.
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA PENDAPAT RESPONDEN TERHADAP DAYA TARIK DESAIN KEMASAN COMPACT DISC JAZZLOUNGE SMOOTH AND EASY YANG DIPAJANG PADA RAK TOKO DISC TARRA MALL PURI INDAH, JAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyartan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Oleh : Nama NIM Bidang Studi
: WIHARKO HARIE : 0430212-025 : Periklanan
JAKARTA 2007
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Skripsi
:
Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy Yang Dipajang Pada Rak Toko Disc Tarra Mall Puri Indah, Jakarta
Nama
:
Wiharko Harie
Nim
:
0430212 025
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Periklanan
Mengetahui,
Pembimbing
Kepala Bidang Studi
Nurprapti, W.W., S.Sos, M.Si
Drs.Ahmad Mulyana, M.Si
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS UJIAN SKRIPSI
Judul Skripsi
:
Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy Yang Dipajang Pada Rak Toko Disc Tarra Mall Puri Indah, Jakarta
Nama
:
Wiharko Harie
Nim
:
0430212 025
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Periklanan
1. Ketua Sidang S.M. Niken R., S.Sos, M.Si
(.....................................)
2. Penguji Ahli Drs. Ahmad Mulyana, M.Si
(.....................................)
3. Pembimbing Nurprapti, W.W., S.Sos, M.Si
(.....................................)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Judul Skripsi
:
Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy Yang Dipajang Pada Rak Toko Disc Tarra Mall Puri Indah, Jakarta
Nama
:
Wiharko Harie
Nim
:
0430212 025
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Periklanan Jakarta, Agustus 2007
Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing
Nurprapti, W.W., S.Sos, M.Si
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Kepala Bidang Studi
Dra. Diah Wardhani, M.Si
Drs. Ahmad Mulyana, M.Si
iv
82
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI PERIKLANAN
ABSTRAKSI Wiharko Harie (0430212-025) Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan CD Jazzlounge Smooth & Easy Yang Dipajang Pada Rak Toko Disc Tarra Mall Puri Indah 2006 Memanfaatkan kemasan untuk lebih dari sekedar wadah pembungkus merupakan sebuah investasi jangka panjang yang dalam proses pembuatannya merupakan bagian dari perencanaan produksi . Pengemasan melibatkan berbagai tahapan mulai dari tahapan riset, pembuatan rancangan desain hingga memproduksi kemasan. Pengemasan merupakan proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk komunikasi persuasive kepada pelanggan yang memainkan peran komunkasi, peran emosionil dan menciptakan identitas bagi produk. Kemasan CD Jazzlounge adalah salah satu dari sekian banyak kemasan CD yang memanfaatkan peran kemasan sebagai salah satu bentuk penyampai pesan kepada pelanggan melalui daya tarik desain kemasan untuk menyampaikan citra produk maupun informasi-informasi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat responden terhadap daya tarik desain kemasan CD Jazzlounge Smooth & Easy yang dipajang pada rak toko Disc Tarra melalui elemen-elemen desain seperti, nama merk, warna, ilustrasi, tipografi, bentuk kemasan, label dan informasi pada produk. Teori yang digunakan adalah teoriStimulus — Respon( De fleur ) yang meyatakan bahwa isi media massa mengandung atribut stimulus tertentu yang mengadakan interaksi secara berbeda-beda dengan berbagai karakteristik-karakteristik kepribadian anggota audiens. Metode penelitian yang diguanakan adalah metode survey dengan tipe penelitian Deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 75 pengunjung Disc Tarra Mall Puri Indah.
83
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tertarik terhadap daya tarik desain kemasan CD Jazzlounge, Smooth and Easy berdasarkan hasil tabulasi distribusi frekuensi.
84
KATA PENGANTAR
Atas rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga penulis dapat memenuhi janjinya untuk menyelesaikan penelitian guna memenuhi standar jenjang strata satu yang berjudul Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy pada rak di Disc Tarra Mall Puri Indah . Segala yang sempurna dan kebenaran adalah milik Allah SWT maka penulis menyadari betul segala kekurangan dalam menghasilkan dan memaparkan hasil penelitian ini. Semoga saran, kritik, dan masukan dari semua pihak dapat membangun dan memperbaiki si penulis ini. Penulis berterima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada : 1. Kedua Orang tua tercinta yang telah membesarkan dna mendidik penulis hingga saat ini. 2 . Istri tersayang yang mendukung dan mensupport penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini. 3 . Ibu Nurprapti, W.S.Sos, M.Si yang telah membimbing sekaligus menjadi teman bercerita segalanya. 4. Bapak Ahmad Mulayan, S.Sos, M.Si yang mau dan sabar membagi waktunya. 5. Ibu Niken Respaty, S.Sos, M.Si sebagai dosen yang telah membagi ilmunya.
85
6. Seluruh dosen dan staf pengajar FIKOM yang tiada lelah untuk mengajar para mahasiswanya. 7. Para staf tata usaha yang sabar dan setia membantu para mahasiswa dalam segala keperluannya. 8 . Bapak Drs. Sadarisno selaku Manager Creative yang memberikan waktu kuliah bagi penulis. 9 . Bapak Wirawan Hartawan yang telah memberikan inspirasi bagi para karyawannya. 10. Rekan-rekan creative, pre press dan promotion atas segala dukungan morilnya. 11. Nana, Pairus, Urip dan rekan-rekan mahasiswa periklanan 2003 lainnya. 12. Dan sederet nama-nama yang tak tertulis namanya disini. Thanks Guys.
Jakarta, Juni 2007
Penulis
86
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... ii LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ............................................ iii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ..................................... iv ABSTRAKSI ................................................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 I.2. Perumusan Masalah ............................................................... 7 I.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 I.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II
KERANGKA TEORI II.1. Pendapat responden sebagai mekanisme efek ....................... 8 II.2. Kemasan sebagai strategi komunikasi pemasaran ................. 12 II.3. Kemasan .............................................................................. 15 II.4. Strategi Kemasan .................................................................. 16 II.5. Desain Kemasan ................................................................... 18 II.6. Strategi Desain Kemasan ...................................................... 19 II.6.1. Isi Pesan .................................................................... 20 II.6.2. Struktur Pesan ........................................................... 21 II.6.3. Format Pesan ............................................................. 21 II.6.4. Sumber Pesan ............................................................ 23 II.7. Elemen-elemen desain kemasan ........................................... 23 II.7.1. Logo .......................................................................... 23 II.7.2. Warna ........................................................................ 24
87
II.7.3. Ilustrasi ...................................................................... 28 II.7.4. Tipografi ................................................................... 29 II.7.5. Bentuk Kemasan ........................................................ 33 II.7.6. Ukuran Kemasan ....................................................... 33 II.7.7. Informasi label dan produk pada kemasan .................. 34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tipe Penelitian .................................................................... 35 III.2. Metode Penelitian ............................................................... 35 III.3. Populasi dan Sampling ........................................................ 36 III.4. Tehnik Pengambilan Data ................................................... 37 III.5. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep ..................... 37 III.6. Tehnik Analisa Data ............................................................ 41 III.7. Uji Reliabilitas .................................................................... 41
BAB IV
ANALISA IV.1. Latar Belakang Perusahaan ................................................. 42 IV.1.1. Sejarah Perusahaan ............................................... 43 IV.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ...................................... 43 IV.1.3. Bidang Usaha Perusahaan ..................................... 44 IV.1.4. Departemen Kreatif ............................................... 45 IV.1.5. Produk CD Jazzlounge, Smooth And Easy ............ 46 IV.1.6. Kemasan CD Jazzlounge, Smooth And Easy ......... 47 IV.2. Hasil Penelitian ................................................................... 51 IV.2.1. Karakteristik Responden ....................................... 51 IV.2.2. Kebiasaan Responden ........................................... 55 IV.2.3. Pendapat Responen Terhadap Desain Kemasan ..... 56 IV.3. Pembahasan ........................................................................ 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak produsen mengganti secara simultan kemasan produk lamanya dengan kemasan yang lebih baru dan lebih fresh dengan tujuan yang mungkin berbeda satu sama lainnya yang salah satunya merubah dan mendapatkan citra yang diinginkan oleh produsen. Sebagai contoh adalah GreenSands yang sejak tahun 1982 dikemas dalam bentuk botol besar kini berganti kemasan menjadi lebih mungil sesuai dengan repositioning produk tersebut dari yang berkesan jantan kini terbuka untuk pasar wanita. Kemudian pertumbuhan pasar swalayan serta berbagai ritel swalayan dalam memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen maupun calon konsumen menuntut suatu kemasan yang dapat menarik perhatian pengunjung sehingga peranan kemasan yang pada fungsi tradisionilnya adalah sebagai sarana pelindung fisik produk tersebut namun jauh dari itu para komunikator pemasaran melihat kemasan juga dapat memberikan peran pemasaran lainnya seperti mengkomunikasikan nilai dan citra dari produk tersebut yang dihubungkan langsung kepada nilai-nilai yang dimiliki oleh konsumen dan calon konsumen agar dapat menstimulasi calon konsumen untuk mengasosiasikan kemasan terhadap produk tersebut. Kemasan masuk ke dalam salah satu bagian dari unsur 4 P dalam pemasaran yaitu Produk, Price, Place dan Promotion, khususnya kebijaksanaan
1
2
seputar produk yang merupakan sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Sebagai bagian dari perencanaan produk konsep utama berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mengembalikan modalnya melalui penjualan terhadap produknya di pasar adalah bagaimana perusahaan tersebut melaksanakan keseluruhan bauran pemasaran; product, price, place, promotion; melalui caracara yang mendukung. Proses pengemasan merupakan proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk komunikasi persuasif kepada pelanggan secara berkelanjutan mengenai suatu merek adalah merupakan jalur yang cukup potensial untuk menyampaikan pesan di sekumpulan produk pada suatu toko retail yang saling berkompetisi langsung terhadap pelanggan maupun calon pelanggan. Berdasarkan uraian di atas penulis memahami dan berasumsi bahwa kemasan dapat dikategorikan sebagai bagian dari konsep komunikasi pemasaran yang belakangan ini berkembang dan telah terjadi suatu tren dalam bidang pemasaran dengan istilah Komunikasi Pemasaran Terpadu ( Integrated Marketing Communication ) yang dapat diuraikan sebagai representasi gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yaitu memfasilitasi terjadinya pertukaran dan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.1 Kemudian dapat penulis menyadari bahwa salah satu ciri utama Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah menggunakan seluruh bentuk kontak
3
komunikasi dan media penyampai pesan yang dapat meraih pelanggan dan menyampaikan merek yang dikomunikasikan melalui cara yang mendukung. Kemasan memerankan keputusan pemilihan produk dimana keseluruhan elemen—elemen dalam kemasan dilihat secara langsung oleh konsumen; harga, informasi mengenai produk, dan citra produk. Dalam sebuah riset ditemukan bahwa peran Periklanan dari kemasan mengungkap bahwa konsumen menghabiskan sedikit waktu sekitar 10-12 detik-untuk memandang sebuah merek sebelum berpindah atau menyeleksi produk dan menempatkannya dalam kereta belanja .
2
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kemasan menjadi lebih sangat penting artinya jika didefinisikan bukan hanya sebagai wadah pembungkus produk tetapi lebih bernilai jika dikaitkan dengan peran pemasaran yang dapat mendukung penjualan melalui proses daya tarik dan proses pencitraan. Para komunikator pemasaran kini melihat kemasan melalui sudut pandang yang berbeda dalam pemanfaatan kemasan secara maksimal. Dalam sebuah artikel pada sebuah majalah Cakram dikemukakan peran kemasan sebagai sarana penjualan nan handal dengan subperan seperti peran komunikasi, peran emosional dan menciptakan identitas bagi sebuah produk. 3 Penulis
berasumsi,
mengkomunikasikan
1
citra
sebagai dan
peran
contoh
komunikasi,
produk
bahwa
kemasan kemasan
Terrence A. Shimp, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hal. 34. 2 Terrence A. Shimp, ibid, hal. 307. 3 Redaksi, Cakram, Kemasan Yang Menjual, Edisi November 2000, No. 307, hal. 36.
4
mengkomunikasikan janji tentang kualitas, rasa, kenikmatan sehingga konsumen bisa mengukur produk dalam kemasan sesuai dengan harapannya. Kemudian peran emosional adalah bagaimana kemasan dapat menggugah perasaan konsumen dan calon konsumen dengan tujuan mencapai minat konsumen atas pertimbangan daya tarik konsumen dan yang terakhir adalah peran kemasan dalam menterjemahkan nilai-nilai yang ada dalam sebuah produk. Memanfaatkan peran kemasan untuk lebih dari sekedar wadah pembungkus merupakan sebuah investasi jangka panjang yang dalam proses pembuatannya, kemasan merupakan bagian dari perencanaan produksi dengan melalui tahapan riset, pembuatan rancangan desain hingga memproduksi kemasan itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan yang pada akhirnya menjadikan kemasan tidak efektif. Fenomena tersebut juga merambah industri rekaman yang berusaha menambah nilai produknya melalui desain kemasan yang menarik dan bagaimana memberikan citra produk terhadap konsumen mereka. Berdasarkan pengamatan penulis, pemasaran melalui kemasan sebagai alat utama pendukungnya merupakan sarana yang cukup efektif
dilihat dari
kekhususan khalayak, produk serta efisiensi biaya untuk album bari dibandingkan dengan sarana-sarana promosi lainnya seperti berpromosi melalui iklan media massa dan promo tur namun kesemuanya haruslah ditunjang oleh jumlah toko penjualan di banyak tempat dan positioning dari toko tersebut. Dalam suatu titik dimana merk dalam produk audio atau jenis musik yang diusung oleh merk yang sudah popular, daya tarik awal atau citra yang diberikan
5
melalui kemasan mungkin tidak perlu di capai. Seperti beberapa album musik rock bernuansa pop yang diusung DEWA, minat beli konsumen akan langsung tertuju kepada kekuatan merk DEWA tersebut atau perlakuan yang sama seperti album-album terkenal lainnya. Namun bagaimana dengan produk audio yang masih belum popular dan group band atau kelompok musik yang juga masih asing di telinga masyarakat dan bagaimana menggunakan sarana yang paling efektif dan efisien dalam melakukan kampanye promosi untuk album mereka menurut manager kreatif Dynamitra Tarra, Bapak Sadarisno, salah satunya adalah menggunakan sarana kemasan atau packaging dengan tujuan menarik perhatian konsumen kemudian memberikan citra produk mereka kepada konsumen ketika produknya dipajang di dalam toko musik . 4 Pemilihan kemasan Jazzlounge, Smooth And Easy, sebagai subjek penelitian adalah untuk mengetahui dan membuktikan fenomena peran kemasan yang bukan sekedar wadah pembungkus dengan tidak memilih album musik yang masih belum popular di mata masyarakat umum namun telah memanfaatkan peran kemasan secara maksimal untuk menimbulkan daya tarik. Penulis memilih pengunjung Disc Tarra Mall Puri Indah sebagai responden karena sesuai dengan target market produk itu sendiri dan memilih Mall Puri Indah sebagai tempat penelitian karena penulis berasumsi bahwa responden yang merupakan target utama produk CD tersebut sering berkunjung ke tempat tersebut.
4
Drs. Sadarisno, Manager Creative Dept, Wawancara tentang daya tarik kemasan, Dynamitra Tarra, Jakarta, 2006.
6
Target market yang berprofesi sebagai karyawan swasta tersebut bekerja di pusat perkantoran swasta yang berdekatan dengan Mall Puri Indah, Jakarta. Penulis berasumsi bahwa tujuan diadakannya perubahan kemasan adalah selain pelindung bagi produk fisik tersebut dan mengkomunikasikan serta memberikan citra tentang produknya serta untuk menunjang aktivitas pemasaran, salah satunya bagaimana membuat kemasan memiliki daya tarik apabila dipajang pada rak di toko disctarra, Mall Puri Indah. Untuk lebih memahami pemahaman dari masalah pokok penelitian ini, selanjutnya penulis akan menjelaskan mengenai daya tarik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut : daya tarik adalah kemampuan untuk menarik (memikat) perhatian.5 Penulis setuju dengan pengertian di atas bahwa daya tarik adalah kemampuan untuk dapat menarik atau memikat perhatian orang yang memperhatikan, melihat, atau mendenngarkan sesuatu tersebut. Menurut W.J.S. Poewedarminta definisi daya, adalah kekuatan atau tenaga.6 Sedangkan definisi tarik, menurut W.J.S. Poewedarminta adalah, mengambil minat dan membangkitkan hasrat untuk diperhatikan .
5 6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2000. W.J.S. Poewedarminta, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hal. 233.
7
Dari pendapat di atas, dapat diasumsikan bahwa daya tarik adalah kekuatan atau tenaga yang dapat menarik minat dan membangkitkan hasrat untuk memperhatikan kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy, di dalam toko DiscTarra, Mall Puri Indah. Pengertian daya tarik jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian penulis, adalah kekuatan atau tenaga yang dapat menarik minat dan membangkitkan hasrat seorang individu atau kelompok individu mengenai kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy.
I.2 Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah pokok penelitian sebagai berikut :. Bagaimana Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy pada rak di Disc Tarra Mall Puri Indah .
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penulisan ini adalah untuk mengetahui pendapat responden terhadap daya tarik desain kemasan Compact Disc Jazzlounge, Smooth And Easy bagi pengunjung Disc Tarra Mall Puri Indah, Jakarta Barat.
8
I.4. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan secara teorities untuk mengembangkan ilmu Komunikasi Pemasaran pada umumnya dan kemasan produk pada khususnya. 2. Kegunaan secara praktis untuk memberikan informasi kepada khalayak dan para praktisi mengenai konsep desain kemasan dan peranan kemasan dalam menunjang aktifitas pemasaran.
9
BAB II KERANGKA TEORI
II.1
Kemasan Sebagai Proses Komunikasi Pada kemasan terdapat tendensi bagaimana kemasan mengkomunikasikan
secara keseluruhan tentang apa yang diinginkan oleh produsen mengenai produknya melalui perencanaan desain kemasan . Pada teori Gestalt dikemukakan bagaimana seseorang akan menangkap stimuli atau rangsang yang masuk secara keseluruhan dalam satuan-satuan atau kelompok bermakna sebelum memberi respon.. Kemudian pada teori mengenai dampak media Stimulus Respon De Fleur, proses komunikasi itu dapat ditunjukkan melalui teori komunikasi massa melalui model Stimulus — Respon ( S-R ) Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Pernyataan di atas merujuk kepada bagaimana orang menerima rangsang kemudian meresponnya melalui proses penerimaan masing-masing. Stimulus pada penelitian ini berupa daya tarik kemasan dimasa unsurunsurnya berupa logo atau nama merek, ilustrasi, warna, tipografi, lay out, bentuk dan ukuran kemasan, serta informasi produk pada kemasan. Sedangkan respon pada penelitian ini berupa pendapat responden setelah melihat dan mengetahui keberadaan produk melalui kemasannya.
9
10
Pendapat responden merupakan proses dimana seseorang melakukan aktivitas kontak dengman lingkungannya. Dapat pula dikatakan suatu proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsirannya . Rangsang tersebut dapat berasal dari benda atau pengalaman. Seperti diketahui, pengalihan pesan dapat berlangsung melalui beberapa saluran penginderaan. Tetapi, menurut penyelidikan para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 persen adalah secara kasatmata. Kemampuan membaca bahasa kasatmata dengan demikian merupakan suatu dasar disiplin pembentukan, yakni berpikir dalam pengertian struktur, sekaligus sebagai tindakan kreatif dalam menyatukan dirinya dengan pengetahuannya, maupun dalam upaya pembentukan kembali dirinya sebagai manusia seutuhnya. Dalam dunia kita yang pernah kegalauan kasatmata dan tanpa kasatmata, manusia tidak mungkin menanggung khaos emosional dan intelektual lebih daripada yang dapat terpikul oleh eksistensi biologisnya. Karakteristik utama pada
bahasa kasatmata
adalah melalui kekuatan lenturnya
memungkinkan pengalaman terbentuk ke dalam suatu keseluruhan organis, sehingga pemirsa memperoleh pengintegrasian kembali dirinya dengan lingkungannya. Walaupun demikian, perlu dicamkan bahwa indera kita hanya merupakan suatu perangkat gerbang penerima isyarat-isyarat pada tubuh kita yang meneruskannya kembali ke bagian otak. Sebenarnya, otaklah yang melihat , bukan terutama mata. Berkat proses belajar dan latihan, manusia mampu menyerap, menafsirkan, dan mengolah terpa rangsang terpilih yang termasuk ke dalam otak melalui penglihatannya.
11
Tuhan membekali otak manusia demikian rupa disiapkan atau diprogramkan agar : (1) berhasrat mengetahui atau ingin mencari informasi; (2) mengumpulkan seluruh informasi sebanyak yang dapat digapainya, dan memilih kepingan-kepingan yang dianggap layak, potensial, atau beruna bagi dirinya; (3) menyusun dan menyimpan informasi tersebut ke dalam gudang ingatannya; (4) menggali kembali informasi yang pernah tersimpan dalam ingatannya sewaktu diperlukan dalam pengambilan keputusan. Penafsiran terhadap masukan sensoris, selain dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau, melibatkan pula berbagai faktor, seperti kecerdasan, sikap emosional, dan intensitas konsentrasi berpikir pada saat tersebut. Demikianlah, suatu gabungan dari masukan sensoris, pengalaman masa lampau, kecerdasan, dan sikap, bekerja demikian rupa sehingga menghasilkan persepsi tertentu terhadap rangsang dari suatu benda. Makna pokok dari uraian singkat di atas adalah bahwa komunikasi visual senantiasa melibatkan suatu proses persepsi yang perjalanannya tidak selalu otomatis. Pada tahap pertama terdapat saringan perhatian (attention filter). Setiap orang sengaja atau tidak sengaja, menghindari serbuan rangsang (stimuli) yang menerpanya. Ia hanya baca penerbitan-penerbitan tertentu, pemirsa hanya acara-acara televisi yang dipilihnya, dan tidak pernah menghampiri poster terdekat. Lebih jauh, banyak terpa rangsang yang ditepisnya karena dianggap tidak menarik atau kurang relevan baginya. Maka, hanya sejumlah materi promosi atau pesan-pesan persuasif lainnya
12
saja yang berhasil menerpa seseorang. Bahkan hanya sebagian kecilnya saja yang berhasil lulus melalui saringan perhatian. Tahap dua adalah proses penafsiran. Setiap individu mengorganisasi isi rangsang yang diterima kedalam model realitasnya sendiri. Ketika terjadi hal demikian, orang tersebut tidak jarang melakukan penyederhanaan, distorsi, pengaturan, dan bahkan penciptaan rangsang juga. Keluaran ( output) dari proses ini adalah suatu kesadaran mengamati (cognitive awareness) dan penafsiran rangsang-rangsang suatu pengamatan (cognition). Rangsang dan kondisi khalayak mempengarui proses penerimaan pesan pada manusia. Pertama adalah masukan (input) proses, yakni suatu rangsang (stimulus). Ukuran, intensitas, pesan, kebaruan, posisi, dan konteks akan mempengaruhi kedua tahap proses. Yang kedua disebut “kondisi khalayak” (audience conditions) atau yang mencerminkan perbedaan individu. Proses yang berlangsung pada setiap orang tidaklah sama, walaupun rangsangnya mungkin sama. Ini berkaitan dengan hal-hal seperti terhadap apa mereka tertarik, dan bagaimanakah mereka menafsirkan informasi. II.2 Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran Penulis memahami dan berasumsi bahwa kemasan dapat dikategorikan sebagai bagian dari konsep komunikasi pemasaran yang belakangan ini berkembang dan telah terjadi suatu tren dalam bidang pemasaran dengan istilah Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication) yang dapat diuraikan sebagai representasi gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek.
13
Kemudian penulis menyadari bahwa salah satu ciri utama Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah menggunakan seluruh bentuk kontak komunikasi dan media penyampai pesan yang dapat meraih pelanggan dan menyampaikan merek yang dikomunikasikan melalui cara yang mendukung. Kemasaran memerankan keputusan pemilihan produk dimana keseluruhan elemen-elemen dalam kemasan dilihat secara langsung oleh konsumen; harga, informasi mengenai produk, dan citra produk. Secara singkat strategi komunikasi pemasaran merupakan rencana yang cermat dan sistematis mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Gueck mengartikan strategi sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.1 Sedangkan komunikasi pemasaran merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada publik khususnya kepada konsumen yang menjadi target market produk tersebut. Sedangkan secara luas komunikasi pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dan merupakan kegiatan yang membantu dalam mengambil keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan semua pihak. 1
Lawrence R. Jauch dan William F. Gueck, Manajemen Starategis & Kebijakan Perusahaan, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 12.
14
Strategi pemasaran merupakan kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran. Konsep dasar dalam bauran pemasaran adalah : 1. Produk Produk merupakan sesuatu yang disengaja diciptakan produsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produsen menciptakan selain untuk kebutuhan masyarakat juga untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya karena masyarakat mendapatkan produk tersebut dengan cara membeli. 2. Price Harga dari sebuah produk merupakan bagian dari rencana pemasaran yang memerlukan strategi dalam pemberian harga produk. Harga diambil berdasarkan biaya produksi, distribusi, promosi maupun berdasarkan gaya hidup masyarakat dan konsumen. 3. Place Penempatan suatu produk yang meliputi distribusi dan tempat penjualan. Merencanakan distribusi maupun menempatkan produk di pasar penting untuk dilakukan. Hal ini menurut penulis meliputi bagaimana barang tersebut dikirim dari pabrikan atau produsen hingga sampai ke tangan produsen. Sangat penting bagi masyarakat atau konsumen untuk mendapatkan barang atau produk tersebut dengan mudah terjangkau dan sesuai dengan target market dari produk tersebut.
15
4. Promosi Promosi tentang produk yang akan dipasarkan merupakan sesuatu yang perlu untuk dilakukan. Karena tanpa melakukan kegiatan berpromosi masyarakat tidak akan sadar atau aware terhadap produk yang dipasarkan. Selain itu pada tahap kelanjutan hidup suatu produk di pasar, kegiatan promosi diperlukan agar produk tetap bertahan dalam benak khalayak. II.3 Kemasan Menurut William J Stanton, pengemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Selain itu kemasan juga diartikan sebagai kegiatan —kegiatan umum dalam merencanakan barang-barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan sebagai suatu barang.2 Menurut buku panduan pengemasan Indonesia, kemasan adalah semua benda yang dirancang khusus yang diikutkan pada produknya sejak produk itu selesai diproses, siap untuk dikemas sampai akhirnya produk itu tiba ditangan konsumen.3 Banyak faktor yang mendasari semakin meningkatnya penggunaan untuk memaksimalkan kemasan, antara lain4 :
2 3 4
William J. Stanton, Prinseip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 1985, hal. 128. Institut Pengemasan Indonesia, Panduan Pengemasan Indonesia, 1984, hal. 139. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 88-89.
16
1. Swalayan, yaitu semakin banyaknya produk yang dijual secara swalayan di toko atau pasar swalayan. 2 . Kemakmuran konsumen; meningkatnya kemakmuran konsumen berarti bersedia membayar lebih mahal untuk kenyamanan, penampilan, keandalan dan gengsi dari kemasan yang lebih baik 3 . Citra
Perusahaan
dan
Merek;
kemasan
yang
baik
dapat
mengkomunikasikan nilai-nilai merek dan menambah nilai positif bagi perusahaan 4 . Peluang Inovasi; cara pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat besar bagi konsumen dan laba bagi produsen.
II.4 Strategi Kemasan Kemasan selain mempunyai peran fungsionil, ia mempunyai peran emosionil yaitu menggugah minat konsumen dan calon konsumen. Para desainer kemasan dituntut untuk dapat mengolah dan merancang pesan guna mendapatkan respon yang positif dari para audiens. Secara teoritis strategi komunikasi kemasan dapat merujuk kepada teknik komunikasi persuasif tentang bagaimana menggugah kesadaran, menarik minat, mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Dalam melakukan perencanaan komunikasi pada kemasan melibatkan tiga unsur penting, antara lain5 :
5
Rani Indrawati, Tugas Akhir, Daya Tarik Kemasan Pop Corn, Trisakti, 2002, Bab II, hal. 10.
17
1 . Unsur rencana pemasaran, yaitu menjelaskan karakteristik pasar melalui identifikasi khalayak yang dituju maupun mengidentifikasi produk seperti karakteristik produk, hierarki produk dan konsep kreatif yang diperlukan agar dapat mengkomunikasikan citra dan contoh produk bahwa kemasan mengkomunikasikan janji tentang kualitas, rasa, kenikmatan sehingga konsumen bisa mengukur produk dalam kemasan sesuai dengan harapannya. 2. Unsur fungsional, termasuk di dalamnya pemilihan bahan yang sesuai, cara kemasan melindungi isinya, praktis, nyaman untuk digunakan, dan lain-lain Penulis dapat memahami dari pernyataan kegunaan fungsionil kemasan, yaitu terletak dari kemampuan kemasan dalam menyimpan produk itu sendiri sebagai faktor pengamanan, kemudahan dan praktis dan nyaman bagi konsumen dalam menggunakan kemasan, ukuran kemasan, material fisik yang digunakan dalam membuat kemasan. Kemudian kemasan dapat terdiri dari tiga tingkat bahan, yang pertama dapat disebut kemasan primer atau kemasan utama, yang kedua kemasan sekunder dan yang ketiga kemasan paling luar ( shipping packaging ) biasanya dalam bentuk karton yang terdiri dari sejumlah kemasan produk dan bertujuan agar mencegah kemasan dari kerusakan pada saat pengepakan maupun pengiriman . 3. Unsur grafis ( visual ), faktor visual yang menarik perhatian konsumen dan menolong kemasan agar berdaya jual tinggi. Hal ini meliputi bentuk, penampilan warna dan elemen grafis yang menyertai kemasan yang dapat menimbulkan ketertarikan mata bagi yang melihatnya dan daya stopping power yang mempengaruhi konsumen. Kemasan juga mempunyai peranan
18
sebagai penghubung antara produk dengan iklan yang menginformasikan produk.
II.5 Desain Kemasan Definisi desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.6 Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain. Sedangkan Jessica Helfand mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat. 7 Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam kemasan.
Desain
kemasan
yang
efektif
adalah
salah
satu
yang
memungkinkan arus mata yang sehat dalam menyediakan poin fokus bagi 6
Danton Sihombing, Tipografi dalam desain grafis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal. 2-3.
19
konsumen. Para desainer kemasan menyertakan beragam elemen bersamasama dalam satu kemasan untuk membantu mendefinisikan citra merek. Dalam merencanakan pengemasan terdapat tendensi bagaimana konsumen dapat menghubungkan berbagai karakteristik dari suatu kemasan terhadap merek itu sendiri yang berarti setiap kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui beragam komponen simbolik, warna, tata letak, bentuk, ukuran, material fisik serta informasi dalam label. Berbagai komponen tersebut bersama-sama diupayakan untuk mewakili apa yang bertindak sebagai gestalt, yakni orang-orang bereaksi secara keseluruhan. Mendesain berarti merancang, mengolah, dan menterjemahkan kepentingan perusahaan dalam produknya melalui kemasan, yang dengannya konsumen atau calon konsumen dapat memaknai sebuah produk dan mengasosiasikan produk dengan kepentingannya Mendesain kemasan merupakan hal yang paling khusus dan memerlukan perhatian yang amat serius bagi para desainer kemasan, karena pada tahap ini semua hal-hal yang berhubungan dengan produk adalah pesan yaitu merek, warna, illustrasi, tipografi, slogan, bentuk dan ukuran kemasan dan format tata letak yang akan di sampaikan kepada konsumen dan calon konsumen.
II.6 Strategi Desain Kemasan
7
www.aiga.com
20
Dalam merancang kemasan diperlukan strategi dalam merancang konsep suatu bentuk pesan yang dapat menggugah kesadaran akan keberadaan produk apabila dipajang di rak-rak toko maupun membangkitkan selera khalayak apabila produk sudah berada di tangan konsumen. Dalam menyusun apa yang harus disampaikan kepada khalayak dapat dilakukan dengan memecahkan masalah sebagai berikut8 : 1. Isi Pesan 2. Struktur Pesan 3. Format Pesan 4. Sumber pesan
II.6.1 Isi pesan Pada tahap ini komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan oleh konsumen atau calon konsumen. Dalam membuat isi pesan terdapat pertimbangan daya tarik yang digunakan dalam pengembangan isi pesan. Yaitu daya tarik rasional yang memfokuskan pada segi praktis, fungsi atau kegunaan produk. Daya tarik emosional berkaitan dengan kebutuhan psikologis atau kebutuhan sosial sasaran. Komunikator dapat juga membuat himbauan yang membangkitkan rasa takut, salah dan malu agar khalayak berbuat sesuatu sesuai apa yang diharapkan oleh si komunikator atau himbauan emosional positif seperti lelucon, kebanggaan, cinta dan hal yang menyenangkan dan yang terakhir daya
8
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1998, hal. 255.
21
tarik kombinasi yaitu menggunakan kedua strategi di atas yang bertujuan menciptakan pesan yang efektif.
II.6.2 Struktur pesan Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Penyimpulan adalah persoalan apakah komunikator harus membuat kesimpulan tertentu bagi khalayak atau menyerahkan kesimpulan pertanyaan apakah komunikator harus menyajikan argument yang lebih kuat pada awal komunikasi atau pada akhir komunikasi disebut anti klimaks. Kemudian penyajian yang klimaks adalah pesan yang disajikan dengan argument awal terlebih dahulu baru kemudian argument yang lebih kuat pada akhir komunikasi.9 Dalam merancang pesan pada kemasan, para desainer kemasan harus memperhitungkan terlebih dahulu elemen kemasan mana yang akan ditonjolkan dari elemen — elemen, warna, bentuk kemasan, ukuran kemasan, Ilustrasi, nama merek. Pada tahap ini mendorong komunikator untuk menentukan prioritas yang mana yang akan dijadikan unsur utama dalam menyajikan pesan yang akan disampaikan. II.6.3 Format pesan Setelah menganalisa prioritas komunikasi pada struktur pesan maka pada tahap ini, desainer kemasan harus dapat memformulasikan tata letak dari beragam komponen-komponen komunikasi pesan verbal dan visual.
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Pnehhallindo, Jakarta, 2002, hal. 635.
22
Dalam memformat pesan, pengorganisasian struktur tata letak menurut Dendi Sudiana dalam buku komunikasi periklanan cetak menuntun pandangan pemirsa terhadap pesan cetak. Dua konsep dari psikologi Gestalt menolong kita untuk mamahami penasiran. Pertama, bahwa rangsang dipahami sebagai suatu keseluruhan. Kedua, bahwa setiap individu memiliki suatu dorongan kognitif ke a rah suatu konfigurasi kognitif yang teratur. Pengisian ( closure) merupakan suatu contoh dorongan kognitif kearah konfigurasi bersahabat, beraturan dan bermakna.10 Bila ada orang mengetahui bahwa ada yang kurang dari sebuah gambar atau tulisan maka pikirannya akan menambahkannya. Intinya berbagai kondisi yang terdapat pada khalayak dapat mempengaruhi penafsiran, antar lain seperti kebutuhan, nilai, merk yang disukai, situasi sosial, gaya kognitif, dan kebutuhan kognitif. Dibawah ini terdapat beberapa prinsip dasar dalam pengolahan grafis, antara lain11 : 1. Prinsip Keseimbangan, yaitu pengaturan yang berbentuk simetris, asimetris 2. Prinsip Titik Fokus, yaitu pengaturan yang memfokuskan pesan dari berbagai elemen dan komponen, sehingga terkesan terdapat pengkhususan tersendiri terhadap pesan tersebut sehingga pemirsa dapat langsung mengetahui pesan.
10 11
Dendi Sudiana, Komunikasi Periklanan Cetak, Remaja Karya, Bandung, 1986, hal. 24. Ibid, hal. 26.
23
3. Prinsip Ritme; Ritme pada pengolahan grafis merupakan pola yang diciptakan denngan mengulang atau membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang diberikan terhadap ruang yang ada di antaranya dan dengan membangun rasa perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya. 4. Prinsip Kesatuan, yaitu mengorganisasikan seluruh elemen dalam satu tampilan wadah. 5. Grid, yaitu membagi subbagian format ke dalam bagian horizontal dan vertical secara tetap; kolom, margin dan ruang yang membentuk kerangka untuk mengorganisasi ruang, tipe dan gambar dalam desain 6. Penjajaran, yaitu hubungan visual yang dibuat antara elemen-elemen bentuk dan obyek yang mempunyaigaris poros yang sama. 7. Aliran, yaitu menggunakan prinsip ritme yang seolah-olah bergerak dari elemen satu ke elemen lain.
II.6.4 Sumber Pesan Sumber pesan dapat berbentuk tentang siapa produsen yang membuat produk dan dapat pu;a berbentuk endoser atau tokoh iklan yang tampil pada komunikasi iklan, sedangkan pada kemasan audio sumber pesan dapat berupa artis atau pemusik yang membuat album tersebut.
24
II.7 Elemen - Elemen Desain Kemasan II.7.1 Logo Hal yang berhubungan dengan kemasan adalah elemen desain grafis yang disebut logo atau merek. Guna mengidentifikasi. Para konsumen mempelajari logologo tersebut dan dengan mudah mengenali merek di mana logo-logo terpampang. Dalam dunia pemasaran desain-desain logo sangat beragam, mulai dari desain yang sangat abstrak, naturalis, hingga yang sangat simpel. Namun perlu di sadari oleh para komunikator pemasaran, penciptaan logo dapat mempertimbangkan faktor-faktor : 1. Sejarah ( heraldic ) 2. Identitas atau kekhasan 3. Asosiatif 4. Artistik 5. Komunikatif 6. Impresif 7. Simbolik Secara umum logo-logo yang baik adalah yang mudah dikenali, membawa arti yang sama, bagi seluruh anggota sasaran , dan menimbulkan perasaan yang positif.
II.7.2 Warna Strategi pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna mempengaruhi orang secara emosional. Sebagai contoh, apa yang disebut panjang
25
gelombang tinggi warna merah, oranye, serta kuning, mengarah hati (mood). Merah kerapkali digambarkan dalam penegrtian aktif, merangsang, energik, dan penuh vitalitas.
Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal pada para pembeli propektif, termasuk kualitas, rasa, serta kemampuan produk untuk memuaskan beragam kebutuhan psikologis. Berbagai penelitian telah mendokumentasikan peran penting bahwa warna berperan dalam mempengaruhi panca indera kita. Dalam satu studi, para peneliti menguji peran yang ditunjukan warna dengan menggunakan pudding vanila menambahkan warna-warna makanan untuk menciptakan rasa warna coklat gelap. Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan perbedaan kerucut-kerucut warna pada retina untuk bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi mata manusia. Tidak jarang terjadi keputusan penggunaan warna dalam komunikasi visual dilandasi oleh praduga bahwa itu lebih baik daripada hitam atau putih. Keputusan penggunaan warna didasari oleh : 1. Untuk identifikasi Dalam praktek sehari-hari tidak jarang terjadi penggunaan warna sebagai lambang atau tanda-tanda yang mengandung makna tertentu yang telah disepakati bersama. Misalnya penggunaan warna sebagai lambing kadang-kadang tidak berlaku universal karena terdapat berbagai tradisi kebudayaan.
26
2. Untuk menarik perhatian Berbagai tes memberikan kesimpulan bahwa jumlah orang yang memperhatikan suatu pesan tercetak meningkat dengan pembubuhan warna. Sebaiknya warna diterapkan pada unsure-unsur yang paling dominant dan patut ditampilkan. Karena penandasan tercapai berkat kontras atau lawanan, maka seyogyanya warna-warna ditempatkan secara bijaksana. Warna-warna yang dapat menyajikan derajat kontrsa adalah : komplementer, pecahan komplementer, analogi, dan monokromatis. 3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis Warna-warna yang menguasai suatu media, harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan. Pembubuhan warna yang menyelingkan kesejukan dan kehangatan secara silih berganti menyarankan suatu suasana di antara formal dan ceria. Warna merah dapat lebih menandaskan suasana hati dan gagasan mengenai kehidupan, seperti tindakan, gairah, dan gaya. Kuning membubuhkan kehangatan. HIjau sering dihubungkan dengan kesuburan, keteduhan, dan ketakwaan. Ungu melambangkan keagungan dan kemegahan. Putih bagi kemurnian. 4. Untuk mengembangkan asosiasi Adalah wajar bagi orang awam untuk mempertalikan warna-warna tertentu dengan produk-produk tertentu. Secara beruntung warna merah dihubungkan dengan buah ceri, sementara warna hijau tidak selalu dipertalikan dengan buah segar. Tidak sedikit asosiasi yang bersifat umum sehingga tidak meragukan lagi. Suatu riset, bagaimanapun, dapat dilakukan sebelum pemilihan warna. Pertimbangan pribadi tidak selalu dapat diandalkan. Misalnya, seseorang mungkin
27
menyangka bahwa warna merah jambu lebih disukai daripada warna biru muda untuk produk bedak kosmetik. 5. Untuk membangun ketahanan minat, yaitu ketika memaparkan sesuatu, tidak jarang kita merujuk pada warnanya. Ini disebabkan warna mengandung nilai kenangan
yang tinggi; suatu segi yang paling mudah dipateri oleh
komunikator kepada benak komunikan. Suatu warna seyogianya menguasai karena akan membantu pemirsa mengigat apa yang pernah dilihatnya. Para komunikator, tentu saja,sangat berkepentingan agar pembaca dapat mengingat kembali pesan, dan mengulang warna —warna tertentu sdalam kampanye mereka untuk makin memapankan identifikasi produk. 6. Untuk menciptakan suatu suasana yang menyenangkan Pembubuhan warna mungkin dapat merebut perhatian awal komunikan. Tetapi, apabila keadaan tersebut dikembangkan menjadi minat, maka pembaca yang sibuk tidak akan meluangkan waktunya bagi penyerapan pesan. Pemilihan dan penerapan warna secara serampangan akan mengusir pemirsa segera setelah perhatiannya tergugah. Oleh sebab itu, dilihat dari sudut pandangan komunikator, kesalahan penggunaan warna dalam suatu pesan, jelas merugikan. Berbagai kecenderungan warna berhubungan dengan usia, latar belakang pendidikan, dan letak geografis dari mereka yang dites. Warna-warna cerah menarik perhatian anak-anak muda, warna-warna lunak bagi orang-orang yang lebih dewasa dan bagi mereka dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Tes kecendrungan sedikit-banyak bermanfaat bagi para komunikator pemasaran sejauh ia mengenal kelompok-kelompok khusus yang akan menjadi
28
sasaran pesannya. Tetapi, nilai tes umum masih dapat dipertanyakan mengingat kenyataan bahwa para peneliti juga menemukan bahwa warna-warna yang sering dianggap favorit ternyata tidak selalu menarik dalam penggunaan-penggunaan tertentu. Bagaimanapun, warna-warna — termasuk hitam, abu-abu, dan putih — pada lembar tercetak perlu ditata demikian rupa sesuai dengan asas dasar yang sama dari tata letak, yakni mengandung kesan-kesan keseimbangan, kontras, proporsi, irama, keselarasan, gerakan, dan kesatuan. Namun penulis juga menyadari bahwa pemanfaatan warna mengandung arti yang berbeda-beda dari suatu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh warna kuning pada masyarakat Jakarta sering digunakan apabila ada kedukaan, namun di daerah Yogyakarta warna putih digunakan untuk menandakan kedukaan. Begitu pula arti dari warna juga berbeda pada setiap wilayah geografis. Sebagai contoh warna Merah di Eropa dan Amerika memberikan arti keberanian, namun pada masyarakat Cina merah mengandung arti keberuntungan atau warna hoki.
II.7.3 Ilustrasi Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi periklanan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata. Ilustrasi (dalam hal ini termasuk pula foto, diagram, peta, grafik, dan tanda-tanda) dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih berhasil daripada teks.
29
Pembubuhan illustrasi harus berdasarkan fungsinya yang khas. Bila suatu kemasan dipandang akan lebih berdaya guna bila dibubuhi ilustrasi, maka biaya tambahan yang terlibat dalam mempersiapkan ilustrasi dapat dibenarkan. Di lain pihak, untuk mencapai kelompok-kelompok tertentu ( misalnya kelompok yang sudah terbiasa membaca ) mungkin tidak diperlukan ilustrasi atau sedikit saja yang benar-benar fungsional. Bagaimanapun, fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah untuk 1. Menarik perhatian. 2. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan. 3. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk. 4. Menjelaskan suatu pernyataan. 5. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian pembaca diantara rentetan pesan lainnya dalam suatu media yang sama. 6. Menciptakan suatu suasana khas. 7. Medramatisasi pesan. 8. Menonjolkan suatu merk atau menunjang semboyan yang ditampilkan. Ilustrasi dapat berbentuk gambar bermakna yaitu memberikan makna tertentu mengenai sesuatu, gambar relasi tanda yaitu menggunakan tanda dari sesuatu dan ilustrasi symbol adalah ilustrasi objek sebagai symbol.
II.7.4 Typografi Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan penerima pesan.
30
Selama beradab-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa atulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif, sehingga bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara kasatmata huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra atau kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut typografi. Beberapa wajah huruf mengesankan suasana-suasana tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita dan sebagainya. Dalam dunia typografi terdapat kecenderunan-kecenderungan yang harus memuaskan dalam dirinya, tetapi yang terlebih penting lagi adalah, ia harus tampak memuaskan dalam pertalian dengan huruf-huruf naratunggal lainnya. Sesungguhnya, ujian bagi suatu jenis huruf bukan terletak pada penampilan huruf secara naratunggal, melainkan betapa huruf-huruf tersebut tergabung ke dalam bentuk kata-kata , baris-baris, dan halaman-halaman. Oleh karena itu para desainer atau komunikator visual harus dapat mengenali berbagai tipe atau bentuk wajah huruf yang jumlahnya ribuan. Roy
31
Nelson dalam terjemahan dari bukunya yang berjudul, The Design of Advertising, 1977 membagi wajah-wajah huruf ke dalam enam golongan12 : 1. Romawi Gaya Lama (Old-Style Romans); Wajah huruf yang bertolak dari aksara Romawi permulaan, terutama yang terukir pada tiang anggun di Roma sebagai persembahan kepada Kaisar Trajan. Sampai kini tidak sedikit ahli huruf yang berpendapat bahwa jenis huruf seperti ini adalah yang terindah dari semua huruf dan yangh paling mudah dibaca. Dua keluarga huruf dari sekian banyak yang tergolong ke dalam Romawi gaya lama adalah Caslon dan Garamond. 2.
Romawi modern (Modern Romans); Salah satu dari wajah huruf yang paling terkenal adalah Bodoni, yang memiliki banyak variasi ujuran dan ketebalan.
3 . Romawi peralihan (Transitional Romans); Yang termasuk golongan ini adalah jenis-jenis huruf Romawi yang memiliki ciri-ciri peralihan gaya lama ke modern. Bakersville, yang termasuk ke dalam golonngan Romawi demikian, misalnya, menampilkan kesan lebih ringan daripada gaya lama biasa, tetapi tidak terlampau mekanis bila dibandingkan dengan yang modern. Ditto Times Roman tergolong pula ke dalam Romawi peralihan. 4 . Tanpa kait (sans-serif); Ada yang berpendapat bahwa tidak adanya horisontalisasi yang terbubuhkan oleh kait, selain menimbulkan kesan monoton, juga menyulitkan mata pemirsa dalam menyambungkan huruf demi huruf. Tetapi beberapa jenis huruf tanpa kait telah direka untuk mengatasi masalah tersebut. Pada masa kini huruf tanpa kait berhasil menarik perhatian
12
Dendi Sudiana, ibid, hal. 57.
32
banyak orang, terutama untuk wajah judul, headline dan sebagainya. Wajah huruf tanpa kait muncul dalam tiga variasi bentuk utama: tanpa kait yang diilhami oleh aliran Bauhaus, seperti Futura,dan Spartan; gotik yang diilhami oleh Swwis, seperti Hevetica dan Universe; dan huruf-huruf lainnya yang mengandung tipis-tebal seperti Romawi, hanya tanpa-kait, seperti Optima, Radiant, dan Brodway. 5 . Berkait papak (slab serifs atau square serifs); Huruf-huruf ini memiliki karakteristik seperti tanpa kait, tetapi berkait. Pada masa lampau huruf demikian dikenal sebagai Egyptians. Beberapa panamaan terhadap wajah huruf golongan ini mencerminkan pengaruh Mesir: Cairo, Karnak, Stymie, Memphis. Sebuah penamaan lain mencerminkan mutu mirip-bangunan: Girder. Kebanyakan huruf berkait papak tidak mudah terbaca, apalgi bila jumlahnya banyak. Tetapi bagi jenis-jenis periklanan tertentu, huruf-huruf demikian cukup baik ditampilkan sebagai judul. 6. Aneka ragam (miscellaneous). Yang termasuk ke dalam golongan ini ialah semua huruf yang tidak tergolong kedalam salah satu kategori lain. Diantaranya ialah huruf-huruf ornamental seperti PT Barnum, Dom Casual, Umbra, Baloon, Cooper Black, Nubian, Peignot, Rustic, dan lain-lain yang hanya sekali-sekali saja dipergunakan orang. Dalam lingkungan suatu golongan huruf, boleh jadi terdapat variasi kelebaran (width), ketebalan (weight), perawakan (posture), tetapi karakteristik dari reka bentuk setiap huruf tersebut tetap. Berbagai variasi kelebaran huruf merujuk pemampatan atau pengembangan wajah, yang meliputi istilah-istilah
33
seperti mampat (condensed), sangat mampat (extra condensed), dan terkembang (Extended, wide, atau expanded). Beberapa tingkat ketebalan, yakni apakah sapuannya relatif ringan atau berat, meliputi istilah-istilah tipis, sedang, agak tebal, dan sangat tebal (light, medium, demi bold, bold, dan extra bold atau heavy). Huruf-huruf dengan perawakan yang miring biasa disebut italic.
II.7.5 Bentuk Kemasan Salah satu cara membangkitkan perasaan adalah melalui pilihan bentuk kemasan itu sendiri. Bentuk memiliki berbagai konotasi spesifik. Umumnya bentuk bundar dan lengkung berkonotasi feminine, sementara bentuk tajam, bersudut runcing mengarah pada maskulinitas. Suatu bentuk kemasan juga berpengaruh pada penampilan volume kotak kemasan. Secara umum, bila dua kemasan memiliki volume yang sama tetapi bentuk yang berbeda, bentuk kemasan yang lebih tinggi akan tampak memiliki isi yang lebih banyak, karena berhubunngan dengan ketinggiannya.
II.7.6 Ukuran Kemasan Para desainer kemasan harus memperhatikan betul dalam menawarkan wadah yang berbeda ukuran untuk memuaskan kebutuhan yang unik dari beragam segmen pasar, untuk mewakili situasi pemanfaatan yang berbeda dan juga untuk memperoleh ruang pajang di gerai atau toko-toko. Secara khusus perspektif konsumen akan ukuran kemasan adalah apakah mereka akan mengkonsumsi isi yang lebih banyak dari ukuran yang besar daripada kemasan yang lebih kecil.
34
Alasan utama prilaku ini adalah bahwa konsumen menganggap bahwa mereka akan memperoleh harga unit yang lebih rendah pada kemasan yang lebih besar dibandingkan kemasan yang berukuran lebih kecil.
II.7.7 Informasi Label dan Produk Pada Pemasan Informasi label dan produk pada kemasan dapat berisikan data mengenai produsen, manfaat dan keuntungan produk, cara penggunaan maupun kode-kode lainnya agar konsumen tahu dan mengerti mengenai manfaat yang mereka dapatkan dari produk tersebut. Informasi pada kemasan juga meliputi informasi yang terdapat pada body teks atau body copy yang menjelaskan secara rinci tentang produk yang bersangkutan dan berfungsi menyampaikan pesan penjualan yang membutuhkan penjelasan yang lebih detail untuk meyakinkan pembaca.
35
BAB III METODOLOGI
III.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.1 Berdasarkan paparan di atas tipe penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu hanya memaparkan efek atau pendapat responden terhadap daya tarik desain kemasan melalui elemen-elemen atau unsur-unsurnya seperti logo, warna, ilustrasi, tipografi, bentuk kemasan, format atau lay out, maupun ukuran kemasan tanpa mencari hubungan diantaranya.
III.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional survey yaitu metode pengumpulan data pada suatu saat tertentu. Metode penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner atau angket pada suatu saat tertentu dimana terdapat kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Metode survey adalah penelitian yang digunakan untuk mencari faktafakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan yang faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dan suatu kelompok ataupun suatu
35
36
daerah dengan menekankan penggunaan pengumpulan data yang representative, tidak saja dari pernyataan tentang suatu masalah tetapi juga dapat menerangkan sebagian dari kelompok-kelompok tertentu.2 Berdasarkan keterangan di atas maka penulis berpendapat bahwa hal tersebut di atas sesuai dengan kondisi penelitian penulis yaitu bertujuan menjelaskan pendapat masyarakat yang diwakili oleh pengunjung Disc Tarra mengenai konsep grafis kemasan yang telah beredar di masyarakat sejak tahun 2005.
III.3 Populasi dan Sampling Populasi pada penelitian- ini adalah pengunjung toko DiscTarra Mall Puri Indah. Penulis memilih tempat ini karena berdasarkan sebagian besar pengunjung toko Disc Tarra sesuai dengan sasaran komunikasi dari subjek penelitian. Kemudian berdasarkan pengamatan penulis dan pertanyaan yang diajukan kepada Disc Tarra Distric Manager, Bapak Ronny Mandagi, bahwa perkiraan banyaknya pengunjung toko berkisar antara 100 hingga 150 pengunjung setiap harinya. Maka penulis mengambil nilai tengah dari jumlah pengunjung setiap harinya adalah 125 pengunjung. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil, penulis mengambil 10 persen dari total jumlah pengunjung yang datang ke toko Disc Tarra selama enam hari penelitian yaitu 75 orang
1
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 24. 2 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : LP3ES, 1984), hal. 18.
37
Kemudian teknik sampling yang digunakan adalah sampling kebetulan (accidental sampling) yaitu memilih siapa saja yang ada atau kebetulan ditemui. III.4 Teknik Pengambilan Data III.4.1 Data Primer Data primer adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan menyebarkan kuesioner terhadap responden untuk memperoleh data primer, yakni dengan menggunaan daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai permasalahan yang diteliti untuk memperoleh data berupoa jawaban dari responden.
III.4.2 Data Sekunder Data
sekunder
diperoleh
dari
wawancara
dan
studi
kepustakaan.Wawancara dilakukan terhadap perusahaan reording dan lisensi, Platinum Recordsguna memperoleh data mngenai kemasan audio. Studi skepustakaan lainnya diperoleh dari data-data dan teori dari buku, majalah, riset dan referensi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis.
III.5 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep III.5.1 Definisi Konsep Pendapat responden merupakan proses dimana seseorang melakukan aktivitas kontak dengan lingkungannya. Dapat pula dikatakan suatu proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsirannya .
38
Pendapat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal.3 Menurut buku panduan pengemasan Indonesia, kemasan adalah semua benda yang dirancang khusus yang diikutkan pada produknya sejak produk itu selesai diproses, siap untuk dikemas sampai akhirnya produk itu tiba ditangan konsumen.4 Sedangkan desain kemasan berarti rancangan dalam menterjemahkan kepentingan perusahaan dalam produknya melalui kemasan, yang dengannya konsumen atau calon konsumen dapat memaknai sebuah produk dan mengasosiasikan produk dengan kepentingannya. Pengertian daya tarik jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian penulis, adalah kekuatan atau tenaga yang dapat menarik minat dan membangkitkan hasrat seorang individu atau kelompok individu.
III.5.2 Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian ini, pendapat responden terhadap daya tarik desain kemasan dioperasionalisasikan sebagai ketertarikan seseorang atau kelompok mengenai hasil rancangan kemasan compact disc Jazzlounge melalui unsur-unsur desain yang meliputi warna, ilustrasi, tipografi, nama merek, bentuk kemasan, ukuran kemasan dan informasi mengenai produk tersebut.
3 4
.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2000. William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 1985, hal. 128
39
No 1
Variabel Daya tarik Desain Kemasan Jazz lounge
Sub Dimensi Warna
Ilustrasi
Indikator
Pengukuran
Warna dikatakan menarik apabila warna dapat mempengaruhi emosional konsumen
Warna orange pada kemasan digambarkan sebagai keceriaan, ringan dan kesegaran
Warna dikatakan menarik apabila berfungnsi sebagai unsur identifikasi pada kemasan
Berfungsi sebagai unsur identifikasi. Tidak berfungsi sebagai unsur identifikasi.
Warna orange dikatakan menarik apabila dapat mengambil perhatian konsumen untuk melihatnya
Warna orange dapat menarik perhatian pemirsa
Ilustrasi dikatakan menarik apabila dapat menarik perhatian pemirsa yang melihatnya
Menarik perhatian pemirsa Kurang menarik perhatian Tidak dapat menarik perhatian
Ilustrasi dikatakan menarik apabila dapat merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan pesan pada kemasan.
Merangsang minat baca Kurang dapat merangsang minat baca Tidak dapat merangsang minat baca
Ilustrasi dikatakan menarik apabila dapat mengasosiasikan kemasan dengan isi kemasan ( produk ) yang cenderung easy listening dan enak untuk
Ilustrasi wanita memberikan kesan easy listening dan enak untuk dinikmati
Warna orange tidak dapat menarik perhatian pemirsa
Ilustrasi wanita tidak memberikan kesan easy
40
dinikmati
listening dan enak untuk dinikmati
Sebagai tanda pembeda Nama Merek Nama merek dan logo sebagai unsur Dan Logo Tidak dapat sebagai identifikasi dikatakan menarik apabila tanda pembeda menciptakan suatu tanda atau symbol pembeda diantara kemasan lainnya Typografi
Typografi dikatakan menarik apabila mudah dibaca oleh konsumen
Mudah dibaca Kurang mudah dibaca Tidak dapat dibaca
Typografi dikatakan menarik apabila memiliki kesan tertentu.
Memiliki kesan ringan Memiliki kesan berat Memiliki kesan jelita
Bentuk dan Ukuran Kemasan
Menarik perhatian Bentuk dan ukuran Biasa kemasan di katakan menarik apabila menarik Tidak menarik perhatian pemirsa
Informasi label dan produk pada kemasan
Informasi pada kemasan Jelas menarik apabila ia dapat Kurang jelas menjelaskan isi kemasan Tidak jelas
Lay out
Format atau tata letak menarik apabila dapat mengarahkan pandangan arah mata ke body
Mengarahkan pandangan ke arah body copy
Konsep desain kemasan memberikan kesan musik Jazz atau jenis musik lainnya
Konsep desain kemasan memberikan kesan musik Jazz, Pop, Rock atau Klasik
Konsep Desain Kemasan
Tidak mengarahkan pandangan mata
41
III.6 Teknik Analisis Data Setelah data-data diperoleh, pengolahan data dilakukan secara kuantitatif. Didahului dengan membuat coding sheet berdasarkan kategori yang telah disusun. Kemudian data-data tersebut disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Analisa data secara kualitatif digunakan untuk memaparkan hasil data yang telah diperoleh dan disimpulkan.
III.7 Uji Reliabilitas Untuk melakukan uji reliabiltas maka penulis melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan : a. Angket ( kuesioner ) b. Wawancara c. Daftar Kepustakaan
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN IV.1.1 Sejarah Perusahaan Dynamitra Tarra sebagai anak perusahaan dari PT Tarra Group berdiri pada tahun 1990 yang bergerak dibidang Optical Media (CD Audio, CD ROM, VCD, DVD ROM, DVD Video), maupun pengemasannya. Sebelum Dynamitra Tarra berdiri, teknologi Optical Media adalah suatu teknologi terbaru dalam menyimpan data untuk menggantikan teknologi kaset, VHS, maupun Laser Disc. Perkembangannya produk ini semakin banyak digunakan oleh konsumen di Indonesia yang saat itu banyak produsen yang masih meng import dari luar negeri. Kemudian salah seorang pengusaha retail home entertainment yang mengkhususkan diri dibidang musik dan film di Indonesia ( dalam bentuk compact disc dan kaset ), Bapak Wirawan Hartawan selaku pemilik dari perusahaan tersebut, kemudian bekerja sama dengan pengusaha asal Belanda mendirikan pabrik yang memproduksi compact disc, dengan nama PT Dynamitra Lestari dengan fasilitas industri yang berada di daerah Industri Kayu Manis Tangerang dan berkantor pusat di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pada tahun 1992, Bapak Wirawan Hartawan kemudian membeli seluruh asset yang terdapat perusahaan tersebut dikarenakan manajemen yang dipegang oleh pihak Belanda tidak menyertakan Sumber Daya Manusia yang berasal dari
42
43
Indonesia untuk memiliki kemampuan alih teknologi. Setelah seratus persen seluruh saham maupun asset tersebut dimiliki oleh pengusaha Indonesia kemudian banyak membawa perubahan yang signifikan. Diversifikasi perusahaan diperluas dengan tujuan melayani konsumen secara menyeluruh. Dahulu PT Dynamitra Lestari hanya memproduksi produk CD, kemudian bertambah dengan melayani pre mastering, mastering, disc replication, CD box production dan paper printing. Masih di tahun yang sama, PT Dynamitra Lestari menambah departemen kreatif untuk mendukung unit-unit produksi tersebut untuk melayani jasa desain kepada konsumen atau pelanggan. Sekitar tahun 2000, PT Dynamitra Lestari kemudian dilebur ke dalam satu perusahaan induk yaitu Tarra Group, dan berganti nama menjadi PT Dynamitra Tarra.
IV.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan Sebagai sebuah organisasi profesional dan bertujuan untuk mencari profit PT Dynamitra Tarra mempunyai visi dan misi agar perusahaan berjalan dengan arah dan langkah yang benar. Visi Perusahaan Dynamitra Tarra bertujuan untuk menjadi perusahaan yang bergerak dibidang optical media dengan standard terbaik di Asia Timur.
44
Msi Perusahaan 1 . Meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan dan training, maupun seminar di dalam dan luar negeri 2 . Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan maupun calon pelanggan dengan motto Service beyond service excellent. 3. Melakukan inovasi dan mengembangkan teknologi melalui dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas jasa dan produk.
IV.1.3 Bidang Usaha Perusahaan PT. Dynamitra Tarra mempunyai bidang usaha optical media dan kemasannya. Bidang usaha tersebut meliputi : Pre Mastering, Mastering, Disc Replication, CD / DVDOffset dan Screen Printing, CD / DVD Box Production, Paper Printing Facility, dan Packaging Services. Pre Mastering bertujuan membuat persiapan materi data dan informasi sebelum menjadi master. Sedangkan Mastering adalah kegiatan merekam informasi atau data-data ke dalam media optik. Disc replication adalah pelayanan jasa perekaman ke dalam jumlah besar atau mass production. CD / DVD Offset dan Screen Printing adalah jasa mencetak gambar di atas piringan CD atau DVD. Kemudian CD / DVD Box Production adalah kegiatan membuat box CD dan DVD. Paper Printing Facility adalah pelayanan jasa mencetak barang-barang cetakan seperti cover, poster, flyer, majalah dan lain-lain. Dan terakhir packaging services adalah jasa membuat desain kemasan mulai dari perencanaan secara
45
konseptual hingga tahap final artwork.
IV.1.4 Departemen Unit Kreatif Departemen Kreatif sebagai unit kerja yang mempunyai dua unit kerja yaitu divisi desain dan divisi pra cetak. Divis desain bertugas memberikan jasa desain job description nya adalah menciptakan suatu bentuk desain yang meliputi desain produk, kemasan, dan barang-barang promosi
untuk mendukung
departemen sales dan pemasaran maupun pelanggan. Desain produk meliputi desain bentuk optical media yang tidak hanya berbentuk bulat tetapi mempunyai bentuk dan ukuran-ukuran yang berbeda yang biasa disebut Shape CD, kemudian menciptakan visual pada produk tersebut. Desain kemasan yaitu menawarkan konsep kemasan dan menciptakan suatu kemasan yang diinginkan oleh pelanggan maupun menciptakan desain visual kemasan. Sedangkan desain promosi yaitu mendesain barang-barang promosi yang dibutuhkan oleh pelanggan dan mendukung unit kerja departemen sales dan marketing seperti, iklan, poster, flyer, company profile, kalender, leaflet, newsletter dan lain sebagainya. Sama seperti pekerjaan desainer grafis pada umumnya, proses kerja pada unit ini membuat desain berdasarkan keinginan pelanggan, mengidentifikasi sasaran yang dituju dan juga karakteristik produk yang kemudian menciptakan elemen — elemen desain seperti ilustrasi, warna, bentuk, typografi, fotografi yang diolah dengan komputer olah grafis, seperti photoshop, freehand, illustrator,
46
quarkxpress, in design dan lain sebagainya yang mendukung proses desain tersebut. Divisi pra cetak bertugas untuk membuat master film setelah pekerjaan grafis selesai dan memonitor hasil master film apakah laik cetak atau tidak.
IV.1.5 Produk CD Jazzlounge, Smooth and Easy Pada tahun 2003 Dynamitra Tarra mendapat order pembuatan kemasan dan replikasi untuk membuat produk Compact Disc dari Platinum Records yang merupakan perusahaan recording yang memegang lisensi penuh mengenai hak dan kewajiban atas album Jazzlounge dari azzurramusic yang merupakan perusahaan recording Italia, saat itu merasakan perlu untuk melakukan re-design kemasan dengan merancang ulang kemasan secara keseluruhan untuk memaksimalkan jalur pemasaran. Tujuan tersebut dimungkinkan karena pihak Platinum juga telah meningkatkan kualitas suara dari produk itu sendiri dengan apa yang disebut teknologi HDCD ( High Definition Compatible Digital ) yang merupakan product benefit yang akan diterima oleh konsumen. HDCD adalah teknologi yang dikembangkan oleh Keith Johnson dan Pflash Pflaumer pada tahun 1996 dan dipegang lisensinya oleh Microsoft Corporation. Sedangkan Jazzlounge, Smooth And Easy sebagai nama merek itu sendiri merupakan salah satu dari tujuh album Jazzlounge yang ditawarkan ke konsumen yang berorientasi pada jenis musik jazz instrumental. Menurut Platinum Assist Production Manager, Arsal Arfandi, dalam melakukan rancang kembali kemasan yang telah ada sebelumnya
47
ia mengikutkan tim kreatif Tarra Group untuk mengolah pesan yang akan disampaikan ke konsumen agar Pihak desainer tahu dan memahami maksud serta tujuan Platinum untuk mengubah kemasan produknya yaitu memiliki daya tarik dan mengubah citra produk itu sendiri. Salah satunya adalah merubah karakter kemasan menjadi lebih fresh dan pop serta menambah informasi mengenai keuntungan produk ( Product Benefit ) bagi konsumen.
48
IV.1.6 Kemasan CD Jazzlounge Smooth and Easy Bentuk kemasan Jazzlounge adalah berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran jadi 45 cm dengan tinggi 13.5 cm lipat tiga. Kemasan audio ini memiliki dimensi apabila dipajang pada rak toko memilki panjang 14,2 cm, tinggi 13,5 cm dan ketebalan 1,5 cm. Kemasan ini terdiri dari dua bagian yang pertama adalah kepingan compact disc yang biasa disebut inlay CD dan yang kedua adalah kemasan cover sebagai kemasan yang paling luar. Inlay CD ini berfungsi untuk mengemas lagu atau merekam lagu yang akan diputar pada player CD, sedangkan kemasan cover berfungsi melindungi CD atau inlay CD dari kemungkinan rusak pada saat dipajang. Kemasan cover mempunyai dua bagian yang berisikan informasi mengenai produk secara keseluruhan, yaitu front cover atau kemasan depan dan back cover atau kemasan belakang. Kemasan depan inilah yang mempunyai fungsi utama dalam pemasaran dalam toko, yaitu menimbulkan daya stopping power pada saat dipajang agar khalayak tertarik untuk melihat dan menelusuri seluruh informasi didalamnya. Sedangkan kemasan belakang berfungsi memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai produk tersebut. Kemasan Jazzlounge, Smooth and Easy, mempunyai gaya desain yang cenderung Pop Art, mempunyai warna orange sebagai warna dominan dan menonjolkan keindahan dan kelembutan wanita yang diwakilkan melalui ilustrasi yang mewakili citra produk yaitu Smooth and Easy.
49
Tipografi pada kemasan menggunakan huruf Helvetica dengan variannya, (condensed & extended, light, bold, medium) yang bertujuan memberikan suasana yang berbeda dan membedakan antara teks yang satu dengan yang lainnya namun masih tetap menggunakan satu jenis huruf.
Secara teknis proses membuat desain kemasan dilakukan dengan menggunakan komputer olah grafis “freehand”. Penggunaan software atau perangkat grafis ini dikarenakan karakteristik dari desain itu sendiri yang lebih banyak menggunakan gambar-gambar vector atau path (istilah dalam membuat gambar dengan komputer) yang cenderung ringan dalam mengoperasikannya. Setelah melewati berbagai tahap mulai dari membuat copyplatform, proses desain, persetujuan klien hingga final artwork, maka hasil desain tersebut dibuat master film nya di divisi pre press. Kemudian master film dikirim ke bagian percetakan untuk diperbanyak setelah melewati kelayakan master film tersebut.
50
51
IV.2 HASIL PENELITIAN Setelah penulis menyebarkan kuesioner kepada para pengunjung Disc Tarra Mall Puri Indah dan kemudian mengolah hasil kuesioner dengan teknik tabulasi maka penulis akan mengetahui pendapat responden terhadap daya tarik desain kemasan compact disc Jazzlounge, Smooth and Easy yang dipajang pada rak toko di Disc Tarra Mall Puri Indah, Jakarta.
Tabel 1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 Jumlah
f 25 31 10 9 75
% 33,3 41,3 13,3 12 100
Sumber : Kuesioner no. 1
Karakteristik audiens berdasarkan usia dapat menggambarkan para pemasar tentang bagaimana mereka seharusnya menciptakan barang atau jasa dan memasarkannya. Disc Tarra adalah toko yang menjual produk home entertainment (VCD, DVD, Audio CD dan kaset), namun masing-masing produk memiliki kategori berdasarkan kelompok-kelompok umur, seperti kategori dewasa, anak-anak, remaja, dan segala umur. Demikian juga dengan Platinum Records, sebagai produsen yang me release album musik jazz mempunyai kategori produk tertentu yang dihubungkan dengan faktor usia.
52
Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang datang mengunjungi Disc Tarra Mall Puri Indah yang juga merupakan segmentasi produk CD Jazzlounge ini adalah mereka yang berusia antara 26 hingga 30 tahun (41,3 %). Tabel 2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
f 38 37 75
% 50.7 49.3 100
Sumber : Kuesioner no. 2
Penulis berpendapat bahwa segmentasi produk CD ini berdasarkan jenis kelamin adalah ditujukan untuk laki-laki dan juga perempuan. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2 di bawah ini bahwa responden laki-laki (50,7 %) dan responden perempuan (49,3 %)
Tabel 3 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENDIDIKAN Pendidikan SMA D1/D2/D3 S1 Pasca Sarjana Jumlah
f 18 30 23 4 75
% 24 40 30.7 5.3 100
Sumber : Kuesioner no. 3
Kemudian hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung Disc Tarra berpendidikan Diploma (D1/D2/D3) (40 %) , berpendidikan S1 (30,7 % ), berpendidikan SMA (24 %) dan Pasca Sarjana (5,3 %)
53
Tabel 4 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN Pekerjaan Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wiraswasta Profesional Lainnya Jumlah
f 1 52 5 7 22 75
% 1.3 69.3 6.7 9.3 29.3 100
Sumber : Kuesioner no. 4
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4, penulis berpendapat bahwa pengunjung Disc Tarra sebagian besar berprofesi sebagai karyawan swasta (69,3 %) dikarenakan lokasi Mall Puri Indah bersebelahan dengan pusat perkantoran.
Tabel 5 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENGHASILAN Penghasilan 2.000.000 - 4.000.000 4.000.000 - 6.000.000 > 6.000.000 < 2.000.000 Jumlah
f 34 11 7 23 75
% 45.3 14.7 9.3 30.7 100
Sumber : Kuesioner no. 5
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, penulis berpendapat bahwa respoden yang berprofesi karyawan swasta berpenghasilan antara 2 juta hingga 4 juta rupiah (45,3 %), kemudian disusul berpenghasilan kurang dari Rp. 2000.000,(30,7 % ), berpenghasilan antara Rp. 4.000.000,- hingga Rp. 6.000.000,- (9,3 %) dan yang berpengnhasilan diatas Rp. 6.000.000,- (9,3 %).
54
Tabel 6 GAYA HIDUP RESPONDEN DALAM BERTRANSAKSI Alat Pembayaran Tunai ATM Kartu Kredit Jumlah
f 60 6 9 75
% 80 8 12 100
Sumber : Kuesioner no. 6
Penulis berpendapat bahwa membayar dengan tunai ternyata masih diminati oleh sebagian besar pengunjung Disc Tarra Mall Puri Indah karena faktor mudah, ringkas dan tidak berbelit-belit. Tabel 6 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden memilih membayar dengan tunai (80 %), responen yang memilih membayar dengan Kartu Kredit (12 %) dan responden yang membayar dengan kartu debet( 8% )
Tabel 7 Gaya Hidup Responden Dalam Mendengar Jenis Lagu Jenis Musik Pop Classic Jazz Samba Flamenco Jumlah
f 55 2 16 2 75
% 73.3 2.7 21.3 2.7 100
Sumber : Kuesioner no. 7
Hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan responden lebih sering mendengar lagu pop dibandingkan lagu-lagu lainnya (73,3 %). Hal ini wajar karena media-media elektronik seperti televisi dan radio lebih sering menayangkan dan memperdengarkan klip-klip musik pop dibandingkan musik lainnya. Alasan lainnya adalah pasar musik pop lebih mudah meraih pasar dibandingkan musik berjenis Jazz, Classic dan sebagainya
55
Tabel 8 GAYA HIDUP RESPONDEN DALAM MENDENGARKAN MUSIK Cara dan Tempat mendengarkan musik Waktu senggang di rumah Waktu berkendara di mobil Mengunjungi tempat tertentu Jumlah
f
%
53 14
70.7 18.7
8
10.7
75
100
Sumber : Kuesioner no. 8
Kemudian hasil penelitian pada tabel 8 di bawah menunjukkan responden lebih sering mendengar musik di rumah (70,7 %) daripada mendengarkannya pada waktu sedang berkendara maupun mendengarnya di tempat-tempat seperti kafe, pub, atuapun lounge music. Hal ini dapat digunakan para pemasar atau produsen lagu dan musik Jazz untuk lebih sering melakukan promosi dengan membuat klip-klip yang berjenis Jazz dan menayangkannya di media-media televisi agar lebih dapat mempopulerkan jenis musik ini
dan kemudian
memproduksi jenis album ini sesuai dengan selera masyarakat
Tabel 9 PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI KEMASAN Pernah melihat kemasan Ya Tidak Jumlah
f
%
74 1 75
98.7 1.3 100
Sumber : Kuesioner no. 9
Pada tahun 2003, Platinum Records memulai kampanye penjualan CD Jazzlounge, Smooth and Easydengan mengedarkannya di seluruh took-toko Disc Tarra dan pernah beriklan di media cetak Kompas pada tahun 2004. Berdasarkan
56
pernyataan di atas penulis berasumsi bahwa khalayak penah melihat dan mengetahui keberadaan produk dan kemasan CD tersebut . Pada tabel 9 menunjukkan 98.7 % responden pernah melihat kemasan.
Tabel 10 PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI KESAN PERTAMA MELIHAT KEMASAN Kesan pertama melihat kemasan Ringan Berat Trendy Jumlah
f
%
33 2 40 75
44 2.7 53.3 100
Sumber : Kuesioner no. 10
Pada hasil penelitian pada tabel 10 menunjukkan kemasan terkesan trendy (53,3 %). Penulis berpendapat bahwa kesan trendy berdasarkan gaya pada desain yang lebih menonjolkan gaya-gaya yang sedang trend pada saat desain dibuat yaitu Pop Art, dengan tujuan agar kemasan yang baru dapat terkesan fresh dan beda dengan desain-desain Jazz pada umumnya yang berkesan eksklusif,yang ditandai dengan unsur warna – warna gelap pada kemasan audionya. Penetapan gaya-gaya pada desain seperti Pop Art, Minimalis, Retro, Gothic dan lain sebagainya. Pada desain kemasan audio pada khususnya tampak lebih dinamis dengan memasukkan unsur-unsur gaya tersebut yang kerap berhubungan dengan tema musik dan audiens pendengarnya.
57
Tabel 11 ELEMEN KEMASAN YANG PALING MENONJOL Elemen desain yang paling menonjol Warna Ilustrasi Logo Tipografi Jumlah
f
%
32 34 9 75
42.7 45.3 12 100
Sumber : Kuesioner no. 11
Setelah responden mengetahui dan mengamati kemasan, pendapat responden tentang kemasan yang ditanyakan mengenai elemen mana yang paling adalah elemen ilustrasi wanita. (45,3 %), sedangkan yang memilih warna (42,7 %) dan yang memilih logo (12 %). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prioritas komunikasi pada struktur pesan kemasan secara berturut-turut adalah ilustrasi wanita, warna, kemudian logo Jazzlounge.
Tabel 12 PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI WARNA Warna menarik Ya Tidak Jumlah
f 71 4 75
% 94.7 5.3 100
Sumber : Kuesioner no. 12
Kemudian pemanfaatan warna orange sebagai warna yang mendominasi pada kemasan cukup efektif dalam menarik perhatian konsumen dan calon konsumen. Pada table 12 menunjukkan responden pada penelitian ini menilainya menarik ( 94,7 %) dan responden yang menilainya tidak menarik (5,3 %)
58
Tabel 13 KESAN WARNA KEMASAN Warna Orange berkesan ceria, ringan dan segar Ya Tidak Jumlah
f
%
68 7 75
90.7 9.3 100
Sumber : Kuesioner no. 13
Faktor lain digunakannya warna adalah untuk menciptakan suasana tertentu dan membangkitkan emosi tertentu. Tabel 13 menunjukkan bahwa responden menilai warna orange menciptakan suasan ceria, ringan dan menyegarkan. (90.7 %)
Tabel 14 WARNA ORANGE SEBAGAI UNSUR PENGINGAT Warna Orange sebagai pengidentifikasi Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
44 30 1 75
58.7 40 1.3 100
Sumber : Kuesioner no. 14
Pada hasil penelitian pada tabel 14 menunjukkan responden juga menilai warna orange dapat membantu mengingatkan kembali kemasan CD Jazzlounge smooth and easy (58.7 %), yag menilai kurang dapat mengingatkan (40 %) dan menilai tidak dapat mengingatkan (1,3 %). Penulis berpendapat bahwa responden yang menilai warna orange kurang dapat mengingatkan dan yang menilai tidak dapat mengingatkan adalah karena responden cenderung mengingat warna – warna berdasarkan faktor suka dan tidak suka secara emosionil, sehingga pada
59
hasil penelitian ini sebagian besar responden tidak terlalu meresponnya dengan hasil yang positif.
Tabel 15 PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI ILUSTRASI WANITA Ilustrasi wanita menarik Ya Kurang Tidak Jumlah
f 69 5 1 75
% 92 6.7 1.3 100
Sumber : Kuesioner no. 15
Tujuan digunakannya ilustrasi pada kemasan adalah membangkitkan ketertarikan khalayak terhadap kemasan, Pendapat tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian pada table 15 bahwa responden menilai ilustrasi wanita pada kemasan menarik (92 %).
Tabel 16 ILUSTRASI WANITA MERANGSANG MINAT BACA INFORMASI PADA KEMASAN Ilustrasi wanita merangsang minat baca Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
40 30 5 75
53.3 40 6.7 100
Sumber : Kuesioner no. 16
Kemudian tujuan lain digunakannya ilustrasi wanita adalah untuk merangsang minat konsumen atau calon konsumen untuk membaca keseluruhan pesan yang disajikan.
60
Pada tabel 16 responden menilai ilustrasi wanita dapat mendorong konsumen untuk membaca keseluruhan pesan (53,3 %) Kemudian penilaian ilustrasi wanita kurang dapat menarik minta baca keseluruhan pesan (40 %) dan yang tidak dapat sama sekali (6.7 %), penulis berpendapat bahwa konsumen atau calon konsumen hanya memiliki sedikit waktu dan terlalu sibuk melihat pesan-pesan yang terdapat pada kemasan lainnya. Pada sebuah riset diungkapkan bahwa konsumen menghabiskan sedikit waktu sekitar 10-12 detik untuk memandang sebuah merek sebelum berpindah atau menyeleksi produk dan menempatkannya dalam kereta belanja.
Tabel 17 PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI BENTUK LOGO JAZZLOUNGE Bentuk logo sederhana namun menarik Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
40 30 5 75
53.3 40 6.7 100
Sumber : Kuesioner no. 17
Tabel 18 LOGO SEBAGAI PEMBEDA Logo sebagai pembeda Ya Tidak Jumlah
f 73 2 75
% 97.7 1.7 100
Sumber : Kuesioner no. 18
Elemen lain yang digunakan pada kemasan adalah logo merek. Melalui penciptaan suatu bentuk merek akan memudahkan konsumen untuk mengenali
61
dan membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Mendesain logo atau symbol merek adalah hal penting secara artistic namun yang paling utama adalah representasi dari suatu produk dan mudah dikenali oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menyatakan bahwa logo Jazzlounge mempunyai bentuk yang sederhana namun menarik perhatian (98.7 %) (tabel 17) dan yang menilai bahwa logo Jazzlounge dapat berfungsi membedakan antara produk yang satu dengan produk lainnya (97.7 %) (tabel 18).
Tabel 19 TIPOGRAFI MUDAH TERBACA Tipografi mudah terbaca Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
64 10 1 75
85.3 1.3 1.3 100
Sumber : Kuesioner no. 19
Pemilihan huruf dalam mendesain kemasan harus memperhatikan bentuk dan ukuran huruf tersebut dengan tujuan selain untuk memberikan kesan tetapi juga dapat mudah dibaca oleh konsumen maupun calon konsumen. Kemudian pemilihan jenis dan ukuran huruf diharapkan sesuai dengan konsep sebelumnya. P Pada kemasan ini, Jazzlounge, Smooth and Easy penulis mengartikannya sebagai produk Jazz yang lembut, ringan dan mudah untuk dinikmati adalah konsep yang diwakili oleh semua elemen-elemen desain termasuk didalamnya tipografi. Hasil penelitian pada tabel 19 responden menilai tipografi pada kemasan mudah dibaca (85.3 %) dan yang kurang mudah dibaca (1.3 %) dan yang tidak mudah dibaca (1.3 %).
62
Tabel 20 TIPOGRAFI MEMBERIKAN KESAN Tipografi memberikan kesan Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
40 30 5 75
53.3 40 6.7 100
Sumber : Kuesioner no. 20
Pada tabel 20 responden terkesan pada tipografi (53.7 %) dan penulis berpendapat bahwa responden yang kurang berkesan pada tipografi (40 %) dan yang tidak terkesan (6.7 %) adalah dikarenakan karakter huruf yang terlalu lembut, tipis dan agak kaku serta ukuran font yang terlalu kecil.
Tabel 21 KESAN PADA TIPOGRAFI Kesan Tipografi Ringan Berat Jelita Jumlah
f 53 3 19 75
% 70.7 4 25.3 100
Sumber : Kuesioner no. 21
Hasil penelitian pada tabel 21 menunjukkan bahwa kesan tipografi pada teks kemasan adalah ringan berdasarkan penilaian responden (70,7 %). Kemudian responden yang menilai bahwa tipografi berkesan jelita (25.3 %) dan berat 4%.
Tabel 22 PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI BENTUK KEMASAN Bentuk kemasan menarik Ya Kurang Tidak Jumlah Sumber : Kuesioner no. 22
f 51 23 1 75
% 68 30.7 1.3 100
63
Bentuk kemasan Jazzlounge adalah berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran jadi 45 cm dengan tinggi 13.5 cm lipat tiga. Kemasan audio ini memiliki dimensi apabila dipajang pada rak toko memilki panjang 14,2 cm, tinggi 13,5 cm dan ketebalan 1,5 cm. Hasil penelitian pada tabel 22 menjelaskan bahwa responden menilai bentuk dan ukuran kemasan CD Audio ini menarik (68 %). Sedangkan yang menilai kurang menarik (30,7 %) dan yang menilai tidak menarik (1,3 %), penulis berpendapat bahwa konsumen atau calon konsumen jenuh dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan produk-produk yang lainnya.
Tabel 23 LABEL DAN INFORMASI PRODUK MENJELASKAN ISI KEMASAN Label dan informasi produk jelas Jelas Kurang Tidak Jumlah
f
%
54 20 1 75
71 26.7 1.3 100
Sumber : Kuesioner no. 23
Penulis sependapat dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa informasi label dan informasi mengenai produk dapat menjelaskan isi kemasan yang ditunjukkan dengan label produsen, informasi pada bodyteks atau bodycopy, informasi mengenai isi atau jumlah lagu , player atau artis dan lain-lain. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa responden menilai informasi label dan produk kemasan dapat menjelaskan isi kemasan (71 %) dan yang menilai label dan informasi produk kurang dapat menjelaskan (26,7 %) dan yang tidak (1,3 %)
64
isi kemasan secara keseluruhan dikarenakan label produsen kurang melakukakn kampanye promosi perusahaan sehingga konsumen dan calon konsumen tidak mengetahui image produsen dan mengenai informasi yang dinilai kurang dapat dan tidak dapat menjelaskan isi kemasan mungkin disebabkan pemakaian bahasa asing dalam informasi produk seperti pada judul lagu maupun pada bodyteksnya.
Tabel 24 LAY OUT DAPAT MENGARAHKAN MATA KE ARAH BODYCOPY Lay out mengarahkan mata ke bodycopy Ya Kurang Tidak Jumlah
f
%
56 19 75
74.7 25.3 100
Sumber : Kuesioner no. 24
Format pesan pada kemasan sebaiknya adalah yang dapat menuntun pandangan pemirsa kepada pesan yang satu ke pesan yang lainnya secara berturutan atau prioritas komunikasi mana yag harus didahulukan. Hasil penelitian pada tabel 24 membuktikan bahwa struktur tata letak prioritas pesan mengarahkan ke arah teks informasi (body copy).
Tabel 25 KESAN KEMASAN SECARA KESELURUHAN Kesan kemasan keseluruhan Jazz Pop Rock Classic Jumlah Sumber : Kuesioner no. 25
f
%
55 19 1 75
73.3 25.3 6.7 1.3 100
65
Kemasan dapat mengkomunikasikan citra produk dapat dibuktikan pada hasil penelitian pada tabel 25, dimana responden menilai desain kemasan Jazzlounge, Smooth and Easy, secara keseluruhan merujuk kepada musik Jazz (73,3 %).
IV. 3 PEMBAHASAN Kemasan selain sebagai fungsi tradisionilnya untuk wadah pembungkus suatu produk agar aman dari kemungkinan cacat atau rusak tetapi lebih dari itu adalah sarana untuk memberikan citra yang diinginkan oleh produsen yaitu mengkomunikasikan nilai-nilai maupun informasi mengenai suatu produk kepada konsumen dan calon konsumen. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kemasan dapat dikategorikan sebagai bagian dari kegiatan perencanaan produk dan proses pemasaran. Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan produk kemasan diartikan sebagai kegiatan-kegiatan umum dalam merencanakan barang-barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang.1 Sedangkan sebagai bagian dari suatu proses pemasaran pengemasan merupakan suatu aspek periklanan yang paling vital, karena kemasan adalah hal pertama yang dilihat oleh konsumen.2
1 2
William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 1985, hal. 128. Frank Jefkins, Periklanan, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 11.
66
Penulis berpendapat bahwa setiap kemasan mempunyai pesan komunikasi yang dapat disampaikan yaitu, pertam pesan visual language, artinya kalau packagingnya bagus konsumen dapat merasakan persepsi kualitas, kedua personality. Dalam konteks ini kepribadian suatu produk seperti produk yang fun dan menyehatkan yang penting untuk digambarkan , ketiga, brainscape, artinya produk untuk segmen tertentu dengan psikografi yang unik. Keempat, core idea, artinya produk bukan hanya sekedar produk, ada nilai lebih di dalamnya.3 Berdasarkan hasil penelitian pada karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan pada saat penulis menyebarkan kuesioner sebagian besar pengunjung toko Disc Tarra yang juga merupakan segmentasi dari produk CD Jazzlounge ini adalah berusia antara 26 hingga 30 tahun (41.3 %), berjenis kelamin laki-laki (50.7 %); sedikit lebih banyak daripada wanita (49.3 %), bekerja sebagai karyawan swasta (69.3 %) dan berpenghasilan Rp 2.000.000,- hingga Rp. 4.000.000,-. (45.3 %) Berdasarkan hasil penelitian mengenai cara pembayaran
dalam
bertransaksi, responden lebih memilih membayar dengan tunai (80 %) daripada menggunakan alat pembayaran lainnya. Penulis berpendapat bahwa membayar dengan tunai masih menjadi satu-satunya alat pembayaran yang paling mudah, ringkas dan tidak berbelit-belit bagi sebagian besar kalangan masyarakat kita. Hasil penelitian pemilihan jenis musik menggambarkan bahwa responden lebih banyak mendengar musik pop (73,3 %) dibandingkan musik lainnya, seperti
3
Kafi Kurnia, Apa Kata Mereka Tentang Kemasan?, Cakram Komunikasi, Edisi Juni 2001.
67
Jazz, Classic, Samba dan Flamenco. Hal ini wajar karena musik Pop memang sangat digandrungi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan pangsa pasar musik jenis ini sangat potensial dalam meraih simpati dan respon masyarakat Indonesia karena lirik maupun nada-nadanya lebih mudah didengar oleh kuping masyarakat kita. Hal inilah yang juga dapat mendasari mengapa media-media elektronik, seperti media televisi dan radio lebih memilih mengusung pop karena dianggap lebih menjual Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 sebelumnya responden lebih menyukai mendengarkan musik di rumah pada waktu senggang ( 70.7 %). Penulis berpendapat bahwa hal ini mungkin dikarenakan sebagian responden lebih menyukai hal yang bersifat personal, santai, tak diburu oleh waktu, dan tak harus pergi keluar rumah . Platinum Record sebagai pemegang lisensi dari produk Compact Disc Jazzlounge Smooth and Easy telah me-release album tersebut dan telah mempromosikannya pada sejak tahun 2003 hingga kini, maka penulis berpendapat bahwa rata-rata pengunjung Disc Tarra pernah melihat atau mengetahui keberadaan produk tersebut. Dan hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa hampir seluruh responden menjawab pernah melihat pada saat penulis menyebarkan kuesioner, yaitu pada bulan minggu pertama bulan September tahun 2007.(98.7 %). Kesan trendy pada kemasan saat responden pertama kali melihat yang didapat pada hasil penelitian (53.3 %) merupakan kesan yang diinginkan oleh pihak produsen dan yang merupakan tujuan dilakukannya pengemasan ulang
68
dalam usaha mengubah kesan pada desain kemasan yang pertama. Kesan trendy pada kemasan mungkin dapat terlihat gaya desain yang sedang trend pada saat pengemasan ulang dan pada saat penulis melakukan penelitian, yaitu gaya desain Pop Art. Pop Art dimulai di negara Inggris akhir tahun ’50 an dan berkembang di Amerika pada awal tahun ‘60 an. Pop Art berkembang dalam bidang seni, grafis, interior dan arsitektur. Ciri –ciri dari aliran Pop Art ini adalah 1. Menggunakan warna-warna solid. 2. Tidak terbatas pada bentuk-bentuk tertentu. 3. Dinamis. 4. Mencerminkan kehidupan sehari-hari yang sering di lihat. “Pop” awalnya di diskripsikan sebagai suatu seni yang dibuat oleh objekobjek, material dan teknologi yang berasal dari masing-masing kebudayaan yang berkembang di bidang sosial industri, yang nantinya masuk ke dalam bidang periklanan, fotografi, komik dan media massa lainnya. Sekarang ini kehidupan sehari-hari merupakan sumber kekuatan Pop Art. Elemen kemasan yang paling menonjol pada kemasan CD Jazzlounge ini adalah gambar atau ilustrasi wanita. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana responden menyetujui pernyataan diatas dengan prosentase 45.3 %. Ini juga memberikan arti berdasarkan penelitian tersebut bahwa prioritas komunikasi pada struktur pesan pada kemasan bagian depan adalah pertama gambar ilustrasi wanita, kedua warna dan kemudian logo.
69
Penggunaan warna orange pada kemasan, responden menyatakan menarik perhatian pemirsa (94.7 %) dan memberikan kesan keceriaan, ringan, dan fresh (90.7 %). Lihat tabel 12 dan tabel 13. Penggunaan warna yang tepat
akan mempengaruhi kemasan apabila
dipajang di rak toko dimana kemasan harus berkompetisi langsung dengan banyak produk sejenis. Selain sebagai penarik perhatian awal pada mata, menurut Creative Manager PT Tarra Group, Bapak Sadarisno adalah agar bagaimana kemasan ini dapat tampil lebih beda diantara kemasan-kemasan CD jazz sejenis, kemudian adalah untuk memenuhi kriteria dan karakteristik pasar sasaran produk dan juga untuk nada gaya pada kemasan agar tampil fresh, pop art, minimalis dan menambah kesan kesenangan, ceria maupun kebanggaan. Kemudian suatu warna seyogyanya menguasai atau mendominasi karena akan membantu pemirsa mengingat apa yang pernah dilihatnya, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa sebagian responden menyatakan warna orange dapat mengingatkan pemirsa untuk mengenali kembali produk CD Jazzlounge Smooth and Easy. Ilustrasi wanita pada kemasan menurut responden menarik perhatian pemirsanya karena hampir seluruh responden menyatakan pernyataan diatas (lihat tabel 15) dan kemungkinan besar merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan informasi pada kemasan.(lihat tabel 16), karena bagaimanapun, fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah untuk : 1. Menarik perhatian. 2. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan.
70
3. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk. 4. Menjelaskan suatu pernyataan. 5. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian pembaca diantara rentetan pesan lainnya dalam suatu media yang sama. 6. Menciptakan suatu suasana khas. 7. Medramatisasi pesan. 8. Menonjolkan suatu merk atau menunjang semboyan yang ditampilkan.
Untuk membedakan antara produk yang satu dengan produk yang lain maupun untuk mengidentifikasi suatu barang atau jasa maka produsen harus menggunakan suatu lambang ataupun symbol yang biasa disebut merek. Merek atau logo adalah suatu nama atau istilah, tanda, lambing, desain atau gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan jasa atau barang dari suatu produk milik pesaing.4 Pada penelitian sebelumnya (lihat tabel 10 dan 11) membuktikan pernyataan diatas bahwa hampir seluruh responden menyatakan bahwa penggunaan elemen logo dalam kemasan mempunyai bentuk yang sederhana namun menarik perhatian dan juga menyatakan bahwa merek atau logo Jazzlounge Smooth and Easy dapat membedakan produk dengan produk yang lainnya.
4
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1998, hal. 79.
71
Mengenai Tipografi, responden menyatakan pemilihan jenis huruf pada kemasan dapat mudah dibaca (85.3 %), memiliki kesan tertentu (94.7 %) dan terlihat ringan (70.7 %). Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan dan desain huruf tertentu yang dapat menciptakan gaya dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.5 Bentuk dan ukuran kemasan pada produk CD Jazzlounge Smooth and Easy hampir sebagian responden menyatakan ketertarikannya (68 %). Penulis berpendapat bahwa bentuk dan ukuran kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya daya tarik visual pada saat kemasan dipajang. Suatu bentuk kemasan juga berpengaruh pada penampilan volume kotak kemasan. Secara umum, bila dua kemasan memiliki volume yang sama tetapi bentuk yang berbeda, bentuk kemasan yang lebih tinggi akan tampak memiliki isi yang lebih banyak, karena berhubunngan dengan ketinggiannya. Sedangkan mengenai ukuran kemasan, penulis berpendapat bahwa secara khusus perspektif konsumen akan ukuran kemasan adalah apakah mereka akan mengkonsumsi isi yang lebih banyak dari ukuran yang besar daripada kemasan yang lebih kecil. Alasan utama prilaku ini adalah bahwa konsumen menganggap bahwa mereka akan memperoleh harga unit yang lebih rendah pada kemasan yang lebih besar dibandingkan kemasan yang berukuran lebih kecil. Informasi pada kemasan CD Jazzlounge dapat dikatakan menunjang keputusan pembelian karena berisikan data-data megenai produknya. Hal ini ditunjukkan dengan logo label produsen (Platinum records), logo HDCD dan
5
Frank Jefkins, Op Cit, hal. 248.
72
DSD sebagai benefit atau keuntungan produk. Sedangkan pada belakang kemasan berisikan informasi tentang judul-judul lagu dan kode-kode penjualan lainnya seperi kode produksi, hak cipta, dan kode bar. Sebagian besar responden menyatakan bahwa informasi mengenai label dan informasi lainnya seperti yang disebutkan diatas dapat menjelaskan isi dari kemasan (72 %). Sedangkan tata letak memiliki dua tujuan yaitu fungsi tehnis dan fungsi psikologis. Fungsi tehnis untuk menunjukkan dimana unsure dari kemasan akan diletakkan, sedangkan funsi psikologis untuk memperlihatkan citra visual produk. Pada penelitian yang terdapat pada tabel 24 mengungkapkan bahwa lay out elemen-elemen desain pada kemasan bagian depan seperti penempatan logo, ilustrasi wanita dapat mengarahkan pandangan pemirsa kea rah elemen bodycopy. Kesesuaian antara keseluruhan desain dengan isi kemasan responden menyatakan bahwa kemasan CD Jazzlounge Smooth and Easy merujuk pada isinya yaitu musik Jazz (73.3 %).
73
BAB V KESIMPULAN
Setelah penulis mengamati dan memahami hasil penelitian pada bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa responden berpendapat elemen kemasan yang paling menonjol adalah ilustrasi (45.3%), responden menilai warna orange pada kemasan menarik perhatian pengunjung Disc Tarra (94,7 %), warna pada kemasan berkesan ceria, ringan, dan segar (90.7%), warna orange pada kemasan dapat mengingatkan orang pada produk CD (58.7%), ilustrasi wanita pada kemasan menarik perhatian pengunjung toko Disc Tarra (92 %), ilustrasi dapat merangsang konsumen untuk membaca keseluruhan informasi pada kemasan (53.3%). Kemudian logo pada kemasan mempunyai bentuk yang sederhana namun menarik perhatian (53.3%), logo Jazzlounge dapat membedakan produk (97.7%). Penelitian mengenai tipografi, responden berpendapat bahwa tipografi pada kemasan mudah terbaca (85.3%), tipografi menarik perhatian (53.3%), tipografi mempunyai kesan ringan (70.7 %). Responden juga berpendapat bahwa bentuk kemasaran menarik perhatian (68%), label dan informasi dapat menjelaskan isi kemasan (71%), layout dapat mengarahkan mata audiens ke arah body copy (74.7%) dan desain kemasan secara keseluruhan dapat menjelaskan isi produk yaitu merujuk kepada musik Jazz (73.3%).
74
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, maka penulis mencoba memberikan saran : 1. Informasi pada kemasan berkenaan dengan bodycopy (teks) lebih tepat bila menggunakan bahasa Indonesia karena target market tidak semuanya dapat menggunakan bahasa asing. 2. Gaya kemasan yang trendy walaupun bertujuan untuk menarik market baru yang lebih muda usianya tidak sesuai dengan konsep jenis musik yang lebih dewasa tua sekiranya konsep visual kemasan dapat bergaya eksklusif atau oldfashioned. 3. Bentuk kemasan yang berbentuk kotak persegi panjang terlihat monoton atau datar saat dipajang, produsen dapat mencoba bentuk baru agar kemasan dapat menonjol diantara kemasan lainnya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993. McQuail, Dennis and Sven Windahl, Communication Models; for the study of Mass Communication, (New York, Logman House), 1981. Jefkins, Frank, Periklanan, Jakarta, Erlangga, 1996. Calver, Giles, What Is A Packaging Design, Switzerland, Rotovision, 2004. Sihombing, Danton, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001. Smith, Jeannette, The Advertising Kit, A Complete Guide For Small Bussinesses, New York, Lexington Books, 1994. M. Meyers, Herbert and J. Lublinet, Murray, The Marketer s Guide To Succesful Package Design, Chicago, NTC Business Book, 1998. Sudiana, Dendi, Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung, Remaja Karya, 1986. Susanto, Astrid S, Komunikasi Massa, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996. A. Shimp, Terrence, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta, Erlangga, 2003. J. Stanton, William, Prinsip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 1985. W.J.S. Poewedarminta, Balai Pustaka, Jakarta, 1976. Institut Pengemasan Indonesia, Panduan Pengemasan Indonesia, 1984. Kottler, Phillip, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jakarta, Pnehhallindo, 2002. Sumber-sumber lain : Cakram Komunikasi, Apa Kata Mereka Tentang Kemasan ?, Edisi Juni 2001 Cakram Komunikasi, Kemasan Yang Menjual, Edisi November 2000 Wikipedia.co.id
76
www.pdii.lipi.go.id www.aiga.com www.pikiran rakyat.co.id
80
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KREATIF DAN PROMOSI
DIRECTOR
MANUFACTURE DEPUTY
PRE PRODUCTION UNIT
POST PRODUCTION
CREATIVE DEPT
CREATIVE & PROMOTION PRODUCT DESIGN ADMINISTRATION
PRE PRESS
MKT & PROMO SUPPORT
ADMINISTRATION
81
STRUKTUR ORGANISASI PT. DYNAMITRA TARRA
77
Daftar pertanyaan kuesioner penelitian Pendapat Responden Terhadap Daya Tarik Desain Kemasan CD Jazzlounge, Smooth and Easy yang dipajang pada rak toko Disc Tarra Mall Puri Indah Jakarta Barat, 2006
Data Responden Nama
:
Alamat
:
1. Usia ( ) 21-25 tahun
( ) 26-30 tahun
( ) 31-35
( ) 36-40
tahun 2.
Jenis Kelamin ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
3. Pendidikan ( ) SMA ( ) D1/D2/D3 ( ) S1 ( ) Pasca Sarjana 4. Pekerjaan ( ) Pegawai Negeri
( ) Karyawan Swasta
( ) Profesional
( ) Wiraswasta
( ) Lainnya, sebutkan......
5. Panghasilan per Bulan ( ) Rp 2.000.000-Rp 4.000.000 ( ) Rp 4.000.000-Rp 6.000.000 ( ) > Rp.6.000.000
Gaya Hidup Responden 5. Alat Pembayaran yang biasa digunakan ( )Tunai
( ) Kartu Debet
( ) Kartu Kredit
6. Jenis musik apakah yang paling sering anda dengar ( )Pop
( ) Classic
( ) Jazz
( ) Samba
( ) Flamenco
7. Bagaimana anda biasanya paling sering mendengarkan musik ( ) Saat waktu senggang di rumah
78
( ) Pada waktu sedang beerkendara di mobil ( ) Mengunjungi tempat-tempat tertentu, seperti cafe
Data Penelitian 1. Apakah anda pernah melihat CD Kemasan Jazzlounge, Smooth And Easy ( ) Ya
( ) Tidak
2. Menurut pendapat anda, kesan apa yang pertama kali anda melihat kemasan ( ) Ringan
( ) Berat
( ) Trendy
3. Elemen apa yang paling menonjol pada kemasan ini ( ) Warna
( ) Ilustrasi wanita
( ) Logo
( ) Typografi
( ) Bentuk kemasan 4. Apakah menurut anda warna orange dapat menarik perhatian pemirsa apabila dipajang pada rak toko di Disc Tarra ( ) Ya
( ) Tidak
5. Menurut anda apakah warna orange pada kemasan menimbulkan kesan keceriaan, ringan dan fresh ( ) Ya
( )Tidak
6. Apakah warna orange pada kemasan dapat mengidentifikasi kemasan CD Jazz Lounge, Smooth and Easy atau mengingatkan kemasan CD sebagai kemasan bewarna orange ( ) Ya
( ) Kurang dapat mengigatkan
( ) Tidak dapat
7. Menurut pandapat anda apakah ilustrasi wanita pada kemasan menarik ( ) Ya
( ) Kurang menarik
( ) Tidak
8. Apakah gambar ilustrasi wanita dapat merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan informasi ( ) Ya
( ) Kurang dapat
( ) Tidak
9 . Apakah logo Jazzlounge pada kemasan mempunyai bentuk yang sederhana namun menarik perhatian ( ) Ya
( ) Tidak
79
10. Apakah nama merek CD pada kemasan dapat membedakan kemasan dengan kemasan CD yang lain ( ) Ya
( ) Tidak
11. Apakah typografi ( jenis huruf ) dapat mudah dibaca oleh konsumen ( ) Ya
( ) Kurang dapat
( ) Tidak
12. Apakah typografi pada kemasan memiliki kesan untuk anda ( ) Ya
( ) Tidak
13. Menurut pendapat anda kesan apa yang di dapat pada pemilihan jenis huruf pada kemasan CD ( ) Kesan ringan
( ) Kesan berat
( ) Kesan jelita
14. Apakah bentuk dan ukuran kemasan dapat menarik perhatian pemirsa ( ) Ya
( ) Biasa saja
( ) Tidak
1 5 .Apakah informasi label dan informasi produk pada kemasan dapat menjelaskan isi kemasan ( ) Jelas
( ) Kurang jelas
( ) Tidak jelas
16. Tata letak ( lay out ) isi pesan dapat mengarahkan pandangan pemirsa ke arah bodycopy ( ) Ya
( ) Kurang
( ) Tidak
17. Merujuk pada jenis apakah isi dari CD lagu Jazzlounge, Smooth & Easy jika dilihat dari kemasan secara keseluruhan ( ) Jazz
( ) Pop
( ) Rock
( ) Klasik