PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN SOSIAL (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Mersy Cahyati 131114071
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN SOSIAL (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Mersy Cahyati 131114071
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EFEKTIVITAS IMPLE
MENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN Rohandi, AN KLAS EXPERIENTIAL LEARNING iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO “Jika kamu mempunyai 1000 masalah, ingatlah bahwa Tuhan mempunyai 1001 cara untuk menyelesaikannya” - unknow
“Belajar itu Menyakitkan” (Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A.)
“A MIND is like a parachute. It doesn‟t work if it isn‟t open” - papersticker
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Hasil tulisan ini Mersy persembahkan bagi …. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa menopang, menuntun dan memberikan kekuatan dalam perjalanan hidup menuju masa depan yang lebih baik. Orangtua tercinta, Papa Yohanes Sujianto, yang tanpa lelah memberikan dukungan, nasihat, kasih sayang dan tak pernah lupa mengingatkan arti dari sebuah kesabaran, arti dari sebuah penantian. Mama Maria Yuspita (alm.) secara khusus Mersy tepati janji untuk mewujudkan impian Mama sebagai seorang Sarjana. Koko tercinta, Puro Juan Handry yang selalu bersedia dijadikan sebagai saingan dalam dunia sekolah. Keluarga besar Phang Khet Kong dan Ho Jan Fun yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang hingga detik ini. Hendra Huang yang senantiasa mendengarkan cerita, keluh kesah dan tanpa lelah memberikan semangat. Serta seluruh teman-teman dan sahabat yang menemani Mersy hingga tak lekang oleh waktu.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah. vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTIN
GAN AKADEMI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN SOSIAL
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2015/2016) Mersy Cahyati Universitas Sanata Dharma 2017 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, KalBar antara sebelum dan sesudah implementasi, 2) peningkatan signifikansi hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar, 3) hasil peningkatan pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar antar sesi layanan, 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berdasarkan penilaian siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pra eksperimen one group pre-test post-test design. Subjek penelitian berjumlah 21 orang siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner validasi efektivitas model menurut penilaian siswa, skala penilaian diri siswa, dan tes karakter penerimaan diri dan sosial. Tes karakter penerimaan diri dan sosial berbentuk pilihan ganda bergradasi yang diberikan sebelum dan sesudah implementasi dilakukan. Koefisien reliabilitas tes karakter penerimaan diri dan sosial diukur dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach, diperoleh hasil hitung (r11=0,348) yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan koefisien reliabilitas skala penilaian diri (self assessment scale) yang diukir dengan teknik analisis Alpha Cronbach diperoleh hasil hitung (r11=0,685) yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan: 1) terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial antara sebelum dan sesudah implementasi, 2) terdapat peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, 3) terdapat peningkatan antar sesi layanan yang diberikan, 4) menurut penilaian siswa, implementasi model pendidikan karakter ini sangat efektif untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: pendidikan karakter, karakter penerimaan diri dan sosial, bimbingan klasikal, experiential learning.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION BASED ON CLASS COUNSELING SERVICES USING THE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO IMPROVE SELF AND SOCIAL ACCEPTANCE
(Pre Experiments in Class VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, West Kalimantan Academic Year 2015/2016) Mersy Cahyati Sanata Dharma University 2017 The purpose of this study was to determine: 1) the increase of student self and social acceptance based on the class guidance services using the experiential learning approach in St.Aloysius Gonzaga Junior High School Nyarumkop, West Kalimantan before and after the implementation, 2) a significance increase in the results of character education to increase self and social acceptance based on class guidance services using the experiential learning approach St.Aloysius Gonzaga JHS Nyarumkop, West Kalimantan, 3) the increase of self and social acceptance based on class guidance services using the experiential learning approach in St.Aloysius Gonzaga JHS Nyarumkop, West Kalimantan in between sessions, 4) the effectiveness of the implementation of character education to improve self and social acceptance based on class guidance services using the experiential learning approach according to student‟s assessment. This research is a quantitative research with pre-experimental methods of one group pre-test post-test design. Subjects of the research were 21 students of class VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop Academic Year 2015/2016. Data were collected using a questionnaire validation of the effectiveness of the model according to student assessment, student self-assessment scale, and the test of character self and social acceptance. The test of character self and social acceptance was a graded multiple choice given before and after the implementation. The coefficient of reliability tests of character self and social acceptance was measured using Cronbach‟s Alpha analysis techniques, the result of (r11 = 0.348) was included in the low category. While the self-assessment scale reliability coefficient (self assessment scale) analyzed with Cronbach‟s Alpha analysis techniques resulting in (r11 = 0.685) was included in the medium category. The results showed: 1) there was an increase in student self and social acceptance before and after the implementation of the character education based on class guidance service using the experiential learning approach, 2) there is a significant increase in student self and social acceptance before and after the implementation of the character education based on class guidance service using the experiential learning approach, 3) there is an increase in between the sessions of the services, 4) according to student assessment, the implementation of character education model is very effective to improve the character of selfand social acceptance among the students of class VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop Academic Year 2015/2016. Keywords: pendidikan karakter, karakter penerimaan diri dan sosial, bimbingan klasikal, experiential learning
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat dan perlindungan-Nya, penulisan tugas akhir dengan judul “EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN SOSIAL (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2015/2016)” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Selama proses menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, sekaligus dosen pembimbing skripsi. 3. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi. 4. Mas Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa ramah dan penuh kesabaran melayani administrasi selama penulis menempuh studi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Orang tua tercinta, Papa Yohanes Sujianto dan Mama Maria Yuspita (alm.) atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, nasihat serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini. 6. Koko tesayang, Puro Juan Handry atas segala keceriaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini. 7. Keluarga besar Phang Khet Kong dan Ho Jan Fun atas bantuan finansial, nasihat, kasih sayang, kebahagiaan, keceriaan, kebersamaan yang selalu dirindukan penulis selama ini dan saat penulis sedang menempuh kuliah di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 8. Sahabat terbaik, teman terkasih, dan pacar yang luar biasa Hendra Huang atas doa, bantuan, dukungan, kebersamaan, keceriaan yang selalu diberikan kepada penulis selama ini. 9. Keluarga keduaku, sahabat sekaligus saudara tergilaku, „Alayers‟: Galuh Kotsasi, Giffari Enggar, Desi Indah, Vera Handika, dan Futri Auliya, serta „Quiners‟: Erna Nosita, Cindy Glaudia, Adeartha, Yohana Maria Deta, atas kegilaan, keceriaan, kebahagiaan, kebersamaan, keluh kesah, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis selama duduk di bangku SMP-SMA hingga proses penulisan tugas akhir. 10. Sejawatku, Sahabatku, Keluarga ketigaku Angkatan 2013A dan 2013B Program Studi Bimbingan dan Konseling atas doa, dukungan, pengalaman dan kebersamaan selama studi, organisasi, kepanitiaan, PPL, KKN, hingga penulisan tugas akhir.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Teman-teman terdekat selama studi di Prodi BK USD yang selalu ringan tangan, mendengarkan keluh kesah, memberi nasihat dan dukungan, Stela Hilapok, Yuni Tarigan, Katerina M, Mba Monica Susi, Dwi Retno, Prety Tarigan, Bruder Dinus, Ivantoro, Heny Listyp, Florentina, Zena Vania, Okdarina, Fransiscade, Kadek Sri, Offy Pugel, Rani Pri, Soesanto, Wibi, Aning, Gagas, Sifradita, Yosepyoga, Yoga L, Melani, dan masih banyak lagi teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu. 12. Kakak-kakak Angkatan 2012 dan Adik-adik Angkatan 2014 dan 2015 yang senantiasa saling memberi motivasi, saling mendukung dan saling membantu, terkhusus Gabriela T. Paramitha yang telah membantu penulis dalam banyak hal terkait penyelesaian tugas akhir ini. 13. Keluarga Besar SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat yang telah mengijinkan penulis untuk berproses bersama dalam rangka penyusunan tugas akhir. 14. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan sebagai tambahan pengetahuan. Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Yogyakarta, 23 Januari 2017 Penulis
Mersy Cahyati
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR TABEL .................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah Penelitian...................................................................... 6 D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8 F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8 G. Definisi Istilah .............................................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 12 A. Hakikat Pendidikan Karakter........................................................................ 12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................. 12 2. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 13 3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter .............................................................. 14 4. Faktor-faktor Pengaruh Keberhasilan Pendidikan Karakter ................... 17 5. Hambatan-hambatan
Pelaksanaan
Pendidikan
Karakter
Terintegrasi ............................................................................................. 17 6. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ....................................................... 18 B. Hakikat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .............................................. 19 1. Pengertian Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .................................... 19 2. Manfaat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial ....................................... 21 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Penerimaan Diri dan Sosial ................................................................................................ 21 4. Aspek Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .......................................... 22 5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Diterima dan Ditolak...... 22 C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal .......................................................... 23 1. Pengertian Bimbingan Klasikal .............................................................. 23 2. Tujuan Bimbingan Klasikal .................................................................... 24 3. Manfaat Bimbingan Klasikal .................................................................. 25 4. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Klasikal ................................... 26 5. Teknik/strategi dalam Pelayanan Bimbingan Klasikal ........................... 27 6. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Klasikal ..................................... 32 D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning.................................................. 35 1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning........................................ 35 2. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ........................................ 36 3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning .............. 37
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Aktivitas Inti dalam Pembelajaran Experiential Learning ..................... 38 5. Prosedur Penerapan Experiential Learning ............................................. 39 E. Hakikat Remaja Sebagai Peserta Didik SMP ............................................... 41 1. Pengertian Peserta Didik SMP ................................................................ 41 2. Karakteristik Peserta Didik SMP ............................................................ 42 3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja Sebagai Peserta Didik ................... 43 4. Karakteristik Remaja Suku Dayak .......................................................... 44 F. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 46 G. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 47 H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 48 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 50 A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 50 B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian........................................................ 52 C. Setting Penelitian (lokasi dan waktu penelitian) .......................................... 52 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 53 1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 53 2. Tahap Pengumpulan Data ....................................................................... 53 3. Instrumen ................................................................................................ 54 E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ................................................ 60 1. Validitas Instrumen ................................................................................. 60 2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................. 61 I. Teknik Analisis Data .................................................................................... 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70 A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 70
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 jika dilihat dari hasil pretest dan posttest. ........ 70 2. Signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah implementasi. .......................... 75 3. Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis
layanan
bimbingan
klasikal
dengan
pendekatan
experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antar sesi layanan. ................................................................................................... 78 4. Efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 menurut penilaian responden siswa. ...................................................................... 80 B. Pembahasan ................................................................................................. 82 1. Peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter dilihat dari hasil pretest dan posttest. ........................................................................ 82 2. Signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial antara sebelum dan sesudah implementasi. .......................................................................................... 84 3. Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial antar sesi layanan. ................................................................................... 85
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial menurut penilaian responden siswa. ............................................. 87 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ............................. 90 A. Kesimpulan ................................................................................................. 90 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 91 C. Saran ............................................................................................................. 92 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95 LAMPIRAN .......................................................................................................... 98 LAMPIRAN 1 Tes Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .................. 99 LAMPIRAN 2 Kuesioner Penilaian Diri (self assesment scale) ................... 103 LAMPIRAN 3 Lembar Penilaian Siswa ........................................................ 105 LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Pretest ............................................................ 107 LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Posttest ........................................................... 108 LAMPIRAN 6 Tabulasi Selisih Skor Pendidikan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial ....................................................................... 109 LAMPIRAN 7 Tabulasi Data Skala Penilaian Diri Siswa Sesi I ................... 110 LAMPIRAN 8 Tabulasi Data Skala Penilaian Diri Siswa Sesi II ................. 111 LAMPIRAN 9 Hasil Uji Z Wilcoxon ............................................................ 112 LAMPIRAN 10 Hasil Uji Validitas Butir Item Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial ....................................................................... 113 LAMPIRAN 11 Hasil Uji Validitas Item Skala Penilaian Diri Siswa ............. 115 LAMPIRAN 12 Hasil Uji Reliabilitas Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial ..................................................................................... 116 LAMPIRAN 13 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian Diri Siswa ................. 117 LAMPIRAN 14 Surat Izin Penelitian .............................................................. 118 LAMPIRAN 15 Rancangan Pelayanan Bimbingan Klasikal ........................... 119
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2. 1 Tahapan Pelayanan Bimbingan Klasikal ......................................... 35 Gambar 2. 2 Kolb’s Experiential Learning Style Model ...................................... 37 Gambar 2. 3 Prosedur Penerapan Experiential Learning ..................................... 41 Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir................................................................. 48 Grafik 4. 1 Peningkatan Rerata Skor Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Antara Pre Test Dan Post Test .......................................................... 71 Grafik 4. 2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter..................................... 72 Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan
Karakter
Antara
Sebelum
dan
Sesudah
Implementasi Pendidikan Karakter ................................................... 73 Grafik 4. 4 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter pada Tiap Sesi ................................................. 79
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2. 1
Tahapan Langkah Model Pembelajaran Experiential Learning ...... 38
Tabel 3. 1
Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design .......... 51
Tabel 3. 2
Data Subjek Penelitianz ................................................................... 52
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Tes dan Hasil Uji Validitas Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .......................................................................................... 57
Tabel 3. 4
Kisi-kisi Skala Penilaian Dri (self assessment scale) ...................... 59
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Hasil Uj Validitas Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial .......................................................................................... 63
Tabel 3. 6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri (Self Assesment Scale)....................................................................... 63
Tabel 3. 7
Norma Kategori Reliability Statistic Guilford ................................. 63
Tabel 3. 8
Reliabilitas Item Tes ........................................................................ 65
Tabel 3. 9
Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assesment scale)................... 66
Tabel 3. 10 Tabel Norma Kategorisasi Skala Penilaian Diri (self Assesment Scala) Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial/i Kelas VIIB SMP St. Aloysius Gonzage Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 .............................................................................. 68 Tabel 4. 1
Distribusi Hasil Peningkatan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial
Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan Experiential Learning Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter .......................................................................... 72 Tabel 4. 2
Uji T Berpasangan Pretest-Posttest Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 .................................. 75
Tabel 4. 3
Distribusi Hasil Peningkatan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Berdasarkan Skala Penilaian Diri (Self Assesment Scale)
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 .................................................... 79 Tabel 4. 4
Penilaian Siswa Terhadap Efektivitas Model .................................. 81
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Rencana Strategis (renstra) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2014 telah mencanangkan penerapan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan di Indonesia mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi (PT) dalam sistem pendidikan Indonesia. Berkaitan dengan pelaksanaan renstra pendidikan karakter di semua jenjang tersebut maka sangat diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap program-program yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus benar-benar dioptimalkan (Listyarti, 2012). Masalah-masalah seputar karakter atau moral yang terjadi sekarang ini, jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan masalah-masalah karakter atau moral yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter
menjadi
bahan
pemikiran
sekaligus
keprihatinan
bersama
dikarenakan negara ini sedang mengalami krisis karakter (Zubaedi, 2012). Krisis ini antara lain ditandai dengan meningkatnya masalah-masalah sosial yang muncul di dunia remaja. Dari 350 orang siswa SMP dan SMA dari beberapa sekolah di Jakarta, ditemukan angka peningkatan dalam masalah pergaulan seks bebas 62,7%, maraknya angka kekerasan anak-anak dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
remaja 84%, kejahatan terhadap teman 36,66%, pencurian remaja 6,73%, kebiasaan menyontek 49.3%, penyalahgunaan obat-obatan terlarang 22%, pornografi 52,9%, perkosaan 22,53%, perampasan dan perusakan milik orang lain 19,85%, serta kasus bunuh diri di kalangan remaja 50%, menjadi masalah sosial
yang
hingga
saat
ini
belum
dapat
diatasi
secara
tuntas
(www.vivanews.co.id). Selama ini para guru sudah mengajarkan pendidikan karakter, namun kebanyakan masih seputar teori dan konsep, belum sampai ke ranah metodologi dan aplikasinya dalam kehidupan. Tanpa pijakan dan pemahaman konsep, teori, serta metode yang jelas dan komprehensif tentang pendidikan karakter, maka misi pendidikan karakter pada sekolah-sekolah akan menjadi sia-sia. Tidak hanya para guru yang berperan aktif dalam pendidikan karakter di sekolah, tetapi para staf atau pegawai di lingkungan sekolah juga dituntut berperan dalam pendidikan karakter dengan cara menjaga sikap, sopan santun, dan perilaku agar dapat menjadi sumber keteladanan bagi para peserta didik (Koesoema, 2010). Pendidikan karakter sangat penting dilaksanakan pada anak usia remaja, di mana masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Menurut Hurlock (1991) ada beberapa masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang sering dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas perkembangannya, yaitu: (1) Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. (2) Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua. Ketika seorang anak beranjak remaja, anak sungguh membutuhkan perhatian khusus dari orang tua maupun dari guru di sekolah terutama pada perubahan-perubahan yang dialaminya baik secara fisik (bentuk tubuh) maupun hormonal. Bertambahnya tugas-tugas perkembangan juga membuat anak harus kembali beradaptasi, apalagi perubahan dalam interaksi sosial yang membuat anak harus menyesuaikan diri dengan situasi barunya sebagai seorang remaja. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menjadi hambatan dalam perkembangan remaja. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui dalam setiap fase perkembangan termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagiaan dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
tugas perkembangan pada fase berikutnya (Hurlock, 1991). Terutama pada karakter penerimaan diri dan sosial. Beberapa sekolah di wilayah Kalimantan Barat, khususnya di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar hal serupa terjadi. Sebagian besar remaja Suku Dayak yang bersekolah di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar masih belum menyadari pentingnya pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial di sekolah karena remaja di daerah tersebut masih sering berkelahi, menyontek, mengikuti acara-acara adat yang mengharuskan mereka minum minuman keras tradisional, serta merokok. Hal ini menyebabkan keprihatinan terkait karakter penerimaan diri dan sosial yang kurang baik dalam pergaulan mereka sehari-hari. Kurangnya pemahaman remaja terkait karakter penerimaan diri dan sosial, serta belum adanya penelitian yang secara langsung menunjuk pada efektivitas pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial, membuat peneliti tertarik dan ingin menelusuri lebih jauh bagaimana karakter tersebut diajarkan oleh guru BK atau konselor di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. Penelitian ini berfokus untuk menumbuhkan beberapa nilai karakter yakni, jujur, disiplin, mandiri, dan peduli sosial. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah melalui implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, di mana guru BK atau konselor sekolah dapat mempersiapkan rancangan yang optimal untuk menggabungkan nilainilai karakter guna menunjang pembelajaran yang ada sehingga siswa-siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
dapat mengalami langsung proses pembelajaran yang juga mengajarkan mereka tentang nilai-nilai karakter yang masih harus dikembangkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan karakter sangat diperlukan, agar siswa-siswi yang baru berusia remaja ini dapat menangani masalah yang dihadapi terutama karakter penerimaan diri dan sosial. Karena pada saat seorang anak sudah bisa menerima dirinya apa adanya, maka secara otomatis anak harus bisa juga menerima dunia sosialnya, dengan begitu pendidikan karakter ini dapat membantu siswa menjadi pribadi yang lebih optimal. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin mengukur seberapa efektif pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2015/2016)”. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter khususnya di SMP selama ini baru menyentuh ranah kognitif dan belum sampai tataran ranah afeksi maupun pengamalan nilainilai secara nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran sekaligus keprihatinan bersama dikarenakan negara ini sedang mengalami krisis karakter. 3. Vivanews.co.id melangsir hasil penelitian kenakalan remaja yang menunjukkan meningkatnya pergaulan seks bebas 62,7%, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja 84%, kejahatan terhadap teman 36,66%, pencurian remaja 6,73%, kebiasaan menyontek 49.3%, penyalahgunaan obat-obatan terlarang 22%, pornografi 52,9%, perkosaan 22,53%, perampasan dan perusakan milik orang lain 19,85%, bunuh diri di kalangan remaja 50%, sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. 4. Siswa belum menyadari dan belum mempunyai gambaran pentingnya pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial bagi dirinya sendiri. 5. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal berbasis experiential learning di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. 6. Adanya indikasi karakter penerimaan diri dan sosial yang kurang baik pada siswa di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. 7. Belum adanya penelitian yang secara langsung menunjukkan efektivitas pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. C. Pembatasan Masalah Penelitian Bertolak dari pengidentifikasian masalah di atas, peneliti mencoba untuk memberi pembatasan pada poin 4, 5, 6, 7. Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada pengkajian seberapa efektif implementasi layanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
klasikal dengan pendekatan experiential learning guna meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. D. Rumusan Masalah 1. Seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 jika dilihat dari hasil pre-test dan post-test? 2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah implementasi? 3. Seberapa tinggi peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antar sesi layanan? 4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
E. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar berdasarkan hasil pre-test dan post-test. 2. Menganalisis
signifikansi
implementasi
hasil
pendidikan
karakter
penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan seberapa tinggi hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antar sesi layanan. 4. Menganalisis efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berdasarkan penilaian siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan pengetahuan tentang efektivitas implementasi pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
karakter. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal di Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi para guru Bimbingan dan Konseling SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk melihat seberapa baik dan seberapa positif efektivitas pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB. Selain itu, sekolah juga dapat menentukan langkah-langkah yang dapat diberikan kepada siswa untuk dapat meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial dalam diri mereka. b. Bagi siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, KalBar Siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik dan seberapa positif karakter penerimaan diri dan sosial mereka setelah mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
Apabila
terdapat
pada
diri
mereka
masing-masing
kekurangan dalam menerima diri dan sosial, maka mereka juga perlu memikirkan kiat-kiat untuk mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
c. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui dan memahami seberapa baik dan seberapa positif efektivitas pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dan dapat mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai kepada guru BK SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar untuk membantu siswa dalam membangun karakter penerimaan diri dan sosial. G. Definisi Istilah Beberapa hal terkait dengan istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja guna membantu seseorang sehingga memiliki cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Pendidikan karakter bertujuan pula mengenalkan kepada peserta didik nilai-nilai luhur yang harus dikembangkan oleh peserta didik terutama di Indonesia. 2. Karakter penerimaan diri dan sosial merupakan kemampuan manusia dalam melakukan pemahaman dan refleksi terhadap dirinya sendiri serta lingkungannya. Menerima diri dan lingkungan sosial berarti seseorang memiliki kemampuan dalam memahami orang lain baik dari aspek fisik, psikologis, sosial atau spiritualnya, mampu melihat dan menyelami dirinya sendiri dan orang lain, mampu mengambil jarak dari diri sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menyadari apa saja yang dilakukan, berpikir dan mengevaluasi kelebihan serta kekurangan dirinya. 3. Bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling (guru BK) atau konselor sekolah kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. 4. Experiential Learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman, di mana para pembelajar membangun pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter penerimaan diri dan sosial, hakikat pendekatan experiential learning, hakikat layanan bimbingan klasikal, hakikat remaja sebagai pelajar SMP, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Lickona (dalam Samani & Hariyanto, 2012:44) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan nilai-nilai etis. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik sehingga mereka memiliki nilai karakter dalam diri, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, dan kreatif (Zubaedi, 2012: 17-18). Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu upaya terencana untuk menjadikan seseorang dapat memahami, peduli, dan bertindak dengan berlandaskan nilai-nilai karakter dalam diri dan norma yang berlaku dalam lingkungan sekitar sehingga akhirnya membentuk manusia yang
dapat
berperilaku
sebagai
12
pribadi
yang
utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Tujuan Pendidikan Karakter Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai Standar Kompetensi Lulusan. Secara khusus tujuan pendidikan karakter adalah untuk: a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius. b. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas (dalam Suyadi, 2013) terdapat 18 nilai karakter yang harus dikembangan untuk peserta didik di Indonesia. Kedelapan belas nilai dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Nilai religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. c. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, gender, jenis kelamin, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
f. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j. Semangat kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
l. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu berguna bagi masyarakat, serta menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n. Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebaBKan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat pengkotakan sosial, baik agama, budaya, gender, jenis kelamin, dan status sosial. r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
4. Faktor-faktor Pengaruh Keberhasilan Pendidikan Karakter Menurut Zubaedi (2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: a. Insting (naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang. b. Adat atau kebiasaan Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulangulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya. c. Keturunan Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. d. Lingkungan Lingkungan adalah variabel yang selalu melekat pada diri setiap individu, mulai dari lingkungan fisik hingga pada lingkungan sosial. 5. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi Barus (2015) dalam penelitiannya pada 5 SMP di berbagai kota di Indonesia menemukan hambatan-hambatan umum dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi, yakni. a. Pedoman Pendidikan Karakter dari Direktorat Pembinaan SMP (2010) tidak operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b. Integrasi nilai karakter melalui pembelajaran masih bersifat sekedar tempelan, para guru sulit menerapkannya. c. Tidak tersedia alat dan cara evaluasi untuk mengukur ketercapaian karakter. d. Penanaman
nilai
karakter
masih
cenderung
pada
tataran
kognitif/diceramahkan. e. Komitmen dan konsistensi para guru dalam menjaga gawang karakter tidak selalu sama, cenderung rapuh dan belum tercipta kolaborasi yang baikantara para guru dan konselor/guru BK dalam implementasi pendidikan karakter. f. Sebanyak 36,4% dari 653 siswa di 5 kota yang diteliti masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa di antaranya buruk dalam capaian skor karakternya. 6. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional (2010), menyatakan bahwa pendidikan karakter hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter. d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses. g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik. h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggng jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik. B. Hakikat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial 1. Pengertian Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Elias & Handayani (2014) menjelaskan bahwa menerima diri dapat diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan memperlakukan secara baik disertai rasa senang serta bangga serta sambil terus mengusahakan kemajuannya. Seseorang yang menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dirinya berarti orang tersebut mengenali dimana dan bagaimana dirinya saat ini dan mempunyai keinginan untuk terus mengembangkan diri. Jersild (dalam Hurlock, 1991) mendefinisikan penerimaan diri sebagai tingkat sejauh mana seseorang menerima karakteristik personalnya dan menggunakannya untuk menjalani keberlangsungan hidupnya. Tingkat penerimaan diri seseorang menentukan penyesuaian kehidupannya. Hurlock (1991) menambahkan bahwa penerimaan diri ditentukan sejauh mana keberhasilan individu dalam membentuk tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai yang melingkupi kehidupannya. Lebih-lebih hal ini akan mengarah pada aktualisasi diri sebagai motif utama individu yang mengarahkannya pada pengembangan potensi sebagai individu yang unik. Orang yang tertarik pada dirinya akan mengagumi dirinya dan memberi penghargaan pada dirinya. Dalam situasi sosial, setiap individu yang bertingkah laku sosial, diharapkan mempunyai kegunaan bagi individu lain dalam interaksi sosial tersebut. Dengan kata lain, tingkah laku sosial inilah yang harus dipelajari oleh setiap individu dalam hubungannya dengan situasi sosial yang dihadapi oleh individu yang bersangkutan dalam kehidupannya sehari-hari (Abdul Rahman, 2013). Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, disimpulkan bahwa penerimaan diri dan sosial merupakan kesadaran seseorang
untuk
menerima
dirinya
dan
menggunakannya
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
menentukan penyesuaian hidup dan kehidupan sosialnya bersama dengan individu lain dalam situasi sosial yang dihadapi. 2. Manfaat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Karakter penerimaan diri dan sosial memiliki peranan yang penting dalam interaksi sosial. Jika individu mampu menerima diriya sendiri, maka individu tersebut akan mampu menerima orang lain (Elias & Handayani, 2014). Penerimaan diri dapat membantu individu dalam berinteraksi dengan individu lain, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat hubungan lebih akrab karena individu tersebut menyadari bahwa setiap individu diciptakan sama, yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Sheerer (dalam Sutadipura, 1984) menyebutkan karakterisitik dari individu yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial, yaitu : a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain. c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya. d. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain. e. Mempertanggungjawabkan perbuatannya. f. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan. g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
h. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebih-lebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa. i. Menyatakan perasaannya secara wajar. 4. Aspek Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Beberapa aspek karakter penerimaan diri dan sosial menurut Jersild (2011) dijelaskan sebagai berikut : a. Memiliki penilaian realistis terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. b. Mereka juga menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri. c. Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya. d. Mereka menerima kualitas-kualitas kemanusiaan mereka tanpa menyalahkan diri mereka terhadap keadaan-keadaan di luar kendali mereka. 5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Diterima dan Ditolak Mappiare (1982) menyebutkan hal-hal pribadi yang membuat seorang individu diterima dalam kelompok menyangkut : a. Penampilan (performance) dan perbuatan yang meliputi tampang yang baik, atau paling tidak rapih. b. Kemampuan
berpikir
meliputi
mempunyai
inisiatif,
banyak
memikirkan kepentingan orang lain dan mengemukakan buah pikirannya. c. Sikap, sifat, perasaan meliputi sikap sopan, memperhatikan orang lain, penyabar atau dapat menahan amarah jika berada dalam keadaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
tidak
menyenangkan
dirinya,
dan
suka
menyumbangkan
pengetahuannya pada orang lain. d. Pribadi meliputi jujur dan dapat dipercaya, bertanggungjawab dan suka menjalankan atau melakukan pekerjaannya, menaati peraturanperaturan kerja, mampu menyesuaikan diri secara tepat dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial. e. Aspek lain meliputi pemurah atau tidak pelit atau tidak kikir, suka bekerja sama, dan membantu orang lain. Seorang individu akan mengalami penolakan dalam kelompok jika keadaan berbanding terbalik dari beberapa hal yang dipaparkan di atas. Ketiadaan hal-hal tersebut dapat menyebabkan seseorang diabaikan atau kurang diterima dalam kelompok. C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Bimbingan kasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel & Hastuti, 2004). Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar. Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
sehingga dapat
segera diberikan oleh konselor atau guru
BK
(Sukmadinata, 2007:116 &118). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan oleh konselor di dalam setting kelas (terjadwal) dengan menyajikan materi sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dan tidak terlalu bersifat pribadi. 2. Tujuan Bimbingan Klasikal Suciati (2005) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal diklasifikasikan dalam beberapa tujuan sebagai berikut: a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berpikir
yang
mencakup
kemampuan
intelektual
sederhana yakni mengingat sampai kemampuan memecahkan. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi: penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan organisasi, sistem nilai, dan pembentukan pola hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling rendah meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreativitas. Menurut Winkel (2004:31) tujuan layanan bimbingan ialah supaya sesama manusia mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan klasikal ialah supaya peserta didik nantinya dapat mengatur kehidupannya dengan seimbang dan menggunakan segala kemampuan serta mengembangkan keterampilanketerampilan yang dimilikinya secara optimal untuk pemenuhan setiap kebutuhan hidupnya. 3. Manfaat Bimbingan Klasikal Depdiknas, Bimbingan dan Konseling (2004) memaparkan manfaat bimbingan klasikal antar lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku, dan lain sebagainya. b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya. c. Siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik. d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya. e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia. g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadap masa depannya. 4. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Klasikal Model ASCA (American School Counselor Association) (Makhrifah & Wiryo Nuryono, 2014:1-2) menyatakan bimbingan klasikal merupakan bentuk kegiatan yang termasuk ke dalam komponen layanan dasar (guidance curriculum). Komponen layanan dasar bersifat developmental, sistematik, terstruktur, dan disusun untuk meningkatkan kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karier. Layanan dasar merupakan layanan terstruktur untuk semua peserta didik (guidance for all), tanpa mengenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
perbedaan gender, ras, atau agama mulai taman kanak-kanak sampai tingkat SMA disajikan melalui kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang belajar, pribadi, sosial, dan karir. 5. Teknik/strategi dalam Pelayanan Bimbingan Klasikal Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan klasikal/kelompok mempunyai banyak fungsi. Selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan klasikal/kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai, dapat juga membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001:86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan”. Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan klasikal/kelompok yaitu, antara lain : a. Teknik pemberian informasi (expository) Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu
pemberian
penjelasan
oleh
seorang
pembicara
kepada
sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah : 1) Dapat melayani banyak orang, 2) Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien, 3) Tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, 4) Mudah dilaksanakan dibandingkan dengan teknik lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Sedangkan kelemahannya adalah antara lain : 1) Sering dilaksanakan secara monolog, 2) Individu yang mendengarkan kurang aktif, 3) Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi menarik. b. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer & Munro (dalam Romlah, 2001:89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu: (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia. c. Teknik pemecahan masalah (problem solving) Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah : 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah 4) Menguji masing-masing alternatif 5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
d. Permainan peranan (role playing) Bennett dalam Romlah (2001:99) mengemukakan: “bahwa permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-keterampilan
dan
pengertian-pengertian
mengenai
hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. Di dalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya. Dari permainan peranan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
e. Permainan simulasi (simulation games) Adams dalam Romlah (2001:109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi. f. Home room Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya. g. Karyawisata/field trip Kegiatan rekreasi yang dikemas dengan metode mengajar untuk bimbingan klasikal/kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objekobjek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu. Selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. h. Pengajaran Remedial Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal. i. Organisasi Siswa atau Kegiatan Kelompok Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri. Berdasarkan beberapa teknik yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pemberian informasi, diskusi kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
problem solving, permainan simulasi, home room, serta kegiatan kelompok/organisasi berkaitan erat dengan pembelajaran eksperiensial. Hal
ini
dikarenakan
kegiatan/peristiwa
siswa/peserta
yang
dapat
didik
membantu
mengalami mereka
langsung
memperoleh
pengetahuan baru, dan membantu mereka menjadi pribadi yang dapat melihat suatu kondisi dari berbagai sisi. Dengan demikian tercapailah tujuan dari layanan bimbingan klasikal dan pendekatan experiential learning bahwa peserta didik harus mampu memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan, serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan dewasa 6. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Klasikal Depdiknas, Bimbingan dan Konseling (2004) memaparkan terdapat beberapa langkah dalam pelayanan bimbingan klasikal yang harus diperhatikan sebagai berikut: a. Melakukan pemahaman peserta didik (menentukan kelas layanan, menyiapkan instrumen pemahaman peserta didik, pengumpulan data, analisis data, dan merumuskan pemahaman). b. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan klasikal bagi peserta didik/konseli atas dasar hasil pemahaman peserta didik. c. Memilih metode dan teknik yang sesuai untuk memberikan layanan bimbingan klasikal (ceramah-diskusi; atau ceramah-simulasi-diskusi; atau ceramah-tugas-diskusi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
d. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal, dapat disiapkan secara tertulis yaitu suatu bukti administrasi kegiatan, dengan demikian materi layanan yang disajikan secara terencana dapat mencapai hasil yang optimal. e. Memilh sistematika persiapan yang disusun oleh guru BK/konselor dengan catatan telah persiapan telah diketahui dan disetujui oleh koordinator BK maupun Kepala Sekolah. f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan. g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses, tepat-tidaknya layanan yang diberikan, atau perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan. Secara umum, aspek yang perlu dievaluasi meliputi : kesesuaian program dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatanhambatan yang dijumpai, dampat terhadap kegiatan belajar-mengajar, dan respon peserta didik personal sekolah dan orangtua, serta perubahan perkembangan peserta didik (tugas-tugas perkembangan), atau perkembangan pribadi-sosial, belajar, dan karirnya. h. Tindak lanjut, perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan pemberian layanan bimbingan klasikal. Kegiatan tindak lanjut senantiasa berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tahapan pelayanan bimbingan klasikal ini secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut ataupun pada Gambar 2.1 : a. Pembukaan 1) Salam 2) Menanyakan kabar 3) Kontrak layanan (kesepakatan layanan) : guru BK dan peserta didik membuat kesepakatan bersama yang akan ditaati selama kegiatan berlangsung 4) Ice breaker (berbagai variasi) b. Kegiatan inti 1) Peserta didik mengamati tayangan materi melalui presentasi power point dan penjelasan oleh guru BK (materi, video bimbingan, dsb) 2) Guru BK membagi peserta didik menjadi 4 kelompok, dalam 1kelompok kurang lebih terdiri dari 5-8 orang peserta didik 3) Peserta didik mendiskusikan materi yang telah ditayangkan dalam kelompok 4) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan kelompok lain memberikan tanggapan c. Penutup 1) Guru BK memberikan kesimpulan 2) Peserta didik diminta untuk menuliskan hasil refleksi pribadi tentang pengetahuan baru yang telah didapat setelah mengikuti kegiatan bersama kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Gambar 2. 1 Tahapan Pelayanan Bimbingan Klasikal
D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning 1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning Konsep experiential learning pertama kali dicetuskan oleh Kolb (1984). Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran kognitif maupun behaviorisme (Kolb, 1984). Menurut Nasution (2005) experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung dengan menggunakan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa experiential
learning
merupakan
model
pembelajaran
yang
menitikberatkan pada pengalaman yang dialami siswa. Siswa terlibat langsung dalam proses belajar dan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman-pengalaman
yang
didapat
sehingga
menjadi
suatu
pengetahuan. 2. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning Kolb (1984) memaparkan bahwa pendekatan experiential learning memiliki beberapa kelebihan, yakni; meningkatkan semangat dan gairah belajar,
membantu
terciptanya
suasana
belajar
yang
kondusif,
memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, hasilnya dapat dirasakan bahwa belajar melalui pengalaman lebih efektif dan dapat mencapai tujuan secara maksimal, meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, menumbuhkan dan meningkatkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan, mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Experiential learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan memperhatikan materi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning Kolb (2015) menjelaskan empat tahapan dalam model pembelajaran experiential learning seperti disajikan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2. 2 Kolb’s Experiential Learning Style Model Lebih lanjut, Kolb juga memberikan pemaparan keempat tahapan model pembelajaran experiential learning pada Tabel 2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 2. 1 Tahapan Langkah Model Pembelajaran Experiential Learning (Sumber: Baharuddin dan Wahyuni, 2010) Tahapan
Uraian
Concrete experience
Siswa melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru.
Reflective observation
Siswa mengobservasi dan merefleksikan atau memikirkan pengalamannya dari berbagai segi.
Abstract conceptualization Active experimentation
Siswa menciptakan konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat. Siswa menggunakan teori tersebut untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
4. Aktivitas Inti dalam Pembelajaran Experiential Learning Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran berpusat pada siswa atau pembelajar. Pembelajar harus aktif melakukan atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu, mengolah, memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan bantuan orang lain khususnya
sesama
pembelajar,
dan
berusaha
menerapkan
hasil
pembelajarannya itu dalam menghadapi berbagai tugas di luar lingkungan pembelajaran, yaitu kehidupan nyata sehari-hari. Reed & Koliba (dalam Supratiknya, 2011) memaparkan dua jenis aktivitas atau kegiatan inti dalam siklus pembelajaran eksperiensial, khususnya refleksi dan sharing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
a. Refleksi Refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat menghadirkan kembali dalam batin kita aneka pengalaman yang sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya lebih dalam. Ada yang menyatakan bahwa refleksi selalu bertujuan mendidik, dalam arti berperan sebagai sejenis jembatan yang menghubungkan pengalaman pribadi dan belajar. b. Sharing Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang muncul sebagai hasil refleksi kepada orang lain dalam kegiatan belajar bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil refleksi, masing-masing peserta saling mendengarkan, saling membantu menangkap makna dan nilai yang semain mendalam dari berbagai pengalaman hidupnya, serta saling meneguhkan. 5. Prosedur Penerapan Experiential Learning Kolb (2015) menjelaskan bahwa experiential learning mengajak siswa untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamati/dialami dengan tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut. Prosedur penerapan experiential learning antara lain adalah sebagai berikut: a. Pengalaman Kongkrit Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek rasa daripada aspek pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
pengalaman kongkrit merupakan orientasi artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan cerita-cerita autobiografi. b. Konseptualisasi Abstrak Belajar melalui berfikir dan menggunakan logika, serta pendekatan sistematis dalam pemecahan masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan maksud untuk merapikan dan menempatkan sistem konseptual. Aktivitas instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan, dan pembangungan model dan analogi. c. Observasi Reflektif Belajar melalui persepsi, yang berpusat pada pemahaman arti dari ide dan situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu memperhatikan bagaimana segala ssesuatu yang terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif, pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi. d. Eksperimen Aktif Eksperimen aktif ini mengajak peserta didik belajar melalui tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha terusmenerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
untuk mempengaruhi orang, mengubah situasi, dan mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik instruksional yang dapat digunakan, meliputi permainan, drama/simulasi, penggunaan studi kasus, dan proyek lapangan. ………………………
Gambar 2. 3 Prosedur Penerapan Experiential Learning
E. Hakikat Remaja Sebagai Peserta Didik SMP 1. Pengertian Peserta Didik SMP Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Sedangkan dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan serta pengarahan yang konsisten menuju ke titik optimal (Desmita, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Dalam perspektif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, peserta didik dalam dunia pendidikan menjadi pokok persoalan dan fokus perhatian dalam semua proses pembelajaran di sekolah, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan agar peserta didik dapat menjadi manusia yang cakap dan terampil. 2. Karakteristik Peserta Didik SMP Menurut Desmita (2009) dilihat dari tahapan perkembangannya peserta didik usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Beberapa karakteristik yang menonjol pada peserta didik SMP adalah sebagai berikut : a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder. c. Senang membandingkan nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. d. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil. e. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial. f. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja Sebagai Peserta Didik Tugas
perkembangan
masa
remaja
difokuskan
pada
upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1996) adalah : a. Mampu menerima keadaan fisiknya. b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa. c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. d. Mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri. e. Mencapai kemandirian emosional. f. Mencapai kemandirian ekonomi. g. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. h. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. i. Mampu menerima peran sosialnya dalam lingkungan masyarakat. j. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. k. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. l. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tugas perkembangan remaja dapat menjadi dasar pembentukan karakter penerimaan diri dan sosial. Karakter penerimaan diri dan sosial pada remaja dapat digambarkan melalui kemampuan menerima keadaan fisik serta menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, mengembangkan kemampuan dalam menerima peran sosialnya dalam lingkungan masyarakat, serta memahami dan menginternalisasikan nilainilai orang dewasa dan orang tua. 4. Karakteristik Remaja Suku Dayak Remaja di Suku Dayak memiliki perbedaan wawasan dengan remajaremaja pada umumnya. Remaja Suku Dayak memiliki ketergantungan kepada alam sekitar. Ketergantungan pada alam tentu sudah menjadi tradisi turun temurun pada Suku Dayak. Kecintaan masyarakat Dayak Salako (suku asli setempat) pada alam menjadikan mereka yakin bahwa alam yang pernah dijaga oleh leluhur mereka, sudah sepatutnya diteruskan oleh mereka. Artinya, mereka ikut menjaga alam. Salah satu bentuk konkret kuatnya hubungan masyarakat dayak dengan alam adalah selalu terjaganya rantai makanan di daerah mereka (Lazar, 2016). Remaja Dayak Salako di Nyarumkop, Kal-Bar dikenal sebagai remaja yang taat pada nilai-nilai budaya yang diyakini oleh leluhur mereka. Namun seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai tersebut mulai pudar dan para orang tua berusaha keras untuk memberikan pemahaman serta mengingatkan anak mereka untuk kembali memelihara dan mentaati nilai-nilai yang telah diajarkan. Nilai-nilai tersebut berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
karakter penerimaan diri dan sosial, yakni: hidup berdampingan dengan masyarakat dari budaya lain, berelasi positif antara satu dengan yang lain, gotong royong, saling menghargai, saling memberi perhatian, saling membantu, dan saling percaya. Beberapa nilai tersebutlah yang sampai saat ini masih sering disampaikan oleh Pemuka Adat Dayak Salako yang selalu berharap remaja saat ini tetap memegang teguh tradisi Dayak agar tidak punah dan terus ada hingga ke generasi-generasi berikutnya (Budi, 1998). Di kehidupan ini kita mengenal perubahan penduduk. Perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan caracara baru atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat. Dampak terbesar dari perubahan sosial dan budaya yang membutuhkan perhatian dan penanganan serius, adalah pada aspek psiko-sosial remaja. Hal ini dikarenakan remaja adalah generasi penerus yang beranjak dewasa dan akan memperkenalkan nilai-nilai budaya asli hingga ke anak cucu mereka nantinya. Meskipun demikian, pada kenyataannya remaja-remaja Suku Dayak di desa Nyarumkop, Kal-Bar tetap saja terbawa oleh arus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
zaman yang sangat modern seperti saat ini. Di lapangan, peneliti melihat bahwa beberapa nilai sudah tidak mereka pentingkan lagi, seperti menjaga relasi baik hanya dengan teman yang menguntungkan, menerima bantuan dari teman tetapi jarang memberi bantuan, dan mengikuti acara adat hanya karena ingin senang-senang. Hal ini membuktikan bahwa karakter penerimaan diri dan sosial remaja Suku Dayak saat ini kurang baik dan karakter tersebut harus ditanamkan kembali dan dapat dimulai dari dunia sekolah. F. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian terdahulu mengenai evaluasi pendidikan karakter (Barus, 2015) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di beberapa
SMP
belum
menunjukkan
hasil
yang
optimal.
Guna
menindaklanjuti hasil evaluasi pendidikan karakter terdahulu, peneliti melakukan penelitian terkait dengan implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada remaja SMP. 2. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Heriyadi (2013) terkait peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial melalui layanan konseling realita, menunjukkan 87% siswa mengalami peningkatan pada nilai pretest dan posttest. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
demikian, karakter penerimaan diri dan sosial dapat ditingkatkan dengan berbagai metode konseling. 3. Rubiningsih (2016) mengungkapkan bahwa pendekatan experiential learning sangat efektif digunakan sebagai upaya meningkatkan karakter siswa, karena pendekatan experiential learning lebih mengutamakan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran dan siswa mengalami langsung manfaat yang dimaksudkan oleh guru BK. G. Kerangka Berpikir Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah tetapi selama ini kurang mendapatkan perhatian. Pendidikan karakter seharusnya dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antarsesama, dan lingkungannya. Pendidikan karakter di sekolah pada kenyataannya kurang terinternalisasi pada diri siswa terutama pada karakter penerimaan diri dan sosial, sehingga karakter tersebut harus ditanamkan dengan lebih baik lagi dan perlu ditingkatkan dengan cara yang lebih efektif. Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat membantu tercapainya penanaman karakter yang lebih efektif pada diri siswa, karena kekuatan experiential learning dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung sehingga bukan hanya pemahaman siswa, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
juga penghayatan mereka terhadap pendidikan karakter yang dapat dtingkatkan.
Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir H. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho : Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan tidak efektif meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016. Ha : Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential
learning
secara
signifikan
efektif
meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek dan setting penelitian (lokasi dan waktu penelitian), teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pre-experimental one-group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono (2013) bahwa hasil penelitian pre-experimen merupakan variabel dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini sebelum perlakuan subyek penelitian terlebih dahulu diberikan pre-test (tes awal) dan diakhir perlakuan diberi post-test (tes akhir). Tujuan penggunaan desain ini adalah mengukur peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan
klasikal
dengan
pendekatan
experiantial
learning,
dan
menganalisis seberapa efektif implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. Desain penelitian yang digunakan akan digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Postest Design Pre-test Treatment Post-test O1
X
O2
Keterangan : O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan O2 : tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan X : treatment atau perlakuan (dalam penelitian ini merupakan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning)
Gambar 3. 1 Desain Penelitian Pra Eksperimen One-Group Pretest Posttest Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP St. Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar, Singkawang Timur, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. Jumlah subjek penelitian sebanyak 21 siswa. Objek penelitian ini adalah karakter penerimaan diri dan sosial yang ditingkatkan melalui kegiatan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Subjek penelitian berikut dijelaskan secara rinci dalam tabel 3.2 berikut Tabel 3. 2 Data Subjek Penelitian Jenis kelamin Kelas VIIB Jumlah siswa
Perempuan
Laki-laki
11 orang
10 orang 21 Orang
Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop yang berjumlah 21 orang, yang sebagian besar berasal dari Suku Dayak. Tiga siswa yang juga berada dalam kelas yang sama tetap mengikuti kegiatan dan ikut berproses saat penelitian berlangsung walaupun tiga siswa tersebut berasal dari suku yang berbeda. C. Setting Penelitian (lokasi dan waktu penelitian) Penelitian ini dilaksanakan pada hari/tanggal : Kamis, 13 Mei 2016 pada pukul 08.30WIB – 09.20WIB, dan Jumat, 14 Mei 2016 pada pukul 10.00WIB – 11.10WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Teknik tes dalam pengumpulan data diambil dari penilaian pre-post test. Sedangkan teknik non tes dalam pengumpulan data ini adalah menggunakan skala validasi siswa untuk menilai efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. 2. Tahap Pengumpulan Data Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1) Menganalisis topik materi. 2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling (RPBK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala. 4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner. 5) Revisi dan konsultasi kepada tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si b. Tahap pelaksanaan 1) Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2) Implementasi pendidikan karakter peneriaan diri dan sosial berbasis
layanan
bimbingan
klasikal
dengan
pendekatan
experiential learning. 3) Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang diperoleh. 2) Mengolah data hasil penelitian. 3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4) Menarik kesimpulan. 3. Instrumen Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes hasil pendidikan karakter dan kuesioner. Menurut Sugiyono (2013) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
dijawab. Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan
dari
responden.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan 3 instrumen berupa 2 kuesioner dan 1 soal tes. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Winkel & Hastuti (2004:295) mengatakan bahwa terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Tes yang digunakan pada penelitian ini ialah daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple choice). Artinya data penelitian dapat dianalisis setelah scooring dilakukan. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes tingkat penerimaan diri dan sosial yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter penerimaan diri dan sosial. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter penerimaan diri dan sosial. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategis Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Soal-soal tes yang disusun memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter peneriman diri dan sosial sebagai siswa. Tes bersifat tertutup karena alternatif jawaban dengan tingkat kebenaran bergradasi sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling benar. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada awal dan akhir layanan. Pre-test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman awal sebelum implementasi bimbingan diberikan dan penerapan karakter penerimaan diri dan sosial siswa. Sedangkan soal tes yang diberikan pada akhir setelah perlakuan atau pos-test bertujuan untuk mengukur peningkatan skor-skor karakter penerimaan diri dan sosial, sekaligus mengukur efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial bagi siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. Penyusunan soal tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat aspek karakter penerimaan diri dan sosial dan indikator siswa yang memiliki atau menerapkan karakter penerimaan diri dan sosial. Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Tes dan Hasil Uji Validitas Karakte Penerimaan Diri dan Sosial No Item Item Aspek Indikator Item Valid Revisi
1
2
3
4
Memiliki penilaian realistis terhadap potensipotensi yang dimilikinya
Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri
Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya
Menerima kualitas-kualitas kemanusiaan tanpa menyalahkan diri terhadap keadaankeadaan di luar kendali
a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya
14,16
14, 16
-
b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain
3,6, 19
3, 6, 19
-
c. Menerima pujian atau celaan secara objektif
15,20
-
15, 20
a. Tidak menganggap dirinya orang hebat atau abnormal, dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya
7,17, 18
7, 18
17
b. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain
4,13
4
13
a. Mempertanggungjawabkan perbuatannya
8,12
8, 12
-
b. Menyatakan perasaannya secara wajar
1,10
10
1
c. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikutikutan
2,9
2, 9
-
a. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa
5,11
11
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b. Skala Penilaian Diri (Self Assessment Scale) Skala penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013) menerangkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sebuah situasi sosial. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item dalam kuesioner penilaian diri memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa respon sikap sangat setuju (ss), setuju (s), tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts). Kuesioner penilaian diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Tujuan dari pemberian kuesioner ini adalah untuk melihat responsi perseptual siswa terhadap penguasaan isi materi atau bahan-bahan bimbingan yang diberikan dalam model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential
learning
untuk
peningkatan
karakter
penerimaan diri dan sosial. Kisi-kisi dan hasil uji validitas instrumen skala penilaian diri dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 3. 4 Kisi-kisi dan Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Item Item No Aspek Indikator Item Valid Revisi
1
2
Mempunyai banyak teman sebaya baik pria maupun wanita
Menghargai diri
a. Pentingnya mempunyai banyak teman b. Tantangan dalam mempunyai banyak teman c. Kiat-kiat mencari banyak teman a. Menyadari kelebihan dan kelemahan dalam diri b. Sikap menghargai diri c. Cara untuk menghargai diri
5,9,10,14, 25,26
5,25,26
9,10,14
12,13,23, 24,27,30
13,23,24 ,30
12,27
8,11,15,28 ,29
15,28,29
8,11
2,7,16,17
7,17
2,16
3,6,20,21
3,6,20
21
1,4,18,19, 22
18
1,4,19, 22
c. Kuesioner Validasi (Responden Siswa) Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013:139) menjelaskan bahwa skala pengukuran tipe ini akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Dalam penelitian ini, alternatif jawaban yang digunakan adalah “ya” dan “tidak”. Pernyataan “ya” dan “tidak” dari Guttman scale ini digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan statisik. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namum pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang berkompeten atau experts judgement (Azwar, 2009:45). Pada penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada beberapa ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategis Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Selain itu, uji validitas instrumen tes maupun skala penilaian karakter penerimaan diri dan sosial dilakukan dengan uji statistik dengan mengkorelasikan skorskor item total dengan korelasi product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 𝑋𝑌 −
𝑋 𝑌
{𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 } . {𝑁 𝑌 − ( 𝑌)2 }
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: koefisien korelasi
𝑋
: skor item
𝑌
: skor total
𝑁
: banyaknya subjek
Masrun (dalam Sugiyono, 2013) mengungkapkan bahwa keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30. Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan direvisi. Rekapitulasi hasil uji validitas tes karakter peneriaan diri dan sosial dapat dilihat pada lampiran 11. 2. Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2013), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti (Sugiyono, 2013). Rumus reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut : r11 =
𝑘 𝑘−1
. 1−
ó2𝑡
ó2𝑡
keterangan : r11: Nilai Realibilitas Σ : Jumlah varians skor St :Varians total tiap item k : Jumlah item Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11> rtabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika r11> r tabel) berarti Reliabel. Jika r11< r tabel) berarti Tidak Reliabel. Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliability statistics, penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956) dengan norma kriteria skor pada tabel 3.5 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 3. 5 Norma Kategori Reliability Statistics Guilford Norma atau Kategori kriteria Skor 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi 0,71 - 0,90
Tinggi
0,41 - 0,70
Sedang
0,21 - 0,40
Rendah
Negatif 0 - 0,20
Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16, diperoleh perhitungan reliabilitas tes karakter penerimaan diri dan sosial pada tabel 3.6 dan skala penilaian diri pada Tabel 3.7 berikut. Tabel 3. 6 Reliabilitas Item Tes Karakter Penerimaan Dir dan Sosial Reliability Statistics Cronbach's Alpha .348
N of Items 20
Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford dalam ketogorisasi reliabilitas yang telah dibahas sebelumnya. Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kategori Rendah karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,348. Tabel 3. 7 Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .685 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford dalam ketogorisasi reliabilitas yang telah dibahas sebelumnya. Reliabilitas skala penilaian diri (self assessment scale) dalam penelitian ini termasuk dalam kategori Sedang karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,685. I. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut. 1. Teknik analisis data tes karakter penerimaan diri dan sosial guna menganalisis peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih nilai rata-rata hasil atau sama dengan rumus D = O2-O1. Namun dalam rumusan masalah pertama ini, diberikan pula kategorisasi yang bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Setelah mengetahui norma kategorisasi untuk melihat peningkatan pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
learning, kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel 3.8 berikut ini. Tabel 3. 8 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Norma/Kriteria Kategori Skor +1,8σ < μ Sangat Tinggi +0,6σ < μ ≤ +1,8σ
Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
Rendah
μ ≤ -1,8σ
Sangat Rendah
Keterangan: Skor maksimum teoritik
: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik
: Skor terendah yang diperoleh subjek peneliti menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/sd)
: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik)
: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum.
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter penerimaan diri dan sosial berdasarkan tes (pre test dan post test) dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Skor maksimum teoritik
: 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik
: 1 x 20 = 20
Luas jarak
: 80-20 = 60
Standar deviasi ((σ/sd)
:
60 6
μ (mean teoritik)
:
80+20 2
= 10 = 50
Hasil perhitungan analisis skor karakter penerimaan diri dan sosial disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut pada tabel 3.9 Tabel 3. 9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori +1,8σ < μ > 68 Sangat Tinggi +0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ 45 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 – 44 Rendah μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah 2. Teknik analisis uji hipotesis dalam penelitian ini guna menganalisis rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis untuk menganalisis signifikansi hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 yang dilakukan dengan teknik statistik uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
menganalisis perbedaan skor rata-rata antara pre test dan post test pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 yang mengikuti program implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berikut adalah rumus untuk menghitung z hitung : 1 4𝑁 𝑁 + 1 1 24 𝑁 𝑁 + 1 2𝑁 + 1 𝑇−
𝑧=
Keterangan T : jumlah ranking bertanda terkecil N : banyaknya pasang yang tidak sama nilainya Uji Z paired sampel test dilakukan dengan menggunakan SPSS.16
3. Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan masalah
ketiga,
peneliti
menggunakan
teknik
analisis
deskriptif
kategorisasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self assessment sale), dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat setuju), s (setuju), ks (kurang setuju), dan ts (tidak setuju). Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap apa saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya. Kategori milik Azwar di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter penerimaan diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
sosial berdasarkan skala penilaian diri dengan jumlah 30 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut. Skor maksimum teoritik
: 4 x 30 = 120
Skor minimum teoritik
: 1 x 30 = 30
Luas jarak
: 120-30 = 90
Standar deviasi ((σ/sd)
:
90 6
= 15
μ (mean teoritik)
:
120+30 2
= 75
Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner penilaian diri (self assessment scale) subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 pada tabel 3.10 sebagai berikut. Tabel 3. 10 Tabel Norma Kategorisasi Skala Penilaian Diri (self Assesment Scale) Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Siswa/i Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori +1,8σ < μ > 102 Sangat Tinggi +0,6σ < μ ≤ +1,8σ 85 – 102 Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ 67 – 84 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 48 – 66 Rendah μ ≤ -1,8σ < 48 Sangat Rendah 4. Teknik analisis data validasi efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning guna menganalisis rumusan masalah keempat, peneliti menggunakan deskritif dengan persentase, hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dilakukan penulis sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial yakni, ya, tidak, dan tidak tahu dengan siswa sebagai penilai dengan rumus sebagai berikut.
𝑃𝑒𝑚 =
𝑓 100 𝑁
Keterangan 𝑃𝑒𝑚
: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter
𝑓
: Jumlah jawaban setiap item 𝑁
:
Jumlah
responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 jika dilihat dari hasil pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan tes mengenai karakter penerimaan diri dan sosial yang dilakukan di awal (pretest) dan akhir (posttest) kegiatan. Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui tes peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial, pada pretest dan posttest dapat diketahui gambaran karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. Hasil olah data menunjukkan adanya peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial siswa antara sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan sebesar D = O2–O1 atau rata-rata X = 66,81–63,24 = 3,57. Dapat dilihat dari visualisasi grafik 4.1 berikut. …………………………
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
68,00 67,00
66,81
66,00 65,00 64,00 63,24
63,00 62,00 61,00 1
2
Grafik 4. 1Peningkatan Rerata Skor Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Antara Pre Test Dan Post Test Grafik 4.1 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai antara sebelum dan sesudah perlakuan, yang dapat dilihat dari rata-rata dan selisih antara pretest dan posttest. Untuk melengkapi data terkait peningkatan hasil tes karakter penerimaan diri dan sosial antara pretest dan posttest, maka disajikanlah grafik 4.2 yang mana grafik di bawah ini mewakili hasil skor capaian dari tiap siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan klasikal selama proses penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
POST TEST
JOKO SAPUTRA ARDIAN BRIGITHA NANCY JEANE DWI LESTARI SAVIER RITO… M. ADVENTUS FILIPUS RAFAEL SUSNETTY BORU… PACIFIKUS ICA PREDIKA F DULCE OLIVIANTI… VIGO YAYA WANA CITRIA RANI MUKERJI VALINTINUS W P K. MAYANG F.A STEFEN P ANGELICA CASANDRA FRANSISKUS YOUKO… WIECHY ANDRIANIE MAISA CRISTY
PRE TEST
Grafik 4. 2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Berikut visualisasi gambaran hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, KalBar tahun ajaran 2015/2016 dalam Tabel 4.1 Tabel 4. 1 Distribusi Hasil Peningkatan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Pretest Posttest Rentang Kategorisasi Skor F % F % > 68 Sangat Tinggi 3 14,29 5 23,81 56 – 68 Tinggi 17 80,95 16 76,19 44 – 55 Sedang 1 4,76 0 0 32 – 43 Rendah 0 0 0 0 < 32 Sangat Rendah 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Data pendistribusian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti terlihat pada Grafik 4.3 di bawah ini.
20
17 16
15 10 5
3
5 1 0
0 0
0 0
0
pretest posttest
Sangat Tinggi > 68
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 56 – 68 44 – 55 32 – 43
< 32
Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Tingkat karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 sebelum (pretest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada Tabel 4.1 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa : a. Ada 3 (14,29%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori sangat tinggi. b. Ada 17 (80,95%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
c. Ada 1 (4,67%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori sedang. d. Tdak ada (0%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori rendah maupun sangat rendah. Tingkat karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 sesudah (posttest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada Tabel 4.1 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa : a. Ada 5 (23,81%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori sangat tinggi. b. Ada 16 (76,19%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori tinggi. c. Tdak ada (0%) siswa kelas VIIB SMP St.Aloyius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar yang memiliki karakter penerimaan diri dan sosial pada kategori sedang, rendah maupun sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
2. Signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah implementasi. Untuk menguji hipotesis penelitian yaitu efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning digunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 tampak pada Tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4. 2 Uji T Berpasangan Pretest-Posttest Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 Descriptive Statistics
N Pretest Posttest Valid N (listwise)
21 21 21
Minimum Maximum 42 60
76 79
Mean 63.24 66.81
Std. Deviation 6.964 4.966
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N posttest – pretest
Negative Ranks Positive Ranks
Mean Rank Sum of Ranks 6a
6.83
41.00
13b
11.46
149.00
c
Ties
2
Total
21
a. posttest < pretest b. posttest > pretest c. posttest = pretest Test Statisticsb posttest – pretest Z -2.178a Asymp. Sig. (2.029 tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dihitung melalui SPSS.16 dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon) menghasilkan mean atau rata-rata dari 21 siswa, sebelum adanya perlakuan (pretest) nilainya yaitu 63,24 dan sesudah adanya perlakuan (posttest) nilainya berubah menjadi 66,81. Sehingga, dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 3,57. Artinya, bila dilihat dari perhitungan antara pretest dan posttest, memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
terlihat adanya perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 6,964 dan posttest yaitu 4,966. Hal ini dapat memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian jika dilihat dari sisi nilai maksimun pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebanyak 3 angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest. Artinya, bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat adanya perbedaan/perubahan angka maka dapat disimpulkan ada dampak yang signifikan. Meskipun demikian,
perhitungan perlu
dilanjutkan untuk mengetahui signifikansi peningkatannya. Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon), memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel dengan nilai kelompok
kedua
(posttest)
lebih
rendah
dari
nilai
kelompok pertama (pretest). Pada Tabel 4.2 Terlihat bahwa ada 6 nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama (post<pre=6). Sedangkan positive ranks adalah sampel dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest). Tampak pada Tabel 4.2 bahwa ada 13 nilai dari kelompok kedua yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (post>pre=13). Sementara itu, ties adalah nilai kelompok kedua (posttest) sama besarnya dengan nilai kelompok pertama (pretest). Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada 2 nilai dari kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
pertama (post=pre=2). Simbol N menunjukkan jumlahnya, Mean Rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks adalah jumlah dari peringkatnya. Hasil perhitungan Two Related Sample Test (Wilcoxon) memperoleh, nilai Z sebesar -2,178, dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,029 di mana lebih besar dari batas kritis penelitian yakni 0,05 (0,029>0,05). Artinya, keputusan hipotesis adalah adalah Ho ditolak. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, KalBar. 3. Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
pada
siswa
kelas
VIIB
SMP
St.Aloysius
Gonzaga
Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 antar sesi layanan. Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari kuesioner skala penilaian diri (Self Asessment Scale) yang dihimpun di tiap akhir sesi bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial
berbasis
layanan
bimbingan
klasikal,
diketahui
gambaran
peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 untuk tiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk menganalisis data. Kategorisasi yang digunakan adalah milik Azwar. Gambaran tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 dapat dlihat pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.4 berikut. Tabel 4. 3 Distribusi Hasil Peningkatan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Berdasarkan Skala Penilaian Diri (Self Assesment Scale) Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 2015/2016 SESI Rentang Kategorisasi I II Skor F % F % > 68 Sangat Tinggi 15 71 19 90 56 – 68 Tinggi 13 62 9 43 44 – 55 Sedang 1 5 2 9,5 32 – 43 Rendah 0 0 0 0 < 32 Sangat Rendah 0 0 0 0
Data pendistribusian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4. 4 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter pada Tiap Sesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
4. Efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 menurut penilaian responden siswa. Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas model pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial yang diimplementasikan pada akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencentang kolom „ya‟ (artinya setuju terhadap isi pernyataan), atau mencentang kolom „tidak‟ (artinya menolak isi pernyataan), atau mencentang kolom „tidak tahu‟ (artinya tidak dapat memberi pendapat atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan). Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tabel 4. 4 Penilaian Siswa Terhadap Efektivitas Model (N=21) dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya Ya % mengalami/ memperoleh/ merasa : 95,24 semangat untuk mengikuti kegiatan 20 76,19 keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 16 95,24 gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 20 80,95 berani berpendapat 17 42,86 lebih kreatif 9 80,95 berani mencoba melakukan sesuatu 17 9,52 takut salah dalam melakukan permainan 2 23,81 malu dalam permainan kelompok 5 71,43 dihargai oleh teman-teman 15 57,14 tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 12 66.67 kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 14 90,48 manfaat bagi perbaikan perilaku 19 76,19 kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 16 90,48 keinginan untuk menolong orang lain 19 76,19 puas terhadap bimbingan yang diberikan 16 76,19 tertantang untuk mencoba 16 capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 1 4,76 71,43 berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 15 85,71 terdorong untuk terlibat aktif 18 85,71 berani bertanggungjawab 18 85,71 menghargai teman 18 71,43 kesediaan bekerja sama/kekompakan Tim 15 80,95 mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 17 85,71 ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 18 90,48 memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 19 80,95 membangun kepedulian/kesetiakawanan 17 95,24 peningkatan keingintahuan siswa 20 90,48 peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 19 95,24 mendorong siswa lebih disiplin 20 95,24 membuat hubungan guru-siswa/akrab/hangat/dekat 20 Keterangan : item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Mencermati Tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menilai model ini efektif. Pada lima (5) aspek penilaian, 20 orang siswa (95,24%) menilai bahwa implementasi model ini sangat efektif, antara
lain
gembira/senang
menambah dalam
semangat
untuk
melaksanakan
mengikuti
kegiatan,
kegiatan,
meningkatkan
keingintahuan, mendorong lebih disiplin, membuat hubungan gurusiswa/akrab/hangat/dekat. Sementara itu, pada sembilan belas (19) aspek penilaian lainnya 19 orang siswa (90,48%) menilai bahwa kualitas implementasi model ini efektif, terutama pada aspek meningkatkan kesadaran siswa untuk memperbaiki diri, memotivasi dan menambah daya juang siswa, meningkatkan keinginan untuk menolong orang lain, serta membantu dalam memperbaiki perilaku. Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini efektif untuk meningkatkan karakter siswa. B. Pembahasan 1. Peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter dilihat dari hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki karakter penerimaan diri dan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
pada kategori tinggi. Hal ini dapat terjadi karena sejak awal para siswa tentu sudah diajarkan tentang karakter penerimaan diri dan sosial, dan karakter tersebut dapat terbentuk dari faktor internal (pendidikan dalam keluarga) maupun faktor eksternal (lingkungan sekitar). Hal ini didukung pula dengan pengalaman yang dialami oleh peneliti saat berproses dengan peserta didik, bahwa pada akhir sesi II ada faktor kegembiraan yang dirasakan oleh peserta didik sehingga mampu meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial yang tampak pada perbedaan/perubahan angka antara pre test dan post test. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat disimpulkan bahwa instrumen pokok (tes karakter penerimaan diri dan sosial) yang digunakan menunjukkan hasil yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdul Rahman (2013) bahwa tingkah laku sosial seorang individu pada dasarnya dapat dipelajari dan diharapkan dapat berguna bagi individu lain. Sejalan pula dengan pendapat Kolb (1984), bahwa experiential learning mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif berbeda, sehingga pada saat siswa kelas VIIB mendapatkan layanan bimbingan klasikal tentang pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial, karakter mereka dapat berubah menjadi lebih baik setelah mendapatkan layanan dengan pemberian materi yang sesuai (Kolb, 1984). Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil adalah pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
model ini secara efektif membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter dalam kehidupan seharihari. 2. Signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial antara sebelum dan sesudah implementasi. Berdasarkan Tabel 4.2 yang telah dipaparkan pada sub bab di atas, tampak output hasil hitung two-related sample test (Wilcoxon) pada program SPSS.16 menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan pemahaman yang signifikan antara sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mendapatkan perlakuan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Hal ini sejalan dengan pendapat Baharuddin dan Wahyuni (2010) mulai dari tahap concrete experience sampai pada tahap active experimentation bahwa siswa yang melibatkan diri sepenuhnya dalam
mengikuti
kegiatan
bimbingan
sudah
pasti
mendapatkan
pengalaman serta teori baru, sehingga pada akhirnya pengalaman dan teori baru tersebut dapat digunakan sebagai acuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari maupun sebagai acuan dalam mengambil keputusan Artinya, siswa merasa mampu mengikuti,
memahami,
bahkan
menerapkan
pendidikan
karakter
penerimaan diri dan sosial dengan model yang telah didesain oleh peneliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil capaian pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. 3. Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial antar sesi layanan. Berdasarkan data yang dihasilkan melalui skala penilaian diri (self assessment scale) tingkat karakter penerimaan diri dan sosial, diperoleh peningkatan yang berarti baik mulai dari sesi pertama hingga sesi kedua dalam proses implementasi model pendidikan karakter. Pada sesi pertama terdapat 5% siswa yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi setidaknya sebagian besar siswa sudah mengerti, memahami, dan memiliki karakter penerimaan diri dan sosial namun belum dikembangkan. Seperti yang telah disampaikan oleh Mappiare (1982) bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan seseorang dengan karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain dapat menjadikan diri mereka pribadi yang menyenangkan atau sebaliknya. Sehingga karakter yang berbeda-beda ini dapat menjadi pemicu seseorang diterima atau ditolak dalam suatu kelompok. Pada bagian inilah implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning memiliki tujuan membantu mengembangkan karakter siswa agar siswa mampu berkembang dan menjadi pribadi utuh secara optimal. Selanjutnya, di akhir sesi kedua, peneliti juga mengambl data pemahaman siswa tentang karakter yang ditanamkan melalui skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
penilaian siswa (self assessment scale). Ternyata terdapat 62% siswa yang masuk dalam kategori tinggi pada sesi pertama, dan terdapat 90% siswa masuk dalam kategori sangat tinggi pada sesi kedua. Hasil analisis data di sesi kedua ditambah dengan pengalaman reflektif siswa ketika proses implementasi sedang berlangsung, tentu sejalan dan dapat diperdiksi menunjukkan peningkatan yang berarti. Dari kedua topik bimbingan yang diberikan dapat terlihat dinamika dari tiap siswa. Ada siswa yang meningkat pada tiap topik, namun ada juga siswa yang dinamikanya menurun. Kenaikan dan penurunan dinamika ini tergantung pada karakter yang berubah-ubah pada masing-masing siswa. Perubahan ini bisa terjadi karena faktor pribadi (internal) maupun faktor luar diri (eksternal). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan experiential learning dapat efektif apabila diberikan kepada siswa dengan memperhatikan materi yang diberikan (Kolb, 1984). Berdasarkan peningkatan hasil skala penilaian diri siswa (self assessment scale), model layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning adalah jalan keluar yang efektif dan bermanfaat atas permasalahan yang sering ditemukan oleh guru BK di sekolah terkait karakter siswa yang kurang baik. Model pendidikan karakter ini terbukti efektif guna meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016, padahal siswa baru diberikan dua (2) topik bimbingan mengenai karakter penerimaan diri dan sosial dan terdapat perubahan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
tiap sesinya. Apabila model pendidikan karakter ini dilakukan oleh guru BK secara terus menerus dan kontinu, maka permasalahan yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan. 4. Efektivitas implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial menurut penilaian responden siswa. Proses implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning mendapatkan penilaian langsung dari siswa yang menerima perlakuan. Siswa memberikan penilaian secara langsung dan hasil dari penilaian tersebut dapat dikatakan sangat tinggi. Sebagian besar siswa merasa bersemangat dan bahagia mengikuti kegiatan bimbingan. Dengan demikian, melalui proses ini siswa dapat semakin menyadari pentingnya menumbuhkan jiwa keberanian dan kepercayaan diri dalam pribadi mereka masing-masing agar dapat menerima dirinya dengan lebih baik serta menerima lingkungan sosialnya tanpa merasa dikekang maupun dipaksa. Model ini juga dapat dikatakan mudah diterima oleh siswa karena berhubungan langsung dengan pengalaman yang mereka alami. Sehingga benarlah pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (2005) bahwa experiential learning dapat menolong pembelajar dalam membangun pengetahuan
dan
mengembangkan
keterampilan kapasitas
dan
melalui
pengalamannya,
kemampuannya
dalam
serta proses
pembelajaran. Kemudahan dalam menerima materi membawa siswa untuk lebih kreatif sehingga berani mencoba hal-hal baru dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Tetapi hingga akhir kegiatan, masih terdapat dua (2) siswa yang merasa tidak ingin menolong temannya yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa dua (2) siswa tersebut masih memiliki karakter penerimaan diri dan sosial yang rendah. Dalam Tabel 4.4 terdapat tiga (3) pernyataan yang diberikan shading berwarna orange oleh peneliti, karena ketiga item tersebut merupakan pernyataan negatif. Skor rendah dalam pernyataan negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri, tidak takut salah, dan tidak malu berkegiatan/bermain di dalam kelompok. Selain itu, karena para siswa juga sangat bersemangat sehingga siswa tidak merasa capek, lelah, ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan. Berdasarkan penilaian nyata siswa yang sudah tertera pada Tabel 4.4, model pendidikan karakter ini cukup efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji dapat dilihat bahwa siswa menikmati proses layanan bimbingan. Hal ini ditandai dengan persentasi 95,24% di lima itemnya, yakni item 1, 3, 27, 29, dan 30. Walau demikian, hanya sedikit siswa yang memilih pada item negatif (unfavorable) yakni item 7, 8, dan 17. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang merasa takut, malu, capek, dan jenuh dalam mengikuti semua proses bimbingan. Dari perolehan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menikmati proses kegiatan bimbingan yang diberikan oleh peneliti dan model ini dirasa bermanfaat digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential learning yang menyatakan bahwa pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
langsung akan lebih mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan pemahaman baru bagi pembelajar (siswa). Jika dilihat lebih jauh, desain program pendidikan karakter ini akan menjadi lebih baik bila disesuaikan dengan tugas/tingkat perkembangan peserta didik, dan disesuaikan dengan nilai karakter yang dirasa masih perlu untuk ditingkatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran terhadap hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yakni: 1. Terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial antara sebelum (pretest) sebesar 63,24 menjadi 66,81 sesudah (posttest) perlakuan. 2. Terdapat
peningkatan
yang signifikan
hasil
pendidikan
karakter
penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016. 3. Terjadi peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada kategori sangat tinggi untuk sesi pertama 71% menjadi 90% pada sesi kedua. Sementara pada kategori tinggi untuk sesi pertama 62% menjadi 43% pada sesi kedua. Dan pada kategori sedang untuk sesi pertama 5% menjadi 9,5% pada sesi kedua. 4. Siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiental learning sangat efektif guna meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa. B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 2015/2016 telah dirancang secara sistematik, konseptual, dan prosedural bersama Tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal. Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi : 1. Instrumen Penelitian Revisi beberapa butir alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan uji coba terlebih dahulu (sebelum digunakan sebagai alat untuk memperoleh data penelitian) sehingga reliabilitas yang diperoleh masuk dalam kategori rendah. Hal ini mungkin dikarenakan dalam alat instrumen penelitian terdapat beberapa item yang kurang mewakili nilai-nilai karakter penerimaan diri dan sosial. Namun demikian instrumen penelitian ini sudah diperbaiki bersama dengan Tim Stranas. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang sangat singkat dalam memberikan layanan bimbingan yakni dua hari dengan dua topik bimbingan, kemungkinan hanya memberi pemahaman baru bagi siswa (dalam arti baru sampai pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
tataran kognisi dan afeksi siswa). Hal ini belum dapat dipastikan menjadi karakter siswa dan bisa diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. 3. Jumlah Subjek Jumlah subjek pada penelitian ini yang terlalu sedikit, hanya berjumlah 21 orang karena penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas, sehingga menyebabkan nilai reliabilitas yang diperolah rendah. 4. Keterbatasan Peneliti Saat peneliti melakukan penelitian ini, peneliti belum mengenal semua siswa yang terlibat dengan baik. Untuk mendukung keefektifan metode experiential learning, pendidik haruslah mengenal siswanya dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian yang dilaksanakan. C. Saran Beberapa saran yang dapat peneliti paparkan di bawah ini adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan serta untuk meningkatkan karakter siswa agar mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saran dari peneliti ada sebaga berikut : 1. Bagi Kepala Sekolah Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan
experiential
learning
cukup
efektif
untuk
meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai dengan yang dibutuhkan dalam tugas perkembangan siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk karakter siswa secara komprehensif, bekerja sama dengan guru bimbingan dan konseling, dan memberikan kebijakan untuk mendukung program-program bimbingan yang akan dilaksanakan. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Guru BK yang berkompeten pasti memiliki keingintahuan tentang kebutuhan siswanya, dan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan tersebut guru BK dapat menggunakan need assessment yang akan berguna dalam memilih atau memberikan layanan bimbingan klasikal dengan topik yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar di mana siswa memiliki karakter penerimaan diri dan sosial yang kurang baik dan program ini terbukti efektif guna meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa kelas VIIB tersebut. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran diharapkan ikut berpartisipasi dalam penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal dapat dimulai dengan membentuk kerjasama yang kooperatif dengan guru BK di sekolah. Harapannya adalah dengan adanya kolaborasi antara guru mata pelajaran dan guru BK, tim yang dibentuk dapat bergerak bersama secara kompak dan solid guna membangun karakter siswa dengan lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
4. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu mengikuti dan menikmati proses belajar serta mencoba menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga akan semakin banyak pengetahuan serta informasi yang diperoleh demi pengembangan diri. Selain itu, siswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri maupun dalam kehidupan sehari-hari karena perannya sebagai generasi penerus bangsa. 5. Bagi para Peneliti Lain Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba terhadap beberapa butir item revisi instrumen yang digunakan dalam penelitian sehingga belum pasti apakah setiap item sudah mewakili karakter penerimaan diri dan sosial siswa. Oleh karena itu, bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba terlebih dahulu terhadap alat instrumen yang akan digunakan dalam mengambil data penelitian. Perhitungan waktu pelaksanaan penelitian juga berpengaruh pada program yang akan diterapkan agar dapat berjalan optimal, efektif, dan tepat sasaran. Diharapkan pula untuk para peneliti selanjutnya, untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan para siswa yang akan diberikan perlakuan. Sehingga peneliti dapat lebih mengerti dan memahami kondisi pada saat berada di lapangan guna mengambil data untuk keperluan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman, Agus. 2013. Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu Dan Pengetahuan Empirik. Jakarta. RajaGrafindo Persada
Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin., Wahyuni, E.N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Barus, Gendon. 2015. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2 Budi, J. H. 1998. Analisis Schwart‟z Value pada Remaja Suku Dayak di Singkawang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Kristen Maranatha. Depdiknas. 2004. Bimbingan dan Konseling: Panduan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Remaja Rosdakarya Elias, Gustap & Handayani, Lucia Supri. 2014. Layanan Bimbingan Konseling Berbasis 5E Untuk SMA. Yogyakarta. Kanisius Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New York: Mc Graw-Hill Book Co.Inc. Heriyadi, Akbar. 2013. Meningkatkan Penerimaan Diri (Self Acceptance) Siswa Kelas VIII Melalui Konseling Realita di SMP Negeri 1 Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Semarang Hurlock, Elizabeth B dkk. 1991. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta. Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
_____________________. 1996. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga Jersild, A. T. 2011. The Psychology of Adolescence. New York. MC Millan Company. (Terjemahan oleh Nurviana). (Buku asli diterbitkan tahun 1958) Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan Koesoema. A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global Edisi Revisi. Jakarta. Grasindo Kolb, David A. 1984. Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs. _____________. 2015. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development (2nd edition). USA: Pearson Education Lazar, Pricillia Eka Diah Sabu. 2016. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Bela Gender Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 9 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma. Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif. Jakarta. Esensi Erlangga Group Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. 2014. Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3. 1-8. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya. Usaha Nasional
Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Romlah, Tatiek. 2001. Panduan Pengajar Buku Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Rubiningsih, Elisabet. 2016. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting Lampung Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma. Samani, Muchlas & Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung. Remaja Rosdakarya. Suciati. 2005. Pekerti. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1.07. taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta. Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung. Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung. Maestro. Supratiknya. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Survey Kenakalan dan Permasalahan yang Disebabkan Oleh Remaja Tahun 2014 (www.vivanews.co.id) Sutadipura, B. (1984). Kompetensi Guru dan Kesehatan Mental. Bandung: Angkasa. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung. Remaja Rosdakarya. Winkel, W.S. Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
LAMPIRAN 1 Tes Tingkat Karakter Penerimaan Diri dan Sosial 1. Bagi saya, teman adalah seseorang yang…. a. Dapat memberikan saran yang baik ketika saya mengalami kesusahan b. Dapat membantu pekerjaan sulit c. Dapat mendengarkan keluh kesah d. Dapat memberikan informasi 2. Mempunyai teman banyak itu penting karena… a. Teman dapat memberikan saran yang baik jika kita sedang mengalami jalan buntu atau kesusahan b. Teman itu selalu ada ketika kita sedang membutuhkan mereka c. Teman itu bisa menghibur kita ketika kita sedang sedih d. Teman bisa menilai kita ketika kita mempunyai suatu kesalahan yang kita tidak tahu 3. Tantangan dalam mempunyai banyak teman adalah… a. Harus bisa saling menghargai b. Harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk c. Memahami dan mengenal teman secara baik d. Harus menyamakan tujuan berteman 4. Cara mudah untuk berteman dengan banyak orang adalah… a. Mau berteman dengan siapa saja b. Tidak sok kenal sok dekat (SKSD) c. Aktif mengikuti kegiatan sosial dan membantu sesama d. Jangan membuat musuh 5. Hubungan pertemanan yang sudah baik, hendaknya… a. Selalu dijaga agar hubungan tersebut semakin lama semakin baik b. Menjaga komunikasi dengan baik c. Menghindari konflik d. Saling terbuka 6. Bagi saya, memiliki banyak teman itu… a. Menyenangkan karena teman bisa membantu pekerjaan b. Menyenangkan karena ada yang membela ketika ada yang mengejek c. Biasa saja, karena memiliki banyak teman itu hal yang tidak istimewa d. Merepotkan karena memiliki teman banyak itu saya harus memahami mereka satu per satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
7. Jika ada yang mengajak saya berkenalan, maka saya akan… a. Menerima, kemudian mengajak berkenalan juga orang tersebut dengan senang hati b. Menerima karena takut dibilang sombong c. Menerima, lalu pergi d. Membiarkan begitu 8. Ketika salah satu teman saya mengalami kesulitan dan meminta tolong kepada saya, maka saya akan… a. Membantu dengan sepenuh hati b. Membantu dan mengharapkan imbalan c. Memintanya untuk minta bantuan kepada teman yang lain saja d. Membiarkan begitu saja karena itu bukan tanggungjawab saya 9. Akibat dari memilih-ilih teman adalah… a. Tidak memiliki banyak teman b. Dikucilkan teman yang lain c. Pergaulan yang terbatas d. Menjadi pembicaraan teman lain 10. Teman yang baik adalah… a. Teman yang mengerti diri kita dalam keadaan susah maupun senang b. Dapat membantu saat mengalami kesulitan c. Selalu ada saat dibutuhkan d. Selalu menuruti apa yang kita inginkan 11. Jika saya diminta untuk menyebutkan kelebihan yang saya miliki, maka saya akan… a. Menyebutkannya dengan jujur (tidak melebih-lebihkan) b. Menyebutkan kelebihan yang sudah diketahui banyak orang saja c. Menyebutkan kelebihan yang saya miliki dengan senang hati d. Menyebutkan kelebihan saya yang belum orang lain ketahui 12. Jika saya diminta untuk menyebutkan kelemahan yang saya miliki, maka saya akan… a. Menyebutkan dengan jujur tanpa rasa malu b. Menyebutkan dengan jujur dengan rasa malu c. Menyebutkan satu kelemahan saya saja d. Menyebutkan kelemahan-kelemahan yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
13. Contoh sikap menghargai diri sendiri adalah… a. Mengenali diri sendiri b. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan c. Menyadari bahwa diri kita adalah pribadi yang unik d. Mengembangkan kelebihan yang dimiliki 14. Cara untuk menghargai diri sendiri adalah… a. Bersyukur atas potensi yang dimiliki b. Mengembangkan potensi yang dimiliki c. Menggali potensi yang ada dalam diri d. Menghargai kelemahan yang ada pada diri 15. Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif adalah… a. Tidak melihat tantangan sebagai kesempatan b. Mudah menyerah c. Tidak yakin terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya d. Jika gagal, akan menyalahkan diri sendiri atau orang lain 16. Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah… a. Mampu menghargai diri sendiri b. Memandang kegagalan sebagai suatu pelajaran berharga untuk melangkah kedepan c. Percaya diri d. Menerima diri apa adanya 17. Manfaat dapat menghargai diri sendiri adalah… a. Membangun kepercayaan diri b. Mudah menerima kritikan c. Membuat diri merasa berharga d. Agar tidak membandingkan diri dengan orang lain 18. Menghargai diri sendiri adalah… a. Suatu sikap menghormati dan menjaga diri sendiri b. Tidak menyakiti diri sendiri c. Tidak merasa rendah diri d. Membanggakan diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
19. Akibat dari kurang menghargai diri sendiri adalah… a. Tidak mampu mengenal kelebihan dan kelemahan yang dimiliki b. Tidak mampu mengatasi kelemahan yang dimiliki c. Merasa rendah diri d. Merasa diri sangat tidak berguna 20. Ketika saya bertemu teman yang tidak menghargai diri, maka saya akan… a. Member informasi mengenai pentingnya menghargai diri sendiri b. Member semangat agar teman tersebut menghargai diri c. Mengkritik d. Membiarkan begitu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
LAMPIRAN 2 Kuesioner Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Jawaban No
Pernyataan SS
1
Bagi saya, kegagalan adalah sebuah pelajaran berharga untuk melangkah ke depan
2
Saya mengetahui kelebihan atau kemampuan yang saya miliki
3
Saya adalah pribadi yang percaya diri
4
Saya tidak menyerah sebelum mencoba
5
Saya disukai banyak teman
6
Saya optimis dengan apa yang saya lakukan
7
Saya menyadari bahwa saya adalah pribadi yang unik
8
Saya mau berteman dengan siapa saja
9
Saya mampu bergaul dengan banyak orang
10
Saya menyadari pentingnya memiliki banyak teman
11
Saya mengetahui cara-cara mencari teman
12
Saya bisa menghargai teman lain
13
Saya dapat memahami dan mengenal teman secara baik
14
Saya senang menghabiskan jam istirahat di sekolah dengan teman-teman
15
Saya memahami apa itu pergaulan yang baik
16
Kegagalan yang terjadi dalam diri saya karena kesalahan dari orang lain
17
Saya tidak tahu kelemahan yang ada pada diri saya
S
KS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
18
Saya tidak dapat berbuat apa-apa sendiri
19
Saya adalah pribadi yang malang
20
Saya tidak memiliki semangat untuk menjalani hidup
21
Saya adalah anak yang lemah
22
Bagi saya, tantangan adalah sebuah halangan dalam mengapai sebuah cita-cita
23
Saya memilih-milih dalam berteman
24
Bagi saya, memiliki banyak teman adalah hal yang merepotkan
25
Saya dijauhi teman-teman
26
Saya enggan untuk membantu sesama
27
Teman-teman harus mau menuruti kemauan saya
28
Saya sok kenal sok dekat (SKSD) dengan teman yang baru saya kenal
29
Saya tidak perlu memahami teman-teman
30
Saya memiliki banyak musuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
LAMPIRAN 3 LEMBAR PENILAIAN SISWA Pengantar Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelas yang beruatan penidikan karakter. Ada banyak kegiatan mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini telah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan kalian untuk member kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/ merasa : semangat untuk mengikuti kegiatan keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan berani berpendapat lebih kreatif berani mencoba melakukan sesuatu takut salah dalam melakukan permainan malu dalam permainan kelompok dihargai oleh teman-teman tertarik untuk mengikuti semua kegiatan kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan manfaat bagi perbaikan perilaku kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi keinginan untuk menolong orang lain puas terhadap bimbingan yang diberikan tertantang untuk mencoba capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan berkesan terhadap kegiatan yang diikuti terdorong untuk terlibat aktif berani bertanggungjawab menghargai teman kesediaan bekerja sama/kekompakan tim mempererat rasa persaudaraan/persahabatan ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang membangun kepedulian/kesetiakawanan peningkatan keingintahuan siswa
Ya Tidak
Tidak tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
28 peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 29 mendorong siswa lebih disiplin 30 membuat hubungan guru-siswa/akrab/hangat/dekat Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 TABULASI DATA PRETEST NAMA JOKO SAPUTRA ARDIAN BRIGITHA NANCY JEANE DWI LESTARI SAVIER RITO FERDINAN M. ADVENTUS FILIPUS RAFAEL SUSNETTY BORU S PACIFIKUS ICA PREDIKA F DULCE OLIVIANTI PUTRI VIGO YAYA WANA CITRIA RANI MUKERJI VALINTINUS W P K. MAYANG F.A STEFEN P ANGELICA CASANDRA FRANSISKUS YOUKO IKO WIECHY ANDRIANIE MAISA CRISTY JUMLAH MEAN
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 81 3.9
2 3 2 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 63 3.0
3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 61 2.9
4 3 1 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 2 4 2 60 2.9
5 6 7 8 3 3 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 1 1 1 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 71 65 81 78 3.4 3.1 3.9 3.7
9 3 4 4 4 2 3 2 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 1 4 1 4 67 3.2
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 3.8
11 3 2 4 4 4 4 2 2 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 69 3.3
12 2 2 1 1 3 1 1 1 4 1 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 52 2.5
13 14 3 3 4 1 3 3 2 4 4 3 2 4 1 1 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 1 1 2 1 59 61 2.8 2.9
15 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 1 3 1 1 1 3 2 2 2 2 3 46 2.2
16 3 4 3 3 3 2 1 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 3 1 3 60 2.9
17 3 4 1 4 4 1 2 1 4 3 4 4 1 1 4 4 4 1 4 4 2 60 2.9
18 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 78 3.7
19 3 2 4 4 3 4 4 4 1 1 1 4 1 4 4 4 4 3 4 4 2 65 3.1
20 JML 3 63 1 54 4 64 3 70 4 64 3 65 4 56 4 60 3 71 3 42 4 67 4 67 4 59 4 61 3 68 2 65 4 76 3 67 3 61 4 64 4 64 71 1328 3.4 63.2
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 TABULASI DATA POSTTEST NAMA JOKO SAPUTRA ARDIAN BRIGITHA NANCY JEANE DWI LESTARI SAVIER RITO FERDINAN VENTUS FILIPUS RAFAEL SUSNETTY BORU SARAGIH PACIFIKUS ICA PREDIKA F DULCE OLIVIANTI PUTRI VIGO YAYA WANA CITRIA RANI MUKERJI VALINTINUS W P K. MAYANG F.A STEFEN P ANGELICA CASANDRA FRANSISKUS YOUKO IKO WIECHY ANDRIANIE MAISA CRISTY JUMLAH MEAN
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 81 3.9
2 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 3 73 3.5
3 2 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 2 4 4 2 4 3 64 3.0
4 2 3 2 2 1 4 2 2 4 4 3 4 2 1 4 1 4 4 2 4 2 57 2.7
5 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76 3.6
6 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 75 3.6
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 4.0
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 4.0
9 4 3 4 2 1 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 71 3.4
10 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 3.9
11 2 2 4 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 69 3.3
12 4 1 1 1 4 1 4 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 60 2.9
13 3 1 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 62 3.0
14 1 4 3 3 3 4 1 3 1 3 4 4 3 4 4 3 4 1 1 1 1 56 2.7
15 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 4 2 4 3 3 3 3 59 2.8
16 3 4 3 2 2 2 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 62 3.0
17 4 4 1 4 4 1 4 1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65 3.1
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 4.0
19 3 2 4 4 1 3 1 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 66 3.1
20 JML 4 67 4 60 4 62 2 65 4 65 3 63 4 61 4 67 4 71 4 72 1 62 4 67 4 72 4 66 4 77 1 63 4 79 3 65 4 67 4 67 4 65 74 1403 3.5 66.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
LAMPIRAN 6 Tabulasi Selisih Skor Pendidikan Karakter Penerimaan Diri Dan Sosial NAMA JOKO SAPUTRA ARDIAN BRIGITHA NANCY JEANE DWI LESTARI SAVIER RITO FERDINAN M. ADVENTUS FILIPUS RAFAEL SUSNETTY BORU SARAGIH PACIFIKUS ICA PREDIKA F DULCE OLIVIANTI PUTRI VIGO YAYA WANA CITRIA RANI MUKERJI VALINTINUS W P K. MAYANG F.A STEFEN P ANGELICA CASANDRA FRANSISKUS YOUKO IKO WIECHY ANDRIANIE MAISA CRISTY JUMLAH MEAN
PRE TEST 63 54 64 70 64 65 56 60 71 42 67 67 59 61 68 65 76 67 61 64 64 1328 63.24
POST TEST 67 60 62 65 65 63 61 67 71 72 62 67 72 66 77 63 79 65 67 67 65 1403 66.81
SELISIH 4 6 -2 -5 1 -2 5 7 0 30 -5 0 13 5 9 -2 3 -2 6 3 1 75 3.571429
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 TABULASI DATA SKALA PENILAIAN DIRI SISWA SESI I NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
JML
JOKO S
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
89
ARDIAN
3
4
4
4
3
3
4
4
3
2
3
4
4
3
4
3
3
3
2
1
3
1
2
2
4
3
4
3
2
4
92
BRIGITH JEANE DWI
4
3
2
3
2
3
4
4
3
4
2
3
2
4
2
4
2
1
3
4
3
1
4
4
3
3
3
3
4
3
90
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
2
3
3
4
3
2
2
1
4
4
4
1
3
3
4
4
4
4
4
3
96
SAVIER
4
3
4
4
2
3
3
4
2
2
4
3
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
3
4
100
VENTUS
1
4
2
4
2
3
4
4
3
4
2
4
4
4
2
4
3
2
4
1
3
1
4
3
4
3
4
4
4
4
95
FILIPUS
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
1
1
3
3
4
1
4
4
3
2
3
4
3
4
95
SUSNET
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
1
2
1
3
3
3
1
4
3
4
3
4
4
4
4
98
PACIFIKU
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
2
1
3
4
4
4
3
2
4
4
105
ICA PR
4
2
3
3
2
3
3
2
2
4
2
2
3
4
1
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
96
DULCE
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
4
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
88
VIGO
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
2
3
3
2
3
4
3
1
3
4
4
2
4
3
3
2
4
4
3
4
95
YAYA
4
3
2
4
2
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
1
4
3
4
2
4
4
3
4
96
RANI
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
2
1
3
1
2
1
1
3
4
1
3
1
4
3
88
VALIN
4
3
2
4
2
1
1
4
2
3
3
4
2
3
1
3
1
2
4
2
3
3
1
2
3
1
2
3
1
2
72
MAYAN
3
4
3
4
2
4
4
4
4
3
2
4
2
3
3
4
4
3
3
4
4
1
4
4
2
1
1
1
1
1
87
STEFEN
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
2
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
3
4
104
ANGELI
4
4
3
3
2
3
2
3
3
4
2
3
4
2
4
4
1
1
4
4
1
1
3
4
2
2
4
4
4
4
89
FRANs
4
3
3
4
3
3
4
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
96
WIECHY
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
108
MAISA
4
3
3
4
2
3
3
3
4
3
2
4
4
3
4
4
3
2
3
4
3
4
3
4
3
2
4
3
3
4
73 3. 5
68 3. 2
66 3. 1
77 3. 7
57 2. 7
63 3. 0
67 3. 2
71 3. 4
64 3. 0
70 3. 3
56 2. 7
73 3. 5
70 3. 3
68 3. 2
66 3. 1
71 3. 4
58 2. 8
42 2. 0
71 3. 4
70 3. 3
67 3. 2
39 1. 9
69 3. 3
70 3. 3
74 3. 5
56 2. 7
70 3. 3
67 3. 2
69 3. 3
75 3. 6
98 197 7
JUMLAH MEAN
94.1
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 TABULASI DATA SKALA PENILAIAN DIRI SISWA SESI II NAMA JOKO SAPUTRA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
JML
4
3
2
4
1
2
4
4
1
4
2
4
3
4
4
3
1
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
99
ARDIAN
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
2
2
3
2
3
4
2
4
3
4
3
3
3
3
4
97
BRIGITHA N
4
3
3
3
2
4
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
1
3
3
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
97
JEANE DWI L
4
3
2
4
2
2
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
1
4
4
4
1
4
4
3
4
4
3
4
4
99
SAVIER RITO F
4
3
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
109
VENTUS
1
4
3
3
2
2
3
4
3
4
2
4
3
4
2
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
96
FILIPUS
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
2
4
4
4
2
2
4
4
2
4
4
3
4
94
SUSNETTY
4
3
3
4
3
3
3
4
3
44
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
1
3
4
4
3
4
4
4
4
147
PACIFIKUS
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
4
4
2
2
3
4
4
3
4
4
2
3
106
ICA PREDIKA F
4
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
4
3
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
97
DULCE OLIV
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
2
3
4
4
3
4
4
4
4
90
VIGO
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
2
1
4
4
4
2
4
3
4
1
4
4
2
4
101
YAYA WANA C
4
3
2
2
2
2
3
2
3
4
3
2
3
3
4
4
3
3
4
4
4
1
3
4
3
4
3
4
3
4
93
RANI MUKERJI
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
1
2
4
3
1
2
3
4
1
2
3
1
4
3
91
VALINTINUS
4
3
2
4
1
2
4
4
2
4
2
4
3
4
4
3
2
1
3
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
97
K. MAYANG
4
4
3
4
2
3
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
1
4
3
2
3
4
4
1
3
99
F.A STEFEN P
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
2
4
3
3
3
4
4
1
4
4
4
1
4
4
3
4
3
4
4
4
102
ANGELICA C
4
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
4
2
3
4
1
1
3
4
2
4
3
4
3
2
4
4
3
4
91
FRANSISKUS Y
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
102
WIECHY A
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
4
1
4
4
4
3
4
4
4
4
110
MAISA CRISTY
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
3
4
3
4
3
2
4
4
4
3
77 0. 2
67 0. 1
65 0. 1
76 0. 2
57 0. 0
59 0. 1
67 0. 2
72 0. 2
59 0. 0
4 11 7 0. 2
65 0. 1
72 0. 2
68 0. 1
71 0. 2
73 0. 2
76 0. 1
59 0. 0
44 0. 1
72 0. 1
81 0. 2
74 0. 2
46 0. 1
74 0. 2
81 0. 2
73 0. 2
62 0. 2
80 0. 2
77 0. 2
72 0. 2
80 0. 2
99 211 6
JUMLAH MEAN
4.7
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 LAMPIRAN 9 HASIL UJI Z WILCOXON
Descriptive Statistics N Pretest Posttest Valid N (listwise)
Minimum 21 21
Maximum
42 60
Mean
76 79
Std. Deviation
63.24 66.81
6.964 4.966
21
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N posttest – pretest
Negative Ranks Positive Ranks
Mean Rank 6
Sum of Ranks
a
6.83
41.00
b
11.46
149.00
13
c
Ties
2
Total
21
a. posttest < pretest b. posttest > pretest c. posttest = pretest b
Test Statistics
posttest – pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
a
-2.178 .029
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 LAMPIRAN 10 HASIL UJI VALIDITAS BUTIR ITEM TES KARAKTER PENERIMAAN DIRI DAN SOSIAL NO
PARAMETER
R HITUNG
R TABEL
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-0.058 0.803 21 0.469 0.032 21 0.537 0.012 21 0.321 0.156 21 0.274 0.23 21 0.457 0.037 21 0.699 0 21 0.489 0.025 21 0.339 0.133 21 0.771 0 21 0.668 0.001 21 0.468 0.032 21 -0.071 0.76 21 0.338 0.134 21 -0.079 0.734 21
0,302
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KEPUTUSAN
Revisi 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Revisi 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Valid 0,302 Revisi 0,302 Valid 0,302 Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 16
17
18
19
20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.305 0.178 21 0.237 0.3 21 0.445 0.043 21 0.321 0.156 21 0.206 0.37 21
0,302 Valid 0,302 Revisi 302 Valid 0,302 Valid 0,302 Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 LAMPIRAN 11 HASIL UJI VALIDITAS BUTIR ITEM SKALA PENILAIAN DIRI (self assesment scale)
No
Pernyataan
1
Bagi saya, kegagalan adalah sebuah pelajaran berharga untuk melangkah ke depan
2 3 4
Saya mengetahui kelebihan atau kemampuan yang saya miliki Saya adalah pribadi yang percaya diri Saya tidak menyerah sebelum mencoba
5 6 7
r hitung
Sig.(2tailed)
Keterangan
0,014
0,953
revisi
0,112
0,628
revisi
0,507
0,019
valid
0,243
0,289
revisi
Saya disukai banyak teman Saya optimis dengan apa yang saya lakukan Saya menyadari bahwa saya adalah pribadi yang unik
0,315 0,645
0,165 0,002
valid valid
0,452
0,040
valid
8 9 10
Saya mau berteman dengan siapa saja Saya mampu bergaul dengan banyak orang Saya menyadari pentingnya memiliki banyak teman
0,031 0,096
0,893 0,680
revisi revisi
0,000
1,000
revisi
11 12 13 14
Saya mengetahui cara-cara mencari teman Saya bisa menghargai teman lain Saya dapat memahami dan mengenal teman secara baik Saya senang menghabiskan jam istirahat di sekolah dengan teman-teman Saya memahami apa itu pergaulan yang baik Kegagalan yang terjadi dalam diri saya karena kesalahan dari orang lain
0,241 0,028 0,535
0,293 0,095 0,012
revisi revisi valid
0,254
0,267
revisi
0,531
0,013
valid
0,054
0,817
revisi
17
Saya tidak tahu kelemahan yang ada pada diri saya
0,589
0,005
valid
18 19 20 21 22
Saya tidak dapat berbuat apa-apa sendiri Saya adalah pribadi yang malang Saya tidak memiliki semangat untuk menjalani hidup Saya adalah anak yang lemah Bagi saya, tantangan adalah sebuah halangan dalam mengapai sebuah cita-cita
0,375 0,087 0,393 0,108
0,090 0,708 0,078 0,643
valid revisi valid revisi
0,067
0,772
revisi
23 24
Saya memilih-milih dalam berteman Bagi saya, memiliki banyak teman adalah hal yang merepotkan Saya dijauhi teman-teman Saya enggan untuk membantu sesama Teman-teman harus mau menuruti kemauan saya Saya sok kenal sok dekat (SKSD) dengan teman yang baru saya kenal
0,512
0,018
valid
0,406
0,068
valid
0,483 0,569 0,228
0,026 0,007 0,320
valid valid revisi
0,384
0,094
valid
Saya tidak perlu memahami teman-teman Saya memiliki banyak musuh
0,505 0,637
0,020 0,002
valid valid
15 16
25 26 27 28 29 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
LAMPIRAN 12
Reliabilitas Item Tes Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.348
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 LAMPIRAN 13
Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .685 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 LAMPIRAN 14
SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 LAMPIRAN 15 RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
AKU BERHARGA
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
K e t e r a n g a n Pokok Bahasan Menghargai Diri Tugas Perkembangan Meyakini keunikan diri sebagai aset yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi Jenis layanan Bimbingan kelas Fungsi bimbingan Pemahaman dan pengembangan Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VII Standar kompetensi Siswa mampu mengenal kemampuan dan keinginan diri Kompetensi Dasar Agar siswa dapat menerima keadaan diri secara positif Indikator a. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan dalam dirinya. b. Siswa dapat memberi contoh sikap menghargai diri sendiri c. Siswa dapat merumuskan cara untuk menghargai diri Materi a. Belajar menghargai diri dengan apa yang kita miliki b. Menonton video “kisah hidup Jhon” c. Siswa menuliskan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Metode Permainan, dinamika kelompok, menonton video, ceramah singkat Waktu 40 menit Tempat Ruang kelas Media Modul, lembar kerja, LCD, Laptop, speaker Mitra Kolaborasi Semua pelajaran Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir Penilaian a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi) b. Inventori self assesment siswa Rencana Tindak lanjut Disesuaikan dengan kebijakan guru BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 19. Sumber
Budisantoso, Nugroho., dkk. 2014. Buku Panduan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2014 Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Widiantoro, Wahyu. 2015. Meningkatkan Pemahaman Penerimaan Diri Melalui Permainan “Menggambar Jari” sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Warga Binaan. Makalah disajikan dalam Seminar Psikologi & Kemanusiaan. Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
NO KEGIATAN 1. Pembuka Salam
Pengantar Bimbingan
2.
Inti Permainan dinamika kelompok
Refleksi dan sharing mengenai permainan
GURU Memberikan salam atau sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa Memberikan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan
SISWA
WAKTU 3 menit
Menjawab salam saat guru memberi salam atau sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa Mendengarkan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan 7 menit
Mengajak siswa bermain “Menggambar Jari” (Aturan permainan terlampir)
Memberikan pertanyaanpertanyaan refleksi atas isi muatan karakter permainan tersebut (secara lisan atau tertulis)
Mengelompokkan diri menjadi beberapa kelompok dengan ketentuan setiap kelompok terdiri dari 5 orang, lalu melakukan permainan “Menggambar Jari” Memaknai permainan tersebut, dengan menjawab pertanyaanpertanyaan refleksi atas isi muatan karakter permainan
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Penyajian materi
3.
Penutup Merefleksikan kegiatan yang diikuti
Kesimpulan dan penutup Durasi
Menyampaikan materi mengenai “Belajar Menghargai Diri dengan Apa yang Kita Miliki”
tersebut (secara lisan atau tertulis) Menyimak dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang “Belajar Menghargai Diri dengan Apa yang Kita Miliki”
5 menit
3 menit Membagikan lembar refleksi untuk siswa
Menyampaikan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan dan mengakhiri kegiatan bimbingan
Menuliskan hasil belajar/refleksi setelah mengikuti bimbingan (dapat dilakukan secara tertulis atau secara lisan dengan menunjuk beberapa siswa) Mendengarkan kesimpulan 2 menit kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan guru Durasi 40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
AYO BERMAIN! MENGGAMBAR JARI
Tujuan permainan
: Melatih penerimaan diri
Alat dan bahan
: Kertas HVS, alat tulis
Aturan Permainan
:
1.
Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam satu kelompok
2.
Setiap siswa mendapatkan satu lembar kertas HVS
3.
Siswa diminta untuk menggambar telapak tangan kirinya (gambar tidak perlu diberi nama)
4.
Dalam gambar ibu jari dituliskan salah satu “Pengalaman Bahagia”
5.
Dalam gambar jari telunjuk dituliskan salah satu “Pengalaman Sedih”
6.
Dalam gambar jari tengah dituliskan salah satu “Sifat Buruk yang Ada dalam Diri”
7.
Dalam gambar jari manis dituliskan salah satu “Sifat yang Disukai pada Teman”
8.
Dalam gambar jari kelingking dituliskan salah satu “Sifat yang tidak Disukai pada Teman”
9.
Dalam gambar telapak tangan dituliskan salah satu “Hal Positif dalam Diri ”
10. Setelah para siswa menuliskan pengalamannya pada gambar telapak tangan, maka siswa diminta mengumpulkan gambar yang telah dibuat (dalam kelompok masingmasing) 11. Gambar yang telah dikumpulkan maka antara satu kelompok satu dengan kelompok yang lain ditukarkan dan kemudian dibagikan secara acak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 12. Meminta siswa membacakan gambar yang diperolehnya secara bergantian (Sumber permainan : Widiantoro, Wahyu. 2015. Meningkatkan Pemahaman Penerimaan Diri Melalui Permainan “Menggambar Jari” sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Warga Binaan. Makalah disajikan dalam Seminar Psikologi & Kemanusiaan.)
Setelah siswa bermain permainan “Menggambar Jari” siswa memaknai permainan tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. (Lihat panduan pertanyaan di lembar evaluasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
D. HANDOUT/MATERI LAYANAN
BELAJAR MENGHARGAI DIRI DENGAN APA YANG KITA MILIKI
Konsep diri dapat diartikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri dibagi menjadi dua yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif.
KONSEP DIRI NEGATIF Meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apaapa, tidak memiliki kemampuan, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak semangat untuk menjalani hidup. Ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri negatif adalah sebagai berikut. Tidak yakin terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya.
Ia
tidak
melihat
tantangan
sebagai
kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Mudah menyerah sebelum mencoba dan jika gagal, akan menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain.
KONSEP DIRI POSITIF Orang yang memiliki konsep diri positif akan optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,
juga
terhadap
kegagalan
yang
dialaminya.
Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah Mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 CARA MENGHARGAI DIRI SENDIRI
Kenali Diri Sendiri Mengenali diri merupakan sebuah proses yang menuntut kejujuran kita dalam melihat dan menilai diri seperti apa. Hanya dengan kejujuran inilah kita bisa mengetahui kelebihan kita dan hal-hal dalam diri kita yang masih perlu kita perbaiki ataupun dikembangkan. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa memilih cara terbaik untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, kita bisa memahami kekuatan kita yang bisa kita “bagikan” kepada orang lain dan kita juga bisa memahami apa yang bisa kita pelajari dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Menghargai Diri sebagai Ciptaan Tuhan Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan membuat kita tetap rendah hati walaupun telah diberi kesempatan menikmati banyak kesuksesan. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan juga dapat membuat kita menerima kelemahan kita. Semua ciptaan Tuhan adalah sempurna. Kita tidak perlu meratapi diri dalam menghadapi kelemahan yang tidak bisa diperbaiki. Kelemahan ini membuat kita mendapat kesempatan melihat hal-hal lain yang bisa kita lakukan bukan terpaku pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan lagi. Sadari Bahwa Kita Unik Yakinlah bahwa diri kita adalah unik dan tidak ada yang bisa menyamai keunikan kita. Dari jumlah manusia yang begitu banyak , tidak ada yang seperti kita sebelum kita hadir di dunia ini, dan tidak ada yang seperti kita pada saat kita ada didunia ini, lebih lagi di masa akan datang tidak akan ada yang bergerak, berbicara dan berpikir sama persis seperti kita. Atasi Kelemahan yang Kita Miliki Langkah yang satu ini sering kali sulit kita lakukan. Kita seringkali tidak mau mengakui kelemahan kita. Kita sering kali mengandalkan penilaian orang lain semata terhadap kelemahan kita. Padahal sebenarnya jika kita jujur, kitalah orang yang seharusnya lebih tahu kelemahan kita sendiri. Jika kita jujur, kita mungkin mendapatkan bahwa kelemahan kita mungkin saja bukan kelemahan, tetapi kesalahan yang kita lakukan: kebiasaan buruk (misalnya: kebiasaan menunda pekerjaan, sikap negatif (misalnya: lupa berterima kasih pada orang-orang yang telah banyak membantu, iri terhadap orang lain). Kembangkan Diri Kita Setelah kita mampu mengetahui kelemahan dan kekuatan kita, kita perlu mengembangkan diri kita agar menjadi lebih baik. Kita mengembangkan diri kita misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan yang positif dan tidak mudah putus asa. Sumber : Budisantoso, Nugroho., dkk. 2014. Buku Panduan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2014 Universitas E. EVALUASI Sanata Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 1. Panduan Pertanyaan Kegiatan NO 1.
KEGIATAN Setelah bermain permainan “Menggambar Jari”
1. 2.
3. 4.
5.
2.
PERTANYAAN Menurut kamu, apa makna permainan ini? Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menuliskan halhal yang kamu alami dalam gambar telapak tangan? Kesulitan apa yang kamu alami? Apakah kamu merasa malu ketika gambar delapan tanganmu akan diketahui oleh temanmu? Mengapa? Apa yang kamu dapat menerima yang dituliskan oleh temanmu dalam gambar telapak tangan yang kamu terima? Apa yang kamu rasakan ketika membacakan tulisan yang ada pada gambar telapak tangan milik orang lain?
Refleksi PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa: ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________
NIATKU Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Aku Berharga” aku berniat untuk atau aku akan: ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________
“Terimalah kekurangan dan kelebihanmu sebagai wujud penghargaan terhadap diri sendiri”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
AKU MEMPUNYAI BANYAK TEMAN
Rancangan Pelayanan Bimbingan
No
Keterangan
1.
Topik/Nilai Karakter
Aku Mempunyai Banyak Teman
2.
Tugas Perkembangan
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
3.
Bidang bimbingan
Pribadi Sosial
4.
Jenis Layanan
Bimbingan Klasikal/Kelompok
5.
Fungsi Bimbingan
Pemahaman dan pengembangan
6.
Sasaran
Siswa SMP Kelas VII ( Terintegrasi semua mapel )
7.
Standar Kompetensi
Siswa mampu bergaul dengan banyak teman dalam kehidupan sehari-hari
8.
Kompetensi dasar
Siswa mampu berteman dengan siapa saja, memahami pergaulan yang baik, dan mempunyai banyak teman
9.
Indikator
9.1
Siswa mampu menjelaskan mempunyai banyak teman.
9.2
Siswa dapat menyebutkan tantangantantangan dalam mempunyai banyak teman.
9.3
Siswa dapat menjelaskan kiat-kiat cara mencari teman.
9.4
Siswa dapat mempraktekan kemampuan berteman dengan siapa saja
10. Materi
pentingnya
10.1 Apa pentingnya mempunyai banyak teman? 10.2
Apa saja tantangan-tantangan mempunyai banyak teman?
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 10.3 Bagaimana cara mempunyai banyak teman? 6
Metode
Permainan, diskusi kelompok, penugasan atau reflektif.
7
Waktu
2 X 40 menit
Tempat
Ruang Kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan)
Media
Modul, lembar kerja, LCD, laptop.
Mitra Kolaboratif
Semua guru mata pelajaran
Prosedur
Lihat Sekenario Layanan
Penilaian/Evaluasi
1. Laiseg
8
2. Laipen
9
: Pertanyaan/pernyataan refleksi, Inventori self assessment :Memonitor kebiasaan-kebiasaan berpikir kritis siswa dalam aktivitas pembelajaran siswa maupun dalam memecahkan masalah sehari-hari di sekolah.
Rencana Tindak Lanjut
Memberikan layanan konseling individual kepada siswa yang memiliki hambatan memahami materi dan menumbuhkan kemampuan dalam berteman.
Sumber Pustaka
• Kiat Sukses Bergaul, Kanisius, 1997, cet. Ke-5. •
Memahami Yogyakarta.
Orang
Lain,
Kanisius,
1989,
• Bagaimana Mencari Kawan, Binarupa aksara, 1981, Jakarta Selatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
B. Skenario Kegiatan Pelayanan
NO 1.
Kegiatan
Guru
Waktu
Pembukaan: a.Pembukaan: Salam dan Doa
b. Pengantar singkat dan Ice breaking
2.
Siswa
Memberi salam/sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa, kemudian mengajak siswa untuk mengawali kegiatan dengan berdoa. Memberi pengatar singkat tentang rencana kegiatan hari ini dan penjelasan tujuan kegiatan ini diadakan. Kemudian dilanjutkan dengan Ice Breaking “TU Wa Ga Pat”
Menyambut salam dari guru dengan bersemangat dan mengawali kegiatan dengan berdoa.
5 menit
Memperhatikan dan mengikuti instruksi guru untuk bersama bernyanyi dan bergerak.
5 menit
Kegiatan Inti:
15 menit
a.Game/Permainan
Siswa mengikuti permainan “Sangkar Burung” siswa dengan antusias dan memperhatikan instruksi dari guru. .
b. Refleksi
Siswa meninjau kembali permainan yang baru saja dilakukan dan menjawab pertanyaan dari guru secara spontan
Sharing
Mengajak siswa untuk mengikuti permainan/game Permainan “Permainan Sangkar Burung” (secara terperinci ada dalam uraian dinamika kelompok). Dilanjutkan penjelasan materi. dan Guru mengajak siswa untuk meninjau kembali permainan yang baru saja dilakukan dengan panduan pertanyaan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 c. Penyajian Materi
Pembimbing memberikan materi topik bimbingan mengenai “Disiplin dalam Belajar”.
Siswa memperhatikan penjelasan materi dari pembimbing dan mitra kolaboratif tentang “Disiplin dalam Belajar”.
10 menit
d. Percikan
Pembimbing memberikan sebuah tokoh inspirasi untuk di baca oleh peserta didik.
Peserta didik membaca cerita inspirasi yang diberikan oleh guru pembimbing, kemudian peserta didik menggali makna dari kisah tersebut dan mensharingkannya
10 menit
e. Kibar
Guru pembimbing memberikan sebuah cerita bergambar dan meminta siswa merefleksikan dan menyimpulkannya
Siswa membaca cerita bergambar dan merefleksikan kemudian siswa menyimpulkan maksud dari cerita bergambar tersebut.
10 menit
f. Pernyataan/
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pernyataan 2x saya dan 3x saya serta mengisi self asessement. Dilanjutkan dengan membuat niat bagi perkembangan siswa selanjutnya
Siswa memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan membuat pernyataan 2xsaya, 3xsaya, mengisi self assesment dan membuat niatan.
5 menit
Inspirasi
Niatan
3.
Kegiatan Penutup :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 a. Kesimpulan dan pesan moral
b. Doa dan salam Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan bimbingan hari ini dan memberikan pesan moral pada siswa
Doa penutup dan Guru mengucapkan terima kasih.
Siswa menyimpulkan seluruh kegiatan bimbingan hari ini dan mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru pembimbing Siswa mengikuti doa dengan hidmat dan menjawab ucapan terima kasih dengan antusias.
Ayo Bernyanyi! “TU Wa Ga Pat” Tu Wa Ga Pat apa kabar Hey…hey… jumpa lagi Ku beri senyum manis padamu senyum paling kece… Tu Wa Ga Pat apa kabar… Hey…hey… jumpa lagi saling bergandengan tangan jadi sobat baik Lihat kekiri…lihat kekanan… Tepuk kekiri… tepuk kekanan… Putar kekiri dan putar kekanan Hore jumpa lagi…HORE.. Hore jumpa lagi…..HORE…..
5 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Ayo Bermain! Permainan Sangkar Burung
1. Durasi waktu + 10 menit 2. Tujuan: Agar peserta dapat saling mengenal satu sama lain dan semakin memiliki banyak teman. 3. Prosedur a. Bagilah peserta dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. b. Dua orang sebagai sangkar (mereka berpegangan tangan) dan satu orang menjadi burung (berdiri di tengah sangkar). c. kemudian pendamping menyebutkan tiga kata kunci di tengah cerita yang ia ucapkan. Ketika salah satu kata kunci disebutkan oleh pendamping maka peserta yang berhubungan dengan kata kunci harus berpindah. d. Kata kunci yang pertama “Pemburu” yang artinya semua peserta yang bertugas sebagai burung harus keluar dari “sangkar”-nya dan mencari sangkar yang lain. Jadi, burung berpindah namun sangkar tetap. e. Kata kunci yang ke dua “Kebakaran” yang artinya semua peserta yang bertugas menjadi sangkar harus berpindah mencari burung yang lain. Jadi burung tetap sangkar berpindah. f. Kata kunci yang ketika “Bencana” yang artinya semua peserta harus berpindah dan berubah posisi. Burung bisa menjadi sangkar, sangkar bisa menjadi burung membentuk kelompok yang baru. g. Penjelasan Yang memimpin cerita adalah pendamping. Pendamping bisa melibatkan peserta untuk bercerita jika pendamping ikut dalam permainan. Supaya permainan ini menjadi semakin menarik, ketika terjadi formasi yang baru, mintalah kepada peserta untuk mengenal peserta lain yang sedang menjadi anggota kelompoknya (sumber: http://socaoutbound.blogspot.co.id/2014/03/burung-sangkar.html). 4. Nilai karakter: kemauan untuk berteman tanpa membeda-bedakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
D. HANDOUT MATERI
Ayo mendengarkan!
HUBUNGAN PERTEMAN YANG SUDAH BAIK, HENDAKNYA SELALU DI JAGA AGAR HUBUNGAN TERSEBUT SEMAKIN LAMA SEMAKIN LEBIH BAIK.
MEMPUNYAI TEMAN BANYAK ITU PENTING KARENA :
a. Teman itu selalu ada ketika kita sedang membutuhkan mereka. b. Teman itu bisa menghibur kita ketika kita sedang bersedih. c. Teman bisa menilai kita ketika kita mempunyai suatu kesalahan yang kita tidak tahu. d. Teman dapat memberikan saran yang baik jika kita sedang mengalami jalan buntu atau kesusahan. e. Teman-teman dapat membantu pekerjaan kita. f. Dengan banyak teman, kita cepat mendapat informasi yang terbaru.
https://www.google.co.id/search?q=gambar+punya+banyak+teman&newwindow=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GdctVdm2IYePuAS73ICACA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=653#imgrc=Dp8kfYh3nbIJM%253A%3BMDDuHd38cdhzCM%3Bhttp%253A%252F%252Fblog.ub.ac.id%252Ffawzy%252Ffiles%252F2013%252F11%252FMakna_sahabat_sejati.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fblog.ub.ac.id%252Ffawzy%252F2013%252F11%252F18%252Fseberapa-banyak-teman-kamu-sebenarnya%252F%3B573%3B480
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
TANTANGAN-TANTANGAN DALAM MEMPUNYAI BANYAK TEMAN
https://www.google.co.id/search?q=gambar+punya+banyak+teman&newwindow=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GdctVdm2IYePuAS73ICACA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=653#imgrc=DJxgTCtfqc7vQM%253A%3B1Aa6PWQHACQLGM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.com%252FTk7L6y1oT7s%252FVSPQ9c8jOYI%252FAAAAAAAAAAU%252F_mI68l0skI8%252Fs1600%252Fdifferent51.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fsomplaksociality.blogspot.com%252F%3B350%3B197
a. Harus bisa saling menghargai b. Harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. c. Memahami dan mengenal teman secara baik. d. Harus menyamakan tujuan berteman. e. Orientasi persamaan dan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
CARA-CARA MUDAH UNTUK BERTEMAN DENGAN BANYAK ORANG a. Tidak sok kenal sok dekat / SKSD b. Tidak pilih-pilih teman c. Aktif mengikuti kegiatan sosial dan membantu sesama. d. Sopan, Santun, Ramah, Rendah hati dan Mengalah. e. Jangan membuat musuh
https://www.google.co.id/search?q=gambar+punya+banyak+teman&newwindow=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GdctVdm2IYePuAS73ICACA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=653#imgrc=Yja4qeiFYDdTLM%253A%3BzbS5fVtiOzcVnM%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.sheentin.com%252Fwpcontent%252Fuploads%252F2013%252F12%252Fteman.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.sheentin.com%252Fpage%252F17%3B293%3B172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
E. PERCIKAN INSPIRASI
Bacalah cerita dibawah ini dengan teliti! “BERTEMAN DENGAN SIAPA SAJA”
Gracia dan Clara adalah teman satu kelas di SMP faforit di kotanya. Mereka samasama duduk di bangku kelas 7. Gracia adalah gadis yang sederhana, ia juga bukan berasal dari kalangan orang kaya, hanya saja Gracia sangat pintar sehingga dia dapat masuk di SMP itu dengan beasiswa. Berbeda dengan Clara, ia gadis yang berasal dari kalangan keluarga kaya dan elit sehingga ia sangat sombong. Clara juga menjadi ketua genk “The Cherry Girls” . Genk itu sangat terkenal dan ditakuti siswa-siswi di SMP itu. Guru-guru pun tidak berani menegur mereka karena salah satu dari mereka adalah anak kepala sekolah SMP itu. Setiap istirahat Clara selalu bersama Katie, Sandra dan Nicole yang tak lain adalah anggota genk The Cherry Girls. Clara dan genknya sering menghina dan mengerjai temantemannya dan adik kelasnya yang mempunyai keterbatasan biaya. Gracia sering melihat perlakuan mereka. Gracia juga merasa tidak adil dibeda-bedakan dengan cara seperti itu, tetapi dia juga tidak mungkin marah kepada genk itu. Gracia pun mulai berpikir bagaimana caranya agar genk itu mau mengasihi sesama dengan adil dan tidak membeda-bedakan sesama lagi. akhirnya setelah beberapa kali Gracia mengamati, berpikir, dan berdoa, ia mendapat ide tentang cara menyadarkan Clara dan genknya. Suatu hari Gracia pergi ke rumah Clara dengan mobil mewah milik pamannya. Ia pergi dengan mobil mewah agar Clara dan genknya mau ikut dengannya. Sesampainya di rumah Clara, Gracia menekan bel yang berada pada pagar rumah itu. Clara dan genknya keluar dan mendapati Gracia berada di depan rumahya. Clara sempat mengusir Gracia, tetapi Gracia langsung memaksa mereka untuk ikut ke suatu tempat. Gracia juga sempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 bertengakar dengan Clara dan genknya tetapi akhirnya mereka mengalah dan kemudian menggikuti Gracia. Ternyata Gracia mengajak mereka ke bangunan peninggalan Belanda yang sangat tua. Ternyata tempat itu adalah panti asuhan . Saat Gracia mengajak Clara dan genknya masuk, mereka tidak mau. Tetapi Gracia terus memaksa mereka, dan akhirnya mereka mengalah lagi. Sesampainya di dalam panti, Gracia mengajak mereka ke suatu ruangan. Di ruangan itu mereka diajak untuk bertemu dan melihat aktivitas anak-anak panti. Setelah melihat, beberapa anak yang berada di dalam ruangan itu mengajak mereka sharing pengalaman. Di dalam sharing itu, seorang anak mengatakan “,kami disini tidak pernah membeda-bedakan latar belakang kami masing-masing, kami adalah saudara untuk semua yang ada disini. Kami tidak peduli apakah orang itu kaya atau miskin, bagaimana sejarah kehidupannya dan lainlain kami tidak mempermasalahkan hal itu, dan tidak membeda-bedakan sesama yang jelas kami disini semua adalah saudara”. Kata-kata itu membuat Clara dan genknya sadar bahwa perlakuan mereka terhadap sesama itu salah. Sejak saat itu mereka sadar akan kesalahan mereka dan mereka mengubah sikap mereka yang tadinya pilih-pilih teman menjadi mau berteman dengan semua orang tanpa pilih kasih, selain itu mereka juga sering melakukan kunjungan ke panti asuhan dan berbagi rezeki pada mereka yang berada di panti (sumber: http://cerpenmu.com/cerpenpersahabatan/tuhan-tidak-pilih-kasih.html).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
F. KISAH BERGAMBAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
G. EVALUASI
Di bawah ini ada beberapa pertanyaan refleksi (guru pembimbing boleh memilih beberapa pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut)
No Keterangan 1.
Permainan
Pertanyaan Refleksi
Setelah bermain/berdinamika jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Dalam permainan “Sangkar Burung”: a. Adakah yang diantara kamu yang sedikit mendapat teman? b. Adakah yang mengikuti permainan dengan sikap terbuka dan mau bergabung dengan siapa saja? c. Adakah yang melakukan permainan dengan teman itu-itu terus? 2. Pelajaran berharga apa yang dapat kamu petik dari permainan tersebut? 3. Apakah kamu sudah memiliki sikap bebas dalam berteman dengan siapa saja? Berikan contoh perilaku tersebut! 4. Adakah kelompok yang sangat menikmati kebersamaan dengan anggotanya? 5. Adakah kelompok yang kurang senang dengan anggotanya?
2.
Kisah Inspiratif
Setelah membaca, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Setelah membaca cerita Berteman Dengan Siapa Saja, cerita tersebut menceritakan tentang apa? 2. Diantara tokoh-tokoh dalam cerita diatas, menurutmu mana yang pantas untuk ditiru? Berikan alasanmu mengapa tokoh tersebut pantas untuk ditiru! 3. Bagaimana dengan dirimu apakah sudah memiliki sikap yang mau berteman dengan siapa saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 4. Apakah selama ini kamu sudah memiliki banyak teman? 5. Apakah kamu mengalami kesulitan/tantangan dalam berteman? 6. Sikap apakah yang kamu ambil jika mengalami kesulitan dan tantangan dalam berteman? 7. Apa yang kamu rasakan ketika mempunyai teman banyak? 8. Apa yang kamu rasakan ketika tidak mempunyai teman banyak? 9. Apa manfaat cerita tersebut bagimu?
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa: ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ NIATKU Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Disiplin dalam Belajar” aku berniat untuk atau aku akan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
H. PESAN MORAL
Teman sejati tidak akan pernah terpisahkan walaupun terdapat banyak perbedaan. Teman sejati selalu saling melengkapi satu sama lain