PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Elisabet Rubiningsih NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Elisabet Rubiningsih NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Follow your heart but take your brain with you. (Alfred Adler) Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua telah, sedang, dan akan berjalan sempurna. (Gede Prama) Be who you are and say what you feel because those who mind don’t matter and those who matter don’t mind. (Dr. Seuss)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan bagi.... Pemberi napas kehidupan dan Andalanku Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjadi penopang hidupku dan selalu memberi kekuatan, ketenangan, dan kegembiraan Bagi semua orang terdekat yang senantiasa memberikan dukungan, perhatian, serta semangat dari awal hingga akhir proses perjalanan studi Orangtua tercinta, Rubertus Dalwiji dan Yuliana Duriyati Keluarga tersayang, Agnes Murniati sekeluarga, Fransiska Harmiyati sekeluarga, Yusup Pantiyo, Veronika Samtini, Karolus Pantoro, Maria Indarti, Visensius Pambudi Sandy Adityo yang senantiasa setia mendampingi, mendukung, dan membantu Semua orang terkasih atas pengalaman serta cerita kebersamaan kita semua dan dukungan, doa, cinta yang mampu memotivasi saya Robertha Biancha Prasella Putri yang pernah hadir dalam keluarga dan memberikan semangat bagi saya
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015) Elisabet Rubiningsih Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan penilaian kepala sekolah dan guru, 2) efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian siswa, 3) seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter yang ditanamkan, 4) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi model. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif deskriptif dan pra eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes dan 3 kuesioner yaitu kuesioner uji validitas guru, validitas efektivitas model menurut siswa, dan selfassessment scale. Tes yang dipakai adalah tes karakter kerja keras dengan bentuk pilihan ganda bergradasi berjumlah 20 item. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan pengkategorisasian dan uji T (Wilcoxon). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) berdasarkan penilaian dari mitra kolaboratif mengenai pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung efektif, 2) menurut siswa model ini efektif meningkatkan karakter kerja keras, 3) ada peningkatan pada tiap sesi,4) pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung. Kata kunci: karakter kerja keras, bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF HARD WORK-BASED CHARACTER EDUCATION GUIDANCE SERVICES WITH THE CLASSICAL COLLABORATIVE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH (Descriptive Evaluative Studies and Pre-Experiments in VIII Grades SMP Xaverius Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015) Elisabet Rubiningsih Sanata Dharma University This study aimed to describe: 1) The effectiveness of hard work characterbased guidance classical collaborative approach to experiential learning in Junior High School Xaverius Gisting, Lampung based on principals' and teachers, 2) The effectiveness of hard work character-based guidance classical collaborative approach to experiential learning in Junior High School Xaverius Gisting, Lampung according to students assessment, 3) How well the educational outcomes of hard work character-based guidance classical collaborative approach to experiential learning in VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung academic year 2014/2015 for the fourth sub characters embedded , 4) a significant increase results of hard work based character education counseling services classical collaborative approach to experiential learning in VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung academic year 2014/2015 before and after implementation of the model. The type of this research is descriptive and evaluative research preexperiment. The subjects were students of VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015 totaling 28 people. This research instruments such as test and third questionnaire that teacher questionnaire validity test, the validity of the effectiveness of the model according to the students, and self assessment scale. This test was hard work character test with multiple choice graded totaling 20 items. The analysis technique used is the categorization and T test (Wilcoxon). The results showed that: 1) Based on an assessment of collaborative partners regarding of hard work character-based guidance classical collaborative approach to experiential learning in VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung effective, 2) According to the students of this model effectively improve the hard work character, 3) There is increased at each session, 4) educational guidance service based character classical collaborative experiential learning approach significantly effectively improve the of hard work character-of students of VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung. Keywords: hard work character, classical guidance collaborative, experiential learning ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan perlindungan-Nya, Penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)” dengan baik. Selama proses penulisan tugas akhir ini, Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan, dan mendukung setiap proses yang Penulis jalani. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan serta pendampingan selama Penulis menempuh studi. 4. Mas Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat yang memberikan pelayanan dengan ramah dan penuh kesabaran pada Penulis selama menempuh studi. 5. Bapak Robertus Dalwiji dan Ibu Yuliana Duriyati selaku orangtua yang telah memberikan dukungan, doa, dan nasihat pada Penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Kakak dan adik serta saudara-saudara yang telah memberi dukungan pada Penulis. 7. Teman-teman BK 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 atas doa, dukungan, pengalaman, serta kebersamaan yang diberikan pada Penulis selama ini, terkhusus Sahabat BK 2012 atas keceriaan, kekompakan, dukungan, dan kebersamaan yang sudah dibagikan pada Penulis. 8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan tugas akhir ini, terutama SMP Xaverius Gisting, Lampung atas kesempatan yang telah diberikan pada Penulis sehingga dapat melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang Penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, Penulis mohon maaf kepada semua pihak yang merasa telah dirugikan atas kesalahan dan kekurangan tersebut. Penulis juga menyadari kalau penelitian ini kurang sempurna maka Penulis berharap mendapatkan kritik serta saran yang membangun dari berbagai pihak guna untuk pembenahan serta penajaman penelitian ini agar semakin lebih baik. Penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana mesti.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 G. Definisi Istilah .................................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12 A. Hakikat Pendidikan Karakter ........................................................... 12 1. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................. 12 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter .................................... 13 3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .......................................... 14 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ...... 15 5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP ................................. 18 6. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi ................................................................................ 21 B. Karakter Kerja Keras........................................................................ 24 1. Pengertian Kerja Keras .............................................................. 24 2. Karakteristik Kerja Keras ........................................................... 25 3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras .................................... 26 4. Manfaat Kerja Keras .................................................................. 27 5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras ................... 27 C. Hakikat Remaja ................................................................................ 28 1. Pengertian Remaja ..................................................................... 28 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Ciri-ciri Remaja.......................................................................... 29 3. Tugas Perkembangan Remaja .................................................... 31 4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras bagi Remaja ................................................................................ 32 D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif......................................... 34 1. Pengertian Bimbingan Klasikal.................................................. 34 2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif ................................................ 35 E. Hakikat Experiential Learning ........................................................ 37 1. Pengertian Experiential Learning .............................................. 37 2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning .. 37 3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning ............................... 39 4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ........................... 41 F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 42 G. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 44 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 44 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 45 C. Subjek Penelitian.............................................................................. 46 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 47 1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 47 2. Instrumen .................................................................................. 49 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................... 53 1. Validitas ..................................................................................... 53 2. Reliabilitas ................................................................................ 55 F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 56 1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter dan Persentase ............................................................................ 56 2. Wilcoxon Signed Ranks Test ...................................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 62 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 62 B. Pembahasan ..................................................................................... 74 BAB V Simpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran................................ 84 A. Simpulan .......................................................................................... 84 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 85 C. Saran ................................................................................................. 86 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 89 LAMPIRAN ................................................................................................. 94
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ............................................................... 45 Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal .......................................... 46 Tabel 3.3 Subjek Penelitian.......................................................................... 46 Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-kisi ................................................................... 53 Tabel 3.5 Reliabilitas ................................................................................... 55 Tabel 3.6 Kriteria Guilford .......................................................................... 56 Tabel 3.7 Nilai Validasi Mitra Kolaboratif .................................................. 57 Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi ........................................................... 59 Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras ........... 60 Tabel 4.1 Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model ................................ 63 Tabel 4.2 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model ................................ 65 Tabel 4.3 Kategorisasi Self Assessment Scale .............................................. 67 Tabel 4.4 Kategorisasi Karakter Kerja Keras .............................................. 68 Table 4.5 Uji T Sampel Berpasangan .......................................................... 71
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Experiential Learning ................................................... 38 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 43
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi .............. 67 Grafik 4.2 Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa ............................... 69
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Layanan ................................................. 95 Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas ............................................................... 99 Lampiran 3 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru ................... 101 Lampiran 4 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Siswa ................... 102 Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Self Assessment Scale ............................ 103 Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian Pretest ............................................ 107 Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian Posttest ........................................... 108 Lampiran 8 Validasi Guru.......................................................................... 109 Lampiran 9 Validasi Siswa ........................................................................ 112 Lampiran 10 Self Assessment Scale ........................................................... 113 Lampiran 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras........................................... 117 Lampiran 12 Modul.................................................................................... 122 Lampiran 13 Surat Tugas ........................................................................... 163
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Mulai tahun ajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan Republik Indonesia resmi menggunakan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013. Esensi Kurikulum 2013 adalah keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sikap harus menjadi dasar utama, dalam hal ini yang menyelimuti keterampilan dan pengetahuan, dalam arti sikap harus dapat memandu keterampilan dan pengetahuan. Mulyasa (2014) mengemukakan bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 lebih mengaktifkan peserta didik, sebaliknya guru berperan sebagai fasilitator yang menggunakan pendekatan experiential learning. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu memperoleh pengalaman belajar langsung, baik di kelas maupun di luar kelas sehingga pengalaman tersebut mampu menyatu hingga membentuk menjadi
karakter
peserta
1
didik
itu
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Perubahan kurikulum hendaknya dibarengi dengan adanya evaluasi serta revisi dari kurikulum itu sendiri. Dengan adanya revisi kurikulum diharapkan mampu menciptakan suasana atau iklim belajar yang lebih baik bagi peserta didik, begitu pula dengan implementasi Kurikulum 2013 yang saat ini digunakan. Akan tetapi dalam praktik di lapangan banyak guru yang
mengalami
kesulitan,
baik
dari
buku-buku
yang
belum
terdistribusikan, penyusunan RPP yang nilai-nilai karakter sebatas tertulis tanpa adanya proses penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar, penekanan pada aspek kognitif saja, dan muatan pembelajaran yang begitu banyak. Hal ini pun dialami oleh para guru yang ada di SMP Xaverius Gisting, Lampung. Mereka mengalami kesulitan mengimplementasikan Kurikulum 2013. SMP Xaverius Gisting, Lampung sebenarnya sudah menerapkan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran. Tidak adanya guru BK atau staf BK yang lulusan BK membuat siswa salah kaprah akan fungsi BK di sekolah ini. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para guru membuat peserta didik kurang diperhatikan terutama tentang pendidikan karakternya, secara spesifik karakter kerja keras. Padahal pendidikan karakter kerja keras sudah dipelajari namun kurang mendalam. Kemungkinan sekolah kurang memahami maksud dan tujuan pendidikan karakter terintegrasi tersebut sehingga karena pengabaian ini membuat peserta didik mudah menyerah bila mulai merasakan kesulitan dalam hal tersebut dan kerja keras mereka kurang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Karakter kerja keras yang hendak ditekankan pada penelitian ini lebih pada usaha dalam mengatasi hambatan belajar maupun tugasnya serta menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya sebagai peserta didik dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Perilaku yang nampak pada siswa yang kurang mengembangkan karakter kerja keras ini seperti mencontek pekerjaan teman (copy-paste) tanpa mempedulikan prosesnya, dan akhirnya mereka tidak mau bersusah payah mengerjakan tugas mereka masing-masing dan malah mengandalkan temannya saja. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang makin pesat. Perkembangan teknologi memang mempermudah penyelesaian tugas-tugas, namun terkadang malah disalahgunakan, misalnya saja mereka
menggunakannya
untuk
bermain
game
online
tanpa
memperhatikan batas waktu. Keprihatinan inilah yang mendorong peneliti mengamati problematika tentang pendidikan karakter kerja keras. Setiap orang pasti memiliki karakter masing-masing, tetapi karakter yang sudah ada belum dikembangkan secara optimal. Maka, peneliti tertarik untuk mengetahui pendidikan karakter kerja keras yang dicapai oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung. Oleh karena itu, peneliti mencoba menawarkan sebuah program tentang pelaksanaan pendidikan karakter kerja keras melalui layanan bimbingan klasikal secara kolaborasi dengan beberapa guru SMP Xaverius Gisting, Lampung dengan pendekatan experiential learning. Bimbingan klasikal ini memuat topik-topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mengenai kerja keras yang terdiri dari 4 topik bimbingan dan topik-topik ini yang akan diberikan untuk para siswa. Keempat topik tersebut adalah Aku Senang menghargai Orang Lain, Hasil Karyaku, Santai Nan Produktif, dan Aku Bisa. Pendidikan karakter kerja keras berdasarkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif diharapkan dapat membantu guru dalam penyampaian materi karakter melalui pelajaran di kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih bersemangat mengikuti pelajaran. Program bimbingan klasikal ini berbasis pada pengalaman (experiential learning). Alasan peneliti menggunakan menggunakan pendekatan ini adalah karena dengan belajar dari pengalaman yang telah dialami sendiri maupun orang lain, siswa semakin sadar dan memahami perilakunya saat itu dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu supaya jadi lebih baik lagi. Penelitian ini bersifat evaluatif deskriptif dan pra eksperimen. Program ini diberikan pada siswa untuk melihat apakah implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan experiential learning benar-benar efektif dalam peningkatan karakter kerja keras siswa. Beranjak dari masalah-masalah di atas dan mengingat belum ada penelitian yang secara langsung melihat capaian pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung maka peneliti mengangkat judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII di SMP Xaverius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015” dalam skripsi ini. Kajian ini juga dimaksudkan agar grand design pendidikan karakter kerja keras mampu mengembangkan potensi siswa sebagai generasi penerus.
B. Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang masalah yang terkait dengan pendidikan karakter pada siswa SMP, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Guru mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013 karena keterbatasan sarana prasarana. 2. Sekolah-sekolah SMP lebih menekankan pengajaran dari segi kognitif sedangkan segi yang lain diabaikan. 3. Tidak adanya tenaga guru BK di SMP Xaverius Gisting, Lampung. 4. Pendidikan karakter kerja keras kurang ditanamkan pada siswa. 5. Siswa kurang mampu mengembangkan karakter kerja keras yang ada dalam diri mereka. 6. Belum adanya penelitian yang secara langsung melihat capaian pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung.
C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang telah teridentifikasi masalah memang cukup banyak dan sangat kompleks. Oleh karena itu, peneliti mencoba membatasi masalah yang akan dikaji yang difokuskan pada beberapa poin teridentifikasi yaitu poin 4, 5, dan 6. Fokus kajian diarahkan pada analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
efektivitas implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung.
D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan
klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian kepala sekolah dan guru? 2. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan
klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian siswa? 3. Seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter yang ditanamkan? 4. Apakah terdapat peningkatan secara signifikan hasil implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 antara sebelum dan sesudah implementasi model?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan
klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan penilaian kepala sekolah dan guru. 2. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan
klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian siswa. 3. Mendeskripsikan seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter yang ditanamkan. 4. Menguji signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
F. Manfaat Penelitian Harapannya
penelitian
ini
dapat
berguna
bagi
orang
yang
membutuhkan. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam bidang penerapan Bimbingan dan Konseling terkait peran guru BK dalam pelaksanaan pendidikan karakter khususnya nilai kerja keras, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu, dan tepat sasaran. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
c. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP Hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya guna mencerdaskan peserta didik. d. Bagi siswa Penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan mereka terkait dengan nilai kerja keras sehingga di kemudian hari mereka semakin dapat mengambil dan menerapkan nilai kerja keras dalam kehidupan sehari-hari. e. Bagi peneliti Peneliti
dapat
mengetahui
dan
memahami
efektivitas
pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, peneliti juga mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang hendak ditingkatkan dalam diri siswa. f. Bagi peneliti lain Hasil dari penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain
yang
hendak mengembangkan pendidikan karakter ini secara lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
G. Definisi Istilah Beberapa istilah terkait judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. 2. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai luhur seseorang yang diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa. 3. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 4. Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas. 5. Bimbingan klasikal kolaboratif adalah salah satu dari layanan dasar BK yang dirancang bersama dengan pihak lain, seperti guru mata pelajaran atau tenaga ahli untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal yang hasilnya dapat diamati dan dinilai bersama- sama. Selain itu, dapat memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),
membantu
memecahkan
masalah
siswa,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru BK bersama dengan guru mata pelajaran. 6. Experiential learning adalah pendidikan berbasis pengalaman yang merupakan sebuah proses di mana para pembelajar membangun pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas hakikat pendidikan karakter, hakikat remaja, hakikat kerja keras, hakikat bimbingan klasikal kolaboratif, hakikat experiential learning, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Lickona (Wibowo, 2010) mengungkapkan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Lickona (2013) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa. Pendidikan karakter menekankan pentingnya 3 unsur yakni pengertian moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Ramli (Fathurrohman, dkk, 2013), berpendapat bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Carr dan Steutel (Nucci, L.P & Darcia N, 2014) berpendapat bahwa pendidikan karakter seharusnya didasarkan pada komitmen yang jelas pada etika kebajikan. Menurut Sunaryo (Wibowo, 2012) pendidikan karakter merupakan pendidikan sepanjang hayat, sebagai proses perkembangan ke arah manusia kaffah (sempurna). Pendidikan karakter membutuhkan keteladanan sejak dini sampai dewasa.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk menjadikan
seseorang
(peserta
didik)
mengenal,
peduli,
dan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri, sehingga dapat berperilaku sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan karakter dilakukan dengan keyakinan bahwa karakter seseorang dapat dikembangkan dan dapat diubah. 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan karakter Fathurrohman, dkk (2013) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki fungsi sebagai pengembangan, perbaikan, dan penyaringan. a. Pengembangan Mengembangkan potensi peserta didik untuk dapat berperilaku baik sebagai peserta didik yang sudah mempunyai sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter diri maupun karakter bangsa. b. Perbaikan Memperkokoh pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. c. Penyaringan Memilah-milah atau menyaring karakter bangsa sendiri maupun karakter bangsa lain yang kurang sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Fathurrohman, dkk (2013) mengatakan bahwa tujuan pendidikan karakter secara khusus adalah untuk: a.
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sesuai dengan nilai-nilai secara universal dan tradisi karakter bangsa yang religius.
b. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi muda penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan luas. e. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta memiliki rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). 3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter. d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses. g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik. h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guruguru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Menurut Suparno (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter individu, seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
a. Keluarga Keluarga merupakan komunitas awal seorang anak mengenal karakter. Peranan orangtua dalam hal ini sangat penting. Sejak lahir anak sudah belajar karakter tertentu dari orangtua. Ketika anak dalam kandungan pun anak sudah belajar bersikap dari orangtuanya, terutama dari ibu yang mengandung. Selain itu, suasana keluarga menjadi sangat penting bagi perkembangan karakter anak. Orangtua perlu dilibatkan agar pendidikan karakter di sekolah dapat berjalan lancar dan lebih efektif. b. Guru Selain orangtua, guru mempunyai andil besar dalam pendidikan karakter anak. Pendidikan karakter bisa dilakukan melalui pengajaran dan juga sikap guru terhadap anak, karena melalui pembelajaran guru bisa mengajarkan mengenai hal yang baik. c. Teman Karakter remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Secara psikologis, remaja sedang dalam proses pencarian jati diri sehingga remaja ingin bergabung dengan teman sebayanya dalam pencarian jati dirinya. Orangtua perlu mengetahui siapa saja teman dari anak dan orangtua perlu memantau pergaulan anak. d. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah serta suasana sekolah mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan karakter anak. Suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
sekolah perlu diatur dan ditata sesuai dengan nilai karakter yang akan ditanamkan pada diri anak. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dari seluruh pihak yang ada di lingkungan sekolah agar penanaman
karakter
sungguh
nyata
dan
efektif
dalam
pengembangan karakter anak maupun semua pihak yang ada di sekolah. e. Lingkungan masyarakat Keadaan, situasi, dan karakter lingkungan sekitar/masyarakat berpengaruh pada pembentukan karakter remaja. Remaja akan melihat serta meniru apa yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang mendukung pengembangan karakter positif remaja tentunya situasi lingkungan memiliki karakter yang positif
juga.
Bila
lingkungan
sekitar
kurang
mendukung
pengembangan karakter positif remaja maka karakter baik yang sudah ditanamkan di sekolah maupun di keluarga akan luntur karena pengaruh lingkungan tersebut. f. Buku bacaan Buku-buku bacaan berpengaruh pada karakter anak. Banyak anak yang karakternya berkembang karena isi buku yang dibacanya memberikan inspirasi bagi dirinya. Ada juga yang memiliki karakter kurang baik karena buku yang dibaca merupakan buku yang tidak sesuai dengan usianya sehingga anak bersikap kurang baik juga. Peranan sekolah sangat penting dalam membantu anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
agar dapat memilih buku bacaan yang baik. Oleh karena itu, di perpustakaan sekolah perlu disediakan banyak buku yang dapat memberikan
inspirasi
pada
anak
serta
dapat
mendukung
pengembangan karakter anak. g. Media Perkembangan teknologi yang makin pesat sangat mempengaruhi karakter remaja. Banyak remaja meniru apa yang dilihatnya di media tanpa menyaring informasi yang didapat. Bila yang dilihat adalah hal yang kurang baik maka mereka akan dengan mudah terpengaruh. Perkembangan teknologi sebenarnya dapat membantu kita belajar dan berkomunikasi dengan siapa pun di dunia ini dengan lebih cepat serta dapat mempermudah pekerjaan kita. Di sisi lain teknologi informasi dapat memberikan informasi dan pengaruh yang kurang baik dan dapat merusak karakter anak. Oleh karena itu, anak perlu dibantu lebih kritis dalam menggunakan teknologi informasi ini seperti internet, HP, serta media sosial. Mereka juga perlu dibantu dalam memilah-milah informasi yang didapatnya. 5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Berdasarkan pedoman Pendidikan Karakter di SMP (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
pembelajaran,
manajemen
sekolah,
dan
kegiatan
pembinaan
kesiswaan. a. Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai, serta menjadikannya sebagai perilaku. Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf
tertentu
menjadikan
peserta
didik
peduli
dan
menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. b. Pendidikan karakter terintegrasi melalui manajemen sekolah Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai.
Unsur-unsur
pendidikan
karakter
yang
akan
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan kurikulum nilai-nilai karakter, (3) nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan,
dan
(5)
nilai-nilai
karakter
pembinaan
kepesertadidikan. c. Pendidikan karakter terintegrasi melalui kegiatan pembinaan kesiswaan Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. 6. Hambatan-hambatan
Pelaksanaan
Pendidikaan
Karakter
Terintegrasi Pendidikan karakter terintegrasi di sekolah memang mengalami banyak kendala/kelemahan dan peranan sekolah yang kurang maksimal dalam mendukung pendidikan karakter. Arifin (Wibowo, 2012) menyatakan bahwa ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan layanan pendidikan di sekolah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Kelemahan pada aspek proses belajar mengajar saat di kelas Hal ini ditandai dengan adanya aktivitas belajar siswa di sekolah kurang optimal dalam mengembangkan potensi diri, proses belajar mengajar di kelas belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki siswa secara beragam, serta masih banyak
terjadi
proses
pembelajaran
yang
sifatnya
guru
sentris/terpusat pada guru mestinya berpusat pada siswa (student centered). b. Kelemahan pada aspek pengorganisasian pengalaman belajar peserta didik Pembelajaran di Indonesia selama ini menggunakan model klasikal yang cenderung menyulitkan guru dalam pemberian layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa secara optimal. c. Kelemahan pada aspek pengembangan kurikulum Esensi dari Kurikulum 2013 sebenarnya memiliki keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Akan tetapi banyak sekolah yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan guru sehingga kesulitan melaksanakannya. d. Kelemahan pada aspek sarana dan prasarana Keterbatasan sarana prasarana sekolah ini dapat mempengaruhi proses penginternalisasian pendidikan karakter kurang optimal.
Menurut Suparno (2015) ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Kendala pendidikan karakter itu adalah sebagai berikut. a. Ketidakmampuan dan ketidaksiapan pendidik Hal ini terjadi karena guru kurang berminat mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran, guru tidak tahu bagaimana cara menjelaskan pendidikan karakter, guru tidak mau repot, dan kurang kesadaran dari tugas pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
b. Program kurang baik Program yang tidak baik dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang, kurangnya pertimbangan, maupun petugas yang kurang kompeten di bidangnya. c. Kekurangan dana Kekurangan dana dapat disebabkan karena perencanaan dana yang kurang cermat, mungkin memang tidak ada dana yang disediakan, perbedaan perhitungan dengan kenyataan, dan mungkin adanya tindak kecurangan dalam pengelolaan uang. d. Waktu tidak tepat Waktu yang tidak tepat biasanya karena waktunya mendekati ulangan atau ujian, waktu liburan besar, dan waktu bulan puasa atau acara agama tertentu. e. Tidak ada teladan dari pejabat yang baik Kurangnya teladan baik dari pejabat akan membuat pendidikan karakter tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan guru/pendidik yang kritis terhadap tingkah laku pejabat yang kurang baik agar siswa dapat diajak untuk mengkritisi tindakan pejabat itu baik atau tidak. f. Lingkungan yang tidak kondusif Lingkungan yang baik akan membantu orang lebih berkembang, namun lingkungan tidak baik akan menghambat orang dan kurang berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
g. Kebiasaan Kebiasaan merupakan faktor penting bertindak baik. Anak sudah dibiasakan dan dilatih dalam keluarga. Kebiasaan-kebiasaan dari kecil ini pun dapat mempengaruhi pendidikan karakter orang di kemudian hari.
B. Hakikat Kerja Keras 1. Pengertian Kerja Keras Yaumi (2011) menuliskan bahwa kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. Menurut Gardner, Csikzentmihalyi, dan Damon (2001) kerja keras tidak sekadar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang belum terselesaikan dan bukan pula menyibukkan diri dalam berbagai aktivitas yang dapat menarik perhatian tetapi lebih dari itu. Kerja keras perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Dikatakan baik dan istimewa karena pekerjaan yang dihasilkan melebihi kualitas pekerjaan pada umumnya. Hal ini terjadi karena pekerjaan itu diselesaikan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya lebih memuaskan. Kerja keras berarti semangat pantang menyerah dan diikuti keyakinan kuat serta mantap dalam mencapai impian dan cita-cita. Karakter ini dibutuhkan oleh tiap orang agar memiliki semangat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
tidak putus asa dalam menggapai cita. Keberhasilan individu didukung pula dengan kerja keras yang sudah dilakukan. Jika individu kurang kerja keras dalam mewujudkan impian dan harapannya hanya akan siasia belaka serta impiannya sebatas angan-angan semata. Berdasarkan hal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja keras merupakan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Dalam menyelesaikan tugastugasnya itu perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Bila menyelesaikan tugas disertai dengan baik dan istimewa maka akan mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi. 2. Karakteristik Kerja Keras Yaumi (2014) menyatakan bahwa karakteristik orang yang memiliki karakter kerja keras, yaitu: a. Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain, b. Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja kerasnya, c. Tidak terlalu memaksakan diri untuk terus belajar jika sudah lelah tetapi perlu menghargai waktu yang dimiliki untuk mengerjakan hal bermanfaat lain dalam hidup. d. Senang melakukan hal-hal yang bermanfaat demi tercapainya belajar yang optimal. e. Menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri maupun proses belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras Ada beberapa hal yang dapat membentuk perilaku kerja keras siswa. Menurut Kurniawan (2013), aspek-aspek dari kerja keras adalah sebagai berikut. a. Berani mencoba Berani mencoba berarti melakukan suatu tindakan nyata. Tindakan ini tentunya dapat dipraktikkan sehingga bisa dilihat. Berani mencoba dapat dikatakan bahwa ada usaha untuk belajar. Belajar dari kesalahan untuk menemukan hal yang benar. Dengan berani mencoba individu secara terus menerus dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya. b. Memiliki semangat dan tekad yang kuat Semangat
dan
tekad
dalam
melakukan
sesuatu
memang
dibutuhkan. Selalu melakukan tugas dengan giat dan bersungguhsungguh dalam menyelesaikan tugasnya. Individu yang memiliki semangat akan memiliki gairah hidup yang tinggi pula. Dengan memiliki semangat dan tekad yang kuat maka individu akan menghindarkan diri dari sikap tergesa-gesa apalagi sikap hidup tanpa motivasi. c. Pantang menyerah Pantang menyerah artinya tidak mudah menyerah dan putus asa menghadapi suatu pekerjaan, seberat apa pun pekerjaan yang dilakukan. Putus asa adalah tindakan yang mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
kegagalan. Jika segala daya upaya telah dikerahkan dan belum diperoleh keberhasilan, maka kegagalan menjadi “sukses yang tertunda”, namun menyerah sebelum berusaha lebih keras lagi berarti menyiapkan diri menuju kegagalan yang sesungguhnya. 4. Manfaat Kerja Keras Individu dapat memperoleh manfaat dari kerja keras yang sudah dilakukannya. Menurut Kurniawan (2013) manfaat yang dapat diperoleh individu seperti: a. Mengembangkan potensi diri untuk meraih prestasi yang diinginkan. b. Membentuk pribadi yang memiliki tanggung jawab. c. Mengangkat harkat dan martabat diri. d. Hasil yang dicapai akan lebih baik dan optimal. e. Tidak menjadi orang yang manja. f. Menjadi pribadi yang tahan banting dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. g. Menjadi lebih rajin. 5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras Upaya-upaya atau cara yang dapat dilakukan oleh pendidik (guru) dalam menanamkan serta mengembangkan karakter kerja keras siswa (Kurniawan, 2013), yaitu: a. Membantu siswa untuk membuat target pencapaian yang realistis dan bisa dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
b. Membesarkan hati atau memotivasi siswa agar mau terus berusaha dan mencoba. c. Menerima siswa apa adanya serta perlu menghargai tiap rangkaian proses yang sudah dilalui siswa. d. Memberikan pemahaman akan artinya nilai kerja keras pada siswa. e. Membantu siswa menyelesaikan problem yang sedang dialami agar dapat mencegah siswa untuk melakukan kesalahan yang sama. f. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menghadapi tantangan dan mencoba hal yang baru.
C. Hakikat Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah remaja berasal dari bahasa Latin, yaitu adolescence yang memiliki arti to grow dan to grow maturity. Para teoritikus awal memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan ketertekanan biologis. Penelitian terkini menunjuk bahwa masa remaja merupakan hasil dari kekuatan biologis, psikologis, dan sosial. Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Berk, 2012). Anna Freud (Hurlock, 1990), berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan yang mencakup perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua serta cita-cita mereka. Pembentukan citacita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi 2, yaitu remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal memiliki rentang usia antara 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, sedangkan remaja akhir memiliki rentang usia antara 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Perbedaan antara remaja awal dan akhir adalah bahwa pada masa remaja awal individu masih menonjolkan karakteristik perkembangan kanak-kanak akhir, sedangkan pada masa remaja akhir individu sudah mencapai masa transisi dan mendekati masa dewasa. Menurut Konopka (Yusuf, 2010) masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun). Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah masa transisi serta pencarian jati dirinya. Oleh karena itu, pada masa remaja ini juga disebut dengan masa dimana dalam diri individu mengalami kekacauan dan ketertekanan biologis. Dalam proses perkembangan remaja terdapat perubahan hubungan dengan orangtuanya serta cita-citanya. 2. Ciri-ciri Remaja Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang sangat cepat, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Hall (Santrock, 2003) ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, yakni: a. Bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
remaja yang ditandai dengan munculnya frustrasi juga penderitaan, konflik maupun krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, serta perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama perubahan yang terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. b. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat dan diikuti dengan kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa kurang percaya diri serta kurang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya. Perubahan fisik yang terjadi terjadi adalah perubahan internal seperti sistem pencernaan, maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. c. Selama masa remaja, banyak hal yang menarik bagi dirinya yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal-hal yang baru dan lebih matang. Karena ada tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hal hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan sesama jenis kelamin, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati masa dewasa. e. Kebanyakan remaja bersifat ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini. Menurut Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) masa remaja ditandai dengan adanya; 1) peralihannya sikap tergantung (dependence) dengan orangtua menjadi lebih mandiri (independence), 2) berkembangnya minat
seksualitas,
3)
kecenderungan
untuk
merenung
atau
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral. 3. Tugas Perkembangan Remaja Kay (Jahja, 2011) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut: a. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. c. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
d. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala
nilai,
prinsip-prinsip,
atau
falsafah
hidup
(Weltanschauung). e. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Sementara itu, Havighurst (1961) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja antara lain: a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. c. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa lainnya. d. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. e. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku. 4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras bagi Remaja Pendidikan karakter tidak akan optimal/berhasil kalau tidak didukung oleh berbagai pihak-pihak terkait, terutama karakter kerja keras pada remaja. Remaja merupakan masa transisi (Berk, 2012). Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari jati dirinya. Namun karena salah bergaul dan kurang mampu mengendalikan diri, maka remaja mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Selain itu, lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
dimana remaja tinggal dapat mempengaruhi pembentukan karakter kerja keras pada remaja tersebut. Perkembangan teknologi yang makin pesat membuat remaja berlomba-lomba untuk mencari tahu dan apalagi kecanggihan komunikasi pada zaman ini sangat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan karakter kerja keras remaja. Sebagai contoh saat ini remaja dengan mudah mendapatkan informasi tentang berbagai hal melalui internet namun, terkadang karena kurang arif dalam penggunaan media ini remaja memilih jalan yang singkat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya dengan meng-copy paste artikel ataupun bahan ajar yang tersaji diinternet tanpa membaca atau mengoreksi hasilnya. Kadang mereka yang gemar game online sampai lupa waktu. Mereka melupakan tugas mereka sebagai pelajar dan bila terdesak, mereka akan mengandalkan temannya dan kemudian menyalin pekerjaan dari teman. Hal ini sesuai dengan pendapat Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) tentang masa remaja yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk memperhatikan diri sendiri. Berdasarkan pendapat Kurniawan (2013) terkait manfaat kerja keras dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat kerja keras bagi remaja, seperti: a. Dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. b. Terbentuknya pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab. c. Hasil yang diperoleh lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
d. Tidak menjadi orang yang manja karena remaja merasakan prosesnya. e. Menjadi
pribadi
yang
tidak
pantang
menyerah
ketika
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. f. Tentunya remaja akan menjadi pribadi yang lebih rajin dan sabar.
D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) mengemukakan bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar (2014), bimbingan klasikal merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas. Bimbingan klasikal merupakan proses yang direncanakan untuk membantu populasi sekolah memperoleh informasi,
keterampilan
atau
pengalaman
yang
berguna
dan
dibutuhkan. Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
besar. Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif, sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK (Sukmadinata, 2007). Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan yang diberikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta masalah yang bersifat umum. Kegiatan ini diberikan pada seluruh atau sebagian besar siswa dalam satuan kelas. 2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif Menurut Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) strategi layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Depdiknas (2008) mengemukakan program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor atau guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa. b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam. c. Menandai siswa yang diduga bermasalah. d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching. e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing. f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa. g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja). h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa). i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
E. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning Experiential learning merupakan suatu proses belajar yang lebih mengaktifkan pembelajaran dengan membangun pengetahuan serta keterampilan juga nilai dan sikap melalui pengalaman secara langsung (Nasution, 2005). Experiential learning akan lebih berarti jika pembelajar ikut ambil bagian dalam melakukan kegiatan. Experiential
learning
menekankan
pada
sebuah
model
pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Pengalaman memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajarnya atau dengan kata lain pengetahuan tercipta karena adanya transformasi dari pengalaman (experience).
Pengetahuan
merupakan
hasil
perpaduan
antara
memahami dan mentransformasi pengalaman (Kolb, 1984). Jadi, experiential learning juga dapat didefinisikan sebagai proses belajar yang melalui pengalaman langsung secara terus menerus akan mengalami perubahan guna meningkatkan keefektivan dari hasil belajar itu sendiri. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru terbaik bagi kehidupan. Melalui pengalaman, individu dapat belajar untuk menjadi lebih baik lagi dan pengalaman tidak akan berhenti begitu saja. 2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning David Kolb (1984) mengatakan bahwa model experiential learning meruupakan sebuah proses yang melingkar yang terdiri dari empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
fase. Pertama, fase Concrete Experience menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut. Kedua, fase Reflective Observation mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah dilalui atau saling berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui. Ketiga, fase Abstract Conceptualization proses menemukan tren yang umum dan kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep yang baru. Keempat, fase Active Experimentation modifikasi perilaku lama dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Concrete Experience (1)
Active experimentation (4)
Reflective Observation (2)
Abstract Conceptualization (3)
Gambar 2.1 Model Experiential Learning Kolb Silberman
(2007)
menuliskan
bahwa
dalam
pelaksanaan
experiential learning memerlukan proses-proses. Ada 5 proses dalam experiential learning, yaitu: a. Menciptakan keterbukaan Sebelum memulai kegiatan ini perlu menciptakan keterbukan di semua pihak yang mengikuti kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
b. Memajukan pemahaman Banyak orang mengira fase memajukan pemahaman akan berupa pengajaran langsung, terutama menggunakan ceramah dan diskusi. Kemungkinan benar jika maksudnya adalah untuk menyampaikan informasi penting pada siswa. c. Menimbang sikap dan perilaku baru Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada siswa secara eksperiential kepada tindakan yang diinginkan agar mereka berpikir dan melakukan. d. Bereksperimen Eksperimen perubahan yang ideal berarti melakukan kegiatan yang sudah pernah dicoba latihan sebelumnya dan mereka diminta untuk mencobanya dalam dunia nyata/kehidupan mereka. e. Mendapatkan dukungan Fase mendapatkan dukungan ada beberapa kegiatan yang berguna untuk membantu siswa mempertahankan usaha mereka untuk berubah. Salah satunya ialah harus melibatkan kemauan siswa untuk membuat rencana untuk kondisi yang mungkin dapat menggagalkan kemajuan mereka. 3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran berpusat pada siswa atau pembelajar. Siswa yang harus aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
melakukan atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu, mengolah, memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan bantuan orang lain khususnya sesama pembelajar, serta berusaha mengaplikasikan hasil pembelajarannya itu dalam menghadapi berbagai tugas di luar lingkungan pembelajaran, yaitu dalam kehidupan nyata sehari-hari. Untuk itu, ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan inti yang lazim dipraktikkan pada berbagai tahap proses belajar dalam siklus pembelajaran experiential, khususnya refleksi dan sharing. a. Refleksi Hakikat refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat menghadirkan kembali dalam batin kita aneka pengalaman yang sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya yang lebih dalam. Maka ada yang menyatakan bahwa refleksi selalu bertujuan mendidik, dalam arti berperan sebagai sejenis jembatan yang menghubungkan pengalaman pribadi dan belajar. Refleksi yang benar membantu kita mencapai insight atau pencerahan, yaitu menangkap pengertian dan nilai-nilai hidup semakin mendalam serta menolong munculnya ketetapan hati untuk bertindak mewujudkan pengertian dan nilai hidup yang semakin mendalam itu dalam kehidupan kita sehari-hari (Supratiknya, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
b. Sharing Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang muncul sebagai hasil refleksi, kepada orang lain dalam kegiatan belajar bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil refleksi, masing-masing peserta saling mendengarkan, saling membantu menangkap makna dan nilai yang semakin mendalam dari berbagi pengalaman hidupnya, serta saling meneguhkan. Agar berlangsung secara lancar dan efektif, kegiatan refleksi dan sharing dalam kelompok perlu difasilitasi oleh seorang fasilitator melalui pertanyaan-pertanyaan dalam apa yang disebut lingkaran refleksi (Supratiknya, 2011). 4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning Metode experiential learning memiliki kelebihan yakni dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda.
Dari kelebihan yang ada pada metode experiential
learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode experiential learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu pembelajaran dengan metode experiential learning dapat efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
diberikan kepada peserta didik sehingga tercapailah tujuan dari metode experiential learning yakni, mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa, dan memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada.
F. Kerangka Pikir Karakter kerja keras kurang terinternalisasi dalam diri peserta didik, sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan. Pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan pada sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP. Hal ini diaplikasikan dalam layanan bimbingan klasikal kolaboratif antara guru BK dan guru mata pelajaran dengan pendekatan experiential learning. Kegiatan ini merupakan sebuah tawaran untuk meningkatkan pemahaman serta penghayatan secara afektif dan pengamalan karakter kerja keras sebagai peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Pendidikan karakter perlu ditingkatkan Terintegrasi pada Mapel
Kurikulum Evaluasi
Model Pendidikan Karakter Melalui Layanan Bimbingan Klasikal: Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dengan berkolaborasi Pendekatan Experiential Learning
- Guru merasa kesulitan - Pedoman dipandang kurang operasional - Guru BK tidak dilibatkan - Hasil belum baik
Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Karakter Kerja Keras sebagai Peserta Didik
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tidak efektif secara signifikan meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Hi: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas jenis penelitan, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas, serta teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif
dan
menggunakan
bentuk
Pre-Experimental
Designs
(nondesigns) dengan one-group pretest-posttest design (Sugiyono, 2013). Jenis penelitian ini dipilih karena desain ini bertujuan untuk mengevaluasi metode ini dan karena eksperimen ini belum merupakan eksperimen yang sungguh-sungguh. Alasannya karena masih terdapat variabel lain yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya karakter kerja keras. Hal ini terjadi karena tidak adanya kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Desain ini untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dan mengevaluasi layanan bimbingan tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tes awal/pretest dan tes akhir sesudah perlakuan/posttest serta kuesioner yang bersifat untuk melihat efektivitas layanan tersebut. Tujuan dari penggunaan desain ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah
mendapatkan
bimbingan
44
klasikal
kolaboratif
mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
pendidikan karakter kerja keras dengan pendekatan experiential learning. Selain itu, desain ini dipilih untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015. Secara sederhana, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest Treatment O1
X
Posttest O2
Keterangan: O1
: Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2
: Tes akhir (posttest) sesudah perlakuan diberikan
X
: Treatment/perlakuan (Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning)
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah swasta yang ada di Lampung, yaitu SMP Xaverius Gisting. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei, namun pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 hari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Penelitian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
hanya di sekolah tetapi dilakukan di Kampus III Paingan untuk persiapan. Persiapan yang dilakukan di Kampus terkait dengan penyusunan modul dan kuesioner untuk implementasi model ke lapangan. Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal Bimbingan Hari I Hari, tanggal Jumat, 22 Mei 2015
Waktu
Topik Bimbingan
07.30−08.30
Durasi
Aku Senang Menghargai Orang Lain
10.00−12.00
Hasil Karyaku
120 menit 120 menit
Bimbingan Hari II Sabtu, 23 Mei 2015
07.30−08.30
Santai nan Produktif
120 menit
10.00−12.00
Aku Bisa
120 menit
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Xaverius Gisting, Lampung kelas VIII sejumlah 28 orang. Subjek penelitian terdiri dari 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Rincian subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Subjek Penelitian Jenis Kelamin Subjek Penelitian Laki-laki Perempuan Siswa Kelas VIII Total
16
12 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest peningkatan karakter kerja keras. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian mitra kolaboratif (kepala sekolah dan guru) dan siswa. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1) Menganalisis topik materi 2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling (RPBK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala 4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner 5) Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si selaku reviewer validitas rasional (validitas isi) b. Tahap pelaksanaan 1) Pemberian
pretest
untuk
mengetahui
penguasaan
dan
pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan 2) Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dengan menyajikan 4 (empat) topik bimbingan klasikal. 3) Pemberian posttest untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan bimbingan c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang diperoleh 2) Mengolah data hasil penelitian 3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian 4) Menarik kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
2. Instrumen Sugiyono kuantitatif,
(2013) peneliti
mengemukakan akan
bahwa
menggunakan
dalam
penelitian
instrumen
untuk
mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 instrumen berupa 3 kuesioner dan 1 soal tes dengan berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini. a. Kuesioner validasi efektivitas model (responden mitra kolaboratif) Validasi
efektivitas
model
dengan
responden
mitra
kolaboratif berbentuk pernyataan checklist with rating scale. Sugiyono (2013) menerangkan bahwa dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka serta dapat ditafsirkan secara kualitatif. Artinya, jawaban dari responden merupakan data kualitatif. Kuesioner validasi efektivitas model dipersiapkan guna memfasilitasi responden (mitra kolaboratif) untuk memberikan penilaian mengenai efektivitas model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
experiential learning. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian Stranas) terlampir pada Lampiran 8 (Halaman 109). b. Kuesioner validasi efektivitas model (responden siswa) Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013) menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya terdapat dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini, “ya dan tidak”. Biasanya, skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian Stranas) terlampir pada Lampiran 9 (Halaman 112). c. Kuesioner tilik diri (self assessment) Kuesioner tilik diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist (√) dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
mengukur
sikap,
pendapat,
dan
persepsi
seseorang
atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item dalam kuesioner tilik diri memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sangat selalu (s), sering (sr), kadang-kadang (kd), dan tidak pernah (tp). Kuesioner tilik diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur peningkatan karakter kerja keras yang menjadi fokus penelitian untuk setiap topik. Kuesioner tilik diri/self assessment scale (disusun oleh Tim Penelitian Stranas) terlampir pada Lampiran 10 (Halaman 113). d. Tes tingkat karakter kerja keras Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple choice). Artinya, data penelitian dapat dianalisis setelah scoring. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes tingkat kerja keras yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masingmasing alternatif jawaban memiliki level kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh sangat mewakili pengaplikasian nilai karakter kerja keras. Sedangkan skor 1 untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
mewakili alternatif jawaban yang kurang mewakili nilai karakter kerja keras. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Dalam penelitian ini tes memuat pernyataan-pernyataan/soalsoal yang mengungkapkan nilai-nilai karakter kerja keras siswa. Tes yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai dengan dirinya. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada awal dan akhir layanan. Pretest dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter kerja keras siswa sebelum perlakuan. Sedangkan soal tes yang diberikan pada akhir setelah perlakuan atau posttest bertujuan untuk mengukur peningkatan karakter sebagai indikasi efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter kerja keras bagi siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung. Alat Tes terlampir pada Lampiran 11 (Halaman 117). Penyusunan soal tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat konstruk aspek karakter kerja keras dan indikatornya berdasarkan konsep Kurniawan (2013). Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-kisi Aspek dan Nomor Item Tes Tingkat Karakter Kerja Keras Aspek Indikator Item
No 1
2
Berani mencoba
Semangat dan tekad
3
a. Memiliki kesadaran berani
1, 2
b. Menghormati orang lain
3, 4, 5
c. Melakukan kegiatan positif
6, 7
a. Memiliki semangat serta dalam melaksanakan tugas
Pantang menyerah
8, 9
b. Semangat saat berpikir dan bertindak
10, 11
c. Penghargaan terhadap diri
12, 13
a. Terus menerus berusaha
14, 15
b. Berpikir positif pada diri
16, 17
c. Tidak mudah putus asa
18, 19, 20
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas Azwar (1987:173) mengatakan validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Sugiyono (2010), instrumen yang digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
efektivitas pelaksanaan program, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan tujuan program yang telah ditetapkan. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Tabulasi uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2 (Halaman 99). Pengujian validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan
analisis
rasional.
Untuk
validitas
isi
peneliti
menggunakan uji pakar yaitu tim dosen penelitian Stranas dan dosen pembimbing yakni Dr. Gendon Barus, M.Si melalui expert judgement. Setelah dilakukan itu, uji validitas tes karakter kerja keras dengan mengkorelasikan skor buruk dengan skala tolak. Teknik korelasi yang dipilih adalah Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut. 𝑟 𝑥𝑦 =
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi X : skor item Y : skor total N : banyaknya subjek
𝑁∑𝑋𝑌– ∑𝑋∑𝑌 √𝑁∑𝑋 2 – (∑𝑋)2 . √𝑁∑𝑌– (∑𝑌)2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2. Reliabilitas Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Perhitungan indeks reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (𝛼). Adapun rumus uji reliabilitas Alpha Cronbach (𝛼) adalah sebagai berikut: 𝑠𝑦12 + 𝑠𝑦22 𝛼 = 2 [1 − ] 𝑠𝑥 2 Keterangan rumus: 𝑆𝑦1² dan 𝑆𝑦2²
= varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
𝑆𝑥²
= varians skor skala Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung
dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window, diperoleh perhitungan reliabilitas tes karakter kerja keras dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Reliabilitas Item
Cronbach's Alpha
Keputusan
.557
Cukup Tinggi
Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Masidjo, 2006). Kriteria Guilford dapat dilihat pada Tabel 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 3.6 Kriteria Guilford Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91−1,00
Sangat Tinggi
0,71−0,90
Tinggi
0,41−0,70
Cukup Tinggi
0,21−0,40
Rendah
Negatif−0,20
Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas kuesioner Karakter Kerja Keras sebesar α= 0,557 termasuk Cukup Tinggi.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2013). Kegiatan dalam menganalisis data meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dati tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk
menjawab
rumusan
masalah,
dan
melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik nonparametris. Alasannya karena responden penelitian ini kurang dari 30 orang dan dari hasil uji normalitas data diperoleh keterangan bahwa data kurang normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
karena data yang digunakan untuk penelitian ini termasuk dalam kategori nonparametris. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu: 1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter dan Persentase a. Guna menganalisis rumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga peneliti menggunakan teknik deskriptif kategorisasi, dimana responden akan menjawab data kuantitatif yang telah disediakan. Untuk menganalisis data yang tersebut di rumusan masalah 1 (satu) dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gradasi rentetan score dengan kategori pada Tabel 3.7 sebagai berikut. Tabel 3.7 Nilai Validasi Mitra Kolaboratif Pilihan Nilai Keterangan +++
2,0−3,0
Sangat Lebih Baik
++
1,1−1,9
Lebih Baik
+
0,09−0,99
Sedikit Lebih Baik
_
0−(-1)
Sedikit Kurang
__
(-1)− (-2)
Sangat Kurang
___
(-2)− (-3)
Sangat Buruk
b. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter kerja keras yakni, ya, tidak, dan tidak tahu sesuai dengan penilaian siswa dengan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
∑𝒇
Pem=
𝑵
. 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan: Pem
: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter
∑f
: Jumlah jawaban tiap item
N
: Jumlah responden
c. Guna melihat efektivitas hasil implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning, maka dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pretest dan posttest. Perbandingan ini dilakukan untuk melihat selisih hasil antara keduanya. Kategorisasi bertujuan untuk mengelompokkan subjek penelitian pada kategori yang sudah ditetapkan (Azwar, 2014). Kategorisasi digunakan menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya efektivitas pendidikan nilai karakter kerja keras pada subjek penelitian. Kategorisasi ini dapat ditentukan dengan formula yang ada pada Tabel 3.8 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi Penghitungan Skor Item Keterangan Xitem< x ̅+ 1,5 sb
Sangat Tinggi
x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb
Tinggi
x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb
Sedang
x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb
Rendah
𝑥̅ - 1,5 sb ≤ Xitem
Sangat rendah
Keterangan: Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik
: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala
x̅ (mean teoritik)
: rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum
sb (simpangan baku)
: luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam mengelompokkan tinggi rendahnya tingkat karakter kerja keras berdasarkan skala tilik diri yang sudah disediakan berjumlah 20 item, sehingga diperoleh unsur penghitungan capaian skor subjek, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
x maksimum teoritik: 20x 4 = 80 x minimum teoritik: 20x 1 = 20 sb (simpangan baku): (80-20):6= 10 x̅ (mean teoritik): (80+20):2= 50 Hasil penghitungan analisis skor dari kuesioner tilik diri disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras Kriteria Skor Rentang Skor Kategorisasi Xitem< x ̅+ 1,5 sb
> 65
Sangat Tinggi
x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb
56−65
Tinggi
x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb
46−55
Sedang
x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb
36−45
Rendah
< 35
Sangat rendah
𝑥̅ - 1,5 sb ≤ Xitem
2. Wilcoxon Signed Ranks Test Uji tanda dimaksudkan untuk melihat perbedaan tanpa melihat besarnya perbedaan (Suhardi & Purwanto, 2016). Frank Wilcoxon merupakan statistisi yang pertama kali memperkenalkan uji bertanda ini pada tahun 1940an. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan sebutan Wilcoxon signed ranks test. Selain itu, ada juga yang menuliskan Wilcoxon Matched Pairs Test merupakan alat uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (uji beda) bila datanya berskala ordinal (ranking) pada dua sampel berhubungan (related). Uji ini menggunakan simbol “T” (Martono, 2010). Uji Wilcoxon ini pun merupakan t-test untuk kelompok nonparametris. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik Wilcoxon dengan rumus sebagai berikut:
Z= √
𝑁(𝑁+1) 4
𝑇−
𝑁(𝑁+1)(2𝑁+1) 24
Keterangan: T : Jumlah ranking bertanda terkecil N : Banyaknya pasang yang tidak sama nilainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. A. Hasil Penelitian 1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan Penilaian Kepala Sekolah dan Guru Model pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dilihat keefektivitasannya menurut pendapat atau penilaian dari guru (mitra kolaboratif). Guru yang mendampingi diminta untuk mengisi validasi efektivitas model khusus untuk guru (mitra kolaboratif). Dalam penelitian ini yang mengisi penilaian (validasi), yakni kepala sekolah dan 2 orang guru mata pelajaran tertentu. Hal ini berguna untuk melihat keefektivan pendidikan karakter ini secara lebih luas. Hasil penilaian dari guru terhadap keefektivitasan model pendidikan karakter ini
dapat
dilihat
pada
Tabel
62
4.1
di
halaman
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 4.1 Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL
Desain/rancangan lebih operasional Komprehensif/kelengkapan komponen Kemudahan dalam implementasi/penerapan Kepraktisan dalam pelaksanaan Sistematis/keruntutan langkah Efektivitas pencapaian tujuan Kesesuaian dengan kebutuhan siswa Kesesuaian dengan karakteristik siswa Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan Kemenarikannya bagi siswa Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa Ketetapan strategi/metode penanaman karakter Keberpihakan pada kearifan lokal Kemudahan dalam mengevaluasi proses Kemudahan dalam penilaian capaian hasil Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa Memotivasi siswa untuk terlibat aktif Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa Memunculkan keberanian siswa untuk tampil Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain Peningkatan kerja sama/kekompakan tim Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang Membangun kepedulian/kesetiakawanan Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan Peningkatan keingintahuan siswa Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri Mendorong siswa berrefleksi Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong ≤1,0* 1,1**-1,9** 2,0***-3,0***
Kepsek
Mapel 1
Mapel 2
Total
2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2
1 2 2 -1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 1 -1 1 1
1,33** 2,0*** 2,0*** 1,0* 1,0* 1,67** 1,33** 1,67** 2,0*** 3,0*** 2,33*** 2,0*** 2,0*** 1,67** 1,67** 1,67** 0,67* 0,67* 2,0*** 2,33*** 2,0*** 2,33*** 2,33*** 1,33** 2,0*** 1,67** 2,33*** 1,67** 1,67** 2,0*** 1,67** 2,33*** 1,67** 1,0* 1,33** 1,67** 0,67* 1,0* 1,33**
Sedikit lebih baik Lebih baik Sangat lebih baik
Mencermati Tabel 4.1 nampak bahwa mitra kolaboratif yang terlibat di SMP Xaverius Gisting, Lampung menilai semua elemen efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning antara 0,67 sampai 3,0. Dinilai dari aspek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
terdapat 11 aspek dengan skor 1,67. Selanjutnya terdapat 9 aspek dengan skor 2,0 dan ada 6 aspek dengan skor 2,33. Selain itu, terdapat 5 aspek yang memiliki skor 1,33 serta terdapat 4 aspek yang memiliki skor 1,0. Skor 0,67 dan 3,0 masing-masing terdapat 3 aspek dan 1 aspek. Artinya, sebagian besar dari 39 aspek efektivitas model ini masuk dalam kategori sangat lebih baik dan lebih baik. Fakta ini menunjukkan bahwa mitra kolaboratif mengakui bahwa implementasi model ini sangat lebih baik/lebih efektif untuk meningkatkan karakter kerja keras dibandingkan dengan model pendidikan karakter terintegrasi. 2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian Siswa Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas model pendidikan karakter kerja keras yang diimplementasikan pada akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju terhadap isi pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi pendapat atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model (N= 28) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dalam kegiatan bimbingn karakter mengalami/ memperoleh/ merasa:
ini,
saya
Semangat untuk mengikuti kegiatan Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan Berani berpendapat Lebih kreatif Berani mencoba melakukan sesuatu Takut salah dalam melakukan permainan Malu dalam permainan kelompok Dihargai oleh teman-teman Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan Manfaat bagi perbaikan perilaku Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi Keinginan untuk menolong orang lain Puas terhadap bimbingan yang diberikan Tertantang untuk mencoba Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti Terdorong untuk terlibat aktif Berani bertanggung jawab Menghargai teman Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang Membangun kepedulian/kesetiakawanan Peningkatan keingintahuan siswa Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri Mendorong siswa lebih disiplin Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Ya
%
28 28 28 28 24 28 6 2 26 26 26 27 25 28 27 26 1 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 27
100 100 100 100 85.71 100 21.43 7.14 92.86 92.87 92.88 98.43 89.29 100 98.43 92.87 3.57 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98.43
Keterangan: Item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif Mencermati Tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter kerja keras berbasis
bimbingan
klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
experiential learning menilai model ini sangat efektif. Pada delapan belas (18) aspek penilaian, seluruh siswa (100%) menilai bahwa implementasi model ini sangat efektif antara lain untuk berani berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong orang lain, kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin. Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan karakter siswa. 3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub Karakter yang Ditanamkan Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari kuesioner tilik diri (self assessment scale) yang dihimpun di tiap akhir sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif, diketahui gambaran peningkatan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 unuk setiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk menganalisis
data.
Kategorisasi
yang
digunakan
adalah
pengkategorisasian menurut Azwar. Gambaran tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 4.3 Kategorisasi Hasil Self Assessment Scale Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung dalam Implementasi Model Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning SESI Rentang Kategorisasi I II III IV Skor F % F % F % F % ˃65 Sangat Tinggi 3 10,7 2 7,1 6 21,4 20 71,4 56−65 Tinggi 18 64,3 15 53,6 18 64,3 8 28,6 46−55 Sedang 7 25 10 35,7 4 14,3 0 0 36−45 Rendah 0 0 1 3,6 0 0 0 0 ˂36 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0 Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.1 Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi
Penelitian ini juga menggunakan tes mengenai pendidikan karakter kerja keras yang dilakukan di awal (pretest) dan akhir (posttest) kegiatan. Bertolak dari perolehan data penelitian yang telah diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
melalui tes peningkatan karakter kerja keras, dapat diketahui gambaran karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015. Hasil data menunjukkan gambaran mengenai tingkat karakter kerja keras siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan, yakni layanan bimbingan klasikal kolaboratif. Berikut visualisasi gambaran hasil pendidikan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dalam tabel 4.4 dan grafik 4.2 di bawah ini. Tabel 4.4 Kategorisasi Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning Rentang Skor >65 56-65 46-55 36-45 <36
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Pretest F % 6 21 19 68 3 11 0 0 0 0
Posttest F % 15 53 10 36 3 11 0 0 0 0
Selisih ∑ % 9 32 -9 32 0 0 0 0 0 0
Data pengkategorisasian di atas, bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti di halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Grafik 4.2 Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum (pretest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2 menunjukkan bahwa: a. Ada 6 (21%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat tinggi. b. Ada 19 (68%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang. d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi rendah maupun sangat rendah. Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sesudah (posttest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2 menunjukkan bahwa: a. Ada 15 (53%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat tinggi. b. Ada 10 (36%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi. c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang. d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi rendah maupun sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah Implementasi Model Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif
dengan
pendekatan
experiential
learning
dianalisis dengan menggunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 tampak pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Uji T Sampel Berpasangan Pretest−Posttest Siswa Kelas VIII Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pre
28
61.6786
5.30586
48.00
71.00
Post
28
64.1786
5.00410
50.00
73.00
Ranks N Post – Pre
Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks
0a
.00
.00
Positive Ranks
26b
13.50
351.00
Ties
2c
Total
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
a. Post < Pre b. Post > Pre c. Post = Pre
Test Statisticsb Post - Pre Z
-4.489a
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Keefektivan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dihitung melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon) menghasilkan mean atau rata-rata dari 28 siswa, sebelum adanya perlakuan (pretest) nilainya yaitu 61,6786 dan sesudah adanya perlakuan (posttest) nilai rata-rata naik menjadi 64,1786. Sehingga, dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 2,50. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 5,30586 dan posttest yaitu 5,00410. Hal tersebut akan memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebanyak 2 angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dengan posttest. Artinya, bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan walau begitu data yang ada dapat sebagai acuan ke depannya supaya program yang dibuat lebih terancang dengan baik, sistematis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
tepat sasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pemikiran yang matang. Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon), memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari nilai kelompok pertama (pretest). Dalam Tabel 4.5 terlihat bahwa tidak ada nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama (post<pre=0). Positive ranks artinya sampel dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest). Pada tabel 4.5 dapat dilihat kalau ada 26 nilai dari kelompok kedua yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (post>pre= 26). Sedangkan ties adalah nilai kelompok kedua (posttest) sama besarnya dengan nilai kelompok pertama (pretest) dan pada nilai ties di tabel 4.5 ada 2 nilai kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai kelompok pertama (post=pre ada 2). Simbol N menunjukkan jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks adalah jumlah dari peringkatnya. Hasil
perhitungan
Two
Related
Sample
Test
(Wilcoxon)
memperoleh nilai Z sebesar -4,489 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana lebih rendah (kurang) dari batas kritis penelitian 0,05 (0,000<0,05). Artinya, keputusan hipotesis adalah Hi diterima. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015.
B. Pembahasan 1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan Penilaian Kepala Sekolah dan Guru Pada tabel 4.1 disajikan hasil penilaian dari guru yang ada di SMP Xaverius Gisting, Lampung. Ada 3 guru yang berpartisipasi mengisi penilaian ini, yakni kepala sekolah dan 2 orang guru Mapel dengan spesifikasi guru Mapel Sejarah dan guru Mapel Fisika. Ketiganya memiliki masing-masing penilaian. Dapat terlihat bahwa hasil penilaian dari kepala sekolah untuk beberapa aspek termasuk lebih rendah bila dibandingkan dengan penilaian guru Mapel. Hal ini terjadi karena ada berbagai kemungkinan, misalnya kepala sekolah tidak sepenuhnya mengikuti bimbingan dari awal hingga akhir. Penilaian ini tergantung pada persepsi masing-masing guru. Namun, kepala sekolah dan guru Mapel setuju pada poin-poin yang berkaitan dengan proses bimbingan yang diberikan pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan kategorisasi pada poin tersebut sangat lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Bimbingan
klasikal
kolaboratif
yang
digunakan
peneliti
menerapkan pendekatan experiential learning. Maksudnya, dalam kegiatan guru BK dan guru mata pelajaran mengajak siswa untuk berproses secara aktif sehingga siswa dapat belajar melalui pengalamannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan tujuan dari experiential learning itu sendiri yakni pendekatan ini akan lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam mengubah struktur kognitif, sikap, dan tentu memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. disesuaikan dengan tingkat
Desain program akan lebih baik bila perkembangan
peserta
didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang akan ditingkatkan. Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya dipertimbangkan serta dipersiapkan dengan lebih matang, maka hasilnya pun akan dapat memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik. Keunggulan
pendekatan
experiential
learning
yaitu
dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini diminati oleh siswa, alasannya sederhana yaitu siswa ingin suasana yang berbeda dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan yang menyenangkan akan membuat hubungan guru dan siswa menjadi lebih hangat. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
pun akan dengan mudah menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Bila dalam kondisi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, dari pengalaman belajar ini siswa diajak untuk merefleksikan pengalaman mereka masing-masing. Dengan merefleksikan pengalaman akan membuat siswa semakin menyadari pengalamannya dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sehingga perilaku yang salah suai perlahan-lahan dapat diperbaiki. Sejalan dengan pendapat Arifin (Wibowo, 2012) tentang pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang memiliki banyak hambatan sehingga pendidikan karakter kurang maksimal. Apabila dibandingkan dengan pendidikan karakter dengan metode ini, guru merasa lebih mudah mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Berdasarkan validitas penilaian dari mitra kolaboratif dapat ditarik kesimpulan mengenai implementasi bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning. Model pembelajaran ini terbukti efektif dilakukan untuk siswa di SMP Xaverius Gisting, Lampung
dibandingkan
dengan
model
pendidikan
karakterr
terintegrasi. Secara khusus efektif untuk meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian Siswa Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian secara langsung dari siswa atau penerima perlakuan. Siswa memberikan penilaian dan hasil dari penilaian itu dapat dikatakan sangat tinggi. Sebagian besar dari siswa merasa bahagia dan senang mengikuti kegiatan bimbingan. Melalui proses ini, siswa makin menyadari pentingnya menumbuhkan keberanian diri mereka. Dengan model ini diyakini mudah diterima oleh mereka. Kemudahan dalam menerima materi mengajak siswa untuk lebih kreatif sehingga berani untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses pembelajaran. Namun, hingga akhir kegiatan, ada dua (2) siswa yang merasa tidak dihargai oleh temannya atau tidak tahu bahwa dirinya dihargai oleh teman. Dalam Tabel 4.2 terdapat tiga pernyataan yang diberikan shading hijau oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item tersebut merupakan pernyataan negatif. Skor rendah dalam pernyataan negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu, karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah, ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Berdasarkan penilaian siswa yang tertera pada tabel 4.2, model ini sangat efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji dapat dilihat bahwa siswa menikmati proses bimbingan. Hal ini ditandai dengan persentasi 100% di 18 itemnya yakni, item 1, 2, 3, 4 , 6. 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Walaupun begitu item yang negatif (unfouvarable) yaitu item 7, 8, dan 17 hanya sedikit yang memilihnya, ini berarti hanya sedikit siswa yang merasakan takut, malu, capek, dan jenuh dalam mengikuti semua kegiatan bimbingan. Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa menikmati proses kegiatan bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential learning yang menyatakan bahwa pengalaman langsung akan lebih mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih dalam lagi Nasution (2005) mengemukakan dalam tujuan experiential learning bahwa pendekatan ini akan lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa, dan tentu memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Jika ditinjau lebih jauh, desain program akan menjadi baik apabila disesuaikan dengan tingkat disesuaikan
dengan
nilai
perkembangan karakter
yang
peserta dirasa
didik dan masih
perlu
ditingkatkan. Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
dipertimbangkan dengan masak, maka hasil yang signifikan dapat berdampak dalam memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik. Pendekatan experiential learning ini juga memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif berbeda. Proses kegiatan yang menyenangkan menggugah hati siswa semakin antusias mengikuti kegiatan. Selain itu, pemberian materi yang menarik dan tentunya berbeda dari rutinitas belajar sehari-hari. Persiapan, strategi pelayanan, serta alokasi waktu yang tepat dapat mempengaruhi hasil akhirnya dan tidak kalah pentingnya adalah siapa yang menyampaikan materi itu. Hal ini dapat mempermudah komunikasi antara guru dan siswa. Siswa akan lebih mudah merefleksikan pengalaman belajarnya atauu bahkan pengalaman hidupnya. Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung dapat dikatakan bahwa model ini sangat bermanfaat. Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub Karakter yang Ditanamkan Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self assessment scale tingkat karakter kerja keras, ditemukan peningkatan yang berarti baik mulai dari sesi pertama hingga sesi keempat dalam proses implementasi model pendidikan karakter. Pada sesi pertama terdapat 10,7% siswa yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor setidaknya sebagian besar siswa memang sudah memiliki karakter kerja keras namun mungkin belum dikembangkan. Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
memiliki
intervensi
berkelanjutan
antara
tiap
topik
bahasannya. Selanjutnya, di akhir sesi dua, sesi tiga, dan sesi empat peneliti juga menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment scale. Ternyata ada 53,6% siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan 7,1% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis data di sesi dua ditambah lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses implementasi berlangsung tentu sudah dapat diprediksikan. Pada sesi ketiga hasil olah data self assessment scale karakter kerja keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian besar siswa (64,3%) sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai karakter kerja keras. Selain itu, terdapat 21,4% siswa yang memiliki kategori sangat tinggi. Di akhir sesi empat (terakhir), semua siswa sudah masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi dengan masing-masing 28,6% dan 71,4%. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu dikarenakan keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa dalam
proses
implementasi
yang
menggunakan
pendekatan
experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di tiap sesi. Dari keempat topik bimbingan dapat terlihat dinamika dari tiap siswa. Ada siswa yang terus menerus meningkat pada tiap topik, namun ada juga yang dinamikanya naik turun dan kemudian naik lagi. Kenaikan yang ditampilkan memang tidak serta merta pesat. Dinamika ini terjadi karena karakter dapat berubah-ubah tiap saat. Perubahan ini bisa karena faktor pribadi (internal) maupun faktor luar diri (eksternal). Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya. Berdasarkan peningkatan hasil self assessment scale dari model bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning adalah jawaban yang efektif atas permasalahan afeksi dan konasi di SMP Xaverius Gisting, Lampung guna meningkatkan karakter kerja keras. Padahal siswa hanya diberikan bimbingan selama 2 (dua) hari pertemuan dengan 4 (empat) topik mengenai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
kerja keras dan terjadi perubahan di tiap sesinya. Apalagi kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru secara terus menerus dan kontinu maka masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan. 4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah Implementasi Model Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter Kerja Keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Giting, Lampung sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran 2014/2015 untuk sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter kerja keras yang sangat tinggi dan tinggi. Hal ini terjadi karena para siswa memang sudah memiliki karakter kerja keras yang tentunya telah terbentuk dari faktor internal dan faktor eksternal siswa itu sendiri. Walaupun ada 3 siswa yang masuk dalam kategorisasi sedang dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah maupun kategori sangat rendah. Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
pokok (tes karakter kerja keras) yang digunakan menunjukkan hasil yang cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan model ini secara efektif dapat membantu baik guru maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel 4.5 pada sub bab ini nampak output hasil hitung two-related sample test (Wilcoxon) menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning). Artinya, siswa merasa semakin mampu mengikuti, memahami, dan bahkan menerapkan pendidikan karakter kerja keras dengan model yang telah didesain oleh peneliti. Jadi, terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil capaian pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Bab ini memaparkan simpulan, keterbatasan penelitian, serta saran terhadap hasil penelitian. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu: 1. Mitra Kolaboratif di SMP Xaverius Gisting, Lampung berpendapat bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning yang telah diberikan dapat dikatakan baik/efektif dalam meningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter dibandingkan pendidikan karakter terintegrasi. 2. Siswa
kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning sangat efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa. 3. Ada peningkatan/perubahan karakter kerja keras pada siswa dari sesi satu ke sesi berikutnya. 4. Dengan menggunakan metode layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter kerja keras pada siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting,
Lampung
84
tahun
ajaran
2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal. Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi: 1. Instrumen Penelitian Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk memperoleh data, sehingga reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan dalam alat instrumen penelitian beberapa item kurang mewakili nilai-nilai karakter kerja keras. Namun, instrumen penelitian sudah diperbaiki bersama dengan Tim Stranas. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan bimbingan yakni dua hari dengan empat topik kemungkinan hanya memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai pada tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
menjadi karakter siswa dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
C. Saran Beberapa saran yang peneliti paparkan guna untuk mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan serta dapat meningkatkan karakter peserta didik agar mampu menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: 1. Bagi Kepala Sekolah Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan karakter kerja keras siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai kebutuhan siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk karakter siswa secara komprehensif yang berkerja sama dengan guru bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran yang merangkap sebagai guru pembimbing untuk berkolaborasi dengan guru-guru mata pelajaran. Dan memberikan kebijakan untuk mendukung programprogram yang akan dilaksanakan. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Pembimbing
yang
memilki
kompeten
untuk
mengetahui
kebutuhan-kebutuhan pesera didik melalui need assessment akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
membantu dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik layanan yang sesuai kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung dimana siswa tersebut tergolong kategori memiliki karakter kerja keras yang baik dan program ini terbukti efektif. Maka bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa-siswi yang tergolong kategori rendah atau rendah sekali, untuk meningkatkan karakter kerja keras maupun karakter-karakter lain yang dibutuhkan. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran diharapkan ikut berpartisipasi dan kooperatif dalam penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal dapat dimulai dengan membentuk kerja sama dengan Guru BK di sekolah. Harapannya dengan adanya kolaborasi antara Guru Mata Pelajaran dan Guru BK dapat membentuk tim yang kompak serta solid. Dengan keadaan seperti itu, dapat bersama-sama membangun karakter siswa lebih baik lagi. 4. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu menikmati proses belajar dan mencoba menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga akan semakin banyak pengetahuan serta informasi yang dapat diterima demi pengembangan diri. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri maupun dalam kehidupan sehari-hari karena perannya sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia. 5. Bagi para Peneliti Lain Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen yang digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti apakah setiap item sudah mewakili karakter kerja keras siswa. Oleh karena itu, bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Perhitungan waktu pelaksanaan program agar dapat berjalan optimal dan efektif serta tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai−Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya. Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2. Barus, Gendon, M.M. Sri Hastuti, & J.D. Sinaga. (2015). Penelitian Strategi Nasional Pengembangan Manusia dan Daya Saing Bangsa (Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning. USD. Berk, Laura E. (2012). Development Through The Lifespan: dari Pranatal sampai Remaja (Transisi Menjelang Dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar. (2014). Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fatturrohman, Pupuh, Suryana, & Fenny Fatriany. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hartinah. (2011). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama. http://www.niu.edu/facdev/resources/guide/strategies/experiential_learning.pdf diunduh pada tanggal 15 September 2015, pukul 21.00 WIB. Hurlock, E. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ikhwanuddin. (2012). Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II. Nomor 2 diunduh pada tanggal 20 November 2015 pukul 19.30 WIB, dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1300/1081 Ilahi, M.T. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis dan Solusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Jajah, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Media Group. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan. Koesoema A, Doni. (2009). Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter. Jakarta: Grasindo. Koesoema A, Doni. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Kolb. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall. Komalasari, Gantina. dkk. (2011). Asesmen Teknik Nontes: dalam Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks. Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Lickona, Thomas. (2013). Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8. Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa, H.E. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyasa, H.E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Nucci, Larry P. & Darcia Narvaez. (2014). Handbook Pendidikan Moral dan Karakter. Bandung: Nusa Media. Nurgiyantoro, Burhan dkk. (2009). Statistik Terapan: untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Purnami, Rahayu A & Rohayati. (2013). Implementasi Metode Experiential Learning dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang Integrasi Teknologi, Manajemen dan Bisnis. Jurnal Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI diunduh pada tanggal 18 September 2015, pukul 20.00 WIB, dari http://jurnal.upi.edu/file/rahayu.pdf Saman, Muchas & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santrock, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Silberman, Mel. (2007). Handbook Experiential Learning: Strategi Pembelajaran dari Dunia Nyata. (Terjemahan). Bandung: PT. Nusa Media. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhardi & Purwanto S.K. (2016). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro. Suparno, Paul. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi: Buku Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah: Sebuah Pengantar Umum. Yogyakarta: PT Kanisius. Supranto, J. (1988). Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi kelima. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Suprapto. (2013). Metodologi Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan Sosial: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilengkapi dengan Teknik Pengolahan Data dan Tabel Statistik. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service). Supratikya. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibowo, Agus. (2011). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Winkel, WS & MM. Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Media Abadi.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi. Jakarta: Predanamedia Group. Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakata: Predana Media Group. Zuchdi, Darmiyati, dkk. (2010). Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas. Yogyakarta: UNY Press.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Layanan di SMP Xaverius Gisting, Lampung 22-23 Mei 2015 Tahapan Kegiatan Hari 1: Jumat, 22 Mei 2015 Pra kegiatan
Doa dan perkenalan Pengantar
Tes sebelum diberikan perlakuan (pretest) Sesi 1
Tujuan
Materi
Pendamping dan siswa saling mengenal
Profil pendamping dan siswa Tujuan kegiatan dan gambaran tentang kegiatan Kuesioner tes Karakter Kerja Keras
Siswa mengetahui tujuan kegiatan serta memiliki gambaran dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan Mengambil data siswa sebelum diberikan layanan bimbingan
Ice breaking
Menciptakan suasana yang menyenangkan
Dinamika kelompok dan membahas materi Menghargai orang Lain Sharing dan tanya jawab
Siswa semakin menyadari akan pentingnya memberi penghargaan pada orang lain
Mengingat pengalaman dan membagikannya pada orang lain/teman
Gerak dan lagu “Salam Jumpa Semua” Handout
Aktivitas yang pernah dilakukan
94
Metode Ceramah, tanya jawab Tanya jawab
Mengisi lembar jawab dengan cara memberikan tanda centang (√) pada tiap pilihan Bernyanyi dan bergerak bersama Diskusi, ceramah
Sharing, tanya jawab
Refleksi 1. Apa tujuanmu mengikuti kegiatan ini? 2. Perasaan dan pikiran apa yang muncul ketika mau mengikuti kegiatan ini? 3. Persiapan apa yang kamu lakukan untuk mengikuti kegiatan ini?
1. Perasaan dan pikiran apa yang muncul dalam dirimu setelah setelah mengikuti sesi I dengan topik menghargai orang lain? 2. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Membaca kisah inspiratif dan kisah bergambar Mengisi lembar refleksi tilik diri
Siswa lebih memaknai pengalamannya dan dapat mengambil nilai positif dari bacaan
Bacaan yang disediakan
Mendengarkan
Siswa mampu menyadari pengalamannya
Lembar refleksi yang sudah disediakan
Sharing dan kesimpulan
Siswa dapat mengambil manfaat dari topik yang dibawakan
Peneguhan dari topik yang dibawakan
Memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan diri Sharing, ceramah
dengan topik menghargai orang lain?
ISTIRAHAT Sesi 2
Ice breaking
Membangkitkan semangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya
Membuat jadwal harian Sharing dalam kelompok kecil Sharing di kelompok besar Pemberian materi tentang waktu luang
Siswa mampu memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya Siswa tampil percaya diri di lingkup kecil Siswa belajar tampil berbicara di muka umum Memberikan informasi tentang arti dan manfaat dari waktu luang
Gerak dan lagu “Tepuk Kupukupu” Kegiatan harian
Bernyanyi dan bergerak bersama
Jadwal harian siswa Jadwal harian
Sharing
Handout
Ceramah
95
Pemberian tugas
Sharing
1. Perasaan dan pikiran apa yang muncul dalam dirimu setelah setelah mengikuti sesi lI dengan topik waktu luang? 2. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti bimbingan dengan topik waktu luang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diskusi
Pemberian tugas
Refleksi tilik diri dan sayonara
Mengingat kegiatan di waktu luang dan merencanakan kegiatan positif untuk mengisi waktu luang Siswa dapat lebih kreatif dan memanfaatkan barang bekas
Siswa mampu menyadari pengalamannya
Aktivitas di waktu luang
Diskusi
Tugas yang hasilnya diperlihatkan esok hari Lembar refleksi yang sudah disediakan
Ceramah
Memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan diri
Hari 2: Sabtu, 23 Mei 2015 Pengantar
Sesi 1
Doa dan salam Pengumpulan tugas dan presentasi Dinamika kelompok
Mohon berkat dan menanyakan kabar Mempresentasikan karya yang sudah dibuat
Hasil karya
Presentasi
Membuat siswa lebih kreatif dan menghargai hasil karya mereka
Pemanfaat barang bekas
Ceramah, pemberian instruksi, dinamika kelompok
Sharing
Mengungkapkan maksud dan alasan membuat karya tersebut Menciptakan suasana yang menyenangkan
Media yang sudah dibuat Video “Gummy Bear”
Memberikan informasi tentang arti dan manfaat dari hasil karyaku
Handout
Ice breaking Pemberian materi Hasil Karyaku
96
Bernyanyi dan bergerak bersama Ceramah
1. Perasaan dan pikiran apa yang muncul dalam dirimu setelah setelah mengikuti sesi I dengan topik hasil karyaku? 2. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti bimbingan dengan topik hasil karyaku?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Membaca cerita yang diberikan Refleksi tilik diri
Siswa lebih memaknai pengalamannya dan dapat mengambil nilai positif dari bacaan Siswa mampu menyadari pengalamannya
Bacaan yang disediakan
Mendengarkan
Lembar refleksi yang sudah disediakan
Memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan diri
ISTIRAHAT Sesi 2
Ice breaking Materi tentang aku bisa Dinamika kelompok Sharing Membaca cerita yang diberikan Menonton video Refleksi tilik diri dan sharing
Membangkitkan semangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya Memberikan informasi tentang arti dan manfaat dari aku bisa
Gerak dan lagu “ke kanan Ke kiri” Handout
Bernyanyi dan bergerak bersama Ceramah
Siswa lebih percaya bahwa mereka bisa melakukan/optimis Membagikan pengalaman saat melakukan magic finger Siswa lebih memaknai pengalamannya dan dapat mengambil nilai positif dari bacaan Menyadari dan lebih mampu menerima diri sendiri Siswa mampu menyadari pengalamannya
Magic finger
Dinamika kelompok Sharing
Kegiatan sebelumnya Bacaan yang disediakan
Mendengarkan, tanya jawab
Video tersedia
Menonton, sharing
Lembar refleksi yang sudah disediakan
Memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan diri
97
1. Perasaan dan pikiran apa yang muncul dalam dirimu setelah setelah mengikuti sesi lI dengan topik aku bisa? 2. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti bimbingan dengan topik aku bisa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup
Tes sesudah diberikan perlakuan (posttest)
Mengambil data siswa sesudah diberikan layanan bimbingan
Kuesioner tes Karakter Kerja Keras
Pembagian hadiah
Memberikan penguat bagi siswa-siswi untuk tetap melakukan dan mengembangkan nilainilai karakter dalam kehidupan seharihari Menyampaikan ucapan terimakasih serta kesan serta pesan setelah mengikuti kegiatan (dari pendamping maupun siswa)
Hadiah-hadiah yang telah disediakan
Kesan pesan
98
Mengisi lembar jawab dengan cara memberikan tanda centang (√) pada tiap pilihan Stiker terbanyak adalah pemenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Tabulasi Uji Validitas
No. Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Parameter
Hasil Hitung
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Keputusan
0.318470933 0.038598736 28 0.451965573 0.022946551 28 0.446822096 0.017138253 28 0.746496321 0.036943679 28 0.461395165 0.013458765 28 0.458353225 0.014166959 28 0.592710645 0.000888717 28 0.351111599 0.066947515 28 0.711644924 2.17468E-05 28 -0.032240267 0.870625929 28 99
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.807682529 0.04817101 28 0.559829549 0.001949866 28 0.50805793 0.005776466 28 0.169338684 0.38899082 28 0.462132783 0.013291547 28 0.499902841 0.006753307 28 0.356857836 0.062302904 28 0.442932451 0.018249569 28 -0.2836893 0.143480167 28 0.647215451 0.009430018 28
100
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 No
Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru Kepsek
Mapel 1
Mapel 2
1
Desain/rancangan lebih operasional
Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL
2
1
1
1,33**
2
Komprehensif/kelengkapan komponen
3
1
2
2,0***
3
Kemudahan dalam implementasi/penerapan
2
2
2
2,0***
4
Kepraktisan dalam pelaksanaan
2
2
-1
1,0*
5
Sistematis/keruntutan langkah
1
1
1
1,0*
6
Efektivitas pencapaian tujuan
1
2
2
1,67**
7
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
1
2
1
1,33**
8
Kesesuaian dengan karakteristik siswa
1
2
2
1,67**
9
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
2
2
2
2,0***
10
Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan
3
3
3
3,0***
11
Kemenarikannya bagi siswa
1
3
3
2,33***
12
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
1
2
3
2,0***
13
Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa
1
2
3
2,0***
14
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
1
2
2
1,67**
15
Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa
1
2
2
1,67**
16
Ketetapan strategi/metode penanaman karakter
1
2
2
1,67**
17
Keberpihakan pada kearifan lokal
-1
1
2
0,67*
18
Kemudahan dalam mengevaluasi proses
-1
1
2
0,67*
19
Kemudahan dalam penilaian capaian hasil
1
2
3
2,0***
20
Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa
1
3
3
2,33***
21
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
2
2
2
2,0***
22
Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa
3
2
2
2,33***
23
Memunculkan keberanian siswa untuk tampil
2
2
3
2,33***
24
Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman
1
2
1
1,33**
25
Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab
2
2
2
2,0***
26
Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain
1
2
2
1,67**
27
Peningkatan kerja sama/kekompakan tim
2
2
3
2,33***
28
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
1
2
2
1,67**
29
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
2
1
2
1,67**
30
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
2
2
2
2,0***
31
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
1
2
2
1,67**
32
Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan
2
2
3
2,33***
33
Peningkatan keingintahuan siswa
1
2
2
1,67**
34
Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon
1
1
1
1,0*
35
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
1
2
1
1,33**
36
Mendorong siswa berrefleksi
1
3
1
1,67**
37
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
1
2
-1
0,67*
38
Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa
1
1
1
1,0*
39
Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong
1
2
1
1,33**
≤1,0* 1,1**–1,9** 2,0***–3,0***
Sedikit lebih baik Lebih baik Sangat lebih baik
101
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Penilaian Siswa
Nama 1 Andes Kencana 1 Albertus Pandy Hermanto 1 Benediktus Yudha Edy S 1 Bosar Deydear Manurung 1 Brigita Vani Chrisa Rivera 1 Ch. Mellyana Aprisilia 1 Chatarina Sintia Wahyu A 1 Cristofer Ami Nugroho 1 Davied Abednego Faleint 1 Fransiskus Frendy Setyawan 1 Griselda Ivana Rani Putri 1 Leonardo Steven 1 Lorensia Endar Pratiwi 1 M. Evi Oktaviani 1 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 1 Margareta Vinita Sari 1 Maria Tri Meilawati 1 Maria Margaretha Adela Vera Wati 1 Mateus Sih Nugroho 1 Melania Agatha 1 Merinda Yuveta 1 Opianus Lase 1 Rian Figo 1 Ronaldo 1 Salomo Benedicto 1 Vincensius Rendy Kurniawan 1 Yehezkiel Deo Erlangga 1 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 1 Jumlah 28
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6
8 9 10 11 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 2 26 26 26
102
12 13 14 15 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 25 28 27 27
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
18 19 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 28 28
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27
∑ 27 27 27 24 27 27 27 27 27 27 28 28 27 27 26 26 27 27 27 28 28 25 25 27 25 26 27 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data Self-Assessment Scale
SESI KE-1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Item Nama Andes Kencana Albertus Pandy Hermanto Benediktus Yudha Edy S Bosar Deydear Manurung Brigita Vani Chrisa Rivera Ch. Mellyana Aprisilia Chatarina Sintia Wahyu A Cristofer Ami Nugroho Davied Abednego Faleint Fransiskus Frendy Setyawan Griselda Ivana Rani Putri Leonardo Steven Lorensia Endar Pratiwi M. Evi Oktaviani Mahesa Hastoko Ndaru Laksono Margareta Vinita Sari Maria Tri Meilawati Maria Margaretha Adelia Vera Wati Mateus Sih Nugroho Melania Agatha Merinda Yuveta Opianus Lase Rian Figo Ronaldo Salomo Benedicto Vincensius Rendy Kurniawan Yehezkiel Deo Erlangga Yosefin Adela Eflinia Anggraini Jumlah Rata-rata
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 103 3.7
2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 98 4
5
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 1 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 4 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 3 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 2 1 3 3 3 3 1 3 2 4 4 2 4 3 2 4 1 4 4 2 93 59 100 78 87 3 2.1 3.6 2.8 3.1
103
3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 1 3 2 2 1 3 4 2 4 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 3 4 1 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 71 70 76 3 2.5 2.7
4 4 4 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 69 2
3 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 4 71 3
2 3 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 3 4 3 4 1 4 2 3 2 4 62 106 2 3.8
4 4 4 2 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 1 3 3 3 85 3
1 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 91 3
∑
2 4 3 2 59 4 4 4 3 77 4 3 4 3 72 3 4 4 2 61 4 3 4 3 63 4 3 4 2 58 3 4 4 4 65 4 3 4 3 68 3 4 2 2 56 3 3 3 3 56 3 2 3 2 52 3 2 3 1 55 4 2 2 4 63 3 2 3 2 55 4 4 4 2 59 4 3 4 3 60 3 3 4 3 62 4 4 4 2 64 3 2 4 3 55 4 3 4 3 55 3 3 3 3 57 3 2 4 2 62 3 3 4 2 58 4 3 4 2 59 2 3 3 4 50 3 3 4 2 52 3 4 3 2 57 4 3 3 2 59 94 86 99 71 1669 3 3.1 3.5 2.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SESI KE-2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Item Nama Andes Kencana Albertus Pandy Hermanto Benediktus Yudha Edy S Bosar Deydear Manurung Brigita Vani Chrisa Rivera Ch. Mellyana Aprisilia Chatarina Sintia Wahyu A Cristofer Ami Nugroho Davied Abednego Faleint Fransiskus Frendy Setyawan Griselda Ivana Rani Putri Leonardo Steven Lorensia Endar Pratiwi M. Evi Oktaviani Mahesa Hastoko Ndaru Laksono Margareta Vinita Sari Maria Tri Meilawati Maria Margaretha Adelia Vera Wati Mateus Sih Nugroho Melania Agatha Merinda Yuveta Opianus Lase Rian Figo Ronaldo Salomo Benedicto Vincensius Rendy Kurniawan Yehezkiel Deo Erlangga Yosefin Adela Eflinia Anggraini Jumlah Rata-rata
1
2
3
4 5 6 7 8
1 1 1 2 2 2 4 2 2 3 4 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 4 4 2 2 2 59 2.1
2 4 3 1 4 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 2 4 1 3 4 4 4 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 4 1 4 2 2 2 3 2 4 2 2 4 2 2 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 1 2 4 1 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 3 66 103 72 2 3.7 3
1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 3 2 2 2 2 3 61 2
104
2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 2 4 4 79 3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 2 4 4 2 4 4 2 1 3 2 4 4 1 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2 3 2 4 3 1 4 4 2 4 2 2 4 3 1 4 1 1 3 2 2 4 3 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 1 3 3 2 2 2 4 2 4 4 4 4 3 89 59 98 3 2.1 3.5
2 4 3 1 4 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 4 4 2 1 4 62 2
1 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 2 1 4 3 2 3 4 3 4 3 1 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 1 4 3 1 4 4 4 2 3 64 101 99 2 3.6 3.5
3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 1 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 2 1 3 3 3 4 3 1 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 2 3 4 4 3 1 4 2 2 4 3 2 4 2 1 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 87 73 99 3 2.6 4
∑
3 3 1 4 54 4 4 1 4 63 4 2 1 4 57 3 4 2 3 52 3 4 4 4 61 4 2 2 4 56 4 4 2 3 62 3 4 3 1 64 3 4 2 3 53 3 3 2 4 59 4 4 3 4 68 3 2 2 3 49 3 2 1 4 47 2 2 2 3 52 4 3 1 4 57 3 2 2 4 55 3 2 2 4 55 2 2 1 4 57 2 2 1 3 44 4 2 2 4 58 3 3 2 4 51 4 2 1 4 60 4 3 2 4 60 3 4 1 4 61 4 4 3 3 68 3 4 1 4 54 3 4 1 4 59 3 4 4 3 64 91 85 52 101 1600 3 3 2 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SESI KE-3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Item Nama Andes Kencana Albertus Pandy Hermanto Benediktus Yudha Edy S Bosar Deydear Manurung Brigita Vani Chrisa Rivera Ch. Mellyana Aprisilia Chatarina Sintia Wahyu A Cristofer Ami Nugroho Davied Abednego Faleint Fransiskus Frendy Setyawan Griselda Ivana Rani Putri Leonardo Steven Lorensia Endar Pratiwi M. Evi Oktaviani Mahesa Hastoko Ndaru Laksono Margareta Vinita Sari Maria Tri Meilawati Maria Margaretha Adelia Vera Wati Mateus Sih Nugroho Melania Agatha Merinda Yuveta Opianus Lase Rian Figo Ronaldo Salomo Benedicto Vincensius Rendy Kurniawan Yehezkiel Deo Erlangga Yosefin Adela Eflinia Anggraini Jumlah Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 1 4 4 4 3 4 2 1 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 1 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 1 2 1 3 4 3 2 4 3 1 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 1 2 2 3 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 1 3 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 1 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 2 4 1 2 2 3 2 2 2 4 2 4 4 4 3 1 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 75 68 92 72 101 107 100 80 80 2.7 2.4 3.3 2.6 3.6 3.8 3.6 2.9 2.9
105
2 2 4 2 3 1 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2 70 3
2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 1 2 2 2 4 3 4 4 1 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 1 1 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 1 2 2 2 3 3 4 4 2 4 4 4 1 2 4 1 3 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 1 2 4 4 1 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 68 101 96 69 2 3.6 3.4 2.5
3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 93 3
4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 92 3
∑
4 4 3 4 67 4 4 4 1 68 4 4 2 2 60 2 3 3 3 54 3 4 2 2 64 3 3 3 3 59 4 4 3 2 63 4 4 2 1 64 3 3 3 4 57 3 4 3 3 63 3 3 3 3 57 2 3 3 2 53 3 4 3 3 62 3 4 3 4 60 3 3 4 3 63 3 4 2 2 62 4 4 3 3 60 3 4 2 3 67 2 2 3 2 52 1 2 1 3 52 3 4 4 4 67 4 4 3 2 63 3 4 3 2 60 3 4 2 4 62 3 4 4 3 63 4 4 3 3 66 3 4 3 4 58 3 4 3 4 66 87 102 80 79 1712 3 3.6 2.9 2.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SESI KE-4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑ Nama Andes Kencana 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 69 Albertus Pandy Hermanto 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 75 Benediktus Yudha Edy S 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 76 Bosar Deydear Manurung 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 68 Brigita Vani Chrisa Rivera 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 70 Ch. Mellyana Aprisilia 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 65 Chatarina Sintia Wahyu A 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69 Cristofer Ami Nugroho 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 67 Davied Abednego Faleint 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 65 Fransiskus Frendy Setyawan 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 71 Griselda Ivana Rani Putri 4 3 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 66 Leonardo Steven 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 64 Lorensia Endar Pratiwi 4 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 61 M. Evi Oktaviani 4 2 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 68 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 71 Margareta Vinita Sari 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 67 Maria Tri Meilawati 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 62 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 70 Mateus Sih Nugroho 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 66 Melania Agatha 4 1 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 68 Merinda Yuveta 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 72 Opianus Lase 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 67 Rian Figo 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 61 Ronaldo 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 73 Salomo Benedicto 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 73 Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 2 3 4 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2 56 Yehezkiel Deo Erlangga 4 2 1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 65 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69 Jumlah 111 73 59 108 92 94 101 99 93 86 101 101 91 93 92 94 100 96 100 110 1894 Rata-rata 4 2.6 2 3.9 3 3.4 3.6 3.5 3.3 3.1 3.6 3.6 3 3.3 3.3 3.4 3.6 3.4 3.6 3.9
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 TABULASI DATA HASIL PRETEST No. Item Nama Andes Kencana Albertus Pandy Hermanto Benediktus Yudha Edy S Bosar Deydear Manurung Brigita Vani Chrisa Rivera Ch. Mellyana Aprisilia Chatarina Sintia Wahyu A Cristofer Ami Nugroho Davied Abednego Faleint Fransiskus Frendy Setyawan Griselda Ivana Rani Putri Leonardo Steven Lorensia Endar Pratiwi M. Evi Oktaviani Mahesa Hastoko Ndaru Laksono Margareta Vinita Sari Maria Tri Meilawati Maria Margaretha Adela Vera Wati Mateus Sih Nugroho Melania Agatha Merinda Yuveta Opianus Lase Rian Figo Ronaldo Salomo Benedicto Vincensius Rendy Kurniawan Yehezkiel Deo Erlangga Yosefin Adela Eflinia Anggraini Jumlah
4
I
II
III
∑
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 85
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 1 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 4 2 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 3 4 2 91 100 56
3 3 3 1 4 1 2 3 1 4 3 1 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 1 4 73
4 22 3 4 21 3 4 21 3 1 16 1 4 23 4 1 19 4 4 24 1 4 23 3 1 16 1 4 23 3 4 23 3 3 17 3 4 23 3 4 21 3 4 23 3 4 23 3 4 24 3 4 23 3 1 20 2 4 23 2 4 23 3 4 23 1 4 20 3 4 23 3 1 21 4 4 24 3 4 20 3 4 23 3 88 569 71
2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 92
2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 72
3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 1 4 3 1 2 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 65
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 99
1 15 3 4 20 4 2 17 1 2 14 4 1 18 2 4 23 4 3 17 4 4 20 4 2 13 4 3 19 3 1 17 3 2 15 3 3 18 4 4 19 3 3 19 3 4 21 4 3 19 4 1 19 4 3 18 3 3 18 3 3 18 4 3 17 4 2 16 4 3 21 4 1 17 4 1 17 3 1 15 3 3 20 4 66 465 90
4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 91
3 2 4 2 1 3 4 4 2 4 3 3 4 4 1 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 83
4 3 4 2 4 2 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4 2 1 2 4 3 4 4 3 3 2 4 2 76
1 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 4 3 1 2 1 3 3 3 2 3 1 2 3 62
4 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 84
4 23 60 4 23 64 3 23 61 2 18 48 4 21 62 4 23 65 4 26 67 4 24 67 4 19 48 4 22 64 4 22 62 4 21 53 1 21 62 4 22 62 2 21 63 4 27 71 4 23 66 4 19 61 4 19 57 2 22 63 4 26 67 3 25 65 3 25 61 4 22 66 4 22 60 4 19 60 4 22 57 2 22 65 92 578 1612
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 TABULASI DATA HASIL POSTTEST No. Item Nama Andes Kencana Albertus Pandy Hermanto Benediktus Yudha Edy S Bosar Deydear Manurung Brigita Vani Chrisa Rivera Ch. Mellyana Aprisilia Chatarina Sintia Wahyu A Cristofer Ami Nugroho Davied Abednego Faleint Fransiskus Frendy Setyawan Griselda Ivana Rani Putri Leonardo Steven Lorensia Endar Pratiwi M. Evi Oktaviani Mahesa Hastoko Ndaru Laksono Margareta Vinita Sari Maria Tri Meilawati Maria Margaretha Adela Vera Wati Mateus Sih Nugroho Melania Agatha Merinda Yuveta Opianus Lase Rian Figo Ronaldo Salomo Benedicto Vincensius Rendy Kurniawan Yehezkiel Deo Erlangga Yosefin Adela Eflinia Anggraini Jumlah
3
4
I
13
III
2
5
6
7
8
9
10
11
14
15
16
17
18
19
20
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
3 4 4 1 3 4 4 2 3 4 4 2 1 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 4 1 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 78 91 102 58
3 3 3 1 4 3 3 3 1 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 1 3 4 79
4 22 3 4 23 3 4 23 3 1 16 3 4 26 4 4 22 4 4 25 1 4 24 3 1 16 1 4 23 3 4 23 3 3 20 3 4 23 3 4 22 1 4 25 3 4 24 3 4 24 3 4 23 4 4 23 2 4 22 2 4 23 3 4 23 3 4 23 3 4 23 3 4 22 3 4 20 3 4 22 3 4 23 3 97 583 73
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 74
3 4 1 16 3 3 4 4 20 4 2 4 2 17 4 2 4 3 19 2 2 4 1 18 2 3 4 4 22 4 2 4 3 17 4 2 4 3 19 4 2 4 2 16 4 3 4 4 21 3 1 4 4 17 3 2 3 2 14 3 1 3 3 17 4 3 4 3 17 4 3 4 3 20 4 4 4 4 23 4 4 4 2 19 3 2 4 4 20 4 3 4 1 13 2 2 4 3 18 3 2 4 3 19 4 2 4 3 19 4 3 4 1 18 4 3 3 3 20 4 2 3 3 18 3 4 4 1 19 3 3 3 3 19 3 3 4 3 20 4 65 100 70 476 90
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 92
3 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 93
4 4 4 2 2 2 4 4 2 3 2 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 2 84
2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 65
4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 90
4 24 4 23 3 25 2 19 4 22 4 24 4 26 4 27 1 18 3 21 4 23 4 20 4 23 4 24 4 21 4 26 4 24 4 24 4 21 4 26 3 26 3 24 4 24 4 23 3 23 4 27 4 22 4 24 94 608
108
12
II
1
∑ 62 66 65 54 66 68 68 70 50 65 63 54 63 63 66 73 67 67 57 66 68 66 65 66 63 66 63 67 1667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8
Validasi Guru
VALIDASI EFEKTIVITAS Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL) Pengantar Bapak/Ibu Guru yang terhormat, sejak 2010 sekolah-sekolah di tanah air kita telah menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi dengan Pembelajaran (berdasarkan Pedoman Pendidikan Karakter di SMP, Direktur Pembinaan SMP, Depdiknas, 2010). Dalam implementasinya, para guru di lapangan mengeluhkan banyak hambatan, seperti kurang operasionalnya pedoman, nilai karakter terrumus indah pada RPP, namun tidak menemukan cara/strategi yang tepat dalam penerapannya, penanaman nilai karakter terhenti hanya diceramahkan, keteladanan yang diperagakan para guru seringkali kegerus oleh ketidakkonsistenan dan kekurangkompakan semua pihak di sekolah. Kasus “Kantin Kejujuran” yang kini tinggal nama dapat ditunjukkan sebagai suatu contoh kegagalan. Terlepas dari keunggulan dan keutamaan konsepnya, implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi juga belum melibatkan Konselor/Guru BK untuk bersinergi dalam eksplisitasi program. Berangkat dari sejumlah kelemahan tersebut, Tim Penelitian Stranas Prodi BK USD 2014-2016 mencoba menawarkan sebuah model alternatif: Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL). Dengan model ini, keyakinan Tim adalah, pendidikan karakter dapat lebih efektif apabila Guru Mapel dapat berkolaborasi dengan Guru BK dalam implementasinya dengan suatu asumsi bahwa Guru BK mampu mengaplikasikan terapan pengetahuan psikologi yang dimilikinya dalam merancang strategi pendekatan eksperiensial. Bagaimanapun juga, penanaman nilai karakter tidak dapat dilakukan dengan “ceramah” melainkan akan lebih berhasil jika didekati dengan olah pembelajaran berdasarkan pengalaman (Experiential Learning). Petunjuk Berangkat dari pemahaman/asumsi di atas, dan setelah mengamati contoh implementasi model ini, kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan validasi/penilaian atas efektivitas model ini. Kami memohon Bapak/Ibu mitra implementasi model menaggapi pertanyaanpertanyaan dan mengisi skala asesmen berikut ini. 1. Dibandingkan dengan pendidikan karakter terintegrasi (dalam pembelajaran) yang selama ini Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran, implementasi/pelaksanaan Model PEKA BILA BISA KODE EXL ini menurut penilaian Bapak/Ibu apakah lebih baik/efektif (+) ataukah kurang baik/kurang efektif (-)? Isikan penilaian Bapak/Ibu pada lembar berikut. 2. Beri tanda centang (√) pada kolom sebelah kiri – (jika sedikit kurang); - - (sangat kurang); - - - (sangat buruk) atau kolom sebelah kanan + (jika sedikit lebih baik); + + (lebih baik); + + + (sangat lebih baik) untuk setiap Nilai Efektivitas Model.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
---
--
-
NILAI EFEKTIVITAS MODEL PEKA BILA BISA KODE EXL Desain/rancangan lebih operasional Komprehensif/kelengkapan komponen Kemudahan dalam implementasi/penerapan Kepraktisan dalam pelaksanaan Sistematis/keruntutan langkah Efektivitas pencapaian tujuan Kesesuaian dengan kebutuhan siswa Kesesuaian dengan karakteristik siswa Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan Kemenarikannya bagi siswa Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa Ketepatan strategi/metode penanaman karakter Keberpihakan pada kearifan lokal Kemudahan dalam mengevaluasi proses Kemudahan dalam penilaian capaian hasil Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa Memotivasi siswa untuk terlibat aktif Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa Memunculkan keberanian siswa untuk tampil Menanamkan rasa hormat siswa thd guru/teman Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain Peningkatan kerja sama/kekompakan tim Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang Membangun kepedulian/kesetiakawanan Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan Peningkatan keingintahuan siswa Mendorong siswa untuk berpendapat/merespon Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri Mendorong siswa berrefleksi Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa Membangkitkan keikhlasan siswa unt menolong
+
++
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah model ini dapat diterapkan (perlu dilanjutkan) di sekolah Bapak/Ibu (di SMP pada umumnya); mohon beri alasan
110
+++
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Jika model ini diterapkan secara kolaboratif antara Guru BK dan Guru Mapel tertentu, apa kira-kira kesulitan atau hambatannya?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang harus diperbaiki dalam implementasi model ini?
6. Apakah perlu disediakan modul pegangan guru dan siswa untuk implementasi model ini? Lingkari huruf: a. YA, sangat perlu dan mendesak c. YA, tetapi tidak mendesak b. TIDAK PERLU d. TIDAK TAHU Jika ya, apa saja isi/komponen yang perlu disusun/dimasukkan dalam modul tersebut?
Nama & Tanda tangan
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9
Validasi Siswa
LEMBAR PENILAIAN SISWA Pengantar: Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak bagian yang mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini sudah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut. No. Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya Ya Tidak Tidak tahu mengalami/memperoleh/merasa: 1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 4 Berani berpendapat 5 Lebih kreatif 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 7 Takut salah dalam melakukan permainan 8 Malu dalam permainan kelompok 9 Dihargai oleh teman-teman 10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 11 Kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 14 Keinginan untuk menolong orang lain 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 16 Tertantang untuk mencoba 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 19 Terdorong untuk terlibat aktif 20 Berani bertanggung jawab 21 Menghargai teman 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 29 Mendorong siswa lebih disiplin 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat Nama & Tanda tangan
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10
Self Assessment Scale
Aku Senang Menghargai Orang Lain Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan 1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan agama 2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain 3 Saya mengejek teman saya 4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah 5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar 6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita 7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat di depan orang yang lebih tua 8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua dari saya 9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami kesusahan 10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat 12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru 14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain 15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan orang lain 16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu yang baru 17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan 18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain 19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain 20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
113
S
SK KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Karyaku Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali Karya orang lain lebih bagus dari milik saya Saya bangga melihat karya yang saya buat Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik Saya sepenuh hati membuat karya Saya senang mengikuti proses pembuatan karya Karya yang saya buat berbeda dari yang lain Karya saya unik dan tak ada duanya Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya Karya saya dihargai orang lain Saya kurang menghargai karya saya Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya juga Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya
114
S
SK
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Santai Nan Produktif Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan 1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk istirahat sepanjang hari 2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang 3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang 4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang 5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu luang 6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup 7 Saya membantu orangtua saya saat libur 8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang 9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting 10 Saya menunda-nunda tugas 11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang 12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu 13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu 14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang 15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang 16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang 17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik 18 Waktu luang berguna bagi saya 19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang 20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang
115
S
SK
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aku Bisa Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya orang yang penuh semangat Saya bekerja dengan sepenuh hati Saya adalah orang yang percaya diri Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung Saya bangga dengan semua yang saya miliki Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang bercerita Saya peduli pada lingkungan sekitar saya Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat saya kesal Saya memilih menghindari tantangan Saya mementingkan keinginan sesaat Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya Saya yakin mampu meraih cita-cita saya Saya belajar tanpa disuruh orang tua Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru Saya mampu berpikir positif pada diri saya Saya berani berbicara di depan umum Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki
116
S
SK
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 11
Kuesioner Karakter Kerja Keras
KUESIONER KARAKTER KERJA KERAS
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah 20 pertanyan di bawah ini dengan teliti! 2. Pilihlah jawaban A,B,C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya. 3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah 4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing.
No. 1.
Soal & pilihan jawaban Teman saya marah-marah pada saya tanpa alasan yang jelas maka sikap saya adalah... a. Ikut marah lalu meminta maaf karena memarahinya juga. b. Menghindarinya agar tidak ada pertengkaran lagi. c. Memberikan kesempatan pada teman untuk meluapkan emosi. d. Menanyakan alasan apa yang membuat teman marah.
2.
Ada teman di kelas yang sedang menyampaikan pendapat maupun pertanyaan pada guru, saya akan... a. Mendengarkan teman yang sedang berbicara. b. Menertawakan pendapat maupun pertanyaan yang diajukan. c. Diam dan mengerjakan tugas yang lain. d. Menawarkan bantuan bila teman saya belum jelas tentang pelajaran tersebut.
3.
Saat ada orang yang berbeda pendapat dengan saya maka... a. Saya mendengar pendapatnya b. Saya bersedia menerima perbedaan pendapat dari orang tersebut c. Saya mendengarkan pendapat orang itu dan membandingkan dengan pendapat pribadi d. Saya mengalihkan pembicaraan
4.
Saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas saya... a. Mengobrol dengan teman sebangku b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama c. Berdiam diri dan tidur-tiduran yang penting mengerti penjelasan guru d. Sering ijin keluar ke kamar mandi kalau sudah bosan
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Menghargai orang lain bagi saya adalah... a. Saat orang lain juga menghargai saya b. Menghargai orang terlebih dahulu agar saya pun dihargai juga c. Memberikan sikap empati pada orang lain d. Memberikan sikap simpati pada orang lain
6.
Waktu luang saya, saya habiskan untuk... a. Bermain games b. Membaca buku pelajaran c. Membaca buku-buku cerita d. Menonton film yang dapat menambah pengetahuan
7.
Saat hari libur saya saya gunakan untuk... a. Membantu orangtua bersih-bersih rumah b. Kumpul bersama teman-teman c. Membaca buku d. Piknik bersama teman-teman
8.
Kapan kamu memiliki waktu luang di sela-sela aktivitasmu? a. Setelah saya sudah menyelesaikan tugas sekolah b. Saat saya melupakan tugas dan tanggung jawab saya c. Ketika saya merasa jenuh saya mencari aktivitas tertentu agar saya segar kembali d. Bagi saya setiap hari itu adalah waktu luang
9.
Apa yang terjadi jika kamu tidak memiliki waktu luang? a. Saya akan merasa bingung b. Saya pikir saya akan memiliki banyak beban pikiran c. Saya berusaha segera menyelesaikan tugas saya agar saya memiliki waktu luang lalu saya dapat menikmati waktu luang saya d. Saya tidak tahu akan melakukan apa lagi
10. Saya pikir waktu luang dapat saya gunakan untuk... a. Menyenangkan diri saya sendiri b. Melakukan aktivitas positif yang sesuai dengan hobi saya
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Berekreasi bersama dengan keluarga maupun teman d. Berolahraga demi menjaga kesehatan saya 11. Sewaktu saya membuat tugas yang diberikan pada guru, misalnya menggambar dan karya saya adalah yang terbaik. Yang saya lakukan adalah... a. Mengabadikan gambar saya b. Menyimpan gambar itu pada tumpukan buku-buku pelajaran saja c. Menunjukkan gambar itu pada teman maupun keluarga d. Biasa saja karena saya yakin bisa memberikan yang lebih baik dari sekarang 12. Kapan kamu menghargai hasil karyamu sendiri? a. Jika karya saya adalah yang terbaik b. Kapan saja saat saya membuat karya walaupun karya saya biasa saja c. Tergantung situasi dan kondisi dari karya saya d. Saya tidak tahu kapan dan apa yang saya hargai dari karya saya 13. Saya perlu menghargai hasil karya saya karena... a. Kalau bukan saya sendiri yang menghargai karya saya mau siapa lagi b. Saya peduli pada diri saya sendiri c. Saya ingin terlihat senang pada karya saya d. Saya menyukai semua karya-karya pribadi saya 14. Setelah saya mampu menghargai setiap karya pribadi saya, maka sikap saya terhadap diri saya adalah... a. Saya yakin pada kemampuan yang saya miliki b. Saya bekerja keras agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi c. Setiap karya saya itu berharga d. Saya puas dengan proses yang saya lakukan walaupun hasil karya saya tidak sebaik milik orang lain 15. Ketika hasil karya saya bukanlah yang terbaik tapi saya... a. Tahu kalau saya sudah berusaha b. Yakin kalau saya bisa mengusahakan yang lebih baik lagi c. Akan tetap menghargai karya saya itu d. Mulai kurang semangat melakukan hal yang lainnya
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Saya yakin kalau saya... a. Mampu memahami diri saya sendiri b. Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya c. Mampu berpikir positif pada diri saya maupun orang lain d. Mampu menjaga tingkah laku saya 17. Saya adalah orang yang... a. Bertindak sesuai dengan perintah orang lain b. Mementingkan prosesnya ketimbang hasil yang akan didapatkan c. Pantang menyerah d. Menghargai prestasi saya 18. Bila ada orang yang berhasil, saya... a. Merasa iri lalu berusaha agar bisa berhasil juga b. Memberikan ucapan selamat padanya c. Segera membuat target apa yang akan dilakukan ke depan d. Semakin termotivasi untuk berhasil 19. Setelah segala usaha dan kerja keras saya kerahkan secara optimal dan saya masih gagal, saya akan... a. Belajar dari kegagalan saya b. Terus berusaha sampai berhasil c. Kecewa dan mengoptimalkan keberhasilan yang pernah saya alami d. Mencari aktivitas yang berbeda dari yang sekarang 20. Bila saya berhasil maka saya... a. Akan segera puas dengan keberhasilan saya saat ini b. Akan bersyukur dan mencoba hal yang baru lagi c. Bangga pada diri saya d. Yakin bahwa saya memiliki kemampuan dalam diri saya
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 12
Modul Pelayanan Bimbingan
AKU SENANG MENGHARGAI ORANG LAIN A. RANCANGAN PELAYANAN No 1 2 3 4 5 6 7
Topik Tugas perkembangan Bidang bimbingan Jenis layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standar Kompetensi
8
Kompetensi Dasar
9
Indikator
10
Materi
11 12 13 14 15 16 17
Metode Waktu Tempat Media Mitra Kolaboratif Prosedur Penilaian/ Evaluasi
18
Rencana Tindak Lanjut
Keterangan Menghargai Orang Lain Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab Pribadi-Sosial Bimbingan kelas/kelompok Pemahaman dan pengembangan Siswa SMP VIII Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktekkan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan kemampuan untuk menghargai orang lain a. Menjelaskan pengertian menghargai orang lain b. Menemukan manfaat dari menghargai orang lain c. Makna yang dapat diambil dari pengalamanpengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahanbahan layanan d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan seperti muatan video, dinamika kelompok, cerita bergambar a. Pengertian menghargai orang lain b. Manfaat menghargai orang lain Tanya jawab, sharing, dan dinamika kelompok, ceramah, 2x40 menit Ruang Kelas Alat tulis, kertas, LCD, laptop Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia dan guru Agama Ikuti skenario layanan a. Inventori tilik diri (self assessment) b. Pernyataan hasil belajar siswa -
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sumber Pustaka
a. https://riswatunoval.wordpress.com/2013/11/11/men ghargai-dan-menghormati-orang-lain-by-nur-kurniapuspita-dwi/ b. https://www.youtube.com/watch?v=M1uMKJj29Js c. https://www.google.co.id d. http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernahmeremehkan-orang-lain/ e. Permainan dalam dinamika kelompok (Materi MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan (2010)
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN KOLABORATIF
No 1
Kegiatan Salam dan doa pembukaan
2
Ice breaking
3
Self-Assessment /Kuesioner “Menghargai Orang Lain”
Guru a. Membuka pertemuan dengan memberi salam hangat dan semangat pada siswa. b. Mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa. Menyanyikan lagu “tepuk kupu-kupu” dan mengajak siswa untuk memperhatikan serta bernyanyi bersama. TEPUK KUPU-KUPU TEPUK KUPU-KUPU.... ULETNYA MAKAN DAUN ULETNYA KEKENYANGAN, ULETNYA BERPUASA MENJADI KEPOMPONG, KEPOMPONGNYA TERBUKA MENJADI KUPU-KUPU, SEKALI LAGI...KUPU-KUPU a. Membagikan lembar self-assessment/ kuesioner kepada seluruh siswa b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian selfassessment/kuesioner kepada siswa 123
Siswa a. Menyambut salam dari guru dengan penuh semangat b. Salah satu siswa memimpin doa
Waktu 5 menit
Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu tepuk kupu-kupu
5 menit
a. Menerima lembar selfassessment/kuesioner kepada seluruh siswa b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self-
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penjelasan materi
5
Dinamika kelompok
6
Refleksi dinamika kelompok
7
Sharing dinamika kelompok
8
Menonton video inspiratif
9
Percikan dan kisah inspiratif
10
Refleksi dan sharing singkat
Penyampaian materi mengenai Menghargai Orang Lain, yaitu : a. Memberikan materi mengenai cara-cara untuk menghargai orang lain b. Meminta siswa untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang efektif untuk menghargai orang lain Mempersiapkan dan menjelaskan dinamika kelompok bagi siswa “Menggambar Wajah Pasangan” Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai materi layanan yang diberikan Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharing-kan apa yang telah didapatkan dari materi layanan ini Menayangkan video semut part 1 menghargai orang lain Memberikan arahan dan mempersilahkan siswa membaca kisah inspiratif “Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain”. a. Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan 124
assessment/kuesioner dari guru c. Mengisi lembar selfassessment/ kuesioner Memperhatikan 10 penjelasan materi menit “Menghargai Orang Lain” yang diberikan oleh guru.
Memperhatikan dan mengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok
20 menit
Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
5 menit
Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai materi layanan
5 menit
Menyaksikan video inspiratif
5 menit
Membaca dan mengamati 5 menit secara mendalam isi dan makna dari kisah inspiratif.
a. Menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kesimpulan dan penutup
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi c. Mempersilakan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi dirinya a. Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama b. Memberi kesempatan pada siswa untuk membaca KIBAR “Menghargai Orang Lain” c. Memberikan salam penutup pada siswa.
b. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya
a. Mendengarkan, memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesame b. Siswa membaca KIBAR yang telah disediakan c. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5 menit
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK 1. Judul kegiatan Menggambar Wajah Pasangan 2. Tujuan a. Siswa mampu menghargai temannya. b. Siswa mengenali ciri-ciri bagian wajah teman. c. Siswa mampu menghargai dirinya sendiri. 3. Bahan Kertas dan pena 4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. Siswa mencari pasangan sendiri (terdiri dari 2 orang). b. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali. c. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya. d. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta. e. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan:”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya. (sumber: Permainan dalam dinamika kelompok (Materi MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan.2010)
Apa yang terjadi guys?? a. Ketika kamu menggambar wajah dari pasanganmu? b. Ketika wajahmu digambar oleh pasanganmu? c. Apa yang kamu pikirkan saat menggambar dan digambar? Lalu apa yang kamu rasakan?
D. HANDOUT 1. Pengertian Menghargai Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sangat ingin dihargai oleh rekan kita, baik disekolah, dirumah, dikantor dan dimanapun kita berada. Kata menghargai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti bermacam-macam, di antaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, menaksir harga, memandang penting (bermanfaat, berguna), menghormati. Karya orang lain adalah hasil perbuatan manusia berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang bermanfaat atau berguna untuk orang lain. 2. Manfaat menghargai orang lain a. Hati menjadi tenang b. Relasi dengan orang lain akan terjalin dengan baik c. Mampu meredam konflik d. Menghormati pendapat orang lain
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. PERCIKAN INSPIRATIF JANGAN PERNAH MEREMEHKAN ORANG LAIN Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan. Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada. “Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil. Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,” Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?” Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,” Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat berapa?” Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!” Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!” Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran. “Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan. Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga. (sumber: http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-meremehkan-orang-lain/)
Refleksi dari Kisah Inspiratif Setelah membaca kisah inspiratif di atas, sekarang jawab pertanyaan ini yaa!! 1. Hal-hal apa saja yang bisa kamu terapkan dalam hidupmu? 2. Nilai-nilai apa saja yang bisa kamu ambil dari kisah tersebut? 3. Bila kamu menjadi penjual ice cream itu, apa yang akan kamu lakukan? 4. Bila kamu adalah anak yang membeli ice cream apa yang kamu rasakan?
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KIBAR/Kisah Bergambar
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. EVALUASI 1. Pelajaran apa yang dapat kamu ambil dari kegiatan hari ini? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ 2. Sebutkan rencana yang ingin kamu kembangkan setelah mengikuti kegiatan ini! ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ...................................................................................................................................
SELF ASESSMEN/TILIK DIRI Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan 1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan agama 2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain 3 Saya mengejek teman saya 4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah 5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar 6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita 7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat didepan orang yang lebih tua 8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua dari saya 9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami kesusahan 10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat 12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru 14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain 130
S
K
J
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 16 17
18 19 20
Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan orang lain Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu yang baru Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan Dapat memaafkan kesalahan orang lain Saya dapat menerima kekurangan orang lain Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
H. PESAN MORAL
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL KARYAKU A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN No 1. 2. 3. 4.
Keterangan Pokok Bahasan Bidang Bimbingan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5.
Indikator
6.
Metode Pelayanan Waktu Alat dan bahan
7. 8. 9.
Sumber/ referensi
10.
Sasaran Layanan
Hasil Karyaku Pribadi Siswa dapat menampilkan hasil karyanya sendiri sesuai dengan kreativitasnya Siswa mampu mengekspresikan dirinya dengan menghasilkan atau membuat sesuatu hasil karya yang berguna bagi dirinya dan orang lain a. Siswa mampu menyebutkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu hasil karya sendiri b. Siswa mampu menunjukkan kreativitas yang dimiliki untukmenghasilkan sebuah hasil karya sendiri c. Siswa mampu menciptakan/menghasilkan sesuatu hasil karya sesuai dengan imajinasi yang dimilikinya Sharing, bimbingan kelompok, penugasan, permainan 90 menit Kertas lipat, gelas bekas, alat warna, lem, spidol, koran, kertas polos, rafia. a. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bermain+dan+Permaina n/Balita/3.permainan.pemacu.keterampilan.anak/001/003/1 23/11/3 b. http://artsofcards.multiply.com/journal/item/52 c. http://aksay.multiply.com/journal/item/20 d. http://youtube.com/watch?v=Xe_WkNwKrPI e. www.google.com Siswa SMP Kelas VIII ( Terintegrasi semua mapel )
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN NO KOLABORATIF KEGIATAN KETERANGAN 1.
2.
Pengantar dan ice breaking Tanya jawab
Guru pembimbing memberi penjelasan mengenai tema bimbingan lalu mengajak siswa ice breaking “Gummy Bear”. Guru pembimbing mengajak siswa untuk memahami apa itu hasil karya dengan mengumpulkan jawaban dari pertanyaan “apa itu hasil karya?
132
WAKTU 5 menit
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11.
Membuat kumbang pelangi Sharing
Guru memberikan arahan bagaimana membuat koran ajaib sesuai dengan keinginan mereka
Guru mengajak siswa untuk menceritakan perasaannya ketika membuat koran ajaib. Menghias Guru memberikan arahan pada siswa untuk menghias gelas gelas dan diberikan kepada orangtua setelah gelas selesai dihias Refleksi, Guru mengajak siswa melihat dan menceritakan kembali apa evaluasi saja yang sudah dilalui selama bimbingan berlangsung Menonton Siswa menonton video singkat tentang “Robot Agriculture, video Robot Hidrolik, Robot Transporter Karya Siswa Al-Azhar, singkat Surabaya”. Refleksi Setelah menonton video, beberapa siswa mensharingkan pengalaman mereka Kibar Siswa membaca Kibar yang tersedia Percikan Siswa membaca percikan inspirasi yang telah disediakan dan inspirasi menjawab pertanyaan dari guru Kesimpulan Guru memberikan kesimpulan dari pertemuan ini dan dan menutup pertemuan. penutup
20 menit
10 menit 15 menit 10 menit 3 menit
7 menit 3 menit 7menit 5 menit
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK 1. Koran Ajaib Alat dan Bahan: a. Kertas koran b. Gunting c. Stapler atau lem kertas atau cellotape d. Rafia Langkah-Langkah: a. Siswa membentuk kelompok (4-5 orang dalam 1 kelompok) b. Setiap kelompok diberikan koran dan rafia c. Tiap kelompok diminta untuk membuat karya yang sesuai dengan keinginan mereka d. Apabila mereka membutuhkan alat dan bahan lainnya perlu disiapkan juga e. Setelah mereka selesai membuat karya mereka, maka tiap kelompok diminta untuk menceritakan karya apa yang mereka buat di depan kelas
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Refleksi:
Nah, setelah membuat koran ajaib, mari kita lihat sekarang hasilnya milik temanmu, apakah ada yang sama satu sama lain?
2. Menghias gelas Petunjuk: siswa diminta menghias gelas sesuai dengan imajinasi mereka dan gelas tersebut akan diberikan kepada orang tua atau orang yang mereka sayangi. Nama kegiatannya “Menghias Gelas” Yang kita butuhkan: a. Apapun jenis gelas yang sudah dibawa b. Kertas warna c. Gunting d. Spidol e. Alat yang dibutuhkan untuk menghias gelas Cara Mengerjakannya: Menghias gelas sesuai dengan gambar yang diinginkan. Gambarlah yang baik dan sopan karena gelas ini akan diberikan kepada orang tua atau orang yang kamu sayangi.
Gelas untuk ayah dan ibu
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah kita melakukan banyak kegiatan hari ini, pasti ada hal yang dapat kamu petik... Mari sekarang bersama-sama menceritakan hal apa saja yang sudah kita dapat selama pelajaran tadi.
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. KIBAR (Kisah Bergambar)
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. PERCIKAN INSPIRATIF KISAH PENDIRI FACEBOOK Pria cerdas yang menjadi tokoh di balik lahirnya facebook adalah Mark Zuckerberg. Ia lahir dengan nama lengkap Mark Elliot Zuckerberg. Kota kelahirannya adalah White Plains dan tumbuh besar di Dobs Ferry West Chester Country, sebuah kota kaya di pinggiran Sungai Hudson Amerika Serikat. Zuckerberg beruntung memiliki dua orang tua dengan latar pendidikan yang kuat. Ayahnya seorang dokter sementara ibunya yang berana Karen Zuckerberg berprofesi sebagai psikiater. Mark tumbuh bersama saudanya yang lain: Arielle Zuckerberg, Donna Zuckerberg dan juga Randi Zuckerberg. Dari namanya, siapapun bisa menebak bahwa keluarga Zuckerberg memiliki darah Yahudi.Meski pada faktanya, dengan terang-terangan Mark Zuckerberg mengemukakan bahwa ia seorang atheis yang taat. Sejak kecil, Mark sudah menunjukkan kepandaiannya. Saat bersekolah di Akademi Phiilips Exter, ia dikenal sangat meguasai studi klasin juga ilmu pengetahuan alam. Setelah lepas dari SMA, ia dikenal sebagai salah satu siswa dengan kemampuan mencengangkan. Ia menguasai (menulis dan membaca) bahasa Prancis, Ibrani, Yunani Kuno dan juga Latin. Berkat kepandaian tersebut yang kemudian mengantarkan Mark Zuckerberg memasuki gerbang Harvard University yang dikenal sebagai tempat mereka yang berotak encer kuliah. Ia bahkan terdaftar dalam dua jurusan sekaligus: Psikologi dan Komputer. Dalam masa perkuliahan, ia mengajukan sebuah ide untuk membuat sebuah situs pertemanan di antara para mahasiswa. Ide ini muncul dari kebiasaan kampus Harvard yang membagikan Face Book atau buku mahasiwa dengan foto-foto lengkap agar mereka saling mengenal satu sama lain. Sayangnya, ide brilian Zuckerberg ditolak mentah-mentah. Namun, hal tersebut tak membuatnya berhenti. Ia tetap mencari berbagai cara untuk mewujudkan idenya. Langkah pertamanya adalah dengan membuat situs bernama CourseMatch dengan alamat www.coursematch.com. Situs ini memungkinkan semua teman kelasnya berkominikasi secara mudah. Minat terhadap Coursematch tidak terlalu signifikan. Namun Mark tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian membuat situs lainnya bernama Facemash. Mark kemudian meretas data-data mahasiwa Harvard dan 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memasangnya di Facemash. Perhatian terhadap situs tersebut menjadi besar sebab Mark menambahi fitur untuk memilih siapa di antara mahasiswa tersebut yang paling Hot dan keren. Pancingan Mark ini agaknya berhasil sebab orang-orang kemudian berbondong-bondong mengunjungi Facemash. Melihat hal ini, pihak Harvard geram dan kemudian memutuskan sambungan internet mahasiwanya untuk sementara. Mark diperkarakan sebab tindakan meretasnya dianggap sebagai pencurian data. Mark memang menyampaikan permintaan maafnya, namun ia tak menyesal. Terbukti dengan kelahiran Facebook di kemudian hari yang ia luncurkan secara resmi di tahun 2004. Sejak diluncurkan, Facebook menargetkan komunikasi yang mudah di antara para mahasiswa. Namun pada perkembangannya, peminat Facebook tidak lagi terbatas pada mahasiswa antar-kampus. Akhirnya, Mark membuka Facebook secara umum yang menghubungkan semua orang dalam satu situs www.facebook.com . Jika dicermati, sistem yang dipakai
facebook
tak
jauh
berbeda
dengan
Myspace yang lebih dulu muncul. Hanya saja, aplikasi pendukung yang kaya membuat facebook lebih menarik dan unggul dari Myspace. Sebagai penemu facebook, Mark Zuckerberg memperoleh sejumlah kekayaan yang jumlahnya bukan main. Bahkan oleh majalah Forbes, ia dinobatkan sebagai salah satu pemuda terkaya di dunia. Facebook kemudian mengubah haluan dan tujuan Mark Zuckerberg. Ia memutuskan keluar dari Harvard dan fokus pada pengembangan Facebook. Keputusan ini berhasil membuat Facebook semakin matang bahkan hingga sekarang. (Sumber: http://yovanka03pssiunej.student.unej.ac.id/?p=81)
F. Evaluasi 1. Sesudah mengikuti kegiatan hari ini saya menjadi sadar bahwa... 2. Niat saya setelah mengikuti kegiatan hari ini adalah... 3. Tindakan yang akan saya lakukan adalah... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SELF ASESSMEN/TILIK DIRI Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali Karya orang lain lebih bagus dari milik saya Saya bangga melihat karya yang saya buat Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik Saya sepenuh hati membuat karya Saya senang mengikuti proses pembuatan karya Karya yang saya buat berbeda dari yang lain Karya saya unik dan tak ada duanya Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya Karya saya dihargai orang lain Saya kurang menghargai karya saya Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya juga Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya
139
S
K
J
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Pesan Moral
Hasil karya yang kita buat pasti akan lebih berharga kalau diri sendiri juga ikut menghargainya. Selama ini pasti kita sudah menghargai hasil karya yang sudah kita buat.
Untuk lebih meningkatkan ketrampilan, mari lebih sering berani membuat sesuatu. yang berguna bagi orang lain...
Nah, sesudah pelajaran ini mari kita semakin meningkatkan kemampuan kita membuat hal yang berguna bagi orang lain.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SANTAI NAN PRODUKTIF A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN No 1.
Pokok Bahasan
2. 3.
Bidang Bimbingan Standar Kompetensi
4.
Kompetensi Dasar
5.
Indikator
6. 7. 8. 9.
Metode Waktu Alat Sumber
10.
Sasaran Layanan
Keterangan Santai Nan Produktif (Memanfaatkan Waktu Luang dengan Baik) Bimbingan karir Siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai untuk mengisi waktu luang secara cerdas dan produktif Siswa mampu memahami dan mengisi waktu luang yang ada dalam kehidupan sehari-hari a. Siswa dapat menjelaskan batasan waktu luang b. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diusahakan agar orang dapat memanfaatkan waktu luang yang ada c. Siswa dapat menunjukkan manfaat-manfaat yang dieroleh dari penggunaan waktu luang dengan baik d. Siswa dapat mengidentifikasi kebiasaankebiasaan dirinya yang bisa dimanfaatkan dalam mengisi waktu luang secara produktif e. Siswa dapat membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang memungkinkan dirinya bisa memanfaatkan waktu luang dengan lebih baik Cerita, Tanya Jawab, Penugasan/Reflektif 2X 40 Menit Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop a. Stoltz, Paul G. (2005) Adversity Quotient. Jakarta: Grasindo b. https://www.youtube.com/watch?v=n_KU--0czcM c. http://www.ceritakecil.com/cerita-dandongeng/Semut-dan-Belalang-43 d. http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-danpenemu/Benjamin-Franklin-15 e. www.google.id Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN No 1
Kegiatan Pengantar
2
Membaca cerita
3
Dinamika kelompok
4
Menyimak biografi
5 6
Membaca kibar Menonton video
7
Refleksi dan sharing
8
Evaluasi
Guru Pembimbing mengawali bimbingan dengan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan Pembimbing membagikan handout, menjelaskan batasan waktu luang, dan siswa membaca cerita tentang belalang dan semut Guru memberikan selembar kertas kosong untuk tiap siswa dan siswa menuliskan agenda kesehariannya dan sharing dalam kelompok Siswa membaca biografi singkat Benjamin Franklin dan mendiskusikan dengan teman Siswa membaca Kibar yang telah disediakan Pembimbing mengajak siswa untuk menonton video “semut rajin” Pembimbing memfasilitasi siswa untuk berefleksi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan Melakukan evaluasi,member umpan balik, dan memberi tugas pada siswa.
Durasi 5 menit 15 menit
13 menit
10 menit 10 menit 2 menit 15 menit 10 menit
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK 1. Judul kegiatan Rutinitas Harianku 2. Tujuan a. Siswa mampu menyadari waktu luang b. Siswa mampu memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin c. Siswa dapat mempraktekkan memanfaatkan waktu luangnya dengan mengisi hal positif 3. Bahan Kertas dan pena 4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. Siswa menuliskan jadwal hariannya masing-masing b. Setelah selesai menuliskannya siswa diminta untuk membagikan pengalamannya pada teman-teman lain dalam kelompok c. Perwakilan dari kelompok diminta untuk sharing pengalaman mereka mengenai pemanfaatan waktu luang d. Guru memberikan pertanyaan reflektif. Lalu memberikan peneguhan bagi semua siswa
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. HANDOUT Apa sih Waktu Luang itu... ? Waktu luang seringkali diartikan dengan tidak melakukan apa-apa dan juga bermalas-malasan, padahal tidak seperti itu. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk “bekerja”; mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup bagi orang dewasa, atau waktu jeda dari aktivitas pokok studi/belajar bagi para siswa yang masih bersekolah. Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati. Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Apa yah manfaat mengisi waktu luang ??? Mengisi waktu luang tentu saja memiliki banyak manfaat bagi kita. Bagi kamu sendiri, manfaat mengisi waktu luang yaitu: 1. Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani, 2. Meningkatkan kesegaran mental dan emosional 3. Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri 4. Mendukung konsep diri serta harga diri 5. Sarana belajar dan pengembangan kemampuan 6. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual, maupun estetika 7. Melakukan penghayatan terhadap apa yang kamu sukai tanpa mempedulikan segi materi. 8. Pemenuhan kebutuhan sosial, 9. Meningkatkan daya belajar sehingga memacu prestasi dan produktivitas 10. Menambah konsumsi, sehingga meningkatkan lapangan kerja 11. Mengurangi kriminalitas dan kenakalan 12. Meningkatkan kehidupan bermasyarakat
Perlu gak sih ada waktu luang?? Bagaimana jika segudang kesibukan dalam belajar membuat kamu merasa tidak memiliki waktu luang? Ada 2 hal yang bisa dilakukan untuk memperpanjang waktu luang, pertama, kamu bisa mulai memilah, kebutuhan apa yang memang benarbenar dibutuhkan, lalu memilih kebutuhan yang terpenting menurut kamu. Sebagai contoh : bila kamu merasa membutuhkan waktu luang, kamu bisa memilih untuk menunda kebutuhan kamu mengejar promosi. Atau, kamu tidak perlu lembur, sehingga memiliki tambahan waktu luang.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Atau yang kedua, kamu mempercepat/efisiensi pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh, kamu bisa mempercepat waktu makan siang, mandi atau berdandan. Untuk efisiensi waktu, kamu bisa menggabungkan beberapa pemenuhan kebutuhan sekaligus. kamu bisa makan siang sambil berbincang dengan teman. Selain itu, kamu juga bisa berolah raga bersama teman-teman untuk memenuhi kebutuhan fisik serta sosial.
Pertimbangan Pengisian Waktu
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pengisian waktu luang, yaitu : a. Banyaknya waktu yang dapat kamu luangkan b. Keinginan keluarga, rekan, atau lingkungan kerja c. Biaya yang kamu miliki d. Pengalaman mengisi waktu luang yang terdahulu e. Ketersediaan pilihan kegiatan f. Ketersediaan lahan g. Kemampuan kamu dalam melakukan kegiatan h. Kebutuhan pribadi kamu i. Nilai yang kamu anut, j. Budaya tempat kamu akan melaksanakan kegiatan k. Sikap masyarakat tempat kamu berkegiatan
Kegiatan-kegiatan yang Bisa Dilakukan dalam Mengisi Waktu Luang Setelah kamu memiliki waktu luang, kamu bisa mulai memilih kegiatankegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat berdasarkan fungsinya sebagai. 1. sarana relaksasi, a. dengan cara menonton televisi, b. mendengarkan musik, 2. sarana hiburan atau rekreasi, a. beristirahat, b. berolah raga, c. menggeluti hobi, d. membaca buku, c. menjadi pendukung dari suatu tim sepakbola. 3. sarana pengembangan ketrampilan dan kemampuan pribadi. a. mengikuti kursus musik, 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. c. d. e. f. g.
kelompok teater, kursus bahasa asing, melukis, mengarang, membuat sajak, memasak, menata musik, membuat patung.
Isilah Waktu Luang Di tengah-tengah kesibukan belajar, kamu masih memiliki harapan bisa menikmati waktu luang. Mulailah untuk memberi diri kamu waktu luang untuk istirahat dan melakukan kegiatan yang kamu butuhkan. Dengan begitu, manfaat dari mengisi waktu luang akan benar-benar kamu rasakan.
E. PERCIKAN INSPIRATIF KISAH BELALANG DAN SEMUT Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya. "Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?" "Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu." Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar. "Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa mempedulikan sang Belalang lagi. untuk segala sesuatu ada masanya Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain (sumber: http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Semut-dan-Belalang-43) 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Bagaimana kesanmu terhadap cerita “Semut dan belalang” tadi? 2. Diantara semut dan belalang, binatang apa yang paling rajin? 3. Apa yang dilakukan belalang untuk mengisi hidupnya? 4. Dari sikap belalang dan semut kalian lebih memilih yang mana? 5. Dari cerita di atas, apa yang dimaksud dengan menggunakan waktu? 6. Pelajaran apa yang bisa kamu petik atau kamu dapatkan dari cerita, “Semut dan belalang”?
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KIBAR (Kisah Bergambar)
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. TELADAN IDOLAKU KISAH Penemu Penangkal Petir, Kacamata, dan Odometer(Benjamin Franklin 17 Januari 1706 - 17 April 1790) Benjamin Franklin adalah pengarang, politikus, ilmuwan, diplomat dan penemu yang penemuannya membuka pengertian yang lebih dalam pada bidang kelistrikan. Dia menemukan penangkal petir, kacamata, odometer (pengukur jarak tempuh pada kendaraan) dan peralatan musik. Franklin juga dikenal sebagai salah seorang Bapak Pendiri (Founding Father) dari negara Amerika Serikat. Benjamin Franklin dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam berdirinya negara Amerika Serikat, karena Benjamin adalah salah satu perancang dari deklarasi kemerdekaan Amerika dan ikut menandatangani deklarasi tersebut. Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts, anak ke 15 dari 17 orang bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pembuat sabun dan lilin. Dia belajar membaca dalam usia yang sangat muda dan bersekolah di sekolah biasa selama satu tahun dan belajar di bawah bimbingan guru pribadi selama satu tahun. Franklin hanya bersekolah selama dua tahun itu. Pada umur 12 tahun, Franklin bekerja di percetakan kakaknya. Ketika Ben (nama panggilan Benjamin) berumur 15 tahun, Ben mencetak koran "New England Courant", koran pertama yang independen dari kolonisasi Inggris. Pada usia 17 tahun, Franklin pergi ke Philadelphia, Pennsylvania untuk mencari pengalaman baru di kota baru. Saat itu dia bekerja di sebuah toko yang menjual mesin cetak. Setelah beberapa bulan, gubernur Pennsylvania menganjurkan Benjamin agar membuka usaha percetakan surat kabar di Pennsylvania dan berjanji akan membantu usaha percetakan Benjamin. Gubernur menyarankan Benjamin untuk menuju ke London dan membeli perlengkapan mesin cetak yang dibutuhkan. Tetapi setelah Benjamin tiba di London, Benjamin sadar bahwa janji gubernur untuk membantunya hanya kosong belaka, surat pengantar dari gubernur tidak pernah dikirim ke London. Di London, Franklin dengan cepat bisa menemukan pekerjaan. Tahun 1726 Franklin merasa bosan tinggal di London, dan kebetulan saat itu seorang pedagang gandum menawarkan
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dia pekerjaan di Philadelphia dengan komisi yang besar. Untuk itu Ben memutuskan untuk pulang ke benua Amerika. Pada tahun 1740, listrik adalah hal yang baru. Benjamin Franklin dan teman-temannya mulai menyelidiki fenomena listrik itu. Tahun 1750, Benjamin pertama kali yang menemukan prinsip dari aliran listrik dan juga memberi tanda positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga adalah listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada saat badai. Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia menyadari bahaya yang bisa ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain yang membuktikan bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di tunjukkan dengan menggunakan konsep listrik ground. Tidak seperti yang digambarkan orang bahwa percobaan Benjamin dilakukan dengan cara menerbangkan
layang-layang
dan
menunggu
hingga
layang-layang
tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya untuk mengumpulkan listrik dari awan badai. Percobaan
terhadap
listrik
yang
dilakukan
oleh
Benjamin,
mengarahkan dia ke penemuannya, yaitu penangkal petir. Dia menulis bahwa konduktor (penghantar listrik) dengan ujung yang tajam memiliki kemampuan untuk menarik muatan listrik dan memiliki jangkauan penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor dengan ujung yang tumpul. Dia menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini bisa digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya tersambar petir, dengan memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi lapisan anti karat, yang diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan kabel yang menuju ke tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan listrik yang ada pada awan menuju ke tanah sehingga muatan yang ada pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir dan kilat. Penemuan Benjamin seperti penangkal petir, kacamata, dan lainnya tidak pernah dipatenkan olehnya. Dalam biografinya, Benjamin menulis: " ..sama seperti saat kita menikmati keuntungan dari penemuan orang lain, kita seharusnya gembira karena mendapatkan kesempatan untuk memberikan pelayanan kepada orang lain dengan penemuan-penemuan
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kita; untuk ini, kita harus memberikannya dengan bebas dan sepenuh hati." Untuk menghormati jasa Benjamin Franklin di bidang kelistrikan, namanya diabadikan sebagai satuan fisika franklin (Fr) atau statcoulomb (statC) atau electrostatic unit of charge (esu). Fr adalah satuan muatan listrik dalam centimeter-gram-detik (cgs). Sistem SI seperti yang kita gunakan, memakai satuan Coulomb. (sumber: http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Benjamin-Franklin15)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas, pada lembar kerjamu! 1. Menurutmu apa yang mengesan dari cerita tentang Benjamin? Mengapa? 2. Menurutmu apa yang membuat Benjamin dapat berhasil dengan baik? 3. Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari cerita tentang Benjamin?
H. REFLEKSI
Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya menjadi tahu/sadar bahwa saya....
Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya akan...
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan 1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk istirahat sepanjang hari 2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang 3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang 4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang 5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu luang 6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup 7 Saya membantu orangtua saya saat libur 8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang 9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting 10 Saya menunda-nunda tugas 11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang 12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu 13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu 14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang 15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang 16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang 17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik 18 Waktu luang berguna bagi saya 19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang 20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang
151
S
K
J
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU BISA...
A. RANCANGAN PELAYANAN No 1. 2. 3.
Pokok Bahasan Bidang Bimbingan Standar Kompetensi
4.
Kompetensi Dasar
5.
Indikator
6.
Metode
7. 8. 9.
Waktu Alat Sumber
10.
Sasaran Layanan
Keterangan Aku Bisa Bimbingan Karier Siswa mampu memahami kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif dalam dirinya. Siswa dapat mensyukuri dan mempergunakan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. a. Siswa mampu menjelaskan kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya. b. Siswa mampu menunjukkan kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya yang sudah diwujudkan dalam kehidupan seharihari. c. Siswa mampu merumuskan niat untuk mempraktekkan kemampuan-kemampuannya yang positif dalam melakukan berbagai aktivitas seharihari Ceramah, menonton film, Tanya Jawab, Penugasan/Reflektif. 80 Menit Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop. a. Lumpkin, Aaron. 2005. You Can Be Positive, Confident, and Courageous. Jakarta : Erlangga b. Vincent, Peale Norman.1997. Anda Pasti Bisa Bila Anda Berpikir Bisa. Jakarta : Professional books c. http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisahhidup-sukses-nick-vujicic-tanpa-tangan-tanpa-kaki/ d. http://youtube.com/watch?v=WMbp4jeQJZE e. https://www.youtube.com/watch?v=0fEcumHd7GE f. https://www.youtube.com/watch?v=CD-YQfPDHbg Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN No
Kegiatan
1.
Ice breaking
2.
Ceramah
3.
Asesmen Diri
4.
Sharing
Guru ”ke kanan, ke kiri” (bernyanyi dan bergerak bersama) KE KANAN, KE KIRI Ke kanan ke kanan, ke kiri ke kiri Ke kanan ke kiri berputar setengah Tumit jempol Berputar setengah tumit jempol Ganti pasangan Guru Pembimbing menjelaskan mengenai materi dan tujuan yang akan diberikan pada pertemuan kali ini. Guru Pembimbing menjelaskan pengertian mengenai kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada setiap orang. Guru mengajak peserta didik untuk menyadari dan membuat daftar tentang kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif yang dimiliki pada diri masing-masing siswa. Masing-masing siswa diminta untuk menyebutkan dan menuliskan jawaban tersebut pada lembar kertas yang sudah disediakan (LKS 1). Siswa diminta untuk mensharingkan/menceritakan kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif yang dimilikinya di depan kelas.
153
Siswa Bernyanyi dan bergerak bersama
Durasi 5 menit
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
10 menit
Siswa mulai menyebutkan kelebihan yang dimilikinya dan menuliskan di LKS 1
10 menit
Beberapa siswa menceritakan kelebihan yang dimilikinya di depan kelas
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Refleksi
6.
Asesmen Others
7.
Sharing
8.
Nonton film
9.
Sharing
10.
Kesimpulan
11.
Bernyanyi ”aku bisa”
Guru Pembimbing bersama para siswa merefleksikan mengenai manfaat dari mengenali kelebihan dari diri. Guru mengajak siswa untuk dapat mengenali kelebihan/sifat-sifat positif yang dimiliki olah orang lain, misalnya teman-temannya, orangtuanya, gurunya (LKS 2). Guru bersama siswa membahas gambar yang ada pada LKS tersebut secara bersama-sama. Guru memutar film ”OutstandingBasketball Inspiration”dan ” never give up, Derek Redmond” Guru bersama siswa membahas film yang telah diputar tadi. Guru memberikan penegasan mengenai materi, dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa/peserta didik bahwa setiap orang memiliki kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang perlu dan harus disadari, disyukuri, dan dikembangkan Guru mengajak siswa mengakhiri pertemuan dengan bersama-sama bernyanyi lagu ”AKU BISA”
Siswa menuliskan 5 menit manfaat mengenali kelebihan diri pada lembar refleksi Siswa menuliskan 10 menit kelebihan dari orang lain di LKS 2
Sharing dari beberapa siswa mengenai kelebihan dari orang lain. Siswa menyaksikan film yang sedang diputar
5 menit
Beberapa siswa sharing
5 menit
Siswa mendengarkan dengan seksama
5 menit
Semua siswa ikut bernyanyi
10 menit
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK 1. Judul kegiatan Magic Finger 2. Tujuan a. Siswa semakin yakin akan kemampuan yang dimilikinya 154
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Siswa mampu berpikir positif pada dirinya c. Siswa dapat memberikan sugesti positif dalam hati 3. Bahan 2 buah kursi 4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. 5 orang siswa diminta untuk praktek, dimana 1 orang sebagai beban yang akan dipindahkan oleh 4 siswa lainnya pada kursi yang lain. b. Siswa yang akan diangkat diminta untuk memikirkan bahwa dirinya ringan bagaikan kapas dan mengatakannya dalam hati terus dan berulang-ulang c. Siswa yang lain diminta untuk mengatakan dalam hatinya bahwa jari-jarinya keras bagaikan baja d. Para siswa lain diminta untuk hening agar 5 orang yang ditunjuk dapat berkonsentrasi e. Siswa yang akan diangkat duduk di kursi sambil mengatakan bahwa dirinya ringan bagaikan kapas f. 4 siswa lainnya membagi tugas, 2 orang bersiap untuk mengangkat pada bagian lengan siswa yang duduk dan 2 orang lainnya bersiap pada bagian belakang lututnya (1 orang di kanan dan kiri) g. Guru memberi aba-aba untuk 4 siswa tersebut mengangkat dan memindahkan temannya itu pada kursi yang berbeda h. Siswa yang lain bisa diminta untuk ikut mempraktekkan hal yang sama i. Setelah selesai, guru dapat mengajak para siswa merefleksikan kegiatan ini Refleksi dari dinamika kelompok: 1. Apa yang terjadi pada kelompok yang gagal? 2. Apa yang terjadi pada kelompok yang berhasil? 3. Hal apa yang bisa dipelajari dari dinamika ini?
D. HANDOUT Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diriku Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri seseorang itu merupakan sesuatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang berharga, yang patut untuk disadari, dipertahankan, dan bahkan dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Setiap manusia orang mampu menyadari kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pasti memiliki kelebihan/sifat positif dalam dirinya masing-masing. Namun, tidak semua dalam dirinya. Entah mengapa, beberapa orang justru cenderung lebih mudah untuk menyebutkan kekurangan/sifat-sifat negatif yang ada pada dirinya dibandingkan jika ia harus menyebutkan kelebihan-kelebihan/sifat-sifat yang positif. Usaha memahami 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelebihan/sifat-sifat positif pada diri seseorang dapat dilakukan dalam banyak hal diantaranya melalui kegiatan refleksi. Kita perlu mengingat-ingat hal-hal/sifat-sifat baik apa yang pernah dilakukan. Beberapa bentuk contoh sifat positif seseorang yaitu seperti: rasa yakin, berani (dalam arti positif), mau berbagi terhadap sesama, bersikap jujur, bersikap ramah, bertanggung jawab, taat, disiplin, dan masih banyak lagi. Setiap orang harus yakin bahwa ia bisa melakukan hal-hal yang terbaik dengan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. Setiap orang pasti akan bisa melakukan hal-hal yang terbaik apabila ia berpikir bahwa AKU BISA… !Setiap orang harus dapat bersikap yakin atas kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya.
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan/sifat-sifat positif dalam dirinya, termasuk kamu. Apa sih, manfaat dari kita mengetahui kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita?Manfaatnya yaitu kita menjadi tahu kemampuan yang ada dalam diri kita sehingga kita dapat mengembangkan kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri kita dengan lebih optimal lagi. Selain itu, dengan mengetahui kelebihan kita maka kita akan dapat lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mari kita temukan kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita saat ini !!! AKU BISA... AKU MAMPU... !!!
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftarkan kemampuan-kemampuanmu yang positif di sini: 1. bernyanyi, bercerita
8…………………………………………….
2…………………………………………..
9……………………………………………
3…………………………………………..
10………………………………………….
4…………………………………………..
11………………………………………….
5…………………………………………..
12………………………………………….
6…………………………………………..
13………………………………………….
7…………………………………………..
Dst………………………………………
E. KISAH INSPIRATIF Kisah Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Dan Kaki Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan ternyata tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun, namun kemudian dia sadar bahwa hidup ini harus dia syukuri apapun
keadaannya.
Akhirnya
perlahan
namun pasti dia menjadi seorang motivator hebat
yang
mendunia
dan
berhasil
memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk terus meraih mimpi. Nicholas
James
Vujicic
(lahir
4
Desember 1982) adalah anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia. Nick Vujicic lahir
di
Brisbane,
Australia
dengan
gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki, tanpa kedua lengan dan dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Pada masa kecilnya sering diintimidasi teman-teman sekolah. Pada usia delapan tahun, ia mulai memikirkan bunuh diri dan bahkan pada usia sepuluh tahun dia mencoba untuk menenggelamkan dirinya di bak mandi. Karena cintanya kepada orang tuanyalah yang membatalkan niat bunuh dirinya. Ia menyatakan dalam video musiknya “Something More” bahwa Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya dan ia tidak bisa memaksa dirinya untuk tenggelam karena ini. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nick berdoa sangat keras bahwa Allah akan memberinya tangan dan kaki, dan pada awalnya dia mengatakan kepada Allah bahwa, jika doanya tetap belum terjawab, Nick tidak akan memuji Dia tanpa batas waktu. Namun, titik balik penting dalam imannya datang ketika ibunya menunjukkan kepadanya sebuah artikel surat kabar tentang seorang pria berhubungan dengan cacat berat. Dia menyadari bahwa ia bukan satusatunya orang yang memperjuangkan dirinya. Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidupnya. Nick secara bertahap menemukan cara hidup tanpa anggota badan.
Dia
menulis dengan dua jari pada kaki kirinya dan pegangan khusus yang meluncur ke ibu jari kakinya. Dia tahu bagaimana menggunakan komputer dan dapat mengetik hingga 45 kata per menit dengan menggunakan “tumit dan kaki”. Dia juga belajar untuk melemparkan bola tenis, bermain pedal drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon dan bercukur, selain berpartisipasi dalam golf, berenang, dan bahkan langit-diving. Selama sekolah menengah, ia terpilih menjadi kapten MacGregor Negara di Queensland dan bekerjasama
dengan dewan mahasiswa
untuk menggalang dana bagi orang cacat. Ketika ia berusia tujuh belas, ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya,
dan kemudian
mendirikan organisasi non-profit nya, “Life Without Limbs.” Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan yaitu Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang pembicara motivasi . Ia secara rutin melakukan perjalanan internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah, dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara). Dia mempromosikan karyanya melalui acara televisi dan melalui tulisannya. Buku pertamanya, “Life Without Limbs: Inspiration for a Ridiculously Good Life” (Random House, 2010) diterbitkan pada tahun 2010. Dia memasarkan DVD motivasi
yang
berjudul
”Life’s
Greater
Purpose”,
sebuah
film
dokumenter pendek difilmkan pada tahun 2005 menyoroti kehidupan rumah tangganya dan kegiatan rutin.Bagian kedua dari DVD difilmkan di gereja setempat di Brisbane–salah satu dari pidato pertama profesional 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi . Dia memasarkan DVD untuk kaum muda berjudul: MP Arms, No Legs, No Worries.Nick menulis bahwa ia menyimpan sepasang sepatu di lemari
karena
keyakinannya
pada
keajaiban.Pada
tahun
2005
Nick dinominasikan untuk Penghargaan Anak Muda di Australia Nick. Dia membintangi film pendek yang berjudul “The Circus Butterfly”, yang memenangkan hadiah utama Film
Doorpost Film Project‘s
pada
tahun
2009
penghargaan
Film
Terbaik
Festival
di
dan
Pendek Film
Metode Fest, di mana Vujicic juga
dianugerahi
Aktor
Terbaik dalam film pendek tersebut. Circus
The
juga
Butterfly
memenangkan
penghargaan film pendek terbaik di Festival Film “The Feel Good Film Festival di Hollywood pada tahun 2010. Saat ini Nick tinggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat dan pada tanggal 12 Februari 2012, ia menikah dengan tunangannya, Kanae Miyahara, dan pada tanggal 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi James Vujicic lahir dengan berat 8 £ 10 ons. Menurut Vujicic, seandainya dia dilahirkan di sebuah negara dunia ketiga, kondisinya akan dianggap sebagai kutukan atau memalukan orang tuanya dan ia akan dibunuh pada saat kelahirannya. (sumber: http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-hidup-sukses-nick-vujicictanpa-tangan-tanpa-kaki/)
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KIBAR (Kisah Bergambar)
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. EVALUASI 1. Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya menjadi tahu/sadar bahwa saya.... 2. Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya akan... SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya orang yang penuh semangat Saya bekerja dengan sepenuh hati Saya adalah orang yang percaya diri Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung Saya bangga dengan semua yang saya miliki Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang bercerita Saya peduli pada lingkungan sekitar saya Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat saya kesal Saya memilih menghindari tantangan Saya mementingkan keinginan sesaat Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya Saya yakin mampu meraih cita-cita saya Saya belajar tanpa disuruh orang tua Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru Saya mampu berpikir positif pada diri saya Saya berani berbicara di depan umum Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki
161
S
K
J
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. PESAN MORAL
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 13 Surat Tugas
163