PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT RESILIENSI KORBAN BENCANA ALAM LETUSAN GUNUNG SINABUNG (Studi deskriptif pada siswa/i kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran , Karo, Sumatera Utara) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
oleh: Zena Vania Br Ginting 131114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT RESILIENSI KORBAN BENCANA ALAM LETUSAN GUNUNG SINABUNG (Studi deskriptif pada siswa/i kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran , Karo, Sumatera Utara) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
oleh: Zena Vania Br Ginting 131114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia” Ulangan 28 : 13
Hidup ini sederhana, pikiranmulah yang rumit. Jika ingin lebih bahagia, sederhanakan pikiramu (Drs.R.Budi Sarwono, M.A)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk… Tuhan Yesus yang senantiasa melimpahkan berkatnya, menuntun,menjaga dan memberikan kekuatan setiap waktu. Tanah Karo Simalem. Kampung Halamanku Orangtua terkasih, Bapak Firman Ginting dan Mamak Johanna Br Sembiring yang telah memberikan cinta,nasihat,dukungan dan yang selalu mengingatkan bahwa hidup ini adalah hal mengasihi dan perjuangan. Abang tercinta Gio Vanni Ginting yang selalu saya banggakan dan saya kagumi. Adek Rhea Aldora Br Ginting tersayang yang selalu bersedia menjadi teman bertengkar dan menjadi semangat untuk memberikan contoh yang baik. Keluarga besar Ginting dan Sembiring yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang yang tak terhingga. Serta seluruh teman-teman dan sahabat yang selalu setia mengingatkan,mendengarkan dan menemani Zena selama menjalani pendidikan di Universitas Sanata Dharma Teman-Teman Permata GBKP Kabanjahe Kota dan Yogyakarta yang selalu mendukung dan mendoakan.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK TINGKAT RESILIENSI KORBAN BENCANA ALAM LETUSAN GUNUNG SINABUNG (Studi Deskriptif pada siswa/I kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran,Karo Sumatera Utara) Zena Vania Br Ginting Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai : 1) tingkat resiliensi pada siswa/i SMP Negeri 1 Naman Teran korban bencana alam Letusan Gunung Sinabung, 2) aspek-aspek resiliensi yang mana pada siswa/I kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Letusan Gunung Sinabung yang mendapat skor terendah. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskrpitif.Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran yang berjumlah 40 orang.Instrumen penelitian ini berupa kuesioner resiliensi yang diadaptasi dari Resilience Quotient Test (RQ Test) oleh Reivich & Shatte terdiri dari 56 item yang dikembangkan dari aspek-aspek resiliensi Reivich & Shatte. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabulasi skor dari masingmasing item,menghitung skor total masing-masing responden,menghitung skor total dari masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan tingkat resiliensi siswa berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Resiliensi pada siswa SMP Negeri 1 Naman Teran termasuk dalam kategori sangat rendah (100%).(2) Berdasarkan analisis terhadap butir-butir resiliensi, diperoleh 3 butir item yang masuk kedalam aspek Pencapaian (Reacing Out), Regulasi Emosi (Emotion Regulation), Kemampuan Menganalisis Masalah (Casual Analysis). Kata kunci : resiliensi
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT RESILIENCY LEVEL OF THE NATURAL DISASTER VICTIMS OF MT. SINABUNG ERUPTION (A descriptive study on 2nd grade students of Naman Teran 1 Junior High School, Karo, North Sumatera) Zena Vania Br. Ginting Sanata Dharma University 2017 This research is intended to describe: 1) the Resiliency level of2nd grade students of Naman Teran 1 Junior High School as the victims of Mt. Sinabung eruption, 2) resiliency aspects with lowest score among 2nd grade students of Naman Teran 1 Junior High School. The research is a descriptive research with the 40 students of 2nd grade students of Naman Teran 1 Junior High School. The instrument applied to this research is an adapted version of resiliency questionnaire from Resilience Quotient Test (RQ Test) from Reivich and Shatte with 56 items of questions developed from their respective resilience aspects. The analysis techniques are score tabulation of each item, calculation of the total score of each respondent, calculation of the total score of each item, and classification based on the level of students resiliency based on normal distribution level. The category consists of five levels; very high, high, medium, low, and very low. The results of the research are: (1) The resiliency level on the students of Naman Teran 1 Junior High School is noted at a very low level (100%). (2) Based on the analysis of the resiliency items, there are 3 items included in the aspects; Reaching Out, Emotion Regulation, and Casual Analysis. Keyword: Resiliency
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karuniaNya yang sangat luar biasa dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Disadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si.selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 4. Bapak Drs. R. Budi Sarwono, M.A. yang saya kagumi dari semester satu hingga saat ini dan selaku dosen pembimbing Skripsi. 5. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling : Ibu Indah, Ibu Hayu,Ibu Retno, Ibu Retha dan Bapak Sinurat. 6. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 7. Para Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Naman Teran atas peran serta dalam penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... .iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………… vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ASBTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... . xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian................................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10 E. Batasan Istilah ................................................................................... 11 BAB II : LANDASAN TEORI A. Hakikat Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi ..................................................................... 12 2. Prinsip Dasar Keterampilan Resiliensi .......................................... 13 3. Aspek Resiliensi ............................................................................ 16 4. Faktor-Faktor Resiliensi ................................................................ 19 5. Ciri-ciri Remaja Memiliki Resiliensi ............................................ 24 6. Cara Meningkatkan Resiliensi ....................................................... 26 B. Hakikat Siswa 1. Pengertian Remaja ......................................................................... 27 2. Pengertian Siswa ........................................................................... 28 3. Tugas Perkembangan Remaja ....................................................... 28 4. Karateristik Masa Remaja ............................................................. 31 5. Resiliensi Remaja C. Bencana Alam 1. Pengertian Bencana Alam .............................................................. 33 2. Jenis-Jenis Bencana Alam .............................................................. 35 3. Gangguan Psikologis Korban Bencana Alam ................................ 36 4. Gunung Sinabung .......................................................................... 40 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 46 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 46 C. Subjek Penelitian .................................................................................. 46 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 46
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 47 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen .......................................................................... 52 2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 55 G. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 57 BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 63 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 72 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 72 C. Saran ..................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75 LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL 1. Tabel 2. 1 Sejarah Erupsi Gunung Sinabung ..................................... 42 2. Tabel 3.1 Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban ............................ 49 3. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi ............................................. 54 4. Tabel 3.3 Rincian item yang Valid dan Tidak Valid .......................... 55 5. Tabel 3.4 Jumlah item valid dan tidak valid ....................................... 56 6. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesiner Resiliensi .......................... 56 7. Tabel 3. 6 Kriteria Guilford ................................................................ 56 8. Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian ................ 58 9. Tabel 3.8 Kategorisasi Norma Resiliensi Siswa ................................. 56 10. Tabel 4.1 Kategorisasi Deskripsi Resiliensi Siswa ............................. 60 11. Tabel 4.2 Kategorisasi Item Resiliensi ............................................... 62 12. Tabel 4.3 Item-item resiliensi Kategori Sangat Rendah ..................... 68 13. Grafik 1 Diagram Deskripsi Resiliensi Siswa .................................... 61 14. Grafik 2 Diagram Kategorisasi Item Resiliensi Siswa........................ 62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Kuesioner Resiliensi .................................................................... 77 LAMPIRAN 2 Hasil Komputasi Uji Validitas Item Total Instrumen Penelitian...................................................................................... 83 LAMPIRAN 3 Tabulasi Data ............................................................................... 87 LAMPIRAN 4 Metode Menggambar Untuk Meningkatkan Resiliensi Pada Remaja Pasca Bencana ....................................................... 88 LAMPIRAN 5 Metode Menulis Cerita Untuk Meningkatkan Resiliensi Pada Remaja Pasca Bencana ....................................................... 94 LAMPIRAN 6 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 99 LAMPIRAN 7 Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 100
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian. A. Latar Belakang Bencana merupakan gejala/fenomena alam yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan tierjadi. Ketika bencana terjadi, maka akan berdampak terhadap segala inti kehidupan sosial. Tidak hanya dalam sistem sosial, serta tatanan ekonomi, akan tetapi dampak psikologis juga akan menjadi bagian dari bencana tersebut. Berbagai bencana alam terjadi di Indonesia seperti, banjir,gempa bumi,tanah longsor,gunung meletus dan sebagainya.Menurut UndangUndang No.24 Tahun 2007,bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Contohnya, banjir di Jakarta,gempa di aceh,gunung sinabung meletus di Tanah Karo dan lain sebagainya. Semua yang dikatakan bencana pasti akan mengrugikan baik itu materi maupun psikologis. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana gunung Sinabung meletus di Kabupaten Karo pada akhir September 2013 lalu.Bencana alam yang terjadi yaitu bencana letusan gunung berapi Sinabung. Bencana alam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini bukan untuk yang pertama kali tetapi sudah pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2010 yang
lalu. Catatan PVMBG (Pusat Vulcanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi) menyebutkan bahwa Gunung Sinabung sebelum tahun 2010 dikelompokkan sebagai gunung bertipe B yang tidak berbahaya dan tidak terlalu sering diamati. Dicatat dalam sejarah, letusan terahir gunung Sinabung terjadi pada tahun 1600an. Namun tiba – tiba, Sinabung meletus pada tanggal 29 Agustus 2010 tengah malam, dan kemudian menjadikan gunung api tipe A. Aktivitas gunung Sinabung tersebut membuat masyarakat Karo, secara khusus masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lereng Sinabung menjadi trauma, karena kejadian tersebut merupakan kejadian yang pertama sekali mereka hadapi (Sinabung Post, 2013). Aktivitas gunung Sinabung yang meningkat pada tahun 2010 tersebut tidak berlangsung cukup lama, kerugian dalam bidang materi bisa dikatakan belum ada, tetapi aktivitas gunung tersebut menyebabkan trauma yang cukup mendalam bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng. Tidak pernah ada pengalaman dari masa lalu, tidak ada kisah-kisah yang pernah diceritakan secara turun – temenurun tentang apa yang harus dilakukan ketika gunung meletus. Beberapa waktu kemudian gunung Sinabung kembali normal dan masyarakat yang mengungsi diperkenankan untuk kembali ke rumah masingmasing, namun pihak PVMBG tetap memberikan peringatan kepada warga yang berada di sekitar lereng Sinabung agar tetap waspada menghadapi kemungkinan meningkatnya aktivitas gunung Sinabung (Sinabung Post, 2014).
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah letusan di tahun 2010 surut, aktivitas masyarakat yang berada di sekitar lereng gunung Sinabung berangsur kembali normal.Mereka sudah kembali ke desa masing masing dan menjalankan aktivitas dengan normal.Tetapi kehidupan normal masyarakat tidak berlangsung lama.Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali.Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 September, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan.Peristiwa tersebut membuat spontan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lereng kembali terusik, dimana mereka langsung dibayangi masa trauma yang sudah pernah mereka alami di tahun 2010.Letusan kali ini menimbulkan penderitaan berkelanjutan yang sebenarnya telah menunggu masyarakat di sekitar lereng Gunung Sinabung.Letusan kali ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.Tidak ada tanda-tanda sebelum adanya peningkatan aktivitas gunung Sinabung, sehingga tidak ada peringatan.Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi.Hingga saat ini awan panas sinabung telah menelan 16 korban jiwa, ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman menurut pemerintah. Ada 17 desa di empat kecamatan dalam wilayah Kabupaten Karo yang paling parah terkena dampak letusan ini antara lain: Kecamatan Payung yaitu desa Gurukinayan, Selandi, Sukameriah, Kecamatan Simpang empat yaitu desa Berastepu, Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Kecamatan Namanteran yaitu desa dusun Lau Kawar, Bekerah, Simacem, Kutarayat, Sigarang – garang, Kebayaken, Kuta Tonggal, Kuta Gugung, Sukanalu; dan Kecamatan Tiganderket yaitu desa Mardiding, dan Perbaji. Desa yang berada 5 km dari
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
puncak gunung masuk dalam wilawah zona merah.Penduduk dari 17 desa ini, pertengahan September 2013 hingga saat ini masih tinggal di posko-posko pengungsian. Jumlah
pengungsi
pada
tanggal
13
Desember
2016
(http://www.karokab.go.id/) sebanyak 9,317 jiwa, Mereka bertempat tinggal disembilan titik pengungsian wilayah Kabupaten Karo yang dianggap menjadi zona aman. Tenda pengungsian berada Jambur (balai pertemuan), aula – aula Gereja. AkibaterupsiGunung Sinabung,sebanyak22sekolahdiliburkan,terdiri dari 15Sekolah Dasar dengan siswa sebanyak 2.374 orang,6 Sekolah MenengahPertamadan1SekolahMenengahAtasdengansiswasebanyak 2.312orang.Sekolahyang paling banyak diliburkan berada diKecamatan NamanTeran antaralain SD Negeri 040478 dan SDN 043950 di Desa Sigarang-garang,2SD diDesaGuru Kinayan dan masing-masing 1SD di Desa Sukanalu dan
Desa Simacem. Sementara
antaralainSMPNegeri
1Simpang
6SMP yang diliburkan
Empat,SMPN1NamanTeran
danSMP
SatuAtapdiKecamatanPayung.SedangkanSMAyangdiliburkanyakni SMANegeri1 SimpangEmpat. SMP Negeri 1 Naman Teran adalah salah satu sekolah menengah pertama yang sangat dekat dengan gunung Sinabung, saat ini sekolah ini sudah rata dengan tanah dan tidak berpenghuni lagi.Peneliti memilih sekolah ini menjadi tempat penelitian dikarenakan sekolah ini adalah korban pertama
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari bencana alam gunung Sinabung, desa Naman Teran adalah desa pertama yang harus mengungsi karena berada di zona merah. Hidup di tenda pengungsian menuntut semua korban gunung Sinabung untuk menyesuaikan diri.Tinggal didalam sebuah tenda dengan sejumlah orang didalamnya tidaklah perkara gampang untuk para korban gunung Sinabung.Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dari seorang relawan bernama ibu Apel Setia Br Ginting, ibu ini mengatakan bahwa anakanak korban gunung Sinabung merasa minder terhadap anak-anak yang tinggal di sekitar tenda pengungsian mereka. Anak-anak ini menganggap bahwa orang yang tinggal di kota adalah orang yang hebat-hebat, kaya dan pintar. Oleh sebab itu maka anak-anak ini tidak mampu bergaul dengan orang-orang sekitarnya dan memiliki kecendrungan merusak fasilitas sekolah, memiliki catatan membolos yang cukup banyak. Bayang-bayang pada saat gunung meletus sangat membekas bagi anak-anak korban bencana ini.Hal diperkuat dengan pendapat salah seorang Guru sekolah minggu di Gereja yang mengajak anak-anak menyanyikan lagu “Biarpun Gunung – gunung Beranjak” anak-anak pengungsian tidak mau ikut menyanyi karena mereka takut. Apabila mendengar suara sirine dari mobilmobil bantuan, anak-anak ini langsung menghampiri ibunya dan berkata “Mak deleng otah kiam kita” yang artinya “ibu gunung meletus lagi, kita lari”. Ketika guru sekolah minggu ini bertanya mengapa mereka takut mereka menjawab bahwa mereka akan selalu mengingat ketika dia dibangunkan pada
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subuh hari dan langsung diangkat ke mobil truk untuk mengungsi ke Kabanjahe (Hasil wawancara Enda Mia Keriahenta Br Tarigan). Laskar Relawan (Laskar Karo Erdilo digagas sejak 2014 silam. Dengan relawan terdiri dari beragam profesi seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, musisi, jurnalis dan berbagai profesi lainnya) memaparkan tak sedikit anak-anak Sinabung yang masih bersekolah itu memiliki sifat tertutup dan merasa terbebani dengan kondisi Sinabung. Belum lagi bila ternyata ia harus menyaksikan sendiri bagaimana orangtuanya kesusahan untuk hidup sehari-hari karena lahan pertanian mereka satu-satunya harus porak poranda diterjang abu vulkanik (Tribun News Minggu, 27 Maret 2016 15.31). Pengaruh usia bagi seseorang saat menghadapi bencana tergantung pada berbagai faktor. Meskipun stres dan trauma akan selalu menimbulkan pengaruh-pengaruh yang kuat pada seorang anak, namun anak-anak juga bisa beradaptasi dengan baik terhadap kehilangan orang tua mereka pada usia dini jika mereka memperoleh dukungan yang sesuai. Pada lansia, hal seperti ini bisa menjadi sesuatu yang juga lebih sulit. Kedua kelompok usia ini memang memiliki karakteristik yang rentan terhadap trauma. Anak-anak umumnya belum
memiliki
kemampuan memadai
untuk
mengatasi
pencederaan fisikal dan emosional dari peristiwa traumatik yang ekstrim, sedangkan insan-insan lanjut usia umumnya tidak cukup luwes untuk mengembangkan cara mengatasi efek trauma secara efektif didukung juga oleh tingkat resiko yang lebih tinggi terhadap keterasingan pada orang-orang tua. Individu dewasa yang berusia sekitar 25-60 tahun cenderung berhasil
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatasi peristiwa yang menekan daripada kelompok individu yang lebih muda ataupun kelompok usia yang lebih tua (Danieli, 1996; 297). Bencana
alam
menantang
komunitas yang menjadi korban
wilayah-wilayah,
lingkungan,
dan
untuk bangkit dan memegang kendali
kembali atas kehidupan dan masa depannya. Keberhasilan dari usaha ini secara langsung berkaitan dengan kapasitas korban untuk membangun kembali struktur dan organisasi sosialnya.Tingkat kekenyalan yang membuat seseorang mampu untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi yang demikian dinamakan resiliensi. Resiliensi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi
atau
beradaptasi
terhadap
stres
yang
ekstrim
dan
kesengsaraan.Individu dianggap sebagai seseorang yang memiliki resiliensi jika mereka mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma dan terlihat kebal dari berbagai peristiwa kehidupan yang negatif. Reivich and Shatte (2002;1) menyampaikan bahwa resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi sulit. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat
judul
“TINGKAT
RESILIENSI
KORBAN
BENCANA ALAM LETUSAN GUNUNG SINABUNG” dalam penelitian ini.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Indentifikasi Masalah 1.
Terdapatnya 22 sekolah yang harus pindah dan mencari gedung sekolah sendiri di zona aman.
2.
Ditemukan beberapa anak merasa minder dengan orang sekitar tenda pengungsian.
3.
Beberapa anak tidak mampu bergaul dengan orang sekitar tenda pengungsian.
4.
Ditemukan beberapa anak merusak fasilitas sekolah.
5.
Beberapa anak memiliki catatan membolos yang cukup banyak.
6.
Beberapa anak korban bencana alam letusan gunung Sinabung memiliki trauma yang tinggi.
7.
Ditemukan beberapa anak memiliki sikap tertutup dan merasa terbebani dengan kondisi gunung Sinabung.
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah yang teridentifikasi di atas khususnya mengenai “Tingkat Resiliensi” pada siswa/i kelas VII SMP Neger 1 Naman Teran Korban bencana Alam Letusan Gunung Sinabung. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah terkait dengan resiliensi siswa/i korban bencana alam letusan Gunung Sinabung dapat diindentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Seberapa tinggi tingkat resiliensi pada siswa/i kelas VII SMP VII SMP Negeri 1 Naman Teran
korban
bencana
alam
letusan Gunung
Sinabung? 2. Pada aspek – aspek resiliensi yang mana pada siswa/i kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran korban bencana alam letusan Gunung Sinabung mendapat skor terendah? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mendeskripsikan tingkat resiliensi pada siswa/i kelas VII SMP VII SMP Negeri 1 Naman Teran korban bencana alam letusan Gunung Sinabung.
2.
Mengindentifikasi aspek – aspek resiliensi yang mana pada siswa/i kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran korban bencana alam letusan Gunung Sinabung mendapat skor terendah.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan mengenai tingkat resiliensi pada siswa/I kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban bencana Alam Letusan Gunung Sinabung.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidik
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik baik guru maupun orangtua dalam rangka memahami siswa berkaitan dengan resiliensi yang dimiliki. Serta melalui hasil penelitian ini nantinya guru maupun orang tua mampu membantu, membina dan meningkatkan resiliensi pada siswa b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai tingkat resiliensi pada remaja (khususnya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran). c. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada siswa yang memiliki tingkat resiliensi yang rendah. G. Batasan Istilah Adapun defenisi oprasional variabel dalam penelitian ini yaitu :
1.
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi atau beradaptasi terhadap stres yang ekstrim dan kesengsaraan.
2.
Anak SMP adalah Sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Bencana Alam adalah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan
4.
Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Sinabung menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian gunung 2.451 meter.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan hakikat resiliensi, hakikat remaja, dan bencana alam. A. Hakikat Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Reivinch dan Shatte (dalam Sella, 2014) mendifinisikan resiliensi sebagai beikut :“Resilience is the capacity to respond in healthy and productive ways and when adversity or trauma, that it is essential for managing the daily stress of life.” Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk melakukan respon dengan cara yang sehat dan produktif ketika berharap dengan adversity atau trauma, dimana hal tersebut sangat penting untuk mengendalikan tekanan hidup sehari – hari. Bisa diartikan bahwa seseorang mampu merespon masalahnya dengan positif. Rirkin dan Hoopman (Desmita 2009;200) merumuskan defenisi tentang resiliensi secara khusus ditujukan pada siswa dan pendidik, yang berisikan elemen – elemen pembangunan resiliensi disekolah yaitu : “the capacity to spring back,rebound,successfully adapt in the face of adversity, and develop social, academic, and vocational competence despite exposure to severe stress or simply to the stress that is inherent in today’s world”. Dapat diartikan bahwa seseorang memiliki kapasitas untuk bangkit kembali, beradaptasi ketika menghadapi kesulitan, sehingga seseorang tersebut mampu tetap mengembangkan akademiknya maupun sosialnya walaupun tekanan dari kesulitan yang dihadapi masih melekat.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grotberg (Desmita 2009) mengartikan resiliensi sebagai “the human capacity to face,overcome, be strengthened by, and even be transformed by experiences of adversity”. Artinya, seseorang mampu untuk menghadapi, mengatasi, serta diubahkan dan lebih berkembang lagi melalui permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa resiliensi
akan
membentuk seseorang untuk berhasil menyesuaikan diri ketika mengghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, serta dapat tetap mengembangkan diri sekalipun berada dibawah tekanan kondisi yang tidak menyenangkan. 2. Prinsip Dasar Keterampilan Resiliensi Empat prinsip yang dijadikan Reivinch dan Shatte (2002) sebagai dasar bagi keterampilan resiliensi adalah sebagai berikut : a.
Manusia dapat berubah Manusia
bukanlah
korban
dari
leluhur
atau
masalalunya.Setiap orang bebas mengubah hidupnya kapan saja ketika memiliki keinginan dan dorongan.Setiap orang dilengkapi dengan keterampilan yang sesuai.Individu merupakan pemimpin bagi keberuntungan sendiri.Hasil penelitian mendukung bahwa manusia dapat berubah secara positif dan menetap. Menurut Frankl (dalam Jacob 2014 ) manusia memiliki kebebasan berkeinginan (Freedom of will) yang artinya setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diri. Kebebasan bertanggung jawab adalah manusia mampu menyikapi situasi dan mengembangkan potensi diri, dengan bertanggung jawab manusia akan menemukan nilai, makna dan tujuan hidup meskipun dalam situasi penderitaan. b.
Pikiran adalah Kunci untuk Meningkatkan Resiliensi Emosi menentukan siapa yang tetap resiliensi dan mengalah.Beck mengembangkan system terapi yang dinamakan terapi kognitif dimana pasien belajar mengubah pikirannya untuk mengatasi deprivasi dan kecemasan.
c.
Ketepatan Berfikir adalah Kunci Penelitiam menunjukkan bahwa individu yang memiliki optimisme yang tidak realistis cendrung menyelesaikan resiko yang akan terjadi pada kesehatan mereka, sehingga justru menjadi tidak tertolong. Optimisme realistis, tidak mengasumsikan bahwa hal – hal baik akan datang dengan sendirinya. Hal – hal baik hanya akan terjadi melalui usaha, pemecahan dan pemecahan masalah dan perencanaannya. Menurut Branden (dalam Jacob 2014) berfikir adalah cara efektif untuk merespon tantangan dalam hidup.
Branden juga
percaya bahwa setiap manusia layak untuk bahagia,sukses, berprestasi dan memiliki rasa cinta. Sehingga dengan ketepatan berfikir setiap manusia akan mampu mengatasi tantangan dalam hidup.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Fokus pada kekuatan manusia Positif psychology memiliki dua tujuan utama, yakni (1) meningkatkan pemahaman tentang kekuatan manusia (human strengths) melalui perkembangan system dan metode klasifikasi untuk mengukur kekuatan tersebut; dan (2) menanamkan pengetahuan ini kedalam program dan intervensi efektif yang terutama dirancang untuk membangun kekuatan partisipan daripada untuk memperbaiki kelemahan mereka. Resiliensi merupakan kekuatan dasar (basic strength) yang mendasari semua karakteristik positif pada kondisi emosional dan psikologis manusia. Kurangnya resiliensi tidak akan ada keberanian, rasionalitas dan insight (Reivich dan Shatte, 2002). Menurut Wong (dalam Jacob 2014) Setiap pribadi individu dapat diajak untuk menggunakan kekuatannya dan menantang jiwanya agar mampu melampaui kondisi yang sedang dialami sehingga bergerak kearah yang positif, hal ini akan menjadikan pribadi tersebut mampu menerima keberadaan dirinya, keadaan fisik,kepribadian yang rapuh, emosi yang tidak terkontrol dan pengalaman yang menyakitkan. Tujuannya adalah membantu pribadi setiap individu untuk memilih sikap yang benar, mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk mengatasi dertita yang dialaminya.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Aspek – aspek Resiliensi Reivich & Hatte (2002) memaparkan tujuh aspek resiliensi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a.
Emotion Regulation / Regulasi Emosi Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk tetap tenang meskipun mengalami tekanan. Orang – orang yang resilien menggunakan seperangkat keterampilan yang sudah matang yang membantu mereka mengontrol emosi, perhatian dan perilakunya. Reivich dan Shatte juga mengemukakan ada dua hal penting terkait dengan pengaturan emosi yaitu Calming (Ketenangan) dan Focus(Fokus). Contohnya, dapat mengendalikan diri apabila sedang marah, sedih, takut dan cemas.
b.
Impulse Control / Impuls Kontrol Control terhadap implus adalah kemampuan individu untuk mengendalikan implus atau dorongan – dorongan dalam dirinya, dan
dengan
mengontrol
implus
akan
membawa
kepada
kemampuan berfikir yang jernih dan akurat. Control terhadap implus ini sangat erat kaitannya dengan pengaturan emosi. Individu yang memiliki control implus yang redah biasanya percaya pada pemikiran implusnya sehingga seseorang tersebut bertindak sesuai dengan situasi yang tersebut. contohnya, mudah marah dan kehilangan kesabaran
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c.
Optimism / Optimis Orang yang memiliki resiliensi adalah orang yang optimis. Optimism berarti bahwa kita percaya akan adanya kemampuan untuk mengatasi kesulitan – kesulitan yang akan menghadang. Orang optimis memiliki kesehatan yang baik dan sangat kecil kemungkinan untuk mengalami depresi, biasanya orang yang optimis memiliki prestasi yang baik di sekolah, lebih produktif dalam pekerjaan dan memiliki prestasi di berbagai bidang. Contohnya, seoerang yang jarang mengalami depresi dan lancar dalam sekolah/kuliah maupun pekerjaan.
d.
Casual Analysis /Kemampuan Menganalisis Masalah Kemampuan menganalisis masalah menunjukkan bahwa seseorang
memiliki
kemampuan
untuk
mengindentifikasi
penyebab masalahnya secara akurat.Jika seseorang mampu mengindentifikasi
penyebab
masalah
secara
akurat.
Jika
seseorang mampu mengidentifikasi penyebab masalah secara akurat, maka ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama terus menerus (Reivich dan Shatte, 2002). Kemampuan seseorang menganalisis masalah berfungsi untuk mencari kejelasan dari permasalahan
tersebut
secara
tepat.
Contohnya,
menyalahkan orang lain ketika sedang menghadapi masalah. e.
Emphati /Empati
17
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Empati merupakan kemampuan individu untuk bisa membaca dan merasakan bagaimana perasaan dan emosi orang lain. Mereka dikenal memaksakan emosi dan keinginan orang lain. dengan kemampuan ini, individu dapat memahami bagaimana cara mengahadapi orang lain sehingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapainya (Reivinch & Shatte, 2002). seseorang yang memiliki empati akan cendrung memiliki hubungan sosial yang baik. Contohnya, seseorang mampu memahami orang lain dan mau untuk saling berbagi. f.
Self Efficiacy /Efikasi Diri Efikasi diri mewakili kepercayaan individu bahwa individu mampu untuk mengatasi segala permasalahan disertai keyakinan akan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan – permasalahan tersebut. Menurut Bandura (1997), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Dengan keyakinan yang dimiliki individu, ia pasti akan mampu bertahan dan menjadi individu yang resiliensi. Contohnya, individu memiliki komitmen yang tinggi dan bekerja keras.
g.
Reacing Out /Pencapaian Revich
dan
Shatte
(2002)
memaparkan
resiliensi
merupakan kemampuan yang meliputi peningkatan aspek positif dalam hidup. Individu yang meningkatkan aspek positif dalam
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidup, mampu melakukan dua aspek ini dengan baik, yaitu : (1) mampu membedakan risiko yang realistis dan tidak realistis, (2) memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar dari kehidupan. Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan hidup,
serta
berperan
dalam
meningkatkan
kemampuan
interpersonal dan pengendalian emosi. Seseorang dikatakan mampu meningkatkan aspek positif dalam kehidupannya jika seseorang itu sudah mampu mengatasi ketakutan – ketakutannya dan keluar dari “zona aman”.Contohnya, ketika seseorang berfikir positif dan bersikap realistis. 4. Faktor – Faktor Resiliensi Menurut Grotberg ( dalam desmita : 229) disebutkan ada tiga faktor sumber dari resiliensi (three sources of resilience). Pertama I have( Aku punya) merupakan sumber resiliensi yang berhubungan dengan pemaknaan remaja terhadap besarnya dukungan yang diberikan oleh lingkungan sosial terhadap dirinya. Sumber I have (Aku punya) ini memiliki beberapa kualitas yang memberikan sumbangan bagi pembentukan
resiliensi,
yaitu
hubungan
yang
dilandasi
oleh
kepercayaan penuh, struktur dan peraturan di rumah, model peran, dorongan untuk mandiri serta akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, keamanan dan kesejahteraan. Kedua, I am
(Aku ini)
merupakan sumber resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan pribadi
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimiliki oleh remaja, yang terdiri dari perasaan, sikap dan keyakinan pribadi. Beberapa kualitas pribadi yang mempengaruhi I am(Aku ini) adalah disayang dan disukai oleh banyak orang, mencitai,empati, dan kepedulian pada orang lain, bangga pada dirinya sendiri, bertanggung jawab terhadap perilaku sendiri dan menerima konsekuensinya, percaya diri,optimistik dan penuh harap. Ketiga, I can (Aku dapat) adalah sumber resiliensi yang berkaitan dengan apa saya yang dapat dilakukan oleh remaja sehubungan dengan keterampilanketerampilan sosial dan interpersonal. Keterampilan–keterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi. Memecahkan masalah, mengelola perasaan dan implus, mengkur tempramen sendiri dan orang lain serta menjalin hubungan yang saling mempercayai. Resiliensi merupakan hasil kombinasi dari ketiga faktor di atas.Untuk menjadi seorang yang resilien tidak cukup hanya memiliki satu resiliensi saja melainkan harus di topang oleh faktor – faktor lainnya. Contohnya, seorang siswa mungkin di cintai (I have), tetapi jika ia tidak memiliki kekuatan dalam dirinya (I am) atau tidak memiliki keterampilan – keterampilan interpersonal dan sosial (I can) dan tidak ada orang yang membantunya (I have), maka ia tidak menjadi resilien. Interaksi ketiga faktor – faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan sosial, termasuk rumah, sekolah dan masyarakat dimana siswa hidup. Menurut Grotberg ada 5 faktor yang sangat menentukan kualitas interaksi dari I HAVE, I AM, dan I CAN :
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Trust Kepercayaan
akan
menjadi
sumber
pertama
bagi
pembentukan resiliensi pada siswa. Perasaan percaya ini akan sangat menentukan seberapa jauh siswa memiliki kepercayaan terhadap orang lain mengenai hidupnya, kebutuhan – kebutuhannya dan perasaan – perasaannya, serta kepercayaan terhadap diri sendiri, terhadap kemampuan, tindakan dan masa depannya. 2) Autonomy Autonomy (otonomi), yaitu faktor resiliensi yang berkaitan dengan seberapa jauh siswa menyadari bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar sebagai kesatuan diripribadi. Pemahaman bahwa dirinya juga merupakan sosok mandiri yang terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar, akan membentuk kekuatan tertentu pada siswa. Kekuatan ini akan menentukan tindakan siswa ketika menghadapi masalah. 3) Initiative Initiative (inisiatif), yaitu faktor ketiga pembentukan resiliensi yang berperan dalam penumbuhan minat siswa melakukan
sesutu
yang
baru.
Dengan
inisiatif
siswa
menghadapi kenyataan bahwa dunia adalah lingkungan dari
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbagai macam aktivitas, dimana ia dapat mengambil bagian untuk berperan aktif dari setiap aktivitas yang ada. 4) Industry Industry berhubungan
(industri), dengan
yaitu
faktor
pengembangan
resiliensi
yang
keterampilan
–
keterampilan berkaitan dengan aktivitas rumah, sekolah dan sosialiasai.Melalui penguasaan keterampilan tersebut, siswa mampu mencapai prestasi, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sosial. Dengan prestasi tersebut, akan menentukan penerimaan siswa di lingkungannya. 5) Identity Identity
(identitas),
yaitu
faktor
resiliensi
yang
berkaitan dengan pengembangan pemahaman siswa akan dirinya sendiri,baik kondisi fisik maupun psikologisnya. Identitas
membantu
siswa
mendefinisikan
dirinya
dan
mempengaruhi self-imagenya. Menurut Bernard (dalam Patrisia 2016), individu yang resilien dapat dilihat dari profilnya.Pertama, individu resilien dapat dilihat dari kompetensi sosialnya, misalnya memiliki kualitas responsive yang baik, fleksibel, empati dan peduli, keahlian komunikasi, selera humor, dan perilaku sosial lainnya. Individu resilien juga memiliki selera humor bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan kehidupan yang menyenangkan dan menemukan cara
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
alternatif untuk menghasilkan kehidupan yang menyenangkan dan menemukan cara alternatif untuk melihat segala sesuatunya baik seperti menertawakan diri sendiri dan situasi yang aneh. Selain itu, dari masa kanak-kanak awal, mereka cendrung membangun hubungan yang lebih poditif dengan orang lain, termasuk dalam pertemanan dan teman sebaya. Kedua, keahlian memecahkan masalah, termasuk kemampuan berfikir reflektif, fleksibel dan mampu mencoba cara pemecahan secara kognitif
maupun
sosial.
Ketiga,
otonomi
berkenaan
dengan
kemandirian, internal locus of control dan individu yang kuat.Selain itu, otonomi dikenal sebagai harga diri dan efikasi diri.Otonomi juga dijelaskan sebagai displin diri dan pengendalian terhadap dorongandorongan.Lebih lanjut, otonomi menjelaskan tentang rasa memiliki identitas diri dan mampu bertindak secara mandiri serta menggunakan controll terhadap lingkungannya.Individu yang resilien juga mampu untuk memisahkan atau menjauhkan diri dari lingkungan keluarga yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Keempat, arti tujuan dan masa depan berhubungan dengan harapan untuk sehat, tujuan yang terarah,
orientasi
untuk
sukses,
motivasi
berprestasi,
cita-cita
pendidikan, ketekunan, pengharapan,daya tahan, keyakinan akan masa depan yang cerah, antisipasi, dan perhatian akan masa depan. 5. Ciri – ciri Remaja yang Memiliki Resiliensi Menurut Wolins (dalam Desmita 2009;202), mengajukan tujuh karateristik internal sebagai tipe remaja yang resilien, yaitu :
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Initiative (inisiatif), yang terlihat dari upaya mereka melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka dan kemampuan individual untuk mengambil peran. b. Independence (independen), yang terlihat dari kemampuan seseorang menghindar atau menjauh diri dari keadaan yang tidak menyenangkan. c. Insight (berwawasan), yang terlihat dari kesadaran kritis seseorang terhadap kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam lingkungannya atau bagi orang dewasa ditunjukkan dengan perkembangan presepsi tentang apa yang salah dan menganalisis mengapa ia salah. d. Relationship (hubungan), yang terlihat dari upaya seseorang menjalin hubungan dengan orang lain. e. Humor (humor), yang terlihat dari kemampuan seseorang mengungkapkan
perasaan
humor
di
tengah
situasi
yang
menegangkan atau mencairkan suasana kebekuan. f. Creativitas (kreativitas), yang ditunjukkan melalui permainan – permainan kreatif dan pengungkapan diri. g. Morality (moralitas), yang ditunjukkan dengan pertimbangan seseorang tentang baik dan buruk, mendahulukan kepentingan orang lain dan bertindak dengan integritas. Menurut Henderson dan Milstein (dalam Desmita 2009 ;203), menyebutkan 12 karateristik internal resiliensi, yaitu :
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Kediaan diri untuk melayani orang lain. Menggunakan
keterampilan
–
keterampilan
hidup;
mencakup keterampilan mengambil keputusan dengan baik, tegas, keterampilan mengontrol implus – implus dan problem solving. 2) Sosiabilitas; kemampuan untuk menjadi seorang teman, kemampuan untuk membentuk hubungan-hubungan yang positif. 3) Memiliki perasaan humor 4) Lokus control internal 5) Otonomi, idependen 6) Memiliki pandangan yang positif terhadap masa depan. 7) Fleksibilitas 8) Memiliki kapasitas untuk terus belajar 9) Motivasi diri 10) Kompetensi personal 11) Memiliki harga diri dan percaya diri.
6. Cara Meningkatkan Resiliensi Menurut Lemer (dalam Eem 2014) Remaja melalui dua cara berbeda untuk melalui priode kedua dalam hidupnya. Pertama remaja berhasil menjalani periode perkembangan ini tanpa melalui masalah psikologi atau sosial.Kedua remaja melalui periode ini
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan berbagai masalah, diantaranya adalah meningkatnya masalah kesehatan mental, ancaman terhadap kesehatan fisik, depresi, penyalahgunaan zat-zat terlarang, kekerasan seksual, kemiskinan dan konflik keluarga. Dampak negatif dari suatu kemalangan dapat membawa remaja pada kerentanan terhadap perilaku salah suai.Hal tersebut dapat diatasi apabila remaja memiliki kemampuan untuk mengelola dampak negatif dari masalah yang dihadapinya menjadi kekuatan dan keterampilan untuk bertahan dalam lingkungan dan bangkit kembali menuju keberfungsian normal yang dikenal dengan resiliensi.Menurut Isaacson resiliensi adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, dan kekecewaan yang muncul dalam kehidupan.beberapa individu tetap baik-baik saja meskipun telah mengalami situasi yang menekan, sementara beberapa individu lainnya mengalami gagal adaptasi dalam keadaan tertekan. Pendekatan konseling atau psikoterapi salah satu teori atau pendekatan yang dianggap sesuai untuk meningkatkan resiliensi adalah teknik Bibliocounseling
menggunakan pikiran rasionel
untuk mengubah individu menjadi agen aktif lingkungan yang mampu menghadapi kesulitan hidup dan berbagai peristiwa.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hakikat Remaja 1.
Pengertian Remaja Hurlock (1990 : 206) mengatakan kata “adolescence” berasal dari
kata Latin yaitu adolescere, yang berarti “tumbuh” atau bertumbuh kearah
kematangan” . Masa remaja adalah masa transisi individu
mengalami perubahan secara fisik maupun psikologisnya dari anak menuju kedewasaan. Usia remaja menurut Hurlock (1990 :206) pada perempuan sekitar usia 13 tahun sampai 17 tahun, sedangkan laki – laki sekitar 14-17 tahun. Menurut Papalia dan Olds (dalam Rini 2016), masa remaja adalah perjalanan dari masa kanak – kanak ke masa Dewasa yang di tandai oleh periode
transisional
dengan
adanya
perubahan
baik
secara
biologis,psikologis,kognitif, dan psikosoial. Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai awal usia dua puluhan. Berdasarkan dua definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum remaja diartikan sebagai salah satu tahap perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa yang di tandai dengan banyak perubahan baik secara fisik, psikologis, kognitif dan psikososial.
2. Pengertian Siswa Siswa adalah individu yang datang pada institusi pendidikan dengan tujuan belajar.Siswa sedang mengalami perkembangan, dan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertumbuhan diaman siswa tersebut membutuhkan bantuan, bimbingan dan arahan untuk melewati setiap tahap – tahap tugas perkembangannya. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa siswa anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jarum, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa adalah individu yang unik dan sedang berada pada tahap perkembangan dan pertumbuhan dan secara sengaja datang pada institusi pendidikan untuk belajar. 3. Tugas Perkembangan Remaja Menurut Yusuf (dalam Rini 2016) mengemukakan tugas perkembangan remaja antara lain : a. Menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara efektif b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa lainnya c. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi d. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan e. Mempesiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga f. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga g. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang perlu bagi kompetensi sebagai warga Nergara. Tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (teen task development 1990) antara lain :
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Mampu menerima keadaan fisiknya
b.
Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa,
c.
Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
d.
Mencapai kemandirian sosial
e.
Mencapai kemandirian ekonomi
f.
Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat,
g.
Memahami dan menginternalisasikan nilai – nilai orang dewasa dan orang tua
h.
Mengembangkan
perilaku
tanggung
jawab
sosial
yang
diperlukan untuk memasuki dunia dewasa i.
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
j.
Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. Menurut Havighurst (Dalam dasar-dasar BK, 2004; hal 161)
mengemukakan tugas perkembangan remaja: a.
Mencapai hubungan-hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya antar jenis klamin yang sama dan berbeda.
b.
Mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita.
c.
Menerima
kesatuan
tubuh
mengemukakan secara efektif.
29
sebagaimana
adanya
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Mencapai kemerdekaan emosional terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya.
e.
Mencapai keadaan dimilikinya jaminan untuk kemerdekaan ekonomi.
f.
Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
g.
Mempersiapkan
diri
untuk
pernikahan
dan
kehidupan
berkeluarga. h.
Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sebagai warga Negara.
i.
Mengembangkan hasrat dan mencapai kemampuan bertingkah laku yang dapat dipertimbangkan secara sosial.
j.
Menguasai seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman. Tugas-tugas perkembangan fase remaja sangat berkaitan
dengan kembangan kognitifnya, yaitu fase oprasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas – tugas perkembangannya dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya 4. Karateristik Masa Remaja Masa remaja, seperti masa sebelumnya ciri – ciri khusus yang memberdakan masa sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah karateristik pada masa remaja menurut Hurlock (1990):
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Masa remaja sebagai periode yang penting. Masa ini dikatakan penting
karena
semua
perkembangan
remaja
memerlukan
penyesuaian mental,sikap,nilai dan minat baru. b. Masa remaja sebagai masa peralihan. Periode peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa, dimana remaja meninggalkan sifat kekanak – kanakan dan mulai mempelajari pola perilaku yang baru. c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan pada masa remaja akan meninggalkan emosi, perubahan fisik,minat dan peran didalam kelompok sosial, perubahan minat dan perilaku, memiliki sifat abivalen, menuntut kebebasan namun ragu atas kemampuan bertanggungjawab. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Banyak perubahan yang terjadi dalam diri remaja membuat sebagian remaja mengalami gagal dalam penyesuaian diri dengan pola perilaku yang baru. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada masa ini mereka mulai mendambakan indentitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman – teman dalam segala hal. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan karena adanya pandangan bahwa remaja itu masa yang negative, rawan dan dianggap anak yang tidak memperhatikan kerapian, tidak dapat bertanggung jawab dan dipercaya, cendrung merusak sehingga timbul ketakutan akan adanya pandangan masyarakat.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic. Remaja selalu mempunyai harapan dan berangan – angan yang tinggi namun belum mengetahui dan mengenal kemampuannya sendiri. h.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Pada saat menjelang dewasa, mereka merasa gelisah dan untuk meninggalkan umur belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk memiliki pola perilaku sebagai orang dewasa, mereka mulai berprilaku sebagai status orang dewasa seperti meniru cara berpakaian, merokok dan lain sebagainya yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkannya. Berdasarkan penjelasan diatas, karateristik remaja adalah masa
yang sangat penting, peralihan perubahan, masa bermasalah, mencari identitas, usia penuh ketakutan, masa yang tidak realistik, dan ambang kedewasaan.
5. Resiliensi Remaja Remaja sebagai individu yang berapa pada masa peralihan dimana terjadinya perubahan besar terhadap perkembangan aspek fisik, psikososial dan kognitif.Remaja juga berada pada tahap pencarian identitas diri yang rentan mengalami suatu kriris. Remaja yang memiliki sumber-sumber resiliensi dalam diri maupun lingkungan serta sumber-sumber tersebut saling menopang dan berinteraksi satu sama yang lainnya mengakibatkan remaja
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mampun untuk menjadi resilien. Apabila remaja resilien maka remaja dapat mengatasi resiko dan kesulitan tanpa memperoleh dampak negatif dari bencana alam. Sumber pembentuk resiliensi pada remaja antara lain I have (Aku punya), I Am (Aku ini), I can (Aku dapat). Bila remaja hanya memiliki satu sumber, tidak saling menopang dan berinteraksi, maka remaja tidak akan resilien. Remaja tersebut tidak mampu menghadapi, mencegah, meminimalkan bahkan menghilangkan dampa-dampak bencana alam.Dengan demikian, melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan gambaran resiliensi remaja korban bencana alam. C. Bencana Alam 1. Pengertian Bencana Alam Manusia pada umumnya memiliki naluri untuk mencari dan bebas memilih tempat bermukiman di daerah yang aman dan dekat dengan tempat mereka mencari nafkah.Kita tinggal di wilayah Indonesia, negeri agraris yang terletak di daerah tropis dimana dikaruniai Tuhan dengan kesuburan air yang melimpah. Namun di sisi lain keadaan geologi Indonesia sangat unik, terletak di antara dua lempeng benua yang selalu bergerak. Gempa tektonik, gempa vulkanik, gerakan tanah, dan banjir merupakan pristiwa alam yang terjadi sebelum manusia menghuni dunia ini. Hal ini berlandaskan konsep geologi secara universal yaitu “the present is the key to the past” yang dapat diartikan bahwa kejadian saat ini dapat dilihat dan dialami oleh manusia, pernah juga terjadi pada masa
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampau seumur bumi ini.Pristiwa alam dikatakan sebagai bencana apabila mengakibatkan korban harta benda, bahkan jiwa manusia. Artinya, sejauh peristiwa alam tidak menimbulkan korban hal itu belum dapat dikatakan sebagai bencana, namun semua peristiwa alam akan menimbulkan dampak negatif yang merugikan manusia dan perlu segera diantisipasi agar akibat negatif yang diderita oleh masyarakat tidak berkepanjangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yangmenyebabkanataumenimbulkankesusahan,kerugianatau penderitaan 2. Jenis – jenis Bencana Alam a.
Gempa Bumi, Gempa bumi merupakan hentakan asli dari bumi yang
bersumber
didalam
bumi
dan
merambat
melalui
permukaan sehingga menembus bumi. Jenis – jenis gempa adalah gempa vulkanik, gempa tektonik, gempa reruntuhan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Vulkanisme, Vulkanisme adalah gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma.
c.
Tsunami berasal dari kata tsu dan name ( bahasa Jepang), yang artinya gelombang menuju darat atau pelabuhan. Tsunami tidak lain adalah gelombang balik akibat pergeseran lempeng yang terjadi di laut.
d.
Banjir, adalah pristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
e.
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun – tahun).
f.
Angin Topanadalah pusaran angina kencang dengan kecepatan angina 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah – daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
g.
Kebakaranadalah suatu
reaksi
oksidasi
eksotermis
yang
berlangsung dengan cepat dari satu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan. Tiga unsur penting dalam kebakaran antara lain : Bahan bakar dalam jumlah yang cukup. h.
Erosi /Abrasi proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. 3. Gangguan Psikologis Korban Bencana Alam Bencana alam menimbulkan dampak baik secara fisik maupun psikologis.Kehilangan harta benda dan kesedihan mendalam pastinya dirasakan oleh korban bencana.Akan tetapi, kondisi penyikapan dari para korban berbeda. Dampak psikologis ini akan mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku korban bencana. Pengaruh ini dapat berlangsung dalam waktu singkat maupun lama, bahkan hingga seumur hidup. Psiko dipahami sebagai jiwa, pikiran, emosi/perasaan dan perilaku, hal – hal yang diyakini, sikap, presepsi, dan pemahaman akan diri. Adapun sosial mengarah pada oranglain, tatanan, norma, nilai dan aturan yang berlaku, system kekerabatan, dan religi dalam masyarakat (Heni 2008) Dampak dari bencana menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat.Salah satu perubahan besar yaitu kehilangan kehidupan yang terartur. Keadaan kehilangan ini memaksa korban untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan baru dan memungkinkan munculnya stress karena tekanan yang datang bertubi – tubi Secara umum, stress adalah tekanan yang dirasakan oleh seseorang akibat suatu situasi atau peristiwa, atau penjelasan lain, sehingga terjadi kesenjangan (gap) antara keinginan dan kenyataan yang dialami. Definisi stressyaitu respon tubuh terhadap situasi yang
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menuntut, mengancam, atau adanya hambatan. Seseorang kemudian menghindari siatuasi tersebut. Stress terjadi karena adanya situasi di luar diri (eksternal) yang berpotensi menimbulkan tekanan disebut dengan Stressor. Stress juga dapat disebabkan oleh faktor lain dalam diri (internal) seperti proses mental yaitu dengan adanya harapan yang terlalu tinggi pada korban yang tidak tercapai sehingga stress dapat muncul. Menurut Berwi 2015 dampak psikologis pada korban bencana alam terbagi pada tiga tahap: a.
Tahap Tanggap Darurat Tahap ini yaitu pada masa beberapa jam atau hari setelah
bencana. Dampak yang terlihat pada tahapan ini yaitu “numbing” atau mati rasa secara psikis, tertegun, linglung, apatis dan tatapan mata kosong. Tidak lama kemudian, korban akan mengalami perasaa takut yang sangat kuat, disertai dengan ransangan fisiologis, jantung berdebar – berdebar, ketegangan otot, nyeri otot, gangguan gastrointestinal, dan ketidakstabilan emosi. Maka pada tahap ini korban bencana masih bingung untuk memilih mengahadapi atau bahkan lari dari persoalan yang dia hadapi. b.
Tahap Pemulihan Pada tahap ini korban bencana telah berada pada
kondisi stabil, akan tetapi bantuan logistic dan sukarelawan
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah mulai berkurang. Korban harus bisa meghadapi realita yang ada dan optimis tentang masa depan yang dikenal dengan fase “Honey moon”.Maka bisa di artikan pada tahap ini korban mulai membuka pikirannya untuk memulai hal yang baru dan bangkit dari keterpurukannya. c. Tahap Rehabilitasi dan Rekontruksi Fase ini sekitar satu tahun atau lebih setelah bencana. Pada fase ini, sebagian besar korban bencana sudah sembuh namun resiko lain dapat meningkatkan seperti bunuh diri, kelelahan kronis, ketidakmampuan untuk bekerja, kehilangan minat dalam kegiatan, dan kesulitan berfikir logis, bahkan hingga konflik internal dalam komunitas. Dampak psikologis yang mungkin terjadi pada korban bencana berdasarkan tingkatan usia : 1.
Anak Pra Sekolah Menurut Norris (dalam Berwi 2015 ) Anak – anak
korban
bencana
mengalami
gangguang
psikis
seperti
mengompol, gigit jempol, mimpi buruk, mudah marah, temper tantrum, hiperaktif, agresif, “Baby Talk” dan peningkatan intensitas. 2. Anak Usia Sekolah Menurut mandalakas (dalam Berwi 2015) Anak usia sekolah biasanya menunjukkan reaksi ketakutan dan kecemasan,
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keluhan somatic, dan gangguan tidur. Selain itu mereka juga mengalami gangguan prestasi sekolah, menarik diri dari pertemanan, apatis, dan enggan berteman.Kondisi traumatic pasca bencana sangat memungkinkan terjadi pada mereka dan pertengkaran sesame teman. 3. Anak Usia Remaja Kondisi traumatik pada remaja menjadi mereka akan menarik diri dari aktivitas sosial dan sekolah, menjadi anak pemberontak,
mengalami
gangguan
makan,
tidur,
dan
kurangnya konsentrasi. Hal yang paling ditakuti pada gangguan psikologis yang terjadi pada usia remaja yaitu pelampiasan traumatik pada penyalahgunaan alcohol ataupun seks bebas 4. Wanita Kaum perempuan mengalami berbagai goncangan psikologis akibat bencana seperti kehilangan rasa percaya diri, khawatir yang berlebihan, gejala ketakutan berlebihan dan trauma yang tinggi dari tekanan hidup yang bertubi-tubi. Situasi setelah
bencana
terkadang
menurunkan
motivasi
bagi
perempuan untuk mempertahankan hidup dan mereka pun akan kembali mengalami traumatis untuk melakukan adaptasi kembali dengan lingkungan dan masyarakat skitar.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Lansia Para lansia telah mengalami penurunan kemampuan fisik dan mental sehngga sulit untuk melakukan adaptasi kembali setelah kejadian bencana.Kaum lansia juga telah kehilangan peran sehingga merasa dirinya tidak berarti dan tidak lagi sibutuhkan orang – orang sekitarnya. 4. Gunung Sinabung Menurut Tjetjep (2011) di wilayah Indonesia terdapat sekitar 129 buah gunung berapi tersebut, sebanyak 13% terbentang dari pulau Sumatra menyusuri pulau Jawa kemudan menyebrang ke Bali dan Nusa tenggara hingga bagian timur Maluku dan berbelo kearah Sulawesi.Tipe gunung di Indonesia disesuaikan dengan riwayat erupsinya. Tipe A yaitu gunung api yang pernah meletus sejak tahun 1600 dan aktif sampai sekarang, tipe B adalah yang mempunyai kawah dan memiliki lapangan solfatara atau fumarole tetapi tidak diketahui erupsinya sejak tahun 1600, dan tipe C adalah gunung api yang hanya mempunyai lapangan solfatara atau fumarole saja dan tidak ada rekaman erupsi sejak tahun 1600. Gunung Sinabung terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 3ᵒ 10’ LU dan 98ᵒ 23’ BT dengan ketinggian 2.460 meter dari permukaan laut dan disertai 4 kawah yaitu (Kawah I,II,III, dan IV). Gunung bertipe strato ini terakhir meletus pada tahun 1600 dan kembali meletus pada tahun 2010.Oleh karena itu,
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gunung ini masuk ke dalam tipe B yang bersejarah erupsinya tidak diketahui sejak tahun 1600. Tabel 2.1 Sejarah Erupsi Gunung Sinabung Tahun 1600 1912 2010
2013
2014
2015
2016
Erupsi Memuntahkan batu piroklastik serta aliran lahar yang mengalir kea rah selatan Aktivitas Solfatara terlihat di puncak dan lereng atas 7 April – 27 Agustus Beberapa kali erupsi yang diantaranya merupakan freatik. Status Gunung Sinabung berubah dari bertipe B menjadi A 7 September Erupsi dengan lontaran sebu vulkanik hingga 5.000 meter ke udara dan suara erupsi terdengar hingga jarak 8KM 23 September Aktivitas Gunung Sinabung menurun menjadikan status dari AWAS (level IV) ke SIAGA (level II) 7 Oktober Status Gunung Sinabung kembali turun dari SIAGA (level III) menjadi WASPADA (level II) 15 September pukul 02.51 WIB Erupsi pada hari minggu dini hari masih terjadi hingga beberapa kali kemudian. Status gunung berada pada level III atau SIAGA 29 September Status Gunung Sinabung diturunkan dari SIAGA (level III) menjadi WASPADA (level II) 3 November pukul 16.18 WIB Erupsi mengeluarkan Debu Vulkanik setinggi 2.500 meter arah angina ke Barat. Radius 3 KM dari lokasi harus dikosongkan (4 Desa) 3 Januari Guguran lava pijar dan awan panas masih terus terjadi. Warga yang dievakuasi mencapai 20.000 orang. Status gunung turun menjadi SIAGA (level III) 29 Juni pukul 19.50 WIB Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas, dengan tinggi kolom erupsi setinggi 400 meter dan 4,5 meter kearah tenggara. September Gunung Sinabung mengeluarkan 2 kali awan panas sejauh 3000 meter dan terjadi 56 Kali gempa Guguran, lama gempa 5-10 detik. November 2015 Guguran lava pijar sejauh 2000 meter dan terjadi 12 kali gempa. September Selama bulan September terjadi 101 gempa vulkanik dangkal Oktober 2 kali gempa letusan, 5 kali gempa vulkanik.
Keadaan sosial warga berubah drastis pasca erupsi Gunung Sinabung. Sektor pertanian menjadi dampak terbesar yang mengakibatkan warga beralih menjadi pekerja buruh lepas harian ( dalam bahasa Karo disebut aron).Masyarakat setiap hari membuat pos jaga yang dilakukan
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh laki – laki secara bergantian, pakaian disusun dalam karung untuk bersiaga jika tiba –tiba bencana datang. Kondisi Ekonomi Penduduk sekitar Gunung Sinabung, Erupsi Gunung Sinabung sangat berdampak besar pada lahan pertanian yang biasa digarap oleh masyarakat.Tanaman padi, yang ditanam petani tertutup oleh debu vulkanik yang menyebabkan gagal panen sehingg harga di pasaran meningkat. Dampak Erupsi Gunung Sinabung terhadap budaya.Data yang didapatkan dari Psychosocial Assessment Report pada 2013 dinyatakan bahwa pengungsi terbesar dari bencana erupsi Gunung Sinabung berasal dari Desa Suka Meriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem.Mereka adalah masyarakat Karo yang masih memegang adat dengan kuat dan tradisi keagamaan yang kental, membuat mereka memiliki berbagai aktivitas adat-ritual yang dapat digunakan dalam membantu memulihkan kondisi psikologis mereka maupun meningkatkan resiliensi. Rakut Sitelu, yakni konsep lembaga sosial adat bagi masyarakat karo dapan menjadi sarana dalam pemuliham masyarakat yang partisipatoris. Para pengungsi juga memiliki berbagai upacara adat yang dapat membuat mereka lebih tenang, misalnya Releng Tendi yang biasanya dilakukan untuk membersihkan jiwa setelah mengalami kejadian yang berbahaya atau mengancam.Masyarakat Karo juga memiliki Sangkep Sitelu untuk memulihkan hubungan antara anggota masyarakat/adat yang terbelah.Sangkep Sitelu dapat digunakan untuk memulihkan hubungan
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antar pengungsi yang setempat memanas atau mengalami ekskalasi konflik selama tinggal di Posko Pengungsian. Masyarakat Karo mayoritas beragama Nasrani, Khususnya Protestan, dengan sinode terbesar yakni Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dan Gereja injili Karo Indonesia. Kedua sinode ini (ataupun sinode lain yang lebih kecil) dapat menjadi media dalam melakukan program pemulihan psikologis maupun meningkatkan resiliensi pada masyarakat di sekitar gunung Sinabung. Selain melibatkan Sinode Gereja Protestan, sumber daya lain yang tersedia adalah Pengurus Masjid Agung Kabanjahe dan Paroki Berastagi. D. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakuka oleh Uripah (2014) terkait dengan Profil Resiliensi Mantan Pecandu Narkoba yang menggunakan adaptasi Resilience Quotient Test (RQ Test) menunjukkan bahwa Test RQ cukup reliabel untuk mengukur resiliensi mantan pecandu narkoba. Peneliti melakukan adaptasi terhadap instrument RQ Test tersebut melalui beberapa tahap. Tahap pertama, RQ test diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh ahli 1. Kemudian, hasil terjemahan tersebut dialih bahasakan kembali menjadi bahasa inggris oleh ahli 2. Setelah itu RQ Test asli dibandingkan dengan RQ Test hasil alih bahasa dan dilakukan perbaikan sampai dinyatakan sesuai dengan pengujian
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh ahli 3. Dengan demikian RQ Test adaptasi dapat dinyatakan reliabel dengan RQ Test aslinya. 2. Penelitian ini juga dilakukan oleh Pribastuti (2011) terkait dengan Profil Resiliensi Pendidik Berdasarkan Resilience Quetient Test menunjukkan bahwa gambaran resiliensi staf pengajar yang diungkap dengan RQ Test masih perlu dikaji lebih dalam, karena dari ketujuh faktor resiliensi terdapat beberapa faktor yang menunjukkan hasil yang saling berlawanan.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini peneliti akan membahas jenis penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, variable penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan,2007:447).Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh mengenai resiliensi siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Selasa tanggal 10 Januari 2017 di SMP Negeri 1 Naman Teran, Kab Karo, Sumatera Utara. C. Subjek dan Sampel Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran tahun ajaran 2016/2017. Peneliti memilih siswa/i kelas VII sebagai subjek penelitian ini karena siswa/i kelas VII berada pada tingkat awal di sekolah lanjutan pertama dan merupakan masa peralihan anak – anak ke remaja. Sampel diambil menggunakan teknik Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2013)
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.Julmlah kelas VII di SMP Negeri 1 Naman Teran Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak 4 kelas yaitu kelas VII-1, VII-2, VII-3,VII-4 namun yang dipakai untuk penelitian hanya 2 kelas yaitu kelas VII-2 dan VII-3 yang masing – masing kelas berjumlah 20 orang dan totalnya 40 siswa. D. Definisi Oprasional Variabel Penelitian Dalam Penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal yaitu Resiliensi pada siswa/i SMP Negeri 1 Naman Teran, kelas VII Tahun Ajaran 2016/2017. Resiliensi dalam penelitian ini tergambar dalam skor yang dipilih oleh masing – masing subjek, setelah mengerjakan instrument yang dikembangkan oleh peneliti. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data bila dilihat dari segi cara atau tehnik dapat dilakukan dengan
interview,
kuesioner,
observasi,
dan
gabungan
ketiganya.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawab. Kuesioner yang akan dibuat harus berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket. Prinsip penulisan angket menurut Sugiyono (2013 :19) mengatakan bahwa :
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka positif negatif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal – hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Resiliensi dimana item – item di kuesioner penelitian ini diadaptasi dari Resilience Quotient Test (RQ Test)oleh Reivich & Shatte (dalam Frumi ). Test RQ ini memiliki 5 alternatif jawaban. Dalam penelitian ini juga akan dipakai 5 alternatif jawaban sesuai dengan tes aslinya. 2. Intrumen Pengumpulan Data Pernyataan dalam kuesioner resiliensi ini hanya terdiri dari dua jenis pernyataan
yaitu
pernyataan
favorabel
(positif)
dan
unvaforable
(negatif).Pernyataan positif merupakan konsep keprilakuan yang sesuai atau mendukung atribut/variable yang diukur.Sedangkan pernyataan negatif merupakan konsep keperilakuan yang tidak sesuai/tidak mendukung atribut yang diukur. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 5 (lima) alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S) kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
Kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa dengan
mengisi dan memberi tanda (x) pada 5 alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013 :135).
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.1 Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Agak Sesuai (AS) Kurang Sesuai (KS) Sangat Tidak Sesuai (STS
Skor Favourable (+) 5 4 3 2 1
Skor Unfavourable (-) 1 2 3 4 5
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing – masing
item. Dengan demikian dapat diketahui tingkat
resiliensi pada subjek penelitian ini.semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi, sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat resiliensi. Kuesonier Skala resiliensi ini diadaptasi dari Resilience Quotient Test (RQ Test)oleh Reivich & Shatte terdiri dari 56 item. Memuat 7 faktor yang dikemukakan oleh Reivich & Shatte yaitu :emotional regulation, impulse control, emphaty, optimism, casual analysis, self-afficiacy dan reaching out. Diunduh dari The Frumi Group yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Arum Widya Astuti S.S, penerjemah adalah alumni program studi
sastra inggris Universitas Sanata Dharma dan sekarang
bekerja di Patriot Bangsa Aviatiation Training Center. Hasil terjemahan yang sudah ada diperiksa ulang oleh Daniel Pianka, penerjemah berasal dari Jerman, sekarang bekerja sebagai Lecturer for renewable energy at UKRIM.Frumi Group adalah website yang dimiliki oleh Dr.Frumi Rachel
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Barr.Website ini memuat artikel – artikel mendukung dan membimbing perkembangan manusia dan strategi perkembangan manusia menjadi lebih positif.Semua itemnya bebas dan memiliki skala yang dapat digunakan secara ilmiah. Peneliti mengadaptasi tes ini karena menurut Wenner & Smith (dalam Pribastuti) Resit pada awalnya mengindetifikasi kerusakan yang dialami anak – anak dan mencari penanganan yang tepat untuk menolong mereka dalam menghadapi resiko kehidupan justru menemukan bahwa sepertiga dari anakanak yang hidup dengan resiko kehidupan tersebut ternyata memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga hal ini mendukung penelitian ini karena pada awalnya riset ini digunakan untuk kalangan anak – anak dan subjek penelitian ini adalah anak – anak yaitu siswa/i SMP Kelas VII yang termasuk dalam masa transisi dari anak – anak ke remaja awal. Berikut ini akan disajikan pengelompokkan item-item Resilience Quotient Test dan konstruk item berdasarkan aspek-aspek resiliensi. (dalam Pribastuti 2011)
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aspek Regulasi Emosi (Emotion Regulation) Control Terhadap Implus (Impluse Control) Empati (Emphaty)
Optimis (Optimism)
Kemampuan Menganalisis Masalah (Casual Analysis) Efikasi Diri (SelfEfficacy)
Pencapaian (Reaching Out)
Indikator Tetap tenang dalam menghadapi masalah. Fokus pada permasalahan yang ada Mampu mengendalikan emosi negatif Mampu mengelola emosi negatif Memahami perilaku verbal orang lain Memahami perilaku non verbal orang lain Yakin bahwa memiliki kemampuan untuk menghadapi segala situasi Percaya bahwa segala sesuatunya akan menjadi baik Membuat solusi atas masalah yang sedang dihadapi Tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat Memiliki keyakinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi Memiliki keyakinan untuk sukses Tidak malu apabila mengalami kegagalan Berani untuk mengoptimalkan kemampuan Jumlah
50
Nomor item FAV UNFAV 13,26 2,7
Jumla h 4
25,56
23,31
4
4,42,
35,38
4
15, 47
11,55
4
37,46
30,54
4
10,34
24,50
4
18,53
3,39
4
27,32
3,43
4
12,19
44,52
4
21,48
1,41
4
5,29
9,22
4
28,49
17,20
4
6,40
16,51
4
8,14
35,45
4
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1.
Validitas Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Sugiyono (2013:168) mengatakan bahwa “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharunya di ukur”.Azwar (2011) mengatakan bahwa validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasarkan kriteria.Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian validitas isi karena kuesioner dalam penelitian dini divalidasi oleh professional judgment. Validitas isi adalah validitas yang dietimasi lewat pengujian terhadap isi
kuesioner
dengan
analisis
rasional
atau
lewat
professional
judgment.Intrumen tingkat keresiliensi ini dikontruksikan berdasarkan aspek – aspek resiliensi kemudian validitas item dilakukan oleh Drs. R. Budi Sarwono, M.A. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi – kisi instrument. Dalam kisi – kisi intrumen ini terdapat variabel yang diteliti yaitu resiliensi, indiktor sebagai tolak ukur dan nomor item pertanyaan atau pernyataan yang merupakan jabaran dari indikator. Hasil konsultasi yang telah dilakukan dilengkapi dengan pengujian empiric dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrument terhadap skor total aspek dengan tehnik korelasi Spearman’s rho menggunakan aplikasi program computer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman’s rho adalah sebagai berikut :
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan
:
rs
= Koefisien Korelasi Spearman
∑ d2
= Total Kuadrat slisih antar ranking
n
= Jumlah Sampel Penelitian
Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2011:103). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur. Proses penghitungan indeks validitas item pada alat ukur penelitian ini dilakukan dengan cara memberi skor disetiap item dan mentabulasikan ke dalam tabulasi uji coba instrument penelitian. Perhitungan indeks validitas peneliti manggunakan bantuan aplikasi statistic program for social science (SPSS) versi 16.0.item yang valid adalah item yang memiliki korelasi ≥ 0,30. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti,diperoleh 41 item yang valid dan 15 item yang tidak valid terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Rincian item yang Valid dan Tidak Valid No 1.
2.
Aspek
Indikator
Regulasi Emosi (Emotion Regulation)
Tetap tenang dalam menghadapi masalah. Fokus pada permasalahan yang ada Control Terhadap Mampu mengendalikan emosi negatif
52
Nomor item FAV UNFAV 13,26 2*,7 25*,56 4,42,
23,31 35,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
4.
5.
6.
7.
Implus (Impluse Control) Empati (Emphaty)
Mampu mengelola emosi negatif
Optimis (Optimism)
Kemampuan Menganalisis Masalah (Casual Analysis) Efikasi Diri (Self-Efficacy)
15*, 47
11,55
Memahami perilaku verbal orang lain
37,46
30,54*
Memahami perilaku non verbal orang lain Yakin bahwa memiliki kemampuan untuk menghadapi segala situasi
10,34
24*,50
18,53
3,39*
Percaya bahwa segala sesuatunya akan menjadi baik
27*,32 *
3,43
Membuat solusi atas masalah yang sedang dihadapi Tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat
12,19
44,52
21*,48
1*,41
5,29*
9,22
28*,49 * 6,40
17,20 16,51*
8,14
35,45*
Memiliki keyakinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi Memiliki keyakinan untuk sukses
Pencapaian (Reaching Out)
Tidak malu apabila mengalami kegagalan Berani untuk mengoptimalkan kemampuan
Catatan : kode *) adalah keterangan untuk item yang tidak valid Tabel 3.4 Jumlah item valid dan tidak valid Item Valid
Item Tidak Valid 15
41
2.
Reliabilitas Relibilitas
adalah
tingkat
kepercayaan
hasil
pengukuran
(Azwar,2011). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Azwar,2011:176). Sugiyono (2013 : 268) mengatakan bahwa “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menujukkan data yang tidak berbeda”. Perhitungan reliabilitas kuesioner resiliensi pada penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α).Penggunaan tehnik ini berdasarkan pertimbangan perhitungan reliabilitas skala. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut :
α=2 Keterangan : α = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach S12 dan S22 = varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 = varians skor skala Berdasarkan hasil data uji coba yang telah dihitung melalui aplikasi SPSS 16.0 for Window, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrument dengan rumus koefisien Alpha (α), yaitu 0,672. Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Resiliensi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.643
41
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dicocokkan dengan kriteria Guilford yang terdapat pada tabel ini : 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Kriteria Guilford No. 1 2 3 4 5
Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keofisien riliabilitas kuesioner resiliensi termasuk kualifikasi cukup. 3.
Teknik Analisis data Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi. Penelitian ini dilakukan hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Sugiyono (2013:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah – langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini : 1.
Menentukan Skor dan Pengolahan Data Penentuan Skor pada item angket dilakukan dengan cara
memberikan nilai dari angka 1 sampai 5 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan meihat pernyataan
favorable atau unfavorable,
selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistic menggunakan aplikasi SPSS 16.0 2.
Menentukan Kategori Pengkategorian tingkat resiliensi siswa SMP Negeri 1 Naman
Teran disusun berdasarkan model distribusi normal.Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan invidu ke dalam kelompok – kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2011:107).Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari yang sangat rendah sampai yang sangat tinggi.Norma kategorisasi pada penelitian ini berdasarkan pada PAN (Penilaian Acuan Norma). PAN bertujuan untuk membedakan individu kelompokkelompok mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian Skor µ + 1,5 σ < X µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ
Kategorisasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Keterangan : Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ/sd) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran Mean teoritik (µ) : rata – rata teoritis skor maksimum dan
minimum Kategori tersebut diterapkan sebagai pedoman pengelompokkan tinggi rendahnya resiliensi anak korban bencana alam gunung Sinabung dengan jumlah 41 item yang valid dan diperoleh capaian skor subjek sebagai berikut : Tingkat resiliensi anak korban bencana alam gunung Sinabung : Skor maksimum teoritik : 41 x 5 = 205 Skor minimum teoritik : 41 x 1 = 41 Luas jarak : 205 – 41 = 164 Mean teoritik (µ) : 205 + 41 : 2 = 225,5 Simpangan baku : 164 : 6 = 27,3 Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat resiliensi pada siswa/I kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran, Karo, Sumatra Utara korban bencana alam gunung Sinabung sebagai berikut : Tabel 3.7 Kategorisasi Norma Tingkat Resiliensi Remaja Korban Bencana Alam Gunung Sinabung kelas VII di SMP Negeri 1 Naman Teran Skor µ + 1,5 σ < X µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ
Rentang Skor >267 239 – 266 212 – 239 185 – 212 <185
57
Kategorisasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian yang sudahdilakukan, yaitu mengenai resiliensi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran. Penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui tingkat resiliensi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung. A. Hasil Penelitian 1.
Deskriptif Resiliensi Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiliensi yang
dimiliki oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung dan mengidentifikasi aspek resiliensi mana yang belum tercapai pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung. Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2011) dapat diketahui resiliensi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung Tabel 4.1 Kategorisasi Deskripsi Resiliensi Siswa Rentang Skor >267 239 - 266 212 - 239 185 - 212 <185
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
58
Jumlah Subjek 0 0 0 0 40
Prosentase 0% 0% 0% 0% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategorisasi deskripsi resiliensi siswa ini jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat sebagai berikut :
40 35 30 25 20 Series1
15 10 5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Grafik 1 : Diagram Deskripsi Resiliensi Siswa Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 1 tingkat resiliensi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran dapat dilihat bahwa resiliensi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran 100% tergolong sangat rendah. 2. Hasil Analisis butir-butir instrument resiliensi yang terindikasi rendah Berdasarkan hasil pengolahan data telah didapat skor-skor item yang masuk dalam kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah dan sangat rendah. Hasil pengkategorisasian skor item resiliensi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Resiliensi Rentang Skor Kategori Frekuensi >150 Sangat Tinggi 14 130 - 150 Tinggi 16 110 - 130 Sedang 16 90 - 110 Rendah 7 <90 Sangat Rendah 3
Prosentase 25% 29% 29% 12% 5%
Kategorisasi skor item resiliensi siswa ini jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat sebagai berikut : 18 16
16
16
14
14 12 10 7
8 6
3
4 2 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Grafik 2 : Diagram Kategorisasi Skor Item Resiliensi Siswa Tabel dan grafik menerangkan bahwa : a. Terdapat 25% atau 14 item yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. b. Terdapat 29% atau 16 item yang termasuk dalam kategori tinggi. c. Terdapat 29% atau 16 item yang termasuk dalam kategori sedang. d. Terdapat 12% atau 7 item yang termasuk dalam kategori rendah. e. Terdapat 5% atau 3 item yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 item yang masuk dalam kategori sangat rendah.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Resiliensi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung Berdasarkan penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa 100% siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran Korban Bencana Alam Gunung Sinabung memiliki resiliensi yang sangat rendah, hal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Naman Teran belum memiliki resiliensi yang baik. Siswa yang memiliki resiliensi sangat rendah adalah siswa yang tidak mampu mengontrol emosi dan tidak bersikap tenang meskipun berada dibawah teknanan, tidak mampu mengontrol dorongannya yang mengarah pada pengendalian emosi, tidak optimis untuk masa depan dan tidak mampu mengindentifikasi penyebab dari masalah yang sedang dihadapi. Siswa yang memiliki resiliensi rendah adalah siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan dan kekecewaan yang muncul dalam kehidupan. Grotberg (dalam albinus 2014) menyatakan bahwa seseorang dengan
tingkat
resiliensi
yang
rendah
tidak
akan
mampu
menilai,mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Menurut Grotberg faktor pertama yang menjadi sumber resiliensi yaitu I Have (aku punya), hal ini berhubungan dengan bagaimana siswa memaknai besarnya dukungan yang diberikan oleh lingkungan terhadap dirinya. Rendahnya resiliensi siswa di SMP Negeri 1 Naman Teran
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipengaruhi oleh kurangnya dukungan yang diberikan lingkungan terhadap dirinya, contohnya dalam kehidupan di tenda pengungsian remaja tinggal bersama pengungsi lainnya, semuanya dalam keadaan yang sedang mengkhawatirkan keadaan gunung sinabung yang bisa saja meletus secara tiba-tiba,sehingga
orang
tua
tidak
memperhatikan
bagaimana
perkembangan anaknya, pada saat itu yang terpenting adalah memikirkan cara untuk menyelamatkan seluruh anggota keluarga. contoh lainnya ketika remaja dalam masa perkembangan ia tinggal bersama – sama dengan keluarga lainnya dan tidak merasakan kenyamanan di rumah. lingkungan sekolah juga kurang mendukung anak untuk berkembang dengan baik, hal ini bisa terjadi karena sekarang mereka numpang di sekolah orang lain dan dengan terpaksa remaja harus sekolah disiang hari yaitu pukul 13.30 – 18.00, pada jam tersebut biasanya remaja pergi bermain dan beristirahat namun sekarang mereka harus sekolah. Dengan kata
lain
lingkungan
remaja
sangat
kurang
mendukung
untuk
perkembangan resiliensi secarawalaupun sebenarnya keadaan ini terjadi dengan terpaksa. Faktor yang kedua adalah I am (Aku ini). I am (Aku ini) merupakan faktor resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan pribadi yang dimiliki siswa berkaitan dengan mencintai,empati, bertanggung jawab terhadap prilaku sendiri dan kepedulian terhadap orang lain. remaja merasa rendah diri karena dia
tinggal di kota namun dengan status
pengungsi. remaja juga merasa putus asa karena melihat orangtuanya yang
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
susah
payah
mendapatkan
uang.
kurangnya
rasa
empati,mencintai,bertanggung jawab dan kepedulian terhadap orang lain juga mendukung rendahnya resiliensi yang di miliki remaja SMP Negeri 1 Naman teran ini. Faktor ketiga adalah I Can (Saya dapat), hal ini berkaitan dengan keterampilan sosial dan interpersonal seperti berkomunikasi,memecahkan masalah,mengelola perasaan,mengukur tempramen diri sendiri dan orang lain,menjalin hubungan dan saling mempercayai. Bagaimana remaja bisa mampu mempercayai orang lain dengan keadaan yang sedang mreka alami, keadaan memaksa untuk egois. Sulit juga bagi remaja untuk mengukur tempramen orang lain karena pada masa mereka harus belajar mengenal emosi orang lain namun orang lain disekitarnya sedang mengalami tempramen emosi yang tidak normal. Oleh sebab itu rendahnya resiliensi siswa SMP Negeri 1 Naman teran ini disebabkan oleh kurangnya faktor I can (saya dapat). Rirkin dan Hoopman merumuskan definisi tentang resiliensi bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk bangkit kembali ketika mengalami kesulitan, sehingga orang tersebut mampu mengembangkan akademiknya maupun sosialnya walaupun tekanan dari kesulitan masih dihadapi.Rendahnya resiliensi siswa SMP Negeri 1 Naman Teran ini mungkin mereka belum mendapatkan dukungan dari pihak manapun untuk bangkit kembali dari keterpurukan mereka, sehingga mereka tidak mampu mengembangkan dirinya.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rendahnya resiliensi siswa dapat juga disebabkan oleh faktor individu dan faktor keluarga.Untuk faktor individu, siswa beranggapan bahwa orang disekitartidak mencintainya. Siswa tidak menyadari bahwa dirinya penting dan tidak merasa puas dengan apa yang sudah dilakukannya. Siswa merasa gampang putus ada dan tidak mampu melakukan apapun.Siswa merasa bahwa dirinya tidak berharga. Untuk faktor keluarga, siswa mungkin tidak mendapatkan dukungan dari keluarga,tidak memiliki kasih sayang dari orangtua,merasa tidak dihargai dalam keluarga dan tidak diperlakukan adil sebagai anggota keluarga. Menurut Berwi (2015) dampak psikologis pada korban bencana alam anak usia sekolah biasanya menujukkan reaksi ketakutan, kecemasan, keluhan somatik dan gangguan tidur. Selain itu mereka juga mengalami gangguan prestasi sekolah,menarik diri dari pertemanan, apatis dan enggan berteman, sehingga rendahnya resiliensi siswa SMP Negeri 1 Naman Teran ini juga dipengaruhi oleh terganggunya psikologis anak karena bencana alam. Dampak dari bencana alam menyentuh semua aspek kehidupan baik secara fisik maupun psikologis, salah satu perubahan besar yaitu kehilangan kehidupan teratur. Keadaan seperti ini akan memaksa korban untuk
beradaptasi
cepat
dengan
lingkungan
baru
dan
sangat
memungkinkan munculnya stress. Pada saat seseorang dalam keadaan stress berat maupun ringan sudah dipastikan ia tidak akan berkembang secara optimal. Melalui penelitian ini peneliti menjadi tau bahwa siswa
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelas VII SMP Negeri 1 Naman teran memiliki resiliensi yang sangat rendah dengan kata lain anak kelas VII SMP Negeri 1 Naman teran ini tidak memiliki daya lentur ketika mendapatkan tekanan sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan dari oranglain untuk berkembang secara optimal. Prinsip dasar keterampilan resiliensi menurut Reivich and Shatte yang pertama adalah manusia dapat berubah, maka hasil dari penelitian ini bukan semata-mata anak pasca bencana tidak mampu memiliki resiliensi, melainkan anak pasca bencana jika diberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan memiliki dorongan dari diri individu itu sendiri maka mereka akan memiliki keterampilan resiliensi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan perkataan filsafat Jhon Locke dan Jean Rousseau yang berkata bahwa manusia bahwa manusia bukanlah korban dari leluhur masa lalunya. 2. Item – item Resiliensi Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat 3 butir item terindikasi sangat rendah. Ketiga item tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Item-item Resiliensi siswa yang termasuk dalam kategori sangat rendah Aspek Pencapaian (Reacing Out)
Indikator Berani untuk mengoptimalkan kemampuan
No 16
Regulasi Emosi (Emotion Regulation) Kemampuan Menganalisis Masalah (Casual Analysis)
Fokus pada masalah yang ada
31
Tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat
1
Item Saya merasa nyaman ketika saya memiliki teman untuk bertanggung jawab atas suatu situasi Saya sulit memahami apa alasan di balik reaksi yang ditunjukkan orang lain. Ketika mencoba untuk memecahkan masalah, saya bergantung pada perasaan saya dan menggunakan solusi pertama yang muncul dari benak saya.
Skor 68
88
89
Terdapat beberapa penjelasan mengenai ketiga item tersebut sehingga terindetifikasi rendah berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut Reivich and Shatte.Berikut penjelasan yang dijabarkan sesuai dengan aspek yang terendah. Pertama, aspek Pencapaian (Reacing Out), artinya siswa belum mampu untuk mengoptimalkan kemampuan dirinya. Reivich and Shatte (2002) memaparkan bahwa resiliensi merupakan kemampuan untuk meningkatkan aspek positif dalam hidup. Rendahnya aspek Pencapaian (Reacing Out) ini menandakan bahwa siswa belum meningkatkan aspek positif dalam dirinya, siswa juga belum memiliki tujuan dan makna hidup serta mampu melihat gambaran hidup dimasa depan. Kedua, aspek Regulasi Emosi (Emotion Regulation), artinya siswa belum mampu untuk fokus pada masalah yang dimiliki. Siswa
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cendrung
mengalihkan
pikirannya
sehingga
tidak
cepat
untuk
menemukan jalan keluar atas apa yang sedang dihadapinya. Siswa yang tidak memiliki Regulasi Emosi yang baik cendrung lari dari masalah dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi masalah. Contohnya, menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari masalah yang dihadapinya. Ketiga, Kemampuan Menganalisis Masalah (Casual Analysis), artinya siswa tidak mampu untuk mencari kejelasan dari suatu masalah yang dihadapinya dan tidak mampu menganalisis masalah. Siswa tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga anak tidak mandiri dan bergantung pada orang lain. 3. Usulan Modul Meningkatkan Resiliensi Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat resiliensi anak SMP Negeri 1 Naman teran 100% tergolong sangat rendah, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memberikan alternatif yang bertujuan untuk meningkatkan resiliensi anak korban pasca bencana dengan menggunakan metode menggambar dan menulis cerita. Menurut Wolins (dalam Desmita 2002) salah satu ciri remaja yang resiliensi adalah Creativitas yang ditunjukkan melalui permainan-permainan kreatif dan pengungkapan diri.Oleh sebab itu maka peneliti memilih metode menggambar dan menulis cerita karena kedua hal ini tidak hanya meningkatkan kreatifitas saja tetapi bisa juga meningkatkan aspek lainnya.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan menggambar akan membantu remaja membuat gambar yang melukiskan kejadian traumatis dan dalam gambar tersebut remaja akan menggambarakan dirinya sebagai sosok yang memiliki kuasa dan memiliki kontrol. Menggambar akan membantu remaja mengembangkan kemampuan
mengatasi
masalah
dan
mengambil
keputusan,
mengembangkan keterampilan sosial, membangun konsep diri dan penghargaan diri. Sehingga melalui gambar inilah faktor-faktor resiliensi pada remaja lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan umum menulis cerita adalah membantu remaja mengenali kecemasan atau tekanan dengan memahami karakter atau situasi dalam cerita.Menulis cerita juga bertujuan untuk menemukan tema dan emosi yang muncul dalam hidup mereka dari waktu ke waktu. Misalnya anak menemukan bahwa mereka kurang percaya diri, merasa minder atau perasaan berlebihan ketika berada di depan orang banyak. dengan menyadari perasaan itu remaja akan mampu mengatasinya dan mencari solusi masalah tersebut. Menulis cerita juga dapat membantu remaja untuk mengekspresikan harapan,keinginan dan fantasi. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi remaja yang mengalami situasi kehidupan yang menyakitkan atau memiliki trauma. Sehingga dengan menulis cerita faktor – faktor resiliensi akan lebih mudah dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggambar dan menulis cerita akan efektif untuk meningkatkan resiliensi siswa pasca bencana, tidak hanya untuk meningkatkan resiliensi saja namun kedua hal ini juga memiliki sifat yang menyenangkan dan menghibur, oleh sebab itu peneliti memilih metode ini. Modul 1 yang berjudul “Metode Menggambar untuk Meningkatkan Resiliensi Anak Pasca Bencana” dan Modul 2 yang berjudul “Metode Menulis Cerita untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja Pasca Bencana” terdapat dilembar lampiran.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa resiliensi siswa-siswi SMP Negeri 1 Naman Teran sangat rendah.Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa resiliensi pada siswa mendapat skor 100% sangat rendah. Artinya, siswa yang memiliki resiliensi sangat rendah karena bencana alam yang menimpa oleh sebab itu anak tidak mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap perubahan,tuntutan dan kekecawaan yang muncul dalam kehidupan. kurangnya faktor I Have, I am dan I Can juga sangat mempengaruhi rendahnya resiliensi siswa SMP Negeri 1 Naman Teran.Aspek resiliensi yang harus ditingkatkan adalah aspek Reacing Out (Pencapaian), Emotion Regulation (Regulasi Emosi), Casual Analysis(Kemampuan untuk menganalisis masalah). B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini terletak pada proses terjemahan RQ (Resilience Qoutient), proses terjemahan dilakukan sesuai dengan proses adaptasi tes namun penerjemah tidak memiliki latar belakang psikologi melainkan hanya ahli bahasa saja. Keterbatasan penelitian yang selanjutnya adalah kuesioner resiliensi di buat oleh Dr Frumi Rachel Barr ia berasal dari Berkeley, California Amerika Serikat namun Foreigner (orang asing) dari tes ini berasal dari Jerman yaitu Daniel Pianka. Kedua hal ini lah yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran 1. Sekolah Pihak sekolah memasukkan program pengembangan resiliensi pada siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler, mengingat tingkat resiliensi siswa sangat rendah.Selain itu hendaknya sekolah memperhatikan perkembangan kepribadian siswa tidak hanya meningkatkan nilai akademik. 2. Guru Pembimbing Guru pembimbing memiliki peran penting dalam mengarahkan siswa untuk berkembang secara optimal dan mampu berinteraksi dengan lingkungan termasuk lingkungan keluarga. Hal-hal yang dapat dilakukan guru pembimbing diantaranya ; Guru pembimbing memiliki metode-metode yang kreatif dan inovatif dalam melaksanakan bimbingan, Layanan bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, Metode yang diberikan kepada siswa hendaknya yang sesuai dan menarik sehingga dapat diterima oleh siswa, Guru pembimbing memiliki komunikasi yang baik dengan orangtua siswa dan wali kelas, Guru pembimbing terbuka menerima kendala maupun permasalahan yang dialami siswa dan orangtua. 3. Siswa Siswa diharapkan untuk lebih mandiri menciptakan dan membentuk resiliensi dimulai dari hal kecil saja, seperti mulai berempati, berkomunikasi baik dengan teman-teman dan orangtua dan lebih mengeksplor diri.Siswa juga diharapkan untuk menyadari pentingnya meningkatkan resiliensi yang positif. Relsiliensi yang positif akan menciptakan kenyamanan bagi siswa
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dapat menghargai hidup dengan segala yang terjadi dalam kehidupan mereka. 4. Peneliti para Peneliti Lain Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai resiliensi terhadap anak korban bencana.Selain itu diharapkan pada peneliti resiliensi agar dapat meneliti secara lebih mendalam penyebab siswa memliki resiliensi yang rendah.Siswa yang memiliki daya juang yang tinggi mampu menghadapi tekanan atau masalah yang terjadi dalam hidup sekalipun terjadi bencana alam.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2011).Realibilitas dan Validitas.Yogyakarta :Pustaka Belajar Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologis: Yogyakarta:Pustaka Belajar Badan Geologi. Evaluasi Aktivitas Gunung Sinabung. Diunduh dari http://www.vsi.esdm.go.id. Pada tanggal 01 Desember 2016 Pukul 18.00 Berwi, F. (2015). Penanganan Kondisi Psikologis Untuk Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung. Diunduh dari https://www.academia.edu.Pada Tanggal 19 September 2016 Pukul 15.00. Desmita.(2009).Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya Frumi Rachel, (2002). The Resilience Factor 7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcorming Life’s Hurdles. Diunduh dari http://www.deeelliottconsulting.com. Pada Tanggal 15 Oktober 2016 Pukul 18.00 Hurlock, Elizabeth B.(1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga Jacob Daan,E.(2014). Nilai Dasar Logo Konseling. Yogyakarta:Kanisius Karokab.(2013).Pemerintah Daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara.Jumlah dan Tempat Belajar Bagi Pengungsi.Diunduh dari http://www.karokab.go.id. Pada Tanggal 19 September 2016 Pukul 15.00 Karokab.(2013).Pemerintahan Daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara. Data Pengungsi Gunung Sinabung.Diunduh dari http://www.karokab.go.id. Pada tanggal 13 Desember 2016 Pukul 23.00 Kemdikbud, (2016).Data Refrensi Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.Diunduh dari http://referensi.data.kemdikbud.go.id.Pada Tanggal 19 September 2016 Pukul 16.00 Mediacenter.(2015). Sinabung Emergency Center. Update Pengungsi Sinabung. Diunduh dari http://mediacenter.or.id. Pada 20 September 2016 Pukul 16.00 Pribastuti, (2011).Profil Resiliensi Pendidik Berdasarkan Resilience Quetient Test. Jurnal Fakultas Psikologi UNAIR . Diunduh dari http://download.portalgaruda.org. Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 16.00 Patricia, (2016).Resiliensi Remaja Yang Orangtuanya Bercarai Skripsi.Dipublikasikan oleh Fakultas FKIP Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reivich, K. & Shatte, (2002).The Resilience Factor: 7 essensial skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York: Broadway Books. Rini,
M. (2016).Resiliensi Siwa SMA Negeri 1 Wuryantoro Skripsi.Dipublikasikan oleh Fakultas FKIP jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Sugiyono, (2011).Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Sella, E. (2014). Deskripsi Tingkat Resiliensi Terhadap Stres dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Kelompok Skripsi.Dipublikasikan oleh Fakultas FKIP Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Tribun Medan, (2016). Laskar Karo Erdilo Hibur Anak Pengung Gunung Sinabung dengan Beragam Kegiatan Menarik.Diunduh dari http://medan.tribunnews.com.Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 08.20 Tribun Medan, (2015). Mister Teen DKK Hibur Anak Pengungsi Gunung Sinabung.Diunduh dari http://medan.tribunnews.com.Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 08.00 UUD.(2007). Undang – undang RI Nomor 24 Tahun 2007, Tentang Penangulangan Bencana. UUD.(2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uripah Nurfatimah, (2015).Profil Resiliensi Mantan Pecandu Narkoba.Jurnal Insight. Frumi Rachel, (2002). The Resilience Factor 7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcorming Life’s Hurdles. Diunduh dari http://www.deeelliottconsulting.com. Pada Tanggal 15 Oktober 2016 Pukul 18.00
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
KUESIONER RESILIENSI
Disusun oleh : ZENA VANIA BR GINTING 131114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk Pengisian Di bawah ini ada sejumlah pernyataan.Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti.Berilah tanda (x) dikolom lembar jawaban yang sudah disediakan sesuai dengan sikap anda dan pendapat yang mewakili keadaan anda .Jangan menghabiskan waktu terlalu lama pada point tertentu. Anda hanya akan diberi waktu 10menit untuk menyelesaikannya.Silahkan ini setiap pernyataan dengan skala yang paling sesuai dengan diri anda berdasarkan skala yang yang tersedia 1. Sangat Sesuai (SS)
:
2. Sesuai (S)
:
3. Kurang Sesuai (KS)
:
4. Tidak Sesuai (TS)
:
5.
Sangat Tidak Sesuai (STS)
:
Hal ini sangat sesuai dengan diri Anda dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan diri Anda dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini kurang sesuai dengan diri Anda dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak sesuai dengan diri Anda dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat tidak sesuai dengan diri Anda dan pengalaman Anda dalam kehidupan seharihari.
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan sikap anda.Jawaban yang anda berikan tidak ada yang benar ataupun salah.Pilihan jawaban pada penyataanpernyataan ini menuntut kesesuaian dengan sikap dan pendapat yang paling mewakili keadaan anda.Jawablah pernyataan-pernyataan tersbut dengan jujur. Contoh : No
Pernyataan
SS
1.
Saya melakukan banyak usaha untuk menyelesaikan tugas
2.
Saya mengerjakan tugas dengan seenaknya sendiri
S
KS
TS
x
x
77
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Ketika mencoba untuk memecahkan masalah, saya bergantung pada perasaan saya dan menggunakan solusi pertama yang muncul dari benak saya. 2. Walaupun saya sudah memiliki rencana tentang apa yang akan saya katakana ketika berdiskusi dengan teman, saya masih sering bertindak emosi. 3. Saya takut sakit di masa depan. 4. Saya tetap konsentrasi ketika ada sesuatu yang mengalihkan perhatian saya. 5. Saya tetap mencoba mencari solusi yang baru dan tepat ketika solusi pertama saya gagal. 6. Rasa keingintahuan saya tinggi. 7. Saya tidak dapat memanfaatkan emosi positif untuk membantu saya fokus pada suatu tugas. 8. Saya suka mencoba hal baru. 9. Saya lebih suka melakukan hal yang saya kuasai daripada hal yang menantang dan sulit 10. Saya dapat mengetahui emosi seseorang berdasarkan ekspresi wajah yang ditunjukkan. 11. Saya gampang menyerah ketika terjadi masalah. 12. Ketika muncul sesuatu masalah, saya memikirkan banyak solusi sebelum mencoba untuk memecahkannya. 13. Saya dapat mengontrol perasaan saya ketika menghadapi suatu masalah. 14. Saya tidak terpengaruh pendapat orang lain tentang saya 15. Ketika terjadi masalah, saya mempertimbangkan hal pertama yang terlintas di kepala saya tentang masalah tersebut. 16. Saya merasa nyaman ketika saya memiliki teman untuk bertanggung jawab atas suatu situasi. 17. Saya memilih untuk bergantung pada kemampuan orang lain daripada
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan saya sendiri. 18. Saya percaya bahwa semua masalah dapat diselesaikan walaupun terkadang tidak benar. 19. Saya percaya bahwa semua masalah dapat diselesaikan walaupun terkadang tidak benar. 20. Saya percaya bahwa semua masalah dapat diselesaikan walaupun terkadang tidak benar. 21. Saya ragu dengan kemampuan saya untuk memecahkan masalah 22. Saya tidak pernah memikirkan hal-hal yang ada di luar diri saya 23. Saya suka dengan tugas-tugas rutin yang sederhana dan tidak berubahubah 24. Saya mudah terbawa perasaan 25. Sulit bagi saya untuk memahami mengapa orang lain memiliki perasaan seperti itu 26. Mudah bagi saya untuk memahami apa yang sedang saya pikirkan dan bagaimana yang saya pikirkan dapat mempengaruhi suasana hati saya. 27. Ketika seseorang membuat saya marah, saya menunggu waktu yang tepat untuk membicarakannya baik-baik 28. Saya berpendapat bahwa reaksi seseorang yang berlebihan terhadap sesuatu masalah hanya disebabkan oleh suasana hati orang tersebut yang sedang tidak baik. 29. Saya merasa dapat melakukan dengan baik dalam banyak hal 30. Orang lain sering meminta bantuan saya untuk menyelesaikan masalah 31. Saya sulit memahami apa alasan di balik reaksi yang ditunjukkan orang lain. 32. Emosi saya mempengaruhi kemampuan saya untuk fokus pada hal-hal yang harus saya selesaikan di rumah dan di sekolah. 33. Kerja keras selalu membuahkan hasil 34. Setelah menyelesaikan suatu tugas, saya khawatir tugas tersebut akan 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dinilai negative. 35. Jika seseorang sedang sedih, marah, atau malu saya dapat menebak apa yang mungkin ada dipikiran orang tersebut. 36. Saya tidak suka tantangan baru 37. Saya tidak memiliki rencana untuk masa depan saya. 38. Jika teman saya marah, saya dapat menerka apa penyebabnya. 39. Saya lebih suka melakukan banyak hal dengan spontan daripada merencanakannya terlebih dahulu walaupun akhirnya tidak berjalan dengan lancar. 40. Saya percaya bahwa kebanyakan masalah terjadi karena keadaan diluar diri saya. 41. Saya menganggap tantangan adalah cara untuk belajar untuk memperbaiki diri 42. Ketika seseorang marah pada saya, saya mendengarkan apa yang akan mereka katakana terlebih dahulu sebelum memberikan reaksi. 43. Ketika diminta untuk berfikir tentang masa depan, sulit bagi saya untuk membayangkan diri saya sebagai seorang yang sukses. 44. Ketika timbul masalah, saya membuat keputusan dengan tergesa-gesa 45. Saya tidak nyaman saat bertemu dengan orang baru 46. Saya mudah lupa waktu saat membaca buku dan menonton film 47. Saya percaya dengan pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati” 48. Dalam kebanyakan situasi, saya percaya saya cukup ahli dalam mengindentifikasi sebab dari suatu masalah. 49. Saya memiliki kemampuan yang baik untuk mengatasi masalah dan bertindak dengan baik terhadap tantangan. 50. Orang – orang terdekat saya mengatakan bahwa saya tidak memahami mereka dengan baik 51. Saya sangat nyaman dengan rutinitas saya yang selalu sama.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52. Menurut saya, penting untuk memecahkan masalah secepat mungkin walaupun beresiko bahwa saya tidak benar-benar memahami masalah tersebut. 53. Ketika menghadapi situasi yang sulit, saya percaya diri bahwa semua akan berjalan lancar. 54. Menurut teman-teman saya, saya tidak mendengarkan apa yang mereka katakana. 55. Jika saya ingin sesuatu, saya akan langsung membelinya. 56. Ketika mendiskusikan hal yang seru dengan rekan atau keluarga, saya dapat mengontrol emosi saya dengan baik.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 HASIL KOMPUTASI UJI VALIDITAS ITEM-TOTAL INSTRUMEN PENELITIAN Correlations Spearman’s rho No Item 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Parameter Uji
Hasil Hitung .225 .162 40 .271 .091 40 .734** .000 40 .355* .024 40 .468** .002 40 .289 .070 40 .416** .008 40 .394* .012 40 .275 .086 40 .511** 001 40 .425** .006 40 .388* .013 40 .406** .009
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
82
Keputusan Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
40 .393* .012 40 .210 .193 40 .368* .020 40 .568** .000 40 .538** .000 40 .400* .011 40 .487** .002 40 .142 .384 40 .569** .000 40 .655** .000 40 .061 .706 40 .237 .141 40 .475** .002 40 .073 .656 40 .207 .199 40 .177 .275
83
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
40 .436** .005 40 .536** .000 40 .232 .150 40 734** .000 40 .274 .087 40 .454** .003 40 .281 .079 40 .511** .001 40 .431** .005 40 .057 .729 40 .324* .041 40 .462** .003 40 .479** .002 40 .426** .003 40 .611** .000 40 .260 .105
84
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
40 .465** .003 40 .324* .041 40 .449** .004 40 .195 .229 40 .266 .097 40 .240 .135 40 .626** .000 40 .261 .104 40 .114 .485 40 .322* .043 40 .366* .020 40
85
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Reski
1
4
1
5
4
4
4
4
5
3
2
4
2
2
1
1
4
4
1
4
4
4
4
5
3
4
4
3
4
Erin
2
2
5
2
3
5
3
5
2
2
2
2
2
1
1
3
5
5
3
2
5
2
1
5
5
1
5
3
2
Faisal
2
2
1
2
4
5
3
4
4
1
5
2
4
4
4
1
1
4
4
5
4
2
5
4
4
5
4
2
2
Prayoga
2
2
1
2
4
5
3
4
4
1
4
2
4
4
4
2
5
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
2
2
Kartika
1
4
2
5
5
1
3
5
5
5
5
5
5
2
4
3
5
4
5
3
2
3
5
2
3
5
2
5
4
Paskah
4
1
1
2
5
5
4
5
2
5
4
5
2
3
5
3
1
4
4
3
3
2
4
2
4
4
5
2
4
Rasken
3
5
1
5
5
1
1
4
3
4
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
1
3
4
5
4
2
4
Bagus
2
5
3
2
2
3
2
5
1
4
5
4
4
5
4
1
2
4
2
3
4
1
1
3
4
5
4
5
5
Yerni
1
3
1
3
5
5
2
5
1
3
3
4
2
3
3
2
3
4
4
2
3
3
2
3
3
5
5
3
3
Anta
3
3
1
1
5
5
3
4
1
4
3
1
4
3
5
2
2
5
1
3
3
3
1
5
3
1
5
5
3
Persi
2
3
1
1
4
4
3
4
1
4
3
1
4
3
5
2
2
5
1
3
3
3
1
5
3
1
5
3
3
Jendri
2
1
1
5
5
3
2
5
1
4
4
4
5
5
4
1
5
1
5
2
4
3
3
3
5
4
4
5
5
wahyu
4
5
2
5
4
3
3
4
2
4
3
3
4
3
3
2
5
4
4
2
2
4
2
4
2
1
2
4
4
Inri
4
4
2
5
5
1
4
4
3
4
1
3
4
5
1
1
5
5
4
3
3
2
1
3
1
2
2
4
2
Melgina
3
4
1
4
5
3
2
3
3
2
5
4
4
4
4
1
4
4
3
2
4
1
2
3
4
2
4
5
4
Yola
2
2
2
3
4
4
2
4
1
2
1
5
2
4
5
1
4
4
3
2
5
1
4
2
5
3
3
4
3
Cika
2
1
5
5
3
3
1
5
4
5
3
2
2
2
1
2
4
4
4
3
2
1
4
5
1
3
4
3
4
Putri P
2
3
1
5
5
5
3
1
1
5
3
5
3
5
1
1
3
4
3
3
4
1
3
5
3
4
3
5
5
Deli
2
4
5
5
4
3
4
2
4
4
5
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
2
4
4
3
4
3
Syalin
2
4
1
4
4
5
2
4
2
3
2
4
4
2
4
1
3
4
4
3
4
2
2
4
3
4
4
4
4
Boby
3
3
5
4
3
3
1
1
2
5
2
5
2
2
2
3
1
5
1
2
4
1
3
3
4
5
3
3
2
Nopri
2
4
1
4
1
3
2
3
5
2
1
2
1
4
3
1
4
1
4
3
2
2
1
4
5
5
3
4
5
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indah
3
3
3
4
4
4
2
5
3
5
3
5
5
5
4
1
1
3
5
3
3
5
3
3
5
5
2
5
5
Alpika
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
2
3
3
3
4
1
1
3
5
3
3
1
3
3
5
5
3
5
5
nadilla
4
4
4
1
3
3
5
2
3
3
5
5
5
3
3
2
5
4
4
5
1
5
3
3
4
2
4
3
3
Megri
2
4
2
5
5
4
1
5
2
4
4
2
4
4
2
2
3
4
4
5
4
2
4
4
4
4
2
4
5
Della
1
3
4
5
5
3
1
5
2
2
4
5
5
5
2
2
4
5
5
5
2
5
2
5
3
5
3
5
5
Theresia
1
3
3
4
4
4
2
4
3
3
4
5
5
5
2
2
4
4
4
4
2
5
2
5
3
5
2
5
3
Chetrin
1
4
2
4
5
1
2
4
3
2
4
2
4
4
4
1
4
4
4
2
4
2
4
5
4
3
2
1
5
Wilda
1
4
2
5
5
3
2
4
2
5
1
5
4
4
4
1
3
5
5
2
4
3
3
1
5
5
3
3
5
Tia
3
3
2
5
5
2
3
2
3
4
3
0
4
1
4
2
3
4
4
2
3
2
3
4
4
4
5
4
4
Feriti
2
4
5
4
5
4
4
5
2
5
5
5
2
4
5
1
4
4
4
4
1
5
3
2
3
4
3
4
3
Ricardo
4
3
4
4
5
4
4
4
3
4
5
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
3
4
5
5
5
2
4
Elfisa
1
2
2
4
3
5
4
4
3
0
1
4
4
5
2
1
5
4
4
1
4
2
1
3
4
4
4
3
4
Adri
1
2
2
4
5
2
1
4
4
3
3
5
5
4
5
1
2
2
5
4
2
5
5
3
4
5
1
5
5
Shaka
2
4
5
2
4
3
1
2
3
4
4
4
4
4
4
1
2
4
4
2
4
3
3
2
4
4
4
4
4
Ega
2
5
5
5
4
3
4
2
4
4
5
4
4
4
5
1
5
4
4
3
3
3
3
2
4
5
3
2
4
Peran
3
3
3
5
4
4
1
2
3
3
4
2
4
4
3
1
4
4
5
3
3
3
3
4
5
5
2
3
4
Simon
3
3
3
5
4
4
1
2
3
3
4
2
4
4
3
1
4
4
5
3
3
3
3
4
5
5
2
3
4
Ratna
1
4
3
5
5
4
1
2
4
4
3
4
3
4
3
1
4
5
5
4
1
3
2
3
3
4
2
3
3
89
130
101
154
168
140
98
147
110
137
131
141
146
147
136
68
137
159
154
124
126
110
111
139
151
156
134
144
152
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Jumlah
4
3
5
5
2
2
3
1
4
1
5
1
2
5
4
4
5
2
4
3
2
1
2
2
3
1
5
176
4
1
5
1
1
5
5
1
1
1
5
3
1
5
5
1
3
4
1
5
2
4
1
4
5
5
5
170
2
2
4
1
2
4
5
2
4
2
4
4
5
4
5
4
2
4
2
2
4
2
1
4
2
4
5
180
2
2
4
4
2
4
5
2
4
2
4
4
5
4
5
4
2
4
2
2
4
2
1
4
4
4
5
188
4
5
4
4
3
2
5
3
1
2
5
3
2
5
5
4
4
5
3
4
4
3
4
4
3
3
5
207
3
1
5
1
3
4
4
4
3
2
4
2
4
2
4
4
5
5
2
4
3
2
2
5
3
2
5
186
4
3
4
3
3
4
5
3
4
3
5
4
3
3
4
4
4
4
5
5
1
2
5
4
4
2
5
204
4
2
4
4
4
2
1
2
2
0
4
2
2
2
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
2
4
4
175
2
2
5
2
3
2
5
4
3
2
5
2
3
2
3
3
5
3
3
3
2
2
1
3
1
4
3
167
5
2
5
1
1
2
5
3
1
3
5
3
5
5
2
3
5
3
3
3
3
2
1
5
3
1
4
172
5
2
5
1
1
2
5
1
1
3
4
3
5
5
2
3
5
3
3
3
3
2
1
5
3
1
4
164
4
2
3
2
5
3
4
5
2
4
5
2
4
2
1
4
5
4
3
4
3
1
2
2
2
1
2
182
4
3
4
3
2
4
5
3
4
1
5
3
5
4
5
4
3
4
2
4
3
3
2
4
1
5
2
186
3
2
5
2
1
3
4
4
3
5
5
2
2
5
4
4
4
5
1
4
4
4
3
4
1
2
5
179
3
2
5
4
2
2
5
2
2
3
5
5
4
1
5
3
1
4
3
4
4
1
3
5
4
3
5
184
2
2
5
1
2
1
5
2
1
3
5
4
5
4
4
1
1
5
2
5
1
1
1
5
5
5
5
170
4
2
4
3
1
4
5
5
1
2
1
4
3
3
1
4
5
5
1
3
4
2
5
3
5
5
5
178
2
3
4
5
4
5
1
4
4
1
4
2
3
1
1
4
3
5
1
5
2
4
1
3
2
4
1
174
3
2
4
3
4
3
3
4
2
2
4
3
4
4
2
1
2
1
5
4
5
2
3
4
4
3
2
188
2
2
2
2
3
3
5
4
3
3
4
3
4
2
3
3
3
3
3
4
5
5
3
4
5
2
1
179
4
1
3
5
5
3
3
5
2
2
2
5
5
4
4
5
5
5
4
4
2
4
3
5
3
2
4
182
5
3
4
3
5
4
5
5
2
2
3
4
1
2
1
3
5
2
4
3
1
3
2
5
2
4
5
170
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
5
1
4
3
5
4
3
3
4
3
5
1
3
3
2
4
3
5
4
1
1
5
3
3
5
192
1
1
5
1
4
3
5
4
3
3
5
3
5
1
3
3
3
4
3
5
4
1
1
5
3
3
5
181
5
3
1
5
1
3
3
1
3
3
4
3
4
3
3
5
3
3
3
1
4
3
3
5
5
3
4
188
2
3
5
4
3
2
5
4
4
2
2
2
3
2
2
3
1
3
2
4
4
4
2
5
4
1
4
183
2
1
5
4
3
5
4
5
5
1
5
2
5
3
2
1
4
3
2
5
1
2
1
2
1
4
5
191
1
1
5
1
4
3
3
4
5
5
5
2
4
2
2
3
3
5
4
5
1
4
1
2
2
2
5
186
2
2
5
2
2
5
5
4
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
3
4
4
2
2
4
4
2
4
177
2
2
5
2
3
5
5
4
2
2
4
4
4
4
5
3
5
5
5
4
3
2
3
5
3
2
4
196
3
3
4
2
4
3
6
3
2
2
4
3
4
2
3
4
1
4
3
4
4
3
2
4
3
4
4
180
2
4
5
1
4
3
5
3
3
2
3
3
5
5
3
5
2
3
2
4
5
3
4
5
3
4
4
201
4
3
5
4
4
3
3
2
1
1
5
2
4
4
5
5
5
5
2
4
2
2
4
2
2
2
5
207
1
1
4
4
3
2
4
3
2
2
4
1
4
4
4
2
2
5
2
4
4
2
4
4
4
4
4
172
2
4
5
5
3
5
4
4
2
5
4
4
4
2
2
4
1
3
4
5
4
1
4
5
4
2
4
195
2
2
5
2
3
5
5
3
2
3
5
2
4
2
4
1
3
3
4
3
4
4
2
4
2
2
4
180
3
2
4
3
3
3
3
4
2
2
4
3
4
4
5
2
5
2
4
4
5
2
3
5
2
3
2
194
4
2
5
3
2
4
4
2
3
3
4
3
3
5
3
3
2
5
3
4
3
2
3
4
3
3
4
186
4
2
5
3
2
4
4
2
3
3
4
3
3
5
3
3
2
5
3
4
3
2
3
4
3
3
4
186
3
2
5
2
3
3
4
2
4
2
4
2
3
4
4
3
2
4
2
4
3
5
2
3
3
4
1
176
119
88
176
109
114
132
170
127
105
95
167
117
149
129
134
129
129
151
115
155
128
99
96
161
121
118
159
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.
Pendahuluan Bencana merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Ketika bencana terjadi,maka akan berdampak terhadap inti kehidupan manusia. Untuk dapat beradaptasi secara positif terhadap bencana, anak harus memiliki kepribadian positif yang nantinya akan membantu anak untuk tetap berkembang dengan baik yaitu, kontrol emosi yang baik, dapat menyelesaikan masalah secara mandiri, memiliki komptensi sosial seperti empati, berkomunikasi, besosialisasi,optimis pada masa depan. Kepribadian positif yang disebutkan diatas jika dilihat dari suatu kesatuan merupakan konsep resiliensi. Resiliensi akan membentuk seseorang untuk berhasil menyesuaikan diri ketika menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, serta tetap mengembangkan diri sekalipun berada dibawah tekanan. Menurut Reivinch anda Shatte resiliensi adalah kemampuan individu untuk melakukan respon dengan cara yang sehat dan produktif ketika berhadap dengan trauma. Meningkatkan resiliensi terhadap bencana pada anak, maka pemberian metode yang tepat akan sangat membantu anak meningkatkan resiliensinya khususnya bagi anak-anak yang baru saja menjadi korban bencana. Faktor-faktor yang mendukung peningkatakan resiliensi pada anak ini perlu diberikan menggunakan metode atau media yang menarik dan tentunya mudah dipahami oleh anak. Metode yang akan digunakan adalah metode menggambar .
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode memungkinkan
menggambar anak-anak
sangat
cocok
menunjukkan
untuk
anak
karena
dan
menyampaikan
pikiran,perasaan dan pengalaman internal dengan menggunakan gambaran dan symbol mereka. Menggambar juga akan membantu anak untuk memperlihatkan kronologis kisah pribadi. Cara ini membuat anak-anak berekperimen dan merasakan emosi negatif yang sedang mereka rasakan. Anak- anak yang tidak mampu mengungkapkan atau membicarakan keinginan dan kebutuhan mereka terkait masa lalu,masa kini dan masa depan dapat mengungkapkannya melalui gambar. Saat anak-anak mulai beranjak remaja, menggambar tidak akan hanya berfokus pada apa yang mereka lihat tetapi lebih pada emosi atau pengalaman subjek mereka. Ketika masih kecil akan menggambarkan seolah-olah mereka adalah penonton dan menggambar menggunakan prespekif. Berbeda dengan anak usia remaja, mereka cendrung menggambar seolah-olah mereka terlibat langsung ketindakan itu dan menggunakan warna untuk merespons emosi mereka. Sebuah garis memiliki kualitas pergerakan atau tindakan,warna memiliki makna simbolis yang secara umum dapat diterima dan ritme dalam gambar sering terkait dengan emosi yang sedang ditunjukkan oleh anak. Dengan menggambar akan membantu anak-anak membuat gambar yang melukiskan kejadian traumatis dan dalam gambar tersebut anak akan menggambarakan dirinya sebagai sosok yang memiliki kuasa dan memiliki kontrol. Menggambar akan membantu anak mengembangkan
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemampuan
mengatasi
masalah
dan
mengambil
keputusan,
mengembangkan keterampilan sosial, membangun konsep diri dan penghargaan diri.Sehingga melalui gambar inilah faktor-faktor resiliensi pada anak lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. KEGIATAN PELAYANAN No Kegiatan Pembuka 1.
2.
3.
Guru Mengucapkan salam dan memberikan semangat Pengantar Memberikan pengatar terkait dengan kegiatan dan tujuan kegiatan bimbingan Pembagian Membagikan lembar lembar kerja kerja sebanyak 5 lembar Memberikan Memberikan intruksi intruksi lembar mengenai lambangg kerja “Lambang diri, memberikan Diri” contoh agar anak semakin paham Memberikan Memberikan intruksi intruksi lembar mengenai lembar kerja kerja “Pengalaman “Pengalaman Menyenangkan”, Menyenangkan” Memberikan Memberikan intruksi intruksi lembar mengenai lembar kerja kerja “Pengalaman “Pengalaman membantu orang membantu lain”, orang lain” Memberikan Memberikan intruksi intruksi lembar mengenai lembar kerja Jika aku kerja “Jika aku menjadi seorang menjadi seorang superhero, superhero, siapakah siapakah aku?” aku?”, Memberikan Memberikan intruksi intruksi lembar mengenai lembar kerja “Dulu,saat kerja “Dulu ,saat ini, masa ini,masa depan”. depan” Sharing Memberikan waktu kepada siswa untuk mensharingkan pengalamannya pada saat menggambar 97
Siswa Mengucapkan salam
Waktu 5 menit
Mendengarkan 5 menit pengantar kegiatan bimbingan yang akan diadakan Menerima kerja
lembar 5 menit
Mulai menggambarkan lambang diri
5 menit
Menggambar 5 menit gambaran diri ketika pengalaman menyenangkan. Menggambar 5 menit gambaran diri ketika pengalaman membantu orang lain. Menggambar 5 menit gambaran diri jika menjadi seorang superhero.
Menggambar 5 menit gambaran diri ketika dulu,sekarang,masa depan. Mensharingkan 10 menit pengalamannya ketika menggambarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Refleksi 4.
Penutup 5.
Memberikan lembar refleksi kepada siswa dan memberikan intruksi Memberikan kesimpulan dan penutup kegiatan
Menuliskan 5 menit refleksi setelah mengikuti kegiatan Mendengarkan 5 menit kesimpulan dan penutup. Jumlah 60 menit
B. DESKRIPSI PELAYANAN 1. Alat dan bahan a. Kertas putih atau kertas warna berbagai ukuran b. Pensil c. Pensil warna d. Pena warna e. Spidol warna f. Kapur warna g. Krayon 2. Intruksi a. Lembar kerja Lambang Diri. Ajak anak untuk menggambarkan hal apa yang bisa melambangkan dirinya, berikan contoh agar anak mudah untuk memahami. b. Lembar kerja gambar Pengalaman Menyenangkan . Ajak anak untuk mengingat kembali pengalaman masa lampau yang memiliki kesan menyenangkan, sehingga kejadian itu masih membekas hingga saat ini. c. Lembar kerja gambar membantu orang lain. Ajak anak untuk mengambarkan pengalaman dimana anak berhasil membantu orang lain dalam kesusahan, d. Lembar kerja gambar jika aku menjadi seorang super hero, siapakah aku?. Ajak anak untuk menggambarkan jika ia adalah seorang superhero maka siapakah yang menjadi idolanya. e. Lembar kerja gambar dulu,saat ini dan masa depan. Anak diajak untuk menggambarkan dirinya pada masa lampau, saat ini dan gambaran masa depan yang anak inginkan.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Pendahuluan Bencana merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Ketika bencana terjadi,maka akan berdampak terhadap inti kehidupan manusia. Untuk dapat beradaptasi secara positif terhadap bencana, anak harus memiliki kepribadian positif yang nantinya akan membantu anak untuk tetap berkembang dengan baik yaitu, kontrol emosi yang baik, dapat menyelesaikan masalah secara mandiri, memiliki komptensi sosial seperti empati, berkomunikasi, besosialisasi,optimis pada masa depan. Kepribadian positif yang disebutkan diatas jika dilihat dari suatu kesatuan merupakan konsep resiliensi. Resiliensi akan membentuk seseorang untuk berhasil menyesuaikan diri ketika
menghadapi
kondisi
yang
tidak
menyenangkan,
serta
tetap
mengembangkan diri sekalipun berada dibawah tekanan. Menurut Reivinch anda Shatte resiliensi adalah kemampuan individu untuk melakukan respon dengan cara yang sehat dan produktif ketika berhadap dengan trauma. Meningkatkan resiliensi terhadap bencana pada anak, maka pemberian metode yang tepat akan sangat membantu anak meningkatkan resiliensinya khususnya bagi anak-anak yang baru menjadi korban bencana. Faktor-faktor yang mendukung peningkatakan resiliensi pada anak ini perlu diberikan menggunakan metode atau media yang menarik dan tentunya mudah dipahami oleh anak. Metode yang akan digunakan adalah metode menulis cerita. Ketika anak mulai menuliskan cerita maka ia akan melibatkan orang,hewan,figure fantasi dan semua jenis objek yang tidak bernyawa, seperti
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mobil,rumah, dan objek tersebut diberi karakter, kepribadian,perilaku dan emosi. Hal penting adalah ketika anak mulai menuliskan cerita maka anak akan mengembaangkan tema, memunculkan masalah dan karakter yang sudah ada sebelumnya merespon dengan pikiran,emosi dan perilaku tertentu. Jika mereka melakukan hal ini, maka anak pasti merefleksikan situasi hidup mereka sendiri. Bahkan pada saat anak menulis cerita ia akan menyertakan diri mereka sebagai karakter dalam cerita, oleh sebab itu anak akan dapat menjelaskan pristiwa yang telah terjadi dalam hidup mereka didalam cerita. Tujuan umum menulis cerita adalah membantu anak mengenali kecemasan atau tekanan dengan memahami karakter atau situasi dalam cerita.Menulis cerita juga bertujuan untuk menemukan tema dan emosi yang muncul dalam hidup mereka dari waktu ke waktu. Misalnya anak menemukan bahwa mereka kurang percaya diri, merasa minder atau perasaan berlebihan ketika berada di depan orang banyak. dengan menyadari perasaan itu anak akan mampu mengatasinya dan mencari solusi masalah tersebut. Menulis cerita juga dapat membantu anak untuk mengekspresikan harapan,keinginan dan fantasi. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi anak yang mengalami situasi kehidupan yang menyakitkan atau memiliki trauma. Sehingga dengan menulis cerita faktor – faktor resiliensi akan lebih mudah dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. KEGIATAN PELAYANAN No Kegiatan Guru 1. Pembuka Mengucapkan salam dan memberikan semangat Pengantar Memberikan pengatar terkait dengan kegiatan dan tujuan kegiatan bimbingan 2. Permainan Memberikan “Cerita intruksi terkait Bersambung” dengan permainan “Cerita Bersambung” Membagikan Membagikan Lembar Kerja lembar kerja dan memberikan penjelasan tentang menulis cerita 4. Refleksi Memberikan kesempatan untuk siswa untuk mensharingkan pengalaman ketika menuliskan cerita. 5. Penutup Memberikan kesimpulan dan penutup kegiatan
102
Siswa Mengucapkan salam
Waktu 5 menit
Mendengarkan 5 menit pengantar kegiatan bimbingan yang akan diadakan
Mendengarkan 10 intruksi permainan menit “Cerita Bersambung”
Menerima Lembar 40 kerja dan muli menit menulis cerita
Mensharingkan pengalaman menulis
5 menit
Mendengarkan 5 menit kesimpulan dan penutup. Jumlah 60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. DESKRIPSI PELAYANAN Permainan “Cerita Bersambung”
“Cerita Bersambung” Permainan ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Peserta membuat lingkaran mengelilingi fasilitator 2. Fasilitator mulai menceritakan beberapa kisah. Peserta harus memperhatikan dengan seksama agar dapat mengetahui isi cerita tersebut 3. Setelah selesai beberapa kalimat, kemudia fasilitator menujuk salah satu peserta untuk melanjutkan cerita tersebut sesuai dengan versinya 4. Setelah selesai, peserta yang telah bercerita tadi kemudian menunjuk peserta yang lain untuk meneruskan cerita tadi. 5. Begitulah seterusnya sehingga semua peserta mendapatkan gilirannya.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104