PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH GENDER DALAM HAL MINAT, SIKAP DAN PEMAHAMAN FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR DI SMA FRATER MAKASSAR TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk MemenuhiSalah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Paulus Raja NIM : 081424024
PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dalam Kelemahanku, Kuasa-Mu Menjadi Sempurna” ( 2 Kor 12 : 9)
Karya Tulis ini kupersembahkan untuk : Yang terkasih Bapak, Mama, Kakak-kakak, serta sanak family semuanya, dan Kongregasiku tercinta Hamba-Hamba Kristus “Ad Omne Opus Bonum Paratus”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh gender dalam hal minat, sikap dan pemahaman fisika di SMA Frater Makassar. Deskripsi tersebut untuk mengetahui: 1) minat siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika. 2) sikap siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika. 3) tingkat pemahaman siswa perempuan dan siswa laki-laki dalam fisika. 4) perbedaan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif karena merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik yakni dengan menggunakan angka-angka untuk membuktikan kebenaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Frater Makassar yang terdiri dari dua kelas, 75 orang (perempuan dan laki-laki). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur minat dan sikap sedangkan untuk mengukur pemahaman fisika digunakan nilai ulangan fisika dari materi yang telah diajarkan. Untuk mengetahui perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi minat, sikap dan pemahaman fisika maka digunakan uji t independen non parametrik. Statistik ini digunakan setelah melakukan uji normalitas yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) dalam hal minat,perempuan (N=46) tergolong kurang berminat,sedangkanlaki-laki (N=29) menunjukkan minat yang lebih baik. Akan tetapi dengan uji t untuk membandingkan keduanya terlihat bahwa antara perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam hal minat. 2) dalam hal sikap, nampak bahwa sikap perempuanmaupun lakilakimenunjukkansikap positip (suka) terhadap fisika.Ini berarti bahwa sikap perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda. 3) dalam hal pemahaman fisika, menunjukkan pula bahwa baik perempuan maupun laki-laki tidak terbukti berbeda secara sinifikan. Melalui penelitian ini akhirnya peneliti sampai pada sebuah kesimpulan bahwa, gender (perempuan dan laki-laki) tidak mempengaruhi minat, sikap dan pemahaman fisika di kelas XI IPA SMA Frater Makassar tahun ajaran 2012/2013, terbukti dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada aspek-aspek yang telah diukur dalam penelitian ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This thesis aims to describe the influence of gender in terms of interests, attitudes, and understanding of physics in SMA Frater Makassar.Spesifically to know: 1) the interest of female and male students in physics;2) the attitudes for female and male in physics; 3) the level of understanding of female and male students in physics; and 4) the differences between male and female. This research is a descriptive quantitative research because it is a field research that requires statistical analysis by using the numbers to prove the truth.The subject of this research is XI grade science students of SMA Frater Makassar consisting of two classes, 75 people (female and male). The data collected using questionnaire to measure interest and attitude, to measure the understanding of physics used the value of physics test from the material that has been taught by researcher.To determine the differences of female and male, neither in terms of interest, attitude nor understanding of physics so the researcher use non parametric t independent test.These statistics are used after the normality test which indicates that the data are not normally distributed. The result of the research showed that: 1) in terms of interest, female (N=46) relatively less interest, whereas males(N=29) show the better of interest. However, by the t test to compare both results shows that female and male do not have differences in terms of interest; 2) in terms of attitude, female and male shows a positive attitude (like) to physics; 3) In terms of understanding the physics,also indicates that both female and male differs are not significan proven. Through this research, the researcher finally comes to the conclusion that gender (female and male) does not influence the interest, attitudesand understanding of physics for XI grade science students of SMA Frater Makassar in academic year 2012/2013.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan dan Putera-Nya, Yesus Hamba Yahwe bersama Bunda Maria ibu dari segala ibu yang senantiasa memberi berkat, perlindungan, semangat, dan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. Skripsi ini selain sebagai sebuah syarat untuk memperoleh gelar sarjana tetapi juga sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk membantu memberi gambaran kepada pihak Sekolah SMA Frater Makassar dalam mengembangkan fungsinya sebagai lembaga yang membantu siswa tidak saja dalam bidang akademik melainkan juga dalam memberdayakan fungsinya sebagai tempat pendidikan, pembinaan dan pemberi keterampilan bagi siswa asuhannya dalam ranah kesetaraan gender. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan segala upaya membantu penulis. Untuk itu patutlah penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa kepada: 1. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ.M.S.T, selaku pembimbing utama, yang dengan hati tulus memberikan seluruh perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsiini. 2. Kongregasiku tercinta, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus tempat naunganku yang aman dalam menyusuri lorong-lorong kehidupan panggilanku. 3. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi dan semua konfrater yang dengan berbagai cara memberi dukungan dan doa kepada penulis. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kedua orang tua, kakak, family, para sahabat yang jauh di tanah Lembata tercinta yang penuh kasih mendukung saya dalam doa dan wejanganwejangan bermakna penuh harapan. 5. Fr.Stanislaus La Usu Podi, HHK, S.Pd, selaku kepsek SMA Frater Makassar yang sudi menerima penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ibu Hana. S.Pd., selaku guru fisika kelas XI yang senantiasa meluangkan waktu dan perhatiannya beserta senyum dan canda yang khas penuh pesona 7. Teman-teman angkatan 2008 yang telah memproklamirkan penulis sebagai “Raden Mas” dalam angkatan kita, yang telah banyak membantu dan mendukung dengan caranya masing-masing 8. Konfraterku di “Pondok Indah Seturan (PIS 39)” yang telah menjadi teman berbagi dalam setiap waktu dan kesempatan baik di meja makan maupun di “Pojok Penantian”.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini sungguh membawa manfaat bagi rekan-rekan guru sebagai pencerdas anak bangsa di SMA Frater Makassar maupun di sekolah-sekolah lainnya.
Yogyakarta, Oktober 2012 Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 10 C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 11 D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12 E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12 BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 13 A. Gender ................................................................................................... 13 1. Pemahaman tentang Gender ............................................................ 13 2. Pengaruh Sosial terhadap Gender .................................................... 14 3. Pengaruh Kognisi terhadap Gender ................................................. 19 4. Pengaruh Stereotip terhadap Gender ............................................... 21 5. Persamaan dan Perbedaan Gender ................................................... 23 6. Ironisme dan Usaha Keadilan Gender ............................................. 26 B. Minat .................................................................................................... 28 C. Sikap .................................................................................................... 32 D. Pemahaman Fisika ................................................................................ 35 E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 39 F. Peranan Teori dengan Penelitian ............................................................ 44 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 45 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 45 B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 45 C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 46 D. Treatmen ............................................................................................... 47 E. Instrumen............................................................................................... 47 F. Metode Analisis Data............................................................................. 54 BAB IVDATA DAN ANALISIS .................................................................... 58 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 58 B. Data Minat Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 60 1. Minat Perempuan .......................................................................... 60 2. Minat Laki-laki .............................................................................. 64 C. Data Sikap Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 69 1. Sikap Perempuan ........................................................................... 69 2. Sikap Laki-laki .............................................................................. 74 D. Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................. 79 1. Pemahaman Fisika Perempuan....................................................... 79 2. Pemahaman Fisika Laki-laki .......................................................... 80 E. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki ...................................................... 81 1. Dalam Hal Minat ........................................................................... 81 2. Dalam Hal Sikap ........................................................................... 82 3. Dalam Hal Pemahaman Fisika ....................................................... 84 F. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................ 85 G. Uji T Independen Non Parametric .......................................................... 89 1.
Minat Perempuan dan Laki-laki .................................................... 89
2.
Sikap Perempuan dan Laki-laki .................................................... 91
3.
Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................ 92
H. Pembahasan ........................................................................................... 94 1. Minat Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 94 2. Sikap Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 94
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................. 94 4. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki .............................................. 95 5. Kaitan dengan Penelitian Terdahulu............................................... 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 98 A. Kesimpulan............................................................................................ 98 B. Saran ..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101 LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Daftar Nama Siswa/i kelas XI IPA SMA Frater Makassar .................... 103 Lampiran 2Silabus ................................................................................................. 105 Lampiran 3RPP...................................................................................................... 106 Lampiran 4Materi ajar ........................................................................................... 114 Lampiran 5Latihan Soal-soal ................................................................................. 131 Lampiran 6Panduan Jawaban Latihan Soal-soal ..................................................... 133 Lampiran 7Pekerjaan Rumah 1 .............................................................................. 146 Lampiran 8Panduan Jawaban Pekerjaan Rumah 1 .................................................. 147 Lampiran 9Pekerjaan Rumah 2 ............................................................................. 151 Lampiran 10Panduan Jawaban Pekerjaan Rumah 2 ................................................ 152 Lampiran 11Lembar Soal Ulangan ......................................................................... 156 Lampiran 12Panduan Jawaban Ulangan ................................................................. 157 Lampiran 13Angket Penelitian ............................................................................... 163 Lampiran 14Nilai Minat dan Nilai Ulangan Fisika ................................................. 165 Lampiran 15Nilai Sikap dan Nilai Ulangan Fisika.................................................. 168 Lampiran 16Surat Izin Penelitian Lampiran 17Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jumlah Siswa/i Kelas XI IPA........................................................................ 46 Tabel 3.2. Kisi-kisi Ulangan Fisika ............................................................................... 48 Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Penelitian ............................................................................ 51 Tabel 3.4. Skor Setiap Butir Kuesioner ......................................................................... 56 Tabel 3.5.Kategori Minat/Sikap/Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................ 56 Tabel 4.1. Data Minat Perempuan ................................................................................... 60 Tabel 4.2.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat ............................. 62 Tabel 4.3.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Internal .............................................. 63 Tabel 4.4.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Eksternal ........................................... 64 Tabel 4.5.Data Minat Laki-laki ....................................................................................... 65 Tabel 4.6.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat ................................. 67 Tabel 4.7.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Internal ................................................. 68 Tabel 4.8.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Eksternal .............................................. 69 Tabel 4.9.Data Sikap Perempuan..................................................................................... 70 Tabel 4.10.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat ............................ 72 Tabel 4.11.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Pengalaman Pribadi ......................... 73 Tabel 4.12.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Emosional Belajar ............................ 74 Tabel 4.13.Data Sikap Laki-laki ...................................................................................... 75 Tabel 4.14. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat .............................. 76 Tabel 4.15. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Pengalaman Pribadi............................ 77 Tabel 4.16. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Emosional Belajar .............................. 78
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17.Data Pemahaman Fisika Perempuan .............................................................. 79 Tabel 4.18. Data Pemahaman Fisika Laki-laki ................................................................ 80 Tabel 4.19.Data Minat Perempuan dan Laki-laki............................................................. 81 Tabel 4.20.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Minat BerdasarkanRentang Skor ............................................................................. 82 Tabel 4.21.Data Sikap Perempuan dan Laki-laki ............................................................. 83 Tabel 4.22.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Sikap Berdasarkan Rentang Skor ................................................................................................ 83 Tabel 4.23.Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki......................................... 84 Tabel 4.24.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Pemahaman Fisika Berdasarkan Rentang Skor ............................................................................ 85 Tabel 4.25.Uji Normalitas ............................................................................................... 86
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.Diagram Distribusi Minat Perempuan .......................................................... 86 Gambar 4.2. Diagram Distribusi Minat Laki-laki ........................................................... 87 Gambar 4.3.Diagram Distribusi Sikap Perempuan........................................................... 87 Gambar 4.4.Diagram Distribusi Sikap Laki-laki .............................................................. 87 Gambar 4.5.Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Perempuan ...................................... 88 Gambar 4.6.Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Laki-laki ......................................... 88
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, semua mahluk diciptakan berpasangan.Pada manusia misalnya, ada laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat, harkat, dan martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, itu semua agar keduanya saling melengkapi.Namun dalam perjalanan kehidupan manusia, banyak terjadi perubahan peran dan status atas keduanya, terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan dan membudaya sehingga berdampak pada terciptanya perlakuan diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin.
Kebiasaan masyarakat yang memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadap laki-laki mengakibatkan laki-laki terbebani dengan anggapan dan tuntutan tersebut di mana laki-laki harus menjadi sosok kuat, tidak cengeng, dan perkasa.Dengan demikian maka sungguh tidak mudah menjadi laki-laki. Ketika seorang anak laki-laki diejek, dipukul, dan dilecehkan oleh kawannya yang lebih besar, ia biasanya tidak ingin menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedih dan malu. Sebaliknya, ia ingin tampak percaya diri, gagah, dan tidak memperlihatkan kekhawatiran dan ketidakberdayaannya. Ini menjadi beban yang sangat berat bagi anak
laki-laki
yang
senantiasa
bersembunyi
di
balik
topeng
maskulinitasnya.Kenyataan juga menunjukkan, menjadi perempuan pun tidaklah mudah. Stereotip perempuan yang pasif, emosional, dan tidak mandiri telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menjadi citra bakuyang sulit diubah. Jika seorang perempuan mengekspresikan keinginan atau kebutuhannya maka ia akan dianggap egois, tidak rasional dan agresif. Hal ini menjadi beban tersendiri pula bagi perempuan.
Keadaan di atas menunjukkan adanya ketimpangan atau bias gender yang dapat merugikan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Membicarakan gender tidak berarti membicarakan hal yang menyangkut perempuan saja. Gender dimaksudkan sebagai pembagian sifat, peran, kedudukan, dan tugas laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat.
Bias gender sesungguhnya telah menerobos masuk dalam seluruh ranah kehidupan. Dalam bidang pendidikan misalnya, bias-bias gender telah berlangsung dan disosialisasikan melalui proses serta sistem pembelajaran di sekolah maupun pendidikan dalam lingkungan keluarga. Jika ibu atau pembantu rumah tangga (perempuan) yang selalu mengerjakan tugas-tugas domestik seperti memasak, mencuci, dan menyapu, maka akan tertanam di benak anak-anak bahwa pekerjaan domestik memang menjadi pekerjaan perempuan. Pendidikan di sekolah dengan komponen pembelajaran seperti media, metode, serta buku ajar yang menjadi pegangan para siswa ternyata sarat dengan bias gender. Dalam buku ajar misalnya, banyak ditemukan gambar maupun rumusan kalimat yang tidak mencerminkan kesetaraan gender. Sebut saja gambar seorang pilot selalu laki-laki karena pekerjaan sebagai pilot memerlukan kecakapan dan kekuatan yang "hanya" dimiliki oleh laki-laki. Sementara gambar guru yang sedang mengajar di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
selalu perempuan karena guru selalu diidentikkan dengan tugas mengasuh atau mendidik.Ironisnya siswa pun melihat bahwa meski guru-gurunya lebih banyak berjenis kelamin perempuan, tetapi kepala sekolahnya umumnya laki-laki.Dalam rumusan kalimat pun demikian. Kalimat seperti "Ini ibu Budi", "Ayah membaca Koran dan ibu memasak di dapur" dan bukan sebaliknya "Ayah memasak di dapur dan ibu membaca koran", masih sering ditemukan dalam banyak buku ajar atau bahkan contoh rumusan kalimat yang disampaikan guru di dalam kelas. Rumusan kalimat tersebut mencerminkan sifat feminim dan kerja domestik bagi perempuan serta sifat maskulin dan kerja publik bagi laki-laki.
Demikian pula dalam perlakuan guru terhadap siswa, yang berlangsung di dalam atau di luar kelas. Misalnya ketika seorang guru melihat murid lakilakinya menangis, ia akan mengatakan "Masak laki-laki menangis. Laki-laki nggak boleh cengeng". Sebaliknya ketika melihat murid perempuannya naik ke atas meja misalnya, ia akan mengatakan "anak perempuan kok tidak tahu sopan santun". Hal ini memberikan pemahaman kepada siswa bahwa hanya perempuan yang boleh menangis dan hanya laki-laki yang boleh kasar dan kurang sopan santunnya.Dalam upacara bendera di sekolah selalu bisa dipastikan bahwa pembawa bendera adalah siswa perempuan.Siswa perempuan itu dikawal oleh dua siswa laki-laki.Hal demikian tidak hanya terjadi di tingkat sekolah, tetapi bahkan di tingkat nasional.Paskibraka yang setiap tanggal 17 Agustus bertugas di istana negara, selalu menempatkan dua perempuan sebagai pembawa bendera pusaka dan duplikatnya.Jarang terjadi laki-laki yang membawa bendera pusaka itu. Hal ini menanamkan pengertian kepada siswa dan masyarakat pada umumnya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
tugas pelayanan seperti membawa bendera, lebih luas lagi, membawa baki atau pemukul gong dalam upacara resmi sudah selayaknya menjadi tugas perempuan. Kasus lain yang sering kita saksikan namun tanpa kita sadari adalah bagaimana di layar kaca televisi kita yang menampilkan pemandangan bias-bias gender saat iklan atau pariwara. Misalnya saja produk sabun (rinso dan sejenisnya), urusan masak memasak, produk susu, dan lainnya dominan diperankan oleh perempuan. Sedangkan iklan yang menunjukkan kekuatan, keberanian, “dewa penyelamat”, dan sejenisnya dominan diperankan oleh laki-laki sebagai bintangnya.
Semuanya ini mengajarkan kepada kita khususnya siswa di bangku sekolah tentang apa yang layak dan tidak layak dilakukan oleh laki-laki dan apa yang layak dan tidak layak dilakukan oleh perempuan. Bias gender yang berlangsung di rumah maupun di sekolah tidak hanya berdampak negatif bagi siswa atau anak perempuan tetapi juga bagi anak laki-laki.Anak perempuan diarahkan untuk selalu tampil cantik, lembut, dan melayani.Sementara laki-laki diarahkan untuk tampil gagah, kuat, dan berani. Ini akan sangat berpengaruh pada peran sosial mereka di masa datang. Singkatnya, ada aturan-aturan tertentu yang dituntut oleh masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki. Jika perempuan tidak dapat memenuhinya ia akan disebut tidak tahu adat dan kasar. Demikian pula jika laki-laki tidak dapat memenuhinya ia akan disebut banci, penakut atau bukan lakilaki sejati.
William Pollacek dalam Real Boys (dalamSuciati, 2009) menunjukkan penemuannya, bayi laki-laki secara emosional lebih ekspresif dibandingkan bayi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
perempuan. Namun ketika sampai pada usia sekolah dasar, ekspresi emosionalnya hilang. Laki-laki pada usia lima atau enam tahun belajar mengontrol perasaanperasaannya dan mulai malu mengungkapkannya. Penyebabnya adalah pertama, ada proses menjadi kuat bagi laki-laki yang selalu diajari untuk tidak menangis, tidak lemah, dan tidak takut. Kedua, proses pemisahan dari ibunya, yakni proses untuk tidak menyerupai ibunya yang dianggap masyarakat sebagai perempuan lemah dan harus dilindungi. Meski berat bagi anak laki-laki untuk berpisah dari sang ibu, namun ia harus melakukannya jika tidak ingin dijuluki sebagai "anak mami".
Tidak mengherankan jika banyak guru mengatakan bahwa siswa laki-laki lebih banyak masuk dalam daftar penerima hukuman, gagal studi, dan malas.Penyebabnya menurut Sommers (2004), karena anak laki-laki lebih banyak mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran konsentrasi di kelas.Sementara itu, menjelang dewasa, pada anak perempuan selalu ada tuntutantuntutan di luar dirinya yang memaksa mereka tidak memiliki pilihan untuk bertahan. Satu-satunya cara yang dianggap aman adalah dengan membunuh kepribadian mereka untuk kemudian mengikuti keinginan masyarakat dengan menjadi suatu objek yang diinginkan oleh laki-laki. Objek yang diinginkan ini selalu berkaitan dengan tubuhnya. Jadilah mereka kemudian anak-anak perempuan yang mengikuti stereotip yang diinginkan seperti tubuh langsing, wajah putih nan cantik, kulit halus dan lain-lain. Tidak heran jika semakin banyak anak perempuan mengusahakan penampilan sempurna bak peragawati dengan cara-cara yang justru merusak tubuhnya.Padahal, di sekolah, siswa perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
umumnya memiliki prestasi akademik yang lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1). Siswa, baik dia laki-laki maupun perempuan, seharusnya mengalami proses yang sama dalam pembelajaran terutama pendidikan di sekolah. Ketika kesenjangan gender telah merayap masuk pada proses pembelajaran maka yang terjadi adalah gangguan secara psikologis pada diri siswa. Gangguan psikologis ini akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah atau di kelas. Slameto (2003:54), menunjukkan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar sekurang-kurangnya ada tujuh yaitu; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Faktor kelelahan terbagi atas dua bagian yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani misalnya tidak bersemangat mengikuti proses belajar entah karena capek kerja, olah raga. Sedangkan kelelahan rohani berupa kebosanan dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:60). Faktor keluarga yang merupakan sekolah utama dan pertama bagi seorang anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
kurang memperhatikan pendidikan tersebut tadi dapat menyebabkan anak tidak berprestasi dalam belajarnya. Faktor perhatian dan pendampingan dari keluarga menjadi sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003:64). Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa sebagai warga masyarakat. Tujuan pendidikan nasional mengandung fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
yang
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU Sisdiknas pasal 3). Ini berarti tidak ada pemisahan gender atau laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan karena semua memiliki hak yang sama. Maka kesetaraan gender dalam pendidikan membuktikan bahwa pendidikan terbuka untuk siapa saja baik perempuan maupun laki-laki. Walau demikian, dari sejumlah penelitian menunjukkan bahwa isu gender dalam dunia pendidikan masih terasa kental dan belum ada perubahan yang signifikan. Cita-cita kesetaraan gender masih terlihat utopis (Agustin, 2007: 137). Berdasarkan hasil statistik terdapat ketimpangan partisipasi anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.Angka partisipasi menunjukkan angka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
makin mengecil dari pendidikan dasar ke pendidikan tinggi.Dampak dari ketimpangan partisipasi dalam pendidikan terlihat langsung pada partisipasi perempuan
dalam ketenagakerjaan.Perempuan
masih
terkonsentrasi pada
pekerjaan dengan upah rendah (Joyonegoro dalam Agustin, 2007). Meskipun prinsip kesetaraan laki-laki dan perempuan dijamin oleh undang-undang, namun jenis pendidikan yang diberikan kepada anak-anak masih dipenuhi oleh keinginan dan kemauan masyarakat yang berpandangan bahwa dunia perempuan adalah dunia domestik dan dunia laki-laki adalah dunia publik. Oleh karena itu, mayoritas anak perempuan belajar pada bidang-bidang sosial ekonomi, kejuruan, kesejahteraan keluarga, dan kurang pada bidang sains dan teknologi (Agustin, 2007:138). Menurut Sudradjat (dalam Agustin, 2007:138), kesenjangan gender dalam pendidikan dapat terungkap dalam berbagai dimensi. Salah satu dimensi adalah under-achievement. Data penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa pada pendidikan tingkat dasar, prestasi murid perempuan pada dasarnya setara, bahkan terkadang lebih baik dari anak laki-laki. Namun setelah lepas sekolah dasar prestasi tersebut cenderung menurun tajam, terutama untuk subyek yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Banyak murid perempuan yang sebenarnya berbakat urung memilih bidang studi sains dan teknologi pada tingkat pendidikan selanjutnya. Citra maskulin sains dan teknologi menyebabkan remaja putri yang sedang giat membentuk identitas feminimnya bersifat menghindar terhadap subyek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
SMA Frater Makassar merupakan salah satu sekolah swasta menengah atas yang berada di kota Makassar yang turut serta mengambil bagian dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui aktivitas pendidikan dan pembelajaran. SMA Frater memiliki siswa yang berasal dari ragam suku seperti Toraja, Flores dan Lembata, Timor, Batak, Bugis Makassar, dan beberapa dari Jawa dan Manado. Keberagaman suku ini tentu menjadi kekayaan tersendiri tetapi juga menjadi tantangan ketika terjadi gesekan-gesekan kepentingan atas nama suku. Siswa siswi ini melebur jadi satu di bawah bendera SMA Frater yang terletak di tengah-tengah orang Makassar beserta latar belakang budayanya. Latar belakang kebudayaan setempat tentu mempengaruhi dinamika kehidupan orang perorang maupun secara kelembagaan. Orang Sulawesi Selatan pada umumnya dan orang Makassar pada khususnya memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kaum pria sebagai pemimpin, pencari nafkah, dan penerus garis keturunan ( patrilinear) dibandingkan dengan kaum perempuan.Seorang laki-laki dapat meningkatkan statusnya untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan lewat usahanya sendiri. Berbeda dengan perempuan yang dapat menaikkan derajatnya dengan perkawinan (dengan lelaki yang status sosialnya lebih tinggi). Orientasi pada prestasi ini dicerminkan dalam karakterisasi kepribadian pria yang dikehendaki yaitu bercita-cita tinggi, mempunyai daya saing, agresif, bangga, berani, dan sadar akan status. Orang semacam itu dipandang mampu untuk berhasil dalam masyarakat dan untuk meningkatkan prestise dan kedudukannya sendiri serta kelompok keluarganya. Sementara anak gadis diharapkan bersikap halus, pemalu dan penurut. Anak perempuan dianggap tidak layak untuk berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
sendiri dengan seorang laki-laki yang bukan keluarga dekatnya. Sebuah filosofi orang Makassar yang paling terkenal adalah Siri na Pesse yang menuntut laki-laki sebagai pilar dan orang yang paling bertanggung jawab dalam menjaga kehormatan kelurga dan masyarakat, sehingga laki-laki dalam keluarga menjadi nomor satu termasuk dalam hal pendidikan. Hal ini dapat berdampak pada pembelajaran dan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan yang juga akan mempengaruhi minat, sikap dan gairah belajar mereka di sekolah. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas
peneliti
merasa terpanggil untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH GENDER DALAM HAL MINAT, SIKAP DAN PEMAHAMAN FISIKA SISWA DI SMA FRATER MAKASSAR TAHUN 2011/2012 B. Identifikasi Masalah 1. Apakah siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam cara mempelajari fisika di SMA? 2. Apakah siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam memahami pelajaran fisika yang diajarkan guru? 3. Apakah minat dan sikap siswa laki-laki dan perempuan terhadap pelajaran fisika berbeda? 4. Apakah pemahaman, pengetahuan, dan kompetensi siswa laki-laki dan perempuan tentang fisika berbeda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
C. Pembatasan Masalah 1. Gender Dari uraian di atas yang berkaitan dengan bias-bias gender yang menimpa laki-laki maupun perempuan yang hampir menyentuh seluruh ranah kehidupan, sehingga dapat dibayangkan betapa dan kompleks masalah ini. Karena luas dan kompleksnya masalah yang berhubungan dengan pengaruh gender yang dihadapi oleh manusia (laki-laki dan perempuan) maka peneliti mencoba memfokuskan perhatian pada pengaruh gender dalam hal minat, sikap dan tingkat pemahaman yang dialami siswa di sekolah yang secara signifikan mempengaruhi prestasi belajar fisika mereka. 2. Pemahaman Fisika Pemahaman fisika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk mengkonstruksi apa yang ia terima (lihat, dengar, rasakan, alami) dalam pembelajaran fisika. Ukuran yang akan dipakai dalam mengukur pemahaman adalah dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan dalam hal ini nilai ulangan dari materi yang telah dipelajari. Pemahaman fisika tersebut peneliti batasi pada pokok bahasan kinematika dengan analisis vektor dan lebih spesifik lagi pada sub-pokok bahasan posisi, kecepatan, percepatan gerak pada bidang, dan gerak parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui minat siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika 2. Untuk mengetahui sikap siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika 3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa perempuan dan siswa laki-laki dalam fisika 4. Untuk mengetahui perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal minat, sikap dan pemahaman fisika
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi sekolah untuk melihat betapa pentingnya kesetaraan jender dalam dunia pendidikan 2. Membantu sekolah dalam memberdayakan fungsinya sebagai tempat pendidikan, pembinaan dan pemberi keterampilan bagi siswa asuhannya dalam ranah kesetaraan gender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Gender 1. Pemahaman tentang Gender Perbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis kelamin sebenarnya hanyalah perbedaan biologis yang dibawa lahir antara perempuan dan laki-laki. Ciri-ciri biologis antar laki-laki dan perempuan merupakan miliknya, dan melekat erat dengan dirinya sehingga tidak dapat dipertukarkan satu dengan yang lain. Di luar semua itu, yang merujuk pada dimensi psikologis dan sosio-budaya dari laki-laki dan perempuan dikenal dengan istilah gender (Santrock, 2007:218).Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan sosial mengacu pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui proses sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga, pendidikan, agama, adat dan sebagainya). Genderpenting untuk dipahami dan dianalisis untuk melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang membawa kerugian dan penderitaan terhadap perempuan. Apakah gender telah memposisikan perempuan secara nyata menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh pihak laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2. Pengaruh Sosial Terhadap Gender Alice Eagly (dalam Santrock, 2007:221), mengajukan teori peran sosial (social role theory) yang menyatakan bahwa perbedaan gender terutama diakibatkan oleh perbedaan yang ekstrem antara perempuan dan laki-laki.Di sebagian besar budaya di dunia, perempuan dianggap memiliki kekuasaan dan status yang lebih rendah dibanding laki-laki.Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih banyak melakukan tugas-tugas rumah tangga, kurang banyak menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaan yang digaji, memperoleh penghasilan yang lebih rendah, dan kurang terpilih menjadi wakil dalam jajaran tertinggi dari suatu organisasi. Menurut Eagly, ketika perempuan beradaptasi dengan peran-peran yang memiliki kekuasaan dan status yang lebih rendah di masyarakat mereka menunjukkan profil yang lebih kooperatif dan kurang dominan dibandingkan laki-laki. Dengan demikian, hierarki sosial dan pembagian tenaga kerja merupakan penyebab penting dari perbedaan gender dalam hal kekuasaan, asertivitas, dan pengasuhan (Eagly & Diekman, dalam Suntrock, 2007:221). Teori kognisi sosial (social cognitive theory of gender) secara khusus menekankan pengaruh sosial terhadap gender. Teori ini menekankan bahwa perkembangan gender anak-anak dan remaja dipengaruhi oleh pengamatan dan imitasi mereka terhadap perilaku gender orang lain, maupun hadiah dan hukuman yang alami apabila mereka menampilkan perlaku yang sesuai atau tidak sesuai dengan gendernya (Bugental & Grusec, 2006 ; Bussey & Bandura, 1999, dalam Santrock, 2007:221). Ketika mengamati orang-orang lain di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
saja mereka berada (rumah, sekolah, lingkungan rumah, media), remaja dihadapkan pada pelbagai model yang memperlihatkan perilaku maskulin dan feminim. a) Pengaruh Orang Tua Sejak masa kanak-kanak ada orangtua yang memberlakukan pendidikan yang berbeda berdasarkan konsep gender; sebagai contoh kepada anak perempuan diberi permainan boneka sedang anak laki-laki memperoleh mobil-mobilan dan senjata sebagai permainannya.Selama masa transisi dari kanak-kanak hingga masa remaja orang tua membiarkan anak laki-laki lebih mandiri dibandingkan dengan anak perempuan (Santrock, 221).Orang tua memiliki sikap kerentanan yang tinggi terhadap anak perempuan dalam hal seksualitas sehingga monitoring terhadap anak perempuan lebih banyak porsinya.Akibatnya adalah ruang gerak dan kebebasan anak perempuan menjadi lebih terbatas dibanding anak laki-laki. Dalam hal prestasi, orang tua memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap remaja laki-laki dan perempuan, khususnya dalam bidang-bidang akademik seperti matematika dan sains. Banyak dari mereka beranggapan bahwa matematika dan sains lebih penting bagi masa depan laki-laki daripada perempuan. Keyakinan ini mempengaruhi nilai-nilai yang dikembangkan remaja mengenai prestasi mereka (Eccles, 1987, dalam Santrock, 211). Pada keluarga yang kondisi ekonominya terbatas banyak dijumpai pendidikan
lebih
diutamakan
bagi
anak
laki-laki
meskipun
anak
perempuannya jauh lebih pandai.Keadaan ini menyebabkan lebih sedikitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
jumlah perempuan yang berpendidikan (Millar, 1992).Dalam budaya Jawa, istri itu sebagai "konco wingking" artinya teman belakang, sebagai teman dalam mengelola rumah tangga khususnya urusan anak, memasak, mencuci dan lain-lain.Citra, peran, dan status sebagai perempuan, telah diciptakan oleh budaya. Citra bagi seorang perempuan seperti yang diidealkan oleh budaya, antara lain lemah lembut, penurut, tidak membantah, tidak boleh "melebihi" laki-laki. b) Pengaruh Saudara Kandung McHale
dkk
(Santrock,
2007:
222),
dalam
sebuah
studi
mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu dua tahun di masa remaja awal, seorang remaja menjadi lebih menyerupai saudara kandung yang lebih tua dalam hal peran gender dan aktivitas di waktu luang.Sekedar contoh, apabila seorang adik memiliki kakak yang maskulin dan terlibat dalam aktivitas waktu luang yang bersifat maskulin, setelah dua tahun, adik menjadi lebih maskulin dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas waktu luang yang besifat maskulin juga. c) Pengaruh Teman Sebaya Di masa kanak-kanak, anak-anak memperlihatkan diri mereka secara jelas terhadap teman-teman yang berjenis kelamin sama (Santrock, 223). Di masa itu anak laki-laki saling mengajarkan perilaku-perilaku maskulin terhadap satu sama lain dan kemudian memperkuatnya. Demikian juga anak perempuan saling mengajarkan perilaku-perilaku feminim terhadap satu sama lain dan kemudian memperkuatnya pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Ketika masa remaja, mereka meluangkan waktu bersama teman-teman sebaya.Di masa itu, persetujuan dan penolakan dari teman-teman sangat mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku gender. d) Pengaruh Sekolah dan Guru DeZolt & Hull, pada tahun 2001 (Santrock, 222), menunjukkan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kekuatiran sekolah dan guru memiliki bias gender terhadap laki-laki dan perempuan: 1) Kepatuhan, ikut aturan, sikap manis, tertib, biasanya lebih banyak dimiliki oleh anak perempuan dibanding laki-laki. 2) Laki-laki lebih banyak memiliki masalah dalam belajar dibanding perempuan. 3) Laki-laki lebih banyak memperoleh kritik dibanding perempuan. 4) Para pegawai sekolah cenderung mengabaikan kenyataan bahwa banyak laki-laki memiliki masalah akademis, khususnya dalam bidang seni bahasa. 5) Para pegawai sekolah cenderung memiliki sikap stereotip bahwa perilaku laki-laki itu bermasalah. Sementara menurut Myra & David Sadker (Santrock, 223) terdapat fakta-fakta yang memperlihatkan adanya bias kelas terhadap murid perempuan dan laki-laki. 1) Dalam ruang kelas, murid perempuan cenderung lebih patuh sedangkan murid laki-laki cenderung lebih sulit dikendalikan. Para murid laki-laki lebih sering meminta perhatian sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
perempuan tenang menunggu giliran. Para guru cenderung lebih banyak marah dan menegur murid laki-laki. Hal ini mengundang kekhawatiran para pendidik bahwa kecenderungan perempuan yang patuh dan tenang dapat menurunkan aktivitas mereka. 2) Di banyak ruang kelas para guru meluangkan waktu lebih banyak untuk memperhatikan dan berinteraksi dengan murid laki-laki sedangkan murid perempuan lebih banyak dibiarkan bekerja dan bermain dengan tenang sendirian. 3) Murid laki-laki lebih banyak memperoleh instruksi dan bantuan apabila mengalami kesulitan menjawab pertanyaan yang dajukan, dan memberikan petunjuk jawaban yang benar dan mencoba lebih jauh apabila mereka memberikan jawaban yang salah. 4) Dibanding
murid
perempuan,
murid
laki-laki
cenderung
memperoleh rangking rendah dan tinggal kelas. Namun murid perempuan kurang yakin bahwa mereka akan berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. 5) Di sekolah menengah harga diri murid perempuan cenderung lebih rendah dibanding harga diri murid laki-laki. 6) Murid laki-laki akan lebih banyak menyebutkan pilihan karier di banding murid perempuan ketika ditanya cita-cita (khusunya saat sekolah dasar). Dari uraian di atas, terdapat bukti yang menunjukkan terjadinya bias gender terhadap laki-laki dan perempuan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
e) Pengaruh Media Massa Media massa telah berperan terhadap perkembangan remaja gender. Televisi misalnya, menayangkan tentang remaja yang diwarnai oleh stereotip mengenai jenis kelamin, khususnya pada remaja perempuan. Campbell, 1988 (Santrock, 224), menemukan bahwa remaja perempuan digambarkan sebagai sosok yang sangat mementingkan pacaran, belanja, dan penampilan. Mereka jarang memperlihatkan sebagai sosok yang tertarik dalam kegiatan sekolah atau perencanaan karier. Ganahl, Prinsen, & Netzley, 2003 (Santrock, 224), melakukan studi mengenai tayangan iklan pada jam-jam utama, perempuan kurang ditampilkan sebagai tokoh utama kecuali dalam iklan-iklan kesehatan dan kecantikan. Dalam studi tersebut perempuan cenderung lebih banyak berperan sebagai pendukung laki-laki dan para peneliti berkesimpulan bahwa streotip gender turut mewarnai iklan jaman sekarang. Media juga berpengaruh terhadap citra tubuh remaja.Semakin sering remaja laki-laki maupun perempuan memperhatikan hiburan televisi, maka semakin negatif citra tubuh mereka.
3. Pengaruh Kognisi terhadap Gender Dua teori kognitif yang menekankan bahwa individu secara aktif menyusun dunia gendernya (Santrock, 225), yakni : 1) Teori perkembangan kognisi mengenai gender (cognitive development theory of gender) menyatakan bahwa tipe gender terjadi setelah anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
anak memikirkan dirinya sendiri sebagai laki-laki dan perempuan. Pada saat mereka secara konsisten memandang dirinya sebagai laki-laki dan perempuan, anak-anak memilih aktivitas, benda-benda, dan sikap yang konsisten dengan label ini. 2) Teori skema gender (gender schema theory) menyatakan jenis gender muncul ketika individu secara bertahap mengembangkan skema gender yang sesuai dan tidak sesuai dengan budayanya. Skema adalah struktur kognitif, sebuah jaringan kerja asosiasi yang memimbing persepsi individu. Skema gender mengorganisasikan dunia menurut perempuan dan laki-laki. Individu secara internal dimotivasi untuk menangkap dunianya dan bertindak sesuai perkembangan skemanya. Karakteristik pemikiran operasional formal yang abstrak, idealis, dan logis, berarti bahwa remaja memiliki kapasitas kognitif untuk menganalisis dan memutuskan seperti bagaimanakah identitas gender yang mereka inginkan. Seiring dengan meningkatnya keterampilan kognitif mereka, remaja menjadi lebih sadar mengenai hakikat dari pilihan pekerjaan dan gaya hidup mereka yang berbasis gender. Menjadi jelas bahwa faktor-faktor kognitif berkontribusi terhadap cara remaja berpikir dan bertindak sebagai laki-laki maupun perempuan. Melalui proses-proses biologis, sosial, dan kognitif, anak-anak mengembangkan perilaku gendernya (Santrock, 226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
4. Pengaruh Stereotip (konsepsi) Gender Genderadalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, gagah.Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut.Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan dan media. Genderberbeda dengan seks.Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan lakilaki dan perempuan secara sosial, masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender (Retno Suharti, 1995). Kita tahu ada saja perempuan yang tidak lemah lembut, yang agresif, pencari nafkah, dan de factosebagai kepala keluarga. Kita juga sering menemui laki-laki yang lemah lembut, de facto bukan pencari nafkah, dan sebagainya. Akan tetapi gambaran gender itu tetap menjadi pedoman hidupnya dalam melihat dirinya maupun dalam melihat lawan jenisnya. Sebab itu bagi sebagian besar perempuan, yang masih kental dipengaruhi oleh gambaran ideal gender, akan sulit sekali keluar dari gambaran ideal itu, meskipun barangkali perempuan itu sudah berpendidikan tinggi, dengan jabatan struktural/fungsional, pernah tinggal/hidup di kebudayaan lain, dan sebagainya, karena memang sudah menjadi kebudayaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Keadaan di atas yang menjadi hambatan bagi perempuan untuk "tampil" dan berpartisipasi di domain yang secara budaya bukan domainnya.Ada rasa risi. Pekerjaan di kantor dalam hubungan citra budaya, bukanlah tempat perempuan. Kalaupun mereka bekerja, karena berbagai alasan memang harus bekerja, jarang mau "menonjolkan diri", karena takut dijuluki berambisi atau agresif.Sebab itu banyak dari perempuan-perempuan yang berpotensi, dengan latar
belakang
pendidikan
yang
tinggi,
tidak
mengembangkan
kemampuannya.Padahal perempuan yang jumlahnya lebih dari separuh itu seharusnya merupakan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas. Perbedaan-perbedaan biologis dan psikologis ini menimbulkan pendapat atau suatu kesimpulan di masyarakat yang pada umumnya merugikan pihak perempuan. Kesimpulan itu antara lain : (1) Laki-laki lebih unggul dan lebih pandai dibanding anak perempuan. (2) Laki-laki lebih rasional dari anak perempuan. (3) Perempuan lebih diharapkan menjadi istri dan ibu (Retno Suhapti,1995). Menurut Shainess Squire (1989) perbedaan ini timbul karena teori gender diciptakan oleh laki-laki, dan dikembangkan berdasarkan norma dan sudut pandang laki-laki yang terkadang salah menginterpretasikan perempuan sehingga menimbulkan diskriminasi atau kerugian di pihak perempuan. Menurut Maccoby (1979) perbedaan perilaku bagi perempuan dan laki-laki sebenarnya timbul bukan karena faktor bawaan sejak lahir tetapi lebih disebabkan karena sosial budaya masyarakat yang membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki sejak awal masa perkembangan (masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
kanak-kanak). Di samping faktor biologis, bentuk tatanan masyarakat yang pada umumnya patriarchal juga membuat laki-laki lebih dominan dalam sistem keluarga dan masyarakat; hal ini sangat merugikan kedudukan perempuan (Mohanty, 1988).
5. Persamaan dan Perbedaan Gender Teori genderadalah teori yang membedakan peran antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan antara perempuan dan lakilaki dalam masyarakat (Squire, 1989). Perbedaan ini tampaknya berawal dari adanya perbedaan faktor biologis antara perempuan dan laki-laki.Perempuan memang berbeda secara jasmaniah dari laki-laki, perempuan mengalami haid, dapat mengandung, melahirkan serta menyusui yang melahirkan mitos dalam masyarakat bahwa perempuan berhubungan dengan kodrat sebagai ibu. Banyak teori psikologi yang mendukung teori genderdan mereka mengembangkan pendapat bahwa perempuan dan laki-laki memang secara kodrat berbeda serta mempunyai ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Menurut Lever (Gilligan, 1989) perbedaan ciri-ciri kepribadian perempuan dan laki-laki terlihat sejak masa kanak-kanak: (1) Anak laki-laki lebih banyak memperoleh kesempatan bermain di luar rumah dan mereka bermain lebih lama dari anak perempuan. (2) Permainan anak laki-laki lebih bersifat kompetitif dan konstruktif. Ini disebabkan anak laki-laki lebih tekun dan lebih efektif dari anak perempuan. (3) Permainan anak perempuan lebih banyak bersifat kooperatif dan lebih banyak berada di dalam ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dengan pendekatan gender, masalah-masalah yang dihadapi perempuan tidak dilihat terpisah. Dengan pendekatan ini, harus dipastikan bahwa perempuan seperti juga dengan laki-laki, mempunyai akses yang sama terhadap sumber-sumber dan kesempatan. Ada paling sedikit empat faktor yang dikemukakan oleh Retno Suhapti (1995) yaitu : (1) konsep dalam kebijaksanaan dan program harus mencerminkan pengalaman laki-laki dan juga perempuan, (2) Perempuan harus dipastikan ikut mempunyai akses dan mempunyai kontrol terhadap program, (3) dalam formulasi kebijaksanaan perencanaan maupun implementasinya perempuan harus ikut berpartisipasi, (4) dalam evaluasi dan monitoring harus ada sistem yang memperlihatkan dampak program terhadap perempuan. Pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah sesama manusia, karena itu mereka setara tetapi sekaligus berbeda.Gender dipahami sebagai konstruksi sosial
yang
dibuat
oleh
masyarakat
berdasarkan
sifat-sifat
yang
dikategorisasikan ke dalam feminim-maskulin berdasarkan perilaku antar jenis kelamin.Oleh karena laki-lakilah yang membentuk masyarakat dengan segala pranata sosial serta norma-norma yang melekat, maka tidaklah mengherankan jika dalam ranah kehidupan sosial kemasyarakatan perempuan kurang mendapat pengakuan dan kedudukan setara. Laki-laki dan perempuan adalah setara tetapi berbeda.Hal ini dapat dilihat pada karakteristik masing-masing. Menurut Beynon (Argyo Demartoto. 2010) terdapat tujuh perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan yakni :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
1) Lelaki memahami suatu situasi secara keseluruhan dan berfikir secara global
sedangkan
wanita
memusatkan
pemikiran
mereka
serta
bergantung kepada perincian dan nuansa. 2) Lelaki adalah pembina dan pencipta. Mereka mengambil risiko dan melakukan eksperimen. Wanita pula memilih pengetahuan paling bernilai dan menurunkannya kepada generasi seterusnya. 3) Lelaki lebih berdikari dalam pemikiran tindakan manakala wanita lebih mengikut idea yang ditawarkan orang lain. 4) Wanita kurang menghargai atau memuji diri mereka berbanding lelaki. Wanita sering mengkritik diri mereka dan lelaki pula sering berpuas hati dengan pencapaian diri. 5) Perkara yang memberikan kepuasan juga berbeda. Bagi lelaki, ia adalah karier dan kejayaan sedangkan wanita lebih menitikberatkan keluarga dan anak-anak. 6) Lelaki lebih memikirkan mengenai keperluan mencapai impian mereka. Wanita pula lebih menitikberatkan perhubungan berbanding perkara ini. 7) Lelaki jatuh sakit pada frekuensi yang sama seperti wanita walaupun wanita lebih prihatin terhadap kesehatan diri. Sehubungan dengan itu Wade& Tavris (Nurrachman & Bachtiar, 2011) menyatakan bahwa kurang terdapat bukti yang menyatakan bagaimana dalam kehidupan sehari-hari salah satu pihak lebih sering mengungkapkan emosinya (marah, cemas, malu). Perbedaan utama dalam hal pengungkapan emosi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
jenis kelamin terletak pada bagaimana dan kapan emosi tersebut diekspresikan dan bagaimana ekspresi tersebut ditangkap oleh orang lain.
6. Ironisme dan Usaha Keadilan Gender Kristi Poerwandari (Makalah Kuliah Umum, Februari 2011) mengatakan dengan tegas terkait perbedaan laki-laki dan perempuan. Kebutuhan utama manusia sesungguhnya adalah memenuhi harkat manusiawi dari setiap orang, itu
berarti
mengakui,
menghormati,
dan
justru
mengunggulkan
perbedaan.Keadilan sosial khususnya keadilan seksual hanya dapat diwujudkan jika ada perubahan kaidah bahasa dengan konsepsi dan nilai-nilai yang benar.Karenanya, setiap individu, perempuan dan laki-laki, dapat dan harus menciptakan kembali riwayatnya, secara individu maupun kelompok.Untuk itu diperlukan penghormatan pada tubuh dan persepsi berbeda dari perempuan dan laki-laki. Berbeda dari perhatian dan kesetiaan pada pengalaman, kepercayaan semena-mena merusak identitas dan tanggungjawab.Akhirnya kepercayaan menjadi pengganti bagian sejarah yang hilang, dianggap sebagai kebenaran. Menetralkan gender gramatikal sama dengan menghancurkan perbedaan subjektivitas jenis kelamin, yang berarti juga menghancurkan peradaban. Di Indonesia, lingkungan pemerintah maupun swasta, perempuan yang telah berhasil menduduki jabatan tinggi masih sedikit dibandingkan dengan kaum laki-laki padahal secara kuantitatif perempuan merupakan mayoritas. Ironisnya, sebagian besar dari mahluk perempuan ini "tidak terlihat", lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
banyak yang buta huruf, lebih banyak yang menjadi buruh.Kesempatan yang diberikan di bidang pendidikan dan peluang untuk menduduki jabatan eksekutif pada umumnya baru dinikmati oleh segelintir perempuan saja (Yulfira Raharjo, 1995). Pembebasan berbasis gender tidak mungkin terjadi tanpa perubahan kaidah bahasa. Kita perlu mengubah bahasa, tidak cukup hanya menunggu secara pasif evolusi bahasa.Upaya dalam wacana dan bahasa menurutnya dapat digunakan secara sengaja untuk meningkatkan kedewasaan budaya dan keadilan sosial.Pembebasan subjek memerlukan bahasa yang tidak tunduk pada kaidah yang mengendala atau menghapus perbedaan seksual. Tujuan pendidikan nasional mengandung fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU Sisdiknas pasal 3). Ini berarti tidak ada pemisahan gender atau laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan karena semua memiliki hak yang sama. Maka kesetaraan gender dalam pendidikan membuktikan bahwa pendidikan terbuka untuk siapa saja baik perempuan maupun laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
B. Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal.583), minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang yang berpengaruh besar terhadap kegiatan seseorang sebab ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli. Di antaranya Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan, “ interest is prestiting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content” ( Slameto, 57). Menurut Tidjan (1976:71), minat merupakan gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari
pengertian
tersebut jelaslah
bahwa
minat
itu
sebagai
pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Sedangkan menurut Dyimyati Mahmud (1982), minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimulir oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. Melalui beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek atau suatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan untuk berbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Sehubungan dengan minat belajar, banyak ahli mengemukakan pendapat atau teorinya tentang belajar itu sendiri. Menurut Winkel (1989:36), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan dan sikap. Nana Sudjana (1987:28) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang aktif dan mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Melalui pengertian minat dan belajar seperti yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja, yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, dan pengetahuan. Siswa yang berminat terhadap pelajaran tertentu akan tampak terdorong terus untuk giat belajar, berbeda dengan siswa yang bersikapnya hanya menerima pelajaran. Bentuk penerimaan ini membuat mereka hanya tergerak dan mau belajar tetapi sulit untuk menekuni karena kurang ada faktor pendorongnya. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil belajar, yang baik dalam belajar, seorang siswa harus memiliki minat terhadap pelajaran tersebut sehingga akan mendorongnya untuk terus belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Minat belajar tiap siswa berbeda satu dengan lainnya. Ketidaksamaan itu dipengaruhi oleh macam-macam faktor sehingga ia dapat belajar dengan baik atau bahkan gagal sama sekali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua (Nashar, 64), yaitu : 1. Faktor intern a) Kondisi fisik/ jasmani siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor kesehatan badan, seperti kondisi prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, sangat membantu dalam pemusatan perhatian terhadap proses pembelajaran yang sedang belangsung. b) Pengalaman belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya Setiap siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda pada jenjang pendidikan sebelumnya. Hal demikian menjadi modal awal bagi siswa dalam melakoni proses belajar selanjutnya. Pengalaman tersebut juga menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang akan membantu dalam minat belajarnya. 2. Faktor ekstern a) Metode dan gaya mengajar guru Metode dan gaya mengajar dari guru memberi pengaruh terhadap
minat
siswa
dalam
belajar.
Maslow
(1989:112),
mengungkapkan : Guru sebagai inspirator, yang memberikan semangat kepada setiap siswa, tanpa memandang taraf kemampuan intelektual atau tingkat motivasi belajarnya. Selanjutnya, sumber yang sama (hal.119) mengatakan, selama proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
berlangsung, guru dan siswa berinteraksi sebagai pribadi; baik guru maupun siswa, mengkomunikasikan sikap dan perasaan-perasaan. Komunikasi semacam ini menjadikan interaksi antara guru dan murid suatu kontak yang manusiawi. Cara seorang guru dalam menyampaikan pelajaran terkait dengan tipe atau karakter keperibadiannya. Menurut Kurt Lewin (Maslow, 117), gaya-gaya kepemimpinan guru antara lain :
Gaya otoriter ; guru berlagak dominan, gurulah yang mengatur segala-galanya, dan siswa tidak diberikan inisiatif
Gaya demokratis ; guru bertindak sebagai anggota kelompok dan bersama dengan murid menentukan bagaimanakah sebaiknya proses belajar diatur
Gaya laissez-faire ; guru membiarkan siswa mengatur belajarnya sendiri, menurut seleranya sendiri, guru tidak memberi pengarahan kecuali bila diminta. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat menggunakan
berbagai metode pengajaran yang variatif sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Tersedianya alat penunjang dan fasilitas pelajaran Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran yang penting dalam memotivasi minat siswa dalam suatu pelajaran. Secara khusu belajar fisika akan lebih efektif dan menarik apabila menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
alat dan fasilitas peraga dibanding tanpa menggunakan alat peraga atau hanya dengan teori saja. C. Sikap Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas di antara beberapa kemungkinan (Winkel. 77). Menurut Winkel (1989:78), Sikap mengandung tiga komponen : 1) Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. 2) Komponen afektif, merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 3) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Hal ini berkaitan dengan objek yang dihadapinya. Adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
tendensi perilaku. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sikap. Beberapa faktor yang dikemukakan Azwar (2005:30-38) adalah : a) Pengalaman Pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c) Pengaruh Kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. d) Media Massa Dalam pemberitaan surat kabar mauoun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. f) Faktor Emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
belajar
adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala
mempelajari hal-hal yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar adalah perasaan senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, perasaan suka atau tidak suka terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya. Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku ketika ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya fisika, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran fisika dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
D. Pemahaman Fisika Fisika adalah sebuah ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hafalan.Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika sehingga usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri (Suparno, 2007:2).Kunci kesuksesan siswa dalam belajar fisika adalah pada kemampuan memahami tiga hasil pokok fisika yaitu konsep (pengertian), hukum atau azas-azas, dan teoriteori.Hal penting yang diperhatikan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah komunikasi antara guru dan siswa di mana dengan komunikasi ini diharapkan mereka saling membantu.Kenyataan yang terjadi adalah pengajaran klasikal dengan jumlah murid yang terlampau besar dan padat menimbulkan guru atau tenaga pengajar tidak dapat memberikan bantuan idividual, bahkan tidak mengherankan jika seorang guru kurang mengenal siswanya seorang demi seorang.Relasi yang jauh ini dapat menjadi kendala dalam pembelajaran fisika.Siswa memiliki kebebasan berpikir namun terkadang malu bahkan kurang berani dalam mengungkapkan kesulitan maupun ide atau gagasan dalam kelas. Kemampuan aktual yang diukur secara langsung dari kegiatan belajar ini disebut sebagai prestasi belajar. Senada dengan pandangan ini, Suryabrata (1983:35) mendefinisikan prestasi belajar sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Slameto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
(2003:60 ) mengatakan, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibagi 2 (dua), yakni, faktor yang ada di dalam individu siswa (internal) dan faktor yang datang dari luar individu (eksternal). Sugiono (1984:3), mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang menentukan prestasi belajar atau keberhasilan siswa belajar di sekolah, yakni: tingkat kemampuan akademik, fasilitas sekolah dan guru, latar belakang sosial ekonomi keluarga. Disamping itu diakui juga bahwa faktor lingkungan mempunyai andil yang cukup besar pula terhadap pencapaian prestasi akademik siswa di sekolah. Demikian juga bila disimak hasil penelitian “ Colleman dan Jencks” (dalam Fen, 1985:31) menyebutkan bahwa salah satu faktor penentu prestasi belajar yang penting untuk siswa adalah “lingkungan siswa”. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kemampuan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar fisika juga tidak terlepas dari tuntutan di atas tetapi dengan beberapa tekanan. Hasil belajar siswa dari proses belajar fisika secara umum idealnya meliputi tiga aspek yakni pengetahuan ( kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Disadari bahwa sekolah selama ini hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
menekankan aspek kognitif semata dan mengesampingkan dua aspek yang lainnya sehingga tidak membentuk pengetahuan yang holistik bagi siswa. Seperti sudah disinggung di atas bahwa membekali siswa dengan pengetahuan saja tidak cukup, mereka hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan. UNESCO dalam konfrensinya tahun 1998 mencanangkan empat pilar pendidikan yaitu: Pertama, learning to know yang bersangkut paut dengan kemampuan akal budi peserta didik. Akal budi manusia hendaknya dikondisikan dan dirangsang untuk semakin mampu berpikir, menganalisa, menginterpertasi secara kritis dan inovatif. Kedua, learning to do, dalam proses belajar peserta didik tidak hanya mengenal dan memahami ilmu yang dipelajarinya seperti yang banyak terjadi dewasa ini, namun harus diupayakan supaya lebih ditingkatkan ke domain yang lebih tinggi yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengkaitkannya dengan halhal lain untuk mengambil kesimpulan dan akhirnya mengaplikasikannya dalam hidupnya sehari-hari Ketiga, learning to be, yang menekankan pada penggalian potensi peserta didik. Maka pilar ini tidak hanya menekankan pada keterampilan hidup (life skils),
namun
juga
pengembangan
potensi
kepribadian
anak
untuk
mengembangkan eksistensinya. Untuk itu tidak hanya dibutuhkan daya nalar, tetapi terlebih kehendak, cita rasa, emosi dan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Keempat, learning to live together, menekankan bahwa manusia itu adalah mahluk sosial. Dia hanya dapat berkembang dan interaksi dan komunikasi dengan sesama. Pada kenyataannya anak-anak membutuhkan sapaan dari manusia lainnya untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan kompentensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (afeksi), dan mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia yang bermartabat. Prestasi belajar fisika siswa hendak mencakup tiga hal tersebut. Ketiga hal itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena kalau prestasi belajar fisika hanya menekankan aspek kognitif saja maka prestasi belajar siswa itu belumlah cukup jika kita mengacu pada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO dalam konferensinya tahun 1998 .
E. Penelitian yang Relevan Patrisia H.Miller, dkk (2006), melakukan penelitian tentang Perbedaan Pandangan Gender tentang Sains di SMU menemukan beberapa fakta yakni pria di SMU lebih menyukai mata pelajaran sains daripada wanita. Pria lebih sering memilih mata pelajaran sains sebagai mata pelajaran favorit dan lebih sering mengambil jurusan sains di Perguruan Tinggi,
terutama tekhnik dan
komputer.Sedangkan para pelajar wanita SMU lebih berorientasi pada masyarakat dalam hal ketertarikan.Mereka lebih memilih mata pelajaran sastra daripada fisika atau matematika.Selanjutnya para wanita lebih tertarik pada biologi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
persentase yang cukup tinggi yakni 17,5% (7 dari 40) memilih biologi sebagai mata pelajaran favorit mereka, dan 75% (n = 30) menaruh biologi di lima teratas mata pelajaran yang mereka sukai. Menarik bahwa banyak wanita merencanakan pendidikan sains mereka bukan karena mereka tertarik dengan sains, akan tetapi karena merupakan syarat untuk memasuki jenjang karier yang mereka inginkan seperti kedokteran, farmasi, dll. Ketertarikan mereka dengan ilmu kesehatan sejalan dengan ketertarikan mereka dengan biologi dan dalam meningkatkan kondisi kesehatan manusia.Kecenderungan pelajar wanita menganggap sains tidak menarik dan kehidupan ilmuwan tidak menggiurkan.Mereka lebih menyukai Sastra Inggris dan Spanyol daripada kimia dan matematika. Scantlebury, K & Baker, D. (2007), mengemukakan bahwasebuah studi paling awal tentang perbedaan gender telah dilakukan oleh Field dan Copley tahun 1969 yang terfokus pada perbedaan gaya dan pencapaian kognitif antara pria dan wanita di Australia dan United Kingdom. Mereka menyimpulkan bahwa, “basic and important psycological differences between the sexes in the processing of information, and that the slower development of formal operations by these girls, was responsibility for boys higher science achievement scores” (terdapat perbedaan penting dan mendasar tentang psikis antara kedua jenis kelamin dalam pengolahan informasi, bahwa perkembangan berpikir perempuan lebih lambat, sedangkan laki-laki memiliki tanggung jawab dan prestasi yang lebih tinggi dalam sains. Kelly (1978) meninjau kembali penelitian tahun 1960-an dan 1970-an yang juga membenarkan bagaimana kinerja laki-laki lebih baik daripada perempuan dalam sains.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Selanjutnya Kahle dan Meece (1994), mensintesa kembali penelitian tahun 1970-an sampai awal tahun 1990-an dan mereka mencatat, “ recent concert about the low participation of women and girls in science, and placed this research in the contex of “ factors underlying the differential participation of boys and girls in school science” (“keprihatinan terbaru tentang rendahnya partisipasi perempuan dan anak perempuan dalam ilmu pengetahuan, dan penelitian ini ditempatkan dalam konteksnya dari “faktor-faktor yang mendasari partisipasi diferensial anak laki-laki dan perempua di sekolah”). Mereka mengakui adanya faktor yang memperngaruhi perbedaan gender dalam sains yakni keluarga, budaya, dan masyarakat yang difokuskan pada sekolah yang terkait, karena guru dan administrasi dapat dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Mereka juga meninjau kembali penelitian tentang desain intervensi untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam sains. Mereka mencatat perbedaan gender pada pelajaran matematika telah berhenti tahun 1988, tetapi tidak dalam sains. Data terbaru dari Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), data dari IEA, 2000, mendukung kesimpulan ini dan menunjukkan bahwa dari 1988 sampai 2000 di Amerika Serikat perbedaan gender tidak menurun kecuali pada sekolah menengah. TIMSS untuk Korea mengindikasikan bahwa perbedaan gender mendukung laki-laki dalam ilmu bumi, fisika dan isu-isu lingkungan dan sifat sains di kelas delapan. Sementara TIMSS Hongkong menunjukkan bahwa perbedaan gender mendukung laki-laki di kelas empat dan meliputi ilmu alam, fisika, dan kelas delapan yang meliputi bidang studi ilmu alam, fisika dan kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Data dari Jepang juga menunjukkan hal yang sama. Jumlah perempuan di bidang sains di Jepang cukup rendah, ini mencerminkan nilai-nilai tradisional dan sistem pendidikan menengah yang memperkuat partisipasi perempuan dalam ekonomi rumah tangga sementara anak laki-laki belajar bidang teknologi (Kuwahara, 2011). Demikian halnya di China, terjadi juga penurunan jumlah perempuan dalam fisika telah dikaitkan dengan hambatan jenis kelamin yang sama seperti yang ditemukan di tempat lain, yang dihadapi oleh perempuan dalam fisika dan arus pesan media yang menekankan menikah dengan seorang suami yang baik dan membesarkan anak-anak (Jianxiang, 2002). Sementara Baker, D. (2003), mengungkapkan tentang hal kuantitas di mana jumlah laki-laki yang walaupun lebih sedikit daripada perempuan namun lebih banyak atau mendominasi dalam pembelajaran sains. Sebaliknya perempuan yang jumlahnya lebih banyak namun minoritas dalam belajar (sains). Hal ini dipengaruhi oleh dua hal pokok yakni pengaruh sekolah (prestasi, perbedaan jenis kelamin, etnis, kurikulum, kesempatan belajar, faktor sosial ekonomi, pengaruh kelurga) dan hambatan sosiokultur (peran gender, ketidakcocokan akibat budaya, budaya dan pola interaksi). Ice Sutary, Nenden Lilis A, Yulianeta (2007), mengemukakan tentang kemampuan dalam memandang diri, responden remaja laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan tertentu. Rasa percaya diri remaja laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.Responden laki-laki yang menyatakan merasa percaya diri adalah 65%, sementara perempuan 35%. Senada dengan itu Friedman dan Schustack (2006) menunjukan beberapa area di mana gender dapat ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya kemampuan berpikir, persepsi, dan memori. Anak laki-laki lebih mahir dalam dalam mengerjakan tugas dan tes-tes yang mengukur kemampuan spasial, mengetahui lebih banyak tentang geografi dan politik, dan sejak SMU memiliki kemampuan matematika yang lebih baik (Halpern, 1992:2004, dalam Friedman & Schustack, 2006:5). Berdasarkan kasus- kasus tersebut maka dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa perempuan akan lebih baik berada di jenis sekolah homogen daripada sekolah heterogen, baik dari segi akademis maupun konsep diri (Maersh, 2004; Kayes, 2004; Schemo,2004; Takahashi, 1997 dalamYuliana Dewi Rachmawati's. 2006). Ketidakhadiran murid dengan jenis kelamin yang berbeda sebagai teman bersaing merupakan suatu hal yang penting dalam membentuk identitas seksual dan pekerjaan individu di masa depan.
F. Peranan Teori dengan Penelitian Pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal
yang
penting
dalam
sebuah
penelitian
secara
khusus
penelitian
kuantitatif.Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber hipotesis. Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian.Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel
kunci
yang
layak
dan
berhubungan
serta
memiliki
kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh gender dalam hal minat, sikap, dan tingkat pemahaman fisika siswa, sehingga kajian teori menjadi penting untuk menunjang topik yang ingin diteliti. Teori-teori tentang minat dan sikap akan menunjang dalam pembuatan instrumen penelitian yang dalam hal ini adalah angket. Teori-teori tentang pemahaman fisika akan mempengaruhi test yang akan dilakukan. Sementara teori dan penelitian yang relevan tentang gender akan membantu dan menolong peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini berturut-turut akan dijelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan instrumen pengumpulan data, kisi-kisi instrumen penelitian, dan teknik analisa data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif karena merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik yakni dengan menggunakan angka-angka untuk membuktikan kebenaran. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Uji T dengan bantuan komputer program SPSS 17.00 for Wondows. Uji T digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal minat, sikap, dan pemahaman terhadap fisika.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal yakni bulan Juli –Agustus 2012 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Frater Makassar 3. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 75 orang 4. Obyek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Obyek yang mau diteliti dalam penelitian ini adalah gender dalam hal minat, sikap dan pemahaman fisika siswa.
C. Populasi dan Sampel Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
siswa/i
kelasXI
tahun
pelajaran2012/2013.Kelas XI SMA Frater Makassar sekarang terbagi menjadi 4 kelas paralel di mana terdapat 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu di mana hanya diambil kelas IPA yang sesuai dengan judul dan sasaran penelitian. Cara pengambilan subyek yang dilakukan adalah teknik purposive sampling di mana peneliti memilih sampel yang diperkirakan akan memberikan informasi dan data yang diperlukan (Suparno 2010:47). Peneliti menentukan kelas XI IPA sebagai sampel dalam penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang siswa/i. Kelas sampel ini merupakan kelas normal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan jumlah siswa lakilaki dan siswa perempuan tersebar tidak merata. Siswa/i ini yang akan mengisi kuesioner. Rincian jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI IPA Siswa Laki-laki Perempuan
Kelas IPA 1 14 23 Total
IPA 2 15 23
Jumlah 29 46 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
D. Treatmen Treatmen merupakan perlakuan peneliti pada apa yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatmen yang dilakukakan peneliti adalah mengajarkan materi fisika pokok bahasan kinematika dengan analisis vektor pada sub-pokok bahasan posisi, kecepatan, percepatan pada dalam bidang dan gerak parabola. Dalam melakukan penelitian (mengajar) peneliti tidak terpaku pada metode pembelajaran tertentu sehingga lebih bebas memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Tahap akhir dari kegiatan ini adalah melakukan test (ulangan) dari materi yang telah diberikan. Melalui hasil ulangan ini tingkat pemahaman siswa/i dapat diukur. (Perangkat pembelajaran; silabus, RPP,materi ajar, terlampir)
E. Instrumen Alat pengumpulan data merupakan sarana untuk mendapatkan data yang diperlukan.Dua macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. 1. Instrumen Perlakuan Pada instrumen perlakuan ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar di kelas. Adapun perangkat pembelajaran itu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Soal-soal Latihan dan Tugas Mandiri Rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
2. Instrumen Pengukuran Instrumen pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah test fisika untuk mengetahui tingkat pemahaman fisika dan angket siswa untuk mengetahui minat dan sikap. 1) Test Fisika Test fisika dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa/i terhadap materi yang telah diberikan yakni pada pokok bahasan tentang kinematika dengan analisis vektor. Sebelum melakukan test terlebih dahulu dibuat kisi-kisi test yang mengacu pada kompetensi yang diujikan, indikator hasil pembelajaran dari seluruh materi yang telah diberikan dengan tingkat kesulitan setiap soal beragam.Skoring terhadap hasil pekerjaan siswa akan dianalisis berdasarkan taksonomi kognitif. Berikut adalah tabel kisi-kisi ulangan fisika : Tabel 3.2 Kisi-kisi Ulangan Fisika
Kompetensi yang Diujikan Siswa memahami
Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa dapat
No Soal 1
Ranah Uraian Soal Kedudukan sebuah
C1 dan C4
persamaan gerak pada
menentukan posisi
partikel yang sedang
bidang dengan
suatu benda yang
bergerak pada bidang XY
mengembangkan
dinyatakan dalam
dinyatakan oleh: x = (1,2
kemampuan
vektor kecepatan v =
m/s) t dan y = 16 m – (0,6
menganalisis
vx i + vy j
m/s2) t2 untuk selang
masalah.
Siswa dapat
Kognitif
waktu mulai dari t = 0
menentukan posisi
sampai dengan t = 3 s.
suatu benda dengan
Tentukan
Bobot 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Siswa memahami
menginterpretasikan
vektor kecepatan rata-rata
posisi sebagai fungsi
dinyatakan dalam vektor
dari waktu.
satuan!
Siswa dapat
2
Seekor kelinci berlari
C2 dan C4
persamaan gerak pada
menentukan posisi
menyeberangi suatu
bidang dengan
suatu benda yang
tempat parkir.
mengembangkan
dinyatakan dalam
Komponen-komponen
kemampuan bernalar.
vektor kecepatan v =
kecepatan lari kelinci
vx i + vy j
terhadap sistem
10
koordinatXY dinyatakan
Siswa dapat menentukan posisi
oleh: vx = -0,8t + 9 dan vy
suatu benda dengan
= 0,4t – 10, dengan t
menginterpretasikan
dalam sekon dan vx dan vy,
posisi sebagai fungsi
dalam m/s2. Posisi awal
dari waktu.
kelinci x0 = 30 m dan y0 = 40 m.
Siswa memahami
Siswa dapat
3
Bus Batutumonga yang
C2 dan C4
gerak pada bidang
menentukan kecepatan
ditumpangi Taruk sedang
yang bersifat relatif
suatu benda relatif
bergerak memotong
dengan
tehadap benda lain
sebuah jalan raya dengan
mengembangkan
yang diam.
kecepatan 15 km/jam.
kemampuan bernalar.
5
Berapa kecepatan Taruk terhadap orang yang diam berjalan dengan kecepatan 2 km/jam menjauhi sopir bus?
Siswa memahami
Siswa dapat
4
Sebuah mobil mainan
C2, C3 dan C4
persamaan gerak dua
menentukan waktu
meluncur dari atas meja
dimensi pada bidang
(t), kecepatan awal
yang tingginya 1,25 meter
dengan
(v0), dan kecepatan
dari lantai. Jika mobil
mengembangkan
pada saat tertentu (vt).
jatuh di lantai 0,40 meter
kemampuan
dari meja, tentukan:
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
menganalisis
a) Berapa lama waktu
masalah.
yang diperlukan mobil untuk mendarat di lantai? b) Berapa kecepatan mobil meluncur dari sisi meja?
Siswa memahami
Siswa dapat
5
Sebuah partikel yang
C2 dan C4
persamaan gerak dua
menentukan dengan
mengalami gerak
dimensi pada bidang
tepat komponen-
parabola, posisinya pada t
dengan
komponen gerak dua
ditentukan oleh koordinat
mengembangkan
dimensi pada bidang.
(X,Y) dengan x = 6t dan y
kemampuan
= 12t – 5t2. x,y dalam
menganalisis data.
meter dan t dalam sekon. Tentukan: a) Kecepatan awal b) Sudut elevasi c) Ketinggian maksimum
Berdasarkan kisi-kisi test tersebut di atas, selanjutnya dilakukan test yang mana hasil test tersebut dijadikan data dalam penelitian ini. Oleh karena bahan yang diujikan sesuai dengan materi yang telah diajarkan, maka validitas test fisika ini dapat dikatakan memenuhi. 2) Angket Metode angket dapat dilakukan dengan adanya sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1993:188).Angket ini disusun peneliti berdasarkan kajian teori
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dalam bab II. Angket yang disusun ini bersifat langsung dan tertutup.Bersifat langsung karena angket ini langsung diisi oleh subyek sesuai dengan keadaannya.Bersifat tertutup karena alternatif pilihan angket sudah disediakan sehingga subyek cukup memberi tanda centang (√) pada salah satu alternatif pilihan yang dianggap sesuai dengan keadaan dirinya.Adapun kategori masalah-masalah siswa adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan dari segi prestasi belajar fisika langsung mengacu pada hasil nilai test fisika siswa. a) Kisi-kisi Angket Penelitian Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penelitian
No 1
Variabel
Sub variabel
Indikator/rambu-rambu
Gender
Faktor Sosial
(perempuan
Masyarakat
pendidikan di sekolah tanpa paksaan dari orang tua
dan laki-
(orangtua,
atau pihak lain
laki) dalam
saudara kandung,
Hal Minat
teman, media,kognisi,
1)
2)
Saya memiliki kebebasan untuk memilih jurusan
Jlh 5
Dalam pergaulan (di luar jam sekolah) saya selalu mendiskusikan masalah belajar fisika
3)
dan stereotip)
Saya selalu menonton acara di TV atau membaca di media masa tentang masalah-masalah fisika
4)
Saya dapat memilih aktivitas mana yang cocok dengan jenis kelamin saya
5)
Menurut saya, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam belajar termasuk belajar fisika
Faktor Internal siswa dalam belajar
1) Saya menyiapkan diri agar selalu prima dalam belajar fisika 2) Saya tidak memiliki masalah dalam belajar fisika
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
3) Saya adalah siswa yang cukup diperhitungkan dalam hal prestasi fisika 4) Saya selalu berusaha untuk mendapatkan nilai fisika yang baik 5) Saya aktif dengan kegiatan-kegiatan di sekolah terutama menyangkut fisika seperti pembuatan alat peraga, lomba fisika, seminar fisika, dll 6) Saya menyampaikan kesulitan belajar kepada guruguru saya Faktor Eksternal siswa dalam belajar
1) Saya senang dengan metode mengajar guru fisika
4
saya 2) Bagi saya belajar fisika itu menyenangkan apalagi kalau menggunakan alat praga 3) Saya dapat bergaul dengan siapa saja di sekolah tanpa membeda-bedakan 4) Guru- guru selalu memperhatikan perkembangan belajar fisika saya
2
Gender
Faktor Sosial
(perempuan
Masyarakat
mengontrol perkembangan belajar fisika saya
dan laki-
(orangtua,
2) Saya senantiasa menaruh hormat kepada siapa saja
laki) dalam
saudara kandung,
Hal Sikap
teman, media,kognisi, dan stereotip)
1) Saya bersikap adil terhadap diri sendiri dan dapat
6
di lingkungan di mana saya berada 3) Saya dan teman-teman diperlakukan secara adil oleh guru di kelas tanpa pandang bulu 4) Saya adalah orang yang ingin menjadi diri sendiri termasuk dalam belajar fisika 5) Saya memiliki cita-cita sesuai dengan kemampuan dan keyakinan diri sendiri bahwa saya juga bisa. 6) Saya dapat memperlakukan teman-teman baik lakilaki maupun perempuan secara adil
Faktor Pengalaman Pribadi dalam belajar
1) Pengalaman belajar fisika masa lalu membuat saya semakin bersemangat untuk meraih cita-citaku 2) Saya berusaha bersikap dewasa jika menghadapi masalah-masalah pribadi termasuk dalam belajar
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
fisika 3) Bagi saya belajar fisika itu tidak sekedar rumus 4) Saya selalu penasaran dengan masalah-masalah fisika Faktor Emosional dalam belajar
1) Saya memiliki semangat dan gairah yang tinggi
5
jika sedang belajar fisika 2) Jika sedang frustrasi karena belajar, saya menyalurkannya pada kegiatan-kegiatan yang positip seperti olahraga dan sejenisnya 3) Saya yakin dan optimis akan berhasil dalam belajar fisika 4) Saya dapat mengambil resiko dan melakukan eksperimen untuk mengetahui sesuatu yang berguna bagi perkembangan diri saya 5) Saya adalah seorang yang berdikari dalam pemikiran dan tindakan termasuk dalam belajar
3
Pemahaman
Nilai Ulangan
Fisika
Fisika
Perempuan dan Lakilaki Jumlah
30
b) Validitas Angket Angket disusun berdasarkan isi kajian teori yang dipakai dalam penelitian ini. Dalam hal minat, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor sosial masyarakat (pengaruh orang tua, saudara kandung, pengaruh teman sebaya, sekolah, guru, dan media massa), pengaruh kognisi, pengaruh stereotip masyarakat, pengaruh eksternal siswa dalam belajar, pengaruh internal siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Sedangkan dalam hal sikap, selain pengaruh sosial masyarakat, kognisi, dan stereotip masyarakat, terdapat
faktor lain yang
mempengaruhi yakni pengalaman pribadi dan faktor emosional dalam belajar. Berdasarkan faktor-faktor tersebut disusun angket yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai dalam hal minat dan sikap. Oleh karena angket disusun berdasarkan kajian teori sehingga validitasnya dapat dikatakan terpenuhi.
F. Metode Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. 2. Minat dan Sikap Siswa/i dalam Belajar Fisika Untuk mengetahui minat dan sikap siswa/i dalam belajar fisika maka peneliti menganalisis data kuesioner melalui tahapan : a) Menentukan skor tiap butir soal kuesioner yang diajukan pada siswa/i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
b) Memberi skor dari jawaban siswa/i c) Menentukan rentang skor menjadi 4 berdasarkan deskripsi subvariabel melalui SPSS 17 for windows sehingga akan nampak seperti di bawah ini : 1.
Untuk minat : Sangat Berminat, Berminat, Tidak Berminat, dan Sangat Tidak Berminat
2.
Untuk sikap : Sangat Suka, Suka, Tidak Suka, Sangat Tidak Suka
d) Menghitung prosentase 3. Pemahaman Fisika Pemahaman fisika siswa/i dianalisis dengan memberi skor pada jawaban siswa/i atas pertanyaan/soal-soal dalam ulangan.Skor tertinggi 15 dan skor terendah 5. Total skor maksimum adalah 55. Kemudian untuk mengetahui output dari skor maksimum maka digunakan rumus 100 .
: 4. Model Analisis
Model atau cara yang digunakan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan siswa/i menjadi dua kelompok yaitu kelompok siswa (laki-laki) dan kelompok siswi (perempuan). Kedua kelompok akan dianalisis masing-masing agar dari sana dapat diketahui secara langsung tentang minat, sikap, dan tingkat pemahaman mereka dalam belajar fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Berikut adalah tabel skor yang akan digunakan dalam menganalisis data kuesioner. Tabel 3.4 Skor Setiap Butir Kuesioner Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 4 3 2 1
Di bawah ini adalah contoh tabel pengkategorian minat, sikap, berdasarkan sub-variabel dan tingkat pemahaman fisika perempuan dan laki-laki yang akan digunakan dalam menganalisis data. Tabel 3.5 Kategori Minat / Sikap / Tingkat Pemahaman Perempuan dan Laki-laki Interval
Kategori
Frekuensi
Frekuensi Relatif(%)
5. Membandingkan Perempuan dan Laki-laki dengan Uji T Independent Uji t independen digunakan untuk mengetahui apakah perempuan dan laki-laki berbeda dalam hal minat, sikap, dan pemahaman fisika dengan menggunakan SPSS 17 for Windows.Uji t independent sendiri terdiri dari dua jenis statistik yakni parametric dan non-parametric. Salah satu statistik di atas akan digunakan berdasarkan hasil uji normalitas. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
data terdistribusi normal maka akan digunakan uji t independent parametric. Sebaliknya, jika data terdistribusi tidak normal maka akan digunakan uji t independet non-parametric.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa/i kelas XI IPA I dan kelas IPA II SMA Frater Makassar di Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 23 Juli sampai 13 Agustus 2012. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran fisika berlangsung. Dalam satu pekan, pelajaran fisika di SMA Frater Makassar memiliki jam efektif belajar sebanyak 5 jam. Dalam penelitian ini peneliti memiliki kesempatan sebanyak 6 kali tatap muka atau total 12 jam. Karena terdapat dua kelas maka total jam tatap muka adalah 24 jam pelajaran untuk menyelesaikan materi tentang posisi, kecepatan, percepatan gerak dalam bidang dan gerak parabola. Peneliti tidak terfokus pada metode mengajar tertentu sehingga lebih leluasa mengeksplorasi metode mengajar apa saja yang cocok sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Adapun metode yang pernah digunakan dalam penelitian ini adalah ceramah, diskusi, pemberian tugas rumah, simulasi, dan demonstrasi.
Dengan
berbagai
metode
ini
diharapkan
siswa/i
dapat
mengkonstruksi apa yang mereka alami melalui mendengar, melihat, merasakan, dan terlibat dalam proses belajar. Dalam proses belajar mengajar dapat diamati bahwa saat tatap muka pertama siswa/i terkesan kurang antusias mengikuti pelajaran karena bagi mereka pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan indentik dengan rumus-rumus. Peneliti dapat memahami situasi ini karena pengalaman belajar fisika mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
telah memberikan anggapan demikian. Belajar dari pertemuan pertama ini, peneliti coba mengemas model pembelajaran yang dapat membuat siswa/i mengurangi kesan yang kurang baik terhadap fisika. Peneliti menggunakan media seperti LCD untuk menunjukkan beberapa animasi terkait dengam materi pembelajaran. Melalui cara ini tampak pada tatap muka berikutnya bahwa siswa/i mulai kelihatan antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Pada awalnya kelihatan bahwa laki-laki lebih berani untuk mengemukakan idenya atau tampil ke depan kelas secara spontan jika ada soal yang hendak diselesaikan, sedangkan perempuan masih merasa malu mengungkapkan ide atau tampil di depan kelas. Ia mau berani tampil jika diminta dengan agak merayunya. Akan tetapi dalam proses yang terus berjalan semakin nampak bahwa baik siswa maupun siswi semakin antusias dan percaya diri dalam belajar fisika. Peneliti selalu memperhatikan kesempatan yang diberikan kepada perempuan dan laki-laki secara merata. Melalui proses belajar demikian peneliti mengamati bahwa minat mereka terhadap fisika meningkat dan mulai mengganggap fisika sebagai pelajaran yang sebenarnya menyenangkan, artinya minat dan sikap mereka terhadap fisika mulai bergerak ke arah positip. Tahap akhir dari proses di atas adalah dengan memberikan ulangan atau test dari materi yang telah diberikan sehingga dari sana dapat diukur tingkat pemahaman mereka dan pengisian kuesioner oleh siswa/i yang langsung dipandu sendiri oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
B. Data Minat Perempuan dan Laki-laki Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian. Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor mínimum, maksimum, dan skor total. 1. Minat Perempuan Responden perempuan dalam penelitian ini berjumlah 46 orang. Berikut adalah tabel sajian deskripsi statistik untuk minat perempuan. Tabel 4.1 Data Minat Perempuan Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy Faktor Intern Siswa Faktor Ekstern Siswa Minat perempuan
46 46 46 46
7 12 7 21
Valid N (listwise)
46
Minimum Maximum 11 10 8 34
18 22 15 55
Sum
Mean
676 734 583 1993
14.70 15.96 12.67 43.33
Std. Deviation Variance 1.459 2.440 1.606 4.174
Dari tabel 4.1 tampak bahwa rata-rata skor minat perempuan adalah 43,33, dengan standar deviasi 4,17. Rentang skor adalah 21, dengan skor mimimum adalah 34 dan maksimum 55. Jumlah skor total adalah 1993. Ini berarti bahwa minatperempuan yang ditunjukkan melalui angket relatif rendah karena lebih rendah dari 44,5 (nilai tengah 34-55 adalah 44,5). Di bawah ini akan disertakan analisis deskripsi tentang minat perempuan berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.1. Deskripsi data mengenai minatperempuan terdiri dari 3 sub-variabel. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 46 siswi. Berikut ini
2.128 5.954 2.580 17.425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini.Pengkategorisasian sub-variabel atau indikator minat perempuan dibagi menjadi empat kriteria, yaitu : a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Setuju d) Sangat Tidak Setuju Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai terendah variabel minat perempuan dalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). a) Faktor Sosial Masyarakat Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 11 dan nilai tertingginya adalah 18sehingga rentang skornyaadalah 7 (18-11). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah tabel rincian minatperempuan pada subvariabel kategori.
faktor
sosial masyarakat
berdasarkan masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Tabel 4.2 Minat Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat Interval
Kategori
Frekuensi
17 - 18 15 – 16 13 - 14 11 - 12
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
2 7 22 15 46
Frekuensi Relatif (%) 4,3 15,3 47,8 32,6 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor sosial masyarakat turut mempengaruhi minat perempuan maka terlihat 2 responden dalam kategori sangat setuju (4,3%) dan 7 responden dalamkategori setuju (15,3%). Sementara 22 responden dalam kategori tidaksetuju (47,8%) dan 15 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (32,6%).Ini berarti bahwa rata-rata minat perempuan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 47,8%. b) Faktor Internal Siswa Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 10dan nilai tertingginya adalah 22sehingga rentang skornyaadalah 12 (22-10). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 3 (12:4). Berikut adalah tabel rincian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
minat perempuan pada sub-variabel faktor internal berdasarkan masing-masing kategori. Tabel 4.3 Minat Perempuan pada Faktor Internal Interval
Kategori
19 – 22 16 – 18 14 – 15 10 – 13
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 10 21,73 26 56,52 8 17,39 2 4,34 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor internal siswa turut mempengaruhi minat perempuan maka terlihat bahwa ada 10 responden dalam kategori sangat setuju (21,73%), 26 responden dalam kategori setuju (56,52%), 8 responden dalam kategori tidak setuju (17,39%) dan 2 responden dalam kategori sangat tidak setuju (4,34%). Ini berarti bahwa rata-rata minat perempuan dipengaruhi oleh faktor internalnya sendiri yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 56,52%. c) Faktor Eksternal Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 8 dan nilai tertingginya adalah 15sehingga rentang skornyaadalah 7 (15-8). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4).
Berikut adalah rincian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
minatperempuan pada sub-variabel faktor eksternal siswa berdasarkan masing-masing kategori. Tabel 4.4 Minat perempuan pada Faktor Eksternal Interval
Kategori
Frekuensi
14 – 15 12 – 13 10 – 11 8–9
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
14 23 7 2 46
Frekuensi Relatif (%) 30,43 50 15,21 4,34 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor eksternal turut mempengaruhi minat perempuan maka terlihatsebanyak 14 responden dalam kategori sangat setuju (30,43%), 23 responden dalam kategori setuju (50%), 7 responden berada dalam kategori tidak setuju (15,21%)dan 2 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (4,34%).Ini berarti bahwa rata-rata minat perempuan turut dipengaruhi oleh faktor eksternalnya yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 50 %. 2. Minat Laki-laki Responden laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 29 orang yang diberi treatmen dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi data yang berhubungan dengan minat mereka. Berikut adalah sajian deskripsi statistik untuk minat laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 4.5 Data Minat Laki-laki Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy Faktor Intern Siswa Faktor Ekstern Siswa Minat laki-laki
29 29 29 29
6 7 7 20
Valid N (listwise)
29
Minimum Maximum 13 14 9 36
19 21 16 56
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
441 479 376 1296
15.21 16.52 12.97 44.69
1.760 1.939 1.742 4.630
3.099 3.759 3.034 21.436
Dari tabel 4.5. tampak bahwa skor rata-rata minat laki-laki adalah 44,69, dengan standar deviasi 4,63. Rentang skor adalah 20, dengan skor mimimum adalah 36 dan maksimum 56. Jumlah skor total adalah 1296. Ini berarti bahwa minat laki-laki yang ditunjukkan melalui angket dapat dikatakan berminat karena mendekati45 (nilai tengah 36-56 adalah 45). Jika rata-rata 44,69 dibulatkan maka menjadi 45, sehingga dapat disimpulkan bahwa laki-laki memiliki minat. Di bawah ini akan di sertakan analisis deskripsi tentang minat lakilaki berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.5.Deskripsi data mengenai minatlaki-laki terdiri dari 3 sub variabel atau indikator. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 29siswa. Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini. Pengkategorisasian subvariabel atau indikator gender dalam hal minat siswa dibagi menjadi empat kriteria, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
(a) Sangat Setuju (b) Setuju (c) Tidak Setuju (d) Sangat Tidak Setuju Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai terendah variabel minat laki-lakidalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). a) Faktor Sosial Masyarakat Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 13dan nilai tertingginya adalah 19sehingga rentang skornyaadalah 6 (19-13). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,5 (6:4). Berikut adalah rincian minat laki-laki pada sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 4.6 Minat Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat Interval
Kategori
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%) 18 – 19 Sangat Setuju 5 17,24 16 – 17 Setuju 16 55,17 14 – 15 Tidak Setuju 4 13,79 12 - 13 Sangat Tidak Setuju 4 13,79 Jumlah 29 100 Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor sosial masyarakat turut mempengaruhi minat laki-laki maka terlihat 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%) dan 16 responden dalamkategori setuju (55,17%). Sementara 4 responden dalam kategori tidaksetuju (13,79%) dan 4 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (13,79%).Ini berarti bahwa rata-rata minat laki-laki dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 55,17%. b) Faktor Internal Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 14dan nilai tertingginya adalah 21sehingga rentang skornyaadalah 7 (21-14). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian minat laki-laki pada sub-variabel faktor internal berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Tabel 4.7 Minat laki-laki pada Faktor Internal Interval
Kategori
20 – 21 18 – 19 16 – 17 14 – 15
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 3 10,34 3 10,34 13 44,82 10 34,48 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor internal turut mempengaruhi minat laki-laki maka terlihat sebanyak 3 responden dalam kategori sangat setuju (10,34%), 3 responden dalam kategori setuju (10,34%), 13 responden dalam kategori tidak setuju (44,82%) dn bahwa ada 10 responden dalam kategori sangat tidak setuju (34,48%). Ini berarti bahwa rata-rata minat laki-laki tidak dipengaruhi oleh faktor internalnya sendiri yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 44,82%. c) Faktor Eksternal Siswa Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 9 dan nilai tertingginya adalah 16sehingga rentang skornya adalah 7 (16-9). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian minat laki-laki pada sub-variabel faktor eksternal berdasarkan masingmasing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Tabel 4.8 Minat Laki-laki pada Faktor Eksternal Interval
Kategori
Frekuensi
15 – 16 13 – 14 11 – 12 9 – 10
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
5 14 8 2 29
Frekuensi Relatif (%) 17,24 45,27 27,58 6,89 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor eksternal turut mempengaruhi minat laki-laki maka terlihat sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%),14 responden dalam kategori setuju (45,27%), 8 responden berada dalam kategori tidak setuju (27,58%) dan 2 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (6,89%).Ini berarti bahwa rata-rata minat laki-laki turut dipengaruhi oleh faktor eksternalnya yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 45,27 %. C. Data Sikap Perempuan dan Laki-laki Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian. Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor mínimum, maksimum, dan skor total. 1. Sikap Perempuan Responden perempuan yang berjumlah 46 orang yang diberi treatmen dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
berhubungan dengan sikap mereka. Berikut adalah sajian deskripsi statistik untuk sikap perempuan. Tabel 4.9 Data Sikap Perempuan Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy Faktor Pengl.Pribadi Faktor Emosional Belajar sikap perempuan
46 46 46 46
10 12 10 31
Valid N (listwise)
46
Minimum Maximum 14 4 10 28
24 16 20 59
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
960 554 689 2203
20.87 12.04 14.98 47.89
2.187 2.170 2.038 5.186
4.783 4.709 4.155 26.899
Dari tabel 4.9 tampak bahwa rata-rata skor sikap perempuan adalah 47,89, dengan standar deviasi 5,19. Rentang skor adalah 31, dengan skor mimimum adalah 28 dan maksimum 59. Jumlah skor total adalah 2203. Ini berarti bahwa sikapperempuan yang ditunjukkan melalui angket relatif tinggi (positip) karena lebih tinggi dari 42,5 (nilai tengah 28- 59 adalah 42,5). Di bawah ini akan disertakan analisis deskripsi tentang Sikap perempuan berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.9.Deskripsi data mengenai sikapperempuan terdiri dari 3 sub-variabel atau indikator. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 46 siswi. Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini. Pengkategorisasian sub-variabel atau indikator sikap perempuan dibagi menjadi empat kriteria, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
(a) Sangat Setuju (b) Setuju (c) Tidak Setuju (d) Sangat Tidak Setuju Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai terendah variabel sikap perempuan dalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). a) Faktor Sosial Masyarakat Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 14dan nilai tertingginya adalah 24. Kalau skor maksimum adalah 24 dan minimum 14, maka rentang skornya adalah 10 (24-14). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 2,5 (10:4). Berikut adalah rincian sikap perempuan pada sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Tabel 4.10 Sikap Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat Interval
Kategori
Frekuensi
23 – 25 20 – 22 17 – 19 14 – 16
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
1 11 20 14 46
Frekuensi Relatif (%) 2,17 23,91 43,47 30,43 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor sosial masyarakat mempengaruhi sikap perempuan maka terlihat ada 1 responden yang berada dalam kategori sangat setuju (2,17%) dan7 responden dalam kategori setuju (23,91%). Sementara 20 responden dalam kategori tidak setuju (43,47%), dan sebanyak 14 responden dalam kategori sangat tidak setuju (32,6%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap perempuan tidak dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 43,47 %. b) Faktor Pengalaman Pribadi Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 4 dan nilai tertinggi adalah 16sehingga rentang skornyaadalah 12 (16-4). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 3 (12:4). Berikut adalah rincian sikapperempuan pada sub-variabel faktor pengalaman pribadi berdasarkan masingmasing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Tabel 4.11 Sikap Perempuan pada Faktor Pengalaman Pribadi Interval
Kategori
Frekuensi
16 – 19 12 – 15 8 – 11 4–7
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
5 24 15 2 46
Frekuensi Relatif (%) 10,86 52,17 32,60 4,34 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor pengalaman pribadi mempengaruhi sikap perempuan maka terlihat sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju (32,6%), 24 responden dalam kategori setuju (52,17%), 15 responden dalam kategori tidak setuju (32,60%) dan 2 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (4,34%).Ini berarti bahwa rata-rata sikap perempuan turut dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 52,17 %. c) Faktor Emosional Belajar Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 10 dan nilai tertinggi adalah 20. Kalau skor maksimum adalah 20 dan minimum 10, maka rentang skornya adalah 10 (20-10). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 2,5 (10:4). Berikut adalah rincian sikap perempuan pada sub-variabel faktor emosional belajar berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 4.12 Sikap Perempuan pada Faktor Emosional Belajar Interval
Kategori
Frekuensi
19 – 21 16 – 18 13 – 15 10 – 12
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
3 13 26 4
Frekuensi Relatif (%) 6,52 28,26 56,52 8,69 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor emosional belajar mempengaruhi sikap perempuan maka terlihat sebanyak 3 responden dalam kategori sangat setuju (6,52%), 13 responden dalam kategori setuju(28,26%),26 responden dalam kategori tidak setuju (56,52%) dan 4 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (8,69%). Ini berarti bahwa rata-rata sikapperempuan tidak dipengaruhi oleh faktoremosionalnya yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 56,52%. 2. Sikap Laki-laki Responden laki-laki yang berjumlah 29 orang yang diberi treatmen dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi data yang berhubungan dengan sikap mereka. Berikut adalah sajian deskripsi statistik untuk sikap laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.13 Data Sikap Laki-laki Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy Faktor Pengl.Pribadi Faktor Emosional Belajar sikap laki-laki
29 29 29 29
7 7 6 16
Valid N (listwise)
29
Minimum Maximum 17 9 13 41
24 16 19 57
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
610 364 462 1436
21.03 12.55 15.93 49.52
1.802 1.785 1.646 4.256
3.249 3.185 2.709 18.116
Dari tabel 4.13. tampak bahwa rata-rata skor sikap laki-laki adalah 49,52, dengan standar deviasi 4,26. Rentang skor adalah 16, dengan skor mimimum adalah 41 dan maksimum 57. Jumlah skor total adalah 1436. Ini berarti bahwa sikaplaki-laki yang ditunjukkan melalui angket relatif tinggi (positip) karena lebih tinggi dari 48 (nilai tengah 41- 57 adalah 48). Di bawah ini akan di sertakan analisis deskripsi tentangsikaplakilakiseperti pada nampak pada tabel 4.16. Deskripsi sikap laki-laki terdiri dari 3 sub-variabel atau indikator. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 29 siswa. Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini.Pengkategorisasian sub-variabel atau indikator gender dalam hal sikap laki-laki dibagi menjadi empat kriteria, yaitu : a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Setuju d) Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai terendah variabel gender dalam hal sikap dalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). a) Faktor Sosial Masyarakat Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 17dan nilai tertingginya adalah 24 sehingga rentang skornyaadalah 7 (24-17). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian sikaplaki-laki pada sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan masing-masing kategori. Tabel 4.14 Sikap Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat Interval 23 – 25 21 – 22 19 – 20 17 – 18
Kategori Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 2 6,89 9 31,03 12 41,37 8 27,58 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor sosial masyarakat mempengaruhi sikap laki-laki maka terlihat ada 2 responden yang berada dalam kategori sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
setuju(6,89%) dan9 responden dalam kategori setuju (31,03%). Sementara12 responden dalam kategori tidak setuju (41,37%), dan sebanyak 8 responden dalam kategori sangat tidak setuju (27,58%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap laki-laki tidak dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 41,37 %. b) Faktor Pengalaman Pribadi Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 9 dan nilai tertinggi adalah 16sehingga rentang skornyaadalah 7 (16-9). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian sikaplaki-laki pada sub-variabel faktor pengalaman pribadi berdasarkan masingmasing kategori. Tabel 4.15 Sikap laki-laki pada Faktor Pengalaman Pribadi Interval
Kategori
15 - 17 13 – 14 11 – 12 9 – 10
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 5 17,24 12 41,37 7 24,13 5 17,24 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor pengalaman pribadi mempengaruhi sikap laki-laki maka terlihat sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
12 responden dalam kategori setuju (41,37%),7 responden dalam kategori tidak setuju (24,13%) dan 5 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju(17,24%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap laki-laki turut dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 41,37%. c) Faktor Emosional Belajar Dalam
sub-variabel
ini
nilai
terendah
dalam
skala
pengukuran didapatkan sebesar 13 dan nilai tertinggi adalah 19 sehingga rentang skornyaadalah 6 (19-13). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 1,5 (6:4). Berikut adalah rincian sikaplaki-laki pada sub-variabel faktor emosional belajar berdasarkan masing-masing kategori. Tabel 4.16 Sikap laki-laki pada Faktor Emosional Belajar Interval 19 – 20 17 – 18 15 – 16 13 – 14
Kategori
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Sangat Setuju 6 20,68 Setuju 12 41,37 TidakSetuju 9 31,03 Sangat Tidak Setuju 2 6,89 100 Jumlah 29
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah faktor emosional belajar mempengaruhi sikap laki-laki maka terlihat sebanyak 6 responden dalam kategori sangat setuju (20,68%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
12 responden dalam kategori setuju(41,37%), 9 responden dalam kategori tidak setuju (31,03%) dan 2 responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju (6,89%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap laki-laki dipengaruhi oleh faktor emosionalnya yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 41,37%. D. Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian. Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor mínimum, maksimum, dan skor total.
1. Pemahaman Fisika Perempuan Responden perempuan yang berjumlah 46 orang yang diberi treatmen dalam hal ini adalah belajar fisika dan mengikuti ulangan yang mana hasil ulangan tersebut menjadi data yang berhubungan dengan tingkat pemahaman fisika mereka.Berikut adalah sajian deskripsi statistik untuk pemahaman fisika perempuan. Tabel 4.17 Data Pemahaman Fisika Perempuan Descriptive Statistics N
Range
Nilai Fisika Perempuan
46
67
Valid N (listwise)
46
Minimum Maximum 33
100
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
3092
67.22
19.522
381.107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Dari tabel 4.17. tampak bahwa rata-rata skor nilai belajar siswi adalah 67,22, dengan standar deviasi 19,52. Rentang skor adalah 67, dengan skor mimimum adalah 33 dan maksimum 100. Jumlah skor total adalah 3092. Ini berarti bahwa pemahaman fisika siswa yang ditunjukkan dengan nilai ulangannya relatif tinggi, karena lebih tinggi dari 65 (nilai tengah 33- 100 adalah 65). 2. Pemahaman Fisika Laki-laki Responden laki-lakiyang berjumlah 29 orang yang diberi treatmen dalam hal ini adalah belajar fisika dan mengikuti ulangan yang mana hasil ulangan tersebut menjadi data yang berhubungan dengan tingkat pemahaman fisika mereka.Berikut adalah sajian deskripsi statistik untuk pemahaman fisika laki-laki. Tabel 4.18 Data Pemahaman Fisika Laki-laki Descriptive Statistics N
Range
Nilai Fisika laki-laki
29
91
Valid N (listwise)
29
Minimum Maximum 9
100
Sum
Mean
1645
56.72
Std. Deviation Variance 27.415
Dari tabel 4.18. tampak bahwa rata-rata skor prestasi belajar siswa adalah 56,72, dengan standar deviasi 27,42. Rentang skor adalah 91, dengan skor mimimum adalah 9 dan maksimum 100. Jumlah skor total adalah 1645. Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai ulangannya relatif tinggi, karena lebih tinggi dari 53,5 (nilai tengah 9-100 adalah 53,5).
751.564
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
E. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam hal minat, sikap dan tingkat pemahaman fisika mereka. Di bawah ini berturut-turut akan dianalisis berdasarkan kategori tersebut di atas yang tersaji sebagai berikut : 1. Dalam Hal Minat Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan dengan minat perempuan dan laki-laki untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel deskripsi statistik minat perempuan dan laki-laki. Tabel 4.19 Data Minat Perempuan dan Laki-laki Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy.peremp Faktor Intern Peremp Faktor Ekstern peremp Minat perempuan faktr sos masy laki faktor intern laki faktor ekstern laki minat laki
46 46 46 46 29 29 29 29
7 12 7 21 6 7 7 20
Valid N (listwise)
29
Minimum Maximum 11 10 8 34 13 14 9 36
18 22 15 55 19 21 16 56
Sum
Mean
676 734 583 1993 441 479 376 1296
14.70 15.96 12.67 43.33 15.21 16.52 12.97 44.69
Std. Deviation Variance 1.459 2.440 1.606 4.174 1.760 1.939 1.742 4.630
Dalam tabel 4.19. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 34dan nilai tertingginya adalah 56sehingga rentang skornyaadalah 22 (56-34). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 5,5 (22:4). Dengan
2.128 5.954 2.580 17.425 3.099 3.759 3.034 21.436
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel berikut: Tabel 4.20 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Minat Berdasarkan Rentang Skor
Interval 55 – 61 48 – 54 41 – 47 34 – 40 Jumlah
Perempuan ( N = 46 )
Laki-laki ( N = 29 )
1 6 29 10 46
1 5 20 3 29
Prosentase (%) Kategori Perempuan Laki-laki 2,17 3,45 Sangat Berminat 13,04 17,24 Beminat 63,04 68,97 Tidak Berminat 21,74 10,34 Sangat Tidak Berminat 100 100
Berdasarkan tabel 4.20. di atas tampak perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal minat di mana dari 46 perempuan terdapat 1 orang sangat berminat,6 orang berminat, 29 orang tidak berminat dan 10 orang sangat tidak berminat. Sementara dari 29 laki-laki, 1 orang sangat berminat, 5 orang berminat, 20 orang tidak berminat dan 3 orang sangat tidak berminat. 2. Dalam Hal Sikap Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan dengan sikap perempuan dan laki-laki untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel deskripsi statistik sikap perempuan dan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Tabel 4.21 Data Sikap Perempuan dan Laki-laki Descriptive Statistics N
Range
Faktor Sos Masy Peremp Faktor Pengl.Pribadi Faktor Emosional Belajar sikap perempuan faktr sos masy laki Fktr pengl pribdi laki fktr emosi bljr laki Sikap laki
46 46 46 46 29 29 29 29
10 12 10 31 7 7 6 16
Valid N (listwise)
29
Minimum Maximum 14 4 10 28 17 9 13 41
24 16 20 59 24 16 19 57
Sum
Mean
960 554 689 2203 610 364 462 1436
20.87 12.04 14.98 47.89 21.03 12.55 15.93 49.52
Std. Deviation Variance 2.187 2.170 2.038 5.186 1.802 1.785 1.646 4.256
Dalam tabel 4.21. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 28dan nilai tertingginya adalah 59sehingga rentang skornyaadalah 31 (59-28). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 7,75 (31:4). Dengan demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel berikut:
Interval 55 – 63 46 – 54 37 – 45 28 – 36 Jumlah
Tabel 4.22 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Sikap Berdasarkan Rentang Skor Perempuan Laki-laki Prosentase (%) ( N = 46 ) ( N = 29 ) Kategori Perempuan Laki-laki 2 5 4,35 17,24 Sangat Suka 31 19 67,39 65,52 Suka 12 5 41,30 17,24 Tidak Suka 1 0 2,17 0 Sangat Tidak Suka 46 29 100 100
Berdasarkan tabel 4.22. di atas tampak perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal sikap di mana dari 46 perempuan terdapat 2 orang
4.783 4.709 4.155 26.899 3.249 3.185 2.709 18.116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
sangat suka, 31 orang suka, 12 orang tidak suka dan 1 orang sangat tidak suka. Sementara dari 29 laki-laki, 5 orang sangat suka, 19 orang suka, 5 orang tidak suka dan tidak ada orang yang sangat tidak suka. 3. Dalam Hal Pemahaman Fisika Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan dengan tingkat pemahaman fisika perempuan dan laki-laki untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel deskripsi statistik sikap perempuan dan laki-laki. Tabel 4.23 Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki Descriptive Statistics N NFP NFL
46 29
Valid N (listwise)
29
Range Minimum Maximum 67 91
33 9
100 100
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
3092 1645
67.22 56.72
19.522 27.415
381.107 751.564
Dalam tabel 4.23. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 9 dan nilai tertingginya adalah 100sehingga rentang skornyaadalah 91 (100-9). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 22,75 (91:4). Dengan demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Tabel 4.24 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Pemahaman Fisika Berdasarkan Rentang Skor Perempuan Laki-laki Prosentase (%) Interval ( N = 46 ) ( N = 29 ) Kategori Perempuan Laki-laki 80 – 100 13 7 28,26 24,14 Tinggi 56 – 79 19 9 41,30 31,03 Sedang 33 – 55 14 7 30,43 24,14 Rendah 9 – 32 0 6 0 20,69 Sangat Rendah Jumlah 46 29 100 100
Berdasarkan tabel 4.24. di atas tampak perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal pemahaman fisika di mana dari 46 perempuan, sebanyak 13 orang dalam kategori tinggi, 19 orang kategori sedang, 14 orang kategori rendah dan tidak ada orang dalam kategori sangat rendah. Sementara dari 29 laki-laki, 7 orang dalam kategori tinggi, 9 orang kategori sedang, 7 orang kategori rendah dan 6 orang kategori sangat rendah. F. Uji Prasyarat Analisis Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan nilai kolmogorovsmirnov. Pengambilan kesimpulan apakah suatu variabel dikatakan mempunyai data yang berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat nilai kolmogorovsmirnov dan tingkat signifikansinya. Berikut adalah hasil uji normalitas menggunakan SPSS 17 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Tabel 4.25 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test minat minat perempuan laki N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Normal a,,b Parameters
46 43.33 4.174 .103 .103 -.071 .698 .715
29 44.69 4.630 .163 .163 -.109 .877 .425
sikap peremp
sikap laki
Fisika peremp
Fisika laki
46 47.89 5.186 .122 .122 -.106 .828 .499
29 49.52 4.256 .088 .088 -.084 .471 .979
46 67.22 19.522 .105 .068 -.105 .715 .686
29 56.72 27.415 .120 .120 -.104 .646 .798
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas maka dapat disimpulkan bahwa data minat, sikap, pemahaman fisika, baik perempuan maupun laki-laki terdistribusi tidak normal. Untuk melengkapi hasil uji normalitas di atas maka di bawah ini akan disertakan diagram distribusi untuk masing-masing kategori.
Gambar 4.1. Diagram Distribusi Minat Perempuan
Gambar 4.1 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada kategori minat perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Gambar 4.2. Diagram Distribusi Minat Laki-laki
Gambar 4.2 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada kategori minat laki-laki.
Gambar 4.3. Diagram Distribusi Sikap Perempuan
Gambar 4.3 menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kategori sikap perempuan.
Gambar 4.4. Diagram Distribusi Sikap Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Gambar 4.4 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada kategori sikap laki-laki.
Gambar 4.5. Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Perempuan
Gambar 4.5 menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kategori pemahaman fisika perempuan.
Gambar 4.6. Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Laki-laki
Berdasarkan gambar 4.6 di atas menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kategori pemahaman fisika laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Melalui uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi tidak normal sehingga untuk analisa lebih lanjut digunakan statistik uji t untuk 2 kelompok independent yang non parametrik melalui spss 17 for windows.
G. Uji t Untuk 2 Kelompok Independent Non Parametrik Menggunakan SPSS 17 for Windows untuk Mengetahui Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Minat, Sikap, Pemahaman Fisika Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan di mana data dalam penelitian terdistribusi tidak normal sehingga uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara minat, sikap, dan tingkat pemahaman fisika perempuan dan laki-laki. Di bawah ini akan disajikan hasil uji t secara berturut-turut sebagai berikut : 1. Minat Perempuan dan Laki-laki Minat perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang telah diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya. Berikut adalah hasil uji t independent non parametrik untuk minat perempuan dan laki-laki.
NPar Tests Descriptive Statistics
perempuan dan laki minat
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
75 75
43.85 1.39
4.377 .490
34 1
56 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Mann-Whitney Test Ranks minat
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
46
35.73
1643.50
2
29
41.60
1206.50
Total
75
perempuan dan laki
a
Test Statistics
perempuan dan laki Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
562.500 1643.500 -1.141 .254
a. Grouping Variable: minat
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frequencies minat
N
1
46
2
29
Total
75
perempuan dan laki
a
Test Statistics
perempuan dan laki Most Extreme Differences
Absolute
.168
Positive
.168
Negative
-.004 .708 .698
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: minat
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak bahwa tidak ada signifikansi untuk Mann Whitney (0.254) dan Komogorov-Smirnov (0.698).Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
2. Sikap Perempuan dan Laki-laki Sikap perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang telah diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduany.Berikut adalah hasil uji t independent non parametrik untuk sikap perempuan dan laki-laki.
NPar Tests Descriptive Statistics
perempuan dan laki sikap
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
75 75
48.52 1.39
4.883 .490
28 1
59 2
Mann-Whitney Test Ranks
perempuan dan laki
sikap
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
46
35.12
1615.50
2
29
42.57
1234.50
Total
75
a
Test Statistics
perempuan dan laki Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
534.500 1615.500 -1.447 .148
a. Grouping Variable: sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frequencies sikap
N
1
46
2
29
Total
75
perempuan dan laki
a
Test Statistics
perempuan dan laki Absolute Most Extreme Differences
.187
Positive
.187
Negative
-.043 .790 .560
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: sikap
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak pula bahwa tidak ada signifikansi untuk Mann Whitney (0.148) dan Komogorov-Smirnov (0.560).Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap perempuan dan lakilaki tidak terbukti berbeda. 3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki Pemahaman fisika perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang telah diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya. Berikut adalah hasil uji t independent non parametrik untuk pemahaman fisika perempuan dan laki-laki.
NPar Tests Descriptive Statistics
perempuan dan laki pemahaman fisika
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
75 75
63.16 1.39
23.294 .490
9 1
100 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Mann-Whitney Test Ranks pemaha man fisika
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
46
41.26
1898.00
2
29
32.83
952.00
Total
75
perempuan dan laki
a
Test Statistics
perempuan dan laki Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
517.000 952.000 -1.633 .102
a. Grouping Variable: pemahaman fisika
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frequencies pemaha man fisika
N
1
46
2
29
perempuan dan laki
Total
75 a
Test Statistics
perempuan dan laki Absolute Most Extreme Differences
.245
Positive
.025
Negative
-.245 1.034 .236
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: pemahaman fisika
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak pula bahwa tidak ada signifikansi untuk Mann Whitney (0.102) dan Komogorov-Smirnov (0.236).Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda.
pemahaman
fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
H. Pembahasan 1. Minat Perempuan dan Laki-laki Berdasarkan data dan analisis deskriptif terhadap hasil penelitian di atas maka dapat diketahui nilai rata-rata minat perempuan (N=46) adalah 43,33. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, perempuan tergolong memiliki minat yang rendah terhadap fisika.sedangkan nilai rata-rata minat laki-laki (N=29) adalah sebesar 44,69. Berdasarkan rata-rata tersebut maka laki-laki memiliki minat terhadap fisika. 2. Sikap Perempuan dan Laki-laki Berdasarkan
data
dan
analisis
deskriptif
terhadap
sikap
perempuanmaupun laki-laki maka terlihat perempuan menunjukkansikap positip (suka) terhadap fisika dengan nilai rata-rata sebesar 47,89. Demikian juga dengan laki-laki menunjukkan nilai rata-rata 49,53suka fisika. 3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki Rata-rata nilai fisika perempuan adalah sebesar 67,22. Nilai rata-rata ini mengindikasikan bahwa perempuan memperoleh nilai test fisika yang relatif tinggi. Sedangkan rata-rata nilai fisika laki-laki adalah sebesar 56,75. Melalui nilai rata-rata tersebut mengindikasikan pula bahwa laki-laki memperoleh nilai test fisika yang juga relatif tinggi. Hal ini tentu saja membuat kita bertanya, mungkinkah minat rendah tetapi hasilnya baik (relatif tinggi)?Peneliti memberi jawaban bahwa hal itu dapat terjadi.Perempuan dan laki-laki tentu saja memiliki motivasi yang lebih tinggi jika menghadapi ujian atau ulangan. Dapat juga dijelaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
minat perempuan maupun laki-laki terhadap fisika secara umum mungkin saja rendah tetapi terhadap sub pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran fisika bisa saja mereka berminat. Demikian juga tentang sikap mereka terhadap fisika, terhadap pokok bahasan tertentu mereka memiliki sikap yang lebih positip. Mungkin saja atau secara kebetulan pada saat peneliti berbagi pengetahuan bersama mereka dalam proses belajar mengajar, mereka memiliki minat dan sikap yang positip terhadap sub pokok bahasan yang disampaikan dalam hal ini adalah pokok bahasan tentang kinematika dengan analisis vektor (posisi, kecepatan, percepatan pada gerak dalam bidang dan gerak parabola) 4. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki Uji t independent non parametrikdigunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara minat perempuan dan laki-laki.Berdasarkan hasil uji t tersebut didapatkan bahwa perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam hal minat. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara minat perempuan dan laki-laki. Ini berarti gender tidak mempengaruhi minat. Demikian juga untuk sikap baik perempuan dan laki-laki diketahui bahwa perempuan dan laki-laki dalam hal sikap tidak menunjukan perbedaan. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang significan antara sikap perempuan dan laki-laki. Gender tidak mempengaruhi sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Hal yang sama juga ditunjukkan pada pemahaman fisika mereka, di mana pemahaman fisika perempuan dan laki-laki tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Gender tidak mempengaruhi pemahaman fisika. 5. Kaitan dengan Penelitian Terdahulu Penemuan Patrisia H.Miller, dkk yang melakukan penelitian tentang Perbedaan Pandangan Gender tentang Sains di SMU menemukan beberapa fakta yakni pria di SMU lebih menyukai mata pelajaran sains daripada wanita. Pria lebih sering memilih mata pelajaran sains sebagai mata pelajaran favorit dan lebih sering mengambil jurusan sains di Perguruan Tinggi, terutama tekhnik dan komputer.Sedangkan para pelajar wanita SMU lebih berorientasi pada masyarakat dalam hal ketertarikan.Mereka lebih memilih mata pelajaran sastra daripada fisika atau matematika. Penemuan Patrisia H.Miller,dkk di atas nampaknya sejalan dengan penelitian kali ini (di SMA Frater Makassar) terutama dalam hal minat di mana perempuan memiliki minat yang lebih rendah dari laki-laki. Hanya saja ada perbedaan dalam penelitian ini adalah bahwa sikap perempuan maupun laki-laki tidak memiliki perbedaan yang signifikan.Demikian juga dengan tingkat pemahaman fisika mereka. Hal ini mungkin saja dipengaruhi oleh peradaban yang semakin maju dan pemahaman terhadap gender telah mengalami perkembangan sehingga ada kemungkinan manusia mulai sadar gender. Di samping itu penemuan ini mendukung atau sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa proses belajar mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal, dimana faktor internal menyumbang 70% terhadap prestasi belajar dan faktor eksternal menyumbang 30% terhadap prestasi belajar. Hal ini didukung oleh Kahle dan Meece (1994, dalam Scantlebury, K & Baker, D. 2007) yang mengakui adanya faktor yang mempengaruhi perbedaan gender dalam sains yakni kelurga, budaya, dan masyarakat yang difokuskan pada sekolah yang terkait, karena guru dan administrasi dapat dipengaruhi faktor-faktor tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis deskriptif dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam hal minat; perempuan (N=46) memperoleh nilai rata-rata minat sebesar 43,33. Laki-laki (N=29) memperoleh nilai rata-rata minat sebesar 44,69. 2. Dalam hal sikap; perempuan memperoleh nilai rata-rata sikap sebesar 47,89. Laki-laki memperolehnilai rata-rata sikap sebesar 49,53. 3. Dalam hal tingkat pemahaman fisika; perempuan memperoleh nilai rata-rata 67,22. Laki-laki memperoleh nilai rata-rata 56,75. 4. Dalam hal perbedaan perempuan dan laki-laki baik dari segi minat, sikap dan tingkat pemahaman fisika, terlihat bahwa tidak terdapat perbedaaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda dalam hal minat, sikap, dan pemahaman fisika. Hasil ini menjawab masalah dalam penelitian bahwa ternyata gender tidak mempengaruhi minat, sikap dan pemahaman fisika di SMA Frater Makassar khususnya kelas IPA 1 dan IPA 2 tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti selanjutnya: Peneliti dapat melanjutkan hasil-hasil penelitian ini dengan memperhatikan proses belajar mengajar dengan menambah instrumen pengamatan sehingga tidak terfokus pada nilai akhir (ulangan). Penelitian dapat pula dilanjutkan pada mata pelajaran lainnya sehingga dapat dibuat perbandingan hasil-hasilnya antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 2. Bagi Siswa/i :siswa/i diharapkan dapat meningkatkan minat, sikap, kepercayaan diri, motivasi, dan relasi dalam belajar fisika. Perhatikan faktor-fakor dalam diri maupun di luar diri dalam hal inifaktor sosial masyarakat, faktor internal dalam belajar, faktor eksternal dalam belajar, faktor pengalaman pribadi dalam belajar, faktor emosional dalam belajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat, sikap memiliki hubungan dengan tingkat pemahaman fisika. 3. Bagi Guru: Diharapkan guru dapat memperhatikan proses belajar mengajar yang berbasis keadilan gender dalam seluruh aspek dan relasi pembelajaran. Sebagaimana ditunjukkan dalam hasil penelitian bahwa perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik dalam hal minat, sikap maupun tingkat pemahaman fisika. Guru juga diharapkan sadar gender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
4. Bagi Lembaga: Dengan merujuk pada hasil penelitian ini diharapkan sekolah/lembaga
sebagai
penyelenggara
pendidikan
dapat
mengoptimalkan fungsinya sebagai tempat pendidikan, pembinaan, dan pemberi keterampilan bagi peserta didiknya dalam ranah kesetaraan gender terutama dalam pembelajaran fisika yang mendapat tanggapan yang positip dari siswa maupun sisiwi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Amanah. Isu Gender dalam Pendidikan dan Pengajaran. Paradigma.tahun XII. No.24. Juli-Desember 2007 ( diunduh 17 Januari 2012) Argyo Demartoto. 2010. Konsep Maskulinitas dari Jaman Ke Jaman dan Citranya dalam Media http://www.google.co.id/search( diunduh 17 Januari 2012) Azwar, S.2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baker, D. 2003. Equity Issue in Science Education.International Handbook of Science Education.Edited by Barry J. Fraser & Kenneth G.Tobin.hal 869896 Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara Friedman, Howards & Schustack , Miriam. 2006. Kepribadian. Edisi Ketiga. Jilid 2.Jakarta : Erlangga Gunarsa, Singgih D. 2001.Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.Jakarta : BPK Gunung Mulia Hurlock, Elisabeth . 1990. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Ice Sutary & Nenden Lilis A & Yulianeta. 2007. Konsep diri remaja dalam Pengaktualisasian kemampuan Potensinya, dalam http://www.foxitsoftware.com (diunduh tanggal 22 September 2011) Kristi Poerwandari, Program Studi Kajian Wanita Program Pascasarjana, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Makalah Kuliah Umum | Februari 2011, http://salihara.org/community/2011/02/26/luce-irigaray-membangun-duniayang-lebih-manusiawi-dengan-menghormati-subjektivitasperempuanSommers: Gender-Specific Trends in Child and Youth Well Being in the United States. Juli 2004(diunduh 17 Januari 2012) Miller, Patrisia, Jennifer S, & Stephanie S. Gender Differences in High School Students’View about Science.International Journal of Science Education. Vol.8, No.4, 18 March 2006. Hal 363-379 Nana Sudjana, 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Balai Pustaka. Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Belajar Mengajar.Cetakan ke-2. Jakarta: Delia Press Nurrachman, Nani & Bachtiar, Imelda (Eds). 2011. Psikologi Perempuan. Jakarta : Universitas Atma Jaya Sasongko, Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Santrock, John.2007. Remaja. Edisi Sebelas. Jilid 1.Jakarta : Erlangga. Scantlebury, K & Baker, D. 2007.Gender Issues in Science Education Research : Remembering Where the Difference Lien.Handbook of Research on Science Education, Edited by Sandra K. Abell & Norman G. Lederman.Hal. 257285 Slameto, (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta. Suciati, sri. 2009. Kesetaraan Gender dalam Pendidikan, Dosen FPBS IKIP PGRI Semarang, wakil sekretaris PGRI Jawa Tengah dalamhttp://skbtenggarong.wordpress.com/2009/01/20/kesetaraan-genderdalam-pendidikan/( diunduh 17 Januari 2012) Sudarta, Wayan. Ketimpangan Gender dalam Pendidikan.Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.Universitas Udayana.2010 Sukardi, DK. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta, Ghalia. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta : USD ----------------- 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : USD Sutrisno, Hadi. 1992. Metodologi Reserch 3. Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Tyrone Cloyd Baltimore, MD. Riset Kesetaraan Gender II.School For Broadcast Media. Newsletter.Edisi 2. 30 Maret 2007 Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Yuliana Dewi Rachmawati's. 2006. Perbedaan Identitas Ideologi dan Interpersonal pada Status Identitas Achievement, Moratorium, Diffusion, Foreclosure Antara Remaja Putri di Sekolah Heterogen dan Sekolah Homogen (Studi Di Sekolah Menengah Atas Dijakarta), dalam http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx( diunduh tanggal 20 September 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar Kelas / Semester : XI / I Mata Pelajaran : Fisika Materi Pembelajaran : Persamaan Gerak Jumlah Pertemuan : 12 x 45 menit 1. Standar Kompetensi (1) Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik 2. Kompetensi Dasar (1.1)
Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola menggunakan vector
3. Indikator A. Kognitif a. Produk a) Menganalisis posisi partikel pada suatu bidang dengan analisis vektor b) Menganalisis kecepatan partikel pada suatu bidang c) Menganalisis percepatan partikel pada bidang d) Menganalisis gerak parabola e) Menjelaskan konsep gerak parabola. f) Memberikan contoh dari gerak parabola yang ada di sekitar, yang menjadi penerapan dari gerak parabola tersebut. g) Menjelaskan bagaimana gerak parabola terjadi (karena adanya dua macam gerak yang dilakukan untuk benda secara bersamaan GLB-GLBB). b. Proses a) Menyatakan vektor-vektor satuan dalam bentuk komponen vektor b) Menyelesaikan persoalan dengan analisis vektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
c) Mengidentifikasikan contoh sebuah fenomena yang ada disekitar mengenai gerak parabola. d) Mengidentifikasikan
besaran-besaran
fisika
mengenai
fenomena tersebut. e) gambar grafik hubungan x – t, v – t, dan a - t dan mengamati hubungannya. f) Memberikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan benda tanpa percepatan dan dengan percepatan konstan. g) Memberikan contoh gejala keseharian yang menunjukkan perpindahan, kecepatan, dan percepatan. h) Menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan GLB dan GLBB dengan menggunakan vector B. Psikomotorik a) Melakukan demonstrasi tentang kejadian akan berlakunya gerak parabola b) Contoh penerapan di kehidupan sekitar yang berkaitan dengan gerak parabola. C. Afektif a) Bertanya dan mengemukakan pendapat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Memperlihatkan perilaku aspirasi dalam berdiskusi bersama dalam pembahasan gerak parabola. c) Memperlihatkan perilaku aspirasi dalam memberikan pendapat dalam proses PBM. d) Memperlihatkan perilaku diskusi soal. e) Memperlihatkan perilaku dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). 4. Tujuan Pembelajaran A. Kognitif a. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
a) Diperlihatkan suatu cotoh kejadian, siswa dapat menganalisis gerak benda tersebut dengan analisis vektor b) Diperlihatkan suatu kejadian, siswa dapat menganalisis besaran perpindahan, posisi, kecepatan dan percepatan benda dengan menggunakan vector c) Diperlihatkan contoh kejadian dalam sebuah gambar hamburan kembang api siswa dapat mengamati peristiwa tersebut. d) Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang kejadian tersebut dengan menganalisis bagaimana peristiwa tersebut merupakan contoh peristiwa gerak parabola, siswa disini mengeksplorasikan apa yang dipikirkan dengan konsep fisika. e) Siswa di berikan waktu 5 menit untuk menyimpulkan tentang gerak parabola setelah menganalisis gambar tadi dengan katakatanya sendiri. f) Guru menyimpulkan dan mendefinisikan persamaan gerak horizontal dan vertikal dalam percepatan dengan vektor. g) Dalam kegiatan ini, siswa ditujukan untuk menganalisi sebuah grafik proyeksi gerak dua dimensi yaitu secara horizontal dan vertikal pada gerak parabola b. Proses a) Siswa dapat menganalisis gerak benda dengan analisis vektor b) Siswa dapat memberikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
posisi,
kecepatan,
percepatan. c) Diberikan contoh kasus berkaitan dengan GLB dan GLBB, siswa
dapat
menyelesaikan
persoalan
tersebut
dengan
menggunakan vector d) Mengidentifikasikan dalam fenomena-fenomena yang ada disekitar mengenai gerak parabola. e) Disampaikannya tentang identifikasi besaran-besaran fisika mengenai gerak parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
B. Psikomotorik a) Mengidentifikasikan fenomena-fenomena yang ada disekitar mengenai posisi, kecepatan, percepatan. b) Mengidentifikasikan fenomena-fenomena yang ada disekitar mengenai gerak parabola. C. Afektif a) Siswa
memperhatikan
teman/siswa
lain
yang
sedang
pendapat
tentang
demonstrasi b) Siswa
bertanya
dan
mengemukakan
demostrasi yang dilakukan siswa atau kelompok siswa lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. c) Siswa memperlihatkan perilaku aspirasi dalam berdiskusi bersama dalam pembahasan gerak parabola. d) Siswa memperlihatkan perilaku aspirasi dalam memberikan pendapat dalam proses PBM. e) Siswa memperlihatkan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
5. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit 6. Metode Pembelajaran Ceramah interaktif, diskusi kelompok dan demonstrasi 7. Kegiatan Pembelajaran A. Pertemuan Pertama (2x45’) a. Pendahuluan a) Memotivasi siswa dengan memberikan ilustrasi verbal tentang pengalaman keseharian yang berkaitan dengan benda tanpa percepatan dan benda dengan percepatan tetap, khususnya yang berhubungan dengan vektor. b) Menggali pengetahuan awal siswa tentang vektor dan komponen-komponennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
c) Mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran,
materi
pembelajaran, dan gambaran proses pembelajaran. b. Inti a) Mendemonstrasikan gerak pada sistem koordinat sambil melakukan tanya jawab tentang posisi b) Dengan metode tanya jawab menjelaskan vektor posisi c) Memberi contoh pemecahan masalah d) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham e) Memberi latihan uji kompetensi f) Bersama-sama siswa membahas latihan uji kompetensi dengan memberi kesempatan pada 2 anak untuk mengerjakan di papan tulis g) Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangku untuk menjawab pertanyaan diskusi h) Bersama-sama siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan memberi kesempatan pada 2 kelompok
untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas i) Melalui ceramah interaktif, guru dan siswa mencari contohcontoh kejadian tentang gerak benda tanpa percepatan dan dengan percepatan tetap, kemudian bersama-sama mencoba menggunakan konsep vektor yang ada, dengan membahas arah-arah yang terdapat pada benda tersebut. c. Penutup Pemeberian tugas individu B. Pertemuan Kedua (2x45’) a. Pendahuluan a) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa b) Memberi pertanyaan tentang vektor posisi secara lisan terhadap 3 orang siswa b. Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
a) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan kecepatan vektor dan hubungan posisi dengan kecepatan vector b) Memberi contoh pemecahan masalah c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham d) Memberi latihan uji kompetensi e) Bersama-sama siswa membahas hasil latihan uji kompetensi dengan memberi kesempatan pada 3 siswa
untuk
menyampaikan hasilnya di papan tulis c. Penutup Memberi tugas pekerjaan rumah (PR) C. Pertemuan ketiga (2x45’) a. Pendahuluan a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa b) Membahas soal PR c) Apersepsi b. Inti a) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan percepatan, percepatanrata-rata dan percepatan sesaat b) Mendiskusikan hubungan posisi, kecepatan dan percepatan melalui analisis kalkulus diferensial dan integral c) Memberi contoh pemecahan masalah d) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham c. Penutup Bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini D. Pertemuan keempat (2x45’) a. Pendahuluan a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa b) Mengumpulkan PR b. Inti a) Memberi latihan uji kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
b) Bersama-sama siswa membahas hasil latihan uji kompetensi dengan memberi kesempatan pada 3 siswa
untuk
menyampaikan hasilnya di papan tulis c) Bersama dengan siswa menganalisis gerak parabola dengan tinjauan dua gerak yaitu gerak sumbu x dan sumbu y d) Merumuskan persamaan posisi, kecepatan gerak parabola pada berbagai waktu e) Mendiskusikan contoh pemecahan masalah c. Penutup a) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini b) Memberi pekerjaan rumah (PR) E. Pertemuan kelima (2x45’) a. Pendahuluan a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa b) Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa secara lisan c) Membahas soal PR b. Inti a) Mendiskusikan contoh pemecahan masalah b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham c) Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menjawab pertanyaan diskusi d) Bersama-sama siswa membahas hasil diskusi dengan memberi
kesempatan
pada
3
kelompok
untuk
menyampaikan hasilnya di depan kelas e) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah diajarkan sebagai review. f) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham g) Memberi contoh pemecahan masalah c. Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
F. Pertemuan keenam (2x45’) a. Pendahuluan a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa b) Persiapan untuk ulangan harian b. Inti Ulangan Harian c. Penutup Ucapan terima kasih
8. Penilaian Hasil Belajar a) Penilaian kognitif : Tes hasil belajar produk dan Proses b) Pekerjaan Rumah ( PR). 9. Sumber Pembelajaran a) Buku Fisika SMA kelas XI Semester I b) Alat : bola, pistol mainan dan pelurunya, lap top c) Media: power poin, foto, dan film simulasi gerak 10. Bentuk instrumen o Tugas diskusi o tugas individu o Ulangan akhir materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 4 MATERI PELAJARAN
1. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan pada Gerak Dalam Bidang a. Posisi Partikel pada Suatu Bidang Posisi partikel pada suatu bidang akan kita nyatakan dengan vektorvektor satuan, yaitu vektor satuan pada sumbu X, ditulis ̂dan pada sumbu Y, ditulis ̂ Y
̂ O O
j X ̂
Gambar 1.1Vektor-vektor satuan pada sumbu X dan Y, yaitu d̂ an ,̂ dengan besar ̂ = ̂ = 1
Besar vektor satuan : ̂ =
dan ̂ =
(1-1)
Y r = xi + yj
yj X O
xi Gambar 1.2posisi partikel pada bidang XOY dinyatakan sebagai r = xi + yj
Ambil titik asal O sebagai titik acuan, maka posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang XOY di mana pada saat t memiliki koordinat (x,y) (gambar 1.2) dapat dinyatakan sebagai: posisi partikel pada bidang : r = x ̂ +
̂
(1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Menentukan perpindahan partikel pada bidang Y P1(x1,y1) ̅ r1
P2(x2,y2)
∆r
Trayektori
r2
X O Gambar 1.3.Pada t = t1, vektor posisi partikel adalah r1 dan pada t = t2, posisi partikel adalah r2. perpindahan partikel adalah ∆r = r2 –r1 berarah dari P1 ke P2. Misalkan trayektori (lintasan) yang ditempu sebuah partikel pada suatu bidang adalah seperti pada gambar 1.3. Pada saat t = t1, partikel berada di titik P1 (x1,y1) dengan vektor posisi
r1 = x1 i + y1 j. Beberapa saat
kemudian, t = t2, partikel berada di titik P2 (x2,y2) dengan vektor posisi r2 = x2 i + y2 j. Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi ( kedudukan) suatu partikel dalam suatu selang waktu tertentu. Vektor perpindahan bararah dari titik awal ke titik akhir.Pada gambar 1.3, titik awal adalah P1 dan titik akhir adalah P2.Tentu saja vektor perpindahan ∆r adalah segmen garis berarah P1P2. Pada segi tiga vektor O P1P2, vektor yang menutup adalah r2sehingga berlaku r2 = r1 + ∆r ∆r = r2 – r1 Dalam bentuk komponen diperoleh ∆r
= (x2 i +y2 j) – (x1 i +y1 j) = (x2 – x1)i + (y2-y1)j
(1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
∆r = ∆xi +
(1-4)
∆yj
dengan ∆x = x2 – x1 dan ∆y = y2-y1
(1-5)
b. Kecepatan Partikel pada Suatu Bidang 1) Kecepatan Rata-Rata Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan dengan selang waktu tempuhnya. Untuk gerak lurus satu dimensi, persamaan kecepatan rata-rata adalah sebagai berikut: Kecepatan rata-rata pada garis lurus:
̅=
∆ = ∆
− −
(1-6)
Dalam gerak pada bidang (dua dimensi) definisinya tetap, hanya ∆x diganti dengan vektor posisi ∆r. Kecepatan rata-rata pada bidang ̅=
∆ = ∆
− −
(1-7)
denganr2adalah posisi pada t = t2 dan r1 adalah posisi pada t = t1 Bentuk komponen dari kecepatan rata-rata ̅ diperoleh dengan mensubsitusi ∆r dengan ∆x i + ∆y j (lihat persamaan 1-4) ke dalam persamaan di atas. ̅=
∆
+∆ ∆
=
∆ ∆ + ∆ ∆
̅= = = Oleh karena
∆ ∆ − −
dan
=
∆ = ∆
(1-8)
+ − −
(1-9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
∆
̅ = ∆ , maka kecepatan rata-rata ̅ searah dengan arah perpindahan ∆r (lihat gambar 1.3) 2) Kecepatan Sesaat sebagai Kemiringan Grafik Komponen x terhadap t Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t yang mendekati nol. Secara matematis ditulis:
= lim ̅ ∆ →
∆ ∆
(1-10)
Kita akan menentukan tafsiran geometris dari persamaan di atas dengan meninjau grafik x terhadap t ( sebagai komponen grafik r terhadap t). Pada gambar 1.4 ditunjukkan proses limit pada suatu grafik posisi x terhadap t. Di situ selang waktu ∆t terus diperkecil dengan mengambil t1 tetap dan t2 mendekati t1. Ketika ∆t mendekati nol, ∆x mendekati nol dan kecepatan rata-rata ̅ menjadi kecepatan sesaat v, yang sejajar dengan garis singgung kurva posisi pada t = t1. Dengan demikian, dapatlah dinyatakan tampilan geometris dari kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat pada t = t1 adalah kemiringan garis
(1-11)
singgung dari grafik posisi. x – t pada saat t = t1. x P2 P2’
P2’’
tangensial pada P1
P2’’’ ∆x3
P1
∆x ∆x1
∆x2
∆t3 ∆t2 ∆t1 ∆t
t t1 t2 dengan kemiringan garis singgung grafik Gambar 1.4.tampilan geometris kecepatan sesaat pada t1 sama x-t pada t = t1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
3) Kecepatan Sesaat sebagai Turunan Fungsi Posisi Kecepatan sesaat adalah turunan pertama dari
(1-12)
fungsi posisi x terhadap waktu t. Secara matematis dapat ditulis (1-13)
=
1) Kecepatan Sesaat untuk Gerak dalam Bidang Kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang ( dua dimensi) dapat dinyatakan sebagai: = lim ̅ ∆ →
∆ ∆
(1-14)
Tafsir geometris kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang mirip seperti untuk gerak lurus yang telah dinyatakan oleh persamaan (1-11). Kecepatan seaat di titik mana saja pada kurva (1-15) lintasan partikel adalah sejajar dengan garis singgung lintasan pada titik tersebut. Mirip dengan kasus satu dimensi (lihat persamaan 1-12) dan persamaan (1-13) maka kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang juga merupakan turunan pertama fungsi posisi r terhadap waktu t, dapat ditulis: (1-16)
=
Bentuk komponen dari kecepatan sesaat v diperoleh dengan mensubsitusi r =x i + y j ke dalam persamaan (1-16). =
(
+
=
)=
+
+
(1-17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
dengan =
=
(1-18)
Persamaan (1-18) menunjukkan bahwa jika posisi (koordinat) hosisontal x dan vertikal y diberikan dalam fungsi waktu t, maka dapat ditentukan komponen kecepatan sesaat, vx dan vy dengan menggunakan turunan. 4) Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Jika komponen-komponen kecepatan vx danvy sebagai fungsi dari waktu diketahui, maka posisi horisontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat ditentukan dari persamaan (1-19) dengan pengintegralan. = =
−
=
=
+∫
(1-19)
= =
−
=
+∫
=
(1-20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Dengan (x0, y0) adalah koordinat posisi awal menggunakan persamaan (12) r = xi + y j. Untuk gerak partikel pada satu dimensi, cukup digunakan persamaan
(1-19) untuk lintasan horisontal atau persamaan (1-20)
untuk lintasan vertikal.
5) Perpindahan Sebagai Luas di Bawah Grafik v – t Tafsiran geometris dari turunan pertama adalah gradien dari garis singgung grafik. v(t)
A1 t2 t3
t1
t
A2
Gambar 1.5.perpindahan sebagai luas di bawah grafik v -t Misalkan untuk menentukan perpindahan dan jarak yang ditempuh partikel dengan grafik v-t separti pada gambar 1.5, mulai dari t = t1 sampai dengan t = t2 maka: perpindahan = A1 – A2 = ∫
jarak = A1 + A2 = ∫
( )
−∫
( )
( )
(1-21)
(1-22)
denganA1dan A2 adalah luas daerah yang diraster. Perhatikan, menghitung perpindahan dalam selang
≤ ≤
menghitung jarak dalam selang
tidaklah masalah. Tetapi ketika ≤ ≤
, harus hati-hati. haruslah
terlebih dahulu menyelidiki apakah grafik v(t) memotong sumbu t dalam selang
≤ ≤
ataukah tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
c. Percepatan Partikel pada Bidang 1) Percepatan Rata-Rata Percepatan rata-rata (lambang
) didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan dalam suatu selang waktu tertentu Percepatan rata-rata
=
∆ ∆
(1-23)
=
denganv2 adalah kecepatan pada t = t2 dan v1 adalah kecepatan pada saat t = t1. Bentuk komponen dari percepatan rata-rata mensubsitusi ∆ dengan ∆ =
∆
+∆ +∆ ∆
ke dalam persamaan (1-23) =
= = = =
diperoleh dengan
∆ ∆
+
+
∆ ∆
∆ ∆ − ∆−
(1-24)
(1-25)
(1-26)
∆ − = − 2) Percepatan Sesaat sebagai Kemiringan Grafik v(t) Percepatan sesaat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata untuk selang waktu ∆ mendekati nol. Secara matematis dapat ditulis: = lim ∆ →
= lim ∆ →
∆ ∆
(1-27)
Mirip dengan kecepatan sesaat, kita dapat menyatakan tampilan geometris dari percepatan sesaat ( gambar 1.6) sebagai berikut. Percepatan sesaat pada t = t1adalah kemiringan garis singgung dari grafik v – t pada saat t = t2
(1-28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
v
P2
P2’
tangensial pada P1
P2’’ P2’’ ’
P1
∆v3
∆v
∆t3 ∆t2 ∆t1 ∆t
t
Gambar 1.6. tampilan geometris percepatan sesaat pada t = t1 sama dengan kemiringan ∆ garis singgung pada P1, yaitu ∆ Tafsiran geometris dari persamaan (1-28) dapat dinyatakan sebagai berikut: percepatan sesaat adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan v terhadap waktu t
(1-29)
secara matematis dapat ditulis: =
∆ ∆
(1-30)
3) Percepatan Sesaat untuk Gerak pada Bidang Untuk gerak pada bidang, percepatan juga dinyatakan oleh persamaan (130), hanya saja notasi yang digunakan adalah notasi vektor. = Bentuk komponen dari percepatan sesaat =∆ =
+∆ =
=
diperoleh dengan mensubsitusi
ke dalam persamaan (1-30). +
=
+ (1-31)
=
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
dengan =
=
=
lebih lanjut, karena
(1-32)
=
, maka (1-33)
=
=
1) Menentukan Kecepatan dari Grafik
−
Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui, maka kecepatan vdapat ditentukan dengan teknik integrasi pada persamaan (1-30). =
↔
=
integralkan kedua ruas, maka dapat diperoleh =
↔
−
= =
+
(1-34)
denganv0adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada saat t = 0 ). Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu x saja atau sumbu y saja), persamaannya persis seperti persamaan (1-34), hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor kecepatan sudah diwakili oleh tanda positif atau negatif. =
+
Dalam matematika, nilai integral ∫
(1-35)
sama dengan luas daerah di
bawah grafik a(t) dengan batas bawah t = 0 dan batas atas t = t, dan ini ditunjukkan oleh luas arsir pada gambar 1.7. Jadi, jika kecepatan awal partikel v0diketahui, maka kecepatan partikel v dapat diperoleh dengan teknik menghitung luas daerah dibawah grafik percepatan terhadap waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
a
grafik a(t)
t
0
t
Gambar 1.7.Luas daerah di bawah grafik a(t) atau luas arsir sama dengan nilai
2. Gerak Parabola a. Kecepatan Relatif Kecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif terhadap suatu acuan yang bergerak relatif terhadap acuan lain. Untuk benda-benda yang berada di atas tanah, umumnya kecepatan benda ditetapkan terhadap acuan tanah. (pengamat yang diam di tanah). kecepatan sebuah mobil
Misalnya
60 km/jam, maksudnya kecepatan mobil
terhadap tanah (pengamat yang diam di tepi jalan) adalah 60 km/jam ditulis vmobil,tanah = 60 km/jam. Untuk benda-benda yang bergerak di permukaan air, umumnya kecepatan benda ditetapkan terhadap acuan arus air. Misalnya, nelayan mendayung perahu dengan kecepatan 10 km/jam, maksudnya kecepatan perahu terhadap acuan arus air sama dengan 10 km/jam, ditulis vperahu,air = 10 km/jam. Pengamat
yang
berbeda
acuan
umumnya
memberikan
hasil
pengukuran kecepatan yang berbeda untuk benda yang sama yang sedang bergerak. Misalnya, mobil A sedang melaju dengan kecepatan 100 km/jam terhadap acuan tanah (pengamat diam di tepi jalan). Pada saat yang sama, mobil B melewati mobil A dengan kecepatan 110 km/jam terhadap acuan tanah. Pengamat yang diam di tepi jalan mengatakan mobil B melaju sangat cepat. Tetapi pengamat di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
mobil A tidak setuju dengan pendapat tersebut. Pengamat yang berada di dalam mobil A mengatakan bahwa mobil B melaju sangat lambat karena pengamat di dalam mobil A, mengukur kecepatan mobil B 10 km/jam terhadap mobil A. Jadi kedua pengukuran dari dua pengamat di atas sangat berbeda karena acuan yang mereka gunakan berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan bersifat relatif, tergantung dari titik acuan mana yang digunakan. Untuk kasus mobil A dan mobil B. Kecepatan mobil A relatif terhadap acuan tanah adalah vA,t = 100 km/jam. Sedangkan kecepatan mobil B relatif terhadap mobil A adalah vB,t = 110 km/jam. Kita ingin mengetahui kecepatan mobil B relatif terhadap mobil Aadalah : vBA= vB,t - vA,t
(1-36)
b. Gerak Parabola Gerak parabola didefinisikan sebagai gerak sebuah benda pada bidang dua dimensi yaitu pada arah sumbu X dan arah sumbu Y dalam waktu bersamaan. Pada arah sumbu X benda melakukan gerak lurus beraturan (GLB).Pada arah sumbu Y benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Untuk
menganalisis gerak parabola, hal yang perlu diperhatikan
adalah
percepatan gravitasi selalu tetap 9,8 m/s2, pengaruh hambatan atau gesekan dengan udara diabaikan rotasi bumi tidak mempengaruhi gerakan.
c. Persamaan Posisi dan Kecepatan pada Gerak Parabola Gerak parabola dapat dianalisis dengan meninjau
gerak lurus
beraturan pada sumbu X dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu Y secara terpisah. Pada sumbu X berlaku persamaan gerak lurus beraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
v = v0 = tetap dan x = v0t Jika pada sumbu X, kecepatan awal adalah v0x , kecepatan pada saat t adalah vx dan posisi adalah x (gambar1.8), maka persamaan menjadi (1-37)
vx = v0x
(1-38)
x = v0x t
=0
( ,
=
)
A O(0,0)
=−
Gambar 1.8. Lintasan parabola suatu benda yang dilempar pada kecepatan awal v0 dengan sudut elevasi
Pada sumbu Y berlaku persamaan umum gerak lurus berubah beraturan. Jika pada sumbu Y kecepatan awal adalah v0y, kecepatan pada saat t adalah vy, percepatan a = -g (berarah ke bawah) dan posisi adalah y, maka persamaan menjadi vy = v0y – gt
(1-39)
y = v0yt – ½ gt2
(1-40)
Kecepatan awal dinyatakan dengan v0x dan v0y dengan besarnya v0(kelajuan awal) dan sudut
terhadap sumbu X positif. Dalam besaran-besaran ini, komponen
kecepatan awal v0x dan v0y dapat diperoleh dari perbandingan trigonometri cos dan sin cos
=
=
cos
(1-41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
sin
=
=
(1-42)
sin
Kecepatan benda pada saat t diperoleh dengan menguraikan komponen kecepatan pada arah sumbu X adalah vx dan pada sumbu Y adalah vy, sehingga berlaku
besar kecepatan
=
arah kecepatan
tan
(1-43)
+
(1-44)
=
d. Menentukan Tinggi Maksimum dan Jarak Terjauh Tinggi maksimum tak lain adalah ordinat y dari titik tertinggi. Perhatikan gambar 1.8. Ketika benda bergerak naik dari titik awal Oke titik tertinggi H, komponen kecepatan pada sumbu X selalu tetap. Akan tetapi komponen kecepatan pada sumbu Y terus berkurang karena diperlambat oleh percepatan gravitasi g. Pada saat benda mencapai titik tertinggi H, komponen kecepatan pada sumbu Y sama dengan nol. Syarat suatu benda mencapai titik tertinggi (titik H ) adalah
vy = 0
(1-45)
Karena pada titik tertinggi H, vy = 0, maka kecepatan pada titik tertinggi, vH , adalah vH = vx = v0x Dari persamaan (1-59) dan (1-60)
(1-46)
dapat ditentukan tinggi
makasimum, yH, dan tentu saja koordinat titik tertinggi H (xH,yH). Dengan menggabungkan persamaan (1-59) dan persamaan (1-60), maka diperoleh: vy = 0 v0y – gt0H = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
t0H=
=
(1-47)
Dengan t0H adalah waktu untuk mencapai ketinggian makasimum.
Dengan
mensubsitusi t0Hpada persamaan (1-61) ke dalam persamaan posisi horisontal x (persamaan 1-52), maka diperoleh koordinat x dari titik tertinggi H. =
= 0 0
=(
)
cos
=
(2 sin
cos
)
= sin 2 2 (1-48) Dengan mensubsitusikan t0H pada persamaan (1-61) ke dalam persamaan posisi vertikal y (persamaan 1-54), maka dapat ditentukan koordinat yH yang merupakan tinggi makasimum. = =(
sin =
− )
2
1 2
sin
−
−
2
1 2
sin
2
(1-49) = 2 Dengan diketahuinya xH dan yH, maka koordinat titik tertinggi H adalah sebagai berikut. (
,
)↔
(
2
sin 2
,
2
)
(1-50)
Oleh karena pengaruh gaya gravitasi yang menarik benda ke bawah, maka benda yang sedang bergerak ke atas
dengan lintasan parabola akhirnya akan tiba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
kembali pada sumbu horisontal X. Jika titik awal pelemparan adalah O dan titik benda tiba di tanah adalah A (lihat gambar 1.8), maka jarak terjauh adalahOA (diberi simbol R). Syarat untuk jarak terjauh R adalah =0
(1-51) sin
− 2
1 2
=0
sin
= =
sin
(1-52)
=2
(1-53)
2
Dengan t0A adalah waktu untuk mencapat jarak horisontal terjauh dan t0H adalah waktu untuk mencapai titik tertinggi.Jarak R diperoleh dengan mensubsitusikan pada persamaan umum GLB. = = =
2 sin
2
cos
cos =
e.
sin
sin 2
(1-54)
Sifat Simetris Grafik Parabola Y sumbu simetri
H P
P dan Q terletak pada ketinggian yang sama =
H’’
Q
H’ A
O
X
− =
R Gambar 1.9.Sifat simetri grafik parabola dengan sumbu simetri adalah HH’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Jika gesekan angin dalam gerak parabola diabaikan, maka grafik parabola dapat kita analisis secara matematis. Dalam pelajaran matematika diketahui bahwa grafik parabola memiliki sumbu simetri yang akan membagi parabola menjadi dua bagian yang persis sama. Untuk parabola yang terbuka ke bawah (memiliki esktrem maksimum), sumbu simetrinya akan sejajar sumbu tegak dan melalui titik tertinggi. Dengan demikian, sumbu simetri untuk gerak parabola seperti pada gambar 1.9 pastilah melalui titik tertinggi H dan sejajar sumbu tegak Y. Sumbu simetri ini adalah HH’. Untuk dua titik yang terletak pada ketinggian yang sama, misalnya titik P dan Q pada gambar 1.9 (yP = yQ), berlaku sifat simetri grafik parabola sebagai berikut. (1) Waktu naik = waktu turun tPH = tHQ (2) Besar kecepatan
naik = besar kecepatan turun, tetapi
kecepatan naik tidak sama dengan kecepatan turun, sebab arahnya berbeda. vP = vQ (3) Sudut elevasi ke bawah = negatif sudut elevasi ke atas =− (4) Jarak titik ke sumbu simetri sama besar. PH” = QH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Lampiran 5
LATIHAN SOAL-SOAL Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Pokok Bahasan
: SMA Frater Makassar : Fisika : XI / I : Gerak Lurus dengan Analisis Vektor dan Gerak Parabola
1. Sebuah benda melakukan tiga perpindahan berturut-turut, yaitu A = (8 i + 3 j) m, B = (7 i – 2 j) m, dan C = (-4 i + 2 j) m. Tentukan besar dan arah perpindahan totalnya. 2. Kedudukan sebuah partikel yang sedang bergerak pada bidang XY dinyatakan oleh: x = (1,2 m/s) t dan y = 16 m – (0,6 m/s2) t2.Untuk selang waktu mulai dari t = 0 sampai dengan t = 3 s, tentukan: a) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan. b) Komponen-komponen kecepatan rata-rata. c) Besar dan arah kecepatan rata-rata 3. Sebuah partikel bergerak sepanjang sumbu X dan kedudukannya dinyatakan oleh x = t3 – 4t2 + 7t + 5, di mana x dalam m dan t dalam s. Tentukan: a) Kedudukan awal partikel. b) Kecepatan partikel pada saat t. c) Kecepatan awal partikel. d) Kecepatan pada saat t = 2 s. 4. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dari suatu titik O. Ketinggian batu di atas O setelah t sekon dinyatakan oleh y = 25t – 10t2, y dalam meter. Tentukan: a) Kecepatan awal. b) Kecepatan pada saat t = 3 s. c) Ketinggian maksimum yang dicapai batu diukur dari O. 5. Ungke melakukan suatu perjalanan dan memutuskan untuk menentukan persamaan geraknya. Dia tidak menentukan posisinya terhadap waktu melainkan kecepatannya terhadap waktu. Ungke menemukan bahwa kecepatannya dapat didekati dengan rumus v = 0,03(t2 – 25t + 75), di mana t dalam sekon dan v dalam m/s. a) Tentukan rumus untuk s(t), yaitu posisi Rante pada waktu kapan saja. Anda dapat menganggap posisi awal Rante adalah s0 = 0. b) Berapakah kecepatan rata-rata Rante antara t = 0 dan t = 50 s? 6. Kecepatan sebuah partikel dinyatakan oleh v = 6t2 + 4t – 8, dengan t dalam sekon dan v dalam m/s. Tentukan: a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 2 s. b) Percepatan pada saat kapan saja. c) Percepatan awal. d) Percepatan pada saat t = 2 s; apakah nilainya sama dengan a)? Berikan komentar anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
7. Seekor kelinci berlari menyeberangi suatu tempat parkir. Komponenkomponen kecepatan lari kelinci terhadap sistem koordinatXY dinyatakan oleh:vx = -0,8t + 9 dan vy = 0,4t – 10, dengan t dalam sekon dan vx dan vy, dalam m/s2. Posisi awal kelinci x0 = 30 m dan y0 = 40 m. a) Tentukan vektor posisi kelinci. b) Tentukan besar dan arah vektor posisi kelinci pada t = 10 s. 8. Sebuah mobil mainan meluncur dari sisi meja yang tingginya 1,25 meter dari lantai. Jika mobil mendarat di lantai 0,40 meter dari meja: a) Berapa lama diperlukan mobil untuk mendarat di lantai b) Berapa kecepatan mobil meluncur dari sisi meja c) Berapa kecepatan mobil pada saat menumbuk lantai 9. Sebuah batu yang dilemparkan dengan sudut elevasi 30o, ternyata menumbuk tembok sebuah sebuah gedung yang berada 20√3 meter di depan tempat pelemparan dan 15 meter di atas titik pelemparan. Hitunglah: a) Kelajuan awal batu b) Besar dan arah kecepatan batu pada saat menumbuk tembok. 10. Sebuah pesawat terbang menukik ke bawah membuat sudut 37o terhadap bidang horisontal, dan saat ketinggiannya 800 meter di atas tanah, sebuah karung pasir dijatuhkan. Bila karung itu tiba di tanah setelah 5 detik sejak dijatuhkan, hitung: a) Kelajuan pesawat itu b) Jarak horisontal yang ditempuh karung c) Komponen-komponen horisontal dan vertikal kecepatan pada saat menumbuk tanah. 11. Seorang pemain sepak bola melakukan tendangan bebas dengan sudut elevasi 22,5o dan bola tersebut mendarat di tanah pada jarak sejauh 30 meter. Berapakah jarak terjauh maksimum yang dapat dicapai bola bila ditendang dengan kecepatan yang sama seperti pada saat tendangan sebelumnya? 12. Sebutir peluru mortir ditembakan pada sudut elevasi 53o (sin 53o= 0,8) dengan kelajuan 98 m/s. Ambil g = 9,8 m/s2. a) Berapa lama peluruh berada di udara? b) Berapa jarak terjauh peluruh sebelum menumbuk tanah c) Berapa ketinggian maksimum yang dicapai peluruh 13. Dengan sudut elevasi berapakah sebutir peluruh yang diberi kecepatan awal 300 m/s harus ditembakan agar mencapai sasaran 4,5 km di depan tempat penembakan? Berapa selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak itu? 14. Sebuah bola dilempar dengan sudut elevasi 45o dan mencapai jarak horisontal 20 meter. Bila g = 9,8 m/s2, tentukanlah: a) Tinggi maksimum yang dicapai bola itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran 6 b) Sudut elevasi bola harus dilemparkan agar mencapai jarak horisontal 12 meter dengan kecepatan awal seperti (a) PANDUAN JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN 1.
Data: A(8 i + 3 j) B(7 i – 2 j) C(-4 i + 2 j) Masalah: Besar dan arah perpindahan total Solusi: Resultan perpindahan atau perpindahan total diperoleh dengan menjumlahkan tiap bagian perpindahannya. rtotal =A + B + C = (8 i + 3 j)m + (7 i - 2 j)m + ( -4 i + 2 j)m = (8 i + 7 i - 4 i)m + (3 j - 2 j + 2 j)m rtotal = (11 i + 3 j)m Besar perpindahan: |
|=
( ) + ( ) =
(11) + (3) = √121 + 9 = √130
= 11,40 Arah perpindahan: 3 = 15,25 11 Jadi, besar perpindahannya adalah 11,40 m dengan arah membentuk sudut tan
=
=
15,250 di atas sumbu X positif 2. Data: x = (1,2 m/s) t y = 16 – (0,6 m/s2) t2 untuk waktu dari t = 0 sampai dengan t = 3 sekon Masalah: a) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan b) Komponen-komponen kecepatan rata-rata c) Besar dan arah kecepatan rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Solusi: a) Nyatakan terdahulu vektor posisi r sebagai fungsi waktu t, yaitu r = x i + y j = 1,2ti + (16 – 0,6t2) j Kemudian kita hitung vektor- vektor posisi r1 untuk t = 0 dan r2 untuk t = 3 s. r1(t =0) = 0 i + (16 – 0) j = 16 j. r2(t=3) = [(1,2)(3)] i + [(16 – (0,6)(3)2] j = 3.6 i + 10,6 j Vektor kecepatan rata-rata ∆
=∆ =
=
( ,
, ) (
)
=
( ,
, ))
= (1,2 − 1,8 )m/s
b) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam komponen-komponennya adalah = ̅
= (1,2 − 1,8 )m/s
+
Jadi, pada arah sumbu X, kecepatan rata-rata sumbu Y, kecepatan rata-rata,
= 1,2 / dan pada arah
= −1,8 /
c) Besar kecepatan rata-rata | |=
+
=
(1,2 / ) + (−1,8 / ) = 2,16 /
Arah kecepatan rata-rata tan
=
=
, ,
= −56,31 (kuadran IV)
Jadi, besar kecepatan rata-rata adalah 2,16 dengan arah membentuk sudut 56,310 di bawah sumbu X positif. 3. Data: x = t3 – 4t2 + 7t +5 Masalah: a) Kedudukan awal b) Kecepatan pada saat t c) Kecepatan awal d) Kecepatan pada saat t = 2 sekon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Solusi: a) Kedudukan awal adalah kedudukan saat t = 0 x(t=0) = 5 m b) Kecepatan v adalah turunan dari fungsi kedudukan terhadap waktu =
=
(
−4
+ 7 + 5) = 3
−8 +7
c) Kecepatan awal partikel v0 adalah kecepatan pada saat t = 0 v0 = 7 m/s d) Kecepatan pada saat t = 2 sekon v(t=2) = 3(2)2 - 8(2) + 7 = 3 m/s.
4. Data: y = 25t – 10t2 Masalah: a) Kecepatan awal b) Kecepatan pada saat t = 3 sekon c) Ketinggian maksimum Solusi: a) Kecepatan adalah turunan dari fungsi posisi y terhadap waktu t =
=
(25 − 10 ) = 25 − 20
Kecepatan awal v0adalah kecepatan pada saat t = 0 v0(t=0) = 25 = 25 m/s b) v(t=3) = 25 – 20(3) = 25 – 60 = -35 m/s. Kecepatan bertanda negatif menunjukan arah kecepatannya ke bawah. c) Ketinggian maksimum diperoleh pada saat =0 25 − 20 = 0 20 = 25 = 1,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Nilai t = 1,25 disubsitusikan ke dalam persamaan posisi y, maka diperoleh ketinggian maksimum ymaks = 25(1,25) – 10 (1,25)2 = 15,625 m 5. Data: v = 0,03(t2 – 25t +75) Masalah: a) Posisi pada waktu kapan saja b) Kecepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 50 sekon Solusi: a) Karena persamaan kecepatan v = v(t), diberikan maka persamaan posisi, x(t), dapat dihitung dengan integral. ( )=
+
=0+
0,03(
= 0,03 ( = 0,03
1 3
= 0,01
− 25 + 75)
− 25 + 75) − 12,5 − 0,375
+ 75 + 2,25
b) Kecepatan rata-rata antara t1 = 0 dan t2 = 50 s ̅=
( = 50) − ( = 0) Δ = Δ −
[0,01(50) − 0,375(50) + 2,25(50)] − [0 − 0 + 0] 50 − 0 [1250 − 937,5 + 112,5] ̅= 50 425 ̅= = 8,5 m/s 50
=
6. Data: v = 6t2 + 4t -8 Masalah: a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 2 sekon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
b) Percepatan pada saat kapan saja c) Percepatan awal d) Percepatan pada saat t = 2 sekon; apakah nilainya sama dengan poin a)? Solusi: a) Percepatan rata-rata =
antara t = 0 dan t = 2s, adalah
Δ v( = 2) − v( = 0) = Δ −
[6(2) + 4(2) − 8] − [0 + 0 − 8] 2−0 [24 + 8 − 8] − [−8] 32 = = = 16 / 2 2 b) Percepatan pada saat kapan saja, a = a(t). Percepatan merupakan turunan =
dari fungsi kecepatan terhadap waktu. =
=
(6
+ 4 − 8) = 12 + 4
c) Percepatan awal a0 adalah percepatan pada saat t = 0 a0 (t = 0) = 4 m/s2 d) Percepatan pada saat t = 2 s. a(t = 2) = 12(2) + 4 = 28 m/s2 Nilai ini adalah percepatan pada saat t = 2 s sedangkan nilai pada pernyataan a), adalah percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 0 sampai dengan t = 2 s. Oleh karena itu, kedua nilai ini tidak sama. 7. Data: vx= -0,8t +9 vy = 0,4t -10 Posisi awal kelinci: x0 = 30 meter dan yo = 40 meter Masalah: a) Vektor posisi b) Besar dan arah vektor posisi pada saat t = 10 sekon Solusi: a) Nyatakan dahulu vektor kecepatan kelinci v = vxi + vyj
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
= (-0,8t + 9) i + (0,4t – 10) j vektor posisi awal kelinci r0 adalah r0 = x0i + y0j = 30 i + 40 j vektor posisi kelinci pada waktu kapan saja, r adalah integral dari v dt. =
+
= (30 + 40 ) + = 30 + 40 + = (−0,4
[(−0,8 + 9) + (0,4 – 10)]
−0,8 2
+9
+
+ 9 + 30 ) + (0,2
0,4 2
− 10
− 10 + 40)
b) Vektor posisi r pada t = 10 s, r (t = 10 ), adalah r (t = 10 ) = [-0,4(10)2 + 9(10) + 30] i + [ 0,2(10)2 - 10(10) + 40]j = [ – 40 + 90 +30] i + [20 – 100 + 40] j r (t = 10 ) = 80 i - 40 j Besarnya | ( = 10 )| = | ( = 10 )| =
( ) +( )
80 + (−40) = 40√5m
Arahnya : tan
=
=
= −26,57 . Jadi, besar posisi r pada saat t = 10 sekon adalah 40√5 meter dengan arah membentuk sudut 26,570 di bawah sumbu X positif.
8.
Data: Y = 1,2 m X = 0,4 m Masalah: a) Waktu yang diperlukan sejak meluncur hingga membentur lantai b) Kecepatan awal c) Kecepatan akhir (kecepatan saat membentur lantai)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut: vo 1,25m
0,4 m Titik acuan nol, ditetapkan di atas meja. Sumbu Y ke atas positif dan sumbu Y ke bawah negatif. pada sisi meja kecepatan arah sumbu Y, vy = 0, dengan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2. a) Waktu yang diperlukan mobil mainan untuk mendarat di lantai ditentukan dengan persamaan: =
−
; Karena vy = 0 maka
1 −1,25 = − (10) 2 −2,5 = −10 −2,5 = −10 = √0.25 = 0,5 b) Kecepatan mobil meluncur dari sisi meja ditentukan dengan persamaan =
. karena mobil mainan meluncur secara horisontal maka sudut yang dibentuk oleh kecepatan awal dengan sumbu X berhimpit dengan sumbu X, = 00 =
0,4 = 0,8 ⁄ 0,5 Kecepatan mobil saat menumbuk lantai =
=
= 0,8 / = =−
−
; karenavoy = 0 maka,
cos 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
. 0,5 = −5 ⁄
= −10 | |=
+
=
(−5) + (0,8) =
25,64 = 5,06 /
9. Data: X = 20√3 Y = 15 m = 30 Masalah: a) Kelajuan awal
b) Besar dan arah kecepatan saat menumbuk tembok. Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut:
a) Menentukan kecepatan awal batu v0 =
cos 30 1 20√3 = √3 2 40 = = 15 =
sin 30
−
1 2
1 40 1 40 − (10) 2 2
15 = 20 − 5 −5 = −5
1600
1600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
= 1600 → 40
=
=
= √1600 = 40 /
40 = 1 40
b) Besar dan arah kecepatan batu saat menumbuk tembok. Besar kecepatannya: Tinjau kecepatan batu pada arah sumbu X dan sumbu Y: = cos 1 = 40. √3 = 20√3 / 2 =
sin 30 −
1 = 40. − 10.1 2 = 20 − 10 = 10 / | |=
+
=
(20 3) + (10) = √1300 = 10√13 ⁄
Arah kecepatan: = tan tan
=
10 20√3
= 16,10 10. Data: Y = 800 m = 370 t = 5 sekon Masalah: a) Kelajuan pesawat b) Jarak mendatar c) vydan vx saat menumbuk tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut
vx 37
0
v
vy 800 m
X=? a) Titik acuan nol ditetapkan pada ketinggian 800 m di atas tanah. Arah sumbu Y ke bawah negatif. 1 = sin 37 − 2 3 1 −800 = . . 5 − . 10. 5 5 2 −800 = 3
− 125
−800 + 125 = 3 −675 = 3 → =
= −225 /
arah kecepatan ke bawah). b) Jarak horisontal: 4 = 225. . 5 = 900 5 c) Komponen kecepatan: = sin 37 − =
cos 37
3 = 225. − 10.5 5 = 135 − 50 = 85 / =
cos 37
4 = 225. = 180 / 5
(tanda negatif menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
11. Data: X = 30 m = 22,5 Masalah: Jarak horisontal terjauh maksimum Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut:
Jarak maksimum terjauh dicapai benda saat sin 2 = 1 Cari terdahulu kecepatan awal v0 = 30 =
2 sin cos 2(
5 12 . ) 13 13
10 120 30 = ( ) 1690
50700 = 120 = =
50700 = 422,5 120 422,5 = 20,55 /
Jarak maksimum terjauh: 422,5 = = = 42,25 10 12. Data: = 53 ( 53 = 0,8) = 98 / = 9,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Masalah: a) Waktu selama peluru berada di udara b) Jarak terjauh Xmax sebelum menumbuk tanah c) Ketinggian maksimum Ymax Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut:
=
2
sin
2(98) (0,8) = 16 9,8 a) Jarak terjauh maksimum dicapai saat sin 2 = 1 =
b)
=
=
=
sin
(98) = 980 9,8 =
(
) ( , )
(0,8) = 627,2
13. Data: vo = 300 m/s X = 4,5 km = 4500 m Masalah: a) Sudut elevasi α b) Waktu untuk menempuh jarak 4,5 km? Solusi: Soal ini dinyatakan dalam gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
α
=
a)
sin 2
4.500 =
(300) sin 2 10
45.000 = 90.000 (sin 2 ) sin 2 =
45.000 1 = 90.000 2
2 = 30 = 15 di atas sumbu X positif ( kuadran I) b) Waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak 4,5 km =
2
sin
=
2(300) (0,26) = 15,6 10
14. Data: = 45 = 20 = 9,8 Masalah: a) Tinggi maksimum b) Sudut elevasi yang harus dilempatkan agar mencapai jarak 12 meter. Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
=
a)
sin 2
(untuk jarak horisontal terjauh maksimum, sin 2α = 1) 20 =
9,8 = 196 = √196 = 14 / =
2
=
b) 12 =
(
) ,
=
(196)( ) (14) 1 ( √2) = = 5 2(9,8) 2 19,6
sin 2
sin 2
sin 2 =
117,6 = 0,6 → sin 196 2 = 37
ℎ
0,6 = 37 = 18,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 Lampiran 7
Satuan Pendidikan
PEKERJAAN RUMAH 1 : SMA Frater Makassar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI / I
Pokok Bahasan
: Gerak Lurus dengan Analisis Vektor
1.
Kecepatan v dari sebuah partikel yang sedang bergerak dalam bidang XY diberikan oleh v = (9t – 2t2) i + 6 j, di mana v dalam m/s dan (t> 0) dalam sekon. a) Berapa percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 4 s. b) Tentukan percepatan pada saat kapan saja. c) Kapan (jika ada) percepatan sama dengan nol? d) Berapa kecepatan pada saat t = 3 s?
2. Bus Batutumonga yang ditumpangi Taruk sedang bergerak memotong sebuah jalan raya dengan kecepatan 15 km/jam. Berapa kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan, jika ia berjalan dengan kecepatan 2 km/jam: a) Mendekati sopir. b) Menjauhi sopir. 3. Seekor lumba-lumba berenang pada kecepatan 20 km/jam dalam arus laut dengan arah 600 terhadap arah arus. Arus laut sedang bergerak sejajar terhadap pantai pada kecepatan 2 km/jam. Tentukan kecepatan (besar dan arah) lumbalumba relatif terhadap pantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 Lampiran 8 PANDUAN JAWABAN PEKERJAAN RUMAH 1 1. Data: v = (9t -2t2) i + 6 j Masalah: a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 4 sekon b) Percepatan pada saat kapan saja c) Kapan (jika ada) percepatan sama dengan nol d) Kecepatan pada saat t = 3 sekon solusi: a) Percepatan rata-rata =
( = 4) − ( = 0) Δ = Δ −
{[9(4) − 2(4) ] + 6 } − {[9(0) − 2(0) ] + 6 } 4−0 (4 + 6 ) − (6) = 4 4 = = 4 =
b) Percepatan pada saat kapan saja: =
=
[(9 – 2 ) + 6 ]
= (9 − 4 ) c) Percepatan sama dengan nol, a = 0, jika 9−4 =0 =
9 = 2,25 s 4
Jadi, percepatan sama dengan nol saat t = 2,25 s. d) Percepatan pada saat t = 3 s a = [(9 – 4(3)] i = -3 i 2. Data: vBo = 15 km/jam vTB= 2 km/jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Masalah: a) Kecepatan relatif terhadap orang yang diam di pinggir jalan bila berjalan mendekati sopir bus. b) Kecepatan relatif terhadap orang yang diam di pinggir jalan bila berjalan menjauhi sopir bus. Solusi: Kita gunakan lambang vTB untuk menyatakan kecepatan Taruk terhadap bus(sopir), vTountuk menyatakan kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan, dan vBountuk menyatakan kecepatan bus terhadap orang yang diam di tepi jalan. Orang yang diam di tepi jalan ditetapkan sebagai acuan bersama untuk Taruk dan bus. a) Soal untuk masalah a). dapat kita nyatakan dengan gambar di bawah ini.
vTo
vB
Tetapkan arah gerak kereta sebagai arah positif, maka: vBo = + 15 km/jam vTb= +2 km/jam kecepatan relatif Taruk terhadap bus, vTB dinyatakan oleh persamaan: vTB= vTo – vBo vTo= vTb+ vBo = (2 + 15) km/jam = 17 km/jam jadi, kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan adalan 17 km/jam. b) Soal untuk masalah b). dapat kita nyatakan dengan gambar berikut.
vT
vB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
vBo = + 15 km/jam vTb= -2 km/jam vTo= vTb +vBo = (-2 + 15) km/jam = 13 km/jam Jadi, kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan adalah 13 km/jam. 3. Data: vla = 20 km/jam vap = 2 km/jam = 600 Masalah: Kecepatan relatif vlp(besar dan arah) Solusi: Acuan yang bergerak adalah arus dan acuan yang diam adalah pantai.Oleh karena itu, pantai kita tetapkan sebagai acuan bersama untuk lumba-lumba dan arus laut. vlpadalah kecepatan lumba-lumba terhadap pantai, vapadalah kecepatan arus laut terhadap pantai, vla adalah kecepatan lumba-lumba terhadap arus laut. Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut: vla
vap
vlp 600
vap
Sesuai persamaan kecepatan relatif : vla = vlp - vap vlp = vla + vap Sesuai rumus besar resultan dua buah vektor, maka: =
+
+2
cos 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
20 + 2 + 2(20)(2)(0,5)
=
= √444 = 21,07 / Arahnya: Gunakan rumus sinus untuk menghitung sin sin
= =
sin(180 − 60 ) sin 120
sin
=
sin 120
sin
=
sin
= 0,822
20 1 √3 21,07 2
= 55,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 Lampiran 9
PEKERJAAN RUMAH 2 Satuan Pendidikan
: SMA Frater Makassar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI / I
Pokok Bahasan
: Gerak Parabola Dengan Analisis Vektor
1. Seorang pemain softball melempar bola sedemikian sehingga bola mencapai jarak terjauh maksimum 48 meter. Berapa tinggi maksimum yang dicapai bola pada pelemparan ini? 2. Sebuah partikel yang mengalami gerak parabola, posisinya pada t ditentukan oleh koordinat (X,Y) dengan x = 6t dan y = 12t – 5t2. x,y dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan: d) Kecepatan awal e) Sudut elevasi f) Lama partikel di udara g) Ketinggian maksimum h) Jarak terjauh i) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi. 3.
Sebuah meriam berada di permukaan tanah dipasang pada sudut tembak 300 kemudian peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, hitunglah: a) Koordinat peluru setelah 1 s. b) Tinggi maksimum peluru c) Waktu dan tempat peluru tersebut ketika jatuh kembali ke tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 Lampiran 10
PANDUAN JAWABAN PEKERJAAN RUMAH 2 1. Data: = 48 Masalah: Tinggi maksimum Ymax Solusi: Soal ini dinyatakan dalam gambar sebagai berikut:
Jarak terjauh maksimum pada arah horisontal dicapai pada sin 2α = 1 =
sin 2 48 =
10
= 480
=
2
2. Data: X = 6t Y = 12t – 5t2 Masalah: a) Kecepatan awal b) Sudut elevasi c) Lama partikel di udara d) Ketinggian maksimum e) Jarak terjauh
=
(480) √2 (480) 1 ( ) = ( ) = 12 2(10) 2 20 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
f) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi Solusi: Nyatakan terdahulu vektor posisi dalam komponen-komponen vektor satuanya. r = xi + yj r = (6t) i + (12t – 5t2) j a) Kecepatan adalah turunan fungsi posisi terhadap waktu = = (6 ) + (12 − 10 ) = 6 + (12 − 10 ) Kecepatan awal, v0 adalah kecepatan partikel pada saat t = 0 = 6 + (12 − 10.0) = 6 + (12) Besar kecepatan awal | |=
(
| |=
(6) + (12) = √36 + 144 = √180 = 6√5 /
) +(
)
b) Sudut elevasi tan
=
tan
=
= tan
12 =2 6 2 = 63,43
c) Waktu selama di udara adalah waktu saat partikel mulai bergerak ke udara hingga membentur tanah. 2(6√5) 23,998 (0,894) = = 2,4 s 10 10 d) Ketinggian maksimum =
2
sin
=
=
2
sin
=
(6 5) (0,8) = 7,2 m 2(10)
e) Jarak horisontal terjauh =
sin 2 =
(6 5) (0,8) = 14,4 m 10
f) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Pada titik tertinggi vy = 0, maka di titik tertinggi hanya ada kececepatan horisontal. Jadi, kecepatan pada titik tertinggi sama dengan kecepatan pada arah horisontal. = cos = (6 5)(0,45) = 6 / 3. Data : α = 300 υo = 20 m/s g = 10m/s2 Masalah: a) Koordinat peluruh setelah 1 sekon b) Tinggi maksimum peluruh c) Waktu dan tempat peluru ketika jatuh kembali ke tanah. Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut: Y
v0
v0y
Ymax
300
X
v0x υox
= υ0.cos300
υoy
= υ0.sin 300
= 20. √3
= 20.
= 10√3 m/s
= 10 m/s
a) Koordinat saat t = 1 s Y = y0 + υoyt - gt2 = 0 + 10.1 - .10.12
X
= x0 + υox t = 0 + 10√3.1
= 10 – 5 =5m Koordinat saat t = 1 s adalah (10√3 , 5) m. b) Tinggi maksimum peluru:
= 10√3 m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Ymaks
= =
30
.
=
.
= =5m c) Syarat peluru sampai di tanah, Y = 0 Y
= y0 + υoyt - gt2
0
= 0 + 10t - 10t2
= 0 + 10√3.2
0
= 0 + 10t - 5t2
= 20√3 m
5t2
= 10t
t
=2s
X
= x0 + υoxt
Jadi, peluru sampai ke tanah setelah 2 s, dan jatuh ke tanah pada jarak 20√3m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 Lampiran 11
SOAL ULANGAN FISIKA Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Pokok Bahasan Waktu
: SMA Frater Makassar : Fisika : XI IPA : Kinematika dengan Analisis Vektor : 90 Menit
1. Kedudukan sebuah partikel yang sedang bergerak pada bidang XY dinyatakan oleh: x = (1,2 m/s) t y = 16 m – (0,6 m/s2) t2 untuk selang waktu mulai dari t = 0 sampai dengan t = 3 s. Tentukan Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan. 2. Seekor kelinci berlari menyeberangi suatu tempat parkir. Komponenkomponen kecepatan lari kelinci terhadap sistem koordinatXY dinyatakan oleh: vx = -0,8t + 9 dan vy = 0,4t – 10, dengan t dalam sekon dan vx dan vy, dalam m/s. Posisi awal kelinci x0 = 30 m dan y0 = 40 m. Tentukan vektor posisi kelinci. 3. Bus Batutumonga yang ditumpangi Taruk sedang bergerak memotong sebuah jalan raya dengan kecepatan 15 km/jam. Berapa kecepatan Taruk terhadap orang yang berjalan di tepi jalan dengan kecepatan 2 km/jam, menjauhi sopir bus. 4. Sebuah mobil mainan meluncur dari atas meja yang tingginya 1,25 meter dari lantai. Jika mobil jatuh di lantai 0,40 meter dari meja, tentukan: d) Berapa lama waktu yang diperlukan mobil untuk mendarat di lantai? e) Berapa kecepatan mobil meluncur dari sisi meja? 5. Sebuah partikel yang mengalami gerak parabola, posisinya pada saat t ditentukan oleh koordinat (X,Y) dengan x = 6t dan y = 12t – 5t2. X,Y dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan: j) Kecepatan awal k) Sudut elevasi l) Ketinggian maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 Lampiran 13
Nama Jenis kelamin Kelas No Urut
:.......................... : L/P :.......................... : .........................
ANGKET SISWA Petunjuk Pengerjaan Angket a. Bacalah pernyataan-pernyataan berikut jawaban-jawabannya dengan seksama b. Isilah setiap jawaban dengan memberi tanda centang (√ ) pada salah satu kolom jawaban yang ada disampingnya. c. Keterangan: SS: Sangat Setuju, S: Setuju,TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
d. Saya lebih suka : (lingkari salah satu jawaban yang anda anggap paling cocok) A. Fisika B. Kimia C. Biologi e. Sikap saya terhadap belajar fisika : (lingkari salah satu jawaban yang anda anggap cocok dengan suasana hati anda terhadap fisika) A. Suka/ Senang B. Tidak suka/tidak senang
Yogyakarta, Mei 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 Lampiran 14 Lampiran 14
NILAI MINAT DAN ULANGAN FISIKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 Lampiran 15
NILAI SIKAP DAN ULANGAN FISIKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168