PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAYA JUANG BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Stefanus Gagas Wibowo 131114027
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAYA JUANG BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Stefanus Gagas Wibowo 131114027
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Saya berpikir dan berpikir terus selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Hingga 99 kali, kesimpulannya salah. Tapi keseratus kalinya akhirnya benar juga. (Albert Einstein) Bila anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta mengilhami harapan anda. (Andrew Camegie) Harapan adalah tiang yang menyangga dunia. (Pliny the Elder)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini saya persembahkan bagi... Sang pencipta Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjaga, membimbing hidupku, penolong hidupkuku dan selalu memberi kekuatan dan kegembiraan dalam menjani perziarahan hidup di dunia ini Bagi sahabat-sahabat yang senantiasa mengingatkan, memberikan perhatian, semangat, serta dukungan dari awal hingga akhir masa perjalanan studi dijenjang perkuliahan Orangtua tercinta, Cosmas Kusno dan Elisabeth Maryuti Kakak tersayang, Briggita Ika Gandawati Keluarga terkasih, Mbah Margono sekeluarga, Hartini sekeluarga, Marmin sekeluarga, Setiawan sekeluarga, dan priyanto sekeluarga Sifra Dita Novelina yang setia menemani, mengingatkan, dan mendukung dalam proses penyelesaian tugas akhir ini Semua orang yang terkasih yang senantiasa berbagi ilmu, pengalaman, kebersamaan, nasihat, doa, dan cinta yang mampu memotivasi saya
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAYA JUANG BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIANTIAL LEARNING (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016) Stefanus Gagas Wibowo Universitas Sanata Dharma 2017 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran mengenai: 1) peningkatan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah sebelum dan sesudah implementasi, 2) signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang siswa sebelum dan sesudah implementasi, 3) peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang siswa tiap sesi, 4) efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah berdasarkan penilaian siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra eksperimen one-Group- Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah yang berjumlah 33 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes karakter daya juang berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi berjumlah 20 item, self assesment scale, dan kuesioner validasi model menurut siswa. Koefisien reliabilitas tes karakter daya juang diukur dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach, diperoleh hasil hitung (r11= 0.690) yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sebelum dan sesudah implementasi, 2) terdapat peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, 3) terdapat peningkatan karakter daya juang antar sesi, 4) menurut siswa, model pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif meningkatkan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Kata kunci: karakter daya juang, bimbingan klasikal, experiential learning
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTIVITY OF CHARACTER EDUCATION TO FOSTER FIGHTING SPIRIT BASED ON CLASS COUNSELLING SERVICE USING THE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH (Pre-Experiment Study to 8th Grade Students of SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung Batch 2015/2016) Stefanus Gagas Wibowo Sanata Dharma University 2017 The aims of this research were to describe: 1) the development of the students’ fighting spirit before and after the implementation of class counseling service using the experiential learning approach to the eighth grade students of SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung, 2) the significant development of the character education implementation to foster fighting spirit before and after the treatment, 3) the improvement of the students’ fighting spirit as a result of the implementation of character education based on class counseling service using experiential learning approach for each session in SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung, 4) the effectiveness of the implementation of the character education to foster the fighting spirit based on class counseling service using the experiential learning approach implementation to the 8th grade students of SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung, according to the students’ perceptions. The method used in this research was quantitative research with preexperimental One-Group-Posttest Design. The subjects of this research were 33 students of class 8 A in SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung. Data gathering technique used in this research was validation model questionnaire according to the students, self assessment scale, and test on the fighting spirit. The test on fighting spirit was in the form of multiple choices consisting of 20 graded response items. The reliability coefficient of the fighting spirit character test was measured using the Cronbach’s Alpha analysis technique. The result obtained (r11= 0.690), therefore it was categorized as medium. The research results showed that: 1) the character education based on class counseling service using the experiential learning approach was proven to be effective to foster the students’ fighting spirit, 2) there was a significant improvement in the students’ fighting spirit as a result of the character education based on class counseling service using the experiential learning approach, 3) the students’ fighting spirit develops between sessions of the character education, 4) according to the students, the model of character education based on class counseling service using the experiential learning approach was effective to foster the students’ fighting spirit in Class 8 A SMP N 2 Seputih Surabaya, Central Lampung. Keyword: fighting spirit character, class counseling, experiential learning
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan naungan kasih-Nya, penulisan tugas akhir dengan judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan Experiential Learning (pada Siswa/i Kelas VIII SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016) dapat terselesaikan dengan baik. Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, sekaligus dosen pembimbing tugas akhir. 3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi. 5. Mas Moko selaku petugas sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa ramah dan sabar melayani administrasi selama penulis menempuh studi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Orang tua, yakni Bapak Cosmas Kusno dan Ibu Elisabeth Maryuti atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta penguatan yang senantiasa diberikan kepada penulis selama ini. 7. Keluarga Besar SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah yang telah mengijinkan penulis untuk berproses bersama dalam rangka penyusunan tugas akhir. 8. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini. 9. Alam Semesta, Terima kasih Semesta, Kami bahagia. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam tugas akhir ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis memohon maaf. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi alternatif.
Yogyakarta, 23 Januari 2017 Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DARTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7 G. Definisi Istilah ............................................................................................ 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A. Hakikat Pendidikan Karakter ..................................................................... 11 1. Pengertian Pendidikan ........................................................................... 11 2. Pengertian Karakter ............................................................................... 12 3. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................ 13 4. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................................. 14
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ..................................................... 15 6. Nilai-nilai Karakter ................................................................................ 16 7. Proses Pembentukan Karakter ............................................................... 19 8. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter di Sekolah .............................................................................................. 20 9. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah .......................... 21 B. Hakikat Karakter Daya Juang .................................................................... 22 1. Pengertian Karakter Daya Juang ........................................................... 22 2. Aspek-aspek Karakter Daya Juang ........................................................ 23 3. Komponen Pembangunan Karakter Daya Juang ................................... 24 4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Peningkatan Karakter Daya Juang .. 26 5. Upaya-upaya Peningkatan Karakter Daya Juang .................................. 28 C. Hakikat Bimbingan Klasikal ...................................................................... 28 1. Pengertian Bimbingan Klasikal ............................................................. 28 2. Tujuan Bimbingan Klasikal ................................................................... 29 3. Materi Bimbingan Klasikal ................................................................... 30 4. Manfaat Bimbingan Klasikal ................................................................. 31 5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Klasikal.................................. 32 6. Strategi Pelayanan Bimbingan Klasikal ................................................ 33 D. Hakikat Experiential Learning ................................................................... 38 1. Pengertian Experiential Learning .......................................................... 38 2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning ............................................ 39 3. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ....................................... 39 4. Prosedur Penerapan Experiential Learning ........................................... 40 E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 42 F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 43 G. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 46 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 47 A. Jenis atau Desain Penelitian ..................................................................... 47 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 48 C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 48
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Metode dan Instrumen Pengumpul Data .................................................. 49 1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49 2. Instrumen Penelitian............................................................................. 51 a. Tes Karakter Daya Juang ................................................................. 51 b. Skala Penilaian Diri (Self Assessment Scale) .................................. 53 c. Validasi Efektivitas Model (Responden Siswa) ............................. 54 E. Validasi dan Reliabilitas Kuesioner ......................................................... 54 1. Validasi Kuesioner ............................................................................... 54 2. Reliabilitas Kuesioner .......................................................................... 57 3. Uji Normalitas ...................................................................................... 60 F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 67 A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 67 B. Pembahasan .............................................................................................. 76 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN & SARAN ...... 86 A. Kesimpulan ............................................................................................... 86 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 87 C. Saran ......................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90 LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ................................................................... 48 Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian ..................................................................... 49 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Karakter Daya Juang .................................................. 52 Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Diri Siswa (Self Assessment Scale) ................. 53 Tabel 3.5 Uji Validasi Tes Karakter Daya Juang ............................................. 56 Tabel 3.6 Uji Validasi Penilaian Diri (Self Assessment Scale ) ....................... 57 Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Realiabiltas Guilford ............................... 58 Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Tes Karakter Daya Juang ........................................ 59 Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Penilaian Diri (Self Asessment Scale) ..................... 60 Tabel 3.10 Uji Normalitas ................................................................................ 61 Tabel 3.11 Norma Kategorisasi........................................................................ 62 Tabel 3.12 Norma Kategori Tingkat Karakter Daya Juang ............................. 63 Tabel 3.13 Norma Kategori Penilaian Diri Tingkat Karakter Daya Juang ...... 65 Tabel 4.1 Distribusi Peningkatan Hasil Karakter Daya Juang ......................... 68 Tabel 4.2 Uji T Paired Sample Test ................................................................. 70 Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Daya Juang Antara Tiga Sesi .............................................................................. 72 Tabel 4.4 Penilaian Siswa ................................................................................ 75
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Prosedur Experiential Learning...................................................41 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir............................................................44
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Selisis Skor Pendidikan Karakter Daya Juang Antara Pretest dan Posttest ....................................................................... 68 Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter Daya Juang Antara Pretest dan Posttest ...... 69 Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Daya Juang Antara Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning ................................................. 72
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 93 Lampiran 2 Tes Karakter Daya Juang .............................................................. 94 Lampiran 3 Lembar Penilaian Diri (Self Asessment Scale) ............................ 100 Lampiran 4 Lembar Penilaian Siswa ............................................................... 101 Lampiran 5 Tabulasi Data Pretest dan Posttest ............................................... 102 Lampiran 6 Tabulasi Data Penilaian Diri (Self Asessment Scale).................... 105 Lampiran 7 Tabulasi Hasil Uji Validasi Tes Karakter Daya Juang ................. 108 Lampiran 8 Tabulasi Hasil Uji Validasi Penilaian Diri (Self Asessment Scale) ................................................................ 109 Lampiran 9 Tabulasi Data Perkembangan Siswa ............................................ 110 Lampiran 10 Tabulasi Data Penilaian Siswa ................................................... 111 Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling ............... 112
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Hal tersebut secara ekplisit ditegaskan dalam amanat UndangUndang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menegaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa pendidikan nasional membantu dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi yang tertulis dalam Pedoman Pendidikan Karakter di SMP yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi masih mengalami hambatan. Barus (2015) menyatakan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota ditemukan capaian skor karakternya masih pada kategori kurang baik dan hanya 12,3% yang masuk pada kategori baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stannine. Didapati banyak sekolah belum bisa menerapkan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah disebabkan belum sepenuhnya memahami konsep pendidikan karakter terintegrasi, prosedur belum 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
operasional dan internalisasi nilai-nilai masih pada tataran kognitif belum sampai tataran afeksi. Secara khusus peneliti melihat situasi nyata terkait implementasi pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah mengungkap bahwa selama ini pendidikan karakter terintegrasi belum tersentuh sama sekali apalagi implementasi langsung terhadap siswa di kelas. Sejauh ini para guru hanya mengajar sebatas pengetahuan belum sampai pada penanaman nilai-nilai luhur yang berdasarkan Pancasila, sehingga berdampak terhadap rendahnya hasil pendidikan karakter. Terhambatnya pelaksanaan pendidikan karakter berdampak pada maraknya degradasi moral atau krisis karakter. Bukti krisis karakter yang terjadi di kalangan remaja sangat marak terjadi, salah satunya adalah tawuran antar pelajar di Lampung Selatan oleh 10 siswa SMP yang berencana melakukan kekerasan terhadap siswa SMP di lain sekolah (www.jejamo.com). Kasus lain yang terjadi di kalangan pelajar yaitu kasus pembegalan yang menghebohkan warga Lampung Tengah. Kerap kali pembegalan dilakukan oleh warga yang tidak menentu pekerjaannya. Namun, kali ini 2 orang pelajar SMP di Lampung Tengah ditangkap polisi karena menjadi tokoh utama dalam aksi pembegalan yang mengakibatkan korbannya tewas. (www.sindonews.com) Krisis karakter yang muncul selain masalah-masalah yang diungkapkan di atas, yaitu rendahnya daya juang siswa. Bukti nyata rendahnya daya juang siswa SMP, yaitu siswa tidak masuk sekolah karena ada ulangan, malas mengerjakan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tugas yang diberikan oleh guru, mencontek pekerjaan teman, copy paste dari internet bahkan tidak mengerjakan tugas. Gejala-gejala tersebut berdampak buruk bagi masa depan siswa karena tidak memiliki usaha dan perjuangan untuk menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya perhatian khusus dalam meningkatkan karakter daya juang siswa, dimana guru BK bersama pihak sekolah maupun stakeholder bekerjasama untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP. Oleh sebab itu, permasalahan ini segera dikaji untuk menemukan alternatif pelaksanaan pendidikan karakter, serta mengembangkan model pelaksanaanya secara lebih efektif, sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Salah satu alternatif yang efektif dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Alternatif di atas dirasa cukup relevan untuk meningkatkan karakter daya juang. Tentunya untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, dalam meningkatkan karakter daya juang perlu adanya keterlibatan guru bimbingan dan konseling sebagai tenaga pendidik yang utama. Keterlibatan guru BK dirasa sangat penting karena dianggap sebagai tenaga kependidikan yang memiliki kompeten dalam merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengembangan diri siswa berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan kajian di atas, peneliti mencoba mengimplementasikan pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Peneliti dalam kesempatan ini, memberikan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang didasarkan pada 3 topik bimbingan, yaitu Aku Bisa, Aku Percaya Diri, dan Aku Pantang Menyerah. Adanya ketiga topik bimbingan tersebut, diharapkan mampu membantu siswa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai karakter daya juang, sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan output yang baik, yaitu generasi muda yang sehat dan sadar akan moral. Artinya siswa mampu memahami nilai-nilai karakter yang harus diwujudkan dalam berperilaku sebagai pelajar maupun warga negara. Dengan demikian pendidikan karakter diharapkan tidak hanya sampai pada tataran kognitif tetapi menyentuh pada aspek afeksi yang didasarkan pada pengamalan nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Berdasarkan berbagai situasi yang terjadi, peneliti tertarik untuk mengkaji “ Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah”. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Terlambatnya pendidikan karakter berdampak pada maraknya degradasi moral atau krisis karakter.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pendidikan karakter terintegrasi di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh ranah kognitif dan belum sampai tataran afeksi maupun pengamalan nilai-nilai secara nyata. 3. Banyak sekolah belum sepenuhnya memahami konsep pendidikan karakter terintegrasi, prosedur belum operasional dan internalisasi nilai-nilai masih pada tataran kognitif belum sampai tataran afeksi. 4. Siswa tidak masuk sekolah karena ada ulangan, malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mencontek pekerjaan teman, copy paste dari internet bahkan tidak mengerjakan tugas. 5. Siswa kurang memiliki usaha dan perjuangan untuk menyelesaikan tugas sebagaimana tanggung jawab sebagai pelajar. 6. Belum adanya penelitian yang secara langsung menunjukkan efektivitas pendidikan karakter daya juang di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. 7. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal berbasis experiential learning di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. C. Pembatasan Masalah Bertolak dari pengidentifikasian masalah di atas, penelitian ini difokuskan untuk mengkaji poin 5, 6, dan 7. Kajian diarahkan untuk menganalisis seberapa efektif implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut. 1. Seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah implementasi? 2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan expeiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016? 3. Seberapa tinggi hasil peningkatan implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan expeiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 tiap sesi layanan bimbingan? 4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah berdasarkan penilaian siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Menganalisis peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah implementasi layanan bimbingan.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Menemukan signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sebelum dan sesudah implementasi. 3. Menganalisis seberapa tinggi hasil implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tiap sesi layanan bimbingan. 4. Menggambarkan efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah berdasarkan penilaian siswa. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang efektivitas implementasi pendidikan karakter tertintegrasi yang ada saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan inspiratif untuk menemukan cara-cara yang tepat dalam peningkatan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah dan para guru Hasil penelitian ini menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengetahui dan memahamai gambaran nyata seberapa efektif pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang mulai diterapkan kepada para siswa. Hasil penelitian ini juga dapat membantu kepala sekolah dan para guru
dalam
menentukan
langkah-langkah
yang
tepat
guna
meningkatkan pendidikan karakter di sekolah yang kemudian dapat berpengaruh pula untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam diri siswa. b. Bagi siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Para siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa efektif
hasil pendidikan karakter daya juang berbasis
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning yang mulai diterapkan kepada diri siswa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para siswa mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan bagi pengolahan diri siswa, khsusnya berkaitan dengan karakter. Hal tersebut akan semakin memotivasi siswa untuk dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui dan memahami hasil efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016. Selain itu, peneliti dapat mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang sesuai guna meningkatkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa. d. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini menjadi tolak ukur yang dapat digunakan sebagai
dasar
atau
referensi
bagi
peneliti
lain
yang ingin
mengembangkan penelitian dengan topik efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara lebih mendalam. G. Definisi Istilah Adapun definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. 2. Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja guna membantu seseorang sehingga memiliki cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bimbingan klasikal adalah salah satu layanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk kontak langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. 4. Pendekatan experiential learning adalah model pembelajaran yang dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa mengalami apa yang mereka pelajari. Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. 5. Daya juang merupakan kecerdasan individu dalam menghadapi rintangan atau kesulitan dengan gigih dan ketekunan seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan hakikat pendidikan karakter, hakikat daya juang, hakikat layanan bimbingan klasikal, dan hakikat experiential learning. Masingmasing pokok pikiran tersebut dijelaskan sebagai berikut: A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Prayitno (2011) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhak mulia, dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendapat lain (Mulyasana, 2012) mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha
mengembangkan
sengaja pribadi
yang dilakukan manusia
dalam
sejalan
proses
dengan
membantu
watak,
bakat,
kemampuan, kebiasaan, dan supaya menjadi pribadi yang baik. Kepribadian yang baik menjadi penting dan perlu ditanamkan sejak dini dengan tujuan supaya sejak dini sudah ditanamkan karakter yang baik. artinya, baik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengertian Karakter Marzuki (2011) mengemukakan bahwa karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan. Dimana nilainilai tersebut diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Prayitno (2011) menjelaskan bahwa karakter merupakan sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi Menjadikan pribadi berkarakter harus berpijak pada nilai-nilai seperti olah pikir, olah hati, olah raga, dan olah rasa serta karsa. Oleh sebab itu, pendidikan karakter hendaknya dilakukan secara komprehensif dan integral, baik di sekolah, di rumah maupun dilingkungan sekitar. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan keunikan khas yang dibawa setiap individu berdasarkan budaya, adat istiadat, hukum, berpenampilan, bertutur kata, dan bertindak sesuai nilai dan norma yang dianggap baik. Karakter tidak cukup hanya sebatas pemahaman, namun perlu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengertian Pendidikan Karakter Yaumi (2014) berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan upaya sengaja untuk membantu orang mengerti, peduli, dan berbuat atas dasar nilai-nilai etik. Pendidikan karakter merujuk pada tiga komponen yang harus diolah, yaitu: (1) pikiran, yang ditunjukkan dengan kata understand, (2) rasa, yang ditunjukkan dengan kata care about, (3) raga, yang ditunjukkan dengan kata act upon care ethical values. Pendidikan karakter perlu adanya keseimbangan pengolahan dari segi pikiran, rasa, dan raga. Keseimbangan pikiran, rasa, dan raga membantu pribadi-pribadi lebih jauh memahami dirinya, pemahaman diri menjadikan pribadi mampu bertingkahlaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Zubaedi (2012) menjelaskan pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir termasuk kepenasaran intelektual, dan berpikir logis. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan strategi untuk mengembangkan potensi kognitif, afeksi, dan psikomotorik. Pengembangan diri diupayakan agar masing-masing pribadi mampu mengetahui, memahami, merasakan, dan mampu bertindak sesuai nilai-nilai karakter
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam diri, sehingga dapat berperilaku sebagai manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. 4. Tujuan Pendidikan Karakter Zubaedi (2012) menjelaskan tujuan pendidikan karakter sebagai berikut: a. Mengembangkan potensi afektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki karakter nilai-nilai bangsa. b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab siswa sebagai generasi penerus bangsa . d. Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Raka (2011) menyebutkan beberapa tujuan pendidikan karakter di sekolah mencakup hal sebagai berikut: a. Membantu para siswa untuk mengembangkan potensi kebajikan mereka masing-masing secara maksimal dan mewujudkannya dalam kebiasaan baik: baik dalam pikiran, sikap, perkataan, dan perbuatan.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Membantu para siswa menyiapkan diri menjadi warga negara indonesia yang baik. c. Dengan modal karakter yang kuat dan baik, para siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikan dan potensi dirinya secara penuh dan dapat membantu kehidupan yang baik, berguna, dan bermakna. d. Memampukan siswa menghadapi tantangan yang muncul dari makin derasnya arus globalisasi dan mampu menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat. 5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Lickona (2006) secara sederhana menyebut ada hal penting dalam pendidikan karakter, yaitu: unsur pengetahuan tentang yang baik (knowing the good),tindakan yang baik (doing the good), dan motivasi internal dalam melakukan yang baik (loving the good). Hal ini semestinya dikembangkan dalam pendidikan karakter yang meliputi kognitif, afeksi dan psikomotorik mesti bertumbuh bersama-sama sehingga terbentuk pribadi berkarakter yang memiliki pemahaman, kemampuan untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik. Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter dapat bertumbuh dan berkembang dengan adanya upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan otak, bertindak dan hati untuk membantu siswa memahami nilai-nilai
perilaku
yang
dianggap
baik
sehingga
pengaplikasikan dalam kehidupan dilingkungan sekitar.
15
sampai
pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas (Suyadi, 2013) terdapat 18 nilai karakter yang harus dikembangan untuk peserta didik di Indonesia. Kedelapan belas nilai beserta deskripsi untuk masing-masing nilai dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Nilai religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. c. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, gender, jenis kelamin, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j. Semangat kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k. Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. l. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu berguna bagi masyarakat, serta menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/ komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n. Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
q. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat pengkotakan sosial, baik agama, budaya, gender, jenis kelamin, dan status sosial. r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan. 7. Proses Pembentukan Karakter Megawangi (2003) megungkapkan ada beberapa tahapan dalam proses pembentukan karakter, yaitu: a. Maternal Bonding Maternal bonding (kelekatan psikologis dengan ibunya) merupakan dasar penting dalam penbentukan karakter anak, anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan rasa aman sehingga menumbuhkan rasa percaya. Ikatan emosional yang erat antara ibu-anak di usia awal dapat membentuk kepribadian yang baik pada anak. b. Rasa Aman Lingkungan yang stabil dan aman baik untuk pemebentukan karakter anak karena lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi anak dengan kata lain lingkungan yang kurang aman dan stabil dapat berpengaruh negatif pada perkembangan emosi anak.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Stimulus Fisik dan Mental Perhatian yang besar dari orangtua yang diukur dari seringnya ibu melihat mata anaknya, mengelus, menggendong, dan berbicara kepada anaknya akan mempengaruhi sikap anak sehingga menjadi anak yang gembira, antusias mengekplorasi lingkunga, dan menjadi anak yang kreatif. 8. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter di Sekolah Zubaedi (2012) mengungkapkan ada beberapa faktor yang memmengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: a.
Naluri (Insting) Naluri/insting mendorong seseorang untuk mengambil sikap, tindakan, dan perbuatan yang dimotivasi oleh potensi kehendak. Naluri/insting berfungsi sebagai motivator penggerak lahirnya tingkah laku.
b. Adat atau kebiasaan
Setiap tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya. c. Keturunan
Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang karena sifat-sifat anak merupakan cerminan dari sifat-sifat orang tua, bukan sifat yang tumbuh karena
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan melaikan sifat-sifat bawaan sejak lahir. d. Lingkungan
Lingkungan adalah variabel yang selalu melekat pada diri setiap individu, mulai dari lingkungan fisik hingga pada lingkungan sosial. Lingkungan, besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter, lingkungan akan mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak sehingga perilaku yang muncul sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. 9. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah Heritage Foundation (Zubaedi 2012) memaparkan bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut: a. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif siswa. b. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman dan memberikan semangat. c. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, loving the good, dan acting the good. d. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing siswa, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga sembilan aspek kecerdasan manusia.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Membangun hubungan yang supportive dan penuh perhatian di kelas dan di seluruh lingkungan sekolah. f. Model (contoh) dalam berperilaku positif. B. Hakikat Karakter Daya Juang 1. Pengertian Karakter Daya Juang Stoltz (2005) berpendapat bahwa daya juang merupakan kecerdasan individu dalam menghadapi rintangan atau kesulitan dengan gigih dan ketekunan. Daya juang membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian. Ditegaskan lagi oleh (Nashori, 2007) yang menyatakan bahwa daya juang merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasannya untuk mengarahkan, mengubah cara berpikir dan tindakannya ketika menghadapi hambatan dan kesulitan yang bisa menyengsarakan dirinya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya juang merupakan suatu kecerdasan yang dimiliki seseorang menemukan solusi dari tantangan atau kesulitan yang sedang dialami. Daya juang menuntut seorang individu untuk mampu menghadapi tantangan atau kesulitan. Tentunya dalam menghadapi kesulitan, seseorang memerlukan daya kognitif, afektif, dan konasi yang positif. Selain itu, seseorang perlu memiliki prinsip yang teguh dan harapan dalam menghadapi hambatan.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Aspek-aspek Karakter Daya Juang Menurut Stoltz (2000), daya juang memiliki empat aspek sebagai berikut: a.
Kendali (Control) Kemampuan seseorang dalam mengendalikan suatu masalah yang muncul. Kendali diri ini akan berdampak pada respon dan tindakan yang dilakukan, harapan dan idealitas seseorang untuk tetap berusaha keras mewujudkan keinginannya walau sesulit apapun keadaannya sekarang.
b. Asal-usul dan Pengakuan (Origin dan Ownership) Orang yang daya juangnya rendah cenderung menempatkan rasa bersalah tidak semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi. Hal ini bisa terjadi karena menyalahkan dirinya sendiri sebagai satusatunya penyebab atas kesulitan yang terjadi. Orang yang daya juangnya tinggi cenderung bersedia mengakui akibat dari kesulitan yang terjadi. c. Jangkauan (Reach) Sejauh mana kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan. Kesulitan dapat teratasi atau terjangkau dengan memiliki sikap optimis dan perhatian terhadap kesulitan yang dihadapi sehingga mampu menemukan cara penyelesaian dari kesulitan yang muncul.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Daya Tahan (Endurance) Kecepatan dan ketepatan dalam memecahkan masalah. Sehingga dapat dilihat berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab itu akan berlangsung. Seseorang yang mempunyai daya tahan tinggi akan memiliki harapan, energi dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau tantangan yang sedang dihadapi. 3. Komponen Pembangun Karakter Daya Juang Stoltz (2005) mengemukakan ada tiga pembangun karakter daya juang seseorang yaitu: a. Psikologi kognitif Kemampuan seseorang untuk mengendalikan peristiwaperistiwa yang sulit dan merupakan hambatan bagi pemberdayaan yang mempunyai akibat terhadap pencapaian kesuksesan. Namun dalam menghadapi kesulitan tidak semua orang menjadi tidak berdaya. Sebagian orang yang mampu mengatasi dengan baik persoalan dan hambatan yang dihadapi, orang ini mempunyai kekebalan dari hambatan. Orang yang seperti ini adalah orang yang menganggap kesulitan sebagai faktor dari luar dirinya. Orang yang menganggap kesulitan sebagai faktor internal adalah orang yang optimis yang mampu mengembangkan diri dan mengatasi tantangan sehingga mampu bangkit dari segala tembok hambatan. Orang yang seperti ini adalah orang yang meganggap bahwa hambatan adalah tantangan.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Ilmu kesehatan yang baru Pikiran dan perasaan seseorang mempunyai kaitan, jadi semua hal yang terjadi dalam tubuh dipengaruhi oleh bahan kimiawi otak, yang bahan ini juga mengatur sistem kekebalan fisik. Apabila seseorang mampu merespon kesulitan dengan positif dan memiliki rasa percaya akan berpengaruh terhadap pikiran dan perasaannya. Seseorang yang memiliki pikiran dan perasaan positif
memiliki
harapan dan sikap optimis untuk keluar dari kesulitan atau tantangan yang sedang dialami. c. Ilmu pengetahuan tentang otak Peran otak terutama cerebral cortex dan basal ganglia dapat menerangkan tinggkahlaku yang disadari dan tingkah laku yang tidak disadari. Otak merupakan pusat sebagai kontrol tingkah laku yang dilakukan. Apabila tingkah laku dilakukan berulang-ulang maka tingkah laku tersebut akan pindah ke basal ganglia dan pada tahap selanjutnya tingkah laku tersebut akan menjadi kebiasaan. Peranan adversity quotient dalam kehidupan ditentukan oleh kemampuan pengendalian serta cara mersepon kesulitan dalam bentuk daya saing, produktivitas, kreativitas, motivasi, pengambilan resiko, dan ketekunan.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Peningkatan Karakter Daya Juang Stoltz (2007) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan daya juang sebagai berikut: a. Daya saing Seseorang yang merespon kesulitan secara lebih optimis akan bersikap lebih agresif dan mengambil lebih banyak resiko, sedangkan reaksi yang lebih pesimis terhadap kesulitan menimbulkan lebih banyak sikap pasif dan berhati-hati.
Persaingan sebagian besar berkaitan
dengan harapan, kegesitan, dan keuletan yang sangat ditentukan oleh cara seseorang menghadapi tantangan dan kegagalan dalam hidupnya. b. Produktivitas Seseorang yang mampu merespon kesulitan atau tantangan dengan baik kinerja atau prestasi akan lebih produktif, sedangkan seseorang yang tidak merespon kesulitan dengan baik kurang produktif dan kinerjanya lebih buruk daripada mereka yang merespon kesulitan dengan baik. c. Motivasi Motivasi yang kuat mampu menciptakan peluang dalam kesulitan. Artinya seseorang dengan motivasi yang kuat akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Mengambil resiko Seseorang yang mempunyai daya juang tinggi lebih berani mengambil resiko dari tindakan yang dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa seseorang dengan daya juang tinggi merespon kesulitan secara konstruktif. e. Perbaikan Seseorang dengan daya juang tinggi senantiasa berupaya mengatasi kesulitan dengan langkah konkrit yaitu: dengan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek agar kesulitan tersebut tidak menjangkau bidangbidang yang lain. f. Ketekunan atau Katahanan Ketekunan adalah kemampuan seseorang untuk terus-menerus berusaha, bahkan manakala dihadapkan pada kesulitan-kesulitan atau kegagalan. Seseorang yang mampu merespon kesulitan dengan baik akan senantiasa survive dengan keadaannya dan menjadikan kesulitan sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan. g. Belajar Seseorang dengan respon-respon yang pesimis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingan dengan seseorang memiliki rasa optimis terhadap kesulitan akan mampu belajar dari kesulitan atau rintangan dalam pencapaian menuju cita-cita dan impiannya.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Upaya-upaya Peningkatan Karakter Daya Juang Stoltz (2005) menyebutkan upaya-upaya meningkatkan daya juang seseorang adalah melalui LEAD (akronim Listen, Explore, Analyse dan Do). LEAD dapat mengubah keberhasilan seseorang dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan berpikirnya. Perubahan diciptakan dengan pola-pola lama
dan
membentuk
pola
baru.
Memlalui
Listen,
seseorang
mendengarkan respon-respon terhadap kesulitan. Melalui Explore, mampu memahami
kesulitan
serta
konsekuensinya
dari
kesulitan
yang
dihadapinya. Melalui Analyse, mampu menelusuri bagaimana kendalinya terhadap kesulitan yang dihadapinya. Melalui Do, seseorang tidak tinggal diam dalam menghadapi kesulitan karena ia akan mengambil tindakan. C. Hakikat Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Klasikal Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007) mengemukakan bahwa bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada siswa. Kegiatan bimbingan kelas bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat. Winkel & Hastuti (2013) menjelaskan bahwa bimbingan klasikal mencakup beberapa bidang seperti bidang akademik, sosial, pribadi, dan
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karir. Bidang-bidang tersebut diberikan kepada siswa dalam upaya membantu memenuhi tugas perkembangannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa sejumlah satuan kelas antara 30-40 orang melalui kegiatan klasikal yang disajikan secara sistematis, bersifat preventif dan memberikan pemahaman diri dan pemahaman tentang orang lain yang berorientasi pada bidang pembelajaran, pribadi, sosial dan karir. Bidang-bidang tersebut diberikan sebagai upaya membantu pemenuhan kebutuhan siswa sesuai dengan tahap dan tugas perkembangannya. 2. Tujuan Bimbingan Klasikal Suciati
(2005) mengungkapkan bahwa
bimbingan
klasikal
diklasifikasi dalam beberapa tujuan sebagai berikut: a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir mencakup kemampuan intelektual sederhana yakni mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi:
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan organisasi sistem nilai dan pembentukan pola hidup. c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling rendah meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. 3. Materi Bimbingan Klasikal Winkel dan Hastuti (2013) menjelaskan bahwa ada tiga macam materi bimbingan yang dapat membantu perkembangan siswa, yang masing-masing akan diuraikan di bawah ini: a. Bimbingan Karir Bimbingan karir merupakan bimbingan yang mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap melaksanakan jabatannya, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. b. Bimbingan Akademik Bimbingan akademik merupakan bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat, dan memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutantuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). 4. Manfaat Bimbingan Klasikal Depdiknas, Bimbingan dan Konseling (2004) bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan yang optimal bagi siswa. Siswa diharapkan dapat mengambil manfaat yang sebanyak mungkin dari pelayanan bimbingan klasikal. Manfaat bimbingan klasikal antara lain sebagai berikut. a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku dan lain sebagainya. b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya. c. Siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar, lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik. d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia. g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya. Manfaat pelayanan bimbingan klasikal dapat berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Bisa jadi ada siswa yang sangat merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang diterimanya, ada juga yang kurang merasakan manfaatnya. Ini tergantung pada pengalaman siswa sendiri dalam mengikuti proses pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya. 5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Klasikal Makhirfah & Nuryono (2014) menyatakan berdasarkan model ASCA (American school counselor association), bimbingan klasikal merupakan bentuk kegiatan yang termasuk ke dalam komponen layanan dasar
(guidance
curriculum).
Komponen
layanan
dasar
bersifat
davelopmental, sistematik, terstruktur, dan disusun untuk meningkatkan kompetensi belajar, pribasi, sosial, dan karir. Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan yang terstruktur untuk semua siswa (guidance for all), tanpa mengenal perbedaan gender, ras atau agama mulai taman kanak-kanak sampai tingkat SMA disajikan melalui kegiatan kelas
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang belajar, pribadi, sosial, dan karis siswa. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan klasikal adalah layanan yang disusun dan disajikan dalam kegiatan yang diadakan di kelas. Kegiatan kelas diadakan guna meningkatkan dan mengembangkan kompetensi siswa berdasarkan kebutuhan dalam bidang belajar, pribadi, sosial dan karir. 6. Strategi Pelayanan Bimbingan Klasikal Titiek Romlah (2001) mengemukakan bahwa penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan klasikal mempunyai banyak fungsi. Selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan klasikal/kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai, dapat juga membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya. Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan klasikal/kelompok yaitu, antara lain : a. Teknik pemberian informasi (expository) Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah : 1) Dapat melayani banyak orang, 2) Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, 4) Mudah dilaksanakan dibandingkan dengan teknik lain. b. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer & Munro ( Romlah, 2001) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu: (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia. c. Teknik pemecahan masalah (problem solving) Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah : 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah 4) Menguji masing-masing alternatif 5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai d. Permainan peranan (role playing) Bennett (Romlah, 2001) mengemukakan: “bahwa permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. Di dalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya. Dari permainan peranan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. e. Permainan simulasi (simulation games) Adams (Romlah, 2001) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Home room Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya. g. Karyawisata/field trip Kegiatan karyawisata yang dikemas dengan metode mengajar untuk bimbingan klasikal/kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggung jawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karyawisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objekobjek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
objek itu. Selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. h. Pengajaran Remedial Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal. i. Organisasi Siswa atau Kegiatan Kelompok Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri. Dapat disimpulkan bahwa melalui layanan bimbingan klasikal siswa dibantu untuk mengembangkan potensi-potensi diri, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik supaya siswa mampu memahami, menghayati, memaknai dan menghidupi pengalamanpengalaman (experience) yang terjadi selama proses bimbingan/ dinamika. Artinya, pengalaman belajar akan memampukan siswa memaknai dari setiap pengalaman yang terjadi, dimana memaknai pengalaman membawa siswa mampu membimbing dirinya untuk
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengolah pemahaman baru. Belajar melalui pengalaman (experiential learning) menjadikan belajar siswa lebih terbuka dan dapat mengalami proses belajar secara langsung. D. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning Nasution (2005) menjelaskan experiential learning adalah suatu proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Experiential learning lebih bermakna ketika pembelajar berperan serta dalam melakukan kegiatan. Kolb (1984) menjelaskan experiential learning merupakan sebuah model holistik dari proses pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme. Jadi experiential learning adalah suatu pendekatan belajar yang dipusatkan
pada
pengalaman
belajar.
Pengalaman
belajar
akan
memampukan siswa menemukan makna atau pemahaman baru melalui pengalaman yang sedang dialami. Memaknai pengalaman membawa siswa mampu membimbing dirinya sendiri dalam menentukan sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning Baharuddin dan Wahyuni (2010) mengutarakan tujuan model pembelajaran experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa dan memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Ketiga hal ini kemudian menjadi fokus pendekatan experiential learning. 3. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning Sinaga (2013) memaparkan metode experiential learning memiliki kelebihan yakni dapat meningkatkan semangat siswa dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berfikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perpektif yang berbeda. Perpektif yang berbeda membantu siswa lebih jauh melihat bahwa pengalaman yang sedang terjadi memberi dampak bagi pendewasaan diri. Depdiknas (2004) menjelaskan bahwa belajar berdasarkan pengalaman, proses belajar siswa lebih bersifat terbuka dan siswa dapat mengalami proses belajar secara langsung, dimana dalam proses belajar siswa dapat memaknai setiap peristiwa yang sedang dialami. Memaknai peristiwa membawa siswa mampu membimbing dirinya sendiri untuk mengolah pemahaman baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa penerapan model experiential learning dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dapat disimpulkan bahwa metode experiential learning sangat efektif apabila diberikan kepada siswa dengan memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan demikian pembelajaran dengan metode experiential learning sangat efektif membantu siswa dalam membangun pengetahuan baru mengenai dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. 4. Prosedur Penerapan Experiential Learning Kolb (Kohonen, 2001) menjelaskan bahwa experiential learning mengajak siswa untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamati/dialami dengan tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut. Prosedur penerapan experiential learning diuraikan sebagai berikut: a. Pengalaman kongkrit Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek rasa daripada aspek pikiran. pengalaman kongkrit merupakan orientasi artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan cerita-cerita autobiografi. b. Konseptualisasi abstrak Belajar dengan menggunakan logika/pikiran, serta pendekatan sistematis dalam pemecahan masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maksud untuk merapikan dan menempatkan sistem konseptual. Aktivitas instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan, dan pembangungan model dan analogi. c. Observasi reflektif Belajar yang berpusat pada pemahaman arti dari ide dan situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu memperhatikan bagaimana segala ssesuatu yang terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif, pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi. d. Eksperimen aktif Eksperimen aktif ini mengajak siswa belajar melalui tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha terus-menerus untuk mempengaruhi orang, mengubah situasi, dan mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik instruksional yang dapat digunakan, meliputi permainan, drama/simulasi, penggunaan studi kasus, dan proyek lapangan.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.1. Prosedur Experiential Learning E. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian Stranas tahun ke-2 (Barus, 2015) menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter pada 9 SMP di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hasil yang baik karena terjadi peningkatan karakter antara pre-post test pada ke 9 SMP. Implementasi model ini telah mampu mentransformasi rata-rata skor karakter dari terendah 2,28 menjadi tertinggi 3,52 pada skala 4 (stanfour). Para guru maupun siswa di 9 sekolah menilai model ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan model pendidikan karakter terintegrasi. Lebih dari 95% siswa mengaku merasa lebih mampu menghargai teman, lebih semangat untuk mengikuti kegiatan, membangun
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepedulian/kesetiakawanan,
lebih
memperbaiki diri, lebih berani
meningkatkan
kesadaran
untuk
bertanggung jawab, mempererat rasa
persaudaraan/persahabatan,memupuk kesediaan bekerja sama/kekompakan tim, menumbuhkan keinginan untuk menolong orang lain, dan mereka mengakui kegiatan bimbingan karakter model ini sangat memberi manfaat bagi perbaikan perilaku. 2. Hasil penelitian Elisabet Rubiningsih (2016) tentang “Efekvtivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning” menunjukkan adanya peningkatan hasil (pretest) rata-rata 61,6786 dan sesudah adanya perlakuan (posttest) dengan nilai rata-rata naik menjadi 64,1786, sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan karakter kerja keras pada siswa. F. Kerangka Berpikir Pendidikan karakter telah menjadi keprihatinan tersendiri bagi bangsa indonesia. Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian. Akibat minimnya perhatian terhadap pendidikan karakter dalam ranah persekolahan, telah menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit sosial di tengah masyarakat. Sebenarnya, sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian akademis, tetapi bertanggung jawab dalam membentuk karakter siswa. Capaian akademis dan pembentukan karakter yang baik merupakan dua misi integral yang harus mendapat perhatian sekolah.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan karakter terintegrasi sudah tercantum dalam kurikulum sekolah, namun selama ini dalam proses implementasi masih banyak hambatanhambatan. Hambatan-hambatan itu seperti para guru belum sepenuhnya paham mengenai konsep pendidikan karakter terintegrasi, prosedur belum operasional, guru BK belum terlibat aktif, dan internalisasi nilai-nilai masih pada tataran kognitif belum sampai afeksi. Oleh karena itu perlu adanya model penanaman pendidikan karakter tidak hanya pada tataran kognitif namun sampai pada afeksi dan tindakan nyata. Peneliti menawarkan model bimbingan yang didesain oleh tim stranas prodi bimbingan dan konseling, universitas sanata dharma yaitu model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential leraning.Secara khusus peneliti berfokus pada karakter daya juang siswa kelas VIII A. Karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah belum tertanam dalam diri, sehingga pemahaman dan penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan karakter perlu ditingkatkan 1. Pendidikan karakter masih pada tataran kognitif 2. Pedoman yang digunakan tidak operasional
Pendidikan karakter terintegrasi
Implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
Pengantar pendidikan karakter (layanan bimbingan)
• Merumuskan dan mengambil makna/nilai karakter
• Dinamika kelompok melalui model yang diberikan Active Experimentation
Concrate Experience
1. Aku Bisa 2. Aku Percaya Diri 3. Aku Pantang Menyerah Abstract Conceptualisation
Reflective Observation • Refleksi diri terhadap pengalaman mengikuti pendidikan karakter
• Sharing pengalaman dalam kelompok besar maupun kecil
Peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan karakter daya juang sebagai siswa
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho :Pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiental learning tidak efektif untuk meningkatkan karakter daya juang pada siswa SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. H1 :Pendidikan karakter melalui layanan
bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiental learning efektif untuk meningkatkan karakter daya juang pada siswa SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik analisis data. A. Jenis atau Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pre-experimental dan menggunakan one group pre-test post-test design. Menurut Sugiyono (2013) dikatakan bahwa pre-experimental design adalah jenis eksperimen yang belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka dapat dikatakan terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak ada variabel kontrol sehingga dapat mempengaruhi variabel dependen, dimana variabel dependen sendiri belum tentu dipengaruhi oleh variabel independen. Dengan desain ini akan diketahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini, sebelum perlakuan akan diberikan pre-test (tes awal) dan post_test (tes akhir) yang diberikan setelah perlakuan. Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengukur peningkatan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Teknik ini akan memberikan hasil efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surabaya, Lampung Tengah pada tahun ajaran 2015-2016. Desain penelitian yang digunakan akan digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design Pre-test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Keterangan: O1
: pretest (tes awal) sebelym perlakuan diberikan
O2
: posttest (tes akhir) setelah perlakuan diberikan
X
: treatment atau perlakuan berupa pendidikan karakter daya juang
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendektan experiential learning. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah pada tanggal 27-28 Mei 2016 pada pukul 08.00-11.00 WIB. Penelitian ini dilakukan dengan durasi delapan jam dalam dua hari pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VIII A. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah sampel dari populasi kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Subjek penelitian berikut dijelaskan secara rinci dalam tabel 3.2 berikut.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian Keterangan
Jumlah Siswa
VIII A
33 orang
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari setting, teknik pengumpulan data dapat diambil setting alamiah, metode eksperimen (laboratorium), seminar, diskusi, di jalan. Dilihat berdasarkan sumber data, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi, dan gabungan ketiganya. Data merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diteliti dan dianalisis. Maka, dibutuhkan teknik yang tepat dalam pengambilan data. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest peningkatan karakter daya juang. Sedangkan teknik non-tes adalah skala validasi penilaian siswa yang digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahap-tahap yang dilakukan untuk persiapan pengumpulan data penelitian sebagai berikut: a. Tahap persiapan 1) Menganalisis topik materi. 2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling (RPBK). 3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala. 4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner 5) Revisi dan konsultasi kepada tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si b. Tahap pelaksanaan 1) Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2) Implementasi pendidikan karakter daya juang layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. 3) Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang diperoleh. 2) Mengolah data hasil penelitian. 3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4) Menarik kesimpulan.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013)
menjelaskan bahwa prinsip dalam penelitian
adalah pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Maka, dapat dideskripsikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang dapat diamati. Instrument dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen berupa tes karakter daya juang, kuesioner penilaian diri (self asessment), dan validasi penilaian siswa yang akan dijelaskan sebagai berikut: a. Tes Karakter Daya Juang Winkel dan Hastuti (2004) menjelaskan bahwa terdapat beberapa tipe skala penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian berdegradasi, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, berbentuk objektif dengan tipe pilihan ganda. Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes karakter daya juang yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda dimana pilihan-pilihan tersebut berupa pernyataan-pernyataan dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing alternatif jawaban mengandung kebenaran berdegradasi. Skor 4 adalah skor tertinggi yang mewakili nilai karakter daya juang. Sedangkan untuk skor 1 mewakili nilai karakter daya juang yang rendah. Penggunaan tes sifatnya
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tertutup. Artinya siswa dapat langsung memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti. Tes karakter daya juang ini diberikan oleh peneliti kepada siswa awal sesi (pretest) dan akhir sesi (posttest) implementasi. Pretest diberikan kepada siswa dengan maksud untuk mengukur tingkat awal karakter daya juang siswa. Sedangkan posttest dimaksudkan
untuk
mengukur
peningkatan
hasil
efektivitas
implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning bagi siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Kisikisi tes karakter daya juang divisualisasikan pada tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Karakter Daya Juang No
Aspek
Indikator
Item
1
Kendali
a. Bersikap proaktif b. Memikirkan solusi dengan cepat
5, 7, 9, 13 6, 11
2
Asal usul dan Pengakuan
a. Berani mengakui kesalahan diri b. Menerima konsekuensi
18 14, 17
3
Jangkauan
a. Menggali potensi diri b. Menerima sikap dan sifat orang lain dengan terbuka c. Bersikap peduli
4, 8, 10 1, 2
4
Daya tahan
a. Percaya diri dalam mengambil keputusan b. Bersikap optimis
52
16, 19, 20
3, 12 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Skala Penilaian Diri (self assessment) Skala penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Dalam Sugiyono (2013) menjelaskan skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sosial. Pemberian jawaban dari setiap item yang dibuat berupa pilihan respon sangat sering (ss), sering (s), jarang (jr), tidak pernah (tp). Skala penilaian diri ini dibagikan kepada para siswa untuk diisi setiap akhir sesi bahasan. Skala ini digunakan untuk melihat responsi perseptual siswa terhadap pengguasaan isi materi atau butir-butir yang diberikan dalam pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terhadap karakter daya juang yang dijadikan bahan penelitian oleh peneliti. Kisi-kisi Skala penilaian diri (self asessment scale) divisualisasikan pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri (Self Asesment Scale) No
Topik
Indikator
Item 1 a. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat yang ada dalam diri 2 3 1 Aku Bisa b. Siswa mampu merumuskan niat perwujudan sifat-sifat positif dalam berperilaku 4 5 6 c. Siswa mampu mewujudkan sifat-sifat positif dalam berperilaku 7 8 a. Menjelaskan percaya diri 9 10 2 Aku Percaya Diri 11 b. Menyebutkan karakter orang yang percaya diri 12 13 c. Menjelaskan cara-cara meningkatkan kepercayaan diri 14 15 a. Menjelaskan pengertian pantang menyerah 16 17 3 Aku Pantang Menyerah b. Menjelaskan cara-cara menumbuhkan sikap pantang menyerah 18 19 c. Menjelaskan manfaat yang diperoleh jika memiliki sikap pantang menyerah 20
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model (responden siswa) Kuesioner validasi efektivitas model dengan menggunakan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013) mendeskripsikan bahwa skala pengukuran tipe ini menghasilkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Dalam instrumen penelitian ini, disediakan pilihan responsi “ya dan tidak”. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, dapat juga menggunakan bentuk checklist. Guttman scale digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Kuesioner validasi efektivitas model pendidikan karakter dengan responden siswa ini digunakan untuk melihat efektivitas program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert judgement (Azwar, 2009). Pada penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada beberapa ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategis
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini yang berperan adalah Dr. Gendon Barus, M.Si. Selain itu, uji validitas instrumen tes maupun skala penilaian karakter daya juang dilakukan dengan uji statistik dengan mengkorelasikan skor-skor item total menggunakan karakter daya juang dikorelasikan dengan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:
rxy
n XY ( X )( Y )
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: koefisien korelasi
𝑋
: skor item
𝑌
: skor total
𝑁
: banyaknya subjek
Penentuan nilai koefisien korelasi Product Moment Pearson yang dianggap valid menggunakan r ≥ 0,30 pada taraf signifikansi ≤ 0,05. Butir instrumen dapat dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,30, sedangkan butir instrumen dikatakan tidak valid jika r hitung > r 0,30. Peneliti melakukan uji validitas tes karakter daya juang yang berjumlah 20 item dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan korelasi Product Moment Pearson. Hasil validitas tes karakter daya juang tersaji dalam tabel 3.5 berikut:
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes Karakter Daya Juang
No
Aspek
Indikator
a. 1
Kendali b. a.
2 Asal usul dan Pengakuan
b. a.
3
Jangkauan
b. c.
4
Daya tahan
a. b.
Item r hitung Sig. (2-tailed) Keterangan 5 0,080 0,656 Revisi 7 0,219 0,220 Revisi Bersikap proaktif 9 0,431 0,012 Valid 13 0,412 0,017 Valid 6 0,386 0,027 Valid Memikirkan solusi dengan cepat 11 0,595 0,000 Valid Berani mengakui kesalahan diri 18 0,549 0,001 Valid 14 0,279 0,115 Revisi Menerima konsekuensi 17 0,641 0,000 Valid 4 0,159 0,377 Revisi Menggali potensi diri 8 0,371 0,034 Valid 10 0,438 0,011 Valid 1 0,402 0,200 Valid Menerima sikap dan sifat orang lain dengan terbuka 2 0,291 0,101 Revisi 16 0,667 0,000 Valid Bersikap peduli 19 0,350 0,046 Valid 20 0,230 0,197 Revisi 3 0,440 0,100 Valid Percaya diri dalam mengambil keputusan 12 0,396 0,022 Valid Bersikap optimis 15 0,613 0,000 Valid
Peneliti melakukan uji validitas nilai koefisien korelasi Product Moment Pearson menggunakan r ≥ 0,30 pada taraf signifikansi ≤ 0,05. Hasil hitung validitas skala penilaian diri (self asessment scale) menggunakan SPSS versi 16.0 dengan korelasi Product Moment Pearson didapat hasil yang tersaji dalam tabel 3.6 berikut:
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6 Uji Validasi Skala Penilaian Diri (Self Asessment Scale)
No
Topik
Indikator
Item r hitung Sig (2-tailed) Keterangan 1 0,485 0,004 Valid a. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat yang ada dalam diri 2 0,490 0,004 Valid 3 0,537 0,001 Valid 1 Aku Bisa b. Siswa mampu merumuskan niat perwujudan sifat-sifat positif dalam berperilaku 4 0,354 0,043 Valid 5 0,201 0,261 Revisi 6 0,558 0,001 Valid c. Siswa mampu mewujudkan sifat-sifat positif dalam berperilaku 7 0,196 0,274 Revisi 8 0,638 0,000 Valid a. Menjelaskan percaya diri 9 0,407 0,019 Valid 10 0,483 0.004 Valid 2 Aku Percaya Diri 11 0,066 0,714 Revisi b. Menyebutkan karakter orang yang percaya diri 12 0,452 0,008 Valid 13 0,339 0,054 Valid c. Menjelaskan cara-cara meningkatkan kepercayaan diri 14 0,473 0,005 Valid 15 0,324 0,066 Valid a. Menjelaskan pengertian pantang menyerah 16 -0,134 0,459 Revisi 17 0,433 0,012 Valid 3 Aku Pantang Menyerah b. Menjelaskan cara-cara menumbuhkan sikap pantang menyerah 18 0,406 0,019 Valid 19 0,265 0,135 Revisi c. Menjelaskan manfaat yang diperoleh jika memiliki sikap pantang menyerah 20 0,568 0,001 Valid 2. Reliabilitas Instrumen Pengukuran
reliabilitas
bertujuan
untuk
mengetahui
tingkat
keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode alpha. Rumus Alpha menurut Arikunto (2006) adalah sebagai berikut:
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
r11
: nilai realibilitas
∑σ t2
: jumlah varian skor
σ t2
: varian total tiap item
k
: jumlah item pertanyaan yang di uji Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel
secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika r11≥ r tabel) berarti Reliabilitas. Jika r11< r tabel) berarti Tidak Reliabilitas. Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliability statistics, penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956) dengan norma kriteria skor sebagai berikut: Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford Norma atau kriteria Skor Kategori 0,91 – 1,00
Reliabilitas Sangat Tinggi
0,71 - 0,90
Reliabilitas Tinggi
0,41 - 0,70
Reliabilitas Sedang
0,21 - 0,40
Reliabilitas Rendah
0,00 - 0,20
Reliabilitas Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 diperoleh perhitungan reliabilitas tes karakter daya juang dan skala penilaian diri (self asessment scale) pada tabel 3.8 dan 3.9 berikut.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Tes Karakter Daya Juang Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.690
20
Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahuai koefisien reliabilitas teas karakter daya juang sebesar α = 0,690. Dimana nilai Alpha sebesar 0,690, kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha 0,690 > 0,444 pada tes karakter daya juang. Artinya, item-item dalam tes pendidikan karakter daya juang dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila ditinjau melalui norma kategorisasi Guilford pada tabel 3.7, hasil uji reliabilitas statistik item-item dalam alat tes pendidikan karakter daya juang (0,690) masuk dalam reliabilitas sedang. Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Penilaian Diri (Self Asessment Scale) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .654
59
N of Items 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil hitung koefisien reliabilitas pada skala penilaian diri (self asessment) sebesar α = 0,654. Dimana nilai Alpha sebesar 0,654, dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Jadi, hasil yang diperoleh Alpha 0,654 > 0,444 pada skala penilaian diri (self asessment scale). Artinya, item-item dalam skala penilaian diri (self asessment scale) reliabel. Jika ditinjau melalui norma kategorisasi Guilford hasil uji reliabilitas skala penilaian diri (self asessment scale) (0,654) masuk dalam kategori sedang. 3. Uji Normalitas Menurut Nurgiyantoro (2009) uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Kriteria dalam uji normalitas adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 Tabel Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pretest N Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Posttest 33
33
Mean
65.85
70.15
Std. Deviation
7.085
3.667
Absolute
.162
.150
Positive
.078
.105
Negative
-.162
-.150
.931
.863
.352
.446
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 3.10 hasil uji normalitas tes karakter daya juang dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test yang menunjukkan nilai 0,446 > 0,05 dengan demikian tes karakter daya juang berdistribusi normal. F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa dua teknik analisis data sebagai berikut: 1. Teknik analisis data tes karakter daya juang guna menganalisis rumusan masalah pertama untuk melihat peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
learning, maka dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil post test - pre test (D = O2-O1). Untuk melihat persebaran data, dilakukan kategorisasi yang bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Setelah mengetahui norma kategorisasi untuk melihat peningkatan pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka hasil analisis skor disajikan dalam norma kategorisasi tes karakter daya juang ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel 3.11 berikut. Tabel 3.11 Norma Kategorisasi Norma/Kriteria Skor +1,8σ < μ +0,6σ < μ ≤ +1,8σ -0,6σ < μ ≤ 0,6σ -1,8σ < μ ≤ -0,6σ μ ≤ -1,8σ Keterangan:
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelian menurut perhitungan skala. Standar deviasi (σ/sd)
: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
μ (mean teoritik)
: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
Hasil penghitungan analisis skor karakter daya juang yang diperoleh dari tes disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 3.12 di bawah ini:
Tabel 3.12 Norma Kategorisasi Karakter Daya Juang Siswa/I Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori Sangat Tinggi +1,8σ < μ > 68 +0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 - 43 Rendah μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah
2. Teknik analisis uji hipotesis guna menganalisis rumusan masalah kedua dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis dalam penelitian untuk menganalisis signifikansi hasil pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 dilakukan dengan teknik statistik uji t. Uji t paired sample test digunakan untuk menganalisis perbedaan antara pre-test dan post-test pada siswa kelas VIII A di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 yang mengikuti program implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
experiential learning. Berikut adalah rumus untuk menghitung paired sample t-test: t=
x1 - x 2 S S s12 s 22 + 2r 1 2 n n n1 n 2 1 2
Keterangan
x1 : Rata-rata sampel 1 (Pre-test)
s12 : Varians sampel 1 (Pre-test) x 2 : Rata-rata sampel 2 (Post-test) s22 : Varians sampel 2 (Post-test) S1 : Simpangan baku sampel 1 (Pre-test)
S 2 : Simpangan baku sampel 2 (Post-test)
r
: Korelasi antara dat dua kelompok
Uji t paired sampel test dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Dimana data sudah diuji kenormalitasannya, sehingga data selanjutnya dapat dianalisis menggunakan uji t paired sampel test. 3. Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan masalah ketiga peneliti menggunakan deskrpitif kategoriasasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self assessment), dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat sering), s (sering), jr (jarang), dan tp (tidak pernah). Oleh karena itu skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya. Hasil perhitungan analisis data skor skala penilaian diri (self assessment) subjek disajikan dalam norma kategorisasi karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun Ajaran 2015/2016 pada tabel berikut 3.13 berikut: Tabel 3.13 Norma Kategorisasi Penilaian Diri Karakter Daya Juang Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori Sangat Tinggi +1,8σ < μ > 68 +0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 – 43 Rendah μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter daya juang berdasarkan skala penilaian diri (self assessment) dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik
: 1 x 20 = 20
Luas jarak
: 80-20 = 60
Standar deviasi (σ/sd)
:
μ (mean teoritik)
:
4. Kemudian
untuk
menjawab
60
= 10
6 80+20 2
rumusan
= 50
masalah
keempat,
peneliti
menggunakan teknik analisis data validasi efektivitas implementasi
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Peneliti menggunakan deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan peneliti karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter daya juang, yakni, ya, tidak, dan tidak tahu berdasarkan penilaian siswa dengan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑒𝑚 =
∑𝑓 100 𝑁
Keterangan: 𝑃𝑒𝑚
: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter
∑𝑓 𝑁
: Jumlah jawaban “ya” setiap item : Jumlah responden
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi. Peningkatan hasil implementasi penddikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, data penelitian ini diukur dengan menggunakan tes karakter daya juang yang dilakukan di awal (pre-test) dan akhir (pos-test) implementasi. Berdasarkan perolehan data penelitian yang dihimpun melalui tes peningkatan karakter daya juang, dapat diketahui adanya peningkatan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016. Hasil data menunjukkan terjadinya peningkatan karakter daya juang siswa sebelum 65,85 naik menjadi 70,15 sesudah mendapatkan implementasi. Jadi terdapat selisish sebesar 4,3 sebagai peningkatan karakter daya juang sebelum dan sesudah implementasi diberikan (D = O2 - O1). Artinya, karakter daya juang dapat ditingkatkan secara efektif melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016. Berikut visualisasi selisih hasil pretest dan posttest pada tabel 4.1 berikut.
Grafik 4.1 Selisih Skor Pendidikan Karakter Daya Juang Antara Pretest Dan Postest Peneliti melakukan analisis data menggunakan teknik kategorisasi dengan model distribusi normal. Berikut visualisasi tingkat karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 dalam tabel 4.1 dan grafik 4.2 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Peningkatan Hasil Karakter Daya Juang Sebelum Dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning. Pre-Test Post-Test Rentang Kategori Skor F % F % >68 Sangat Tinggi 10 30,3 23 69,6 56-68 Tinggi 20 60,6 10 30,3 44-55 Sedang 3 9,1 0 0 32-43 Rendah 0 0 0 0 <32 Sangat Rendah 0 0 0 0
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data pengkategorisasian di atas apabila disajikan dalam bentuk grafik akan tampak sebagai berikut.
90 80 70 60 50
Pre-Test
40
Pos-Test
30 20
10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter Daya Juang Antara Pretest Dan Postest 2. Signifikansi Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
dengan
Pendekatan Expeiential Learning Pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi. Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan teknik uji T dengan sampel berpasangan untuk
menganalisis signifikansi
peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 tampak pada tabel 4.2 berikut ini. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Uji T Paired Sample Test Signifikansi Peningkatan Karakter Daya Juang Pada Siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun ajaran 2015/2016 Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
65.85
33
7.085
1.233
Posttest
70.15
33
3.667
.638
Tabel Paired Sample Statistic di atas menunjukkan hasil rata-rata skor karakter daya juang sebelum adanya implementasi (pretest) dengan nilai sebesar 65,85 dan sesudah adanya implementasi (posttest) naik menjadi 70,15, artinya, terdapat peningkatan senilai 4,3. Kemudian jika ditinjau dari standar deviasi terjadi penurunan senilai 3.418. Penurunan standar deviasi atau standar eror rata-rata menunjukkan bahwa persebaran data tidak terlalu jauh dari mean. Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Mean Pair Pretest 1
Posttest
-4.303
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
3.941
.686
70
Sig. (2Lower -5.700
Upper
t
-2.906 -6.273
Df
tailed) 32
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel data Paired Samples Test di atas tampak nilai Sig. (2-tailed) (0.000) < (0.05), maka Ho ditolak. Artinya, secara statistik implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat meningkatkan secara signifikan nilai karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah sebelum dan sesudah perlakuan. 3. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Expeiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Tiap Sesi Layanan bimbingan. Berdasarkan perolehan data kuesioner (self assesment scale) yang dihimpun di tiap akhir sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal, dapat diketahui gambaran peningkatan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 untuk setiap sesinya. Peneliti melakukan analisis data menggunakan teknik pengkategoriasasian mengacu pada pendapat Azwar (2014). Berikut visualisasi gambaran peningkatan karakter daya juang antara 3 sesi pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 dalam tabel 4.3 dan grafik 4.3 di bawah ini.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Daya Juang Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential learning Kelas VIII A Seputih Surabaya, Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016
Rentan g Skor
Kategori
Sesi II
I
III
Sangat Tinggi
F 0
% 0
F 0
% 0
F 7
% 21,2
Tinggi
0
0
14
42,4
17
51,5
Sedang
22
66,6
15
45,4
9
27.2
Rendah
11
33,3
4
12,1
0
0
> 68 56 – 68 44 – 55 32 – 43
Sangat 0 0 0 0 0 0 < 32 Rendah Data pengkategorisasian di atas, apabila disajikan dalam perspektif grafis, akan tampak seperti berikut. 90 80 70
60 50
Sesi 1
40
Sesi 2
30
Sesi 3
20 10 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Daya Juang Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learnig Berdasarkan grafik 4.3 menunjukkan bahwa pada setiap sesi terjadi peningkatan. Sesi 1 menunjukkan hasil rata-rata skor penilaian diri
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa masih berkisar dibawah nilai rata-rata 50. Pada sesi 2 terjadi peningkatan hasil rata-rata skor penilaian diri siswa mencapai nilai 60. Sedangkan pada sesi 3 meningkat lagi dengan capaian skor 70, ada 1 siswa nilainya naik secara konsisten dari sesi 1 sampai sesi 3. Dimana nilai tersebut hampir mencapai nilai maksimum, yaitu sebesar 79. Hal ini membuktikan bahwa dengan waktu 2 hari karakter siswa dapat ditingkatkan,
apalagi
pendidikan
karakter
dilakukan
secara
berkelanjutan karakter siswa dapat terbentuk dan diwujudkan dalam pengamalan nyata dikehidupan sehari-hari. Berdasarkan persebaran data hasil peningkatan setiap siswa, dengan demikian membuktikan bahwa pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat relevan dan menjawab kebutuhan siswa. Artinya, materi yang diberikan kepada siswa dapat dipahami dengan mudah dan mampu mendorong siswa dalam mengembangkan karakter daya juang. Selain itu, para siswa dapat mengambil nilai-nilai karakter daya juang dari setiap sesi yang diberikan oleh peneliti. 4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Berdasarkan Penilaian Siswa. Siswa diberikan kesempatan pada akhir implementasi untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas pendidikan karakter
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencontreng kolom ya (artinya setuju terhadap isi pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak memberi pendapat atas penilaian efektivitas yang tertulis dalam pernyataan). Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap itemnya. Mencermati hasil data pada tabel 4.4 di bawah sudah sangat meyakinkan bahwa sebagian besar siswa yang menjadi partisipan dalam implementasi model pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menilai model ini sangat efektif. Pada sebelas (11) aspek penilaian, seluruh siswa (100%) menilai bahwa model ini sangat efektif antara lain untuk meningkatkan
sikap
bertanggung
jawab,
menolong
orang
lain,menghargai teman, mempererat rasa persahabatan, memotivasi siswa untuk berusaha, dan meningkatkan keingintahuan siswa. Artinya model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4 Penilaian Siswa Terhadap Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya juang Berbasis Layanan Bimbingan dengan Pendekatan Experiential Learning (N=33)
1.
Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/ merasa: Semangat untuk mengikuti kegiatan
2.
Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
26
78,7
3.
Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
33
100
4.
Berani berpendapat
22
66,6
5.
Lebih kreatif
24
72,7
6.
Berani mencoba melakukan sesuatu
29
87,8
7.
Takut salah dalam melakukan permainan
9
27,2
8.
Malu dalam permainan kelompok
7
21,2
9.
Dihargai oleh teman-teman
28
84,8
10.
Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
22
66,6
11.
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
27
81,8
12.
Manfaat bagi perbaikan perilaku
33
100
13.
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
32
96,9
14.
Keinginan untuk menolong orang lain
33
100
15.
Puas terhadap bimbingan yang diberikan
32
96,9
16.
Tertantang untuk mencoba
26
78,7
17.
Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
6
18,1
18.
Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
26
78,7
19.
Terdorong untuk terlibat aktif
26
78,7
20.
Berani bertanggung jawab
33
100
21.
Menghargai teman
33
100
22.
Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
30
90,9
23.
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
33
100
24.
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
33
100
25.
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
33
100
26.
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
32
96,9
27.
Peningkatan keingintahuan siswa
33
100
28.
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
31
93,9
29.
Mendorong siswa lebih disiplin
32
96,9
30.
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
33
100
No
Jumlah 33
Keterangan : Item no 7, 8, dan 17 adalah pernyataan negatif.
75
Ya
(%) 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan 1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah sebelum (pre-test) dan sesudah (pos-test) mendapatkan
layanan
bimbingan
klasikal
dengan
pendekatan
experiential learning tahun ajaran 2015/2016. Hasil data menunjukkan terjadi peningkatan karakter daya juang siswa antara sebelum 65,85 naik manjadi 70,15 sesudah implementasi. Jadi terdapat selisih sebesar 4,3 sebagai peningkatan karakter daya juang sebelum dan sesudah implementasi diberikan (D = O2 - O1). Artinya, karakter daya juang dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil pendidikan karakter daya juang siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (pos-test) implementasi ada 20 siswa masuk kategori tinggi. Hal ini terjadi karena para siswa sudah memiliki pengetahuan tentang karakter daya juang dan mampu menerapkan karakter daya juang yang dibentuk
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal siswa itu sendiri. Namun, sesudah adanya implementasi terdapat peningkatan yang luar biasa pendidikan karakter daya juang pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Ada 23 siswa masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan siswa sangat nyaman, bersemangat dan proaktif dalam mengikuti kegiatan. Selain itu, siswa semakin paham, menyadari, dan mampu menerapkan materi dan dinamika dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat di atas (Zubaedi, 2012) memaparkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif membantu siswa belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, dan memberikan semangat. Pendapat di atas diperdalam oleh (Raka, 2011) menjelaskan bahwa dengan modal karakter yang kuat dan baik, para siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikan dan potensi dirinya secara penuh dan dapat membantu kehidupan yang baik, berguna, dan bermakna. Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian pokok (tes karakter daya juang) yang digunakan menunjukan hasil yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model ini secara efektif dapat
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantu baik guru maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. 2. Signifikansi Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
dengan
Pendekatan Expeiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 Sebelum dan Sesudah Implementasi. Berdasarkan tabel 4.2 nampak hasil hitung Paired sample t test (uji beda untuk sampel berpasangan) menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sebelum dan sesudah mendapat implementasi. Peningkatan yang signifikan terjadi sebesar 4,3. Artinya, partisipan (siswa) merasa semakin mampu mengikuti, memahami, serta menerapkan pendidikan karakter daya juang dengan pendekatan experiential learning. Selanjutnya, jika ditinjau dari standar deviasi terjadi penurunan senilai 3,418. Penurunan pada standar deviasi menunjukan bahwa persebaran data adalah baik atau dapat dikatakan tidak jauh dari rata-rata. Berdasarkan tabel data Paired Samples Test tampak nilai Sig. (2tailed) (0.000) < (0.05), maka Ho ditolak. Artinya, secara statistik implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat meningkatkan nkarakter daya juang pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah sebelum dan sesudah mendapatkan implementasi.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sudah nampak jelas dan meyakinkan bahwa karakter daya juang dapat ditingkatkan. Demikian sejalan dengan pendapat Stoltz (2007) bahwa seseorang yang memiliki ketekunan
dan ketahanan mampu
merespon kesulitan dengan baik akan senantiasa survive
dengan
keadaannya dan menjadikan kesulitan sebagai tantangan yang harus dihadapi. Demikian juga seseorang yang memiliki motivasi yang kuat mampu menciptakan peluang dalam kesulitan. Artinya, seseorang dengan motivasi yang kuat akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki. 3. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan
Expeiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 di Tiap Sesi Layanan Bimbingan Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self asessment scale tingkat karakter daya juang, ditemukan peningkatan yang berarti baik dari ketiga sesi yang diberikan. Tiap sesi mengangkat topik yang berbeda, sesi pertama dengan topik aku bisa, sesi kedua aku percaya diri, dan sesi ketiga dengan topik aku pantang menyerah. Mulai dari sesi pertama hingga sesi ketiga dalam proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Pada sesi pertama terdapat 33,3% siswa yang masuk kategori rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor yakni, belum pernah diimplementasikan model baru dan materi baru mengenai pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning memiliki intervensi berkelanjutan di antara setiap topik bahasannya. Selanjutnya, di akhir sesi dua dan sesi tiga peneliti kembali menghimpun data pemahaman siswa melalui self asessment scale. Data yang dihasilkan terdapat peningkatan yang baik, sebab terjadi peningkatan pemahaman setelah implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di sesi dua dan sesi tiga. Pada sesi dua terdapat 45,4% siswa masuk dalam kategori sedang dan 42.4% masuk dalam kategori tinggi, walaupun belum sampai pada kategori sangat tinggi. Hasil analisis data sesi dua diyakinkan lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses implementasi berlangsung. Pada sesi tiga hasil olah data self asessment scale karakter daya juang menunjukkan peningkatan yang fantastis. Terdapat 51,5% siswa masuk dalam kategori tinggi dan 21,2% siswa masuk kategori sangat tinggi. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu dikarenakan keseriusan
siswa dan
kenyamanan yang dirasakan siswa dalam proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di tiap sesinya.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terjadi peningkatan di setiap sesi sudah membuktikan bahwa melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning karakter daya juang dapat ditingkatkan. Sejalan dengan pendapat Depdiknas, bimbingan dan konseling (2004) dan Sinaga (2013) menjelaskan bahwa melalui bimbingan klasikal siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. Selain itu, siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku orang lain. Apalagi dengan pendekatan experiential learning yang memiliki keunggulan menurut Sinaga (2013) yaitu dapat meningkatkan semangat siswa dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Selama proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berlangsung terjadi dinamika dimasing-masing pribadi atau di setiap siswa. Ada siswa yang semangat dan proaktif selama mengikuti kegiatan dan ada pula siswa hanya sekedar mengikuti dinamika yang berlangsung.
Siswa
yang
semangat
dan
proaktif
menunjukan
peningkatan yang cukup tinggi di tiap sesinya, namun bagi siswa yang hanya sekedar mengikuti arus dinamikanya naik turun kemudian naik lagi. Dinamika ini terjadi karena karakter dapat sewaktu-waktu berubah.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perubahan ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya. Berdasarkan peningkatan hasil self asessment dari implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning merupakan jawaban yang relevan terhadap permasalahan afeksi dan kognisi di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah guna meningkatkan karakter daya juang. Pada proses implementasinya siswa hanya diberikan bimbingan selama 2 (dua) hari pertemuan dengan 3 (topik) pembangun karakter daya juang yaitu, aku bisa, aku percaya diri, dan aku pantang menyerah. Jika kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua warga sekolah secara berkala maka masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan. 4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis
Layanan
Bimbingan
Klasikal
dengan
Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Berdasarkan Penilaian Siswa. Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian langsung dari para siswa. Siswa ikut berpartisipasi memberikan penilaian dengan capaian yang sangat
menakjubkan, yakni sebagian siswa mengaku
merasa terbantu dalam mengembangkan diri sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelaksanaan layanan. Pelaksanaan ini menjadikan siswa semakin mengerti, memahami, dan mengetahui akan
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
potensi dalam dirinya sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan disetiap pengalaman dan mewujudnyatakan dalam kehidupan seharihari. Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dirasa relevan dan mudah diterima oleh para siswa. Pelaksanaan layanan yang relevan menjadikan siswa lebih mudah menerima materi dan mengajak siswa semakin aktif untuk mencoba halhal baru dalam proses pembelajaran. Dalam tabel 4.4 terdapat tiga pertanyaan yang diberikan Shading kuning oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item tersebut merupakan pertanyaan negatif. Skor rendah dalam pernyataan negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu, karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah, ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan. Mencermati hasil berdasarkan penilaian siswa yang tertera dalam tabel 4.4, model ini tampak efektif dan bermanfaat bagi siswa. Hal ini tampak dari poin-poin bahwa siswa mengikuti dan menikmati proses bimbingan, ditandai dengan presentasi 100% di 11 itemnya yakni, 1, 3, 12, 14, 20, 21, 23, 24, 25, 27, dan 30. Walaupun item yang negatif yaitu item 7, 8, dan 17 hanya sebagian kecil yang memilihnya, ini menunjukan hanya sedikit siswa yang merasa takut, malu, capek, dan bosan dalam mengikuti semua kegiatan bimbingan.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nampak jelas bahwa sebagian besar dari siswa menikmati kegiatan bimbingan ini. Dengan demikian sejalan dengan pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential learning yang menyatakan bahwa manusia terus belajar, tumbuh, dan berkembang. Proses belajar berdasarkan pengalaman langsung akan lebih bermakna dan dapat menjadikan pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih meyakinkan lagi Nasution (2005) menyatakan bahwa pendekatan experiential learning akan lebih bermakna ketika pembelajaran mampu membangun pengetahuan baru dan ketrampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalaman secara langsung. Experiential learning lebih bermakna ketika pembelajar berperan serta dalam kegiatan. Jika ditinjau lebih jauh lagi, desain program ini akan menjasi baik apabila disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan supaya siswa mampu bertumbuh dan berkembang seoptimal mungkin serta disesuiakan dengan nilai karakter yang dirasa perlu ditingkatkan. Terlebih, pendekatan experiential learning memiliki keunggulan yaitu belajar berdasarkan pengalaman, proses belajar siswa lebih bersifat terbuka dan siswa dapat mengalami proses belajar secara langsung, dimana dalam proses belajar siswa dapat memaknai setiap peristiwa yang sedang dialami. Memaknai peristiwa membawa siswa mampu membimbing dirinya sendiri untuk mengolah pemahaman baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa penerapan model
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
experiential learning dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah dapat dikatakan bahwa model ini sangat efektif dan bermanfaat. Artinya, model implementasi ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran terhadap hasil penelitian. A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Terdapat peningkatan hasil Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif dilihat dari peningkatan skor pre-test ( 65,85) naik menjadi (75,15) pada post-test pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016. 2. Terdapat peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter daya juang melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 antara sebelum dan sesudah implementasi. 3. Tampak peningkatan/perubahan capaian nilai karakter daya juang siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 dari sesi satu 46,8, naik menjadi 56,2 pada sesi dua, dan meningkat lagi menjadi 65,1 pada sesi ketiga. 4. Siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning sangat efektif meningkatkan karakter daya juang siswa. B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun ajaran 2015/2016 telah dirancang secara konseptual, sistematik, dan prosedural bersama tim stranas untuk mencapai hasil yang optimal. Namun, dalam implemetasinya penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang dapat diperbaiki dan ditingkatkan bagi peneliti selanjutnya. Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi: 1. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan uji coba sebelumnya. Oleh sebab itu, hasil reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan beberapa item instrumen pada penelitian ini kurang mewakili nilai-nilai karakter daya juang. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan bimbingan yakni dua hari dengan 3 topik kemungkinan baru memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampek tataran kognisi dan afeksi. Masih minim untuk menjadi karakter siswa yang terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis paparkan guna lebih mengoptimalkan dan mengembangkan ketercapaian hasil pendidikan karakter. 1. Bagi Kepala Sekolah Karakter menjadi sebuah pondasi bagi pembentukan kepribadian yang baik. Kepribadian terbentuk tidak hanya dari keluarga, teman sebaya,
dan lingkungan sosial. Namun pendidikan formal menjadi
kekuatan dalam mendidik siswa baik secara afeksi maupun konasi. Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan menjadi pelopor dalam membangun dan mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Kepala sekolah baik adanya membentuk tim khusus untuk pembenahan karakter siswa dengan cara berelaborasi dengan semua warga sekolah untuk saling mendukung yang menjadi program dan kewajiban pihak sekolah. 2. Bagi Guru BK Guru BK memiliki kemampuan dalam mendampingi dan membimbing siswa dalam proses perkembangan untuk menjadi pribadi yang utuh. Oleh karena itu, guru BK perlu adanya program bertemu secara tatap muka tidak hanya dengan siswa yang bermasalah namun berlaku untuk semua siswa bertujuan agar masing-masing pribadi (siswa) mendapatkan perhatian secara khusus. Sehingga dalam diri siswa akan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbentuk persepsi bahwa “aku berharga, aku diperhatikan” hal kecil ini akan berdampak besar bagi pembentukan karakter siswa. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran diharapkan ikut andil dalam melaksanakan program penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal dapat dimulai dengan membentuk kerjasama dengan guru BK di sekolah. Harapannya dengan adanya kerjasama antar guru mata pelajaran dan guru BK dapat berdiskusi menemukan solusi yang tepat dalam pembentukan karakter siswa. Solusi yang muncul dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. 4. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu mengalami, menyadari, dan memaknai setiap peristiwa yang terjadi di sekolah maupuan di luar sekolah. Tentunya memaknai secara positif setiap pengalaman supaya terbentuk pembiasaan yang baik dan akhirnya kebiasaan yang baik menjadi karakter. 5. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini, peneliti belum melakukan uji coba instrumen yang digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti apakah setiap item sudah mewakili karakter daya juang siswa. Oleh karena itu para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Aswar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________. 2014. Penyusun Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media. Barus, Gendon. 2015. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2. Budi, B. 2015. Batal Tawuran, 10 Pelajar Asal Lampung Selatan Ditangkap Polsek Kedaton [tersedia: http://www.jejamo.com] diakses pada tanggal 15 September 2016. Depdiknas. 2004. Bimbingan dan Konseling: Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20. Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Guilford, J.P.1956. Fundamental Statistic in Psychology and education. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Inc. Kolb. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Davelopment. New Jersey: Prentice Hall. Kohonen. 2001. Experiential Learning In Foreign Languange Education. Lickona, Thomas. 2006. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung jawab. Bandung: Bumi Aksara. Makrifah. 2014. Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan untuk Siswa. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8. Marsuki. 2011. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah. Makalah. Fis Universitas Negri Yogyakarta.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Megawangi, Ratna. 2003. Pendidikan Karakter Untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation. Mulyasana. D. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Nashori. 2007. Pelatihan Adversity Intellegence Untuk Meningkatkan Kebersamaan Hidup Remaja Panti Asuhan. Jurnal Psikologi No 23 Thn XII Januari 2007. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Prayitno, Manullang Belferik. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Grasindo. Parleoli, M Roy. 2015. Jadi Pelaku Pembegalan, Pelajar SMP Ditangkap. [tersedia: http://www.sindonews.com] diakses pada tanggal 2 Oktober 2016. Raka, dkk. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah: Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta: Alex Media Komputindo. Rubiningsih, E. 2016. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: USD. Sinaga, J.D. 2013. Widya Dharma Jurnal Pendidikan. Efektivitas Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 25, No.1, Oktober 2013. Suciati. 2005. Pekerti. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1.07. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: Puasat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Stoltz. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: Grasindo.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
_____. 2005. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo. _____. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Grasindo. Ramlah, T. 2001. Panduan Pengajar Buku Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Winkel, W.S. & MM. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. ____________________________. 2013. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group. Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: kencana Prenada Media Group.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Surat Ijin Penelitian
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 TES KARAKTER DAYA JUANG
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah 20 pertanyaan di bawah ini dengan teliti! 2. Pilihlah jawaban A, B, C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya. 3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah. 4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing. No
Soal & pilihan jawaban
1
Amir adalah murid baru disebuah SMP. Ia pertama kali masuk sekolah belum mempunyai satu pun teman yang ia kenal. Yang saya lakukan adalah..... a. Duduk berdiam diri menunggu teman lain menghampiri Amir. b. Berkenalan dengan Amir tanpa melihat latar belakang. c. Mengajak Amir ikut bergabung dengan teman-teman yang sedang asik ngobrol. d. Mengajak teman-teman yang ada dilingkungan sekolah untuk berkenalan dengan Amir.
2
Ketika saya sedang makan di kantin dengan teman-teman datanglah kakak kelas yang sengaja mengejek dengan menyebutkan nama orangtua. Maka yang saya lakukan adalah .... a. Saya memberanikan diri menegur kakak kelas secara langsung tanpa memperduliakan siapa yang melihat. b. Saya memberanikan diri menegur dengan mengajaknya berbicara empat mata. c. Saya memberanikan diri menegur kakak kelas dan memaafkan kesalahannya. d. Saya memberanikan diri menegur dan membuat perjanjian untuk tidak mengulangi kesalahan.
3
Pada saat pemilihan ketua kelas, saya terpilih sebagai ketua. Maka untuk pertama kali yang saya lakukan adalah... a. Saya langsung berdiri dan memilih wakil ketua, sekretaris dan bendahara. b. Saya langsung berdiri di depan kelas mengutarakan komitmen diri untuk dalam memimpin kelas. c. Saya langsung berdiri dan memberikan amanat ke orang lain. d. Saya langsung berdiri dengan mengatakan bahwa saya tidak mampu.
4
Saya adalah pribadi yang unik, Maka saya akan menghargai pribadi saya dengan cara... a. Mengembangkan bakat yang saya miliki.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menjaga kesehatan dengan minum vitamin yang rutin. c. Memperoleh prestasi di sekolah. d. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan. 5
Pada saat ulangan harian matematika, saya mendapatkan nilai dibawah KKM. Maka yang saya lakukan adalah... a. Saya memperbaiki diri dengan berlatih soal-soal matematika bersama teman lainnya yan senasib. b. Saya memperbaiki diri dengan belajar bersama teman yang nilainya tinggi. c. Saya memperbaiki diri dengan mempelajari kembali materi yang telah diujikan. d. Saya memperbaiki diri dengan bertanya kepada guru tentang materi tersebut.
6
Pada saat saya berangkat sekolah menggunakan sepeda, tiba-tiba ban sepeda depan saya pecah, padahal sekolah saya masih jauh. Maka yang saya lakukan adalah... a. Mencari bengkel untuk menambal ban sepeda. b. Memberanikan diri menitip sepeda di rumah terdekan dan mencari tumpangan agar sampai di sekolah. c. Menitip sepeda ke rumah terdekat dan melanjutkan berangkat sekolah dengan berjalan kaki. d. Menuntun sepeda ke sekolah dengan keadaan ban sepeda pecah.
7
Saya optimis pada semester ini, saya menjadi juara satu reguler di sekolah. Maka yang saya lakukan adalah... a. saya meraih prestasi dengan cara belajar yang rajin dan sungguhsungguh. b. saya meraih prestasi dengan cara bertanya kepada teman atau guru Jika saya belum memahami materi dengan jelas. c. saya meraih prestasi dengan rajin membaca buku soal yang sesuai dengan materi-materi yang disampaikan di kelas. d. saya meraih prestasi dengan cara belajar kelompok.
8
Saya ditujuk untuk menjadi pemimpin upacara pada hari senin. Maka yang saya lakukan adalah... a. saya bersedia menjadi pemimpin upacara karena ini adalah pengalaman pertama kali untuk saya. b. Saya bersedia menjadi pemimpin upacara supaya melatih diri menjadi pribadi yang tegas. c. Saya bersedia menjadi pemimpin upacara karena tuntutan guru. d. Saya bersedia menjadi pemimpin upacara karena tidak ada teman lain yang mau.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pada saat proses pembelajaran di kelas, saya kurang paham mengenai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Maka yang saya lakukan adalah... a. Saya proaktif mencari informasi dari buku/internet tentang materi yang belum dipahami di hari yang sama. b. Saya proaktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum saya pahami saat proses belajar berlangsung. c. Saya proaktif bertanya kepada guru/teman pada saat mendekati ulangan harian. d. Saya proaktif meminjam catatan teman untuk mempelajari materi yang belum saya pahami.
10
Untuk menunjukan sikap percaya diri di sekolah saya memilih..... a. Mengikuti perlombaan secara rutin yang diadakan oleh sekolah. b. Mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. c. Berani mengungkapkan pendapat dimuka umum. d. Berani mengerjakan soal di depan kelas.
11
Bulan ini saya seharusnya membayar uang sekolah, tetapi orangtua saya belum memiliki uang untuk membayar. Maka yang saya lakukan adalah.... a. Saya memberanikan diri menyisihkan uang saku untuk membayar uang sekolah. b. Saya memberanikan diri mengajukan beasiswa untuk biaya sekolah. c. Saya memberanikan diri bekerja setelah pulang sekolah. d. Saya memberanikan diri meminta tenggang waktu pembayaran ke pihak sekolah.
12
Saat saya mengerjakan PR bahasa inggris, ada satu nomor yang tidak bisa saya artikan. Maka yang saya lakukan adalah... a. Saya langsung mengartikan dengan bertanya kepada kakak. b. Saya langsung mengartikan dengan belajar bersama teman. c. Saya langsung mengartikan dengan bantuan google translate. d. Saya langsung mengartikan dengan membuka kamus.
13
Esok hari saya harus menjalani ujian harian sekolah, namun catatan saya terkena air dan membuat tulisannnya tidak bisa dibaca. Maka yang saya lakukan adalah........ a. Saya mencari bahan dengan meminjam catatan teman dan mencatat ulang. b. Saya mencari bahan dengan meminjam catatan teman saat saya di sekolah esok hari. c. Saya mencari bahan dengan mempelajari buku-buku yang ada di rumah. d. Saya mencari bahan dengan berlatih soal-soal di buku yang ada, tanpa melihat materi sesuai atau tidak. 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Saya semester ini tidak naik kelas. Maka yang saya lakukan adalah... a. Saya berjuang tetap melanjutkan sekolah. b. Saya berjuang meminta dipindahkan sekolah. c. Saya berjuang memperbaiki nilai. d. Saya berjuang mengikuti les di luar sekolah.
15
Saya diminta guru untuk membaca puisi di depan kelas. Maka yang saya lakukan adalah.. a. saya menerima permintaan guru dan langsung membacakannya dengan suara yang lantang. b. saya menerima permintaan guru dan langsung membacakannya dengan perasaan malu dan takut. c. saya menerima permintaan guru dan langsung membacakan puisi dengan bantuan teman lain. d. saya menerima permintaan guru dengan berkata “maaf bu sepertinya ada teman lain yang lebih mampu”.
16
Saya melihat teman berkelahi. Maka yang saya lakukan adalah... a. saya langsung bergegas menjauh dari tempat perkelahian. b. Saya langsung bergegas melerai perkelahian. c. Saya langsung bergegas melaporkan kepada guru. d. Saya langsung bergegas meminta bantuan teman untuk bersama-sama melerai.
17
Adi mengundang teman sekelasnya pada hari senin malam untuk merayakan ulang tahun. Teman-teman diminta memakai kemeja warna putih. Tetapi saya tidak memiliki kemeja warna putih. Maka yang saya lakukan adalah.. a. Saya datang ke ulang tahun Adi dengan membeli kemeja warna putih menggunakan uang tabungan. b. Saya datang ke ulang tahun Adi dengan meminjam kemeja warna putih milik teman. c. Saya datang ke ulang tahun Adi dengan memaksa orang tua membelikan kemeja warna putih. d. Saya datang ke pesta ulang tahun Adi walaupun tidak memakai kemeja warna putih.
18
Saya gagal mendapatkan juara satu dalam lomba menyanyi ditingkat provinsi. Maka yang saya lakukan adalah.. a. Saya mempersiapkan diri dengan berlatih mandiri secara rutin tiga kali seminggu. b. Saya mempersiapkan diri dengan berlatih jika ada teman yang mengajak latihan. c. Saya mempersiapkan diri dengan berlatih bersama mentor. d. Saya mempersiapkan diri dengan berlatih pada saat waktu senggang saja. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Saya melihat Tono sudah tiga hari berturut-turut tidak masuk sekolah namun sama sekali tidak ada keterangan . maka yang saya lakukan adalah..... a. Saya memberanikan diri melaporkan ke wali kelas. b. Saya memberanikan diri menghubungi dan bertanya kepada Tono “ada apa beberapa hari ini tidak masuk sekolah”. c. Saya memberanikan diri datang ke rumah Tono bertanya kepada orangtuanya. d. Saya memberanikan diri bertanya langsung kepada teman-teman sekelas.
20
Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung suasana kelas gaduh. Maka yang saya lakukan adalah.... a. Saya langsung menegur dengan berkata “ tolong menghargai guru di depan ya teman-teman, trimakasih perhatiannya”. b. Saya langsung menegur dengan berkata “ tolong berhenti ributributnya, berisik lho”. c. Saya langsung menegur dengan berkata“ tolong kurangi ngobrol di kelas, kasihan ibu guru kita ”. d. Saya langsung menegur dengan berkata “ tolong keluar kalau masih membuat keributan”.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Self Asessment Petunjuk Pengisisan Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban Anda pada kolom alternatif jawaban dengan cara mencentang ( ) sesuai dengan situasi dan kepribadian Anda dengan sejujur-jujurnya. Keterangan : SS : Sangat Sering JR : Jarang S : Sering TP :Tidak Pernah
NO
PERNYATAAN
1.
Saya belajar lebih giat lagi ketika mengetahui nilai saya jelak Sayaujian bertanya kepada guru saat saya kurang
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
paham materi pembelajaran Saya berhenti mengerjakan, ketika saya sudah merasa kesulitan mengerjakan Saya lebih memilih belajar ketimbangtugas menerima ajakan temanmenentukan untuk bermain PS Saya merasa kesulitan prioritas pada saat esok hari harus menghadapi ujian Saya malu saat orang lain menertawakan diri saya kekurangan sayasaya mengalami Saya karena cenderung pesimis saat kegagalan Saya mengembangkan hal-hal baik yang ada dalam diri saya Saya aktif bertanya pada setiap pembelajaran di kelas Saya mengikuti semua kegiatan di sekolah tanpa ragu-ragu Saya dengan berani mengerjakan soal di depan kelasmemilih mengerjakan tugas secara Saya lebih mandiri daripada dengan oleh orangteman, lain namun Saya ditantang berkelahi saya menanggapi tantangannyadiri Saya tidak dengan sukarela menawarkan
16.
menjadi kelas keluh kesah teman Saya bisapengurus mendengarkan walaupun tugas sayaketika banyak. Saya mudah marah saya dijahili teman
17.
saat pembelajaran Sayajam mengumpulkan tugas tepat waktu
18.
Saya menaati peraturan-peraturan sekolah
19.
Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan bakat saya Ketika ada perlombaan antar kelas, saya
15.
20.
mengikuti dengan penuh antusias 100
SS
S
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
LEMBAR PENILAIAN SISWA Pengantar: anak-anak yang budiman, kegiatan ini sudah selesai, terimakasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, saya mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang (ⱱ) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kalian alami/ kalian peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data Pretest Karakter Daya Juang N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
1 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 2 1 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 3 104
2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 1 4 3 3 3 3 3 4 98
3 4 5 6 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 1 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 126 105 125 107
7 4 3 4 3 3 3 3 4 1 4 1 4 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 95
8 9 10 11 12 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 1 1 1 2 3 3 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 113 126 106 121 114
103
13 1 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 1 2 1 4 1 3 4 4 3 3 99
14 15 16 17 18 4 3 4 4 4 3 3 3 1 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3 3 1 2 3 3 1 1 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 4 4 1 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 1 3 4 4 4 114 118 123 102 111
19 3 1 1 2 1 4 1 3 3 1 3 1 3 4 3 3 3 4 1 1 3 4 3 1 1 3 4 4 4 4 1 1 2 81
20 2 2 4 2 4 4 4 1 4 1 1 4 1 4 1 3 2 4 2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 4 2 1 3 3 85
∑ 72 57 68 66 66 69 72 74 64 63 53 45 51 76 70 68 66 77 64 62 63 61 70 65 63 64 77 68 63 74 68 67 67 2173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabulasi Data Posttest Karakter Daya Juang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
1 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 112
2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 114
3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 114
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 121
5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 119
6 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 113
7 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 117
8 3 1 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 109
9 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 117
105
10 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 114
11 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 115
12 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 114
13 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 110
14 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 117
15 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 116
16 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 119
17 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 120
18 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 120
19 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 116
20 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 118
∑ 73 67 74 68 68 73 73 73 71 70 63 60 65 77 73 71 70 76 70 66 67 70 71 70 68 70 76 71 68 74 71 68 70 2315
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Tabulasi Data Self Asessment Sesi 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 84
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 67
3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 82
4 1 2 2 4 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 2 2 4 4 1 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 1 3 87
5 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 4 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 3 75
6 1 3 1 2 2 2 3 1 1 4 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 1 4 2 2 2 3 73
7 4 3 2 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 1 3 83
8 4 2 2 4 3 3 2 2 1 4 4 2 3 1 4 2 2 3 2 1 2 4 3 3 2 2 1 4 1 3 3 2 3 84
9 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 68
106
10 4 3 3 3 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 1 74
11 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 64
12 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 2 78
13 3 3 2 1 2 2 4 1 1 4 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 71
14 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 51
15 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 1 2 2 2 4 2 2 1 3 2 3 3 2 2 77
16 1 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 4 3 2 4 1 4 1 2 3 3 79
17 2 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 88
18 3 2 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 4 1 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 3 3 3 93
19 4 3 4 1 4 3 2 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 1 3 4 2 3 87
20 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 4 2 3 3 3 2 3 80
∑ 50 49 41 46 47 46 41 34 38 55 55 49 55 47 54 42 40 55 43 40 49 54 48 53 43 45 40 44 48 50 53 43 48 1545
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sesi 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 96
2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 4 4 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 85
3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 89
4 3 1 2 2 3 4 1 1 2 3 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 2 3 98
5 3 2 3 2 2 3 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 86
6 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 90
7 3 3 3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 2 3 93
8 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 3 2 3 99
9 4 4 2 4 2 4 3 3 2 4 4 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 4 2 3 2 2 90
107
10 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 93
11 4 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 1 4 2 2 2 2 4 3 2 1 2 2 4 2 3 2 3 86
12 2 3 3 3 2 4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 2 2 4 3 3 4 3 94
13 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 2 1 3 2 4 2 1 3 2 3 3 4 3 4 3 1 2 2 3 4 4 2 2 89
14 4 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 2 1 4 2 3 2 2 4 3 4 1 2 2 4 2 3 2 3 95
15 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 92
16 3 3 3 4 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 1 3 3 2 94
17 2 3 3 4 2 2 4 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 2 89
18 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 106
19 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 100
20 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 1 4 2 3 4 3 2 2 93
∑ 60 62 50 59 43 58 50 45 48 65 67 55 68 66 65 43 50 68 43 52 59 53 67 60 63 54 55 43 66 58 62 45 55 1857
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sesi 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
1 2 4 4 3 3 2 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 111
2 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 2 2 4 2 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 105
3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 2 106
4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 114
5 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 101
6 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 105
7 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 101
8 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 118
9 4 4 2 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 3 2 4 2 4 4 3 107
108
10 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 106
11 4 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 109
12 4 3 3 3 2 3 4 4 2 2 3 2 2 3 4 3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 102
13 4 4 3 2 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 106
14 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 107
15 3 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 109
16 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 111
17 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 104
18 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 105
19 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 108
20 ∑ 4 71 3 68 3 65 3 55 2 55 4 69 4 65 4 68 4 59 2 55 3 68 3 68 2 55 4 75 4 74 3 55 3 65 4 78 3 55 3 67 3 68 3 65 4 73 4 73 4 70 4 66 4 55 3 55 4 74 4 68 4 71 4 65 3 55 113 2148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7
Tabulasi Hasil Uji Validasi Tes Karakter Daya Juang Ite m 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Parame te r
r hitung
Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N
0,402 0,020 33 0,291 0,101 33 0,440 0,010 33 0,159 0,377 33 0,080 0,656 33 0,386 0,027 33 0,219 0,220 33 0,371 0,034 33 0,431 0,012 33 0,438 0,011 33 0,595 0,000 33 0,396 0,022 33 0,412 0,017 33 0,279 0,115 33 0,613 0,000 33 0,667 0,000 33 0,641 0,000 33 0,546 0,001 33 0,350 0,046 33 0,230 0,197 33
110
Ke putusan Valid
Revisi
Valid
Revisi
Revisi
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8
Hasil Uji Validasi Penilaian Diri (Self Asessment) Ite m 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Parame te r Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N Pearson Corelation Sig. (2-tailed) N
r hitung 0,485 0,004 33 0,490 0,004 33 0,537 0,010 33 0,354 0,043 33 0,201 0,261 33 0,558 0,001 33 0,196 0,274 33 0,638 0,000 33 0,407 0,019 33 0,483 0,004 33 0,006 0,714 33 0,452 0,008 33 0,339 0,054 33 0,473 0,005 33 0,324 0,066 33 -0,134 0,459 33 0,433 0,012 33 0,406 0,019 33 0,265 0,135 33 0,568 0,001 33
111
Ke putusan Valid
Valid
Valid
Revisi
Revisi
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
Valid
Valid
Revisi
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9
Tabulasi Data Perkembangan Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Ahmad Anggi Anggun Anton Cipto Dandi Dewi Diki Edi Eka Elina Eni Erdi Erviana Feri Fia Fitri Catur Jecky Abidin Leni Liana Jayuri Mega Rahmat Nurul Rico Rifki Robi Sayu Shalsa Siti Sulis JUMLAH
Pre-test 72 57 68 66 66 69 72 74 64 63 53 45 51 76 70 68 66 77 64 62 63 61 70 65 63 64 77 68 63 74 68 67 67 2173
Pos-test 73 67 74 68 68 73 73 73 71 70 63 60 65 77 73 71 70 76 70 66 67 70 71 70 68 70 76 71 68 74 71 68 70 2315
112
Perkembangan 1 10 6 2 2 4 1 -1 7 7 10 15 14 1 3 3 4 -1 6 4 4 9 1 5 5 6 -1 3 5 0 3 1 3 142
% 0,01 0,1 0,06 0,02 0,02 0,04 0,01 -0,01 0,07 0,07 0,1 0,15 0,14 0,01 0,03 0,03 0,04 -0,01 0,06 0,04 0,04 0,09 0,01 0,05 0,05 0,06 -0,01 0,03 0,05 0 0,03 0,01 0,03 1,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10
Tabulasi Data Penilaian Siswa
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/memperoleh/merasa : Ya Tidak Tidak tahu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Semangat untuk mengikuti kegiatan Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan Berani berpendapat Lebih kreatif Berani mencoba melakukan sesuatu Takut salah dalam melakukan permainan Malu dalam permainan kelompok Dihargai oleh teman-teman Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan Manfaat bagi perbaikan perilaku Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi Keinginan untuk menolong orang lain Puas terhadap bimbingan yang diberikan Tertantang untuk mencoba Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti Terdorong untuk terlibat aktif Berani bertanggung jawab Menghargai teman Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang Membangun kepedulian/kesetiakawanan Peningkatan keingintahuan siswa Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri Mendorong siswa lebih disiplin Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
113
33 26 33 22 24 29 9 7 28 22 27 33 32 33 32 26 6 26 26 33 33 30 33 33 33 32 33 31 32 33
7 9 6 4 24 26 2 8 5
2 3
3 3 1
1 1 5 26 6 4
2 1 1 3
3
1 1
1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 11
Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling
AKU BISA A. RANCANGAN PELAYANAN No 1. Pokok Bahasan 2. Bidang Bimbingan 3. Standar Kompetensi 4. Kompetensi Dasar 5. Indikator
6.
Metode
7. 8. 9.
Waktu Alat Sumber
10. Sasaran Layanan
Keterangan Aku Bisa Bimbingan Karier Siswa mampu memahami kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif dalam dirinya. Siswa dapat mensyukuri dan mempergunakan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. a. Siswa mampu menjelaskan kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya. b. Siswa mampu menunjukkan kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya yang sudah diwujudkan dalam kehidupan seharihari. c. Siswa mampu merumuskan niat untuk mempraktekkan kemampuan-kemampuannya yang positif dalam melakukan berbagai aktivitas seharihari Ceramah, menonton film, Tanya Jawab, Penugasan/Reflektif. 80 Menit Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop. a. Lumpkin, Aaron. 2005. You Can Be Positive, Confident, and Courageous. Jakarta : Erlangga b. Vincent, Peale Norman.1997. Anda Pasti Bisa Bila Anda Berpikir Bisa. Jakarta : Professional books c. http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisahhidup-sukses-nick-vujicic-tanpa-tangan-tanpa-kaki/ d. http://youtube.com/watch?v=WMbp4jeQJZE e. https://www.youtube.com/watch?v=0fEcumHd7GE f. https://www.youtube.com/watch?v=CDYQfPDHbg Siswa SMP Kelas VIII A
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN No Kegiatan 1. Ice breaking
2.
Ceramah
3.
Asesmen Diri
4.
Sharing
5.
Refleksi
Guru ”ke kanan, ke kiri” (bernyanyi dan bergerak bersama) KE KANAN, KE KIRI Ke kanan ke kanan, ke kiri ke kiri Ke kanan ke kiri berputar setengah Tumit jempol Berputar setengah tumit jempol Ganti pasangan Guru Pembimbing menjelaskan mengenai materi dan tujuan yang akan diberikan pada pertemuan kali ini. Guru Pembimbing menjelaskan pengertian mengenai kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada setiap orang. Guru mengajak peserta didik untuk menyadari dan membuat daftar tentang kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif yang dimiliki pada diri masing-masing siswa. Masing-masing siswa diminta untuk menyebutkan dan menuliskan jawaban tersebut pada lembar kertas yang sudah disediakan (LKS 1). Siswa diminta untuk mensharingkan/menceritakan kelebihan-kelebihan/sifatsifat positif yang dimilikinya di depan kelas. Guru Pembimbing bersama para siswa merefleksikan
115
Siswa Durasi Bernyanyi dan 5 menit bergerak bersama
10 menit Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
Siswa mulai 10 menit mnyebutkan kelebihan yang dimilikinya dan menuliskan di LKS 1
Beberapa siswa 5 menit menceritakan kelebihan yang dimilikinya di depan kelas 5 menit Siswa menuliskan manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Asesmen Others
7.
Sharing
8.
Nonton film
9.
Sharing
10.
Kesimpulan
11.
Bernyanyi ”aku bisa”
mengenai manfaat dari mengenali diri mengenali kelebihan dari diri. kelebihan pada lembar refleksi Guru mengajak siswa untuk Siswa dapat mengenali menuliskan kelebihan/sifat-sifat positif kelebihan dari yang dimiliki olah orang lain, orang lain di misalnya teman-temannya, LKS 2 orangtuanya, gurunya (LKS 2). Guru bersama siswa Sharing dari membahas gambar yang ada beberapa siswa pada LKS tersebut secara mengenai bersama-sama. kelebihan dari orang lain. Guru memutar film Siswa ”OutstandingBasketball menyaksikan Inspiration”dan ” never give film yang sedang up, Derek Redmond” diputar Guru bersama siswa Beberapa siswa membahas film yang telah sharing diputar tadi. Guru memberikan penegasan Siswa mengenai materi, dan mendengarkan memberikan dukungan serta dengan seksama meyakinkan siswa/peserta didik bahwa setiap orang memiliki kelebihankelebihan/sifat-sifat positif yang perlu dan harus disadari, disyukuri, dan dikembangkan Guru mengajak siswa Semua siswa mengakhiri pertemuan ikut bernyanyi dengan bersama-sama bernyanyi lagu ”AKU BISA”
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK 116
10 menit
5 menit
10 menit
5 menit
5 menit
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Judul kegiatan Magic Finger 2. Tujuan a. Siswa semakin yakin akan kemampuan yang dimilikinya b. Siswa mampu berpikir positif pada dirinya c. Siswa dapat memberikan sugesti positif dalam hati 3. Bahan 2 buah kursi 4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. 5 orang siswa diminta untuk praktek, dimana 1 orang sebagai beban yang akan dipindahkan oleh 4 siswa lainnya pada kursi yang lain. b. Siswa yang akan diangkat diminta untuk memikirkan bahwa dirinya ringan bagaikan kapas dan mengatakannya dalam hati terus dan berulang-ulang c. Siswa yang lain diminta untuk mengatakan dalam hatinya bahwa jarijarinya keras bagaikan baja d. Para siswa lain diminta untuk hening agar 5 orang yang ditunjuk dapat berkonsentrasi e. Siswa yang akan diangkat duduk di kursi sambil mengatakan bahwa dirinya ringan bagaikan kapas f. 4 siswa lainnya membagi tugas, 2 orang bersiap untuk mengangkat pada bagian lengan siswa yang duduk dan 2 orang lainnya bersiap pada bagian belakang lututnya (1 orang di kanan dan kiri) g. Guru memberi aba-aba untuk 4 siswa tersebut mengangkat dan memindahkan temannya itu pada kursi yang berbeda h. Siswa yang lain bisa diminta untuk ikut mempraktekkan hal yang sama i. Setelah selesai, guru dapat mengajak para siswa merefleksikan kegiatan ini Refleksi dari dinamika kelompok: 1. Apa yang terjadi pada kelompok yang gagal? 2. Apa yang terjadi pada kelompok yang berhasil? 3. Hal apa yang bisa dipelajari dari dinamika ini? ii.
D. HANDOUT
Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diriku Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri seseorang itu merupakan sesuatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang berharga, yang patut untuk disadari, dipertahankan, dan bahkan
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Setiap manusia orang mampu menyadari kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pasti memiliki kelebihan/sifat positif dalam dirinya masingmasing. Namun, tidak semua dalam dirinya. Entah mengapa, beberapa orang justru cenderung lebih mudah untuk menyebutkan kekurangan/sifat-sifat negatif yang ada pada dirinya dibandingkan jika ia harus menyebutkan kelebihan-kelebihan/sifat-sifat yang positif. Usaha memahami kelebihan/sifat-sifat positif pada diri seseorang dapat dilakukan dalam banyak hal diantaranya melalui kegiatan refleksi. Kita perlu mengingatingat hal-hal/sifat-sifat baik apa yang pernah dilakukan. Beberapa bentuk contoh sifat positif seseorang yaitu seperti: rasa yakin, berani (dalam arti positif), mau berbagi terhadap sesama, bersikap jujur, bersikap ramah, bertanggung jawab, taat, disiplin, dan masih banyak lagi. Setiap orang harus yakin bahwa ia bisa melakukan hal-hal yang terbaik dengan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. Setiap orang pasti akan bisa melakukan hal-hal yang terbaik apabila ia berpikir bahwa AKU BISA… !Setiap orang harus dapat bersikap yakin atas kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya.
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan/sifat-sifat positif dalam dirinya, termasuk kamu. Apa sih, manfaat dari kita mengetahui kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita?Manfaatnya yaitu kita menjadi tahu kemampuan yang ada dalam diri kita sehingga kita dapat mengembangkan kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri kita dengan lebih optimal lagi. Selain itu, dengan mengetahui kelebihan kita maka kita akan dapat lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mari kita temukan kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita saat ini !!!
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU BISA... AKU MAMPU... !!! Daftarkan kemampuan-kemampuanmu yang positif di sini: 1. bernyanyi, bercerita
8…………………………………………….
2…………………………………………..
9……………………………………………
3…………………………………………..
10………………………………………….
4…………………………………………..
11………………………………………….
5…………………………………………..
12………………………………………….
6…………………………………………..
13………………………………………….
7…………………………………………..
Dst………………………………………
E. KISAH INSPIRATIF Kisah Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Dan Kaki Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan ternyata tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun, namun kemudian dia sadar bahwa hidup ini harus dia syukuri apapun keadaannya. Akhirnya perlahan namun pasti dia menjadi seorang motivator hebat yang mendunia dan berhasil memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk terus meraih mimpi. Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia. Nick Vujicic lahir di Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki, tanpa kedua lengan dan dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Pada masa kecilnya sering diintimidasi teman-teman sekolah. Pada usia delapan tahun, ia mulai memikirkan bunuh diri dan bahkan pada usia sepuluh tahun dia mencoba untuk menenggelamkan dirinya di bak mandi. Karena cintanya kepada orang tuanyalah yang membatalkan niat bunuh dirinya. Ia menyatakan dalam video musiknya “Something More” bahwa Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya dan ia tidak bisa memaksa dirinya untuk tenggelam karena ini.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nick berdoa sangat keras bahwa Allah akan memberinya tangan dan kaki, dan pada awalnya dia mengatakan kepada Allah bahwa, jika doanya tetap belum terjawab, Nick tidak akan memuji Dia tanpa batas waktu. Namun, titik balik penting dalam imannya datang ketika ibunya menunjukkan kepadanya sebuah artikel surat kabar tentang seorang pria berhubungan dengan cacat berat. Dia menyadari bahwa ia bukan satusatunya orang yang memperjuangkan dirinya. Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidupnya. Nick secara bertahap menemukan cara hidup tanpa anggota badan. Dia menulis dengan dua jari pada kaki kirinya dan pegangan khusus yang meluncur ke ibu jari kakinya. Dia tahu bagaimana menggunakan komputer dan dapat mengetik hingga 45 kata per menit dengan menggunakan “tumit dan kaki”. Dia juga belajar untuk melemparkan bola tenis, bermain pedal drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon dan bercukur, selain berpartisipasi dalam golf, berenang, dan bahkan langit-diving. Selama sekolah menengah, ia terpilih menjadi kapten MacGregor Negara di Queensland dan bekerjasama dengan dewan mahasiswa untuk menggalang dana bagi orang cacat. Ketika ia berusia tujuh belas, ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya, dan kemudian mendirikan organisasi non-profit nya, “Life Without Limbs.” Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan yaitu Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang pembicara motivasi . Ia secara rutin melakukan perjalanan internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah, dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara). Dia mempromosikan karyanya melalui acara televisi dan melalui tulisannya. Buku pertamanya, “Life Without Limbs: Inspiration for a Ridiculously Good Life” (Random House, 2010) diterbitkan pada tahun 2010. Dia memasarkan DVD motivasi yang berjudul ”Life’s Greater Purpose”, sebuah film dokumenter pendek difilmkan pada tahun 2005 menyoroti kehidupan rumah tangganya dan kegiatan rutin.Bagian kedua dari DVD difilmkan di gereja setempat di Brisbane–salah satu dari pidato pertama profesional motivasi . Dia memasarkan DVD untuk kaum muda berjudul: MP Arms, No Legs, No Worries.Nick menulis bahwa ia menyimpan sepasang sepatu di lemari karena keyakinannya pada
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keajaiban.Pada tahun 2005 Nick dinominasikan untuk Penghargaan Anak Muda di Australia Nick. Dia membintangi film pendek yang berjudul “The Circus Butterfly”, yang memenangkan hadiah utama Film Doorpost Film Project‘s pada tahun 2009 dan penghargaan Film Pendek Terbaik di Festival Film Metode Fest, di mana Vujicic juga dianugerahi Aktor Terbaik dalam film pendek tersebut. The Butterfly Circus juga memenangkan penghargaan film pendek terbaik di Festival Film “The Feel Good Film Festival di Hollywood pada tahun 2010. Saat ini Nick tinggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat dan pada tanggal 12 Februari 2012, ia menikah dengan tunangannya, Kanae Miyahara, dan pada tanggal 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi James Vujicic lahir dengan berat 8 £ 10 ons. Menurut Vujicic, seandainya dia dilahirkan di sebuah negara dunia ketiga, kondisinya akan dianggap sebagai kutukan atau memalukan orang tuanya dan ia akan dibunuh pada saat kelahirannya. (sumber: http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-hidupsukses-nick-vujicic-tanpa-tangan-tanpa-kaki/)
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU PERCAYA DIRI A. Rancangan Pelayanan Bimbingan No 1. 2. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Keterangan Topik Tugas Perkembangan
Aku percaya diri Mempelajari sikap percaya diri yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Bidang Bimbingan Pribadi Jenis Layanan Layanan Informasi Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pemeliharaan, dan pencegahan Sasaran Siswa SMP Kelas VIII A Standar Kompetensi Siswa dapat mempraktekkan sikap percaya diri dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan kepercayaan dirinya. Indikator a. Menjelaskan pengertian percaya diri. b. Menjelaskan karakter orang yang percaya diri. c. Menjelaskan cara-cara yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri. d. Menggali nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film, dinamika kelompok, kisah inspiratif). Materi a. Pengertian percaya diri. b. Karakter orang yang percaya diri. c. Cara-cara meningkatkan kepercayaan diri. Metode Pembahasan/diskusi tentang hand out, game, dinamika kelompok, refleksi Waktu 2x40 menit Tempat Ruang kelas Media Laptop, LCD, alat tulis, materi, video, cerita inspiratif. Prosedur Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan Penilaian/Evaluasi Self Assessment dan refleksi hasil belajar Rencana Tindak 1. Siswa yang belum memahami materi diberi Lanjut layanan bimbingan kelompok kecil. 2. Siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam layanan di kelas akan diberi layanan konseling.
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Sumber Pustaka
a. Hariyanto. 2010. Pengertian Kepercayaan Diri. b. Dalam http://belajarpsikologi.com/pengertiankepercayaan-diri/. Diunduh 12 April 2015, Jam 12.45 c. Welsen. 2009. Belajar dari Sebutir Kacang Hijau. Dalam:http://solusisukses.blogspot.co.id/2009/ 09/cerita-inspirasi-belajar-dari-sebutir.html. Diunduh15 April 2015, Jam 13.45
B. Skenario Pelayanan No. 1.
Kegiatan Pembukaan a. Salam b. Doa pembuka
2.
Ice breaking
3.
Dinamika Kelompok
4.
Refleksi dinamika kelompok
Guru
Siswa
a. Membuka kegiatan a. Menyambut salam bimbingan dengan dari guru dengan memberi salam yang bersiap dan hangat dan semangat untuk bersamangat kepada menerima materi siswa. bimbingan dari b. Meminta dan guru. mempersilahkan b. Mempimpin doa salah satu siswa pembuka (salah untuk memimpin satu siswa) doa pembuka. Meminta siswa untuk Menyanyikan lagu menyanyikan lagu “Bintang kecil” “Bintang kecil” dengan dengan huruf vocal huruf vocal diganti “O” diganti “O” a. Memminta siswa a. Membentuk untuk membentuk kelompok. kelompok masing- b. Menampilka masing kelompok drama secara berjumlah 8 orang. berkelompok b. Meminta siswa dengan tema untuk menampilkan percaya diri. drama secara berkelompok dengan tema percaya diri. Mengarahkan siswa Merefleksikan untuk berefleksi dinamika mengenai dinamika kelompokyang telah kelompok yang telah
123
Durasi
3 menit
5 menit
22 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan sama. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
bersama-
Sharing dinamika kelompok
dilakukan sama.
bersama-
Mempersilahkan dan Men-sharing-kan apa meminta siswa untuk yang telah men-sharing-kan apa direfleksikan yang telah siswa mengenai dinamka refleksikan mengenai kelompok. dinamika kelompok. Menonton a. Menayangkan video a. Menyaksikan video video inspiratif “Percaya diri” inspiratif. b. Meminta siswa untuk b. Merefleksikan merefleksikan mengenai pelajaran mengenai pelajaran yang didapat dari yang didapat dari video ini. video ini. Percikan dan Memberikan arahan Membaca dan kisah inspiratif dan mempersilahakan mengamati secara siswa membaca kisah mendalam isi dan bergambar dan percikan makna dari kisah inspirasi. bergambar dan percikan inspirasi Penjelasan Menjelaskan materi Memperhatikan materi/topik “Aku Percaya Diri” dan penjelasan materi atau “Aku Percaya Diri” mengintegrasikannya yang diberikan oleh dengan pokok bahasan guru. mata pelajaran tertentu yang menjadi mitra layanan ini. Pernyataan a. Memberikan a. Menjawab diri: pertanyaan refleksi pertanyaan Refleksi dan pada siswa mengenai mengenai hikmah sharing singkat hikmah yang didapat yang didapat dari sebagai arah dari keseluruhan keseluruhan menuju kegiatan bimbingan. kegiatan kesimpulan b. Memberi waktu bimbingan. kepada siswa untuk b. Men-sharing-kan menjawab hasil refleksi pertanyaan refleksi. dirinya. c. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi dirinya. Penutup
124
5 menit
15 menit
10 menit
5 menit
5 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kesimpulan a. Memberikan a. Mendengarkan, /Peneguhan penegasan mengenai memperhatikan, b. Salam materi dan mengerti, dan penutup memberikan memahami akan dukungan serta bahwa setiap meyakinkan siswa pribadi adalah bahwa setiap pribadi unik dan berharga adalah unik dan sehingga tetaplah berharga sehingga untuk percaya diri tetaplah untuk akan diri sendiri, percaya diri akan diri sehingga melalui sendiri. pemahaman b. Memberikan salam tersebut berjanji penutup yang pada diri sendiri bersemangat kepada untuk berusaha siswa. mengembangkan sikap percaya diridalam dirinya. b. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
Saksikan yuk! “Percaya diri” Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=uXFYmFS6vvE C. Deskripsi Dinamika Kelompok Ayo Bermain! 1. Judul kegiatan: Sosiodrama 2. Tujuan: d. Melatih siswa untuk percaya diri. b. Melatih siswa untuk bekerja sama. c. Melatih siswa untuk berani mengungkapkan ide/gagasan. 3. Bahan : 4. Tempat: ruang kelas/aula 5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. Membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 8-10 siswa. b. Setiap kelompok diminta untuk membuat scenario drama tentang tema percaya diri. c. Setiap kelompok diminta untuk menampilkan drama.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Handout Materi
AKUPERCAYADIRI!! AKU PEDE !! Percaya Diri adalah sikap positif seseorang untuk merasa memiliki kompetensi, mampu, dan yakin bahwa dia dapat mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.
Karakter Orang yang Percaya Diri Mampu mengontrol diri Berani menjadi diri sendiri Menghargai orang lain Tidak mudah menyerah Tidak tergantung pada orang lain Berani mengekspresikan diri Mampu menggali potensi diri Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri Memiliki harapan yang realistis terhadap diri
“Membangun Rasa Percaya Diri” Belajarlah mengatasi perasaan yang sedang dialami! Sadarlah bahwa kita sendirilah yang bertanggung jawab atas sikap dan tindakan kita! Jadilah seorang pengambil keputusan! E. Percikan Inspirasi Fokuskanlah pada diri sendiri, bukan orang lain! Berilah diri kita kata-kata pembangkit semangat!
Belajar dari Sebutir Kacang Hijau
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di negeri kacang hiduplah berbagai spesies kacang. Diantara para kacang, adalah sebutir kacang hijau yang merasa tidak percaya diri. Dia merasa dirinya begitu tidak berharga. Tidak ada apa-apanya dibandingkan spesies kacang yang lain. Apalah arti sebutir kacang hijau, pikirnya. Suatu hari kacang hijau melihat kacang panjang berjalan melewatinya. Ia pun merasa rendah diri dan bergumam dalam hatinya, “Kacang panjang itu keren sekali. Walaupun namanya kacang, tapi tubuhnya panjang, keren. Jauh sekali bila dibandingkan diriku yang kecil dan jelek ini. Apalah artinya diriku” Keesokan harinya kacang hijau berpapasan dengan kacang tanah. Ia tidak berani menatap wajah kacang tanah yang tersenyum padanya. “Wah..kacang tanah sedang senyum dengan siapa ya…Tapi yang jelas gak mungkin senyum dengan aku. Apalah aku ini. Dia kan populer. Di berbagai jenis makanan selalu ada dia. Belum lagi dia sering tampil di iklan-iklan televisi. Mana pantas aku bergaul dengan dia” Di hari yang lain, berjumpa pula kacang hijau dengan kacang kedelai. Ketika kacang kedelai hendak menyapanya, kacang hijau sudah kabur duluan. “Wah..wah..mana pantas aku bergaul dengan kacang kedelai. Dia kan selebritis. Sumber protein istimewa yang diolah menjadi berbagai makanan. Berbagai buku kesehatan juga membahas dia. Belum lagi iklan snack dan susu kedelai yang dibintanginya. Sedangkan aku paling jauh cuma sampai gerobak bubur kacang hijau” Hari demi hari berlalu. Kacang hijau telah bertemu kacang polong, kacang merah, kacang mete, sampai kacang hazelnut. Setiap kali itu pula ia hanya bisa tertunduk tidak percaya diri ketika berpapasan dengan mereka. Berulangkali kacang hijau hanya mengeluhkan betapa tidak berharga dirinya. Suatu ketika kacang hijau berpapasan dengan sebutir kacang aneh. Entah spesies apa, tapi tampaknya sudah tua sekali. Melihat kacang hijau yang murung, kacang itu pun bertanya padanya.“Hey kacang hijau, mengapa kamu murung begitu? Ada masalah?” “Emm…Tidak…Tidak ada apa-apa..” “Yang benar? Bila ada masalah ceritakan saja. Siapa tahu aku bisa bantu” “ Eh…Sebenarnya aku merasa tidak percaya diri. Diriku begitu tidak berharga.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kecil, jelek, tidak populer. Dibandingkan kacang-kacang lainnya. Mereka semua punya keistimewaan masing-masing.” “Mengapa kamu bisa bilang dirimu tidak berharga? Coba dengarkan cerita berikut” Sebutir kacang tua yang bijaksana itu mulai menceritakan sebuah cerita inspirasi pada kacang hijau. “Zaman dahulu kala, penduduk di negeri seberang menderita kelaparan berat. Semua tanamannya terserang hama dan penyakit. Akhirnya mereka dapat tetap bertahan hidup dengan mengkonsumsi kacang. Tahukah kamu kacang apa itu? Itu kacang hijau…leluhurmu. Kacang hijau yang dapat hidup dengan mudah di tengah kondisi seperti itu telah menyelamatkan penduduk di sana” . Cerita inspirasi itu sedikit demi sedikit mulai membangkitkan rasa percaya diri kacang hijau. “Tahukah
kamu
bahwa
dirimu
sebenarnya
sangat
berharga.
Keunggulanmu adalah kamu dapat hidup dengan mudah, tidak butuh banyak perawatan. Lalu tubuhmu juga mengandung vitamin B yang sangat berharga. Dan sebenarnya kamu juga dapat diolah menjadi berbagai makanan” “Benarkah?” “Iya..dan tahukah kamu satu hal yang paling penting?” “Apa itu, kek?” “Semangkok bubur kacang hijau telah memberikan senyuman bagi jutaan keluarga di muka bumi ini.” Cerita inspirasi dan nasehat yang diberikan kacang bijaksana itu telah membangkitkan rasa percaya diri dalam dirinya. Sejak saat itu ia lebih menghargai dirinya serta memaksimalkan semua potensi dirinya. Bahkan kacang hijau telah menerima tawaran iklan sebuah minuman kotak. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita inspirasi di atas? Bahwa kita sering kali membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Seringkali kita terlalu memandang tinggi orang lain dan terlalu meremehkan diri kita sendiri. Seperti kata pepatah, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Dan akhirnya itu membuat kita tidak percaya diri. Sumber: Welsen. 2009. Belajar dari Sebutir Kacang Hijau. Dalam: http://solusisukses.blogspot.co.id/2009/09/cerita-inspirasi-belajar-dari-sebutir.html.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU PANTANG MENYERAH!
A. Rancangan Pelayanan Bimbingan No 1. 2. 2. 3. 4. 5. 6.
Topik Tugas Perkembangan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standar Kompetensi
7.
Kompetensi Dasar
8.
Indikator
9.
Materi
10. 11. 12. 13.
Metode Waktu Tempat Media
14. Prosedur 15. Penilaian/Evaluasi 16. Rencana Tindak Lanjut
17. Sumber Pustaka
Keterangan Aku Pantang Menyerah Mengenal kemampuan dan keinginan diri Pribadi Layanan Informasi Pemahaman, pengembangan, dan pemeliharaan Siswa SMP Kelas VIII Siswa mampu memahami dan mengembangkan keterampilan dirinya dalam berdaya juang. Siswa dapat mempraktekkan sikap pantang menyerah kedalam kehidupan sehari-hari. a. Menjelaskan pengertian pantang menyerah. b. Menjelaskan hal-hal/cara-cara yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan sikap pantang menyerah. c. Menjelaskan manfaat yang diperoleh jika memiliki sikap pantang menyerah. a. Pengertian pantang menyerah. b. Cara-cara untuk mengembangkan sikap pantang menyerah. c. Manfaat yang diperoleh jika memiliki pantang menyerah. Experiential Learning 2x40 menit Ruang Kelas Alat tulis, alat games (gelas plastik, tali raffia, karet gelang), handout materi, video pendek, cerita inspiratif. Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan Self Assessment dan refleksi hasil belajar 1. Siswa yang belum memahami materi diberi layanan bimbingan kelompok kecil. 2. Siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam layanan di kelas akan diberi layanan konseling. a. Rozy. ______. Pantang Menyerah. Dalam: http://masrozi.blogspot.co.id/2013/03/pantangmenyerah.html. Diunduh 4 April 2015, Jam 11.50.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Judin, Sirat. 2014. 7 Tokoh Inspirasi Dunia. Dalam: http://sebuahkeyakinan.blogspot.co.id/2013/01/7tokoh-inspirasi-dunia.html. Diunduh 4 April 2015, Jam 12.10. c. Profesional, Dunia. ______. Gagal 1000 Kali, Thomas A. Edison Akhirnya Berhasil Menciptakan Bola Lampu. Dalam:http://www.duniaprofesional.com/inspirasi /hidup/gagal-1000-kali-thomas-a-edisonakhirnya-berhasil-menciptakan-bola-lampu/. Diunduh 4 April 2015, Jam 16.18 B. Skenario Pelayanan
No 1.
Kegiatan Pembukaan
2.
Ice breaking
3.
Dinamika kelompok
Guru a. Membuka pertemuan dengan memberi salam yang hangat dan bersamangat kepada siswa. a. Meminta dan mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka. Memutarkan video/lagu Jangan menyerah (D’masiv) dan mengajak siswa untuk memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu. (Sumber: https://www.youtube.c om/watch?v=apSO2oN JtSY) Mempersiapkan dan menjelaskan dinamika kelompok bagi siswa melalui permainan “Menyusun Istana ”.
130
Siswa Durasi a. Menyambut salam dari 5 menit guru dengan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru. b. Mempimpin doa pembuka (salah satu siswa)
5 menit Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu Jangan Menyerah (D’masiv).
Memperhatikan dan melakukan permainan dinamika kelompok “Menyusun Istana ”.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Refleksi dinamika kelompok
5.
Sharing dinamika kelompok
6.
Penjelasan materi/topic
7.
Percikan inspirasi dan kisah bergambar
8.
Pernyataan diri: Refleksi dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
9.
Penutup
Mengarahkan siswa untuk merefleksikan permainan “Menyusun Istana” Meminta siswa untuk men-sharing-kan apa yang telah siswa refleksikan mengenai permainan “Menyusun Menara” Menjelaskan materi “Aku Pantang Menyerah!” dan atau mengintegrasikannya dengan pokok bahasan mapel tertentu yang menjadi mitra layanan ini. Memberikan arahan dan mempersilahakan siswa membaca kisah bergambar. a. Memberikan pertanyaan refleksi dan meminta siswa untuk mengisi self assessment. b. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men-sharingkan hasil refleksi dirinya. Memberi peneguhan mengenai materi dan memberikan salam penutup pada siswa.
C. Deskripsi Dinamika
131
Merefleksikan permainan “Menyusun Istana”
5 menit
Men-sharing-kan apa yang 5 menit telah direfleksikan mengenai permainan “Menyusun Istana”
Memperhatikan penjelasan materi “Aku Pantang Menyerah!” yang diberikan oleh guru.
10 menit
Membaca dan mengamati secara mendalam isi dan makna dari percikan insipirasi dan kisah bergambar a. Menjawab pertanyaan refleksi dan mengisi self assessment b. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya.
10 menit
Mendengarkan penjelasan guru dan menyambut salam dari guru dengan bersemangat.
5 menit
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Bermain! 1. Judul kegiatan: Menyusun Menara 2. Tujuan: Siswa dapat mengetahui, memahami, dan mengembangkan sikap pantang menyerah dalam diri. 3. Bahan : a. 5-6 tali raffia ( tiap kelompok) b. 1 buah karet gelang (tiap kelompok) c. 6 buah gelas plastik air mineral kosong (tiap kelompok) 4. Tempat: ruang kelas/aula 5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. Guru membagikan siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. b. Aturan permainan: 1) Setiap kelompok diberikan satu paket bahan seperti pada no.3 (Bahan) 2) Setiap kelompok diharapkan membuat bangunan istana/menara dari susunan 6 buah gelas plastik, dengan susunan gelas seperti menara (3 buah, 2 buah, dan 1 buah) 3) Dalam menyusun menara dari gelas tersebut, setiap anggota dalam kelompok hanya diperbolehkan menyusun dengan menggunakan alat yang ada, yaitu tali raffia dan karet gelang yang
telah
disediakan
TIDAK
BOLEH
MENYENTUH/MENYUSUN GELAS SECARA LANGSUNG DENGAN TANGAN. 4) Setiap kelompok diberikan waktu untuk menyusun selama 5-10 menit. 5) Kelompok yang berhasil menyusun menara dengan baik, ialah pemenangnya. Contoh gambaran susunan menara:
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Sebelum disusun gelas plastik harus tersusun tidur/tidak berdiri
b. Gelas plastik harus disusun seperti demikian tanpa menyentuh gelas, hanya dengan menggunakan tali raffia dan karet gelang.
c.
Susunan tali raffia dan karet gelang seperti berikut:
Karet g
tali raffi Sumber:
Training, Cakrawala. 2012. Membangun Menara dari Cup. Dalam http://outboundkaryawanftiunpar.blogspot.co.id/2012/06/membangunmenara-dari-cup.html. Diunduh 10 April 2015, Jam 12.11
D. Handout Materi
Aku pantang menyerah !! Pantang Menyerah: Sikap dan perilaku yang dilakukukan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat tanpa mengenal putus asa, meskipun usaha yang dilakukan gagal tetapi tetap terus mencoba agar mencapai tujuan yang diharapkan. Contoh sikap pantang menyerah adalah ketika seorang siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan maka siswa akan terus berusaha
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanpa mengenal putus asa agar mendapat nilai yang baik dengan cara terus berusaha keras dan belajar sungguh-sungguh. Karakteristik sikap pantang menyerah kerja keras, ulet dan disiplin mandiri dan realistis komitmen tinggi berfikir positif dan bertanggung jawab kreatif dan inovatif Cara-cara membangun sikap pantang menyerah: Tidak mudah menyerah. Optimis. Fokus pada tujuan yang akan dicapai. Berani mengambil resiko. Bekerja keras Percaya diri Memotivasi diri sendiri Manfaat sikap pantang menyerah: Memberikan semangat dalam diri Meningkatkan prestasi diri Meningkatkan keberhasilan kerja
E. Percikan Inspirasi Gagal 1000 Kali, Thomas A. Edison Akhirnya Berhasil Menciptakan Bola Lampu
Kegagalan adalah hal biasa dan karena kegagalan inilah biasanya kita bisa menemukan keberhasilan. Hal itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Thomas A. Edison yang pernah gagal berkali-kali ketika berusaha menciptakan bola lampu. Berkali-kali di sini bukan satuan,
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
puluhan dan ratusan kali, melainkan sampai seribu kali, bahkan ada yang berpendapat Thomas A. Edison pernah gagal sampai 10.000 kali. Tidak penting berapa kali ia gagal karena yang terpenting adalah dengan kegagalannya tersebutlah akhirnya Thomas A. Edison berhasil menciptakan bola lampu. Thomas A. Edison lahir pada tahun 1847, tepatnya tanggal 11 Februari di Ohio, Amerika Serikat. Saat bersekolah ia selalu mendapat nilai yang buruk dan karena itulah akhirnya sang ibu memutuskan untuk memberhentikannya dari sekolah. Ibunya kemudian mengajar Edison sendiri di rumah. Saat sekolah di rumah inilah Edison mendapat kesempatan untuk bisa membawa buku-buku ilmiah untuk orang dewasa. Edison kemudian mengadakan percobaan ilmiahnya sendiri. Karena membutuhkan uang untuk percobaannya, pada usia 12 tahun ia bekerja sebagai penjual buah, Koran dan gula-gula di kereta api. Setelah cukup dewasa ia kemudian bekerja sebagai operator mesin telegraf. Melalui mesin telegraf, Edison mengirimkan pesan atau berita bisnis ke semua perusahaan ternama di kota New York. Di tahun 1870, Edison sudah mampu menemukan mesin telegraf yang bisa bekerja lebih baik karena mesin ciptaannya mampu mencetak pesan di atas pita kertas panjang. Uang yang ia dapat dari penemuan tersebut membuatnya mampu mendirikan perusahaan sendiri, Tahun 1874, Edison pindah ke kota New Jersey. Di kota ini ia kemudian membuat bengkel ilmiah yang besar dan menjadi yang pertama di seluruh dunia. Setelahnya ia mampu melakukan penemuan penting, seperti Gramofon (1877), lampu listrik dan proyektor untuk film (1879) dan masih banyak lagi. Tahun 1890 ia mendirikan perusahaan bernama General Electric. Selama hidupnya, Edison mampu meraih 1.093 paten atas namanya. Dan karena itulah ia kemudian dikenal sebagai salah satu penemu paling produktif pada masanya. Dalam bidang pertahanan Amerika Serikat, Edison juga cukup berperan dengan beberapa hasil penelitiannya seperti menghancurkan periskop dengan menggunakan senajata mesin, menghentikan torpedo dengan jaring, mendeteksi kapal selam, meningkatkan kekuatan torpedo dan masih banyak lagi. Thomas A. Edison meninggal di usia, tepat pada haru ulang tahun penemuannya yang paling fenomenal, sebuah bola lampu yang membuat seluruh dunia tetap terang di malam
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari.
Hal yang patut ditiru dari seorang Thomas A. Edison adalah kegigihannya
dalam melakuan sesuatu. Tidak peduli berapa kali mengalami kegagalan ia tetap berusaha sampai ia berhasil. Kegagalan tidak akan membuat seorang Thomas A. Edison menyerah bahkan akan membuat ia semakin bersemangat. Sumber: Profesional, Dunia. ______. Gagal 1000 Kali, Thomas A. Edison Akhirnya Berhasil Menciptakan Bola Lampu. Dalam: http://www.duniaprofesional.com/inspirasi/hidup/gagal-1000-kali-thomas-aedison-akhirnya-berhasil-menciptakan-bola-lampu/
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138