PEMANFAATAN WEBSITE OLEH HUMAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI SEBAGAI MEDIA INFORMASI PUBLIK
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI Program Studi Public Relations
Disusun Oleh: TANTI WIDYANINGSIH 04202-089
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations Tanti Widyaningsih (04202-089) Pemanfaatan Website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI Sebagai Media Informasi Publik X+111 (31 Lampiran) Bibliografi: 42 buku (1985-2009) ABSTRAKSI Informasi mempunyai peranan penting dalam mengurangi kesenjangan komunikasi antara instansi dengan publik eksternalnya maupun instansi dengan publik internalnya. Informasi yang akurat berfungsi untuk meningkatkan eksistensi sebuah instansi dan membangun respon positif stakeholders. Oleh karena itu, informasi dibutuhkan dalam rangka membangun komitmen bersama antara instansi dengan stakeholdersnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi. Website dalam terjemahan bebas dapat diartikan sebagai sebuah site atau lokasi atau situs di internet yang dikelola dan atau dimiliki oleh orang, lembaga, dan atau perusahaan tertentu, yang terdiri dari sebuah halaman awal dan dokumen-dokumen atau file-file lain yang terkait dengan site tersebut. Salah satu instansi pemerintah yang memanfaatkan website sebagai media informasi publik adalah Departemen Pendidikan Nasional RI, yang merupakan departemen atau instansi pemerintah yang bertugas untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan seputar dunia pendidikan dan pengajaran di Indonesia, Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan (menjelaskan) pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik. Pada tinjauan pustaka peneliti membahas mengenai pengertian-pengertian yang menjadi dasar dari penelitian ini, meliputi pengertian tentang komunikasi, public relations, media humas, internet, cyber public relations, website. Dalam metodologi penelitian metode yang digunakan adalah deskriptif, tipe penelitiannya adalah metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif, menggunakan narasumber sebanyak 4 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan website yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik sangat baik, karena humas memiliki fokus pada Strategi Komunikasi, Thought Leadership, Membangun Komunitas, Alerts Event and Conference, Global Microbrand, dan Customer Evangelist. Tidak hanya itu saja, dari masing-masing fokus tersebut manfaatnya cukup berarti dalam pembentukan opini publik dan website tersebut menjadi fasilitas sebagai pengenalan instansi, dalam hal ini adalah Depdiknas RI kepada dunia internasional atas dunia pendidikan di Indonesia.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan berkat, rahmat, karunia, hidayah dan keridhaan-Nya, peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai Media Informasi Publik”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Public Relations Universitas Mercu Buana. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Baik dari segi isi maupun teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran pembaca sangatlah peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan peneliti semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca yang memerlukan, khususnya almamater Universitas Mercu Buana (UMB) tercinta. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini : 1.
Bapak Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersabar hati dalam memberikan bimbingan, arahan dan selalu berkenan meluangkan waktunya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
2.
Departemen Pendidikan Nasional RI (Depdiknas RI), khususnya Sekretariat Jenderal (Setjen), Pusat Informasi dan Humas (PIH), Bidang Humas serta Tim Sidiknas yang telah membantu peneliti memperoleh data-data yang berhubungan dengan judul skripsi dan telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara, dan juga Bagian Tata Usaha yang telah membantu peneliti dalam hal persuratan (dokumen).
3.
Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Bidang Studi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana dan Bapak Juwono Tri Atmodjo, M.Si selaku Sekretaris Bidang Studi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
4.
Kedua orang tua tersayang dan tercinta “Papa” dan “Mama”, terima kasih atas segenap waktu, tenaga dan segalanya telah mengasuh, dan mendidik aku, terima kasih atas perhatian, kesabaran, serta dukungannya, baik berupa moril maupun materiil. Sampai kapanpun jasa kalian tidak akan pernah terbalas olehku, namun aku tetap berusaha menjadi anak yang terbaik.
5.
Seluruh teman-temanku : Pita, Sylvia, Tommy, Yuggo, Uli, Adi, Zulaika, Paul dan masih banyak lagi, maaf tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih telah memberikan semangat, dukungan, nasehat dan waktunya untuk membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
6.
Semua pihak yang telah mengorbankan tenaga dan waktunya untuk membantu peneliti selama menjalani proses perkuliahan dari semester awal hingga semester akhir yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
vii
Akhir kata, semoga Allah SWT dengan segala kepastian-Nya memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti sangat berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT juga senantiasa memberikan kekuatan lahir batin pada kita semua dalam menghadapi setiap ujian hidup yang diberikan-Nya serta dapat memperhitungkan segala niat dan perbuatan baik kita…semoga Allah SWT senantiasa menuntun kita pada jalan yang terbaik di dunia ini…Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Jakarta, Agustus 2009
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ........................................
i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI .................................
iii
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI .............................................................
iv
ABSTRAKSI...................................................................................................
v
KATA PENGANTAR....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xii
BAB
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian..........................................................
1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................
9
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................
9
1.4 Signifikansi Penelitian...............................................................
10
1.4.1 Signifikansi Akademis .....................................................
10
1.4.2 Signifikansi Praktis ..........................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi .............................................................
11
2.1.1 Komunikasi Organisasi ....................................................
13
2.1.2 Komunikasi Eksternal ......................................................
16
2.2 Pengertian Humas......................................................................
17
2.2.1 Fungsi Humas ..................................................................
20
2.2.2 Peran Humas ....................................................................
22
2.2.3 Tugas Humas Non Profit ..................................................
25
2.2.4 Aktivitas Humas ...............................................................
27
2.2.5 Khalayak Humas .............................................................
30
2.2.6 Profesionalisme dalam Kegiatan Humas .........................
34
ix
2.2.7 Profesionalisme Humas dan Kualitas Pelayanan Publik .
35
2.3 Media Humas ............................................................................
36
2.4 Internet ......................................................................................
38
2.4.1 Internet sebagai Media Baru Komunikasi .......................
41
2.4.2 Internet sebagai Media Humas ........................................
43
2.5 Cyber Public Relations .............................................................
45
2.6 Situs Web (Website) .................................................................
48
2.6.1 Manfaat (Fungsi) Website bagi Humas sebagai Media Layanan Informasi Publik ........................................................
54
2.6.2 Tingkatan Fungsi Website ...............................................
60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian...........................................................................
61
3.2 Metode Penelitian ......................................................................
62
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................
63
3.3.1 Data Primer ......................................................................
64
3.3.2 Data Sekunder .................................................................
64
3.4 Nara Sumber ..............................................................................
64
3.5 Fokus Penelitian .......................................................................
66
3.6 Definisi Konsep .........................................................................
66
3.7 Teknik Analisa Data ..................................................................
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ..........................................
70
4.1.1 Sejarah Departemen Pendidikan Nasional RI .................
70
4.1.2 Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional RI ........
71
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Departemen Pendidikan Nasional RI.......................................................................
72
4.1.4 Susunan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional RI ....................................................................... 4.2 Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan
x
72
Nasional RI ................................................................................
74
4.2.1 Tugas Pokok Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional RI ..............................
75
4.2.2 Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional RI ...............................
75
4.2.3 Struktur Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional RI ...............................
76
4.2.4 Target Sasaran Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional RI ...................................................
81
4.2.5 Website Departemen Pendidikan Nasional RI ................
81
4.3 Hasil Penelitian .........................................................................
82
4.3.1 Strategi Komunikasi ........................................................
83
4.3.2 Thought Leadership .........................................................
87
4.3.3 Membangun Komunitas ...................................................
89
4.3.4 Alerts ................................................................................
93
4.3.5 Event and Conference.......................................................
95
4.3.6 Global Microbrand ..........................................................
97
4.3.7 Customer Evangelist ........................................................
99
4.4 Analisa Data dan Pembahasan...................................................
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...............................................................................
107
5.2 Saran .........................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan, S.Kom (Koordinator Sidiknas Depdiknas RI)
Lampiran
II
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick, S.Kom (Staf Divisi Konten I Sidiknas Depdiknas RI)
Lampiran
III
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali, Amd (Staf Divisi Konten I Sidiknas Depdiknas RI)
Lampiran IV
Hasil Wawancara dengan Ibu Windi Widia Ningsih, S.Sos (Wartawan Media Online “Inilahdotcom (inilah.com)”)
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang atau lebih dengan tujuan tertentu. 1 Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui
hasrat
orang
lain,
merupakan
awal
keterampilan
manusia
berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.2 Aparat Humas sudah seharusnya selalu berusaha meningkatkan kualitas pribadinya terutama yang menyangkut keahlian dalam hal keterampilan berkomunikasi, memahami hakekat dan tanggung jawab profesi, membangun solidaritas profesi, menjunjung tinggi kode etik profesi.3 Dalam bukunya Practical Public Relations,
Sam Black (1970)
menjelaskan bahwa “Aparat kehumasan tidak hanya bertugas menyebarkan
1
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, hal Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hal 4 3 Feisal Tamin, Bunga Rampai Kehumasan, Jakarta: Direktorat Hubungan Informasi Antar Lembaga Pemerintah Pusat Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional, 2003, hal 51 2
1
2
informasi secara teratur mengenai berbagai kebijakan, perencanaan dan hasil yang telah dicapai, serta menerangkan dan mendidik publik mengenai peraturanperaturan dan perundang-undangan, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan kehidupan masyarakat, tetapi lebih signifikan dari perannya itu adalah memberikan nasihat (menyampaikan saran dan masukan) pada pimpinan dalam hubungannya dengan reaksi atau tanggapan publik terhadap kebijakan yang dijalankan pemerintah“.4 Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini menyebabkan arus informasi semakin deras dan akses informasi semakin luas. Kompetisi dalam berbagai bidang sangat ditentukan oleh kemampuan masing-masing individu dan sumber daya pada masing-masing instansi untuk mengirim atau memperoleh informasi secara efisien dan efektif. Kondisi tersebut mengharuskan setiap aparat kehumasan untuk mengembangkan kemampuan kerja secara profesional. Untuk segenap aparat kehumasan baik pusat maupun daerah harus mampu mencermati realitas perkembangan teknologi komunikasi. Salah satu langkah antisipasinya adalah membangun kesiapan diri untuk melaksanakan sistem pelayanan masyarakat yang lebih baik melalui pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi yang tepat. Perkembangan teknologi informasi merupakan kenyataan global yang tidak mungkin kita hindari.5 Kebutuhan akan kemudahan dalam perolehan atau penerimaan informasi semakin mengemuka dan menjadi tema perjuangan kelompok masyarakat yang menginginkan percepatan demokratisasi dan transparansi. Dalam konteks ini 4 5
Ibid, hal 52 Ibid, hal 50
3
adalah relevan bila masyarakat dewasa ini mengembangkan wacana EGovernment (Electronic Government), yaitu komputerisasi sistem pelayanan publik dan membangun basis data secara elektronik untuk mudah diakses oleh semua pihak.6 Istilah dan profesi Humas semakin hari, makin memasyarakat dan mendapat tempat dalam kegiatan instansi pemerintah, sehingga banyak instansi yang menghasilkan jasa merasakan betapa pentingnya membentuk Divisi atau Bidang Humas di instansi mereka untuk memperoleh citra positif dan merebut dukungan publik dalam upaya mengembangkan kegiatan mereka. Dengan kondisi yang sangat kompetitif saat ini, bidang Humas berupaya merebut dukungan publik dengan melalui program yang dilakukannya, agar instansi mereka tetap mampu bersaing dan berkembang terus.7 Pemerintah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menciptakan keterbukaan informasi, sehingga dapat menciptakan suatu situasi yang kondusif bagi peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Karena itu, pemerintah, khususnya pejabat Humas berkewajiban memposisikan diri sebagai lembaga layanan informasi yang terbuka, sehingga dapat memuaskan hak publik akan informasi. Menyadari bahwa pada umumnya institusi layanan informasi publik termasuk institusi kehumasan pemerintah, masih mengalami berbagai kelemahan seperti : Lemahnya budaya pendokumentasian informasi terhadap aktivitas dan out-put kinerja; Masih lemahnya sistem administrasi organisasi di sebagian besar 6
Ibid, hal 51 Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 121
7
4
badan publik yang berakibat pada kurang tertatanya aliran informasi di lingkungan institusi.8 Hubungan Masyarakat pada lembaga pemerintahan merupakan keharusan fungsional dalam rangka penyebaran informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan-kegiatan instansi pemerintah tersebut, baik pada publik internal maupun pada publik eksternal. Karenanya sebagai suatu kepentingan fungsional, maka Humas merupakan suatu alat untuk mempermudah jalannya interaksi dan hubungan timbal balik serta penyebaran informasi melalui media-media yang ada pada saat ini termasuk media yang sangat canggih sekalipun. Kegiatan komunikasi dalam Humas itu ditujukan kepada masyarakat yang ada di dalam organisasi (khalayak internal) dan masyarakat yang ada di luar organisasi (khalayak eksternal). Khalayak internal adalah khalayak yang berada di dalam atau yang tercakup dalam suatu organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah. Umumnya khalayak internal ini adalah pegawai, manajer, buruh yang bekerja, sampai kepala para pejabat pengambil keputusan. Sedangkan khalayak eksternal adalah khalayak yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi tersebut. Khalayak eksternal tersebut harus diberikan penerangan atau informasi untuk dapat membina hubungan baik (goodwill). Umumnya khalayak eksternal ini adalah pers, pemerintah, masyarakat.9 Humas Departemen Pendidikan Nasional adalah penghubung antara pemerintah dan masyarakat sekaligus menjadi penerjemah informasi dari 8
Opcit, hal 57 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, hal 89 9
5
pemerintah ke masyarakat. Humas di sini menjadi corong pemerintah, termasuk juga mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi publik tentang informasi yang dibutuhkan melalui layanan publik, salah satunya melalui media Website, serta penyampaian sikap dan pendapat publik terhadap lembaga secara timbal balik. Harapan masyarakat untuk mendapatkan layanan atas berbagai informasi mengenai pendidikan merupakan hal yang perlu direspon oleh Departemen Pendidikan Nasional RI, sebagai institusi yang bertanggung jawab menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Terbukanya akses informasi serta komunikasi mengenai pendidikan dengan semua pihak terkait (stakeholders) Departemen Pendidikan Nasional RI, tidak hanya akan bermanfaat bagi masyarakat luas, tetapi juga penting bagi Departemen
Pendidikan
Nasional,
terutama
dalam
rangka
menciptakan
transparansi serta akuntabilitas publik, yang menjadi harapan masyarakat luas. Dalam kaitan itu, pimpinan Departemen Pendidikan Nasional telah mengeluarkan kebijakan untuk membuka diri dan membangun keterbukaan dengan masyarakat dan semua stakeholders, sehingga dapat meningkatkan citra Departemen Pendidikan Nasional yang lebih baik di mata masyarakat, tetapi juga sekaligus
dapat
mencapai
terwujudnya
good
governance
sebagaimana
didambakan oleh semua pihak.10 Informasi mempunyai peranan penting dalam mengurangi kesenjangan komunikasi antara instansi dengan publik eksternalnya maupun instansi dengan publik internalnya. Informasi yang akurat berfungsi untuk meningkatkan 10
Latar Belakang; Gerai Informasi dan Media, Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, M.S., http://www.setjen.diknas.go.id
6
eksistensi sebuah instansi dan membangun respon positif stakeholders. Oleh karena itu, informasi dibutuhkan dalam rangka membangun komitmen bersama antara instansi dengan stakeholdersnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.11 Tuntutan era globalisasi yang menjadikan informasi sebagai sumber daya percepatan perilaku ekonomi, politik, sosial, budaya, menyebabkan arus dan daya serap informasi dilakukan melalui media elektronik yang serba cepat pula. Konteks globalisasi ini juga tidak terhindarkan dalam kebijakan yang terkait dengan tata kelola (governance) kelembagaan. Informasi-informasi yang terkait dengan kebijakan-kebijakan pembangunan pendidikan harus secara serta merta menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan perubahan masyarakat lokal dalam prospektif global yang serba cepat pula. Kaidah think globally, act locally adalah salah satu cerminan tentang bagaimana informasi di kawasan dunia dan antar negara memiliki peluang yang sangat cepat untuk merubah perilaku budaya lokal setempat melalui penetrasi informasi. Karena objek pembangunan pendidikan adalah masyarakat sebagai entitas suatu bangsa, maka informasi yang disampaikan juga harus merupakan media komunikasi yang mengandung makna pendidikan dan pembelajaran, sehingga perubahan perilaku yang mengakibatkannya merupakan perubahan kolektif suatu bangsa dalam proses membangun. Untuk menjawab tantangan inilah website Departemen Pendidikan Nasional RI dijadikan salah satu sumber informasi pendidikan dan pembelajaran
11
Ibid
7
yang mampu memberikan kontribusi positif dalam merubah perilaku membangun bangsa agar memiliki perilaku membangun yang sarat dengan pengetahuan (knowledge based society).12 Komunikasi, yang membedakan internet dengan jaringan global lainnya dari teknologi komunikasi tradisional, ungkap LaQuey (1997), adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada medium yang memberi setiap penggunanya berkemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang.13 Saat ini banyak praktisi Humas, berbicara atas nama perusahaan atau instansi telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi Humas. Internet membawa perspektif dan pola baru di era informasi dalam bentuk jaringan teknologi yang memungkinkan setiap orang mengakses ke mana saja untuk memenuhi kebutuhannya. Organisasi yang mengadopsi internet akan mengalami perkembangan pesat di tengah-tengah masyarakat informasi yang semakin heterogen dan dapat meraup khalayak yang lebih besar jumlahnya.14 Ada beberapa manfaat media internet bagi para pelaku Humas diantaranya adalah: komunikasi konstan, yakni internet itu tidak pernah tidur (non stop 24 jam) dengan potensi target publik seluruh dunia, respon yang cepat, artinya internet memungkinkan untuk merespon secara cepat semua permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dan pelanggan dan bersifat interaktif, artinya
12
Sambutan, Mendiknas Bambang Soedibyo, http://www.depdiknas.go.id Soleh Soemirat, Dasar-Dasar PR, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 190 14 Ibid. hal 191 13
8
membuat perusahaan atau instansi dapat memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung situs web.15 Website merupakan hubungan berbagai komputer di seluruh dunia yang mempunyai berbagai koleksi dokumen-dokumen yang tersimpan di internet dokumen dan file, yang mana dapat saling bertukar melalui penggunaan HTTP (Hypertext Transfer Protocol).16 Salah satu instansi pemerintah yang memanfaatkan website sebagai media informasi publik adalah Departemen Pendidikan Nasional RI, yang merupakan departemen atau instansi pemerintah yang bertugas untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan seputar dunia pendidikan dan pengajaran di Indonesia, yang otomatis memiliki stakeholders terbesar dari berbagai kalangan, seperti berbagai lembaga pendidikan beserta aparaturnya yang tersebar di seluruh Indonesia, instansi pemerintah, organisasi swasta, institusi sosial kemasyarakatan hingga beragam media massa. Dengan kata lain, Departemen Pendidikan Nasional RI merupakan salah satu sektor publik yang memegang peranan penting di Indonesia. Dalam hal ini, website dimanfaatkan Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik. Peneliti memfokuskan penelitian pada penerapan e-PR dengan judul “Pemanfaatan Website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai Media Informasi Publik”. Alasan peneliti memilih objek di Departemen Pendidikan Nasional RI karena Departemen Pendidikan Nasional RI merupakan salah satu Departemen di 15
Bob Julius Onggo, Cyber Public Relations, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, hal 4 Kim Harrison, Strategic PR a Practical Guide to Success Second Edition, Vineyard Publishing Pty. Ltd, 2001, hal 294 16
9
Indonesia yang baru dua tahun ini sedang gencar-gencarnya menggunakan website yang dikembangkan dan dikelola khusus oleh Pusat Informasi dan Humas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan data dan informasi pendidikan yang lebih cepat, tepat, akurat dan terpercaya.17 Menurut Pasal 123 ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2005, Pusat Informasi dan Humas adalah unsur Pelaksana tugas tertentu Departemen di bidang pengelolaan informasi dan publikasi pendidikan, serta hubungan masyarakat. Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal ( ayat 2 ).18
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan (menjelaskan) pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik.
17
Panduan Sosialisasi Fasilitasi Sidiknas Pusat Informasi dan Humas, 2008 Permendiknas No. 23 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-Pusat di Lingkungan Depdiknas, Biro Hukum dan Organisasi, 2005, hal 49
18
10
1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empiris kepada ilmu komunikasi khususnya di bidang Humas mengenai pemanfaatan website sebagai media informasi publik di sebuah instansi. 1.4.2. Signifikansi Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran yang positif bagi Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional RI untuk lebih meningkatkan pemanfaatan website sebagai media informasi publik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia. Dalam hubungannya dengan manusia satu dengan manusia lainnya, manusia senantiasa melakukan komunikasi. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masingmasing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini, dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara verbal ataupun non-verbal. Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung (tanpa media) dan tidak langsung (dengan media). 19 Komunikasi menurut Barelson dan Stainer adalah ”Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dan lain-lain”.20 Pihak instansi harus dapat membangun komunikasi secara dua arah (two ways communication), agar tidak ada kesalahan informasi yang diterima publik.
19 20
Sasa Djuarsa Sendjaja, PengantarKomunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, hal 2 Ibid, hal 7
11
12
Publik akan merasa dihargai, dan apa yang mereka kehendaki dapat diterima sebagai bahan masukan bagi instansi. Menurut Ahmad Wiryan Widjaja, fungsi komunikasi dapat dirumuskan sebagai berikut :21 a. Informasi Yakni pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan tepat b. Sosialisasi Yakni menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif, sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan aktif di dalam masyarakat. c. Motivasi Yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginan serta mendorong kegiatan individu. d. Diskusi Yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk persetujuan. Faktor komunikasi tersebut merupakan faktor yang dapat menjadikan komunikasi berjalan secara efisien, karena suatu informasi sebelum disampaikan 21
Ahmad Wiryan Widjaja, Bunga Rampai Kehumasan no 4, Jakarta: Direktorat Hubungan Informasi Antar Lembaga Pemerintah Pusat, 2002, hal 22
13
kepada publik harus disosialisasikan agar publik mengetahui serta merasa termotivasi akan informasi tersebut. Begitu juga penyampaian informasi yang dilakukan Humas Departemen Pendidikan Nasional RI, melalui media yang digunakan, Humas menyajikan sejumlah informasi sebagai layanan informasi kepada publiknya, agar mereka tertarik menggunakan jasa yang ada di Departemen Pendidikan Nasional RI. Berdasarkan hal tersebut, maka setiap langkah kegiatan Humas perlu merujuk serta menyesuaikan dengan kebijakan organisasi.
2.1.1. Komunikasi Organisasi Komunikasi
dalam
suatu
organisasi
sangat
diperlukan
guna
menghubungkan kepentingan berbagai pihak, diantaranya pihak internal antara atasan dengan bawahan, sebab komunikasi yag terjalin baik (harmonis) akan menentukan kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan. Definisi
komunikasi
organisasi,
dipandang dari sudut
fungsional adalah pertunjukan dan penafsiran
perspektif
pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antar yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.22 Definisi komunikasi organisasi, dipandang dari sudut perspektif interpretif adalah : a. proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi, 22
R.Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 31
14
b. perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.23 Definisi komunikasi organisasi menurut persepsi Zelko dan Dance adalah ”Suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal”.24 a. Komunikasi Internal Adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward), komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward), dan komunikasi kepada sesama karyawan yang sama tingkatannya (horizontal communications) b. Komunikasi Eksternal Adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti masyarakat umum, hubungan masyarakat, pembuatan iklan 25 c. Komunikasi Pribadi Pertukaran informasi terjadi secara informal Sebagai manajer Humas, Humas mendukung kolega mereka dengan sokongan komunikasi mereka yang lintas organisasional yaitu ke dalam dan ke luar perusahaan.26 Humas tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan orangorang yang berkomunikasi dengan mereka.27
23
Ibid, hal 33 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal 66 25 Ibid, hal 67 26 Soleh Soemirat, Dasar-Dasar PR, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 87 27 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 197 24
15
Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi atau yang biasa disebut komunikasi organisasi, dapat terjadi melalui beberapa alur informasi yang terdiri dari : a. Komunikasi ke Atas (Upward Communications) Yaitu komunikasi yang mengalir dari individu yang ada di tingkat bawah dalam organisasi kepada individu yang ada di tingkat atas. 28 Berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. b. Komunikasi ke Bawah (Downward Communications) Yaitu bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijakan, prosedur dan publikasi instansi. Komunikasi ke bawah sangat penting dilakukan agar para karyawan mengetahui informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan apa saja yang harus dilakukan.29 berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.30 Organisasi yang efektif juga memerlukan komunikasi antar karyawan dalam suatu departemen atau antar departemen yang sederajat. Komunikasi ini
28
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal 87 Ibid, hal 87 30 R.Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 184 29
16
dapat membuat para karyawan untuk mengkoordinasi kegiatan di dalam organisasi sekaligus menyelesaikan masalah yang terjadi.31 Komunikasi diagonal di dalam organisasi merupakan saluran yang jarang dipakai, namun dianggap penting dalam situasi di mana para anggota organisasi tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya.32
2.1.2
Komunikasi Eksternal Komunikasi
eksternal
adalah
komunikasi
dengan
publik
luar,
antarorganisasi. Dalam organisasi, komunikasi dengan luar atau komunikasi eksternal itu lebih banyak dilakukan oleh Humas. Pimpinan organisasi baru tampil pada hal-hal yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain yang menyangkut kebijakan organisasi. Komunikasi eksternal dilakukan menurut kelompok sasaran berdasarkan relasi yang harus dibangun, harus dibina secara terus-menerus, yaitu hubungan dalam lingkungan, hubungan dengan instansi pemerintah dan hubungan dengan pers. Jadi, komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal-balik, yaitu komunikasi dari organisasi ke publik dan publik ke organisasi. Komunikasi dari organisasi ke publik pada umumnya bersifat informatif, yang dibuat sedemikian rupa sehingga publik merasa ada keterlibatan. Setidak-tidaknya terjadi hubungan batin. Komunikasi dari organisasi ke publik dapat melalui berbagai macam saluran, seperti majalah organisasi, press release, artikel dalam surat kabar, 31 32
Ibid, hal 87 Ibid, hal 88
17
pidato/uraian radio dan TV, film dokumenter, brosur, leaflets, poster, konferensi pers. Komunikasi eksternal yang dilaksanakan secara efisien akan sangat besar manfaatnya bagi: 1. Manajemen (masukan dalam peraturan untuk menyusun kebijakan) 2. Relasi dengan media (mendapatkan media yang tepat) 3. Aktivitas segala macam kegiatan yang berhubungan dengan redaksi 4. Kegiatan dalam mengadakan informasi/pengumuman 5. Presentasi, representasi, partisipasi dalam organisasi.33 Komunikasi eksternal menciptakan relasi dan mengembangkannya. Itu merupakan kelangsungan kehidupan organisasi. Ada tiga hal yang mendasar dalam ketentuan-ketentuan komunikasi eksternal. Seorang praktisi profesional, mampu menyusun konsep, menentukan strategi, sebagai penasihat, mampu mengetahui tren, secara sistematis memprosesnya. Sebagai seorang teknisi, mampu mengoperasikan suatu konsep secara terkoordinasi, terorganisasi, berhasil sesuai dengan rencana. Perlu memiliki skill yang diperlukan, perlu tim kerja yang memiliki berbagai macam ilmu.34
2.2.
Pengertian Humas Pada dasarnya, Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi komersial maupun organisasi nonkomersial. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita 33
Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar-Dasar PR Teori dan Praktik, Jakarta: Grasindo, 2002, hal 97-99 34 Ibid, hal 148
18
menyukainya atau tidak, karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini.35 Arti penting komunikasi yang telah diuraikan di atas, dirasakan juga pada aktivitas Humas sebagai penyelenggara hubungan komunikasi. Humas secara tidak
langsung
dituntut
untuk
mampu
memahami,
menggunakan
dan
memanfaatkan teknologi komunikasi, yang sepanjang tahun kian meningkat, dalam upaya menyampaikan pesan dan memperoleh informasi. Definisi
Humas
menurut
IPRA
(International
Public
Realtions
Association), Humas merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.36 Pada dasarnya Humas adalah sebagai perantara atau penghubung antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Humas sangat berperan penting dalam menciptakan dan membentuk opini publik dalam 35 36
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hal 1 Op cit, hal 11
19
sebuah instansi. Hal tersebut sesuai dengan inti dari tujuan Humas adalah memperoleh good will atau pengertian dari publiknya yang akan dapat menimbulkan citra positif pada instansinya. Irving Smith Kogan dalam Modern Bussines Alexander Hamilton Institute, 1965 mengatakan bahwa Humas adalah fungsi manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat. Termasuk juga menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk dapat dukungan dan kepercayaan masyarakat. Melihat fungsi Humas sebagaimana disebutkan di atas, maka ada empat persyaratan dasar yang harus dipenuhi saat Humas menjalankan tugasnya, yaitu: 37 1. Kemampuan mengamati dan menganalisa persoalan 2. Kemampuan menarik perhatian 3. Kemampuan mempengaruhi pendapat 4. Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya. Inti dari kegiatan Humas sebagai juru bicara adalah melakukan komunikasi baik ke dalam maupun ke luar. Komunikasi baik yang bersifat ke dalam maupun ke luar ini sama pentingnya. Untuk membangun corporate image, sekaligus memperlancar peran dan fungsi Humas dalam penyampaian pesan, informasi, publikasi dan sebagainya.
37
Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2006, hal 132
20
2.2.1. Fungsi Humas Seorang Humas profesional dituntut untuk memiliki skill dan integritas yang tinggi, karena praktisi Humas selalu berhubungan dan berhadapan dengan publik untuk menciptakan image yang baik. Di sini fungsi dan peran Humas sangat membantu permasalahan yang dihadapi oleh seorang Humas profesional. Menurut Scott M. Cutlip & Allen H.Center, dalam bukunya Effective PR, Public Relations berfungsi sebagai berikut:38 1. Publicity Berita dan informasi bersumber dari Humas. Publisitas adalah berita yang didapat dari sumber lain yang digunakan oleh media karena memiliki nilai berita, hal tersebut mengharuskan Humas untuk selalu mempunyai informasi yang mempunyai nilai berita kepada media agar dimuat. 2. Advertising Iklan adalah informasi yang ditempatkan pada setiap media oleh sponsor tertentu dengan cara membayar tempat dan waktu. Konsep iklan pada Humas digunakan untuk meraih khalayak lebih dari target pemasaran 3. Press Agentry Adalah pembuatan berita yang bernilai berita untuk menarik perhatian media untuk mendapatkan perhatian publik. Dalam melakukan kegiatan tersebut, digunakan publisitas sebagai strategi utama
38
Scott. M. Cutlip & Allen H. Center, Effective PR 9th edition, New Jersey: Prentice Hall, 2000, hal 10
21
4. Public Affair Merupakan bagian khusus Humas yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah dan komunitas sekitarnya untuk mempengaruhi kebijakan publik 5. Issue Management Merupakan
bagian
khusus
Humas
yang
bertindak
mengantisipasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespon isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan perusahaan dengan publiknya 6. Lobby Merupakan bagian khusus Humas yang menciptakan dan memelihara hubungan khusus dengan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi pembuatan undang-undang dan peraturan. 7. Investor Relations Merupakan bagian Humas perusahaan yang menciptakan dan memelihara hubungan saling menguntungkan dengan para stakeholders dan pihak lain dalam konteks keuangan, untuk memperluas nilai pasar 8. Development Merupakan bagian Humas pada organisasi non profit yang meliputi memelihara hubungan dengan para donor atau anggota, dengan tujuan untuk keamanan keuangan para development biasa yang bekerja untuk stasiun penyiaran umum, pencegahan penyakit, dan logistik pendidikan. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa fungsi utama Humas pada dasarnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik
22
antara instansi dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Humas mempunyai fungsi timbal balik, baik ke luar maupun ke dalam. Ke luar, ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan image publik yang positif terhadap segala tindakan
dan
kebijakan
lembaga.
Ke
dalam,
ia
berusaha
mengenali,
mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan image yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.
2.2.2
Peran Humas Peranan Humas diharapkan menjadi ”mata” dan ”telinga”, serta ”tangan
kanan” bagi top manajemen dari organisasi atau lembaga, yang ruang lingkupnya antara lain meliputi aktivitas :39 1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) Yang dimaksud publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit / badan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi 2. Membina hubungan ke luar (publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum atau masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jadi peran Humas tersebut bersifat dua arah, yaitu berorientasi ke dalam dan berorientasi ke luar. Dalam hal ini, Humas sebagai pendengar sekaligus 39
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hal 22
23
sebagai perantara antara pihak manajemen dan publiknya. Karakteristik Manajemen Pemerintah Modern yang Demokratis adalah :40 1. Mengakui pentingnya komunikasi 2. Ada lembaga yang bertanggungjawab pada komunikasi, dan 3. Ada mekanisme kerja penyeimbang how to make favorable image and people’s right to know. Koordinasi informasi, merupakan tugas dan wewenang yang paling penting. Koordinasi menyangkut: persoalan materi kebijakan pemerintah yang dibahas, penentuan siapa yang berwenang memberikan keterangan pers, apakah harus ada konsultasi terlebih dahulu dengan pejabat terkait, sampai kepada bentuk penyampaian informasinya. Koordinasi merupakan kunci dalam mengatur dan mengawasi isu-isu komunikasi penting yang muncul. Dengan koordinasi akan tercipta sistem respons yang cepat terhadap pemberitaan media, atau isu kontroversial yang harus ditanggapi instansi. Juru bicara yang juga press officer ini idealnya memiliki akses langsung kepada pejabat yang mereka wakili. Prinsipnya, pekerja Humas juga membantu pers untuk mendapatkan berita yang benar, agar masyarakat memperoleh informasi yang lengakap dan akurat. Sedangkan terciptanya citra positif adalah konsekuensi dari terciptanya media relations yang baik, dan pelayanan yang optimal.
40
Pudji Utomo, Bunga Rampai Kehumasan, Jakarta: Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional, 2003, hal 69
24
Perkembangan
profesionalisme
Humas
yang
berkaitan
dengan
perkembangan peranan Humas, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu instansi adalah sebagai:41 1. Penasehat Ahli Seorang praktisi pakar Humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. 2. Fasilitator Komunikasi Praktisi Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah Peranan praktisi Humas untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4
Teknisi Komunikasi Praktisi Humas sebagai journalis in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi. Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan, bahwa peranan praktisi
Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak
41
Op cit, hal 20
25
manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Untuk itu praktisi Humas harus memiliki kemampuan mendeteksi fenomena sikap cermat dalam memberikan masukan kepada pimpinan, jadi setiap kebijakan pemerintah dapat segera diantisipasinya oleh instansi.
2.2.3
Tugas Humas Non Profit Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di instansi
pemerintah (non profit) dengan non pemerintah (profit) adalah tidak adanya unsur komersial atau tidak adanya sesuatu yang diperjualbelikan walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum.42 Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut Dimock dan Koenig (1987), pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas instansi pemerintahan, yaitu sebagai berikut:43 1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
42 43
Ibid, hal 341 Ibid, hal 342
26
2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional. 3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. Keberadaan unit kehumasan (Humas) di sebuah instansi pemerintah merupakan keharusan
secara fungsional
dan
operasional
dalam
upaya
menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk Humas ke dalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Secara garis besarnya Humas mempunyai peran ganda: yaitu fungsi ke luar berupa memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi kepada publik sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama.44 Fungsi pokok Humas Pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut: 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
44
Ibid, hal 343
27
2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat. 3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak. 4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2.4
Aktivitas Humas Humas pada dasarnya berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan
atau instansi dengan publiknya. Hubungan yang efektif antara pihak-pihak yang berkepentingan sangat penting demi tercapainya kepentingan dan kepuasan bersama. Tujuan utama dari kegiatan seorang Humas adalah untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian antara perusahaan atau instansi dengan publiknya. Secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut:45 1. Communicator Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak ataupun elektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya. Di samping itu juga bertindak sebagai mediator
45
Ibid, hal 26
28
2. Relationship Kemampuan peran Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak. 3. Back up Management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam tujuan pokok perusahaan atau instansi dan dapat pula meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh instansi. 4. Good Image Maker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Humas dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan atau instansi. Frank Jeffkins menyatakan bahwa untuk menciptakan atau memelihara dan memperbaiki citra perusahaan, ia merumuskan tentang ” The Public Relations Transfer Process ”, yaitu proses dari kegiatan Humas untuk mentransfer hal-hal yang negatif menjadi positif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:46 1. Hostiliti
: Adanya rasa permusuhan, antipati dari publik terhadap suatu perusahaan. Keadaan ini harus diubah menjadi simpati.
Sympathy
: Suatu pernyataan yang dikemukakan publik terhadap sesuatu perusahaan tentang adanya rasa senang terhadap suatu
46
Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: Pusat Penerbitan Universitas, 2003, hal 48
29
perusahaan,
memperhatikan,
atau
adanya
kesediaan
membantu dan mendukung perusahaan. 2. Prejudice
: Adanya prasangka negatif dari publik terhadap instansi atau
perusahaan
dan keadaan ini harus diubah menjadi
acceptance. Acceptance
: Publik
menerima
mempunyai
keadaan
prasangka
suatu
negatif ,
perusahaan mengakui
tanpa adanya
eksistensi suatu perusahaan, bahwa perusahaan itu adalah bagus. 3. Apathy
: Adanya
rasa apatisme, dalam
publik tentang
adanya
arti masa bodoh dari
suatu lembaga atau instansi.
Keadaan ini harus di ubah menjadi interest. Interest
: Adanya rasa bahwa publik terhadap
perusahaan atau instansi,
mempunyai rasa memiliki bahkan
mempunyai kepentingan
rasa
sehingga
perusahaan
ketergantungan
dari
secara publik
publik tinggi terhadap
perusahaan. 4.
Ignorance
: Adanya ketidaktahuan dari publik terhadap segala sesuatu yang menyangkut perusahaan atau instansi, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan terhadap fungsi
sosial dari suatu
perusahaan. atau instansi.
Keadaan ini harus diubah menjadi knowledge. Knowledge
: Publik
mempunyai pengetahuan yang baik tentang
30
perusahaan, sehingga pengetahuan yang dimiliki akan membuka jalan bagi lancarnya kegiatan komunikasi perusahaan atau instansi. Agar perusahaan memperoleh image yang baik, maka seorang Humas dapat mengupayakan dengan menciptakan sesuatu yang baik pula. Proses kegiatan Humas selalu di awali dan di akhiri dengan penelitian atau riset. Hal ini dikarenakan pelaksanaan komunikasi Humas, tidak hanya sekedar melakukan komunikasi yang tanpa arah dan tujuan, melainkan mempunyai tujuan yang jelas dan pasti. Selain itu, program komunikasi Humas juga perlu mempunyai ukuran hasil. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya program tersebut atau tercapai atau tidaknya pesan bagi khalayak yang dituju. Pesan yang disampaikan juga diharapkan mempunyai efek tertentu yang diharapkan Humas. Humas sebagai fungsi manajemen, merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan organisasi. Karenanya seluruh aktivitasnya diupayakan untuk mendukung seluruh kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan lembaga. Berdasarkan dengan itulah, maka setiap langkah kegiatan Humas harus dijalankan dengan profesional.
2.2.5
Khalayak Humas Seorang Humas harus mampu menciptakan hubungan, baik dengan publik
internal maupun publik eksternal instansi. Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute of Public Relations) yang dikutip oleh Frank Jeffkins dalam
31
bukunya ”Public Relations”, istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yakni publics. Hal ini dikarenakan, kegiatan Humas tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dengan kata lain, kegiatan Humas khusus diarahkan kepada khalayak terbatas.47 Penyebaran suatu pesan Humas tidak dilakukan secara pukul rata kepada semua orang seperti halnya pesan-pesan iklan. Dalam memiliki khalayak, Humas lebih diskriminatif. Unsur atau segmentasi tertentu sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan. Khalayak utama yang didefinisikan ada delapan (The 8 basic publics of Public Relations)48, namun dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: A. Publik Internal 1. Pegawai Pegawai suatu organisasi meliputi semua orang yang bekerja pada suatu organisasi. Mereka bisa saja terpusat pada satu gedung atau bisa pula berpencar-pencar 2. Pemimpin Pendapat Umum Mereka terdiri dari orang-orang yang berpengaruh, sehingga setiap pendapatnya dapat menentukan naik turunnya atau bahkan jatuh bangunnya suatu organisasi.
47 48
Frank Jeffkins, Dasar-Dasar Public Relations, Jakarta: Gramedia, 1995, hal 22 Ibid, hal 23
32
3. Investor Yang disebut investor itu bukan hanya para individu yang membeli surat berharga, akan tetapi juga para analis investasi, serta pembeli partai besar yang merupakan badan usaha. 4. Distributor Distributor adalah mereka yang menangani fungsi perantara antara produsen dan konsumen. Mereka mengambil produk dari perusahaan produsen dalam jumlah besar dan mengedarkannya B. Publik Eksternal 1. Masyarakat Umum Tentunya tidak seluruh masyarakat menjadi khalayak, akan tetapi sebagian kecil diantaranya. Segmen masyarakat yang menjadi khalayak bagi suatu organisasi jelas berbeda dengan khalayak organisasi yang lain 2. Calon Pegawai / Anggota Mereka bisa berada di instansi lain, atau bisa juga di instansi lainnya. Mereka takkan tertarik untuk melamar menjadi pegawai atau anggota suatu instansi, apabila mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh instansi itu 3. Pemasok Pemasok bisa saja merupakan orang-orang yang memasok jasa maupun bahan baku serta komponen produksi.
33
4. Konsumen Yang disebut konsumen bukan hanya rumah tangga, tetapi juga perusahaan pembeli dalam partai besar 5. Pers Pers dapat dikatakan sebagai alat pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi Humas dengan pihak publik. Selain melalui media internet, publik dapat menerima informasi mengenai Departemen Pendidikan Nasional RI berupa berita yang diinformasikan (dipublikasikan) oleh Pers melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik. 6. Link Terkait Yang disebut dengan link terkait adalah mitra usaha ataupun departemendepartemen, baik yang berada di dalam maupun luar negeri yang memiliki kepentingan terkait dengan Departemen Pendidikan Nasional RI. Beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau lembaga harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas menjadi khalayaknya, yakni: a. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program Humas b. Untuk menciptakan skala prioritas sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya c. Untuk memilih media dan teknik Humas yang sekiranya paling sesuai d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar mudah diterima.
34
Dari uraian di atas, peneliti menarik kesimpulan, bahwa khalayak sangat penting dalam mengidentifikasikan, menciptakan, dan untuk dijadikan sasaran dalam suatu program Humas.
2.2.6
Profesionalisme dalam Kegiatan Humas Humas di dalam menjalankan tugasnya berpegang kepada kepentingan
masyarakat umum yang selalu berupaya melayani secara optimal dan bertanggung jawab akan pengaruh opini publik di dalam menyajikan fakta. Para praktisi Hubungan Masyarakat sedunia yang terhimpun dalam The International Public Relations Association (IPRA) membuat kesepakatan dalam merumuskan definisi:49 Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari budi yang dijalankan secara berkesinambungan dan terencana, dengan mana organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum di antara mereka dengan tujuan mencapai kerjasama yang lebih produktif dan melaksanakan kepentingan bersama. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa Humas profesional harus dipraktekan oleh orang yang dapat berperan sebagai jembatan penghubung bagi kedua belah pihak. Tujuan dari kegiatan humas untuk memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik.
49
Sonny Keraf, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur, Yogyakarta: Konisius, 1998, hal 20
35
2.2.7
Profesionalisme Humas dan Kualitas Pelayanan Publik Profesionalisme Humas dan kualitas pelayanan publik adalah dua hal yang
saling berkaitan. Aparat Humas sudah seharusnya selalu berusaha meningkatkan kualitas pribadinya, terutama yang menyangkut:50 1. Keahlian dalam hal keterampilan berkomunikasi 2. Memahami hakekat dan tanggungjawab profesi 3. Membangun solidaritas profesi dan menjunjung tinggi kode etik profesi. Profesionalisme Humas sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas layanan publik. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, antara lain adalah:51 a.
Komitmen dan Konsisten Dalam era demokratis dan transparansi sangat dibutuhkan komitmen dan konsistensi yang tinggi dari seluruh aparat pemerintah, termasuk aparat Humas. Dituntut dapat memahami hakekat misi perusahaan atau instansi, yakni menciptakan kemakmuran, ketentraman dan kesejahteraan bagi publik dengan senantiasa membangun sikap dan perilaku komunikatif, agar fungsi pemerintah sebagai pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan dapat berjalan baik.
b.
Kemampuan dan Keterampilan Berkomunikasi Segenap aparat Humas dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi untuk menjelaskan arti dan makna penerapan kebijakan.
50
Feisal Tamin, Bunga Rampai Kehumasan, Jakarta: Direktorat Hubungan Informasi Antar Lembaga Pemerintah Pusat Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional, 2003, hal 51 51 Ibid, hal 50
36
Sehingga segala bentuk distorsi dan penyimpangan dapat diminimalkan, bahkan apabila mungkin ditiadakan c.
Mengubah pola pikir Sebagai konsekuensi dari perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat, maka setiap aparat Humas pada semua level harus mengubah pola pikir dan sistem kerja dari yang tadinya patronatif askriptif oriented ke achievement oriented, sehingga instansi mendapatkan kepercayaan dari publik dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
d.
Perkembangan teknologi informasi Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini menyebabkan arus informasi semakin deras dan akses semakin luas. Kompetisi dalam berbagai bidang sangat ditentukan oleh kemampuan masing-masing individu dan sumber daya pada masing-masing instansi untuk mengirim atau memperoleh informasi secara efisien dan efektif. Pada dasarnya Humas pada perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi
lainnya baik negeri maupun swasta, adalah sebagai perantara atau penghubung antara pimpinan organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal.
2.3 Media Humas Dalam era globalisasi yang diwarnai dengan pesatnya perkembangan teknologi, meningkatnya arus informasi dan komunikasi; meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, dunia usaha harus menghadapi berbagai permasalahan dan persoalan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini bukan
37
saja akan berpengaruh terhadap nama baik atau citra instansi, namun lebih jauh bahkan dapat mengancam kelangsungan kegiatan yang dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak instansi akan banyak mengharapkan bantuan dari praktisi Humas yang biasa menangani permasalahan yang banyak berkaitan dengan opini publik. Untuk dapat mengadakan komunikasi dengan khalayaknya, praktisi Humas menggunakan media berikut:52 1.
Media Massa Cetak, meliputi; a. Surat Kabar Merupakan media komunikasi dan publikasi yang utama. Dibaca oleh jutaan orang, mendapatkan kepercayaan, mempengaruhi opini publik, muncul secara teratur dan secara intensif meliputi berita-berita lokal dan regional b. Majalah Majalah merupakan media penting untuk menghasilkan gagasan feature dan publikasi bergambar. Berita di dalamnya biasanya akan dibaca oleh sejumlah orang dan cenderung akan disimpan untuk bahan referensi masa yang akan datang
2.
Media Elektronik, meliputi; a. Radio Radio adalah sebuah media utama informasi, hiburan, dan pendidikan massal yang sangat populer. Jaringan siarannya melibatkan penggunaan sejumlah stasiun secara serempak di suatu daerah
52
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal 146
38
b. Televisi (TV) Kombinasi antara suara, gerak, gambar dan warna yang dapat melengkapi penyajian informasi lebih menarik. Fungsi utama televisi adalah sebagai media hiburan c. Film Film juga merupakan media massa yang mampu digunakan Humas dalam melaksanakan kampanyenya dan digunakan juga untuk menjelaskan profil instansi yang diwakilinya d. Internet Internet digunakan sebagai media baru pelaksana fungsi Humas dalam mengirim press release, news conference online, interview online.
2.4 Internet Internet adalah kumpulan komputer pribadi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam bentuk jaringan. Jaringan tercipta melalui saluran telekomunikasi, yaitu telepon. Komputer pribadi dapat berada di berbagai tempat yang terpisah baik di dalam wilayah nasional maupun internasional.53 Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antar satu komputer dengan komputer lain di dunia (world wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Untuk melakukan komunikasi tersebut diperlukan bahasa protokol yang sama yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Fungsi dari TCP/IP tersebut adalah memberi suatu
53
Wijela, Michael R, Internet dan Intranet, Jakarta: Dinastindo, 2001, hal 2
39
alamat (address) pada setiap komputer dalam bentuk nomor, sehingga masingmasing komputer mempunyai identitas atau nama yang unik dan berlainan. Pendek kata bahwa internet menjalin informasi global antar manusia atau pengguna internet di seluruh dunia tanpa batas institusi, dimensi ruang dan waktu bahkan dapat menembus birokrasi dan protokoler.54 Soleh Soemirat berpendapat bahwa ”Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia”.55 Internet merupakan suatu komunitas dan komunikasi antar komputer yang paling besar di dunia. Dengan demikian keberadaannya sangat besar manfaatnya bagi manusia. Dengan demikian, maka fungsi internet adalah sebagai berikut: a. Internet sebagai alat komunikasi Komunikasi antar pengguna komputer di internet, merupakan hal yang sangat mutlak. Sehingga dengan komunikasi tersebut Anda dapat mengirim pesan dan menerima pesan. Fasilitas yang digunakan dalam komunikasi ini adalah email. e-mail ini berfungsi untuk mengirimkan pesan tanpa kertas, tanpa amplop dan tanpa perangko, bahkan tanpa menekan tombol telepon. Di samping itu, Anda dapat bercakap-cakap (ngobrol) dengan orang lain, baik melalui teks maupun suara, seperti layaknya berkomunikasi lewat telepon. Dengan demikian dalam komunikasi ini, pesan yang disampaikan pada orang lain akan tersampaikan dengan waktu yang sangat cepat.
54 55
Abdul Rozak Bachrul U Ruly, Belajar Praktis Internet, Jakarta: Dinastindo, hal 2 Soleh Soemirat, Dasar-Dasar PR, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 188
40
b. Internet sebagai Resource Sharing Seperti pada penjelasan tersebut di atas, bahwa internet merupakan jaringan yang bersifat luas dan tersebar yang menghubungkan antar komputer dengan fasilitas Resource Sharing. Dengan fasilitas ini Anda dapat melihat informasi terbaru dari sebuah instansi. Bahkan Anda dapat memperoleh softwaresoftware terbaru yang dibagikan secara gratis (shareware), melakukan promosi serta memanfaatkan internet sebagai sarana untuk melakukan transaksi penjualan. c. Internet sebagai Resource Discovery Browsing dalam internet merupakan fasilitas untuk mencari file, dokumen atau informasi dan lain sebagainya. Untuk itu maka internet menyediakan layanan Resource Discovery (navigator). Dengan navigator ini Anda dapat mencari indeks dari suatu dokumen yang diinginkan. d. Internet sebagai Komunitas Komunitas merupakan kumpulan beberapa orang yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Dengan demikian anggota masyarakat yang menjadi anggota komunitas tersebut dapat berkomunikasi untuk saling bertukar informasi dan pendapat. Melalui forum internet tersebut pergaulan masyarakat pengguna internet dapat memanfaatkan internet untuk berbagai macam keperluan.56
56
Op cit, hal 4
41
Internet menawarkan lebih banyak keuntungan dibandingkan media komunikasi biasa, yaitu para pengguna dapat berpartisipasi dalam kelompok diskusi dan dapat mencari informasi yang mereka mau Internet memiliki empat manfaat utama yaitu: electronic mail (e-mail), remote log-on, file transfer, dan multimedia. Manfaat keempat dari internet yaitu multimedia, mengalami perkembangan yang cukup luar biasa. Salah satu hasil perkembangan tersebut adalah World Wide Web (www) atau yang lebih sering kita sebut dengan website.57
2.4.1
Internet sebagai Media Baru Komunikasi Kunci yang mendasar adanya teknologi baru komunikasi ditandai dengan
adanya elektronik. Perkembangan jumlah dan variasi teknologi baru komunikasi menjadi salah satu karakter di tahun 1980 an dengan fungsi baru yaitu pertukaran informasi dari jumlah banyak ke jumlah yang banyak pula. 58 Sifat interaktif inilah yang hanya dapat dibuat dengan adanya elemen komputer sehingga interaktif dapat dikategorikan sebagai media baru. Internet tidak hanya menghubungkan kita dengan sebuah komputer lain, tetapi juga menghubungkan kita dengan semua komputer lainnya yang juga tersambung ke internet. Adapun karakteristik media baru sebagai berikut:59
57
Gehris, Dennis O. dan Linda F. Szul, Communication Technologies. New Jersey: Prentice Hall Inc, 2002, hal 116-117 58 Everett M. Rogers, Communications Technology, New York: The Free Press, 1986, hal 2 59 Ibid, hal 3
42
1.
Interaktif Adalah kumpulan sistem komunikasi baru, yang merespon pengguna hampir sama dengan percakapan individual. Media baru lebih interaktif dibandingkan dengan media konvensional dan dapat dilakukan dengan banyak orang sehingga hampir sama dengan seperti interaktif biasa. Karena itu media baru merupakan kombinasi antara media massa dan saluran interpersonal
2.
De massification Merupakan sifat media baru yang mampu menghasilkan pesan khusus antara individual. Sifatnya lebih personal dan tidak ditunjukkan kepada massa. De massification berarti adanya perubahan di penghasil pesan
menjadi
konsumen media 3.
Asynchronous Dengan sifat ini, para pengguna dapat menerima, mengirim informasi atau pesan kapanpun mereka mau. Dalam sistem komunikasi baru, para pengguna tidak harus berkomunikasi dengan waktu yang sama. Everett M. Rogers juga menyebut beberapa contoh yang termasuk media baru adalah jaringan teleconference, sistem pesan elektronik, komputer, kabel TV interaktif. Internet merupakan media baru yang berbeda dengan media konvensional,
seperti telepon, TV, radio. Dibandingkan dengan media komunikasi, media baru mempunyai rasio informasi yang lebih tinggi daripada hiburan.60 Kebanyakan sistem komunikasi yang berbasis komputer menjadi lebih banyak informasi untuk penggunanya. Banyak orang yang memilih media baru
60
Ibid, hal 33
43
untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Informasi merupakan media yang sifatnya dua arah, berbeda dengan radio, TV yang satu arah. Dibandingkan dengan telepon yang juga bersifat dua arah, internet memiliki keunggulan karena mempunyai kapabilitas yang lebih besar daripada telepon.61
2.4.2
Internet sebagai Media Humas Menurut Institute of PR, Humas adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan kesinambungan dalam rangka mencapai dan memelihara niat baik dan saling pengertian diantara satu orang dengan segenap khalayak.62 Upaya dan terencana berarti seorang Humas memiliki serangkai kata yang memerlukan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang berkelanjutan dan teratur. Dengan kata lain, tujuan Humas adalah membentuk citra positif dan pesan dalam pikiran publik melalui pengetahuan. Menurut Shel Holt dalam bukunya PR on The Net, berdasarkan kutipan Soleh Soemirat menyebutkan, pemakaian internet terutama pada masa krisis komunikasi, mengidentifikasi masalah, manajemen dan komunikasi interaktif. Kegunaan lainnya adalah untuk pembuatan newsletter electronic, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, publikasi dan aplikasi internet dan web one to one dalam kegiatan marketing dan komunikasi.63
61
Debras Cameron, The Internet a Global Bussines Opportunity, South Caroline: Communication Technology, 1994, hal 8 62 Frank Jeffkins, Dasar-Dasar Public Relations Edisi Empat, Jakarta: Erlangga, 1995, hal 8 63 Soleh Soemirat, Dasar-Dasar PR, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, hal 191
44
Beberapa diantaranya yang bisa dilakukan praktisi Humas melalui penggunaan internet :64 1. Humas harus menyadari bahwa publik dapat mengakses semua Press Release atau News Release yang dikirimkan melalui internet atau server, dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami publik. 2. Publik dapat mengakses Press Release dalam home page yang ada di World Wide Web (bila organisasi itu telah memiliki home page). 3. Humas dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat elektronik yang bisa menyebarkan Press Release kepada publiknya melalui kotak e-mail. Semua aktivitas Humas di atas, yang melalui internet tersebut, memungkinkan Humas menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal dan eksternalnya. Publik akan sangat tergantung kepada Humas sebagai sumber informasi berita yang tidak tersaji di surat kabar dan media massa lainnya. Melalui internet, Humas dapat menghemat biaya dibanding harus mengirim Press Release melalui pos atau faks. Kendati Humas melakukan penggunaan internet, tidak berarti harus menyepelekan media lainnya. Media selain internet tetap menjadi bagian terpenting dalam melakukan penyebaran berita atau informasi Humas. Adapun keuntungan Humas dalam menggunakan internet : 1. Informasi cepat sampai pada publik.
64
Ibid, hal 192
45
2. Bagi Humas, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi dan promosi. 3. Siapapun dapat mengakses internet. 4. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu. 5. Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung. Melalui pernyataan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kelebihan internet banyak dijadikan alasan untuk penggunaan internet sebagai media baru Humas. Internet digunakan sebagai media baru pelaksana fungsi Humas seperti mengirim press release lewat e-mail, news conference online, interview online. Operasional fungsi Humas dengan menggunakan internet, kerap kali dibuat sebagai istilah e-PR atau Electronic Public Relations.
2.5 Cyber Public Relations Sejak revolusi teknologi pada tahun 1970, dimana teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi dapat terintegrasi. Komputer tidak lagi diperuntukan sebagai alat pengolahan data semata. Kini komputer dapat digunakan untuk mendistribusikan informasi secara cepat dan digunakan sebagai media komunikasi yang mudah dan murah. Sehingga lahirlah Cyber Public Relations, melalui pemanfaatan teknologi internet, public relations memiliki kesempatan yang amat besar untuk diterapkan dalam komunikasi pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun implementasinya masih harus dipikirkan dengan serius, agar semua proses penyampaian informasi (sosialisasi) dapat melahirkan suatu
46
kenyamanan, kepercayaan dan memberikan kesan yang tidak terlupakan bagi masyarakat. Cyber Public Relations atau yang biasa disingkat dengan E-PR adalah inisiatif Humas yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya. Jika diuraikan, E-PR dapat diartikan sebagai berikut : E adalah electronic. “e” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh pelaku Humas untuk membangun merk dan memelihara kepercayaan. P adalah public. “Public” disini mengacu bukan hanya pada publik, namun pasar konsumen. Public juga tidak mengacu pada satu jenis pasar konsumen, namun berbagai pasar, atau publik audiens. Media internet bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan lebih cepat dan sebaliknya, memudahkan mereka untuk menjangkau kita, mulai dari komunitas mikro, atau niche market hingga hipermarket. R adalah relations. Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara organisasi dengan publiknya, menariknya, melalui internet hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang interaktif. Hal ini berbeda dengan publik konvensional. Dalam publik konvensional organisasi harus menjangkau mereka dengan sifat one-to-many. Itulah sebabnya internet merupakan media pembangun hubungan yang paling ampuh dan cepat serta luas hingga saat ini.65
65
Bob Julius Onggo, Cyber Public Relations, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004, hal 1-2
47
Dengan e-PR, suatu organisasi dapat langsung menyampaikan pesan-pesan kepada target publik serta memanfaatkan potensi-potensi besar lainnya, seperti: komunikasi konstan, respon yang cepat, pasar global, interaktif, komunikasi dua arah dan hemat.66 Layanan e-PR memang memberi nilai yang lebih baik dari layanan Humas konvensional. Kombinasi layanan online pada aktivitas Humas harus diakui telah mereduksi sejumlah pos biaya tertentu. Jenis-jenis pelayanan pada e-PR dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:67 1. Publisitas (Publish) Jenis ini merupakan implementasi e-PR yang termudah. Dalam kelas ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, di mana instansi atau lembaga mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. 2. Interaksi (Interact) Berbeda dengan kelas Publish yang sifatnya pasif, pada kelas Interact telah terjadi komunikasi dua arah antara organisasi dengan mereka yang berkepentingan. Contoh interaksi melalui internet bisa berupa chatting atau email dan mailing list. 3. Transaksi (Transact) Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada kelas interaksi, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan 66 67
Ibid, hal 5-6 Richardus Eko Indrajit, Electronic Government, Yogyakarta: Andi Yogya, 2002, hal 29
48
perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya. Artinya informasi yang diperoleh tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh lembaga atau mitranya. Contohnya seperti, para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak individu atau perusahaan secara online melalui internet. Melalui cyber media komunikator dapat membangun komunikasi interaktif dengan komunikan. Dengan penggunaan media yang interaktif tersebut, melalui sistem jaringan yang mampu membangun relasi dengan melampaui batas waktu dan tempat. Di sini publik seakan dapat bertemu dengan pemegang kebijakan, tanpa melalui birokrasi yang rumit dan panjang. Berbeda dengan komunikasi tradisional yang harus bertatap muka (face to face), teknologi telah mengubah
pola
komunikasi
menjadi
interface-interface.
Dalam
bentuk
komunikasi ini, yang langsung berhubungan dengan fisik adalah peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi. Misalnya, dalam berkomunikasi menggunakan aplikasi chatting atau e-Mail, yang langsung terhubung secara fisik adalah komputer yang digunakan melalui media transmisi kabel dan gelombang elektromagnet.
2.6 Situs Web (Website) Dalam membina komunikasi dan membangun relasi melalui internet, halaman web (situs web) menjadi interface utama, situs web adalah suatu sistem di internet yang memungkinkan siapapun agar bisa menyediakan informasi. Dengan menggunakan teknologi tersebut, informasi dapat diakses selama 24 jam
49
dalam satu hari dan dikelola oleh mesin. Untuk mengakses informasi yang disediakan oleh situs web diperlukan berbagai perangkat lunak, yang disebut dengan web browser.68 Melalui situs web tersebut orang dapat saling menilai baik reputasi maupun kinerja antara instansi dengan publiknya yang saling berkomunikasi. Situs web juga menggambarkan wajah perusahaan oleh karena itu penataan dan penyajiannya harus mendapatkan perhatian ekstra. Selain penataan dan penyajian untuk mendapatkan perhatian dari publik situs web harus dirancang dan dilengkapi dengan fasilitas komunikasi dua arah. Dengan demikian, instansi dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat sedangkan publik dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi dan langsung memberikan kritik, saran dan pemikiran kepada instansi terkait. Terminologi situs web adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada dalam World Wide Web ( WWW ) di internet. Sebuah web page adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML ( Hyper Text Markup Language ), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server situs web untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser . Semua publikasi dari situs web-situs web tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Halaman-halaman dari situs web akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink-hyperlink yang ada di halaman
68
Jack Febrian, Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi, Informatika, 2004, hal 449
50
tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka susunan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Beberapa situs web membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi situs web tersebut. Contohnya, ada beberapa situs–situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subskripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut. Penemu situs web adalah Sir Timothy John ”Tim” Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan, pertama kali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat situs web adalah untuk mempermudah tukar-menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh semua orang. Website merupakan perpaduan pemakaian teknologi antara hyperteks dengan hypermedia.
69
Dengan hyperteks, maka unsur-unsur dari halaman-
halaman bisa dikaitkan langsung pada halaman-halaman lain secara tidak urut. Sedangkan hypermedia, penambahan berupa unsur-unsur audio dan video dalam sebuah website. Dibandingkan
dengan
kegunaan
medium
komunikasi
tradisional,
kehadiran website menawarkan beberapa keuntungan, antara lain: a.
Kecepatan dalam pengambilan data dan komunikasi instan pada pengunjung website di seluruh dunia
b.
69
Membuat warna, teks, grafik, gambar, suara dan video untuk diterapkan
John P. Simandjuntak, dkk, Public Relations, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003, hal 67
51
c.
Biaya hampir tidak diperlukan untuk mengupdate informasi dengan sistem yang tepat
d.
Akses instan untuk mencari informasi dari seluruh dunia
e.
Kemampuan instan untuk menjual barang, jasa, dan lain-lain Salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi komunikasi seperti
website adalah kemungkinan bagi receiver (members) untuk langsung mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini komunikan lebih dapat menentukan pilihan yang ia inginkan atau dibutuhkannya (selectivity), memperoleh informasi tentang apa yang diinginkannya serta kapanpun memerlukannya.70 Dari penjelasan mengenai pengertian-pengertian dan keuntungan dari website di atas, dapat disimpulkan bahwa website adalah salah satu fasilitas internet yang dapat digunakan oleh praktisi Humas untuk dapat mencari informasi dan menyebarluaskan pesan organisasi kepada publiknya, khususnya publik eksternal. Website adalah media yang sangat penting dalam memasarkan atau mempublikasikan produk dan layanan perusahaan. Sebuah website mencerminkan perusahaan yang diperkenalkannya. Website adalah alat pendukung promosi, bukan alat promosi utama. Sebagai alat pendukung promosi, website mempunyai keuntungan sebagai berikut:71 1.
70
Informasi detail dan tuntas dari produk dan jasa kita
IISIP Jakarta, Berita menurut Hoeta Soehoet, Jurnal Kampus Tercinta Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, No. 10 Tahun III April- Agustus 1999, hal 71 71 Fungsi Website Sebagai Alat Pendukung Promosi, Sunaryo Hadi, http://www.sunaryohadi.info,
52
Bandingkan dengan iklan (yang mempunyai space terbatas) bahkan di sebuah kartu nama. Dengan melihat di kartu nama tertera alamat website, calon pelanggan akan mengakses situs kita sebelum menghubungi kita, untuk dapat mengenali lebih jauh tentang kita. Contoh lain mungkin seperti barang elektronik, dalam iklan akan singkat sekali, tapi di website kita bisa menuliskan sampai detail technical spesification. 2.
Tampilan yang baik akan memberi image yang baik ke calon pelanggan Pada saat mengunjungi situs kita, calon pelanggan akan menangkap image tentang kita. Situs yang baik dengan isi atau content menarik pasti akan menarik calon pelanggan untuk menghubungi langsung. Peran copywriter disini sangat diperlukan untuk situs yang serius. Walaupun media lain juga memberikan image, website mempunyai kelebihan content yang bisa lebih banyak.
3.
Isi yang selalu Up to Date Pengunjung akan selalu berhadapan dengan informasi terkini dari produk/jasa kita, selama kita selalu mengupdate informasi tersebut. Untuk media promosi lain, kebanyakan kita harus merancang ulang.
4.
Salah satu identitas Saat ini, alamat website menjadi salah satu identitas. Setiap pengiriman e-mail menggunakan ekstensi domain dari website kita. Agak sulit dibayangkan saat ini, jika perusahaan besar tidak memiliki alamat website. Paling tidak untuk emailnya saja.
53
Pengguna internet yang semakin hari semakin banyak
5.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa website adalah sebuah cara untuk menampilkan perusahaan di internet. Pada dasarnya website adalah sebuah cara untuk menampilkan perusahaan atau lembaga di internet. Website dapat digunakan untuk berbagai tugas, seperti:72 1. Membuat pengumuman atau pemberitahuan 2. Memberikan pelayanan kepada customer perusahaan 3. Menerima masukan dari pengunjung perusahaan 4. Membagi dan mendistribusikan file dan foto 5. Berkomunikasi langsung dengan pelanggan yang berada di belahan dunia manapun. Peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi melalui internet memungkinkan tiap orang mendapat kemudahan dalam memberi atau memperoleh informasi yang selalu aktual, mempromosikan barang dan jasa maupun memperkenalkan pihak perusahaan kepada para pengunjung. Website memiliki beberapa keunggulan antara lain: 73 1.
Website merupakan media promosi yang terus berjalan sepanjang waktu, 24 jam/ 7 hari seminggu, kecuali jika terdapat gangguan teknis.
2.
Website merupakan media promosi yang dapat menjangkau seluruh dunia.
3.
Website membantu calon konsumen mengetahui produk dan layanan perusahaan dengan lebih jelas dibandingkan dengan media lainnya, karena website dapat menambilkan banyak informasi yang dibutuhkan dengan jelas.
72 73
Langkah (Step-step) Membuat Website, Wawan Bahtiar, http://gonat.wen.ru, Keunggulan Memiliki Website, Perusahaan Konsultan IT, http://www.solusiwebindo.com,
54
4.
Biaya membuat website lebih rendah daripada biaya promosi lainnya seperti televisi, radio, dan surat kabar.
5.
Website dapat meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan yang memiliki website lebih bergengsi daripada perusahaan yang tidak memiliki website.
6.
Website dapat berperan sebagai sumber pemasukkan jika menerima pemasangan iklan.
7.
Website dapat meningkatkan loyalitas konsumen, jika pada website tersebut memiliki konten yang baik dan terupdate. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan, dengan keunggulan dan
kepemilikan website bukan berarti promosi dengan media cetak dihentikan. Karena tentu tidak semua masyarakat mempunyai akses internet.
2.6.1
Manfaat (Fungsi) Website bagi Humas sebagai Media Layanan Informasi Publik Perkembangan media internet berimbas pada praktek Humas. Kebutuhan
informasi yang cepat dan kebaruan informasi mengenai berbagai aktivitas instansi menyebabkan internet menjadi media yang efektif sekaligus efisien bagi instansi untuk menginformasikan segala sesuatu kepada publik. Pada saat yang bersamaan publik aktif dapat mengikuti perkembangan instansi dalam jangka waktu atau periode yang relatif cepat.74
74
Prayudi, Penulisan Naskah PR, CV. Andi, 2007, hal 107
55
Saat ini banyak praktisi Humas, berbicara atas nama instansi telah mempertimbangkan pemanfaatan internet sebagai strategi komunikasi dalam hal pelayanan publik. Semua aktivitas Humas yang melalui internet tersebut, memungkinkan Humas menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal dan eksternalnya. Publik akan sangat tergantung pada Humas sebagai sumber informasi berita yang tidak tersaji di surat kabar dan media massa lainnya. Menurut Richardus E. Indrajit dalam bukunya Electronic Government, internet sebagai layanan informasi memiliki beberapa manfaat, yaitu : 75 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah atau lembaga kepada para stakeholdernya. Terutama dalam hal kinerja efektif dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara 2. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance 3. Memberikan peluang bagi lembaga untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak yang berkepentingan 4. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi 5. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan kebijakan publik secara merata dan demokratis.
75
Richardus Eko Indrajit, Electronic Government, Yogyakarta: Andi Yogya, 2002, hal 31
56
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi e-PR yang tepat akan secara signifikan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum. Saat ini website merupakan fasilitas yang paling banyak digunakan dalam mengakses informasi yang tersedia di internet. Selain itu, melalui website dapat memuat informasi mengenai visi dan misi organisasi (online company profile), informasi lowongan pekerjaan ataupun informasi lain mengenai instansi. Salah satu tugas Humas yakni dapat menyediakan berbagai informasi kepada khalayak mengenai kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian publik.76 Manfaat (fungsi) website bagi Humas sebagai sarana untuk menjadi alat pelayanan informasi ada tujuh (7), yaitu: 1.
Strategi Komunikasi Penggunaan website oleh praktisi Humas bisa digunakan sebagai saluran komunikasi yang instan dan tidak terbatas. Digital Humas adalah cara sebuah organisasi menyampaikan pesan ke masyarakat yang luas. Kendali ada di tangan organisasi dan tidak harus melewati sortiran dan filter dari media tradisional. Umpan balik dari masyarakat juga terjadi dengan cepat, mudah dan seketika. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengetahui opini masyarakat dengan cepat. Komunikasi melalui website adalah bentuk
76
Frank Jeffkins, Dasar-Dasar Public Relations Edisi Empat, Jakarta: Erlangga, 1995, hal 19
57
komunikasi yang cepat, interaktif dan sangat terjangkau. Selain itu informasi dapat disampaikan dan didapat dengan mudah dan real time. 2.
Thought Leadership Website memungkinkan siapa saja untuk menjadi thought leader, yaitu seseorang yang berpengetahuan tinggi dan didengar masyarakat dalam topiktopik yang berhubungan dengan korporasi. Misalnya dalam website Universitas Mercu Buana, Praktisi Humas dapat menjadi thought leader dengan menaruh opini mengenai dunia pendidikan tinggi di website. Pada akhirnya kredibilitas dan reputasi organisasi Anda.
3.
Membangun Komunitas Website korporasi memungkinkan siapa saja yang mempunyai pemikiran dan ketertarikan yang sama untuk saling berinteraksi. Melalui forum dan groups semua orang dapat berbagi mengenai informasi tentang sebuah industri, event dan tanggal-tanggal penting, pemikiran dan opini. Anda dapat menggunakan platform yang sudah tersedia seperti kaskus, yahoogroups dan lain-lain. Imbasnya, organisasi dapat langsung melihat wacana apa yang berkembang di masyarakat; opini publik tentang produk-produk Anda; meningkatkan brand equity dan brand loyalty karena consumer merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas dan bukan sekedar objek marketing semata.
4.
Alerts Melalui website perusahaan dapat memberikan informasi-informasi terbaru mengenai perusahaan mereka. Contoh yang paling nyata dilakukan oleh perusahaan Adobe. Selain membangun komunitas para pengguna Adobe,
58
perusahaan software desain ini juga memperingatkan pengguna tentang masalah yang dihadapi para pengguna. Tentunya ini didapat dari e-mail pengguna Adobe yang mengalami kesulitan. Bedanya dengan perusahaan kebanyakan, kesulitan tersebut tidak hanya ditampung tetapi juga dicarikan solusinya. Melalui media digital, Adobe memberikan tips-tips untuk menghadapi kesulitan tersebut. 5.
Event and Conference Di dalam dunia digital saat ini perusahaan tidak hanya memberikan informasi satu arah mengenai sebuah acara tetapi juga menghadirkan fitur-fitur seperti profil pembicara, forum diskusi, foto bahkan rekaman video dan suara. Semua ini menghadirkan rasa ingin tahu dan akhirnya event tersebut dikunjungi banyak orang. Bahkan saat ini sudah banyak perusahaan luar yang menyelenggarakan webinar-seperti seminar tetapi di dunia digital. Semua orang dapat hadir, berdiskusi dan bertanya jawab. Bedanya, orang yang datang juga dapat melihat profil pembicara, blog dan pembicara atau melihatlihat foto saat ia sedang berlibur. Selain itu orang tidak ada lagi dipisahkan oleh jarak dan waktu untuk berpartisipasi dalam webinar. Semua ini menciptakan ketertarikan orang dan menambah kredibilitas perusahaan di mata masyarakat.
6.
Global Microbrand Global Microbrand adalah brand kecil yang mempunyai pelanggan di seluruh dunia. Inilah kekuatan pemanfaatan website sebagai salah satu strategi Humas. Dan global microbrand tidak hanya terbatas untuk penyedia barang. Yang
59
bergerak di bidang jasa pun dapat menjadi sebuah global microbrand. Semua profesional dan usahawan dengan sedikit kemampuan, sedikit keunikan dan punya pesan untuk disampaikan dapat menyebarkan pesan mereka lebih jauh dan lebih luas dari basis klien dan pasar lokal mereka sekarang. Semua ini terjadi tanpa membutuhkan nama atau pengeluaran iklan yang besar. 7.
Customer Evangelist Digital Humas mampu menjadikan pengguna Anda menjadi customer evangelist. Customer Evangelist adalah pengguna fanatik yang dengan antusias menulis tentang sebuah produk tanpa imbalan apa-apa. Lihat saja starbucksgossip.typepad.com yang menulis tentang obrolan-obrolan yang ia alami saat menikmati secangkir kopi starbucks bersama teman-temannya. Lihat juga blog.treonauts.com yang menulis tentang pengalamannya menggunakan Palm Treos. Anda dapat juga menciptakan evangelists Anda sendiri, seperti yang dilakukan oleh Vespa. Seluruh pengguna Vespa dapat menuliskan pengalamannya, menaruh foto dan video bersama motor Vespa. Vespa bahkan juga meminjamkan motor-motor mereka dengan imbalan para peminjam
menuliskan
pengalamannya
(jauh
lebih
murah
daripada
mengadakan kompetisi menulis atau kompetisi foto secara tradisional). 77
77
Fungsi Digital PR Bagi Perusahaan dalam Fransisca Stela Sekar Puri, http://indipr.com/?p=23,
60
2.6.2
Tingkatan Fungsi Website Manfaat website dapat dioptimalkan semaksimal mungkin, hal ini
tergantung dengan kebutuhan instansi, sumber daya manusia dan biaya yang dianggarkan. Aswandi mendefinisikan tingkatan fungsi website sebagai berikut :78 1.
Website Company Profile Website untuk mempublikasikan profil instansi, website ini biasanya hanya diupdate setiap 6 bulan sekali atau tiap tahun.
2. Website Monthly Update Website yang selalu mengupdate artikel dan berita seputar instansi sebulan sekali. Penanganan website belum membutuhkan staf khusus. Cukup melibatkan webmaster atau salah seorang karyawan. Sebuah instansi belum perlu berlangganan akses internet, cukup menggunakan telkomnet@instant. 3.
Website Weekly Update Website yang selalu diupdate setiap pekan. Penanganan website ini membutuhkan freelancer untuk menangani website. Instansi juga belum perlu berlangganan akses internet, cukup menggunakan Telkomnet@instan.
4.
Website Daily Update Ini adalah jenis website yang selalu diupdate tiap hari. Penanganannya jelas membutuhkan karyawan khusus untuk mengelola website ini yang biasa disebut web admin. Instansi juga harus berlangganan akses internet yang tidak mengganggu kabel telepon.
78
Tingkatan Fungsi Website, Aswandi, http://aswandi.or.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif mempunyai tujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.79 Sementara pendekatan kualitatif adalah penelitian yang tidak melibatkan perhitungan angka-angka tetapi lebih menekankan kepada kealamian sumber data, beberapa kata-kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Penelitian ini hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan,
keadaan
atau
peristiwa
sebagaimana
adanya
bersifat
mengungkapkan fakta yaitu hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian
79
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hal 15
61
62
gambar secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.80 Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.81
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian studi kasus, yaitu suatu metode yang berisi uraian-uraian dan penjelasan yang komprehensif mengenai berbagai aspek individu, kelompok, suatu organisasi, suatu program atau suatu situasi sosial. Menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Berbagai metode wawancara, riwayat hidup, pengamatan, penelaah dokumen, hasil survey dan data apapun untuk memberikan suatu kasus secara terperinci.82 Metode studi kasus digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian ini, karena peneliti ingin meneliti pemanfaatan internet yang dilakukan
80
H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1985, 81 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hal 58 82 Dedy Mulyana, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 20
63
oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI melalui wawancara terstruktur dan data-data serta pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan ”how” (bagaimana) atau ”why” (mengapa), bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.83 Bentuk studi kasus yang digunakan adalah desain kasus tunggal holistik, yang merupakan desain umum bagi penyelenggaraan studi kasus dan hanya mengkaji sifat umum program yang bersangkutan dengan bentuk perjodohan pola.84 Untuk menganalisis dilakukan dengan menganalisa melalui pengumpulan data dan fakta melalui wawancara mendalam sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pemanfaatan website yang digunakan oleh Humas Depdiknas RI sebagai media informasi publik.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
83 84
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal 1 Ibid, hal 47
64
3.3.1. Data Primer Wawancara mendalam (in depth interview) yang terstruktur dengan para narasumber dan melakukan pengamatan pada perusahaan atau instansi yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah Humas Departemen Pendidikan Nasional RI. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan.85
3.3.2. Data Sekunder 1. Observasi Dilakukan dengan pengamatan langsung ke Departemen Pendidikan Nasional RI, melalui riset selama empat bulan. Guna mengumpulkan data dari sumbersumber terpercaya yang berkaitan dengan kegiatan media website yang dilakukan oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI. 2. Kepustakaan Pengumpulan data dengan membaca buku-buku wajib yang berhubungan dengan isi judul skripsi, artikel dari website, buku-buku anjuran dan media cetak lainnya.
3.4. Nara Sumber Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam. Peneliti memilih orang tertentu untuk diwawancarai, karena dianggap sesuai dengan objek 85
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 3
65
yang sedang diteliti. Dengan demikian narasumber penelitian adalah sebagai berikut: 1. Koordinator Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) Depdiknas RI, Bapak Dedy Irawan, S.Kom. Mempunyai tugas dalam koordinasi penyusunan bahan dan penyajian informasi pendidikan, serta penyusunan bahan kajian aspirasi masyarakat di bidang pendidikan, memberikan arahan dan masukan kepada unit kerjanya, mengenai berita apa saja yang akan ditampilkan, dan melakukan review atas content dan layout website secara berkala dan juga bertugas dalam menyortir berita yang telah diedit. 2. Staf Divisi Konten I Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) Depdiknas RI, Ibu Aline Rogeleonick, S.Kom. Mempunyai tugas mengumpulkan berita (informasi) pendidikan yang masuk, mengedit berita, menyortir berita, memonitor serta merespon comment pengunjung yang masuk melalui website. 3. Staf Divisi Konten I Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) Depdiknas RI, Bapak Muhammad Ali, Amd Mempunyai tugas mengumpulkan berita (informasi) pendidikan yang masuk, mengumpulkan berita berbentuk teks dan Press Release yang sudah disortir untuk ditampilkan di website, serta memonitor comment pengunjung yang masuk melalui website.
66
4. Pers Media Online ”Inilah.com”, Ibu Windi Widia Ningsih, S.Sos Sebagai khalayak eksternal (Pers) yang memperoleh informasi mengenai perkembangan isu (berita) seputar dunia pendidikan di Indonesia melalui website Depdiknas RI dengan domain http://www.diknas.go.id.
3.5. Fokus Penelitian Pemanfaatan
website
pada Departemen Pendidikan Nasional
RI
merupakan bentuk peningkatan transparansi dan akuntabilitas, sehingga semua informasi dan kebijakan yang telah disetujui untuk dipublikasikan oleh masingmasing unit kerja dapat segera dipublikasikan kepada publik. Untuk itu peneliti memfokuskan penelitian pada pemanfaatan website oleh Humas, dengan fokus sebagai berikut: 1. Strategi Komunikasi 2. Thought Leadership 3. Membangun Komunitas 4. Alerts 5. Event and Conference 6. Global Microbrand 7. Customer Evangelist
3.6. Definisi Konsep Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibuat, peneliti mencoba memberikan definisi terhadap konsep-konsep yang ada, yaitu :
67
a. Pemanfaatan Yaitu proses, cara, perbuatan atau aktivitas memanfaatkan atau menggunakan barang atau jasa untuk memperoleh faedah atau tujuan tertentu. b. Website Salah satu bentuk media massa yang publikasinya melalui jaringan internet, dan dapat diakses 24 jam dan dari belahan bumi manapun. Website merupakan salah satu feature atau fungsi dalam internet yang digunakan untuk memperoleh segala bentuk informasi berupa teks, gambar, suara, maupun video, yang dikelola dan atau dimiliki oleh orang, lembaga dan atau perusahaan tertentu, yang terdiri dari sebuah halaman awal dan dokumendokumen atau file-file lain yang terkait dengan site (lokasi) tersebut. c. Humas Adalah fungsi manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat. Termasuk juga menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk dapat dukungan dan kepercayaan masyarakat. d. Departemen Pendidikan Nasional RI Salah satu departemen atau instansi pemerintah yang bertugas untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan seputar dunia pendidikan dan pengajaran di Indonesia, yang otomatis memiliki stakeholders terbesar dari berbagai kalangan, seperti berbagai lembaga pendidikan beserta aparaturnya yang tersebar di seluruh Indonesia, instansi pemerintah, organisasi swasta, institusi sosial kemasyarakatan hingga beragam media massa.
68
e. Informasi Publik Yaitu informasi tentang kebijakan pemerintah yang berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat; karena itu harus diketahui dan dipahami secara akurat oleh masyarakat. Informasi publik bersifat kontingensi atau mendesak atas konteks dan skala tertentu sebagai bentuk penjelasan atas isu yang berkembang di masyarakat.
3.7. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara mendalam (in depth interview) dengan para narasumber, maka penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pemanfaatan atau guna media online atau website pada Departemen Pendidikan Nasional RI. Analisa
data
terdiri
dari
pengujian,
pengkategorian
ataupun
pengkombinasian kembali buku-buku untuk menunjuk preposisi awal suatu penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan fenomena yang diselidiki. Untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.
69
Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
cerita
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu 3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang 4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.86 Jadi teknik triangulasi merupakan teknik untuk memeriksa keabsahan suatu data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau pembanding.
86
Ibid, hal 330-331
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Departemen Pendidikan Nasional RI Departemen Pendidikan Nasional RI yang disingkat Depdiknas RI adalah salah satu Departemen pemerintahan di Indonesia yang bertugas untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan pendidikan dan pengajaran. Sebelumnya, Departemen ini lebih dikenal dengan sebutan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau yang disingkat dengan Departemen P&K. Kemudian saat itu Nugroho Notosusanto menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Depdikbud. Perubahan nama menjadi Departemen Pendidikan Nasional dilakukan pada pemerintahan Presiden KH. Abdurrahman Wahid. Keberadaan Departemen Pendidikan Nasional bermula dari Departemen Pengajaran yang dibentuk setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan Menteri Ki Hadjar Dewantara. Ruang lingkup tugas yang ditangani tercermin pada nomenklatur Departemen, yang pada awalnya menangani masalah pengajaran (Kabinet Presidentil sampai dengan Kabinet Amir Syarifuddin II). Kemudian, berubah sesuai kebijakan pemerintah pada masing–masing kabinet.
70
71
4.1.2. Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional RI Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai penanggung jawab pendidikan nasional mempunyai visi sebagai berikut: Menjadi agen pencerdasan, pembudayaan, dan pemberadaban bangsa yang efektif efisien, dan akuntabel dalam proses transformasi budaya Indonesia menuju peradaban bangsa yang modern, unggul, dan madani. Untuk mewujudkan visi pendidikan transformasi tersebut, Departemen Pendidikan Nasional RI memilliki beberapa misi diantaranya: 1.
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun masyarakat yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia serta memiliki estetika, etika dan kepribadian yang tangguh
2.
Mewujudkan pendidikan nasional yang merata dalam rangka memenuhi hak konstitusional warga negara dalam memperoleh pendidikan dasar sembilan tahun dalam rangka mewujudkan keadilan sosial yang dapat dinikmati oleh seluruh warga negara.
3.
Mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta berwawasan kebangsaan yang berbasis pengetahuan dan teknologi melalui penyelenggaraan pendidikan yang terstandar.
4.
Mewujudkan sistem pengelolan pendidikan yang efisien, produktif, dan akuntabel dengan menerapkan prinsip good governance dengan menekankan
72
pada peranan desentralisasi dan otonomi pendidikan di setiap jenjang pendidikan dan masyarakat.
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Departemen Pendidikan Nasional RI Depdiknas
RI
mempunyai
tugas
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas, Depdiknas RI menyelenggarakan fungsi : 1.
Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang pendidikan nasional.
2.
Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya.
3.
Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya.
4.
Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.
5.
Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
4.1.4. Susunan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional RI Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005, Depdiknas RI saat ini terdiri atas: 1. Sekretariat Jenderal 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
73
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 4. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah 5. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6. Inspektorat Jenderal 7. Badan Penelitian dan Pengembangan 8. Staf Ahli a. Sekretariat Jenderal (Setjen) Sekretariat Jenderal (Setjen) dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Sekretariat Jenderal (Setjen) mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretariat Jenderal (Setjen) menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi kegiatan Departemen 2. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen 3. Penyelenggaraan hubungan
kerja di
bidang administrasi
dengan
Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan lembaga lain yang terkait 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri. Adapun satuan organisasi yang membantu tugas Sekretariat Jenderal (Setjen) adalah sebagai berikut:
74
1. Biro Umum 2. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri 3. Biro Keuangan 4. Biro Kepegawaian 5. Biro Hukum dan Organisasi Selain satuan organisasi di atas, Sekretariat Jenderal (Setjen) juga membawahkan: 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 2. Pusat Grafika Indonesia 3. Pusat Perbukuan 4. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani 5. Pusat Bahasa 6. Pusat Informasi dan Humas 7. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan
4.2. Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional RI Melalui Sekretariat Jenderal, Menteri Pendidikan Nasional membawakan tujuh Divisi pusat, yakni Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Pusat Grafika Indonesia, Pusat Perbukuan, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Pusat Bahasa, Pusat Informasi dan Humas, serta Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Adapun menurut Pasal 123 Ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2005, Pusat Informasi dan Humas adalah unsur
75
pelaksana tugas tertentu departemen di bidang pengelolaan informasi dan publikasi pendidikan serta Hubungan Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal ( Ayat 2 ).
4.2.1. Tugas
Pokok
Pusat
Informasi
dan
Hubungan
Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional RI Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2005 Pasal 124, Pusat Informasi dan Humas bertugas untuk melaksanakan pengelolaan informasi, publikasi pendidikan, dan hubungan masyarakat berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri.
4.2.2. Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional RI Sesuai dengan Pasal 125, fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat adalah sebagai berikut: 1.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang informasi dan publikasi pendidikan serta hubungan masyarakat.
2.
Pelaksanaan
pengumpulan,
pengolahan,
dan
penyajian
informasi
pendidikan. 3.
Koordinasi penyusunan bahan penerangan kepada masyarakat tentang kebijakan masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan Departemen.
76
4.
Koordinasi pelaksanaan publikasi kebijakan dan kegiatan departemen.
5.
Pelaksanaan urusan administrasi Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
6.
Pelaksanaan urusan ketatausahaan Pusat.
4.2.3. Struktur Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional RI Seperti yang tercantum pada Pasal 126, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat membawakan beberapa bagian yaitu : a) Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, persuratan
ketatalaksanaan,
kepegawaian,
keuangan,
perlengkapan,
dan
kerumahtanggaan Pusat. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran pusat. 2. Pelaksanaan urusan persuratan dan kearsipan. 3. Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan. 4. Pengelolaan kepegawaian dan keuangan. 5. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan. 6. Pelaksanaan penyusunan laporan Pusat. Bagian Tata Usaha terdiri atas tiga bagian, yaitu : i.
Subbagian Rumah Tangga
77
Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kearsipan, perlengkapan, keprotokolan, ketertiban, keamanan, kebersihan, dan keindahan di lingkungan Pusat. ii.
Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian. Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan analisis jabatan, analisis organisasi, penyempurnaan organisasi, sistem dan prosedur kerja, persiapan rancangan peraturan perundang – undangan, pertimbangan hukum, serta perencanaan, mutasi pengembangan, disiplin pegawai, dan penyusunan laporan Pusat.
iii.
Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta pembiayaan, pembiayaan, pembendaharaan, dan evaluasi pelaksanaan anggaran pusat.
b) Bidang Informasi Bidang Informasi mempunyai tugas melaksanakan bahan pendidikan dan pengelolaan perpustakaan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Bidang informasi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan Pengolahan informasi pendidikan. 2. Koordinasi penyusunan bahan dan penyajian informasi pendidikan. 3. Penyusunan bahan kajian aspirasi masyarakat di bidang pendidikan. 4. Pelaksanaan urusan perpustakaan Departemen. Bidang Informasi terdiri atas: i. Subbagian Penyusunan Informasi
78
Subbagian Penyusunan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan koordinasi penyusunan dan penyajian informasi pendidikan. ii. Subbagian Aspirasi Masyarakat Subbagian Aspirasi Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kajian aspirasi masyarakat bidang pendidikan. iii. Subbagian Perpustakaan Subbagian
Perpustakaan
mempunyai
tugas
melakukan
pengelolaan
perpustakaan Departemen. c) Bidang Hubungan Masyarakat Bidang Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan urusan dan koordinasi pelaksanaan hubungan antara departemen dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga Negara serta penyusunan bahan penerangan dan publikasi. Di sisi lain, Bidang Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut: 1. Pelaksanaan urusan koordinasi hubungan dengan
masyarakat, Lembaga
Swadaya Masyarakat, dan Lembaga Negara. 2. Penyusunan bahan penerangan kepada masyarakat. 3. Penyiapan bahan pelaksanaan sosialisasi dan publikasi kebijakan dan kegiatan Departemen. 4. Fasilitas pelaksana hubungan masyarakat di lingkungan Departemen. Bidang Hubungan Masyarakat Terdiri atas: i.
Subbidang Hubungan Lembaga Negara
79
Subbidang Hubungan Lembaga Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi, dan publikasi kebijakan dan kegiatan Departemen dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan lembaga serta fasilitas pelaksanaan hubungan dengan Lembaga Negara. ii. Subbidang Hubungan Media Subbidang Hubungan Media mempunyai tugas melakukan peyiapan bahan koordinasi, penerangan sosialisasi, dan publikasi kebijakan dan kegiatan departemen dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan media serta fasilitas pelaksanaan hubungan dengan media. iii. Subbidang Hubungan Lembaga Masyarakat Subbidang Hubungan Lembaga Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penerangan, sosialisasi dan publikasi kebijakan dan kegiatan Departemen dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat . iv. Bidang Sekretariat KNIU Bidang Sekretariat Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesekretariatan KNIU. Di samping pelaksanaan tugasnya, Bidang Sekretariat KNIU juga menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut: a. Pelaksanaan urusan administrasi KNIU dan mengikuti perkembangan kegiatan UNESCO di bidang pendidikan. b. Pelaksanaan urusan administrasi KNIU dan mengikuti perkembangan kegiatan UNESCO di bidang sains dan teknologi.
80
c. Pelaksanaan urusan administrasi KNIU dan megikuti perkembangan kegiatan UNESCO di bidang sosial budaya. Bidang Sekretariat KNIU terdiri atas: i.
Subbidang Pendidikan Subbidang Pendidikan mempunyai tugas melakukan urusan administrasi dan
mengikuti perkembangan UNESCO di bidang pendidikan. ii. Subbidang Sains Pendidikan dan Teknologi Subbidang Sains Pendidikan dan Teknologi mempunyai tugas melakukan urusan administrasi dan mengikuti perkembangan UNESCO di bidang sains dan teknologi. iii. Subbidang Sosial Budaya Subbidang Sosial Budaya mempunyai tugas melakukan urusan administrasi dan mengikuti perkembangan UNESCO di bidang sosial budaya. v. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional untuk mendukung pelaksanaan tugas Pusat. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang kegiatanya. Di mana setiap kelompok jabatan fungsional tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional yang ditunjuk oleh Kepala Pusat. Terkait dengan jenis dan jumlah jabatan fungsional, hal tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Sementara mengenai tugas , jenis, dan
81
jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
4.2.4. Target Sasaran Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional RI Dalam aktivitasnya, yang menjadi target sasaran Pusat Informasi dan Humas Depdiknas RI adalah: 1. Peningkatan citra positif Departemen (image building) 2. Penyebarluasan informasi kebijakan Departemen. 3. Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik. 4. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas publik. 5. Peningkatan keterbukaan dengan masyarakat dan mitra kerja (stakeholders)
4.2.5. Website Departemen Pendidikan Nasional RI Pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI dilatarbelakangi oleh Permendiknas No. 23 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-Pusat di Lingkungan Depdiknas Pasal 123 ayat 1 dan 2, Pasal 124 dan Pasal 125 sebagaimana disebutkan di atas. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah membawa banyak perubahan dalam dunia komunikasi dan informasi, yang membawa masyarakat semakin sadar pentingnya memanfaatkan TIK dalam rangka mengikuti dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, internet merupakan media komunikasi yang cakupannya mendunia. Untuk
82
memenuhi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) di atas dan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini, Depdiknas RI menggunakan website sebagai salah satu media yang digunakan untuk publikasi informasi dan kebijakan pendidikan. Pemanfaatan
website
dimaksudkan
untuk
mewujudkan
penyajian
informasi pendidikan satu pintu, dengan cepat, tepat, akurat, dan terpercaya, dan untuk mempublikasikan informasi dan kebijakan pendidikan, serta menyediakan sarana yang efektif dan efisien untuk penyebaran informasi seputar pendidikan.
4.3. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam (in depth interview) dengan narasumber. Narasumber yang utama dari Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) Depdiknas RI yaitu dengan Bapak Dedy Irawan, S.Kom selaku Koordinator Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas), Ibu Aline Rogeleonick, S.Kom selaku staf Divisi Konten I, dan Bapak Muhammad Ali, Amd selaku staf Divisi Konten I.Wawancara dengan pihak Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) Depdiknas RI dilakukan berkaitan dengan pengelolaan isi (content) informasi dan berita yang dimuat di website. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Windi Widia Ningsih,
S.Kom
selaku
pihak
eksternal,
khususnya
Pers
dari
media
online ”Inilah.com” Jakarta yang senantiasa memantau perkembangan informasi pendidikan di Indonesia guna mendukung hasil penelitian ini.
83
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak Dedy Irawan, S.Kom selaku Koordinator Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas), Ibu Aline Rogeleonick, S.Kom selaku staf Divisi Konten I, dan Bapak Muhammad Ali, Amd selaku staf Divisi Konten I.
4.3.1. Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Humas di Departemen Pendidikan Nasional RI sudah memasuki dunia digital dimana informasiinformasi yang akurat sudah disampaikan secara cepat dan aktual di dalam website diknas.go.id. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan mengenai penggunaan website sudah digunakan sebagai strategi komunikasi, yaitu: “...Ya, sudah... Humas melakukannya dengan cara mengelola dan mengembangkan satu tim khusus yaitu Sidiknas. Sistem Informasi Pendidikan Nasional (SIDIKNAS) merupakan salah satu Bagian unit kerja Pusat Informasi dan Humas (PIH) yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengelola informasi pendidikan melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dengan menggunakan
infrastruktur
Jejaring
Pendidikan
Nasional
(Jardiknas).
Pengembangannya dikelola oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) bekerjasama dengan Bagian Sistem Informasi Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal (SETJEN) Departemen Pendidikan Nasional RI, dimana melalui tim tersebut
84
berita atau informasi tentang pendidikan diolah untuk kemudian ditampilkan di website www.diknas.go.id. Karena website bersifat online maka pesan yang disampaikan juga lebih cepat dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Website ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan Humas, seperti publikasi, sosialisasi ataupun klarifikasi infomasi yang menyangkut dunia pendidikan di seluruh Indonesia...”106
Melihat keterangan Beliau, bahwa website yang bersifat online tersebut yang memberikan publik suatu informasi yang cepat dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Hal yang sama pun diungkapkan oleh Bapak Muhammad Ali, yaitu bahwa Humas menjadi lebih mudah dalam menyebarluaskan pesan yang ingin dipublikasikan, karena website tersebut mudah diakses dimanapun berada dan kapan pun. Berikut ini pernyataan dari Bapak Muhammad Ali tersebut: Sebagaimana sudah diketahui, website sifatnya online, maka pesan (informasi) apapun dapat dengan cepat diakses dan tidak terbatas, jaringan websitenya difasilitasi oleh Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional). Humas jadi lebih mudah menyebarkan informasi ataupun publikasi kepada khalayak luas, karena sudah tersedia fasilitas website yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun dengan cepat dan tidak terbatas. Website dengan domain http://www.diknas.go.id ini berisi antara lain: Info terbaru, Berita terkini, Press Release, Pengumuman, Berita foto, Rekaman video dan suara, Jadwal talkshow, Pemberitaan media.107
Menurut Ibu Aline Rogeleonick, salah satu Staf Divisi Konten I juga menambahkan bahwa proses penggunaan website sebagai alat publikasi merupakan suatu pengembangan, khususnya mengenai website pendidikan. Serta
106 107
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009
85
pengguna dapat merasakan kemudahan dalam melakukan akses berita yang ingin dibacanya. Berikut ini pernyataan dari Ibu Aline Rogeleonick: “...Dengan cara mengelola dan mengembangkan satu tim, yang disebut Sidiknas, dimana fungsinya mengembangkan website pendidikan. Website dapat diakses oleh semua orang yang terkoneksi dengan internet. Jadi seluruh pesan yang ingin disampaikan oleh Humas dapat dengan instan sampai ke publik dan website tidak terbatas oleh jarak dan waktu...”108 Dalam website tersebut biasanya informasinya berupa informasi pendidikan, ataupun yang berhubungan dengan pendidikan. Namun, kadangkala terdapat juga informasi mengenai lowongan pekerjaan terutama untuk para CPNS, seperti yang diutarakan oleh Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...Yang berkenaan dengan pendidikan di Indonesia, biasanya pesan (berita) secara umum, misalnya saja mengenai UU BHP, BOS, UU, Pengumuman CPNS, dan lain-lain. Beragam layanan juga disediakan di Sistem Informasi Pendidikan Nasional (SIDIKNAS), antara lain meliputi: E-mail, Web Hosting, Sistem Data Pokok Pendidikan, E-Learning dan beragam aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Administrasi Online (e-Administration) yang dibangun oleh Depdiknas RI”.109
Proses publikasi suatu berita pun mengalami proses yang tidak mudah, karena berita yang diperoleh tidak serta-merta langsung ditampilkan di dalam website tersebut, melainkan harus melalui Dewan Direksi untuk disortir. Penyortiran tersebut tidak juga selalu memakan waktu yang lama, akan tetapi proses ini
108 109
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Ibid
86
menjadi sangat penting, karena tidak semua berita dapat ditampilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu Aline Rogeleonick berikut: “...yang melakukannya antara lain Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Humas, Kepala Bidang Informasi dan Kepala Bidang Sekretariat KNIU. Proses penyortirannya melalui rapat khusus diantara pembuat keputusan yang sudah disebutkan tadi...” Hal yang sama pun diutarakan oleh Bapak Dedy Irawan, dimana Beliau menambahkan Dewan Direksi tersebut terdiri dari Kepala Bidang dan Sub Bidang, berikut ini pernyataan dari Bapak Dedy Irawan tersebut. “...Yang melakukan penyortiran adalah Dewan Redaksi yang terdiri dari Kabid Humas, Kabid Informasi, Kabag Tata Usaha, dan Kabid Sekretariat Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Prosesnya dilakukan pemilihan berita, lalu diedit, kemudian disortir dengan diadakan diskusi atau rapat khusus, baru bisa ditampilkan di dalam website...”110 Proses pengendalian website menjadi sangat penting agar organisasi merasa informasi yang dipublikasikan memang berita yang tepat dan aktual serta memiliki keakuratan yang baik. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Dedy Irawan berikut: “...Pengendalian yang dilakukan oleh Depdiknas adalah dengan memberikan batasan-batasan tertentu terhadap informasi (dalam website) yang diberikan. Biasanya kami selalu mengadakan rapat untuk mendiskusikan informasi apa saja yang layak (bisa) diberikan (dalam website). Jadi memang ada aturannya sendiri, tetapi kami tidak bisa menyampaikan sejauh mana batasan atau aturan tersebut karena masih bersifat internal....”111 Dalam pengendalian ternyata memiliki aturan-aturan tertentu sehingga proses publikasi yang dilakukan dapat diterima secara baik di masyarakat maupun di Depdiknas RI tersebut. Aturan-aturan tersebut bersifat intern dan tidak untuk 110 111
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009
87
dikonsumsi oleh publik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali berikut: “...Selain itu kami juga ada batasan (aturan) khusus dalam memberikan informasi melalui website. Namun itu sifatnya intern, bukan untuk konsumsi publik...”112 Berdasarkan semua ini bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh Depdiknas RI melalui website sudah terjalankan dengan baik, bahkan informasi yang diberikan sangat aktual dan akurat, khususnya di bidang pendidikan. Proses penyampaian pesan melalui jalur penyortiran agar berita tersebut memang benar dan harus disajikan serta merupakan konsumsi publik. Jika tidak maka berita tersebut tidak akan dipublikasikan. Hal ini adalah berkat pengendalian yang sudah diterapkan dengan aturan-aturan yang terdapat di Depdiknas RI.
4.3.2. Thought Leadership Website diknas.go.id telah diupayakan untuk menjadi pusat informasi publik atas informasi pendidikan di Indonesia, dari mulai kebijakan hingga hasil Ujian Nasional dan Penerimaan Siswa Baru. Hal ini bertujuan agar Depdiknas RI memiliki reputasi yang baik dan image yang bagus di mata masyarakat, sehingga bisa menumbuhkan pemikiran Thought Leadership di masyarakat mengenai informasi pendidikan yang ada di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...Kami juga menyertakan pernyataan para pejabat yang terkait dengan berita yang disajikan, agar informasi yang disampaikan dapat lebih diterima (dipahami) dengan baik oleh masyarakat, dengan informasi yang jelas maka tidak ada penyimpangan berita yang dapat memperburuk 112
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009
88
reputasi organisasi tetapi sebaliknya diharapkan organisasi memiliki reputasi (kredibilitas) baik di mata masyarakat...”113 Salah satu menurut Beliau adalah pernyataan dari pejabat terkait, sehingga lebih meyakinkan masyarakat mengenai keakuratan berita tersebut tanpa dilebihlebihkan, jadi penyimpangan berita tidak terjadi. Bahkan penambahan dari Bapak Dedy Irawan, berita yang dipublikasikan tersebut tidak hanya bersifat positif saja, kadangkala terdapat pula berita negatif yang muncul, secara prinsip tidak bertolak belakang dari aturan yang sebelumnya dan berita tersebut memang benar adanya (sesuai fakta). Berikut ini pernyataan Bapak Dedy Irawan tersebut, yaitu: “...Dimana berita (informasi) yang disajikan juga menyebutkan pejabat terkait yang berhubungan dengan isu atau materi berita yang ditampilkan. Jadi tidak hanya berita positif saja yang kita tampilkan, berita negatif juga, yang penting adalah fakta dan datanya akurat...”114 Pernyataan dari Bapak Dedy Irawan tersebut menegaskan bahwa berita apa pun akan diinformasikan selama berita tersebut memang benar dan akurat serta menjadi konsumsi publik luas. Terlepas dari semua tersebut, pihak Depdiknas RI pun berusaha untuk menyelesaikan masalah akibat pemberitaan yang kurang benar di media massa melalui pemberitaannya di website diknas.go.id, dimana hal ini bertujuan agar merubah opini masyarakat bahwa berita tersebut tidak benar dan tidak pernah terjadi. Biasanya informasi tersebut didukung oleh salah satu pejabat terkait agar lebih meyakinkan masyarakat. Berikut ini pernyataan dari Bapak Muhammad Ali mengenai penjelasan tersebut, yaitu: 113 114
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009
89
“...Jika ada berita miring segera kita luruskan disertai dengan fakta. Intinya kita berusaha memantau berita yang beredar, jangan sampai ada berita yang salah (menyimpang) dibiarkan menyebar ke masyarakan berlarut-larut. Dengan demikian, harapannya adalah kita dapat mengubah opini negatif menjadi positif...”115 Ternyata pernyataan dari Bapak Muhammad Ali mendapat penegasan dari Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...Jika ada biasanya langsung kita berikan informasi yang sebenarnya (sesuai dengan fakta dan akurat) melalui klarifikasi baik melalui e-mail ataupun pemuatan berita baru yang berisi pembenaran informasi. Selain itu, konferensi pers juga akan diadakan bila dirasa sangat perlu, gunanya untuk meluruskan berita (informasi) ke masyarakat luas. Dengan demikian, jika ada opini publik yang cenderung negatif diharapkan opini publik tersebut bisa berubah menjadi baik (positif)...”116 Pihak Depdiknas RI melihat opini masyarakat yang berkembang di masyarakat selalu dipantau sehingga jika terdapat opini miring mengenai berita yang ditampilkan di website memiliki respon yang cepat dan didukung oleh pernyataan dari pejabat terkait.
4.3.3. Membangun Komunitas Salah satu kegunaan dari website adalah melakukan hubungan yang baik dengan koleganya berupa lembaga pendidikan sampai kepada siswa dan masyarakat. Website tersebut berguna dalam membangun suatu komunitas yang bertujuan untuk mendukung program pendidikan nasional di Indonesia. Komunitas ini sangat apresiasi atas informasi-informasi yang dipublikasikan oleh website diknas.go.id.
115 116
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009
90
Menurut Bapak Dedy Irawan, bahwa jika ditemui suatu permasalahan tidak menutup kemungkinan akan dijadikan suatu bahan untuk diselesaikan secara bersama-sama dengan komunitas tersebut. Berikut ini pernyataannya, yaitu: “...Jika ada isu yang menarik kita coba membahasnya, dari situ kami bisa minta alamat webnya (jika sudah ada) ada alamat email pengunjung yang juga pengelola pendidikan. Dengan memiliki alamat web dan email kami bisa saling berkomunikasi tentang masalah-masalah (informasi) pendidikan terhangat (terbaru)...”117 Bahkan menurut Beliau, Depdiknas RI pernah mengadakan suatu sosialisasi dan hasilnya sangat mengagumkan, berikut tambahan pernyataannya: “...Kami pernah mengadakan suatu forum sosialisasi dengan mengundang para pengelola informasi di daerah, dari Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten, dimana kami merumuskan bagaimana baiknya untuk membuat suatu informasi yang terpadu antara pusat dan daerah. Dari kegiatan tersebut, secara otomatis kami telah membangun suatu komunitas...”118 Sedangkan menurut dari Bapak Muhammad Ali, bahwa terdapatnya link-link website dari Dinas pendidikan propinsi dan kabupaten telah menunjukkan bahwa mereka telah membangun komunitas di masyarakat. Berikut ini pernyataan dari Bapak Muhammad Ali tersebut: “...terdapat alamat website dari Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten. Dengan adanya link tersebut, kami saling bertukar berita seputar pendidikan. Dari komunikasi yang dijalin bila diperlukan kami juga adakan pertemuan antar pengelola pendidikan di Indonesia...”119 Mengenai siapa saja yang menjadi komunitas tersebut ternyata semua pihak pun bisa menjadi komunitas tersebut, yang penting mereka memiliki jiwa dan hati yang bertujuan untuk membangun pendidikan nasional di Indonesia ini. Hal tersebut diutarakan oleh Ibu Aline Rogeleonick, berikut: 117
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Ibid 119 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 118
91
“...Seluruh pengelola pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi, Kabupaten dan ada juga para tenaga pendidik...”120 Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa komunitas tersebut adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan. Depdiknas RI memiliki tujuan dengan membangun komunitas ini adalah berupaya menjaga hubungan antara daerah dan pusat agar lebih terjaga serta informasi yang seharusnya dipublikasikan harus dipublikasikan ke masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti dan memahami maksud dan tujuan dari pendidikan tersebut. Ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...informasi yang diterima lebih banyak terutama dari daerah yang kurang terjamah oleh media massa. Biasanya banyak informasi yang tidak muncul ke permukaan, jadi yang di pusat tidak mengetahui informasi tersebut. Namun dengan adanya komunitas tersebut, informasi-informasi yang tidak muncul tersebut dapat diketahui oleh masyarakat luas dan hubungan diantara Dinas Pendidikan di daerah dengan di pusat dapat lebih terjaga...”121 Hal yang sama pun diutarakan oleh Bapak Muhammad Ali, yaitu: “...bertujuan agar terjalin kesamaan visi dan misi dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, untuk menjalin hubungan harmonis antara pusat dan daerah, saling mengembangkan (memperbaiki) diri (organisasi) dengan wawasan yang sudah diterima melalui interaksi sesama pemerhati pendidikan...”122 Biasanya topik yang dibahas dalam komunitas tersebut seputar masalah regulasi pendidikan, kemudian UN, BOS, PSB, kurikulum dan semacamnya. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Muhammad Ali, yaitu: “...Secara general topik yang dibahas antara lain regulasi (kebijakan) yang masih berlaku, kurikulum pendidikan, PSB, MOS, UN, BOS, lembaga pendidikan dan sebagainya...”123 120
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Ibid 122 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 123 Ibid 121
92
Bahkan Bapak Dedy Irawan menambahkan sebagai berikut: “...Topik (permasalahan) seputar dunia pendidikan di Indonesia, misalnya topik mengenai Ujian Nasional (UN) di masing-masing daerah ataupun kendala-kendala yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia..”124 Menurut Beliau bahwa topik yang dibahas juga mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Permasalahan tersebut biasanya dibahas secara online melalui suatu forum diskusi maupun milis yang dimiliki oleh Depdiknas RI tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan berikut ini: “...Biasanya kami melakukan semacam forum diskusi atau grup diskusi melalui milis. Di situ kami bisa saling bertukar informasi pendidikan, jadi wawasan (pengetahuan) atau informasi yang kami peroleh sangat bervariasi dan lebih banyak...”125 Ternyata
milis
tersebut
berguna
bagi
pemerhati
pendidikan
untuk
menyumbangkan saran dan kritikannya yang bertujuan membangun dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali, yaitu: “...kami juga melaksanakan semacam forum diskusi (grup diskusi) melalui milis. Dengan sarana (media) tersebut kami melakukan interaksi dengan siapapun yang punya perhatian khusus pada dunia pendidikan di Indonesia...”126 Website diknas.go.id telah dimanfaatkan oleh Depdiknas untuk melihat loyalitas dari masyarakat berdasarkan opini-opini yang beredar di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan berikut ini: “...publik dapat mengirimkan saran, harapan, pengaduan, aspirasi, maupun kritikan tentang dunia pendidikan melalui kolom Sahdu Sidik 124
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Ibid 126 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 125
93
maupun di dalam kolom comment pada headline berita di website. Di situ biasanya memuat wacana yang berkembang di masyarakat yang berkaitan dengan Depdiknas, juga bisa diketahui opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap Depdiknas..”127 Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa opini dan loyalitas dipantau terus sehingga pendapat dan loyalitas masyarakat ke Depdiknas RI selalu terjaga.
4.3.4. Alerts Proses pemuatan berita dilakukan secara bertahap dari mulai berita itu diperoleh, selanjutnya diproses untuk dilakukan penyortiran dan pengeditan, selanjutnya adalah dipublikasikan di dalam website tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan, yaitu: “...Proses penyampaian informasinya melalui beberapa tahap, antara lain dilakukan pemilihan (pencarian) berita, bisa melalui terjun langsung pada event-event yang diselenggarakan, bisa juga melalui media massa lain ataupun informasi dari daerah. Jika sudah dipilih lalu diedit, selanjutnya diajukan ke Dewan Redaksi untuk disortir, jika sudah diputuskan bahwa berita tersebut layak tampil, maka akan kami tampilkan secepat mungkin di website www.diknas.go.id. Pesan yang kami tampilkan sebisa mungkin untuk up to date, biasanya dalam satu hari kita bisa tampilkan 4 – 5 (bisa juga lebih) berita...”128 Bahkan Bapak Muhammad Ali menambahkan setiap berita yang sudah terpublikasikan akan selalu tersimpan dalam database mereka, sehingga jika masyarakat masih membutuhkan berita tersebut masih ada. Berikut ini pernyataannya. “...untuk selamanya berada di website karena ada di database kita. Pesan (berita) yang sudah lalu atau sudah pernah dimuat dapat dilihat melalui menu indeks...”129 127
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Ibid 129 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 128
94
Website tersebut juga digunakan oleh Depdiknas RI untuk menginformasikan mengenai Depdiknas RI itu sendiri seperti event-event apa yang akan berlangsung maupun yang sudah terjadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...website selalu memberikan informasi terbaru mengenai organisasi, jadi setiap berita yang berkembang itu pasti diberitakan sesuai dengan kejadian yang hangat pada saat itu. Baik itu mengenai informasi (berita) pendidikan maupun event-event pendidikan yang akan diselengarakan oleh Depdiknas...”130 Hal senada pun diutarakan oleh Bapak Muhammad Ali yang semakin menegaskan bahwa informasi mengenai organisasi selalu baru dan up to date. Berikut ini pernyataan beliau: “...mengolah dan menampilkan informasi terbaru mengenai Depdiknas, jadi setiap hari kita selalu memberikan informasi terbaru tentang apapun yang akan dilakukan (diselenggarakan) oleh Depdiknas dan juga berita apapun yang berkembang atau beredar di lingkungan Depdiknas...131” Dalam dunia website memang menjadi suatu keharusan untuk melakukan proses pembaharuan data, hal ini agar pengunjung selalu memperoleh data-data atau informasi yang aktual sesuai dengan kebutuhan para pengunjung website tersebut. Hal tersebut senada dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali, yaitu: “...dimana fungsinya sangat dinamis, senantiasa berusaha segera mungkin menampilkan berita (informasi) aktual, akurat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kita selalu mengikuti perkembangan informasi pendidikan yang sedang beredar di tengah masyarakat...”132 Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ibu Aline Rogeleonick, yaitu:
130
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 132 Ibid 131
95
“..Jadi berita tersebut bisa kita publish di website. Itulah tugas tim khusus pencari berita agar bisa secepat mungkin memberikan informasi aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat....”133 Proses pembaharuan data merupakan suatu strategi yang bagus bagi pengelola website agar website tersebut selalu menjadi perhatian masyarakat, dan juga para pengunjung pemerhati dunia pendidikan di Indonesia. Strategi yang dilakukan oleh Humas di dalam websitenya adalah dengan memiliki referensi dari media lain, kemudian memiliki divisi khusus seperti Divisi Konten. Keterangan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan berikut: “...kami memiliki tim khusus untuk mencari berita, agar kami bisa secepat mungkin menampilkan informasi yang aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Biasanya masyarakat mengharapkan berita berita yang sedang marak (hangat) dibicarakan, jadi tugas kami untuk secepat mungkin bergerak mencari berita (informasi) pendidikan yang paling aktual....”134
4.3.5. Event and Conference Website juga memiliki fungsi pemberitahuan kepada khalayak luas mengenai informasi atas event-event apa yang akan diselenggarakan dan sosialisasi apa yang akan direncanakan dalam jangka waktu tertentu. Dalam website diknas.go.id pun seperti tersebut. Di dalam website tersebut kadangkala isinya berisikan informasi atas event-event tersebut. Seperti pernyataan dari Bapak Dedy Irawan berikut: “...Semua kegiatan (event) yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia, misalnya Olimpiade Pendidikan, Ujian Nasional, BOS, PSB, MOS, dan lain-lain. Yang terlibat dalam kegiatan (event) tersebut tergantung pada isu (materi) apa yang akan diselenggarakan. Jadi tidak selalu sama, bisa Menteri, Kepala Pusat, Kepala Bagian, Kepala Bidang, 133 134
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009
96
Kasubbag, Kasubbid, mahasiswa, pelajar, dan siapa saja yang berhubungan dengan event tersebut...”135 Hal yang sama pun diutarakan oleh Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “....Event seperti lomba olimpiade, OSN, lomba karya ilmiah, pameran kreasi SMK, pameran budaya dan lainnya. Tergantung mengenai event apa yang diadakan, bisa Dirjen, Sesjen, KaBag, KaBid, maupun KaSubBid. Manfaatnya dapat mengenalkan Depdiknas ke masyarakat, menjalin hubungan harmonis, mempererat hubungan diantara pengelola pendidikan, mendapatkan citra baik dari masyarakat luas...”136 Bahkan menurut Ibu Windi Widia Ningsih yang pernah mengikuti salah satu event yang diselenggarakan oleh Depdiknas berikut ini: “...karena Depdiknas sering sekali mengadakan event, mulai dari yang berskala kecil sampai yang berskala besar, misalnya pernah ada liputan pameran pendidikan, penerimaan penghargaan untuk para pemenang olimpiade, dan lain-lain...”137 Menurut Ibu Windi Widia Ningsih bahwa Depdiknas seringkali mengadakan event, sehingga publikasi yang dilakukan di website sangat efektif karena event tersebut mendapat apresiasi di masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut ternyata memiliki manfaat yang sangat berarti bagi Depdiknas RI terutama dalam proses pencitraan, sehingga masyarakat memberikan suatu opini bahwa reputasi yang dimiliki oleh Depdiknas RI sebagai organisasi cukup baik, seperti yang diutarakan oleh Bapak Dedy Irawan, berikut ini: “...Manfaatnya dapat mengenalkan Depdiknas ke masyarakat, menjalin hubungan harmonis, mempererat hubungan diantara pengelola pendidikan, mendapatkan citra baik dari masyarakat luas...”138
135
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 137 Hasil Wawancara dengan Ibu Windi Widia Ningsih tanggal 23 Juli 2009 138 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 136
97
Mengenai kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan adalah seperti World Book Day, Hardiknas, Pameran Pendidikan, Lomba Olimpiade. Semua event tersebut selalu dipublikasikan melalui website. Mengenai kegiatan yang sering dilakukan sesuai dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali, berikut ini: “...Event yang rutin seperti World Book Day, Rembugnas, Hardiknas, pameran pendidikan LPIR, lomba Olimpiade dan lainnya...”139 Hasil semua kegiatan tersebut selalu dipublikasikan agar bertujuan bahwa Depdiknas RI pun sering mengadakan event-event yang menunjang dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali, yaitu: “...kami pernah mengadakan event-event tersebut. Ada tim kami yang ditugaskan untuk meliput langsung acara yang sedang berlangsung. Jika sudah maka berita tersebut dilakukan editing, melalui proses sortiran juga sebelum di publish ke website...”140 Secara keseluruhan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Depdiknas adalah proses penunjang dalam dunia pendidikan di Indonesia, akan tetapi hal tersebut bisa menjadi suatu nilai tambah bagi organisasi di mata masyarakat dengan menciptakan image baik di masyarakat setelah memperoleh manfaat yang sangat besar di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Depdiknas tersebut.
4.3.6. Global Microbrand Salah satu manfaat website adalah mengenalkan organisasinya ke seluruh dunia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (dunia internasional) melalui 139 140
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 Ibid
98
jalur internet. Hal ini agar organisasi tersebut dikenal di mata publik dunia yang sekarang ini bisa dibilang sudah tersambung dalam koneksi tanpa batas dan ruang. Karena dapat diakses oleh siapapun dari manapun dan juga pada waktu kapanpun. Website diknas.go.id pun digunakan untuk itu, seperti pernyataan dari Bapak Dedy Irawan berikut mengenai pemanfaatan website tersebut: “...Tujuannya adalah untuk mengenalkan keberadaan Depdiknas kepada masyarakat di dalam maupun di luar nageri. Jadi harapannya website Depdiknas dijadikan sumber informasi yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Dimana pun orang berada dapat mengakses website Depdiknas. Selama mereka terkoneksi dengan jaringan internet. biasanya mereka yang mengakses dari luar negeri adalah mahasiswa/pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar negeri, pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan sedunia yaitu UNESCO, ataupun pers asing yang ingin tahu perkembangan pendidikan di Indonesia....”141 Menurut Bapak Dedy Irawan bahwa dengan mengenalkan Depdiknas RI ke dunia internasional adalah untuk memberi kebebasan bagi semua pengunjung untuk mencari informasi yang benar dan aktual mengenai perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia. Dan respon yang diperoleh selama ini cukup mengesankan, karena banyak saran dan kritik yang datang yang bersifat membangun dimana semuanya bertujuan untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan, yaitu: “...Responnya kebanyakan sangat mendukung dunia pendidikan, dimana saran dan kritik yang masuk sangat positif guna perkembangan Depdiknas dan pendidikan di Indonesia dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk yang berada di daerah terisolir tanpa kecuali...”142
141 142
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Ibid
99
Dalam usahanya mengenalkan dunia pendidikan Indonesia ke dunia internasional, maka Depdiknas RI menjadikan website nya sebagai sumber informasi yang akurat dan aktual untuk permasalahan pendidikan di Indonesia, tidak hanya itu saja opini yang masuk dalam bentuk saran dan kritik pun diterima dengan baik karena semuanya memiliki tujuan bahwa pendidikan di Indonesia harus maju.
4.3.7. Customer Evangelist Pengguna fanatik menjadi salah satu unsur yang seringkali muncul dalam dunia website, karena dengan masukan-masukan dari pengguna ini menjadikan adanya perkembangan menuju ke arah yang diinginkan bersama, tidak hanya sepihak dari Depdiknas RI, melainkan dari masyarakat yang diwakilkan oleh pengguna fanatik tersebut. Biasanya informasi yang sering diangkat adalah mengenai seputar pendidikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Penerimaan Siswa Baru (PSB), Masa Orientasi Siswa (MOS), dan lainnya. Permasalahan yang sering diangkat tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Muhammad Ali berikut: “...Topik seperti Penerimaan Siswa Baru, , Undang-Undang BHP, dana bantuan pendidikan dan sebagainya...”143 Hal yang sama pun diutarakan oleh Bapak Dedy Irawan, yaitu: “...Topik-topik seputar dunia pendidikan, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Penerimaan Siswa Baru (PSB), Masa Orientasi Siswa (MOS), dan lainnya...”144
143 144
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Ali tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009
100
Pihak Humas yang diwakili oleh Sidiknas dalam mengelola website ternyata membuka pintu selebar-lebarnya kepada masyarakat untuk menjadi pengguna fanatik tersebut, selama tulisan dan informasinya tersebut memang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Dedy Irawan, yakni: “...Masyarakat yang memiliki minat (interest) tinggi terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dan pihak yang memiliki kepentingan seperti Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten serta pengelola pendidikan dari manapun. Mereka biasanya tanpa diperintah, tanpa diberi imbalan apa-apa akan mengirimkan tulisan berupa email...”145 Hal yang sama pun diutarakan oleh Ibu Aline Rogeleonick, yaitu: “...Kami berusaha merespon setiap pertanyaan, pengaduan ataupun keluhan masyarakat tentang pendidikan, jadi masyarakat pun tidak berpaling dari kami karena selalu menunggu balasan (respon) yang sudah dikirimkan. Dengan demikian masyarakat pun jadi terlibat dalam interaksi dalam setiap topik (permasalahan) yang terjadi seputar dana pendidikan di Indonesia..”146 Jadi menurut Ibu Aline Rogeleonick adalah dengan merespon setiap pertanyaan dan tulisan yang ada akan semakin menarik minat masyarakat menjadi pengguna fanatik dari website diknas.go.id tersebut. sehingga tujuan dari website tersebut terlaksana dengan menimbulkan pemerhati di masyarakat mengenai dunia pendidikan di Indonesia. Sedangkan menurut Ibu Windi Widia Ningsih yang pernah mengirimkan tulisannya ke website diknas.go.id mengutarakannya sebagai berikut: “...kalau berita yang berbentu teks (tulisan) itu sudah, yaitu mengenai peristiwa demo mahasiswa, pelaksana UN, tenaga pendidik dari berbagai lembaga pendidikan di Indonesia dan lainnya...”147 145
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 147 Hasil Wawancara dengan Ibu Windi Widia Ningsih tanggal 23 Juli 2009 146
101
Manfaat yang diperoleh oleh Depdiknas RI atas pengguna fanatik tersebut adalah terciptanya opini positif, kemudian terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dan Depdiknas RI itu sendiri, seperti yang diutarakan oleh Ibu Aline Rogeleonick berikut: “...Manfaat yang diperoleh diantaranya adalah mereka membantu mencarikan informasi dari tempat asal mereka. Jadi database kami juga bertambah banyak. Juga dapat meningkatkan hubungan selaras antara pusat dan daerah, dapat memperoleh relasi pendidikan, dan diharapkan pencitraan yang lebih baik bagi Depdiknas itu sendiri...”148 Hal yang sama pun diutarakan oleh Bapak Dedy Irawan, berikut ini: “...Manfaat yang diperoleh oleh Humas antara lain dapat mengetahui opini publik tentang Depdiknas, dapat mengetahui (menerima) informasi lebih banyak dari berbagai daerah jika pengunjungnya ada di daerah, dapat menciptakan reputasi Depdiknas agar lebih positif lagi di mata masyarakat luas, dapat mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, dan lain sebagainya...”149 Kehadiran pengguna fanatik ternyata memperoleh manfaat yang tidak sedikit, karena organisasi dapat melakukan proses pertukaran informasi, kemudian menjalin hubungan yang baik sehingga dapat menciptakan komunitas. Terlebih lagi adalah proses pencitraan yang dilakukan menjadi lebih berhasil karena respon organisasi yang terbuka membuat opini mereka tentang organisasi menjadi baik dan bagus.
4.4. Analisa Data dan Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian,
pemanfaatan
website
oleh
Humas
Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik dengan 148 149
Hasil Wawancara dengan Ibu Aline Rogeleonick tanggal 22 Juli 2009 Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan tanggal 23 Juli 2009
102
fokus strategi komunikasi, thought leadership, membangun komunitas, alerts, event and conference, global microbrand, dan customer evangelist. Humas memanfaatkan website sebagai strategi komunikasi dalam menyampaikan pesan dan informasi-informasi yang disajikan berupa berita tentang Bantuan Operasional Sekolah, Ujian Nasional, Masa Oprientasi Siswa, Penerimaan Siswa Baru, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Berita yang diambil atau yang akan ditampilkan adalah berita-berita up to date yang masuk ke Sidiknas, yang kemudian berita tersebut dipilih berdasarkan kelayakan untuk dikonsumsi secara umum. Dalam hal ini, berita yang disajikan memang bukan berita keseluruhan yang diterima oleh tim Sidiknas. Biasanya, dari keseluruhan berita yang diterima, kemudian akan didiskusikan, berita mana saja yang layak tampil dan tidak layak tampil. Hal ini dikarenakan adanya batasan-batasan yang sifatnya internal dan tidak bisa dikonsumsi bebas untuk khalayak eksternal. Adapun pemilihan berita dan pengelolaan dilakukan oleh Sidiknas, yaitu tim yang secara khusus dibentuk oleh Pusat Informasi dan Humas Depdiknas. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Depdiknas dapat dilihat dari fungsi Humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, yaitu melakukan publikasi tentang isu-isu pendidikan, membangun hubungan dengan pemerintah dan komunitas sekitarnya, serta para pengguna website. Hal ini juga tercermin daro tugas pokok Pusat Informasi dan Humas, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 23 Tahun 2005, Pasal 124 bahwa Pusat Informasi dan Humas bertugas untuk melaksanakan pengelolaan informasi,
103
publikasi pendidikan dan hubungan masyarakat berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Website merupakan salah satu media yang dipilih oleh Depdiknas untuk menyampaikan pesan dan informasi. Hal ini dikarenakan website dianggap sebagai media yang efektif dan efisien sesuai dengan karakter website (media baru) menurut teori yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers, “Asynchronous”, yaitu pengguna dapat menerima, mengirim informasi atau pesan kapanpun dan dimanapun, tanpa ada batasan ruang dan waktu, dan dapat memeroleh umpan balik secara cepat dan mudah.150 Website Depdiknas juga dimanfaatkan oleh Humas sebagai media pembentukan opini publik, yaitu dengan memuat isi berita yang berupa penjelasan-penjelasan dari pejabat terkait yang berhubungan dengan thought leadership. Meskipun berita (informasi) tersebut bukan informasi yang positif, tetapi yang diinginkan oleh publik adalah suatu transparansi informasi, sehingga publik dapat mengetahui informasi yang sebenarnya, sesuai fakta dan akurat. Humas pun menyadari bahwa informasi yang negatif ataupun yang positif harus dipublikasikan kepada publik jika informasi itu memang benar adanya setelah terlebih dahulu dilakukan penyortiran secara internal, yaitu oleh Dewan Redaksi. Humas juga mengharapkan bahwa dengan adanya pembentukan opini publik, kredibilitas dan reputasi Depdiknas menjadi lebih baik lagi di mata publik, dan pada akhirnya informasi yang ditampilkan di website dapat diterima publik dengan baik pula.
150
Everett M. Rogers, Communications Technology, New York: The Free Press, 1986, hal 2
104
Website dimanfaatkan Humas sebagai sarana untuk membangun komunitas, komunitas merupakan kumpulan beberapa orang yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Dengan demikian, anggota masyarakat yang menjadi anggota komunitas dapat berkomunikasi untuk saling bertukar informasi dan pendapat. Melalui forum komunitas yang telah dibentuk tersebut, pengguna website dapat memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan. Menurut teori yang tercantum dalam situs “indipr” mengenai Manfaat (fungsi) website sebagai alat bagi Humas, pengguna website dapat menggunakan platform yang telah disediakan seperti forum dan groups. 151 Pada platform ini, pengguna dapat melakukan komunikasi untuk membahas isu-isu yang sedang berkembang, saling bertukar informasi dan mengadakan forum sosialisasi dengan mengundang para pengelola informasi pendidikan yang ada di pusat dan daerah, dari Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten untuk mendiskusikan bagaimana baiknya membuat informasi yang terpadu. Tujuan dibangunnya komunitas adalah agar informasi yang diterima lebih banyak dan beragam. Hal-hal yang dibicarakan pada forum dan groups ini tentunya seputar permasalahan dunia pendidikan di Indonesia, baik berupa aspirasi, saran maupun kritik yang dapat langsung dikirim melalui e-mail di kolom Sahdu Sidik. Informasi yang disajikan di website sebisa mungkin harus aktual dan up to date. Pembentukan tim Sidiknas memang dikhususkan untuk pengelolaan website, agar Humas Depdiknas dapat secepat mungkin menyajikan informasi yang aktual dan sesuai dengan kebutuhan publik. Biasanya, pengguna website mengharapkan
151
Fungsi Digital PR Bagi Perusahaan dalam Fransisca Stela Sekar Puri, http://indipr.com/?p=23
105
adanya pemberitaan yang paling hangat, yang ramai dibicarakan oleh publik di luar Depdiknas. Melalui website, Humas dapat memberikan informasi mengenai event yang akan diselenggarakan maupun yang telah diselenggarakan melalui kolom berita, baik berupa teks, foto, maupun rekaman video dan suara. Semua event yang akan dan telah diselenggarakan Depdiknas dapat dilihat di kolom pengumuman, seperti yang dikatakan oleh Bapak Dedy Irawan selaku Koordinator Sidiknas PIH Depdiknas RI yang juga diperkuat oleh Ibu Aline Rogeleonick selaku staf Divisi Konten I , bahwa semua event yang akan dan telah diselenggarakan dapat dikonsumsi secara bebas oleh masyarakat luas, dan diharapkan akan menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin berpartisipasi, dan pada akhirnya akan mendapatkan reputasi baik di masyarakat, karena melalui event tersebut dapat menjalin hubungan harmonis diantara Depdiknas dengan masyarakat luas.152 Salah satu manfaat website Humas Depdiknas adalah untuk mengenalkan organisasi ke masyarakat yang berada di seluruh belahan dunia, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini agar organisasi dapat dikenal baik di mata publik dunia, seperti yang dikatakan oleh Dedy Irawan selaku Koordinator Sidiknas PIH Depdiknas RI, bahwa website Humas Depdiknas dapat dijadikan salah satu sumber informasi terpercaya, karena beritanya sesuai fakta dan selalu akurat jika menyangkut data. Dimanapun orang berada, selama mereka terhubung dengan internet maka dapat pula mengakses website. Hal ini bertujuan untuk
152
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Irawan dan Ibu Aline R.
106
mengenalkan pula perkembangan dunia pendidikan di Indonesia ke publik di dunia internasional, harapannya adalah agar mereka juga turut mendukung dunia pendidikan di Indonesia. Website Humas Depdiknas juga tidak dapat dihindari dari kehadiran pengguna fanatik (customer evengelist) yang selalu memberikan masukan kepada organisasi, baik dalam bentuk tulisan, opini, komentar dan semacamnya, bahkan seringkali mereka ini memberikan semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Pihak Humas menanggapi pengguna fanatik (customer evengelist) ini dengan tangan terbuka, sehingga jika muncul suatu permasalahan yang harus diungkap segera mungkin maka jawabannya akan ditampilkan di dalam website tersebut. Depdiknas RI dapat menjadikan opini mereka sebagai suatu masukan yang berarti demi kemajuan pendidikan di Indonesia, manfaat yang didapat atas kehadiran pengguna fanatik (customer evengelist) tersebut adalah pihak Depdiknas RI dapat mengetahui opini masyarakat yang berkembang menyangkut dunia pendidikan di tanah air.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisa di Bab sebelumnya, mengenai pemanfaatan website oleh Humas Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai media informasi publik, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Humas Depdiknas RI adalah memanfaatkan website secara penuh sebagai media informasi publik, dengan melakukan pencarian berita yang aktual, akurat, dan selalu up to date. Pengendalian website tersebut pun dilakukan, dimana agar publik menerima informasi yang sesuai dengan konsumsinya, sehingga berita yang tidak benar atau tidak akurat tidak akan ditampilkan di dalam website tersebut. Informasi yang biasanya ditampilkan di dalam website biasanya berupa informasiinformasi seputar pendidikan di Indonesia. 2. Website diknas.go.id juga diusahakan untuk menjadi media pembentukan opini, dengan menempatkan penjelasan-penjelasan dari pejabat terkait (pihak terpercaya) Depdiknas RI dalam setiap berita (informasi) pendidikan yang disajikan di website. Meskipun berita (informasi) tersebut tidak hanya informasi yang bernilai positif saja, namun yang diinginkan publik adalah suatu transparansi dan akuntabilitas informasi, sehingga publik dapat mengetahui informasi pendidikan yang sesuai realita atau sebenarnya. Dengan
107
108
demikian, diharapkan dapat tercipta reputasi atau kredibilitas Depdiknas RI dan tercipta pembentukan opini publik ke arah yang lebih baik lagi, sehingga segala informasi pendidikan yang ditampilkan di website dapat diterima publik dengan baik. 3. Website dimanfaatkan menjadi alat untuk membangun komunitas terutama antara pusat dan daerah, misalnya dalam melakukan program sosialisasi seputar pendidikan dan proses pemberitahuan regulasi-regulasi pendidikan yang berlaku. Serta juga dioptimalkan untuk melakukan pembahasan informasi pendidikan secara bersama-sama (forum atau grup) dengan komunitas tersebut, sehingga permasalahan yang berkembang di publik dapat diselesaikan secara cepat dengan musyawarah atau berdiskusi. 4. Proses penyampaian berita pun dilakukan secara cepat dan akurat sehingga informasi yang up to date dapat dinikmati oleh publik, meskipun berita tersebut harus melalui penyortiran Dewan Redaksi yang terdiri dari Kepala Bidang Humas, Kepala Bidang Informasi, Kepala Bagian Tata Usaha, dan Kepala Bidang Sekretariat Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), akan tetapi pihak Humas yang diwakili oleh Divisi Konten I selalu bekerja secara maksimal untuk memuaskan para pengunjung website dengan mencari dan mengolah berita-berita terbaru seputar pendidikan. 5. Informasi mengenai event-event yang sering diselenggarakan oleh Depdiknas RI, misalnya Olimpiade Siswa Nasional (OSN), Ujian Nasional (UN), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Penerimaan Siswa Baru (PSB), Masa Orientasi Siswa (MOS), dan semacamnya sering ditampilkan di dalam website
109
diknas.go.id. Bahkan Depdiknas RI pun sering mengikutsertakan beberapa pejabat terkait dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Manfaat yang diperoleh adalah informasi tersebut dapat langsung diterima oleh publik, serta dapat menciptakan kredibilitas dan reputasi yang baik bagi organisasi yaitu Depdiknas RI itu sendiri. 6. Website juga dimanfaatkan secara optimal oleh Humas Depdiknas RI untuk memperkenalkan dunia pendidikan di Indonesia kepada dunia internasional, sehingga siapapun yang ingin mengetahui hal-hal mengenai pendidikan di Indonesia dapat mengakses website diknas.go.id. Bahkan website tersebut menjadi suatu fasilitas bagi pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri untuk mengetahui dan mencari informasi yang dibutuhkannya, misalnya mengenai beasiswa pendidikan. 7. Pihak Humas Depdiknas RI menanggapi pengguna fanatik (Customer Evangelist) dengan tangan terbuka, sehingga jika muncul suatu permasalahan yang harus diungkap sesegera mungkin, maka jawaban atau responnya akan ditampilkan di dalam website tersebut. Manfaatnya atas kehadiran pengguna fanatik (Customer Evangelist) tersebut adalah pihak Depdiknas RI dapat mengetahui opini publik yang berkembang dalam dunia pendidikan, sehingga Depdiknas RI dapat menjadikan opini mereka menjadi suatu saran atau masukan yang berarti demi kemajuan pendidikan di Indonesia
110
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan wawancara mendalam sehingga menghasilkan kesimpulan di atas, kemudian peneliti memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat, sebagai berikut: 1. Sudah selayaknya Humas Depdiknas RI sebagai Divisi yang bertugas untuk menangani penyebaran informasi seputar dunia pendidikan di Indonesia yang juga mengembangkan website sebagai salah satu media informasinya, alangkah lebih baik lagi jika website yang menelan biaya yang cukup besar tersebut lebih diperkaya lagi dengan content-content yang menarik, misalnya dengan menyediakan menu “Bahasa Asing (Inggris)”. Hal ini bertujuan agar lebih banyak lagi orang asing, baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang kurang fasih dengan Bahasa Indonesia dapat dengan mudah mengakses website tersebut. Keberadaan website diknas.go.id diharapkan dapat mengenalkan dunia pendidikan Indonesia ke dunia internasional. Apabila website tersebut dapat dikembangkan lebih baik lagi maka dapat meningkatkan kredibilitas dan reputasi Depdiknas RI, tidak hanya kepada masyarakat lokal, melainkan juga kepada masyarakat internasional, karena reputasi yang diperoleh akan menjadi sangat penting bagi kemajuan Depdiknas RI dalam melaksanakan setiap program-program atau kegiatankegiatannya di masa mendatang. 2. Sistem Informasi Pendidikan Nasional (Sidiknas) sebagai bagian unit kerja Pusat Informasi dan Humas (PIH) yang khusus bertugas mengelola website Humas Depdiknas RI, perlu mengadakan (membentuk) tim kerja khusus untuk
111
mengelola menu “Bahasa Asing” tersebut, tentunya selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi juga harus mampu/mahir (paham) menggunakan bahasa asing dan memiliki pengetahuan luas tentang seluk-beluk negara asing, terutama pengetahuan seputar dunia pendidikan di luar negeri, sehingga dapat saling bertukar informasi untuk memperkaya wawasan mengenai pendidikan dari berbagai belahan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Anggoro, M. Linggar. 2001. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara. Cameron, Debras. 1994. The Internet a Global Bussines Opportunity . South Caroline: Communication Technology. Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cutlip & Center. 2000. Effective PR 9th Edition. New Jersey : Prentice Hall. Febrian, Jack. 2004. Pengetahuan Informatika
Komputer
dan
Teknologi
Informasi.
Gehris, Dennis O. 2002. Communication Technologies. New Jersey : Prentice Hall. Harrison, Kim. 2001. Strategic PR a Practical Succes Edition. Vineyard Publishing Pty Ltd. Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Government. Yogyakarta : Andi Yogya. Jeffkins, Frank. 1995. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta: Gramedia. Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Konisius. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Maleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana, Dedy. 2002. Paradigma Ilmu Komunikasi SosialLainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
dan
Ilmu
Nawawi, H. Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta: Elex Media Komputindo. Pace, R. Wayne. 2001. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Prayudi. 2007. Penulisan Naskah PR. CV. Andi. Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology. New York : The Free Press. Ruly, Abdul Rozak. Belajar Praktis Internet. Jakarta : Dinastindo Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: Gramedia. Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen PR dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2003. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Simandjuntak, John P. 2003. Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soemirat, Soleh. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tamin, Feisal. 2003. Bunga Rampai Kehumasan. Jakarta: Direktorat Hubungan Informasi Antar Lembaga Pemerintah Pusat Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional. Utomo, Pudji. 2003. Bunga Rampai Kehumasan. Jakarta: Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional. Widjaja, Ahmad Wiryan. 2002. Bunga Rampai Kehumasan no 4. Jakarta: Direktorat Hubungan Informasi Antar Lembaga Pemerintah Pusat Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Lembaga Informasi Nasional. Wijela, Michael R. 2001. Internet dan Intranet. Jakarta: Dinastindo. . Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yulianita, Neni. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Pusat Penerbitan Universitas.
Non Buku Jurnal Kampus Tercinta Bidang ISIP ”Berita menurut Hoeta Soehoet”. 1999. Jakarta: IISIP Jakarta Panduan ”Sosialisasi Fasilitasi Sidiknas”. 2008. Pusat Informasi dan Humas Depdiknas RI. Permendiknas No. 23 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-Pusat di Lingkungan Depdiknas RI. 2005. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi http://www.depdiknas.go.id http://www.setjen.diknas.go.id http://www.solusiwebindo.com http://www.sunaryohadi.info http://aswandi.or.id http://gonat.wen.ru http://indipr.com
DRAFT WAWANCARA
1. Strategi Komunikasi a) Apakah penggunaan website diknas.go.id sudah dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan secara instant (cepat) dan tidak terbatas? b) Bagaimana Humas melakukan (memanfaatkan) hal tersebut? c) Pesan-pesan apa sajakah yang disampaikan melalui website? d) Bagaimanakah pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap informasi yang diberikan (dalam website)? e) Adakah mekanisme untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat dengan cepat, mudah dan seketika? Jika tidak ada mengapa? Jika ada, bagaimana hal tersebut dilakukan? f) Sejauh mana pentingnya umpan balik dari masyarakat bagi Humas Depdiknas RI? Apakah website Humas Depdiknas telah dimanfaatkan sebagai
media
interaktif
antara
organisasi
dengan
khalayaknya?
Bagaimana strategi yang dilakukan agar informasi yang disampaikan melalui website tersebut dapat diperoleh (diakses) dengan mudah dan real time (tepat waktu)? g) Apakah informasi yang ditampilkan (disajikan) di website disortir terlebih dahulu? Jika tidak mengapa? Jika ya, siapa yang melakukan penyortiran? Bagaimana prosesnya?
2. Thought Leadership (pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih tinggi
dalam
menginformasikan
hal-hal
atau
topik-topik
yang
berhubungan dengan organisasi atau korporasi) a) Apakah website telah dimanfaatkan untuk menciptakan reputasi dan atau kredibilitas organisasi sehingga masyarakat menganggap organisasi sebagai Thought Leadership? b) Bagaimanakah atau strategi apakah yang diterapkan sehingga website dapat mengubah opini masyarakat?
3. Membangun Komunitas a) Apakah website dimanfaatkan sebagai sarana membangun komunitas? Jika tidak, mengapa? jika
iya, bagaimana prosesnya?
b) Siapa sajakah yang dapat bergabung di dalam komunitas tersebut? c) Apakah tujuan dibangunnya komunitas tersebut? d) Topik (permasalahan) apa sajakah yang dibicarakan (dibahas) di komunitas tersebut? e) Apakah website telah dimanfaatkan sebagai media untuk berinteraksi diantara masyarakat, misalnya dengan memanfaatkan forum dan groups? Bagaimana? f) Apakah organisasi telah memanfaatkan websitenya untuk melihat wacana yang berkembang di masyarakat berkaitan dengan organisasi, misalnya
untuk melihat opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap organisasi? Bagaimana? 4. Alerts a) Bagaimana proses penyampaian (pemuatan) informasi di website? Apakah pesannya selalu up to date? Untuk jangka waktu berapa lama isi berita (informasi) dimuat (disajikan) di website? b) Apakah website telah dimanfaatkan untuk memberikan informasi terbaru mengenai organisasi? Bagaimana? c) Bagaimanakah strategi yang dilakukan untuk menjaga agar informasi yang disampaikan tetap aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat?
5. Event and Conference a) Kegiatan (event) apa sajakah yang ditampilkan di website? Siapa saja yang terlibat? Manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh Humas dengan adanya kegiatan tersebut? b) Kegiatan (event) apa sajakah yang rutin dan tidak rutin diselenggarakan oleh Depdiknas? c) Apakah kegiatan tersebut dikunjungi oleh masyarakat luas (termasuk dari pusat dan daerah)? Bagaimanakah respon pengunjung dengan adanya kegiatan tersebut? d) Apakah website telah dimanfaatkan untuk menghadirkan fitur-fitur seperti berita yang berformat foto, rekaman video dan suara? Bagaimana hal tersebut dilakukan?
e) Apakah website telah dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan kegiatan (event) yang dilaksanakan oleh Depdiknas, misalnya seminar, lokakarya, workshop? Bagaimana? f) Apa sajakah yang dapat diperoleh oleh pengunjung menyangkut kegiatan (event) tersebut?
6. Global Microbrand (brand kecil yang mempunyai pelanggan di seluruh dunia) a) Apakah website dimanfaatkan untuk membuat organisasi lebih dikenal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri? b) Bagaimana respon yang diperoleh selama ini mengenai keberadaan Depdiknas RI melalui website tersebut?
7. Customer Evangelist (pengguna fanatik yang dengan antusias menulis tentang sebuah produk tanpa imbalan apa-apa)
a) Topik-topik (permasalahan) apa sajakah yang biasanya dituliskan oleh Customer Evangelist? b) Bagaimana pemanfaatan website agar masyarakat menjadi pengguna fanatik dan terlibat dalam interaksi di dalamnya? c) Apa sajakah manfaat yang diperoleh oleh Humas dengan adanya Customer Evangelist?
HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK DEDY IRAWAN, S.Kom KOORDINATOR SIDIKNAS DEPDIKNAS RI Pertanyaan 1. Strategi Komunikasi a. Apakah penggunaan website diknas.go.id sudah dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan secara instant (cepat) dan tidak terbatas? Jawab: Ya, sudah. b. Bagaimana Humas melakukan (memanfaatkan) hal tersebut? Jawab: Humas melakukannya dengan cara mengelola dan mengembangkan satu tim khusus yaitu Sidiknas, dimana melalui tim tersebut berita atau informasi tentang pendidikan diolah untuk kemudian ditampilkan di website www.diknas.go.id. Karena website bersifat online maka pesan yang diampaikan juga lebih cepat dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Website ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan Humas, seperti publikasi, sosialisasi ataupun klarifikasi infomasi yang menyangkut dunia pendidikan di seluruh Indonesia c. Pesan-pesan apa sajakah yang disampaikan melalui website? Jawab: Biasanya pesan-pesan yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia. Pesan-pesan atau informasi pendidikan secara general. Jadi berita tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Ujian Nasional (UN), Masa Orientasi Siswa (MOS), Penerimaan Siswa Baru (PSB), regulasiregulasi mengenai pendidikan dan masih banyak lagi. d. Bagaimanakah pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap informasi yang diberikan (dalam website)? Jawab: Pengendalian yang dilakukan oleh Depdiknas adalah dengan memberikan batasan-batasan tertentu terhadap informasi (dalam website) yang diberikan. Biasanya kami selalu mengadakan rapat untuk mendiskusikan informasi apa saja yang layak (bisa) diberikan (dalam website). Jadi memang ada aturannya sendiri, tetapi kami tidak bisa menyampaikan sejauh mana batasan atau aturan tersebut karena masih bersifat internal.
e. Adakah mekanisme untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat dengan cepat, mudah, dan seketika? Jika tidak ada mengapa? Jika ada, bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Ada, mekanismenya adalah di dalam website www.diknas.go.id disediakan kolom “comment” pada setiap headline berita yang disajikan. Jadi pengunjung website dapat memberikan komentarnya terhadap berita yang disajikan melalui email (tidak interaktif). Juga melalui kolom “Sahdu Sidik” yang terdapat pada website (interaktif). f. Sejauh mana pentingnya umpan balik dari masyarakat bagi Humas Depdiknas RI? Apakah website Humas Depdiknas telah dimanfaatkan sebagai media interaktif antara organisasi dengan khalayaknya? Bagaimana strategi yang dilakukan agar informasi yang disampaikan melalui website tersebut dapat diperoleh (diakses) dengan mudah dan realtime (tepat waktu)? Jawab: Pentingnya umpan balik dari masyarakat bagi Humas adalah untuk menjadikan organisasi lebih baik (lebih positif). Humas dapat memperoleh masukan (informasi) dari masyarakat lebih beragam (lebih banyak), terutama informasi mengenai pendidikan di daerah yang kurang terekspos oleh media massa. Ya, website telah dimanfaatkan sebagai media interaktif, strategi yang dilakukan adalah dengan menjaga kapasitas “bandwith” dan kita selalu berusaha secepat mungkin setiap hari mengupdate berita yang ditampilkan di website. g. Apakah informasi yang ditampilkan (disajikan) di website disortir terlebih dahulu? Jika tidak mengapa? Jika ya, siapa yang melakukan penyortiran? Bagaimana prosesnya? Jawab: Ya, tentu saja disortir terlebih dahulu. Yang melakukan penyortiran adalah Dewan Redaksi yang terdiri dari Kabid Humas, Kabid Informasi, Kabag Tata Usaha, dan Kabid Sekretariat Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Prosesnya dilakukan pemilihan berita, lalu diedit, kemudian disortir dengan diadakan diskusi atau rapat khusus, baru bisa ditampilkan di dalam website.
2. Thought Leadership (pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih tinggi dalam menginformasikan hal-hal atau topik-topik yang berhubungan dengan organisasi atau korporasi) a. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menciptakan reputasi dan atau kredibilitas organisasi sehingga masyarakat menganggap organisasi sebagai Thought Leadership? Jawab: Ya, yaitu dengan menempatkan berita (informasi) yang sedang berkembang (beredar) di masyarakat, yang sangat ditunggu-tunggu (diharapkan) masyarakat. Dimana berita (informasi) yang disajikan juga menyebutkan pejabat terkait yang berhubungan dengan isu atau materi berita yang ditampilkan. Jadi tidak hanya berita positif saja yang kita tampilkan, berita negatif juga, yang penting adalah fakta dan datanya akurat. b. Bagaimanakah atau strategi apakah yang diterapkan sehingga webiste dapat mengubah opini masyarakat? Jawab: Strategi yang diterapkan adalah menampilkan informasi berdasarkan fakta, dan jika ada berita yang menyebutkan angka-angka atau nilai-nilai, kita lakukan pengecekan ke bidang terkait agar bisa menampilkan jumlah angka yang tepat (tidak kurang dan tidak lebih) dan jika ada berita (informasi) yang menyimpang (salah) kita akan lakukan klarifikasi berita. Jika informasi yang salah tersebut menjadi hal yang sangat serius (penting), akan diadakan konferensi pers dengan mengundang pers dari media cetak maupun media elektronik, dan hasil konferensi tersebut biasanya akan ditampilkan di website, agar masyarakat mengetahui kebenaran beritanya.
3. Membangun Komunitas a. Apakah website dimanfaatkan sebagai sarana membangun komunitas? Jika tidak, mengapa? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jawab: Ya, prosesnya bisa melalui respon pengunjung yang kita peroleh, biasanya sesama pengelola pendidikan di Indonesia. Jika ada isu yang menarik kita coba membahasnya, dari situ kami bisa minta alamat webnya (jika sudah ada) ada alamat email pengunjung yang juga pengelola pendidikan. Dengan memiliki alamat web dan email kami bisa saling berkomunikasi tentang masalah-masalah (informasi) pendidikan terhangat (terbaru). Kami pernah mengadakan suatu forum sosialiasi dengan mengundang para pengelola informasi di daerah, dari Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten, dimana kami merumuskan
bagaimana baiknya untuk membuat suatu informasi yang terpadu antara pusat dan daerah. Dari kegiatan tersebut, secara otomatis kami telah membangun suatu komunitas. b. Siapa sajakah yang dapat bergabung di dalam komunitas tersebut? Jawab: Sebenarnya siapa saja yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan di Indonesia, misalnya ada perwakilan dari sekolah, perguruan tinggi, Atase Pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten c. Apakah tujuan dibangunnya komunitas tersebut? Jawab: Tujuannya adalah agar informasi yang diterima lebih banyak dan beragam, karena di komunitas tersebut kami saling bertukar informasi dan juga menjalin hubungan harmonis diantara pengelola pendidikan di Indonesia. d. Topik (permasalahan) apa sajakah yang dibicarakan (dibahas) di komunitas tersebut? Jawab: Topik (permasalahan) seputar dunia pendidikan di Indonesia, misalnya topik mengenai Ujian Nasional (UN) di masing-masing daerah ataupun kendala-kendala yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia. e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai media untuk berinteraksi di antara masyarakat, misalnya dengan memanfaatkan forum dan groups? Bagaimana? Jawab: Ya, sudah. Biasanya kami melakukan semacam forum diskusi atau grup diskusi melalui milis. Di situ kami bisa saling bertukar informasi pendidikan, jadi wawasan (pengetahuan) atau informasi yang kami peroleh sangat bervariasi dan lebih banyak. f. Apakah organisasi telah memanfaatkan websitenya untuk melihat wacana yang berkembang di masyarakat berkaitan dengan organisasi, misalnya untuk melihat opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap organisasi? Bagaimana? Jawab: Ya, publik dapat mengirimkan saran, harapan, pengaduan, aspirasi, maupun kritikan tentang dunia pendidikan melalui kolom Sahdu Sidik maupun di dalam kolom comment pada headline berita di website. Di situ biasanya memuat wacana yang berkembang di masyarakat yang
berkaitan dengan Depdiknas, juga bisa diketahui opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap Depdiknas. 4. Alerts a. Bagaimana proses penyampaian (pemuatan) informasi di website? Apakah pesannya selalu up to date? Untuk jangka waktu berapa lama isi berita (informasi) dimuat (disajikan) di website? Jawab: Proses penyampaian informasinya melalui beberapa tahap, antara lain dilakukan pemilihan (pencarian) berita, bisa melalui terjun langsung pada event-event yang diselenggarakan, bisa juga melalui media massa lain ataupun informasi dari daerah. Jika sudah dipilih lalu diedit, selanjutnya diajukan ke Dewan Redaksi untuk disortir, jika sudah diputuskan bahwa berita tersebut layak tampil, maka akan kami tampilkan secepat mungkin di website www.diknas.go.id. Pesan yang kami tampilkan sebisa mungkin untuk up to date, biasanya dalam satu hari kita bisa tampilkan 4 – 5 (bisa juga lebih) berita. Kami ada tim khusus yang bertugas untuk mencari berita (informasi), yaitu Divisi Konten 1. Berita (informasi) yang ditampilkan adalah untuk selamanya kami simpan di database, yaitu melalui menu indeks. Jadi berita apapun yang pernah kami tampilkan tidak kami sembunyikan (tidak dihapus), akan tersedia selama website tersebut masih ada. b. Apakah website telah dimanfaatkan untuk memberikan informasi terbaru mengenai organisasi? Bagaimana? Jawab: Ya. Jadi berita (informasi) maupun event-event yang diselenggarakan oleh tiap unit-unit utama di Depdiknas, kami himpun (kumpulkan) untuk kemudian dipilih berita (informasi) mana yang layak tampil, lalu diedit dan terakhir disortir. Jika semua proses itu sudah dilakukan baru kami tampilkan (publish) di website. c. Bagaimanakah strategi yang dilakukan untuk menjaga agar informasi yang disampaikan tetap aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat? Jawab: Untuk itulah kami memiliki tim khusus untuk mencari berita, agar kami bisa secepat mungkin menampilkan informasi yang aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Biasanya masyarakat mengharapkan berita berita yang sedang marak (hangat) dibicarakan, jadi tugas kami untuk secepat mungkin bergerak mencari berita (informasi) pendidikan yang paling aktual.
5. Event and Conference a. Kegiatan (event) apa sajakah yang ditampilkan di website? Siapa saja yang terlibat? Manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh Humas dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Semua kegiatan (event) yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia, misalnya Olimpiade Pendidikan, Ujian Nasional, BOS, PSB, MOS, dan lain-lain. Yang terlibat dalam kegiatan (event) tersebut tergantung pada isu (materi) apa yang akan diselenggarakan. Jadi tidak selalu sama, bisa Menteri, Kepala Pusat, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kasubbag, Kasubbid, mahasiswa, pelajar, dan siapa saja yang berhubungan dengan event tersebut. Manfaat yang diperoleh oleh Humas antara lain pesan (informasi) yang ingin disampaikan ke masyarakat luas dapat menyebar luas pula melalui event tersebut, pesan (informasi) dapat sampai ke target khalayak yang tepat, untuk memperoleh reputasi yang baik, dan lain-lain. b. Kegiatan (event) apa sajakah yang rutin dan tidak rutin diselenggarakan oleh Depdiknas? Jawab: Kegiatan yang rutin antara lain Hardiknas, Rembugnas, Pameran Pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan yang tidak rutin misalnya sosialisasi buku elektronik, sosialisasi mobil pintar dan masih banyak lagi. c. Apakah kegiatan (event) tersebut dikunjungi oleh masyarakat luas (termasuk dari pusat dan daerah)? Bagaimanakah respon pengunjung dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Ya, mayoritas dari pusat dan ada beberapa pengunjung event berasal dari daerah. Respon pengunjung sangat berminat (antusias) pada setiap event yang kami selenggarakan, bahakan mereka menunggu event selanjutnya. d. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menghadirkan fitur-fitur seperti berita yang berformat foto, rekaman video, dan suara? Bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Ya, kebetulan di website kami hal tersebut sudah tersedia, prosesnya biasanya ada tim khusus yang terjun langsung pada event yang sedang diselenggarakan. Kemudian tim kami itu melakukan tugasnya masing-masing, ada yang mengambil foto, ada yang merekam gambar dan suara. Jika sudah selesai semuanya itu dibawa ke ruangan kerja untuk dilakukan pengeditan alu dilakukan penyortiran oleh Dewan Redaksi. Jika sudah OK maka berita tersebut akan segera kami publish ke website kami.
e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan kegiatan (event) yang dilaksanakan oleh Depdiknas, misalnya seminar, lokakarya, maupun workshop? Bagaimana? Jawab: Ya, Depdiknas juga sering mengadakan event semacam seminar, lokakarya, ataupun workshop. Event tersebut juga kami liput untuk kemudian diedit, lalu disortir dan kami tampilkan secepat mungkin di website kami. f. Apa sajakah yang dapat diperoleh oleh pengunjung menyangkut kegiatan (event) tersebut? Jawab: Sudah jelas yang pasti pengunjung dapat memperoleh informasi yang lebih banyak lagi dan lebih jelas (paham) mengenai seluk-beluk Depdiknas, karena biasanya mereka diberikan seminar kit yang berisi lembaran informasi mengenai event yang diselenggarakan, serta maksud dan tujuan diselenggarakannya event tersebut, ditambah lagi informasi dari para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.
6. Global Microbrand (brand kecil yang mempunyai pelanggan di seluruh dunia) a. Apakah website dimanfaatkan untuk membuat organisasi lebih dikenal, baik di dalam negeri mapun di luar negeri? Jawab: Ya, itulah sebabnya mengapa kita memiliki website. Tujuannya adalah untuk mengenalkan keberadaan Depdiknas kepada masyarakat di dalam maupun di luar nageri. Jadi harapannya website Depdiknas dijadikan sumber informasi yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Dimana pun orang berada dapat mengakses website Depdiknas. Selama mereka terkoneksi dengan jaringan internet. biasanya mereka yang mengakses dari luar negeri adalah mahasiswa/pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar negeri, pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan se-dunia yaitu UNESCO, ataupun pers asing yang ingin tahu perkembangan pendidikan di Indonesia. b. Bagaimana respon yang diperoleh selama ini mengenai keberadaan Depdiknas melalui website tersebut? Jawab: Responnya kebanyakan sangat mendukung dunia pendidikan, dimana saran dan kritik yang masuk sangat positif guna perkembangan Depdiknas dan pendidikan di Indonesia dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk yang berada di daerah terisolir tanpa kecuali.
7. Customer Evangelist (pengguna fanatik yang dengan antusias menulis tentang sebuah produk tanpa imbalan apa-apa) a. Topik-topik (permasalahan) apa sajakah yang biasanya dituliskan oleh Customer Evangelist? Jawab: Topik-topik seputar dunia pendidikan, seperti BOS, PSB, MOS, dan lainnya. b. Bagaimana pemanfaatan website agar masyarakat menjadi pengguna fanatik dan terlibat dalam interaksi di dalamnya? Jawab: Masyarakat yang memiliki minat (interest) tinggi terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dan pihak yang memiliki kepentingan seperti Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten serta pengelola pendidikan dari manapun. Mereka biasanya tanpa diperintah, tanpa diberi imbalan apa-apa akan mengirimkan tulisan berupa email. Kami juga melakukan semacam forum diskusi melalui milis ataupun facebook, dimana kami lakukan join untuk menjadi satu grup untuk saling berinteraksi menyampaikan informasi. c. Apa sajakah manfaat yang diperoleh oleh Humas dengan adanya Customer Evangelist? Jawab: Manfaat yang diperoleh oleh Humas antara lain dapat mengetahui opini publik tentang Depdiknas, dapat mengetahui (menerima) informasi lebih banyak dari berbagai daerah jika pengunjungnya ada di daerah, dapat menciptakan reputasi Depdiknas agar lebih positif lagi di mata masyarakat luas, dapat mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, dan lain sebagainya.
HASIL WAWANCARA DENGAN IBU ALINE ROGELEONICK, S.Kom STAF DIVISI KONTEN I SIDIKNAS DEPDIKNAS RI Pertanyaan 1. Strategi Komunikasi a. Apakah penggunaan website diknas.go.id sudah dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan secara instant (cepat) dan tidak terbatas? Jawab: Ya, sudah b. Bagaimana Humas melakukan (memanfaatkan) hal tersebut? Jawab: Dengan cara mengelola dan mengembangkan satu tim, yang disebut Sidiknas, dimana fungsinya mengembangkan website pendidikan. Website dapat diakses oleh semua orang yang terkoneksi dengan internet. Jadi seluruh pesan yang ingin disampaikan oleh Humas dapat dengan instant sampai ke publik dan website tidak terbatas oleh jarak dan waktu. Biasanya sih untuk mempublikasikan atau mensosialisasikan suatu inforinfo menyangkut pendidikan ataupun regulasi terbaru mengenai pendidikan bisa juga dijadikan salah satu media untuk kepentingan klarifikasi berita. c. Pesan-pesan apa sajakah yang disampaikan melalui website? Jawab: Yang berkenaan dengan pendidikan di Indonesia, biasanya pesan (berita) secara umum, misalnya saja mengenai UU BHP, BOS, UU, Pengumuman CPNS, dan lain-lain. d. Bagaimana pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap informasi yang diberikan (dalam website)? Jawab: Kami memiliki batasan-batasan khusus setiap informasi yang di publish ke website. Kami adakan meeting khusus untuk berdiskusi tentang masalah berita (pesan) mana sajakah yang bisa publish ke website, namun batasan (aturan) tersebut sifatnya rahasia. Jadi maaf, kami tidak bisa menginformasikan hal tersebut. e. Adakah mekanisme untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat dengan cepat, mudah, dan seketika? Jika tidak ada mengapa? Jika ada, bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Tentu ada, umpan balik itu dilakukan dengan menyertakan comment (pesan) di dalam setiap berita yang disajikan, di situ sudah
dicantumkan nomor telepon dan e-mail-nya. Jika ada pertanyaan, keluhan, pengaduan ataupun konsultasi mengenai masalah pendidikan. Bisa juga dengan mengirim e-mail ke Sahdu Sidik f. Sejauh mana pentingnya umpan balik dari masyarakat bagi Humas Depdiknas RI? Apakah website Humas Depdiknas telah dimanfaatkan sebagai interaktif antara organisasi dengan khalayaknya? Bagaimana strategi yang dilakukan agar informasi yang disampaikan melalui website tersebut dapat diperoleh (diakses) dengan mudah dan realtime (tepat waktu)? Jawab: Umpan balik dari masyarakat sangat baik dan sangat penting. Dengan adanya umpan balik, Humas dapat mengetahui karakteristik masyarakat yang sangat beragam itu. selain itu, untuk perkembangan Depdiknas dan pendidikan di tanah air juga untuk mengetahui citra (reputasi) Depdiknas di mata masyarakat, apakah positif (baik) atau negatif (buruk). Ya, sudah. Strateginya yaitu kita selalu menjaga kapasitas bandwith supaya mudah diakses dan menjaga tampilan supaya tidak terlalu berat, jadinya dapat diakses dengan mudah. Selain tiu kita juga dapat meng-update berita (informasi). Berita (informasi) hangat (terbaru) dapat tersaji secepatnya atau real-time (tepat waktu) di website diknas.go.id g. Apakah informasi yang ditampilkan (disajikan) di website disortir terlebih dahulu? Jika tidak mengapa? Jika iya siapa yang melakukan penyortiran? Bagaimana prosesnya? Jawab: Tentu iya, yang melakukannya antara lain Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Humas, Kepala Bidang Informasi dan Kepala Bidang Sekretariat KNIU. Proses penyortirannya melalui rapat khusus diantara pembuat keputusan yang sudah disebutkan tadi, rapat tersebut bersifat tertutup jadi kami tidak bisa menyampaikan apa saja yang dijadikan pertimbangan mereka hingga berita itu layak tampil di website.
2. Thought Leadership (pihak yang berpengetahuan tinggi dan didengar masyarakat dalam topik-topik yang berhubungan dengan korporasi) a. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menciptakan reputasi dan atau kredibilitas organisasi sehingga masyarakat menganggap organisasi sebagai Thought Leadership? Jawab: Ya, sudah. Kami menyajikan berita yang terbaru (terhangat) ataupun berita yang menjadi topik pembicaraan utama yang berkembang
di masyarakat luas. Kami juga menyertakan pernyataan para pejabat yang terkait dengan berita yang disajikan, agar informasi yang disampaikan dapat lebih diterima (dipahami) dengan baik oleh masyarakat, dengan informasi yang jelas maka tidak ada penyimpangan berita yang dapat memperburuk reputasi organisasi tetapi sebaliknya diharapkan organisasi memiliki reputasi (kredibilitas) baik di mata masyarakat b. Bagaimanakah atau strategi apakah yang diterapkan sehingga webiste dapat mengubah opini masyarakat? Jawab: Strateginya yaitu dengan menampilkan berita sesuai dengan fakta dan data yang akurat. Kita coba cari informasi mengenai opini publik melalui saran dan kritikan yang sudah masuk. Apakah ada persoalan serius yang harus dicarikan solusinya, atau ada isu negatif tentang keberadaan Depdiknas. Jika ada biasanya langsng kita berikan informasi yang sebenarnya (sesuai dengan fakta dan akurat) melalui klarifikasi baik melalui e-mail ataupun pemuatan berita baru yang berisi pembenaran informasi. Selain itu, konfrensi pers juga akan diadakan bila dirasa sangat perlu, gunanya untuk meluruskan berita (informasi) ke masyarakat luas. Dengan demikian, jika ada opini publik yang cenderung negatif diharapkan opini publik tersebut bisa berubah menjadi baik (positif). 3. Membangun Komunitas a. Apakah website dimanfaatkan sebagai sarana membangun komunitas? Jika tidak, mengapa? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jawab: Ya, di dalam website kita terdapat alamat web-web dinas pendidikan propinsi, kabupaten, perguruan tinggi maupun sekolahsekolah di Indonesia. Dari situ kita biasanya saling berkomunikasi bertukar informasi pendidikan antar sesama pengelola pendidikan. Selain itu juga melalui pertemuan dengan para pengelola pendidikan untuk membicarakan pengelolaan dan pengembangan website pendidikan. Intinya sih untuk menghimpun informasi pendidikan yang ada di pusat maupun daerah. Dengan demikian maka komunitas dapat terbentuk. b. Siapa sajakah yang dapat bergabung di dalam komunitas tersebut? Jawab: Seluruh pengelola pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi, Kabupaten dan ada juga para tenaga pendidik
c. Apakah tujuan dibangunnya komunitas tersebut? Jawab: Yaitu agar informasi yang diterima lebih banyak terutama dari daerah yang kurang terjamah oleh media massa. Biasanya banyak informasi yang tidak muncul ke permukaan, jadi yang dipusat tidak mengetahui informasi tersebut. Namun dengan adanya komunitas tersebut, informasi-informasi yang tidak muncul tersebut dapat diketahui oleh masyarakat luas dan hubungan diantara Dinas Pendidikan di daerah dengan di pusat dapat lebih terjaga. d. Topik (permasalahan) apa sajakah yang dibicarakan (dibahas) di komunitas tersebut? Jawab: Topik mengenai pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, biasanya mengenai BOS, UN, regulasi terbaru seperti kemarin itu UU BHP dan masih banyak lagi e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai media untuk berinteraksi di antara masyarakat, misalnya dengan memanfaatkan forum dan groups? Bagaimana? Jawab: Ya, di kita sih biasanya dilakukan semacam forum diskusi atau grup diskusi melalui milis. Tujuannya untuk berinteraksi diatara masyarakat yang memiliki interest ataupun kepentingan terhadap dunia pendidikan Indonesia. f. Apakah organisasi telah memanfaatkan websitenya untuk melihat wacana yang berkembang di masyarakat berkaitan dengan organisasi, misalnya untuk melihat opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap organisasi? Bagaimana? Jawab: Ya, masyarakat dapat mengirimkan komentar, saran ataupun pengaduan melalui e-mail dan kolom khusus yang sudah disediakan. Dari situ kita bisa lihat bagaimana opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap organisasi. Di website juga terdapat grafik mengenai berita apasaja yang paling sering dibuka dan di komentari pengunjung website
4. Alerts a. Bagaimana proses penyampaian (pemuatan) informasi di website? Apakah selalu up to date? Untuk jangka waktu berapa lama isi berita (informasi) dimuat (disajikan) di website? Jawab: Prosesnya antara lain informasi yang ada dipilih, lalu dilakukan editing, kemudian diserahkan ke Dewan Redaksi untuk dilakukan
penyortiran. Jika sudah diputuskan berita mana saja yang bisa tampil, maka akan segara kami publish di website. Ya, pesannya selalu up to date karena setiap hari kita selalu memberikan berita baru di website. Untuk selamanya, karena kami tidak pernah menghilangkan berita yang sudah pernah tampil, melainkan kami simpan di database melalui menu indeks b. Apakah website telah dimanfaatkan untuk memberikan informasi terbaru mengenai organisasi? Bagaimana? Jawab: Ya, website selalu memberikan informasi terbaru mengenai organisasi, jadi setiap berita yang berkembang itu pasti diberitakan sesuai dengan kejadian yang hangat pada saat itu. Baik itu mengenai informasi (berita) pendidikan maupun event-event pendidikan yang akan diselengarakan oleh Depdiknas c. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menjaga agar informasi yang disampaikan tetap aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat? Jawab: Strateginya kita juga ada referensi dari media-media lain, melalui liputan secara langsung dan juga menggalang dari daerah agar mereka selalu memberikan informasi kepada kita. Jadi berita tersebut bisa kita publish di website. Itulah tugas tim khusus pencari berita agar bisa secepat mungkin memberikan informasi aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Event and Conference a. Kegiatan (event) apa sajakah yang ditampilkan di website? Siapa saja yang terlibat? Manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh Humas dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Kegiatan (event) seperti lomba karya ilmiah, olimpiade bidang studi (pelajaran) tertentu, pameran pendidikan dan lain-lain. Jika event tersebut berskala besar biasanya yang terlibat adalah Mendiknas, Sesjen, Kepala-Kepala Pusat, dan pihak terkait lainnya. Manfaat yang diperoleh diantaranya dapat lebih mudah mempublikasikan program atau informasi pendidikan kepada masyarakat luas dan juga memperoleh citra (reputasi) baik, jadi masyarakat dapat lebih mengenal organisasi lebih baik lagi. b. Kegiatan (event) apa sajakah yang rutin dan tidak rutin diselenggarakan oleh Depdiknas? Jawab: Kegiatan (event) yang tiap tahun rutin diadakan misalnya Hardiknas, Rembugnas, pameran pendidikan. Namun untuk kegiatan
(event) yang tidak rutin itu biasanya yang diadakan unit-unit yang ada di lingkungan Depdiknas, apakah itu dari unit bidang Humas, bidang Informasi, maupun bidang lainnya. Biasanya event untuk sosialisasi atau klarifikasi berita. c. Apakah kegiatan (event) tersebut dikunjungi oleh masyarakat luas (termasuk dari pusat dan daerah)? Bagaimanakah respon pengunjung dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Ya, dari pusat dan ada segelintir pengujung dari daerah karena terbatas oleh jarak maupun waktu. Respon mereka sangat bagus, jadi kami pun turut senang. d. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menghadirkan fitur-fitur seperti berita yang berformat foto, rekaman video, dan suara? Bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Ya, selain berita berupa teks ada juga berita foto, rekaman video dan suara. Prosesnya semua berita diambil pada saat kegiatan berlangsung maupun kiriman dari daerah, di edit, di sortir, lalu baru bisa ditampilkan e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan kegiatan (event) yang dilaksanakan oleh Depdiknas, misalnya seminar, lokakarya, maupun workshop? Dan bagaimana? Jawab: Ya, seminar, lokakarya maupun workshop sudah pernah diadakan oleh Depdiknas. Biasanya ada tim kami yang terjun langsung ke event tersebut untuk memperoleh berita (informasi) kemudian di edit, di sortir lalu di publish ke website agar masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai event tersebut. f. Apa sajakah yang dapat diperoleh oleh pengunjung menyangkut kegiatan (event) tersebut? Jawab: Tetu saja informasi yang lebih beragam mengenai keberadaan Depdiknas. Di dalam event seperti seminar, biasanya pengunjung diberikan seminar kit berupa lembar informasi mengenai topik, visi dan misi diadakannya event tersebut. Jadi informasi yang diterima masyarakat lebih banyak ditambah lagi ada penjelasan dari narasumber yang berkompeten.
6. Global Microbrand (brand kecil yang mempunyai pelanggan di seluruh dunia) a. Apakah website dimanfaatkan untuk membuat organisasi lebih dikenal, baik di dalam negeri mapun di luar negeri? Jawab: Ya, karena website sifatnya online, jadi siapapun dan dimanapun orang berada dapat mengaksesnya asalkan ia terhubung dengan internet. diharapkan masyarakat di dalam maupun di luar negeri dapat mengenal akan keberadaan Depdiknas. Jadi siapapun dan dimanapun orang berada dan membutuhkan informasi tentang pendidikan di Indonesia dapat langsung mengakses website ini sebagai informasi terpercaya. b. Bagaimana respon yang diperoleh selama ini mengenai keberadaan Depdiknas melalui website tersebut? Jawab: Respon yang diperoleh selama ini sangat positif, karena pengunjung website dapat memperolah informasi yang diinginkan (diharapkan), jadi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 7. Customer Evangelist (pengguna fanatik yang dengan antusias menulis tentang sebuah produk tanpa imbalan apa-apa) a. Topik-topik (permasalahan) apa sajakah yang biasanya dituliskan oleh Customer Evangelist? Jawab: Biasanya seperti dana beasiswa, dana bantuan renovasi sekolah, dana bantuan buku-buku sekolah, lowongan CPNS, UN, MOS, dan lainlain b. Bagaimana pemanfaatan website agar masyarakat menjadi pengguna fanatik dan terlibat dalam interaksi di dalamnya? Jawab: Kami berusaha merespon setiap pertanyaan, pengaduan ataupun keluhan masyarakat tentang pendidikan, jadi masyaraat pun tidak berpaling dari kami karena selalu menunggu balasan (respon) yang sudah dikirimkan. Dengan demikian masyarakat pun jadi terlibat dalam interaksi dalam setiap topik (permasalahan) yang terjadi seputar dana pendidikan di Indonesia. c. Apa sajakah manfaat yang diperoleh oleh Humas dengan adanya Customer Evangelist? Jawab: Manfaat yang diperoleh diantaranya adalah mereka membantu mencarikan informasi dari tempat asal mereka. Jadi database kami juga bertambah banyak. Juga dapat meningkatkan hubungan selaras antara pusat dan daerah, dapat memperoleh relasi pendidikan, dan diharapkan pencitraan yang lebih baik bagi Depdiknas itu sendiri.
HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK MUHAMMAD ALI, Amd STAF DIVISI KONTEN I SIDIKNAS DEPDIKNAS RI Pertanyaan 1. Strategi Komunikasi a. Apakah penggunaan website diknas.go.id sudah dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan secara instant (cepat) dan tidak terbatas? Jawab: Tentu sudah b. Bagaimana Humas melakukan (memanfaatkan) hal tersebut? Jawab: Yaitu dengan mengelola dan mengembangkan website pendidikan www.diknas.go.id. Sebagaimana sudah diketahui, website sifatnya online, maka pesan (informasi) apapun dapat dengan cepat diakses dan tidak terbatas, jaringan websitenya difasilitasi oleh Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional). Humas jadi lebih mudah menyebarkan informasi ataupun publikasi kepada khalayak luas, karena sudah tersedia fasilitas website yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun dengan cepat dan tidak terbatas. c. Pesan-pesan apa sajakah yang disampaikan melalui website? Jawab: Tentu saja yang berhubungan dengan dunia pendidikan, contohnya mengenai tenaga pendidik, peserta didik, sumber belajar, bantuan pendidikan, anggaran pendidikan, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, ujian nasional, kurikulum, maupun regulasi (kebijakan) pendidikan dan sebagainya. d. Bagaimana pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap informasi yang diberikan (dalam website)? Jawab: Pengendaliannya adalah dengan memperhatikan keakuratan berita, apakah sudah sesuai dengan fakta atau belum. Selain itu kami juga ada batasan (aturan) khusus dalam memberikan informasi melalui website. Namun itu sifatnya intern, bukan untuk konsumsi publik. e. Adakah mekanisme untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat dengan cepat, mudah, dan seketika? Jika tidak ada mengapa? Jika ada, bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Ya, ada. Kami menyediakan kolom “comment” dimana di situ tercantum nomor telepon dan email. Selain itu pengunjung dapat
melayangkan saran pertanyaan, maupun pengalaman dapat disampaikan melalui email ke kolom Sahdu Sidik. f. Sejauh mana pentingnya umpan balik dari masyarakat bagi humas Depdiknas RI? Apakah website Humas Depdiknas telah dimanfaatkan sebagai media interaktif antara organisasi dengan khalayaknya? Bagaimana strategi yang dilakukan agar informasi yang disampaikan melalui website tersebut dapat diperoleh (diakses) dengan mudah dan realtime (tepat waktu)? Jawab: Sangat penting. Humas dapat mengetahui kondisi pendidikan dari manapun, informasi yang diterima lebih majemuk, dapat mengembangkan Depdiknas dan dunia pendidikan lebih baik lagi, untuk pencitraan organisasi (Depdiknas) agar lebih harum di mata masyarakat. Ya sudah. Strateginya kita berusaha untuk selalu menjaga kapasitas bandwith agar mudah diakses, serta menjaga tampilan website supaya tidak terlalu berat. Kita juga berusaha mengelola data (informasi) terbaru secepat mungkin, supaya masyarakat dapat memperoleh informasi dengan real time. g. Apakah informasi yang ditampilkan (disajikan) di website disortir terlebih dahulu? Jika tidak mengapa? Jika iya siapa yang melakukan penyortiran? Bagaimana prosesnya? Jawab: Sudah pasti, yang melakukan penyortiran adalah Dewan Redaksi yang terdiri dari Kepala Bagian dan Kepala Bidang di jajaran Pusat Informasi dan Humas. Prosesnya melalui rapat diantara mereka jika sudah selesai maka hasilnya akan memutuskan berita (informasi) yang mana saja yang layak tampil di website
2. Thought Leadership (pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih tinggi dalam menginformasikan hal-hal atau topik-topik yang berhubungan dengan organisasi atau korporasi) a. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menciptakan reputasi dan atau kredibilitas organisasi sehingga masyarakat menganggap organisasi sebagai Thought Leadership? Jawab: Ya, sudah pasti. Kami memberikan informasi yang aktual dan akurat agar masyarakat dapat mengetahui informasi yang sebenarnya bukan rekaan ataupun prediksi semata. Dari website juga terdapat berita teks maupun yang berbentuk gambar dan suara dimana jika ada berita yang terkait dengan Menteri maupun pejabat di lingkungan Depdiknas
juga dapat diperoleh oleh masyarakat. Beritanya mengenai pernyataan, pengumuman (pemberitahuan) dari para petinggi Depdiknas tersebut. Diharapkan reputasi dan atau kredibilitas organisasi dapat tercipta. b. Bagaimanakah atau strategi apakah yang diterapkan sehingga webiste dapat mengubah opini masyarakat? Jawab: Strateginya adalah menyajikan informasi sesuai fakta dan data akurat. Opini publik dapat kita ketahui dari respon yang sudah masuk. Jika ada berita miring segera kita luruskan disertai dengan fakta. Intinya kita berusaha memantau berita yang beredar, jangan sampai ada berita yang salah (menyimpang) dibiarkan menyebar ke masyarakat berlarutlarut. Dengan demikian, harapannya adalah kita dapat mengubah opini negatif menjadi positif 3. Membangun Komunitas a. Apakah website dimanfaatkan sebagai sarana membangun komunitas? Jika tidak, mengapa? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jawab: Ya, di website diknas.go.id juga terdapat alamat website dari Dinas Pendidikan Propinsi maupun Kabupaten. Dengan adanya link tersebut, kami saling bertukar berita seputar pendidikan. Dari komunikasi yang dijalin bila diperlukan kami juga adakan pertemuan antar pengelola pendidikan di Indonesia. Biasanya di situ akan membahas mengenai bagaimana cara membuat website yang efektif dan dikenal masyarakat, pengelolaannya maupun pengembangan website. Singkat kata itu semua bertujuan untuk mengumpulkan berita pendidikan diantara pusat dan daerah agar berita (informasi) yang diterima lebih berwarna (beragam) dengan begitu komunitas dapat terbentuk. b. Siapa sajakah yang dapat bergabung di dalam komunitas tersebut? Jawab: Biasanya sih…Atase Pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten, para pengelola lembaga pendidikan, para tenaga pendidikan ataupun masyarakat umum seperti pelajar dan mahasiswa c. Apakah tujuan dibangunnya komunitas tersebut? Jawab: Itu bertujuan agar terjalin kesamaan visi dan misi dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, untuk menjalin hubungan harmonis antara pusat dan daerah, saling mengembangkan (memperbaiki) diri (organisasi) dengan wawasan yang sudah diterima melalui interaksi sesama pemerhati pendidikan.
d. Topik (permasalahan) apa sajakah yang dibicarakan (dibahas) di komunitas tersebut? Jawab: Secara general topik yang dibahas antara lain regulasi (kebijakan) yang masih berlaku, kurikulum pendidikan, PSB, MOS, UN, BOS, lembaga pendidikan dan sebagainya e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai media untuk berinteraksi di antara masyarakat, misalnya dengan memanfaatkan forum dan groups? Bagaimana? Jawab: Ya, kami juga melaksanakan semacam forum diskusi (grup diskusi) melalui milis. Dengan sarana (media) tersebut kami melakukan interaksi dengan siapapun yang punya perhatian khusus pada dunia pendidikan di Indonesia. f. Apakah organisasi telah memanfaatkan websitenya untuk melihat wacana yang berkembang di masyarakat berkaitan dengan organisasi, misalnya untuk melihat opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap organisasi? Dan bagaimana? Jawab: Ya, masyarakat (khalayak) bisa mengirimkan tulisan yang berisi saran, harapan, keluhan, informasi dan sebagainya melalui e-mail serta bisa juga melalui kolom khusus yang telah tersedia. Dengan begitu kita bisa melihat opini publik ataupun loyalitas masyarakat terhadap Depdiknas
4. Alerts a. Bagaimana proses penyampaian (pemuatan) informasi di website? Apakah pesannya selalu up to date? Untuk jangka waktu berapa lama isi berita (informasi) dimuat (disajikan) di website? Jawab: Prosesnya dilakukan pencarian (penelusuran) berita baik terjun langsung ke lapangan maupun mereferensi dari media massa lain atau bisa juga berita yang dikirim masyarakat ke website. Informasi (berita) tersebut lalu di edit, lalu di sortir oleh penanggung jawab website (Dewan Redaksi). Jika sudah di ACC oleh Dewan Redaksi, maka berita tersebut baru kita publish ke website. Ya, selalu up to date, untuk selamanya berada di website karena ada di database kita. Pesan (berita) yang sudah lalu atau sudah pernah dimuat dapat dilihat melalui menu indeks.
b. Apakah website telah dimanfaatkan untuk memberikan informasi terbaru mengenai organisasi? Dan bagaimana? Jawab: Ya, tim berita (Divisi Konten I) itu tugasnya mencari, mengolah dan menampilkan informasi terbaru mengenai Depdiknas, jadi setiap hari kita selalu memberikan informasi terbaru tentang apapun yang akan dilakukan (diselenggarakan) oleh Depdiknas dan juga berita apapun yang berkembang atau beredar di lingkungan Depdiknas c. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menjaga agar informasi yang disampaikan tetap aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat? Jawab: Strateginya adalah kita ada tim konten berita, dimana fungsinya sangat dinamis, senantiasa berusaha segera mungkin menampilkan berita (informasi) aktual, akurat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kita selalu mengikuti perkembangan informasi pendidikan yang sedang beredar di tengah masyarakat. 5. Event and Conference a. Kegiatan (event) apa sajakah yang ditampilkan di website? Siapa saja yang terlibat? Manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh Humas dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Event seperti lomba olimpiade, OSN, lomba karya ilmiah, pameran kreasi SMK, pameran budaya dan lainnya. Tergantung mengenai event apa yang diadakan, bisa Dirjen, Sesjen, KaBag, KaBid, maupun KaSubBid. Manfaatnya dapat mengenalkan Depdiknas ke masyarakat, menjalin hubungan harmonis, mempererat hubungan diantara pengelola pendidikan, mendapatkan citra baik dari masyarakat luas b. Kegiatan (event) apa sajakah yang rutin dan tidak rutin diselenggarakan oleh Depdiknas? Jawab: Event yang rutin seperti World Book Day, Rembugnas, Hardiknas, pameran pendidikan LPIR, lomba olimpiada dan lainnya. Kalau event yang tidak rutin biasanya event (kegiatan) per Bidang di lingkungan Depdiknas seperti sosialisasi program event, klarifikasi informasi dan sebagainya. c. Apakah kegiatan (event) tersebut dikunjungi oleh masyarakat luas (termasuk dari pusat dan daerah)? Bagaimanakah respon pengunjung dengan adanya kegiatan tersebut? Jawab: Ya, ada yang dari ibukota maupun dari luar Jakarta. Respon mereka rata-rata sangat antusias dan senang
d. Apakah website telah dimanfaatkan untuk menghadirkan fitur-fitur seperti berita yang berformat foto, rekaman video, dan suara? Bagaimana hal tersebut dilakukan? Jawab: Ya, untuk memperkaya konten website kami sajikan fitur-fitur tersebut. Untuk berita video ada proses capture jadi berita pendidikan yang ada di beberapa stasiun TV direkam lalu dipilih, lalu di edit kemudian di sortir oleh Redaksi dan yang terakhir baru ditampilkan e. Apakah website telah dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan kegiatan (event) yang dilaksanakan oleh Depdiknas, misalnya seminar, lokakarya, maupun workshop? Dan bagaimana? Jawab: Ya, kami pernah mengadakan event-event tersebut. Ada tim kami yang ditugaskan untuk meliput langsung acara yang sedang berlangsung. Jika sudah maka berita tersebut dilakukan editing, melalui proses sortiran juga sebelum di publish ke website. f. Apa sajakah yang dapat diperoleh oleh pengunjung menyangkut kegiatan (event) tersebut? Jawab: Yang dapat diperoleh ya informasi tentang pendidikan dan Depdiknas itu sendiri. Pengunjung bisa merubah pandangan (opini) negatif tentang Depdiknas menjadi opini positif dan lain-lain 6. Global Microbrand (brand kecil yang mempunyai pelanggan di seluruh dunia) a. Apakah website dimanfaatkan untuk membuat organisasi lebih dikenal, baik di dalam negeri mapun di luar negeri? Jawab: Ya, karena kita online maka siapapun yang di dalam maupun di luar negeri dapat mengakses website. Website kita masih dalam pengembangan jadi belum banyak orang dari luar yang mengaksesnya b. Bagaimana respon yang diperoleh selama ini mengenai keberadaan Depdiknas melalui website tersebut? Jawab: Sangat bagus, itu dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang dikirim mereka, melalui e-mail dan kolom khusus yang tersedia di website
7. Customer Evangelist (pengguna fanatik yang dengan antusias menulis tentang sebuah produk tanpa imbalan apa-apa) a. Topik-topik (permasalahan) apa sajakah yang biasanya dituliskan oleh Customer Evangelist? Jawab: Topik seperti PSB, BOS, UU BHP, dana bantuan pendidikan dan sebagainya b. Bagaimana pemanfaatan website agar masyarakat menjadi pengguna fanatik dan terlibat dalam interaksi di dalamnya? Jawab: Yaitu kami berusaha menanggapi setiap respon yang masuk, jadi publik juga senantiasa mengakses website kami untuk melihat bagaimana tanggapan dari kami. Disitulah kami sering berinteraksi tentang masalah apapun yang menyangkut pendidikan di Indonesia. c. Apa sajakah manfaat yang diperoleh oleh Humas dengan adanya Customer Evangelist? Jawab: Tercipta opini positif tentang Depdiknas, reputasi (kredibilitas) positif dari publik, terwujud keselarasan hubungan dengan publik, menambah rekanan dan lain-lain.
DRAFT WAWANCARA
1. Apakah Anda sudah pernah mengakses website diknas.go.id? Seberapa sering? 2. Apakah menurut Anda pesan yang disajikan di website selalu up to date? 3. Pesan-pesan apa sajakah yang sudah pernah Anda akses/telusuri? 4. Apakah
menurut
Anda
website
ini
bersifat
interaktif?
Bagaimana
interaksinya? 5. Apakah Anda sudah pernah menjalin hubungan kerjasama dengan Depdiknas RI? Bagaimanakah itu dilakukan? 6. Apakah Anda pernah bergabung dalam komunitas yang terdapat di lingkungan Depdiknas RI? 7. Apakah Anda pernah meliput event yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI? 8. Bagaimanakah opini Anda mengenai Depdiknas RI? 9. Apakah menurut Anda beritanya selalu aktual dan akurat? 10. Apakah Anda sudah pernah mengirimkan tulisan ataupun berita yang berbentuk foto maupun rekaman video ke website diknas.go.id?
11. Menurut Anda apakah kelebihan website tersebut terkait dengan berita yang sudah lalu? 12. Menu apa sajakah yang paling menarik menurut Anda? 13. Apakah menurut pendapat Anda website diknas.go.id telah bermanfaat dalam hal: membangun kepercayaan publik terhadap kompetensi lembaga Depdiknas RI, sebagai media dalam membangun komunitas, memberikan peringatan kebijakan mengenai pendidikan di berkomunikasi antar stakeholders?
Indonesia, sebagai media untuk
HASIL WAWANCARA DENGAN IBU WINDI WIDIA NINGSIH, S.Sos WARTAWAN MEDIA ONLINE “INILAHDOTCOM (INILAH.COM)” Pertanyaan: 1. Apakah Anda sudah pernah mengakses website diknas.go.id? Seberapa sering? Jawab: Ya, sudah pernah. Tergantung pada kebutuhan, misalnya jika ada informasi (berita) pendidikan yang sedang marak dibicarakan, maka akan dimonitor terus perkembangannya 2. Apakah menurut Anda pesan yang disampaikan selalu up to date? Jawab: Ya, beritanya (pesan) cukup up to date, karena website diknas.go.id diperbaharui setiap hari, banyak berita-berita baru yang ditampilkan di website setiap harinya 3. Pesan-pesan apa saja yang sudah pernah Anda akses/telusuri? Jawab: Berita (pesan) seperti bangunan-bangunan sekolah yang sudah tidak layak pakai, launching mobil pintar, layanan e-book, dan masih banyak lagi 4. Apakah menurut Anda website ini bersifat interaktif? Bagaimana interaksinya? Jawab: Ya, pengunjung bisa menulis di kolom Sahdu Sidik atau bisa juga melalui email. Biasanya respon (tanggapan) yang diberikan oleh Depdiknas RI cukup cepat, namun jika ada pertanyaan yang menyangkut pihak-pihak yang sulit ditemui karena kesibukannya, biasanya butuh waktu lebih untuk menjawabnya. 5. Apakah Anda sudah pernah menjalin hubungan kerjasama dengan Depdiknas RI? Bagaimana itu dilakukan? Jawab: Ya, sudah waktu itu ada undangan tentang sosialisasi fasilitasi sidiknas yang menyelengarakan adalah Pusat Informasi dan Humas Depdiknas RI. 6. Apakah Anda pernah bergabung dalam komunitas yang terdapat di lingkungan Depdiknas RI? Jawab: Ya, pernah, waktu itu ada semacam pelatihan (workshop) dalam mengelola website-website pendidikan, dari pengelola pendidikan, dinas pendidikan propinsi, diikuti oleh 33 propinsi.
7. Apakah Anda pernah meliput event yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI? Jawab: Ya, karena Depdiknas RI sering sekali mengadakan event, mulai dari yang berskala kecil sampai yang berskala besar, misalnya pernah ada liputan pameran pendidikan, penerimaan penghargaan untuk para pemenang olimpiade, dan lain-lain 8. Bagaimana opini Anda mengenai Depdiknas RI? Jawab: Depdiknas adalah instansi pemerintah yang cukup memiliki reputasi baik, nampaknya fungsi Humas sudah dijalankan sebagaimana mestinya. Segala informasi disebarkan melalui publikasi dengan menggunakan berbagai media massa yang ada salah satunya media yang cukup efektif, instan, dan tidak terbatas, yaitu media website. 9. Apakah menurut Anda beritanya selalu aktual dan akurat? Jawab: Ya, website tersebut selalu menyajikan berita yang aktual dan akurat, data-data yang ditampilkan selalu berdasarkan fakta 10. Apakah Anda sudah pernah mengirimkan tulisan ataupun berita yang berbentuk foto atau rekaman video ke website diknas.go.id? Jawab: kalau berita yang berbentu teks (tulisan) itu sudah, yaitu mengenai peristiwa demo mahasiswa, pelaksana UN, tenaga pendidik dari berbagai lembaga pendidikan di Indonesia dan lainnya 11. Menurut Anda apakah kelebihan dari website tersebut terkait dengan berita yang sudah lalu? Jawab: Iya, di website diknas.go.id berita yang sudah pernah tampil disimpan di database. Jadi kalau mau tahu berita yang lalu, bisa langsung ke menu indeks 12. Menu apa sajakah yang paling menarik menurut Anda? Jawab: Di website ada menu tentang tenaga pendidik, peserta didik, UN dan menu berita yang berformat foto maupun rekaman video. 13. Apakah menurut pendapat Anda website diknas.go.id telah bermanfaat dalam hal: membangun kepercayaan masyarakat terhadap kompetensi lembaga Depdiknas RI, sebagai media dalam membangun komunitas, memberikan peringatan kebijakan mengenai pendidikan di Indonesia, sebagai media untuk berinteraksi antar stakeholders? Jawab: Menurut saya sudah, kepercayaan masyarakat terhadap kompetensi lembaga Depdiknas RI cukup kuat, karena banyak orang yang mencari informasi penting mengenai dunia pendidikan mengakses website tersebut.
Juga website tersebut berhasil membangun komunitas karena event-event yang mengikutsertakan komunitas selalu dipublikasikan. Kalau mengenai memberikan peringatan kebijakan pendidikan sudah jelas, karena Depdiknas RI adalah lembaga pemerintah yang menaungi urusan pendidikan seIndonesia. Website ini sudah menjadi media yang sangat interaktif karena adanya komunikasi dua arah melalui kolom sahdu sidik atau email yang dikirimkan oleh stakeholder ke Depdiknas RI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Tanti Widyaningsih
Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 3 Maret 1984
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kebangsaan
: Warga Negara Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Tanah Seratus (Kavling Bulak Permai Jaya) RT 02 RW 011 No. 7 Sudimara - Jaya, Ciledug-Tangerang Banten
Kode Pos
: 15151
Telepon
: (021) 7333259
PENDIDIKAN
1989-1990 : TK BUDI MULIA, CILEDUG-TANGERANG 1990-1996 : SDN 01 SUDIMARA BARAT, CILEDUG-TANGERANG 1996-1999 : SLTPN 03 TANGERANG, CILEDUG-TANGERANG 1999-2002 : SMU YADIKA 5, JAKARTA BARAT 2002-2009 : UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA BARAT