Temn Teknis ;Vasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
KEBUTUHAN TEKNOLOGI TANAMAN PANGAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOCI
ANNA SINAGA DAN DIAN FIRDAUS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Jalan Kavuambon No . 80 Lembang 40391 TeIp,/Fax . 022-2786238
RINGKASAN Perumusan pengembangan inovasi teknologi pertanian perlu dilakukan berdasarkan potensi sumberdaya wilayah dan kebutuhan khalayak pengguna teknologi . Untuk itu BPTP Jawa Barat pada tahun 2005 telah mengindentifikasi kebutuhan teknologi dari 15 kabupaten di Jawa Barat . Variabel data yang dihimpun meliputi ekoregional, konioditas unggulan yang telah dikembangkan, kebutuhan teknologi yang diprioritaskan dan permasalahan dalam penerapan teknologi . Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metoda survay dan wawancara, dengan responden pelaksana kegiatan di Dinas Pertanian/Kantor Penyuluhan, KTNA dan HKTI di Kabupaten di Jawa Barat . Data yang terkumpul dianalisi secara deskriptif . Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan teknologi meliputi berbagai ekoregional dengan komoditas unggulan khususnya tanaman pangan (padi, dan palawija) dan berbagai komponen teknologi . Hasil identifikasi kebutuhan teknologi tersebut masih perlu diverifikasi kembali dengan stake holder melalui pertemuan Komisi Teknologi sehingga rumusan sesuai dengan kebutuhan dan arah pembangunan pertanian di Jawa Barat . Kata Kunci : inovasi, teknologi pertanian . kebutuhan teknologi PENDAHULUAN Wilayah Propinsi Jawa Barat meliputi areal seluas 43 .177 km 2 mempunyai ciri-ciri khusus baik dari segi sumberdaya alam manusia . Keadaan maupun sumberdaya topograli Jawa Barat sangat heragam, yaitu di sehelah utara terdiri dari dataran rendah, sehelah tengah data ran tinggi hergununggunung dan di sehelah sclatan terdiri dari daerah herbukit-hukit dengan sedikit pantai . Berdasarkan fisiugrali Jawa Barat dapat di stratitikasikan kcdalam 3 strata wilavah Pemhangunan Pertanian yaitu : (I) Wilayah dataran rendah sehelah utara, yaitu ', ilayah yang terutanaa hcrpokok kcpada usahatani sassah dengan basil utama padi meliputi kahupaten Karawang, IradramaN - u . Suhang . I ekasi dan C'irchon ; (2) Wilayah dataran timgggi hagian tengah, yang keadaun usaha padi sawah dan darat hampir herim hall g hasiI keadaannya, denganrang hcranckaragam scpcrti padi . palawija . sayursayuran dan tanaman hias meliputi kahupaten l3andung, Sumedang, Purw akarta .. Garut, Kuningan . Bogor . ('ianjur : dan (3) Wilayah daerahmn Jawa Barat selatan . yang hergunun~-gununp dengan silhat tanah vang tidak mungkin u ituk dikenahan_kan dens-,an rang pengolahan tanahnya usahatani dilakukan secara intensif' meliputi kahupaten
452
Sukahumi, Ciamis, Tasikmalaya (Distan Prov . Jawa Barat, 2005) . Dari luas 43 .177 km', tedapat lahan sawah dan lahan kering masing-masing seluas 930 .158 ha dan 2 .539 .083 ha. Lahan sawah terdiri dari : I) Lahan dalam I tahun dapat ditanami padi 2 kali (81 .97%) ; 2) Lahan dalam I tahun dapat ditanami padi I kali (16,62%) ; 3) Lahan sawah yang tidak ditanami (1,16%) ; dan 4) Lahan yang sementara tidak diusahakan (0,25%) . Sedangkan lahan kering terdiri dari : 1) Pekarangan (15,75%) ; 2) Tegal/kebun (23,86%) ; 3) Ladang/huma (7,40%) ; 4) Penggembalaan/padang rumput (1,19%) ; 5) Hutan rakyat (8,59%) ; 6) Hutan negara (22,86%) ; 7) Perkehunan (12,13%) ; 8) Sernentara tidak diusahakan (0,40%) ; dan 9) Lain-lain (7,82%) . Pada sektor pertanian, Pemerintah Daerah Jawa Barat telah menetapkan strategi penguatan sistem agrihisnis yang diharapkan dapat menghantarkan kondisi ideal schagai core business yang mampu mewujudkan masyarakat se,jahtera Jawa Barat 2010 yang ramah lingkungan . Oleh karenanya untuk menempatkan pertanian sebagai sektor utama (Leading sector) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan pembangunan pertanian dengan pendekatan perwilayahan Pengembangan Kawasan Andalan Agrihisnis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
dan Komoditas Unggulan, pada wilayahwilayah sebagai berikut : (1) Kawasan Priangan Timur dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Ciamis, Garut dan Kabupaten Tasikmalaya ; (2) Kawasan Andalan Sukabumi dan sekitarnya ; (3) Kawasan Andalan CIAYUMAJAKUNING, meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Kuningan ; (4) Kawasan Andalan Cekungan Bandung dan sekitarnya, meliputi Bandung dan Sumedang ; (5) Kawasan Andalan BODEBEK dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Bogor, Depok dan Bekasi ; dan (6) Kawasan Andalan BOPUNCUR, meliputi Kabupaten Bogor dan Cianjur (Distan Prov . Jawa Barat, 2005). Salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan kawasan andalan dan komoditas unggulan yaitu ketersedian teknologi yang dimiliki lembaga-lembaga penelitian baik di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Oleh karena itu makalah ini bertujuan untuk menyampaikan salah satu unsur yang dibutuhkan dalam pemenuhan teknologi melalui penyampaian informasi kebutuhan teknologi prioritas Kabupaten yang menggambarkan permasalahan pertanian Kabupaten di Jawa Barat, khususnya pada sub sektor tanaman pangan (padi dan palawi_ja) . METODOLOCI Kegiatan dilaksanakan dengan metode desk study dan survey dengan lokasi sampel 15 Kabupaten di Jawa Barat, pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2005 . Pengambilan
data dengan kuesioner semi terstruktur meliputi : (1) ekoregional yang dindentifikasi ; (2) komoditas unggulan yang dikembangkan ; (3) kebutuhan teknologi yang diprioritaskan ; dan (4) permasalahan dalam penerapan teknologi . Informan kunci yang diwawancara meliputi : (I) staf program atau penyuluh pertanian lapangan Dinas Pertanian dan atau Kantor Penyuluhan di Kabupaten ; (2) Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten ; dan (3) Unsur Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten . Data (primer dan sekunder) yang terkumpul diolah dan analisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi Budidaya Paket teknologi budidaya yang dibutuhkan di beberapa kabupaten (Tabel 1), yaitu (1) paket teknologi pemupukan dan pengendalian OPT untuk tanaman padi di Kabupaten Cianjur, (2) paket teknologi budidaya ubi jalar di ubi jalar (Sumedang dan Sukabumi) dan budidaya tales Sumedang, (3) teknologi system of rice intensification (SRI) di tasikmalaya, (4) kacang tanah di Purwakarta . Teknologi ini dibutuhkan dalam rangka pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu agar diperoleh nilai efisiensi (waktu, tenaga kerja, dan sarana usahatani), produksi dan produktivitas tinggi, dan peningkatan pendapatan .
Tabel 1 . Kebutuhan Paket Teknologi Budidaya Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Paket teknologi budidaya
Komoditas 1 . Padi sawah 2 . Kacang tanah 3 . Ubi jalar 4 . Talas 5 . Kacang Bogor
Kabupaten Cianjur, Tasikmalaya, Purwakarta Sumedang, Sukabumi Sumedang Sukabumi
Sumber : data primer, 2005 . Bibit Unggul Bibit unggul merupakan salah satu komponen esensial dalam berusahatani dan faktor penting dalam peningkatan produksi . Sampai sekarang komponen bibit dirasakan sebagai salah satu permasalahan serius .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Ketersediaan bibit yang memenuhi empat kriteria (varietas, waktu, tempat, mutu, jumlah dan harga) belum dapat dipenuhi melalui sistem perbibitan yang ada (SALEH, 2001) . Hasil penelitian pada tahun 1995 menunjukkan bahwa penggunaan bibit
453
Tenm Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
bersertifikat untuk tanaman palawija berturutturut adalah 1%, dan kurang dari 1 % masingmasing untuk kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau (NUGRAHA, 1995) . Hasil identilikasi (Tahel 2) menunjukkan bahwa ada sembilan kornoditas tanaman pangan yang membutuhkan dukungan ketersediaan bibit unggul yaitu : (1) Padi sawah, (2) Padi gogo, (3) Jagung, (4) Kedelai, (5) Kacang Tanah, (6) Kacang hijau, (7) Ubi jalar, 8) Kacang gondolo dan ubi kayu . Kebutuhan ini sangat heralasan karena laju peningkatan produktivitas komoditas tanaman pangan beberapa tahun terakhir ini cenderung melandai yang disebabkan terbatasnya kernampuan gcnetik bibit yang ada untuk berproduksi . Badan Lithang Pertanian (2005) melaporkan bahwa dalarn
periode 1993-2003, misalnya laju peningkatan produksi padi hanya 0,6% padahal dalam periode 1983-1993 mencapai 3,7% per tahun . Laju pertumbuhan kedelai juga menurun dari 21,8% pada tahun 1983-1993 menjadi 4% pertahun dalam periode 1993-2003 . Walaupun produksi jagung dalam periode 1993-2003 meningkat dua kali lipat dibanding dua periode sebelumnya namun belum mampu mernenuhi kebutuhan nasional karena tingginya permintaan, baik untuk pangan maupun pakan . Tidak hanya itu, dengan dukungan bibit unggul diharapkan dapat mernenuhi preferensi konsumen, umumnya terkait dengan peeforma dan rasa dari komoditas yang dihasilkan .
Tabel 2 . Kebutuhan Teknologi Bibit Unggul Tanarnan Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Bibit I Inggul
Komoditas I. 2. 3. 4.
Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai
5 . Kacang tanah 6 . Kacang hijau 7 . Ubi jalar 8 . Kacang Gondolo 9 . Ubi kayu Sumber : data primer . 2005 .
Kabupaten Cianjur, Ma jalengka Sumedang Sumedang, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Subang Cianjur, Indramayu, Bandung, Ciamis, Majalengka, Suhang, Cianjur, Bandung, Ciamis, Majalengka, Subang Sumedang, Indramayu, Bandung Bandung Sumedang Sumedang
Teknologi Pengolahan Tanah pengolahan tanah Teknologi dibutuhkan beberapa kahupaten untuk mendukung pengembangan komoditas padi sawah, kacang tanah, dan ubi kayu (Tabel 3) . Terdapat beberapa tujuan dari teknologi ini (1) pengolahan tanah untuk yaitu : meningkatkan kuallitas tanah (nutrisi atau kandungan hara tanah) yang sakit akibatan cekaman bahan anorganik (pupuk buatan dan pestisida), (2) pengolahan tanah untuk mempertahankan tercucinya unsur hara dari
454
cekaman erosi, dan (3) mempertahakan menun. jang kelembaban tanah untuk kehidupan tanaman di atasnya . Pengolahan tanah yang dibutuhkan untuk padi sawah di Cianjur dan kacang tanah di Subang adalah pengolahan tanah sempurna . Sedangkan di Bandung yang dibutuhkan analisa tanah sebagai acuan untuk pemberian pupuk . Di Sumedang dibutuhkan pengolahan tanah secara fisik, yaitu pembuatan guludan yang sesuai dengan kondisi setempat .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Tabel 3 . Kebutuhan Pengolahan Tanah Komoditas Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Pengolahan tanah
Komoditas I . Padi sawah 2 . Kacang tanah 3 . Ubi kayu
Kabupaten Cianjur, Bandung Subang Sumedang
Sumber : data primer, 2005 . Pemupukan Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat enam komoditas tanaman pangan yang teknologi membutuhkan dukungan pemupukan, yaitu : padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang gondolo . Teknologi pemupukan yang dibutuhkan adalah : (1) Cara pemupukan yang optimal ; (2) Pupuk organik untuk perbaikan
kualitas, kesuburan, nutrisi tanah ; (3) Pemupukan berimbang ; dan (4) Pupuk alternatif. Sebagaimana diketahui bahwa pemupukan dianjurkan untuk memperoleh hasil tanaman yang memuaskan . Ketersediaan hara dalam tanah akan sangat mempengaruhi tingkat produksi dan tanah yang miskin unsur hara menyebabkan tingkat produksinya menjadi rendah (SISwANTO, 2003) .
Tabel 4 . Kebutuhan Teknologi Pemupukan Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Pemupukan
Komoditas 1 . Padi sawah
2 . Jagung 3 . Kedelai 4 . Kacang tanah 5 . Kacang hijau 6 . Kacang Gondolo Sumber : data primer, 2005 .
Kabupaten Cianjur, Sumedang, Indramayu, Bekasi, Kuningan, Majalengka, Subang, Majalengka, Subang Majalengka Majalengka Sumedang, Subang Sumedang
Tabel 5 . Keragaan Produktivitas Tanaman Pangan Nasional Tahun 2000 dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 dan Tahun 2005 Komoditas
Produksi (t/ha) Nasional *) Jawa Barat **) (2000) (2000) (2005) 5,2 5,3 1 . Padi sawah 4,3 2,6 3,0 3,6 2 . Jagung 1,2 1,2 1,3 3 . Kedelai 1,3 1,05 1,2 4 . Kacang tanah 0,9 0,8 0,9 5 . Kacang hijau 9,7 10,9 11,5 6 . Ubi jalar Sumber : *) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005 **) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, 2005 Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa tersedianya teknologi Belum Barat (2005) melaporkan, walaupun rata-rata pemupukan yang tepat, penggunaan pupuk produktivitas tanaman pangan di Jawa Barat buatan dan kandang/organik di masingkabupaten tersebut menyebabkan pada tahun yang sama terbilang relatif sama masing dengan rata-rata produktivitas tanaman produktivitas tanaman menjadi rendah . Dinas
Pusat Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan
455
Temu Teknis A'asional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
pangan Nasional dan meningkat pada tahun 2005 (Tahel 5), namun teknologi pemupukan tetap diperlukan, untuk efisiensi biaya usahatani yang disebabkan mahalnya harga sarana produksi, khususnya harga pupuk pada saat in i . Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Kebutuhan teknologi pada aspek Pengendalian OPT (Tabel 6), dibutuhkan untuk mendukung pengembangan 5 komoditas unggulan wilayah, yaitu : padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hi_jau . Pengendalian OPT pada padi yaitu teknologi pengendalian hama tungro, pengendalian gulma, pengendalian keong mas dan paket pengendalian hama terpadu (PHT) . Untuk kacang tanah dibutuhkan teknologi pengendalian penyakit tanaman seperti busuk akar dan jamur akar . Pengendalian yang diharapkan adalah pengendalian hama terpadu yang memadukan semua cara pengendalian
secara optimal, termasuk kultur teknik penggunaan varietas tahan hama dan penyakit, pemanfaatan musuh alami, dan pestisida secara bijaksana (BPTP Jawa Barat, 2004) . Kebutuhan teknologi ini sangat beralasan, karena serangan OPT ini bisa menimbulkan kerugian besar. Perkiraan akibat pengganggu untuk pertanian dunia mencapai 33% (BIP Nusa Tenggara Barat, 1980) . Misalkan saja pada tanaman padi, dari data pengamatan tanaman padi pelaksanaan IP Padi 300 di Jawa Tengah telah ditemukan kurang lebih 16 jenis hama, diantaranya merupakan OPT utama yang banyak menimbulkan kerugian, yaitu : penggerek batang padi, wereng batang coklat, dan tikus . Serangan ketiga hama tersebut pada MH 1997/1998 dan MK 1998 di Jawa Tengah adalah seluas 14 .333 ha (tikus), wereng batang coklat (7,995 ha), dan penggerek batang (10 .533 ha) (Dipertan Provinsi Jawa Tengah, 1999) .
Tabel 6 . Kebutuhan Teknologi Pengendalian OPT Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Pengendalian OPT
Komoditas I . Padi sawah _ 2 . Jagung 3 . Kedelai 4 . Kacang tanah
Kahupaten Cianjur, Karawang, Majalengka, Subang, Sukabumi, Ma jalengka, , Tasikmalaya, Majalengka, Ciamis, Majalengka, Ciamis, Majalengka, Subang
Sumber : data primer, 2005 . Teknologi Irigasi (Ian Pengairan Teknologi irigasi dan pengairan dibutuhkan untuk mendukung produksi sentra-sentra produksi . tanaman pada Komoditas yang membutuhkan dukungan teknologi ini, yaitu : padi sawwah, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dan kacang hi. jau
(Tabel 7) . Jika dilihat dari kabupaten yang membutuhkan maka dapat disebut wilayah tersebut adalah wilayah sentra komoditas . Kabupaten Karawang, Subang, dan Bandung membutuhkan Manajemen Pengelolaan Air dan atau teknologi hemat air.
label 7 . Kebutuhan Teknologi Irigasi/pengairan Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005 Kebutuhan Teknologi Teknologi Irigasi/ pengairan
I. 2. 3. 4. 5.
Komoditas Padi sawah Padi gogo Kedelai Kacang tanah Kacang hijau
Kabupaten Bandung, Karawang, Suhang Subang Indramayu Subang Indramayu,
Summer : data primer, 2005 .
456
Pusat Penelitian dan Pengenibangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Hal ini menunjukkan ada kebutuhan kebutuhan irigasi dan pengairan sehubungan dengan pengelolaan lahan yang intensif (IP 300) . Di Subang dibutuhkan teknologi irigasi alternatif tenaga kincir angin . Teknologi ini dibutuhkan sebagai alternatif pengganti teknologi pompanisasi yang menggunakan bahan bakar minyak yang belakangan ini harganya meningkat signifikan dan dirasakan sudah tidak memungkinkan bagi usaha pertanian . Selain kendala tersebut, teknologi ini harus segera diterapkan karena sumber air sungai cukup melimpah untuk mengairi tanaman padi gogo yang lahannya berada di atas sungai . Pompanisasi manual (sumur pantek) dibutuhkan juga di Indramayu untuk mendukung budidaya kedelai dan kacang hijau yang biasa dilakukan pada musim kemarau .
Tabel 8 .
Panen dan Pasca Panen Teknologi panen dan pasca panen yang dibutuhkan meliputi : 1) teknologi pengolahan hasil talas Sumedang, 2) teknologi pasca panen kedelai dan kacang tanah di Indaramayu, 3) Teknologi pengolahan hasil padi (alat prosesing berat, RMU, poles, dan pengayak) di Bogor, 4) teknologi pasca panen jagung di Bandung dan Ciamis, dan 5) Teknologi panen praktis di Subang (Tabel 8) . Di lihat dari teknologi yang dibutuhkan bahwa permasalahan yang terjadi di lapangan bahwa harga jual dari setiap komoditas rendah dan resiko kehilangan basil tinggi . Sehingga perlu dukungan teknologi panen dan pasca panen yang memadai . Dilihat dari kabupaten yang membutuhkan, dapat disimpulkan bahwa teknologi panen dan pasca panen dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang lebih maju untuk mendapatkan nilai tambah dari pemasaran panen dan pasca panen masingmasing komoditas .
Kebutuhan Teknologi Panen dan Pasca Panen Tanaman Pangan 15 Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2005
Kebutuhan Teknologi Panen dan Pasca Panen
1. 2. 3. 4. 5.
Komoditas Padi sawah Jagung Kedelai Talas Ubi jalar
Kabupaten Cian,jur, Bogor, Subang, Sukabumi, Ciamis Indramayu, Ciamis, Sumedang Bogor
Sumber : data primer, 2005 .
KESIMPULAN DAN SARAN Kebutuhan teknologi pertanian 15 Kabupaten di Jawa Barat pada komoditas tanaman pangan meliputi : padi sawah, padi gogo, jagung, kedelai, talas, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang gondolo . Aspek kebutuhan teknologi yang terinventarisir meliputi : aspek budidaya secara umum, bibit, pengolahan tanah, organisme pemupukan, pengendalian pengganggu tanaman, irigasi dan pengairan, serta panen dan pasca panen . Hasil identifikasi kebutuhan teknologi tersebut masih perlu diverifikasi kembali dengan stake holder melalui pertemuan Komisi Teknologi, sehingga rumusan sesuai
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
dengan kebutuhan dan arah pembangunan pertanian di Jawa Barat . DAFTAR PUSTAKA Bappenas RI . 2005 . Perkembangan Produksi, Luas Panen, Produktivitas Padi dan Palawija 1998-2000 . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat . 2005 . Laporan Akhir Komisi Teknologi Pertanian (Komtek) . BPTP Jawa Barat, Lembang-Bandung . BIP Nusatenggara Barat . 1980 . Beberapa Hama Padi (Lanjutan) Wereng Coklat dan Ulat Tentara . BIP Nusatenggara Barat, Mataram . Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat . 2005 . Keragaan "Tanaman Pangan . Diperta Jawa Barat, Bandung .
457
Tenor Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Dati I Jawa Tengah. 1999 . Dalam Teknologi Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu di Lahan Sawah . BPTP Ungaran . NUGRAHA, U .S ., H . SMOLDERS, AND N . SALEH .
1996 . Seed Quality of Secondary Crops in Indonesia . Proc . Workshop Integrating Seed System for Annual Food Crops . CGPRT No . 32 :183-200 . Dalam Kinerja Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor . SALEH,
458
N . 2001 . Program Penelitian Kacangkacangan dan Umbi-umbian Mendukung Produktivitas . Peningkatan Kualitas,
Efisiensi dan Keberlanjutan Sistem Produksi . Dalam Kinerja Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor .
SINAGA, A ., BUDIMAN, S . MURT!ANI, D . SEDIONO, 1 . NURHATI, DAN IGPA . DIRATMAJA . 2004 .
Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi . BPTP Jawa Barat, Lembang-Bandung . SISWANTO, T .J . 2003 . Peta Status Hara Di Lahan
Sawah Kulon Progo . Bptp Yogyakarta .
Pusat Peneluian dan Pengenihangan Peternakan