PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA (Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Laurensia Puji Noviani NIM :121114074
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Lakukan dan berikan yang terbaik versimu, apa pun itu
In this life we cannot do great things. We can only do small things with great love (Mother Teresa)
Apa yang bisa Anda lakukan, atau Anda bayangkan Anda bisa.. lakukanlah. Di dalam keberanian terdapat kejeniusan, kekuatan, dan keajaiban (Goethe)
Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu (Ayub 22-28)
Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingatmu (Filipi 1:3)
Jangan pernah berhenti belajar meskipun belajar itu menyakitkan (R. H. Dj Sinurat)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Novi persembahkan bagi Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus Yang telah menjadi sumber kekuatan dan sumber pengharapan sejati, menuntun dan membimbing setiap langkah Novi berjuang dalam segala hal Orangtua tercinta Johanes Mudjiono dan Agnes Supartini Yang selalu mengupayakan yang terbaik bagi Novi selama ini Ke-13 saudara kandung Novi, Benedictus Didi Puji Raharjo Christina Tri Puji Hartini Suster Dorothea Catur Rini Puji Tyastuti Fransiskus Xaverius Panca Puji Kurniawan Gregorius Agus Puji Saptadi Hendrikus Puji Setianto Ignasia Tantin Mujiati Yohana Puji Setianingsih Yohanes Puji Setiadi Martinus Puji Putra Juniwan Elisabeth Puji Kusumasningtyas Nicolaus Puji Nugroho Petrus Bagus Puji Christmas Adi Yang selalu mengingatkan Novi untuk tetap semangat dan pantang menyerah Cornelius Sena Aji Pamungkas Yang selalu mengasihi dan menjadi supporter terbaik untuk menjadi yang terbaik Keluarga Bapak FX. Welas Susanto yang terkasih Yang telah memberikan dukungan maupun doa restu Sahabat dan teman dekat BK angkatan 2012 Yang saling mendukung dan saling membantu satu sama lain selama ini
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis,
Laurensia Puji Noviani NIM. 121114074
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma Nama
: Laurensia Puji Noviani
Nomor Mahasiswa
: 121114074
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya imiah yang berjudul: TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA (Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Agustus 2016 Yang menyatakan
Laurensia Puji Noviani
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA (Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Laurensia Puji Noviani Universitas Sanata Dharma 2016 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkatan kemampuan penerimaan diri dan mengetahui item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah yang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Menurut jenis datanya, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja yang disusun oleh peneliti. Koefisien reliabilitas penelitian ini menunjukkan hasil perhitungan 0,77 yang termasuk kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 35 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi distribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan penerimaan diri remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 berada pada tingkatan kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. 6 (17,14%) siswa memiliki penerimaan diri sangat tinggi, 22 (62,86%) siswa memiliki kemampuan penerimaan diri tinggi, 6 (17,14%)siswa memiliki kemampuan penerimaan diri sedang, dan 1 (2,86%) siswa memiliki kemampuan penerimaan diri rendah. Dengan demikian remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 memiliki kemampuan penerimaan diri baik dan memiliki tingkat kemampuan penerimaan diri yang tinggi.
Kata kunci: penerimaan diri, remaja, bimbingan pribadi-sosial
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE LEVEL OF SELF-ACCEPTANCE ABILITY IN ADOLESCENTS (A Descriptive Study of the Eight-Grade Students of Karitas Junior High School Ngaglik, Academic Year 2016/2017, and Its Implications for the Proposed Topics of Personal-Social Guidance) Laurensia Puji Noviani Sanata Dharma University 2016 The purpose of this research is to know the level of self-acceptance ability and find out those items which instruments are identified low to be used as the basis for preparation of topics for personal-social guidance. According to the type of data, this research used a Quantitative descriptive method. The instruments of the research were Questionnaire on Adolescents selfacceptance developed by the researcher. The calculation result showed that reliability coefficient was 0.77 and considered as high. The subject were 35 students of eight-grade students of Karitas Junior High School Ngaglik, academic year 2016/2017. The data analysis technique used in this study was the categorization of normal distribution. The results showed that the level of self-acceptance ability among the eight-grade students of Karitas Junior High School Ngaglik, academic year 2016/2017, is categorized into very high, high, medium, and low. Six students (17,14%) have very high self-acceptance ability, twenty two students (62,86%) have high self-acceptance ability, six students (17,14%) have moderate selfacceptance ability, and one student (2,86%) has a low self-acceptance ability. Thus, the adolescents in the eight-grade students of Karitas Junior High School Ngaglik, academic year 2016/2017, have good self-acceptance ability and has high level of self-acceptance ability.
Keywords: self-acceptance, adolescents, personal-social guidance
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat berlimpah dan kasih karunia berupa kesehatan sehingga dapat menikmati setiap proses penyusunan skripsi hingga terselesaikannya tugas akhir selama menempuh pendidikan di Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan gelar sarjana pendidikan yang diperoleh. Begitu banyak pelajaran berharga yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas akhir dan semakin dijadikan pribadi yang tumbuh dan berkembang lebih matang. Curahan cinta kasih Tuhan melalui orang-orang di sekitar yang terus memberikan dukungan, dorongan dan motivasi untuk tetap terus berjuang hingga akhir. Oleh karena itu, ucapan teimakasih dipersembahkan kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dengan begitu sabar selamapenulisan skripsi ini. Terimakasih atas arahan dan pelajaran berharga yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Aluisius Ruwidakdo, S.Pd., sebagai kepala SMP Karitas Ngaglik yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ibu Panca dan Ibu Wita sebagai wali kelas dan guru kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik yang telah membantu pada saat penelitian. 7. Seluruh siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 8. Orangtua, Bapak Yohanes Mudjiono dan Agnes Supartini yang tidak pernah lelah mendoakan, memberikan kepercayaan dan dukungan, selalu mengusahakan dana untuk menyelesaikan studi selama ini. 9. Kakakdan adik laki-laki Novi yang terkasih, Mas Didi, Mas Wawan, Mas Saptadi, Mas Hendri, Mas Yadi, adik tersayang Juniwan, Nico, dan Bagus yang terus menjadi alasan untuk tetap berjuang. 10. Kakak dan adik perempuan Novi yang terkasih, Mbak Katrin, Suster Dorothea CB, Mbak Tantin, Mbak Yohana, adik perempuan yang terkasih Ningtyas yang selalu memberikan penghiburan dan tempat saling berbagi suka dan duka. 11. Sahabat dan kekasih, Cornelius Sena Aji Pamungkas yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang selama melewati badai perjalanan penyelesaian skripsi. 12. Teman-teman yang terkasih, Gesta, Clara, Shinta, Mega, Tina, Anis, Tasya
yang
bersedia
menghibur,
memberikan
dorongan
dan
memberikan pertolongan saat mengalami kegalauan. 13. Teman-teman BK angkatan 2012 yang telah berjuang bersama. 14. Mas Moko yang menjadi pelancar proses penelitian bagian surat menyurat.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa karya ini memiliki kekurangan selama proses penyusunan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, kritik dan dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk menyempurnakan karya ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi yang membaca.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis
Laurensia Puji Noviani
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii ABSTRAK .......................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4 C. Batasan Masalah ................................................................. 4 D. Rumusan Masalah .............................................................. 4 E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5 G. Definisi Operasional Variabel ............................................ 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. A. Penerimaan Diri ................................................................... 1. Pengertian Penerimaan Diri ........................................... 2. Aspek-aspek Penerimaan Diri ....................................... 3. Faktor-faktor yang Berperan dalam PenerimaanDiri .... B. Remaja ................................................................................. 1. Pengertian Remaja ......................................................... 2. Tugas Perkembangan ..................................................... 3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja............................. 4. Karakteristik Remaja ..................................................... C. Bimbingan Pribadi-sosial .................................................... 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial ............................ 2. Tujuan Bimbingan Pribadi-sosial ..................................
8 8 8 11 15 18 18 20 23 26 29 29 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... A. Jenis Penelitian .................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. C. Populasi dan Sampel Penelitian........................................... D. Variabel Penelitian ..............................................................
31 31 32 32 32
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................... F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................... 1. Validitas ......................................................................... 2. Reliabilitas ..................................................................... G. Teknik Analisis Data ...........................................................
33 33 34 38 38 43 46
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... A. HasilPenelitian ..................................................................... 1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................... 2. Identifikasi Item Instrumen ........................................... B. Pembahasan ......................................................................... 1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................... 2. Identifikasi Item Instrumen ...........................................
51 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. A. Kesimpulan .......................................................................... B. Keterbatasan Penelitian ....................................................... C. Saran ....................................................................................
65 65 66 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN
68
xiv
52 55 56
56 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Tabel 4.4
Kisi-kisi Kemampuan Penerimaan Diri Remaja (Sebelum Uji Validitas) .................................................... Hasil Analisis Uji Validitas Per Aspek............................. Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja (Setelah Uji Validitas) ......................................... Kriteria Guilford ............................................................... Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri (self-acceptance) ................................... Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................................. Kategorisasi Identifikasi Item Instrumen Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 .......... Kategorisasi Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................................. Identifikasi Item Instumen ................................................ Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Berdasarkan Item Kemampuan Penerimaan Diri yang teridentifikasi Sedang dan Sangat Rendah...............................................
xv
37 41 42 45 48
49
50
52 55
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 .............................................................
xvi
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Lampiran 2: Lampiran 3: Lampiran 4: Lampiran 5: Lampiran 6: Lampiran 7: Lampiran 8:
Surat Ijin Penelitian ...................................................... Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri ..................... Tabulasi Data................................................................ Skor Item Per Aspek .................................................... Hasil Uji Validitas Per Aspek ...................................... Hasil Analisis Jumlah Subjek dalam Kategori ............. Hasil Analisis Identifikasi Item Instrumen................... Rancangan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling .....................................................................
xvii
Halaman 70 71 76 77 85 93 94 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah atau definisi operasional variabel. Keenam sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari pendahuluan yang harus ada dalam penelitian. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub bagian pendahuluan ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas. A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dengan masa dewasa sehingga akan terjadi perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. Ada dua aspek perkembangan yang menonjol sehingga dapat mempengaruhi perilaku remaja, yaitu aspek fisik dan aspek psikis.Perubahan bentuk tubuh secara fisik pada remaja dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan dan bentuk anggota tubuh.Sedangkan perubahan psikis dalam diri remaja seperti kemampuan berdialog, mengingat, berkreasi, kecerdasan, emosi dan lain sebagainya. Aktivitas berkelompok, perilaku minder, konformitas, dan mudah tersulut amarah tidak dapat dipungkiri terjadi di kalangan remaja terutama di sebuah lembaga pendidikan. Fenomena ini memunculkan sejumlah pertanyaan terhadap lembaga pendidikan yang kita percayakan untuk mendidik para penerus bangsa,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sejauhmana langkah yang telah ditempuh untuk menangani permasalahan tersebut. Penerimaan diri pada remaja sangat penting agar remaja mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Remaja mudah beradaptasi karena remaja mengenali dan memahami dirinya. Berdasarkan wawancara dan sharing yang peneliti lakukan dengan Ibu Panca dan Ibu Wita tentang perilaku siswa di sekolah ini, beliau mengatakan bahwa hanya karena tidak sengaja terinjak atau tersenggol secara fisik diantara remaja laki-laki dapat memicu pertengkaran dan perkelahian. Selain itu, remaja di SMP Karitas Ngaglik juga masih sangat labil dan sering menunjukkan perilaku agar mendapat perhatian, siswa sering ribut dan sangat susah tenang saat jam pelajaran di kelas. Namun, ketika diminta untuk maju ke depan, mereka malu-malu dan kadang enggan untuk menuruti perintah guru. Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa di SMP Karitas Ngaglik terutama siswa kelas VIII tentang sikap mereka saat teman menjadikan dirinya bahan candaan. Ternyata, 2 dari 5 siswa mengatakan bahwa mereka menanggapi dengan biasa saja, sedangkan yang lain mengatakan memilih diam, memendam dalam hati dan langsung membalas dengan ejekan. Peneliti menemukan fenomena yang terjadi di kalangan remaja SMP kelas VIII yang minder dan enggan meminta bantuan ketika menemukan kesulitan dalam pelajaran. Remaja merasa kurang percaya diri dan kurang menghargai kemampuan yang dimiliki karena saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru, mereka mengandalkan orang lain untuk membantunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik perlu ditingkatkan untuk mengurangi perilaku maladaptif seperti minder, konformitas, dan mudah tersulut amarah. Selain itu, perlu ada sebuah kegiatan berupa layanan bimbingan yang berfungsi untuk mencegah munculnyaperilaku maladaptif lainnya seperti bullying verbal maupun nonverbal. Ketiadaan tenaga pengajar khusus di bidang bimbingan dan konseling di SMP Karitas ini menggerakkan hati dan niat peneliti untuk melakukan penelitian di tempat ini. Peneliti semakin ingin membantu para guru untuk menolong siswa menyelesaikan tugas perkembangannya terutama dalam konteks penerimaan diri. Setiap individu perlu diperhatikan dan beroleh bimbingan yang tepat agar siswa dapat berkembang secara optimal. Namun, di SMP ini tidak menyediakan guru khusus dengan basic bimbingan dan konseling sehingga setiap guru yang kurang jam mengajarnya akan dijadikan guru bimbingan dan konseling untuk mengajar mata pelajaran bimbingan dan konseling. Hal ini semakin menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian di SMP ini.Siswa perlu mendapatkan bimbingan yang intensif terhadap setiap tugas perkembangan dari seorang pengajar yang memang mengerti dan ahli di bidangnya.Kurang tepat jika guru bukan ahli di bidangnya dan kurang pemahaman dibidangnya memberikan materi bimbingan kepada siswa. Para guru dan tenaga pengajar sangat membutuhkan bantuan terutama di bidang bimbingan untuk membantu siswa berkembang dan menyelesaikan tugas perkembangannya. Guru mata pelajaran menyadari bahwa ilmu bimbingan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dimiliki hanyalah pengantar saja dan kurang paham teknis memberikan bimbingan saat mendapat jam masuk kelas mata pelajaran bimbingan dan konseling. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik dan merasa tergerak untuk mengangkat judul “TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA KELAS VIII DI SMP KARITAS NGAGLIK TAHUN AJARAN 2016/2017” dalam penelitian ini. B. Identifikasi Masalah 1. Remaja mudah tersinggung dan mudah marah saat bersenda gurau karena kurang mampu mengontrol emosi. 2. Remaja menarik diri dan minder setelah melakukan kesalahan. 3. Remaja ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan cenderung ikut-kutan. C. Batasan Masalah Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan menjawab apakah remaja di SMP Karitas Ngaglik memiliki kemampuan penerimaan diri. Penelitian ini dilakukan kepada seluruh siswakelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. Penerimaan diri dalam penelitian ini meliputi adanya sifat percaya diri, bersedia dikritik, mampu menilai diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain, nyaman dengan dirinya, berani, mandiri, dan bangga menjadi diri sendiri. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja di Karitas Ngaglik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah yang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui seberapa baik tingkat kemampuan penerimaan diri remajakelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. 2. Mengidentifikasi item-item instrumen yang mendapat skor rendah yang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis tentang penerimaan diri sehingga berguna bagi pengembangan ilmu di bidang pendidikan terutama di bidang bimbingan. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Manfaat penelitian bagi penulis adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja SMP secara khusus tentang penerimaan diri. Selain itu, penulis memiliki abstraksi ketika memberikan bimbingan kepada siswa sebagai seorang remaja di dunia pendidikan melalui pengalaman penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
b. Bagi lembaga pendidikan Manfaat penelitian bagi lembaga pendidikan adalah memberikan informasi berkaitan dengan penerimaan diri remaja di Karitas Ngaglik. Selain itu, penelitian ini dapat membantu kepala sekolah, dan seluruh guru dalam
memberikan
bimbingan
sesuai
dengan
kebutuhan
siswa.
Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penerimaan diri dalam diri setiap remaja. c. Bagi siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah agar siswa dapat memahami dan mengenali dirinya dari berbagai aspek. Siswa yang memahami dan mengenali dirinya semakin termotivasi untuk berkembang secara optimal. d. Bagi peneliti lain Manfaat
penelitian
ini
bagi
peneliti
lain
adalah
untuk
mengembangkan penelitian tentang penerimaan diri (self-acceptance) pada remaja sehingga penelitian menjadi lebih mendalam. G. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan diri, remaja, dan bimbingan pribadi-sosial. 1. Penerimaan diri Penerimaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi yang dialami siswa sebagai seorang remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
dalam memahami dan memiliki gambaran terhadap dirinya sendiri. Remaja memahami dirinya dan memiliki gambaran terhadap dirinya sendiri dari berbagai aspek. Aspek dalam penerimaan diri meliputi adanya sifat percaya diri, bersedia dikritik, mampu menilai diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain, nyaman dengan dirinya, berani, mandiri, dan bangga menjadi diri sendiri. 2. Remaja Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu yang berusia 12-15 tahun. Individu yang berada kisaran usia 12-15 tahun tersebar secara acak di kelas VIII. Pada masa remaja awal ini, remaja mengalami perubahanperubahan fisik, kepribadian, kemampuan berpikir, dan kemampuan bersosialisasi. 3. Bimbingan Pribadi-sosial Bimbingan pribadi-sosial adalah bantuan berupa layanan yang diberikan kepada individu untuk mencapai tugas perkembangannya yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, peneliti memaparkan kajian pustaka tentang penerimaan diri, remaja, dan bimbingan pribadi-sosial. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada sumber buku acuan yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Masingmasing sub bagian landasan teori ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas. A. Penerimaan Diri 1. Pengertian Penerimaan diri Hurlock (1974) mengatakan bahwa individu yang dapat beradaptasi dengan baik adalah individu dengan kepribadian yang sehat. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mampu memuaskan kebutuhan, minat, serta cita-citanya melalui perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat. Kemampuan untuk menilai dan menghargai diri sendiri secara realistis adalah salah satu karakteristik kepribadian yang sehat. Individu dengan kepribadian yang sehat adalah individu yang bahagia. Tiga faktor utama (the Three A’s of Happiness) yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang yaitu prestasi (achievement), penerimaan (acceptance), dan afeksi (affection). Supratiknya (1995) mendefinisikan penerimaan diri adalah ciri perilaku dari aspek penyesuaian diri ketika seseorang memiliki jati diri yang positif. Individu menunjukkan penerimaan diri ketika memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Kata kunci dari pengertian penerimaan diri menurut Supratiknya adalah ciri
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
perilaku dari aspek penyesuaian diri. Sedangkan Siswanto (2007) mengatakan bahwa individu dapat menerima diri adalah bentuk penyesuaian diri yang dipahami sebagai pelajaran hidup terhadap sesuatu yang tidak dapat diubah. Kemampuan untuk menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah adalah ciri orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik. Mirip dengan definisi penerimaan diri menurut Supratiknya, Siswanto juga mengatakan bahwa menerima diri adalah penyesuaian diri yang kemudian dipahami karena tidak dapat diubah. Ahli lain dalam teori perkembangan emosi, mengatakan bahwa pengembangan keterampilan perilaku adalah sebuah proses belajar. Daniel Goleman (dalam Ali & Asrori, 2009: 75) mengatakan bahwa belajar menerima diri sendiri adalah merasa bangga dan mampu melihat diri sendiri dari sisi positif. Menerima diri sendiri berarti mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta belajar untuk mampu menertawakan diri sendiri. Berkaitan dengan emosi dan sebuah proses belajar dalam diri seseorang, menerima diri adalah belajar untuk merasa bangga dengan seluruh kemampuan dan kelemahan yang ada dalam diri seseorang. Penerimaan diri dapat ditinjau sebagai sebuah kebutuhan jika dilihat dan dicermati menurut pandangan seorang ahli dalam teori kebutuhan. Teori kebutuhan yang telah diungkapkan Maslow, secara implisit telah mengatakan bahwa penerimaan diri adalah bagian dari kebutuhan dasar pada diri individu untuk mengaktualisasikan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Berdasarkan teori kebutuhan Maslow dalam lima tingkat kebutuhan, Maslow (dalam Sobur, 2003: 277) mengatakan bahwa “kita semua membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang lain. Ada yang memuaskan kebutuhan ini melalui berteman, berkeluarga, atau berorganisasi. Tanpa ikatan ini, kita akan merasa kesepian”. Dalam hal ini, penerimaan diri berkaitan dengan relasi antar individu dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan diterima keberadaannya oleh orang lain menjadi sebuah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Faktor psikologis utama yang berperan dalam kepribadian yang sehat adalah penerimaan diri.Hurlock (1974) mengatakan bahwa penerimaan diri menjadi faktor yang berperan dalam kepribadian yang sehat karena seseorang tidak mengalami tekanan atau stres, atau terdapat keharmonisan dengan diri sendiri dalam diri seseorang. Kemampuan menyesuaikan diri adalah dasar dari penerimaan diri seseorang. Menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri individu adalah sebuah keharusan. Seperti yang dikatakan Fahmi (dalam Sobur, 2003) bahwa banyak faktor yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan penyesuaian diri individu, salah satunya adalah dapat menerima dirinya sendiri. Orang yang tidak menerima dirinya akan berhadapan dengan keadaan frustrasi yang menjadikannya merasa tidak berdaya dan gagal, sehingga tingkat penyesuaian sosialnya buruk. Memiliki kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menerima diri berdampak pada kondisi psikologis dan berpengaruh dalam sosialisasinya dengan lingkungan sekitar. Penerimaaan diri (self-acceptance) dalam kamus psikologi didefinisikan sebagai berikut: Penerimaan-diri adalah sebuah sikap seseorang menerima dirinya. Istilah ini digunakan dengan konotasi khusus kalau penerimaan ini didasarkan kepada pujian yang relatif obyektif terhadap talenta-talenta, kemampuan dan nilai umum yang unik dari seseorang, sebuah pengakuan realistik terhadap keterbatasan dan sebuah rasa puas yang penuh akan talenta maupun keterbatasan dirinya.
Berdasarkan definisi dari kamus psikologi, jika dicermati maka seseorang perlu mengenali dengan sangat akrab siapa sebenarnya dirinya. Mampu melihat dirinya sendiri secara obyektif, bukan hanya sebuah kelebihan namun juga segala kekurangan dan kecacatan dalam diri seseorang tersebut. Berdasarkan paparan pendapat dari berbagai ahli dan kamus psikologi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penerimaan diri adalah indikator bahwa individu dengan kepribadian yang sehat dapat menyesuaikan diri dan bahagia. Ketidakmampuan individu dalam menerima dirinya dari berbagai aspek akan berdampak pada munculnya perilaku maladaptif . 2. Aspek-aspek Penerimaan Diri Penerimaan diri memiliki beberapa pengaruh terhadap penyesuaian diri. Seseorang yang memiliki penerimaan diri berpengaruh terhadap penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dirinya yang terlihat dari beberapa hal. Menurut Hurlock (1974: 437) aspekaspek dalam penerimaan diri adalah sebagai berikut: a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain e. Nyaman dengan dirinya sendiri f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif g. Mandiri dan berpendirian h. Bangga menjadi diri sendiri Penerimaan diri menurut Hurlock (1974: 437) terdiri dari delapan aspek. Masing-masing aspek penerimaan diri akan dijabarkan dan dijelaskan secara singkat sebagai berikut: a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri Individu yang memiliki kepercayaan diri dan menghargai diri sendiri selalu merasa mampu untuk mengerjakan sesuatu hal. Individu yang memiliki kepercayaan diri juga jarang sekali menolak jika diminta untuk melakukan sesuatu. b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain Menurut Anderson (dalam Sobur, 2003), individu yang memiliki kematangan psikologis mampu menerima kritik dan saran. Individu yang matang memiliki kemauan yang realistis namun juga paham bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dirinya tidak selalu benar. Individu yang matang akan terbuka dan tidak marah dengan kritikan-kritikan dan saran dari orang lain demi perubahan dirinya yang lebih baik. Individu yang bersedia dikritik adalah ciri individu yang mampu melihat diri secara objektif. c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan Individu yang memiliki kemampuan untuk mengoreksi dan dan membuat penilaian diri yang kritis adalah individu yang memiliki penyesuaian diri yang realistis. Individu dengan penyesuaian diri yang realistis mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru, fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang realistis. d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain Dahler (dalam Sobur: 2003) mengatakan bahwa individu yang bersikap jujur terhadap dirinya sendiri adalah individu yang berani melihat secara sadar kekurangan yang ada pada dirinya. Individu yang jujur terhadap dirinya sendiri dapat memandang kekurangan dalam dirinya dengan rasa humor. e. Nyaman dengan dirinya sendiri Selama memasuki masa remaja, seorang remaja mengalami perkembangan fisik dan emosi. Perubahan pada alat kelamin dan perubahan pada tingkah laku adalah hal yang paling mudah tampak pada diri remaja. Individu yang nyaman dengan dirinya sendiri akan mudah menyesuaikan dirinya dengan perubahan secara fisik maupun emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Individu yang nyaman dengan dirinya sendiri mudah bergaul dengan lingkungan sekitar dan dapat mengontrol dirinya sendiri. f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif Individu yang berani mengeksplorasi kemampuan merupakan bagian dari teori kebutuhan menurut McClelland tentang motivasi. Salah satu teori kebutuhan menurut McClelland (dalam Ali & Asrori, 2009), adalah kebutuhan untuk berprestasi. Individu yang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya berada pada masa remaja. Ciri individu yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi adalah senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, merasa tertantang dengan pencapaian hasil yang sulit, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. g. Mandiri dan berpendirian Sunaryo Kartadinata (dalam Ali & Asrori, 2009) mengatakan bahwa tingkat kemandirian pada remaja pada umumnya bervariasi dan menyebar pada tingkatan sadar diri, saksama, individualistik, dan mandiri. Remaja yang mandiri dan berpendirian menyadari bahwa sikap ketergantungan adalah masalah emosional dalam dirinya yang akan semakin berkembang jika individu tidak mampu bersikap realistis. h. Bangga menjadi diri sendiri Individu yang bangga menjadi diri sendiri adalah individu yang puas dengan segala kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang bangga menjadi diri sendiri memiliki strategi penyesuaian diri terhadap kecemasan, konflik, dan frustrasi. Individu yang bangga menjadi diri sendiri bebas dari mekanisme pertahanan diri seperti kompensasi, rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi, dan fiksasi. 3. Faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri Faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri yang positif menurut Hurlock(1974: 435) sebagai berikut: a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri Pemahaman tentang diri sendiri pada remaja berkaitan dengan persepsi yang ada dalam diri remaja. Pemahaman diri pada remaja ditandai adanya persepsi yang benar terhadap dirinya sendiri. Pemahaman diri pada remaja bukan hanya ditentukan dari kapasitas intelektualnya, tetapi juga kesempatan untuk menggali potensi dalam dirinya. Kurangnya pemahaman pada diri sendiri dapat menimbulkan kesenjangan antara konsep diri yang ideal dengan gambaran yang remaja terima dari kontak sosial yang membentuk dasar konsep diri. b. Adanya harapan yang realistik Harapan pada remaja yang realistis atas sebuah pencapaian akan membuat kinerjanya meningkat. Harapan dalam sebuah pencapaian pada remaja berkontribusi pada kepuasan dalam diri yang penting dalam penerimaan diri. Harapan dapat terealisasi ketika remaja memiliki cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
kemampuan untuk memahami dan mengenali keterbatasan dan kekuatan dirinya sendiri. c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan Lingkungan yang tidak mendiskriminasi remaja baik dari latar belakang agama, budaya, jenis kelamin dan lain sebagainya menjadi faktor yang berperan dalam penerimaan diri yang positif. Tidak adanya hambatan dari lingkungan dapat membantu remaja merasa puas dengan pencapaiannya. d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan Sikap anggota masyarakat yang menyenangkan berkontribusi dalam penerimaan diri seorang remaja. Tiga hal sikap anggota masyarakat yang mendukung seseorang memiliki penerimaan diri adalah tidak adanya prasangka buruk terhadap individu maupun keluarganya, individu memiliki keahlian sosial, dan individu mau menerima kelompok. e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat Secara emosional keseimbangan fisik dan psikologis pada remaja akan terganggu ketika mengalami stres. Stress secara emosional dapat mengganggu aktivitas sehingga mengakibatkan seseorang bekerja dengan kurang efisien dan mengakibatkan kelelahan, dan bereaksi negatif terhadap orang lain. Individu yang bebas dari stres dapat melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya. Selain itu, individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
menjadi lebih rileks dan bahagia sehingga menjadi dasar dari penerimaan diri yang baik. f. Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun kuantitatif Pengaruh keberhasilan dan kesuksesan yang dialami, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat mengarahkan pada penerimaan diri. Sedangkan, pengaruh kegagalan dapat mengarahkan individu pada penolakan
diri.
Kegagalan
yang
seringkali
dirasakan
individu
menjadikan kesuksesan sebagai sesuatu yang bermakna. g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Individu yang mengidentifikasikan dirinya dengan orang-orang yang menyesuaikan diri dengan baik dapat mengembangkan sikap yang positif terhadap hidup. Selain itu, perilakunya pun akan mengarah pada penilaian dan penerimaan diri yang baik. h. Adanya perspektif diri yang luas Individu yang melihat dirinya sama seperti yang orang lain lihat dapat memiliki pemahaman diri yang baik dibandingkan dengan individu yang perspektif dirinya sempit dan terdistorsi. Perpektif diri yang luas menjadi faktor pendukung penerimaan diri. i. Pendidikan yang baik pada masa anak-anak Pendidikan yang baik pada masa anak-anak berkontribusi pada pembentukan konsep diri pada individu di masa depan. Pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
demokratis mengarahkan pada pola kepribadian yang sehat. Peraturanperaturan yang sudah ditanamkan sejak dini pada masa anak-anak akan membuat mereka dihormati sebagai seorang manusia. Anak akan belajar untuk menghormati dirinya sendiri dan bertanggungjawab untuk mengendalikan perilakunya dengan kerangka peraturan yang telah dipahami dan diterapkan. j. Konsep diri yang stabil Konsep diri yang baik mengarah pada penerimaan diri, sedangkan konsep diri yang buruk mengarah pada penolakan diri. Konsep diri yang stabil merupakan cara seseorang melihat dirinya sendiri dengan cara yang sama sepanjang waktu. Ketika individu mengembangkan kebiasaan untuk menerima dirinya, maka akan menguatkan konsep diri yang baik sehingga penerimaan diri menjadi sebuah kebiasaan bagi individu. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan menyukai dan menerima dirinya. B. Remaja 1. Pengertian Remaja Hurlock (1967: 1) mengatakan kata “adolescence” berasal dari kata Latin yaitu adolescere,
yang berati “tumbuh” atau “bertumbuh ke arah
kematangan”. Masa remaja adalah masa transisi saat individu berubah secara fisik maupun psikologis dari anak menuju dewasa. Usia remaja menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Hurlock (1967: 3) pada perempuan sekitar usia 13 sampai 17 tahun, sedangkan untuk laki-laki sekitar 14- 17 tahun. Santrock (2003: 26) mengatakan bahwa “remaja diartikan sebagai masa perkembangan antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional”. Dalam penyataannya, Hurlock maupun Santrock mendefinisikan remaja berdasarkan masanya, yaitu masa yang menghubungkan masa kanak-kanak ke masa dewasa. Meskipun pengertian remaja dalam konteks yang sama yaitu sebuah masa, namun yang lebih nampak berbeda diantara keduanya adalah adanya sisi psikologis menurut Hurlock. Definisi remaja jika ditinjau dari sudut pandang perkembangan fisik dikenal sebagai suatu tahap dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan semua alat kelamin sudah berfungsi sempurna. Adapun pengertian remaja menurut Sarwono (1989) yang melihat remaja dari sisi sosial-psikologis. Remaja dengan istilah “adolescence” yang berasal dari kata latin “adolescere” memiliki arti mengalami pertumbuhan kearah kematangan. Kematangan bukan hanya berarti kematangan fisik, namun yang paling utama adalah kematangan sosial-psikologis. Definisi remaja lebih konseptual diberikan oleh WHO (dalam Sarwono, 1989) pada tahun 1974 dengan 3 kriteria, yaitu biologik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
psikologik, dan sosial-ekonomi. Batas usia remaja yang ditetapkan oleh WHO adalah 10-20 tahun. Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan batas usia remaja adalah usia 15-24 tahun sebagai batas usia pemuda. Sarwono (1989) dalam bukunya mengatakan bahwa “masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat, bahkan sering kali bagi polisi”. Berdasarkan definisi para ahli tentang remaja, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat tiga kriteria dalam mendefinisikan remaja, yaitu secara biologis, secara psikis, dan sosial. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju ke masa dewasa.Pada masa transisi, individu berada padausia 10-24 tahun yang telah mengalami kematangan secara fisik. Selain kematangan fisik, kematangan secara psikologis dan sosial juga sangat penting untuk mendukung kematangan secara menyeluruh. 2. Tugas Perkembangan Pada masa remaja, setiap individu harus dapat menyelesaikan tugas perkembangannya agar dapat melanjutkan ke tahap tugas perkembangan selanjutnya. Robert J. Havighust (dalam Ali & Asrori, 2009: 65) mengatakan bahwa tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dalam kehidupan individu. Jika individu berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu akan merasa bahagia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
namun jika individu gagal dalam menyelesaikan tugas perkembangannya maka akan timbul perasaan tidak bahagia serta individu mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2009: 10) adalah sebuah upaya sebagai berikut: a. Mampu menerima keadaan fisiknya. b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa. c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. d. Mencapai kemandirian emosional. e. Mencapai kemandirian ekonomi. f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Menurut
Havighust
(dalam
Yusuf,
2008:
74),
tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja adalah sebagai berikut: a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. d. Mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. f. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara i. Mencapai tingkah laku yan bertanggung jawab secara sosial j. Memperoleh
seperangkat
nilai
dan
sistem
etika
sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku. Fokus tugas perkembangan pada remaja terletak pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan menuju cara bersikap dan berperilaku secara dewasa. Berdasarkan definisi para ahli tentangtugas perkembangan remaja, peneliti dapat menyimpulkan bahwa setiap remaja memiliki kriteria tugas perkembangan. Menerima diri sendiri adalah salah satu tugas perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
yang harus dilalui seorang remaja untuk berkembang dan menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. 3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Setiap individu dalam berbagai tingkatan usia pasti memiliki tugas perkembangan
yang
harus
diselesaikan
untuk
melanjutkan
tugas
perkembangan selanjutnya. Begitu pula dengan tahapan usia remaja yang memiliki tugas perkembangan. Tugas perkembangan dalam diri remaja memiliki aspek-aspek perkembangan. Yusuf (2010: 101) mengatakan bahwa aspek-aspek perkembangan masa remaja antara lain meliputi aspek fisik, inteleligensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. a. Aspek fisik Aspek fisik dalam tugas perkembangan remaja adalah salah satu aspek yang dapat diamati secara kasat mata. Sehubungan dengan perkembangan fisik pada diri seorang remaja, Kuhlen dan Thompson (dalam Yusuf, 2010: 101) mengatakan bahwa perkembangan fisik dalam diri individu terdiri dari empat aspek, yaitu: b. Sistem syaraf Sistem syaraf merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kecerdasan dan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
c. Otot-otot Otot-otot memiliki pengaruh terhadap perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik. d. Kelenjar endokrin Kelenjar endokrin dapat menjadi pemicu munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, dimana sebagian anggota dalam kegiatan tersebut terdiri atas lawan jenis. e. Struktur fisik/tubuh Struktur fisik atau tubuh yang paling nampak adalah perubahan tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh. Perubahan fisik merupakan bagian dari proses penting yang harus dilalui remaja. f. Aspek inteligensi Aspek inteligensi merupakan salahsatu aspek tugas perkembangan siswa karena inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. g. Aspek emosi Sarwono (2009) mendefinisikan emosi adalah reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. Definisi tersebut menggambarkan bahwa emosi diawali dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
adanya suatu rangsangan dari luar (benda, manusia, binatang, cuaca, situasi, dan lain sebagainya), maupun dari dalam diri sendiri (lapar, mengantuk, tekanan darah, produksi hormon,dan lain sebagainya), pada alat indra masing-masing individu. h. Aspek bahasa Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang mencakup semua cara untuk berkomunikasi. Cara untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol sebagai alat untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. i. Aspek sosial Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi;
meleburkan
diri
menjadi
suatu
kesatuan
dan
saling
berkomunikasi dan bekerjasama. j. Aspek kepribadian Abin Syamsuddin Makmun (dalamYusuf, 2010: 127) mengatakan bahwa kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan secara unik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
k. Aspek moral Moral berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. l. Aspek kesadaran beragama Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Tuhannya yang direfleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya. Berdasarkan paparan pendapat dari berbagai ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa setiap aspek perkembangan remaja adalah sebuah proses yang harus dilalui oleh setiap remaja. Penerimaan diri pada individu mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap individu serta pandangan individu terhadap dirinya sendiri. 4. Karakteristik Remaja Erickson (dalam Ali & Asrori, 2009) mengatakan remaja dikenal dengan masa pencarian jati diri atau sering disebut dengan istilah ego (ego identity). Sebutan remaja dengan identitas ego karena masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak ke masa kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
orang dewasa. Menurut Ali dan Asrori (2009: 16), karakteristik sikap remaja yang sering ditunjukkan terdapat lima jenis, yaitu sebagai berikut: a. Kegelisahan Remaja pada masa perkembangannya memiliki banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang akan diwujudkan di masa yang akan datang. Akan tetapi, pada kenyataannya belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mewujudkan semua keinginan dan angannya. Remaja ingin mendapat pengalaman yang banyak untuk menambah pengetahuan, namun remaja merasa belum cukup mampu melakukan berbagai hal dengan baik. Ketidakmampuannya untuk melakukan berbagai hal dengan baik tersebut membuat remaja tidak berani bertindak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Angan-angan yang tinggi dan kenyataan bahwa remaja belum memiliki cukup kemampuan untuk mewujudkan angan-angannya memberi dampak remaja diliputi oleh perasaan gelisah. b. Pertentangan Dalam proses pencarian jati diri, remaja berada pada situasi ingin melepaskan diri dari orangtua namun belum cukup mampu untuk mandiri.
Pertentangan
muncul
dalam
diri
remaja
yang
ingin
menunjukkan sisi mandiri, namun remaja merasa nyaman dan aman saat berada diantara orangtua. Pertentangan yang sering terjadi tersebut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
menimbulkan kebingungan dalam diri remaja maupun orang lain yang berada di sekitarnya. c. Mengkhayal Remaja berada pada tahap keinginan untuk menjelajahi dan memiliki jiwa berpetualang. Pada kenyataannya, keinginan untuk menjelajah dan berpetualang terhambat oleh minimnya biaya karena uang hanya diperoleh dari orangtua. Akibatnya, remaja banyak berkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra cenderung pada prestasi dan jenjang karier. Sedangkan remaja putri cenderung mengkhayal pada romantika hidup. Khayalan pada dunia remaja tidak selalu bersifat negatif, karena terkadang khayalan pada remaja menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif gelisah. d. Aktivitas berkelompok Remaja memiliki banyak keinginan dan tidak jarang banyak pula yang tidak terpenuhi. Remaja sering menghadapi kesulitan dan kendala sehingga remaja butuh dukungan secara emosional melalui temantemannya. Remaja menemukan solusi dari kesulitan yang dihadapinya setelah mereka berkumpul bersama teman sebaya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
e. Keinginan mencoba segala sesuatu Rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity) pada remaja sering mendorong keinginan untuk berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba hal baru yang sebelumnya belum pernah dialaminya. Rasa ingin tahu mendorong remaja ingin seperti orang dewasa dan menyebabkan remaja secara sembunyi-sembunyi mencoba merokok bagi remaja putra, dan memakai kosmetik bagi remaja putri. Memberikan bimbingan bagi remaja sangat penting peranannya agar rasa ingin tahu remaja dapat terkontrol. Rasa ingin tahu yang besar pada remaja perlu diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif. C. Bimbingan Pribadi-sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial Ragam bimbingan dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan, yaitu: (1) bimbingan akademik, (2) bimbingan pribadi-sosisal, (3) bimbingan karir, dan (4) bimbingan keluarga. Bimbingan pribadi-sosial merupakan layanan yang isinya mengenai hal-hal yang menyangkut keadaan batin individu sendiri dan kejasmaniannya sendiri, atau mengenai hal-hal yang menyangkut hubungannya dengan orang lain. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006) bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batin individu sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Pergumulan batinnya sendiri terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
kontrol diri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan lain sebagainya. Bimbingan pribadi-sosial berkaitan erat antara keadaan batin individu sendiri dan keberhasilan atau kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain. 2. Tujuan bimbingan pribadi-sosial Tujuan bimbingan pribadi-sosial (Winkel & Sri Hastuti, 2006) adalah membantu menyelesaikan pergumulan dalam diri individu, penderitaan batin yang dialami individu bila muncul masalah dalam pergaulan. Selain itu, bimbingan pribadi-sosial bertujuan membantu individu memiliki sikap dan tindakan dalam menghadapi kesulitan yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari uraian jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data penelitian. Ketujuh subjudul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus ada dalam penelitian kuantitatif. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada sumber buku acuan yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub bagian metode penelitian ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas. A. Jenis Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang peneliti angkat, peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan penerimaan diri remaja, secara khusus remaja kelas VIII yang berada di SMP Karitas Ngaglik. Maka, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif memecahkan masalah dengan cara menggambarkan obyek penelitian pada masa sekarang berdasarkan pada fakta-fakta sebagaimana adanya. Fakta-fakta tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dalam bentuk survei dan studi perkembangan. Metode penelitian survei tepat digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data di tempat tertentu yang alamiah. Sugiyono (2013: 6) mengatakan bahwa Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan lain sebagainya.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Jenis penelitian ini menurut jenis datanya adalah jenis penelitian kuantitatif. Jenispenelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang sering digunakan dalam sebuah penelitian. Sugiyono (2013: 7) mengatakan bahwa Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode kuantitatif sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode kuantitatifsebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif menganalisis data menggunakan statistik karena data dalam penelitian merupakan angka-angka. Selain itu, metode ini juga disebut metode discovery karena melalui metode ini berbagai iptek baru dapat ditemukan dan dikembangkan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VIII SMP Karitas Ngaglik. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada hari Rabu, tanggal 03 Agustus 2016 dimulai Pukul 13.05 WIB dan berakhir Pukul 13.30 WIB. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik dengan jumlah 35 siswa. D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah penerimaan diri pada remaja. Peneriman diri yang dimaksud dalam penelitian ini artinya penerimaan diri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
berbagai aspek pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. Aspek dalam penerimaan diri meliputi adanya sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri, kesediaan menerima kritikan dari orang lain, mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan, jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, nyaman dengan dirinya sendiri, memanfaatkan kemampuan dengan efektif, mandiri dan berpendirian, dan bangga menjadi diri sendiri. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Sugiyono (2013) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data bila dilihat dari segi cara atau teknik dapat dilakukan dengan
interview,
kuesioner,
observasi,
dan
gabungan
ketiganya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang akan dibuat harus berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket. Prinsip penulisan angket dalam bukunya Sugiyono (2012: 193) mengatakan bahwa Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka positif negatif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Teknis pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut: a. Peneliti mengkondisikan siswa di ruang kelas VIII. b. Peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan melakukan penelitian kepada subjek di SMP Karitas Ngaglik. c. Peneliti membagikan bolpoin dan lembar kuesioner kepada masingmasing subjek yang berjumlah 35 orang. d. Peneliti membacakan pengantar dalam kuesioner. e. Peneliti mengajak masing-masing subjek untuk membaca petunjuk pengerjaan kuesioner. f. Subjek yang sudah selesai mengejakan kuesioner maju ke depan untuk mengumpulkan kuesioner dan diperkenankan meninggalkan ruangan. 2. Instrumen pengumpulan data Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner tentang penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup karena pilihan alternatif jawaban untuk setiap item sudah disediakan, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban. Kuesioner dalam penelitian ini memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkap aspek-aspek penerimaan diri pada remaja kelas VIII menggunakan skala Likert. Skala pengukuran Likert yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sekelompok remaja terkait dengan penerimaan diri. Data dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
instrumen penelitian ini dihasilkan dengan menggunakan pengukuran skala Likert dalam bentuk cheklist. Jawaban setiap item instrumen dalam skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Azwar (2006: 46) mengatakan bahwa “salah satu format respons yang sering digunakan dalam skala psikologi adalah format lima-pilihan yang merupakan jawaban terhadap item yang berbentuk pernyataan”. Item dalam kuesioner ini terdapat jenis item yang favorable yaitu item yang menunjukkan penerimaan diri dan unfavorable yaitu item yang belum menunjukkan penerimaan diri. Alternatif jawaban pada setiap item yang favorable diberi skor sebagai berikut: Sangat Sesuai (5), Sesuai (4), Agak Sesuai (3), Tidak Sesuai (2), Sangat Tidak Sesuai (1). Sedangkan alternatif jawaban pada setiap item yang unfavorable diberi skor sebagai berikut: Sangat Sesuai (1), Sesuai (2), Agak Sesuai (3), Tidak Sesuai (4), Sangat Tidak Sesuai (5). Kuesioner berbentuk checklist diberikan kepada responden untuk menghasilkan data yang diperlukan untuk mengetahui tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik. Sebelum pembuatan kuesioner tentang penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik, peneliti lebih dahulu membuat kisi-kisi melalui aspek-aspek penerimaan diri menurut Hurlock. Setiap butir item dalam kuesioner bertolak dari delapan aspek penerimaan diri menurut Hurlock (1898: 437) yaitu: a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain e. Nyaman dengan dirinya sendiri f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif g. Mandiri dan berpendirian h. Bangga menjadi diri sendiri Kisi-kisi kuesioner tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja sebelum uji validitas disajikan pada tabel 1 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja (Sebelum Uji Validitas) Aspek-aspek Penerimaan Diri 1. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri 2. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain
3. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan
4. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
5. Nyaman dengan dirinya sendiri
6. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif
7. Mandiri dan berpendirian
8. Bangga menjadi diri sendiri
Indikator a. Mampu mengerjakan sesuatu hal b. Bersedia ambil bagian bila diminta untuk melakukan sesuatu a. Mampu menerima kritikan dan saran dari orang lain b. Menyadari bahwa dirinya tidak selalu benar c. Terbuka dan tidak marah dengan kritikan maupun saran dari orang lain a. Dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru b. Mampu menempatkan diri dengan realitas c. Bersifat fleksibel a. Menyadari kekurangan dalam diri b. Menyadari kelebihan dalam diri c. Menanggapi kekurangan dalam diri dengan rasa humor d. Jujur terhadap perasaan diri sendiri a. Mudah menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosi b. Mudah bergaul c. Dapat mengontrol diri sendiri a. Memiliki motivasi untuk berprestasi b. Mampu merumuskan tujuan c. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi d. Menyukai tantangan a. Mampu memutuskan sesuatu bagi dirinya sendiri b. Mampu menyelesaikan konflik dalam diri a. Memiliki strategi penyesuaian terhadap kecemasan, konflik, dan frustasi b. Bebas dari mekanisme pertahanan diri rasionalisasi c. Bebas dari mekanisme pertahanan diri proyeksi d. Bebas dari mekanisme pertahanan diri regresi Total
No. Item Favorable Unfavorable 1, 35 16, 38 29
Jumlah
5 6 20 11, 30 5 36
4, 28 18 10 39 7 14 33
5
21 5
40 3, 27 24 13 37 9 17 26 32
5
22 5
5, 23 19 12, 34
5
2 15 5 8 25 31 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2013), keabsahan data hendaknya dipastikan bahwa data yang didapatkan adalah data yang valid, reliabel dan obyektif serta benarbenar tepat dalam suatu penelitian kuantitatif. Salah satu cara memeriksa keabsahan adalah penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya. 1. Validitas Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Sugiyono (2012: 168) mengatakan bahwa “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Kenneth Bailey (Siregar 2014: 46) mengelompokkan tiga jenis utama validitas yaitu: validitas rupa, validitas kriteria, dan validitas konstruk. Sedangkan berdasarkan dari cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, Azwar (2003) mengatakan bahwa validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis validitas isikarena kuesioner dalam penelitian ini divalidasi oleh professional judgment. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi kuesioner dengan analisis rasional atau lewat professional judgment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Instrumen tingkat kemampuan penerimaan diri dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri kemudian validasi item diakukan oleh Drs. R. Budi Sarwono, M.A. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi instrumen ini terdapat variabel yang diteliti yaitu kemampuan penerimaan diri, indikator sebagai tolok ukur dan nomor item pertanyaan atau pernyataan yang merupakan jabaran dari indikator. Item dalam kuesioner mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu penerimaan diri pada remaja. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa setiap butir item menurut Siregar (2013: 48) adalah dengan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝒏(∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(𝜮𝒀) √[𝒏(𝜮𝑿𝟐 − (𝜮𝑿)𝟐 ] [𝒏(𝜮𝒀𝟐 − (𝜮𝒀)𝟐 ]
Keterangan: n = jumlah responden X = Skor variabel (jawaban responden) Y = Skor total dari variabel (jawaban responden) Setelah data ditabulasikan, maka dapat dilakukan pengujian validitas dengan perhitungan SPSS. Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Kriteria tersebut menurut Siregar (2013: 47) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
a. Jika kuesioner korelasi product moment melebihi 0,3. b. Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel. c. Nilai Sig. ≤ α Suatu tes dikatakan valid juga dapat dilihat setelah dibandingkan dengan suatu tes yang lain yang telah valid. Setelah tes diperbandingkan dengan tes lain yang telah valid menunjukkan kesesuaian mengenai hal yang akan diukur, tes tersebut dapat dikatakan memiliki taraf validitas tertentu. Validitas instrumen Kemampuan Penerimaan Diri dianalisis berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 20 for Window dengan hasil seperti tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 3.2 Hasil Analisis Uji Validitas Item per Aspek Jumlah Item Valid
No. Item Aspek-aspek Penerimaan Diri 1. 2.
Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri Kesediaan menerima kritikan dari orang lain
3. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan 4. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain 5. Nyaman dengan dirinya sendiri
6. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif 7. Mandiri dan berpendirian 8. Bangga menjadi diri sendiri
Valid 1, 35 38, 29 6 11, 30 36, 20 4, 28 39, 18 7, 14 33, 40 3, 27 13, 37 24 9 17, 26 32, 22 5, 23 34 2, 8 25, 31 15
Tidak Valid 16
5
10
4
21
4 5
5
12, 19
perhitungan
koefisien
3 5 35
Total Item Valid
Berdasarkan
4
butir
instrumen
dari
8
aspek
menggunakan SPSS 20 for Window, diperoleh 35 instrumen yang valid dan 5 instrumen yang tidak valid dari 40 item. Kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja (Setelah Uji Validitas) Aspek-aspek Penerimaan Diri 1. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri 2. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain
3. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan
4. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
5. Nyaman dengan dirinya sendiri
6. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif
7. Mandiri dan berpendirian
8. Bangga menjadi diri sendiri
Indikator a. Mampu mengerjakan sesuatu hal b. Bersedia ambil bagian bila diminta untuk melakukan sesuatu a. Mampu menerima kritikan dan saran dari orang lain b. Menyadari bahwa dirinya tidak selalu benar c. Terbuka dan tidak marah dengan kritikan maupun saran dari orang lain a. Dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru b. Mampu menempatkan diri dengan realitas c. Bersifat fleksibel a. Menyadari kekurangan dalam diri b. Menyadari kelebihan dalam diri c. Menanggapi kekurangan dalam diri dengan rasa humor d. Jujur terhadap perasaan diri sendiri a. Mudah menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosi b. Mudah bergaul c. Dapat mengontrol diri sendiri a. Memiliki motivasi untuk berprestasi b. Mampu merumuskan tujuan c. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi d. Menyukai tantangan a. Mampu memutuskan sesuatu bagi dirinya sendiri b. Mampu menyelesaikan konflik dalam diri a. Memiliki strategi penyesuaian terhadap kecemasan, konflik, dan frustasi b. Bebas dari mekanisme pertahanan diri rasionalisasi c. Bebas dari mekanisme pertahanan diri proyeksi d. Bebas dari mekanisme pertahanan diri regresi Total
No. Item Favorable Unfavorable
1, 35 38
Jumla h
29
4
20
5
18
4
6 11, 30 36
4, 28
39 7 14 33
4
40 3, 27 13 37 9 17 26 32
24
5
22
5
5, 23 3 34 2 15
5
8 25 31 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan dari sebuah penelitian. Sugiyono (2013: 268) mengatakan bahwa “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda”. Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Internal Consistency. Alat ukur dalam penelitian ini dicoba cukup hanya sekali saja,kemudian reliabilitas instrumen diuji dengan menganalisis konsistensi butir item dalam instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, apabila altenatif jawaban yang diberikan responden berbentuk skala, yaitu 1 – 5. Kriteria instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Rumus kasar untuk menentukan reliabilitas instrumen terdiri dari tiga langkah. Langkah pertama dalam tahap perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach adalah menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan. Kedua, menentukan nilai varians total. Ketiga, menentukan reliabilitas instrumen. Adapun masing-masing rumus adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan 𝜎𝑖 2 =
∑ 𝑋𝑖 2
−(∑ 𝑋𝑖 )2 𝑛
𝑛
b. Menentukan nilai varians total 𝜎𝑡 2 =
∑ 𝑋2
−(∑ 𝑋)2 𝑛
𝑛
c. Menentukan reliabilitas instrumen 𝑟11
∑ 𝜎𝑏 2 𝑘 = [ ] ⌈1 − ⌉ 𝑘−1 𝜎𝑡 2
Keterangan: 𝑛
= Jumlah sampel
𝑋𝑖
= Jawaban responden
∑𝑋
= Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
𝜎𝑡 2
= Varians total
∑ 𝜎𝑏 2 = Jumlah varians butir 𝑘
= Jumlah butir pertanyaan
𝑟11
= Koefisien reliabilitas instrumen Selain menggunakan rumus kasar yang telah dijelaskan, pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan perhitungan SPSS. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dengan 1,00. Besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikansi 1% dan 5%.
Case Processing Summary N Valid Excludeda
Cases
Total
Reliability Statistics
% 35
100,0
0
,0
35
100,0
Cronbach's
N of Items
Alpha ,772
35
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Berdasarkan perhitungan statistika menggunakan SPSS 20 for Window, hasil reliabilitas kuesioner tingkat kemampuan penerimaan diri, diperoleh reliability statistics 0,77. Hasil perhitungan reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan kriteria Guilford pada tabel 3.3. Tabel 3.4 Kriteria Guilford Koefisien Korelasi
No
Kualifikasi
1
0,91 – 1
Sangat Tinggi
2
0,71 – 0,9
Tinggi
3
0,41 – 0,71
Cukup
4
0,21 – 0,2
Rendah
5
negatif – 0,2
Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria tersebut, hasil reliabilitas kuesioner Penerimaan Diri berada pada koefisien nomor 2 yaitu, 0,71 – 0,9 dan dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
tinggi. Setelah diperoleh harga 𝑟𝑖 hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Nilai n = 33 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh 0,77 > 0,6 sehingga 𝑟𝑖 hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan kuesioner Penerimaan Diri dalam penelitian ini reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Berdasarkan tinjauan terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner Penerimaan Diri masuk dalam kriteria tinggi. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi. Penelitian ini dilakukan hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Penyajian data dalam penelitian ini berupa tabel, diagram batang, perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data rata-rata dan standar deviasi serta perhitungan porsentase. Azwar (2009) mengatakan bahwa kegiatan pengolahan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif diawali oleh suatu tabulasi. Tabulasi adalah proses pembuatan tabel induk yang memuat susunan data penelitian berdasarkan klasifikasi, sehingga mudah untuk dianalisis. Skor skala penerimaan diri remaja bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih dahulu (Azwar, 2006: 105). Analisis skor dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari distribusi data kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek, mean skor skala, deviasi standar skor skala dan varians, skor minimum, dan skor minimum. Pengukuran penerimaan diri menggunakan cara pengelompokkan (kategorisasi) untuk memisahkan subjek yang berorientasi remaja memiliki kemampuan penerimaan diri, remaja kurang memiliki kemampuan penerimaan diri, atau tidak masuk kategori keduanya. Kategorisasi dalam penelitian ini berdasar model distribusi normal kategori jenjang (ordinal). Kategorisasi ini menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasar aspek penerimaan diri. Kontinum jenjang dalam penelitian ini adalah sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan dalam tabel 2 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 3.5 Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri (self-acceptance) Kategori
Kriteria Skor +1,5 σ < X
Sangat Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ
Tinggi
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ
Sedang
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ
Rendah
X ≤ -1,5 σ
Sangat Rendah
Keterangan: Skor maksimum teoritik
: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik
: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala
Range
: Luas jarak rentangan
Mean teoritik (µ)
: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
Simpangan baku (σ)
: Standar deviasi
Uraian kategori tersebut diterapkan sebagai pedoman pengelompokkan tinggi rendahnya tingkat kemampuan penerimaan diri remaja dengan jumlah 35 item valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja: Skor maksimum teoritik : 35 x 5 = 175 Skor minimum teoritik
: 35 x 1 = 35
Luas jarak
: 175 – 35 = 140
Mean teoritik (µ)
: (175 + 35) : 2 = 105
Simpangan baku (σ)
: (175 – 35) : 6 = 23,3
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat kemampuan penerimaan diri siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 sebagai berikut: Tabel 3.6 Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Kriteria Skor +1,5 σ < X
Rentang Skor >140
Kategori Sangat Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ
117 – 139
Tinggi
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ
93 – 116
Sedang
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ
70 – 92
Rendah
X ≤ -1,5 σ
< 70
Sangat Rendah
Total skor setiap item dalam kuesioner penelitian di kelompokkan berdasarkan pengkategorisasian yang telah dijelaskan pada tabel 3.7. Skor item yang termasuk dalam kategori rendah kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Identifikasi capaian skor item kemampuan penerimaan diri remaja: Skor maksimum teoritik : 35 x 5 = 175 Skor minimum teoritik
: 35 x 1 = 35
Luas jarak
: 175 – 35 = 140
Mean teoritik (µ)
: (175 + 35) : 2 = 105
Simpangan baku (σ)
: (175 – 35) : 6 = 23,3
Hasil identifikasi capaian skor item kemampuan penerimaan diri remaja disajikan dalam norma identifikasi item instrumen kemampuan penerimaan diri siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategorisasi Identifikasi Item Instrumen Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Kriteria Skor +1,5 σ < X
Rentang Skor >140
Kategori Sangat Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ
117 – 139
Tinggi
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ
93 – 116
Sedang
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ
70 – 92
Rendah
X ≤ -1,5 σ
< 70
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab hasil penelitian berisi hasil penelitian dan pembahasan. Peneliti memaparkan hasil penelitian berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam bab 1, yaitu tentang tingkat kemampuan penerimaan diri remaja SMP kelas VIII. Pembahasanakan disajikan setelah hasil penelitian dipaparkan. A. Hasil Penelitian Subjek penelitian Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja adalah siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik dengan jumlah 35 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Agustus 2016 pukul 13.05 – 13.30 WIB di ruang kelas VIII SMP Karitas Ngaglik. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri yang disusun oleh peneliti. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa setiap butir item adalah dengan teknik korelasi product moment, sedangkan reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil pengolahan data dideskripsikan untuk menjelaskan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan dalam bab 1. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini mengenai seberapa tinggi tingkat kemampuan penerimaan diri remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017, dan item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah yang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan pengkategorisasian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diketahui tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Rentang Skor
Kategori
Jumlah Subjek
Prosentase
>140
Sangat Tinggi
6
17,14 %
117 – 139
Tinggi
22
62,86 %
93 – 116
Sedang
6
17,14 %
70 – 92
Rendah
1
2,86%
< 70
Sangat Rendah
-
-
Data pada tabel 4.1 ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
25
20
15
Sangat Tinggi: ≥ 140 Tinggi: 117-139 Sedang: 93-116
10
Rendah: 70-92 5
0 Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 kemampuan penerimaan diri remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dapat dilihat bahwa: a. Terdapat 6 (17,14%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sangat tinggi. Artinya siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik memiliki pemahaman dan pengenalan diri yang sangat baik ditinjau dari berbagai aspek penerimaan diri. b. Terdapat 22 (62,86%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori tinggi. Artinya siswa/i yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
dan pengenalan diri yang baik ditinjau dari berbagai aspek penerimaan diri. c. Terdapat 6 (17,14%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sedang. Artinya siswa-siswi yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman dan pengenalan diri yang tidak terlalu tinggi maupun rendah ditinjau dari berbagai aspek penerimaan diri. d. Terdapat 1 (2,86%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori rendah. Artinya siswa yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman dan pengenalan diri yang kurang baik atau rendah ditinjau dari berbagai aspek penerimaan diri. Bedasarkan uraian hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 memiliki 4 tingkatan kemampuan penerimaan diri, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2. Identifikasi Capaian Skor Item Instrumen Tabel 4.2 Identifikasi Item Instrumen Rentang Skor
Kategori
Jumlah Item
Prosentase
Sangat Tinggi
11
31,43%
116 – 140
Tinggi
14
40%
93 – 116
Sedang
8
22,86 %
70 – 93
Rendah
-
-
< 70
Sangat Rendah
2
5,71%
>140
Secara keseluruhan hasil item yang sudah melalui proses pengolahan data, menunjukkan 4 kategorisasi yaitu; sangat tinggi, tinggi, dan sedang dan sangat rendah.Berdasarkan analisis item, ditemukan satu item yang teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sedang
yaitu item nomor 29
dengan nilai total 96 dibawah nilai mean. Selain itu ditemukan dua item yang teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sangat rendah. Melalui hasil tersebut dibuatlah topik-topik bimbingan untuk membantu meningkatkan kemampuan penerimaan diri subjek. Item-item yang tergolong sedang dengan nilai total di bawah mean adalah item dengan nomor; (29) saya menghindar saat ditunjuk menjadi ketua kelas, (18) saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, dan (24) saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari teman-teman yang lain. Melalui hasil yang telah diketahui, dibuatlah topik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
topik bimbingan dengan fungsi layanan sebagai pengembangan untuk meningkatkan kemampuan penerimaan diri pada siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. B. Pembahasan 1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 siswa dengan prosentase 17,14% dan 22 siswa dengan prosentase 62,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sangat tinggi dan tinggi. Alasan yang mendasari jumlah siswa yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sangat tinggi dan tinggi tersebut adalah karena siswa memiliki pengenalan dan pemahaman diri yang baik. Setiap aspek penerimaan diri pada remaja kelas VIII telah dimiliki oleh siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi. Aspek-aspek penerimaan diri menurut Hurlock (1974: 437) adalah sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri; kesediaan menerima kritikan dari orang lain; mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan; jujur terhadap diri sendiri dan orang lain; nyaman dengan dirinya sendiri; memanfaatkan kemampuan dengan efektif; dan mandiri dan berpendirian. Berdasarkan teori Hurlock (1974) faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi memiliki pemahaman dan persepsi yang benar tentang diri sendiri, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara konsep diri yang ideal dengan gambaran yang remaja terima dari kontak sosial yang membentuk dasar konsep diri. b. Adanya harapan yang realistik Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi memilikisebuah pencapaian yang membuat kinerjanya meningkat dan remaja memiliki kepuasan dalam dirinya. Remaja memiliki cukup kemampuan untuk memahami dan mengenali keterbatasan dan kekuatan dirinya sendiri. c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggitidak merasa didiskriminasi dari latar belakang agama, budaya, jenis kelamin dan lain sebagainya sehingga menduukung remaja dalam penerimaan diri yang positif. d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggididukung oleh sikap anggota masyarakat yang menyenangkan dalam bentuktidak adanya prasangka buruk terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
individu maupun keluarganya; individu memiliki keahlian social; dan individu mau menerima kelompok. e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat Secara emosional remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi memilikikeseimbangan fisik dan psikologis sehinggaremaja menjadi lebih rileks dan bahagia. f. Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun kuantitatif Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggipernah mengalami keberhasilan dan kesuksesan. Tidak dapat dipungkiri kegagalan pasti pernah dialami oleh remaja, namun kegagalan yang dirasakan individu menjadikan kesuksesan sebagai sesuatu yang bermakna. g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggidapat mengidentifikasikan dirinya dengan orangorang
yang
menyesuaikan
diri
dengan
baik
sehingga
dapat
mengembangkan sikap yang positif terhadap hidup. h. Adanya perspektif diri yang luas Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggidapat melihat dirinya sama seperti yang orang lain lihat karena memiliki pemahaman diri yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
i. Pendidikan yang baik pada masa anak-anak Pendidikan yang baik pada masa anak-anak berkontribusi pada pembentukan konsep diri pada individu di masa depan terutama remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi. j. Konsep diri yang stabil Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi memiliki cara melihat dirinya sendiri dengan cara yang sama sepanjang waktu. Remaja mengembangkan kebiasaan untuk menerima dirinya, maka akan menguatkan konsep diri yang baik sehingga penerimaan diri menjadi sebuah kebiasaan bagi remaja. Hasil penelitian mennunjukkan 6 siswa dengan prosentase 17,14% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sedang, dan 1 siswa dengan prosentase 2,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori rendah. Hasil penelitian ini menjawab permasalahan yang peneliti rumuskan, selain itu hasil penelitian sesuai dengan teori Hurlock tentang penerimaan diri. Hurlock (1898) mengatakan bahwa faktor psikologis utama yang berperan dalam kepribadian yang sehat adalah penerimaan diri. Seseorang memiliki kepribadian yang sehat tidak mengalami tekanan atau stres, dengan kata lain dapat dikatakan terdapat keharmonisan dengan diri sendiri dalam diri seseorang tersebut. Kemampuan menyesuaikan diri adalah dasar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
penerimaan diri seseorang. Menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang terjadi dalam diri individu adalah sebuah keharusan. Penerimaan diri pada remaja merupakan bagian dari tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja menuju tugas perkembangan selanjutnya. Ali & Asrori (2009: 164) mengatakan tugastugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, yaitu: a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia tertentu. b. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya. c. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa yang membuat remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Perkembangan kualitas emosi pada remaja terlihat jelas pada perubahan tingkah lakunya tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Penerimaan diri pada remaja berkaitan erat dengan perkembangan emosi. Terdapat beberapa faktor yang dapat diasumsikan sebagai akibat remaja yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sedang dan rendah. Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja menurut Ali & Asrori (2009: 69) adalah sebagai berikut: a. Perubahan jasmani Pertumbuhan fisik pada bagian-bagian tertentu yang dialami oleh remaja
mengakibatkan
postur
tubuh
menjadi
tidak
seimbang.
Ketidakseimbangan yang muncul berakibat pada perkembangan emosi remaja yang tidak terduga. Tidak setiap remaja dapat menerima kondisi tubuhnya yang mulai berubah. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan
dengan
perkembangan
alat
kelaminnya
sehingga
dapat
menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja sehingga dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan emosinya. b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua Pola asuh orangtua terhadap remaja sangat bervariasi. Perbedaan pola asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Pemberontakan terhadap orangtua menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orangtua. Mereka merasa puas jika memiliki pengalaman menunjukkan perlawanan terhadap orangtua karena ingin menunjukkan dirinya berhasil menjadi orang yang lebih dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
c. Perubahan interaksi dengan teman sebaya Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa remaja ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini merupakan hal yang wajar dan sehat pada masa remaja. Namun, tidak jarang dapat menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orangtua atau orang yang lebih dewasa. d. Perubahan pandangan luar Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja selain perubahan yang terjadi dalam dirinya adalah pandangan dunia luar terhadap dirinya. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja yaitu: 1) Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten 2) Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan 3) Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggungjawab. e. Perubahan interaksi dengan sekolah Sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh remaja. Dalam pembaruan, remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilainilai yang menarik bagi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Remaja yang memiliki kemampuan penerimaan diri berada pada kategori
sedang
dan
rendah
diasumsikan
belum
mencapai
tugas
perkembangan, terutama perkembangan emosi. Perkembangan emosi lebih mendominasi dalam hal penerimaan diri. 2. Identifikasi Capaian Skor Item Instrumen Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan bahwa terdapat dua butir item kuesioner yang teridentifikasi sangat rendah dan satu butir item yang teridentifikasi sedang dengan nilai total 96 dibawah nilai mean. Melalui hasil
tersebut
dibuatlah
topik-topik
bimbingan
untuk
membantu
meningkatkan kemampuan penerimaan diri subjek. Item-item yang tergolong sedang dengan nilai total di bawah mean adalah item dengan nomor; (29) saya menghindar saat ditunjuk menjadi ketua kelas, dan item yang teridentifikasi sangat rendah adalah item dengan nomor; (18) saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, dan (24) saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari teman-teman yang lain. Melalui hasil yang telah diketahui, dibuatlah topiktopik bimbingan dengan fungsi layanan sebagai pengembangan untuk meningkatkan kemampuan penerimaan diri pada siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. Usulan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan kemampuan penerimaan diri berdasarkan itemtingkat kemampuan penerimaan diri yang teridentifikasi sedang dan sangat rendah tersaji dalam tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel 4.3 Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan KemampuanPenerimaan Diri Berdasarkan Item Kemampuan Penerimaan Diri yang Teridentifikasi Kategori Sedang dan Sangat Rendah No. Aspek 1.
3.
5.
Aspek Penerimaan Diri Sifat Percaya diri dan menghargai diri sendiri
Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan
Nyaman dengan dirinya sendiri
Item
Tujuan
Materi
(29) saya menghindar saat ditunjuk menjadi ketua kelas, (18) saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, (24) saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari temanteman yang lain
Siswa mampu menumbuhkan semangat dalam diri Siswa dapat beradaptasi dengan situasi yang baru.
Tips Memompa Semangat untuk Berprestasi
Siswa merasa nyaman dengan dirinya sendiri
Kecakapan Mengungkapkan Diri: PesanAku (PernyataanSaya)
Waktu
Jenis Layanan Pribadisosial
Tanya jawab, lembar kerja, refleksi
Pribadisosial
Tanya jawab, lembar kerja, refleksi
Pribadisosial
Tanya jawab, lembar kerja, refleksi
40 Menit
Aku Siap Berubah! 40 Menit
40 Menit
Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi paparan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. Peneliti memaparkan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran. Keterbatasan penelitian dan saran akan disajikan setelah kesimpulanpenelitian dipaparkan. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa dengan prosentase 17,14% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sangat tinggi, dan 22 siswa dengan prosentase 62,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori tinggi. Sedangkan terdapat 6 siswa dengan prosentase 17,14% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sedang, dan 1 iswa dengan prosentase2,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori rendah. Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan penelitian ini adalah remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 memiliki kemampuan penerimaan diri baik dan memiliki tingkat kemampuan penerimaan diri yang tinggi. Berdasarkan analisis item, ditemukan satu item yang teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sedang yaitu item nomor 29 dengan nilai total 96 dibawah nilai mean. Selain itu ditemukan dua item yang teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sangat rendah yaitu item dengan nomor 18 dan 24.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Melalui hasil tersebut dibuatlah topik-topik bimbingan untuk membantu meningkatkan kemampuan penerimaan diri subjek. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai prosedur penelitian ilmiah, namun masih memiliki keterbatasan. Keterbataan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan item untuk masing-masing indikator dalam setiap aspek tidak berpasangan sehingga kurang menggali kecenderungan siswa dalam memilih alternatif jawaban. 2. Salah satu alternatif jawaban pada kuesioner tingkat kemampuan penerimaan diri merupakan alternatif jawaban yang sifatnya netral sehingga tidak menutup kemungkinan subjek lebih memilih alternatif jawaban netral untuk menghindari kemungkinan jawaban yang dipilih benar atau salah. 3. Penelitian dengan menggunakan kuesioner terkadang jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan subjek yang sesungguhnya. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, berikut ini adalah saran yang terdiri dari dua bagian yaitu saran praktis dan saran akademis. Saran ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
1. Saran praktis Berdasarkan
hasil
penelitian,
pembahasan,
dan
kesimpulan
menuunjukkan bahwa instrumen tingkat kemampuan penerimaan diri merupakan alat yang dapat digunakan untuk penelitian atau evaluasi atas implementasi bimbingan klasikal di sebuah lembaga pendidikan. 2. Saran akademis Saran akademis yang berguna bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Pengambilan data penelitian harus jelas terkait subjek atau sasaran penelitian.
Perlu dilakukan obrvasi lapangan, wawancara langsung,
kemudian puncak penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada subjek penelitian. b. Memberikan instruksi secara tegas dan jelas agar subjek penelitian tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan lembar kuesioner. Instruksi yang tegas dan jelas dalam penelitian sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran ketika mengerjakan lembar kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad & Asrori, Muhammad. (2009). Psikologi Remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, Saiffudin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. . (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2012). Sikap Manusia; teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika. Gunarsa, Singgih D. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Hurlock, Elizabeth B. (1967). Adolescent Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. . (1974). Personality Development. New Delhi: McGrill Hill. King, Laura A. (2010). Psikologi Umum; sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. Leahy, Louis. (2001). Siapakah Manusia?. Yogyakarta: Kanisius. Monks, F. J., Knoer, A. M. P., Haditono, Siti Rahayu. (1982). Psikologi Remaja; pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Reber, Arthur S & Reber, Emely S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rochmah, Elfi Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press & TERAS. Santrock, John W. (2003). Adolescence, perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. . (2012). Life-Span Development; perkembangan masa hidup. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Sarwono, Sarlito W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Persada.
Raja Grafindo
. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Grafindo Persada.
Raja
Singgihdkk. (1981). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif; dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Group. Siswanto. (2007). Kesehatan Mental; konsep, perkembangannya. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
cakupan
dan
Soesilowindradini. (1996). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya: Usaha Offset Printing. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi; mixed methods. Bandung: Alfabeta. . (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan; fungsi dan teori. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI). Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
KUESIONER Kemampuan Penerimaan Diri
Disusun Oleh LAURENSIA PUJI NOVIANI 121114074
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
KUESIONER Kemampuan Penerimaan Diri A. Identitas Nama Lengkap : ……….........………………………..............….. Jenis Kelamin : L/P Tanggal Pengisian : ……/…………/2016 B. Kata Pengantar Adik-adik yang terkasih, Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan adik-adik untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan penerimaan diri pada diri adik-adik. Saya sangat mengharapkan adik-adik mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri adik-adik. Atas kesediaan adik-adik, saya mengucapkan terimakasih. C. Petunjuk Pengisian Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang penerimaan diri. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman adik-adik. Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut: 1. Sangat Sesuai (SS) = Centanglah kolomsangat sesuaijikaadik-adik merasakankeadaanini. 2. Sesuai (S) = Centanglah kolomsesuai jikaadik-adikmerasakan keadaan ini. 3. Agak Sesuai (AS) = Centanglah kolomagak sesuaijika adik-adik merasakan keadaan ini. 4. Tidak Sesuai (TS) = Centanglah kolomtidak sesuaijikaadik-adik merasakan keadaan ini. 5. Sangat Tidak Sesuai (STS) = Centanglah kolomsangat tidakSesuai jika adik-adik merasakankeadaan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagai berikut:
1. 2.
3. 4. 5.
6. 7.
8.
9.
10.
Saya mengerjakan PR dengan kemampuan saya sendiri Saya tetap tenang saat temanteman sedang panik karena sesuatu Saya nyaman dengan bentuk tubuh saya saat ini Saya mudah bergaul dengan lingkungan yang baru Saya mampu mengambil keputusan penting dalam hidup saya Saya senang saat hasil kerja saya dikritik orang lain Saya bertanya kepada teman saat saya menemukan kesulitan dalam pelajaran Saya menerima berapa pun nilai yang saya peroleh tanpa mencari-cari alasan Saya ingin menjadi juara sebuah olimpiade dan saya akan tekun belajar Saya mentaati peraturan dan tata tertib di sekolah ini
Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS)
Pernyataan
Agak Sesuai (AS)
No.
Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S)
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesoner ini! 2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan keadaan diri adik-adik! 3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan! 4. Hindari memberikan plihan alternatif jawaban di kolom ke-3! 5. Berilah jawaban pada kolom nomor 3 jika adik-adik merasa tidak mengerti harus memberikan alternatif jawaban di kolom nomor 1, 2 , 4, dan 5!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
11.
12. 13. 14. 15.
16.
17. 18.
19. 20. 21. 22.
23.
24.
25. 26.
27.
Saya senang saat bapak/ibu guru menunjukkan kesalahan pada hasil kerja saya Saya introspeksi diri saat saya memiliki masalah Saya nyaman bergaul dengan adik kelas maupun kakak kelas Saya mengenali bakat dalam diri saya Kegagalan yang saya alami dalam hidup saya berasal dari orang lain Saya maju ke depan bila diminta bapak/ibu guru untuk mengerjakan soal di papan tulis Saya tahu apa yang harus saya lakukan setelah lulus SMP Saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan Saya merasa tidak berguna setelahmelakukan kesalahan Saya sakit hati saat teman memberi saran kepada saya Saya belum menyadari bakat yang ada dalam diri saya Saya tertawa saat saya menyadari keanehan dalam diri saya Saya membuat jadwal harian pribadi untuk memanajemen waktu saya Saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari teman-teman yang lain Kegagalan yang saya alami berasal dari diri saya sendiri Saya bertanya kepada orang lain bahkan searching di internet saat saya penasaran dengan sesuatu Saya tenang saat mendapat nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
28. 29. 30. 31.
32. 33.
34. 35. 36. 37.
38.
39. 40.
yang kurang memuaskan Saya nyaman bergaul dengan orang yang belum saya kenal Saya menghindar saat ditunjuk menjadi ketua kelas Saya menyadari terkadang hasil kerjaan saya kurang maksimal Saya bangga dengan kemampuan yang saya miliki saat ini Saya tertarik dengan kegiatan yang belum pernah saya lakukan Saya memaafkan diri sendiri setelah saya melakukan kesalahan Saya bingung apa yang akan saya lakukan setelah lulus SMP Saya mengerjakan PR tanpa di perintah orangtua Saya tenang saat teman mengoreksi hasil kerjaan saya Saya mampu mengontrol diri untuk tetap mengerjakan PR meski gadget ada di sebelah saya Saya senang saat teman meminta saya untuk menjelaskan maksud tugas yang diberikan bapak/ibu guru Saya memperbaiki kesalahan dengan hati yang gembira Saya menunjukkan ekspresi sedih saat saya sedang merasa sedih
- Terimakasih -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SKOR ITEM PER ASPEK 5 4 3 4 5 5 4 4 2 3 4 5 5 4 3 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 5 5
3 4 2 1 5 4 4 4 2 3 5 4 5 3 3 5 1 5 5 3 4 5 3 4 3 4 5 4 4 4 1 3 5 3 4
aspek 1 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 5 5 4 1 5 3
total 5 4 4 5 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 1 4 3 5 4 2 5 4 5 4 5 2 5 5 1 4 4
1 4 1 3 5 4 1 2 4 1 1 4 3 5 3 2 1 5 5 4 3 1 3 4 5 4 3 3 1 1 1 1 1 3 3
19 20 14 18 23 20 17 17 16 15 20 22 23 21 15 20 15 23 19 18 18 20 17 17 22 19 21 20 19 15 16 16 12 20 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1 3 4 1 2 4 3 2 4 5 5 5 2 4 3 4 1 1 5 3 4 5 3 4 1 2 2 1 5 2 1 2 1 5 2
5 5 4 5 1 4 4 3 5 3 2 5 5 5 4 3 1 4 4 4 5 5 5 5 5 2 2 3 5 3 5 4 3 5 4
aspek 2 5 3 4 5 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 5 2 3 4 3 5 4 2 5 3 4 3 3 4 5 2 1 4 3
5 4 2 5 3 5 4 4 2 4 5 4 3 5 3 5 4 3 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 1 2 3
5 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 5 3 5 1 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 3 3 3 5 1 4
total 21 18 19 21 13 23 19 17 21 20 22 22 18 23 16 20 12 15 18 19 20 24 19 19 20 15 18 15 22 17 19 16 11 17 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
5 4 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 5 3 4 3 3 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5 1 3 3
2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 5 4 5 5 2 4 5 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 4 3 4 1 5 1 2 2
aspek 3 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5
total 5 3 3 5 3 4 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 3 2 5 5 1 5 4
1 2 1 1 1 2 2 3 1 3 1 1 2 3 2 2 1 1 1 3 3 1 3 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 4
18 18 12 17 16 17 18 18 15 17 20 17 22 21 14 18 19 14 17 15 17 17 16 15 16 18 16 20 15 16 17 22 8 15 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5 5 3 1 5 4
3 4 3 5 5 2 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 2 5 2 2 4 5 4 5 4 4 5 3
aspek 4 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 3 4 4 1 4 3 1 1 4 2 5 5 3 3 5 4 5 3 4 5 5 5 1 2 2
total 5 2 3 3 5 1 2 2 4 3 5 2 5 5 3 2 5 1 4 3 4 4 3 1 2 4 5 4 1 4 5 5 1 5 2
3 3 3 5 5 1 3 4 5 5 3 4 2 5 3 5 1 1 4 4 1 4 1 2 4 4 1 5 5 4 1 4 1 3 3
18 17 15 22 24 11 15 16 19 17 21 20 21 20 18 18 17 12 20 18 16 22 16 12 20 18 16 19 20 22 21 21 8 20 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5 4 5 5 5 2 4 4 4 5 4 5 5 1 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 2 3 5 4 5 5 2 5 4
3 3 3 2 3 4 4 3 1 4 5 2 5 4 2 4 5 4 4 2 4 2 3 4 5 5 2 5 3 4 4 3 3 5 3
aspek 5 3 4 5 4 4 4 3 3 5 3 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 1 4 4
total 5 4 3 5 2 4 4 4 2 4 5 5 3 4 3 5 5 3 5 4 3 5 5 2 5 5 5 4 5 3 1 3 1 4 3
1 4 1 1 1 4 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 4 4 5 4
17 19 17 17 15 18 17 16 13 18 20 18 19 16 13 20 21 16 20 18 14 16 17 18 21 22 15 19 18 17 14 19 11 23 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 1 3 5 4 5 4 4 5 5 2 5 4 4 2 5 3 1 4 4
5 5 4 5 3 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5
aspek 6 3 5 4 1 3 5 4 2 3 3 5 5 5 5 3 5 1 1 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 2
total 5 3 3 5 5 4 3 3 1 4 5 5 5 2 3 2 5 3 5 4 4 5 4 3 5 4 5 3 5 2 5 5 2 3 3
5 4 3 1 3 1 2 3 5 4 1 4 3 5 3 5 1 5 2 4 4 4 2 3 5 4 4 2 2 5 3 5 1 3 4
23 21 18 15 19 18 18 15 19 19 21 23 23 19 17 20 13 16 21 20 20 23 19 18 25 18 24 19 19 19 23 23 8 18 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5 5 3 5 3 1 5 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 2 4 3 3 4 5 1 3 4 4
1 3 2 5 2 5 2 2 5 4 4 4 5 5 3 4 1 2 5 2 1 5 3 2 4 5 3 3 4 2 5 2 3 1 4
aspek 7 3 5 3 2 3 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 3 4 3 5 3 4 5 2 5 3 4 4 5 3 5 5 4
total 5 3 2 5 2 1 4 4 2 4 5 5 5 2 2 4 2 2 5 2 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 5 4 2 4 3
4 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 1 5 3 5 1 3 4 4 3 2 2 4 1 4 1 3 5 4 3 5 1 3 4
18 19 13 19 14 16 18 17 18 19 22 23 21 22 15 21 13 17 21 16 13 20 16 16 19 17 15 16 19 18 23 15 14 17 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5 4 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 3 5 3 3 3 1 2 4 3 4 2 4 3 3 2 3 5 2 1 4 4 2 4
3 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 5 5 4 3 3 4 5 3 4 5 5 5 4 5 3 5 3 3 4 4
aspek 8 5 3 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 1 2
total 5 3 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 2 5 5 2 5 4
5 2 4 1 5 5 2 4 5 5 1 4 1 3 3 4 1 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 2 5 4 5 5 3 2 4
23 16 17 18 22 23 19 17 21 21 20 20 19 22 15 22 19 18 16 19 16 21 16 21 22 21 20 15 25 15 21 22 17 14 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
OUTPUT UJI VALIDITAS PER ASPEK Aspek 1
Correlations i1 Pearson Correlation i1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-,064
,258
,235
,709**
,004
,713
,135
,175
,000
35
35
35
35
35
35
,470**
1
-,257
-,282
,178
,460**
,136
,100
,307
,005
1
,470
,004
35
35
35
-,064
-,257
1
,318
-,137
,284
,713
,136
,062
,433
,099
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,258
-,282
,318
1
-,122
,416*
Sig. (2-tailed)
,135
,100
,062
,485
,013
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,235
,178
-,137
-,122
1
,588**
Sig. (2-tailed)
,175
,307
,433
,485
35
35
35
35
35
35
,709**
,460**
,284
,416*
,588**
1
,000
,005
,099
,013
,000
35
35
35
35
35
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation x
x
35
N
i29
i29
35
N
i38
i38
35
Pearson Correlation i16
i16 **
Sig. (2-tailed) N
i35
i35
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,000
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Aspek 2
Correlations i6
,589**
,166
,670
,584
,668
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,239
1
,200
,014
-,023
,575**
Sig. (2-tailed)
,166
,249
,935
,897
,000
35
35
35
35
1
,408*
-,126
,570**
,015
,469
,000
35
35
Pearson Correlation
,075
,200
Sig. (2-tailed)
,670
,249
35
35
35
35
35
35
-,096
,014
,408*
1
,076
,485**
,584
,935
,015
,666
,003
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,075
-,023
-,126
,076
1
,349*
Sig. (2-tailed)
,668
,897
,469
,666
35
35
35
35
35
35
,589**
,575**
,570**
,485**
,349*
1
,000
,000
,000
,003
,040
35
35
35
35
35
Sig. (2-tailed) N
N Pearson Correlation x
1
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
i20
x
,075
N
i36
i20
-,096
N
i30
i36
,075
N
i11
i30
,239
Pearson Correlation i6
i11
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,040
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Aspek 3
Correlations i4
,040
,819
,001
,586
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,349*
1
-,062
,167
,107
,667**
Sig. (2-tailed)
,040
,723
,338
,539
,000
Sig. (2-tailed)
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,040
-,062
1
,000
,043
,287
Sig. (2-tailed)
,819
,723
1,000
,805
,095
35
35
35
35
35
35
,523**
,167
,000
1
,017
,643**
,001
,338
1,000
,922
,000
35
35
35
35
35
35
-,095
,107
,043
,017
1
,366*
,586
,539
,805
,922
35
35
35
35
35
35
,694**
,667**
,287
,643**
,366*
1
,000
,000
,095
,000
,031
35
35
35
35
35
N Pearson Correlation i39
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
i18
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
x
x ,694**
N
i10
i18 -,095
1
,349*
i39
,040
N
i28
i10
,523**
Pearson Correlation i4
i28
Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,031
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Aspek 4
Correlations i7
,445**
,267
,507
,211
,940
,007
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,193
1
-,018
,142
,349*
,545**
Sig. (2-tailed)
,267
,919
,416
,040
,001
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,116
-,018
1
,249
,103
,556**
Sig. (2-tailed)
,507
,919
,149
,555
,001
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,217
,142
,249
1
,069
,635**
Sig. (2-tailed)
,211
,416
,149
,693
,000
35
35
35
35
35
35
-,013
,349*
,103
,069
1
,588**
,940
,040
,555
,693
35
35
35
35
35
35
,445**
,545**
,556**
,635**
,588**
1
,007
,001
,001
,000
,000
35
35
35
35
35
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation x
1
Sig. (2-tailed)
N
i21
x
-,013
N
i40
i21
,217
N
i33
i40
,116
N
i14
i33
,193
Pearson Correlation i7
i14
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,000
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Aspek 5
Correlations i3
,443**
,476
,715
,594
,224
,008
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,124
1
,092
,098
,112
,601**
Sig. (2-tailed)
,476
,601
,576
,521
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,064
,092
1
,319
-,279
,482**
Sig. (2-tailed)
,715
,601
,062
,105
,003
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,093
,098
,319
1
-,161
,593**
Sig. (2-tailed)
,594
,576
,062
,357
,000
35
35
35
35
35
35
-,211
,112
-,279
-,161
1
,225
,224
,521
,105
,357
35
35
35
35
35
35
,443**
,601**
,482**
,593**
,225
1
,008
,000
,003
,000
,195
35
35
35
35
35
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation x
1
Sig. (2-tailed)
N
i24
x
-,211
N
i37
i24
,093
N
i13
i37
,064
N
i27
i13
,124
Pearson Correlation i3
i27
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,195
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Aspek 6
Correlations i9
,117
,652**
,808
,036
,091
,503
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,043
1
,107
,130
,195
,437**
Sig. (2-tailed)
,808
,540
,455
,262
,009
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,355*
,107
1
,177
,183
,713**
Sig. (2-tailed)
,036
,540
,308
,292
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,290
,130
,177
1
-,237
,464**
Sig. (2-tailed)
,091
,455
,308
,170
,005
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,117
,195
,183
-,237
1
,491**
Sig. (2-tailed)
,503
,262
,292
,170
35
35
35
35
35
35
,652**
,437**
,713**
,464**
,491**
1
,000
,009
,000
,005
,003
35
35
35
35
35
N Pearson Correlation x
1
Sig. (2-tailed)
N
i22
x
,290
N
i32
i22
,355
N
i26
i32
,043
N
i17
i26 *
Pearson Correlation i9
i17
Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,003
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Aspek 7
Correlations i5 Pearson Correlation i5
-,267
,546**
,116
,020
,120
,001
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,013
1
,152
,226
,028
,658**
Sig. (2-tailed)
,941
,383
,192
,873
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,270
,152
1
-,250
-,322
,278
Sig. (2-tailed)
,116
,383
,148
,059
,106
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,391*
,226
-,250
1
,015
,615**
Sig. (2-tailed)
,020
,192
,148
,931
,000
35
35
35
35
35
35
-,267
,028
-,322
,015
1
,236
,120
,873
,059
,931
35
35
35
35
35
35
,546**
,658**
,278
,615**
,236
1
,001
,000
,106
,000
,172
35
35
35
35
35
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation x
x
,941
Sig. (2-tailed)
N
i19
i19 *
,391
N
i34
i34
,270
N
i12
1
i12
,013
N
i23
i23
Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,172
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Aspek 8
Correlations i2 Pearson Correlation i2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
i25
x
,049
,118
,020
,430**
,544
,780
,500
,911
,010
35
35
35
35
35
35
-,106
1
,180
,458**
-,185
,378*
,301
,006
,288
,025
,544
35
35
35
35
Pearson Correlation
,049
,180
1
,266
,264
,673**
Sig. (2-tailed)
,780
,301
,122
,126
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,118
,458**
,266
1
,022
,618**
Sig. (2-tailed)
,500
,006
,122
,902
,000
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
,020
-,185
,264
,022
1
,541**
Sig. (2-tailed)
,911
,288
,126
,902
35
35
35
35
35
35
,430**
,378*
,673**
,618**
,541**
1
,010
,025
,000
,000
,001
35
35
35
35
35
N Pearson Correlation x
i15
35
N
i15
i31
35
N
i31
i25
-,106
1
Sig. (2-tailed) N
i8
i8
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,001
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Topik/Pokok Bahasan Tugas Perkembangan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Sasaran Pelayanan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: Percaya Diri dan Menghargai Diri Sendiri : Belajar mencapai kemandirian emosional : Pribadi-Sosial : Bimbingan Klasikal : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan : Siswa SMP kelas VIII : Siswa memiliki kepercayaan diri dengan kemampuannya : Siswa memiliki motivasi untuk berprestasi : Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu menyebutkan tips memompa semangat berprestasi : Tips memompa semangat berprestasi
J. Materi Pelayanan K. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, refleksi 2. Langkah-langkah Kegiatan: Intrakurikuler No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) 1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang dengan mengabsen namanya di sebut kehadiran siswa diminta untuk mengatakan hadir atau mengacungkan tangan
2.
b. Memberitahukan kepada siswa tema bimbingan pada hari ini kemudian menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan tema bimbingan Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan materi “Tips memompa Semangat Berprestasi”
Waktu 3 menit
Siswa menyimak dan melibatkan diri
1 menit
Siswa menyimak dan menanggapi Guru BK
3 menit
b. Guru BK melibatkan siswa untuk membacakan materi
Siswa melibatkan diri membacakan materi bimbingan
c. Konselor melanjutkan materi dan mengajak siswa merefleksikan diri
Siswa menyimak dan merefleksikan kepada dirinya sendiri.
3 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
3.
Penutup
a. Konselor mengajak siswa untuk menyebutkan contoh tips lain untuk memompa semangat berprestasi
Siswa dengan berani dan atas inisiatif sendiri mengangkat tangan kemudian menyebutkan contoh contoh tips lain untuk memompa semangat berprestasi
b. Konselor meminta siswa mengerjakan lembar menuliskan tips untuk memompa semangat berprestasi yang paling sesuai dengan keadaan masing-masing siswa
Siswa antusias dan dengan tenang mengerjakan lembar kerja
c. Guru BK mengajak siswa merangkuman rangkaian kegiatan bimbingan hari ini
Siswa menyebutkan rangkaian kegiatan hari ini bersama-sama
d. Guru BK meminta siswa menuliskan refleksi kegiatan hari ini
Siswa menuliskan refleksi masingmasing dalam situasi tenang
e. Penutupan dengan ucapan terimakasih dan bombongan L. Tempat Penyelenggaraan M. Waktu N. Penyelenggara Pelayanan
: Ruang Kelas VIII : 40 menit : Konselor/guru BK
5 menit
10 menit
2 menit
6 menit
2 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
O. Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan peranannya masing-masing : P. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll) Q. Evaluasi Sebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan! Catatan :-
Perencana Pelayanan
(Laurensia Puji Noviani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
HANDOUT
TIPS MEMOMPA SEMANGAT UNTUK BERPRESTASI Pernahkah kalian melihat atau mendengar tokoh-tokoh atlet atau orang-orang yang sukses? Apa yang muncul dibenak kalian? Orang-orang yang sukses memiliki energi yang berlimpah, berani menghadapi tantangan dan memiliki ambisi besar untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang gigih meraih prestasi adalah kemampuannya memompa semangat untuk berprestasi. Berikut ini adalah tips untuk memompakan semangat untuk berprestasi. 1. Jadilah diri sendiri Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain. Kenali diri kita dan jadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri lebih sehat bagi kepribadian kita. 2. Membuat target yang harus dicapai setiap hari Buatlah gambaran besar yang ingin kita capai di masa depan. Mulai dengan membuat target yag harus dicapai setiap harinya. 3. Belajar dan berusaha mempunyai keahlian khusus Kenali kekuatan yang ada dalam diri kita dan keahlian yang kita punya. Temukan keahlian kita sebagai sebuah keunikan yang kita miliki. 4. Melakukan yang kita sukai Lakukan segala sesuatu yang kita sukai karena mengerjakan sesuatu hal yang kita sukai akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam mengerjakan sesuatu. Sesuatu yang kita kerjakan dengan semangat dan senang maka hasilnya akan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
5. Jangan menyia-nyiakan peluang Ambil setiap kesempatan yang orang lain tawarkan kepada kita. Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya sehingga jangan sia-siakan kesempatan yang menghampiri. 6. Kerjakan segala sesuatu dengan gembira Lakukan segala sesuatu dengan riang gembira. Pekerjaan yang dilakukan dengan riang gembirakan terasa ringan dan menyenangkan sehingga kita tidak kehilangan banyak energi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 7. Berbagi atas keberhasilan Sudah sepantasnya kita merayakan keberhasilan yang kita peroleh. Namun, kebahagiaan yang kita rasakan saat berhasil dalam sesuatu hal hendaknya kita bagi kepada orang lain di sekitar kita. Berbagi kegembiraan justru melipat gandakan kegembiraan. Ucapan selamat dari orang lain sangat efektif untuk memompa semangat kita meraih yang lebih baik lagi. 8. Tidak bersedih atas kegagalan Kegagalan adalah hal yang sangat biasa ditemui oleh setiap orang yang akan sukses. Jadikan kegagalan sebagai acuan untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi. Terimalah kegagalan sebagaimana adanya.
Daftar Pustaka Yuanita, Sari. 2011. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri untuk Meraih Kesuksesan. Yogyakarta: Brilliant books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
LEMBAR KERJA Tuliskan tips untuk memompa semangat berprestasi yang paling sesuai dengan keadaan mu dan berikan alsan!
PERTANYAAN REFLEKSI 1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan adalah... 2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Topik/Pokok Bahasan Tugas Perkembangan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Sasaran Pelayanan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan : Belajar mencapai kemandirian emosional : Pribadi-Sosial : Bimbingan Klasikal : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan : Siswa SMP kelas VIII : Siswa dapat menilai diri dan mengoreksi kelemahan : Siswa mampu mengubah citra diri menjadi lebih baik : 1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu menyebutkan macam-macam tips untuk memacu peningkatan citra diri 2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri : Aku Siap Berubah!
J. Materi Pelayanan K. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, games, refleksi 2. Langkah-langkah Kegiatan: Intrakurikuler No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) 1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang dengan mengabsen namanya di sebut kehadiran siswa. diminta untuk mengatakan hadir atau mengacungkan tangan
2.
b. Memberitahukan kepada siswa tema bimbingan pada hari ini kemudian menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan tema bimbingan. Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan materi “Aku Siap Berubah!”. Guru BK menanyakan apa yang muncul dalam pikiran siswa mendengar kata tersebut. b. Konselor melanjutkan
Waktu 3 menit
Siswa menyimak dan melibatkan diri
1 menit
Siswa menyimak dan menanggapi Guru BK
4 menit
Siswa menyimak dan merefleksikan kepada
6 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
3.
Penutup
materi dan mengajak siswa merefleksikan diri a. Konselor mengajak siswa untuk menyebutkan macammacam tips untuk memacu peningkatan citra diri
dirinya sendiri.
b. Konselor meminta siswa mengerjakan lembar kerja tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri
Siswa antusias dan dengan tenang mengerjakan lembar kerja
10 menit
Siswa menyebutkan rangkaian kegiatan hari ini bersama-sama
2 menit
Siswa menuliskan refleksi masingmasing dalam situasi tenang
6 menit
c. Guru BK mengajak siswa merangkuman rangkaian kegiatan bimbingan hari ini. d. Guru BK meminta siswa menuliskan refleksi kegiatan hari ini
Siswa dengan berani dan atas inisiatif sendiri mengangkat tangan kemudian menyebutkan macammacam tips untuk memacu peningkatan citra diri
6 menit
2 menit e. Penutupan dengan ucapan terimakasih dan bombongan A. B. C. D.
Tempat Penyelenggaraan Waktu Penyelenggara Pelayanan Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan peranannya masing-masing
: Ruang Kelas VIII : 40 menit : Konselor/guru BK
:-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
E. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll) F. Evaluasi Sebutkan macam-macam tips untuk memacu peningkatan citra diri! Atau Hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri? G. Catatan :-
Perencana Pelayanan
(Laurensia Puji Noviani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
HANDOUT AKU SIAP BERUBAH!!
Mengubah citra diri adalah hal yang sulit namun bisa dilakukan meski perilaku citra diri yang buruk selalu muncul. Pada saat memasuki jalur perbaikan diri, kita masih cenderung mempertahankan perilaku buruk yang pernah kita lakukan. Misalnya, kita masih sering menyalahkan diri sendiri, memendam rasa bersalah, dan menjelek-jelekkan diri sendiri. Berikut ini ada beberapa tips untuk memacu peningkatan citra diri. Tips tersebut adalah sebagai berikut: 1. Terimalah pujian. Upayakan selalu mengucapkan terimakaih atau kata-kata lain yang yang sifatnya positif. 2. Berikan pujian. Salah satu cara termudah untuk merasa senang tentang diri sendiri adalah dengan mengenali kebaikan dalam diri orang lain. 3. Pujilah diri sendiri. Ketika kita berhasil melakukan sesuatu dengan baik dan benar, pujilah diri sendiri. Hargailah diri sendiri dengan memuji hasil yang telah dicapai. 4. Perlakukan tubuhmu dengan baik. Perlakukanlah tubuhmu dengan baik. Merawat dan menjaganya agar tetap dalam kondisi baik adalah salah satu bentuk peningkatan citra diri yang baik. Peliharalah agar tetap selalu baik. 5. Bergaulan dengan orang yang baik. Pergaulan mempengaruhi citra diri kita sehingga bergaulah dengan orang yang dapat mengubahmu menjadi lebih baik. 6. Nikmati kesenangan tanpa harus merasa bersalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
7. Bacalah buku-buku yang membangkitkan ide dan inspirasi. 8. Selalu bayangkan bahwa dirimu menjadi seseorang yang kamu inginkan, bukan membayangkan keadan yang sekarang.
Daftar Pustaka Matthews, Andrew. 2015. Being Happy; kiat hidup tentram dan bahagia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LEMBAR KERJA Setelah kita mengetahui tips untuk memacu peeningkatan citra diri, sebutkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri!
PERTANYAAN REFLEKSI 1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan adalah... 2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. B. C. D. E. F. G.
Topik/Pokok Bahasan Tugas Perkembangan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Sasaran Pelayanan Standar Kompetensi
H. Kompetensi Dasar I. Indikator
: Nyaman dengan dirinya sendiri : Belajar mencapai kemandirian emosional : Pribadi-Sosial : Bimbingan Klasikal : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan : Siswa SMP kelas VIII : Siswa dapat bersikap jujur kepada orang lain tentang diri sendiri : Siswa dapat bersikap asertif : 1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu memberikan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan 2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu menuliskan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan berdasarkan pengalaman individu : Kecakapan Mengungkapkan Diri dengan Pesan-Aku
J. Materi Pelayanan K. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, games, refleksi 2. Langkah-langkah Kegiatan: Intrakurikuler No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) 1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang dengan mengabsen namanya di sebut kehadiran siswa. diminta untuk mengatakan hadir atau mengacungkan tangan b. Memberitahukan kepada siswa tema bimbingan pada hari ini kemudian menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan tema bimbingan.
2.
c. Konselor/guru BK mengawali kegiatan dengan ice breaking Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan materi “Kecakapan Mengungkapkan Diri
Waktu 3 menit
Siswa menyimak dan melibatkan diri
1 menit
Siswa mengikuti instruksi guru BK
3 menit
Siswa menyimak dan menanggapi Guru BK
3 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
dengan Pesan-Aku”. Guru BK menanyakan apa yang muncul dalam pikiran siswa mendengar kata tersebut.
3.
Penutup
b. Konselor melanjutkan materi dan mengajak siswa merefleksikan diri a. Konselor mengajak siswa untuk menyebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa menyimak dan merefleksikan kepada dirinya sendiri. Siswa dengan berani dan atas inisiatif sendiri mengangkat tangan kemudian menyebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari
5 menit
b. Konselor meminta siswa mengerjakan lembar kerja contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan berdasarkan pengalaman masing-masing
Siswa antusias dan dengan tenang mengerjakan lembar kerja
10 menit
c. Guru BK mengajak siswa merangkuman rangkaian kegiatan bimbingan hari ini
Siswa menyebutkan rangkaian kegiatan hari ini bersama-sama
2 menit
d. Guru BK meminta siswa menuliskan refleksi kegiatan hari ini
Siswa menuliskan refleksi masingmasing dalam situasi tenang
6 menit
e. Penutupan dengan ucapan terimakasih dan bombongan L. M. N. O.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas VIII Waktu : 40 menit Penyelenggara Pelayanan : Konselor/guru BK Pihak-pihak yang disertakan
5 menit
2 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
dalam penyelenggaraan pelayanan dan peranannya masing-masing :P. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll) Q. Evaluasi Sebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan! Catatan :-
Perencana Pelayanan
(Laurensia Puji Noviani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
HANDOUT KECAKAPAN MENGUNGKAPKAN DIRI: PESAN-AKU (PERNYATAAN-SAYA)
Pesan-aku adalah pernyataan yang mengungkapkan diri berupa pikiran, pendapat, keyakinan, kebutuhan, keinginan, maupun perasaan kepada lawan bicara kita atau orang lain. Sebaiknya pesan-aku diutarakan dengan jujur dan apa adanya. Salah satu jenis pesan-aku yang akan kita ketahui adalah pesan-aku yang preventif. Pesan-aku yang preventif adalah pengungkapan diri yang menyebabkan orang lain tahu tentang apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman. Contoh sederhana pesan-aku yang preventif adalah sebagai berikut: •Pengungkapan diri (pernyataan tegas) tentang kebutuhan Contoh: “saya butuh istirahat sebentar”. Contoh kedua: “saya lebih suka mengerjakan PR setelah pulang sekolah”. Gunakan kata Aku atau Saya saat menyampaikan kebutuhan diri kita sendiri tanpa menyinggung perasaan orang lain. Utarakan dengan jujur dan apa adanya.
Daftar Pustaka Sinurat, R. H. Dj. 2011. Reader; mata kuliah komunikasi antar pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LEMBAR KERJA Setelah kita mengetahui salah satu jenis pesan-aku, buatlah 3 contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan berdasarkan pengalaman diri kalian masing-masing!
PERTANYAAN REFLEKSI 1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan adalah... 2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...
ICE BREAKING Topi Saya Bundar vs Burung Kakak Tua Nada lagu topi saya bundar dan burung kakak tua memiliki nada yang sama dinyanyikan bersamaan dalam dua kelompok yang berbeda. Petunjuk: 1. Buat siswa menjadi dua kelompok (kanan-kiri) untuk diadu konsentrasinya sebelum memulai kegiatan. 2. Tentukan grup yang akan menyanyikan lagu topi saya bundar dan lagu burung kakak tua. 3. Ajak semua siswa terlebih dahulu untuk menyanyikan kedua lagu secara bergantian untuk memastikan semua hafal lirik lagunya. 4. Secara bersamaan ajak dua kubu menyanyi bersamaan. 5. Fasilitator dapat mengulangi kegiatan sampai semua siswa benar-benar berkonsentrasi atau secukupnya untuk mencairkan suasana kelas. Waktu: 3-5 menit