Dampak Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped By Her Husband di Metro TV Terhadap Para Wanita Menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta-Utara Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH Nama Nim Jurusan
: Helma Destiandari : 4410411–061 : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ABSTRAKSI Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting HELMA DESTIANDARI (4410411-061) Dampak Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped By Her Husband di Metro TV Terhadap Para Wanita Menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta-Utara Vii + 77 hal + 7 lampiran Televisi sebagai jembatan antara audiens/penonton dan informasi/hiburan mempunyai banyak program acara yang menarik dan menghibur. Penelitian kali ini bertujuan untuk meneliti dampak tayangan kekerasan seksual dalam rumah tangga terhadap persepsi dan perilaku para wanita yang telah menikah, mengingat teknologi komunikasi khususnya bidang pertelevisian membuat semua stasiun televisi berusaha menyajikan program-program beraneka ragam, yang termasuk didalamnya tayangan kekerasan. Disadari ataupun tidak, penonton banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui media televisi yang juga menciptakan dampak ataupun persepsi yang berbeda-beda setelahnya. Sampel dalam penelitian ini adalah 74 orang wanita yang telah menikah yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipan, dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sampel di dalam kehidupannya. Dari hasil analisis data yang dilakukan penulis, terlihat bahwa persepsi dan perilaku responden tidak banyak terpengaruh oleh tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband dikarenakan budaya yang berbeda. Masih perlu adanya sebuah pembelajaran bahwa terlepas dari ajaran agama dan budaya, kekerasan tetaplah kekerasan. Hak Asasi Manusia tidak memandang perbedaan pria dan wanita.
Dampak Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped By Her Husband di Metro TV Terhadap Para Wanita Menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta-Utara Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH Nama Nim Jurusan
: Helma Destiandari : 4410411–061 : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepad Tuhan atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan Skripsi pada waktunya, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Akhir Strata 1 Program Studi Broadcasting, di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. Dalam membuat skripsi ini penulis mengangkat judul Dampak Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband di Metro TV Terhadap Para Wanita Menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna serta masih terdapat banyak kekurangan, akan tetapi berkat bimbingan, dorongan serta saransaran dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mendukung serta memberikan doanya kepada penulis, terutama kepada: 1. Bapak Drs. Andi Fachrudin, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sejak awal hingga menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Riswandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Broadcasting yang selalu memberikan dukungan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Feni Fasta, M.Si, selaku Dosen Penguji Ahli pada Sidang Skripsi. 4. Segenap Dosen FIKOM Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu kepada penulis, juga staf perpustakaan, dan karyawan TU FIKOM yang telah direpotkan penulis untuk keperluan skripsi dan data-data lainnya. 5. Keluarga Tercinta, Mama Ekalina, Papa Soekardji, Mama Erlin, dan Papa Hendrie “Terima kasih atas kepercayaan dan doa yang diberikan selama ini sehingga Helma bisa selesai kuliah walaupun agak terlambat dan terseok-seok”. 6. Teman-teman di Mampang yang terus memberi semangat kepada penulis agar tidak menunda-nunda penyelesaian skripsi. ”Terima kasih teman-teman. Jar, thanks ya udah anterin aku bolak balik & nungguin aku selama sidang.” 7. Teman istimewa yang baru masuk dalam kehidupan penulis ”Maraming selamat at minahal mo ako”. 8. Serta semua pihak yang telah banyak membantu memberikan informasi seputar pembuatan skripsi penulis. Dian, Elva, dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta setiap orang yang membacanya. Kiranya Tuhan senantiasa menyertai dan memberikan kasih dan karunia bagi kita semua. Amin. Jakarta, Agustus 2008 Penulis (Helma Destiandari)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….i ABSTRAKSI……………………………………………………………..….…………..vi KATA PENGANTAR……………………………………………………..…...............vii DAFTAR ISI………………………………..………………………...………………..viii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….1 1.1
Latar Belakang Penelitan...…………………………………………………...…...1
1.2
Rumusan Permasalahan………………..………………………………………….4
1.3
Tujuan Penelitian …………………………………………………………………5
1.4
Signifikansi Penelitian…………………………………………………..………...5 1. Signifikansi Teoritis/Akademis……………………………………………….5 2. Signifikansi Praktis………………………………………………………..…..5
BAB II KERANGKA TEORI ………………………………………………………….6 2.1
Komunikasi Massa…………………..…….……………………………………....6 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa……………………………………….….…..6 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa……………………………………………7 2.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa…………………………………….13 2.1.4 Media Massa……………………………………………………………….17
2.2
Media Penyiaran Televisi………………………….………….......……………..18 2.2.1 Pengertian Media Penyiaran Televisi……………………………………...18 2.2.2 Karakteristik Televisi…………............................………………………....20
2.3
Program Televisi………………………….………………………………..…….20 2.3.1 Definisi Program Televisi………………………………………………….20 2.3.2 Jenis-Jenis Program TV…..………………………………………………..21
2.4
Program Talk Show (Program Bincang-Bincang)...……………………………...22 2.4.1 Definisi Program Talk Show (Program Bincang-Bincang)...………………22 2.4.2 Karakeristik Talk Show (Program Bincang-Bincang) …….……………….23 2.4.3 Jenis-Jenis Talk Show (Program Bincang-Bincang)…. …………………...24
2.4.3.1 Talkshow Perspektif ......................................................................25 2.5
Khalayak Televisi………………………………………………………………..26 2.5.1 Pengertian Khalayak ..............……………………………………………..26 2.5.2 Feminisme sebagai bagian dari Khalayak Televisi ......................................27
2.6
Dampak Komunikasi Massa……………………………………………………..28 2.6.1 Pengertian Dampak Komunikasi Massa …………………………..………28
BAB III METODOLOGI ……………………………………………………………...31 3.1
Sifat Penelitian ………………………………………………………………......31
3.2
Metode Penelitian............…...……………………………………………….......32
3.3
Populasi Dan Sampel………………………………………………...……….….33 3.3.1 Populasi……………………………………………………………….........34 3.3.2 Sampel………………………………………………....……………….......34
3.4
Teknik Pengumpulan Data…………………………………...……………..……35 3.4.1 Data Primer..……………………………………………………….……....35 3.4.2 Data Sekunder……………………………………………………………...36
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep…………………………………………...36 3.5.1 Definisi Konsep……………………………………………………………36 3.5.2 Operasionalisasi Konsep…………………………………………………...37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………...44 4.1
Gambaran Umum Tentang Metro TV....................................................................44 4.1.1
Program Tayangan The Oprah Winfrey Show ..........................................45
4.2
Hasil Penelitian .....................................................................................................46
4.3
Pembahasan ...........................................................................................................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………..70 5.1
Kesimpulan ...........................................................................................................70
5.2
Saran ....................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA…………….................................................…………………......72 LAMPIRAN .....................................................................................................................73
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat.1 Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari tele dan vision yang berarti jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Siaran bergambar ini kemudian bersifat audiovisual, atau yang berarti audible (dapat didengar) dan visual (dapat dilihat). Menurut wikipedia, televisi merupakan karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun dan tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan Joseph Henry dan Michael Faraday pada tahun 1831, yang merupakan awal era komunikasi elektronik.2 Sejak diresmikan, Televisi Republik Indonesia (TVRI) terus mengudara sekitar 30-60 menit setiap harinya. Saat itu jumlah televisi di Jakarta belum banyak, yaitu hanya sekitar 10.000 buah saja. Perkembangan jumlah pesawat televisi pun dirasakan cukup lambat. Baru setelah terbit izin pemancar televisi swasta untuk mengudara di tahun 1989, perkembangannya
1 2
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta:Pinus Book Publisher.2007,hal 17 http://www.tempointeraktif.com/2006/09/13/html
2
mulai terlihat pesat. Rajawali Citra Televisi (RCTI) sebagai pelopor televisi swasta tampil membawakan warna lain. Banyak acara seperti film dan musik yang disiarkan di Indonesia yang lantas menyedot perhatian anak muda. Dua tahun kemudian, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mengikuti jejak pendahulunya.
Ini tentunya membawa dampak positif bagi
masyarakat.3 Mereka yang selama 27 tahun hanya dapat menikmati acara-acara yang disajikan TVRI, kini memiliki pilihan dalam menentukan program acara yang diminati. Saat ini, ada lebih dari sepuluh televisi swasta dengan jangkauan siaran nasional. Mereka adalah Rajawali Citra Televisi (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Cakrawala Andalas Televisi (Anteve), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), Global Informasi Bermutu (Global TV), TV One, Media Televisi Indonesia (Metro TV), dan Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) yang kemudian bergabung dengan TV7 dan kini berganti nama menjadi Trans 7 (Trans Tujuh). Banyaknya tayangan di televisi yang kian menjamur memang menambah kekayaan tontonan bagi pemirsa di rumah. Perkembangan media informasi, khususnya televisi membuat dunia semakin hari semakin dekat, walaupun arus informasi yang mengalir mempunyai dampak, baik positif maupun negatif. Program acara yang hampir semuanya serupa membuat penonton televisi di Indonesia pun lama kelamaan jenuh dan beralih ke
3
Drs. Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. vi
3
televisi berbayar (Pay TV) seperti Indovision, Kabelvision, Telkomvision, IndosatM2, dan Astro. 4 Penulis berpendapat bahwa semua tayangan prime time di hampir tiap saluran TV, bergenre sama, yaitu sinetron. Dan dirasakan hingga kini, mungkin hanya Metro TV yang berbeda, yaitu tetap setia dengan program berita dan juga tayangan impor seperti program tayangan The Oprah Winfrey show yang sekarang telah memasuki tahun ke-22 sejak disiarkan di Amerika Serikat, dan mengudara di 109 negara.5 Penyampaian isi pada tayangan The Oprah Winfrey show seolaholah langsung antara komunikator (pembawa acara) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan pun mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan jelas terlihat secara visual. The Oprah Winfrey show, bagi penulis merupakan acara menarik yang terkadang tidak hanya membuat penonton mengenal lebih dalam sosok tamu yang ditampilkan, tapi juga sering kali topik yang diperbincangkan dirasa bisa menambah pengetahuan masyarakat, seperti misalnya dalam tayangan The Oprah Winfrey show, bagaimana seorang wanita menjadi korban perkosaan oleh suaminya sendiri, seperti pada tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband. Atau cerita bagaimana seorang ibu mampu melanjutkan kembali hidupnya setelah keempat anaknya dibunuh oleh suaminya sendiri. Suatu kisah mengharukan, menyedihkan, namun juga menguatkan diri.
4 5
http://www.swa.co.id/swamajalah/tren/html Amelita Lusia,Oprah Winfrey,Gagas Media,Tanggerang , 2006. hal 26
4
Melihat tayangan serupa seperti Koffee with Karan yang lebih mengusung unsur pengenalan sosok tamu, atau The Ellen Degeneres show yang mengutamakan unsur hiburan dengan para pesohor Hollywood sebagai bintang tamunya, The Oprah Winfrey show dapat dikatakan mampu merangkum kedua unsur tadi, bahkan menjadikan tayangannya informatif, edukatif, dan menghibur. Begitu
menariknya
dunia
televisi
hingga
membuat
para
komunikator televisi berlomba menyampaikan pesannya kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan media satu ini. Termasuk sosok Oprah Winfrey selaku pembawa acara dan produser The Oprah Winfrey show yang memilihkan topik-topik menarik dalam acaranya, serta kemudian berhasil mengemasnya menjadi tayangan informatif, edukatif, dan menghibur bagi penonton. Dalam kesempatan ini penulis menilai episode Beauty Queen Raped by Her Husband ini layak menjadi bahan bagi penelitian karena mayoritas audiens The Oprah Winfrey Show adalah wanita, tanpa dibumbui embel-embel bekerja di luar rumah ataupun tidak, sudah menikah ataupun belum. Dan dalam episode ini, wanita adalah obyek utamanya.
1.2
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : “Sejauh mana dampak yang ditimbulkan program tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang
5
ditayangkan Metro TV pada 10 Mei 2008 terhadap para wanita berumahtangga di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara?”
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband terhadap para wanita berumah tangga di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Teoritis/Akademis
Penulis berharap penelitian ini dapat membantu mengetahui dampak yang timbul setelah audiens menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show dengan tema pemerkosaan yang dilakukan seorang suami terhadap isterinya sendiri. Penulis juga berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para mahasiswa guna melakukan penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Signifikansi Praktis
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan dan masukan bagi stasiun televisi dalam memproduksi tayangan bincangbincang yang lebih berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
6
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pada hakikatnya setiap manusia perlu berkomunikasi. Taraf berkomunikasi pada manusia mungkin tidak sepenting makan, minum, atau menghirup oksigen, namun tanpa berkomunikasi, manusia layaknya bukan mahluk hidup. Bila dilihat dari etimologinya, “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”.6 Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Dan dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa secara umum lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu.7
6 7
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,Bandung : Remaja Rosdakarya,200.hal.41 Nurrudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. hal.4.
7
Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam komunikai massa dengan massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain massa di sini berarti massa yang sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.8 Ada banyak versi tentang arti media massa dalam komunikasi massa, namun dari sekian banyak definisi bisa dikatakan bentuk media massa antara lain media elektronik (televisi,radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern ini, ada satu perkembangan media massa, yakni ditemukannya internet. Belum ada definisi komunikasi massa yang memasukkan internet dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa.9 Dengan
demikian,
media
massa
adalah
alat-alat
dalam
komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen.
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang dikemukakan beberapa ahli ilmu komunikasi adalah bahwa definisi-defnisi itu secara prinsip
8 9
Nurrudin,Ibid.hal.4 Nurrudin,Ibid.hal.5
8
mengandung makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya,
seperti
komunikasi
interpersonal
(antar
pribadi)
dan
komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi. Berikut adalah karakteristik komunikasi massa: a.
Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Charles R. Wright berpendapat bahwa komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah itu atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan lembaga media massa itu. Ketika sudah layak, pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus, dibuat
9
plate, kemudian masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antar pribadi yang begitu sederhana. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan melibatkan orang lebih banyak lagi, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain-lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. Ada peristiwa yang mempunyai kategori penting, tetapi hanya penting bagi sekelompok orang. Peristiwa tersebut tentu saja tidak dapat disampaikan melalui media massa.
10
c. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antar pribadi, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak
tersebut
secara
serempak
pada
waktu
yang
bersamaan
memperoleh pesan yang sarna pula. Effendy, seperti dikutip Kamala, dalam Karlinah, dkk. (1999) mengartikan keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan
sejumlah
besar
penduduk
dalam
jarak
yang jauh
dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sarna lainnya berada dalam keadaan terpisah.
11
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar pribadi, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Pada komunikasi antar pribadi, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu, misalnya
dibagi-bagi
menjadi
pendahuluan,
pembahasan
dan
kesimpulan. Maka, dalam komunikasi antar pribadi, yang menentukan efektifitas komunikasi bukanlah struktur, dan aspek hubungan manusia bukan pada "apa" tetapi pada "bagaimana". Sedangkan komunikasi massa menekankan pada "apa" (Rakhmat, pada Komala, Dalam Karlinah, dkk. 1999). Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Komunikasi
massa
merupakan
komunikasi
dengan
menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak ada dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar pribadi. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
12
g. Stimuli Alat Indra “Terbatas “ Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahan, adalah stimulasi alat indra yang "terbatas". Pada komunikasi antar pribadi yang bersifat tatap muka, seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khayalak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas pada
komunikasi antar pribadi. Bila seorang dosen
memberikan kuliah
secara
tatap muka,
dosen tersebut akan
memperhatikan bukan saja ucapan para mahasiswanya, tapi juga kernyitan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi suara, dan gerakan lainnya yang dapat diartikan.
13
Semua simbol tersebut merupakan umpan balik yang diterima si dosen lewat seluruh alat inderanya. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau segera (immediate feedback).
2.1.3
Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi
serta membantu
anggota-anggota
masyarakat
menikmati
kehidupan. Komunikasi
massa
juga
meng-encode
pesan-pesan
yang
memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan dan pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas. Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D. Lasswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut:
14
(a) Surveillance of the environment Fungsinya
sebagai
pengamat
lingkungan,
yang
oleh
Schramm disebut sebagai dekoder yang menjalankan fungsi The Watcher. (b) Correlation of the parts of society in responding to the environment Fungsinya menghubungkan bagian-bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai penterjemah yang melakukan fungsi The Forum. (c) Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya adalah sebagai penerus atau pewaris sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai enkoder yang menjalankan fungsi The Teacher.10
Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsifungsi yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan terhadap berbagai spekulasi dan penafsiran.
Seorang ahli sosiologi, Charles R. Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi itu sebagai berikut.
(a) Surveillance Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di
10
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta:Penerbit PT Gramedia, 2006,hal.10
15
luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News. (b) Correlation Meliputi
fungsi
interpretasi
pesan
yang
menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam me mberikan reaksi terhadap
kejadian-kejadian.
Bagi
sebagian,
fungsi
ini
diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propagan da. (c) Transmission Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai nilai, dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebag ai fungsi pendidikan. (d) Entertainment Menunjuk
pada
kegiatan-kegiatan
komunikatif
yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan dampak-dampak tertentu.
Fungsi-fungsi
itu
sebenarnya
serupa
dengan
fungsi-fungsi
komunikasi pada umumnya. Fungsi-fungsi itu telah ada, lama sebelum komunikasi massa lahir. Dalam setiap masyarakat termasuk masyarakat primitif, dapat ditemukan adanya para pangamat
lingkungan
(watcher),
guru
(teacher),
penghibur
(entertainer), serta cara-cara menghubungkan informasi (forum) sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi.
16
Sejalan dengan apa yang dikatakan Schramm, Wright menunjukkan, fungsi surveillance berkaitan dengan handling of news. Berita-berita media berfungsi selaku mata yang mengawasi lingkungan,
memberitahukan
kepada
masyarakat
mengenai
kejadian-kejadian dan orang-orang. Namun, berita-berita media juga membawakan fungsi-fungsi lain, disengaja atau tidak, yaitu memberikan semacam forum bagi handling of news, seperti "Surat kepada Redaksi", kolumnis, wawancara dengan orang-orang terkemuka atau orang-orang kontroversial. Berita-berita media juga berfungsi selaku teacher, yang
berarti
sebagai
penerus
nilai-nilai,
tradisi-tradisi
dan
keyakinan-keyakinan dari berbagai kelompok di dalam masyarakat. Berita-berita media tentunya juga dapat menyediakan hiburan. Dengan demikian, suatu informasi sering tidak hanya berfungsi informatif, tetapi sekaligus juga dapat merangsang timbulnya diskusi-diskusi (forum), penerusan nilai-nilai (teacher) dan kadang-kadang juga memberikan hiburan (entertainment). Sebaliknya, dalam menghibur juga bisa disisipkan fungsi -fungsi surveillance, correlation dan transmission.11
11
Wiryanto, Ibid, Hal 11-13
17
2.1.4 Media Massa
Media Massa, Pers, Radio dan Televisi dalam proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan obyek studi dan asumsi dasar bahwa memiliki peran dan asumsi-asumsi itu berarti : 12 -
Media merupakan idealisme yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.
-
Media Massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber-sumber lainnya.
-
Media Massa merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berpeluang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
-
Media Massa seringkali menjadi wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam mengantar perkembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam mengantar perkembangan tata cara mode, gaya hidup, dan norma-norma.
-
Media Massa telah menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu dalam memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.
12
Dennis Mcquil,Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar,Jakarta:Erlangga,1991,hal.3
18
Dua pandangan terkait peran dan fungsi media dalam masyarakat menurut Granville Wiliams (1996), yaitu media menekankan nilai-nilai komersial pada segala sesuatu, dan memandang khalayak sebagai konsumen atau media yang beragam dan pluralis, kreatif, dan sadar bahwa terlampau banyak kekuatan media yang bisa berlawanan dengan berbagai kepentingan demokrasi. Hadirnya teknologi media baru merupakan sejarah tentang institusi media dan dorongan para kapitalis untuk memperluas pasar. Bisa juga dikatakan bahwa teknologi media merupakan bagian dari budaya komoditas yang menembus masyarakat kita.
2.2. Media Penyiaran Televisi 2.2.1 Pengertian Media Penyiaran Televisi Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk suara/audio dan gambar/visual yang ditransmisikan dalam bentuk signal suara dan gambar, baik melalui teristerial satelit maupun melalui kabel dan serat optik yang dapat diterima pesawat televisi di rumah.13 Menurut undang-undang No. 32/2003, televisi adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, laut, atau di antariksa dengan menggunakan spektrum radio melalui udara, kabel, dan media lainnya untuk diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima
13
Tommy Suprapto,Berkarier di Bidang Broadcast,Media Pressindo,Yogyakarta,2006,hal.10
19
siaran. Kegiatan penyiaran meliputi dua bagian: penyiaran radio dan penyiaran televisi. Media Penyiaran Televisi memang sangat menjanjikan untuk dapat meneliti
berbagai disiplin ilmu: komunikasi, sosiologi, kultur,
elektronika, dan sebagainya. Media televisi dituntut agar dapat memenuhi kehendak penonton yang heterogen. Karena itu pemrograman acara menjadi ujung tombak pendekatan variatif.14 Melayani penonton merupakan salah satu syarat utama dalam menjalankan usaha penyiaran televisi. Penonton adalah segala-galanya. Mereka butuh hiburan, informasi, berita-berita aktual, pendidikan, dan juga berbagai kebudayaan di dunia ini. Penyiaran televisi jenis ini dinamakan
sebagai
televisi
nonkomersial,
sementara
yang
menggantungkan hidupnya dari iklan disebut televisi komersial atau televisi swasta. Dalam beberapa hal siaran televisi nonkomersial juga disebut sebagai siaran pelayanan publik. Kendati begitu, tetap harus dibedakan antara siaran pelayanan publik dengan siaran pelayanan pendidikan atau educational programme, yang isinya berupa program pendidikan sekolah formal, dari sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, sampai perguruan tinggi. 15
14 15
RM Soenarto, Programa Televisi, FFTV-IKJ Press, Jakarta, 2007, hal.xiii. RM Soenarto, Ibid. hal.81
20
2.2.2
Karakteristik Televisi Televisi sebagai media massa memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan media massa lainnya. Namun bukan berarti lantas saling bersaing menjatuhkan satu sama lainnya, akan tetapi bebas mengisi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing media massa tersebut, baik surat kabar, televisi maupun radio.16 Meskipun layar televisi dapat digunakan untuk tujuan lebih dari sekedar penghadiran gambar-gambar penyiaran (broadcast image), beberapa orang masih berpikir tentang “televisi” dengan mengacu pada serangkaian program yang memancar luas melalui sederet channel atau saluran. Pandangam lain ihwal televisi adalah bahwa televisi merupakan aktivitas industri dan sebentuk teknologi.17 Pandangan ini lebih tertarik pada masalah kontrol (dan kekuasan) perusahaan-perusahaan
televisi,
pada
globalisasi,
pada
implikasi
perubahan teknologi terhadap masyarakat (dan khalayak). 2.3 2.3.1
Program Televisi Definisi Program Televisi Program atau produk televisi adalah materi televisi yang bersinggungan dengan dan memberi makna bagi pemirsanya. Kita perlu memahami produk televisi berdasarkan fungsi dan interaksinya dengan khalayak. Kesenangan khalayak kerap dihubungkan dengan suatu pandangan televisi sebagai sebuah media hiburan. Frasa yang akrab
16
Morissan,Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi,Ramdina Prakarsa:Jakarta,2005,hal.9 17 Graeme Burton, Membincangkan Televisi, Yogyakarta : Jalasutra, 2007, hal.8
21
berkenaan dengan hal ’memberi kesenangan’ mengandung kerancuan perihal apa yang ’dilakukan’ produk televisi, atau perihal bagaimana produk itu seharusnya dipahami. Program tidak melakukan apapun, khalayak menerima kesenangan. Bukan berarti menolak diskusi tentang teks atau gagasan perihal makna yang digoreskan, melainkan dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada ’program sebagai obyek’,’program sebagai makna potensial’, bukan mengkonsumsikan program menjadi ’pencipta kesenangan’. 18
2.3.2
Jenis-jenis Program TV Tidak mengherankan bila televisi memilki daya tarik luar biasa apabila sajian program dapat disesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi19. Berikut jenis- jenis program televisi : a.) News/Berita Ciri program siaran berita adalah aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan dalam kesempatan pertama.20 Yang termasuk sub genre siaran berita/news yaitu program current affairs, investigatif dan news feature. Namun banyak juga dari stasiun televisi swasta yang memasukan infotaiment pada divisi siaran news.
18
Graeme Burton, Op.cit.hal.117. Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta:Pinus Book Publisher.2007,hal 19 20 Fred Wibowo. Ibid,hal.61.
19
22
b.) Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita21. Dalam drama terbagi 4 (empat) sub genre, yaitu drama mini seri, drama komedi, FTV (film televisi), dan cerita lepas. c.) Non drama / hiburan Non drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita, diolah seperti apa adanya. Acara non drama kesenian sendiri merupakan obyek yang dibuat dan dipersiapkan terlebih dulu dengan memperhatikan referensi obyeknya.22 Non Drama terbagi atas 4 (empat) sub genre, yaitu reality show, variety show, talk show, games/quiz/music dan program feature dan dokumenter .
2.4 2.4.1
Program Talk Show (Program Bincang-bincang) Definisi Program Talk Show (Program Bincang-bincang) Talk show (program bincang-bincang) adalah program televisi di mana satu atau sekelompok orang berkumpul untuk mendiskusikan topiktopik tertentu dan dipandu seorang host. Terkadang, program bincangbincang menghadirkan beberapa tamu, yang biasanya terdiri dari sekelompok orang dan kemudian memiliki unsur pro dan kontra sehubungan dengan topik perbincangan pada episode tersebut. Seringkali pula, seorang tamu diundang untuk memperbincangkan pekerjaanya atau keahliannya dengan seorang host atau co-host. 23
21
Fred Wibowo. Ibid,hal.62. Fred Wibowo. Ibid,hal.63. 23 http//:en.wikepedia.org
22
23
Program bincang-bincang di televisi meliputi banyak format, antara lain Vox pop, Kuis, dan juga Interview (wawancara), baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut the talk show program (program bincang-bincang)..
2.4.2
Karakteristik Talk Show (Program Bincang-bincang) Berikut beberapa karakteristik program bincang-bincang, yaitu : 1. Program uraian pendek atau pernyataan Dalam suatu program acara televisi, seorang presenter menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feature, di antara sajian musik yang diawali suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara menarik yang disajikan secara khusus. 2. Program Vox-pop Kependekan dari Voxpopuli, yang dalam istilah Indonesia berarti “suara masyarakat”. Ini adalah program yang mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang dibahas dalam program, kepada penonton dengan maksud agar penonton juga dapat mengetahui bermacam pendapat dari orang atau kelompok lain sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya sendiri. 3. Program wawancara (interview) Macam program ini termasuk The Talk Show Program. Bentuk lainnya adalah diskusi panel. Dalam hal ini terdapat wawancara, yaitu wawancara luar studio dan di studio. Namun wawancara studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda.
24
4. Program Panel Diskusi Program bincang-bincang atau diskusi panel menjadi program yang cukup sulit. Pertama-tama, program yang hanya menyajikan suatu pembicaraan saja sudah bertentangan dengan prinsip televisi yang audio visual. Belum lagi gambar yang harus cukup hidup, yaitu berupa kejadian dan bukan hanya duduk dan berbincang-bincang. Kedua, tempat pembicaraan dan orang yang berbicara tidak berpindah-pindah selama beberapa waktu. Esensi paling mendasar dari sebuah tayangan bincang-bincang adalah adanya pro dan kontra terhadap topik yang diperbincangkan, sehingga tidak membosankan bagi penonton. Hal inilah yang menjadikan acara talkshow itu hidup.
2.4.3
Jenis-jenis Talk Show (Program Bincang-bincang) Ada berbagai program siaran televisi yang didasarkan pada jam tayangnya. Salah satu program siaran yang memuat tayangan bincangbincang biasanya diletakkan pada jam tayang siaran pagi dan malam hari sesuai dengan target audiensnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis program tayangan bincangbincang yang diproduksi dan ditayangkan televisi swasta di Indonesia: -
Program Talk Show Perspektif (Dulu di SCTV – sekarang di ANTV)
-
Program Talk Show Debat Minggu Ini (SCTV)
-
Program Talk Show Delik (RCTI)
-
Program Talk Show Famous to Famous (METRO TV)
-
Program Talk Show Kick Andy (METRO TV)
25
-
Program Talk Show Dorce Show (TRANS TV)
-
Program Talk Show Empat Mata (TRANS 7)
-
Program Talk Show Silat Lidah (ANTV)
Dan berikut adalah beberapa jenis program tayangan bincang-bincang yang diimpor dari luar negeri dan ditayangkan televisi swasta di Indonesia: -
Ricki Lake Show (ANTV)
-
The Oprah Winfrey Show (Metro TV)
2.4.3.1 Talkshow PERSPEKTIF Pertama kali muncul di SCTV, Perspektif merupakan sebuah program bincang-bincang berdurasi 30 menit, yang membahas topik-topik terhangat mulai dari isu politik, sosial, ekonomi, gaya hidup, sampai gosip. Perspektif yang pernah tayang di SCTV pada tahun 90-an ini tampil beda dari yang dulu. Kini, tampil dengan nama Perspektif Wimar, tayangan yang digawangi Wimar Witoelar ini tampil dengan gaya obrolan santai dan menghibur, serta menghadirkan selebriti dari kalangan muda sebagai co-host Wimar di setiap episodenya. Wakil pemimpin redaksi Antv, Uni Lubis, mengatakan bahwa acara seperti ini sebenarnya dinanti oleh banyak pemirsa. Memang kehadiran Perspektif Wimar di layar Antv ini juga sekaligus menjawab kerinduan pemirsa atas program-program bermutu, namun tidak terlalu menegangkan.
2.5
Khalayak Televisi
2.5.1
Pengertian Khalayak
26
Massa seringkali lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan / publik. Para anggotanya tersebar luas dan tidak saling mengenal satu sama lain, termasuk orang yang menyebabkan lahirnya kahalayak itu sendiri.24 Istilah ‘khalayak’ itu problematis. Ia seolah-olah merupakan gagasan perihal khalayak massa (mass audience) itu sendiri, yang telah dialamiahkan menjadi sebuah kebenaran yang bekerja dalam kepentingankepentingan media itu sendiri, yang ingin membanggakan dirinya kepada publik berkenaan dengan popularitas mereka dan para pengiklan sehubungan dengan kelayakan komersial mereka.25 Asumsi-asumsi tradisional mengenai efek televisi sama halnya dengan gagasan perihal khalayak massa, tidak bisa dikemukakan bahwa televisi benar-benar membawa dampak bagi orang-orang. Ada begitu banyak kepentingan di balik tindakan orang menonton televisi. Tentu bisa dikatakan bahwa pemirsa televisi hanyalah bentuk lain dari perilaku sosial. Pada awalnya, sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan, dan tontonan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa. McQuail (1987) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut:
1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa. Konsep audiens diartikan sebagai penerima pesan dalam komunikasi 24 25
Dennis Mcquil,Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar,Jakarta:Erlangga,1991,hal.33 Graeme Burton, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007, hal.356.
27
massa, yang keberadaannya tersebar, heterogen, dan berjumlah banyak. 2. Audiens sebagai massa. Konsep audiens diartikan sebagai sebuah kumpulan orang yang berukuran besar, dan heterogen. Massa tidak memiliki keberadaan (eksistensi) yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin. 3. Audiens sebagai kelompok sosial atau publik. Konsep audiens diartikan sebagai sebuah kumpulan orang yang terbentuk atas dasar suatu isyu, minat, atau bidang keahlian. 4. Audiens sebagai pasar. Konsep audiens diartikan sebagai konsumen media dan sebagai audiens (penonton, pembaca, pendengar, atau pemirsa) iklan tertentu.26 2.5.2
Feminisme sebagai bagian dari Khalayak Televisi Tentunya, khalayak televisi terdiri dari berbagai macam karakter dan identitas. Di antara beraneka ragam karakter dan identitas tersebut, gerakan feminisme adalah salah satunya, yaitu sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.27 Gerakan ini meskipun sedikit mengundang kontra dari masyarakat yang kurang dapat menerimanya sebagai bagian dari kebudayaan kita, tetap saja merupakan bagian dari khalayak televisi yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap bangsa dan negara. Gerakan feminisme bertujuan untuk membongkar ketertindasan perempuan dalam wilayah sosial,
26 27
Ibid. Dennis Mcquail, hal 101 http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme
28
politik, budaya serta pengetahuan. Teori-teori feminisme memiliki beberapa
kesamaan dalam hal:28 - Menjunjung hak azasi wanita untuk terbebas dari penindasan; - Memberi kesempatan pada wanita berbicara atas nama dirinya dan berdasarkan suaranya sendiri; - Mendengarkan apa yang seharusnya dinyatakan wanita; - Menciptakan gaya hidup alternatif di sini dan saat ini; - Mengintegrasikan teori dengan praktek; - Mencari kesesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dengan cara-cara pencapaian tujuan itu; - Memetakan solusi-solusi kolektif yang menghargai individualitas dan keunikan setiap wanita; - Menghargai kontribusi wanita; dan - Menggunakan pengalaman-pengalaman wanita secara individu guna memaknakan realitas sosial.
2.6
Dampak Komunikasi Massa
2.6.1 Pengertian Dampak Komunikasi Massa Perkembangan pemikiran tentang dampak dapat dikatakan memilki ‘riwayat alamiah’, karena perkembangan itu sangat ditentukan oleh susunan waktu dan tempat, serta dipengaruhi beberapa faktor lingkungan. Pada tahap pertama, dampak berkembang dari awal abad 19 sampai tahun 1930-an. Media yang berkembang dengan baik mengemban pengaruh yang cukup untuk membentuk opini dan keyakinan, serta 28
http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/feminisme-perspective/Dominelli, 2002:97
29
mengubah kebiasaan hidup. Pada tahap kedua dimulai hingga awal tahun 1960-an, banyak studi terpisah yang dilakukan mengenai dampak, terutama film, program-program, dan kampanye secara keseluruhan. Tahap penelitian ketiga masih berlangsung hingga sekarang, dan merupakan tahap di mana dampak dan kemungkinannya masih ditelaah, tanpa menolak kesimpulan peneliti sebelumnya, melainkan didasarkan atas perbaikan konsep tentang proses sosial dan media yang mungkin terlibat.29 Dampak pada salah satu tingkat menyiratkan dampak pada tingkat lainnya, maka diadakanlah perbedaan dasar (broad distinction) yaitu : -
Dampak yng bersifat kognitf (berkaitan dengan pengetahuan dan opini).
-
Dampak yang berfsifat afektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan).
-
Dan Dampak atas perilaku.30 Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dulu. 31 Untuk mengetahui secara tepat dan rinci kekuatan sosial yang dimiliki
komunikasi
massa
dan
hasil
yang
dicapainya
dalam
menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan lewat berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang
29
Ibid. Dennis Mcquail, hal.228-229 Ibid. Dennis Mcquail, hal.230 31 Ibid. Dennis Mcquail, hal.211 30
30
merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks. Kita lebih tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap kita daripada apa yang kita lakukan terhadap media massa. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita membaca surat kabar, mendengarkan radio siaran, menonton televisi, dan seterusnya, tapi kita tidak mau tahu bagaimana surat kabar, radio siaran, dan televisi dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Dampak hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Oleh karena fokusnya pesan, maka dampak harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Kita pernah merasa heran ketika mendengar berita bahwa di Sumatera Utara, seorang laki-laki yang berpura-pura menjadi dukun telah menghabiskan nyawa wanita sebanyak 42 orang. Kita juga pernah membaca beberapa remaja laki-laki memperkosa anak perempuan di bawah umur karena sering menonton video porno atau semakin banyak remaja berstatus pelajar menggunakan obat terlarang. Setelah melihat atau mendengar peristiwa-peristiwa tersebut, baik melalui surat kabar, radio siaran, televisi maupun film, maka kita berkesimpulan bahwa media massa dapat menimbulkan dampak kepada khalayaknya. BAB III METODOLOGI
31
3.1
Sifat Penelitian Penelitian mengenai program tayangan The Oprah Winfrey Show, episode Beauty Queen Raped by Her Husband terhadap para wanita menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan obyek atau peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum.32 Menurut Jallaluddin Rahmat, penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang berusaha menggambarkan suatu hal atau fenomena secermat mungkin. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari ataupun menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesa ataupun membantu suatu prediksi.33 Metode deskriptif diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pada hakekatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara univarian. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual, memeriksa kondisi, dan praktikpraktik yang berlaku, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi, (3) membuat evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu mendatang. Penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau
32
Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial, Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada, 1999, hal.20. 33 Jalaluddin Rakhmat,Metode Penelitian Komunikasi,Bandung : Remaja Rosdakarya,1994, Hal 25
32
obyek penelitian pada saat kini berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang timbul terhadap para wanita menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, setelah menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband, yang ditayangkan pada 10 Mei 2008 di Metro TV.
3.2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey, yaitu informasi dikumpulkan dari sebagian populasi yang mengambil sampel dari para wanita menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Survey sampel adalah pengumpulan informasi dari sebagian populasi. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yaitu hanya menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian survei yang bersifat deskriptif bertujuan mencari data seluas mungkin dalam rangka mempelajari kondisi sosial dari salah satu kelompok manusia, hubungan antara manusia, dan juga pola kelakuan manusia.34 Tujuan penelitian menggunakan metode survei ini adalah untuk mengetahui dampak tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband terhadap para wanita menikah. Populasi
34
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi,Raja Grafindo Persada,Jakarta,2007.hal. 133.
33
dalam penelitian ini adalah para wanita yang sudah menikah di Kelurahan Sungai Bambu Tanjung Priok Jakarta Utara.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seratus orang wanita menikah yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Alasan penentuan polulasi ini antara lain : 1. Wanita, baik sudah menikah maupun belum merupakan salah satu target audiens program acara The Oprah Winfrey Show. Hal lainnya adalah karena penulis sering menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show di televisi yang cocok dengan kehidupan sebagian masyarakat di Indonesia. 2. Berdasarkan karakteristik yang relatif homogen dengan latar belakang target audiens, para wanita menikah di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara pernah menonton tayangan The Oprah Winfrey Show.
3.3.2
Sampel
34
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode ini banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika. Tahapan sampling adalah: - Mendefinisikan populasi hendak diamati, - Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa yang mungkin, - Menentukan metode sampling yang tepat, - Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data), - Melakukan pengecekan ulang proses sampling Penelitian ini terjadi karena kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan obyek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati adalah sampel. Teknik pengumpulan sampel ini adalah berdasarkan probability sampling.35 Dalam sampel ini setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan keacakan (randomness), maka sampel probabilitas disebut juga sebagai sampel random. Alasan penulis menggunakan teknik ini karena penulis sudah memiliki daftar populasi yang akan diteliti.
Melihat populasi yang homogen dengan karakteristik yang hampir sama, teknik ini menggunakan rumus pemirsa tayangan The Oprah 35
Jalaluddin Rakhmat,Metode Penelitian Komunikasi,Bandung,Remaja Rosdakarya,1998
35
Winfrey Show dan yang mengetahui acara tersebut adalah seluruh penduduk kelurahan Sungai Bambu, sebanyak 592 penduduk. Sedangkan sampel ditentukan dengan rumus slovin dan diperoleh sampel sebanyak 74 responden.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah (issue) memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid. Tujuan penelitian data adalah memperoleh data. Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan.36 3.4.1
Data Primer Data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis dan sistematis, biasanya menggunakan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden. Dalam penelitian ini penulis membuat daftar pertanyaan lewat kuesioner. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi
36
Jalaluddin Rakhmat Ibid, hal. 50
36
beberapa daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang jawaban.
3.4.2
Data Skunder Data
skunder
adalah
penelitian
dengan
mengumpulkan,
memahami, dan melengkapi berbagai informasi yang ada tentang konsep kreatif periklanan melalui berbagai buku bacaan, media cetak, maupun data tertier perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian untuk mendapatkan landasan teori yang diperlukan, sebagai salah satu upaya mendukung pemahaman lebih lanjut mengenai dampak apa yang ditimbulkan program tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband terhadap para wanita menikah yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1
Definisi Konsep 1. Dampak Tayangan Dampak merupakan pengaruh yang dihasilkan terhadap seseorang atau sesuatu. Ada tiga jenis dampak, yaitu dampak kognitif, yaitu melihat perubahan dan pemahaman masyarakat terhadap obyek yang diteliti, dampak afektif yaitu melihat perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci masyarakat, dan dampak
konatif yaitu
menampilkan perilaku seseorang yang tergerak terhadap obyek yang diteliti. Dampak tayangan sendiri merupakan pengaruh suatu tayangan
37
program, dalam hal ini tayangan The Oprah Winfrey Show terhadap subyek yaitu para wanita menikah yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dampak yang akan diteliti di sini adalah dampak kognitif dan afektif. 2. Tayangan The Oprah Winfrey Show Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tayangan The Oprah Winfrey Show adalah sebuah tayangan yang menampilkan program acara yang berformat bincang-bincang, baik dalam bidang hiburan, informasi, maupun pendidikan. Di Indonesia, tayangan ini hadir setiap hari di Metro TV pada pukul 10:05-11:00 WIB.
3.5.2
Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian ini seseorang akan di ukur dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. 37 Data yang di peroleh di lapangan melalui kusioner akan diredoksi dangan mengacu pada pokok permasalahan yaitu dampak tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband terhadap wanita yang sudah menikah Kelurahan Sungai Bambu Tanjung Priok Jakarta Utara.
Variabel
37
Dimensi
Indikator
Moh.Nazir,Metode Penelitian,Gahalia Indonesia,Jakarta,1998,hal.407.
Skala
38
Dampak
Dampak Afektif
Afektif
Terhadap Tayangan
-
Tayangan The Oprah Sangat Setuju = 5 Winfrey Show adalah Setuju =4 tayangan
The
bincang- Ragu-ragu = 3
bincang
Oprah Winfrey
favorit Tidak Setuju = 2
Anda.
Show
Sangat Tidak Setuju =1
-
Tayangan The Oprah Sangat Setuju = 5 Winfrey Show adalah Setuju =4 tayangan
bincang- Ragu-ragu = 3
bincang yang tidak Tidak Setuju = 2 mungkin
Anda Sangat Tidak Setuju
lewatkan
setiap = 1
episodenya. -
Berkenaan
dengan Sangat Setuju = 5
pertanyaan
nomor Setuju =4
15,
tayangan
The Ragu-ragu = 3
Oprah Winfrey Show Tidak Setuju = 2 episode
Beauty Sangat Tidak Setuju
Queen Raped by Her = 1 Husband
adalah
tayangan
bincang-
bincang berbekas
yang di
hati
Anda. -
Tayangan The Oprah Sangat Setuju = 5 Winfrey episode
Show Setuju = 4 Beauty Ragu-ragu = 3
39
Queen Raped by Her Tidak Setuju = 2 Husband merupakan Sangat Tidak Setuju tayangan
bincang- = 1
bincang yang dapat mengubah pola pikir para wanita tentang kekerasaan
dalam
rumah tangga yang berujung pemerkosaan dilakukan
yang
pasangan
sendiri. -
Tayangan dapat
tersebut Sangat Setuju = 5
mengundang Setuju = 4
empati para wanita Ragu-ragu = 3 di Indonesia.
Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju =1
-
Menyaksikan
Sangat Setuju = 5
tayangan
itu Setuju = 4
mengubah
persepsi Ragu-ragu = 3
Anda tentang hidup Tidak Setuju = 2 menikah.
Sangat Tidak Setuju =1
-
Menonton tayangan Sangat Setuju = 5 tadi mengubah sikap Setuju = 4 Anda
dalam Ragu-ragu = 3
40
membina
rumah Tidak Setuju = 2
tangga.
Sangat Tidak Setuju =1
-
Menyaksikan
Sangat Setuju = 5
tayangan The Oprah Setuju = 4 Winfrey
Show Ragu-ragu = 3
episode
Beauty Tidak Setuju = 2
Queen Raped by Her Sangat Tidak Setuju Husband
membuat = 1
Anda yakin bahwa tayangan itu memang cocok dengan para wanita
menikah,
karena mungkin saja ada banyak wanita yang
pernah
mengalami kejadian serupa. -
Sangat Setuju = 5 Tayangan
itu Setuju = 4
membuka mata Anda Ragu-ragu = 3 bahwa
kekerasan
seksual
terhadap
wanita
terutama
Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju =1 dalam rumah tangga itu
terjadi
di
masyarakat kita dan para
wanita
harus
41
mampu mempertahankan martabatnya. -
Dengan
Sangat Setuju = 5
menonton Setuju = 4
tayangan
edukasi Ragu-ragu = 3
bahasa inggris dapat Tidak Setuju = 2 membantu
dalam Sangat Tidak Setuju
mencari
informasi = 1
seputar
pelajaran
bahasa inggris. Sangat Setuju = 5 -
Tayangan
The Setuju = 4
Oprah Winfrey Show Ragu-ragu = 3 episode
Beauty Tidak Setuju = 2
Queen Raped by Her Sangat Tidak Setuju Husband
adalah =1
program
bincang-
bincang
yang
membuat
Anda
prihatin
saat
menyaksikan
dan
mendengarkan kesaksian
sang
korban. -
Menyaksikannya membuat
Anda
berpikir
bahwa
Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 mungkin
saja
42
masalah
kekerasan Ragu-ragu = 3
seksual yang terjadi Tidak Setuju = 2 dalam rumah tangga Sangat Tidak Setuju datang dari Anda. -
=1
Menyaksikan tayangan
tersebut Sangat Setuju = 5
membuat
Anda Setuju = 4
berpikir
bahwa Ragu-ragu = 3
masalah
kekerasan Tidak Setuju = 2
seksual dalam rumah Sangat Tidak Setuju tangga datang dari =1 pasangan Anda. -
Menonton The
tayangan
Oprah
Winfrey
Show episode Beauty Sangat Setuju = 5 Queen Raped by Her Setuju = 4 membuat Ragu-ragu = 3
Husband Anda
yakin
keharmonisan
bahwa Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju
saling memahami satu = 1 sama mencegah
lain
akan
terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga. - Tayangan tersebut membuat
Anda
berpikir
bahwa
Sangat Setuju = 5
43
alangkah baiknya jika Setuju = 4 para suami
Ragu-ragu = 3
mengamalkan
ajaran Tidak Setuju = 2
keyakinannya
untuk Sangat Tidak Setuju
menghormati
wanita = 1
atau isteri yang menjadi pendamping hidupnya, dan bukan sekadar pelengkap. -
Menyaksikan tayangan
itu
membuat
Anda
berpikir
bahwa
Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 Ragu-ragu = 3 kekerasan
seksual Tidak Setuju = 2
dalam rumah tangga Sangat Tidak Setuju bukan hanya dialami =1 wanita,
melainkan
buah hati pun turut menjadi korban.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum tentang Metro TV
44
Stasiun televisi ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, Metro TV hanya memusatkan
acaranya
pada
siaran
warta
berita
saja.
Tetapi
dalam
perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV mengudarakan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia, Indonesia Now, yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia Selain itu, Metro TV juga memiliki beberapa program bincang-bincang, seperti program e-Lifestyle, yakni program yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. Program ini hadir setiap Minggu pukul 11:30 WIB dipandu oleh Roy Suryo dan Meutya Hafid. Kemudian, program bincang-bincang produksi luar negeri adalah tayangan The Oprah Winfrey Show yang membahas segala hal seputar kehidupan. Acara ini dipandu Oprah Winfrey, entertainer dan pembawa acara terkenal yang juga terkaya di dunia. Tayangannya tersebut di Indonesia ditayangkan setiap hari pukul 10.05 WIB. Metro TV dimiliki Media Group pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post. 38
Program Tayangan The Oprah Winfrey Show
38
http://wikipedia.org
45
Seperti disinggung bahwa salah satu program bincang-bincang yang menarik di Metro TV adalah acara The Oprah Winfrey Show. Tayangan ini selain menghibur, juga memberikan informasi penting tentang kehidupan seseorang baik yang berasal dari kalangan selebritis, pengusaha, ataupun dari tenaga profesional, sehingga dapat memberikan inspirasi baru untuk bertukar pengalaman ataupun menjadikannya masukan yang berguna untuk pribadi, keluarga, ataupun orang lain pada umumnya. Kehidupan mempunyai kisah beragam. Warna warni kehidupan itulah yang ingin ditampilkan Oprah Winfrey dalam acaranya ini. Kepiawaian Oprah dalam membahas suatu topik maupun berbincang dengan tamunya merupakan daya tarik tayangan ini dan tentunya topik yang sedang dibahasnya juga. Di setiap topiknya kerap dibahas hal-hal menyentuh hati yang kadang menimbulkan empati. Curahan hati seorang ibu yang empat anaknya dibunuh suaminya sendiri, hinga kisah sukses seseorang untuk menurunkan berat badan adalah sedikit contoh topik acara yang disukai penggemarnya di seluruh dunia ini. Satu hal yang perlu dicontoh, Oprah dapat menyelami perasaan orang yang diajaknya bercerita bahkan hingga membuka lebar cerita tentang kehidupan mereka. Oprah mampu membuat para penonton terhanyut dengan cerita orang tersebut, namun tetap mengambil nilai isi bincang-bincang itu serta menaikkan motivasi orang lain, entah mereka bisa lebih baik atau bahkan mau memberikan perhatian kepada hal-hal yang selama ini mereka tidak perhatikan, misalnya korban bencana, korban perkosaan, dan lain-lain. Pertanyaan yang lugas kerap
46
dilontarkan Oprah kepada tamunya. Hingga yang ditanya bersedia menjawab dengan gamblang dan tanpa ditutup-tutupi. 39
4.2. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada 16 Juni 2008 di lingkungan Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada 74 orang responden, yaitu para wanita menikah yang bermukim di lingkungan setempat. Mereka berusia diatas 20 tahun dan telah berkeluarga selama 1 hingga 10 tahun. Terlebih dulu, peneliti mengidentifikasi responden, mengenal lebih jauh apakah mereka pernah mendengar dan bahkan menonton tayangan bincang-bincang The Oprah Winfrey Show di Metro TV. Pada bab ini akan diperoleh hasil penelitian identitas dan pengetahuan responden mengenai program tersebut. Selain mencari tahu pengetahuan responden, penulis juga meneliti sikap responden ketika menonton tayangan tersebut dalam episode Beauty Queen Raped by Her Husband. Pada penelitian dijelaskan secara rinci identitas responden. Hal-hal tersebut dicantumkan karena responden yang heterogen tidak memiliki karakteristik yang sama antara satu dengan lainnya. Dan dari populasi keseluruhan yaitu para wanita menikah yang bermukim di lingkungan Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok RT 001 RW.001, Jakarta Utara, terdapat 74 orang yang mengisi kuesioner dari peneliti. Tabel 4.1 Usia Responden No.
39
http://pintunet.com
Usia Reponden
f
%
47
1.
20-35
41
55.41 %
2.
36-50
33
44.59 %
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 1
Dilihat dari jawaban kuesioner di atas, identitas responden lebih banyak yang berusia antara 20-35 tahun dengan jumlah 41 orang atau 55.41 % dan yang berusia 36-50 tahun berjumlah 33 orang atau 44.59 %.. Tabel 4.2 Status Responden No.
Usia
f
%
1.
Menikah
74
100 %
2.
Pernah Menikah
0
0%
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 2
Dilihat dari jawaban kuesioner di atas, semua responden telah menikah dan berkeluarga. Tabel 4.3 Menikah No.
Kelas
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 3
48
Dilihat dari jawaban para responden, benar bahwa mereka telah menikah dan masih mempunyai suami sampai saat ini. Tabel 4.4 Berkeluarga No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 4
Sampai saat ini para responden berstatus isteri dan hidup berkeluarga. Tabel 4.5 Lama Berkeluarga No.
Jawaban
f
%
1.
1-10 tahun
74
100 %
2.
10-20 tahun
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 5 Pada jawaban responden di atas dapat dilihat bahwa mereka ratarata adalah wanita yang baru membina keluarga, terbukti dari pertanyaan di atas, 100% responden menjawab telah berkeluarga antara 1 hingga 10 tahun.
49
Tabel 4.6 Berkeluarga dan Bekerja No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
41
55.41 %
2.
Tidak
33
44.59 %
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 6 Jawaban dari kuesioner sebanyak 41 orang atau 55.41% adalah wanita menikah yang mempunyai profesi baik di rumah dan di luar rumah, sedangkan sebanyak 33 orang atau 44.59% adalah wanita menikah yang tidak bekerja di luar rumah. Tabel 4.7 Penghasilan hanya dari suami
No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
17
23 %
2.
Tidak
57
77 %
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 7 Jawaban dari kuesioner sebanyak 57 orang atau 77% responden mengatakan bahwa penghasilan yang mereka dapati untuk hidup berrumah tangga tidak hanya dari suami, namun 17 orang atau 23% menjawab bahwa penghasilan rumah tangga mereka bersumber dari suami. Tabel 4.8 Menonton Televisi
50
No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 8
Ternyata para responden adalah penikmat televisi, dibuktikan mereka semua menonton televisi di waktu luangnya dengan 100% responden menjawab Ya. Tabel 4.9 Frekuensi Menonton Televisi dalam 1 (satu) minggu No.
Jawaban
f
%
1.
1-3 hari
0
0%
2.
3-7 hari
74
100 %
Total
74
100 % Sumber: Pertanyaan No. 9
Dilihat dari jawaban responden di atas, frekuensi menonton televisi menjadi kebiasaan mereka sehari-hari karena jawaban 100% responden adalah menonton tayangan televisi sebanyak 3-7 hari dalam 1 (satu) minggu.
Tabel 4.10 Frekuensi Menonton Televisi dalam 1 (satu) hari No.
Jawaban
f
%
1.
1-4 jam
0
0%
2.
4-8 jam
74
100 %
51
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 10 Dilihat dari jawaban responden di atas, maka frekuensi menonton televisi dalam satu hari merupakan satu kegiatan yang tidak bisa lepas dari mereka karena 100% responden menonton televisi lebih dari 4 jam sehari. > Dari kesepuluh tabel mengenai identitas responden, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah wanita-wanita muda yang menikah dan hidup berkeluarga belum cukup lama, yang sebagian besar memiliki karier di luar rumah dan dalam waktu luangnya masih menyempatkan diri untuk menonton televisi, baik itu untuk memperoleh hiburan maupun informasi. Tabel 4.11 Dampak Kognitif Menonton Metro TV
No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74 100 % Sumber: Pertanyaan No. 11
Dilihat dari jawaban responden di atas, 100% responden adalah audiens Metro TV, karena 74 responden menjawab Ya. Tabel 4.12 Dampak Kognitif Mengetahui sosok Oprah Winfrey
52
No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74 100 % Sumber: Pertanyaan No. 12
Dipastikan bahwa para responen mengetahui sosok Oprah Winfrey dan tidak asing terhadap nama yang menjadi tokoh pembicara dalam tayangan yang diteliti penulis. Tabel 4.13 Dampak Kognitif Mengetahui Program Tayangan The Oprah Winfrey
No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74
100 %
Sumber : Pertanyaan No. 13 Dipastikan bahwa para responden mengetahui program acara bincang-bincang The Oprah Winfrey Show karena dari 74 responden, 100 % menjawab Ya, mengetahui program acara bincang-bincang tersebut. Tabel 4.14 Dampak Kognitif Program tayangan The Oprah Winfrey Show adalah program tayangan dengan target audiens wanita saja
No.
Jawaban
f
%
53
1.
Ya
17
22.97 %
2.
Tidak
57
77.03 %
Total
74
100 %
Sumber : Pertanyaan No. 14
Dilihat dari bagan di atas, hanya 17 responden atau 22.97% yang menjawab Ya, program tayangan The Oprah Winfrey Show memiliki target audiens para wanita saja. Sedangkan 57 lainnya atau 77.03% menjawab Tidak, yaitu tayangan ini juga dapat dinikmati para pria. Tabel 4.15 Dampak Kognitif Menyaksikan program tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang tayang pada 10 Mei 2008 di Metro TV. No.
Jawaban
f
%
1.
Ya
74
100 %
2.
Tidak
0
0%
Total
74
100 %
Sumber : Pertanyaan No. 15 Dipastikan bahwa 100% responden menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang tayang pada 10 Mei 2008 di Metro TV. > Dari kelima pertanyaan yang meneliti kognitif (pengetahuan) para responden terhadap tayangan The Oprah Winfrey Show, peneliti menyimpulkan bahwa 100% responden menyaksikan tayangan tersebut, mengenal sosok pembaca acaranya
54
yaitu Oprah Winfrey, serta pada 10 Mei 2008 menyaksikan episode yang menjadi topik penelitian penulis, yaitu Beauty Queen Raped by Her Husband.
Tabel 4.16 Dampak Afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show adalah tayangan favorit No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
62
83.78 %
2
Setuju
12
16.22 %
3
Ragu-ragu
0
0%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber : Pertanyaan No. 16 Dilihat dari jawaban responden di atas, dapat kita lihat bahwa program tayangan tersebut adalah tayangan favorit mereka, karena 62 orang atau 83.78% responden menjawab sangat setuju dan 12 orang atau 16.22% menjawab setuju.
Tabel 4.17 Dampak Afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show adalah program tayangan yang sebisa mungkin tidak dilewatkan No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
9
12.16 %
2
Setuju
53
71.62 %
3
Ragu-ragu
12
16.22 %
55
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 17 Dilihat dari jawaban responden di atas dapat kita ketahui bahwa program tayangan tersebut sebisa mungkin tidak akan dilewatkan oleh mereka karena yang menjawab setuju menduduki tempat tertinggi yaitu 71.62% atau 53 orang, sedangkan 12.16% atau 9 orang menjawab sangat setuju dan 16.22% lainnya atau 12 orang mengaku ragu-ragu akan pernyataan di atas. Tabel 4.18 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang berbekas di hati No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
3
4.1 %
2
Setuju
48
64.9 %
3
Ragu-ragu
14
19 %
4
Tidak Setuju
9
12.2 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 18 Dilihat dari jawaban responden di atas bisa kita lihat bahwa episode Beauty Queen Raped by Her Husband merupakan tayangan yang amat berbekas di hati mereka karena 64.9% atau 48 orang menjawab setuju dan 3 orang atau 4.1% menjawab sangat setuju, meskipun 14 orang atau 19% menjawab ragu-
56
ragu terhadap pernyataan di atas, dan ada juga yang tidak setuju dengan pertanyaan tersebut, yaitu 9 orang atau 12.2 % dari keseluruhan responden. Tabel 4.19 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband merupakan tayangan yang mengubah pola pikir mereka. No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
10
13.5 %
2
Setuju
30
40.5 %
3
Ragu-ragu
25
33.8 %
4
Tidak Setuju
9
12.2 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 19 Jawaban responden pada pertanyaan ini tergolong imbang karena meskipun 10 orang mengaku sangat setuju dan 30 lainnya menjawab setuju bahwa tayangan episode Beauty Queen Raped by Her Husband merupakan tayangan yang dapat mengubah pola pikir mereka, 25 orang menjawab ragu-ragu dan 9 orang sisanya tidak setuju dengan pernyataan di atas.
Tabel 4.20 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengundang empati wanita No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
38
51.4 %
2
Setuju
36
48.6 %
3
Ragu-ragu
0
0%
57
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber : Pertanyaan No. 20 Tidak ada yang ragu-ragu ataupun tidak setuju terhadap pernyataan bahwa episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengundang empati para wanita, karena 38 orang atau 51.4% responden sangat setuju dan sisanya yaitu 36 orang atau 48.6% responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.21 Dampak Afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengubah persepsi tentang hidup menikah No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
37
50 %
2
Setuju
20
27 %
3
Ragu-ragu
17
23 %
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 21 Ternyata menonton sebuah tayangan yang mengundang empati penonton amat mempengaruhi persepsi mereka, terbukti dengan jawaban responden yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut, yaitu 50% atau 37 orang mengaku perspesinya tentang hidup menikah diubah, sedangkan 20 orang atau 27% menyetujuinya, meskipun ada juga yang ragu-ragu dengan pernyataan itu, yaitu 17 orang atau 23% dari keseluruhan responden.
58
Tabel 4.22 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengubah sikap dalam membina rumah tangga No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
0
%
2
Setuju
2
2.7 %
3
Ragu-ragu
24
32.4 %
4
Tidak Setuju
48
64.9 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 22 Ternyata, tayangan yang mampu mengubah persepsi penontonnya tidak sepenuhnya mengubah sikap. Ini dapat dilihat dari jawaban responden yang hanya 2 orang atau 2.7% mengaku setuju dan 24 orang atau 32.4% mengaku raguragu bahwa sikap mereka berubah setelah menonton tayangan itu, bahkan 48 orang atau 64.9% menjawab tidak setuju.
Tabel 4.23 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang cocok bagi para wanita yang sudah menikah No. Jawaban f % 1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
31
41.9 %
3
Ragu-ragu
28
37.8 %
59
4
Tidak Setuju
15
20.3 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 23 Walaupun 28 orang atau 37.8 % responden menjawab ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa episode Beauty Queen Raped by Her Husband cocok bagi para wanita menikah, dan 15 orang atau 20.3% bahkan tidak setuju, namun 31 orang atau 41.9% menjawab setuju dengan pernyataan itu karena mungkin saja salah satu dari mereka mempunyai pengalaman serupa. Tabel 4.24 Dampak Afektif Episode ini adalah tayangan yang dapat membuka mata para audiensnya agar dapat bertindak mempertahankan martabatnya No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
6
8.1 %
2
Setuju
58
78.4 %
3
Ragu-ragu
10
13.5 %
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 24
Jawaban tertinggi terhadap pernyataan di atas adalah 58 wanita atau 78.4% responden setuju bahwa tayangan tersebut membuka mata para audiensnya sehingga mereka dapat bertindak guna mempertahankan martabatnya. Enam orang
60
atau 8.1% sangat menyetujuinya dan 10 orang atau 13.5% menyatakan keraguannya terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4.25 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang memancing emosi audiens sehingga penonton prihatin No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
46
62.2 %
2
Setuju
18
24.3 %
3
Ragu-ragu
10
13.5 %
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 25 Amat jelas bahwa 46 orang atau 62.2% responden sangat setuju bahwa episode ini memancing emosi penonton hingga mereka merasa amat prihatin saat mendengarkan penuturan korban. 18 orang atau 24.3% juga setuju, namun 10 orang atau 13.5% ragu bahwa episode tersebut memancing emosi mereka.
Tabel 4.26 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir kasus ini mungkin saja berasal dari para isteri No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
27
36.5 %
61
3
Ragu-ragu
26
35.1 %
4
Tidak Setuju
21
28.4 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 26 Dari jawaban para responden, terlihat bahwa meskipun berimbang antara setuju dan ragu-ragu, masih banyak, yaitu 27 orang atau 36.5% responden, yang melihat bahwa kasus yang diangkat yaitu kekerasan seksual yang dilakukan suami sendiri disebabkan oleh mereka (para isteri), sedangkan 26 orang atau 35.1% ragu akan pernyataan itu, serta 21 orang atau 28.4% menyatakan tidak setuju. Tabel 4.27 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiensnya berpikir kasus yang diangkat mungkin saja datang dari pasangannya No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
15
20.3 %
2
Setuju
37
50 %
3
Ragu-ragu
22
29.7 %
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 27 Dilihat dari jawaban para responden bahwa kasus nyata yang menimpa kaum hawa tentang kekerasaan seksual dalam rumah tangga bisa saja
62
datang dari pasangan mereka, dengan jawaban terbanyak yaitu 37 orang atau 50% setuju, 15 orang atau 20.3% sangat setuju, dan 22 orang atau 29.7% sisanya menjawab ragu-ragu dengan pernyataan di atas.
Tabel 4.28 Dampak Afektif Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir bahwa keharmonisan dan saling memahami adalah kunci pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga No.
Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
6
8.1 %
2
Setuju
31
41.9 %
3
Ragu-ragu
31
41.9 %
4
Tidak Setuju
6
8.1 %
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 28 Ternyata pernyataan tersebut cukup membingungkan responden, terbukti 31 orang atau 41.9% menjawab setuju dan ragu-ragu, 6 orang atau 8.1% lainnya sangat setuju, dan 6 orang atau 8.1% sisanya tidak setuju.
Tabel 4.29 Dampak Afektif Episode ini membuat audiens berpikir agar para suami lebih mengamalkan ajaran keyakinannya guna menghormati wanita/isteri No. Jawaban f % 1
Sangat Setuju
42
56.8 %
2
Setuju
29
39.2 %
63
3
Ragu-ragu
3
4.1 %
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 29 Rupanya peryataan ini memperoleh respon yang amat baik karena 42 orang atau 56.8% responden menjawab sangat setuju, 29 orang atau 39.2% menyetujuinya, dan hanya 3 orang atau 4.1% yang tidak memiliki pendapat jelas atau ragu-ragu. Tabel 4.30 Dampak Afektif Episode ini membuat audiens berpikir anak dapat menjadi korban. No.
Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
31
41.9 %
2
Setuju
43
58.1 %
3
Ragu-ragu
0
0%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
74
100 %
Sumber: Pertanyaan No. 30 Kasus yang diangkat pada program ini membuat para responden setuju bahwa bukan hanya wanita/isteri yang menderita, anakpun menjadi korban. Tabel 4.31 Akumulatif No.
Dampak
Indikator
Skala
Persent
Sangat
ase
Setuju
64
1
Dampak Afektif -
- Program Tayangan The Oprah
62
20.3 %
9
3%
3
1%
10
3.3 %
38
12.5 %
37
12.1 %
Winfrey Show adalah program
Respon terhadap tayangan The
tayangan favorit. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show adalah program
Oprah Winfrey Show
tayangan yang sebisa mungkin tidak dilewatkan. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang berbekas di hati. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah sebuah tayangan yang dapat mengubah pola pikir audiensnya. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengundang empati para wanita. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty
65
Queen Raped by Her Husband mengubah persepsi tentang hidup menikah. - Program Tayangan The Oprah
0
0%
0
0%
6
2%
46
15.1 %
Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengubah sikap dalam membina rumah tangga. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah
tayangan
yang
cocok
dengan para wanita menikah. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang dapat membuka mata para audiensnya agar bertindak mempertahankan martabatnya. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang memancing
66
emosi
audiensnya
sehingga
penonton merasa prihatin saat mendengarkan pengakuan korban. - Program Tayangan The Oprah
0
0%
15
4.9 %
6
2%
Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens
berpikir
kasus
yang
diangkat mungkin saja datang dari mereka (isteri). - Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir kasus yang diangkat mungkin saja datang dari pasangannya. - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens
berpikir
keharmonisan memahami
bahwa
dan
saling
adalah
kunci
pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
67
- Program Tayangan The Oprah
42
13.8 %
31
10.2 %
Total
305
100%
Mean yang menjawab ”Setuju”
20.3
6.67 %
Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir agar para suami lebih
mengamalkan
ajaran
keyakinannya guna menghormati para wanita/isteri - Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir bahwa anakpun dapat menjadi korban pada kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.
(Total:15)
68
Pada tabel akumulatif dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak afektif mempunyai nilai mean (rata-rata) keseluruhan menjawab setuju 6.67 % atau rata-rata responden yang menjawab + 20 orang. Dan dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi menjawab setuju bahwa tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah sebuah tayangan favorit mereka dan sebuah tayangan yang memancing emosi audiensnya sehingga penonton merasa prihatin saat mendengarkan pengakuan korban, yaitu masing-masing dengan skor 20.3 % dan 15.1 %, dan terendah menjawab 0 %. Program tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengubah sikap dalam membina rumah tangga dan episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang cocok dengan para wanita menikah serta membuat audiens berpikir kasus yang diangkat mungkin saja datang dari mereka (isteri), yaitu masingmasing mempunyai skor yang sama yaitu 0 %.
4.3 Pembahasan Televisi memilki daya tarik luar biasa apabila sajian program dapat disesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi dengan materi programnya. Televisi juga memberi makna bagi pemirsanya. Kita perlu memahami program televisi berdasarkan fungsi dan interaksinya dengan khalayak. Sebuah program tayangan yang dihadirkan oleh televisi bila ditonton akan menimbulkan dampak pada diri para audiensnya, baik secara emosi ataupun perilaku.
69
Setelah meneliti dan melihat fakta yang ada di lapangan dapat disimpulkan bahwa semua responden adalah para wanita menikah yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Bambu Tanjung Priok Jakarta Utara yang aktif menonton tayangan The Oprah Winfrey Show yang ditayangkan Metro TV, dan para responden juga menonton episode demi episode tayangan bincang-bincang
The Oprah Winfrey Show termasuk episode
Beauty Queen Raped by Her Husband. Setiap sebuah tayangan di televisi memiliki dampak, begitu juga dengan tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband mempunyai beragam dampak yang ditimbulkan, namun pengaruh episode Beauty Queen Raped by Her Husband tidak terlalu mengalami arah yang signifikan karena lebih banyak di antara mereka menonton sebuah tayangan yang dapat memancing emosi audiensnya sehingga penonton merasa prihatin saat mendengarkan pengakuan korban.
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Seperti yang sudah dijelaskan pada bab pendahuluan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang ditayangkan di Metro TV terhadap para wanita menikah di Kelurahan Sungai Bambu Tanjung Priok Jakarta Utara. Pada penelitian ini penulis telah menghitung nilai ratarata (mean) dari dampak afektif yang ditimbulkan para audiens ketika menonton televisi. Pada penelitian ini ditemukan nilai rata-rata (mean) yang menjawab sangat setuju 6.67 % atau rata-rata responden yang menjawab + 20 orang mempunyai skor sangat setuju tertinggi adalah tayangan The Oprah Winfrey Show merupakan tayangan fovorit mereka. Untuk lebih jelasnya peneliti telah mencatat beberapa poin penting sebagai berikut ini: 1. Dampak afektif teringgi adalah tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV adalah merupakan tayngan favorit mereka mempunyai nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 20.3 % 2. Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband ternyata juga mengundang empati para wanita dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 12.5 % 3. Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband mengubah persepsi tentang hidup
71
menikah dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 12.1 % 4. Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang memancing emosi audiensnya sehingga penonton merasa prihatin saat mendengarkan pengakuan korban dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 15.1 % 5. Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens
berpikir
agar
para
suami
lebih
mengamalkan
ajaran
keyakinannya guna menghormati para wanita/isteri dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 13.8 % 6.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir bahwa anak pun dapat menjadi korban pada kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju sebesar 10.2 %
5.2
Saran Pada penelitian ini di temukan nilai rata-rata (mean) yang mempunyai skor sangat setuju mempunyai skor sama yaitu 0 %, atau ratarata responden tidak ada yang menjawab, maka dampak tayangan afektif tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang di tayangkan di Metro TV terhadap para ibu rumah tangga Rt. 001 Rw.001 Kelurahan Sungai Bambu Tanjung Priok Jakarta Utara, dapat diteliti sebagai berikut ini:
72
Berdasarkan penelitian mengenai dampak tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang di tayangkan di Metro TV maka yang penulis dapat sarankan : 1.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah program tayangan yang sebisa mungkin tidak dilewatkan dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 3 %.
2.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang berbekas di hati dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 1 %.
3.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband sebuah tayangan yang dapat mengubah pola pikir audiensya dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 3.3 %...
4.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang dapat mengubah sikap dalam membina rumah tangga dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 0 %...
5.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang cocok dengan para wanita menikah dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 0 %.
6.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang dapat
73
membuka mata para audiensnya agar bertindak mempertahankan martabatnya dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 2 %. 7.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir kasus yang diangkat mungkin saja datang dari mereka (isteri) dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 0 %.
8.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir kasus yang diangkat mungkin saja datang dari pasangannya dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 4.9 %.
9.
Dampak afektif Program Tayangan The Oprah Winfrey Show Episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan yang membuat audiens berpikir bahwa keharmonisan dan saling memahami adalah kunci pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dengan nilai rata-rata (mean) menjawab sangat setuju 2 %.
Daftar Pustaka
Amelita Lusia. 2006. ”Oprah Winfrey”. Tanggerang:Gagas Media. Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2005. ”Metode Peneletian Kuantitatif”. Jakarta:PT. Raja Grafindo Perkasa. Deddy Mulyana. 2000. ”Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fred Wibowo. 2007. ”Teknik Produksi Program Televisi”. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Graeme Burton. 2007.”Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Kajian Televisi” dalam Laily Rahmawati (penerj). Yogyakarta: Jalasutra. Jalaluddin Rakhmat.1994. ”Metode Penelitian Komunikasi” Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaluddin Rakhmat. 2007. ”Metode Penelitian Komunikasi”. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan, 2005. ”Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi”. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Nurrudin, 2007. ”Pengantar Komunikasi Massa”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sanapiah Faisal .1999 ”Format-Format Penelitian Sosial”. Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada. Soenarto, RM.2007 .”Programa Televisi”. Jakarta: FFTV-IKJ Press. Sugiyono.2001. ”Metode Penelitian Bisnis”. Bandung:CV Alfabeta. Tommy Suprapto. 2006. ”Berkarier di Bidang Broadcast”. Yogyakarta:Media Pressindo. Wawan Kuswandi.1996.”Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi”. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wiryanto.2006. ”Teori Komunikasi Massa”. Jakarta: PT Gramedia.
Sumber Lain
http://www.tempointeraktif.com/2006/09/13/html. http://www.swa.co.id/swamajalah/tren/html http://www.metrotvnews.com http://www.wikipedia.org Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. 2005. Balai Pustaka, Jakarta.
Perkenalan Nama Status Tujuan Topik
: Helma Destiandari : Mahasiswa Broadcasting (Penyiaran) Universitas Mercu Buana, Jakarta. : Untuk memenuhi syarat kelulusan dan meraih gelar Strata 1 (S1). : Dampak Tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang ditayangkan Metro TV terhadap para wanita berkeluarga di Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Petunjuk Pengisian 1. Harap mengisi identitas responden dengan jelas dan lengkap 2. Silangkan (X) pada pilihan jawaban yang tersedia
I . Identitas Responden 1. Usia 1. 20-35 tahun 2. 36-50 tahun 2. Status 1. Menikah 2. Pernah Menikah 3. Apakah saat ini Anda menikah? 1. Ya 2. Tidak 4. Apakah Anda berkeluarga? 1. Ya 2. Tidak 5. Jika jawaban pada nomor 4 adalah Ya, sudah berapa lama Anda berkeluarga? 1. 1-10 tahun 2. 10-20 tahun 6. Apakah Anda bekerja? 1. Ya 2. Tidak 7. Apakah sumber keuangan keluarga hanya berasal dari suami? 1. Ya 2. Tidak 8. Di waktu luang apakah Anda menonton televisi? 1.Ya 2. Tidak 9. Berapa hari dalam 1 (satu) minggu Anda menonton televisi? 1. 1-3 Hari 2. 3-7 Hari 10. Berapa jam dalam 1 (satu) hari Anda menyaksikan televisi? 1. 1-4 Jam 2. 4-8 Jam
II . Pengetahuan (Kognitif) Responden Terhadap Tayangan The Oprah Winfrey Show 11. Apakah Anda suka menonton Metro TV? 1. Ya 2. Tidak 12. Apakah Anda mengenal / pernah mendengar nama Oprah Winfrey? 1. Ya 2. Tidak 13. Apakah Anda mengetahui tayangan The Oprah Winfrey Show? 1. Ya 2. Tidak 14. Apakah menurut Anda, tayangan The Oprah Winfrey Show adalah tayangan bincangbincang yang mempunyai target audiens para wanita saja? 1. Ya 2. Tidak 15. Apakah Anda menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband yang ditayangkan 10 Mei 2008 lalu? 1. Ya 2. Tidak III. Sikap (Afektif) Responden Terhadap Tayangan The Oprah Winfrey Show 16. Tayangan The Oprah Winfrey Show adalah tayangan bincang-bincang favorit Anda. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 17. Tayangan The Oprah Winfrey Show adalah tayangan bincang-bincang yang tidak mungkin Anda lewatkan setiap episodenya. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 18. Berkenaan dengan pertanyaan nomor 15, tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah tayangan bincang-bincang yang berbekas di hati Anda. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 19. Tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband merupakan tayangan bincang-bincang yang dapat mengubah pola pikir para wanita tentang kekerasaan dalam rumah tangga yang berujung pemerkosaan yang dilakukan pasangan sendiri. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 20. Tayangan tersebut dapat mengundang empati para wanita di Indonesia. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 21. Menyaksikan tayangan itu mengubah persepsi Anda tentang hidup menikah. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 22. Menonton tayangan tadi mengubah sikap Anda dalam membina rumah tangga. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju
23. Menyaksikan tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband membuat Anda yakin bahwa tayangan itu memang cocok dengan para wanita menikah, karena mungkin saja ada banyak wanita yang pernah mengalami kejadian serupa. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 24. Tayangan itu membuka mata Anda bahwa kekerasan seksual terhadap wanita terutama dalam rumah tangga itu terjadi di masyarakat kita dan para wanita harus mampu mempertahankan martabatnya. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 25. Tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband adalah program bincang-bincang yang membuat Anda merasa prihatin saat menyaksikan dan mendengarkan kesaksian sang korban. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 26. Menyaksikannya membuat Anda berpikir bahwa mungkin saja masalah kekerasan seksual yang terjadi dalam rumah tangga datang dari Anda. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 27. Menyaksikan tayangan tersebut membuat Anda berpikir bahwa masalah kekerasan seksual dalam rumah tangga datang dari pasangan Anda. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 28. Menonton tayangan The Oprah Winfrey Show episode Beauty Queen Raped by Her Husband membuat Anda yakin bahwa keharmonisan dan saling memahami satu sama lain akan mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 29. Tayangan tersebut membuat Anda berpikir bahwa alangkah baiknya jika para suami mengamalkan ajaran keyakinannya untuk menghormati wanita atau isteri yang menjadi pendamping hidupnya, dan bukan sekadar pelengkap. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju 30. Menyaksikan tayangan itu membuat Anda berpikir bahwa kekerasan seksual dalam rumah tangga bukan hanya dialami wanita, melainkan buah hati pun turut menjadi korban. 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3.Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5.Sangat Tidak Setuju
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 15 13 15 15 13 15 15 13 15 15 13 12 13 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 13 15 15 13 15 15 13 13 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 1 2 1 3 2 2 1 3 2
1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2
1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 2 3 1 1 2
3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4
3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2
2 2 4 2 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 4 2 3 2
2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2
4 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3
1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 1
2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
32 33 33 31 32 26 28 31 30 31 32 26 30 30 32 41 42 34 32 35 34 38 31 32 26 28 31 30 31 32 26 30 31
Biografi Penulis
Penulis bernama Helma Destiandari, lahir pada 23 Desember 1975 di Surabaya. Putri ketiga pasangan Hendrie Dj dan Erlin Andari. Penulis melewati masa sekolah dasar di SD Tunas Karya, Kelapa Gading, Jakarta dan melanjutkan sekolah lanjutan tingkat pertama di SMPK YBPK Jakarta Pusat, yang kemudian pada tahun 1991 melangkah ke pendidikan tingkat selanjutnya yaitu sekolah menengah atas di SMU Negeri 68 Salemba, Jakarta. Penulis melanjutkan pendidikan program Diploma 3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia jurusan Public Relation pada tahun 1998 hingga 2001 dan kemudian meneruskan pendidikan untuk meraih gelar Sarjana (S1) di Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting pada tahun 2004 dan menyelesaikan kuliahnya pada 2008. Sejak kuliah hingga sekarang penulis sudah bekerja di beberapa perusahaan media dan beberapa bidang lainnya. Dengan motto hidup: “Do Your Best and Let God take the rest,” penulis selalu berusaha melakukan sesuatu yang baik untuk hidup yang lebih baik. Semua yang penulis lewati berkat pengalaman hidup dan dorongan dari orangorang tercinta di sekitar dan juga terutama karena Kebesaran dan Kasih dari Tuhan dalam hidup penulis. Semoga Skripsi penulis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para peneliti skripsi selanjutnya.