PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh : Sifra Dita Novelina 131114025
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh : Sifra Dita Novelina 131114025
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Ing ngarsa sung tuladha Ing madya mangun karsa Tut wuri handayani Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang memberikan dorongan (Ki Hadjar Dewantara)
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangant mengejarnya. (Abraham Lincoln)
Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan, melainkan oleh ketekunan. (Samuel Johnson)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya tulis ini saya persembahkan bagi…..
Pemberi kekuatan dan sumber pengharapan Tuhan Yesus Kristus yang tidak pernah lelah menuntun dan menopang selama hidup ini ketika saya merasa khawatir, sedih, takut, dan putus asa
Orang tua tercinta, Soehardi Wijono dan Puji Lestari Orang tua kedua saya yang selalu mendukung dan mendoakakan, Sarah Griatmini dan Hadi Wisesa
Keluarga tersayang, Mbah Sri Wahyu Utami, Nurul Susanti, Naomi Grace Rubiyanti, Tito Leogusta Pratama Adik tercinta yang selalu menyayangi dan menghibur, Jedidia Dinar Kinanthi Yusuf Angga Wisesa
Stefanus Gagas Wibowo yang setia mendukung, mendoakan, dan berjuang bersama untuk menyelesaikan skripsi ini
Semua orang yang terkasih yang telah memberikan kisah manis dalam buku hidup saya dengan persahabatan yang penuh kasih, dukungan, dan doa
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa/I Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016) Sifra Dita Novelina Universitas Sanata Dharma Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada sebelum dan sesudah perlakuan, 2) signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo antara sebelum dan sesudah perlakuan, 3) peningkatan hasil pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning tiap sesi layanan bimbingan, 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan one group prepost test design. Instrumen yang digunakan terdiri dari, tes karakter kepempinan, self assessment scale, dan kuesioner validasi penilaian siswa. Subjek penelitian berjumlah 36 siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Tes karakter kepemimpinan diberikan dalam bentuk pilihan ganda bergradasi, dengan jumlah 20 item soal. Hasil uji reliabilitas tes karakter kepemimpinan menunjukkan nilai Alpha Cronbach = 0,686 yang termasuk dalam kategori reliabilitas sedang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1) terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning antara sebelum dan sesudah perlakuan, 2) terdapat signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo antara sebelum dan sesudah perlakuan, 3) ada peningkatan karakter kepemimpinan tiap sesi layanan bimbingan, 4) berdasarkan penilaian siswa, implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dipandang sangat efektif. Kata kunci: pendidikan karakter, karakter kepemimpinan, bimbingan klasikal, experiential learning.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTIVENESS OF THE IMPLEMENTATION OF LEADERSHIP CHARACTER EDUCATION BASED ON CLASS COUNSELING SERVICES USING THE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH (Pre Experiment Study of the Eighth Grade Students at SMPK Untung Suropati Sidoarjo, Academic Year 2015/2016) Sifra Dita Novelina Sanata Dharma University
This study aims to describe: 1) the improvement of the implementation leadership character education based on class counseling services using the experiential learning approach before and after treatments, 2) the significant development in the implementation of leadership character education based on classi counseling services using the experiential learning approach to the eighth grade students at SMPK Untung Suropati Sidoarjo, 3) the results of improvement of implementation of leadership character education based on class counseling services using the experiential learning approach of each session, 4) the effectiveness of implementation of leadership character education based on class counseling services with experiential learning approach according to the student’s assessment. This was a pre-experiment research with one group pre-test post-test design. The instrument used consisted of questionnaires of the model effectiveness validity according to the student’s assessment, self-assessment scale, and the leadership character test. The subjects were 36 students of grade VIII A at SMPK Untung Suropati Sidoarjo. The tests of leadership character education consisted of 20 items and were given in the form of graded multiple choice. The reliability test on the leadership character test showed the Cronbach’s alpha = 0.686, and categorized as having medium reliability. The results showed that: 1) the development of the implementation of leadership character education based on class counseling services using the experiential learning approach has increased before and after the treatments, 2) the significant development of the leadership character education based on class counseling services using the experiential learning approach significantly improve the character of the leadership of grade VIII A students at SMPK Untung Suropati Sidoarjo , 3) there was an improvement in the students’ leadership character at each session, 4) according to the student’s assessment, the implementation of leadership character education based on class counseling services using the experiential learning approach was effective.
Keywords: character education, leadership character, class counseling, experiential learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan perlindungan-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Efektivitas Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016)” dengan baik. Selama proses penulisan tugas akhir ini, Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan, dan mendukung setiap proses yang Penulis jalani. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan serta pendampingan selama Penulis menempuh studi. 4. Bapak Soehardi Wijono dan Ibu Puji Lestari selaku orangtua yang telah memberikan dukungan, doa, dan nasihat pada Penulis. 5.
Adik Jedidia Dinar Kinanthi dan Mbah putri Sri Wahyu Utami yang telah memberi dukungan dan doa pada Penulis.
6. Saudara-saudara yang setia mendoakan, memberi nasihat, dukungaan moral yang diberikan kepada Penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Teman-teman BK 2013 atas doa, dukungan, pengalaman, serta kebersamaan yang diberikan pada Penulis selama ini, terkhusus sahabat Penulis, yaitu Wibi, Santo, Elin, Karinsa, Sindu atas keceriaan, kekompakan, dukungan, dan kebersamaan yang sudah dibagikan pada Penulis. 8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan tugas akhir ini, terutama SMPK Untung Suropati Sidoarjo atas kesempatan yang telah diberikan pada Penulis sehingga dapat melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penulis menyadari dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini masih ada kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mohon maaf. Penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan sebagai referensi alternatif bagi penelitiannya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah..................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9 G. Definisi Istilah .......................................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 13 A. Hakikat Pendidikan Karakter.................................................................... 13 1. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................ 13 2. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................................. 14 3. Prinsip Pendidikan Karakter ............................................................. 15 4. Nilai-nilai Karakter ........................................................................... 17
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter .......................................................................... 21 B. Hakikat Kepemimpinan ............................................................................ 22 1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................ 22 2. Aspek-aspek Kepemimpinan ............................................................ 23 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Kepemimpinan ...... 24 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter Kepemimpinan .................................................................................. 25 C. Hakikat Bimbingan Klasikal .................................................................... 27 1. Pengertian Bimbingan Klasikal......................................................... 27 2. Tujuan Bimbingan Klasikal .............................................................. 28 3. Manfaat Bimbingan Klasikal ............................................................ 29 4. Strategi/Teknik Pelayanan Bimbingan Klasikal ............................... 30 D. Hakikat Experiential Learning ................................................................. 35 1. Pengertian Experiential Learning ..................................................... 35 2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning........................................ 36 3. Langkah-langkah Pendekatan Experiential Learning ....................... 37 4. Kekuatan Experiential Learning dalam Pendidikan Karakter .......... 39 E. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................ 40 F. Kerangka Berpikir .................................................................................... 42 G. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 44 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 45 A. Jenis atau Desain Penelitian .................................................................. 45 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 46 C. Subjek Penelitian ................................................................................... 46 D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 47 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47 2. Instrumen ....................................................................................... 48 a. Tes Karakter Kepemimpinan ................................................... 49 b. Kuesioner Skala Penilaian Diri (Self Assesment) ..................... 51 c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model (Responden Siswa) ..... 52
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ..................................................... 52 1. Validitas Kuesioner .................................................................. 52 2. .Reliabilitas Kuesioner ............................................................. 56 3. Uji Normalitas .......................................................................... 58 F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 65 A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 65 B. Pembahasan ........................................................................................... 74 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN & SARAN ...... 86 A. Kesimpulan ............................................................................................ 86 B. Keterbasatan Penelitian ......................................................................... 87 C. Saran ...................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91 LAMPIRAN ..................................................................................................... 94
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pre-test Post-test Design ................. 46 Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian ..................................................................... 47 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Karakter Kepemimpinan ............................................ 50 Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri ........................................................... 51 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes Karakter Kepemimpinan ............................ 54 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri .......................................... 55 Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford ............................... 57 Tabel 3.6 Reliabilitas Tes Karakter Kepemimpinan ........................................ 57 Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Penilaian Diri ...................................................... 58 Tabel 3.8 Hail Uji Normalitas Instrumen Tes Karakter Kepemimpinan ......... 59 Tabel 3.9 Norma Kategorisasi.......................................................................... 60 Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Tes Karakter Kepemimpinan ........................ 61 Tabel 3.11 Norma Kategorisasi Penilaian Diri Karakter Kepemimpinan........ 63 Tabel 4.1 Distribusi Peningkatan Hasil Karakter Kepemimpinan Sebelum dan Sesudah ........................................................................ 66 Tabel 4.2 Uji Paired Smple T Test ................................................................... 68 Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kepemimpinan Antar Tiga Sesi ................................................................................ 70 Tabel 4.4 Penilaian Siswa Terhadap Implementasi Pendidikan Karakter ....... 73
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning……………………………….37 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir………………………………………….43
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Selisih Skor Rata-rata Pendidikan Karakter Kepemimpinan Antara Pre-Test dan Post-Test..................................................................... 65 Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pretest-Posttest ....................................................................... 67 Grafik 4.3 Peningkatan Skor Rata-rata Karakter Kepemimpinan Antar Tiga Sesi ................................................................................ 71 Grafik 4.4 Peningkatan Karakter Kepemimpinan Tiap Siswa Antar Sesi ......... 71
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 94 Lampiran 2 Kuesioner Tes Karakter Kepemimpinan ...................................... 95 Lampiran 3 Self Assesment Scale ..................................................................... 101 Lampiran 4 Kuesioner Validasi Siswa ............................................................. 102 Lampiran 5 Tabulasi Data Pre-Test ................................................................. 103 Lampiran 6 Tabulasi Data Post-Test ................................................................ 104 Lampiran 7 Tabulasi Data Sesi 1 ..................................................................... 105 Lampiran 8 Tabulasi Data Sesi 2 ..................................................................... 106 Lamipran 9 Tabulasi Data Sesi 3 ..................................................................... 107 Lampiran 10 Tabulasi Data Penilaian Siswa ................................................... 108 Lampiran 11 Tabulasi Uji Validitas Tes Karakter Kepemimpinan ................. 109 Lampiran 12 Tabulasi Uji Validitas Self Assessment Scale ............................. 110 Lampiran 13 Modul Pelayanan Bimbingan ..................................................... 111
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah rekayasa yang memiliki tujuan untuk pembudayaan manusia yang dilakukan dalam pendidikan formal, informal, dan non formal. Karakteristik yang khas dalam pembelajaran adalah usaha sadar, terencana dan sistematik untuk mencapai tujuan, yaitu bertujuan untuk menjadikan manusia yang memiliki karakter baik. Membahas mengenai pembelajaran yang bertujuan menjadikan manusia untuk memiliki karakter yang baik, dibahas lebih dalam oleh Kemendiknas (2010: 8) yang mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Sejalan dengan pendapat Kemendiknas, pendidikan karakter saat ini sudah mulai digalakkan, dimana pelaksanaanya terintegrasi dalam pembelajaran yang dituangkan dalam Pedoman Pendidikan Karakter di SMP oleh Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010. Namun pada pelaksanaannya, hasil yang didapat belum optimal dan mengalami hambatan. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Barus (2015) yang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menemukan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota menunjukkan hasil pendidikan karakter terintegrasi masih berada pada tingkat kurang baik, dan hanya 12,3% yang tergolong pada tingkat baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stanine. Banyaknya sekolah yang belum bisa menerapkan pendidikan karakter terintegrasi tersebut disebabkan kurangnya pemahaman yang dalam dan luas mengenai pendidikan karakter. Selain itu juga, beberapa sekolah menempatkan pendidikan karakter hanya sebagai selingan saja bukan sebagai pembelajaran utama dalam meningkatkan karakter siswa. Dampak dari kurang optimalnya pelaksanaan pendidikan karakter tersebut, yaitu mulai muncul permasalahan-permasalahan remaja berkaitan dengan karakter remaja. Beberapa masalah mengenai karakter remaja mulai marak dibicarakan oleh masyarakat maupun sekolah karena membawa dampak negatif bagi lingkungan. Dapat dikatakan karakter remaja saat ini masuk ke dalam krisis karakter. Adapaun krisis karakter yang terjadi pada remaja, yaitu kasus membolos sekolah yang dilakukan sekelompok siswa pada tahun 2015 lalu, terdapat 34 pelajar yang berhasil terjaring. Sedangkan pada awal tahun 2016, sebanyak 17 pelajar yang tertangkap membolos sekolah (www.tribunjogja.com). Persoalan karakter pada remaja mengenai kenakalan remaja, perilaku sosial yang menyimpang, perilaku anarki, dan perilaku kriminal tidak jauh dari seorang pemimpin, dimana pemimpin dijadikan teladan bagi anggotanya. Namun yang terjadi banyak remaja alih-alih menjadi pemimpin malah membawa kelompoknya kepada hal-hal negaitf. Beberapa masalah
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepemimpinan yang terjadi, yaitu berdasarkan data KPAI yang menyatakan remaja sebagai pelaku kekerasan di sekolah pada 2011 ada 48 kasus, 2012 ada 66 kasus, 2013 terdapat 63 kasus, 2014 ada 67 kasus, dan 2015 sampai saat ini baru 39 kasus (www.harnas.com). Gaya kepemimpinan yang ada pada kelompok remaja seringkali mengarahkan kelompok remaja menjadi kelompok kriminal yang cenderung menyukai hal-hal yang berbau kekerasan fisik. Selain itu, gaya kepemimpinan pada remaja yang senang melakukan tindakan provokasi negatif antar teman sebaya. Dalam hal ini, peneliti menemukan siswa-siswi di kelas VIII A mendorong orang lain untuk membuat keributan ketika layanan bimbingan, sibuk mengobrol dengan temannya ketika layanan bimbingan, dan mengontrol orang lain untuk tidak berbuat apapun ketika guru meminta melakukan sesuatu. Melihat permasalahan karakter kepemimpinan tersebut, perlunya pendidikan karakter kepemimpinan agar siswa mampu menjadi pemimpin bagi komunitas dengan memiliki karakter pemimpin yang positif. Dimana seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan, mampu memotivasi, mampu berkomunikasi, mampu mengendalikan orang lain, dan mampu mengendalikan emosi (Kartono, 2008). Jika pendidikan karakter kepemimpinan harus ditanamkan, maka perluupaya khusus dalam kurikulum
pendidikan
karakter
mengenai
kepemimpinan
remaja.
Kurikulum pendidikan karakter yang tepat dan terintegrasi akan membantu terbentuknya karakter kepemimpinan remaja yang positif. Melalui pendidikan karakter diharapkan dapat menyentuh aspek kognitif, aspek
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
afeksi, dan aspek psikomotorik siswa supaya dapat mewujudkan kepemimpinan diri yang positif di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat. Maka, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter menempati posisi sebagai “motor utama” dalam menggerakkan dan sekaligus membentuk karakter siswa. Semangat membangun karakter ini menjadi semakin kokoh tatkala pendidikan karakter juga melihat unsur-unsur penting didalamnya. Seperti yang diungkapan oleh Lickona (2003) tentang tiga unsur pendidikan karakter yang pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Senada dengan Lickona, Frye (2002: 2) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai, “A national movement creating school that foster ethical, responsible, and caring young people by modelling and teaching good character through and emphasis on universal values that we all share”. Dengan demikian, semakin tegaslah bahwa pendidikan karakter sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana mampu mengubah karakter negatif remaja menjadi karakter yang positif untuk dapat berkarya di masyaraat. Namun, tidak semata-mata pendidikan karakter dilaksanakan. Tetapi perlu adanya kerja keras guru BK dalam memberikan pendidikan karakter yang tepat bagi siswanya. Pendidikan karakter tidak hanya sebatas teori,
tetapi
dengan
pendidikan
karakter
siswa
mampu
mengimplementasikan karakter yang ditanamkan. Maka, upaya yang harus
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digalakkan adalah memberikan pelayananan pendidikan karakter dengan pengalaman langsung (experiential learning). Artinya, siswa belajar langsung dari pengalamannya dalam mengambil nilai/makna untuk perkembangan karaker yang sesuai dirinya. Namun, peneliti mendapat informasi dari guru BKbahwa guru BK di SMPK Untung Suropati belum melaksanakan layanan bimbingan klasikal dengan experiential learning ini karena tidak adanya waktu yang cukup dalam pelaksanaannya, sehingga layanan bimbingan klasikal sekadar ceramah belaka. Melihat permasalahan-permasalahan di atas, guru bimbingan dan konseling perlu memberikan pelayanan bimbingan klasikal pendekatan experiential learning dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa. Memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru BK dapat memberikan pengetahuan, informasi, maupun motivasi yang membangun bagi peserta didik. Sedangkan pendekatan experiential learning yang dimasukkan dalam pelayanan bimbingan klasikal dapat membantu peserta didik belajar langsung dari pengalamannya dengan kegiatan dinamika kelompok, refleksi, dan sharing. Adapun mengenai karakter pemimpin yang
peneliti
berikan,
yaitu
Berpikir
Kritis,
Berkomunikasi
Asertif/Berkomunikasi yang Baik, dan Pemimpin Tegas nan Rendah Hati. Dengan demikian pembelajaran nilai-nilai karakter diharapkan tidak hanya sampai pada tataran kognitif, namun dapat menyentuk aspek afektif siswa yang diwujud-nyatakan dalam pengamalan kehidupan sehari-hari peserta didik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan berbagai situasi yang terjadi, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa/I Kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016” B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pemahaman sekolah mengenai pendidikan karakter terintegrasi. 2. Pendidikan karakter belum secara utuh terdapat di kurikulum, namun menjadi selingan dalam pembelajaran. 3. Pendidikan karakter terintegrasi di SMP belum sampai ke aspek afektif, namun masih pada aspek kognitif (pengetahuan). 4. Pengaplikasian pendidikan karakter terintegrasi masih berhenti pada tataran rancangan dalam pembelajaran. 5. Adanya perilaku siswa di SMPK Untung Suropati yang memprovokasi untuk membuat keributan ketika layanan bimbingan, sibuk mengobrol dengan temannya ketika layanan bimbingan, dan mengontrol orang lain untuk tidak berbuat apapun ketika guru meminta melakukan sesuatu. 6. Adanya krisis karakter kepemimpinan remaja yang memprovokasi orang lain untuk berbuat kekerasan di sekolah.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Belum adanya pemahaman gaya kepemimpinan yang positif di Sekolah Menengah Pertama (SMP). 8. Layanan bimbingan klasikal di SMPK Untung Suropati diberikan dengan metode ceramah, belum pada eksperimen langsung dari para siswa. 9. Belum adanya penelitian mengenai sikap kepemimpinan yang berpikir kritis, berkomunikasi asertif dan tanggung jawab di sekolah. 10. Belum adanya proses pendidikan karakter kepemimpinan melalui bimbingan klasikal yang berfokus pada pendekatan experiential learning dalam penyampaian nilai-nilai pendidikan karakter, terutama karakter kepemimpinan. C. Pembatasan Masalah Bertolak dari pengidentifikasian masalah di atas, peneliti mencoba untuk memberi pembatasan pada poin 6,7,8, dan 9. Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada mengkaji efektifitas implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning guna meningkatkan karakter kepemimpinan pada siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah perlakuan? 2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah perlakuan? 3. Seberapa tinggi hasil peningkatan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahuna ajaran 2015/2016 tiap sesi layanan bimbingan? 4. Seberapa
efektif
implementasi
pendidikan
karakter
kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMPK Untung Suropati Sidoarjo berdasarkan penilaian siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Menganalisis seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah perlakuan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Menganalisis
signifikansi
hasil
peningkatan
karakter
kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah perlakuan. 3. Menggambarkan seberapa tinggi hasil peningkatan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahuna ajaran 2015/2016 tiap sesi layanan bimbingan. 4. Mengukur seberapa efektif hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMPK Untung Suropati Sidoarjo berdasarkan penilaian siswa. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang efektivitas implementasi pendidikan karakter terintegrasi yang ada saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan inspiratif untuk menemukan cara-cara yang tepat dalam peningkatan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan karakter kepemipinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di Indonesia. 2.
Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah dan para guru Hasil penelitian ini menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengetahui dan memahami gambaran nyata seberapa efektif pendidikan karakter berbasis
layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang mulai diterapkan kepada para siswa. Hasil penelitian ini juga dapat membantu kepala sekolah dan para guru dalam menentukan langkah-langkah yang tepat guna meningkatkan layanan bimbingan klasikal di sekolah yang kemudian dapat berpengaruh untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam diri siswa. b. Bagi siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Para siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik (efektif) hasil pendidikan karakter model bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang mulai diterapkan kepada diri mereka. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para siswa mengenai
manfaat,
pengetahuan,
dan
bimbingan
bagi
pengolahan diri siswa, khususnya berkaitan dengan karakter.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal ini semakin memotivasi siswa/i untuk dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik. c. Bagi peneliti Penelitian ini memberi kesempatan bagi peneliti untuk berlatih melakukan prosedur penelitian sesuai kaidah-kaidah ilmiah dan hasilnya dapat menjadi bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan klasikal baik secara kelompok maupun individual yang memiliki sikap kepemimpinan rendah. d. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat memberikan data atau informasi tambahan bagi peneliti-peneliti lain yang terinspirasi dan berminat mengkaji lebih jauh karakter kepemimpinan dari berbagai sudut yang bebeda. G. Definisi Istilah 1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. 2. Pendidikan karakter adalah usaha-usaha sadar dan disengaja untuk perkembangan kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis moral dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. 3. Experiential learning adalah proses belajar dan proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi untuk memotivasi orang lain melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu. 5. Bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal guna untuk memperoleh informasi, pengalaman, dan ketrampilan bagi peserta didik.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan hakikat pendidikan karakter, hakikat kepemimpinan, hakikat bimbingan klasikal dan hakikat experiential learning. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Berkowitz dan Bier (dalam Yaumi, 2014 : 9-10) pendidikan karakter adalah gerakan nasional dalam menciptakan sekolah untuk mengembangkan peserta didik dalam memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter merupakan gerakan suatu bangsa untuk mewujudkan penerus bangsa yang memiliki etika, tanggung jawab dan kepedulian dalam mewujudkan nilai-nilai karakter bagi dirinya maupun orang lain. Lickona (2013) menjelaskan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa. Pendidikan karakter menekankan tiga unsur penting, yakni paham akan moral, perasaan moral, dan tidakan moral. Dengan kata lain pendidikan karakter harus berjalan secara holistik, artinya mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotrik dalam mencirikan budaya dan karakter bangsa. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan kegiatan
pendidikan
yang
dilakukan
secara
sengaja
dalam
mengembangkan pribadi peserta didik untuk menerapkan dan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mewujudkan moral bangsa, sehingga pada akhirnya dapat bertindak mengikuti aspek kognitif (pengertian moral), aspek afektif (perasaan moral), dan aspek psikomotorik (tindakan moral). 2. Tujuan Pendidikan Karakter Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan nasional mengatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Konteks pendidikan karakter berkaitan tentang kemampuan yang harus dikembangkan pada peserta didik, yaitu kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai pemimpin dunia. Dapat diringkaskan bahwasannya
tujuan
pendidikan
nasional
mengarah
pada
pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia. Menurut Koesoma, dkk (2012: 9) tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah adalah sebagai berikut: a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting
dan
perlu
sehingga
menjadi
kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilainilai yang dikembangkan.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab. Suyanto (Barus, 2015:12) menjelaskan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
memiliki
tujuan
untuk
mengoreksi,
meningkatkan,
dan
mengembangkan mutu pendidikan, dimana pendidikan tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter atau kepribadian peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada di sekoah, keluarga, maupun masyarakat. Maka,diperlukan rancangan yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai tujuan kompetensi lulusan yang ada, sehingga peserta didik mampu membangun koneksi hubungan yang harmonis bersama keluarga dan masyarakat dalam menjalankan tanggung jawabnya. 3. Prinsip Pendidikan Karakter Keberhasilan implementasi pendidikan karakter tidak lepas dari prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan karakter terutama mengenai strategi pelaksanaan pendidikan karakter. Dimana strategi pelaksanaan pendidikan karakter tersebut tidak dapat dirumuskan secara umum/menyeluruh. Hal tersebut dikarenakan penyesuaian dengan kondisi lingkungan sekolah yang
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada. Tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter lebih difokuskan pada analisis kebutuhan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai
kebutuhan-kebutuhan
peserta
didik
sebelum mengimplementasikan pendidikan karakter. Lickona, Schaps, dan Lewis (Yaumi 2014: 11) menjelaskan sebelas prinsip dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: a. Komunitas sekolah mengembangkan nilai-nilai etika dan kemampuan inti sebagai landasan karakter yang baik. b. Sekolah
mendefinisikan
karakter
secara
komprehensif
untuk
memasukkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan. c. Sekolah menggunakan pendekatan komprehensif, sengaja, dan proaktif untuk pengembangan karakter. d. Sekolah menciptakan masyarakat peduli karakter. e. Sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan moral. f. Sekolah menawarkan kurikulum akademik yang berarti menantang peserta didik untuk menghargai dan mengembangkan karakter, serta membantu mereka untuk mencapai keberhasilan. g. Sekolah mengembangkan motivasi diri peserta didik. h. Staf sekolah adalah masyarakat belajar etika yang membagi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan karakter dan memasukkan nilainilai inti yang mengarahkan peserta didik.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan dukungan yang besar terhadap permulaan atau perbaikan pendidikan karakter. j. Sekolah melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter. k. Sekolah secara teratur menilai dan mengukur budaya dan iklim, fungsifungsi staf sebagai pendidik karakter serta sejauh mana peserta didik mampu memanifestasikan karakter yang baik dalam pergaulan seharihari. Berdasarkan poin-poin di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik dan stakeholder saling bekerjasama dalam mendefinisikan, melaksanakan, dan mengevaluasi implementasi pendidikan karakter. Supaya pendidikan karakter tidak hanya sekedar hadir untuk dilaksanakan tetapi secara komprehensif dan holistik mampu melaksanakan program pendidikan karakter dengan baik. Selain itu juga, sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter perlu melibatkan orang tua, keluarga, dan masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan karakter peserta didik. 4. Nilai-nilai Karakter Pendidikan
karakter
diartikan
sebagai
pendidikan
yang
mengembangkan karakter dan budaya peserta didik. Dimana hasil akhir dari pendidikan karakter mengharapkan peserta didik memiliki karakter dirinya sendiri dan mampu menerapkan nilai-nilai yang sudah diajarkan dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai karakter yang ada dikonstruksikan berdasarkan agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemendiknas (Yaumi 2014: 83) mendeskripsikan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sebagai berikut: a. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. c. Toleran Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain, yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. h. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. l. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
m. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n. Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain mersa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter Menurut Zubaedi (2011: 178-182) faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pendidikan karakter sebagai berikut: a. Faktor naluri/insting Insting/naluri mendorong seseorang untuk mengambil sikap, tindakan, dan perbuatan yang dimotivasi oleh potensi kehendak. Insting befungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. b. Adat/kebiasaan Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti makan, tidur, dan olahraga, berpakaian, dan lain-lain. Suatu perbuatan yang sudah dilakukan berulang-ulang dan telah menjadi kebiasaan, maka seseorang akan dengan mudah melakukan suatu kegiatan dengan cepat dan tepat dan penuh perhatian. c. Keturunan Secara langsung atau tidak langsung keturunan memengaruhi pembentukan karakter seseorang karena sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tua, bukan sifat yang tumbuh dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan melainkan sifat-sifat bawaan sejak lahir. d. Lingkungan Lingkungan memiliki nama lain, yaitu milieu. Milieu adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, diantaranya tanah dan udara, sedangkan
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan manusia adalah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, tanah, udara, lautan, masyarakat. Artinya milleu adalah segala sesuatu yang melingkupi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan pergaulan. B. Hakikat Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Ahmadi, dkk (1991: 123) membagi arti kepemimpinan menjadi dua. Pertama, kepemimpinan sebagai kedudukan artinya menuntut hakhak dan kewajiban-kewajiban secara menyeluruh yang harus dilakukan orang seseorang. Kedua, kepemimpinan dikatakan sebagai proses sosial, maka arti kepemimpinan menuntut segala tindakan seseorang untuk dapat menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi orang lain melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain menjelaskan kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan (Suwarto 1999: 179). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain melalui komunikasi yang menuntut hak dan kewajiban seseorang untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan bukan hanya sekedar menuntut orang lain untuk melakukan sesuatu, tetapi dengan kepemimpinan seseorang mampu memotivasi atau mendorong
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseorang untuk melakukan suatu tugas dengan penuh tanggung jawab. Peserta didik perlu memahami bahwa kepemimpinan di sekolah sangat penting untuk melatih tanggung jawab, kemandirian, kedisiplinan, berpikir logis, dan berkomunikasi yang baik. 2. Aspek-Aspek Kepemimpinan Menurut Kartono (2008) kepemimpinan dibentuk berdasarkan aspek-aspek berikut ini : a. Kemampuan mengambil keputusan Suatu keputusan diambil berdasarkan pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. b. Kemampuan memotivasi Daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota atau lebih dalam
organisasi
mau
dan
rela
untuk
menggerakkan
kemampuannya, tenaga, dan waktunya untuk melakukan suatu kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. c. Kemampuan berkomunikasi Kecakapan atau kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain mampu memahami dengan baik pesan lisan secara langsung atau tidak langsung.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kemampuan mengendalikan anggota (orang lain) Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. e. Kemampuan mengendalikan emosional Pemimpin harus terampil dalam mengendalikan ketegangan emosinya dan mengatasi tekanan-tekanan emosi dalam hal ini penyesuaian diri. Pengendalian emosi tidak hanya dilakukan bagi pemimpin itu sendiri, namun pengendalian emosi juga harus dilakukan dalam kelompok ketika kelompok mengalami perdebatan argumen dan persaingan keras. 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Kepemimpinan Ahmadi, dkk (1991 : 127) mengatakan bahwa perlu adanya beberapa kecapakan umum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar interaksi kelompok dapat berjalan dengan lancar dan produktif : a. Persepsi sosial (Sosial perception) Kecakapan seseorang untuk dapat melihat dan memahami akan perasaan-perasaan,
sikap-sikap
anggota kelompoknya.
24
dan
kebutuhuhan-kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kemampuan dalam berpikir abstrak (Ability in abstract thinking) Pemimpin kelompok harus mempunyai kecakapan untuk berfikis secara abstrak yang lebih tinggi daripada anggota kelompok yang dipimpin. c. Stabilitas emosional (Emotional stability) Pemimpin dalam kelompok mampu mengatur keseimbangan perasaan, diantaranya warth of feeling, spontanity of expression, obyectivity of social thinking, and cooperativeness of social thinking. Dimana memiliki makna bahwa seorang pemimpin memiliki sikap perasaan yang lebih positif dibandingkan yang bukan pemimpin. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter Kepemimpinan Menurut Gibson (2000: 273-282) kepemimpinan dapat dipengaruhi oleh tiga variabel, diantaranya: a.
Sifat pemimpin (Leader’s traits) Variabel ini terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, seperti keahlian interpersonal dan IQ. Kepribadian pemimpin, seperti ketahanan terhadap stress dan kepercayaan diri dalam memimpin, serta motivasi pemimpin untuk mencapai tujuan bersama.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Perilaku pemimpin (Leader’s behavior) 1) Berorientasi pada tugas (Task-oriented) Pemimpin yang berfokus pada penyelesaian tugas dan menggunakan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugas mereka sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2) Berpusat pada orang (Person-centered) Pemimpin yang berfokus pada orang yang melakukan pekerjaan dan membantu pengikut dalam memenuhi kebutuhan mereka
dengan
menciptakan
lingkungan
kerja
yang
mendukung. 3) Pertimbangan (Consideration) Pemimpin yang melibatkan perilaku persahabatan, saling percaya, menghormati, adanya kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dan pengikut. 4) Struktur untuk memulai (Initiating structure) Pemimpin yang mampu mengatur hubungan dalam kelompok, membuat pola komunikasi dan merincikan bagaimana pekerjaan itu diselesaikan. c.
Variabel situasional (Situational variable) 1)
Hubungan antara pemimpin dan bawahan Dapat dilihat dari tingkat kepercayaan diantara pemimpin dan bawahan, serta rasa hormat yang dimili oleh kedua belah pihak.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2)
Struktur tugas Struktur tugas ini menunjukkan karakteristik tugas yang hendak diselesaikan, siapa yang akan mengerjakan, dan bagaimana cara menyelesaikannya.
3)
Posisi kekuasaan Posisi kekuasaan dilihat dari kemampuan pemimpin untuk memberikan penghargaan dan hukuman, serta kemampuan untuk memberikan semacam promosi.
C. Hakikat Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Makhrifah & Nuryono (2014: 1) mengemukakan bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Ditegaskan lebih lanjut oleh Winkel dan Hastuti (2004) tentang bimbingan klasikal adalah istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan sekolah yang menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan bersama untuk mengikuti kegiatan bimbingan. Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan klasikal diartikan sebagai layanan kelompok dalam bentuk klasikal bukan layanan pribadi yang diikuti 30-40 orang siswa. Bimbingan klasikal memiliki tujuan untuk memberikan informasi secara langsung di kelas demi menunjang perkembangan diri peserta didik secara optimal. Melalui bimbingan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasikal, peserta didik dapat mengambil manfaat atau belajar dari pengalaman langsung yang membawanya pada perkembangan diri yang positif. Selain itu juga, konselor dalam melaksanakan bimbingan klasikal dituntut untuk dapat melakukan kontak langsung dengan peserta didik di dalam kelas. 2. Tujuan Bimbingan Klasikal Menurut Makhrifah & Nuryono (2014: 2) strategi layanan dalam bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitasaktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan dalam Suciati (2005) mendeskripsikan tujuan bimbingan klasikal ke dalam beberapa bagian diantaranya sebagai berikut: a. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek kognitif Berorientasi pada kemampuan berpikir, dimana mencakup kemampuan intlektual yang sederhana, yaitu mengingat sampai pada pemecahan masalah. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek afektif Berorientasi pada perasaan emosi, sistem, nilai dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hirarki tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi penerimaan, partisipasi, penentuan, sikap, pembentukan organisasi sitem nilai, dan pembentukan pola hidup. c. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek psikomotorik Berorientasi pada ketrampilan motorik individu mengenai anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotorik dari tingkatan paling rendah meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. 3. Manfaat Bimbingan Klasikal Manfaat bimbingan klasikal menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) tentang Bimbingan dan Konseling (2004) diantaranya sebagai berikut: a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku dan lain sebagainya. b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya. c. Siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar, lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya. e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia. g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya. 4. Strategi/Teknik Pelayanan Bimbingan Klasikal Menurut
Tatiek
Romlah
(2001:
86)
teknik
bimbingan
klasikal/kelompok memfokuskan pada tujuan yang ingin dicapai dengan membuat suasana yang membangun selama layanan bimbingan, supaya siswa tidak cepat jenuh dalam mengikuti layanan bimbingan. Beberapa teknik
yang
dapat
digunakan
dalam
pelaksanaan
bimbingan
klasikal/kelompok sebagai berikut: a. Teknik pemberian informasi (expository) Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain: 1) Dapat melayani banyak orang,
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien, 3) Tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, 4) Mudah dilaksanakan dibandingkan dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya adalah antara lain: 1) Sering dilaksanakan secara monolog, 2) Individu yang mendengarkan kurang aktif, 3) Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi menarik. b. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer & Munro (dalam Romlah, 2001:89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu: (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia. c. Teknik pemecahan masalah (problem solving) Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah : 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Menguji masing-masing alternatif 5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai d. Permainan peranan (role playing) Bennett dalam Romlah (2001:99) mengemukakan: “bahwa permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-keterampilan
dan
pengertian-pengertian
mengenai
hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. Di dalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya. Dari permainan peranan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Permainan simulasi (simulation games) Adams dalam Romlah (2001:109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi. f. Home room Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya. g. Karyawisata/field trip Kegiatan karyawisata yang dikemas dengan metode mengajar untuk bimbingan klasikal/kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan riil dalam lingkungan beserta
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karyawisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi. Karena pada kegiatan karyawisata berlangsung, siswa dapat langsung meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu. Selain itu siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. h. Pengajaran Remedial Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal. i. Organisasi Siswa atau Kegiatan Kelompok Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning Experiential learning merupakan proses pembelajaran yang holistik di mana manusia belajar, tumbuh, dan berkembang. Penyebutan istilah
experiential
learning
menekankan
aspek
experience
(pengalaman) yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Experiential learning memiliki kekhasan teori, dimana kekhasan tersebut
membedakannya
dengan
teori
lainnya,
seperti
teori
pembelajaran kognitif maupun teori belajar behaviorisme. (Kolb, 1984). Sedangkan
menurut
Supratiknya
merupakan pembelajaran
(2011)
yang berpusat
experiential
learning
pada siswa. Artinya
pembelajaran model ini mengutamakan keaktifan para siswa dengan mengalami
aktivitas,
mengolah,
memaknai,
dan
menafsirkan
pengalaman. Experiential
learning
adalah
sebuah
pendekatan
dalam
penyelenggaraan bimbingan kelompok dengan menggunakan dinamika kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan, yaitu meningkatan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan sosial (Prayitno, dkk 1998: 90).
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pengertian di atas, experiential learning adalah suatu pendekatan yang mendasarkan pada pengalaman diri peserta didik dalam proses belajar. Pengalaman yang telah dialami dan didapat tersebut berperan penting dalam perkembangan peserta didik untuk menemukan ketrampilan, sikap, atau bahkan cara berpikir yang baru dalam penyelesaian masalah. Experiential learning mengutamakan kegiatan dinamika kelompok bagi peserta didik untuk belajar langsung mengambil makna dan nilai-nilai karakter yang sesuai bagi dirinya, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning Pembelajaran dengan model experiential learning bertujuan untuk mempengaruhi peserta didik dengan tiga cara, yaitu mengubah struktur kognitif, mengubah sikap dan memperluas ketrampilan yang telah dimiliki peserta didik. Ketiga hal tersebut menjadi fokus pada pendekatan experiential learning (Baharuddin dan Wahyuni, 2010). Kolb (Barus 2015: 25) mendeskripsikan tujuan
experiential
learning adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu (a) mengubah struktur kognitif siswa, (b) mengubah sikap siswa, dan (c) memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan memengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Langkah-langkah Pendekatan Experiential Learning Concrete Experience
Transformation
Prehension
Active Experimentation
Reflective Observation
Abstract Conceptualisation
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning Pembelajaran experiential learning mengajak peserta didik untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamati/dialami dengan tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut. Menurut Kolb (Kohonen, dkk 2001: 28-30) pembelajaran dengan metode experiential learning memiliki langkah-langkah utama, yaitu: a. Pengalaman kongkrit Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek afektif seseorang, daripada aspek kognitif. Pengalaman kongkrit merupakan orientasi artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan cerita-cerita autobiografi.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Konseptualisasi abstrak Proses belajar yang mengutamakan pikiran (kognitif) dan menggunakan logika, serta pendekatan sistematis dalam pemecahan masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan maksud untuk merapikan dan menempatkan sistem konseptual. Aktivitas instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan, dan pembangungan model dan analogi. c. Observasi reflektif Proses belajar yang mengutamakan persepsi seseorang terhadap sesuat, dimana berpusat pada pemahaman arti dari ide dan situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu memperhatikan bagaimana segala sesuatu yang terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif, pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi. d. Eksperimen aktif Eksperimen aktif ini mengajak peserta didik belajar melalui tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha terus-menerus untuk mempengaruhi orang, mengubah situasi, dan mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
instruksional
yang
dapat
digunakan,
meliputi
permainan,
drama/simulasi, penggunaan studi kasus, proyek lapangan, dan lainlain. 4. Kekuatan Experiential Learning dalam Pendidikan Karakter Pendekatan experiential learning menuntut keterlibatan peserta didik, dimana peserta didik dianggap sebagai pusat dalam pembelajaran. Pendekatan experiential learning mengajak peserta didik untuk mampu mengolah, memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya dengan bantuan orang lain melalui pembelajaran. Dalam Supratiknya (2011) menjelaskan bahwa experiential learning memiliki aktivitas inti yang menjadi ciri khas dan kekuatan dalam proses belajarnya, beberapa diantaranya sebagai berikut: a. Refleksi Refleksi adalah suatu kegiatan untuk menghadirkan kembali dalam batin peserta didik dalam menemukan makna dan nilai tentang pengalaman yang sudah dialami. Refleksi bertujuan untuk mendidik peserta didik dalam menghubungkan pengalaman pribadi dengan pembelajaran yang didapat. Kegiatan refleksi yang baik akan membantu peserta didik untuk menemukan insight atau pencerahan dalam menangkap nilai-nilai hidup yang mendalam serta mendorong peserta didik untuk bertindak mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Sharing Kegiatan sharing adalah kelanjutan dari refleksi. Dimana refleksi dilakukan oleh peserta didik secara individual, lalu hasil refleksi tersebut diceritakan (sharing) dalam kelompok dengan maksud membagikan pikiran atau perasaan yang muncul sebagai hasil refleksi dalam kegiatan bersama. Dalam kegiatan sharing masing-masing peserta didik saling mendengarkan dan saling membantu untuk menangkap makna dan nilai dari berbagai pengalaman hidup agar pengalaman tersebut dapat meneguhkan setiap peserta didik setelah melakukan sharing. E. Kajian Penelitian yang Relevan Beberapa peneitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain: 1. Hasil penelitian Barus tahun ke-2 Stranas (2015) menunjukkan bahwa implementasi (terbatas) model pendidikan karakter pada 9 SMP di berbagai kota di Indonesia menunjukkan peningkatan hasil pendidikan karakter antara pre-post test pada ke 9 SMP. Implementasi model ini telah mampu mentransformasi rata-rata skor karakter dari terendah 2,28 menjadi tertinggi 3,52 pada skala 4 (stanfour). Para guru dan siswa di 9 sekolah yang diteliti mengatakan model pembelajaran experiential learning lebih efektif dibandingkan dengan model pendidikan karakter terintegrasi. Setelah pemberian pendidikan karakter dengan pendekatan experiential learning ini, sebanyak 95% siswa mengaku merasa
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih mampu menghargai teman, lebih semangat untuk mengikuti kegiatan,
membangun
kepedulian/kesetiakawanan,
lebih
meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki diri, lebih berani bertanggung jawab, mempererat rasa persaudaraan/persahabatan, memupuk kesediaan bekerja sama/kekompakan tim, menumbuhkan keinginan untuk menolong orang lain, dan mereka mengakui kegiatan bimbingan karakter model ini sangat memberi manfaat bagi perbaikan perilaku. 2. Hasil penelitian Betty Artati Kristina (2016) yang berjudul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasisi Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Bertanggung Jawab”, menunjukkan hasil uji Paired Samples T Test bahwa nilai Sig (2tailed) (0.001) < (0.05) dan nilai t hitung (-3.913) > t tabel (29;0.05) adalah 2.045, maka Ho ditolak. Hasil tersebut menandakan bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab siswa SMP kelas VII A Kanisius Kalasan sebelum dan sesudah perlakuan dipandang efektif. Persamaan pada penelitian ini dengan sebelumnya yaitu membahas pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan experiential learning
berbasis
layanan
41
bimbingan
klasikal,
sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbedaannya yaitu variabel yang diteliti adalah kepemimpinan pada siswa. F. Kerangka Berpikir Karakter
merupakan
dasar
kehidupan
bagi
remaja
untuk
berkembang dan bersosialisasi positif di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Namun karakter yang muncul seringkali bersifat negatif dan merugikan peserta didik sendiri. Kurangnya ketrampilan sosial dan pengetahuan mengenai karakter membuat peserta didik berperilaku yang kurang baik di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan peran sekolah yang hanya sekedar mendukung perkembangan aspek kognitif peserta didik. Selain itu juga, beberapa sekolah kurang mampu memberikan pendidikan karakter dikarenakan kesulitan memahami pedoman yang ada. Oleh karena itu, sekolah bersama guru bimbingan dan konseling bekerjasama untuk membuat kurikulum pendidikan karakter yang terintegrasi untuk diimplementasikan kepada peserta didik, sehingga peserta didik mampu mengaplikasikannya ke dalam pengalaman nyata mereka melalui experiential learning (pengalaman langsung). Dengan adanya pengalaman langsung dari kegiatan pendidikan karakter ini, peserta didik mampu mengenali dirinya (karakter diri) dan peserta didik mampu mengembangkan ketrampilan sosial setelah mendapatkan pendidikan karakter. Melihat masalah-masalah yang ada mengenai implementasi pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama (SMP), maka peneliti menawarkan solusi model pendidikan karakter yang didesain oleh Tim
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stranas Prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma yaitu model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, disusunlah hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan tidak efektif meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016. Hi :Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik analisis data. A. Jenis atau Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pra-eksperimen dan menggunakan one group pre-test post-test design. Menurut Sugiyono (2013:109) dikatakan bahwa pendekatan praeksperimen merupakan jenis penelitian yang belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Maka dapat dikatakan terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak ada variabel kontrol sehingga dapat mempengaruhi variabel dependen, dimana variabel dependen sendiri belum tentu dipengaruhi oleh variabel independen. Melalui desain ini akan diketahui efektivitas implementasi pendidikan karakter sebelum dan sesudah perlakuan. Oleh karena itu, peneliti memberikan kuesioner pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir). Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengukur peningkatan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Teknik ini akan memberikan hasil efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMPK Untung
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suropati Sidoarjo pada tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian yang digunakan akan digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design Pre-test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Keterangan: O1 : pretest (tes awal) sebelum perlakuan diberikan O2 : posttest (tes akhir) setelah perlakuan diberikan X : treatment atau perlakuan melalui pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan dengan pendekatan experiential learning B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo pada tanggal 18-19 Mei 2016 pada pukul 08.00-11.00 WIB. Penelitian ini dilakukan dengan durasi delapan jam dalam dua hari pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VIII A. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo. Subjek penelitian berikut dijelaskan secara rinci dalam tabel 3.2 berikut ini.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian Keterangan
Jumlah Siswa
VIII-A
36 orang
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013: 193) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari setting, teknik pengumpulan data dapat diambil setting alamiah, metode eksperimen (laboratorium), seminar, diskusi, di jalan. Dilihat berdasarkan sumber data, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner/angket, observasi, dan gabungan ketiganya. Data merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diteliti dan dianalisis. Maka, dibutuhkan teknik yang tepat dalam pengambilan data. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest peningkatan karakter kepemimpinan. Sedangkan teknik non-tes adalah skala validasi penilaian yang digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Tahap-tahap yang dilakukan untuk persiapan pengumpulan data penelitian sebagai berikut:
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tahap persiapan 1) Menganalisis topik materi. 2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling (RPLBK). 3) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu tes karakter kepempinan, self assessment scale, dan validasi penilaian siswa. 4) Membuat soal tes karakter kepemimpinan dan item self assessment scale. 5) Revisi dan konsultasi kepada dosen pembimbing, yaitu Dr. Gendon Barus, M. Si. b. Tahap pelaksanaan 1) Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2) Implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. 3) Pemberian self assessment scale untuk melihat persepsi siswa atas materi yang diberikan disetiap sesi. 4) Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang diperoleh. 2) Mengolah data hasil penelitian. 3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4) Menarik kesimpulan.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013: 305) menjelaskan bahwa prinsip dalam penelitian adalah pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Maka, dapat dideskripsikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang dapat diamati. Instrumen dalam penelitian kuantitatif berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen, yaitu tes karakter kepemimpinan, skala penilaian diri (self assessment scale), dan validasi penilaian siswa. Instrumen penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Tes Karakter Kepemimpinan Winkel dan Hastuti (2004: 295) menjelaskan bahwa terdapat beberapa tipe skala penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian bergradasi, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, berbentuk objektif dengan tipe pilihan ganda. Dalam penelitian ini, tes karakter kepemimpinan dibuat dalam bentuk pilihan ganda dimana pilihan-pilihan tersebut berupa pernyataan-pernyataan dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4, dan masing-masing alternatif jawaban mengandung kebenaran. Skor 4 adalah skor tertinggi yang mewakili nilai karakter kepemimpinan, sedangkan untuk skor 1 mewakili nilai karakter kepemimpinan yang rendah. Penggunaan kuesinoer sifatnya tertutup. Artinya peserta didik dapat langsung
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti. Tes tingkat karakter kepemimpinan ini diberikan oleh peneliti kepada peserta didik
di awal sesi (pre-test) dan akhir sesi (post-test)
implementasi. Pre-test diberikan kepada siswa dengan maksud untuk mengukur tingkat awal karakter kepemimpinan siswa. Sedangkan posttest dimaksudkan untuk mengukur peningkatan hasil efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning bagi siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016. Kisi-kisi tes karakter kepemimpinan divisualisasikan pada tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Karakter Kepemimpinan
No
Aspek a. b. a. Aspek memotivasi b. c. a. Aspek berkomunikasi b. c. a. Aspek mengendalikan anggota b. a. Aspek pengendalian emosi b. c.
1 Aspek pengambilan keputusan 2
3 4 5
Indikator Berpikir kreatif dalam mencari alternatif Berpikir kritis dan logis Berpikir positif Empati terhadap orang lain Memiliki gairah hidup Memiliki sikap keterbukaan Berani mengungkapkan pendapat Rasa saling menghormati Mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan sesuatu Pribadi yang tegas Mengontrol perasaan negatif dan positif Mengakui perasaan yang sedang dialami Berpikir rasional 50
Item 3, 15 12, 13, 17 6 10 14 7, 9 11 5 1, 2, 8 4, 16 19 20 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kuesioner Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Kuesinoer penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Dalam Sugiyono (2013: 134) menjelaskan skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sosial. Pemberian jawaban dari setiap item yang dibuat berupa pilihan response sangat sering (ss), sering (s), jarang (jr), tidak pernah (tp). Kuesioner penilaian diri ini dibagikan kepada para siswa untuk diisi setiap akhir sesi layanan bimbingan. Kuesioner ini digunakan untuk melihat responsi perseptual siswa terhadap penguasaan isi materi/butir-butir yang diberikan dalam pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Kisi-kisi skala penilaian diri akan disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri (Self assessment scale) No
Topik
1.
Berpikir Kritis
Indikator a. Mampu menjelaskan pengertian berpikir secara kritis b. Menemukan manfaat dari berpikir kritis c. Menemukan cara-cara logis dalam mengambil keputusan hidupnya d. Mengkritisi makna yang diambil dari bahan layanan e. Menggali nilai-nilai karakter yang terdapat dalam layanan bimbingan a. Menjelaskan pengertian berkomunikasi yang baik b. Mampu menyebutkan manfaat dari komunikasi yang baik
2. Berkomunikasi yang Asertif/Baik c. Mampu menjelaskan perlunya melakukan komunikasi yang baik d. Mampu menjelaskan prinsip dalam berkomunikasi yang baik a. Mampu menjelaskan pengertian pemimpin tegas nan rendah hati b. Menyebutkan manfaat menjadi pemimpin yang tegas nan rendah hati 3. Pemimpin Tegas nan Rendah Hati c. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terdapat dalam layanan d. Menerapkan model kepemimpinan yang tegas nan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model (responden siswa) Kuesioner validasi efektivitas model dengan menggunakan responden siswa berbentuk pernyataan dengan skala Guttman, dimana para siswa memberikan jawaban dengan tanda centang (checklist). Sugiyono (2013: 139) mendeskripsikan bahwa skala pengukuran tipe ini menghasilkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Dalam instrument penelitian ini, disediakan pilihan response “ya dan tidak”. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, dapat juga menggunakan bentuk checklist. Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Kuesioner validasi efektivitas model pendidikan karakter dengan responden siswa ini digunakan untuk melihat efektivitas program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert judgement (Azwar, 2009: 45). Pada penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli dalam bidangnya. Ahli
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut adalah Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai dosen pembimbing dan tim Stranas. Selain itu, uji validitas instrumen maupun skala penilaian karakter kepemimpinan dilakukan dengan uji statistik yang mengkorelasikan skorskor item total menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut: rxy
n XY ( X )( Y )
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: koefisien korelasi
𝑋
: skor item
𝑌
: skor total
𝑁
: banyaknya subjek Nilai koefisien korelasi Pearson menggunakan r tabel = 0,30 pada
taraf signifikansi ≤ 0,05. Butir instrumen dapat dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,30, sedangkan butir instrumen dikatakan tidak valid jika r hitung ≤ 0,30. Peneliti sudah melakukan uji validitas tes karakter kepemimpinan yang berjumlah 20 item soal dengan menggunakan SPSS versi 16,
maka
diperoleh hasil hitung validitas tes karakter kepemimpinan pada tabel 3.5 sebagai berikut.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes Karakter Kepemimpinan No
Aspek
Indikator
a. 1
2
Aspek pengambilan keputusan
Aspek memotivasi
b. a. b. c. a.
3
Aspek berkomunikasi
b. c. a.
4 Aspek mengendalikan anggota b. a. 5 Aspek pengendalian emosi b. c.
Item r hitung Sig. (2-tailed) Keterangan 3 0,419 0,011 Valid Berpikir kreatif dalam mencari alternatif 15 0,599 0,000 Valid 12 0,402 0,015 Valid Berpikir kritis dan logis 13 0,386 0,020 Valid 17 0,608 0,000 Valid Berpikir positif 6 0,369 0,027 Valid Empati terhadap orang lain 10 0,443 0,007 Valid Memiliki gairah hidup 14 0,265 0,119 Revisi 7 0,221 0,196 Revisi Memiliki sikap keterbukaan 9 0,433 0,008 Valid Berani mengungkapkan pendapat 11 0,597 0,000 Valid Rasa saling menghormati 5 0,088 0,608 Revisi 1 0,409 0,013 Valid Mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan sesuatu 2 0,259 0,128 Revisi 8 0,349 0,037 Valid 4 0,153 0,374 Revisi Pribadi yang tegas 16 0,667 0,000 Valid Mengontrol perasaan negatif dan positif 19 0,306 0,069 Valid Mengakui perasaan yang sedang dialami 20 0,240 0,158 Revisi Berpikir rasional 18 0,548 0,001 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas tes karakter kepemimpinan di atas, terdapat 6 (enam) item yang direvisi, dikarenakan r hitung ≤ 0,30. Dengan adanya revisi pada 6 (enam) item tersebut, diharapkan dapat mengukur dengan tepat peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Item-item dengan keterangan revisi tersebut berada pada indikator memiliki gairah hidup, memiliki sikap keterbukaan, rasa saling menghormati, mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan sesuatu, pribadi yang tegas, dan mengakui perasaan yang dialami. Selain itu juga, item-item yang direvisi tersebut berada pada aspek memotivasi, aspek berkomunikasi, aspek mengendalikan anggota, dan aspek mengendalikan
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
emosi. Peneliti juga menghitung validitas skala penilaian diri (self assessment scale). Hasil uji validitas skala penilaian diri divisualisasikan dalam tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri No
Topik
1.
Berpikir Kritis
Indikator a. Mampu menjelaskan pengertian berpikir secara kritis b. Menemukan manfaat dari berpikir kritis c. Menemukan cara-cara logis dalam mengambil keputusan hidupnya d. Mengkritisi makna yang diambil dari bahan layanan e. Menggali nilai-nilai karakter yang terdapat dalam layanan bimbingan a. Menjelaskan pengertian berkomunikasi yang baik b. Mampu menyebutkan manfaat dari komunikasi yang baik
2. Berkomunikasi yang Asertif/Baik c. Mampu menjelaskan perlunya melakukan komunikasi yang baik d. Mampu menjelaskan prinsip dalam berkomunikasi yang baik a. Mampu menjelaskan pengertian pemimpin tegas nan rendah hati b. Menyebutkan manfaat menjadi pemimpin yang tegas nan rendah hati 3. Pemimpin Tegas nan Rendah Hati
c. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terdapat dalam layanan d. Menerapkan model kepemimpinan yang tegas nan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
Item 1 2 3 4 5 6 7 14 15 16 17 18 19 20 8 9 10 11 12 13
r hitung Sig.(2-tailed) Keterangan 0,524 0,001 Valid 0,620 0,000 Valid 0,458 0,005 Valid 0,391 0,018 Valid 0,367 0,452 0,310 0,171 0,283 0,552 0,257 0,356 -280 0,622 0,257 0,295 0,428 0,535 0,615 0,476
0,028 0,006 0,066 0,318 0,095 0,000 0,131 0,033 0,098 0,000 0,131 0,81 0,009 0,001 0,000 0,003
Valid Valid Valid Revisi Revisi Valid Revisi Valid Revisi Valid Revisi Revisi Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 6 (enam) item yang harus direvisi. Hal tersebut dikarenakan r hitung yang dihasilkan melalui SPSS versi 16 menunjukkan skor ≤ 0,30. Maka, dapat dikatakan item-item yang harus direvisi ini diragukan ketepatannya dalam mengukur tingkat responsi perseptual siswa terhadap penguasaan materi yang diberikan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti bersama ahli merevisi keenam item tersebut untuk dapat digunakan dengan tepat. Beberapa item yang memiliki keterangan revisi tersebut berada pada topik berkomunikasi yang asertif/baik dan aspek pemimpin tegas nan rendah hati.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Reliabilitas Kuesioner Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala instrumen. Pengujian reliabilitas instrument dihitung dengan menggunakan metode alpha. Rumus Alpha menurut Arikunto (2006) adalah sebagai berikut:
r11
: nilai realibilitas
∑σ t2 : jumlah varian skor σ t2
: varian total tiap item
k
: jumlah item pertanyaan yang di uji Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel
secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika r11 ≥ r tabel) berarti Reliabel. Jika r11 ≤ r tabel) berarti Tidak Reliabel. Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji statistik reliabilitas, penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956) dengan norma kriteria skor sebagai berikut:
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford Norma atau
Kategori
kriteria Skor 0,91 - 1,00 0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 -1,00 - 0,20
Reliabilitas Sangat Tinggi Reliabilitas Tinggi Reliabilitas Sedang Reliabilitas Rendah Reliabilitas sangat rendah
Selain itu juga, peneliti juga menguji coba dengan menghitung reliabilitas item dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16, maka diperoleh hasil hitung reliabilitas tes karakter kepemimpinan pada tabel 3.6 sebagai berikut. Tabel 3.6 Reliabilitas Tes Karakter Kepemimpinan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .686
N of Items 20
Berdasarkan hasil hitung reliabilitas tes karakter kepemimpinan pada tabel 3.6 dapat diketahui bahwa nilai α = 0,686. Nilai Alpha tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan N = 20 dengan signifikansi 5% (0,05). Maka, hasil yang diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulan berdasarkan hasil data adalah 0,686 > 0,444, sehingga tes karakter kepemimpinan dapat dikatakan reliabel. Jika tes karakter kepemimpinan ditinjau melalui norma kategori statistik reliabilitas Guilford, maka hasil data yang ditunjukkan sebesar 0,686 dapat dikategorikan dalam reliabilitas
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang. Sedangkan reliabilitas pada kuesioner skala penilaian diri (self assessment scale) dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Penilaian Diri
Cronbach's Alpha
N of Items
.697
20
Hasil hitung reliabilitas skala penilaian diri pada tabel 3.7 didapatkan nilai sebesar α = 697. Nilai Alpha tersebut dibandigkan dengan r tabel dengan N = 20 dan signifikansi 5% (0,05). Maka, hasil yang diperoleh adalah 0,697 > 0,444. Artinya, skala penilaian diri dapat dikatakan reliabel. Sedangkan bila dilihat menggunakan norma kategorisasi Guilford. Reliabilitas skala penilaian diri berada pada kategori reliabilitas sedang. 3. Uji Normalitas Menurut Nurgiyantoro dkk (2009:110) uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Peneliti menggunakan SPSS versi 16 dalam mengukur kenormalan distribusi pada tes karakter kepemimpinan. SPSS memiliki kriteria dalam uji normalitas. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka data tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, hasil penghitungan data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas instrumen tes karakter kepemimpinan pada tabel 3.8 sebagai berikut. Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Instrumen Tes Karakter Kepemimpinan
Pretest N
Posttest 36
36
Mean
53.75
73.03
Std. Deviation
7.832
3.410
Absolute
.119
.113
Positive
.075
.113
Negative
-.119
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.714
.677
Asymp. Sig. (2-tailed)
.688
.749
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan
tabel
3.8
hasil
uji
normalitas
tes
karakter
kepemimpinan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test yang menunjukkan nilai 0,749 > 0,05. Dengan demikian instrumen tes karakter kepemimpinan berdistribusi normal. F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa dua teknik analisis data sebagai berikut: 1. Teknik analisis data tes karakter kepemimpinan guna menganalisis rumusan masalah pertama untuk melihat peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter kepemimpinan melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka akan dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil dengan rumus D = O2 – O1. Namun dalam rumusan masalah pertama ini, juga diberikan kategorisasi yang bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini dilakukan kategorisasi sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Setelah mengetahui norma kategorisasi untuk melihat peningkatan pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka hasil penghitungan analisis skor disajikan dalam norma kategorisasi tes karakter kepemimpinan yang divisualisasikan dalam tabel 3.9 sebagai berikut: Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Norma/Kriteria Skor +1,8σ < μ +0,6σ < μ ≤ +1,8σ -0,6σ < μ ≤ 0,6σ -1,8σ < μ ≤ -0,6σ μ ≤ -1,8σ 60
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil dari penghitungan analisis skor karakter kepemimpinan yang diperoleh dari tes karakter kepemimpinan, disajikan dalam norma kategorisasi tes karakter kepemimpinan siswa/i kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut: Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Tes Karakter Kepemimpinan Siswa/I Kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor +1,8σ < μ +0,6σ < μ ≤ +1,8σ -0,6σ < μ ≤ 0,6σ -1,8σ < μ ≤ -0,6σ μ ≤ -1,8σ
Rentang Skor > 68 56 – 68 44 – 55 32 - 43 < 32
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Keterangan: Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelian menurut perhitungan skala. Standar deviasi (σ/sd)
: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik)
: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Teknik analisis uji hipotesis guna menganalisis rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis dalam penelitian untuk menganalisis
signifikansi
hasil
implementasi
pendidikan
karakter
kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dilakukan dengan teknik statistik uji paired sample t test digunakan untuk menganalisis perbedaan skor rata-rata antara pre-test dan post-test pada siswa kelas VIII A di SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 yang mengikuti program implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berikut adalah rumus untuk menghitung uji paired sample t-test: t=
x1 - x 2 S s12 s2 + 2 2r 1 n n1 n 2 1
S 2 n 2
Keterangan:
x1 : Rata-rata sampel 1 (Pre-test) s12 : Varians sampel 1 (Pre-test) x 2 : Rata-rata sampel 2 (Post-test)
s22 : Varians sampel 2 (Post-test) S1 : Simpangan baku sampel 1 (Pre-test) S 2 : Simpangan baku sampel 2 (Post-test) r
: Korelasi antara dua data kelompok
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji paired sampel t test dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, dimana data sudah diuji kenormalitasannya. 3. Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan masalah
ketiga,
peneliti
menggunakan
teknik
analisis
deskrpitif
kategoriasasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self assessment scale), dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat sering), s (sering), jr (jarang), dan tp (tidak pernah). Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya. Hasil perhitungan analisis data skala penilaian diri (self assessment scala ) subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter kepemimpinan siswa/i kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut: Tabel 3.11 Norma Kategorisasi Penilaian Diri Tingkat Karakter Kepemimpinan Siswa/I Kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori +1,8σ < μ > 68 Sangat Tinggi +0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 – 43 Rendah μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan
tinggi
rendahnya
63
tingkat
karakter
kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan skala penilaian diri (self assessment scale) dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik
: 1 x 20 = 20
Luas jarak
: 80-20 = 60
Standar deviasi (σ/sd) :
60
= 10
6
μ (mean teoritik)
:
80+20 2
= 50
4. Teknik analisis data validasi efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning guna menganalisis rumusan masalah keempat, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan peneliti karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter kepemimpinan, yakni, ya, tidak, dan tidak tahu berdasarkan penilaian siswa dengan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑒𝑚 =
∑𝑓 100 𝑁
Keterangan: 𝑃𝑒𝑚
: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter
∑𝑓 𝑁
: Jumlah jawaban setiap item : Jumlah responden
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan
Experiential Learning di SMPK Untung Suropati Sidoarjo Sebelum dan Sesudah Layanan Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan tes karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah perlakuan. Peneliti melakukan analisis data dengan menghitung selisih rata-rata pretest dan posttest dengan rumus D = O2 – O1. Hasil hitung pretest dan posttest divisualisasikan dengan grafik 4.1 sebagai berikut:
Grafik 4.1 Selisih Skor Rata-rata Pendidikan Kepemimpinan Antara Pre-Test dan Post-Test
65
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam grafik 4.1 menunjukkan hasil adanya peningkatan karakter kepemimpinan pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Hasil rata-rata yang dihasilkan sebelum perlakuan (pre-test) adalah 53,75. Setelah diberikan perlakuan selama 3 (tiga) kali layanan bimbingan klasikal menjadi 70,86, sehingga bila dihitung selisih antara pre-test dan post-test menunjukkan skor 17, 11 yang dianggap sebagai data hasil peningkatan karakter kepemimpinan pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Dalam hal ini peneliti juga melakukan analisis data dengan menggunakan teknik kategorisasi model distribusi normal. Berikut visualisasi gambaran tingkat karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dalam tabel 4.1 dan grafik 4.2 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Peningkatan Hasil Karakter Kepemimpinan Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Rentang Skor > 68 56 – 68 44 – 55 32 - 43 < 32
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
66
Pre-Test F % 0 0 18 50 13 36,11 5 13,88 0 0
Post-Test F % 25 69,44 11 30,55 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pretest dan Posttest Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat mengalami peningkatan yang signifikan dari sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil yang didapat sebelum perlakuan, tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. Pre-test menunjukkan para siswa hanya menempati kategori tinggi sebesar 50% (18 siswa), 36,11% (13 siswa), dan 13,88% (5 siswa). Sedangkan setelah mendapatkan perlakuan (bimbingan), hasil yang didapat meningkat dan menempati kategori sangat tinggi sebesar 69,44% (25 siswa) dan 30,55% (11 siswa). Post-test menunjukkan tidak ada satupun siswa yang berada pada kategori sedang dan rendah setelah mendapat perlakuan. Hal tersebut menandakan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif meningkatkan karakter kepemimpinan siswa.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Signifikansi
Hasil
Implementasi
Pendidikan
Karakter
Kepemimpinan Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Layanan. Efektivitas
implementasi
pendidikan
karakter
kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal antara sebelum dan sesudah implementasi dengan pendekatan experiential learning dianalisis dengan menggunakan uji t paired sample test. Hasil uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi hasil peningkatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Uji Signifikansi Peningkatan Karakter Kepemimpinan Siswa/I Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
53.75
36
7.832
1.305
Posttest
70.86
36
3.603
.600
Implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menunjukkan hasil data yang telah dihitung melalui SPSS menghasilkan mean (rata-rata)
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara pre-test dan post-test dari 36 siswa. Pada skor pre-test hasil yang diperoleh adalah 53,75 dan post-test sebesar 70,86. Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Difference Lower
Upper
T
df
-19.821
-14.401 -12.817 35
Sig. (2-tailed)
Pair Pretest 1
–
-17.111
8.010
1.335
.000
Posttest
Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik uji Two Related Sample Test dengan bantuan SPSS versi 16. Hasil uji t menunjukkan skor sebesar -12.817 (sig= 0,000). Jadi hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi. Maka dapat disimpulkan hasil analisis uji t tersebut menggambarkan implementasi pendidikan karakter kepemimpinan
berbasis
layanan
bimbingan
klasikal
dengan
pendekatan experiential learning antara sebelum dan sesudah pada siswa kelas VIII A secara signifikan sangat efektif.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Peningkatan
Hasil
Implementasi
Pendidikan
Karakter
Kepemimpinan Berbasis Layanan Binbingan Klasikal dengan Pendektan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 di Tiap Sesi Layanan Bimbingan Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari kuesioner penilaian diri (self assessment scale), yang dihimpun di tiap akhir sesi bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal diketahui gambaran peningkatan karakter kepemimpinan pada tiap sesinya dengan melakukan pengkategorisasian dalam menganalisis data. Pengkategorisasian dilakukan untuk melihat hasil peningkatan implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Gambaran hasil peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kepemimpinan Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo Tahun Ajaran 2015/2016 Rentang Skor > 68 56 – 68 44 – 55 32 - 43 < 32
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
SESI II
I F 1 23 12 0 0
% 2,77 63,88 33,33 0 0
70
F 2 20 14 0 0
% 5,55 55,55 38,88 0 0
III F 4 22 10 0 0
% 11,11 61,11 27,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Kepemimpinan Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Berdasarkan grafik 4.3 dan tabel 4.3 menggambarkan peningkatan yang naik-turun pada setiap sesinya, yaitu di sesi pertama rata-rata skor menunjukkan 57,22%. Namun, pada sesi kedua mengalami penurunan. Penurunan tersebut ditandai dengan hasil skor rata-rata sebesar 56,33%. Di akhir sesi, yaitu sesi ketiga meningkat kembali dengan skor rata-rata sebesar 59,19%. Selain itu juga, peneliti menganalisis skor peningkatan yang terjadi pada setiap siswa pada tiap sesinya. Hasil peningkatan karakter kepemimpinan tiap siswa dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai berikut: 80
SESI 1
SESI 2
SESI 3
70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536
Grafik 4.4 Peningkatan Skor Rata-rata Karakter Kepemimpinan Tiap Siswa Antar Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat peningkatan hasil pada setiap siswa, hal tersebut menandakan bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya, bahwa materi yang diberikan untuk para siswa dapat dipahami dengan mudah dan mampu memotivasi
para
siswa
dalam
mengembangkan
karakter
kepemimpinannya. Selain itu juga, para siswa mampu mengambil nilai-nilai karakter kepemimpinan dari setiap sesi yang diberikan oleh peneliti. 4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di SMPK Untung Suropati Sidoarjo Berdasarkan Penilaian Siswa Untuk melihat apakah pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini relevan dan efektif diberikan kepada siswa, maka peneliti memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberikan penilaian. Penilaian ini diberikan pada akhir kegiatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Penilaian siswa ini terdiri dari 30 butir soal, dimana terdiri dari beberapa pernyataan, yaitu ya (artinya setuju), tidak (artinya menolak), dan tidak tahu (artinya tidak memberi pendapat). Penilaian
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa ini disajikan dalam bentuk presentase di tiap itemnya yang disajikan pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Penilaian Siswa Terhadap Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning (N=36) No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/memperoleh/merasa : 1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 4 Berani berpendapat 5 Lebih kreatif 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 7 Takut salah dalam melakukan permainan 8 Malu dalam permainan kelompok 9 Dihargai oleh teman-teman 10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 14 Keinginan untuk menolong orang lain 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 16 Tertantang untuk mencoba 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 19 Terdorong untuk terlibat aktif 20 Berani bertanggung jawab 21 Menghargai teman 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 26 Membangun kepeduliaan /kesetiakawanan 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 29 Mendorong siswa lebih disiplin 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Ya 36 29 36 27 27 33 3 7 29 31 33 36 31 33 34 30 7 33 30 32 36 33 34 36 33 33 32 31 32 27
Keterangan: Item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif 73
% 100 80,55 100 75 75 91,66 8,33 19,44 80,55 86,11 91,66 100 86,11 91,66 94,44 83,33 19,44 91,66 83,33 88,88 100 91,66 94,44 100 91,66 91,66 88,88 86,11 88,88 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang ikut serta dalam implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, memandang pendidikan karakter dengan metode tersebut sangat efektif dalam meningkatkan karakter siswa. Beberapa siswa merasakan dengan adanya pelaksanaan pendidikan karakter dengan metode experiential learning membuat siswa untuk semangat mengikuti seluruh aktivitas yang diberikan, berani mencoba melakukan sesuatu, memudahkan siswa dalam mengikuti kegiatan, membuat siswa untuk selalu menolong orang lain, merasa puas dengan bimbingan yang diberikan, siswa memiliki kesan positif selama mengikuti bimbingan, mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, mempererat persahabatan, mengajak siswa untuk mulai taat pada peraturan, memotivasi siswa untuk berjuang, membangun rasa peduli/kesetiakawanan. B. Pembahasan 1. Peningkatan
Hasil
Implementasi
Pendidikan
Karakter
Kepemimpinan Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di SMPK Untung Suropati Sidoarjo Sebelum dan Sesudah Layanan Hasil penelitian efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan menunjukkan hasil yang sangat baik. Berdasarkan hasil data implementasi
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan karakter yang ada pada tabel 4.1 menunjukkan hasil yang sangat baik, karena dari hasil pre-test ada 13,88% sejumlah 5 (lima) siswa yang berada pada kategori rendah dan 36,11% sejumlah 13 siswa yang ada pada kategori sedang. Namun, setelah peneliti memberikan layanan bimbingan klasikal tidak ada satupun siswa berada kategori rendah dan sedang. Setelah diberikan perlakuan, seluruh siswa berada pada kategori tinggi 30,55% sejumlah 11 siswa dan sangat tinggi 69,44% sejumlah 25 siswa, sehingga dapat dikatakan implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif diberikan kepada siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Keberhasilan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mengajak siswa kepada perubahan yang positif, terutama dalam mengembangkan sikap/perilaku dirinya mengenai karakter. Pendidikan karakter yang sudah peneliti berikan mampu membentuk kebiasaan yang baru, mendorong siswa dalam memotivasi dirinya/menggerakan dirinya (insting), dan kelas yang kondusif serta materi yang mendukung membuat siswa nyaman dengan lingkungan. Terutama bentuk kegiatan yang diberikan oleh peneliti sangat menarik karena tidak sekedar pemberian materi saja, namun peneliti mengajak siswa untuk bermain dalam kelompok, merefleksikan kegiatan yang dialami, dan sharing dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Zubaedi
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2011) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu insting, kebiasaan, keturunan, lingkungan. Dimana insting bertugas mendorong seseorang untuk mengambil sikap/tindakan, kebiasaan yang terbentuk dari tindakan/perbuatan yang secara berulangulang dilakukan, keturunan mendasarkan pada sifat-sifat bawaan sejak lahir (diturunkan oleh orang tua) yang tidak lepas dari faktor lingkungan, dimana lingkungan berperan dalam pembentukan sifat. Keefektivitasan implementasi pendidikan karakter kepemimpinan ini sangat besar dipengaruhi oleh layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter bukan hanya sebatas memberikan tambahan kemampuan dalam hal kognitif saja, namun pendidikan karakter beranjak lebih dalam memberikan ketrampilan pada aspek kognitif, afeksi, dan psikomotorik. Sejalan dengan pendapat Suciati (2005) bahwa tujuan bimbingan klasikal mengarah pada tiga aspek, yaitu aspek kognitif yang berorientasi pada kemampuan berpikir untuk mengingat suatu hal hingga pada pemecahan suatu masalah, aspek afektif yang memiliki orientasi untuk mengelola perasaan, nilai, sistem, dan sikap dalam menolak maupun menerima suatu hal, serta aspek psikomotorik yang mengajak siswa untuk mengelola ketrampilan motoriknya dalam berkreativitas dan melakukan gerakan berkaitan dengan sikap. Selain layanan bimbingan klasikal yang menarik bagi siswa, terdapat faktor lain yang mendukung pendidikan karakter, yaitu
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendekatan experiential learning. Dalam hasil penelitian, melihat bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning membawa siswa pada ketrampilan baru dalam mengembangkan karakter kepemimpinan. Maka, sejalan dengan pendapat (Baharuddin dan Wahyuni, 2010) yang mengatakan bahwa experiential learning bertujuan untuk mempengaruhi siswa dengan mengubah struktur kognitif, mengubah sikap, dan memperluas ketrampilan yang ada. Dari ketiga tujuan tersebut yang disesuaikan dengan hasil penelitian pre-test dan post-test, telah membuktikan bahwa pendidikan karakter bukanlah sekadar mengubah struktur kognitif saja, namun membawa siswa pada perubahan sikap dan ketrampilan baru yang dimilikinya. Jadi, pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara efektif meningkatkan karakter kepemimpinan. 2. Signifikansi Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Layanan Berdasarkan tabel 4.2 hasil hitung uji beda untuk sampel berpasangan menunjukkan hasil bawah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sebelum dan sesudah layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, yaitu sebesar 17,11. Artinya, siswa
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasa semakin mampu mengikuti, mampu memahami, serta mampu menerapkan pendidikan karakter kepemimpinan dengan pendekatan experiential learning ini. Ditunjukkan juga hasil hitung nilai Sig. (2-tailed) (0.000) < (0.05), maka Ho ditolak. Artinya, hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif. Hasil yang signifikan ini sejalan dengan tujuan pendidikan karakter yang dijelaskan oleh Suyanto (Barus, 2015) bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Artinya pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini mampu membentuk dan meningkatkan karakter siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, dan tentunya sesuai dengan standar yang ingin dicapai dalam pembentukan karakter, yaitu karakter kepemimpinan. Pembuktian ketercapaian tujuan pendidikan karakter tersebut, sesuai dengan hasil peningkatan karakter yang signifikan pada penelitian pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Artinya, siswa sudah mampu mengikuti, memahami, dan menerapkan pendidikan karakter kepemimpinan dengan model experiential learning ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016. 3. Peningkatan
Hasil
Implementasi
Pendidikan
Karakter
Kepemimpinan Berbasis Layanan Binbingan Klasikal dengan Pendektan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016
di Tiap Sesi
Layanan Bimbingan Implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning diberikan melalui tiga sesi. Tiap sesi mengangkat topik berbeda yang diambil oleh peneliti. Tiga topik yang diambil yaitu, berpikir kritis, berkomunikasi asertif/berkomunikasi yang baik, dan bersedia mendengarkan orang lain. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada tiga sesi ini, diberikan juga skala penilaian diri (self assessment scale), dimana siswa memberi penilaian terhadap dirinya setelah menerima layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Adanya penilaian diri ini, peneliti terbantu untuk melihat apakah materi yang diberikan dapat meningkatkan karakter kepemimpinan pada tiap sesinyya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui self assessment scale untuk mengukur tingkat karakter kepemimpinan, ditemukan adanya peningkatan dari sesi pertama hingga sesi ketiga. Hasil dari sesi pertama bimbingan dengan topik Berpikir Kritis, ada terdapat 33,33% berada pada kategori sedang, 63,88% siswa berada pada kategori tinggi, dan 2,77% di
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kategori sangat tinggi. Data menunjukkan bahwa karakter kepemimpinan siswa sudah dapat dikatakan baik. Hal ini disebabkan sebgaikan besar siswa sudah memiliki karakter kepemimpin, namun belum dikembangkan. Pada Sesi kedua dengan topik Berkomunikasi yang Asertif menunjukkan penurunan, yaitu 5,55% siswa berada di kategori sangat tinggi, 55,55% berada pada kategoris tinggi, dan 38,88% pada kategori sedang. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi siswa, penurunan ini terjadi dikarenakan pemberian layanan bimbingan klasikal pada jam terakhir pembelajaran. Dimana para siswa merasa lelah, capek, dan bosan. Hal lain yang mendukung penurunan tersebut adalah suhu ruangan yang sangat panas dan posisi kursi yang konvensional, sehingga membuat para siswa kesulitan dalam mengikuti kegiatan bahkan mengambil makna dari kegiatan dinamika kelompok, refleksi, dan sharing. Berlanjut pada sesi ketiga dengan topik Pemimpin Tegas nan Rendah Hati. Pemberian topik ini sebagai puncak karena remaja terkadang sulit menjadi pendengar yang baik ketika teman ingin bercerita mengenai keluh kesah yang dihadapinya. Namun data hasil self assessment scale membuktikan bahwa beberapa siswa sudah memiliki pengetahuan yang baik dan kemampuan untuk menerapkan sebanyak 11,11%, yaitu sejumlah 4 (empat) orang berada pada kategori sangat tinggi, dimana pada sesi sebelumnya hanya ada satu orang yang berada pada kategori sangat tinggi. Pada kategori tinggi terdapat 61,11% sebanyak 22 siswa, dan 27,77% sejumlah 10 siswa berada pada kategori sedang. Melihat hasil data di sesi
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketiga ini, hanya sedikit siswa yang berada di kategori sedang. Artinya, terdapat peningkatan yang terjadi diantara tiap sesi terjadi dikarenakan para siswa mengikuti dengan serius dan gairah yang tinggi, sehingga siswa pun dapat mengambil makna yang positif selama mengikuti kegiatan. Berdasarkan hasil data self assessment scale antar sesi ini, memberikan jawaban yang kongkrit mengenai efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terutama dalam meningkatkan karakter kepemimpinan.
Tentunya
peningkatan
dan
penurunan
karakter
kepemimpinan siswa di tiap sesi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut mampu menangani masalah-masalah afeksi yang berkaitan dengan kepemimpinan siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gibson (2000) bahwa terdapat tiga faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan karakter kepemimpinan, yaitu sifat pemimpin, perilaku pemimpin, dan variabel situasional. Faktor-faktor kepemimpinan tersebut mempengaruhi perkembangan ketrampilan kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap siswa selama mengikuti layanan bimbingan dengan pendekatan experiential learning, sehingga hasil olah data antar tiap sesi menunjukkan peningkatan. Meskipun, ada beberapa siswa mengalami penurunan pada sesi kedua, namun pada sesi ketiga mengalami kenaikan yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa berada di kategori sangat tinggi dan tinggi.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keberhasilan peningkatan karakter siswa ini, menandakan bahwa para siswa telah memiliki aspek-aspek pembentuk kepemimpinan. Dimana aspek-aspek tersebut menjadi pedoman apabila siswa telah memiliki karakter kepemimpinan untuk dibawa dalam kegiatan sehari-harinya. Sependapat dengan Kartono (2008) tentang aspek-aspek yang dapat membentuk karakter mengambil
kepemimpinan, diantaranya yaitu kemampuan
keputusan,
kemampuan
memotivasi,
kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengendalikan anggota, dan kemampuan mengendalikan emosi. Aspek-aspek yang dijelaskan oleh Kartono tersebut telah dimiliki siswa setelah mengikuti pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berdasarkan hasil data self assessment scale pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning memberikan jawaban bahwa model tersebut sangat efektif untuk meningkatkan karakter kepemimpinan. Hasil karakter yang ingin dicapai akan menunjukkan angka maksimal apabila model pendidikan karakter ini dapat dirancang dengan maksimal sesuai kebutuhan siswa. Selain itu juga, guru BK dapat merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter secara terus-menerus supaya masalahmasalah karakter lain yang ingin dicapai dapat diatasi dan dikendalikan.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kepemimpinan Berbasis
Layanan
Experiential
Bimbingan
Learning
di
Klasikal
SMPK
Untung
dengan
Pendekatan
Suropati
Sidoarjo
Berdasarkan Penilaian Siswa Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dilaksanakan bersama siswa kelas VIII A SMPK Untung Suropati Sidoarjo pada tiap sesinya. Para siswa tidak hanya ikut serta dalam implementasi pendidikan karakter, tetapi siswa diminta untuk memberikan penilaian langsung setelah menerima perlakuan. Penilaian siswa tersebut menunjukkan hasil bahwa pendidikan karakter dengan metode experiential learning sangat efektif dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Selain itu juga, siswa menyadari bahwa pendidikan karakter dengan metode experiential learning mudah dipahami dan diikuti dengan baik. Selain itu juga, metode experiential learning ini mudah dipahami dan diikuti oleh siswa, sehingga menunjukkan perilaku baru. Perilaku baru tersebut juga didukung oleh hasil data penilaian siswa yang ada pada tabel 4.4. Dimana hasil tersebut menggambarkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini mampu membawa diri siswa untuk semangat mengikuti kegiatan, berani tampil di depan kelas, gembira/senang ketika mengikuti kegiatan, berani mencoba hal baru, mudah mengikuti kegiatan, keinginan untuk menolong orang lain, memiliki kesan pada kegiatan yang diikuti, terdorong untuk aktif,
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghargai
teman,
bersedia
bekerja
dalam
tim,
mempererat
persahabatan/persaudaraan, membangun kepedulian, meningkatkan rasa ingin tahu, meningkatkan kesadaran dalam memperbaiki diri, dan mendorong diri lebih disiplin. Gambaran tersebut muncul pada data hasil penilaian siswa, yang ada pada nomor item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Berdasarkan data tersebut, para siswa menilai bahwa layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini sangat efektif untuk meningkatkan karakter dan membawa perubahan sikap yang dirasakan oleh siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (1998) mengenai experiential learning yang mengutamakan dinamika kelompok sebagai suatu pendekatan yang sangat efektif karena membawa unsur kejiwaan , yang dapat memunculkan perasaan positif, meningkatkan gairah untuk terlibat, katarsis emosi, spontanitas, dan meningkatkan ketrampilan sosial dan pengetahuan. Bila dibahas lebih dalam, hal-hal apa saja yang mempengaruhi penilaian siswa terhadap pendekatan experiential learning ini adalah proses belajar yang dialami siswa. Artinya, experiential learning memiliki kekhasan dalam proses pembelajaran yang tidak dimiliki oleh pendekatan-pendekatan yang lain. Kekhasan tersebut adalah kegiatan refleksi dan sharing. Sejalan dengan pendapat Supratiknya (2011) tentang aktivitas inti yang diberikan dalam dinamika kelompok adalah refleksi dan sharing, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan menjadi kekhasan atau dapat dibilang menjadi kekuatan experiential learning dalam proses
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajarannya. Untuk menunjang kekuatan pendidikan karakter dengan metode experiential learning ini, guru BK dapat menggunakan kreatifitasnya dalam menyampaikan materi pendidikan karakter, yaitu ilustrasi bergambar, dinamika kelompok (permainan, refleksi, dan sharing), serta video motivasi. Selain itu juga, guru BK perlu merancang dengan maksimal dari need assessment, perumusan topik, hingga pelaksanaannya. Melihat kembali penilaian siswa tentang efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo menunjukkan hasil bahwa model yang diberikan sangat efektif karena membawa siswa pada perubahan perilaku yang diharapkan sesuai nilai karakter kepemimpinan yang ingin dikembangkan.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran terhadap hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: 1. Terdapat
peningkatan
hasil
implementasi
pendidikan
karakter
kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif dilihat dari peningkatan skor rata-rata pre-test sebesar 53,75 dan meningkat pada post-test dengan skor rata-rata 70,86. 2. Terjadi peningkatan hasil yang signifikan pada implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo pada tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah perlakuan. 3. Terdapat peningkatan karakter kepemimpinan yang dilihat dari skor ratarata sesi pertama sebesar 57.22, sesi kedua sebesar 56.33, dan sesi ketiga sebesar 59.19 pada siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo pada tahun ajaran 2015/2016 antar sesinya. 4. Penilaian siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati mengenai implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dipandang sangat efektif. B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A di SMPK Untung Suropati Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dirancang secara konseptual, sistematik, dan prosedural bersama Tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal. Namun dibalik pelaksanaan penelitian yang sudah dijalani, ada beberapa catatan penting dari peneliti yang dapat dijadikan evaluasi. Adapun evaluasi bagi peneliti yang akan diangkat adalah waktu pelaksanaaan dan pembawaan diri. Waktu pelaksanaan sangat singkat dikarenakan jarak yang jauh untuk melakukan penelitian, sehingga penelitian dirasa terburu-buru dan sangat cepat, sehingga kurang waktu untuk saling berkenalan lebih dalam dengan siswa-siswi di SMPK Untung Suropati Sidoarjo. Selain itu juga, keterbatasan peneliti adalah pembawaan diri, karena peneliti belum melakukan observasi/pengamatan terhadap situasi sekolah ataupun kondisi kelas yang akan dihadapi, sehingga membuat peneliti langsung menyesuaikan diri ketika memberikan kegiatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan dengan pendekatan experiential learning saat terjun ke sekolah. Penyesuaian diri yang cepat membantu peneliti membawa diri dengan baik hingga penelitian selesai.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran Beberapa saran yang dipaparkan oleh peneliti diharapkan dapat mengoptimalkan dan mengembangkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara efektif supaya mampu meningkatkan karakter peserta didik, beberapa saran diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dipandang efektif dalam meningkatkan karakter kepemimpinan siswa. Oleh karena itu, peneliti memandang bahwa model tersebut dapat meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai dengan masalah karakter apa yang akan diangkat. Proses pelaksanaan pendidikan karakter sangat baik bila dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga karakter yang terbentuk dapat menetap dan peserta didik secara mandiri mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, ada baiknya bila pendidikan karakter diberikan program-program secara permanen yang dapat dilaksanakan bersama-sama guru bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pendidikan karakter terlebih dahulu melakukan need assessment, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan siswa. Jika guru bimbingan dan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konseling melaksanakan pendidikan karakter sesuai kebutuhan siswa, maka para siswa dengan mudah memahami, menggali, dan menerapkan nilai karakter yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, guru bimbingan dan konseling dapat menyampaikan materi yang kreatif dan menarik terutama pemberian dinamika kelompok sangat membantu siswa dalam menyerap dan mengambil nilai-nilai selama pendidikan karakter berlangsung. 3. Bagi Siswa Para siswa diharapkan dapat terus mengenali diri dalam hal pengolahan afeksi dirinya. Siswa juga diharapkan terus-menerus belajar dan mencoba menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga semakin banyyak informasi dan pengetahuan yang diterima untuk perkembangan diri. Selain itu juga, siswa mampu menerapkan nilai-nilai karakter yang menuntun mereka menjadi penerus bangsa yang mampu mengolah aspek kognitif dan aspek afeksi sehingga dapat berjalan seimbang dalam menjalankan tugas sebagai pelajar. 4. Bagi para Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan dapat melakukan uji coba instrumen sebelum melaksanakan penelitian, sehingga menunjukkan hasil yang menggambarkan nilai-nilai karakter yang akan diteliti. Selain itu juga, peneliti lain mampu memperhitungkan waktu lebih efektif dan optimal selama melaksanakan penelitian supaya sesuai dengan program yang sudah direncanakan.
Mengembangkan
89
penelitian
yang berkaitan
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning ini.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dkk. (1991).Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Artati, Betty K. (2016). Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pednekatan Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Bertanggung Jawab.Skripsi. Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2014). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin, Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2. Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20. Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas.(2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ferri, Rendika. (2016). 17 Pelajar Tertangkap Membolos di Jam Sekolah. [Tersedia: http://www.jogja.tribunnews.com] diakses tanggal 10 September 2016 Frye, Mike at all. (Ed.) (2002).Character Education: Informational Handbook and Guide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001. North Carolina: Public Schools of North Carolina. Gibson, James,L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Penerbit Erlangga. Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New York: Mc Graw-Hill Book Co.Inc. Kadha, Thomas. (1982). Psikologi Kepemimpinan. Flores: Arnoldus Kartono, Katini. (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemendiknas. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum. _________________. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah. Koesoema, Doni.(2012).Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius Kohonen, dkk. (2001). Experiential Learning In Education.England: Pearson Educated Limited
Foreign
Languange
Kolb, David A. (1984). Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs. Lickona, T. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Lickona, Thomas. (2003). Character Matters: How to Help Our Children Develop Good Judgement, Integrity, and Other Essential Virtues. New York: Simon & Schuster. Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol 04, No. 3, 1-8. Prayitno, dkk. (1998). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (Buku I). Jakarta: Penebar Aksara Prayitno, Belferik. (2011). Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa.. Jakarta: Grasindo Romlah, Tatiek. (2001). Panduan Pengajar Buku Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Suciati. (2005). PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1. 07. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supratiknya, A. (2011). Psikoedukasi: Merancang Program dan Modul. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suwarto, FX. (1999). Perilaku Keorganisasian: Buku Panduan Mahasiswa.. Yogyakarta: ANDI Offset
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawan. (2016). Bolos Sekolah, Pelajar Tanggulangin Ditangkap Satpol PP. [Tersedia: http://www.medianusantarasatu.com] diakses tanggal 10 September 2016 Winkel, W.S. & Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi Yaumi,Muhammad.(2014). Pendidikan Karakter: Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group
Landasan,
Pilar
&
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Grou
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Surat Ijin Penelitian
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Kuesioner Karakter Kepemimpinan
Test Leadership (Pre-test dan Pos-test Siswa)
Sidoarjo, 18-19 Mei 2016
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Identitas Responden Nama : No. Absen
:
Jenis Kelamin : B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah petunjuk di bawah ini dengan teliti 2. Pilihlah jawaban a,b,c atau d sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya 3. Tidak ada jawaban yang paling benar atau salah 4. Silanglah (X) jawaban yang paling sesuai dengan dirimu pada lembar jawaban yang sudah tersedia Contoh : Jika kamu memilih jawaban A, maka berilah tanda silang pada kolom A di lembar jawaban yang tersedia. ( Lihat contoh pengisian di bawah ini ) NO
A
B
C
D
1 2
SELAMAT MENGERJAKAN 1. Saat saya mendengar kata pemimpin, yang saya pikirkan adalah…….. a. Seorang pemimpin memimpin secara otoriter b. Seorang pemimpin dapat memberi dukungan atau motivasi moral bagi orang sekitarnya c. Seorang pemimpin dapat berkata dan bersikap tegas, adil, dan jujur pada orang yang menguntungkan untuknya d. Seorang pemimpin mendahulukan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan bersama. 2. Menurut saya kriteria seorang pemimpin yang baik adalah…….. a. Seorang pemimpin yang baik memiliki sikap adil terhadap orang-orang yang dikenalnya b. Seorang pemimpin yang baik memiliki tanggung jawab pada pekerjaan yang diberikan
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
4.
5.
6.
c. Seorang pemimpin yang baik mampu berkomunikasi yang sopan dan santun terhadap satu sama lain d. Seorang pemimpin yang baik memiliki sikap otoriter atau memutuskan segala sesuatu sepihak. Saat saya di rumah dan dituntut harus mengerjakan tugas yang dikumpulkan esok hari, sedangkan tugas yang harus dikerjakan ada dua, yaitu tugas Matematika dan tugas Agama. Hal yang saya lakukan adalah…….. a. Saya mengerjakan salah satu tugas secara mandiri , lalu tugas yang lain mencontek teman b. Saya memilih salah satu tugas yang menurut saya susah, lalu mengerjakan tugas yang satu esok pagi di sekolah c. Saya membuat jam kerja pada setiap tugas, sehingga tiap tugas memiliki dateline jam yang sama dan selesai tepat waktu d. Saya hanya memili satu tugas saja, dan tugas yang lain ditinggalkan Pada jam pelajaran Bahasa Indonesia setiap anak diberi tugas untuk membacakan puisi, pada saat seorang teman membacakan puisi di depan terdapat sekelompok anak yang ribut di kelas, maka yang saya lakukan adalah…….. a. Menegur dengan berkata : “tolong ya teman-teman diperhatikan teman yang di depan” b. Menegur dengan berkata : “woi… perhatikan dong temanmu di depan” c. Menegur dengan berkata : “heii orang-orang egois, lihat temanmu yang di depan” d. Menegur dengan berkata : “ teman-teman yuk kita bantu teman kita yang maju dengan mendengarkan dan memperhatikan dia. trimakasih perhatiannya ya“ Setiap pagi saat saya bertemu dengan guru di sekolah, maka yang saya lakukan adalah…….. a. Menghampiri dengan mengucapan “selamat pagi pak/bu guru” sambil mencium tangan b. Menghampiri dengan memberikan senyuman lebar kepada setiap guru c. Menghampiri dengan melakukan perbincangan kecil bersama guru d. Menghampiri dengan membawakan barang yang dibawa oleh guru ke ruang guru Saat saya ditunjuk sebagai ketua kelas, yang saya lakukan adalah……… a. Saya langsung mengiyakan saja tanpa berpikir panjang b. Saya memikirkan matang-matang dengan melihat kelebihan dan kekuangan saya sehingga dapat melakukan amanat dengan baik c. Saya mengiyakan langsung, tetapi melaksanakan tugas dengan setengah hati
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Saya menjalankan dan menerima amanat dari guru dan teman-teman dengan baik dan tanggung jawab 7. Saat guru memerintahkan untuk membuat kelompok belajar, maka yang saya lakukan adalah…… a. Berdiam diri dan menunggu teman-teman memilih saya b. Segera mencari teman yang sekiranya cocok dan nyaman untuk dijadikan teman sekelompok c. Segera mencari dan bergabung dengan teman-teman tanpa memandang latar belakangnya d. Membuat kelompok dengan teman-teman yang berjenis kelamin sama 8. Saat kelompok berdiskusi ada teman yang berdebat, maka yang saya lakukan adalah….. a. Melerai dengan berkata: “sudah teman-teman mari kita luruskan bersama” b. Melerai dengan berkata: “sudah… gitu aja dibahas terus” c. Melerai dengan berkata: “tenang semua ! jangan kayak anak kecil dong” d. Melerai dengan berkata: “kita sudah besar, jadi kalau ngomong dipikir dulu lah” 9. Suatu ketika ada teman yang bersedih dan ia tiba-tiba mendatangimu untuk berbagi cerita tentang kesedihannya, maka yang saya lakukan adalah………….. a. Memberikan waktu dengan menenangkan dan mendengarkan ceritanya b. Memberikan waktu tetapi menunda untuk bercerita c. Memberikan waktumu tetapi sibuk dengan aktifitasmu d. Memberikan waktu dan mendengarkan cerita sambil bermain 10. Saat orang lain meminta tolong kepadamu, maka yang saya lakukan adalah……. a. Menerima dengan mengatakan : “boleh silahkan, tapi aku ngak janji ya bisa” b. Menerima dengan mengatakan : “boleh silahkan, sebisa mungkin saya bantu?” c. Menerima dengan mengatakan : “hhmm… minta tolong apa dulu?” d. Menerima dengan mengatakan : “ya boleh, tapi nanti setelah aku menyelesaikan urusanku” 11. Saat di dalam kelompok diminta untuk berpendapat, maka yang saya lakukan adalah……… a. Langsung mengeluarkan pendapat tanpa memandang pendapat saya diterima/ditolak b. Langsung berpendapat tetapi memaksa kelompok untuk menerima pendapat saya
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Langsung berpendapat dengan menganalisis topik yang dibahas agar bisa diterima kelompok d. Langsung berpendapat dengan jawaban yang seadanya 12. Menurut saya berpikir kritis adalah……. a. Berpikir pada fokus masalah yang akan dituju b. Berpikir dengan melihat kelebihan dan kekurangan suatu masalah c. Berpikir dengan mendahulukan perasaan saya pada saat itu d. Berpikir tanpa menganalisa dan melihat secara sistematis suatu masalah 13. Saat saya kurang paham akan materi pelajaran, maka yang saya lakukan adalah……….. a. Mengacungkan tangan langsung dan bertanya pada guru b. Menghampiri teman dan bertanya kepadanya c. Mencari secara mandiri apa yang kurang saya pahami pada buku/koran/internet d. Menunggu teman lain yang bertanya untuk mewakili pertanyaan saya 14. Saat papan tulis terlihat kotor dan ibu/pak guru ingin menulis di papan tulis, maka yang saya lakukan adalah……….. a. Membiarkan papan tulis tetap kotor b. Maju dan membaca jadwal piket untuk mengingatkan teman yang piket c. Berdiri dan maju untuk membersihkan papan tulis d. Menyuruh ketua kelas untuk membersihkannya 15. Saat saya diperhadapkan tugas dan ujian tengah semester pada hari yang sama, maka yang saya lakukan adalah…………. a. Menyicil belajar ujian tengah semester dan mengerjakan tugas jauh-jauh hari b. Belajar untuk ujian tengah semester dan mengerjakan tugas semalaman c. Hanya belajar untuk ujian tengah semester dan meninggalkan tugas d. Mengerjakan tugas dan belajar untuk ujian tengah semester hanya setengah bagian 16. Saat ada diskusi kelas dan saya diminta untuk memimpin diskusi, maka yang saya lakukan adalah…………. a. Menerima dan memimpin diskusi dengan rasa tanggung jawab dan semangat tinggi b. Menerima dan memimpin diskusi dengan wajah cemberut/datar c. Menerima dan memimpin diskusi dengan ditemani orang lain d. Menerima dan memimpin diskusi dengan asal-asalan 17. Saat esok hari saya harus mengikuti ujian akhir semester dan saya belum belajar, ternyata malam sebelum ujian saya diundang ke ulang tahun teman saya. Maka yang saya lakukan adalah……… a. Menerima undangannya dan meng-sms karena tidak bisa datang b. Menerima dan menghadiri ulang tahun teman saya
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Menerima undangan sambil berkata “maaf ya saya belum bisa hadir ke ulang tahunmu karena esok hari saya ada ujian akhis semester” d. Menerima undangannya tetapi memberikan surprise keesokan harinya 18. Saat saya mendapatkan nilai buruk pada ujian tengah semester, maka yang saya lakukan……… a. Sadar akan nilai jelek b. Belajar dengan teman yang nilainya bagus c. Protes kepada ibu/bapak guru karena nilai buruk d. Belajar mandiri lebih keras 19. Saya sebagai ketua kelas melihat teman kelas mencoret-coret meja, maka yang saya lakukan adalah…………. a. Menghampiri dengan menegur “heii, ini fasilitas sekolah bukan milik pribadi” b. Menghampiri dengan menegur “tolong ya teman jangan mencoret meja ini” c. Menghampiri dengan menegur “tolong hargai fasilitas sekolah, merusak tuh ngak baik” d. Menghampiri dengan menegur “tolong hargai fasilitas sekolah, kalau kamu melakukannya akan ada sanksi besar” 20. Saya tahu bahwa saya melukai orang lain karena perkataan saya, maka yang saya lakukan untuk meminta maaf adalah... a. Menyadari kesalahan yang saya lakukan dan saya mau mengakuinya dengan jujur lalu saya meminta maaf beberapa waktu kemudian b. Rendah hati meminta maaf atas kesalahan yang saya lakukan c. Meminta maaf atas perbuatan yang saya lakukan dan saya siap menerima akibat dari kesalahan yang saya lakukan itu d. Dengan segera meminta maaf dengan tulus dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang saya lakukan
TERIMA KASIH
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Self Assesment Scale
Penilaian Diri (Self Assesment) KARAKTER KEPEMIMPINAN Nama : No. Absen : Sesi ke: Petunjuk Pengisian : Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban Anda pada kolom alternatif jawaban dengan cara mencentang (√) dengan sejujur-jujurnya. Keterangan: SS : Sangat Sering S : Sering NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JR : Jarang TP : Tidak Pernah PERNYATAAN
SS
Saya dapat menganalisa suatu masalah dengan logis Saya berani mengutarakan pendapat di depan kelas maupun kelompok dengan tegas Saya cenderung menilai suatu masalah berdasarkan fakta yang terjadi pada saat itu Saya merasa gelisah jika saya menyembunyikan kesalahan saya Saat saya kebingungan mengerjakan PR saya lebih yakin melihat pekerjaan teman daripada bertanya kepada guru Saat saya tidak memahami materi yang guru sampaikan di depan kelas, saya hanya berdiam diri Saya mudah bingung saat diminta untuk memberi pendapat dalam kelompok Jika saya ikut diskusi kelompok, saya lebih dominan berbicara Jika saya melihat orang lain melanggar aturan, saya berani menegurnya Saya lebih banyak berdiam diri mengikuti arahan kelompok saat mengerjakan tugas kelompok
11
Saya suka mendengar orang lain bercerita
12
Jika saya melakukan kesalahan, saya langsung merasa malu
13 14 15 16 17 18 19 20
Saya lebih cepat mengkritik perilaku teman daripada memberikan saran yang membangun Saya memikirkan kata-kata yang baik sebelum saya berbicara dengan orang lain Saya orang pertama yang selalu memberikan komentar terhadap pendapat orang lain Saya sulit mengungkapkan emosi saat saya merasa senang ataupun sedih Saya akan mengalihkan pembicaraan jika orang lain menyinggung perasaan negatif saya saat itu Saya akan berkata “ya” atau “tidak” terhadap pendapat orang lain jika tidak sesuai dengan diri saya Saya dengan mudah memberikan kritik/saran kepada orang lain secara langsung Saya mau menerima saran dan kritik orang lain demi kebaikan diri saya
101
S
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
Kuesioner Validasi Siswa
LEMBAR PENILAIAN SISWA Pengantar: Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak kegiatan yang mengasyukkan yang telah kalian ikuti dari kakak-kakak fasilitator. Kegiatan ini telah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiataan tersebut. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, No Ya Tidak Tidak Tahu saya mengalami/memperoleh/merasa : 1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 4 Berani berpendapat 5 Lebih kreatif 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 7 Takut salah dalam melakukan permainan 8 Malu dalam permainan kelompok 9 Dihargai oleh teman-teman 10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 14 Keinginan untuk menolong orang lain 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 16 Tertantang untuk mencoba 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 19 Terdorong untuk terlibat aktif 20 Berani bertanggung jawab 21 Menghargai teman 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 26 Membangun kepeduliaan /kesetiakawanan 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 29 Mendorong siswa lebih disiplin 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 Nama Siswa Alexandra Andre Angela Ariyandini Bagus Bryan Chatarina Christina David Deserly Dionisius Emanuel Ferdyan Fransiska Gina Hans Henry Isabella Ivan Wana Jeremy Johana Johannes Katheryn Meilie Michelle G. Michelle S. Natalie Nicholaus Renald Sylverio William Yohanes Yves Zefanya Satrya Jumlah
Tabulasi Data Pre-Test 1 1 4 2 4 1 1 2 1 4 1 1 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 4 2 4 3 1 2 4 99
2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 4 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 3 3 1 81
3 3 4 2 4 4 3 1 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 1 2 2 2 4 4 1 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 105
4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 1 2 3 1 3 3 3 3 4 92
5 2 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 4 2 1 2 2 1 4 2 4 1 4 3 2 3 2 4 4 1 3 1 2 99
6 2 3 1 3 1 2 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 1 2 3 2 2 2 3 2 3 4 100
7 2 3 2 4 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 2 3 1 2 1 3 1 3 3 3 3 2 4 1 4 1 4 3 3 3 90
8 1 2 1 4 1 3 1 3 4 3 3 4 1 4 3 1 4 3 2 3 1 1 4 4 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 1 88
9 2 2 2 4 3 3 4 1 2 1 4 4 3 2 1 2 3 1 2 4 3 4 3 4 3 3 1 4 2 2 4 3 3 4 4 2 97
10 3 2 3 2 2 4 2 1 4 2 4 2 3 3 1 2 4 1 1 2 2 2 3 1 3 2 3 2 1 3 3 4 4 3 2 2 85
103
11 2 3 1 3 1 3 1 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 2 2 4 4 4 3 2 1 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 98
12 2 1 2 4 1 1 1 4 4 3 3 1 4 2 3 4 3 3 4 4 1 2 3 1 4 4 3 2 4 3 2 1 1 2 4 2 91
13 2 3 2 2 1 4 1 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 4 1 3 2 4 3 1 4 3 3 1 3 1 85
14 2 3 2 4 2 3 2 3 4 1 4 4 4 3 4 2 3 4 1 1 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 103
15 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 3 4 3 4 3 1 3 2 3 3 1 2 2 1 2 3 4 4 1 3 1 4 3 2 4 3 84
16 3 3 3 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 1 3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 1 4 104
17 1 2 1 2 1 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 2 4 1 2 4 4 3 1 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 4 1 1 90
18 2 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 1 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 1 4 3 2 107
19 2 3 3 4 1 3 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 1 1 3 2 1 3 3 3 1 3 3 4 1 3 1 2 2 4 4 95
20 2 3 1 4 1 2 1 2 3 1 4 4 4 2 4 2 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 1 3 2 101
∑ 41 57 39 65 33 56 42 57 59 43 64 63 62 65 62 46 63 45 49 51 49 57 55 62 56 59 53 56 57 49 55 51 51 53 56 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Nama Siswa Alexandra Andre Angela Ariyandini Bagus Bryan Chatarina Christina David Deserly Dionisius Emanuel Ferdyan Fransiska Gina Hans Henry Isabella Ivan Wana Jeremy Johana Johannes Katheryn Meilie Michelle G. Michelle S. Natalie Nicholaus Renald Sylverio William Yohanes Yves Zefanya Satrya Jumlah
Tabulasi Data Post-Test 1 4 4 1 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 123
2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 131
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 137
4 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 118
5 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 130
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 110
7 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 116
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 134
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 137
10 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 125
104
11 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 129
12 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 129
13 4 4 3 3 4 2 4 1 4 4 1 4 1 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 1 110
14 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 124
15 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 3 4 1 2 4 4 3 125
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 132
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 135
18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140
19 3 3 4 4 1 1 2 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 1 2 3 1 2 4 1 4 1 3 4 3 4 3 4 3 1 3 4 99
20 1 3 2 4 2 1 2 2 3 1 3 4 4 3 4 3 4 1 2 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 1 4 4 4 2 3 3 97
∑ 70 74 69 66 72 67 67 66 71 71 69 80 76 70 78 66 68 68 71 69 73 73 67 72 76 71 77 67 69 72 70 74 71 66 74 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
No. Item Nama Alexandra Andre Angela Ariyandini Bagus Bryan Chatarina Christina David Deserly Dionisius Emanuel Ferdyan Fransiska Gina Hans Henry Isabella Ivan Wana Jeremy Johana Johannes Katheryn Meilie Michelle G. Michelle S. Natalie Nicholaus Renald Sylverio William Yohanes Yves Zefanya Satrya Jumlah Rata-rata
Tabulasi Data Sesi 1 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 1 1 4 3 2 1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 3 4 2 1 3 1 3 3 2 4 4 3 2 2 2 3 2 4 2 1 3 2 1 1 2 4 3 2 3 3 1 1 3 2 2 4 4 1 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 1 3 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 4 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 2 1 4 3 3 2 3 3 4 4 3 1 4 2 3 4 4 4 2 4 1 4 4 2 4 2 3 3 4 3 4 2 2 3 4 4 1 3 3 2 1 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 2 1 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 2 4 3 2 4 2 2 1 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 1 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 1 1 4 1 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 4 1 2 4 3 3 4 2 1 2 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 1 4 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 1 2 4 3 1 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 1 3 1 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 1 3 2 2 2 4 2 4 111 105 121 121 96 104 102 97 107 111 131 69 91 113 68 98 93 101 102 3.08 2.92 3.36 3.36 2.67 2.89 2.83 2.69 2.97 3.08 3.64 1.92 2.53 3.14 1.89 2.72 2.58 2.81 2.83
105
20
∑
4 49 4 61 3 62 4 61 3 50 3 50 3 64 3 59 3 54 4 62 2 46 3 56 4 64 3 54 4 70 4 60 4 63 4 61 4 61 3 57 3 53 4 59 3 59 3 60 3 64 3 57 2 58 3 47 3 52 3 48 3 63 3 44 4 59 3 54 3 58 4 61 119 2060 3.306 57.22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
No. Item Nama Alexandra Andre Angela Ariyandini Bagus Bryan Chatarina Christina David Deserly Dionisius Emanuel Ferdyan Fransiska Gina Hans Henry Isabella Ivan Wana Jeremy Johana Johannes Katheryn Meilie Michelle G. Michelle S. Natalie Nicholaus Renald Sylverio William Yohanes Yves Zefanya Satrya Jumlah Rata-rata
Tabulasi Data Sesi 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 110 3.06
2 2 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 4 106 2.94
3
4
5
6
3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 1 1 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 2 2 3 4 4 2 2 4 3 4 4 119 115 92 105 3.31 3.194 2.556 2.917
7 3 3 4 4 2 3 2 4 2 3 4 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 1 1 2 2 4 2 2 3 4 3 99 2.75
8
9
10
2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 4 2 2 4 4 1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 106 109 94 2.94 3.028 2.611
106
11
12
3 2 3 2 4 3 4 1 4 2 4 1 4 3 4 2 3 2 4 1 4 1 3 1 3 1 4 1 4 1 4 3 4 1 4 2 2 1 4 2 2 3 4 1 4 3 4 2 4 1 3 2 4 1 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 4 2 3 1 4 2 3 2 129 66 3.58 1.833
13
14
15
3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 2 3 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 2 1 4 2 3 2 2 2 4 3 1 2 1 2 4 3 3 2 1 1 4 3 3 3 1 2 4 2 2 3 3 2 3 2 4 4 2 81 116 77 2.25 3.222 2.139
16
17
18
19
3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 4 1 3 2 3 1 1 2 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 1 3 2 4 3 3 1 1 4 1 4 1 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 1 1 3 4 2 2 2 2 3 2 4 3 1 3 3 2 4 2 3 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 90 92 106 105 2.5 2.556 2.944 2.917
20 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 1 2 1 3 4 3 2 4 3 4 3 4 111 3.08
∑ 52 62 71 61 48 49 62 61 53 61 50 53 56 54 59 59 64 61 54 58 51 58 59 60 62 56 51 44 55 45 56 44 58 56 56 69 2028 56.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
No. Item Nama Alexandra Andre Angela Ariyandini Bagus Bryan Chatarina Christina David Deserly Dionisius Emanuel Ferdyan Fransiska Gina Hans Henry Isabella Ivan Wana Jeremy Johana Johannes Katheryn Meilie Michelle G. Michelle S. Natalie Nicholaus Renald Sylverio William Yohanes Yves Zefanya Satrya Jumlah Rata-rata
Tabulasi Data Sesi 3 1
2
3
3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 121 110 120 3.361 3.056 3.333
4
5
6
3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 1 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 4 117 106 102 3.25 2.944 2.833
7
8
9
10
11
12
3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 1 3 2 3 2 4 1 3 3 2 3 4 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 1 3 2 3 3 4 3 4 1 2 4 4 1 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 4 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 4 1 3 4 4 2 4 4 3 2 3 2 4 1 4 3 4 4 4 1 4 2 2 4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 1 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 1 2 2 4 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 2 99 104 110 98 128 76 2.75 2.889 3.056 2.722 3.556 2.111
107
13
14
15
16
17
18
19
20
3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 1 3 2 4 4 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 1 4 4 1 1 4 4 4 2 3 2 4 2 4 3 4 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 1 4 2 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 4 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 90 120 95 94 97 114 105 125 2.5 3.333 2.639 2.611 2.694 3.167 2.917 3.472
∑ 52 62 69 60 55 56 65 64 58 65 55 54 62 63 67 57 56 56 53 59 70 60 67 56 69 55 57 53 54 50 58 46 56 65 58 69 2131 59.19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tabulasi Data Penilaian Siswa
Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/memperoleh/merasa : Semangat untuk mengikuti kegiatan Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan Berani berpendapat Lebih kreatif Berani mencoba melakukan sesuatu Takut salah dalam melakukan permainan Malu dalam permainan kelompok Dihargai oleh teman-teman Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan Manfaat bagi perbaikan perilaku Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi Keinginan untuk menolong orang lain Puas terhadap bimbingan yang diberikan Tertantang untuk mencoba Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti Terdorong untuk terlibat aktif Berani bertanggung jawab Menghargai teman Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang Membangun kepeduliaan /kesetiakawanan Peningkatan keingintahuan siswa Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri Mendorong siswa lebih disiplin Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
108
Ya
Tidak
Tidak tahu
36 29 36 27 27 33 13 7 29 31 33 35 31 33 34 28 7 33 30 32 36 33 34 35 33 33 32 31 32 27
0 6 0 7 6 2 23 29 2 4 1 1 5 0 1 6 27 0 2 4 0 3 1 1 3 2 2 4 2 4
0 1 0 2 3 1 0 0 5 1 2 0 0 3 1 2 2 3 4 0 0 0 1 0 0 1 2 1 2 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 11
Tabulasi Uji Validitas Tes Karakter Kepemimpinan
Item Parameter 1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
r hitung 0,409 0,013 36 0,259 0,128 36 0,419 0,011 36 0,153 0,374 36 0,088 0,608 36 0,369 0,027 36 0,221 0,196 36 0,349 0,037 36 0,433 0,008 36 0,443 0,007 36 0,597 0,000 36 0,402 0,015 36 0,386 0,020 36 0,265 0,119 36 0,599 0,000 36 0,667 0,000 36 0,608 0,000 36 0,548 0,001 36 0,306 0,069 36 0,240 0,158 36
109
Keputusan Valid
Revisi
Valid
Revisi
Revisi
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 12 Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tabulasi Hasil Uji Validitas Self Assesment Scale Parameter r hitung Pearson Correlation 0,524 Sig. (2-tailed) 0,001 N 36 Pearson Correlation 0,620 Sig. (2-tailed) 0,000 N 36 Pearson Correlation 0,458 Sig. (2-tailed) 0,005 N 36 Pearson Correlation 0,391 Sig. (2-tailed) 0,018 N 36 Pearson Correlation 0,367 Sig. (2-tailed) 0,028 N 36 Pearson Correlation 0,452 Sig. (2-tailed) 0,006 N 36 Pearson Correlation 0,310 Sig. (2-tailed) 0,066 N 36 Pearson Correlation 0,171 Sig. (2-tailed) 0,318 N 36 Pearson Correlation 0,283 Sig. (2-tailed) 0,095 N Pearson Correlation 0,552 Sig. (2-tailed) 0,000 N 36 Pearson Correlation 0,257 Sig. (2-tailed) 0,131 N 36 Pearson Correlation 0,356 Sig. (2-tailed) 0,033 N 36 Pearson Correlation -280 Sig. (2-tailed) 0,098 N 36 Pearson Correlation 0,622 Sig. (2-tailed) 0,000 N 36 Pearson Correlation 0,257 Sig. (2-tailed) 0,131 N 36 Pearson Correlation 0,295 Sig. (2-tailed) 0,081 N 36 Pearson Correlation 0,428 Sig. (2-tailed) 0,009 N 36 Pearson Correlation 0,535 Sig. (2-tailed) 0,001 N 36 Pearson Correlation 0,615 Sig. (2-tailed) 0,000 N 36 Pearson Correlation 0,476 Sig. (2-tailed) 0,003 N 36
110
Keputusan Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Re vis i
Re vis i
Valid
Re vis i
Valid
Re vis i
Valid
Re vis i
Re vis i
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 12
Modul Layanan Bimbingan BERPIKIR KRITIS BUKAN KRISIS/BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS
A. Rancangan Pelayanan No Topik/Nilai karakter 1 Tugas 2 Perkembangan Bidang Bimbingan 3 Jenis Layanan 4 Fungsi Bimbingan 5 Sasaran 6 Standar Kompetensi 7
8
Kompetensi Dasar
9
Indikator
10
Materi
11 12 13
Metode Waktu Tempat
14 16 17
Media Prosedur Penilaian/ Evaluasi
Keterangan Berpikir Kritis Bukan Krisis/Berpikir Kritis dan Logis Mengembangkan Keterampilan Intelektual Belajar Bimbingan Klasikal Pemahaman dan pengembangan Siswa SMP Kelas VIII Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam kehidupan seharihari. Peserta didik dapat mengaplikasikan dan menjelaskan cara berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah kehidupannya sehari-hari. a. Menjelaskan pengertian berpikir secara kritis. b. Menemukan manfaat dari berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. c. Secara mandiri menemukan cara-cara yang logis dalam mengambil keputusan- keputusan penting dalam hidupnya. d. Mengkritisi hikmah yang dapat diambil dari pengalaman-pengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-bahan layanan. e. Menggali nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film, dinamika kelompok, cerita bergambar, kisah tokoh idola). a. Pengertian berpikir Kritis dan Logis b. Manfaat berpikir kritis c. Mengembangkan cara-cara berpikir kritis dan logis d. Mengkritisi pengalaman tokoh inspiratif e. Penggalian nilai-nilai karakter Dinamika kelompok, tanya jawab, tugas pribadi 80 menit Ruang Kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan) Kertas Kasus Ikuti skenario layanan Refleksi, inventori self assessment
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Rencana Tindak Lanjut
19
Sumber Pustaka
Kelompok-kelompok dalam kelas diberi penugasan untuk merencanakan suatu proyek yang memberi kesempatan menerapkan berpikir kritis dan logis, 1) Oetomo, Jenny. Berpikir Kreatif. http://kajabat.blogspot.com/2008/07/berfikirkreatif.html 2) http://www.zonasukses.com/blog/cara-berpikirsecara-kritis-untuk-meraih-sukses-gemilang 3) http://myblogiky.blogspot.com/2012/01/carasederhana-melatih-berpikirkreatif.htmlhttp://daniarmurdi.blogspot.com/2013/ 07/5-cara-melatih-kemampuan-berpikirkritis_9.html
B. Skenario Kegiatan Pelayanan NO KEGIATAN 1.
Pengantar
a.
b.
c. d.
2.
Ice Breaking
3.
Pemberian Materi
Pembimbing (Guru BK) Guru pembimbing memberi salam kepada siswa Menjelaskan topik bimbingan yang akan dilaksanakan kepada siswa Mengungkapkan tujuan layanan Meminta salah satu siswa membuka layanan bimbingan dengan doa.
a. Guru pembimbing mengajak siswa menyanyi bersama lagu “Bendera” ciptaan Group Band Coklat Pembimbing memberikan materi topik bimbingan
112
Binimbing (Siswa) a. Siswa memberi salam kepada guru pembimbing b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing mengenai topik dan tujuan layanan c. Salah seorang siswa membuka layanan bimbingan dengan doa Siswa menyanyi bersama lagu “Bendera”
Siswa mendengarkan
WAKTU 5 menit
5 menit
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Dinamika Kelompok
5.
Sharing
6.
Percikan Inspirasi
“Berpikir Logis dan Kritis”
penjelasan dari guru pembimbing
a. Guru pembimbing mengarahkan dan membagi siswa kelas menjadi kelompokkelompok yang beranggotakan maksimal 5 orang. b. Guru pembimbing membagikan “Kertas Kasus” kepada masingmasing kelompok dan setiap kelompok mendiskusikan “Kertas Kasus” selama 10 menit dan menuliskan hasilnya di selembar kertas. Tujuan: Agar siswa dapat berpikir logis dan kritis untuk mencari cara agar semua keluarga bisa menyeberang semua dengan selamat Guru pembimbing meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. a. Siswa membaca tokoh inspiratif yang disiapkan oleh guru pembimbing b. Guru pembimbing menegaskan makna dari cerita tokoh inspiratif
a. Siswa mengikuti arahan yang diberikan oleh guru pembimbing.
113
15 menit
b. Siswa bersama kelompok berdiskusi tentang “Kertas Kasus”
Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja kelompok.
10 menit
a. Siswa membaca dengan cermat
10 menit
b. Siswa mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Kibar
8.
Pernyataan Diri
9.
Penengasan dan Penutup
Siswa membaca cerita bergambar dan menghayatinya Siswa mengisi lembar pernyataan diri dan membuat niat pribadi yang disiapkan guru pembimbing a. Pembimbing menegaskan makna dari permainan Family Crisis. b. Pembimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk sharing mengenai dinamika yang terjadi dalam kelompoknya. c. Pembimbing memberikan penjelasan singkat mengenai kelanjutan dari materi bimbingan untuk minggu depan.
C. Deskripsi Dinamika Kelompok
Ayo Bernyanyi!
114
10 menit
Siswa mengerjakan secara saksama pertanyaan yang ada pada lembar pernyataan
10 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Bermain!
KERTAS KASUS Permainan Tujuan
: KASUS CIAMIK : Agar siswa dapat berpikir logis dan kritis untuk mencari cara agar semua keluarga bisa menyeberang semua dengan selamat Aturan Bermain :
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa/i. 2. Setiapa kelompok akan mendapatkan satu kertas kasus yang harus didiskusikan bersama. 3. Kelompok wajib menjelaskan argumen mereka kepada teman-teman yang lain.
KERTAS KASUS Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan pesawat dan membuat pesawat itu terdampar di sebuah pulau asing. Para penumpang tidak dapat menghubungi keluarga dan kerabat mereka di rumah. Persediaan makanan pun juga semakin menipis. Para penumpang pesawat itu adalah seorang dokter, seorang kakek tua, seorang tentara, seorang ibu hamil, seorang anak kecil, pilot pesawat, dua orang laki-laki bertubuh besar, seorang pemuka agama, seorang wanita, sepasang kekasih Kamu adalah tim penyelamat dan kamu berhasil menemukan posisi mereka. Namun sayangnya kapal yang kamu kendarai hanya cukup untuk 3 orang, yaitu dirimu sendiri, dan 2 orang untuk penumpang pesawat. Kamu diminta untuk memilih siapa 2 orang yang akan kamu selamatkan. Tuliskan alasanmu mengapa 2 orang itu yang kamu selamatkan!
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Handout Materi E.
AKU BERPIKIR KRITIs DAN LOGIs dong Kalau kamu? Halo teman-teman… Pernahkah kalian BERPIKIR KRITIS dan LOGIS ?
Hah? Apa itu?? Berpikir kritis dan logis??
Berpikir kritis adalah berpikir langsung pada fokus yang akan dituju. Berpikir logis adalah proses berpikir menggunakan logika dan masuk akal.
Ciri-ciri Orang BERPIKIR KRITIS : 1. Menanggapi sesuatu dengan penuh pertimbangan. 2. Mau memperbaiki kesalahan. 3. Menganalisa sesuatu secara sistematis. 4. Berani menyampaikan pendapat. 5. Berani bertanya akan hal yang belum dipahami. 6. Menilai suatu hal berdasarkan fakta yang ada.
116
Ciri-ciri BERPIKIR LOGIS:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Berpikir secara luas Berpikir sistematis Disiplin tinggi Menghargai fakta yang disampaikan secara logis Menyukai orang –orang yang terorganisasi Teliti dan fokus pada detail masalah Cenderung by book Lama dalam mengambil keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Tokoh Iolaku G.
LAURENTIUS RANDO ALPHAMALE DI USIA MUDA Laurentius Rando lahir di Jakarta, 4 Maret 1992. Rando baru aja lulus dari Binus dengan jurusan DKV dan dengan hasil yang memuaskan. Berita punya berita pria yang akrab dengan julukan Gazelle Cross si Alphamale ini sebenernya pernah mengalami keterpurukan. Seperti manusia normal lainnya, setiap org pasti pernah jatuh dalam kesedihan. Dia seorang anak dari keluarga broken home, Rando memilih untuk ikut mamanya dan hidup secara biasa saja di kota metropolitan itu. Rando juga diajari hidup secara keras oleh kedua orang tuanya, mungkin inilah yang membuat masa-masa SMA nya semakin kelam. Rando kemudian menjadi pribadi introvet yang sangat pendiam dan tertutup terhadap orang lain saat SMA. Ditengah keterpurukannya, ia terinspirasi oleh seorang beatboxer luar negri dan inilah yang mulai menjadi titik balik cerita hidupnya. Dimulai saat ia akhirnya mau diajak tampil di acara sekolah sampai pada akhirnya jadi idola sekolah sebagai seorang beatboxer. Tak tanggung-tanggung prestasi si Alphamale, ia tak lelah mengikuti kompetisi yang ada dan hasilnya pun tak mengecewakan. Rando pernah mengikuti indonesian got talent lolos sampai tahap semi-final yang bisa terbilang prestasi yang wow untuk anak yg baru saja lulus SMA. Setelah lulus SMA, Rando pun tidak bisa langsung kuliah lantaran biaya yang tidak mencukupi. Biaya tidak membuatnya putus asa, Rando tidak pernah menyerah. Lalu apa yang dilakukannya saat itu? Rando mulai bekerja sedikit demi sedikit, perform di mana-mana dan gak pernah lelah untuk melihat kesempatan yang ada. Alhasil kerja kerasnya tidak siasia, Rando pun akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya ke salah satu Universitas ternama di Ibu Kota. Bina Nusantara University, inilah kampus sang Alphamale. Rando mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Perlu kita ketahui bahwa kuliah di Binus itu tidak murah, selain itu peralatan DKV juga bisa dikatakan tidak murah dan mudah untuk didapatkan. Kenyataan ini kemudian menjadi tantangan bagi Rando untuk semakin bekerja keras demi melanjutkan hidup dengan usaha keras dalam belajar untuk mempertahankan nilai-nilainya. Banyak orang menilai bahwa jadi seorang DKV itu susah, banyak tugas, harus begadang ini itu, susah mendapat nilai bagus, apalagi dengan posisi kuliah sambil bekerja, pasti
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keteteran nilainya. Namun tidak demikian dengan Rando, ia membuktikan bahwa semua itu bisa dilewati dan berjalan dengan lancar. “Semua tergantung pada kita sendiri, adakah niat kita untuk melakukannya dan semangat kita untuk terus berusaha” papar Rando. Rando lulus dengan baik dari Universitas Binus dan pekerjaannya pun tak terlantar, bahkan sekarang ia telah membuka sekolah beatbox di Jakarta dengan jumlah 300 murid pendaftar. Rando mengajarkan kita bahwa banyak sekali hal-hal buruk yang mungkin terjadi dalam hidup kita, nggak jarang banyak hal juga bikin kita kecewa. Namun pilihan untuk terus bangkit tetap ada. Harapan ga akan pernah mati kawan jadi itu semua tergantung di tangan kamu apakah kamu mau berusaha untuk bangkit kritis, aktif dan merubah keadaan atau hanya terdiam dalam keadaan dan pasrah akan semuanya. Rando juga sampaikan jangan lupa untuk selalu senyum dalam menjalani hidup. “ALWAYS KEEP A SMILE ON YOUR FACE”
BIOGRAFI SINGKAT Nama Lengkap TTL Zodiac Agama Pendidikan
: Laurentius Caesar Rando, S. Sn : Jakarta, 4 Maret 1992 : Pisces : Katolik : Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara
KARIER
Beatboxer Artist Youtuber CEO Sekolah Beatbox CEO Jakarta Beatbox
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berkomunikasi yang Asertif
A. Rancangan Pelayanan Bimbingan No 1. 2.
Pokok Bahasan Tugas Perkembangan
3. 4. 5. 6. 7.
Bidang Bimbingan Jenis layanan Fungsi bimbingan Sasaran Layanan Standar kompetensi
8.
Kompetensi Dasar
9.
Indikator
10.
Materi
11. 12. 13. 14. 16. 17.
Metode Waktu Tempat Media Prosedur Penilaian
18. 19.
Rencana Tindak lanjut Sumber
K e t e r a n g a n Berkomunikasi dengan Baik Mencapai pola perilaku baik yang dapat diterima masyarakat dan bertanggung jawab Pribadi-Sosial Bimbingan Klasikal Pemahaman dan pengembangan Siswa SMP Kelas VIII A Setelah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan dapat menyadari pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain Agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari a. Siswa dapat menyebutkan manfat dari komunikasi yang baik b. Siswa dapat menjelaskan perlunya melakukan komunikasi yang baik c. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi yang baik a. Permainan “Tebak Gerak” b. Komunikasi yang baik Dinamika kelompok, refleksi, sharing 80 menit Ruang kelas Modul, lembar kerja, LCD, Laptop, speaker Skenario kegiatan pelayanan terlampir a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi) b. Inventori self assesment siswa Disesuaikan dengan kebijakan guru BK Lutfilucky. 2010. Lah, Mak Lu Mana?. Diambil di https://lutfilucky.wordpress.com/tag/komunikasi/ Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komunikasi Efektif diambil dari https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/
B. Skenario Kegiatan Pelayanan No
Kegiatan 1. Pengantar Salam
2. Ice Breaking
3. Pendalaman kisah inspiratif
4. Refleksi dan sharing mengenai kisah inspiratif
Keterangan a. Guru pembimbing Memberikan salam atau sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa b. Guru pembimbing memberikan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan Guru pembimbing mengajak siswa menyanyikan lagu “Caca Marica” (atau dapat diganti lagu lain) Guru pembimbing meminta siswa maju ke depan kelas untuk membacakan kisah inspiratif
Siswa Waktu 5 menit a. Siswa menjawab salam saat guru memberi salam atau sapaan b. Siswa mendengarkan dengan saksama
Guru pembimbing memberikan pertanyaan-pertanyaan refleksi atas isi muatan karakter kisah inspiratif tersebut (secara lisan atau tertulis)
10 menit
120
Siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Caca Marica” (atau dapat diganti lagu lain)
5 menit
Salah seorang siswa maju ke depan kelas untuk membacakan kisah inspiratif dan siswa yang lain menyimak cerita yang dibacakan oleh temannya di depan kelas Siswa memaknai cerita yang sudah dibacakan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan refleksi atas isi muatan karakter cerita tersebut.
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Permaianan
6. Refleksi dan sharing mengenai permainan
7. Penyajian materi
8. Refleksi & mengisi self assessment
9. Kesimpulan dan penutup
Mengajak siswa bermain “Tebak Gerak”
Membagi diri ke dalam kelompok dan melaksanakan permainan “Tebak Gerak” Guru pembimbing Siswa memaknai memberikan permainan tersebut, pertanyaan-pertanyaan dengan menjawab refleksi atas isi muatan pertanyaan-pertanyaan karakter permainan refleksi atas isi muatan tersebut karakter permainan tersebut Guru pembimbing Siswa menyimak dan menyampaikan materi mendengarkan materi mengenai yang disampaikan oleh “Berkomunikasi yang guru tentang Efektif” “Berkomunikasi yang Efektif” a. Guru pembimbing a. Siswa menuliskan membagikan lembar hasil belajar/refleksi refleksi untuk siswa. setelah mengikuti b. Guru membagikan bimbingan. lembar self b. Siswa mengisi assesment lembar self assessment sesuai dengan materi yang ditangkap dan pengalaman Guru pembimbing Siswa Mendengarkan menyampaikan kesimpulan kegiatan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal bimbingan dari awal hingga akhir yang hingga akhir yang disampaikan guru disampaikan dan mengakhiri kegiatan bimbingan
C. Deskripsi Dinamika Kelompok AYO BERMAIN! Ice Breaking : Tebak Gambar
121
25 menit
15 menit
5 menit
5 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan permainan : Untuk menguji kemampuan siswa dalam membaca bahasa isyarat dan memberi isyarat melalui gerak tubuh, memberi penjelasan mengenai pentingnya berkomunikasi. Alat dan bahan
: Gambar/foto
Langkah-langkah permainan
:
1.
Siswa dibagi dalam lima kelompok
2.
Setiap kelompok akan mendapat beberapa gambar atau foto yang sudah dipersiapkan oleh pembimbing
3.
Setiap kelompok menugaskan salah satu temannya untuk menjadi model
4.
Siswa yang menjadi model membuat gerakan dan menunjukan sebuah gerak yang sesuai dengan gambar yang diberikan
5.
Bagi kelompok yang yang paling banyak menebak maka akan dianggap kelompok yang paling kompak
Setelah siswa bermain permainan “Tebak Gerak” siswa memaknai permainan tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. (Lihat panduan pertanyaan di lembar evaluasi)
D. Handout/Materi Layanan KOMUNIKASI YANG BAIK
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komunikasi merupakan sebuah cara penyampaian pesan kepada orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui surat, menggunakan gerak badan (bahasa isyarat), dan berbicara. Komunikasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nun verbal. 1.
Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan penyampaian pesan kepada orang lain yang dilakukan secara lisan atau berbicara dan secara tertulis. Komunikasi melalui berbicara dapat kita lakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara secara langsung dilakukan dengan tatap muka atau bertemu langsung. Sedangkan berbicara tidak langsung misalnya dilakukan melalui telepon. Sedangkan komunikasi secara tertulis misalnya menulis surat.
2.
Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal merupakan penyampaian pesan kepada orang lain yang dilakukan dengan gerak tubuh, ekspresi wajah, dan suara untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Misalnya dengan berjabat tangan, dan berbicara dengan suara
kencang ketika di tempat ramai. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, berikut ini terdapat beberapa cara yang perlu diperhatikan. 1. Mendengarkan dengan baik 2. Tidak memotong pembicaraan orang lain 3. Memperhatikan orang yang sedang berbicara dengan kita 4. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain 5. Bersikap sopan saat berbicara dan saat mendengarkan
6. Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, harus menggunakan bahasa yang halus, sopan, dan suara rendah.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Evaluasi 1.
Panduan Pertanyaan Kegiatan
NO 1.
KEGIATAN Setelah bermain permainan “Tebak Gerakanku ”
1. 2. 3.
4.
2.
Setelah menyimak video “………………”
1.
2. 3.
4.
2.
PERTANYAAN Hal apa yang dapat dimaknai dari permainan ini? Apa manfaat yang kamu dapatkan dari permainan ini? Berdasarkan permainan tadi, alasan apa yang membuatmu berniat untuk dapat berkomunikasi yang baik ? Coba bayangkan jika komunikasi yang kamu lakukan hanya menggunakan anggota tubuhmu, apa yang terjadi? Setelah menonton video …………., apakah terjadi kesalahan ketika berkomunikasi? Nilai-nilai apa yang dapat ditangkap ? Jika saya menjadi actor/aktris dalam video ini, maka saya akan rugi/untung bila………… Menurut saya berdasarkan video tersebut, perilaku apa yang bisa saya terapkan ?
Refleksi PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan tentang “Berkomunikasi yang Baik” , saya menjadi tahu bahwa: __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ NIATKU Setelah saya mengikuti bimbingan “Berkomunikasi yang Baik”, maka yang saya lakukan adalah : __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemimpin Tegas Nan Rendah Hati
A. Rancangan Pelayanan No. 1. 2.
Pokok Bahasan Tugas Perkembangan
9.
Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
10.
Materi
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keterangan Pemimpin yang Tegas dan Rendah Hati Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain Pribadi-Sosial Bimbingan Klasikal Pencegahan, pemahaman dan pengembangan Siswa SMP Kelas VIII Siswa memahami pengertian dari seorang pemimpin yang tegas dan rendah hati Siswa mampu memimpin teman sebaya dengan tegas dan rendah hati a. Siswa mampu menjelaskan pengertian pemimpin yang tegas dan rendah hati b. Siswa mampu menyebutkan manfaat menjadi pemimpin yang tegas dan rendah hati c. Siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang termuat dalam dinamika kelompok, tokoh idolaku, dan sharing. d. Siswa mampu menerapkan model kepemimpinan yang tegas dan rendah hati a. Pengertian pemimpin yang tegas dan rendah hati b. Manfaat menjadi seorang pemimpin yang tegas dan rendah hati bagi orang lain c. Menemukan tokoh pemimpin yang tegas dan rendah hati (kisah tokoh idolaku “Jose Mujica”) d. Dinamika kelompok: Goyang Paku, demonstrasi KIBAR, dan sharing e. Video inspiratif tentang kisah semut yang memimpin koloninya untuk membangun sarang
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11.
Metode
12. 13.
Waktu Tempat
14.
Media
15. 16. 17.
Prosedur Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
18.
Sumber Pustaka
f. Penggalian nilai karakter pemimpin yang tegas dan rendah hati Pembahasan/diskusi tentang hand out, dinamika kelompok, refleksi tokoh idolaku, menonton video, dan peneguhan singkat (berisi kata motivasi) 80 menit Ruang kelas dengan setting U (atau tempat lain yang kondusif untuk pelaksanaan layanan) Botol, paku, tali, alat tulis, buku refleksi siswa, LCD dan laptop Tercantum dalam skenario layanan Refleksi dan self assessment siswa Siswa diberikan kesempatan untuk berkelompok dan memimpin sebuah kelompok, misalnya dalam kegiatan camping bimbingan, live in, maupun kunjungan wisata a. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indones ia/2015/05/150505_trensosial_mujica b. https://www.youtube.com/watch?v=FLHAdw xLD-I
B. Skenario Pelayanan No. Kegiatan 1. Pengantar Salam
Keterangan a. Siswa memberikan salam
Waktu 3 menit
b. Siswa mendengarkan 3 menit gambaran singkat tentang pokok bahasan 2.
Ice Breaking
a. Siswa diajak untuk ice 4 menit breaking: Ombak Penguin
3.
Pembentukan Kelompok
a. Siswa membentuk 3 menit kelompok yang terdiri dari 5 anggota b. Siswa yang sudah 2 menit berkelompok untuk duduk melingkar, dan memilih tempat yang tidak berdekatan dengan kelompok lain
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
5.
6.
7.
Karakter Tokoh Idolaku
Dinamika Kelompok: Goyang Paku dan Refleksi
Video Inspiratif Amazing Ant
Penyampaian Materi dalam Powerpoint dan Tanya Jawab
a. Siswa dipersilakan 7 menit membaca karakter tokoh idolaku “Jose Mujica” b. Siswa menyebutkan apa 3 menit saja sifat maupun sikap baik yang dapat dicontoh dari Jose Mujica (jawaban siswa dituliskan di papan tulis) c. Siswa diarahkan, bahwa 2 menit hari itu mereka akan belajar meniru sifat maupun sikap baik Jose Mujica a. Siswa memainkan games 10 menit Goyang Paku b. Siswa merefleksikan pengalaman bermain Goyang Paku, masingmasing perwakilan kelompok mengungkapkan hasil refleksi kepada kelas; guru memberikan umpan balik singkat
6 menit
a. Siswa menonton video inspiratif tentang Amazing Ant b. Setelahnya, siswa secara spontan diminta untuk menyebutkan hal-hal yang dapat mereka pelajari dari video Amazing Ant a. Siswa dipersilakan untuk berpisah dengan kelompoknya. Kemudian, masing-masing siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan tentang powerpoint yang akan dipresentasikan: Pemimpin Tegas nan Rendah Hati b. Siswa mendengarkan guru mempresentasikan powerpoint c. Siswa bertanya tentang materi powerpoint
4 menit
127
2 menit
2
Menit
5 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
9.
Refleksi & mengisi self assesment
Pemberian Motivasi dan Pesan Moral
d. Siswa mendengarkan tanggapan guru a. Siswa menuliskan refleksi
3 menit 6 menit
b. Beberapa siswa diminta 6 menit untuk membacakan hasil refleksi pribadi c. Siswa diminta mengisi self assesment a. Siswa mendapatkan umpan 3 menit balik maupun bombongan atas refleksinya b. Siswa menerima 2 menit peneguhan berupa rangkuman singkat dan kalimat motivasi/ pesan moral dari guru
C. Deskripsi Dinamika Kelompok Ayo Bermain! Ice breaking: Ombak Penguin “Hai Teman-teman Mari kita main.... Bersama-sama kita menjadi Pinguin.. Pinguin Atention... Pinguin Begin.. Dinamika kelompok: Goyang Paku Tujuan dinamika: melatih siswa untuk memimpin kelompok secara tegas dan rendah hati Prosedur: a. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti: paku, botol, dan tali rafia. b. Masing-masing kelompok mendapatkan seperangkat peralatan berupa sebuah paku, sebuah botol, dan 2m tali rafia. c. Pertama-tama, setiap kelompok dipersilakan untuk memilih seorang pemimpin. Kemudian, anggota selain pemimpin diminta untuk berdiri membentuk lingkaran (menghadap ke luar). Sedangkan pemimpin berada di dalam lingkaran. d. Lalu, setiap anggota kelompok harus mendapatkan tali rafia. Ujung tali rafia yang satu diikatkan pada paku, dan ujung satunya lagi diikatkan pada pinggang masing-masing anggota.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Selanjutnya, tugas pemimpin adalah memberikan instruksi kepada anggota, supaya mereka bisa memasukan paku ke dalam botol. f. Kelompok yang menang adalah kelompok yang paling cepat memasukan paku ke dalam botol. Durasi waktu maksimal 7 menit. Ayo menonton! Video Amazing Ant (sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FLHAdwxLD-I) Video Amazing Ant mengisahkan tentang sekawanan koloni semut yang tekun dalam memimpin dan dipimpin untuk membuat sarang. Siswa diharapkan dapat belajar dari tokoh semut yang memiliki karakter tegas dalam memipin, mendelegasikan tugas pada masing-masing semut berjumlah ratusan ribu. Kemudian, siswa juga diharapkan dapat menyontoh karakter semut yang rendah hati. Walaupun para semut memiliki kemampuan memimpin (semut lain dan dirinya sendiri) yang luar biasa, tetapi mereka tetap tekun. Mereka sombong dengan meremehkan tanggung jawab (tugas), mereka bekerja setiap hari. D. Materi
Ayo mendengarkan! Pemimpin yang Tegas Nan Rendah Hati Seorang pemimpin yang tegas nan rendah hati, sangat didambakan semua orang. Berikut adalah ciri-ciri pemimpin yang tegas nan rendah hati: 1) Memiliki pengetahuan umum yang luas 2) Memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang 3) Memiliki kemampuan analitik yang Baik 4) Memiliki ketrampilan berkomunikasi secara efektif, 5) Berpandangan obyektif 6) Memiliki kemampuan menentukan prioritas 7) Mampu menghargai setiap pendapat maupun hasil kerja rekan kerjanya, dan 8) Menjadi pendengar yang baik Ketika seseorang mampu menjadi pemimpin yang tegas nan rendah hati, ada banyak manfaat yang bisa diperolehnya, antara lain: 1) Memiliki relasi yang baik dengan rekan kerja 2) Dapat memajukan kelompok yang dipimpin 3) Disegani oleh rekan kerja, dan
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Memiliki rekan kerja yang setia E.
Karakter Tokoh Idolaku
Ayo membaca! Kisah Tokoh Idolaku “Jose Mujica” 'Presiden termiskin' Jose Mujica jawab pertanyaan dari Indonesia Oleh: Redaktor BBC Indonesia (sumber:http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/05/150505 _trensosial_mujica Mantan Presiden Uruguay Jose "Pepe" Mujica yang menjadi simbol hidup sederhana menjawab pertanyaan dari Indonesia dalam wawancara khusus yang dilakukan BBC di peternakannya. Brian Sumadi melalui Facebook BBC Indonesia menanyakan, "Kenapa bapak harus memakai mobil yang sudah tua, padahal di kebanyakan negara lain para presiden berlomba lomba memakai mobil bermerek canggih hingga ada yang anti bom?" Pepe, yang dikenal sebagai 'presiden termiskin di dunia', menjawab bahwa ia dapat pergi ke mana saja tanpa perlindungan ketat karena dilindungi rakyat saat menjabat sebagai presiden. Mujica, mantan gerilyawan sayap kiri yang merampungkan masa jabatannya akhir Februari lalu, tetap tinggal di rumahnya yang sederhana dan tidak tinggal di istana presiden selama menjabat. Dia mengatakan, "Saya tidak khawatir tentang itu (keamanan saya) karena saya dilindungi oleh rakyat saya." Mujica menjawab pertanyaan dari seluruh dunia dalam wawancara yang dilakukan BBC Mundo (BBC berbahasa Spanyol) akhir April lalu. "Saya bisa berjalan bebas di jalan-jalan dan mendapat dukungan banyak orang. Tetapi tentu saja, saya tidak mendapat dukungan dari setiap orang." "Presiden bisa pergi ke bar dan beli minuman atau kopi dan warga negara seperti yang lainnya juga. Tidak ada yang lebih dari lainnya," kata Mujica menjawab pertanyaan Brian Sumadi, salah seorang pembaca BBC Indonesia. "Bagi kami, tidak ada jarak antara politisi dan rakyat. Dan inilah tradisi, bukan sesuatu yang saya terapkan. Saya tahu ada presiden lain yang mengemudi mobilnya sendiri," tambahnya. "Saya ingin mempertahankan gaya republikan di masyarakat Uruguay karena saya merasa cara ini adalah yang terbaik." Soal korupsi?
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mujica tetap menggunakan mobil VW tuanya.
Salah satu yang paling banyak ditanyakan oleh para pembaca BBC adalah soal korupsi. "Apakah seseorang pernah mencoba menyogok Anda? Apa Anda pernah membantu teman mendapat pekerjaan (dengan menggunakan kekuasaan Anda)?" begitu bunyi salah satu pertanyaan. Pepe menjawab bahwa dia pernah membantu orang mendapat pekerjaan, tetapi atas alasan kemanusiaan. Ada dua orang yang dia bantu mendapat pekerjaan. Pertama, seorang pria berusia 74 tahun, teman Pepe yang kini telah meninggal. Seorang lainnya ialah teman yang menyandang difabel mental. "Itu selama saya mengabdi kepada publik, sekitar 20 tahun. Selain dari itu, saya membantu siapa saja.” "Saya selalu mengatakan kepada para pengusaha: 'Jika kalian mendengar ada pejabat yang meminta suap tetapi tidak melapor pada saya, hubungan kita akan berakhir."
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133