Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
S K R I P S I Strategi Press Relation Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan
Disusun oleh : KARNIA APRIANIA Nim Jurusan
: 04202 – 051 : Humas
Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Jakarta 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Karnia Apriania
NIM
: 04202 - 051
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Strategi Press Relations PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing
(Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Karnia Apriania
NIM
: 04202 - 051
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Strategi Press Relations PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan
Jakarta, 14 Agustus 2009
Ketua sidang Nurprapti. W. Widyastuti, S.Sos, M.Si
(
)
Penguji Ahli Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, MM
(
)
Pembimbing Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si
(
)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Karnia Apriania
NIM
: 04202 - 051
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Strategi Press Relations PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing
(Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si)
Mengetahui :
Dekan FIKOM
Ketua Bid. Studi Public Relations
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si)
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM HUBUNGAN MASYARAKAT
ABSTRAKSI KARNIA APRIANIA 04202 - 051 Strategi Press Relation Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan xi + 71 halaman Bibliografi : 18 buku (1993-2004)
Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II haruslah mempunyai perencanaan terhadap semua kegiatan yang sasarannya adalah masyarakat luas, dengan merumuskan langkah-langkah strategis dalam memberikan informasi mengenai produk, jasa ataupun kegiatan perusahaan melalui press relations. Dengan permasalahan-permasalahan di atas, bagaimana sebuah perusahaan menyusun strategi dalam membina press relations. Berkaitan dengan hal tersebut maka masalah pokok yang diteliti adalah Bagaimana Strategi Press Relation Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan. Penulis melakukan penelitian strategi press relations Humas PT (Persero Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan dengan menggunakan strategi media relations atau press relations. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan metodepenelitian yang digunakan adalah studi kasus. Dengan key informan adalah Bapak Eric, selaku Ketua Bidang Publikasi, Data dan Informasi, Bapak Yoppy selaku wartawan Satelit News dan Bapak Tb. Nova Firdaus, selaku Pimpinan Redaksi Tabloid Investigasi Monitor Ibu Kota. Hasil penelitian ini adalah bahwa perusahaan menggunakan mengelola relasi, mengembangkan strategi, mengembangkan jaringan. Sedangkan untuk prinsip-prinsip hubungan pers PT Angkasa Pura II adalah dengan memahami dan melayani media, menyediakan salinan yang baik, bekerjasama dalam penyediaan materi, dan membangun hubungan personal yang kokoh.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang berat ini. Kewajiban yang hampir telupakan, tugas yang selalu terabaikan, langkah yang selalu tertunda ini akhirnya terselesaikan. Atas nikmat yang sangat besar ini, semoga menjadikan penulis sebagai hamba yang selalu bersyukur. Dan dalam kesempatan ini, adalah penghargaan yang besar bagi saya untuk dapat menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan: 1. Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S. Sos. M.Si. Sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing tanpa letih, mengorbankan waktu, mencurahkan ilmu dan mengingatkan penulis dengan penuh kesabaran. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 3. Bapak Drs. Hardianto, M.Si, selaku wakil Dekan, Ibu Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku ketua sidang, Bapak Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, MM selaku penguji ahli, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya atas pengarahan dan support yang amat besar. 4. Bpk. Eric, Kepala Bidang Publikasi Data dan Informasi, terima kasih atas kebaikannya untuk “memperindah” tulisan dalam skripsi ini dan juga atas dispensasi waktu yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
5. Para dosen jurusan Humas dan staf TU Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bimbingan, pengalaman dan ilmu yang bermanfaat selama penulis mengikuti perkuliahan di FIKOM Universitas Mercu Buana. 6. Kedua Orang tua terkasih (Bapak Sukarman, Mama M. Mira Tania), adik ku Dwi Ratna Sari, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga atas segala dukungan baik moril maupun materil, nasihat serta perhatian yag tiada henti, terima kasih atas segalanya. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. 7. Suami (Rama. DS) dan anak-anakku tercinta (Raka dan Raisha). Terimakasih atas semua dukungan dan bantuannya untuk menjadi yang terbaik. 8. Teman-teman angkatan 2002, Dewi, Paul, Tatu terima kasih atas support dan waktunya untuk mendampingi di waktu sidang. 9. Seluruh keluarga dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan doa yang diberikan kepada penulis selama ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun, penulis berharap agar skripsi ini bisa berguna bagi penulis maupun pembaca. Akhirnya, penulis hanya dapat berdoa semoga kebaikan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang sebaik-baiknya. Amien.
Jakarta, Agustus 2009
Karnia Apriania
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................
i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI......................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI..............................
iii
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI…………………...............................
iv
ABSTRAK.................................................................................................... v KATA PENGATAR....................................................................................
vi
DAFTAR ISI................................................................................................
viii
DAFTAR BAGAN....................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan ................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 1.4 Signifikansi Penelitian .............................................................. 6 1.1.1
Signifikansi Akademis ............................................... 6
1.1.2
Signifikansi Praktis .................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi ............................................................. 8 2.2 Hubungan Masyarakat (Humas) ............................................... 9 2.3 Peran & Fungsi Humas ............................................................ 11 2.4 Stakeholders atau Khalayak Humas ........................................ 14 2.5 Eksternal Relations ................................................................. 15 2.6 Strategi Humas ....................................................................... 20 2.7 Kegiatan Press / Media Relations ............................................ 24
viii
2.7.1 Pentingnya Public Relations Membina Hubungan Pers ... 24 2.7.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhtikan Dalam Penyelenggaraan Konferensi Pers ............................................................. 27 2.8 Media Massa (Press) .............................................................. 29
BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian ......................................................................... 33 3.2 Metode Penelitian ..................................................................... 33 3.3 Definisi Konsep .......................................................................... 34 3.4 Fokus Penelitian ....................................................................... 35 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36 3.6 Key Informan ........................................................................... 38 3.7 Teknik Analisa Data ................................................................ 38 3.8 Teknik Keabsahan Data ........................................................... 39 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 41 4.1.1. Sejarah Umum PT. Angkasa Pura II ............................... 41 4.1.2. Humas PT (Persero) Angkasa Pura II ............................. 44 4.1.3. Kegiatan Pelaksanaan Tugas Humas PT Angkasa Pura II 45 4. 2. Analisa Data dan Hasil Wawancara .............................................. 47 4. 2.1. Strategi Press Relations Humas PT Angkasa Pura II … 47 4.2.2. Hubungan Humas PT Angkasa Pura II dengan Wartawan..54
ix
4.2.3. Pandangan Wartawan Mengenai Humas PT (Persero) Angkasa Pura II ....................................................................... 55 4.2.4. Media Publikasi ............................................................ 57 4.2.5. Press Tour & Media Discuss ......................................... 58 4.2.6 Prinsip-prinsip Hubungan Pers PT Angkasa Pura II ........ 62 4.3. Pembahasan ................................................................................. 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................................. 71 5.2 Saran-saran .................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Tahun 2008 ........43
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam kondisi yang sangat kompetitif saat ini, bidang humas / Public Relations (PR) berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukannya agar perusahaan mereka tetap mampu bersaing dan berkembang terus. Upaya meraih dukungan publik itu, dalam kegiatannya PR perlu bekerja keras dengan mencari dan memberi informasi kepada masyarakat, agar perusahaan mereka tumbuh subur, karena kepercayaan dan sokongan publiklah perusahaan itu tetap berjalan. Salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah dengan kegiatan Hubungan Pers (Pers Relations / Media Relations) yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar / majalah) dan media elektronik (TV / radio). Dengan memperhatikan dan melibatkan hubungan dengan pers dalam setiap kegiatan perusahaan atau organisasi merupakan salah satu cara terciptanya hubungan timbal balik antara perusahaan atau organisasi dengan media. Hubungan timbal balik dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh dukungan dari media dan masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan pendekatan-pendekatan sebagai usaha menjalin hubungan baik dan harmonis antara perusahaan 1
2
dengan pers. Dengan pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan pers dapat memberikan dampak yang positif kepada perusahaan atau organisasi. Tapi sebaliknya jika hubungan yang terjalin tidak baik akan menimbulkan dampak yang negatif sehingga akan mempengaruhi citra atau image perusahaan. Pendekatan-pendekatan
tersebut
dapat
diwujudkan
melalui
terjalinnya kerjasama dan keterlibatan pers dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan atau organisasi. Dalam kaitan ini, perusahaan baik diminta atau tidak dapat memberikan informasi mengenai produk atau jasa yang dimiliki perusahaan. Tetapi informasi tersebut harus ditunjang dengan komunikasi dua arah dan timbal balik agar pers merasa dianggap karena secara tidak langsung telah membantu kegiatan humas dari perusahaan tersebut. Dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki media massa, maka peran media massa tidak dapat diabaikan dalam kegiatan dan program Public Relations. Dengan mengetahui pentingnya posisi media massa di dalam kegiatan dan program Public Relations itu, maka hubungan yang baik dengan media massa itu menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam berbagai kegiatan Public Relations. Hubungan pers (press relations) sendiri adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum terhadap suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang
3
bersangkutan. Hubungan pers (press relations) sendiri memiliki arti yang sama dengan hubungan media atau media relations, hanya istilah hubungan pers memang cenderung lebih populer. Hubungan dengan media massa itu bukan hanya dijalin sebagai solusi setelah timbul masalah, melainkan terus dipelihara sepanjang organisasi tersebut ada. Namun ada satu hal yang cukup mengganggu di dalam hubungan sebuah organisasi dengan media massa, adanya sikap saling mencurigai antara kedua belah pihak, dimana media beranggapan bahwa praktisi Public Relations beranggapan bahwa media massa membutuhkan berita buruk dari sebuah organisasi, karena the bad news is a good news bagi media massa. Humas memerlukan strategi media relations / press relations di dalam menjalin hubungan baik dengan media massa. Strategi media relations terdiri dari 3 hal, yaitu mengelola relasi, mengembangkan strategi, dan mengembangkan jaringan. Dalam perkembangannya Humas ternyata tidak hanya dijalankan oleh organisasi-organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari publiknya, yang dapat memberikan keuntungan bagi organisasi tersebut. Humas ternyata juga dijalankan oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. mengkomunikasikan
kinerja
dan
(Persero) Angkasa Pura II dalam program-programnya
kepada
karyawannya maupun masyarakat. PT. (Persero) Angkasa Pura II merupakan Badan Usaha Milik Negara, yang di dalam melaksanakan tugasnya berhubungan dengan
4
masyarakat luas. Di dalam kehidupan masyarakat saat ini yang membutuhkan informasi dari segala bidang, PT. (Persero) Angkasa Pura II harus mampu memberikan pelayanan dan kinerja yang baik kepada masyarakat., serta dapat menunjukkan transparansi dalam setiap programprogramnya. Humas PT.
(Persero) Angkasa Pura II bertugas untuk
menyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan kebijakan perusahaan. Menurut tugasnya, seharusnya pihak Humas PT.
(Persero)
Angkasa Pura II menjalin kerjasama yang baik dengan media massa, dengan harapan dapat terbentuk opini masyarakat yang positif bagi perusahaan. Strategi media relations Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam menjalin hubungan baik dengan media massa sangatlah menarik untuk diteliti, karena menurut penulis adanya kegiatan press relations dapat membuat hubungan antara Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dengan para wartawan menjadi baik, sehingga pemberitaan mengenai pihak perusahaan lebih banyak berita positifnya daripada berita negatifnya. Hal ini sangat penting dikarenakan pihak Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II memang membutuhkan kerjasama dengan media massa di
5
dalam menyampaikan program dan kinerja perusahaan, serta untuk memperoleh citra yang positif di mata masyarakat. Untuk itu peran humas dalam membina hubungan baik dengan pers sangat penting dalam sebuah perusahaan, terlebih perusahaan yang termasuk dalam perusahaan milik Negara (BUMN). Hal ini dikarenakan perusahaan BUMN juga merupakan perusahaan publik yang dikelola oleh Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran masyarakat. Kegiatan komunikasi dan informasi melalui media pada aktivitas kerja di PT. (Persero) Angkasa Pura II sangat transparan karena penyebaran informasi tersebut bersifat terbuka dan diperuntukkan untuk semua orang guna memperoleh masukan, kritik dan saran terhadap masalah-masalah yang di hadapi oleh bagian Humas, khususnya Humas yang berada dalam institusi BUMN. Humas sebagai kekuatan atau perwakilan dari institusi BUMN dimana Humas tersebut berada. Penyelenggara kegiatan Humas melalui media-media yang ada bersifat transparan sehingga kinerja Humas BUMN pada masing-masing bidang bisa dikatakan dapat membantu proses penyebaran informasi yang dibutuhkan pada departemen-departemen atau bidang-bidang yang terkait. Selama tahun 2008, Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai perencanaan terhadap semua kegiatan yang sasarannya adalah masyarakat luas, dengan merumuskan langkah-langkah strategis dalam memberikan
informasi mengenai
produk,
jasa
ataupun
kegiatan
perusahaan melalui press relations. Dan ada baiknya kegiatan press
6
relations tersebut diadakan secara rutin atau berkala dan continue, jadi tidak hanya disaat ada event-event tertentu saja.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan pada penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Press Relation Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan ?”.
1.3
Tujuan Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang ada, maka penulis pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Press Relation Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan.
1.4
Signifikansi Penelitian 1.4.1
Signifikansi Akademis Diharapkan
penelitian
ini
dapat
memberi
manfaat
bagi
pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya di bidang humas, bahwa hubungan antara perusahaan dan pers (pers relations) merupakan wujud tanggung jawab humas itu sendiri.
7
1.4.2
Signifikansi praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi PT.
(Persero) Angkasa Pura II, khususnya bagian Humas sebagai acuan atau referensi dalam mengatasi masalah ataupun dalam rangka meningkatkan program kegiatan membina hubungan yang baik dengan pers.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari perkataan lain "Communicatio" yang
berarti
"Pemberitahuan"
atau
"Pertukaran
pikiran".
Istilah
communicatio tersebut bersumber pada kata "Communis" yang berarti "Sama". Yang dimaksud dengan sama disini adalah "Sama makna atau lambang". Jadi antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus terdapat kesamaan makna1. Berdasarkan istilah diatas, komunikasi merupakan kegiatan seseorang melalui proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti komunikan, baik lambang berupa lisan maupun tulisan. Kemudian menurut Genard Berelson dan Garry Stainer dalam karyanya "Human Behavior", mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: "Communication: the transmission of information, ideas, emotions, skill, etc, by the use of symbol-word, pictures, figures, graphs, etc. It is the act or process of transmission that is usually called communication." (Komuniakasi:
penyampaian
informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan lambang-lambang,
1
Onong Uchjana Effendy, “Human Relations Dan Public Relations” (penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 1993) hal. 11
8
9
kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi)2. Sedangkan menurut Moekijat mengutip pendapat Dale S. Beach yang menyatakan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari orang yang satu kepada orang yang lain3.
2.2
Public Relations (PR) Suatu aktivitas komunikasi dapat dikatakan sebagai pengertian dari kegiatan humas berdasarkan ciri atau karakteristik humas, antara lain adanya upaya komunikasi dua arah, sifatnya yang terencana, berorientasi pada organisasi/perusahaan, sasarannya adalah publik/khalayak. 4 Mengenai definisi humas itu sendiri menurut Frank Jefkins: “humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.5 Definisi humas lainnya yang mendukung pernyataan di atas, menurut Cutlip dan Center serta Glen M. Broom, menyatakan bahwa: “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi
2
Onong Uchjana Effendy, “Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis” (penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992) hal. 48 3 Moekijat, “Teori Komunikasi” (Mandar Manju, Bandung, 1993) hal 2 4 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 15-17 5 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, Edisi ke-4, hal. 9
10
demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik”.6 Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pada hakekatnya ada beberapa kesamaan pokok dalam kegiatan humas yaitu merupakan suatu kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh goodwill, menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi perusahaan. Humas juga merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen, karena berusaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga dengan publiknya.7 Melvin Sharpe mengajukan lima prinsip proses harmonis dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan publiknya,8 antara lain : 1.
Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas
2.
Keterbukaan dan konsistensi terhadap tindakan dan kepercayaan
3.
Tindakan yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill (kemauan balik)
4.
Komunikasi dua arah dilakukan secara kontinyu untuk mencegah alienasi (pengucilan) dan membangun hubungan
6
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, Mandar Maju, Bandung, 1993, hal. 116 7 F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta, 1994, hal. 19 8 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 14-15
11
5.
Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan dan penyesuaian yang diperlukan bagi hubungan sosial yang harmonis
2.3
Peran & Fungsi Humas Menurut Dozier (1992), peran praktisi humas merupakan salah satu
kunci penting untuk pemahaman fungsi humas dan komunikasi organisasi. Sehingga bila dijelaskan lebih jauh terdapat empat peran humas, meliputi sebagai berikut9: a.
Expert Preciber Communication Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati pimpinan perusahaan atau organisasi.
b.
Problem Solving Process Facilitator Peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah yang biasanya melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis).
c.
Communication Facilitator Peranan sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan atau organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal.
d.
9
Technician Communication
Frida Kusumastuti, Op Cit, hal. 24-25
12
Peranan sebagai pelaksana teknis komunikasi yang hanya menyediakan layanan di bidang teknis sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi dipegang oleh manajemen. Sementara dalam booklet PRSA (Public Relations Society of America) dengan judul Careers in Public Relations dapat memberikan gambaran mengenai fungsi-fungsi humas,10 meliputi hal-hal berikut : a)
Programming Fungsi ini antara lain mencakup analisis masalah dan peluang, menentukan goals dan publik (kelompok orang yang dukungan dan pemahamannya diperlukan organisasi) serta rekomendasi dan merencanakan kegiatan.
b)
Relationship Seorang
praktisi
humas
harus
menjalin
hubungan
dan
mengembangkan keterampilan dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, sejawat dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar organisasi untuk selalu bekerja sama. c)
Writing dan Editing Sejalan dengan sasaran kegiatan humas, yakni mencapai publik yang amat besar, alat penting yang dapat digunakannya adalah melalui barang-barang cetakan, seperti laporan tahunan, booklets, media releases, newsletter, penerbitan ing-griya dan beberapa
10
IGusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta, 1999, hal. 10-11
13
lainnya. Sebagian besar pekerjaan humas berkaitan dengan penulisan dan penyuntingan. d)
Information Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah satu cara menyebarkan informasi secara efektif. Ini akan sangat membantu
pekerjaan
praktisis
humas,
terutama
dalam
menyebarkan berbagai informasi kepada publik, seperti surat kabar, media elektronik (radio dan televisi), serta multimedia. e)
Production Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media komunikasi (tata letak topografi, fotografi, dan sebagainya) yang digunakan dalam menyebarkan pesan-pesan yang dirancang oleh praktisi humas.
f)
Special Event Konferensi pers, pameran, ulang tahun perusahaaan, pemberian penghargaan, kunjungan perusahaan dan sebagainya merupakan kegiatan-kegiatan yang harus ditangani oleh praktisi humas. Kegiatan seperti ini biasanya diarahkan untuk dapat menarik perhatian dan memperoleh pengakuan dari publik terhadap keberadaan perusahaan
.
14
g)
Speaking Keterampilan penting yang juga harus dimiliki seorang praktisi humas adalah keterampilan berbicara baik untuk tatap muka individual maupun untuk tatap muka kelompok (public speaking).
h)
Research dan Evaluating Aktivitas penting yang dilakukan sorang praktisi humas adalah pengumpulan fakta. Penelitian biasanya digunakan pada awal maupun pada akhir sebuah program kehumasan. Pengevaluasian kegiatan humas juga sekarang mulai memperoleh perhatian yang semakin besar.
2.4.
Stakeholders atau Khalayak Humas Di dalam kegiatan Public Relations, ada yang disebut stakeholders. Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan11. Stakeholders bisa juga disebut publik. Publik dari Public Relations ada 2, yaitu internal dan eksternal. Public internal adalah pihakpihak yang berkaitan langsung dengan perusahaan, antara lain : pemegang saham, manajemen dan top executive, karyawan, dan kelarga karyawan. Publik eksternal adalah pihak-pihak yang berada di luar kendali perusahaan yang terdiri dari konsumen, penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pesaing, komunitas dan pers.
11
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994. hal 63
15
Pada dasarnya Public Relations merupakan proses komunikasi kepada publik untuk menjalin relasi yang baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun, membina, dan mesnjaga citra yang positif. Maka kegiatan komunikasi dalam konteks Publik Relations pun banyak memanfaatkan kehadiran media massa untuk berkomunikasi dengan publiknya guna mencapai tujuan organisasi. Media massa sangatlah penting bagi kegiatan dan program Public Relations. Beberapa bentuk stakeholder atau khalayak yang ada di masyarakat dan berada di lingkungan sebuah perusahaan dapat diidentifikasi menjadi beberapa bentuk, baik dari bagian dalam perusahaan maupun yang berada di luar perusahaan sebagai elemen yang mempengaruhi jalannya aktivitas sebuah perusahaan. Khalayak humas baik dari dalam ataupun luar perusahaan akan saling berkaitan membentuk struktur dan berfungsi satu sama lain serta mempunyai tujuan masingmasing12.
2.5
Eksternal Relations Khalayak menurut Cutlip dan Center dalam bukunya Effective Public Relations, adalah sebuah kata benda kolektif bagi suatu kelompok sekelompok orang-orang yang sama-sama terikat oleh suatu kepentingan yang sama - dan mempunyai perasaan yang sama.13
12
Bambang Ruditom Arif Budimanta, Adi Pasetijo, Corporate Social Responsibility, Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD), Jakarta, 2004, hal. 25 13 Onong Uchjana Effendy, Op Cit, hal. 133
16
Sasaran humas meliputi 2 (dua) hal yaitu; sasaran yang berupa khalayak internal dan khalayak eksternal. Sasaran khalayak internal berada di lingkungan sendiri, yaitu seluruh pegawai mulai dari karyawan terendah sampai karyawan tertinggi. Sedangkan sasaran khalayak eksternal berupa orang-orang yang berada di luar lingkungan atau jajaran, misalnya para anggota masyarakat, wartawan, pemerintah dan sebagainya. 14 Humas perlu melakukan komunikasi eksternal, karena sesuai dengan fungsinya seperti yang dinyatakan Oemi Abdurachman bahwa salah satu tujuan eksternal relations adalah untuk mempererat hubungan dengan orang-orang di luar perusahaan sehingga terbentuk opini yang menguntungkan (favourable) terhadap perusahaan tersebut. Seperti yang dikemukakan Rhenald Khasali bahwa pernyataan masing-masing (opini) individu bisa berkembang menjadi luas, menjadi “milik suatu segmen masyarakat” opini yang berkristal menjadi luas itu disebut opini publik. 15 Memahami opini seseorang praktisi humas hendaknya dapat memahami secara berkala opini yang tengah beredar di dalam segmen publiknya. Selain
itu,
humas
haruslah
melakukan
perannya
dengan
mengadakan komunikasi dua arah yang sifatnya informatif dan persuasif kepada khalayak eksternal. Informasi ini harus diberikan dengan jujur berdasarkan
14 15
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan hubungan masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 59 Renald Khasali, Op Cit, hal. 21
17
Fakta dan harus diteliti, karena khalayak eksternal mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik,16 yaitu : 1)
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi ke khalayak atau publik pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga khalayak merasa terlibat, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam rangka upaya memecahkan suatu masalah, jika terjadi tanpa diduga sebelumnya. Komunikasi dari organisasi ke khalayak dapat dilakukan dengan berbagai teknik, baik secara langsung tanpa media (face to face communication), maupun dengan menggunakan media. Media diklasifikasikan sebagai media massa, misalnya; surat kabar, majalah, radio, televisi atau film dan yang bukan media massa, seperti; surat, telepon, telex, poster, spanduk, folder dan lain-lain.
2)
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak ke organisasi adalah proses umpan balik (feedback) dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Umpan balik ini penting artinya bagi organisasi atau perusahaan karena dengan demikian mengetahui berhasil tidaknya
16
Onong Uchjana Effendy, Op Cit, hal. 23-24
18
komunikasi yang dilancarkan. Jika efeknya positif, maka pola, metode dan teknik komunikasi yang dipergunakan akan dipakai untuk kebijaksanaan berikutnya. Apabila ternyata negatif, perlu diadakan perubahan terhadap pola, metode dan teknik tersebut sehingga efeknya menjadi positif. Komunikasi yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen jika menimbulkan efek yang kontoversial karena akan tercipta opini publik, ada yang pro dan ada yang kontra. Jika opini publik itu merugikan perusahaan, maka pihak manajemen perlu melakukan kegiatan komunikasi yaitu, menganalisasikan sikap khalayak atau publik yang kontra ke arah yang dikehendaki perusahaan/organisasi, sehingga seluruh khalayak menjadi pro. Oleh karena itu, menurut Philip Lesley bahwa kegiatan humas terus-menerus perlu mengadakan penelitian terhadap khalayak; kegiatan humas haruslah didahului dengan pengetahuan tentang sikap unsur-unsur yang membentuk serta mempengaruhi khalayak karena tidak ada masyarakat yang statis. Suatu pandangan pada suatu saat dapat keliru, karena itu penting untuk mengidentifikasi perubahan, kekuatan-kekuatan yang menopang keadaaan sosial dan ekonomi.17 Untuk dapat mengerti semua faktor yang mempengaruhi sikap orang lain perlulah diadakan kegiatan18 :
17
Colin Coulson – Thomas, Public Relations, Pedoman Praktis Untuk PR, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hal. 97 18 Philip Lesly:Nature and Role of Public Relations dalam Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek 3, Bina Cipta, Bandung, 1989, hal. 123
19
1.
Analisis suasana kerja dan sikap serta hubungan orang dengan lingkungannya.
2.
Identifikasi khalayak dan sehubungan dengan itu bagaimana sikap setiap kelompok dengan siapa organisasi mengadakan kerjasama (atau memerlukannya), mengetahui sumber-sumber yang (telah atau dapat) mengakibatkan salah pengertian.
3.
Analisis tentang suatu pendapat-pendapat.
4.
Formulasi
tentang
kebijaksanaan
yang
akan
ditempuh/dilaksanakan dengan usaha meniadakan sebab dari salah pengertian/perasaan tidak enak di pihak khalayak. 5.
Memperbaiki sikap
kelompok dengan mengetahui sebab
perbedaan dengan khalayak yang bersangkutan dan lebih memperjelas tujuan organisasi. 6.
Melaksanakan rencana sebagaimana direncanakan.
7.
Berusaha memperoleh arus balik dan melaksanakan evaluasi kemudian penyesuaian terhadapnya. Dengan begitu diharapkan terjadinya komunikasi timbal balik yang
dapat membangun untuk kemajuan organisasi/perusahaan dengan menjalin hubungan yang harmonis antara organisasi/perusahaan dan khalayak eksternalnya yaitu salah satunya dengan melakukan hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations).
20
2.6
Strategi Humas Strategi merupakan suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya.19 Strategi komunikasi humas adalah cara atau taktik untuk menjalankan aktivitas komunikasi untuk mencapai sasaran tertentu. Strategi media relations terdiri dari 20:
1.
Mengelola relasi, : (1) mengelola relasi dengan media massa sebagai institusi wartawan sebagai pekerja media massa, (2) melakukan komunikasi yang intensif diantara kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas pokok masing-masing, (3) membentuk tim media, (4) seluruh anggota menjalankan tugas menjalin hubungan baik dengan pihak media, (5) menjalin relasi yang dibangun berdasarkan hubungan antar manusia.
2.
Mengembangkan strategi, : (1) terus mengembangkan materi PR untuk menyampaikan pesan kepada public, (2) menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik, (3) membangun dan memelihara kontak dengan media massa, (4) memposisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa, (5) memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru bicara, dan (6) selalu berkoordinasi dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir.
19 20
Rosady Ruslan, Kiat & Strategi Kampenye Public Relations, Rajawali Pers, Jakarta, hal.31 Yosal Iriantara, Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal. 77
21
3.
Mengembangkan jaringan, : (1) merekrut tenaga wartawan untuk menjadi Public Relations Officer (PRO) di organisasi, (2) berhubungan baik dengan organisasi kewartawanan, (3) berhubungan baik dengan orang dari profesi yang berasal dari luar organisasi yang berkenaan memperluas jaringan dengan dunia media massa. Humas PT Angkasa Pura II menjalankan strategi media/press relations di dalam membina hubungan dengan media massa. Di dalam mengelola relasi Humas PT Angkasa Pura II menjalin hubungan dengan wartawan dan pimpinan redaksinya, Humas juga melakukan komunikasi yang intens dengan membuat kegiatan jumpa pers, memiliki tim media yang terdiri dari koordinator, penulis dan juru bicara. Di dalam mengembangkan strategi Humas PT Angkasa Pura II selalu memposisikan organisasi sebagai sumber informasi yang handal untuk media massa dengan selalu berusaha menjalin hubungan berdasarkan hubungan antar manusia. Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara staf humas dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama dengan melalui berbagai macam aspek-aspek pendekatan atau disebut juga dengan strategi humas,21 antara lain :
21
Rosady Ruslan, Manajemen Humas&Komunikasi, Konsepsi&Aplikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2002, hal.131-133
22
1. Strategi operasional Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme sosial cultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa cermin opini publik atau kehendak masyarakat yang terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media massa. 2. Pendekatan persuasif dan edukatif Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya, baik bersifat mendidik, dan memberikan penerangan maupun dengan melakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan sebagainya. 3. Pendekatan tanggung jawab sosial humas Menumbuhkan sikap bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan memperoleh keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), tetapi memperoleh keuntungan bersama (benevitas), yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya. 4. Pendekatan kerja sama Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan baik ditujukan hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan keluar (eksternal relations) untuk
23
meningkatkan kerja sama. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi/perusahaan yang diwakilinya dan agar diterima oleh atau mendapat
dukungan
masyarakat
(publik
sasarannya).
Dalam
menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations), untuk memperoleh opini publik dan perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding).
5. Pendekatan koordinatif dan integratif Untuk memperluas peranan humas/PR di masyarakat, maka fungsi
humas
dalam
arti
sempit
hanya
mewakili
perusahaan/institusinya, tetapi peranan lebih luas berpartisipasi dalam menunjang
program
pembangunan
nasional
dan
mewujudkan
Ketahanan Nasional di bidang; politik, ekonomi, sosial budaya dan hankamnas. Tujuan utama dari strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D. Petterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective Communication,22 antara lain : 1. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi. 2. To establish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
22
Rosady Ruslan, Op Cit, hal. 31
24
3. To motive action Penggiatan untuk memotivasinya. 4. The goals which communicator sought to achieve Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
2.7
Kegiatan Press / Media Relations 2.7.1
Pentingnya Public Relations Membina Hubungan Pers Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Public Relations,
menyebutkan bahwa : Definition of press relations. The role of press relations is to achieve maximum publication or broadcasring of PR information in order to create knowledge and understanding. (1991:92)23 Batasan Jefkins mengenai peranan hubungan pers adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang informasi PR yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan menciptakan pengertian publiknya. Jefkins
menyebutkan
pula
seringkali
orang
masih
salah
mengasumsikan bahwa PR sama dengan press relations karena kadang kala singkatan keduanya adalah PR. Padahal press relations hanyalah salah satu bagian dari PR. Hal-hal penting yang perlu diketahui PR tentang media massa, ungkap Jefkins24, sebagai berikut : 23 24
Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Public Relations, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.122 Ibid. hal 123
25
1.
The editorial policy ; yaitu kebijakan redaksinya, yang menyangkut
visi dan misi media, serta isi dan bentuk media yang diterbitkan. Misalnya surat kabar secara regular memuat secara rinci dan khusus tentang berita bisnis. 2.
Frequency of publications ; yaitu harian, mingguan, dwi-mingguan
bulanan atau tahunan. Edisi tertentu setiap harinya dianggap penting. 3.
Copy date ; yaitu batas waktu dan tanggal pemasokan berita ke
media massa, termasuk isu berita mendatang. Bergantung frekuensi dan proses pencetakan. 4.
Printing process ; yaitu jenis pencetakan media massa yang
digunakan seperti letterpress, photogravure atau lithugraghy dan offset litho yang kini cukup popule di berbagai belahan dunia. 5.
Crculations
area
;
yaitu
daerah
sirkulasinya,
mencakup
internasional, nasional, regional, satu kota, pemuatan kasus-kasus tertentu menjadi bagian pemuatan regional propinsi tertentu. 6.
Readership profile ; yaitu bagaimana karakteristik orang-orang
yang membaca media itu, dilihat dari kelompok umur, jenis kelamin, tingkat sosal, pekerjaan, kepentingan khusus, kebangsaan, kelompok etnis, agama dan politik. 7.
Distrution method ; yaitu cara penyebaran media tersebut.
Misalnya dijual eceran di took buku, langsung, rumah ke rumah, atau berlangganan. Agar PR sebagai sumber berita dapat dengan mudah dihubungi, dan sebaliknya PR tidak menemui kesulitan untuk menyampaikan
26
informasi, PR penting sekali membina hubungan baik dengan pers. Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan baik dengan pers menurut Jefkins adalah25 : 1.
By servicing the media, yaitu memberikan pelayanan kepada
media. Misalnya PR harus mampu menciptakan kerjasama dengan media, dan menciptakan suatu hubungan timbal balik. 2.
By establishing a reputations for reliability, yaitu menegakkan
suatu reputasi agar dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan suatu bahan-bahan informasi akurat di mana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbale balik terjalin semakin erat. 3.
By supplying good copy, yaitu memasok naskah informasi yang
baik. Misalnya memberikan naskah yang baik, menarik perhatian, penggandaan gambar/foto, pembuatan teks gambar/foto dengan baik. Juga pengiriman news release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau menyuntingnya. 4.
By cooperations in providing material, yaitu melakukan kerjasama
yang baik dalam menyediakan bahan informasi. Misalnya merancang wawancara pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers ketika itu. 5.
By providing verification facilities, yaitu penyediaan fasilitas yang
memadai. Misalnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan wartawan sewaktu menggali berita.
25
loc.cit. hal 124
27
6.
By building personal relationship with the media, yaitu
membangun hubungan secara personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing.
2.7.2
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyelenggaraan Konferensi Pers Di dalam menyelenggarakan konferensi per ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, antara lain ; topic atau tema yang akan disampaikan pada media massa, menetapkan orang yang akan menjadi juru bicara, menyusun tim
dengan pembagian
tugas
yang
jelas,
menyusun medi kit,
mempersiapkan materi, presentasi dan sarana presentasi, menyusun daftar undangan, menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan konferensi pers, dan membuat daftar cek untuk kegiatan-kegiatan yang mesti dilakukan selama persiapan penyelenggaraan konferensi per.26 Humas PT (Persero) Angkasa Pura II menentukan topik atau tema yang akan disampaikan pada media massa, berdasarkan informasi yang paling menonjol di antara informasi-informasi yang ada. Kemudian Humas PT (Persero) Angkasa Pura II menetapkan Kabid Publikasi Data dan Informasi, yaitu Bapak Eric sebagai juru bicaranya. Humas PT (Persero) Angkasa Pura II menyusun tim dengan pembagian tugas yang jelas, Bapak Wasfan sebagai koordinator wartawan, yang menelepon semua wartawan, baik dari media cetak maupun elekronik, apabila ada
26
Yosal Iriantara, Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal. 213
28
informasi-informasi atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pihak Angkasa Pura II. Bapak Sudaryanto yang menghasilkan lembar Analisa dan Evaluasi (ANEV), yang memuat mengenai informasi atau susunan dan isi kegiatan yang dibuat untuk didistribusikan kepada para wartawan. Kemudian Humas PT (Persero) Angkasa Pura II juga menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan konferensi pers, yaitu di balai wartawan Humas PT (Persero) Angkasa Pura II, yang letaknya di gedung Humas PT (Persero) Angkasa Pura II dan dilakukan sebelum kegiatan berlangsung. Semua anggota Humas PT (Persero) Angkasa Pura II bekerja sama agar kegiatan konferensi pers ini dapat berhasil penyelenggaraannya. Kegiatan pers relations ini memiliki tujuan-tujuan yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini. 1. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek (brand awareness) pada public 2. Mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang lakukan organisasi. 3. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi. Humas PT (Persero) Angkasa Pura II melakukan press relations untuk meningkatkan kesadaran, mengubah sikap, dan mendorong tindakan kepada masyarakat melalui bantuan media massa. Hal tersebut dapat
29
dilihat
pada
saat
Humas
PT
(Persero)
Angkasa
Pura
II
mengkomunikasikan program Pengumuman Pelelangan.
2.8
Media Massa (Press) Untuk menjangkau khalayak yang heterogen dan tersebar, diperlukan medium untuk menyampaikan pesan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Dalam prosesnya, komunikasi massa digambarkan Schramm, dimana redaksi yang bertindak sebagai “gate keeper” menjalankan fungsi decoding, interprenting dan enconding yakni membaca, menyeleksi dan memutuskan hal-hal yang akan dimuat atau disiarkan media tersebut. Setelah melewati gate keeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula halnya dengan khalayak, mereka juga akan menyeleksi atau menginterpretasikan pesan-pesan media. Komunikasi dalam bidang jurnalistik dapat juga disebut dengan komunikasi media massa periodik, seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi, ada juga yang menyebutnya sebagai press (Inggris), perss (Belanda), dan pers (Indonesia). Pers secara etimologi, berarti barang cetakan, alat cetak atau tekanan. Secara teoritis berarti semua sarana, dalam arti luas adalah semua media massa periodik yaitu media cetak dan elektronik.
30
Selain itu media massa merupakan salah satu instrumen penting dalam menyampaikan pesan, juga merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat, yang menyebabkan pers memiliki berbagai fungsi tertentu terhadap khalayaknya, fungsi pers tersebut antara lain adalah27 : a.
Fungsi menyiarkan informasi (to inform) Pers bertujuan agar pembacanya menjadi tahu, berita yang disampaikan dalam tujuan ini lebih bersifat informatif. Disini tidak ada target perubahan aksi yang dilakukan publik pembaca.
b.
Fungsi mendidik (to educate) Pers bertujuan untuk meningkatkan kualitas intelektual para pembacanya secara umum, langsung ataupun tidak langsung. Setiap tulisan yang disajikan dalam pers dapat meningkatkan mutu intelektual para pembacanya.
c.
Fungsi menghibur (to entertain) Pers bertujuan agar terjadi perubahan sikap dan perilaku pada pihak publik pembaca.
Untuk tujuan
ini,
pers biasanya
menuangkan gagasan-gagasannya lewat tajuk rencana atau melalui kolom pojok dengan gaya bahasa yang khas. d.
27
Fungsi mempengaruhi (to influence)
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hlm 149-150
31
Pers memegang peranan penting dalam tatanan kehidupan masyarakat, disini pers dapat melakukan kontrol sosial secara bebas dan bertanggung jawab. Sementara itu media massa dapat diklasifikasikan menjadi media massa cetak dan elektronik. Pengklasifikasian tersebut dirincikan sebagai berikut: 1.
Koran Koran merupakan media massa yang pertama kali terbit. Setiap hari Koran terbit pagi dan sore secara continue.
2.
Tabloid Tabloid
berbentuk lembaran-lembaran
yang
terbagi dalam
beberapa rubric dan sesuai dengan segmentasi. Penerbitan tabloid adalah satu kali dalam seminggu atau dwi mingguan. 3.
Majalah Majalah merupakan salah satu media massa yang berukuran kecil, tetapi berisi padat dengan rubric yang berbeda-beda. Penerbitan majalah adalah sebulan sekali yang membuat pembahasan lebih mendalam.
4.
Radio Radio merupakan media audio atau suara, namun manfaatnya dapat dirasakan. Karena media tersebut informasi yang terjadi dapat disiarkan saat itu juga dan selain informasi, radio menyiarkan lagu-lagu yang terbaru ataupun dahulu.
32
5.
Televisi Televisi adalah media massa yang lengkap, karena dari sisi audio dan visual yang dapat menampilkan secara keseluruhan sebuah peristiwa maupn hiburan.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktekpraktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 28
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, yang hanya menganalisa terhadap kata-kata tertulis atau lisan dari individu-individu dan perilaku yang dapat diamati dari pihak PT. (Persero) Angkasa Pura II sebagai penyelenggara kegiatan press relations
28
Ibid, hal. 25 33
34
periode 2008. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna di balik realita. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, organisasi, program, atau institusi social, dimana tujuannya adalah memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subyek yang diteliti, sehingga bisa mengetahui bagaimana strategi Humas PT Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan periode 2008.
3.3
Definisi Konsep Strategi
adalah
perencanaan
(planning)
dan
manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Secara konseptual, yang dimaksud dengan strategi Humas PT Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan periode 2008 adalah bagaimana strategi media relations / press relations Humas PT Angkasa Pura II agar hubungan pihak perusahaan dengan wartawan / media massa dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya hubungan baik antara pihak PT Angkasa Pura II dengan media massa, maka citra positif di mata masyarakat akan terjaga, dan segala program-program yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada masyarakat dapat tersampaikan dengan baik.
35
Humas itu sendiri merupakan proses komunikasi kepada publik untuk menjalin relasi yang baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun, membina, dan menjaga citra yang positif. Pers secara etimologi, berarti barang cetakan, alat cetak atau tekanan. Secara teoritis berarti semua sarana, dalam arti luas adalah semua media massa periodik yaitu media cetak dan elektronik.Media massa merupakan salah satu instrumen penting dalam menyampaikan pesan, juga merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat.
3.4
Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah apa yang akan diteliti oleh peneliti, dimana dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dikumpulkan atau tidak gunakan. Adapun data yang ingin diambil dengan judul “Strategi Humas PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam Membina Hubungan Baik dengan Wartawan (Press Relation) Periode 2008” berdasarkan strategi media/press relations PT. (Persero) Angkasa Pura II.
Strategi press
relations meliputi: 1.
Mengelola relasi, : (1) mengelola relasi dengan media massa sebagai institusi wartawan sebagai pekerja media massa, (2) melakukan komunikasi yang intensif diantara kedua belah pihak
36
yang
berkenaan dengan tugas pokok masing-masing,
(3)
membentuk tim media, (4) seluruh anggota menjalankan tugas menjalin hubungan baik dengan pihak media, (5) menjalin relasi yang dibangun berdasarkan hubungan antar manusia. 2.
Mengembangkan strategi, : (1) terus mengembangkan materi PR untuk menyampaikan pesan kepada public, (2) menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik, (3) membangun dan memelihara kontak dengan media massa, (4) memposisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa, (5) memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru bicara, dan (6) selalu berkoordinasi dengan bagianbagian lain dalam perusahaan sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir.
3.
Mengembangkan jaringan, : (1) merekrut tenaga wartawan untuk menjadi Public Relations Officer (PRO) di organisasi, (2) berhubungan
baik
dengan
organisasi
kewartawanan,
(3)
berhubungan baik dengan orang dari profesi yang berasal dari luar organisasi yang berkenaan memperluas jaringan dengan dunia media massa.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis memerlukan informan untuk membantu memberikan informasi data yang diperlukan. Informan
37
adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kodisi latar penelitian. Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini akan dikupulkan melalui : 1. Data Primer, meliputi : Wawancara (interview), penulis meminta data secara mendalam yang disebut wawancara mendalam, yang merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka (face to face) dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif,
wawancara
mendalam
menjadi
alat
utama
yang
dikombinasikan dengan observasi partisipasi sesuai dengan teknik atau pedoman wawancara29. Disini penulis melakukan wawancara dengan Ketua Bidang Publikasi Data & Informasi PT. (Persero) Angkasa Pura II dan juga perwakilan dari wartawan. 2. Data Sekunder, yaitu data untuk memperkuat data primer dalam melengkapi penulisan, yang didapat meliputi : a. Penelitian lapangan dengan cara mencatat dan menganalisa peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan mengubah catatan tersebut menjadi laporan lengkap dan terinci yang bisa juga dengan disertai gambar atau foto.
29
Burhan Bungin, Op Cit, hal.110
38
b. Melakukan studi kepustakaan terhadap dokumen-dokumen
perusahaan,
bulletin,
berbagai referensi, buku-buku
dan
sebagainya yang berkaitan langsung dengan informasi tentang perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3.6
Key Informan Penentuan nara sumber ini didasarkan atas orang-orang yang berkepentingan dalam penyusunan skripsi, seperti : 1. Bpk Eric, Ketua Bidang Publikasi, Data & Informasi PT. (Persero) Angkasa Pura II 2. Bpk Yoppy, Wartawan Harian Satelit News 3. Bpk Tb. Nova Firdaus, Pimpinan Redaksi Tabloid Investigasi Monitor Ibu Kota Penentuan nara sumber tersebut dikarenakan beliau-beliau ini dirasakan yang paling berkompeten dalam membina hubungan baik, dan kedua belah pihak cukup layak mewakili antara Humas PT (Persero) Angkasa Pura dan juga wartawan.
3.7
Teknik Analisa Data Analisis data menurut Patton dalam Moleong adalaha proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
39
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut : 1.
Data yang terkumpul dikategorikan dan dipilah-pilah menurut jenis datanya.
2.
Melakukan seleksi terhadap data mana yang dianggap data inti yang berkaitan langsung dengan permasalahan dan data mana yang merupakan data pendukung.
3.
Menelaah, mengkaji, dan mempelajari lebih dalam data tersebut kemudian melakukan interpretasi data untuk mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
3.8
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan : 1.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
40
3.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
4.
Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.30
30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 178
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1.
Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1
Sejarah Umum PT. Angkasa Pura II Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu
dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. PN Angkasa Pura Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tanggal 17 Mei 1965, pemerintah menetapkan nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura. Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta (yang kemudian menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) pada tahun 1984 pemerintah mendirikan suatu BUMN baru untuk mengelola bandar udara tersebut, yaitu Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC). Kemudia pada tanggal 13 Agustus 1984, melalui Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1984 PPUJC resmi terbentuk hingga kini bernama PT (Persero) Angkasa Pura II. Saat ini ada sepuluh bandara di kawasan Indonesia bagian barat yang dikelola Angkasa Pura II, mulai dari Bandara Iskandar Muda – Banda Aceh, Polonia – Medan, Tabing – Padang, Sultan Syarif Kasim II – Pekan Baru, Kijang – Tanjung Pinang, Sultan Mahmud Badaruddin II –
41
42
Palembang, Supadio – Pontianak, Husein Sastranegara – Bandung, Halim Perdanakusuma – Jakarta, dan Soekarno Hatta – Tangerang. Pada tahun buku 2000 PT Angkasa Pura II mencapai titik tertinggi dari usahanya dengan mendapatkan predikat AAA. Predikat tersebut mengacu pada keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, ada tiga aspek yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesehatan BUMN, yaitu aspek keuangan, komersial, dan administrasi. Nilai yang dicapai oleh PT Angkasa Pura II nyaris sempurna, yakni 97. Semoga untuk seterusnya Angkasa Pura II selalu mendapatkan nilai terbaik. Visi Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Misi Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
43
Struktur Organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II
Board of Directors
Direktur Utama President Director
SPI
Bagian Renlitbang Bagian Informatika
Cabang Utama Soekarno-Hatta
Direktur Utama
Direktur Utama
Direktur Utama
Direktorat Operasi
Direktorat Teknik
Direktorat Keuangan
Sub Direktorat Operasi LLU
Sub Direktorat Teknik Elektro
Sub Direktorat Pemasaran
Sub Direktorat Kepgawaian
Sub Direktorat Operasi Bandara
Sub Direktorat Teknik Listrik Mekanika & Peralatan
Sub Direktorat Keuangan
Sub Direktorat Pengembangan SDM
Sub Direktorat Teknik Umum
Sub Direktorat Logistik
Sub Direktorat Umum
Cabang Halim Perdanakusuma
Cabang Husein Sastranegara
Cabang Supadio
Cabang Sultan Iskandarmuda
Cabang Polonia
Direktur Utama
Direktorat Personalia & Umum
Cabang Tabing
Cabang Sultan Syarif Kasim II
Sumber : PT. (Persero) Angkasa Pura II 2008
Bagian Hukum &
Cabang Kijang
Cabang Sultan Mahmud Badarudin II
44
4.1.2
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Direksi PT (Persero)
Angkasa Pura II Nomor 222/OM.001/AP II-2004, tentang Organisasi dan Tata Kerja PT (Persero) Angkasa Pura II pasal 47 tentang fungsi humas, dalam hal ini Corporate Secretary adalah : Penyiapan rumusan kebijakan dan program kerja bidang hubungan masyarakat termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan. Kemudian penyiapan rumusan kebijakan program kerja bidang hubungan luar negeri dan antar lembaga serta pengkoordinasian penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan perusahaan. Dan penyiapan rumusan kebijakan, penyiapan dukungan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan RUPS luar biasa serta kesekretariatan Board of Directors (Direksi). Selain itu, Corporate Secretary juga berfungsi sebagai pembantu Direksi dalam pengelolaan dan pengendalian program kerja, meliputi kegiatan
hubungan
masyarakat,
hubungan
antar
lembaga
dan
kesekretariatan direksi. Corporate Secretary membawahi : 1.
Public Relations Manager (Manager Hubungan Masyarakat)
2.
Institutional
Relationship
Manager
(Manager
Hubungan
Masyarakat Antar Lembaga) 3.
Board of Directors Secretarie Manager (Manajer Kesekretariatan Direksi)
45
4.1.3
Kegiatan Pelaksanaan Tugas Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Periode 2008 Adapun bidang unit kerja Humas PT (Persero) Angkasa Pura II
Periode 2008 adalah sebagai berikut : Bidang Humas & Hubungan Antar Lembaga : 1.
2.
Mengkoordinir Hubungan dengan Lembaga -
Penerbitan iklan kemitraan
-
Sponsorship
-
Pameran
Mengkoordinir Hubungan dengan Media -
Konferensi pers
-
Kunjungan pers
-
Press Briefing
-
Publikasi & Promosi melalui penerbitan iklan (media cetak, radio, TV dan multi media)
3.
Press Relase
Mengkoordinir acara perusahaan (Event Organizer) -
Acara HUT perusahaan
-
Peresmian
-
Seminar
-
Rakor / Raker
-
Coffe Morning
46
-
Kunjungan
Bidang Publikasi, Data & Informasi : 1.
Mengkoordinir Penerbitan -
Annual Report
-
Majalah
-
Bulletin
-
Booklet
-
Leaflet
-
Souvenir (kalender, buku agenda kerja, kartu ucapan, souvenir, tas, label perusahaan, dll
2.
Mengkoordinir Dokumern Foto, Video & Voice -
Liputan perusahaan
-
Pengelolaan
papan
pengumuman,
madding
(majalah
dinding)
3.
-
Pengelolaan publikasi foto
-
Pengelolaan dokumentasi foto
-
Pengelolaan dokumentasi video
-
Pengelolaan dokumentasi voice
Mengkoordinir Monitoring Media Cetak, Elektronok dan Kliping -
Monitoring media cetak
-
Monitoring media elektronik
-
Pengelolaan guntingan berita / kliping
47
4.2.
-
Analisa berita
-
Pengelolaan dokumen data media cetak
-
Pengelolaan dokumen data media elektronik
Analisa Data dan Hasil Wawancara Berikut ini temuan data dari dokumen dan hasil wawancara dengan ketiga nara sumber dari PT (Persero) Angkasa Pura II, wartawan Satelit News, dan Pimpinan Redaksi Tabloid Investigasi Monitor Ibu Kota. 4.2.1
Strategi Press Relations Humas PT Angkasa Pura II Bidang Humas PT Angkasa Pura II memiliki strategi media/press
relations di dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan dan media massa. Dalam kaitannya dengan media massa, bidang Humas PT Angkasa Pura II memiliki bidang publikasi yang bertugas menangani hal tersebut. Bidang publikasi ini dengan nama Bidang Publlikasi, Data & Informasi yang diketuai oleh Bapak Eric. A.
Mengelola Relasi Yang pertama dalam strategi press relations adalah mengelola
relasi, dalam konteks press relations sangat penting untuk bisa menjaga relasi dengan media massa. Memang media massa bukan satu-satunya pihak yang harus dijaga hubungan baiknya dengan perusahaan, namun dengan mengingat inti kegiatan PR adalah berkomunikasi, maka menjalin hubungan baik dengan media/wartawan menjadi sangat penting.
48
Dalam press relations ada yang memandang yang terpenting adalah menjalin hubungan institusi media massa, tapi tak sedikit juga yang memandang bahwa yang terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan wartawan atau pekerja media, karena merekalah yang mewakili media massa di lapangan. Dalam menjalin hubungan dengan pihak media massa, Humas PT Angkasa Pura tidak saja menjalin hubungan dengan para wartawannya saja, tapi juga dengan pimpinan redaksinya, namun begitu hubungan yang lebih sering terjadi tentu saja adalah dengan para wartawannya. Menurut Bapak Eric, Ketua Bidang Publikasi, Data dan Informasi,
lebih
penting
dengan
wartawannya.
Berikut
kutipan
pernyataannya : “Wartawan kan orang lapangannya, yang sering ketemu sama kita ya wartawannya, media kan cuma institusinya saja walaupun tidak kalah penting, tapi dengan wartawannya yang kita dahulukan…”. Dalam menjalin hubungan dengan wartawan, pihak Humas PT Angkasa Pura II melakukannya secara intens. Humas PT Angkasa Pura II mendata para wartawan, sehingga apabila ada acara-acara dan informasiinformasi yang terkait dengan program-program atau acara yang perlu publik ketahui, dapat memberitahukan kepada para wartawan melalui telepon. Humas PT Angkasa Pura juga mengadakan kesgiatan jumpa pers untuk memudahkan publikasi tersebut. Berikut penuturan Bapak Eric : “Jadi kalau ada program-program baru dari kami, atau ada kegiatan apapun di Angkasa Pura II kita telepon wartawan untuk datang ke sini, ada pers release… tentu saja pres release acara yang bersangkutan…”.
49
Dalam menjalin hubungan dengan para wartawan, tidak hanya anggota dari Bidang Publikasi, Data dan Informasi saja
yang
melakukannya, melainkan seluruh anggota dari Bidang Humas PT Angkasa Pura II. Relasi yang dibangun Humas PT Angkasa Pura II dengan para wartawan didasarkan hubungan antar manusia. Dalam artian pihak Humas menganggap para wartawan sebagai bagian dari keluarga besar Humas PT Angkasa Pura II. Hal ini juga diakui oleh Bapak Yoppy sebagai wartawan dari Satelit News, berikut pernyataannya : “Semua anggotanya (humas Angkasa Pura II) memang selalu melayani wartawan dengan baik, mau membantu apapun yang dibutuhkan para wartawan.” Wartawan memang membenarkan apabila seluruh jajaran Humas PT Angkasa Pura II, semuanya memang berusaha melayani mereka dengan baik, dan sebisa mungkin membantu apa yang dibutuhkan oleh mereka.
B.
Mengembangkan Strategi Strategi press relations yang kedua adalah mengembangkan
strategi. Setelah relasi dengan wartawan dan media massa terjalin dan terpelihara dengan baik, maka prasyarat untuk melaksanakan strategi press relations sudah tersedia. Penting bagi sebuah perusahaan untuk mengembangkan strategi menjalankan hubungan pers tersebut. Strategi tersebut kemudian dikembangkan menjadi taktik yang melahirkan prinsipprinsip kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
50
Dalam mengembangkan strategi pihak Humas PT Angkasa Pura II, terus menerus mengembangkan materi PR untuk media massa. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan kepada bagian Humas yang berkaitan dengan PR, kameramen, fotografer, dan jurnalistik, sehingga bisa menyediakan materi yang baik bagi media massa. Berikut petikan hasil wawancara dengan Bapak Eric : “… ada beberapa karyawan di bidang ini kami berikan pelatihan, seperti PR, kamerawan, fotografi, dan jurnalistik… pelatihan ini dikembangkan dengan mendatangkan pakar di bidangnya atau berupa kunjungan kerja…”. Humas PT Angkasa Pura II menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pihak Humas mengundang para wartawan baik dari media elektronik maupun cetak, dalam kegiatan jumpa pers, dimana tujuannya adalah masyarakat bisa mengetahui informasi-informasi mengenai program-program atau kegiatan yang dilakukan PT Angkasa Pura. Berikut penuturan beliau : “Biasanya yang perlu masyarakat tahu itu seperti program atau kebijakan baru dari Angkasa Pura, atau bisa juga berupa acara-acara, seperti peresmian, seminar dan lain-lain,…kalau yang kecil-kecil sih kita bisa pake spanduk atau poster saja.” Humas PT Angkasa Pura II juga membangun dan memelihara kontak dengan media massa. Selain itu, Humas Angkasa Pura II juga membuka pintu bagi semua wartawan dari media massa baru apabila mau bergabung di dalam peliputan, tentu saja harus memenuhi syarat dan
51
ketentuan yang berlaku. Hal ini ditegaskan dengan keterangan Bpk Eric sebagai berikut : “…kalau yang baru sih, mereka (wartawan dari media yang baru) memperkenalkan diri terlebih dulu atau datang pada satu acara lalu memperkenalkan diri dengan memberikan kartu namanya, tapi yang paling kami respect mereka yang mengirim fax terlebih dahulu,…setelah itu kita masukan ke daftar jika ada press release…”. Terkait dengan memelihara kontak dengan para wartawan, Humas PT Angkasa Pura II memang acapkali mengadakan jumpa pers. Di luar itu semua pihak Humas menghubungi para wartawan via telelpon, sms atau email apabila ada informasi-informasi dan kegiatan-kegiatan. Bapak Eric menjelaskan hal tersebut dalam petikan wawancara berikut : “Biasanya kalau kita ada kegiatan apapun di Angkasa Pura, kita telepon wartawan untuk datang ke sini. Tentu saja kita sediakan press release untuk segala informasi yang dibutuhkan para wartawan.” Menurut wartawan Sateli News, Bapak Yoppy membenarkan apabila Humas PT Angkasa Pura II memang mengundang para wartawan, terutama dari media cetak, berikut penuturannya : “Biarpun tidak terlalu sering, tapi setiap ada kegiatan dan acara besar, pihak Angkasa Pura II memang sering menghubungi wartawan untuk undangan liputan.” Dalam masalah informasi, segala berita mengenai acara dan kegiatan yang dilakukan PT Angkasa Pura II, bidang Humas memang dijadikan “ujung tombak”, dalam arti semua informasi dan kegiatan tersebut, pihak Humas lah yang berhak menginformasikan kepada media massa. Jadi para wartawan datang ke Humas PT Angkasa Pura II apabila
52
ingin mendapatkan informasi mengenai hal tersebut. Dan di dalam memberikan informasi, Ketua Bidang Publikasi, Data & Informasi, yaitu Bapak Eric seringkali dijadikan sebagai juru bicara dari pihak Angkasa Pura II. Dan Humas PT Angkasa Pura II hanya akan memberikan informasi kepada wartawan apabila informasi tersebut sudah memenuhi syarat untuk diberitakan kepada wartawan. Berikut penuturan Bapak Eric mengenai hal tersebut : “….informasi yang saya berikan secara terbuka, bukan berarti buka-bukaan, apabila berita berupa informasi yang perlu diketahui masyarakat dan sudah melalui editing terlebih dahulu… itulah yang kita sampaikan kepada wartawan. Jadi semuanya terbuka dan transparan dalam arti kalau memang sudah cukup layak.” Jadi di dalam memberikan berita dan informasi, Humas PT Angkasa Pura II harus benar dan yakin memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, agar berita tersebut memang layak untuk dipublikasikan. Karena jika tidak layak, bisa jadi berita yang diberikan tidak akurat dan dapat menyebabkan para wartawan dan masyarakat kecewa serta meragukan kredibilitas pihak Angkasa Pura II.
C.
Mengembangkan Jaringan Strategi press relations yang ketiga adalah mengembangkan
jaringan (network). Pengembangan jaringan ini sangat penting, karena jaringan inilah yang sering dinyatakan sebagai modal sosial (social capital) yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Sebuah perusahaan dalam mengembangkan jaringan
53
merekrut tenaga wartawan untuk menjadi Public Relations Officer di perusahaannya. Alasannya sangat sederhana, selain karena kemampuan menulisnya juga karena wartawan memiliki jaringan relasi yang cukup luas. Bukan hanya jaringan relasi dengan sesama anggota, relasi dengan sesama wartawan dan media massa, melainkan juga jaringan relasi dengan pihak lain yang pernah menjadi sumber beritanya. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan relasi tersebut bernilai sangat penting dalam pandangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui kegiatan Public Relations. Humas PT Angkasa Pura II memiliki wartawan internal yang proses perekrutannya dilakukan oleh Bidang Publikasi, Data dan Informasi dari karyawannya sendiri. Wartawan internal bertugas untuk mengelola website yang merupakan media PT (Persero) Angkasa Pura II. Wartawan internal Angkasa Pura II juga sering bekerja sama dengan wartawanwartawan dari media massa lain, di dalam berbagai berita, informasi, dan juga materi-materi seperti foto dan berita. Jadi ketika ada acara tertutup yang diadakan oleh Angkasa Pura II, para wartawan bisa meminta liputannya kepada wartawan internal dari Angkasa Pura II, ini termasuk data-data dan foto-foto yang akan digunakan untuk publikasi. Hal ini ditegaskan dalam petikan wawancara dengan Bpk Eric berikut : “Wartawan internal kami juga berhubungan dengan wartawanwartawan dari luar untuk saling bertukar informasi dan bekerja sama…” Mengenai hubungan dengan wartawan internal PT Angkasa Pura II, wartawan dari media lain juga mengakui memang pernah berhubungan
54
dan bertukar informasi dengan mereka, meskipun dengan intensitas yang terbatas. Berikut penuturan Bapak Yoppy : “Saya memang pernah beberapa kali ngobrol bareng dengan wartawan internal Angkasa Pura, tapi jarang… mungkin karena mereka bukan wartawan lapangan benar-benar… kan kerjaan mereka, aslinya bukan wartawan.” Guna memperluas jaringan dengan dunia media massa, Humas PT Angkasa
Pura
II
juga
berhubungan
dengan
organisasi
profesi
kewartawanan, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
4.2.2
Hubungan Humas PT Angkasa Pura II dengan Wartawan Bidang Humas PT Angkasa Pura II adalah pihak yang paling
sering berhubungan dengan para wartawan. Mengingat tugas utama dari Humas adalah menyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat melalui pengelolaan, dan penyampaian pemberitaan atau informasi serta kerja sama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi citra PT Angkasa Pura II. Mengenai hubungan Humas PT Angkasa Pura II dengan wartawan, Bapak Eric selaku Ketua Bidang Publikasi, Data dan Informasi PT. (Persero) Angkasa Pura II menjelaskan hubungannya baik dan menurut pandangan beliau selama ini tidak ada masalah dengan wartawan. Berikut pernyataan beliau: “Selama ini hubungan kami dengan wartawan baik-baik saja. Dalam arti kami tidak mengecewakan para wartawan dan sampai saat ini
55
tidak ada pemberitaan miring yang ditulis wartawan di media massa tentang Angkasa Pura II…” Selama ini memang pelayanan Humas PT Angkasa Pura II terhadap pemberian informasi kepada wartawan bisa dikatakan tanpa masalah. Wartawan seluruh media yang melakukan peliputan mengenai PT Angkasa Pura II pun tidak kesulitan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Hal ini memang dibenarkan oleh Bapak Yoppy melalui pernytaannya sebagai berikut : “Ya.. selama ini, saya memang belum pernah menemui masalah dengan pihak Humas Angkasa Pura, artinya saya dan wartawan lain tidak kesulitan mencari informasi yang kita butuhkan.” Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh Bapak T. Nova Firdaus selaku pimpinan redaksi tabloid Investigasi Monitor Ibu Kota melalui petikana wawancara berikut : “Sampai sekarang sih saya belum pernah mendengar keluhan dari wartawan di sini mengenai Angkasa Pura, baik dari segi peliputan maupun pemberitaan. Artinya Humas Angkasa Pura memang bekerja dengan baik dalam membina hubungan dengan para wartawan.”
4.2.3
Pandangan Wartawan
Mengenai
Humas
PT
(Persero)
Angkasa Pura II Menurut Bapak Yoppy hubungan antara Humas PT Angkasa Pura II dengan wartawan adalah mediator nara sumber dan nara sumber di lingkungan PT Angkasa Pura II. Di luar itu hubungan yang terjadi adalah hubungan pertemanan. Karena selama ini tidak pernah terjadi konflik antara Bapak Yoppy dan rekan wartawan lain dengan Humas PT Angkasa
56
Pura II. Bapak Yoppy dan wartawan lain pun bisa memahami apabila selama ini apabila Humas PT Angkasa Pura mengalami keterbatasan ketersediaan informasi. Berikut penuturan Bapak Yoppy : “…kami tidak pernah bersebrangan, tulisan saya juga tidak pernah di komplain oleh Humas Angkasa Pura. Kita punya batasan dan tanggung jawab yang tidak berbeda, itu aja yang penting. Cuma kalau persoalan Humas memiliki keterbatasan informasi, saya maklum, dan biasanya saya cari langsung informasinya ke bidang yang bersangkutan.” Mengenai keterbatasan informasi yang dimiliki Humas PT Angkasa Pura II, biasanya dikarenakan informasi tersebut lebih dikuasai oleh kepala-kepala bidang yang bersangkutan. Jadi, misalnya pemberitaan mengenai laporan keuangan PT Angkasa Pura II, biasanya pihak Humas akan mengarahkan para wartawan untuk menemui langsung bidang keuangan misalnya. “Intinya Humas Angkasa Pura tidak mempersulit saya dalam memperoleh informasi, malah mempermudah. Soalnya kadang-kadang kalau mereka tidak pegang informasinya, kita di rekomendasikan untuk menemui pihak yang punya informasi tersbut.” Sedangkan menurut Bapak Tb. Nova Firdaus, hubungan yang terbina antara wartawan tabloidnya dengan Humas PT Angkasa Pura II cukup baik. Menurutnya mereka merupakan partner yang bekerjasama, karena saling membutuhkan diantara media dan juga pihak PT Angkasa Pura II secara keseluruhan. Menurut Bapak Tb. Nova Firdaus, Humas PT Angkasa Pura II memang memfasilitasi peliputan di lingkungan PT Angkasa Pura II. Tetapi dalam memberikan press release seringkali data-data yang disertakan
57
tidak lengkap secara detail. Berikut penuturan Bapak Tb. Nova Firdaus dalam petikan wawancara mengenai hal tersebut : “…sering berita yang wartawan kasih ke saya itu tidak lengkap dan kurang detail, jadi saya masih harus minta wartawannya untuk cross check lagi.”
4.2.4
Media Publikasi Humas PT Angkasa Pura II menggunakan strategi press relations,
mengembangkan strategi, dimana menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. Yang paling sering digunakan adalah media visual, yang merupakan media publisitas yang dipergunakan untuk hubungan dengan publik yang dapat ditangkap oleh indera mata, seperti pameran-pameran foto, slide, surat kabar, bulletin, pamphlet, lambing, bendera, karikatur, gambar skema organisasi, dan lain-lain. Humas PT Angkasa Pura II menggunakan surat kabar, bulletin dan majalah sebagai media visual di dalam pelaksanaan fungsi humasnya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Eric sebagai berikut : “Humas PT Angkasa Pura II biasanya koordinasi dengan media cetak seperti koran dan majalah dalam menjalankan fungsinya…”. Bapak Eric juga menambahkan media cetak yang seringkali menjadi partner untuk publikasi diantaranya adalah Tabloid Monitor Ibu Kota dan Satelit News. “Wartawan-wartawan dari surat kabar tersebut biasanya selalu datang pada acara jumpa pers dan acara peresmian yang diadakan PT Angkasa Pura II…”.
58
Perkembangan yang semakin cepat di bidang teknologi komunikasi menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kegiatan penyebar luasan informasi atau berita. Ini berarti pula berpengaruh besar terhadap kegiatan hubungan masyarakat. Media massa sangat membantu kegiatan humas. Dengan menggunakan media massa ini penyebar luasan informasi bukan saja sangat luas tetapi juga cepat dan serentak. Selain menggunakan media cetak dan elektronik, Humas PT Angkasa Pura II juga memiliki situs resminya di www.angkasapura2.co.id.
4.2.5
Press Tour & Media Discuss Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang wartawan untuk
berdialog, dimana materi sudah dipersiapkan secara matang oleh pihak Humas. Inilah yang menjadi kelebihan dari kegiatan press briefing, yaitu aspek diskusi atau Tanya jawab. Jika konferensi pers membawa media ke satu lokasi untuk mendengarkan juru bicara atau PR, maka press tour berperan untuk membawa juru bicara lembaga atau PR, kepada pihak media.
Kegiatan
ini
memberikan
organisasi
kesempatan
untuk
mempromosikan alasan-alasan mereka atas satu bahan berita serta memungkinkan untuk memberikan pesan yang lebih jauh dari sekedar siaran pers. “Press tour terdiri
dari beberapa
macam.
Kami harus
merundingkan dengan pimpinan, juru bicara, staf ahli, dan penulis berita (dari pihak lembaga), untuk menetapkan macam press tour mana yang tepat dilakukan dalam kondisi tertentu.”
59
Karena itu, Bapak Eric memberikan beberapa panduang yang berupa kelebihan dan kekurangan ketiga jenis press tour yang dimaksud sebagai berikut: 1. Press tour yang melibatkan talk-show dan wawancara dengan reporter media Press tour ini sudah sejak lama dilakukan, sehingga sering disebut pula sebagai traditional press tour. Tour ini dilakukan dengan mendatangkan juru bicara lembaga Anda, kepada perwakilan media di kantor atau studio mereka. Saat ini, press tour talk show dan wawancara sudah dapat dilakukan dengan menggunakan media telepon. Karena mendatangi media-media di berbagai kota untuk melakukan talk show dapat menghabiskan waktu seminggu (bahkan sebulan), dan menyedot biaya yang cukup tinggi. Yang penting, kedua cara itu terbukti dapat menunjukkan keberhasilan bagi ke-eksistensian lembaga di mata media. Dari pemahaman di atas, maka dapat Anda lihat bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan lembaga dan membangun hubungan personal dengan jurnalis. Namun pada dasarnya, tujuan utamanya adalah mendapatkan liputan berita dan mempublikasikan pesan lembaga. 2. Press tour untuk media yang lebih khusus Apabila memiliki tujuan yang lebih khusus seperti untuk bisnis, perdagangan, dan politik–, maka Anda dapat menggunakan jenis press tour ini. “Setelah pelatihan modul ini, peserta latih diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan press tour, untuk mendapatkan liputan berita dan publisitas.”
60
Pelaksanaannya relatif sama dengan press tour talk show dan wawancara, yang mendatangi media-media ke kantor atau studionya, namun tidak semua media di datangi. Cukup media khusus, yang terkait dengan tujuan Anda saja yang didatangi. 3. Press tour melalui satelit (Satellite Media Tours / SMTs) Jenis ini adalah yang terbaru. Tujuannya utamanya adalah mengatasi kekurangan dari press tour talk show dan wawancara. Karena dengan transmisi satelit, Anda dapat mengantarkan juru bicara lembaga sampai pada batas regional, nasional, bahkan internasional. Press tour ini dapat menjangkau orang di manapun mereka berada, hanya dengan melakukannya di sebuah tempat/studio. Ketiga jenis press tour di atas pada dasarnya adalah untuk mendapatkan liputan media, publisitas bagi lembaga, dan untuk mempengaruhi image, dan persepsi public mengenai lembaga atau pimpinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Anda harus mengetahui di mana, kapan, dan bagaimana melakukannya, karena situasi yang berbeda menuntut jenis tour yang berbeda pula. Sedangkan untuk
hal-hal
yang harus diperhatikan
dalam
penyelenggaraan Media Discuss adalah : 1. Carilah topik diskusi yang memiliki nilai berita yang kuat. Unsur nilai berita seperti: signifikan (kepentingan besar), magnitude (jumlah besar), proximity (kedekatan), prominence (keterkenalan), novelty
61
(kebaruan) dan human interest, paling tidak salah satunya terpenuhi oleh topik diskusi yang dipilih. 2. Pilihlah pembicara dari lingkungan luar lembaga Anda, agar kredibilitas diskusi terjaga. Namun untuk tetap menjaga diskusi berada dalam fokus kepentingan lembaga Anda, moderator diskusi harus tetap di pihak Anda. 3. Sebaiknya tidak banyak pembicara dalam diskusi ini. Dua pembicara yang disiapkan dengan posisi yang berbeda atas topik yang diangkat akan lebih baik. 4. Inti dari media discuss adalah pihak jurnalis memiliki kesempatan yang luas untuk bicara dengan nara sumber, oleh karenanya jumlah peserta diskusi tidak lebih dari 20 orang. Untuk kepentingan ini pula, presentasi nara sumber tidak lebih dari 20 menit. Sedangkan keseluruhan diskusi tidak lebih dari 3 jam. 5. Tidak masalah jika acara dimulai atau ditutup dengan makan siang. Namun, penyelenggaraan pada saat menjelang sore (14.30 – 17.30) bisa menjadi pilihan menarik dengan pemberian high-tea (minum kopi/teh dengan makanan ringan yang berkandungan daging, seperti chicken-wings atau semacamnya). 6. Pilihlah hari yang tidak terlalu menyibukkan bagi media. Hari Selasa, Rabu dan Kamis adalah pilihan bijaksana. Sedangkan soal tempat tidak terlalu bermasalah, yang penting dimungkinkan untuk mengatur tata letak diskusi dengan meja melingkar.
62
7. Sangat baik jika ada materi tertulis, baik makalah, hand outs bahkan contoh artikel yang memiliki nilai berita atas topik diskusi. 8. Terakhir, ingatlah bahwa acara ini tidak bertujuan untuk mendapatkan liputan media secara langsung. Jadi, buatlah media merasa nyaman tanpa ada kewajiban untuk membuat liputan. Tapi, media akan merasa bahwa topik diskusi adalah sesuatu yang memang memiliki nilai berita yang memadai. Jika konferensi pers membawa media ke satu lokasi untuk mendengarkan juru bicara atau PR, maka press tour berperan untuk membawa juru bicara lembaga atau PR, kepada pihak media. Barbara Diggs dan Jodi Glou mengatakannya sebagai misi mempertajam pesan, di balik news release yang telah Anda tulis. Sedangkan langkah-langkah (format) yang harus Anda lakukan dalam merencanakan press tour adalah: biaya yang jelas, dan disetujui oleh pimpinan; menetapkan pesan kunci dan target khalayaknya; mempersiapkan juru bicara; dan pastikan mengkonfirmasi ulang mengenai tour yang akan Anda lakukan kepada media-media yang ingin dikunjungi.
4.2.6
Prinsip-prinsip Hubungan Pers PT Angkasa Pura II Hubungan pers (press relations) sendiri adalah usaha untuk
mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atau suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
63
Memahami dan melayani media Dalam memahami dan melayani wartawan, Humas PT Angkasa Pura II selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk wartawan, sebisa mungkin memenuhi apa yang dibutuhkan oleh para wartawan, yaitu kebutuhan akan informasi. Berikut pernyataan Bapak Eric: “Kalau ada acara atau konferensi press kami undang para wartawan, dan kami berikan informasi yang mendetail berupa press release. Kalau informasinya masih kurang juga, mereka bisa wawancara dengan narasumber yang mereka anggap berkompeten.” Mengenai informasi yang didapat para wartawan, biasanya mereka hanya memerlukan informasi mengenai 5W+1H (who, what, where, when, why + how). Akan tetapi beberapa tulisan yang berbentuk feature memerlukan informasi lebih dari sekedar info mengenai hal tersebut, karena pemberitaan berbentuk feature biasanya lebih mendalam dalam penjabarannya. Menyediakan salinan yang baik Humas PT Angkasa Pura II menyediakan salinan yang baik untuk para wartawan berupa dokumentasi dan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Berikut keterangan Bapak Eric : “Angkasa Pura kan punya juga wartawan internal, ya sudah menjadi tugas mereka untuk mendokumentasikan setiap acara dan kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dari situ wartawan media massa tidak perlu khawatir jika tidak mendapatkan momen atau gambar yang bagus….lagi pula
kan
ada
juga
kegiatan
intern
pelaksanaannya kami tidak mengundang wartawan.”
yang
dalam
64
Hal ini dilakukan sebagai salah satu bagian dari kegiatan aparat kehumasan perusahaan, yaitu menyelenggarakan dokumentasi kegiatankegiatan pokok perusahaan, terutama yang menyangkut publikasi.
Bekerja sama dalam penyediaan materi Dalam internal sebuah perusahaan, diperlukan dibentuknya tim media. Untuk itu Humas PT Angkasa Pura II dalam hal ini membentuk tim media guna menjalin hubungan baik dengan wartawan. Dalam hal ini Bapak Eric menjelaskan sebagai berikut : “Biasanya yang menyediakan materi untuk kegiatan publikasi itu ada timnya dan mengandung 3 tugas yang dijalankan, yaitu koordinator media, juru bicara, dan penulis.” Koordinator media merupakan orang yang bekerja di belakang layar yang akan memberikan pasokan informasi yang diperlukan juru bicara dan penulis. Selain itu koordinator media ini juga bertugas menghubungi pihak wartawan untuk melakukan peliputan. Kemudian untuk juru bicara, sesuai dengan namanya adalah orang yang menjalankan tugas untuk memberikan informasi atau keterangan pada wartawan. Orang yang menjalankan tugas ini tentu saja akan sering tampil di media massa, dan pasti orang yang dianggap berkompeten dan memiliki kemampuan berbicara dan member penjelasan dengan baik. Sedangkan penulis adalah orang yang bertugas menyampaikan informasi secara tertulis. Peran inilah yang bertugas menulis siaran pers, kisah latar (backgrounder), atau
65
biografi singkat pembesar perusahaan yang dipandang akan diperlukan media massa. Dalam hal ini Bapak Eric juga menambahkan melalui petikan wawancara berikut : “…orang atau anggota yang menjalankan 3 tugas ini sebetulnya bisa dari bidang yang berbeda, artinya tidak melulu orang dari bidang publikasi, data dan informasi semua.” Membangun hubungan personal yang kokoh Di dalam membangun personal yang kokoh, Humas PT Angkasa Pura II menjalankan strategi media relations, mengelola relasi, menjalin relasi yang dibangun berdasarkan hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia ini dapat juga disebut Humas Relations. Memang media pada dasarnya merupakan sebuah organisasi, namun hubungan pribadi dengan awak media juga bisa menjadi penentu baik buruknya hubungan satu perusahaan dengan media massa. Berikut petikan wawancara dengan Bapak Eric menyangkut hal tersebut : “Hubungan personal penting loh…dengan adanya hubungan baik yang terjalin antara jajaran Humas Angkasa Pura II dengan para wartawan, jadi hubungannya akan menjadi kokoh, soalnya tidak terpaku kepada satu sosok orang besar saja…iya kan ?” Untuk menjadikan hubungan personal tersebut menjadi kokoh, maka Humas PT Angkasa Pura II juga menjalankan strategi press relations, mengelola relasi, melakukan komunikasi yang intens diantara kedua belah pihak yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok masingmasing.
66
4.3
Pembahasan Agar tujuan dari strategi humas yang dilakukan PT (Persero
Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan periode 2008 mendapatkan hasil yang maksimal maka PT (Persero Angkasa Pura II melakukan beberapa tahapan yang diantaranya adalah dengan mengelola relasi, mengembangkan strategi dan mengembangkan jaringan. Di dalam mengelola relasi dengan media massa, PT (Persero) Angkasa
Pura
II
menjalankan
strategi
media/press
relations,
mengembangkan strategi, dimana Humas PT (Persero) Angkasa Pura II menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. Humas PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola relasi baik dengan media cetak maupun elekrtonik. Jika terdapat acara atau kegiatan yang perlu diketahui oleh publik, Humas PT Angkasa Pura II menjalankan strategi press relations dengan mengadakan jumpa pers dan menghubungi para wartawan apabila ada informasi-informasi penting yang perlu disampaikan dalam konferensi pers. Dalam press relations Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memandang yang terpenting adalah menjalin hubungan institusi media massa, tapi di samping itu Humas PT (Persero) Angkasa Pura II juga memandang bahwa yang menjalin hubungan baik dengan wartawan atau pekerja media tidak kalah pentingnya, karena merekalah yang mewakili media massa di lapangan. Dalam menjalin hubungan dengan pihak media
67
massa, Humas PT Angkasa Pura tidak saja menjalin hubungan dengan para wartawannya saja, tapi juga dengan pimpinan redaksinya, namun begitu, hubungan yang lebih sering terjadi tentu saja adalah dengan para wartawannya. Dalam menjalin hubungan dengan wartawan, pihak Humas PT Angkasa Pura II melakukannya secara intens. Humas PT Angkasa Pura II mendata para wartawan, sehingga apabila ada acara-acara dan informasiinformasi yang terkait dengan program-program atau acara yang perlu publik ketahui, dapat memberitahukan kepada para wartawan melalui telepon. Humas PT Angkasa Pura juga mengadakan kesgiatan jumpa pers untuk memudahkan publikasi tersebut. Dalam menjalin hubungan dengan para wartawan, tidak hanya anggota dari Bidang Publikasi, Data dan Informasi saja
yang
melakukannya, melainkan seluruh anggota dari Bidang Humas PT Angkasa Pura II. Relasi yang dibangun Humas PT Angkasa Pura II dengan para wartawan didasarkan hubungan antar manusia. Dalam artian pihak Humas menganggap para wartawan sebagai bagian dari keluarga besar Humas PT Angkasa Pura II. Setelah mengelola relasi dengan wartawan dan media massa, maka penting bagi sebuah perusahaan untuk mengembangkan strategi menjalankan hubungan pers tersebut. Strategi tersebut kemudian dikembangkan menjadi taktik yang melahirkan prinsip-prinsip kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
68
Dalam mengembangkan strategi pihak Humas PT Angkasa Pura II, terus menerus mengembangkan materi PR untuk media massa. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan kepada bagian Humas yang berkaitan dengan PR, kameramen, fotografer, dan jurnalistik, sehingga bisa menyediakan materi yang baik bagi media massa. Humas PT Angkasa Pura II menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pihak Humas mengundang para wartawan baik dari media elektronik maupun cetak, dalam kegiatan jumpa pers, dimana tujuannya adalah masyarakat bisa mengetahui informasi-informasi mengenai program-program atau kegiatan yang dilakukan PT Angkasa Pura. Humas PT Angkasa Pura II juga membangun dan memelihara kontak dengan media massa. Selain itu, Humas Angkasa Pura II juga membuka pintu bagi semua wartawan dari media massa baru apabila mau bergabung di dalam peliputan, tentu saja harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi di dalam memberikan berita dan informasi, Humas PT Angkasa Pura II harus benar dan yakin memenuhi criteria yang telah ditetapkan, agar berita tersebut memang layak untuk dipublikasikan. Karena jika tidak layak, bisa jadi berita yang diberikan tidak akurat dan dapat menyebabkan para wartawan dan masyarakat kecewa serta meragukan kredibilitas pihak Angkasa Pura II.
69
Terakhir
adalah
mengembangkan
jaringan
(network).
Pengembangan jaringan ini sangat penting, karena jaringan inilah yang sering dinyatakan sebagai modal sosial (social capital) yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Sebuah perusahaan dalam mengembangkan jaringan merekrut tenaga wartawan untuk menjadi Public Relations Officer di perusahaannya. Alasannya sangat sederhana, selain karena kemampuan menulisnya juga karena wartawan memiliki jaringan relasi yang cukup luas. Bukan hanya jaringan relasi dengan sesame relasi dengan sesame wartawan dan media massa, melainkan juga jaringan relasi dengan pihak lain yang pernah menjadi sumber beritanya. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan relasi tersebut bernilai sangat penting dalam pendangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui kegiatan Public Relations. Humas PT Angkasa Pura II memiliki wartawan internal yang proses perekrutannya dilakukan oleh Bidang Publikasi, Data dan Informasi dari karyawannya sendiri. Wartawan internal bertugas untuk mengelola website yang merupakan media PT (Persero) Angkasa Pura II. Wartawan internal Angkasa Pura II juga sering bekerja sama dengan wartawanwartawan dari media massa lain, di dalam berbagai berita, informasi, dan juga materi-materi seperti foto dan berita. Jadi ketika ada acara tertutup yang diadakan oleh Angkasa Pura II, para wartawan bisa meminta liputannya kepada wartawan internal dari Angkasa Pura II, ini termasuk data-data dan foto-foto yang akan digunakan untuk publikasi.
70
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II juga menjalankan strategi press relations, mengembangkan strategi, selalu berkoordinasi dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan, sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir. Hal ini dilakukan karena merupakan salah satu kegiatan anggota kehumasan, yaitu memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat masyarakat. Contohnya adalah Humas PT Angkasa Pura II membuka kases internet melalui situs resminya di www.angkasapura2.co.id dan tentu saja media cetak sebagai feedback (umpan balik) bagi kinerja PT Angkasa Pura II. Media cetak yang seringkali menjadi partner untuk publikasi diantaranya adalah Monitor Ibu Kota dan Satelit News.
71
BAB V KESIMPULAN & SARAN
5. 1. Kesimpulan Seperti telah di kemukakan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi humas PT (Persero Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan (press relations) periode 2008. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam dan mengumpulkan data-data tertulis dari PT. (Persero) Angkasa Pura II, maka dapat disimpulkan bahwa dalam membina hubungan dengan pihak media massa, Humas PT (Persero) Angkasa Pura II periode 2008 menjalankan strategi media/press relations sebagai berikut : 1.
Strategi media/press relations yang pertama adalah mengelola relasi, dimana Humas PT Angkasa Pura II menjalin hubungan dengan para wartawan dan juga pimpinan redaksinya, namun hubungan yang sering terjadi adalah dengan para wartawan. Humas PT Angkasa Pura II membentuk tim media di dalam pelaksanaan membina hubungan dengan para wartawan dan hubungan tersebut didasarkan pada hubungan antar manusia / personal.
2.
Strategi media/press relations yang dijalankan Humas PT (Persero) Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan periode 2008 selanjutnya adalah mengembangkan strategi yang meliputi pengembangan materi PR untuk media massa. Yaitu 71
72
dengan cara memberikan pelatihan kepada anggota kehumasan untuk mengikuti pendidikan berkaitan dengan Public Relations, kameramen, fotografi, dan jurnalistik, dengan tujuan memiliki anggota yang kompeten sehingga bisa menyediakan materi yang baik bagi para wartawan. Selain mengundang wartawan dalam acara kegiatan yang dilakukan PT Angkasa Pura II, pihak Humas juga membuka pintu bagi semua wartawan dari media massa baru apabila ingin bergabung dalam peliputan asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku (membawa surat resmi dari pimpinan redaksi). 3.
Strategi media/press relations yang dijalankan Humas PT (Persero) Angkasa Pura II dalam membina hubungan baik dengan wartawan periode 2008 yang terakhir adalah mengembangkan jaringan. Humas PT Angkasa Pura II memiliki wartawan internal yang bertugas untuk mengelola situs resmi PT Angkasa Pura II, yaitu www.angkasapura2.co.id. Wartawan internal ini juga bekerja sama dengan wartawan dari media massa lain di dalam berbagi berita, informasi dan juga materi-materi seperti foto dan berita. Jadi ketika ada acara tertutup yang diadakan PT Angkasa Pura II, para wartawan bisa meminta liputannya kepada wartawan internal, termasuk data dan foto-foto yang akan digunakan untuk publikasi. Humas PT Angkasa Pura II juga berhubungan dengan organisasi
73
profesi kewartawanan seperti PWI, guan memperluas jaringan dengan dunia media massa.
5.2.
Saran Adapun saran-saran dari penulis kepada pihak Humas PT (Persero) Angkasa Pura II adalah untuk lebih meningkatkan lagi penerapan strategi humas, serta peningkatan kualitas system dan sumber dayanya. Peningkatan kualitas yang dimaksud bisa diartikan dengan: 1.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II harus memiliki acara yang lebih terprogram dalam setiap acara jumpa pers atau press tour nya. Artinya acara yang sudah dilakukan seperti publikasi masalah air traffic service, pelelangan sampai kepada laporan keuangan dilakukan lebih intensif dan periodik sehingga dapat terjadwal oleh rekan pers.
2.
Pengumuman acara pelelangan yang dilakukan sebaiknya melalui konferensi pers dengan memberikan press realese / data lengkap yang dipegang oleh Humas PT (Persero) Angkasa Pura Sendiri, dengan begitu wartawan tidak kesulitan dalam memperoleh bahan berita.