UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI
AKTIFITAS HUMAS DALAM KAMPANYE INTERNAL SAFETY MANAGEMENT SYSTEM DI PT(Persero)ANGKASA PURA II
Disusun Oleh : IRAWAN NIM 4420412-059
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
JAKARTA 2007
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI IRAWAN 4420412-059 Program Studi Public Relations Aktifitas Humas dalam Kampanye Internal Safety Managemen System Di PT. Angkasa Pura II 117 halaman, 10 Lampiran - 2007 Faktor manusia memegang peran paling significant pada kecelakaan di lingkungan dunia penerbangan, dalam kegiatan pelayanan operasi penerbangan seperti pengelolaan Bandar udara dan pengendalian lalu lintas udara yang menggunakan sumber daya manusia sebagai alat produksi utamanya, sangat perlu memberikan perhatian yang lebih khusus pada unsur sumber daya manusia. Untuk tujuan tersebut, diperlukan suatu tindakan yang bertujuan mengkomunikasikan apa yang ingin dilakukan perusahaan dalam upaya perbaikan, berupa peningkatan kewaspadaan terhadap berbagai gejala dan tindakan yang dapat mendatangkan bahaya bagi kegiatan penerbangan, antara lain dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para pelaksana pengoperasian Bandar udara melalui kampanye keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja bandara. Tugas humas untuk merencanakan dan melaksanakan kampanye, karena kampanye merupakan tindakan komunikasi, Humas berfokus pada hal-hal yang terkait dengan komunikasi di dalam suatu organisasi, kampanye adalah tindakan komunikasi yang terencana, berkesinambungan dan memiliki tema yang jelas serta segmen waktu pelaksanaan yang direncanakan dan ditujukan pula kepada khalayak sasaran yang telah ditentukan, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif- kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan tehnik pengumpulan data melalui depth interview terhadap 3 nara sumber yang berkompeten dalam aktifitas kampanye safety and security, serta 2 orang yang karyawan sebagai unsur check and recheck dari target sasaran kampanye, rangkaian kegiatan penelitian ini dilakukan pada periode bulan Januari 2007 hingga Juli 2007 pada bidang Humas dan bidang Corporate Safety and Risk ( CS&R) PT Angkasa Pura II Jakarta. Hasil penelitian ini adalah gambaran kegiatan Kehumasan dalam suatu program kampanye yang dilakukan PT Angkasa Pura II, kegiatan kampanye internal yang ditujukan kepada seluruh karyawan ini meliputi langkah langkah implementasi dari suatu kegitan kerja Humas dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAKSI ………………………………………………………….........
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………….........
v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah ………….......................................………
1
1.2.
Rumusan Masalah ………………….......................................…….
10
1.3.
Tujuan Penelitian …………………….........................................….
10
1.4.
Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis …………………..........................…
11
1.4.2. Signifikansi Praktis …………………...............................…
11
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.
Komunikasi ………………………………………………....……....
12
2.1.3. Komunikasi Organisasi …………………………………….............
14
2.2.
Humas/Public Relations ……….......................................................
21
2.4.
Pengertian Kampanye……………................................................…
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Sifat Penelitian .................................................................................
46
3.2.
Metode Penelitian ……………….................................................…
47
3.3.
Teknik Pengumpulan Data …………...........................................…
49
3.4.
Key Informan …………………………...................................……
50
3.5.
Definisi Konsep ……………………...........................................…
50
3.6.
Fokus Penelitian ………………..................................................…
51
3.7.
Teknik Analisa Data ………….......................................................
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1
PT (Persero) Angkasa Pura II ...........................................
55
4,2
Tugas Humas PT Angkasa Pura II ...................................
72
4.3
Safety Management System ............................................
73
4.4.
Perencanaan kampanye ...................................................
82
4.5
1. Pelaksanaan Kegiatan Kampanye ..................................
92
4.6
Evaluasi Program ...........................................................
110
4.7 Pembahasan ................................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
111
5.1.
Kesimpulan ..................................................................
117
5.2.
Saran ..........................................................................
117
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Sebaik-baik manusia dimata ALLAH SWT adalah yang paling bermanfaat terhadap sesama manusia, Khoirunnaas anfauhum linnaas, dalam hadist Rasulallah itu terkandung makna yang luas dan bijaksana, hakikat kehidupan manusia selain mengabdi padaNYA, juga mengabdi bagi kepentingan orang banyak, pengabdian yang tulus kepada masyarakat melalui bidang tugas masing-masing adalah salah satu cara memperoleh nilai sebagai manusia yang baik dimata ALLAH SWT. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada orang-orang yang telah banyak berjasa membantu saya dalam menyelesaikan Skripsi ini dan juga selama mengikuti perkuliahan di Universitas Mercu Buana Jakarta : 1. Keluarga Tercinta , Istri dan 3 putra , yang penuh pengertian 2. Ibu Dra.Diah Wardhani Msi, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMB dan Dosen pembimbing yang telah memberi banyak sekali masukan, saran perbaikan serta selalu memberi semangat. 3. Seluruh Tim Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UMB beserta para Staff UMB 4. Bapak Drs. M.Wasfan.Msi, Manager Humas PT.Angakasa Pura II 5. Bapak Erric A.Rachman. SE , Ass Maneger Humas PT.Angkasa Pura II 6. Bapak Amran Msc.tech. Unit Corporate Safety And Risk PT.Angkasa Pura II 7. Seluruh Teman-teman kerja di Area Control Centre Divisi Lalu lintas Udara Bandara Soekarno Hatta Jakarta, yang senantiasa memberikan support. 8. Seluruh Teman-teman PKSM Angkatan VI Public Relations UMB 2005, 9. Dan berbagai pihak yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu
Apa yang telah saya terima dari orang-orang yang saya sebutkan diatas, telah sangat bermanfaat bagi saya, dan mereka adalah orang orang yang bermanfaat bagi sesamanya, semoga semua ikhtiar baik mereka itu telah tercatat lengkap dan dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT, sang pemilik segala ichtiar di muka bumi ini, amiin ya robbal alamiin. Akhirnya, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat , menjadi sumbangan informasi dan sumber inspirasi bagi yang membacanya, segala kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini hendaknya bisa menjadi pelajaran dalam pembuatan karya ilmiah selanjutnya untuk diperbaiki dan saling melengkapi.
Jakarta September 2007 Penulis
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan penting manusia, tanpa komunikasi manusia akan kesulitan mempertahankan hidupnya, dengan berkomunikasi manusia akan saling membantu atas dasar pemahaman kebutuhan satu sama lain, komunikasi menjadi proses penyampaian dan pertukaran informasi, ide atau gagasan baik orang-perorang, kelompok maupun dalam cakupan yang lebih besar luas, seperti halnya dalam suatu organisasi, organisasi yang dikatakan sebagai tempat dimana orang orang bekerja sama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yang sama, dalam rangka mencapai tujuan yang sama diperlukan pemahaman yang sama pula, sehingga komunikasi harus terjalin dengan baik agar hubungan kerja antar bagian-bagian didalam organisasi menjadi efektif dan harmonis. Di dalam suatu organisasi, Komunikasi menjadi fokus utama Humas atau Public relations ( PR), pengertian PR sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya, Franks Jefkins menyebutkan PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan tujuan specific yang berlandaskan pada saling pengertian, menurut Franks Jefkins pada intinya PR senantiasa berkenaan dengan ” kegiatan”
atau ” aktifitas”
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak.”1 Aktifitas PR dalam suatu organisasi ditandai dengan adanya kegiatan komunikasi dua arah antara manajemen perusahaan dengan internal maupun eksternal, atau seperti pendapat
khalayaknya baik
Anthony Davis yang
mendefinisikan PR sebagai Manajemen komunikasi antara suatu organisasi dengan publiknya2. Pernyataan di atas mengenai definisi PR juga menyatakan bahwa, PR adalah salah satu bagian dari kegiatan manajemen sehingga PR juga menjadi bagian dari manajemen, tindakan PR menjadi bagian dari perencanaan managemen organisasi yang berfokus pada komunikasi Frank Jefkins menjelaskan bahwa PR terdiri dari semua bentuk Komunikasi yang terselenggara antara organisasi dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya3, sehingga dapat disimpulkan bahwa peran PR sama dengan peran komunikasi. Kegiatan PR pada hakikatnya merupakan bagian dan teknik kegiatan berkomunikasi ( technique of communication ) dengan ciri khas komunikasi dua arah, antara lembaga yang diwakilinya dengan publiknya ( internal maupun eksternal). Salah satu bentuk kegiatan PR adalah kegitan kampanye, kampanye adalah wujud tindakan komunikasi, yang terencana yang ditujukan untuk mempengaruh
1
Frank Jefkins, ibid hal Davis, Anthony, Everything You Should Know About Public Relations, penterjemah Alex Wiriadi, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005) 3. 3 Frank Jefkins Effective Public Relations ,Jakarta Penerbit Erlangga 2005 2
khalayak,
dengan
menggunakan
berbagai
saluran
komunikasi
untuk
menyampaikan gagasan-gagasan Rogers dan Storey mendefinsikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu 4. Berbagai organisasi atau perusahaan menggunakan kegiatan kampanye PR untuk memberikan pemahaman kepada khalayak mengenai hal tertentu, misalnya bagaimana seharusnya karyawan bekerja dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi dalam lingkup perusahaan melalui Kampanye keselamatan kerja sebagaimana yang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura II yang berkomitmen untuk mengkampanyekan Safety and security ( SMS) pada tahun 2007 di dalam lingkungan perusahaan atau kampanye internal, sebagai salah satu perusahaan strategis pemerintah yang menjalankan tugas sebagai penyelenggara pelayanan publik PT Angkasa Pura II dituntut publik untuk selalu berkomitmen terhadap aspek safety dan security, setiap tindakan dan kebijaksanaan manajement PT Angkasa Pura II dalam pengelolaan Bandara akan sangat berpengaruh terhadap banyak pihak yang terkait, itu antara lain yang menarik untuk diteliti. Kampanye SMS yang dilaksanakan oleh management PT (Persero) Angkasa Pura II bertujuan untuk menciptakan pengetahuan, kesadaran, minat dan dampak berupa pengertian serta dukungan dari seluruh karyawan terhadap pentingnya faktor safety dan security di perusahaan, terciptanya suatu budaya perusahaan ( corporate
4
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Penerbit Simbioasa Rekatama ,Bandung 2004.hal 5.
culture ) yang memandang penting keselamatan dan keamanan,
yang pada
akhirnya akan terbangun citra yang baik bagi perusahaan dimata pihak luar ( Make corporate
image ), yakni sebagai perusahaan yang sangat concern terhadap
keselamatan dan kemananan dalam kegiatan pengelolaan jasa kebandarudaraan dan pemanduan keselamatan lalu lintas udara, kegiatan kampanye yang disesuaikan dengan tema tahun kegiatan perusahaan, tahun 2007 ini temanya adalah “ Safety and Security ” sebagai kelanjutan tema tahun 2006 yang lalu yaitu
“Safety”
dengan berbagai aspek yang mendasari pemilihan tema tersebut. Tahun Baru 1 Januari 2007, dibuka dengan kejadian hilangnya pesawat Boeing 737-400 Adam Air, nomor penerbangan KI 574, Surabaya Menado yang diperkirakan hilang di sekitar perairan teluk Makasar 5, disusul 7 Maret 2007 pesawat Garuda mendarat dengan keras dan terbakar di ujung runway Jogjakarta, setelah tahun sebelumnya 2 Nopember 2006 Boeing 737 Adam Air yang menuju Bandara Hasannuddin Makasar “tersasar” dan mendarat darurat di Tambolaka NTT 6 , tanggal 5 Mei 2006 B 737-200 Batavia Air keluar landasan dan tergelincir di Bandara Soekarno Hatta, September 2005 Boeing 737-300 Mandala Air jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Polonia Medan, 30 November 2004 MD 82 Lion Air tergelincir lalu terbakar di Solo7, dan sederetan kejadian lainnya, yang banyak membawa korban nyawa manusia serta harta benda, kurun waktu 2006 hingga awal 2007 ditandai dengan banyaknya kecelakaan besar dan kecil dibidang penerbangan, masyarakat luas terutama komunitas penerbangan Internasional menduga, ada sesuatu yang tidak beres dalam kegiatan operasi penerbangan di 5
Harian Kompas 2 Januari 2007 Mingguan Tempo edisi Dsember 2006 7 Bulletin Internal AP II, Baling baling edisi 05/IV/Mei/2006 6
tanah air saat ini, pihak airlines dituding mengabaikan faktor safety dan lebih berorientasi pada bisnis semata 8, demikian pula operator bandara/pengelola jasa kebandarudaraan dan pemanduan keselamatan lalu lintas udara, yang di anggap belum serius meningkatkan safety and security di Bandara- bandara yang dikelolanya9, penilaian negative yang tertuju kepada airlines operator di tanah air telah menimbulkan citra buruk pula bagi Indonesia di mata dunia, terutama tertuju kepada otoritas penerbangan, yakni Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ( Ditjenud ) dan operator bandar udara, seperti PT Persero Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura II dan unit pelaksana tehnis Bandara-bandara lain dibawah Departemen Perhubungan. Terkait dengan berbagai musibah tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) menilai, faktor manusia menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat udara, atau yang disebut Human error10, disebut sebagai salah satu faktor karena insiden dalam dunia penerbangan kerap terjadi bukan hanya disebabkan satu faktor, melainkan banyak faktor yang saling kait mengkait misalnya: faktor cuaca yang buruk, faktor tehnis kerusakan mesin dan kegagalan sistem di pesawat udara, faktor fasilitas di bandar udara, mulai dari kondisi landasan pacu, kepadatan lalu lintas udara (air traffic ), tehnik pemanduan lalu lintas, alat navigasi udara, kualitas radar dan radio komunikasi,
serta
kemampuan
para
petugas
pelaksanan
terdepan
menyelenggarakan kegiatan penerbang, atau air traffic controller ( ATC)
8
Harian Media Indonesia, 4 Januari 2007 Majalan Angkasa, edisi Januari 2007 10 Majalah Angkasa edisi Juni 2007 9
yang
Berdasarkan International Civil Aviation Organization (ICAO) Annex 11 paragraph 2.26, Annex 14 paragraph 1.3.4, Doc 4444 chapter 2 dan Doc 9774 chapter 3D.4, setiap Air traffic Services ( ATS provider) dan Airport Operator berkewajiban untuk menerapkan Safety Management System ( SMS ), artinya setiap pengelola bandar udara, wajib memiliki dan melaksanakan sistem pengaturan Keselamatan Bandar udara dan lalu lintas udara, baik bandara dibawah Departemen Perhubungan langsung yang disebut UPT ( unit pelaksana tehnis), maupun bandarabandara yang dikelola badan usaha milik negara (BUMN) seperti halnya Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, yang dikelola PT (Persero) Angkasa Pura II. PT.( Persero) Angkasa Pura II adalah BUMN yang melaksanakan tugas penyelenggaraan jasa kebandarudaraaan dan jasa pelayanan lalu lintas udara, suatu kegiatan pengelolaan Bandar udara dan operasi keselamatan lalu lintas udara, salah satu Bandar udara yang dikelola PT Angkasa Pura II adalah Bandar Udara Soekarno Hatta
di Tangerang, yang merupakan kantor cabang utama, dan
berdampingan dengan kantor pusat PT.Angkasa Pura II, sebagai Bandara utama di Indonesia, Bandara Soekarno Hatta memiliki tingkat operasional kegiatan yang tinggi dan yang paling kompleks dibanding bandara-bandara lain di tanah air, data tahun 2006 menunjukan
pergerakan pesawat mencapai kurang lebih 1000
pergerakan perhari dan lebih dari 30 juta penumpang pertahun dengan jumlah seluruh karyawan PT Angkasa Pura II mencapai 4600 orang, dengan 3000 karyawan diantaranya berada di Bandara Soekarno Hatta11, Sejalan dengan ketentuan Safety yang diwajibkan ICAO tersebut, di PT Angkasa Pura II, Safety management system 11
Company Profile PT.Angkasa Pura II 2006.
telah dirancang
sebelum
ditetapkannya tema Tahun 2007 sebagai tahun Safety dan Security oleh direksi PT Angkasa Pura II, bermula dari tahun 2004, ketika direksi menetapkan tema tahun 2004 sebagai Tahun Pelayanan dengan focus Excellent Service atau pemberian pelayanan Prima kepada seluruh khalayak perusahaan baik eksternal maupun internal sendiri, dan
dilanjutkan tahun 2005 dengan tema Accelariton and
Empowering year atau tahun percepatan dan pemberdayaan, lalu tahun 2006 dengan tema tahun : Safety Year atau tahun keselamatan, dengan menjalin kontrak manajemen kepada seluruh kantor cabang Angkasa Pura II tentang penanggung jawaban wilayah rentan masalah keselamatan ( safety critical area ) dilingkungan bandara dengan tujuan mencermati kembali masalah safety dan security dalam upaya memberikan jaminan keselamatan
dan keamanan kepada semua stake
holder. Tanggal 24 Januari 2007 dengan dihadiri stakeholders dan seluruh pejabat dilingkungan PT Angkasa Pura II, Regulator, KNKT, Ground handling operator dan seluruh Airlines companies yang beroperasi dilingkungan PT Angkasa Pura II, Direktur utama PT Angkasa Pura II mendeklarasikan penerapan SMS dilingkungan PT.Angkasa Pura II, sebagai tahap awal dari upaya yang sistematis dan berkelanjutan, guna memantau dan membenahi segala aspek yang mempengaruhi faktor keselamatan. Tujuan utama dari SMS adalah : Menekan kontribusi PT( Persero) Angkasa Pura II terhadap timbulnya musibah berupa kecelakaan organisasi dan kecelakaan individu diwilayah perusahaan, kongkritnya
Program SMS ini tidak akan
membiarkan suatu urusan dimana tidak ada satu entitas yang menanganinya, atau
bahkan terjadi satu overlapping dalam penanganannya dan tidak juga mentolelir adanya satu urusan yang dijalankan dibawah standar minimum. Langkah awal dari pendeklarasian penerapan SMS adalah penerbitan Safety Manual
dari
Safety
Management
System
PT
Angkasa
Pura
II
dan
mengkomunikasikan SMS ini kepada seluruh karyawan perusahaan dan seluruh entitas penerbangan yang beroperasi dilingkungan Bandara-bandara PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura II melaksanakan kampanye internal SMS, dengan acuan Safety Manual Safety Management sistem yang telah dibuat dan ditetapkan sebagai pedoman pelaksanaan dan penerapan safety dan security di lingkungan PT Angkasa Pura II. Pembinaan Sumber daya manusia
melalui pemberian pengetahuan,
pengertian dan pemahaman
melalui cara cara persuasive dilakukan dengan
membuka
arah
komunikasi
dua
antara
manajemen
perusahaan
dengan
karyawannya, komunikasi yang terjalin baik dalam suatu organisasi atau perusahaan
antara manajemen perusahaan dengan karyawan menjadi sangat
penting karena dengan komunikasi yang demikian, banyak hal yang dapat saling difahami dan diterima kedua belah pihak, misalnya tentang visi misi perusahaan dan sebagainya Pelaksanaan Program Kampanye SMS di PT Angkasa Pura II merupakan salah satu tugas dan fungsi Humas atau PR, seperti pendapat Frank Jefkins : Seorang Praktisi PR dituntut mampu mengerjakan banyak hal, ia harus bisa menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus perencana Kampanye yang baik.12. 12
Frank Jefkins, Public Relation Hal 27
Di PT Angkasa Pura II, Humas berada dibawah Corporate secreatary dengan peran dan fungsi sebagai pembentukan citra perusahaan dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi korporasi, ikut menciptakan citra perusahaan, menjaga, meningkatkan citra yang sudah berjalan saat ini, dan melakukan kegiatan komunikasi baik internal maupun eksternal, sedangkan fungsi manejer Humas adalah pengendali kegiatan perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan fungsi kehumasan baik, internal/eksternal misalnya antara lain, pengelolaan web site, company profile, penerbitan anual report , seperti yang tercantum dalam Keputusan direksi no 010101/00/09/2006. Humas di organisasi PT Angkasa Pura II
berada dibawah unit corporate secretary , membantu
corporate secretary di bidang hubungan kemasyarakatan. Sebelum mengimplementasikan suatu kegiatan komunikasi, PR harus membuat strategi perencanaan yang berdasarkan pada analisa situasi di dalam organisasi sebab proses komunikasi yang dilakukan oleh PR harus bersifat strategis agar tujuan organisasi dapat dicapai, atau dengan kata lain
bahwa strategi
komunikasi harus sesuai dengan objektif atau tujuan organisasi. Anthony Davis mendeskripsikan komunikasi strategis sebagai komunikasi yang bersifat cerdas, dapat dimengerti, relevan dan mencerminkan prosedur dan kebijakan tertentu13. Strategi juga berperan dalam penetapan, pengklarifikasian atau pembuatan maksud tujuan sebuah organisasi Demikian pula dalam suatu kegiatan kampanye, strategi komunikasi dalam kampanye dengan tujuan komunikasi yang dilihat dari berbagai aspek dalam
13
Anthony Davis Everything You Should Know About Public Relations, terjemahan Alex wiriadihal 97 Jakarta PT Elex Media Komputindo, 2005
kampanye seperti untuk keperluan promosi maupun publikasi, selain memberikan informasi suatu produk yang ingin dikampanyekan, juga menitik beratkan bujukan atau persuasif dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai upaya memotivasi minat beli,
sedang dalam kampanye PR, komunikasi bertujuan
menciptakan pengetahuan, pengertian, kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya14. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan Uraian diatas, maka dalam tugas penelitian ini penulis mengemukan pokok permasalahan : Bagaimanakah aktifitas Humas dalam melaksanakan Program kampanye internal Safety management system di PT Angkasa Pura II ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, tujuan dari penelitian ini : Untuk menggambarkan Bagaimanakah Aktifitas Humas dalam kegiatan program Kampanye Safety Management System PT Angkasa Pura II 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis : Sebagai pengembangan dari teori-teori komunikasi dan Public Relations yang telah penulis pelajari selama dibangku kuliah di fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations yang nantinya diharapkan dapat di pergunakan bagi kemajuan ilmu pengetahuan sosial, khususnya Ilmu Komunikasi 2. Manfaat Praktis 14
Rosady Ruslan Kampanye Publik Relation. Ibid hal 22
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Humas PT Angkasa Pura II dalam kegiatan kehumasan dalam usaha meraih citra positip Perusahaan dimata pengguna jasa bandara Soekarno Hatta dan dimata seluruh masyarakat.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudanya adalah sama makna15. Secara lebih mendasar Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat, dikatakan minimal karena kegiatan Komunikasi tidak hanya informativ, yakni agar orang lain mengerti atau tahu, tetapi juga persuasiv, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan lain-lainnya.16 Jika dua orang terlibat komunikasi misalnya dalam percakapan, maka komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan, jadi tidak hanya kesamaan bahasa saja, pengertian komunikasi seperti ini sangat mendasar (komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat), kegiatan komunikasi tidak hanya agar orang lain mengerti dan mengetahui atau information , tapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, termotivasi untuk bertindak dan lain lain.
15 16
Onong Uchjana Effendy.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya , Bandung 2005. Onong Uchjana Effendy ibid hal 9
2.1.2 Tujuan Komunikasi Kegiatan Komunikasi memiliki tujuan baik dilihat dari kepentingan sumber maupun penerimanya sebagai mana dikatakan Sasa Djuarsa Senjaya dibawah ini17 : Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima
Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber 1.memberikan
1. memahami informasi
informasi 2. mendidik 3.menyenangkan/
2. mempelajari 3. menikmati
menghibur 4.menganjurkan suatu
4. menerima atau menolak anjuran
tindakan/ persuasi
Harold Lasswell18 menyatakan bahwa komunikasi mempunyai tiga fungsi sosial : 1.Pengawasan lingkungan, yaitu menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi, dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwaperistiwa yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan suatu masyarakat, 2. Fungsi korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk pencapaian konsensus mengenai lingkungan, 3. Sosialisasi, yaitu berupa transmisi nilai-nilai atau warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. Selain ketiga fungsi di atas, komunikasi juga mempunyai fungsi hiburan 19.
17
Sasa Djuarsa Senjaya , Pengantar Komunikasi,(Jakarta:Universitas Terbuka, 1999)
18
Sasa Djuarsa Senjaya 1999, Ibid., 44-45. Sasa Djuarsa Senjaya , 1999, Ibid., 45.
19
2.1.3 Komunikasi Organisasi Komunikasi
tidak
hanya
penting
dalam
kehidupan
sosial
kemasyarakatan namun juga di dalam sebuah organisasi formal. Istilah organisasi sudah sangat jamak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu sebagai bagian dari masyarakat juga menjadi anggota organisasi, mulai dari organisasi terkecil yaitu keluarga, organisasi kemasyarakatan dan organisasi tempat kita bekerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari organisasi adalah untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. James L. Gibson
20
,
mendefinisikan
organisasi
sebagai
entitas-entitas
yang
memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri. 2.1.4 Fungsi Komunikasi di dalam Organisasi 21: Menurut Sasa Djuarsa Sanjaya fungsi komunikasi dalam organisasi adalah 1. Fungsi Informatif Fungsi yang memandang organisasi sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Setiap anggota organisasi berharap mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik dan lebih tepat waktu untuk dapat melaksanakan pekerjaan. 2. Fungsi Regulatif Fungsi yang berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi ini yaitu: a. kewenangan atasan untuk memberikan instruksi atau perintah, 20
Winardi, J., Teori Organisasi dan Pengorganisasian, cetakan ketiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), 13. 21 Sendjaja, S. Djuarsa, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), 4.7-4.10.
b. berkaitan dengan pesan. Pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. 3. Fungsi Persuasif Fungsi yang dilakukan agar karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan sukarela karena akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan bila atasan memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif Merupakan penyediaan dua saluran komunikasi yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi serta saluran komunikasi seperti perbincangan
antarpribadi
selama
masa
istirahat
dan
kegiatan
darmawisata. 2.1.5 Aliran Komunikasi Pace dan Faules menyatakan, meskipun bukan menjadi satu-satunya pertimbangan, namun efisiensi organisasi tergantung pada pada aliran informasi dalam organisasi. Informasi sendiri tidak bergerak secara harafiah, yang terjadi adalah proses penyampaian pesan, interpretasi pesan dan penciptaan lainnya. Penciptaan, penyampaian dan interpretasi pesan tersebut merupakan proses mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi22. Dalam komunikasi organisasi, yang dibicarakan adalah perpindahan aliran komunikasi secara formal dari seseorang yang mempunyai otoritas tinggi
22
Pace R.Wayne dan Faules, Komunikasi Organisasi ,Strategi Meningkatkan Kinerja Preusan, Editor Deddy Mulyana, PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2005 hal 170.
kepada bawahannya atau sebaliknya. aliran komunikasi juga bergerak diantara orang-orang yang mempunyai jabatan yang sama. Komunikasi kebawah dalam organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah, menurut
Katz & Kahn, ada lima jenis informasi
yang biasa di komunikasikan dari atasan kepada bawahan
23
:
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik –praktik organisasi 4. Informasi mengenai kinerja pegawai 5.Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (senseof mission) Dapat disimpulkan komunikasi ke bawah bertitik berat pada arah komunikasi Manajerial yang
membawa informasi menajemen dapat berupa
informasi, intruksi, penilaian, penjelasan dan pengembangan sense of belonging dan sense of Mission kepada kalangan kelompok operatif. 2.1.6.Komunikasi Internal Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jabatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan secara lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)24.
23 24
R,Wayne Pace dan Don F Faules. Ibid Hal 185. Onong Uchjana effendi, Op.Cit., 122.
Komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu25: 1. Dimensi komunikasi internal a.Komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi dari atas ke bawah (downward communications) dan komunikasi dari bawah ke atas (upward communications) b.Komunikasi horizontal 2. Jenis komunikasi internal a. komunikasi persona (personal communications) b. komunikasi kelompok (group communications) Dari uraian diatas, dalam Proses Komunikasi internal ini adalah komunikasi yang terjalin didalam organisasi, organisasi sebagai suatu framework memiliki struktur atasan dan bawahan, atasan tidak mesti berkomunikasi langsung keseluruh bawahan., cukup dengan penanggung jawab unit unit kerja saja namun harus efektif
agar didapat pemahaman makna yang sama antara atasan dan
bawahan. Menurut Dja’far Assegaff untuk dapat tercapainya Komunikasi yang Efektif, ada 4 syarat yang harus dipenuhi yaitu26: 1. Pesan yang disampaikan harus dapat menarik perhatian khalayak yang dituju 2. Pesan harus menggunakan lambang yang dimengerti oleh kedua belah pihak 3. Pesan harus dapat menimbulkan kebutuhan pribadi diri khalayak dan juga harus diberikan cara atau upaya memenuhinya, 4. Pesan harus memuat upaya bagaimana dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan
25 26
Onong Uchjana Effendi Ibid., 122-128. Ja’far H Assegaf f Hubungan Masyarakat Dalam Praktek , Jakarta Ghalia Indonesia 2005.
harus pula tidak lepas dari lingkungan budaya. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka komunikasi yang efektif terjadi apabila Komunikan memahami dan merespon isi pesan tersebut sesuai dengan keinginan Komunikator, dan kemudian menimbulkan
efek terhadap kegiatan
komunikasi tersebut.
2.1.7 Efek Komunikasi 27 Menurut Sasa Djuarsa Senjaya, kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak sumber tentunya juga diharapakan menimbulkan suatu akibat atau efek yang terjadi pada diri si penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber, secara umum efek atau hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut. 1. Aspek Kognitif yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan misalnya menjadi tahu dan kenal menjadi sadar atau ingat 2. Aspek Afektif yang menyangkut sikap atau perasaan /emosi misalnya , sikap setuju atau tidak setuju, perasaan sedih dan gembira, perasaan benci, atau suka. 3.Aspek Konatif Yaitu menyangkut perilaku / tindakan misalnya berbuat seperti yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti yang disarankan ( menentang )
27
Sasa Djuarsa Senjaya.Pengantar Komunikasi Jakarta .Universitas Terbuka 1999.
Terdapat berbagai model yang menjelaskan tentang hal- hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dari akibat atau hasil komunikasi yang terjadi pada pihak penerima untuk setiap aspek (koognitif, afektif dan konatif) tiga diantaranya adalah Model AIDA, Model Hierarki Efek dan Model Adopsi Inovasi : Tabel .1 MODEL ASPEK/ Tahap
AIDA
Hierarki Efek
Difusi Inovasi
Kognitif
Attention (perhatian)
Awarness (kesadaran)
Knowledge (pengetahuan)
Afektif
Interest ( minat )
Liking (menyukai)
Persuasion (persuasi )
Desire (keinginan)
Conviction (meyakinkan)
Decesion (keputusan)
Actio (tindakan)
Purchase (membeli)
Konatif
Implementation (pelaksanaan) Konfirmation
Model AIDA memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal yakni: Perhatian ( attention), minat ( interest), keinginan (desire), dan tindakan( action), diasumsikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan. Model Hierarkies Efek, model ini hampir sama dengan Aida, hanya proses pentahapannya lebih kompleks yakni: menyadari, mengetahui, menyukai, memilih, meyakini dan membeli.
Model Adopsi Inovasi (penerimaan ide/gagasan baru), menggambarkan lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, inovasi disini adalah ide, gagasan, praktek atau benda yang dinilai baru oleh seseorang, kelima tahap tersebut adalah,: tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap pelaksanaan dan tahap konfirmasi. Uraian diatas menjelaskan bahwa pesan komunikasi atau informasi dapat memberikan efek berupa perubahan kesadaran dan pengetahuan, sikap atau perasaan serta perilaku atau tindakan seseorang Efek komunikasi sebagaimana pendapat Wilburg Schramm yang mengatakan : “Alasan pokok untuk mempelajari proses Komunikasi dan efek yang dihasilkan atau telah dicapai adalah, kita ingin mengetahui tentang apa yang terjadi pada manusia bila mana menerima suatu pesan komunikasi
tertentu dan untuk
memperkirakan efek apa yang timbul dari komunikasi tersebut. “. 28 Wilburg Schramm menjelaskan tentang efek komunikasi sebagaimana diatas adalah perubahan dalam : a. Opini b. Opini pribadi ( Personal opinion) c. Opini Public ( Public Opinion ) d. Opini Mayoritas ( Mayority Opinion ) e. Sikap dan tingkah laku (Attitude and behavior ) f. Pandangan, Persepsi, dan ide ( Conception, perception, idea ) g. Kepercayaan dan Citra ( Trust and image )
28
Rosady Ruslan Kampanye Public Relations, PT RajaGrafindo Persada Jakarta 2005.
2.2. Hubungan Masyarakat ( Public Relations) 2.2.1 Definsi Humas Menurut Institute of Public Relations ( IPR). Humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana, berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya. Hal ini berarti Humas adalah rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, berlangsung secara berkesinambungan dan teratur dengan tujuan utama untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudanya adalah organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan29 Definsi Humas yang menekankan tanggung jawab khusus, seperti yang diberikan oleh Public Relations News : Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik. ini berarti Humas adalah Mata , telinga dan mulut perusahaan, Humas dapat menjadi tangan kanan pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya, Humas adalah fungsi manajemen Modern dan menduduki tingkat pucuk pimpinan. H.Fraizer Moore menyatakan bahwa, Humas terdiri dari empat unsur dasar 30
29 30
Frank Jefkins ,Public Relations, Penerbit Erlangga edisi Kelima, Jakarta 2003 hal 9 H.Frazier Moore.Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi PT Remaja RosdaKarya,Bandung2004.
1. Humas merupakan Filsafat manajemen yang bersifat sosial Filsafat sosial dari manajemen yang meletakkan kepentingan masyarakat lebih dahulu pada segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku organisasi, diasumsikan bahwa hak suatu organissasi untuk beroperasi dianugerahkan oleh publik dan bahwa hak istimewa itu tidak mungkin dihindarkan 2. Humas adalah suatu pernyataan tentang filsafat dalam keputusan kebijaksanaan Setiap lembaga memiliki kebijaksanaan yang menetapkan sejumlah tindakan
yang
harus
diikuti
dalam
kegiatannya,
penciptaan
kebijaksanaan ini yang meliputi sejumlah fungsi, merupakan tanggung jawab pokok manajemen, keputusan kebijaksanaan akan mencerminkan kepentingan public organisasi, keputusan kebijaksanaan humas suatu organisasi adalah salah satu keputusan kebijaksanaan yang terpenting. 3. Humas adalah tindakan akibat kebijaksanaan tersebut Pernyataan kebijaksanaan, meskipun mencerminkan maksud manajemen untuk melayani kepentingan publik tidaklah cukup, agar lebih berarti, kebijaksanaan tersebut harus diungkapkan dalam tindakantindakan yang sesuai dengan kebijaksanaan itu, lembaga lembaga dinilai oleh apa yang mereka perbuat, bukan oleh apa yang mereka katakan dalam
pernyataan
kebijaksanaan,
kebijakan
consumer
relations
( hubungan dengan konsumen) yang baik melibatkan penghasilan produk/Jasa yang baik dengan harga yang memadai dan pelayanan
konsumen yang sesuai, serta menunjang kesejahteraan ekonomi, social dan budaya masyarakat dimana organisasi itu beroperasi. 4. Humas adalah merupakan komunikas dua arah yang menunjang kearah penciptaan, Hal ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, mempromosikan kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan iktikad baik.melalui keseksamaan dalam mendengarkan opini public, dan kepekaan dalam menginterpretasikan setiap kecenderungan kegagalan
dalam
mempertimbangakan mengubah
sikap,
komunikasi setiap pendekatan
dan
mengevaluasi
serta
kemungkinan-kemungkinan
untuk
atau
penekanan
setiap
fase
kebijaksanaannya, melalui komunikasi kepada public publiknya, mempromosikan kebijaksanaannya dengan maksud mengukuhkan pengertian dan penerimaan. Humas bukan hanya suatu filsafat sosial yang diungkap dalam kebijaksanaan dan tindakan, ia juga badan yang mengkomunikasikan filsafat ini dengan memperhatikan kepentingan publiknya, komunikasi yang diinterpretasikan sebagai pertukaran gagasan dan konsep. Bukan hanya self praise ( memuji-muji diri sendiri). Dari uraian diatas, Humas adalah suatu filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksanaannya, melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa peristiwa yang ada dalam
kegiatan organisasi internal maupun eksternal, Humas bertugas dan mengambil peran melaksanakan hal-hal dimaksudkan. 2.2.2 Tugas dan Peranan Humas a. Tugas pokok Humas : Menurut Frank Jefkins, salah satu tugas pokok Humas adalah: Menginterpretasikan
sikap-sikap pihak luar terhadap manajemen yang
mungkin juga keliru menebak pandangan khalayak tersebut, pihak pihak luar yang pandangan atau pendapatnya harus diperhatikan juga bervariasi tergantung dari jenis dan bidang kegiatan organisasi/ perusahaan yang bersangkutan , dan yang harus diperhatikann juga bukan hanya pendapatpendapat yang baik atau positip, tetapi juga segenap kesan dan gambaran mental mereka terhadap segala macam aspek organisasi, baik itu orang orangnya, produk atau pelayanannya dan sebagainya- yang benar atau yang apa adanya31. Pada intinya, Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik komersial maupun sosial, kebutuhan akan hadirnya Humas tidak dapat dicegah, bagaimanapun Humas menjadi salah satu aspek penentu kelangsungan hidup suatu organisasi, terutama pada era globalisasi dan era informasi seperti saat ini Humas menjadi sumber informasi yang semakin terpercaya. Scott M.Cutlip dan Allen H.Center dalam Effective Public Relation mengatakan : Public Relation merupakan fungsi Manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi 31
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi kelima Penerbit Erlangga Jakarta 2003.
demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan sesuatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan publiknya 32 Uraian diatas diperoleh pengertian bahwa Dukungan publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan akan diperoleh jika organisasi atau perusahaan mampu mengenali
publiknya, mengetahui
harapan publiknya, serta mampu menyesuaikan antara perusahaan
dengan
perkembangan
lingkungan
kebutuhan dan kebijaksanaan
masyarakat,
Humas
memegang peranan dalam memperoleh penerimaan publik terhadap organisasi yang diwakilinya. b. Peran Humas Salah satu peran Humas adalah sebagai communication technician, kegiatan Humas pada hakikatnya merupakan bagian dan teknik kegiatan berkomunikasi ( technique of communication ) dengan ciri khas komunikasi dua arah, antara lembaga yang diwakilinya dengan publiknya ( internal maupun eksternal ), setelah melakukan kegiatan komunikasi tersebut , pihak humas menganalisa untuk mengetahui efeknya atau feed back nya, apakah berdampak baik terhadap citra atau sebaliknya menjadi negative sehingga kurang menguntungkan
posisi
organisasi
atau
lembaga
bersangkutan
dimata
masyarakat.33,
32 33
Scott M.Cutlip dan Allen H.Centre Effective Public Relation,Indeks kelompok Gramedia,Jakarta 2005. Rosady Rusalan.ibid hal 20.
Kegiatan komunikasi Humas bertujuan untuk menumbuhkan pengertian dan penerimaan publiknya dengan berbagai teknik dan metode, diantarnya melalui program-program kegiatan kehumasan yang terencana. Frank Jefkins menjelaskan bahwa : seorang Praktisi PR dituntut mampu mengerjakan banyak hal, ia harus bisa menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus perencana Kampanye yang baik. Jika dibidang periklananan, suatu organisasi yang membutuhkan jasa iklan senantiasa bisa dengan mudah membeli produk atau jasa periklanan dan biro jasa iklan ekternal akan tetapi dibidang PR, sumber-sumber informasi, kreativitas dan produksi adalah perusahaan itu sendiri34 Selanjutnya Frank Jefkins menjelaskan, tanggung jawab Manejer PR sebagai bagian dari tugas utamanya , adalah menetapkan sasaran atau cara merumuskan tujuan-tujuan dari kegiatan PR, menetapkan skala prioritas guna mengendalikan pilihan publik, media untuk menyampaikan pesan kepada mereka, menetapkan kelayakan pelaksanaan dari setiap upaya yang hendak dilaksanakan dalam rangka mengejar tujuan-tujuan 35 Penetapan sasaran, perumusan tujuan, dan seterusnya dari kegiatan kegiatan PR, dituangkan dalam model model perencanaan program yang dapat dilakukan Humas, salah satunya adalah model perencanaan yang dijelaskan oleh Frank Jefkins
34 35
Frank Jefkins, Public Relation Hal 27 Frank Jefkin , ibid hal 27
2.3
Perencanaan Program-Program Kehumasan ( P R ).
2.3.1 Model Perencanaan Program PR 6 langkah Model perencanaan PR yang diterima secara luas kalangan praktisi Humas Profesional adalah sebagai berikut : 36 A. Pengenalan Situasi B. Penetapan Tujuan C. Definisi Khalayak D. Pemilihan Media dan tehnik-tehnik PR E. Perencanaan Anggaran F.. Pengukuran Hasil. A. Pengenalan Situasi 1. Perencanaan logis, Merupakan prosedur penyusunan Rencana yang didasari pada pencapaian tujuan, tentu saja keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keakhlian dan efisiensi proses pelaksanaannya, kunci utama dalan menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada, hal ini bisa diperoleh dengan mengajukan dan menjawab serangkaian pertanyan seperti, dimana posisi kita sekarang? Apakah ada kesalah pahaman antara organisasi ini dengan khalayaknya? 2. Proses Transfer PR Perlu diketahui ada tidaknya empat situasi negative , permusuhan, prasangka, apatis dan acuh tak acuh terhadap organisasi sebagai hal klasik
36
Frank Jefkins Public Realtions edisi ke lima,penerbit Erlangga Jakarta 2004.
yang dihadapi para praktisi PR pada
situasi tersebut, tujuan yang hendak
dicapai adalah mengubah 4 sikap negatif tersebut menjadi 4 sikap positip. Situasi negatif menjadi situasi Positip seperti : 1. Permusuhan
menjadi
simpati
2. Prasangka
menjadi
penerimaan
3. Apatis
menjadi
minat
4. Acuh tak acuh menjadi
Pengetahuan
3. Kompromi yang diperlukan Menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer PR dari sikap negative menjadi sikap positip, diperlukan sikap realistis dari setiap praktisi PR dan
tidak terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan,
sebaiknya ditetapkan target yang wajar, misalnya persentase khalayak yang mau memahami program. 4. Penyelidikan Situasi Guna memahami situasi yang ada, diperlukan suatu investigasi atau penyelidikan , dapat melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi dan statistic, jika tidak ada informasi pendukung yang dapat diandalkan , maka harus dilakukan penelitian secara khusus dan mendalam. 5. Pengumpulan Pendapat. Salah satu metode yang paling sering digunakan praktisi PR adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap ( Attitude study) dimana seorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah
responden sampel yang dianggap mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. 6. Pemecahan Masalah Setelah
mampu mengenali situasi dengan baik maka akan dapat
mengenali masalah yang ada serta mencarai cara untuk memecahkannya, seperti bagaimana mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai suatu hal. B. Penetapan Tujuan PR memuat aneka tujuan dari kegiatan-kegiatanya, diperlukan membuat skala prioritas, dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah perusahaan, diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :37 a. Untuk mengubah citra umum dimata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan- kegiatan baru yang dilakukan perusahaan b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para pegawai/ calon pegawai c. Untuk menyebarluaskan citra sukses yang telah dicapai perusahaan kepada masyarakat luas dalam rangka memperoleh pengakuan d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru. e. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan go public. f. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya, sehubungan peristiwa yang menyebakan terjadinya kecaman, kesangsian, salah paham khlayak terhadap niat baik perusahaan. 37
Frank Jefkins ibid hal 57
g. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk produk perusahaan h. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambil alihan ( take over) j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru k Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipasi perusahaan dalam kehidupan social sehari-hari. l. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelenggaraan suatu acara. m. Untuk memastikan bahwa para politis benar benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positip , agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. n. Untuk menyebarluaskan kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan. C Pendefinisian Khalayak Betapa pentingnya suatu organisasi mengenali dan membatasi khalayaknya, sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin menjangkau semua orang, bahkan sebagian dari khalayak itu harus disisihkah
jika
khalayak yang potensial terlalu luas atau bervariasi, khalayak yang terdiri mulai dari pegawai dan pengelola perusahaan sendiri, para pemasok, investor, konsumen, sampai kepada para pemimpin atau pencipta pendapat umum,
khalayak dunia periklanan mungkin terbatas pada segemen tertentu yang paling potensial membeli suatu produk, sedangkan khalayak PR relative lebih luas dan bervariasi, mulai dari anak sekolah hinga kepejabat tinggi dan anggota parlemen. 38 E. Pemilihan Media dan tehnik –tehnik PR Media- media utama Kegiatan PR adalah 1.Media Pers, Koran, Majalah,buku-buku dan laporan tahuna 2.Audio Visual, slide ,kaset video 3. Radio, local, nasional,internasional 4. Televisi ,Regional, Nasional, Internasional 5. Pameran (Exhibition) 6. Bahan-bahan cetakan 7. Penerbitan buku khusus (sponsored books) 8. Surat langsung ( direct mail ) 9. Pesan-pesan Lisan ( Spoken word) 10. Pemberian Sponsor ( Sponsorship ) 11. Jounal Organisasi ( House Journal) 12.Ciri Khas ( House style ) dan Idenetitas Perusahaan ( corporate Identity ) 13.Bentuk-bentuk media PR lainnya. Media dan tehnik PR sangat bervariasi, salah satu contoh media adalah Jurnalis sedangkan
penyelenggaraan acara resepsi pers sebagai tehniknya,
Program-program PR secara umum menggunakan media yang lebih luas dibanding dengan 38
iklan,
Franks Jefkin ibid hal 65
meskipun
demikian
tidak
semua
media
cocok
untuk
mengkampanyekan program-program PR, sehingga pemilihan media pun harus dilakukan dengan cermat.39 Media-media lain dari kegiatan Humas sebagaimana H.Fraizier Moore yang menjelaskan: Dalam program Humas tercakup berbagai macam peristiwa-peristiwa khusus, hari khusus, minggu khusus, tahun khusus, peringatan khusus, hadiah khusus, parade dan pawai khusus, suatu organisasai sering kali memilih peristiwaperistiwa khusus, terutama yang diresmikan untuk tujuan dan kegiatan organisasi yang di tetapkan secara resmi, jika ini tercapai, maka berbagai aktivitas humas yang telah direncanakan organisasai untuk peristiwa khusus ini akan memperoleh perhatiaan publik.40 F . Perencanaan Anggaran Public Relations merupakan kegiatan yang padat karya sehinga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja atau gaji pegawai, pemakaian alat-alat canggih, seperti kamera video, computer, hingga mesin cetak modern, penyusunan anggaran diperlukan antara lain, untuk mengetahui seberapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai suatu program atau kampanye PR, serta program-program apa saja yang bisa dilaksanakan dengan jumlah dana yang tersedia, perencanaan anggaran juga berfungsi sebagai pedoman
atau daftar kerja yang harus dipenuhi serta
memaksakan disiplin terhadap pengeluaran sehingga mencegah pemborosan.41
39
Frank Jefkins op cit 71 H.Fraizer Moore. Op cit hal 321. 41 Frank Jefkin ibid hal 68 40
G. Pengukuran Hasil Kegiatan pengukuran hasil kegiatan kerja dapat dilakukan oleh PR dengan : 1. Tehnik-tehnik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi sering kali dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan PR yang telah dilaksanakan , metode pengumpulan pendapat (opinion poll) atau uji sikap ( Attitude test ) adalah dua metode yang paling lazim digunakan. 2. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahap perencanaan namun bila perlu , penyesuaian bisa pula dilakukan
selama
berlangsungnya proses pelaksanaan dari program PR yang bersangkutan. 3. Setiap program PR harus memiliki tujuan yang pasti. untuk itu perlu ditetapkan target-target tertentu , yang pada gilirannya dapat dijadikan tolok perbandingan atas hasil riil yang telah dicapai, unsur kualitatif yang juga digunakan sebagai tolok ukur adalah liputan oleh media massa , sikap sikap media massa yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti keberhasilan atas segenap kegiatan PR yang telah dilaksanakan oleh organisasi itu, Tentang keberhasilan kegiatan PR, Frank Jefkins mengatakan : Pada dasarnya dikenal adanya dua macam hasil , yakni hasil kualitatif dan hasil kuantitatif, pada umumnya hasil-hasil dari suatu kegiatan PR bersifat kualitatif artinya, hasil tersebut tidak bisa diukur secara statistik, melainkan diukur melalui pengalaman dan pembanding nyata, contoh pengukuran kualitatif adalah meningkatnya bobot dan kualitas calon
pegawai baru, sedangkan hasil kuantitatif adalah hasil yang bisa diukur secara statistik berdasarkan angka-angka, misalnya adalah kenaikan tingkat pengenalan khalayak terhadap organisasi yang diukur berdasarkan persentase, penurunana jumlah keluhan, lonjakan jumlah pelamar kerja, atau peningkatan jumlah saham yang diterbitkan.42 . 2.3.2 Evaluasi Program Humas Dalam tahap pengukuran hasil ini juga sering digunakan sebagai evaluasi Program, namun mengevaluasi suatu program kegiatan Humas seperti hal program kampanye bukanlah hal yang mudah sebagaimana pendapat Jalaluddin Rakhmat yang mengatakan : Tidak perlu disebutkan lagi bahwa evaluasi terhadap kampanye komunikasi sangatlah berat, paling tidak ada enam hal yang mempersulit pelaksanaan dan keabsahaan evaluasi kampanye yaitu :43 a. Kompleksitas Horizontal dan Vertikal, Kampanye komunikasi seringkali mempengaruhi sejumlah sektor ;
bertujuan untuk secara serentak
sosial, fisikal, ekonomi, dan politis,
(kompleksitas harizontal), kampanye juga dimaksud untuk memperoleh efek dalam pikiran dan perilaku sasaran pada tingkat individu, komunitas, atau sistem. Masih menurut Jalaludin Rakhmat, yang mengutip William Novelli : ”perubahan haruslah meluas supaya mendalam ”. Banyak kampanye ditujukan serentak untuk menimbulkan perubahan lingkungan 42 43
Franks Jefkin op cit 72. Antar Venus, Manajemen Kampanye hal ix, Simbioasa Rekatama ,Bandung 2004.
melalui
kebijakan dan agenda setting perubahan komunitas dengan mempengaruhi ekspektasi dan dukungan publik, Perubahan perilaku individu melalui pengajaran kecakapan, peneguhan positip dan ganjaran. b. Sifat intervensi yang tidak bisa di ramalkan, walaupun perancang kampanye bisa saja merancang kampnye mereka secara baik ada saja beberapa aspek intervensi yang hampir selalu tidak bisa dituliskan dan di ramalkan.kita sulit menentukan siapa yang yang telah diterpa kampanye dan aspek kampanye yang mana dan berapa banyak , alat ukurannya tidak lengkap dan intervensinya berbeda-beda bergantung pada individu yang diterpa, semua itu mempersulit kita untuk memahami intervensi macam apa yang efektif dan untuk siapa. c. Pengaruh-pengaruh kontekstual dan mengaburkan ( confounding ). Kampanye komunikasi dirancang untuk mempengaruhi efek yang pada gilirannya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang luas dan kompleks. Harapan perubahan perilaku yang nisbatkan kepada, dan dievaluasi berdasarkan komunikasi, terdiri dari sususnan hierarki efek ; kesadaran, pengetahuan, sikap , maksud , perilaku yang dilaporkan, dan perilaku yang sebenarnya, makin turun dalam daftar makin banyak variabel yang harus diperhitungkan, akibatnya sangat sulit bagi kita unutk memisahkan efek kampanye informasi pada efek-efek yang diserbu oleh banyak pengaruh yang bersaing.
d. Akses pada kelompok kontrol atau pembanding. Kampanye biasanya mempunyai cakupan yang luas, yang dimaksudkan untuk mencapai seluruh komunitas atau segmen populasi, rancangan penelitian yang paling ketat, rancangan eksprimental, yang memungkinkan kita mengambil kesimpulan yang definitif tentang dampak kampanye, memerlukan penempatan individu secara acak pada kelompok” perlakuan” dan ” Kontrol ”, sangat sulit bagi kita untuk menciptakan kelompok kontrol yang tidak diterpa kampanye, ranacangan kuasieksperimental, yang tidak memerlukan
penempatan acak tapi tetpa memerlukan kelompok
pembanding , mengalami masalah yang sama, walaupun rancangan eksperimental, atau kuasiekperimental tidak begitu esensial, tanpa kedua rancangan ini sanagat sulit untuk menentukan mana efek kampanye dan mana yang dihasilkan tanpa kampanye. e. Kekurangan pengetahuan atau ketepatan efek. Sangat menakjubkan , kita hanya mempunyai pengetahuan sedikit saja tentang efek kampanye yang sebenarnya, berbagai jenis efek dan nilai kejelasannya, apa yang diharapkan dan kapan. ( efek jangka pendek versus jangka panjang), dan bagaimana efek ini sesuai dengan teori, inilah masalah terbesar dalam evaluasi kampanye, terutama sekali kampanye jenis ” Perubahan sosial ” . f. Tidak adanya alat-alat yang diperlukan Menurut Gary Hendry -George state university, karena kita masih berada pada tahap awal untuk memahami bagaimana mengevaluasi kampanye, alat-
alat yuang diperlukan untuk ini masih sangat kurang, diantaranya adalah metode yang tepat untuk menilai teknologi komunikasi, dan memahami metode apa yang paling cocok dengan efek yang belum sepenuhnya dipahami, salah satu contoh alat bantu yang secara potensial sangat berguna ditemukan oleh Hendry dan Gordon pada 2001 yang menggunakan rolling sample survey untuk menilai berbagai jenis efek seperti saliance( penonjolan) dan sikap-sikap lainnya dalam perjalanan waktu. Dari enam faktor kesulitan mengevaluasi suatu kegiatan kampanye, pastilah ada hal yang dapat dilakukan untuk dapat mengevaluasi kampanye tanpa menghilangkan keabsahan
tindakan evaluasi itu sendiri, sebab tanpa
evaluasi akan sulit mengukur keberhasilan atau kegagalan program yang seharusnya akan menjadi tolok ukur dan refensi serta revisi kegiatankegiatan program kampanye selanjutnya. 2.4. Pengertian Kampanye 44 Sering terjadi kerancuan pengertian atas istilah Kampanye yang disamakan dengan Propaganda, meskipun keduanya sama-sama melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak
sebagai target sasarannya, bedanya
adalah, a. Istilah Propaganda terlebih dahulu dikenal dalam kegiatan komunikasi yang dirancang untuk jangka waktu yang panjang, misalnya dalam bidang kegiatan ajaran agama, paham politik hingga pada kepentingan propaganda militer melalui komunikasi satu arah, kursif dan intimidasi melalui kekuatan 44
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbioasa Rekatama ,Bandung 2004.
dan kekuasaan yang dimiliki komunikator, biasanya memiliki konotasi negative terhadap khalayaknya. b. Sedangkan Kampanye sebagai konsep yang lahir kemudian dan melakukan kegiatan komunikasi secara terencana yang lebih moderat, terbuka, toleran, dengan waktu yang terbatas atau jangka pendek, dan program yang jelas, persuasive serta dapat di identifikasikan secara jelas nara sumbernya ( komunikator) dan selalu berkonotasi positif
45
,
mengutip beberapa
pendapat ahli tentang pengertian Kampanye, dari Leslie B.Snyder : Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang teroganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Pfau dan Parrot : Bahwa suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi tertentu, Menurut
khalayak sasaran
Rogers dan Storey : Kampanye sebagai serangkaian
kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khlayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu Menurut Rajasundaram ; Suatu kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode komunikasiyang memfokuskan perhatian pada permasalahan tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.46
45 46
Antar Venus ibid hal 12 Rosady Ruslan ibid hal 22
Dari berbagai definisi dan pengertian Kampanye seperti yang telah diuraikan
diatas, bahwa dalam kampanye tampak adanya kegiatan-
kegiatan seperti dibawah ini 1. Aktifitas komunikasi untuk mempengaruhi khalayak tertentu 2. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipasi 3 .Bermaksud menciptakan dampak atau efek tertentu sebagaimana yang telah direncanakan. 4. Dilaksanakan dengan Tema Specifik dan Nara sumber yang jelas 5. Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara organisasi,terencana baik untuk kedua belah pihak atau sepihak. Tabel berikut akan lebih menjelaskan perbedaan antara kampanye dan propaganda47 Tabel 2. Perbedaan Kampanye dengan Propaganda Aspek Sumber
Selalu jelas
Waktu
Terikat dan dibatasi waktu
Sifat Gagasan
Terbuka untuk diperdebatkan Khalayak
Tujuan
Tegas, specific dan variatif
Modus dan penerimaan
Kesukarelaan / persuasif
pesan 47
Kampanye
Antar Venus ibid hal 6
Propaganda Cenderung samarsamar Tidak terikat waktu Tertutup dan dianggap sudah mutlak benar Umum /ditujukan untuk mengubah sistem kepercayaan Tidak menekankan kesukarelaan dan meli batkan paksaan/koersif
Modus tindakan Sifat kepentingan
Diatur Kode bertindak/etika
Tanpa aturan etis
Mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak
Kepentingan sepihak
2. 4.1 Jenis-jenis Kampanye. Terdapat beberapa jenis program Kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan yang bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk dalam mencapai tujuan tertentu. Charles U.Larson dalam bukunya Persuasion, Reception and Responsibility, membagi kampanye dalam kegiatan penjualan produk, kandidat serta kegiatan ide atau gagasan perubahan social yakni sebagai berikut : 1. Product Oriented Campaigns ; Kampanye berorientasi pada produk, biasanya dalam kegiatan komersil, promosi pemasaran, peluncuran produk baru. 2. Candidate Oriented Campaigns : Kampanye berorientasi bagi calon ( kandidat ) untuk kepentingan politik, jabatan publik lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyakbanyaknya dari masyarakat 3. Ideological or Cause Oriented Campaigns : Kampanye bersifat khusus dan berdimensi perubahan social ( social change campaigns) misalnya kegiatan kampanye social Anti Aid, Narkoba, Kampanye sadar Hukum dsbnya48.
48
Antar Venus ibid Hal 11
Dari berbagi jenis kampanye diatas tampak tujuan khasnya masing masing, selanjutnya pada tahapan pelaksanaanya terbagi pada: kampanye internal, dengan hasil peningkatan produktivitas lewat pembentukan budaya perusahaan, dan esternal, dengan hasil
citra produk/pelayanan lewat pembinaan citra
perusahaan 2.4.2 Tahapan-tahapan Program kerja Kampanye. Dalam kegiatan Kampanye dikenal tahapan tahapan yang hendak di laksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, program kerja Kampanye PR melalui tahapan kerja (working programmers) public relations yang sesuai dengan perencanaan, baik untuk internal maupun eksternal relations dan tujuan yang hendak dicapai kemudian, yaitu menciptakan citra yang baik 49, seperti di gambarkan sebagai berikut : Gambar 1 PROGRAM KERJA KAMPANYE PUBLIC RELATIONS
PUBLIC RELATIONS WORK PROGRAMM ER
INTERNAL PUBLIC
EKSTERNAL PUBLIC
CORPORATE CULTURE
CORPORATE IMAGE
PRODUCTIVITY
PRODUCT IMAGE OBJECTIVE
GOOD IMAGE, GOOD WIL, MUTUAL UNDERSTANDING, MUTUAL APPRICIATION, TOLERANCE 49
Rosady Ruslan OP cit hal 95
a.. Program Kerja Internal public ( membina hubungan ke dalam), yaitu berupaya membangun atau menciptakan budaya perusahaan (corporate culture) dan sense of belonging dari pihak karyawan terhadap perusahaan, misalnya bagaimana memotivasi, memberi penghargaan, membangun disiplin tinggi, professionalitas dan etos kerja yang tinggi bagi setiap karyawan dan jajaran level pimpinan hingga pada akhirnya tercipta produktivitas yang tinggi ( make a productivity ) b.. Langkah dan tahapan berikutnya bila program kerja internal cukup mapan dan mantap untuk memberikan pelayanan prima dan profesionalitas yang tinggi, yaitu mulai membangun citra yang baik dari pihak luar ( eksternal public) terhadap lembaga
atau organisasi dan produk atau jasa yang ditampilkan,
program tahap kedua ini lebih menampilkan corporate image and identity yang tinggi melalui program kampanye PR, sehingga akan memayungi citra atau produk atau jasa yang ditawarkan kepada target audience (make corporate image ) c. Tujuan (Objective), setelah melalui tahap satu dan dua, akan membangun citra positip, kemauan baik, saling pengertian, saling percaya, saling menghargai, dan toleransi bagi kedua belah pihak antra perusahaan dengan publiknya. (Make a good image) Dari uraian diatas Tahapan-tahapan kerja program kampanye yang dimulai dari internal publik
dengan tujuan membangun suatu pengertian atau
pemahaman bersama tentang budaya kerja organisasi yang ingin diciptakan, melalui metode komunikasi persuasi yang mendidik untuk merubah perilaku dan mengarah
kepada produktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan
organisasi yang di inginkan, good image, goodwill, mutual understanding & appreciation, dan toleransi. 2.4.3 Metode Kampanye Public Relations.( Kampanye PR ) Dalam Tehnis pelaksanaannya, Kampanye PublicRelations dilakukan secara: 1.Berencana, 2..Sistematis, 3.Memotivasi, 4.Psikologis 5.Repetation and continue dilakukann berulang-ulang dan berkesinambungan Pelaksanaan kampanye PR dilakukan dengan terencana oleh sumber yang jelas dengan tujuan yang jelas bersifat menggerakan secara psikologis dan berkesinambungan, Jika kampanye dilakukan secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu dan terbatas, maka hal ini jelas tidak bermanfaat untuk keberhasilan suatu tema, materi dan tujuan kampanye.
Disamping itu
untuk keberhasilan suatu pelaksanaan kampanye juga harus memperhatikan media media penyampaian pesan pesan kampanye agar pesan sampai secara tepat guna atau efektif kepada khalayak yang dituju50. 2.4.4 Media-media penyampaian Pesan -pesan kampanye Media atau Alat Kampanye Public Ralations di golongkan sebagai : 51 1. Media Umum : Surat menyurat, telephon,faksimil, telegraf 2. Media Massa : Media cetak, surat kabar,majalahtabloid,bulletin, elektronik seperti Radio dan Televisi
50 51
Rosady Ruslan ibid hal 68 Rosady Ruslan ibid hal 71
3. Media Khusus ; Seperti Iklan, ( Advertising ),logo, nama perusahaan 4. Media internal : kepentingan internal, kalangan terbatas dan non komersial seperti : a. House Journal, : in house magazine, company profile,annual report, prospectus, bulletin dan tabloid. b. Printed material, seperti : barang cetakan untuk publikasi, dan promosi, berupa booklets, pamphlet, leaf lets, cop surat, kartu nama, memo dan kalender. c. Spoken and visual word, seperti audio visua, video record, tape recorder film,broad casting media, perlengkapan radio dan televisi. d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran, acara khusus (special event), sponsorship, dan gathering meet. Berhasilan atau tidaknya kepopuleran suatu pelaksanaan kampanye terkait dengan kerja sama dengan berbagai pihak terutama media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya, dan keberhasilan pelaksanaan program juga terkait dengan perencanaa yang logis meskipun tentu saja keberhasilan pada akhirnya ditentukan oleh keakhlian dan efisiensi proses pelaksanaannya.
BAB III METODOLOGI
3.1.Sifat Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. yang Bersifat
Deskriptif, dimana data atau informasi yang dipergunakan tidak
berbentuk data / angka tetapi dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan konsep. Sedangkan dalam penyajiannya, penulis memberikan gambaran atau menjelaskan tentang suatu hal atau fenomena , jenis kajian ini hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa tapi tidak mencari hipotesis atau membuat prediksi52 Pendekatan kualitatif, bersifat atau memiliki karakteristik data yang dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya ( natural setting) tanpa merubahnya kedalam bentuk simbol-simbol atau bilangan53, sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung kepada pangamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut, objek penelitian kualitatif ini adalah seluruh bidang atau aspek kehidupan manusia, sehingga prosedur penelitian akan menghasilkan data deskriptif. yang bersifat deskriptif
52
Penelitian
adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan
Jalaluddin Rakhmad,Metode Penelitian Komunikasi PT Remaja Rosda Karya,Bandung 2004. Hadari Nawawi dan Nini Martini,Penelitian Terapan, Jogjakarta, Gajah Mada University Press.1999.
53
secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kegiatan-kegiatan tertentu 54. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada dan mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. Penelitian seperti ini biasanya dilakukan tanpa hipotesa yang telah dirumuskan secara ketat, dan meskipun ada, tidak dilakukan uji statistik.55
3.2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam hal ini adalah penelitian Case study atau Studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu , suatu kelompok, suatu organisasi ( komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial,. Peneliti studi kasus berusaha mepelajari sebanyak mungkin data mengenai subyek yang ditelitinya56 Studi kasus akan melibatkan peneliti dalam penyelidikan yang mendalam dan pemeriksaaan yang menyeluruh terhadap perilaku seorang individu, di samping itu studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga dan berbagai bentuk sosial lainnya57
54
Bambang Setiawan,Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi I,Universitas terbuka,Jakarta,Penerbit Karunia1995 55 Jalalludin Rakhmat ,Metode Penelititnan Komunikasi ,PT Remaja Rosdakarya,Bandung 2004. 56 Dedy Mulyana,Metodelogi Penelitian Kualitatif,PT remaja Rosdakarya Bandung 2001. 57 Burhan Bungin ,Analisis Data Penelitian kualitatif, Pemahaman filosofis dan metodologi kearah penguasaan model aplikasi ,PT Raja Grafindo Persada, Jakarata 2003.
Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keunikan atau keuntungan sendiri, secara umum studi kasus memberikan akses atau peluang yang luas kepada peneliti untuk mempelajari secara mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti , lebih rinci keunggulan studi kasus adalah sebagai berikut:58 a.
Studi kasus dapat memberikan informasi yang penting mengenai hubungan antara variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas
b
Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia, melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-hubungan yang mungkin tidak diharapakan /diduga sebelumnya.
c.
Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar belakang permasalahan bagi perencanaa penelitian
yang lebih besar dan mendalam dalam rangka
pengembangan ilmu-ilmu sosial. Disamping keunggulan-keunggulan tersebut, studi kasus juga mempunyai berbagai kelemahan karena jumlah informan terlalu kecil, sehingga sulit dibuat referensi
kepada populasi, disamping itu studi kasus sangat dipengaruhi oleh
pandangan subjektif dalam pemilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan59 .
58 59
Ibid Burhan Bungin iop cit hal 61. Nazir Hadiri dan Nini Martini, Penelitian Terapan,Gajah Mada University Jogjakarta 1994.
3.3 Tekhnik Pengumpulan Data Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yakni Data Primer dan Data Sekunder :
1. Data Primer Data dihimpun dari para informan yang sudah ditetapkan, dan tidak berdasarkan atas jumlah informasi, tetapi didasarkan pada
siapa saja
sumber berita yang mampu menjawab pertanyaan penelitian ( purposive ). Selanjutnya data dihimpun melalui wawancara mendalam berdasarkan intervew guide yang telah disusun, untuk tujuan memperoleh informasi maupun pendirian seorang responden secara lisan, melalui wawancara tatap muka antara pewawancara dan responden. Tehnik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan Maneger PR dan wawancara tidak terstruktur Assitance Maneger PR serta Koordinator Corporate Safety And Risk agar diperoleh data-data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan penulisan karya akhir ini. 2. Data Sekunder : Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, buku-buku yang dipergunakan yaitu mengenai komunikasi dan Public Relations serta artikel berbagai koran dan majalah yang menyangkut pemberitaan PT Angkasa Pura II dan Bandara Soekarno Hatta.
3.4. Key Informan : Informasi ditentukan tidak berdasarkan jumlah,tetapi berdasarkan kepentingan informasi yang ingin diperoleh dari sumber sumber utama yang mengetahui dengan baik informasi permasalah yang hendak penulis teliti yaitu 1. Bapak M.Wasfan Public Relations Manager PT Angkasa Pura II dipilih karena bertindak sebagai nara sumber yang paling berkompeten terhadap Perencanaan dan pelaksanaan Program Public Relations yang dilaksanakan di lingkungan PT Angkasa Pura II, 2. Bapak Erick A.Rachman Key Informan kedua adalah Assitance Manager Public Relations yang banyak mengetahui pelaksanaan/pengawasan kegiatan-kegiatan Public Relations di lingkungan PT Angkasa Pura II. 3. Bapak Amran Koordinator Risk Maanagement dari unit Corporate Safety and Risk ( CS&R) PT Angkasa Pura II 4. Dua karyawan PT AngkasaPura II yang termasuk target khalayak sasaran kegiatan kampanye, yakni Sdr.Izon Dhany Artoko dan Sdr.Abdul Syukur keduanya adalah petugas Air Trffic Controllerdi bandara Soekarno Hatta, sebagai nara sumber pembanding (check and recheck ) 3. 5 Definisi Konsep 1. Aktifitas Humas Konsep Aktifitas Humas dalam penelitian ini didefiniskan dengan Tindakan dan kegiatan kehumasan yang terencana dan berkesinambungan melalui
berbagai tehnik komunikasi dua arah yang bersifat mempersuasi dan memotivasi khalayak yang menjadi tujuan atau sasaran, 2. Program Kampanye internal PR Konsep kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya
mempengaruhi khalayak internal
sebagai target
sasarannya dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1,Aktifitas komunikasi untuk mempengaruhi khalayak tertentu 2.Untuk membujuk dan memotivasi khlayak untuk berpartisipasi 3.Bermaksud menciptakan dampak atau efek tertentu sebagaimana yang direncanakan. 4.Dilaksanakan dengan tema Specifik dan nara sumber yang jelas 5.Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara organisasi,terencana baik untuk keuda belah pihak atau sepihak. 3. Safety Management System Sistem manajemen keselamatan Bandar udara, yang di berlakukan dilingkungan PT.Angakasa Pura II, dengan tujuan menekan kontribusi perusahaan terhadap timbulnya musibah berupa kecelakaan organisasi dan kecelakaan individu di wilayah kerja perusahaan. 3.6. Fokus Penelitian Tujuan Fokus penelitian adalah untuk membatasi studi, dalam hal ini meneliti aktifitas atau kegiatan pelaksanaan program kampanye Humas sebagaimana yang terdapat dalam Model perencanaan Program Public Relations 6 Langkah.
Tujuan pendeskripsian ini adalah untuk mengetahui aktifitas program yang dijalankan, agar diperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar pelaksanaan suatu program kegiatan Public relations, melalui penyelidikan intensif ini peneliti dapat saja menemukan karakteristik dan hubunganhubungan yang mungkin tidak diduga atau tidak diharapakan sebelumnya dan hal tersebut
akan sangat bermanfaat sebagai dasar
membangun
perencanaan kegiatan-kegiatan kehumasan selanjutnya.
3.7 Teknik Analisa Data Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit -unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain60. Analisis data kualitatif sesungguhnya telah dilakukan diawal sebelum peneliti turun ke lapangan, selama dilapangan dan setelah memperoleh berbagai data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik
pengumpulan
data
yang
bermacam-macam
(Triangulasi ) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh,. dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali, data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, 60
Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif AlfaBeta Bandung 2005.
(meskipun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan sering mengalami kesulitan pada saat melakukan analisa 61 Mengenai Teknik triangulasi, menurut Lexy J. Moleong, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, dengan kata lain triangulasi merupakan suatu tehnik yang dilakukan oleh peneliti untuk me-recheck temuan atau data yang dimilikinya 62
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi atau data yang dapat dilakukan dengan cara63 : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2. Melakukan pengecekan ulang dengan berbagai sumber data. 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
Proses kegiatan penggalian data dengan berbagai
metode (triangulasi) sebagaimana di jelaskan di atas itulah yang dilaksanakan dalam penelitian ini, dengan maksud
mengurangi
kemungkinan terbatasnya sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh dengan harapan dapat meningkatkan validitas dan reabilitas data melalui berbagai pengecekan ulang sebelum disajikan dalam bentuk teks naratif.
61
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif ,AlfaBeta,Bandung 2005. Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian kualitatif,Remaja RosdaKarya.bandung, 2001 63 Lexy Moleong ibid hal 330 62
Periodesasi penelitian adalah dari bulan Januari 2007 hingga Juni 2007 dengan tahap pelaksanaan kegiatan kampanye dan kegiatan yang masih tetap berjalan hingga kini,
Penelitian ini dilakukan pada Bidang Humas-
Kantor Pusat PT Angkasa Pura II serta bidang Corporate Security and Risk PT Angkasa Pura II. di Bandara Soekarno Hatta.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum objek Penelitian.
4.1.1 Sejarah PT ( Persero ) Angkasa Pura II PT ( Persero ) Angkasa Pura II adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) yang bergerak di bidang pengelolaan Jasa Kebandarudaraan dan Pelayanan Lalu Lintas Udara, didirikan semula dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng disingkat PPUJC pada tanggal 13 Agustus 1984, yang mengelola Bandar udara Internasional Cengkareng dan Bandar udara Internasional Halim Perdanakusuma serta Flight Information Region Jakarta ( Jakarta FIR ), yakni suatu wilayah udara dalam batas batas yang telah ditentukan oleh International Civil Aviation Organisation ( ICAO ) yang berada di atas wilayah kedaulatan Negara Republi Indonesia, yang didalamnya diberikan pelayanan Lalu lintas Udara atau Air Traffic Services bagi seluruh penerbangan Pada tanggal 19 Mei 1986 PPUJC berubah menjadi Perusahaan Umum yang bernama Perum Angkasa Pura II, selanjutnya dengan berbagai pertimbangan pemerintah dalam rangka pengembangan usaha maka pada tanggal 2 Januari 1993 bentuk perusahaan berubah menjadi PT ( Pesero) Angkasa Pura II 64. Kembali ke masa ketika Bandara Kemayoran Jakarta masih di operasikan, Studi rancangan induk tahun 1974 mengindikasikan akan perlunya di bangun 64
Majalah Internal Bandara Edisi 20 Desember 2005
suatu bandara baru di Jakarta untuk menggantikan bandara Kemayoran yang sudah tidak layak dan sulit di kembangkan, akhirnya dipilihlah lokasi Tangerang yang berjarak lebih kurang 20 Km sebelah barat kota jakarta, untuk persiapan pembangunan bandara sejak tahun 1974, di laksanakan pembebasan tanah dengan tidak kurang dari empat desa di Tangerang utara yang harus dikosongkan, pembebasan tanah
seluas 1800
hektar dan pemindahan
penduduk sebanyak 1500 KK ini dilakukan dengan cara diberikan pemukiman baru lengkap dengan rumah sederhana, pemilikan tanah dan prasarana lingkungan dengan lokasi di daerah utara lokasi proyek bandara, sebagian lagi bertransmigrasi ke Sumatera Selatan. Pada tangal 1 Desember 1980 kontrak pembangunan Bandara tahap I di tandatangani dan di mulailah pembangunan Bandara baru yang memakan waktu selama 48 bulan, Bandara yang arsistekurnya dirancang oleh Paul Andrew dari Prancis ini melibatkan tenaga kerja 5000 orang, dengan tidak kurang 200 tenaga kerja asing. Dan mulai diuji coba pengoperasiannya pada tanggal 1 oktober 1984 melalui operasi terbatas, tangal 18 Desember 1984.
Secara resmi proyek Bandara di serahkan oleh kontraktor utama kepada pemerintah Republik Indonesia, pada awalnya Bandara baru ini sering disebut-sebut dengan nama Pelabuhan udara Jakarta Cengkareng atau Pelud Cengkareng, dengan mempertimbangkan berbagai aspirasi dari masyarakat, sejarah dan penghormatan kepada para Pahlawan Bangsa maka melalui keputusan Presiden Republik Indonesia no 54 tahun 1985 secara resmi Pelud
Cengkareng diganti menjadi Bandar Udara Soekarno Hatta, tonggak sejarah penting bandara ini terjadi pada tanggal 5 Juli 1985 saat Presiden Republik Indonesia
Soeharto
meresmikan
Bandara
Soekarno
Hatta,
dengan
menandatangani sebuah prasasti di pusat lokasi Bandara ini, sejak itulah Bandara Soekarno Hatta beroperasi secara sepenuhnya. Sesuai tahapan rencana pembangunan , setiap terminal mampu menampung sampai dengan 9 juta penumpang pertahun dan rencananya dipersiapkan sampai empat terminal, namun tidak lama setelah peresmiannya, angka 9 juta penumpang pertahun pertama terlampaui dan segera mendesak bandara ini untuk segara membangun tahap berikutnya, tahap kedua pembangunan terminal II dimulai awal tahun 1987 dengan luas terminal 151.306 m2, dan pertamanan seluas 45.000m2, pembangunan tahap dua ini selesai akhir tahun 1991, lalu mulai diperasikan tanggal 11 Februari 1992, terminal II ini diresmikan pula oleh Presiden Seoharto65, 4.1.2 Visi, Misi PT Angkasa Pura II Visi : Menjadi salah satu perusahaan Pengelola Bandara bertaraf Internasiona
yang mampu bersaing di kawasan Regional.
Misi : Mengelola Jasa Kebandarudaraan dan Pelayanan Lalu lintas udara yang
mengutamakan
keselamatan
penerbangan
dan
kepuasan
pelanggan dalam upaya memberikan manfaaat optimal kepada
65
Majalah Internal Bandara edisi 20 Desember 2005.
pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis. 4.1.3 Strategi PT Angkasa Pura II 1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Lalu Lintas Udara melalui Implementasi teknologi berbasis Satelit 2. Meningkatkan Kualitas pelayanan Bandara Melalui Pengembangan Terminal dan Fasilitas bisnis berbasis Konsep Airport city. 3. Memaksimalkan sarana prasaran teknologi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengembangkan produk non-aeronautica. 4. Mengembangkan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengembangan bisnis pendukung bandara. 5. Meningkatkan mutu
perusahaan yang meliputi
peningkatan mutu
karyawan melalui persamaan kesempatan dan kesejahteraan, Pelanggan melalui Pelayanan yang memuaskan ( Excellent service), Pemegang saham Melalui Good Corporate/Governance, Masyarakat
dengan
bertanggung jawab terhadap program kesejahteraan ekonomi/sosial. 6. Restrukturisasi organisasi dari organisasi berbasis fungsional ke Organiasi berbasis Unit bisnis. 7. Memperkuat hubungan dengan Stake holder (Pemilik,operator dan Regulator) 4.1.4 Tujuan Perusahaan 1. Melaksanakan serta menunjang kebijaksanaan program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan.
2. Memupuk keuntungan bagi Perseroan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya serta melakukan usahausaha lain yang berhubungan dengan usaha penyelenggaraan jasa kebandarudaraan 4.1.5 Perkembangan Perusahan. Dalam perjalanannya, PT Angkasa Pura II yang hanya mengelola 2 Bandara, kemudian mengelola pula bandara yang berada diluar kota Jakarta, hingga kini menjadi 10 Bandar udara. ( Peraturan Pemerintah no 20 tahun 1984 tanggal 13 Agustus 1984 dan berdasarkan PP dan PP no 10/ tahun 1991 menunjuk Perum Angkasa Pura II untuk mengelola beberapa bandara diluar Jakarta ), secara keseluruhan PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola 10 bandar udara yaitu 1.Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh 2. Bandara Polonia Medan 3. Bandara Internsional Minangkabau padang 4. Bandara Sultan Syarif Kasim Pekan Baru 5.Bandara Kijang Tanjung Pinang 6.Bandara Sultan Mahmud Abadaruddin II Paleembang 7.Bandara Supadio Pontianak 8.Bandara Husein Sastra Negara Bandung 9 Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta 10.Bandara Internasioanal Halim Perdana Kusumah Jakarta.
Lebih jelasnya kronologis perkembangan PT Angkasa Pura II dari segi kegiatan pengelolaan bandara di Jakarta hingga bertambah secara keseluruhan menjadi 10 bandara adalah sebagai berikut : Urutan Kegiatan Pengoperasian Bandara di ingkungan PT(Persero) Angkasa Pura II 1. 12 Agustus 1984. Pendirian Perusahan Umum ( Perum) Pelabuhan Udara Jakarta Cengkarang, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1984. 2.
1 Oktober 1984 Operasi terbatas pelud Cengkareng berdasarkan instruksi dirjen Perhubungan udara telex no 4641/1 tanggal 26 juli 1984 dan no Ak 4672 tangal 2 Agustus 1984.
3.
18 Desember 1984 Serah terima pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dari Kontraktor utama kepada Pemerintah republik Indonesia
4.
2 Januari 1985 Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Perum pelabuhan udara Jakarta Cengkareng(PPUJC) berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan NO.KM 6/OT.002/phb-85
5, 16-13 Maret 1985, Pemindahan Operasi Penerbangan berjadwal dari Pelabuhan udara Kemayoran dan Halim Perdana Kusuma ke Pelabuhan udara Jakarta Cengkareng.
6. 1 April 1985 Pengoperasian secara penuh Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dan pengalihan manajemen pelabuhan udara Halim Perdana Kusuma dari Perum Angkasa Pura ke Perum pelabuhan udara Jakarata Cengkareng (PPUJC). 7.
8 Juni 1985, Sesuai keputusan Presiden nomor 51 tahun 1985, pelaksanaan tugas pelayanan didaerah lingkungan kerja Bandara Soekarno Hatta , dilaksanakan oleh administrator Bandara
8.
3 Juli 1985 Penggantian nama Pelabuhan udara jakarta Cengkareng menjadi Bandar udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta, berdasarkan keputusan Presiden nomor 54 tahun 1985.
9.
5 Juli 1985 Peresmian pembukaan Bandar udara internasional jakarta Soekarno Hatta oleh Presiden Soeharto.
10,
11 September 1985 Disamping mengelola Pelabuhan Udara Jakarta cengkaren, Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng
juga diberi tugas untuk mengelola
Pelabuhan Udara halim Perdana Kusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura ( sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 171/Hk/208/PHB-85 tanggal 11 September 1985 ) 11.
19 Mei 1986 Perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah no 26 tahun 1986.
12.
14 Maret 1987. Penetapan kembali Organisasi dan Tata kerja Perum angkasa Pura II berdasarkan keputusan menteri Perhubungan no SK 21/OT.001/PHB-87
13. 29 Februari 1988 Pengalihan Pelayanan Keselamatan Lalu lintas Udara di Bandara-bandara yang diusahakan oleh Perusahan Umum ke dalam Perum Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan no KM 19 tahun 1988 14. 30 Maret 1989 Pemisahan dan Pengalihan Kekayaan negara pada
Senopen Jakarta untuk
dijadikan Penyertaan Modal Negara Pemerintah kedalam Perum Angkasa Pura II berdasarkan , Peraturan Pemerintah no 4 tahun 1989. 15. 8 Februari 1991 Penambahan Penyertaan Modal Negara Pemerintah di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan SENOPEN Palembang serta Bandara Udara Supadio Pontianak kedalam Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor nomor 10 tahun 1991 16.
16 Agustus 1991 Penetapan kembali Organisasi dan Tata kerja Perum Angkasa Pura II berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan nomor KM.64/1991.
17. 19 Februari 1992
Penambahan penyertaan Modal Negara Pemerintah di Bandar udara Halim Perdanakusuma ke dalamn Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1992. 18
17 Maret 1992 Pengalihan bentuk Perusahan Umum menjadi Perusahan Perseroan ( Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1992, perubahan bentuk
perusahan dari PERUM ke PERSERO adalah dalam
rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. 19. 11 Mei 1992 Peresmian pembukaan terminal II Bandar udara Soekarno Hatta oleh Presiden Soeharto, pengoperasiannya telah dilaksanakan sejak 11 Februari 1992
4.1.6 Bidang Humas PT. Angkasa Pura II Pendirian PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Akta Notaris Muhani Salim. SH nomor 3 tanggal 2 Januari 1993.dalam proses kegiatan organisasi selanjutnya pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur organisasi perusahan dan bidang Humas berada dibawah corporate secreatary dengan peran dan fungsi sebagai pembentukan citra perusahaan dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi korporasi, ikut menciptakan citra perusahaan, menjaga, meningkatkan citra yang sudah berjalan saat ini, sedangkan fungsi manejer Humas adalah pengendali kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan
fungsi kehumasan baik,
internal/eksternal misalnya antara lain, pengelolaan web site, company profile,
penerbitan anual report , seperti yang tercantum dalam Keputusan direksi no 010101/00/09/2006. Humas di organisasi PT Angkasa Pura II berada dibawah unit corporate secretary , membantu corporate secretary di bidang hubungan kemasyarakatan 4.1.7
Bidang Usaha Perusahaan Bidang usaha utama Angkasa pura II meliputi bidang produksi, pemasaran dan teknologi, dengan tiap-tiap sektor terperinci sebagai berikut
1. Bidang Produksi Dalam rangka pengembangan usaha dan pelayanan optimal kepada pengguna jasa bandara, PT (Persero) angkasa Pura II menyelenggarakan bidang Usaha meliputi : 1.1. Pelayanan di bidang Aeronautica, yaitu : a. Pelayanan Jasa Pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U) b. Pelayanan Jasa Penumpang pesawat Udara (PJP2U) c. Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) d. Pelayanan Jasa Garbarata e. Pelayanan Jasa Conter. 1.2. Pelayanan di bidang Non Aeronautika. a. Penyewaan ruang, gudang,lahan dan fasilitas lainnya
b. Kegiatan Konsesioner c. Parkir Kendaraan d. Pas bandara. e. Penyediaan Lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara f. Periklanan dan usaha lain yang terkait. 2.Bidang Pemasaran Di bidang pemasaran masih banyak terdapat peluang untuk dikembangkan menjadi kegiatan yang menambah profit bagi perusahaan dan diperlukan investasi yang lebih besar untuk mewujudkannya adapaun peluang usaha dan investasi tersebut adalah : 2.1. Peluang - Penyewaan ruang untuk konsesi - Pertokoan - Tempat Rekreasi - Periklanan - Agro bisnis - Pelayanan penitipan barang/bagasi - Tempat Pameran - Pelayanan Cargo
2.2 Investasi -Pengembangan Bandara Soekarno Hatta Menjadi kawasan bisnis -Kawasan berikat untuk soft industri yanag bebas Polusi dan berakses Internasional -Pembangunan Bandara Medan Baru -Pembangunan Bandara Ketaping -Pengelolaan Bahan bakar Pesawat -Bisinis Lounge -Agro Bisnis -Pemanfaatan Lahan 1.3. Kerja sama dengan pihak luar. PT (Persero) Angkasa Pura II mengadakan kerjasama dalam Air cargo village bekerja sama dengan PT. Garuda Indonesia 1.Pengelolaan Hotel Sheraton Bandara 2.Pengelolaan Ground handling 3.Garuda Cargo Centre 4.Fasilitas Golf Course
4.1.8 Sumber Daya Manusia ( Human Resource ) PT. Angkasa Pura II hingga akhir tahun 2006 memiliki 4606 orang Karyawan yang tersebar di 10 kantor cabang di wilayah barat Indonesia rincian jumlah dan lokasi Kerja sebgai manan tabel berikut : Tabel 3 SUMBER DAYA MANUSIA PT (Persero) ANGKASA PURA II NO
LOKASI
JUMLAH
1
Kantor Pusat
398
2
Soekarno Hatta
2250
3
Halim Perdana Kusuma
207
4
Sultan Iskandar Muda Banda Aceh
123
5
Polonia Medan
522
6
Sultan Syarif Kasim Pekan Baru
235
7
Ketaping Padang
253
8
Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
235
9
Supadio Pontianak
161
10
Husein Sastranegara Bandung
127
Total
4606
Sumber HRD APII 2007
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) dilakukan secara Kontiniu melalui berbagai program pelatihan, kinerja PT Angkasa Pura II tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan kuantitas tanpa didukung sumber SDM yang handal, itulah mengapa dari tahun-ketahun peningkatan kualitas SDM selalu dilakukan secara kontiniu.Pada akhir tahun 2006, PT Angkasa Pura II memiliki 4606 Pegawai, 30 orang diantaranya diperbantukan ke anak perusahaan dan instansi lain, dari jumlah tersebut 1442 pegawai telah mengikuti berbagai program pendidikan dan pelatihan dan lokakarya, program-program tersebut meliputi pendidikan dan pelatihan orientasi formal, tehnis, substantive, serta program pendidikan dan latihan yang dilaksanakan di dalam maupun diluar negeri Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh karyawan dapat dilihat dalam tabel rekapitulasi bawah ini,
yang mencerminkan
variasi latar pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsi masing masing, namun yang terbanyak adalah karyawan yang memiliki pendidikan setingkat SLTA yaitu sebanyak 2644 karyawan disusul karyawan yang memiliki pendidikan setingkat
Diploma III
706
karyawan dan 444 karyawan
berpendidikan diploma II, dan 25 karyawan berpendidikan Diploma I, serta sebanyak 63 Karyawan berpendidikan diploma IV, Karyawan pendidikana diploma II hingga diploma IV adalah karyawan dengan keahlian tehnis khusus dalam operasi kebandar udaraan dan lalu lintas udara yang menjalani pendidikan khusus di pusat pelatihan pendidikan penerbagan ( Tabel 4 )
Tabel 4
REKAPITULSI JUMLAH KARYAWAN PT (PERSERO) ANGKASA PURA II BERDASARKAN PENDIDIKAN YANG DIAKUI
NO
1 2 3
LOKASI
Kantor Pusat Bandara Soekarno Hatta Halim Perdanakusuma
4
Polonia
5
Sultan Mahmud Badaruddin II
6 7 8
PENDIDIKAN SD
Supadio Minangkabau International Airport Sultan Syarif Kasyim II
9
Husein Sastranegara
10
Kijang
11
Sultan Iskandar Muda
12
Di Perbantukan
JUMLAH
SLTP
SLTA
1 53
152
141 1. 361
2
11
141
7
13
302
12 6 6 13
21 5 1 9
D.I
2
1
1
137
134
D.III
12
3
174
2
23
2
81
4
27
102 155
D.II
15 1 6
25 37
3 7 0 1
2
8
59
2
26
0
2
12
28
2
11
7
1
3
76
1
12
5
1
3
8
1
2
105
239
2. 644
25
444
4 35 3 9 3 2 4 3 2 1
D.IV
S.1
S.2
9
154
22
36
147
8
1
12
1
5
28
1
5
3
5
2
10
1
2
5
1
2
9
2
4
1
70 6
63
JUMLAH
328 2.295 223 531 236 163 241 238 128 78
7
1
3
7
389
41
116 25
4656
Sumber HRD Angkasa Pura II 2006
4.1.9
Perencanaan Strategi. A. Strategi Bandara sebagai Public Utility melalui kegiatan : 1. Pembangunan Infrastuktur dan Manajemen 2. Optimalisasi Penanganan Prosedur untuk efisiensi kegiatan operasional B.Strategi Bandara Sebagai Perusahaan Komersial a. Optimalisasi penanganan Prosedur untuk efisiensi kegiatan operasional.
b. Memperluas area bisnis dalam bidang non aviation engagements c. Memperluas area global , keterkaitan Internasional sebagai operator Investor 4.1.10 Kontribusi Sosial Wujud kepedulian perusahaan kepada lingkungan masyarakat di sekitar bandara, yaitu dengan melaksanakan berbagai program bantuan sosial antara lain : a. Pembangunan sarana peribadatan b. Pembangunan / Renovasi sarana pendidikan c. Pembangunan community centre sebagai wadah komunikasi antara PT Angkasa Pura II dengan masyarakat sekitar bandara. d. Menyediakan ruang belajar, perpustakaan, ruang komputer yang dilengkapi ACdidalam community centre. e. Pemberian Bea siswa f. Pemberdayaan ekonomi melalui program pembinaan usaha kecil dan Koperasi atau small and medium enterprise and community development
4.1.11 Program Kemitraan Bagi Komunitas Program kemitraan dengan usaha kecil berupa pinjaman modal usaha di wilayah kerja PT Angkasa Pura II sebesar Rp.10.35 Milyar, disamping itu untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, kepada calon mitra binaan diberikan
pelatihan dan
pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi atau kantor dinas terkait di wilayah setempat. (program PKBL) Pengusaha Kecil Bina Lingkungan, demikian pula halnya untuk mendorong pemasaran hasil produksi mitra binaan yang memiliki khas produksi yang layak di ikutsertakan dalam kegiatan pameran, tahun ini dana hibah untuk pelatihan dan promosi sebesar RP.507 juta, dan pemberian pinjaman modal serta bantuan hibah berupa pelatihan dan promosi yang telah diberikan dari tahun 1991 sampai 2003 sebesar Rp. 85,703 Milliar tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. 4.1.12 Kepedulian Terhadap Lingkungan Disamping program pembinaan usaha kecil, PT Angkasa Pura II juga melaksanakan program bina lingkungan yaitu untuk membantu masyarakat di wilayah kerja Perusahaan, bentuk pelaksanaan program ini antara lain berupa, bantuan korban bencana alam, peningkatan kesehatan masyarakat , pengembangan sarana dan prasarana umum dan lainnya. Bantuan program bina lingkungan tahun 2003 sebesar 2,53 milyar, yang direalisasikan melalui kantor pusat dan kantor cabang PT angkasa Pura II.
a. Bidang sosial : berupa penyaluran beasiswa masyarakat sekitar b.Bidang Kesehatan : Bantuan Obat-obatan dan Penyaluran Hygienis dan sanitasi c.Bidang Sosial : Rehabilitasi tempat ibadah dan sarana pendidikan. 4.2. Tugas dan Fungsi Humas PT Angkasa Pura II Dari hasil wawancara dengan nara sumber Public Relations Manager PT Angkasa Pura II serta berbagai data dan dokumen dapat dijelaskan tugas Humas dan fungsi Humas di PT ( Persero ) Angkasa Pura II adalah : Menciptakan dan membina hubungan baik dengan publik internal dan eksternal, Publik ekternal seperti misalnya: masyarakat lingkungan sekitar yang diwujudkan dalam Corporate sosial responsibelity ( CSR) terhadap lingkungan sekitar bandara, misalnya bantuan dana terhadap pengembangan sarana
pendidikan,
sarana
ibadah,
olah
raga,
fasilitas
jalan,dan
pengembangan kemitraan usaha kecil dan koperasi, dengan
public
pengguna jasa bandara/ penumpang pesawat udara kebutuhan akan pelayanan jasa kebandarudaraan yang aman, tertib, teratur, nyaman dan selamat Sedang bentuk hubungan dengan Publik internal yang dibina meliputi hubungan dengan karyawan dan keluarganya, dengan berbagai unit dalam organisasi, sinergi antar unit dalam implementasi peraturan-peraturan perusahaan dan hubungan dengan kegiatan komunikasi yang timbal balik dan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dan lebih baik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh nara sumber Manejer Public Relations Bapak M.Wasfan tentang fungsi Humas di Angkasa Pura II adalah sebagai berikut : Humas disini berfungsi sebagai pembentukan citra perusahaan dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi korporasi, ikut menciptakan citra perusahaan, menjaga, meningkatkan citra yang sudah berjalan saat ini, menjalin komunikasi baik internal dan eksternal perusahaan, sedangkan fungsi manejer Humas adalah pengendali kegiatan perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan fungsi kehumasan baik, internal/eksternal misalnya antara lain, pengelolaan web site, company profile, penerbitan anual report , itu ada dalam Keputusan direksi no 010101/00/09/2006. Humas di organisasi PT Angkasa Pura II ini berada dibawah unit corporate secretary , membantu corporate secretary di bidang kehumasan66.
4. 3
Safety Management System ( SMS ) dan Kampanye SMS Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Kampanye Safety management system ( selanjutnya disingkat SMS) , nara sumber dari unit CS&R dan Referencsi yang diperoleh menjelaskan apa dan bagaimana yang dimaksud dengan kegiatan SMS di PT Angkasa Pura II : Saat ini PT ( Persero ) Angkasa Pura II tengah mengembangkan suatu proses manajemen risiko yang komprehensif, dalam rangka mewujudkan visi dan misinya secara efektif, pengembangan proses manajemen resiko tersebut termasuk penyusunan sebuah panduan baku tentang Manajemen Resiko, Sesuai dengan sifat bisnis yang dilakukan, kegiatan manajemen risiko di PT Angkasa Pura II terfokus pada dua aspek penting, yaitu implikasi negative dari aktivitas bisnis terkait dengan kegiatan operasional dan potensi peningkatan pendapatan Perusahaan. dalam hal ini, proses manajemen risiko
66
Wawancara Maneger Humas PT AP II
selalu terkait erat dengan aktivitas utama Perusahaan yang menyangkut Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan dan Jasa Kebandarudaraan. PT Angkasa Pura II memiliki lebih dari enam ribu personil yang beraktivitas di 10 bandara, menjalankan ratusan standar, ketentuan dan prosedur, menerapkan ribuan manual dan peraturan lokal serta pada saat yang bersamaan mengatur 900 hingga 1000 pesawat perhari yang bermanuver di sisi udara dan terbang memenuhi separuh ruang udara Indonesia bagian barat sesuai dengan kewenangan wilayah udara PT Angkasa Pura II,
juga
mengoperasikan ribuan instrumen termasuk peralatan dan mesin dengan teknologi yang beragam. Kompleksitas yang terjadi dalam keseharian aktivitas operasional PT Angkasa Pura II tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak sampai menimbulkan implikasi yang tidak dapat ditolerir. Karena itu diperlukan penerapan Safety Management System (SMS), yaitu serangkaian upaya yang terencana dan sistematis dalam rangka melakukan pemantauan dan pembenahan segala aspek yang mempengaruhi faktor keselamatan. Filosofi penerapan SMS di PT Angkasa Pura II adalah bahwa sambil tetap mengupayakan peningkatan unsur produksi, Perusahaan memastikan bahwa implikasi negatif dari proses produksi tersebut tetap terjaga pada tingkat yang dapat ditolerir. Dalam pengembangan dan penerapan SMS, PT Angkasa Pura II telah memiliki suatu peta perjalanan SMS yang merinci tahapan-tahapan yang akan dijalankan.
Pada tahun ini (2007), fokus kegiatannya adalah pada Proses Pengkomunikasian segala kebijakan faktor keselamatan kepada seluruh unsur dalam Perusahaan, pemberian bekal kepada pimpinan lini terdepan kegiatan operasional agar dapat melaksanakan proses manajemen risiko pada unit kerja di bawah kewenangannya, investigasi kasus kasus keselamatan guna pembenahan sistem, serta pemantapan sistem pelaporan hazard atau kondisi lapangan yang membahayakan. Termasuk dalam kegiatan awal ini adalah proses penanganan Wilayah Rentan Masalah Keselamatan (Safety Critical Areas) yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa komponen sistem pelayanan penerbangan yang mempunyai tingkat rentanan tinggi dan acapkali memberi kontribusi terhadap kecelakaan telah mendapat perhatian semestinya. Disini masing-masing pimpinan unit kerja terkait akan melakukan program pembenahan sistem keselamatan yang terangkum dalam Safety Achievement Program, Safety Assurance Program dan Safety Promotion Program. Saat proses-proses ini selesai dijalankan, maka PT Angkasa Pura II akan telah memiliki informasi yang memadai sebagai bekal untuk mengembangkan strategi yang lebih tajam dalam penanganan permasalahan keselamatan67
Sebagaimana yang terdapat pada dokumen-dokumen dan referensireferensi yang diperoleh penulis dari unit CS&R PT Angkasa Pura II, dapat dideskripsikan bahwa
Safety Management System, suatu sistem yang
mengatur tata cara dan pengelolaan keselamatan di lingkungan kerja, dalam 67
Wawancara Nara Sumber unit CS&R AP II.
hal ini pengelolaan keselamatan di lingkungan kerja perusahaan PT Angkasa Pura II, berangkat dari pemahaman bahwa lingkungan yang sama sekali terbebas dari resiko adalah tidak mungkin, atau tidak ada satupun lingkungan yang terbebas dari resiko kecelakaan. terlebih lagi pada suatu lingkungan dimana teknologi tinggi diaplikasikan oleh individu individu yang beragam tingkat keahlian dan pengetahuannya, hal ini
tentu bakal menyebabkan
adanya ketidak konsistenan dalam menjalankan sistem dan tehnologi dalam kehidupan modern, seperti halnya pengelolaan
bandar udara dan dalam
operasi pemanduan Keselamatan Lalu lintas udara. Inkonsistensi tersebut dapat berasal dari Hardware, liveware, software maupun evironment, yang kemudian menciptakan Hazardous condition atau kondisi yang mengundang datangnya bahaya, yang mengancam keselamatan operasi bandara maupun operasi keselamatan lalu lintas udara.
Untuk itulah harus ada suatu sistem pertahanan untuk mengantisipasi ancaman dan tekanan dari kondisi kondisi yang mengundang bahaya tersebut agar tercitpa kondisi safe operation,l seperti yang digambarkan dalam beberapa slide yang digunakan oleh unit CS&R dalam kegiatan kegiatan sosialisasi di berbagai kesempatan., seperti gambar 2 berikut :
RISK FREE ENVIRONMENT IS IMPOSSIBLE Inconsistency in the modern socio technological system like airport & air traffic services
HARDWARE
SOFTWARE
LIVEWARE
ENVIRONMENT
HAZARDOUS CONDITIONS HAZARDOUS CONDITIONS
l SAFE OPERATIONS
DEFENCE DEFENCE SYSTEM SYSTEM FUNCTION Create Awareness Give Detection warning Provide Protection Allow Recovery Give Containment Provide Escape
MODE Engineering Safety Features Standards Supervisions Drills Protective equipment
HAZARD
INCONSISTENCIES WITHIN LIVEWARE, HARDWARE, SOFTWARE AND ENVIRONMENT CREATE ERRORS IN THE SYSTEM
Sumber Unit CS & R PT AP II 2007
Sistem pertahanan dimaksud yang akan berfungsi menahan berbagai kondisi hazard, serta yang akan dapat berfungsi untuk Menimbulkan kewaspadaan, memberikan deteksi peringatan, memberikan perlindungan, sebagai pemulihan, dan jalan keluar persoalan. Safety Management System tertuang dalam Safety Manual SMS PT. Angkasa Pura II, menguraikan hal- hal mendasar dalam implementasi SMS yaitu : Terminologi terkait SMS, Tujuan utama SMS, Konsep penerapan, Kebijakan keselamatan Direksi, Prinsip-prinsip SMS, Strategi manajemen keselamatan, Organisasi SMS, Alokasi Tanggung Jawab keselamatan, Diklat Keselamatan, Proses risk management, Pemantauan kinerja keselamatan dan invstigasi audit keselamatan, serta Evaluasi kinerja keselamatan. Dilihat dari Awal mulanya, keberadaan SMS ini adalah pada saat pertemuan para CEO airport di Beijing Cina pada bulan April 2005 yang lalu, yang dihadiri pula oleh jajaran Direksi perusahaan PT.Angkasa Pura II, Direktur Utama PT angkasa Pura II Bapak Edy Haryoto mencatat pada pertemuan tersebut tentang perlunya setiap Airport memiliki Safety Management system, selanjutinya dari pertemuan tersebut ditindak lanjuti dengan rapat kerja koordinasi Direksi pada tanggal 2 Mei 2005, dengan dikeluarkannya keputusan Direksi no 229.1/ AP II 2005, yang menetapkan pembentukan kelompok kerja ( pokja) penyusunan dan persiapan pelaksanaan Safety management system dilingkungan PT Angkasa Pura II , dengan mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan no KM 22 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional dan persyaratan untuk memperoleh sertifikasi operasi bandara ( KM 47 tahun 2002). Proses persiapan pelaksanaan hingga akhir tahun 2006 melalui serangkaian kegiatan, mulai dari proses pemberian safety awareness training terhadap supervisor senior dan pimpinan unit kerja lapangan lini terdepan, pelaksanaan hazard identification dan safety assessement, sampai pada penyususnan corporate safety manual dan diperkenalkannya secara resmi SMS kepada khalayak perusahaan dan stakes holder pada 25 Januari 2007. Tabel 5. SMS DEVELOPMENT & IMPLEMENTATION PROCESS SMS DEVELOPMENT & IMPLEMENTATION PROCESS PREPARATIONAL STAGE 2005 PREPARATION & PRESENTATION & ESTABLISHMENT OF SMS TASK FORCE PRELIMINARY STAGE - SAFETY CASE TO IDENTIFY OPERATIONAL RISK 2005 OPERASIONAL RISK MAP STRATEGIC RISK MITIGATION PLAN REPORT OF SAFETY CASE DEVELOPMENT STAGE - (DEVELOPING SAFETY MANUAL) 2006 SAFETY IMPROVEMENT EXPLISIT BOD COMMITMENT MANAGEMENT ACCOUNTABILITY RISK MANAGEMENT PROCESS SAFETY REPORTING SYSTEM SAFETY TRAINING SAFETY SURVEILLANCE PROGRAM SAFETY DOCUMENTATION & CONTROL SAFETY EVALUATION LAUNCHING OF SAFETY MANUAL & ESTABLISHMENT OF SMS UNIT IMPLEMENTATION STAGE SMS IMPLEMENTATION AT AERODROMES AND FIR UNDER AP II. 2007 CONTINUOUS IMPLEMENTATION / SMS CAMPAIGN 2007 Sumber Unit CS&R AP II 2007
Dalam tabel diatas. digambarkan proses keberadaan Safety management system di PT Angkasa Pura II, diawali 2005 tahap persiapan, dan presentasi serta pembentukan kelompok kerja ( pokja) penysusn program SMS, mapping operasional risk management,
perencanaan strategis risk mitigation
dan
peloporan kasus kasus safety (report of safety case) secara keseluruhan tahap A dan B memakan waktu 11 minggu. Dilanjutkan pada tahapan berikut tahun 2006, pengembangan bidang safety perusahaan berdasarkan
safety improvement,
sampai pada tahap
launching safety manual, akhir tahun 2006, dan pembentukan unit baru dalam struktur organisasi perusahaan yakni unit Corporate Safety and Risk pada awal januari
2007, awal tahun 2007 dimulainya program Kampanye Safety
Management System di PT Angkasa Pura II, dengan pencangan tahun 2007 sebagai Tahun Safety and Security atau pada tahap kelanjutan dari implemenetasi Sasfety management System. Setiap pelaksanaan suatu kegiatan didalam perusahaan memiliki landasan hukum dan peraturan yang dapat dipertanggung jawabkan, landasan hukum dan peraturan yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan SMS adalah Undang-undang Pemerintah Republik Indonesia
dan aturan aturan dari
International Civil Aviation Organization terdiri dari 6 annex dan 7 Documenet ICAO ( Interntional Civil Aviation Organization) serta UU dan PP serta Dokument nasional (lihat tabel 7 ) disamping berbagai peraturan pemerintah dan berbagai regulasi Internasional, dalam pelaksanaannya SMS dilingkungan PT Angkasa Pura dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip yang telah ditetapkan
management yang meliputi dasar dasar pengelolaan dan pelaksanaan sistem keselamatan dilingkungan perusahaan yaitu :
1. Adanya akuntabilitas terhadap faktor keselamatan bagi setiap element perusahaan. 2. Dijalankannya investigasi insiden dan rekomendasi langkah pembenahan sistem 3. Adanya pengaturan proses penetapan dan monitoring ketentuan dan standard keselamatan . 4. Terlaksananya penyebar luasan hikmah dan pelajaran yang patut dipetik sebagai hasil proses investigasi 5. Adanya pengaturan proses audit, evaluasi dan survey keselamatan secara terkoordinasi, terjadwal dan berkesinambungan . 6. Adanya pengaturan untuk menjamin semua personil memiliki kompetensi dan masing-masing individu diberikan diklat agar dalam menjalankan tugas mereka dapat menjamin tercapainya tujuan keselamatan. 7. Adanya mekanisme supervisi yang tepat guna pendeteksian dini semua praktek kerja yang menyimpang dari ketentuan dan mempunyai dampak terhadap unsur keselamatan. 8. Adanya pengaturan guna memonitor melemahnya kinerja keselamatan
9.Adanya mekanisme yang memungkinkan dikomunikasikannya permasalahan permasalahan terkait dengan faktor keselamatan
10. Adanya pengaturan dalam hal pengidentifkasian dan penanganan resiko yang berpotensi menyebabkan musibah kecelakaan yang muncul akibat adanya perobahan terhadap sistem, prosedur aktifitas lapangan.68
Dengan adanya permasalahan yang menyangkut Keselamatan sebagai mana yang telah dijelaskan diatas serta adanya
prinsip- prinsip yang telah
ditetapkan manajemen Angkasa Pura II yang salah satunya adalah perlunya penyebarluasan hikmah dan pelajaran yang patut dipetik sebagai hasil proses investigasi dan adanya mekanisme yang memungkinkan dikomunikasikannya permasalah
terkait
dengan
faktor
keselamatan
dimaksud,
maka
diimplementasikan rencana untuk mengkampanyekan Safety Management System dilingkungan perusahaan ini melalui
berbagai metode dan taktik, maka
dkampanye SMS dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan Sosialisasi dan diskusi panel, Seminar, publikasi
internal
dan pada berbagai kesempatan kegiatan
kegiatan perusahaan
4.4 Perencanaan Kampanye Internal Safety Management System Dalam Tabel 7, dihalaman berikut, dapat digambarkan garis besar perencanaan kegiatan Kampanye Internal Safety Management System, dilakukan bersamaan dengan di tetapkannya tahun 2007 sebagai tahun Keselamatan dan Keamanan ( Safety and Security ) oleh Direksi Perusahaan PT Angkasa Pura II,
68
Safety Management Manual Book AP II,hal 15.
( Tabel 6 ) Perencanaan Kampanye Safety Management System PT( persero) ANGKASA PURA II
1.
2.
3.
AnalisisMasalah/ Pengenalan Situasi
Kurun waktu 2006 hingga awal 2007 terjadi musibah beruntun dalam dunia penerbangan, bandara sebagai basis kegiatan penerbangan terkait erat dengan setiap kejadian, sorotan tajam dari publik dan masyarakat internasional tertuju kepada pengelola bandara dan otoritas penerbangan, dibutuhkan perhatian yang lebih serius terhadap faktor safety dan security operasi Bandar udara dilingkungan PT Angkasa Pura II,
Tujuan Program Kampanye
Membangun Kesadaran karyawan akan pentingnya budaya safety and security awareness, memberi pemahaman, membentuk sikap dan mendorong tindakan kearah yang positip, melalui kegiatan kegiatan Sosialisasi SMS.
Khalayak Sasaran
Seluruh Karyawan Perusahaan PT.Angkasa Pura II, sebanyak 2606 orang, diseluruh Kantor Cabang Bandara dan Kantor Pusat PT Angkasa Pura II
4. Strategi/taktik dan Media
5. Perencanaa Anggaran
6.
Evaluasi Program
Strategi : Kampanye internal SMS, Sosialisasi pesan-pesan Safety and security keseluruh cabang, Media : melalui berbagi diskusi panel, Majalah dan bulletin internal, monitoring dilakukan dengan melihat Prosentasi jumlah peserta yang hadir dalam kegitan kegiatan seminar Pesan kampanye: 2006.Safety 2007 Safety and Security. System Monitoring : Pemahaman materi sisialisasi dan persentase jumlah kehadiran peserta. Bidang Keuangan Perusahaan PT Angkasa Pura II Alokasi waktu dan SDM: Januari 2007-Desember 2007/ Humas/ Unit CS&R Pengukuran Hasil/ Evaluasi Proses. Selama berlangsung kampanye (in during ).
Sumber Humas AP II 2007
Dalam tabel tersebut tergambar Aspek perencanaan dan pelaksanaan kampanye yang terdiri dari : analisamasalah situasi yang tengah terjadi, Apa
tujuan yang hendak dicapai, Siapa sasaran, Pesan apa yang ingin disampaikan, Bagaimana menyampaikannya, Monitoring dan evaluasinya. tertuang dalam tahap- tahap kegiatan perencanaan kampanye.
Pada bagian analisa masalah dijelaskan mengenai kondisi tahun sebelumnya dimana perusahaan telah mencanangkan tahun 2006 sebagai tahun Safety , faktor safety telah menjadi perhatian utama PT angkasa Pura II., dan memang ditahun tersebut banyak terjadi kecelakaan penerbangan di wilayah bandar udara, kinerja bandar udara menjadi sorotan publik sehingga perlu lebih diperhatikan, meski selama ini prosedure kerja di bandar udara dilingkungan Perusahaan sudah diterapkan dengan ketat namun dirasa perlu penekanan pada faktor keselamatan sehubungan kondisi yang terjadi di tahun-tahun dimaksud.
Tujuan Program Kampanye disebutkan adalah, untuk membangun kesadaran karyawan akan pentingnya budaya safety and security awareness, memberi pemahaman, membentuk sikap dan mendorong tindakan kearah yang positip, sedangkan sistem yang digunakan sebagai monitoring kegiatan sosialisasi adalah dengan mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan atau melalui persentase jumlah peserta yang hadir
yang dapat dianggap seberapa besar minat peserta untuk
mengetahui program yang sedang disosialisasikan. Khalayak Sasaran kampanye SMS ini seperti dalam tabel perencanaan adalah Seluruh karyawan PT.Angkasa Pura II
sebanyak
kurang lebih 4606 karyawan, yang terdapat di 10 Kantor cabang bandara, BandaAceh, Medan, Pekan Baru, Tanjung Pinang, Padang, Palembang, Pontianak, Jakarta Halim perdana Kusumah, Jakarta Soekarno Hatta serta Bandung,
tujuannya adalah seperti yang dijelaskan oleh Nara sumber
Amran dari Unit CS&R: Tujuannya adalah yang pertama agar tiap karyawan memiliki kesadaran bahwa setiap tahap pekerjaan di lapangan mempengaruhi tercapainya faktor keselamatan, Memahami bagaimana Kecelakaan dapat terjadi serta Mampu mengindetifikasi kondisi yang berpotensi mendukung terjadinya kecelakaan, sehingga selalu memiliki awarenness pada keselamatan dan keamanan dilingkungan kerjanya masing masing.69 Pada bagian Strategi dan taktik dalam perencanaan yang akan digunakan dalam kampanye ini adalah melalui serangkaian sosialisasi dan diskusi panel serta menggunakan media internal perusahaan, majalah dan bulletin serta poster-poster yang menggambarkan kondisi-kondisi safety dan security yang dinginkan perusahaan , kegiatan media yang dikelola oleh Humas perusahaan juga dapat digunakan sebagai sarana penyebar luasan informasi kegiatan SMS Mengenai pesan kampanye pada awal tahun 2007 adalah Safety dan Security, atau keselamatan dan keamanan, namun dalam perkembangan selanjutnya, pesan kampanye ditambahkan menjadi Investment Safety and Security,
atau
ditambah
penambahan investment
dengan
tahun
Investasi,
perubahan
atau
menurut nara sumber dari CS&R unit adalah
karena pada tahun 2007 ini PT Angkasa Pura II banyak mengivestasikan 69
Wawancara Nara sumber Unit CS&R
dana yang sangat besar guna pembangunan beberapa infra struktur berupa Bandara Kuala Namu di Medan Propinsi Sumatera Utara, pengambil alihan Bandara Sultan Taha di propinsi Jambi dan Bandara Pangkal Pinang di Propinsi Bangka Belitung, serta pembelian peralatan Radar dan penggantian sistem Komunikasi dan Pemanduan lalu lintas udara di Bandara Soekarno Hatta.
untuk Evaluasi Program, seperti yang terdapat dalam garis
besar perencanan, evaluasi direncanakan dilakukan
selama program
berlangsung atau evaluasi proses Sebagaimana suatu kegiatan Kampanye yang telah ditentukan periode kegiatannya , dalam perencanaan ini ditentukan waktu dari januari 2007 hingga Desember 2007, dengan sumber daya berasal dari Humas dan unit yang bertanggung jawab terhadap program Safety di perusahaan. yakni Unit CS&R, serta dukungan dari pejabat yang bertindak selaku safety kordinator dimasing masing cabang bandara dilingkungan PT Angkasa Pura II. Dalam hal anggaran kegiatan program Kampanye ini, diserahkan kepada bidang keuangan
perusahaan, sehubungan program ini adalah
program perusahaan secara keseluruhan dan telah masuk dalam rancangan anggaran kerja tahunan, sehingga
didukung sepenuhnya oleh Manajemen
PT Angkasa Pura II, 4.4.1 Nara Sumber Sosialisasi Kampanye : Nara sumber yang digunakan dalam kegiatan kampanye adalah dari Tim Corporate Safety and Risk
(CS&R) PT angkasa Pura II sendiri
( internal ) dan dari berbagai nara sumber eksternal, seperti Senior Advisor PT Perusahaan Gas Negara, Senior Risk Engineer dari IBS group, dan
Auditor BPKP,
penggunaan nara sumber eksternal ini adalah sebagai tolok
ukur pembanding kegiatan safety management diberbagai perusahaan besar lainnya, dan digunakan pada saat sosialisasi dan diskusi panel dilingkungan kantor pusat PT angkasa Pura II, sedangkan tim CS& R unit digunakan pada saat sosialisasi di berbagai kantor cabang bandara. Seperti yang dijelakan oleh nara sumber Bp Amran dari unit CS&R PT.Angkasa Pura II, Tolok ukur pembanding kegiatan Safety management di perusahaan lain yang telah melaksanakan SMS terlebih dahulu, pengalaman yang mereka miliki dari kegiatan itu, akan banyak memberikan manfaat bagi kita, untuk itulah mereka dijadikan nara sumber atau sebagai pembicara dalam kegiatan yang sama di perusahaan ini 70.
4.4.2 Tahapan Pencapaian target Khalayak Dari data dan referensi yang diperoleh penulis dan dari penjelasan unit CS&R, rencana kegiatan implementasi SMS di PT.Angkasa Pura II dibagi dalam tiga tahapan, tiap-tiap
tahap memuat langkah langkah
kegiatan baik yang sudah sedang dan akan dilakukan sebagaimana berikut ini : Tahap I. Rencana kegiatan SMS Angkasa Pura II Desember 2005
a. Menetapkan kebijaksanaan SMS terkait dengan proses operasi dan pendidikan. b. Menyusun Manual termasuk di dalamnya Safety Policy statemen
70
Wawaancara Nara Sumber CS&R
c. Menetapkan SMS termasuk staging dan penugasan individu maupun kelompok sebagai penanggung jawab isu keselamatan d. Menetapkan strategy dan rencana pengendalian resiko sampai tingkat terendah
Tahap 2. Rencana Kegiatan SMS Angkasa Pura II - Januri 2006
a. Menetapkan Strategy dan rencana pengendalian resiko sampai tingkat terendah ( termasuk penetapan indikator kinerja keselamatan ) b. Implementasi sistim yang efektif termasuk enforcement c. Sistim identifikasi dan aksi untuk area keselamatan yang kritis termasuk premelinary hazard. Tahap 3.
Rencanan kegiatan SMS PT Angkasa Pura II Januari 2007
a. Melaksanakan Kampanye internal keselamatan melalui Sosialisasi, dan pengkomunikasian, terbitan buletin, posters, dan prosedure jika terjadi accident , serta kompilasi review. b. Audit keselamatan dan review sistim dan program untuk kontrol kualitas keselamatan Tahap 4.
Rencana kedepan kegiatan SMS PT Angkasa Pura II
a. Sistim pendokumentasian seluruh aspek fasilitas keselamatan dan pencatatan semua aspek keselamatan operasi dan pemeliharaan. b. Trainning untuk Staf dan kompetensinya. c. Kontrak Manajemen untuk aspek keselamatan
Penelitian ini memfokuskan pada tahap ketiga dari aktifitas implementasi SMS ini, yaitu pelaksanaan Kampanye Internal Keselamatan, yang direncanakan melalui Kegiatan Sosialisasi dan pengkomunikasian, Bulletin internal, terebitan terbitan lain, dan poster dari kantor pusat di jakarta dan kantor cabang utama Bandara Soekarno Hatta serta kantor cabang cabang
bandara di bawah PT
Angkasa Pura II di daerah- daerah. Kegiatan-kegiatan tahap tiga ini berupa
sosialisasi dan
pengkomunikasian program SMS, direncanakan dimulai pada saat pencanangan tahun 2007 sebagai tahun Safety dan security oleh direktur Utama PT Angkasa Pura II dibulan Januari 2007 , dipilihnya kegiatan Sosialisasi dan diskusi panel, sebagai sarana kegiatan Kampanye SMS menurut nara sumber dari unit CS&R adalah karena pertemuan langsung tatap muka dianggap dapat menjadi lebih effective dengan terjadinya dialog- dialog antara peserta dengan nara sumber, dan pemaparan materi yang dapat diperdalam penjelasannya berdasarkan pertanyaan pertanyaan peserta seperti yang di jelaskan nara sumber : Akan lebih mudah bagi nara sumber memberikan tekanan tekanan pada bagian tertentu dari pemaparan yang dianggap penting oleh peserta, sebab terkadang dalam tulisan atau pemaparan lewat media lain misalnya media internal perusahaan majalah dan bulletin, nara sumber menganggap peserta sudah memahami suatu materi sehingga tidak perlu diperjelas lagi, padahal yang demikian belum tentu, pada kesempatan tatap muka juga dapat di berikan gambaran yang lebih jelas melalui slide-slide sehinga materi sosialisasi lebih berkesan dan lebih tertanam dalam benak peserta, tapi ini tidak berarti media lain menjadi tidak penting 71. Materi materi permasalahan yang akan disampaikan dalam berbagai kesempatan sosialisasi terdiri dari konsep konsep dasar SMS, safety awarennes training dan 71
Wawancara Unit CS&R
safety critical area, serta bedah kasus kecelakaan penerbangan
dengan contoh contoh kasus yang nyata penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Sedangkan melalui media internal akan dimuat tulisantulisan tentang kegiatan kampanye SMSdari berbagai sumber beserta gambargambar kegiatannya. Materi safety critical area dalam Safety awareness training antara lain adalah tentang penanggung jawaban wilayah rentan masalah, yang meliputi ; a
Apron congestion. daerah Apron dalam lingkungan bandara, bahaya apa saja yang dapat terjadi diwilayah tersebut yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan pesawat beserta penumpang dan segala kegiatan yang terjadi di Apron. b.
Birds strike atau serangan burung di wilayah pergerakan sisi udara bandar udara,
serta keberadaan binatang-binatang ternak maupun binatang liar
yang masuk diwilayah Apron. c.. tentang cleanliness of movement ares, atau jaminan keselamatn, keamanan dan ketertiban daerah pergerakan pesawat didarat, d.
tentang Communication system, atau sistem komunikasi secara keseluruhan dari suatu bandar udara, komunikasi dalam hal peralatan radio komunikasi, terutama dalam kegiatan operasi pemanduan lalu lintas udara atau keselamatan penerbangangan, e. .mengenai contigency procedures, atau prosedure pengganti yang sama handalnya dengan procedure yang sudah ada jika terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan dibandar udara,
f.
mengenai controller workload atau beban kerja pemanduan lalu lintas udara,
g. mengenai emergency prosedure atau prosedur gawat daruruat bandar udara, h. mengenai Radar equipment, atau kehandalan peralatan radar pemanduan lalu lintas udara i. mengenai
Surface Condition of Movement Area, atau kondisi fisik
permukaan landasan pacu dan taxy way serta apron dimana ada pergerakan pesawat udara, j.
dan megenai time limitted work, atau pembatasan jam kerja yang harus di taati sehubungan faktor kelelahan atau kesehatan personil bandar udara. Sembilan aspek yang harus di jaga faktor keselamatan dan keamanannya sebagaimanan diuraikan tadi, adalah materi dari permasalahan yang selalu up todate dan erat terkait dengan operasi keseharian bandar udara yang diharapkan benar benar menjadi perhatian para petugas dan karyawan dilingkungan operasi bandar udara materi sosialisasi seperti diatas akan menjadi materi sosialisasi dan di bahas dalam tiap kegiatan sosialisasi Sedangkan materi mengenai bedah kasus kecelakaan transportasi diberikan juga dari sisi moda transportasi lain misalnya dari kecelakaan kereta api dan kecelakaan kerja dibidang bidang lain yang juga memiliki resiko besar, terutama di bidang lalu lintas udara dan diwilayah bandara udara diberikan berbagai contoh kasus kecelakaan penerbangan yang disebabkan oleh berbagai faktor, melalui slide dan film dokomentasi serta penelitian dan pembahasan mengenai sebab musabab terjadinya suatu kecelakaan individu maupun kecelakaan organisasi.
4. 5 Pelaksanaan Kegiatan Kampanye Internal SMS
1. Aktifitas Pertama Sosialisasi dan Diskusi Panel Safety Management System Kegiatan pertama dilakukan tanggal 25 Januari 2007 bertempat di Auditorium Kantor Pusat PT. Angkasa Pura II. Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan kegiatan sosialisasi dan diskusi Panel, sekaligus dalam rangka memperkenalkan keberadaan unit baru dalam struktur organisasi PT Angkasa Pura II yaitu unit Corporate Safety and Risk, disingkat Unit CS & R.
a. Materi dari Sosialisasi Materi sosialisasi adalah Pengelolaan Resiko pada perusahaan serta memperkenalkan unit baru CS&R didalam struktur organisasi PT Angkasa Pura II dan konsep-konsep Safety Management.
b. Peserta adalah : Setingkat Direksi, Kepala Cabang Bandara , Para Manejer kantor cabang Bandara udara soekarno Hatta, para Kadiv dan kadin serta para pejabat dari kantor pusat PT Angkasa Pura II, setingkat Vice Presiden., Maneger dan Asssitance manejer, Senior auditor, Staf Khusus direksi dan para supervisor c. Nara sumber : Edi Haryoto Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Srinawangsih dari BPKP, Sribudi Mayaningsih dari PT Gas Negara ( Persero)Tbk, Zulfikar Irianto dari IBS Group. serta dari Team Safety management sistem dari
Corporate Safety and Risk atau Pokja SMS AP II sesuai Kep.direksi no 229.1/OM.20/AP II/2005.
d.Jalan Acara Sosialisasi : Sosialisasi Safety Managment System tanggal 25 januari 2007 yang dibuka oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II Bapak
Edy
Haryoto, dihadiri para pejabat dilingkungan PT Angkasa Pura II dengan jumlah 109 peserta, terdiri dari Direksi, Kepala Cabang utama Bandara Soekarno Hatta, Para Manejer dan Assistance Manager kantor cabang utama Bandara Soekarno Hatta , para pejabat kantor pusat Angkasa Pura II setingkat Vice President, Supervisor, Senior Auditor, Staff khusus direksi, bertempat di auditorium Kantor pusat PT Angkasa Pura II , pada kesempatan
tersebut
Direktur
utama
PT
Angkasa
Pura
II,
memperkenalkan dan meresmikan terbentuknya Unit Corporate Safety and Risk ( CS & R ) didalam organisasi PT Angkasa Pura II, unit CS&R sebagai unit yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Safety di perusahaan, ( surat keputusan Direksi No Kep 01.01.01./00/09/2006 ).
Terbentuknya unit CS& R menurut Direktur Utama adalah merupakan jawaban dari kebutuhan organisasi yang semakin berkembang, sekaligus merupakan tuntutan
globalisasi dengan faktor penanganan
keamanan dan bagaimana suatu perusahaan mengelola segala resikoresikonya terkait dengan Good Corporate Governance ( GCG).unit CS&R
ini yang bertugas menata keselamatan di wilayah kewenangan perusahaan dengan struktur di tingkat kantor pusat dipimpin seorang Maneger SMS yang juga bertindak sebagai ketua Komite keselamatan tingkat pusat, dibantu oleh Air traffic safety Specialist, Air side safety specialist dan occupational Healt and safety specialist ( K-3).
Sosialisasi System Safety Assessment ini kemudian dilanjutkan dengan presentasi tentang Pengelolaan resiko
pada perusahaan yang
dibawakan oleh Srinawangsih dari BPKP, dilanjutkan pula presentasi juga tentang penerapan pengelolaan resiko di PT Gas Negara ( Persero) Tbk yang dibawakan oleh Sribudi Mayaningsih dan dilanjutkan prentasi pengelolan resiko oleh Zulfikar Irianto dari IBS Group, masing masing nara sumber menguraikan pokok pokok kebijaksanaan organisasinya dalam mengelola faktor keselamatan dan keamanan, yang dapat dijadikan tolok ukur pembanding bagi PT Angkasa Pura II didalam kegiatan yang sama, sehingga diharapkan dapat mengambil hikmah dari kelebihan dan kekurangan pada prosedur dan sistem yang telah dijalankan dari ketiga lembaga yang diwakili nara sumber.
Setelah selesai Presentasi-presentasi dilanjutkan dengan diskusi panel yang dipandu oleh Amran dari unit CS&R Angkasa Pura II,selaku kordinator of Risk management, yang membahas berbagai hal yang telah disampaikan nara sumber serta membahas prinsip dasar SMS di PT Angkasa Pura II dan bedah kasus kecelakaan udara yang pernah terjadi di beberapa Bandar udara. Menurut nara sumber Bapak Amran : pembicaraan pada diskusi tersebut mengarah pada pembahasan prinsip prinsip dasar SMS dan Bedah kasus musibah kecelakaan, penjelasan secara rinci prinsip prinsip SMS melalui slide diberikan, juga didiskusikan beberapa contoh musibah kecelakaan yang diakibatkan keteledoran manusia yang terjadi di safety critical area seperti di apron72, Adapun prinsip dasar SMS yang dibicarakan dalam diskusi panel tersebut telah dijelaskan pada halaman skripsi ini sebelumnya, beberapa kasus yang
kecelakaan secara umum yang terjadi akibat keteledoran
manusia dan kegagalan sistem dijadikan contoh seperti : kecelakan pembangkit nuklir Three Miles Island, tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdes, kebakaran di anjungan minyak Piper Alpha, kecelakaan pesawat udara di Kegworth Inggris, serangan burung atau birds strike di seputar wilayah bandar udara yang pernah terjadi di Prancis , yang pada prinsipnya kecelakaan tersebut dapat dicegah apabila sebelumnya sudah dilakukan sistem kewaspadaaan. dipaparkan pula tentang konsep konsep Safety oleh Tim Pokja SMS yang berisisi tentang pengembangan SMS di 72
Wawancara Nara Sumber CS&R
PT angkasa Pura II dan program program kerja unit CS&R saat ini dan rencana kegiatan dimasa depan. Komentar beragam terhadap sosialiasi SMS yang antara lain di sampaikan oleh dua karyawan yaitu pertama komentar sdr. Abdul Syukur dari Divisi Area Control Centre Lalu lintas udara bandara Soekarno Hatta Jakarta mengatakan : penyampaian contoh kasus musibah kecelakaan melalui slide-slide adalah contoh yang paling menarik dari kegiatan safety awareness karena peserta tidak hanya mendengarkan penuturan nara sumber tetapi juga melihat langsung dampak kejadian kecelakaan tersebut, sehingga kesadaran kita terhadap resiko dan bahaya dari kelalaian kerja semakin jelas73. Sdr. Izon Dhany Artoko salah seorang peserta sosialisasi dan training Safety management system yang juga dari Divisi Area Control centre dalam hal pelatihan accident investigation mengatakan bahwa Kegiatana sosialisasi dan trainning seperti ini berjalan dalam suasana menarik dan tidak terasa membosankan bila diingat waktu sosialisasi yang cukup lama, banyak manfaat berupa pengetahuan tentang konsep dasar dan prinsip prinsip pengelolaan safety yang dapat diambil dari acara seperti ini, termasuk bagaimana menelusuri sebab musabab hingga terjadinya incident atau accident dalam pekerjaan74 . e. Monitoring kegiatan Sosialisasi pertama : Monitoring dilakukan dengan melihat berapa banyak peserta yang hadir, melalui daftar absensi para peserta . berdasarkan hasil penelitian lebih dari 90 persen peserta hadir pada acara sosialisasi pertama, ( lihat lampiran Daftar Absensi Peserta sosialisasi ), sehingga kegiatan sosialisasi pertama SMS ini dapat dianggap berhasil melalui persentase 73 74
Wawancara Nara Sumber Peserta. Wawancara Nara Sumber Peserta.
kehadiran peserta, selain materi yang up to date dan menarik, kehadiran Direktur
Utama
pada
saat
itu
menyebabkan
setiap
pejabat
menyempatkan diri hadir dalam sosialisasi pertama, sedangkan tingkat pemahaman terhadap materi yang diberikan dalam sosialisasi ini menurut nara Sumber Assistance Maneger Humas Bapak Erick A Rachman: Tidak dilakukan pengukuran, hal tersebut karena adanya asumsi bahwa para peserta merupakan pimpinan level menengah keatas yang memiliki tingkat pengetahuan tentang safety serta pengalaman kerja yang lebih dari cukup untuk dianggap memahami materi sosialisasi75 . 2. Aktifitas Kedua Sosialisasi SMS a Lokasi : Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (SMB II), dan Hotel Novotel - Palembang b. Tanggal : 26-28 Febuari 2007
c. Peserta : Setingkat Kepala Divisi, Kepala dinas dan Pelaksana senior dan seluruh karyawan Bandara SMB II d. Nara Sumber : Team SMS dari CS&R unit, Motivator Tung Desem waringin, Head of
internal auditor, Chief of
Corpoarate Safety and Risk dan chief of auction. e. Materi :
Safety Awareness Sosialisasi tentang Safety Awareness Training , yaitu
sosilaisasi
tentang penanggung jawaban Wilayah Rentan Masalah
keselamatan di lingkungan bandar udara, untuk mencermati kembali 75
Wawancara Nara Sumber Humas.
daerah kritis
dalam rangka memberikan jaminan keselamatan dan
keamanan kepada semua unsur dilingkungan bandara, materi yang disampaikan adalah Safety Critical Area yang terdiri dari Apron Congestion ( Lingkungan kerja Apron), Birds or animal in or on the movement area, Cleanliness of the
movement area , Radar and
Communicaations systems, Emergency Procedure. Sekilas contens dari materi safety awareness tentang safety critical area
atau wilayah rentan masalah diwilayah
Apron
congestions, :
sebagaimana yang terdapat dokumen manual book
Standard operating procedure Apron safety76 yang dimaksud
dengan Apron, adalah suatu wilayah tertentu
dibandara yang digunakan untuk mengakomodasi pesawat dalam rangka loading dan unloading penumpang, barang, cargo, pos, pengisian bahan bakar ( refueling), sebagai tempat parkir atau maintenance pesawat, area ini harus aman dari setiap kendaraan atau peralatan pada saat pesawat bergerak, keamanan tempat parkir pesawat udara, keamanan dari unsur unsur sabotase terhadap pesawat yang bermalam dan kegiatan kegiatan yang dapat mengganggu aktifitas pesawat
saat bergerak di apron,
misalnya kendaraan kendaraan
operasional airlines maupun otoritas bandara, termasuk kegiatan turun naiknya penumpang dan barang, yang mengakibatkan accident Untuk itu perlu diberikan sosialisasi tentang prosedur dan penjelasan faktor faktor yang mengacam keselamatan serta apa yang 76
SOP Apron safety , Divisi of Airside AP II 2005.
harus dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya kecelakaan
di
wilayah Apron, seperti kategori serta faktor-faktor kecelakaan yang perlu diperhatikan, sebagaimana yang dijelaskan berikut adalah : Kecelakaan yang melibatkan penumpang pesawat di apron dapat
terjadi pada saat penumpang naik atau turun dari pesawat
misalnya tersenggol kendaraan operasional, jatuh dari kendaraan penjemput, terkena jetblast, oleh sebab itu harus penumpang harus diarahkan dan diatur sebaik baiknya dari dan menuju pesawat yang hendak ditumpangi. Kecelakaan yang melibatkan personil , seperti terhisap intake mesin jet atau terdorong exhaust mesin jet, pendengaran terganggu akibat kebisingan mesin pesawat jet, tergelincir tumpahan oli, tertabrak kendaraan operasional dan lain lain. Kecelakaan yang menyebakan kerusakan pada pesawat misalnya, mesin jet terkena serpihan benda .kertas, aluminium foil, kaleng minuman kosong, tertabrak kendaraan pengangkut bagasi atau kendaraan catering, bersenggolan sayap dengan pesawat lain yang hendak parkir tdan sebagainya.
Kecelakaan pada ground support atau kendaraan pendukung operasi penerbangan di wilayah apron, tabrakan dengan kendaraan lain, dengan pesawat yang didekati,
keamanan kendaraan pengisi
bahan bakar pesawat dan lain lain, berbagai kejadian berbahaya dapat terjadi dilingkungan apron yang disebakan oleh berbagai faktor faktor berikut ini yaitu : 1. Kebiasaan meremehkan ancaman bahaya (Trivial Habit of danger) dan bertindak tidak sesuai prosedur 2. Terburu- buru, konsentrasi dan kendali dapat hilang karena tindakan yang tidak berguna tersebut 3. Petugas yang tidak memahami peraturan keselamatan.
Sedangkan bahaya lain yang dapat mengancam kegiatan penerbangan di bandara adalah bird strikes atau serangan burung burung yang bermukim di sekitar area bandar udara, beberapa kasus yang pernah terjadi dan dipublikasikan secara luas oleh FAA, maupun ICOA sendiri, yaitu Kasus pesawat Air Franch Regional Januari 2007 di wilayah Perancis, yang kehilangan tenaga saat lepas landas karena burung-burung yang terbang disekitar bandara
tersedot masuk
kedalam mesin pesawat tersebut, Begitu pula keberadaaan layang-layang yang dimainkan oleh penduduk yang tinggal didekat bandara, diseputaran area pendaratan, kerap terjadi layang layang menabrak kaca pesawat atau lebih fatal
tersedot kedalam mesin pesawat jet atau terbelit diantara baling baling pesawat propeller, di
Bandara Soekarno Hatta terjadi beberapa
kejadian dan di komplain oleh airlines terhadap keberadaan gangguan layang layang di seputaran area pendaratan. e. Jalannya Sosialisasi : Sosialisasi di kantor cabang SMB II, bersamaan dengan kegiatan Raker semester II tahun 2007, yang bertema : Investment, Safety & Security, dihadiri oleh Kepala para cabang Bandara, para kepala divis dan kepala dinas, pengawas pelaksana operasi beserta seluruh jajaran staff dan petugas operasi Bandara SMB II. Pembukaan Raker oleh Deputy bidang logistik dan Pariwisata Kementerian BUMN, Ir.Harry Susetyo Nugroho, Sambutan dari Komisaris Utama dan Direktur utama PT Angkasa Pura II, setelah itu disampaikan pemaparan oleh Chief of corporate Safety and Risk dan team SMS unti CS&R tentang program SMS yang tengah dicanangkan PT Angkasa Pura II materi yang diberikan adalah tentang safety awareness, kewaspadaan pada tahap tahapan pekerjaan dalam rangka mempertahankan tingkat safety yang tinggi, misalnya pada saat berada di wilayah apron ( parkir pesawat ), dan hal hal yang berbahaya yang ditimbulkan oleh semburan mesin pesawat jet, serta pengamanan wilayah bandar udara, serangan burung dan ancaman yang ditimbulkan dari kondisi permukaan landasaan yang basah ketika hujan
Mengenai jumlah peserta yang hadir dari hasil pengamatan mencapai 90
persen dari absensi, atau
kurang lebih 150 peserta
kekurangan dari sosialisasi ini adalah kekurangan waktu dan sulit untuk menghadirkan seluruh target sasaran yakni petugas operasional dan pada waktu bersaman karena sebagaian sedang menjalankan tugas dilapangan, sehingga waktu satu hari dirasakan kurang memadai untuk sosialisasi secara keseluruhan
seperti yang dijelaskan nara sumber
Bapak. Amran dari Unit CS & R
Sosialisasi sudah dijalankan secara bertahap namun memang belum semua karyawan memperoleh kesempatan tersebut, berdasarkan Planning schedules yang disusun, kampanye akan dilaksanakan disemua kantor cabang, dan kepada semua karyawan yang terlibat langsung masalah keamanan dalam wilayah wilayah kritis, melalui pemberian sosialisasi bertahap di semua cabang baik di pusat maupun di derah, tapi mereka telah menandatangi kontrak safety and security dengan manajemen perusahaan pada tahun lalu( 2006) dengan cara dibagikan safety manual untuk dipelajari dan kemudian menandatangi pernyataan safety assessment yang telah dibuat management.77 f. Monitoring : Monitoring kegiatan Sosialisasi di Bandara SMB II Palembang dilakukan dengan melihat antusiasme peserta, yang banyak memberikan pertanyaan dalam diskusi setelah dilakukan pemaparan materi, prinsip prinsip SMS dan tujuan dari kewaspadaan daerah rentan masalah ini, dari hasil pengamatan nara sumber Humas jumlah peserta yang hadir mencapai 77
Wawancara Nara Sumber CS&R
90 persen adalah baik, sedang kan monitoring melalui questioner yang meneliti tingkat penerimaan atau pemahaman terhadap materi yang di sampaikan tidak dilakukan karena tidak tersedia waktu yang cukup sehubungan dengan kegiatan Raker dan peserta kebanyakan adalah petugas operasional yang juga berdinas pada hari yang sama. 3. Aktifitas ketiga adalah Seminar Keselamatan Lalu Lintas udara. a.Tempat : Auditorium gedung 600 Kantor Pusat PT.Angkasa Pura II b.Waktu : 7 Maret 2007 c. Peserta : Pemandu Lalu Lintas Udara Jakarta, ( Air Traffic Controller) d. Nara sumber : Drs Psi.Nur Hamidi MBA.MM Presiden Direktur Bina Multi Prestasi- mantan Direktur Personalia dan Umum PT Angkasa Pura I. e. Materi
: Membentuk Tim ATC Profesional yang tangguh
f. Jalannya Seminar : Seminar dibuka oleh perwakilan dari corporate secretary PT Angkasa Pura II, menyinggung persoalan keselamatan penerbangan yang menjadi tanggung jawab utama para ATC, dikemukakan bahwa masih
banyak
aspek
keselamatan
yang
sering
kali
kurang
diperhatikan, misalnya tentang beban kerja pada masing masing sector pengawasan lalu lintas udara, juga tentang jam-jam sibuk lalu lintas udara yang memiliki resiko kerja lebih besar dan harapan dan keinginan dari manajemen dalam rangka program Safety Management
system
untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan lalu lintas
udara namun tanpa mengurangi faktor kelancaran dan efisiensi arus lalu lintas udara. Kegiatan seminar keselamatan Penerbangan ini, dikhususkan untuk para petugas Pemandu Lalu lintas Udara (ATC) saja, karena materi yang diberikan adalah tentang kondisi dan situasi yang ada dalam bidang pemanduan Lalu lintas udara Nara Sumber Nurhamidi membuka pemaparannya dengan menguraikan Potret ATC Saat ini, dari segi Kuantitas kebutuhan ATC di Jakarta masih minus sekitar 80 ATC untuk itu terpaksa dilakukan Rolling Job (untuk mengatasi kurangnya ATC ), selanjutnya di uraikan kasus-kasus yang disebabkan oleh Human faktor dalam bidang Lalu lintas udara yang dikaitkan dengan faktor
kelelahan fisik akibat
tekanan psikologis pekerjaan petugas ATC. Jumlah peserta yang hadir pada saat seminar mencapai 120 petugas ATC dan beberapa kepala dinas bidang ATC, jalannya sosialisasi cukup menarik, karena nara sumber berasal dari lingkungan penerbangan dan berlatar pendidikan Psikolog, sebagai mantan Direktur Personalia dan Umum PT Angkasa Pura I, nara sumber banyak mengetahui kondisi riil dari perusahaan ini, sehingga materi yang disampaikan lebih kurang selama 2 jam, dengan sesi istirahat dan tanya jawab selama 2 jam berjalan dengan baik dan lancar. g. Monitoring :
Dilakukan dengan melihat jumlah kehadiran peserta yang hampir 99%, karena kegiatan ini direkomendasikan untuk
diikuti
berdasarkan surat perintah dinas direktur operasi PT angkasa Pura II kepada bidang lalu lintas udara, sedangkan pengukuran hasil kegiatan seminar ini dalam hal sejauh mana peserta memahami materi yang disampaikan tidak dilakukan.
4.
Aktifitas ke empat, Sosialisasi SMS Melalui Perusahaan dan Media Massa Nasional
Media Internal
Majalah internal Bandara, dan Bulletin Internal Baling baling yang dikelola Humas yang terbit setiap bulan dan dicetak sebanyak 3000 eksampler, untuk dibagikan ketiap tiap unit secara proporsioal keseluruh cabang bandara dalam lingkungan PT Angkasa Pura II, dua media internal ini digunakan oleh Humas sebagai sarana Kampanye SMS, Humas sejauh ini telah menerbitkan tulisan-tulisan dari berbagai sumber dan kebanyakan adalah dari kalangan internal perusahaan, kayawan maupun pejabat perusahaan dari berbagai kantor cabang bandara serta kantor pusat, Majalah internal Bandara dan bulletin Baling baling memuat berita-berita mengenai kegiatan SMS PT Angkasa Pura II dalam rangka menyebarluaskan kegiatan kampanye sosialisasi SMS kepada seluruh karyawan baik yang telah maupun yang belum menerima sosialisasi dalam bentuk seminar atau
lainnya
( lihat Lampiran ),
adapun penerbitan penerbitan tersebut dalam tahun 2007 kurun waktu bulan Januri hingga Juli adalah pada :
a. Majalah Internal Angkasa Pura II ” Bandara ”, edisi 1, Pebuari tahun 2007 sebagai laporan utama, diletakan sebagai laporan utama bertajuk : ” SMS di PT Angkasa Pura II,” Sub judul : Lahirnya Si Anak Bungsu. ( lihat lampiran 1 ), yang tulis oleh Amran, koodinator management resiko Unit CS&R, PT Angkasa Pura II kantor pusat bandara Soekarno Hatta.
Tulisan yang dimuat Humas PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Media Internal perusahaan terdapat sebanyak 4 lembar halaman penuh, dibuat dengan bahasa yang lancar dan mudah dimengerti pembaca,
yang
menguraikan
latar
belakang
serta
sejarah
dibentuknya SMS dan kelahiran unit baru yakni unit Corporate Safety and Risk, termasuk tujuan dari program SMS itu sendiri.
Oleh Humas PT Angkasa Pura II yang mengelola majalah internal ini tulisan tentang SMS tersebut didahului sebelumnya dengan tulisan tentang ”Review Good Corporate Governance,” yang membahas tentang proses
dan struktur
yang digunakan
BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan kepentingan stake holder PT Angkasa Pura II, kaitannya dengan usaha usaha perusahaan untuk meningkatkan kinerja dalam bidang keselamatan, serta tulisan yang berjudul : ” PT Angkasa Pura II harus melayani ”, yang ditulis oleh direktur keuangan PT angkasa Pura II, dengan sub judul : Tugas utama PT Angkasa Pura II adalah senantiasa memelihara tingkat keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna bandara.. b. Bulletin Internal Baling Baling edisi 02/V/ Maret/2007 menulis laporan tentang kegiatan sosialisasi Unit Corporate Safety and Risk AP II,
dengan penjelasan ringkas dan gambar tentang kegiatan
Sosialisasi tersebut ( Lihat Lampiran 2 ),
c.
Majalah Internal Angkasa Pura II, ” Bandara ”, edisi II, Juni 2007 Humas sebagai pengelola Media internal banyak memuat berbagai tulisan yang berhubungan dengan
kegiatan Kampanye Safety
Management System ini, seperti pada halaman 4 , tulisan oleh direktur Operasi dan tehnik bapak IGM Dhordy dengan judul : ”Tingkatkan Safety, Security dan Service” yang membahas kondisi safety dan security yang diinginkan perusahaan, serta bagaimana meningkatkan pelayanan dalam bidang keselamatan dan keamanan (Lihat Lampiran 3 ) Pada halaman 12 majalah Bandara , dimuat tulisan yang dimuat oleh Yudha Indrawan, seorang karyawan PT Angkasapura II yang bertugas di bandara Minangkabau Padang yang menulis tentang ” Kecelakaan sebagai sebuah Gejala dari Kegagalan Manajemen”,
yang membahas tentang sebab musabab kecelakaan
dalam kegiatan bandara dan faktor faktor yang menjadi kontribusi kecelakaan. Serta pada halaman 14 tulisan berjudul ”Safety dan security tidak bisa ditawar, ditulis oleh kepala bidang umum Bandara soekarno Hatta,bapak Gimono IAS, yang mengutip penjelasan dari Direktur utama PT Angkasa Pura II, Bp Edy Haryoto pada kesempatan coffe morning bersama dengan komunitas Bandara Soekarno Hatta yakni adminitratur Bandara, Bea cukai, Imigrasi , Karantina, Kepolisian serta Airlines company serta berbagai pihak
terkait lainnya, isinya mengajak seluruh karyawan PT Angkasa Pura II, untuk bersungguh sungguh meningkatkan
faktor safety dan
security di perusahaan ini. Pada halaman 10 kolom Keselamatan: dimuat tulisan tentang ” Cabin Baggage Restrictions on LAG” , yang menjelaskan bahwa mulai tanggal
31 Maret 2007 para penumpang pesawat udara
internasional diberlakukan pembatasan barang bawaan yang berupa Liguid, aerosol and Gel ( LAG) berdasarkan surat ICAO kepada Dirjen Perhubungan udara tanggal 6 maret 2007 yang diteruskan kepada PT Angkasa Pura II, dalam rangka mengantisipasi tindakan terorisme yang menggunakan jenis bahan bahan cair sebagai bahan peledak atau Bom yang dibawa kedalam pesawat udara., sedangkan untuk penumpang domestik belum diberlakukan, namun dilakukan double checking dengan x-ray saat hendak masuk kedalam terminal check-in dan pada saat masuk kedalam ruang tungu keberangkatan, Pada halaman 25 dimuat tulisan bejudul ” Merajut Keselamatan Penerbangan ”, yang menguraikan tentang
kondisi
penerbangan low cost carrier, dan adanya anggapan murahnya tiket karena menekan biaya operasi termasuk disektor maintenance, dan menjadi salah satu faktor terabaikannya keselamatan dan tanggapan tentang low cost dan low fare carrier dengang low cost airport. d.
Paling akhir adalah pemuatan Iklan oleh Humas PT Angkasa Pura II di Harian Media Indonesia edisi Rabu 25 Juli 2007 (Lihat
Lampiran),
yang memuat tentang PT angkasa Pura II Bandara
Soekarno Hata yang meraih piagam penghargaan atas pelayana publik
dan penilaian kinerja di bidang
pelayanan dalam aspek
keselamatan dan keamanan. Dari Departemen Perhubungan. ( Lihat Lampiran 4 ) Pemuatan Iklan di media massa ini menurut Nara Sumber Ass.Maneger Humas dimaksudkan untuk menjelaskan kepada publik luas bahwa di PT Angkasa Pura II,
sejak tahun
sebelumnya ( tahun 2006) gencar dilakukan kegiatan sosialisasi safety awareness dan telah dilakukan peningkatan faktor penataan keselamatan dalam perusahaan, seperti yang dijelakan nara Sumber ass maneger Humas: Masyarakat perlu mengetahui PT. Angkasa Pura II telah melakukan penataan yang serius dalam bidang Keselamatan operasi bandar udara dan lalu lintas udara, untuk itulah informasi ini tidak hanya harus diketahui oleh kalangan internal perusahaan tapi terlebih lagi penting diketahui oleh kalangan eksternal dengan diterimanya penghargaan dari pemerintah iniadalah indikasi bahwa kita telah
melaksanakan banyak perbaikan dalam pelayanan
terhadap masyarakat78 . e. Monitoring kegiatan keempat : Sampai saat ini, monitoring tentang penggunaan Media Internal Bandara dan Bulletin Baling Baling, belum dilakukan oleh Humas PT. Angkasa Pura II, seberapa banyak karyawan membaca kedua media internal tersebut dan 78
Wawancara Ass.Manager Humas.
sejauh mana penerimaan dan
pemahaman terhadap tulisan yang dimuat Humas dalam kedua media internal tersebut juga belum dilakukan.
Seperti yang
dijelaskan oleh Nara sumber Assisten Manejer Humas : Kegiatan penelitian seperti itu ( Efektivitas Media internal Angkasa Pura II ) belum pernah kita lakukan, yang dilakukan adalah penelitian tentang bagaimana pandangan masyarakat lingkungan terhadap perusahaan atau citra perusahaan dimata masyarakat lingkungan bandara Soekarno Hatta, itu pernah kita lakukan, bekerja sama dengan suatu perusahaan kosultan komunikasi , ini menjadi Pe-eR, ( pekerjaan rumah ) bagi kita untuk melakukannya suatu saat79 . 4.6 Evaluasi Program : Dalam perencanaan tahap ke Tiga dari kampanye SMS ini yakni melaksanakan Kampanye internal keselamatan melalui Sosialisasi, dan pengkomunikasian, melalui Seminar,Diskusi panel, terbitan buletin, posters, maka telah dilaksanakan sebagaian dari kegiatan yang direncanakan tersebut : Sebagaimana yang dijelaskan nara sumber Humas, belum dilakukan Evaluasi baik proses maupun kemajuan keseluruhan program kampanye yang
sudah berjalan,
begitupula dengan pengukuran
hasil dari kegiatan ini, belum dilaksanakan, hal ini dikarenakan beberapa kendala dalam kegiatan
pelaksanaannya
keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki oleh Humas.
4. 7 Pembahasan
79
Wawancara Nara Sumber Ass Manager Humas.
antara lain
Franks Jefkins menyatakan pada intinya Humas atau PR senantiasa berkenaan dengan ” kegiatan” atau ” aktifitas” penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak, begitupula aktifitas Humas yang dilakukan di PT Angkasa Pura II dengan kampanye internal SMS, diharapkan tercapainya pemahaman karyawan terhadap tujuan yang ingin dicapai perusahaan yakni tingkat safety yang tinggi. Menurut Scott M Cutlip, salah satu peran Humas adalah sebagai Communication technician, kegiatan Humas pada hakikatnya merupakan bagian dan teknik kegiatan berkomunikasi ( technique of communication ) dengan ciri khas komunikasi dua arah antara lembaga yang diwakilinya dengan publiknya ( internal maupun eksternal ), Humas PT Angkasa Pura II dalam melaksanakan Kampanye safety Management System ini dengan melalui berbagai media yang tersedia seperti menggunakan media internal berupa majalah dan bulletin internal Lawrence D.Brennan mengatakan dalam Komunikasi internal ada pertukaran gagasan diantara administrator dengan
karyawan, secara
harizontal, dan vertical yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau organisasi secara lengkap dengan strukturnya yang khas, sehinga pekerjaan dapat berlangsung, organisasi sebagai framework menunjukan adanya pembagian tugas dan kewenangan yang dapat diklasifikasi sebagai pimpinan dan yang dipimpin, pimpinan membuat peraturan sedemikian rupa sehingga dia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh
karyawan tapi cukup dengan penanggung jawab kelompok karyawan, atau unit yang bertanggung jawab atas suatu masalah, internal seperti ini, management
dalam kampanye
bermaksud menyampaikan kepada
seluruh karyawannya atas apa yang ingin dicapai dan hal itu dilakukan melalui Humasnya yang fokus pada bidang Komunikasi dalam organisasi. Kegiatan teknik berkomunikasi dilakukan oleh Humas PT Angkasa Pura II melalui pengumpulan dan pemuatan tulisan dari berbagai sumber internal yang berkompeten terhadap kegiatan safety dan security dan memuatnya di dalam media internal perusahaan yang dikelola Humas dengan dilengkapi gambar atau foto foto kegiatan kampanye dengan maksud memberikan gambaran yang lebih dalam bagi pembaca terhadap kegiatan kampanye SMS.
Menurut Frank Jefkins seorang praktisi PR dituntut mampu mengerjakan banyak hal, ia harus bisa menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus perencana Kampanye yang baik, dalam Kampanye Safety Management System di PT angkasa Pura II Humas bertindak sebagai Komunikator dan mediator Kampanye, sedang materi Kampanye dibuat oleh Tim kelompok kerja SMS Angkasa Pura II yang berasal dari unit Corporate Safety And Risk Angkasa Pura II, penyusunan kegiatan dikoordinasikan oleh Humas dengan unit unit terkait dalam perusahaan terkait dengan persiapan sosialisasi dan pengkomunikasiannya di media internal maupun di media massa lain, Humas juga bertindak
sebagai penasehat manajemen dengan memberikan berbagai masukan dalam memilih nara sumber serta pengaturan acara- acara sosialisasi yang diselipkan dalam kegiatan kegiatan perusahaan yang sudah terjadwal sebelumnya Mengutip pendapat Leslie B. Snyder tentang pengertian Kampanye yang menyatakan bahwa Secara garis besar bahwa Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang teroganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Begitupula halnya dengan kegiatan kampanye Safety Management System di PT Angkasa Pura II, diorganisir oleh Corporate secretary PT Angkasa Pura II melalui Humasnya dan unit Corporate Safety and Risk, yang secara langsung ditujukan kepada seluruh karyawan PT Angkasa Pura II sebanyak 4606 karyawan, di sepuluh kantor Cabangnya dimulai pada bulan Januari 2007 dan direncanakan hingga Desember 2007, dengan target yang dituju adalah: a. memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seluruh karyawan bahwa
pada
setiap
tahap
pekerjaan
dilapangan
akan
mempengaruhi tercapainya faktor keselamatan, b. memahami bagaimana kecelakaan dapat terjadi serta mampu mengindetifikasi kondisi yang berpotensi mendukung terjadinya kecelakaan.
Tercapainya target tersebut akan sesuai dengan tujuan perusahaan dalam rangka mengurangi kontribusi perusahaan dalam hal terjadinya suatu kecelakaan didalam organisasi, sebagaimana yang dikatakan Direktur utama PT Angkasa Pura II Edy Haryoto , bisnis pengelolaan Bandar udara dan lalu lintas udara identik dengan bisnis Keselamatan dan Keamanan. Sebagaimana pendapat dari Charles U.Larson dalam Persuasion, Reception and Responsibility, yang dalam tiga jenis
membagi Kampanye
yakni : Product Oriented Campaigns , candidate
oriented campaigns dan ideological or Couse oriented Campaigns, maka Kampanye Safety Management System dalam penelitian ini dapat dimasukan
sebagai kegiatan Humas yang
bersifat Ideological
atau
Couse Oriented Campaigns atau suatu kegiatan kampanye bersifat khusus dan berdimensi perubahan social ( social change campaigns) sama dengan misalnya, kampanye sadar Hukum, anti Aids dan sebagainya, tahapantahapan kegiatan ini dimulai dari tahap memperkenalkan kepada karyawan, apa yang sedang dituju organisasi atau sebagai suatu kegiatan komunikasi yang memberi efek kognitif berupa pengetahuan, kesadaran, bahwa perusahaan ingin meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan bandara,
untuk kemudian
di arahkan kepada sikap dan
perasaan karyawan yang mendukung atau setuju dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan atau efek afektif, tahap selanjutnya diharapkan karyawan mau bertindak dan berbuat sebagaimana yang diharapkan manajemen atau menimbulkan efek konatif.
Sebagaimana pendapat
Katz & Kahn, yang menyebutkan tentang
lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan
Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, Informasi mengenai kebijakan dan praktik –praktik organisasi, Informasi mengenai kinerja pegawai dan Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (senseof mission),aktifitas atau kegiatan Humas dalam kampanye Safety Management System ini adalah kegiatan komunikasi persuasive yang juga mengandung makna pengarahan dari atasan menuju bawahan, dalam komunikasi organisasi tentang arah aliran komunikasi, yang menunjukan informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan praktik –praktik organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai, informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas ( sense of mission) seperti pendapatahli diatas. Tahapan kampanye SMS ini masih berada dalam tahap Program Kerja Internal public
membina hubungan ke dalam, yaitu berupaya
membangun atau menciptakan budaya perusahaan (corporate culture) dan sense of belonging hingga pada akhirnya tercipta produktivitas yang tinggi ( make a productivity ), namun dibarengi juga dengan eksternal public campaign untuk memperoleh citra yang baik bagi perusahaan (corporate image), seperti pemasangan iklan dimedia massa Nasional seperti yang telah dijelaskan.
Kekurangan dalam perencanaan dan pelaksanaan kampanye masih tetap ada, antara lain tidak dilakukannya monitoring pada peserta sosialisasi pada tingkat karyawan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ( karyawan lini terdepan ), sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan oleh nara sumber belum dapat diketahui, monitoring pada level ini dilakukan hanya berdasarkan minat untuk hadir mengikuti acara sosialisasi SMS, sementara seberapa jauh pemahaman terhadap materi tidak diketahui,. Penerbitan Poster tentang Kampanye Safety Management System yang pada awalnya akan dilakukan bersamaan dengan pencangana kegiatan sebagaimana yang telah masuk dalam perencanaan, belum dilakukan karena berbagai kendala sebagaimana yang disebutkan diatas, yakni kekurangan tenaga dan waktu,
sehingga hal ini diatasi dengan
pemuatan berbagai tulisan di media internal yang berasal dari berbagai pihak internal perusahaan yang telah memperoleh sosialisasi maupun dari bidang-bidang
yang
management system.
berkaitan
langsung
dengan
kegiatan
Safety
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk menggambarkan aktifitas atau
kegiatan Humas, maka dari gambaran kegiatan
yang telah
diuraikan dapat disimpulkan bahwa Aktifitas Humas dalam kegiatan kampanye Safety Management di PT Angkasa Pura II menggambarkan prinsip-prinsip langkah kegiatan Humas, dalam tehnis pelaksanaan kegiatan, fungsi pelaksana kegiatan tersebut dilakukan bersama sama dengan
unit lain yang memiliki
specialist dibidang yang menjadi issue kampanye,
seperti
CS&R
yang berperan
dilakukan unit
dalam pelaksanaan kampanye, Namun Belum ada
pengukuran tingkat Efektifitas Kegiatan kampanye
SMS ini, juga belum
pernah dilakukanevaluasi karena program sedang berlangsung.
5.2 S a r a n . Di masa yang akan datang Humas PT Angkasa Pura II diharapkan melakukan Evaluasi Proses atau evaluasi kemajuan kampanye, dengan tujuan meneliti pelaksanaan kampanye dan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan, agar pada tahap selanjutnya pelaksanaan kampanye dapat berjalan semakin baik lagi. Di masa yang akan datang diharapkan ada penelitian yang lebih mendalam tentang efektifitas penggunaan kampanye internal sebagai media penyampai pesan pesan perusahaan kepada karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofi dan Metodelogi kearah penguasaan model, Aplikasi. Jakarta PT Raja grafindo Persada.2003 Bambang Setiawan,Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi I,Universitas terbuka,Jakarta,Penerbit Karunia1995 Cutlip.M Scoot. Centre H Allen,Broom.Glen M,Effective Public Relations, Jakarta,TP Index kelompok Gramedia 2005. Djuarsa,S.Senjaya, Pengantar Komunikasi. Jakarta Universitas Terbuka 1999. Davis, Anthony, Everything You Should Know About Public Relations, penterjemah Alex Wiriadi, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005 Hadiri Nazir , Martini Nini, Penelitian Terapan,Jogjakarata Gajah Mada University 1994. Jefkins, Frank, Public Relation edisi ke Lima, Jakarta Penerbit Erlangga 2003 Ja’far H.Asegaff, Hubungan Masyarakat dalam Praktek, Jakarta Ghalia Indonesia 2005 Kasali,Rhenald, Managemnt Public Relations,Konsep Indonesia.Jakarta Pustaka Utama Grafiti, 2004
dan
aplikasinya
di
Mulyana, Deddy,Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar,Bandung PT Remaja RosdaKarya, 2002 Mulyana,Dedy , Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosda Karya.2001 Moore H.Frazier,Humas Membangun Citra dengan Komunikasi ,Bandung ,PT Remaja Rosda Karya 2004 Uchyana, Onong Effendi , Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja RosdaKarya cetakan ke sembilan belas. 2005 Pace,R Wyne ,F.Faules Don, Komunikasi Organisasi,Strategi Meningkatkan kinerja Perusahaan, Bandung,PT Remaja Rosda Karya, 2005
Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta ,PT Raja Grafindo Persada, 2001 Rakhmad,Jallaludin .Metode Penelitian Komunikasi ,Bandung,PT Remaja Rosda Karya 2004 Roger Haywood, All About Public Relations, London, Mcgraw-Hill,1987 . Venus, Antar, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2004. Wasesa,Silih Agung, Strategi Public Relations, Bagaimana Strategi Public Relations dari 36 Merek Global dan Lokal membangun Citra,mengendalikan Krisis, dan merebut hati konsumen, Jakarta Penerbit gramedia Pustaka Utama 2005 Winardi, J., Teori Organisasi dan Pengorganisasian, cetakan ketiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), Yin K, Robert, Studi Kasus, Desain dan Metode,Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2000 _Majalah Internal Angkasa pura II, Bandara, bulletin Baling-Baling.-januari 2005 s/d Juli 2007. -Website www.angkasapura 2.ac.id -Majalah Berita Mingguan Tempo -Harian Kompas -Harian Media Indonesia.