PT Indofarma (Persero) Tbk. l Annual Report 2010
STRATEGIC REALIGNMENTS
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
1
Daftar Isi | Content 2 3 4 4 5 7 8 9 10 12 14 16 20 24 30 33 35
48 49 54 57 64 65
Tema Laporan 2010 | Theme for the Year 2010 Report Pencapaian Perusahaan 2010 | Corporate Achievement 2010 Jatidiri Perusahaan | Corporate Identity Visi dan Misi Perusahaan | Corporate Vision and Mission Sekilas Indofarma | Indofarma, an Overview Bagan Organisasi Indofarma | Indofarma's Organization Chart Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights Ikhtisar Saham | Stock Highlight Peristiwa Penting 2010 | Important Events 2010 Laporan Dewan Komisaris | The Board of Commissioners’ Report Dewan Komisaris | Board of Commissioners Laporan Direktsi | The Board of Directors’ Report Direksi | Board of Directors Tatakelola Perusahaan | Corporate Governance Manajemen Risiko | Risk Management Tanggung Jawab Sosial Perusahan | Corporate Social Responsibility Pembahasan dan Analisis Manajemen | Management’s Discussion and Analysis 36 Perspektif Umum | General Perspective 37 Kinerja Keuangan | Financial Performance 39 Proses Internal | Internal Operations 41 Hubungan dengan Pelanggan | Customer Relations 43 Pertumbuhan dan Pembelajaran | Learning and Growth 45 Kinerja Anak Perusahaan | Performance of Subsidiary Company Pernyataan Komite Audit | Statement of the Audit Committe Laporan Auditor 2010 | Auditor’s Report for 2010 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi | Statement of the Board of Commissioners and Directors Profil Bisnis Indofarma Global Medika | Business Profile of Indofarma Global Medika Data Perusahaan | Corporate Information Produk Kami | Our Products 2
|
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Pencapaian Perusahaan 2010 Corporate Achievements 2010 PT Indofarma Tbk mencatat beberapa prestasi positif pada 2010. Di antara prestasi tersebut yang memberikan dampak jangka panjang adalah:
PT Indofarma Tbk posted some positive achievements in 2010. Among the achievements that give the Company long-lasting benefits are:
• Peningkatan fasilitas produksi. Dengan rampungnya renovasi fasilitas produksi untuk memenuhi persyaratan c-GMP, pada 2010 fasilitas produksi utama Perseroan mulai beroperasi penuh sehingga mengurangi keharusan untuk melakukan tollout manufacturing.
•
Improvement of production facilities. With the completion of production facility renovation to comply with the requirements of c-GMP, in 2010 the Company’s main production facility resumed its full operations, reducing the Company’s necessity to toll-out manufacturing.
• Kerja sama R&D dengan BPPT. Perseroan menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan formulasi sediaan topical wound healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan.
•
Joint R&D with BPPT. The Company signed memorandum of understanding on the development of topical wound healing preparation containing chitosan and Pegagan extract.
• Penyelarasan strategis. Dengan meningkatkan fungsi supplychain management, Indofarma berhasil memetakan proses bisnis Perseroan sehingga mampu melakukan restrukturisasi portofolio penjualan produk. Hasilnya: Perseroan berhasil meningkatkan kinerja keuangan pada 2010.
•
Strategic Realignments. By improving its supply-chain management functions, Indofarma was able to do mapping on its business process, allowing the Company to restructure its product sales portfolio. The result: The Company successfully improved its financial performance in 2010.
Tema Laporan 2010 Theme of the Year 2010 Penyelarasan Strategis Pemetaan proses bisnis yang akurat—dengan memanfaatkan manajemen rantai pasok yang ditingkatkan—membuat Indofarma mampu meningkatkan margin labanya melalui restrukurisasi bertahap portofolio penjualan produk. Kami menyebut upaya jangka panjang yang pada 2010 meningkatkan Laba Bersih Perseroan ini Penyelarasan Strategis: Upaya berkelanjutan penyesuaian arah dengan tren pasar masa depan.
Strategic Realignments Accurate mapping of business process—by taking advantage of our improved supply-chain management—enabled Indofarma to increase its profit margin through gradual restructuring of product sales portfolio. We called the long-term endeavor that in 2010 increased the Company’s Net Income Strategic Realignments: Continuous efforts to align with the future market trend.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
3
Jatidiri Perusahaan Corporate Identity PT Indofarma (Persero), Tbk. Berkedudukan di Jakarta
Alamat
Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Telepon (021)-8832 3971 Faksimili (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Kantor Komersial Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Telepon (021)-8590 8350 Faksimili (021)-857 4503 E-mail:
[email protected]
Pembentukan Perusahaan
11 Juli 1981, pembentukan Perum Indofarma dari Pusat Produksi Farmasi 2 Januari 1996, perubahan status menjadi PT Indofarma (Persero) 17 April 2001, menjadi perusahaan publik: PT Indofarma (Persero) Tbk.
Modal Dasar
10.000.000.000 lembar saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.099.267.500 lembar saham
Nilai Nominal
Rp100 per lembar saham
Kepemilikan Saham
Pemerintah 80,66% Publik 19,34%
Bidang Usaha
Industri farmasi dan kesehatan
PT Indofarma (Persero), Tbk. Headquartered in Jakarta
Address
Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Phone (021)-8832 3971 Facsimile (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Commercial Office Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Phone (021)-8590 8350 Facsimile (021)-857 4503 E-mail:
[email protected]
Founded
11 July 1981, establishment of Perum Indofarma from Pusat Produksi Farmasi 2 January 1996, changing of status into PT Indofarma (Persero) 17 April 2001, became a public company: PT Indofarma (Persero) Tbk.
Authorized Capital
10,000,000,000 shares
Issued and Fully Paid Capital 3,099,267,500 shares
Nominal Price
Rp100 per share
Share Ownership
Government 80.66% Public 19.34%
Line of Business
Pharmaceutical and Health Care Industry
Visi Perusahaan
Corporate Vision
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
To become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.
Misi Perusahaan
Corporate Mission
• Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat • Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi • Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.
• Providing high quality products and services in affordable price • Conducting innovative research and development with priority to address the most prevalent health problems • Improving human resources competence to raise the spirit of compassionateness, professionalism and entrepreneurship.
4 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Sekilas Indofarma Indofarma, an Overview SEBAGAI salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—disebut juga “Indofarma” atau “Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang didirikan pada 1918 oleh pemerintah kolonial Belanda.
As one of the leading pharmaceutical companies in Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—also called “Indofarma” or “the Company”—has been serving the society for almost nine decades by providing quality pharmaceutical products. The root of the pharmaceutical company acknowledged as one of the pillars supporting the national health system was Pabrik Obat Manggarai that was established in 1918 by the Dutch colonial administration.
Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi sediaan tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, Pabrik diambilalih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Pengelolaan Pabrik diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia setelah dinasionalisasi pada 1950.
In its early years, with very limited production facilities, the Company’s plant was located in the same area as the Central Hospital and manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first development into Pabrik Obat Manggarai that produced such pharmaceutical preparations as tablets and injections was started in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and put under the management of Takeda. Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put under the Department of Health, the Republic of Indonesia.
Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah jadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 11 Juli 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan statusnya jadi Perusahaan Umum Indonesia Farma—disingkat Perum Indofarma.
In 1979, with the special mission to produce essential drugs for public services, Pabrik Obat Manggarai was transformed into Pusat Produksi Farmasi, which was also non-profit in nature and still under the Department of Health. Further development, in 11 July 1981, with added responsibilities, the Government upgraded the Company’s status into Perusahaan Umum Indonesia Farma—or known as Perum Indofarma.
Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu.
Another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the Company started to found high capacity modern manufacturing facilities on a-20 hectares land plot in Cibitung, West Jawa. In 1991, all production activities in Manggarai, Jakarta, were moved to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that were awarded certification of Good Manufacturing Practices (Cara Pembuatan Obat yang Baik, CPOB).
Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). Agar lebih leluasa, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga merambah distribusi dan perdagangan (trading) produk farmasi dan alat kesehatan.
To anticipate future development and enhance its competitiveness, in 1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma (Persero). To pursue business opportunities, the Company then expanded downstream into such businesses as distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.
Selanjutnya. pada 2000, bisnis distribusi dan perdagangan tersebut dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Later, in 2000, the distribution and trading businesses were then spun-off and transferred to a newly established subsidiary company, PT Indofarma Global Medika (IGM). This allowed Indofarma to focus to its core business both in manufacturing and marketing of pharmaceutical products.
Pada 2001, Indofarma melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perseroan (kode: INAF) di Bursa Efek Indonesia (waktu itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), sehingga resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero) Tbk. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Perseroan mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga Obat dengan Nama Dagang (OND) baik etikal maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.
In 2001, Indofarma made initial public offering (IPO) and listed all the Company’s shares (symbol: INAF) in both the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public company named PT Indofarma (Persero) Tbk. Have had stronger capital structure, Indofarma expanded its production activities from essential and generic drug products only to include Ownbrand Products (OND) of both ethical and OTC, traditional (herbal) products, and even food supplements.
Memasuki pertengahan 2003, Indofarma meluncurkan program restrukturisasi terpadu. Salah satu langkah awal yang diayun adalah penyegaran manajemen di anak perusahaan yang paling strategis:
In the mid 2003, Indofarma launched an integrated restructuring program. Among the first measures taken was refreshment on the management of its most strategic subsidiary company: Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
5
PT Indofarma Global Medika (IGM) yang menangani distribusi dan perdagangan produk Indofarma. Pada 2010, melalui restrukturisasi lanjutan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi bisnis Indofarma Group, Perseroan meningkatkan portofolio penjualan produk, termasuk produk non-Indofarma yang didistribusikan atau diperdagangkan oleh IGM.
PT Indofarma Global Medika (IGM) that handles the distribution and trading of Indofarma's products. In 2010, through further restructuring to optimize Indofarma Group's business functions, the Company improved its product sales portfolio, including those of nonIndofarma products distributed or traded by IGM.
Langkah strategis ini memungkinkan IGM menurunkan proporsi produk bermargin laba rendah yang didistribusikannya sehingga Indofarma secara konsolidasian mampu meraih Laba Bersih Rp12,55 miliar. Peningkatan proses bisnis yang dibukukan Perseroan pada 2010 tercermin pula pada penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya.
The strategic measures helped IGM to reduce the proportion of products with low profit margin it distributed, allowing Indofarma to post Net Income of Rp12.55 billion. The Company's improved business process in 2010 was also reflected on its lower Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, i.e. 69.6% compared to 72.9% in the preceding year.
Saat ini, Indofarma memproduksi 236 item obat, 147 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. Dari portofolio Indofarma yang cukup lengkap ini, 60 item adalah OND, termasuk delapan jenis obat herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision. Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, selain memangkas beberapa produk non-esensial yang menyumbang margin laba negatif, pada 2010 Indofarma meluncurkan sembilan item produk baru, satu di antaranya adalah OND. Dalam jangka pendek, Indofarma akan meluncurkan lagi 21 item produk baru, termasuk tujuh item produk branded ethical dan enam item produk OTC— tiga di antaranya produk herbal. Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma juga terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk dan/atau teknologi, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan. Selain itu, Perseroan juga mendorong IGM untuk mengembangkan merek, terutama untuk produk peralatan kesehatan (antara lain melalui sistem original equipment manufacturer, OEM), sehingga anak perusahaan tersebut dapat meningkatkan portofolio produknya. Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, Manajemen Indofarma Group terus berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Yang tak kalah penting, Manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu menempatkan Indofarma Group menjadi perusahaan farmasi terkemuka di kawasan ASEAN.
6
|
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
At present, Indofarma produces 236 items of pharmaceutical product, among them 147 are actively distributed in the market. Among the Company’s complete portfolio, 60 items are ONDs, including eight widely recognize herbal products such as Prolipid and Biovision. To strengthen its product portfolio, aside from pruning few non-essential products that gave negative profit margins, in 2010 Indofarma launched nine items of new products, among them one was OND. In the short-term, Indofarma also prepared to launch 21 items of new products, including seven items of branded ethical and six items of OTC products—among them three are herbal products. To strengthen its business structure, Indofarma strives to forge strategic alliances with international partners possessing needed branded products and/or technologies, both through the Holding and Subsidiary Company. In addition, the Company also encourages IGM to develop its own brands, particularly for medical devices (among others through original equipment manufacturer, OEM, system), allowing the subsidiary company to improve its product portfolio. To develop strong business foundation, Indofarma’s Management makes continuous efforts to consistently implement Good Corporate Governance (GCG). More importantly, the Management also strives to improve its personnel's professional competence through well-planned human resources development programs, to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the ASEAN region.
Bagan Organisasi Indofarma Indofarma's Organization Chart
President Director
Production Director
General Affair & HR Director
Marketing Director
Finance Director
Corporate Secretary
Production Unit I
Human Resources
Group Product Management
Information Technology
Internal Audit Unit
Production Unit II
General Affair
Sales & Marketing Management
Accounting
Strategic Business Development
Engineering & Maintenance
Finished Product Logistics
Marketing Management – OTC
Finance
Risk Management, Compliance & GCG
PPIC
Raw Material Logistics
Institutional Marketing Management
Budgeting & Control
Supply Chain Management
Research & Development
PT IGM
Marketing Support
Quality Assurance Quality Control
Procurement
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
7
Ikhtisar Keuangan Keterangan
Financial Highlights 2010
2009
2008
2007
Item
2006
Income Statements (Rp billion)
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar) Penjualan bersih Laba kotor Laba (rugi) usaha EBIT EBITDA Laba (rugi) bersih
1.047,92 318,46 56,45 45,21 57,75 12,55
1.125,05 304,64 45,91 48,01 58,07 2,12
1.478,58 333,40 63,02 40,14 49,86 5,03
1.273,16 289,95 44,71 38,19 48,37 11,08
Net sales Gross profit Operating income (loss) EBIT EBITDA Net income (loss)
1.026,67 255,96 62,23 57,79 60,37 15,24
Balance Sheet (Rp billion)
Neraca (Rp miliar) Jumlah Aset Aset lancar Aset tidak lancar Aset tetap Kewajiban Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Ekuitas
733,96 582,66 151,29 96,94 422,69 383,67 47,15 311,27
728,03 581,22 146,81 100,99 429,31 376,91 52,40 298,72
965,81 844,98 120,83 89,23 669,22 634,58 34,64 296,59
1.009,44 899,31 110,13 82,01 717,87 686,30 31,58 291,56
686,94 563,17 123,77 89,50 406,45 379,34 27,11 280,49
1,71 4,03 30,39 5,39 151,86 4,05
0,29 0,71 27,08 4,08 154,21 0,69
0,52 1,70 22,55 4,26 133,16 1,66
1,10 3,80 22,77 3,51 131,04 3,57
2,22 5,43 24,93 6,06 148,46 4,92
Financial Ratios and Other Information
Rasio Usaha dan Informasi Lain Laba terhadap Aktiva (%) Laba terhadap Ekuitas (%) Margin laba kotor (%) Margin laba usaha (%) Rasio lancar (%) Laba (rugi) bersih per saham (Rp)
Total Assets Current assets Non-current assets Fixed assets Liabilities Current liabilities Non-current liabilities Equity
Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross profit margin (%) Operating profit margin (%) Current ratio (%) Earning (loss) per share (Rp)
Capital and Stock
Modal dan Saham (Rp miliar) Modal dasar Modal ditempatkan
1.000,00 309,93
1.000,00 309,93
Penjualan Bersih Net Revenues
1.000,00 309,93
Laba Usaha Operating Income
(dalam miliar rupiah) 1500
1.000,00 309,93
Capital stock—Authorized 1.000,00 Capital stock—Subscribed & Paid-up 309,93
Laba Bersih Net Income
(dalam miliar rupiah)
(dalam miliar rupiah)
100
25
80
20
60
15
40
10
20
5
1000
500
0
8
|
0
0 ‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership Per 31 Desember 2010 Modal dan Saham I Capital Stock As of 31 December 2010 Modal dasar I Authorized capital
10.000.000.000
Modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital
3.099.267.500
Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition
Lembar I Shares
(%)
Pemerintah I Government
2.500.000.000
80,66
P. Sudibyo (Direktur I Director) Masyarakat I Public
Jumlah I Total
364.000
0,02
598.903.500
19,27
3.099.267.500
100,00
Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek Indonesia Indofarma’s Stock Price Fluctuation at the Indonesia Stock Exchange
120
350
2010
2011
250
Price
80 200 60 150 40 100 20
Volume of Transaction (million)
300
100
50
Mar
Feb
Jan
Dec
Nov
Oct
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Feb
0
Jan
0
Month Harga Penutupan I Closing Price Volume Transaksi I Volume of Transaction
Harga Saham INAF 2009 dan 2010 I INAF Stock Price 2009 and 2010 Penutupan I Closing
Volume rata-rata I Average volume
Periode I Period
2010
Tertinggi I Highest 2009
2010
Terendah I Lowest 2009
2010
2009
2010 (unit)
2009 (unit)
Semester I Semester II
107 95
126 107
75 79
50 78
92 80
93 83
11.690.671 8.740.656
15.594.095 5.101.817
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
9
Peristiwa Penting 2010 Significant Events 2010
20 April. Gedung Produksi Utama Beroperasi Penuh..
20 April. The Main Plant Resumed Its Full Operation.
27 Mei. RUPS Tahunan Indofarma
27 May. Annual GSM of Indofarma
Dengan rampungnya renovasi untuk memenuhi persyaratan c-GMP, gedung produksi utama dapat kembali beroperasi penuh. Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan toll-out manufacturing, sehingga akan meningkatkan efisiensi proses bisnis.
RUPST Indofarma menyetujui penggunaan seluruh Laba Bersih tahun buku 2009 untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Selain itu, RUPST juga mengangkat Dr. Chalik Masulili, MSc sebagai Komisaris, Dr. Nizar Yamanie, Sp.s[K] sebagai Komisaris Independen, dan Elfiano Rizaldi sebagai Direktur Pemasaran baru Perseroan.
Indofarma's AGSM agreed to use the Net Income of financial year 2009 to strengthen the Company's capital structure. In addition, the AGSM also appointed Dr. Chalik Masulili, MSc as the Company's Commissioner, and Dr. Nizar Yamanie, Sp.s[K] as the Independent Commissioners, and Elfiano Rizaldi as the Marketing Director.
3 Agustus. Mendapat Penghargaan SGS.
3 August. Won a SGS Award.
29 September. Nota Kesepahaman dengan BPPT.
29 September. Memorandum of Understanding with BPPT.
Indofarma mendapat penghargaan 10 tahun menjadi mitra PT SGS, sebuah lembaga sertifikasi internasional. Selama jangka waktu tersebut, Perseroan selalu lulus audit berkala tiga tahunan, terus mempertahankan kesesuaian sistem manajemen dan jaminan mutunya dengan standar internasional.
Dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama Pengembangan Formulasi Sediaan Topical Wound Healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan ini diharapkan tercipta sinergi antara lembaga riset, pemerintah dan industri guna mendukung kemandirian dan daya saing industri untuk kepentingan nasional.
10 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
With the completion of renovation to comply with c-GMP, the Company's main plant resumed its full operation. The improvement reduced the Company's necessity to do tollout manufacturing, allowing higher business process efficiency.
Indofarma won a 10-year partnership award from PT SGS, an international certification institution. Throughout these years, the Company always passes the three-yearly audits, maintaining the compliance of its quality management and assurance system with the international standard.
With the signing of memorandum of understanding (MoU) on the Development of Topical Wound Healing Preparation containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients, synergy between research institutions, the government and industries is expected to forge.
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Indofarma's BoC and BoD Reports
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
11
Laporan Dewan Komisaris The Board of Commissioners' Report
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama | President Commissioner
Pada 2010, Indofarma berhasil meningkatkan Laba Bersih-nya hingga mencapai 6 kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan koordinasi antardepartemen sehingga kian adaptif terhadap perubahan pasar. In 2010, Indofarma made successful efforts in boosting its Net Income to reach six times of the previous year's Net Income. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's interdepartments cordination to make them increasingly more adaptable to market changes. 12 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
para Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Valued Shareholders,
PENINGKATAN berkelanjutan kondisi ekonomi makro Indonesia selama 2010—PDB yang tumbuh 6,1%, sukubunga pinjaman Bank Sentral yang stabil, penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS sebesar 13%—telah memberikan harapan masa depan yang cerah. Peringkat obligasi Indonesia BB+ yang terjaga sejak diberikan oleh Fitch Ratings pada Januari 2010 dan peningkatan investasi asing langsung yang mencapai 40% menjadi US$14 miliar merupakan bukti tingginya kepercayaan dunia.
continuing improvements of macroeconomic condition in Indonesia during 2010—GDP up by 6.1%, stable Central bank lending
Dengan perkembangan ekonomi makro yang demikian, kinerja keuangan Indofarma juga membaik. Kalau pada tahun sebelumnya mengalami penurunan, Laba Usaha Perseroan meningkat 23,0%—bahkan Laba Bersih naik hingga menjadi hampir enam kali lipatnya—dari Penjualan Bersih yang 6,9% lebih rendah, pada 2010. Dewan Komisaris menghargai peningkatan kinerja yang diperoleh melalui peningkatan koordinasi lintas bidang ini. Pencapaian yang diraih tersebut menunjukkan bahwa Direksi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Selama 2010, Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan atas kegiatan pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan Direksi. Dalam hal tatakelola perusahaan, kami telah memastikan ditandatanganinya Pakta Integritas, baik oleh anggota Dewan Komisaris maupun Direksi baru, untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan. Penerapan prinsip-prinsip GCG yang bersifat dinamis dan terus ditingkatkan oleh Perseroan antara lain tercermin pada meningkatnya skor GCG menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada tahun sebelumnya. Dalam kesempatan ini, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara Drs. Dwidjo Susono dan M. Munawaroh atas sumbangsih yang diberikan selama menjadi komisaris dan direksi. Semoga saudara berdua senantiasa dalam lindungan Allah. Dewan Komisaris juga menyampaikan penghargaan atas keberhasilan Manajemen Perseroan dalam meningkatkan sistem produksi sehingga menempatkan Indofarma menjadi satu dari sedikit perusahan farmasi di Indonesia yang memenuhi c-GMP. Mengingat komitmen Manajemen yang tinggi dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, kami yakin bahwa investasi jangka panjang tersebut dilakukan secara prudent. Akhir kata, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direksi dan seluruh jajaran karyawan atas dedikasi dan kerja kerasnya. Tak lupa, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pemegang saham, pelanggan, pemasok, dan seluruh mitra kerja atas dukungan dan kerja samanya sehingga Perseroan menutup tahun 2010 dengan hasil positif. Semoga Perseroan terus berjaya di tahun-tahun mendatang.
rate, strengthening of the rupiah against the US dollar by 13%—augur well for the future. The Country's bond rating of BB+ that has been maintained since it was given by Fitch Ratings in January 2010 and the rise of foreign direct investments by some 40% to US$14 billion were other evidences of the international confidence. Under such macro-economic development, Indofarma’s financial performance also highly improved. Experienced decrease in the preceding year, the Company's Operating Income rose by 23.0%— and its Net Income even increased to almost six times—from Net Sales that was 6.9% lower, in 2010. The Board of Commissioners (BoC) appreciated the achievements attained through the improvement of inter-sector coordination. The good achievement showed that the Board of Directors (BoD) have completed their duties diligently. The BoC has conducted monitoring on the BoD's activities in managing the Company throughout 2010. Regarding corporate governance, we have ensured the signing of Integrity Pact, both by the BoC's and BoD's new members, to prevent the conflict of interests from happening. The implementation of GCG principles that is dynamic and continuously improved is among others reflected on the increased GCG score, i.e. to 81.32 in 2010 from 77.11 in the preceding year. The BoC would like to take this opportunity to express our gratitude and highest appreciation to Drs. Dwidjo Susono and Mr. M. Munawaroh for their valued contributions during their tenure as the commissioner and director. May Allah bless you two. The BoC would also like to convey our appreciation to the Management for their successful efforts in improving the Company's production system, making Indofarma one of the few Indonesian pharmaceutical companies complying with c-GMP. Given the Management’s high commitment in implementing the GCG principles, we believe that the long-term investments have been made prudently. In closing, the BoC would like to thank the BoD and employees at all levels for their dedication and hard works. In closing, we would like to convey our highest appreciation to our shareholders, customers, suppliers and all business partners for their unfailing support and cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with a positive note. May the Company sustain such good performance in the years to come. Jakarta, April 2011
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama I President Commissioner Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 13
Laporan Dewan Komisaris The Board of Commissioners' Report
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945 Warga Negara Indonesia. Komisaris Utama | President Commissioner
Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957 Warga Negara Indonesia. Komisaris | Commissioner
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama Indofarma sejak 2004. Mendapatkan gelar Dokter dan ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia, Jakarta. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Dokter Keluarga Indonesia (PP PDKI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI). Beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Utama Indofarma, beliau adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. He has been the President Commissioner of Indofarma since 2004. Earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a post-graduate degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in 1972 and 1976, Master of Public Health degree from University of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine (graduated cum laude) from the University of Indonesia, Jakarta, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he had also been Chairman of National Board of Indonesian Family Planning Association (PKBI), Chairman of Indonesian Medical Doctor Association (PB IDI), Chairman of Indonesian Family Doctor Association (PB PDKI), and Chairman of the University of Indonesia Alumni Association (ILUNI). He had also been the Dean of Faculty of Nursing University of Indonesia and Director General of Public Health Development, Department of Health. At present, aside from being the President Commissioner of Indofarma, he is also the chairman of National Quarter of Scout Movement. 14 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Agustus 2006. Meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari STIE ABI, Surabaya, pada 2003, Drs. Mochammad Ichsani, M.M. meniti karir di bidang audit selama 26 tahun dan pernah menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2004–2005) dan Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan BPKP (2005–2006) sebelum menduduki jabatan sebagai Inspektur Kementerian Negara BUMN (2006–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta. He has been the Commissioner of Indofarma since August 2006. Obtained a first degree in Accounting from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and Magister Manajemen specializing in Finance Management from STIE ABI, Surabaya, in 2003. Drs. Mochammad Ichsani, M.M. had been following career path as an auditor for 26 years and held a position of Head of BPKP Office Province of Riau (2004–2005) and Director of Agrobusiness, Construction Industry and Trade Monitoring at BPKP (2005–2006) before appointed as Inspector of the State Ministry of Stateowned Enterprises Affairs (2006–present). He was elected as the Company's Commissioner at the Extraordinary General Shareholders Meeting (E-GSM) held in 31 August 2006, in Jakarta.
Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. Lahir di Jakarta, 30 Januari 1951 Warga Negara Indonesia. Komisaris | Commissioner
Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] Lahir di Surabaya, 23 Desember 1951 Warga Negara Indonesia. Komisaris Independen | Independent Commissioner
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter dan master di bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. meniti karir profesionalnya di Departemen Kesehatan. Beliau pernah menduduki jabatan Direktur Rumah Sakit Koja dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan dan Kepala Pusat Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga Ketua Sekretariat Tim Pengelola Jamkesmas Pusat, Ketua Country Coordination Mechanism (CCM) Global Fund ATM (sejak 2000) dan, di organisasi profesional, menjadi Penasehat Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Arsada, sejak 2002) dan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes, sejak 2006). He has been the Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter) and a master degrees in Public Health from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. started his professional career in the Department of Health. He had been the Director of Koja Hospital and the Head of DKI Jakarta Provincial Health Office. Prior to be the Expert Staff of Minister of Health on Public Financing and Empowerment, he held the position of the Head of the Health Promotion Center and the Head of the Health Insurance and Financing Center. Presently, in addition to be the Company's Commissioner, he is also the Head of Jamkesmas Management Team Secretariat (Central Office), the Country Coordination Mechanism (CCM) Head of Global Fund ATM (since 2000) and, in the professional organization, the Advisor of the Indonesian Hospital Association (Arsada, since 2002) and the Indonesian Provincial Health Offices Association (Adinkes, since 2006).
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Independen Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter (pada 1982) dan spesialis neurologi (pada 1994) dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] meniti karir profesionalnya sebagai dosen di almamaternya. Beliau pernah menduduki jabatan Koordinator Administrasi dan Keuangan Departemen Neurologi (1999–2004) dan Kepala Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (2005–2009). Di organisasi profesi, beliau adalah Ketua Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia (PERPEI, 2002–sekarang) dan pernah menjadi Ketua I Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga menjabat Sekretaris Tim Medis Kementerian Indonesia (2008–sekarang). He has been the Independent Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter, in 1982) and a specialist brevet in neurology (in 1994) from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] started his professional career as a lecturer in his alma mater. He had been the Administration and Finance Coordinator of the Department of Neurology (1999–2004) and the Head of the Department of Neurology , Faculty of Medicine, University of Indonesia (2005–2009). In the profession organization circles, he is the Chairman of Epilepsy Foundation of Indonesia (PERPEI, 2002–present) and had been the Head I of the Neurologist Association of Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Aside from the Company's Commissioner, he also the Secretary of the Indonesian Ministry Medical Team (2008–present).
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
15
Laporan Direksi The Board of Directors' Report
P. Sudibyo Direktur Utama | President Director
Peningkatan Laba Bersih yang diraih Indofarma pada 2010 terutama diperoleh melalui efisiensi proses bisnis yang memungkinkan Perseroan menghepat biaya modal kerja. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan manajemen rantai pasok sehingga dapat melakukan pemantauan seluruh proses bisnis Indofarma Group secara akurat. The extraordinary increase of Net Income reached in 2010 was largely due to the improved business process efficiency that enabled Indofarma to highly reduce its working capital cost. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's supplychain management, allowing the monitoring of all Indofarma Gorup's business process. 16 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
para Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Valued Shareholders,
TAHUN 2010 menandai periode penting dalam sejarah Indofarma. Pada tahun yang krusial ini, upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan sejak tahun sebelumnya mulai memberikan hasil positif. Minimalisasi proporsi produk yang memberikan margin laba tipis dalam portofolio penjualan Perseroan memang menyebabkan perolehan Penjualan Bersih 6,9% lebih rendah. Tetapi, peningkatan margin laba yang terjadi menyebabkan Perseroan meraih Laba Bersih hampir enam kali lipat tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp12,55 miliar dari Rp2,13 miliar.
YEAR 2010 marked the important period in Indofarma's history. In this crucial year, efforts to restructure product sales portfolio made since the previous year has begun to give positive results. Minimizing the proportion of products that gave low profit margin in the Company's product sales portfolio indeed resulted to a Net Sales that was 6.9% lower. However, increased profit margin attained led the Company to reach Net Income of almost six times of that of the preceding year, i.e. to Rp12.55 billion from Rp2.13 billion.
Selanjutnya, mengingat sejak 2006 Laba Bersih Indofarma terus mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan Penjualan Bersih, tahun 2010 dapat dikatakan merupakan titik balik bagi Perseroan. Koordinasi yang lebih erat antarbidang di dalam organisasi Perseroan telah menyebabkan penurunan signifikan berbagai biaya, terutama yang terkait modal kerja, sehingga meningkatkan margin Perseroan laba yang, melalui penataan portofolio penjualan produk berkelanjutan, dapat dipastikan akan terus membaik.
Furthermore, given that since 2006 Indofarma's Net Income had been declining despite the steady increase in Net Sales, year 2010 could be said a turning point for the Company. Closer inter-sector coordination within the Company's organization has resulted to significant decrease in various expenses, particularly those related to working capital, thereby increasing the Company's profit margin that, through the continuous restructuring of product sales portfolio, would certainly continue to improve.
Upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan Indofarma dikatakan terarah karena didasarkan pada data riil yang diperoleh melalui pemantauan lekat manajemen rantai pasok yang merupakan integrator dalam sebuah proses bisnis yang panjang dan saling terkait. Dengan mengupayakan peningkatan proporsi kelompok produk yang menjanjikan margin laba dan compound annual growth rate (CAGR) tinggi dan meminimalkan kelompok produk yang margin laba maupun CAGR-nya rendah, Perseroan dapat melakukan Penyelarasan Strategis— restrukturisasi portofolio penjualan produk yang sistemik dan berkelanjutan.
Indofarma’s endeavor in restructuring its products sales portfolio has been quite well-plan for it is based on hard data obtained through close monitoring of supply chain management which is the integrator in a long, inter-related business processes. Through the endeavor to increase the proportion of product groups that give both high profit margins and compound annual growth rate (CAGR) and minimize the product group with low profit margin and CAGR, the Company can make Strategic Realignments—systemic, continuous restructuring of product sales portfolio.
Pada 2010, peningkatan proporsi produk Kelompok I (menjadi sekitar 10,8% dari 7,7%) dan penurunan proporsi produk Kelompok IX (menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun sebelumnya) terbukti mempertebal Margin Laba Usaha Perseroan dari 4,08% menjadi 5,39%. Produk yang tergabung dalam Kelompok I memberikan margin laba maupun CAGR tertinggi, sementara produk-produk Kelompok IX memberikan margin laba dan CAGR terendah.
In 2010, the increased proportion of products belong to Group I (to about 10.8% from 7.7%) and the reduced proportion of those belong to Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the previous year) proved to fatten the Company's Operating Profit Margin to 5.39% from 4.08. The Group I products give both the highest profit margins and CAGR, while the Group IX products give the lowest profit margins and the CAGR.
Selain pencapaian bottom line yang lebih baik, Indofarma juga membukukan pencapaian lain terkait empat butir prioritas yang menjadi fokus upaya turnaround yang dilakukan Perseroan. Secara singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:
Aside from achieving a better bottom line, Indofarma also recorded other achievements related to four points of priorities that were the focus of turnaround efforts made by the Company. Briefly, the Company’s achievements on the four priorities are as follows:
• Portofolio Produk yang Dinamis. Pembentukan unit khusus yang menangani manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung di bawah manajemen puncak memungkinkan Indofarma untuk terus meningkatkan dan menyesuaikan portofolio produknya sesuai dinamika pasar. Didirikan dengan misi menjadi salah satu pilar sistem pelayanan kesehatan nasional, Perseroan memang tak dapat melepaskan tanggung jawabnya sebagai penyedia obat-obat esensial. Tetapi, keberhasilan meningkatkan manajemen rantai pasok membuat Perseroan mampu bertumbuh seraya tetap menjalankan tanggung jawab sosialnya.
• Dynamic Product Portfolio. Establishment of a special unit that works on supply chain management that is put directly under the top management allowed Indofarma to continuously improve and adjust its product portfolio, adapting with market dynamics. Founded with the mission to become one of the pillars of the national health care system, the Company cannot deny its responsibility as the provider of essential drugs. However, the Company’s successful efforts in improving its supply chain management made the Company better able to grow while still fulfill its social responsibility.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 17
• Peningkatan Pemanfaatan Kapasitas Produksi. Telah memenuhi persyaratan c-GMP dengan diselesaikannya renovasi fasilitas produksi utama, Perseroan memiliki kemampuan lebih untuk meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi. Sistem produksi yang lebih baik ini bukan hanya mengurangi kebutuhan Perseroan untuk melakukan toll-out manufacturing dan menghemat biaya. Lebih dari itu, melalui penerapan prinsip operational excellence secara berkelanjutan, Perseroan akan dapat mengembangkan departemen produksi menjadi profit center di masa depan.
• Increased Production Capacity Utilization. Has been meeting c-GMP requirements with the completion of the main production facility renovation, the Company is better able to increase production capacity utilization. The improved production system does not only reduce the Company’s needs for toll-out manufacturing and cut costs. Moreover, through continuous implementation operational excellence principles, the Company will be able to develop its production department a into profit center in the future.
• Memperkuat Basis Pertumbuhan Jangka Panjang. Upaya peningkatan efisiensi secara terpadu, termasuk di bidang keuangan dengan memanfaatkan hasil analisis dari kegiatan manajemen rantai pasok untuk perencanaan produksi yang lebih baik sehingga dapat menghemat biaya modal kerja, meningkatkan kinerja bisnis Perseroan. Peningkatan kinerja yang berkelanjutan, pada gilirannya, akan meningkatkan basis pertumbuhan jangka panjang. Pada 2010, penyelarasan strategis yang mulai memberikan hasil positif terhadap kinerja Perseroan memungkinkan Manajemen untuk memperkuat Aset Perseroan yang sejak 2007 terus tergerus. Dengan neraca keuangan yang lebih solid, basis pertumbuhan jangka panjang diharapkan akan lebih kuat.
• Strengthening the Base of Long-term Growth. Integrated improvement efforts, including in the financial sector by using data collected from the analysis on supply chain management activities for better production planning to reduce the costs of working capital, improve business performance. Continuous performance improvement will in turn strengthen the base for long-term growth. In 2010, strategic realignments that started giving positive results on the Company’s performance enabled the Management to strengthen the Company’s Assets that has since 2007 been eroded. With the more solid balance sheet, the base for long-term growth is expected to be stronger.
• Peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM), Perseroan memberikan berbagai pendidikan dan latihan, termasuk melalui sistem training for trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil pelatihan kepada karyawan lain. Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang telah diayun pada tahun sebelumnya: Memberikan beasiswa bagi
18 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
• Improving Human Resources. To improve the quality of human resources (HR), the Company provides various education and training, including through the training for trainers system that requires the participants to spread the knowledge gained to other employees. In addition, the Company also continues the policy adopted in the previous year: Providing scholarships for
“
Hal yang belum tercapai hendaknya menjadi pendorong bagi insan Indofarma untuk tetap bersemangat dan bekerja keras. Things that have not produce results as desired should be a driving force for Indofarma people to stay motivated and work hard.
karyawan berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan pascasarjana di universitas terkemuka dan merotasi karyawan yang berpotensi dipromosikan. Program pendidikan dan pelatihan yang terarah ini diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga Perseroan mampu menghadapi tantangan yang semakin besar, tanpa harus menambah jumlah karyawan secara signifikan.
"
outstanding employees who managed to enroll post-graduate program at a leading university and rotating would-be promoted employees. The well-plan education and training programs are expected to improve human resources, enabling the Company to weather greater challenges without having to significantly increase the number of employees.
Laporan rinci tentang kinerja Indofarma sepanjang 2010 disampaikan pada bagian selanjutnya dari buku ini. Secara umum, kinerja Perseroan pada 2010 cukup mengesankan. Peluncuran sembilan item produk baru, satu di antaranya OND, diharapkan akan membuat portofolio penjualan produk Perseroan lebih sehat, sehingga memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
Detailed reports on Indofarma’s performance throughout 2010 are presented in the subsequent parts of this Annual Report. In general, the Company's performance in 2010 was quite impressive. The launching of nine items of new products, among them one was OND, is expected to make the Company's product sales portfolio healthier, providing it a strong foundation for long-term growth.
Namun demikian, di samping beberapa keberhasilan masih terdapat kekurangan atau kekecewaan karena adanya upaya yang belum membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Hal ini hendaknya menjadi pendorong bagi seluruh insan Indofarma untuk tetap bersemangat dan bekerja keras. Kita percaya bahwa semua usaha pada saatnya akan membuahkan hasil yang manis.
However, aside from some successes there are there are still shortcomings or disappointments there due to some ventures that have not produced results as desired. This should be a driving force for Indofarma people to stay motivated and work hard. We believe that the endeavor will in time give fruitful results.
Harus diakui, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan, kinerja yang cukup baik tersebut belum tentu teraih. Untuk itu, Direksi menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh staf dan karyawan atas kontribusi mereka yang besar sepanjang 2010. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra usaha, pemasok, pemegang saham, Pemerintah, dan seluruh stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Indofarma.
The BoC would also like to thank the BoD and employees at all levels for their dedication and hard works. In closing, we would like to convey our highest appreciation to our shareholders, customers, suppliers and all business partners for their unfailing support and cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with a positive note. May the Company sustain such good performance in the years to come. Jakarta, April 2011
P. Sudibyo Direktur Utama I President Director
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 19
Direksi Board of Directors
20 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
1
2
P. Sudibyo Direktur Utama Lahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950 Warga Negara Indonesia
Djakfarudin Junus Direktur Keuangan Lahir di Palembang, 7 Agustus 1964 Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama Indofarma sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2006) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN dan di Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Di organisasi profesional, beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993–1995). Pertama kali bergabung sebagai Sekretaris Perusahaan (2000–2003), beliau ditunjuk menjadi Direktur Keuangan Perseroan (2003– 2007) sebelum terpilih sebagai Direktur Utama.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan Indofarma sejak Juni 2009. Menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1999, beliau pernah mengikuti beberapa Seminar dan Pelatihan di bidang Bisnis dan Manajemen Risiko di London, Amsterdam, Australia dan Singapura, serta memperoleh Sertifikasi Managemen Risiko di Hong Kong, pada 2005. Djakfarudin Junus memulai karirnya di Bank Exim pada 1990 sebagai staf di Bagian Kebijakan Kredit/ Pembinaan Administrasi dan Informasi, Biro Kredit Jangka Pendek & Menengah. Setelah Bank Exim bergabung menjadi Bank Mandiri, beliau menduduki jabatan sebagai Department Head Credit Policy & Procedures (1999), VP Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (Juli 2002), VP Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Sejak 19 Desember 2003, beliau ditunjuk sebagai Komisaris Bank Syariah Mandiri sampai 2008. Beliau pernah mengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Universitas Trisakti – International Islamic Banker Management Trainee Program di Bidang Perbankan Syariah sampai April 2009.
He has been the President Director of Indofarma since December 2007. Started his tertiary education in the Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained a first degree in Accounting from the Faculty of Economy, Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from the State University of New York, in 1987, and had deepened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering at the Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo started his professional career as a lecturer in his alma mater, the Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2006) and had been a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN) and in the Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. In professional organization, he is an active member of Indonesian Accountant Association and had been the Secretary General of ASEAN Federation of Accountants (1993–1995). Firstly joined as the Corporate Secretary (2000–2003) he was appointed as the Company's Finance Director (2003–2007) before elected as President Director.
He has been the Finance Director of Indofarma since June 2009. Completed his master program in Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1999, he has been participated various Seminars and Training in Business and Risk Management in London, Amsterdam, Australia, and Singapore, and obtained Certification on Risk Management in Hong Kong, in 2005. Djakfarudin Junus started his career in Bank Exim in 1990 as a staff in the Credit Policy/Administration and Information Department, Short- & Medium-term Credit Bureau, in 1990. After the merging of Bank Exim into Bank Mandiri, he was holding a position of Department Head on Credit Policy & Procedures (1999), VP of Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (July 2002), VP of Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Since 19 December 2003, he had been the Commissioner of Bank Syariah Mandiri through 2008. He had also been a lecturer at the Indonesian Institute of Banking Development and Trisakti University – International Islamic Banker Management Trainee Program in Syariah Banking through April 2009.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 21
3
4
Yuliarti R. Merati Direktur Produksi Lahir di Jakarta, 29 Juli 1954 Warga Negara Indonesia
Elfiano Rizaldi Direktur Pemasaran Lahir di Batu Sangkar, 26 Februari 1964 Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Indofarma yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982, Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di PT Kimia Farma terus berlanjut menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003).
Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran Indofarma sejak Mei 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1986. Sebelum bergabung dengan Indofarma Group sebagai Direktur Keuangan dan SDM PT Indofarma Global Medica [IGM] pada 2003, Elfiano Rizaldi pernah bekerja di beberapa perusahaan terkait farmasi, termasuk PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), dan PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). Jabatan terakhirnya di IGM adalah Direktur Keuangan/SDM/Distribusi (2006–2008) dan Direktur Operasional (2008–2010).
She has been Director of Indofarma in charge of Production Department since July 2003. Obtained a first and a professional (Apoteker) degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982, Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma continuously advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003).
22 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
He has been the Marketing Director of Indofarma since May 2010. He earned a first degree in economics from Parahyangan University, Bandung, in 1986. Before joining Indofarma Group as the Finance and HR Director of PT Indofarma Global Medika [IGM] in 2003, Elfiano Rizaldi had been with various pharmaceutical related companies, including PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), and PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). The most current position he held at IGM were the Finance/HR/Distribution Director (2006–2008) and the Operational Director (2008–2010).
5 Deden Edi Soetrisna Direktur Umum dan SDM Lahir di Jakarta, 28 Januari 1966 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Umum dan SDM Indofarma sejak 4 Juni 2009. Meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002, Deden Edi Soetrisna memulai karirnya di Indofarma. Beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), Manajer Pemasaran (2004–2006). dan terpilih menjadi Direktur Umum dan SDM Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS, Agustus 2006). Sebelum menduduki posisi saat ini sebagai Direktur Umum dan SDM, beliau menjadi Direktur Keuangan dan SDM (2007−2009). He has been Finance and HR Director of Indofarma since 4 June 2009. Earned a first degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen degree in Marketing from HAMKA University, Jakarta, in 2002, Deden Edi Soetrisna started his professional career at Indofarma. He had been Group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), and Marketing Manager (2004–2006). He was elected as the Company's General Affairs and HR Director the General Shareholders' Meeting (GSM, 31 August 2006), in Jakarta. Before holding current position as the General Affairs and HR Director, he was the Finance and HR Director (2007– 2009).
5
3
2
4
1 Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 23
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance TATAKELOLA Perusahaan yang Baik (GCG) telah menjadi bagian integral dari falsafah Manajemen Indofarma dalam upaya berkelanjutan meningkatkan kinerja bisnis dan akuntabilitas Perseroan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perseroan bersifat dinamis dan terus ditingkatkan. Hal ini antara lain tercermin pada meningkatnya skor GCG menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada 2009.
GOOD CORPORATE governance (GCG) has been an integral part of Indofarma's Management's philosophy in its endeavor to continuously improve the Company's business performance and accountability in order to create long-term shareholder value while taking the interests of other stakeholders into account, abiding the law and regulations as well as ethical values. The implementation of GCG principles by the Company is dynamic and continuously improved. This is partly reflected on the increase of GCG score to 81.32 in 2010 from 77.11 in 2009.
Menjadi perusahaan terbuka sejak 2001, Indofarma saat ini telah memiliki hampir seluruh perangkat normatif GCG. Secara ringkas, struktur tatakelola Perseroan terdiri dari: ► Organ utama perusahaan: • Rapat Umum Pemegang Saham • Dewan Komisaris • Direksi ► Organ pendukung perusahaan: • Komite Audit • Satuan Pengawasan Intern • Auditor Eksternal • Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi • Sekretaris Perusahaan
Has been a public company since 2001, Indofarma currently has had nearly all the normative GCG instruments. In essence, the Company's governance structure consists of: ► The main corporate bodies: • General Shareholders’ Meeting • The Board of Commissioners • The Board of Directors ► The corporate supporting bodies: • Audit Committee • Internal Audit Unit • External Auditor • GCG, Nomination and Remuneration Committee • Corporate Secretary
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan yang memiliki wewenang tertinggi yang tidak diberikan baik kepada Dewan Komisaris maupun Komisaris. Keputusan RUPS menentukan strategi Perseroan dan bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
General Shareholders' Meeting General Shareholders' Meeting (GSM) is the Company's body bestowed with the highest authority which is not granted to both the Board of Commissioners (BoC) and the Board of Directors (BoD). GMS decisions determine strategies and are aimed to increase shareholders’ value.
RUPS Perseroan diselenggarakan sedikitnya sekali dalam setahun, di lokasi yang mudah dijangkau oleh pemegang saham. Untuk 2010, Perseroan mengadakan RUPS pada 27 Mei yang antara lain membuahkan beberapa keputusan berikut: • Penetapan penggunaan Laba Bersih • Penetapan gaji dan tunjangan bagi Dewan Komisaris dan Direksi
The Company's GSM is conducted at least once a year, in a location easily accessible to the shareholders. In 2010, the Company held the GSM in 27 May which among others made the following decisions: • Determined Net Income allocation • Determined the Board of Commissioners' and the Board of Directors' salaries and other benefits for 2010 financial year is the same with those for the 2009 financial year • Appointed Public Accountant Office of Husni Muharam dan Rasyidi as the external auditor for 2010 financial year • Replaced the Company's Marketing Director • Dismissed Drs. M. Dwidjo Susono, Apt., S.E. and appointed Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. as the new commissioner and Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] as the new independent commissioner
untuk tahun buku 2010 adalah sama dengan tahun buku 2009 • Penunjukkan Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi sebagai auditor eksternal untuk tahun buku 2010 • Penggantian Direktur Pemasaran Perseroan. • Penghentian Drs. M. Dwidjo Susono, Apt., S.E. dan pengangkatan Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. sebagai komisaris dan Drs. Nisar Yamanie, Sp.S[K] sebagai komisaris independen.
24 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Dewan Komisaris Dewan Komisaris Indofarma bertugas memantau kinerja Direksi dan memberikan arahan jika dipandang perlu, serta memastikan diterapkannya prinsip-prinisip GCG Perseroan. Seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan.
The Board of Commissioners Indofarma's Board of Commissioners (BoC)'s duty is to monitor the Board of Directors (BOD)’s performance and provide necessary guidance as well as to ensure the implementation of GCG principles. All the Company's BoC and BoD members have signed the Integrity Pact to prevent the conflict of interests from happening.
Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui rapat rutin yang diadakan setiap bulan guna membahas kinerja Direksi pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.
Formal communication between the BOC and the BOD is performed through regular, monthly meetings to review the BOD’s performance for the previous month and the BOD’s plan for the coming month.
Direksi Direksi Indofarma bertanggung jawab atas kinerja Perseroan secara keseluruhan dan atas kesesuaian pengelolaan dengan seluruh kebijakan internal dan peraturan eksternal yang berlaku. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan
The Board of Directors Indofarma's Board of Directors (BoD) is responsible for the Company's whole performance and upon management compliance with all internal policies and external regulations that apply. All members of the Company's BoD have signed the Integrity Pact to prevent the conflict of interests from happening.
Pada 2010, Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan secara berkala memberikan laporan kepada Dewan Komisaris.
In 2010, the BoD conducted regular meetings and submitted reports to the BoC.
Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi pada 2010 Attendance at Formal BoC and BoD Meetings 2010 Peserta Rapat Meeting Attendant
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors
Dewan Komisaris l Board of Commissioners Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Drs. M. Dwidjo Susono, Apt., S.E.* Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc.** Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K]**
6 ‒ 6 6 6
19 9 18 9 10
Direksi l Board of Directors P. Sudibyo Djakfarudin Junus Yuliarti R. Merati Deden Edi Soetrisna Muhammad Munawaroh* Elfiano Rizaldi**
18 19 19 19 9 8
25 24 23 23 8 14
Keterangan: * Menjabat sampai Mei 2010 ** Menjabat mulai Mei 2010
Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration of the BoD and the BoC Komponen Remunerasi Components
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Direktur Utama President Director
Direktur Director
Gaji Dasar I Basic Salary Tunjangan I Allowances • Perumahan I Housing • Kendaraan I Cars • Lainnya I Other Total Tunjangan I Total Allowances
Rp17.240.000
Rp15.516.000
Rp43.100.000
Rp38.790.000
0 Rp 3.448.000 Rp 862.000 Rp 4.310.000
0 Rp 3.104.000 Rp 776.000 Rp 3.880.000
Rp12.930.000 0 0 Rp12.930.000
Rp11.637.000 0 0 Rp11.637.000
Take Home Pay [per bulan I per month]
Rp21.550.000
Rp19.496.000
Rp56.030.000
Rp50.427.000
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 25
Komite Audit Komite Audit Indofarma dibentuk dengan tujuan membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan serta memastikan keefektifan sistem pengendalian internal Perseroan, termasuk keefektifan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
Audit Committee Indofarma's Audit Committee has been established to support and facilitate the Board of Commissioners in performing its supervisory function as well as to ensure the effectiveness of the Company's internal audit system, including the effectiveness of audits both by External Auditor and Internal Auditor Unit (IAU).
Sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia, Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau hal-hal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Komisaris. Komite Audit mengadakan rapat sekurangkurangnya satu kali sebulan yang dihadiri seluruh anggotanya.
Pursuant to the Indonesia Stock Exchange, the Audit Committee's duties and responsibilities are to provide independent, professional opinion to the BoC on the report and/or other matters submitted by the BoD, identify issues that require attention of the BoC, and carry out other tasks given by the BoC. The Audit Committee holds regular meetings at least once a month which are attended by all members.
Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Tugas dan fungsi Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi adalah membantu Komisaris dalam menjalankan tugasnya memantau penerapan prinsip-prinsip GCG, menetapkan remunerasi untuk manajemen dan pejabat tingkat manajer, dan menominasikan orang yang tepat untuk mengisi jabatan yang tepat di jajaran manajemen perusahaan. Pada 2010, Komite ini dijadikan komite ad hoc, hanya dibentuk manakala diperlukan.
GCG, Remuneration and Nomination Committee The GCG, Remuneration and Nomination Committee's duties and functions are to assist the BoC in carrying out its duties to monitor the implementation of GCG principles, set remuneration for the management and personnel of manager levels, and nominate the right person to fill the right position in the ranks of corporate management. In 2010, the Committee was made into an ad hoc committee, the one that is established temporarily when needed.
Komite Audit Indofarma I Indofarma’s Audit Committee Nama I Name
Posisi I Position
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Tarcicious Sawardi, Ak., M.M. Purwadi, Ak., M.M. Drs. Warga Murad
Independent Commissioner / Chairman and Member of the Audit Committee Commissioner / Vice Chairman and Member of the Audit Committee Member of the Audit Committee Member of the Audit Committee Secretary of the Audit Committee
Tarcicious Sawardi Ak., M.M. Anggota Komite Audit Lahir di Salatiga, 14 Desember 1951 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi anggota Komite Audit Indofarma sejak 1 Juli 2010. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntan Negara, Jakarta, pada 1985 dan gelar Magister Managemen dari IPWI pada 2000, beliau memulai karier profesionalnya sebagai Pengolah Data Elektronik di Departemen Keuangan pada 1975, sementara karier sebagai Auditor dimulai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Nagara, Departemen Keuangan, pada 1978. Beliau pernah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar yang terkait dengan karier profesionalnya dan sampai saat ini masih bergabung dengan sebuah Kantor Akuntan Publik. Jabatan terakhir beliau sebelum pensiun adalah Kasubdit Pengawasan Fiskal pada Deputi Pengawasan Bidang Perekonomian BPKP.
26 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Tarcicious Sawardi Ak., M.M. Member of the Audit Committee Born in Salatiga, 14 December 1951 Indonesian Citizen. He has been the member of Indofarma's Audit Committee since 1 July 2010. Obtained a first degree in Accounting from Indonesian State College of Accountancy, Jakarta, in 1985 and a Magister Managemen degree from IPWI in 2000, he started his professional career as Electronic Data Processing Officer in the Department of Finance in 1975, while his career as an Auditor was started at the Directorate General of State Financial Supervisory ‒ Regional Office, the Department of Finance, in 1978. He has been participated in various training and seminars in the field related to his professional career and currently is active in a Public Accountant Firm. Before retired, he held the position of Sub-directorate Head of Fiscal Supervisory with the Deputy of Economic Supervisory, the Financial and Development Supervisory Board (BPKP).
Purwadi, Ak., M.M. Anggota Komite Audit Lahir di Pati, 14 Mei 1964 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite Audit Indofarma sejak 1 Maret 2008. Memperoleh gelar Sarjana Muda dan Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, pada 1987 dan 1994, dan gelar Magister Manajemen dari STIE – ABI, Surabaya, pada 2003, Purwadi, Ak., M.M. memulai karir profesionalnya sebagai Ajun Akuntan pada Direktorat Pengawasan Pertamina, pada 1987, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP, sampai 2007). Saat ini beliau menjadi Auditor Ahli Muda pada Kementerian Negara BUMN.
Drs. Warga Murad Sekretaris Komite Audit Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Komite Audit Indofarma sejak September 2006. Memperoleh gelar Sarjana Muda dan Sarjana dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977, Drs. Warga Murad memulai karirnya sebagai Inspektur Muda di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, Departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan Nara Sumber Pusinfo (Agustus 2001–Juli 2005).
Purwadi, Ak., M.M. Member of the Audit Committee Born in Pati, 14 May 1964 Indonesian Citizen. He has been a Member of Audit Committee of Indofarma since 1 March 2008. Obtained a Bachelor and Sarjana degrees in Accounting from Indonesian State College of Accountancy, Jakarta, in 1987 and 1994, and Master Managemen degree from STIE – ABI, Surabaya, in 2003, Purwadi, Ak., M.M. started his professional career as Adjunct Accountant at Pertamina, in 1987, and the Financial and Development Supervisory Board (BPKP, through 2007). Currently, he is a Senior Accountant at the State Ministry of Government-owned Enterprises.
Drs. Warga Murad Secretary of the Audit Committee Born in Bukitinggi, 1 July 1947 Indonesian Citizen. He has been the Secretary of Audit Committee of Indofarma since September 2006. Earned a Bachelor and Sarjana degrees from the Institute of Finance in 1971 and 1977, Drs. Warga Murad started his professional career as a Junior Inspector at the Directorate General of State Financial Supervisory, Department of Finance, in 1972. In 1984 he was transferred to the Financial and Development Supervisory Board (BPKP) and among others held positions of the Head of Data and Information Management Division (June 2001–July 2003) and Resource Person of Pusinfo (August 2001–July 2005).
Satuan Pengawasan Intern Satuan Pengawasan Intern (SPI) memiliki peran penting sebagai mitra strategis manajemen. SPI membantu manajemen mewujudkan sistem pengendalian internal perusahaan yang andal dan memadai melalui audit terhadap aktivitas operasional pada setiap tingkatan manajemen serta sebagai narasumber dalam mengkaji standard operating procedures dan memastikan semua aktivitas operasional perusahaan memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Peran tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, dan obyektivitas agar selaras dengan tujuan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Internal Audit Unit Internal Audit Unit (IAU) bears a very important role as the management strategic partner. The IAU supports the management in establishing a corporate internal audit system that is reliable and adequate through audits on operational activities of the management at al levels, and also as a resource in reviewing the standard operating procedures and ensuring that all the company's operational activities complies with the law and regulations. The role is performed by taking the principles of transparency, accountability, independence, and objectivity into account, ensuring it to be in line with the specified corporate policies and objectives.
Sepanjang 2010, SPI Indofarma telah melaksanakan kegiatan audit terhadap sembilan unit kerja di lingkungan Perseroan. SPI juga telah melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut atas temuan hasil audit SPI maupun auditor eksternal guna perbaikan aktivitas operasional Perseroan sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan oleh auditor. Selain itu, SPI juga telah melaksanakan pendidikan profesi berkelanjutan bagi semua staf SPI.
Throughout 2010, Indofarma's IAU has been completed its audits on nine sectors within the Company. The IAU also conducted monitoring on the follow-ups of both the IAU's and external auditor’s audit findings in order to improve the Company’s operational activities in accordance with the recommendations given by the auditors. In addition, the IAU has also carried out continuous professional education for all its staffs.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 27
Dadang Mulyana, Ak., M.Si., CFE Manajer Satuan Pengawasan Intern | Internal Audit Unit Manager
Seluruh hasil kegiatan SPI telah dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Utama serta ditembuskan kepada Komite Audit Perseroan.
The IAU reports are periodically submitted to the President Director and a copy is sent to the Audit Committee.
Auditor Eksternal Guna keperluan audit tahun buku 2010, Indofarma telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi menjadi auditor eksternal. Penunjukan ini merupakan tahun ke-2 secara berturut-turut bagi Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi.
External Auditor To audit the Company's book for the fiscal year 2010, Indofarma has directly appointed Public Accountant Office of Husni, Mucharam and Rasidi as the extermal auditor. The appointment has been the second in a row for the Public Accountant Office of Husni, Mucharam and Rasidi.
Hasil audit tahun buku 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasian Indofarma telah disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The audit results for the 2010 financial year stated that Indofarma’s consolidated financial report was presented fairly, in accordance with the generally accepted accounting principles accepted in Indonesia..
Sekretaris Perusahaan Indofarma telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Fungsi Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Tim Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan.
Corporate Secretary Indofarma has appointed a Corporate Secretary. The Corporate Secretary function is in essence to facilitate the Company's communication with its shareholders, capital market authority and financial regulators, and other stakeholders. Corporate Secretary is also responsible to disseminate all important information to the Company’s stakeholders timely, accurately, responsibly, and transparently.
28 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Isakayoga C.H. Sekretaris Perusahaan Lahir di Magelang, 14 Mei 1952 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Perusahaan Indofarma sejak awal 2008. Gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1979. Selain itu, beliau juga menyelesaikan berbagai pelatihan, termasuk Pacific Rim Bankers Program di University of Washington, Seattle, pada 1991. Beliau memantapkan karir di bidang pasar modal hingga menduduki jabatan Direktur Pengelola PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), Direktur Utama PT Mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), Direktur Utama PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), dan Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). Setelah itu, beliau bergabung dengan HLB Consultant (1999) serta menjadi Sekretaris Perusahaan PT Bank Mega Tbk. (2000-2001), Komisaris Independen PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) dan Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (2007-sekarang).
Isakayoga C.H. Corporate Secretary Born in Magelang, 14 May 1952 Indonesian Citizen. He has been the Corporate Secretary of Indofarma since early 2008. He earned a first degree in Management from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1979. In addition he laso completed various trainings, including Pacific Rim Bankers Program at the University of Washington, Seattle, in 1991. He established his professional career in capital market sector, holding a string of positions that include Managing Director of PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), President Director of PT Mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), President Director of PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), and President Director of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). Afterwards, he joined HLB Consultant (1999), then become Corporate Secretary of PT Bank Mega Tbk. (20002001), Independent Commissioner of PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) and Executive Director of Indonesian Emittents Association (2007-presently).
Akses Informasi Sebagai perusahaan terbuka, Indofarma menyediakan akses informasi, baik bagi pemegang saham, investor maupun stakeholders lainnya. Penyampaian informasi terkini yang lengkap, cepat, tepat waktu, dan mudah sekaligus diharapkan meningkatkan citra Perseroan.
Access to Information As a public company, Indofarma provides access on information for shareholders, investors and other stakeholders. Disclosures of the most current, complete information that are fast, timely, and easy to access can be expected to boost the Company’s image.
Untuk itu, Indofarma menyediakan situs Web—www.indofarma.co.id —yang menyampaikan informasi yang terus diperbaharui secara berkala. Selain itu, Perseroan juga menyelenggarakan pertemuan berkala dengan kalangan media massa, investor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
For this purpose, Indofarma makes available a Corporate Website— www.indofarma.co.id—for disseminating information that is periodically updated. In addition, the Company also conducts regular meetings with mass media, investors, and other stakeholders.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 29
Manajemen Risiko Risk Management KEBIJAKAN Manajemen Risiko adalah pedoman yang terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan mengendalikan penerapan penanganan risiko. Tujuan Manajemen Risiko adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan.
RISK MANAGEMENT policy is a structured, and systematic guidance in identifying, measuring, mapping, and developing alternative risk mitigation, as well as in monitoring and controlling the implementation of risk management. The purpose of Risk Management is to ensure that the company is better able to attain its target.
Sebagai perusahaan farmasi dengan produk utama obat generik berlogo (OGB), Indofarma beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkahlangkah mitigasinya adalah sebagai berikut:
As a pharmaceutical company with generic drugs (OGB) as its main product, Indofarma is in a quite high risk business. In short, the risks and the Company's faced and measures to mitigate them are as follows:
Risiko External • Risiko Perekonomian Kinerja bisnis Indofarma, terutama di pasar reguler, secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian, penurunan PDB dan inflasi memberikan dampak negatif terhadap kinerja pasar non-Institusi (Pemerintah) ini. Sementara itu, di sektor pasar institusi, kinerja Indofarma dipengaruhi oleh besaran belanja Pemerintah di bidang kesehatan.
External Risk • Economic Risk Indofarma’s business performance, particularly in regular market, is directly dependent on consumers’ purchasing power. Decline on GDP and high inflation rate are therefore negatively affected the Company’s performance in this non-institution market. Meanwhile, in the institution (Government) market, the Company’s performance is dependent upon the Government expenditure on medicals.
Guna memitigasi risiko ini, Indofarma terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. Pada 2010, dengan meredanya krisis ekonomi global, perekonomian Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun dibanding tahun sebelumnya.
To mitigate the risk, Indofarma makes continuous efforts to increase sales in regular market that offers both more continuous demands and more stable growth. In 2010, with the easing of global economic crisis, Indonesia's economy began to recover, diminishing the macroeconomic risk compared to the preceding year.
• Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi Indonesia pada bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, harga dan ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kelangsungan industri farmasi di Tanah Air.
• Raw Material Price Fluctuation Risk Until now, Indonesian pharmaceutical industry is still highly dependence on imported raw materials. Therefore, the price and availability of imported raw materials is a crucial factor greatly affects the business continuity of the pharmaceutical industry in the Country.
Indofarma mengurangi risiko ini dengan mencari pemasok yang memungkinkan Perseroan mendapat deals yang lebih baik. Langkah antisipatif lainnya adalah mengupayakan kontrak jangka panjang pembelian bahan baku tertentu yang harganya sangat fluktuatif, termasuk Amoxicillin.
Indofarma mitigates the risk by finding suppliers that allow the Company to get better deals. Other anticipatory measure is to strive for long-term contract purchases of certain raw materials which prices are very volatile, including Amoxicillin.
Pada 2010, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat harga bahan baku (dan juga bahan kemasan) yang harus diimpor cenderung stabil atau bahkan turun dalam rupiah.
In 2010, the strengthened of the rupiah against the US dollar made the prices of raw materials (and also packaging materials) tend to stabilize or decline in rupiah.
30 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
• Risiko Regulasi Terkait dengan regulasi di bidang farmasi yang cukup dinamis, seperti keharusan menerapkan current-Good Manufacturing Practice (c-GMP) dan Good Distribution Practice (GDP), industri farmasi dituntut untuk memenuhi standar mutu yang semakin ketat. Penarikan produk, bahkan pencabutan izin produksi atau izin edar, menjadi ancaman. Terhadap kondisi yang demikian, Indofarma berupaya mengubah tantangan ini menjadi peluang. Karena itu, Perseroan secara bertahap memenuhi persyaratan c-GMP dan GDP tersebut, termasuk meningkatkan fasilitas produksinya sehingga memenuhi persyaratan regulasi terkini. Dengan demikian, Perseroan dapat menerapkan prinsip operational excellence secara berkesinambungan, membuka peluang untuk menjadikan bagian produksi sebagai profit center melalui toll-in manufacturing.
• Regulation Risk Given the quite dynamic regulation in the pharmaceutical sector, such as the requirement to implement current Good Manufacturing Practice (c-GMP) and Good Distribution Practice (GDP), pharmaceutical industries required to meet increasingly stringent quality standards. Product recalls, even production or marketing license revocations, become serious threats. Against such conditions, Indofarma makes serious efforts to change the challenge into an opportunity. Therefore, the Company gradually meets the requirements of the c-GMP and GDP, including improving its production facilities to satisfy the most current regulatory requirements. Accordingly, the Company can continuously implement operational excellence principles, opening the window of opportunity to make the production as a profit center through a toll-in manufacturing.
• Risiko Harga Obat Generik Harga Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA, harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen OGB. Untuk memitigasi risiko ini, Indofarma terus berupaya menyeimbangkan portofolio penjualan produknya dengan, antara lain, meluncurkan sejumlah produk Obat dengan Nama Dagang (OND), termasuk obat-obat non-resep dokter (OTC).
• Generic Drug Price Risk Price of Generic Drug Product (OGB) in Indonesia is controlled by the Government by fixing the net price in the pharmacies’ level (Harga Neto Apotik, HNA) and imposing the price to all OGB producers. To mitigate the risk, Indofarma continuously strives to make its product sales portfolio more balanced by, among others, launching new products with owned-brand, including those that can be sold without prescription (OTC).
Pada 2010, Perseroan meluncurkan sembilan item obat baru, satu di antaranya adalah produk OND. Selain itu, Perseroan juga mempersiapkan 21 item obat baru, 16 di antaranya adalah produk OND, yang akan diluncurkan secara bertahap pada 2011.
In 2010, the Company launched nine items of new products, among them one was OND. In addition, the Company also made ready 21 items of new products, among them 16 were OND, that will be launched gradually in 2011.
• Risiko Persaingan Usaha
• Business Competition Risk
Di Indonesia, tak ada pembatasan Pemerintah bagi sebuah perusahaan farmasi untuk memproduksi jenis obat tertentu. Dengan demikian, tak terbentuk segmentasi—banyak produsen farmasi yang menawarkan produk sejenis ke target pasar yang sama. Keadaan ini menyebabkan persaingan usaha lebih banyak mengarah ke segi harga sehingga mempengaruhi secara langsung kinerja industri.
Pharmaceutical industry in Indonesia is in very open competition, the Government does not require any pharmaceutical company to produce only a certain kind of drugs. Therefore, there is no clear segmentation within the industry—many pharmaceutical companies offer the same or similar products. This leads pharmaceutical companies in the Country to compete mostly on price, directly affecting the Company’s business performance.
Agar margin laba Perseroan tak tergerus, pada 2010 Indofarma menyesuaikan portofolio penjualan produknya—terutama untuk produk eksternal yang didistribusikan Anak Perusahaan—sehingga secara agregat memberikan margin laba yang lebih memadai.
To prevent the Company's profit margin from eroding, in 2010 Indofarma restructured its product sales portfolio—particularly external products distributed by its Subsidiary—thus providing better, adequate profit margin.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 31
Risiko Internal • Risiko Likuiditas Besarnya proporsi penjualan kepada Pemerintah yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun, sementara proses produksi harus dilakukan sejak awal, menyebabkan terjadinya risiko temporer kekurangan likuiditas.
Internal Risk • Liquidity Risk High sales proportion to the Government that is usually realized in the very late month of the year, whereas raw materials procurement and production process must be carried out far earlier, lead to temporarily risk of cash-flow mismatch.
Guna mengatasi masalah ini, pada 2010 Indofarma berupaya mempertahankan komitmen pinjaman modal kerja kepada Bank Mandiri. Pada 2009, Perseroan telah menandatangani komitmen pinjaman modal kerja tersebut dengan menjaminkan lebih dari 50% aset. Di masa yang akan datang, Perseroan masih harus mendanai kebutuhan modal kerjanya dengan fasilitas bank.
To overcome the problem, in 2010 Indofarma maintained working capital loan contract with Bank Mandiri. In 2009, the Company signed a contract for working capital loan, a banking facility, secured by more than 50% of the Company’s asset. In the near future, the Company may have to fund its working capital with the bank facility.
Dengan pengelolaan rantai pasok yang lebih baik, Perseroan berhasil meningkatkan efisiensi mengelola modal kerja sehingga menekan biaya bunga.
With improved supply-chain management, the Company was able to improve its efficiency in managing the working capital, reducing interest expense.
• Risiko Kredit Risiko gagal bayar (bad debt) oleh pelanggan akan sangat mempengaruhi arus kas Perseroan. Untuk memitigasi risiko ini dilakukan pengaturan term of payment yang sangat ketat serta upaya penagihan yang intensif kepada pelanggan.
• Credit Risk Default risk (bad debt) by the customer will greatly affect the cash flows of the Company. To mitigate the risk, the Company imposes very strict terms of payment and makes intensive efforts to collect timely payment.
• Risiko Dampak Lingkungan Pencemaran lingkungan dapat mendatangkan tuntutan hukum. Untuk meminimalisasi risiko ini, sejak 2008 Perseroan telah mulai mengoperasikan sistem pengolahan limbah yang telah ditingkatkan.
• Environmental Risk Polluting environment may bring legal consequences. To minimize the risk, since 2008 Indofarma has been operating its improved waste processing system.
• Risiko Kegagalan Produksi Risiko ini dapat terjadi pada saat proses produksi, disebabkan oleh penyimpangan dari spesifikasi produk yang seharusnya. Untuk meminimalkan risiko ini, Indofarma melakukan pemantauan ketat terhadap seluruh proses produksinya melalui sistem yang didukung oleh prosedur-prosedur yang telah divalidasi.
• Production Failure Risk This particular risk may occur throughout production process, resulting from some deviations on the product specifications. To minimize the risk, Indofarma conducts close monitoring on its entire production process through the Company’s in process control system which is supported by validated procedures.
• Risiko Produk yang Rusak Risiko ini dapat terjadi ketika produk Perseroan dikirim, disimpan, atau diperdagangkan oleh para pengecer dengan cara yang kurang memadai. Untuk meminimalkan risiko ini, sejak 2007 Indofarma Group telah meningkatkan sistem teknologi informasi di IGM, anak perusahaan yang menangani distribusi produk Indofarma, sehingga dapat dilakukan pemantauan terhadap produk secara online dan
• Product Damage Risk This risk may occur when the Company's products transported, stored, or traded by the retailers in a way that is not entirely proper. To minimize this risk, since 2007 Indofarma Group has been improving its information technology systems in IGM, the Company’s subsidiary that handles the distribution Indofarma’s products, allowing it to monitor all the product it distributed online, on real time basis.
real time.
32 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities Menuju Kesejahteraan Bersama
Achieving Prosperity Together
Indofarma sangat menyadari tugas sosialnya dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itulah, sejak 1991 Perseroan telah menyisihkan dana dari Laba Bersih yang diperoleh untuk menjalankan program social bernama "Program Kemitraan dan Bina Lingkungan" (PKBL).
Indofarma is very aware of its social duty, giving hand to help the society improving welfare. In so doing, since 1991 the Company has been setting aside funds from its Net Income to run a social program called "Program Kemitraan dan Bina Lingkungan" (PKBL, a partnership and environmental related program).
Dalam Program Kemitraan, Perseroan membantu Usaha Kecil dan Koperasi, menerapkan konsep pembinaan terpadu dan berkesinambungan melalui kerjasama dengan lembaga terkait yang kompeten di bidangnya. Melalui berbagai program yang sekarang ditangani Unit PKBL ini, sampai dengan 2010 Perseroan telah melakukan pembinaan terhadap 1.392 Mitra Binaan dengan penyaluran dana kemitraan sebesar Rp17,45 miliar dan hibah kemitran Rp3,26 miliar. Dengan demikian, jumlah dana yang disalurkan sejak 1991 tersebut mencapai Rp20,71 miliar.
In the “Kemitraan” or Partnership Program, the Company gives assistant to Small Business and Cooperatives, applying the concept of integrated and sustainable development through cooperation with relevant institutions competent in their fields. Through various programs that are managed by the PKBL Unit, up to 2010 the Company has given assistance to 1.392 Mitra Binaan, channeling partnership fund amounting to Rp17.45 billion and partnership grants Rp3.26 billion. Therefore, total fund channeled since 1991 has reached Rp20.71 billion.
Program tanggung jawab sosial (CSR) lain yang dilakukan Perseroan dalam kerangka PKBL—Program Kemitraan dan Bina Lingkungan— adalah berbagai Program Bina Lingkungan. Pada tahun buku 2010, dana Program Bina Lingkungan Perseroan antara lain disalurkan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah serta korban banjir di Kabupaten Karawang (Jawa Barat).
Other corporate social responsibility (CSR) program the Company involved within PKBL framework is “Program Bina Lingkungan.” In the fiscal year 2010, the funds for the environment related program were among other disbursed to help people who were victims of Mount Merapi eruption in Yogyakarta and Central Jawa as well as the victim of flooding in the District of Karawang (West Jawa).
Selain itu, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2010 Indofarma juga memberikan beasiswa tingkat SD, SLTP dan SLTA bagi para siswa berprestasi dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, di sekitar Perseroan.
In addition, just like in the preceding years, in 2010 Indofarma also provided scholarships for elementary- junior high- and senior-high school students from less-fortunate families in the Factory Plant vicinities.
Sektor Bisnis Mitra Binaan Indofarma Business Sectors of Indofarma Mitra Binaan Sektor | Sector Perdagangan | Commerce
Jumlah | Unit(s) 1.047
Industri | Industry
45
Jasa | Services
50
Pertanian | Agriculture
92
Peternakan | Animal Husbandry
8
Perikanan | Fisheries
1
Lainnya/koperasi | Others/cooperative
149
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 33
Sebagai perusahaan yang memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan, Perseroan menerima puluhan pelajar dan mahasiswa untuk magang, terutama di pabrik yang juga merupakan Kantor Pusat Indofarma.
Having special interests to matters concerning national educations, Indofarma opened its door to tens of students to take apprenticeship, largely in the Factory Plant where the Company’s Head Office also located.
Kami bangga bahwa murid sekolah menengah atas, dan terutama mahasiswa universitas, berasal dari lembaga pendidikan terkemuka di seluruh Nusantara.
We are proud that the apprenticing high school, and especially university, students come from leading education institutions throughout the Archipelago.
2 April 2010 INAF Goes Green | INAF Goes Green
34 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
31 Mei 2010 Donor Darah | Blood Transfusion
7 September 2010 Mudik Bareng | Mudik Bareng
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 35
Perspektif Umum General Perspective Penyelarasan Strategis Portofolio Penjualan Produk
Strategic Realignments of Product Sales Portfolio
Tahun 2010 menandai pendekatan strategis baru oleh Indofarma. Penataan-ulang proses bisnis yang menempatkan pemantauan manajemen rantai pasok langsung di bawah manajemen puncak memungkinkan Perseroan melakukan penataan strategis portofolio penjualan produknya sehingga secara agregat memberikan margin laba yang lebih memadai.
Year 2010 marked new strategic approaches by Indofarma. Business process restructuring that put monitoring of supply-chain management directly under the top management allowed the Company to make strategic realignment on its product sales portfolio, providing better profit margin in aggregate.
Di bisnis inti, sebagai manufaktur produk farmasi Indofarma Group telah dapat mengembangkan portofolio penjualan produk yang cukup seimbang, dengan tetap mempertahankan tugas dan fungsinya sebagai penyedia utama Obat Generik Berlogo (OGB) dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Tetapi, di bisnis distribusi yang secara inheren menjanjikan margin laba tipis, Perseroan masih harus melakukan penataan-ulang terhadap portofolio produknya. Dalam upaya yang bersifat strategis ini, pada 2010 Indofarma telah berhasil melakukan pemetaan produk. Berdasarkan compound annual growth rate (CAGR) dan margin laba kotor, produk Perseroan dibagi menjadi sejumlah kelompok—mulai dari Kelompok I (yang menjanjikan margin laba dan CAGR tertinggi) sampai Kelompok IX (yang menjanjikan margin laba dan CAGR terendah). Selain itu, Perseroan juga telah membukukan keberhasilan dalam meningkatkan proporsi Kelompok I (menjadi sekitar 10,8% dari 7,7%) dan menurunkan proporsi Kelompok IX (menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun sebelumnya). Mengemban misi sebagai pilar utama sistem pelayanan kesehatan nasional melalui penyediaan OGB berkualitas yang terjangkau, Indofarma tak mungkin memangkas habis kelompok produk yang menjanjikan margin laba rendah. Tetapi, Perseroan akan terus meningkatkan portofolio penjualan produknya, terutama melalui peningkatan kuantitas Kelompok I—juga Kelompok II dan III. Dengan demikian, proporsi kelompok produk yang menjanjikan margin laba tinggi ini akan terus membesar. Melalui peluncuran produk baru dan/atau akuisisi produk bermargin laba tinggi untuk didistribusikan, pada 2011 diharapkan proporsi Kelompok I akan meningkat jadi 13,3% sementara proporsi Kelompok IX menurun jadi 20,7%. Dengan penataan yang berkelanjutan, Indofarma akan memiliki portofolio penjualan produk yang semakin seimbang sehingga dapat meraih pertumbuhan jangka panjang yang kian baik pula dari tahun ke tahun.
36 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
In its core business, as a manufacturer of pharmaceutical products Indofarma Group has made successful efforts in developing quite balanced product sales portfolio, while maintaining its duties and functions as the main provider of Generic Drug Products (OGB) in the national health care system. However, in the distribution business that is inherently thin in profit margin, the Company has yet to restructure its product sales portfolio. In the strategic endeavor, in 2010 Indofarma has completed product mapping. Based on compound annual growth rate (CAGR) and gross profit margin, the Company categorized its products into a number of groups—ranging from Group I (that gives the highest profit margin and CAGR) to Group IX (that gives the lowest profit margin and CAGR). In addition, the Company has also made successful efforts in increasing the proportion of Group I (to about 10.8% from 7.7%) and reducing the proportion of Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the preceding year). Having mission as the main pillar of the national health care system through the providing of affordable, quality Generic Drug Products, Indofarma may not eliminate entire product groups that give low profit margin. However, the Company will continue to improve its product sales portfolio, particularly by increasing the quantity of Group I—and also Group II and III. The proportion of product groups that give high profit margin will therefore continue to grow. By launching new products and/or acquiring products of high profit margin to distribute, in 2011 the proportion of Group I is expected to increase to 13.3% while the proportion of Group IX decrease to 20.7%. With continuous restructuring, Indofarma will have increasingly more balanced sales product portfolio, allowing the Company to achieve higher long-term growth from year to year.
Kinerja Keuangan Financial Performance Margin Laba yang Membaik
Improved Profit Margin
DILIHAT DARI perspektif keuangan, pada 2010 Indofarma membukukan kinerja yang cukup mengesankan. Penataan portofolio penjuialan produk dan efisiensi penggunaan modal kerja yang dilakukan menghasilkan Laba Bersih konsolidasian Rp12,55 miliar—jauh lebih tinggi dibanding Rp2,13 miliar pada tahun sebelumnya.
FROM THE financial perspective, in 2010 Indofarma achieved quite impressive performance. The restructuring of product sales portfolio and the efficiency improvement of the working capital use led to a consolidated Net Income of Rp12.55 billion—much higher than the Rp2.13 billion attained in the preceding year.
Laba Bersih ini diperoleh dari Penjualan Bersih sebesar Rp1.047,92 miliar yang mencerminkan hasil penataan portofolio penjualan produk. Pada 2009 Penjualan Bersih Perseroan mencapai Rp1.125,05 miliar.
The Net Income was derived from Net Sales of Rp1,047.92 billion that reflecting the product sales portfolio restructuring efforts. In 2009 the Company's Net Sales reached Rp1,125.05 billion.
Peningkatan efisiensi proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya. Dengan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih yang lebih baik ini, Perseroan secara konsolidasian berhasil meraih Laba Kotor Rp318,46 miliar, atau 4,5% lebih tinggi dibanding Laba Kotor tahun sebelumnya, Rp304,64 miliar.
The improved efficiency of business processes was also reflected on the decrease of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, i.e. to 69.6% from 72.9% in the preceding year. With the lower Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, the Company was able to achieve consolidated Gross Income of Rp318.46 billion, or 4.5% higher than the Rp304.64 billion Gross Profit attained in the preceding year.
Selanjutnya, walau Beban Usaha meningkat 1,3%, dari Rp258,73 miliar menjadi Rp262,02 miliar, pada 2010 Perseroan secara konsolidasian tetap mampu mencatat pertumbuhan Laba Usaha cukup tinggi, 23,0%, dari Rp45,91 miliar menjadi Rp56,45 miliar. Peningkatan Beban Usaha ini terjadi pada pos Beban Umum dan Administrasi, dari Rp83,15 miliar menjadi Rp92,08 miliar, atau sekitar 10,7%, akibat peningkatan Beban Penyusutan dan Pemeliharaan Aset Tetap, Pendidikan dan Pelatihan Karyawan serta peningkatan Manfaat Pekerja. Sementara itu, seiring penurunan Penjualan Bersih, Beban Penjualan mengalami penurunan 3,2% dari Rp175,58 miliar menjadi Rp169,93 miliar. Dengan Beban Lain-lain yang hanya sedikit meningkat, dari Rp33,24 miliar menjadi Rp36,04 miliar, Perseroan secara konsolidasian membukukan Laba sebelum Pajak Rp20,41 miliar, meningkat 61,1% dari Rp12,67 miliar pada tahun sebelumnya. Walau Beban Lain-lain meningkat 8,4%, komponen Beban Bunga dan Keuangan mengalami penurunan cukup tinggi, 29,8%, dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81 miliar. Hal ini mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi pendanaan kebutuhan modal kerja melalui kredit perbankan. Berkat pengelolaan yang baik terhadap rantai pasok, pada 2010 Kerugian Penyisihan Persediaan juga berhasil dijaga pada tingkat yang memadai, yaitu Rp3,34 miliar atau sedikit menurun dibanding Rp3,43 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan peningkatan manajemen rantai pasok seperti ini, Perseroan berhasil meningkatkan proses bisnis secara keseluruhan.
Furthermore, despite Operating Expenses increased of 1.3%, from Rp258.73 billion to Rp262.02 billion, in 2010 the Company was still able to record quite high growth, 23.0%, on consolidated Operating Profit, i.e. from Rp45.91 billion to Rp56.45 billion. The Operating Expenses increase occurred in the post of General and Administrative Expenses, from Rp83.15 billion to Rp92.08 billion, or about 10.7%. Meanwhile, as the Net Sales decreased, Sales Expenses experienced decrease of 3.2%, from Rp175.58 billion to Rp169.93 billion. With Other Expenses increased only slightly, from Rp33, 24 billion to Rp36, 04 billion, the Company recorded a consolidated Profit before Tax of Rp20.41 billion, an increase of 61.1% from Rp12.67 billion a year earlier. Although Other Expenses increased by 8.4%, Interest and Finance component experienced quite high decrease, 29.8%, from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion. This reflected the Company's successful efforts in improving the efficiency of funding for working capital through bank loans. Thanks to good supply chain management, in 2010 the Company also successfully maintained its Allowance for Inventory Losses at quite reasonable levels, i.e. Rp3.34 billion from Rp3.43 billion a year earlier. With such improvement in supply chain management, the Company managed to streamline overall business processes.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 37
Peningkatan Laba sebelum Pajak yang mencapai 61,1% itulah yang membuat Indofarma membukukan Laba Bersih Rp12,55 miliar, atau meningkat 482,8% dibanding tahun sebelumnya, tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai pemasok utama OGB berkualitas—produk farmasi yang memberi manfaat besar bagi masyarakat. Penataan portofolio penjualan produk yang berkelanjutan dan terarah akan meningkatkan margin laba sementara peran Perseroan sebagai pilar utama sistem pelayanan kesehatan nasional akan tetap terjaga.
It was the increase of Income before Taxes that reached 61.1% that allowed Indofarma to register a Net Profit of Rp12.55 billion, an increase of 482.8% over the previous year, without failing its duty as a major supplier of quality OGB—pharmaceutical products that provide substantial benefits to the society. Continuous strategic realignment of product sales portfolio and directed will increase profit margins, while allowing the Company to maintain its role as the main pillar of national health care system.
Pada 2010, Jumlah Aset Indofarma mengalami peningkatan dari Rp728,03 miliar menjadi Rp733,96 miliar. Peningkatan sebesar 0,8% ini terutama disebabkan oleh peningkatan Jumlah Aset Tidak Lancar Perseroan, dari Rp146,81 miliar menjadi Rp151,29 miliar. Sementara itu, Jumlah Aset Lancar Perseroan meningkat tipis, dari Rp581,22 miliar menjadi Rp582,66 miliar.
In 2010, Indofarma’s Total Assets experienced increase from Rp728.03 billion to Rp733.96 billion. The 0.8% increase was mainly due to the increase of the Company’s Total Non-Current Assets, from Rp146.81 billion to Rp151.29 billion. Meanwhile, the Company's Total Current Assets increased slightly, from Rp581.22 billion to Rp582.66 billion.
Peningkatan Jumlah Aset Lancar tersebut terutama diraih melalui peningkatan Kas dan Setara Kas serta Persediaan yang cukup tinggi, masing-masing 9,1% (dari Rp110,88 miliar menjadi Rp120,92 miliar) dan 12,2% (dari Rp141,95 miliar menjadi Rp159,25 miliar). Dibarengi dengan penurunan Jumlah Kewajiban Lancar, yaitu dari Rp376,91 miliar menjadi Rp375,54 miliar, peningkatan tipis Jumlah Aset Lancar tersebut memungkinkan Perseroan meningkatkan Rasio Lancar dari 154,2% menjadi 155,2%.
The increase on Total Current Assets was primarily achieved through the quite high increase of Cash and Cash Equivalents and Inventories, respectively 9.1% (from Rp110.88 billion to Rp120.92 billion) and 12.2% (from Rp141.95 billion to Rp159.25 billion). Coupled with a decrease in Total Current Liabilities, from Rp376.91 billion to Rp375.54 billion, the slight increase in Total Current Assets allowed the Company to increase Current Ratio, from 154.2% to 155.2%.
Dengan demikian, pada 2010 kondisi keuangan Indofarma cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Apalagi, per 31 Desember 2010 Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Perseroan juga positif, walau mengalami penurunan dari Rp40,56 miliar menjadi Rp23,71 miliar.
Therefore, in 2010 Indofarma’s financial condition was liquid enough to cover its Current Liabilities. Moreover, as of December 31, 2010, the Company’s Net Cash from Operating Activities was also positive, although decreased from Rp40.56 billion to Rp23.71 billion.
Kinerja bisnis yang meningkat.
3
Pada 2010, peningkatan portofolio penjualan produk telah meningkatkan Laba Bersih Perseroan hingga mencapai enam kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya.
2
Improved business performance. In 2010, the improvement of product sales portfolio increased the Company's Net Income to almost six times of that attined in the preceding year.
1,38%
22,54%
0
0,73% 0,55%
1,25% 0,46%
72,67%
0,87%
2010
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 64,15%
2009
1,71% % ,58
31
1%
1
Portofolio produk yang lebih baik. Peningkatan proporsi penjualan bersih kelompok produk yang memberikan margin tinggi membuat portofolio produk Indofarma lebih baik, pada 2010.
Better product portfolio. Increase on the proportion of net sales of product group that gave high profit margin made Indofarma's product portfolio better, in 2010.
2,1
Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Kelompok Produk I Indofarma's Net Sales by Product Group (Rp miliar I Rp billion) Etikal | Ethical OTC | OTC Alat Kesehatan | Medical Devices Diagnostik | Diagnostic Lain-lain Others 38 | Annual Report| 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk Ekspor | Export
2010
2009
761,49 17,87 236,15 14,43 4,87 13,11
721,73 23,77 355,35 9,77 6,19 8,25
Proses Internal Internal Operations Efisiensi dan Fleksibilitas
Efficiency and Flexibility
PADA 2010, kinerja bisnis Indofarma mengalami peningkatan berarti. Secara konsolidasian, Perseroan berhasil meningkatkan Laba Bersih dari Penjualan Bersih yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Peningkatan bottom line di tengah penurunan top line ini mencerminkan keberhasilan Perseroan meningkatkan efisiensi proses bisnisnya. Peningkatan proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih dari 72,9% menjadi 69,6%.
IN 2010, Indofarma’s business performance increased significantly. In consolidated term, the Company managed to increase Net Income from Net Sales that was lower than the previous year. The improved bottom line amid the declining top line reflected the Company’s successful efforts in improving the efficiency of its business processes. The improved business processes were also reflected on the decreasing of Cost of Goods Sales to Net Sales ratio from 72.9% to 69.6%.
Memang, sebagian penurunan Beban Pokok Penjualan yang terjadi akibat dari penurunan Penjualan Bersih yang mencapai 6,9%. Selain itu, pada 2010 juga terjadi penguatan nilai tukar rupiah sehingga harga bahan baku—yang 80% masih harus diimpor—turun dalam rupiah. Sebagai catatan, dari awal Januari 2009, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mencapai rata-rata Rp10.500 dan menurun sampai di bawah Rp10.000 pada minggu pertama September dan ditutup pada tingkat Rp9.450 per 31 Desember. Pada 2010, nilai tukar rata-rata rupiah terhadap dollar AS dibuka pada sekitarRp9.300 (per 4 Januari) dan terus menurun hingga menyentuh Rp8.990 (per 31 Desember).
Indeed, some reduction in Cost of Goods Sold was due to the decrease in Net Sales of 6.9%. In addition, in 2010 there was also strengthening of rupiah so that the price of raw materials—of which 80% has still to be imported—decreased in rupiah. For the record, from early January 2009, the rupiah exchange rate against the US dollar reached an average of Rp10,500 and declined to below 10,000 in the first week of September and closed at Rp9,450 per 31 December. In 2010, the average exchange rate of rupiah against the US dollar opened at around Rp9,300 (per 4 January) and continued to decline until touched Rp8,990 (as of 31 December).
Kendati demikian, pergeseran portofolio penjualan prodk yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi yang dicapai pada 2010 bersifat sistemik. Pergeseran portofolio penjualan tersebut mencerminkan keberhasilan upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan. Seperti yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, pada 2010 Perseroan berhasil meningkatkan proporsi produk Kelompok I (yang memberikan margin laba tahunan tertinggi), yaitu menjadi 10,8% dari 7,7% pada tahun sebelumnya, dan menurunkan proporsi produk Kelompok IX (yang memberikan margin laba tahunan terendah), menjadi 25,8% dari 56,4%.
Nevertheless, the shifting of product sales portfolio indicated that the improved efficiency achieved in 2010 was systemic. The shifting reflected the Company’s successful efforts in restructuring its product sales portfolio. As noted in the previous section, in 2010 the Company managed to increase the proportion of products belonged to Group I (which gave the highest annual profit margin), i.e. to 10.8% from 7.7% in the previous year, and reduce the proportion of products belonged to Group IX (which provided the lowest annual profit margin), to 25.8% from 56.4%.
Kenyataan yang lebih menggembirakan, keberhasilan penataan portofolio penjualan tersebut bukan sekadar karena pemangkasan penjualan produk-produk yang termasuk dalam Kelompok IX yang memang cukup tinggi, 49,7%, tetapi juga peningkatan penjualan produk-produk Kelompok I yang mencapai 54,7%. Selain itu, pada 2010 Perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan produk-produk Kelompok II dan Kelompok III, kelompok produk yang memberikan margin laba tahunan cukup tinggi, masing-masing 17,6% dan 20,8%.
The more encouraging fact was the Company’s successful efforts in restructuring its product sales portfolio was not simply due to pruning in sales of products belonged Group IX, which was quite high, 49.7%, but also resulted from the increase in sales of products belonged Group I that reached 54.7%. In addition, in 2010 the Company also managed to increase sales of the products of Group II and Group III, the product groups that provided quite high annual profit margin, respectively 17.6% and 20.8%.
Peningkatan kinerja pada 2010 secara tidak langsung merupakan buah dari keberhasilan Perseroan meningkatkan manajemen rantai pasok. Pembentukan unit khusus manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung di bawah kendali Manajemen Puncak sejak 2009 memungkinkan Perseroan memantau secara lekat seluruh proses bisnisnya sekaligus menempatkan Manajemen Rantai Pasok
Improved performance in 2010 was indirectly the result of the Company’s successful efforts in improving its supply chain management. The establishment of special units on supply chain management that has since 2009 been put directly under the control of Top Management enabled the Company to closely monitor the entire business process as well as placing Supply Chain Management Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 39
4
3
2
Penjualan Bersih Produk Indofarma vs Produk Pihak Ketiga I Net Sales of Indofarma's Products vs Third-party Products (Rp miliar I Rp billion)
2010
2009
2008
2007
2006
Non-INAF INAF
514,03 533,89
508,56 616,50
923,90 554,68
755,39 517,77
514,93 511,75
1.047,92
1.125,06
1.478,58
1.273,16
1.026,68
|
1
0
Total
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
sebagai integrator lintas-bidang dalam Perusahaan. Pemantauan yang lebih baik ini dalam jangka panjang memungkinkan peningkatan berkelanjutan portofolio penjualan. Sementara itu, dalam jangka pendek, peningkatan manajemen rantai pasok yang didukung oleh teknologi informasi yang memberikan data online secara real time memungkinkan Perseroan lebih adaptif terhadap perubahan pasar yang sangat cepat.
as the cross-sector integrator within the Company’s organization. The better monitoring in the long term portfolio enables continuous improvement of product sales portfolio. Meanwhile, in the short term, improved supply chain management, supported by information technology that provides online data in real time, allows the Company to be more adaptive to rapidly changing market.
Peningkatan efisiensi, yang ditandai dengan penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, juga memerlukan dukungan optimalisasi penggunaan kapasitas produksi. Pada 2010, upaya peningkatan fasilitas produksi yang dilakukan sejak 2008, dan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik, telah berhasil meningkatkan ketersediaan produk sehingga Perseroan lebih lincah memenuhi permintaan pasar yang sering tak terduga.
The improved efficiency, which was characterized by the decrease of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, may also required support in form of optimized production capacity utilization. In 2010, efforts to improve production facilities conducted since 2008, and planning and better execution, increased the availability of Indofarma’s products, enabling the Company to be more agile in fulfilling the quite unpredictable market demands.
Selanjutnya, dengan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik pada tingkat pengadaan bahan baku dan kemasan, produksi, dan penyediaan produk, serta pembayaran dan penagihan, Perseroan berhasil menurunkan Beban Bunga dan Keuangan sebesar Rp10,53 miliar, yaitu dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81 miliar.
Furthermore, with better planning and execution at the level of procurement of raw materials and packaging, production, and products offering, as well as payment and billing, the Company managed to reduce Interest and Finance Cost up to Rp10.53 billion, from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion.
40 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Hubungan dengan Pelanggan Customer Relations Memperluas Basis Kemitraan Bisnis
Broadening Business Networks
JARINGAN mitra bisnis yang luas merupakan kunci sukses dalam memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk memperluas basis pelanggan—mitra bisnis terpenting Indofarma— Perseroan melakukan upaya terpadu, termasuk kemitraan dengan BUMN lain yang menawarkan produk dan/atau jasa yang diperlukan. Pendekatan inilah yang membuat Perseroan pada 2010 mampu menurunkan biaya sehingga dapat meningkatkan margin laba.
EXTENSIVE network of business partners is the key success in winning increasingly tighter business competition. To broaden its customer base— Indofarma’s most important business partner— the Company makes integrated efforts, including partnership with other State-owned Enterprises. This approach enabled Indofarma to significantly reduce the Expenses, allowing it to increase profit margins.
Salah satu terobosan yang berhasil dilakukan Indofarma adalah menggandeng PT Telkom Tbk, BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, untuk penyediaan jejaring telekomunikasi yang merupakan backbone aplikasi teknologi informasi Perseroan. Jaringan telekomunikasi Telkom yang luas dan andal telah memungkinkan Perseroan memanfaatkan sistem teknologi online yang real time dengan biaya yang lebih murah daripada sebelumnya. Penghematan biaya yang pada 2010 mencapai sekitar Rp80 juta/bulan ini memberikan andil yang cukup besar dalam keberhasilan upaya peningkatan efisiensi yang dilakukan Perseroan.
Among Indofarma’s successful breakthrough was the partnering with PT Telkom Tbk, the state-owned telecommunication company, for the provision of telecommunications network which is the backbone of the Company’s information technology applications. Telkom's extensive, reliable telecommunications network enabled the Company to take advantage of online, real time technology at lower cost than ever before. The cost savings in 2010 that was around Rp80 million/ month gave quite significant contribution to the Company’s successful efforts in improving its business process efficiency.
Selain itu, Perseroan juga mendorong anak perusahaan, Indofarma Global Medika (IGM), untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan prinsipal internasional pemilik merek, teknologi dan paten yang berharga. Pengembangan jejaring kemitraan bisnis tersebut harus dilakukan secara cerdas agar dapat meningkatkan proporsi produk yang menjanjikan margin laba lebih tinggi dalam portofolio penjualan. Dalam hal ini, manajemen rantai pasok yang dilakukan Perseroan turut membantu IGM melakukan optimalisasi portofolio penjualan produknya. Salah satu upaya yang terus diusahakan peningkatannya adalah pengembangan merek milik sendiri, termasuk untuk produk-produk alat kesehatan. Perluasan kerja sama OEM (original equipment
manufacturing) dengan pemilik teknologi memungkinkan anak perusahaan distribusi dan perdagangan Indofarma meluncurkan lebih banyak produk, melengkapi merek-merek Kordis (jarum suntik sekali pakai), Medigut (benang operasi), e-Power (pompa infus elektrik), dan Erga (peralatan elektromedika) yang telah cukup dikenal di pasar. Indofarma sendiri, sebagai perusahaan dengan produksi obat sebagai bisnis inti, berupaya memperluas kemitraan untuk meningkatkan proporsi Obat Nama Dagang (OND). Untuk itu, pada 2010 Perseroan antara lain menandatangani kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengembangan formulasi sediaan untuk pengobatan luka luar berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan.
In addition, the Company also encourages its subsidiaries, Indofarma Global Medika (IGM), to collaborate more extensively with international principals that own valuable brands, technology and patents. To increase the proportion of products that provide higher profit margins in the product sales portfolio, the expansion of business partnership networks should be done intelligently. In this case, the Company’s supply chain management would help IGM optimizing its product sales portfolio. Among efforts the Subsidiary Company should continue to make is the development of owned brands, including for medical devices. Expansion on OEM (original equipment manufacturing) partnership with the owner of the technology would enable the distribution and trading subsidiary to launch more products, complementing Kordis (disposable syringe), Medigut (surgical suture), e-Power (electric infusion pumps) , and Erga (electromedic equipment) which have been quite well known. Indofarma itself, as a company with pharmaceutical manufacturing as its core business, seeks to expand partnerships to increase the proportion of Owned-Brand Drug (OND). In so doing so, in 2010 the Company among others signed a memorandum of understanding with the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) on the development of a topical wound healing preparation containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 41
Hal lain yang memberikan harapan jangka panjang adalah indikasi meningkatnya permintaan pasar ekspor terhadap produk Indofarma. Memberikan respons yang cepat, pada 2010 Perseroan berhasil meningkatkan Penjualan Bersih produk etikalnya ke mancanegara, menjadi Rp10,533 miliar dari Rp5,40 miliar—yaitu ke Afghanistan, Myanmar, Irak, Nigeria, Yordania, Filipina dan Singapura—sehingga penjualan ekspor Perseroan meningkat menjadi Rp13,11 miliar dari Rp8,25 miliar pada tahun sebelumnya. Sebagai upaya menjadikan pasar internasional salah satu pilar pemasaran Indofarma di era perdagangan global, Perseroan akan lebih aktif memperluas jaringan bisnis di mancanegara. Guna melayani jaringan bisnis yang lebih luas itu, Indofarma terus memperkuat sumberdaya manusia (SDM) di bidang pemasaran, terutama yang di lapangan, dengan talenta baru. Masih mempertahankan kebijakan zero growth untuk SDM secara keseluruhan, penambahan jajaran pemasaran ini sekaligus mendorong pembentukan organisasi yang lebih berorientasi pasar. Selain itu, agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam, Indofarma terus menambah ragam produk. Sepanjang 2010, Perseroan meluncurkan sembilan item produk baru dan mempersiapkan 21 item produk baru lainnya—semua dengan kualitas produk yang dapat diandalkan—untuk diluncurkan secara bertahap pada 2011. Penyediaan produk baru, terutama dengan nama dagang, diharapkan akan menjadi profit generator dalam struktur bisnis Indofarma. Sementara itu, penyediaan rentang produk OGB yang lebih lengkap akan meningkatkan daya saing Perseroan di pasar reguler maupun institusi, mempermudah tercapainya tujuan bisnis jangka pendek yang pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan jangka panjang Indofarma.
Other thing that gives the Company long-term confidence was an indication of the increasing demand of export markets for Indofarma’s. Providing a fast response, in 2010 the Company managed to increase its Net Sales on ethical products to international market—Afghanistan, Myanmar, Iraq, Nigeria, Jordan, the Philippines and Singapore —from Rp5.40 billion to Rp10.533 billion, allowing the Company to boost its export sales to Rp13.11 billion from Rp8,25 billion a year earlier. In an effort to make the international market one of the Company’s pillars of marketing in the era of global trade, Indofarma will more actively expand its business networks abroad. In order to serve the broader business network, Indofarma continues to strengthen its human resources (HR) in the marketing area, particularly those in the field, with new talent. While maintaining zero growth policy for HR in general, the expansion of marketing people would encourage the establishment of a more market-oriented organization. In addition, to satisfy an increasingly diverse customer needs, Indofarma continue to expand its product offering. Throughout 2010, the Company launched nine items of new products and made ready other 21 items of new products—all of a reliable product quality—to be launched in gradually in 2011. The new products, especially those with own-brand name (OND), are expected to become a profit generator within Indofarma’s business structure. Meanwhile, strategy to provide OGB that are more complete in product ranges will improve the Company’s competitiveness in both regular and institution markets, making us better able to achieve short-term goals that in turn will support Indofarma’s endeavor on its long-term goals
Produk yang Diluncurkan pada 2010 | Products Launched in 2010 OND Zinkid 10mg/5ml Sirup
Zinc sulphate 10mg
OGB Ibuprofen 100mg/5ml Suspensi
Ibuprofen 100mg
Ibuprofen 200mg/5ml Suspensi
Ibuprofen 200mg
Cetirizine 5mg/5ml Sirup
Cetirizine 5mg
Cetirizine 10mg/ml Drops
Cetirizine 10mg
Glucosamin Tablet
Glucosamin HCl 500mg; Chondroitin sulfat 400mg; Vit C 50mg; Vit E 50mg; Mangan 2,5mg; Magnesium 20mg; Zinc 5mg; Selenium 24mg
Salbutamol 2mg/5ml Sirup
Salbutamol 2mg
Ketorolac 10mg/ml Injeksi
Ketorolac 10mg
Ketorolac 10mg/ml Injeksi
Ketorolac 30mg
42 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Pertumbuhan dan Pembelajaran Learning and Growth Upaya Terpadu Mempertajam Daya Saing
Integrated Efforts to Sharpen Competitiveness
DALAM iklim persaingan bisnis yang ketat, hanya mereka yang adaptif terhadap perubahan yang akan mampu bertahan. Keyakinan terhadap paradigma inilah yang mendorong Indofarma untuk melaksanakan perubahan strategis. Diluncurkan pada 2009, pembenahan strategis guna meningkatkan kemampuan Perseroan menyesuaikan diri dengan pasar yang berubah cepat ini telah memberikan hasil yang menjanjikan.
IN A VERY keen business competition, only those who are adaptive toward changes will survive. Firmly believed in the paradigm, Indofarma was encouraged to complete strategic realignment. Launched in 2009, the strategic realignment to improve the Company’s ability in adapting to the rapidly changing market has been giving promising results.
Pada 2010, upaya terpadu yang ditunjang manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung di bawah manajemen puncak telah berhasil meningkatkan proporsi penjualan produk yang menjanjikan margin laba dan compound annual growth rate (CAGR) tinggi dalam portofolio Penjualan Bersih Indofarma. Kalau pada 2009, proporsi Kelompok I, II, dan III dalam portofolio penjualan bersih Perseroan hanya 13%, pada 2010 proporsi ketiga Kelompok yang menjanjikan margin laba dan CAGR tinggi tersebut meningkat jadi 17% dan, sebaliknya, proporsi Kelompok VII, VIII, dan XI menurun dari 63% jadi 34%.
In 2010, integrated efforts supported by supply chain management which is put directly under the top management enables the Company to increase the proportion of products that gave booth high profit margin and compound annual growth rate (CAGR) within Indofarma’s Net Sales portfolio. While in 2009, the proportion of Group I, II, and III in the Company's net sales portfolio only 13%, in 2010 the proportion of the three groups that gave high profit margin and CAGR increased to 17% and, conversely, the proportion of Group VII, VIII, and XI decreased from 63% to be 34%.
Peningkatan yang bersifat sistemik inilah yang membuat Indofarma pada 2010 meraih Laba Bersih yang hampir enam kali lipat dibanding pada tahun sebelumnya, dari Penjualan Bersih yang 6,9% lebih rendah. Pada 2011, perubahan strategis yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan proporsi Kelompok I, II dan III menjadi 20% dan mempertahankan proporsi Kelompok VII, VIII, dan XI pada tingkat 34%.
The systemic increased made Indofarma in 2010 able to reach Net Income of almost six times of that in previous years, from the Net Sales that was 6.9% lower. In 2011, the strategic alignments are expected to increase the proportion of Group I, II and III to 20% and maintain the proportion Group VII, VIII, and XI at 34% level.
Indofarma tentu saja dapat menurunkan proporsi Kelompok VII, VIII, dan XI ke tingkat minimal. Keputusan untuk mempertahankan proporsi yang cukup tinggi, 34%, untuk ketiga Kelompok yang memberikan margin laba rendah ini menunjukkan komitmen Perseroan sebagai penyedia obat-obat esensial dengan harga terjangkau.
Indofarma is certainly able to reduce the proportion of Group VII, VIII, and XI to a minimal level. The decision to keep the proportions quite high, 34%, for the three groups that provide low profit margin shows the Company’s commitment as the provider of essential drugs of affordable prices.
Di bidang produksi, pembenahan terpadu yang dilakukan Indofarma juga telah berhasil meningkatkan efisiensi proses bisnis dan mempertajam prioritas kerja. Dengan selesainya renovasi yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan c-GMP, pada 2010 fasilitas produksi utama Perseroan telah dapat kembali beroperasi penuh.
In the production sector, with the integrated restructuring Indofarma also managed to improve its business process efficiency and sharpen work priorities. With the completion of renovations done to meet the requirements of c-GMP, in 2010 the Company’s main production facility resumed to its full capacity.
Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan toll-out manufacturing sehingga menghemat biaya dan meningkatkan
The improvement reduced the necessity for the Company to toll-out, saving manufacturing costs and improving flexibility to anticipate the rapidly changing markets. And, equally important, with the implementation of appropriate sourcing strategy and improved production management, the production facilities that now support operational excellence provide opportunities for the production sector to become a profit center, in the long run.
fleksibilitas yang diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar yang berubah cepat. Dan, yang tak kalah penting, dengan penerapan strategi alih-daya yang tepat dan peningkatan manajemen produksi, fasilitas produksi yang mendukung operational excellence tersebut memberi peluang bagi bidang produksi untuk menjadi profit center— dalam jangka panjang.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 43
Dalam hal sumber daya manusia (SDM), Indofarma terus melakukan peningkatan secara terpadu. Untuk meningkatkan kualitas para profesionalnya, Peseroan tak segan menanam investasi dalam bentuk pelatihan berkelanjutan. Berbagai kegiatan juga diciptakan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan memperkuat teamwork. Pada 2010, dengan program yang lebih terarah—salah satunya dengan menerapkan sistem training for trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil pelatihan kepada karyawan lain—Perseroan mempertahankan program pelatihan yang intensif, minimal rata-rata 20 jam/karyawan.
In terms of human resources (HR), Indofarma continues its integrated improvement efforts. To improve its quality professionals, the Company invests quite heavily on continuous training and education. Various activities are also created to increase the sense of togetherness and strengthen teamwork. In 2010, with more focus program—among them was the implementation of the training for trainers system that requires participants to spread knowledge gained to other employees—the Company maintained it intensive training programs, an average of 20 hours/employee at minimum.
Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang telah diayun pada tahun sebelumnya, yaitu memberikan beasiswa bagi karyawan berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan pascasarjana di universitas berkualitas. Upaya pendidikan dan pelatihan yang demikian diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga Perseroan mampu meghadapi tantangan yang semakin besar, tanpa harus menambah jumlah karyawan secara signifikan (zero growth).
In addition, the Company also continues the policy adopted in the previous year: Providing scholarships for outstanding employees who managed to enroll post-graduate program at a leading university. The well-plan education and training programs are expected to improve human resources, enabling the Company to weather greater challenges without having to significantly increase the number of employees (zero growth).
Guna menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif, Indofarma terus menerapkan prinsip-prinsip Competency-Based Organization secara konsisten. Pemetaan career path system yang jelas—yang antara lain mewajibkan seseorang untuk menguasai minimal dua bidang kerja agar dapat dicalonkan untuk promosi ke jabatan terkait di atasnya—telah meningkatkan motivasi kerja. Perseroan juga telah mengkomunikasikan deskripsi kerja, terutama untuk manajemen tingkat menengah, dan mengacu pada Key Performance Indicator (KPI) sebagai alat pengukur kinerja.
To create and nurture highly conducive working environment, Indofarma will continue to consistently implement Competency-Based Organization principles. More clearly defined career path—that among others requires any personnel to master at least two work areas to qualify the candidacy for promotion to higher, related position—has been boosting employees' morale. Moreover, the Company has also been communicated job descriptions, particularly for middle-level management, and Key Performance Indicator (KPI).
Komposisi Sumber Daya Manusia Indofarma I Composition of Indofarma's Human Resources Direktorat Indofarma Produksi Pemasaran Lain-lain Sub Jumlah IGM Operasional Pendukung Sub Jumlah Jumlah 44 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
2010
2009
403 227 238 868
411 210 244 865
632 116 748 1.616
660 91 751 1.616
Directorate Indofarma Production Marketing Others Sub Total IGM Operation Supporting Sub Total Total
Kinerja Anak Perusahaan Performance of Subsidiary Company Menuju Portofolio yang Lebih Seimbang
Towards More balanced Portfolio
TAHUN 2010 merupakan tahun pembenahan besar bagi PT Indofarma Global Medika (IGM), anak perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. yang bergerak di bidang distribusi dan trading obat dan alat kesehatan. Seiring upaya strategic realignments yang dilakukan perusahaan induk, IGM melakukan rasionalisasi sehingga pada 2010 Penjualan Bersih-nya mengalami penurunan.
YEAR 2010 was the year of great restructuring for Indofarma Global Medika (IGM), the subsidiary of Indofarma in the distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices. Along the strategic realignments undertaken by its holding company, IGM made rationalization and consequently its Net Sales experienced decrease in 2010.
Pada 2010 itu, Penjualan Bersih IGM menurun 5,7% menjadi Rp1.038,45 miliar dari Rp1.100,91 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan Penjualan Bersih ini terutama terjadi di pasar institusi yang semakin tersegmentasi dengan kian banyaknya relokasi anggaran penyediaan obat ke daerah, di era otonomi daerah ini. Penjualan Bersih yang yang lebih rendah membuat Laba Kotor IGM mengalami penurunan 2,7% menjadi Rp179,48 miliar dari Rp184,56 miliar dibanding pada tahun sebelumnya.
In 2010, IGM’s Net Sales decreased 5.7% to Rp1.038,45 billion from Rp1.100,91 billion a year earlier. The decrease in Net Sales was mainly in the institution market that has been increasingly segmented with a growing number of budget relocation to the district level in the era of regional autonomy. The lower Net Sales made IGM’s Gross Profit to decrease by 2.7% to Rp179.48 billion from Rp184.56 billion in the previous year.
Penurunan Laba Kotor yang lebih kecil dibanding penurunan Penjualan Bersih ini menunjukkan terjadinya pergeseran portofolio penjualan produk; proporsi produk yang memberikan margin laba tinggi meningkat. Keadaan ini menjadi indikasi bahwa strategic realignment yang telah membawa IGM ke arah yang benar. Selanjutnya, karena terjadi peningkatan Beban Usaha, dari Rp157,94 miliar menjadi Rp160,24 miliar, Laba Usaha IGM juga turun, yaitu menjadi Rp19,25 miliar dari Rp26,61 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya Beban Lain-lain, Laba Bersih IGM pun mengalami pertumbuhan negatif, dari Rp9,55 miliar menjadi Rp2,30 miliar. Di sisi Neraca, pada 2010, Jumlah Aset dan Aset Lancar IGM mengalami kenaikan, masing-masing dari Rp518,51 miliar dan Rp488,95 miliar menjadi Rp538,87 miliar dan Rp503,66 miliar. Tetapi, kenaikan Jumlah Aset dan Aset Lancar yang masing-masing hanya 3,9% dan 3,0% ini diikuti oleh kenaikan Jumlah Kewajiban dan Kewajiban Lancar yang lebih tinggi, 4,7% dan 4,1%, yaitu masingmasing dari Rp383,48 miliar dan Rp378,11 miliar menjadi Rp401,54 miliar dan Rp393,70 miliar. Dengan demikian, Rasio Lancar juga mengalami sedikit penurunan, menjadi 127,9% dari 129,3% pada tahun sebelumnya, di atas kertas masih cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Tetapi, likuiditas mengalami defisit pada Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional yang menyurut dari Rp6,48 miliar menjadi minus Rp9,96 miliar.
The decrease in Gross Profit that was smaller than that in Net Sales indicated a shift in product sales portfolio; the proportion of products provided higher profit margins increased. This was an indication that the strategic realignment brought IGM to the right track. Furthermore, due to an increase in Operating Expenses, from Rp157.94 billion to Rp160.24 billion, IGM’s Operating Profit also decreased, i.e. to Rp19.25 billion from Rp26.61 billion a year earlier. With the increase in Other Expenses, IGM’s Net Income experienced negative growth, from Rp9.55 billion to Rp2.30 billion. On the Balance Sheet, in 2010 both IGM’s Total Assets and Current Assets experienced increase, respectively from Rp518.51 billion and Rp488.95 billion to Rp538.87 billion and Rp503.66 billion. However, the increase in Total Assets and Current Assets, each of which only 3.9% and 3.0% was followed by the increase in Current Liabilities and Total Liabilities that was higher, i.e. 4.7% and 4.1%, respectively, from Rp383.48 billion and Rp378.11 billion to Rp401.54 billion and Rp393.70 billion. Therefore, IGM’s Current Ratio also decreased slightly, to 127.9% from 129.3% in the previous year, in paper still liquid enough to cover its current liabilities. However, the liquidity experienced deficit in Net Cash Flows from Operating Activities that receded from Rp6.48 billion to minus Rp9.96 billion.
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 45
Kantor pusat baru Indofarma Global Medika I Indofarma Global Medika's new head office
Pertumbuhan negatif yang terjadi tersebut diharapkan bersifat sementara. Pembenahan yang dilakukan sepanjang 2010 diharapkan akan memberikan portofolio penjualan produk yang lebih seimbang. Sementara itu, beberapa brand yang dikembangkan oleh IGM juga diharapkan dapat memberikan sumbangan penjualan yang lebih besar.
The negative growth is expected to be temporary. Strategic realignment carried out throughout 2010 is expected to give a more balanced product sales portfolio. Meanwhile, some brands that were developed by IGM are also expected to contribute greater sales.
Beberapa brand produk alat kesehatan yang memberikan margin laba cukup tinggi namun nilai penjualannya masih kecil tersebut adalah Kordis (jarum suntik sekali pakai), Erga (peralatan elektromedis), Medigut (benang bedah), dan e-Power (pompa infus elektrik). Upaya diversifikasi lain yang dilakukan IGM pada 2010 adalah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit besar di Tanah Air di bidang laboratorium.
Some brands of medical devices and other health care products that give quite high profit margin but still small sales value are Kordis (disposable syringe), Erga (electromedic equipment), Medigut (surgical suture), and e-Power (electric infusion pumps). Other diversification effort IGM taken in 2010 is to establish cooperation with a number of major hospitals in the Country in laboratory development.
Untuk mendukung diversifikasi terarah tersebut, IGM melakukan optimalisasi teknologi informasi sehingga IGM dapat mengembangkan sistem knowledge management yang dapat dimanfaatkan sampai ke seluruh kantor cabang. Sistem yang telah online dan real time, plus penerapan standard operating procedure yang konsisten, tersebut memungkinkan IGM meningkatkan pelayanan menuju operational excellent.
To support the targeted diversification, IGM optimized its information technology, developing knowledge management systems that can be used by the entire branch office. The online, real time systems, plus the implementation of a consistent standard operating procedure, allowed IGM to improve its services toward operational excellent.
Sebagai upaya jangka panjang, IGM mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan. Berbasis strategi dan operasional bisnis, sistem tersebut—IGM Human Capital Academy—diharapkan akan mencetak tenaga penjualan dan pemasaran tangguh yang dapat diandalkan menjadi tulang punggung bisnis distribusi Perseroan.
46 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
As a long-term effort, IGM develops education and training system. The system that is strategy and business operation-based—IGMHuman Capital Academy—is expected to produce strong sales and marketing forces that will be the backbone of the Company’s distribution business.
Ikhtisar Keuangan Keterangan
Financial Highlights 2010
2009
1.038,45 858,96 179,48 160,24 19,25 2,30
1.100,91 916,35 184,56 157,94 26,61 9,55
538,87 503,66 401,54 393,70 137,33
518,51 488,95 383,48 378,11 135,03
0,43 1,67 1,85 0,22 127,93
1,84 7,07 2,42 0,87 129,31
Income Statements (Rp billion)
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar) Penjualan bersih Beban Pokok Penjualan Laba (rugi) kotor Beban usaha Laba usaha Laba (rugi) bersih
Total Assets Current assets Liabilities Current liabilities Equity
Financial Ratios and Other Information
Rasio Usaha dan Informasi Lain Laba terhadap Aktiva (%) Laba terhadap Ekuitas (%) Margin laba usaha (%) Margin laba bersih (%) Rasio lancar (%)
Net sales Cost of Goods Sold Gross income (loss) Operating expense Operating income (loss) Net income (loss)
Balance Sheet (Rp billion)
Neraca (Rp miliar) Jumlah Aset Aset lancar Kewajiban Kewajiban lancar Ekuitas
Item
Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross profit margin (%) Net profit margin (%) Current ratio (%)
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 47
48 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Laporan Auditor 2010 Auditor's Report 2010
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 49
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
51
Daftar Isi l Index 1
Laporan Auditor Independen | Independent Auditor’s Report
3
Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009 | Balance Sheet as of December 31, 2010 and 2009
5
Laporan Laba - Rugi per 31 Desember 2010 dan 2009 | Income Statements as of December 31, 2010 and 2009
6
Laporan Perubahan Ekuitas per 31 Desember 2010 dan 2009 | Statements of Changes in Equity as of December 31, 2010 and 2009
7
Laporan Arus Kas per 31 Desember 2010 dan 2009 | Statements of Cash Flow as of December 31, 2010 and 2009
8
Catatan atas Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk. | Note to Financial Statements of PT Indofarma (Persero) Tbk.
52 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Auditor Report 2010 |
1
2
|
Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
3
4 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
5
6
|
Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
7
8
|
Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
9
10 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
11
12 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 13
14 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 |
15
16 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 17
18 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 19
20 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 21
22 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 23
24 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 25
26 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 27
28 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 29
30 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 31
32 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 33
34 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 35
36 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 37
38 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 39
40 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 41
42 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 43
44 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 45
46 | Auditor Report 2010
Auditor Report 2010 | 47
48 | Auditor Report 2010
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 49
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 53
54 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 55
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
56 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Profil Usaha Indofarma Global Medika Business Profile of Indofarma Global Medika
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 57
Indofarma Global Medika
Profil Bisnis Indofarma Global Medika Business Profile of Indofarma Global Medika Berawal dari sebuah unit distribusi PT
STARTED from a distribution unit of PT
Indofarma (Persero), PT Indofarma Global
Indofarma (Persero), PT Indofarma Global
Medika (IGM) telah berkembang menjadi sebuah
Medika (IGM) has been growing into a
perusahaan distribusi dan trading produk farmasi
distribution and trading company specializing
dan alat kesehatan dengan Jumlah Aset Rp712,59
on pharmaceutical products and medical
miliar dan Penjualan Bersih Rp1.255,97 miliar.
devices with Total Assets of Rp712.59 billion
Sejak didirikan pada 1996 itu, jaringan distribusi
and Net Sales of Rp1,255.97 billion. Since its
IGM telah berkembang dari hanya empat kantor
founding in 1996, IGM's distribution network
cabang yang semuanya berlokasi di Pulau Jawa
has proliferated from only four branch offices
menjadi 22 (pada 1999) dan 28 (pada 2006) yang
that all were located in the Island of Jawa to
tersebar di seluruh Nusantara.
22 (in 1999) and 28 (in 2006) throughout the Archipelago.
Pada 2010, IGM memiliki jaringan distribusi dengan 30 kantor cabang yang telah terintegrasi
In 2010, IGM's distribution network comprised
penuh dengan sistem Enterprise Resource
of 30 branch offices, fully integrated under
Planning (ERP) yang didukung Oracle database.
an Oracle (data)based Enterprise Resource
Dengan fasilitas online, real time yang canggih
Planning (ERP) system. Having the sophisticated
ini—dan komitmen kuat untuk memberikan
online, real time facility—and strong commitment
kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan
to provide highest satisfaction for our customers
dan upaya terbaik—kami yakin IGM akan
through services and extended efforts—we
berkembang lebih pesat dan mendukung
are strongly believed that IGM will grow more
pertumbuhan Indofarma secara keseluruhan di
rapidly, supporting Indofarma's overall growth in
masa mendatang.
the future.
Misi Perusahaan
Corporate Mission
Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan dan upaya terbaik •M enyediakan produk yang bermutu kepada para pelanggan, dengan harga yang bersaing •M emiliki produk yang paling diinginkan dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan pengiriman segera •M emberikan pelanggan pengalaman bisnis secara total, dengan memenuhi harapan pelanggan dalam pelayanan, kenyamanan maupun standar etika bisnis
Ensuring highest satisfaction for our customers through services and extended efforts
58 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
• Providing quality products to the customers at competitive price • Maintaining stocks of popular products for immediate delivery • Giving the customers a more complete business understanding in term of services, comfort and ethical standard of doing business.
Mitra Strategis Indofarma Global Medika | Indofarma Global Medika's Strategic Partners Perusahaan | Company
Asal | Origin
Perusahaan | Company
Asal | Origin
Indofarma
Indonesia
Widatra
Indonesia
Edan Instrument Corporation
Indonesia
DNV
Indonesia
Chengdu
Indonesia
Trimed
Indonesia
Otsuka
Indonesia
Graha Farma
Indonesia
President Director
Operational Director
Finance Director
Head of Sales (Branch)
Head of Internal Control & Legal
Head of Finance, Accounting & Tax
Head of Sales (Institution)
Head of HR & GA
Head of Information Technology
Head of Operation
Head of Business Development
Head of Supply Chain Management
Branch Manager
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 59
Indofarma Global Medika
PT Indofarma Global Medika Komisaris | Board of Commissioners
Muhammad Asawir Harahap Komisaris Utama | President Commissioner Lahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946 Warga Negara Indonesia
Djasriadi Komisaris | Commissioner Lahir di Jambi, 28 Mei 1956 Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak Mei 2010. Gelar Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. memulai karirnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pada 1969, hingga menduduki jabatan Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP. Sebelum ditunjuk sebagai Komisaris Utama IGM, beliau menjadi anggota Komite Audit Indofarma, perusahaan induk IGM (2006−2010).
Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana ekonomi-Manajemen diperolehnya pada 1987. Drs. Djasriadi memulai karir profesionalnya sebagai staf di Direktorat Jenderal Moneter Dalam negeri, pada 1980, sampai menjadi Pejabat Kepala Seksi Administrasi Usaha, Direktorat Jenderal Pengawasan BUMN, Departemen Keuangan RI, pada 1995. Ketika dilakukan reorganisasi kabinet pada 1998, beliau bergabung dengan Kementerian BUMN dengan jabatan terakhir Kepala Bidang Usaha Aneka Industri II (2009).
He has been the President Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since May 2010. He obtained a first degree in Accounting from Institute of Finance in 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. started his professional career as Auditor of Central and Regional Government-owned Enterprises at the State Accounting Office, the Financial and Development Supervisory Board (BPKP), in1969, with the latest position of Deputy of State Sector Accountant at BPKP. Prior to become IGM's President Commissioner, a member of Indofarma's Audit Committee (2006‒2010).
60 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
He has been a Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He obtained a first degree in Economic-Management in 1987. Drs. Djasriadi started his professional career as a staff at Directorate General of Internal Monetary, in 1980, holding the latest position of Acting Section Head of Business Administration, Directorate General of BUMN Control, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, in 1995. With cabinet reorganization in 1998, he joined the State Ministry of BUMN (Government-owned Enterprises), with the latest position of Division Head of Various Industrial Business II (2009).
Indofarma Global Medika
PT Indofarma Global Medika Direksi | Board of Directors
Ary Gunawan Direktur Utama | President Director Lahir di Magelang, 13 Mei 1959 Warga Negara Indonesia
Pratoto Satno Raharjo Direktur Keuangan, Umum & SDM | Finance, General Affairs & HR Director Lahir di Sukoharjo, 6 Juni 1966 Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Setelah lulus dari Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, pada 1983, beliau meneruskan pendidikannya hingga memperoleh gelar Master of Business Administration dari American Institute of Management Studies, pada 2000, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Bisnis Indonesia, pada 2003. Sebelum bergabung dengan IGM sebagai Direktur Operasi pada 2003, beliau pernah bekerja di bidang meteorologi dan geofisika (1983–1985), kemudian bergabung denan bagian pemasaran PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana Ekonomi bidang akuntansi diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor Internal pada PT Indomarco (1992). Setelah itu, beliau bergabung dengan PT Menara Terus Makmur (1992–1995) dan dipercaya menjadi Auditor Internal Senior di perusahaan induknya, PT Astra Otoparts (1995–1996). Beliau juga pernah bergabung dengan PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN, Maret 2000–Mei 2000), dan PT Anugerah Pharmindo Lestari (Agustus 2001–Maret 2004). Sebelum terpilih menjadi Direktur Keuangan IGM, beliau menjabat Manajer Akuntansi di Indofarma (2004–2008).
He has been the President and Trading Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. Graduated from Meteorology and Geophysics Academy, Jakarta, in 1983, he continued his study and obtained Master of Business Administration degree from American Institute of Management Studies, in 2000, and Indonesian Business School, in 2003. Before joining IGM in 2003 as Operation Director, he had been working in the field of meteorology and geophysics (1983–1985) and marketing department at PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). He was elected to become President/ Trading Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) 2006, in Jakarta.
He has been Finance Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He earned a first degree specializing on Accounting from Gadjah Mada University in 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo started his professional career as an Internal Auditor at PT Indomarco (1992). He was then joined with PT Menara Terus Makmur (1992–1995) and promoted to a position of Internal Auditor at its holding company, PT Astra Otoparts (1995–1996). Prior to be elected as Finance Director of IGM, he had also been joined with PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Indonesia Banking Restructuring Agency (IBRA, March 2000–May 2000), and PT Anugerah Pharmindo Lestari (August 2001–March 2004). Before holding the position of the IGM's Financial Director, he was the Accounting Manager of Indofarma (2004–2008). Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 61
62 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
16
12
4
14
17
28
13
19
30
20 3
1&2 24 21
26
25
8 29
5 6
10 9
18
23
7
15
22
11
Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM) Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM)
27
Indofarma Global Medika
Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM) Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM) 1
Kantor Pusat dan Jakarta Satu Komplek Infinia Park Blok B-85 Jl. Dr.Saharjo No. 45, Jakarta Selatan 12850 Tel. (021) 837 92599 Fax. (021) 837 92814
2
Jakarta Dua Jl. Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Tel. (021) 722 7432, 726 8325-6 Fax. (021) 722 7431
3
4
5
6
7
8
9
11 Manado Jl. DR. Sam Ratulangi No. 28 Manado 95000 Tel. (0431) 870 199, 854 363 Fax. (0431) 863 166
21 Cirebon Jl. Pilang Raya No. 147 Cirebon Tel. (0231) 202 950, 233 969 Fax. (0231) 223 2770
12 Padang Jl. Bagindo Azis Chan No. 6 Padang Tel. (0751) 22034, 810 347 Fax. (0751) 25664
22 Kupang Jl. RW. Monginsidi VI No. 3 Walikota Baru - Kupang Tel. (0380) 838 041, 821 191 Fax. (0380) 820 028
Bandung Jl. Bapak Husein Dalam No. 2 Cihampelas Bandung 40131 Tel. (022) 204 0966-7 Fax. (022) 203 8320
13 Palembang Jl. Ali Gathmir No. 37, RT01/01 Kel. 13 Ilir, Kec. Ilir Timur I Palembang Tel. (0711) 351 123, 351 323 Fax. 321 230
23 Mataram Jl. Bung Karno No. 76 Karanganyar - Mataram Tel. (0370) 626 378 Fax. (0370) 623 065
Medan Jl. Karya Ujung No. 4-C, Medan Desa Helvetia, Kecamatan Sunggai Deli Serdang, Sumatera Utara Tel. (061) 846 8084, 846 8033 Fax. (061) 846 7807
14 Pekanbaru Jl. Kaharuddin Nasution Gang Triarga No. 1, Simpang Tiga Pekanbaru Tel. (0761) 679 550, 679 553 Fax. (0761) 674 720
Semarang Jl. Pamularsih Raya Kav. 67 No. 60 Semarang 50148 Tel. (024) 761 3648-9, 0888 680 1203 Fax. (024) 762 5826
15 Samarinda Jl. Basuki Rahmat No. 74 Samarinda 75117 Tel. (0541) 78572, 748 147 Fax. (0541) 741 095
Surabaya Jl. Raya Margorejo Indah, Blok A-137/58 Surabaya 60238 Tel. (031) 841 9377 Fax. (031) 843 5444
16 Banda Aceh Jl. Teuku Imeum Lueng Bata Km-3 No. 111 - Banda Aceh 23247 Nangroe Aceh Darusalam Tel. (0651) 26773, 23119 Fax. (0651) 23119
Makassar Jl. Dr. Sutomo No. 39 Makassar Tel. (0411) 334 485, 332 731 Fax. (0411) 332 732 Yogyakarta Jl. Ring Road Utara No. 17 Kembang, Maguwoharjo Depok Sleman Tel. (0274) 746 0130-1, 0888 687 2815 Fax. (0274) 488 069 Denpasar Jl. Gunung Agung No. 21 Denpasar 80118 Tel. (0361) 411 888, 416 286-7 Fax. (0361) 411 888, 416 287
10 Malang Jl. Sunandar Trio Soedarmo No. 20 Kav. D, Malang Tel. (0341) 402 150-51 Fax. (0341) 402 100
17 Bandar Lampung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 68 Banda Lampung Tel (0721) 487 131, 482 689 Fax. (0721) 482 686 18 Banjarmasin Jl. Manggis No. 33-B RT. 36 Kec. Banjar Timur, Kel. Kebun Bunga Banjarmasin 70235 Tel. (0511) 325 9359-60 Fax. (0511) 325 1884 19 Batam Komp. Crown Hill Estate Blok E/9 Batam Center - Batam Tel. (0778) 468 265-6 Fax. (0778) 461 434 20 Bogor Jl. Sindang Barang Loji No. 251 Bogor 16114 Tel. (0251) 834 6345, 833 3833 Fax. (0251) 833 4515
24 Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 99 A/B Duren Jaya - Bekasi Timur Tel. (021) 880 3450, 880 0798 25 Pontianak Jl. Tanjung Pura No. 6 Pontianak 78117 Tel. (0561) 765 976-7 Fax. (0561) 741 208 26 Purwokerto Jl. Ragasemangsang No. 44 Purwokerto Tel. (0281) 63465, 621 907 Fax. (0281) 635 769, 0888 667 3416 27 Papua Jl. Kelapa Dua No. 39 Entrop - Jayapura Tel. (0967) 550 867 Fax. (0967) 550 913 28 Jambi Jl. Barau Barau II, RT 24 No. 28 Pakuan Baru - Kec. Jambi Selatan Jambi 36132 Tel. (0741) 33718 Fax. (0741) 33718 29 Solo Jl. Ceplok No. 8 Purwosari - Laweyan Solo 51742 Tel. (0271) 729 772, 728 860 Fax. (0271) 714 850 30 Tangerang Jl. Honoris Raya Blok RV No. 38 Ruko Versail - Modern Land Tangerang Tel. (021) 557 49876
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 63
Data Perusahaan Corporate Information
Perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. Berkedudukan di Jakarta Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Telepon: (021)-8832 3971 Faksimili: (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Kantor Komersial Jalan Tambak No.2, Manggarai Jakarta 13150 Telepon: (021)-8590 8350 Faksimili: (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Sekretaris Perusahaan Isakayoga, C.H. Telepon: (021)-883 23975 E-mail:
[email protected] Hubungan Investor Jefrie Moza Telepon: (021)-859 08350 E-mail:
[email protected] Saham Tercatat Bursa Efek Indonesia Kode Saham INAF Biro Administrasi Efek Datyndo Entrycom Wisma Diners Club Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220 Telepon: (021)-570 9009 Faksimili: (021)-570 9026 Informasi Lain Akuntan Publik Husni, Mucharam & Rasidi The Royal Palace C-18 Jalan Dr. Soepomo, SH No.178A Jakarta 12870 Telepon: (021)-835 1868, 831 3413 Faksimili: (021)-835 1978 e-mail:
[email protected]
64 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Company PT Indofarma (Persero), Tbk. Headquartered in Jakarta Address Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Phone: (021)-8832 3971 Facsimile: (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Commercial Office Jalan Tambak No.2, Manggarai Jakarta 13150 Phone: (021)-8590 8350 Facsimile: (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Corporate Secretary Isakayoga, C.H. Phone: (021)-883 23975 E-mail:
[email protected] Investor Relations Jefrie Moza Phone: (021)-859 08350 E-mail:
[email protected] Share Listed Indonesia Stock Exchange Share Symbol INAF Share Register Datyndo Entrycom Wisma Diners Club Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220 Phone: (021)-570 9009 Facsimile: (021)-570 9026 Other Information Auditor Husni, Mucharam & Rasidi The Royal Palace C-18 Jalan Dr. Soepomo, SH No.178A Jakarta 12870 Phone: (021)-835 1868, 831 3413 Facsimile: (021)-835 1978 e-mail:
[email protected]
Produk Kami I Our Products Generic Drug Products (OGB): • Acyclovir 200mg Tablet • Acyclovir 400mg Tablet • Acyclovir 5% Krim • Albendazole 400mg Tablet • Allopurinol 100mg Tablet • Ambroxol 15mg/5ml Sirup • Ambroxol 30mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amitriptyline 25mg Tablet Salut Selaput • Amlodipine 10mg Tablet • Amlodipine 5mg Tablet • Amoxicillin 125mg/5ml Sirup Kering • Amoxicillin 250mg Kapsul • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 1,0g Injeksi Kering • Ampicillin 125mg/5ml Sirup Kering • Ampicillin 250mg Tablet • Ampicillin 500mg Kaplet • Antalgin 500mg Tablet • Antalgin 500mg Tablet • Antasida DOEN Tablet • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Atropine 0,25mg/ml Injeksi • Atropine 0,5mg Tablet • Bacitracin Polymyxin B Salep Kulit • Captopril 12,5mg Tablet • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cefadroxil 125mg/5mg Sirup Kering • Cefadroxil 500mg Kapsul • Cefixcim 100mg Kapsul • Cefixime 100mg/5ml Sirup Kering • Cefotaxime 1,0g Injeksi Kering • Ceftriaxone 1,0g Injeksi Kering • Cephalexin 500mg Kapsul • Cetirizine 10mg Kapsul • Cetirizine Drops 10mg/ml • Cetirizine Sirup 5mg/5ml • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Chloroquine 150mg Tablet • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 500mg Tablet • Clindamycin 150mg Kapsul • Clindamycin 300mg Kapsul • Clonidine 0,15mg Tablet • Co Amoxiclav 625mg Tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 120mg Tablet • Cotrimoxazole 240mg/5ml Suspensi • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Cyanocobalamine 500mcg/ml Injeksi • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dexamethasone 5mg/ml Injeksi • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirup • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Diazepam 2mg Tablet • Diazepam 5mg Tablet • Diazepam 5mg/ml Injeksi • Dicloxacillin 125mg Kapsul • Diethylcarbamazine 100mg Tablet • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Domperidon Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Ephedrine 25mg Tablet • Erythromycin 200mg/5ml Sirup Kering • Erythromycin 250mg Kapsul • Erythromycin 500mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 250mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 20mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Furosemide 10mg/ml Injeksi • Furosemide 40mg Tablet • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Gemfibrozil 600mg Tablet • Gentamicin 0,1% Salep Kulit • Gentamicin 0.3% OTM • Gentamicin 40mg/ml Injeksi • Glibenclamide 5mg Tablet • Glibenclamide 5mg Tablet • Glucosamin 500mg+Chondroitin 400mg+Vitamin C 50mg • Griseofulvin 125mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Haloperidol 0,5mg Tablet • Haloperidol 1,5mg Tablet • Haloperidol 5mg Tablet • Hydrochlorthiazide (HCT) 25mg • Hydrocortisone 2,5% Krim • Ibuprofen 100mg/5ml Suspensi • Ibuprofen 200mg/5ml Suspensi • Ibuprofen 200mg Tablet Salut Selaput • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Inacain 2% Injeksi • Inamox 500mg Tablet • Isoniazide 100mg Tablet • Isoniazide 300mg Tablet • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Ketorolac 10mg/ml Injeksi • Ketorolac 30mg/ml Injeksi • Lansoprazole 30mg Kapsul • Levofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Lidocaine Compositum 2%/2ml Injeksi • Lincomycin 500mg Kapsul • Loratadine 10mg Tablet • Mebendazole 100mg Tablet • Meloxicam 15mg Tablet • Meloxicam 7,5mg Tab • Methylprednisolone 16mg Tablet • Methylprednisolone 4mg Tablet • Metoclopramide 10mg Tablet • Metoclopramide 5mg/5ml Sirup • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • Na Diklofenak 50mg Tablet Salut Enterik • Nifedipine 10mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Ondansetron 4mg Tablet • Ondansetron 4mg/2ml Injeksi • Ondansetron 8mg Tablet Salut Selaput • Ondansetron 8mg/4ml Injeksi • Oralit 200ml Serbuk • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 3% Salep Kulit • Papaverina 40mg/ml Injeksi • Paracetamol 100mg Tablet • Paracetamol 120mg/5ml Sirup • Paracetamol 500mg Tablet • Paracetamol 500mg Tablet • Paracetamol Drops 100mg/5ml • Phenobarbital 100mg Tablet • Phenobarbital 30mg Tablet • Piracetam 1200mg Tablet Salut Selaput • Piracetam 3g/15ml Injeksi • Piroxicam 10mg Kapsul • Piroxicam 20mg Kapsul • Pravastatin 10mg Tablet Salut Selaput • Prednison 5mg Tablet • Propanolol 40mg Tablet • Propanolol 10mg Tablet • Propylthiouracyl 100mg Tablet • Pyrantel 125mg (Basa) Kaplet • Pyrantel 125mg (Basa) Kaplet • Pyrazinamide 500mg Tablet • Pyridoxine 10mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Ranitidine 25mg/ml Injeksi • Reserpine 0,1mg Tablet • Reserpine 0,25mg Tablet • Rifampicin 300mg Kapsul • Rifampicin 450mg Kapsul • Rifampicin 600mg Tablet Salut Selaput • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Salbutamol Sirup 2mg/5ml • Spiramycin 500mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimehamine 525mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525mg Tablet • Tablet Tambah Darah • Tetracycline 250mg Kapsul • Thiamine 50mg Tablet • Thiamphenicol 500mg Kapsul • Tramadol 50mg Kapsul • Tramadol 50mg/ml Injeksi • Tramadol 50mg/ml Injeksi • Trihexyphenidyl 2mg Tablet • Zinc 20mg Tablet • Diagnostics: • DI Hbs Ag Fast • DI Anigen Rapid H5 AIV Test Kit • DI Malaria Ag P.f/ Pan • DI Malaria Ag P.f/P.v. • DI TB • DI Dengue IgG/IgM • DI HIV- 1/2 3.0 • DI HCV • DI UroColor • DI Chikungunya IgM • DI Dengue NS1 Ag • DI Anti HBs • DI MOP • DI Anigen Rapid AIV Test Kit • DI Salmonella Typhi IgG/IgM • DI Anti HBs • DI Hbs Ag • DI Hbs Ag • DI HCV • DI Leptospira IgG/IgM • DI HIV-1/2 3.0 • DI Influenza Ag • DI Dengue Duo • DI Dengue IgG/IgM W/B • DI Malaria P.f/P.v.Ab • DI Syphilis 3.0 • DI TB IgG/IgM • DI HCG Fast • DI SD Check Gold Meter Kit 1 • DI SD Check Gold Strip • DI THC • DI MET • DI AMP • DI hCG • Health Foods: • Bioginko Plus Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Licensed Product: • Urispas 200mg Tablet Salut Selaput • Branded Generic: • Amloten 10mg Tablet • Amloten 5mg Tablet • Cetaler • Dextina 2,5mg Tablet • Floxinaf 400mg Kaplet Salut Selaput • Gluconin 5mg Tablet • Hitrol • Inacain 2% Injeksi • Inacid 500mg • Inamox 500mg Kaplet • Inamycin 125mg/5ml Sirup • Inamycin 500mg • Inamycin Sirup • Inapril 25mg Tablet • Inazol • Inazol 30mg Kapsul • Incephin • Incetax • Inciclav • Inciclav 625mg Tablet Salut Selaput • Inciflox • Indoralyte • Indoran Injeksi • Infix 100mg • Infix Sirup • Insetron 4mg • Insetron 4mg/2ml • Insetron 8mg • Insetron 8mg/4ml • Intradol Injeksi • Ketoflam • Nausin • RifanH • Rifastar • Urispas • Vermic 200mg/5ml Suspensi • Zinkid 10mg/5 ml Sirup • Zinkid 20mg Dispersible Tablet • Branded OTC: • Bioralit • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Gold Kapsul • Biovision Kapsul • Indo Obat Asma • Indo Batuk & Flu • Indo Obat Batuk Berdahak • Indo Obat Batuk Cair Sirup • Indo Obat Cacing • Indo Obat Cacing Anak Suspensi • Indo Obat Flu • Indo Obat Maag • Indo Obat Penurun Panas Anak • Indo Obat Penurun Panas • Indo Obat Sakit Kepala • Indo Obat Tambah Darah • OBH Indo Plus • Prouric Kapsul • Prolipid Kapsul Herbal Products: • Biovision Gold • Pro asi Kapsul • Pro uric Kapsul • Probagin Eliksir • Prolipid Kapsul • Prorhoid Kapsul • Exported Pharma Products: • Acyclovir 5 % Krim • Allopurinol 100mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amoxicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Amoxicillin 250mg Kapsul • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 125mg/5ml • Ampicillin 500mg Kaplet • Asam Mefenamat 250mg Kapsul • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Bioginko Plus • Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cephalexin 500mg Kapsul • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 250mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirop • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Erythromycin 250mg Kapsul • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Ferro Folat 200, 25mg Tablet Salut Selaput • Ferrolat Tablet Salut Selaput • Fitoslim Serbuk Efervesen • Fitoslim Serbuk Efervesen • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Glibenclamide 5mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Inamox 125mg/5ml Sirop Kering • Inamox 500mg Tablet • Inciflox 500mg Tablet Salut Selaput • Indomag Suspensi • Iodina Test 10ml • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Mebendazole 100mg/5ml Sirop • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • OBH Plus Sirop • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 1 % Salep Mata • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 500mg Tablet • Piroxicam 20mg Kapsul • Piroxina 20mg Kapsul • Prednison 5mg Tablet • Pro uric Kapsul • Probagin Eliksir • Probagin Kapsul • Proflu Tablet • Prolipid Kapsul • Prorhoid Kapsul • Pyrazinamide 500mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Rifampicin 300mg Kapsul • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525mg Tablet • Vitamin A - 100.000 IU (Warna Biru) Kapsul • Vitamin A - 200.000 IU (Warna Merah) Kapsul • Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 65
Kantor Komersial Commercial Office
Jl. Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530 Telp. (021) 8832 3975, 8832 3971 Fax. (021) 8832 3972, 8832 3973 e-mail:
[email protected] Website: www.indofarma.co.id
Jl. Tambak No. 2, Kebon Manggis, Jakarta 13150 Telp. (021) 8590 8350 Fax. (021) 8574 503 e-mail:
[email protected] Website: www.indofarma.co.id
66 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
0816 947 823
Kantor Pusat dan Pabrik Head Office and Manufacturing Plant