Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
FORMULASI PAKAN MURAHYANGBERKUALITAS UNTUK USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI Maman Suparman dan H. Muh. Sidik Azis Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
RINGKASAN Percobaan penggemukan Sapi Bali dilakukan di Kecamatan Taneteriaja, Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan . Tujuan percobaan ini adalah meningkatkan produksi dagingsapi dengan biaya yang semurah-murahnya . Sebagai materi dipergunakan 3 ekor Sapi Balijantan yang berumur antara 2 sampai 3 tahun clan mempunyai berat badan awal masing-masing 180 kg, 184 kg dan 255 kg. Susunan pakan yang diberikan terdiri dari dedak, daun gamal (Glirisidia) clan rumput lapangan . Agar sapi percobaan tidak mengkonsumsi pakan lain, maka sapi-sapi percobaan dikandangkan. Percobaan ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan dan setiap bulan dikontrol penmmbahan berat badannya dengan cara penimbangan . Hasil percobaan menunjukan bahwadengan pemberian pakan murah yang berkualitas dapat meningkatkan berat badan sapi 0,83 kg/ekor/hari, sehingga dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 992 .750,00/3 ekor/3 bulan. Kata kunci : Pakan murah, penggemukan sapi. PENDAHULUAN Pada umumnya, masyarakat Indonesia di pedesaan melakukan kegiatan usaha bertani atau beternak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup clan mempertahankan hidup. Padahal kegiatan usaha yang dilakukan itu seharusnya secara bertahap dapat merubah clan meningkatkan tarafhidup yang pada akhirnya mewujudkan keluarga-keluarga yang sejahtera . Oleh karena itu pola-pola tradisional itu harus segera dirubah dengan cara-cara modern yang telah dimasuki teknologi dan sudah teruji melalui berbagai penelitian. Dalam hal ini kita dituntut untuk lebih profesional lagi dalam menyampaikan clan mensosialisasikan teknologi terbaru kepada masyarakat petani atau peternak khususnya dipedesaan . Seiring dengan pergeseran waktu yang begitu cepat, tuntutan masyarakat terhadap komoditi daging cenderung membengkak, oleh karena semakin meningkatnya kesadaran akan nilai gizi dan kesehatan masyarakat (Ditjen Peternakan, 1979). Konsumsi protein produksi hewani di Indonesia baru mencapai 2,56 gr/ kapita/tahun (Mubyarto, 1990). Sementara target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1983 sebesar 4 gr/kapita/ tahun. Sedangkan kebutuhan pada tahun 2003 sebesar 6,5 gr/kapita/tahun (Kusumo, 2003) . Ini berarti produksi daging dan penyerapan produksi hewani lainnya masih sangat rendah . Fakta inilah yang memaksa kita untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam upaya meningkatkan produksi ternak, terutama daging . Salah satu cara penanggulangan masalah ini adalah dengan melakukan usaha penggemukan Sapi Bali .
6
Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Dalam melaksanakan kegiatan usaha penggemukan ternak, sebagian besar biaya produksi ditentukan oleh biaya pakannya. Sementara ini kondisi yang terjadi di negara kita sedang mengalami krisis ekonomi, sehingga harga bahan-bahan pakan membumbung tinggi yang merupakan tantangan . Maka dari itu sebagai langkah antisipatif dalam melakukan usaha penggemukan sapi, kitaharus dapat mencari alternatif lain, yakni menekan biaya pakan dengan cara mencari pakan yang murah tapi kualitasnya baik. Creswell (1980) clan Devendra (1981), menyarankan agar bahan pakan tempk menggunakan bahan-bahan pakan non konvensional seperti glirisindia, leucaena clan hijauan lain yangberbasis bahan baku lokal. Di Kabupaten Barru, tanaman Glirisidia (Gamal) amat berlimpah clan sangat murah. Kandungan proteinnyatinggi, sehingga clapat digunakan sebagai tambahan konsentrat selain dedak . Kemudian dedak diberikan selain kandungan proteinnya baikjugs kaya akan serat clan karbohidrat . Dedak merupakan limbah pertanian yang harganya relatif murah. MATERI DAN METODE Sapi yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3 (tiga) ekor Sapi Bali jantan yang sehat clan tidak terlalu kurus. Tabel l .
Keadaan awal sapi percobaan
Kode Sapi Percobaan
Umur (bulan)
S1 S2 S3
26 30 36
kg)
Bobot bahan ( k 180 184 255
Keterangan Semua sapi antan
Pelaksanaan penggemukan sapi dilakukan dalam kereman (kandang) selama 3 (tiga) bulan . Hal ini berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Basya (1992), bahwa keuntungan yang tinggi per satuan waktu merupakan tujuan dari setiap kegiatan usaha. Agar tujuan usaha tercapai, kitajugs harus memperhatikan dalam memilih ternak bakalan, kebersihan kandang clan lingkungan sekitarnya serta frekuensi clan tatacara pemberian pakan. Ukuran kandang per ekor adalah 2 m x 0,75 m. Untuk memudahkan pemeliharaan kebersihan kandang, makapermukaan lantai kandang dimiringkan ke bagian belakang, kira-kira 100. Di sekeliling kandang bagian luar dibuatkan selokan yang dihubungkan dengan bak penampungan kotoran yang terletak di belakang kandang . Di bagian depan masing-masing kandang, disiapkan tempat pakan disebelah kanan clan tempat minum di sebelah kiri. Pada awal percobaan, sebelum sapi dikandangkan, setiap sapi ditimbang berat badannya. Penimbangan dilakukan pada pagi hari, yakni sebelum sapisapi tersebut diberi makan atau minum . Susunan pakan yang diberikan setiap hari kepada satu ekor sapi terdiri dari daun gurnal yang sudah dilakukan t 24 jam sebanyak 9 kg, 2,1 kg dedak clan rumput lapangan sebanyak 10% dari berat baclan sapi percobaan clikurangi jumlah berat daun gamal clan berat dedak yang diberikan .
Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian
7
Prosiding Ternu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Cara pemberian pakan dan air minum Daun gamal 9 kg dicampur dengan 2,1 kg dedak, lalu campuran tersebut dibagi menjadi 3 bagian yang masing-masing sama beratnya, misalnya = P I kg. Kemudian dilakukan pula hat yang sama terhadap kebutuhan rumput, misalkan setiap bagian rumput seberat PZ kg. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yakni pada pagi hari sebanyak ( PI + PZ ) kg, siang hari sebanyak ( P, + PZ ) kg, demikian pula pada sore hari ( PI + PZ ) kg. Setiap kali pemberian pakan, pada satu jam pertama hanya diberikan campuran P, saja, setelah itu barulah diberikan rumput sebanyak PZ kg yang diaduk dengan sisa campuran P, . Setiap hari Residu Ransum yang tidak dimakan ditimbang. Untuk air minum, setiap pagi diberikan sebanyak 20 liter/ ekor. Demikian seterusnya dilakukan selama masa percobaan yakni 3 bulan. Setiap bulan dilakukan penimbangan berat badan sapi dan setiap penimbangan selalu dilakukan pada pagi hari, yaitu saat sapi-sapi belum makan/ minum. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka hasil-hasil percobaan disajikan pada Tabel 2 dibawah ini . Perbedaan umur pada sapi yang digemukkan ternyata sangat berpengaruh terahdap pertambahan berat badan sapi yang digemukkan, walaupun diberikan pakan / Rnsum yang sama dan dalamjumlah yang sama pula. Sapi yangberumur 30 bulan(S.2.) memperlihatkan pertambahan beratbadan tertinggi, yakni mencapai 0,911 kg/hari. Sedangkan pada sapi yang berumur 36 bulan (S.3 .) pertambahan berat badannya hanya 0,725 kg/hari (Tabel 2). Tabel 2. Pertambahan berat badan sapi (BB) selama masa percobaan (3 bulan) . Berat Badan Sa i Kode Sapi
Umur sapi (bln)
S 1 S2 S3
26 30 36
Ag)1
Setelah 1 bulan (Kg)
Setelah 2 bulan (Kg)
180 205 229 184 204 235 255 269 293 Kenaikan rata rata / ekor / 3 bulan Kenaikan berat badan / ekor / hari
Setelah 3 bulan (K8) 258 266 320
Total Kenaikan BB /ekor 78 82 65 75 0,83
Pertambahan berat badan yang diperoleh dalam percobaan ini lebih baik dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh Pongsapan dkk. (1992) yaitu seberat 0,457 kg./hari dengan pemberian ampas sagu dan rumput lapangan, atau yang dilaporkan oleh Musofre dkk. (1981) seberat 0,406 kg/hari dengan pemberian pucuk tebu dan konsentrat.
8
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Cara Pemberian Pakan Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat/ wadah pakan dengan maksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga tidak terjadi pemborosan clan semua pakan betul -betul habis dimakan sapi. Minuman berupa air bersih diberikan secara adlibitum (tersedia terus -menerus) clan kualitas aimya harus dijaga agartidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit. Jumlah kebutuhan pakan sapi rata-rata adalah 10 % dari berat bahan Tmak sapi per ekor per hari clan diberikan 2 - 3 kali dalam sehari. Makanan umum bagi Trnak sapi yang digembalakan adalah rumput lapangan (rumput liar), daun-daunan atau jerami . Bagi Tmak yang clikanclang sebaiknya diberikan makanan tambahan yang mempunyai nilai nutrisi baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan hidupnya. Tabel 3 . Nilai nutrisi rumput lapangan / rumput liar rata-rata secara umum. Jenis rumput Liar Rumput Jarum Rumput Pahit Rumput berulang Dan lain lain
Protein aar k
Lemak (%)
Serat oar k
Mineral (%
11,41
3,57
29,3
18,06
Sumber : Pakan Ternak, LIPI, Desember 1982
Makanan tambahan yang baik yang berupa hijauan dapat diberikan misalnya daun gamal, daun lamtoro, daun turi clan sebagainya. Kemudian sebagai konsentrat dapat diberikan dedak padi, bungkil kelapa atau jagung . Jumlah makanan tambahan yang diberikan harus diperhitungkan dalam batas yang menguntungkan. Dalam percoban ini diberikan campuran pakan yangterdiri dari rumput lapangan (rumput liar) dedak clan daun gamal yang sudah dilayukan selama 24jam . Pemberian daun gamal segar kurang diminati oleh sapi karena adanya bau yang ticlak sedap. Pelayuan daun jugs clapat menurunkan kadar air yang terkandung didalamnya, sehingga apabila dikonsumsi oleh sapi, maka sapi tersebut dapat terhinclar dari penyakit kembung perut clan tentunya persentase bahan kering dari daun gamal yang dikonsumsi oleh sapi akan lebih meningkat. Analisa Pakan Ternak (Analisis Proksimat) Berdasarkan hasil pengamatan clan hasil analisa di laboratorium BPTP Sulawesi Selatan diperoleh data sebagai berikut 1 . Kehilangan air dari daun gamal segaryang dilayukan 24 jam adalah sebesar 13%
2. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam ransum yang diberikan (campuran dari 9 kg daun gamal, 2,1 kg dedak clan 15 kg rumput liar) adalah sebagai berikut " Protein kasar sebesar 15,73% " Lemak sebesar 4,02%
Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian
9
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
"
Serat kasar sebesar 24% Kadar air sebesar 53,65%
"
Tebel 4.
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam daun gamal
Sumber *)
Bhn. Kering
Protein kasar
Serat Kasar
Kadar Abu
Rangkuti dkk (1984) Hartadi dkk (1980) Mathius dkk (1981)
26
27,3
-
6,6
25
25,7
13,3
8,4
19
20,7
14,6
8,9
')
Wartazoa, volume 2, No. 1-2, bulan September 1991
Tebel 5.
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam dedak padi
Dedak padi terdiri dari : Kulit gabah Selaput Perah Dedak Kasar
Protein Kasar
N
13,5
Kandun an zat-zat makanan Lemak (oho)
Serat Kasar (%)
3,76
33,62
Mineral
N
Cal? 0,1 1,5
Data dari berbagai sumber
3. Residu Ransum pada bulan pertama rata-rata sebesar 4% /hari, pada bulan kedua sebesar 2% /hari clan pada bulan ketiga < 1% /hari . Hal-hal lain yang perlu diperhatikan clan sangat manunjang keberhasilan pada usaha penggemukan sapi adalah sebagai berikut 1. Pemilihan ternak bakalan a. Kondisi sapi harus sehat clan keadaan badannya setengah kurus atau sedang. Memiliki ciriciri fisik antara lain : kulit halus clan longgar, kepala pendek clan pada bagian dahinya lebar, dadanya lebar clan dalam, punggung clan pinggangnya juga lebar, panjang badan seimbang dengan bagian-bagian tubuh lainnya. b. Sapi yang digemukkan adalah sapi jantan yang berumur antara 2 sampai 3 tahun . Pada kisaran ini, kualitas dagingnya amat baik clan tidak alot. c. Masa penggemukkan tidak terlalu lama, yakni berkisar antara 3-6 bulan, dengan maksud agar dapat menekan biaya pakan clan biaya pemeliharaan. d. Oleh karena yang diharapkan adalah produksi dagingnya, maka sapi yang akan digemukkan adalah sapi yang tidak baik untuk bibit atau sapi jantan yang sudah dikebiri .
10
Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
2. Pembuatan kandang kereman
Dibuat dari bahan yang mudah didapat dan harganya relatif murah Permukaan lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan diupayakan harus mudah dibersihkan . Sirkulasi udara dalam kandang baik cukup mendapat cahaya matahari pagi .
a. b. c.
Penempatan kandang harus terpisah agak renggang dari rumah atau pemukiman .
d.
ANALISIS USARA PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI Menurut Soedarsono Hadisapoetro (1973), bahwa suatu kegiatan usaha tani dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut 1. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar seluruh biaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan 2. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar bunga modal yang digunakan dalam kegiatan usahatani tersebut, baik modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman . 3. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk membayar upah tenaga kerja yang layak. 4. Usahatani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan hidup clan meningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha . PERINCIAN PENGELUARAN Bahan-bahan pakan selama melaksanakan percobaan diperoleh dari penduduk di Kecamatan Taneteriaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu dilokasi tempat pelaksanaan percobaan. Sedangkan harga bahan-bahan pakan dan hargajual daging diuraikan dengan patokan harga setempat pada bulan April tahun 2003 sebagai berikut Tabel 6. Perincian biaya pakan selama 3 bulan Jenis Pengeluaran
Kebutuhan/ ekor/hari
Kebutuhan/ 3 ekor/9j hari
2,1 9 15
? x 2 x 90 = 567,00 3 x 9 x 90 = 2.430,00 3 x 15 x 90 = 4.050,00
Dedak Daun gamal Rumput liar Jumlah biaya pakan
Kg
(p 700,00 200,00 75,00
Jumlah Biaya 396.900,00 486.000,00 303 .750,00 1.186.650,00
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
11
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Upah tenaga kerja 1 (satu) orang / hari Rp . 15 .000,00 atau selama 90 hari = 90 x Rp .15 .000,00 = Rp. 1 .350 .000,00 . Jadi total biaya pengeluaran sebesar Rp .2 .536 .650,00 (dua juta lima ratus tiga puluh enam
ribu enam ratus lima puluh rupiah) .
PERINCIAN PENERIMAAN Kenaikan berat badan sapi rata-rata / ekor / hari adalah 0,83 kg (lihat tabel 2) . Atau kenaikan berat badan 3 ekor sapi selama 90 hari adalah 3 x 90 x 0,83 kg = 224,1 kg . Apabila karkas sebesar 45% atau seberat 100,84 kg dan harga daging sapi Rp . 35 .000,00/kg, maka total penerimaan terhadap 3 ekor sapi selama 3 bulan adalah Rp . 35 .000,00 x 100,84 kg = Rp . 3 .529 .400,00 (tiga juta lima ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus rupiah) . Analisis R/C rasio 3 .529 .400 = 1,39. 2 .536 .560 Ini berarti bahwa setiap mengeluarkan biaya Rp . 1,00 diperoleh penerimaan sebesar Rp . 1,39 jadi keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha ini adalah selisih dari total penerimaan dan total pengeluaran yaitu sebesar Rp . 992 .750,00 (sembilan ratus sembilan puluh dua ribu tujuh ratus lima
puluh rupiah) per 3 ekor selama 3 bulan . Sapi yang berumur 30 bulan memberikan keuntungan terbesar karena pertambahan berat badannya mencapai 0,911 kg/hari . KESIMPULAN 1.
Formulasi pakan murah yang terdiri dari daun gamal sebanyak 9 kg, dedak sebanyak 2,1 kg dan rumput lapangan/ rumput liar sebanyak 10% dari berat badan sapi dikurangi jumlah berat daun gamal dan berat dedak, dapat meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,83 kg/ekor/hari atau dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp .1 .323 .667,-/ekor/tahun .
2.
Sapi berumur 30 bulan memberikan keuntungan terbesar, yaitu 0,911 kg/hari. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada 1.
Ir. Matheus Sariubang, MS . Yang telah banyak memberikan bimbingan sehingga tulisan ini dapat selesai disusun .
2.
DR . Ir. M . Djafar Baco, (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan) yang telah memberikan dorongan moril sehingga membangkitkan semangat untuk terus berkarya .
3.
Ir. Rachmat Rachman (Kepala Kebun Percobaan Gowa) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan koreksi terhadap isi makalah ini .
12
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
DAFTAR BACAAN B I P. 1980. Peningkatan Mutu dan Produktivitas Sapi Potong . BIP. Ujung Pandang. L I P I. 1982 . Pakan Ternak. LIPI. Bogor B I P. 1991 . Daun Gamal untuk Pakan Ternak. Liptan . BIP. Kalimantan Timur. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. 1992. Usaha Penggemukan Sapi Potong dengan Pemeliharaan Sistem Kareman . Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia .Jakarta. BPTP. 1996. Penggunaan Limbah Pertanian untuk Pakan Sapi Potong. BPTP Ambon. Manurung, T. 1996. Penggunaan Hijauan Leguminosa Pohon sebagai Sumber Protein Ransum Sapi Potong . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol . l No.3. Puslitbangnak . Bogor. Mathius, I. W 1991 . Tanaman Gliricidia sebagai Bank Pakan Hijauan untuk Makanan Kambing-Domba . Wartazoa Vol.2 No. 1-2 . Puslitbangnak . Bogor. Pengusapan P. clan F.K. Tangdilintin.1992 . Pengaru h Berbagai Tingkat Ampas Sagu dalam Ransum terhadap Pertumbuhan Sapi Bali. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Gowa. Reksohadiprodjo S. 1984. Bahan Makanan Ternak Limbah Pertanian dan Indisutri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta . Rukman R. 2001 . TeknikAnalisis Usahatani Tanaman . Universitas Padjadjaran . Bandung .
Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian
13