PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa/i Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Elining Siwiyanti 131114011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Kita Tidak Akan Menjadi Lebih Baik Jikalau Tidak Melakukan Hal-hal yang Terbaik.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan kepada:
Sang Pembuat Karya Terbesar dalam hidup saya Tuhan Yesus Kristus Tempat saya kembali, tempat saat bersandar dalam segala hal yaitu Ayah saya Suwarso dan Ibu saya Kristiyanti Saudari terkasih saya Enggar dan Mirma serta keluarga besar sawidata dan wongsopawiro Pensuport hebat saya yang tak lelah memberikan semangat Adhitya Christianto Dan semua orang yang ikut dalam karya hidup saya
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa/i Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017)
Elining Siwiyanti Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada sebelum dan sesudah perlakuan, 2) signifikansi hasil peningkatan karakter cinta tanah air, 3) peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada setiap sesi layanan bimbingan. Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan one group pre-test post-test design. Instrument yang digunakan terdiri dari, 1) tes karakter cinta tanah air, 2) self assessment scale. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. Tes karakter cinta tanah air diberikan dalam bentuk pilihan ganda bergradasi, dengan jumlah 20 item soal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1) terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning antara sebelum dan sesudah perlakuan, 2) terdapat peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen antara sebelum dan sesudah perlakuan, 3) terdapat peningkatan karakter cinta tanah air tiap sesi layanan bimbingan.
Kata kunci: pendidikan karakter, karakter cinta tanah air, bimbingan klasikal, experiential learning. viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT EFFECTIVENESS OF THE IMPLEMENTATION OF THE LOVE OF HOMELAND CHARACTER EDUCATION WITH CLASSICAL COUNSELING SERVICE BASE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH (Pre Experiment Study on Students Grade VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Academic Year 2016/2017)
Elining Siwiyanti Sanata Dharma University This study aims to determine: 1) an increase in the love of homeland character education with classical counseling service base experiential learning approach before and after treatment, 2) the significance of the result of the increase in the love of the homeland characteristics, 3) increased homeland character education with classical counseling service base experiential learning approach at each session of counseling services. This research is pre experiment with one group pre-test post-test design. Instruments used consisted of, 1) the love of the homeland characteristics test, 2) self-assessment scale. Subjects are 32 students of grade VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. The love of the homeland characteristics test is given in the form of graded multiple choice questions, with the number of question is 20 items. The results showed that: 1) there is an improvement in terms of the result of the love of homeland character education with classical counseling service base experiential learning approach between before and after treatment, 2) there is a significant increase in terms of the result of the love of homeland character education with classical counseling service base experiential learning approach in grade VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen between before and after treatment, 3) there is an increase of the love the homeland characteristics after each session of counseling services.
Keywords: character education, the love of homeland characteristics, traditional guidance approach, experiential learning. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat dan limpahan kasih atas perlindungan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul: “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017” dengan baik. Berkat dan dukungan dan bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohadi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Segenap Bapak Ibu dosen Program Bimbingan dan Konseling atas bimbingan serta pendampingan selama penulis menempuh studi. 4. Bapak Suwarso dan Ibu Kristiyanti selaku orang tua yang senantiasa mendoakan dan mendukung proses penulis. 5. Enggar Siwiyanti dan Novita Mirma N yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis. 6. Teman-teman seperjuangan BK 2013, Karinsa Widi K, Sifra Dita N, Sindu Anna W, Stefanus Gagas W, Santo Adi, Fransiskus Wibisana, Dorotea Kartika W, Maria Puspita, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu
persatu.
Terimakasih
sudah
saling
mensuport,
mengingatkan,
mmendoakan, dan membantu selama proses penulisan tugas akhir. 7. Bapak Ibu Guru SMP N 1 Petanahan Kebumen yang sudah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Siswa Siswi kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen yang sudah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner-kuesioner dari penulis. Penulis menyadari dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini masih ada kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan penuh rasa kerendahan hati penulis memohon maaf. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai refrensi alternatif bagi peniliti lainnya.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A.Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8 D.Rumusan Masalah ........................................................................................ 8 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9 G.Definisi Istilah ............................................................................................ 11 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 13 A.Hakikat Pendidikan Karakter ..................................................................... 13 1. Pengertian Karakter ................................................................................ 14 2. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................. 14 3. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 16 4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ............................................................. 17 5. Prinsip Pendidikan Karakter ................................................................... 21 6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ......................................... 21 B. Hakikat Cinta tanah air............................................................................... 23 1. Pengertian Cinta tanah air ...................................................................... 23 2.Perilaku dan Indikator Cinta tanah air ..................................................... 25 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Cinta tanah air ............ 25 4. Aspek-aspek Cinta tanah air ................................................................... 26 C. Hakikat Bimbingan Klasikal ...................................................................... 28 1. Pengertian Bimbingan Klasikal .............................................................. 28 2. Tujuan Bimbingan Klasikal.................................................................... 28 3. Manfaat Bimbingan Klasikal.................................................................. 30 4. Teknik/Strategi dalam Layanan Bimbingan Klasikal............................. 31 5. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Klasikal ................................... 31 D.Hakikat Experiential Learning................................................................... 36 1. Pengertian Experiential Learning ........................................................... 36 2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning ............................................. 37 3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning ............. 38 4. Kekuatan Experiential Learning ............................................................ 40 E. Kajian Penelitian Relevan .......................................................................... 41 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 46 A.Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 46 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 46 C. Subjek Penelitian........................................................................................ 47 D.Metode Pengumpulan Data dan Instrumen ................................................ 47 1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 47 2. Instrumen Penelitian ............................................................................... 49 E. Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................................................ 52 1. Validitas Instrumen ................................................................................ 52 2. Reliabilitas Tes dan Kuesioner Skala Penilaian Diri ............................. 55 3. Uji Normalitas ....................................................................................... 55 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 65 A.Hasil Penelitian .......................................................................................... 65 1. Peningkatan Hasil Sebelum dan Sesudah Layanan. ............................... 64 2. Signifikansi Peningkatan Hasil Sebelum dan Sesudah Layanan. .......... 67 3. Peningkatan Tiap Sesi Layanan Bimbingan. ......................................... 69 B. Pembahasan ................................................................................................ 72 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 76 A.Kesimpulan ................................................................................................ 76 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 78 C. Saran ........................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80 LAMPIRAN .......................................................................................................... 82 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design ................ 46 Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian .......................................................................... 47 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes .......................................................................................... 50 Tabel 3.4 Kisi-kisi Self Assesment Scale............................................................... 51 Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji Validitas Tes .............................................................. 53 Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Self Assesment Scale .................................. 54 Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Realibilitas Guilford .................................... 56 Tabel 3.8 Reliabilitas Tes...................................................................................... 57 Tabel 3.9 Reliabilitas Self Assesment Scale .......................................................... 57 Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas Instrumen Tes ................................................... 58 Tabel 3.11 Norma Kategorisasi............................................................................. 60 Tabel 3.12 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Cinta tanah air........................ 63 Tabel 4.1 Distribusi Efektivitas Implementasi Sebelum dan Sesudah .................. 66 Tabel 4.2 Uji Signifikansi Peningkatan Karakter cinta tanah air .......................... 68 Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Implementasi .......................................................... 70
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning ................................................. 38 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 43
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Antara Pretest dan Posttest ................... 64 Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Capaian Skor Pre dan Post Test ............. 66 Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Cinta tanah air Antar Tiga Sesi Bimbingan .... 71
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Tes Karakter Cinta Tanah Air ...................................... 84 Lampiran 2 Self Assesment Scale ...................................................................... 91 Lampiran 3 Tabulasi Data Pre-Test .................................................................. 92 Lampiran 4 Tabulasi Data Post-Test ................................................................ 93 Lampiran 5 Tabulasi Data Sesi 1 ...................................................................... 94 Lampiran 6 Tabulasi Data Sesi 2 ...................................................................... 95 Lamipran 7 Tabulasi Data Sesi 3 ...................................................................... 96 Lampiran 8 Tabulasi Uji Validitas Tes Karakter Cinta Tanah Air ................... 97 Lampiran 9 Tabulasi Uji Validitas Self Assessment Scale ................................ 98 Lampiran 10 Modul Pelayanan Bimbingan ……………….............................. 99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identitas masalah, batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah rekayasa yang memiliki tujuan untuk pembudayaan manusia yang dilakukan dalam pendidikan formal, informal, dan non formal. Karakteristik yang khas dalam pembelajaran adalah usaha sadar, terencana dan sistematik untuk mencapai tujuan, yaitu bertujuan untuk menjadikan manusia yang memiliki karakter baik. Membahas mengenai pembelajaran yang bertujuan menjadikan manusia untuk memiliki karakter yang baik, dibahas lebih dalam oleh Kemendiknas (2010: 8) yang mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Sejalan dengan pendapat Kemendiknas, pendidikan karakter saat ini sudah mulai digalakkan, dimana pelaksanaanya terintegrasi dalam pembelajaran yang dituangkan dalam Pedoman Pendidikan Karakter di SMP oleh Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010. Namun pada pelaksanaannya, hasil yang didapat belum optimal dan mengalami 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hambatan. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Barus (2015) yang 2 menemukan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota menunjukkan hasil pendidikan karakter terintegrasi masih berada pada tingkat kurang baik, dan hanya 12,3% yang tergolong pada tingkat baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stanine. Banyaknya sekolah yang belum bisa menerapkan
pendidikan
karakter
terintegrasi
tersebut
disebabkan
kurangnya pemahaman yang dalam dan luas mengenai pendidikan karakter. Selain itu juga, beberapa sekolah menempatkan pendidikan karakter hanya sebagai selingan saja bukan sebagai pembelajaran utama dalam meningkatkan karakter siswa. Rasa nasionalisme akhir-akhir ini dirasakan tidak sekuat dulu. Generasi muda saat ini seakan-akan menganggap nasionalisme adalah hal biasa yang tidak begitu penting. Untuk itu dimulai dari hal-hal sederhana rasa nasionalisme perlu dibangkitkan kembali dengan menciptakan semangat kebangsaan. Semangat dari generasi muda inilah yang harus dikembangkan untuk menciptakan generasi yang mencintai tanah air Indonesia. Rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air salah satunya dapat dipupuk melalui pendidikan. Bangsa Indonesia bisa dikatakan bangsa yang kaya dalam segala hal, baik dalam budaya, bahasa, kuliner, agama, suku dsb. Generasi muda semakin banyak yang melirik budaya asing untuk dijadikan acuan keseharian mereka. Generasi muda justru merasa lebih percaya diri memakai dan menggunakan produk-produk dari luar negeri dibandingkan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk-produk dalam negeri. Saat ini banyak juga orang Indonesia yang tidak begitu bisa bahasa daerah dari mana mereka berasal. Hal ini sangat disayangkan karena bahasa adalah salah satu kekayaan Indonesia, tidak semua negara memiliki aneka ragam bahasa daerah seperti Indonesia. Maka dari itu dengan adanya mata pelajaran bahasa daerah disetiap sekolah sangatlah membantu Indonesia untuk tetap mempertahankan kekayaan bangsa. Dilihat dari hal sederhana seperti pelaksanaan upacara bendera, ada beberapa siswa yang menyepelekan upacara bendera. Siswa merasa upacara bendera adalah hal yang membosankan, hal yang tidak terlalu penting untuk dilaksanakan terus menerus. Selain kurangnya penghayatan pada saat upacara bendera, banyak juga siswa atau generasi muda yang tidak hafal lagu-lagu nasional maupun lagu daerah, tidak mengetahui pahlawan-pahlawan nasional, bahkan juga banyak peserta didik yang tidak hafal sila-sila Pancasila (Susanto, 2008: 49). Dunia yang semakin modern dan semakin maju membuat anakanak muda saat ini semakin pintar dalam mempergunakan kemajuan teknologi yang ada. Dengan adanya teknologi yang semakin canggih, seperti alat komunikasi yang mereka bawa dan pergunakan sangatlah mudah untuk mengakses apa yang mereka inginkan. Banyak orang khususnya generasi muda merasa harus mengikuti perkembangan jaman yang ada. Orang tidak ingin ketinggalan jaman, sehingga menjadikan individu tersebut atau generasi muda seakan-akan harus selalu mengikuti 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
trand yang ada. Dalam dunia fashion misalnya, generasi muda cenderung akan memilih/ mencontoh fashion dan trand yang dianggapnya menarik dan tidak ketinggalan jaman. Beberapa generasi muda yang dijumpai mengatakan bahwa, kepercayaan diri mereka ditentukan melalui fashion yang dipakainya. Mereka akan merasa percaya diri ketika mereka mengikuti dan memakai fashion layaknya aktor maupun aktris dari barat dibandingan fashion yang ada di Indonesia. Tetapi apabila kita mau menilik lebih jauh mengenai dunia fashion di Indonesia sebenarnya tidak kalah bagus dengan fashion di luar negeri, karena Indonesia memiliki keunikan yang dapat ditonjolkan misalnya, batik saat ini mulai dikembangkan dan dikenalkan hingga manca negara. Warna dan kekhasannya menjadikan daya tarik tersendiri untuk penggunanya, selain itu kain batik bisa dibuat banyak sekali pakaian-pakaian indah sesuai kreatifitas desainer atau perancang busana. Banyak orang luar negeri yang merasa tertarik dan menyukai kain batik, karena menurut mereka kain batik unik dari pada kain-kain lainnya, seharusnya kita sebagai orang Indonesia harus lebih bisa menghargai dan bangga terhadap produk Indonesia. Rasa toleransi antar warga Indonesia akhir-akhir ini sedang tidak baik. Adanya profokasi menjadikan warga saling menyalahkan satu sama lain, bersikeras bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Orang-orang yang mudah di profokasi adalah orang yang pendidikannya rendah yang tidak mau ambil pusing akan tidakannya. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maraknya tawuran-tawuran pelajar dikota-kota besar juga menyedot keprihatinan publik dan tentunya meresahkan masyarakat. Hal semacam itu merupakan salah satu tindakan yang secara tidak langsung sedikit demi sedikit menghancurkan karakter bangsa. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, agama, dan suku, melalui semua itu Indonesia harusnya mampu melesat dan melompat tinggi ke manca negara mempertunjukkan kekayaan bangsa Indonesia. Banyak kekayaan Indonesia yang bisa kita tunjukkan, adanya tarian-tarian tradisional, kuliner yang kaya rasa akan rempah-rempah Indonesia, bahasa yang unik dari masing-masing daerah, agama, dan suku yang beraneka ragam menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar. Penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan bentuk penghargaan besar untuk Negara. Menghormati satu sama lain dan memiliki rasa toleransi sangatlah diperlukan dalam bangsa ini sehingga nantinya bangsa tidak akan mudah tercerai berai. Persatuan akan semakin kuat dan bangsa Indonesia akan semakin besar dan berharga di mata orang banyak apabila suatu bangsa memiliki ciri khas dan karakter yang baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan semangat cinta tanah air adalah melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter digunakan sebagai bahan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dan disisipkan pada saat proses sebelum belajar mengajar di kelas, penerapan pada lingkungan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah, maupun pada saat ekstrakurikuler, meskipun dengan waktu yang singkat. Misalnya guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu wajib kebangsaan maupun lagu daerah ketika awal proses belajar mengajar dimulai. Membudayakan buang sampah pada tepatnya, dan menjaga lingkungan, hal itu adalah bentuk rasa nasionalisme. Saling menghormati dan memberi salam satu sama lain juga merupakan ciri khas orang Indonesia yang ramah kepada semua orang. Dengan hal-hal sederhana seperti itu secara tidak langsung guru telah mengajarkan dan menananmkan sikap nasionalisme kepada peserta didik. Pemberian atau penanaman nilai-nilai karakter cinta tanah air seperti itu guru telah mengajarkan siswa untuk belajar mencintai bangsa Indonesia. Peneliti melakukan penelitian melalui kegiatan di kelas atau biasa disebut layanan bimbingan klasikal. Menurut Winkel dan Hastuti (2004:545) bimbingan klasikal adalah bimbingan kelompok yang dilakukan secara klasikal atau dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa dalam suatu kelas di sekolah pada umumnya. Bimbingan klasikal dapat dipahami pula sebagai bimbingan secara kelompok yang besar (2040 orang) dan berada dalam kelas. Bimbingan klasikal secara umum membantu peserta didik tanpa memandang ragam permasalahan peserta didik tetapi lebih memandang berdasarkan kebutuhan peserta didik. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Petanahan Kebumen adalah salah satu sekolah yang menanamkan budaya cinta tanah
air.
Upacara bendera masih dilaksanakan di sekolah tersebut untuk 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghormati para pahlawan yang telah gugur. Tujuan lain dari pelaksanaan upacara bendera tidak lain adalah meningkatakan kedisiplinan siswa dalam menjalani pendidikannya. Namun pada kenyataannya beberapa siswa cenderung mengabaikan peraturan ataupun norma-norma yang berlaku dan siswa cenderung tidak disiplin. Masih terdapat siswa yang mencari-cari dan memberikan alasan-alasan untuk bisa tidak mengikuti upacara bendera. Selain itu siswa/ orang minoritas yang beragama non muslim cenderung dipandang remeh oleh yang lain. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Efektivitas Implementasi
Pendidikan
Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Siswa lebih percaya diri mengikuti fashion luar negeri seperti, cara mereka memilih dan berpakaian. 2. Beberapa siswa menghindari upacara bendera. 3. Adanya siswa yang diminoritaskan karena agama yang dianutnya. 4. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah belum optimal. 5. Ada siswa yang kurang taat terhadap peraturan dan norma yang berlaku di SMP Negeri 1 Petanahan, Kebumen. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Adanya beberapa siswa yang sering terlambat masuk sekolah dan hal tersebut selalu terulang. 7. Belum ada penelitian mengenai karakter cinta tanah air di SMP N 1 Petanahan Kebumen. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan untuk menjawab masalah yang sedang teridentifikasi di atas khusunya terkait dengan butir masalah nomor 1, 3, dan 4 dengan mengkaji capaian karakter cinta tanah air SMP N 1 Petanahan Kebumen antara hasil pre-post tet dan skor setiap siklus (self assesment scale) yang menunjukkan peningkatan karakter cinta tanah air melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiental learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut. 1.
Seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumenn tahun 2016/2017 jika dilihat dari hasil pre test dan post test?
2.
Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen?
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan antar sesi layanan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan kebumen berdasarkan hasil pre test dan post test. 2. Menganalisis signifikansi hasil pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. 3. Menganalisis hasil peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen antar sesi layanan. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan yang lebih luas kepada penulis, dan penulis berharap nantinya tugas akhir ini dapat menjadi refrensi untuk penulis lainnya yang akan melakukan penelitian sejenis dalam mengembangkan pengetahuan perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter Cinta tanah air. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah dan para guru Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan yang dapat digunakan oleh sekolah guna mengetahui dan memahami seberapa efektif penerapan pendidikan karakter dengan layanan bimbingan klasikal diterapkan pada siswa. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh kepala sekolah dan para guru guna menyusun
strategi
tepat
untuk
meningkatkan
kolaborasi
pendidikan karakter di sekolah demi tercapainya nilai-nilai karakter pada siswa. b. Bagi siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Para siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik (efektif) hasil pendidikan karakter dengan model bimbingan klasikal yang mulai diterapkan kepada diri mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para siswa mengenai manfaat, pengetahuan, dan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bimbingan bagi pengolahan diri siswa, khsusnya berkaitan dengan karakter. Hal tersebut akan semakin memotivasi siswa/i untuk dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik. c. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui dan memahami efektivitas hasil implementasi pendidikan karakter di SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017. Selain itu, peneliti dapat mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang sesuai guna meningkatkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa. G. Definisi Istilah 1
Karakter dalam penelitian ini adalah perwujudan pikiran, perasaan dan tindakan manusia yang didasarkan pada nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara yang didasarkan pada norma, hukum, budaya, adat, dan agama.
2
Pendidikan Karakter dalam penelitian ini adalah upaya intervensi penanaman nilai-nilai karakter bagi siswa yang berguna bagi perkembangan pribadi siswa.
3
Cinta tanah air dalam penelitian ini “Cinta tanah air adalah berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara” seperti mecintai produk dalam negeri, menjunjung tinggi bahasa, tidak fanatik terhadap
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daerah orang lain (budaya, suku, agama), dan menjunjung tinggi nilainilai Pancasila. 4
Bimbingan Klasikal dalam penelitian ini adalah bentuk layanan yang diberikan kepada siswa dalam memperoleh informasi, pengalaman, dan keterampilan serta bertujuan untuk membantu siswa memenuhi tugas perkembangan di semua aspek kehidupannya.
5
Experiential
Learning
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
pembelajaran yang mengutamakan pada proses pengalaman belajar dengan beberapa tahap yakni experiencing, publishing, processing, generalising, dan applying.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan hakikat pendidikan karakter, hakikat cinta tanah air, hakikat bimbingan klasikal, dan hakikat experiental learning. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Menurut Suyanto (2010) karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuat oleh tiap individu. Artinya karakter dapat dilihat melalui pola pikir dan perilaku seseorang dalam melihat suatu masalah dan menemukan jalan keluar bagi masalahnya di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Zubaedi (2011) mendefinisikan bahwa karakter mengacu pada serangkaian
sikap
(attitudes),
perilaku
(motivations), dan keterampilan (skill).
(behaviors),
motivasi
Keempat aspek tersebut
membentuk karakter seorang individu. Dengan kata lain, karakter dapat terwujud pada keterampilan individu dalam bersikap dan berperilaku dengan memiliki motivasi yang mengacu pada nilai-nilai positif. Menurut Lickona (2013) bahwa karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku moral (moral feeling). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan perbuatan kebaikan. Ketiganya tidak berjalan sendiri, namun saling berkaitan dalam membentuk karakter individu. Sehingga individu tidak hanya knowing (mengetahui), tetapi dapat merasakan bahkan bersikap sesuai hati nuraninya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sikap, perilaku, cara berpikir, dan motivasi yang dimiliki oleh setiap individu untuk hidup dan bekerjasama di lingkungan masyarakat. Untuk membentuk karakter yang baik perlu didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat dan melakukan perbuatan kebaikan. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Lickona (1991), pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan tiga hal dalam mendidik, yaitu knowing, loving, and acting the good. Menurutnya
keberhasilan
pendidikan
karakter
dimulai
dengan
pemahaman karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut pendidikan
Suyanto
budi
(2010),
pekerti
Pendidikan
plus,
yaitu
karakter yang
adalah
melibatkan
aspekpengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dari penjelasan di atas pendidikan karakter adalah sebuah bentuk
hasil
usaha
dari manusia
itu sendiri
berupa
hasil
pengembangan diri. Disamping itu cara terbaik mengembangkan kemampuan
karakter
anak
merupakan
langkah
paling
tepat
melindungi kehidupan moralnya sekarang dan selanjutnya. Sehingga karakter dapat diartikan sebagai identitas diri seseorang. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap, dan perilaku. Dalam instansi pendidikan karakter dipakai sebagai uapaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir termasuk kepenasaran akan intelektual, dan berpikir logis. Penanaman pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan lingkungan
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik dalam lingkungan sekolah, keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan media massa. 3. Tujuan Pendidikan Karakter Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan nasional mengatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Konteks pendidikan karakter berkaitan tentang kemampuan yang harus dikembangkan pada peserta didik, yaitu kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai pemimpin dunia. Dapat diringkaskan bahwasannya
tujuan
pendidikan
nasional
mengarah
pada
pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia. Menurut Koesoma, (2012:9) tujuan pendidikan kaakter dalam setting sekolah adalah sebagai berikut: a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilainilai yang dikemangkan oleh sekolah. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan karakter memiliki tuuan sebagai pengoreksi, meningkatkan, dan mengembangkan mutu suatu pendidikan di Indonesia. Berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik diharapkan dapat mencapai nilai-nilai yang sesuai dengan yang telah ditetapkan sekolah, keluarga, maupun masyarakat, sehingga dalam hal ini diperlukan adanya rancangan yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan tujuan kompetensi lulusan yang ada, sehingga peserta didik mampu membangun koneksi dalam hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. 4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di Indonesia memiliki 18 nilai karakter yang sudah
dirumuskan
oleh
Kementrian
Pendidikan
Nasional
(Kemendiknas). Nilai karakter ini ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa (Suyadi, 2013). Berikut ini akan dikemukakan 18 nilai karakter menurut Kemediknas: a. Religius Ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Jujur Sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. c. Toleransi Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran keprcayaan, suku, adat, bahasa, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan diriny secara sadar dan terbuka serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut. d. Disiplin Kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. f.
Kreatif Sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas daan tanggung jawab kepada orang lain. h. Demokratis Sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. i. Rasa ingin tahu Cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam j.
Semangat kebangsaan atau nasionalisme Sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.
k. Cinta tanah air Sikap dan perilaku yang mencerminka rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l.
Menghargai prestasi Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.
m. Komunikatif Senang bersahabat dan proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. n. Cinta damai Sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. o. Gemar membaca Kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjada dan melestarikan lingkungan sekitar. q. Peduli sosial Sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama. 5. Prinsip Pendidikan Karakter Suyanto (2010; 23), menegaskan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian e. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik h. Memfungsikan seluruh staff sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Adanya pembagian menghargai keragaman moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guruguru karakter, dan manifestasi. 6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Suyanto (2010: 9) menegaskan bahwa keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: (1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; (2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; (3) Menunjukkan sikap percaya diri; (4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; (5) Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; (6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; (7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; (8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; (9) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (10) Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; (11) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; (12) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; (13) Menghargai karya seni dan budaya nasional; (14) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; (15) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; (16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; (17) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai
adanya
perbedaan
pendapat;
(18)
Menunjukkan
kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; (19) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; (20) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; (21) Memiliki jiwa kewirausahaan. B. Hakikat Cinta Tanah Air 1. Pengertian Cinta Tanah Air “Cinta tanah air adalah berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara” (Karnadi, 2007:12). Cinta tanah air tergambar pada diri seseorang ketika orang tersebut bisa berpikir dan bersikap baik atas negaranya. Seperti menghargai perjuangan pahlawan, memiliki kartu tanda penduduk (KTP) tidak lebih dari satu dan pastinya setia menjaga nama baik bangsa Indonesia.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap warga negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memelihara melestarikan, mencintai lingkungannnya dan senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia dimata dunia (Suwarno, 2000:12). Cinta tanah air adalah suatu sikap mencintai, bangsa dan Negara tanpa mengenal fanatisme kedaerahan. Cinta tanah air berarti cinta pada lingkungan dimana ia berada sampai pada ujungnya mencintai Negara tempat ia memperoleh sumber penghidupan dan menjalani kehidupan sampai akhir hayatnya. Dengan demikian dapat dikatakan Cinta tanah air adalah perilaku yang menunjukkan kepedulian, penghargaan, yang dilandasi semangat kebangsaan dan rela berkorban demi nusa dan bangsa. Sikap cinta tanah air tiap individu dapat tercemin melalui perilaku
kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia
anak-anak diwajibkan untuk menempuh pendidikan, karena melalui pendidikan peserta didik dikenalkan dan diajarkan untuk mengenal dan mencintai Negaranya Indonesia. Cinta tanah air sama halnya cinta dengan lingkungan dimana kita tinggal. Meyakini bahwa Pancasila sebagai dasar Negara dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengimplementasikannya dalam keseharian. Bela negara adalah salah satu sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga Negara. Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam menjalankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara (Suwarno, 2000:7). Salah satu upaya Bela negara
adalah
dengan
tetap
diselenggarakannya
Pendidikan
kewarganegaraan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. 2. Perilaku dan Indikator Cinta Tanah Air Perilaku sikap Cinta tanah air berarti mencintai produk dalam negeri, rajin belajar bagi kemajuan bangsa dan Negara, mencintai lingkungan hidup, melaksanakan hidup bersih dan sehat, mengenal wilayah tanah air tanpa fanatisme kedaerahan (Dirjen Pothankam, 2010:47). Kesimpulannya adalah perilaku Cinta tanah air bisa didapat ketika seseorang bisa memulai hal kecil seperti mencintai produk dalam negeri, menempuh pendidikan, mengenal lingkungan dan hidup damai antar sesama serta tidak fanatik terhadap daerah orang lain (budaya, agama, suku, dan ras) adalah bukti bahwa Indonesia Negara yang besar dari masyarakat yang memiliki perilaku baik. 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Cinta Tanah Air Individu yang memiliki perilaku cinta tanah air adalah individu yang bertaqwa kepada Tuhannya, memiliki semangat kebangsaan, disiplin akan norma dan peraturan yang ada, bertanggung jawab dan 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peduli akan sesama, memiliki rasa toleransi antar agama, suku, budaya lain, berbahasa Indonesia baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, menjalin kerukunan antar masyarakat, saling menghormati dan menghargai, bangga akan bangsa dan negara, cinta produk dalam negeri, tenggang rasa, Bineka Tunggal Ika (berbeda tetap satu tujuan), sederhana, kreatif, cekatan (Susanto, 2008:25). Dari pendapat ahli diatas, individu yang memiliki karakteristik karakter cinta tanah air adalah individu yang mempunyai perilaku baik terhadap tanah airnya. Menghargai perbedaan yang ada di Indonesia, menghargai perjuangan pahlawan dan menjunjung tinggi bahasa adalah ciri individu yang memiliki karakteristik baik, dan bangga akan produk serta kekayaan yang ada di Indonesia. 4. Aspek-Aspek Cinta Tanah Air Karakter cinta tanah air dikaitkan melalui keragaman yang ada di Indonesia menurut Kurniawan (2013) terdapat beberapa aspek yang perlu dipahami, antara lain adalah: a. Sikap Bela Negara untuk Tanah Air Cinta tanah air terbentuk dari adanya rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan melestarikan alam dan lingkungan. Selain itu, menghargai perjuangan para pahlawan, memiliki rasa toleransi antar satu sama lain, menjunjung tinggi bahasa, memakai dan menyukai produk dalam negeri merupakan sikap yang tercermin pada bela negara. b. Menghargai Orang Lain (toleransi) sebagai Warga Negara Indonesia. Terbentuknya sikap toleran menjadikan individu memahami setiap perbedaan, sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan suku, agama, budaya maupun ras, dan adanya rasa saling menghormati serta menghargai antar sesama umat manusia. Aspek toleransi dimaksudkan untuk banyaknya siswa yang kurang terbuka pada berbagai macam latar belakang orang lain disekitarnya. c. Taat pada Norma dan Peraturan Dalam kehidupan sehari-hari taat pada peraturan dan norma harus diimbangi dengan sikap individu itu sendiri. Tidak hanya peraturan dan norma Negara saja, tetapi sebagai peserta didik taat pada peraturan dan norma yang ada di lingkungan dia berada baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat harus dipatuhi. Individu harus menyadari dan tahu tujuan peraturan dan norma dibuat. Karena apabila peraturan dan norma tersebut dilanggar maka individu tersebut harus siap dengan sanksi yang berlaku. 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Hakikat Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Makhrifah & Nuryono (2014:1) mengemukakan bimbingan klasikal merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam suatu kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Winkel dan Hastuti (2004) menjelaskan bimbingan klasikal merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. Pengertian lain menyebutkan bahwa bimbingan klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang siswa (satu kelas). Bimbingan klasikal dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di kelas. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan pemberian layanan informasi kepada peserta didik melalui bimbingan dan konseling berfkus pada optimalisasi perkembangan peserta didik itu sendiri. 2. Tujuan Bimbingan Klasikal Menurut Makhrifah & Nuryono (2014: 2) strategi layanan dalam bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan dalam Suciati (2005) mendeskripsikan tujuan bimbingan klasikal ke dalam beberapa bagian diantaranya sebagai berikut: a.
Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek kognitif Berorientasi pada kemampuan berpikir, dimana mencakup kemampuan intlektual yang sederhana, yaitu mengingat sampai pada pemecahan masalah. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.
Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek afektif Berorientasi pada perasaan emosi, sistem, nilai dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarki tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi penerimaan, partisipasi, penentuan, sikap, pembentukan organisasi sitem nilai, dan pembentukan pola hidup.
c.
Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek psikomotorik Berorientasi pada ketrampilan motorik individu mengenai anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotorik dari tingkatan paling rendah meliputi persepsi, 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. 3. Manfaat Bimbingan Klasikal Manfaat bimbingan klasikal menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) tentang Bimbingan dan Konseling (2004) diantaranya sebagai berikut: a. Siswa semakin memahami dirinya seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku dan lain sebagainya. b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya. c. Siswa semakin tertarik, termotivasi, dan berminat untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik. d. Siswa
semakin
mampu
menyelesaikan
masalahnya
dan
mengambil keputusan sendiri Dallam hidupnya, serta mampu merencanakan
kegiatan-kegiatan
yang
berguna
untuk
pengembangan hidupnya. e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia. g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Teknik/Strategi dalam Layanan Bimbingan Klasikal Penggunaan
teknik
dalam
kegiatan
layanan
bimbingan
klasikal/kelompok mempunyai banyak fungsi. Selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan klasikal/kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai, juga dapat membangun suasana dalam kegiatan bimbingan lebih bergairah. Juga dapat membuat siswa agar tidak jenuh dan bosan mengikuti kegiatan bimbingan. Seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001:86), “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan”. Berikut beberapa teknik
yang
biasa
digunakan
dalam
pelaksanaan
bimbingan
klasikal/kelompok: a. Teknik pemberian informasi (expository) Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah. Artinya pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah: 1) Dapat melayani banyak orang, 2) Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien, 3) Tidak terlau banyak memerlukan fasilitas, 4) Mudah dilaksanakan dibandingkan teknik lain. Sedangkan kelemahannya antara lain: 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Sering dilaksanakan secara monolog, 2) Individu yang mendengarkan kurang aktif, 3) Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi menarik. b. Diskusi kelompok Diskusi
kelompok
adalah
percakapan
yang
telah
direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer & Munro (dalam Romlah, 2001:89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu: (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia. c. Teknik pemecahan masalah (problem solving) Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah: 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah 4) Menguji masing-masing alternatif 5) Memilih
dan
melaksanakan
menguntungkan 32
alternatif
yang
paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai d. Permainan peranan (role playing) Bennett dalam Romlah (2001:99) mengatakan bahwa “permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan anatar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. Menurut Bennett terdapat 2 macam permainan peranan, yakni sosiodrama dan psikodrama. Sosiodrama adalah permainan peranan yang bertujuan untuk memecahkan masalah sosial dalam hubungan antar manusia. Melalui sosiodrama, individu akan merasakan dang menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya. Kemudian, dari permainan peranan itu diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. Psikodrama merupakan permainan yang dimaksudkan agar individu dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhankebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya. Dengan memerenakan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat berkurang atau dihindari.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Permainan simulasi (simulation game) Adams dalam Romlah (2001:109) menjelaskan bahwa permainan simulasi merupakan permainan yang bertujuan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan sebagai permainan peranan dan teknik diskusi. f. Home room Home room yakni suatu program kegiatan dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid di luar jam pelajaran sekolah untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Kegiatan home room bertujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya, sehingga dapat membantu murid-muridnya dengan penanganan yang tepat dan efisien. Program home room hendaknya menciptakan suatu situasi yang bebas
dan
menyenangkan,
sehingga
murid-murid
dapat
mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Dalam kegiatan home room dapat dilakukan tanya jawa, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya. g. Karyawisata/field trip Karyawisata/field trip merupakan kegiatan rekreasi yang dikemas
dengan
klasikal/kelompok
metode dengan
mengajar tujuan
agar
dalam
bimbingan
siswa
memperoleh
penyesuaian dalam kelompok dalam kerjasama dan penuh 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggungjawab. Metode karyawisata berguna untuk membantu siswa memahami masalah kehidupan nyata dalam lingkungannya. Contoh dari kegiatan karyawisata adalah siswa diajak ke museum, kantor percetakan, bank, pengadlan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/budaya tertentu. Kegiatan karyawisata ini berguna untuk mendapatkan informasi bagi siswa. Siswa dapat langsung melihat objek-objek menarik dan mendapatkan suatu informasi atau ilmu baru bagi dirinya. Selain itu, siswa juga mendapakan kesempatan memperoleh terhadap situasi kehidupan kelompok tertentu. Dan siswa juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita sesuai dengan minatnya. h. Pengajaran remedial Pengajaran remedial merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu. Remedial diberikan kepada siswa perlu penanganan pribadi atau yang tidak dapat di atasi secara kelompok/klasikal. i. Organisasi siswa/kegiatan kelompok Organisasi siswa atau kegiatan kelompok merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Melalui organisasi banyak permasalahan yang dapat diselesaikan yang bersifat individu maupun
kelompok.
Dalam 35
organisasi,
siswa
mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya, memupuk rasa tanggungjawab dan harga dirinya. 5. Langkah-Langkah Layanan Bimbingan Klasikal Barus (2015) menyatakan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan klasikal di dalam kelas maupun luar kelas dilakukan dalam satu rangkaian langkahnya
kegiatan terdiri
kelompok/group
experiential atas
process
learning.
Prosedur/langkah-
pengantar/instruksi →
refleksi
→
pengalaman
dinamika →
sharing
pengalaman → perumusan niat (I statement) untuk berubah/perbaikan diri. Prosedur ini bertujuan untuk mengembangkan dimensi sosialpsikologis, keterampilan hidup, klarifikasi nilai, dan perubahan sikap perilaku individu dalam kelompok. Barus, (2015) menambahkan bahwa dalam layanan bimbingan klasikal, pendekatan experiential learning lebih ditekankan, mengingat layanan bimbingan lebih menonjol muatan aspek afeksi (nilai,sikap), perilaku, dan nilai-nilai karakter. Hal ini berarti bahwa layanan bimbingan klasikal tepat jika diberikan dengan menggunakan pendekatan experiential learning D. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning Experiential learning adalah suatu proses belajarmengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara langsung. Experiential learning ini lebih bermakna ketika pembelajar berperan serta dalam melakukan kegiatan (Nasution, 2005). Experiential learning merupakan sebuah model holistik dari proses pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme (Kolb, 1984). Jadi
experiential
learning
adalah
suatu
pendekatan
yang
dipusatkan pada pengalaman belajar. Berfokus pada pembelajan melalui dinamika kelompok yang efektif. Untuk dapat lebih memaknai sebuah pengalaman dalam pendekatan experiential learning dapat menggunakan media refleksi. 2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning Tujuan dari pendekatan experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa deengan tiga cara yaitu: mengubah struktur kognitif, mengubah sikap siswa, dan memperluas ketrampilanketrampilan yang sudah ada. Ketiga tujuan ini saling berkaitan dan tidak terpisah-pisah (Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengekspresikan ketrampilan-ketrampilan yang sudah mereka miliki dengan baik). 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning
Pembelajaran experiential learning mengajak peserta didik untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamati/dialami dengan tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut. Menurut Kolb (Kohonen, 2001: 28-30) pembelajaran dengan metode experiential learning memiliki langkah-langkah utama, yaitu: a. Pengalaman kongkrit Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek afektif seseorang, daripada aspek kognitif. Pengalaman kongkrit merupakan orientasi artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan cerita-cerita autobiografi.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Konseptualisasi abstrak Proses belajar yang mengutamakan pikiran (kognitif) dan menggunakan
logika,
serta
pendekatan
sistematis
dalam
pemecahan masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan maksud untuk merapikan dan menempatkan sistem konseptual. Aktivitas instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan, dan pembangungan model dan analogi. c. Observasi reflektif Proses belajar yang mengutamakan persepsi seseorang terhadap sesuat, dimana berpusat pada pemahaman arti dari ide dan situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu memperhatikan bagaimana segala sesuatu yang terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif, pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi. d. Eksperimen aktif Eksperimen aktif ini mengajak peserta didik belajar melalui tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha terus-menerus untuk memengaruhi orang, mengubah situasi, dan mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
instruksional
yang
dapat
digunakan,
meliputi
permainan,
drama/simulasi, penggunaan studi kasus, proyek lapangan, dan lain-lain. 4. Kekuatan Experiential Learning dalam Pendidikan Karakter Pendekatan experiential learning dalam pendidikan karakter menuntut siswa untuk selalu terlibat karena siswa dianggap sebagai pusat
dalam
pembelajaran.
Pendekatan
experiential
learning
mengajak peserta didik untuk mampu mengolah diri, memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya dengan bantuan orang lain melalui pembelajaran. Dalam Supratiknya (2011) menjelaskan bahwa experiential learning memiliki aktivitas inti yang menjadi ciri khas dan kekuatan dalam proses belajarnya, beberapa diantaranya sebagai berikut: a. Refleksi Refleksi adalah suatu kegiatan untuk menghadirkan kembali dalam batin peserta didik dalam menemukan makna dan nilai tentang pengalaman yang sudah dialami. Refleksi bertujuan untuk
mendidik
pesertya
didik
dalam
menghubungkan
pengalaman pribadi dengan pembelajaran yang didapat. Kegiatan refleksi yang baik akan membantu peserta didik untuk menemukan insight atau pencerahan dalam menangkap nilai-nilai hidup yang mendalam serta mendorong peserta didik untuk bertindak mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Sharing Kegiatan sharing adalah kelanjutan dari refleksi. Dimana refleksi dilakukan oleh peserta didik secara individual, lalu hasil refleksi tersebut diceritakan (sharing) dalam kelompok dengan maksud membagikan pikiran atau perasaan yang muncul sebagai hasil refleksi dalam kegiatan bersama. Dalam kegiatan sharing masing-masing peserta didik saling mendengarkan dan saling membantu untuk menangkap makna dan nilai dari berbagai pengalaman hidup agar pengalan tersebut dapat meneguhkan setiap peserta didik setelah melakukan sharing. E. Kajian Penelitian Relevan Penelitian terdahulu mengenai pendidikan karakter cinta tanah air (2015) dengan judul tesis, Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran di SMP Negeri 1 Kawarasan Kabupaten Kebumen. Adapun Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan karakter agar dilaksanakan dalam pembelajaran (KTSP ) di setiap sekolah, 2) Sosialisai kepada guru-guru terus dilakukan , 3) Perlu daya dukung,sarana dan prasaran untuk menunjang pendidikan karakter. Menindaklanjuti penelitian terdahulu, peneliti melakukan penelitian implementasi terkait dengan model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan eksperiential learning untuk meningkatkan nilai karakter cinta tanah air pada remaja SMP. Remaja belajar mengenai cinta tanah air melalui lingkungan sekitarnya. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Kerangka Berpikir Lemahnya karakter cinta tanah air dalam diri peserta sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang diintergrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan pada sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP, masih berkaitan dengan nilai-nilai sebatas tataran kognitif. Maka pendidikan karakter diimplementasikan dalam layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning melalui beberapa tahap. Pendekatan experiential learning dipadankan dalam layanan bimbingan klasikal. Tahap experiencing muncul dalam tahap pengantar instruksi dan dinamika kelompok. Tahap publishing muncul dalam tahap berbagi atas pengalaman pribadi dalam kelompok. Tahap processing muncul dalam tahap diskusi antar kelompok dan refleksi pribadi. Tahap generalising muncul dalam tahap pernyataan hasil belajar. Tahap applying muncul dalam tahap rencana perbaikan perilaku sebagai ujung kegiatan, pada tahap ini diyakini telah mampu menginternalisasi nilai cinta tanah air dalam kehidupannya. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, penghayatan secara efektif, dan pengamalan karakter cinta tanah air sebagai siswa. berikut disajikan dalam gambar 2.2 berikut ini:
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan Karakter Terintegrasi
Pendidikan Karakter Perlu
Ditingkatkan
Pendidikan karakter diformulasikan menjadi mata pelajaran. Pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata dan ceramah
Implementasi Pendidikan Karakter Cinta tanah air Melalui Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Guru memberikan bombongan atas niat siswa.
Siswa merumuskan tekad/niat dalam upaya perbaikan perilaku berdasarkan konsep yang disimpulkan
Pengantar dan Instruksi dinamika kelompok (1)
Rencana perilaku perbaikan (5)
Kesimpulan & Pernyataan hasil belajar (4)
Guru memberikan materi kegiatan atas kesimpulan siswa. Siswa menginternalisasikan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari Siswa secara pribadi/kelompok membuat kesimpulan dari pernyataan hasil belajar.
Guru memberikan pengantar, tujuan layanan bimbingan, dan ice breaking untuk meningkatkan semangat siswa mengikuti layanan. Guru memberikan penjelasan terkait tujuan layanan bimbingan dan dinamika kelompok.
Applying
Generalising
Experience
Topik Bimbingan: 1. Menjunjung toleransi 2. Mencintai Tanah Air Melalui keseharian 3. Aku Disiplin Peraturan
Berbagi pengalaman pribadi (2)
Publishing
Processin g
Refleksi dan sharing pengalaman pribadi/kelompok (3)
Guru membantu siswa dalam mereflesikan &mensharingkan pengalaman belajarnya. Siswa mereflesikan &mensharingkan pengalaman pribadi/kelompoknya.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir 43
Siswa mengobservasi/mengama ti pengalaman berkegiatan. Siswa membagikan hasil pengalaman pribadi. Guru memberikan feedback.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis Penelitian Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini . Ho
: Implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan tidak efektif meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017.
Hi
: Implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII A SMP N 1 petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan realibilitas kuesioner, dan teknik analisis prosuder pengumpulan data. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan pendekatan pre-experimental dengan menggunakan one group pre-test post-test design. Menurut Sugiyono (2013:109) dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dikatakan demikian karena masih terdapat variabel luar yang dipikirkan ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, tetapi tidak dikontrol. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini sebelum perlakuan subyek penelitian terlebih dahulu diberikan pre-test (tes awal) dan diakhir perlakuan diberi post-test (tes akhir). Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui gambaran umum tingkat karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasikal dengan pendekatan experiantial learning. Selain itu peneliti akan mengetahui efektivitas implementasi model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan pada tahun ajaran 2016/2017. Secara sederhana, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design Pre-test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Keterangan: O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan O2 : tes akhir (posttest)setelah perlakuan diberikan X
: treatment atau perlakuan melalui pendidikan karakter cinta tanah
air berbasis layanan bimingan dengan pendekatan experiential learning. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan tanggal 15, 16 Februari 2017 dan pada pukul 09.00-11.30 di SMP N 1 Petanahan. Penelitian ini dilakukan dalam dua hari pertemuan, berlokasi di ruang kelas VIII A.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. Subjek penelitian berikut dijelaskan dalam tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian Keterangan
Jumlah Siswa
VIII-A
32 orang
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pre-test dan post-test peningkatan karakter cinta tanah air. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasikal dengan pendekatan experiential learning.Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Tahap persiapan 1)
Menganalisis topik materi.
2)
Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling (RPBK).
3)
Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala.
4)
Membuat soal-soal tes dan item kuesioner
5)
Revisi dan konsultasi kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Gendon Barus, M. Si
b. Tahap pelaksanaan 1) Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2) Implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. 3) Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan
pemahaman
konsep
siswa
implementasi. c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang diperoleh. 48
setelah
mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Mengolah data hasil penelitian. 3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4) Menarik kesimpulan. 2. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa prinsip dalam penelitian adalah pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Maka, dapat dideskripsikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang dapat diamati. instrumen
dalam
penelitian
kuantitatif
berupa
tes,
pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen, yaitu tes karakter cinta tanah air, skala penilaian diri (self assessment), dan validasi penilaian siswa. Instrumen penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Tes Karakter Cinta Tanah Air Winkel dan Hastuti (2004: 295) menjelaskan bahwa terdapat beberapa skala tipe penelitian, antara lain skala numerik, skala penilaian, bergradasi, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, berbentuk objektif dengan tipe pilihan ganda. dalam penelitian ini, tes karakter cinta tanah air dibuat dalam bentuk pilihan ganda dimana pilihan-pilihan tersebut berupa pernyataan-pernyataan dengan alternative jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4, dan masing-masing alternative jawaban 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengandung kebenaran. skor 4 adalah skor tertinggi yang mewakili nilai karakter cinta tanah air, sedangkan untuk skor 1 mewakili nilai karakter cinta tanah air yang rendah. penggunaan kuesioner sifatnya tertutup. artinya peserta didik dapat langsung memillih alternative jawaban yang sudah disediakan oleh penelliti. tes tingkat karakter cinta tanah air ini diberikan oleh peneliti kepada peserta didik disaat awal sesi (pre-test) dan akhir sesi (post-test) bahasan. pre-test diberikan kepada siswa dengan maksud untuk, mengetahui gambaran umum mengenai tingkat karakter cinta tanah air siswa. sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiental learning bagi siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017. Kisi-kisi tes karakter cinta tanah air divisualisasikan pada tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Karakter Cinta Tanah Air No Aspek
1
2
Aspek Menghargai orang lain ( toleransi)
Aspek Sikap Bela Negara
Indikator
Item
a. Terbuka dalam mengenal orang lain dari berbagai macam latar belakang keyakinan. b. Menghargai keyakinan orang lain dan menempatkan diri dengan baik.
8, 9, 11, 20
a. Cinta tanah air budaya dan mengenal budaya Indonesia .
18, 4, 5, 14
b. Mencintai Produk dalam negeri.
3
Aspek taat pada peraturan (sekolah, umum, dan dirumah)
1, 7
a. Mengatur perilaku dan bersikap sesuai tata tertib/ peraturan yang berlaku di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
50
16
3, 2, 13, 15, 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kuesioner Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Kuesioner penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Dalam Sugiyono (2013: 134) menjelaskanskala Likert digunakan untuk mengukur
sikap,
pendapat,
dan
persepsi
seseorang
atau
sekelompok orang tentang sosial. Pemberian jawaban dari setiap item yang dibuat oleh peneliti berupa kata-kata sangat setuju (sj), setuju (s), kurang setuju (ks), tidak setuju (ts). kuesioner penilaian diri ini dibagikan oleh peniliti kepada siswa untuk diisi setiap akhir sesi bahasan. Kuesioner ini digunakan peneliti untuk mellihat responsi perseptual siswa terhadap penguasaan isi materi/ butirbutir yang diberikan dalam pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Kisikisi skala penilaian diri akan disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri (Self assesmment scale) No
Topik
1 Menjunjung Tinggi Toleransi. 2
Indikator
Item
a. Mampu mendeskripsikan makna toleransi
1, 4, 20
b. Mengenali nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.
8, 19
a. Menjelaskan keragaman budaya Indonesia. 2, 17 b. Mampu menyebutkan simbol dan makna Mencintai tanah air melalui keseharian. bela Negara.
3 Aku disiplin peraturan
6, 9, 14, 10, 11, 12 3
c. Mengenal bangsa Indonesia melalui lagu nasioanal. a. Mampu menjelaskan pentingnya peraturan- 5, 7, 13, peraturan mengapa dibuat. 15, 16 b. Menyebutkan manfaat peraturan
51
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert judgment (Azwar, 2009: 45). Pada penelitian ini instrumen penelitian dikontruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategis Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini yang berperan adalah Dr. Gendon Barus, M.Si. Selain itu, uji validitas instrumentes maupun skala penillaian karakter cinta tanah air dilakukan dengan uji statistik yang mengkorelasikan skor-skor item total menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:
( √*
(
Keterangan: : koefisien korelasi : skor item : skor total : banyaknya subjek 52
) }*
)(
) (
) +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai koefisien korelasi Pearson menggunakan r tabel = 0,25 pada taraf signifikansi ≤ 0,25. Butir instrumen dapat dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,25, sedangkan butir instrumen dapat dikatakan tidak valid jika r hitung ≤ 0,25. Peneliti sudah melakukan uji validitas tes karakter cinta tanah air yang berjumlah 20 item soal dengan menggunakan SPSS versi 16, maka diperoleh hasil hitung validitas tes karakter cinta tanah air pada tabel 3.5 sebagai berikut. Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Tes Karakter Cinta Tanah Air No
1.
Aspek
Aspek toleransi
Indikator d. Terbuka dalam mengenal orang lain dari berbagai macam latar belakang keyakinan. a.
a.
2.
3.
Aspek Sikap Bela Negara
Aspek taat peraturan dan norma
Menghargai keyakinan orang lain dan menempatkan diri dengan baik. Cinta tanah air budaya dan mengenal budaya Indonesia .
b.
Mencintai Produk dalam negeri.
c.
Bela negara
Mengatur perilaku dan bersikap sesuai tata tertib yang berlaku di sekolah.
53
Item
r hitung
Sig. (2tailed)
Keterangan
1
0.332
0.063
Valid
7
0.221
0.225
Revisi
8
0.434
*
0.013
Valid
9
0.308
0.086
Valid
11
0.028
0.254
Revisi
20
0.124
0.499
Revisi
18 4
0.433 0.353
0.013 0.048
Valid Valid
5
0.101
0.583
Revisi
14
0.625
0.000
Valid
16
-0.159
0.386
Revisi
6
0.411
0.020
Valid
10 12 19 3 2
0.202 0.385 0.467 0.285 0.177
0.267 0.030 0.007 0.114 0.331
Revisi Valid Valid Valid Revisi
13
0.354
0.047
Valid
15
0.388
0.028
Valid
17
0.186
0.309
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel rekapitulasi hasil uji validitas tes karakter cinta tanah air tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 12 item valid dan 8 item yang perlu di revisi. Berikut disajikan tabel 3.6 rekapitulasi hasil uji validitas skala penilaian diri/ self assessment scale. Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri (Self Assesment Scale) No Topik
1 Menjunjung Tinggi Toleransi.
Indikator a. Mampu mendeskripsikan makna toleransi b. Mengenali nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari. a. Menjelaskan keragaman budaya Indonesia.
b. Mampu menyebutkan 2 Mencintai tanah air melalui keseharian. simbol dan makna Bela Negara.
c. Mengenal bangsa Indonesia melalui lagu nasioanl.
3 Aku disiplin peraturan
a. Mampu menjelaskan pentingnya peraturanperaturan mengapa dibuat. b. Menyebutkan manfaat peraturan
54
Item
r hitung
Sig. (2tailed)
Keterangan
1
0.272
0.132
Valid
4
0.043
0.815
Revisi
20
0.346
0.053
Valid
8
0.348
0.051
Valid
19
-0.229
0.207
Revisi
2
0.387
0.029
Valid
17
0.391
0.027
Valid
6
0.187
0.305
Revisi
9
0.178
0.328
Revisi
14
0.036
0.846
Revisi
10
0.066
0.721
Revisi
11
0.621
0
Valid
12
0.301
0.094
Valid
3
0.281
0.119
Valid
5
0.583
0
Valid
7
0.178
0.328
Revisi
13
0.495
0.004
Valid
15
0.325
0.07
Valid
16
0.159
0.383
Revisi
18
0.186
0.309
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel rekapitulasi hasil uji validitas self assessment scale tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 11 item valid dan 9 item yang perlu di revisi. 2. Reliabilitas Tes dan Kuesioner Skala Penilaian Diri Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode alpha. Rumus Alpha menurut Arikunto (2010) adalah sebagai berikut: r11 = (
r11
: Nilai Realibilitas
∑
: Jumlah varians skor
) (
∑
)
:Varians total tiap item k
: Jumlah item/butir pertanyaan Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga
rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika r11≥ r tabel) berarti Realibel. Jika r11≤ r tabel) berarti Tidak Realibel. Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Efektivitas Model digunakan Formula Kuder-Richardson. Penggunaan rumus ini apabila setiap belahan tes merupakan butir skor dikotomi
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki; 2000). Karena skor kuesioner validasi model berupa angka 0 dan 1 maka digunakan rumus: [
]
Keterangan: r : Koefisien reliabilitas yang dicari : Jumlah proporsi jawaban benar kali salah per butir pertanyaan S : Varian skor tes : Banyaknya butir soal Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji statistik reliabilitas, penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956) dengan norma criteria skor sebagai berikut. Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford Norma atau kriteria Skor
Kategori
0,91 - 1,00
Reliabilitas Sangat Tinggi
0,71 - 0,90
Reliabilitas Tinggi
0,41 - 0,70
Reliabilitas Sedang
0,21 - 0,40
Reliabilitas Rendah
-1,00-0,20
Reliabilitas Sangat Rendah
Selain itu juga, peneliti juga menguji coba dengan menghitung reliabilitas item dengan menggunakan bantuan program komputer
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SPSS versi 16, maka diperoleh hasil hitang reliabilitas tes karakter cinta tanah air pada tabel 3.8 sebagai berikut. Tabel 3.8 Reliabilitas Tes Karakter Cinta Tanah Air
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.333
20
Tabel 3.9 Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .473
N of Items 20
Berdasarkan hasil hitung reliabilitas tes karakter cinta tanah air dapat diketahui bahwa nilai α = 0,473. Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori rendah. 3. Uji Normalitas Menurut Nurgiyantoro dkk (2009:110) uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penilaian tersebut harus diuji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variable yang dianalisis berdistribusi normal. Peneliti
menggunakan
SPSS
versi
16
dalam
mengukur
kenormalan distribusi pada tes karakter cinta tanah air. SPSS memiliki kriteria dalam uji normalitas. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai sifnifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak nomal. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan One Simple Kolmogorov-Smirnov Test, hasil penghitungan data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas instrumen tes karakter cinta tanah air pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas Instrumen Tes Karakter Cinta Tanah Air
pretest N Normal Mean Paramete Std. Deviation a rs Most Absolute
posttest 32
32
53.1875
66.5938
3.92213
3.47209
0.136
0.157
Extreme Positive Difference Negative s Kolmogorov-Smirnov Z
0.136
0.101
-0.112
-0.157
0.767
0.89
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.599
0.407
a. Test distribution is Normal.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa dua teknik analisis data sebagai berikut: 1. Teknik analisis data tes karakter cinta tanah air guna menganalisis rumusan masalah pertama untuk melihat peningkatan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka akan dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil. Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Setelah mengetahui norma kategorisasi untuk melihat peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka hasil penghitungan analisis skor disajikan dalam norma kategorisasi tes karakter cinta tanah air yang divisualisasikan dalam tabel 3.11 dan tabel 3.12 berikut ini
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.11 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Cinta tanah air Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017 Norma/Kriteria Rentang Skor Kategori Skor +1,8σ < μ
> 68
Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ
56 – 68
Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
44 – 55
Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
32 - 43
Rendah
μ ≤ -1,8σ
< 32
Sangat Rendah
Keterangan: Skor maksimum teoritik:Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik :Skor
terendah
yang
diperoleh
subjek
penelian menurut perhitungan skala. Standar deviasi (σ/sd)
:Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik)
:Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
2. Teknik analisis uji hipotesis guna menganalisis rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis dalam penelitian untuk menganalisis signifikansi
hasil implementasi
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 dilakukan dengan teknik statistik uji paired sample t test digunakan untuk menganalisis perbedaan skor rata-rata antara pre-test dan posttest pada siswa kelas VIII A di SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti program implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berikut adalah rumus untuk menghitung uji paired sample t-test:
t=
x1 - x 2 S s12 s 22 + 2r 1 n n1 n2 1
S 2 n 2
Keterangan:
x1 : Rata-rata sampel 1 (Pre-test) s12 : Varians sampel 1 (Pre-test) x 2 : Rata-rata sampel 2 (Post-test)
s22 : Varians sampel 2 (Post-test) S1 : Simpangan baku sampel 1 (Pre-test) S 2 : Simpangan baku sampel 2 (Post-test) r
: Korelasi antara dua data kelompok
Uji paired sampel t test dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, dimana data sudah diuji kenormalitasannya. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan teknik analiss deskriptif kategorisasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self assessment), dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat setuju), s (setuju), ks (kurang setuju), ts (tidak setuju). Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena lainnya. Hasil perhitungan analisis data skor kuisoner penilaian diri (self assessment) subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter cinta tanah air siswa/I kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017 sebagai berikut: Tabel 3.12 Norma Kategorisasi Penilaian Diri Tingkat Karakter Cinta Tanah Air Siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017 Norma/Kriteria Skor
Rentang Skor
Kategori
+1,8σ < μ
>68
Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ
56 – 68
Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ
44 – 55
Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ
32 – 43
Rendah
μ ≤ -1,8σ
< 32
Sangat Rendah
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter cinta tanah air
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan skala penilaian diri (self assessment) dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik
: 1 x 20 = 20
Luas jarak
: 80-20 = 60
Standar deviasi (σ/sd) :
= 10
μ (mean teoritik)
:
63
= 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan unruk menjawab rumusan masalah penelitian ini. A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP N 1 Petanahan Kebumen Sebelum dan Sesudah Layanan. Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan tes karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah layanan. Peneliti melakukan analisis data dengan menghitung selisih rata-rata pretest dan posttest. Berikut disajikan peningkatan implementasi pendidikan karakter cinta tanah air dari hasil pre test dan post test. 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
66,59 53,19
pretest
posttest
Grafik 4.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Karakter Cinta Tanah Air Siswa antara Pretest dan Posttest 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Capaian rata-rata skor tes karakter cinta tanah air sebesar 53,19 (pre test) dan 66,59 (post test)
jika dihitung dengan ketentuan
maka dapat diketahui capaian rata-rata skor siswa mengalami kenaikan sebesar 13,4
poin. Selanjutnya distribusi efektivitas
pendidikan karakter cinta tanah air antara sebelum dan sesudah implementasi sebagai berikut. Tabel 4.1 Distribusi Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Rentang Skor
Kategorisasi
Pre-test
Post-Test
F
%
F
%
>68
Sangat tinggi
0
0
16
50
56-68
Tinggi
8
25
16
50
44-55
Sedang
24
75
0
0
32-43
Rendah
0
0
0
0
Sangat rendah
0
0
0
0
<32
B
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil tes karakter cinta tanah air sebelum tindakan (pre test) sebagai berikut: a. Ada 8 (25%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air tinggi. b. Ada 24 (75%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sedang. Sedangkan hasil tes karakter cinta tanah air sesudah tindakan (post test) menunjukkan hasil sebagai berikut: a. Ada 16 (50%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Ada 16 (50%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air tinggi. Hasil data sebelum dan sesudah tindakan memiliki selisih tiap kategorinya. Kategori rendah memiliki selisih (-1), kategori sedang memiliki selisih (+2), sedangkan pada kategori tinggi memiliki selisih (-1). Selain penyajian data distribusi peningkatan karakter cinta tanah air di atas, penelitian ini memperoleh data komposisi sebaran subjek berdasarkan capaian skor pendidikan karakter cinta tanah air antara pre test dan post test pada grafik 4.2 berikut. 80 60 40 20 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 pretest
posttest
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Karakter Cinta Tanah Air antara Pre dan Post Test Grafik 4.2 menunjukkan bahwa capaian skor siswa antara sebelum (pre test) dan sesudah (post test) implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, dapat diketahui bahwa pada saat pretest yang semula kategori menunjukkan sedang ada 24 (75%) siswa, 8 (25%) siswa kategori tinggi, dan setelah dilakukannya tindakan/
bimbingan
menunjukkan
hasil
posttest
mengalami
peningkatan. Ada 16 (50%) siswa berada pada kategori sangat tinggi 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan 16 (50%) siswa berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif meningkatkan karakter cinta tanah air siswa. 2. Signifikansi Hasil Peningkatan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017 Antara Sebelum dan Sesudah Layanan. Hasil efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal antara sebelum dan sesudah implementasi dengan menggunakan pendekatan experiential learning dianalais menggunakan uji T Paired Sample Test. Hasil uji tersebut digunakan
untuk
mengetahui
signifikansi
hasil
peningkatan
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Uji Signifikansi Peningkatan Karakter Cinta Tanah Air Siswa/I Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Std. Deviatio Std. Error Mean Pair 1 Pretest – Posttest
n
-1.34062E1 4.44217
Mean .78527
of the Difference Lower
Sig. (2-
Upper
t
-15.00782 -11.80468
-17.072
Df
tailed)
32
Implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menunjukkan hasil melalui SPSS menghasilkan mean antara pretest dan posttest dari 32 siswa. Pada skor pretest hasil yang diperoleh adalah 53,1875 dan posttest sebesar 66,5938. Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Pretest
53.1875
32
3.92213
.69334
Posttest
66.5938
32
3.47209
.61379
Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik uji Two Related Sample Test dengan bantuan SPSS versi 16. Hasil uji T menunjukkan skor sebesar -17,072 (sig=0,000). Jadi hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi. Maka dapat disimpulkan hasil analisis uji T tersebut menggambarkan implementasi pendidikan karakter cinta 68
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning antara sebelum dan sessudah layanan pada siswa kelas VIII A secara signifikan efektif. 3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen Tahun Ajran 2016/2017 di Tiap Sesi Layanan Bimbingan. Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari kuesioner penilaian diri (self assessment), yang dihimpun di tiap akhir sesi bimbingan dalam implementasi pendidikan karakterr cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal diketahui hasil peningkatan karakter cinta tanah air pada tiap sesinya dengan melakukan pengkategorisasian dalam menganalisis data. Pengkategorisasian dilakukan untuk melihat hasil peningkatan implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen. Gambaran hasil peningkatan dapat dilihat pada grafik 4.3, tabel 4.3 dan grafik 4.4 sebagai berikut.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air dengan Pendekatan Experiential Learning Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017 Rentang Skor >68 56-68 44-55 32-43 <32
Kategorisasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Berdasarkan
tabel
Sesi II
I F 27 5 0 0 0
% 84,37 15,62 0 0 0
4.3
di
F 29 3 0 0 0
atas
% 90,62 9,37 0 0 0
III F 30 2 0 0 0
menunjukkan
% 93,75 6,25 0 0 0
efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berdasarkan tiga sesi layanan sebagai berikut: a. Pada sesi layanan pertama, terdapat 27 (84,37) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 5 siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air tinggi, air rendah. b. Pada sesi layanan kedua, terdapat 29 (90,62) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 3 (9,37) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air tinggi. c. Pada sesi layanan ketiga, terdapat 30 (93,75) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 2 (6,25) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi. Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Cinta Tanah Air antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 menggambarkan peningkatan yang terus menerus naik pada setiap sesinya, yaitu rata-rata skor pada sesi pertama menunjukkan 69,69. Pada sesi kedua menunjuk pada angka 70,47. Pada sesi yang terakhir skor rata-rata semakin meningkat sebesar 71,25. Selain itu juga, peneliti menganalisis skor peningkatan yang terjadi pada setiap siswa disetiap sesinya. Hasil peningkatan karakter menghargai keragaman setiap siswa dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai berikut:
Grafik 4.4 Peningkatan Skor Rata-Rata Karakter Cinta Tanah Air antar Tiga Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat efektivitas siswa
pada setiap sesi, hal tersebut
menandakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya, materi yang diberikan pada siswa dapat dipahami dalam mengembangkan karakter cinta tanah air, selain itu juga siswa dapat mengambil nilai-nilai karakter pada setiap sesi yang diberikan oleh peneliti. B. Pembahasan Hasil penelitian menjelaskan secara umum bahwa tingkat karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII SMP N 1 Petanahan Kebumen sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, sebagian siswa sudah memiliki karakter cinta tanah air pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Dengan demikian tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori rendah. Peneliti melihat karakter cinta tanah air sebenarnya sudah terlihat dari sikap siswa di sekolah ini,
meskipun materi
karakter cinta tanah air belum pernah diberikan secara langsung oleh guru BK maupun guru mapel, namun budaya cinta tanah air nampak melalui
penerapan
keseharian
dilingkungan
sekolah
seperti,
pelaksanaan upacara bendera dan hari nasional, mencintai lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, menjunjung tinggi sopan santun dengan cara berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah kepada guru, dan adanya lambang burung garuda serta gambar 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pahlawan disetiap kelas dsb. Pendidikan karakter diberikan dengan tujuan agar siswa mampu mengembangkan potensi afektif yang mencerminkan nilai-nilai bangsa, menanamkan individu yang menghargai keragaman dan tanggung jawab, mengembangkan kemampuan diri dan berwawasan kebangsaan, dan membangun lingkungan sekolah yang aman dengan rasa kebangsaan (Zubaedi, 2011:18). Metode bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dirasa cukup efektif diterapkan di SMP N 1 Petanahan, beberapa
siswa
mengungkapkan
dilembar
refleksinya
bahwa,
bimbingan yang diberikan membuat mereka senang dan tidak merasa bosan. Siswa dapat mengikuti bimbingan dengan baik, selain itu siswa juga dapat memberikan timbal balik yang baik terhadap materi yang telah disampaikan pemateri. Salah satu bukti keefektifan bimbingan adalah pada saat pemutaran film, dalam kelompok maupun saat individu memberikan argumen, siswa dapat memaknai mengenai film yang diputar, dapat mengungkapkan apa yang bisa dipetik dalam film tersebut dan siswa dapat menyampaikan apa yang bisa mereka terapkan dalam keseharian mereka. Dilihat dari rata-rata pada hasil perhitungan skor sebelum 53,19 (pre test) dan 66,59 (post test) jika dihitung terdapat selisih 13,4 poin. Dapat dikatakan bahwa implementasi mengalami kenaikan/peningkatan. Kenaikan tersebut mengakibatkan adanya 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan yang signifikan pada karakter cinta tanah air siswa. Menurut peneliti hal ini terjadi karena hampir kebanyakan siswa sudah cukup mengerti tentang bagaimana cara mencintai tanah air melalui penerapan disekolah. Sehingga pada saat bimbingan peneliti merasa terbantu akan pengetahuan siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil hitung Sig. (2 tailed) (0,000) < (0,05), maka Ho ditolak. Artinya, hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendidikan experiential learning secara signifikan efektif. Pada sesi I, terdapat 27 siswa dalam kategori sangat tinggi, 5 siswa dalam kategori tinggi, Pada sesi II mengalami peningkatan yakni terdapat 29 siswa dalam kategori sangat tinggi, 3 siswa dalam kategori tinggi. Pada sesi III juga mengalami peningkatan, yakni terdapat 30 siswa kategori sangat tinggi,
2 siswa dalam kategori
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan/kenaikan skor karakter cinta tanah air tiap siswa pada setiap sesi layanan naik. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang memengaruhi siswa dalam mengisi skala penilain diri, ada siswa yang mampu mengikuti bimbingan dengan baik dan ada pula siswa yang kurang senang dalam mengikuti bimbingan, selain itu siswa SMP N 1 Petanahan sudah mengenal sikap bagaimana
mencintai tanah airnya melalui lingkungan sekolah
mereka, sehingga hasil yang didapatkan pada tiap sesi tidak ada yang masuk dalam kategori sedang dan rendah. Terbentuknya karakter 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti dikatakan Zubaedi (2012), keturunan/keluarga dan lingkungan dapat memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi perkembangan karakter anak. Pola asuh orangtua, nilai-nilai yang ditanamkan pada anak, aturan-aturan keluarga dan sikap orangtua terhadap pendidikan memiliki pengaruh pada karakter anak. Begitupun dengan lingkungan yang merupakan tempat bagi anak mengembangkan karakter yang dimiliki, yang dimulai dari lingkungan secara fisik hingga lingkungan sosial anak berada. Dari pembahasan di atas hasil penelitian yang didapat membuktikan sesuai. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya kategori yang dicapai oleh siswa pada sesi awal kegiatan bimbingan klasikal, dalam menerapkan karakter menghargai cinta tanah air siswa dirasa baik. Pada sesi yang kedua dan ketiga siswa sudah mulai menunjukkan sikap karakter cinta tanah air dan terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil tes cinta tanah air dan hasil penghitungan skala tilik diri. Artinya, hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara langsung signifikan.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan, dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu: 1.
Hasil peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dilihat dari skor rata-rata 53,19 (pre test) dan 66,59 (post test), jika dihitung terdapat selisih 13,4 poin. Dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya peningkatan karakter cinta tanah air.
2.
Terdapat peningkatan skor rata-rata pre test dan post test karakter cinta tanah air dan hasil perhitungan pada uji signifikansi menunjukkan implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential
learning
secara
signifikan
efektif
meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017. 3.
Terdapat peningkatan/perubahan karakter cinta tanah air pada siswa dari sesi satu ke sesi berikutnya jika dilihat dari capain skor-skor siswa setiap sesi. Sesi pertama sebesar 69.69, sesi kedua 70.47, dan sesi ketiga 71.25 pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen pada tahun ajaran 2016/2017 antar sesinya. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan prosedural untuk mencapai tujuan yang optimal. Terdapat beberapa catatan evaluasi bagi peneliti, yakni:
yang pertama waktu, waktu
yang relatif singkat kemungkinan hanya memberikan pemahaman bagi siswa sampai pada tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan dapat
menjadikan karakter siswa bisa optimal dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Kedua penguasaan lapangan, peneliti merasa kurang mengenali lapangan dimana pelaksanaan bimbingan klasikal disekolah tersebut masih dirasa belum berjalan dengan baik, sehingga peneliti dituntut untuk lebih cepat dan cekatan dalam menyesuaikan diri dengan para siswa-siswi sehingga materi yang diberikan sesuai dengan target hingga penelitian selesai. Ketiga adalah penyusunan instrumen dan materi karakter cinta tanah air yang dirasa masih kurang baik dan matang. Keterbatasan referensi buku dalam mencari materi yang sesuai dengan topik bimbingan dirasa masih kurang optimal.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran Beberapa saran yang peneliti paparkan guna mengoptimalkan dan mengembangkan efektivitas layanan bimbingan serta dapat meningkatkan karakter siswa agar mampu menginternalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Pembimbing yang memiliki kompetensi untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan peserta didik akan membantunya dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangan siswa. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP N 1 Petanahan Kebumen dimana siswa tersebut tergolong sudah memiliki karakter cinta tanah air yang cukup baik meskipun hasil peningkatannya tidak banyak. Maka bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa-siswi untuk meningkatkan karakter cinta tanah air maupun karakter-karakter lain yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Bagi Peneliti lain Peneliti belum melakukan uji coba instrumen yang digunakan guna penelitian ini, sehingga belum pasti apakah alat tes/instrumen memiliki tingkat kesukaran soal yang sesuai dengan 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa SMP. Oleh karena itu, bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen dan menyesuaikan kesukaran alat instrumen dengan tingkat kemampuan anak/subjek. Selain itu, perhitungan waktu pelaksanaan program juga perlu untuk diperhitungkan agar penelitian dapat berjalan optimal dan efektif serta tepat sasaran. 3. Bagi Siswa Siswa diharapkan untuk terus belajar untuk mencoba menciptakan kenyamanan
dalam
proses
belajar,
sehingga
semakin
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Selain itu, siswa dapat menerapkan nilai-nilai karakter yang menuntun mereka menjadi penerus bangsa yang mampu mengolah aspek kognitif dan aspek afeksi sehingga dapat berjalan seimbang dalam menjalankan tugasnya sebagai pelajar.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin, Wahyuni, E.N.(2010).Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2 Depdiknas. (2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pothankam. (2010). Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan). Jakarta: Direktorat Jendral Potensi Pertahanan Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New York: Mc Graw-Hill Book Co.Inc. Koesoema, Doni.(2012).Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius Kolb, David A. (1984). Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs. Kohonen, dkk. (2001). Experiential Learning In Foreign Languange Education.England: Pearson Educated Limited Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Lickona, Thomas.(1991). Educating ffor Character - How Our Scools Can Teach Respect and Responsibility. Terjemahan Juma Abdu Wamaungo. 2012. Jakarta: Bumi Aksara. Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol 04, No. 3, 1-8. Munif,. I.R.S., Mosik. (2009). Penerapan Metode Experiential Learning pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5. Semarang. Universitas Negeri Semarang. Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan., dkk. (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian IlmuIlmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Romlah, Tatiek. (2001). Panduan Pengajar Buku Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Suciati. (2005). PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1. 07. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas Untuk 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Susanto, Budi. (2008). Gemerlap Nasionalitas Postkolonial. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2011). Psikoedukasi: Merancang Program dan Modul. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen. Suwarno, Gowar. (2000). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Dilingkungan Pekerjaan. Jakarta: Dirjen Sumber Daya Manusia. Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Zubaedi.(2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Kuesioner Karakter Cinta Tanah Air
Tes Karakter Cinta Tanah Air ( pre-test dan post-test )
Kebumen, 15-16 Februari 2017
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. IdentitasSiswa Nama : No. Absen : JenisKelamin : B. PetunjukPengisian
1.
Bacalahpentunjuk di bawahinidenganteliti.
2. Pilihlahjawaban a, b, c atau d sesuaidengankeadaandirimusebenarnya. 3. Tidakadajawaban yang paling benaratausalah. 4. Silanglah(X) jawaban yang paling sesuaidengandirimupadalembarjawaban yang sudahtersedia. Contoh: jikakamumemilihjawaban A, makaberilahtandasilang (X) padakolom A, di lembarjawab yang tersedia.
1. Pada semester awal, di kelas kamu ada satu murid baru. Tetapi murid itu memiliki agama berbeda dengan kamu. Apa yang kamu lakukan? a. Saya mendatanginya dan berkenalan dengannya. b. Saya mendatanginya dan mengajaknya bersalaman. c. Saya mendatanginya, mengajaknya bersalaman dan bertanya dari mana asalnya. d. Saya menyapanya dari kejauhan.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Setiap siswa diwajibkan untuk memakai atribut lengkap saat upacara bendera. Namun ada satu temanmu yang tidak memakai topi upacara saat itu. Apa yang kamu lakukan? a. Saya mendekatinya dan bertanya mengapa tidak memakai topi. b. Saya menyuruhnya untuk meminta ijin terlebih dahulu pada guru. c. Saya membantunya mencari pinjaman topi kepada teman yang lain. d. Melaporkannya kepada guru. 3. Saat kamu masuk kelas, kamu melihat kelas sangat kotor dan banyak sampah yang berserakan di ruang kelas. Apa yang kamu lakukan? a. Saya mengambil sapu untuk membersihkan ruang kelas meskipun bukan tugas piket saya. b. Saya meminta teman yang bertugas piket untuk segera menyapunya. c. Saya mengajak teman-teman untuk membersihkan ruang kelas bersama-sama. d. Saya menasehati teman saya yang bertugas piket untuk tidak malas-malasan saat bekerja. 4. Sekolah mengadakan pentas seni pada akhir semester dan kelas kamu mendapatkan bagian menampilkan tarian dari Sulawesi, padahal kamu tidak mengetahui tarian tersebut. Apa yang akan kamu lakukan? a. Bertanya pada teman lain. b. Mencari tahu di internet. c. Menunggu informasi dari teman lain yang mencari tahu. d. Bekerjasama dalam mencari tahu seperti apa tarian dari Sulawesi tersebut.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu guru membagi kelompok kerja. Setiap kelompok dibagi tugas untuk mencari tentang Budaya Jawa. Tetapi ada satu orang dikelompokmu yang berasal dari Kalimantan sehingga tidak tahu tentang Budaya Jawa. Apa yang kamu lakukan? a. Saya berusaha untuk mengawali dan menjawab tugas tersebut. b. Saya membantu dia untuk mencari tahu Budaya Jawa melalui internet. c. Saya berdiam diri dan menunggunya mencari jawaban. d. Saya mau mengerjakan semua tugas tersebut. 6. Saat Ibu guru memberikan tugas menjadi pengibar bendera di kelas kamu. Apa yang kamu lakukan? a. Spontanitas saya bersedia mengajukan diri untuk menjadi pengibar bendera. b. Menunggu ditunjuk oleh ibu guru atau yang lain. c. Mencari teman yang bersedia menjadi pengibar bendera. d. Mau menjadi pengibar bendera asal bersama dengan teman dekat. 7. Jika kamu memiliki teman yang berbeda agama dengan kamu, hal apa yang akan kamu lakukan terhadap teman mu tersebut? a. Tetap berteman baik dan menghormati serta menghargai agamanya. b. Diam dan tidak mencela agamanya. c. Bisik-bisik dengan teman lain karena penasaran dengan agama yang dianutnya. d. Memahami bahwa semua agama baik. 8. Ketika ada siswa yang sedang berdoa menurut keyakinannya dan itu menarik perhatianmu, hal apa yang akan kamu lakukan? a. Melirik dan melihatnya. b. Diam dan memahami perbedaan yang ada. c. Tidak mengganggu dan menghormati cara berdoanya sesuai dengan keyakinan nya. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Mencoba mencari tahu dan menanyakan nya kepada siswa tersebut setelah siswa tersebut selesai berdoa. 9. Ketika kamu ingin mengajak teman mu mengerjakan tugas kelompok, namun pada waktu yang bersamaan temanmu hendak beribadah terlebih dahulu, dan dia baru bisa mengerjakan tugas kelompok setelah selesai ibadah, hal apa yang kamu lakukan? a. Menunggunya untuk beribadah terlebih dahulu, setelah itu baru mengerjakan tugas kelompok bersama. b. Mengajaknya untuk terlebih dahulu mengerjakan tugas kelompok dan memberikan saran untuk dia ibadah setelah tugas selesai. c. Diam dan menunggu nya beribadah. d. Memberikan kesempatan kepadanya untuk tetap beribadah dan mengajaknya kerja tugas kelompok pada lain waktu. 10. Jika kamu melihat bendera merah putih jatuh ke tanah, hal apa yang akan kamu lakukan? a. Mengambilnya dan menyimpannya di tempat yang sepantasnya. b. Mengambilnya dan menaruhnya di tempat seadanya. c. Mengambilnya dan memberikannya kepada orang lain. d. Mengambilnya dan memperlakukannya seperti benda lainnya. 11. Pada saat istirahat saya ingin pergi kekantin untuk membeli jajan, saat itu saya melihat teman dekat saya ada di musholla dan saya ingin mengajaknya kekantin. Hal apa yang akan kamu lakukan saat itu? a. Menghampiri nya dan langsung menariknya untuk menemani mu karena dia sedang duduk. b. Menunggu temanmu selesai beribadah. c. Ikut beribadah terlebih dahulu kemudian kekantin bersama. d. Bertanya terlebih dahulu apakah dia sudah selesai ibadah atau belum.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Saat kamu akan mengikuti upacara bendera, tiba-tiba datang temanmu dan mengajakmu untuk pergi ke UKS untuk menghindari upacara bendera. Hal apa yang akan kamu lakukan? a. Memaksanya untuk tetap ada dibarisan. b. Mengingatkan temanmu untuk tidak melakukan hal itu. c. Mengajaknya berbaris di barisan paling belakang supaya tidak terkena panas. d. Melaporkan niat temanmu pada guru. 13. Ketika temanmu melakukan pelanggaran di sekolah yaitu tidak memakai sepatu hitam polos sesuai dengan peraturan yang tertera. Apa yang akan kamu lakukan? a. Saya melaporkannya pada guru. b. Menyuruhnya untuk ijin terlebih dulu kepada guru. c. Saya mendekatinya dan mengingatkan untuk tidak melakukan pelanggaran itu lagi. d. Saya menasehatinya agar selalu memakai sepatu sekolah hitam polos ketika sekolah. 14. Ketika kamu melihat beberapa temanmu menguasai kesenian daerah dan terlihat sangat menarik untukmu, tetapi sayangnya kamu merasa tidak bisa dan kurang mengenal kesenian tersebut namun kamu ingin mencobanya, apa yang akan kamu lakukan? a. Melihatnya dari jauh. b. Mendekat dan bertanya tentang kesenian tersebut. c. Bergabung dan ikut berlatih bersama mereka. d. Belajar sendiri melalui internet untuk mengetahui kesenian tersebut.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Minggu siang kamu sudah ada janji pergi dengan temanmu, namun bersamaan juga dengan adanya kerja bhakti di desamu, sedangkan kamu harus ikut serta untuk mewakili ayahmu yang tidak bisa hadir saat itu. Apa yang akan kamu lakukan ? a. Meberitahu
teman
saya
secepatnya
kalau
saya
harus
menggantikan ayah untuk kerja bhakti. b. Kerja bhakti terlebih dahulu baru pergi dengan teman. c. Pergi dengan teman lain waktu dan ikut kerja bahkti. d. Mengajak temanmu untuk menemanimu kerja bahkti sekaligus bermain bersama. 16. Saat kamu diajak orang tua pergi ke supermarket dan orang tuamu memilih produk luar negeri, hal apa yang akan kamu lakukan? a. Saya langsung menukarnya dengan produk dalam negeri. b. Memberitahu orang tua saya untuk menggunakan produk dalam negeri. c. Meyakinkan orang tua saya produk dalam negeri tidak kalah bagus dengan produk luar negeri yang cenderung banyak pengawetnya. d. Tidak pikir lama saya langsung mengambil produk dalam negeri meskipun dimarahi orang tua saya. 17. Saat kamu diajak temanmu bolos sekolah, hal apa yang kamu lakukan? a. Langsung menolaknya. b. Saya mengingatkan kredit point tentang membolos kepadanya. c. Menasehati teman saya untuk tidak membolos. d. Memberitahukan kepada guru piket. 18. Ketika kamu mengetahui ada beberapa kesenian Indonesia yang diakui oleh Negara lain, apa yang akan kamu kerjakan untuk mempertahankan kesenian itu? a. Melestarikannya dengan cara mengikuti ekstrakurikuler kesenian di sekolah. b. Membaca beritanya dan merasa sedih. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Melihat perkembangan hal tersebut melalui media masa. d. Menggunakan media sosial untuk mensosialisasikan kebudayaan Indonesia. 19. Ketika ada temanmu yang tidak hafal dengan sumpah pemuda dan kamu sangat hafal namun kamu saat itu sedang sibuk, hal apa yang akan kamu lakukan? a. Menyuruhnya untuk mencari di internet. b. Menuliskan sumpah pemuda di selembaran kertas untuknya. c. Menemaninya untuk menghafalkan terlebih dahulu sumpah pemuda. d. Meminta bantuan teman lain untuk menuliskan sumpah pemuda untuk dirinya. 20. Ketika teman kamu membuat barang untuk kamu tapi tidak sesuai dengan yang kamu inginkan dan kamu tidak suka dengan barang ini. Lalu apa yang kamu lakukan ? a. Aku menerima pemberian nya dengan senang b. Aku mengomentari pemberiannya c. Aku memintanya untuk memperbaiki nya terlebih dahulu d. Aku menerima pemberiannya dan mengucapkan terimakasih
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Self Assesment Scale
Skala Penilaian Diri Karakter Cinta Tanah Air (Self Assesment Scale) Nama : No. absen : Usia : Keterangan Ss : Sangat Setuju S : Setuju Ks : Kurang Setuju Ts : Tidak Setuju
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Tabulasi Data Pre-test
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
Tabulasi Data Post-Test
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data Sesi 1
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6
Tabulasi Data Sesi 2
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7
Tabulasi Data Sesi 3
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8
Tabulasi Validitas Tes Karakter Cinta tanah air
\
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Tabulasi Hasil Validitas Self Assesment Scale Item 1
Parameter
R hitung 0.272
Sig. (2-tailed)
0.132
N
2
Pears on Correlation
Pears on Correlation
0.281
Sig. (2-tailed)
0.119
Pears on Correlation
0.043
Sig. (2-tailed)
0.815
Pears on Correlation
Pears on Correlation
0.187
Sig. (2-tailed)
0.305
Pears on Correlation
0.171
Sig. (2-tailed)
0.348
Pears on Correlation
0.348
Sig. (2-tailed)
0.051
Pears on Correlation
0.178
Sig. (2-tailed)
0.328
Pears on Correlation
0.066
Sig. (2-tailed)
0.721
Pears on Correlation
0.301
Sig. (2-tailed)
0.094 .495
Sig. (2-tailed)
0.004
Valid
32
Pears on Correlation
0.036
Sig. (2-tailed)
0.846
Revis i
32
Pears on Correlation
0.325 0.07
N
Valid
32
Pears on Correlation
0.159
Sig. (2-tailed)
0.383
N
Revis i
32
Pears on Correlation Sig. (2-tailed)
.391 * 0.027
N
Valid
32
Pears on Correlation
0.186
Sig. (2-tailed)
0.309
N
Revis i
32
Pears on Correlation Sig. (2-tailed)
-0.229 0.207
N
20
Valid
**
Pears on Correlation
Sig. (2-tailed)
19
Valid
32
N
18
**
Pears on Correlation
N
17
Revis i
32
N
16
.621
0
N
15
Revis i
32
Sig. (2-tailed)
14
Valid
32
N
13
Revis i
32
N
12
Revis i
32
N
11
Valid
32
N
10
**
32
N
9
.583
0
N
8
Revis i
32
Sig. (2-tailed)
7
Valid
32
N
6
Valid
32
N
5
.387 * 0.029
N
4
Valid
32
Sig. (2-tailed)
3
Keputus an
Pears on Correlation
Revis i
32
Pears on Correlation
0.346
Sig. (2-tailed)
0.053
N
32
98
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10
Modul Layanan Bimbingan
MENCINTAI TANAH AIR MELALUI KESEHARIAN A. IDENTITAS RPBK
1 2 3 4 5 6 7
Topik/ Nilai Karakter Tugas Perkembangan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standar Kompetensi
8
Kompetensi Dasar
9
Indikator
10
Materi
11
Metode
12 13 14 15 16 17 18
Waktu Tempat Media Prosedur Penilaian/ Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Sumber Pustaka
Cinta Tanah Air Pengembagan Pribadi Pribadi- Sosial Layanan Informasi Pemahaman dan Pengembangan Siswa Siswa siswi mampu memahami arti penting cinta tanah air Agar siswa siwi mampu mengetahui, memahami, sikap menghargai dan mencintai tanah airnya. a. Dapat menjelaskan arti cinta tanah air. b. Dapat merealisasikan sikap cinta tanah air dalam kehidupannya sehari-hari. a. Pengertian Cinta Tanah Air b. Karakter Pribadi Cinta Tanah Air Ceramah singkat, Tanya jawab, games, pemutaran film, sharing 2 X 30 menit Ruang Kelas Buku tulis, alat tulis, materi, proyektor (Kolom B) Self Assesment Scale Suardi.2010.Bimbingandan Jakarta : Yudistira
99
Konseling
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SKENARIO LAYANAN No
Kegiatan
Guru
Siswa
Durasi
1.
Pembukaan
Memberikan sapaan untuk membuka suasana
Mendengarkan dan menanggapi
3 menit
2.
Fun Games
Memberikan permainan pembuka agar suasana tidak tegang, sebelum masuk ke materi
Animasi gerak dan lagu
5 menit
3.
Penyampaian Materi
Menyampaikan materi mengenai Cinta tanah air.
Mendengarkan penjelasan dari guru.
10 menit
4.
Dinamika kelompok
Pemutaran Film
Melihat film dengan penuh perhatian.
20 menit
5.
Refleksi
Meminta siswa untuk merenungkan sejenak mengenai Film yang baru saja diputar.
Merenungkan dan 3 menit meresapi isi dari Film
6.
Sharing
Bertanya pada siswa mengenai kejadian dalam berdinamika kelompok
Aktif dalam menyampaikan pendapatnya
5 menit
7.
Penutup
Mengambil kesimpulan atas seluruh kegiatan dalam pertemuan tersebut
Mendengarkan dan meresapinya
2 menit
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CINTATANAHAIR Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Negara kesatuan republik indonesia dilahirkan oleh generasi yang memiliki idelaisme cinta tanah air dan bangsa kalau tidak mungkin saat ini kita bangsa indonesia masih di jajah.
Sebagai warga negara yang baik kita tetap dapat menunjukkan sikap cinta tanah air yaitu diantaranya: 1.
Belajar dengan sungguh-sungguh
2.
Menjaga kelestarian lingkungan
3.
Memilih pada saat pemilu diadakan
4.
Menjaga kebudayaan Indonesia
Cara-cara meningkatkan rasa cinta tanah air : a.
Mempelajari sejarah perjuangan pahlawan serta menghargai jasa para pahlawan. b. Menghormati upacara bendera. c. Menghormati simbul-simbul degara. d. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri e. Membela dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan secara tulus dan ikhlas f. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing g. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cerita Inspiratif
CINTA TANAH AIR Semenjak penjajah menginjakkan kaki di tanah air ini pahlawan iandonesia tidak akan pernah tinggal diam di injak oleh penjajah meski senjata hanyalah ” Bambu Runcing ” namun demi membela tanah air ini , mereka mempertaruhkan nyawa dan mengeorbankan jiwa raganya demi tanah air indonesia ini ,hingga akhirnya satudemi satu pahlawan gugur , namun diantara pahlawan yang gugur muncullah generasi-generasi yang baru tumbuh dan terus tumbuh hingga akhirnya jadilah Tumbuh seribu , mereka bertarung hingga akhirnya kemerdekaan tlah di umumkan oleh ” Proklamasi” dan di bacakan oleh ” Ir. Soekarno” pada tanggal 17, Agustus 1945 , Atas nama bangsa Indonesia . Kini bangsa kita terbebaslah sudah dari penjajah dan tak ada lagi pertumpahan darah dan nyawa-nyawa rakyat Indnesia yang terlantar Namun , di sisi lain banyak generasi-generasi yang hancur aka perbuatan yang tak sesuai dengan undang-undang di tanah air ini hingga semakin banyak rakyat indonesia yang masa depan nya hancur oleh perbuatannya sendiri seperti : korupsi , narkoba , po*nografi , perkelahian , pencopetan , dan demo dimana-mana , seharusnya sebagai generasi penerus bangsa mereka sangat kecewa, mengapa tanah air ini “yang dulunya merdeka sekarang hanur” “ yang dulunya sejahtera sekarang musuh” ? banyak rakyat yang mati kelaparan dan terlantar , ” dimana kemerdekaan itu muncul bila tanah air ini dikotori oleh orang-orang yang tak mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa malu akan tanah air ini bila terus-menerus seperti ini. Andai saja tanah air ini tetap seperti dulu waktu kemerdekaan di mulai , mungkin tak ada ada lagi perbuatan yang melanggar hukum dan rakyat indonesia tetap akan jaya , Bhinneka Tuggal Ika kan tetap terus ada , Burung Garuda tetap menggerakkan sayapnya , Pancasila tetap lambang kita , dan Merah putih kan terus berkibar sampai akhir Hayat.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU DISIPLIN PERATURAN DAN NORMA
A. IDENTITAS RPBK
No
K e t e r a n g a n
1.
Pokok Bahasan
Mengenal Peraturan-peraturan
2.
Bidang Bimbingan
Bimbingan belajar
3.
Standar kompetensi
Siswa mengenal peraturan-peraturan
4.
Kompetensi Dasar
Siswa mampu menaati peraturan-peraturan yang berlaku
5.
Sub pokok bahasan
a. Macam –macam peraturan Bentuk-bentuk norma yang berlaku b. Sanksi yang berlaku
6.
Indikator
7.
Metode
a. Siswa mampu menyebutkan peraturan-peraturan b. Siswa mampu menunjukkan perilaku taat terhadap peraturan yang berlaku Cerita, tanya jawab, games, sharing
8.
Waktu
2x30 Menit
9.
Alat
Modul, Lembar Kerja, LCD, Laptop
10. Sumber
www.docstoc.com www.crayonpedia.org www.dbe-usaid.org
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SKENARIO LAYANAN NO.
KEGIATAN
1
Pengantar
2
Pemberian materi
3
Menonton video
4
Evaluasi
KETERANGAN
WAKTU
Pembimbing mengawali bimbingan dengan memberikan pengantar mengenai maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan kepada siswa. a. Kemudian pembimbing menyampaikan materi b. Pembimbing memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menceritakan pengalaman baik di alamai siswa atau orang lain Pembimbing mempertontonkan video yang berkaitan tata tertib lalu lintas
10 menit
Pembimbing melakukan evaluasi dengan memberikan lembar kerja pada siswa.
10 menit
30 menit
10 menit
Handout/Materi Layanan A. Macam-macam peraturan yang ada di masyarakat Keluarga kamu tentu tidak bisa hidup sendiri, keluargamu membutuhkan bantuan keluarga lain. Keluarga lain di sekitarmu dinamakan tetangga. Keluargamu dan tetangga di sekitarmu disebut masyarakat setempat. Bagaimana agar tercipta masyarakat yang aman, tertib, dan tenteram? Perhatikan kegiatan masyarakat di bawah ini!
Ayo mendengarkan cerita Keluarga Pak Yahya tinggal di wilayah Rt 05/Rw 07 Kelurahan Telaga Sari. Pak Markum tetangga yang tidak jauh rumahnya dengan Pak Yahya. Mereka bertetangga sudah cukup lama. Pak Markum orangnya baik dan ramah serta kaya di wilayahnya. Setiap orang egan kepadanya. Sesuai hasil rapat warga, setiap sebulan sekali di wilayah Rt 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
05/Rw 07 diadakan kerja bakti. Pak Haris selaku ketua Rukun Tetangga mengajak warganya untuk selalu hidup bersih. Hari Minggu pukul 07.00 semua warga sudah berkumpul di depan poskamling. Mereka membawa alat-alat kebersihan seperti cangkul, sabit, sekop, sapu dan sebagainya. Mereka membersihkan lingkungan. Sebentar lagi musim hujan tiba. Selokan dan saluran air dibersihkan agar aliran air lancar. Mereka bekerja dengan ikhlas. Ibuibu menyediakan minuman dan kue buatannya. Bapak-bapak dan remaja menikmatinya sambil istirahat. Menjelang pukul 12.00 siang pekerjaan sudah selesai. Mereka tampak senang dan puas, karena wilayahnya tampak rapi dan bersih. Jika kalian cermati bacaan di atas, apakah aturan yang disepakati warga Telaga Sari? Setelah kalian pahami aturan di atas, ternyata masih banyak lagi aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Perhatikan beberapa contoh aturan-aturan di masyarakat. a. Setiap warga wajib menjaga keamanan lingkungan. b. Hidup bertetangga dengan rukun dan saling menghormati. c. Mengikuti kegiatan-kegiatan di wilayahnya. d. Tolong-menolong. e. Tidak membuat keributan atau keonaran. f. Berbuat tidak melanggar aturan yang berlaku.
Gambar 1: Ikut serta dalam kerja bakti merupakan contoh kepatuhan pada peraturan yang ada di masyarakat. Setiap warga menaati aturan-aturan yang berlaku. Jika melanggar aturan akan mendapat sanksi. Apa sanksinya? Sanksinya antara lain tidak disenangi tetangga, dikucilkan, denda, dan kurungan jika melanggar hukum. Jika setiap warga menaati aturan-aturan 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, akan tercipta lingkungan yang aman, bersih, tertib, dan tenteram. Inginkah suasana di lingkunganmu seperti itu?
Ayo, Membuat Laporan Buatlah laporan tertulis beberapa kalimat, tentang kegiatan di wilayah RT mu, kegiatan kerja bakti, siskamling atau yang lain. Kemudian hasil laporanmu bacalah di depan kelas!
Ayo, Berpendapat Bagaimana pendapatmu tentang peristiwa pada gambar di bawah ini?
Bersepeda kencang di jalan kampung Pendapatku ...................................................... ...................................................... ....................................................
Sampah yang dibuang sembarangan Pendapatku ...................................................... ...................................................... ......................................................
Pengendara sepeda motor yang menabrak pejalan kaki lalu melarikan 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diri Pendapatku ...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................
Ayo, Bertanya
Hampir di setiap masuk gang atau kampung terdapat tulisan: “Tamu bermalam 2x24jam harap lapor kepada ketua RT setempat”. Apa maksud tulisan tersebut? Cobatanyakan kepada kakak atau orang tuamu! Jika sudah mengerti, tulis dan laporkan di depan kelas!
Aku, Semakin Tahu Aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, ada yang tertulis dan tidak tertulis.
Kita semua harus menaati aturan yang berlaku di mana kita berada.
Apabila melanggar aturan akan mendapat sanksi.
B. NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,DAN BERNEGARA Dalam kehidupan sehari-hari, individu atau kelompok lainnya. Jadi setiap manusia, baik sebagai individu atau anggota masyarakat selalu membutuhkan orang lain. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status sosial, dan peran mereka masing-masing. Tindakan manusia dalam interaksi 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sosial itu senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di amasyarakat. Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud: perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat. Macam-macam norma yang telah dikenal luas ada empat, yaitu: 1. Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaranajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
“Kamu dilarang membunuh”.
“Kamu dilarang mencuri”.
“Kamu
harus
patuh
kepada
orang
tua”.“Kamu
harus
beribadah”.
“Kamu jangan menipu”.
2. Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suarahati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran
perasaan
yang
108
berakibat
penyesalan.
Norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh norma ini diantaranya ialah :
“Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
“Kamu harus berlaku jujur”.
“Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
(Saat ujian dilarang mencontek.) 3. Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya,
karena
sumber
norma
ini
adalah
keyakinan
masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Contoh norma ini diantaranya ialah :
“Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.
“Jangan makan sambil berbicara”.
“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
“Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(selain membahayakan diri sendiri hal itu juga melanggar peraturan lalu lintas) Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulangulangmengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup . Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat. Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksudmengatur tata tertib. 4. Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.
“Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan
mengganti kerugian”, misalnya jual beli.
“Dilarang mengganggu ketertiban umum” Contoh Gambar Tata Tertib dan Pelanggaran Lalulintas
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum mengendari sepeda motor, pakailah perlengkapan terlebih dahulu (Helm, sarung tangan, masker, dll)
(Gambar seperti ini adalah melanggar lalu lintas)
Mengendari motor tanpa memakai helm dan berboncengan lebih dari dua orang adalah melanggar lalulintas
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MENJUNJUNG TINGGI TOLERANSI
A. Identitas RPBK 1. Topik / Nilai Karakter 2. Tugas pengembangan 3. Bidang bimbingan 4. Jenis layanan 5. Fungsi bimbingan 6. Sasaran 7. Standar Kompetensi 8. Kompetensi dasar 9. Indikator 10. Materi 11. Metode 12. Waktu 13. Tempat 14. Media 15. Prosedur 16. Penilaian/Evaluasi 17. Rencana Tindak Lanjut 18. Sumber Pustaka
: Toleransi : Pengembangan Pribadi. : Pribadi – sosial. : Layanan Informasi : Pemahamandan Pengembangan : Siswa kelas VIII SMP. :Siswa-siswi mampu memahami arti penting Toleransi :Agar siswa-siswi mampu mengetahui, memahami, sikap toleransi a. Dapat menjelaskan arti Toleransi b. Dapat merealisasikan sikap Toleransi a. Arti Toleransi b. Perwujudan Toleransi :Ceramah singkat, tanya jawab, pemutaran film,sharing. : 2 x 30 menit. : Ruang kelas. : Buku Tulis, alat tulis, materi. : (kolom B) :self assessment : :http/2013/08/toleransi-antar-umat beragama.html.songgone.blogspot.com Alqatiry.blogspot.com/2013/09/tolera nsi-antar-umat-beragama.html
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Skenario Layanan NO. 1. -
Kegiatan Pembukaan Salam Doa pembuka
Guru -
-
2.
Ice breaking
3.
SelfAssessment /Kuesioner
-
-
Siswa
Membuka pertemuan dengan memberi salam yang hangat dan bersamangat kepada siswa. Meminta dan mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka. Menyanyikan lagu Satu-satu aku sayang… dan mengajak siswa untuk memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu. Membagikan lembar selfassessment/ kuesioner. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian selfassessment/kuesion er kepada siswa
-
-
Penjelasan materi/topi k
5.
Dinamika kelompok
Menjelaskan materi “ Toleransi” Mempersiapkan dan menjelaskan 113
Menyambut 5’ salam dari guru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru. Mempimpin doa pembuka (salah satu siswa) Memperhatikan 5’ dan bernyanyi sesuai dengan lagu Satu-satu aku sayang…
-
-
4.
Durasi
Menerima lembar 5‘ selfassessment/kuesi oner kepada seluruh siswa. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian selfassessment/kuesi oner dari guru. Mengisi lembar self-assessment/ kuesioner Memperhatikan 10’ penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Memperhatikan 20’ dan mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dinamika kelompok bagi siswa.
6.
Refleksi dinamika kelompok
7.
Sharing dinamika kelompok
8.
Menonton video inspiratif
9.
Pernyataan diri: Refleksi dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
arahan guru dalam dinamika kelompok
Guru dapat memodifikasi dinamika siswa, baik dinamika secara kelompok atau individu. Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama. Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharingkan apa yang telah siswa refleksikan mengenai dinamika kelompok. Menayangkan video inspiratif.
-
-
-
Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai hikmah yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men-sharingkan hasil refleksi 114
-
-
Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
5’
Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai dinamka kelompok.
5’
Menyaksikan video inspiratif.
5‘
Menjawab 10‘ pertanyaan mengenai hikmah yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirinya. 11. -
-
Penutup Kesimpulan /Peneguha n.
-
Salam penutup
-
Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama. Memberi salam penutup pada siswa.
-
-
Mendengarkan, memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat.
5’
TOLERANSI Toleransi adalah suatu sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Perwujudan toleransi: 1. Rasa saling menghormati dan menghargai antar umat manusia. 2. Sikap saling tolong menolong sesama umat, dan tidak mengenal agama, suku, ras, budaya 3. Memahami setiap perbedaan.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fungsi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara: 1. Terhindar dari perpecahan Sikap toleransi yaitu saling menghormati, saling mengahargai, dan mengabaikan perbedaan yang dapat menghindari terjadinya pertikaian, permusuhan, peperangan dan perpecahan yang dapat memicu konflik didalam negara, kondisi ini dapat mengancam keutuhan persatuan negara Indonesia. 2. Meningkatkan rasa nasionalisme Jika sikap toleransi yang positif diterapkan dalam kehidupan sehari hari oleh semua masyarakat Indonesia maka akan meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa menerima perbedaan satu orang dengan orang yang lainnya tanpa harus merasa paling benar dan akan mengurangi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. 3. Meruntuhkan rasa paling benar pada diri sendiri Sikap toleransi akan menghindari seseorang untuk bersikap egois dan merasa diri paling benar. Sikap toleransi dapat membuat manusia lebih cerdas dalam berfikir positif. Sikap seperti ini adalah yang paling banyak disukai masyarakat dan tak heran jika seseorang yang memiliki sikap toleransi yang kuat akan menjadi seorang pemimpin yang adil. 4. Dapat mempersatukan perbedaan Sikap toleransi dapat mempersatukan perbedaan menjadi sebuah kekuatan bagi pertahanan negara.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sikap Toleransi Toleransi dalam kehidupan masyarakat. Saling menghormati antar tetangga, mewujudkan kerukunan dan ketenangan antar sesama pemeluk agama.
Toleransi dalam Keluarga Saling penuh pengertian, menghindari sikap dan suasana saling, curiga mencurigai.
Toleransi dalam kehidupan bernegara Menerima hasil musyawarah dan mufakat dengan lapang dada, mengharhargai pendapat orang lain.
117
Toleransi dalam lingkungan sekolah Saling menghormati satu sama lain, rukun dengan teman