UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI PERAN FOTO DOKUMENTASI HUMAS TENTANG KEGIATAN PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA YANG DIMUAT DI MEDIA INTERNAL
Disusun Oleh : Nama
: MAULANA MARWAN ELIAS
Nim
: 04201-140
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Hingga saat ini, komunikasi terus berkembang tidak hanya dilakukan secara praktis, tetapi telah dikembangkan menjadi suatu ilmu yang mulai menarik perhatian dan dipelajari oleh para ahli. Hal ini kemudian dibuktikan dengan banyaknya definisi tentang komunikasi lahir. Bukan hanya dari ahli ilmu komunikasi itu sendiri, tetapi juga dari para ahli psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya. Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, menyebabkan berubahnya cara-cara dan saluran untuk berkomunikasi yang menyangkut orang dalam jumlah yang besar. Perubahan terutama bermula dengan diperkenalkannya bentuk-bentuk saluran (media) yang datang dari dunia modern. Media baru itu membawa serta implikasi yang tidak sekedar menyangkut hal yang baru secara fisik, tetapi juga non fisik, terhadap keadaan masyarakat yang menerima dan kemudian menggunakannya. Era globalisasi merupakan era dimana sesuatu menjadi lebih praktis. Teknologi menjadi penunjang manusia dapat menjalankan aktivitasnya. Foto merupakan alat dokumentasi yang sangat tepat dalam mengingatkan kegiatan atau peristiwa penting kegiatan sehari-hari, karena sebuah foto dapat mewakili beribu-ribu kata. Fotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia Humas, mengingat setiap informasi Humas perlu didukung oleh ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang baik. Bahkan, tidak jarang foto mengandung lebih
2
banyak informasi daripada kata-kata. Oleh karena itu, setiap praktisi Humas juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai di bidang fotografi dan mengerti bagaimana bekerja sama dengan para fotografer profesional dalam menciptakan foto-foto yang indah dan penuh makna. Adalah bijaksana bagi praktisi Humas untuk mampu menggunakan kamera dan melakukan pembuatan foto apabila fotografer profesional, karena sesuatu alasan, tidak bisa dihadirkan. Kemungkinan untuk itu senantiasa terbuka. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa foto yang dimuat di media pada umumnya hitam putih, tidak berwarna dan juga kurang menarik. Fotografi, berasal dari kata latin “ photos” yang berarti cahaya atau sinar dan “graphos” yang berarti melukis, maka secara keseluruhan dapat diartikan bahwa photography adalah suatu seni melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia humas, mengingat setiap informasi Humas perlu didukung oleh ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang baik. Bahkan, tidak jarang foto mengandung lebih banyak informasi daripada kata-kata. Oleh karena itu, setiap praktisi Humas juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai di bidang fotografi dan mengerti bagaimana bekerja sama dengan para fotografer profesional dalam menciptakan foto-foto yang indah, kreatif dan penuh makna. Berita dan kegiatan yang diadakan perusahaan bisa diberikan foto dokumentasi yang ada sebagai pelengkap tampilan layer. Media internal perusahaan yang dilakukan oleh Humas dalam menjaga hubungan baik internal perusahaan pasti membutuhkan foto-foto dokumentasi Humas dalam
3
menyampaikan berita seputar perusahaan maupun lingkungan sekitar perusahaan. Foto-foto dokumentasi merupakan salah satu alat pelengkap informasi yang dibutuhkan oleh publik. Keterangan dan data kepada stakeholders secara lengkap didokumentasikan agar ketika humas memberikan informasi yang dibutuhkan. Setiap media membutuhkan foto dokumentasi, baik media cetak maupun media on-line. Penulis melihat foto dokumentasi Humas sangatlah kurang diperhatikan oleh para praktisi Humas, padahal penulis melihat manfaat yang diberikan foto dokumentasi Humas merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan Humas. Sedangkan alasan penulis memilih Humas DKI JAKARTA karena ingin mengetahui sejauh mana kegiatan Humas DKI pada saat ini dimana banyak sekali yang terjadi di DKI JAKARTA belakangan ini. Setelah melakukan diskusi bersama staff peliputan dokumentasi yang bernama Aulia Akbar,A.Md penulis memilih periode 6 Juni 2005 sampai dengan 15 Januari 2006, karena foto-foto dari dokumentasi periode ini merupakan bahan materi yang dibutuhkan dalam pemberitaan. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam foto dokumentasi ini adalah berbagai macam kegiatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, MOU antara Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta dengan PT PLN (Persero), dan peresmian Busway koridor 2 dan 3. Berdasarkan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2001, seluruh unit yang ada da lingkungan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta mengalami perubahan tidak terkecuali Biro Humas yang berganti nama menjadi Biro Humas dan Protokol.
4
Biro Humas Propinsi DKI Jakarta berfungsi untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk memperoleh pengertian dan keyakinan serta partisipasi masyarakat terhadap kebijakan dan kegiatan Pemda.Dan masih banyak lagi tugas daripada Biro Humas Propinsi DKI yang sangat berkaitan dengan segala kebutuhan dan aspirasi dari masyarakat DKI sendiri. Biro Humas DKI Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan citra Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang positif melalui peningkatan pelayanan dan informasi dan juga mempunyai misi menjalin hubungan yang harmonis di kalangan internal organisasi Pemda untuk mewujudkan kesatuan persepsi terhadap kebijakan dan program pembangunan di DKI Jakarta, meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas kehumasan dilingkungan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan instansi lainnya. Dan juga tentunya Biro Humas Propinsi DKI Jakarta sangat dibutuhkan oleh masyarakatnya untuk membangun Kota yang lebih baik lagi menuju dunia yang lebih medern, kondisi foto dokumentasi Pemerintahan Propinsi DKI mempunyai media Humas Internal yaitu Media Jaya.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan
pengertian
di
atas,
maka
penulis
mengetengahkan
permasalahannya yaitu “Bagaimana peran foto dokumentasi Humas tentang kegiatan Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta pada periode 6 Juni 2005 sampai dengan 15 Januari 2006 yang di Publikasikan di Media Internal Humas yaitu Media Jaya”.
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah : Untuk mengetahui sejauhmana peran foto dokumentasi Humas tentang kegiatan Pemeritahan Provinsi DKI Jakarta pada periode 6 Juni 2005 sampai dengan 15 Januari 2006 yang di publikasikan di Media Internal Humas yaitu Media Jaya.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan baru dan kemajuan dibidang pendidikan. Sekaligus dapat dijadikan konsep-konsep pemikiran baru yang dapat dikembangkan dan menjadi acuan data empiris bagi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang studi Publik Relations dan juga dapat diharapkan dapat menambah kajian tentang ilmu Fotografi dan Humas.
1.4.2
Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi humas dan dapat dijadikan satu usulan bagi Biro Humas Propinsi DKI dalam membuat foto Dokumentasi yang baik sehingga bermanfaat secara optimal. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menspesifikasikan foto dokumentasi humas yang ada di Biro Humas Propinsi DKI.
6
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Komunikasi Definisi Komunikasi secara histories berasal dari bahasa Latin Communication yang berarti : Pemberitahuan, percakapan, pergaulan hidup, proses tukar-menukar pikiran. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “Communications” yaitu : “Proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan dan sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku”.1 Onong U. Effendy, seorang ahli komunikasi, memberikan rumusan komunikasi sebagai berikut : “Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua pihak”.2 Dari batasan beberapa rumusan para pakar komunikasi tersebut diatas, kiranya dapat disimpulkan bahwa apa yang disebutkan dengan komunikasi pada dasarnya merupakan proses pemindahan pesan (message) dari komunikator (adressor, pembicara, penyampai) kepada sang komunikan (adresse, pendengar atau penerima) secara langsung atau melalui saluran (channel) dalam rangka merubah atau mempengaruhi perilakunya. 1
2
Onong. U. Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Management, Mandar Maju, Bandung,1998, Hal.60 Onong. U. Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Management, Mandar Maju, Bandung,1998, Hal.15
7
Menurut Harold D. Lasswell, Komunikasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan, baik antara pembawa pesan, maupun penerima pesan, serta sarana yang digunakan sebagai saluran atau yang dapat ditimbulkan. Untuk itu akan dijabarkan disini formula komunikasi sebagai berikut : Who
Say What
In Which Channel
To Whom
With What Effect
Terjemahan dari kelima unsur komunikasi secara garis besar, yaitu:3 a. Who (siapa mengatakan) : komunikator sebagai nara sumber. b. Says what (mengatakan apa) : pesan atau informasi yang ingin disampaikan. c. In which channel (melalui saluran apa) : media, baik sebagai saluran maupun alat. d. To whom (kepada siapa) : komunikan sebagai sasarannya. e. With what effect (dengan efek apa) : efek atau dampak yang akan terjadi. Di dalam penelitian ini yang bertindak sebagai unsur komunikasi ialah : a. Komunikator : Biro Humas dan Protokol Propinsi DKI. b. Pesan : Isi pesan dan karya fotografi dokumentasi. c. Media : Foto dokumentasi Biro Humas dan Protokol Propinsi DKI. d. Komunikan : Pegawai Biro Humas dan Protokol Propinsi DKI. e. Efek : Menambah pengetahuan dan memberikan informasi tentang pemahaman pegawai terhadap foto Humas. Menurut Wilbur Schramm proses komunikasi sekurang-kurangnya berisikan tiga unsur pokok yaitu, adanya sumber, pesan atau informasi dan adanya tujuan serta terdapat pula unsur encoding dan decoding, yakni proses 3
Dennis Mcquail, Model-model Komunikasi, Uniprima, Jakarta, 1985, Hal.13
8
pengolahan oleh sumber pemahaman oleh penelitian pesan dan informasi. Kelima unsur inilah yang menciptakan suatu system komunikasi.4 Dari beberapa definisi mengenai proses dan pengertian komunikasi diatas. Penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan pengiriman pesan dari sumber kepada penerima dengan menggunakan saluran atau media.
2.2 Komunikasi Massa Penyebaran informasi dalam proses komunikasi massa memanfaatkan media massa sebagai saluran. Komunikasi massa menurut Bittner dalam bukunya “Mass Communication : An Introduction” (1980) menyatakan bahwa : “Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang “. Komunikasi massa menurut De fleur dan Deniss dalam bukunya “Understanding Mass Communications” (1985), bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana sumber menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara”. Komunikasi massa menurut Janowitz (1968), “Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok khusus menggunakan peralatan-peralatan teknologis (pers, radio, televise, film, dll) untuk menyebarkan isi simbolik kepada audiens yang banyak jumlahnya, heterogen dan terpisah-pisah”.5 4 5
Mahidin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, Universitas Terbuka, Jakarta, Hal.13 Mcquail.Dennis & Windahl Sven, Model-model Komunikasi, Uniprima, Jakarta, 1998, Hal.5
9
2.3 Pengertian Humas Pengertian Humas bukanlah suatu yang kaku, para ahli memberikan pengertian humas dari berbagai sudut pandang. Istilah “Hubungan Masyarakat” yang disingkat “Humas” sebagai terjemahan dari istilah Public Relations, di Indonesia sudah benar-benar memasyarakat dalam arti kata telah dipergunakan secara luas oleh departemen, jawatan, perusahaan, badan, lembaga, dan lain-lain organisasi kekaryawanan. Perkataan publik dari istilah Public Relations bukanlah masyarakat dalam pengertian society, yakni keseluruhan manusia yang menghuni suatu wilayah. Pengertian masyarakat dalam Humas adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan kepentingan dengan organisasi.6 The British Institute Of Public Relations mendefinisikan Humas “ Humas adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan dan berlangsung secara berkesinambungan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakat”.7 Berdasarkan definisi diatas Humas merupakan suatu komunikasi yang terencana dan berlangsung secara terus menerus dengan tujuan saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
Tugas khusus Humas 8: 1. Tugas penasehat bagi semua pihak yang membutuhkan. 2. Membimbing bagian-bagian bawahannya. 6
Effendy,Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal.131 7 Jefkins,Frank, Hubungan Masyarakat, PT. Intermasa, Jakarta, 1992, Hal.1 8 John Tondowidjojo, Dasar dan arah Public Relations, PT. Grasindo, Jakarta, 2002, Hal.10
10
3. Berhubungan dengan media sebagai juru bicara dalam konferensi pers dan kegiatan lain yang serupa. 4. Menyusun laporan tahunan. 5. Membantu pemasaran, periklanan dan presentasi lainnya. 6. Menyelenggarakan peringatan, perayaan, open house, kongres dan lainlain. 7. Penelitian untuk meningkatkan komunitas yang efektif. 8. Menyediakan sarana-sarana audio visual. 9. Membuat dokumentasi dan alamat-alamat sebagai sarana komunikasi. Frank Jefkins mendefinisikan Humas sebagai berikut “ Humas merupakan segala bentuk komunikasi berencana ke luar dan ke dalam antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk memperoleh saran-saran tertentu
yang
berhubungan
dengan
saling
pengertian
(mutual
understanding)”.9 Cutlip & centre, and Canfield yang dikutip Rosady Ruslan menjabarkan fungsi Humas dapat dirumuskan sebagai berikut10 : 1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga / organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan / organisasi dengan pihak publiknya sebagai khalayak sasarannya. 3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
9
Jefkins,Frank, Hubungan Masyarakat, PT. Intermasa, Jakarta, 1992, Hal.1 Hal.2 10 Rosady Ruslan, Manajemen & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal.20
11
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapai citra positif bagi kedua belah pihak. Pada garis besarnya seperti yang diungkapkan Onong Uchjana, kegiatan Humas sebagai fungsi manajemen dibagi dua bagian, yaitu hubungan kedalam (Internal Relations), dan keluar organisasi (Eksternal Relations). Untuk itu mutlak diperlukan kegiatan komunikasi. Ini berarti seorang Humas harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi di dalam perusahaan atau lembaganya, termasuk ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Seorang Humas berperan dalam membina hubungan baik antara lembaga atau organisasinya dengan masyarakat dan dengan media massa. Humas atau Public Relation tersebut bersifat 2 arah yaitu berorientasi ke dalam (inword looking) dan keluar (outword looking)
a. Humas pemerintah Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana serta hasil-hasil kerja institusi dan memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala
12
sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.11 Selain keluar humas pemerintahan dan politik juga memungkinkan untuk memberi masukan dan juga saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi baik yang dilaksanakan, akan akan dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan. Adapun sisi yang melatar belakangi perkembangan humas pemerintahan. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hamabatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. Dua sisi pada akhirnya mengakibatkan penampilan humas pemerintahan yang tersembunyi di bawah berbagai nama, tugas, wewenang, dan dibiayai dari berbagai cara yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintahan diharapkan untuk hubungan dengan media masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu kegiatan yang biasa ditangani oleh humas antara lain adalah konfrensi pers, kliping, menerbitkan media internal, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, dokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan pejabat serta menerima keluhan masyarakat atau partner. Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian Humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Humas pemerinthan bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak mengenai kebijakan dan langkah-langkah atau 11
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT. Galia Indonesia dengan Umm Press, Cetakan kedua 2004, hal.37
13
tindakan
yang
diambiloleh
pemerintah
serta
mengusahakan
tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga dengan publiknya dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana Humas itu berada dan berfungsi. Keseluruhan tujuan program Humas pemerintahan mempunyai tingkatan pemerintah tiga hal yang sama adalah sebagai berikut: 1. Menginformasikan
konstituen
tentang
aktivitas
badan
pemerintahan. 2. Memastikan kerjasama aktif dalam program pemerintahan serta kepatuhan program yang berkaitan dengan peraturan. 3. Memupuk dukungan warga bagi kebijakan dan program yang dibuat.12
b. Aktivitas Humas Pemerintahan Aktivitas Humas pemerintahan maupun swasta pada dasarnya tidak hanya memberikan pesan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif, akan tetapi juga harus dapat memberikan dan mensiptakan hubungan yang harmonis antara publik yang berkepentingan. Aktivitas Humas Pemerintahan antara lain: a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang kebijakahn, langkah-langkah dan tindakan pemerintah
12
Cultip Center Broom, Effective Public Relations, Jakarta Indeks,2005, hal. 388-389
14
serta memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa informasi yang diperlukan secara terbuka jujur dan objektif. b. Memberikan bantuan kepada media berita berupa bahan-bahan informasi mengenai kebijakan dan langkah-langkkah serta tindakan pemerintah, termasuk fasilits peliputan kepada media berita untuk acara-acara resmi yang penting. c. Mempromosikan
kemajuan
pembangunan,
ekonomi
dan
kebudayaan yang telah dicapai oleh bagsa pada khalayak dalam maupun khalayak diluar negeri. d. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnua menyampaikan tanggapan masyarakat dalam bentuk feedback kepada pimpinan instansi pemerintah yang bersangkutan sebagai input.13 Aktivitas Humas Pemerintahan menyentuh segala aspek masyarakat, pemerintah disini dimaksudkan untuk menyediakan layanan yang akan menjadi tidak praktis apabila diadakan oleh individu sendiri maka pemahaman dan komunikasi dua arah yang selalu menguntungkan.
c. Internal Relations Hubungan kedalam pada umunya adalah hubungan dengan para karyawan (employee relations). Yang dimaksud karyawan disini ialah semua pekerjaan baik pekerja halus yang berpakaian bersih diruang kantornya serba bersih pula maupun pekerja kasar 13
F. Rachmadi, Public relations Dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia pustaka Utama,1994, hal.78
15
seperti sopir atau pesuruh. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka akan dapat diketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, perasaan dan harapan.14 Sebagai wakil organisasi, manajer Humas harus menciptakan dan selanjutnya membina komunikasi 2 arah, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara vertikal disatu pihak ia menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada karyawan, dilain pihak ia menampung segala keluhan, tanggapan, keinginan para karyawan
kemudian
oragnisasi
atau
menyampaikannya
perusahaan
untuk
kepada memecahkan
pimpinan segala
permasalahannya. Dengan kata lain Humas bertindak sebagai mediator. Sebagai mediator pada suatu ketika manajer Humas mungkin membela karyawannya, pada ketika lain, manajer Humas berada di pihak pimpinan organisasi atau perusahaan, kesemuanya demi kelancaran jalannya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi ke bawah (down word communication), informasi dapat dilakukan dengan : a. Mengadakan rapat. b. Memasang pengumuman. c. Menerbitkan majalah intern. d. Dan sebagainya
14
Effendy, OpCit, Hal.136
16
d. External Public Relations Hubungan ke luar (eksternal Public Relations) dilakukan dengan khalayak di luar organisasi. Khalayak yang menjadi sasaran pembinaan hubungan tergantung pada sifat dan ruang lingkup organisasi atau perusahaan itu sendiri, khalayaknya yang menjadi sasaran kegiatan humas eksternal yaitu : a. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations) b. Hubungan jawatan pemerintahan (government relations) c. Hubungan Pers (press relations)
e. Media Humas Aktivitas atau kegiatan sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara maka untuk menjalankan peran dan fungsinya, maka seorang
humas
memerlukan
media
sebagai
sarana
guna
menciptakan tujuan yang dikehendaki media sebagai sarana guna menciptakaan tujuan yang dikehendaki, selain itu media juga digunakan sebagai sarana yang menjembatani Humas dengan publiknya. Karena media atau saluran adalah jalan ata tempat berlalunya, mengalirnya berbagai pesan-pesan dalam komunikasi.15 Humas dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya tudak luput dari bantuan media, media adalah alat yang digunakan komunikator sebagai perantara atau pengantar isi, informasi, pesan kepada komunikan.16 15
Alo Eliwei, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, PT. Cipta Aditya Bakti, 1991, hal.24 16 Wawan Kusswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisa Media Televisi, Rineka Cipta Jakarta,1996, hal.2
17
Humas dalam menyalurkan informasi untuk membentuk keyakinan publik, perlu membedakan aktivitas Humas yang merupakan kegiatan Media Direct (MD) dan Media Indirect (MI). 17
1. Media Direct (MD) Media Direct (MD) merupakan aktivitas dimana Humas memnerikan informasi secara langsung kepada media massa. Aktivitas MD dibagi menjadi dua : a. Formal, meliputi kegiatan Pres Conference, Pres Release, Product Launcing. b. Informal, meliputi kegiatan Media Gathering, Test Drive. 2. Media Inderect (MI) Media Inderect (MI) adalah aktivitas dimana humas tidak langsung
berhadapan
dengan
media.
Disini
Humas
menggunakan kredibilitas pihak kerja sebagai penyampaian informasi. Aktivitas MI meliputi : Juru Bicara tidak resmi, penulisan artikel opini, penulisan feture, artikel, feeding informations, focus
group discussion,
seminar pihak ketiga, even pihak ketiga. Kegiatan media Humas mencangkup kegiatan internal dan kegiatan eksternal, maka yang dimanfaatkan dilihat dari jenis khalayaknya terbagi menjadi : a. Media Internal seperti: In-House Magazine, Majalah Dinding serta email, pengumuman, surat dan telephone. 17
Silih Agung Waesa, Strategi Public Relations, PT. Gramedia Pustaka Utama,2005, hal. 309
18
b. Media Eksternal, Company Profile, Prospektus, Annulai Repor dan News Letter. Sedangkan media dilihat dari jenis yang akan digunakan oleh seorang humas yang efektif adalah: a. Print media atau media cetak, seperti: oran, majalah, direct mail (sales letters, postcards, leaflets, broadside, booklets, catalog, house organs) b. Broadcast media atau media elektronik, seperti: stasiun televisi lokal, network dan radio.
2.4 Fotografi Fotografi pertama kali dikenalkan oleh Sir John Herchel meliputi gabungan penemuan di bidang fisika (ilmu alam) dan kimia. Talbot adalah orang yang mula-mula menggunakan obat pengembang dan menetapkan gambar yang timbul dengan natrium thiosulfat atau hipo yang ditemukan John Herchel pada tahun 1891. kemudian negative kertas dibuat tembus cahaya dan dicetak gambar positifnya pada kertas pula yang dilumuri perak chloride sehingga menghasilkan foto. Urutan proses fotografi dari Talbot ini sampai sekarang masih digunakan, sehingga Talbot sering disebut “Bapak Fotografi Modern”.18 Fotografi Humas adalah foto yang merupakan salah satu alat pendukung kegiatan Humas, baik itu kegiatan internal maupun eksternal.19 Peran fotografi di dunia Kehumasan :
18
Amir Hamzah Sulaiman, Tehnik Kamar Gelap Untuk Fotografi, Gramedia, Jakarta, 1987, Hal. 152 19 Modul Perkuliahan, Fotografi dan Dokumentasi PR, Hendra Syaukani
19
a. Untuk
membangun
sebuah
perpustakaan
foto
yang
selalu
siap
menyediakan cetakan foto setiap kali dibutuhkan demi menunjang kegiatan-kegiatan Humas. b. Untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan news release. c. Untuk menghias, melengkapi atau memberi ilustrasi bagi tulisan feature. d. Untuk meceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau kata-kata. e. Untuk menyemarakkan panel pameran dan showroom. f. Untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan didalam suatu eksibisi, panel pameran disuatu seminar, acara konferensi atau resepsi pers, dan di berbagai kesempatan lainnya. g. Untuk memperindah, memperluas dan menyemarakkan panel atau gerai pameran. h. Untuk memberi ilustrasi bagi jurnal internal. i. Untuk memberi ilustrasi bagi setiap literature dan alat visual Humas, termasuk lembaran-lembaran atau leaflet edukasional, buklet, poster, folder, lembaran yang memuat riwayat singkat perusahaan, buku petunjuk bagi staf, laporan tahunan, buku petunjuk pemakaian produk perusahaan, sampai dengan lembaran-lembaran data reknis. Literatur humas yang berkualitas baik bahkan bisa dimanfaatkan sebagai literature penjualan dan alat Bantu periklanan (brosur humas itu cukup dimasukkan ke dalam amplop dan dikirm ke alamat-alamat tertentu; dengan cara ini, lembaran humas sudah menjadi alat Bantu periklanan). j. Untuk menghias latar belakang suatu acara rekaman televise, atau sebagai lembaran bulletin berita televisi (bagi keperluan ini lembaran transparansi berwarna sangat dianjurkan).
20
k. Sebagai alat cadangan yang setiap saat bias dikonvensikan menjadi slide 35 mm guna mendukung presentasi yang memakai alat Bantu slide. Slide yang berwarna dan indah bahkan bias dirangkai menjadi sebuah film singkat, yang selanjutnya dapat direproduksi dalam bentuk kaset rekaman video.20
Bidang-bidang Fotografi : 1. Fotografi Jurnalistik, yaitu foto yang dijadikan berita sebagai media informasi dan bersifat dokumentasi. 2. Fotografi Komersial, yaitu foto yang mempunyai nilai jual atau diperjualbelikan. Segala jenis fotografi dapat dikatakan komersil, apabila foto tersebut diperjualbelikan atau dikomersilkan. 3. Art Fotografi, yaitu foto yang memiliki nilai seni atau dikerjakan dengan unsur seni. Contoh art manual dibuat dengan secara manual seperti dengan membakar kertas foto dibagian pinggir, sehingga menjadi frame atau bingkai, sedangkan art digital yaitu pembuatan foto dengan bantuan computer, contohnya seperti cover majalah.21
Fungsi internal fotografi dalam humas : 1.
Membuat dokumentasi kegiatan perusahaan, instansi, dan organisasi.
2.
Untuk dimuat media internal perusahaan.
3.
Memiliki dokumentasi secara lengkap dan terperinci karena segala aktifitas dibuat dokumentasinya.
20 21
Jefkins, Frank. Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, Hal.195 Agus Rusmana, Tanya Jawab Dasar-dasar fotografi, AMRICO, Bandung, 1988, Hal.121
21
Fungsi Eksternal fotografi dalam humas yaitu22 : 1. Untuk kegiatan presentasi 2. Sebagai alat penunjang promosi 3. Sebagai sarana publikasi 4. Sebagai alat penerangan Tema foto dalam penelitian ini adalah yang menjadi bagian dari foto peristiwa seperti : Program Pemerintah, Kegiatan Direksi dan Kegiatan Karyawan yang tersaji pada foto dokumentasi humas Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. 1. Program Pemerintah : kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau kegiatan pejabat terkait dan harus dilaksanakan. 2. Kegiatan Direksi : aktivitas yang dilakukan direksi perusahaan atau instansi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. 3. Kegiatan Karyawan : aktivitas yang dilakukan karyawan perusahaan atau instansi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
Spesifikasi Foto humas yaitu : 1. Foto Penerangan, merupakan foto-foto yang di fungsikan sebagai media penerangan. Tahapan penyusunannya : a. Menentukan objek yang disesuaikan dengan tema. b. Setelah pemotretan foto diseleksi dengan benar sesuai dengan yang digunakan. c. Foto-foto yang terpilih diberi keterangan. 22
Modul Perkuliahan, Fotografi dan Dokumentasi PR, Hendra Syaukani
22
d. Jika foto penerangan tersebut digunakan untuk pameran, cetakan foto harus diperbesar. 2. Foto Promosi, merupakan foto-foto yang difungsikan sebagai sarana promosi dengan tujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau suatu hal yang baru. Tahapan penyusunannya : a. Menentukan objek foto dari tema yang akan dipromosikan. b. Menyeleksi foto-foto yang akan dipromosikan disesuaikan dengan kebutuhan. c. Jika media promosinya catalog dan company profile, diperlukan banyak foto, sedangkan bila berupa brosur dan iklan media cetak, foto hanya sedikit. 3. Foto Dokumentasi, hanya digunakan sebagai dokumentasi. Proses pembuatannya : a. Tentukan objek dari foto tema b. Menyeleksi foto-foto yang akan dipilih atau diedit disesuaikan dengan kebutuhan c. Dalam membuat foto dokumentasi seringkali terjadi peristiwa atau momen diluar tema, namun harus tetap diabadikan.23
2.5 Dokumentasi Humas Bagian dari aktivitas Humas dalam menginvetarisir peristiwaperistiwa, kegiatan-kegiatan pekerjaan yang berupa bahan tertulis atau cetak,
23
Modul Perkuliahan,Fotografi dan Dokumentasi PR Hendra Syaukani
23
baik yang ada dalam organisasi, instansi, perusahaan, maupun diluar organisasi atau instansi dan perusahaannya. Contoh; Gambar, foto, dan kutipan media cetak. Tujuan Dokumentasi Humas : 1. Menyinpan data dan aktivitas organisasi dengan baik dan lengkap. 2. Memudahkan dalam mencari tulisan gambar atau foto-foto bila ingin dipakai kembali. 3. Sebagai sarana monitoring terhadap media dalam pemberitaanpemberitaan yang menyangkut organisai/instansi/perusahaan. Bentuk atau Sistem Dokumentasi Humas: 1. Box File: Menyimpan data-data dengan cara membuat file sesui dengan urutan peristiwa (1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006) atau diklasifikasikan berdasarkan sifat peristiwanya (Peluncuran atau launching produk baru diklasifikasikan ke file ekonomi bantuan kepada korban bencana alam diklasifikiasikan ke file sosial) yang dibuat secara alphabet dari A sampai dengan Z. 2. Indeks: a. album foto dan gambar yang diberi keterangan dengan lengkap. b. amplop alphabet yaitu : dengan cara memasukan foto-foto kedalam amplop sesuai dengan urutan atau sifat peristiwanya, seperti sistem Box File. 3. Kliping: mengumpulkan kutipan atau gambar dari media cetak yang ditempelkan pada kertas dan disusun berdasarkan urutan atau sifat peristiwa seperti Box File, Namun dalam sistem kliping nama media harus dicantumkan.
24
Ada juga bentuk dokumen seperti: 1. Tekstual: dokumen yang berisikan tulisan atau teks. Contoh: surat-surat berharga atau sertifikat tanah. 2. Non Tekstual: dokumen yang berisikan gambar, foto, film, pita suara, atau bisa juga dikatakan audio visual dan visual. Dokumen Foto terbagi menjadi dua: 1. Statis adalah foto-foto yang sudah tidak bisa diulang untuk dipergunakan kembali. Contoh: foto Presiden Soekarno, tidak bisa digunakan karena sudah almarhum. 2. Dinamis adalah foto yang masih dapat diperbaharui atau subjek foto masih dalam keadaan hidup. Contoh: kegiatan Bung Yos sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dokumentasi berasal dari kata document (Inggris) yang dapat diartikan sebagai wahana informasi, data yang terekam atau dimuat dalam satu wahana beserta makna yang terkandung dan digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi dan sejenisnya. Anggapan umum di Indonesia dokumentasi sama dengan perpustakaan. Dalam seminar Dokumentasi dan arsip di Jakarta pada tahun 1957, diusulkan definisi dokumentasi adalah pekerjaan mengumpulkan, menyusun dan mengolah dokumen-dokumen literer yang mencatat semua aktivitas manusia dan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan dan penerangan mengenai berbagai soal.24
24
Modul Perkuliahan Monitoring, Dra. Ispawati Asri, MM
25
Dokumentasi merupakan salah satu kegiatan humas yang berkaitan dengan menelaah atau pengamatan, menganalisa dan kemudian mengevaluasi terhadap perkembangan dari kemajuan bisnis perusahaan atau lembaga, aktivitas-aktivitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial maupun non komersial yang telah dimuat atau dipublikasikan di berbagai media massa dan non massa, kemudian disimpan sekaligus sebagai sumber segala keterangan atau informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat rencana program kerja humas atau Public relations berikutnya.25 Untuk bahan penelahaan terhadap perkembangan perusahaan diperlukan data otentik dari perusahaan itu sendiri. Data dimaksud biasanya dijumpai dalam bentuk laporan bulanan atau tahunan, statistic, foto, selebaran, film, slide, pita rekaman pidato atau diskusi-diskusi dan rapat kerja, serta catatan tertulis lainnya. Semua benda-benda itu merupakan dokumen penting yang berharga bagi perusahaan yang bersangkutan. Karenanya perlu diadakan pengamanan dan pemeliharaan secara seksama terhadap benda atau dokumen tersebut. Sebagai sumber segala keterangan, Humas perlu mencari, mengumpulkan, menyimpan, mengamankan, dan memelihara dokumen tersebut. Bahkan kalau diperlukan, mempelajari dan mempergunakannya, disamping menjaga dokumen-dokumen yang perlu dirahasiakan. Dalam hal ini petugas Humas, khususnya petugas dokumentasi, tidak hanya bertugas untuk menyimpan dan memelihara (seperti arsiparis) saja, melainkan juga berkewajiban mencari dan mengolah bahan-bahan yang dijadikan dokumen seperti statistic perkembangan hasil produksi atau 25
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media komunikasi, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal.207
26
keuntungan yang dicapai, atau kegiatan-kegiatan lainnya perusahaan. Fotofoto dari kegiatan perusahaan, rekaman kejadian-kejadian penting, laporanlaporan, salinan data atau naskah otentik lainnya di samping mengumpulkan data otentik dari kegiatan perusahaan atau pun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan terkait dengan usaha perusahaan, juga harus berusaha mengumpulkan bahan-bahan perpustakaan yang diharapkan berguna bagi kemajuan pengetahuan karyawan perusahaannya. Dengan demikian bidang dokumentasi dimaksud akan meliputi kegiatan-kegiatan statistic dan laporan fotografi dan rekaman, serta perpustakaan.26 Menurut Drs. E. Martono dalam bukunya berjudul Pengetahuan Dokumentasi dan Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi. Pengertian dokumentasi adalah sebagai berikut : 1. Asal kata dokumen tersebut berasal dari bahasa Belanda Document, dan sama dengan pengucapan dalam bahasa Inggris. 2. Pada dasarnya tertulis atau tercetak, dan dapat digunakan sebagai bukti sebagai keterangan tertulis. 3. Bentuk dokumen dapat berupa surat, akta penting, piagam penghargaan, dan rekaman foto atau elektronik dan lain sebagainya. 4. Dokumen yang memiliki nilai hukum yang terkuat adalah dokumen asli dan sah, dan dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu serta dilindungi hukum. 5. Dokumen berguna untuk sumber keterangan, penyelidikan ilmiah, alat Bantu bukti keabsahan suatu keterangan tertentu.
26
Suhandang, Kustadi, Public Relations Perusahaan, Kajian Program dan Implementasi, Yayasan Nuansa Candeda, Bandung, 2004, Hal. 168-169
27
Federation Internationale Documents (FID) merumuskan dokumentasi sebagai berikut : “Documenter chest reunir, classers et distribuer des documents de tout genre dans domains de’lactivite humaine”. Arti umumnya dokumentasi merupakan kegiatan yang menghimpun, menyusun dan menyebarluaskan tentang segala macam jenis lapangan aktivitas kegiatan manusia.27 Pengertian umum lain mengenai kegiatan pendokumentasian dalam administrasi perkantoran, yaitu dikenal dengan istilah Filling. Maksudnya setiap surat masuk dan keluar biasanya disimpan atau dikenal dengan sebutan “difail” (be field) atau diarsipkan ke dalam suatu tempat tertentu yang sengaja sebagai tempat penyimpanan surat atau dokumen (filling cabinet). Ada pula yang mengartikan dokumentasi tersebut sebagai bagian dari kegiatan dan hasil potret atau pemotretan (foto dokumentasi), serta kegiatan merekam melalui casset recorder dan video recorder mengenai suatu peristiwa (event) atau kejadian tertentu yang dianggap penting untuk diabadikan
dan
kemudian
tahap
berikutnya
dijadikan
bahan
pendokumentasian.28 Maka Pengertian dokumentasi (documentation), yaitu dalam arti luas menurut Rosady Ruslan adalah yang berkaitan dengan kegiatan menghimpun, mengolah, menyeleksi dan menganalisa yang kemudian mengevaluasi seluruh data, informasi dan dokumen tentang suatu kegiatan, peristiwa atau pekerjaan tertentu yang dipublikasikan baik melalui media
27 28
Opcit, Ruslan, Rosady,Hal. 208-210 Ruslan,Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal.208
28
elektronik maupun cetak dan kemudian disimpan secara teratur dan sistematis. Data auditif tersebut biasanya terdiri dari beberapa kejadian penting dalam kegiatan pengambilan kebijakan perusahaan. Kejadian itu akan terbaca lebih jelas lagi apabila di visualkan misalnya dalam bentuk foto, sketsa, video dan diagram. Dengan demikian data auditif dengan data visual akan saling memperjelas peristiwanya. Oleh karena itu, dokumen demikian akan merupakan data yang bernilai.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif. Tipe penelitian deskriptif ini berusaha mengganbarkan suatu gejala, masalah, keadaan, atau peristiwa secara objektif, sistematis dan cermat.
29
Penelitian deskriptif menurut Jalaludi Rachmat dikemukakan bahwa sebagaimana adanya keadaan yang sebernarnya terhadap objek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam mengungkapkan fakta mengenai keadaan yang sebenarnya yang menjadi objek penelitian. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Lebih lanjut dikemukakan penelitian deskriptif bertujuan untuk : 1
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku.
3
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
4
membuat perbandingan atau revaluasi
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, Moh Nazir mendifinisikan metode deskriptif sebagai metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau tulisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
30
Menurut Moloeong metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.Ini berarti mempersoalkan dua aspek yaitu pendakatan penelitian yang tujuannya memahami suatu fenomena dalam suatu konteks khusus.
3.3 Definisi Konsep 1. Peran Fotografi Humas a. Fungsi Internal Yang pertama adalah membuat dokumentasi aktivitas organisasi atau perusahaan secara lengkap dan juga melakukan publisitas ke media internal. b. Fungsi Eksternal Untuk keperluan promosi, presentasi dan penerangan dan juga melakukan publisitas ke media eksternal (media cetak).
2. Dokumentasi Humas Bagian dari aktivitas Humas dalam menginvetarisir peristiwa-peristiwa, kegiatan-kegiatan pekerjaan yang berupa bahan tertulis atau cetak, baik yang ada dalam organisasi, instansi, perusahaan, mauopun diluar organisasi atau instansi dan perusahaannya. 3. Humas Pemerintahan
31
Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Humas pemerinthan bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak mengenai
kebijakan
dan
langkah-langkah
atau
tindakan
yang
diambiloleh pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga dengan publiknya dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana humas itu berada dan berfungsi.
3.4 Nara Sumber Dalam penelitian ini data aktivitas atau peran foto dokumentasi humas tentang kegiatan Pemerintahan Provinsi DKI yang akan menjadi nara sumber adalah : 1. Bapak Aulia Akbar (Staff Peliputan dan Dokumentasi) 2. Ibu Indrayani (KASUBAG Peliputan dan dokumentasi) 3. Bapak Agus Supriyanto (Fotografer dan Staff Media Internal)
3.5 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara
yang
mendalam
(Indepth
Interview),
dengan
menggunakan pedoman wawancara tatap muka yang berisikan pertanyaan kepada responden wawancara terpilih disebut juga dengan data primer. b. Observasi
32
Dengan melakukan pegamatan langsung kepada objek yang akan diteliti di Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terletak di Jl. Medan Merdeka Selatan 8-9, Blok F lantai 1 Balaikota Provinsi DKI Jakarta, 10110. c. Dokumentasi Yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan membaca literatur kepustakaan yang berhubungan dan berkaitan dengan permasalahan pada penelitian, serta membaca sumber informasi lainnya yang mendukung dalam perolehan informasi atau data mengenai penelitian yang dilakukan ini. Data sekunder diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah internal (Media Jaya), laporan kerja, notulen rapat, foto dokumentasi, leaflet dan sebagainya.29
3.6 Fokus Penelitian Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Peran fotografi di dunia Kehumasan: a. Untuk membangun sebuah perpustakaan foto yang selalu siap menyediakan cetakan foto setiap kali dibutuhkan demi menunjamg kegiatan-kegiatan humas. b. Untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan news release. c. Untuk menghias, melengkapi atau memberi ilustrasi bagi tulisan feature.
29
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi PT. RajaGrafindo Persada 2004, hal. 32.
33
d. Untuk menceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau katakata. e. Untuk menyemarakan pameran-pameran dan showroom. f. Untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan di dalam suatu eksibisi, pameran-pameran di suatu seminar, acara konferensi atau resepsi pers, dan diberbagai kesempatan lainnya. g. Untuk memperindah, memperluas dan menyemarakkan panel atau gerai pameran. h. Untuk memberi ilustrasi bagi jurnal internal. i. Untuk memberi ilustrasi bagi setiap literature dan alat visual humas, termasuk lembaran-lembaran atau leaflet edukasional, buklet, poster, folder, lembaran yang memuat riwayat singkat perusahaan, buku petunjuk bagi staf, laporan tahunan, buku petunjuk pemakaian produk perusahaan, sampai dengan lembaran-lembaran data reknis. Literatur humas yang berkualitas baik bahkan bisa dimanfaatkan sebagai literature penjualan dan alat Bantu periklanan (brosur humas itu cukup dimasukkan ke dalam amplop dan dikirm ke alamat-alamat tertentu; dengan cara ini, lembaran humas sudah menjadi alat Bantu periklanan). j. Untuk menghias latar belakang suatu acara rekaman televise, atau sebagai lembaran bulletin berita televisi (bagi keperluan ini lembaran transparansi berwarna sangat dianjurkan). k. Sebagai alat cadangan yang setiap saat bias dikonvensikan menjadi slide 35 mm guna mendukung presentasi yang memakai alat Bantu slide. Slide yang berwarna dan indah bahkan bias dirangkai menjadi
34
sebuah film singkat, yang selanjutnya dapat direproduksi dalam bentuk kaset rekaman video.30 Fungsi internal fotografi dalam Humas: 1. Membuat dokumentasi kegiatan perusahaan, instansi,
organisasi,
dan media internal. 2. Untuk dimuat media internal perusahaan dalam hal ini pemerintahan DKI Jakarta. 3. Memiliki dokumentasi secara lengkap dan terperinci karena segala aktivitas dibuat dokumentasinya. Fungsi eksternal fotografi dalam humas yaitu: 1. Untuk kegiatan presentasi. 2. Sebagai alat penunjang promosi 3. Sebagai sarana publikasi. 4. Sebagai alat penerangan. Spesifikasi foto humas yaitu: 1. Foto penerangan, merupakan foto-foto yang difungsikan sebagai media penerangan. Tahapan penyusunannya : d. Menentukan objek yang disesuaikan dengan tema. e. Setelah pemotretan foto diseleksi dengan benar sesuai dengan yang digunakan. f. Foto-foto yang terpilih diberi keterangan. g. Jika foto penerangan tersebut digunakan untuk pameran, cetakan foto harus diperbesar. 30
Jefkins, Frank. Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, Hal.195
35
2. Foto Promosi, merupakan foto-foto yang difungsikan sebagai sarana promosi dengan tujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau suatu hal yang baru. Tahapan penyusunannya : a. Menentukan objek foto dari tema yang akan dipromosikan. b. Menyeleksi foto-foto yang akan dipromosikan disesuaikan dengan kebutuhan. c. Jika media promosinya catalog dan company profile, diperlukan banyak foto, sedangkan bila berupa brosur dan iklan media cetak, foto hanya sedikit. 3. Foto Dokumentasi, hanya digunakan sebagai dokumentasi. Proses pembuatannya : a. Tentukan objek dari foto tema b. Menyeleksi foto-foto yang akan dipilih atau diedit disesuaikan dengan kebutuhan. c. Dalam membuat foto dokumentasi seringkali terjadi peristiwa atau momen diluar tema, namun harus tetap diabadikan.31
3.7 Analisa Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.32 31 32
Ibid, Hendra Syaukani ( Bogdan & Biklen, 1982 )
36
Analisis data terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu penelitian. Menganalisis bukti studi kasus adalah suatu hal yang sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasikan secara memadai di masa lalu. Namun setiap penelitian hendaknya dimulai dengan strategi analisis yang umum yang mengandung prioritas tentang apa yang akan dianalisis dan mengapa.33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Latar Belakang Sejarah Pemda DKI Awal pemikiran terbentuknya Humas DKI Jakarta adalah pada tahun 1962 dimana Walikota DKI Jakarta Raya saat itu, Dr. Soemarno acap kali berpidato tanpa teks. Urusan catat mencatat pidato kemudian 33
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 2004, hal 133.
37
menjadi tanggung jawab Jabatan Penerangan DKI Jakarta Raya yang di kepalai Soemarno Hadisomantro. Lalu ia pun menunjuk Syariful Alam selaku Kabag Penerangan dan Publisitas untuk mengemban tugas tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, maka tugas pun berkembang. Dari tugas pencatat pidato Walikota DKI berkembang dengan keharusan menyebarkan pidato tersebut ke pihak pers hingga melayani pers dengan informasi tentang kebijakan Walikota DKI Jakarta Baru dibawah Gubernur Ali Sadikin, 1966, Humas dilembagakan. Syariful alam menjadi Kepala Bagian Humas, dibawah Biro II (Biro kepala Daerah) dipimpin Ir. Wardiman Djojonegoro. Saat itu Humas bekerja hanya dengan lima orang staf. Masing-masing bertugas sebagai pembuat release, juru kamera TV, juru foto, petugas kliping dan petugas administrasi. Mereka melayani sekitar 30 orang wartawan. Selama dua periode kepemimpinan Gubernur Ali sadikin (19661977), jumlah karyawan Humas bertambah karena kegiatan internal maupun eksternal kian meningkat. Didukung situasi dan kondisi serta kedekatan Humas dengan pucuk pimpinan (Gubernur), Humas waktu itu cukup disegani, baik oleh jajaran Pemda sendiri, maupun elektronik sangat baik. Sebagai indicator, terlihat seringnya pemberitaan media cetak saat itu, menempatkan berita kegiatan, kebijakan Gubernur pada halaman pertama sebagai Berita Utama. Pada masa kepemimpinan Gubernur Tjokropanolo, bagian Humas DKI Jakarta dipimpin oleh B. Harahap (1977-1980) dan Drs. Ramona Ginting (1980-1982) menggantikan Syariful Alam yang ditunjuk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Dalam masa kepemimpinan Gubernur R.
38
Soeprapto, bagian Humas DKI Jakarta dipimpin karyawan otonom Pemda DKI Jakarta, Drs. S. Sudarsin (1982-1989). Bedasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 270/1982 dan Perda No. 12/1982, bagian Humas Pemda DKI Jakarta sebagai kepala biro Humas DKI Jakarta yang pertama diangkat Drs. S. Sudarsin, yang sebelumnya adalah Kepala Bagian Humas Pemda DKI Jakarta. Pada masa kepemimpinan Gubernur Wiyogo Atmodarminto, Biro Humas sempat dipimpin oleh tiga orang Pejabat yaitu: 1. Kol. TNI-AU Drs. H.Parwandono, yang berkesempatan memimpin Biro Humas secara aktif selama satu tahun. Kemudian karena selama delapan bulan tidak dapat melaksanakan pelaksanaan tugas Biro Humas. 2. Sekertaris Wilayah/ Daerah (Sekwilda) atas nama Gubernur KDKI Jakarta mengangkat Drs. Kenna Tarigan (Kepala Bagian penerangan dan Pemberitaan) menjadi Pelaksana Harian Kepala Biro Humas DKI Jakarta, sampai tahun 1991. 3. Mantan Walikota Jakarta Pusat kol. TNI-AD H. A. Munir DKI Jakarta sampai tahun 1994. Pada masa pimpinan tiga Kepala Biro Humas tersebut diatas, banyak hal-hal penting yang turut ditangani Humas seperti penghapusan becak , kunjungan silaturahmi minggu pagi Gubernur kepada masyarakat dll. Setelah dua tahun kepemimpinan Gubernur Surjadi Sudirja, H. A. Munir digantikan oleh Kol. TNI-AD Soesilo Darmoadji (1994-1997). Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Gubernur Surjadi Sudirja,
39
Mei 1997 Biro Humas Kembali mendapat pemimpin baru, yaitu Kol. TNI- AD Drs. Kamaludin S. Terakhir sejak tahun 1999, Biro Humas Propinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Drs. Muhayat dengan dukungan karyawan sejumlah 68 orang.
4.1.2. Profil Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta serta Biro Humas dan Protokol di dalamnya. Setelah meraih kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jakarta melalui beberapa masa pemerintahan yang akhirnya pada tahun 1966 (pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin) kota Jakarta di bagi menjadi 5 wilayah yaitu wilayah Jakarta Utara, Jakarta Tengah, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur, Hal Tersebut berlaku hingga kini. Jakarta
Sebagai
Ibukota
Negara
merupakan
etalase
bagi
masyarakat Indonesia dan sekaligus sebagai sebuah cermin bagi bangsa asing untuk mengenal Indonesia secara luas, dan kini Jakarta menjadi kota metropolitan yang sejajar dengan kota besar lainnnya di dunia. Organisasi yang bertanggung jawab dalam pemerintahan kota Jakarta adalah Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, organisasi ini memiliki struktur organisasi dan tata kerja, yang diputuskan dan diatur berdasarkan keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta. Biro Humas dan Protokol
40
Berdasarkan Peraturan Daerah No 3 Tahun 2001, seluruh unit yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan. Tidak terkecuali Biro Humas yang berganti nama menjadi Biro Humas dan Protokol. Biro Humas dan Protokol merupakan penggabungan 2 Unit kerja yang ada sebelumnya (yang diatur dalam Perda No 10 tahun 1992), yaitu Biro Humas dan sebagian tugas dan fungsi dari Biro Administrasi Pimpinan dan Protokol (APP). Sebagian lain dari tugas dan fungsi Biro APP dilebur ke dalam Biro Umum. Dengan adanya Perda No. 3 Tahun 2001 ini juga mempengaruhi jumlah unit-unit yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti terlihat dalam Tabel dibawah ini. PERBANDINGAN PERDA NO 10 TAHUN 1992 DAN PERDA NO 3 TAHUN 2001
•
PERDA 3/2001
•
PERDA 10/1992
1. Jumlah Biro = 11
1. Jumlah Biro = 15
2. Jumlah Dinas = 26
2. Jumlah Dinas = 29
3. Jumlah Badan = 7
3. Jumlah Badan = 4
4. Jumlah Kantor = 9
4. Jumlah Kantor = 10
Dengan adanya penggabungan Biro Humas dan sebagian Tupoksi dari Biro APP ini maka struktur Biro Humas dan Protokol juga membesar, dari 3 Bagian menjadi 5 Bagian, yaitu Bagian Data dan Informasi, Bagian Media Massa, Bagian Non Media Massa, Bagian Tata Acara, dan Bagian Pelayanan Tamu dan Perjalanan Dinas, dengan jumlah karyawan sebanyak
41
170 orang. Sedangkan Sub Bagian yang sebelumnya berjumlah 8 Sub Bagian menjadi 17 Sub Bagian. Untuk Biro humas dan Protokol ini, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 226/2001, tanggal 19 September 2001, Drs muhayat tetap menjabat sebagai kepala Biro.
4.1.3. Profil Majalah Media Jaya Media Jaya merupakan salah satu dari media humas berupa media cetak yaitu majalah, merupakan perwujudan dari keterbukaan dan keterbukaan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta karena melalui majalah yang setiap edisinya terbit dalam 15.000 eksemplar inilah berbagai informasi khususnya terkait kepentingan masyarakat umum, berbagai kebijakan, tanggapan-tanggapan para tokoh atau pakar, serta berbagai permasalahan dan fenomena yang sedang hangat disampaikan kepada khalayak umum. Adapun yang menjadi informasi pokok dalam Media Jaya adalah: a. Kebijakan, program, kegiatan yang telah, sedang maupun akan dilaksanakan di Jakarta baik dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat. b. Peristiwa-peristiwa cukup penting dan strategis di Jakarta c. Artikel atau tulisan umpan balik atau feedback dari pakar, pengamat, tokoh masyarakat, praktisi, legislatif, terhadap kebijakan program maupun kegiatan PemProv DKI Jakarta. d. Peristiwa menarik, hal-hal menarik, humas interest, prestasi individual maupun kelembagaan, terkait dengan kebijakan, program, kegiatan
42
PemProv DKI Jakarta baik dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat. Dalam
menyajikan
berbagai
informasi,
humas
memiliki
keterampilan dan pengetahuan untuk bagaimana mengemas informasiinformasi tersebut dalam bahasa yang semenarik, seefisien, dan sejelas mungkin agar mudah dipahami oleh pembacanya, namun demikian sedapat mungkin menggunakan gaya bahasa yang ringan, tidak dengan bahasa literature terkecuali dalam penulisan makalah, paper dan sebagainya. Sebagai suatu media komunikasi, Media jaya memiliki visi dan misi sebagai titik tujuan dari keberadaan, visi Media Jaya adalah sebagai media informasi akurat, factual, komprehensif, dan terpercaya. Sedangkan yang menjadi misi Media Jaya adalah: a. Mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Ibukota. b. Media informasi kebijakan, program dan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta c. Sebagai wadah umpan balik (feedback), opini, tanggapan atau masukan dari pakar, pengamat, praktisi maupun anggota legislatif terhadap kebijakan, program dan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam penyebarannya Media Jaya Memiliki target audiens atau pembaca yaitu meliputi para tokoh masyarakat (Ormas, LSM. Orsos, Organisasi Profesi) para mahasiswa dan pelajar dimana penyebarannya
43
melalui perpustakaan-perpustakaankampus maupun sekolah, para pejabat dan karyawan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta para anggota Legislatif DKI Jakarta. Dari apa yang telah di sebutkan mengenai target audiens Media Jaya, maka dapat dilihat bahwa penyebaran informasi dalam Media Jaya tidak hanya kepada khalayak luar atau eksternal melainkan juga kepada khalayak dalam atau internal PEMDA Provinsi DKI Jakarta yang intinya adalah menciptakan dan menjaga citra baik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan semua hal tersebut adalah bagian dari tanggung jawab Biro Humas dan Protokol. Media jaya sebagai sebuah sarana atau alat komunikasi humas memiliki peranan yang cukup penting dalam menyampaikan berbagai informasi sehubungan kegiatan dan kebijakan PEMDA Prov. DKI Jakarta kepada masyarakatnya, meliputi khalayak internal dan eksternal.
4.2. Hasil Penelitian Untuk mengetahui bagaimana peran foto dokumentasi humas tentang kegiatan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada periode 6 Juni sampai dengan 15 Januari 2006 yang dipublikasikan di media internal humas yaitu Media Jaya. Penulis melakukan wawancara langsung dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara yang mendalam dengan nara sumber utamanya yaitu Bapak Agus Supriyanto selaku Fotografer Media Jaya, Bapak Aulia Akbar selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, dan
44
Ibu Indrayani selaku Kepala Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi. Namanama inilah yang dapat mengakuratkan data-data tentang foto dokumentasi kegiatan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Wawancara dilakukan pada hari Rabu, 13 September 2006 bertempat di Biro Humas dan Protokol Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yang terletak di JL. Merdeka Selatan No. 8-9 , Jakarta Pusat. Untuk itulah diperoleh hasil penelitian yang menjelaskan dan membahas tentang peran foto dokumentasi humas tentang kegiatan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Humas harus mengetahui peran fotografi dari sisi fungsi internal dan eksternal dari spesifikasi fotografi Humas. Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk menyediakan data yang terkini, sehingga dalam melaksanakan kegiatan peran foto dokumentasi Humas memiliki data yang akurat dan up to date. Fotografi Humas adalah foto yang merupakan salah satu alat pendukung kegiatan Humas, baik itu kegiatan internal maupun eksternal.34 Bagian dari aktivitas Humas adalah menginvetarisir peristiwa-peristiwa, kegiatan-kegiatan pekerjaan yang berupa bahan tertulis atau cetak, baik yang ada dalam organisasi, instansi, perusahaan, maupun diluar organisasi atau instansi dan perusahaannya. Contoh; Gambar, foto, dan kutipan media cetak. I. Peran Fotografi dalam aktifitas Humas adalah:
34
Modul Perkuliahan, Fotografi dan Dokumentasi PR, Hendra Syaukani
45
Peran fotografi dalam aktifitas Humas adalah untuk membangun sebuah perpustakaan foto yang selalu siap menyediakan cetakan-cetakan foto setiap klai dibutuhkan demi menunjang kegiatan-kegiatan humas. Seperti yang telah dikemukakan oleh Bapak Aulia Akbar bahwa fotografi di Biro Humas dan Protokol Pemerintahan DKI berperan untuk35: Untuk memfile foto-foto dan didokumentasikan ke komputer dan disetiap kegiatan hasil cetakan foto akan selalu siap. Sementara Bapak Agus Supriyanto menjelaskan36: File dokmentasi saya simpan di cd dan saya juga punya back up, lalu saya berikan ke Pak Akbar untuk disave dikomputernya. Sedangkan Ibu Indrayani menjelaskan37: Foto-foto itu didokumentasikan dalam bentuk file yang ada dikomputer, juga ada dalam bentuk album yang lengkap dengan keteranganketerangannya, dengan tekhnologi sekarang ini yang serba digital akan lebih mudah untuk langsung menyimpan file tersebut kedalam komputer. Fungsi atau Peran Fotografi itu seringkali digunakan untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan News Release seperti pernyataan dari Bapak Aulia Akbar38: Seringkali memang peran fotografi digunakan untuk memperindah dan mempopulerkan. Ibu Indrayani memperkuat pendapat Bapak Agus Supriyanto39: Ada dan selalu digunakan untuk mempopulerkan News Release dan menunjangnya
35
Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku staff Peliputan dan Dokumentasi Pemda DKI 11 September 2006 36 Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografer Pemda DKI 11 September 2006 37 Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi Pemda DKI 11 September 2006 38 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku staff Peliputan dan Dokumentasi Pemda DKI 11 September 2006 39 Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi Pemda DKI 11 September 2006
46
Peran Fotografi Humas dipergunakan untuk menceritakan suatu peran atau kisah tanpa naskah atau kata, berikut penjelasan Ibu Indrayani40: Foto itu ada 5 W + 1 H, misalnya Presiden SBY bersama Ibu sedang memotong untaian melati pada acara Pembukaan PRJ tampak juga disitu Ibu Rini mendampingi Ibu Ani Yudhoyono. 5 W + 1 H dari cerita tersebut adalah: a. Apa yang dilakukan SBY? b. Dimana tempat kejadian terjadi? c. Kapan terjadinya? d. Siapa saja yang menghadiri acara itu? e. Mengapa acara itu dibuat dan diadakan? Peran Footografi Humas juga dipergunakan untuk menyemarakan pameran-pameran dan show room, disini Bapak Agus Supriyanto selaku fotografer menceritakan bahwa ia sudah sering mengikuti perlombaan foto-foto diacara pameran dan show room menjelaskan41: Foto-foto yang saya foto memang digunakan untuk pameran dan show room demi kepentingan Biro Humas dan Protokol, dan juga kepentingan Gubernur dan Wakil Gubernur. Pameran foto terdiri dari penyuluhan waspada teroris, penyerahan penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) dan terakhir pemenang Abang - None 2005. Peran ini juga untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan didaam suatu eksebisi pameran-pameran, acara konferensi atau resepsi pers. Seperti yang dikemukakan Bapak Aulia Akbar menjelaskan42: Seringkali foto dan peran fotografi dipergunakan untuk memamerkan dan menunjang kegiatan Pemprov DKI Jakarta, jadi foto-foto yang dipergunakan tentunya sesuai dengan topik dan tema diacara tersebut. Indrayani melanjutkan43: 40
Op Cit, Ibu Indrayani Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografer, Pemda DKI 11 September 2006 42 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku staff Peliputan dan Dokumentasi Pemda DKI 11 September 2006 43 Opcit Ibu Indrayani.
41
47
Tanggal 3 Oktober 2005, Bapak Sutiyoso menerima penghargaan dari United Nation Habitat dan didampingi oleh Bapak Wapres kita. Peran Fotografi Humas itu dipergunakan untuk memberi ilustrasi bagi setiap literatur-literatur, alat visual Humas, ternasuk juga seperti: lembaran-lembaran leafleat, edukasional, buklet, poster, folder dan lembaran yang memuat riwayat singkat perusahaan dan juga peran fotografi humas dipergunakan untuk membuat buku petunjuk badi staf, buku petunjuk pemakaian produk perusahaan, laporan tahunan sampai dengan lembaran-lembaran data teknis. Ibu Indrayani memberikan pernyataan sebagai berikut44: Ya, foto itu memang dan tentunya job desk kami dibagian dokumentasi dan peliputan dan juga karena peran-peran fotografi humas itu sangat dibutuhkan untuk keperluan-keperluan penting seperti Pelantikan Gubernur dan Wagub. Lalu ada juga lembaran, poster seperti tentang adanya larangan merokok, peresmian Busway, pemberantasan sarang nyamuk. Dan yang terakhir dari Fungsi Peran Fotografi Humas dipergunakan sebagai alat cadangan yang setiap saat bisa dikonversikan menjadi slide 35 mm, guna mendukung presentasi yang memakai alat bantu slide. Disini Bapak Agus Supriyanto menjelaskan45: Saya ikut serta untk membuat peran fotografi dijadikan slide dan bisa membantu untuk menjalankan sebuah presentasi di Biro Humas dan Protokol di Pemprov DKI Jakarta ini, seperti: foto Darma Wanita dan foto Gubernur DKI Jakarta. II. Fungsi Internal Fotografi dalam Humas. Sebagai wakil organisasi, manajer Humas harus menciptakan dan membina komunikasi dua arah,baik secara vertikal maupun secara
44
Opcit Ibu Indrayani. Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografer, Pemda DKI 11 September 2006
45
48
horizontal, secara vertikal disatu pihak ia menyebarkan informasi seluasluasnya
kepada
keluhan,tanggapan,
karyawan,
dilain
keinginan
pihak para
ia
menampung
karyawan
segala
kemudian
menyampaikannya kepada pimpinan organisasi atau perusahaan untuk memecahkan segala pemasalahannya dengan kata lain humas bertindak sebagai mediator. Sebagai mediator pada suatu ketika manajer Humas mungkin membela karyawannya, pada saat yang berbeda manajer Humas berada di pihak pimpinan organisai atau perusahaan, kesemunya demi kelancaran jalannya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang pertama dari fungsi internal fotografi Humas adalah membuat dokumentasi kegiatan perusahaan Instansi dan Organisasi. Berikut penjelasan Bapak Aulia akbar46: Foto dokumentasi memang untuk internal kita yaitu Media Jaya, semua ada di Media Jaya tentang semua hal yang berhubungan dengan Gubernur dan Wagub Pemda DKI Jakarta. Yang kedua untuk dimuat media internal perusahaan, seperti yang telah dikatakan Bapak Aulia Akbar47 : Foto-foto dokumentasi humas memang dimuat untuk media internal Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta yaitu Media Jaya. Yang terakhir dari fungsi internal fotografi humas adalah memiliki dokumentasi secara lengkap dan terperinci karena segala aktifitas
46
Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006 47
Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006
49
dibuat dokumentasinya. Dari hasil wawancara penulis mendapatkan pernyataan Bapak Aulia Akbar sebagai berikut48: Tidak, karena memang kurang tenaga dan tempat penyimpanan filenya saya tahu karena ini bagian utama dari job desk saya. Ibu Indrayani juga menyatakan49: Tidak, karena SDM masih kurang, yang lengkap hanya foto-foto saja, audio visual belum ada. Lain halnya dengan Bapak Agus Supriyanto yang menjelaskan50: Saya ada dan lengkap kalau soal internal fotografi, mungkin karena saya sudah lama menjadi fotografer di Pemprov DKI dan juga ada di gedung arsip dan dokumen terletak di daerah Cikini. III. Fungsi Eksternal Fotografi dalam Humas. Hubungan ke luar (eksternal Public Relations) dilakukan dengan khalayak di luar organisasi. Khalayak yang menjadi sasaran pembinaan hubungan tergantung pada sifat dan ruang lingkup organisasi atau perusahaan itu sendiri, khalayaknya yang menjadi sasaran kegiatan humas eksternal yaitu : a. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations) b. Hubungan jawatan pemerintahan (government relations) c. Hubungan Pers (press relations) Untuk kegiatan presentasi. Foto-foto dokumentasi memang selalu dan seringkali dipergunakan untuk kegiatan presentasi, Bapak Aulia Akbar menjelaskan51: 48
Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006 49 Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006 50 Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografer, Pemda DKI 11 September 2006 51 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006
50
Ya, Foto dokumentasi memang sangat dibutuhkan untuk kegiatan presentasi contohnya kegiatan presentasi tentang larangan merokok dan ada juga tentang pemberantsan sarang nyamuk. Untuk alat penunjang promosi, disini Bapak Agus Supriyanto membuat pernyataan52: Ya, salah satu fungsi eksternal fotografi dipergunakan untuk alat penunjang promosi. Ada dalam bentuk foto yang berisikan sosialisasi seperti pada tanggal 10 Oktober 2005, Gubernur melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar, ada lagi seperti Gubernur menyerahkan Kartu Kompensasi Bahan Bakar Minyak kepada warga yang miskin di wilayah Jakarta Pusat, di daerah Petojo. Sebagai sarana publikasi juga termasuk fungsi eksternal fotografi humas. Sarana publikasi hampir sama dipergunakannya dengan alat penunjang promosi seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Aulia Akbar sebagai berikut53: Memang dipergunakan sebagai sarana publikasi dan juga berfungsi sama dengan promosi contohnya juga sama dari Peraturan Daerah tentang larangan merokok, pemberantasan sarang nyamuk sampai dengan fotofoto koridor dan juga foto-foto pembangunan monorail. IV. Spesifikasi Fotografi Humas. Terdiri tiga bagian foto antara lain: Foto Penerangan, adalah foto-
foto
yang dipergunakan sebagai media penerangan. Kedua, Foto
Promosi,merupakan foto-foto yang difungsikan sebagai sarana
52
promosi
dengan tujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau suatu
hal yang
baru, dan yang terakhir, Foto dokomentasi, hanya digunakan
sebagai
dokumentasi saja.
Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografer, Pemda DKI 11 September 2006 53 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Akbar, selaku Staff Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006
51
Yang pertama dari spesifikasi fotografi Humas adalah Penerangan
foto
Ibu Indrayani menjelaskan dan memberikan jawaban tahap
penyusunanya54: Contohnya foto wakil gubernur tempat larangan merokok. Untuk penyusunannya, tahap pertama mencari objek atau tempat yang sesuai dengan tema, keterangan dari foto-foto tersebut, dan memperbesar cetakan foto-foto tersebut. Agus Supriyanto kemudian memberikan penjelasannya tentang foto penerangan55:
yang
Contohnya ada. Ini saya kasih foto Wakil Gubernur. Untuk penyusunannya sebelum tahun 2005 penyusunannya sama dengan sekarang, tapi setelah 2006 sudah menggunakan tekhnologi yang lebih canggih. Kemudian yang kedua adalah foto promosi disini Ibu Indrayani memberikan penjelasan tentang tahap penyusunannya56:
Susunannya menentukan kembali objek dari tema yang akan dipakai, menyeleksi foto yang dibutuhkan dan bila bentuknya catalog atau profil perusahaan diperlukan foto yang banyak, tapi bila bentuknya berupa brosur fotonya hanya sedikit. Bapak Agus Supriyanto lansung melanjutkan57: Seperti promosi Pemberantasan Sarang Nyamuk. Untuk Penyusunan sama seperti foto penerangan, setelah tahun 2005 menggunakan tekhnologi yang lebih canggih, sebelum tahun 2005 tahapannya masih sama seperti sekarang. Yang terakhir adalah Foto dokumentasi.
54 Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006 55 Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografert, Pemda DKI 11 September 2006 56 Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006 57 Hasil wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, selaku Fotografert, Pemda DKI 11 September 2006
52
Disini hanya Ibu Indrayani yang memberikan penjelasan dan juga tahap penyusunannya58: Untuk penyusunan pertama menentukan objek dari tema yang dipilih, menyeleksi dan mengedit foto-foto yang akan digunakan, dan jika terdapat
foto diluar dari tema yang ditentukan tetap harus diabadikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 58
Hasil wawancara dengan Ibu Indrayani, selaku KASUBAG Peliputan dan Dokumentasi, Pemda DKI 11 September 2006
53
Setelah mengadakan pembahasan pada bab-bab sebelumnya pada tahap selanjutnya penulis menyimpulkan apa yang telah diuraikan dan dilakukan oleh Biro Humas dan Protokol Pemerintahan provinsi DKI Jakarta tentang peran Foto Dokumentasi Humas tentang kegiatan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, diperoleh dengan wawancara dan data-data tertulis. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Peran Fotografi dalam aktivitas Humas di Biro Humas dan Protokol Pemerintahan Provinsi DKI jakaerta dalam menjalankan peran fotografi Humas dari membangun sebuah perpustakaan foto lalu didokumentasikan kedalam komputer di bagian data dan informasi begitu
pula
fungsi
untuk
memerintah,
menunjang
dan
mempopulerkan news release dan fungsi-fungsi lainnya. Kegiatan atau fungsi fotografi Humas dipergunakan tentunya untuk menjalankan peran fotografi Humas yang mempermudah kegiatan fotografi untuk membantu Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2. Peran Internal fotografi dalam Humas di Biro Humas dan protokol Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa kendala seperti dalam fungsi internal fotografi membuat dokumentasi organisasi dan media internal, secara lengkap dan terperinci. Disini narasumber menjelaskan fungsi ke dua internal fotografi ini kurang bisa dijalankan fungsinya dikarenakan angaran yang terbatas dan kurangnya tenaga kerja.
54
3. Peran eksternal fotografi dalam Humas di Biro Humas dan Protokol Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sudah dilakukan dengan sangat baik dari fungsi eksternal untuk sarana publikasi dan fungsi eksternal untuk alat penerangan. Selain dari keempat fungsi eksternal diatas hanya satu yang belum terjadi yaitu fungsi eksternal fotografi untuk alat penunjang promosi. Menurut salah satu narasumber, fungsi eksternal fotografi untuk alat penunjang promosi tidak dipergunakan tetapi dibuat dalam bentuk sosialisasi. 4. Mengenai peran spesifikasi fotografi Humas di Biro Humas dan Protokol Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta , yang pertama fotografi Humas dipergunakan sebagai foto penerangan. Disini Biro Humas dan Protokol Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sudah menjalankan spesifikasi fotografi Humas dengan sangat baik, dari fungsinya juga sampai dengan penyusunannya. Begitu pula dengan Fotografi Humas yang dipergunakan sebagai foto promosi dan foto dokumentasi lengkap secara rinci dengan tahap-tahap penyusunannya. 5.2.1. Saran Praktis Dalam melaksanakan fungsi dan peran fotografi Humas ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti menambah peralatan dan teknologi yang canggih. Tentunya dengan bantuan teknologi canggih pekerjaan akan terlaksana dengan lebih baik dan praktis. Lalu dengan menambah anggaran agar semua fungsi Humas dalam menjalankan tugas dapat terwujud dengan baik dalam pembahasan ini yang dimaksudkan Peran Fotografi Humas.
55
5.2.2. Saran Akademis Semoga penelitian berikutnya dapat menceritakan atau membahas mengenai peran fotografi lainnya atau yang berhubungan dengan fotografi Humas agar tidak hanya penulis saja yang meneliti tentang fotografi Humas ini. Penulis mengharapkan setelah penelitian ini semakin banyak yang ingin meneliti fotografi Humas, karena fotografi Humas merupakan salah satu fungsi dan peran untuk menjadi seorang Humas yang handal.