PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BERPIKIR POSITIF PADA SISWA SMK (Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih NIM: 121114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu, karena seteruku, ratakanlah jalan-Mu di depanku (Maz 5:9)
Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu. (Gobind Vasdev)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan bagi.... Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan, sumber kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur indah yang Haning jalani selama ini. Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam mendampingi dan memotivasi hingga sekarang. Orang tua tercinta, Bapak Martinus Suparjaka dan Ibu Antonia Kartini Abang tersayang, Yohanes Radhite Bangun Nugraha Adik tersayang, Khatarina Tri Murdawa Ningsih Seluruh keluarga, Serta teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung Haning sampai sekarang.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK BERPIKIR POSITIF PADA SISWA SMK (Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat berpikir positif siswa-siswi kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner Tingkat Berpikir Positif. Kuesioner yang disusun terdiri dari 60 item berdasarkan 4 aspek berpikir positif, yaitu: 1) harapan yang positif; 2) afirmasi diri; 3) pernyataan yang tidak menilai; 4) penyesuaian diri yang realistik. Subjek penelitian berjumlah 25 peserta didik kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016.Hasil pengukuran validitas kuesioner dengan total item 60, item gugur 7 dan item valid 53, serta reliabilitas instrumen 0,935. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 16.0 dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 siswa (4%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat tinggi, 9 siswa (60%) yang memiliki tingkat berpikir positif tinggi dan 9 siswa (36%) yang memiliki tingkat berpikir positif yang sedang. Analisis capaian skor item-item kuesioner terindifikasi bahwa 27 item (51%) mencapai skor sangat tinggi, 16 item ( 32%) mencapai skor tinggi, 8 item (15%) mencapai skor sedang, dan 2 item (4%) mencapai skor rendah. Peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan berpikir positif siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016 Topik-topik bimbingan, yaitu: mandiri dalam mengambil keputusan, dan aku pribadi yang unik.
Kata Kunci: berpikir positif, siswa SMK.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
POSITIVE THINKING IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL (A Descriptive Studiy in Class XI TITL Student of Vocational High Shool Pangudi Luhur Leonardo Klaten Academic Year 2015/016 and the Implications on the Proposed Guidance Topics)
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih Sanata Dharma Universty 2016 This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 and to propose for guidance topics. This research aims to gain an idea of the level of positive thinking among the students of Class XI TITL VHS Pangudi Luhur Leonardo Klaten academic year 2015/2016 implications on the proposed guidance topics. Type of this research is quantitative descriptive. Research on data collection used the questionnaire method of degree of positive thinking. The questionnaire consisted of 60 items based on 4 aspects of positive thinking, namely: 1) positive expectations; 2) self affirmation; 3) statements non-judgment talking; 4) realistic self adjustment. The research subjects were 25 students of Class XI VHS Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016. The results of the measurements of the validity of the questionnaire with a total 60 item, 7 of then were not valid, white 53 were valid, with the reliability of the instruments 0.935. Data analysis using SPSS 16.0 program research and data analysis techniques used are descriptive techniques. The results showed that 1 student (4%) has a very high level of positive thinking, 9 student (60%) have a high level of positive thinking and 9 student (36%) have a level of positive thinking. The analysis of the questionaaire score indicate that 27 items (51%) reached a very high score, 16 item (32%) reached a high score, 8 items (15%) achieved a medium score, and 2 items (4%) reach a low score. Researchers propose guidance topics for improving positive thinking among the students of Class XI TITL SMK Pangudi Luhur Klaten academic year 2015/2016 , namely: independent guidance in taking decisions, and me personally. Key words: positive thinking, VHS students.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “BERPIKIR POSITIF PADA SISWA SMK (Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan
saran,
motivasi,
petunjuk
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi. 5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 6. Orang tua saya, yakni Bapak Martinus Suparjaka dan Ibu Antonia Kartini atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini. 7. Abang saya, yakni Yohanes Radhite Bangun Nugraha atas kasih sayang, perhatian, dukungan, doa, semangat, dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Adik saya, yakni Khatarina Tri Murdawa Ningsih atas semangat, doa, kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis. 9. Teman dekat dan sahabat terkasih atas doa, dukungan, semangat dan kebersamaan yang diberikan selama ini. 10. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas keasalahan dan kekurangan tersebut. Penulis juga sadar bahwa peneitian ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun
dari
berbagai
pihak
guna
pembenahan,
penajaman,
dan
perkembangan penelitian yang lebih baik. Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 09 Septemer 2016
Bernadet Dwi Atmi Nugrahaningsih
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ....................................................................................... i HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 G. Definisi Istilah .................................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8 A. Hakikat Berpikir Positif ..................................................................... 8 1. Pengertian Berpikir Positif ....................................................... 8 2. Karakteristik Berpikir Positif.................................................... 9 3. Faktor-Faktor Pembentuk Berpikir Positif ............................... 10 4. Manfaat Berpikir Positif ........................................................... 11 5. Upaya-upaya Peningkatan Berpikir Positif .............................. 13
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Aspek-Aspek Berpikir Positif................................................... 14 B. Hakikat Siswa dalam Kehidupan di Sekolah ..................................... 16 1. Pengertian Siswa....................................................................... 16 2. Tugas Perkembangan Siswa ..................................................... 16 3. Karakteristik Siswa SMK ......................................................... 17 C. Berpikir Positif pada Siswa SMK Leonardo Klaten ......................... 19 Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal .................................................... 19 1. Pengertian Bimbingan Klasikal ................................................ 19 D. Hakikat Bimbingan Pribadi Sosial ..................................................... 21 1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ....................................... 21 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial .................................... 23 3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial ............................................. 24 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 25 A. Jenis Penelitian ................................................................................... 25 B. Subjek Penelitian ................................................................................ 26 C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 26 D. Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 27 1. Validitas Kuesioner .................................................................. 27 2. Reliabilitas Kuesioner............................................................... 29 E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30 1. Penentuan Skor Item Kuesioner ............................................... 31 2. Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ....................................... 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 34 B. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 39 C. Usulan Program Bimbingan ............................................................... 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 45 A. Simpulan ............................................................................................ 45 C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 46 B. Saran .................................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Norma Skoring Inventori Tingkat Berpikir Positif ..................................27 Tabel 2 Reliability Statiscs....................................................................................29 Tabel 3 Kriteria Guilford .....................................................................................30 Tabel 4 Norma Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ..........................................32 Tabel 5 Kategorisasi Normal Tingkat Berpikir positif .........................................33 Tabel 6 Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ......................................................35 Tabel 7 Hasil Analisis Item Tingkat Berpikir positif ............................................37 Tabel 8 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ...............38 Tabel 9 Rincian Usulan Program Bimbingan Klasikal .........................................44
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif ..................................................35 Gambar 2 Hasil Analisis Skor Item Tingkat Berpikir positif ..............................37
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif ..................................................50 Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Positif Valid dan Gugur......................51 Lampiran 3. Analisis Data Dari SPSS ...................................................................52 Lampiran 4. Koesioner ...........................................................................................59 Lampiran 5. Tabulasi data Kategorisasi.............................................................. 65 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian. ..........................................................................66
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan difinisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Berpikir positif adalah berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya, sehingga ia tidak akan putus asa atas masalah yang dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. Berpikir positif merupakan salah satu hal yang penting dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa di sekolah. Berpikir positif merupakan upaya yang penting untuk memberi semangat siswa dalam mencapai masa depan yang lebih baik (Ubaedy, 2007). Dampak yang akan dihadapi oleh siswa yang tidak berpikir positif adalah siswa memiliki perasaan tidak berdaya akan kegagalan yang sedang dihadapi, siswa kurang memiliki kekuatan yang otentik akan kekutanannya sendiri, serta apabila siswa-siswi mengalami suatu kegagalan dalam usahanya siswa-siswi sudah tidak menginginkan untuk kembali melakukan hal yang telah gagal tersebut. Selain itu siswa juga memiliki pemikiran yang negatif jika siswa mengalami kegagalan. Maka perlu adanya pengertian dan pemahaman tentang berpikir positif dalam menghadapi kegagalan, sehingga siswa dapat memaknai kegagalan sebagai penyemangat untuk menggapai kesuksesan, dan memaknai kegagalan bukan akhir dari sebuah usaha.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Berpikir positif pada diri siswa berbeda-beda satu dengan yang lain, untuk meningkatkan cara berpikir positif pada siswa perlu diberikan bimbingan yang sesuai, yang mampu membantu siswa untuk menumbuhkan sikap berpikir positif dan tidak mudah putus asa. Siswa yang mampu memiliki sikap berpfikir positif diharapkan mampu lebih tenang dalam menghadapi suatu kegagalan, dan mau untuk segera bangkit dari kegagalan serta siswa dapat mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. Mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan (Ubaedy, 2007). Berdasarkan pengertian berpikir positif di atas pada siswa-siswi berbeda satu dengan yang lain, untuk meningkatkan cara berpikir positif perlu adanya bimbingan bagi siswa-siswi, agar siswa-siswi dapat berpikir positif ketika mengalami suatu kegagalan. Pengertian tentang berpikir positif yang jika dicermati semuanya mengarah kepada suatu keadaan atau kesediaan untuk menerima masalah yang dihadapi agar tidak terjadi perselisihan yang lebih mendalam. Berpikir positif merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran yang positif, penggunaan pikiran yang positif, dan pengawasan pikiran agar tetap memiliki pemikiran yang positif. Berdasarkan pengalaman peneliti yang melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Leonardo Klaten dan penuturan guru BK (Bimbingan dan Konseling) sendiri. Masih banyak siswa-siswi yang belum percaya pada kemampuan dirinya sendiri, membanding-bandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
dirinya dengan orang lain. Misalnya siswa-siswi pesimis dalam menghadapi tantangan. Hal ini terlihat ketika ujian praktek dan guru penguji berasal dari sekolah lain atau dari lembaga di luar SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten, maka siswasiswi langsung memiliki pemikiran jika siswa tidak bisa mengerjakan (pemikiran negatif muncul jika ia tidak bisa mengerjakan ujian praktek dengan baik), akan gagal dalam menghadapi ujian praktek. Menurut penuturan dari Guru BK SMK Leonardo Klaten, permasalahan yang tinggi yaitu
siswa-siswi belum dapat meningkatkan
kemampuan berpikir positif pada dirinya, terutama pada siswa-siswi kelas XI TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik). Siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo SMA Klaten dapat berpikir positif, namun mungkin belum berkembang secara optimal. Misalnya Siswa kelas XI TITL merasa lebih kurang mampu dengan teman yang bukan dari jurusan TITL, karena merasa tidak mampu akhirnya siswa TITL memiliki pemikiran yang negati, takut untuk menoba hal baru. Tingkat berpikir positif siswa dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, siswa yang berpikir positif memiliki garapan yang positif (positive expectation), artinya siswa yang memiliki pemikiran positif akan lebih optimis dalam menghadapi tantangan, percaya akan dirinya sendiri dan tidak raguragu dengan kempuan dirinya sendiri. kebanyakan siswa kelas TITL sering pesimis jika menghadapi tantangan baru, misalnya memiliki pemikiran jika dirinya tidak mampu, takut dalam menghadapi ujian praktek jika guru penguji berasal dari luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Kedua, Affirmasi diri (Self affirmative), artinya siswa berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam hidup siswa sendiri, namun siswa kelas XI TITL belum memiliki afirmasi diri yang bagus, misalnya siswa kurang bertanggung jawab atas pilihan yang telah dibuat . Ketiga, pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking), artinya siswa menyadari jika kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang itu berbeda. Namun kebanyakan siswa kelas XI TITL masih sering membandingbandingkan kemampuan diinya dengan kemmapuan oaring lain, sehingga merasa jika dirinya lebih kurang mampu dibandingkan dengan orang lain. Keempat, Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation), artinya siswa menyadari jika kegagalan membuat dirinya semangat menghadapi tantangan menuju keberhasilan (Albrecht, 1980) Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir positif pada siswa-siswi SMK Leonardo Klaten kelas XI TITL SMK Leonardo Klaten, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “BERPIKIR POSITIf PADA SISWA SMK (Studi Deskiptif pada Siswa-siswi Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 serta Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)” dalam pemenuhan tugas skripsi. Melalui skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh SMK Leonardo Klaten maupun pihak lain dalam mengetahui tingkat kemampuan berpikir positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut: 1.
Siswa-siswi kurang memiliki sikap berpikir positif dalam dirinya.
2.
Siswa-siswi pesimis dalam menghadapi tantangan.
3.
Siswa-siswi bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membandingbandingkan dirinya dengan orang lain.
C. Pembatasan Masalah Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab masalahmasalah di atas khususnya pada masalah siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten yang menunjukkan gajala kurang berpikir positif jika mengalami suatu kegagalan. Oleh karena itu dalam penelitian ini difokuskan pada deskripsi tingkat Berpikir Positif pada Siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: 1.
Seberapa tinggi tingkat berpikir positif pada siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2016/2017?
2.
Berdasarkan analisis capaian skor item tingkat berpikir positif yang rendah topik-topik bimbingan pribadi apa saja yang relevan bagi siswa-siswi SMK PL Leonardo Klaten Kelas XI TITL tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui seberapa baik tingkat berpikir positif siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/016. 2. Item yang teridentifikasi
rendah diusulkan untuk dijadi topik-topik
bimbingan pribadi agar siswa-siswi semakin berpikir positif jika mengalami kegagalan/ keadaan yang kurang menyenangkan. F.
Manfaat Penelitian Adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai
berikut: 1. Secara teoritis Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling dalam memberikan topik bimbingan mengenai berpikir positif. 2. Secara praktis a.
Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan guru BK membantu siswa dan masukan pada pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diharapkan berfungsi untuk meningkatkan berpikir positif pada siswa.
b.
Bagi siswa-siswi kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Siswa semakin berpikir positif sehingga mampu mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. G. Definisi Istilah 1. Kemampuan berpikir positif adalah berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya. Siswa yang berpikir positif tersebut tidak akan putus asa atas masalah yang dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. 2. Siswa SMK adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat berpikir positif, hakikat siswa, serta hakikat bimbingan pribadi dan sosial. A. Hakikat Berpikir Positif 1. Pengertian Berpikir Positif Pengertian
berpikir positif adalah merupakan suatu kesatuan
cara
berpikir sehat yang sifatnya menyeluruh. Seseorang yang memiliki cara berpikir yang positif, maka akan
terus menghasilkan
buah pikiran yang
positif, sekaligus menghimpun harapan, rasa optimis, dan daya cipta, dengan demikian orang yang memiliki cara berpikir yang positif akan menggerakkan dunia sekitarnya secara positif pula (Peale, 2006). Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif. Adapun yang dimaksud dengan muatan positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria: a) Benar, yang artinya tidak melanggar nilai-nilai kebenaran, serta siswa dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sesuai dengan kedaan yang sesungguhnya. b) Baik, artinya berpikir positif itu baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sehingga dengan berpikir positif dapat memberikan dampak kebaikan bagi siswa sendiri, orang lain dan lingkungan. c) Bermanfaat, dengan berpikir positif siswa dapat menghasilkan sesuatu yang
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
berguna yang artinya siswa dapat membantu orang lain yang mengalami keterpurukan dan memberi masukan. 2. Karakteristik Berpikir Positif Ubaedy (2006) mengatakan berpikir positif memiliki sejumlah karakteristik, antara lain: a. Optimis, orang yang berpikir positif selalu optimis pada kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Orang yang optimis dapat mecapai keberhasilan yang diharapkannya b. Sabar, orang yang berpikir positif selalu sabar dalam mengharapkan hasil sesuai dengan keinginnanya. c. Tidak berhenti berusaha, orang yang berpikir positif jika mengalami suatu kegagalan atau keterpurukan ia akan berusaha untuk bangkit lagi dan mencoba hingga mencapai kesuksesan sesuai dengan yang diinginkan. Peale (2006) mengemukakan bahwa berpikir positif mempunyai beberapa karakteristik umum antara lain: a. Orang yang berpikir positif mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap siswa, akan tetapi ia yakin bahwa semua masalah dapat di selesaikan. Orang yang memiliki pikiran yang positif memiliki kepercayaan yang kuat akan dirinya, dan dapat berhasil dalam mencapai hal yang diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
b. Tidak mau kalah oleh berbagai kesulitan dan rintangan. Orang yang memiliki pikiran positif selalu bangkit dari keterpurukan atau kegagalan, sehingga mencoba untuk bangkit lagi dan meraih keberhasilan yang sesuai dengan harapannya. c. Memiliki jiwa yang kuat dan konsisten. Orang yang berpikir positif dapat mengambil sikap yang positif, bukan yang negatif. Selalu membicarakan halhal positif dan selalu menginginkan kehidupan yang positif. Percaya pada kemampuan, keterampilan dan bakatnya, ia tidak pernah meremehkan itu semua sehingga ia tidak lagi menolak sebuah keberhasilan, namun sebaliknya ia menarik keberhasilan kearah dirinya karena ia konsisten dengan dirinya sendiri. d. Percaya kepada Tuhan. Orang yang berpikir positif percaya bahwa keberhasilan yang ia raih adalah campur tangang dari Tuhan. e. Meyakini bahwa semua orang memiliki daya kreatif. Akan tetapi, daya kreativitas itu membutuhkan kekuatan untuk membangkitkannya sehingga menjadi menyata sesuai dengan yang diharapkannya Berdasarkan uraian karakteristik dari Ubaedy dan Peale
di atas, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik berpikir positif adalah keyakinan bahwa hal-hal yang baik akan terjadi pada pencapaian ke depan dan cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
3. Faktor-faktor Pembentuk Berpikir Positif Menurut Peale (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi berpikir positif seseorang, yaitu: a. Religiusitas Agama dapat membantu siswa mendapatkan penyembuhan dari penyakit-penyakit pikiran, hati, jiwa, dan tubuh. Agama dapat menyingkirkan ketakutan, kebencian, kesakitan, kekalahan moral, sehingga dapat memberi kekuatan dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kebaikan. Misalnya dengan mengikuti kegiatan keagamaan, siswa tersebut dapat mengolah dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dengan mengikuti kegiatan keagamaan siswa tersebut dapat elajar bermeditasi dengan merenungi kesalah yang dilakukan hari ini dan akan mmperbaiki hari berikutnya b. Kepercayaan diri Siswa yang mampu mempercayai dirinya sendiri dapat dengan mudah berpikir positif terhadap kondisi yang sedang dihadapinya. Kepercayaan diri yang mantap dapat membuat siswa menarik keberhasilan mendekat dengan dirinya sehingga siswa yang memiliki kepercayaan diri lebih mudah berhasil dalam mencapai target yang dibuat. c. Dukungan sosial Siswa membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya untuk dapat menimbulkan perasaan dibutuhkan dan diinginkan yang akan membawan siswa pada pemikiran yang positif terhadap dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Misalnya siswa mendapat dukungan penuh dari orangtua, teman, guru, dan saudaranya. 4. Manfaat Berpikir Positif Selain itu Kebiasaan berpikir positif merupakan sikap dan tindakan yang mendatangkan manfaat besar bagi siswa yang bersangkutan, yaitu berkenaan dengan: a. Mengatasi Stres Berpikir positif dapat membantu siswa mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif, dan mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stres. Artinya siswa dapat mengatasi stress sehingga siswa dapat menanamkan pemikiran positif dalam dirinya dan mengganti pemikiran pesimis menjadi lebih optimis. b. Menjadi Lebih Sehat Pikiran dapat secara langsung mempengaruhi tubuh dan cara bekerja tubuh. Ketika siswa mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, maka siswa akan merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti akan membuat siswa tidak mengalami gangguan saat tidur, tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan, dan kelelahan. Sehingga cara hidup siswa menjadi lebih sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Percaya Diri Dengan berpikir positif, maka akan lebih percaya diri dan siswa tidak mudah untuk mencoba menjadi orang lain. Jika tidak percaya diri maka siswa tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berpikir positif dapat mencegah siswa memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian akan disesali oleh siswa. Berpikir positif membuat siswa peraya diri dalam memilih keputusan dengan cepat. Selain itu juga ketika siswa dapat berpikir seara positif, maka akan membuat siswa memiliki rasa peraya diri yang baik singga dapat menarik perhatian orang dan orang tersebut akan merasa nyaman ketika berdekatan dengan siswa yang memiliki pemikiran positif. d. Bisa Mengatur Waktu Lebih Baik Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih baik, siswa akan lebih terorganisir, hal ini akan membantu siswa untuk mendapatkan lebih banyak waktu bagi diri sendiri dan orang yang dicintai. Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus namun dengan berpikir positif siswa lebih bisa mengatur waktu dengan baik sehingga akan mengarahkan siswa pada kebahagian dan keberhasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
5. Aspek-aspek Berpikir Positif Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif, adapun tercakup aspek- aspek berpikir positif sebagai berikut (Albrecht 1980): a.
Harapan yang positif (positive expectation) Artinya melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan. Misalnya, siswa memiliki keyakinan pada keputusan yang pilih, siswa mampu memusatkan perhatian pada kesuksesan yang akan dicapai oleh dirinya.
b.
Affirmasi diri (Self affirmative) Artinya yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif. Dalam hal ini siswa menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri. Misalnya, siswa yakin pada kemampuan dirinya dan siswa mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tanpa mengabaikan kekuatan dirinya.
c.
Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking) Artinya suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan atau penilaian yang negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
menghadapi keadaan yang cenderung negatif, misalnya:
siswa mampu
menerima jika setiap manusia adalah pribadi yang unik, siswa menerima kelemahannya sehingga tidak malu jika meminta bantuan orang lain. d.
Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation) Artinya mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri. Misalnya, siswa mampu mengatasi frustasi yang sedang dialami dan tidak menyalahkan diri ketika gagal, siswa mampu bangun dari suatu kegagalan atau tidak fokus pada kegagalan. Siswa yang berpikir positif adalah siswa yang mempunyai harapan dan cita-cita yang positif, memahami dan dapat memanfaatkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menilai positif segala permasalahan. Siswa yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan, cinta kasih daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga siswa akan bersikap positif dalam menghadapi permasalahan (Albrecht, 1980). Berpikir positif, siswa dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil disekitarnya (Peale, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
6. Upaya-upaya Peningkatan Berpikir Positif a. Optimis Memiliki pandangan yang positif pada suatu hal. Misalnya Orang yang pesimis itu fokus kepada yang negatif (seperti memandang segelas air sebagai setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis fokus memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah penuh). b. Lebih peka Lebih peka terhadap masalah–masalah potensial, maka bisa lebih siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Serta
juga bisa peka terhadap
pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila
mendengar pengumuman
tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah mengikutinya, maka akan memperoleh sesuatu hal yang baru. c. Sportif Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalahkan orang lain atau keadaan atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan orang lain (jika bermain dalam team) jika tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya. “Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika menang. d. Memiliki pengharapan Pengharapan mungkin merupakan sikap positif yang terpenting bagi segala sikap poritif lainnya pengharapan adalah sesuatu yang tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
berhenti sama sekali. Sehingga siswa perlu memiliki pengharapan dalam sesuai dengan kemampuannya. B. Hakikat Siswa 1. Pengertian Siswa Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, siswa diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Desmita, 2012). 2. Tugas Perkembangan Siswa SMK Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMA memasuki tahap pencarian jati diri. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut: a. Siap bekerja setelah lulus sekolah, karena telah menekuni bidang tertentu diharapkan siswa siap bekerja setelah lulus sekolah b. Mampu
menerima
keadaan
fisiknya,
mampu
menerima
dan
memahami peran seks usia dewasa. c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. d. Mencapai kemandirian emosional. e. Mencapai kemandirian ekonomi. f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
g. Memahami dan mengintenalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. 3. Karakteristik Siswa SMK Adapun bebrapa karakteristik dari siswa SMK, yaitu: a. Adanya kekurang seimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder. c. Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing. d. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. e. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. f. Mulai
mempertanyakan
secara
skeptis
mengenai
(keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan. g. Reaksi dan ekspresi emosi lebih labil.
eksistensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
h. Kepribadinnya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu. i. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas. Berdasarkan pengertian diatas siswa SMK adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Adapula beberapa tugas perkembangan siswa SMK/K yang harus dipenuhi dalam menemukan jati diri siswa, misalnya menerima diri apa adanya, mencapai kemandirian dalam hidupnya. Selain tugas perkambangan ada pula beberapa karakteristik siswa SMA/K misalnya masih labil dalam memilih atau menentukan suatu hal dan adanya perubahan yang terjadi pada tubuh. C. Berpikir Positif pada Siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Pengertian
berpikir positif adalah merupakan suatu kesatuan
cara
berpikir sehat yang sifatnya menyeluruh. Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif. Bagi peserta didik SMK Leonardo berpikir positif sangat penting untuk dimiliki, karena mengingat peserta didik dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja (termasuk wirausaha) yang kompleks dan penuh tantangan, mampu menguasai bidang juruasannya dengan baik. D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
terkandung beberapa makna. menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Winkel dan Hastuti (2012) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu orang perorangan atau kelompok untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu. Winkel dan Hastuti (2012) mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya siswa yang bersangkutan dapat memahami dirinya, sehingga siswa sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Prayitno dan Amti (2004) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang siswa, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan siswa dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan di sekolah merupakan usaha bersama antara guru pembimbing atau konselor dengan siswa. Konselor membantu siswa untuk mengenal, memahami, menerima dirinya dan mengembangkan keterampilanketerampilan yang dibutuhkan agar mampu menyesuaikan diri dan melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dirinya, mampu mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal sehingga dapat mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya sendiri. Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyediakan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan
optimal
masing-masing
siswa,
yang
diharapkan
dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2012). Pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan kepada siswa meliputi berbagai bidang bimbingan. Menurut Prayitno dan Amti (2004) bidang-bidang bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: a. Bidang bimbingan pribadi Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal, memahami dan mengembangkan dirinya sendiri menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki pribadi yang teguh dan beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. b. Bidang bimbingan sosial Pelayanan bidang bimbingan sosial bertujuan membantu siswa untuk dapat berkomunikasi yang baik dengan orang lain, hidup bersosialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
terhadap lingkungan sekitar dengan mengikuti etika pergaulan sosial yang berdasarkan budi pekerti luhur. c. Bidang bimbingan belajar Pelayanan bidang bimbingan belajar bertujuan membantu siswa untuk dapat melakukan kegiatan dan kebiasaan belajar yang baik, dan menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi ujian dengan baik sehingga dapat mengembangkan diri untuk mempersiapkan masa depan. d. Bidang bimbingan karier Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal berbagai macam sekolah lanjutan dan pekerjaan dalam rangka mengembangkan karier di masa depan. E. Hakekat Bimbingan Pribadi Sosial 1.
Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial Bimbingan pribadi sosial merupakan layanan yang mengarah pada
pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam masalah permasalahan yang dialami oleh siswa. Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkn siswa dalam menangani masalah dirinya. Bimbingan pribadi sosial di berikan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang hangat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tepat. Winkel dan Hastuti (2012) menyatakan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur dirinnya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian wakti luang, penyaluran nafsu seksual serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dangan sesama di berbagai lingkungan. Bimbingan pribadi sosial adalah suatu bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat mencapai ujuan dan ugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosilisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Surya (dalam Tohirin) menjelaskan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial dalah bimbingan adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa agar dapat mencapai tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian konflik, dan penyesuaian diri sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya. Bimbingan pribadi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
diberikan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan ketrampilanketrampilan pribadi yang tepat. 2.
Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial Bimbingan yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan sebagian disalurkan melalui bimbingan bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan siswa, (Winkel dan Sri Hastuti, 2012): a. Penyadaran dan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang kearah masyarakat modern, antara lain: apa ciri-ciri kehidupan modern dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia. b. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah dari pada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega,
bila dia menyadari teman-temannya
mengalami kesulitan yang sama, remaja lalu tidak akan memandang dirinya lagi sebagai orang yang abnormal. c.
Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa. Misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
3.
Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial Menurut Winkel dan
Sri Hastuti (2012) Tujuan bimbingan pribadi
sosial, sebagai berikut: a. Supaya siswa yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungan. b. Membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dan wajar di lingkungan sekitarnya. c. Supaya siswa dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan dan tugas pribadi. d. Membantu siswa mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. e. Agar siswa mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani dan mengisi waktu luang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reabilitas kuesioner, dan teknik analisis prosedur pengumpulan data. A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kuantitatif yang dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu untuk memperoleh gambaran Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu untuk memperoleh gambaran tingkat berpikir positif pada siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala pada saat penelitian itu dilakukan. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat berpikir positif pada siswa-siswi SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
B.
Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas XI TITL SMK Pangudi
Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 25 siswa. Pengisian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2016. C.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner/angket.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian dimodifikasi, yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuia (STS). Subjek diminta memilih satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma skoring inventori keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya terdapat dalam tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Tabel 1 Norma Skoring Inventori Tingkat Berpikir Positif Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
D.
Sangat Sesuai
4
1
Sesuai
3
2
Tidak Sesuai
2
3
Sangat Tidak Sesuai
1
4
Validitas dan Reabilitas 1. Validitas Kuesioner Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2009) Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten (expert judgement) (Azwar, 2009). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Pengujian validitas isi dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan 60 item sebagai item uji coba, selanjutnya setelah dilakukan validitas terdapat 7 item gugur dan 53 item valid, sehingga selanjutnya untuk melakukan validitas peneliti menggunakan 53 item yang valid. Uji validitas ini dilakukan dengan teknik pearson product moment.
Keterangan : rXY= koefiesiensi korelasi antara x dan y N = jumlah subyek X = skor item tertentu yang akan diuji validitasnya Y = skor total sup aspek yang memuat aitem yang diuji validitasnya Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30 (Sugiyono, 2010). Bila nilai korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa item instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisikisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Pada kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Berpedoman pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert judment dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. lampiran 3. 2. Reliabilitas Kuesioner Instrumen
yang
reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α). Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut: Sx 2 + Si 2 α =2[1] Sx 2
Keterangan rumus : S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2
: varians skor skala Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan
dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windoes, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α) tertera pada Tabel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tabel 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .935
53
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford tertera pada table 3. Table 3 Kriteria Guilford N Koefisien Korelasi Kualifikasi o 1 2 3 4 5
0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas Kuesioner Tingkat berpikir positif diperoleh Reliability Statistics 0.935 dan dapat disimpulkan sangat tinggi. Setelah diperoleh harga
hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan
instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan n = 25 taraf kesalahan 5% diperoleh 0.374. Karena hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5% (0.931>0.374), maka dapat disimpulkan Kuesioner tingkat berpikir positif tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas Kuesioner tingkat berpikir positif masuk dalam kriteria sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
E.
Teknik Analisis Data Sugiyono (2012) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1.
Penentuan skor item kuesioner Penentuan dilakukan dengan cara memberika skor dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
2.
Kategorisasi Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara beerjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar: 2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009). Berpikir positif terdiri atas lima kategori:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi yang disajikan dalam tabel 4. Tabel 4 Norma Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Norma/Kriteria Skor X - 1,5 - 1,5 X - 0,5 - 0,5 X + 0,5 + 0,5 X + 1,5 + 1,5 X
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan: Skor maksimum teoritik
:
Skor
tertinggi
yang
diperoleh
subyek
yang
diperoleh
subyek
penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik
:
Skor
tertinggi
penelitian berdasarkan perhitungan skala. Standar deviasi (/sd)
: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan
deviasi sebaran. (mean teoritik)
:
Rata-rata
teoritis
skor
maksimum
dan
minimum. Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat berpikir positif dengan jumlah item 53 diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tingkat berpikir positif Skor maksimum teoritik
: 4 x 53
= 212
Skor minimum teoritik
:1x3
= 53
Luas jarak
: 212 – 53
= 159
Standar deviasi ((σ/sd)
: 159:6
= 26,5
μ (mean teoritik)
: (240+60):2 =132,5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
Tabel 5 Kategorisasi Normal Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Normal/Kriteria Skor +1,8σ < μ
Rentang Skor >180
Kategori Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ
148-279
Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
132-147
Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
86-131
Rendah
μ ≤ -1,8σ
<85
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat percaya diri siswa kelas XI TITL SMK Pangui Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial. A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 25 siswa kelas XI SMK Pangudi Luhur Klaten tahun ajaran 2015/2016. Berikut akan dipaparkan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat berpikir positif kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016: 1. Tingkat Berpikir Positif Kelas XI SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan data analisis tentang berpikir positif dan dianalisis dengan teknik deskriptif, gambaran tingkat berpikir positif kelas XI SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 ditampilkan dalam tabel 6 dan gambar 1 di bawah ini.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 6 Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Normal/Kriteria Skor +1,8σ < μ
Rentang Skor >180
Kategori
F
Prosentase
Sangat Tinggi
1
4%
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ
148-279
Tinggi
15
60%
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
132-147
Sedang
9
36%
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
86-131
Rendah
0
0%
μ ≤ -1,8σ
<85
Sangat Rendah
0
0%
Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ditampilkan dalam bentuk gambar berikut ini
Gambar 1 Kategorisasi Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 1 siswa (4%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat tinggi. b. Terdapat 15 siswa (60%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang tinggi. c. Terdapat 9 siswa (36%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sedang. d. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki tingkat berpikir positif yang rendah. e. Terdapat 0 siswa (0), yang memiliki tingkat berpikir positif yang sangat rendah Jadi, sebagian siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten memiliki tingkat berpikir positif dalam kategori sangat tinggi 4%, kategori tinggi 60%, kategori sedang 36%, kategori rendah dan sangat rendah 0%. 2. Hasil Skor Item Tingkat Berpikir Positif Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Kalten tahun ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur atau tidak valid maka, analisis skor item berpikir positif diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 7 dan grafik 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 7 Hasil Analisis Sekor Item Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Normal/Kriteria Skor +1,8σ < μ
Rentang Skor ≥86
Kategori
F
Prosentase
Sangat Tinggi
27
51%
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ
71-85
Tinggi
16
32%
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
56-70
Sedang
8
15%
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
40-55
Rendah
2
4%
μ ≤ -1,8σ
≤40
Sangat Rendah
0
0%
Kategorisasi Item Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ditampilkan dalam bentuk gambar berikut ini:
Gambar 2 Hasil Analisis Sekor Item Tingkat Berpikir PositifSiswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Pengamatan pada tabel maupun gambar menunjukkan: a. Terdapat 27 item (51%), yang memiliki tingkat berpikir positif sangat tinggi b. Terdapat 16 item (32%), yang memiliki tingkat berpikir positif tinggi c. Terdapat 8 item (15%), yang memiliki tingkat berpikir positif sedang. d. Terdapat 2 item (4%), yang memiliki tingkat berpikir positif rendah. e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat berpikir positif sangat rendah Jadi, sebagian siswa kelas XI TITL SMK Pangudi luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 memiliki tingkat berpikir positif dalam kategori sangat tinggi 51%, kategori tinggi 32%, kategori sedang 15%, kategori rendah 2% dan kategori sangat rendah 0%. Oleh karena itu, item yang teridentifikasi dalam kategori rendah, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya untuk meningkatkan berpikir positif siswa. Alasannya, agar cara berpikir positif siswa memperoleh hasil yang seoptimal mungkin. Item yang dikategorikan kurang baik dipaparkan pada tabel 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tabel 8 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah No
Aspek
1.
Affirmasi diri
2
B.
Indikator Memiliki konsisten
jiwa
Pernyataan yang
Saya bertanggung jawab atas pilihan yang saya buat
Pernyataan Mengakui bahwa ada unsur- Saya menyadari jika yang tidak unsur negatif dalam kemampuan setiap orang menilai kehidupan setiap siswa. berbeda.
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tingkat Berpikir Positif Siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki tingkat berpikit positif yang baik. Hal ini menunjukkan siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten tahun ajaran 2015/2016 sudah memiliki tingkat berpikir positif, namun belum berkembang secara optimal. Siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo SMA Klaten dapat berpikir positif, adapun tingkat berpikir positif siswa dilihat dari beberapa aspek yang dipaparkan oleh Albrecht (1980) dan Peale (1996) yaitu: pertama, siswa yang berpikir positif memiliki garapan yang positif (positive expectation), yaitu melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
diri dari perasaan takut akan kegagalan. Misalnya, siswa memiliki keyakinan pada keputusan yang pilih, siswa mampu memusatkan perhatian pada kesuksesan yang akan dicapai oleh dirinya. siswa memiliki keyakinan akan kemampuan diri. Hal ini terlihat dari siswa yang memiliki sikap positif tentang dirinya bahwa dia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya, seperti: ketika siswa yakin dapat mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan yakin dengan kerja keras yang dilakukannya untuk mendapatkan nilai yang baik. Kedua, Affirmasi diri (Self affirmative), yaitu siswa dapat memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif. Dalam hal ini siswa menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri. Misalnya, siswa yakin pada kemampuan dirinya dan siswa mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tanpa mengabaikan kekuatan dirinya. Siswa berani mengatakan bakat atau kemampuan yang saya miliki kepada orang lain, bangga dan bersyukur atas apa yang ada pada diri, berani bertanya tanpa harus ditunjuk guru apabila ada yang belum dimengerti, dan lancar berbicara di depan kelas ketika menyampaikan pendapat. Ketiga, Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking), yaitu suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan atau penilaian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam menghadapi keadaan yang cenderung negatif. Misalnya, siswa mampu menerima jika setiap manusia adalah pribadi yang unik, siswa menerima kelemahannya sehingga tidak malu jika meminta bantuan orang lain, siswa berpikir bahwa guru yang memberi peringatan kepada siswa memiliki tujuan agar siswa menjadi lebih baik, sisw atidak menganggap jika guru tersebut galak atau pilih kasih. Keempat, Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation), yaitu mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri. Misalnya, siswa mampu mengatasi frustasi yang sedang dialami dan tidak menyalahkan diri ketika gagal, siswa mampu bangun dari suatu kegagalan atau tidak fokus pada kegagalan. Siswa berani mencoba hal baru tanpa rasa takut. Hal ini terlihat dari siswa mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru, seperti: siswa mau mengikuti kegiatan ekskul yang belum pernah diikuti ketika SMP, siswa merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi. Hal ini terlihat dari siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya akan dapat diterima ditengahtengah lingkungan tempat ia berinteraksi, seperti: siswa merasa diterima dengan baik oleh teman-teman dan bapak/ibu guru. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyipulkan bahwa siswa Kelas XI TITL Pangudi Luhur Leonardo Klaten sebenarnya sudah memiliki tingkat berpikir positif yang baik, namun yang dimiliki siswa kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten belum berkembang secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Hal tersebut dikarenakan siswa sedang berproses mengenali dirinya dengan baik, seperti bertindak mandiri dalam mengambil keputusan dan berani mencoba sesuatu hal yang baru. 2. Item-item Berpikir positif Siswa Berdasarkan hasil penelitian butir item Berpikir positif pada siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016, terdapat 27 atau 51% item yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 17 atau 32% item yang masuk dalam kategori tinggi, 7 atau 13% item yang masuk dalam kategori sedang, 2 atau 4% yang termasuk dalam kategori rendah dan 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat rendah. Item-item yang berada dalam kategori rendah dalam penelitian ini adalah item pertama “Saya bertanggung jawab atas pilihan yang saya buat”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki memiliki sikap bertanggungjawab pada pilihan yang telah dibuat. Misalnya siswa SMK belum memiliki jiwa yang kuat dan konsisten dalam pilihan yang telah dibuat. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki kemampuan untuk bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, sehingga siswa tidak berani mengambil keputusan sendiri dalam permasalahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Item kedua, “Saya menyadari jika kemampuan setiap orang berbeda.”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menerima jika setiap siswa itu unik dan memiliki daya kreativitas yang berbeda antara yang satu dengan yang lain atau berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menerima keadaan dirinya atau orang lain dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah mengindikasikan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali, antara lain: Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan mau menerima perbendaan yang tibul dari dalam dirinya maupun orang lain. Oleh karena itu, siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun ajaran 2015/2016 membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru Bimbingan dan Konseling dalam berpikir positif khususnya pada diri siswa. C.
Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan program bimbingan pada siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Usulan program bimbingan, tertuang dalam konsep program bimbingan yang dapat dilihat pada tabel 9
Indikator
Memiliki jiwa yang konsisten
Mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap siswa
Item Terendah
Saya bertanggung jawab atas pilihan yang saya buat
Saya menyadari jika kemampuan setiap orang berbeda.
No
1
2
Pernyataan yang tidak menilai
Afirmasi diri
Aspek
Aku pribadi yang unik
Mandiri dalam mengambil keputusan
Topik
Siswa mau mengharg ai orang lain dan dirinya sendii
Siswa mampu bertanggu ngjawab atas keputusan yang diambil
Tujuan
Dinamika kelompok , dengan pengantar membuat symbol diri dan membuat deskripsin ya, lalu mencerita kan didepan kelas (dipilih salah satu saja/ perwakila
Dinamika kelompok , dengan menguna kan game/ permaina n, bermain peran
Metode
Tabel 9 Rincian Usulan Program Bimbingan Klasikal Berdasarkan Kategori Item Rendah Tentang Tingkat Berpikir Positif Siswa/i kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Guru Bimbing an dan Konselin g
Guru Bimbing an dan Konselin g
Pelaksa naan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait. A. Simpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah: 1. Hasil penelitian yaitu, secara deskriptif tingkat berpikir positif siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun ajaran 205/2016 tahun ajaran 2015/2016 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan kategori yang menunjukkan bahwa siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 sudah memiliki sikap berpikir positif, namun kurang ditingkatkan secara optimal. 2. Hasil analisis butir instrumen bepikir positif diperoleh dua item dengan skor berada pada kategori rendah. Dua item tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan topik. Adapun topik tersebut adalah sebagai berikut, 1) Mandiri dalam mengamil keputusan, dan 2) Aku pribadi yang unik. Topiktopik yang diperoleh dari kategori rendah tersebut akan dijadikan bimbingan untuk siswa supaya dapat membantu dalam meningkatkan percaya diri siswa.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
B. Keterbatasan Peneliti Penelitian ini masih terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki dan lebih ditingkatkan lagi bagi peneliti selanjutnya,
Instrumen ini; Berpikir
Positif; memiliki reliabilitas yang cukup dengan jumlah item yang sangat terbatas sehingga, belum banyak indikator berpikir positif yang berhasil diungkap. C. Saran Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian, sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah sebaiknya membantu siswa dalam mengembangkan atau meningkatkan berpikir positif melalui berkerjasama dengan guru Bimbingan dan Konseling melalui pemberian fasilitas-fasilitas yang sekiranya diperlukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan bimbingan kepada peserta didik. Sehingga kepala sekolah dan
guru
dapat
membantu
siswa
dalam
mengembangkan
atau
meningkatkan berpikir positif pada siswa secara maksimal. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling membantu siswa Kelas XI TITL SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten Tahun Tahun Ajaran 2015/2016 dalam meningkatkan berpikir positif melalui bimbingan sesuai dengan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
siswa. Adapun bimbingan tersebut, dengan topik mandiri dalam mengambil keputusan dan aku pribadi ang unik. 3. Penelitian Lain Peneliti lain apabila ingin mengadakan penelitian sejenis terhadap topik dan subjek penelitian yang berbeda, saat melakukan observasi sebaiknya peneliti dapat mengamati siswa saat mengikuti pelajaran, sehingga peneliti akan mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dapat menyempurnakan skripsi berpikir positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
DAFTAR PUSTAKA
Albrecth, K. (1980). Brain power: learn to impove your thingking skills. New York: Prentice Hall Inc. Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Aulia, Muhamad. 2010. Obat Cespleng Berpikir Positif. Banguntapan Jogjakarta: Flash Book. Deporter, Bobbi & Hernavki, Mike. 2011. Quantum Learning. PT. Miza Utama: Cirebon Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Transforming Lives Hurlock, E. B. Saifuddin. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (ed.ke-5). Jakarta: Erlangga. Peale, Norman Vincent. 2006. Kiat mempertahankan prinsip hidup dan berpikir positif. Media abadi: Maguwoharjo, Sleman, Jogjakarta. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi. Staples, Dr. Walter Doyles. 1991. Berpikir Sebagai Pemenang. Pustaka Tangga: Jakarta. Ubaedy, 2007. Kedahsyatan erpikir Positif. Depok: PT. Visi Gagas Komunika Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Thantaway. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Kanisius. Winkel, W.S dan Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Revisi). Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf dan Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Kisi-kisi Intrumen Berpikir Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif Aspek
Indikator
No Item Positif Negatif 1, 2, 3, 31 32,33
Jumlah
Harapan yang positif
1. Optimis atas tindakan dalam upaya mencapai keberhasilan 2. Yakin jika semua masalah dapat diselesaikan.
4, 5, 34
6, 35, 36
6
Affirmasi diri
1. Memiliki jiwa yang kuat
7, 8, 37
9, 38,39
6
2. Memiliki jiwa yang konsiten.
10, 11,40
12, 41, 42
6
13,14, 43
15, 44, 45
6
Pernyataa 1. Mengakui bahwa ada unsur-unsur 16, 17, negatif dalam kehidupan setiap 46 n yang siswa. tidak 2. Memiliki kepercayaan yang kuat 19, 20, menilai akan kemampuan dirinya 49
18, 47, 48
6
21, 50,51
6
22, 23, 52
24, 53, 54
6
25, 26, 55
27, 56, 57
6
28, 29, 58
30, 60, 59
6
3. Membicarakan positif
hal-hal
yang
1. Berusaha untuk bangkit dan mencoba lagi.
Penyesuai an diri 2. Selalu sabar dalam mengharapkan yang hasil sesuai dengan keinginnanya realistik 3. Memiliki harapan yang sesuai dengan kemampuan diri Jumlah
6
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Kisi-kisi Intrumen Berpikir Positif Valid dan Gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Kisi-kisi Instrumen Berpikir Positif Valid dan Gugur
Aspek Harapan yang positif
Affirmasi diri
Indikator
Valid
Gugur
2,3,31, 33
1, 32
6, 35, 36
4, 5,6 34, 35, 36
-
7, 8, 37
9, 38,39
7, 8, 9, 37,38,3 9
-
10, 11,40
12, 41, 42
10,11,1 2,41,42
-
13,14, 43
15, 44, 45
13.14,1 5,44,45
43
Mengakui bahwa ada unsur-unsur 16, 17, negatif dalam kehidupan setiap 46 siswa.
18, 47, 48
16,17,1 8,46,47 ,48
18
Memiliki kepercayaan yang kuat 19, 20, akan kemampuan dirinya 49
21, 50,51
19,20,2 1,50,51
-
22, 23, 52
24, 53, 54
22,23,2 4,52,53 ,54
23, 54
25, 26, 55
27, 56, 57
25,26,2 7,55,56 ,57
-
28, 29, 58
30, 60, 59
28,29,3 0,58,59
60
3. Optimis
atas tindakan dalam topics upaya mencapai keberhasilan 4. Yakin jika semua masalah dapat diselesaikan. 4. Memiliki jiwa yang kuat
5. Memiliki jiwa yang konsiten. 6. Membicarakan positif 3. Pernyataa n yang tidak menilai 4.
No Item Positif Negatif 1, 2, 3, 31 32,33
hal-hal
yang
4. Berusaha untuk bangkit dan mencoba lagi. Penyesuai an diri 5. Selalu sabar dalam mengharapkan yang hasil sesuai dengan keinginnanya realistik 6. Memiliki harapan yang sesuai dengan kemampuan diri
4, 5, 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Analisis Data Dari SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
TABEL VALIDITAS Aspek 1 Item 1
Parameter
.262
Sig. (2-tailed)
.206
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.813
**
.000
Valid
25 .640
**
.001
Valid
25
Valid
25 .510
**
.009
Valid
25 .673
**
.000
Valid
25 .320
Sig. (2-tailed)
.008
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
N ITEM9
.000
.001
N
ITEM8
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
ITEM7
.689
.345
Pearson Correlation
Gugur
25
Pearson Correlation
N ITEM6
Keterangan
Pearson Correlation
N Item 2
Hasil akhir
Valid
25 .702
**
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Sig. (2-tailed) N Item10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 25 .617
**
.001 25 .733
**
.000
.630
**
.001 25
Pearson Correlation
.296
Sig. (2-tailed)
.152
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 15
.006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Valid
25 *
.003
N
Item 18
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Item 17
.535
.416
Pearson Correlation
Tidak Valid
25
Pearson Correlation
N Item 16
Valid
Keterangan
N Item 14
Valid
25
Aspek 2 Item 13
Valid
Valid
25 .609
**
.001
Valid
25 .597
**
.002 25 .289
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Sig. (2-tailed) N Item 19
.338
Sig. (2-tailed)
.099
Item 21
.359
Sig. (2-tailed)
.078
Item 22
Sig. (2-tailed)
.036
Sig. (2-tailed) N Item23
Item 25
.000
*
.484
Sig. (2-tailed)
.014
*
.470
Sig. (2-tailed)
.018
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Valid
25
Pearson Correlation
N
Gugur
25
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Valid
25
.184
Sig. (2-tailed)
Item 27
**
Sig. (2-tailed)
N Item 26
.684
.275
N
Valid
25
Pearson Correlation
N Item 24
*
.421
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
N
Valid
25
Pearson Correlation
N
Gugur
25
Pearson Correlation
N Item 20
.162
Valid
25 .601
**
.001
Valid
25 .648
**
.000 25
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Item 28
Pearson Correlation
.364
Sig. (2-tailed)
.074
N Item 9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
25 .740
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.656
25
.400
Sig. (2-tailed)
.048
.215
Sig. (2-tailed)
.301
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 36
**
.008
.665
**
.000
Pearson Correlation
Valid
25 *
.002
N
Valid
25
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Item 37
.517
.494
Pearson Correlation
Gugur
25
Pearson Correlation
N
Valid
25
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Item 35
*
Pearson Correlation
N
Item 34
Valid
Keterangan
N
Item 33
**
.000
Aspek 3
Item32
Valid
25
N
Item 31
**
.000
N Item 30
Valid
Valid
25 .625
**
.001 25 .403
*
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Sig. (2-tailed) N Item 38
.333
Sig. (2-tailed)
.003
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 40
Item 41
**
.005
.000
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Valid
25
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Item 42
.539
.311
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
N
Valid
25
Pearson Correlation
N Item 39
.046
Valid
25 .699
**
.000
Valid
25 .542
**
.005
Valid
N
25
Pearson Correlation
.049
Sig. (2-tailed)
.816
Aspek 4 Item43
N Item 44
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 45
Item 46
25 .506
**
.010
*
.403
Sig. (2-tailed)
.046
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
N
Gugur
25 .393
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Sig. (2-tailed) N Item 47
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 48
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item 52
Item 54
.515
**
.008
-.406
*
.044
.580
**
.002
Valid
25 *
Valid
25 .270
Sig. (2-tailed)
.192
Gugur
25 .583
**
.002
Valid
25 *
Pearson Correlation
.418
Sig. (2-tailed)
.038
N
Valid
25
Pearson Correlation
N
Valid
25
.012
Pearson Correlation
Valid
25
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Item 55
*
.495
N
Valid
25
Pearson Correlation
N Item 53
.006
.001
N
Item 51
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Item 50
.533
.458
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
N Item 49
.052
25
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Item 56
.432
Sig. (2-tailed)
.031
N Item 57
.527
Sig. (2-tailed)
Valid
25
Pearson Correlation
.557
Sig. (2-tailed)
**
.004
N
Valid
25
Pearson Correlation
.524
Sig. (2-tailed)
**
.001
N Item 60
**
.007
N
Item 59
Valid
25
Pearson Correlation
Item 58
*
Pearson Correlation
Valid
25
Pearson Correlation
.105
Sig. (2-tailed)
.617
N
Gugur
25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 25
100.0
0
.0
25
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .935
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Koesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
KOESIONER
oleh: Bernadet Dwi Atmi Nugrahaninsih NIM: 121114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
A. Identitas 1.
Nomer
:
2.
Jenis kelamin
: laki-laki/ perempuan
3.
Tanggal pengisian
:
B. Kata Pengantar Teman-teman yang terkasih, Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner. Saya sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman. Atas kesediaan temanteman saya mengucapkan terima kasih. C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pertanyaan tentang tingkat berpikir positif di sekolah. Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti , jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman. Berikanlah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman teman-teman. Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut: 1.
Sangat sesuai (SS)
: Hal ini Sangat sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman
teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 2.
Sesuai (S)
: Hal ini sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman
teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 3.
Tidak sesuai (TS)
: Hal ini kurang sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman
teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 4.
Sangat Tidak sesuai (STS)
: Hal ini tidak sesuai dengan diri teman-teman dan
pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
Langkah-langkah mengisi koesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut: 1.
Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam koesioner ini
2.
Jawab dan berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom yang disediakan dengan teliti , jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
No
Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?
1
Tuhan selalu menyertai menghadapi ujian
2
Dalam menyampaikan pendapat di dalam kelas saya ragu
3
Saya yakin pada keputusan yang saya pilih
4
Ketika saya mengerjakan ujian saya yakin pada diri saya sendiri.
5
Jika berusaha dengan baik maka masalah yang sedang dihadapi dapat saya selesaikan
6
Saya cenderung memikirkan banyak hal ketika melakukan sesuatu
7
Kegagalan yang saya alami adalah pelajaran yang berharga bagi diri saya.
8
Saya bersemangat jika mendapat tantangan yang baru
9
Saya menyalahkan orang lain ketika harapan saya tidak sesuai kenyataan
10
Saya berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam hidup saya
11
Saya bertanggung jawab atas pilihan yang saya buat
12
Saya ikut-ikutan teman dalam memecahkan masalah yang sedang saya hadapi
13
Jika timbul masalah sewaktu bermain dengan teman, saya dapat menjelaskan dengan baik mengapa masalah itu dapat terjadi
14
Saya berani tampil mempresentasikan pekerjaan saya dihadapan orang banyak
15
Saya merasa minder dengan kemampuan yang saya
langkah
saya
dalam
Alternativ jawaban SS
SS
SS
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
miliki 16
Saya menyadari jika kemampuan setiap orang berbeda.
17
Saya berusaha untuk menerima jika saya kalah dari orang lain
18
Ketika melakukan kesalahan sedangkan orang lain berhasil maka saya membebani diri sendiri
19
Saya percaya jika ujian saya akan berhasil karena saya telah berusaha sesuai dengan kemampuan saya
20
Di sekolah saya dapat bekerja dengan baik dalam kelompok
21
Ketika saya melihat pekerjaan teman saya mengganti jawaban pekerjaan saya
22
Saya percaya jika Tuhan selalu menolong saya
23
Kegagalan membuat saya semangat menghadapi tantangan menuju keberhasilan
24
Saya ragu tidak peraya pada kesempatan kedua yang membawa keberhasilan
25
Saya belajar terus menerus untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
26
Saya mampu mengatasi frustasi yang sedang saya alami dan tidak menyalahkan diri ketika saya gagal
27
Ketika saya gagal saya kecewa dengan diri saya sendiri
28
Setelah lulus saya yakin dapat melanjutkan kerja/ kuliah sesuai dengan jurusan yang saya pilih
29
Jika saya mendapatkan nilai jelek dalam ulangan karena tidak belajar, saya selalu bertekat untuk melakukannya dengan lebih baik pada kesempatan lain.
30
Kemampuan Teknik Listrik yang saya miliki saat ini, tidak menjadi bekal yang cukup dimasa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
31
Saya percaya pekerjaan rumah yang telah saya kerjakan dengan sungguh-sungguh mendapat nilai yang baik dari guru
32
Saat menghadapi tantangan baru saya pesimis
33
Ketika kalah dalam permainan saya berpikir teman main saya curang
34
Saat mengerjakan tugas saya dengan mudah lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan
35
Saya berpikir jika masalah yang saya hadapi sulit untuk diselesaikan
36
Ketika menghadapi banyak masalah saya pesimis dapat menyelesaikansss masalah saya dengan baik.
37
Saya yakin pada kemampuan saya dalam hal memimpin suatu kegiatan
38
Saya senang ketika melihat ada teman saya yang gagal
39
Saya kurang nyaman ketika berhadapan dengan suasana yang baru
40
Orang sukses harus memiliki pemikiran positif
41
Saya bimbang dalam mengambil keputusan
42
Ketika belum menngerjakan tugas saya memilih untuk tidak masuk kelas
43
Saya berani mengungkapkan potensi yang saya miliki dihadapan orang lain
44
Jika hal yang saya inginkan belum berhasil saya akan mengumpat/ berkata kasar
45
Saya takut menyampaikan pendapat karena takut salah
46
Ketika mengerjakan tugas yang kurang saya pahami saya meminta bantuan teman yang lebih paham
47
Saya mentertawakan teman yang gagal dalam ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
48
Saya mencemooh teman yang tidak lolos dalam ujian/ mengerjakan tugas dari guru
49
Saya percaya pada jurusan yang saya pilih adalah tepat untuk diri saya
50
Ketika berhubungan dengan teknik listrik, saya meragukan kemampuan yang saya miliki
51
Saya selalu gagal dalam melakukan segala hal
52
Saya mampu bangkit dari keterpurukan
53
Ketika gagal saya terpuruk terlalu lama sehingga enggak mencoba lagi
54
Saya menyerah ketika percobaan pertama saya gagal
55
Saya percaya Tuhan ikut serta dalam usaha saya
56
saya menyerah untuk belajar mata pelajaran yang tidak saya pahami
57
Saya menuliskan target yang akan saya gapai ketika saya bangun pagi
58
Ketika selesai ujian saya tidak yakin bisa mendapatkan niliai baik
59
Saya membanding-bandingan diri saya dengan orang lain
60
Ketika selesai ujian saya tidak yakin bisa mendapatkan niliai baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Tabulasi Data Kategorisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI