PENAJAMAN NILAI-NILAI AKTUALISASI PADA TAYANGAN VISUAL BERITA TELEVISI GLOBAL SIANG SEGMEN KHUSUS MAT JUKI (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual) Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Komunikasi Visual
Disusun Oleh :
Nama
: Agus Jamaludin Malik
NIM
: 4440401-024
Jurusan
: Komunikasi Visual
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA
: AGUS JAMALUDIN MALIK
NIM
: 4440401-024
JUDUL SKRIPSI
: PENAJAMAN NILAI-NILAI AKTUALISASI PADA TAYANGAN VISUAL BERITA TELEVISI GLOBAL SIANG SEGMEN KHUSUS MAT JUKI (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual)
Jakarta, 10 Juli 2008
Mengetahui, Pembimbing
(Nurprapti W. Widyastuti, M.Si)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
NAMA
: AGUS JAMALUDIN MALIK
NIM
: 4440401-024
JURUSAN
: KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS
: ILMU KOMUNIKASI
JUDUL SKRIPSI
: PENAJAMAN NILAI-NILAI AKTUALISASI PADA TAYANGAN VISUAL BERITA TELEVISI GLOBAL SIANG SEGMEN KHUSUS MAT JUKI (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual)
Jakarta, 14 Juli 2008
Ketua Sidang Nama : Dra. Agustina Zubair, M.Si
(.............................................)
Penguji Ahli Nama : Arie Hendrawan, S.Ds
(…………………………….)
Pembimbing Nama : Nurprapti W.Widyastuti, M.Si
(………………………….....)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI NAMA
: AGUS JAMALUDIN MALIK
NIM
: 4440401-024
JUDUL SKRIPSI
: PENAJAMAN NILAI-NILAI AKTUALISASI PADA TAYANGAN VISUAL BERITA TELEVISI GLOBAL SIANG SEGMEN KHUSUS MAT JUKI (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual)
Jakarta, 11 Agustus 2008 Disetujui dan Diterima Oleh: Pembimbing
(Nurprapti W. Widyastuti M.Si)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Nurprapti W. Widyastuti M.Si)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta anugerah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ”PENAJAMAN NILAI-NILAI AKTUALISASI PADA TAYANGAN VISUAL BERITA TELEVISI GLOBAL SIANG SEGMEN KHUSUS MAT JUKI (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S-1) Ilmu Komunikasi bidang studi Komunikasi Visual Universitas Mercu Buana. Disamping itu, penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing yang dilakukan pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Besar harapan, skripsi ini dapat berguna untuk semuanya. Selain itu, penulis mengucapkan permohonan maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan dalam penulisan katakata atau pun lainnya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalam,
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis haturkan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. 2. Nabi Muhammad SAW 3. Ayahanda Mahfud dan Ibunda Aan Anani, selaku orangtua penulis, yang telah memberikan do’a restu serta kesempatan kepada penulis untuk kuliah serta dengan sabar menunggu kelulusan penulis. 4. Saudara-saudara kandung penulis yang telah membantu dalam pemberian motivasi dan biaya kuliah: Aa Asep, Teh Oom+A Elon+Tegar, Aa Iping+Teh Eva+Putri-putrinya, nenek Icah, Eroh, dan adikku tercinta Ipan. 5. Kekasihku Neng_Wulan, yang selalu memberi pengertian, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 7. Ibu Dra. Agustina Zubair M.Si, selaku Wakil dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 8. Ibu Nurprapti W.Widyastuti M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus Ketua Jurusan Komunikasi Visual. 9. Bapak Arie Hendrawan S.Ds, selaku dosen dan penguji ahli. 10. Kepada seluruh dosen Universitas Mercu Buana, khususnya para dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis. Mohon maaf penulis tidak dapat menyebutkan nama ibu/bapak dosen satu per-satu.
11. Kepada bang Jay, Mas Mawi dan Mba Lila, Mas Irfan, Mas Mefi, Mas Ibeng, atas segala bantuannya selama penulis belajar di universitas ini, serta seluruh Staf TU dan Laboran Fakultas Ilmu Komunikasi, atas bantuannya dalam pembuatan surat-surat dan peminjaman fasilitas atau peralatan pada penyelesaian skripsi penulis. 12. Tomy, Rony, Fahriza, Fahrul, Doal, Semi, Daniel, Achzan, Warih, Anjel, Elena, Hengky, Epul, Bembeng, Fajar, Iwan, Rais, Dona, Hasnul, Rizky, Deny, Fandy dan semua mahasiswa Komvis dari semua angkatan. 13. Hadiyuwono dan teman-teman FPC Fikom Mercu Buana. 14. Seluruh pedagang Makanan dan pengusaha percetakan dilingkungan Universitas Mercu Buana, atas segala bantuan pelayanan makanan dan jasa. 15. Bpk. Triam Febriantoro, selaku HRD PT. Global Informasi Bermutu. 16. Mas Alit Pancalaksana, selaku Sekretaris Direksi Global TV. 17. Para Editor dan produser departemen news serta infotainment di Global TV yang telah membantu dalam penelitian penulis tentang proses editing berita televisi, yaitu: Mba Lika, Mas Tata, pak Edi, pak Herik, mas Udin, mas Fendi, kang Barkat, bang Rizal, kang Ferry, mba Ifah, mba, Punky, dan semua editor Global TV yang namanya tidak dapat penulis sebutkan semua. 18. Kepada bpk Ahmad Deny, mas Anjas, mas Fajar, dan mba Dewi, atas informasi yang telah diberikan tentang tayangan segmen khusus Mat Juki. 19. Staff Library Global TV yang telah membantu dalam pembuatan dokumen. 20. Semua pihak yang telah membantu.
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI KOMUNIKASI VISUAL
ABSTRAK AGUS JAMALUDIN MALIK : 4440401 - 024 Penajaman Nilai-nilai Aktualisasi Pada Tayangan Visual Berita Televisi Global Siang Segmen Khusus Mat Juki (Studi Analisis Editing Tayangan Audio Visual). xii + 111 hal + 40 lampiran ; 2008 ; bibl: 28 (1985 - 2008) Tayangan Visual Berita Televisi adalah sebuah tayangan yang mengungkapkan ide-ide, gagasan tentang suatu peristiwa atau fenomena dalam bentuk gambar yang bergerak dan dapat dilihat. Disamping untuk memperoleh informasi yang aktual, pemirsa televisi menginginkan kualitas gambar yang baik dan menarik, sehingga tidak membuat pemirsa menjadi jenuh pada penayangan berita televisi tersebut. Untuk itu, berita televisi berupa laporan khas atau unik memerlukan keahlian khusus yang berbeda dengan segmen berita lainnya terutama dalam proses editing. Penelitian ini adalah untuk mengetahui penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing yang dilakukan pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual mengacu pada konsep Sadjiman Ebdi Sanyoto, Ina & Jane, Dedy Mulyana dan konsep para pakar komunikasi lainnya. Sadjiman menjelaskan bahwa komunikasi visual adalah sarana yang menghubungkan antarmanusia lewat perantara media yang bersifat kasat mata. Ina & Jane menjelaskan bahwa berita khususnya straight news haruslah berupa kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Sedangkan proses editing tayangan audio visual, mengacu pada konsep menurut Askurifai Bakhsin, Danton Sihombing, Wucius Wong, Hendi Hendratman dan para pakar desain komunikasi visual lainnya. Askurifai Bakhsin menjelaskan bahwa seorang editor harus memahami mengenai ukuran gambar, komposisi gambar, gerakan kamera, sekuens dan kontinuitas agar gambar yang dihasilkan dapat dijadikan materi berita yang menarik. Sifat penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat deskriptif-kualitatif dengan menggunakan metode studi analisis tema kultural, yaitu metode yang digunakan untuk mencari benang merah yang ada kaitannya dengan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Pengumpulan data di dapat dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak redaksi Global Siang sebagai penanggungjawab produksi. Selanjutnya penulis mendeskripsikan dan menjabarkan secara kualitatif dilihat dari penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing yang pada tayangan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penajaman nilai-nilai aktualisasi dengan mengedepankan tema-tema yang kontemporer dan memiliki dampak yang signifikan bagi pemirsa dalam penyampaian pesan pada tayangan visualnya. Sedangkan proses editing pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki adalah dengan menggunakan tahap-tahap editing dimulai dari tahap persiapan sampai tahap penayangan. Proses editing pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki menggunakan software avid news cutter serta pemanfaatan berbagai efek audio dan video dalam software tersebut. Dalam proses editing pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki, diperhatikan pula tentang camera angle, frame size, komposisi dan gerakan kamera untuk mendapatkan tayangan yang lebih menarik, unik dan lucu.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI..................................................................i TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI...................................................................ii PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI...........................................................iii KATA PENGANTAR...........................................................................................iv UCAPAN TERIMA KASIH.............................................................................v-vi ABSTRAK......................................................................................................vii-viii DAFTAR ISI ...................................................................................................ix-xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1-8 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................9 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................9 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis.......................................................................10 1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................10
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Ilmu Komunikasi............................................................................11-12 2.2 Komunikasi Visual...............................................................................12 2.3 Elemen-elemen Visual dan Fungsinya.................................................13 2.3.1 Bentuk (Shape)............................................................................13 2.3.2 Ukuran (Size)...............................................................................13 2.3.3 Warna (Color)………………………………………………13-14
2.3.4 Tipografi……………………………………………………14-15 2.4 Tayangan Visual Berita televisi......................................................15-16 2.4.1 Sudut Pengambilan Gambar (camera angle).........................16-17 2.4.2 Ukuran Gambar (frame size)..................................................17-19 2.4.3 Gerakan Kamera....................................................................19-20 2.4.4 Gerakan Objek............................................................................20 2.4.5 Komposisi Gambar................................................................20-22 2.4.6 Pencahayaan...........................................................................22-24 2.5 Komunikasi Massa..........................................................................24-28 2.6 Media Massa...................................................................................28-30 2.6.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa..........................30-31 2.7 Berita...............................................................................................31-32 2.8 Nilai-nilai (values)..........................................................................32-33 2.8.1 Nilai Berita………………………………………………….33-35 2.9 Aktualisasi......................................................................................35-37 2.10 Editing Tayangan Visual Berita Televisi……………………….37-38 2.10.1 Peralatan Editing………………………………………...38-39 2.10.2 Penambahan Audio pada Tayangan Visual……………...39-40 2.10.3 Penambahan Video pada Tayangan Visual.......................40-46 2.10.4 Format Editing Berita........................................................46-50
BAB III METODOLOGI 3.1 Sifat/Tipe Penelitian.......................................................................51-52 3.2 Metode Penelitian................................................................................52 3.3 Tehnik Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer.................................................................................53 3.3.2 Data Sekunder...............................................................................53 3.4 Nara Sumber (key informan)...........................................................54-55 3.5 Definisi Konsep....................................................................................55 3.6 Fokus Penelitian...................................................................................56 3.7 Tehnik Analisis Data......................................................................56-57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan…………………………………………58-59 4.1.2 Latar Belakang Perusahaan………………………………...59-60 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan…………………………………..60-61 4.1.4 Pemegang Saham........................................................................61 4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan.............................................61-62 4.1.6 Jumlah Karyawan..................................................................62-63 4.1.7 Target Pemirsa............................................................................63 4.1.8 Program Global TV...............................................................63-64 4.1.9 Coverage Area.......................................................................64-65 4.1.10 Tentang Tayangan Visual Berita Televisi Global Siang Segmen Khusus Mat Juki....................................................65-70 4.2 Hasil Penelitian………………………………………………………70 4.2.1 Persiapan Proses Editing ......................................................71-72 4.2.2 Proses Capturing....................................................................73-76 4.2.3 Tahap Penyeleksian Gambar.................................................76-79 4.2.4 Tahap Pemberian Backsound................................................79-80
4.2.5 Tahap Pemberian Audio dan Video Transisi........................81-82 4.2.6 Tahap Pemberian Audio dan Video Efek……………………82-85 4.2.7 Tahap Pemberian Bumper…………………………………...85-87 4.2.8 Tahap Penulisan Buble Teks………………………………...87-90 4.2.9 Tahap Rendering……………………………………………..90-91 4.2.10 Tahap Evaluasi……………………………………………...91-94 4.2.11 Tahap Pengiriman File Hasil Editing…………………………..94 4.3 Pembahasan……………………………………………………..95-107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……………………………………………………108-110 5.2 Saran 5.2.1 Secara Akademis……………………………………………...111 5.2.3 Secara Praktis…………………………………………………111
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Draft Hasil Wawancara 2. Struktur Redaksi Global Siang 3. Struktur Organisasi PT.Global Informasi Bermutu 4. Naskah Segmen Khusus Mat Juki 5. Naskah Berita Global Siang 6. Rundown Segmen Khusus Mat Juki 7. Dokumentasi Tayangan Visual Segmen Khusus Mat Juki 8. Surat Keterangan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sejak berabad-abad yang lalu telah mengetahui akan pentingnya komunikasi. Mulai dengan komunikasi sederhana, ketika simbolsimbol menjadi bagian daripada komunikasi pada zaman dahulu sampai sekarang dengan munculnya teknik informasi yang semakin canggih. Teknologi informasi yang semakin canggih membuat manusia semakin mudah dalam berinteraksi dalam kehidupan ini. Kehidupan manusia kini dikendalikan oleh media massa.1 Hal ini dapat kita amati daripada animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa. Seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Ditambah lagi dengan adanya media online yaitu internet. Saat ini televisi merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi televisi adalah memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Stasiun televisi di Indonesia kini semakin bermunculan. Diantaranya TVRI, RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, ANTV, Trans TV, Trans 7, TV One, Jak TV, O’Channel, Space Toon, DAAI TV, Metro TV, dan Global TV. Ditambah lagi dengan televisi-televisi lokal yang hanya dapat dinikmati satu kota atau satu daerah tertentu saja.
1 Elvinaro Ardianto dan Lukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004
Sesuai dengan fungsinya diatas, televisi merupakan media komunikasi massa yang paling efektif dibandingkan dengan media lainnya. Ciri komunikasi massa adalah prosesnya berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya
bersifat
umum,
medianya
menimbulkan
keserempakan
dan
komunikannya heterogen.2 Televisi mempunyai kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual) oleh pemirsanya. Jadi, jika khalayak radio siaran hanya dapat mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian yang harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar Charles Dana mengemukakan, ”When a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana mungkin memberikan batasan berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu yang diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita. Sedangkan Freda Morris mengemukakan, ”News is immediate, the important, the thing that have impact on our lives”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.3 Berdasarkan definisi diatas, kita dapat mengamati bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna, dan
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung. 1994, hal.145 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu Dan Menulis Berita, Jakarta: Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hal 3 3
dipublikasikan melalui media massa periodik : surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Berita televisi merupakan salah satu acara yang sangat penting. Berita menjadi ciri khas sebuah stasiun televisi untuk menunjukan keunggulannya dan menjadi ujung tombak untuk mengangkat image atau citra sebuah stasiun televisi. Aneh rasanya, jika stasiun televisi tidak memiliki bidang pemberitaan. Itu sebabnya stasiun televisi tidak segan-segan berlomba-lomba memberikan informasi yang tajam, aktual dan terpercaya serta penyajian tayangan visual yang baik dan menarik. Pemirsa televisi pada umumnya terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film berita, terlebih lagi bila kualitasnya baik, serta moment pengambilannya tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut. Berita jatuhnya pesawat terbang, tabrakan kereta api, tawuran antarpelajar, kebakaran, peristiwa perang dan lain-lain merupakan unsur paling menarik dari siaran berita televisi karena peristiwa tersebut tidak direncanakan. Penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. Kesesuaian gambar, suara, dan materi berita merupakan hal penting yang dapat menarik perhatian pemirsa. Dan ini merupakan tugas daripada redaksional berita televisi. Disamping untuk memperoleh informasi yang aktual, pemirsa televisi menginginkan kualitas gambar yang baik pada penayangan program berita televisi. Terutama jika penyajiannya baik dan menarik, tidak membuat pemirsa menjadi jenuh. Biasanya laporan khas atau unik dengan desain tampilan yang
bagus dapat menarik minat pemirsa untuk menonton acara tersebut pada tayangan berita langsung. Dalam hal ini seorang editor berita televisi berupa laporan khusus atau feature, dituntut untuk lebih baik dalam mengolah dan mengedit program berita yang akan ditayangkan. Berbagai tayangan berita dan informasi yang ditayangkan di layar televisi dapat dengan mudah ditangkap oleh pemirsa juga tidak lepas dari peran para video editor. Informasi yang disajikan dengan visualisasi menarik akan membuat pemirsa nyaman. Tayangan berita tidak hanya menggambarkan tayangan video saja tetapi kadang juga data, tabel, grafik, dan lain sebagainya sebagai informasi tambahan. Pengaturan visualisasi tayangan berita sangat diperlukan kerja ekstra dan koordinasi antar untukan yang lebih banyak, karena acara berita biasanya disiarkan secara langsung. Hal ini berbeda dengan tayangan film, sinetron, iklan, atau infotainment yang sebelumnya direkam.4 Tugas seorang editor adalah melakukan proses editing, yaitu melakukan penyuntingan gambar atau naskah untuk siaran televisi.5 Seorang editor berita televisi harus mampu menyajikan tayangan visual yang memiliki ketajaman nilainilai aktualisasi berita, sehingga editor dituntut agar tidak melakukan kesalahan dalam penyuntingan materi berita yang dapat menimbulkan salah persepsi terhadap kebenaran berita. Seorang editor berita televisi harus mampu mengedepankan atau menayangkan visualisasi sebuah fakta atau peristiwa yang benar-benar aktual. Sehingga pemirsa dapat terpenuhi keingintahuannya untuk menonton tayangan 4 Wahana Komputer, Video Editing dan Video Production, Penerbit Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2008, hal 7 5 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi (Menjadi Reporter Profesional), Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 198
visual berita televisi tersebut. Hal ini sangat penting, karena pemirsa pada umumnya lebih tertarik untuk menonton tayangan berita yang aktual. Disamping itu, editor bertanggungjawab pada semua bagian dibidang pemberitaan. Memutuskan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang. Bertanggungjawab terhadap tampilan acara berita seperti penampilan back-ground penyiar berita, penggunaan chomakey dan pemilihan penyiar berita.6 Reporter dan editor harus bekerja sama dalam merencanakan susunan laporan berita. Pemikiran reporter tentang apa yang akan mereka tulis terhadap gambar-gambar yang ada dan pemikiran editor tentang gambar mana yang terbaik harus dipadukan kedalam suatu sequence yang sesuai. Reporter menentukan gambar dan durasi yang diperlukan, sementara editor menitikberatkan pada kelayakan gambar dilihat dari segi komposisi, screen direction, intensitas cahaya (under/over), kualitas fokus, dan lain-lain.7 Tugas editor diatas, sesuai dengan keinginan pemirsa yaitu untuk mendapatkan tayangan yang memiliki nilai-nilai aktualisasi dan menarik untuk ditonton. Pentingnya nilai-nilai aktualisasi ini, sesuai dengan karakteristik media massa yaitu memberikan informasi kepada khalayak. Terutama informasi yang sesuai dengan fakta dan memiliki nilai aktualisasi yang tinggi, sehingga menarik untuk ditonton. Karena begitu pentingnya proses editing yang dilakukan oleh redaksional khususnya editor, maka sebagai mahasiswa komunikasi visual, penulis perlu melakukan penelitian tentang penajaman nilai-nilai aktualisasi berita televisi khususnya dalam pada proses editing tayangan audio visual. 6 7
Dedy, op.cit, hal 193 Ibid, hal 110
Pemerintah telah mengatur berbagai ketentuan terkait media massa. Undangundang nomor 24 tahun 1997 tentang penyiaran telah mengatur semua ketentuan yang berlaku untuk media massa. Misalnya pasal 64: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling banyak Rp. 700.000.000,(tujuh ratus juta rupiah): 8 a. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan melalui radio, televisi, atau media
elektronik
lainnya
hal-hal
yang
bersifat
menghasut
mempertentangkan, dan/atau bertentangan dengan ajaran agama, atau merendahkan martabat manusia dan budaya bangsa, atau memuat hal-hal yang patut dapat diduga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (9); atau b. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan rekaman musik dan lagu dengan lirik yang mengungkapkan pornografi dan hal-hal yang bersifat menghasut, mempertentangkan, dan/atau bertentangan dengan ajaran agama, atau merendahkan martabat manusia dan budaya bangsa atau memuat hal-hal yang patut dapat diduga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat (2) huruf b. Sesuai ketentuan tentang media massa diatas, seorang editor berita televisi harus hati-hati dalam melakukan penyuntingan berita. Terutama dalam menentukan gambar yang layak atau tidak layak ditampilkan, mengedit materi berita yang memiliki kualitas gambar yang kurang bagus, memberikan efek blur untuk menyensor visual berita yang memiliki nilai berita negatif. Untuk memperoleh berita televisi yang baik, setiap stasiun televisi bersaing dalam hal penyajian isi berita televisi. Hal ini tampak terlihat dengan semakin 8 55 Tahun PWI, Menegakkan Profesionalisme & Etika Pers di Era Multimedia, Jakarta: Penerbit Panitia Pusat HUT PWI 2001. hal 123-124
beragamnya program berita televisi serta tampilan visual yang disajikan oleh stasiun televisi di Indonesia. Misalnya stasiun RCTI dengan program berita Seputar Indonesia, stasiun SCTV dengan program berita Liputan 6, stasiun Trans TV dengan program berita Reportase, stasiun Trans 7 dengan program berita Redaksi dan program berita televisi pada stasiun lainnya. Contoh yang menjadi perhatian penulis adalah program berita global siang di stasiun Global TV. Stasiun Global TV menayangkan program berita, yaitu berita Global Siang. Program ini merupakan program redaksional (berita) yang menayangkan berbagai informasi di pelosok tanah air. Misalnya tentang kriminalitas, politik, ekonomi, peristiwa bencana, sosial budaya, dan feature unik. Stasiun Global TV sebagai media massa elektronik yang menampilkan pesan secara audio visual, memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pertelevisian. Tugas utama mahasiswa komunikasi visual adalah dapat melakukan komunikasi secara visual dalam menyampaikan pesannya kepada komunikan atau masyarakat. Inilah yang menjadi alasan penulis mengambil stasiun Global TV sebagai objek penelitian. Alasan penulis memilih program berita global siang adalah karena di dalamnya terdapat sebuah feature unik yaitu pada segmen Mat Juki yang membedakan dengan program berita televisi di stasiun televisi lainnya. Feature atau laporan khas adalah uraian fakta yang bersifat khas atau unik.9 Pada segmen Mat Juki dilengkapi dengan desain grafis dan efek-efek, baik efek audio maupun efek visual. Desain grafisnya antara lain seperti bingkai atau frame pada layar tampilan berita, logo Mat Juki, tipografi (teks atau tulisan) dengan bahasa verbal
9
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Simbiosa Rekatama Media, 2006, hal 97
yang unik dan lucu, elemen-elemen visual, dan gerakan kamera disertai efek audio dan efek visual yang membuat gambar berita terasa lebih menarik untuk ditonton. Tayangan visual segmen khusus Mat Juki merupakan tayangan berbentuk feature yang terdapat pada berita Global Siang. Tayangan ini menurut produser Global siang memiliki rating yang cukup tinggi dibandingkan dengan tayangan berita pada segmen lainnya dalam program berita Global Siang. Bahkan segmen Mat Juki ini dapat menutupi rating segmen lainnya yang memiliki rating lebih rendah. Padahal segmen ini hanya merupakan feature yang menjadi pelengkap dalam program berita Global Siang. Berita khususnya straight news (berita langsung) haruslah berupa kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Peristiwa yang kadaluwarsa tidak menarik lagi untuk diangkat sebagai berita, kecuali ada perkembangan baru dari kejadian yang sudah kadaluawarsa tersebut.10 Segmen khusus Mat Juki merupakan segmen berbentuk feature yang terdapat dalam berita langsung program berita Global Siang. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan proses penajaman nilai-nilai aktualisasi pada segmen khusus Mat Juki. Penajaman nilai-nilai aktualisasi ini dimaksudkan untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita pada segmen khusus Mat Juki agar setara dengan segmen berita lainnya pada berita Global Siang. Segmen Mat Juki mempunyai ketertarikan tersendiri bagi pemirsanya, terutama karena tampilan visual dan pesan yang disampaikan memiliki nilai-nilai aktual seperti pada segmen berita lainnya pada program berita Global Siang. Pemirsa televisi biasanya lebih tertarik untuk menonton berita yang aktual, unik dan menarik. Misalnya peristiwa tabrakan mobil hari ini harus segera 10
Ina Ratna Mariani & Jane Kuncoro H, Tehnik Mencari Menulis Berita, Universitas Terbuka, 1999, hal 124
disiarkan hari ini pula. Untuk itu berita harus disiarkan secepat mungkin, sehingga faktor aktualisasi bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi kemarin masih dapat dianggap hangat apabila karena adanya alasan geografis tidak memungkinkan untuk segera disiarkan. Begitupula dengan segmen Mat Juki, karena berupa feature maka harus memiliki nilai-nilai aktualisasi agar dapat setara dengan segmen lainnya dalam program berita Global Siang. Oleh karena itu, penulis perlu melakukan penelitian terhadap program berita Global Siang ini terkait dengan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada proses editing dan pemberian efek-efek desain visual yang dilakukan oleh editor segmen Mat Juki khususnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul skripsi ”Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi global siang segmen khusus Mat Juki (studi analisis editing tayangan audio visual)”.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang menjadi perhatian penulis sebagai berikut: Bagaimana proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki?
1.3 Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas, tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dapat memberikan masukan bagi kalangan akademis mengenai proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi, khususnya dibidang ilmu komunikasi visual serta untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan komunikasi mengenai proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki.
I.4.2 Manfaat Praktis Agar hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan sumbang saran mengenai proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki.
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Ilmu Komunikasi Sasa Djuarsa Sendjaja menyatakan bahwa: “Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata), baik lisan dan tulisan, ataupun nonverbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya dalam bentuk gambar, warna, jarak dan bentuk lambang lainnya.”11 Carl.I.Hovland, mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai berikut: “Suatu proses dimana seseorang memindahkan rangsangan yang biasanya berupa lambang-lambang atau kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.12 Kemudian Hovland, Janis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai ” The proces by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”.13 Dari definisi tersebut, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seorang individu
(komunikator)
memberikan
stimulus
(biasanya
verbal)
untuk
mempengaruhi individu lainnya (komunikan). Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1974:9-13) paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.14
11
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 Carl I. Hovland. Dikutip Onong, Dimensi Komunikasi, Bandung: Penerbit Alumni, 1986 hal.5 13 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), Bandung: Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, 2004, hal 3 14 Jalaludin, op.cit, hal 13 12
Pesan memegang peranan penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dialihkan kepada khalayak sasarannya, terdiri dari simbol atau lambang yang mempunyai arti tertentu. Dari pendapat para ahli komunikasi diatas, dapat didefinisikan bahwa komunikasi adalah paduan pikiran dan perasaan individu, lembaga, dan institusi lainnya baik secara verbal (baik lisan dan tulisan), ataupun nonverbal (misalnya dalam bentuk gambar, warna, jarak dan bentuk lambang lainnya) dalam mengubah sikap, opini, dan perilaku orang lain untuk memperoleh tanggapan (perhatian).
2.2 Komunikasi Visual Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan memperkembangkan semua lambang pikiran, yang disampaikan lewat perantaraan media untuk menyiarkannya(Charles Cooley). 15 Dalam kamus bahasa Indonesia, visual berarti dapat dilihat dengan mata, sedangkan visualisasi adalah pengungkapan ide-ide dengan bentuk tontonan.16 Sementara itu, pengertian visual menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto adalah sesuatu yang bersifat kasat mata.17 Dengan demikian, komunikasi visual adalah sarana yang menghubungkan antarmanusia lewat perantara media yang bersifat kasat mata.
15
Sadjiman Ebdi Sanyoto, Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, Yogyakarta: Penerbit Dimensi Press, 2006 hal 1 16 Daryanto, op.cit, hal 216 17 Sadjiman, Op.Cit
2.3 Elemen-elemen Visual dan Fungsinya Definisi elemen visual menurut Wucius Wong dalam buku yang berjudul “Principles of Form and Design” yang menyatakan bahwa:”Visual Element is the visible characterisrics contributing to the appearance of a form”.18 Artinya, elemen visual merupakan sebuah karakteristik yang terlihat dan mendukung penampilan dari suatu format atau bentuk.
2.3.1 Bentuk (shape) Bentuk merupakan rupa keliling dari sebuah rancang atau bangunan. Istilah bentuk digunakan untuk menyatakan suatu bangun/shape yang tampak dari suatu benda. Bentuk mempunyai garis luar (outline) atau pembatas disekitarnya. 19
2.3.2 Ukuran (size) Ukuran bukan hanya besar atau kecil, panjang atau pendek. Ukuran dapat ditetapkan berdasarkan perbandingan, membantu kita menentukan skala, kedalaman (depth) dan jarak, atau menambah arti pada suatu bentuk visual/komposisi.20
2.3.3 Warna (color) Warna adalah sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat daripada gelombang-gelombang cahaya pada retina mata. Warna serta nilai
18
Wucius Wong, , Principles of Form and Design, Van Nostrand Reinhold: New York, hal 339 Ibid, hal 3-4 20 ibid 19
gelap terangnya, dapat menentukan sebuah bentuk dengan jelas dari lingkungannya.21 Warna menurut Iwan adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objekobjek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Warna memiliki fungsi tersendiri, yaitu:22 1. Untuk identifikasi 2. Untuk menarik perhatian 3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologi 4. Untuk mengembangkan asosiasi 5. Menciptakan suatu citra 6. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum 7. Untuk mendorong tindakan 8. Untuk proteksi dari cahaya 9. Untuk mengendalikan temperatur 10. Untuk membangkitkan minat
2.3.4 Tipografi Tipografi merupakan pengetahuan mengenai huruf yang dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara 21 22
Wucius, op.cit Iwan Wirya, Kemasan Yang Menjual, Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1999 hal30
kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. 23 Menurut teori tipografi yang termuat dalam buku karangan Danton Sihombing pula, dijelaskan bahwa jika ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok pokok. Yaitu light, regular, dan bold. Setiap kelompok huruf ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap perhatian mata. Contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.24
2.4 Tayangan Visual Berita Televisi Pengertian visual menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto adalah sesuatu yang bersifat kasat mata.25 Berdasarkan pengertian tersebut, maka tayangan visual dapat diartikan sebagai tayangan berbentuk gambar yang bergerak dan dapat dilihat. Berita televisi harus mampu mengedepankan gambar-gambar yang mampu banyak bercerita kepada khalayak, narasi atau naskah tulisan hanya sebagai
23
Danton Sihombing, Tipografi dalam Desain Grafis, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2001 ibid 25 Sadjiman, Op.Cit 24
pendukung.26 Peneliti menjadikan program berita Global Siang segmen khusus Mat Juki sebagai media visual bagi khalayak stasiun Global TV. Seorang editor harus memahami
mengenai ukuran gambar, komposisi
gambar, gerakan kamera, sekuens dan kontinuitas agar gambar yang dihasilkan dapat dijadikan materi berita yang menarik. Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk berita televisi, yaitu:27 2.4.1 Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Yakni posisi kamera pada saat pengambilan gambar (kamera Broadcast). Masing-masing angle mempunyai makna tertentu. Camera angle terbagi menjadi:28 1. Bird Eye View Adalah teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera diatas ketinggian
objek
yang
direkam.
Hasil
rekaman
teknik
ini
memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang tampak begitu kecil dan berserakan tanpa makan. Biasanya digunakan untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah dan tak berdaya, misalnya berita kecelakaan lalu lintas, musibah kebanjiran, dan lainnya. Penyajian gambar ini dimaksudkan agar penonton merasa terlibat, seolah-oleh melihat kondisi kejadian sebenarnya. 2. High Angle Merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan adalah kesan lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan yang mengandung konotasi
26
Arifin, Op.Cit, hal 36 Askurifai, Op.Cit, hal 120 28 Ibid, hal 120-124 27
dilemahkan atau dikerdilkan. Misal pengambilan gambar para buruh yang sedang berdemo dan berkerumun di depan gedung DPR. 3. Low Angle Menggambarkan
seseorang
yang
berwibawa
atau
berpengaruh.
Pengambilan gambar dari bawah. Sudut ini membangun kesan berkuasa, baik dalam soal ekonomi, politik, sosial, dan lainnya. 4. Eye Level Adalah teknik pengambilan gambar yang sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri sejajar atau yang mempunyai ketinggian tubuh yang sama dengan objek. Tidak menimbulkan kesan tertentu. 5. Frog Eye Adalah teknik pengambilan gambar pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan objek. Mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan suatu pemandangan yang aneh, ganjil, penuh misteri, kebesaran, atau sesuatu yang menarik tapi dengan variasi tidak biasanya.
2.4.2 Ukuran Gambar (Frame Size) Yakni ukuran shot untuk memperlihatkan situasi objek bersangkutan. Frame size yang menjadi kekuatan gambar berita antara lain:29 1. ECU (extreme close-up)
29
Askurifai, Op.Cit, hal 124-128
Ukuran shot sangat dekat sekali, misalnya hidungnya, matanya, telinganya saja. Mempunyai makna menunjukan detail suatu objek. 2. BCU (big close-up) Ukuran shot dari batas kepala hingga dagu objek. Bermakna menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi tertetu. 3. CU (close-up) Ukuran shot dari batas kepala hingga leher bawah. Bermakna memberikan gambaran objek secara jelas. 4. MCU (medium close-up) Ukuran shot dari batas kepala hingga dada atas. Berfungsi untuk menegaskan profil seseorang. 5. MS (mid shot) Ukuran shot dari batas kepala sampai pinggang (perut bagian bawah). Berfungsi untuk memperlihatkan seseorang dengan sosoknya. 6. KS (knee shot) Ukuran shot dari batas kepala hingga lutut. Berfungsi untuk memperlihatkan sosok objek (sama dengan MS). 7. FS (full shot) Ukuran shot dari batas kepala hingga kaki. Berfungsi untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar. 8. LS (long shot) Ukuran shot objek penuh dengan latar belakangnya. Berfungsi untuk memperlihatkan objek dengan latar belakangnya.
9. 1 S (one shot) Ukuran shot pengambilan gambar satu objek. Berfungsi untuk memperlihatkan seseorang dalam frame. 10. 2 S (two shot) Ukuran shot pengambilan gambar dua objek. Untuk menunjukan adegan dua objek sedang berinteraksi. 11. 3 S (three shot) Ukuran shot pengambilan gambar tiga objek. Berfungsi untuk menunjukan tiga orang berinteraksi. 12. GS (group shot) Adalah ukuran pengambilan gambar dengan memperlihatkan objek lebih dari tiga orang.
2.4.3 Gerakan Kamera Gerakan kamera yakni posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan diam.30 1. Zoom in/zoom out (mendekat dan menjauh) Pengambilan gambar dengan tampilan objek mendekat dan menjauh tanpa mengubah posisi kamera. 2. Tilting Pengambilan atau penyajian gambar dari atas kebawah (tilt down) atau dari bawah ke atas (tilt up). Untuk menggambarkan objek secara pelanpelan sampai muncul secara utuh.
30
Askurifai, Op.Cit, hal 129-132
3. Panning Yakni gerakan kamera mengikuti urutan objek, baik dari kiri kekanan (pan right) maupun dari kanan ke kiri (pan left). Untuk menunjukan sederetan pasukan yang sedang berbaris atau objek lain yang berderet.
2.4.4 Gerakan Objek Gerakan objek adalah gerakan dimana posisi kamera diam, sementara objek bidikan bergerak.31 1. Objek sejajar dengan kamera, baik kedepan atau ke belakang, ke kiri atau ke kanan. 2. Walk- in/walk-away, yaitu objek menjauh (walk-away) atau mendekat ke kamera (Walk- in). 3. Framing Adalah masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya kosong. Dalam sebuah film sering terdapat scene yang frame-nya kosong. Kemudian muncul aba-aba: in frame, disusul seorang aktor masuk ke frame (bingkai tampilan). Atau sebaliknya, terkadang si aktor harus keluar dari frame dengan aba-aba: out frame.
2.4.5 Komposisi Gambar Yakni seni menempatkan gambar pada posisi yang baik dan enak dilihat. Ditentukan oleh tiga faktor:32 1. Headroom
31 32
Ibid, hal 132-134 Askurifai, Op.Cit, hal 134-137
Jika kamera membidik sebuah objek dengan ukuran medium shot maka objek harus proporsional, yakni kepala bagian atas dengan batas frame harus diatur tidak terlalu tinggi dan rendah. Jika headroom terlalu tinggi maka objek akan terkesan menggantung. Bila headroom terlalu rendah objek seolah terpotong. 2. Noseroom Diartikan sebagai jarak pandang seseorang terhadap objek lainnya, baik ke kiri maupun ke kanan. 3. Looking Space Orang yang sedang berlari atau berjalan selalu menyisakan ruangan di depan atau arah seseorang yang sedang bergerak ke depan tersebut. Ruangan di depan orang yang sedang berlari atau berjalan itulah yang disebut looking space, sementara bagian belakangnya di sebut back space. Komposisi adalah cara mengatur atau menyusun bagian-bagian objek, agar objek lebih menarik dan mudah dimengerti maksudnya. Komposisi dapat digunakan untuk menunjukan maksud yang ingin disampaikan seorang kameramen. Misalnya aspek warna, bentuk, ruang bebas, tekstur, motif, dan lain sebagainya.33 Berikut ini beberapa prinsip dalam pengaturan komposisi objek agar objek lebih menarik dan mudah dimengerti maksudnya oleh penonton:34 1. Subjek
utama.
Tampilkan
sebjek
utama
sendirian,
dengan
mengesampingkan objek-objek lainya dan memisahkan antara obejk utama dengan obejk lain yang tidak terlalu penting. 33 34
Wahana Komputer, Op.Cit, hal 66 Ibid, hal 66-78
2. Penempatan Subjek utama. Subjek utama adalah subjek yang menjadi fokus perhatian kamera. Penempatan subjek utama tidak selamanya harus ditengah-tengah, tapi dapat di salah satu sudut atau tempat lain. 3. Titik pandang. Pilihlah posisi yang tepat untuk kamera saat men-shoot sehingga pesan yang ingin disampaikan terlihat jelas dan mudah dimengerti. Tampakkan muka atau wajah seseorang dari depan, jangan dari samping atau justru membelakangi. 4. Ruang pandang. Adalah ruangan didepan objek yang mengesankan objek melihat sesuatu. 5. Ruang gerak. Adanya ruang gerak akan mengesankan objek sedang bergerak ke arah tujuan tertentu. 6. Cahaya dan bayangan. Jangan sampai kamera menentang atau menghadap cahaya. Gunakan pencahayaan yang menyebar ke seluruh objek agar gambar nampak jelas. 7. Pengambilan bervariasi. Pengambilan gambar secara bervariasi akan menghasilkan gambar yang lebih menarik dan tidak monoton. 8. Men-shoot objek yang tidak dikenal.
2.4.6 Pencahayaan Pencahayaan dalam dunia visualisasi dapat menghasilkan efek yang dramatis dan imajinatif. Lewat pencahayaan yang bagus akan membuat pemirsa nyaman menikmati tayangan visual yang ditampilkan dan tidak membuat mata lelah.35
35
Wahana Komputer, Op.Cit, hal 90
Pecahayaan yang lemah akan menghasilkan gambar yang redup atau bahkan gelap, atau mungkin hasil rekaman penuh goyangan dan tampak butiran kasar. Pencahayaan ini tidak sekedar memberi penerangan agar pemirsa dapat melihat aksi objek. Akan tetapi terang-gelapnya area gambar dalam frame membantu menciptakan keseluruhan komposisi dari setiap shoot dan membimbing perhatian pemirsa kepada objek dan aksi tertentu. Objek yang di-shoot pun akan terlihat lebih jelas. Dalam buku video editing dan video production dijelaskan beberapa bagian pencahayaan, yakni:36 1. Kualitas pencahayaan dinilai dari seberapa besar intensitas cahaya yang menimpa objek. Pencahayaan yang hard (keras) akan menghasilkan bayangan yang jelas terlihat (hitam sekali). Sedangkan pencahayaan yang soft (lembut) akan menghasilkan bayangan yang menyebar (diffusive). 2. Arah pencahayaan dapat berupa pencahayaan frontal (dari arah depan), menyamping, dari belakang, bawah, atau atas. a. Jika ingin memakai pencahayaan yang tidak menghasilkan bayangan, pakailah pencahayaan frontal. Cahaya jenis ini memberi kesan rata, tanpa dimensi, dan efek bayangan yang relatif kecil. b. Pencahayaan menyamping (crosslight sidelight) biasanya dipakai untuk membentuk karakter dari sang aktor atau objek. Misalnya untuk menunjukan karakter marah, sedih dan senang. c. Pencahayaan dari belakang (backlighting) menghasilkan gambar dengan kesan yang tegas dan memberikan semacam efek ”halo” di 36
Ibid, 90-94
sekitar objek sehingga memberi kesan moody dan dramatis. Efek yang dihasilkan dari pencahayaan ini dapat menciptakan siluet. d. Pencahayaan dari bawah (underlighting) biasanya dipakai untuk membuat efek distorsi pada objek. Untuk menghasilkan kesan cahaya dari bawah (api, lampu dan lain-lain). e. Pencahayaan dari atas (toplighting) dapat menghasilkan kesan tertentu, atau biasanya untuk menghilangkan bayangan yang ada di bagian atas objek (misalnya bayangan pada dagu). 3. Sumber cahaya dibagi menjadi dua macam, yaitu cahaya utama (key light) dan cahaya tambahan (fill light). Cahaya utama memberikan cahaya yang dominan dan dampaknya berupa bayangan yang terkesan keras (hard). Sedangkan cahaya tambahan memiliki fungsi untuk menambah cahaya dan untuk memperhalus serta menghilangkan bayangan yang muncul dari cahaya utama. 4. Warna Cahaya memiliki fungsi untuk menambah suasana lebih dramatis dan menghasilkan efek-efek khusus sendiri. Misalnya jika pencahayaan ingin dibuat dominan warna merah kekuning-kuningan, hijau dan lain sebagainya. Warna-warna cahaya ini capat berasal dari warna asli sebuah lampu atau direkayasa dengan cara memberi warna pada filter lampu tersebut sesuai keinginan.
2.5 Komunikasi Massa Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara
terbuka, seringkali dapat mencapai khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek yang melibatkan biaya besar.37 Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyebutkan pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta sekilas (khusus untuk media elektronik, seperti radio siaran dan televisi). Komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.38 Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang komplek dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan: 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan budayanya. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda-beda, pesan yang keluar dan alat komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama.
37 38
Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Op.Cit, hal 188 Elvinaro dan Lukiyati , Op.Cit hal. 3-7
Seakan-akan khalayak yang heterogen tersebut aka memberikan reaksi yang sama pula.39 Menurut Onong Uchjana Effendy, ciri-ciri komunikasi massa adalah: 40 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan atau tidak langsung. Pemimpin redaksi televisi tidak langsung mengetahui tanggapan khalayak pemirsanya yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan ”tidak mengetahui”, artinya tidak langsung mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator pada komunikasi massa media televisi, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga, sejalan dengan nama televisi yang diwakilinya, serta ia tidak mempunyai kebebasan individual. 3. Pesan komunikasi massa bersifat umum. Karena pesan yang disampaikan atau disebarkan melalui media massa bersifat umum (public), ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. 4. Media
komunikasi
massa
menimbulkan
keserempakan,
karena
kemampuannya dapat menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
39 40
Alo Liliweri, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti Carl, Op.Cit, hal. 22-25
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dimana khalayak keberadaannya terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideology, pekerjaa, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan cita-cita, dan sebagainya. Fungsi komunikasi massa menurut Djalaludin Rakhmat, selain menyiarkan informasi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:41 1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform) Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama. Khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan lain sebagainya. 2. Fungsi mendidik (to educate) Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sebagai khalayak bertambah pengetahuannya. 3. Fungsi menghibur (to entertain) Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot (hard news) yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat. 4. Fungsi mempengaruhi (to persuasive) Fungsi ini menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak. 41
Djalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 56
Komunikasi massa dibedakan pada jenis komunikasi massa yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu sebagian khusus populasi. Komunikasi massa mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi dapat mencapai pada saat yang sama pada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisi, dan film. Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah komunikasi massa pada program berita televisi Global Siang segment khusus Mat Juki di stasiun Global TV. Stasiun Global TV merupakan suatu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada penerima, karena stasiun Global TV termasuk kedalam media yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, maka disini dapat dikatakan sebagai salah satu media massa.
2.6 Media Massa Onong mengatakan: ”Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relatif banyak.” 42 Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Secara umum media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya (misalnya seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan lain-lainnya). 42
Onong, Ilmu Komunikasi Massa Teori Dan Praktek, Rosdakarya, Bandung, 2002, hal 4
Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpan dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat dan kita dengar tentang dunia yang lain diluar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Dalam menyampaikan berita dan pesannya, media massa memiliki berbagai manfaat bagi bagi khalayak. Manfaat media massa adalah:43 1. Menjangkau suatu khalayak yang luas dan cepat. 2. Menciptakan pengetahuan dan menyebarluaskan informasi. 3. Mengarahkan perubahan pada sifat yang dianut. Setiap orang memiliki alasan tertentu dalam menggunakan media massa. Alasan orang menggunakan media massa adalah:44 1. Cognition (kognisi/pengetahuan). Kognisi yang mendasari tindakan seseorang untuk mengetahui sesuatu. Seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi tentang sesuatu, kemudian dia menggunakan media sebagai bagian dari kognisi. 2. Diversion (hiburan). Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk sebagai berikut: (1) stimulation atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan, (2) relaxation (santai) pelarian dari tekanan dan masalah, (3) emotional release (pelepasan emosi) dari perasaan dan energi yang terpendam.
43 44
Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Inovasi, Universitas Terbuka, 1985, hal 33 Elvinaro dan Lukiyati, Op.Cit, hal 28
3. Social Utility (kepentingan sosial). Pakar psikologi mengidentifikasikan penetapan integrasi sosial, mencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan yang lainnya dalam masyarakat. 4. Withdrawal (pelarian). Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang-orang lain, atau untuk menghindari aktivitas orang lain. Televisi sebagai media massa mempunyai kemampuan untuk menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah relatif banyak. Hal ini sesuai dengan manfaat media massa seperti yang telah diuraikan diatas.
2.6.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Televisi adalah media komunikasi yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi televisi adalah memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireles cable) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).45 Pada
Direct
Broadcast
Satellite
(DBS)
program-program
ditransmisikan oleh satelit langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inchi ditaruh diatap rumah atau di Indonesia dikenal dengan
45
Elvinaro dan Lukiyati, Op.Cit, hal 125
istilah parabola. Metode ini merupakan terobosan dalam sistem televisi kabel, yang dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1994. Media televisi memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya, yaitu:46 1. Audiovisual. Yakni karakteristik televisi dimana merupakan media massa yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat. 2. Think in Picture (Berpikir dalam gambar). Pihak yang bertanggungjawab atas kelancaran acara televis adalah pengarah acara. Dalam membuat dan membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar. 3. Pengoperasian lebih kompleks. Dibandingkan dengan radio siaran, peralatan televisi siaran yang dipergunakan lebih banyak, pengoperasian lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang.
2.7 Berita Berita adalah uraian tentang fakta yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media massa periodik.47 Charles Dana mengemukakan, ”When a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana mungkin memberikan batasan berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu yang diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita. Sedangkan Freda Morris dalam buku yang sama mengemukakan, ”News is immediate, the important, the thing that have impact on
46
Elvinaro dan Lukiyati, Op.Cit, hal 128-130 J.B Wahyudi , Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Berita, Majalah, Radio, dan Televisi, Bandung: Penerbit Alumni, 1991, hal 32 47
our lives”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Dari definisi ini, ada tiga unsur pada sebuah berita yakni baru, penting, dan berguna bagi manusia. Dari definisi ini semakin memperluas khasanah kita tentang berita. Berita tidak hanya mengandung sesuatu yang aneh, tetapi juga baru, penting dan berguna bagi pemirsa. Kemudian Eric C. Hepwood mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting dan menarik.48 Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna, dan dipublikasikan melalui media massa periodik: surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
2.8 Nilai-nilai (Values) Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga, harga sesuatu; angka kepandaian, kadar, mutu, banyak sedikitnya isi.49 Definisi nilai antara lain:50 1. Keyakinan yang bertahan bahwa cara tingkah laku tertentu atau keberadaan tertentu lebih baik daripada yang lain. 2. Prinsip, standar atau mutu yang dianggap berfaedah atau yang diinginkan sekali. 3. Nilai adalah besaran dari tipe data yang sudah didefinisikan.
48
Arifin, Op.Cit, hal 3 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, 2006, hal 269 50 http://www.google.com 49
4. Nilai adalah sebuah kesempurnaan bagi setiap benda maupun mahluk bernyawa jika dirinya mempunyai sebuah nilai. 5. Nilai adalah pilihan ideal yang telah diterima dan diakui serta mengandung komitmen rakyat. 6. Nilai adalah sebuah perumpamaan untuk dijadikan pegangan dalam hidup. 7. Nilai biasa mendukung seseorang untuk menjadi person yang terkadang berbanding terbalik dengan apa yang ada dinurani itu sendiri. Nilai biasanya mendorong tingkah laku dan berkaitan langsung dengan kepuasan atau pemenuhan hidup atau kerja. Kita menghargai beberapa hal lebih dari yang lainnya dan sering kali prioritas ini menentukan keputusan kita.
2.8.1 Nilai Berita Nilai berita sebetulnya adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah satu kejadian cukup penting untuk diliput. Berdasarkan nilai inilah wartawan atau editor memutuskan untuk meliput kejadian diantara sekian ratus kejadian tanpa henti setiap hari. Ada sejumlah faktor yang membuat satu kejadian memiliki nilai berita diantaranya:51 1. Kedekatan (proximity) Segala sesuatu yang terjadi di dekat atau sekitar pembaca atau khalayak satu media massa akan memiliki nilai berita. Pembaca ingin mengetahui apa yang terjadi di dekat mereka. Apa yang terjadi pada orang yang tidak jauh dari mereka.
51
Ina & Jane, Op.Cit, hal 124
2. Ketenaran (prominence) Orang terkenal memang sering menjadi berita seperti uangkapan barat name make news. Bintang film ternama berulang kali muncul di televisi. Kejadian yang mereka alami biasa saja, sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan orang, namun karena mereka terkenal maka akan menjadi berita hangat, selalu dicari wartawan dan beritanya disimak oleh pemirsa. 3. Aktualisasi (timeliness) Berita khususnya straight news haruslah berupa kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Peristiwa yang kadaluwarsa tidak menarik lagi untuk diangkat sebagai berita, kecuali ada perkembangan baru dari kejadian yang sudah kadaluawarsa tersebut. 4. Dampak (impact) Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat dan memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, maka semakin tinggi pula nilai beritanya. 5. Keluarbiasaan Magnitude ini sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, juga kehancuran besar. 6. Konflik (conflic) Konflik disini berarti adanya bentrok, baik secara fisik atau nonfisik antara dua pihak atau kelompok. Misalnya antara manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, kelompok etnik, agama, kepercayaan,
dan lain sebagainya. Konflik fisik contohnya yang terjadi dalam kecelakaan, kejahatan dan bencana lainnya. 7. Keganjilan (oddity) Sesuatu yang tidak lazim mengundang perhatian orang disekitarnya. Seperti orang yang berdandan eksentrik, orang yang cara hidupnya tidak umum, maupun orang yang memiliki tubuh sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Akan menarik rasa ingin tahu masyarakat pada umumnya.
2.9 Aktualisasi (Timeliness) Aktualisasi (timeliness) berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa atau pembaca. Tepat waktu maksudnya, ketepatan dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang sedang ditunggu oleh masyarakat dari segi waktu. 52 Aktual dapat berarti masih berlangsung terus. Dan dapat pula mengandung makna informasi yang ditayangkan oleh stasiun televisi dalam menyajikan informasi-informasi yang pantas untuk disajikan.53 Peristiwa jatuhnya pesawat terbang hari ini harus segera disiarkan hari ini pula. Untuk itu berita harus disiarkan secepat mungkin, sehingga faktor aktualisasi bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi kemarin masih dapat dianggap hangat apabila karena adanya alasan geografis tidak memungkinkan untuk segera disiarkan.
52 53
Deddy, Op.Cit, hal 30 Google, Op.Cit
Berita khususnya straight news haruslah berupa kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Peristiwa yang kadaluwarsa tidak menarik lagi untuk diangkat sebagai berita, kecuali ada perkembangan baru dari kejadian yang sudah kadaluawarsa tersebut.54 Dalam buku Jurnalistik Televisi karangan Arifin S. Harahap juga dijelaskan tentang kriteria berita televisi yang aktual, menarik, dan berguna bagi sebagian besar khalayak, yaitu:55 1) Aktual. Artinya baru atau hangat-hangatya sebuah kabar. 2) Berguna Berguna tidaknya sebuah berita sangat tergantung pada manfaat yang diperoleh pemirsa setelah menyaksikan sebuah berita. 3) Kedekatan (proximity) Hubungan kedekatan sebuah berita dengan pemirsa dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal, hubungan profesi, hobi, dan kaitan lainnya yang berhubungan langsung dengan pemirsa. Semakin dekat hubungan pemirsa dengan tempat, profesi dan hobi yang diberitakan, semakin menariklah berita itu bagi mereka. 4) Menonjol, Mencolok, Dikenal (prominent) Semakin terkenal seseorang, tempat dan benda semakin menarik dijadikan bahan berita. 5) Pertentangan (conflict) Segala sesuatu yang bersifat pertentangan menarik untuk diberitakan karena konflik adalah bagaian dari kehidupan manusia. 54 55
Ina & Jane, Op.Cit, hal 124 Arifin, Op.Cit, hal 5-11
6) Kemanusiaan (human interest) Segala kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia, baik sedih, lucu, dan dramatis menarik untuk disimak pemirsa.
2.10 Editing Tayangan Visual Berita Televisi Editing adalah kegiatan menyunting, dalam hal ini adalah untuk menyunting gambar atau naskah untuk siaran televisi.56 Oleh karena itu, editing berita dapat diartikan sebagai kegiatan menyunting siaran berita televisi yang berisi cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Kegiatan editing biasanya dilakukan oleh seorang editor. Berbagai tayangan berita dan informasi yang ditayangkan di layar televisi dapat dengan mudah ditangkap oleh pemirsa tidak lepas dari peran para video editor. Informasi yang disajikan dengan visualisasi menarik akan membuat pemirsa nyaman. 57 Tayangan berita tidak hanya menggambarkan tayangan video saja tetapi kadang juga data, tabel, grafik, dan lain sebagainya sebagai informasi tambahan. Berikut ini adalah langkah-langkah editing video digital:58 1. Digitizing’/capturing: memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada hard disc/cd. 2. Offline editing: memotong/membuang adegan pada video yang tidak menarik dan meyusun ulang setiap adegan pada video dengan mengikuti pada rencana kesinambungannya. 3. Online editing: memasukan judul video, back sound dan animasi serta special efek.
56
Deddy Iskandar, Op.Cit Wahana Komputer, Op.Cit 58 Ibid 57
4. Rendering: yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan di dalam computer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar dapat dibaca sempurna pada semua player. Dalam penyuntingan sebuah berita, seorang editor perlu memperhatikan halhal yang berkaitan dengan proses pengeditan.
2.10.1 Peralatan Editing Dalam proses editing, peralatan editing terbagi menjadi dua, yakni peralatan editing linier (analog) dan peralatan editing non linier (digital).59 Untuk editing linier, peralatan yang biasa digunakan terdiri atas: 1. Video Tape Recorder (VTR/VCR) 2. Video Mixer 3. Audio Mixer 4. Monitor (audio & video) 5. Mic, CCT, CD, Tape Rhell, DAT 6. Character Generator (untuk membuat judul) 7. Edit controller Sementara untuk editing non linier peralatan yang digunakan terdiri atas: 1) Computer Editing: hardisc dengan kapasitas minimal 80 GB 2) DD RAM (kecepatan membaca) minimal 1 GB 3) Video Card (berbagai macam merek dan kualitas, dari Snazzi sampai Pinnacle Liquid Edition) 59
Askurifai, Op.Cit, hal 143-144
4) Editing Software (standar Windows Movie Maker, Adobe Premier, Adobe After Effect, Final Cut Pro atau Avid Express) 5) Monitor display (paling tidak 17 inci) 6) Mic & loudspeaker (untuk voice over/isi suara) 7) VTR recorder (untuk merekam hasil edit) Monitor audio & video (untuk mengecek hasil).
2.10.2 Penambahan Audio Pada Tayangan Visual Audio dapat digunakan untuk menjelaskan isi video yang ditampilkan pada tayangan visual. Perekaman audio dapat dilakukan pada saat pengambilan gambar (on tape) maupun setelahnya atau pada proses editing. Penambahan audio yang bersumber bukan on tape perlu cara tersendiri, yakni pada saat editing, durasi maupun isi audio diatur dan disesuaikan dengan gambar video.60 Perpindahan antara klip satu dengan klip berikutnya kadang kurang pas, baik gambar maupun audio. Dari klip satu ke klip berikutnya kadang kualitas gambar, suasana, ataupun audionya berbeda. Perlu langkah untuk menghaluskan perpindahan antar klip tersebut yaitu memberi efek transisi.61 Pada software Adobe Premiere Pro 2 terdapat dua efek audio transisi yakni Constanst Gain dan Constant Power. Keduanya tersimpan pada folder Crossfade di efek audio transition. Kedua efek ini akan menghasilkan suara mengecil pada klip sebelumnya, lalu bercampur dengan klip audio berikutnya kemudian membesar.62
60
Wahana Komputer, Op.Cit, hal 135 Ibid, hal 177 62 Wahana Komputer, Op.Cit, hal 216 61
Untuk membangkitkan emosi penonton perlu diiringi musik atau audio pada sebuah tayangan visual. Misalnya untuk adegan perkelahian, musik yang cocok dengan tempo cepat dan menghentak.63
2.10.3 Penambahan Video Pada Tayangan Visual Perpindahan antara klip satu dengan klip berikutnya kadang kurang pas, baik gambar maupun audio. Dari klip satu ke klip berikutnya kadang kualitas gambar, suasana, ataupun audionya berbeda. Perlu langkah untuk menghaluskan perpindahan antar klip tersebut yaitu memberi efek transisi.64 Video-video yang ada pada timeline dapat diberi efek saat melakukan pengeditan, agar dapat membuat tampilan video lebih menarik atau menambah satu elemen tertentu. Satu klip video dapat diberi lebih dari satu efek video. Sedangkan pemberian efek video transisi hanya dapat diberi satu efek transisi.65 Dalam buku Video Editing dan Video Production, dijelaskan beberapa efek video transisi beserta fungsinya sebagai berikut: 1. Video Transisi 3D motion Transisi ini memperlihatkan efek seolah-olah berbentuk tiga dimensi. Efek video transisi ini terdiri dari 10 jenis yaitu: a. Cube Spin. Efek ini digunakan untuk menampilkan perputaran kubus dari klip satu ke klip lainnya. b. Curtain. Efek ini akan menampilkan tirai dibuka dari klip satu ke klip berikutnya.
63
Hendi Hendratman, The Magic of Adobe Premiere Pro, Bandung: Penerbit INFORMATIKA, 2007, hal 153 Loc.Cit, hal 177 65 Ibid, hal 186-188 64
c. Doors. Efek ini akan menampilkan pintu terbuka dari klip satu ke klip berikutnya. d. Flip Over. Efek ini akan menampilkan efek terbalik dari klip satu ke klip berikutnya. e. Fold Up. Efek ini menampilkan efek melipat dari klip satu ke klip berikutnya. f. Spin. Efek ini menampilkan efek berputar dari klip satu ke klip berikutnya. g. Spin Away. Efek ini menampilkan efek lembaran klip berputar dari klip satu ke klip lainnya. h. Swing In. Efek ini menampilkan efek berayunan dari dalam klip ke klip berikutnya. i. Swing Out. Efek ini menampilkan efek berayun dari arah luar klip ke klip berikutnya. j. Tumble Away. Efek ini menampilkan efek memutar-melayang ke bagian tengah dari klip satu ke klip berikutnya. 2. Video Transisi Dissolve Efek video transisi ini menampilkan perubahan yang halus dengan ukuran layar yang sama antar klip. Video transisi ini terdiri dari: a. Additive Dissolve. Efek transisi ini menampilkan efek transparan dari klip satu ke klip berikutnya. b. Cross Dissolve. Efek transisi ini menampilkan efek transparan yang hampir sama dengan efek additive dissolve, hanya saja mengalami penurunan cahaya.
c. Dip to Black. Efek transisi ini menampilkan efek klip menjadi gelang pada perpotongan klip. d. Dither Dissolve. Efek transisi ini menampilkan efek muncul bintikbintik antara klip satu ke klip lainnya. e. Non-Additive Dissolve. Efek transisi ini menampilkan efek perpindahan yang muncul dari klip sebelumnya. f. Random Invert. Efek transisi ini menampilkan efek overlight yang muncul dari klip satu ke klip berikutnya. 3. Video Transisi GPU Transitions Efek video transisi ini menampilkan perubahan antar klip berupa gulungan layar dari klip satu ke klip berikutnya. Efek video transisi ini terdiri dari: a. Card Flip, menampilkan efek pecahan kaca. b. Center Peel, menampilkan efek gulungan layar dari tengah. c. Page Curl, menampilkan efek gulungan layar dari pojok. d. Page Roll, menampilkan efek gulungan layar dari samping. e. Sphere, menampilkan efek gulungan layar bulat. 4. Video Transisi Iris Efek video ini menampilkan efek potongan klip satu ke klip berikutnya. Potongan ini memiliki bentuk yang bermacam-macam sesuai keinginan. Berikut jenis-jenis dan hasil efek potongan klip: a. Iris Box, memotong berbentuk kotak. b. Iris Cross, memotong berbentuk plus (+). c. Iris Diamond, memotong berbentuk belah ketupat. d. Iris Point, memotong berbentuk silang.
e. Iris Round, memotong berbentuk lingkaran. f. Iris Shapes, memotong berbentuk gigi gergaji. 5. Video Transisi Map Efek video transisi ini menampilkan perubahan warna antara klip satu dengan klip berikutnya sesuai pilihan yang diinginkan. Berikut jenis efek video transisi map dan hasilnya: a. Channel Map, menampilkan perubahan warna. b. Iris Cross, menampilkan perpindahan warna antar klip. 6. Video Transisi Page Peel Menampilkan efek lipatan layar dari klip satu ke klip berikutnya. Efek transisi ini mirip dengan efek transisi GPU Transition, hanya saja lipatan berwarna putih atau tidak transparan. Berikut jenis dan hasil efek transisi Page Peel: a. Center Peel, menyobek dari arah tengah. b. Page Peel, menyobek dari arah pojok. c. Page Turn, melipat dan menyobek dari arah pojok. d. Peel Back, melipat dan menyobek dari arah tengah. e. Roll Away, melipat dari arah samping. 7. Video Transisi Slide Menampilkan efek pergantian layar dari klip satu ke klip berikutnya dengan berbagai bentuk pilihan. Jenis dan hasil efek transisi ini sebagai berikut: a. Band Side, pergantian layar berupa garis-garis dengan arah horizontal.
b. Center Merge, pergantian layar dari arah tengah dengan bentuk kotak. c. Center Split, pergantian layar dari arah tengah berupa tanda plus (+). d. Multi Spin, pergantian layar dengan bentuk kotak-kotak berjumlah banyak. e. Push, menggeser layar arah horizontal. f. Slash Slide, menggeser layar arah diagonal, dan berbentuk pecahan kaca. g. Slide, menumpuki klip dari arah horizontal. h. Sliding Bands, menumpuki klip dengan bentuk tirai dari arah horizontal. i. Sliding Box, menumpuki klip dengan bentuk kotak arah horizontal. j. Split, membuka layar ke samping kanan dan kiri, dari tengah. k. Swap, mengubah muka layar ke arah samping. l. Swirl, kotak-kotak berputar dari arah tengah. 8. Video Transisi Special effect a. Direct, menampilkan pergantian layar secara langsung, dari klip satu ke klip berikutnya. b. Displace, pergantian klip secara langsung, lalu klip bergelombang. c. Image Mask, menampilkan bangun ruang. d. Texturize, menumpuk antar klip, dengan pencahayaan minim. e. Three-D, mengubah warna dan transparansi. 9. Video Transisi Stretch Efek video ini menampilkan efek membentangkan layar dari klip satu ke klip berikutnya. Berikut jenis efek dan hasilnya:
a. Cross Stretch, menyodok klip sebelumnya dari arah samping kiri. b. Funnel, membentangkan berbentuk segitiga ke arah horizontal. c. Stretch, membentangkan layar dari arah samping. d. Stretch In, membentangkan dari bagian luar. e. Stretch Over, membentangkan layar dari arah dalam. 10. Video Transisi Wipe Menampilkan efek sapuan dari klip satu ke klip berikutnya. Berikut jenis efek dan hasilnya: a. Band Wipe, menyapu dengan arah horizontal dari luar, berbentuk kotak. b. Barn Doors, membuka dari arah dalam. c. Checker Wipe, menya[u dalam bentuk kotak-kotak, muncul dari dalam. d. Checker Board, menyapu dengan bentuk kotak, dalam jumlah banyak. e. Clock Wipe, sapuan berbentuk arah jarum jam. f. Gradient Wipe, sapuan berbentuk miring. g. Inset, menumpuk dari arah pojok. h. Paint Splatter, Percikan tinta. i. Pinwheel, pelintiran dari tengah. j. Radial Wipe, sapuan melingkar. k. Random Block, sapuan kotak secara acak. l. Random Wipe, sapuan acak secara vertikal. m. Spiral Boxes, sapuan berbentuk kotak spiral. n. Venetian Blinds, sapuan berbentuk tirai yang menutup.
o. Wege Wipe, menutup dari arah tengah. p. Wipe, menyapu dari arah samping. q. Zig-Zag Blocks, sapuan acak berbentuk kotak. 11. Video Transisi Zoom a. Cross Zoom, perpindahan klip zoom out lalu zoom in. b. Zoom, klip baru zoom out dari tengah-tengah. c. Zoom Boxes, klip baru zoom out terbagi dalam bentuk beberapa kotak. d. Zoom Trails, klip lama zoom in, meninggalkan efek lama membekas.
2.10.4 Format Editing Berita Menarik tidaknya sebuah berita sangat tergantung pada penentuan format. Sebelum melakukan proses editing, seorang editor terlebih dahulu harus mengetahui format berita yang akan dieditnya.66 Format berita televisi dapat ditetapkan sesuai dengan bahan yang diperoleh. Reporter tidak dapat menentukan format secara sembarangan, karena ada batasan yang dijadikan acuan untuk menentukan format sesuai dengan bahan berita yang diperoleh. Askurifai Baksin dalam bukunya Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek menjelaskan beberapa format berita televisi antara lain:67 1. Format Klip Adalah petikan langsung pernyataan (soundbite) yang ditampilkan secara berdiri sendiri pada suatu program berita yang didahului dengan intro yang dibacakan presenter. 66 67
Arifin, Op.Cit, hal 48 Askurifai, Op.Cit, hal 199-204
2. Format Breaking Story Adalah format berita yang mulai terjadi ketika suatu program siaran berita masih berlangsung. 3. Format Teaser Cuplikan singkat berita yang akan disampaikan setelah jeda iklan. Jadi, teaser adalah VO (voice over) yang diedit untuk menarik perhatian pemirsa agar tetap menonton. Durasi 15-25 detik. 4. Format Promo Informasi mengenai suatu acara yang akan disampaikan. Promo merupakan perpaduan antara grafis animasi (grafik yang bergerak dengan warna yang menarik), musik, foto, dan atau video. Sedangkan Arifin S. Harahap dalam bukunya jurnalistik televisi (tehnik memburu dan menulis berita), format berita dapat disajikan sebagai berikut: 1. Reader Adalah format berita yang paling sederhana, reporter cukup menuliskan lead in/teras berita saja untuk dibacakan oleh presenter. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar. Berita ini dibuat karena diperoleh menjelang deadline atau ketika program berita tengah mengudara. Durasi maksimal 30 detik. Format ini dapat dibuat tanpa ada hubungannya dengan berita yang tengah ditayangkan. 2. Voice Over (VO) Adalah format berita yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan penyiar seluruhnya. Sementara penyiar tengah membacakan berita, gambar pun menyertainya sesuai konteks naskah. Atmosphere sound yang terekam
dalam gambar dapat dihilangkan atau dimunculkan bila memang dapat membangun suasana. Durasi 20-30 detik. 3. VO-Grafik Adalah format berita televisi yang lead in dan isi berita seluruhnya dibacakan penyiar. Ketika penyiar membacakan tubuh berita gambar pendukungnya berupa grafik dan tulisan. Tidak ada sama sekali gambar peristiwa karena redaksi belum menerima kiriman gambarnya. Durasi maksimal 20 detik. 4. Sound On Tape (SOT) Adalah format berita yang hanya berisi lead in dan statement (pernyataan) nara sumber. Penyiar hanya membacakan lead in berita, kemudian diikuti pernyataan nara sumber. Durasi maksimal satu menit atau disesuaikan dengan keperluan. 5. Voice Over-Sound On Tape (VO-SOT) Adalah format berita yang memadukan antara voice over dengan sound on tape. Lead in dan isi tubuh berita dibacakan penyiar. Pada akhir berita dimunculkan SOT nara sumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan. Durasi maksimal 60 detik yang terdiri dari 40 detik VO dan 20 detik SOT. 6. Package (PKG) Adalah format berita yang lead in-nya dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter bersangkutan atau narator lainnya. Pada bagia tubuh berita disisipkan SOT nara sumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan reporter atau narator lainnya. Durasi maksimal 2 menit 30 detik.
7. Live On Cam Adalah format berita yang pelaporan langsung dari lapangan atau tempat peristiwa. Penyiar terlebih dahulu membacakan lead in kemudian memanggil reporter dilapangan untuk melaporkan hasil liputannya. Pada laporannya di-insert atau disisipi gambar/visual yang relevan. Durasi disesuaikan dengan kebutuhan. 8. Live On Tape (LOT) Adalah format berita yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya delay atau ditunda. Dengan kata lain, reporter merekam laporanya di tempat kejadian dan penyiarannya dilakukan kemudian. Durasi sesuai kebutuhan, tetapi lebih singkat dibanding durasi format live on cam. 9. Live By Phone Adalah format berita yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan penyiar kemudian memanggil reporter untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dimunculkan dalam grafis, durasi 40-60 detik. 10. Phone Record Adalah format berita televisi yang direkam secara langsung dari tempat reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda. Hampir mirip dengan by phone, yang membedakan hanya soal teknis penyiarannya yang dilakukan secara tunda. Durasi 40-60 detik. 11. Visual News
Adalah format berita yang hanya menyajikan (rolling) gambar-gambar menarik
dan
dramatis.
Penyiar
cukup
mengantarkan lead in,
kemudianVTR man segera memutar video gambar yang disiapkan redaksi. Durasi bisa mencapai tiga menit atau sesuai kebutuhan. 12. VOX POP Merupakan kependekan dari vox populi (bahasa latin) yang berarti suara dari rakyat. Ini bukan format berita, tetapi biasa digunakan
untuk
melengkapi format berita yang ada. Kita dapat mengutip reaksi berupa komentar atau harapan masyarakat atas berita tertentu. Durasi kurang dari satu menit. Menurut R.M Soenarto dalam bukunya yang berjudul ”Programa Televisi”, dinyatakan beberapa format dalam program berita diantaranya adalah sebagai berikut:68 1. Format Reportase Format ini mengetengahkan laporan tentang sesuatu peristiwa. Ada reporter, ada narasi, dan ada gambar-gambar peristiwa. 2. Format Feature Arti feature adalah sesuatu hal yang istimewa dan khusus dalam penyajian beritanya yang berisi peristiwa. Feature juga mempunyai arti program acara film. Format feature lebih mengacu pada berita aktualnya. 3. Format Variety Informasi Publik Format ini sama dengan variety informasi bisnis hanya diprogramkan untuk penerangan masyarakat luas (public service). Pada format ini tidak ada unsur komersial. 68
R.M Soenarto, Programa Televisi, 2007, hal 61-62
BAB III METODOLOGI
3.1 Sifat / Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik/gejala/ fungsi suatu populasi.69 Sedangkan tipe dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif adalah tipe penelitian yang dikategorikan tidak berdasarkan jumlah atau banyaknya sesuatu.70 Teknik kualitatif merupakan suatu jawaban permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Tujuan kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan. Tujuan inilah yang akan diteliti penulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menggali informasi melalui wawancara mendalam kepada informan dalam penelitian ini. Menurut Bogdan dan Tylor mengenai metode penelitian seperti yang dikutif oleh Lexy J. Moeloeng, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian Kirk dan Miller mendefinisikan
69 70
Jonathan Sarwono & Hary Lubis, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta:Penerbit Andi, 2007 hal 53 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1985, hal 238
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.71 Pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau perilaku yang dapat diamati, sehingga dapat menjawab masalah yang diteliti, yaitu bagaimana penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segment khusus Mat Juki.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi analisis tema kultural dengan pendekatan kualitatif. Alasan pemilihan metode studi analisis tema kultural adalah karena merupakan suatu metode yang mencari benang merah yang ada kaitannya dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar/utama, premis, etos, pandangan dunia, dan orientasi kognitif.72 Kaitannya dengan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data dengan melakukan observasi atau pengamatan dan wawancara mendalam dengan dewan redaksi yang terlibat langsung dalam proses penyusunan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki. Serta mengutip sumber-sumber melalui buku, dokumen, arsip, surat kabar, internet, catatan-catatan yang relevan, dan sumber lainnya.
71 72
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 4 Jonathan & Hary, Op.Cit, hal 115
3.3 Tehnik Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan dua tahap, yaitu : 3.3.1 Data Primer Adalah data yang diambil secara lagsung dari narasumber dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) kepada pihak yang terkait distasiun Global TV dan melakukan pengamatan (observasi). Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada informan / responden atau pihak yang kompeten dalam suatu permasalahan. 73 Sedangkan Bogdan mendefinisikan pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.74
3.3.2 Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data penelitian melalui pengumpulan datadata tertulis dari data-data berupa struktur organisasi perusahaan, berbagai buku, internet, karya tulis dan bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data untuk penulisan dalam penelitian ini.
73 74
Jonathan & Hary, Op.Cit, hal 96 Lexy, Op.Cit, hal 164
3.4 Nara Sumber (Key Informan) Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.75 Dengan demikian, key informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap penulis mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Orang
yang
berperan
besar
dan
bertanggungjawab
dalam
penyelenggaraan kegiatan redaksional berita Global Siang, serta berkaitan langsung dengan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Adapun nara sumber yang dipilih oleh penulis dalam mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Produser Global Siang, yaitu Ahmad Deny. Alasan penulis mengambil produser sebagai nara sumber adalah karena produser bertanggung jawab terhadap semua berita yang disiarkan. Produser juga mempunyai peranan penting dalam perencanaan pencarian berita dan penyeleksian tayangan visual pada proses editing berita Global Siang segmen khusus Mat Juki. 2. Editor Global Siang, yaitu Fadjar Utama. Alasan penulis memilih editor sebagai nara sumber karena sebagai editor memiliki peranan penting yaitu melakukan kegiatan pasca produksi dalam menyunting naskah atau gambar, menentukan shot-shot yang akan digunakan, video effect, maupun audio effect untuk mempertajam nilai-nilai aktualitasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. 3. Graphic Designer Global Siang, yaitu Anjas Prawioko dan Dwi Erwinasih. Alasan penulis memilih Graphic Designer sebagai nara sumber karena 75
Lexy, Op.Cit, hal 132
sebagai desainer grafis memiliki peranan penting dalam membuat sebuah tampilan grafis untuk tayangan visual berita yang tidak memiliki gambar (video yang akan ditayangkan). Graphic Designer juga berperan dalam pembuatan elemen-elemen visual yang unik dan menarik untuk ditonton pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki.
3.5 Definisi Konsep Untuk melaksanakan penelitian ini, berbagai konsep dari istilah perlu diperjelas definisi konsepnya, antara lain yaitu: 1. Penajaman adalah suatu proses atau kegiatan untuk mempertajam sesuatu hal. 2. Nilai-nilai aktualisasi adalah prinsip, standar atau mutu yang dianggap berfaedah atau yang diinginkan sekali dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang baru atau hangat-hangatnya yang sedang ditunggu oleh masyarakat pada waktu yang tepat. 3. Tayangan visual adalah sebuah tayangan yang mengungkapkan ide-ide, gagasan tentang suatu peristiwa atau fenomena dalam bentuk gambar yang bergerak dan dapat dilihat. 4. Berita adalah uraian tentang fakta atau peristiwa yang mengandung nilai berita. 5. Editing adalah kegiatan pasca produksi dalam menyunting naskah atau gambar, menentukan shot-shot yang akan digunakan, video effect, maupun audio effect untuk memenuhi nilai-nilai aktualitas berita televisi.
3.6 Fokus Penelitian Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah apa yang akan diteliti oleh peneliti, dimana dengan adanya fokus yang jelas pada penelitian, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang digunakan atau tidak digunakan.76 Fokus penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada proses editing dan penajaman nilai-nilai aktualisasi tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Berikut ini adalah langkah-langkah editing video digital:77 1. Digitizing’/capturing: memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada hard disc/cd. 2. Offline editing: memotong/membuang adegan pada video yang tidak menarik dan meyusun ulang setiap adegan pada video dengan mengikuti pada rencana kesinambungannya. 3. Online editing: memasukan judul video, back sound dan animasi serta special efek. 4. Rendering: yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan di dalam computer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar dapat dibaca sempurna pada semua player.
76 77
Lexy, Op.Cit, hal 178 Wahana Komputer, Op.cit, hal 37-38
3.7 Tehnik Analisis Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan validitas data, dilakukan teknik triangulasi data. Teknik triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.78 Pada penelitian ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat, didalam metode kualitatif. Teknik triangulasi dengan sumber yang digunakan dalam penelitian ini, dicapai melalui dua jalan yaitu: 1. Membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.79 Teknik
perbandingan
yang
dilakukan
penulis
adalah
dengan
membandingkan data hasil observasi atau pengamatan dengan hasil wawancara yang didapat dari bagian redaksi Global Siang. Selain dengan wawancara, penulis juga membandingkan dengan dokumen/data-data yang didapatkan dari lapangan, guna lebih memberikan gambaran yang lebih akurat. Selanjutnya akan disajikan suatu analisa yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka analisa data ini dapat memberikan gambaran mengenai penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. 78 79
Ibid, hal 330 Lexy, Op.Cit, hal 331
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Global Informasi bermutu didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 di Jakarta. Setelah selama beberapa waktu melakukan siaran percobaan, akhirnya pada tanggal 8 Oktober 2002, Global TV resmi siaran sebagai stasiun TV swasta dengan pangsa pasar anak muda. Pada awalnya, Global TV merupakan broadcaster dari program musik MTV selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area di Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Mulai tanggal 15 Januari 2005, Global TV menambah jangkauan siarannya di 18 kota besar yaitu Makasar, Palembang, Manado, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Padang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, dan Jayapura. Tahun 2006, Global TV tampil dengan konsep baru sebagai stasiun TV yang berorientasi kepada keluarga muda untuk segala kalangan. Pembagian jam tayang Global TV menjadi 8 jam program Global TV, 8 jam program MTV dan 8 jam program Nickelodeon. Global TV dimiliki oleh Bimantara secara tidak langsung melalui PT. Media Nusantara Citra (MNC). Februari 2006, Global TV menandatangani perjanjian kerja sama dengan MTV Network untuk membawa program-program Nickelodeon ke layar kaca. Perubahan ini sekaligus menandakan perubahan konsep Global TV yang akan
melayani kebutuhan hiburan pemirsa berjiwa muda juga keluarga dinamis dari segala segmentasi di Indonesia. Untuk menghibur pemirsa yang berjiwa muda, Global TV mentuguhkan program-program seru dari MTV. Untuk pemirsa cilik, Global TV menyajikan rangkaian
program
mendidik
yang
berhasil
memebangkan
berbagai
penghargaan, persembahan dari Nickelodeon seperti Dora the Explorer, Sponge Bob, Jimmy Neutron, Go Diego Go. Global TV juga menayangkan program-program berita aktual dan terkini. Program F1, A1 Racing, dan Super Bike diantarkan secara langsung ke layar kaca untuk para pecinta olahraga. Berbagai program minggua menarik mulai dari film box office, sajian musik, fashion, game show, juga gosip selebriti bergantian hadir menghibur. Agar bisa selalu menyapa pemirsa dengan berbagai sajian seru, Global TV terus menambah jangkauan siarannya. Dengan 18 pemancar, kini siaran Global TV dapat ditangkap oleh sekitar 110 juta pemirsa di 142 kota setiap harinya. Dalam menyediakan program acara, Global TV selain memproduksi sendiri programnya, juga membeli program dari production house. Untuk program yang diproduksi sendiri oleh Global TV, dibagi menjadi dua divisi yaitu in house production dan news.
4.1.2 Latar Belakang Perusahaan PT. Global Informasi Bermutu didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 dengan Akta Pendirian No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapatkan Ijin
Prinsip Pendirian Lembaga Penyiaran Televisi Swasta No:801/MP/PM/199 yang dikeluarkan oleh Menteri Penerangan RI, tertanggal 25 Oktober 1999. Melakukan siaran perdana pada tahun 2002 dengan menayangkan program-program MTV selama 24 jam. Pada tahun yang sama, Global TV mempunyai enam (6) station relay yaitu Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Global TV juga mendapatkan alokasi frekuensi untuk tujuh (7) kota yaitu Denpasar, Samarinda, Pontianak, Makassar, Palembang, Manado, dan Banjarmasin. Pada tahun 2003, Global TV mendapatkan tambahan alokasi frekuensi untuk lima (5) kota yaitu Pekanbaru, Padang, Jambi, Lampung, dan Jayapura. Pada tahun 2005, Global TV melakukan perubahan format siaran menjadi 12 jam (program MTV) dan 12 jam (program Global TV) serta melebarkan target pasar menjadi anak muda dan keluarga muda (ABC, 13-34, M/F). Pada tahun 2006, Global TV kembali melebarkan pangsa pasar dengan menambah
pangsa
pasar
anak-anak
melalui
penayangan
program
Nickelodeon. Target market melebar menjadi anak-anak, anak muda dan keluarga muda (ABCD, 05-34, M/F). Pada tahun yang sama, Global TV telah memiliki station relay sebanyak 18 yang menjangkau 143 kota dan 110 juta pemirsa.
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi PT.Global Informasi Bermutu adalah sebagai satu-satunya media televisi yang menjadi sumber inspirasi, informasi, dan berbagai hiburan bagi anak-anak, anak muda, dan keluarga muda serta pemirsa berjiwa muda (young
at heart) yang mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan pemirsa yang sekaligus menjadi media terefektif bagi agencies dan pemasang iklan. Sedangkan Misi-nya adalah sebagai media untuk menyalurkan energi, dinamika dan proses kreatif keluarga muda dan yang berjiwa muda dengan memadukan tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan budaya bangsa Indonesia melalui tayangan program yang mencakup kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan generasi keluarga muda dinamika sebagai segmen utama pemirsa.
4.1.4 Pemegang Saham Pemegang saham PT. Global Informasi Bermutu:80 •
Media Nusantara Citra (MNC) : 99,99%
•
Infokom Elektrindo
: 0,01%
Media Nusantara Citra dimiliki oleh Bimantara Citra (100%).
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan Dewan Komisaris •
Komisaris Utama
: Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo
•
Komisaris
: Posma Lumban Tobing Budi Rustanto Agus Mulyanto
Dewan Direksi
80
•
Direktur Utama
•
Wakil Direktur Utama : Oerianto Guyandi
Sumber: handbook Global TV, 2008
: Sutanto Hartono
•
Direktur
: Satya Ganeswara Ella Kartika Siane Indriani
4.1.6 Jumlah Karyawan Total
: 566 Karyawan
Terdiri atas : 1. ACCOUNTING & TAX DEPT
: 10
2. BOD DEPT
:4
3. BUDGET CONTROL DEPT
:4
4. FINANCE DEPT
: 13
5. GENERAL SERVICE DEPT
: 25
6. HUMAN RESOURCES DEPT
:6
7. IT BROADCAST DEPT
:9
8. IT DEPT
:7
9. LEGAL DEPT
:7
10. MARKETING COOMUNICATIONS DEPT : 13 11. NETWORK & TRANSMISSION DEPT
: 14
12. NEWS DEPT
: 120
13. POST PRODUCTION DEPT
: 42
14. PRESENTATION / OAP DEPT
: 10
15. PRODUCTION DEPT
: 66
16. PRODUCTION MANAGEMENT DEPT
: 11
17. PROGRAMMING SUPORT DEPT
:9
18. PROGRAMMING DEPT
: 21
19. PROMO ON AIR DEPT
: 14
20. PURCHASING DEPT
:3
21. RESEARCH & DEVELOPMENT
:6
22. SALES DEPT
: 45
23. STUDIO & OUTSIDE BROADCAST
: 14
24. STUDIO DEPT
: 59
25. TEHNIC BROADCAST DEPT
: 31
26. TRAFFIC DEPT
:3
4.1.7 Target Pemirsa Adapun target pemirsa PT. Global Informasi Bermutu sebagai berikut:81 •
Global TV
: Keluarga Muda
•
MTV
: 15 - 34 tahun
•
Nickelodeon
: 2 - 14 tahun
4.1.8 Program Global TV Program yang ditayangkan di Global TV disesuaikan dengan target pangsa pasar, yaitu: •
Global TV
: Ditujukan untuk keluarga muda. Program unggulan antara lain, program Sport (F1,A1), Sinetron, Music, Reality Show, News, Infotainment, Variety Show, dan lain-lain.
•
MTV
: Ditujukan untuk anak muda. Program unggulan dengan kekuatan utama pada music, clip, dan life-style.
• 81
Nickelodeon : Ditujukan untuk anak-anak. Program unggulan antara lain,
Handbook, Op.cit
Dora the Explorer, Jimy the Neutron, CatDogs, Go Diego Go, Spongebob, Dhany Phantom, Rugrats, dan lain-lain.
4.1.9 Coverage Area Global TV memiliki 18 station relay yang menjangkau 143 kota dengan 110 juta pemirsa.82 No
Coverage Area
Cities per
Population
(KW)
Region
2x40
13
29,810,500
1.
Greater Jakarta
2.
Greater Bandung
10
5
11,173,500
3.
Greater Semarang
20
7
10,442,516
4.
Greater Surabaya
30
15
15,905,946
5.
Greater Yogyakarta/Solo
20
14
10,872,200
6.
Greater Medan
20
15
9,774,547
7.
Greater Padang
1
22
1,347,700
8.
Greater Pekanbaru
1
3
753,900
9.
Greater Jambi
1
6
961,800
10. Greater Palembang
20
6
3,410,377
11. Greater Bandar Lampung
1
3
318,800
12. Greater Pontianak
1
5
1,459,100
13, Greater Banjarmasin
1
5
1,681,000
14. Greater Samarinda
1
6
1,634,000
15. Greater Makasar
20
5
4,049,600
16. Greater Denpasar
10
8
5,460,500
17. Greater Manado
1
2
1,174,500
18. Greater Jayapura
1
3
162,600
Greater Total
82
TX
Handbook, Op.cit
143
110,393,086
Rencana untuk perluasan coverage area Pulau Jawa, yaitu: •
Jawa Barat
•
Jawa Tengah : Purwokerto dan Tegal
•
Jawa Timur
: Cirebon, Garut dan Sukabumi
: Kediri, Madiun dan Malang
4.1.10 Tentang Tayangan Visual Berita Televisi Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Program berita Global Siang merupakan program berita harian yang disiarkan secara langsung setiap hari senin sampai jum’at mulai pukul 13.0013.30 WIB. Program berita ini menyajikan berita seputar politik, hukum, sosial, budaya, dan perkotaan serta berbagai peristiwa yang terjadi diberbagai pelosok tanah air. Informasi yang disajikan secara lengkap, kritis dan akurat juga dilengkapi dengan feature unik, hangat dan humanis. Segmen Mat Juki merupakan feature unik yang menjadi segmen terakhir dalam program berita Global Siang. Disamping beritanya aktual, dilengkapi pula dengan desain grafis dan efek-efek visual yang dapat menarik perhatian pemirsa untuk menonton serta mendapatkan hiburan. Produser program berita Global Siang segmen khusus Mat Juki yaitu bapak Ahmad Deny, menyatakan bahwa: 83 Segmen khusus Mat Juki adalah sebagai sebuah segmen yang mendukung berita Global Siang. Segmen Mat Juki berbeda karakternya dengan hard news karena bentuk segmen ini lebih berbentuk feature yakni berita yang berbentuk lebih memaparkan. Hal ini dimaksudkan agar Pemirsa mempunyai alternatif untuk menetralisir keadaan setelah menyaksikan hard news dengan melihat tayangan Mat Juki yang memiliki karakter menghimpun kritik tapi disampaikan dengan gaya yang lebih santai dan jenaka karena segmen Mat Juki merupakan bentuk daripada soft news.
83
Wawancara Ahmad Deny, Produser Berita Global Siang, 19 Mei 2008
Adapun tema yang disampaikan pada segmen khusus Mat Juki adalah mengangkat isu-isu yang kontemporer. Dalam arti, apa yang terjadi hari ini dan minggu ini, maka itulah yang diangkat. Tetapi tidak menutup kemungkinan tema-tema Mat Juki itu sendiri mengambil dari tema-tema yang sederhana namun sebenarnya berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Hal ini dapat penulis amati ketika menonton tayangan tersebut, bahwa benar pada segmen Mat Juki berita lebih bersifat soft news dan feature, karena tampilan pada tayangan tersebut tidak monoton dan membosankan. Sehingga tayangan tersebut dapat menarik perhatian pemirsa untuk menonton berita Global Siang. Adapun tema-tema yang disajikan pada segmen khusus Mat Juki benar merupakan tema berita yang isu-isunya bersifat kontemporer. Misalnya tema Mat Juki - jalan rusak, tema Mat Juki - trotoar, tema Mat Juki – Ketua RT, tema Mat Juki – nimbun gas, tema Mat Juki – MPR/DPR dan tema-tema lainnya. Tema-tema yang diangkat tersebut merupakan isu-isu yang tengah beredar di masyarakat, sehingga mempunyai dampak yang signifikan karena berkaitan dengan kepentingan masyarakat pada umumnya. Menurut Ahmad Deny pula, segmen tersebut dinamakan Mat Juki dengan alasan sebagai berikut:84 Segmen khusus Mat Juki diambil dari kata Juki dengan singkatannya yaitu ”Juru Kritik”. Mat Juki merupakan juru kritik yang mewakili rakyat Indonesia yang menyampaikan kritikan dengan karakter senyum, dengan nada humoris yang unik dan jenaka. Sehingga orang atau lembaga yang dikritik tidak akan marah. Penggambaran tokoh Mat Juki diambil dari karakter masyarakat Betawi, karena Betawi merupakan pusat ibu kota negara Indonesia. Sehingga dianggap tepat untuk menggambarkan orang Jakarta yang tersingkir dan sekaligus dia merupakan orang Betawi yang menyaksikan apa yang terjadi di pusat ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Kita dapat mengamati penampilan tokoh Juki pada tayangan tersebut, yaitu dengan pakaian yang khas Betawi, disertai peci hitamnya serta gerak84
Wawancara Ahmad, Op.cit
geriknya atau tingkah lakunya yang aneh dan lucu namun penuh makna. Dikatakan penuh makna karena disamping unik dan jenaka, tokoh Mat Juki juga selalu mengkritik para pejabat dan membela kepentingan rakyat kecil. Singkatan Juki dengan istilah juru kritik, sangat sesuai dengan karakter tokoh yang digambarkan dalam tayangan tersebut terutama dalam menggambarkan tokoh masyarakat Betawi yang unik dan jenaka dalam mengkritik. Sebagai tayangan yang berisi informasi yang aktual dan menarik, segmen ini tentunya memiliki analisis SWOT (strenght, weakness, opportunities, dan treath), sehingga penayangannya lebih terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara pula, dapat diketahui analisis SWOT (strenght, weakness, opportunities, dan treath) tayangan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki sebagai berikut:85 1. Kekuatan (Strenght) tayangan visual segmen khusus Mat Juki yaitu: Sebagai sebuah segmen yang mendukung berita Global Siang, segmen Mat Juki berbeda karakternya dengan hard news karena bentuk segmen ini lebih berbentuk feature yakni berita yang berbentuk lebih memaparkan. Karakter Mat Juki lebih membumi, menggambarkan warga kebanyakan, sebagai orang kecil yang mengemukakan pendapat dan kritik yang sesuai dengan apa yang dilihat serta dirasakan. Berdasarkan data-data yang didapat dari Ac Nelson, tayangan Mat Juki menarik perhatian pemirsa. Karakter Mat Juki yang guyon, banyol, dan omongan atau perkataannya yang apa adanya sesuai karakter Mat Juki itu sendiri. Dan itu yang diharapkan bisa mengangkat performa berita Global Siang secara keseluruhan. Segmen Mat Juki menjadi faktor yang signifikan untuk meningkatkan rating dan share berita Global Siang. 2. Kelemahan (Weakness) tayangan visual segmen khusus Mat Juki, yaitu: Karena segmen Mat Juki merupakan salah satu bagian dari keseluruhan berita Global Siang, maka seandainya segmen Mat Juki memiliki rating dan share yang cukup baik, maka segmen Mat Juki harus menutupi rating dan share segmen lainnya yang memiliki rating dan share yang lebih rendah. 85
Wawancara Ahmad, Op.cit
3. Peluang (Opportunities) tayangan visual segmen khusus Mat Juki, yaitu: Karena segment Mat Juki berbeda karakter dengan segmen lain, yaitu dengan karakter feature. Sehingga segmen Mat Juki diasumsikan lebih mampu menetralisir gairah pemirsa setelah menyaksikan atau menonton hard news. Dalam arti pemirsa mempunyai alternatif untuk menetralisir keadaan dengan melihat tayangan Mat Juki yang memiliki karakter menghimpun kritik tapi disampaikan dengan gaya yang lebih santai. 4. Ancaman (Treath) tayangan visual segmen khusus Mat Juki, yaitu: Dari segi internal program, adalah ketika tayangan Mat Juki tidak bisa menutupi rating dan share berita Global Siang secara keseluruhan. Artinya, rating dan share Mat Juki lebih rendah dibanding dengan segmen lainnya, sehingga akan menjadi beban bagi berita Global siang secara keseluruhan. Dari segi eksternal, program berita Global Siang tayang bersamaan dengan program-program di televisi lainnya yang mungkin secara rating dan share lebih tinggi dibanding berita Global Siang. Karena karakter Global Siang yang lebih cenderung hard news, dibanding dengan program-program di televisi lainnya yang berbentuk hiburan dan sejenisnya. Global Siang dalam hal ini segmen Mat Juki kalah bersaing dengan program-program yang lebih menarik dalam tanda kutip dimata pemirsa. Dengan mengamati analisis SWOT tentang segmen khusus Mat Juki diatas, dapat menunjukan bahwa tayangan tersebut sangat memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan nilai-nilai aktualisasi pada tayangan berita Global Siang. Kekuatan pada segmen Mat Juki disebabkan karena bentuk beritanya soft news, karakter tokohnya memasyarakat, unik dan jenaka, serta tokoh Juki menjadi wakil masyarakat dalam menyampaikan aspirasi untuk mengkritik para pejabat. Sedangkan yang menjadi kelemahan pada tayangan Mat Juki adalah karena segmen ini dijadikan sebagai salah satu bagian dari keseluruhan berita Global Siang, sehingga jika tayangan ini memiliki rating dan share yang baik atau tinggi, maka harus menutupi rating dan share segmen lainnya yang lebih rendah.
Segmen Mat Juki yang berbeda karakter dan penyajian dibanding segmen yang lain, dimaksudkan untuk menetralisir gairah pemirsa setelah menyaksikan hard news pada tayangan berita Global Siang. Dan ini merupakan peluang bagi segmen Mat Juki untuk tetap tayang dan dapat menarik perhatian pemirsa untuk tetap menonton tayangan berita Global Siang. Disamping kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh segmen ini, terdapat pula ancaman baik secara internal maupun eksternal. Ancaman internal dapat terjadi ketika segmen Mat Juki tidak dapat menutupi rating dan share berita Global
Siang
secara
keseluruhan.
Sedangkan
ancaman
eksternalnya
disebabkan oleh tayangan Mat Juki berada pada hard news berita Global Siang yang tayang bersamaan dengan program pada stasiun televisi lainnya yang memiliki rating dan share yang lebih tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya perhatian pemirsa untuk menonton tayangan segmen Mat Juki, khususnya pada berita Global Siang. Berdasarkan hasil wawancara pula, diperoleh keterangan tentang STP (segmentation, targeting dan positioning) tentang tayangan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki, sebagai berikut:86 1. Segmentation tayangan visual Mat Juki adalah all age (semua umur), Dari anak-anak hingga orang tua dapat dipastikan dapat menyaksikan tayangan ini. 2. Targeting tayangan visual Mat Juki adalah semua pemirsa diberbagai daerah yang terjangkau oleh stasiun Global TV. 3. Positioning tayangan visual Mat Juki adalah dengan menyajikan kritikan atau celotehan-celotehan dari tokoh Mat Juki yang sesuai dengan isu-isu masyarakat. Dalam arti dengan memposisikan tema yang merupakan penggambaran dari apa yang terjadi dimasyarakat, baik keluhan maupun saran masyarakat terhadap para pejabat pemerintahan. 86
Wawancara Ahmad, Op.cit
Sesuai dengan keterangan hasil wawancara diatas, segmen khusus Mat Juki memiliki segmentasi yaitu ditujukan untuk semua umur, dari anak-anak hingga orangtua. Targeting pada segmen ini adalah semua pemirsa yang terjangkau oleh frekuensi Global TV. Disamping itu, tayangan Mat Juki juga memiliki positioning yaitu dengan menyajikan kritikan dan celotehan yang sesuai dengan isu-isu yang tengah berkembang dimasyarakat. Sehingga dapat mempertajam nilai-nilai aktualitasi berita dan mampu menarik perhatian pemirsa untuk menonton tayangan tersebut.
4.2 Hasil Penelitian Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap berita Global Siang segmen khusus Mat Juki selama kurang lebih 2 bulan. Tepatnya pada bulan Maret sampai bulan Mei 2008. Selama proses pengamatan berlangsung, penulis memperoleh informasi tentang penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing pada tayangan audio visual segmen khusus Mat Juki. Informasi pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan pengamatan secara langsung terhadap proses editing tayangan visual segmen khusus Mat Juki. Penulis mengikuti proses pengeditan bukan hanya pada segmen Mat Juki saja, akan tetapi pada segmen-segmen lainnya yang terdapat pada berita Global Siang. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang diperoleh lebih akurat dan dapat memenuhi data yang dibutuhkan dalam proses penelitian.
4.2.1 Persiapan Proses Editing Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Editing adalah kegiatan menyunting, dalam hal ini adalah untuk menyunting gambar atau naskah untuk siaran televisi. Editing berita dapat diartikan sebagai kegiatan menyunting siaran berita televisi yang berisi cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berbagai tayangan berita dan informasi yang ditayangkan di layar televisi dapat dengan mudah ditangkap oleh pemirsa tidak lepas dari peran para video editor. Begitupula dalam proses pengeditan segmen khusus Mat Juki, editor memiliki peranan penting dalam tayangan segmen ini. Fajar Utama selaku editor redaksi Global Siang segmen khusus Mat Juki mengungkapkan fungsi editing dan persiapan yang dilakukan sebelum proses editing sebagai berikut:87 Fungsi editing adalah untuk menyeleksi layak atau tidaknya sebuah hasil liputan dalam proses atau dalam sebuah tayangan berita. Persiapan biasa saja. Yaitu menyalakan komputer, mengecek alatalatnya sudah oke atau belum, terus setelah proses editing selesai, file hasil edit dikirim ke server. Sebelum melakukan pengeditan, biasanya seorang editor terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan. Adapun persiapan yang dilakukan oleh editor dalam melakukan proses editing untuk Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki berdasarkan hasil pengamatan adalah : 1. Editor datang ke ruang editing secara on time. Tepatnya mulai pukul 08.30 WIB, editor telah standby diruangan editing untuk menunggu tugas pengeditan dari produser.
87
Wawancara Fajar Utama, Editor redaksi Global Siang, 15 Mei 2008
2. Editor menyalakan semua peralatan editing, diantaranya stabilisher atau penghubung listrik, CPU, monitor, speakers, audio mixer, hardware eksternal Avid Mojo dan deck serta monitornya. 3. Mengaktifkan software editing yaitu program avid news cutter with avid mojo. Hal ini dikarenakan di stasiun Global TV menggunakan fasilitas software tersebut. Untuk dapat mengaktifkan software avid news cutter, editor harus terlebih dahulu mengetik password yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan tidak semua orang dapat menggunakan
fasilitas
editing,
terutama
untuk
pengamanan
dokumen-dokumen yang penting. 4. Editor menerima naskah berita dan master kaset yang siap untuk di edit. Untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi, editor segmen khusus Mat Juki
sangat
hati-hati
dalam
melakukan
persiapan
terutama
dalam
mempersiapkan master kaset dan naskah berita yang akan di edit. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengeditan master kaset dan naskah berita, sehingga tayangan yang di edit benar-benar memiliki nilai aktualitas. Setelah tahap persiapan untuk proses pengeditan dilakukan, maka editor akan berlanjut ke tahap berikutnya yaitu proses digitizing/capturing. Proses ini dilakukan karena file materi untuk tayangan Mat Juki berupa applying (master kaset), sehingga perlu dilakukan capture terlebih dahulu.
4.2.2 Proses Capturing Tayangan Audio Visual pada Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Digitizing’/capturing adalah proses memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada hard disc/cd. Dalam proses editing, peralatan editing terbagi menjadi dua, yakni peralatan editing linier (analog) dan peralatan editing non linier (digital). Untuk editing linier, peralatan yang biasa digunakan terdiri atas: 1. Video Tape Recorder (VTR/VCR) 2. Video Mixer 3. Audio Mixer 4. Monitor (audio & video) 5. Mic, CCT, CD, Tape Rhell, DAT 6. Character Generator (untuk membuat judul) 7. Edit controller Sementara untuk editing non linier peralatan yang digunakan terdiri atas: 1) Computer Editing: hardisc dengan kapasitas minimal 80 GB 2) DD RAM (kecepatan membaca) minimal 1 GB 3) Video Card (berbagai macam merek dan kualitas, dari Snazzi sampai Pinnacle Liquid Edition) 4) Editing Software (standar Windows Movie Maker, Adobe Premier, Adobe After Effect, Final Cut Pro atau Avid Express) 5) Monitor display (paling tidak 17 inci) 6) Mic & loudspeaker (untuk voice over/isi suara) 7) VTR recorder (untuk merekam hasil edit) 8) Monitor audio & video (untuk mengecek hasil)
Berdasarkan hasil pengamatan, didalam ruangan editing redaksi Global Siang ini memiliki peralatan editing sebagai berikut : a. Seperangkat computer (monitor, CPU, keyboard) dengan menggunakan software avid newscutter with avid mojo untuk proses editingnya. b. Monitor untuk preview c. Deck (alat player dan recorder) d. Speaker e. Microphone f. Audio mixer Proses pengeditan segmen berita Global Siang segmen khusus Mat Juki menggunakan proses non-linier dengan menggunakan fasilitas software avid news cutter with avid mojo, hal ini seperti yang diungkapkan oleh editor segmen khusus Mat Juki sebagai berikut:88 Non linier ya pastinya, prosesnya salah satunya yang pertama yaitu capture, menyeleksi gambar yang layak atau sesuai dengan naskah berita, memberi efek audio dan video, melakukan proses rendering, dan mengirim hasil edit ke server untuk ditayangkan (on line). Software yang digunakan yaitu Avid News Cutter 6.7, karena alat ini yang ada di Global TV. Kelebihan software Avid, dia lebih stabil di banding software yang lain. Terus berhubung di Global TV sudah menggunakan server, sehingga server tersebut harus menggunakan software Avid Unity, jadi kita udah nggak perlu kaset, karena langsung send atau mengirim hasil edit ke server untuk langsung tayang (on air). Berdasarkan pengamatan, karena file segmen Mat Juki berupa Applying atau dalam bentuk master kaset, maka proses yang dilakukan adalah capturing. Sebelum proses capturing dilakukan, editor terlebih dahulu melakukan setting untuk penempatan hasil capture pada folder khusus. Folder ini diberi nama sesuai dengan tema berita Mat Juki yang akan di edit. Setelah dibuat foldernya, editor pun membuat sekuens untuk pengeditan, dan diberi 88
Wawancara Fajar, Op.cit
nama sesuai dengan tema tayangan berita Mat Juki tersebut. Ditentukan pula arah interplay windows yang akan dituju, sehingga file berita yang di capture maupun di import tidak akan tersimpan ke folder program berita lainnya. Tahap capturing dimulai dengan memasukan master kaset berita Mat Juki ke dalam deck. Deck merupakan perangkat yang digunakan sebagai media player maupun media capture. Posisi deck harus dalam posisi play untuk proses capturing. Namun sebelum dalam posisi play, editor terlebih dahulu mengatur setting-an capturing dalam avid news cutter. Dalam setting-an capturing, diatur pula arah penempatan file hasil capture tersebut. Hal ini dimaksudkan agar file hasil capture tersebut dapat masuk dalam folder yang telah dibuat tadi. Sehingga dapat mempertajam nilainilai aktualisasi berita segmen Mat Juki dan tidak terjadi kesalahan dalam proses capture master video ini. Pengaturan ini pun berfungsi untuk memudahkan editor dalam proses pencarian file hasil capture tersebut untuk proses pengeditan. Langkah untuk melakukan capture adalah dengan meng-klik menu Tools pada menu Toolbars, klik menu capture, lalu klik menu capture tool. Atur bin (letak folder untuk penempatan file). Jika proses capture-nya akan di play pada deck, maka posisi servo lock mode harus diaktifkan. Setelah melakukan pengaturan capture pada software editing tersebut, editor kemudian mengaktifkan deck dalam posisi play dan setting-an capture dalam posisi play pula. Selama proses tersebut, editor dapat mengatur audio mixer jika sound-nya dirasa perlu dinaikkan atau distabilkan. Editor dapat mengetahui lamanya proses capturing dalam estimated time pada setting-an capture tersebut. Saat itu waktu menunjukan pukul 09.30
WIB, dan proses capturing berlangsung kurang lebih selama 30 menit. Hal ini bergantung dari banyak atau tidaknya jumlah file yang di capture tersebut. Setelah proses capturing selesai, editor pun mengeluarkan master kaset segmen Mat Juki dari deck. Selanjutnya editor akan melakukan proses penyeleksian gambar atau video yang layak tayang dan sesuai dengan naskah berita.
4.2.3 Tahap Penyeleksian Gambar Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Setelah melakukan proses capture selama 30 menit, proses selanjutnya adalah tahap penyeleksian gambar berita yang layak atau tidak layak ditayangkan diberita Global Siang segmen khusus Mat Juki. Dalam mempertajam nilai-nilai aktualisasi, langkah yang dilakukan Editor yaitu menarik atau mendrug semua file video segmen Mat Juki hasil capture dari layer ke dalam timeline yang telah dibuat tadi. Cara ini merupakan tehnik personal yang dilakukan oleh Fadjar Utama sebagai editor segmen Mat Juki . Juga untuk mempermudah editor dalam pemilihan stock shot video yang akan digunakan. Karena setiap editor mempunyai tehnik masing-masing dalam proses pengeditan untuk menghemat waktu dan memudahkan proses pengeditan. Setelah file video masuk ke timeline, maka editor melakukan pemotongan gambar-gambar segmen Mat Juki disesuaikan dengan naskah yang diberikan oleh produser. Pemotongan gambar ini dimaksudkan untuk memilih stock shot yang layak atau tidak layak untuk di edit, sehingga dapat mempertajam nilai-nilai aktualisasi segmen Mat Juki. Pemotongan gambar
dilakukan dengan menggunakan tools atau alat pemotong yang terdapat dalam software avid news cutter tersebut. Disamping menyesuaikan dengan naskah berita, editor pun berhak melakukan perubahan untuk gambar yang layak atau tidak layak ditayangkan tersebut. Editor selalu berdiskusi dengan produser pada saat proses pengeditan ini untuk menghasilkan tayangan yang baik dan dapat menarik perhatian pemirsa. Penyeleksian gambar yang dilakukan editor selalu memperhatikan kaidah-kaidah atau tehnik-tehnik pengambilan gambar yang baik. Mulai dari sudut pengambilan gambar, komposisi objek, ukuran gambar, dan gerakan kamera. Karena jenis berita segmen Mat Juki merupakan soft news, maka penggunaan efek-efek audio dan video, serta tehnik-tehnik pengambilan gambar pun selalu menjadi perhatian utama editor dalam melakukan proses pengeditan. Hal ini untuk lebih mendramatisir tema berita agar lebih menarik untuk ditonton. Hal ini juga berdasarkan teori pengambilan gambar yang baik, yakni harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sudut pengambilan gambar (camera angle), misalnya bird eye view, high angle, low angle, eye level, dan frog eye. 2. Ukuran gambar (frame size), misalnya extreme close-up, big closeup, medium close-up, close-up, mid shot, knee shot, full shot, long shot, one shot, two shot, three shot, dan group shot. 3. Gerakan kamera, seperti panning, tilting, zoom in dan zoom out. 4. Gerakan objek, seperti framing, walk in/walk away, dan objek sejajar dengan kamera.
5. Komposisi gambar, seperti headroom, noseroom, looking space, dan lain-lain. Begitupula pada tayangan segmen khusus Mat Juki, editor berusaha melakukan penyeleksian image video dengan memperhatikan sedikit dari teori-teori tersebut. Menurut editor segmen Mat Juki, hal ini perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi hasil editing untuk tayangan yang akan ditampilkan kepada pemirsa Gloabl TV. Berikut keterangan hasil wawancara dengan editor:89 Sudut pengambilan gambar sangat mempengaruhi. Karena eksekusi di lapangan merupakan hasil kasar daripada sebuah proses pengeditan. Dan pengeditan itu merupakan bentuk penghalusan daripada eksekusi lapangan. Untuk sudut pengambilan gambar, sejauh ini saya ditugaskan produser untuk mengambil sudut gambar yang lucu karena segmen Mat Juki merupakan segmen yang harus lucu. Jadi, beberapa shoot yang kurang lucu tidak digunakan, karena lebih mengutamakan gambar yang lucu-lucu. Ukuran gambar yang digunakan bisa long size, sama medium size. Karena lebih memperlihatkan unit daripada si Juki itu sendiri. Gerakan Kamera mempengaruhi. Karena gerakan kamera tergantung dari kameramen-nya. Kalau dia jago handhell oke, travelling oke, tapi selama masih bagus statis, maka statis pun oke. Untuk komposisi gambar, ya lebih banyak apa, ya! Berhubung kameramen-nya bladus-bladus atau banyak yang kurang mahir tentang komposisi gambar, maka saya lebih banyak memakai gambar yang padatpadat, gambar close up dan medium close up. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa tehnik pengambilan gambar yang biasa digunakan dalam proses pengeditan segmen Mat Juki yaitu: 1. Sudut pengambilan gambar (camera angle) pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Misalnya mengambil sudut eye level dan high angle.
89
Wawancara Fajar, Op.cit
2. Ukuran gambar (frame size) pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan disampaikan.
dengan
tema
Misalnya
pada
gambar
mengambil
berita
yang
gambar-gambar
ingin
close-up,
medium close-up, dan extreme close-up. 3. Komposisi gambar pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan
dengan
tema
pada
gambar
berita
yang
ingin
disampaikan. Misalnya mengambil gambar atau objek yang tidak dikenal untuk opening maupun ending tayangan segmen Mat Juki, pengambilan gambar yang bervariasi, dan lain-lain. 4. Gerakan kamera pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Misalnya mangambil gambar panning, tilting, dan zoom in/out.
4.2.4 Tahap Pemberian Backsound Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Untuk membangkitkan emosi penonton perlu diiringi musik atau audio pada sebuah tayangan visual. Audio dapat digunakan untuk menjelaskan isi video yang ditampilkan pada tayangan visual. Perekaman audio dapat dilakukan pada saat pengambilan gambar (on tape) maupun setelahnya atau pada proses editing. Penambahan audio yang bersumber bukan on tape, perlu cara tersendiri, yakni pada saat editing, durasi maupun isi audio diatur dan disesuaikan dengan gambar video. Backsound atau audio yang digunakan biasanya disesuaikan dengan tema berita yang ingin disampaikan oleh segmen Mat Juki terhadap pemirsa. Hal ini dimaksudkan untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi pada segmen
Mat Juki tersebut. Format backsound yang biasa digunakan berbentuk format wav dan mp3. Sebelum proses pemberian backsound, editor terlebih dahulu mengatur posisi audio dengan setting-an mono. Hal ini dimaksudkan pula agar segmen Mat Juki dapat di edit kembali jika dirasakan perlu, walaupun telah dirender. Beberapa backsound yang biasa digunakan antara lain: a. Jika tema berita segmen Mat Juki yang diangkat berupa kritikan terhadap wakil rakyat atau para pejabat, maka backsound yang dipakai adalah lagu-lagu yang berisi kritikan seperti lagunya Iwan Fals yang berjudul ”Wakil Rakyat”. b. Jika tema berita segmen Mat Juki yang diangkat berupa fenomena masyarakat seperti banjir, maka backsound yang digunakan adalah lagunya almarhum Benyamin yang berjudul ”Banjir di Jakarta”. c. Jika tema segmen Mat Juki yang diangkat berupa fenomena yang unik dan lucu, maka backsound yang digunakan adalah gabungan instrumen musik yang energik dan lucu. d. Jika tema segmen Mat Juki yang diangkat berupa penggambaran mata pencaharian masyarakat kelas bawah, maka backsound yang digunakan adalah lagunya Iwan Fals yang berjudul ”Orang Pinggiran”. Pemberian backsound tidak terlalu terfokus untuk musik tertentu saja. Akan tetapi disesuaikan dengan jenis gambar dan tema berita yang ditayangkan dalam segmen Mat Juki tersebut. Sehingga gambar berita terasa lebih unik, lucu dan menarik pemirsa untuk menonton acara tersebut.
4.2.5 Tahap Pemberian Audio dan Video Transisi Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Setelah pemberian backsound, editor selanjutnya melakukan proses penberian audio dan video transisi untuk gambar yang telah diseleksi. Hal ini berfungsi untuk penghalusan perpindahan antar audio dan video. Perpindahan antara klip satu dengan klip berikutnya kadang kurang pas, baik gambar maupun audio. Dari klip satu ke klip berikutnya kadang kualitas gambar,
suasana,
ataupun
audionya
berbeda.
Perlu
langkah
untuk
menghaluskan perpindahan antar klip tersebut yaitu memberi efek transisi. Telah dijelaskan dalam kerangka teori bahwa video-video yang ada pada timeline dapat diberi efek saat melakukan pengeditan, agar dapat membuat tampilan video lebih menarik atau menambah satu elemen tertentu. Satu klip video dapat diberi lebih dari satu efek video. Sedangkan pemberian efek video transisi hanya dapat diberi satu efek transisi. Pemberian audio transisi disesuaikan pula dengan gambar berita, begitupula pada video transisi. Efek-efek audio dan video transisi diatur pada menu efek khusus untuk transisi audio video. Editor redaksi Global Siang segmen khusus Mat Juki mengatakan:90 Efek audio dan video transisi sangat mempengaruhi proses pengeditan. Efek audio dan video yang digunakan pada segmen Mat Juki adalah sama standar yang ada di software Avid. Untuk informasi lebih jelasnya, anda buka atau gunakan saja software tersebut. Beberapa efek audio dan video transisi yang biasa digunakan pada tayangan segmen khusus Mat Juki untuk mepertajam nilai-nilai aktualisasi antara lain:
90
Wawancara Fajar, Op.cit
Beberapa efek yang biasa saya gunakan adalah efek audio transisi suara kamera yang dipadukan dengan efek video transisi Dip to color. Efek ini digunakan untuk penggambaran sepintas tentang tema Mat Juki yang sedang ditayangkan. Kemudian efek video transisi Left to Right, untuk perpindahan gambar dari frame satu ke frame berikutnya. Dan efek video transisi dissolve, untuk perpindahan frame dengan efek cahaya atau perpindahan secara halus. 91 Berdasarkan hasil pengamatan, efek-efek audio dan video transisi yang digunakan pada tayangan tersebut memang sangat cocok dan menarik untuk tayangan Mat Juki. Tehnik pemberian efek audio dan video transisi dilakukan dengan mengambil sound efek yang telah ada dalam folder komputer, kemudian diseleksi yang kira-kira menarik. Setelah itu, diberi efek video seperti efek cahaya kamera. Disamping tehnik ini, adapula tehnik praktis yang biasa dilakukan oleh editor segmen Mat Juki, yaitu dengan memilih efek pada menu efek editor khusus untuk efek transisi baik audio maupun video. Biasanya editor menggunakan efek Left to Righ, Dip to Color dan dissolve.
4.2.6 Tahap Pemberian Audio dan Video Efek Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Untuk audio efek, diatur sesuai dengan dialog pada tayangan tersebut. Jika dialog sedang berlangsung, maka volume atau frekuensi audionya diatur melebihi audio backsound. Atau audio backsound-nya yang dikurangi. Pengaturan audio ini terdapat pada audio efek yang ada pada software avid. Misalnya jika tokoh Juki sedang berdialog dengan nada marah namun lucu, maka suara Juki intonasinya dibuat lebih cepat. Hal ini dilakukan agar terlihat lucu, serta audio dan video dapat balance, sehingga pesan yang disampaikan jelas dan pemirsa dapat tertarik pada tayangan tersebut. 91
Wawancara Fajar, Op.cit
Fajar selaku editor segmen khusus mat Juki mengungkapkan tentang efek audio dan video yang digunakan dalam proses pengeditan sebagai berikut:92 Efek yang digunakan adalah efek-efek standar bawaan Avid. Misalnya, efek time wraps untuk efek mempercepat frame atau scene. Efek plasma wipe untuk pembuatan efek bingkai atau frame. Jadi, kalau anda buka software Avid, disana ada efek pallete namanya, jadi efek-efek yang saya gunakan ada disitu semua. Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa efek video yang biasa digunakan dalam proses pengeditan untuk memepertajam nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki yang terdapat dalam efek pallete pada software avid news cutter, antara lain: 1. Efek editor time warp, untuk mengatur gerakan cepat atau lambat pada gambar. Setting-an dengan angka presentasi tinggi akan membuat sebuah efek gambar yang bergerak lebih cepat. Sedangkan setting-an dengan angka presentasi rendah akan membuat sebuah efek gambar yang bergerak lambat. 2. Efek soft window, merupakan efek yang biasa digunakan untuk membuat tampilan bingkai pada layar atau gambar. Pada tayangan Mat Juki ini, efek bingkai pada garis tepi layar dibuat seperti efek film zaman dulu (old movie). 3. Efek color, merupakan efek tambahan dari efek soft window yang digunakan untuk lebih memperhalus tampilan gambar Mat Juki. Efek color menggunakan efek black & white, sehingga kesan soft lebih terlihat pada tayangan ini.
92
Wawancara Fajar, Op.cit
4. Efek resize, adalah efek yang biasa digunakan untuk mengatur ukuran gambar pada bingkai maupun pada buble teks. 5. Efek blur, digunakan untuk tampilan akhir pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki. 6. Efek freeze frame, merupakan efek frame yang digunakan untuk penempatan frame buble teks. Pengaturannya yaitu dengan mengklik menu Clip pada Toolbars, kemudian klik freeze frame, lalu klik enter. Namun, sebelumnya harus ditentukan terlebih dahulu input dan output stokshoot-nya. Dalam proses pengeditan video, biasanya dilakukan pengaturan warna yang sesuai dengan tema yang diangkat. Warna adalah sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat daripada gelombang-gelombang cahaya pada retina mata. Warna serta nilai gelap terangnya, dapat menentukan sebuah bentuk dengan jelas dari lingkungannya. Warna merupakan suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Editor segmen khusus Mat Juki mengungkapkan tentang pengaturan warna pada proses pengeditan adalah: Sesuai dengan konsep Mat Juki sebagai juru kritik tempo dulu, namun hidup dizaman sekarang, maka warna kita coba buat black and white lebih mendekati film zaman dulu seperti filmnya Charly Caplin.
Kemudian Dwi, graphic designer Global TV, menyatakan bahwa frame pada layar dan pewarnaan tayangan visual Mat Juki telah mempertajam nilainilai aktualisasi berita televisi:93 Kalau menurut saya sudah cocok. Karena tampilan tersebut menggambarkan Jakarta tempo dulu, dan tokoh Mat Juki ini terlihat seperti tokohnya Benyamin. Memang moment-nya sekarang, cuma dengan look-nya Mat Juki tempo dulu itu sudah cocok karena tayangan ini modelnya old movie. Menurut saya sudah pas. Karena warnanya tidak terlalu rame banget, dan juga tidak terlalu serius. Namun telah disesuaikan dengan penggambaran tokoh Mat Juki tersebut. Dalam segmen khusus Mat Juki, kita dapat melihat bahwa layar yang ditampilkan berbentuk black and white atau sejenis dengan bentuk old movie. Dan terkadang terdapat pula desain frame yang berwarna putih pada garis tepi bingkai layarnya Hal ini menjadikan tayangan Mat Juki terkesan lebih soft news sesuai dengan tujuan yang telah disampaikan oleh produser pada penayangan segmen tersebut.
4.2.7 Tahap Pemberian Bumper pada Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Tahap selanjutnya adalah tahap pemberian bumper pada proses pengeditan tayangan segmen khusus Mat Juki. Bumper pada tayangan ini berupa gambar karikatur Mat Juki yang dijadikan opening pada tayangan Mat Juki. Anjas Prawioko selaku graphic designer pembuat karikatur bumper segmen khusus Mat Juki menyatakan fungsi bumper sebagai berikut: 94 Bumper berfungsi sebagai identitas tayangan, dan dimaksudkan untuk menarik perhatian pemirsa agar selalu menonton tayangan Mat Juki. Bumper dibuat dengan format karikatur untuk menggambarkan tokoh Mat Juki sebagai 93 94
Wawancara Dwi Erwinasih, Graphic Designer Global TV, 2008 Wawancara Anjas Prawioko, Graphic Designer segmen khusus Mat Juki, 2008
juru kritik yang pemberani, namun dengan karakternya yang lucu dan unik. Short bumper Mat Juki dibuat seperti karikatur atau kartun, karena: pertama, konsepnya Juki itu sebagai juru kritik yang pemberani mengkritik tapi jenaka dengan konsep yang lucu serta fun, gitu, jadi ya dipakai kartun gitu. Berdasarkan keterangan dari graphic designer pembuat karikatur Mat Juki diatas, maka kita dapat mengetahui bahwa tujuan pembuatan bumper Mat Juki dengan menggunakan karikatur atau kartun adalah untuk menggambarkan karakter tokoh Mat Juki yang pemberani, unik, dan lucu. Sehingga dapat mempertajam nilai-nilai aktualisasi segmen tersebut. Karakter pada bumper karikatur Mat Juki dibuat dengan warna merah kekuningan. Bapak Anjas juga menjelaskan tantang karakter atau ekspresi karikatur pada bumper kenapa dibuat demikian, sebagai berikut :95 Kalau dari segi karakter, ya mengikuti konsepnya itu sendiri. Konsep wajahnya, mengikuti wajah tokoh si Juki itu sendiri. Ya mungkin mewakili karakter masyarakat Indonesia, dengan ciri khasnya dia memakai peci, yang mencerminkan bahwa Juki benar-benar Juku Kritik yang mewakili rakyat Indonesia. Pewarnaan wajah tidak terlalu berpengaruh. Cuma, karena konsepnya kartun, jadi dibuat demikian dan untuk menunjukan ciri khasnya Mat Juki sebagai pengkritik pemberani yang selalu senyum. Bumper Mat Juki mengikuti wajah tokoh si Mat Juki sendiri, yang mewakili masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Betawi. Peci, baju dan celana yang digunakan serta gerak-gerik gaya betawi-nya menjadi faktor utama dalam mempertajam nilai-nilai aktualisasi dan menarik perhatian pemirsa untuk menonton acara tersebut. Dijelaskan pula oleh pak Anjas tentang alasan penggunaan warna dan font yang digunakan pada bumper segmen khusus Mat Juki : 96 Font-nya tulisan Mat Juki dibuat dengan warna demikian agar terlihat artistik, enak dilihat, dan mencolok sehingga penonton dapat selalu mengingatnya dan sebagai ikon segmen Mat Juki. Warna kuning pada tulisan ”Mat”, mengandung arti bahwa tokoh Juki adalah tokoh yang ceria dan 95 96
Wawancara Anjas, Op.cit Ibid
jenaka. Sedangkan warna merah pada tulisan ”Juki”, mengandung arti bahwa tokoh Juki ini sebagai wakil rakyat sangat pemberani dalam mengkritik. Berdasarkan keterangan diatas, kita dapat mengetahui Warna kuning pada tulisan ”Mat”, menggambarkan karakter tokoh Mat Juki yang unik dan jenaka. Sedangkan warna merah pada tulisan ”Juki”, menggambarkan keberanian tokoh Mat Juki dalam mengkritik. Bumper ditempatkan pada frame pertama, tepatnya sebagai opening tayangan segmen khusus Mat Juki. Efek bumper yang digunakan berupa efek zoom in/out atau efek lainnya untuk memperlihatkan tayangan agar lebih menarik. Bumper Mat Juki dalam penyajiannya tidak dipisah dengan image video. Akan tetapi, bumper tersebut disisipkan ditengah-tengah tayangan awal video Mat Juki.
4.2.8 Tahap Penulisan Buble Teks pada Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Buble teks adalah rangkaian kata dalam bentuk teks yang dimasukan kedalam sebuah bentuk elemen visual pada sebuah tayangan, isinya berupa kata-kata yang mengandung suatu pesan tertentu. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Rangkaian kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki suatu citra ataupun kesan secara visual.
Desain buble teks pada tayangan segmen khusus Mat Juki dibuat oleh seorang graphic designer yaitu oleh Dwi Erwinasih. Beliau ditugaskan membuat buble teks oleh produser, dan Dwi bekerjasama dengan editor dalam mendiskusikan desain untuk buble teks pada tayangan Mat Juki tersebut. Desain buble teks pada tayangan segmen khusus Mat Juki berbeda dengan desain grafis pada tayangan di segmen lainnya pada berita Global Siang. Hal ini seperti diungkapkan oleh Dwi sebagai berikut: Perbedaan pasti ada. Untuk segmen Mat Juki grafisnya dibuat lebih fun atau dibuat lucu, sedangkan untuk segmen lainnya lebih formal karena hard news. Karena programnya news, jadi tidak bisa terlalu rame. Yang penting sudah mewakili segi pemberitaannya. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat kita ketahui bahwa desain grafis untuk sebuah tayangan visual tidak harus sama. Akan tetapi disesuaikan dengan jenis berita yang ditampilkan. Jenis berita dalam bentuk soft new, dapat ditambahi dengan desain grafis yang lebih banyak dan kreatif. Namun untuk hard news, harus dibuat lebih formal dan tidak desainnya terlalu rame. Editor segmen khusus Mat Juki menyatakan bahwa : 97 Buble teks pada tayangan Mat Juki berfungsi untuk menggambarkan kritikan yang disampaikan Mat Juki. Selain itu, buble teks juga berfungsi untuk menghemat durasi tayangan, karena tayangan Mat Juki maksimal hanya 3 menit 30 detik. Sehingga keberadaan buble teks sangat membantu editor dalam penghematan durasi untuk menyampaikan pesan tayangan Mat Juki pada pemirsa. Buble teks ditulis dengan menggunakan font Arial, karena jenis font tersebut lebih formal. Hal ini telah penulis amati, bahwa buble teks pada tayangan Mat Juki memiliki pesan yang berisi kritikan dan celotehan yang memiliki nilai-nilai aktualisasi. Isi pesan pada buble teks juga terkesan sangat unik dan jenaka. Durasi tampilan buble teks kurang lebih 5 second, dengan menggunakan bentuk elemen-elemen visual yang bervariasi. Font yang digunakan pun 97
Wawancara Fajar, op.cit
terlihat jelas, karena menggunakan jenis font arial. Sehingga dapat dipastikan penonton akan mudah untuk dapat membacanya. Dwi Erwinasih selaku desainer buble teks segmen Mat Juki, menyatakan:98 Kalau untuk teks, semuanya ditentukan dan dibuat oleh editor. Karena saya sebagai desainer grafis hanya ditugaskan untuk membuat template-nya saja. Karena konsepnya Mat Juki kocak dan lucu sesuai hasil diskusi dengan produser dan editor, maka buble teks harus dibuat dengan grafis seperti kartun. Fungsinya untuk membuat tayangan ini lebih lucu seperti tayangan kartun. Banyak software yang bisa digunakan, namun dalam pembuatan buble teks ini saya hanya menggunakan software Adobe Photoshop dengan format PNG, karena format ini bolong dan ringan, bisa jadi tampak serta memudahkan dalam penambahan teks. Jadi, dalam hal ini tugas desainer buble teks hanya membuat desain templatenya saja. Pembuatan isi pesan buble teks merupakan tugas editor. Buble teks dibuat dalam software adobe photoshop, walaupun sebenarnya masih banyak software lainnya yang bisa digunakan untuk pembuatan desain buble teks tersebut. Buble teks ditempatkan pada layar dengan berbagai bentuk elemen visual, disesuaikan dengan keharmonisan antara bentuk elemen visual dengan kata-kata yang terdapat pada buble teks. Kata-kata tersebut berisi pesan-pesan yang lucu dan unik, sehingga editor berharap pemirsa akan terhibur dengan tayangan ini. Dalam mempertajam nilai-nilai aktualisasi pada segmen khusus Mat Juki, editor secara spontanitas atau secara langsung dalam menentukan katakata yang digunakan dalam buble teks tersebut. Karena dalam naskah, produser tidak memberi isi atau pesan untuk buble teks. Sehingga editor harus
98
Wawancara Dwi Erwinasih, Op.cit
benar-benar memahami isi pesan visual yang ingin disampaikan dalam segmen Mat Juki. Berdasarkan hal diatas, kreativitas seorang editor sangat penting terutama dalam penentuan kata-kata yang cocok untuk buble teks pada tayangan Mat Juki. Isi buble teks dibuat tidak terlalu panjang, namun pesan yang divisualisasikan tersebut harus dapat dimengerti oleh pemirsa.
4.2.9 Tahap Rendering pada Tayangan Audio Visual Berita Global Siang Segmen Khusus Mat Juki Dalam kerangka teori dijelaskan bahwa rendering merupakan proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan di dalam computer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar dapat dibaca sempurna pada semua player. Proses rendering merupakan proses terakhir yang berfungsi untuk menyatukan audio dan video serta efek-efek yang digunakan dalam proses editing ke dalam satu format. Juga untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi, agar pada tayangan segmen Mat Juki tidak terjadi kesalahan penayangan file hasil editing. Berdasarkan hasil pengamatan, proses rendering pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki berlangsung selama beberapa menit. Biasanya selama 15 menit sampai 20 menit. Namun, lamanya proses ini tergantung daripada banyak tidaknya memory pada tayangan Mat Juki hasil pengeditan tadi. Semakin banyak efek-efek audio dan video yang digunakan, akan
semakin lama proses rendering. Sehingga hasil render pun akan memiliki memory yang berkapasitas tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan pula, langkah untuk melakukan proses rendering adalah dengan mengklik menu Tools pada menu Toolbar, kemudian mengklik menu rendering, lalu klik Ok. Biasanya editor melakukan aktivitas lain selama menunggu proses render ini. Misalnya menyiapkan naskah untuk segmen berita lainnya, hingga minum kopi, makan siang, dan aktivitas lainnya untuk menghilangkan kejenuhan menunggu proses render ini. Setelah proses rendering selesai, selanjutnya editor melaporkan hasil editing-nya kepada produser.
4.2.10 Tahap Evaluasi untuk Penajaman Nilai-nilai Aktualisasi pada File Hasil Editing Tayangan Audio Visual Segmen Khusus Mat Juki Nilai-nilai aktualisasi adalah prinsip, standar atau mutu yang dianggap berfaedah atau yang diinginkan sekali dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang baru atau hangat-hangatnya yang sedang ditunggu oleh masyarakat pada waktu yang tepat. Untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki, produser redaksi Global Siang khususnya produser yang menangani segmen Mat Juki berpendapat bahwa:99 Tema yang disampaikan pada segmen khusus Mat Juki adalah mengangkat isu-isu yang kontemporer. Dalam arti, apa yang terjadi hari ini dan minggu ini, maka itulah yang diangkat. Tetapi tidak menutup kemungkinan tema-tema Mat Juki itu sendiri mengambil dari tema-tema yang sederhana namun sebenarnya berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
99
Wawancara Ahmad, op.cit
Hal ini sesuai dengan apa yang kita lihat pada tayangan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki yang tayang setiap harinya. Isu-isu kontemporer selalu dijadikan tema pada setiap episodenya. Walaupun bersifat kontemporer, tetapi dapat menarik perhatian pemirsa karena terlihat aktual dan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat yang disajikan dengan visualisasi yang menggunakan tehnik digital pada proses editingnya. Sehingga gambar atau tayangan yang disajikan lebih hidup dan menarik untuk ditonton. Menarik tidaknya sebuah berita sangat tergantung pada penentuan format. Sebelum melakukan proses editing, seorang editor terlebih dahulu harus mengetahui format berita yang akan dieditnya. Adapun proses pembuatan segmen khusus Mat Juki menggunakan format packaging, hal ini seperti yang diungkapkan oleh produsernya :100 ”Format yang digunakan dalam tayangan berita Global Siang segmen khusus Mat Juki adalah format packaging. Dimana materi yang akan dijadikan berita dikemas dengan baik, terutama dalam proses editing. Sehingga tayangan tersebut dapat menarik perhatian pemirsa untuk menonton.” Seperti yang kita ketahui dalam kerangka teori bahwa format packaging adalah format berita yang lead in-nya dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter bersangkutan atau narator lainnya. Pada bagian tubuh berita disisipkan SOT nara sumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan reporter atau narator lainnya. Durasi maksimal 2 menit 30 detik. Lain halnya pada segmen Mat Juki. Format packaging dalam tayangan Mat Juki ini, hanya menggunakan gambar yang sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Tanpa menambahkan pengantar dalam bentuk dubbing yang dibacakan narator. Tayangan ini hanya mengandalkan penggambaran karakter 100
Wawancara Ahmad, Op.cit
tokoh Mat Juki yang menjelaskan alur cerita pada setiap episode-nya. Tayangan Mat Juki memiliki durasi antara 2 menit 30 detik hingga 3 menit 30 detik. Editor menyatakan pula tentang durasi yang dimiliki tayangan segmen khusus Mat Juki sebagai berikut: ”Durasi yang dibutuhkan untuk tayangan Mat Juki adalah maksimal tiga menit tiga puluh detik (3.30 detik).” Naskah dalam tayangan segmen Mat Juki berbeda pula dengan naskah pada segmen lainnya dalam berita Global Siang. Hal ini karena segmen Mat Juki lebih bersifat soft news dan hampir memiliki kesamaan dengan bentuk film pendek. Jika naskah pada segmen lainnya berkisar hanya satu sampai dua lembar, maka pada segmen Mat Juki dapat lebih dari dua lembar. Hal ini disesuaikan pula dengan banyak tidaknya materi atau narasi pada segmen Mat Juki untuk setiap episode-nya. Namun isi naskah lebih dominan berupa timecode untuk membantu editor dalam pencarian stockshot pada proses pengeditan. Sebelum editor mengirim file hasil editing ke server untuk ditayangkan, terlebih dahulu editor melaporkan hasil pengeditannya kepada produser. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi miss communication pada tayangan segmen Mat Juki hasil editing tersebut. Produser melakukan preview tayangan visual segmen khusus Mat Juki hasil editing dengan memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Menyesuaikan tayangan visual hasil editing dengan naskah berita yang dibuat oleh produser.
2. Melakukan revisi beberapa tayangan hasil editing yang kurang menarik dan tidak sesuai dengan tema berita yang diangkat. 3. Menganalisa efek-efek audio dan visual yang ditayangkan, apakah menarik dan layak untuk ditayangkan atau tidak.
4.2.11 Tahap Pengiriman File Hasil Editing Tayangan Audio Visual Segmen Khusus Mat Juki Setelah proses evaluasi oleh produser, selanjutnya editor mengirim file hasil pengeditan tersebut ke server untuk kemudian ditayangkan. Proses pengirimannya yaitu dengan cara meng-copy video ID segmen Mat Juki yang terdapat dalam NRCS Tools, kemudian video ID tersebut di-paste pada menu transfer, lalu klik enter atau Ok. Maka segmen Mat Juki telah terkirim ke server dan siap untuk ditayangkan pada berita Global Siang. Untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi pada segmen khusus Mat Juki ini, editor dituntut agar tidak melakukan kesalahan dalam pemasukan video ID. Karena pada setiap segmen berita memiliki video ID khusus, sehingga editor pun perlu memperhatikan agar video yang dikirim benar-benar video tayangan segmen khusus Mat Juki.
4.3 Pembahasan Berita televisi harus mampu mengedepankan gambar-gambar yang mampu banyak bercerita kepada khalayak, narasi atau naskah tulisan hanya sebagai pendukung.101 Proses editing merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh sebuah stasiun televisi. Editing adalah kegiatan pasca produksi dalam menyunting naskah atau gambar, menentukan shot-shot yang akan digunakan, video effect, maupun audio effect untuk mempertajam nilai-nilai aktualitasi sebuah tayangan berita televisi. Editing merupakan tugas dari pada seorang editor. Seorang editor harus memahami
mengenai ukuran gambar, komposisi
gambar, gerakan kamera, sekuens dan kontinuitas agar gambar yang dihasilkan dapat dijadikan materi berita yang menarik. Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk berita televisi, yaitu:102 a. Sudut pengambilan gambar (camera angle) b. Ukuran gambar (frame size) c. Gerakan kmera d. Gerakan objek e. Komposisi gambar Baik tidaknya sebuah tayangan televisi, tergantung daripada hasil yang didapat dalam proses editing. Jika proses editing dilakukan secara benar sesuai dengan tahapan-tahapannya, maka video hasil editing tersebut akan baik dan layak untuk ditayangkan. Editing juga tidak semata-mata hanya untuk memotong atau menyeleksi gambar sesuai dengan naskah, tetapi editing harus menjadikan sebuah
101 102
Arifin, Op.Cit, hal 36 Askurifai, Op.Cit, hal 120
tayangan visual benar-benar mempertajam nilai-nilai aktualisasi sebuah tayangan berita walaupun tema yang diangkat bersifat kontemporer. Tayangan berita tidak hanya menggambarkan tayangan video saja tetapi kadang juga data, tabel, grafik, dan lain sebagainya sebagai informasi tambahan. Berikut ini adalah langkah-langkah editing video digital:103 1. Digitizing’/capturing: memindahkan image video dari pita ke dalam data digital pada hard disc/cd. 2. Offline editing: memotong/membuang adegan pada video yang tidak menarik dan meyusun ulang setiap adegan pada video dengan mengikuti pada rencana kesinambungannya. 3. Online editing: memasukan judul video, back sound dan animasi serta special efek. 4. Rendering: yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan di dalam computer. Video ini akan dipindah keluar ke dalam bentuk VCD atau DVD, namun sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar dapat dibaca sempurna pada semua player. Menurut produser redaksi Global Siang, sebuah tayangan hard news dapat dibantu oleh tayangan soft news untuk menetralisir keadaan pemirsa agar tidak jenuh setelah menonton sebuah tayangan hard news. Tayangan soft news harus memiliki ketertarikan dan keunikan, sehingga pemirsa merasa terkesan serta dapat menyerap informasi yang didapat dari hasil menonton sebuah tayangan berita tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya segmen khusus Mat Juki pada tayangan berita Global Siang di stasiun Global TV. Segmen ini memiliki rating yang tinggi 103
Wahana Koputer, Op.Cit
dibanding segmen-segmen lainnya yang terdapat dalam berita Global Siang. Padahal segmen Mat Juki hanya merupakan sebuah feature bukan berita langsung. Rating tinggi yang diperoleh oleh segmen khusus Mat Juki, tak lepas dari pada peranan produser, kameramen, editor, graphic designer dan semua crew yang telah bekerja keras membuat segmen tersebut menjadi tayangan yang menarik untuk ditonton pemirsa. Namun, bagian yang paling menentukan baik tidaknya tayangan ini adalah merupakan tugas dari pada seorang editor, yaitu melakukan proses akhir atau editing untuk menghasilkan sebuah tayangan yang memiliki nilai-nilai aktualisasi agar dapat setara dengan segmen berita lainnya di dalam berita Global Siang. Hasil editing juga perlu menarik dan sesuai dengan tema yang diangkat serta sesuai pula dengan tujuan penayangan berita televisi. Proses editing segmen khusus Mat Juki untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi pada berita televisi Global Siang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, capturing, penyeleksian gambar (stokshoot), pemberian backsound, pemberian audio dan video transisi, pemberian audio dan video efek, pemberian bumper, penulisan buble teks, proses rendering, evaluasi hasil editing, dan yang terakhir pengiriman file ke server untuk ditayangkan. Tahap persiapan merupakan tahap awal yang harus dilakukan editor yaitu bapak Fajar Utama, sebelum melakukan proses editing berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Tahap persiapan yang dilakukan seorang editor adalah: 1. Editor datang ke ruang editing secara on time. 2. Editor menyalakan semua peralatan editing, diantaranya stabilisher atau penghubung listrik, CPU, monitor, speakers, audio mixer, hardware eksternal Avid Mojo dan deck serta monitornya. 3. Mengaktifkan software yang digunakan untuk proses pengeditan.
4. Editor mempersiapkan naskah berita dan master kaset yang siap untuk di edit. Setelah persiapan dilakukan, proses berikutnya adalah melakukan capturing atau pemindahan file berita dari master kaset kedalam komputer melalui deck. Proses ini memerlukan setting-an terlebih dahulu pada software yang digunakan pada komputer. Khususnya pada software avid news cutter yang dipakai untuk mengedit tayangan visual segmen khusus Mat Juki. Setting-an yang dilakukan adalah dengan mengatur folder yang akan menjadi tempat penyimpanan file hasil capturing dengan memberikan nama folder sesuai image video yang di capture tersebut. Tahap capturing dimulai dengan memasukan master kaset berita Mat Juki ke dalam deck. Deck merupakan perangkat yang digunakan sebagai media player maupun media capture. Posisi deck harus dalam posisi play untuk proses capturing. Namun sebelum dalam posisi play, editor terlebih dahulu mengatur setting-an capturing dalam avid news cutter. Langkah untuk melakukan setting-an capture adalah dengan meng-klik menu Tools pada menu Toolbars, klik menu capture, lalu klik menu capture tool, kemudian klik Ok. Dalam setting-an capturing, diatur pula arah penempatan file hasil capture tersebut. Hal ini dimaksudkan agar file hasil capture tersebut dapat masuk dalam folder yang telah dibuat tadi. Pengaturan ini berfungsi untuk memudahkan editor dalam proses pencarian file hasil capture tersebut untuk proses pengeditan. Proses capturing berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Hal ini tergantung banyak tidaknya file berita yang di capture. Semakin banyak image video atau durasi pada master kaset yang di capture, maka proses capturing pun akan memakan waktu yang cukup lama.
Pada tahap penyeleksian gambar untuk tayangan segmen khusus Mat Juki, editor terfokus pada beberapa tehnik pengambilan gambar, seperti camera angle (sudut pengambilan gambar), frame size (ukuran gambar), komposisi gambar, dan gerakan kamera. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memilih stokshoot yang bagus, editor selalu memperhatikan tehnik pengambilan gambar tersebut. Untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi sgmen Mat Juki, maka sudut pengambilan gambar (camera angle) pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Biasanya editor mengambil sudut pengambilan gambar eye level dan high angle. Ukuran gambar (frame size) pun biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Biasanya editor mengambil gambargambar close-up, medium close-up, dan extreme close-up. Ukuran close-up digunakan untuk memberikan gambaran suatu tokoh secara jelas pada tayangan Mat Juki, ukuran shot-nya dari batas kepala hingga leher bawah. Medium Closeup berfungsi untuk menegaskan suatu tokoh pada tayangan Mat Juki, ukuran shot dari batas kepala hingga dada atas. Sedangkan ukuran extreme close-up digunakan untuk menunjukan detail suatu objek atau pada tayangan Mat Juki, ukuran shot sangat dekat sekali, misalnya hidungnya, matanya, atau telinganya saja. Komposisi gambar pada tayangan visual Mat Juki biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Misalnya mengambil gambar atau objek yang tidak dikenal untuk opening maupun ending tayangan segmen Mat Juki, pengambilan gambar yang bervariasi, dan lain-lain. Untuk gerakan kamera pun biasanya disesuaikan dengan tema pada gambar berita yang ingin disampaikan. Misalnya mengambil gambar panning, tilting, dan zoom in/out.
Pemberian backsound merupakan hal penting yang harus diperhatikan pula dalam proses pengeditan untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi sebuah tayangan visual berita televisi. Karena dengan adanya backsound, suasana penggambaran berita akan terlihat dan terasa lebih dramatis. Backsound yang digunakan disesuaikan dengan alur cerita, karena backsound dapat berfungsi membuat tayangan yang ditampilkan akan lebih menarik untuk ditonton. Format backsound yang digunakan biasanya berbentuk format wav dan mp3, serta menggunakan setting-an audio mono. Backsound harus diatur supaya tidak terlalu dominan terhadap video. Dalam arti, backsound harus harmonis dan seimbang dengan video yang ditampilkan. Dalam segmen khusus Mat Juki, editor menjadikan lagu-lagu dan instrumen yang cocok dengan tema yang diangkat untuk dijadikan sebagai backsound. Misalnya pada tema Mat Juki MPR, digunakan backsound lagunya Iwan Fals yang berjudul ”Wakil Rakyat”. Hal ini dianggap cocok oleh editor, karena lagu tersebut memiliki kesamaan maksud serta tujuan dengan tema video yang ditayangkan. Sehingga nilai-nilai aktualisasi berita televisi akan dapat dirasakan oleh pemirsa yang menonton tayangan tersebut. Audio dan video transisi sangat berpengaruh pada tayangan segmen khusus Mat Juki. Seorang editor harus mampu membaca situasi penggambaran berita atau tayangan yang ditampilkan, sehingga dalam pemilihan audio dan video transisi akan terasa pas dan terasa menarik untuk ditonton. Audio transisi pada tayangan Mat Juki menggunakan efek sound kamera yang dipadukan dengan efek cahaya, efek ini hanya untuk beberapa klip saja disesuaikan dengan keharmonisan tayangan. Sedangkan video transisi yang digunakan adalah Left to Righ, Dip to Color dan Dissolve.
Efek video transisi Dissolve adalah efek transisi yang digunakan untuk menampilkan perubahan yang halus dengan ukuran layar yang sama antar klip.104 Pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki, efek video transisi Left to Right, digunakan untuk perpindahan gambar dari frame satu ke frame berikutnya. Dan efek video transisi dissolve, digunakan untuk perpindahan frame dengan efek cahaya atau perpindahan secara halus. Sedangkan transisi Dip to Color, digunakan untuk perpindahan frame dengan efek warna atau cahaya, biasanya untuk penggambaran sepintas sebuah shot pada tayangan Mat Juki. Selain pemberian audio dan video transisi, pemasukan audio dan video efek pun merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang editor dalam proses pengeditan. Terutama efek-efek video untuk membuat tayangan pada segmen khusus Mat Juki terlihat lebih menarik, unik dan lucu. Efek editor time warp, digunakan untuk efek video yang mengatur gerakan cepat atau lambat pada gambar. Efek ini harus dilakukan setting-an terlebih dahulu ada efe editor. Setting-an dengan angka presentasi tinggi akan membuat sebuah efek gambar yang bergerak lebih cepat. Sedangkan setting-an dengan angka presentasi rendah akan membuat sebuah efek gambar yang bergerak lambat. Efek ini bisa kita lihat pada tayangan segmen Mat Juki yang memperlihatkan tokoh Juki berjalan dengan cepat, atau gerakan-gerakan lainnya, sehingga tayangan ini terlihat lucu. Efek soft window, merupakan efek yang biasa digunakan untuk membuat tampilan bingkai pada layar atau gambar tayangan segmen khusus Mat Juki. Pada tayangan Mat Juki, efek bingkai pada garis tepi layar dibuat seperti efek film zaman dulu (old movie). 104
Wahana Komputer, Op.Cit
Efek color, merupakan efek tambahan dari efek soft window yang digunakan untuk lebih memperhalus tampilan gambar Mat Juki. Efek color menggunakan efek black & white, sehingga kesan soft lebih terlihat pada tayangan ini. Terkadang warna yang digunakan tidak black and white, namun menggunakan warna asli dengan tampilan soft. Warna memiliki fungsi tersendiri, yaitu:105 11. Untuk identifikasi 12. Untuk menarik perhatian 13. Untuk menimbulkan pengaruh psikologi 14. Untuk mengembangkan asosiasi 15. Menciptakan suatu citra 16. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum 17. Untuk mendorong tindakan 18. Untuk proteksi dari cahaya 19. Untuk mengendalikan temperatur 20. Untuk membangkitkan minat Efek resize, adalah efek yang biasa digunakan untuk mengatur ukuran gambar pada bingkai maupun pada buble teks. Jika isi pesan pada buble teks banyak, maka resize diatur besar. Sedangkan jika isi pesanya sedikit, maka resize pun diatur rendah. Efek blur, digunakan untuk tampilan layar pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki. Efek ini untuk memperlihatkan layar agar lebih soft dan terkesan old movie. Efek freeze frame, merupakan efek frame yang digunakan untuk penempatan frame buble teks. Pengaturannya yaitu dengan mengklik menu Clip 105
Iwan, Op.Cit hal30
pada Toolbars, kemudian klik freeze frame, lalu klik enter atau klik Ok. Namun, sebelumnya harus ditentukan terlebih dahulu input dan output stok shoot-nya supaya klip lebih terarah. Pada Opening tayangan segmen khusus Mat Juki biasanya terlebih dahulu ditampilkan sebuah bumper. Bumper pada tayangan segmen khusus Mat Juki berfungsi sebagai identitas tayangan, sehingga seorang editor jangan sampai lupa untuk memasukan bumper ini pada tayangan yang sedang di edit-nya. Bumper Mat Juki berbentuk karikatur yang menggambarkan karakter tokoh Mat Juki, ditempatkan pada frame pertama sebagai opening. Sehingga diharapkan pemirsa akan langsung tertarik untuk menonton segmen tersebut. Bumper dibuat oleh seorang graphic designer, editor hanya melakukan import untuk dapat dipadukan dengan stok shot pada tayangan segmen Mat Juki tersebut. Sehingga dapat kita ketahui bahwa dalam sebuah tayangan televisi, pembagian tugas dan tanggung jawab diatur sesuai dengan bagiannya masingmasing. Hal ini dimaksudkan agar kinerja para crew dapat lebih efektif dan efisien. Dalam bumper pada tayangan segmen khusus Mat Juki terdapat sebuah tulisan ”Mat Juki” dengan warna yang berbeda. Warna kuning pada tulisan ”Mat”, memiliki makna untuk menggambarkan karakter tokoh Mat Juki yang unik dan jenaka. Sedangkan warna merah pada tulisan ”Juki”, memiliki makna menggambarkan keberanian Mat Juki dalam mengkritik. Hal ini menunjukan kepada kita, bahwa dalam pembuatan sebuah bumper, harus benar-benar memperhatikan warna-warna yang digunakan sesuai dengan fungsi dan makna tersebut terhadap sebuah tayangan. Seorang desainer grafis dan
editor, dituntut untuk mengetahui dan memahami tentang teori warna dan persepsi warna untuk dapat diaplikasikan dalam berbagai kepentingan desain. Penulisan buble teks berfungsi untuk menggambarkan pesan kritikan, celotehan, dan pesan-pesan humor yang disampaikan oleh Mat Juki, juga untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita televisi. Buble teks pun dapat menjadi sebuah alternatif untuk mengurangi durasi tayangan, jika dalam tayangan tersebut terdapat klip yang melebihi durasi tayang. Font yang digunakan pada buble teks sebaiknya font yang bersifat formal, agar pemirsa mudah membaca dan memahami pesan yang terdapat pada buble teks tersebut. Font yang digunakan pada buble teks pada tayangan segmen khusus Mat Juki adalah jenis font Arial. Seperti halnya bumper, desain buble teks pun dibuat oleh seorang graphic designer. Namun, konsep untuk pembuatan desain yang cocok merupakan wewenang editor dan produser. Sehingga dilakukan diskusi terlebih dahulu sebelum pembuatan desain buble teks tersebut oleh desainer grafis. Software yang digunakan untuk pembuatan desain buble teks pada tayangan segmen khusus Mat Juki adalah menggunakan software adobe photoshop. Namun, bukan berarti hanya software tersebut saja yang dapat digunakan untuk pembuatan desain buble teks, karena menurut penulis, masih banyak software-software lain yang dapat kita gunakan untuk pembuatan buble teks. Misalnya software Corel Draw, Macromedia Free hand, adobe illustrator, adobe in-design dan lain-lain. Tahap terakhir pada proses pengeditan tayangan audio visual adalah rendering. Berfungsi untuk menyatukan semua file audio, video dan efek-efek yang digunakan pada proses editing ke dalam satu format. Pada segmen khusus Mat Juki, hasil editing di render kedalam format DV (digital video). Hal ini
dimaksudkan agar dapat mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita, sehingga tidak terjadi kesalahan penayangan file video hasil editing. Tehnik rendering disesuaikan dengan menu tools yang terdapat pada software yang digunakan. Pada tayangan segmen khusus Mat Juki menggunakan software avid news cutter, maka editor harus mengatur proses rendering sesuai menu tools pada software tersebut. Lamanya proses rendering tergantung dari pada banyak tidaknya file audio, video dan efek yang digunakan pada saat proses pengeditan. Semakin banyak file audio, video dan efek yang digunakan, maka proses rendering akan semakin lama. Begitupula sebaliknya, semakin sedikit file audio, video dan efek yang digunakan, maka proses rendering akan cepat selesai. Evaluasi tayangan audio visual hasil editing selalu dilakukan oleh produser, jika editor telah selesai melakukan proses editing sampai pada tahap rendering. Tahap evaluasi merupakan tahap penentuan apakah sebuah tayangan hasil editing telah mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita dan layak ditampilkan atau tidak pada tayangan berita Global Siang. Jika dirasa ada yang kurang menarik atau kurang cocok, maka produser akan menyarankan kepada editor untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Dalam arti editor melakukan proses editing ulang sebagian stok shoot tayangan, setelah itu proses rendering harus tetap dilakukan untuk kesempurnaan hasil editing. Kekurangan stok shot maupun pesan yang tersirat dalam tayangan tersebut dapat ditutupi dengan memberikan keterangan tambahan berupa runing teks atau buble teks. Hal ini terbukti, ketika penulis melakukan pengamatan pada redaksi berita Global Siang segmen khusus Mat Juki. Ketika itu, tayangan segmen khusus Mat
Juki memiliki tema Mat Juki – BBM Naik. Padahal, saat itu harga BBM belum naik. Sehingga produser langsung menyadari kesalahan tersebut, kemudian melakukan perbaikan dengan menyuruh editor untuk memberi keterangan berupa runing teks dengan tulisan ”Kondisi Mat Juki setelah BBM Naik”. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah persepsi pemirsa, sehingga menimbulkan prokontra dikalangan masyarakat terhadap opini dalam tayangan soft news tersebut. Stasiun Global TV telah memiliki fasilitas editing dengan peralatan canggih yaitu server. Fungsi server adalah sebagai perangkat untuk memudahkan editor dalam melakukan proses pengiriman file hasil editing untuk ditayangkan. Fasilitas server dikombinasikan dengan software avid news cutter untuk proses pengeditan. Fungsi server juga menggantikan proses pengiriman file hasil editing manual atau analog yang biasa dilakukan pada masa lalu. Pengiriman file hasil editing manual adalah suatu proses pengiriman file hasil editing dengan cara me-record semua image video yang telah diedit kedalam kaset, kemudian diberikan kepada bagian penayangan. Proses ini memungkinkan waktu yang lama serta kurang praktis dan efektif. Dengan adanya server, editor tidak harus me-record image video hasil editing. Editor dapat langsung mengirim file video hasil editing tersebut ke bagian penayangan melalui tehnik digital pada computer yang telah ter-link dengan bagian penayangan. Fasilitas server memudahkan kinerja editor dalam proses editing. Karena editor tidak perlu me-record tayangan hasil editingnya ke dalam kaset untuk diserahkan kepada divisi on air. Dengan adanya server, editor dapat langsung mengirim file hasil editing tersebut ke server dengan menggunakan video ID segmen khusus Mat Juki. Untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi segmen Mat
Juki, editor dituntut untuk tidak melakukan kesalahan dalam pemasukan video ID pada saat pengiriman file video ke server. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, kiranya dapat menjadi pengetahuan bahwa penajaman nilai-nilai aktualisasi pada sebuah tayangan adalah sangat
penting.
Hal
ini
dikarenakan
pemirsa
televisi
akan
terpenuhi
keingintahuannya dan tertarik untuk menonton, jika tayangan soft news yang ditampilkan tersebut menarik dan aktual. Sehingga dapat dikatakan bahwa penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing merupakan faktor utama keberhasilan untuk sebuah penayangan berita televisi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini lebih menekankan pada penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing pada tayangan visual yang dilakukan oleh editor redaksi Global Siang segmen khusus Mat Juki. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penajaman nilai-nilai aktualisasi yang dilakukan oleh produser berita Global
Siang
adalah
dengan
mengedepankan
tema-tema
yang
kontemporer dan sederhana, namun berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. 2. Penajaman nilai-nilai aktualisasi berita televisi Global Siang segmen khusus Mat Juki dilakukan pula oleh seorang editor. Terutama dalam proses editing yang dilakukanya pada segmen khusus Mat Juki tersebut. 3. Proses editing segmen khusus Mat Juki untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, capturing, penyeleksian gambar (stokshoot), pemberian backsound, pemberian audio dan video transisi, pemberian audio dan video efek, pemberian bumper, penulisan buble teks, rendering, evaluasi, dan yang terakhir pengiriman file ke server untuk ditayangkan. 4. Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tahap persiapan adalah dengan mempersiapkan naskah berita dan master kaset segmen khusus Mat Juki.
5. Pada tahap Capturing, penajaman nilai-nilai aktualisasi adalah dengan proses pemindahan file berita segmen khusus Mat Juki dari master kaset ke dalam komputer, untuk proses pengeditan. 6. Penyeleksian gambar adalah tahapan yang dilakukan seorang editor dalam menyeleksi stokshoot yang layak atau tidak layak untuk ditayangkan dan sesuai dengan naskah yang telah disajikan oleh produser.
Penyeleksian
gambar
untuk
mempertajam
nilai-nilai
aktualisasi berita yang dilakukan editor segmen khusus Mat Juki adalah berdasarkan camera angle, frame size, komposisi, dan gerakan kamera. 7. Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada pemberian Backsound tayangan Mat Juki dengan menggunakan lagu-lagu yang cocok dengan tema berita yang diangkat pada segmen tersebut. Misalnya pada segmen Mat Juki episode MPR, backsound-nya menggunakan lagunya Iwan Fals yang berjudul ”Wakil Rakyat”. 8. Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada tahap pemberian audio transisi tayangan Mat Juki adalah dengan menggunakan suara kamera pemotretan yang dipadukan dengan efek warna Dip to color. Sedangkan video transisinya menggunakan efek transisi Left to right dan Dissolve. 9. Sedangkan penajaman nilai-nilai aktualisasi pada pengaturan audio efek disesuaikan dengan keharmonisan antara tema yang diangkat dengan gambar yang disajikan. Video efek yang digunakan pada proses editing tayangan Mat Juki adalah efek time warp, efek soft windows, efek color, efek resize, efek blur, dan efek freeze frame. 10. Bumper dalam tayangan segmen khusus Mat Juki berfungsi sebagai identitas tayangan untuk menarik perhatian pemirsa. Dan bumper yang
digunakan berbentuk karikatur dan menggambarkan karakter tokoh Mat Juki untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita. 11. Buble Teks berfungsi sebagai pengganti stokshoot yang kurang, untuk mengurangi durasi tayangan dan untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita pada segmen Mat Juki. Isi buble teks berupa pesanpesan dan kritikan-kritikan tokoh Mat Juki yang unik dan lucu disesuaikan dengan tema berita yang diangkat. 12. Proses rendering berlangsung selama 15 menit, tergantung dari banyak tidaknya efek-efek yang digunakan dalam proses pengeditan segmen khusus Mat Juki. Berfungsi untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi, juga menyatukan audio dan video serta efek-efek yang digunakan dalam proses editing. 13. Produser melakukan preview hasil editing sebelum ditayangkan on air. Proses ini dilakukan untuk mengevaluasi tayangan visual hasil edit untuk mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita pada segmen khusus Mat Juki. 14. Penajaman nilai-nilai aktualisasi pada pengiriman gambar hasil editing ke server harus menggunakan video ID segmen Mat Juki. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pengiriman file video hasil edit.
5.2 Saran Setelah mengetahui penajaman nilai-nilai aktualisasi berita televisi Global Siang dan proses editing pada tayangan visual segmen khusus Mat Juki, maka saran-saran berikut ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kontribusi bagi pengembangan penelitian dan dunia komunikasi visual, yaitu: 5.2.1 Secara Akademis Penelitian yang menggunakan metode
studi
analisis
mengenai
penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing segmen khusus Mat Juki pada tayangan berita televisi, bisa lebih dikembangkan. Terutama melalui pendekatan visual untuk mengetahui penajaman nilai-nilai aktualisasi dan proses editing tayangan visual . 5.2.2 Secara Praktis Dilihat dari proses editing segmen khusus Mat Juki yang menggunakan audio dan video efek (pada saat pengeditan) lebih dikembangkan lagi dengan kreativitas dan daya visualisasi atau imajinasi yang tinggi agar tayangan lebih terlihat unik, lucu dan menarik serta mempertajam nilai-nilai aktualisasi berita televisi. Pemilihan tema berita yang diangkat harus benar-benar aktual dan memiliki pengaruh atau berdampak luas terhadap masyarakat. Bumper tayangan visual sebaiknya menggunakan animasi 3D (tiga dimensi), agar lebih menarik dan karakter tokoh terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Elvinaro Ardianto & Lukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2004, Bandung: Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, 1994, Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya Harahap, Arifin S, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu Dan Menulis Berita, Jakarta: Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006 Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi (Menjadi Reporter Profesional), Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 55 Tahun PWI, Menegakkan Profesionalisme & Etika Pers di Era Multimedia, 2001, Jakarta: Penerbit Panitia Pusat HUT PWI. Effendy, Onong U, Dimensi Komunikasi, Bandung: Penerbit Alumni, 1986 Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003 Liliweri, Alo, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti Rakhmat, Djalaludin, Teori Komunikasi Massa, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 2000 Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1985 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Massa Teori Dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 2002 Wahyudi , J. B, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Berita, Majalah, Radio, dan Televisi, Bandung: Penerbit Alumni, 1991 Ina Ratna Mariani & Jane Kuncoro H, Tehik Mencari Menulis Berita, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999
Baksin, Askurifai, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Simbiosa Rekatama Media, 2006 Sanyoto, Sadjiman Ebdi, Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, Yogyakarta: Penerbit Dimensi Press, 2006 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1985 Moloeng, Lexy. J, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Wahana Komputer, Video Editing dan Video Production, Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2008 Soenarto, R.M, Programa Televisi, 2007 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Wong, Wucius, Principles of Form and Design, Van Nostrand Reinhold: New York Wirya, Iwan, Kemasan yang Menjual, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999 Sihombing, Danton, Tipografi dalam Desain Grafis, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2001 Hendratman, Hendi, The Magic of Adobe Premiere Pro, Bandung: Penerbit INFORMATIKA, 2007 Wawancara Ahmad Deny, Produser Redaksi Global Siang, 19 Mei 2008 Wawancara Fajar Utama, Editor Redaksi Global Siang, 15 Mei 2008 Wawancara Anjas Prawioko, Graphic Designer Global Siang, 15 Mei 2008 Wawancara Dwi Erwinasih, Graphic Designer Globl Siang, 16 Mei 2008
Lampiran 1 Nara sumber : Ahmad Deny selaku Producer News Department Global Siang Waktu
: Senin, 19 Mei 2008, Jam 12.00 WIB
Tempat
: Kantor Redaksi Global Siang Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Jakarta Barat
1. Apa tugas dan tanggungjawab anda pada tayangan berita Global Siang? Jawab : Tugas dan tanggung jawab saya pada berita Global Siang adalah sebagai produser. Yaitu bertugas merancang, mengedit naskah, dan mempersiapkan materi berita pada setiap segmen yang akan ditayangkan pada berita Global Siang. Disamping itu, saya dikhususkan untuk memegang atau terfokus mengerjakan segmen khusus Mat Juki.
2. Apakah keistimewaan atau kelebihan segmen Mat Juki dibanding dengan segmen lainnya pada tayangan berita Global Siang (Strenght)? Jawab : Keistimewaan atau kelebihan segmen Mat Juki antara lainnya: Sebagai sebuah segmen yang mendukung berita Global Siang, segmen Mat Juki berbeda karakternya dengan hard news karena bentuk segmen ini lebih berbentuk feature yakni berita yang berbentuk lebih memaparkan. Karakter Mat Juki lebih membumi, menggambarkan warga kebanyakan, sebagai orang kecil yang mengemukakan pendapat dan kritik yang sesuai dengan apa yang dilihat serta dirasakan. Berdasarkan data-data yang didapat dari Ac Nelson, tayangan Mat Juki menarik perhatian pemirsa. Karakter Mat Juki yang guyon, banyol, dan omongan atau perkataannya yang apa adanya sesuai karakter Mat Juki itu sendiri. Dan itu yang diharapkan bisa mengangkat performa berita Global Siang secara keseluruhan. Segmen Mat Juki menjadi faktor yang signifikan untuk meningkatkan rating dan share berita Global Siang.
3. Apakah segment Mat Juki memiliki kelemahan (Weakness)? Jawab : Kelemahannya adalah karena segmen Mat Juki merupakan salah satu bagian dari keseluruhan berita Global Siang, maka seandainya segmen Mat Juki memiliki rating dan share yang cukup baik, maka segmen Mat Juki harus
menutupi rating dan share segmen lainnya yang memiliki rating dan share yang lebih rendah.
4. Apa yang menjadi peluang pada segment Mat Juki (Opportunities)? Jawab : Karena segment Mat Juki berbeda karakter dengan segmen lain, yaitu dengan karakter feature. Sehingga segment Mat Juki diasumsikan lebih mampu menetralisir gairah pemirsa setelah menyaksikan atau menonton hard news. Dalam arti pemirsa mempunyai alternatif untuk menetralisir keadaan dengan melihat tayangan Mat Juki yang memiliki karakter menghimpun kritik tapi disampaikan dengan gaya yang lebih santai.
5. Apa kendala atau ancaman yang dihadapi pada tayangan visual Mat Juki(Treath)? Jawab : Dari segi internal program, adalah ketika tayangan Mat Juki tidak bisa menutupi rating dan share berita Global Siang secara keseluruhan. Artinya, rating dan share Mat Juki lebih rendah dibanding dengan segmen lainnya, sehingga akan menjadi beban bagi berita Global seiang secara keseluruhan. Dari segi eksternal, program berita Global Siang tayang bersamaan dengan program-program di televisis lainnya yang mungkin secara rating dan share lebih tinggi dibanding berita Global Siang. Karena karakter Global Siang yang lebih cenderung hard news, dibanding dengan program-program di televisi lainnya yang berbentuk hiburan dan sejenisnya. Global Siang dalam hal ini segmen Mat Juki kalah bersaing dengan program-program yang lebih menarik dalam tanda kutip dimata pemirsa.
6. Bagaimana perencanaan untuk pencarian tema berita yang aktual untuk segmen Mat Juki pada setiap episodenya? Jawab : Tema-tema Mat Juki disesuaikan dengan isu-isu kontemporer. Dalam arti, apa yang terjadi hari ini dan minggu ini, maka itulah yang diangkat. Tetapi tidak menutup kemungkinan tema-tema Mat Juki itu sendiri mengambil dari tema-tema yang sederhana namun sebenarnya berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Misalnya, tema ”Jalan Rusak”. Tema ini secara konteks memang lokal, dalam arti isu-isu di daerah. Namun berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Contoh lain yaitu tema ”Trotoar”, isu-isu yang sebenarnya tidak nasional, tapi terkait dengan kepentingan orang banyak
Jadi, secara umum tema-tema Mat Juki memang mengandalkan isu-isu kontemporer.
7. Apakah di dalam menentukan tema berita pada segmen Mat Juki harus merupakan berita yang aktual? Jawab : Tidak harus selalu berita yang aktual, karena isu yang diangkat merupakan isu-isu kontemporer.
8. Mengapa segmen berita ini dinamakan segmen Mat Juki? Jawab : Segmen Mat Juki diambil dari kata Juki dengan singkatannya yaitu ”Juru Kritik”. Mat Juki merupakan juru kritik mewakili rakyat Indonesia yang menyampaikan kritikan dengan karakter senyum, dengan nada banyolan yang unik dan jenaka. Sehingga orang atau lembaga yang dikritik tidak akan marah.
9. Bagaimana penggambaran untuk sosok seorang Mat Juki? Jawab : Mat Juki diambil dari karakter masyarakat Betawi, karena Betawi merupakan pusat ibu kota negara Indonesia. Sehingga dianggap tepat untuk menggambarkan orang Jakarta yang tersingkir dan sekaligus dia merupakan orang Betawi yang menyaksikan apa yang terjadi di pusat ibu kota ini dan sekitarnya.
10. Mengapa dipilih karakter masyarakat Betawi untuk segmen Mat Juki? Jawab : Karena karakter masyarakat Indonesia diasumsikan lebih tertarik dengan tokoh-tokoh lokal. Dan untuk menggret atau meraih simpati pemirsa, khususnya di Jakarta dan karena isu yang diangkat adalah isu nasional, diharapkan segmen ini dapat meraih simpati pemirsa di seluruh Indonesia khususnya masyarakat yang terjangkau oleh stasiun Global TV.
11. Apa format berita yang digunakan pada segmen Mat Juki? Jawab : Format yang digunakan adalah format packeging. Dimana materi yang akan dijadikan berita dikemas dengan baik.
12. Apa yang menjadi segmentasi pada tayangan visual Mat Juki? Jawab : Segmen Mat Juki ditujukan untuk dapat meraih perhatian dari pemirsa sebanyak mungkin. Dalam arti, kita mengkontekskan segmen Mat Juki sebagai segmen yag ditujukan untuk All Age (semua umur). Jadi, dari anak kecil sampai orang tua diharapkan dapat menonton segmen ini. Walaupun isu-isunya berbeda, ada yang bisa ditangkap oleh anak-anak dan ada juga yang hanya bisa ditangkap oleh orang dewasa. Bukan dalam konteks format, tapi dalam alur packaging, alur ceritanya itu bisa ditangkap oleh anak-anak. Misalnya tema ”Pembuatan KTP”, kalau kita menangkap secara harfiah, mungkin itu kita mengkritik ketua RT. Tapi sebenarnya bukan ketua RT yang kita tuju, melainkan pejabat-pejabat negara, pejabat tinggi negara, dan kalangan dewan. Contoh lain, karena isu waktu itu adalah isu kosupsi di DPR, maka kita bikin tema segmen Mat Juki itu dengan packaging sedikit menyindir kalangan dewan dengan memasukan buble teks-buble teks yang menujukan bahwa itu merupakan kritik bagi kalangan dewan. Untuk format seperti itu, mungkin hanya orang dewasa yang dapat mengerti atau memahaminya. Karena mereka yang mengerti konteks apa yang terjadi saat itu, ketika melihat itu (buble teks), diharapkan dapat mengerti. Oh, maksudnya ini lho!, bahwa dia nyindir ini lho!, anggota dewan, bukan sekedar menyindir ketua RT tapi juga anggota dewan.
13. Apa yang menjadi targeting pada tayangan visual Mat Juki? Jawab : Targetnya adalah semua pemirsa diberbagai daerah yang terjangkau oleh frekuensi stasiun Global TV.
14. Apa yang menjadi positioning pada tayangan visual Mat Juki? Jawab : Karena karakter Mat Juki membumi, jadi dia sebisa mungkin dekat dengan kehidupan nyata di masyarakat. Jadi, karakter Mat Juki, celotehancelotehannya itu dibuat untuk menggambarkan apa yang ada di masyarakat. Sama hal-nya ketika group musik Slank membuat lagu ”Gosip Jalanan”. Menurut versi mereka merupakan celotehan atau omongan-omongan yang ada dijalanan. Karakter Mat Juki pun sama seperti itu. Keluhan-keluhan, apa yang dirasakan masyarakat, sehingga ketika Mat Juki menyuarakan itu, dia mendapatkan dukungan dari masyarakat. Sehingga jangan sampai celotehannya itu berseberangan dengan masyarakat. Ada yang perlu diingat juga bahwa karakter Mat Juki itu sendiri bisa menjadi sebuah ironi (mendramatisir). Dalam arti, ketika si Mat Juki memerankan orang yang sebenarnya ingin dia kritik atau memerankan tokoh yang ingin kita kritik. Misalnya Mat Juki pernah menjadi penimbun gas,
penimbun BBM, dan karakter lainnya. Dalam arti Mat Juki memerankan tokoh yang antagonis, tapi diujungnya akan berakhir ironi. Karena si Mat Juki ini yang akan dijadikan contoh bahwa apabila dia melakukan itu, maka akibatnya dia merasakan sendiri, dia menyindir dengan gaya ironi.
15. Apakah tayangan visual Mat Juki dengan tampilan berbentuk old movie dan sejenis tayangan kartun mempengarui segi pemberitaan? Jawab : Untuk packaging, sampai saat ini kita masih mengembangkan format dan mencari format yang baku. Untuk selama ini bisa dibilang formatnya belum baku, jadi kita masih mencari format yang tepat untuk bisa menggambarkan karakter Mat Juki kedepan. Dalam arti, untuk saat ini kita masih menggunakan format yang istilahnya ”Jadul” (jaman dulu), dan masih menggunakan grafis-grafis yang sederhana. 16. Apakah tampilan atau visualisasi pada segmen Mat Juki sudah memenuhi nilai-nilai aktualisasi dari segi pemberitaannya? Jawab : Seperti tadi saya bilang, saat ini kita masih mengembangkan format yang cocok untuk tayangan Mat Juki. Dan kita masih membandingkan hasil yang didapat dengan format yang dibuat berdasarkan rating dan share dari Ac Nelson. Karena satu-satunya yang bisa dijadikan patokan atau parameter itu kita lihat ternyata lebih cenderung ke alur dan tema cerita. Semacam drama pendek. Karena ketika Mat Juki ditampilkan dengan bentuk drama pendek, memberikan hasil yang signifikan dengan share yang cukup tinggi, dibanding dengan Mat Juki yang tampil monolog. Tapi itu masih kita kaji, karena ada beberapa juga Mat Juki yang tampil monolog, share lumayan tinggi tapi itu berdasarkan tema. Jadi, kita masih mengkajinya berdasarkan data-data yang kita peroleh.
Lampiran 2 Nara sumber : Anjas Prawioko selaku Graphic Designer News Department Global Siang Waktu
: Kamis, 15 Mei 2008, Jam 14.30 WIB
Tempat
: Kantor Redaksi Global Siang Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Jakarta Barat
1. Apa tugas dan tanggung jawab anda pada tayangan berita Global Siang? Jawab : Tugas dan tanggung jawab saya adalah sebagai graphic designer yaitu membuat karikatur atau kartun tokoh Mat Juki untuk dijadikan short bumper.
2. Mengapa short bumper Mat Juki dibuat seperti karikatur atau kartun? Jawab : Short bumper Mat Juki dibuat seperti karikatur atau kartun, karena: pertama, konsepnya Juki itu sebagai juru kritik yang pemberani mengkritik tapi jenaka dengan konsep yang lucu serta fun, gitu, jadi ya dipakai kartun gitu.
3. Mengapa karakter atau ekspresi kartun Mat Juki dibuat demikian? Jawab : Kalau dari segi karakter, ya mengikuti konsepnya itu sendiri. Konsep wajahnya, mengikuti wajah tokoh si Juki itu sendiri. Ya mungkin mewakili karakter masyarakat Indonesia, dengan ciri khasnya dia memakai peci, yang mencerminkan bahwa Juki benar-benar Juku Kritik yang mewakili rakyat Indonesia.
4. Mengapa karakter wajah Mat Juki pada short bumper dibuat dengan warna merah kekuningan? Jawab : Sebenarnya pewarnaan wajah tidak terlalu berpengaruh. Cuma, karena konsepnya kartun, jadi dibuat demikian dan untuk menunjukan ciri khasnya Mat Juki sebagai pengkritik pemberani yang selalu senyum.
5. Mengapa font pada tulisan Mat Juki dibuat dengan warna kuning pada tulisan ”Mat” dan warna merah pada tulisan ”Juki”? Jawab : Font-nya tulisan Mat Juki dibuat dengan warna demikian agar terlihat artistik, enak dilihat, dan mencolok sehingga penonton dapat selalu mengingatnya dan sebagai ikon segmen Mat Juki. Warna kuning pada tulisan ”Mat”, mengandung arti bahwa tokoh Juki adalah tokoh yang ceria dan jenaka. Sedangkan warna merah pada tulisan ”Juki”, mengandung arti bahwa tokoh Juki ini sebagai wakil rakyat sangat pemberani dalam mengkritik.
6. Apakah short bumper Mat Juki sudah mewakili penggambaran tokoh Mat Juki itu sendiri? Jawab : Oh, sangat banget! Cuma, sebenarnya lebih bagus lagi jika short bumper-nya dibuat dengan animasi. Namun, karena bayarannya kurang, jadi dibuat kartun saja.
Lampiran 4 Nara sumber : Dwi Erwinasih selaku Graphic Designer News Department Redaksi Global Siang Waktu
: Jum’at, 16 Mei 2008, Jam 10.30 WIB
Tempat
: Kantor Redaksi Global Siang Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Jakarta Barat
1. Apa tugas dan tanggung jawab anda pada tayangan berita Global Siang? Jawab : Tugas dan tanggung jawab saya adalah sebagai desainer grafis pada redaksi berita Global Siang. Saya bertugas membuat buble teks untuk tayangan visual pada segmen Mat Juki.
2. Apa fungsi buble teks pada tayangan Mat Juki? Jawab : Karena konsepnya Mat Juki kocak dan lucu sesuai hasil diskusi dengan produser dan editor, maka buble teks harus dibuat dengan grafis seperti kartun. Fungsinya untuk membuat tayangan ini lebih lucu seperti tayangan kartun.
3. Apa software yang digunakan dalam pembuatan buble teks? Jawab : Banyak software yang bisa digunakan, namun dalam pembuatan buble teks ini saya hanya menggunakan software Adobe Photoshop.
4. Apakah ada perbedaan antara bentuk buble teks yang bulat dengan kotak? Jawab : Sebenarnya nggak ada perbedaan. Karena bagian grafis cuma menyediakan template-nya saja. Selanjutnya produser dan editor yang menentukan bentuk buble yang akan digunakan.
5. Apa warna yang digunakan pada buble teks? Mengapa? Jawab : Warna-warna yang saya gunakan merupakan warna-warna kartun. Karena untuk menyamakan dengan konsep pesan yang ingin disampaikan oleh Mat Juki yaitu kritikan yang jenaka. 6. Apa font yang digunakan pada buble teks? Jawab : Kalau untuk teks, semuanya ditentukan dan dibuat oleh editor. Karena saya sebagai desainer grafis hanya ditugaskan untuk membuat template-nya saja.
7. Mengapa elemen-elemen visual yang digunakan hanya berupa bentuk kotak dan lingkaran saja? Jawab : Karena programnya news, jadi tidak bisa terlalu rame. Yang penting sudah mewakili segi pemberitaannya.
8. Apakah buble teks yang anda buat sudah memenuhi nilai-nilai aktualisasi pada tayangan visual Mat Juki? Jawab : Menurut saya sudah memenuhi nilai-nilai aktualisasi. Karena sudah sesuai dengan konsep awal, yaitu menggambarkan tokoh Mat Juki sebagai juru kritik yang pemberani dan jenaka.
9. Adakah perbedaan pembuatan grafis untuk tayangan visual segmen Mat Juki dengan tayangan visual untuk segmen lainnya? Jawab : Perbedaan pasti ada. Untuk segmen Mat Juki grafisnya dibuat lebih fun atau dibuat lucu, sedangkan untuk segmen lainnya lebih formal karena hard news.
10. Siapakah yang menentukan konsep grafis Mat Juki? Jawab : Konsep grafis ditentukan oleh produser, kemudian bagian grafis dan dilanjutkan oleh editor dalam memberikan masukan atau saran-saran untuk tampilan yang terbaik atau cocok.
11. Apa format yang digunakan untuk grafis atau buble teks Mat Juki? Mengapa? Jawab : Menggunakan format PNG, karena format ini bolong dan ringan, bisa jadi tampak serta memudahkan dalam penambahan teks.
12. Adakah kendala-kendala dalam proses pembuatan grafis Mat Juki? Jawab : Kendalanya pasti ada. Seperti kendala dalam pembuatan grafis untuk kronologis peristiwa pembunuhan atau penculikan. Karena untuk pembuatan grafis ini diperlukan visualisasi yang banyak dan sesuai dengan fakta, namun dengan waktu pembuatan yang terbatas karena langsung ditayangkan (on air). Keterbatasan materi berita pun terkadang menjadi kendala dalam penentuan grafis untuk visualisasinya.
13. Apa fungsi warna menurut anda dalam tayangan Mat Juki? Jawab : Fungsi warna dalam tayangan visual Mat Juki adalah sebagai identitas. Biasanya orang awam jika melihat sebuah tayangan dengan warna tertentu, maka dia akan cepat mengenal tayangan tersebut. Jadi, setiap orang yang melihat warna, akan mengetahui acara itu acara apa atau stasiun ini stasiun mana, sehingga warna dapat menjadi sebuah identitas.
14. Apakah warna pada buble teks tayangan Mat Juki sudah memenuhi nilai-nilai aktualisasi pemberitaan? Jawab : Menurut saya sudah pas. Karena warnanya tidak terlalu rame banget, dan juga tidak terlalu serius. Namun telah disesuaikan dengan penggambaran tokoh Mat Juki tersebut.
15. Apakah frame pada layar dan pewarnaan pada tayangan Mat Juki sudah memenuhi aktualisasi tayangan Mat Juki? Jawab : Kalau menurut sudah cocok. Karena tampilan tersebut menggambarkan Jakarta tempo dulu, dan tokoh Mat Juki ini terlihat seperti tokohnya Benyamin. Memang moment-nya sekarang, cuma dengan look-nya Mat Juki tempo dulu itu sudah cocok karena tayangan ini modelnya old movie.
Lampiran 5 Nara sumber : Fadjar Utama selaku Editor News Department Global Siang Waktu
: Kamis, 15 Mei 2008, Jam 13.30 WIB
Tempat
: Ruang Editing Global Siang Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Jakarta Barat
1. Apa tugas dan tanggung jawab anda pada tayangan berita Global Siang? Jawab : Tugas dan tanggung jawab saya di berita Global siang yaitu sebagai editor. Dimana sebagai seorang editor saya bertugas melakukan kegiatan pengeditan untuk tayangan berita Global Siang.
2. Apa fungsi editing pada tayangan visual berita Global Siang? Jawab : Fungsi editing adalah untuk menyeleksi layak atau tidaknya sebuah hasil liputan dalam proses atau dalam sebuah tayangan berita.
3. Bagaimana proses pengeditan pada tayangan visual berita Global Siang segmen Mat Juki (dengan proses editing linier atau non-linier)? Jawab : Non linier ya pastinya, prosesnya salah satunya yang pertama yaitu capture, menyeleksi gambar yang layak atau sesuai dengan naskah berita, memberi efek audio dan video, melakukan proses rendering, dan mengirim hasil edit ke server untuk ditayangkan (on line).
4. Apa software yang digunakan untuk pengeditan segmen Mat Juki? Mengapa? Jawab : Software yang digunakan yaitu Avid News Cutter 6.7, karena alat ini yang ada di Global TV. Kelebihan software Avid, dia lebih stabil di banding software yang lain. Terus berhubung di Global TV sudah menggunakan server, sehingga server tersebut harus menggunakan software Avid Unity, jadi kita udah nggak perlu kaset, karena langsung send atau mengirim hasil edit ke server untuk langsung tayang (on air).
5. Adakah kendala yang dialami pada saat pengeditan? Apa solusinya? Jawab : Kendala yang dihadapi yaitu, kaset untuk diedit telat datang, proses import gambar yang memory-nya banyak memakan waktu yang lama, proses render suka lama jika komputernya error, dubber atau VO (voice over) nggak ada, padahal kalau editor sih selalu standby dan kadang terdapat gangguan virus di komputer sehingga mengganggu proses pengeditan. Sampai saat ini belum ada solusinya.
6. Apa jenis huruf yang digunakan untuk teks pada tayangan Mat Juki? Mengapa? Jawab : Jenis huruf yang digunakan standar, yaitu menggunakan font Arial. Karena jenis huruf ini lebih formal, sehingga penonton akan lebih mengerti maksud dan tujuan atau isi teks tersebut.
7. Berapa durasi yang dibutuhkan untuk tayangan Mat Juki? Jawab : Durasi yang dibutuhkan untuk tayangan Mat Juki adalah maksimal tiga menit tiga puluh detik (3.30 detik).
8. Apa audio efek dan video efek yang digunakan dalam tayangan Mat Juki? Jawab : Efek yang digunakan adalah efek-efek standar bawaan Avid. Misalnya, efek time wraps untuk efek mempercepat frame atau scene. Efek plasma wipe untuk pembuatan efek bingkai atau frame. Jadi, kalau anda buka software Avid, disana ada efek pallete namanya, jadi efek-efek yang saya gunakan ada disitu semua.
9. Apa audio transisi dan video transisi yang digunakan dalam tayangan Mat Juki? Jawab : Efek audio dan video transisi juga sama standar yang ada di software Avid. Untuk informasi lebih jelasnya, anda buka atau gunakan saja software tersebut.
10. Apakah efek audio dan visual pada tayangan Mat Juki sudah memenuhi nilainilai aktualisasi berita Global Siang? Jawab : Aktualisasi sudah tentu, karena saya sudah maksimal dalam melakukan pekerjaan pengeditan segmen Mat Juki ini. Disamping itu, segmen ini merupakan ikon berita Global Siang sehingga harus bagus dan menarik gambar beritanya. 11. Bagaimana pengaturan warna dan pencahayaan pada proses editing Mat Juki? Jawab : Sesuai dengan konsep Mat Juki sebagai juru kritik tempo dulu, namun hidup dizaman sekarang, maka warna kita coba buat black and white lebih mendekati film zaman dulu seperti filmnya Charly Caplin. 12. Apakah sudut pengambilan gambar mempengaruhi hasil editing? Jawab : Sangat mempengaruhi. Karena eksekusi di lapangan merupakan hasil kasar daripada sebuah proses pengeditan. Dan pengeditan itu merupakan bentuk penghalusan daripada eksekusi lapangan. 13. Sudut pengambilan gambar yang bagaimana yang sangat bagus untuk tayangan Mat Juki? Jawab : Sejauh ini saya ditugaskan produser untuk mengambil sudut gambar yang lucu karena segmen Mat Juki merupakan segmen yang harus lucu. Jadi, beberapa shoot yang kurang lucu tidak digunakan, karena lebih mengutamakan gambar yang lucu-lucu.
14. Ukuran gambar (frame size) seperti apa yang sangat bagus untuk tayangan Mat Juki? Jawab : Bisa long size, sama medium size. Karena lebih memperlihatkan unit daripada si Juki itu sendiri.
15. Apakah gerakan kamera mempengaruhi tayangan visual Mat Juki? Jawab : Mempengaruhi. Karena gerakan kamera tergantung dari kameramennya. Kalau dia jago handhell oke, travelling oke, tapi selama masih bagus statis, maka statis pun oke. 16. Apa komposisi gambar yang bagus untuk tayangan Mat juki? Jawab : Ya lebih banyak apa, ya! Berhubung kameramennya bladus-bladus atau banyak yang kurang mahir tentang komposisi gambar, maka saya lebih banyak memakai gambar yang padat-padat, gambar close up dan medium close up. 17. Adakah tehnik-tehnik khusus dalam pengeditan tayangan Mat Juki? Jawab : Tehnik-tehnik khusus sih nggak ada. Itu cuma hanya yang ada di kepala aja. Bahwa scene ini seperti ini, scene yang ini harus begini. Nanti pun kalau anda menjadi seorang editor, pasti akan mempunyai insting menurut anda sendiri.
18. Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum proses pengeditan segmen Mat Juki? Jawab : Persiapan biasa saja. Yaitu menyalakan komputer, mengecek alatalatnya sudah oke atau belum, terus setelah proses editing selesai, file hasil edit dikirim ke server. 19. Pada waktu kapan tepatnya melakukan pengeditan? Jawab : Untuk segmen Mat Juki, sejak saya datang saya melakukan capture gambar mulai jam 9 (sembilan) atau setengah sepuluh-an. Selesai ngepture jam 10. Setelah itu baru melakukan pengeditan sampai jam 11-an. Jadi, ada timeline-nya tersendiri. Pengeditan Mat juki sampai final, ya sekitar 1 ½ jaman kita bekerja.