1
Strategic Leadearship
STRATEGIC LEADERSHIP RKY REFRINAL PATIRADJAWANE, DKK
PENDAHULUAN Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang yang berbeda-beda. Kebanyakan definisi mengenai kepemimpinan ini pada dasarnya menggambarkan bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk mengatur aktivitas-aktivitas dan hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau organisasi. Salah satu definisi kepemimpinan adalah kemampuan memperoleh konsensus dan keikatan pada sasaran yang sama, melampaui syarat-syarat organisasi yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja. Sedangkan definisi strategi itu sendiri adalah suatu rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch, 1995). Di jaman perubahan yang akseleratif, maka kompetensi yang penting adalah kepemimpinana visioner dengan inovasi dan pengembangan mutu berkelanjutan yang didukung oleh etos kerja yang tangguh. Oleh karena itu seorang pemimpin untuk dapat mengembangkan perusahaannya harus mampu berfikir dan bertindak strategik. Kepemimpinan
strategik
(Strategic
Leadership)
dapat
diartikan
sebagai
kepemimpinan yang bersifat strategik dalam organisasi untuk mewujudkan tjuan organisasi. Sedangkan leadership menurut Richardson dan Feldhusen (1984)
2
Strategic Leadearship
diartikan sebagai “An ability which may lead to a better job, to more security and self-confidence and to greater service to society as a whole”. Strategic leadership meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategik yang perlu. Dalam pengertian tersebut maka strategic leadership tidak hanya berarti kepemimpinan “person” dalam memimpin orang lain di suatu organisasi, namun juga meliputi kepemimpinan bidang lain yang bersifat strategis bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Bidang-bidang itu antara lain, strategi kepemimpinan organisasi, strategi kepemimpinan teknologi, strategi kepemimpinan mutu, strategi keunggulan biaya, dan entrepreneur leadership. Strategic leadership (kepemimpinan strategis) efektif diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dengan sukses. Kepemimpinan strategis mencakup penentuan arah strategis, pemanfaatan dan pemeliharaan kompetensi inti, pengembangan modal manusia, pemeliharaan budaya korporat yang efektif, penekanan praktek-praktek etis dan pembangunan pengendalian strategis. Disamping
itu
kepemimpinan
strategis
mencakup
kemampuan
untuk
mengantisipasi, melihat, mempertahankan fleksibilitas, dan memberi wewenang kepada orang-orang lain dalam menciptakan perubahan strategis. Strategi ini mempunyai efek penting terhadap upaya perusahaan mendapatkan keunggulan strategis dan memperoleh keuntungan diatas rata-rata. Keunggulan strategis dari suatu perusahaan pada dasarnya merupakan wujud dari keunggulan dalam kemampuan perusahaan mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal maupun lingkungan internal perusahaan. Tidak ada perusahaan yang memiliki keunggulan mutlak atas yang lainnya dalam semua aspek strategi. Tetapi bisa jadi sebuah perusahaan memiliki keunggulan dalam beberapa aspek strategi. Keunggulan strategis perusahaan dapat saja terjadi dalam wujud keunggulan
3
Strategic Leadearship
organisasi perusahaan melalui struktur organisasi, produksi dan produktivitas, keuangan, pemasaran, dan sumberdaya manusia. Pengambilan keputusan strategis dibutuhkan dalam upaya mengisi kesenjangan yang ditemukan dengan membandingkan profil dan tujuan perusahaan. Analisis kesenjangan dapat dilakukan dengan menganalisis strategi yang dijalankan saat ini dibandingkan dengan tujuan yang akan dicapai. Bila kesenjangan yang ditemukan dari hasil analisis tersebut sangat kecil atau tidak terdapat kesenjangan, maka strategi yang ada saat ini hnaya memerlukan perubahan kecil atau tidak memerlukan perubahan strategi. Apabila kesenjangan semakin meningkat (ancaman, peluang, kekuatan, kelemahan, atau perubahan tujuan yang bisa menciptakan kesenjangan), maka diperlukan strategi alternatif untuk menutupi kesenjangan tersebut. Menciptakan keunggulan strategik dapat dilakukan dari berbagai faktor dengan berbagai pendekatan. Pemasaran operasional dalam hal segmentasi, targeting, dan positioning serta bauran pemasaran (produk, harga, penempatan dan promosi) merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk mampu bersaing secara efektif dan memiliki keunggulan strategik dibandingkan dengan perusahaan lainnya. PEMBAHASAN Strategic Leadership akan membawa organisasi memilih strategi yang memberikan keunggulan
dalam
operasinya
mewujudkan
tujuan
organisasi.
Beberapa
kepemimpinan strategik organisasi yang unggul antara lain : Strategi Kepemimpinan Organisasi Kepemimpinan strategis merupakan bentuk kepemimpinan yang kompleks tetapi penting, karena kepemimpinan merupakan salah satu hal yang menentukan keberhasilan suatu organisasi. Biasanya organisasi yang dipimpin atau dikelola
4
Strategic Leadearship
kurang baik menghasilkan kinerja yang kurang baik pula. Tanggung jawab utama dalam kepemimpinan ini terletak pada puncak sebuah organisasi. Kepemimpinan strategis harus ditunjukkan oleh semua manajer ke seluruh organisasi untuk merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan secara efektif. Pemimpin strategis harus mampu mengubah kerangka acuan untuk menangani perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi dalam lingkungan global. Kerangka acuan manajerial merupakan perangkat asumsi, premis dan kebijakan yang diterima umum yang merangkai pemahaman manajer tentang perusahaan, industri tempatnya bersaing dan kompetensi inti yang dimilikinya untuk dapat meraih keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Pemimpin strategis harus mampu mengambil keputusan yang berani, pragmatis sesuai dengan kondisi eksternal dan internal perusahaan. Tim manajemen puncak dapat menjadi sumber keunggulan bersaing, apabila Tim tersebut mampu merumuskan dan menerapkan strategi, menguasai operasional perusahaan dan mengerti lingkungan eksternal, maupun industri dan pesaing. Tim manajemen puncak terdiri dari manajer-manajer kunci yang bertanggung-jawab untuk merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan.
Kinerja perusahaan
banyak ditentukan oleh kinerja tim manajemen puncak ini. Enam komponen kepemimpinan strategis adalah (a) menentukan arah strategis, (b) memanfaatkan dan mengembangkan kompetensi inti, (c) mengembangkan modal SDM, (d) mempertahankan budaya korporat yang efektif, (e) menekankan praktekpraktetis, dan (f) membangun pengendalian strategis. Menentukan Arah Strategis Dalam menentukan arah strategis perusahaan, tim manajemen ini harus selalu mempunyai pandangan ke depan, pandangan jangka panjang yang akan mendukung tujuan strategis perusahaan. Pandangan jangka panjang ini meliputi strategi, desain
5
Strategic Leadearship
organisasi, sistem informasi, dan pengendalian. Selain menentukan arah strategis, kepemimpinan strategis juga memerlukan antisipasi visi dan fleksibilitas dalam menentukan perubahan strategis sesuai dengan perubahan lingkungan. Memanfaatkan Dan Mengembangkan Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah sumberdaya dan kemampuan yang berguna sebagai sumber keunggulan bersaing perusahaan atas pesaing-pesaingnya.
Kompetensi inti
berkaitan dengan kemampuan fungsional perusahaan misalnya pemasaran, pemasaran, keuangan, teknologi, operasional, penelitian dan pengembangan. Dengan
kompetensi
inti
yang
dimilikinya
perusahaan
harus
mampu
mengembangkan keunggulan dan keunikan dari produk yang dihasilkannya perusahaan harus mampu mengembangkan keunggulan dan keunikan dari produk yang dihasilkannya. Pemimpin strategis mampu mengambil keputusan yang akan membantu perusahaan mengembangkan, mempertahankan memperkuat dan memanfaatkan kompetensi inti yang dimilikinya. Mengembangkan Modal SDM Dalam hal ini karyawan dianggap sumber modal yang merupakan salah satu elemen utama yang mentukan keunggulan bersaing perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus terus memberikan program sumber daya manusia. Program ini yang selain akan menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan juga diharapkan akan dapat menanamkan nilai inti, visi dan misi, dan pandangan sistematis organisasi. Dalam jangka panjangnya perusahaan akan dapat karyawan untuk bersama-sama mengembangkan kompetensi intinya. Mempertahankan Budaya Korporat Yang Efektif Budaya korporat adalah seperangkat ideologi kompleks, simbol dan nilai yang dimiliki bersama seluruh organisasi dan yang mempengaruhi cara perusahaan itu
6
Strategic Leadearship
menjalankan bisnisnya. Budaya korporat secara tidak langsung akan mengatur dan mengontrol perilaku karyawan. Budaya korporat ini dapat bersifat baik atau buruk. Namun pada dasarnya pemimpinlah yang mempunyai peranan besar dalam menentu budaya korporat yang tepat akan mampu menumbuhkan semangat wirausaha, dan mendukung visi jangka panjang perusahaan. Menekankan Praktek-Praktek Etis Kepemimpinan strategis juga mencakup penekanan pada praktek-praktek etis. Praktek etis ini dapat membantu menciptakan reputasi yang positif. Praktek etis yang diharapkan dapat dikembangkan melalui budaya korporat yang menekankan nilai-nilai etis, salah satunya dengan memilih seorang pemimpin yang dapat dijadikan figur atau panutan. Membangun Pengendalian Strategis Kontrol strategis lebih mengarah pada isi tindakan strategis bukan hasilnya. Misalnya dalam kontrol keuangan maka kontrol ini terfokus pada hasil keuangan jangka pendek sedangkan kontrol strategis tidak melihat hasil keuangannya semata. Tapi seberapa jauh langkah-langkah strategis bidang keuangan yang telah diambil. Kepemimpinan
startegis
yang
efektif
mencoba
menyeimbangkan
antara
pengendalian strategis dengan pengawasan keuangan. Keenam komponen kepemimpinan strategis sebagaimana uraian diatas harus dijiwai oleh pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan strategis. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut.
7
Strategic Leadearship
KEPEMIMPINAN STRATEGIS
Membangun pengendalian strategis
menentukan arah strategis
memanfaatkan & mengembangkan kompetensi inti
mengembang kan modal manusi
mempertahankan budaya korporat yang efektif
Gambar 1. Pelaksanaan Kepemimpinan Strategis
menekankan praktek etis
8
Strategic Leadearship
Tantangan kepemimpinan (pearce & Richard, 1997) adalah bagaimana memperkuat komitmen anggota organisasi dan juga stakeholders untuk memperkuat perubahan yang responsif terhadap perubahan lingkungan dan menerapkan strategi perubahan di dalam organisasi dengan cara : Clarifying strategic intent: membantu stakeholder memperkuat perubahan dengan menyusun visi yang jelas pada kondisi persaingan dan perubahan lingkungan eksternal cepat dengan menegaskan pernyataan perusahaan harus menjadi apa dallam keadaan demikian. Building organization dengan menyesuaikan struktur organisasi dengan strategi perubahan yang diimplementasikan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas implementasi strategi termasuk mengatasi masalah resistensi terhadap perubahan. Usaha ini meliputi namun tidak terbatas :
menjamin pemahaman yang sama mengenai prioritas organisasi;
mempertegas tanggungjawab para menejer dan unit organisasi;
Memberdayakan manajer baru dan memberikan otoritas hingga unit lebih rendah dalam organisasi, dan pengembangan personel secara umum (memperbaiki sistem seleksi dan pelatihan, reward system yang dikaitkan dengan strategi)
Membuka dan mengatasi problem koordinasi dan komunikasi di seluruh organisasi;
Mendapatkan komitmen perorangan mengenai visi organisasi dari semua manajer;
Mengikuti dan selalu berhubungan dengan perkembangan hubungan antara organisasi dengan pelanggannya.
Shaping organizational culture sehingga memungkinkan peningkatan kinerja dan perubahan. Pemimpin harus mengetahui bagaimana value dan beliefs yang dipercaya
9
Strategic Leadearship
dan diterima diseluruh organisasi akan membentuk pola bagaimana pekerjaan dijalankan. Pembentukan ulang budaya organisasi merupakan salah satu hal utama yang dilaksanakan Pemimpin dalam usaha mempercepat perubahan. Pembangunan budaya organisasi dapat dilaksanakan dengan cara lain membangun dan memperkuat reward system, values, stories and legend tentang core values, symbols, beliefs, myths, dll. Pemimpin manajer kunci sangat mempengaruhi penetapan strategi dan jalannya implementasi strategi yang dipilih yang memerlukan perubahan. Sedangkan menurut Mintzberg dan James (1991) effektifitas perubahan organisasi merupakan result dari struktur, strategi, sistem, gaya (style), keterampilan (skills), dan sesuatu yang disebut superordinate goals yang dikenal sebagai kerangka kerja 7-S McKinsey). Pertanyaan yang diajukan meliputi siapa yang harus melaksanakan faktor kritis implementasi strategi? Apakah orang tersebut mempunyai kemampuan mendelegasikan tugas dan menangani kontrol dengan rentang kendali yang lebar. Indikator yang dapat digunakan adalah (1) kemampuan dan pendidikan, (2) track of record dan pengalaman, dan (3) personalitas dan temperamen. Tim manajemen puncak dapat berasal dari luar maupun dari dalam organisasi, atau kombinasi sebagian dari luar dan sisanya dari organisasi, atau kombinasi dari sebagian dari luar dan sisanya dari dalam organisasi. Keuntungan penunjukan orang dalam memimpin organisasi dan mengimplementasikan strategi baru antara lain : (1) Mengerti organisasi, kondisi, orang-orang dan kinerjanya; (2) Kualitas dan karakteristik orang sudah diketahui dengan pasti; (3) Pemimpin dari dalam berarti telah memiliki jaringan kerja sama dengan rekan, bawahan, pemasok, pembeli dan stakeholders lainnya yang akan memperlancar pekerjaannya; (4) Sebagai motivator dan komitmen organisasi atas karier individu anggota organisasi. Sedangkan kerugian antara lain: (1) Pemimpin dari dalam yang telah terbiasa dengan strategi
10
Strategic Leadearship
sebelumnya cenderung kurang daya adaptasinya terhadap perubahan strategik yang besar karena value dan sikap yang terbentuk dan pengetahuan yang dimilikinya; (2) Komitmen pemimpin dari dalam terhadap kebijakan lama sering menghambat pengambilan keputusan terhadap penerapan strategi baru; dan (3) Pemimpin dari dalam lebih sulit terinspirasi dan kurang kredible dalam merasakan kebutuhan akan perubahan organisasi; Jika pemimpin diangkat dari luar, beberapa keuntungan akan diperoleh antara lain: (1) Tidak terikat dengan komitmen dengan internal terhadap anggota organisasi; (2) Pemimpin dari luar memiliki komitmen dan antusiasme yang tinggi; dan (3) Pemimpin dari luar memberikan signal ke seluruh organisasi bahwa perubahan benar-benar diinginkan. Namun demikian, pengangkatan pemimpin dari luar memiliki kekurangan antara lain; (1) Biayanya mahal dalam pengertian kompensasi, biaya transfer, dan waktu penyesuaian kerja (waktu mempelajari bagaimana bekerja pada organisasi dan tim baru); (2) Jika kandidat yang memenuhi 100% kualifikasi tidak tersedia membawa ke pilihan kandidat dengan kompromi (yang sering menurunkan kualifikasi); (3) Terdapat ketidakpastian mengenai pilihan kandidat yang kan ditunjuk (kualifikasi, kapabilitas, kinerja, dst); dan (4) ‘biaya moral’ yang tinggi bagi pembinaan karier anggota organisasi yang mengharapkan mendapatkannya apabila kursi diberikan kepada kandidat dari luar (menilai seolah-olah kandidat dari dalam organisasi dan kapabilitasnya lebih rendah sehingga menimbulkan problem “mau dikemanakan kandidat dari dalam”. Struktur organisasi akan dipengaruhi oleh strategi yang diterapkan organisasi. Namun demikian dapat diringkas sebagai: ramping (lean), solid, responsif dan antisipatif terhadap perubahan lingkungan, efisien. Perilaku organisasi (bisnis) menurut Ansoff dan Edward (1990) dapat ditinjau dari dua tipe yang berbeda yaitu ; (a) incremental, dan (b) entrepreneurial.
11
Strategic Leadearship
Perilaku incremental. Organisasi dicirikan oleh perilaku minimisasi perpindahan dari perilaku lama sehingga perubahan maksimum mungkin dihindari atau dibatasi, hindari resiko. Banyak dianut oleh organisasi nirlaba dan pelayanan meskipun tidak sedikit organisasi bertujuan profit, menekankan pada efektifitas penggunaan sumber daya yang dimiliki;
Perilaku enterpreneurial.
Kebalikan dengan perilaku incremental, organisasi
dengan perilaku enterpreneurial mencari perubahan, disamping merespon masalah juga mengantisipasi ancaman dan peluang, mencari banyak alternatif solusi. Organisasi dengan perilaku enterpreneurial mencari dan mengembangkan skill yang diperlukan, memberikan reward atas inisiatif dan inovasi, struktur berubah, dan secara aktif mencari peluang. Organisasi yang memiliki perilaku berbeda dan kontras tersebut akan memerlukan pemimpin yang berbeda kualifikasinya dan gaya kepemimpinannya agar dapat berhasil dengan baik.
STRATEGI KEPEMIMPINAN TEKNOLOGI Pendekatan strategis untuk selalu mencari dan mendapatkan teknologi lebih maju dari pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, melahirkan dan mengelola inovasi dan menciptakan produk baru. Usaha yang dilakukan organisasi antara lain : a. Usaha internal untuk menghasilkan inovasi dari dalam organisasi b. Melakukan aliansi strategis atau usaha patungan berupa kontrak, atau tanggung beban bersama, atau hubungan komplementer c. Melakukan investasi pada ide cemerlang di luar organisasi (akuisisi inovasi)
12
Strategic Leadearship
Kepemimpinan teknologi memiliki makna strategis yang diinginkan apabila hal ini memberikan keuntungan sebagai pelaku utama. Keuntungan ini memungkinkan pimpinan perusahaan
menterjemahkan keunggulan teknologimenjadi keunggulan
bersaing yang tetap bertahan walaupun keunggulan teknologinya sendiri sudah tidak ada.
STRATEGI KEPEMIMPINAN MUTU Dalam era persaingan saat ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya rendah. Hanya dengan kepemimpinan mutu inilah perusahaan dapat berkompetensi dan menjadi pemimpin mutu dalam industri. Mutu mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan antara lain dengan : a. Meningkatkan daya saing b. Kapuasan pelanggan c. Loyalitas pelanggan Untuk menjadi pemimpin dalam mutu maka perusahaan perlu mengambil strategi :
Peningkatan Mutu; Menciptakan suatu perubahan yang bermanfaat secara terorganisasi, pencapaian suatu tingkat kinerja yang tidak pernah terjadi di masa lalu. Peningkatan berupa bentuk misalnya, pengembangan produk baru untuk menggantikan produk lama, pemakaian teknologi baru, revisi proses untuk mengurang angka kesalahan.
Perencanaan Mutu; Adalah aktivitas untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan pengembangan produk yang dibtuhkan utnuk memenuhi kebutuhan itu. Perencanaan mutu ini dibutuhkan untuk banyak produk, bukan hanya barang dan jasa tetapi juga termasuk rangkaian proses dalam penjualan barang dan jasa itu
13
Strategic Leadearship sendiri. Dalam perencanaan mutu perlu: (1) Mengenali siapa yang jadi pelanggan; (2) Menentukan kebutuhan pelanggan itu; (3) Menterjemahkan kebutuhannya ke dalam bahasa kita; (4) Mengembangkan keistimewaan produk yang dapat secara optimal menanggapi kebutuhan itu; (5) Mengmbangkan suatu proses yang optimal; dan (6) Mengubah proses menjadi kekuatan operasi
Pengendalian mutu; Pengendalian mutu sebagai proses manajemen dimana perusahaan mengevaluasi kinerja nyata, membandingkan kinerja nyata dengan tujuan dan mengambil tindakan terhadap perbedaan. Pengendalian mutu bertujuan untuk menjaga proses yang terencana sehungga tetap dapat memenuhi tujuan operasi.
STRATEGI COST LEADERSHIP Strategi cost leadership adalah strategi organisasi yang menekankan pada keunggulan proses produksi rendah biaya. Disamping penggunaan teknologi mass production, disain standar, faktor pengalaman (learning curve) akan berperan penting dalam penerapan strategi ini. Biaya sangat penting bagi strategi diferensiasi. Pemimpin perusahaan harus menyadari pentingnya buaya dan banyak rencana strategi menetapkan keunggulan biaya atau pengurangan biaya sebgai tujuan. Yang dimaksud dengan keunggulan biaya adalah mempelopori produk berbiaya rendah dan menciptakan cara memperoleh biaya rendah untuk melaksanakan aktivitasnya. Pada prinsipnya konsumen akan menyukai produk yang memberikan kualitas dan prestasi yang paling baik, tersedia secara luas dan harga rendah. Pimpinan pada organisasi yang berorientasi pada produk ini akan memfokuskan energi pada
14
Strategic Leadearship
pembuatan produk yang baik dengan perbaikan secara terus-menerus dan pencapaian efisiensi produksi yang tinggi (produktivitas meningkat, biaya produksi rendah). Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan biaya jika biaya kumulatifnya dalam melakukan semua aktivitas lebih rendah daripada biaya pesaing. Nilai strategik keunggulan biaya tergantung pada kesanggupan bertahannya. Kesanggupan bertahan akan ada jika sumber keunggulan biaya perusahaan sulit ditiru pesaing. Keunggulan biaya menimbulkan kinerja unggul jika perusahaan menyediakan tingkat nilai yang dapat diterima kepada pembeli, sehinga keunggulan biaya tidak hilang karena perlunya menetapkan harga lebih rendah dibanding harga pesaing. Ada dua cara utama bagi perusahaan utnuk mencapai keunggulan biaya, yaitu : Mengendalikan penentu biaya. Perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam kaitannya dengan penentu biaya aktivitas nilai yang memiliki proporsi signifikan dari biaya total. Mengkonfigurasi ulang rantai nilai.
Perusahaan dapat melakukan cara yang
berbeda dan lebih efisien untuk mendesain, memproduksi, mendistribusi atau memasarkan produk. ENTERPRENEURIAL LEADERSHIP Kepemimpinan ini mempunyai makna kepemimpinan yang mempunyai nilai atau kualitas, bukan pengetahuan tentang manajemen saja tetapi lebih tepat disebut sebagai kepeloporan. Dalam dunia usaha jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan. Setiap orang yang berwiraswasta dengan sendirinya adalah seorang pemimpin karena secara sadar atau tidak ia telah menempatkan dirinya sendiri pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharusakan dirinya untuk selalu mampu mengambil keputusan yang menurutnya merupakan keputusan paling baik dan bijaksana. Perusahaan yang telah maju, beberapa diantaranya didirikan oleh para mantan karyawan yang memiliki jiwa dan naluri wiraswasta.
15
Strategic Leadearship Contoh Kasus : Strategic Leadership
PT. SANG HYANG SERI (Persero) PT. Sang Hyang Seri adalah perusahaan agribisnis nasional bergerak di bidang pembenihan yang mempunyai misi memproduksi dan memasarkan benih unggul tanaman pangan dan tanaman pertanian lainnya ke seluruh wilayah tanah air. PT. SHS mendukung kemajuan agribisnis, perwujudan swasembada pangan, peningkatan produktivitas, dan pendapatan petani dengan menyediakan benih unggul dengan kemurnian fisik dan genetik tinggi. PT. SHS menjalankan usaha secara bertanggung jawab utnuk menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi shareholder dengan pertumbuhan jangka panjang, dan memenuhi komitmen
perusahaan terhadap
stakeholder, masyarakat dan lingkungan. Sedangkan Visi PT. SHS akan menjadi perusahaan benih nasional yang tangguh yang dikenal diseluruh tanah air, regional dan bahkan dunia, yang dihormati (dibanggakan) oleh karyawan, pelanggan, pesaing, pemegang saham dan masyarakat. PT. SHS akan menjadi standar dan acuan dalam hal kinerja yang tinggi dengan kebanggannya adalah beragam produk berkualitas, produktivitas yang tinggi, inisiatif, kerja timk jaringan kerja dan kemampuan mengantisipasi dan merespon perubahan dengan menciptakan peluang. Dari Visi dan Misi di atas dapat ditarik beberapa hal penting antara lain: Perusahaan melakukan antisipasi dan merespon perubahan serta menciptakan peluang Perusahaan membanggakan inisiatif dan inovasi yang menghasilkan benih baru yang beragam dan berkualitas.
16
Strategic Leadearship
Agar PT. SHS tetap memimpin di bidang pembenihan di tingkat nasional maka perusahaan harus menempuh kebijakan strategik berupa: Strategi unggul teknologi, s trategi unggul organisasi, strategi cost leadership dan strategi aliansi. Strategi Unggul Teknologi Strategi unggul teknologi ini memungkinkan menggasilkan inovasi baik dengan menghasilkan benih baru hasil pemuliaan (hasil rekayasa genetika, hibrida, kultur jaringan), yang memungkinkan diterapkan dan dikuasainya teknologi budidaya, yang memungkinkan dimiliki dan dioperasikannya teknologi pengolahan benih modern. PT SHS melakukan aliansi strategik dengan instansi. Penelitian dan Pengembangan, dan Perguruan Tinggi. Selama ini hal demikian dimungkinkan karena adanya peraturan formal yang mengatur hubungan tatakerja antar instansi pemerintah (PT SHS berada di bawah Departemen Pertanian, demikian juga Lembaga Penelitian Pertanian). Selain dengan instansi seatap PT SHS juga menjalin kerja sama dalam rangka penerapan teknologi produksi yang menghasilkan lembaga pendidikan da penelitian (Perguruan Tinggi). Selain itu juga akuisisi teknologi dilakukan dengan dipasang dan dioperasikannya unit pengolahan benih yang modern dan berkapsitas besar yang memungkinkan produksi benih dengan kualitas fisik baik dan terjamin. Strategi Unggul Organisasi Untuk mengimplementasikan strategi dengan baik perlu didukung oleh personel (staf) yang memadai (jumlah dan kemampuannya), dan struktur organisasi yang sesuai. Lingkungan bisnis PT SHS dicirikan salah satunya dengan adanya permintaan yang beragam (jumlah, jenis, waktu) produk dipengaruhi oleh program tanam petani, iklim setempat, kondisi teknologi budidaya yang diadopsi petani setempat yang selalu berubah maka diperlukan kebijakan yang responsif dan antisipatif yang dapat
17
Strategic Leadearship
diputuskan dengan capat agar tidak kehilangan pasar. Konsumen menuntut produk berkualitas, harga murah dan penyerahan cepat (Quality, Cost, Delivery). Struktur organisasi harus disusun sehingga memungkinkan mekanisme pengambilan keputusan secara cepat dan tepat yang disertai mekanisme kontrol yang efisien. Dari komposisi personal PT SHS yang didominasi oleh personel yang berpendidikan rendah dan pengetahuan dasar yang non – pertanian maka perlu dikaji ulang apakah mungkin diperlukan penataan ulang (re-strukturisasi), pelatihan dan pengembangan personel sehingga mampu dengan efektif dan efisien mengerjakan tugas-tugas yang ada. Termasuk di dalamnya keahlian di bidang pemuliaan untuk menghasilkan benih varietas unggul baru guna mencapai keunggulan. Pembinaan dan pengembanagn personel dilakukan secara sistematis dalam rangka mempertahankan dan bahkan meningkatkan kompotensi di bidang perbenihan. Perencanaan karier yang jelas yang didasarkan pada kompotensi personel, prestasi dan kinerja yang dicapai, ide-ide luar biasa yang dilahirkan, bukan hanya faktor senioritas, akan mampu mendorong pengembanagn iklim belajar, iklim mengembangkan diri akan berujung pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Pemimpin puncak harus menetapkan kondisi dan kemampuan SDM yang diharapkan untuk mendukungn implementasi pada setiap tahap. Penilaian kemampuan SDM saat ini dan harap akan menghasilkan gap yang harus ditutup dengan program pendidikan dan pelatihan, atau bahkan akuisi kemampuan yang dibutuhkan. Pengembangan budaya organisasi barangkali merupakan pekerjaan pemimpin PT SHS yang tidak ringan mengingat sejarah PT SHS yang merupakan organisasi pemerintah yang berorientasi pelayanan - non profit. Dengan budaya kerja yang berbeda dengan yang dituntut oleh suatu organisasi yang berorientasi bisnis.
Jiwa dan perilaku
pelayanan yang telah mendarah-daging pada hampir seluruh personel harus diubah (melihat pot) menjadi berjiwa yang berperilaku entrepreneur. Dalam keadaan seperti
18
Strategic Leadearship
ini keputusan dan kebijakan budaya organisasi yang diputuskan oleh pemimpin puncak harus disosialisasikan ke seluruh personel, dan tindakan pemimpin puncak merupakan contoh yang mencerminkan pelaksanaan budaya organisasi yang akan diteladani oleh bawahannya. Penguatan penerapan budaya perusahaan yang dibentuk dan dikembangkan dapat diintegrasikan dengan praktek pengembanagn personel, pemberian reward kepada yang berprestasi menegakkan budaya organisasi dan punishment (terutama peer pressure bagi pelanggar), bahkan peningkatan pangkat dan promosi dikaitkan dengan pelaksanaan budaya organisasi. Praktek etis di dalam operasional organisasi seharusnya dijadikan suatu bagian dari budaya perusahaan yang diterapkan dan ditegakkan secara tegas dan jelas. Reward harus diberikan kepada personel yang menegakkan dan menerapkan etika bisnis yang digariskan organisasi, dan punishment yang adil dan tegas harus diberikan kepada personel yang melanggarnya. Karena PT SHS memiliki banyak cabang, banyak mitra (mitra produksi dan mitra distribusi) yang melakukan kegiatan di berbagai lokasi geografis yang menyebar luas maka sistem pengendalian yang efektif dan efisien. Sistem pengendalian demikian harus built-in dengan rencana strategi yang ditetapkan pemimpin puncak. Strategi Cost Leadership PT SHS adalah perusahaan benih yang tertua, dengan banyak pengalaman. Dalam hal ini telah terjadi learning curve yang tinggi sehingga mass production benih menghasilkan harga pokok produksi yang rendah. Namun mengingat sehatnya kinerja keuangan masih mengandung subsidi dari pemerintah perlu dilanjutkan implementasi strategi cost leadership, jika perlu dengan menerapkan analisis aktivitas menuju efisiensi produksi.
19
Strategic Leadearship
Strategi Aliansi Di bidang produksi membentuk dan membina kemitraan dalam memproduksi (memperbanyak) benih). Kemitraan yang dimaksud adalah kemitraan dengan petani penangkar dimana perusahaan memberikan benih kepada petani penangkar untuk dibudidayakan dan untuk pemasarannya diserahkan kembali pada PT SHS. Sistem ini memungkinkan untuk efisiensi biaya karena perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk menyewa lahan. Perusahaan bisa berkonsentrasi penuh pada produksi benih lain untuk menyewa lahan.
Perusahaan bisa berkonsentrasi penuh pada
produksi benih lain yang teknologinya relatif sulit dan tidak dimiliki oleh petani penangkar. Di bidang distribusi dan pemasaran menjalin jaringan kemitraan dengan distributor, dalam hal ini pedagang besar. Sebagaimana diketahui benih adalah produk standar yang perusahaan lain pun bisa memproduksinya. Oleh karena itu untuk tetap unggul maka perusahaan perlu mempunyai jaringan distribusi yang kuat.
20
Strategic Leadearship
DAFTAR BACAAN Anshoff, H. Igor dan Edward, J. McDonnell. 1990. Implanting Strategic Management. Second Edition. Prentice Hall Int. (UK) Ltd. Hertfordshire.
Kertajaya, Herwawan., Michael Herwawan, dkk.
2001. MarkPlus on Strategy: 12
TahuN Perjalanan MarkPlus&Co Membangun Strategi Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Mintzberg, Henry, dan james Brian Quinn. 1991. The Strategi Process: Concepts, Contexts, cases. Second Edition. Prentice Hall Int. Inc. Englewood Cliffs, N.J.
Pearce II. John A. Dan Richard B. Robinson Jr.
1997.
Strategic Management:
Formulation, Implementation, and Control. Sixth Edition. Irwin. Chicago.