OPINI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2004-2006 TERHADAP PROGRAM EMPAT MATA DI TRANS|7
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Strata 1 (S 1) Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik
NAMA
: AGUS HERMANTO
NIM
: 04101-002
JURUSAN
: JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Agus Hermanto
NIM
: 04101 - 002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7
Mengetahui:
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Drs. Riswandi, M.Si)
(Morissan, MA)
Ketua Bidang Studi
(Drs. Riswandi, M.Si)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Agus Hermanto
NIM
: 04101 - 002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7
Disetujui dan Diterima Oleh:
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Drs. Riswandi, M. Si)
(Morissan, MA)
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Drs. Riswandi, M.Si)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Agus Hermanto
NIM
: 04101 - 002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7
Jakarta,
Ketua Sidang Ponco Budi Sulistyo, S.sos, M.Comm
Penguji Ahli Feni Fasta , SE, M.Si
Pembimbing I Drs. Riswandi, M. Si
Pembimbing II Morissan, MA
iii
Agustus 2008
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jurusan Jurnalistik Agus Hermanto (04101-002) Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 20042006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7 Periode Agustus 2007. ABSTRAKSI Seiring banyaknya pertelevisian di Indonesia, stasiun televisi berlomba untuk memberikan atau menyajikan tayangan yang menarik dan yang masyarakat butuhkan seperti tayangan talk show Empat Mata. Program Empat Mata adalah suatu program acara talk show atau bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi, dibawakan oleh Tukul Arwana di Trans|7. Empat Mata berisi 50 % jokes-jokes segar, 40 % information (talk show) dan 10 % musik. Setiap acaranya selalu menghadirkan selebriti atau tokoh dari masyarakat dan menyampaikan tema tertentu yang diselingi dengan lawakan. Tayangan Empat Mata merupakan suatu tayangan talk show yang baru dalam dunia pertelevisian di Indonesia, walaupun acara talk show sudah banyak di Indonesia, namun Empat Mata sendiri cukup unik untuk diteliti, karena merupakan program talk show pertama yang menggunakan pelawak sebagai host atau pembawa acara. Penelitian ini diarahkan pada tujuan untuk mengetahui opini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 20042006 terhadap program Empat Mata di Trans|7, periode Agustus 2007. Dalam penelitian ini digunkan teori yang berkaitan dengan penggunaan media massa televisi dan pengaruhnya terhadap opini pemirsa/khalayak adalah teori Harold D. Laswell yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab lima pertanyaan sederhana, sebagai berikut; who, says what, in which channel, to whom, with what effect. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa dan hasilnya nanti diharapkan mampu menggabungkan dan menjabarkan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dalam kaitannya dengan topik penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Penelitian dengan pendekatan studi deskriptif kuantitatif, penelitian survei dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 843 mahasiswa dan sampel berjumlah 85 mahasiswa, sedangkan teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified sampling (sampel berstrata). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa opini responden terhadap program Empat Mata di Trans|7 adalah positif, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil yang diperoleh dilapangan yaitu tingkat pengetahuan responden cukup tinggi dan sebagian besar responden menyukai segmen-segmen yang disajikan dalam program Empat Mata di Trans|7.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya penulis dapat ajukan untuk siding skripsi. Dikelilingi oleh temanteman yang tetap setia membantu, memberikan semangat dan dorongan bahkan doa, merupakan suatu karunia dan anugrah tersendiri dari ALLAH SWT. Dengan dukungan merekalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada: 1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang tak pernah putus dan masih setia menyayangi penulis, membimbing dan selalu diberikan pelajaran atau ilmu baru kepada penulis. 2. Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 3. Dra. Agustina Zubair, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 4. Kedua orang tua penulis, Papah dan Mamah yang selalu sabar dan setia dalam memberi nasehat serta membimbing penulis. Kasih sayang kalian begitu tulus tak pernah terhenti kepadaku juga atas dorongan dan dukungan semangat serta materi selama ini. I love you Mom, I love you Dad. 5. Kakak dan adik-adikku yang terus memberikan dukungan semangat dan doa. Juga membantu dalam pengetikan skripsi ini. Terimakasih yah aku sayang kalian.
v
6. Drs. Riswandi, M.Si, selaku ketua bidang Studi Jurnalistik dan juga dosen Pembimbing Skripsi I, terimakasih atas bimbingan dan dukungannya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 7. Morissan, MA, selaku dosen Pembimbing Skripsi II, terimakasih atas semua waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam membimbing skripsi ini hingga skripsi ini dapat selesai. 8. Seluruh dosen FIKOM yang pernah memberikan ilmunya kepada penulis, terimakasih atas segala ilmu yang teleh kalian berikan. 9. Keluarga besar Jurnal Speak (Ronald, Ari, Dede, Indra, Anto, Aza, Harka, Deni, Dicky, Ariz, Baron, Junaidi, Sinyo, Bina, Adi, Lina, Yuni, Indah, Naning, Nina, Jatu, Inka, Rika, Virgie, Indri, Ika dan buat seluruh JS Family ’04, ’05, ’06 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya. 10. Hendro, terima kasih semua saran-sarannya, sepirit yang tak pernah terputus untuk penulis. 11. Semua orang yang pernah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang mungkin penulis lupa. Kereo, Juni 2008 Agus Hermanto
Penulis
vi
CORETAN PENA
HIDUP Di dalam hidup memang terkadang menyakitkan Tetapi di dalam hidup terkadang pula menyenangkan Hidup memang harus mempunyai cerita Karena jika hidup tanpa cerita tak akan ada kehidupan Manusia boleh berencana Tetapi juga yang punya hidup menentukan Cerita memang bagian dari hidup Antara cerita dengan hidup tidak dapat dipisahkan Buatlah hidup untuk cerita Tetapi janganlah kau buat cerita untuk hidup Janganlah putus asa selama hidup Karena putus asa bukanlah bagian dari hidup
Kereo, Juni 2008 Agus Hermanto (Janganlah pernah putus asa, jika tak ingin sengsara Karena nasib manusia, hanya Tuhan yang menentukan) vii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
i
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
ii
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
iii
ABSTRAKSI
iv
KATA PENGANTAR
v
CORETAN PENA
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Perumusan Masalah
13
1.3.
Tujuan Penelitian
13
1.4.
Signifikansi Penelitian
13
1.4.1. Secara Akademis
13
1.4.2. Secara Praktis
14
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
15
2.1.
Definisi Komunikasi
15
2.1.1 Proses Komunikasi Massa
17
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
22
viii
2.2.
Televisi Sebagai Media Massa
25
2.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi 30
BAB III
2.2.2. Pesan (Message) Media Televisi
32
2.3.
Program
33
2.4.
Talk Show
35
2.5.
Opini
37
2.5.1. Karakteristik Opini
38
2.5.2. Unsur-unsur Opini
38
2.5.3. Ciri-ciri Opini
39
METODOLOGI
41
3.1.
Tipe Penelitian
41
3.1.1 Penelitian Kuantitatif
41
3.1.2 Penelitian Deskriptif
41
3.2.
Metode Penelitian
43
3.3.
Populasi dan Sampel
43
3.3.1 Populasi
43
3.3.2 Sampel
45
3.3.3 Penarikan Sampel
46
Definisi dan Operasional Konsep
48
3.4.1 Definisi Konsep
48
3.4.2 Operasionalisasi Konsep
49
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
57
3.6.
Teknik Analisis Data
58
3.4.
ix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
61
4.1.
Company Profile Trans|7
61
4.2.
Program Empat Mata
62
4.3.
Analisis Data
62
4.4.
Identitas Responden
63
4.5.
Terpaan Media
66
4.6.
Pengetahuan Mahasiswa Tentang Program Empat Mata di Trans|7
4.7.
4.8. BAB V
71
Sikap Mahasiswa Tentang Program Empat Mata di Trans|7
78
Pembahasan
87
PENUTUP
98
5.1.
Kesimpulan
98
5.2.
Saran
99
5.2.1 Saran Praktis
99
5.2.2 Saran Akademis
99
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI SINGKAT
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
Tabel 3.3.2.1 Program Studi Broadcasting
45
Tabel 3.3.2.2 Program Studi Public Relation
46
Tabel 3.3.2.3 Program Studi Marketing Communication & Advertising
46
Tabel 3.3.2.4 Program Studi Visual Communication
46
Tabel 3.4.2.1 Konstruksi Variabel Penelitian
55
Tabel 4.4.1
Jenis Kelamin
63
Tabel 4.4.2
Program Studi
64
Tabel 4.4.3
Angkatan
65
Tabel 4.4.4
Usia
66
Tabel 4.5.1
Program Yang Biasa Disaksikan
67
Tabel 4.5.2
Frekuensi Menonton Televisi
68
Tabel 4.5.3
Frekuensi Menonton Empat Mata
69
Tabel 4.5.4
Intensitas Menonton Empat Mata
70
Tabel 4.6.1
Pengetahuan Program Empat Mata
71
Tabel 4.6.2
Pengetahuan Terhadap Segmen Program Empa Mata
72
Tabel 4.6.3
Pengetahuan Terhadap Stasiun TV Yang Menayangkan
73
Tabel 4.6.4
Pengetahuan Terhadap Hari Tayang Empat Mata
74
Tabel 4.6.5
Pengetahuan Terhadap Jam Tayang Empat Mata
75
Tabel 4.6.6
Pengetahuan Terhadap Pengisi Acara Empat Mata
76
Tabel 4.6.7
Pengetahuan Terhadap Presenter Empat Mata
77
xi
Tabel 4.7.1
Sikap Terhadap Program Empat Mata
78
Tabel 4.7.2
Sikap Tentang Tema Empat Mata
79
Tabel 4.7.3
Sikap Tentang Gaya Komedi Pengisi Acara
80
Tabel 4.7.4
Sikap Tentang Gaya Lawakan Tukul
81
Tabel 4.7.5
Sikap Tentang Segmen Live Music
82
Tabel 4.7.6
Sikap Tentang Segmen Quis
83
Tabel 4.7.7
Sikap Tentang Segmen Tips/E-Mail
84
Tabel 4.7.8
Sikap Tentang Segmen Obrolan Bintang Tamu
85
Tabel 4.7.9
Akumulatif Opini
86
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Keberadaan manusia yang hidup baik sebagai individu maupun mahluk
sosial dalam suatu lingkungan masyarakat memiliki berbagai kelebihan yang sangat berbeda dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Berbagai kelebihan dimiliki setiap manusia sejak lahir, salah satunya adalah bahwa manusia mampu berkomunikasi dengan sesamanya untuk melakukan proses interaksi sosial. Dengan berkomunikasi, seseorang dapat menyampaikan isi hati, sikap, perasaan, pikiran, maupun suatu informasi kepada orang lain secara timbal balik. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum, proses komunikasi sendiri terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang ataupun simbol-simbol sebagai media. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang individu kepada orang lain dengan menggunkan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.1 Dalam suatu proses komunikasi, seorang komunikator akan menggunakan media guna melancarkan proses komunikasinya dengan orang lain. Selain itu, 1
Onong Uchjana Efendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1993), hal. 4-10
1
2
sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu komunikasi dalam kehidupan manusia saat ini, media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh seseorang dalam melakukan proses komunikasi adalah media komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, anonim dan heterogen melalui media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Dari berbagai media komunikasi massa yang ada, media massa elektronik seperti radio, televisi, film dan lainnya merupakan media yang paling sering digunakan oleh seseorang dalam melakukan proses komunikasi.2 Media sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya pesan lisan dan isyarat media-media massa menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia saat ini. Perkembangan media massa saat ini begitu pesat, hal ini disebabkan karena media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam perubahan atau perkembangan ekonomi, sosial, politik dan budaya dalam suatu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Media massa seperti televisi, radio dan lainnya, serta proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Gejala ini seiring dengan perkembangan dan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam kehidupan masyarakat. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup 2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), hal. 11-16
3
dan norma-norma.3 Media sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya pesan lisan dan isyarat media-media massa menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam komunikasi manusia. Media komunikasi massa dapat dan memang telah mempengaruhi perubahan apalagi jika itu menyangkut orang banyak. Media juga mampu untuk menggalang persatuan dan opini publik karena secara keseluruhan, isi media adalah hiburan atau sesuatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Karena tuntunan pasar, media berusaha untuk menyajikan hiburan yang bisa memenuhi selera umum, sehingga stasiun televisi dituntut untuk dapat menyajikan sesuatu yang bisa menghibur berbagai kalangan. Media televisi lahir dari proses panjang perkembangan teknologi. Televisi mulai diperkenalkan kepada publik pada acara “Pameran Dunia” pada tahun 1939. Perjalanannya terus melaju, sehingga tahun 1950-an dikenal sebagai “televion’s golden era.” Sejalan dengan sebutan zaman keemasan itu, televisi terus berkembang pesat dan semakin populer dikalangan masyarakat. Menurut Marshall Mc Luhan, “media televisi telah mampu menggiring masyarakat pada corak berfikir seperti kaca spion (rear view).” Segala sesuatunya dilihat sebagai realitas yang bukan sebenarnya.4 Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi, dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga,
3
Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 4 4 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 98
4
pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikan yang heterogen.5 Sebagai alat yang dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, kini televisi merupakan media dominan komunikasi massa diseluruh dunia, dan sampai sekarang masih terus mengalami perkembangan. Sejalan dengan perkembangannya yang begitu pesat bersama-sama dengan dinamika kehidupan manusia, televisi telah menjadi fenomena besar abad ini. Pertelevisian di Indonesia sekarang ini berkembang dengan pesat diantaranya ada televisi nasional dan televisi regional. Televisi nasional ada 11, yaitu; TVRI, RCTI, SCTV, TPI, INDOSIAR, ANTEVE, Trans|7, TRANS TV, LATIVI, METRO TV, Global TV. Sedangkan TV regional/lokal ada 64, yaitu; Agropolitan TV, Amuntai TV, Bali TV, Bandung TV, Batam TV, Batu Televisi, Bi TV, BMS TV, Bogor TV, Bomeo TV, Bunaken TV, Cahaya TV, Cakra TV, CB Channel, Da Ai TV, Deli TV, Dhamma TV, Elshinta TV, Fajar TV, Fativi, Ganesha TV, Gorontalo TV, GO TV, Gemilang TV, Gajayana TV, GN TV, Jak TV, Jogja TV, J TV, Karesidenan TV, Kendari TV, L TV, Logis TV, Lombok TV, Mahameru TV, Malang TV, Minang TV, Makassar TV, Megaswara TV, MQ TV, O Channel, PK TV, Pacific TV, Padjadjaran TV, Palembang TV, Pro TV, Rantau TV, Ratih TV, RBTV, Riau TV, Riauchannel, SAM TV, SJTV, Spacetoon (TV Anak), SSTV, STV, TA TV, Tarakan TV, Televisi Tegal, Televisi Manado, Tugu TV, TV Borobudur, TVKU.6
5 6
Onong Uchjana Effendy, Op.cit, h. 24 www. Trans7 - Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.htm
5
Dengan semakin banyaknya keberadaan stasiun televisi di Indonesia saat ini, telah memberikan angin segar bagi masyarakat dalam hal menerima informasi atau berita maupun hiburan dari televisi yang sesuai dengan fungsinya sebagai media komunikasi yang informatif. Stasiun televisi berusaha memberikan program-program unggulan terbaik mereka seperti film, musik maupun berita bagi masyarakat, karena televisi memiliki fungsi sebagai sarana penyebaran informasi dan pendidikan, meneruskan nilai-nilai sosial, melakukan kontrol sosial maupun sebagai sarana promosi. Hal itulah yang menyebabkan semakin tingginya ketergantungan masyarakat akan program-program yang disajikan televisi. Meski tidak semua acara yang ditayangkan di televisi selalu sesuai dengan dunia nyata, namun hal ini hampir tidak berarti, mengingat televisi mempunyai kekuatan untuk meyakinkan penontonnya lewat realitas kameranya. Walaupun peran televisi sebagai media pasif, tetapi peran televisi dapat menyuguhkan segala sesuatunya seperti benar terjadi. Sejak kehadirannya, popularitas televisi dinilai mampu merebut hati disegala lapisan masyarakat, mulai dari lapisan masyarakat atas, menengah, sampai lapisan masyarakat bawah. Televisi disambut pemirsanya sebagai salah satu media komunikasi elektronik yang memuaskan, karena televisi mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam proses mengolah sampai tehnik menyebarluaskan bahasa ucap, tulisan, gambar dan isyarat secara utuh dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu pendapat atau opini bagi sementara orang,
6
merebaknya siaran televisi dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan dalam kehidupan masyarakat. Mengenai pendapat atau opini masyarakat, menurut Djoenaesih S. Sunarjo dalam bukunya “Opini Publik”, menyatakan bahwa “opini merupakan pernyataan yang diucapkan atau tertulis/tulisan, maka sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif kepada sesorang yang tertentu, obyek atau situasi yang tertentu pula.”7 Sedangkan opini menurut Carl I Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh inidividu terhadap sesuatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan.8 Opini yang diutarakan masyarakat baik secara lisan ataupun tulisan akan memberikan dampak tersendiri bagi pihak terkait. Opini positif masyarakat terhadap suatu program akan membuat pihak produksi berusaha meningkatkan kualitas atau mutu program mereka, selain itu opini positif akan memberikan kesempatan
bagi
perusahaan-perusahaan
untuk
mengiklankankan
atau
mempromosikan produk mereka pada acara tersebut ditayangkan. Daya tarik televisi swasta salah satunya dapat dilihat dari pemasangan iklan (sponsor) dalam suatu acara tertentu. Namun sebaliknya, opini atau pendapat yang negatif dari masyarakat akan berdampak pada berkurangnya minat pengiklan untuk mempromosikan produk atau barang mereka, karena program terebut kurang diminati dan minimnya respon dari masyarakat.
7 8
Djoenaesih S. Sunarjo, Opini Publik, (Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta, 1997), h. 86 Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Bina Cipta, 1998), h.6
7
Beberapa ahli komunikasi menyebutkan bahwa medium televisi mampu memindahkan situasi apapun yang terjadi disuatu tempat kepada penontonnya secara faktual. Medium ini dinilai memiliki daya rangsang yang lebih kuat dibandingkan dengan medium lainnya. Pada tanggal 25 November 2001, TV7 mulai mengudara sebagai televisi nasional ketujuh. Sebagai bagian dari perusahaan media Kelompok Kompas Gramedia (KKG), PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh ikut meramaikan peta media elektronik Indonesia dengan izin Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat No. 809/BH.09.05/III/2000, tanggal 22 Maret 2000, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 8687. Sejak awal berdiri, TV7 terus memperluas jangkauannya secara bertahap dari tahun ke tahun. Sampai saat ini, TV7 memiliki 26 stasiun transmisi di berbagai kota di Indonesia yang mampu menjangkau 133 juta penonton potensial. Seiring dengan perkembangan industri pertelevisian di Indonesia, KKG melakukan kesepakatan strategic partnership dengan Trans Corpora. Terhitung sejak penandatanganan kerjasama pada 4 Agustus 2006, TV7 berganti nama menjadi Trans|7 di bawah naungan PT. Trans Corpora. Setelah di-relaunch pada 15 Desember 2006, kini Trans|7 telah menyiapkan program-program yang cerdas, tajam, menghibur, dan membumi.9 Sampai dengan saat ini, Trans|7 masih terus berkiprah di dunia layar kaca dengan menyajikan program acara yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu
9
www.Trans |7 – Company Profil.htm
8
program acara di Trans|7 yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah Empat Mata. Dari pengamatan yang peneliti lakukan terhadap program Empat Mata, acara ini ditayangkan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 23.00 WIB. Pada setiap episodenya masyarakat dapat menyaksikan segmen-segmen yang telah disusun dan disajikan dengan menarik, seperti live music dari INI Band, surat atau e-mail dari pemirsa yang langsung dibacakan serta kiriman foto-foto yang unik atau foto lucu tentang Tukul Arwana dari pemirsa ataupun foto dari pengirimnya, obrolan-obrolan tentang kisah bintang tamu, interaksi antara host dengan penonton, waitress, bartender dan home band, yang dibawakan oleh Tukul dengan lawakan dan gayanya yang khas yaitu dengan raut muka yang polos, katro serta dusun. Program Empat Mata merupakan program televisi yang dikemas dengan format Talk Show. Saat ini definisi yang menjelaskan tentang talk show memang belum ada yang sempurna, tetapi menurut en.wikipedia pengertian talk show (perbincangan) adalah television program where a group of people come together to discuss various topics put forth by a talk show host. Often, talk show feature a panel of guests, usually consisting of a group of people who are learned or who have great experience in relation to whatever issue is being discussed on the show for that episode”.10 (Talk show adalah program acara televisi dimana sekelompok orang secara bersama-sama mendiskusikan berbagai macam permasalahan dengan pemandu acara. Seringkali talk show menampilkan nara sumber atau bintang
10
http://en.wikipedia.org/wiki/talk_show
9
tamu, biasanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai pengalaman dan berhubungan dengan permasalahan yang diangkat pada episode tersebut). Talkshow adalah sebuah acara yang berisikan dialog atau adu argumentasi berbagai macam topik dari bermacam-macam narasumber, dimana sang pembicara boleh membantah, sang moderator boleh mengkritik, sang bintang tamu boleh menangis, bila memang perlu.11 Dalam perkembangannya talkshow bisa melibatkan lebih dari empat atau enam pembicara, bahkan talkshow juga dapat melibatkan sepuluh hingga seratus orang pembicara. Di Indonesia keberhasilan talkshow ditandai dengan munculnya acara “Perspektif” yang digawangi Wimar Witoelar pada awal tahun 90-an di SCTV. Acara ini menandai sejarah TV Indonesia karena keberanian Bung Wimar yang mengusung kebebasan berbicara di depan publik. Sedangkan di Amerika Serikat Oprah Winfrey Show adalah sebuah talkshow modern yang ditayangkan di berbagai saluran televisi di negeri Paman Sam mulai tahun 1996 hingga tahun 2000-an, adalah sebuah contoh keberhasilan terbaik gelar adu debat yang oaling diminati dengan penonton ratusan juta orang. Dari kedua acara tersebut peranan pembawa acara talkshow memegang peranan penting. Pembawa acara talkshow adalah seorang talk entertainer, artinya seorang talkshow host harus mempunyai kemampuan entertainment untuk menguasai pembicaraan dan membuat pertanyaan-pertanyaan menarik untuk menjawab keingintahuan masyarakat. Talkshow host juga mampu membaca
11
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Jakarta, 2004, h.147
10
situasi perbincangan dan mampu memutarbalikan fakta dan realita dari topik yang dibahas. Selain itu, selingan-selingan pertanyaan ataupun opini yang segar dan menggembirakan penonton harus muncul untuk memecahkan kebekuan suasana perdebatan yang monoton.12 Empat Mata ialah suatu acara bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi, dibawakan oleh Tukul Arwana di Trans|7 setiap Senin sampai Jum’at, mulai dari pukul 21.30 WIB s/d pukul 23.00 WIB. Setiap acaranya selalu menghadirkan selebriti atau tokoh dari masyarakat dan menyampaikan tema tertentu yang diselingi dengan lawakan. Tidak hanya menawarkan informasi, tapi juga sekaligus komedi yang dibawakan oleh Tukul Arwana, seorang pelawak, yang diharapkan dapat menghibur masyarakat atau penonton dengan pembicaraan topik-topik menarik bersama para bintang tamu. Dengan suasana kafe, host dapat berinteraksi dengan para waitress, home band, bartender, pengunjung hingga penonton.13 Selalu membahas topik atau kasus yang sedang hangat di masyarakat dan topik-topik yang unik, menarik dan timeless. Tidak hanya talk show & komedi, Empat Mata juga memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu ataupun host. Program acara Empat Mata mulai ditayangkan kepada pemirsa melalui layar kaca Trans|7 sejak 28 Agustus 2006, pukul 22.00 WIB. Empat Mata berisi 50 % jokes-jokes segar, 40 % information (talk show) dan 10 % musik. Segala
12 13
Naratama, Ibid, h.150 Trans 7 - Empat Mata.htm
11
obrolan yang dikemas secara ringan, santai, dengan gaya Tukul Arwana sebagai host atau pembawa acara. Sasaran audience dari program Empat Mata yaitu dari remaja sampai dewasa, mulai dari usia 12 tahun sampai 45 tahun. Empat Mata juga dapat dinikmati oleh masyarakat dari kalangan bawah sampai dengan masyarakat kalangan atas karena program Empat Mata merupakan program yang bersifat Talk Show komedi. 14 Alasan peneliti mengambil opini adalah karena sebelum peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden, peneliti mencoba melakukan survei dan wawancara kepada responden yang menurut peneliti dapat mewakili dari tiap angkatan. Setelah dilakukan suvei dan wawancara, peneliti beranggapan bahwa mahasiswa FIKOM UMB angakatan 2004-2006 banyak mengetahui tentang program program Empat Mata, disamping itu peneliti tertarik karena mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 merupakan kumpulan individu yang tergabung dalam Universitas Mercu Buana dan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda antara satu sama lainnya baik itu latar belakang tempat tinggal, agama, ekonomi, suku bangsa, pengetahuan dan lainnya. Berdasarkan perbedaan tersebut khususnya mereka yang menyaksikan program Empat Mata di Trans|7 maka akan timbul berbagai opini atau pendapat yang berbeda-beda satu sama lainnya sesuai dengan latar belakang mereka, kepribadian dan kondisi masing-masing individu baik itu opini yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.
14
Wawancara dengan Produser Empat Mata, Andri Loenggana
12
Penulis tertarik dengan program acara Empat Mata, karena program tersebut merupakan salah satu program unggulan dari Trans|7 di samping itu juga program Empat Mata merupakan suatu hal yang baru dalam pertelevisian di Indonesia, yaitu di mana presenter dari suatu program talk show berani merendahkan atau menjelek-jelekkan dirinya sendiri di depan pemirsanya. Selain itu juga, program Empat Mata ini merupakan satu-satunya program talk show yang dibawakan dengan gaya komedi, dengan presenter seorang pelawak, dan program Empat Mata juga merupakan salah satu program unggulan dari Trans|7. Sebuah program talk show tentunya diharapkan tidak hanya memberikan informasi serta hiburan semata tetapi juga dapat memberikan nilai positif atau lebih bagi pemirsanya dan bukan nilai-nilai negatif yang terus disampaikan. Program Empat Mata memiliki pemirsa tersendiri seperti mahasiswa. Dalam hal ini objek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004 sampai dengan 2006. Asumsi tersebut didasari berdasarkan hasil survei peneliti saat wawancara dengan responden yang dapat mewakili dari tiap jurusan dan angkatan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana merupakan bagian dari pemirsa program Empat Mata di Trans|7 dan merupakan mahasiswa yang mempelajari ilmu komunikasi dari berbagai macam media. Dengan demikian skripsi ini diberi judul “Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7”.
13
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana opini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap program Empat Mata periode Agustus 2007 di Trans|7.”
1.3
Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk: “Mengetahui opini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap program Empat Mata periode Agustus 2007 di Trans|7.”
1.4
Signifikansi Penelitian Melalui penelitian yang akan dilakukan, peneliti berharap hasil dari
penelitian ini akan mendatangkan manfaat positif, baik secara akademis maupun secara praktis. 1.4.1
Secara Akademis
1. Diharapkan dapat berguna dalam menambah pengetahuan tentang peranan televisi sebagai media informasi dan komunikasi bagi peneliti. 2. Dapat memberikan informasi dan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain mengenai opini para mahasiswa terhadap program Empat Mata di Trans|7.
14
1.4.2. Secara Praktis 1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi, serta pertimbangan bagi insan pertelevisian di Indonesia, khususnya kepada pihak yang memproduksi program Empat Mata di Trans|7 agar kedepannya dapat memberikan sajian yang lebih baik, bermanfaat, informatif dan dapat menghibur masyarakat.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Definisi Komunikasi Komunikasi sebagai rumpun ilmu sosial, walaupun dalam prakteknya
selalu berimpit dengan peradaban dan kemajuan umat manusia, namun penelitian secara ilmiah komunikasi masih dikualifikasikan dalam rumpun ilmu sosial yang muda usianya. Sesuai dengan perkembangannya, komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan yang menjiwai seluruh kehidupan sosial dari mulai yang bentuk sederhana sampai kepada keadaan yang sengat luas dan kompleks sifatnya.15 Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut komunikasi. Menurut Harold D. Lasswell (cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?16 Ketika melakukan interaksi sosial, manusia melakukan komunikasi melalui berbagai cara, baik langsung (direct) yaitu, individu melakukan komunikasi berhadapan dengan komunikan (personal atau khalyak) secara tatap
15
Sumarno A.P, Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1989), hal. 1 16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 62
15
16
muka, maupun tidak langsung (inderect) yaitu, komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan media sebagai penghubung seperti surat, poster, pamplet, spanduk, radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan digunakan bahasa secara verbal (lisan atau tulisan) dan nonverbal yaitu, penyampain isi pesan melalui kial atau isyarat badaniah dan melalui gambar (pictorial), oleh karena itu individu dalam melakukan komunikasi mempunyai sifat sebagai berikut, yaitu:17 a. Tatap Muka b. Bermedia c. Verbal secara lisan dan tulisan d. Nonverbal melalui isyarat badaniah dan bergambar Menurut Dennis McQuail (1987), komunikasi organisasi mencakup kegitan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok, bahwa sifat komunikasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.18 Pengertian komunikasi mempunyai enam karakteristik pokok sebagai berikut:19 1. Komunikasi adalah suatu proses. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
17
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal. 12 ibid 19 Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D.Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003), hal. 55 18
17
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. 4. Komunikasi bersifat simbolis. 5. Komunikasi bersifat transaksional. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Proses komunikasi melibatkan tujuh elemen. Ketujuh elemen itu adalah: sumber, pesan, saluran, penerima, akibat/hasil, umpan balik dan gangguan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu perasaan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau prulaku baik langsung secara lisan ataupun tak langsung melalui media.20 2.1.1
Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, tabloid, majalah) atau media elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.21 Untuk memahami proses komunikasi dalam pnelitian ini menggunakan teori yang di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell. Bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan mnjawab lima pertanyaan sederhana, sebagai berikut: 20
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), hal. 5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 75
21
18
1. Who
: Sumber (komunikator).
2. Says what
: Pesan-pesan atau informasi yang di sampaikan.
3. In which cahnnel
: Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi)
4. To whom
: Komunikan atau khalayak sasaran.
5. With what effect
: Tujuan dari program yang dibuat, opini yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang disampaikan kepada seseorang.
Lasswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Dalam penelitian ini, formula Harold D. Lasswell dapat direalisasikan sebagai berikut: Gambar 2.1 Fomula Lasswell IN WHICH WHO
SAYS WHAT
WITH WHAT TO WHOM
CHANNEL
EFFECT
Melalui Siapa
Berkata Apa
Dengan Efek Kepada Siapa
Saluran Apa Komunikator
Pesan
Televisi
Apa Penerima
Sikap
Kehidupan Mahasiswa Empat Mata
Selebritis/Tokoh
Trans|7
Opini FIKOM UMB
Masyarakat Sumber: Modul 1-9 Teori Komunikasi, S.Djuarsa Sendjaja, Ph.D.dkk, UT, 1994
19
Komunikasi menurut Jalaluddin Rakhmat adalah komunikasi diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak (surat kabar atau majalah, elektronik, radio dan televisi) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat22. Karakteristik komunikasi massa : 1. Adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengirim pesan. 2. Adanya khalayak yang luas dan heterogen. 3. Isi pesan harus bersifat umum dan tidak dapat bersifat rahasia. 4. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial dan ekonomi maupun keadaan budayanya. 5. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni yaitu dinilai banyak orang dengan latar belakang dan taraf pendidikan dan daya cerna masyarakat. 6. Sifat hubungan antara komunikator dan komunikan/khalayak ialah anonim. Komunikasi massa secara sederhana yang dirumuskan oleh Bittner (1980: 10) “mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).23
22
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Roda Karya, 1994), hal. 34 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 62
23
20
Ciri-ciri yang terdapat pada komunikasi massa : 1. Umumnya komunikasi massa bersifat komunikasi searah. 2. Menyajikan rangkaian dan aneka pilihan yang luas, baik ditinjau dari khalayak yang akan dicapai maupun dari segi pilihan isi oleh khalayak media massa. 3. Sifat dari media massa dapat menjangkau sejumlah besar khalayak yang tersebar karenanya jumlah media massa lebih sedikit dari pada khalayaknya. 4. Karena sifatnya untuk menarik perhatian khalayak yang luas dan besar, maka ia harus dapat mencapai tingkat intelek rata-rata (umum), mampu mencapai orang yang membaca bibirnya bergerak. 5. Organisasi yang menyelenggarakan komunikasi massa merupakan lembaga masyarakat yang harus peka terhadap lingkungannya.24 Joseph A Devito dalam bukunya Communicolog: An Introduction To The Study Of Comminication menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa lebih tegas yakni sebagai berikut: 1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau menonton televisi. 2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar audio seperti dikatakan oleh Severin dan Takarad Jr. bahwa komunikasi 24
Djafar H. Assegaff, Jurnalistik Massa Kini , Pengantar Praktek Kewartawanan, (Jakarta , 1983), hal. 11
21
massa itu adalah keterampilan seni dan ilmu. Apabila dikaitkan dengan pendapat Devito, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan sifat-sifat komponennya.25 Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat dirumuskan secara singkat antara lain : 1. Media massa juga dikenal sebagai media hiburan 2. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia 3. Media massa mambantu kita untuk menyusun agenda, menyusun jadwal kehidupan sehari-hari 4. Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain diluar masyarakat kita 5. Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas segala ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan kita 6. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.26 Sedangkan menurut Darwanto Sastro Subroto fungsi media massa yaitu, sebagai media penerangaan, sebagai media pendidikan, sebagai media hiburan dan sebagai media promosi.27
25
Onong Uchjana Effendy, Op. cit, hal. 14 Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991), hal. 42-43 27 Darwanto Satro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), hal. 17 26
22
Hiburan yang diinginkan oleh masyarakat akan terpenuhi dengan adanya kehadiran media massa sebagai alat penyampai pesan yang semakin beragam dan berkembang. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Ketika kita membicarakan masalah fungsi komunikasi massa, yang harus ada dalam benak kita adalah bahwa kita juga sedang membicarakan fungsi dari media massa. Komunikasi massa itu sendiri berarti komunikasi melalui media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyatakan keberadaaan media massa sebagai sebuah elemen yang terpenting dalam komunikasi massa, sebab tidak ada komunikasi massa tanpa adanya media massa. Menurut Alexis S Tan (1981), fungsi komunikasi massa tersebut adalah:28 1. Informasi Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita atau hal-hal yang disajikan. Program Empat Mata merupakan program informasi yang berbentuk talk show dengan format komedi yaitu menyajikan obrolan-obrolan santai dengan bintang tamu yang diselingi dengan candaan. 2. Hiburan Fungsi hiburan bagi sebuah media massa elektronik menduduki posisi yang paling tinggi bila dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita memang masih menjadikan televisi sebagai
28
Nurudin, Komunikasi Massa, (Yogyakarta: Cespur, 2003), hal. 62-83
23
media hiburan. Ketika berada dirumah kemungkinan besar masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. Paling tidak, untuk hiburan karena dalam aktivitas hariannya telah membuat lelah. Charles R. Wright (1998) mengakui pentingnya aspek hiburan dalam komunikasi massa, sehingga ia membut tabel untuk memperjelasnya. TABEL 2.3.2.1 AKTIVITAS KOMUNIKASI MASSA HIBURAN
MASYARAKAT
INDIVIDU
Fungsi
Pelepasan lelah bagi kelompok-kelompok massa
Pelepas lelah
Disfungsi
Mengalihkan publik: menghindarkan aksi sosial
Meningkatkan kepastian, memperendah cita rasa, memungkinkan pelarian/pengasinga n diri
SUB. KELOMPOK TERTENTU (Mis. Kel. Politik) Memperluas kekuasaan, mengendalikan kehidupan
KEBUDAYAA N
Memperlemah estetik: "budaya pop"
3. Persuasi Fungsi persuasi dari komunikasi massa ini tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Bagi Josep A Devito (1997) fungsi persuasi ini dianggap sebagai bentuk yang paling penting. 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun yang paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya
24
tidak dapat lagi dielakan selalu hadir untuk berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Secara histories umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan. 5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai itu bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. 6. Pengawasan Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan ini bisa dibagi menjadi dua yakni Worning Or Beware Surveyllance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud disini adalah fungsi menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat.
25
8. Pewarisan Sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari suatu generasi kegenerasi selanjutnya. Komunikasi massa sebagai suatu proses komunikasi memiliki berbagai macam dan juga fungsi yang sangat bermanfaat Bagi masyarakat dalam hal menerima informasi atau pesan-pesan yang disampaikan oleh media televisi untuk berbagi macam kepentingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa Media massa mempunyai peranan yang sangat besar terhadap perubahan
atau perkembangan ekonomi, sosial, politik dan budaya dalam suatu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Media menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berfikir mengenai realitas, tidaklah mengherankan jika media lalu menjadi ajang untuk pertarungan berbagai kepentingan dan media juga merupakan pesan yang didalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan mendesakkan pendapat sehingga terjadi perubahan di dalam masyarakat.29 Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa (surat, telepon, radio, dan televisi 29
Idi Subandy Ibrahim & Hanif Suranto, Wanita & Media, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998), hal. 207
26
adalah
media
untuk
menyambung
atau
menyebarluaskan
pesan
yang
menggunakan bahasa). Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun 1923.30 Televisi merupakan salah satu media dalam komunikasi massa atau biasa disebut media massa elektronik yang dapat dipandang dan didengar (audio-visual), oleh karena itu penyajian sinetron menggunakan media televisi. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu parqa pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tampa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antar komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.31 Televisi mempunyai andil yang sangat besar dalam proses sinkronisasi budaya, seperti dikatakan Garin Nugroho, “ia seperti Dewa Janus, penyelamat sekaligus penghancur. Televisi adalah metadiun, instrumen yang tidak hanya mengarahkan bagaimana mendapatkan pengetahuan”. Televisi mencampuradukkan berbagai realitas pengalaman kita yang berlainan, mimpi, khayalan,
30
Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), hal. 15-16 31 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (PT. Rineka Cipta, 1996), hal. 8
27
histeria, kegilaan, halusinasi, ritual kenyataan, harapan dan angan-angan, sehingga penonton sulit untuk mengidentifikasi pengalaman yang sebenarnya.32 Yoseph
R.
Dominic
dalam
bukunya
The
Dynamics
of
Mass
Communication, mengatakan bahwa peran atau fungsi media massa adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan (surveillance) Fungsi pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: A. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman bencana alam, kondisi ekonomi atau serangan militer. B. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance) Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, seperti tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-prodik baru dan lain-lain. 2. Interpretasi (interpretation) Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah interpretasi. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. 32
Deddy Mulyana & Idi Subandy Ibrahim, Bercinta Dengan Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997), hal. 3
28
3. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan, misalnya hubungan para pemuka partai poltik dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca surat kabar mengenai partainya yang dikagumi. 4. Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi prilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. 5. Hiburan (entertainment) Fungsi hiburan adalah untuk melepaskan saraf-saraf setelah berjam-jam membaca berita-berita berat, yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh, dan “visi” yang berarti penglihatan. Segi jauh-nya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio, sedangkan segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Televisi menciptakan suasana tertentu, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung dari komunikator kepada komunikan. Informasi yang disampaikan
29
televisi akan lebih mudah di mengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.33 Televisi merupakan gabungan dari media dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informativ, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsa dapat melihat sambil duduk tanpa kesenjangan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual34. Televisi sebagai media massa dianggap mampu menyiarkan informasi kepada masyarakat secara memuaskan, ini disebabkan oleh dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yakni: 1. Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat; yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan.35 Menurut Effendy, dalam bukunya “Teori dan Filsafat Komunikasi”, televisi pada pokoknya memiliki tiga fungsi yaitu fungsi penerangan, fungsi pendidikan dan hiburan36. 33
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Suatu Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hal 8 34 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (PT Rineka Cipta, 1996) hal. 8 35 Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal. 25
30
Pada fungsi penerangan, televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Karena didalam fungsinya sebagai penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Didalam fungsi pendidikan televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khlayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat dalam acara-acara tertentu secara implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV). Yaitu acara pendidikan yang disisipkan kedalam siaran yang sifatnya umum, karena keampuhan itulah maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut Instruction television (ITV). Televisi yang memiliki fungsi hiburan sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. 2.2.1
Kelebihan Dan Kekurangan Media Televisi Perkembangan televisi yang juga diiringi oleh perkembangan teknologi
modern dan canggih, disisi lain telah memberikan berbagai macam keuntungan
36
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi I, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti), hal. 24
31
bagi masyarakat. Namun, seperti media massa lainnya, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keunggulan televisi bisa kita lihat dari sisi programatis dan teknologis. 37 Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat menghantarkan langsung suatu peristiwa disuatu tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan diberbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Selain memiliki keunggulan televisi juga memiliki kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya. Kelemahan itu adalah: 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif, sebagai penerima pesan 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya 4. Pergerakan
teknologi
penyiaran
yang
begitu
cepat
mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang implikasi cultural dari televisi. 37
Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. (Jakarta: YPKMD, 1997), hal. 3032
32
5. Kecenderungan para pengelolah televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan
televisi
dan
lebih
berorientasi
pada
pertimbangan
komersil/bisnis, sehingga mengenyampingkan faktor pendidikan. 2.2.2
Pesan (Message) Media Televisi K. Avery dalam tulisannya “Communication and The Media”,
menggolongkan khalayak menjadi tiga golongan dalam mengkonsumsi isi pesan dari media massa, yakni: 1. Selective attention Golongan ini yang termasuk mau menerima pesan-pesan tetapi hanya yang diminati saja. 2. Selective perception Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsinya dalam menanggapi suatu pesan. 3. Selective retention Yang terakhir merupakan golongan yang hanya mau mengingat apa yang perlu diingat saja terutama kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka.38 Pesan-pesan media massa elektronik khususnya televisi tidak hanya dapat didengar melainkan dapat dilihat dalam bentuk gambar yang bergerak. Televisi sebagai media elektronik yang dimiliki oleh masyarakat dengan tingkat perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak hanya memiliki berbagai kelebihan namun juga memiliki kekurangan. Tujuan akhir dari penyampaian
38
Darwanto Sastro Subroto, Op.cit, hal. 25
33
pesan media televisi dapat menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam kehidupannya di lingkungan sosial masyarakat.
2.3
Program Program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti
acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.39 Program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1) Program informasi (berita), Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua; berita keras (hard news) yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak dan berita lunak (soft news) yaitu segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan berita lunak atau soft news ini dapat berbentuk perbincangan (talk show), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.
39
Morissan, MEDIA PENYIARAN ,Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), hal. 97
34
2) Program hiburan (entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, drama, permainan dan pertunjukan. JENIS PROGRAM TELEVISI
Hard news (straight news, features,, infotainment) Informasi Soft news (current affair, magazines, talk show, documentary) Program TV Musik Drama (sinetron, film, cartoon) Hiburan Quiz Permainan
Ketangkasan Hidden camera Competition show Reality show
Relationship show Fly on the Wall Mystic
Pertunjukan (sulap, lawak, tarian dll)
35
2.4
Talk show Salah satu jenis program informasi yang peneliti angkat dalam penelitian
ini adalah program talk show (perbincangan). Hingga saat ini definisi yang menjelaskan tentang talk show memang belum ada yang sempurna, tetapi menurut en.wikipedia pengertian talk show (perbincangan) adalah television programe where a group of people come together to discuss various topics put forth by a talk show host. Often, talk shows feature a panel of guests, usually consisting of a group of people who are learned or who have great experience in relation to whatever issue is being discussed on the show for that episode”.40 (Talk show adalah program acara televisi dimana sekelompok orang secara bersama-sama mendiskusikan berbagai macam permasalahan dengan pemandu acara. Seringkali talk show menampilkan nara sumber atau bintang tamu, biasanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai pengalaman dan berhubungan dengan permasalahan yang diangkat pada episode tersebut). Salah satu jenis program informasi yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah program talk show (perbincangan). Talkshow adalah sebuah acara yang berisikan dialog atau adu argumentasi berbagai macam topik dari bermacam-macam narasumber, dimana sang pembicara boleh membantah, sang moderator boleh mengkritik, sang bintang tamu boleh menangis, bila memang perlu.41
40 41
http://en.wikipedia.org/wiki/talk_show Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Jakarta, 2004, h.147
36
Dalam perkembangannya talkshow bisa melibatkan lebih dari empat atau enam pembicara, bahkan talkshow juga dapat melibatkan sepuluh hingga seratus orang pembicara. Di Indonesia keberhasilan talkshow ditandai dengan munculnya acara “Perspektif” yang digawangi Wimar Witoelar pada awal tahun 90-an di SCTV. Acara ini menandai sejarah TV Indonesia karena keberanian Bung Wimar yang mengusung kebebasan berbicara di depan publik. Sedangkan di Amerika Serikat Oprah Winfrey Show adalah sebuah talkshow modern yang ditayangkan di berbagai saluran televisi di negeri Paman Sam mulai tahun 1996 hingga tahun 2000-an, adalah sebuah contoh keberhasilan terbaik gelar adu debat yang oaling diminati dengan penonton ratusan juta orang. Dari kedua acara tersebut peranan pembawa acara talkshow memegang peranan penting. Pembawa acara talkshow adalah seorang talk entertainer, artinya seorang talkshow host harus mempunyai kemampuan entertainment untuk menguasai pembicaraan dan membuat pertanyaan-pertanyaan menarik untuk menjawab keingintahuan masyarakat. Talkshow host juga mampu membaca situasi perbincangan dan mampu memutarbalikan fakta dan realita dari topik yang dibahas. Selain itu, selingan-selingan pertanyaan ataupun opini yang segar dan menggembirakan penonton harus muncul untuk memecahkan kebekuan suasana perdebatan yang monoton.42
42
Naratama, Ibid, h.150
37
2.5
Opini Dalam ilmu komunikasi, istilah-istilah pendapat (opinion) dan sikap
(attitude) sering dipadukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap sesuatu ataupun lisan. Dalam bahasa Indonesia opini (opinion) sering diterjemahkan dengan pendapat, walaupun ternyata istilah opini telah menjadi hal yang lumrah yang memang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam percakapan. Untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai opini, berikut disajikan beberapa definisi opini. Opini menurut Carl I Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh individu terhadap sesuatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan.43 Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan keputusan atau tafsiran yang terbentuk didalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah lebih kuat daripada sebuah pesan dan lebih lemah daripada pengetahuan yang positif. Opini dapat juga berarti pernyataan yang diucapkan atau ditulis.44 Dalam penelitian ini opini yang dimaksudkan adalah jawaban yang diberikan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 terhadap program Empat Mata di Trans|7. Opini belum memberikan pengertian yang utuh apabila tidak diberi predikat seperti “opini publik”, “opini individu” dan sebagainya. Dalam 43 44
Loc, Cit. H. Frazier Moore, Humas Prinsip, Kasus dan Masalah, (Bandung: Rosda Karya, 1987), hal. 71
38
penelitian ini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana termasuk kedalam kategori publik. Maka opini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah opini publik. Bride mengemukakan bahwa publik itu sebagai suatu kolektifitas yang ada, karena individu memberikan andil berupa pengalaman tertentu, tradisi dan ingatan tertentu serta kondisi kehidupan tertentu.45 2.5.1
Karakteristik Opini Karakteristik utama dari opini adalah : 1. mempunyai arah (percaya, tidak percaya dan sebagainya) 2. mempunyai isi informasi 3. mempunyai intensitas (kuat, moderat, lemah)46 Setiap opini yang diberikan individu atau seseorang terhadap suatu hal ada
arahnya dalam arti dipihak manakah individu tadi berada. Opini atau pendapat seseorang ditandai oleh apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut yakni pengetahuan yang faktual atau informasi. Kebanyakan opini menunjukan informasi yang relatif kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini tersebut. Adapun intensitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud. 2.5.2
Unsur-unsur Opini Ada beberapa unsur yang dimiliki sebuah opini, yaitu : 1. Opini dibentuk dari sekumpulan data dan fakta 2. Opini merupakan sekumpulan rekonstruksi dari keadaan (daya berfikir dan daya abstraksi individu)
45 46
Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, 1990, hal. 93 Loc, Cit.
39
3. Opini merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan.47 2.5.3
Ciri-ciri Opini Beberapa ciri-ciri yang dimiliki opini, yaitu :
1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan, 2. Merupakan sinthesa atau kesatuan dari banyak pendapat, 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.48 Leonard W. Doob menulis dalam buku yang berjudul Public Opinion and Propaganda yang diterbitkan pada tahun 1948 sebagai berikut: “Public opinion refers to people’s attitude on an issue they are members of the same social group”, artinya kira-kira opini publik yang dimaksudkan adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. 49 Dalam hubungan ini, Leonard W. Doob mengemukakan pula batas-batas kemampuan opini publik, antara lain: a. Perhatian orang terhadap sesuatu masalah itu sangat tergantung pada pengetahuan dan pendidikanmya masing-masing b. Kebijaksanaan tergantung juga dari penilaian serta seleksi publik terhadap fakta dan nilainya sendiri c. Pada kenyataannya bahwa setiap persoalan (masalah) mempunyai banyak segi sehingga untuk hal-hal yang kompeten yang menimpa masyarakat yang luas, opini publik (yang kompeten) itu terdiri dari banyak publik 47
Phil Astrid Susanto, Op.cit, hal. 56 Djornaesih S. Sunarjo, Op.cit, hal.26 49 Ibid, h. 30 48
40
d. Tidak adanya standar ataupun ukuran dalam penyelesaian suatu masalah lebih-lebih masalah sosial dimana setiap masalah mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Hal itu tergantung pada mental, pengalaman, perasaan, kebudayaan dan idea yang telah tersebar dalam masyarakat. Opini publik itu dapat berubah-ubah sedangkan perubahan itu dapat ditimbulkan dan disalurkan oleh seseorang ataupun suatu lembaga. Alat yang pada umumnya digunakan dalam menyalurkan opini publik biasanya adalah media massa (pers, radio, televisi, film) terutama sekali adalah pers.
BAB III METODOLOGI
3.1.
Tipe Penelitian
3.1.1 Penelitian Kuantitatif Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan lambang dan bilangan. Mengacu pada variabel – variabel penelitian, dapat diketahui bahwa proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti di sini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang didasarkan pada paradigma positivisme yang bersifat logica – hypotheco – verikatif dengan berlandaskan pada asumsi pada obyek empiris. Asumsi pertama bahwa obyek atau fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Asumsi ilmu yang ke dua adalah determinasi (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada yang menyebabkan. Asumsi ke tiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit diteliti.50 3.1.2. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk
50
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2001, h.16-17
41
42
mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki. Akan tetapi guna mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali disamping pengungkapan fakta sebagaimana adanya dilakukan juga pemberian interpretasi – interpretasi yang adekuat.51 Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis / pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi. Penelitian deskritif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiz, Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang insightstimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati obyeknya, menjelajah dan menemukan wawasan – wawasan baru sepanjang jalan. Penelitiannya terus – menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi – informasi baru ditemukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis – hipotesis baru muncul dalam penelitian.52
51
H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Universiy Press, Yogyakarta, 2003, h.31 52 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung 2001, h.26
43
3.2
Metode penelitian Dari kerangka pemikiran diatas maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian survei. Penelitian dengan pendekatan studi deskriptif kuantitatif, penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar ataupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Pada umumnya pengertian survei dibatasi pengertian survei sampel dimana informasi yang dikumpulkan dari beberapa bagian populasi untuk mewakili populasi. Jadi penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.53
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Gay (1976) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, sedangkan Kerlinger (1973)
53
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal. 9
44
mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan anggota, kejadian, atau objekobjek yang telah ditetapkan dengan baik”.54 Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.55 Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004-2006. Populasi ini diambil dengan asumsi bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana merupakan mahasiswa yang mempelajari tentang komunikasi dari berbagai macam media dan merupakan bagian dari pemirsa program Empat Mata di Trans|7, asumsi tersebut didasari karena program Empat Mata dapat menghibur pemirsa dari kalangan anak-anak hingga pemirsa dewasa. Populasi dalam penelitian ini dibatasi dengan status mahasiswa aktif. Mahasiswa aktif adalah mahasiswa yang masih mengikuti kegiatan perkuliahan atau akademik. Ditambah dengan status angkatan mahasiswa itu sendiri, didalam penelitian ini angkatan yang diteliti adalah angkatan 2004 sampai 2006. Pemilihan angkatan yang diteliti didasari karena angkatan 2004 s/d 2006 masih aktif dalam perkuliahan dan merupakan angkatan yang masih menempuh akademik sehingga untuk mempermudah penelitian ini. Adapun jumlah mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004-2006 sebanyak berjumlah 843 mahasiswa dari 4
54
Alimuddin Tuwu dan Alam Syah, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Unversitas Indonesia, 1993), hal.160 55 Umar Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999), hal. 77
45
(empat) program studi, yaitu Broadcasting, Marketing Communication & Advertising, Public Relation, Visual Communication.56 3.3.2
Sampel Sampel didefinisikan sebagai unit observasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan oleh suatu studi.57 Dengan sendirinya sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran populasi yang bersangkutan. Sedangkan menurut Ferguson (1976), sampel adalah “beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu populasi”.58 Diketahui jumlah populasi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004-2006 menurut data Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana tanggal 8 Maret 2007.
Tabel 3.3.2.1 Program Studi Broadcasting = 477 Mahasiswa Angkatan 2004
Angkatan 2005
Angkatan 2006
Laki-laki
= 63
Laki-laki
= 86
Laki-laki
= 91
Perempuan
= 50
Perempuan
= 88
Perempuan
= 99
Total
= 113
Total
= 174
Total
= 190
56
Data Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana tanggal 8 Maret 2007 I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT. Gramedia Utara, 1993) 58 Alimuddin Tuwu dan Alam Syah, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Unversitas Indonesia, 1993), hal.160 57
46
Tabel 3.3.2.2 Program Studi Public Relation = 185 Mahasiswa Angkatan 2004
Angkatan 2005
Angkatan 2006
Laki-laki
= 22
Laki-laki
= 13
Laki-laki
= 11
Perempuan
= 47
Perempuan
= 49
Perempuan
= 43
Total
= 69
Total
= 62
Total
= 54
Tabel 3.3.2.3 Program Studi Marketing Communication & Advertising = 104 Mahasiswa Angkatan 2004
Angkatan 2005
Angkatan 2006
Laki-laki
= 39
Laki-laki
= 21
Laki-laki
= 11
Perempuan
= 11
Perempuan
= 14
Perempuan
=8
Total
= 50
Total
= 35
Total
= 19
Tabel 3.3.2.4 Program Studi Visual Communication = 77 Mahasiswa Angkatan 2004 Laki-laki
= 23
Angkatan 2005 Laki-laki
= 20
Angkatan 2006 Laki-laki
= 13
Perempuan = 3
Perempuan = 10
Perempuan = 8
Total
Total
Total
3.3.3
= 26
= 30
= 21
Penarikan Sampel Penentuan jumlah dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat
Suharsimi Ari Kunto. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu teknik non probability sampling, yaitu purposif sampling. Sekedar ancarancar, maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
47
subyeknya besar dapat diambil antara 10% hingga 15% atau 20% hingga 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti, dari waktu, tenaga dan biaya. 2. Sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang diambil peneliti.59 Melalui pendapat tersebut peneliti mengambil sampel sebesar 10% dari jumlah populasi Persentase tersebut diambil karena menurut peneliti jumlah sampel tersebut sudah mewakili seluruh populasi yang ada. Rincian penghitungan sampel adalah sebagai berikut: Populasi x Presentase Sampel = Jumlah Sampel 843 X 10% = 84,3 dibulatkan menjadi 85
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 85 orang. Dalam teknik purpossive sampling ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Ukuran sampel tidak dipersoalkan sebagaimana di dalam accidental sampling. Perbedaannya terletak pada pembatasan sampel dengan hanya mengambil unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan kata lain unit sampel dihubungi atau disesuaikan dengan kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Bisnis; Suatu PendekatanPraktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2000, h.120
48
Untuk menentukan responden, dilakukan dengan cara dimana seorang individu termasuk calon responden karena ia ada di lokasi penelitian, kemudian pertanyaan diajukan kepada responden mengenai objek dari penelitian yang akan diteliti. Pada intinya, siapa saja yang menjadi responden telah ditentukan, yaitu status mahasiswa yang masih aktif atau terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004 s/d 2006.
3.4
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.4.1
Definisi Konsep
1. Opini Yang dimaksud opini adalah suatu pandangan keputusan atau tafsiran yang terbentuk didalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah lebih kuat daripada sebuah pesan dan lebih lemah daripada pengetahuan yang positif. Opini dapat juga berarti pernyataan yang diucapkan atau ditulis. 60 2. Program Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.61 3. Talk Show Talk Show adalah sebuah acara yang berisikan dialog atau adu argumentasi berbagai macam topik dari bermacam-macam narasumber, dimana sang
60
H. Frazier Moore, Humas Prinsip, Kasus dan Masalah, (Bandung: Rosda Karya, 1987), hal. 71 Morissan, MEDIA PENYIARAN ,Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), hal. 97
61
49
pembicara boleh membantah, sang moderator boleh mengkritik, sang bintang tamu boleh menangis, bila memang perlu. 62 4. Empat Mata Dalam penelitian ini yang dimaksud Empat Mata adalah suatu program talk show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan selebriti atau tokoh masyarakat, yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta yaitu Trans|7, setiap Senin sampai dengan Jum’at pukul 21.30 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. 63 3.4.2
Operasionalisasi Konsep Konsep yang dioperasionalisasikan adalah opini, yaitu pendapat
mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 2004 s/d 2006 sebagai pernyataan sikapnya terhadap program Empat Mata di Trans|7 periode Agustus 2007 yang diungkapkan dengan kata-kata ataupun tulisan. Empat Mata adalah program yang menyajikan berbagai segmen, seperti: 1. Live musik dari INI Band 2. Kuis 3. Tips atau surat e-mail dari penonton 4. Obrolan-obrolan (presenter, bintang tamu, nara sumber atau pakar, serta pengunjung atau penonton)
62 63
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Jakarta, 2004, h.147 www. Trans 7 - Empat Mata.htm
50
3.4.2.1 Terpaan Media a. Frekuensi menonton Untuk
mengukur
frekuensi
menonoton
para
responden,
peneliti
menggunakan skala interval. Untuk memperoleh data, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1. 1 kali 2. 2 sampai 3 kali 3. 4 sampai 5 kali Nanti setelah mendapatkan data yang konkrit di lapangan dimana akan terdapat jawaban yang bervariasi, pada akhirnya peneliti memutuskan untuk merecodenya sebagai berikut: 1. Frekuensi menonton rendah, apabila dalam seminggu menonton program Empat Mata di Trans|7 sebanyak 1 kali 2. Frekuensi menonton sedang, apabila dalam seminggu menonton program Empat Mata di Trans|7 sebanyak 2 sampai 3 kali 3. Frekuensi menonton tinggi, apabila dalam seminggu menonton program Empat Mata di Trans|7 sebanyak 4 sampai 5 kali b. Intensitas menonton Yang dimaksud dengan intensitas menonton disini adalah bagaimana responden dalam menonton program Empat Mata di Trans|7. Untuk mengukur intensitas menonton program Empat Mata, peneliti memutuskan untuk membuat kategorisasi. Kategorisasi dibuat berdasarkan atas
51
data yang sesungguhnya dimana didapat jawaban terendah adalah menonton kurang dari separuh acara dan tertinggi adalah menonton keseluruhan acara. Intensitas menonton dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut: 1. Intensitas menonton rendah, apabila responden menonton kurang dari separuh acara. 2. Intensitas menonton sedang, apabila responden menonton separuh acara. 3. Intensitas menonton tinggi, apabila responden menonton keseluruhan acara. 3.4.2.2 Efek Komunikasi Dalam penelitian ini, peneliti membagi dalam dua tingkatan untuk mengetahui atau mengukur hasil dari penelitian, yaitu tingkat pengetahuan (kognitif), tingkat perasaan atau sikap (afektif). 1. Tingkat Pengetahuan (Kognitif) Untuk mengukur tingkat pengetahuan yang ditimbulkan dari program Empat Mata di Trans|7, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah responden mengetahui program Empat Mata di Trans|7. b. Apakah responden mengetahui segmen yang disajikan program Empat Mata. c. Apakah responden mengetahui stasiun televisi program Empat Mata ditayangkan. d. Apakah responden mengetahui hari penayangan program Empat Mata. e. Apakah responden mengetahui waktu atau jam penayangan program Empat Mata.
52
f. Apakah responden mengetahui siapa nama pengisi acara dalam program Empat Mata di Trans|7. g. Apakah responden mengetahui siapa nama presenter dalam program Empat Mata di Trans|7. Pada tingkat pengetahuan terdapat 7 pertanyaan yang akan diberikan nilai atau point. Pengukuran pada setiap pertanyaan tersebut menjadi sangat mengetahui diberi nilai 5, mengetahui diberi nilai 4, ragu-ragu diberi nilai 3, tidak mengetahui diberi nilai 2, dan sangat tidak mengetahui diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 7 dan tertinggi 30. Jika dilihat, maka jarak antara 7 ke 35 adalah 28 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 5 kategori, yaitu sebagai berikut: -
Sangat rendah, apabila jawaban memiliki nilai 7 hingga 12
-
Rendah, apabila jawaban memiliki nilai 13 hingga 18
-
Sedang , apabila jawaban memiliki nilai 19 hingga 24
-
Tinggi, apabila jawaban memiliki nilai 25 hingga 30
-
Sangat tinggi, apabila jawaban nilai 31 hingga 35
2. Tingkat Perasaan/Sikap (Afektif) Untuk mengetahui tingkat perasaan atau sikap yang ditimbulkan oleh program Empat Mata di Trans|7, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah responden menyukai program Empat Mata di Trans|7. b. Apakah responden menyukai tema yang diangkat dalam program Empat Mata di Trans|7.
53
c. Apakah responden menyukai dengan gaya komedi para pengisi acara dalam program Empat Mata di Trans|7. d. Apakah responden menyukai gaya lawakan Tukul sebagai presenter dalam program Empat Mata di Trans|7. e. Apakah responden menyukai segmen live music dari INI Band yang disajikan dalam program Empat Mata di Trans|7. f. Apakah responden menyukai segmen quis yang disajikan dalam program Empat Mata di Trans|7. g. Apakah responden menyukai segmen tips/e-mail dari pemirsa yang disajikan dalam program Empat Mata di Trans|7. h. Apakah responden menyukai segmen obrolan yang disajikan dalam program Empat Mata di Trans|7. Pada tingkat perasaan atau afektif terdapat 8 pertanyaan. Pengukuran pada setiap pertanyaan tersebut menjadi sangat suka diberi nilai 5, suka diberi nilai 4, kurang suka diberi nilai 3, tidak suka diberi nilai 2, dan sangat tidak suka diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 8 dan tertinggi 40. Jika dilihat, maka jarak antara 8 ke 40 adalah 32 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 5 kategori, yaitu sebagai berikut: -
Sangat negatif, apabila jawaban memiliki nilai 8 hingga 13
-
Negatif, apabila jawaban memiliki nilai 14 hingga 19
-
Netral, apabila jawaban memiliki nilai 20 hingga 25
54
-
Positif, apabila jawaban memiliki nilai 26 hingga 31
-
Sangat positif, apabila jawaban memiliki nilai 32 hingga 40 Selanjutnya untuk mendapatkan akumulasi data keseluruhan mengenai
opini peneliti membagi selisih nilai menjadi 5 kategori, yaitu sebagai berikut: -
Sangat positif, apabila jawaban responden memiliki nilai antara 63-75
-
Positif, apabila jawaban responden memiliki nilai antara 51-62
-
Netral, apabila jawaban responden memiliki nilai antara 39-50
-
Negatif, apabila jawaban responden memiliki nilai antara 27-38
-
Sangat negatif, apabila jawaban responden memiliki nilai antara 15-26
55
Tabel 3.4.2.2 Konstruksi Variabel Penelitian Konsep
Dimensi
Opini Program 1. Pengetahuan Empat Mata
Indikator
Skala
1. Pengetahuan responden
Sangat
tentang program Empat
mengetahui (5)
Mata. 2. Pengetahuan responden tentang segmen-segmen yang
disajikan
dalam
Mengetahui (4)
program Empat Mata. 3. Pengetahuan responden mengenai
stasiun
televisi
program
4. Pengetahuan responden mengenai
Tidak mengetahui
Empat Mata
(2)
hari
penayangan
program
Sangat tidak mengetahui
Empat Mata 5. Pengetahuan responden jam tayang
program Empat Mata 6. Pengeatahun responden mengenai pengisi acara program Empat Mata 7. Pengatahuan responden mengenai
(3)
yang
menayangkan
mengenai
Ragu-ragu
presenter
program Empat Mata
(1)
56
2. Sikap
1. Opini responden tentang
Sangat suka
program Empat Mata
(5)
2. Opini responden tentang tema
yang
diangkat
dalam program Empat
Suka (4)
Mata 3. Opini responden tentang gaya
komedi
pengisi
acara
dalam
program
4. Opini responden tentang lawakan
(2)
Tukul
dalam program Empat
Sangat tidak suka
Mata. 5. Opini responden tentang segmen live music dari INI Band dalam program Empat Mata 6. Opini responden tentang segmen
(3)
Tidak suka
Empat Mata
gaya
Kurang suka
quis
dalam
program Empat Mata 7. Opini responden tentang segmen tips/e-mail dari pemirsa dalam program Empat Mata 8. Opini responden tentang segmen obrolan dalam program Empat Mata
(1)
57
3.5
Teknik Pengumpulan Data Guna mendukung keperluan untuk menganalisa penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan teori, prinsip dan pendapat dari literature yang dianggap perlu dan relevan dengan permasalahan yang akan dibahas, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan teoritis serta bahan masukan untuk menganalisa data dalam penelitian ini. 2. Studi Lapangan Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti melakukan penelitian dengan cara mendatangi responden yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data secara langsung dari kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan memudahkan, peneliti melakukan penggolongan data sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Primer Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan yang disusun secara tertulis, biasanya menggunakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban dari para responden. 2. Pengumpulan Data Sekunder Dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literature-literature yang berhubungan dengan judul seperti wawancara,
58
buku-buku, majalah, artikel yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
3.6
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, seluruh data yang terkumpul diolah secara manual,
yaitu dengan menghitung jumlah jawaban untuk setiap kategori dari setiap pertanyaan yang diajukan. Setelah itu data yang telah diperoleh dimasukan kedalam bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan, yaitu dengan menggunakan tabel dan mendeskripsikannya sesuai dengan tujuan penelitian. Artinya setelah semua data diperoleh dihimpun dan disusun secara sistematis dan cermat untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memaparkan tanpa menghubungkan atau membuat prediksi.. Setelah semua jawaban terkumpul dari responden, kemudian akan diklasifikasikan setiap responden berdasarkan hasil jawaban mereka. Selanjutnya untuk mengetahui secara akumulatif data opini secara keseluruhan, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus interval, yaitu:64 Interval =
( NT x P) − ( NR x P) Skala
Keterangan: NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Rendah P
64
= Pertanyaan
Sutrisno Hadi, Statistik, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1985, h. 12
59
a. Efek Kognitif (Pengetahuan)
Interval =
(5 x 6) − (1 x 6) 5
=
(30) − (6) 5
=
24 5
= 4,8 Akumulatif data efek kognitif: -
Sangat rendah, apabila jawaban memiliki nilai 7 hingga 12
-
Rendah, apabila jawaban memiliki nilai 13 hingga 18
-
Sedang , apabila jawaban memiliki nilai 19 hingga 24
-
Tinggi, apabila jawaban memiliki nilai 25 hingga 30
-
Sangat tinggi, apabila jawaban nilai 31 hingga 35
b. Efek Afektif (Sikap/Opini)
Interval =
(5 x 7) − (1 x 7) 5
=
(35) − (7) 5
=
28 5
= 5,6
Akumulatif data efek afektif: -
Sangat negatif, apabila jawaban memiliki nilai 8 hingga 13
-
Negatif, apabila jawaban memiliki nilai 14 hingga 19
-
Netral, apabila jawaban memiliki nilai 20 hingga 25
-
Positif, apabila jawaban memiliki nilai 26 hingga 31
-
Sangat positif, apabila jawaban memiliki nilai 32 hingga 40
60
c. Data akumulatif opini secara keseluruhan:
Interval =
(5 x 13) − (1 x 13) 5
=
(65) − (13) 5
=
52 5
= 10,4
Akumulatif data keseluruhan : -
Sangat positif = memiliki point antara 63-75
-
Positif = memiliki point antara 51-62
-
Netral = memiliki point antara 39-50
-
Negatif = memiliki point antara 27-38
-
Sangat negatif = memiliki point antara 15-26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Company Profil Trans│7
Pada tanggal 25 November 2001, TV7 mulai mengudara sebagai televisi nasional ketujuh. Sebagai bagian dari perusahaan media Kelompok Kompas Gramedia (KKG), PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh ikut meramaikan peta media elektronik Indonesia dengan izin Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat No. 809/BH.09.05/III/2000, tanggal 22 Maret 2000, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 8687. Sejak awal berdiri, TV7 terus memperluas jangkauannya secara bertahap dari tahun ke tahun. Sampai saat ini, TV7 memiliki 26 stasiun transmisi di berbagai kota di Indonesia yang mampu menjangkau 133 juta penonton potensial. Seiring dengan perkembangan industri pertelevisian di Indonesia, KKG melakukan kesepakatan strategic partnership dengan Trans Corpora. Terhitung sejak penandatanganan kerjasama pada 4 Agustus 2006, TV7 berganti nama menjadi Trans|7 dibawah naungan PT. Trans Corpora. Setelah di-relaunch pada 15 Desember 2006, kini Trans|7 telah menyiapkan program-program yang cerdas, tajam, menghibur, dan membumi.
61
62
4.2
Program Empat Mata
Program Empat Mata adalah suatu acara bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi, dibawakan oleh Tukul Arwana di Trans|7 setiap Senin sampai Jum’at, mulai dari pukul 21.30 WIB s/d pukul 23.00 WIB. Acaranya selalu menghadirkan selebriti atau tokoh dari masyarakat dan menyampaikan tema tertentu yang diselingi dengan lawakan. Program talk show Empat Mata mulai ditayangkan kepada pemirsa melalui layar kaca Trans|7 sejak 28 Mei 2006, pukul 22.00 WIB. Empat Mata berisi 50% jokes-jokes segar, 40% information (talk show) dan 10% musik. Obrolan dikemas secara ringan, dan santai, dengan Tukul Arwana sebagai host atau pembawa acara. Selalu membahas topik atau kasus yang sedang hangat di masyarakat dan topik-topik yang unik, menarik dan timeless. Tidak hanya talk show & komedi, Empat Mata juga memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu ataupun host.
4.3
Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah. Karena, dengan analisislah data tersebut dapat mempunyai arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dalam bab ini analisis penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner dengan sample mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana sebanyak 85 responden.
63
Dalam analisis ini, penulis menggunakan tabel tunggal dan dianalisis secara deskriptif. Secara berurutan akan dibahas bagaimana opini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap program Empat Mata di Trans|7 periode Agustus 2007.
4.4
Identitas Responden
Berdasarkan identitas responden dapat dijelaskan dalam beberapa kriteria yaitu: jenis kelamin, program studi, angkatan dan usia. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: 4.4.1
Jenis Kelamin
Tabel 4.4.1 Jenis Kelamin n = 85 No
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1
Laki – laki
42
49,4%
2
Perempuan
43
50,6%
Jumlah
85
100%
Tabel 4.1.1 menunjukkan bahwa persentase laki-laki lebih kecil dari perempuan yakni 42 orang atau 49,4 % dan untuk perempuan sebanyak 43 orang atau 50,6 %. Perbandingan kedua jenis kelamin tersebut tidak terlalu jauh berbeda.
64
Selanjutnya tabel 4.4.2 menunjukkan data mengenai program studi responden dalam penelitian ini 4.4.2
Program Studi
Tabel 4.4.2 Program Studi n = 85 No
Program Studi
Frekuensi
%
1
Broadcasting
48
56,5%
2
Public Relation
18
21,1%
3
Marketing Communication & 11
12,9%
8
9,4%
85
100%
Advertising 4
Visual Communication Jumlah
Dalam penelitian ini dapat dilihat persentase program studi terbanyak yaitu Broadcasting sebanyak 48 orang atau 56,5% disusul Public Relations sebanyak 18 orang atau 21,1% kemudian Marketing Communication & Advertising sebanyak 11 orang atau 12,9% dan yang terkecil adalah Visual Communication sebanyak 8 orang atau 9,4%. Jumlah sample yang diambil adalah jumlah mahasiswa yang aktif dari tiga angkatan dan empat jurusan bidang studi, dan kemudian diambil secara acak untuk mendapatkan jumlah responden yang sesuai dengan kemampuan penulis.
65
Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan angakatan, berikutnya adalah tabel 4.1.3 yang menunjukkan mengenai klasifikasi angkatan dari responden dalam penelitian ini. 4.4.3
Angkatan
Tabel 4.4.3 Angkatan n = 85 No
Angkatan
Frekuensi
%
1
2004
26
30,6%
2
2005
31
36,5%
3
2006
28
32,9%
85
100%
Jumlah
Tabel 4.4.3 ini menunjukkan jumlah responden mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana untuk masing-masing angkatan. Untuk angkatan 2004 sebanyak 26 orang atau sebesar 30,6%, angkatan 2005 sebanyak 31 orang atau sebesar 36,6%, angkatan 2006 sebanyak 28 orang atau sebesar 32,9%.
66
Berikut ini adalah tabel 4.4.4 yang menunjukkan data mengenai usia responden dalam penelitian ini. 4.4.4. Usia
Tabel 4.4.4 Usia n = 85 No
Usia
Frekuensi
%
1
18-19
21
24,7%
2
20-21
35
41,2%
3
22-23
29
34,1%
85
100%
Jumlah
Dalam setiap program usia selalu menjadi batasan untuk dapat dilihat. Program Empat Mata merupakan program talk show dengan perspektif komedi, dan disini usia menentukan apakah program tersebut dapat diserap dengan baik atau tidak. Dalam tabel diatas dapat dilihat responden yang memilki usia 18-19 sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7%, responden yang memiliki usia 20-21 sebanyak 35 orang atau sebesar 41,2%, dan usia 22-23 sebanyak 29 orang atau sebesar 34,1%.
4.5
Terpaan Media
Untuk mengetahui pola menonton responden, penulis mengemukakan empat pertanyaan di dalamnya, adapun pertanyaan tersebut adalah program program apa yang biasanya Anda saksikan di televisi?, berapa jam Anda biasanya
67
menonton televisi dalam sehari?, berapa kali Anda menonton program Empat Mata dalam satu minggu?, dan bagaimana intensitas menonton Anda terhadap program Empat Mata?. Empat pertanyaan tersebut digambarkan pada tabel 4.5.1, 4.5.2, 4.5.3, 4.5.4. 4.5.1. Pernyataan menonton program yang biasa disaksikan
Tabel 4.5.1 Program apa yang biasa Anda saksikan di televisi ? n = 85 No
Program
Frekuensi
%
1
Berita
19
22,4%
2
Musik
25
29,4%
3
Talk show
13
15,3%
4
Lain-lain
28
32,9%
Jumlah
85
100%
Dari hasil temuan dilapangan bahwa responden mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana lebih banyak menonton program lain-lain (sinetron, film, infotainment, reality show dan quis) yaitu sebanyak 28 orang atau 32,9% dengan rincian sebagai berikut: 1. Sinetron sebanyak 5 orang 2. Film sebanyak 7 orang 3. Infotainment sebanyak 7 orang 4. Reality show sebanyak 6 orang 5. Quis sebanyak 3 orang
68
Sedangkan program berita sebanyak 19 orang atau sebesar 22,4% dan program musik sebanyak 25 orang atau 29,4% dan yang paling rendah adalah program talk show sebanyak 13 orang atau 15,3%. 4.5.2
Frekuensi lamanya menonton televisi
Tabel 4.5.2 Berapa jam Anda biasanya menonton televisi dalam sehari ? n =85 No
Lamanya menonton televisi
Frekuensi
%
1
9-10 jam
2
2,4%
2
7-8 jam
5
5,8%
3
5-6 jam
34
40%
4
2-4 jam
44
51,8%
Jumlah
85
100%
Dari hasil data dilapangan kebanyakan responden menjawab menonton televisi selama 2 hingga 4 jam sebanyak 44 orang atau sebesar 51,8%, selama 5 hingga 6 jam sebanyak 34 orang atau sebesar 40%, menonton selama 7 hingga 8 jam sebanyak 5 orang atau sebesar 5,8%, dan yang paling rendah adalah menonton selama 9 hingga 10 jam sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4%.
69
4.5.3 Frekuensi menonton Empat Mata dalam satu minggu
Tabel 4.5.3 Berapa kali Anda menonton program Empat Mata dalam satu minggu ? n = 85 Menonton dalam satu No
Frekuensi
%
minggu
1
4-5 kali
28
32,9%
2
2-3 kali
46
54,1%
3
1 kali
11
13%
4
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat responden tertinggi dalam menonton program Empat Mata dalam satu minggu adalah menonton 2 sampai 3 kali yaitu sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1%, sedangkan yang menonton setiap kali dalam satu minggu yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 32,9%, serta yang menonton 1 kali sebanyak 11 orang atau sebesar 13%, dan yang tidak pernah menonton sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden menonton program Empat Mata adalah sedang, yaitu sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1% menjawab 2-3 kali dalam seminggu.
70
4.5.4
Intensitas menonton program Empat Mata
Tabel 4.5.4 Bagaimana intensitas Anda dalam menonton program Empat Mata ? n = 85 No
Durasi menonton
Frekuensi
%
1
Keseluruhan
29
34,1%
2
Separuh acara
41
48,2%
3
Kurang dari separuh acara
15
17,7%
4
Tidak mengisi
0
0%
Jumlah
85
100%
Berdasarkan tabel 4.5.4 di atas jumlah responden yang menyaksikan program Empat Mata dalam setiap episodenya separuh acara sebanyak 41 orang atau sebesar 48,2% dan yang kurang dari separuh acara sebanyak 15 orang atau sebesar 17,7%, sedangkan yang setia menyaksikan hingga akhir acara sebanyak 29 orang atau sebesar 34,1%, yang tidak mengisi sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas responden dalam menonton program Empat Mata adalah sedang, yaitu sebanyak 41 orang atau sebesar 48,2% menjawab menonton kurang dari separuh acara.
71
4.6
Pengetahuan Mahasiswa Tentang Program Empat Mata di Trans|7
Pada penelitian ini diajukan komponen-komponen mengenai pengetahuan responden tentang program Empat Mata. adapun komponen-komponen tersebut, yaitu mengetahui program Empat Mata, mengetahui program atau format program Empat Mata, segmen-segmen dalam program Empat Mata, stasiun televisi mana yang menayangkan, hari penayangan, jam berapakah ditayangkan, siapakah pengisi acara program Empat Mata dan siapakah presenter program Empat Mata. Komponen pertanyaan tersebut digambarkan melalui tabel-tabel berikut ini: 4.6.1
Pengetahuan tentang program Empat Mata.
Tabel 4.6.1 Apakah Anda mengetahui program Empat Mata? n = 85 No
Program
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
5
6%
2
Mengetahui
77
90,5 %
3
Ragu-ragu
3
3,5 %
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari hasil keseluruhan penelitian di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa responden mengetahui program Empat Mata. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang menjawab mengetahui program Empat Mata lebih banyak, yaitu sebanyak 77 orang atau sebesar 90,5%, dan yang sangat mengetahui sebanyak 5
72
orang atau sebesar 6%, sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5%, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui tidak ada. 4.6.2
Pengetahuan terhadap segmen-segmen yang disajikan program Empat Mata.
Tabel 4.6.2 Apakah Anda mengetahui segmen program Empat Mata? n = 85 No
Mengetahui segmen
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
4
4,7%
2
Mengetahui
78
91,8%
3
Ragu-ragu
3
3,5%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari hasil penelitian di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa responden banyak mengetahui segmen program Empat Mata. Hal ini dapat dibuktikan bahwa responden yang menjawab mengetahui sebanyak 78 orang atau sebesar 91,8%, lalu yang menjawab sangat mengetahui sebanyak 4 orang atau sebesar 4,7%, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5%, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui tidak ada.
73
4.6.3
Pengetahuan terhadap stasiun televisi yang menayangkan Empat Mata.
Tabel 4.6.3 Apakah Anda mengetahui stasiun televisi yang menayangkan program Empat Mata? n = 85 No
Mengetahui format
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
8
9,4%
2
Mengetahui
75
88,2%
3
Ragu-ragu
2
2,4%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Berdasarkan tabel 4.6.3 di atas peneliti menyimpulkan bahwa responden mengetahui stasiun televisi yang menayangkan program Empat Mata. Hal ini dapat dilihat dari responden yang menjawab mengetahui sebanyak 75 orang atau sebesar 88,2%, sedangkan responden yang sangat mengetahui sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4%, serta responden yang tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%.
74
4.6.4
Pengetahuan terhadap hari penayangan Empat Mata.
Tabel 4.6.4 Apakah Anda mengetahui hari penayangan program Empat Mata? n = 85 No
Hari Tayang
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
9
10,6%
2
Mengetahui
68
80%
3
Ragu-ragu
8
9,4%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari tabel 4.6.4 di atas menunjukkan bahwa responden yang mengetahui hari program Empat Mata sebanyak 68 orang atau 80%, dan yang sangat mengetahui sebanyak 9 orang atau sebesar 10,6%, yang menjawab ragu-ragu sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4%, dan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden mengetahui hari tayang Empat Mata.
75
4.6.5
Pengetahuan terhadap jam tayang Empat Mata.
Tabel 4.6.5 Apakah Anda mengatahui jam tayang program Empat Mata? n = 85 No
Jam Tayang
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
15
17,7%
2
Mengetahui
62
72,9%
3
Ragu-ragu
8
9,4%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari hasil tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa responden mengetahui jam tayang program Empat Mata. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui jam tayang Empat Mata lebih banyak, yaitu sebanyak 62 orang atau sebesar 72,9%, sedangkan yang sangat mengetahui sebanyak 15 orang atau sebesar 17,7% dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4%, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%.
76
4.6.6
Pengetahuan terhadap pengisi acara dalam program Empat Mata
Tabel 4.6.6 Apakah Anda mengetahui pengisi acara program Empat Mata? n = 85 No
Pengisi acara
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
11
12,9%
2
Mengetahui
70
82,4%
3
Ragu-ragu
4
4,7%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari tabel di atas responden yang mengetahui salah satu pengisi acara program Empat Mata sebanyak 70 orang atau 82,4%, sedangkan yang sangat mengetahui sebanyak 11 orang atau sebesar12,9%, sebanyak 4 orang atau sebesar 4,7 % menjawab ragu-ragu, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Berdasarkan hasil jawaban yang peneliti dapatkan dari responden mengenai
pengetahuan
terhadap
pengisi
menyimpulkan bahwa responden mengetahui.
acara
Empat
Mata,
peneliti
77
4.6.7
Pengetahuan terhadap presenter program Empat Mata.
Tabel 4.6.7 Apakah Anda mengetahui presenter program Empat Mata? n = 85 No
Pengisi acara
Frekuensi
%
1
Sangat mengetahui
7
8,2%
2
Mengetahui
76
89,4%
3
Ragu-ragu
2
2,4%
4
Tidak mengetahui
0
0%
5
Sangat tidak mengetahui
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari jawaban responden berdasarkan tabel di atas, peneliti menyimpulkan bahwa responden mengetahui presenter Empat Mata. Hal ini dapat dilihat responden yang menjawab mengetahui sebanyak 76 orang atau sebesar 89,4%, yang menjawab sangat mengetahui sebanyak 7 orang atau sebesar 8,2%, lalu menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4%, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%
78
4.7
Sikap Mahasiswa Terhadap Program Empat Mata
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Angkatan 2004, 2005 dan 2006 mengenai program Empat Mata di Trans|7 pada periode bulan Agustus 2007. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dilapangan penulis telah membuat delapan pertanyaan pilihan ganda. Masing-masing dari pertanyaan tersebut akan terlihat hasilnya pada tabel di bawah ini. 4.7.1
Sikap tentang program Empat Mata
Tabel 4.7.1 Apakah Anda suka dengan program Empat Mata? n = 85 No
Program
Frekuensi
%
1
Sangat suka
5
6%
2
Suka
77
90,5 %
3
Kurang suka
3
3,5 %
4
Tidak suka
0
0%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa responden banyak menyukai program Empat Mata. Hal ini dapat dijelaskan dari hasil penelitian diatas, yaitu sebanyak 77 orang atau sebesar 90,5% menjawab suka, lalu yang menjawab sangat suka sebanyak 5 orang atau sebesar 6% dan yang menjawab kurang suka
79
sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5%, sedangkan yang menjawab tidak suka dan sangat tidak suka tidak ada. 4.7.2
Sikap tentang tema program Empat Mata
Tabel 4.7.2 Apakah Anda suka dengan tema-tema yang diangkat dalam program Empat Mata? n = 85 No
Tema
Frekuensi
%
1
Sangat suka
10
11,8%
2
Suka
72
84,7%
3
Kurang suka
3
3,5%
4
Tidak suka
0
0%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Sikap responden mengenai tema yang diangkat dalam program Empat Mata dari tabel diatas sebagai berikut, responden yang sangat menyukai tema-tema yang diangkat sebanyak 10 orang atau sebesar 11,8%, diikuti dengan responden yang menyukai sebanyak 72 orang atau sebesar 84,7%. Sedangkan sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% kurang suka dan sisanya sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab tidak suka dan sangat tidak suka. Dalam hal ini, responden yang menyukai tema-tema yang diangkat dalam program Empat Mata lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menyukai. Hal
80
tersebut membuktikan bahwa tema-tema yang diangkat dalam program Empat Mata dapat menghibur pemirsanya atau responden dalam penelitian ini. 4.7.3
Sikap tentang gaya komedi para pegisi acara Empat Mata
Tabel 4.7.3 Apakah Anda suka dengan gaya komedi para pengisi acara Empat Mata? n = 85 No
Gaya komedi
Frekuensi
%
1
Sangat suka
18
21,2%
2
Suka
47
55,3%
3
Kurang suka
19
22,3%
4
Tidak suka
1
1,2%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Program Empat Mata adalah suatu acara bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi. Dari data diatas menunjukkan bahwa gaya komedi para pengisi acara dalam program Empat Mata disukai oleh responden sebanyak 47 orang atau sebesar 55,3% dan yang sangat suka sebanyak 18 orang atau sebesar 21,2%. Sedangkan yang kurang suka sebanyak 19 orang atau 22,3% dan tidak suka sebanyak 1 orang atau 1,2%, lalu yang sangat tidak suka sebanyak 0% orang atau 0%. Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah antara responden yang suka lebih banyak dibandingkan dengan responden yang kurang menyukai. Hal ini
81
menandakan bahwa gaya komedi para pengisi acara program Empat Mata banyak disukai. 4.7.4
Sikap tentang gaya lawakan Tukul dalam program Empat Mata.
Tabel 4.7.4 Apakah Anda suka dengan gaya lawakan Tukul sebagai presenter dalam program Empat Mata? n = 85 No
Gaya Tukul
Frekuensi
%
1
Sangat suka
16
18,8%
2
Suka
48
56,5%
3
Kurang suka
19
22,3%
4
Tidak suka
2
2,4%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari tabel 4.7.4 di atas menunjukkan jumlah dan persentase sikap responden terhadap gaya lawakan Tukul Arwana, sebanyak 16 orang atau sebesar 18,8% menjawab sangat suka, sebanyak 48 orang atau sebesar 56,5% menjawab suka. Sedangkan sebanyak 19 orang atau sebesar 22,3% menjawab kurang suka, dan sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4% menjawab tidak suka, serta sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden banyak menyukai gaya lawakan Tukul dalam program Empat Mata. Hal ini membuktikan bahwa
82
Tukul Arwana sebagai pembawa acara berhasil mempengaruhi sikap audiencenya dan mempunyai tempat di hati para penggemarnya. 4.7.5
Sikap tentang segmen live music dalam program Empat Mata
Tabel 4.7.5 Apakah Anda suka dengan segmen live music dari INI Band yang disajikan dalam program Empat Mata? n = 85 No
Live Music
Frekuensi
%
1
Sangat suka
16
18,8%
2
Suka
46
54,1%
3
Kurang suka
21
24,7%
4
Tidak suka
2
2,4%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari tabel 4.7.5 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab segmen live music dari INI Band yang disajikan dalam program Empat Mata, yaitu sebanyak 16 orang atau 18,8% menjawab sangat suka dan sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1% menjawab suka, lalu responden lainnya menjawab kurang suka yaitu sebanyak 21 orang atau 24,7% diikuti jawaban tidak suka sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4%, sedangkan sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari tabel di atas menjelaskan bahwa yang menyukai segmen live music dari INI Band yang disajikan dalam program Empat Mata lebih banyak
83
dibandingkan
dengan
responden
yang
tidak
menyukai.
Hal
tersebut
menyimpulkan bahwa responden menyukai segmen live music. 4.7.6
Sikap tentang segmen quis dalam program Empat Mata
Tabel 4.7.6 Apakah Anda suka dengan segmen quis yang disajikan dalam program Empat Mata? n = 85 No
Quis
Frekuensi
%
1
Sangat suka
14
16,5%
2
Suka
46
54,1%
3
Kurang suka
20
23,5%
4
Tidak suka
5
5,9%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Tabel 4.7.6 menunjukkan sikap responden terhadap segmen Quis dalam program Empat Mata, sebanyak 14 orang atau sebesar 16,5% menjawab sangat suka, sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1% menjawab suka, lalu responden yang lain menjawab kurang suka sebanyak 20 orang atau sebesar 23,5%, tidak suka sebanyak 5 orang atau sebesar 5,9% dan sisanya sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa yang menyukai segmen quis ini lebih banyak daripada yang tidak menyukai. Hal ini menjelaskan bahwa
84
segmen quis dalam program Empat Mata cukup menarik perhatian para respondennya. 4.7.7
Sikap tentang segmen tips/e-mail dalam program Empat Mata
Tabel 4.7.7 Apakah Anda suka dengan segmen tips/e-mail dari pemirsa yang disajikan program Empat Mata? n = 85 No
Tips/e-mail
Frekuensi
%
1
Sangat suka
14
16,5%
2
Suka
47
55,3%
3
Kurang suka
21
24,7%
4
Tidak suka
3
3,5%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Dari tabel 4.7.7 dapat diketahui sikap responden terhadap segmen tips/email dalam program Empat Mata, yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 16,5% menjawab sangat suka dan sebanyak 47 orang atau sebesar 55,3% menjawab suka, lalu responden yang menjawab kurang suka sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7%, tidak suka sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% dan sisanya sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang menyukai segmen tips/e-mail yang disajikan dalam program Empat Mata lebih banyak
85
daripada yang tidak menyukai. Hal tersebut membuktikan bahwa segmen tips/e-mail dari para penonton cukup menarik dan menghibur. 4.7.8
Sikap tentang segmen obrolan dalam program Empat Mata
Tabel 4.7.8 Apakah Anda suka segmen obrolan dengan bintang tamu yang disajikan dalam program Empat Mata? n = 85 No
Obrolan
Frekuensi
%
1
Sangat suka
21
24,7%
2
Suka
45
54,9%
3
Kurang suka
18
21,2%
4
Tidak suka
1
1,2%
5
Sangat tidak suka
0
0%
Jumlah
85
100%
Tabel 4.7.8 menunjukkan sikap responden terhadap segmen obrolan dalam program Empat Mata, sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7% menjawab sangat suka, sebanyak 45 orang atau sebesar 54,9% menjawab suka, lalu responden yang lain menjawab kurang suka sebanyak 18 orang atau sebesar 21,2%, tidak suka sebanyak 1 orang atau sebesar 1,2% dan sisanya sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang menyukai segmen obrolan yang disajikan dalam program Empat Mata lebih banyak daripada
86
yang tidak menyukai. Hal tersebut membuktikan bahwa segmen obrolan dengan bintang tamu cukup menarik dan menghibur. 4.7.9
Akumulatif Opini
Tabel 4.7.9 Akumulatif Opini n = 85 No.
Frekuensi
%
Kategori Responden 1
Sangat Positif
16
18,8%
2
Positif
66
77,7%
3
Netral
3
3,5%
4
Negatif
0
0%
5
Sangat Negatif
0
0%
85
100
Jumlah
Tabel 4.7.9 menunjukkan bahwa opini responden terhadap program Empat Mata di Trans|7, sebanyak 16 orang atau sebesar 18,8% masuk ke dalam kategori sangat positif, sebanyak 66 orang atau sebesar 77,7% masuk ke dalam kategori positif, lalu sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% masuk ke dalam kategori netral, sedangkan yang masuk ke dalam kategori negatif dan sangat negatif sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data terserbut peneliti menyimpulkan bahwa opini responden terhadap program Empat Mata di Trans|7 adalah positif.
87
4.8
Pembahasan
Telah diketahui bersama bahwa televisi merupakan suatu media komunikasi elektronika yang mempunyai peranan penting baik terhadap perkembangan sosial, ekonomi, budaya maupun politik di berbagai tempat/daerah ataupun negara. Interaksi yang terjadi antara komunikator dengan komunikan dalam menyampaikan pesan melalui media sangat dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan pada saat itu. Televisi sebagai salah satu bentuk media massa saat ini sudah dapat dikatakan menggantikan peran radio sebagai media massa utama dalam memberikan berita-berita aktual dan memberikan program-program hiburan. Secara psikologis manusia memang lebih senang menonton televisi daripada mendengarkan radio, karena radio hanya menggunakan indera pendengar saja, sementara untuk menikmati televisi manusia mengunakan indera penglihat dan pendengar. Hal ini berakibat bahwa efek yang didengar televisi lebih besar dari pada mendengarkan radio. Khusus untuk medium televisi, berdasarkan pengamatan beberapa ahli bidang pertelevisian, menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambar atau visualisasi bergerak ditambah dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Alasan tersebut juga diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi, diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat
88
yang bersamaan. Kedua indera tersebut adalah indera pendengaran dan indera penglihatan (audio visual). Jadi ketika penonton atau pemirsa televisi sedang menyaksikan siaran televisi, kedua indera mereka dirangsang dalam waktu bersamaan. Karena itulah daya ingat yang mengendap di dalam ingatannya akan dapat bertahan lebih lama dibandingkan ketika mereka hanya membaca atau mendengar saja. Mengenai dampak pesan yang disampaikan melalui media (televisi) setidaknya ada tiga efek yang timbul pada komunikan atau khalayak. Perubahan tersebut meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif atau yang sering disebut efek bahavioral. Dalam penelitian ini untuk mengetahui pembahasan mengenai opini Mahasiswa terhadap program Empat Mata di Trans|7 maka pembahasan dibagi atas tiga efek yaitu efek kognitif, afektif dan konatif. Sebelum membahas mengenai ke tiga efek tersebut maka penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai identitas responden dan terpaan media. Dalam pembahasan mengenai terpaan media ini, untuk mengetahui pola menonton reponden, penulis mengemukakan empat pertanyaan didalamnya, adapun pertanyaan tersebut adalah program program apa yang biasanya Anda saksikan ditelevisi, berapa jam biasanya Anda menonton telvisi dalam sehari, dalam satu bulan terakhir berapa kali Anda menonton Empat Mata dan berapa lama Anda biasanya menyaksikan program Empat Mata? Dengan jawaban yang diberikan maka dapat diketahui apakah responden menonton program Empat Mata atau tidak. Diasumsikan bahwa responden
89
menyadari dan mengetahui isi pesan program Empat Mata. Di bawah ini akan dibahas hasil penelitian dilapangan mengenai pola menonton responden dalam menyaksikan program Empat Mata di Trans|7 . Berdasarkan identitas responden dapat dijelaskan dalam beberapa kriteria yaitu: jenis kelamin, program studi, angkatan dan usia. Untuk usia menunjukkan bahwa presentase laki-laki lebih kecil dari perempuan yakni 42 orang atau 49,4 % dan untuk perempuan sebanyak 43 orang atau 50,6 %. Perbandingan kedua jenis kelamin tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Dalam penelitian ini dapat dilihat presentase program studi terbanyak yaitu Broadcasting sebanyak 48 orang atau 56,5% disusul Public Relations sebanyak 18 orang atau 21,1% kemudian Marketing Communication & Advertising sebanyak 11 orang atau 12,9% dan yang terkecil adalah Visual Communication sebanyak 8 orang atau 9,4%. Jumlah sample yang diambil adalah jumlah mahasiswa yang aktif dari tiga angkatan dan empat jurusan bidang studi dan kemudian diambil secara acak untuk mendapatkan jumlah responden yang sesuai dengan kemampuan penulis. Untuk jumlah angkatan menunjukkan jumlah responden mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana untuk masing-masing angkatan. Untuk angkatan 2004 sebanyak 26 orang atau 30,6%, angkatan 2005 sebanyak 31 orang atau 36,5%, angkatan 2006 sebanyak 28 orang atau 32,9%. Program Empat Mata merupakan suatu acara bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi Dalam setiap program, usia selalu menjadi
90
batasan untuk dapat dilihat dan disini usia menentukan apakah program tersebut dapat diserap dengan baik atau tidak. Dalam tabel diatas dapat dilihat responden yang memilki usia 18-19 sebanyak 21 orang atau 24,7%, responden yang memiliki usia 20-21 sebanyak 35 orang atau 41,2%, dan usia 22-23 sebanyak 29 orang atau 34,1%. Setelah membahas tentang identitas responden, peneliti akan membahas tentang terpaan media terhadap responden. Pembahasan disini berfungsi untuk mengetahui apakah responden pernah atau sering menyaksikan program Empat Mata di Trans|7. Dari hasil temuan dilapangan bahwa responden mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana lebih banyak menonton program Musik yaitu sebanyak 25 orang atau 29,4% kemudian sebanyak 28 orang atau 32,9% menonton program lainnya seperti : 1. Sinetron sebanyak 5 orang atau sebesar 17,9% 2. Film sebanyak 7 orang atau sebesar 25% 3. Infotainment sebanyak 7 orang atau sebesar 25% 4. Reality show sebanyak 6 orang atau sebesar 21,4% 5. Quis sebanyak 3 orang atau sebesar 10,7% Program berita sebanyak 19 orang atau 22,4% dan yang paling rendah adalah program talk show sebanyak 13 orang atau 15,3%. Menonton televisi merupakan suatu kegiatan yang setiap orang pernah lakukan setiap harinya. Dari hasil data di lapangan kebanyakan responden menjawab menonton televisi selama 2 hingga 4 jam sebanyak 44 orang atau
91
51,8%, selama 5 hingga 6 jam sebanyak 34 orang atau 40%, menonton selama 7 hingga 8 jam sebanyak 5 orang atau sebesar 5,8% dan yang paling rendah adalah menonton selama 9 hingga 10 jam sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4% Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat responden tertinggi menonton program Empat Mata dalam seminggu yaitu sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1% menjawab 2 sampai 3 kali, ini menunjukkan bahwa frekuensi responden tergolong sedang, sedangkan yang menonton 4 sampai 5 kali dalam satu minggu sebanyak 28 orang atau sebesar 32,9% dan yang menonton 1 kali dalam seminggu berjumlah 11 orang atau sebesar 13% serta yang tidak pernah menonton sebanyak 0 orang atau 0%. Berdasarkan data di lapangan jumlah responden yang menyaksikan program Empat Mata dalam setiap episodenya kurang dari separuh acara sebanyak 15 orang atau sebesar 17,7%. Sedangkan yang menyaksikan secara keseluruhan sebanyak 29 orang atau sebesar 34,1% dan yang hanya menyaksikan separuh acara sebanyak 41 orang atau sebesar 48,2%, ini menjelaskan bahwa intensitas menonton responden sedang. Setelah membahas mengenai terpaan media, selanjutnya penulis akan membahas mengenai tingkat pengetahuan responden mengenai program Empat Mata periode bulan Agustus 2007. Efek Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatnya intelektualitas. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan.
92
Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang program Empat Mata yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 6% menjawab sangat mengetahui, sebanyak 77 orang atau sebesar 90,5% menjawab mengetahui, sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% menjawab ragu-ragu dan yang menjawab tidak mengetahui serta sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data tersebut sebagian besar responden mengetahui tentang format program Empat Mata, yaitu sebanyak 77 orang atau sebesar 90,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden terhadap format program Empat Mata di Trans|7 adalah tinggi. Dari hasil yang didapatkan di lapangan tentang pengetahuan responden terhadap segmen program Empat Mata, yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 4,7% menjawab sangat mengetahui, sebanyak 78 orang atau sebesar 91,8% menjawab mengetahui, sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% menjawab ragu-ragu, lalu yang menjawab tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0% Data di atas menjelaskan responden mengetahui segmen program Empat Mata, yaitu sebanyak 78 orang atau sebesar 91,8%. Maka peneliti menarik kesimpulan, bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap segmen program Empat Mata di Trans|7 adalah tinggi. Dari hasil temuan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang stasiun televisi yang menayangkan program Empat Mata di nilai cukup tinggi, yaitu sebanyak 75 orang atau sebesar 88,2% menjawab
93
mengetahui, dan sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4% menjawab sangat mengatahui, lalu 2 orang atau sebesar 2,4% menjawab ragu-ragu dan yang menjawab tidak mengetahui serta sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Selanjutnya mengenai hari penayangan program Empat Mata, didapat hasil jawaban dari responden, yaitu sebanyak 68 orang atau sebesar 80% menjawab mengetahui, lalu sebanyak 9 orang atau sebesar 10,6% menjawab sangat mengetahui dan sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4% menjawab ragu-ragu, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui atau sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau 0%. Data diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai hari penayangan program Empat Mata pada bulan Agustus 2007 yaitu cukup tinggi, yaitu sebanyak 68 orang atau sebesar 80% menjawab mengetahui. Pengetahuan mengenai jam tayang program Empat Mata dari jawaban responden dapata di kategorikan cukup tinggi, dimana responden yang menjawab mengetahui jam tayang program Empat Mata sebanyak 62 orang atau sebesar 72,9%, lalu sebanyak 15 orang aatau sebesar 17,7% menjawab sangat mengetahui, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 8 orang atau sebesar 9,4%, sedangkan yang tidak mengetahui atau sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0% Dari data dilapangan responden dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai salah satu pengisi acara program Empat Mata cukup tinggi, yaitu sebanyak 70 orang atau sebesar 82,4% menjawab mengetahui, kemudian
94
yang menjawab sangat mengetahui sebanyak 11 orang atau sebesar 12,9%, lalu yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang atau sebesar 4,7% dan yang menjawab tidak mengetahui atau sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dalam pertanyaan mengenai presenter program Empat Mata dari hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden cukup tinggi yaitu sebanyak 76 orang atau sebesar 89,4% menjawab mengatahui, yang menjawab sangat mengetahui sebanyak 7 orang atau sebesar 8,2%, kemudian sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4% menjawab ragu-ragu, sedangkan yang menjawab tidak mengetahui atau sangat tidak mengetahui sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Selanjutnya penulis akan membahas mengenai tingkat afektif/opini responden terhadap program Empat Mata di Trans|7 pada periode bulan Agustus 2007. Efek Afektif adalah proses yang mengarah pada berbagai perasaaan orang dan emosi tertentu. Dengan kata lain komunikator bukan hanya bermaksud agar komunikan tahu, namun juga tergerak hatinya dan akhirnya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, benci, suka, marah dan sebagainya. Berdasarkan data yang didapat di lapangan mengenai opini responden tentang program Empat Mata di Trans|7, sebanyak 5 orang atau sebesar 6% menjawab sangat mengetahui, sebanyak 77 orang atau sebesar 90,5% menjawab mengetahui, sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5% menjawab kurang suka, lalu
95
yang menjawab tidak suka dan sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa sikap responden terhadap program Empat Mata di Trans|7 cukup positif, maka peneliti menyimpulkan bahwa opini responden dapat dikategorikan positif. Dari hasil data yang didapat beradasarkan jawaban responden dilapangan mengenai opini responden tentang tema yang diangkat dalam program Empat Mata dapat dikategorikan positif, yaitu responden yang menjawab suka sebanyak 72 orang atau sebesar 84,7%, dan yang sangat suka sebanyak 10 orang atau sebesar 11,8%, sedangkan yang kurang suka sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5%, lalu yang menjawab tidak suka atau sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Program Empat Mata adalah suatu acara bincang-bincang yang menggunakan perspektif komedi. Dari data yang didapat di lapangan mengenai opini responden tentang gaya komedi para pengisi acara Empat Mata dapat dikategorikan positif, yaitu sebanyak 47 orang atau sebesar 55,3% menjawab suka, sebanyak 19 orang atau sebesar 22,3% menjawab kurang suka, lalu yang menjawab sangat suka sebanyak 18 orang atau sebesar 21,2%, sedangkan yang menjawab tidak suka sebanyak 1 orang atau sebesar 1,2% dan yang menjawab sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data dilapangan menunjukkan bahwa gaya lawakan Tukul Arwana dalam program Empat Mata disukai oleh responden sebanyak 48 orang atau sebesar 56,5%, dan yang sangat suka sebanyak 16 orang atau sebesar 18,8%. Lalu
96
yang menjawab kurang suka sebanyak 19 orang atau 22,3%, dan tidak suka sebanyak 2 orang atau 2,4%, dan yang sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa opini responden tentang gaya lawakan Tukul adalah positif. Dari data di atas kesimpulan mengenai opini responden tentang segmen live music dari INI Band adalah positif, karena hasil dari responden yang menjawab suka sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1%, sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7% menjawab kurang suka, lalu sebanyak 16 orang atau sebesar 18,8% menjawab sangat suka dan yang menjawab tidak suka sebanyak 2 orang atau sebesar 2,4%, sedangkan yang menjawab sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Hasil penelitian responden terhadap segmen quis dalam program Empat Mata sebanyak 14 orang atau sebesar 16,5% menjawab sangat suka, sebanyak 46 orang atau sebesar 54,1% menjawab suka, lalu yang menjawab kurang suka sebanyak 20 orang atau sebesar 23,5% sedangkan yang tidak suka sebanyak 5 orang atau sebesar 5,9% dan sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa opini responden mengenai segmen quis dalam program Empat Mata adalah positif. Program Empat Mata menyajikan berbagai segmen salah satunya adalah segmen tips atau e-mail. Dari data diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyukai segmen tips atau e-mail sebanyak 47 orang atau sebesar 55,3% lalu yang menjawab sangat suka sebanyak 14 orang atau sebesar 16,5%. Sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7% menjawab kurang suka, sedangkan yang menjawab
97
tidak suka sebanyak 3 orang atau 3,5% dan yang menjawab sangat tidak suka sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa opini responden tentang segmen tips/e-mail adalah positif. Empat Mata adalah program dengan format talk show sehingga dapat dipastikan ada segmen obrolan. Penelitian dilapangan menunjukkan sebanyak 21 orang atau sebesar 24,7% menjawab sangat suka, lalu sebanyak 45 orang atau sebesar 54,9% menjawab suka, sedangkan sebanyak 18 orang atau sebesar 21,2% menjawab kurang suka, sebanyak 1 orang atau sebesar 1,2% menjawab tidak suka dan sebanyak 0 orang atau sebesar 0% menjawab sangat tidak suka. Data tersebut menyimpulkan bahwa opini responden mengenai segmen obrolan adalah positif. Dengan banyaknya jumlah reponden yang menjawab suka terhadap segmen-segemen yang disajikan dalam program Empat Mata, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa opini responden terhadap program Empat Mata adalah positif yaitu sebanyak 66 orang atau sebesar 77,7%.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, serta sesuai dengan tujuan penelitian dalam Bab I, yaitu “untuk mengetahui opini mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap program Empat Mata di Trans|7”. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswa FIKOM UMB dengan jumlah responden sebanyak 85 orang dan berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Secara umum pengetahuan responden terhadap program Empat Mata di Trans|7 tinggi, yaitu sebanyak 75 responden atau sebesar 88,2%. Mayoritas responden mengetahui garis besar tentang program Empat Mata dan mengetahui isi serta pesan yang disampaikan, hal ini ditunjukkan dengan besarnya frekuensi responden dalam menyaksikan program Empat Mata. 2. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa opini responden terhadap program Empat Mata positif, yaitu sebanyak 66 responden atau sebesar 77,7%. Sebagian besar responden menyukai segmen-segmen yang ditampilkan dalam Empat Mata karena setiap segmen yang ada diulas dengan sentuhan komedi tersendiri serta pesan moral dan sosial yang sering disisipkan dalam bentuk komedi.
98
99
5.2
Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 5.2.1
Saran Praktis
1. Kepada tim kreatif Empat Mata bisa tambah lebih kreatif, agar program Empat Mata di Trans|7 bisa lebih dan lebih sukses serta semakin banyak penggemarnya. 2. Kepada seluruh crew Empat Mata dapat mempertahankan serta dapat meningkatkan kualitas program baik dalam segi materi maupun komedinya, agar program Empat Mata selalu dapat menghibur para pemirsanya. 5.2.2
Saran Akademis
Kepada mahasiswa sebagai kaum intelektual atau akademis yang merupakan calon pemimpin masa depan bangsa diharapkan dapat memilih, menyaring serta mempertimbangkan program atau jenis program untuk dikonsumsi. Sehingga jenis program atau program acara yang dikonsumsi dapat menambah wawasan dan tingkat intelektualisme sebagai mahasiswa serta dapat membawa dampak positif baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
A.P, Sumarno, Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1989 D. Sendjaja, Sasa, Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003 Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi I, Bandung: PT Citra Aditya Bakti Fahmi, Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: YPKMD, 1997 H. Assegaff, Djafar, Jurnalistik Massa Kini, Pengantar Praktek Kewartawanan, Jakarta , 1983 Hadi, Sutrisno, Statistik, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1985 Husein, Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999 Kusnadi, Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT Rineka Cipta, 1995-1996 Liliweri, Alo, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991 Loenggana, Andri, Wawancara dengan Produser Empat Mata 2007 Mc. Quail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga, 1996 Morissan, MEDIA PENYIARAN, Strategi Mengelola Radio & Televisi, Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005 Mulyana, Deddy & S. Ibrahim Idi, Bercinta Dengan Televisi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001 Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, 1990, hal. 93 Ngurah Agung, I Gusti, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT Gramedia Utara, 1993
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2000 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Roda Karya, 1994 Saeful Muhtadi, Asep, Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 S. Subroto, Darwanto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994 S. Susanto, Astrid, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Bina Cipta, 1998 S. Sunarjo, Djoenaesih, Opini Publik, Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta, 1997 S. Ibrahim, Idi & Suranto Hanif, Wanita & Media, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998 Tuwu Alimuddin, Alam Syah, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Unversitas Indonesia, 1993 Uchjana Effendy, Onong, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990 Uchjana Effendy, Onong, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung: CV Mandar Maju, 1993 Uchjana Effendy, Onong, Ilmu komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Grasindo, 2004
Sumber Lain: http://en.wikipedia.org/wiki/talk_show www.profil.trans7.wikipedia.com www.talkshow.wikipedia.com www.trans 7-empat mata.com
SURAT KETERANGAN No : S.KET-PKL 122/DHRL-HRO/07
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: Zahara T. Rony
Jabatan
: Human Resource Development Department Head
Menerangkan bahwa : Nama
: Agus Hermanto
Nomor Induk Mahasiswa
: 04101-002
Fakultas / Bidang Konsentrasi : Ilmu Komunikasi / Broadcasting Universitas
: Universitas Mercu Buana Jakarta
adalah benar nama tersebut di atas telah melakukan penelitian di PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dengan judul “ Opini Mahasiswa FIKOM UMB 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di TRANS7 “. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 5 November 2007
Zahara T. Rony Human Resource Development Department Head
No. Responden
Kesioner Judul Penelitian OPINI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2004 – 2006 TERHADAP TAYANGAN EMPAT MATA DI TRANS|7 DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Anda membaca setiap pertanyaan dengan teliti. 2. Jawablah setiap pertanyaan dengan sejujurnya. 3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang paling cocok. 4. Mohon Tanya petugas survey jika ada pertanyaan/kurang mengerti. I.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Jurusan a. Broadcasting b. Visual Communication
II.
c. Public Relation d. Marketing Communication & Advertising
3. Angkatan akademis a. 2004 b. 2005
c. 2006
4. Usia a. 18-19 b. 20-21
c. 22-23
TERPAAN MEDIA
5. Program tayangan apa yang biasa Anda saksikan di Televisi? c. Talk Show a. Berita d. Lain-lain ( _________________ ) b. Musik
6. Berapa jam Anda biasanya menonton televise dalam sehari? a. 10-9 jam c. 6-5 jam d. Lain-lain ( ________________ ) b. 8-7 jam 7. Berapa kali Anda menonton tayangan Empat Mata dalam satu minggu? c. Jarang a. Setiap kali b. 1-3 kali d. Tidak pernah 8. Bagaimana intensitas Anda dalam menonton tayangan Empat Mata? a. Menonton kurang dari separuh acara b. Menonoton separuh acara c. Menonton keseluruhan acara III.
TAYANGAN EMPAT MATA
A.
Tingkat Pengetahuan Responden (Kognitif)
9. Apakah Anda mengetahui program Empat Mata? d. Tidak tahu a. Sangat mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu 10. Tayangan Empat Mata adalah program tayangan? c. Talk Show a. Sinetron b. Musik d. Reality Show 11. Apakah anda mengetahui segmen yang disajikan dalam program Empat Mata? d. Tidak tahu a. Sangat mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu 12. Ada berapakah segmen yang disajikan dalam program Empat Mata? c. 3 a. 1 b. 2 d. 4 13. Apakah Anda mengetahui stasiun televisi yang menayangkan program Empat Mata? d. Tidak tahu a. Sangat mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu 14. Di mana program Empat Mata ditayangkan? c. Trans|7 a. RCTI b. SCTV d. Trans TV
15. Apakah Anda mengetahui hari penayangan program Empat Mata? a. Sangat mengetahui d. Tidak tahu e. Sangat tidak mengetahui b. Mengetahui c. Ragu-ragu 16. Setiap hari apa program Empat Mata ditayangkan? a. Senin-Kamis c. Senin-Sabtu d. Senin-Minggu b. Senin-Jum’at 17. Apakah Anda mengetahui jam tayang program Empat Mata? d. Tidak tahu a. Sangat mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu 18. Setiap jam berapa program Empat Mata ditayangkan? c. 21:00 - 22:00 WIB a. 21:30 - 22:30 WIB b. 22:00 - 23:00 WIB d. 21:30 - 23:00 WIB 19. Apakah Anda mengetahui pengisi acara program Empat Mata? a. Sangat mengetahui d. Tidak tahu e. Sangat tidak mengetahui b. Mengetahui c. Ragu-ragu 20. Siapakah salah satu pengisi acara dalam program Empat Mata? a. Indra Bekti c. Komeng d. Farhan b. Peppi 21. Apakah Anda mengetahui presenter program Empat Mata? d. Tidak tahu a. Sangat mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu 22. Siapakah presenter dari program Empat Mata? c. Komeng a. Tukul Arwana b. Farhan d. Parto Patrio B.
Tingkat Sikap/Opini Responden (Afektif)
23. Apakah Anda suka dengan tema-tema yang diangkat dalam tayangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka e. Sangat tidak suka b. Suka c. Kurang suka
24. Apakah Anda suka dengan gaya komedi para pengisi acara Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka e. Sangat tidak suka b. Suka c. Kurang suka 25. Apakah Anda suka dengan gaya lawakan Tukul dalam tayangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka b. Suka e. Sangat tidak suka c. Kurang suka 26. Apakah Anda suka dengan segmen live music dari INI Band yang disajikan dalam tayangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka b. Suka e. Sangat tidak suka c. Kurang suka 27. Apakah Anda suka dengan segmen quis yang disajikan dalam tayangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka e. Sangat tidak suka b. Suka c. Kurang suka 28. Apakah Anda suka dengan segmen tips/e-mail dari pemirsa yang disajikan dalam tayangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka e. Sangat tidak suka b. Suka c. Kurang suka 29. Apakah Anda suka dengan segmen obrolan dengan bintang tamu yang disajikan dalam tayaangan Empat Mata? d. Tidak suka a. Sangat suka b. Suka e. Sangat tidak suka c. Kurang suka
HASIL WAWANCARA SKRIPSI TALK SHOW COMEDY (Opini Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 2004-2006 Terhadap Program Empat Mata di Trans|7) Agus Hermanto (04101-002) Fakultas Ilmu Komunikasi Unversitas Mercu Buana Jakarta (29 Oktober 2007 - 3 November 2007)
Narasumber : Andri Loenggana (Produser Empat Mata Trans|7) 1. Konsep apa yang dipegang teguh oleh Empat Mata? Empat Mata itu adalah talk show yang digarap secara cpmedy. Jadi, yang benar adalah talk show comedy bukan comedy talk show. Karena formatnya talk show jadi pasti ada ngobrol-ngobrolnya, namun di Empat Mata karena comedynya lebih ditonjolkan, itu juga yang menjadi alasan mengapa jawaban para bintang tamu di Empat Mata tidak selalu tuntas. Intinya, talk show comedy itu adalah talk show yang tidak berat atau ringan. 2. Kapan Empat Mata pertama kali ditayangkan? Pertama kali ditayangkan pada tanggal 28 Mei 2006, dengan durasi tayang awalnya hanya sekali dalam seminggu. 3. Apa isi dari Empat Mata? Empat Mata berisi 50 % jokes-jokes segar (comedy), 40 % information (talk show) dan 10 % musik. 4. Apa tujuan dari tayangan Empat Mata? Memberikan informasi tentang kehidupan selebritis juga informasi yang sedang hangat di masyarakat dan topik-topik yang unik, menarik dan timeless, dengan harapan dapat diterima oleh masyarakat karena memang program ini menghibur, disamping itu juga dapat memberikan inspirasi bagi para penonton. . 5. Siapa segmentasi atau bidikan utama Empat Mata? Kalau sekarang sih sudah family atau keluarga. Kalau dulukan imagenya TV7 adalah male TV, targetnya lebih ke laki-laki dan tercapai. Tapi kemudian pas Ramadhan atau bulan puasa, mau gak mau harus mengurangi bahasan yang disukai pria. Jadi kita harus lebih halus dan sopan karena dibulan Ramadhan. Nah, pas kita dibulan Ramadhan itu kita sekalian trial Empat Mata bisa gak sih gak melulu ngomongin hal-hal yang dalam tanda kutip seperti itu. Atau temanya universal, tapi bintang tamunya masih pakai baju yang sensual sedikit. Kalau pas Ramadhankan gak bolehkan, harus sopan. Jadinya kita trial gitu, eh berhasil. Di Ramadhan itu rating share kita jadi lebih baik. Padahal
kita gak mengangkat hal-hal yang genit atau terbuka itu sudah kita hindari karena dalam suasana bulan Ramadhan, kita lebih percaya diri kalau Empat Mata gak cuma disukai male, tapi juga female, house wife dan family. Dan akhirnya pas awal tahun 2007 sudah tercapai segmentasi Empat Mata adalah keluarga. Bahkan anak kecil ada juga yang nonton, yah bisa dikatakan dari usia 12 tahun sampai 45 tahun. 6. Set pada sebuah tayangan TV memberi andil besar pada visualisasi tayangan TV. Siapa yang menentukan set Empat Mata? Tim Produksi Empat Mata 7. Kenapa memilih set ibarat di kafe? Karena pertemuan-pertemuan dan obrolan-obrolan itukan biasanya di kafe. 8. Bagaimana pembagian peran antara produser, tim kreatif dan Tukul? Gini,… strukturnya begini:
Produser
Associate Produser
Creaative
EMPAT MATA
Production Assistant
Jadi, semua orang berperan disini dengan job deksnya masing-masing. Kalau kamu ngomongin kreatif, semua orang kreatif. Ya iya dong, masa kamu mau bilang produser tidak kreatif. Ice breaking dari siapa? Dari gue. Semua orang di dunia ini kreatif. Cuma orang gila yang tidak kreatif. Jadi meski dalam struktur sudah ditetapkan seperti ini, tetapi tiap orang berhak menentukan kreatifnya seperti apa. Nah, gue mengawasi ini semua agar Empat Mata performanya tetap nomor satu. Nah, kalau misalnya hubungan dengan Tukul, gue sebagai produser berhak ngomong secara keseluruhan. Kalau Creative tentang kreatifnya saja. Kalau PA ya berhubungan dengan PA saja. Creative tidak usah mikirin tentang studio karena itu bukan urusannya. Tetapi bukan orang yang mengurusi studio sendiri tidak kreatif. Jadi sekalilagi produser tuh ngomongin tentang hal-hal yang lebih global, ya tentang Tukul, bokingan-bokingan alatnya, macem-macem deh! Jadi kalau scipt itu Creative, bokingan itu PA, produser semuanya. Jadi ini adalah kerja Tim Produksi Empat Mata, tidak ada yang namanya “Just One Man Show”. Hasilnya Empat Mata telah berhasil menjadi program unggulan bagi Trans|7.
9. Apa perbedaan Empat Mata di TV7 dan di Trans|7 Look-nya. Dulu tone-nya lebih banyak ke merah atau pendekatannya adalah untuk program laki-laki, tapi sekarang tone-nya lebih banyak ke biru, karena segmentasinya sekarang sudah ke family atau keluarga. Jadi, siapa saja bisa menontonnya. Entah itu orang tua atau anak-anak, baik pria ataupun wanita. 10. Rating tertinggi Empat Mata tentang apa? Tentang “Duda-Duda Keren”, ada Adjie Massaid, Tengku Rafli, sama Aldi Bragi. 11. Siapa bintang tamu yang paling ideal untuk Empat Mata Ada 4 sebenarnya. 1) Artis terkenal, artis yang sering muncul di TV lewat sinetron, infotainment, apapun lah. Jadi, dia itu segmentasinya ibu-ibu atau house wife, karena kita juga gak bisa hindari kalau Empat Mata tontonannya ibu-ibu juga. 2) Artis cantik, pokoknya artis yang enak dipandang. Sekarang tuh kita lebih beauty daripada sexy atau smart gitu ya… ini karena segmentasinya male. 3) Artis keset, contohnya seperti Denada atau Ria Irawan. Artinya dia tuh ancur banget untuk ngimbangi Mas Tukul. Dan yang ke 4) Orang biasa non selebritis. Ini bisa public figure, seperti pejabat, atau orang biasa yang kristalisasi keringat.
Biografi Singkat Agus Hermanto lahir di Jakarta, tanggal 04 Agustus
1982, anak kedua dari pasangan Bapak Sunaryo dan Ibu Sutitah. Penulis memiliki tiga saudara. Selama hidupnya, penulis pernah menjalani pendidikan formal di SDN Kereo IV (1989 – 1995), SLTP 10 November (1995 – 1998), SMU Muhammadiyah 18 (1998 – 2001), Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi (2001 – 2008). Penulis juga pernah mengikuti kegiatan pendidikan non formal, seperti Diklat “Jurnalistik Pers Mahasiswa Tingkat Dasar Se-Jabotabek” (2001), Panitia Jurnal Speak “Anak Jalanan & Tantangan Masa Depan” UMB 2003, Panitia Diklat “Searching Photo Jurnalistik” UMB 2003, Diklat “Workshop Broadcast News” UMB (2004), Panitia Jurnal Speak “Freedom” UMB 2004, Magang di PT. Bibir
Rakyat Merdeka 2005 (Tabloid Non Stop). Moto hidup yang selalu
dipegangnya adalah, “Jangan Pernah Putus Asa Jika Tak Ingin Sengsara”.