FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSTAS MERCU BUANA
SKRIPSI
STRATEGI REDAKSI DALAM MEMPRODUKSI TAYANGAN BULETIN SIANG GUNA MENINGKATKAN RATING DAN SHARE RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA ( Periode 01 - 31 Juli 2008 )
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Oleh Nama NIM Jurusan
: : :
JAKARTA 2008
Cornel Pangaribuan 4410411-053 Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBARAN PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Cornel Pangaribuan
NIM
: 4410411-053
Bidang Studi
: Broadcasting
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul skripsi
: Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share Rajawali Citra Televisi Indonesia ( Periode 01 – 31 Juli 2008 )
Mengetahui, Jakarta, Agustus 2008 Pembimbing
( Heri Budianto S.Sos, M.Si )
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Cornel Pangaribuan
NIM
: 4410411-053
Bidang Studi
: Broadcasting
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul skripsi
: Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share Rajawali Citra Televisi Indonesia ( Periode 01 – 31 Juli 2008 )
Jakarta, Agustus 2008 Disetujui dan diterima oleh: Pembimbing
( Heri Budianto S.Sos, M.Si )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
( Dra Diah Wardhani, M.Si )
Ketua Bidang Studi Broadcastting
( Drs. Riswandi M.Si )
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Cornel Pangaribuan
NIM
: 4410411-053
Bidang Studi
: Broadcasting
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul skripsi
: Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share Rajawali Citra Televisi Indonesia ( Periode 01 – 31 Juli 2008 )
Jakarta, Agustus 2008
1. Ketua Sidang
( Ponco Budi Sulistyo, M.Comm )
2. Penguji Ahli
( Drs. Riswandi, M.Si )
3. Pembimbing
( Heri Budianto, S.Sos, M.Si )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCAST
ABSTRAKSI Cornel Pangaribuan ( 4410411-053 ) “Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share Rajawali Citra Televisi Indonesia, Periode 01 – 31 Juli 2008” VII+74 Halaman + 46 Lampiran; : 24 Acuan ( 1984 – 2007 ) Bibliografi
Televisi sebagai media massa audio visual adalah media yang menyampaikan pesan dan informasi kepada khalayak dalam bentik berita. Berita merupakan hasil dari kegiatan jurnalistik. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai proses, teknik dan ilmu. Dalam pembuatan atau peliputan suatu peristiwa agar memperoleh rating dan share yang tinggi diperlukan suatu strategi agar rencana dapat terpenuhi. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Redaksi dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share Rajawali Citra Televisi Indonesia (Periode 01 - 31 Juli 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Redaksi yang ditetapkan oleh manjemen dalam memproduksi tayangan Buletin Siang guna meningkatkan share dan rating di Rajawali Citra Televisi Indonesia, yang ditinjau dari konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap apa yang dilakukan tim redaksi dalam memproduksi program Buletin Siang Kerangka pemikiran yang digunakan oleh penulis yaitu tentang, komunikasi, komunuikasi massa, proses produksi berita televisi, manajemen redaksi, serta strategi yang berdasar pada konsep POAC (Planning atau perencanaan, Organizing atau pengorganisasian, Actuating atau pelaksanaan, dan Controlling atau pengawasan) yang digunakan oleh redaksi Buletin Siang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal hingga sampai penelitian berakhir. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan wawancara secara mendalam. Sedangkan tipe penelitiannya adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi mengacu pada konsep POAC (Planning atau perencanaan, Organizing atau pengorganisasian, Actuating atau pelaksanaan, dan Controlling atau pengawasan) adalah konsep yang digunakan redaksi RCTI dalam memproduksi program Buletin Siang guna meningkatkan rating dan share
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .….……..…………...................……………………….…...… KATA PENGANTAR
.….………..………………………………….
i …….
ii DAFTAR ISI
.….……………….…………………………………………....
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1. 1
Latar Belakang Masalah
.….……………………………
1
1. 2
Perumusan Masalah …..………………………………….
8
1. 3
Tujuan Penelitian
……………………………………..
9
1. 4
Manfaat Penelitian ...…..…………………………………
9
1. 4. 1 Manfaat Akademi………….............……………...
9
1. 4. 2 Manfaat Praktis …………………….…………….
9
KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1
Komunikasi Massa ……………………………………….
10 2. 1. 1 Pengertian Komunikasi Massa…………………... 10 2. 1. 2 Ciri-ciri Komunikasi Massa …………………….. 11 2. 1. 3
Fungsi Komunikasi Massa .…… ………………
2. 1. 4
Manfaat Media Massa ……………...……………
13
14 2. 2 16
Televisi Sebagai Media Massa ….………………………
2. 3
Karakteristik Televisi ……….……………………………
18 2. 4
Berita
Televisi………………
…………………………….
19 2. 4. 1 Memilih Berita Televisi …………….......………. 22 2.4. 2
Sumber Berita ………
………………………
24 2. 5
Proses Produksi Berita Televisi ...………………………..
25 2. 6
Format Berita Televisi ...…………………………………
27 2. 7
Strategi Komunikasi / Redaksi ...................………………
28
2. 8
Manajemen Redaksi ... ……..….…………………………
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3. 1
Sifat Penelitian …….…..…………………………………
32 3. 2
Metode Penelitian ……….………….…………………….
33 3. 3
Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
34 3. 3. 1 Data Primer …….………………………………... 34 3. 3. 2 Data Sekunder………………… ………………. 35 3. 4 35
Defenisi Konsep
……..…………………………………
3. 5
Fokus Penelitian
……..…………………………………
36 3. 5. 1 Konsep Prencanaan ...…………………………… 36 3. 5. 2 Konsep Pengorganisasian .……………………… 37 3. 5. 3 Konsep Pelaksanaan ….………………………… 37 3. 5. 4 Konsep Pengawasan .…………………………… 37 3. 6
Key Informan / Narasumber ……………………………
38 3. 7
Analisis Data
…….……………………………………
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1
Sejarah RCTI
40
4.
1.
…….…..………………………………
1
Napak
Tilas
Perjalanan
…………………… 4. 2
RCTI 41
Sejarah Program Berita Buletin Siang ……………………
46 4. 3
Hasil Penelitian
47
4.
………..………………………………
3.
1
Perencanaan(Planning)
.…………………………
51
4. 3. 2 Pengorganisasian (Organizing) …………….......... 56
4.
3.
3
……..…………………… 4. 3. 4 Pengawasan (Controlling) 64
Pelaksanaan
(Actuating) 57
………………………
4. 4
Pembahasan
……………………………………………
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1
Kesimpulan
……………………………………………
72 5. 2
Saran
…………………………………………………
73 5. 2. 1 Saran Akademik ………………………………… 73 5. 2. 2 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DATA DIRI
Saran Praktis………………………………………
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi informasi saat ini banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam kehidupan di dunia, perkembangan tersebut sangat cepat dan terjadi di berbagai sektor kehidupan. Perkembangan tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak, di antaranya dampak negatif dan dampak positif. Dalam dunia komunikasi juga sangat banyak terjadi perkembangan, dan seperti yang telah disebut di atas, dapat berakibat positif maupun negatif. Demikian juga halnya dalam dunia pekerjaan, setiap instansi pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang baik diantara para karyawan, sebab karyawan merupakan aset yang paling menentukan keberhasilan sebuah instansi dalam nencapai tujuan-tujuannya. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila didalam organisasi terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang baik antara para karyawan dalam suatu perusahaan, sebab kumunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, emosi, keterampilan, atau gagasan dengan menggunakan simbol-simbol, gambar, grafik dan sebagainya. 1 Komunikasi adalah salah satu perkembangan terpenting yang terjadi di dunia, seperti yang kita lihat saat ini, betapa pesatnya perkembangan tersebut, karena perkembangan tersebutlah dengan sangat mudah kita dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi di dunia dengan cepat. Untuk mengetahui perkembangan 1
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung , 2004
2
dalam dunia informasi saat ini dan mengingat kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, para ahli komunikasi mengemukakan bahwa komunikasi memiliki beberapa tingkatan proses komunikasi salah satunya komunikasi massa. Komunikasi massa adalah sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media baik cetak maupun elektronik. Seperti komunikasi lain komunikasi massa diartikan suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan kepada khalayak yang lebih besar.2 Berdasarkan uraian tentang komunikasi massa, selanjutnya penulis memfokuskan pada komunikasi massa dengan media elektronik yaitu televisi. Seperti yang diungkapakan oleh
Ciptono Setyobudi dalam bukunya Pengantar Teknik
Broadcasting Televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat jauh karena menggunakan gelombang radio sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya.3 Salah satu media massa yang saat ini terlihat sangat dibutuhkan masyarakat adalah televisi, sebab televisi memiliki teknologi yang lebih lengkap dibanding media lainnya. Kebutuhan tersebut menciptakan fenomena menarik dalam dunia pertelevisian di tanah air yaitu dengan mengudaranya stasiun TVRI dan merupakan televisi pertama di indonesia pada tahun 1962
seiring dengan adanya pesta
olahraga terbesar diasia. Dari saat itu hingga kurun waktu yang lama kegiatan penyiaran di indonesia didominasi oleh TVRI yang merupakan televisi publik di indonesia.
2 3
Suprapto , Teori Komunikasi Massa, Cipto Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hlm 2
3
Perkembangan teknologi di dunia membuat masyarakat Indonesia ingin mengembangkan pertelevisiannya untuk menyamai teknologi pertelevisian luar negeri, terutama negara-negara maju di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya beberapa stasiun televisi swasta yang dipelopori oleh Stasiun Televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia pada tahun 1989. Saat ini Indonesia telah memiliki 10 stasiun televisi swasta nasional yaitu: Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Indosiar Visual Mandiri (IVM), Andalas Televisi (antv), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI ), Transformasi Televisi (Trans TV), Global Informasi Bermutu (Global TV ), Lativi, Trans 7, Metro TV Munculnya beberapa stasiun televisi swasta itu sendiri tidak lepas dari adanya kekuatan yang dimiliki televisi sebagai media massa jika dibandingkan dengan media massa lain seperti radio maupun surat kabar. Hal ini akan menimbulkan efek yang sangat signifikan terhadap informasi yang akan disampaikan juga akan terjadi persaingan terhadap stasiun televisi yang lain. Perbandingan kekuatan antara televisi dengan radio dan media cetak dapat kita lihat. Misalnya antara radio dan televisi, radio hanya mampu menyampaikan informasi dalam bentuk suara sedangkan televisi mampu menyampaikan informasi dengan menggabungkan unsur suara dan gambar atau Audio dan Visual. Perbandingan antara kekuatan televisi dan media cetak, yaitu televisi tidak menuntut orang harus bisa membaca aksara sedangkan media cetak justru meletakkan kemampuan membaca sebagai urutan teratas untuk dapat mengetahui isi informasi. ”Kekuatan televisi dari media massa lain ialah kemampuan
4
menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik informasi, hiburan, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan”.4 Pernyataan tersebut dipahami penulis bahwa apapun bentuk informasi yang disampaikan melalui televisi yang dikemas sedemikian rupa dapat memuaskan masyarakat. Selanjutnya Onong Uchjana Effendi juga mengatakan : Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin lama sifatnya semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan, sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah bersifat audio visual ; dapat dilihat dan didengar, hidup ; menggambarkan kenyataan dan langsung menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ketiap rumah pemirsa.5 Karena kelebihan yang dimiliki oleh televisi tersebut, kita bisa lihat hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini memiliki stasiun televisi sendiri (Televisi Lokal) sebab selain sebagai media Informasi, hiburan dan pendidikan televisi juga merupakan lahan bisnis bagi para pemilik Media.
Selain itu televisi dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki media massa lainnya. Televisi mampu menggambarkan sesuatu runtunan peristiwa secara langsung dan hidup bagi pemirsa. Melalui tahap-tahap tertentu peristiwa tersebut digambarkan dengan menggabungkan unsur gambar dan suara yang kadangkala masih ditambah dengan musik sebagai penguat makna yang akan disampaikan. Mengingat bahwa informasi maupun berbagai acara yang akan disampaikan harus memenuhi tuntutan kebutuhan pemirsa, maka berbagai acara tersebut harus 4
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komuniasi , Remaja Rosdakarya , Bandung , 1993, hlm.60 Onong Uchjana Effendi, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, 1993, hlm. 134 5
5
dipersiapkan dengan baik. Untuk itu diperlukan strategi dan tim kerja yang memiliki koordinasi atau pengaturan yang sempurna. Hal ini perlu untuk mencapi tujuan yang akan dicapai. Strategi dan tim kerja itu sendiri dilakukan dengan melihat apa yang sedang diinginkan oleh masyarakat berdasarkan keputusan dan tindakan pimpinan. Pimpinan memutuskan strategi apa dan seberapa besar pengaruh strategi tersebut terhadap perkembangan informasi yang disampaikan kepada khalayak. Selanjutnya tim kerja menerapkan bagaimana strategi yang telah dibuat oleh pimpinan, disini para maneger akan memutuskan bagaimana cara membagi tugas menyeluruh menjadi tugas-tugas lebih kecil secara berurutan. Mereka membagi seluruh aktivitas tadi menjadi serangkaian aktivitas kecil yang saling berhubungan. Hasil dari keputusan ini medefinisikan strategi adalah salah satu metode untuk mencapai tujuan dan pekerjaan merupakan aktivitas dan tanggungjawab khusus. Tanggungjawab dan strategi tersebut selanjutnya dilangkapi dengan wewenang yang harus dilaksanankan yang juga diberikan berdasarkan keputusan pimpinan. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang berdiri pada tanggal 24 Agustus 1989 di Jakarta. Stasiun televise ini terletak di Jalan Panjang , Kebon Jeruk , Jakarta Barat. Pada awalnya siaran RCTI hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki decoder. Namun selanjutnya setahap demi setahap akhirnya RCTI dapat dinikmati seluruh masyarakat tanpa menggunakan decoder. 6
6
Sewindu Perjalanan Seputar Indonesia , Sindo Citra Media , Jakarta , 1997 , hlm. 11
6
RCTI sebagaimana stasiun televisi umumnya menyiarkan berbagai program acara seperti informasi, hiburan, pendidikan. Acara yang berbentuk informasi misalnya Nuansa Pagi, Indonesian Today, Buletin Siang, Seputar Indonesia, Buletin Malam, Aneka Dialog, Sekilas Info, Sergap, dan Delik. Acara hiburan berupa Sinetron,
Musik,
Film,
Kuis dan Olah raga. Sedangkan jenis acara
pendidikan misalnya Hikmah Fajar, program masak dan Cara Hidup Sehat dan masih banyak lagi program lain yang memenuhi layar kaca RCTI dan menjadi tontonan yang menghibur lapisan masyarakat. Hal lain yang menyebabkan perlunya strategi tim dalam redaksi adalah untuk meningkatkan rating dan share. Sebab yang menjadi barometer keberhasilan suatu program adalah persentasi jumlah televisi terpasang berbanding dengan populasi tv terpasang X 100% (Rating) dan presentasi jumlah pemirsa televisi berbanding dengan populasi pemirsa X 100 % (Share) 7 Contoh penghitungan Rating : Jumlah televisi terpasang Populasi televise terpasang
X 100 %
Contoh penghitungan Share : Jumlah pemirsa televisi Populasi pemirsa Televisi
X 100 %
Berdasarkan uraian diatas, selanjutnya penulis akan memfokuskan pada jenis acara informasi khususnya Buletin Siang dengan alasan, karena program tersebut banyak menyajikan peristiwa penting, dan menaraik untuk diketahui yang terjadi diseputar masyarakat Indonesia baik dalam skala nasional maupun internasional, dan RCTI masih menghargai norma-norma dan aturan yang berlaku 7
ABG Nielson Media Research
7
dalam masyarakat Indonesia, juga tingginya rating dan share yang diperoleh oleh program tersebut pada periode 01 – 31 Juli 2008.8 Dan dari ferforma tersebut diatas penulis juga memberikan gambaran kondisi rating dan share yang diraih oleh program Buletin Siang periode Juli 2008 belum stabil (naik-turun) tetapi masih berada diatas pesaing lainnya. Hal tersebut yang menarik perhatian untuk melakukan penelitian pada program tersebut. Tingginya rating dan share yang diperoleh program Buletin Siang tidak membuat redaksi merasa puas, sehingga acara tersebut melupakan kewajibannya, tetapi RCTI masih tetap memperdulikan norma yang berlaku dalam masyarakat dan tekanan-tekanan yang datang dari televisi pesaing RCTI tetap dicintai pemirsanya, mencoba untuk lebih mendekatkan programnya pada masyarakat, hal ini bisa kita lihat dengan adanya penyempurnaan dan semakin berkembangnya format atau tampilan di bidang pemberitaan yang dilakukan oleh tim redaksi RCTI dari tahun ketahun khusnya program Buletin Siang. Untuk melakukan penyempurnaan tersebut tentu tidak mudah tetapi memerlukan strategi tim yang matang supaya apa yang dilakukan tidak sia-sia namun mendapatkan respon baik dari pemirsanya. Berdasarkan keterangan diatas, penulis berpendapat bahwa Buletin siang memiliki bobot tersendiri. Hal ini dapat penulis kaitkan dengan perolehan rating dan share program Buletin Siang dan masih memperdulikan norma-norma yang melekat dalam diri setiap masyarakat Indonesia yang tercermin dalam kehidupan
8
Lampiran
8
sehari-harinya. Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang menarik dalam era keterbukaan saat ini. Era keterbukaan memungkinkan banyak sekali terserapnya berbagai budaya bangsa lain. Budaya-budaya tersebut tidak dapat kita tolak, hanya saja yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana jika budaya itu sudah tidak sejalan lagi dengan norma dan budaya Bangsa Indonesia. Untuk itu peran media massa khusnya televisi sangat dibutuhkan untuk menjamin budaya dan norma bangsa kita tidak terpengaruh era keterbukaan tersebut Selain itu Buletin Siang juga menyajikan berita-berita menyangkut masalah Ekonomi, politik dan Hak Asasi Manusia dimana saat ini merupakan berita yang sering dibicarakan khalayak Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat bahwa untuk menyajikan acara Buletin Siang diperlukan suatu tanggungjawab moral dan strategi serta didukung tim kerja yang berwawasan luas. Tentunya hal tersebut hanya dapat diperoleh melalui strategi tim kerja yang baik, dimana strategi dan tim kerja tersebut harus dibuat batasan jelas antara tugas, wewenang dan tanggungjawab.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, penulis menetapkan rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana strategi redaksi dalam memproduksi tayangan Buletin Siang guna meningkatkan share dan rating di Rajawali Citra Televisi Indonesia, Periode 01 – 31 Juli 2008?
9
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Strategi Redaksi yang
ditetapkan oleh manjemen dalam memproduksi tayangan Buletin Siang guna meningkatkan share dan rating di Rajawali Citra Televisi Indonesia, yang ditinjau dari konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap apa yang dilakukan pada setiap kegiatan dalam tim redaksi.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi bagi ilmu komunikasi khususnya dalam kajian bidang studi broadcast, dalam penerapan teori studi kasus media khususnya yang berkaitan dengan strategi redaksi dalam setiap mengelola media penyiaran.
1.4.2 Manfaat Praktis 1. Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan bagi pekerja media massa agar dalam mengemas pemberitaan lebih membentuk makna yang seimbang khususnya RCTI, sehingga fungsinya sebagai media pemberi informasi dapat tercapai. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi redaksi RCTI dalam pembuatan stategi tim untuk memproduksi Buletin Siang guna meningkatkan share dan rating juga dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan strategi tim yang baik
10
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu proses yang berlangsung pada
peringkat yang lebih luas, yang dapat di identifikasi melalui ciri khas institusionalnya atau gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatannya. Proses lain yang jaringannya lebih sama dalam pengertian ruang lingkup keberadaannya muncul dimana-mana adalah pemerintahan, pendidikan, agama, media atau pers. Masing-masing organisasi tersebut memiliki jaringan institusionalnya sendiri yang sebenarnya berkaitan dengan proses tukar-menukar informasi dan ide. Terlepas dari masalah tersebut, dewasa ini komunikasi massa lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak pula meskipun intensitasnya lebih rendah. Definisi paling sering kita dengar mengenai komunikasi massa yang dirumuskan oleh Bittner adalah “pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang”.9 Dari pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator dalam hal ini sumber informasi untuk sejumlah orang melalui media massa. Dapat juga dikatakan bahwa komunikasi massa adalah menyampaikan informasi melalui media massa yang melibatkan sejumlah orang didalamnya. Untuk
9
Jalalludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hlm 188
11
memperjelas hal tersebut terlebih dahulu merumuskan ciri-ciri dari media massa itu sendiri. Dennis Mcquail dalam bukunya teori komunikasi massa menjelaskan bahwa ciri-ciri dari media massa adalah sebagi nerikut : 1. Merupakan industri yang terus berkembang, baik organisasi maupun teknologinya. 2. Sumber kekuatan dan alat kontrol, baik oleh pemilik media, maupun penguasa ekonomi-sosial-politik setempat. 3. Merupakan lokasi atau forum berkomunikasi 4. Wahana pengembangan kebudayaan 5. Menyuguhkan nilai informatif. 10
2.1.2
Ciri-ciri Komunikasi Massa Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi yang disampaikan melalui media massa yang melibatkan sejumlah orang didalamnya. Jadi yang dikatakan media massa disini antara lain surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari komunikasi massa : a. Komunikasi massa berlangsung satu arah b. Komunikasi massa satu arah maksudnya komunikasi itu tidak mendapatkan umpan balik (feedback) dari khalayak (komunikan). Artinya wartawan
10
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar (1st) terj. Darmawan, Ram Amirudin, Erlangga, Jakarta hlm. 3
12
media tidak mengetahui tanggapan pembacanya terhadap pesan yang diberitakannya. c. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu komunikatornya melembaga. Komunikator pada konumikasi massa seperti wartawan pada surat kabar atau penyiar televisi, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga maka dalam menyebarluaskan informasi atau pesan komunikatornya bertindak atas nama lembaga. d. Pesan yang disebarluaskan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perorangan atau sekelompok orang. e. Media massa menimbulkan keserempakan. Ciri lain media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarluaskan. Hal inilah ynag merupaakn ciri khusus dibandingkan dengan media massa komunikasi lainnya. f. Komunikan / penerima pesan media massa bersifat Heterogen. Komunikan yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi.
13
Artinya masing-masing berbeda dalam berbagai hal, misal : umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya. 11
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut pendapat Harold D. Lasswell adalah: a. Sebagai pengamatan lingkungan. ( Surveillance of the environment ) b. Menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. (Correlation of the parts of society in responding to the environment) c. Penerusan atau pewaris dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Transmition of the social heritage from one generation to the next.12 Lasswell tidak menjelaskan rincian lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi yang dikemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan terhadap berbagai spekulasi dan pemahaman. Ahli sosiologis, Charles Wright, menambahkan fungsi keempat dari komunikasi massa yaitu : Entertaintment atau hiburan, ia memberikan penjelasan keempat fungsi komunikasi massa tesebut sebagai berikut : a. Surveillance. Menunjukkan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik diluar maupun didalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of news
11
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984 hlm, 20 12 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta, 2000, hlm 11
14
b. Correlation.
Meliputi
fungsi
interpretasi
pesan
yang
menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam interaksi kejadian. c. Transmission. Menunjukkan pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai dan norma social budaya dari satu generasi kegenerasi yang lain atau dari anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini didefinisikan sebagai fungsi pendidikan d. Entertainment. Menunjukkan pada kegiatan-kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan dan memberi waktu istirahat dari maslah setiap hari dan mengisi waktu luang.13
2.1.4
Manfaat Media Massa Peristiwa atau proses komunikasi dapat dibandingkan dengan tata cara
produksi dan konsumsi. Proses ini melibatkan unsur didalamnya yaitu pengirim dan penerima pesan. Dalam penelitian ini penerima pesan memanfaatkan media untuik memenuhi kebutuhan mereka, dan untuk mendukungnya pendekatan teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications yaitu pendekatan penggunaan dan kepuasan. Pendekatan ini memperhatikan (1)asal usul sosial psikologis; (2) kebutuhan, yang melahirkan; (3)harapan-harapan akan; (4)media masa atau sumbersumber lain, yang mengarah pada; (5)berbagai pola paparan media yang berbeda / atau keterikatan dalam berbagai aktivitas lain, yang menghasikan; (6)gratifikasi kebutuhan maupun; (7)konsekuensi-konsekuensi lain yang tidak diinginkan. 14
13
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr. Teori Kmunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan di Dalam Media Massa, Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm 386 - 388 14 Ibid hlm 355 - 356
15
Faktor sosial psikologis menimbulkan (1)
Kebutuhan yang melahirkan (2)
Harapan-harapan terhadap media massa atau sumber lain yang mengarah pada (3 - 4)
Berbagai pola penghadapan media (5)
Menghasilkan gratifikasi kebutuhan (6)
Konsekuensi lain yang tidak diinginkan (7)
Bagan 1. Model Uses & Gratification Katz, Blumer, Gurevitch, Sumber: Drs. A.M. Hoeta Soehoet (teori komunikasi 2)
Tokoh teori Uses and Gratification Katz, Blumer, dan Gurevitch mengatakan bahwa model manfaat dan gratifikasi yang mencakup unsur-unsur berikut: 1. Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran 2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien. 3. Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.15 Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat media massa disimpulkan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada
kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut diciptaklan oleh
media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media. 16 Kazt, Gurevitch, dan Haas memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan atau memutuskan hubungan dengan orang lain. Fungsi-fuingsi sosial dan psikologis media massa mereka golongkan kedalam beberapa kategori : 15 16
Ibid hlm 356 Ibid hlm 358
16
1. Kebutuhan Kognitif – memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman. 2. Kebutuhan Afektif – emosional, pengalaman menyenangkan, atau etis. 3. Kebutuhan integratif personal – memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status. 4. Kebutuhan integratif sosial – memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainmya. 5. Kebutuhan pelepasan ketegangan – pelarian dan pengalihan. 17 Penelitian ini melihat apa yang di inginkan audien atau masyarakat adalah apa yang membuat mereka bisa nyaman dan menerima pesan media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mendukung kebutuhan pemirsa tersebut maka para pengelola media penyiaran harus menciptakan suatu sistem atau strategi yang tepat dalam setiap memproduksi suatu program atau tontonan yang disampaikan pada khalayak agar dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhannya.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa Berkembangnya teknologi informasi mengakibatkan berkembangnya media
massa, khusnya media massa elektonik yaitu televisi. Mengapa perkembangan media televisi begitu cepat? Karena sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya. Dimana suatu peristiwa yang terjadi ditengah masyarakat
17
Ibid hlm 357
dengan
17
cepat dapat kita ketahui sekalipun kejadiannya bukan di Negara kita. Maka dengan berkembangnya teknologi komunikasi ini dapat dikatakan sebagai alat informasi.18 Televisi sebagai media massa dengan keunggulan yang dimilikinya tidak selalu menjadi saingan dari media massa lainnya seperti radio, surat kabar, mereka merupakan tritunggal media massa yang menjadikan informasi dapat kita terima dengan jenis yang berbeda. Tritunggal media massa tersebut yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar. Tetapi ada satu hal yang membuat televisi diatas media massa radio dan televisi yaitu para pengelolanya dituntut suatu tantangan bagaimana mengelolanya karena harus mampu menjawab tantangan yang menyebabkan terjadinya perang program siaran. Berdasarkan uraian diatas kita dapat lihat bahwa khalayak penonton mempunyai banyak pilihan untuk menonton program siaran televisi. Dengan adanya persaingan program siaran tentu harus mendapatkan perhatian khusus bagi mereka yang berada di media penyiaran ini, mereka harus terus menerus berupaya untuk meningkatkan programnya, supaya tidak ditinggal oleh pemirsanya. Untuk mengatasi hal itu perencanaan program siaran harus mengacu pada selera, keinginan, dan kebutuhan khalayak dan tentu saja teknik penyajian atau yang sering disebut strategi atau teknik produksi. Menurut JB Wahyudi, dalam bukunya Media Komunikasi Massa Televisi “Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (yunani) yang artinya jauh, dan visis (videre-latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi dalam bahasa ingrisnya adalah television diartikan melihat jauh. Dalam hal
18
J.B.Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni, Bandung , 1986
18
ini melihat jauh dapat diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio) kemudian ditayangkan dan dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah penerima ( pesawat televisi).19 Dari defenisi tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa televisi adalah melihat gambar dan mendengar suara dari jauh dengan menggunakan sebuah alat perangkat penerima yang dipancarkan dari studio televisi tersebut (tempat lain). Televisi juga memberi dampak yang kuat bagi pemirsa, diantaranya adalah: 1. Jangkauan luas. 2. Dampak yang kuat, kemampuannya dengan memanfaatkan karakteristik media ini. 3. Pengaruh yang kuat kemampuan untuk mempengaruhi persepsi pemirsanya, sebab televisi digunakan oleh masyarakat sebagai sarana mencari hiburan, sarana informasi dan pendidikan.
2.3
Karakteristik Televisi Televisi merupakan media yang dapat dilihat dan didengar, melalui media
ini kita dapat mengetahui suatu peristiwa atau kejadian yang aktual, yang terjadi dibelah dunia ini. Diamana peristiwa terjadi bersamaan waktunya dengan saat di tonton. Dari ini berarti televise mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak yang menyaksikannya.20 Selain itu televisi telah membuat suatu terobosan baru yang panjang. Dimana kita dapat dilihat langsung apa yang sedang terjadi dan yang sedang dibicarakan sekarang 19 20
J.B.Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni, Bandung , 1986, hlm. 49 J.B.Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni, Bandung , 1986, hlm 52
19
walaupun kita berada jauh dari lokasi kejadian. Hal tersebut diatas jelas menunjukkan bahwa televisi merupakan suatu system yang sangat luas cakupannya dan sangat luar biasa besar pengaruhnya terhadap khalayak.
2.4
Berita Televisi Mengenai berita , Dedy Iskandar Muda mengatakan “ Berita adalah laporan
yang tepat waktu mengenai fakta dan opini yang memiliki daya tarik atau hal penting tau kedua-duanya bagi masyarakat.”21 Melihat penjelasan tersebut dapat di lihat bahwa berita memiliki unsur-unsur yaitu harus ada fakta, aktual, menarik dan penting merupakan hal yang perlu mendapat perhatian komunikator. Dedy Iskandar Muda menambahkan, “Berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual, menarik dan akurat serta dianggap penting pagi pembaca, pendengar dan penonton.”22 Dari penjelasan tersebut diatas merangkan bahwa apa yang menjadi berita adalah yang didalamnya terdapat fakta secara aktual, penting dan menarik bagi khalayak sebagai sasaran informasi. Selain itu berita televisi merupakan gabungan dari unsur-unsur diantaranya: Pertama. Gambar, gambar merupakan unsur pertama dalam televisi. Gambar itulah yang menjadi kekuatan berita televisi, karena gambar itu berbicara. Gambar berita televisi juga memiliki unsur agak menarik yaitu aktualisasi, sinkronisasi, simbolis, ilustrasi, dokumentasi, dan estetika.
21
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 22 22 Ibid hlm. 22
20
Kedua Naskah, unsur kedua ini membuat berita televisi dengan cepat dapat dimengerti oleh pemirsa. Ketiga Audio atau suara, suara tidak kala penting dibanding kedua unsur sebelumnya. Sebab suatu berita jika tidak ada suaranya, berita tersebut tidak jelas maksudnya, sehingga pemirsa tidak tahu apa fakta yang sebenarnya.23 Perinsip dasar Jurnalisme atau berita adalah fakta. Dalam menyampaikan informasi atau fakta harus mengetahui apa peristiwa yang terjadi, siapa yang terlibat dalam peristiwa, di mana peristiwa terjadi, kapan peristiwa terjadi, mengapa peristiwa terjadi dan yang terakhir bagaimana peristiwanya. Itulah syarat mutlak dalam kaidah jurnalistik yang disebut dengan 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, and How)24 Stasiun televisi dalam menayangkan berita harus memahami unsur yang terdapat dalam berita. Unsur yang harus terdapat dalam berita : 1. Berita harus baru, unsur baru disini adalah yang terpenting bagi sebuah berita, berita yang hangat akan menarik perhatian pemirsa dari pada berita yang sudah lama. Baru dimaksudkan pemirsa dalam arti relatif yakni pemirsa baru pertam kalinya mengetahui fakta tersebut. 2. Jarak, artinya lingkungan yang menjadi berita, Jarak terjadinya suatu berita dengan tempat yang diberitakan mempunyai arti penting bagi khalayak yang menyaksikan informasi tersebut 3. Penting tidaknya orang di beritakan. Segi penting atau terkenal tidaknya seseorang, mempunyai pengaruh terhadap nama itu. 23 24
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005 hlm. 67-82 Ibid hlm. 56-57
21
4. Keluarbiasaan (keanehan) berita, sesuatu yang aneh dan luar biasa selalu menarik perhatian orang untuk mengikutinya. 5. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh pemberitaan, dalam hubungan manusia egosentris, maka sesuatu yang langsung akan memberikan akibat kepada dirinya akan menarik perhatian. 6. Ketegangan yang akan ditimbulkan oleh berita, berita-berita yang misterius dan sadis akan menimbulkan ketegangan kepada pemirsa untuk mengetahui akhirnya atau keterangan lebih lanjut maka pemirsa dirangsang oleh rasa ketegangan. 7. Pertentangan (Konflik) yang terdapat dalam berita, pertentangan atau konflik antara satu adegan dengan yang lainnya selalu menarik perhatian pemirsa. 8. Sex yang ada dalam pemberitaan, sex selalu menjadi berita yang menarik, jadi sex menambah nilai berita dan menarik minat pemirsa. 9. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan, kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, atau penjelajahan luar angkasa semuanya menarik perhatian pemirsa. 10. Emosi yang ditimbulkan berita, manusia sebagai mahluk sosial sangat dipengaruhi emosi, diantaranya emosi itu adalah simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh berita selalu menarik perhatian. 11. Humor, merupakan unsur berita yang penting dan menarik pemirsa. 25
25
Djafar Assegaf, Jurnalistik Masa Kini pengantar ke Praktek Kewartawana, hlm 25-37
22
Suwardi Idris menambahkan berita-berita yang akan ditayangkan oleh sebuah televisi harus memenuhi tiga syarat penting : 1. Imfortant apakah berita itu cukup penting? 2. Aktual, apakah berita itu cukup baru ? 3. Interesting, apakah berita itu cukup menarik ? 26 Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakata atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah pembaca, pendengar dan penonton. Selain itu, berita yang ditayangkan harus memiliki nilai berita yang tinggi, artinya berita itu berpengaruh kepada pendapat khalayak yang berkembang di masyarakat sehingga berita itu layak untuk dipublikasikan.
2.4.1
Memilih Berita Televisi Bagian pemberitaan atau redaksi stasiun televisi setiap harinya menerima
banyak informasi yang berasal dari berbagai sumber. Ruang redaksi berita (News room) akan terus ‘diserang’ oleh informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai informasi tersebut harus di seleksi untuk menentukan berita mana yang layak tayang. Peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan jadi berita adalah yang memiliki news value atau nilai berita. Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik atau gabungan keduanya bagi penonton Televisi.27 Pada program berita televisi rapat redaksi adalah hal yang setiap hari harus diklakukan. Rapat tersebut untuk menentukan informasi apa yang akan menjadi isi 26 27
Suwardi Idris, Jurnalistik Televisi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1987, hlm 1 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hlm 29
23
dari program berita untuk hari ini. Namun keputusan akhir untuk menentukan berita apa yang akan menjadi berita utama diambil oleh produser. Seorang produser atau redaktur program berita harus memiliki kemampuan untuk melalukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita yang tidak saling berhubungan atau membosankan, mengubur poin utama (angle) sebuah berita dan menempatkan informasi yang tidak penting diawal dan informasi yang lebih penting diakhir. Kemampuan menilai suatu berita akan memungkinkan seorang produser untuk menyaring informasi sampai ke inti cerita serta menemukan dan menekankan poin utama atau angle dari sebuah berita. Selain itu news judgement yang baik akan dapat membantu menyusun program berita dengan kejadian terpenting di awal dan kurang penting diakhir.28 Program berita televisi harus dapat memberikan penjelasan tentang setiap perubahan yang akan mempengaruhi kehidupan pemirsa. Untuk itu berita yang dapat diambil untuk disiarkan harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu penting dan menarik. A. Penting (Important) Suatu berita dapat dikatakan penting apabila berita itu memiliki dampak terhadap penonton, atau seberapa besar dampak suatu berita terhadap penonton. Berita terbaik adalah berita yang bersentuhan langsung dengan kehidupan pemirsa dan sejumlah pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan berita seperti apa yang memiliki dampak paling besar adalah sebagi berikut:
28
Ibid, hlm 31
24
a. Keamanan : Nyawa adalah harta paling berharga yang dimiliki manusia. Berita yang palig kuat adalah berita yang memberikan informasi kepada penonton bahwa nyawa mereka terancam. Seperti peristiwa pemboman, peristiwa alam atau kerusuhan massa. b. Uang : Berita yang memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan masyarakat adalah berita yang sangat penting.Uang membuat dunia berputar c. Gangguan : Pemirsa juga akan terpengaruh dengan berita tentang hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan mereka. B. Menarik Suatu berita dikatakan menarik apabila berita tersebut dapat membuat masyarakat memahami dan mengerti tujuan dari pemberitaannya dan bagaimana berita tersebut mempengaruhi perilaku khalayak yang menyaksikannya. Atau informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu, atau humor, informasi mengenai pilihan hidup maupun peristiwa yang unik atau suatu keanehan.
2.4.2
Sumber Berita Stasiun televisi tidak dapat hanya menunggu berita yang datang. Stasiun
televise harus mengejar berita dan untuk itu mereka harus memiliki reporter televisi. Namun selain berita, stasiun televisi membutuhkan gambar dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera person). Keunggulan televisi dibanding media lainnya adalah pemirsa dapat melihat peristiwa yang terjadi karena berita
25
yang dibacakan oleh penyiar didampingi dengan gambar. Kredibilitas stasiun televisi yang dibangun dengan susah payah akan turun drastis dalam semalaman, jika tim liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa yang penting. Dan sumber-sumber berita televisi adalah sebagai berikut: 1. Reporter, sumber berita Televisi yang penting adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar dilapangan. 2. Kantor berita, hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan kebayakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. 3. Kontak pribadi, reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orangorang yang bekerja pada belbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah 4. Siaran pers, adalah informasi atau pernyataan yang dikirimkan kestasiun televisi dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. 5. Kontak publik, adalah orang-orang penting atau figur kunci yang dapat diminta tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau profesi mereka.29
2.5
Proses Produksi Berita Televisi Siaran Karya jurnalistik adalah siaran yang diproduksi melalui pendekatan
jurnalistik, yaitu proses produksi mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam penyajian terhadap khalayak. Siaran karya jurnalistik antara lain:
29
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hlm 21 - 25
26
1. Berita aktual (news bulletin) yang bersifat timeconcern 2. Berita non-aktual (news magazine) yang bersifat timeless.30 Dalam proses produksi berita televisi yang dibutuhkan adalah kecepatan khususnya mata acara yang bersifat timeconcern, berupa berita aktual (news bulletin) yang mempunyai daya tarik terletak pada nilai berita yang penting dan menarik. Sehingga program atau berita yang ditayangkan tidak sia-sia tetapi dapat dinikmati oleh khalayak untuk menambah pengetahuan sebab merekalah yang menjadi sasaran informasi atau target audience. Tahapan proses produksi televisi siaran, dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: 1. Tahap pra produksi 2. Tahap produksi 3. Tahap pasca produksi 31 Dalam pelaksanaan produksi berita setiap unit yang terlibat melakukan tugas serta tanggungjawab sesui dengan yang telah dibebankan kepada masing-masing individu oleh pemegang kontrol. Pelaksanaan produksi televisi selain peliputan juga mempersiapkan naskah, penyuntingan, dan grafis serta mempersiapkan studio dan kerabat kerja untuk kebutuhan penayangan berita yang telah disiapkan oleh tim sehingga apa yang telah di liput dapat dikonsumsi oleh khalayak dengan baik. Untuk menunjang proses produksi berita tersebut tentu tidak gampang untuk itu dibutuhkan kordinasi serta kerjasama tim yang baik dan saling mendukung untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan
30
Model-model Komunikasi Massa, Univ. Primas, Jakrta. 1985 J.B. Wahyudi, Dasar-dasar manajemen Penyiaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hlm. 39-42 31
27
2.6
Format Berita Televisi Sebagaimana telah dikemukakan didepan, kekutan televisi dibanding
dengan media lainnya adalah kemampuannya membawa penonton kelokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat kepada penonton. Dan dapat dikatakan bahwa gambar dapat bercerita jauh lebih banyak dibandingkan dengan kata-kata.32 Beberapa format berita yan digunakan oleh stasiun TV sebagai berikut: 1. Reader, adalah cara yang paling dasar untuk menyajikan sebuah berita. Format seperti ini biasanya hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat program berita masih ‘on air’ 2. Grafis, adalah jika sebuah berita penting baru saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam kaset video. Dalam format berita grafis pertama-tama presenter muncul membacakan intro (lead berita) dan kemudian muncul gambar grafis sementara, suara presenter terdengar membacakan kelanjutan berita tersebut. 3. Voice Over, atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi dengan kata-kata penyiar. Format ini biasanya digunakan untk menceritakan sebuah topik dalam waktu yang singkat.
32
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang. 2005. hlm 10
28
4. Paket, adalah laporan berita lengkap dengan narasi yang direkam kedalam pita kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah reporter atau penulis berita (writer). Kebanyakan berita televisi dihadirkan dalam format ini. 5. Laporan langsung, adalah jika suatu peristiwa yang mengandung nilai berita masih berlangsung, sementara program berita masih ‘on air’, maka stasiun televise dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung (live report). Hal ini dimungkinkan karena komunikasi dapat dilakukan melalui hubungan satelit atau microwave. Dalam format seperti ini, presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada di lokasi yang sedang meliput suatu peristiwa.33
2.7
Strategi Komunikasi Strategi
dalam
hakikatnya
adalah
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsui sebagai jalan yang hanya menunjukkan arah saja, namun strategi harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi ini harus mampu secara praktis dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Menurut R. Wayne Pace, dalam bukunya “Techniques for Effective Communication” mengatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:
33
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang. 2005. hlm 10 - 12
29
1. To secure understanding. Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. 2. To Establisth acceptance. Ketika komunikan sudah mengerti dan menerima, maka penerima harus dibina. 3. To motivation action. Setelah dibina lalu kegiatan dimotivasikan. Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang didalamnya berlangsung secara vertical pyramidal. 34 Strategi komunikasi, penentuan tujuan memiliki peran yang penting. Sebab, hal tersebut menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi komunikasi dibagai menjadi kelompok sasaran (target groups). Penentuan target audience dan target groups berkaitan dengan aspek psikologis, sosiologis, dan antropologis juga politis dan ekonomis. Berdasarkan kedua peran tersebut diatas, pihak yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator ikut menentukan hasilnya komunikasi. Dibidang media massa khususnya media elektronik, komunikator diklarifikasikan sebagai komunikator kolektif (collective communicator) dan komunikator individual (individual communicator). Pada stasiun televisi, pembaca berita, penyiar acara dan reporter adalah komunikator kolektif, sedangkan orang-orang diluar kerabat kerja (crew) yang muncul di televisi seperti penceramah, narasumber, ataupun komentator olahraga misalnya disebut komunikator individual. Dimana kedua jenis komunikator tersebut merupakan sumber-sumber informasi yang disalurkan oleh media. 34
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984, hlm. 32
30
Tujuan dari setiap pesan komunikasi merupakan tujuan / misi dari media yang menyiarkannya dan ini harus sejalan dengan tujuan pengirim pesan kepada penerima sebagai sasarannya, yaitu seperti telah disebutkan diatas bahwa tujuan sentral komunikasi massa adalah to secure understanding, to establish acceptance, dan to motivate action. Peristiwa komunikatif ini melibatkan komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala ciri dan sifatnya. Karena itu manusia yang paling banyak diperhitungkan dalam menyusun strategi komunikasi. Strategi redaksi adalah taktik atau rencana yang dilakukan untuk mencapai apa yang diinginkan melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap apa yang menjadi tujuan dari kegiatan tersebut. Strategi yang dimaksud adalah bagaimana taktik untuk mencapai tujuan melalui keputusan yang telah dibuat oleh pemegang kontrol dan dilaksanakan oleh tim.
2.8
Manajemen Redaksi Manajemen redaksi dapat diartikan sebagai “kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi / memanfaatkan / keterampilan orang lain, untuk merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan bersama”35 Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen redaksi adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi redaksi dimana kemampuan seseorang untuk mempengaruhi / memanfaatkan / keterampilan orang lain untuk merencanakan dan memproduksi dan menyiarkan siaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. 35
J.B.Wahyudi, Dasar-dasar manajemen Penyiaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hlm. 39-42
31
Menurut Totok Djuroto “Manajemen adalah proses mengintepretasikan, mengkoordinasikan sumberdaya, dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerak, pengawasan dan penilaian.36
Struktur organisasi kerja dalam dunia
siaran sangat penting untuk menghindari timpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara karyawan yang terlibat dalam proses produksi siaran televisi, antara televisi yang satu dengan yang lain ada perbedaan namun pada ruang lingkup tanggung jawab kerjanya memiliki kecenderungan yang sama. 37 Manajemen
adalah
proses
menginterprestasikan,
mengkoordinasikan
sumber daya, dan sumber sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerak, pengawasan dan penilaian. 38.
36
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 96 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm 179 38 Totok Djuroto, loc. Cit., 37
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk
mengetahui sebuah gagasan dan fenomena sosial, fenomena dalam kehidupan nyata dan tak terlihat tegas antara fenomena dan konteks serta mempunyai sumber bukti yang banyak. Dan penelitian ini mencoba mengembangkan konsep dan menghimpun data atas fenomena tersebut tetapi tidak melakukan uji hipotesis. Sehingga penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab segala fenomena yang terjadi dalam konteks strategi redaksi seperti apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana suatu gejala terjadi. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini memberikan suatu gambaran atau deskripsi keseluruhan tentang tujuan penelitian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian penelitian. Data tersebut diperoleh melalui naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. 39 Penelitian ini menggunakan metode atau sifatnya kualitatif karena mencoba menggambarkan dan memahami fenomena atau gejala tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistic dalam bentuk strategi, dengan memanfaatkan berbagi metode ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran secara
39
Lexy.J. Moleung, Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. hlm. 11
33
empiris dari objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media dan data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam, maupun informasi lain sebagai pendukung mengenai informasi secara tekstual atau konsektual pada strategi redaksi dalam memproduksi tayangan ”Buletin Siang“ guna meningkatkan Rating dan Share di RCTI.
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mengetahui
bagaimana strategi tim redaksi dalam memproduksi tayangan Buletin Siang guna meningkatkan rating dan share di RCTI., dan untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana suatu gejala terjadi dan memecahkan masalah melalui data yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Metode tersebut juga dapat memperlihatkan batas-batas antara persoalan yang dapat disaksiakan oleh panca indera (fenomena) dan data yang dapat membantu (konteks) tidak tampak dengan jelas. Kondisi tersebut terjadi secara alamiah dan kegiatannya sedang berlangsung. Persoalan itu dapat dilihat melalui stategi yang dibuat apakah sesui dengan yang ditentukan RCTI dalam Buletin Siang. Selain itu juga bahwa strategi atau pekerjaan yang dilakukan para tim redaksi tidak hanya untuk Buletin Siang namun juga untuk program berita lain. Bertolak dari uraian di atas, penulis berkesimpulan bahwa metode penelitian yang tepat untuk digunakan adalah studi kasus. Penetapan metode penelitian tersebut di dukung dengan pendapat Robert K. Yin, yaitu :
34
Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang : a. menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; b. batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan dimana: c. multi sumber bukti dimanfaatkan. 40 Penulis sependapat bahwa metode penelitian studi kasus dilakukan untuk menyelidiki fenomena dalam kehidupan nyata dan tidak terlihat batas tegas antara fenomena dan konteks serta mempunyai sumber bukti yang banyak. Berdasarkan uraian diatas, maka studi kasus merupakan metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu :
3.3.1
Data Primer Data primer didapat langsung oleh penulis dari sumber data. Dalam
penelitian ini sumber data yang dijadikan data primer adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan penulis dengan pihak terkait dari bagian pemberitaan RCTI yang secara langsung bertanggung jawab baik dalam penentuan strategi pada program berita ”Buletin Siang” di RCTI Pada proses wawancara dengan sumber data, penulis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara detail untuk mendapatkan data yang diinginkan dan sesuai dengan format penelitian. Data yang dikumpulkan adalah bagaimana strategi tim redaksi RCTI dalam memproduksi Buletin Siang dan bagaimana strategi tersebut dapat menigkatkan rating dan share program Buletin Siang. 40
. Robert K. Yin, Studi Kasus, terj M. Djauzi Mudzakir, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002. h. 18
35
3.3.2
Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini penulis dapatkan sebagai pelengkap
kelangsungan penelitian. Data tersebut didapat dari studi literatur berupa buku, surat kabar (koran), majalah untuk mempertajam teori hingga data-data yang berhubungan dengan proses produksi berita yang didapat, baik dari eksternal maupun internal RCTI
3.4
Definisi Konsep
Guna memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah-istilah dan konsep kunci dalam penelitian ini dipandang perlu mendefinisikan: 1. Srategi Redaksi adalah proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan
dan
evaluasi
guna
memutuskan bagaimana meningkatkan rating dan share program Buletin Siang 2. Buletin Siang adalah suatu program acara yang ditayangkan oleh RCTI setiap senin – minggu atau setiap hari pukul 12:00 – 12:30 WIB 3. Rating adalah suatu metoda penilaian terhadap suatu program televisi atau persentasi jumlah penonton pada suatu program yang ditayangkan oleh televisi. 4. Share dalah persentasi jumlah penonton suatu program terhadap seluruh penonton televisi yang menonton pada waktu program tersebut ditayangkan.
36
5. Televisi adalah melihat dan mendengar gambar dan suara dari jauh yang dipancarkan dari tempat lain dan diterima dengan menggunakan sebuah alat perangkat penerima. 6. RCTI adalah media massa elektronik yang merupakan salah satu media massa yang memiliki kelebihan dari media massa lainnya, diantaranya dapat menghasilkan gambar dan suara sekaligus ugasnya ialah memotong-motong atau memilih gambar yang masih mentah yang didapatkan oleh kameramen di lapangan sesuai dengan gambar pilihan
dari
produser yang kemudian
3.5
Fokus Penelitian
Fokus penelitian dari studi ini adalah strategi redaksi dalam pembuatan program buletin siang yang ditinjau dari konsep manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) pada media televisi yang menerapkan berita reguler berdurasi 30 menit yang menyampaikan berita secara global / menyeluruh.
3.5.1
Konsep Perencanaan (Planning) Yaitu kegiatan perencanaan untuk dapat menentukan keputusan dimana
rencana meruapakan tindakan yang diproyeksikan atau direncanakan bagi masa mendatang. Atau planing juga dapat diartikan pemilihan atau penetapan tujuantujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
37
3.5.2
Konsep pengorganisasian (Organizing) Yaitu kegiatan menyusun struktur kekuasaan formal dengan batasan-batasan
yang jelas dan koordinasi untuk mencapai objek atau tujuan tertentu. Selain itu penentuan sumberdaya-sumberdaya dan kegiatan-kegiatan, perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan tiap-tiap individu untuk melaksanakan tugasnya, serta menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan meliputi: 1. Peran Kepeminpinan 2. Penugasan dan tanggung jawab 3. Siapa melakukan apa
3.5.3
Konsep Pelaksanaan (Actuating) Yaitu kegiatan pelaksanaan perencanaan dan organisasi yangbtelah dibentuk
sebelumnya dan direalisasikan agar tujuan dari perencanaan dan pengorganisasian tercapai dimana dalam tahap ini apa yang menjadi tujuan darti perencanaan dan organisasi yang telah dibentuk akan terealisasikan supaya perencanaan dan pengorganmisasian tadi tidak sia-sia. Tujuan utamanya adalah mengetahui sejauhmana perencanaan dan pengorganisasian itu bisa berjalan.
3.5.4
Konsep Pengawasan (Controlling) Yaitu kegiatan menemukan atau penerapan cara dan peralatan untuk
menjamain bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan,
38
baik positif maupun negatif. Fungsi ini meliputi penentuan srtandar pelaksanaan, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan dan pengambilan tindakan korektif yang diperlukan jika ada penyimpangan. Untuk itu fungsi ini juga dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya tujuan organisasi. Fungsi ini juga merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan alat ukur apakah implementasi sesuai dengan rencana yang merupakan konsesus bersama yang telah ditetapkan sebelumnya meliputi
1. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Ketetapan 2. Pengawasan terhadap penyimpangan 3. Pengawasan terhadap standar kerja 4. Pengawasan Terhadap Hasil
3.6
Key Informan / Narasumber 1. Penaggung Jawab Produksi
: Yulia Supadmo
2. Eksekutif Produser
: Atika Suri
3. Produser
: Jamalul Insan
4. Koordinator Liputan
: Dandy Laksono
5. Penta Kamera
: Danang Yugo Bintoro
39
3.7
Analisis data Data yang diperoleh penulis mulai dari pengumpulan informasi melalui
dokumen maupun wawancara mendalam perlu dianalisis, maka cara yang digunakan adalah melalui pendekatan deskriptif, dengan menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara serta dokumen yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Data yang telah didapatkan dari lapangan melalui observasi, wawancara dengan narasumber serta dokumen yang mendukung kemudian dianalisis secara mendalam yang ditujukan untuk meneliti strategi redaksi RCTI dalam memproduksi Buletin Siang guna meningkatkan Rating dan Share. Deskriptif disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil dari olah data dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak narasumber penelitian. Selanjutnya merinci temuan dari hasil penelitian lapangan yang berkaitan dengan strategi redaksi RCTI dalam memproduksi tayangan Buletin Siang guna meningkatkan Rating dan Share di RCTI. Data kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menghubungkan antara kerangka pemikiran dan rumusan masalah dari penelitian
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Rajawali Citra Teklevisi Indonesia PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) merupakan stasiun televisi swasta pertama Luang berdiri di Indonesia pada tahun 1988. pembangunan stasiun RCTI pertama kali dilakukan pada awal tahun 1988, dengan lokasi areal tanah seluas 5Hk (Hektar) di Jl. Raya Perjuanagn Kebon Jeruk Jakarta Barat. Perusahaan yang bergerak dibidang penyiaran televisi (broadcasting televisión) ini untuk pertama kalinya nerdiri dengan gagasan dua perusahaan besar, yaitu PT. BIMANTARA CITRA Tbk. Dan PT. RAJAWALI WIRA BAKTI UTAMA (yang sekarang ini kemudian menjadi Rajawali Corporation). Kedua perseroan ini berinisiatif mewujudkan gagasan perencanaan pembangunan stasiun televisi swasta. Keinginan luhur ini tersebut ternyata sejalan dengan program pemerintah dibidang pembangunan informasi dan program mencerdaskan bangsa sebagai wujud cita-cita kemerdeklaan Indonesia. Televisi memiliki peran sebagi media informasi sekaligus media hiburan bagi masyarakat dalam pembanguan bangsa dan negara. RCTI memperoleh ijin untuk pelaksanaan siaran dengan klarifikasi siaran saluran terbatas dengan menggunakan decoder untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
41
4.1.1 Napak Tilas Perjalanan RCTI Pada nopember 1988 RCTI melakukan siaran percobaan selama 4 (empat) jam seharí untuk daerah Yakarta dan sekitarnya dengan menggunakan alat decoder yang ditempatkan dirumah pelanggan, saat itu jumlah pelanggan sudah mencapai 30.000 kepala keluarga. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 April 1989 RCTI mulai melakukan siaran secara komersil melalui alat bantu decoder dengan jumlah pelanggan yang terkumpul saat itu barau mencapai sebanyak 135.000 pelanggan. Berdasarkan keputusan menteri penerangan RI No. 111/Kep.Men / 90 siaran RCTI mulai tanggal 1 Agustus 1990 dapat ditangkap oleh pemirsa tanpa menggunakan decoder. Kemudian pada tanggal 24 Agustus 1989 stasiun RCTI diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-2 yaitu Bapak Soeharto, dan Sejak peresmian tersebut, hari itu ditetapkan sebagai Hari Jadi RCTI (Hari Ulang Tahun RCTI). RCTI mulai bersiaran dengan menggunakan teknologi satelit Palapa B2P sesuai dengan surat Keputusan Direktur Jenderal RTF No.1226/RTF/K/V1991. Pada Ulang Tahunnya yang ke-4, RCTI mulai bersiaran secara nasional melalui sarana teknologi satelit Palapa B2P tersebut. Kemudian pada bulan maret 1996 siaran RCTI yang semula menggunakan teknologi satelit Palapa B2P dipindahkan melalui penggunaan satelit yang lebih canggih, yaitu Palapa C2 dengan tujuan untuk meningkatkan koalitas siaran lebih baik. Pada tanggal 1 Februari 2000 sistem siaran RCTI diubah dari sistem analog menjadi sistem digital. Dimana ketika RCTI memakai sistem analog 1 (satu)
42
transforter hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) frekuensi, tetapi dengan sistem digital ini 1(satu) tansforter bisa digunakan secara bersama-sama oleh kurang lebih 10 (sepuluh) frekuensi. Dan ditahun 2008 ini, RCTI berkembang pesat dan merupakan stasiun televisi swasta terbesar di Indonesia, hal ini terbukti dari jumlah stasiun relay yang saat ini sudah mencapai 47 buah stasiun yang tersebar hingá 302 kota di wilayah Indonesia. Dan bila dihitung secara potencial, pelanggan RCTI saat ini sudah mencapai sebanyak 180 juta penduduk di seluruh Indonesia. Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI. Sejak awal cita-cita RCTI adalah meciptakan serangkaian acara unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih RCTI sebagai media iklan-iklan mereka. Cita-cita itu menjadi nyata karena sejak berdiri hingga saat ini RCTI senantiasa menjadi market leader . Di usianya yang ke-18, tahun 2007, RCTI tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan pangsa pemirsa sebesar 17,9 % (ABC 5+) dan 17,5 % (All demo). RCTI juga berhasil mempertahankan pangsa periklanan televisi tertinggi sebesar 15,2%, seperti dilaporkan oleh ABG Nielsen Media Reaserch. Di RCTI kualitas bukanlah kata tanpa makna, merupakan harmonisasi dari suatu kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan dan doa. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” , namun tampil dalam keemasan yang “Oke”. Kualitas program-program RCTI pada akhirnya
43
mengantarkan RCTI untuk menjadi yang selalu terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia. A. Visi “ Media Utama Hiburan dan Informasi” Kata “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama”. Karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memiliki makna: 1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya. 3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stackholder” (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat dan penyelenggara negara). B. Misi “ Bersama menyediakan Layanan Prima” Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinasi dan tersistematisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stackholder”.
44
C. Tiga Pilar Utama Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada tiga nilai sebagai pilar utama untuk motivasi, inspirasi dan semangat juang insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapatkan pengakuan daripada “stackholder” atas kualitas, integritas dan dedikasi yang ditampilkan. 1. Keutamaan Dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke. Sejak berdiri tahun 1989, RCTI identik dengan beragam program popular dan merupakan trend-setter. Siaran selama 23-24 jam sehari dengan menyajikan beragam program unggulan selalu memikat hati pemirsa. Keanekaragaman penduduk di Indonesia menjadi sebuah tantangan bagi RCTI untuk menyatukan setiap warna kebutuhan pemirsa. Program televisi yang baik tidak hanya menyajikan informasi dan hiburan semata tetapi dapat menampilkan tayangan-tayangan yang mencerminkan jati diri bangsa. Untuk itu RCTI berusaha mewujudkannya, diantaranya memproduksi program-program local in house, drama dan current affairs yang sarat dengan kebutuhan lokal, yang secara tidak langsung ikut serta dalam melestarikan kebudayaan nasional. Selain itu RCTI memiliki fasilitas RCTI local break, yaitu suatu segmen waktu dimana stasiun RCTI daerah menayangkan acara sendiri, tayangan tersebut bisa berupa acara lokal produksi stasiun transmisi daerah tersebut beserta pesan-
45
pesan komersilnya. Daerah tersebut adalah: Bandung, Surabaya, Malang, Solo, Semarang, Yogyakarta dan Medan. Untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan event-event atau tayangan internasional, RCTI berusaha menjadi yang terdepan dalam menyajikan pentas dunia di tengah-tengah keluarga. Acara-acara sport ekslusif (liga sepakbola Eropa, Olipiade, Piala Thomas-Uber, dll), siaran informasi tentang perkembangan dunia disajikan langsung melalui meja redaksi. Komposisi/pembagian program tayang selama 20-24 jam setiap harinya: a.
Berita & Dialog
18%
b.
Iklan
20%
c.
Hiburan, Sport, Budaya
62%
(60% Program lokal, 40% program asing) Memiliki 47 stasiun pemancar di seluruh Indonesia, RCTI selalu menjadi pilihan para pelaku usaha untuk mempromosikan produknya, karena merupakan media yang efektif dengan cakupan seluruh Indonesia. Namun demikian RCTI memberikan peluang kepada pengusaha di daerah yang belum berskala nasional, untuk memasang iklan hanya dalam cakupan daerahnya saja, tentunya dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan cakupan secara nasional, yaitu melalui segmen loKal break pada daerah yang memiliki fasilitas tersebut.
46
4.2
Sejarah Program Berita Buletin Siang (BULSI)
Gambar 4.1. Logo Program Buletin Siang RCTI
Bulletin Siang (Bulsi) merupakan salah satu program harian RCTI yang diproduksi oleh PT. Sindo Citramedia yang dulu merupakan anak perusahaan RCTI yang didirikan pada tanggal 1 November 1989 yang khusus memproduksi acara berita, dokumenter, talk show, dan feature. PT. Sindo Citramedia didirikan guna membentuk suatu strategi supaya tidak di bredel karena pada waktu itu belum ada Undang-Undang Penyiaran yang berlaku. Namun sekarang PT. Sindo telah bergabung kembali dengan RCTI setelah berlakukanya Undang-Undang Penyiaran.
TARGET AUDIENS Buletin Siang mengkhususkan diri pada pemirsa setia khususnya wanita
47
FOMAT PROGRAM Buletin Siang ditayangkan pada pukul 12.00-12.30 WIB setiap hari. Hal ini berkaitan erat dengan pada jam tayang tersebut tepat pada tengah hari, dimana saat itu adalah waktu istirahat yang diperkirakan para ibu-ibu rumah tangga khususnya sudah menyelesaikan kesibukannya sehingga Buletin Siang sangat cocok untuk menemani waktu istirahat dan luang mereka. Selain itu Buletin siang juga cocok untuk menemani para karyawan yang sedang istirahat makan siang. Buletin Siang terdiri dari 4 segmen, yang memiliki format
Piramida
Terbalik yaitu format berita yang dimulai dengan penayangan program berita yang memiliki nilai berita yang sangat penting serta sedang hangat-hangatnya terjadi dan menjadi isu besar di kalangan masyarakat (hard news), menuju ke hal yang kurang penting atau berita yang memiliki nilai berita ringan (Soft News), dengan materi berita dari dalam maupun luar negeri.
4.3
Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang
mencakup: 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pelaksanaan (Actuating) 4. Pengontrolan (Controlling)
48
Setelah melakukan penelitian mulai dari bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada pengawasan terhadap strategi yang dimilikinya. Peneliti dalam penelitianya menemukan beberapa hal yang menjadi masalah bagi redaksi RCTI. Untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian, maka penelitian ini diawali dengan observasi. Peneliti memulai penelitiannya dengan mengobservasi
langsung
ke
redaksi
Buletin
Siang
secara
keseluruhan.
Mengobservasi berarti mengamati situasi dilingkungan kerja Buletin Siang yang pada saat peneliti melakukan observasi buletin siang berada dalam departemen News Production dan News Gathering. Sesuai dengan pengamatan penelitin bahwa departemen News Production meliputi Eksekutif produser, produser, grafis, editor, penyiar, studio, tim produksi, dan perpustakaan dalam hal ini penyediaan kaset serta dokumentasi. Sedangkan News Gathering mencakup Kordinator liputan, penata kamera, dan reporter. Perolehan data selanjutnya adalah dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap narasumber. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Parcakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2000:135), antara lain: Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain. Wawancara ini diajukan lepada key informan yang telah ditentukan oleh peneliti. Informan adalah orangorang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
49
latar penelitian. Jadi, ia harus mampu dan mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti adalah membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah: 1. Penaggung Jawab Produksi
: Yulia Supadmo
2. Eksekutif Produser
: Atika Suri
3. Produser
: Jamalul Insan
4. Koordinator Liputan
: Dandy Laksono
5. Penta Kamera
: Danang Yugo Bintoro
Dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis, narasumber atau informan tersebut memiliki tugas-tugas sebagai berikut : 1. Penanggung Jawab Produksi bertanggung jawab dan bertugas atas kelangsungan program baik dari keuangan, isi program secara keseluruhan maupun organisasi secara struktural dan bekerjasama dengan eksekutif produser dan produser. Serta mengawasi kinerja Eksekutif Produser 2. Eksekutif Produser bertanggung jawab atas terlaksananya program, baik format, karakter, maupun isi berita yang akan ditayangkan pada setiap harinya. Ia juga bertugas dalam mengisi Rundown yaitu table yang berisi urutan berita yang akan disiarkan, disertai nama newscaster, reporter, time code, tipe penyajian berita, durasi, dan grafik berita. Selain itu dia juga mempunyai hak untuk memutuskan apakah berita yang didapatkan oleh wartawan dilapangan akan disiarkan atau batal siar (di drop). Eksekutif
50
Produser ini berada di bawah pengawasan News Production Departemen Manager. 3. Produser memiliki tugas untuk membantu Eksekutif Produser serta merangkap menjadi editor naskah berita yang telah dibuat oleh para reporter juga melakukan periksa dan periksa ulang semua materi tayang termasuk isi kutipan wawancara dan gambar, pengecekan dilakukan secara fisik dan langsung. 4. Kordinator Liputan bertugas untuk menyusun jadwal tugas pelipuitan, mengkoordinir
dan
memimpin
rapat
redaksi
setiap
pagi
untuk
mendiskusikan topik liputan harian, melakukan monitoring terhadap reporter yang bertugas dilapangan melalui perangkat komunikasi serta membantu kesulitan yang dihadapi reporter, serta mengembangkan dan meluaskan akses reporter ke sumber berita 5. Penata Kamera bertugas untuk mencari berita dan mengambil gambar setiap meliput berita, menjadi uinjung tombak pemberitaan dan pemasok bahan berita untuk produser, juga bertanggungjawab atas perolehan dan pencapain taerget berita serta pengambilan gambar yang dapt menjadi isi berita sesuai dengan peristiwa dilapangan.
Menurut pengamatan dari penulis, tim Buletin Siang dalam pembagian tugasnya tidak terlalu mengikat. Misalnya; Eksekutif Produser dapat juga membantu produser dalam membuat naskah berita.
51
Wawancara mendalam kepada key informan tersebut diatas mengungkap beberapa masalah yang sedang terjadi pada bagian pemberitaan RCTI khusnya Buletin Siang. Masalah-masalah yang terungkap pada penelitian ini adalah yang berhubungan dengan strategi tim buletin siang guna meningkatkan Rating dan Share RCTI yang ditinjau dari konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Tahap wawancara kepada key informan ini dilakukan peneliti dengan sangat berhati-hati dan teliti agar pertanyaan yang diajukan dapat dipahami oleh key informan dan peneliti mendapat jawaban yang sesuai dengan penelitian ini.
4.3.1 Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pada tahap perencanaan ini peneliti menemukan adanya beberapa masalah yang diungkapkan oleh para key informan terutama pembuat. Dimana para pembuat atau produksi dari program tersebut merasa perencanaan yang matang dalam pembuatan suatu program telah dilakukan dengan baik oleh tim redaksi. Berikut kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan yang meliputi: 1. Riset Yaitu tahap pemilihan berita atau fakta apa yang sedang terjadi dan sedang berkembang dimasyarakat dan merupakan perbincangan hangat dan wajib dikatahui oleh audiens untuk itu riset dilakukan agar dapat mengetahui apakah isu atau
52
informasi tersebut legalitasnya dan merupakan titik tolak dlam peliputan berita dan inventaris berita yang akan diberitakan 2. Wish List Wish list adalah pedoman para reporter dan penata kamera dalam pencarian informasi dan hal-hal yang berhubungan dengan topik yang akan diberitakan. Wish list disiapkan oleh produser sebelum rapat redaksi dilaksanakan. 3. Rapat Redaksi Tahapan ini merupakan tahapan awal, dimana disini terjadi suatu proses perencanaan yang disebut dengan Rapat Redaksi atau Rapat Budgeting, yang dihadiri oleh Eksekutif Produser, Produser, dan Koordinator Liputan masingmasing program berita (Nuansa Pagi, Buletin Siang, Seputar Indonesia dan Buletin Malam). Rapat ini dilakukan untuk menentukan berita apakah yang akan dijadikan agenda peliputan hari ini, dan menentukan isu-isu menarik di masyarakat untuk dijadikan sebagai bahan berita. Bahan berita ini biasanya didapatkan dari : 1. Info masyarakat 2. Undangan-undangan dari Instansi 3. Ide orisinil sendiri 4. Peristiwa Dalam rapat tersebut juga dilakukan pengumpulan berita dari hasil liputan dan kemudian diseleksi berdasarkan kepentingan, aktualitas serta pertimbangan redaksional lainnya. Selain itu disini juga dibahas mengenai analisis tentang berita yang telah ditayangkan. Rapat tersebut kemudian menghasilakan sebuah daftar
53
rencana liputan, yang didalamnya berisi mengenai liputan yang akan dilakukan, lokasi, reporter dan kameramen yang ditugaskan ataupun hal-hal lainnya. Perencanaan yang dilakukan oleh tim redaksi merupakan wujud untuk menyajikan program yang mampu mengangkat prestasi atau kedudukan RCTI dan mampu bersaing sekaligus membuat perbedaan tampilan dengan stasiun TV lain khusnya dalam bidang pemberitaan. Oleh sebab itu dalam pembuatan keputusan sealalu mengacu pada apa yang sedang disukai oleh masyarakat pemirsa TV yang dibahas dalam rapat redaksi setiap harinya. Dengan adanya konsep perencanaan ini tim redaksi akan lebih mudah mengantisifasi gejala-gejala atau permasalahan yang timbul akibat ketidaksesuaian pelaksanaan dengan kebijakan yang telah diciptakan. Dalam wawancara yang dilakukan dengan Penanggung Jawab Produksi pemberitaan Mba Yulia Supadmo mengatakan ”.... perencaan adalah tolak ukur yang membuat suatu program berhasil sebab tahap ini adalah awal segala sesuatunya dimulai dan sesungguhnya perencanaan untuk menciptakan pembaharuan dan perbaikan dari setiap program yang akan dan sedang di produksi....” Sampai saat ini menurut data yang diperoleh penulis kegiatan atau konsep perencanaan yang dilakukan oleh tim redaksi Buletin Siang sudah cukup signifikan dimana semua unit yang terlibat dalam perencanaan tersebut memberikan andil besar terhadap keberhasilan agar memenuhi standar yang di inginkan tentunya melalu proses pematangan yang harus dilakukan oleh seluruh tim dengan saling bahu membahu.
54
Gambar 4.2. Rapat redaksi tim Redaksi RCTI
Dalam perencanaan seluruh tim melakukan rapat setiap hari sebanyak empat kali. Dalam
rapat
tersebut
mengevaluasi
program
yang
sudah
tayang
dan
memproyeksikan program yang akan tayang. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Atika Suri eksekutif produser Buletin Siang: ”...karena Buletin Siang adalah program reguler kita tiap hari ada rapat evaluasi dari program nuansa pagi dan rapat proyeksi dari program buletin siang itudilakukan pada jam 7 – 7:30 dalam kesempatan ini kita serah terima tongkat estafet dari program nuansa pagi, apa yang mereka sudah laklukan apa yang mereka harap untuk program buletin siang kita kerjakan, misalnya malam itu ada kebakaran ratusan rumah disuatu daerah, tim nuansa pagi akan menyampaikan ke tim buletin siang untuk mengkordinasikannya, kejadian seperti itu dapat pada rapat
55
pagi. Selain evaluasi dan masukan teman teman dari nuansa pagi kita juga dapat informasoii dari rekan rekan metro di jabotabek Apa kira-kira topik berita pada hari itu ,ada juga pasokan dari teman teman Kordinator Daerah (KORDA) yang meliputui dari sabang samapai merauke dengan puluhan koresponden diberbagi daerah , ada juga dari manca negara apa peristiwa dunia yang bisa menarik perhatian masyarakat indonesia pada saat itu. Contoh ada kecelakaan pesawat dispanyol ternya salah satu penumpanggaya adalah orang indonesia dan yang kedua fucture dari manca negara yang lucu dan menarik dan biasanya informasi seterti itu kita tampilkan di segmen terakhir untuk membuat pemirsa merasa lega dan segar...”
Disamping rapat setiap hari tersebut tim redaksi juga melaksanakan rapat rutin mingguan untuk membahas agenda pemberitaan yang akan dilakukan untuk satu minggu, sehingga apabila tidak ada kejadian yang menarik dalam seharian ini bisa mengangkat topik yang telah di sepakati dalam rapat mingguan tersebut. Hal ini adalah suatu strategi yang diciptaklan oleh tim redaksi untuk mengakomodir isu yang kurang menarik yang terjadi dalam masyarakat. Akan tetapi setelah dalam pelaksanaanya sering apa yang telah direncanakan tidak semulus yang diperkirakan karena banyak faktor penyebab dilapangan misalnya acara terlambat, kaset telat, lokasi yang sangat jauh. Dalam proses perencanaan buletin siang hal yang menjadi bagian dari perencanaan buletin siang selain isu yang berpengaruh terhadap masyarakat juga unsur show nya dikemas sedemikian rupa sehingga membuat minat pemirsa senang dan tidak jenuh untuk menyaksikannya.
56
4.3.2 Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah penentuan sumberdaya-sumberdaya dan kegiatankegiatan perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja, penugasan dan tanggung jawab tertentu dan kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan ttiap-tiap individu untuk melaksananakan tugasnya, serta menciptakan
struktur
formal
dimana
pekerjaan
ditetapkan,
dibagi
dan
dikoordinasikan. Penyusunan personalia juga bisa diartikan sebagi penentuan sumberdayasumberdaya dan kegiatan-kegiatan, perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja, penugasan tanggungjawab tertentu dan kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan tiap-tiap individu untuk melaksanakan tugasnya, serta menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan. Pada tahap ini para pembuat dan staf redaksi dalam hal ini tim redaksi menyadari bahwa kegiatan maupun tim yang ditempatkan untuk menangani organisasi tim buletin siang sudah mendekati tahap sempurna. Hal ini juga dipengaruhi dengan adanya unit kerja dan ruangan yang cukup memadai dalam tim. Bu Atika Suri mengatakan: ”...organisasi tim redaksi saat ini telah melakukan tugas dan tanggung jawab yang sangat bagus dan telah memenuhi standar untuk bidang pemberitaan, tetapi tidak seratus persen terlaksana karena kendala-kendala yang terjadi dilapangan...”
Pengorganisasian dalam bidang pemberitaan adalah salah hal yang utama sebab dengan pengorganisasian yang baik akan menimbulkan hasil atau peliputan yang
57
baik yang berguna bagi khalayak. Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pekerja atau staf yang bekerja telah melakukan tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang baik dan penuh tanggung jawab, jadi tinggal apa yang sudah menjadi bagian individu dan telah berhasil dilakkukan sebaiknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi supaya organisasi yang telah dibentuk semakin baik dan menghasilkan pemberitaan yang memiliki nilai.
4.3.3 Pelaksanaan (Actuating) Pelaknsaan atau actuating adalah kegiatan pelaksanaan perencanaan dan organisasi yang telah dibentuk sebelumnya dan direalisasikan agar tujuan dari perencanaan dan pengorganisasian tercapai dimana dalam tahap ini apa yang menjadi tujuan darti perencanaan dan organisasi yang telah dibentuk akan terealisasikan supaya perencanaan dan pengorganmisasian tadi tidak sia-sia. Tujuan utamanya adalah mengetahui sejauhmana perencanaan dan pengorganisasian itu bisa berjalan. Berikut beberapa tahapan yang dilakukan meliputi: 1. Pra Produksi A. Peliputan Dalam tahap ini tim redaksi melakukan kordinasi kerja untuk mendapatkan berita hasil rapat dan riset yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelum melakukan peliputan produser telah menetapkan penata kamera dan reporter untuk melakukan peliputan sesui dengan ynga ditentukan. Reporter serta newscaster berpasangan dengan kameramen diberikan tugas untuk melakukan pencarian berita sesuai dengan apa yang telah di agendakan dalam rapat redaksi.
58
Dalam wawancara dengan penata kamera Danang Yugo Bintoro mengatakan: ”....Sebelum melaksanakan peliputan biasanya reporter, maupun newscaster melakukan diskusi terlebih dahulu dengan penata kamera, untuk menyamakan persepsi mengenai peristiwa yang akan diliput nantinya. Hal ini tentunya akan mempermudah tugas dari keduanya ketika meliput peristiwa dilapangan...”
Sedangkan seorang penata kamera disini bertugas untuk mengambil gambar dari suatu kejadian sebanyak-banyaknya, begitu pula dengan newscaster maupun reporter yang bertugas dalam mencari data. Dimana nantinya hal ini akan digunakan sebagai pelengkap berita ataupun dipakai sebagai bahan dokumentasi. Setelah newscaster maupun reporter selesai melakukan peliputan, mereka kemudian melakukan preview, yaitu mencari gambar-gambar menarik yang didapatkan oleh penata kamera saat peliputan di lapangan. Gambar-gambar tersebut kemudian dicacat menurut waktu (menit, detik dan frame) digunakan untuk petunjuk newscaster maupun reporter dalam menulis naskah berita, karena dalam berita Televisi nakah hanya merupakan pendukung atau pelengkap gambar (visual). B. Pembuatan Naskah Berita Setelah selesai memilih gambar kemudian dilakukan pengetikan data hasil liputan atau pembuatan naskah berita atau script. Naskah berita atau script yang dibuat harus mengacu pada unsur-unsur tepat, padat, ringkas, dan praktis serta dapat dipercaya. Dalam hal ini yang perlu diingat adalah naskah hanya digunakan sebagai pendukung gambar. Pada pembuatan script berita, dilakukan dengan beberapa tekni penyajian berita, diantaranya ialah :
59
1. Reader Suatu berita yang dibacakan oleh presenter tanpa diringi oleh gambar. Biasanya dipakai dalam program Sekilas Info. 2. Voice Over (V.O) Berita yang dibawsakan oleh presenter yang diiringi oelh gambar atau grafuk. Berita ini merupakan jenis berita yang tergolong lengkap dari segi gambar maupun suara. 3. Sound On Tipe (S.O.T) Berita dimana naskah yang dibaca oleh presenter hanya leadnya saja, yang biasanya berisi sebuah pernyataan penting dari seseorang (Presiden, Menteri, Tokoh masyarakat, dll.) sedangkan selebihnya berisi tentang cuplikan wawancara dari narasumber dan selebihnya diganti dengan gambar yang lain yang mendukung. 4. Package (PKG) Merupakan sebuah berita yang lengkap yang sudah direkam dan didubbing sehingga penyiar hanya menghantarkan inti berita saja. Berita ini biasanya memiliki durasi yang lebih lama. 5. Live Presenter mempersilahkan reporter untuk melaporkan peristiwa yang diliputnya. Kemuidan reporter melakukan wawancara dengan narasumber atau menjawab pertanyaan-pertanyaan presenter. Biasanya durasi lebih lama yakni sekita 5 menit. Untuk siaran langsung jarak jauh bila visual berita belum diambil, maka visual pada penyajian dengan teknik ini diganti dengan
60
graphic yang berupa peta lokasi reporter, foto reporter, atau narasumber yang diwawancarai. C. Dubbing Proses ini merupakan proses dimana dilakukan sebuah pengisian suara untuk berita yang penyajiannya bertipekan package. Dalam proses ini biasanya dilakukan oleh pembaca berita maupun reporter setelah mereka menyelesaikan preview dan penulisan naskah yang sudah di edit oleh produser. D. Editing Merupakan proses akhir dari sebuah peliputan berita yakni penyesuaian gambar dan naskah yang dilakukan oleh produser, dimana dalam hal ini diperlukan tenaga yang benar-benar ahli karena dalam editing ini disesuaikan suara (dubbing). Setelah proses pengeditan selesai kemudian produser memasukkannya ke dalam Rundown. Roundwn merupakan sebuah daftar susunan paket berita yang sudah siap untuk ditayangak. Roundwn ini berguna untuk mempermudah bagi tim produksi di studio dalam proses on air nantinnya. Dimana dalam roundwn terdapat susunan berita yang akan disiarkan dan beberapa unsure lainnya seperti durasi setiap berita, teknik penyajian berita. Proses ini merupakan proses yang sangat penting karena harus disesuaikan dengan durasi waktu yang telah ditentukan E. Grafis Grafis adalah salah satu bentuk atau modal yang digunakan oleh instansi pemberitaan untuk menguatkan fakta apabila redaksi belum mendapatkan gambar dari setiap isu yang diberitakan atau isu yang diberitakan susah atau tidak dapat diakses untuk merekam gambarnya. Penayangan grafis untuk menggantikan gambar
61
yang belum sampai ke meja redaksi adalah salah satu cara yang dilakukan tim bulletin siang untuk mengantisifasi program tersebut tetap tayang dan pastinya ditinjau dari nilai berita yang akan di tayangkan dalam bentuk grafis. Cara seperti ini dimaksud untuk bisa memaksimalkan informasi yang ditayangkan dapat dimengerti dan dinikmati oleh masyarakat sebelum mendapatkan gambar dari lokasi kejadian perkara.
Gambar 4.3. Pembuatan Grafis Program Buletin Siang RCTI
2.Produksi Merupakan bagian terpenting terhadap terlaksananya penayangan program sehingga setiap paket berita yang ditayangkan, tidak keluar dari hal yang digariskan sebagai kebijaksanaan dari redaksi. Selain daripada itu bagian ini bertanggung
62
jawab pula terhadap nilai entertaiment dan keserasian terhadap rangkaian berita yang ditayangkan pada setiap programnya. Atika Suri mengatakan unit kerja yang terlibat dalam menentukan suksesnya suatu pelaksanaan program atau shooting acara berita agar dapat menarik untuk dinikmati oleh masyarakat atau konsumen ialah : 1. Pengarah Teknik (Technical Director) Bertanggung jawab mempersiapkan segala peralatan yang akan digunakan supaya proses shooting berjalan dengan lancar. 2. Pengarah Lapangan (Floor Director) Penanggung jawab studio dan membantu Program Director (PD). Ia bertindak sebagai penghubung pesan-pesan (PD) kepada kerabat kerja dalam bentuk aba-aba dimulai atau diakhiri shooting 3. VTR Operator Bertugas mengoprasikan video tape recorder baik merekam atau memutar kembali VTR berdasarkan panduan pada naskah berita. Bila dalam naskah berita terdapat tulisan “VTR Star” operator VTR wajib playback
gambar yang sudah disiapkan untuk mengganti wajah
pembaca berita dengan menapilkan roll video. 4. Pemadu Gambar (Swicherman) Bertanggung jawab dalam penggantian gambar sesuai dengan rundouwn berita. 5. Penata Suara (Audioman) Bertugas dalam mengatur perimbangan suara dari piranti audio.
63
6. Penata Kamera Studio Bertugas dalam mengambil gambar dari berbagai angel yang sudah ditentukan dari pengarah Acara 7. Pengarah Acara (Program Director) Bertugas dalam memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas keseluruhan proses shooting. 8. Prompter Mengontrol teleprompter yaitu alat yang dipasang pada kamera ang digunakan untuk menampilkan naskah sehingga pembawa berita seakanakan telah menghafal naskah berita.
Gambar 4.4. Proses Produksi Program Buletin Siang di Studio 5 RCTI
64
3. Paska Produksi Paska Produksi ini diakhiri dengan adanya rapat redaksi yang dihadiri oleh eksekutif produser, produser, dan koordinator liputan untuk membahas tentang evaluasi dari hasil progran berita yang telah ditayangkan kepadapan pemirsa atau khalayak. Dapat digambarkan dalam bagan berikut: Rapat Redaksi → Proses Peliputan → Produksi Berita → Masyarakat Gambar 4.5. Alur berita Buletin Siang
Tahap ini juga merupakan Evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan apakah alur kerja atau strategi redaksi dalam memperoduksi Buletin Siang telah memenuhi standar yang ditetapkan
dan telah sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam tahap pelaksanaan ini seluruh tim yang terlibat melakukan kegiatan an pekerjaan yang terlah ditetapkan dalam perencanaan dan rapat redaksi. Dalam hal ini peran seorang penata kamera dan reporter menetukan keberhasilan informasi yang ditayangkan dalam program buletin siang disamping peran dari pembuat kebijakan yakni produser,kordinator liputan, dan eksekutuf produser.
4.3.4 Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah penemuan atau penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, baik positif maupun negatif. Fungsi ini meliputi penentuan standar pelaksanaan, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan nyata
65
dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan dan pengambilan tindakan korektif yang diperlukan jika ada penyimpangan. Pada tahap strategi tim ini, bagian RCTI memiliki suatu sistem untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja tim buletin siang dengan meriview hasil siaran setiap program tersebut setelah selesai tayang dalam rapat evaluasi yang dilakukan setiap hari tersebut membahas tentang apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan program buletin siang. Dalam hal ini peserta rapat akan memperbaiki kekurangan yang ada dan mempertahankan bahkan meningkatkan informasi atau tayangan yang memiliki dampak dan diminati oleh masyarakat. Cara seperti ini adalah metode yang berulang ulang dilakukan oleh tim buletin siang. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan suatu program yang di produksi Atika Suri mengatakan: ”... pengawasan terhadap hasil program kita akan melihat dari rating dan share serta minute by minute yang diperoleh program tersebut, dari sana kita akan mengetahui arus penonton program tersebut, dan kita akan mengetahui topik seperti apa yang di sukai oleh pemirsa, untuk mengetahui hal tersebut kita melakukan rapat setiap program buletin siang selesai tayang...”
Menurut pengamatan peneliti konsep pengawasan yang demikian cukup faktual untuk menentuakan suatu keputusan sebab apa yang menjadi dasar keberhasilan suatu program juga ditenrukan olej hasil evaluasi yang dilakukan oleh tinm Buletin siang stiap selesai penayangan program. Dalam hal ini pembuatan atau menciptakan strategi untuk mengangkat rating dan share program Buletin Siang adalah salah satu pekerjaan rumah atau pengambilan keputusan yang sangat berat di tengah maraknya persaingan televisi saat ini.
66
Dari hasil penelitian terhadap Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin siang Guna Meningkatkan Rating dan Share yang mengacu pada konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan terhadap seluruh komponen yang digunakan oleh redaksi buletin siang hasilnya dapat meningkatkan kinerja atau pencapaian rating dan share menjadi meningkat dan itu adalah salah satu tujuan yang dilakukan dan ingin dicapi oleh redaksi dalam setiap pembuatan suatu program.
4.4 Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa redaksi buletin siang untuk memproduksi program guna meningkatkan rating dan share mengacu pada strategi yang berpijak pada konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang baik dan matang sebab konsep tersebut akan menghasilkan output yang baik pula terlepeas dari benturan-benturan atau kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksannan perencanaan tersebut, misalnya tim buletin siang sudah merencanakan peliputan yang sangat besar pada waktu tertentu tetapi karena sesuatu hal program tersebut batal. Untuk megantisifasi hal tersebut tim produksi dalam hal ini eksekutuf produser, produser dan kordinator liputan akan memutar otak untuk mengganti berita tersebut dengan berita yang masih penting untuk diketahui atau dikonsumsi masyarakat. Dalam tahap perencanaan peliputan redaksi beletin siang mengadakan rapat untuk menentuakan topik apa yang menjadi isu utama dan yang sedang marak yang terjadi yang menjadi perbincangan dimasyarakat, sebab berita yang diliput atau
67
ditayangkan harus memiliki nilai dan mempunyai pengaruh terhadap khalayak. Artinya berita yang ditayangkan juga harus bisa mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang diberitakan dengan asumsi yang positif. Rapat redaksi yang diadakan setiap hari merupakan kegiatan rutin dan juga bentuk strategi yang dilakukan redaksi. Rapat tersebut dilasanakan sebanyak 4 (empat) kali sehari kenapa demikian sebab bagian pemberitaan RCTI tidak hanya memproduksi buletin siang saja tertapi masih adan program lain seperti Nuansa Pagi, Seputar Indonesia, dan Buletin Malam. Peneliti menemukan bahwa perencanaan memegang peranan penting dalam sebuah perolehan rating dan share sebuah program? Seperti yang diungkapkan oleh Yulia Supadmo:
”... pastinya ia, karena kita tau betul pemirsa kita inginnya yang seperti apa, sebab kita susun berita sesui dengan rasa keingin tahuan pemirsa dan itu pasti berpengaruh terhadap rating dan share disamping faktor psikologis...”
Rapat redaksi yang dilakukan sebanyak empat kali tersebut membahas halhal yang akan diliput dan diproduks oleh tim. Rapat redaksi yang dilakukan tim pemberitaan dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 07:00 – 07:30 atau disebut rapat pewrtama yang membahas: Evaluasi terhadap program Nuansa Pagi dan Proyeksi atau merencanakan buletin Siang. Rapat redaksi yang kedua dilakukan pada jam 13:00 – 14:00 membahas Evaluasi terhadap program buletin siang dan memproyeksikan program Seputar Indonesia. Selanjutnya rapat yang ketika dilaksanakan pada pukul 18:00 – 19:00 progres yang dilakukan dalam rapat ini adalah mengevaluasi program Seputar
68
Indonesia dan memproyeksikan program Buletin Malam, nah selanjutnya rapat yang tetrakhir atau disebut rapat tengah malam dilksanakan setelah program Buletin malam yang membahas evaluasi program buletin malam dan memproyeksikan program Nuansa Pagi. Perencanaan atau rapat redaksi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh bagian pemberitaan RCTI. Sebab dengan adanya perencanaan seperti itu akan membuat kita bisa mengakomodir apa saja yang akan kita lakukan demi meningkatkan perolehan share dan rating program berita RCTI khusnya program Buletin siang. Implementasi dari prencanaan tersebut menimbulkan suatu konsep pengorganisasian untuk menjadikan apa yang direncanakan bisa berhasil. Pengorganisasian yang dilakukan bagian pemberitaan RCTI sampai saat ini sudah cukup baik dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berbicara konsep pengorganisasian semua stasiun penyiaran dan instansi lain menjadikan konsep ini salah satu hal yang penting. Sebab dengan pengorganisasian yang jelas tujuan dari perencanaan dan perusahaan tersebut bisa tercapai. Dalam hal ini tim Buletin Siang menerapkan konsep oranisasi sebagai jalur dan memfasilitasi antara yang satu dengan yang lainnya dan melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peran yang diberikan dan itu merupakan startegi dalam menjalankan melakukan kegiatan redaksi. Pengorganisasian yang ada di redaksi buletin siang menurut peneliti telah berjalan dengan baik dan itu juga di akui oleh Atika Suri ”...organisasi tim redaksi saat ini telah melakukan tugas dan tanggung jawab yang sangat bagus dan telah memenuhi standar untuk bidang pemberitaan, tetapi tidak seratus persen terlaksana karena kendala-kendala yang terjadi dilapangan...”
69
Tahap atau konsep selanjutnya yang dilakukan oleh redaksi dalam memproduksi Buletin Siang guna meningkatkan Rating dan Share adalah tahap pelaksanaan (Actuating). Dalam konsep ini tim atau semua orang yang terlibat dalam produksi buletin siang melakukan apa yang telah ditugaskan oleh masingmasing kordinator. Dimana pelaksanaan dari perencanaan dan pengorganisasian yang telah dibuat dilaksanakan dan dilakukan dengan baik oleh semua tim. Pelaksanana yang dimaksud dalam hal ini adalah menjalankan semua yang dihasilkan dalam rapat perencanaan. Pelaksanaan tersebut sering juga mengalami kendala bahkan gagal itu disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tersebut. Seperti faktor teknis dan non teknis misalnya peralatan yang tiba-tiba rusak, jadwal pelaksanaan kegiatan mundur. Atau bahkan sersuatu yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan hal-hal tersebut tidak bisa hindari sebab pekerjaan yang dilakukan berpacy dengan waktu karena berita yang kita akan tayangkan kan harus yang siafatnya baru dan memiliki nilai kepada masyarakat. Dalam tahap pelaksanaan semua tim saling bahu membahu untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan atau diberikan. Diaman seorang penata kamera dan reporter setelah rapat langsung melakukan pengecekan kamera dan kaset untuk dibawa liputan agar mengurangi kesalahn-kesalahan yang timbul belakangan. Demikian juga bagian lain bekerja sesui dengan apa yang telah direncanakan. Bahkan dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberap hal yang sifatnya sangat profesional, dimana seorang pemegang kontrol bisa juga menjalankan peran. Misalnya seorang eksekutuf produser menjadi penyiar. Dalam hal ini pemegang kontrol tadi akan melepaskan jhybahnya sebagi pemegang
70
kontriol dan akan melakukan tugasnya sebagi penyiar jadi tetap mengarah pada struktur yang dibuat.dan seorang pemegan kontrol pun bisa ditegor jika tidak prima karena harus berlaku profesional cetus Yulia Supadmo ”... ketika pemegang kendali duduk di meja siaran sebagai penyiar dia harus melepaskan jubah sebagai pemegang kontrol, dan dia harus menghormati produser dan kerabat kerja (crew) lain yang ada distudio jadi memang boleh berdebat dan itu tidak dilakukan saat dia duduk di meja siaran, itu hanya bisa dilakukan dalam rapat redaksi sebagai wadah tertinggi dalam pengambil keputusan diredaksi, jadi ketika duduk di meja siaran manis manislah ikuti apa yang dikatkan show produser karena kesempatan untuk mendebat sudah bisa dilakukan sebelumnya. Dan kalau dia tidak prima mau pemegang kontrol pun wajib ditegur karena harus berlaku profesional...”
RCTI sebagai penyelenggara program Buletin Siang tidak hanyan berhenti sampai produksi saja untuk mengetahui apakah kinerja tim sesuai dengan apa yang direncanakan dalam rapat perencanaan. Konsep yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan informasi atau program yang ditayangkan berpengaruh pada khalayak adalah konsep Pengawasan. Dalam konsep ini tim membahas masalah teknis dan non teknis yang terjadi selama proses produksi buletin siang. Selain itu hal yang dulakukan dalam pengawasan adalah sistim kontrol ada pada eksekutif produser, ketika produser kerja tugasnya eksekutif produser memastikan semua berada dalam jalur ketika ada masalah penyelesaiannya ada di eksekutif produser misalnya; ternyata gambar yang ini gak keburu diambil karena ada kendala disini peran eksekutif produser untuk mengurai gimana caranya ini bisa mensupport tim buletin siang termasuk aspek teknis dan non teknis.
71
Konsep pengawasan yang dijalankan tim Buletin Siang untuk mengetahui apakah semua konsep berjalan sesuai dengan yang diharapkan selain sistem kontrol juga melakukan metode yang baik yaitu melakukan jemput bola, jadi tim tidak menunggu sebab kita berpacu dengan waktu, jadi jemput bola itu adalah salah satu sistem yang paling efektif artinya terus dipantau keberadaanya, jadi ketika kita tau sesuatu akan gagal kita langsung cari rencana yang lain, intinya jemput bola aktif untuk tanya progresnya. Dan konsep tersebut berjalan dan cukup efektif intinya gerak cepat dan selalu meng up date semua yang berhubungan dengan Buletin Siang. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang una Meningkatkan Rating dan Share berdasarkan konsep Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan Pengawasan (Controlling) terhadap semua unsur yang terlibat dalm proses produksi buletin siang ternyata membuahkan hasil yang sangat signifikan dan dapat meningkatkan perolehan rating dan share pada program Buletin Siang.
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Peneliti
dapat
mengambil
kesimpulan
dari
penelitian
yang
telah
dilakukannya mengenai Strategi Redaksi Dalam Memproduksi Tayangan Buletin Siang Guna Meningkatkan Rating dan Share RCTI periode 01 – 31 Juli 2008 antara lain: 1.
Strategi melalui konsep perencanaan yang dilakukan redaksi buletin siang cukup signifikan dimana semua unit yang terlibat dalam perencanaan tersebut memberikan andil besar terhadap keberhasilan dan konsep pernecanaan merupakan tolak ukur yang membuat suatu program berhasil sebab tahap ini adalah awal segala sesuatunya dimulai dan sesungguhnya perencanaan untuk menciptakan pembaharuan dan perbaikan dari setiap program yang akan dan sedang di produksi sehingga rating dan sahare meningkat
2.
Konsep pengorganisasian adalah salah satu startegi yang digunakan oleh redaksi buletin siang untuk menjaga serta meningkatkan kinerja programnya sebab pengorganisasian yang benar akan menghasilkan pekerjaan yang benar karena output dari pekerjaan tim ini adalah hasil atau dampak terhadap khalayak.
3.
Pelaksanaan konsep perencanaan dan pengorganisasian yang dilakukan redaksi Buletin Siang telah membuahkan hasil yang bagus dalam
73
memproduksi buletin siang dimana setiap individu melakukan tugas dengan baik. Karena apa yang menjadi harapan tim yaitu menigkatkan rating dan share tercapai. Serta informasi yang ditayangkan berdampak pada khalayak dan pembuat kebijakan. 4.
Strategi berikutnya yang digunakan oleh redaksi untuk mengetahui keberhasilan terhadap seluruh konsep yang telah dibuat adalah dengan melakukan evaluasi atau pengawasan terhadap seluruh elemen-elemen yang telah disepakati. Kegiatan tersebut dilakukan rutin setiap program selesai tayang. Hal ini untuk mengetahui sejauhmana perkembangan dan keberhasilan tim dalam membuat rating dan share program buletin siang meningkat.
5.
Rating dan Share adalah barometer yang saat ini dugunakan semua media penyiaran di Indonesia termasuk Redaksi Buletin Siang untuk mementukan sejauhmana keberhasilan satu program yang diproduksi.
5.2
Saran
5.2.1
Saran Akademis Akhir kesimpulan, penulis ingin mengungkapkan penelitian ini dapat
berguna sebagai pengetahuan dan penjelasan bahwa strategi dalam memproduksi suatu program berita guna meningkatkan rating dan share layaknya memperhatikan konsep Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controlling).
74
5.2.2
Saran Praktis Hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang sudah didapat, maka
penulis menyarankan beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan bahan masukan bagi pihak media massa yang dalam hal ini tim pemberitaan dapat mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu antara lain: 1.
Sebaiknya dalam pembuatan program konsep perencanaan adalah tahap yang paling diperhatikan serta berpengaruh untuk semuanya
2.
Pengorganisasian hendaknya tetap berkordinasi dengan semua pihak yang telibat dalam produkei Buletin Siang. Sehingga apa yang menjadi target akan tercapai
3.
Pelaksanaan perencanaan dan pengorganisasian yang sudah berjalan baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar kinerja masing masing unit yang terlibat dalam produksi Buletin Siang selalu siap menghadapi permasalahan yang timbul.
4.
Pengawasan yang dilakukan dengan adanya evaluasi setiap program selesai tayang adalah konsep atau strategi yang sangat tepat untuk mengetahui dimana kekurangan dan keunggulan sebuah program.
5.
Sebaiknya Redaksi RCTI khususnya Tim Buletin Siang harus mempunyai barometer lain selain berpatokan pada Rating dan Share untuk mengetahui keberhasilan program yang ditayangkan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Assegaf, Djafar; “Jurnalistik Masa Kini pengantar ke Praktek Kewartawanan”, Djuroto, Totok; “Manajemen Penerbitan Pers”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Effendi, Onong Uchjana; “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 ____________________; “Dinamika Komunikasi ”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993 ____________________; “llmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, Citra Aditya Bhakti, Jakarta, 1993 Hoeta Soehoet. A.M; “Teori Komunikasi 2”, Yayasan Kampus Tercinta ISIP, Jakarta, 2002 Idris, Suwardi; “Jurnalistik Televisi”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Iskandar Muda, Dedy; “Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 K.Yin, Robert; “Studi Kasus”, Terj. M. Djauzi Mudzakir, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002 Mcquail, Dennis; “Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar”, Terj. Amirudin, Ram & Darmawan, Erlangga, Jakarta, 2002 Moleung, Lexy.J; “Metode Penelitian Kualitatif”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 Morissan; “Jurnalistik Televisi Mutakhir”, Ramdina, Prakarsa, Tangerang, 2005 Nielson, AC; “Media Research” Primas, Universitas; “Model-model Komunuikasi Massa”, Univ. Primas, Jakarta, 1984 Rahmat, Jalalludin; “Psikologi Komunikasi”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999
Seputar Indonesia, Tim; “Sewindu Perjalanan Seputar Indonesia”, Sindo Citra Media, Jakarta, 1997 Setyobudi, Cipto; “Pengantar Teknik Broadcasting Televisi”, Graha Ilmu, Yogkarta, 2005 Severin, Werner J. – Tankard. Jr, James. W; “Teori Komunikasi – Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi ke-5”, Kencana, Jakarta, 2005 Suprapto ; “ Teori Komunikasi Massa”, Jakarta, 2000 Tebba, Sudirman; “Jurnalistik Baru”, Kalam Indonesia, Jakarta, 2005 Wahyudi, J.B; “Dasar-dasar Manajemen Penyiaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1984 ___________; “Media Komunikasi Massa Televisi”, Alumni, Bandung, 1986 Wiryanto; “Teori Komunikasi Massa”, Grasindo, Jakarta, 2000 ________; “Pengantar Komunikasi”, Grasindo, Jakarta, 2007
Sumber lain:
Untuk Memperoleh data dalam penyusuan skripsi ini, penulis telah melakukan wawancara dengan Penanggung Jawab produksi pemberitaan RCTI Ibu Yulia Supadmo, sebagai berikut:
T :
Apa tujuan dari Buletin Siang ?
J
Untuk
:
merangkuman
kejadian yang terjadi,asumsinya adalah ketika
pemirsa mengakhiri menonton berita nuansa pagi dia sibuk dengan aktivitas sehari-hari ketika dia istirahat jam 12 siang dia ingin tau apa kejadian pada saat saya melakukan aktivitas sehari hari, ketika dia menyaksikan buletin siang dia bisa diisi kembali dengan informasi yang dia tidak dapat dari pagi sampai siang, intinya mencoba untuk merefresh informasi orang-orang pada saat dia istirahat makan siang dengan kejadian yang terjadi dari pagi hingga siang hari
T :
Apa saja yang dilakukan tim produksi buletin siang pada tahap pra produksi?
J
:
Karena ini program reguler kita tiap hari ada rapat evaluasi dari program nuansa pagi dan rapat proyeksi dari program buletin siang itudilakukan pada jam 07:00 – 07:30 kita serah terima tongkat estafet dari program nuansa pagi, apa yang mereka sudah laklukan dan apa yang mereka harap untuk program buletin siang kita kerjakan, misalnya malam itu ada lebakaran ratusan rumah disuatu daerah, tim nuansa pagi akan sampaikan kekita,. Selain evaluasi dan masukan teman teman dari nuansa pagi kita juga dapat informasoii dari rekan rekan metro di jabotabek Apa kira-kira topik berita pada hari itu ,ada juga pasokan dari teman teman KORDA yamg meliputui dari sabang samapai merauke dengan puluhan koresponden diberbagi daerah ada juga dari manca negara apa peristiwa dunia yang bisa menarikperhatian masyarakat indonesia pada saat itu contoh ada kecelakaan pesawat dispanyol ternyata salah satu penumpanggaya adalah orang indonesia dan yang kedua feature dari manca negara yang lucu dan menarik dan biasanya
informasi seterti itu kita tampilkan di segmen terakhir untuk membuat pemirsa merasa lega dan segar
T :
Tanya: apa tolak ukur pembuatan sebuah program berita?
J
Apabila kita mau membuat suatu program kita harus menempatkan diri kita
:
sebagai pemirsa jangan sebagai pembuat, disini produsr dituntut untuk mempertimbangkan pemirsa saya seperti apa,apkah yang kita sampaikan itu tepat sasaran dan diramunya juga sesuai dengan pola pikir dan daya jangkau pemirsa kita termasuk penggunaan bahasa dalam teksnya sebab masyarakat kita beraneka ragam dan golongan yang berbeda beda
T :
Apakah perencanaan memegang peranan penting dalam sebuah perolehan rating dan share sebuah program?
J
:
Pastinya ia karena kita tau betul pemirsa kira inginnya yang seperti apa, sebab kita susun berita sesui dengan rasa keingin tahuan pemirsa dan itu pasti berpengaruh terhadap rating dan share disamping faktor psikologis
T :
Apa tujuan dari perencanaan pada program berita Buletin siang?
J
Perencaan adalah tolak ukur yang membuat suatu program berhasil sebab
:
tahap ini adalah awal segala sesuatunya dimulai dan sesungguhnya perencanaan untuk menciptakan pembaharuan dan perbaikan dari setiap program yang akan dan sedang di produksi.
T :
Bagaimana dengan seseorang yang mempunyai tugas ganda? Disatu pihak ia adalah pemegang kontrol tetapi dilain pihak dian mempunyai tugas untuk menjalankan peran? (contoh: seorang sebagi Eksekutif Produser dilain pihak ia juga sebagai pembawa berita)
J
:
Ketika pemegang kendali duduk di meja siaran sebagai penyiar dia harus melepaskan jubah sebagai pemegang kontrol, dan dia harus menghormati produser dan crew lain yang ada distudio jadi memang boleh berdebat dan itu tidak dilakukan saat dia duduk di meja siaran, itu hanya bisa dilakukan
dalam rapat redaksi sebagai wadah tertinggi dalam pengambil keputusan diredaksi, jadi ketika duduk di meja siaran manis manislah ikuti apa yang dikatkan show produser karena kesempatan untuk mendebat sudah bisa dilakukan sebelumnya. Dan kalau dia tidak prima mau pemegang kontrol pun wajib ditegur karena harus berlaku profesional T
Apakah ada metode khusus untuk mengetahui semua konsep yang
:
dijalankan ? J
:
Kita melakukan jemput bola, jadi kita tidak menunggu sebab kita berpacu dengan waktu, jadi jemput bola itu adalah salah satu sistem yang paling efektif artinya terus dipantau keberadaanya, jadi ketika kita tau sesuatu akan gagal kita langsung cari plan B, intinya jemput bola aktif untuk tanya progresnya
T :
Pada saat pelaksanaan, kendala apa saja yang biasanya sering terjadi? Kendala teknis kah atau lebih kepada manusianya? Penyelesaiannya?
J
:
Dua duanya, kendala teknis itu ada tiba-tiba gambarnya blueis, greenis, kaset rusak, disini putar otak segala cara dilakukan apa kita ambil gambar dokumentasi dilengkapi grafis,pokoknya so must go on itu intinya kalau memang isu itu benar benar harus tayang, tapi kalau isu itu bisa dikesampingkan ya naik berita yang lain. Manusianya juga sering melakukakan kesalah Penyelesaiannya dalam rapat evaluasi untuk mencari way out (jalan keluarnya)
T :
Apa saja hal-hal yang diambil oleh tim buletin siang dalam melakukan pengawasan?
J
:
Sistim kontrol ada pada eksekutif produser, ketika produser kerja tugasnya eksekutif produser memastikan semua berada dalam jalur ketika ada masalah penyelesaiannya ada di eksekutif produser misalnya;ternyata gambar yang ini gak keburu diambil karena ada kendala disini peran
eksekutif produser untuk mengurai gimana caranya ini bisa mensupport tim buletin siang termasuk aspek teknis dan non teknis
T :
Tindakan apa yang dilakukan saat terjadikesalahan dalam pelaksanaan?
J
Tergantung kesalahan, bila terjadi kesalahan kecil diberikan teguran , bila
:
sifatnya fatal bisa untuk yang lebih lanjut diberikan surat peringatan
Untuk Memperoleh data dalam penyusuan skripsi ini, penulis telah melakukan wawancara dengan Eksekutif Produser Buletin Siang RCTI Ibu Atika Suri, sebagai berikut:
T :
Apa dasar paling signifikan dalam menentukan jam tanyang Buletin Siang?
J
Supaya orang yang sedang istirahat makan siang bisa menikmati informasi
:
yang terjadi di masyarakat dan menambah pengetahuan mereka akan informasi dan kejadian
T :
Kendala apa yang kadang terjadi didalam perencanaan (tidak ada berita yang menarik yang terjadi ) apa yang dilakukan?
J
:
Kembali kesoal masalah yang tak terduga misalnya acaranya gak jadi, bisa kaset gak nyampe karena macet , jadi pokoknya kita susun rundown yang hebat bener ya tapai pada kenyataannya impementasi on air tidak seindah itu karena ada faktor faktor lain misalnya memepetnya waktu produksi ada kendala dilapangan, produser harus siap dengan back up materi materi yang bukan kejadian hari ini tapi tetap menarik untuk pemirsa kita. Bisa juga follow up berita lanjutan misalnya informasi terkini dari kejadian yang dudah on air dinuansa pagi (up date berita) Strategi redaksinya kita tutup dengan sesuatu yang segar biar bisa memulai kativitas lagi dengan enak dan lebih rilek
T :
Hal hal yang termasuk dalam perencanaan?
J
Grafis, SNG, Live On Tape, lebih ke unsur show yang menarik dan tidak
:
menjemukan. Jadi TV Show nya yang menarik
T :
Tanya: apa tujuan rapat redaksi?
J
Menentukan editorial policy, kasus politik, kasus yang melibatkan
:
pemerintah. Menentukan stressing dari satu berita misalkan katakan ada pidato presiden di MPR bagaiman kita presentasinya kan lebih ke show, kalau memang pidato presiden semua tv juga pasti menayangkan nah
bagaimana kita present pidato presiden itu supaya lebih menarik dan beda dengan TV lain, atau bila perlu kita panggil nara sumber untuk ngebahas pidato itu, mungkin pake grafis, animasi . Jadi rapat redaksi adalah forum tertinggi di redaksi RCTI untuk menentukan segala sesuatu terkait kebijakan redaksi,semua keputusan di ambil dalam rapat redaksi
T :
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga penyiaran. Mengapa demikian?
J
:
Sebab ide dapat ditemukan dalam rapat redaksi seaba output dari rapat redaksi adalah output dari lembanga penyiaran itu sendiri. Aertinya yang dikeluarkan itu adalah keputusan bersama bukan lagi keputusan satu orang
T :
Adakah pembagian tugas redaksi dalam peliputan buletin siang?
J
Dalam redaksi RCTI ada dua devisi yaitu news gatering dan news
:
production. Jadi kalo di new produksi kita koki kalo di news gatering mereka tukang belanjanya jadi semua materi yang didapat sama kecuali ada pesan pesan khusus dari produser misalnya reporter boleh meliput pidato presiden tapi cari juga menteri menteri penunjang pidato tersebut kemudian diramu dalam satu eadah redaksi RCTI.
T :
Apakah keunikan atau ciri dari buletin siang?
J :
Keunikan buletin siang adalah berita yang on air jam 12 diman peristiwa itu kadang ada yang baru terjadi atau memang belum terjadi ketika kita memutuskan akan meliput appa pada rapat pagi itu bisa jadi rencana itu berubah
180
drajat
jadi
tergantung
waktu
penyelenggaraan
jadi
mendahulukan yang lebih penting bagi masyarakat sifatnya dinamis jadi masalah sosial yang lebih penting
T :
Tindakan apa yang dilakukan dan diambil jika terjadi hal-hal yang diluar dari perencanaan? Misal berita yang belum pasti tapi sudah diberitakan)
J
:
Kita hanya mengutip sumber jadi kita tidak mengeluarkan statement tentang informasi tersebut tanpa ada konfirmasi dari pihak yang berwewenang .tetapi bisa juga mengangkat berita dari satu sumber yang mengatakan bahwa sudah benar tapi dinantah oleh tim oleh orang yang berwewenag mengurus kejadian tersebut. Jadi kta bisa beberkan ada orang yang mengatakan gini loh tapoi dibantah oleh tim yang berwewenag akan hal itu tinggal masyarakat menentukan sebab kita sudah balance tidak memihak man pun
yang entinmg kitasudah konfirmasi dengan pihak yang
berwewenag untuk mengklarifikasi issu tersebut tentang informasi yang didapat dari narasumber itu
T :
Apakah semua hal yang telah ditentukan dan ditetapkan didalam perencanaan harus dilaksnakan atau hanya sebagi guide?
J
:
Hanya sebagi patokan tetapi apabila bisa dilaksanakan deagan sempurna langkah lebih baik sebab banyak faktor yang mempengaruhi perencanaan tersebut, ketika barang tersebut tidak sampai ke redaksi nah disini peran tim untuk menutupi apa yang telah diberikan oleh kantor dengan segala daya dan upaya
T :
Bagaimana tim Buletin Siang dalam pembuatan naskah? Untuk membuat masyarakat bisa dengan nyaman menyaksikan berita?
J
:
Bisa juga penggunaan teks menggunakan asumsi misalnya korupsi yang dilakukan si X itu 500 juta bayangkan bila ini dilakuan oleh anggota DPR yang jumlahnya sekian itu dana yang dikorupsi itu sama dengan dana kesehatan dari pemerintah yang selama ini jadi bisa memancing emosi penonton untuk menyaksikan berita tersebut. Jadi bisa menggugah pemirsa karena mereka dirugikan
T :
Apa tolak ukur sebuah perencanaan membuahkan hasil?
J
Share dan rating, perencanaan dan agenda setting artinya di redaksi itu tiap
:
jumat kita ada rapat agenda setting kita akan memproyeksikan apa yang
akan terjadi dalam seminggu kedepan, apa isu-isu minggu ini kita bisa tayangkan lagi minggu depan dengan mengangkat angle yang lain, jadi strategi peliputan itu tidak hanya buletin siang, jadi kita tidak buta apa yang akan kita angkat. Yang masih menarik buat masyarakat. Yang bertujuan untuk bagaimana kita mencerdaskan masyarakat sesuai dengan salah satu fungsi televisi yaitu fungsi pendidikan itulah kerja keras tim redaksi bagaimana membumikan topik topik yang balance yang membuat masyarakat tau Dan syukur ada impactnya terhadap pemerintahan
T :
Unit Kerja apa yang terlibat dalam buletin siang?
J
Unit yang terlibat dalam buletin siang adalah news gathering dengan korlip,
:
reporter, kameraman, produksi sendiri ada grafis, editor, penyiar, studio, tim live, library,
perlu diketahui bahwa devisi pemberitaan dibagi dua
departemen yaitu News Gathering dan news Production dibawah Pemimpin Redaksi
T :
Hal-hal apa saja yang diterapkan kepada tim peliput bulletin siang ?
J
Pembekalan wish list, misalnya mereka kita tugaskan ke A dia kan ke A
:
sesuai kemauan kita serta meliput penunjang peliputan misalnya, peliputan tentang pidato presiden tentang pk pemerintah 20 % dana pendidikan reporter juga akan meliput menteri pendidikan, jadi tv lain masih asyik menayangkan pidato presiden kita sudah dapat tanggapan dari menteri, disini dituntut kebali visi dari seorang produser shownya hari ini akan seperti apa
T :
Apakah proses selanjutnya setelah isu / informasi / berita diperoleh reporter?
J
Pengemasan, kita memberikan konteks dan background pada liputan
:
tersebut dalam hal ini eksekutif produser dan produser. Eksekutif Produser memberikan background dan pelaksananya prosuder
T :
Hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mengetahui apakah alur / rencana yang ditetapkan tim telah sesui harapan?
J
:
Kita melakukan evaluasi tiap hari, setelah melakukan rapat perencanaan pagi, siangnya kita melalukan rapat evaluasi untuk program buletin siang dan rapat perencanaan untuk seputar indonesia kita tostosannya disitu. Kita tau apa kekurangan dan kelebihannya
T :
Adakah pertemuan rutin yang dilakukan umtuk mengetahui strategi telah berjalan sesui rencana dan apakah mempengaruhi perolehan rating dan share?
J
:
Pertemuan rutin antara produser tidak ada tapi pertemuan antar redaksi dengan Riset &Development sebagai regulator yang meriset siaran melalui rating yang dikerjakan oleh AC Nielson media Research nah dari situ ketahuan liputan seperti apa yang diminati masyarakat
T :
Sudahkah dalam kenyataan tim buletin siang melaksanakan semua sesuai dengan yang telah direncanakan?
J
:
Idealismenya kita laksanakan tapi banyak benturan benturan yang memang akhirnya tidak 100% sesuai dengan idealisme yang kita mau
Untuk Memperoleh data dalam penyusuan skripsi ini, penulis telah melakukan wawancara dengan Produser Buletin Siang RCTI Bapak Jamalul Insan, hasilnya sebagai berikut:
T :
Apa kriteria sebuah berita yang layak dikonsumsi publik?
J
Berita yang layak dikonsumsi publikadalah berita yang berpengaruh dan
:
memiliki impact terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari atau yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan pemirsa misalnya masalah keuangan, keamanan, kenyamanan dan masalah sosial lainnya
T :
Apa yang dilakukan tim buletin siang untuk mengetahui berita/ informasi yang ditayangkan diterima dengan baik oleh masyarakat?
J
:
Kita akan melihat dari share n rating serta minute by minute program tersebut, dari san kita kan mengetahui flow penonton program tersebut, dan kita akan mengetahui topik seperyti apa yang di sukai oleh pemirsa
T :
Sejauhmana evaluasi dilakukan untuk setiap berita buletin siang?
J
Eevaluasi dilakukan setiap hari setelah program tayang
:
T :
Hal hal apa saja yang dibahas dalam evaluasi?
J
Hal hala yang dibahas dalam evaluasi adalah hal teknis dan non teknis
:
T :
Dalam evaluasi apakah ada ide atau kreatifitas abaru yang muncul?
J
Setiap evaluasi pasti ada ide baru yang muncul, misalnya berita atau liputan
:
hari ini bagus dari hasil evaluasi itu bisa naik untuk program berita yang lainh atau bahkan busa tayang ubtuk keesokan harinya
T :
Apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan strategi perencanaan?
J
Apabila semua item item yang kita rencanakan tereksekusi dengan baik, kta
:
rencanakan mengejar narasumber A narasumbernya A, kita mengejar data B
yang kita dapat B, dari c kita minta angle c dapat C, dan deadline yang kta buat terpenuhi jadi alat ukurnya adalah secara ketepatan
T :
Apakah seluh tahap yang dilakukan sudah berjalan sesuai harapan tim?
J
Sampai saat ini berjalan dan cukup efektif intinya gerak cepat dan selalu
:
meng up date semua yang berhubnungan dengan produksi buletin siang
Untuk Memperoleh data dalam penyusuan skripsi ini, penulis telah melakukan wawancara dengan Kordinator Liputan pemberitaan RCTI Bapak Dandy Laksono, hasilnya sebagai berikut:
T :
Bagaimana cara korlip menyusun jadwal dan tugas peliputan?
J
Diputuskan melalui rapat, sebanyak empat kali, pagi untuk merencanakan
:
buletin siang, rapat siang untuk mengepaluasi buletin siang dan merencanakan seputar indonesia, rapat malam untuk mengepaluasi seputar indonesian dan merencanakan buletin malam, rapt tengah malam atau dini hari untuk mengevaluasi biletin malam dan merencanakan nuansa pagi semuanya ketemu didisilah direncanakan apa saja yang mau diliput.
T : J
Bagaimana menentukan topik liputan? : Topik liputan ditentukan dalam rapat redaksi tidak hanya korlip tapi juga produser dan eksekutif produser. Dan yang dijadikan acuan adalah nilai berita dari issu itu disi perencanaan jarang sekali mempertimbangkan faktor rating. Faktor rating kita bicarakan ketika beritanya sudah adatrus kita milih mana yangkita naikkan baru ada pertimbangan rating tergantung lokasi mana penduduknya yang banyak, mana yang sedang menjadi issu mana yang sedang menarik publikitu yang kita liput
T :
Bagaimana cara korlip untuk memonitor tim peliputan (Kameraman & Reporter)?
J
:
Kita tugaskan mereka ketempat-tempat yang sudah kita entukan sambil korlip memantau perkembangan di radio, internet, sms dari semua sumber informasi, kalo ada yang perlu digeser kta geser kalo ada yang perlu dikirim pasukan baru kita kirim pasukan baru
T :
Bagaimana cara korlip untuk mengatasi masalah yang tewrjadi dilokasi peliputan?
J
:
Kita bantu back up dengan akses seyogiannya korlip memang wartawan yang lebih senior, bisa melobi lebih baik, punya kemampuan diplomasi yang leboh baik, kemampuan membujuk narasumber yang lebih baik, tapi terkadang ada reporter yang lebih jago dari korlip karena mereka sehari-hari berada dilapangan
reporter dikejakdsaan agung misalnya
punya daya
tembus yang dibandingkan korlipnya, sebaliknya korlip lebih unggul dalam isu yang lain sebagai seorang wartawan harus saling mengisi.
T :
Bagaimana cara korlip untuk memilih informasi yang masuk kedalam redaksi?
J
:
Kita pilih mana yang lebih banyak menyangkut kepentingan orang banyak, contoh ada dua orang berantam karena sengketa tanah sama tetangganya korbannya hanya dua. Sebaliknya ada korban yang diusir dari rumah sakit karena kekurangan biaya berarti ada yang salah dalam sistim sosial kita. akan lebih penting dibanding dua orang berantan tadi walaupun korbannya hanya satu. Ini yang akan kita liput. Jadi berdasarkan news Value (nilai Berita).
T :
Bagaimana korlip mengetahui bahwa berita tersebut sangat berpengaruh pada masyarakat?
J
:
Apabila informasi itu diperoleh dari sumber yang bisa dipercaya misalnya kejaksaan agung, menteri dan bidang lainnya sekalipun informasinya kecil kita tidak boleh anggap remeh
T :
Apa indikator yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan sutu program khusnya Buletin Siang?
J
:
Alat kontrol yang paling kwalitatif dalam program siang adalah share dan rating gak ada alat kontrol lain, tetapi dalam jurnalistik rating share tidak sesuatu yang mutlak, RCTI sendiri memakai 3 alat ukur. yang pertama share dan rating yang hanya membidiksebagian pasar tertentu, alat ukur ayang lain adalah apakah berita kita mempunyai dampak terhadap
masyarakat? Misalnya ada anak yang menderita penyakit kronis tidak mempunyai biaya untuk berobat mungkin secara rating jeblok tapi setelah kita beritakan dia diselamatkan oleh seorang dermawan, selanjutnya adalah pengaruh yaitu dampak terhadap orang yang kita beritakan berpengaruh dalam pengambilan sebuah kebijakan mungkin kejadian yang ada dirumah sakit tadi setelah ada pemberitaan pihak rumah sakit membuat kebijakan walaupun orang tidak mampu tidak boleh diusir mungkin kita akan tagih ke departemen sosial atau lembaga lain yang siap membantu. Mungkin secara rating jeblok tapi pemberitaan yang kita laukakan adalah sesuatu yang berguna buat publik
T :
Apakah semua rencana sudah tercapai?
J
Dalam setiap perencanaan tidak semua yang kita rencanakan akan terpenuhi
:
kadang ya kadang tidak, penyebabnya adalah mungkin karena caranya terlambat, jalan macet, kaset rusak dan faktor lain yang tidak kita duga. Untuk buletin siang yang terpenuhi hanya 30% dan 70% tergantung situasi dilapangan. Karena itu buletin siang banyak menayangkan berita2 yang sipatnya peristiwa
T :
Dalam rapat evaluasi apakah ada timbul gagasan baru untuk menigkatkan kualitas berita selanjutnya?
J
:
Ya pasti sering terjadi, misalnya jam 8 pagi kita menugaskan liputran ke A,B,C,D tiba-tiba jam 10 ada bom meledak itu semua bisa berubah, dan itu adalah strategi merubah perencanaan setelah evaluasi artinya mana berita yang lebih bermanfaat buat publik itu yang kita liput
T :
Tidakan apa yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam POAC?
J
Kita lakukan evaluasi, kalo sistim yang salah kita evaluasi sistimnya kalau
:
human error kita selesaikan ditingkat manusianya, jadi kita bedakan level analisisnya,
Untuk Memperoleh data dalam penyusuan skripsi ini, penulis telah melakukan wawancara dengan Penata Kamera pemberitaan RCTI Bapak Danang Yugo Bintoro, hasilnya sebagai berikut:
T :
Sebelum terjun kelapangan seorang penata kaera akan melakuklan SOP selain itu hal apa saja yang dilkukan oleh penata kamera?
J :
Sebelum melaksanakan peliputan biasanya reporter, maupun pembaca berita melakukan diskusi terlebih dahulu dengan penata kamera, untuk menyamakan persepsi mengenai peristiwa yang akan diliput nantinya. Hal ini tentunya akan mempermudah tugas dari keduanya ketika meliput peristiwa dilapangan
T :
Adakah taqrget yang ingin dicapai Penata Kamera?
J
Ada, terget yang ingin dicapai adalah memperoleh berita yang bagus dan
:
gambar yang bagus dan sumber – sumber berita yang benar
T :
Bagaimana berita tersebut diproses hingga ditayangkan?
J
Proses berita dimulai dengan turun kelapangan menemui sumber berita.
:
Selanjutnya
di
isi
suara
(dubbing) dengan
dibantu
editor
guna
menyelaraskan berita dengan gambar. Sementara itu Eksekutif produser, Produser, Korlip dan Edotor mengadakan rapat inventaris berita untuk menentukan berita yang layak ditayangkan
T :
Adakah kendala yang dialami penata kamera dilapangan ?
J
Kendala tetapada namun tidak terlalu mengganggu dalam melaksanakan
:
tugas penata kamera dan kendala tersebut biasanya langsung di diskuisikan dengan kordinator kamera