TINGKAT PEMAHAMAN MURID SEKOLAH DASAR NEGERI JATISARI, SEKOLAH DASAR NEGERI SIDOLUHUR DAN SEKOLAH DASAR MUH. SANGONAN IV DI YOGYAKARTA TERHADAP KAMPANYE LIFEBOUY BERBAGI SEHAT PERIODE 2006-2007. (VERSI CUCI TANGAN DENGAN SABUN AWALI HIDUP SEHAT.)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh: Nama
: VERA NOVITA RAHMA
NIM
: 44205110020
Bidang Studi
: Public relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA 2008
8.1
!.
r
#d I
X : iI
1
h
:>
MERCU BUANA UNIVERSITAS MERCUBUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUD1 PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Judul
: TINGKAT PEMAHAMAN MURID SEKOLAH DASAR NEGERI JATISARI, SEKOLAH DASAR NEGERI SLDOLUHUR DAN SEKOLAH DASAR MUH. SANGONAN IV DI YOGYAKARTA TERHADAP KAMPANYE LIFEBOUY BERBAGI SEHAT PERIODE 2006-2007. (VERSI CUCI TANGAN DENGAN SABUN AWALI HIDUP SEHAT.)
Nama NIM Fakultas Bidang Studi
: VERA NOVITA RAHMA : 44205 1 10020 : Ilmu Komunikasi : Public Relations
Mengetahui Jakarta, September 2008 Pembimbing,
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
UNIVERSITAS MERCUBUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI VERA NOVITA RAHMA 44205110020 Isi IV+ 103hal, lampiran
Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang singkat. Faktor penyebab diare adalah sanitasi lingkungan, gizi, tingkat pendidikan rendah dan perilaku masyarakat. Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan jumlah penderita diare yang tinggi mencapai 230 per 1.000 orang. “Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” mempunyai tujuan utama untuk membangun sikap positif masyarakat Indonesia tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman khalayak terhadap kampanye “Lifebout Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat Periode 2006-2007”. Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah deskriptif dengan menggunakan metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan konsep Kampanye dan Efek Kampanye hingga tahap pemahaman. Penelitian di lakukan di SD Jatisari – Sleman, SD Sidoluhur – Godean dan SD Muh. Sangonan IV – Godean, Yogyakarta. Dengan metode purposive sampling, populasi sampling sejumlah 204 orang, dijadikan sample penelitian. Penelitian dilakukan pada tanggal 27-28 Juni dan 15 Agustus 2008 di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan tingkat pemahaman (Kognitif) terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat, sebanyak 65% responden memiliki tingkat pemahaman (kognitif) yang tinggi terhadap kampanye ini. Secara keseluruhan pesan sangat dipahami oleh khalayaknya. Hal ini berarti bahwa Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” telah sampai pada efek kampanye public relations pada tingkat kognitif yaitu keyakinan atau pemahaman terhadap suatu obyek.
i
DAFTAR ISI Abstraksi
i
Kata Pengantar
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Perumusan Masalah
10
1.3. Tujuan Penelitian
10
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi
11
2.2. Komunikasi Sebagai Kunci Sukses PR
13
2.3 Komunikasi Persuasif
15
2.4 Efek Komunikasi
15
2.5 Public Relations
18
2.6 Publik
23
2.7 Kegiatan Public Relations
29
2.8 Kampanye
32
2.9 Pesan Kampanye PR
39
2.10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
52
2.11 Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
57
3.2 Metode Penelitian.
58
3.3 Populasi dan Sampel
59
3.4.Teknik Pengumpulan Data
61
3.5 Definisi dan Operasionalisasi
62
3.6 Analisa Data Hasil Survey
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unilever
73
4.2 Gambaran Umum Kampanye
74
”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” 4.3 Hasil Penelitian
77
4.4 Pembahasan
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
102
5.2 Saran
103
Daftar Pustaka Lampiran A. Kuisioner B. Wawancara C. Surat ijin penelitian dari Unilever D. Coding book E. Coding sheet
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Satu kata berjuta makna yang terucap setelah Penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Komunikasi menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam membina hubungan yang harmonis dengan khalayaknya. Komunikasi persuasive dilakukan perusahaan dalam menyampaikan pesan. Salah satu Strategi penyampaian pesan yang dilakukan perusahaan adalah dengan kampanye. Dalam skripsi ini fokus pembahasan adalah tingkat pemahaman khalayak terhadap kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”. Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” merupakan bagian dari program tanggung jawab social yang diusung perusahaan raksasa PT Univeler Indonesia Tbk yang dilaksanakan dengan kampanye, informasi dan edukasi (KIE) Hasil penelitian menunjukan bahwa responden memberikan positive feedback terhadap pesan kampanye. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis semua kategori yang berhasil dikumpulkan kemudian dirangkum untuk mendapatkan satu kesatuan tentang pemahaman. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan (knowledge) khalayk terhadap kampanye 68% dan pemahaman (kognitif) khalayak 65% terhadap kampanye. Pada bagian pengantar ini saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu
terwujudnya skripsi ini. Mereka adalah:
ii
1. Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku dosen pembimbing. Terimakasih Ibu atas semua kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses terwujudnya skripsi ini. 2. Feni Fasta, SE, M.Si selaku Penguji Ahli dan Drs. Farid Hamid, M.Si selaku Ketua Sidang skripsi. Terimakasih atas semua saran dan masukan yang telah diberikan guna memperkaya ilmu penulis. 3. Mama dan Apa yang tiada lelah memanjatkan doa. Selalu memberikan support disaat kehilangan mood untuk menyelesaikan tulisan. 4. My Ndut. Honey, hutangku lunas ya. Juga my little sister Kubil, thank you for supporting me all the way. 5. Semua rekan di Sanggar Padmaya, Yogyakarta. Ibu Widi, Mba Sinta dan Mas Purnomo. Terimakasih atas kerjasama yang sangat baik dan support selama penulis melakukan penelitian di Yogyakarta. 6. Dr. Leo Indarwahono, Unilever Indonesia. Penulis sangat menghargai waktu yang telah Bapak luangkan untuk wawancara tertulis. 7. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi moril selama penulis menyusun skripsi ini. Tante Ina, Tante Icke, Eda Selvie, Tante Wiwi, Jeng Dian, thank you dear for brightening my vision. Captain who never gives up guiding me on the track. You will always be my Captain in cruising challenge of life. Pak Nanang yang telah menyempatkan diri untuk memberikan pencerahan disaat penulis stuck. 8. Seluruh Staf di Kampus Menteng dan Kampus Meruya yang selalu siap ramah dan siap membantu kelancaran perkuliahan. Terutama buat Mas Mawi, keep up the good work, man.
iii
Penulis berharap skripsi ini bisa menjadi referensi bagi perusahaan dalam menyusun strategi kampanye berikutnya. Juga bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, semoga tulisan ini memperkaya hasil penelitian.
Jakarta, September 2008
Penulis
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kegiatan komunikasi telah menjadi suatu hal yang penting dan semakin dibutuhkan dalam setiap elemen kehidupan manusia, karena untuk menyampaikan informasi dan menyamakan persepsi semua orang harus melalui kegiatan komunikasi. Dalam buku Teori Komunikasi,
Sasa Djuarsa Sendjaya
menjelaskan pengertian komunikasi adalah “Sebuah tindakan untuk berbagai informasi, gagasan, ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.”1 Semua komunikasi bertujuan membujuk orang untuk berfikir, merasakan atau bertindak dengan cara tertentu sesuai dengan pesan yang kita sampaikan. Bagi perusahaan, komunikasi merupakan kunci terpenting dalam membina hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, baik publik internal maupun
publik
eksternal.
Aktivitas
komunikasi
dengan
publik
eksternal
sebagian besar dilakukan oleh Public Relations Departement. Komunikasi menjadi sangat penting karena inti kegiatan Public Relations bertumpu pada semua bentuk komunikasi yang terencana. Dalam kegiatan Public Relations yang bertindak sebagai komunikator adalah praktisinya yang mewakili perusahaan, sementara pesan adalah program yang sudah disiapkan dan media adalah sarana komunikasi yang diharapkan akan menerpa khalayak target sasaran, yang menjadi tujuan setiap kegiatan komunikasi. 1
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Universitas Terbuka, Jakarta: 2001), 129.
2
Karenanya bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka komunikasi adalah yang hal sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan (message) demi tercapainya tujuan, pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya. Newson and Siefried mengungkapkan pentingnya komunikasi dalam kegiatan Public Relations, “finally and most important of all, the public relations officer must be an expert in communications aspects”2. Pada akhirnya yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. Public relations mempunyai peran yang sangat signifikan dalam usahanya menjembatani komunikasi antara suatu perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya. Scott M. Cutlip , Allen H. Center, dan Glen M. Broom dalam bukunya Effective Public Relations mengatakan public relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.3 Salah satu kegiatan public relations dalam usahanya untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publiknya adalah dengan melaksanakan serangkaian program kegiatan komunikasi. Pada intinya, program-program yang dijalankan suatu organisasi atau perusahaan dimaksudkan untuk dapat membangun citra perusahaan.
2
Roday Ruslan, Manajemen Public Relations. (Jakarta : Erlanggga, 1992), 80 Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, ed kesembilan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006),
3
3
Untuk itulah penetapan strategi komunikasi yang baik sangat signifikan bagi suatu perusahaan karena strategi komunikasi merupakan suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) didalam mencapai suatu tujuan. Ada anggapan di masyarakat bahwa perusahaan hanya mementingkan nilai ekonomi dari setiap kegiatan usahanya. Keadaan ini mulai bergeser seiring dengan semakin meningkatnya persaingan bisnis, maraknya isu lingkungan yang diusung kelompok penekan seperti LSM, dan semakin terbukanya pers yang menyuarakan aspirasi masyarakat. Perusahaan dituntut untuk mewujudkan tanggungjawab sosialnya dan tidak lagi bekerja semata-mata untuk keuntungan yang sebesarbesarnya, melainkan juga memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan komunitas pada khususnya. Dalam
konteks
Public
Relations
tanggungjawab
sosial
korporat
diimplementasikan dalam program-program sosial yang mendidik, meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat. Bentuk program dan kegiatan bisa memberikan beasiswa, merehabilitasi lingkungan hidup ataupun membantu usaha kerajinan masyarakat. Ada tiga bidang yang selalu menjadi perhatian perusaahaan dalam program sosial korporat yaitu pendidikan, kesehatan dan seni-budaya4. Pada dasarnya tujuan pembinaan dan pemberdayaan dalam konteks tanggungjawab sosial perusahaan adalah untuk mempengaruhi kemudian merubah sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap masyarakat yang menjadi target binaan dengan cara memberikan program yang mendidik. Tujuan
4
Yosal Iriantara, Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004), 46
4
akhir dari program tentunya membangun citra positif perusahaan (corporate image building). Chamber
mendefinisikan
Tanggungjawab
Sosial
Korporat
sebagai
”melakukan tindakan sosial (termasuk lingkungan hidup) melebihi batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan”5. Philip Kotler dan Nancy Lee dalam buku “Corporate Social Responsibility: Doing the most good for your company and your cause” menjelaskan bahwa tanggungjawab sosial korporat merupakan komitmen perusahaan untuk memperbaiki taraf hidup
komunitas melalui kebijakan bisnis dan kontribusi sumber daya
perusahaan (Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well-being through discretionary practices and contribution of corporate resources)6. Keberhasilan dari suatu program Tanggungjawab Sosial Korporat tidak terlepas dari peran perusahaan itu sendiri dalam mengkomunikasikan pesan-pesan program
kepada
target
khalayaknya.
Kampanye
dilakukan
untuk
mengkomunikasikan program. Kampanye Public Relations merupakan salah satu strategi komunikasi yang sering digunakan oleh sebuah lembaga atau perusahaan yang telah mapan untuk meningkatkan kesadaran, pengertian dan pemahaman tentang aktivitas perusahaan atau lembaga yang pada akhirnya akan menciptakan citra positif lembaga dimata publik sehingga muncul kepercayaan, penerimaan dan kesediaan publik untuk bekerjasama dengan lembaga tersebut. 5
ibid Phillip Kotler and Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: doing the most good for your company and your cause. (New Jersey: John Wiley & Son, 2005), 3 6
5
Aktivitas kampanye public relations dalam program Tanggungjawab Sosial Korporat seringkali dikaitkan dengan isu besar yang seringkali menjadi sorotan publik. Salah satu isu besar yang terjadi di Indonesia saat ini adalah mewabahnya penyakit diare. Pada sebagian daerah, penyakit ini telah meminta banyak korban. Padahal penyakit diare merupakan penyakit yang pencegahannya tergolong sangat sederhana yaitu dengan menjaga sanitasi lingkungan sekitar, salah satu caranya hanya dengan mencuci tangan. Sebuah riset membuktikan bahwa mencuci tangan dengan sabun merupakan cara termurah dan termudah untuk membasmi kuman dan bakteri penyebab diare7. Salah satu program kampanye yang sangat menarik adalah kampanye yang bertajuk “Lifebouy Berbagi Sehat” yang dilakukan salah satu produk sabun keluarga dengan merk Lifebouy yang diproduksi oleh raksasa consumer goods dunia PT Unilever Indonesia, Tbk. Program kampanye yang diluncurkan sejak tahun 2004 ini hadir setelah melihat adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengentaskan penyakit diare yang seringkali menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang singkat. Faktor penyebab diare adalah sanitasi lingkungan, gizi, tingkat pendidikan rendah dan perilaku masyarakat8. Menurut catatan Departemen Kesehatan Indonesia, penyakit ini menduduki peringkat pertama pola 10 penyakit terbanyak penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum di
7 8
Laporan Koalisi Untuk Indonesia Sehat (KuIs) www.infeksi.com
6
Indonesia tahun 2002-2003, diikuti Demam Tifoid dan Demam Berdarah di peringkat kedua dan ketiga9. Hasil penelitian organisasi kesehatan dunia World Health Organization(WHO) menunjukan sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare. Sedangkan berdasarkan survey Departemen Kesehatan Indonesia pada 2003 menunjukkan ratio penderita diare di Indonesia mencapai 300 penderita per 1.000 orang. Sebagian besar penderita berasal dari daerah pedesaan. Dari total penduduk Indonesia sekitar 214 juta jiwa sebagian besar atau 61,08% berada di Pulau Jawa dan menurut tipe wilayah menunjukan bahwa sebagian besar penduduk tinggal di wilayah pedesaan, yaitu sebesar 55,56%. Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan jumlah penderita diare yang tinggi mencapai 230 per 1.000 orang10. Menurut Ibu Elfi Emilia, Senior Brand Manager Lifebouy “fakta membuktikan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, ternyata dapat mengurangi insiden diare sampai 50% atau sama dengan menyelamatkan sekitar satu juta anak di dunia dari penyakit tersebut setiap tahunnya.”11
Sementara itu dari hasil riset yang diadakan oleh Koalisi untuk Sehat Indonesia (KuIS) didukung oleh Lifebouy Berbagi Sehat mengenai kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di beberapa daerah di Indonesia, tersingkap fakta yang mengejutkan. Hampir 80% dari responden, termasuk para ibu yang memiliki balita, ternyata tidak mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum makan, setelah melakukan pekerjaan di luar rumah dan bahkan setelah buang air besar maupun air kecil12.
9
http://bankdata.depkes.go.id ibid 11 Lifebouy press release 11 Juli 2006 12 ibid 10
7
Melihat kenyataan ini Lifebouy melihat adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengkampanyekan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar yakni dengan menggunakan sabun. Itulah dasar Lifebouy menyelenggarakan program “Lifebouy Berbagi Sehat – Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” . Dengan harapan agar kebiasaan sehat berupa mencuci tangan dengan sabun dapat diwariskan sari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam setiap keluarga di Indonesia13. Kampanye ini mempunyai tujuan utama untuk membangun sikap positif masyarakat Indonesia tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan merubah sikap masyarakat, terutama generasi muda untuk selalu hidup bersih dan sehat dalam kegiatannya sehari-hari dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktifitas14. Visi program kampanye ini adalah menjadi jawara untuk memulai suatu kebiasaan berlandaskan kebersihan dan kesehatan sehingga setiap manusia di manapun berada senantiasa merujuk kepada Lifebouy untuk memenuhi semua kebutuhan dan kebersihan dan kesehatan. Menjadi jawara artinya sebagai inspirasi, menggerakan hati setiap umat manusia untuk memberikan kontribusi dan berperan sesuai dengan kapasitasnya dalam membangun bangsa yang sehat. Sebagai katalis perubahan, mendorong dan mengajak setiap orang untuk berbuat sesuatu yang nyata demi terciptanya perubahan. Namun demikian tidak menjadi pakar kesehatan yang mengajarkan tentang
13
Ibid
14
Ibid
8
kesehatan atau pemberi solusi terhadap masalah, menyelesaikan semua masalah kebersihan dan kesehatan. Sedangkan misi dari program kampanye ini adalah membuat 250 juta masyarakat Indonesia merasa aman dan tenteram dengan jalan meningkatkan dan memperbaiki kebutuhan akan kebersihan dan kesehatannya. Prinsip program kampanye ditetapkan sebagai berikut: 1. Accessible : setiap orang, di mana saja dapat menjadi bagian dari Lifebouy Berbagi Sehat. 2. Honest: melakukan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilakukan. 3. Community participation: Melakukan kampanye bersama. 4. Holistic: pendekatan secara komprehensif untuk merubah sikap, tidak hanya infrastruktur yang terukur.
Generasi muda yang dilibatkan dalam kampanye ini adalah anak usia sekolah 7 sampai 12 tahun, kelas 2 sampai 6 sekolah dasar. Mereka adalah target utama program kampanye yang bertujuan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sejak dini, mengajarkan dan mendidik mereka untuk peduli terhadap kebersihan dan kesehatan badan serta lingkungan. Mereka adalah potensi bangsa yang kelak akan menularkan sikap positif tersebut kepada keluarga dan lingkungannya. Program Lifebuoy Berbagi Sehat yang pertama diadakan oleh Pusat Pengembangan Kesehatan Lifebuoy (PPKL) dan digelar pada Juni 2004. Program pertama ini bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Koalisi untuk
9
Indonesia Sehat (KuIS) dan Yayasan ULI Peduli dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan Indonesia melalui kegiatan promotif dan preventif. Dalam kampanye berikutnya, Lifebuoy menyelenggarakan program Lifebuoy Berbagi Sehat - Kampanye Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat yang bertujuan agar kebiasaan hidup bersih dan sehat berupa mencuci tangan dengan sabun dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam setiap keluarga Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ini, Lifebuoy mencoba untuk membangun partisipasi aktif dari masyarakat umum. Lifebuoy tidak semata-mata menjadikan masyarakat sebagai target consumer namun juga menjadikannya sebagai rekan kerja dalam menciptakan lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Sepanjang tahun 2006 - 2007, Program Lifebuoy berbagi Sehat I dan II ini dilakukan di beberapa daerah di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Seperti yang telah diuraikan diatas, kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat Kampanye Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat menawarkan gagasan dan ide pada khalayaknya mengenai pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun sebagai salah satu cara untuk mencegah penyakit diare yang mematikan. Diharapkan pesan tersebut mencapai sasarannya dalam membuat khalayak sasarannya memiliki suatu pemahaman yang benar mengenai pola hidup sehat dengan cara mudah dan murah.
10
Dalam tulisan ini penulis akan membatasi penelitian kampanye kepada pemahaman khalayak terhadap kampanye “lifebouy Berbagi Sehat - Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”. Objek penelitian dibatasi, pada murid Sekolah Dasar Negeri Jatisari – Sleman, Sekolah Dasar Negeri Sidoluhur - Godean dan Sekolah Dasar Muh. Sangonan IV – Sleman, Yogyakarta.
1.2. Perumusan Masalah Bagaimana Tingkat Pemahaman Murid Sekolah Dasar Negeri Jatisari – Sleman, Sekolah Dasar Negeri Sidoluhur - Godean dan Sekolah Dasar Muh.Sangonan IV - Godean di Yogyakarta Terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat Periode 2006-2007 (versi Lifebouy Berbagi Sehat - Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat)?.
1.3. Tujuan Penelitian Dengan melihat permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman khalayak dalam hal ini murid Sekolah Dasar di Yogyakarta terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat periode 2006-2007 (versi Lifebouy Berbagi Sehat - Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat).
1.4. Signifikasi Penelitian Signifikasi praktis: Untuk mengetahui efek strategi kampanye program Lifebouy Berbagi Sehat dan sebagai bahan evaluasi dalam mendesain program selanjutnya di PT Unilever Indonesia Tbk, khususnya produk Lifebouy.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin, communis artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berakar dari kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi17 komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima18. Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu19. Prinsip komunikasi dapat diibaratkan dua lingkaran yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihkan itu disebut kerangka pengalaman (field of experience) yang menunjukan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa dan simbol. Gambar 2.1 Prinsip Komunikasi
A
17
B
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi.( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 18. John R. Wenburg dan William W. Wilmot. (The Personal Communication Process. New York: John Wiley 7 Sons, 1973). 18
12
Dari gambar di atas dapat ditarik tiga prinsip dasar komunikasi, yakni: 1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komuniasi (sharing similar experience). 2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A dan B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif). 3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masingmasing, maka komunikas yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikas yang efektif20. Sementara Rogers yang dikutip Dedy Mulyana dalam buku Ilmu komunikasi: suatu pengantar, berpendapat bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka21. Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam
19
Op cit. hal. 19. Op cit hal. 21 21 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 62 20
13
menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi22 Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita menggunakan modelmodel komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Salah satu model yang menggambarkan proses komunikasi adalah model Lasswell berupa ungkapan verbal yaitu who say what in which channel to whom with what effect?. Dari pengertian di atas jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komnikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikas cuku didukung
oleh tiga unsur,
sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan23.
2.2 Komunikasi sebagai Kunci Sukses Public Relations Kegiatan public relations berkaitan dengan proses komunikasi karena hubungan mayarakat public relations dapat dianggap suatu bentuk komunikasi antar-
22
ibid.
14
manusia (human communications). Untuk melaksanakan suatu program kehumasan atau mengevaluasi efeknya, maka diperlukan untuk memahami bagaimana bekerjanya komunikasi antar manusia.24 Komunikasi persuasi merupakan titik tolak keberhasilan suatu kampanye. Menurut Michael Pfau & Roxanne Parrot yang dikutip Rosady Ruslan dalam bukunya Kampanye Pubic Relations,”Campaign are inherently Persuasive Communication activities” jadi dengan demikian aktivitas kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasive (komunisuasif). Komunisuasif di dalam konteks ini mengandung arti luar bukan persuasif untuk tujuan perorangan dan paling tidak terdapat empat aspek komunisuasif dalam kegiatan kampanye yaitu: 1. Kampanye secara sistematis meciptakan ’ruang’ tertentu dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat dan suatu ide atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak sasarannya, 2. Kampanye berlangsung melalui tahapan-tahapan yaitu dimulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak, serta partisipasi khalayak sasaran melakukan tindakan yang nyata. 3. Kampanye harus mampu mendramatisasi tema pesan atau gagasan-gagasan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi khalayak sasarn untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.
23 24
Loc cit hal. 21 Mahidin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), 13.
15
4. Keberhasilan atau tidak populeritas suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerjasama dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya25.
2.3 Komunikasi Persuasif Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr. Dalam bukunya Teori Komunikasi menyatakan bahwa salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar adalah persuasi. Persuasi didefinisikan sebagai ”perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain”. Sikap memiliki tiga komponen: afektif yaitu kesukaan atau perasaan terhadap suatu obyek; Komponen kognitif yaitu keyakinan atau pemahan terhadap suatu obyek ; komponen perilaku yaitu tindakan terhadap obyek atau perilaku yang disengaja terhadap suatu obyek26
2.4. Efek Komunikasi Wilbur Schramm dalam bukunya Process and Effect of Mass Communicatios 27
mengatakan “Alasan pokok untuk mempelajari proses komunikasi dan efek yang
dihasilkan atau telah dicapai adalah kita ingin mengetahui tentang apa yang terjadi pada manusia bilamana menerima suatu pesan komunikasi tertentu dan untuk memperkirakan efek apa yang timbul dari komunikan tersebut.”
25
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: Rajawali Press, 2005),27 Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr., Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa,( Jakarta : Kencana, 2008). 177 27 Ibid, hal. 20-23, mengutip Wilbur Schramm, Process and Effect of Mass Communications 26
16
Efek komunikasi adalah perubahan dalam: 1. Opini 2. Opini pribadi (personal opinion) 3. Opini publik (public opinion) 4. Opini Mayoritas (majority opinion) 5. Sikap dan tingkah laku (attitudes and behaviour) 6. Pandangan, persepsi, dan ide (conception, perception, and idea) 7. Kepercayaan dan citra ( trust and image)
Menurut Ralph Webb Jr., bentuk atau jenis umpan balik (feedback) tersebut dibagi menjadi:28 1. Zero feedback Zero feedback, yaitu umpan balik yang nol. Artinya, pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dimengerti atau dipahami oleh komunikan. 2. Neutral feedback Neutral feedback merupakan umpan balik yang netral atau setelah menerima pesan, komunikan bersifat tidak memihak. 3. Positive feedback Positive feedback atau umpan balik yang positif, artinya pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator tersebut ditanggapi dengan baik, disetujui, atau diterima secara baik.
28
Ibid.
17
4. Negative feedback Negative feedback atau umpan balik yang negatif merupakan kebalikan dari positive feedback. Artinya, pesan yang disampaikan oleh komunikator ditanggapi secara negatif atau ditentang dan tidak disetujui oleh komunikan. Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak sumber tentunya juga diharapkan menimbulkan akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum efek atau hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut: 1. Aspek Kognitif Menyangkut kesadaran, pengetahuan dan pemahaman. 2. Aspek Afektif Menyangkut sikap atau perasaan/emosi. 3. Aspek Konatif Menyangkut perilaku/tindakan.29 Merujuk kepada pendapat Dani Vardiansyah, efek komunikasi adalah suatu
pengaruh
yang
ditimbulkan
pesan
komunikator
dalam
diri
komunikannya. Efek komunikasi dapat dibedakan atas efek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan konatif (tingkah laku). Efek komunikasi dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan, sikap dan tingkah laku sebelum dan sesudah komunikan menerima pesan. Komunikasi yang
29
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003), 221
18
efektif adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang anda inginkan30
2.5 Public Relations Definisi Hubungan Masyarakat (Public Relations) Definisi Public Relations (PR) atau lebih dikenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas), oleh Institute of Public Relations adalah sebagai berikut: “Praktek humas atau PR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.”31 Sedangkan Scott M. Cutlip dan kawan-kawan mengemukakan definisi sebagai berikut” “Public Relations is the management function that identifies, establishes, and maintains mutually beneficial relationship between an organization and the various publics on whom its success or failure depends.”32 (Humas adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara sebuah organisasi dengan bermacam-macam khalayaknya yang dimana kesuksesan atau kegagalan dari organisasi tergantung dari hubungan tersebut). Peran Hubungan Masyarakat (Public Relations) Secara garis besar peranan dari Humas adalah sebagai penghubung baik antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya maupun antara perusahaan dengan khalayaknya. Sebagaimana PR adalah: 30
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Konseptual. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004). 31 Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, ed keenam , (New Jersey: Prentice-Hall, Inc.,1992),2.
19
1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) Publik Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh sebuah organisasi. 2. Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya.33 Dalam karya mereka tentang PR, james Grunig dan Todd Hunt merujuk pada hasil karya yang dipelopori oleh Glen Broom dan David Dozier. Dalam karyanya mereka mengidentifikasi dua peran pokok PR: 1. Teknisi komunikasi (the communication technician). Mereka tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan
dalam organisasi namun menangani program-
program PR seperti menulis press release, mengedit majalah internal dan mendesain halaman web. Orang ini tidak banyak terlibat dalam pelaksanaan riset atau evaluasi program, dia lebih terfokus pada implementasi. 2. Manajer komunikasi (the communication manager). Mereka merencanakan dan mengelola program-program PR, memberikan saran untuk manajemen, membuat keputusan tentang kebijakan komunikasi dan seterusnya.34
32
Ibid.,hal 4. Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan manajemen Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),21. 34 Anne Gregory, Managing Public Relations, (New York: Holt, Rhinehart, and Winston:,,1984) 14 33
20
Dari kategori kedua di atas, dapat dibedakan lagi tiga jenis peran manajer yang utama: 1. Penyusun yang ahli (the expert prescriber). Mereka melakukan riset dan menjabarkan
permasalahan
PR,
menyusun
program
serta
mengimplementasikannya. 2. Fasilitator komunikasi (the communication facilitator). Mereka bertindak sebagai perantara, menjaga terciptanya komunikasi dua-arah antara organisasi dengan publiknya. Dia adalah penghubung, penerjemah serta mediator. 3. Fasilitator proses pemecahan masalah (the problem-solving process facilitator). Mereka membantu anggota organisasi untuk memecahkan masalah PR yang mereka hadapi. Orang ini bertindak seperti seorang konselor atau penasihat atas perencanaan dan implementasi program-program. (Peran ini biasanya diisi oleh konsultan spesialis).35 Tugas Hubungan Masyarakat (Public Relations) Tugas-tugas utama Humas dalam suatu perusahaan menurut Colin-Coulson Thomas36 adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan perusahaan saingan utama. Ancaman-ancaman dan kesempatan mendiagnosa masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan jalan Humas; mengidentifikasi golongan masyarakat yang bersangkutan dan saluran yang paling efektif untuk mencapai mereka.
35 36
Ibid, hal. 15 Colin-Coulson Thomas, Petunjuk Praktis Ilmu Humas , (Jakarta: Intermasa, 1989), 14-15.
21
2. Memberikan saran kepada semua tingkat manajemen tentang perkembanganperkembangan di dalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi
perusahaan
serta
hubungannya
dengan
kelompok-kelompok
komunikasinya. 3. Merupakan tempat tersimpannya semua keahlian tentang komunikasi perusahaan ke luar dan ke dalam, dalam bentuk teknik-teknik yang relevan dan fasilitas serta kontak penggunaannya. 4. Mengadakan hubungan dengan para pembuat keputusan, pembentuk pendapat, dan sumber informasi dari luar yang pnting. 5. Menjaga kelancaran arus informasi kepada kelompok-kelompok masyarakat tertentu melalui saluran-saluran komunikasi yang dapat terdiri dari pnerbitanpenerbitan, majalah, pers, radio, televisi, perwakilan-perwakilan, peristiwa serta wawancara. 6. Melaksanakan atau meminta orang lain melaksanakan proyek-proyek penelitian untuk mengidentifikasin dan menilai situasi dan maalah atau untuk mengukur efektifitas program-program hubungan masyarakat. 7. Mengevaluasi masalah dan kegiatan humas untuk bisa memberikan laporan yang teratur kepada direksi-direksi yang berkepentingan. 8. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perusahaan tertentu seperti penerbitan peristiwa, kunjungan, dan rapat. 9. Membantu bagian-bagian lain dengan cara menganalisis masalah komunikasi, menulis dan menerbitkan, menyediakan bahan-bahan audio visual dan bahan-
22
bahan pendukung lainnya dan bekerja sama dalam menangani masalah-masalah tertentu. 10. Menjaga supaya di seluruh perusahaan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak citra perusahaan. Menurut Bertrand M. Canfield dalam bukunya “Public Relations: Principles, Cases and Problems,” Hubungan Masyarakat mempunyai tugas: 1. Mengumpulkan informasi mengenai sikap dan reaksi publik terhadap keseluruhan bagian dalam organisasi; 2. Dengan kepekaan yang ada merefleksikan situasi politik, sosial, ekonomi, sehingga pihak manajemen secara efektif dapat segera melihat kemungkinan buruk terutama yang menyangkut perubahan sikap publik; 3. Meneruskan maksud pihak manajemen kepada publik, dan memberikan usulan kepada pihak manajemen yang menyangkut pemeliharaan hubungan dengan publik; dan mempelajari lebih lanjut sikap publik melalui penelitian pendapat (opinion research) untuk mengimbangi maksud dan kepentingan pihak manajemen.37 Tujuan Hubungan masyarakat (Public Relations) Tujuan Humas diarahkan pada pencapaian hubungan yang sehat dan produktif dengan khalayak sasarannya. Yang dimaksud dengan “hubungan yang sehat” adalah untuk saling menghargai integritas masing-masing antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya; dan yang diartikan dengan “hubungan yang
37
Ibid, hal. 106,
23
produktif” adalah agar hubungan yang terjalin antara kedua pihak, antara organisasi atau perusahaan dengan khalayaknya bermanfaat dan saling menguntungkan.38 Adapun tujuan Humas menurut Tony Greener adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan reputasi perusahaan dan organisasi. 2. Menciptakan reputasi perorangan sebagai ahli di bidangnya masingmasing. 3. Meningkatkan kesadaran akan produk atau jasa serta perusahaan yang menghasilkannya. 4. Meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata publik. 5. Menyiapkan kampanye yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.39
2.6
Publik Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan
suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yakni publik. Hal ini dikarenakan kegiatan kegiatan-kegiatan PR tidak diarahkan kepada publik dalam pengertian yang seluas-luasnya (masyarakat umum). Kegiatan-kegiatan PR tersebut khusus diarahkan kepada publik terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda dan masingasing dengan cara yang berlainan pula. Penyebaran suatu pesan PR tidak dilakukan secara pukul rata ke semua orang. Dalam memilih publik lebih diskriminatif. Unsur
38
Mahidin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), 105. Tony Greener, Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,1995), 4. 39
24
atau segmen tertentu sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan penerimaan pesanpesan. Setiap oraganisasi memiliki sendiri publik khususnya. Kepada publik itulah perusahaan senantiasa menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal40. Ada beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi publiknya: 1.
Untuk mengidentifikasikan segmen khusus atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program PR.
2.
Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.
3.
Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai
4.
Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima. Akibat yang timbul karena tidak ditetapkannya publik: 1. Segenap usaha dan dana akan terpecah-pecah oleh karena terlalu luasnya publik yang dituju. 2. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya karena pesan tidak sesuai dengan karakteristik publik yang menerimanya. 3. Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis.
40
Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 1992), 71.
25
4. Tujuan yang hendak dicapai luput dari jangkauan. 5. Pihak manajemen (untuk PR Internal) atau perusahaan klien (untuk PR External) tidak akan merasa puas dengan hasil yang ada. Kalau ini berlangsung berulang-ulang pada akhirnya mereka akan beranggapan bahwa kegiatan PR itu merupakan suatu yang abstrak, atau bahkan sesuatu yang sia-sia dan hanya memboroskan uang saja. Kemungkinan lainnya mereka masih percaya pada manfaat dan arti penting pranata PR, tetap mereka takkan mempercayai lagi kompetensi para praktisi PR yang mereka pekerjakan41
Ada pengelompokan publik yang umum ditemui di kebanyakan organisasi. Pengelompokan ini sebagai berikut: Gambar 2.2 Pengelompokan publik42
41
Ibid, hal. 76 Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Edisi Ke-2. (Jakarta: Erlangga, 2004), 85 42
26
Dalam kerangka yang lebih luas, kepuasan kelompok-kelompok publik dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan. Adapun indikator kepuasan masing-masing kelompok berbeda-beda43. Publik
43
Kriteria Kepuasan
Pemegang saham
Prestasi keuangan
Karyawan
Kepuasan kerja, gaji, supervisi
Konsumen
Kualitas, pelayanan, lokasi, harga
Kreditor
Creditworthiness
Komunitas
Kontribusi terhadap komunitas
Pemasok
Transaksi yang memuaskan
Pemerintah
Kepatuhan terhadap hukum
Rhenaldi Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994 ),65
27
Dengan demikian, peran PR tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking). Sementara itu, James Grunig mendefinisikan empat jenis publik: 1. Nonpublik,
adalah
kelompok
yang
tidak
terpengaruh
maupun
mempengaruhi organisasi. Sebagai contoh, jaringan toko ritel yang berbasis di Inggris Selatan tidak akan mempengaruhi dan terpengaruh oleh publik yang berada di Edinburgh, Skotlandia. Secara umum dapat dikatakan bahwa publik ini dapat diabaikan dan bahkan seringkali tidak teridentifikasi. 2. Publik yang tersembunyi (latent publics), adalah kelompok yang menghadapi masalah akibat dari tindakan suatu organisasi, namun mereka tidak menyadarinya. Contohnya, perusahaan pengangkutan barang yang memperluas operasinya dapat mengakibatkan bertambahnya arus lalu lintas setempat, namun penduduk setempat tidak menyadarinya. 3. Publik yang sadar (aware publics), adalah kelompok yang mengenali adanya masalah. Dari contoh tentang perusahaan pengangkutan barang di atas,
penduduk
setempat
mungkin
membaca
berita
yang
menginformasikan tentang perluasan operasi tersebut. 4. Publik yang aktif, adalah kelompok yang mengambil tindakan terhadap suatu masalah. Contohnya, penduduk setempat mungkin akan memblokir pintu gerbang perusahaan pengangkutan barang tersebut.44
44
Gregory, Op.Cit., hal 88
28
Publik yang aktif dapat dikelompokkan dalam tiga kategori berikut: 1. Publik semua masalah (all-issue public) sangat aktif terhadap semua masalah yang mempengaruhi organisasi. Misalnya, publik mungkin akan menentang prinsip-prinsip organisasi dan mencoba untuk mengganggu kegiatan organisasi tersebut. Contohnya adalah lobi anti nuklir, yang menentang segala kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menangani bahan nuklir, meskipun kegiatan perusahaan tersebut mungkin berkaitan dengan bahan non-nuklir. 2. Publik masalah tunggal (single-issue public) sanagat aktif terhadap satu masalah atau sekelompok kecil masalah, contohnya kampanye Selamatkan Ikan Paus. Mereka mungkin tidak menentang organisasi tertentu, namun akan menentang segala kegiatan yang bertolak belakang dengan pandangan mereka tentang masalah tersebut. Sebenarnya secara umum mungkin mereka mendukung organisasi, tetapi tidak setuju dengan salah satu aktivitas organisasi tersebut, seperti memberikan opsi saham yang sangat menguntungkan kepada para direkturnya. 3. Publik masalah hangat (hot-issue public) adalah mereka yang terlibat dalam suatu masalah yang memiliki dukungan publik luas dan biasanya mendapatkan liputan khusus dari media. Contohnya adalah dukungan
29
publik terhadap Greenpeace mengenai masalah pembuangan anjungan minyak Brent Spar.45 Adapula yang disebut oleh Grunig sebagai: Publik yang apatis, yaitu publik yang tidak peduli dengan segala masalah dan tentunya sama sekali tidak dapat digolongkan sebagai publik. Namun, beberapa penyusun teori berargumentasi bahwa publik ini adalah kelompok yang harus diperhatikan oleh praktisi PR – setiap orang berpotensi untuk menjadi tertarik terhadap suatu masalah.46
2.7 Kegiatan Public Relations Irving Smith Kogan dalam bukunya “Public Relations in Modern Business”47, membagi proses kerja Hubungan Masyarakat dalam empat tahap sebagai berikut: 1. Melakukan analisis mengenai sikap dan pandangan publik terhadap organisasi dengan melakukan “survey” atau polling pendapat, baik secara formal maupun informal. Cara ini disebut dengan “image study” yang dimaksudkan untuk memperoleh opini publik mengenai citra organisasi. 2. Melakukan “evaluasi” terhadap analisis yang telah dilakukan guna menentukan kebijakan serta tujuan, juga untuk menyiapkan cara-cara untuk mencapai tujuan yang dimaksud. 45
Jefkin Op Cit hal. 88-89 Jefkin, Op Cit hal. 89 47 Greener, Op.Cit, hal. 106, meng.utip Irving Smith Kogan, Public Relations in Modern Business, (New York: Alexander Institute, 1973) 46
30
3. Melakukan “komunikasi” dari hal-hal yang telah dirumuskan sebelumnya. 4. Melakukan “analisis” dan menyesuaikan hal-hal yang timbul pada masyarakat, dan kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kepentingan kedua belah pihak. Cutlip & Center dalam bukunya, “Effective Public Relations”48, merumuskan proses kerja PR yang terdiri dari empat tahap yang dikenal dengan “The Four Steps of
Public
Relations
Process”,
yang
terdiri
dari
tahap
pertama
“Fact
Finding/Research” (Mencari Fakta/Riset), yang juga disebut dengan “Defining The Problem”; yang kedua “Planning and Programming” (Perencanaan dan Menyusun Program); yang ketiga “Communication” (Komunikasi), yang juga disebut dengan “Taking Action and Communicating”; dan tahap terakhir “Evaluation” (Evaluasi). Frank Jefkins dalam bukunya, “Public Relations”49 mengemukakan suatu model perencanaan Hubungan Masyarakat dengan enam tahap yang sederhana ynag disebutnya telah diakui secara luas di kalangan praktisi PR. Keenam tahap tersebut adalah: 1. Menerima kenyataan 2. Menentukan tujuan 3. Menentukan Publik 4. Memilih media dan teknik 5. Merencanakan anggaran belanja 48
Ibid, hal. 106, mengutip Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, edisi keenam. ( New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1971),. 49 Ibid, hal. 107, mengutip Frank Jeffkins, Public Relation,edisi kedua, Belmont California: Wadsworth Publishing Company, 1981.
31
6. Menilai hasil yang diperoleh Dengan demikian, peran PR tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking).
Kegiatan dan sasaran PR adalah sebagai berikut: 1. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (building corporate identity and image) yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak 2. Menghadapi krisis (facing of crisis) yaitu menangangi keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. 3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public cause) yaitu mempromosikan yang menyangkut kepentingan public dan mendukung kegiatan kampanye social50. Salah satu kegiatan Public Relations dalam membina hubungan dengan publik eksternalnya adalah dengan melakukan kampanye. Kegiatan kampanye ini bertujuan baik untuk pengetahuan, pengenalan maupun merubah sikap dari khalayaknya.
32
2.8 Kampanye Menurut Rogers dan Storey51 kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal yaitu (1) tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu (2) jumlah khalayak sasaran yang besar (3) biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu dan (4) melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Kampanye juga memiliki karakteristik lain yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggungjawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. Pesan-pesan kampanye terbuka untuk didiskusikan bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselenggarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi52. Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak unruk membujuk dan telah banyak dikemukakan oleh para ilmuwan, ahli dan praktisi komunikasi, beberapa definisinya sebagai berikut (Venus, 2004:7-29)53: 1. Leslie B. Snyder (2002)
50
Opcit. Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), 7 52 ibid hal. 9 53 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi kampanye Public Relations. (Jakarta: Rajawali Pers, 2005),23 51
33
A communication campaign is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particulat period of time to achieve a particular goal. (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu). 2. Pfau dan Parrot (1993) A campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified period of time for the purpose of influencing a specified audience. (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu) 3. Rogers dan Storey (1987) Mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu. 4. Rajasundaram (1981) A campaign is a coordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time. (Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya) Charles U. Larson (1992) kemudian membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni: product-oriented campaigns, candidate-oriented campaigns dan ideologically or cause oriented campaigns.54
54
Venus. Op Cit hal. 11.
34
Jenis-jenis kampanye: 1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang seringkali di pertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaign atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan
financial.
Cara
yang
ditempuh
adalah
dengan
memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye Public Relations yang ditujukan untuk membangun citra positif perusahaan di mata public juga dapat dimasukan ke dalam kelompok ini. 2. Candidate-Oriented Campaign atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaign (kampanye politik). Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat pemilihan umum. 3. Ideologically or Cause Oriented Campaign adalah jenis kampanye yag berorientasi kepada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan social. Karena itu kampanye ini disebut social change campaign, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani
35
masalah-masalah social melalui perubahan sikap dan perilaku public yang terkait.
Kerangka kerja konseptual dalam kampanye persuasi mencakup:55 1. Sumber (Source) Secara umum sumber adalah pembawa pesan yang tampak (bukannya sponsor yang sesungguhnya atau orang yang mengkonstruksi pesan) dengan siapa khalayak beranggapan dari orang itulah pesan berasal. Karakteristik sumber sebagai berikut: -
Demografis (usia, jenis kelamin, status sosioekonomi)
-
Kredibilitas (keahlian, keterpercayaan)
-
Daya Tarik
2. Pesan (Message) Setiap pesan dapat menampilkan sekumpulan dimensi isi (tema, daya tarik, klaim, bukti, dan rekomendasi) yang menggunakan berbagai macam format dan gaya pengemasan. 3. Saluran (Channel) Variabel saluran termasuk di dalamnya: -
Saluran transmisi (televisi, radio, surat kabar, majalah, booklets)
-
Media vehicle khusus (stasiun radio tertentu, majalah tertentu)
36
4. Penerima (Receiver) Meskipun faktor penerima tidak dapat dimanipulasikan, namun sensitivitas pada atribut-atribut seperti latar belakang individu, kecakapan, dan kecenderungan individu meningkatkan keefektivitasan stimuli kampanye. 5. Tujuan (Destination) Menyangkut serangkaian dampak yang hendak dihasilkan oleh kampanye yang bersangkutan. -
Perubahan seketika/perubahan jangka panjang
-
Tindakan preventif/tindakan penyetopan
Kampanye public relations (PR Campaign) dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan.56 Dalam arti lebih umum atau luas, kampanye public relations tersebut memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap kegiatan suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.57 55
Rice, Ronald E., and Charles K. Atkin. Public Communications Campaign 2nd ed. (United States: Sage Publications,Inc,1989),132-133 56 Ruslan, op.cit., hal. 66. 57 Ibid
37
1. Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot dalam bukunya “Persuasive Communication Campaign”
58
mengungkapkan bahwa aktivitas kampanye
melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif (komunisuasif).
Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye Menurut temuan dari Lazarsfeld, Merton, dan Wallack, faktor-faktor penunjang keberhasilan kampanye adalah sebagai berikut59: 1. Monopolization atau monopolisasi diartikan sebagai penguasaan penuh sebuah program kampanye terhadap media komunikasi yang ada. 2. Canalization diartikan sebagai penyaluran lebih lanjut dari perilaku atau sikap yang telah ada kepada sasaran baru yang masih searah. 3. Supplementation. Kampanye perubahan sosial akan sukses bila pesan-pesan media
massa
ditindaklanjuti
dengan
komunikasi
antar-pribadi.
Suplementasi akan terjadi bila pesan-pesan kampanye yang disebarkan lewat media massa didukung oleh pesan-pesan lain yang disampaikan lewat berbagai saluran komunikasi lainnya terutama saluran antar pribadi. 4. Making personal connection. Istilah ini dapat diartikan sebagai upaya pelaku kampanye untuk mengaitkan pesan-pesan yang dibuat dengan karakteristik dan dunia pengalaman keseharian khalayak. Pesan-pesan kampanye yang terkait dengan kebutuhan dan nilai-nilai khalayak, yang
58
Ibid, hal. 26-27, mengutip Michael Pfau dan Roxanne Parrot, Persuasive Communication Campaign , (Massachussets: Allyn and Bacon, 1993). 59 Ibid., hal 133-134
38
dibahas secara sederhana dan menggunakan istilah atau perumpamaan yang dekat dengan keseharian individu akan membuat pesan tersebut masuk akal di mata khalayak. Pesan yang demikian juga akan terasa akrab, personal dan mudah dipahami oleh mereka. 5. Creation of new opinions atau penciptaan pendapat-pendapat baru merupakan unsure pendorong kesuksesan kampanye.
Ada dua aspek penting pengaruh pesan terhadap keberhasilan kampanye: 1. Isi Pesan. Banyak hal yang terkait dengan isi pesan mulai dari materi pendukungnyam
visualisasi pesan, isi negatif pesan,
pendekatan
emosional, pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan kelompok rujukan. 2. Struktur pesan. Istilah struktur pesan merujuk pada bagaimana unsur-unsur pesan diorganisasikan. Secara umum ada tiga aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan kampanye, yakni sisi pesan (message sideness), susunan penyajian (order of presentation) dan pernyataan kesimpulan (drawing conclusion).
39
2.9 Pesan Kampanye Public Relations Setiap rencana atau kampanye PR membutuhkan sekumpulan pesan yang akan menjadi kekuatan utama dari komunikasi tersebut. Pesan ini harus jelas, singkat, dan mudah dipahami.60 Pesan menjadi penting karena dua alasan utama:61 1.
Pesan adalah bagian esensial dari proses pembentukan sikap. Jika publik memutar kembali pesan yang diberikan pertama kali diberikan oleh pemberi pesan, ini merupakan indikasi bahwa: a. pesan tersebut sudah diterima dan b. pesan sudah dicerna dan telah digunakan.
2.
Pesan menunjukkan komunikasi yang efektif. Pesan adalah bagian esensial dari proses evaluasi. Jika pesan yang terpisah digunakan oleh pers secara langsung, atau jika pesan tersebut diulang dalam riset seperti survei sikap, ini menunjukkan bahwa pesan tersebut sudah terasimilasi. Langkah berikutnya adalah melihat apa tindakan yang dilakukan sebagai hasil dari komunikasi tersebut.
Integritas suatu pesan dipengaruhi oleh semua hal yang menentukan apakah pesan tersebut ditanggapi dengan serius atau tidak:62 1.
60
Format.
Gregory, op.cit., 93. Ibid., 93-95. 62 Ibid., hal 96-97 61
40
Bagaimana pesan disampaikan? Apakah ada gambar-gambar visual yang dapat diasosiasikan dengan pesan tersebut? Kehati-hatian yang diberikan terhadap penyajian identitas suatu perusahaan adalah contoh yang baik yang berkaitan dengan format ini. Kata-kata yang tepat, bahkan jenis huruf, harus digunakan untuk menyampaikan kekuatan dari pesan. Pesan yang lugas dan melucu seringkali menggunakan jenis huruf yang terperinci, sedangkan pesan yang serius menggunakan huru seri serif. Institusi keuangan mungkin tidak akan menggunakan kartun untuk menginformasikan produk manfaat kematian. 2.
Nuansa (tone) Pilihan bahasa juga sangat penting. Semua pesan harus memberikan perhatian khusus terhadap suasana hati, yaitu suasana ataupun gaya yang ingin digambarkan. Suasana hati yang ingin ditunjukkan mungkin riang atau sendu. Nuansa harus dihubungkan dengan format secara seksama.
3.
Konteks Konteks dari pesan juga sangat penting. Jika, misalnya, anda mengumumkan hasil yang dicapai perusahaan pada saat pasar saham mengalami penurunan, kemungkinan besar kinerja perusahaan anda juga akan terpengaruh.
4.
Waktu. Tidak ada gunanya menyebarkan informasi tawaran spesial untuk Hari Natal, jika ternyata Hari Natal sudah berlalu.
41
5.
Pengulangan Semakin sering suatu pesan diulang, besar kemungkinan pesan tersebut didengar dan dicerna. Namun, dapat juga terjadi bahwa familiariatas menimbulkan keacuhan. Untuk itu perlu perhatian khusus agar tidak mengulangi pesan atau pesan akan menjadi tidak bermakna. Penggunaan serangkaian jalur komunikasi dapat membantu, karena dalam benak penerima akan timbul keyakinan atas kredibilitas pesan jika mereka melihatnya dalam konteks yang berbeda dan didukung oleh media yang berbeda dan pihak ketiga lainnya.
Menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita, yaitu sebagai berikut:63 1.
Strategy of publicity Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan melaului proses publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa. Selain itu, dengan menggunakan taktik merekayasa suatu berita akan dapat menarik perhatian audiens sehingga akan menciptakan publisitas yang menguntungkan.
2.
63
Strategy of persuation
Ruslan, op.cit., 54-55.
42
Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau features berlandaskan human interest. 3.
Strategy of argumentation Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan, kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini, kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
4.
Strategy of image Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya tidak hanya menampilkan
segi
promosi,
tetapi bagaimana menciptakan
publikasi
nonkomersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara keseluruhan.
Teknik Kampanye Public Relations
43
Teknik yang lazim digunakan dalam kampanye Public Relations adalah: 1. Partisipasi
(participation)
yaitu
teknik
yang
mengikutsertakan
(partisipasi) atau peran serta komunikan atau audience yang merancang minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai kerjasama dan toleransi. 2.
Asosiasi (Association) yaitu menyajikan isi pesan kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang telah ramai atau sedang ”in” dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat.
3. Teknik Integratif (Integrative) yaitu teknik bagaimana untuk menyatukan diri komunikator kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata anda, sekalian, kita, kami dan sebagainya yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau perusahaannnya mengambil keuntungan sepihak tetapi mengambil manfaat secara bersama untuk kepentingan publik bersama. 4.
Teknik Ganjaran (Pay Off Technique) yaitu teknik untuk mengetahui komunikan dengan suatu ganjaran atau menjanjikan sesuatu dengan iming-iming hadiah.
44
5. Teknik Penataan Patung Es (Icing Technique) yaitu upaya dalam penyampaian pesan suatu kampanye sedemikian rupa sehiangga enak dilihat, didengar, dibaca dan sebagainya. 6. Memperoleh Empati (Emphaty) yaitu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam kondisi komunikator ikut merasakan dan ”peduli” situasi atau kondisi komunikan. 7. Teknik Koersi atau Paksaan (Coersive Technique) yaitu dalam berkumonukasi melakukan berkampanye lebih menekankan ”paksaan” yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman tertentu64. Aktivitas Kampanye Public Relations Aktivitas kampanye public relations mencakup:65 1.
Pembuatan artikel, features, press release dan photo release, berita dan lain-lain, dimuat di surat kabar, majalah, dan tabloid.
2.
Film dokumenter, video release atau tape recording yang penayangannya lebih dinamis, efek dramatisir, dan emosional tinggi.
3.
Menyelenggarakan seminar, diskusi, dan presentasi atau pemasangan media luar ruang lebih banyak membangun suatu pengertian yang sifatnya mendidik.
4.
64 65
Mengikuti karnaval atau event tertentu.
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, hal. 65-68 Ibid., 124-125.
45
Teknik merancang program kampanye PR, salah satunya adalah menyusun acara atau peristiwa khusus (special events) yang merupakan pengembangan lebih canggih dari kegiatan Public Relations yang bekerjasama dengan pihak pers secara spektakuler untuk merekayasa opini publik dan pada akhirnya memperoleh publisitas tinggi.66 Konsultan PR Amerika Serikat, Art Stevens, menjelaskan bahwa ada enam karakteristik dari program “brand standing” yang efektif pada special events, yaitu:67 1.
Event atau isu yang dikaitkan dengan suatu produk harus mengandung publisitas tinggi. Biasanya perlu perekayasaan acara atau nilai berita tinggi (news worthiness) dan daya tarik cerita yang istimewa untuk memperoleh liputan pers.
2.
Audiens adalah orang yang tertarik pada program atau pengguna produk yang dikampanyekan dalam special events tersebut.
3.
Program tersebut harus memiliki hubungan yang berarti dan diperlukan antara produk dan event. Event itu sendiri dapat dihubungkan dengan hasil dari penggunaan produk dan bisa diasosiasikan dengan cakupan titik perhatian atau daya tarik.
4.
Hubungan event program dan produk yang diluncurkan haruslah menjadi kenyataan dan bukan hanya sekedar dorongan yang tidak membawa hasil.
5.
Program kampanye promosi yang bersamaan mesti didukung berbagai upaya penunjang, sebagian perusahaan menggunakan pendekatan tim pemasaran,
66
Ibid., 125.
46
perpaduan periklanan, sales promotion, display, point of purchase, dan methods of publicity serta pemajangan suatu produk (brand standing) yang tepat dan menarik perhatian pengunjung. 6.
Mengevaluasi hasil program special events tersebut melalui angka penjualan, mengamati sikap pengunjung pada brand standing dan outlet sejauhmana perhatian mereka terhadap produk yang diluncurkan pada ajang acara khusus tersebut. Dalam melaksanakan aktivitas kampanye public relations, maka media
memainkan peran yang sangat penting. Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye atau berkomunikasi, antara lain media yang secara khusus untuk keperluan PR Campaign. Media atau alat Kampanye public relations tersebut dikelompokkan sebagai berikut.68
1.
Media umum Media umum seperti surat-menyurat, telepon, facsimile, dan telegraf.
2.
Media massa Media massa seperti media cetak; surat kabar, majalah, tabloid, bulletin, dan media elektronik; yaitu televisi, radio, dan film. Sifat media massa ini
67 68
Ibid., 126-127. Ibid., 29.
47
mempunyai efek serempak dan cepat serta mampu mencapai khalayak dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan. 3.
Media khusus Media khusus seperti iklan (advertising), logo, dan nama perusahaan, atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif.
4.
Media internal Media internal yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktivitas Public Relations. Media ini ada beberapa jenis. a. House journal, seperti majalah bulanan (in-house magazine), profil perusahaan (company profile), laporan tahunan perusahaan (annual report), prospektus, buletin, dan tabloid. b. Printed materials, seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi, berupa booklets, pamphlets, leaflets, kop surat, kartu nama, memo, dan kalender. c. Spoken and visual word, seperti audio visual, video record, film slide. d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran, acara khusus (special events), sponsorship, dan gathering. Untuk efisiensi biaya yang harus dikeluarkan, pemilihan media sebagai
saluran kampanye dilakukan dengan mengukur dan menganalisis kesempatan untuk
48
melihat format dan isi pesan kampanye, nilai respons, biaya per penayanagan pesan kampanye, akibat yang ditimbulkan dan kriteria lainnya.69 Khalayak Kampanye McQuail & Windahl (1993) mendefinisikan khalayak sasaran sebagai: “Sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.”70
Besarnya jumlah khalayak sasaran ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki karakteristik yang beragam. Akibatnya cara mereka merespons pesan-pesan kampanye juga akan berbeda-beda. Berbagai temuan di bidang psikologi, khususnya yang terkait dengan studi tentang persepsi, menyimpulkan bahwa sebagian besar orang akan nenaggapi informasi yang menerpa mereka berdasarkan keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang dimilikinya.71 Johnston dalam The Art & Science of Persuasion (1994) menyatakan bahwa ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat siapa khalayak sebenarnya:72 1.
Perspektif Individual
a.
Melihat khalayak sebagai individu yang memiliki pandangan pribadi tentang dunia berdasarkan karakteristik personal yang dimilikinya.
b.
Efek dari pesan-pesan persuasif sulit diperkirakan. Alasannya karena khalayak memiliki kemampuan untuk mengacuhkan, menolak, bahkan memberikan
69
Venus, op.cit., 89. Venus, op.cit., 98. 71 Ibid. 72 Ibid., 116. 70
49
interpretasi apapun atas pesan yang disampaikan pelaku kampanye. Khalayak adalah individu-individu yang berpikir, memiliki perasaan, mengevaluasi, menentukan, beraksi dan bereaksi atas sesuatu. Karena alasan ini maka pesanpesan kampanye akan dipersepsi secara berbeda oleh setiap individu dan akhirnya menghasilkan efek yang beragam pula. 2.
Perspektif Sosiokultural
a.
Melihat khalayak sebagai produk budaya, dimana faktor-faktor di luar dirinya (faktor eksternal dan situasional) sangat mempengaruhi respons dan perilaku yang muncul.
b.
Memandang pesan-pesan kampanye dapat menimbulkan efek yang relatif seragam pada khalayaknya berdasarkan asumsi bahwa khalayak adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi dan saling berbagi keyakinan, nilai, dan norma-norma budaya. Dengan kata lain, faktor budayalah yang lebih mempengaruhi penerimaan pesan-pesan persuasive pada diri khalayak ketimbang faktor individual. Bila suatu gagasan sejalan dengan karakteristik sosial dan cultural suatu masyarakat, maka terbuka peluang gagasan tersebut diterima pleh sebagian besar anggota masyarakat.
c.
Faktor eksternal lainnya yang turut menentukan efek pesan kampanye terhadap khalayak diantaranya keanggotaan kelompok rujukan (reference group), atau sekedar perangkap crowd behaviour ketika khalayak terjebak dalam kumpulan massa yang tidak terorganisasi atau massa yang tidak terkontrol dengan baik.
50
Dampak Kampanye Public Relations 1. Kesadaran (awareness) Membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal dan mencoba untuk memperkenalkan suatu tingkat pemahaman tertentu. Semua itu bisa disebut sebagai tujuan kognitif (pemikiran). Contohnya adalah pemerintah yang menginginkan masyarakat untuk mengetahui bahwa akan ada perubahan tingkat pajak. 2. Sikap dan opini (attitudes and opinion) Membuat publik sasaran untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu subjek. Semua itu disebut sebagai tujuan afektif. Contohnya adalah ketika kelompok penekan membutuhkan dukungan moral untuk memihak atau menolak aborsi. 3. Perilaku (behaviour) Membuat publik sasaran untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Ini disebut tujuan konatif. Contohnya adalah kepolisian daerah yang menggunakan
radio
untuk
meminta
masyarakat menjauhi lokasi
kecelakaan.73 Membuat seseorang untuk bertindak adalah lebih sulit daripada mendorong mereka untuk berpikir tentang suatu hal. Oleh karena itu, tujuan Public Relations lebih ke arah kognitif (berhubungan dengan pemikiran) dan afektif (berhubungan
73
Gregory, Op.Cit., hal 78.
51
dengan sikap atau pembentukan opini), dibandingkan dengan konatif (berhubungan dengan perilaku). Jadi tujuan program Public Relations mungkin dapat berupa: 1. Menciptakan kesadaran (awareness) 2. Mendorong adanya saling pengertian 3. Mengatasi kesalahpahaman atau apati 4. Menginformasikan 5. Meningkatkan pengetahuan 6. Menghilangkan prasangka 7. Mendorong kepercayaan 8. Mengkonfirmasi atau menyamakan persepsi 9. Melakukan tindakan tertentu74 Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain tujuan komunikator hayalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan75. Pengetahuan dan kesadaran terjadi pada tahap kognitif. Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioral) (Pfau and Parrot: 1993). Ostergaard (2002) menyebut ketiga aspek tersebut dengan istilah “3A” sebagai kependekan awareness, attitude, dan action. Ketiga aspek saling terkait dan merupakan sasaran agar satu kondisi perubahan tercipta. Pada tahap pertama kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk
74
Ibid., hal. 79.
52
menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. Dalam konsep Ostergaard tahap ini merupakan tahap awareness yakni menggugah kesadaran,menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk, atau gagasan yang dikampanyekan76.
Dari uraian di atas, maka setiap aktivitas kampanye, komunikasi setidaknya mengandung: 1. Tindakan kampanye ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu 2. Khalayak sasaran yang benar 3. dipusatkan dalam kurun waktu tertentu 4. Melaui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir
2.10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Adalah pola hidup sehat seseorang dengan memperhatikan sanitasi lingkungan hidup sekitar, kecukupan asupan gizi, dan melakukan olahraga secara teratur77. Menurut definisi yang ditetapkan World Health Organization (WHO), manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani tapi juga sehat rohani. Sehingga tubuh 75
Onong Uchyana effendi, ilmu komunikasi teori dan praktek Venus, Op Cit hal. 10 77 www.keluargasehat.com 76
53
ideal dan sehat dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental, social dan tidak hanya bebas dari penyakit. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari seperti bekerja, berkarya dan berkreasi dan melakukan hal-hal yang produktif serta bermanfaat.
2.11. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Fase perkembangan anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) bisa dilihat dari78: A. Perkembangan Intelektual Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan berhitung). Daya pikirnya sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional (diterima akal). Atau disebut sebagai masa operasi konkret, masa berakhirnya masa berfikir khayal dan mulai berpikir konkret. Periode ini dengan tiga kemampuan baru yaitu mengklasifikasikan, menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan penghitungan (angka) seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana. Kemampuan intelektual pada masa ini telah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya
54
nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti membaca, menulis dan berhitung. Juga pengetahuan tentang hewan, lingkungan alam sekitra dan sebagainya. Untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak mengungkapkan pendapat, gagasan ataupun penilaiannya terhadap berbagai hal baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Membuat laporan dan membuat karangan.
B. Perkembangan Bahasa Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk komunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia dan alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata. Pada masa akhir (usia 11-12tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
78
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 ) 178-181
55
1. Proses jadi matang. Dengan perkataan lain anak menjadi matang (organ bicara/suara sudah berfungsi) untuk berkata-kata. 2. Proses belajar. Bahwa anak telah metang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalam mengimitasi atau meniru ucapan/kata yang didengarnya. Kedua Proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak sehingga memasuki sekolah dasar, sudah sampai pada tingkat: (1) dapat membuat kalimat yang lebih sempurna. (2) dapat membuat kalimat majemuk. (3) dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan.
C. Perkembangan Sosial Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ini ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disampaing dengan keluarga juga dia mulai mebentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang greak hubungan sosialnya bertambah luas. Pada usia ini anak sudah memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman
56
sebayaya dan bertambah kuat keingiannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. Dalam proses belajar di sekolah, dapat diberikan tugas kelompok baik yang membutuhkan tenaga fisik (membersihkan kelas dan halaman sekolah) maupun tugas yang membutuhkan pikiran seperti merencanakan kegiatan camping, membuat laporan.
BAB III METODOLOGI
3.1.
Tipe Penelitian Sifat atau jenis penelitian yang penulis lakukan adalah deskritif. Penelitian
deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pada hakikatnya metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran
kecenderungan
pusat
(central
tendency)
atau
ukuran
sebaran
(dispersion)24. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran, preferensi terhadap gizi dan lain-lain. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tida melakukan pengujian hipotesa25. Penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Menentukan apa yang dilakukan orang lain, belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
24 25
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 25 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai. (Jakarta; LP3ES, 1989), 5
58 4. Membuat perbandingan dan evaluasi26.
3.2 Metode Penelitian. 3.2.1 Pada penelitian ini penulis menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Metode survey merupakan metode penelitian dengan mengumpulkan informasi dari para responden secara sistematis dengan tujuan memahami dan atau meramalkan aspek perilaku dari populasi yang diteliti dengan cara menyebarkan kuisioner (daftar pertanyaan) atau melakukan wawancara secara pribadi. Penelitian survey sering digunakan oleh banyak kalangan. Mengamati, menyimak, mengobservasi sesuatupun sering dikatakan sedang survey. Penelitian ini merupakan suatu rancangan penelitian yang dapat dibedakan dengan rancangan penelitian lainnya dalam beberapa aspek. Penelitian survey harus memperhatikan pada sampling, desain kuisioner/interview, pengadministrasian kuisoner dan analisa data27. Penelitian dengan metode survey ini di lakukan penulis di Sekolah Dasar Negeri Jatisari – Sleman, Sekolah Dasar Negeri Sidoluhur – Godean dan Sekolah Muh. Sangonan IV – Godean yang pernah mengikuti kampanye Lifebouy Berbagi Sehat versi Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat di Yogyakarta periode 2006-2007. Metode ini dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada sampel sebagai alat bantu pengumpulan data.
26
Opcit hal. 24.
59 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling dengan populasi sasaran. Populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang ingin dipelajari28 Dalam buku Pengantar Metodologi Sosial, Kartini Kartono mengatakan “Populasi adalah totalitas semua kasus, kejadian, orang, hal, dan lain-lain. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, kurikulum, kemampuan manajemen, alat-alat mengajar, cara mengajar, cara pengadministrasian, kepemimpinan, peristiwa, dan lain-lain.”
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 204 orang murid Sekolah Dasar Negeri, lelaki dan perempuan kelas tiga sampai dengan kelas enam, usia sembilan sampai duabelas tahun yang tersebar di Sekolah Dasar Negeri Jatisari – Sleman 56 orang, Sekolah Dasar Negeri Sidoluhur – Godean 70 orang dan Sekolah Dasar Muh. Sangonan IV – Godean 78 orang yang pernah mengikuti kampanye Lifebouy Berbagi Sehat (versi Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat) periode Juni 2006 sampai dengan Desember 2007 di Yogyakarta.
3.3.2. Sampel Sebuah sampel adalah bagian dari populasi. Survey sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi29. Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunya sifat-sifat sebagai berikut:
27
M. Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002 ), 13-14. 28 ibid hal. 152 29 Mohamad Nazir, Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 271.
60 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan peyimpangan baku (standard) dari taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan. 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendahrendahnya30. Dalam menentukan metode pengambilan sample dalam suatu penelitian, si peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga dan waktu di satu pihak serta besarnya presisi di pihak lain. Presisi yang tinggi tidak mungkin dicapai dengan biaya, tenaga dan waktu yang terbatas31. Penarikan sampel dilaksanakan dengan metode purposive sampling yang termasuk dalam kategori sampel nonprobabilitas, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap, berdasarkan penilaian tertentu mewakili statistik, tingkat signifikasi dan prosedur pengujian hipoteris, tidak berlaku bagi rancangan sampling nonprobabilitas32. Menurut J. Supranto dalam Metode Riset, ”penarikan sample dengan teknik purposive sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukan dalam sample dilakukan dengan sengaja, dengan catatan sample tersebut mewakili populasi33”
Dalam penelitian ini penulis menetapkan seluruh populasi sampling dijadikan populasi sasaran atau sample yaitu 204 orang murid yang tersebar di tiga Sekolah Dasar Negeri yang berdomisili di Yogyakarta dan pernah mengikuti kampanye Lifebouy Berbagi Sehat, versi Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat. Periode Juni 2006-
30
Singarimbun, opcit hal. 150. Singarumbun, opcit hal. 150 32 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 81 31
61 December 2007.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Disini penulis melakukan survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Disini penulis memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini melalui berbagai literature dan buku sebagai dasar teori. Selain itu penulis juga mempelajari data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti.
3.4.1 Data Primer. Adalah data yang diperoleh secara langsung dari angket (Questioner) yang disebarkan kepada responden. Angket atau kuesioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak, dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek, untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya. Menurut Mohamad Nazir, ”Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini berasal dari responden yang megisi kuisioner yang disebarkan atau diberikan ke setiap responden yang merupakan sample dari penelitian34”
33 34
J. Supranto, Metode Riset, Aplikasi dalam Pemasaran, (Jakarta Fakultas Ekonomi UI, 1993), 60 Mohamad Nazir, Op Cit hal. 63
62 Di sini penulis melakukan survey dengan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang berdomisili di Yogyakarta untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang peroleh berupa hasil kuisioner kemudian ditabulasikan dan lebih lanjut dianalisa.
3.4.2 Data Sekunder Adalah data tambahan yang diperoleh dari hasil riset literatur atau kepustakaan. Kepustakaan merupakan pelengkap dalam pengumpulan data guna membahas penelitian melalui buku-buku yang dijadikan referensi penunjang guna membahas penelitian. Juga untuk mengetahui gejala yang terjadi yang menjadi subjek maupun objek penelitian. Selain riset literatur, data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka (open question) yang diajukan dalam kuisioner.
3.5 Definisi dan Operasionalisasi 3.5.1. Definisi Konsep 3.5.1.1 Pemahaman merupakan perubahan apa yang diketahui, dipahami untuk kemudian dipersepsi oleh khalayak yang terjadi dalam proses penyimpanan pesanpesan. Pemahaman atau interpretasi merupakan hasil komunikasi yang efektif, berusaha untuk menjelaskan makna dari suatu pesan.
Pemahaman diukur dari penilaian khalayak yaitu: 1. Pengetahuan khalayak terhadap kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”
63 Pengetahuan adalah proses dimana responden terpapar oleh pesan-pesan kampanye yang menyebabkan dia menjadi tahu dan meningkat intelektualistasnya terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2. Pemahaman khalayak terhadap kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” Merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.
3.5.1.2 Khalayak Sasaran. Adalah sejumlah besar orang yang pengetahuan dan pemahamannya akan diubah melalui kampanye. Dalam penelitian ini khalayak adalah siswa Sekolah Dasar Negeri yang penah mengikuti kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” periode 2006-2007 berdomisili di Yogyakarta. 3.5.1.3 Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat adalah kampanye hidup bersih dan sehat dengan tujuan utama untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat terutama generasi muda untuk selalu hidup bersih dalam kegiatannya sehari-hari dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Sejak diluncurkan tahun 2004 dengan tema besar Lifebouy Berbagi Sehat, kampanye dilakukan secara berkesinambungan dan terbagi dalam beberapa program edukasi hidup bersih dan sehat yang berfokus pada pentingnya mencuci tangan secara benar.
64 Aktivitas kampanye akan dioperasionalisasikan melalui: 1. Pesan (Message): Melalui program PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), kampanye ini mengajak khalayak untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan baik diri maupun lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap berbagai penyakit. 2. Saluran (Channel). Alat kampanye adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam periode tertentu. Kegiatan terbagi dalam edukasi kesehatan dan simulasi mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, permainan, karnaval dan pemilihan Duta Sehat 3. Tujuan (Destination). Pentingnya Perilaku hidup bersih dan sehat, memelihara kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap penyakit.
3.4.2. Operasionalisasi Konsep. Dalam penelitian ini yang diukur adalah pemahaman khalayak terhadap kegiatan kampanye Lifebouy Berbagi Sehat (versi Lifebouy Berbagi Sehat - Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat). Sehingga operasionalisasinya adalah sebagai berikut. Variabel KOGNITIF
Dimensi A. Pengetahuan
Sub Dimensi A. Terhadap Saluran (Channel) 1. Nama kegiatan kampanye 2. Permainan si kuman dan pahlawan.
Skala Sangat Mengetahui (4) Mengetahui (3) Tidak Mengetahui (2)
65 3. Simulasi mencuci tangan memakai sabun. 4. Duta sehat
Sangat tidak mengetahui (1)
5. Karnaval kesehatan
B. Terhadap Isi Pesan (Message) 1. Cuci tangan memakai sabun mencegah penyakit diare 2. Memelihara kebersihan diri adalah upaya B. Pemahaman
mencegah penyakit 3. Memelihara kebersihan
Sangat paham (4) Paham (3) Tidak paham (2)
lingkungan dapat
Sangat tidak paham
mengurangi resiko
(1)
terkena berbagai penyakit 4. Menjadi anak sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan minum susu
66 C. Tujuan (Destination) Pentingnya Perilaku hidup bersih dan sehat, memelihara kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap penyakit.
3.5.2.1 Pengukuran Peneliti menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur pemahaman responden terhadap kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan Dengan Sabun Awali Hidup Sehat”. Mengingat tingkat pemahaman responden berbeda terhadap objek yang sama, penelitian ini menggunakan tingkat pengukuran ordinal yang mengurutkan responden dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi. Skala Likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden35.
35
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai.( Jakarta; LP3ES, 1989 ), 111
67 Kategori-kategori yang dikumpulkan akan diukur menggunakan skala jumlahan, yang paling umum adalah skala likert yaitu setiap jawaban diberi nilai bilangan.36 Dalam beberapa riset, skala likert dapat digunakan dengan meniadakan jawaban ragu-ragu (undecided). Alasannya karena kategori ragu-ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan belum bisa memberikan jawaban, netral, dan ragu-ragu. Disediakannya jawaban ditengah-tengah juga mengakibatkan responden akan cenderung memilih jawaban di tengah-tengah terutama bagi responden yang ragu-ragu memilih jawaban yang mana.37 Jawaban setiap instrumen menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari tertinggi (sangat paham) sampai terendah (tidak tahu), yang dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor: -
Sangat Paham, diberi skor
4
-
Paham, diberi skor
3
-
Tidak Paham, diberi skor
2
-
Sangat Tidak Paham, diberi skor
1
Data-data yang telah terkumpul dari lapangan, kemudian dianalisis secara kuantitatif guna mendeskripsikan gambaran mengenai hasil penelitian dan mendapatkan kesimpulan. analisis kuantitatif berupa angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran diproses dan dijumlahkan kemudian diinterpretasikan. Instrumen penelitian akan dibuat dalam bentuk checklist.
36
Rakhmat, op cit.,94.
68 3.5.2.2 Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk membaca dan diinterpretasikan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner yaitu lembaran daftar pertanyaan tertulis. Berbagai data yang menjadi penelitian mengenai survei khalayak, penulis kelompokkan ke dalam tiga bagian pertanyaan yaitu identitas responden, pertanyaan pengetahuan tentang kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat versi Cuci Tangan Dengan Sabun Awali Hidup Sehat” dan pemahaman terhadap kampanye tersebut. Pertanyaan yang diajukan tersebut dipakai nilai Skala Likert yaitu Sangat Paham (4) Paham (3), Tidak Paham (2), Sangat Tidak Paham (1). Para responden hanya memberi tanda pada penilaian mereka. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif38, yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Maka selanjutnya, analisa data dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap; a. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan. b. Kemudian data dibuat tabulasi persentase, sehingga diperoleh tabel-tabel yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. c. Analisa akan dilakukan secara kualitatif terhadap data-data tersebut.
37
Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 134.
69
Analisa Data Hasil Survey 1. Pengetahuan khalayak terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat versi Mencuci Tangan dengan Sabun Awali hidup Sehat” Pengetahuan Pengetahuan adalah proses dimana responden terpapar oleh pesanpesan kampanye yang menyebabkan dia menjadi tahu dan meningkat intelektualistasnya terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pada dimensi pengetahuan terdapat 10 pertanyaan. Pengukuran terhadap setiap pertanyaan tersebut sangat mengetahui diberi nilai 4, mengetahui diberi nilai 3, tidak mengetahui diberi nilai 2, sangat tidak mengetahui diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 10 dan tertinggi adalah 40. Jika dilihat, maka jarak antara 10 ke 40 adalah 30 poin. Kemudian penulis membagi selisih nilai tersebut menjadi 4 kategori sebagai berikut : 1. Sangat mengetahui apabila jawaban memiliki nilai 34 – 40 poin 2. Mengetahui apabila jawaban memiliki nilai 26 – 33 poin 3. Tidak mengetahui apabila jawaban memiliki nilai 18 - 25 4. Sangat tidak mengetahui apabila jawaban memiliki nilai 10 – 17
2. Pemahaman Khalayak terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat versi Mencuci Tangan dengan Sabun Awali hidup Sehat” Pada dimensi pemahaman khalayak terhadap hidup sehat terdapat 9 pertanyaan. Pengukuran terhadap setiap pertanyaan tersebut, sangat paham diberi nilai 4, paham diberi nilai 3, tidak paham diberi nilai 2, sangat tidak paham diberi nilai 1.Kemungkinan 38
Jalaludin Rakhmat, Op Cit., Hal.24
70 responden menjawab total nilai terendah adalah 9 dan tertinggi adalah 36. Jika dilihat, maka jarak antara 9 dan 36 adalah 27 poin. Kemudian penulis membagi selisih nilai tersebut menjadi 2 kategori: 1. Sangat paham apabila jawaban memiliki nilai 30 – 36 poin 2. Paham apabila jawaban memiliki nilai 23 – 29 poin 3. Tidak paham apabila jawaban memiliki nilai 16 - 22 4. Sangat tidak paham apabila jawaban memiliki nilai 9 – 15
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Unilever Berawal tahun 1933 berdiri pabruk sabun di Batavia dengan nama
Lever’s Zeepfabrieken N.V., kini telah berhasil mengembangkan 100 produk mulai dari makanan, kebersihan dan perawatan pribadi. Pada tanggal 22 Juli 1980 berubah nama menjadi PT Unilever Indonesia. 30 Juni 1997 berubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk dengan saham dijual 15% di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tahun 2006 masuk dalam jajaran sepuluh perusahaan terkemuka di Indonesia. 4.1.1 Visi Menjadi pilihan utama bagi konsumen, customer atau pelanggan dan masyarakat. 4.1.2 Misi Menambah “vitalitas” dalam kehidupan, senantiasa memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi dengan berbagai brand yang membantu masyarakat merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. 4.1.3 Misi Sosial Lifebouy Memberikan rasa aman dan nyaman kepada 220 juta penduduk Indonesia dengan memenuhi kebutuhan kesehatan dan kebersihan mereka. 4.1.4 Nilai-Nilai Fokus pada pelanggang, konsumen dan masyarakat. Kerjsama. Integritas. Mewujudkan segalanya terjadi. Berbagi kebahagiaan. Kesempurnaan.
72
4.1.5 Produk Nuvo, Close-up,Pepsodent, Lux, Sunsilk, Rinso, Molto, Pond’s, Sariwangi, Lifebouy, Blueband, Royco, Dove, dsb. Saat ini PT Unilever Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai regional sourcing center atau pusat produksi beberapa jenis produk untuk diekspor ke Filipina, the ke Jepang dan Australia serta es krim dan sabun yang juga diekspor ke Negara-negara Asia Pasifik. Seluruh produk Unilever di produksi dengan menggunakan peralatan modern berteknologi tinggi sebagai perwujudan dari komitmen perusaahaan untuk menjamin standar mutu produk bertaraf internasional. Pabrik-pabrik Unilever telah mendapatkan sertifikat ISO 14001, ISO 9001 dan Safety and Occupational Health Selain itu, Unilever Indonesia juga memperoleh penghargaan Special Award in Total Productive Maintenance. PT Unilever Indonesia menempati 15 dari 250 peringkat yang ada sebagai perusahaan yang bereputasi baik di Asia 1993. PT Unilever Indonesia mempunyai lebih kurang 20.000 tenaga kerja terlatih dan 2000 usaha kecil dan menengah atau SME (Small Medium Enterprise). PT Unilever Indonesia Tbk terus mengembangkan potensi. Hal ini dibuktikan dengan mendirikan balai kerja di Mega Mendung, mengadakan kursus-kursus karyawan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme karyawan. PT Unilever Indonesia mendapat piagam penghargaan di `Nihil Kecelakaan` (Zero Accident) dari Presiden Suharto pada tanggal 30 Juli 1992. Kesungguhan dalam usahanya di Indonesia juga telah diakui oleh berbagai pihak, hal ini terbukti dengan berbagai penghargaan nasional dan internasional yang diterimanya di tahun2004 antara lain:
73
1. Finance Asia Award, Best Managed Companies 20004. 2. Best Corporate Governance and Most Committed to Strong Dividend Policy dari majalah Finance Asia. 3. IBBA Award, 10 penghargaan (Sunlight, Molto, Rinso, Royso, Pond’s , Citra, Pepsodent, Lux, Lifebouy dan Sunsilk) dari majalah Swa dan Mars Research Agency. 4. The Assets Award, Best Corporate Governance Award 2004 dari The Assets Manajemen. Dan penghargaan lainnya. 4.1.6 Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk. 1. Direksi. Terdiri dari seorang Presiden Direktur dan empat orang Direktur atau lebih. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS Tahunan dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ketiga. Tugas pokoknya adalah mengelola perseroan sesuai dengan tujuan perseroan, menguasai, memelihara, dan mengurus anggota Diresi yang bersangkutan. 2. Dewan Komisaris. Terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan tiga orang Komisaris atau lebih diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS Tahunan dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ketiga. Tugas pokoknya adalah melakukan pengawasan atas pengurusan Direksi dalam menjalankan perusahaan sebagaimana ditentukan oleh RUPS Tahunan, memberi nasihat kepada Direksi dan melaksanakan hal-hal lain yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perusahaan. 3. Komite Audit.Terdiri dari tiga anggota, mengadakan rapat sedikitnya empat kali setahun dan bertanggungjawab terhadap Dewan Komisaris.
74
Peranan Komite Audit Adalah membantu Dewan Komisaris memenuhi tanggungjawab pengawasan berkatan degan integritas laporan keuangan, pengendalian resiko perusahaan dan pengendalian Internal, kepatuhan terhadap hukum dan peratudan, kinerja serta keterampilan, independensi akuntan publik dan kerja fungsi audit internal. 4. External Affairs dan Corporate Relations. Dipimpin oleh Direktur Corporate Relations yang beranggotakan Corporate Relations Manager, Communications Manager, General Manager Yayasan ULI Peduli, Corporate Secretary, Legal Service Manager dan General Affairs Manager. Bertugas membantu Direksi sehubungnan dengan hal-hal eksternal yang berdampak pada bisnis dan memberi masukan kepada Direksi tentang tanggungjawab sosial dan mengkaji ulang strategi Corporate Relations.91
4.2
Gambaran Umum Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci
Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”
4.2.1 Visi Kampanye Visi program kampanye ini adalah menjadi jawara untuk memulai suatu kebiasaan berlandaskan kebersihan dan kesehatan sehingga setiap manusia di manapun berada senantiasa merujuk kepada Lifebouy untuk memenuhi semua kebutuhan dan kebersihan dan kesehatan.
91
PT Unilever Indonesia, Tbk, Company Profile
75
Menjadi jawara artinya sebagai inspirasi, menggerakan hati setiap umat manusia untuk memberikan kontribusi dan berperan sesuai dengan kapasitasnya dalam membangun bangsa yang sehat. Sebagai katalis perubahan, mendorong dan mengajak setiap orang untuk berbuat sesuatu yang nyata demi terciptanya perubahan. Namun demikian tidak menjadi pakar kesehatan yang mengajarkan tentang kesehatan atau pemberi solusi terhadap masalah, menyelesaikan semua masalah kebersihan dan kesehatan.
4.2.2 Misi Kampanye Sedangkan misi dari program kampanye ini adalah membuat 250 juta masyarakat Indonesia merasa aman dan tenteram dengan jalan meningkatkan dan memperbaiki kebutuhan akan kebersihan dan kesehatannya. 4.2.3 Target Kampanye Generasi muda yang dilibatkan dalam kampanye ini adalah anak usia sekolah 7 sampai 12 tahun, kelas 1 sampai 6 sekolah dasar. Mereka adalah potensi bangsa yang kelak akan menularkan sikap positif tersebut kepada keluarga dan lingkungannya 4.2.4 Tujuan Kampanye 1. Meningkatkan derajat kesehatan Indonesia melalui kegiatan promotif dan preventif. Yaitu menurunkan angka kesakitan diare hingga 50% dan penyakit-penyakit karena infeksi lainnya, serta mencegah tertular flu burung. 2. Membangun sikap positif masyarakat Indonesia tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan merubah sikap masyarakat, terutama generasi muda untuk
76
selalu hidup bersih dan sehat dalam kegiatannya sehari-hari dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktifitas. 3. Kebiasaan hidup bersih dan sehat berupa mencuci tangan dengan sabun dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam setiap keluarga Indonesia.
4.2.5 Program Kampanye Sepanjang tahun 2006 - 2007, Program Lifebuoy berbagi Sehat I dan II ini dilakukan di beberapa daerah di propinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat. Program kampanye terbagi atas: 1. Edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Bentuk kegiatan adalah penyuluhan. Para tutor PHBS menjelaskan pentingnya mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan bergizi. 2. Simulasi mencuci tangan memakai sabun. Dipandu oleh tutor, para siswa belajar mencuci tangan yang benar dengan memakai sabun di air yang mengalir. Para tutor mempersiapkan glue germ (serbuk kuman) yang digosok pada tangan siswa. Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok diminta mencuci tangan tanpa menggunakan sabun. Kelompok lain mencuci tangan memakai sabun. Setelah mencuci tangan, tangan mereka diperiksa dengan sinar ultraviolet, ternyata siswa yang mencuci tangan tanpa memakai sabun masih menyimpan kuman di tangannya sedangkan siswa yang mencuci tangan memakai sabun benarbenar terbebas dari kuman.
77
3. Pawai promosi kesehatan. Siswa mengadakan pawai keliling kampung untuk mempromosikan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah dan kampung. Sambil membawa spanduk dan bendera, mereka bernyanyi untuk menarik perhatian masyarakat mendengarkan pesan mereka. 4. Permainan “Si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan”. 5 siswa dipilih sebagai Pahlawan sedangkan siswa lainnya sebagai Kuman. Mereka berkejar-kejaran di halaman sekolah. Pahlawan akan mengejar para kuman dan behasil mengalahkannya. Refleksi dari permainan ini menimbulkan pengertian bahwa pahlawan yang mematikan kuman adalah sabun dan pasta gigi yang dipakai setiap hari. 5. Pemilihan Duta Sehat. Setiap sekolah dipilih 3 orang siswa sebagai Duta Sehat. Tugasnya adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kebersihan dan kerapihan diri, kebersihan fasilitas sekolah seperti bangku, papan tulis, tembok, dll. Selalu mengingatkan temannya untuk menjaga kebersihan diri dan sekolah.
4.3
Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dari 27 – 28 Juni 2008 dan 15 Agustus 2008
dengan responden siswa kelas tiga sampai kelas enam di Sekolah Dasar Negeri Jatisari – Sleman, Sekolah Dasar Negeri Sidoluhur - Godean dan Sekolah Dasar Muh. Sangonan IV – Godean, Yogyakarta yang pernah mengikuti Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat (Versi Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat) periode Juni 2006 sampai dengan December 2007. Pada penelitian ini peneliti memberikan kuesioner kepada 204 responden yang berusia 9 sampai dengan 12 tahun yang berjenis kelamin lelaki dan perempuan
78
Pokok penelitian ini adalah bagaimana pemahaman siswa sekolah dasar terhadap kampanye „Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat“ dengan demikian pada bab ini akan diperoleh hasil pemahaman responden terhadap „ Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat“.
A.
Karakteristik Responden Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu karakteristik responden.
Responden bersifat heterogen berasal dari kelas tiga hingga kelas enam, lelaki dan perempuan. Tabel 4.1 Usia Responden No a b c d
Usia Responden 7-8 tahun 9 – 10 tahun 11 tahun 12 tahun Total Sumber: Kuesioner No. 1
f 0 92 61 51 204
% 0 45 30 25 100
Pada tabel 4.1 diperoleh keterangan bahwa sebanyak 204 responden yang diteliti dengan interval usia 9 tahun sampai dengan 12, dengan persentase terbesar adalah responden yang berusia 9-10 tahun atau kelas 3-4 yang berjumlah 92 orang atau sebanyak 45%. Sisanya yang berusia 11 tahun atau kelas 5 berjumlah 61 responden atau 30%, kemudian yang berusia 12 tahun atau kelas 6 sebanyak 51 responden atau 25%.
79
Tabel 4.2 Pekerjaan Orangtua No a b c d
Pekerjaan Orangtua Pegawai Negeri/Swasta Petani Wiraswasta Buruh Total Sumber: Kuesioner No. 2
f 43 45 26 90 204
% 21 22 13 44 100
Pada tabel 4.2 menunjukan sebagian besar, 44% perkerjaan orangtua responden atau 90 responden adalah Buruh, dalam hal ini adalah buruh pembuat genteng. Kemudian disusul dengan petani 22% atau 45 responden. 43 responden yang diteliti atau 21% pekerjaan orangtua adalah pegawai negeri/swasta. Sedangkan sisanya 26 responden atau 13% memiliki orangtua yang bekerja sebagai wiraswasta. B. Pengetahuan Responden Terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” Untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”, peneliti mengajukan sepuluh pertanyaan kepada 204 responden. Berikut diuraikan secara rinci hasil jawaban responden pada table-tabel selanjutnya. Tabel 4.3 Pengetahuan Terhadap Nama Kampanye
No a b c d
Responden yang mengetahui nama kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat : Mencuci Tangan Dengan Sabun Awali Hidup Sehat. Sangat mengetahui Mengetahui Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui Total
f
%
152 41 11 0 204
75 20 5 0 100
80
Sumber: Kuesioner No. 3 Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh keterangan bahwa sebanyak 152 responden atau 75% sangat mengetahui nama kampanye, sebanyak 41 responden atau 20% mengetahui nama kampanye dan sisanya sebanyak 11 responden atau 5% tidak mengetahui nama kampanye. Tabel 4.4 Pengetahuan Terhadap Kegiatan Kampanye Responden yang mengetahui kegiatan kampanye permainan si kuman berperang melawan pahlawan kesehatan a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 4 No
f
%
118 64 22 0 204
58 31 11 0 100
Hasil jawaban responden pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 118 responden atau 58% menjawab bahwa mereka sangat mengetahui permainan si kuman berperang melawan pahlawan kesehatan. Sedangkan 64 responden atau 31% menjawab mengetahui. Sebanyak 22 responden atau 11% menjawab tidak mengetahui. Tabel 4.5 Pengetahuan Terhadap Kegiatan Kampanye Responden yang mengetahui kegiatan kampanye simulasi cuci tangan memakai sabun a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 5 No
f
%
114 69 20 1 204
56 34 10 0 100
81
Hasil jawaban responden pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 114 responden atau 56% menjawab bahwa mereka sangat mengetahui kegiatan kampanye simulasi mencuci tangan memakai sabun. 69 responden atau 34% menjawab mengetahui, sebanyak 20 responden atau 10% menjawab tidak mengetahui dan sisanya sangat tidak mengetahui kegiatan simulasi mencuci tangan memakai sabun. Tabel 4.6 Pengetahuan Terhadap Kegiatan Kampanye Responden yang mengetahui pemilihan duta sehat a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 6 No
f
%
101 85 17 1 204
50 42 8 0 100
Hasil jawaban responden pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebanyak 101 responden atau 50% menjawab bahwa mereka sangat mengetahui ada diantara rekan mereka yang dipilih menjadi Duta Sehat. 85 responden atau 42% menjawab mengetahui, sebanyak 17 responden atau 8% menjawab tidak mengetahui dan sisanya 1 responden sangat tidak mengetahui rekan mereka yang dipilih menjadi Duta Sehat. Tabel 4.7 Pengetahuan Terhadap Kegiatan Kampanye
No a b c d
Responden yang mengetahui kegiatan karnaval keliling mempromosikan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah dan kampung Sangat mengetahui Mengetahui Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui
f
%
110 81 12 1
54 40 6 0
82
Total
204
100
Sumber: Kuisioner No.7 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 110 responden atau 54% sangat mengetahui kegiatan karnaval keliling mempromosikan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah dan kampung. Sebanyak 81 responden atau sebesar 40% menjawab mengetahui. Sisanya 12 responden atau 6%
mengetahui dan 1 responden sangat tidak
mengetahui.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap isi pesan dan tujuan Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” peneliti mengajukan lima pertanyaan kepada 204 responden. Berikut diuraikan secara rinci hasil jawaban responden pada tabel-tabel selanjutnya. Tabel 4.8 Pengetahuan Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden yang mengetahui pesan No kampanye mencuci tangan memakai sabun mencegah penyakit diare a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 8
f
%
127 69 8 0 204
62 34 4 0 100
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh keterangan bahwa sebagian besar responden yaitu 127 responden atau 62% sangat mengetahui isi pesan kampanye mencuci tangan memakai sabun untuk mencegah penyakit diare. 69 responden atau 34% mengetahui. Sisanya sebanyak 8 responden atau 4% tidak mengetahui.
83
Tabel 4.9 Pengetahuan Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden yang mengetahui isi pesan kampanye memelihara kebersihan diri adalah upaya mencegah penyakit a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 9 No
f
%
126 75 2 1 204
62 36 2 0 100
Hasil jawaban responden pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 126 responden atau 62% menjawab bahwa mereka sangat mengetahui isi pesan kampanye bahwa memelihara kebersihan diri adalah upaya mencegah penyakit. Sedangkan 75 responden atau 36% menjawab mengetahui pesan tersebut dan sisanya sebanyak 2 responden atau 2% menjawab tidak memahami. Dan 1 orang responden mengaku sangat tidak mengetahui isi pesan tersebut. Tabel 4.10 Pengetahuan Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden yang mengetahui pesan kampanye bahwa memelihara kebersihan No lingkungan mengurangi resiko terkena berbagai penyakit a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 10 Tabel 4.10
f
%
123 72 9 0 204
61 35 4 0 100
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 123 responden atau 61% menjawab bahwa mereka sangat mengetahui
84
pesan kampanye bahwa memelihara kebersihan lingkungan mengurangi resiko terkena berbagai penyakit. Sedangkan 72 responden atau 35% menjawab mengetahui pesan tersebut dan sisanya sebanyak 9 responden atau 4% menjawab tidak mengetahui. Tabel 4.11 Pengetahuan Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden yang mengetahui isi pesan kampanye menjadi anak sehat dan kuat No dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan meminum susu a Sangat mengetahui b Mengetahui c Tidak mengetahui d Sangat tidak mengetahui Total Sumber: Kuesioner No. 11
f
%
121 74 8 1 204
60 36 4 0 100
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diperoleh keterangan bahwa sebanyak 121 responden atau 60% sangat mengetahui isi pesan kampanye menjadi anak sehat dan kuat dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan meminum susu. Sebanyak 74 responden atau 36% mengetahui isi pesan tersebut. Sedangkan 8 responden atau 4% mengaku tidak mengetahui pesan tersebut. 1 orang responden ditemukan sangat tidak mengetahui pesan tersebut. Tabel 4.12 Pengetahuan Terhadap Tujuan Kampanye
No
a b c d
Responden yang mengetahui tujuan kampanye pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, memelihara kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap penyakit Sangat mengetahui Mengetahui Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui Total
f
%
120 76 8 0 204
59 37 4 0 100
85
Sumber: Kuesioner No. 12 Berdasarkan tabel 4.12 di atas diperoleh keterangan bahwa sebanyak 120 responden atau 59% sangat mengetahui tujuan kampanye. Sebanyak 76 responden atau 37% mengetahui tujuan kampanye tersebut. Sedangkan 8 responden atau 4% mengaku tidak mengetahui pesan kampanye tersebut.
Tabel 4.13 Pengetahuan Siswa SDN Terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” pada tahap pengetahuan
No
a b
Pemahaman Siswa SDN Terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” pada tahap Pengetahuan Tinggi Rendah Total
f
%
139 65 204
68 32 100
Sumber: Data Primer Tabel 4.13 menunjukan bahwa tingkat pemahaman responden terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” pada tahap pengetahuan adalah tinggi, yaitu sebanyak 139 responden atau sebesar 68%. Dan hanya 65 responden atau 32% saja yang mempunya tingkat pengetahuan rendah pada tahap ini.
86
C. Pemahaman Responden Terhadap Kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” Untuk mengetahui pemahaman responden terhadap kampanye “Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”, peneliti mengajukan 11 pertanyaan. Tabel 4.14 Pemahaman Terhadap Kegiatan Kampanye Pemahaman responden terhadap kegiatan kampanye permainan si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan a Sangat Paham b Paham c Tidak Paham d Sangat tidak Paham Total Sumber: Kuesioner No. 13 No
F
%
117 81 4 2 204
57 40 2 1 100
Pada tabel 4.13 terlihat sebagian besar responden yaitu sebanyak 117 responden atau 57% menunjukkan sangat paham terhadap kegiatan kampanye permainan si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan. Sebanyak 81 responden atau 41% menyatakan paham dan sisanya 4 responden atau 2% menunjukan tidak paham. Dan 2 responden mengaku sangat tidak paham.
Tabel 4.15 Pemahaman Terhadap Kegiatan Kampanye Pemahaman responden terhadap kegiatan No kampanye simulasi cuci tangan memakai sabun” a Sangat Paham b Paham c Tidak Paham d Sangat tidak Paham Total Sumber: Kuesioner No. 14
f
%
120 81 3 0 204
59 40 1 0 100
87
Pada tabel 4.14 terlihat sebagian besar responden yaitu sebanyak 120 responden atau 59% menunjukkan sangat paham terhadap kegiatan kampanye simulasi mencuci tangan memakai sabun. Sebanyak 81 responden atau 40% menyatakan paham dan sisanya 3 responden atau 1% menunjukan tidak paham. Sementara itu dari hasil analisa pertanyaan terbuka mengenai cara mencuci tangan yang benar diperoleh keterangan bahwa 139 responden atau 68% paham cara mencuci tangan yang benar hal ini bisa dilihat dari kemampuan responden dalam menjelaskan jawaban secara berurutan/kronologis namun tidak mendetil. 61 responden atau 30% menunjukan sangat paham atau mampu menjelaskan secara kronologis dan detil.
Tabel 4.16 Pemahaman Terhadap Kegiatan Kampanye Pemahaman responden terhadap kegiatan kampanye karnaval a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 15 No
f
%
111 90 1 2 204
54 44 0 1 100
Pada tabel 4.15 terlihat sebagian besar responden yaitu sebanyak 111 responden atau 54% menunjukkan sangat paham terhadap kegiatan kampanye. Sebanyak 90 responden atau 44% menyatakan paham terhadap kegiatan di atas. Sisanya sebanyak 2 responden atau 1% menyatakan sangat tidak paham.
88
Tabel 4.17 Pemahaman Terhadap Isi Pesan Kampanye Pemahaman responden terhadap kegiatan pemilihan duta sehat a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 16 No
f
%
109 90 5 0 204
53 44 2 0 100
Berdasarkan tabel 4.16 di atas diperoleh keterangan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 109 responden atau 53% sangat paham terhadap kegiatan pemilihan Duta Sehat. Sebanyak 90 responden atau 44% menyatakan paham paham. Sisanya 5 responden atau 2% menunjukan tidak paham. Dari daftar pertanyaan terbuka, diketahui bahwa 140 responden atau 69% mampu menjelaskan secara garis besar tugas dari Duta Sehat atau paham. Sedangkan 51 responden atau 25% menjawab tugas Duta Sehat secara mendetil atau sangat paham. Tabel 4.18 Pemahaman Terhadap Isi Pesan Kampanye Pemahaman responden terhadap pesan mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, membersihkan jemari dan ujung No kuku lalu mengeringkan dengan handuk bersih dapat mencegah penyakit diare a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 17
f
%
109 89 6 0 204
53 44 3 0 100
Pada tabel 4.17 terlihat sebagian besar responden yaitu sebanyak 109 responden atau 53% menunjukkan sangat paham bahwa mencuci tangan
89
memakai sabun di air mengalir dan mengeringkan dengan handuk bersih dapat mencegah penyakit diare. Sebanyak 89 responden atau 44% menyatakan paham terhadap pesan di atas. Sisanya sebanyak 6 responden atau 3% tidak paham. Senada dengan hasil kusioner, hasil analisa dari pertanyaan terbuka menunjukan bahwa 134 responden atau 66% sangat paham cuci tangan bisa mencegah penyakit diare. Tabel 4.19 Pemahaman Terhadap Isi Pesan Kampanye Pemahaman responden terhadap pesan memelihara kebersihan diri merupakan upaya mencegah penyakit a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 18 No
f
%
110 81 13 0 204
54 40 6 0 100
Berdasarkan tabel 4.18 di atas diperoleh keterangan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 110 responden atau 54% sangat paham bahwa memelihara kebersihan diri merupakan upaya mencegah penyakit. Sebanyak 81 responden atau 40% menyatakan paham terhadap pesan di atas. Sisanya 13 responden atau 6% menunjukan tidak paham. Analisa jawaban dari pertanyaan terbuka mengenai cara memelihara kebersihan diri, diketahui bahwa 111 responden atau 54% menjelaskan secara detil cara membesihkan diri yaitu mandi dua kali sehari memakai sabun mandi, sikat gigi dua kali sehari, keramas memakai shampoo, membersihkan dan memotong kuku jari, mencuci tangan setelah bermain dan sebelum makan. Responden juga mampu menjelaskan alasan mengapa harus menjaga kebersihan
90
diri yaitu agar selalu rapi dan sehat, terhindar dari penyakit. 84 responden atau 54% responden menjawab secara garis besar saja. Tabel 4.20 Pemahaman Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden menyatakan paham bahwa memelihara kebersihan lingkungan dapat No mengurangi resiko terkena berbagai penyakit a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 19
f
%
119 81 4 0 204
58 40 2 0 100
Berdasarkan tabel 4.19 di atas diperoleh keterangan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 119 responden atau 58% menunjukkan sangat paham bahwa memelihara kebersihan lingkungan dapat mengurangi resiko terkena berbagai penyakit. Sebanyak 81 responden atau 40% menyatakan paham pada pesan di atas. Sisanya sebanyak 4 responden atau 2% tidak paham Hasil analisa pertanyaan terbuka, diketahui bahwa 140 responden atau 69% paham cara memelihara kebersihan lingkungan dan alasan mengapa harus menjaga kebersihan lingkungan atau mampu menjelaskan secara garis besar saja. 56 responden atau 27% menunjukan sangat paham yang ditandai dengan kemampuan memberikan jawaban secara mendetil cara membersihkan lingkungan.
91
Tabel 4.21 Pemahaman Responden Terhadap Isi Pesan Kampanye Responden yang menyatakan paham menjadi anak sehat dan kuat dengan No mengkonsumsi makanan bergizi, buah dan meminum susu a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 20
f
%
121 73 10 0 204
59 36 5 0 100
Hasil jawaban responden pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 121 responden atau 59% menyatakan sangat paham menjadi anak sehat dan kuat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, buah dan meminum susu. Sebanyak 73 responden atau 36% menunjukan paham. Sisanya sebanyak 10 responden atau 5% menjawab tidak paham. Analisa hasil pertanyaan terbuka diketahui 130 responden atau 64% paham, responden menjelaskan alasan mengkonsumsi makanan bergizi, buah dan minum susu agar menjadi anak sehat, kuat dan cerdas. 61 responden atau 30% sangat paham. Tabel 4.22 Pemahaman Terhadap Tujuan Kampanye Responden yang memahami tujuan kampanye pentingnya perilaku hidup No bersih dan sehat, memelihara kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap penyakit a Sangat paham b Paham c Tidak paham d Sangat tidak paham Total Sumber: Kuesioner No. 21
f
%
120 80 4 0 204
59 39 2 0 100
92
Berdasarkan tabel 4.21 di atas diperoleh keterangan bahwa sebanyak 120 responden atau 590% sangat memahami tujuan kampanye pentingnya pola hidup sehat dan memelihara kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap penyakit. 80 responden atau 39% menyatakan paham. Sisanya 4 responden atau 2% menyatakan tidak paham dengan tujuan kampanye.
Tabel 4.23 Pemahaman Siswa SDN Terhadap Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” pada Tahap Pemahaman Pemahaman Siswa SDN terhadap Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: No Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” tahap pemahaman a Tinggi b Rendah Total Sumber: Data Primer
f
%
132 72 204
65 35 100
Dari table 4.23 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman responden terhadap kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” adalah tinggi yaitu 132 responden atau sebanyak 65% dan hanya sebanyak 72 responden atau 35% menunjukan tingkat rendah. Dari analisa pertanyaan terbuka diketahui 107 responden atau 52% menunjukan paham. mampu menjelaskan secara garis besar saja. 97 responden atau 48 % menunjukan sangat paham. Perbedaan tingkat pemahaman yang dihasilkan dari analisa hasil kuisioner dan pertanyaan terbuka disebabkan karena ketika responden dihadapkan pada pertanyaan tertutup dimana disediakan pilihan jawaban, pilihan
93
tersebut berperan sebagai stimuli yang akan membuat responden mengingat kembali pesan yang tersimpan dalam memori mereka. Sehingga responden mampu memberikan jawaban yang menunjukan mereka sangat paham atas pesan tersebut. Dalam pertanyaan terbuka, responden diajak untuk mengingat kembali pesan dan menuangkanya dalam bentuk tulisan. Tidak semua responden yang sebenarnya mereka sangat paham atas suatu pesan memiliki kemampuan menjelaskan dalam uraian tulisan secara kronologis dan mendetil. Walaupun pada masa usia sekolah dasar, anak telah menguasai 50.000 kosa kata namun tidak diikuti dengan kemampuan mengolah informasi yang diterimanya untuk kemudian diceritakan kembali dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kemampuan nalar anak belum terlatih dengan sempurna.
4.4
Pembahasan
4.4.1
Analisa Data Hasil Kuisioner Pada penelitian ini yang diukur adalah tingkat pemahaman (Kognitif).
Pemahaman merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dalam rangkaian stimuli yang dipersepsi. Sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, pemahaman responden akan dinilai dari beberapa tahapan persepsi yaitu tahap pengetahuan (knowledge), dan pemahaman (kognitif), Dari analisis diketahui bahwa sebagian besar atau 45% responden dalam penelitian ini berusia 9-10 tahun atau duduk di kelas 3-4 Dasar. Mereka terpapar pesan kampanye pertama kali ketika usia mereka 7-8 tahun atau ketika duduk di
94
kelas 1-2 Sekolah Dasar. Dengan program kampanye yang berkelanjutan pesan kampanye tersimpan dan mengakar dalam memori mereka. Dilihat dari sisi status sosial responden, diketahui bahwa sebagian besar responden atau 44% memiliki orang tua yang bekerja sebagai buruh. Dalam hal ini buruh pembuat genteng dan buruh tani. Sementara yang memiliki orang tua dengan profesi petani sebanyak 22%. Sisanya orangtua responden bekerja sebagai pegawai negeri/swasta 13% dan wirawasta 13%, wiraswasta di sini adalah pedagang asongan dan pedagang kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa responden sangat heterogen berasal dari status sosial yang berbeda. Pengetahuan (knowledge) adalah tahap yang mengawali proses pemahaman, terjadi pada saat menerima suatu stimuli berupa pesan yang meyebabkan dia menjadi tahu dan meningkat intelektualistasnya. Stimuli dalam penelitian ini adalah Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan Memakai Sabun Awali Hidup Sehat.” Pada tahap pengetahuan (knowledge), responden ada pada tahap memperhatikan dan menerima suatu stimuli, sebab para responden adalah target yang mengikuti kampanye tersebut. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 68% responden memiliki tingkat pengetahuan (knowledge) yang tinggi terhadap kampanye ini. Pengetahuan (knowledge) tinggi responden itu mencakup elemen-elemen dalam kampanye yaitu sumber (source) dalam hal ini Lifebouy, pesan (message) berupa informasi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat,
saluran
(channel)
yang
direpresentasikan
dalam
bentuk
edukasi/penyuluhan, simulasi, karnaval dan event pemilihan duta sehat, dan tujuan (destination) bahwa pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai tindakan preventif terhadap penyakit. Hal ini berarti stimuli berupa pesan yang
95
diterima oleh responden diterima dan diorganisasikan dengan baik sehingga menimbulkan tingkat intelektualitas responden meningkat.
Pada tingkat pemahaman (kognitif), penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 65% responden memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan Dengan Sabun Awali Hidup Sehat” ini.. Responden yang dilibatkan dalam kegiatan kampanye yang sebelumnya telah memiliki pengetahuan (knowledge) terhadap informasi yang telah didapatnya dalam kampanye tersebut mulai mencerna dan mengorganisasikan informasi yang diterimanya untuk kemudian ditafsirkan maknanya. Makna yang diberikan oleh seseorang individu tidak sama dengan individu lainnya. Hal ini karena setiap individu mengorganisasi rangsangan yang diterimanya sesuai dengan keyakinan, sikap, nilai, kebutuhan, dan kepribadiannya. Dengan demikian ragam pemahaman akan muncul pada setiap individu walaupun stimulinya sama. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pemahaman responden terhadap Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” yang diteliti menghasilkan gambaran yang bervariasi satu sama lain baik pada tingkat pengetahuan maupun pemahaman, hal ini dapat dilihat berdasarkan kategori-kategori jawaban yang berbeda pada tabel-tabel yang disajikan. Seperti pada tabel 4.6 hanya 50% responden mengaku mengetahui pemilihan Duta Sehat sedangkan pada tabel 4.23 menunjukan tingkat pemahaman yang tinggi atau 60% terhadap tugas Duta Sehat hal ini terjadi karena pemilihan Duta Sehat dilakukan pada pertama kali program
96
kampanye diluncurkan yaitu tahun 2006 hingga tahun 2007. Pada tahun 2008 Duta Sehat berganti nama menjadi Dokter Kecil walaupun dengan tugas yang sama, penggantian nama cukup membuat responden rancu dalam menjawab pertanyaan no. 6 mengenai pengetahuan responden dalam pemilihan Duta Sehat dan no. 16 mengenai pemahaman responden terhadap tugas Duta Sehat. Namun melihat dari keseluruhan analisis data maka pengetahuan responden terhadap Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” adalah positif karena tingkat pengetahuan dan pemahaman responden terhadap kampanye tinggi. Inti dari kampanye adalah persuasi. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dengan pesan yang sederhana dan dikemas melalui aktivitas yang menyenangkan, Lifebouy Berbagi Sehat telah berhasil mempersuasikan pesan kepada khalayak tentang pentingnya mencuci tangan dengan memakai sabun sebagai tindakan preventif terhadap penyakit.
Dampak Kampanye Kampanye ini telah berhasil membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal yang kemudian membawa khalayak pada suatu tingkat pemahaman yang tinggi terhadap elemen-elemen dalam kampanye yaitu pesan (message), saluran (channel), dan tujuan (destination). Hal ini berarti bahwa Kampanye ”Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan Memakai Sabun Awali Hidup Sehat” telah sampai pada efek kampanye public relations pada tingkat kognitif yaitu keyakinan atau pemahaman terhadap suatu obyek. Dapat disimpulkan bahwa target sasaran kampanye memberikan positive feedback terhadap pesan kampanye.
97
Pesan Kampanye Mengutip teori dari Anne Gregory dalam ”Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation” tahun 2004, Pesan merupakan bagian penting dari proses pembentukan sikap. Jika publik memutar kembali pesan yang diberikan pertama kali diberikan oleh pemberi pesan, ini merupakan indikasi bahwa pesan tersebut sudah diterima, dicerna dan telah digunakan. Pesan ini dikomunikasikan secara persuasif kepada publik sasaran untuk mencapai tujuan tertentu. Integritas suatu pesan ditentukan diantaranya oleh: a. format pesan, b. nuansa dan c. pengulangan. Lifebouy sebagai pelaku kampanye menyadari kekuatan pesan sebagai kunci dalam keberhasilan kampanye. A. Format Pesan Pesan dikemas sesuai target kampanye yaitu anak-anak. Program edukasi/penyuluhan tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan anak-anak karena materi informasi dibuat dalam bentuk komik penuh warna, menggunakan huruf yang tidak kaku, bahasa sederhana sehingga mudah dicerna serta dipersuasikan dengan cara bercerita bukan menggurui. Hasilnya bisa dilihat dalam tabel 4.20 pesan kampanye memelihara kebersihan diri dalam upaya mencegah penyakit menunjukan 119 responden atau 58% menunjukan tingkat sangat paham. Kemudian di tabel 4.21 pesan kampanye memelihara kebersihan lingkungan sebagai tindakan preventif terhadap berbagai penyakit menunjukan 121 responden atau 59% sangat paham. Juga pada tabel 4.22 pesan kampanye menjadi anak kuat dan sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi,
98
buah dan minum susu secara teratur menunjukan 120 responden atau 59% sangat paham. B. Nuansa Lifebouy sangat kreatif dalam menyampaikan pesan, hal ini bisa dilihat dari program kampanye yang melibatkan partisipasi target sasaran seperti simulasi mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, karnaval kesehatan, dll. Khalayak tidak hanya menjadi obyek program kampanye tetapi mereka diajak untuk berperan dalam program tersebut. Dari analisis tabel diketahui 54% responden mengaku sangat paham mencuci tangan memakai sabun di air mengalir mampu mencegah penyakit diare.
Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga pesan dipersuasikan dalam program kampanye berbentuk permainan. Permainan si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan. Sebagian anak dengan memakai topeng kuman berperan sebagai si Kuman dan sebagian lainnya memakai bandana merah berperan sebagai Pahlawan Kesehatan. Penuh semangat, mereka berlarian di halaman sekolah. Dari analisis tabel di atas diketahui
58% responden
mengetahui kegiatan permainan dan 57% memahami pesan yang terkandung dalam permainan tersebut. D. Pengulangan Pesan. Semakin sering suatu pesan diulang, besar kemungkinan pesan tersebut didengar dan dicerna. Kampanye Lifebouy merupakan program berkelanjutan bukan kegiatan adhoc semata. Khalayak yang telah menerima paparan pesan kampanye selama periode kampanye berlangsung tidak lantas terlantar setelah periode kampanye selesai.
99
Setelah program kampanye selesai, di sinilah Duta Sehat memegang peranan penting. Mereka mengulang pesan dengan cara mengingatkan temannya untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan selain itu, secara teratur Lifebouy mengirimkan sabun batangan ke setiap sekolah. Diakhir periode kampanye, diadakan kegiatan Hari Sekolah Sehat, di sini responden diminta bercerita mengenai pengalaman keseharian mereka sebelum dan sesudah mengikuti kampanye. Pada Juni 2008, dalam rangka revitalisasi program, Duta Sehat berganti nama menjadi Dokter Cilik. Dokter Cilik merupakan perpanjangan tangan Lifebouy dalam upaya menciptakan masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat (community healthy Lifestyle). Dari hasil kuesioner dapat diketahui adanya peningkatan pengetahuan dan intelektualitas responden serta perubahan pada tingkat pemahaman terhadap perilaku hidup bersih dan sehat setelah mengikuti kampanye Lifebout Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”. Menurut temuan Lazarsfeld, Merton, dan Wallack, faktor-faktor penunjang keberhasilan kampanye salah satunya adalah Making Personal Connection. Yaitu upaya pelaku kampanye untuk mengaitkan pesan-pesan yang dibuat dengan karakteristik dan dunia pengalaman keseharian khalayak. Pesan-pesan kampanye yang terkait dengan kebutuhan dan nilai-nilai khalayak, yang dibahas secara sederhana dan menggunakan istilah atau perumpamaan yang dekat dengan keseharian individu akan membuat pesan tersebut masuk akal di mata khalayak. Pesan dalam kampanye ini amat sederhana bahkan terkesan sepele, responden di ajarkan cara mencuci tangan dengan benar, memelihara kebersihan diri, menjaga kebersihan lingkungan dan mengkonsumsi makanan bergizi, dalam hal ini bukan
100
hanya daging dan telur tetapi berbagai jenis makanan yang ada disekitar mereka dan bisa didapat dengan harga terjangkau. Pesan sederhana tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan. Bahkan semua pesan dalam kegiatan edukasi atau penyuluhan dikemas dalam bentuk cerita bergambar sehingga menarik perhatian anak-anak. Pesan-pesan tersebut terasa akrab, personal dan mudah dipahami oleh mereka.
Jenis Kampanye Menilik pendapat dari Charles U Larson (1992) yang dikutip oleh Antar Venus dalam “Manajemen Kampanya: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi” tahun 2004, Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat, merupakan jenis kampanye Cause Oriented Campaign yaitu kampanye yang berorientasi kepada tujuan berdimensi perubahan sosial. Seperti uraian di atas Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan berfokus pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengajarkan hal yang terlihat sepele seperti mencuci tangan memakai sabun. Kampanye ini merupakan program yang terintegrasi dari banyak pihak yaitu pemerintah provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi/Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi/Kota/Kabupaten, NGO, Tokoh Masyarakat, Media cetak dan elektronik, Institusi Swasta dan PKK. Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye Temuan Lazarsfled dan Merton (1993) yang dikutip oleh Antar Venus dalam “Manajemen Kampanya: Panduan Teoritis dan Praktis dalam
101
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi” tahun 2004 menjelaskan bahwa salah satu penunjang keberhasilan kampanye adalah Making Personal Connection. Dapat diartikan upaya pelaku untuk mengaitkan pesan-pesan yang dibuat dengan karakteristik dan dunia pengalaman keseharian khalayak. Pesan-pesan kampanye yang terkait dengan kebutuhan dan nilai-nilai khalayak yang dibahas secara sederhana dan menggunakan istilah atau perumpaan yang dekat dengan keseharian individu yang membuat pesan tersebut masuk akan di mata khalayak. Pesan terasa personal, akrab dan mudah dipahami oleh khalayak. Pesan kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat merupakan hasil riset tim Lifebouy. Masyarakat Yogyakarta diketahui sebagai masyarakat yang guyub, mementingkan kebersamaan, hidup bergotong royong dalam kesederhanaan. Pesan disusun sesuai nilai-nilai budaya local tersebut, sederhana, mudah dicerna dan merupakan aktivitas keseharian khalayak. Bisa dilihat dari pesan ajakan untuk selalu mencuci tangan memakai sabun di air mengalir setelah bermain dan sebelum makan, cara memelihara kebersihan rumah dan lingkungan.
102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Setelah melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai
pemahaman khalayak terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat ini pada tahap pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (Kognitif), peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan kuesioner mengenai penilaian tingkat pengetahuan (knowledge) responden terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat didapatkan hasil sebanyak 68% responden memiliki tingkat pengetahuan (knowledge) yang tinggi terhadap kampanye ini. Hal ini terjadi karena pesan kampanye yang merupakan kegiatan keseharian khalayak dikemas dalam format yang menarik, penuh warna, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Sesuai dengan dunia anak, penyampaikan pesan dilakukan dengan dengan cara bermain dan belajar. Dalam tahap ini pengetahuan dan intelektualitas khalayak mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Meningkat. 2. Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan kepada responden, pada
tingkat pemahaman (Kognitif) terhadap Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat, sebanyak 65% responden memiliki tingkat pemahaman (kognitif) yang tinggi terhadap
103
kampanye ini. Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat: Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat ini secara keseluruhan sangat dipahami oleh khalayaknya. Kampanye ini telah berhasil membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal yang kemudian membawa khalayak pada suatu tingkat pemahaman yang tinggi terhadap elemen-elemen dalam kampanye yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), dan tujuan (destination). Hal ini berarti bahwa Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat” Mencuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat” telah sampai pada efek kampanye public relations pada tingkat kognitif yaitu keyakinan atau pemahaman terhadap suatu obyek.
3. Dapat disimpulkan bahwa target khalayak/ target kampanye memberikan positive feedback terhadap pesan kampanye. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis semua kategori yang berhasil dikumpulkan kemudian dirangkum
untuk mendapatkan satu kesatuan tentang pemahaman. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan (knowledge) 68% dan pemahaman (kognitif) 65% terhadap kampanye tinggi.
5.2 Saran A. Saran Praktis 1. Misi Lifebouy untuk membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia hendaknya tidak terbatas pada progam edukasi bagi orang tua dan anak kecil saja, akan lebih baik jika sasaran kampanye diperluas dengan menjangkau segmen lain seperti remaja. Sehingga akan terjalin satu program komprehensif dan berkelanjutan. Yang pada akhirnya akan terwujud masyarakat yang berperilaku hidup sehat (healthy life style). Dari sisi branding, kampanye yang berkelanjutan
104
akan mempertahankan Lifebouy sebagai Top Of Mind Brand untuk produk sabun kesehatan. 2. Yogyakarta sebagai pilot project kampanye telah terbukti berhasil meningkatkan pemahaman khalayak terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Untuk selanjutnya akan lebih baik jika daerah sasaran kampanye diperluas terutama ke daerah Indonesia bagian timur di mana tingkat social dan pendidikan tertinggal di banding kota lain di Indonesia bagian Barat. Tentunya kampanye ini memakan waktu lama dan melibatkan banyak pihak, namun jika dilakukan secara konsisten, maka misi meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia bukan hanya mimpi belaka. B. Saran Akademik Kepada penulis lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, diharapkan menggunakan pendekatan dan obyek penelitian yang berbeda dari penulisan ini sehingga memperkaya hasil penelitian.
LAMPIRAN
CODING BOOK No
INDIKATOR
1
Usia
2
Pekerjaan Orangtua
3
Saya mengetahui nama acara yang mengajarkan kita untuk mencuci tangan memakai sabun dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah:
KODE 1 2 3 4 1 2 3 4
ARTI KODE 7-8 tahun 9-10 tahun 11 tahun 12 tahun Pegawai Negeri/Swasta Petani Wiraswasta Lain-Lain
Pengetahuan
4
5
Saya mengetahui nama permainan memakai topeng, ada teman saya yang berperan menjadi penjahat dan ada yang berperan menjadi pahlawan. Pahlawan akan berlari menangkap penjahat bertopeng. Nama permainan tersebut adalah:
Saya mengetahui acara penjelasan hidup sehat agar terhindar dari penyakit, yaitu:
1
Nuvo cuci tangan sehat
2 3 4
Nuvo berbagi sehat Lifebouy cuci tangan sehat Lifebouy berbagi sehat
1
Si pahlawan mati karena si kuman lebih kuat
2 3 4
Si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan
Si kuman mati karena tidak mencuci tangan Si kuman berperang melawan si pahlawan
1
Cara mencuci tangan
2 3 4
Cara mencuci tangan memakai air Cara mencuci tangan yang benar memakai sabun dan air bersih Cara mencuci tangan yang benar memakai sabun di air bersih mengalir
6
Saya mengetahui ada teman di sekolah saya yang dia dipilih menjadi:
1 2 3 4
Duta Kecil Dokter Sehat Dokter Kecil Duta Sehat
7
Saya mengetahui nama acara pawai keliling kampung adalah:
1 2 3 4
Pawai Lingkungan Sehat Pawai Bersama Sehat Pawai Hidup Sehat Pawai Promosi Sehat
8
Saya mengetahui Lifebouy Berbagi Sehat mengajarkan kita untuk
1 2 3 4
Selalu membersihkan selokan setiap hari Jumat Selalu menyapu halaman agar selalu bersih Selalu mencuci tangan agar terhindar dari penyakit diare Selalu mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah bermain agar terhindar dari penyakit
9
Saya mengetahui untuk mencegah terkena penyakit, saya harus menjaga kebersihan diri yaitu dengan cara:
1
Selalu mencuci tangan setelah bermain
2 3
selalu mencuci tangan sebelum makan Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bermain. Mandi dang menyikat gigi sehari dua kali Selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain, mandi dan meyikat gigi dua kali sehari. Mencuci rambut memakai shampo
4
CODING BOOK No 10
INDIKATOR Saya mengetahui kebersihan dan kesehatan lingkungan harus dijaga. Lingkungan manakah yang harus dijaga
11
Saya mengetahui untuk menjadi anak yang sehat saya harus:
12
Saya mengetahui mengapa kita harus memelihara kebersihan diri dan lingkungan
13
Pemahaman Dalam permainan si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan. Pahlawan menangkap si Kuman. Siapakah si kuman itu dan siapakah Pahlawan Kesehatan.
KODE Lingkungan kampung
2 3 4
Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah dan rumah Lingkungan sekolah, rumah dan kampung
1 2 3 4
Minum susu setiap hari Makan dan mandi secara teratur Makan, minum susu setiap hari dan menjaga kebersihan diri Makan makanan bergizi dan buah, minum susu setiap hari. Menjaga kebersihan diri
1
Agar menjadi anak pintar
2 3 4
Agar menjadi anak kuat Agar terhindar dari penyakit diare Agar selalu sehat dan terhindar dari berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah dan flu burung
1
Si Kuman berperang melawan pahlawan kesehatan
2 3
Si Kuman mati oleh pahlawan kesehatan Si Kuman adalah bakteri. Pahlawan kesehatan adalah pasta gigi dan sabun yang kita pakai setiap hari Si Kuman adalah bakteri penyakit. Pahlawan Kesehatan adalah pasta gigi dan sabun yang kita pakai setiap hari untuk membunuh berbagai bakteri
4
14
Lifebouy Berbagi Sehat mengajarkan kita untuk hidup sehat dengan cara:
ARTI KODE
1
1 2 3 4
Mencuci tangan Mencuci tangan memakai air bersih Mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan setelah bermain Mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah makan juga setelah bermain.
15
Mengapa kita melakukan karnaval kesehatan keliling kampung
1 2 3 4
Untuk mengajak orang lain mencuci tangan Untuk mengajak orang lain bermain Untuk mengajak orang lain menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit Untuk mengajak orang lain menjaga kebersihan dan kesehtan diri agar terhindar dari penyakit
16
Tugas dari Duta Sehat adalah
1 2 3 4
Menjaga kebersihan rumah teman dan sekitarnya Menjaga kebersihan rumah dan diri sendiri Menjaga kebersihan lingkungan mengingatkan teman lain untuk hidup bersih Menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kerapihan, kebersihan diri dan mengingatkan teman lain untuk selalu menjaga kebersihan
17
Sebutkan penyakit yang dapat dihindari jika kita rajin mencuci tangan
1 2 3 4
Penyakit Tifus Penyakit Pilek Penyakit Demam Berdarah Penyakit Diare
18
Untuk mencegah penyakit, Saya memelihara kebersihan diri dengan cara
1 2 3
Menyikat gigi setiap hari secara teratur mandi setiap hari secara teratur Mandi dan menggosok gigi setiap hari secara teratur, mencuci rambut dan mencuci tangan memakai sabun Mandi dua kali sehari dan gosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur secara teratur, mencuci rambut memakai shampoo, cuci tangan sebelum makan dan sesudah bermain.
4
19
Sebutkan kegiatan sehari-hari untuk memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungan
1
Menjaga kebersihan lingkungan
2 3 4
Menjaga kebersihan rumah Membersihkan rumah dan membuang sampah Membersihkan rumah dan membuang sampah pada tempatnya
20
Untuk tumbuh menjadi anak sehat dan kuat saya harus
1 2 3 4
Makan buah-buahan Minum susu secara teratur Minum susu dan makan makanan bergizi Minum susu secara teratur, makan buah-buahan dan makanan bergizi
21
Mengapa kita harus selalu menjaga lingkungan dan diri kita bersih dan sehat
1 2 3 4
Karena disuruh orang tua dan guru Agar menang lomba kebersihan Agar selalu sehat,terhindar dari penyakit Agar selalu sehat,terhindar dari penyakit seperti diare, demam berdarah dan flu burung
Pengetahuan Terhadap Kampanye
Variabel/ 1
2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Responden 1
2
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
2
2
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
2
3
4
2
3
4
4
4
4
4
3
4
5
2
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
2
6
3
4
4
4
2
3
4
3
3
3
3
3
7
3
4
4
2
4
4
3
3
3
3
4
3
8
3
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
9
3
4
4
2
4
3
3
3
3
4
3
2
10
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
11
2
2
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
12
3
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
13
2
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
14
3
4
4
4
2
4
3
3
3
4
3
3
15
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
16
2
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
17
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
18
3
4
4
2
4
3
2
4
3
2
3
4
19
2
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
20
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
21
3
3
4
2
3
3
4
3
3
2
2
2
22
2
2
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
23
2
1
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
24
2
4
4
4
1
4
4
3
3
4
3
2
25
2
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
26
2
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4
1 4 1 4 3 1 4 1 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 2
3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4
2 4 2 2 4 2 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4
4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2
4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4
3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
Pengetahuan Terhadap Kampanye
Variabel/ 1
2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2
4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4
3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3
4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Responden 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
2 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3
3 3 2 4 4 1 1 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 1 1 4 1 3 1 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 3 1 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 4 1
Pengetahuan Terhadap Kampanye
Variabel/ 1
2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4
4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2
4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 3 2 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 4 2
4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2
3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4
3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
Responden 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2
3 3 4 1 1 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 1 3 3 4 4 4 1 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Pengetahuan Terhadap Kampanye
Variabel/ 1
2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3
3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3
3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
Responden 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192
3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3
4 4 4 1 1 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 1 4 1 1 2 4 2 2 2 2 4 2 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4
Pengetahuan Terhadap Kampanye
Variabel/ 1
2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4
2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4
4 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4
3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3
4 3 2 2 4 4 4 2 4 1 4 4
4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4
Responden 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204
3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2
2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4
A=4 Total Skor B=3 Pengetahuan C=2 35 37 36 36 32 32 33 37 31 39 36 39 38 33 39 35 37 31 36 36 28 36 39 32 37 38 36 37 34 35 35 34 37 35 32 32 34 35 33 36 36 34 31 37 37
D=1
A=4 Total Skor B=3 Pengetahuan C=2 37 36 37 36 38 35 34 36 35 34 38 32 34 36 36 34 35 37 36 34 37 36 30 38 33 38 31 35 37 37 32 36 34 35 36 33 34 36 34 35 33 30 37 36 34 36 37 37 34
A=4 Total Skor B=3 Pengetahuan C=2 37 35 33 37 37 34 38 37 32 33 38 34 36 36 37 35 38 33 29 34 36 32 38 37 37 35 36 36 37 37 35 38 28 38 38 36 35 35 33 37 35 36 37 36 35 39 36 33 33
A=4 Total Skor B=3 Pengetahuan C=2 36 33 36 38 34 39 38 32 35 37 36 36 36 36 33 33 36 36 38 36 35 35 35 36 38 32 34 38 36 37 29 37 37 36 38 37 38 37 36 37 32 35 36 35 37 35 32 37 38
A=4 Total Skor B=3 Pengetahuan C=2 32 36 31 34 37 36 36 34 38 28 34 38
Pemahaman Terhadap Kampanye
Variabel/
A=4 Total Skor B=3 Pemahaman C=2
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
3
4
4
3
3
4
4
4
4
33
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
33
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
30
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
30
Responden
5
4
4
3
3
3
4
3
3
3
30
6
4
4
3
3
4
3
3
3
3
30
7
2
4
3
2
3
3
3
3
3
26
8
4
4
4
3
4
4
3
3
3
32
9
4
4
4
3
4
3
3
3
3
31
10
4
4
4
3
3
4
3
3
3
31
11
4
4
4
3
3
3
4
3
3
31
12
4
4
4
4
4
3
4
3
3
33
13
4
3
4
4
4
4
4
3
3
33
14
4
3
3
4
4
4
4
3
4
33
15
3
2
3
4
4
4
4
3
4
31
16
4
4
4
4
4
3
4
3
4
34
17
3
4
4
4
4
3
4
4
4
34
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
19
4
3
3
4
3
4
4
4
4
33
20
4
3
3
4
3
3
4
4
4
32
21
4
3
3
3
3
4
4
4
4
32
22
4
4
3
3
3
4
4
4
4
33
23
3
4
3
3
3
4
4
4
4
32
24
4
4
4
4
3
4
4
4
4
35
25
4
4
4
4
3
4
4
4
4
35
26
4
4
4
4
3
4
4
4
4
35
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 32 32 32 32 31 28 30 32 31 31 31 28 28 30 30 32 28 30
D=1
Pemahaman Terhadap Kampanye
Variabel/ 13
14
15
16
17
18
19
20
21
4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4
3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
A=4 Total Skor B=3 Pemahaman C=2 31 32 33 32 33 34 30 31 31 30 30 32 31 33 33 35 33 29 31 34 32 32 34 33 33 33 32 27 33 33 32 34 32 32 29 31 33 34 30 30 30 33 29 33 33 34 35 32 32
Pemahaman Terhadap Kampanye
Variabel/ 13
14
15
16
17
18
19
20
21
3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3
4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
Responden 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
A=4 Total Skor B=3 Pemahaman C=2 30 30 31 30 33 32 33 34 29 29 28 32 32 30 33 33 31 29 32 33 30 32 34 34 33 32 32 33 27 34 29 33 34 33 28 31 29 32 31 33 32 33 25 26 28 33 34 34 32
Pemahaman Terhadap Kampanye
Variabel/ 13
14
15
16
17
18
19
20
21
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4
4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3
4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4
3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4
3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4
Responden 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192
A=4 Total Skor B=3 Pemahaman C=2 33 30 31 32 31 27 32 33 35 35 33 32 30 31 28 31 27 34 34 34 33 32 34 33 34 34 32 33 32 31 30 33 28 36 36 30 32 34 34 33 34 32 31 32 33 34 34 26 34
Pemahaman Terhadap Kampanye
Variabel/ 13
14
15
16
17
18
19
20
21
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3
4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4
4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
Responden 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204
A=4 Total Skor B=3 Pemahaman C=2 33 33 33 35 34 29 31 34 31 29 33 33
No. Selamat Siang Adik-adik, Tahukan kalian menjaga hidup sehat itu mudah, salah satu caranya dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kakak dari Universitas Mercubuana – Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian tentang hidup sehat. Mohon agar adik-adik membantu dengan cara menjawab pertanyaan di bawah ini. Tidak usah ragu atau takut karena tidak ada jawaban yang benar dan salah. Cara mengisinya mudah, beri tanda silang (X) pada jawaban yang menurut kamu paling sesuai. Terimakasih. I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai. A. Identitas Responden 1. Usia saya a. b. c. d.
adalah: 7-8 tahun 9-10 tahun 11 tahun 12 tahun
2. Pekerjaan orangtua saya adalah: a. Pegawai Negeri/Swasta b. Petani c. Wiraswasta d. Lain – lain: Sebutkan ……………… B. Pengetahuan Terhadap Kegiatan, Isi Pesan dan Tujuan Kampanye 3. Saya mengetahui nama acara yang mengajarkan kita untuk mencuci tangan memakai sabun dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah: a. Lifebouy Berbagi Sehat b. Lifebouy cuci tangan sehat c. Nuvo Berbagi Sehat d. Nuvo cuci tangan sehat 4. Saya mengetahui nama permainan memakai topeng, ada teman saya yang berperan menjadi penjahat dan ada yang berperan menjadi pahlawan. Pahlawan akan berlari menangkap penjahat bertopeng. Nama permainan tersebut adalah: a. Si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan
b. Si kuman berperang melawan si pahlawan c. Si kuman mati karena tidak mencuci tangan d. Si pahlawan mati karena si kuman lebih kuat 5. Saya mengetahui acara penjelasan hidup sehat agar terhindar dari penyakit, yaitu: a. Cara mencuci tangan yang benar memakai sabun di air mengalir b. Cara mencuci tangan memakai sabun dan air bersih c. Cara mencuci tangan memakai air d. Cara mencuci tangan 6. Saya mengetahui ada teman di sekolah saya yang dia dipilih menjadi: a. Duta Sehat b. Dokter kecil c. Dokter Sehat d. Duta Kecil 7. Saya mengetahui nama acara pawai keliling kampung adalah: a. Pawai Promosi Sehat b. Pawai Hidup sehat c. Pawai Bersama Sehat d. Pawai lingkungan Sehat 8. Saya mengetahui Lifebouy Berbagi Sehat mengajarkan kita untuk a. Selalu mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah bermain agar terhindar dari penyakit diare b. Selalu mencuci tangan agar terhindar dari penyakit diare c. Selalu menyapu halaman agar selalu bersih d. Selalu membersihkan selokan setiap hari Jumat 9. Saya mengetahui untuk mencegah terkena penyakit, saya harus menjaga kebersihan diri yaitu dengan cara: a. Selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain, mandi dan menyikat gigi dua kali sehari. Mencuci rambut memakai sampo. b. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bermain. Mandi dan menyikat gigi c. Selalu mencuci tangan sebelum makan d. Selalu mencuci tangan setelah bermain 10. Saya mengetahui kebersihan dan kesehatan lingkungan harus dijaga. Lingkungan manakah yang harus dijaga a. Lingkungan sekolah, rumah dan kampung b. Lingkungan sekolah dan rumah c. Lingkungan sekolah d. Lingkungan kampung
11. Saya mengetahui untuk menjadi anak yang sehat saya harus: a. Makan Makanan bergizi dan buah, minum susu setiap hari. Mejaga kebersihan diri b. Makan, minum susu setiap hari dan menjaga kebersihan diri c. Makan dan mandi secara teratur d. Minum susu setiap hari 12. Saya mengetahui mengapa kita harus memelihara kebersihan diri dan lingkungan a. Agar selalu sehat dan terhindar dari berbagai penyakit seperti diare demam berdarah dan flu burung b. Agar terhindar dari penyakit diare c. Agar menjadi anak kuat d. Agar menjadi anak pintar C. Pemahaman Terhadap Kegiatan, Isi Pesan dan Tujuan Kampanye 13. Dalam permainan si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan. Pahlawan menangkap si Kuman. Siapakah si kuman itu dan siapakah Pahlawan Kesehatan. a. Si Kuman adalah bakteri penyakit. Pahlawan Kesehatan adalah pasta gigi dan sabun yang kita pakai setiap hari untuk membunuh bakteri penyakit. b. Si Kuman adalah bakteri. Pahlawan Kesehatan adalah pasta gigi dan sabun yang kita pakai setiap hari. c. Si Kuman mati oleh Pahlawan Kesehatan d. Si Kuman berperang melawan Pahlawan Kesehatan 14. Lifebouy Berbagi Sehat mengajarkan kita untuk hidup sehat dengan cara: a. Mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah makan juga sesudah bermain b. Mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah bermain c. Mencuci tangan memakai air bersih d. Mencuci tangan 15. Mengapa kita melakukan karnaval kesehatan keliling kampung a. Untuk mengajak orang lain menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit b. Untuk mengajak orang lain menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit c. Untuk mengajak orang lain bermain d. Untuk mengajak orang lain mencuci tangan 16. Tugas dari Duta Sehat adalah a. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kerapihan, kebersihan diri dan mengingatkan teman-teman untuk selalu menjaga kebersihan b. Menjaga kebersihan lingkungan dan mengingatkan teman lain untuk hidup bersih c. Menjaga kebesihan rumah dan diri sendiri
d. Menjaga kebesihan rumah teman dan sekitarnya 17. Sebutkan a. b. c. d.
penyakit yang dapat dihindari jika kita rajin mencuci tangan Penyakit Diare Penyakit Demam berdarah Penyakit Pilek Penyakit Tifus
18. Untuk mencegah penyakit, Saya memelihara kebersihan diri dengan cara a. Mandi dua kali sehari dan gosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur secara teratur, mencuci rambut memakai sampo, cuci tangan sebelum makan dan setelah bermain b. Mandi dan menggosok gigi setiap hari secara teratur, mencuci rambut dan mencuci tangan memakai sabun c. Mandi setiap hari secara teratur d. Menyikat gigi setiap hari secara teratur 19. Sebutkan a. b. c. d.
kegiatan sehari-hari untuk memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungan Membersihkan rumah dan membuang sampah pada tempatnya Membersihkan rumah dan membuang sampah Menjaga kebersihan rumah Menjaga kebersihan lingkungan
20. Untuk tumbuh menjadi anak sehat dan kuat saya harus a. Minum susu secara teratur, makan buah-buahan dan makan makanan bergizi b. Minum susu dan makan makanan bergizi c. Minum susu secara teratur d. Makan buah-buahan 21. Mengapa kita harus selalu menjaga lingkungan dan diri kita bersih dan sehat a. Agar selalu sehat, terhindar dari berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah dan flu burung b. Agar selalu sehat, terhindar dari penyakit c. Agar menang lomba kebersihan d. Karena disuruh ibu guru dan orangtua
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. 2. 3. 4. 5.
Jelaskan cara mencuci tangan yang benar. Mencuci tangan dengan sabun bisa mencegah berbagai penyakit, sebutkan. Sebutkan cara memelihara kebersihan diri. Sebutkan cara memelihara kebersihan lingkungan. Mengapa kita harus memelihara kebersihan diri dan lingkungan.
6. Mengapa kita harus makan makanan bergizi dan minum susu. 7. Apa tugas teman kita yang menjadi duta sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Brannan, Tom. Integrated Marketing Communications: Memadukan Upaya Public Relations, Iklan, dan Promosi untuk Membangun Identitas Merek. Jakarta, PPM, 2005 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005 Cutlip Scott M and Glen M. Broom. Effective Public Relations. 6th ed. New Jersey: Prentice Hall, 1992 Djaya, Daman. Peranan Humas Dalam Perusahaan. Bandung: Alumni 1983. Affendi, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Faisal, Sanapiah. Format Penelitian Sosial Dasar dan Aplikasi. Jakarta, Grafindo 1999 Gregory, Anna. Managing Public Relations. New York: Holt, Rhinehart and Winston, 1984. Gregory, Anna. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 2004 Greener, Tony. Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1995 Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002 Iriantara, Yosal. Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama, 2004. Jefkins, Frank . Public Relations. Jakarta: Erlangga, 1992. Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1990 Nazir, Mohamad . Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003. Kasali, Rhenaldi .Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994 Koalisi Untuk Sehat Indonesia (KuIS) Mahmud, Muhidin. Pengantar Hubungan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Ronald, E. Rice. And Charles K. Atkin. Public Communication Campaign. 2nd ed. United States: Sage Publications. 1989.
iv
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005 Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi kampanye Public Relations. Jakarta: Rajawali Pers, 2005. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi contoh Analisis Statistik. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005 Ritonga, Jamaludin. Riset Kehumasan. Jakarta, Grasindo, 2004 Senjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka 2003 Severin, Werner J and James W. Tankard Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana, 2008 Sigit, Soehardi. Pengantar Metode Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. Yogyakarta: FE-Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 1999. Singarimbun, Masri .Metode Penelitian Survai. Jakarta; LP3ES, 1989. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung. Rosda Karya, 2004 Thomas, Colin-Coulson. Petunjuk Praktis Ilmu Humas. Jakarta: Intermasa, 1989 Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Konseptual. Bogor, Ghalia Indonesia, 2004 Venus, Antar. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis Dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2004 Yusuf, Syamsu H. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Wenburg, John R. and Wilmot, William W. The Personal Communication Process. New York: John Wiley & Sons, 1973. Wiryanto, Teori Komunikasi. Grasindo: Jakarta. 2000 www.depkes.go.id www.keluargasehat.com
v