PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEBAGAI PENENTU PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI, BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI BIOINDUSTRI INDONESIA
YUANA ROSARIA KARINA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Indikator Kinerja Utama Sebagai Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi Pada Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan didaftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya ini kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016
Yuana Rosaria Karina H24120025
ABSTRAK YUANA ROSARIA KARINA. Perancangan Indikator Kinerja Utama sebagai Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Dibimbing oleh ERLIN TRISYULIANTI. Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) merupakan unit kerja PT RPN. PPBBI bergerak dalam bidang riset dan pengembangan bioteknologi, komersialisasi produk dan jasa bioteknologi. Tujuan penelitian yang dilakukan di PPBBI adalah: (1) menyusun sistem alignment organisasi PPBBI, (2) merancang peta strategi PPBBI berdasarkan keterkaitannya pada masing-masing perspektif, (3) mengukur pencapaian kinerja tahun 2015 dan inisiatif strategis pada PPBBI berdasarkan pendekatan Balance Scorecard (BSC). Data primer bersumber dari kuesioner, wawancara dan data sekunder bersumber dari laporan kinerja institusi, dan jurnal. Metode pengambilan sampel nonprobabability sampling dengan teknik purposive sampling. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian mengindikasikan kinerja PPBBI sudah dikategorikan baik dengan nilai pencapaian 90% diekspresikan dengan warna hijau. Namun sebaiknya dilakukan perbaikan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang masih dikategorikan rendah dan sedang, dengan menerapkan inisiatif strategis yang sudah disarankan. Kata kunci : balance scorecard, microsoft excel, pengukuran kinerja, PPBBI
ABSTRACT YUANA ROSARIA KARINA. The design of key performance indicators as a determinant of performance measurement balanced scorecard based on organizations in Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Supervised by Erlin Trisyulianti. Research Center for Biotechnology and Bioindustry Indonesia (PPBBI) is a unit of work from PT RPN. PPBBI working in the field of research and development of biotechnology, including the commercialization of biotechnology products and services. The purpose of research in PPBBI are: (1) designing organizational alignment system at PPBBI, (2) formulating strategy design map based on BSC approach, (3) measuring performance in 2015 and strategic initiatives on PPBBI based approach of the Balanced Scorecard (BSC). The primary data was obtained from questionnaires, interviews and secondary data was obtained from performance reports, and journal. This study used nonprobabability sampling method with purposive sampling technique. Methods of processing and data analysis uses the help of Microsoft Excel 2010. The results indicate good performance was categorized PPBBI with 90% value expressed in green, but still need improvements in the key performance indicators that are still categorized as low by applying strategic initiatives that have been suggested. Keywords: balanced scorecard, microsoft excel,performance measurement PPBBI
PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEBAGAI PENENTU PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI BIOINDUSTRI INDONESIA
YUANA ROSARIA KARINA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah pengukuran kinerja organisasi, dengan judul Perancangan Indikator Kinerja Utama sebagai Penentu Pengukuran Kinerja Organisasi Berbabis Balanced Scorecard Pada Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Erlin Trisyulianti, STP, Msi selaku dosen pembimbing atas arahan, saran serta bimbingannya, kepada ibu Lindawati Kartika, SE, MSi atas saran dan motivasinya. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Pryono, DIRS selaku Direktur Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, kepada Ibu Dr Asmini Budiani, MSi, Ibu Dr Nurhaimi Haris, Msi, Ibu Dr Laksmita Prima Santi dan Bapak Riza Arief Putranto, PhD dan seluruh karyawan serta staff PPBBI yang telah membantu dalam pengumpulan data demi kelancaran penelitian penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk kedua orang tua yaitu Bapak Yudi Purnama, SE dan Ibu Nana Kartini, SE serta seluruh keluarga besar yang selama ini selalu memberikan do’a motivasi dan dukungan, ka Khairi yang sangat membantu dalam penyelesaian penelitian ini, teman-teman Manajemen 49, Heti, Maya, Adri, Yangyang dan Mas Arief yang selalu mendukung, menemani, dan mendo’akan dari jauh selama ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
.
Bogor, September 2016
Yuana Rosaria Karina
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Manajemen Strategi
3
Perencanaan Strategi
4
Manajemen Kinerja
4
Evaluasi Pencapaian Kinerja Dan Pengendalian Kinerja
4
Indikator Kinerja
5
Indikator Kinerja Utama
5
Konsep Balanced Scorecard
5
Hasil Penelitian Relevan
6
METODE
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
8
Tahapan Penelitian
9
Lokasi dan Waktu Penelitian
10
Jenis dan Sumber Data Penelitian
10
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel
11
Metode Pengolahan dan Analisis Data
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Gambaran Umum
13
Alignment/Penyelarasan Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia
15
Pengukuran Kinerja perspektif PPBBI
21
Pengukuran skor keseluruhan perspektif PPBBI
26
Hasil Perancangan Peta Strategi PPBBI
27
SIMPULAN DAN SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
33
RIWAYAT HIDUP
42
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8
Model Penilaian SMART-C Skala pembobotan pada pairwise comparison Kerangka Pengukuran Kinerja Hasil pengukuran perspektif keuangan Hasil pengukuran perspektif pelanggan Hasil pengukuran Kinerja Perspektif Manajemen Internal Hasil pengukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Hasil Pengukuran skor keseluruhan perspektif PPBBI
11 12 13 22 23 24 25 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Kerangka pemikiran penelitian Tahapan Penelitian Struktur Organisasi PPBBI Alignment visi ke misi PPBBI Alignment misi ke tujuan PPBBI Alignment tujuan ke sasaran strategis PPBBI Alignment sasaran strategis dan IKU PPBBI Peta Strategi PPBBI
8 9 14 15 16 19 20 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 4 5 6
Kartu Skor PPBBI Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C Pembobotan perspektif balanced scorecard Pengukuran kinerja PPBBI Kriteria Penilaian Kinerja PPBBI
33 35 36 38 40
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Inovasi teknologi dianggap sebagai salah satu sumber yang mampu berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Proses inovasi teknologi adalah aktivitas yang komplek yang merupakan transformasi ide dan ilmu pengetahuan ke realitas fisik dan penerapan riil. Ini memerlukan integrasi penemuan dan teknologi yang ada untuk membawa inovasi-inovasi ke pasar. Mill (1996) mendefinisikan beberapa komponen proses inovasi teknologi yang biasa disebut definisi minimalis yaitu: science (how things are), technology (how to do thinks), management (how to get thinks done), technology management (doing thinks), entrepreneurship (do thinks to make money) innovation (doing intrepreneurship). PT RPN (Riset Perkebunan Nusantara) yang merupakan salah satu lembaga penelitian dan riset perkebunan swasta di Indonesia, melakukan pemanfaatan inovasi teknologi dalam kegiatan riset dan pengembangan produknya. PT RPN didirikan melalui proses transformasi dari LRPI (Lembaga Riset Penelitian Indonesia). Pendiri sekaligus pemegang saham dari PT RPN adalah 15 perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Institusi ini melakukan penelitian komoditas komersial yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan. Lembaga Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia atau PPBBI bersama dengan 5 Puslit lainnya, merupakan unit kerja yang secara organisasi ada di PT RPN. Lima Puslit tersebut menangani komoditas perkebunan yang berbeda sementara PPBBI mendapat mandat riset dan pengembangan bioteknologi, termasuk di dalamnya adalah komersialisasi produk dan jasa bioteknologi. PPBBI sesuai dengan visi dan misinya untuk menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan, mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki untuk mendukung produktivitas unit kerja, meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis, meningkatkan pemasaran produk hasil riset yang telah tersedia, mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset, menyediakan jasa kepakaran di bidang bioteknologi perkebunan, membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta membangun kerjasama nasional dan internasional untuk mengembangkan citra institusi. Dalam upaya pencapaian visi dan misi organiasi, para eksekutif SDM saat ini memfokuskan perhatian mereka kedalam upaya pencapaian tujuan strategi organisasi, dengan melakukan pengukuran kinerja serta mengevaluasi faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja organisasi. Mondy (2008) juga menginformasikan bahwa perencanaan stratejik adalah proses dimana manajemen puncak menentukan tujuan dan sasaran organisasi serta bagaimana tujuan dan sasaran tersebut tercapai. Penetapan strategi pada organisasi PPBBI perlu dikembangkan untuk mencapai visi dan misi organisasi serta untuk mengetahui
2
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam rangka merebut peluang pasar dan menghindari berbagai ancaman. Berdasarkan hasil identifikasi dan observasi melalui kegiatan praktek kerja yang dilakukan selama tiga bulan di PPBBI, serta kegiatan wawancara yang dilakukan dengan para pimpinan PPBBI mengenai kondisi instansi, sejauh ini PPBBI belum dapat mengukur hasil pencapain kinerja organisasi secara keseluran untuk periode waktu tertentu dengan menggunakan metode pengukuran kinerja apapun. Pengukuran kinerja dilakukan secara subjektif berdasarkan penilaian pimpinan serta dengan penilaian yang masih bersifat umum. Kinerja organisasi dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil kerja organisasi atau total hasil kerja yang dicapai oleh organisasi dalam periode waktu tertentu. Pencapain hasil kinerja organisasi merupakan agregasi atau penjumlahan kinerja dari seluruh divisi yang berada dalam organisasi. Pengukuran Kinerja menurut Tangen (2004) merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengkualifikasi efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum ditetapkan oleh instansi menjadi permasalahan utama yang menyebabkan pengukuran kinerja belum dapat dilakukan, sehingga hasil pengukuran kinerja organisasi menjadi kurang akurat dan efektif. IKU yang relevan akan menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja PPBBI. (Soemohadiwidjojo 2015) pengukuran kinerja dapat dilaksanakan dengan tepat jika organisasi mampu menetapkan IKU yang relevan sesuai dengan visimisi rencana strategis perusahaan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan rancangan dalam penetapan IKU yang relevan sehingga pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan hasil yang akurat. Dalam upaya tersebut maka peneliti menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung perancangan IKU. Penelitian tersebut dikemukan oleh (Kaplan dan Norton 2000) dimana BSC dapat menerjemahkan visi, misi dan strategi ke dalam berbagai ukuran dan tujuan yang terangkai dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Diharapkan dengan menggunakan metode BSC dalam penetapan IKU, akan menghasilkan IKU yang relevan sesuai dengan kondisi instansi dan dapat membantu dalam melakukan pengukuran kinerja.
Perumusan Masalah Pengukuran hasil kinerja organisasi merupakan penilaian yang harus dilakukan guna mengevaluasi sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan oleh organisasi dalam suatu periode waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, organisasi mampu mengukur kemampuan dan kesiapan organiasi dalam menghadapi berbagai ancaman, serta mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Sejauh ini PPBBI hanya melakukan penilaian kinerja secara subyektif berdasarkan penilaian pimpinan perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: (1) bagaimana sistem alignment organisasi pada PPBBI?, (2) bagaimana rancangan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan peta
3
strategi organisasi PPBBI?, (3) bagaimana mengukur pencapaian kinerja pada PPBBI pada tahun 2015 berdasarkan pendekatan BSC?. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan di PPBBI adalah: (1) menyusun sistem alignment organisasi PPBBI, (2) merancang peta strategi PPBBI berdasarkan keterkaitannya pada masing-masing perspektif, (3) mengukur pencapaian kinerja pada tahun 2015 dan merancang inisiatif strategi berdasarkan pendekatan Balance Scorecard (BSC). Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai berikut: (1) Bagi pihak manajemen PPBBI dan pimpinan perusahaan khususnya dalam mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. (2) Bagi pembaca dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam cara menentukan indikator kinerja utama berdasarkan BSC serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penyusunan sistem alignment dan penetapan indikator kinerja utama organisasi, dan pengukuran kinerja pada tahun 2015 berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard.
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategi Manajemen strategi dapat diartikan sebagai proses kombinasi atau penggabungan dari tiga kegiatan yang saling berkaitan yaitu: strategic analysis, strategis formulation, and strategy implementation (Alex 1993). Manajemen stratejik merupakan proses pengidentifikasian dan pelaksanaan misi organisasi, dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan tuntutan lingkungan (Dessler 2003). Perusahaan mampu menyusun serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dalam manajemen strategi (Hunger dan Wheelen 1996). Mulyadi (2011) manyatakan bahwa perusahaan memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa depan perusahaan melalui perubahanperubahan yang dilaksanakan sejak sekarang, manajemen stratejik terdiri atas enam tahap utama sebagai berikut: 1. Perumusan strategi (strategy formulation).
4
2. Perencanaan strategik (strategic planning). 3. Penyusunan program (programming). 4. Perencanaan laba jangka pendek (short-range profit planning). 5. Pengimplementasian (implementation). 6. Pemantauan (monitoring). Perencanaan Strategi Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang dalam suatu organisasi, untuk mengatahui kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan (Mody 2008). Menurut Mulyadi (2011) perencanaan strategik merupakan proses penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar (hasil envisioning) dan strategi ke dalam company scorecard. Rencana yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal, serta melihat kesempatan dan ancaman dari luar dalam rangka memelihara keuntungan kompetitif (Dessler 2003). Ada dua ukuran yang perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian rencana strategi, yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Keberhasilan pencapaian sasaran strategik ditunjukkan dengan ukuran tertentu yang disebut ukuran hasil (Mulyadi 2011).
Manajemen Kinerja Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan akumulasi kinerja unit-unit organisasi dan kinerja semua individu mulai dari pekerja operasional hingga manajemen. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut (Simanjuntak 2005).
Evaluasi pencapaian kinerja dan Pengendalian Kinerja Evaluasi dan pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen penting yaitu evaluasi dan pengawasan yang perlu dilakukan dalam sebuah organisasi. An organization without effective control is not likely to achieve its goals (Griffin 1990). Evaluasi kinerja merupakan suatu metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan (Simanjuntak 2005). Fungsi evaluasi dan pengawasan ialah untuk mengukur tingkat pencapaian sasaran strategi dan tingkat keberhasilan kinerja organisasi. Pendapat (Griffin 1990) mengungkapkan bahwa control helps an organization to changing conditions, limits the compounding of errors, help an organization cope with complexity, and helps minimize cost.
5
Aktivitas yang dilakukan untuk mengukur hasil kinerja perusahaan dapat melalui monitoring kinerja sesungguhnya lalu dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. (Mockler 1984) membagi pengendalian kedalam empat langkah: (1) penetapan standard dan metode untuk pengukuran prestasi, (2) pengukuran prestasi, (3) menganalisis apakah prestasi sesuai dengan strandard yang sudah ditetapkan, (4) pengambilan tindakan perbaikan jika terdapat kesalahan. Unsurunsur Penilaian Kinerja (Rivai 2005) sebagai berikut: 1. Pendefinisian misi, penetapan tujuan dan sasaran perusahaan. 2. Penetapan rencana strategi dan kebijakan operasional perusahaan. 3. Penetapan dan pengembangan indikator-indikator kinerja. 4. Pengukuran kinerja dan penilaian hasil pengukuran. Indikator kinerja Penetapan indikator kinerja merupakan salah satu faktor penentu pengukuruan pencapaian kinerja sebuah organisasi. Indikator kinerja yang relevan dapat membantu sebuah organisasi dalam mengukur tingkat keberhasilan pencapain kinerja, karena dalam indikator kinerja tersebut terdiri atas tujuan strategis, indikator kunci yang relevan dengan sasaran strategis tersebut, dan sasaran yang menjadi tolak ukur organisasi. Karakteristik indikator kinerja yang baik yaitu sebagai berikut: 1. Terkait pada tujuan program dan menggambarkan pencapaian hasil. 2. Terbatas pada hal-hal yang perlu mendapat prioritas. 3. Terpusat pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengambilan keputusan. 4. Terkait dengan sistem pertanggungjawaban yang memperlihatkan hasil. Pertimbangan utama dalam menentukan indikator kinerja (Rivai 2005), yaitu: 1. Harus menggambarkan hasil atau usaha pencapaian hasil. 2. Merupakan indikator didalam wewenangnya. 3. Mempunyai dampak negatif yang rendah. 4. Digunakan untuk menghilangkan intensif yang sudah ada. Indikator Kinerja Utama (IKU) IKU harus dipilih secara cermat untuk mencerminkan indikator kinerja yang penting bagi organisasi sesuai dengan strategi perusahaan dan faktor kunci kesuksesan organisasi, IKU yang relevan akan menujukan hasil kinerja atau keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur dan memberikan informasi sejauh mana sasaran strategis yang dibebankan kepada suatu organisasi sudah berhasil dicapai. Konsep Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (2000), balanced scorecard merupakan alat analisis pengukuran kinerja yang mampu menerjemahkan visi, misi dan sasaran strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam empat perspektif: finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan
6
pembelajaran. Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka balanced scorecard tidak hanya terbatas untuk organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik juga dapat menggunakannya dengan penempatan tumpuan yang berbeda. Jika dalam organisasi bisnis tumpuannya adalah perspektif keuangan, maka dalam organisasi sektor publik tumpuannya adalah perspektif pelanggan. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan untuk maksimalisasi hasil finansial, tetapi menjaga keseimbangan pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan visi misi organisasi pemerintah dengan pertimbangan organisasi pemerintah cenderung menekankan pelayanan publik yang berkualitas.
Hasil Penelitian Relevan Khairi (2016) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran kinerja organisasi berbasis balanced scorecard pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Hasil penelitian tersebut adalah rancangan peta strategi yang dilakukan secara hirarki dimulai berdasarkan bobot perspektif paling kecil yaitu keuangan hingga perspektif paling tinggi yaitu pelanggan, hal tersebut menggambarkan institusi lebih mengutamakan kepentingan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor secara keseluruhan masih dikategorikan rendah, karena nilai pencapaian hanya mencapai 36.87%. Perbedaan yang terjadi antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat dalam proses penetapan IKU, dimana IKU yang ditetapkan dalam penelitian sebelumnya melihat dari sumber IKU yang sudah ada dalam instantsi, sedangkan dalam penelitian ini penetapan IKU dilakukan berdsarkan hasil observasi dan diskusi dengan para pimpinan PPBBI. Okviyesha (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran kinerja organisasi menggunakan balanced scorecard (studi kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI). Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi menunjukkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif pelanggan berada diposisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran. Penelitian ini dijadikan acuan dalam perancangan peta strategi PPBBI pada penelitian penulis Nurjaman (2013) melakukan penelitian yang berjudul pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard pada Airplane System. Hasil akhir dari penelitian ini adalah terpilihnya beberapa KPI dan 6 (enam) program kerja yang harus dilakukan yaitu melakukan FGD dengan pelanggan tetap (wholesale dan reseller), melaksanakan program penjualan referensi, melakukan pull marketing dan program target marketing, dll. Penelitian ini dijadikan referensi dalam penetapan IKU yang relevan pada PPBBI oleh penulis.
7
Asropi (2007) melakukan penelitian dengan judul membangun Key Performance Indicator Lembaga Pelayanan Publik, dalam hasil penelitiannya penulis menyatakan berdasarkan konsepsi performance management, kinerja yang dirancang dalam sebuah lembaga pelayanan publik dapat diketahui pencapaiannya jika lembaga tersebut memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan sebagai tolok ukur dalam pengukuran kinerja organisasi, atau berbagai faktor yang dianggap penting bagi keberhasilan organisasi dimasa yang akan datang. Penelitian ini digunakan sebagai referensi dalam melakukan pengukuran kinerja pada PPBBI. Hasil penelitian terdahulu hanya dijadikan sebagai referensi dan bahan perbandingan atas penelitian yang sudah dilakukan dan apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian. Terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu dalam metode, cara pengolahan data, implikasi manajerial dan solusi yang diberikan dalam memecahkan permasalahan.
METODE PPBBI sebagai pusat penelitian bioteknologi dan bioindustri hasil perkebunan di Indonesia, sesuai dengan visi PPBBI didorong untuk menjadi institusi bioteknologi berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional. Hal tersebut mengharuskan PPBBI meningkatkan kinerja institusi dalam mengelola sumber daya agar dapat menghasilkan inovasi teknologi secara berkesinambungan dan mandiri secara finansial. Berdasarkan visi dan misi nya tersebut menjadikan para eksekutif SDM harus memfokuskan perhatian mereka kedalam upaya pencapaian sasaran strategi. PPBBI dapat mengukur pencapaian sasaran strategi dengan mengukur kinerja yang sudah dilakukan dalam satu periode waktu tertentu, berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur pencapaian sasaran strategi. Adapun tahapan-tahapan dalam proses penetapan indikator yang relevan, pertama dengan mengidentifikasi keselarasan antara visi, misi, tujuan dan sasaran strategi instansi, serta mengukur kinerja instansi dengan melakukan pendekatan terhadap empat perspektif berdasarkan metode BSC yaitu perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, dan pertumbuhan pembelajaran, seperti terdapat pada Gambar 1.
8
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI)
Visi Misi
Strategi Organisasi
Menerjemahkan Visi Misi
Feedback
Pendekatan Balanced Scorecard
Perspektif
Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Penetapan Peta Strategi
Pengukuran Hasil Kinerja dengan Pendekatan BSC
Rekomendasi Peningkatan Kinerja PPBBI
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian .
9
Tahapan Penelitian Pra penelitian
Mengindentifikasi Permasalahan Menentukan Tema Penelitian: Pengukuran Kinerja Organisasi berdasarkan pendekatan Balance Scorecard
Melakukan Studi Kepustakaan
Batasan Masalah
Menentukan Tujuan Penelitian Membuat Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data Merancang Kuesioner Pembobotan Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian
Data Primer: Kuesioner, wawancara, FGD
Data Sekunder: Studi literatur, jurnal yang relevan
Melakukan Alignment/Penyelarasan Penetapan IKU
Observasi
FGD
Pembobotan IKU dan Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif BSC Perancangan Peta Strategi
Hasil
Mengukur kinerja PPBBI Menyusun inisiatif strategi Kesimpulan dan saran
Gambar 2 Tahapan Penelitian
10
Berdasarkan Gambar 2 Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada tahap pra-penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut: (1) penentuan topik penelitian dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada organisasi, kemudian menentukan tema penelitian yaitu perancangan indikator kinerja utama sebagai penentu pengukuran pencapaian kinerja organisasi berbasis balanced scorecard, (2) perumusan masalah dan tujuan penelitian, (3) rancangan pengumpulan data; (a) studi pendahuluan dan studi pustaka, (b) penyusunan desain penelitian, (c) pengumpulan data lapangan, bersumber berdasarkan data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan terkait data yang dibutuhkan dan dirancang khusus dengan persetujuan para pimpinan dengan mengadopsi format kuesioner berdasarkan penelitian terdahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari data internal institusi, literatur dan sumber lain, (4) tahap selanjutnya dilakukan alignment untuk menjamin adanya keselarasan antara visi ke misi, misi ke tujuan, tujuan ke sasaran, dan sasaran ke Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan hasil dari kedua sumber data tersebut penetapan IKU pada institusi ditetapkan berdasarkan prinsip SMART-C, (5) perancangan indikator kinerja utama yang ditetapkan berdasarkan hasil observasi dan melalui diskusi dengan para pimpinan, (6) pembobotan terhadap masing-masing indikator berdasarkan empat perspektif BSC serta menghitung pencapaian setiap IKU pada tahun 2015 yang akan dijadikan baseline dan digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja institusi, (7) penetapan peta strategis dan pengukuran kinerja, dengan menggabungkan nilai dari masingmasing perspektif BCS, (8) hasil pengukuran kinerja PPBBI akan menjadi dasar untuk menyusun inisiatif strategis, (9) penarikan kesimpulan dan saran. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia (PPBBI) pada bulan Maret-Mei 2016 yang merupakan salah satu lembaga penelitian hasil perkebunan yang bergerak dalam bidang bioteknologi dan bioindustri, yang berlokasi di Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor.
Jenis dan Sumber Data Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui tahap observasi dengan instrumen penyebaran kuesioner, serta wawancara dengan pihak pimpinan institusi dan masing-masing kepala bagian yang mewakili institusi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku, artikel ilmiah, penelitian terdahulu, internet, dokumen-dokumen internal PPBBI yaitu: renstra institusi tahun 2004-2019, naskah akademik, rencana kerja tahun 2015, data penjualan, dan data kegiatan karyawan.
11
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik tersebut merupakan bagian dari teknik non probability sampling yaitu setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik purposive sampling digunakan dalam pengambilan data, dimana data yang didapat berdasarkan sumber para ahli. Responden yang dipilih peneliti adalah pimpinan PPBBI, kepala bidang penelitian, kepala bidang usaha, kepala biro umum dan SDM, yang dianggap memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan serta mengetahui dan memahami kondisi pada masing-masing bidang dalam institusi. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis untuk menyusun pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan balanced scorecard dan pembobotan pakar dengan metode pairwise comparison mengunakan bantuan alat perhitungan Microsoft Excel 2010. Analisis Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai berikut : 1. Alignment Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras. Untuk memperoleh gambaran sebuah keadaan secara objektif mengenai keselarasan tersebut maka dilakukan wawancara bersama dari pihak instansi. 2. Pembuatan Kartu Skor Kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja organisasi dan merencanakan target yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Kartu skor yang dibentuk harus sesuai dengan template BSC yang terdiri dari Objective (tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator pemicu, Target (target), dan Initiative (inisiatif). Template BSC diklasifikasikan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Untuk mengetahui karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup memadai. Masing-masing indikator kinerja utama dinilai, model penilaian SMART-C terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Model penilaian SMART-C No
a
Sasaran strategis
Sumber : Moeheriono (2012)
Indikator Kinerja Utama
S
M
Kriteria A R T
C
12
Berdasarkan Tabel 1 pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan menggunakan prinsip SMART-C yaitu: Spesific (S) yaitu IKU mampu menyatakan sesuatu yang unik dalam menilai kinerja, Measurable (M) yaitu IKU dirancang harus dapat diukur dengan jelas, Achievable (A) yaitu IKU yang dipilih dapat dicapai dan bermanfaat, Relevant (R) berarti IKU yang ditetapkan harus sesuai dengan visi, misi tujuan strategis organisasi, Time Bound (T) berarti memiliki batas waktu pencapaian dan Continuously Improve (C) berarti IKU mampu menyesuaikan dengan perkembangan organisasi. 3. Perhitungan Bobot setiap Perspektif BSC dan Indikator Kinerja Utama Pembobotan dilakukan dengan mengunakan metode pairwise comparison. Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan menggunakan skala seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Skala pembobotan pada pairwise comparison Tingkat Kepentingan Definisi Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen 9 lainnya. Satu elemen sangat jelas lebih penting dibandingkan 7 elemen lainnya. Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan 5 elemen lainnya. 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya 1 Kedua elemen sama pentingnya Apabila terdapat sedikit saja perbedaan, ragu-ragu 2,4,6,8 antar dua nilai faktor yang berdekatan a Sumber : Saaty (1993) Berdasarkan Tabel 2 pembobotan dilakukan dalam sebuah matrik. Matrik merupakan label untuk membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain. Matrik memberi kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala perbandingan. Matrik mengambarkan prioritas antara satu elemen dengan elemen lainnya. 4. Penyusunan Peta Strategi Peta strategi disusun berdasarkan perspektif BSC dan mempertimbangkan hubungan sebab akibat dari setiap strategi. Dalam tahapan ini terdiri dari beberapa tahapan yakni menjelaskan visi dan misi serta sasaran strategi organisasi dari masing-masing perspektif balanced scorecard. 5. Pengukuran Kinerja Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan indikator kinerja utama dari masing-masing perspektif. Selanjutnya dibuat kerangka pengukuran kinerja BSC seperti Tabel 3.
13
Tabel 3 Kerangka pengukuran kinerja Bobot IKU (a)
Penentuan Standar
Nilai Ekspresi Warna
Baseline (%)
Target (%)
Pencapaian (%) (f)
Nilai KRI (%) (g)=(a*f)
Sangat baik Baik Sedang Buruk a
Sumber : Sirait et al (2010)
Berdasarkan Tabel 3 penentuan standar dibagi menjadi empat sangat baik diekspresikan warna biru, baik diekspresikan warna hijau, sedang diekspresikan warna kuning serta buruk diekspresikan warna merah. Penetapan ekpresi warna untuk menyatakan tiap-tiap kategori mengacu pada traffic light system atau sistem lampu lalu lintas, sebagai tanda dan pengkategorian dari skor IKU yang mengidentifikasikan perlu adanya perbaikan atau tidak (Sirait 2010). Secara teknis metode pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan pencapaian aktual terhadap target yang telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU. Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010. Pengaturan nilai ekspresi warna dilakukan dengan menggunakan conditional formatting. Excel akan memberi warna pada sel di tabel sesuai dengan informasi/rule yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Berdasarkan arahan Dewan Komisaris pada Rapat Konsultasi PT RPN serta hasil diskusi dengan Direksi PT RPN 2014 dan hasil review konsultan independen Kantor Direksi PT RPN terkait dengan “Peningkatan status Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) menjadi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI)”. Dengan selesainya penyempurnaan Naskah Akademik tersebut diharapkan seluruh pihak dalam tataran Direksi PT RPN dan Dewan Komisaris dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan status PPBBI sehingga akan memberikan dampak positif bagi PPBBI maupun PT RPN. Pencapaian kesuksesan instansi tidak serta merta dapat dicapai begitu saja, perlu adanya upaya dalam pencapaian strategi instansi serta peran lingkungan eksternal dan internal yang dapat mendorong tercapainya sasaran strategi instansi. Berikut struktur organiasi pada PPBBI seperti Gambar 3.
14
Struktur Orgnisasi PPBBI DIREKTUR
BIDANG PENELITIAN
BIDANG USAHA
BIRO UMUM DAN SDM
Urusan Kerjasama Operasional Riset
Urusan Komersialisasi Produk
Kelti Bioteknologi
Urusan Komersialisasi Bahan Tanam
Kelti Bioindustri
Urusan Jasa
URUSAN SPI
Urusan Sekretariat dan Rumah Tangga
Urusan SDM
Urusan Akuntansi dan Keuangan
Analisis Urusan Pemasaran
Urusan Pelatihan & Konsultasi
Gambar 3 Struktur Organisasi PPBBI a
Sumber: Renstra PPBBI
Berdasarkan Gambar 3 diatas adapun tugas dari masing-masing divisi mulai dari direktur utama, sebagai koordinator,komunikator, pengambil keputusan dalam menjalankan dan memimpin institusi, serta menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi-misi institusi. Struktur organisasi PPBBI dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut: (1) Bidang Penelitian. Kepala bidang penelitian mempunyai tugas pokok dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan pengorganisasian dibidang penelitian.Bidang penelitian menyelenggaraan fungsi: Menyusun program kerja/kegiatan bidang penelitian dan pembanguan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan seluruh divisi yang terkait. Memfasilitasi kegiatan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait penelitian dan pengembangan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melaporkan pelaksanaan kegiatan penelitian pada pimpinan. (2) Bidang usaha Kepala bidang penelitian mempunyai tugas pokok dalam menentukan kebijakan, perencanaan dalam urusan pemasaran, pengembangan dan pengelolaan produk. Bidang usaha menyelenggarakan fungsi: Menyusun program kerja/ kegiatan produksi dan pemasaran. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan seluruh divisi terkait. Melakukan pengkajian program kegiatan.
15
Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap setiap program kegiatan. (3) Biro umum dan SDM Kepala biro umum dan SDM mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan ketatausahaan institusi. Biro umum dan SDM menyelenggarakan fungsi: Pembinaan dan pengelolaan arsip dan dukungan administrasi institusi. Mengelola keuangan dan kesekretariatan institusi. Pengelolaan SDM institusi sesuai dengan ketentuan institusi. Bersama dengan 5 Puslit lainnya, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindutri Indonesia (PPBBI) merupakan unit kerja yang secara organisasi ada di PT RPN. Salah satu kekuatan PPBBI yang terbangun hingga saat ini adalah banyaknya riset terapan yang pengembangannya dekat dengan pengguna dan telah dimanfaatkan secara luas, hingga saat ini telah berjumlah lebih dari 30 produk yang dihasilkan. Aligment/Penyelarasan Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) Sebagaimana yang telah dirancang dalam metodologi penelitian, tahapan penelitian yaitu pertama dalam penyusunan balanced scorecard adalah penjabaran dan penyelarasan antara visi ke misi, misi terhadap tujuan, tujuan terhadap sasaran strategis serta sasaran strategis terhadap indikator kinerja utama. Hasil penjelasan dan penjabaran dari masing-masing perspektif dapat dilihat secara lengkap pada sub judul berikut: 1) Aligment/ Penyelarasan Visi ke Misi PPBBI Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang berikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh organisasi di masa yang akan datang (Moeheriono 2012). Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi. Oleh karena itu, perlu dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan antara visi dan misi PPBBI. Mengenai keselarasan visi terhadap misi. PPBBI dalam visinya Menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Dalam upaya pencapaian visi, PPBBI mempunyai enam misi yang harus dilakukan, yang masing-masing memiliki keterkaitan dan keselaran serta pendukung satu sama lain seperti yang sudah jelaskan dengan keyword, seperti pada Gambar 4.
16
Visi
Misi Mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki untuk mendukung produktivitas unit kerja Meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis Meningkatkan pemasaran produk meningkatkan pemasaran produk hasil hasil riset riset yang yang telah telahtersedia tersedia, (4)
Menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
mengembangkan unggulan
produk-produk
Mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset
meningkatkan pemasaran produk hasil riset yang telah tersedia, (4) Menyediakan jasa kepakaran mengembangkan produk-produk dibidang bioteknologi unggulan
perkebunan meningkatkan pemasaran produk Membangun kompetensi unit hasil riset yang telah tersedia, (4) kerja dan meningkatkan mengembangkan produk-produk kesejahteraan karyawan unggulan
Membangun kerjasama nasional
Keterangan Menunjukan keselarasan Pendukung
meningkatkan pemasaran produk dan internasional untuktersedia, (4) hasil riset yang telah mengembangkan citra institusi mengembangkan produk-produk unggulan
Gambar 4 Alignment visi ke misi PPBBI a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019 meningkatkan
pemasaran produk hasil riset yang telah tersedia, (4) mengembangkan produk-produk Misi pertama dan kedua, yaitu mengoptimalkan unggulan pemanfaatan seluruh aset yang kapasitaskapasitas SDM dimiliki untuk mendukung produktivitas unit kerja danmeningkatkan meningkatkan untuk mendukung aktivitas riset dan SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis, berdasarkan keyword diatas bisnis
kedua misi tersebut merupakan pendukung dalam upaya pencapaian visi PPBBI menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri. Misi ketiga, meningkatkan kapasitas SDM untuk keempat dan kelima yaitu mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset, mendukung aktivitas riset dan bisnis menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi perkebunan, membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, berdasarkan meningkatkan kapasitas SDM untuk keyword diatas misi tersebut merupakan pendukung dalam upaya pencapaian visi mendukung aktivitas riset dan bisnis perusahaan menjadi industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Misi keenam yaitu membangun kerjasama nasional dan internasional untuk meningkatkan kapasitas SDM mengembangkan citra institusi, berdasarkan keyword diatas misi tersebut selaras untuk mendukung aktivitas riset dan dengan visi PPBI menjadi perusahaan yang diakuibisnis pada tingkat nasional, regional maupun internasional. 2) Aligment/ Penyelarasan Misi ke Tujuan PPBBI meningkatkan kapasitas SDM Tahapan selanjutnya setelah dilakukan alignment antaraaktivitas misi riset ke dan tujuan untuk mendukung bisnis adalah menganalisis keselarasan antara misi dan tujuan PPBBI. Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka
17
pendek. Keselarasan antara misi dan tujuan perlu dianalisis dengan proses alignment dibawah ini seperti Gambar 5. Misi Mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki untuk mendukung produktivitas unit kerja Meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis Meningkatkan pemasaran meningkatkan pemasaran produk produk hasil riset yang telah hasil riset yang telah tersedia, (4) tersedia mengembangkan produk-produk unggulan
Tujuan Meningkatkan kinerja institusi dalam mengelola sumber daya agar dapat menghasilkan inovasi teknologi secara berkesinambungan
Tercapainya kemandirian secara finansial sehingga lepas dari ketergantungan pada pihak lain
Mengembangkan produkproduk unggulan hasil riset meningkatkan pemasaran produk hasil riset yang telah tersedia, (4) Menyediakan kepakaran mengembangkanjasaproduk-produk dibidang bioteknologi unggulan
Serta menjadi perusahaan bioteknologi berbasis riset yang tangguh dan mandiri
perkebunan meningkatkan kompetensi pemasaran produk Membangun unit hasil riset yang telah tersedia, (4) kerja dan meningkatkan mengembangkan produk-produk kesejahteraan karyawan unggulan
Membangun kerjasama meningkatkan pemasaran produk nasional dan internasional hasil riset yang untuk mengembangkan citra(4) Keterangantelah tersedia, mengembangkan produk-produk institusi unggulan
Terpandang dalam tatanan global teknologi, jasa dan produk hasil riset yang dimiliki Institusi lebih diakui oleh konsumen dan menjadiLembaga Penelitian yang diperhitungkan di lingkup Nasional maupun Internasional.
Keterangan meningkatkan pemasaran Menunjukan keselarasan produk Pendukung hasil riset yang telah tersedia, (4) mengembangkan produk-produk unggulan 5 Alignment misi ke tujuan PPBBI meningkatkanGambar kapasitas a SDM untuk mendukung aktivitas Sumber: Renstra PPBI 2014-2019 riset dan bisnis
Berdasarkan Gambar 5 setelah melakukan alignment antara misi terhadap tujuan perusahaan. Misikapasitas pertamaSDM yaitu mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang meningkatkan untuk untuk mendukung aktivitas risetproduktivas unit kerja berdasarkan keyword diatas dimiliki mendukung dan bisnis memiliki keselarasan dengan tujuan perusahaan dalam mengelola sumber daya agar dapat mengahasilkan inovasi teknologi secara berkesinambungan, meningkatkan SDM merupakan pendukung dalam mencapai tujuan selanjutnya misikapasitas pertama untuk mendukung aktivitas riset perusahaan untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial. Misi kedua dan bisnis meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis berdasarkan keyword memiliki keselarasan dan merupakan penjabaran dari tujuan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam upaya mengelola sumber daya, dan misi tersebut merupakan SDM untuk mendukung aktivitas pendukung dalam tercapainya kemandirian perusahaan secara finansial. Misi riset dan bisnis ketiga, keempat dan kelima yaitu meningkatkan pemasaran produk, meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis
18
mengembangkan produk unggulan hasil riset dan menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi merupakan upaya pendukung yang dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang terpandang dalam tatanan global, dan diperhitungkan di lingkup nasional maupun internasional serta produk hasil riset lebih diakui dan dipercaya konsumen. Misi keenam yaitu meningkatkan kesejahteraan karyawan merupakan pendukung dalam upaya mencapai tujuan menjadikan perusahaan yang berbasis riset yang tangguh dan mandiri. Misi ketujuh yaitu membangun kerjasama nasional dan internasional, berdasarkan keyword diatas memiliki keselarasan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang terpandang dalam tatanan global. 3)
Aligment/ Penyelarasan Tujuan ke sasaran strategi PPBBI Tahap ketiga dari proses alignment yaitu menganalisis keselarasan antara tujuan dan sasaran strategis PPBBI. Sasaran adalah upaya yang dilakukan untuk mencapai target yang ingin dicapai oleh organisasi, baik tujuan jangka pendek atau jangka panjang mencangkup organisasi keseluruhan. Tujuan merupakan gambaran umum dari strategi organisasi, sedangkan sasaran bersifat lebih rinci dan memperlihatkan langkah menuju pencapaian tujuan. Berdasarkan renstra PPBBI tahun 2014-2019 terdapat lima sasaran strategi PPBBI, strategi pertama yaitu upaya mengembangkan kualitas pemasaran dan mendorong kegiatan riset merupakan pendukung dari tujuan perusahaan dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya agar menghasilkan inovasi teknologi. Sasaran strategi kedua yaitu meningkatkan laba secara bertahap selama lima tahun, merupakan pendukung serta upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial. Sasaran strategi ketiga dan keempat yaitu memanfaatkan pengetahuan dan keahlian dibidang kultur jaringan tanaman dan meningkatkan produksi bahan pangan dan kesehatan merupakan penjabaran dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yaitu menjadi perusahaan bioteknologi berbasis riset yang tangguh dan mandiri. Sasaran strategi kelima dan keenam yaitu peningkatan layanan jasa dan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti merupakan penjabaran dan upaya yang dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu menjadi perusahaan yang terpandang dalam tatanan global dan diperhitungkan di lingkup nasional maupun internasional. Keselarasan tujuan ke sasaran strategi PPBBI dapat dilihat pada Gambar 6.
19
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan kinerja institusi dalam mengelola sumber daya agar dapat menghasilkan inovasi teknologi secara berkesinambungan
Tercapainya kemandirian secara finansial sehingga tidak ketergantungan pada pihak lain
Serta menjadi perusahaan bioteknologi berbasis riset yang tangguh dan mandiri
Terpandang dalam tatanan global sehingga teknologi, jasa dan produk hasil riset yang dimiliki Institusi lebih diakui konsumen dan menjadikan Lembaga Penelitian yang diperhitungkan di lingkup Nasional dan Internasional.
Mempertahankan dan mengembangkan kualitas pemasarannya dan secara paralel kegiatan riset didorong terus untuk menghasilkan produk-produk baru bernilai komersil Meningkat laba secara bertahap selama 5 tahun ke depan hingga mencapai laba sebesar Rp 12 miliar
Pengadaan bahan tanam, terutama dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian di bidang kultur jaringan tanaman Memproduksi produk bahan pangan dan kesehatan Peningkatan layanan jasa laboratorium pengujian, meliputi bidang Mikrobiologi dan Lingkungan, Kimia dan Pangan serta Biokimia dan Biologi Molekuler Jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI yang cukup
Keterangan Menunjukan keselarasan Pendukung Gambar 6 Alignment tujuan ke sasaran strategis PPBBI a
4)
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
Aligment/ Penyelarasan Sasaran strategi ke Indiktor Kinerja Utama PPBBI Tahap selanjutnya proses alignment yaitu mengidentifikasi keselarasan antara sasaran strategis yang terdapat pada rencana strategi PPBBI tahun 20142019 dan terdapat 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan bersama atas kesepakatan para pakar dan pimpinan institusi. Berikut hasil penyelarasan antara sasaran strategi dan IKU PPBBI dapat dilihat pada Gambar 7.
20
Sasaran strategi
Indikator kinerja utama
Persentase pendapatan bersih per tahun
Mempertahankan dan mengembangkan kualitas pemasarannya dan secara paralel kegiatan riset didorong terus untuk menghasilkan produk-produk baru bernilai komersil Meningkatnya laba secara bertahap selama 5 tahun ke depan hingga mencapai laba sebesar Rp 12 miliar
Pengadaan bahan tanam, terutama dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian di bidang kultur jaringan tanaman
Memproduksi produk bahan pangan dan kesehatan Peningkatan layanan jasa laboratorium pengujian, meliputi bidang Mikrobiologi dan Lingkungan, Kimia dan Pangan serta Biokimia dan Biologi Molekuler
Jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI yang cukup
Persentase jumlah biaya operasional
Persentase jumlah kerugian produksi
Jumlah produk yang dibeli pelanggan
Persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang
Persentase pencapaian kegiatan internal
Pesentase pencapaian kegiatan eksternal
Persentase jumlah produk hasil riset
Persentase jumlah pelatihan
Persentase Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
Keterangan Menunjukan keselarasan Pendukung Gambar 7 Alignment sasaran strategi ke indikator kinerja utama PPBBI a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
21
Gambar 7 menunjukkan bahwa sasaran strategi pertama dalam upaya mengembangkan kualitas pemasarannya dan secara paralel kegiatan riset didorong terus untuk menghasilkan produk-produk baru bernilai komersil didukung dengan IKU yang ditetapkan yaitu meningkatkan persentase pendapatan bersih pertahun. Sasaran strategis yang kedua meningkatkan laba secara bertahap selama 5 tahun ke depan hingga mencapai laba sebesar Rp 12 miliar didukung oleh IKU yang sudah ditetapkan yaitu peningkatan pendapatan besih pertahun dan menekan jumlah persentase kerugian. Sementara sasaran strategi ketiga yaitu pengadaan bahan tanam, terutama dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian dibidang kultur jaringan tanaman didukung oleh tiga IKU yaitu menekan angka kerugian, meningkatkan produk yang dibeli pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan agar melakukan pembelian ulang. Sasaran strategi keempat yaitu memproduksi bahan pangan didukung dengan dua IKU yaitu persentase pencapaian kegiatan internal dan peningkatan jumlah prduk hasil riset. Sasaran strategi kelima dalam upaya peningkatan pelayanan jasa didukung oleh IKU terkait peningkatan kegiatan internal, dan sasaran terakhir terkait pemanfaatan jasa kepakaran dalam peningkatan pelatihan pencapaiannya dapat diukur dengan IKU persentase jumlah pelatihan dan tingkat pendidikan karyawan.
Pengukuran Kinerja Perspektif PPBBI Berdasarkan empat perspektif pada balanced scorecard yang terdiri dari 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Utama. Terdapat 5 (lima) indikator kinerja utama yang telah mencapai target sesuai dengan target institusi yang diekspresikan dengan warna hijau, dan 2 (dua) indikator kinerja utama dapat dikategorikan sangat baik karena pencapaiannya melebihi target,yang diekspresikan dengan warna biru. Terdapat 1(satu) indikator dikategorikan sedang yang diekspresikan dengan warna kuning dan 1 (satu) indikator dikategorikan rendah yang diekspresikan dengan warna merah. Hasil perhitungan berdasarkan empat perspektif balanced scorecard selangkapnya dapat dijelaskan pada sub bab berikut. 1)
Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan Berdasarkan perspektif keuangan PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal. Berdasarkan hasil identifikasi dan pengukuran terdapat tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian target, dimana IKU pertama yaitu persentase pendapatan bersih pertahun PPBBI pada tahun 2015 hanya mencapai 36.93%, hal tersebut menunjukan pendapatan besih PPBBI belum mencapai target institusi dimana pendapatan ditargetkan mencapai 65.01%, sedangkan untuk IKU kedua yaitu jumlah biaya operasional pada tahun 2015 hanya mencapai 33.29% tidak melebihi target sebesar 19.99% untuk pengeluaran biaya operasional. Pencapaian jumlah kerugian produksi sebagai IKU ketiga pada tahun 2015 mencapai 100% hal tersebut dapat dikatakan sangat baik karena telah melebihi target yaitu 85.01%. Indikator Kinerja Utama dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam Tabel 4.
22
Tabel 4 Hasil Pengukuran Perspektif Keuangan
a
Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Mengoptimalkan pemanfaatan seluruh asset yang dimiliki
persentase pendapatan bersih per tahun
0.049
Meningkatkan pemasaran produk hasil riset
jumlah biaya operasional
0.011
Menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi perkebunan
persentase jumlah kerugian produksi
Bobot IKU
0.012
Penentuan (%) Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah
Standar
Base line 2015 (%)
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
Pencapaian
36-.93
65.01
1
25%
1.23
33.29
19.99
3
75%
0.83
100
85.01
4
100%
1.20
Nilai KRI (%)
>80 >65-80 >50-65 <50 < 20 20-35 >35-50 >50 >95-100 >85-95 >75-85 <75
SKOR KEUANGAN Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)
3.25%
Berdasarkan Tabel 4 diatas hasil pembobotan yang diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif Keuangan hlm 40), IKU pertama bernilai 0.049 hal tersebut mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI hanya bernilai 1.23% untuk tingkat pencapaian dikategorikan rendah, dan diekspresikan dengan warna merah. Proses perhitungan selanjutnya pada IKU kedua yang bernilai 0.011 dengan nilai KRI mencapai 0.83 % dimana tingkat pencapaian dapat dikategorikan baik dan diekspresikan dengan warna hijau. Perhitungan IKU ketiga yang bernilai 0.012 dengan nilai KRI mencapai 1.20% dapat dikategorikan sangat baik dan diekspresikan dengan warna biru. Tabel perhitungan perspektif keuangan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5 (kolom no 1). Inisiatif Strategi Perspektif Keuangan Perspektif keuangan mendapat skor paling rendah yaitu sebesar 3.25% seperti pada Lampiran 5 (kolom no 1) yang diekspresikan dengan warna merah, oleh karena itu perbaikan kinerja perlu dilakukan dengan meningkatkan kinerja IKU yang masih rendah, adapun inisiatif strategis yang disarankan untuk memperbaiki indikator yang masih dikategorikan kurang baik yaitu: (1) Meningkatkan pendapatan pertahun. (2) Menekan biaya operasional agar tetap sesuai target. (3) Meningkatkan penjualan produk. (4) Memperluas pemasaran produk. (5) Menekan kerugian produksi. Inisiatif strategis ini dirancang berdasarkan hasil identifikasi pada sasaran strategi yang belum tercapai sehingga mengakibatkan hasil pencapaian rendah, serta dilihat dari indikator-indikator yang masih dikategorikan kurang baik dan belum mencapai target, maka direncanakanlah inisiatif strategi yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan PPBBI, serta dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
23
2)
Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan Berdasarkan perspektif pelanggan PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu peningkatan layanan jasa, meningkatkan produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi. Indikator Kinerja Utama dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis tersebut tercantum dalam Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset
jumlah produk yang dibeli pelanggan
Mengembangkan citra institusi, dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan
persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang
Bobot IKU
0.409
0.124
Base line 2015 (%)
Penentuan Standar (%) Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
Pencapa ian
Nilai KRI (%)
96.67
85.01
4
100%
40.90
66
65.01
3
75%
9.30
>95 >85-95 >75-85 <75 >80 >65-80 >45-65 <45
SKOR PELANGGAN a
50.20 %
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5 terdapat dua Indikator Kinerja Utama (IKU) pada perspektif pelanggan yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pencapaian target yaitu jumlah produk yang dibeli pelanggan, berdasarkan perhitungan nilai pencapaiannya sebesar 96.67% pada tahun 2015, dimana hasil tersebut melebihi target yang ditetapkan yaitu 85.01%, sedangkan IKU kedua yaitu persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang pada tahun 2015 telah mencapai 66% dimana sudah melebihi target yaitu 65.01%. Berdasarkan hasil pembobotan yang diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti terdapat pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif Pelanggan hlm 40). IKU pertama bernilai 0.409. Hal tersebut mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI untuk IKU pertama mencapai 40.90% tingkat pencapaiannya dikategorikan sangat baik dan diekspresikan dengan warna biru, sedangkan untuk IKU kedua nilai KRI mencapai 9.30%, tingkat pencapaian dapat dikategorikan baik dan diekspresikan dengan warna hijau. Tabel perhitungan perspektif pelanggan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5 (kolom no 2). Inisiatif Strategi Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan memperoleh skor kinerja sebesar 0.533% dan masuk kedalam kategori rendah yang diekspresikan dengan warna merah. Kinerja perspektif pelanggan perlu diperbaiki dengan melakukan inisiatif strategis yaitu: (1) Menghasilkan produk sesuai harapan konsumen. (2) Memperhatikan kepuasan pelanggan. (3) Mempertahankan kepercayaan pelanggan. (4) Meningkatkan pelayanan jasa. (5) Membangun citra baik dengan pelanggan.
24
Inisiatif strategi tersebut ditetapkan berdasarkan indikator yang masih memiliki kategori rendah dan belum mencapai target, inisiatif ini merupakan upaya mempertahankan pencapaian kinerja pada pespektif pelanggan yang dikategorikan sudah sangat baik. Masing-masing IKU diharapkan dapat bekerja secara optimal agar tetap mencapai target yang sudah ditetapkan. 3)
Pengukuran Kinerja Perpsektif Manajemen Internal Berdasarkan pengukuran perspektif manajemen internal PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu mengembangkan kualitas pemasaran dan menghasilkan produk-produk baru yang bernilai komersial. Indikator kinerja utama dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam tabel pengukuran perspektif manajemen internal yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Pengukuran Perspektif Manajemen Internal Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan
persentase pencapaian kegiatan internal
Membangun kerjasama nasional dan internasional
persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama penelitian
Meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis
persentase jumlah produk hasil riset
Bobot IKU
0.047
0.051
0.134
Penentuan Standar (%) Sangat Baik
>90
Baik
>80-90
Sedang
>75-80
Rendah Sangat Baik
<75
Baik
>70-85
Sedang
>50-70
Rendah Sangat Baik
<50
Baik
>75-85
Sedang
>65-75
Rendah
<65
Base Line 2015 (%)
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
Penca paian
Nilai KRI (%)
81.82
80.01
3
75%
3.53
53.85
70.01
2
50%
2.55
66.67
75.01
2
50%
6.70
>85
>85
SKOR MANAJEMEN INTERNAL a
12.78%
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)
Berdasarkan Tabel 6 diatas terdapat tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) pada perspektif manajemen internal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian target, dimana IKU pertama yaitu persentase pencapaian kegiatan internal pada tahun 2015 mencapai 81.82%, melebihi target yang ditentukan sebesar 53.85%, sedangkan untuk IKU kedua yaitu persentase pencapaian kegiatan eksternal pada tahun 2015 hanya mencapai 53.85% tidak melebihi target yang ditetapkan sebesar 70.01%. Persentase jumlah produk hasil riset sebagai IKU ketiga pada tahun 2015 hanya mencapai 66.67%, pencapaian tidak melebihi target yang ditentukan yaitu 75.01%. Berdasarkan hasil pembobotan yang diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif Manajemen Internal hlm 41), IKU pertama bernilai 0.047 hal tersebut mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI bernilai 3.53% untuk tingkat pencapaian dikategorikan baik, dan diekspresikan dengan warna hijau. Proses perhitungan selanjutnya pada IKU kedua yang bernilai
25
0.051 dengan nilai KRI hanya mencapai 2.55 % dimana tingkat pencapaian dapat dikategorikan rendah dan diekspresikan dengan warna kuning. Perhitungan IKU ketiga yang bernilai 0.134 dengan nilai KRI mencapai 6.70% dapat dikategorikan rendah karena masih belum mencapai target seperti penjelasan diatas dan diekspresikan dengan warna kuning. Tabel perhitungan perspektif manajemen internal selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5 (kolom No 3). Inisiatif Strategi Perspektif Manajemen Internal Perspektif manajemen internal memperoleh skor kinerja sebesar 12.78%, dan dikategorikan sedang yang diekspresikan dengan warna kuning. Kinerja perspektif manajemen internal perlu ditingkatan dengan memperbaiki kinerja IKU berupa inisiatif strategis yaitu: (1) Menciptakan hasil riset lebih banyak. (2) Meningkatkan produksi. (3) Menciptakan produk baru. (4) Memperluas hubungan kerjasama dengan puslit, dan perusahaan lainnya. Inisiatif strategis ini ditetapkan berdasarkan kategori yang didapat pada setiap indikator, dalam upaya peningkatan pencapaian indikator kinerja utama yang masih tergolong sedang dan diekspresikan dengan warna kuning, diperlukan adanya peningkatan dan perbaikan dengan melakukan inisiatif strategis yang telah disarankan, agar pencapaian mencapai target yang sudah ditetapkan. 4)
Pengukuran Kinerja Perpsektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran PPBBI menetapkan sasaran strategi yaitu meningkatan pengelolaan sumber daya manusia agar dapat menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, dengan mengadakan jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI. Indikator Kinerja Utama (IKU) dan pemicu indikator yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam tabel pengukuran perspektif keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Pengukuran Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Meningkatkan motivasi karyawan untuk mengikuti pelatihan
persentase jumlah pelatihan karyawan
Mengubah ketentuan standar pendidikan dalam penerimaan karyawan baru
persentase jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
Bobot IKU
0.236
0.085
Penentuan Standar (%) Sangat Baik
>85
Baik
>75-85
Sedang
>60-75
Rendah Sangat Baik
<60
Baik
>80-95
Sedang
>70-80
Base line 2015 (%)
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
Pencapaian
Nilai KRI(%)
80
75.01
3
75%
17.70%
89.17
80.01
3
75%
6.38%
SKOR PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN
24.08%
>95
<70 Rendah
a
Sumber : Renstra PPBBI & Data Internal PPBBI (data diolah)
26
Berdasarkan Tabel 7 terdapat dua Indikator Kinerja Utama (IKU) pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pencapaian target yaitu persentase jumlah pelatihan karyawan, berdasarkan perhitungan nilai pencapaiannya sebesar 80% pada tahun 2015. Hasil tersebut melebihi target yang ditetapkan yaitu 75.01%, sedangkan IKU kedua yaitu persentase jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2015 telah mencapai 89.17% dimana sudah melebihi target yaitu 80.01%. Berdasarkan hasil pembobotan, yang diukur menggunakan perhitungan pairwise comparison seperti terdapat pada Lampiran 4 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard (IKU Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran hlm 41). IKU pertama bernilai 0.236, sedangkan IKU kedua bernilai 0.085 bobot tersebut lebih rendah dibandingkan IKU pertama dengan demikian institusi disarankan untuk memprioritaskan pada peningkatan dan perbaikan terhadap IKU tersebut meskipun sudah dikategorikan baik. Hal tersebut mempengaruhi terhadap penilaian Key Result Indicator (KRI), dimana nilai KRI untuk IKU pertama mencapai 17.70% sedangkan IKU kedua mencapai 6.38% pencapaian kedua IKU tersebut dikategorikan baik dan diekspresikan dengan warna hijau. Tabel perhitungan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5 (kolom no 4). Inisiatif Strategi Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor kinerja sebesar 24.08 % dan dikategorikan sangat baik dan diekspresikan dengan warna biru. Terdapat inisiatif yang perlu dilakukan dalam upaya mempertahankan pencapaian kinerja tersebut yaitu: 1. Melaksanakan pelatihan sesuai target. 2. Memberikan pengajaran dan pelatihan sesuai kebutuhan karyawan. 3. Meningkatkan kualitas SDM agar tetap produktif. 4. Menyeleksi karyawan baru sesuai kebutuhan. 5. Memfasilitasi pendidikan lanjut bagi karyawan yang membutuhkan. Inisiatif strategi perlu dilakukan untuk mempertahankan pencapaian kinerja pada pespektif pertumbuhan dan pembelajaran yang dikategorikan sudah sangat baik. Inisiatif strategi dirancang agar pencapain indikator pada perspektif pertumbuhan pembelajaran akan tetap sesuai target. Masing-masing IKU diharapkan dapat bekerja secara optimal agar tetap mencapai target yang sudah ditetapkan.
Hasil Pengukuran Skor Keseluruhan Perspektif PPBBI Berdasarkan perhitungan kinerja berbasis BSC, diperoleh hasil keseluruhan dari masing-masing perspektif PPBBI. Nilai untuk perspektif pelanggan dan perspektif pertumbuhan pembelajaran diekpresikan dengan warna biru dan berada pada kategori sangat baik dengan masing-masing memiliki nilai 50.20% dan 24.08% sedangkan nilai KRI untuk perspektif manajemen internal mencapai 12.78% diekpresikan dengan warna kuning dan dapat dikategorikan sedang. Perspektif keuangan yang diekspresikan dengan warna merah dikategorikan rendah karena nilai KRI hanya mencapai 3,25% seperti yang terdapat pada Tabel 8.
27
Tabel 8 Hasil Nilai Keseluruhan Perspektif PPBBI Perspektif
Pencapaian (%) 26.76%
Bobot 0.533
Nilai KRI (%) 50.20
Pertumbuhan dan pembelajaran
3.97%
0.165
24.08
Manajemen Internal
2.95% 0.23%
0.231
12.78
0.072
3.25
90%
1
90
Pelanggan
Keuangan Total a
Sumber : Data pada tahun 2015 (diolah)
Berdasarkan Tabel 8 tersebut menunjukkan nilai kinerja keseluruhan yang diakumulasikan dari nilai kinerja empat perspektif BSC yaitu mencapai 90%. Hasil kinerja tersebut dapat dikategorikan baik karena telah sesuai target yang ditetapkan, namun seperti yang terlihat pada hasil perhitungan untuk nilai KRI pada perspektif keuangan masih dikategorikan rendah karena hanya mencapai 3.25%. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya perbaikan, peningkatan dan perhatian khusus pada perspektif tersebut, agar hasil kinerja intitusi dapat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan menggunakan metode balanced scorecard diperoleh kinerja PPBBI mencapai 90% dan diekpresikan dengan warna hijau dan dikategorikan baik. Skor tersebut diperoleh berdasarkan hasil akumulasi nilai KRI dari masing-masing kinerja empat perspektif BSC. Hasil Perancangan Peta Strategi PPBBI Menurut Kaplan dan Norton (2010), peta strategi menguraikan proses penciptaan nilai melalui serangkaian hubungan sebab akibat diantara sasaran-sasaran dalam keempat perspektif balanced scorecard. Adapun tahapan dalam membangun peta strategi adalah: (1) jelaskan visi dan sasaran strategi organisasi, (2) spesifikasikan ukuran kedalam 4 perspektif BSC. Hasil pembobotan merupakan dasar untuk menyusun peta strategi,. berdasarkan hasil pembobotan menggunakan pairwise comparison terhadap tiap perspektif, maka dapat dibuat peta strategi bagi PPBBI. Penyusunan peta strategi dilakukan secara hieraki dimulai dari bobot yang paling rendah yaitu perspektif keuangan (0.072) dan pertumbuhan pembelajaran (0.165) kemudian manajemen internal (0.231) hingga yang paling tinggi yaitu perspektif pelanggan (0.533). Perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran diposisikan paling bawah karena fungsinya mendukung bagi perspektif manajemen internal. Peta strategi dibentuk berdasarkan hasil pembobotan setiap perspektif diurut mulai dari bobot terendah hingga bobot paling tinggi, dan disusun melalui hubungan sebab akibat antar sasaran strategi pada setiap perspektif. Perspektif keuangan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menggambarkan strategi yang mendorong dan mendukung dalam melakukan proses manajemen internal. Perspektif keuangan memiliki sasaran strategi yaitu peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal setiap tahunnya. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki sasaran strategis meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia agar dapat menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, dengan mengadakan jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI. Kedua perspektif tersebut bertujuan untuk mendorong terwujudnya sasaran strategi institusi yang ingin mengembangkan
28
kualitas pemasaran dan menghasilkan produk-produk baru yang bernilai komersial, sehingga perspektif manajemen internal merupakan gambaran upaya institusi dalam memenuhi harapan pelanggan dengan meningkatkan layanan jasa, meningkatkan produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi sehingga pelanggan memiliki kepuasan dan kepercayaan terhadap hasil produk yang dihasilkan PPBBI. Berikut rancangan peta strategi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia terdapat pada Gambar 8. Visi : Menjadi perusahaan berbasis riset yang tangguh dan mandiri, diakui pada tingkat nasional, regional maupun internasional, serta dapat memacu industri perkebunan berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Misi : (1) mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki untuk mendukung produktivitas unit, (2) meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis, (3) meningkatkan pemasaran produk hasil riset yang telah tersedia, (4) Mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset, (5) menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi perkebunan, (6) membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, (7) membangun kerjasama nasional dan internasional untuk mengembangkan citra institusi. Peta Strategi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia
Pelanggan (0.533)
Peningkatan layanan jasa, produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi
Mengembangkan kualitas pemasaran (0.106)
Menghasilkan produkproduk baru yang bernilai komersial (0.125)
Peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal (0.072)
Meningkatan pengelolaan sumber daya manusia agar menghasilkan inovasi teknologi yang unggul (0.162)
Pertumbuhan dan Pembelajaran (0.162)
Keuangan (0.072)
Manajemen Internal( 0.231)
(0.533)
Gambar 8 Peta Strategi Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia a
Sumber: Renstra PPBI 2014-2019
29
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Proses alignment visi ke misi dimana misi pertama sampai misi keenam merupakan penjabaran dan pendukung terhadap visi, sedangkan misi ketujuh memiliki keselarasan dengan visinya. Untuk alignment misi ke tujuan terdapat enam pendukung misi ke tujuan dan tujuan ke sasaran strategis dan sasaran strategis ke IKU yang ditetapkan Pusat Penelitian Bioteknologi Bioindustri Indonesia. Rancangan peta strategi dilakukan secara hieraki dimulai dari bobot yang paling rendah yaitu perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran kemudian manajemen internal hingga yang paling tinggi yaitu perspektif pelanggan. Perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran diposisikan paling bawah karena fungsinya mendukung bagi perspektif manajemen internal. Hasil pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia pada tahun 2015 dengan pendekatan BSC secara keseluruhan mencapai 90% nilai tersebut berada pada kategori baik dan diekspresikan dengan warna hijau. Terdapat tiga IKU yang masih belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan PPBBI diantaranya : satu IKU berada pada perspektif keuangan dan dikategorikan rendah dengan ekspresi warna merah, dan dua IKU pada perspektif manajemen internal berada pada kategori sedang dan diekspresikan dengan warna kuning. Terdapat dua IKU yang telah mencapai target dan berada pada kategori sangat baik yang diekspresikan dengan warna biru dan lima IKU berada pada kategori baik dengan eskpresi warna hijau. Saran
1.
2.
3.
4.
Pada perspektif keuangan pihak PPBBI perlu memprioritaskan perbaikan kinerja pada IKU persentase pendapatan bersih pertahun, dengan mengupayakan peningkatan pendapatan menekan biaya operasional, meningkatkan penjualan, dan memperluas pemasaran serta meminimalisir kerugian produksi. Pada perspektif pelanggan pihak bagian pemasaran perlu mempertahankan hasil pencapaian kinerja pada kedua IKU yang masing-masing sudah dikategorikan baik dan sangat baik, agar kinerja intitusi tetap mencapai target. Pada manajemen internal pihak PPBBI perlu memprioritaskan perbaikan pada dua IKU yang masih berada pada kategori sedang, agar IKU tersebut dapat mencapai target dan dikategorikan baik. Pada perspektif pertumbuhan pembelajaran pihak PPBBI hanya perlu meningkatkan kualitas SDM agar pencapaian masing-masing IKU pada perspektif ini tetap berada pada kategori baik atau bahkan menjadi sangat baik.
30
DAFTAR PUSTAKA Alex M, Dess, G Gregory. 1993. Strategic Manajemen. Singapore (SG): McGraw Hill Book co. Asropi. 2007. Membangun Key Performance Indicator Lembaga Pelayanan Publik . Jakarta (ID): Jurnal Manajemen Pembangunan. Dessler . 2003. Manajemen Sumber Daya. Hari F, editor. Jakarta (ID): PT Indeks Indonesia. Terjemahan dari: Human Resource Management Griffin RW. 1990. Management. New York (US): Houghton Mifflin Company. Hunger JD dan Wheelen TL. 2001. Manajemen Strategis. Agung J, editor. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi. Terjemahan dari: Strategic Management 5th Edition. Kaplan RS dan Norton DP. 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari The Balanced Scorecard. Khairi A. 2016. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Dinas Marga Dan Sumber Daya Air Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mill JS. 1996. On Liberty. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia. Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Moeheriono. 2012. Perencanaa, Aplikasi dan Pengembangan Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta (ID): Rajawali Pers. Indonesia. Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Erlangga Indonesia. Mockler RJ. 1970. Readings in Mangement Control. New York (US): Appleton Century Crofts. Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard. Jakarta (ID): Salemba Indonesia. Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta (ID): UPP STIM YKPN. Nugroho, A. 2009. Pengukuran Kinerja Inspektorat Khusus Pada Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan Tahun 2007 dan 2008 Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard [tesis]. Jakarta (ID): ABFI Institute Perbanas. Nurjaman S. 2013. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard. Bandung (ID): Universitas Pasundan Bandung. Okviyesha. 2014. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Prima. 2014. Rancangan Strategis Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pusat Penelitian Bioteknologi Dan Bioindustri Indonesia. 2015. Rencana Strategis 2014-2019. Bogor (ID): PPBBI Kota Bogor. Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia. 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Tahun 2015. Bogor (ID): PPBBI Kota Bogor.
31
Purnawanto, Budy. 2010. Manajemen SDM Berbasis Proses. Jakarta (ID): PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ramdhaniah IC. 2011. Pengembangan Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard [skripsi]. Batam (ID): Politeknik Negeri Batam. Rivai V. 2005. Performance Appraisal. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo. Rizky. 2013. Evaluasi Kinerja pada PT X dengan Balance Scorecard [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta (ID): Pustaka Binama Pressindo. Simanjuntak PJ. 2005. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja. Jakarta (ID): FE UI Indonesia. Sirait et al. 2010. Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard di Lingkungan Kementerian Keuangan. Jakarta (ID): Kemenkeu. Soemahadiwidjojo AT. 2015. Panduan Praktis Menyusun KPI. Jakarta (ID): RAS Indonesia. Sukmawati A, Dewi FR, Djuraidah A, Cyrilla L. 2009. Rancang Bangun Model Evaluasi Kinerja Berbasis Pengetahuan Pada Koperasi Susu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Tunggal AW. 2009. Pokok-pokok Balanced Scorecard. Jakarta (ID): Harvarindo.
32
33
Perspektif Manajemen Internal Skala Tingkat Kepentingan
Perspektif
Lebih Penting
Persentase pencapaian kegiatan internal Persentase pencapaian kegiatan internal Persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama
Lebih Penting
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perspektif Persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama Persentase jumlah produk hasil riset Persentase jumlah produk hasil riset
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif Persentase jumlah pelatihan karyawan
Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting
9
8
7
6
Lebih Penting
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perspektif Persentase jumlah karyawan berdasarkan pendidikan
Lampiran 1 Kartu Skor Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia No
1
2
Perspektif
Keuangan
Pelanggan
Bobot Perspektif
0.072
0.533
Sasaran Strategis
Peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal
Peningkatan layanan jasa, meningkatkan produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi
Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Mengoptimalkan pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki
Persentase pendapatan bersih per tahun
Meningkatkan pemasaran produk hasil riset
Persentase jumlah biaya operasional
Menyediakan jasa kepakaran dibidang bioteknologi perkebunan
Persentase jumlah kerugian produksi
Mengembangkan produk-produk unggulan hasil riset
Jumlah produk yang dibeli pelanggan
Mengembangkan citra institusi, dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan
Persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang
Bobot IKU
0.049
0.011
0.012
0.409
0.124
Penentuan Standar (%) Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah Sangat Baik Baik Sedang Rendah
Target
Baseline 2015 2015
2016
2017
2018
2019
2020
36.93
65.01
70
75
80
85
90
33.29
20.01
20
18
16
14
12
100
85.01
100
100
100
100
100
96.67
85.01
96
98
99
100
100
66
65.01
75
80
85
90
95
>80 >65-80 >50-65 <50 < 20 20-35 >35-50 >50 >95-100 >85-95 >75-85 <75 >95 >85-95 >75-85 <75 >80 >65-80 >45-65 <45
33
34
35
Lanjutan lampiran 1 Kartu Skor Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri
No
3
4
Perspektif
Manajemen Internal
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Bobot Perspektif
0.231
0.165
Sasaran Strategis
Mengembangkan kualitas pemasaran dan menghasilkan produk-produk baru yang bernilai komersial
Meningkatan pengelolaan sumber daya manusia, menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, mengadakan jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfaatkan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI
Indikator Pemicu
Indikator Kinerja Utama
Membangun kompetensi unit kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan
Persentase pencapaian kegiatan internal
Membangun kerjasama nasional dan internasional
Persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama penelitian
Meningkatkan kapasitas SDM untuk mendukung aktivitas riset dan bisnis
Persentase jumlah produk hasil riset
Meningkatkan motivasi karyawan untuk mengikuti pelatihan
Persentase jumlah pelatihan karyawan
Mengubah ketentuan standar pendidikan dalam penerimaan karyawan baru
Bobot IKU
Sangat Baik 0.047
0.051
0.134
0.234
Persentase jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
Penentuan Standar (%)
0.085
2015
2016
2017
2018
2019
2020
81.82
80.01
85
90
95
100
100
53.85
70.01
75
80
85
90
95
66.67
75.01
80
83
86
88
90
80
75.01
82
84
86
88
90
89.17
80.1
90
92
94
96
98
>90
Baik
>80-90
Sedang
>75-80
Rendah Sangat Baik
<75 >85
Baik
>70-85
Sedang
>50-70
Rendah Sangat Baik
<50 >85
Baik
>75-85
Sedang
>65-75
Rendah Sangat Baik
<65 >85
Baik
>75-85
Sedang
>60-75
Rendah Sangat Baik
<60 >95
Baik
>80-95
Sedang
>70-80
Rendah
Target
Baseline 2015
<70
43
3 35
Lampiran 2 Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C Kriteria
No
Indikator kinerja utama
S
M
A
R
T
C
1
Persentase pendapatan bersih per tahun
√
√
√
√
√
√
2
Persentase jumlah biaya operasional
√
√
√
√
√
√
3
Persentase jumlah kerugian produksi
√
√
√
√
√
√
4
Jumlah produk yang dibeli pelanggan
√
√
√
√
√
√
5
Persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama penelitian
√
√
√
√
√
√
8
Persentase jumlah produk hasil riset
√
√
√
√
√
√
9
Persentase jumlah pelatihan karyawan
√
√
√
√
√
√
10
Persentase jumlah karyawan sesuai tingkat pendidikan
√
√
√
√
√
√
6 7
Persentase pencapaian kegiatan internal
36 40
Lampiran 3 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard C 1 1/3 ¼ 2/9
PP C MI LG F
MI 3 1 5/7 1/4
LG 4 1/5 1 2/5 1 1/3
F 4 2/5 4 1/6 3 1
VE 2.731 1.184 0.844 0.366 5.125
VP at W 0.533 0.231 0.165 0.072 1
λ 4.193 4.067 4.073 4.230
VA 2.234 0.939 0.671 0.302
ci 0.064 0.022 0.024 0.077
IKU Perspektif Keuangan C1 = Persentase pendapatan bersih pertahun C2 = Jumlah biaya operasional C3 = Persentase jumlah kerugian produksi Perhitungan Pembobotan IKU Perspektif Keuangan PP F1
F1 1
F2 4 3/4
F3 3 5/6
VE 2.627
VP at W 0.680
VA 2.040
λ 3.001
ci 0.000
F2
1/5
1
7/8
0.571
0.148
0.443
3.001
0.000
F3
¼
1 1/7
1
0.667
0.173
0.518
3.001
0.000
3.865
1.000
1
Hasil Pembobotan IKU Keuangan IKU Keuangan F1 F2 F3
Bobot Perspektif keuangan (a) 0.073
VP at W IKU F (b) 0.68 0.148 0.173
Hasil pembobotan IKU (a*b) 0.049 0.011 0.012
IKU Perspektif Pelanggan C1 = Jumlah produk yang dibeli pelanggan C2 = Persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang Perhitungan Perspektif Pelanggan IKU C C1 C2
C1 1 1/3
C2 3 1/3 1
VE 1.819 0.550 2.369
VP at W 0.768 0.232 1.000
VA 1.536 0.464
λ 2 2
ci 0.000 0.000
Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Pelanggan IKU Pelanggan C1 C2
Bobot perspektif pelanggan (a) 0.533
VP at W IKU C (b) 0.768 0.232
Hasil Pembobotan IKU (a*b) 0.409 0.124
37
Lanjutan Lampiran 3 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard IKU Perspektif Manajemen Internal MI1 = Persentase pencapaian kegiatan internal MI2 = Persentase pencapaian kegiatan eksternal/kerjasama MI3 = Persentase jumlah produk hasil riset Perhitungan Pembobotan IKU Manajemen Internal MI MI1 MI2 MI3
C1 1 5/6 3 2/3
C2 1 1/5 1 2
C3 2/7 1/2 1
VE 0.687 0.742 1.961 3.390
VP at W 0.203 0.219 0.578 1.000
VA 0.621 0.670 1.772
λ 3.063 3.063 3.063
ci 0.031 0.031 0.031
Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Manajemen Internal IKU manajemen Internal MI1 MI2 MI3
Bobot Perspektif MI (a) 0.231
VP at W IKU MI (b) 0.203 0.219
Bobot IKU MI (a*b) 0.047 0.051 0.134
IKU Pespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran C1 = Persentase jumlah pelatihan karyawan C2 = Persentase jumlah karyawan sesuai tingkat pendidikan Hasil Pembobotan IKU Pertumbuhan dan Pembelajaran IKU C LG1 LG2
C1 1 1
C2 1 1
VE 0.972 1.028 2.001
VP at W 0.486 0.514 1.000
VA 0.972 1.028
λ 2 2
ci 0.000 0.000
Hasil Pembobotan Masing-Masing IKU Pertumbuhan dan Pembelajaran IKU Pertumbuhan pembelajaran LG1 LG2
Bobot perspektif pertubuhan pembelajaran (a) 0.165
VP at W IKU LG
Hasil Pembobotan IKU
(b) 0.486 0.514
(a*b) 0.236 0.085
42 38
Lampiran 4 Pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia
No
Perspektif
Bobot Perspektif
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama persentase pendapatan bersih per tahun
1
Keuangan
0.072
Peningkatan pendapatan dan laba perusahaan secara optimal
Bobot IKU
Sangat Baik 0.049
0.011
0.012
Baseline 2015 (%)
Skor
Skor Akhir Bobot IKU*Skor
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
>65-80
Sedang
>50-65
36.93
56.81
1.81
65.01
1
2
Pelanggan
0.533
jumlah produk yang dibeli pelanggan
persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang
0.409
0.124
Nilai KRI
Cara Mengukur IKU
Sumber Data
PIC
1.23%
(Realisasi pendapatan bersih setelah dipotong pajak/ target pendpatan setelah dipotong pajak)* 100
Laporan keuangan institusi
Kepala Biro Umum dan Kabag div Keuangan
25%
0.83%
(Realiasai biaya operasional/target pengeluaran biaya operasional) * 100
Laporan keuangan institusi
Kepala Biro Umum dan Kabag div Keuangan
1.20%
(Realisasi jumlah produk yang diproduksi/target produksi)*100
Laporan keuangan institusi & Renstra
Kepala Biro Umum, Kabag Keuangan, & Kabag Produksi
40.90%
(Jumlah seluruh produk yang diproduksi/ jumlah produk yang dibeli pelanggan)*100
Laporan Penjualan & Produksi
Kepala bidang usaha & kabag pemasaran
9.30%
(Jumlah pelanggan yang melakukan pembelian ulang pada tahun tersebut/jumlah pelanggan tahun sebelumnya)*100
Laporan Penjualan & Produksi
Kepala bidang usaha & kabag pemasaran
<50 < 20
Baik
20-35
Sedang
>35-50
Rendah Sangat Baik
>50
33.29
166.37
1.83
19.99
3
75%
>95-100
Baik
>85-95
Sedang
>75-85
Rendah
<75
Sangat Baik
>95
100
117.63
1.41
85.01
4
SKOR KEUANGAN Peningkatan layanan jasa, meningkatkan produksi dan pengembangan produk unggulan hasil riset dengan bantuan jasa pakar bidang bioteknologi
Pencapaian
>80
Baik
Rendah Sangat Baik
jumlah biaya operasional
persentase jumlah kerugian produksi
Penentuan Standar (%)
Baik
>85-95
Sedang
>75-85
Rendah Sangat Baik
<75
9667
113.72
46.51
100%
3.25%
85.01
4
100%
>80
Baik
>65-80
Sedang
>45-65
Rendah
<45
66
101.52
12.59
65.01
SKOR PELANGGAN
3
75%
50.20%
44
Lanjutan Lampiran 4 Pengukuran kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia No
Perspektif
Bobot Perspektif
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Persentase pencapaian kegiatan internal
Bobot IKU
0.047
Penentuan Standar (%) Sangat Baik Baik Sedang Rendah
3
Manajemen Internal
0.231
Mengembangkan kualitas pemasaran dan menghasilkan produk-produk baru yang bernilai komersial
persentase pencapaian kegiatan eksternal/ kerjasama penelitian
Sangat Baik Baik Sedang
>80-90 >75-80
0.134
81.82
Rendah
Skor Akhir Bobot IKU*Skor
Target 2015 (%)
Nilai Ekspresi Warna
Pencapaian
102.3
4.81
80.01
3
75%
4
Pertumbuhan dan Pembelajaran
0.165
Persentase jumlah pelatihan karyawan
Persentase jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
0.236
Sangat Baik Baik Sedang
0.085
Rendah Sangat Baik Baik Sedang
Cara Mengukur IKU
3.53%
(Realisasi kegiatan internal/target kegiatan internal)*100
>85 >70-85 >50-70 76.9
3.92
70.01
2
50%
2.55%
<50
>85 >75-85 >65-75
66.67
88.9
11.91
75.01
2
50%
6.70%
<65
>85 >75-85 >60-75
80
106.7
25.2
75.01
3
111.4
9.47
80.01
3
75%
Renstra & naskah akademik
Kepala bidang penelitian & kabag urusan pelatihan konsultasi
Renstra & naskah akademik
Kepala bidang penelitian & kabag urusan pelatihan konsultasi
17.70%
6.38%
(Jumlah karyawan sesuai tingkat pendidikan/target jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidkan)*100
Renstra, naskah akademik & laporan data karyawan
75%
<70 Rendah
SKOR PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN
Kepala bidang penelitian & kabag urusan pelatihan konsultasi
Renstra, naskah akademik & laporan data karyawan
>95 89.17
PIC
Renstra & naskah akademik
(Realisasi jumlah kegiatan pelatihan/target kegiatan pelatihan)*100
<60
>80-95 >70-80
(Jumlah usulan penelitian yang diterima dan disetujui untuk bekerjasama dengan swasta, LN, puslit dll / target jumlah kerjasama usulan penelitian) *100 (Realisasi jumlah produk riset yang diproduksi/target produk hasil riset yang diproduksi) *100
Sumber Data
12.78%
SKOR MANAJEMEN INTERNAL Meningkatan pengelolaan SDM menghasilkan inovasi teknologi yang unggul, mengadakan jasa pelatihan dan konsultasi dengan memanfatakan keahlian dan kepakaran para peneliti PPBBI
Nilai KRI
<75
53.85
Sangat Baik Baik Sedang
Skor
>90
0.051 Rendah
Perrsentase jumlah produk hasil riset
Baseline 2015 (%)
Kepala Biro Umum, kabag SDM,kabag urusan pelatihan &konsultasi Kepala Biro Umum, kabag SDM,kabag urusan pelatihan &konsultasi
24.08%
39
40
Lampiran 5 Kriteria penilaian kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia Perspektif Keuangan Kriteria Penilaian (Skala 100%): Kategori
Ekspresi Warna
Domain
Sangat Baik
Kriteria Penilaian (Skala): Ekspresi Warna
Perspektif Pelanggan 0,0%
Domain
Kriteria Penilaian (Skala ): Ekspresi Warna
Manajemen Internal 0,0%
Domain
Kriteria Penilaian (Skala): Ekspresi Warna
Pertumbuhan dan Pembelajaran 0,0%
Domain
Kriteria Penilaian (Skala ): Ekspresi Warna
0,0%
Domain
> 90 %
6.00%
7.2%
48.00%
53.30%
21.00%
23.10%
15.00%
16.50%
Baik
75 % ≤ x ≤ 90%
5.00%
5.99%
40.00%
47.99%
17.00%
20.99%
12.00%
14.99%
Sedang
50 % ≤ x ≤ 74,99 %
4.00%
4.99%
27.00%
39.99%
12.00%
16.99%
8.00%
11.99%
Kurang Baik
< 50 %
000%
3.99%
0.00%
26.99%
0.00%
11.99%
0.00%
7.99%
KPI
90%
3.25%
50.20%
12.78%
24.08%
43
41 42
Lanjutan Lampiran 6 Kriteria Penilaian Kinerja Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia Kriteria 100%
7.20%
53.30%
23.10%
16.50%
Nilai
Ekuivalen
90%
1.111
75%
1.333
50%
2.000
6%
1.111
5%
1.333
4%
2.000
48%
1.111
40%
1.333
27%
2.000
21%
1.111
17%
1.333
12%
2.000
15%
1.111
12%
1.333
8%
2.000
Keuangan
Pelanggan
0.00%
3.99%
1
0.00%
26.99%
1
4.00%
4.99%
2
27.00%
39.99%
2
5.00%
5.99%
3
40.00%
47.99%
3
6.00%
7.20%
4
48.00%
53.30%
4
Manajemen Internal
Pertumbuhan dan Pembelajaran 0.00%
7.99%
1
8.00%
11.99%
2
12.00%
14.99%
3
15.00%
16.50%
4 Keuangan
1
Pelanggan
2
MI
2
LG
3
0.00%
11.99%
1
12.00%
16.99%
2
17.00%
20.99%
3
21.00%
23.10%
4
42 43
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Desember 1993 di kota Sumedang Kabupaten Sumedang. Penulis anak pertama dari dua bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Yudi Purnama dan Ibu Nana kartini. Bertempat tinggal di Cianjur RT/RW: 02/08 Desa Sukamanah, Kabupaten Cianjur. Riwayat pendidikan penulis menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Sukamanah 1 Cianjur lulus pada tahun 2006, pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Cianjur lulus pada tahun 2009, dan pendidikan atas di SMA Negeri 1 Cianjur lulus pada tahun 2012. Setelah menamatkan pendidikan atas penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan prodi manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Di perguruan tinggi penulis pernah aktif dalam berbagai kegiatan baik dalam maupun luar kampus, beberapa perlombaan dan kompetisi yang pernah diikuti Marketing Debate Competition (MDC), Lomba debat EMOTION UI, Perbanas Marketing Debate Competition (PMDC), lomba ide kreatif PKM mahasiswa manajemen, Centre of Management IPB Marketing Competition (COMIC), Mojang Jajaka Kota Bogor, Duta Anti Plastic Hero. Penulis pun pernah aktif dan berpartisipasi dalam beberapa kepanitiaan, yaitu Bogor Art Festival, IPB Art Contest, Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI), BEM FEM, FEM Ambassador, XL Future Leaders, Journalism Seminar and Talk show (JUST) dan Cianjur Grand University Day (CGUD).