka belum memahami dosis yang pas atau cukup untuk penggunaan pupuk urea. Penggunaan pupuk TSP petani sebelum mendapatkan program CSR CGS adalah sebesar 97 kg, sedangkan setelah mendapatkan program CSR CGS yaitu 83 kg, hal ini menunjukan bahwa sebagian petani penerima program CSR CGS ada yang tidak sesuai dengan pelatihan dan penyuluhan atau sifat dari petani yang belum sadar akan pentingnya pertanian
55
padi. Petani sebelum menerima program CSR CGS menggunakan pupuk NPK sedangkan petani setelah menerima program CSR CGS tidak menggunakan pupuk NPK, hal ini dikarenakan setelah mendapatkan program CSR CGS petani memahami bahwa pupuk NPK itu merupakan campuran dari pupuk TSP, dan Urea, sedangkan pupuk kandang yang digunakan petani sebelum mendapatkan program CSR adalah sebesar 287 kg, sedangkan petani padi setelah mendapatkan program CSR CGS adalah 235 kg, meskipun demikian pada kenyataannya petani padi setelah menerima program CSR CGS menggunakan pupuk kandang yang lebih banyak daripada petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS yang didapat dari kotoran hewan ternak dombanya yang mereka pelihara. Menurut anjuran pemerintah penggunaan pupuk urea sebesar 200 kg, TSP 100 kg. Biaya penggunaan benih dan pupuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan pada Tabel 14, biaya penggunaan pupuk urea, untuk petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani padi setelah menerima program CSR CGS, karena petani padi sebelum mengikuti penyuluhan memberikan pupuk ureanya tidak sesuai dengan rata-rata penggunaan pupuk urea yaitu berkisar antara 150-250 Kg/Ha. Sedangkan penggunaan pupuk TSP, untuk petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS. Hal ini dikarenakan petani belum memiliki kesadara akan pentingnya pertanian padi, sebagian dari petani penerima program CSR CGS tidak mengikuti aturan dari penggunaan pupuk standar. Tabel 14 Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk dan Benih Petani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Tahun 2012 Petani Padi Sebelum Petani Padi Setelah Menerima Program Menerima Program CSR CGS CSR CGS No Uraian Nilai Persentase Nilai Persentase (Rp/Ha) (%) (Rp/Ha) (%) 1 Pupuk 286 593 4.76 234 699 4.20 Kandang 2 Pupuk Urea 297 820 4.94 450 000 8.05 3 Pupuk TSP 286 969 4.76 250 103 4.47 4 Pupuk NPK 100 000 1.66 0.00 5 Benih 164 227 2.73 153 031 2.74 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
56
Persentase biaya penggunaan pupuk urea untuk petani sebelum menerima program CSR CGS adalah 4.94% dari biaya total sedangkan persentase biaya penggunaan pupuk urea untuk petani setelah menerima program CSR CGS sebesar 8.05% dari biaya total. Petani padi setelah menerima program CSR CGS memiliki persentase penggunaan pupuk kandang sebesar 4.20% dari biaya total. Sedangkan persentase penggunaan benih sebesar 2.74% dari biaya total. Persentase biaya penggunaan pupuk kandang petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan sebelum mendapatkan program CSR CGS. Hal ini dikarenakan petani padi setelah menerima program CSR CGS dapat mengambil sebagian manfaat kotoran hewan ternak dombanya untuk dijadikan sebagai pupuk kandang. Sedangkan persentase penggunaan benih petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Hal ini dikarenakan penggunaan benih setelah menerima program CSR CGS tidak terlalu rapat untuk dijadikan sebagai bibit. Petani sebelum mendapatkan program CSR CGS memiliki persentase biaya penggunaan pupuk kandang sebesar 4.76% dari biaya total, dan persentase biaya penggunaan benih sebesar 2.73% dari biaya total. Perbedaan biaya penggunaan pupuk ini dapat terlihat dengan jelas pada pembiayaan pupuk kandang, karena petani setelah mendapatkan program CSR dapat mengambil sebagian hewan ternaknya untuk dijadikan sebagai pupuk kandang. Struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS juga dapat dilihat berdasarkan biaya yang dikeluarkan per kg output yang dihasilkan. Struktur biaya yang dikeluarkan ini untuk mengetahui setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam setiap satu kg output yang dihasilkan. Pada dasarnya struktur biaya rata-rata usahatani padi per kg output ini sama dengan struktur biaya rata-rata per hektar per musim tanam, perbedaannya pada hasil produksi yang dihasilkan yang menjadi pembagi dalam menentukan biaya rata-rata per kg output. Persentase dalam komponen biaya ratarata per kg output ini dibagi sesuai dengan jumlah biaya total masing-masing, untuk petani sebelum mendapatkan program maupun setelah mendapatkan program CSR. Struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR
57
CGS dan setelah menerima program CSR CGS per kg output per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum Menerima Program dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam Tahun 2012 Petani Padi Sebeleum Petani Padi Setelah menerima Program Menerima Program Komponen Biaya CSR CGS CSR CGS Nilai Persentase Nilai Persentase (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (%) A. Biaya Tunai Biaya Tetap -Sewa Traktor 57 2 29 1 -Sewa Kerbau 34 1 17 1 * -Pajak 26 1 13 1 Sub Total 117 3 59 3 Biaya Variabel -Benih 59 2 43 2 -Pupuk kandang 93 3 87 4 -Pupuk Urea 97 3 65 3 -Pupuk TSP 89 3 61 3 -Pupuk NPK 25 1 0 0 -Pestisida Kimia 46 1 16 1 -TKLK (HOK) 235 7 167 9 ** -Bagi Hasil 2 391 68 1 209 62 Sub Total 3 035 86 1 648 85 Total Biaya Tunai 3 152 89 1 707 88 B. Biaya Tidak Tunai Biaya Tetap -Penyusutan Alat Pertanian 66 1 33 3 -TKDK 345 10 204 18 Total Biaya Tidak Tunai 411 11 237 21 Total Biaya 3 563 100 1 944 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Keterangan: *) Petani Pemilik * ) Petani Penggarap Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa biaya total per kg output yang dikeluarkan petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan petani setelaah menerima program CSR CGS. Biaya total per kg Output petani sebelum menerima program CSR CGS sebesar Rp3 563. sedangkan biaya total per kg output untuk petani setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar Rp1 944. Selisih biaya total per kg output untuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS
58
adalah sebesar Rp1 619. Biaya tunai yang terdiri dari biaya tetap dan variabel per kg output untuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS dapat kita analisis sebagai berikut. Persentase biaya tetap per kg output untuk petani sebelum menerima program CSR CGS adalah sebesar 3% sedangkan persentase biaya tetap per kg output untuk petani setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar 3%, selain biaya tetap, biaya variabel yang dikeluarkan petani padi sebelum menerima program CSR CGS memiliki persentase sebesar 86% dari biaya total, sedangkan persentase biaya variabel per kg output petani setelah menerima program CSR CGS hanya sebesar 85%, 1% lebih kecil dari biaya total. Biaya tidak tunai per kg output petani padi sebelum menerima program CSR CGS memiliki persentase 11%. Persentase ini lebih kecil dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS yaitu sebesar 21%, namun demikian biaya non tunai yang dikeluarkan petani sebelum menerima program lebih besar dibandingkan petani setelah menerima program CSR CGS. Struktur biaya juga dapat dilihat berdasarkan status pengusahaan lahannya yang dibedakan kedalam petani pemilik dan petani penggarap. Petani pemilik mengusahakan pertanian padinya sendiri, dengan kewajiban membayar sistem pajak tanahnya, sedangkan petani penggarap mengusahakan petaninya di lahan milik orang lain dengan menggunakan sistem bagi hasil. Persentase bagi hasil yang disepakati oleh petani penggarap dan pemilik lahan dilakukan dengan unsur kebersamaan dan kekeluargaan, biasanya di Kecamatan Pamijahan ini dalam hal pembagian hasil panen padinya menggunakan sistem perbandingan 70-30. maksudnya adalah 70% petani penggarap berhak atas hasil panennya, sedangkan 30% pemilik lahan berhak atas panen yang dihasilkannya. Beberapa petani yang tidak memiliki lahan sendiri untuk bertani memilih untuk menjadi petani penggarap untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain struktur biaya yang disajikan dalam bentuk tabel untuk struktur biaya rata-rata petani pemilik dan petani penggarap per hektar per musim tanam, juga disajikan struktur biaya ratarata petani pemilik dan petani penggarap per kg output per musim tanam. Struktur biaya rata-rata petani pemilik dan penggarap per kg output per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 16.
59
Tabel 16 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Petani Pemilik dan Petani Penggarap Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam Tahun 2012 Petani Pemilik Petani Penggarap Nilai Persentase Nilai Persentase Komponen Biaya (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (%) A. Biaya Tunai Biaya Tetap -Sewa Traktor 0 87 5 -Sewa Kerbau 14 2 19 1 * -Pajak 18 3 0 Sub Total 32 5 106 6 Biaya Variabel -Benih 35 6 49 3 -Pupuk kandang 41 7 123 7 -Pupuk Urea 69 11 62 4 -Pupuk TSP 63 10 62 4 -Pupuk NPK 0 0 0 -Pestisida Kimia 19 3 13 1 -TKLK (HOK) 132 21 196 12 -Bagi Hasil** 0 808 49 Sub Total 359 57 1 313 79 Total Biaya Tunai 391 62 1 419 86 B. Biaya Tidak Tunai Biaya Tetap -Penyusutan Alat Pertanian 13 2 50 3 -TKDK 222 35 190 11 Total Biaya Tidak Tunai 235 38 240 14 Total Biaya 626 100 1 659 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 16 dapat kita lihat bahwa biaya total per kg output per musim tanam petani pemilik lebih kecil dibandingkan dengan petani penggarap, hal ini dikarenakan petani pemilik tidak mengeluarkan biaya bagi hasil. Biaya tetap petani pemilik memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya tetap petani penggarap karena petani pemilik tidak menggunakan sewa traktor yang relatif mahal dibandingkan dengan sewa kerbau. 6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd Kegiatan usahatani padi yang dilakukan oleh petani merupakan sebuah tantangan sendiri bagi petani untuk mendapatkan keuntungan dari hasil panennya. Keberhasilan petani dari usahatani dapat dilihat dari jumlah pendapatan yang
60
diperoleh. Usahatani dapat menguntungkan apabila jumlah penerimaan yang diterima lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Analisis pendapatan usahatani dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Analisis perbandingan pendapatan uahatani padi sebelum menerima program CSR dan setelah menerima program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd per hektar per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17
Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd 2012 Petani Sebelum Petani Setelah No Uraian Menerima Program CSR Menerima Program CSR (Rp/Ha) (Rp/Ha) 1 Penerimaan 8 723 932 12 302 743 2 Biaya a. Biaya Tunai 4 801 712 4 433 435 b. Biaya Non Tunai 1 221 648 985 151 3 Biaya Total 6 023 360 5 592 864 4 Pendapatan atas biaya 3 922 220 7 869 308 tunai 5 Pendapatan atas biaya total 2 700 572 6 709 879 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Pada Tabel 16, pendapatan atas biaya tunai petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan atas biaya tunai petani setelah mendapatkan program CSR CGS. Adapun selisih pendapatan atas biaya tunai petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS adalah Rp3 947 088, itu artinya bahwa perbedaan pendapatan atas biaya tunai menunjukan perbedaan yang sangat besar. Sedangkan pendapatan atas biaya total petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS. Perbedaan pendapatan ini disebabkan karena jumlah produksi yang dihasilkan petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS, selisih pendapatan atas biaya total petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar Rp4 009 307, angka ini lebih besar dibandingkan dengan selisih pendapatan atas biaya tunai antara petani sebelum menerima program CSR CGS, dan setelah menerima program CSR CGS, meskipun biaya total yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan biaya tunainya. Selisih pendapatan
61
atas biaya tunai dan total petani sebeluh menerima program CSR CGS dan setelah mendapatkan program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Selisih Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Usahatani Padi Usahatani Padi Selisih Sebelum Setelah Menerima Pendapatan No Uraian Menerima Program CSR Program CSR CGS CGS 1
Pendapatan atas biaya Tunai (Rp/Ha)
3 922 220
7 869 308
3 947 088
2
Pendapatan atas biaya total (Rp/Ha)
2 700 572
6 709 879
4 009 307
Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Perbandingan pendapatan usahatani padi per hektar per muism tanam juga dapat dilihat berdasarkan petani pemilik maupun penggarap, dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Petani Pemilik dan Petani Penggarap Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd 2012 No Uraian Petani Pemilik (Rp/Ha) Petani Penggarap (Rp/Ha) 1 Penerimaan 7 501 754 11 031 818 2 Biaya a. Biaya Tunai 1 832 104 4 184 994 b. Biaya Non Tunai 1 106 072 776 288 3 Biaya Total 2 938 177 4 961 282 4 Pendapatan atas biaya 5 669 650 6 846 824 tunai 5 Pendapatan atas biaya total 4 563 577 6 070 536 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Struktur pendapatan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS dan sebelum mendapatkan program CSR CGS juga dilakukan berdasarkan pendapatan per kg output yang dihasilkan. Penerimaan yang diterima petani per kg output merupakan harga jual padi kering, dan asumsi harga yang ada di pasaran antara petani padi sebelum menerima program dan petani setelah menerima program adalah sama besar. Perbandingan pendapatan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS dan sebelum mendapatkan program CSR CGS per kg output per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 20.
62
Tabel 20.
Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam No Uraian Petni Padi Sebelum Petani setelah Menerima Program menerima Program (Rp/Kg) (Rp/Kg) 1 Penerimaan 3 750 3 750 2 Biaya - Biaya Tunai 3 152 1 707 - Biaya Non Tunai 411 237 3 Biaya Total 3 563 1 944 4 Pendapatan atas biaya tunai 598 2 043 5 Pendapatan atas biaya total 187 1 806 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 18, pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total per kg output per musim tanam yang diperoleh petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Hasil analisis yang dapat terlihat pada biaya total, petani padi setelah menerima program CSR CGS mengeluarkan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. 6.5 Analisis Perbandingan R-C Rasio Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd Analisis perbandingan R-C Rasio usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS terdiri atas R-C rasio atas biaya tunai dan R-C rasio atas biaya total disajikan dalam Tabel 21. Tabel 21
No 1 2 3 4 5
Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Petani Sebelum Petani Setelah Uraian Menerima Program CSR Menerima Program CGS (Rp/Ha) CSR CGS (Rp/Ha) Penerimaan 8 723 932 12 302 743 Biaya Tunai 4 801 712 4 433 435 Biaya Total 6 023 360 5 592 864 R-C Rasio atas biaya 1.81 2.77 Tunai R-C rasio atas Biaya 1.45 2.20 Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
63
Pada Tabel 21 diketahui hasil pengolahan data dari analisis rasio R-C atas biaya tunai dan biaya total pada usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. Nilai R-C rasio untuk usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS. Rasio R-C atas biaya tunai untuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan petani setelah menerima program CSR CGS masing-masing adalah 1.81 dan 2.77. Nilai Rasio R-C 1.81 untuk petani sebelum menerima program CSR CGS menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan untuk usahatani padi menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.81. Sedangkan nilai Rasio R-C 2.77 untuk petani setelah menerima program CSR CGS menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk usahatani padi menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp2.77. Sementara itu nilai rasio R-C atas biaya total untuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS berturut-turut adalah 1.45 dan 2.20. Nilai Rasio R-C atas biaya total untuk petani sebelum menerima program CSR CGS 1.45 menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani untuk usahataninya menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.45 sedangkan untuk petani setelah menerima program CSR CGS dengan nilai rasio R-C 2.20 menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani untuk usahatani padi memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp2.30. Analisis R-C rasio juga dilakukan untuk usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS per kg output per musim tanam, hasil analisis R-C rasio per kg output per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 22.
64
Tabel 22
Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam Petani Sebelum Petani Setelah No Uraian Menerima Program Menerima Program CSR CGS (Rp) CSR CGS (Rp) 1 Penerimaan 3 750 3 750 2 Biaya Tunai 3 152 1 707 3 Biaya Total 3 563 1 944 4 R-C Rasio atas biaya 1.19 2.20 Tunai 5 R-C rasio atas Biaya 1.05 1.93 Total Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Tabel 20 menunjukan bahwa nilai R-C rasio petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini menunjukan bahwa usahatani padi setelah menerima program CSR CGS lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Nilai Rasio atas biaya tunai untuk petani sebelum menerima program CSR CGS adalah sebesar 1.19, artinya setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani setelah menerima program CSR CGS menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.19, sedangkan nilai R-C rasio atas biaya tunai untuk petani setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar 2.20, artinya setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp2.20.. Nilai R-C rasio atas biaya total petani padi sebelum menerima program CSR CGS juga memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Nilai R-C rasio atas biaya total untuk petani padi sebelum menerima program CSR CGS adalah sebesar 1.05, artinya setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR CGS menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.05. Nilai R-C rasio atas biaya total untuk petani padi setelah mendapatkan program CSR CGS adalah 1.93, artinya setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.93.
65
VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai manfaat program CSR CGS, struktur biaya dan pendapatan usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, dapat disimpulkan bahwa: 1. Bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi terdiri dari pendampingan pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa, pendampingan otomotif (bengkel), pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program CSR CGS bidang ekonomi yang berperan penting dalam pertanian padi adalah program pendampingan pertanian dan ternak domba. Kegiatan-Kegiatan tersebut terdiri dari pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian hewan ternak domba. 2. Manfaat program CSR CGS terhadap pengembangan usahatani padi di Kecamatan Pamijahan diantaranya memberikan ilmu pengetahuan tentang pertanian padi, hasil produksi yang dihasilkan, menekan biaya produksi, dan kemandirian dalam pembuatan pupuk alami. 3. Biaya total per hektar per musim tanam yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Biaya total per kg output yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS. Komponen biaya tunai usahatani padi petani sebelum dan setelah menerima program CSR CGS yang memiliki nilai tertinggi adalah Bagi Hasil. Biaya total per hektar per musim tanam dan biaya total per kg output per musim tanam juga dibedakan berdasarkan petani pemilik dan penggarap, dari hasil pembahasan bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh petani penggarap lebih besar dibandingkan dengan petani pemilik. 4. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total per hektar dan per kg output per musim tanam yang diterima petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Dilihat dari nilai R-C rasio, maka usahatani yang dijalankan
66
petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS sama-sama menguntungkan. Nilai R-C rasio usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini menunjukan bahwa usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS kurang menguntungkan dibandingkan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS. 7.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian manfaat program, struktur biaya, dan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS maka saran yang diberikan adalah: 1. Usahatani
padi
setelah
menerima
program
CSR
CGS
mampu
meningkatkan pendapatan petani sehingga perlu keberlanjutan dan kesinambungan program CSR CGS terkait pertanian padi. 2. Perlu adanya perluasan anggota petani padi penerima program CSR CGS agar petani padi mampu mewujudkan menjadi petani sejahtera. 3. Perlu adanya kebijakan untuk memperkecil biaya bagi hasil dengan cara menerapkan peran kelompok tani dan pemerintah daerah. 4. Perlu ditingkatkannya penyuluhan dan pelatihan dari penyuluh pertanian mengenai pupuk alami agar petani dapat menekan biaya produksi. 5. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang analisis lainnya tentang program CSR CGS lainnya dalam bidang yang berbeda. 6. Perlu adanya penilaian dan evaluasi dari perusahaan terkait program bantuan yang diberikan secara hibah.
67
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, F.R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (ID): Simposium nasional Akuntansi 9 Padang. Anonim. 2009. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta (ID): Perusahaan Geothermal. Anonim. 2010. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta (ID): Perusahaan Geothermal. Babatunde, K.A. 2013. Corporate Social Responsibility Effect On Consumer Patronage-Management Perspective: Case Study Of A Telecommunication Company In Nigeria. Malaysian Journal Of Communication. Vol.29(1) 2013: 55-71. Banuewidjojo, Moeljadi. 1983. Pembangunan Pertanian. Malang (ID): Opini Malang. Budimanta, Arif. 2007. Peluang Pemberdayaan Petani Melalui Program CSR. Jurnal Indonesia. 049/Vol.III/TH.V. Gittinger, J. P. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta (ID): UIPress. Harahap. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Delapan. Jakarta (ID): PT. Rajasa Grasindo Persada. Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Kusnadi. 2006. Strategi pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat. Medan (ID): USU. Kuswadi. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Jakarta (ID): Andi Publisher. Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Mosher, A. T. 1984. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta (ID): Yasaguna. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi 3. Jakarta (ID): Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3S). Muhajir. 1990. Sistem Pertanian Sawah tanpa Olah Tanah. Jakarta (ID): Penerbit Swadaya. Muljono, Pudji. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor (ID): Pustaka Wirausaha Muda,
68
___________. 2007. Hubungan Antara Kepuasan Kerja Arsiparis dan Sikap terhadap Profesi dengan Motivasi Kerja Arsiparis. Laporan Penelitian. Bogor (ID): IPB-Press. ___________. 2012. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor (ID): IPB Press. Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta (ID): STIE YKPN. Saidi, Z dan Abidin. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta (ID): Piramedia. Sanjaya, Irvan. 2010. Analisis Manfaat Ekonomi Limbah Ternak Sapi Perah, Kasus Kelompok Ternak Sapi Perah Mekarjaya Desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta (ID): UI-Press. ________, 1995. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI-Press. ________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): UI-Press. Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik (ID): FASCHO Publishing. Wulandari, Indah. 2010. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Zuhroh, D. dan L.P.P.H Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Soaial dalam laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Jakarta (ID): Simposium Nasional Akuntansi VI.
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN “Analisis Manfaat Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor” Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Yth. Bapak/Ibu/Saudara di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dalam rangka penulisan skripsi pada Program Sarjana Institut Pertanian Bogor, dengan ini Bapak / Ibu dimohon kesediaannya untuk menyatakan pendapat mengenai setiap pernyataan yang ada dan mengisi setiap pertanyaan yang diberikan.. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi Di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor” Programprogram CSR Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tinggginya, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan Bapak/Ibu. Amin. Bogor, September 2012
Yoppy Rosmini MZ.
71
No
:
Nama
:
Alamat
:
Beri tanda (x) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1.
Jenis Kelamin : a. Laki-laki
2.
Usia : a. < 26 tahun
3.
4.
b. Perempuan
b. 26 - 45 tahun
c. > 45 tahun
Bidang pekerjaan utama : a. Pertanian
e. Konsumtif
b. Peternakan
f. Restoran / Rumah Makan
c. Perdagangan
g. Jasa (Service, Salon, DLL)
d. Industri Rumahan
h. Lainnya ...
Pekerjaan sampingan : a. Ada, Sebutkan ... b. Tidak Ada
5.
6.
Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah
d. Lulus SLTP atau sederajat
b. Tidak lulus SD
e. Lulus SMA atau sederajat
c. Lulus SD atau Sederajat
f. Lulus D3/S1/S2/S3
Jumlah tanggungan keluarga : a. ... Anak b. Lainnya ...
7.
8.
Berapa pendapatan Bapak/Ibu dalam sebulan ? a. < Rp 500.000
d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.000 – 1.000.000
e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000
f. > Rp 5.500.000
Berapa pengeluaran Bapak/Ibu dalam sebulan ?
72
9.
a. < Rp 500.000
d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.001 – 1.000.000
e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000
f. > Rp 5.500.000
Program bantuan apa saja yang Bapak/Ibu ketahui ? ( boleh jawab >1) a. Bidang Pendidikan
c. Lingkungan
b. Bidang Kesehatan
d. Infrastruktur
c. Bidang Ekonomi
e. Komunikasi
10. Pada program bantuan CSR CGS bidang ekonomi, program apa saja yang telah diikuti ? ( boleh jawab >1) a. Pendampingan Pertanian Organik
g. Pendampingan Budidaya
Ikan b. Pendampingan Budidaya Jamur
h. Pendampingan Bengkel
c. Pendampingan Peternakan Domba
i. Pendampingan Budidaya
Pepaya d. Pendampingan Peternakan Kelinci
j. Penanaman Kopi
e. Pendampingan Anyaman Bambu
k. Lainnya ...
f. Pendampingan Koperasi SiRaA 11. Apakah anda mengikuti Program CSR CGS Bidang Ekonomi Pendampingan Pertanian Padi? a. Ya b. Tidak 12. Pada Program CSR CGS dalam Pendampingan Pertanian Padi, jenis pelayanan apa saja yang diberikan? Sebutkan! a. ……………… b. …………….... c. ……………… d. ……………… 13. Tahun berapa Bapak/Ibu mendapat program bantuan tersebut ? a. < 2005
d. 2009 – 2010
b. 2005 – 2006
e. 2011 – 2012
c. 2007 – 2008
73
14. Apakah Bapak/Ibu kenal beberapa orang dari CGS atau LSM yang mendampingi ? a. Ya, sebutkan ... b. Tidak 15. Menurut Bapak/Ibu apakah program yang telah dilaksanakan CSR CGS kepada masyarakat sudah sangat efektif, kurang efektif, efektif, atau tidak efektif ? a. Tidak efektif
c. Efektif
b. Kurang efektif
d. Sangat efektif
B. DATA USAHATANI 1. Penggunaan Faktor Produksi Jenis Input
Jumlah (Satuan)
Harga Satuan (Rp/satuan)
Nilai Total (Rp)
1. Benih/Bibit (Kg) 2. Pupuk (Kg) a. Urea b. TSP c. Pupuk Kandang d. …………….. e. ……………... 3. Pestisida (Kg/Liter) a. Insektisida b. Herbisida c. …………. d. …………. 4. Air (m3) 5. Tenaga Kerja (Orang) Total Keterangan: Biaya dan Penggunaan Faktor Produksi per Musim Tanam 2. Pengeluaran Tunai Usahatani Jenis Modal 1. Pajak Lahan 2. Sewa a. Hewan untuk Pengelolaan Lahan b. Traktor
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Nilai Total (Rp)
74
c. Alat Pertanian d. ……………. e. ……………. 3. Biaya Pemeliharaan Total Keterangan: Pengeluaran Tunai Per Musim Tanam 3. Luas Panen dan Produksi Kondisi Luas Panen (Ha)
Produksi Konsumsi Konsumsi Dijual Total untuk untuk (Kg) (Kg/Panen) benih pangan (Kg) (Kg)
Harga Jual (Rp/Kg)
Musim Tanam 1 Musim Tanam 2 Musim Tanam 3
C. Persepsi Masyarakat Petani Terhadap Manfaat Program CSR CGS No
Pertanyaan
1
Program CSR CGS dalam pendampingan program pertanian padi memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam memilih benih padi yang unggul Pendampingan program pertanian padi memberikan pemahaman kepada petani tentang pola jarak tanam padi yang seharusnya dilakukan oleh petani. Petani memahami penggunaan pupuk dan takarantakaran yang harus diberikan pada usaha tani padinya. Program CSR CGS dengan pendampingan program pertanian memberikan wawasan yang luas dalam hal sistem pengairan padi Petani Memahami dan mendapatkan pengetahuan yang besar dengan pengendalian hama dan penyakit padi. Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang proses pemanenan dan pemasaran.
2
3
4
5
6
Persepsi Masyarakat Petani 1 2 3 4
75
7
Pendampingan program CSR memberikan pemahaman tentang penggunaan pupuk kandang yang baik dalam proses pertanian padi 8 Petani memahami tatacara beternak domba dengan baik Keterangan: 1= Tidak Bermanfaat 3= Bermanfaat 2= Kurang Bermanfaat 4= Sangat Bermanfaat D. Pertanyaan Tambahan 1.
Apakah pesan dan kesan Bapak/Ibu setelah mendapat program bantuan dari Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi ?
2.
............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .................................... Apakah ada kritik dan saran dari Bapak/Ibu untuk Chevron Geothermal Salak ? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ....................................
76 76
Lampiran 2 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha per Musim Tanam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap 1 460000 60000 30000 90000 0.3 0 60000 60000 120000 0.18 0 100000 30000 130000 0.125 0 50000 0 50000 0.18 0 50000 30000 80000 1 0 50000 60000 110000 1 0 50000 60000 110000 0.5 0 40000 33333.333 73333.33333 1 0 50000 30000 80000 0.25 0 60000 0 60000 0.5 0 50000 66666.667 116666.6667 0.4 0 50000 83333.333 133333.3333 0.25 0 50000 0 50000 0.25 0 60000 30000 90000 0.18 0 50000 0 50000 0.5 0 50000 0 50000 0.36 0 50000 30000 80000 0.3 0 60000 66666.667 126666.6667 0.18 0 50000 0 50000 0.5 0 100000 0 100000 0.15 0 60000 100000 160000 0.3 0 60000 83333.333 143333.3333 0.18 0 60000 60000 120000 0.36 0 0 0 460000 0.5 0 66000 60000 126000 0.18 0 75000 50000 125000 1 0 100000 83333.333 183333.3333 0.09 0 60000 60000 120000 0.18 0 60000 60000 120000 0.27 0 100000 0 100000
Rata-rata
460000
59310
74825
594135
Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPKPestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK Total Biaya Tidak Tunai Biaya Total 155555.56 500000 222222.22 333333.33 0 266666.67 972222.22 0 2450000 2540000 57500 1805555.6 1863055.6 4403056 155555.56 291666.6667 305555.56 333333.33 0 138888.89 763888.89 0 1988888.9 2108888.9 52500 972222.22 1024722.2 3133611 166666.67 0 222222.22 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 1777777.8 1907777.8 45833.333 1805555.6 1851388.9 3759167 112000 150000 160000 176000 0 125000 625000 1575000 2923000 2973000 102500 800000 902500 3875500 177777.78 416666.6667 488888.89 416666.67 0 138888.89 972222.22 0 2611111.1 2691111.1 55000 1805555.6 1860555.6 4551667 155555.56 333333.3333 416666.67 166666.67 0 208333.33 625000 0 1905555.6 2015555.6 47500 972222.22 1019722.2 3035278 155555.56 333333.3333 333333.33 277777.78 0 208333.33 625000 0 1933333.3 2043333.3 40833.333 972222.22 1013055.6 3056389 160000 300000 300000 375000 0 125000 1250000 0 2510000 2583333.3 50000 1750000 1800000 4383333 177777.78 500000 333333.33 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 2400000 2480000 40833.333 1805555.6 1846388.9 4326389 120000 120000 220000 200000 0 125000 625000 1687500 3097500 3157500 130000 700000 830000 3987500 160000 150000 440000 187500 0 125000 250000 0 1312500 1429166.7 50833.333 1062500 1113333.3 2542500 280000 150000 336000 320000 0 100000 450000 0 1636000 1769333.3 55000 900000 955000 2724333 16000 45000 20000 15000 0 25000 625000 225000 971000 1021000 135000 800000 935000 1956000 155555.56 333333.3333 244444.44 222222.22 0 138888.89 972222.22 0 2066666.7 2156666.7 50000 1805555.6 1855555.6 4012222 112000 90000 176000 175000 0 125000 525000 1800000 3003000 3053000 107500 800000 907500 3960500 155555.56 111111.1111 162037.04 83333.333 0 115740.74 833333.33 1145833.3 2606944.4 2656944.4 145000 625000 770000 3426944 177777.78 333333.3333 444444.44 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 2344444.4 2424444.4 47500 2083333.3 2130833.3 4555278 140000 112500 200000 225000 0 62500 562500 0 1302500 1429166.7 42500 1125000 1167500 2596667 336000 90000 220000 75000 0 260000 625000 2362500 3968500 4018500 130000 800000 930000 4948500 168000 300000 0 0 0 140000 625000 3937500 5170500 5270500 120000 800000 920000 6190500 105000 500000 333333.33 416666.67 0 40000 375000 0 1770000 1930000 37500 833333.33 870833.33 2800833 140000 600000 320000 480000 0 192000 450000 0 2182000 2325333.3 57500 900000 957500 3282833 133333.33 416666.6667 277777.78 500000 100000 83333.333 694444.44 0 2205555.6 2325555.6 60000 1111111.1 1171111.1 3496667 300000 125000 575000 625000 0 125000 656250 3037500 5443750 5903750 122500 937500 1060000 6963750 133333.33 416666.6667 555555.56 361111.11 0 133333.33 694444.44 1125000 3419444.4 3545444.4 67500 1111111.1 1178611.1 4724056 160000 400000 366666.67 666666.67 0 200000 833333.33 0 2626666.7 2751666.7 55000 1166666.7 1221666.7 3973333 319200 0 400000 250000 0 120000 450000 0 1539200 1722533.3 65000 900000 965000 2687533 155555.56 500000 222222.22 333333.33 0 88888.889 694444.44 0 1994444.4 2114444.4 60000 972222.22 1032222.2 3146667 155555.56 416666.6667 388888.89 486111.11 0 69444.444 694444.44 0 2211111.1 2331111.1 57500 972222.22 1029722.2 3360833 87500 562500 250000 75000 0 87500 718750 984375 2765625 2865625 102500 937500 1040000 3905625 164227
286593
297820
286969
100000
132814
703472
2235682
4207577
4801712
87250
1134398
1221648
6023360
77
Lampiran 3 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam No Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau 1 1 460000 60000 2 0.3 0 60000 3 0.18 0 100000 4 0.125 0 50000 5 0.18 0 50000 6 1 0 50000 7 1 0 50000 8 0.5 0 40000 9 1 0 50000 10 0.25 0 60000 11 0.5 0 50000 12 0.4 0 50000 13 0.25 0 50000 14 0.25 0 60000 15 0.18 0 50000 16 0.5 0 50000 17 0.36 0 50000 18 0.3 0 60000 19 0.18 0 50000 20 0.5 0 100000 21 0.15 0 60000 22 0.3 0 60000 23 0.18 0 60000 24 0.36 0 0 25 0.5 0 66000 26 0.18 0 75000 27 1 0 100000 28 0.09 0 60000 29 0.18 0 60000 30 0.27 0 100000 460000
59310
74825
594135
Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia 156000 450000 0 0 0 30000 200000 125000 200000 166666.67 0 133333.3333 133333.33 0 305555.556 0 0 0 128000 0 400000 240000 0 100000 111111.11 0 638888.889 694444.44 0 138888.8889 120000 400000 500000 500000 0 0 120000 15000 80000 87500 0 12500 120400 0 50000 0 0 40000 144000 600000 125000 125000 0 60000 160000 0 440000 300000 0 0 168000 100000 108000 100000 0 28000 180000 0 250000 165000 0 200000 160000 300000 264000 200000 0 0 160000 150000 150000 0 0 0 133333.33 166666.6667 222222.222 138888.89 0 0 168000 120000 176000 150000 0 25000 155555.56 208333.3333 244444.444 277777.78 0 34722.22222 160000 100000 366666.667 375000 0 83333.33333 155555.56 166666.6667 305555.556 277777.78 0 69444.44444 120000 90000 220000 200000 0 25000 160000 300000 440000 416666.67 0 83333.33333 186666.67 200000 366666.667 333333.33 0 83333.33333 155555.56 125000 244444.444 208333.33 0 138888.8889 155555.56 83333.33333 305555.556 208333.33 0 69444.44444 160000 105000 176000 125000 0 25000 155555.56 208333.3333 366666.667 347222.22 0 69444.44444 168000 675000 154000 125000 0 30000 177777.78 666666.6667 366666.667 277777.78 0 138888.8889 155555.56 166666.6667 244444.444 277777.78 0 69444.44444 162962.96 111111.1111 285185.185 185185.19 0 46296.2963 153031
234669
450000
250103
0
72262
TKLK 550000 375000 763888.89 1000000 763888.89 550000 550000 625000 550000 450000 625000 656250 450000 450000 763888.89 625000 729166.67 375000 763888.89 625000 333333.33 375000 763888.89 729166.67 625000 763888.89 550000 972222.22 763888.89 416666.67
Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat 2193750 3379750 3429750 57500 0 1200000 1370000 52500 0 1202777.778 1322777.778 45833.33333 0 1868000 1969666.667 102500 0 2347222.222 2637222.222 55000 6187500 8257500 8317500 47500 472500 1337500 1397500 40833.33333 236250 1071650 1131650 50000 2700000 4304000 4354000 40833.33333 0 1350000 1483333.333 130000 1890000 3019000 3119000 50833.33333 3037500 4488750 4538750 55000 0 1374000 1537333.333 135000 0 910000 1093333.333 50000 0 1425000 1535000 107500 1912500 3176500 3226500 145000 0 1650000 1870000 47500 0 1460000 1610000 42500 0 1738888.889 1848888.889 130000 1687500 2967500 3017500 120000 0 1733333.333 1833333.333 37500 0 1545000 1705000 57500 0 1636111.111 1746111.111 60000 0 1551388.889 1721388.889 122500 2025000 3241000 3281000 67500 0 1911111.111 2021111.111 55000 2250000 3952000 4012000 65000 0 2600000 2680000 60000 0 1677777.778 1797777.778 57500 0 1207407.407 1347407.407 102500
617801 2235682
4013578
4607713
TKDK Total Biaya Tidak Tunai Biaya Total 412500 584166.67 4013916.7 833333.33 863333.33 2233333.3 972222.22 1017222.2 2340000 1400000 1460000 3429666.7 972222.22 1038888.9 3676111.1 412500 535833.33 8853333.3 412500 555833.33 1953333.3 800000 932500 2064150 412500 575000 4929000 1000000 1045000 2528333.3 800000 922500 4041500 937500 1030000 5568750 1000000 1050000 2587333.3 1000000 1040000 2133333.3 972222.22 1024722.2 2559722.2 800000 917500 4144000 1041666.7 1160833.3 3030833.3 833333.33 878333.33 2488333.3 972222.22 1013055.6 2861944.4 800000 932500 3950000 1416666.7 1479166.7 3312500 833333.33 885833.33 2590833.3 972222.22 1022222.2 2768333.3 1041666.7 1142500 2863888.9 800000 937500 4218500 972222.22 1023055.6 3044166.7 412500 615833.33 4627833.3 1805555.6 1863055.6 4543055.6 972222.22 1024722.2 2822500 925925.93 983425.93 2330833.3
87250 897901
985151 5592864
77
Rata-Rata
Pajak Total Biaya Tetap 30000 50000 60000 170000 30000 120000 0 101666.6667 30000 290000 60000 60000 60000 60000 33333.333 60000 30000 50000 0 133333.3333 66666.667 100000 83333.333 50000 0 163333.3333 30000 183333.3333 0 110000 0 50000 30000 220000 66666.667 150000 0 110000 0 50000 100000 100000 83333.333 160000 60000 110000 0 170000 60000 40000 50000 110000 83333.333 60000 60000 80000 60000 120000 0 140000
78
78
Lampiran 4 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Luas Panen Jumlah Produksi Traktor Sewa Kerbau Pajak 1 465 0 5400 2700 0.3 590 0 10800 10800 0.18 430 0 9000 2700 0.125 990 0 25000 0 0.18 490 0 4500 2700 1 690 0 9000 10800 1 690 0 9000 10800 0.5 470 0 4000 3333.333 1 490 0 4500 2700 0.25 1040 0 30000 0 0.5 790 0 10000 13333.33 0.4 470 0 12500 20833.33 0.25 390 0 25000 0 0.25 475 0 5400 2700 0.18 1090 0 25000 0 0.5 840 0 27000 0 0.36 540 0 4500 2700 0.3 590 0 12000 13333.33 0.18 1340 0 25000 0 0.5 2040 0 50000 0 0.15 500 0 18000 30000 0.3 640 0 15000 20833.33 0.18 470 0 10800 10800 0.36 1370 184000 0 0 0.5 470 0 11880 10800 0.18 650 0 11250 7500 1 710 0 25000 20833.33 0.09 500 0 10800 10800 0.18 690 0 10800 10800 0.27 640 0 40000 0 Rata2 per kg Output
57
34
26
Benih Kandang 14000 45000 28000 52500 15000 0 56000 75000 16000 37500 28000 60000 28000 60000 16000 30000 16000 45000 60000 60000 32000 30000 70000 37500 8000 22500 14000 30000 56000 45000 84000 60000 16000 30000 28000 22500 168000 45000 84000 150000 31500 150000 35000 150000 24000 75000 120000 50000 24000 75000 24000 60000 79800 0 28000 90000 28000 75000 35000 225000 59
93
Urea 20000 55000 20000 80000 44000 75000 60000 30000 30000 110000 88000 84000 10000 22000 88000 87500 40000 40000 110000 0 100000 80000 50000 230000 100000 55000 100000 40000 70000 100000
Tsp 30000 60000 25000 88000 37500 30000 50000 37500 25000 100000 37500 80000 7500 20000 87500 45000 25000 45000 37500 0 125000 120000 90000 250000 65000 100000 62500 60000 87500 30000
97
89
NPK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18000 0 0 0 0 0 0 0 25
Pestisida TKLK Bagi Hasil penyusutan 24000 87500 0 5175 25000 137500 0 9450 12500 87500 0 4125 62500 312500 787500 51250 12500 87500 0 4950 37500 112500 0 8550 37500 112500 0 7350 12500 125000 0 5000 12500 87500 0 3675 62500 312500 843750 65000 25000 50000 0 10166.667 25000 112500 0 13750 12500 312500 112500 67500 12500 87500 0 4500 62500 262500 900000 53750 62500 450000 618750 78300 12500 87500 0 4275 12500 112500 0 8500 130000 312500 1181250 65000 70000 312500 1968750 60000 12000 112500 0 11250 48000 112500 0 14375 15000 125000 0 10800 50000 262500 1215000 49000 24000 125000 202500 12150 30000 125000 0 8250 30000 112500 0 16250 16000 125000 0 10800 12500 125000 0 10350 35000 287500 393750 41000 46
235
2391
66
tkdk 162500 175000 162500 400000 162500 175000 175000 175000 162500 350000 212500 225000 400000 162500 400000 337500 187500 225000 400000 400000 250000 225000 200000 375000 200000 175000 225000 175000 175000 375000 345
79
Lampiran 5 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Luas Panen Jumlah Produksi Traktor Kerbau 1 2550 0 50000 0.3 1055 0 21000 0.18 950 0 10800 0.125 840 0 7500 0.18 1080 41400 0 1 6100 0 60000 1 1020 0 60000 0.5 705 0 30000 1 3000 0 50000 0.25 940 0 12500 0.5 1440 0 50000 0.4 1680 0 20000 0.25 1350 0 20000 0.25 860 0 25000 0.18 900 0 9000 0.5 1450 0 25000 0.36 1200 0 36000 0.3 1140 0 15000 0.18 1050 0 9000 0.5 1350 0 25000 0.15 960 0 7500 0.3 1100 0 18000 0.18 880 0 9000 0.36 1250 0 18000 0.5 1500 0 20000 0.18 950 0 9000 1 2600 0 60000 0.09 800 0 4500 0.18 850 0 10800 0.27 1080 0 13500 29
17
0 30000 10800 5208.33 10800 0 0 0 0 20833.3 0 0 20833.3 20833.3 10800 0 43200 30000 10800 0 7500 30000 10800 43200 0 10800 0 2700 10800 24300 13
benih kandang 156000 450000 60000 37500 24000 0 16000 0 20000 0 120000 400000 120000 15000 60200 0 144000 600000 40000 0 84000 50000 72000 0 40000 75000 40000 37500 24000 30000 84000 60000 56000 75000 48000 30000 28000 30000 60000 45000 24000 45000 56000 60000 28000 22500 56000 30000 80000 52500 28000 37500 168000 675000 16000 60000 28000 30000 44000 30000 43
87
urea
tsp
NPK
0 60000 55000 50000 115000 500000 80000 25000 125000 110000 54000 100000 66000 37500 40000 88000 88000 110000 55000 110000 66000 110000 44000 110000 88000 66000 154000 33000 44000 77000
0 50000 0 30000 125000 500000 87500 0 125000 75000 50000 66000 50000 0 25000 75000 100000 112500 50000 100000 62500 100000 37500 75000 62500 62500 125000 25000 50000 50000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
65
61
0
Pestisida TKLK Bagi Hasil 30000 550000 2193750 40000 112500 0 0 137500 0 12500 125000 0 25000 137500 0 0 550000 6187500 12500 550000 472500 20000 312500 118125 60000 550000 2700000 0 112500 0 14000 312500 945000 80000 262500 1215000 0 112500 0 0 112500 0 0 137500 0 12500 312500 956250 12500 262500 0 25000 112500 0 12500 137500 0 12500 312500 843750 12500 50000 0 25000 112500 0 25000 137500 0 25000 262500 0 12500 312500 1012500 12500 137500 0 30000 550000 2250000 12500 87500 0 12500 137500 0 12500 112500 0 16
167
1209
penyusutan 171666.67 9000 8100 7500 12000 123333.33 143333.33 66250 162500 11250 61250 37000 12500 10000 9450 58750 42900 13500 7350 66250 9375 15750 9000 36300 68750 9150 203333.33 5175 9450 15525
tkdk 412500 250000 175000 175000 175000 412500 412500 400000 412500 250000 400000 375000 250000 250000 175000 400000 375000 250000 175000 400000 212500 250000 175000 375000 400000 175000 412500 162500 175000 250000
33
204
79
Rata2 kg Output
Pajak
80
80
Lampiran 6 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Ha Per Musim Tanam Petani Penggarap No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Luas Lahan Sewa Traktor Sewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK 1 0 50000 0 50000 156000 450000 0 0 0 30000 550000 1 0 60000 0 60000 120000 400000 500000 500000 0 0 550000 1 0 60000 0 60000 120000 15000 80000 87500 0 12500 550000 0.5 0 60000 0 60000 120400 0 50000 0 0 40000 625000 1 0 50000 0 50000 144000 600000 125000 125000 0 60000 550000 0.5 0 100000 0 100000 168000 100000 108000 100000 0 28000 625000 0.4 460000 50000 0 510000 180000 0 250000 165000 0 200000 656250 0.5 0 50000 0 50000 168000 120000 176000 150000 0 25000 625000 0.5 0 50000 0 50000 120000 90000 220000 200000 0 25000 625000 0.5 0 40000 0 40000 160000 105000 176000 125000 0 25000 625000 1 0 60000 0 60000 168000 675000 154000 125000 0 30000 550000 Rata-Rata 460000 57272.72727 0 517272.7273 147672.7 283888.8889 183900 175277.78 0 47550 593750
Petani Pemilik No Luas Lahan Sewa Traktor Sewa Kerbau 1 0.3 0 70000 2 0.18 0 60000 3 0.125 0 60000 4 0.18 0 0 5 0.25 0 50000 6 0.25 0 80000 7 0.25 0 100000 8 0.18 0 50000 9 0.36 0 100000 10 0.3 0 50000 11 0.18 0 50000 12 0.15 0 50000 13 0.3 0 60000 14 0.18 0 50000 15 0.36 0 50000 16 0.18 0 50000 17 0.09 0 50000 18 0.18 0 60000 19 0.27 0 50000
Rata-Rata
Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia 100000 170000 200000 125000 200000 166666.67 0 133333.3333 60000 120000 133333.3 0 305555.556 0 0 0 41666.7 101666.6667 128000 0 400000 240000 0 100000 60000 60000 111111.1 0 638888.889 694444.44 0 138888.8889 83333.3 133333.3333 160000 0 440000 300000 0 0 83333.3 163333.3333 160000 300000 264000 200000 0 0 83333.3 183333.3333 160000 150000 150000 0 0 0 60000 110000 133333.3 166666.6667 222222.222 138888.89 0 0 120000 220000 155555.6 208333.3333 244444.444 277777.78 0 34722.22222 100000 150000 160000 100000 366666.667 375000 0 83333.33333 60000 110000 155555.6 166666.6667 305555.556 277777.78 0 69444.44444 50000 100000 160000 300000 440000 416666.67 0 83333.33333 100000 160000 186666.7 200000 366666.667 333333.33 0 83333.33333 60000 110000 155555.6 125000 244444.444 208333.33 0 138888.8889 120000 170000 155555.6 83333.33333 305555.556 208333.33 0 69444.44444 60000 110000 155555.6 208333.3333 366666.667 347222.22 0 69444.44444 30000 80000 177777.8 666666.6667 366666.667 277777.78 0 138888.8889 60000 120000 155555.6 166666.6667 244444.444 277777.78 0 69444.44444 90000 140000 162963 111111.1111 285185.185 185185.19 0 46296.2963
0 60555.5556 74824.6
135380.117 156133
205185.1852 324050.68 289716.8
Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK Total Biaya Tidak Tunai 2193750 3379750 3429750 171666.6667 412500 584166.6667 6187500 8257500 8317500 123333.3333 412500 535833.3333 472500 1337500 1397500 143333.3333 412500 555833.3333 236250 1071650 1131650 132500 800000 932500 2700000 4304000 4354000 162500 412500 575000 1890000 3019000 3119000 122500 800000 922500 3037500 4488750 4998750 92500 937500 1030000 1912500 3176500 3226500 117500 800000 917500 1687500 2967500 3017500 132500 800000 932500 2025000 3241000 3281000 137500 800000 937500 2250000 3952000 4012000 203333.3333 412500 615833.3333 2235681.8 3667721.212 4184993.939 139924.2424 636363.6 776287.8788
TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat 375000 0 1200000 1370000 30000 763888.9 0 1202777.778 1322777.778 45000 1000000 0 1868000 1969666.667 60000 763888.9 0 2347222.222 2407222.222 66666.66667 450000 0 1350000 1483333.333 45000 450000 0 1374000 1537333.333 50000 450000 0 910000 1093333.333 40000 763888.9 0 1425000 1535000 52500 729166.7 0 1650000 1870000 119166.6667 375000 0 1460000 1610000 45000 763888.9 0 1738888.889 1848888.889 40833.33333 333333.3 0 1733333.333 1833333.333 62500 375000 0 1545000 1705000 52500 763888.9 0 1636111.111 1746111.111 50000 729166.7 0 1551388.889 1721388.889 100833.3333 763888.9 0 1911111.111 2021111.111 50833.33333 972222.2 0 2600000 2680000 57500 763888.9 0 1677777.778 1797777.778 52500 416666.7 0 1207407.407 1347407.407 57500
0 89914.02116 631725
0
1696724.364
1832104.481
Biaya Total 4013916.7 8853333.3 1953333.3 2064150 4929000 4041500 6028750 4144000 3950000 4218500 4627833.3 4961281.8
TKDK Biaya Tidak Tunai Biaya Total 833333.3 863333.3333 2233333.3 972222.2 1017222.222 2340000 1400000 1460000 3429666.7 972222.2 1038888.889 3446111.1 1000000 1045000 2528333.3 1000000 1050000 2587333.3 1000000 1040000 2133333.3 972222.2 1024722.222 2559722.2 1041667 1160833.333 3030833.3 833333.3 878333.3333 2488333.3 972222.2 1013055.556 2861944.4 1416667 1479166.667 3312500 833333.3 885833.3333 2590833.3 972222.2 1022222.222 2768333.3 1041667 1142500 2863888.9 972222.2 1023055.556 3044166.7 1805556 1863055.556 4543055.6 972222.2 1024722.222 2822500 925925.9 983425.9259 2330833.3
56754.38596 1049318
1106072.125 2938176.6
81
Lampiran 7 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Kg Output Per Musim Tanam Petani Penggarap No Jumlah Produksi Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau 1 2550 1 0 50000 2 6100 1 0 60000 3 1020 1 0 60000 4 705 0.5 0 30000 5 3000 1 0 50000 6 1440 0.5 0 50000 7 1680 0.4 184000 20000 8 1450 0.5 0 25000 9 1350 0.5 0 25000 10 1500 0.5 0 20000 11 2600 1 0 60000 Rata2 2126.818182 184000 40909.09 Rata2/kg Output 86.51421 19.23488
Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPKPestisida Kimia TKLK
0 50000 156000 450000 0 0 0 60000 120000 400000 500000 500000 0 60000 120000 15000 80000 87500 0 30000 60200 0 25000 0 0 50000 144000 600000 125000 125000 0 50000 84000 50000 54000 50000 0 204000 72000 0 100000 66000 0 25000 84000 60000 88000 75000 0 25000 60000 45000 110000 100000 0 20000 80000 52500 88000 62500 0 60000 168000 675000 154000 125000 0 224909.1 104381.8 260833.3 132400 132333.3 0 105.7491 49.07886 122.6402 62.25262 62.22127
Petani Pemilik No Jumlah Produksi Luas Lahan Sewa TraktorSewa Kerbau Pajak 1 1055 0.3 0 21000 30000 2 950 0.18 0 10800 10800 3 840 0.125 0 7500 5208.333 4 1080 0.18 0 0 10800 5 940 0.25 0 12500 20833.33 6 1350 0.25 0 20000 20833.33 7 860 0.25 0 25000 20833.33 8 900 0.18 0 9000 10800 9 1200 0.36 0 36000 43200 10 1140 0.3 0 15000 30000 11 1050 0.18 0 9000 10800 12 960 0.15 0 7500 7500 13 1100 0.3 0 18000 30000 14 880 0.18 0 9000 10800 15 1250 0.36 0 18000 43200 16 950 0.18 0 9000 10800 17 800 0.09 0 4500 2700 18 850 0.18 0 10800 10800 19 1080 0.27 0 13500 24300 Rata2 1012.368421 0 14227.78 18642.54 Rata2/kg Output 0 14.05395 18.41478
Total Biaya Tetap Benih
Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK Total Biaya Tidak Tunai Biaya Total
0 30000 550000 2193750 0 0 550000 6187500 0 12500 550000 472500 0 20000 312500 118125 0 60000 550000 2700000 0 14000 312500 945000 0 80000 262500 1215000 0 12500 312500 956250 0 12500 312500 843750 0 12500 312500 1012500 0 30000 550000 2250000 0 28400 415909.1 1717670 0 13.35328 195.5546 807.6245
3535750 8377500 1457500 596025 4448000 1593500 1867500 1672250 1543750 1700500 4120000 2896310 1361.804
3585750 8437500 1517500 626025 4498000 1643500 2071500 1697250 1568750 1720500 4180000 3121219 1467.553
171666.7 412500 584166.7 123333.3 412500 535833.3 143333.3 412500 555833.3 66250 400000 466250 162500 412500 575000 61250 400000 461250 37000 375000 412000 58750 400000 458750 66250 400000 466250 68750 400000 468750 203333.3 412500 615833.3 105674.2 403409.1 509083.3 49.68654 189.6773 239.3638
Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK
51000 60000 37500 60000 50000 21600 24000 0 55000 0 12708.33 16000 0 50000 30000 10800 20000 0 115000 125000 33333.33 40000 0 110000 75000 40833.33 40000 75000 66000 50000 45833.33 40000 37500 37500 0 19800 24000 30000 40000 25000 79200 56000 75000 88000 100000 45000 48000 30000 110000 112500 19800 28000 30000 55000 50000 15000 24000 45000 66000 62500 48000 56000 60000 110000 100000 19800 28000 22500 44000 37500 61200 56000 30000 110000 75000 19800 28000 37500 66000 62500 7200 16000 60000 33000 25000 21600 28000 30000 44000 50000 37800 44000 30000 77000 50000 32870.32 35578.95 42000 70342.11 63529.41 32.46873 35.14427 41.48687 69.48271 62.75325
0 40000 112500 0 0 137500 0 12500 125000 0 25000 137500 0 0 112500 0 0 112500 0 0 112500 0 0 137500 0 12500 262500 0 25000 112500 0 12500 137500 0 12500 50000 0 25000 112500 0 25000 137500 0 25000 262500 0 12500 137500 0 12500 87500 0 12500 137500 0 12500 112500 0 18928.57 133552.6 0 18.69732 131.921
4169917 8973333 2073333 1092275 5073000 2104750 2483500 2156000 2035000 2189250 4795833 3630302 1706.917
Biaya Tidak Biaya TunaiTotal
0 360000 411000 9000 250000 259000 670000 0 216500 238100 8100 175000 183100 421200 0 233500 246208.3 7500 175000 182500 428708.3 0 422500 433300 12000 175000 187000 620300 0 337500 370833.3 11250 250000 261250 632083.3 0 343500 384333.3 12500 250000 262500 646833.3 0 227500 273333.3 10000 250000 260000 533333.3 0 256500 276300 9450 175000 184450 460750 0 594000 673200 42900 375000 417900 1091100 0 438000 483000 13500 250000 263500 746500 0 313000 332800 7350 175000 182350 515150 0 260000 275000 9375 212500 221875 496875 0 463500 511500 15750 250000 265750 777250 0 294500 314300 9000 175000 184000 498300 0 558500 619700 36300 375000 411300 1031000 0 344000 363800 9150 175000 184150 547950 0 234000 241200 5175 162500 167675 408875 0 302000 323600 9450 175000 184450 508050 0 326000 363800 15525 250000 265525 629325 0 363931.7 396802 13330.26 225000 238330.3 635132.3 0 359.4854 391.9541 13.1674 222.2511 235.4185 627.3726
81
82
82
Lampiran 8 Perhitungan pendapatan Usahatani Padi Sebelum Menerima program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam No Luas Lahan (m2) Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Kg) Luas Lahan (Ha) 1 10000 465 3750 1743750 2 3000 590 3750 2212500 3 1800 430 3750 1612500 4 1250 990 3750 3712500 5 1800 490 3750 1837500 6 10000 690 3750 2587500 7 10000 690 3750 2587500 8 5000 470 3750 1762500 9 10000 490 3750 1837500 10 2500 1040 3750 3900000 11 5000 790 3750 2962500 12 4000 470 3750 1762500 13 2500 390 3750 1462500 14 2500 475 3750 1781250 15 1800 1090 3750 4087500 16 5000 840 3750 3150000 17 3600 540 3750 2025000 18 3000 590 3750 2212500 19 1800 1340 3750 5025000 20 5000 2040 3750 7650000 21 1500 500 3750 1875000 22 3000 640 3750 2400000 23 1800 470 3750 1762500 24 3600 1370 3750 5137500 25 5000 470 3750 1762500 26 1800 650 3750 2437500 27 10000 710 3750 2662500 28 900 500 3750 1875000 29 1800 690 3750 2587500 30 2700 640 3750 2400000
0.09 0.18 0.09 0.5 0.09 0.18 0.18 0.1 0.09 0.5 0.2 0.25 0.5 0.09 0.5 0.54 0.09 0.2 0.5 0.5 0.3 0.25 0.18 0.4 0.18 0.15 0.25 0.18 0.18 0.4
Penerimaan (Rp/Ha) Biaya Total (Rp/Ha) Pendapatan per Ha 19375000 4403056 14971944 12291666.67 3133611 9158056 17916666.67 3759167 14157500 7425000 3875500 3549500 20416666.67 4551667 15865000 14375000 3035278 11339722 14375000 3056389 11318611 17625000 4383333 13241667 20416666.67 4326389 16090278 7800000 3987500 3812500 14812500 2542500 12270000 7050000 2724333 4325667 2925000 1956000 969000 19791666.67 4012222 15779444 8175000 3960500 4214500 5833333.333 3426944 2406389 22500000 4555278 17944722 11062500 2596667 8465833 10050000 4948500 5101500 15300000 6190500 9109500 6250000 2800833 3449167 9600000 3282833 6317167 9791666.667 3496667 6295000 12843750 6963750 5880000 9791666.667 4724056 5067611 16250000 3973333 12276667 10650000 2687533 7962467 10416666.67 3146667 7270000 14375000 3360833 11014167 6000000 3905625 2094375 Total Pendapatan
8723932
83
Lampiran 9 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Setelah Menerima program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Luas Lahan (m2) Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Kg) 10000 2550 3750 9562500 3000 1055 3750 3956250 1800 950 3750 3562500 1250 840 3750 3150000 1800 1080 3750 4050000 10000 6100 3750 22875000 10000 1020 3750 3825000 5000 705 3750 2643750 10000 3000 3750 11250000 2500 940 3750 3525000 5000 1440 3750 5400000 4000 1680 3750 6300000 2500 1350 3750 5062500 2500 860 3750 3225000 1800 900 3750 3375000 5000 1450 3750 5437500 3600 1200 3750 4500000 3000 1140 3750 4275000 1800 1050 3750 3937500 5000 1350 3750 5062500 1500 960 3750 3600000 3000 1100 3750 4125000 1800 880 3750 3300000 3600 1250 3750 4687500 5000 1500 3750 5625000 1800 950 3750 3562500 10000 2600 3750 9750000 900 800 3750 3000000 1800 850 3750 3187500 2700 1080 3750 4050000
Luas Lahan (Ha) 1 0.3 0.18 0.125 0.18 1 1 0.5 1 0.25 0.5 0.4 0.25 0.25 0.18 0.5 0.36 0.3 0.18 0.5 0.15 0.3 0.18 0.36 0.5 0.18 1 0.09 0.18 0.27
Penerimaan (Rp/Ha) Biaya Total (Rp/Ha) 9562500 4013916.667 13187500 2233333.333 19791666.67 2340000 25200000 3429666.667 22500000 3676111.111 22875000 8853333.333 3825000 1953333.333 5287500 2064150 11250000 4929000 14100000 2528333.333 10800000 4041500 15750000 5568750 20250000 2587333.333 12900000 2133333.333 18750000 2559722.222 10875000 4144000 12500000 3030833.333 14250000 2488333.333 21875000 2861944.444 10125000 3950000 24000000 3312500 13750000 2590833.333 18333333.33 2768333.333 13020833.33 2863888.889 11250000 4218500 19791666.67 3044166.667 9750000 4627833.333 33333333.33 4543055.556 17708333.33 2822500 15000000 2330833.333 Total Pendapatan
Pendapatan per Ha 5548583 10954167 17451667 21770333 18823889 14021667 1871667 3223350 6321000 11571667 6758500 10181250 17662667 10766667 16190278 6731000 9469167 11761667 19013056 6175000 20687500 11159167 15565000 10156944 7031500 16747500 5122167 28790278 14885833 12669167 12302743.15
83
84
Gambar 3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan
Gambar 4 Wilayah Jalan Berbukit Kecamatan Pamijahan
85
Gambar 5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen
Gambar 6 Padi Siap Panen
86
Gambar 7 Wilayah Desa Cibunian
Gambar 8 Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Ciasihan
87
Gambar 9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti
Gambar 10 Peta Desa Ciasmara
88
Gambar 11 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Dombanya.
Gambar 12 Kandang Domba
89
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada tanggal 2 April 1990. Penulis merupakan putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Muhammad Yunus dan Mimin Rosmini. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Selakopi lulus tahun 2002, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor lulus tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada organisasi di kampus. Penulis aktif sebagai staff REESA (Resources Environmental Economic Student Asosiation) divisi CSR dan Koperasi Mahasiswa sebagai kepala depatemen PSDA (Pengembangan Sumberdaya Anggota). Pada tahun berikutnya penulis aktif sebagai Bendahara Asrama dan Bendahara Koperasi Asrama Sylvasari . Penulis juga aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di kampus, seperti acara yang menjadi program tahunan BEM FEM yaitu PUJANGGA Lomba menulis puisi dan serangkaian lomba lainnya yang berkaitan dengan sastra Indonesia, diamanahkan sebagai kepala Divisi Humas. Penulis juga aktif pada beberapa acara sebagai pembawa acara (MC) dan sering diundang sebagai moderator pada beberapa acara di KOPMA (Koperasi Mahasiswa). Di luar kampus pun penulis aktif dan terdaftar sebagai pengajar tetap di salah satu lembaga konsultan pendidikan dan kepribadian Vision (Vision Education And Personality Consultant).