STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM MILITER DI STASIUN TELEVISI LOKAL O-CHANNEL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI DARI STASIUN TELEVISI O-CHANNEL. (PERIODE FEBRUARI 2008)
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Strata1 (S1 Ilmu Komunikasi)
Disusun oleh : Nama : Anne Maria Riwayatna Silitonga NIM
: 44105010024
PROGRAM STUDI BROADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Anne Maria
NIM
: 44105010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM MILITER DI STASIUN TV LOKAL O-CHANNEL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI STASIUN TV LOKAL OCHANNEL PERIODE FEBRUARI 2008
Jakarta, 25 Agustus 2009
Mengetahui,
Pembimbing
(Morissan, MA)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Anne Maria
Nim
: 44105010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM MILITER DI STASIUN TV LOKAL O-CHANNEL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI STASIUN TV LOKAL OCHANNEL PERIODE FEBRUARI 2008
Jakarta, 25 Agustus 2009
1. Ketua Sidang Feni Fasta., SE, M.Si
(...........................................)
2. Penguji Ahli Drs. H. Syafei Sikumbang
(...........................................)
3. Pembimbing Morissan, MA
(...........................................)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Anne Maria
Nim
: 44105010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM MILITER DI STASIUN TV LOKAL O-CHANNEL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI STASIUN TV LOKAL OCHANNEL PERIODE FEBRUARI 2008
Jakarta, 25 Agustus 2009
1. Ketua Sidang Feni Fasta, SE, M.Si
(...........................................)
2. Penguji Ahli Drs. H. Syafei Sikumbang
(...........................................)
3. Pembimbing Morissan, MA
(...........................................)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama
: Anne Maria
Nim
: 44105010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM MILITER DI STASIUN TV LOKAL O-CHANNEL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI STASIUN TV LOKAL OCHANNEL PERIODE FEBRUARI 2008
Jakarta, 25 Agustus 2009 Disetujui dan Diterima Oleh: Pembimbing I
(Morissan, MA) Mengetahui, Dekan
Ketua Bidang
Fakultas Ilmu Komunikasi
Broadcasting
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn)
ABSTRAKSI Judul
Nama NIM Biografi
: Strategi Programming Program MILITER distasiun Televisi Lokal O-Channel dalam rangka Mewujudkan Visi dan Misi dari Stasiun Televisi Lokal O-Channel Periode Febuari 2008 : Anne Maria Riwayatna Silitonga : (44105010024) : 84 Halaman + V Bab + 10 Lampiran
Perkembangan media televisi yang sangat cepat saat ini banyak menawarkan beranaka ragam program tayangan termasuk stasiun-stasiun televise local yang saat ini banyak bermunculan. Stasiun televisi lokal yang berdiri harus memiliki program-program yang tidak kalah saing dengan program tayangan televise nasional untuk itulah diperlukan sebuah strategi didalam membuat program-programnya agar dapat diterima oleh masyarakat dan bertahan ditengahtengah persaingan saat ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi stasiun TV Lokal O-Channel terutama tim MILITER dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari stasiun TV Lokal O-channel .penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh tim MILITER stasiun TV O-channel untuk mewujudkan visi dan misi dari stasiun TV Lokal O-channel pada bulan februari 2008. Pada tinjauan pustaka peneliti menjadikan strategi programming,yang mencakup strategi perencanaan,strategi pengorganisasian,strategi pelaksanaan, dan strategi pengawasan sebagai tolak ukur apakah progam MILITER sudah dapat mewujudkan visi dan misi stasiun TV O-channel Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif,dimana peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa narasumber yang berkompeten dalam hal ini. Setelah melakukan wawancara mendalam peneliti menemukan beberapa strategi yang digunakan oleh tim MILITER baik itu strategi dalam perencanaan program,pengorganisasian program,pelaksanaan program,dan pengawasan program dalam mencapai target-targetnya,termasuk target audiens,target keuntungan,target iklan dan lainnya.hasil penelitian menggambarkan bahwa progam MILITER juga masih memiliki kelemahan dalam strategi programming yang digunakannya.untuk itulah peneliti disini juga memberikan sedikit saransaran guna kemajuan program MILITER selanjutnya.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan
JESUS yang telah
mencurahkan kasih-Nya dalam menyelesaikan penelitian ini, untuk keluarga tercinta,mama dan papa atas doa-doanya,kedua adik untuk gangguannya.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial jurusan Broadcasting pada Perguruan Tinggi Universitas Mercu Buana. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Namun demikian besar harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memenuhi maksud, tujuan dan manfaat yang berarti bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesarbesarnya bagi kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan. Selain itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih atas dorongan semangat dan dukungannya baik secara materi maupun doa yang selalu dipanjatkan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, petunjuk, dorongan, bimbingan, serta dukungan dari banyak pihak yang telah diberikan dari berbagai pihak kepada peneliti. Maka dari itu pada kesempatan ini juga peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
ii
1. Morissan, MA Selaku Pembimbing Skripsi untuk waktunya membimbing dengan rasa sabar. 2. Ponco Budi Sulistyo, M.Comn. Selaku Kepala Program Studi Broadcasting 3. Ponco Budi Sulistyo,M.Comm Selaku Dosen Pembimbing Akademis 4. Dra. Diah Wardhani, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi 5. Seluruh Dosen Bidang Studi Broadcasting yang telah banyak memberikan Ilmunya. 6. Kepada anak-anak UKM-MBEC Mercu Buana yang turut mendukung. 7. Kedua adik-adikku untuk gangguannya,mbak Emy untuk bantuin ngetiknya dan sudah nganter kemana-mana thanks a lot 8. Seluruh teman-teman broadcasting TA. 2005 ciao you. 9. Dan seluruh saudaraku beserta teman-temanku yang tidak dapat disebut satu
persatu, buat doanya,gangguannya,n supportnya
Love U All Babe.
Jakarta, 25 Agustus 2009 Peneliti
Anne Maria Riwayatna Silitonga
iii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI……………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ………..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian ……..................................................................................
10
1.4 Signifikasi Penelitian………………………………………………..………
10
1.4.1 Manfaat Akademis…………………………………………………….
10
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………………………..
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…… ..............................................................
12
2.1 Komunikasi Massa…………………………………………………………
12
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa……………………………………….
12
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa…………………………………….
16
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massaa……………..……………
18
2.1.4 Isi Pesan Komunikasi Massa………………………………………....
22
2.1.5 Efek Komunikasi Massa………………………………………………
25
2.2 Televisi sebagai Media Massa……………………………………………...
27
iv
2.2.1 Pengertian Televisi……………………………………………………
27
2.2.2 Karakteristik media Televisi…………………….……………………
29
2.2.3 Fungsi Media Televisi………………………………………………..
30
2.3 Program Televisi……………………………………………………..…….
31
2.3.1 Pengertian Program Televisi………………………………………….
31
2.3.2 Jenis Program Televisi…………………………………………….….
32
2.4 Program Reality Show……………………………..…………………….…
33
2.4.1 Pengertian Reality Show………………………………………………
34
2.4.2 Karakteristik Reality Show……………………..…………………….
34
2.4.3 Jenis Program Rality Show…………………………….……………..
35
2.5 Pengertian Strategi…………………………………………………………
36
2.5.1 Pengertian Strategi Pemograman Televisi….…………………………
44
2.5.2 Jenis-jenis Strategi Pemograman Televisi…………………………….
47
2.5.3 Pihak-pihak yang terlibat dalam Pemograman Televisi………………
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………….…………………….
51
3.1 Sifat Penelitian…………………………………………………………….
51
3.2 Metode Penelitian……………………………………….…………………
52
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………
53
3.3.1 Data Primer……………………………………………………………
53
3.3.2 Data Sekunder………………………………………………………...
54
3.4 Narasumber…………………………………………………………………
54
3.5 Fokus Penelitian……………………………………………………………
56
3.6 Definisi Konsep……………………………………………………………
57
v
3.7 Teknik Analisa Data……………………………………………………….
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………
60
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………….……………………………
60
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………………….
60
4.2 Gambaran Umum Tayangan Militer di O-Channel………………………..
63
4.3.1 Strategi Perencanaan Program Militer………………………………..
67
4.3.2 Strategi Pengorganisasian Program Militer…………………………..
72
4.3.3 Strategi Pelaksanaan Program Militer………………………………..
76
4.3.4 Strategi Pengawasan Program Militer………………………………..
77
4.4 Pembahasan………………………………………………………………..
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 82 5.1 Kesimpulan………………………………………………………………..
82
5.2 Saran……………………………………………………………………….
84
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Didalam kegiatan komunikasi, komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus didalam kehidupan bermasyarakat, dengan melakukan komunikasi seseorang dapat memenuhi kebutuhannya untuk berinteraksi dengan orang lain yang ada disekitarnya baik didalam bertukar pendapat serta dalam pencarian informasi yang dibutuhkannya, sehingga dapat mengurangi ketidakpastian yang mungkin akan terjadi. Komunikasi sering dilakukan dengan tujuan memberi stimulus yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain serta merubah sikap orang tersebut. Komunikasi menjadi hal yang paling penting ketika seseorang ingin menyampaikan pendapat ataupun keinginannya baik melalui bahasa Verbal maupun non Verbal dengan saluran media cetak atau pun elektronik yang mencakup audio dan audio visual, karena komunikasi mencakup semua pernyataan manusia baik melalui media massa dan retorika juga yang dilakukan secara langsung. Dalam penyampaian informasi dengan menggunakan saluran media massa, maka komunikasi yang berlangsung adalah komunikasi dengan jumlah komunikan atau khalayak yang banyak, serta dapat meningkatkan keefektifitasan dalam penyampaian pesan.
2
Diera globalisasi saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, maka semakin banyak perubahan-perubahan yang akan terjadi mengiringinya. Demikian pula dengan perkembangan komunikasi diindustri pertelevisian. Stasiun Televisi sebagai salah satu media massa yang didalam perkembangannya sebagai alat komunikasi yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan media massa lainnya. Adapun keunggulan televisi adalah merupakan alat komunikasi massa yang dalam penyampaian informasinya melalui audio visual. Perkembangan media televisi yang sangat cepat saat ini, banyak merangsang para pelaku bisnis sebagai peluang usaha dengan mendirikan stasiun-stasiun televisi baru yang menawarkan beraneka ragam program tayangan. Stasiun-stasiun televisi baru yang bermunculan tersebut ada yang berupa stasiun televisi nasional maupun stasiun televisi lokal, sebagaimana telah diatur dalam UU penyiaran No.32 tahun 2002 pasal 31. Stasiun televisi lokal berdiri dan berkembang untuk menyiarkan program-program tayangan yang didalam ruang lingkupnya hanya untuk daerahnya seperti yang tertulis dalam UU penyiaran No.32 tahun 2002 pasal 31 (5) ; Stasiun penyiaran lokal dapat didirikan dilokasi tertentu dalam wilayah Negara RI dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut.1 Stasiun televisi lokal yang berdiri harus memiliki program-program yang tidak kalah saing dengan program-program tayangan televisi nasional, untuk menghindari sikap monopoli televisi nasional terhadap program tayangan televisi lokal.
1
Undang-undang Penyiaran, Penerbit Pustaka Yustisia, 2006 hal 37
3
Saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia memilki dua sampai tiga stasiun televisi lokal yang tersebar didaerah-daerah yang berbeda. Stasiun televisi lokal sendiri ditujukan untuk menyiarkan program-program acara yang berkaitan dengan kebudayaan
yang terdapat didaerahnya agar dapat
memberikan pengetahuan kepada khalayak yang berada didaerah itu sendiri. Dengan demikian keberadaan televisi lokal dapat turut serta dalam memajukan kebudayaan daerahnya. Didalam mendirikan sebuah stasiun televisi lokal baru, stasiun televisi harus memiliki strategi tertentu didalam membuat program-program tayangan yang dapat diterima oleh masyarakat sehingga keberadaan stasiun televisi tersebut tetap dapat bertahan ditengah-tengah persaingan dewasa ini. Secara umum Strategi sendiri mengandung pengertian langkah-langkah atau cara didalam pencapaiaan tujuan., strategi menjadi penting ketika kita ingin mencapai suatu tujuan karena dengan membuat suatu strategi kita dapat lebih mudah mencapai apa yang ingin kita capai, demikian halnya sebuah strategi didalam stasiun televisi lokal O-Channel. Dengan adanya strategi program yang ditetapkan dalam stasiun televisi lokal O-Channel, maka manajemen program stasiun televisi lokal O-Channel sudah dapat merencanakan langkah-langkah apa saja yang akan diambil sebelum memutuskan program apa yang akan dibuat dan disiarkan. Dengan adanya strategi program, manajemen program dapat menentukan program apa yang saat ini cukup diminati oleh khalayaknya, program-program yang diciptakan bisa saja serupa dengan program stasiun televisi lain atau bahkan sebuah program yang benar-benar baru dan dapat menjadi trendsetter. Dengan adanya strategi program juga stasiun televisi lokal O-Channel dapat
4
menempatkan dirinya terhadap para pesaingnya dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa strategi program adalah seluruh rencana pembuatan program sebuah stasiun televisi yang menjelaskan bagaimana stasiun televisi tersebut melayani khalayaknya dan menempatkan dirinya terhadap para pesaingnya yaitu stasiunstasiun televisi lain dalam jangka waktu tertentu. Sistem penyiaran berjaringan yang saat ini mulai berkembang di Indonesia akan menghasilkan wilayah siaran yang semakin mengecil dan terkotak-kotak.2 Wilayah siaran terbagi atas puluhan atau ratusan media penyiaran lokal, untuk itulah setiap media penyiaran lokal harus memiliki strategi yang jelas dalam meningkatkan rating dan share melalui programprogramnya. Strategi program dan iklan akan berubah berdasarkan kebutuhan audien yang ada diwilayah tertentu yang bisa berbeda dengan wilayah lain.Dengan fenomena jumlah stasiun televisi yang cukup besar di indonesia maka persaingan antara stasiun televisi tidak dapat dihindarkan. Masing-masing televisi berlomba-lomba menjadi stasiun televisi
yang terbaik untuk
mendapatkan tempat dihati pemirsa, tidak diragukan setiap stasiun televisi memiliki program-program unggulannya masing-masing sebagai contoh RCTI yang dikenal dengan program sinetron-sinetronnya yang berhasil menempati rating tertinggi, ada pula SCTV yang dikenal dengan program-program reality shownya.
2
Morissan, Media Penyiaran. PT Penerbit Ramdina Prakarsa, 2005 hal 147
5
Bagi televisi program merupakan sumber hidup, dapat dikatakan program merupakan mata pencaharian utama televisi, program televisi yang bagus dapat menghasilkan iklan yang banyak dan sebaliknya program televisi yang kurang bagus tidak cukup menarik bagi para pemasang iklan. Oleh karena itu, maka stasiun televisi saling memperebutkan pasar pemirsa dan pemasang iklan. Begitu ketatnya persaingan menuntut kreativitas bagi stasiun televisi untuk menciptakan dan menyajikan program-program yang menarik, menjadi unggulan dan trendsetter dan yang tidak kalah penting dapat mewujudkan sasaran atau target dari televisi tersebut, baik itu berupa rating dan share ataupun hal lainnya yang dapat membuat stasiun televisi tersebut bertahan. Dengan demikian pemilik dan pengelola stasiun televisi O-Channel juga harus memiliki strategi dalam setiap program tayangannya untuk dapat bertahan ditengah persaingan. Ketika seseorang memiliki rencana untuk membuka media penyiaran disuatu wilayah atau daerah maka ia harus memiliki strategi yang disusun sejak awal. Dengan demikian, pemilik dan pengelola Stasiun televisi O-Channel harus memiliki strategi dalam setiap program tayangannya untuk dapat merebut audiens, menurut Kottler (1980) strategi merebut audiens terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang terdiri atas tiga tahap yaitu segmentasi audiens, targeting, positioning.3
3 .
Ibid hlm 147
6
Segmentasi audiens adalah suatu strategi untuk memahami struktur audiens yang diperlukan agar media penyiaran dapat melayani audiensnya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasive dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang dituju. Sebagai contoh untuk membuat dan menayangkan suatu program pengelola media penyiaran harus tahu betul siapa yang akan menjadi audiens nya. Segmentasi ada kalanya tidak diperlukan dalam pemasaran program yaitu bila struktur pasar bersifat monopolistik. Namun yang terjadi saat ini adalah banyak media lain yang muncul dan jumlahnya semakin banyak maka perlahan- lahan audiens mulai memiliki preferensi sehingga media penyiaran praktis tidak dapat menguasai seluruh lapisan masyarakat maka dari pada itu segmentasi audiens sangat penting untuk diketahui.Stasiun televisi O-Channel harus memilih segmen mana yang ingin dikuasai dan untuk itu harus diketahui secara jelas siapa audiensnya, segmentasi audiens dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokan audiens kedalam kotak-kotak yang lebih homogen, karena khalayak audiens umum memiliki sifat yang sangat heterogen maka akan sulit bagi media penyiaran untuk melayani semuanya.4 Kebutuhan akan hiburan yang beragam menjadikan program hiburan sebagai keharusan yang dimiliki oleh setiap stasiun televisi. Stasiun televisi yang sarat hiburan sekalipun, tetap harus menyediakan program hiburan yang bervariatif dan disenangi banyak pemirsanya sehingga dapat menjadi stasiun televisi trendsetter dan dapat bersaing dengan stasiun televisi lainnya.
4
. Ibid hlm 148
7
Manusia hidup tidak hanya membutuhkan informasi untuk melihat perkembangan disekelilingnya maupun diluar wilayahnya. Tetapi hiburan juga menjadi hal yang penting untuk disimak, program hiburan pada media penyiaran dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yakni drama, musik dan permainan (Game). Dari berbagai jenis program hiburan tersebut, reality show merupakan salah satu jenis permainan. Reality show merupakan program hiburan yang menarik untuk ditonton karena biasanya menyajikan suatu situasi yang berdasarkan realitas yang sebenarnya sehingga membuat program reality show memiliki daya tarik tersendiri bagi pemirsanya. Popularitas program reality show sangat menonjol belakangan ini. Mulai dari jenis competition show sebut saja program acara superstar show distasiun televisi Indosiar yang dapat mencapai tv rating sebesar 7,8 persen dan share sebesar 26,7 persen.5 Keberhasilan program ini mendapatkan animo yang cukup besar dihati pemirsa sehingga Indosiar sampai saat ini membuat program-program yang hampir serupa dengan judul yang berbeda-beda. Bahkan memicu stasiun-stasiun televisi lainnya untuk membuat program yang serupa seperti RCTI yang kemudian melahirkan program Idola Cilik. Banyaknya fenomena program-program reality show sejenis yang disajikan oleh berbagai stasiun televisi justru tidak diikuti oleh stasiun televise OChannel.
5
.
Nielsen Media Research, latest 2 week (24 Februari-01 Maret 2008)
8
Stasiun televisi O-Channel tampil lebih kreatif dalam menciptakan sebuah program reality show, sebagai contoh program MILITER yang sampai saat ini bertahan ditengah maraknya persaingan program reality show yang didominasi dengan subgenre musik, untuk mendapatkan peringkat yang terbaik. Hal ini merupakan fenomena tersendiri dalam sejarah pertelevisian Indonesia, dimana sebuah stasiun televisi lokal baru dapat membuat sebuah program yang berbeda namun tetap bisa digemari oleh khalayak banyak sehingga tetap dapat bersaing dengan program-program tidak sejenis dari stasiun televisi lainnya. Berbeda dengan stasiun televise lain, stasiun televisi O-Channel tidak menjadikan rating dan share menjadi tolok ukur keberhasilan dari programprogramnya sesuai dengan visinya, visi dari stasiun O-Channel adalah stasiun televisi O-Channel berharap menjadi channel TV untuk Jakarta yang menyediakan standar baru dari sebuah televisi yang berfokus pada orang-orang Jakarta. Sedangkan misinya adalah menjadi channel televise terdepan di Jakarta dengan membuat program-programnya menjadi program hiburan yang innovatif dan berkualitas, dan sesuai dengan gaya hidup masyarakat Jakarta, sehingga dapat menjadi stasiun televise alternative untuk Jakarta.6 Oleh karena hal tersebutlah O-Channel berusaha membuat semua program-programnya termasuk program MILITER menjadi sebuah program hiburan yang inovatif dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta.
6
www.ochanneltv.com
9
Dalam hal ini, program MILITER berusaha menjadi sebuah alternative program dengan content dan kemasan berbeda, fokus dari program MILITER tidak hanya mengangkat tentang keahlian pada TNI-POLRI namun juga difokuskan pada peralatan-peralatan yang dimiliki oleh tiap corps dalam tubuh TNI-POLRI karena hal ini dianggap sangat menarik dikarenakan alasan banyak dari masyarakat kita, khususnya viewers O-Channel yang belum mengetahui seluk beluk dari masing-masing corps di TNI-POLRI. Diharapkan program ini dapat menjawab rasa ingin tahu dari viewers O-Channel tentang TNI-POLRI dan juga dapat membantu untuk lebih dekat dan akrab dengan TNI-POLRI. Maka dari pada itu acara ini dikemas sesuai dengan gaya hidup masyarakat Jakarta, dimana pada tayangan perdana program ini menggunakan host yang berpenampilan unik dan menarik, isi programnya juga tidak sekedar memberi informasi namun juga menghibur, dimana gambar-gambar peralatan TNI yang diambil disajikan mirip dengan pameran-pameran otomotif sehingga diharapkan akan banyak ditonton oleh viewers O-Channel. Strategi program yang tepat mulai dari pembuatan format program, penempatan jam tayang, pola acara, pemilihan materi atau topic sampai dengan pemilihan host atau presenter akan lebih membantu jika didasari dengan riset dilapangan sehingga visi yang dibuat dapat tercapai dengan menjalankan misi yang telah ditetapkan. Keberhasilan stasiun televisi O-Channel terutama tim MILITER untuk dapat bertahan ditengah persaingan sampai dengan saat ini dan dapat menciptakan
program-program
reality
show
unggulannya
sendiri
yang
berdasarkan segmentasi yang telah ditetapkan. Sehingga keberadaan televisi lokal O-Channel masih diberikan perhatian yang lebih oleh masyarakat tidak lepas dari
10
strategi yang diterapkan oleh stasiun televisi O-Channel khususnya tim MILITER dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari stasiun televisi O-Channel.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” bagaimana strategi stasiun TV lokal O-Channel, terutama tim MILITER dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari stasiun televisi O-Channel Periode Bulan Febuari 2008
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh tim MILITER stasiun TV lokal O-Channel dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari stasiun televise O-Channel.
1.4 Signifikasi Penelitian Signifikasi Penelitian terbagi menjadi dua bagian, yakni manfaat akademis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Akademis Memberikan suatu wacana baru didalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam hal strategi program dalam stasiun televisi lokal.
11
1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai bahan evaluasi untuk stasiun televisi lokal O-Channel dalam memperkuat strategi yang dimiliki oleh tim MILITER dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari stasiun televise O-Channel. Sebagai bahan pembanding stasiun televisi lainnya diluar OCHANNEL khususnya stasiun televisi lokal baru diwilayah Jakarta yang memiliki program reality show serupa Periode Bulan Febuari 2008
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa Study tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas yang berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan tersebut kadang kala disebut” Ilmu Pengetahuan Komunikasi”.7 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communications, sebagai kependekan dari mass media comunication ( komunikasi media massa ). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated atau yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan media (wahana) yang mendapat menjangkau khalayak luas dan tersebar secara serentak. Yang membedakan bentuk komunikasi ini dengan bentuk komunikasi yang lainnya adalah adanya media (wahana) yang mampu menghantarkan pesan kepada khalayak yang banyak pada saat bersamaan, menghilangkan batas-batas letak geografis.
7
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Penerbit Erlangga, 1996 hlm.6
13
Proses komunikasi massa ini biasanya menggunakan media massa yang memiliki organisasi yang jelas, proses produksi dan distribusi pesan yang teratur, dibutuhkan komunikator yang memiliki keahlian tertentu karena pesannya ditujukan pada sebanyak-banyaknya masyarakat. Media massa tersebut apakah media televisi, surat kabar, radio, majalah dan sebagainya. Arus pesan dalam komunikasi massa lebih banyak searah, yaitu dari komunikator ke komunikan, walaupun dengan perkembangan teknologi sekarang memungkinkan adanya bentuk-bentuk komunikasi yang lebih interaktif antara komunikator dan komunikan, namun komunikator massa masih dominan. Komunikasi massa menempati peringkat organisasi sosial tertinggi, terlihat dalam gambar berikut ini :8
Masyarakat Luas (komunikasi massa)
Institusi/Organisasi
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi dalam kelompok
Komunikasi Antar Pribadi (inter personal)
Komunikasi dalam Pribadi (Intra Personal)
Gambar I. Proses Komunikasi
8
Juwono Tri Atmojo, Modul I Pengantar Ilmu Komunikasi. Hal 10
14
Komunikasi massa tidak dapat didefinisikan secara singkat dan sederhana, sebab didalam pengertian komunikasi massa tercakup hal-hal seperti media, isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaan), jenis-jenis audiens, teknologi dan efek. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada suatu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Dalam bukunya ”Mass Comunication : An Introduction” (1987), Bittner yang mengartikan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass Communication is Messages Communicated Through a mass medium to a large number of people)9 sedangkan De Fluer dan Dennis dalam bukunya ” Understanding Mass Communication” mengatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas
dan
secara
terus-menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.10
9
Elvinaro Ardianto & Likiati Komala E. Komunikasi Massa-Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hlm 3 10 De Fleur & Dennis Understanding Mass Communication diambil dari Sasa Djuarsa Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka, 1999 hlm 158
15
Menurut definisi tersebut maka karakteristik komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, heterogen dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Meskipun demikian, dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka. Massa sering kali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Massa disini kita artikan sebagai ”mengikuti semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” (Berlo, 1960),11 sehingga bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa besifat umum, bukan perorangan atau pribadi melainkan tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain, termasuk orang yang menyebabkan lahirnya khalayak tersebut. Pola penyampaian pesan media berjalan secara cepat, mampu menjangkau khalayak luas dan cenderung berjalan satu arah. Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung tertunda. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas.
11
Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi,Grasindo, 2004 hlm 69
16
Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi melainkan identitas organisasilah yang ditonjolkan. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. Media massa memiliki waktu terbit secara berkala dengan waktu yang sudah terjadwal, bisa bersifat harian, mingguan atau bahkan bulanan, untuk televisi sifatnya dipatenkan dengan istilah slot tayang . 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut:12 1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal dan sang pengirimnya sering kali merupakan komunikator profesional yang biasanya memiliki lebih banyak sumber daya, prestise, keahlian dan otoritas meskipun komunikator memang tidak memiliki kekuasaan formal terhadap komunikan (khalayak). 2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Disamping itu, pesan tersebut seringkali ”diproses”, distandarisasi, dan selalu diperbanyak.
12 .
Onong Uchjana Efendy Ilmu Komunikasi, Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994 hlm 20
17
3. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin seringkali bersifat non moral dan kalkulatif, dalam pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu. Unsur impersonalitas tersebut sebagian bersumber dari adanya jarak fisik dan sosial antara penerima dengan pengirim dan sebagian lagi bersumber dari adanya kadar impersonal peran sebagai komunikator publik yang dipengaruhi oleh kaidah-kaidah yang mengharuskan untuk bersikap netral dan tidak condong pada pengaruh tertentu. 4. Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respons seketika dari banyak orang secara serentak. 5. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas. Ia merasakan pengalaman dan memberikan reaksi secara bersama-sama dengan orang lain menurut pola tertentu yang dapat diperkirakan sebelumnya. 6. Penyampaian pesan melalui media massa. Penyampaian pesan ini dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya berlangsung secara tertunda. Umpan balik khalayak bisa berupa tindakan-tindakan meneruskan atau berhenti membaca, mendengar, menonton dan dapat
18
juga mendiskusikan isi pesan kepada teman atau orang lain. Sedangkan umpan balik yang ditujukan kepada media massa dapat berupa mempermasalahkan kebenaran suatu berita, kritik atas cara-cara penyampaian pesan atau dukungan terhadap suatu pesan tertentu. 7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan manusia baik yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan. 2.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa mencakup komponen-komponen seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaan), teknologi jenis konteks, bentuk-bentuk khalayak dan efek. Komunikasi massa dengan komponenkomponennya tersebut mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial masyarakat dimana komunikasi massa itu berproses. Selain secara sosial komunikasi massa juga memiliki fungsi secara individu. Kedua fungsi ini terjabarkan didalam proses pengolahan, pengiriman dan penerimaan sisi pesan media massa. Perbedaan nyata dari kedua fungsi tersebut adalah sifatnya. Fungsi terhadap masyarakat bersifat massal, dalam arti menyangkut orang banyak atau bersifat sosiologis dan fungsi terhadap individu bersifat psikologis. Fungsi komunikasi massa tehadap masyarakat menurut Harold D. Lasswell terdiri dari 3 fungsi yaitu :
19
Surveilence, Correlation dan Transmission. Ahli komunikasi massa Charles R. Wright menambahkan fungsi ke empat yaitu Entertainment.13 a. Surveilence Pengertian surveilence mengacu pada pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung dilingkungan. Fungsi yang melekat adalah pengawasan lingkungan, dimana pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa membuat masyarakat tahu apa yang sedang terjadi dilingkungan sekitar, jika masyarakat mendapatkan informasi penting dari media massa maka informasi itu dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi orang-orang dalam memutuskan suatu tindakan. Misalnya dari radio dan televisi disiarkan tentang demo mahasiswa yang sedang berlangsung dijalan Sudirman Jakarta untuk memperingati tragedi semanggi menyebabkan sepanjang jalan Sudirman macet total karena
bertepatan
dengan
saat
pulang
kerja.
Masyarakat
yang
mendengarkan siaran tersebut dari radio mobil yang sedang dikendarai akan berusaha untuk tidak melewati jalan Sudirman. Disini media massa berfungsi melakukan pengawasan lingkungan dimana dengan informasi atau pesan yang disiarkan membuat kemacetan di Jalan Sudirman tidak menjadi bertambah parah.
13 .
Elvinaro A. & Likiati Komala E, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbisa Rekatama Media, 2004 hlm 16-18
20
b. Correlation Fungsi ini meliputi interpretasi mengenai lingkungan dan reaksi terhadap peristiwa yang terjadi. Fungsi ini membantu untuk lebih memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan adanya komentarkomentar dari orang-orang terkait, tokoh masyarakat atau para pengamat. c. Transmission Fungsi transmission berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Nilainilai budaya, masalah sosial, ekonomi dan politik dikemas dan disiarkan oleh media massa dalam bentuk acara-acara yang bervariasi. d. Entertainment Fungsi ini menunjukan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama dimaksudkan untuk menghibur. Dalam perkembangannya khalayak tidak saja menjadikan media sebagai sumber informasi tetapi juga sebagai hiburan seperti contoh acara Gebyar BCA distasiun televisi Indosiar. Fungsi Komunikasi Massa terhadap individu terdiri dari : a. Pengawasan atau pencarian informasi Seseorang mencari informasi jika merasa tidak pasti terhadap suatu hal atau peristiwa. Jika orang ingin mengetahui kepastian berita tentang tersangka kasus BLBI maka media massa akan menjadi
21
sumber informasi yang dapat memberikan kepastian tentang hal tersebut terhadap orang tersebut. b. Mengembangkan konsep diri Dengan membaca surat kabar, menonton tv atau mendengarkan radio tentang sesuatu yang berkaitan tentang sesuatu hal yang ingin diketahui oleh seseorang maka pengetahuan yang diperoleh dari media massa tentang hal-hal tersebut akan mengembangkan konsep diri c. Fasilitasi dalam hubungan sosial Informasi yang diperoleh dari media massa dapat digunakan untuk berdiskusi, bertukar pikiran atau bahan pembicaraan dengan orang lain dalam hubungan sosial d. Subtitusi dalam hubungan sosial Dalam hubungan sosial seseorang akan terlibat secara psikologis, aspek-aspek psikologis seperti dalam hubungan sosial tersebut sering kita temui dalam isi pesan media massa. Misalnya, saat menonton sinetron keluarga di televisi kita larut sampai mengeluarkan air mata atau bahkan kita bisa jadi begitu benci kepada satu tokoh tertentu dalam sinetron tersebut. e. Membantu melegakan emosi Dengan menyaksikan acara yang disukai dimedia massa akan membantu seseorang mengurangi atau melegakan emosi. f. Pelarian dari ketegangan atau keterasingan
22
Jika seseorang merasa tegang atau terasing akan merasa tenang dan merasa ada yang menemani jika ia menonton televisi. g. Bagian dari kehidupan rutin Sebagian orang merasa membaca surat kabar sebagai suatu keharusan, jika sehari saja tidak membaca surat kabar orang tersebut merasa ada yang hilang dalam kehidupan rutinnya.
2.1.4 Isi pesan Komunikasi Massa Khalayak akan tertarik membaca surat kabar, mendengarkan siaran radio atau menonton suatu program acara apabila isi pesan yang terkandung dalam sebuah komunikasi massa tersebut mengandung unsurunsur :14 1. Novelty (Sesuatu yang baru) Sesuatu yang baru merupakan unsur terpenting bagi suatu pesan media, khalayak akan tertarik untuk menonton program tertentu atau membaca surat kabar apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan suatu hal yang baru atau belum diketahui. Akan tetapi, baru disini dimaksudkan baru bagi khalayak, yakni bahwa khalayak baru pertama kalinya mengetahui adanya fakta baru.
14
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universita Terbuka, 1999, hlm 168
23
2. Jarak (Dekat atau Jauh) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya. Banjir di Jakarta akan lebih menarik perhatian khalayak di Jakarta dibandingkan khalayak di Ambon. 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok yang terkenal dan penting akan menarik perhatian khalayak. Suatu penjambretan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila menimpa seorang artis. Disamping itu media massa akan mengulas peristiwa pada waktu-waktu penting, seperti peringatan proklamasi kemerdekaan RI, lebaran, natal atau tahun baru. 4. Pertentangan (Konflik) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak. Seperti pertandingan olah raga yang didalamnya mengandung pertentangan yang disukai oleh khalayak atau hal lainnya dengan peristiwa perang dan pemilu. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor lazimnya disenangi khalayak. Unsur-
24
unsur komedi ini antara lain mencakup ketidakwajaran, kebodohan, keadaan memalukan, dsb. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan atau kecantikan sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal dan menarik perhatian khalayak maka media massa seringkali menonjolkan kedua unsur tersebut. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, sering kali dapat menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Abraham A. Maslow kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (Pangan, Sandang, Papan), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak, seperti bencana tsunami di Aceh. Seringkali peliputan-peliputan
terhadap
peristiwa
tersebut
dapat
menggerakkan hati khalayak untuk bertindak lebih jauh, misalnya mengirimkan bantuan pada korban bencana alam. 8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman masa lalu. 9. Human Interest
25
Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran tentang kehidupan orang lain ini dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian khalayak diperlukan keahlian wartawan dalam menggambarkan atau menuliskan unsur human interest.
2.1.5 Efek Komunikasi Massa Studi tentang komunikasi massa pada umumnya membahas tentang efek. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi massa beragam. Membicarakan efek media massa juga memerlukan perbedaan yang jelas antara yang dimaksud sebagai efek yang segera (Immediate effect) ataukah efek yang baru kelihatan kemudian (Delayed effect) efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa sedangkan efek yang baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang mengkonsumsi media massa tersebut. Berikut berbagai jenis efek yang ditimbulkan oleh komunikasi massa: 1. a. Efek positif, yaitu dampak atau pengaruh yang diharapkan atau diinginkan oleh penyebar informasi bagi masyarakat luas. b. Efek Negatif, yaitu dampak atau pengaruh yang tidak diharapkan atau tidak diinginkan oleh penyebar infomasi bagi masyarakat luas.
26
2. a. Efek Kognitif, yaitu dampak atau pengaruh yang diberikan oleh penyebar informasi sampai pada taraf pemahaman dari penerima informasi yaitu berupa pengetahuan dan opini yang diberikan. b. Efek Afektif, yaitu dampak atau pengaruh yang diberikan oleh penyebar informasi sampai pada taraf sikap dan perasaan dari penerima informasi. c. Efek Konatif, yaitu dampak atau pengaruh yang diberikan oleh penyebar informasi sampai pada taraf perubahan perilaku dan tindakan dari penerima informasi. 3. a. Efek Langsung, yaitu dampak atau pengaruh yang langsung diberikan oleh media massa b. Efek Tidak Langsung atau Tertunda, yaitu dampak atau pengaruh yang tidak langsung diberikan oleh media massa atau pengaruh media massa yang muncul kemudian. c. Efek Jangka Panjang, yaitu dampak atau pengaruh yang tidak langsung terlihat dan dirasakan atau dinikmati untuk waktu yang agak lama barulah efek tersebut dapat diamati oleh masyarakat. Efek yang terjadi pada individu dan masyarakat pasti berbeda – beda, ini dikarenakan oleh intensitas peristiwa komunikasi, situasi terjadinya komunikasi, luasnya jangkauan media yang diterima oleh penerima informasi dan efek yang disengaja atau dimaksudkan (Intented) atau efek tidak disengaja (Uninted)
27
Terdapat beberapa hal yang perlu dikhawatirkan dari efek dari media massa seperti yang diungkapkan oleh De Fleur (1970) bahwa media massa dianggap bertanggung jawab mengenai terjadinya lima gejala dalam masyarakat, yaitu : 1. Membuat selera budaya masyarakat menjadi rendah. 2. Menaikkan tingkat kenakalan. 3. Ikut menyumbang kerusakan moral secara umum. 4. Menjinakkan massa untuk kepentingan politik. 5. Menekan kreatifitas. 2.2 Televisi Sebagai Media Massa Televisi merupakan salah satu bentuk media massa. Menurut jenisnya yang audio visual televisi memiliki keunggulan tersendiri dibanding media massa lainnya seperti surat kabar dan radio. 2.2.1 Pengertian televisi Televisi secara harafiah artinya ”melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sebenarnya meliputi dua bagian utama yaitu, pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyalsinyal gambar (View) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal – sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal – sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya.
28
Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 15 Elleh Wartella dan Byron Reeves memandang televisi sebagai sesuatu yang unik. Keunikan itu bukan hanya pesan yang ada didalam televisi, televisi sangat menghibur dan amat menyenangkan hati pemirsanya tetapi juga dari segi visualisasi, pergerakan kamera, teknik mengedit dan juga bahasanya. Televisi mempunyai kelebihan-kelebihan dengan media massa lainnya, hal ini dapat dilihat dari sifat yang dimiliki televisi, pesan yang disampaikan televisi melalui gambar dan suara secara bersamaan, hidup dan sangat cepat. Televisi adalah generasi baru media elektronik yang dapat menyampaikan pesan-pesan audio visual secara serentak. Pesan visual yang disampaikan dapat berupa gambar diam atau gambar hidup. Yang terakhir ini, bila disajikan secara kreatif dalam tata warna yang tepat serta diiringi dengan pesan moral yang sesuai dapat menyuguhkan realita yang ada. Oleh karena itu, televisi berhasil memikat banyak khalayak dari pada media massa lainnya.16 Michael Faraday (Ilmuan Inggris, 1791-1867) dan James Clerk Maxwell (Ilmuan Inggris, 1831-1879) yang mendalami tentang gelombang elektromagnetik sebagai media untuk mengirim gambar, suara maupun kombinasi gambar-suara (televisi) untuk dipancarkan dari suatu tempat ketempat lain dengan media udara.
15
. Ciptono Setyobudi Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu, 2005 hlm 2 . Jahi Amri, Komunikasi Massa di negara-negara dunia ketiga : Suatu Pengantar, Gramedia, Jakarta 1988 hlm 140
16
29
Percobaan transmisi gelombang elektromagnet tersebut telah sukses dikembangkan oleh ilmuan Jerman Heinrich Rudolf Hertz (18571894) meskipun dalam jarak yang masih terbatas. Setelah melalui tangan dingin Guglielmo Marconi (Ilmuan Italia, 1874-1937), gelombang elektromagnetik sebagai media suara atau radio yang dikirim mampu diterima dengan baik meskipun menyebrangi samudra atlantik pada tahun 1901. Percobaan tersebut kemudian dipatenkan sebagai penemuan teknologi nirkabel. Dari penemuan teknologi nirkabel tersebutlah kemudian berkembang media televisi hingga saat ini.
2.2.2 Karakteristik Media Televisi Beberapa karakteristik yang membedakan televisi dengan media massa lainnya dan sekaligus menjadi keunggulan bagi televisi :17 a. Audio visual Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Jadi apabila khalayak siaran radio hanya mendengar kata - kata, musik, dan efek suara maka televisi dapat melihat gambar yang bergerak sehingga dapat menimbulkan daya tarik.
17
Elvinaro Ardianto & Likiati Komala E. Komunikasi Massa-Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hlm 128-130
30
b. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek – objek tertentu menjadi gambaran jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Kedua, adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar – gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang, untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan
10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara,
pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru rias, dan lain – lain. 2.2.3 Fungsi Media Televisi Fungsi media televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan siaran radio), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada
31
umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan selanjutnya untuk memperoleh informasi.18 2.3 Program Televisi Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi.
2.3.1 Pengertian Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programe yang berarti acara atau rencana.19 Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk namun kata program sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.20 Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens dan pemasang iklan.
18
Ibid hlm 128 Morissan Media Penyiaran, Strategi mengelola Radio & Televisi, Ramdina Perkasa, 2005 hlm 97 20 Ibid hlm 97
19
32
Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.
2.3.2 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan ditelevisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:21 1. Program informasi (berita) adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program jenis ini dibagi lagi menjadi dua jenis, pertama hard news, yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. kedua soft news yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.
21
Ibid. hlm 100
33
2. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program jenis ini dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok besar yaitu : musik, drama permainan (Game Show) dan pertunjukan. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau
fiktif. Program faktual antara lain meliputi : program berita,
dokumenter atau reality show, sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama. Program News selain menyajikan kejadian atau informasi yang aktual dan faktual terkadang dapat juga memberikan hiburan, begitu pula sebaliknya program hiburan selain dapat menghibur terkadang juga dapat memberikan sebuah informasi. Tetapi yang perlu diingat walaupun program hiburan dapat memberikan sebuah informasi, namun ia tidak dapat dikatakan program berita karena tidak memiliki nilai-nilai berita. Dengan demikian apas dikatakan juga bahwa program berita adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unsual,factual, essennial) dan disiarkan melalui media secara periodik.22 2.4 Program Reality Show Reality show merupakan program yang termasuk dalam kategori permainan (Game) yang merupakan salah satu jenis dari program hiburan (Entertainment). 22
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus. 2007 hlm 132
34
2.4.1 Pengertian Reality Show Sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu hiburan dengan menggambarkan situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas sebenarnya.23 Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adanya dengan kata lain program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (Real) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (Game). Popularitas program reality show sangat menonjol belakangan ini, shownya mulai dari menyoroti kehidupan sosial seperti program ”Tolong” sampai dengan menyoroti kisah percintaan anak muda seperti program ”Kontak jodoh, CLBK, Play Boy Kabel, H2C, dll”. Lalu yang disusul keberhasilannya belakangan ini oleh program Indonesian Idol di RCTI (Hingga dapat bertahan selama lima season) dan program Super Seleb Konser di Indosiar yang durasi tayangnya hingga mencapai enam jam.
2.4.2 Karakteristik Reality Show Beberapa karakteristik yang membedakan program reality show dengan program jenis permainan (Game).
23
Op Cit hlm 106
35
1. Program reality show mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya 2. Program reality show memiliki beberapa bentuk mulai dari competition show, relationship show sampai mengangkat kisah kehidupan seseorang .
2.4.3 Jenis Program Reality Show Tingkat realitas yang disajikan dalam program reality show bermacammacam, mulai dari yang betul-betul realistis hingga banyak yang terlalu rekayasa. Berikut terdapat beberapa jenis reality show yaitu :24 1. Hidden Camera atau Kamera Tersembunyi. Ini merupakan program yang paling realistis yang menunjukan situasi yang dihadapi seseorang secara apa adanya. Kamera ditempatkan secara tersembunyi yang mengamati tingkah laku subjek yang berada ditengah situasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya ( Direkayasa)
24
Ibid hlm 106-107
36
2. Competiton Show. Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan. Setiap peserta akan tersingkir satu per satu melalui pemungutan suara,
baik
oleh
para
peserta
sendiri
ataupun
audiens.
Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan. 3. Relationship Show. Sering kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. Pada setiap episode ada satu peminat yang harus disingkirkan. 4. Fly On the Wall. Program yang memperlihatkan kehidupan seharihari dari seseorang (Biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan pribadi hingga aktifitas profesionalnya. Dalam hal ini, kamera membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi. 5. Program Mistik. Program yang terkait dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, paranormal, kontak dengan roh, dll.
2.5 Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata Yunani strategos yang berarti jendral, sehingga secra harafiah berarti ”seni para jendral”.
37
Strategi adalah pusat dari inti yang khas dari manajemen strategi. Strategi mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi; strategi kebijakan dan program pokok untuk mencapainya; dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa strategi telah di implementasikan untuk mencapai tujuan akhir organisasi.25 sedangkan manajemen strategi adalah istilah yang digunakan sekarang untuk mengidentifikasi perumusan kebijakan atau strategi puncak perusahaan dan implementasinya dalam organisasi publik dan swasta.26 Strategi harus memberikan gambaran mengenai organisasi, sebagaimana organisasi itu ingin mendapat kesan dari luar pada masa yang akan datang. Strategi adalah visi yang diarahkan pada ” apa” yang harus dicapai oleh organisasi itu, dan bukan ” bagaimana ” organisasi tersebut sampai disana.27
Sebuah strategi sangat penting bagi sebuah perusahaan karena menyangkut ketahanan hidup perusahaan tersebut, untuk itulah perlu diketahui proses dalam sebuah strategi. Strategi yang dirumuskan dengan baik merupakan langkah pertama kearah pelaksanaan yang efektif. Apabila pernyataan strategi itu jelas, sederhana dan terperinci pernyataan itu dapat disampaikan, diingat dan digunakan secara efektif.
25
George A. Steiner-Jhon B. Miner,Kebijakan dan Strategi Manajemen. Penerbit Erlangga 1988. hlm 6 26 Ibid Hal 6 27 Benjamin B. Tregoe-Jhon W. Zimmerman, Strategi Manajemen. Penerbit Erlangga 1980 hlm 15
38
Sebagaimana organisasi atau perusahaan lain, media penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya, dan setiap orang yang mempunyai tanggungjawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen disebut dengan manajer.28 Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan menjadi lebih sulit. Tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan yaitu :29 1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Untuk menjaga keseimbangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda, salah satu cara yang umum yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan patokan efisiensi dan efektifitas. Orang sering beranggapan bahwa segala hal yang terkait dengan orang-orang yang berada pada puncak organisasi atau kepentingan perusahaan, manajemen
sendiri
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.30
28
T.Hani Handoko, Manajemen edisi II, BPFE, Yogyakarta, 1994, hlm 17 Ibid hlm 6 30 Ibid hlm 8 29
39
Pada media penyiaran dan juga perusahaan lainnya umumnya posisi manajer, biasanya terdiri atas tiga tingkatan yaitu 31 1. Manajer tingkat bawah, manajer pada tingkat ini bertugas mengawasi secara dekat pekerjaan rutin karyawan yang berada dibawah naungannya. Manajer tingkat bawah bertanggung jawab kepada manajer tingkat menengah. 2. Manajer tingkat menengah, bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu sebagai bagian dari proses untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. 3. Manajer puncak, manajer yang mengkordinasikan kegiatan perusahaan serta memberikan arahan dan petunjuk umum untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen puncak bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Dalam malaksanakan tanggungjawabnya manajemen memiliki empat fungsi dasar yaitu :32 1. Perencanaan Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 31
Morissan,Manajemen Media Penyiaran edisi II,Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm 129 32 Ibid hlm 130
40
Dalam perencanaan harus diputuskan”apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
bagaimana
melakukannya,
dan
siapa
yang
melakukannya”. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Tujuan adalah suatu hasil akhir, dapat juga disebut dengan sasaran atau target, sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu menetapkan visi dan misi atau maksud organisasi. Visi
adalah cita-cita atau harapan untuk
mewujudkan suatu keadaan atau situasi yang ideal dimasa depan, sedangkan misi memiliki pengertian sebagai maksud atau tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian tindakan atau pekerjaan yang harus dilakukan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organsasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama, hal ini tercemin pada struktur formal suatu organisasi, dan tampak atau ditujukan suatu bagan organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar
41
setiap individu dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Tanggung jawab dalam menjalankan stasiun penyiaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori umum yaitu manajemen penyiaran dan pelaksanaan operasional penyiaran. Masing-masing kategori membutuhkan struktur dan tanggungjawab fungsional sendiri-sendiri. Setiap bagian dari struktur organisasi itu harus memiliki paparan kerja atau jobdeskription yang jelas, ini penting untuk memahami batas wewenang dan tanggung jawab diantara para manejer. 3. Pengarahan dan memberikan pengaruh Fungsi mengarahkan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Dalam hal ini, peter pringle (1991) mengemukakan the influencing or directing functionscenters on the stimulation of employees to carry out their responsibilities
with
enthusiasm
and
effectiveness.33
Kegiatan
mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu:
33
Peter K. Pringle,Michel F. Star,William E Mc Cavit, Electronic Media Management, Focal press, Boston, 1991, hlm 15
42
a. Pemberian
motivasi,
keberhasilan
stasiun
penyiaran
dalam
mencapai tujuannya terkait sangat erat dengan derajat kepuasan karyawan dalam memenuhi kebutuhannya, dengan demikian manajer umum harus menyadari kebutuhan masing-masing individu karyawan serta mampu menciptakan iklim agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusinya secara produktif. Kebutuhan dasar karyawan mencakup kompensasi yang memadai dan pemberian intensif, kondisi kerja yang aman dan sehat, rekan kerja yang ramah serta pengawasan yang kompeten dan adil. b. Komunikasi adalah cara yang digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. d. Pelatihan perusahaan memilih karyawan biasanya karena mereka memiliki pengalaman atau latarbelakang dan keahlian untuk melaksanakan suatu tanggungjawab tertentu. Namun demikian, karyawan tetap membutuhkan pelatihan karena berbagai alasan misalnya ada penerapan prosedur baru pada stasiun penyiaran. Dalam melaksanakan pelatihan, manajer umum harus memastikan bahwa pelatihan diberikan dan diawasi oleh personel yang kompeten.
43
4. Pengawasan Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Pengawasan membantu penilaian
apakah
perencanaan,
pengorganisasian,
penyusunan
personalia dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif. Definisi pengawasan yang dikemukan oleh Robert J Mockler (1972), pengawasan
manajemen
adalah
suatu
usaha
sistematik
untuk
menetapkan standart pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.34 Dua konsepsi utama mengukur prestasi kerja manajemen stasiun penyiaran adalah efisiensi dan efektifitas .
34
Morissan,Manajemen Media Penyiaran edisi II,Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm 159
44
efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar sedangkan efektifitas adalah merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.5.1 Pengertian Strategi Pemograman Televisi Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan program siaran media lainnya, untuk itulah dibutuhkan sebuah strategi dalam pemograman televisi. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya, bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri ada audiens untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audiens itu dalam setiap menitnya.35 Pengelola program idealnya akan berupaya agar audiens dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. Namun pada kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh audiens.
35
Morissan Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Perkasa, 2005 hlm 167
45
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan strategi pemograman televisi adalah sama dengan strategi pemasaran dalam arti yang luas dimana departemen program mengatur strategi tertentu dalam upaya menarik audiens untuk menonton program yang disajikan dan menahan audiens yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah audiens untuk keluar dari program tersebut. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen stategis program siaran yang terdiri dari :36 1. Perencanaan program Pada stasiun televisi perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli, dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan
tujuan
program
dan
tujuan
keuangannya.
Dalam
merencanakan dan memilih program maka bagian program biasanya berkonsultasi
dahulu
dengan
bagian
pemasaran,
karena
bagian
pemasaranlah yang akan memasarkan program yang bersangkutan kepada para pemasang iklan.
36
Diadaptasi dari Peter pringle dan rekan, Electronic Media Management, pada Morissan Manajemen Media Penyiaran, Strategi mengelola radio dan televisi Edisi II, Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm 231
46
Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara departemen program dengan departemen pemasaran, keduanya menyusun strategi program yang terbaik sekaligus bisa memasarkan iklan sebanyak mungkin. 2. Produksi dan pemilihan program Manajer program bertanggungjawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri atau mendapatkannya dari sumber lain. Kata kunci untuk memproduksi sebuah program adalah ide atau gagasan yang kemudian diwujudkan melalui produksi. 3. Eksekusi program Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menetukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program besangkutan. Strategi penayangan program yang baik ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan, dalam hal ini pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. 4. Pengawasan dan evaluasi program Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap
47
masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Menurut peter pringle, dalam hal pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal berikut:37 a. Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran. b. Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku. c. Memelihara catatan program yang disiarkan. d. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program. e. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman dll. f. Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan. 2.5.2 Jenis-jenis Strategi Pemograman Televisi Head Streling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audiens masuk kestasiun sendiri ( In Flow) dan menahan audiens yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audiens keluar ( Out Flow), yaitu :38
37
Peter K. Pringle,Michel F. Star,William E Mc Cavit, Electronic Media Management, Focal press, Boston, 1991, hlm 104 38 Morissan Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Perkasa, 2005 hlm 168-169
48
1. Head to Head Suatu program yang menarik audiens yang sama sebagaimana audiens yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audiens yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah kestasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. Contohnya adalah program berita. 2.
Program Tandingan ( Counterprogramming) Strategi untuk merebut audiens yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audiens yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3. Bloking Program (Block Programming) Sama dengan konsep flow through Nielsen. Audiens dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu, misalnya menyajikan program komedi sepanjang malam. 4. Pendahuluan Kuat ( Strong Lead-in) Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audiens dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita lokal yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
49
5. Strategi Buaian (Creating Hammock) Ini merupakan strategi untuk membangun audiens pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audiens atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas, caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah – tengah diantara dua program unggulan. Audiens akan mencoba mengikuti acara baru yang ditayangkan setelah suatu program unggulan usai sambil menunggu acara unggulan berikutnya. Ini adalah upaya untuk menarik perhatian audiens terhadap suatu acara baru. 6. Strategi Penghalangan (Stunting) Strategi untuk merebut perhatian audiens dengan cara melakukan perubahan jadwal dengan melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya menyajikan suatu seri film baru yang memilki durasi waktu yang panjang. 7. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program – program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audiens umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi
kegemarannya,
perubahan
jadwal
program
akan
membingungkan audiens dan bahkan program tersebut dapat kehilangan audiensnya. Selain itu, stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audiens, misalnya pada saat prime time.
50
2.5.3 Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Pemrograman Televisi Bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara pada suatu stasiun penyiaran adalah bagian atau departemen program.39 Bagian ini mempunyai tugas membawa audiens kepada semua stasiun penyiaran melalui berbagai programnya. Jika suatu program bisa menarik banyak audiens
dan jika program itu memiliki karakteristik yang sesuai dengan
kebutuhan pemasang iklan untuk mempromosikan produknya maka media penyiaran bersangkutan akan mendapatkan pemasang iklan dan mendapatkan pemasukan. Dengan demikian, pendapatan dan prospek suatu media penyiaran sangat ditentukan oleh bagian program. Orang yang bertanggung jawab mengelola bagian program disebut programmer.40 Bagian program terdiri atas staff dan manager program. Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan, memilih, dan menyusun progam atau acara apa saja yang akan disajikan kepada khalayak selama satu periode tertentu. Bagian program yang bagus biasanya terdiri dari orang – orang yang mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai audiens. Bagi media penyiaran lokal, kepala bagian program sebaiknya adalah seseorang yang memahami budaya lokal setempat dan cita rasa pemirsa lokal, contoh pengusaha daerah yang bergerak di bidang seni bisa menjadi direktur program yang baik. Secara singkat dapat dikatakan direktur program dan staff bagian program suatu stasiun penyiaran harus memiliki pengetahuan mengenai cita rasa yang populer atau selera khalayak ramai.
39 40
Ibid. Hlm 97 Ibid. Hlm 98
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status suatu objek, sekelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena atau melukiskan fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara sistematis, faktual dan cermat.41 Penelitian deskriptif ditujukan untuk42 : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
41 42
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 hlm. 63 Jalaluddin Rakhmat Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1999 hlm.25
52
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indeph interview) terhadap tim program reality ”MILITER”. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic (utuh) dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku objek yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic, sehingga dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai suatu keseluruhan.43 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah study kasus atau (case study). Penelitian study kasus merupakan salah satu strategi penelitian untuk mengembangkan
analisis
mendalam
dengan
pokok
masalah”Apa/Apakah”,”Bagaimana”Atau”Mengapa”Tentang satu kasus atau kasus majemuk dari fenomena kontenporer dengan pendekatan atau metode penelitian kualitatif.44
43
Lexy. J. Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualiatif, Bandung PT. Remaja Rosdakarya 2005 hlm.6 44 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, hlm 46
53
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standard untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif membutuhkan waktu relatif lebih lama bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, proses penggalian data dari penjelajahan kenyataan lapangan, dipilih dan dipilah dikategorikan yang diharapkan memperoleh deskripsi secara mendalam, dihubungkan, lalu dibandingkan sampai ditemukan konseptualisasi konsep dan teori tentang pemahaman kenyataan lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut : 3.3.1
Data Primer Dengan melakukan wawancara secara mendalam atau (indepth
interview) terhadap para narasumber yaitu dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam manajemen programming program ”MILITER” yaitu produser dan eksekutif produser program tersebut. Kemudian hasil dari wawancara tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan. Wawancara dilakukan tidak berstruktur, artinya tidak berstruktur adalah adanya kebebasan peneliti dalam mengajukan pertanyaan dapat beralih-alih dari satu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas ini dapat beraneka ragam, namun tetap berpedoman kepada topik yang akan diteliti oleh peneliti.
54
3.3.2
Data Sekunder Dengan cara study kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku,
koran, serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. Selain itu juga dimbil data-data dari bahan tertulis maupun teori yang didapat saat kuliah dan juga diambil data dari library & research OChannel. 3.4 Narasumber (Key Informan) Metode penelitian study kasus ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara secara mendalam (Indepth Interview) kepada para narasumber yang dalam penelitian ini adalah General Manager Programming dan Content stasiun TV O-Channel, Eksekutif Produser, Host Program, dan Produser yang akan diwawancarai berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan topik penelitian. Wawancara yang dilakukan merupakan format wawancara tidak berstruktur, wawancara seperti ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.45 Narasumber terdiri dari orangorang yang terpilih yang dianggap memiliki kemampuan dan pengetahuan secara mendalam mengenai informasi yang diperlukan.
45
Imam Surprayogo dan Tobroni, M.Si., Ip. Hlm. 176
55
Wawancara memerlukan syarat penting yakni terjadinya hubungan yang baik dan demokratis antara responden dengan penanya. Dalam penelitian kualitatif, posisi seorang narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu dia disebut key informan (seseorang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subjek yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga aktor atau pelaku yang juga menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.46 Narasumber yang cukup berkompeten untuk diwawancara dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Pank Agung Pamungkas, (Eksekutif Produser merangkap Host Program MILITER O-Channel). Eksekutif Produser : Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan baik segi editorial, format show, budgeting program maupun manajemen personil tim MILITER. Host : bertanggung jawab dalam membawakan acara yang bersangkutan, dengan baik dan benar mulai dari awal hingga akhir sehingga pesan atau informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dan dapat diminati oleh audiens yang menontonnya.
46
Ibid, hlm 163
56
2. Ario Ontoseno (Produser) Produser : Bertanggung jawab kepada isi (content) program, bertanggung jawab untuk mengemas berita yang didapat oleh reporter dilapangan, mengoreksi kesalahan sehingga berita tersebut layak tayang. Produser juga bertanggung jawab untuk memberikan ide maupun gagasan terhadap format maupun tampilan show program. 3. TJ. Saksono (General Manager Programming and Content) Bertanggungjawab mengatur strategi agar seluruh program-program yang ada dapat diminati oleh seluruh pemirsa dan pemirsa dapat bertahan untuk menonton program tersebut (tidak pindah ke channel lain). 3.5 Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan kepada strategi apa yang diterapkan oleh Tim MILITER stasiun Televisi Lokal O-Channel dalam rangka mewujudkan visi dan misi stasiun televisi tersebut. Penelitian ini meliputi : 1. Strategi program yang meliputi perencanaan pemograman. a. Strategi penentuan format program apa yang ingin dibuat (diproduksi sendiri, diproduksi pihak lain atau membeli program yang ditawarkan pihak lain). b. Strategi segmentasi audiens yang dituju dari program yang akan dibuat. c. Strategi pengaturan jadwal, menetapkan urutan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
57
2. Strategi program yang meliputi pengorganisasian pemograman. a. Strategi pemilihan Sumber Daya Manusia yang berkompeten didalam proses pembuatan program. b. Pendelegasian tanggung jawab wewenang tiap departemen. c.
Penetapan hubungan yang membedakan antara staff dan line.
3. Strategi program yang meliputi pelaksanaan pemograman. a. Strategi untuk menggerakkan anggota-anggota tim atau kelompok atau organisasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masingmasing. 4. Strategi program yang meliputi pengawasan pemograman. a. Perkembangan tingkat atau derajat pekerjaan b. Pengukuran hasil pekerjaan c. Penilaian hasil pekerjaan dengan standart hasil kerja. d. Pengambilan tindakan perbaikan e. Pelaksanaan pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan f. 3.6 Definisi Konsep konsep-konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :
58
a. Strategi program adalah langkah-langkah yang ditetapkan oleh tim MILITER dalam mewujudkan visi dan misi stasiun televisi tersebut b. Visi dan Misi adalah patokan yang ingin dicapai oleh media televisi O-Channel dalam mengukur seberapa besar program diterima oleh audiens. c. Program MILITER adalah merupakan suatu program bergenre reality show yang diproduksi oleh Stasiun televisi lokal Ochannel untuk memenuhi kebutuhan pemirsa dalam pelayanan hiburan dan informasi. 3.7 Teknik Analisa Data Analisa data kualitatif menurut Seiddel prosesnya berjalan sebagai berikut47: 1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, 2. Mengumpulkan,
memilah-milah,
mengklasifikasikan,
mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,
47
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005 hlm 248
59
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Dengan kata lain analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
60
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Perusahaan O-Channel merupakan stasiun televisi lokal yang lahir pada Agustus 2004, dan hingga kini keberadaannya sudah empat tahun menemani pemirsa dilayar televisi. Sebagai stasiun televisi lokal yang berdiri pada tahun 2004 memiliki jangkauan area Jakarta dan Greater areanya berada di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. O-Channel berdiri dibawah naungan EMTEK (Elang Mustika Teknologi) Group. EMTEK Group adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang teknologi informasi dan industri pertelekomunikasian yang memiliki beberapa perusahan yang tergabung dalam EMTEK Group. Konsep dari O-Channel adalah48 : 1.
Alternatif televisi untuk Jakarta dan sekitarnya.
2.
Channel spesifikasi Gaya hidup : a.Fashion b.Hiburan Selebriti c.Program Seputar Jakarta d.Musik.
Dari konsep diatas target market yang dituju secara demografis adalah 20-34 A,B+ (Kalangan menengah atas).
61
Sedangkan Visi dan Misi dari stasiun TV O-Channel adalah, visinya adalah menjadi channel televisi untuk Jakarta yang menyediakan standart baru pertelevisian dengan memfokuskan pada orang-orang yang ada di Jakarta. Misinya adalah menjadi channel terdepan di Jakarta yang memiliki inovasi dan kualitas dari programming, berpusatkan pada kehidupan di kota Jakarta. Jangkauan siaran O-Channel sudah menjangkau Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek) dalam channel 33 UHF dan juga terdapat dalam televisi berlangganan (cable vision). Manajemen distasiun televisi lokal O-Channel dapat terlihat dalam struktur organisasi dibawah ini49 :
President Director
Director
GM Sales & marketing
GM Programming & Content
GM Technical
Tabel I. Struktur Organisasi Manajemen O-Channel
48
Litbang stasiun TV Lokal O-Channel Ibid
49
62
President Director
: Lanny Rahardja
Director
: Elsaputra Justia
GM sales & Marketing
: Ricky Djoharli
GM Programming & Content : TJ Saksono GM Technical
: Ican Ismail
Tugas dan Tanggung Jawab a. President Director 1. Bertanggung Jawab untuk keseluruhan stasiun penyiaran 2.Menetapkan sasaran (target) pemasaran meliputi segmentasi psikografi, demografi, geografi. 3. Mengendalikan pengeluaran. b. Director 1. Bertanggung Jawab terhadap keseluruhan kinerja kerja setiap divisi yang ada. 2. Melakukan pengawasan dan tindakan perbaikan terhadap hasil kerja karyawan sesuai dengan standart hasil kerja. c. GM Sales and Marketing 1. Bertugas untuk menjual program kepada pemasang iklan.
63
2. Menyediakan berbagai kebutuhan yang terkait, contoh : a.Mengelola sumber daya manusia, akunting atau pembukuan, pembayaran gaji dan pengelolan anggaran. b.Mengurus perijinan dan melakukan kerjasama. d. GM Programming and Content 1. menyediakan berbagai ragam acara yang disediakan kepada audiens, acara tersebut dapat diproduksi sendiri, diproduksi pihak lain atau membeli program yang ditawarkan oleh pihak lain. 2. Memilih dan menjadwalkan program acara yang sudah dibeli atau diproduksi sendiri tersebut. e. GM Technical 1. Bertanggung jawab untuk menjaga kelancaran distribusi siaran. 2. Mengusulkan pergantian peralatan. 3. Mengusulkan pembelian peralatan baru. 4. Melaksanakan instalansi atau pemasangan alat. 5. Melakukan perawatan atas alat-alat tersebut. 4.2 Gambaran Umum Tayangan MILITER di O-Channel Awalnya tayangan MILITER di O-Channel hampir memiliki kesamaan konsep dengan tayangan TARGET di Indosiar, namun pada kenyataanya tayangan MILITER memiliki cara yang cukup unik dalam pengemasan isi dari tayangan tersebut, baik dari segi penyampaian informasinya maupun tujuan utama mengapa
64
program MILITER tersebut dibuat. Style dari program ini mengedepankan kemasan O-Channel dengan memperhatikan target market , dikemas sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah masuk kedalam benak viewers O-Channel. Program yang dimulai dibuat pada 14 Desember 2005 sampai dengan saat ini telah menghasilkan sebanyak 180 Episode. Dalam perkembangannya pun program ini menjadi program terbaik terbanyak pada tahun 2007 dibandingkan dengan program-program lainnya yang ada pada stasiun televisi lokal O-Channel. Program MILITER memiliki prospek yang cukup bagus untuk sebuah tayangan reality show, dimana tayangan ini dapat menampilkan sesuatu yang baru dan cukup diminati, bagaimana sebuah tayangan yang bersifat formil dapat ditampilkan dengan gaya modern, namun tidak lari dari isi informasi yang ingin disampaikan. Ide pembuatan acara ini diutarakan oleh Eksekutif Produser Bpk. Pank Agung Pamungkas yang disampaikan kepada produser, ” yang mengusulkan pertama kali pembuatan tayangan MILITER adalah eksekutif produser, dimana Bapak Pang Agung Pamungkas mengatakan ingin menjembatani anak-anak muda agar tertarik pada dunia MILITER Republik Indonesia karena menurut data dari Puspen peminat dari kota-kota besar untuk menjadi anggota TNI berkurang, untuk itulah dibuat program MILITER ini dengan kemasan yang berbeda agar anak muda tersebut bisa tertarik. Perbedaan tersebut bisa dilihat didalam isi program MILIter dari mulai angle gambar, backsound, dan terdapat juga icon dalam hal ini host kita yang harus menjembatani antara pemirsa dan pihak TNI dengan cara misalnya host harus melakukan beberapa action yang sering dilakukan oleh TNI sebagai contoh menembak dan host tersebut juga harus dapat menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak muda tentang hal-hal yang terdapat dalam dunia TNI karena biasanya terdapat bahasa-bahasa tertentu yang dipakai oleh TNI.”50
50
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
65
Setelah itu eksekutif produser menyampaikan kepada produser mengenai format acara MILITER, dimana produser segera melakukan hal-hal yang terkait dalam perizinan, ”kurang lebih selama satu tahun pihak O-Channel dalam hal ini produser MILITER melakukan pendekatan terhadap TNI dengan mediator Letjen(Purn) Suyono hingga pada Agustus 2005 baru dapat mengantongi surat ijin No. B/ND-524/X/2005 lalu melakukan syuting pertama 14 Desember 2005.”51 MILITER merupakan sebuah program acara kerjasama antara pihak tim MILITER O-Channel dengan pihak puspen TNI yang berbasis kepada eksplorasi kehidupan dari anggota TNI mulai dari skill yang dimiliki anggota TNI juga peralatan-peralatannya sehingga format acara ini bisa dikatakan bergenre reality show, seperti yang diungkapkan eksekutif produser Bpk. Pank Agung Pamungkas ”Program ini merupakan sebuah program entertainment yang bergenre reality show walaupun tetap mengandung unsur informasi, namun tidak dapat dikatakan news karena program ini tidak memiliki nilai-nilai berita selain itu terlihat dari ciri-ciri kemasan programnya yang lebih menekankan unsur hiburan agar dapat mudah diterima oleh audiens seperti terlihat pada backsound yang mengiringi, angel dari shoot-shoot yang diambil dan sebagainya”.52
seperti yang diungkapkan oleh Eksekutif acara ini menampilkan kemampuan baik dari peralatan maupun keahlian dari setiap corps yang ada di TNI-POLRI yang dikemas secara menarik dengan menampilkan icon host yang dapat melakukan aksi-aksi yang sering dilakukan oleh TNI.
51
wawancara dengan Eksekutif produser, Pank Agung Pamungkas, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta 52 Ibid
66
Selain itu program ini dapat dikatakan menarik atau tidaknya barometernya adalah MILITER sering dapat kesempatan ke Mabes TNI seperti yang diungkapkan produser Bpk. Ario Ontoseno
“Kalo menarik atau tidaknya, barometernya adalah Militer sering mendapat kesempatan ke Mabes TNI ( dalam hal ini pihak Puspen – Pusat Penerangan TNI), disitu biasanya para pejabat TNI memberikan saran ( yg umumnya baik ) untuk kemajuan program Militer ini. Lebih tepatnya pada forum tersebut kedua belah pihak saling bertukar pikiran untuk kemajuan bersama”.53 Diawal penayangan MILITER, program ini ditayangkan 3 kali seminggu, dan seiring berjalannya waktu program ini menjadi program terbaik terbanyak pada tahun 2007. Didalam MILITER terdapat 4 segmen antara lain : segmen pertama terdapat profil dari kesatuan yang diambil pada episode tersebut yang berisikan visi dan misi dari batalyon , segmen kedua berisi tentang informasi persenjataan dan kemampuan dan penggunaannya dari kesatuan tersebut,pada segmen kedua ini host harus dapat menjelaskan isi materi dari kesatuan ini dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemirsa. Lalu pada segmen ketiga terdapat simulasi atau aksi dari kemampuan ataupun penggunaan senjata yang dilakukan oleh TNI dan host lalu pada segmen terakhir disajikan review atau shot-shot gambar dari segmen satu sampai tiga yang dirangkum menjadi satu kesinambungan.
53
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
67
Visi dan Misi program MILITER yaitu ingin memberikan sebuah konsep acara yang berbeda dengan menampilkan berbagai macam peralatan dan keahlian dari setiap corps yang ada di TNI-POLRI dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap TNI Indonesia, menumbuhkan minat pemuda untuk masuk TNI dan membuat TNI masuk ke kota besar khususnya Jakarta dengan cara yang berbeda. 4.3.1 Strategi perencanaan program MILITER Program MILITER ini pertama kali diusulkan oleh bapak Pank Agung Pamungkas sebagai wujud dari kecintaan akan TNI indonesia sehingga dapat menumbuhkan minat pemuda indonesia untuk masuk TNI.seperti kutipan dibawah ini:
”Program MILITER mulai di follow up dari bulan Oktober 2004 dan disetujui oleh Puspen TNI pada Bulan Agustus 2005 dengan surat No.B∕ND524∕X∕2005. adapun program ini dibuat dengan alasan untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap TNI kita, dengan cara yang berbeda sehingga banyak pemuda Indonesia yang mau untuk masuk TNI, karena menurut data dari Puspen sendiri,setiap tahunnya angka pendaftaran calon perwira semakin menurun.54
Dari hasil data tersebutlah maka pihak O-Channel berinisiatif untuk membuat program reality show yang mengangkat kehidupan perwira TNI dengan cara yang berbeda. Hal tersebut dengan cara memberikan style tersendiri yaitu menampilkan host yang berpenampilan modern dengan warna rambut yang kreatif. Host tersebut menjadi icon tersendiri yang mewakili
54
wawancara dengan Eksekutif produser, Pank Agung Pamungkas, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
68
program ”MILITER”, pemilihan image host tersebut lebih untuk mereduksi tayangan yang bersifat formil dan kaku. Pada bagian perencanaan ini jugalah terdapat nilai-nilai yang penting dikarenakan dibagian inilah tayangan MILITER dibuat mulai dari tahap pra produksi hingga pasca produksi semuanya harus disusun secara baik agar menghasilkan tayangan yang baik pula, seperti diungkapan oleh produser,
”dalam MILITER perencanaan merupakan hal mendasar yang paling penting karena disini kita merencanakan content MILITER secara keseluruhan dalam setiap episodenya, seperti contoh menentukan satuan mana yang akan diliput setiap episodnya. Sehingga akan lebih mudah melakukan kerjasama dengan kesatuan tersebut.55 Produser eksekutif sendiri memiliki tugas sebagai pimpinan yang selalu mengadakan pembicaraan dengan produser mengenai konsep MILITER per episodnya, memberikan persetujuan atau penolakkan mengenai konsep acara tiap episodenya sekaligus lakukan syuting yang dimulai dan merangkap menjadi hostnya. Sedangkan produser menentukan penempatan tim produksi yang terlibat dalam acara MILITER dan juga menjaga hubungan baik dengan setiap corps yang ada di TNI-POLRI .setelah mendapat persetujuan dari eksekutif produser dan kesatuan yang akan diliput, produser segera melakukan meeting perencanaan,dimana meeting ini untuk melakukan proses brainstorming awal mengenai konsep apa yang akan dilakukan dalam episode yang akan diproduksi,baik masalah teknis maupun nonteknis.
55
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
69
Proses pemilihan korps yang akan diliput dalam satu bulannya harus berganti-ganti,dalam satu bulan harus mencakup TNI-AD,TNI-AL,dan TNIAU.dalam pelaksanaannya tim MILITER melakukan proses syuting satu kali dalam seminggu,seperti yang diungkapkan oleh produser
”setiap minngunya tim MILITER melakukan syuting dari hari selasa untuk dua episode sekaligus, namun proses editingnya biasanya dilakukan diminggu ketiga dari syuting per episodenya dan setelah selesai hasilnya akan dicek terlebih dahulu oleh departemen Quality Control sebelum dapat disiarkan.”56 Adapun program ”MILITER” sendiri memiliki target audiens 20-34 AB+ male walaupun pada kenyataanya tayangan ini juga banyak dilirik oleh kalangan 15-29AB+ pria maupun wanita. Hal ini didapatkan dari banyaknya respon email yang masuk ke OChannel menanyakan beberapa hal atau memberikan kritik dan saran yang disampaikan oleh para audiens,selain itu O-CHANNEL juga mempunyai rating/share yang di update setiap minggunya dari bagian research melalui layanan AC Nielsen. Sedangkan target-target lainnya yang ingin dicapai seperti target biaya produksi termasuk tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan beberapa program sejenis yang ada, seperti yang diungkapkan oleh produser Bpk. Ario Ontoseno
56
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
70
”Untuk biaya produksi (tidak bisa disebutkan disini) termasuk yang tidak terlalu tinggi, jika dibandingkan beberapa program sejenis yang ada, bahkan untuk ‘mengefisiensi’ kan budget, team Militer memang sudah terbiasa suting 2 (dua) eps dalam 1 (satu) hari57. Namun disini untuk target iklan tidak harus tercapai karena MILITER adalah sebuah program kerjasama seperti yang diungkapkan Bpk. Ario Ontoseno :
“Karena program MILITER ini merupakan program kerjasama jadi sebetulnya target iklan tidaklah harus tercapai” .58
Sedangkan target keuntungan yang ingin dicapai adalah lebih ditekankan kepada tujuan program MILITER yaitu menarik minat generasi muda untuk menjadi atau mencintai TNI, dan hal itu cukup terwujud seperti yang diungkapkan oleh produser Bpk. Ario Ontoseno
Target keuntungannya adalah, selama hampir 4 tahun atau 180 eps, jumlah pendaftar untuk menjadi TNi khususnya wilayah DKI Jakarta, menunjukkan kenaikan grafik.59 Program ini ditayangkan tiga kali dalam satu minggu fresh program sendiri ditayangkan setiap hari sabtu pukul 19.00 dan tayangan ulangnya setiap selasa pukul 19.30 dan kamis pukul 22.00, seperti yang diungkapkan oleh General Manger Programming and Content Bpk. TJ Saksono
57
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta Ibid 59 wawancara tertulis dengan General Manager programming, TJ. Saksono 12 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta 58
71
” Program ini Ditayangkan 3x dalam seminggu atas permintaan pemirsa dan kalangan Militer sendiri yang ingin menyaksikan program ini.”60
Sedangkan strategi yang digunakan dalam mengatur jadwal tayang program MILITER adalah sebagai berikut :61
1.
Militer adalah program dengan target viewers MALE (pria), jadi penempatan jam tayangnya juga di waktu yang banyak atau yang sesuai dengan target & segment program tersebut.
2. Penayangan di weekend & weekdays, untuk mengakomodir pemirsa yang belum menonton di weekend (fresh run), bisa menonton di weekdays nya (re run).
3. Penempatan episode FRESH di weekend karena jumlah potential viewers nya lebih tinggi di weekend.
Namun dalam perkembanganya saat ini program MILITER sudah mengurangi jadwal tayangnya menjadi dua kali seminggu, seperti yang diungkapkan juga oleh General Manager and Content,
“Perubahan jadwal tayang menjadi 2x seminggu dilakukan atas pertimbangan agar pemirsa tidak bosan terhadap program Militer ini terutama bagi pemirsa setia O Channel. Pada awalnya kesulitan terjadi ketika harus merubah kebiasaan penonton loyal Militer. Namun perubahan jadwal ini tetap disesuaikan kembali.”62 Sedangkan target atau fokus yang ingin dicapai oleh departemen programming dari program ini sendiri adalah menginformasikan technology 60
Ibid Ibid 62 wawancara tertulis dengan General Manager programming, TJ. Saksono 12 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta 61
72
yang dimiliki oleh TNI kepada warga Jakarta melalui kemasan tayangan TV yang menarik. Sedangkan yang menjadi sasaran jangka pendek dan jangka panjang program ini diungkapkan oleh eksekutif produser Bpk. Pank Agung Pamungkas
”Sasaran jangka pendek dari program ini adalah bagaimana agar masyarakat khususnya anak muda dikota Jakarta dapat mencintai TNI dan bahkan mau menjadi TNI sedangkan sasaran jangka panjangnya adalah diharapkan peminat calon perwira TNI khususnya kota Jakarta dapat meningkat” 4.3.2
Strategi Pengorganisasian Program ”MILITER” Berbeda dengan stasiun Televisi lainnya, pada
stasiun televisi O-
Channel seorang Eksekutif Produser dapat memegang beberapa jenis program, demikian juga dengan Produser dan tim kreatif lainnya. Pada program ”MILITER” Ario Ontoseno selaku Produser ikut berperan dalam keseluruhan proses produksi.
”ada yang unik distasiun tv kita, biasanya distasiun tv lain satu eksekutif produser dapat memegang satu program acara, tapi kalau di O-Channel sendiri satu eksekutif produser bisa memegang banyak program. Seperti papang sendiri ia memegang tujuh program acara, karena itu produser biasanya yang memegang seluruh kendali program, makanya kerjaan produser mencakup keseluruhan proses produksi.”63 Menurut eksekutif produser Bpk. Pank Agung Pamungkas tidak ada pelatihan khusus maupun syarat-syarat tertentu dalam memilih sumber daya manusia yang akan berperan dalam pembuatan program ini, seperti kutipan berikut :
63
wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
73
”Sebenarnya tidak ada syarat-syarat khusus dalam perekrutan tim MILITER karena pada dasarnya setiap orang baik itu eksekutif produser, produser, kameramen dan yang lainnya memang digilir untuk ikut merasakan pembuatan setiap program yang ada di O-Channel, dalam hal ini khusus untuk program in house”.64 Dalam sebuah tim tentu terdapat banyak perbedaan karakter dan cara berpikir untuk itulah terkadang pemimpin membutuhkan kiat khusus dalam mengarahkan dan memotivasi tiap anggota tim, dalam hal ini eksekutif produser Bpk. Pank Agung Pamungkas sebagai seorang pemimpin dalam tim MILITER mengungkapkan
”Saya bersyukur setiap anggota tim MILITER selama ini sudah dapat melaksanakan tanggungjawabnya masing-masing secara efektif dan efisien, namun memang tidak dapat dipungkiri biasanya terdapat masalah kecil dikarenakan perbedaan pendapat tapi sampai saat ini masalah-masalah kecil tersebut dapat teratasi cara memotovasi saya adalah dengan melakukan pendekatan personal terhadap anggota tim sehingga jika terjadi masalah biasanya saya melakukan pembicaraan empat mata terhadap anggota tim yang bermasalah tersebut”.65 Dengan demikian pada dasarnya program MILITER tidak dikerjakan oleh satu tim yang besar ,karna satu orang biasanya melakukan beberapa jobdesk baik dilapangan maupun distudio saat proses pengeditan. Adapun dalam proses Produksi program ”MILITER” terdiri dari tiga tahapan yaitu : 1. Pra Produksi, meliputi : a. Produser, menghubungi puspen TNI menanyakan batalion mana yang ingin diwawancarai.
64
wawancara dengan Eksekutif produser, Pank Agung Pamungkas, 06 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta 65 wawancara tertulis dengan General Manager programming, TJ. Saksono 12 Juli 2009, SCTV Tower Jakarta
74
b. Menghubungi batalion yang terkait. c. Kemudian menentukan jadwal shooting. d. Koordinasi ke dalam tim kreatif (Exprod, Cameraman, Kru, Driver, Magang 1 dan Magang 2) e. Membuat skrip 2. Produksi, meliputi : a. Melakukan simulasi b. Koordinasi lapangan antara TNI dengan Kru, sesuai dengan skrip yang ada. 3. Pasca Produksi, meliputi : a. Preview kaset, Pemilihan gambar yang akan dipakai dilakukan oleh produser. b. Capture gambar dibantu oleh magang 1 dan magang 2. c. Editing dilakukan oleh editor. Peranan produser sangat besar dalam proses produksi. Adapun tim kreatif program ”MILITER” terdiri dari tujuh orang, meliputi : 1. Eksekutif produser
: Pank Agung Pamungkas
2. Produser
: Ario Ontoseno
3. Kameraman
: M. Badar Wibowo
75
Sutopo Yulianto 4. Kru
: Eka Setiawan
5. Driver 6. Magang 1 bertugas membantu peranan Produser 7. Magang 2 bertugas membantu peranan Produser Pengorganisasian dalam tim kreatif ”MILITER” pada awalnya menemui beberapa kesulitan dikarenakan perbedaan pendapat antara individu, namun seiring perkembangannya seluruh pihak dalam tim kreatifnya ikut memberikan kontribusi guna kemajuan program ini. Seperti yang diungkapkan oleh produser,
”Pada awalnya banyak terjadi kesulitan dalam bekerjasama terlebih lagi dikarenakan masing-masing individu memiliki job desk yang banyak sebagai contoh anak magang saja memiliki tugas yang cukup banyak seperti misalnya menulis skrip atau bisa juga melakukan editing walaupun demikian tetap dibawah pengawasan produser, namun seiring perkembangannya semua pihak dapat memberikan kontribusinya demi kemajuan program MILITER ini.67
67
Wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009,SCTV Tower, Jakarta
76
4.3.3
Strategi Pelaksanaan Program ”MILITER”
Di dalam pelaksanaannya, teknis lapangan dipegang oleh produser yang bekerjasama dengan kameraman dan pihak batalion yang ingin diwawancarai. Produser harus selalu menyesuaikan alur cerita dilapangan dengan skrip yang telah dibuat. Kameraman harus mengambil shot-shot gambar yang sesuai dengan angleangle yang berbeda sehingga dapat memberikan feel tersendiri dan dapat menarik perhatian audiens dan dapat ditangkap dengan mudah oleh audiens.secara sederhana dapat disimpulkan bahwa produser memegang kendali kerangka program dan kameraman memegang teknis lapangan. Adapun didalam pelaksanaan produksi terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh kameraman, seperti cuaca yang tidak mendukung karena proses produksi program ”MILITER” 90% dilakukan diluar ruangan, menciptakan suasana, tidak bisa mendirect TNI yang kaku dan formil. Seperti yang terdapat didalam kutipan dibawah ini :
”kesulitan yang sering dialami, ya agak sulit mendirect TNI karena TNI lebih suka dibidik senjata daripada kamera, yang kedua biasanya sulit menciptakan mood apalagi kalau sedang menshooting anggota TNI AL, karena biasanya kita lakukan dilaut jadi jangkauan gambarnya kurang bervariasi”.68
68
Wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower, Jakarta
77
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kameraman dalam mengambil sebuah gambar yaitu, kondisi69 : 1. kondisi fisik, karena proses produksi yang 90% berada diluar ruangan diperlukan kondisi fisik yang prima dari seorang kameraman. 2. Menjaga kondisi gambar dilapangan, meskipun gambar diambil dengan cara berlari seorang kameraman harus tetap menjaga kestabilan gambar. 4.3.4
Strategi Pengawasan Program ”MILITER”
Pada dasarnya sistem pengawasan didalam program ini tidak terlalu penting dikarenakan kendali program ini hanya dipegang oleh satu orang yaitu produsernya dan semua sumber daya manusia yang bekerja distasiun televisi O-Channel sudah melalui semua program yang ada distasiun televisi tersebut. Biasanya pengawasan hanya dilakukan distudio setelah proses produksi. Setelah proses produksi dilapangan selesai akan dilakukan brifing ulang distudio seluruh VT dikumpulkan dan dipreview kemudian akan dipilih gambar-gambar yang sesuai dengan naskah dan sesuai dengan standart gambar yang telah ditetapkan, adapun standart-standartnya meliputi : 1. gambar yang stabil dalam pengertian tidak goyang. 2. Cahaya gambar yang sesuai (tidak terlalu redup atau bahkan over cahaya). 3. Audio yang jelas.
69
Wawancara dengan produser, Ario Ontoseno, 06 Juli 2009, SCTV Tower, Jakarta
78
Hanya saja selain diawasi oleh produser, hasil rekaman yang sudah diedit harus dicek kembali oleh departemen Quality Control sebelum disiarkan, seperti yang dikatakan eksekutif produser
” pada dasarnya tidak terdapat pengawasan secara khusus pada isi program maupun sumber daya manusia yang melaksanakan keseluruhan proses produksinya, sampai saat ini belum pernah terjadi kesalahan yang sangat fatal, kalaupun ada hanya kesalahan-kesalahan kecil yang masih dapat diatasi.”70 Dalam hal kegiatan mengevaluasi hasil kerja dan kinerja kerja dari tim MILITER eksekutif produser Bpk. Pang Agung Pamungkas menjelaskan
“Pengevaluasian hasil kerja biasanya dilakukan setelah selesai shooting sambil mempreview kembali shoot-shoot gambar yang diambil untuk episode kali itu,kemudian sebelum disiarkan hasil akhir dari video tape akan dievaluasi kembali oleh tim Quaity control.sedangkan evaluasi kinerja kerja tidak terlalu dipermasalahkan.71 4.4 Pembahasan Pada peneitian ini, penulis mengumpulkan arsip dan dokumentasidokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Arsip dan dokumentasi tersebut berupa data-data seperti skrip host, proposal program MILITER, dan hasil catatan wawancara dengan narasumber tim MILITER, eksekutif produser Pank Agung Pamungkas, Produser Ario Ontoseno, General Manager Programming and Content TJ. Saksono.
70
Wawancara dengan Eksekutif produser, Pang Agung Pamungkas, 06 Agustus 2009, SCTV Tower, Jakarta 71 Ibid
79
Selanjutnya penulis melakukan observasi serta wawancara mendalam (Indepth Interview) secara langsung dilapangan (kantor O-Channel di SCTV Tower Senayan City) dan juga melalui wawancara tertulis terhadap narasumber yang telah penulis tentukan. Sebelum membuat suatu program acara, stasiun televisi harus memiliki strategi program. Langkah tersebut disebabkan adanya faktor bisnis dan faktor ideal. Keberadaan program sejenis distasiun televisi lainnya juga menjadi acuan akan bagaimanakah program ini dibuat Program ”MILITER” merupakan salah satu program reality show yang diproduksi oleh stasiun TV Lokal O-Channel yang mengkhususkan tayangan pada kegiatan-kegiatan Militer yang dilakukan oleh TNI, baik TNI angkatan darat, angkatan Laut maupun angkatan Udara. Latar belakang dari pembuatan program ini didasari dari keinginan tim ”MILITER” untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda Indonesia akan TNI. Alasan lain adalah kian berkurangnya minat generasi muda untuk bergabung dalam kesatuan TNI. Program yang lahir pada tanggal 14 Desember 2005, ini merupakan program kerjasama antara pihak TNI dengan stasiun televisi lokal O-Channel, dimana disini pihak O-Channel merasa membutuhkan content program tentang TNI karena melihat pada waktu itu hanya ada satu program sejenis yang muncul di Indonesia yaitu TARGET STRATEGI di Indosiar, dan sebaliknya pihak TNI juga merasa perlunya sebuah mediator untuk mempublikasikan dirinya dengan alasan terjadinya penurunan peminat calon perwira dari kotakota besar khususnya kota Jakarta.
80
Sebuah acara televisi khususnya yang memberikan nilai hiburan dan informasi kepada khalayak tidak lepas dari kerja tim yang baik, mereka menyusun strategi agar mampu menarik perhatian pemirsa. Pemirsa yang dimaksud adalah target audiens yang sudah ditentukan Dalam perkembangannya, program ”MILITER” mampu menempatkan dirinya program terbaik terbanyak 2007 diantara program-program lainnya yang ada di stasiun TV Lokal O-Channel. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang telah dipakai oleh tim ”MILITER” untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh tim dimulai dari proses pra produksi hingga pasca produksi. Hal ini tentunya didukung oleh kreatifitas tim untuk menciptakan suatu tayangan program yang menarik pada proses pra produksi dengan ide menampilkan icon host dengan rambut bervariasi sebagai ciri khas tersendiri dan merupakan salah satu strategi yang digunakan juga untuk dapat menarik perhatian pemirsa dari program ”MILITER” yang tidak didapati pada stasiun TV lain. Tidak hanya itu saja, penulis dapat melihat bahwa MILITER juga menggunakan strategi program tandingan (counter programming) dimana program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens yang belum terpenuhi kebutuhannya. Pemilihan slot tayang yang tepat oleh programming dengan membuat slot tayang selama 3 kali dalam 1 minggu terlihat cukup berhasil dalam menarik perhatian audiens. Pada proses produksi terlihat kinerja tim yang cukup solid baik dalam peliputan maupun pembinaan hubungan narasumber, terbukti dengan kedua belah pihak yaitu tim program ”MILITER” sendiri dengan
81
narasumber yaitu para kesatuan yang berada dalam Puspen TNI, saling memberikan input yang baik dalam materi program ini. Tim ”MILITER” juga tetap melakukan evaluasi terhadap tayangan program secara keseluruhan baik dari segi penayangan, presenter, audio visual, kontent program dan selalu memperkaya isi program dengan pendalaman pemberian informasi pada proses pasca produksi72. Namun demikian tetap saja setiap program acara memiliki kelemahan masing-masing termasuk juga program MILITER. penulis sendiri memiliki pandangan mengenai kelemahan dari acara MILITER ini, antara lain : a. Didalam satu tim, minimnya sumber daya manusia seperti yang diungkapkan oleh produser Ario Ontoseno, membuat adanya ketimpangan jobdesk dimana produser hampir memegang keseluruhan program baik dilapangan maupun saat proses pra dan pasca produksi seperti ikut menulis naskah, menjadi pengarah acara, kreatif dan lainnya. Hal ini sewaktu waktu dapat menjadi masalah yang rumit jika tiba-tiba produser berhalangan hadir. b. Program ini sangat menitik beratkan kepada strategi fungsional host, sehingga dapat dikatakan hampir sedikit hal menarik lainnya bisa didapat dari program ini selain performance dari hostnya. c. Strategi pola program yang dipakai kurang bervariasi untuk sebuah program yang sudah ada selama hampir empat tahun.
72
Litbang stasiun TV Lokal O-Channel
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V ini merupakan bab penutup dari skipsi ini yang berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa penelitian pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi tentang saran yang akan diberikan penulis sebagai peneliti pada program acara MILITER distasiun TV lokal O-Channel. 5.1 Kesimpulan MILITER merupakan program acara stasiun TV Lokal O-Channel yang ditayangkan setiap hari minggu pukul 13.30 WIB dan rabu 22.30. MILITER adalah sebuah acara yang bergenre reality show dimana dalam acara ini terdapat dua komponen penting dalam keeksistensian TNI yaitu, peralatan dan keahlian yang dimiliki oleh TNI. Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai strategi programming acara MILITER distasiun TV Lokal O-Channel untuk periode Febuari 2008. Penulis mengajukan permasalahan yaitu strategi apakah yang digunakan oleh program MILITER sehingga acara tersebut masih dapat bertahan dan dapat menjembatani antara viewers O-Channel dengan TNI. Berikut uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan distasiun TV Lokal O-Channel. Program acara MILITER menggunakan beberapa strategi antara lain, acara ini menggunakan strategi Host dimana host disini menjadi ssebuah icon yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan acara MILITER. host memegang peranan terpenting dari acara ini dimana dalam segmen-segmen inti host berfungsi sebagai penjembatan antara pemirsa dengan TNI sehingga kekakuan dan rasa Formilitas dapat melebur sesuai dengan kebutuhan pemirsa. Disatu sisi hal ini menjadi menarik karena secara
83
tidak langsung host dapat mewakili pihak TNI untuk mengungkapkan identitasnya kepada viewers O-Channel namun disatu sisi hal ini dapat menjadi masalah jika tidak ada hal lain lagi yang dapat dijadikan penarik perhatian viewers selain keberadaan hostnya, ditakutkan viewers akan bosan. Acara MILITER juga menggunakan strategi program tandingan (Counter Programming) dimana stasiun TV Lokal O-Channel dalam rangka pencapaian visi misinya dapat membuat sebuah program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audiens yang belum terpenuhi kebutuhannya. Sedangkan target yang diinginkan diawal perencanaan adalah 20-34 AB+ male dapat tercapai dan bahkan acara ini juga dilirik oleh kalangan 15-29 AB+ male-female yang pada dasarnya bukanlah target audiens yang ingin dicapai, sehingga dapat dikatakan program MILITER dapat memenuhi visi dan misi stasiun TV Lokal OChannel yaitu dengan menjadi program hiburan yang memiliki standar baru, inovatif, berkualitas dan yang terutama dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.Target yang dibahas pada skripsi ini hanya periode bulan Febuari 2008. Namun juga terdapat beberapa kelemahan dari strategi pengorganisasian yang dilakukan oleh tim MILITER, dimana didalam kesatuan tim MILITER terjadi ketimpangan tanggung jawab ,sehingga satu orang dapat merangkap beberapa pekerjaan. Hal ini dapat menjadi masalah jika pada saat proses produksi ataupun saat rapat perencanaan,salah satu anggota tim berhalangan hadir. Kemudian tentang kebijakan perubahan jam tayang harusnya lebih diperhatikan lagi, apakah nantinya hal tersebut akan membuat tim MILITER kehilangan viewers yang loyal terhadap MILITER dan lagipula akan lebih baik jika dicari solusi lain dalam upaya pencegahan kejenuhan viewersnya seperti misalnya variasi dalam pola acaranya dan sebagainya.
84
5.2 Saran Penulis juga memberikan beberapa saran agar dapat diperhatikan : 1. Tim MILITER dalam hal ini harus memperhatikan cara kerja para anggota tim MILITER,yang dapat dilihat dengan memperhatikan jobdesk masing-masing individu sehingga tidak terjadi ketimpangan tanggung jawab karena pada dasarnya satu individu lebih baik memegang satu tanggung jawab sesuai dengan keahliannya. 2. Tim MILITER jangan hanya terpaku pada host sebagai satu-satunya andalan dalam menarik perhatian penonton, perlu adanya pengembangan ide kreatif lainnya. 3. Jika memungkinkan Tim MILITER dalam jangka waktu beberapa bulan dapat memvariasikan pola programnya sehingga tidak terjadi kejenuhan pada pemirsanya,
tanpa
harus
mengurangi
jam
tayangnya
yang
justru
memungkinkan untuk kehilangan viewers yang loyal terhadap MILITER.
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin B. Tregoe-Jhon W. Zimmerman, Strategi Manajemen. Penerbit Erlangga Ciptono Setyobudi, ”Pengantar Teknik Broadcasting Televisi”Graha Ilmu, 2005 De Fleur & Dennis ,Understanding Mass Communication diambil dari Sasa Djuarsa Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka, 1999 Dennis Mc Quail,” Teori Komunikasi Mass” Penerbit Erlangga, 1996, Elvinaro Ardianto & Likiati Komala E. Komunikasi Massa-Suatu Pengantar,Simbiosa Rekatama Media, 2004 George A.Steiner-Jhon B.Miner,Kebijakan & Strategi Manajemen.Penerbit Erlangga 1988 Jahi Amri, “Komunikasi Massa di negara-negara dunia ketiga : Suatu Pengantar” Gramedia, Jakarta 1988 Jalaluddin Rakhmat, “Metode Penelitian Komunikasi” Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1999 Lexy. J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” Bandung PT. Remaja Rosdakarya 2005 Moh. Nazir, “Metode Penelitian”Ghalia Indonesia, 1988 Morissan., “Manajemen Media Penyiaran”, PT Penerbit Ramdina Prakarsa, 2005 -----------Media Penyiaran, , Ramdina Perkasa, 2005 “Strategi mengelola Radio & Televisi” ------------Manajemen Media Penyiaran edisi II,Kencana Prenada Media Group, 2008, Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi, Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994 Peter K. Pringle,Michel F. Star,William E Mc Cavit, Electronic Media Management, Focal press, Boston, 1991 T.Hani Handoko, Manajemen edisi II, BPFE, Yogyakarta, 1994 Wiryanto,Grasindo, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2004. --------------Pustaka Yustisia 2006, Undang-undang Penyiaran, ----------------Nielsen Media Research, latest 2 week (24 Februari-01 Maret 2008)
Curriculum Vitae Personal Details Full Name Sex Place, Date of Birth Nationality Marital Status Height, Weight Health Religion Address Mobile Phone E-mail Educational Background 1992-1998 1998-2001 2001-2004 2005Course & Education 1999-2000 2005-2007
: Anne Maria Riwayatna Silitonga : Female : Medan, 13 September 1986 : Indonesia : Single : 165 cm, 60 kg : Perfect : Christian : Jl. Duta Buntu Rt.11/Rw.07 No.92A Jakarta-Barat 11510 : 0857 1000 7622 : 021-92178508 :
[email protected] : Yadika 2 Elementary School, Jakarta Barat : Junior High School No.220, Jakarta Barat : Senior High School No.85, Jakarta Barat : Broadcasting, Faculty Of Communication, Mercu Buana University, Jakarta Barat. 2005 Until now. : English Language Course at LPIA, Jakarta : English Language Course at LBPP-LIA, Jakarta
Qualifications Jounalism skill (writing script, presenting, reporting, technical camera). Computer Literate (MS Word, MS Excel, MS Power Point). Internet Literate Organization Experiences Division of Art and Culture in OSIS Senior High School No,85 (2002-2003). Chaiman of Photography Club in Senior High School No.85 (2002-2003). Division of Public Relation Persatuan Mahasiswa Kristen Mercu Buana University (2005-2006). Chairman of Mercu Buana English Club, Mercu Buana University (2006-2007).