Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA DENGAN TEKNIK WDEP UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEMEN KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK)
OLEH : FITRIANA DWI HARLINAWATI NPM : 12.1.01.01.0104
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENERAPAN METODE DISKUSI DAN METODE PROYEK DALAM MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS DAN BUNYI SISWA KELAS IV SDN JOGOMERTO II TAHUN AJARAN 2015/2016 Fitriana Dwi Harlinawati NPM : 12.1.01.01.0104 Program Studi Bimbingan dan Konseling – FKIP UN PGRI Kediri
[email protected] Dra. Endang Ragil W.P, M.Pd.1 dan Ikke Yuliani Dhian, M.Pd.2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya beberapa siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang rendah. Hal ini terlihat dari sikap siswa seperti masih berada di luar kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan konseling kelompok realita dengan teknik WDEP dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMP NEGERI 1 SEMEN KABUPATEN KEDIRI Tahun Pelajaran 2015-2016. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan konseling kelompok realita dengan teknik WDEP dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMP NEGERI 1 SEMEN KABUPATEN KEDIRI Tahun Pelajaran 2015-2016. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian pre-test post-test one group design. Penelitian dilakukan pada 12 siswa kelas VII yang memiliki nilai disiplin belajar rendah. Analisis data yang digunakan adalah paired samples T test yang digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel data yang berhubungan. Dari hasil analisis data yang diajukan diperoleh analisis = 6,233 pada taraf 5% diperoleh = 2,201. Karena melebihi yaitu berbunyi 6,233>2,201, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Selain itu juga terdapat perbedaan antara skor pre-test dan post-test, dimana hasil rata-rata yang diperoleh saat pre-test sebesar 66,67 dan untuk hasil rata-rata post-test sebesar 83,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa skor pre-test < post-test yang berarti skor disiplin belajar siswa kelas VII meningkat. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penerapan konseling kelompok realita dengan teknik WDEP dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMP NEGERI 1 SEMEN KABUPATEN KEDIRI Tahun Pelajaran 2015-2016 Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkommendasikan : (1)Tujuan pemberian konseling kelompok realita dngan teknik WDEP adalah untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa sesuai realitanya yang ditunjukkan dengan kedisiplinan belajar tanpa adanya paksaan dan muncul dari rasa kesadaran untuk disiplin dalam belajar. Oleh sebab itu guru BK sebagai pelaksana dan motivator utama harus mengutamakan proses yang mendukung kedisiplinan belajar siswa siswa. Kata kunci: Konseling Kelompok Realita Teknik WDEP, Kedisiplinan Belajar Siswa
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
peradaban
I. LATAR BELAKANG Seorang
siswa
dalam
bangsa
yang
bermartabat,
mengikuti
bertujuan untuk berkembangnya potensi
kegiatan belajar di sekolah tidak akan
peserta didik agar menjadi manusia yang
lepas dari berbagai aturan dan tata tertib
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
yang diberlakukan di sekolah, dan setiap
Maha
siswa di tuntut untuk dapat berperilaku
sehat,
sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
menjadi warga Negara yang demokratis
berlaku di sekolah. Disiplin sekolah erat
serta bertanggung jawab”.
Esa,
berakhlak
mulia,
berilmu, kreatif, mandiri, dan
kaitannya dengan disiplin belajar siswa.
Untuk mencapai tujuan tersebut tidak
Dengan memiliki kesadaran berdisiplin
selalu berjalan lancar, banyak faktor yang
sekolah, maka secara tidak langsung siswa
mempengaruhi
merasa bahwa disiplin dalam belajar juga
pendidikan baik faktor dari peserta didik
sangat penting untuk dilaksanakan. Untuk
maupun dari pihak sekolah. Salah satu
memperoleh pengetahuan secara utuh dan
faktor yang berasal dari peserta didik yaitu
menyeluruh, dibutuhkan teknik belajar
disiplin belajar. Wulandari dan Muhari
yang baik dan dioperasionalkan secara
(2011)
teratur. Membiasakan diri dengan belajar
adalah suatu kondisi yang tercipta dan
secara
dengan
terbentuk melalui proses usaha yang
membuat
dilakukan seseorang untuk memperoleh
seseorang memiliki kecakapan belajar
suatu perubahan tingkah laku yang baru
dengan
secara
teratur
kedisiplinan
dan
ditunjang
dalam
baik,
mempengaruhi
dan pola
belajar
pada
akhirnya
pikiran
dan
membentuk watak kepribadian yang baik. Sekolah lembaga tujuan
sebagai
pendidikan yang
sama
salah formal
tercapainya
menyatakan,
keseluruhan,
“disiplin
sebagai
tujuan
belajar
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan
satu
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
memiliki
keteraturan dan atau ketertiban”. Disiplin
tujuan
belajar sangat baik jika dimiliki siswa
dengan
pendidikan nasional. Fungsi dan tujuan
karena siswa yang
pendidikan
dalam
belajar akan belajar dengan baik dan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab
teratur sehingga menghasilkan prestasi
II Pasal 3 yang berbunyi : “Pendidikan
yang baik.Maka dari itu, untuk mencapai
nasional
tujuan pendidikan salah satu cara yang
nasional
berfungsi
tertuang
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
dapat
digunakan
memiliki disiplin
yaitu
dengan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri meningkatkan disiplin belajar para peserta
PPL di SMP Negeri 1 Semen terlihat
didik.
bahwa masih banyak siswa yang memiliki
Menurut
Widodo
(2010),
bentuk
disiplin belajar yang rendah. Hal itu
perilaku tidak disiplin siswa antara lain,
ditunjukkan
perilaku
masuk
kurang bertanggung jawab pada siswa
sekolah, ramai di kelas, mengobrol saat
seperti masih terdapat beberapa siswa yang
guru sedang menjelaskan pelajaran, tidak
berada di luar kelas ketika kegiatan belajar
mengenakan
mengajar
membolos,
terlambat
atribut
sekolah
secara
oleh
berlangsung,
perilaku
yang
banyak
siswa
lengkap, dan menyontek. Permasalahan
dalam mengikuti pelajaran terkesan tidak
dalam disiplin belajar merupakan suatu
atau kurang serius, siswa datang terlambat,
gejala yang dialami hampir semua siswa.
siswa sering tidak mencatat, siswa tidak
Zahrifah
dan
Darminto
(2011)
segera memasuki kelas meskipun bel tanda
menjelaskan bahwa perilaku tidak disiplin
masuk telah berbunyi, siswa lebih senang
dalam belajar dipengaruhi oleh faktor
berbicara dengan teman-temannya dari
intern dan faktor ekstern. Yang termasuk
pada mencoba mengerjakan tugas, tidak
faktor intern diantarnya yaitu pengetahuan,
mendengarkan saat guru menerangkan,
kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi.
tidak segera mengerjakan latihan soal di
Contoh faktor ekstern yaitu lingkungan,
kelas karena mengobrol dengan siswa lain
alat pendidikan, teman, saudara, kebiasaan
dan masih banyak lagi perilaku tidak
dan pembinaan dari rumah, pengawasan,
disiplin
dan
disekolah.
sebagainya.
Salah
satu
belajar yang dilakukan siswa Perilaku
demikian
faktor penyebab utama ketidakdisiplinan
menunjukkan
siswa dalam belajar adalah tidak adanya
memiliki tingkat disiplin belajar yang
kesadaran
rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya
sebagai
akan siswa
melanggar
tanggung serta
peraturan
jawabnya
seringnya yang
siswa
ditetapkan
bahwa
yang siswa
tersebut
tanggung jawab dan kesadaran siswa akan pentingnya
berdisiplin
belajar,
siswa
sekolah.Perilaku tidak disiplin belajar pada
kurang mengarahkan dan mengendalikan
siswa apabiladibiarkan akan membawa
perilaku
dampak
kegiatan belajar. Kondisi seperti ini tentu
yang
kurang
menguntungkan
menyimpang
terhadap prestasi belajar maupun sikap
mempengaruhi
mental para siswa.
pribadi siswa. Perilaku tidak disiplin yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) serta hasil pengamatan selama melaksanakan Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
kondisi
dari
perkembangan
dilakukan siswa, apabila tidak segera mendapat
penanganan
tentunya
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri akan
berpengaruh
negatif
pada
kepribadian siswa.
bantuan kepada siswa baik perorangan
Ketidakdisiplinan akan mengganggu pembelajaran
dari sekolah yang bertujuan memberikan
sehingga
berpengaruh
maupun kelompok agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara
terhadap kurang berkembangnya prestasi
optimal.
belajar siswa. Bahkan pada sebuah kasus
dilakukan guru BK kepada siswa yang
siswa yang tidak naik kelas, faktor
memiliki
penyebab
hanya berupa
yang
paling
mempengaruhi
adalah rendahnya kedisiplinan
Kebanyakan
bantuan
yang
permasalahan dalam belajar pemberian arahan yang
belajar
bersifat klasikal pada saat jam pelajaran
siswa. Oleh karena itu, agar proses belajar
bimbingan dan konseling yang hanya dapat
mengajar berjalan lancar salah satu upaya
dilakukan satu minggu sekali. Hal itu
yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar
dirasa kurang efektif, dikarenakan konselor
peserta didik. Dalam konteks ini Akh
sekolah
tidak
melakukan
Muwafik (2012:297) menyatakan bahwa :
secara
langsung
kepada
“Kedisiplinan akan terbangun dengan niat
memiliki
yang kuat, motivasi yang utuh dan
belajar. Sehingga siswa yang disiplin
sungguh-sungguh, serta kesadaran akan
belajar
alas an dari penetapan tujuan akhir yang
bagaimana
cara
ingin dicapai. Sementara ketidakdisiplinan
mengubah
perilakunya
akan menjadikan
bertanggung
jawab
akhir semakin jauh dan berliku karena
belajarnya.
Untuk
sikap yang tidak konsisten, bahkan dapat
meningkatkan disiplin belajarnya, salah
mendatangkan malapetaka bagi dirinya”.
satunya yaitu konseling.
jalan menuju tujuan
Guru BK memiliki tanggung jawab
pendekatan siswa
yang
permasalahan disiplin dalam
rendah
belum
mengetahui untuk yang
terhadap membantu
kurang kegiatan siswa
Dalam membantu siswa menangani
lebih besar untuk menangani siswa yang
masalah,
layanan
memiliki disiplin belajar yang rendah. Hal
diberikan
dalam
itu sesuai dengan tujuan umum bimbingan
(konseling individu) maupun dalam format
dan konseling menurut Prayitno dan Amti
kelompok
(2004) yaitu membantu siswa agar dapat
Dalam penelitian ini untuk membantu
mencapai perkembangan secara optimal
siswa meningkatakan kedisiplinan belajar
sesuai dengan bakat, kemampuan, minat
peneliti menggunakan layanan konseling
dan nilai-nilai, serta terpecahnya masalah-
kelompok, hal itu dikarenakan terdapat
masalah yang dihadapi siswa. Bimbingan
beberapa siswa yang memiliki masalah
dan konseling merupakan bagian integral Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104
yang sama yaitu rendahnya kedisiplinan simki.unpkediri.ac.id || 7||
FKIP – Bimbingan dan Konseling
konseling format
(konseling
dapat individu
kelompok).
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri belajar sehingga dapat ditangani secara
siswa yang memiliki disiplin
bersama.
rendah
Menurut Prayitno dan Amti (2004)
adalah
teknik
merupakan wants (keinginan),
konseling yang diselenggarakan dalam
evaluation (penilaian),
suasana kelompok, yang memungkinkan
(perencanaan).
memperoleh
kesempatan
bagi
WDEP
yang
akronim
Konseling kelompok merupakan layanan
siswa
belajar
Penggunaan
dari
direction
(arahan), planing
teknik
WDEP
ini
pembahasan masalah yang dialami melalui
bertujuan untuk membantu konseli agar
dinamika
memiliki kontrol yang lebih besar terhadap
kelompok.
Pelaksanaan
konseling kelompok untuk meningkatkan
kehidupannya
disiplin belajar siswa dilaksanakan dengan
membuat pilihan yang lebih baik nantinya.
menggunakan pendekatan realita. Menurut
Melalui penggunaan teknik WDEP ini,
Corey
guru
(2010:263),
pendekatan
realita
BK
sendiri
mengajak
dan
mampu
konseli
untuk
adalah salah satu pendekatan konseling
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
yang memfokuskan pada situasi sekarang.
berdisiplin
Konselor berfungsi sebagai guru dan
evaluasi terhadap diri sendiri dengan
model serta mengkonfrontasikan konseli
mengeksplorasi
dengan cara-cara yang bisa membantu
perilaku konseli khususnya perilaku yang
konseli
kurang
menghadapi
memenuhi
kenyataan
kebutuhan-kebutuhan
dan dasar
dengan
dan
bertanggung
menilai
melakukan
perilaku-
jawab
yang
mengakibatkan disiplin belajarnya rendah.
tanpa tanpa merugikan dirinya sendiri
Setelah
ataupun orang lain. Dalam konseling
menilai
realita
yang
belajar
mengetahui
dan
perilakunya, konseli bersama
terpenting
adalah
dengan guru BK membuat perencanaan
tanggung
jawab
untuk perilaku kedepannya yang lebih
pada
bertanggung jawab, dimana didalamnya
individu. Pada dasarnya manusia adalah
terdapat komitmen antara konselor dengan
makhluk yang bertanggung jawab atas
konseli. Dengan adanya komitmen tersebut
perilaku dan pemenuhan kebutuhannya
konseli dituntut untuk bertanggung jawab
sendiri. Dengan menumbuhkan tanggung
terhadap rencana yang telah dibuatnya. Hal
jawab
dengan
itu tentunya akan membantu konseli dalam
sendirinya siswa tersebut akan dapat
meningkatkan disiplin belajarnya dengan
meningkatkan disiplin belajar.
menekankan pada tanggung jawab konseli
menumbuhkan (responsibility)
kepada
dan
siswa
kesadaran
maka
Adapun teknik yang akan digunakan pada pendekatan konseling realita untuk Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
sebagai siswa. simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dengan latar belakang tersebut penulis
sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki, dan
tertarik untuk mengambil judul Kelompok
siswa kelas IV B sebanyak 20 siswa, yang
Realita dengan Teknik Wdep Untuk
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa
“Penerapan
Konseling
Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas
VII
SMP
Negeri
1
laki-laki.
Semen
Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2015-
III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil
2016”
Berdasarkan
hasil
uji
hipotesis
II. METODE PENELITIAN
diperoleh hasil
Pendekatan penelitian dilakukan dengan
6.233 > 2,201 pada taraf signifikan 5%,
pendekatan kuantitatif. Teknik penelitian
maka
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kelompok realita dengan teknik WDEP
penelitian eksperimen. populasi dalam
dapat meningkatkan kedisiplinan belajar
penelitian ini adalah siswa kelas VII A,
siswa kelas VII SMP NEGERI 1 SEMEN
VII B, dan VII C semester genap SMP
KABUPATEN KEDIRI”. dapat diterima
Negeri 1 SEMEN Kabupaten Kediri dari
pada taraf signifikan 5%. Sedangkan
kelas VII A, VII B, dan VII C berjumlah
yang
119 siswa. Sampel dalam penelitian ini
kelompok realita dengan teknik WDEP
adalah
Teknik
tidak dapat meningkatkan kedisiplinan
pengambilan sampel adalah Sampling
belajar siswa VII SMP NEGERI 1 SEMEN
purposive adalah teknik penentuan sampel
KABUPATEN KEDIRI, ditolak. Angka
dengan
tersebut
sebanyak
12
pertimbangan
orang.
tujuan
tertentu.
Teknik analisis data menggunakan uji-t.
= 6.233 berarti
berbunyi “penerapan konseling
berbunyi
penerapan
konseling
kemudian dimasukkan dalam
rumus uji-t, dan dilakukan perhitungan seperti berikut
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, mengingat data-data variabel ini bersifat numerik (kuantitatif).
N 12
6.233
2,201
sig α 5% Sig
Hipotesis
diterima ditolak
Populasi penelitian ini adalah siswa keas IV A dan siswa kelas IV B SDN Tinalan 2 Kota Kediri. Dalam penelitian ini sampel ditiadakan
dan
seluruh
populasi
yakni
sebanyak 42 siswa dengan jumlah siswa IV A
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri B. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil dari pegujian hipotesis yang telah dianalisis
tersebut,
diperoleh
perhitungan uji-t bahwa dari
hasil
lebih besar
yaitu : 6,233>2,201sehingga
perhitungan signifikan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan
http://www.digilib.uin-suka.ac.id., diunduh 23 Desember 2015. Firman, Adi. 2011. Terapi Konseling Realita, (Online), tersedia: http://www.adipsi.co.id/ search, terapi konseling realita.html., Diunduh 23 Desember 2015. Jones, Richard Nelson. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
konseling kelompok realita dengan teknik WDEP dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMP NEGERI 1 SEMEN KABUPATEN KEDIRI Tahun Pelajaran 2015-2016.
IV. DAFTAR PUSTAKA Akh.Muwafik Saleh 2012. Membangun karakter dengan hati nurani. Arikunto, Suharsami. 2010.Prosedur Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung: Refika. Aditama. Damanik, Ericson. 2015. Fungsi Kedisiplinan dalam Belajar, (Online), tersedia: http://pengertianpengertian-info.co.id/search, diunduh 27 Desember 2015. Failasufah. 2014. “Efektivitas Konseling Kelompok Realita Untuk Meningatkan Motivasi Belajar Siswa di MAN Yogyakarta III”. (Tesis, Universitas UIN Sunan Kalijaga,2014), (Online), tersedia: Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Pengertian Disiplin. Jakarta: Balai Pustaka. Latipun. 2006. Psikologi Eksperimen. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. Masrohan, Ali. 2014. “Penerapan konseling kelompok realita dengan teknik WDEP untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Rogojampi, Banyuwangi”. (Skripsi, Universitas Negeri Surabaya,2014), (Online), tersedia: http://www.ejurnal.unesa.ac.id., diunduh 23 Desember 2015. Prayitno & Amti, Erman. 2004. DasarDasar BK. Jakarta: Rineka Cipta. Rusniadyfrendy. 2014. Kedisiplinan Belajar, (Online), tersedia:http://www.frendyrusniady. wordpress.com, diunduh 2 Januari 2016 Sandewita, Nova. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar. (Online). tersedia:http://www.vhasande.wordp ress.co.id/search, diunduh 20 Desember 2015 Siswoyo, Eko. 2000. Kedisiplinan.(Online).
Pengertian
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tersedia:http://www.operamini.com/s earch,diunduh20 Desember 2015. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta, CV. Sukardi, Dewa Ketut, 2003. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wulandari&Muhari. 2011. Pengertian disiplin belajar. (Online). tersedia:http://ejournal.unesa.ac.id/in dex.php/jurnal-bkunesa/article/view/9046/0, diunduh 23 Desember 2015 Zahrifah&Darminto. 2011. Faktor yang mempengaruhi perilaku tidak disiplin dalam belajar.(Online). tersedia: http://www.zahrifah.blogspot.co.id,di unduh 27 November 2015
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Willyams, Billy. 2013. Konseling Realita. (Online). tersedia:http://www.ferryguidance.co .id/search, diunduh 23 Desember 2015. Widodo. 2010. Bentuk tidak disiplin siswa. (Online). tersedia:http://www.widodo.co.id, diunduh tanggal 15 Desember 2015. Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta:Media Abadi. Winkel & Hastuti, Sri. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta:Media Abadi.
Fitriana Dwi Harlinawati| 12.1.01.01.0104 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 11||