Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN DALAM PENGGEMUKAN DOMBA DI TINGKAT PETANI HAM BUDIMAN Pusal Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan
RINGKASAN Usaha penggernukan domba dengan perhaikan penambahan pakan konsentrat 300 gram/ekor/hari dengan kandungan protein sekitar 14-15% dalam ransum dasar king grass 5 kg/ekor/hari (Perlakuan 1) ; dan penambahan cacahan singkong segar 500 gram/ekor/hari dalam pakan dasar king grass 5 kg/ekor/hari (Perlakuan 2) . Masing-masing perlakuan air minum diberikan tidak terbatas . Penggemukan tradisional dengan pemberian rumput lapangan 3 kali/hari (Perlakuan 3/kontrol) . Domba bakalan adalah jenis domba Garut dengan berat badan awal rata-rata 20 kg umur 9 bulan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor . Obat cacing diberikan satu kali sebelum pengamatan, dosis berdasarkan berat badan 5 kg I cc obat cacing . Domba ditempatkan pada kandang sistem induvidu, ukuran 60 cm x 120 cm . Pengamatan dilakukan dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan . Hasil pengamatan pada perlakuan I menunjukan bahwa peningkatan bobot badan sampai ahkir pengamatan ternyata tidak beda nyata dengan perlakuan 2, yaitu masing-masing memberikan tambahan berat badan 14,90 dan 12,29 kg/ekor selama 3 bulan pengamatan, angka konversi pakan perlakuan 1 ; 1,79 dan 2,25 pada perlakuan 2 . Perlakuan 2 secara ekonomis lebih menguntungkan karena harga singkong di petani sangat murah yaitu sekitar Rp . 300,-/kg, jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga konsentrat pada waktu pengamatan (Rp .900/kg) . Kata kunci : Pakan, manajemen, dan domba PENDAHULUAN Latar Belakang Agro-ekosistem, pola tanam maupun sistem pemeliharaan dapat mempengaruhi produktivitas ternak. Lahan perkebunan dan tanah tegalan di desa Pangkalan juga menjadi kendala dalam penyediaan hijauan pakan ternak terutama pada musim kemarau panjang yang jaraknya lebih jauh . Peternak mengambil rumput di sekitar perkebunan teh, karet, tegalan, dan pinggir jalan . Usaha-usaha penggemukan secara tradisional ternyata secara ekonomis tidak menguntungkan . Pada umumnya usaha penggemukan tradisional cukup lama yaitu berkisar antara 7-10 bulan yang dipersiapkan untuk mengahadpi hari raya Qurban . Pola penggemukan di tingkat petani angka kematian umumnya relatif rendah . Usaha-usaha penggemukan di tingkat petani yang perlu diperhatikan adalah perbaikan pakan, sistem kandang, pemberian obat cacing, vitamin, dan waktu lmanya penggemukan . Lamanya penggemukan, dan umur bakalan sekitar 1,5-2 tahun merupakan faktor yang tidak memberikan keuntungan secara ekonomis .
Pusat Penelitian don Pengernbangan Peternakan
Untuk membantu penanggulangan usaha tersebut, maka dilakukan upaya-upaya melalui percobaan yang sederhana dengan skala kecil untuk mengetahui sejauh mana percobaan tersebut dapat ditindak lanjuti dengan memanfaatkan oleh petani sumberdaya alam yang tersedia. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui keragaan dan kelayakan ekonomi usaha penggemukan domba dengan skala usaha di tingkat petani dengan perbaikan pakan dan manajemen pemeliharaan . BAHAN DAN CARA Percobaan yang dilakukan tentang manajemen pakan dalam perbaikan penggemukan di tingkat petani pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2003, di desa Pangkalan Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi . Desa tersebut terletak di kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi dengan kondisi lahan berbukit dan perkebunan teh dan karet . Petani umumnya adalah buruh tani, buruh perkebunan dan dengan pemeliharaan ternak domba sebagai usaha sampingan dengan pola penggemukan tradisional .
31
Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan . Pakan yang diberikan adalah rumput lapangan dan daun mindi yang berasal di sekitar perkebunan teh dan karet, dan pinggir jalan . Mated yang digunakan dalam pengamatan ini adalah domba jantan jenis Garut, umur 9-10 bulan dengan berat badan rata-rata 20 kg/ekor . Pengamatan dengan menggunakan 3 perlakuan, dan 3 kali ulangan . Setiap perlakuan masing-masing 5 ekor domba jantan yang ditempatkan pada kandang individu ukuran 60 x 120 cm . Perlakuan 1, menggunakan konsentrat 300 gr/ekor/hari, rumput king grass sebanyak 5 kg/ekor/hari, sedangkan pada perlakuan 2 tidak menggunakan konsentrat tetapi dengan pemberian cacahan singkong segar dan sebagai pakan dasar adalah king grass 5 kg/ekor/hari . Parameter yang .diamati adalah bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan kualitas daging dalam hal ini keempukan daging .
Konsumsi Pakan Sebagai patokan sederhana dan sering digunakan untuk konsumsi domba yaitu 10% dari berat badan dan kadangkadang dapat ditambahkan 2, artinya bila bobot hidup domba 20 kg, maka kebutuhan pakan 10% x 20 = 2kg + 2 = 4 kg rumput segar setiap hari, tetapi pada percobaan ini diberikan rumput king grass segar sebanyak 5 kg/ekor/hari . Perhitungan sederhana tersebut tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sumber pakan . Patokan kebutuhan nutrisi pakan untuk domba umumnya masih belum ada yang pasti, namun demikian beberapa hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar . Berbagai jenis produk buatan pabrik sebagai pakan jadi atau konsentrat juga mempunyai kandungan protein yang berbeda, hal ini menunjukkan belum adanya kepastian sebagai patokan akan kebutuhan nutrisi . Dari hasil pengamatan, perlakuan I dan 2 tidak menunjukkan perbedaan yang menyolok . Tetapi pada perlakuan 2 secara ekonomis dapat memberikan keuntungan .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 . Rata-rata konsumsi pakan selarna pengamatan (kg/ekor/minggu) .
32
Minggu ke
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
23,97 57,88 87,93 121,69 157,68 193,66 233,73 270,06 317,21 359,97 399,94 440,75 2,466
Perlakuan 2 3 26,88 Sesuai dengan kondisi petani, 60,06 pemberian rumput lapangan dan daun-daunan, 3 kali 91,25 sehari 126,28 163,63 200,97 242,55 277,84 329,18 373,45 415,03 457,38 2,766
Pusat Penelitian dun Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Rata-rata konsumsi pakan setiap perlakuan pada minggu ke I - 3, ternyata masih memerlukan adaptasi pakan yang dicobakan . Hal ini tentunya kebiasaan asal ternak mengkonsumsi rumput lapangan yang tidak pernah diberikan pakan tambahan lainnya . Tetapi pada minggu ke 4 dan seterusnya semakin lama, semakin tinggi pula konsumsi pakan . Pada Tabel 1 tersebut di atas ini menunjukkan jumlah pakan yang dihabiskan untuk masing-masing perlakuan .
konsentrat (perlakuan 1) menunjukkan peninggkatan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pakan yang hanya diberikan pakan tambahan berupa cacahan singkong segar, tetapi ratarata peningkatan berat badan menunjukkan tidak berbeda. Sedangkan pada perlakuan 3, penggemukan tradisional oleh petani berbeda nyata. Hal ini dapat dimaklumi bahwa kandungan nutrisi pada pakan tambahan konsentrat dan rumput king grass, serta pakan tambahan dengan cacahan singkong segar menunjukkan lebih baik. Pada Tabel 2 di bawah ini terlihat pertambahan berat badan se lama pengamatan .
Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat badan domba penggemukan rata-rata selama pengamatan disajikan pada Tebel 2 . Terlihat setiap ulangan dalam pemberian pakan dengan
Tabel 2 . Pertam bahan berat badan akhir selama pengamatan (kg/ekor) Perlakuan 3 2 1
Rata-rata Berat awal 20,00 20,88 19,60
1 24,40 31,62 33,30
_
Ulangan 2 26,20 32,10 35,50
3 27,40 35,80 34,70
Rata-rata 26 33,17 b 34,50 b
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan, huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata . Konversi Pakan Angka konversi adalah perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah berat badan yang diperoleh . Semakin tinggi nilai konversi pakan, maka semakin rendah efsiensi penggunaan pakan tersebut . Demikian sebaliknya semakin rendah nilai konversi pakan, semakin tinggi efisiensi penggunaan pakan tersebut .
Tetapi angka nilai konversi pakan yang lebih besar tidak menjadi dasar secara ekonomis dan tidak menguntungkan, hal ini biasanya ditentukan harga pakan yang digunakan dan harga jual yang dihasiskan . Berdasarkan data konsumsi pakan dan pertambahan berat badan rata-rata, terlihat angka konversi pakan seperti pada Tabel 3 berikut ini .
Tabel 3 . Konversi pakan penggemukan domba Parameter yang diamati
Perlakuan
Berat awal (kg/ekor)
1 19,60
2 20,88
Berat akhir (kg/ekor)
34,50
33,17
Pertambahan berat badan (kg/ekor)
14,90
12,29
Jumlah pakan yang dihabiskan (kg/ekor)
2666
2766
Konversi pakan
1,79
2,25
Pusat Penelitian dan Pengentbangan Peternakan
33
Tema Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Harga konsentrat pada waktu pengamatan Rp . 900,- per kg, harga singkong di tingkat petani (di kebun) Rp . 300,- per kg dan harga domba Rp . 15 .000,- per kg bobot hidup . Pada perlakuan 1, penggunaan pakan tambahan kosentrat menghasilkan angka konversi 1,79. Sedangkan pada perlakuan 2 sebagai pakan tambahan menggunakan cacahan singkong segar menghasilkan angka konversi pakan lebih tinggi yaitu 2,25 . Perbaikan Nilai Kualitas Daging Untuk mengetahui lebih jauh kualitas daging setelah dilakukan perlakuan dengan cacahan singkong segar dan rumput dasar king grass (perlakuan 2), dan perlakuan yang dilakukan oleh petani (kontrol) masingmasing satu ekor dipotong . Pada pengamatan secara sederhana pada perlakuan 2 ternyata kualitas daging sangat balk, yaitu keempukan, bau, dan tahan sampai 3 hari . Sedangkan pada perlakuan di tingkat petani, ternyata kualitas daging kurang baik, terlihat lembek, liat, dan tahan kurang dari 2 hari . Perhitungan Ekonomi Untuk mengetahui dalam pengamatan penggemukan domba dengan pemberian tambahan konsentrat pada hijauan dasar
rumput king grass dan pemberian pakan tam bahan cacahan singkong segar dengan hijauan dasar rumput king grass . Untuk mengetahui secara sederhana dengan menghitung input outputnya, sehingga dapat diperoleh nilai Benefit Cost Rationnys (B/C Ratio), yaitu perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan . Angka penghitungan sederhana untuk menghitung biaya yang dibutuhkan persatuan berat yang dihasilkan . Pada perlakuan I penggemukan yang mendapat pakan tam bahan konsentrat 300 gram/ekor/hari diperoleh angka konversi pakan 1,79, artinya untuk mendapatkan tambahan berat badan 1 kg diperukan 1,79 kg pakan konsentrat dengan harga pakan konsentrat pada saat pengamatan Rp . 900 ; atau akan diperoleh Rp . 1611,- . Sedangkan pada perlakuan 2 diperoleh angka konversi pakan yang lebih tinggi yaitu 2,25 dengan harga singkong segar Rp . 300,- atau Rp . 675,- lebih rendah . Dari data tersebut ternyata penggunaan konsentrat secara ekonomis tidak menguntungkan dan penggunaan cacahan singkong segar secara ekonomis menguntungkan dibandingkan penggunaan konsentrat .
Tabel 4 . Perhitungan ekonomi pemberian pakan tambahan konsentrat dan singkong segar pada penggemukan skala usaha di tingkat petani Perlakuan 1 2
Jumlah pakan (Kg) (Rp) 440,75 39 .6675 457,38 13 .7214
Jika nilai B/C Ratio lebih besar dari 1, maka usaha penggemukan domba dengan pemberian pakan tersebut ini berarti usaha penggemukan domba secara ekonomis Hal ini terlihat pada menguntungkan .
34
Tambahan berat badan (R p) (Kg) 14,90 223 .500 12,29 184 .350
B/C Ratio 0,66 1,34
perlakuan 2 B/C ratio lebih tinggi yaitu 1,34 ; artinya usaha penggemukan secara ekonomis menguntungkan dan dapat dilanjutkan, karena harga singkong segar relatif lebih murah .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Garut . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Bogor, 17-18 September 2001 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor.
KESIMPULAN 1 . Pemberian pakan tambahan konsentrat ternak kurang disukai disamping tidak memberikan keuntungan secara ekonomis, dibandingkan dengan pemberian tamabahan cacahan singkong segar, secara ekonomis menguntungkan . 2 . Pada perlakuan 2, dapat meningkatkan kualitas daging dan konversi pakan cukup tinggi . Kualitas daging sangat baik, yaitu keempukan, tidak bau, dan tahan sampai 3 hari . Sedangkan pada perlakuan di tingkat petani, ternyata kualitas daging kurang baik, terlihat lembek, liat, dan tahan kurang dari 2 hari . 3 . Pengamatan dengan menggunakan singkong cacahan segar dapat dilanjutkan, dan menguntungkan . SARAN Pengamatan ini tarap uji lapang yang masih sangat sederhana disamping tidak menggunakan metoda percobaan yang semestinya . Hal ini merupakan pemecahan selama ini yang sering dilakukan penggemukan domba oleh petani yang pada prinsipnya tidak memberikan keuntungan . Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak untuk memperbaiki atau bahkan melanjutkan pengamatar, yang lebih lengkap .
PRIYANTO, D SRI WAHYUNI, B . HARYANTO, E. TRIWULANINGSIH DAN TD SOEDJANA . 1992 . Analisa Harga dan Keuntungan
Usaha Penggemukan Domba Jantan di Pedesaan. Prosiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian dalam Adopsi Teknologi Peternakan, 19-20 September 1991 . Balai Penelitian Ternak Bogor. Puslitbag Peternakan . 1989 . Pedoman Praktis Beternak Kambing-Domba sebagai Ternak Potong. Badan Litbang Pertanaian . SUBANDRIYO, B . SETIADI, SITORUS. 1994 .
TD . SOEDJANA DAN P. Produktivitas Usaha Ternak Domba di Pedesaan . Jurnal Penelitian Peternakan No . 1, Maret 1994, hal . 1-7 .
SUDARYANTO, B ., DJAJANEGARA DAN P . SITORUS . 1998 . Konsentrasi T3 dalam darah dengan pemberian daun singkong sebagai pakan dasar pda domba . Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia . Ruminansia Kecil Jilid 2 . P : 103 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. SUPARYANTO, A ., ANDI DJAJANEGARA DAN B . SUDARYANTO . 1992 . Keragaan Usaha
Ternak Domba oleh Peternak Model dan Prospek Pengembangan di Daerah Wanaraja Garut : Aspek Manajemen . Prosiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian dalam Adopsi Teknologi Peternakan, 19-20 September 1991 . Balai Penelitian Ternak Bogor .
DAFTAR BACAAN HARYANTO, B., M . RANGKUTI, YANTO T RAHARJA DAN HAM BUDIMAN . 1996 . Informasi
Teknologi Budidaya, Pascapanen dan Nalisa Usaha Ternak Domba . Studi Informasi Teknologi Pedesaan . Proyek Pengembangan Sistem Informasi Kebijakan IPTEK dan Teknologi Industri . Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta . HASTONO DAN ELAN MASBULAN . 2001 . Keragaan
Reproduksi Domba Rakyat di Kabupaten
Pusal Penelitian dan Pengembangan Peternakan
TAHER,
ASHARI, T . RIDWAN DAN
MURTISARI, E JUARINI, TD. CHANIAGO . 1992.
Prospek Peternak Domba dan Propil Biologis Domba yang di Pelihara Secara Tradisional pada Agroekosistem pada Perkebunan Karet dan sawah Irigasi. Prosiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian dalam Adopsi Teknologi Peternakan, 19-20 September 1991 . Balai Penelitian Ternak Bogor.
35