PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARAN DI PERPUSTAKAAN PUSTEKKOM KEMENDIKBUD TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh : NITA ADIYATI NIM. 1111025100079
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARAN DI PERPUSTAKAAN PUSTEI(KOM KEMENDIKBUD TERIIADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana IImu Perpustakaan (S.IP)
oleh
Nita Adivati
NrM. 1111025100079
di bawah bimbingan
NrP. 19710103 200003
I
002
PROGRAM STUDI ILMU PE.RPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN IIUMANIORA UNIVERSIT.AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah
Nita Adiyati
Nama
:
Nim
:1111025100079
Jurusan
: Ilmu'Perpustakaan
Dengan
ini
ini
menyatakan bahwa skripsi yang be{udul ooPengaruh Pemanfaatan
Layanan Video Pembelajaran
di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan
Ciputat Timur" adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak melalzukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undangundang
jika ternyata skripsi ini
secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari
karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
4 September 2015
257 1647 16
lta Adryarl
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Nama
:Nita Adiyati
NIM
:1111025100079
Judul
Skripsi
:Pengaruh Pernanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Di
Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Gunr SMP.dan MTs Kecamatan Ciputat Timur
Ujian Skripsi : Rabu, 23 September 2015 Sl'.ripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Aclab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
J
akarta, 23 Septemb er 20 7 5
Tanda
Tangan
Tanggal
trk 1. Ketua Sidang
2.
Sekretaris Sidang
3. Pembimbing
Pungki Pumomo. MLIS NrP. 19641215199903 L 00s
:
5. Penguji II
Mukmin Supralzogi. M.Si NIP. 19620301 199903 1 001
: Ade Abdul Hak.
.
4. Penguji I
ziltf
M.Hum
NIP. 19710103 200003
'
1 002
t0lo'7dc :
Lilik Istiqori),ah. M.Hum
;;'oooc32oo3 NIP. 196709t2 | 002 199903
iti
fu
,tr:a/r
ABSTRAK Nita Adiyati (1111025100079). Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Di bawah bimbingan Ade Abdul Hak, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur, (2) untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Jenis penelitian ini adalah eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Sedangkan teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan software SPSS version 21. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 2,81 dan kegiatan belajar mengajar sebesar 3,00. Kedua nilai ini berada pada skala interval 2,50 – 3,24 yang berarti tinggi. Korelasi variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar sebesar 0,329 hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel tersebut memiliki nilai skala dari 0,25 – 0,5 artinya mempunyai hubungan yang cukup kuat. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkat pemanfataan layanan video pembelajaran sebagai penunjang kegiatan belajar adalah tinggi dan pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
Kata Kunci : Video Pembelajaran, Belajar Mengajar, Pustekkom.
iv
ABSTRACT Nita Adiyati (1111025100079). The Effect of Utilization a Video- Based Learning Service toward Teaching and Learning Activities in PustekkomKemendikbud Library for the Teacher’s of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat Subdistrict. The college instructor of Ade Abdul Hak, M.Hum. The Departement of Library and Information Science, the Faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) of Jakarta, 2015. The aim of this research are : (1) to find of utilization rate a video–based learning service as supporting teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud Library for Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat Subdistrict, (2) to find out the effect of utilization a video-based learning service toward teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud library for Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat Subdistrict. Type of this research is explanative using a quantitative approach. The technique used in data collection is the questionnaire. The technique of data analyzing uses a simple linear regression with SPSS version 21. Results of the reseach showed that the average value of the utilization of video-based learning services of 2.81 and Teaching and learning activities of 3.00. Both the value of the scale interval is 2,50 – 3,24 wich mean high. The Video service of utilization variable correlation learning for teaching and learning activities of 0,329 this indicates that the variable has a value between the value of the scale from 0,25 – 0,5 mean shaving a relationship that is strong enough. The conclusions derived from this reseach was the rate of the utilization video-based learning service as acomplementary learning activities is high and the utilization of video-based learning service affects toward teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud Library for Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat Subdistrict.
Keywords : Video Learning, Teaching and Learning, Pustekkom.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP). Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Samudi dan Ibunda Muti’ah beserta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan do’a tiada batas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak yang meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
4. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bpk. Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tak pernah lelah membantu, mengarahkan dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Lilik Istiqoriyah, M.Hum selaku penguji I dan Bpk. Nuryudi, MLIS selaku Penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini. 8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang mencurahkan ilmunya begitu banyak sebagai bekal masa depan penulis. 9. Bpk. Bambang Susanto, M.Hum selaku Kepala Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dan Bpk. Moh. Yusuf Triwidodo selaku bagian pengolahan dan akuisisi
yang
banyak
membantu
dan
mengarahkan
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua pihak Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 11. Semua pihak sekolah SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur beserta para Guru yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis untuk mengisi kuesioner penelitian. 12. Terimakasih kepada BIDIKMISI dan semua pihak pengelola yang telah memberikan kepercayaan dan bantuan beasiswa selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga impian penulis bisa terwujud.
vii
13. Kepada seluruh Bapak/Ibu Guru MAN Kragilan pahlwan tanpa tanda jasa yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama di sekolah, khususnya Bpk. AM. Masruri, S.Psi dan Bpk. Ifni Kurniawan, S.Pd yang sejak awal telah membantu dan mendukung penulis untuk melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 14. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan IPI angkatan 2011 khususnya IPI C yang telah memberikan semangat. Khususnya Robi’atul Hasanah S.IP, Intan Wulandari yang selalu mendukung penulis. Arik Suprapti S.IP yang selalu memberikan arahan, semangat, tetap peduli dan telah meluangkan waktunya membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner ke sekolahsekolah. 15. Terimakasih kepada kakak dan sahabatku seperjuangan yaitu Tati Rohayati, S.Hum, Yanti Susilawati, S.Hum, Ika Yulita, S.E.Sy, Iim Rosadi, S.H.Sy, Didi Nahtadi S.H.Sy, Tuti Alawiyah dan Mu’min Aziz yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Tidak lupa juga kepada Edi Junaedi, S.T yang selalu memberikan motivasi, semangat, arahan, kritikan, dukungan moral maupun materil dan do’a kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 16. Terimakasih kepada teman-teman KKN SEMUTGENI 2014 (Semangat Muda Generasi Masa Kini) teruntuk bang Wanda, bang Dirga, bang Zulfahmi, bang Noprian, ka Rudi, Ida, Neli, Sari, Rantina, dan Dede Ardi yang selalu memberikan dukungan, canda, dan tawa kepada penulis. 17. Terimakasih kepada teman-teman MAHASANTRI MA’HAD UIN JAKARTA yang sama-sama berjuang untuk menggapai cita-cita, selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
viii
18. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk segalanya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan do’a yang sudah diberikan kepada penulis. Aamiin yaa rabbal’aalamiin.
Ciputat, 14 September 2015
Nita Adiyati
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………... i SURAT PERNYATAAN …………………………………………………….. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………… iii ABSTRAK …………………………………………………………………….. iv ABSTRACT …………………………………………………………………… v KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………......... x DAFTAR TABEL ………………………………………………………......... xiv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xvi DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………….......
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………......
7
D. Definisi Istilah …………………………………………………….. 8 E. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 9 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus 1. Definisi Perpustakaan Khusus ……………………………….
11
2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus ………………………..
13
3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ………………........
14
4. Koleksi Perpustakaan Khusus ………………………………..
16
5. Layanan Perpustakaan Khusus ……………………………….
17
x
B. Video Pembelajaran 1. Definisi Video Pembelajaran …………………………………. 18 2. Tujuan Video Pembelajaran…………………………………… 19 3. Karakteristik Video Pembelajaran ……………………………
20
4. Kelebihan dan Kelemahan Video Pembelajaran …………….
21
5. Pengembangan Layanan Pengadaan Video Pembelajaran …… 23 6. Layanan Video Pembelajaran ………………………………… 32 7. Promosi Perpustakaan ………………………………………..... 34 C. Kegiatan Belajar Mengajar (Pembelajaran) 1. Definisi Pembelajaran …………………………………………. 35 2. Tujuan Pembelajaran ………………………………………….. 37 3. Komponen Pembelajaran …………………………………...... 38 D. Hubungan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Mengajar …………………………………………………... 45 E. Penelitian Terdahulu ………………………………………………. 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………………………………….. 51 B. Sumber Data ……………………………………………………….. 52 C. Populasi dan Sampel ……………………………………………….. 53 D. Instrumen Penelitian ………………………………………………... 55 E. Desain Penelitian …………………………………………………… 57 F. Skala Pengukuran ………………………………………………….. 58 G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 59 H. Teknik Pengolahan Data ………………………………………….. 60
xi
I. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 62 J. Hipotesis ……………………………………………………………. 71 K. Jadwal Penelitian …………………………………………………… 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Pustekkom …………………... 74 2. Visi dan Misi Perpustakaan Pustekkom ………………………... 75 3. Personalia (SDM) …………………………................................. 76 4. Struktur Organisasi ……………………………………………... 76 5. Tata Tertib ……………………………………………………… 76 6. Koleksi ………………………………………………………….. 78 7. Layanan ……………………………………………………….. 78 B. Hasil Penelitian 1. Profil Responden a. Karakteristik Profil Responden 1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ….
82
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran…. .83 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Variabel ………………….
84
3. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data …………………………………………... 98 b. Uji Reliabilitas ……………………………………………… 102 4. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ……………………………………………… 106 b. Uji Multikolonieritas ………………………………………. 109
xii
c. Uji Heteroskedastisitas …………………………………….. 110 5. Analisis Regresi Sederhana a. Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………...... 111 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………………………….. 112 c. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) …………………………….. 113 d. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel ………………………. 114 e. Menghitung Pengaruh Langsung……………………….…… 115 f. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung…………………...... 116 g. Menghitung Pengaruh Total ……………………………….. 116 h. Diagram Jalur ………………………………………………. 116 C. Pembahasan ……………………………………………………….... 117 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………………. 125 B. Saran ……………………………………………………………...... 126 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 128 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aspek Perpustakaan Khusus…………………………………………… 12 Tabel 2 Konsep dan Sudut Pandang Pembelajaran…………………………… 37 Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian………………………………………… 55 Tabel 4 Pemberian Skor/Nilai Skala Pengukuran……………………….........
58
Tabel 5 Parameter Penafsiran Data …………………………………………… 61 Tabel 6 Pengkodean Jawaban Responden ………………….............………..
62
Tabel 7 Jadwal Penelitian……………………………………………………… 72 Tabel 8 Tingkat Pengembalian Kuesioner …………………………………… 81 Tabel 9 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………..
82
Tabel 10 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran……… 83 Tabel 11 Penyataan 1 ……………………………………………………………84 Tabel 12 Pernyataan 2 ………………………………………………………….. 85 Tabel 13 Pernyataan 3 …………………………………………………………. 86 Tabel 14 Pernyataan 4 …………………………………………………………. 87 Tabel 15 Pernyataan 5 ………………………………………………………… 88 Tabel 16 Pernyataan 6 ………………………………………………………… 89 Tabel 17 Pernyataan 7 ………………………………………………………… 90 Tabel 18 Pernyataan 8 ………………………………………………………… 91 Tabel 19 Pernyataan 9 ………………………………………………………..
92
Tabel 20 Pernyataan 10 ………………………………………………………. 93 Tabel 21 Pernyataan 11 ………………………………………………………
94
Tabel 22 Pernyataan 12 ………………………………………………………
95
xiv
Tabel 23 Pernyataan 13 ………………………………………………………
96
Tabel 24 Pernyataan 14 ………………………………………………………
97
Tabel 25 Pernyataan 15 ………………………………………………………. 98 Tabel 26 Statistik Reliabilitas Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran…………………………………………………………………… 103 Tabel 27 Hasil Uji Statistik Total Item Reliabilitas Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran ……………………………………………………………. 103 Tabel 28 Statistik Reabilitas Skala Kegiatan Belajar Mengajar......................... 105 Tabel 29 Hasil Uji Reliability Total Item Statistics Skala Kegiatan Belajar Mengajar……………………………………………………………………….. 106 Tabel 30 Hasil Uji Normalitas Pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes… 108 Tabel 31 Hasil Uji Multikolonieritas Kegiatan Belajar Mengajar ……………. 109 Tabel 32 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kegiatan Belajar Mengajar ……… 111 Tabel 33 Hasil Uji Simultan F Kegiatan Belajar Mengajar ….......................... 112 Tabel 34 Hasil Uji T Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran …………….. 113 Tabel 35 Statistik Deskriptif Korelasi Antar Variabel ………………………… 114 Tabel 36 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel …………………………………… 114 Tabel 37 Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………...... 123 Tabel 38 Hasil Uji Nilai Rata-rata Variabel Perolehan Konstruk …………….. 124 Tabel 39 Hasil Uji Konstruk ………………………………………………...... 124
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………….. 47 Gambar 2 Hubungan Antar Variabel………………………………………….. 57 Gambar 3 Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud …….. 76 Gambar 4 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Grafik Histogram …………….. 107 Gambar 5 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada P-P Plot ……………………….. 107 Gambar 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Scatterplot Regresi …………… 110 Gambar 7 Diagram Jalur ………………………………………………………. 116
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Menjadi Pembimbing ………………………………. 134 Lampiran 2 Surat Izin Ganti Judul Skripsi…………………………………….. 135 Lampiran 3 Penguji Skripsi …………………………………………………… 136 Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ……………………………………………… 137 Lampiran 5 Surat Izin Permintaan Data Kemenag (EMIS) …………………… 138 Lampiran 6 Surat Izin Permintaan Data Dinas Pendidikan Tangsel …………... 139 Lampiran 7 Surat Izin Sebar Kuesioner ……………………………………….. 140 Lampiran 8 Kuesioner ………………………………………………………..... 141 Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran …………………………………………………………………... 146 Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Variabel Kegiatan Belajar Mengajar ……….. 147 Lampiran 11Hasil Uji Statistik Deskriptif Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran …………………………………………………………………… 148 Lampiran 12 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kegiatan Belajar Mengajar ……… 148 Lampiran 13 Hasil Uji Statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran ………………………………….. 149 Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Variabel Kegiatan Belajar Mengajar ………………………………………………….... 149 Lampiran 15 Tabel r untuk df = 60-75…………………..……………………. 150
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana menurut UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menerangkan “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.1 Perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang membutuhkan informasi ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.2 Artinya perpustakaan dengan masyarakat saling berkaitan dalam dunia informasi. Perpustakaan merupakan sarana pemberi layanan informasi bagi seluruh pengguna, baik bagi kalangan umum maupun kalangan dunia pendidikan. Keberadaan perpustakaan memang sangat dibutuhkan karena menyediakan sumber informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang, profesi, tingkat sosial umur, jenjang pendidikan dan lain-lain.3 Perkembangan
perpustakaan
pada
saat
ini
menunjukan
bahwa
perpustakaan bukan hanya merupakan tempat untuk menyimpan atau mengoleksi 1
Republik Indonesia, Undang-undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 2. 2 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 1. 3 Kurniati, “Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi Pusat Sumber Belajar KB-TK Islam 17 Al-Azhar Bintaro”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 1. Diakses pada 10 Februari 2015 dari http://tulis.uinjkt.ac.idfilefile=digital119002-KURNIATI-FAH.pdf
1
2
buku, tetapi juga berperan sebagai tempat yang disebut the preservation of knowledge. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan manusia dari zaman ke zaman.4 Melihat hal tersebut, peran perpustakaan telah berkembang tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan dan mengumpulkan media cetak akan tetapi juga sebagai tempat koleksi dan memelihara media non cetak. Di Indonesia ada beberapa jenis perpustakaan salah satunya adalah perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berdiri di bawah organisasi/lembaga yang menaunginya, di mana koleksi dan kegiatannya diutamakan untuk staf atau karyawan dan kebutuhan dari organisasi tersebut. Perpustakaan khusus memiliki visi dan misi yang disesuaikan dengan visi dan misi dari lembaga atau organisasi yang menaunginya. Perpustakaan Pustekkom merupakan salah satu contoh perpustakaan khusus, perpustakaan ini berada di bawah naungan Kemendikbud, Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Pustekkom kepanjangan dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan. Perpustakaan Pustekkom terletak di Jl.R.E. Martadinata, Ciputat - Tangerang Selatan. Pustekkom adalah salah satu unit kerja atau lembaga di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Seiring dengan kecanggihan teknologi, Pustekkom mengembangkan model kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media internet. Berbagai materi pelajaran dapat diakses oleh guru, siswa atau
4
Benny A. Pribadi, Media Teknologi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 1.1.
3
masyarakat luas pada umumnya melalui website yang dikembangkan oleh Pustekkom.5 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang begitu cepat berkembang telah mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Kendala geografis bisa diatasi dengan mudah melalui TIK. Bentuk TIK yang populer di masyarakat adalah media televisi. Media televisi begitu digemari masyarakat Indonesia yang hadir menyajikan pesan audio, visual, dan gerak. Televisi sangat mudah bisa membawa pesan pendidikan (pembelajaran) sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bahkan dengan kelebihannya, televisi mampu menyajikan pesan, memberikan penekanan kepada pesan-pesan yang diinginkan agar mudah dicerna oleh sasaran.6 Salah satu produk unggulan dari Pustekkom Kemendikbud yaitu Televisi Edukasi yang disingkat dengan TVE. TVE merupakan salah satu stasiun televisi pemerintah yang berkedudukan di bawah Pustekkom yang memiliki peran serta dalam upaya pencerdasan anak bangsa dengan menghadirkan berbagai layanan siaran pendidikan yang berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Visi TVE adalah menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan,
sedangkan
misinya
adalah
menyiarkan
program
yang
mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan
5
Pustekkom Kemendikbud, “Televisi Edukasi”, artikel diakses pada 22 Februari dari http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/p/profile.html 6 Purwanto, dkk, 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan (Jakarta: Pustekkom Depdiknas, 2009), h. 98.
4
informasi dan kebijakan-kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Televisi Edukasi bisa diakses di http://tve.kemendikbud.go.id 7 Salah satu fasilitas yang disediakan TVE yaitu video pembelajaran. Video pembelajaran tersebut berisi tentang materi pelajaran dari semua jenjang pendidikan, salah satu contohnya tingkat SMP dan MTs. Video pembelajaran yang disediakan oleh Pustekkom bisa diakses di http://video.kemdikbud.go.id. Video pembelajaran tersebut dapat diakses secara bebas dan diunduh secara gratis oleh seluruh masyarakat termasuk guru. Video pembelajaran yang disediakan oleh Perpustakaan Pustekkom berperan penting dalam membantu pendidikan sekolah dan guru sebagai pamong dalam memberikan materi pelajaran yang interaktif. Guru berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Agar menarik perhatian anak didik, maka dibutuhkan suatu media pembelajaran yang lebih menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif.8 Sejak Juli 2009 sampai saat ini siaran TVE dapat diakses melalui jalur internet dan intranet (Jardiknas) secara real time seperti menonton televisi melalui parabola. Video pembelajaran yang ada dalam TVE bisa diakses secara bebas dan diunduh secara gratis oleh seluruh masyarkat untuk memenuhi kebutuhan 7
Pustekkom Kemendikbud, “Televisi Edukasi”, artikel diakses pada 22 Februari dari http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/2012/08/televisi-edukasi.html 8 Indra Aditya, “Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai Sumber Belajar bagi Siswa Kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan Gedung di SMK Negeri 2 Surakarta (Pada Mata Pelajaran Praktek Batu)”, (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011), h.1. Diakses pada 18 Februari 2015 dari http://eprints.uns.ac.id/5550/1/207351812201102101.pdf
5
informasi pendidikan. Peningkatan kualitas dan kapasitas layanan TVE dan video pembelajaran kepada pemirsa khususnya guru tidak akan ada artinya jika tidak ada yang memanfaatkannya. Kecamatan Ciputat Timur dengan melihat letak geografisnya merupakan salah satu wilayah yang dekat dengan Pustekkom, diharapkan wilayah yang dekat dengan Pustekkom dapat mengetahui dan memanfaatkan layanan video pembelajaran. Sebaliknya akan sangat disayangkan apabila wilayah yang dekat dengan Pustekkom tidak mengetahui dan tidak memanfaatkan layanan video pembelajaran yang dapat diunduh secara gratis tersebut. Pada dekade 1980-an Pustekkom mendukung program peningkatan akses memperoleh pendidikan jenjang SMP. Sejak dicanangkannya Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar Diknas 9 Tahun) oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 2 Mei 1994 maka seluruh warga negara RI memiliki kewajiban untuk menyelesaikan pendidikan formalnya serendah-rendahnya hingga jenjang SMP. Sebagai konsekuensinya pemerintah secara yuridis juga mempunyai kewajiban untuk memberikan layanan pendidikan secara gratis kepada seluruh warga negara RI. Dengan demikian, pemerintah harus memberikan sarana prasarana, infrastruktur, peralatan dan fasilitas yang didalamnya terdapat layanan informasi pembelajaran ke sekolah SMP/MTs. 9 Layanan video pembelajaran pada TVE merupakan salah satu layanan informasi pembelajaran guna sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Namun, permasalahannya apakah layanan video pembelajaran yang disediakan oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom dimanfaatkan oleh Guru SMP dan
9
Purwanto, dkk, 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan, h. 49.
6
MTs
Kecamatan
Ciputat
Timur
sebagai
media
pembelajaran
dengan
pengembangan layanan berbasis internet (TVE) dan apakah pemanfaatan layanan video pembelajaran tersebut mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur?. Untuk mengetahui apakah layanan video pembelajaran yang diberikan oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom telah memenuhi kebutuhan informasi pembelajaran maka perpustakaan dapat mengetahuinya melalui pandangan pemakai terhadap layanan tersebut dan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar mengajar. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan kedalam bentuk skripsi berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: a. Tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
7
b. Pengaruh layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut kemudian dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana
tingkat
pemanfaatan
layanan
video
pembelajaran
di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur? b. Bagaimana pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan
Pustekkom
Kemendikbud
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui
tingkat
pemanfaatan
layanan
video
pembelajaran
di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. b. Mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
8
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dan pengalaman dalam hal karya tulis ilmiah. b. Bagi lembaga dan perpustakaan Pustekkom Kemendikbud, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pemanfaatan layanan video pembelajaran dalam upaya penyebaran informasi secara maksimal. c. Bagi semua pihak pengguna terutama guru, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan sebagai penambah, bahan acuan dan perbandingan di masa yang akan datang dalam memberikan media pembelajaran yang interaktif kepada anak didik.
D. Definisi Istilah 1. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh suatu lembaga pemerintah atau swasta, asosiasi yang menangani dan mempunyai misi pada bidang tertentu dengan tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan pemakai dilingkungannya baik dalam pengolahan maupun pelayanan informasi. 10
10
Diah Titik Kusuma Ningrum, “Pelayanan Informasi pada Perpustakaan Badan Kepegawaian Negara (BKN)”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 13. Diakses pada 18 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/494/1/103206DIAH%20TITIEK%20KUSUMA%20NINGRUM-FAH.PDF
9
2. Video Pembelajaran Video pembelajaran adalah media pembelajaran berbasis multimedia yang efektif melalui presentasi visual (gambar) dan audio (suara) dapat memberikan ilusi ataupun fantasi terhadap gambar yang bergerak sehingga memberikan kesan yang berbeda pada penonton (siswa) pada saat proses pembelajaran. 11 3. Kegiatan Belajar Mengajar (pembelajaran) Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan yaitu belajar dan mengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. 12
E. Sistematika Penulisan Pada sistematika penulisan ini, diuraikan secara sistematis bab per bab, dimana antara bab yang satu dengan bab lainnya merupakan suatu rangkaian. Agar memudahkan pemahaman penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, tiaptiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab, sedangkan kerangka uraianya berisikan dengan rincian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi landasan umum yang diperlukan dalam proses penelitian. Landasan umum tersebut, penulis membahas latar belakang,
11
Anang Nugroho, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 22. Diakses pada 17 September 2015 dari http://eprints.uny.ac.id261591Anang%20N%2010504244019.pdf 12 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), h. 5.
10
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini penulis membahas tentang tinjauan perpustakaan khusus secara umum, kemudian membahas tentang video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) secara umum disertai dengan konsep hubungan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar (kerangka pemikiran) dan penelitian terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, hipotesis, dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi profil objek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dianjurkan oleh penulis mengenai permasalahan yang diangkat dan telah diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus 1. Definisi Perpustakaan Khusus Banyak sekali definisi perpustakaan khusus menurut para ahli. Misalnya definisi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS, mendefinisikan sebagai berikut. “perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintah maupun swasta dan sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya. Istilah khusus yakni bertugas melayani lembaga dan pegawai pada instansi yang bersangkutan. Kekhususan perpustakaan terletak pada pengelolaan, koleksi, dan pemakai dan tempat.”1 Sedangkan definisi perpustakaan khusus menurut Soekarman, sebagai berikut. “perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah atau perusahaan atau asosiasi yang menangani dan mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan informasi di lingkungan dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.”2 Perpustakaan khusus disebut juga sebagai tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (pegawai). Pada umumnya, orang luar diperbolehkan menggunakan
1
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 38-39. 2 Soekarman K [et.all], Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002), h. 3.
11
12
perpustakaan dalam hal kepentingan penelitian, setelah mendapat izin dari pejabat yang berwenang.3 Secara umum, perpustakaan khusus dapat dilihat dari berbagai aspek seperti pada tabel 1 di bawah ini : 4 Tabel 1 Aspek Perpustakaan Khusus ASPEK
PERPUSTAKAAN KHUSUS
Kedudukan
Bernaung di bawah instansi atau lembaga tertentu seperti organisasi profesi, perusahaan, pusat studi, departemen, dan sebagainya.
Cakupan Subjek
Berkaitan erat dengan bidang/subjek tertentu (khusus) dari berbagai disiplin ilmu.
Koleksi
Mempunyai jenis-jenis koleksi yang mempunyai informasi tertentu (bidang tertentu tergantung dari spesifikasi perpustakaan) dan termuat dalam berbagai media.
Pemakai
Mempunyai pemakai dalam kelompok tertentu.
Fungsi
Berfungsi untuk menyimpan, menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan, perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang dibentuk dan berkedudukan di bawah naungan lembaga pemerintah atau swasta untuk membantu tugas badan induknya. Perpustakaan tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan lembaga induknya sebagai sumber informasi, sumber referensi, sumber pengetahuan, memiliki kekhususan dalam cakupan subjek, koleksi, pengolahan, fungsi dan pemakai.
3
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.
39. 4
Arif Surachman,“Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 14 November 2014 dari http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf
13
2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga, baik itu pemerintah maupun swasta. Perpustakaan khusus memiliki ciri dan tugas perpustakaan kepada lembaga induk yang menaunginya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini dijelaskan ciri dan tugas perpustakaan khusus menurut beberapa para ahli. Adapun ciri-ciri perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki sebagai berikut: a.
b.
c.
d.
e.
Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut. Memiliki koleksi buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja, misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu subjek atau lebih maupun berorientasi ke misi. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada informasi yang lebih mutakhir (up to date) seperti majalah, jurnal, laporan penelitian, indeks, abstrak dan lain-lain. Peran utama pustakawan adalah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering dipermasalahkan mengenai seberapa jauh pustakawan melakukan penelitian. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan. Oleh karena itu, perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat berorientasi kepada pemaakainya dibandingkan dengan jenis perpustakaan lain. Misalnya penyebaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel sesuai dengan minat pemakai. 5 Perpustakaan khusus tidak hanya melayani kebutuhan badan induknya
tetapi juga melayani pemakai luar. Pemakai luar bisa memanfaatkan fasilitas yang berada di perpustakaan tersebut untuk kepentingan penelitian setelah mendapat izin dari pihak yang berwenang. Sebagaimana menurut UU RI tentang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 26 yang berbunyi “perpustakaan khusus memberikan layanan kepada 5
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 49-50.
14
pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya”. 6 Tugas pokok perpustakaan khusus adalah memberikan layanan informasi kepada anggota atau staf lembaga di mana perpustakaan tersebut bernaung. Pada buku pedoman umum penyelenggara perpustakaan khusus, menjelaskan tugas pokok perpustakaan khusus sebagai berikut ini. “tugas pokok perpustakaan khusus adalah melakukan kegiatan pengumpulan, pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan bahan pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk memenuhi misi lembaga dalam mendukung organisasi induknya dan masyarakat yang berminat mengkaji disiplin ilmu bidangnya yang menjadi misi perpustakaan.”7
3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus Sebagaimana dengan perpustakaan lain pada umumnya, perpustakaan khusus memiliki tujuan dan fungsi perpustakaan. Tujuan umum dari perpustakaan khusus adalah membantu tugas badan induk di mana tempat perpustakaan tersebut bernaung. Menurut Arif Budiwijaya, perpustakaan khusus tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan, mengumpulkan, menyebarkan informasi saja akan tetapi didirikan perpustakaan khusus memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: a. b. c.
Memberikan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota dalam lingkungan di mana tempat perpustakaan tersebut bernaung. Sebagai tempat pusat informasi bagi kegiatan badan yang dilayanai. Menyediakan bibliografi, sari karangan, reproduksi dan lain-lain dalam bidang khusus.
6
Republik Indonesia, Undang-undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 16. 7 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h.7.
15
d.
Mengumpulkan informasi, menyimpan dan memberikan literatur secara efektif dalam segala bentuk.8 Ditinjau dari tujuannya, perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat
dan sumber informasi bagi pemustaka dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan tersebut. Keberadaan dan berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus bergantung kepada lembaga yang bersangkutan. Pemakai perpustakaan khusus terbatas pada para pegawai atau staf lembaga tersebut. 9 Perpustakaan
khusus
mempunyai
fungsi
yang
sama
seperti
perpustakaan lainnya seperti fungsi edukatif, informatif, dan rekreatif. Secara khusus, perpustakaan khusus memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: a.
Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya.
b.
Menerbitkan literatur dalam bidang lembaga induknya baik tercetak atau elektronik. Biasanya lembaga induk menerbitkan majalah atau buletin mengenai profil lembaga dan kegiatan yang dilakukan.
c. Menyelenggarakan pendidikan pemustaka. Hal ini sangat penting agar pemustaka lebih maksimal dalam memanfaatkan perpustakaan secara maksimal. d. Berperan aktif dalam menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain serta jaringan informasi.
8
Arif Budiwijaya, Pembinaan Koleksi Perpustakaan: dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan (Yogyakarta: UGM, 1979), h.1. 9 NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 39.
16
4. Koleksi Perpustakaan Khusus Koleksi merupakan pilar utama dalam sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan. Pemenuhan kebutuhan informasi tidak akan berjalan baik jika koleksi yang tersedia di Perpustakaan tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi perpustakaan khusus mempunyai jenis koleksi bidang tertentu yang lebih mutakhir untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi perpustakaan khusus umumnya tidak hanya ditekankan pada jenis buku, tetapi lebih beragam bentuknya. Jenis koleksi perpustakaan khusus meliputi koleksi tercetak dan non tercetak. Koleksi perpustakaan khusus mengutamakan pada jenis koleksi seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus. Pada buku bimbingan teknis, menyebutkan beberapa koleksi dasar yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus dalam memenuhi tugas pokok dan misi perpustakaan adalah sebagai berikut: a. b.
c. d.
Perpustakaan menuyediakan koleksi terbitan dari dan tentang lembaga induknya. Koleksi buku sekurang-kurangnya 1.000 judul dalam bidang kekhususannya, sekurang-kurangnya 80% koleksi terdiri dari disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan informasi lembaga induknya. Jenis koleksi sekurang-kurangya meliputi buku yang terkait dibidangnya, serial, laporan, dan koleksi rujukan. Perpustakaan minimal melanggan 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan lembaga induknya. 10
10
Sri Poernomowati, Bimbingan Teknis Perpustakaan Khusus, h. 7.
17
5. Layanan Perpustakaan Khusus Setelah tersedianya koleksi perpustakaan, selanjutnya koleksi tersebut dilayankan kepada pemustaka. Kegiatan layanan perpustakaan tidak kalah penting dalam menunjang kebutuhan pemustaka, karena dalam pelaksanaannya diperlukan adanya manajemen sehingga layanan perpustakaan berjalan dengan baik. Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna dan organisasi atau badan induk yang menaunginya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan karena tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat, dan terbaru selalu ada. Adapun sistem layanan perpustakaan khusus dapat berupa sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup tergantung dari kebijakan lembaga induknya, pengelola dan tipe penggunanya.11 Pada sistem layanan terbuka, pemustaka diberikan kesempatan untuk menelusur secara langsung koleksi yang dibutuhkan. Pemustaka dapat mencari langsung bahan pustaka yang dibutuhkan ke rak-rak buku. Sedangkan pada sistem layanan tertutup, pemustaka tidak diberikan kesempatan kepada pemustaka untuk menelusur koleksi secara langsung yang dibutuhkan, melainkan melalui pustakawan. Pada sistem layanan tertutup sistemnya seperti pesan buku. Pemustaka menulis judul, pengarang, no panggil buku (sebelumnya searching pada OPAC) sesuai kebutuhan ditulis pada kertas selembaran kemudian diberikan ke pustakawan atau petugas perpustakaan untuk dicari langsung bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pemustaka. 11
Dwi Julyanti,“Kepuasan Pemakai terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan Badan LITBANGKES”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 19.
18
B. Video Pembelajaran 1. Definisi Video Pembelajaran Istilah video berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata vidi atau visium yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan “rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara”.12 Sedangkan definisi video menurut Munir dalam bukunya yang berjudul multimedia menjelaskan “video adalah teknologi penangkapan, perekaman, pengolahan, penyimpanan, pemindahan dan perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam gerak secara elektronik.”13 Video sebagai media audio visual mempunyai unsur gerak yang mampu menarik perhatian dan motivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disebut dengan video pembelajaran. Video pembelajaran berisi ilmu pengetahuan dan berbagai materi pelajaran. Menurut Cheppy Riyana mendefiniskan pengertian media video pembelajaran “video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.”14
12
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 1608. 13 Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 289-290. 14 Cheppy Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video (Jakarta: PT. P3AI UPI, 2007), h. 4.
19
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, video pembelajaran adalah suatu media audio dan visual yang dapat menyajikan berbagai informasi pengetahuan, memaparkan proses, mengajarkan keterampilan sehingga membuat kesan dan pesan yang lebih menarik perhatian murid dan lain-lain.
2. Tujuan Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana, media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan sebagai berikut: a. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis (bersifat hafalan). b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur. c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. 15 Sedangkan menurut Ronal H. Anderson mengemukakan tentang beberapa tujuan video dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Tujuan Kognitif 1) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan sensasi. 2) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusia. b. Tujuan Afektif Tujuan afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan fenomena sampai pada yang komplek yang merupakan faktor internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani. 16 Dengan menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi. c. Tujuan Psikomotorik 1) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.
15
Ibid.; h. 6. Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hal 32. 16
20
2) Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi. 17 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video dalam pembelajaran sangat berperan dalam pembelajaran. Video sebagai media pembelajaran memiliki banyak manfaat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Video menambah dimensi baru dalam pembelajaran. Peserta didik (siswa) tidak hanya melihat gambar dari materi pelajaran tercetak dan suara dari program audio, akan tetapi peserta didik dapat memperoleh keduanya (gambar gerak dan suara) dari video tersebut, disamping itu juga kegiatan belajar mengajar akan menyenangkan.
3. Karakteristik Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana, untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu
meningkatkan
motivasi
dan
efektivitaas
penggunanya
maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Adapun karakteristik video pembelajaran sebagai berikut: a. Clarity of Massage (kejelasan pesan) Media video pembelajaran dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi. b. Stand Alone (berdiri sendiri) Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. c. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya) Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakainya dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. 17
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran (Jakarta: Grafindo Pers, 1987), h.104.
21
d. Representasi Isi Materi harus benar-benar bersifat representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Namun pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat dibuat menjadi media video. e. Visualisasi dengan Media Materi dikemas secara muultimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikan, dan memiliki tingkat keakurasian tinggi. f. Menggunakan Kualitas Resolusi yang Tinggi Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer. g. Dapat digunakan secara Klasikal atau Induvidual Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program. 18
4. Kelebihan dan Kelemahan Video Pembelajaran Tentu saja segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kelemahan begitu juga dengan video. Video sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaanya. Menurut Jamal Ma’mur Asmani, kelebihan dan kelemahan video adalah sebagai berikut: a. Kelebihan Penggunaan Video 1) Menampilkan keadaan nyata dari suatu proses, fenomena, maupun kejadian. 2) Lebih cepat penyampaian pesannya dibandingkan media teks. 3) Terintegrasi dengan media lain sehingga dapat memperluas pemaparan. 4) Sangat cocok jika ingin menyampaikan materi untuk ranah afektif atau psikomotorik. 5) Bisa dilakukan dengan pengulangan atau replay pada saat tertentu agar bisa lebih cermat dan fokus. 6) Menunjukan dengan jelas suatu langkah yang sifatnya prosedural. b. Kelemahan Penggunaan Video 1) Biasa saja kehilangan detai ketika penyampaian materi karena siswa harus mengingat detail dari adegan di video. 18
Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video, h. 8-11.
22
2) Kurang terdorong untuk berintegrasi aktif dengan materi karena belajar dengan video diangga lebih mudah. 19 Menurut Daryanto, kelebihan media video adalah ukuran tampilannya fleksibel sehingga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan, media bahan ajar non cetak yang kaya akan informasi, dan bisa menambah suatu dimensi baru dalam pembelajran. Sedangkan kelemahannya dari video antara lain: 1) 2) 3) 4)
Tidak dapat menampilkan objek sampai kecil sekali dengan sempurna. Tidak dapat menampilkan ukuran sebenarnya dari objek. Gambar yang diproyeksikan umumnya berbentuk dua dimensi. Menimbulkan keraguan dalam penafsiran apabila pengambilan gambar kurang tepat. 5) Menimbulkan salah penafsiran tempat kejadian berlangsung oleh penonton. 6) Membutuhkan alat proyeksi untuk menampilkan video. 7) Membutuhkan biaya yang besar. 20 Dari beberapa penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan video sebagai media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan video sebagai salah satu media pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung dari berbagai aspek tentang pembelajaran itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan dimana video tersebut digunakan, bagaimana peran guru dalam menggunakan video tersebut, materi apa yang diberikan dalam video tersebut. Salah satu cara agar mempertahankan kelebihan dan mengurangi kelemahan video denga menggabungkan media lain. misalnya modul pembelajaran.
19
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h.252-253. 20 Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 90.
23
5. Pengembangan Layanan Pengadaan Video Pembelajaran a. Pengertian Pengadaan Video Pembelajaran Tumbuh dan berkembangnya suatu perpustakaan tergantung pada pengadaan koleksinya.21 Koleksi video pembelajaran merupakan jenis koleksi perpustakaan yang berbentuk non cetak. Pada prinsipnya cara pengadaan bahan non buku sama dengan pengadaan bahan pustaka lainnya. Menurut Soeatminah, menjelaskan pengertian pengadaan bahan pustaka sebagai berikut ini. “pengadaan koleksi bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.” 22 Pada prinsipnya semua kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan ditujukan untuk pemustaka. Pengadaan koleksi merupakan salah satu kegiatan layanan teknis (back office) perpustakaan di mana kegiatan ini berhubungan dengan persiapan penyajian koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan diibaratkan sebagai tulang punggung informasi, karena berhasil atau tidaknya penyelenggara perpustakaan ditentukan oleh kualitas informasi dan pelayanannya. Agar koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemustaka tentunya seorang pustakawan harus tepat dalam mengadakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. 21
Afri yanti dan BakhtaruddinNST, “Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumenatsi Kota Padang”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 126. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24656&val=1516 22 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Jakarta: Kanisius, 1992), h. 71.
24
Sedangkan menurut Lana, menjelaskan pengertian bahan pustaka sebagai berikut ini. “pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan, semua kebijakan pengembangan koleksi akhir muaranya adalah pengadaan bahan pustaka. dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terkait dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi yang menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan koleksi.”23 Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, pengadaan bahan pustaka yang termasuk di dalamnya koleksi video pembelajaran adalah rangkaian kegiatan pelayanan teknis dalam menyeleksi dan menghimpun bahan pustaka (video) yang berdasarkan pada peraturan kebijakan pengadaan koleksi video sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diminati penggunanya. b. Analisis Pemakai Menurut G. Edward Evans dalam buku Developing Library Collection menjelaskan pengertian analisis pemakai sebagai berikut ini. “analisis pemakai adalah upaya untuk mengetahui kebutuhan pemakai yang ada di suatu komunitas. Analisis pemakai merupakan elemen penting dalam setiap program layanan perpustakaan bagi pemakai. Perpustakaan tidak dapat secara akurat menilai kebutuhan informasi dari komunitas mereka dengan pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui pengamatan di sirkulasi atau meja referensi. Mereka harus secara sistematis menganalisis komunitas pemakai dengan menggunakan alat yang tersedia. Teknik yang dapat dilakukan perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan pemakai seperti wawancara dan kuesioner.“24
23
Lana Islamiyah Genderang, “Pengembangan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas Indonesia”, (Skripsi S1 fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h. 14. Diakses pada 20 September 2015 dari http://lib.ui.ac.idfilefile=digital20135703-S29Pengembangan%20koleksi.pdf 24 G. Edward Evans, Developing Library Collection (Colorado: Libraries Unlimited, 1979), h. 97.
25
Berdasarkan pengertian di atas, analisis pemakai sangat penting karena untuk mengetahui bahan pustaka apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat pengguna perpustakaan (user) karena setiap komunitas perpustakaan tertentu memiliki kebutuhan yang berbeda. Perpustakaan dapat mengetahui tingkat kebutuhan pemustaka sehingga bahan pustaka yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. c. Kebijakan Pengembangan Koleksi Menurut Evans (yang dikutip oleh Sirojul Munir) mengemukakan bahwa “kebijakan pengembangan koleksi merupakan rumusan atau dokumentasi tertulis yang memberi arah dan membimbing mengenai koleksi yang akan kita kembangkan.”25 Kebijakan pengembangan koleksi terdapat didalamnya mengatur seleksi bahan pustaka, penyiangan koleksi, penyensoran bahan pustaka, pertukaran, hadiah dan lain-lain. 26 Dalam melakukan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan hendaknya mempunyai kebijakan secara tertulis. Kebijakan tersebut dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan, kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan umum dan program perpustakaan. Perpustakaan khusus perlu mempunyai kebijakan pengembangan koleksi
25
secara
tertulis.
Kebijakan
ini
merupakan
panduan
agar
Sirojul Munir,“ Pengembangan Koleksi pada Perpustakaan SMP Islam Al- Syukro”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 18. Diakses pada 19 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream1234567891921191773SIROJUL%20MUNIR-FAH.pdf 26 Melling Simanjuntak, “Dana yang Terbitan dan Kebijaksanaan Pengembangan Koleksi: sebagai Pedoman Seleksi Bahan-Bahan Pustaka”, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, IV, 4 (Oktober-Desember, 1983), h. 174.
26
pengembangan koleksi menjadi terarah. Adapun dokumen kebijakan mencakup sebagai berikut: 1) Penjabaran jenis koleksi yang akan dikembangkan untuk tujuan pengembangan koleksi dan berhubungan dengan visi dan misi perusahaan. 2) Pengembangan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan relevan, menyebutkan kriteria bahan yang akan dikoleksi dan yang akan ditolak. 3) Penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat dalam pengembangan koleksi. 4) Perencanaan anggaran perpustakaan. 5) Panduan mengenai penerimaan hadiah atau donasi meliputi alasan mengapa menerima atau menolak jenis bahan koleksi tertentu. 6) Panduan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika suatu bahan koleksi dipertanyakan keberadaannya.27 d. Seleksi Koleksi Menurut Maryam, mengemukakan pengertian seleksi bahan pustaka bahwa “seleksi bahan pustaka adalah kegiatan memilih atau menyeleksi bahan-bahan pustaka yang akan diadakan.”28 Sedangkan pengertian seleksi bahan pustaka menurut Yuyu Yulia, adalah sebagai berikut. “seleksi bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Suatu perpustakaan tidak akan ada artinya jika koleksi yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.”29 Seperti halnya bahan pustaka yang lain, untuk melakukan pengadaan video perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu. Dalam hal ini, menyeleksi video merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan hendaknya berorientasi kepada pemustaka sehingga sesuai dengan tujuan dan fungsi
27
Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan Khusus (Jakarta: PNRI, 2000), h.20. 28 Siti Maryam, “Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, al-maktabah, 1,2 (oktober, 1999), h. 3-4. 29 Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.
27
perpustakaan. Di mana kegiatan seleksi koleksi harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Seorang pustakawan dituntut memiliki kemampuan analisis dan mengambil keputusan yang tepat dalam penyeleksian video, karena informasi akan disajikan langsung kepada pemustaka. Jika dalam proses penyeleksian dilakukan secara asal-asalan tanpa melakukan analisis dan pertimbangan terlebih dahulu, maka informasi yang disajikan tidak akan bermanfaat dan tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu, dalam proses pengadaan bahan pustaka dibutuhkan seleksi bahan pustaka. Pada kegiatan seleksi video, pustakawan hendaknya melakukan secara terencana dan sistematik dengan mempertimbangkan berbagai prinsip, kriteria pemilihan koleksi dan alat bantu seleksi. Berikut ini akan dijelaskan tentang prinsip seleksi, kriteria seleksi, dan alat bantu seleksi. 1) Prinsip seleksi Pada proses pengadaan koleksi, prinsip seleksi sangat diperlukan. Prinsip seleksi tersebut berguna untuk terhindar dari kekeliruan dalam menentukan koleksi, karena koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dapat meningkatkan mutu perpustakaan. Pada penyeleksian video, pustakawan akan dihadapi dengan masalah pemilihan video yang tepat untuk diadakan untuk menciptakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (user oriented), maka perpustakaan memerlukan adanya prinsip-prinsip pemilihan video sebagai pengoptimalisasian koleksi perpustakaan yang akan digunakan oleh pengguna perpustakaan.
28
Menurut Darmono, menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan sebagai berikut: a) Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan. Skala prioritas untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan karakteristik masyarakat yang dilayani. b) Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung.30 2) Kriteria Seleksi Menurut Yuyu Yulia, ada beberapa kriteria umum yang harus dipertimbangan dalam melakukan seleksi bahan non buku (video) antara lain sebagai berikut: a) Kualitas Isi Pada pemilihan kualitas isi, bahan non buku yang dibeli harus menyajikan gagasan dan informasi secara akurat dan sistematis dengan cara penyampaian yang cocok untuk media, bidang subjek, dan pengguna. Diprioritaskan pada bahan yang tidak cepat out up date. b) Kualitas Teknis Kualitas teknis bahan yang dibeli harus memenuhi standar internasional. Rekaman suara harus jernih, bebas gangguan, dan format-format visual harus diperhatian apakah akan memilih berwarna atau hitam putih. c) Kualitas Fisik Kualitas fisik penting untuk diperhatikan, dianjurkan untuk memilih bahan yang baik. Sebagai contoh, untuk film harus direkam pada bahan yang tidak mudah rusak, dan untuk pita rekaman tidak mudah putus atau melar. Pedoman tercetak yang menyertai bahan non buku harus jelas dan dicetak dalam kertas berkualitas. Untuk bahan padang dengar (audio visual), kualitas fisik perlu diperhatikan. Pada umumnya bahan pandang dengar tidak dapat dilihat sebelum dibeli, kecuali film. Karena harga film mahal, pada umumnya diberi kesempatan untuk preview ditempat produsernya atau dengan copy khusus untuk preview.
30
Ajick, “Analisis Koleksi Perpustakaan: Seleksi, Penyiangan dan Evaluasi”, artikel diakses pada 12 Mei 2015 dari http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=218
29
d) Produsen/distributor Bahan non buku beli dari distributor atau dari produser yang mempunyai reputasi baik. Distributor hendaknya menyediakan pelayanan purna jual. 31 3) Alat Bantu Seleksi Pada kegiatan seleksi bahan pustaka sangat diperlukan alat bantu seleksi untuk memudahkan dalam menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Alat bantu seleksi yang akan digunakan perlu dievaluasi terlebih dahulu, mana yang baik dan cocok untuk perpustakaan tersebut. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi alat seleksi yaitu diantaranya tujuan alat bantu tersebut, cakupan, kecepatan, siapa penulis tinjauan, isi tinjauan, data bibliografi, penyajian, kegunaan, format fisik, dan harga. Alat bantu seleksi yang dapat digunakan untuk memilih koleksi video antara lain sebagai berikut: a) Video Source Book. 6 th ed. Syosset, N.y.: National Video Clearinghouse, 1984. Mendaftar lebih dari 40.000 judul video dari 850 distributor. Setiap entri dilengkapi data bibliografi tentang tanggal pengeluaran/penerbit, lama main, berwarna atau hitam putih, dan sebagainya.32 b) Audio Video Market Place : a multimedia guide AVMP 1984. Memuat keterangan dari industri bahan pandang dengar, baik produsen, distributor, maupun kegiatannya. Mendaftar 4.800 nama produser, distributor disusun secara geografis. Memuat data bibliografi tentang nama produsen, alamat, produksi. Untuk kegiatan disusun berdasarkan bulan kegiatan produsen.33
31
Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 124-125. Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 128. 33 Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 130. 32
30
e. Metode Pengadaan Pada prinsipnya metode pengadaan bahan non buku (video) sama dengan pengadaan bahan pustaka lainnya. Pengadaan koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan pemustaka, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pemustaka yang dilayani. Dalam pengadaan koleksi, ada beberapa metode yang dilakukan melalui sebagai berikut: 1) Pembelian Pembelian merupakan salah satu kegiatan pengadaan bahan pustaka yang paling ideal karena dengan membeli bahan pustaka, pustakawan bebas memilih koleksi yang yang dikehendaki. Biasanya anggaran untuk pengadaan bahan pustaka sudah ditentukan oleh perpustakaan itu dengan baik, baik itu jangka panjang maupun untuk jangka pendek.34 Pengadaan koleksi dengan metode pembelian dapat dilakukan melalui memesan langsung kepada penerbit, produsen atau distributor baik dalam negeri maupun luar negeri dapat juga membeli langsung ke toko atau agen buku non buku berkaitan dengan koleksi yang akan diadakan. 2) Hadiah Selain dengan cara pembelian, pengadaan koleksi dapat diperoleh dengan menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama bagi 34
Gusnimar dan Delman, “Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik Pertanian Universitas Andalas Payukumbuh”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 135. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24657&val=1516
31
perpustakaan yang dananya terbatas. Pada umumnya perpustakaan menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambahan koleksinya. Hadiah koleksi yang diterima tanpa diminta sering tidak cocok tengan tujuan perpustakaan penerima. 3) Pertukaran Metode pengadaan koleksi dapat dilakukan dengan tukar menukar apabila perpustakaan memiliki sejumlah koleksi yang tidak diperlukan lagi, atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga dapat dilakukan tukar menukar dengan perpustakaan yang mau diajak bekerjasama dalam kegiatan tukar menukar koleksi perpustakaan.35 4) Menerbitkan Sendiri Pengadaan koleksi pada perpustakaan khusus dapat juga dilakukan dengan cara penerbitan sendiri. Penerbitan sendiri berasal dari lembaga induk dimana perpustakaan itu bernaung. 5) Titipan Koleksi yang berasal dari perorangan atau lembaga yang menitipkan koleksinya pada perpustakaan. Perolehan koleksi terjadi tanpa terencana sehingga perlu seleksi yang benar terhadap koleksi. Perpustakaan harus memperhatikan koleksi yang dititipkan, jangan sampai perpustakaan menambah biaya operasional perawatan koleksi karena kondisi yang telah usang.
35
Teguh Yudi Cahyono, “Prosedur Pengembangan Koleksi Perpustakaan”, artikel diakses pada 19 September 2015 dari http://library.um.ac.idimagesstoriespustakawanpdfteguhprosedur%20koleksi.pdf
32
6. Layanan Video Pembelajaran Setelah koleksi video selesai diolah maka koleksi tersebut siap disajikan kepada pemustaka. Layanan ini dikenal dengan layanan front office perpustakaan, yaitu layanan yang berhubungan langsung dengan pemustaka (user). Layanan koleksi video adalah kegiatan peminjaman atau pemutaran koleksi video kepada pemustaka. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh pemustaka dengan ketentuan atau kebijakan lembaga yang berlaku. Perlunya layanan video yang disediakan oleh perpustakaan karena mengingatnya perkembangan teknologi, terlebih pada sarana atau media
penampung
informasi yang merupakan perpaduan antara citra gambar dan suara yang memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya ingat pemustaka. Sedangkan mengenai sistem layanannya apakah itu layanan tertutup atau terbuka perlu dipertimbangkan penerapannya berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. a. Offline Layanan offline merupakan layanan konvensional video pembelajaran diberikan
kepada
pemustaka
yang
membutuhkan
koleksi
video
pembelajaran, di mana pemustaka langsung datang ke perpustakaan. Layanan ini bisa dilakukan dengan pemutaran video langsung di perpustakaan sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut.
33
b. Online Layanan online merupakan layanan digital video pembelajaran yang tersedia melalui akses internet di mana pengguna dapat mengakses secara langsung melalui website atau televisi internet. Layanan online video pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan daya jangkauan pendidikan agar bisa melayani masyarakat luas pada umumnya. Layanan video melalui televisi internet merupakan situs web yang memiliki tayangan video yang terkonsep, selalu diperbaharui terusmenerus, tidak statis, mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Bisa diakses oleh publik secara bebas. Untuk dapat mengaksesnya kita perlu menghubungkan ke komputer dengan koneksi internet. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis televisi online sebagai berikut: 1) Vlog Vlog disebut juga video web logging seperti blog, tapi media ini menyampaikan informasi lebih menggunakan video. Siaran televisi online jenis ini dapat memudahkan penonton untuk dapat fleksibel memilih acara televisi kapanpun dan di manapun sesuai yang diinginkan. Jenis televisi online ini banyak ditemukan dalam blog-blog pribadi. 2) Vodcast Vodcast disebut juga Video on Demand (VOD) merupakan siaran televisi yang disiarkan lewat jalur SRR atau Atom. Masyarakat dapat memilih program atau menonton video. Tidak hanya menonton, masyarakat dapat menyimpan dan mengunduh video tersebut dengan menggunakan komputer, ponsel, dan alat-alat komunikasi elektronik lainnya yang berkemampuan mengakses konten audio dan visual. 3) Lifecasting Merupakan salah satu siaran video streaming mengenai dengan media digital. Umumnya lifecasting disiarkan melalui media internet, yang ditayangkan secara langsung dan terus-menerus. 36 36
Yuliandi Kusuma, Beken dengan Tv Online (Jakarta: Grasindo, 2009).
34
4) Promosi Perpustakaan Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor promosi di perpustakaan yang sangat penting. Yang dimaksud sumber daya manusia disini adalah pustakawan atau petugas yang bekerja di Perpustakaan. Sikap pustakawan secara langsung sangat mempengaruhi citra perpustakaan. Jika petugas perpustakaan menunjukan kesan yang baik dalam memberi pelayanan kepada pemustaka, maka sebenarnya ia telah melakukan kegiatan promosi.37 Menurut Mustafa, mengemukakan pengertian promosi perpustakaan sebagai berikut. “promosi perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan perpustakaan yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas, dan produk atau layanan yang disediakan Kegiatan promosi pada perpustakaan khusus sangat perlu dilakukan karena dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat dapat mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.”38 Adanya
promosi
perpustakaan
maka
memiliki
tujuan
promosi
perpustakaan itu sendiri. Menurut Edsal (yang dikutip oleh Mustafa) mengemukakan tujuan promosi perpustakaan adalah sebagai berikut: 39 a. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan perpustakaan. b. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan. c. Mengembangkan pengertian masyarakat agar mendukung kegiatan perpustakaan dan peranannya dalam masyarakat. Berdasarkan tujuan promosi perpustakaan di atas, dapat disimpulkan tujuan promosi perpustakaan yaitu menciptakan kesan, membangkitkan minat
37
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),
h. 165. 38
Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), “Peran Pustakawan dalam Promosi Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca”, artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari http://gpmb.pnri.go.id/index.php?module=artikel_kepustakaan&id=3 39 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 21.
35
dan mendapatkan tanggapan dari masyarakat pengguna. Dengan demikian tugas promosi adalah untuk menarik perhatian sehingga masyarakat berminat terhadap apa yang dipromosikan. Salah satu kegiatan dalam rangka promosi perpustakaan misalnya pemutaran film atau video. Memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan sebagai promosi perpustakaan termasuk cara yang tepat dan menarik. Film atau video tersebut dapat disajikan kepada rombongan tamu yang bekunjung ke perpustakaan. Penayangan dapat disajikan secara berkala dan terjadwal, dapat diumumkan waktu dan tempatnya.
C. Kegiatan Belajar Mengajar (Pembelajaran) 1. Definisi Pembelajaran Istilah pembelajaran erat kaitannya dengan kata “belajar” ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”40 Sedangkan
menurut
Oemar
Hamalik
mengemukakan
bahwa
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 40
Republik Indonesia, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diakses pada 05 April 2015 dari http://kemenag.go.idfiledokumenUU2003.pdf
36
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.”41 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari peserta didik, pendidik, dan sumber media yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua komponen penting, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar yang sistematis, sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.42 Guru berperan aktif dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat mengarahkan kepada peningkatan belajar siswa sehingga dalam proses belajar mengajar terjadi perubahan positif dan aktif pada siswa agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan melalui kegiatan belajar.43 Belajar merupakan proses internal peserta didik dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar. Dari segi guru, belajar merupakan akibat
41
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.57. Pupuh Fathurrohman, dan Sobry Sutikno, Startegi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami (Bandung : Refika Aditama, 2007), h 8. 43 Majid, Strategi Pembelajaran, h. 5. 42
37
dari tindakan pembelajaran. Untuk lebih jelas mengenai pembelajaran bisa dilihat pada tabel 2 di bawah ini: 44
Tabel 2 Konsep dan Sudut Pandang Pembelajaran Konsep Belajar (Learning)
Sudut Pandang Peserta Didik/Pelajar
Mengajar (Teaching)
Pendidik/Pengajar
Pembelajaran (Instruction)
Interaksi pendidik, belajar.
antara peserta didik, dan atau media/sumber
2. Tujuan Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menterjemahkan bahwa, “Tujuan adalah arah, haluan (jurusan)”.45 Kita hidup harus punya tujuan, belajarpun punya tujuan. Tujuan menentukan jadi apa kita kelak. Tanpa tujuan kita akan kehilangan arah untuk mencapai apa yang kita maksud. Tujuan Pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil yang diinginkan untuk mencapai target dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Tujuan kognitif berkaitan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan
44
Ibid.; h. 6. Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1553.
45
38
sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan.46 Tujuan ibarat target yang harus kita capai. Dalam hal ini, tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran karena dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik (siswa).
3. Komponen Pembelajaran Proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan satu sama lain. Adapun komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 47 a. Guru Sering kita mendengar bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jasa-jasanya sangat besar mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Salah satu komponen pembelajaran yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah guru, karena memegang peranan seperti menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta bertanggung jawab dan mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran. b. Siswa Tidak kalah penting komponen selanjutnya yang berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah siswa, karena berpengaruh terhadap
46
Yusril, Aqil Anoraga, “Perbandingan Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Seni Musik menggunakan Media Sibelius 6 di SMPN 1 Wates”, (Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h, 11. Diakses pada 18 September 2015 dari http://eprints.uny.ac.id169001Yusril%20Aqil%20Anoraga%2010208244062.pdf 47 Pupuh dan Sobry, Startegi Belajar Mengajar, h. 13-17.
39
jalannya suatu kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya siswa maka tidak akan terjadi proses belajar mengajar. c. Materi/bahan Pembelajaran Materi pembelajaran (bahan pelajaran) merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran yang diterima anak didik harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Materi pembelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar karena materi pelajaran itulah yang diupayakan dikuasai oleh anak didik. d. Metode Pembelajaran Secara harfiah metode dalam bahasa Arab dikenal dengan at-thariq yang artinya jalan, cara. Sedangkan menurut istilah metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada proses pembelajaran, metode pembelajaran sangat diperlukan oleh guru setelah menentukan materi pembelajaran. Pentingnya penggunaan metode dalam suatu proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Penggunaan metode yang sesuai akan menghasilkan kegiatan belajar
secara
optimal
dan
mengasyikan.
Metode
pembelajaran
mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar, siswa akan merasa nyaman dan tidak bosan jika guru mengajar dengan menguasai metode pembelajaran secara tepat.
40
Ada beberapa macam metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain sebagai berikut: 48 1) Metode Ceramah Metode ceramah cara menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah, ekonomis dan pasif untuk keperluan menyampaikan informasi dan pemahaman. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif, kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap. 2) Metode Diskusi Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa membentuk beberapa kelompok siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah atas suatu masalah. 3) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif untuk membantu siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Pada metode demonstrasi seorang guru atau seorang demonstrator untuk memperlihatkan kepada seluruh siswa tentang suatu proses misalnya cara membuat kue dan lain-lain. 4) Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok merupakan salah satu strategi metode pembelajaran yang memiliki kadar CBSA (cara belajar siswa aktif). 48
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985), h. 13-29.
41
Pada metode kelompok, dalam satu kelas dibagi atas kelompokkelompok kecil. 5) Metode Latihan (drill) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode latihan merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengulang-ulang. Pada metode ini siswa akan terbiasa melatih ketangkasan, keterampilan, dan ketepatan karena latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. 6) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab memungkinkan terjadi komunikasi langsung antara guru dan siswa. Metode ini bertujuan untuk merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa. Pada metode ini, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah atau materi belajar yang belum dipahami. Dengan metode tanya jawab ini, akan mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. 7) Metode Simulasi Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
42
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Sebagai metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. e. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Martin dan Briggs (yang dikutip oleh Made Wena), menjelaskan bahwa “media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut.”49 Pada aktivitas pembelajaran, media dapat definisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.50 Menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (yang dikutip oleh Made Mena) mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok sebagai berikut:51 1) Media Berbasis Manusia Media berbasis manusia adalah media yang fungsinya sebagai fasilitator. Contoh: pengajar, instruktur, tutor, bermain peran.
49
Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 9. 50 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, h. 65. 51 Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, h. 9.
43
2) Media Berbasis Cetak Media berbasis cetak adalah media yang bisa dilihat dan digunakan perantara untuk menginformasikan suatu hal kepada pembaca dalam bentuk teks atau cetak. Contoh: buku, buku latihan, modul. 3) Media Berbasis Visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar gerak. Contoh: buku, bagan, grafik, peta, gambar, slide.52 4) Media Berbasis Audio Visual Media berbasis audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual disebut media pandang dengar. Contoh dari media audio visual adalah program video, televisi pendidikan, film, program slide suara.53 5) Media Berbasis Komputer Media interaktif berbasis komputer adalah media yang menuntut peserta didik untuk berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan. Contoh: pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video.54 Sedangkan
media
pembelajaran
adalah
komponen
strategi
penyampaian yang dapat dimuati pesan yang disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan.
55
Media pembelajaran digunakan
untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Menurut Syahwani Umar, mengemukakan pengertian media pembelajaran sebagai berikut ini. “media pembelajaran adalah suatu alat yang berisi pesan pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa sehingga terangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa untuk aktif dalam belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.”56 52
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21 (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 143. 53 Ibid.; h. 143. 54 Ibid.; h. 143. 55 Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, h. 9. 56 Syahwani Umar dan Rini Susilowati, “Pengembangan Multimedia Interaktif guna Pemerolehan Belajar Konsep Perilaku menyimpang pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X SMAN 1 Sungai Raya Kepulauan”, Jurnal Teknodik, Vol. XVI No. 21 Juni 2012, h. 133.
44
Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa
media
pembelajaran
merupakan
alat
untuk
menyampaikan informasi kepada penerima (siswa) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian agar terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien. Media sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Media sebagai perantara dapat membantu ketidak jelasan, kerumitan bahan pelajaran yang disampaikan kepada anak didik, sehingga anak didik lebih mudah mencerna atau memahami bahan dari pada tanpa bantuan media. f. Evaluasi Pembelajaran Komponen yang terakhir pada bagian proses pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasi oleh guru. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung
jawab
guru
dalam
pembelajaran
yaitu
mengevaluasi
pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.57 Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation yang artinya penilaian. Menurut istilah evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 58 Menurut Anne Anastasi (yang dikutip oleh Thoha), mengartikan bahwa evaluasi sebagai berikut ini. 57
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 1. Pupuh dan Sobry, Strategi Belajar Mengajar, h. 17.
58
45
“a systematic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils. Evaluasi bukan sekadar menilai secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. “59 Dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan tolak ukur untuk mengukur tercapai atau tidaknya proses interaksi antara guru dan anak didik, dengan mengadakan evaluasi tersebut dapat mengontrol hasil belajar siswa dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh guru sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat maksimalkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan dari komponen pembelajaran yang wajib dilaksanakan untuk mengukur
tingkat
kesuksesan
belajar
yang
telah
dilaksanakan.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan pada setiap akhir proses pembelajaran.
D. Hubungan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Mengajar Peneliti merancang konsep hubungan layanan video pembelajaran pada TVE dengan kegiatan belajar mengajar untuk mengukur sejauh mana pemanfaatan dan pengaruh layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar bagi guru kepada siswa. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (pemanfaatan layanan video pembelajaran) dan variabel terikat (kegiatan belajar mengajar) diuji secara regresi linier sederhana dan analisis korelasi. Komponen belajar pada kerangka berfikir penelitian ini terdiri dari guru dan siswa. Guru memanfaatkan layanan video pembelajaran yang disediakan oleh 59
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.1.
46
Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud untuk dijadikan media pembelajaran atau bahan ajar yang efektif. Sedangkan siswa menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui media video pembelajaran tersebut. Dari proses pembelajaran tersebut menciptakan hasil suasana belajar siswa yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Untuk mengukur pengaruh antara layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar maka penulis melakukan uji statistik regresi linier sederhana dan analisis korelasi, kemudian hasil uji tersebut ditarik kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan dalam bentuk gambar 1 di bawah ini.
47
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Kegiatan Belajar Mengajar
Layanan Video Pembelajaran Pada TVE
Guru
Siswa
Mengajar
Belajar
Video Pembelajaran
Menyenangkan
Aktif Interaktif
Efektif
Proses Belajar
Hasil Belajar
Uji Statistik
Kesimpulan dan saran
48
E. Penelitian Terdahlu Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan judul penelitian diambil dari skripsi yaitu : 1. Skripsi yang berjudul Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Penelitian ini disusun oleh Fitria Ningtias Rahmawati, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pda pembelajaran sejarah; (2) Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam
upaya peningkatan motivasi belajar siswa pda
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas PTK atau classroom action research, yang hanya terfokus pada suatu kajian yang berawal dari situasi alamiah kelas. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imprealisme Barat, motivasi siswa mengalami peningkatan siklus II yakni sebesar 76.26%. Hal ini menunjukan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar; (2) Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses perkembangan
49
kolonialisme dan imprealisme Barat yang terjadi pada siklus I ke siklus II. Hal ini dapat rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada kategori sedang dan 100% siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal ini menunjukan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 60 Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian relevan yang penulis sajikan adalah metode penelitian yang digunakan, subjek dan objek penelitian. 2. Skripsi yang berjudul Pemanfaatan Koleksi Audio Visual (DVD) di Perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia. Penelitian ini disusun oleh Nasruddin Mansyur, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengguna memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) di perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia; (2) Untuk mengetahui jenis-jenis subyek audio visual (DVD) yang paling banyak dimanfaatkan pengguna; (3) Mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi pengguna Perpustakaan Korean Cultural Center dalam memanfaatkan koleksi audio pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan pendekatan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pengguna yang memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) lebih sering memanfaatkan koleksi tersebut dengan meminjam
60
Fitria Ningtias Rahmawati, “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah”, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 97. Diakses pada 20 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream12345678931071FITRIA%20NINGTIAS%20RAHM AWATI-FITK.pdf
50
untuk digunakan di luar Perpustakaan dibandingkan memanfaatkannya di dalam Perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pengguna lebih nyaman memanfaatkan koleksi tersebut di rumah, sekolah atau kantor, selain itu pengguna lebih leluasa memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) di luar perpustakaan tanpa ada batasan waktu; (2) Pengguna perpustakaan KCC memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) dengan tujuan yang berbeda-beda. Hampir setengahnya pengguna yang memanfaatkannya adalah pegawaipegawai swasta meminjam koleksi audio visual (DVD) pada saat akhir pekan untuk mengisi waktu luangnya ; (3) Subyek koleksi audio visual (DVD) yang sering dimanfaatkan oleh pengguna adalah drama, koleksi audio visual (DVD) drama yang tersedia di Perpustakaan KCC adalah koleksi drama berseri.61 Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian relevan yang penulis sajikan adalah tujuan penelitian, metode penelitian, dan objek penelitian.
61
Nasruddin Mansyur, “Pemanfaatan Koleksi Audio visual (DVD) di Perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia”, (Skripsi S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012), h. 63. Diakses pada 22 Februari 2015 dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20302627-S1966Nasruddin%20Mansyur.pdf
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksplanatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara variabel.1 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berbentuk angka, baik angka yang merupakan representasi dari kuantitatif (kuantitatif murni) maupun angka yang merupakan hasil konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan).2 Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.3
1
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta : STIA- LAN, 1999), h. 61. Ibid.; h. 92. 3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 28. 2
51
52
B. Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, langsung dari sumbernya.4 Data ini diperoleh langsung dari responden dan sistem tersebut berlangsung di lokasi penelitian yaitu: a. Observasi adalah penelitian yang pengumpulan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.5 Penulis mengunjungi dan mengamati secara langsung ke objek penelitian di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud untuk mendapatkan data yang diperlukan. b. Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (tanggapan) sesuai dengan permintaan peneliti. 6 Pada penelitian ini, kuesioner disebarkan dan diisi oleh Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi yang memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian.7 Pada penelitian ini, data sekunder berasal dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, h. 86. Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, h. 63. 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 71. 7 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Referensi, 2013), h.78. 5
53
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga sumber ini dapat menjadi sumber data penelitian.8 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Pengambilan populasi berdasarkan data EMIS (Education Management Information System) Kemenag Kota Tangerang Selatan dan data Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data tersebut, populasi guru tingkat MTs di wilayah Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 58 orang, sedang populasi Guru SMP di wilayah Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 273 orang. Maka keseluruhan populasi guru SMP dan MTs di wilayah Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 331 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.
9
Pada penelitian ini,
teknik pengambilan data menggunakan teknik random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis) yaitu jumlah guru SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat Timur.10
8
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h. 99. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 174. 10 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, h. 58.
54
Proses penarikan sampel yang dapat mendukung penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel rumus Taro Yamane atau Slovin yang dikutip oleh Riduwan sebagai berikut: 11
Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Jumlah Populasi = Presisi yang ditetapkan Diketahui jumlah populasi Guru SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat Timur sebesar N = 331 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar d = 10%. Berdasarkan rumusan tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk Guru SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat Timur sebagai berikut : Jawaban :
Jadi jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 76 orang.
11
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, h. 65.
55
D. Instrumen Penelitian Suatu keberhasilan dari penelitian biasanya ditentukan oleh instrumen yang digunakan, karena data yang diperlukan untuk menjawab semua permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian. Instrumen adalah suatu alat untuk mengumpulkan data.12 Adapun instrumen
penelitian
yang
digunakan
pada
penelitian
ini
adalah
angket/kuesioner. Pada penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, dimana pertanyaan atau pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lainnya kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan, peneliti menyusun sebuah rancangan instrumen yaitu berupa kisi-kisi penelitian. Setiap variabel pada penelitian ini akan diberikan definisi operasionalnya. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan diukur, kemudian akan menjadi butirbutir pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian seperti pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran (X)
12
Indikator
Item
Promosi Video Pembelajaran
1
Analisis Kebutuhan Pemakai (Guru)
2
Pengadaan Video Pembelajaran
3, 4, 5,
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 73.
56
Layanan Video Pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar (Y)
Video pembelajaran Ajar/media
sebagai
6, 7, 8, Bahan 9, 10, 11
Kepuasan Guru
12, 13
Kepuasan Siswa
14, 15
Adapun definisi operasional pengukuran variabel penelitian yang digunakan pada bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Pada variabel (X) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran mengukur sejauh mana pemanfaatan layanan video pembelajaran yang diberikan oleh pihak Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom kepada masyarakat khususnya guru sebagai responden pada penelitian ini. Untuk mengukur variabel ini berdasarkan teori yang digunakan yaitu sosialisasi/promosi adanya layanan video pembelajaran kepada masyarakat, analisis kebutuhan pemustaka khususnya guru, pengadaan koleksi video pembelajaran, kemudian layanan video pembelajaran. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 4 poin dari sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). 2. Kegiatan Belajar Mengajar Pada variabel (Y) yaitu kegiatan belajar mengajar mengukur ada atau tidaknya pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya pemanfaatan layanan video pembelajaran maka akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya. Adapun indikator pengukuran pada variabel ini mencakup fungsi video pembelajaran sebagai bahan ajar, kepuasan guru dan kepuasan siswa. Variabel ini diukur
57
dengan menggunakan skala 4 poin yaitu dari sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).
E. Desain Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode “hubungan kausal”, dimana menurut Sugiyono, hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Sehingga pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent (variabel yang mempengaruhi/bebas) dan variabel dependent (variabel yang dipengaruhi/terikat). Variabel independent (X) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran sedangkan variabel dependent (Y) yaitu kegiatan belajar mengajar (pembelajaran). Sehingga dapat digambarkan seperti pada gambar 2 di bawah ini :
Gambar 2 Hubungan antar variabel
X
Y
Keterangan : X
= Pemanfaatan layanan video pembelajaran
Y
= Kegiatan belajar mengajar (pembelajaran)
Dari gambar di atas maka dapat dirumuskan terjadi hubungan signifikan antar variabel dimana variabel X mempengaruhi variabel Y.
58
F. Skala Pengukuran Skala pengukuran pada peneltian ini penulis menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Kriteria pengukuran pemberian skor/nilai digolongkan dalam 4 tingkatan, seperti pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4 Pemberian Skor/nilai Skala Pengukuran Jawaban
Nilai
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Adapun nilai rata-rata setiap responden dikelompokkan ke dalam kelas interval. Interval merupakan kisaran jawaban responden yang diperoleh melalui selisih nilai maksimum dengan minimum dibandingkan jumlah kelas yaitu 13:
Berdasarkan ukuran interval di atas, maka dapat ditentukan skala distribusi pendapat responden sebagai berikut: 1. Nilai besar 1,00 - 1,74 = sangat rendah 2. Nilai besar 1,75 – 2,49 = rendah 13
Tony Wijaya, Praktis dan Simple Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan Interpretasi Data (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012), h. 229.
59
3. Nilai besar 2,50 – 3,24 = tinggi 4. Nilai besar 3,25 – 4,00 = sangat tinggi
G. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penulis mencari informasi melalui buku, artikel, sumber-sumber atau dokumen yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah penelitian dengan terjun langsung ke lapangan. Adapun penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Kuesioner (angket) Kuesioner (angket) adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang dajukan kepada responden untuk mendapat jawaban.14 Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner ditujukan dan diisi oleh para guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. b. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun
mungkin
dapat
diulang.15
Tujuan
observasi
ini
untuk
mendeskripsikan secara cermat terhadap objek penelitian. Pada penelitian 14
Nasrullah, “Kepuasan Siswa terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan SMA Labschool Kebayoran,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 7. Diakses pada 18 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/855/1/95018-NASRULLAH-FAH.pdf 15 Ibid,; h. 69.
60
ini, penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan secara langsung. Adapun objek penelitian pada penelitian ini yaitu Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dan beberapa sekolah SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
H. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Data diolah berdasarkan pada kuesioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh responden. Langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini melalui tahap sebagai berikut : 1. Tahap Memeriksa (editing) Tahap memeriksa adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Dalam proses editing, peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan data dan jawaban kuesioner yang bertujuan untuk meyakinkan agar data tersebut tidak mengandung cacat atau kesalahan. Peneliti melihat dengan cermat apakah ada data kuesioner yang secara salah diisi oleh responden, ada halaman yang hilang dan poin-pon penting terlewatkan.16 2. Tahap Tabulasi (tabulating) Proses tabulasi adalah mentabulasi atau memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari persentasenya untuk dianalisis. Pada proses tabulating ini, semua jawaban responden dimasukan kedalam data view pada SPSS dengan menggunakan analisis statistik deskriptif frekuensi. Penggunaan persentase dengan tujuan untuk
16
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 217.
61
melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden, karena jumlah jawaban tiap kuesioner berbeda. Adapun menghitung presentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. Dengan menggunakan rumus di bawah ini:
P = f/n x 100% Keterangan : P
= Persentase
F
= Frekuensi
N
= Sampel yang diolah
100%
= Bilangan kostanta/tetap 17
Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data kesiapan ini dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini: Tabel 5 Parameter Penafsiran Data Presentase
17
Keterangan
0%
Tidak satupun
1 - 25%
Sebagian kecil
26 – 49%
Hampir setengahnya
50%
Setengahnya
51 – 75%
Sebagian besar
76 – 99%
Hampir seluruhnya
100%
Seluruhnya
Sudiyono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h.
25.
62
3. Pengkodean (coding) Tahap terakhir pengolahan data pada penelitian ini adalah melakukan pengkodean data. Pengkodean data pada penelitian ini dengan memberikan nilai/skor disetiap indikator pernyataan kuesioner pada value labels SPSS 21, Adapun pemberian nilai dalam pengodean ini adalah seperti pada tabel 6 di bawah ini : Tabel 6 Pengkodean Jawaban Responden Nama (name)
Label (label)
Nilai (value)
Laki-laki
Jenis Kelamin
1
Perempuan
Jenis Kelamin
2
IPA
Bidang Pelajaran
1
IPS
Bidang Pelajaran
2
B. Inggris
Bidang Pelajaran
3
B. Indonesia
Bidang Pelajaran
4
Matematika
Bidang Pelajaran
5
Sangat Setuju
Tanggapan
4
Setuju
Tanggapan
3
Tidak Setuju
Tanggapan
2
Sangat Tidak Setuju
Tanggapan
1
I. Teknik Analisis Data Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Pada penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan perhitungan komputasi
63
program SPSS 21 (Statistical Package for the Social Science)
18
yang merupakan
suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara tepat dan cepat, menjadi berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis dalam rangka penarikan simpulan. Data yang diperoleh berdasarkan pada kuesioner yang telah disebarkan dan diisi oleh para Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum.19 Analisis deskriptif dimana koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan korelasi jika perubahan variabel akan diikuti perubahan variabel yang lain sehingga menunjukan hubungan yang signifikan. Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dan jika ada berapa eratnya pengaruh, serta berarti atau tidaknya pengaruh. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui guru yang memanfaatkan video pembelajaran (variabel x) dengan menggunakan angket yang disebarkan dan diisi oleh Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
18
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.1. 19 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009), h. 19.
64
2. Uji Kualitas Data Pada penelitian ini, penulis melakukan uji kualitas data validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.20 Pengujian instrumen ukur untuk suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui validitas, peneliti menggunakan teknik pearson correlation dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu mempunyai kriteria
yang menunjukan kuat atau lemahnya korelasi
tersebut. Kriteria sebagai berikut: 21 1) Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1. 2) Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Dengan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat > 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
20
Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 211. Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2006), h. 86-87. 21
65
> 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat
3) Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukan arah yang sama pada hubungan antar variabel. Artinya jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukan arah yang berlawanan. Artinya jika variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil. 4) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. 5) Berdasarkan tanda (*, **) pada SPSS 22 Signifikan atau tidaknya kedua variabel dapat dilihat juga dari adanya (*,**). Jika muncul tandatersebut pada data yang dikorelasikan atau diuji validitas. Maka data tersebut signifikan dan valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berulang kali. Suatu instrumen pengukuran bisa dikatakan reliable jika memberikan score yang konsisten pada setiap pengukuran.23 Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, akan 22
Konsistensi, “Uji Analisis Korelasi dengan Program SPSS”, artikel diakses pada 8 September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisis-korelasi-denganprogram.html 23 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, h.273.
66
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas alat ukur penelitian ini menggunakan alpha cronbach baik pengujian validitas atau reliabilitas, Reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika > 0,60 (pada output SPSS dapat dilihat pada nilai alpha). 3. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji normalitas regresi, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Regresi Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara mendeteksinya yaitu dengan penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.24 Selanjutnya dilakukan uji One Sample Kolmogorov – Smirnov Test yang digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normalitas atau tidak. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent (bebas). Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). 24
Jika
terjadi
korelasi,
maka
dinamakan
terdapat
masalah
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 212-214.
67
multikolonieritas (multikom). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independent..25 Adapun pengambilan keputusan pada uji multikolonieritas sebagai berikut: 26 1) Melihat Nilai Tolerance Tidak terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance > 0,10. Terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance < 0,10. 2) Melihat nilai VIF Tidak terjadi multikolonieritas jika nilai VIF < 10,00. Terjadi multikolonieritas jika nilai VIF > 10,00. Sedangkan sumber lain menjelaskan bahwa suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF < 5 atau VIF < 10. 27 c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi
klasik
heteroskedastisitas
yaitu
adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode melihat pola grafik regresi yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Dasar pengambilan 25
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 95. Konsistensi, “Uji Multikolonieritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF”, artikel diakses pada 9 September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/07/uji-multikonieritas-dengan-melihat.html 27 Edi Supriyadi, SPSS + Amos (Jakarta: In Media, 2014), h. 83. 26
68
keputusan dengan motode ini yaitu: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu permasalahan yaitu hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. Dimana dalam model tersebut terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran dan satu variabel terikat (dependent) yaitu kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan : Y’ = Variabel dependent (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independent a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0) b
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
69
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini : a = (Σy) (Σx²) - (Σx) (Σxy) n(Σx²) – (Σx)² b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) n(Σx²) – (Σx)² Terdapat beberapa analisis yang digunakan terkait dengan penggunaan alat uji regresi linier sederhana antara lain: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R₂) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel model summary (hasil output olah data) R2 (Adjusted R Squre). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.28 Nilai R2 merupakan sumbangan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji Statisitk F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
28
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 83.
70
semua variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependent yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Uji simultan F dapat dilihat pada tabel ANOVA. Adapun dasar pengambil keputusan pada uji simultan F adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H₀ ditolak atau Ha diterima, hal ini menunjukan semua variabel independent mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. 2) Jika nilai probabilitas > dari 0,05, maka H₀ diterima atau Ha ditolak, hal ini menunjukan semua variabel independent tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) Uji statisitik T digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (X) secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (Y). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H₀ diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independent tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependent. 2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H₀ ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independent mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependent. 5. Analisis Korelasi Metode korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas (X) dan terikat (Y) yang telah ditetapkan untuk
71
dapat mengukur karakteristik pengaruh. Hubungan antara variabel X dan Y dapat bersifat positif (+) artinya jika variabel X naik maka variabel Y naik. Sedangkan negatif (-) artinya jika variabel X turun maka variabel Y turun. Metode yang digunakan untuk menghitung karakteristik besarnya korelasi adalah metode korelasi multivariat, yaitu metode statistik yang dapat menggambarkan dan menemukan hubungan antara beberapa variabel. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 29 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5
: Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75
: Korelasi kuat
> 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel. Ha; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (tidak signifikan). Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan).
J. Hipotesis Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji T (test) untuk melihat sejauh mana pengaruh (positif/negatif) variabel independent (X= Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran) terhadap variabel 29
Jonathan Sarwono & Ely Suhayati, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 174.
72
dependent (Y= Kegiatan Belajar Mengajar). Pengujian hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut : H0:ρ=0, berarti variabel independent (X) tidak berpengaruh terhadap variabel dependent (Y). H1:ρ≠0, berarti variabel independent (X) berpengaruh terhadap variabel dependent (Y). Jika: t hitung < t tabel maka H0 diterima, variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat (tidak signifikan). t hitung > t tabel maka H1 diterima, variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat (signifikan). Pada penelitan ini akan diajukan hipotesis: H1:ρ≠0, artinya variabel bebas (layanan video pembelajaran) mempengaruhi dan berkorelasi dengan variabel terikat (kegiatan belajar mengajar).
K. Jadwal Penelitian Tabel 7 Jadwal Penelitian Bulan dan Tahun 2015 No.
Jenis Kegiatan 3
1.
Penyerahan Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing
√
4
5
6
7
8
9
73
2.
Pelaksanaan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Bimbingan Skripsi 3.
Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi
4.
Penyebaran Angket
√
atau Kuesioner Kepada Responden
5.
Pengolahan Data dan
√
√
Analisis Data 6.
Penyerahan Laporan
√
Skripsi 7.
Sidang Skripsi
Keterangan : √
= Ada kegiatan
√
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud 1. Sejarah berdirinya Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud adalah perpustakaan khusus yang berada di bawah lembaga induknya yaitu Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan atau disingkat menjadi Pustekkom. Pustekkom merupakan salah satu pusat yang menangani pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan yang berada langsung di bawah Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja pusatpusat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0200/P/1976 tanggal 31 Juli 1976 Perpustakaan Pustekkom berdiri pada tahun 1976 seiring dengan terbentuknya tim penyelenggara TKPK (Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan) yang pada saat itu jumlah koleksi perpustakaan Pustekkom masih sangat sedikit. Pada tahun 1978 setelah Pustekkom berdiri, Perpustakaan Pustekkom mengalami kemajuan dengan adanya bantuan buku-buku dan majalah dari luar Negeri. Perpustakaan Pustekkom berada di bawah pengelolaan sub bagian rumah tangga. Tugas dari Perpustakaan Pustekkom adalah melakukan pengelolaan perpustakaan pusat, melakukan dokumentasi dan publikasi, dan memberikan
74
75
layanan informasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi untuk pendidikan. Seiring dengan perkembangan lembaga induknya, Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud kini telah mengalami perubahan yang bersifat positif, baik dari segi koleksi maupun layanannya. Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud memiliki tujuan memberikan pelayanan informasi kepada pemustaka dalam memenuhi bahan-bahan sumber belajar yang dibutuhkan berupa media cetak dan non cetak. Selain itu juga fungsi dan peranan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud adalah memberikan pelayanan kepada pemustaka antara lain staf atau karyawan akan bahan-bahan baik media cetak maupun non cetak yang diperlukan dalam menunjang teknologi komunikasi pendidikan.
2. Visi dan Misi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud a. Visi Siap memberikan layanan prima TIK untuk pendidikan. b. Misi 1) Meningkatkan layanan TIK yang efisien, efektif, akuntabel dan transparan. 2) Meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu memberikan pelayanan TIK yang prima.
76
3. Personalia Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud Kepala Unit Perpustakaan
: Bambang Susanto, M.Hum
Bagian Akuisisi dan Pengolahan
: Moh. Yusuf Tri Widodo Putri Ayu Febrina, S.IP
Bagian Pelayanan dan Sirkulasi
: Sarini dan Hartati
Bagian Otomasi dan Digitalisasi
: Iwan Adriawan
Bagian Terbitan Berkala
: Darno
4. Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Gambar 3 Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom Kepala Unit Perpustakaan
Bagian Akuisisi
Bagian Pelayanan
Bagian Otomasi
dan Pengolahan
dan Sirkulasi
dan Digitalisasi
Bagian Terbitan Berkala
5. Tata Tertib Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud Tata tertib Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai berikut : a. Sistem Peminjaman Sistem peminjaman pada Perpustakaan Pustekkom bersifat terbuka, artinya pengguna dapat mencari langsung koleksi yang dibutuhkannya ke rak.
77
b. Waktu Peminjaman Waktu peminjaman disesuaikan dengan jam buka layanan Perpustakaan Pustekkom yaitu pada hari senin s/d jum’at, pukul 8.00-16.00 wib. c. Cara Peminjaman 1) Koleksi Cetak Bagi Karyawan Pustekkom a) Lama peminjaman buku selama satu minggu. b) Buku yang sering dipinjam dan hanya ada satu eksemplar hanya dapat dipinjam selama tiga hari dan boleh diperpanjang apabila tidak ada yang memesan. c) Buku referensi hanya bisa dibaca di ruangan perpustakaan. 2) Koleksi Non Cetak a) Koleksi non cetak tidak boleh dipinjam pada perorangan. b) Peminjaman koleksi non cetak bisa dilakukan oleh antar instansi. c) Lama peminjaman satu minggu. d) Jumlah bahan pustaka yang dipinjam maksimal tiga buah. 3) Sanksi a) Bagi pengguna yang terlambat mengembalikan pinjaman koleksi perpustakaan akan dikenakan denda satu hari Rp. 100/buku. b) Apabila buku yang pinjam tersebut terbukti hilang, maka peminjam wajib mengganti dengan buku yang sama, sejenis, atau dengan sejumlah harga buku yang dihilangkan.
78
6. Koleksi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai pusat teknologi komunikasi dan informasi pendidikan memiliki koleksi tercetak dan non cetak. Koleksi tercetak meliputi buku, majalah, laporan, disertasi, skripsi, tesis, ensiklopedia, koran, majalah, jurnal teknodik, bahan belajar cetak SRP murid SD dan diklat SRP untuk guru SD, Modul SMP terbuka dan SMA terbuka, brosur dan lain-lain. Adapun koleksi non cetak meliputi kaset audio, kaset video, film 16 mm dan CD (Compact Disc) pembelajaran dan lain-lain. Buku-buku disusun berdasarkan subjek judul dan nomor urut. Perpustakaan Pustekkom menggunakan sistem terotomasi dengan software aplikasi SLIMS (Senayan Library Information Management System). Semua bahan pustaka diolah dengan menggunakan pedoman sistem DDC (Dewey Decimal Classification), yaitu sistem klasifikasi yang dipergunakan secara internasional.
7. Layanan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud memiliki beberapa layanan antara lain sebagai berikut : a. Layanan Keanggotaan Layanan keanggotaan hanya berlaku bagi pemustaka yang belum menjadi anggota dan merupakan karyawan Pustekkom. Pada layanan keanggotaan ini tidak diperkenankan bagi pemustaka yang berasal dari luar Pustekkom, maka tidak bisa mendaftar menjadi anggota perpustakaan. Pemustaka dari
79
luar pustekkom hanya bisa membaca koleksi ditempat dan memfotocopy buku yang diperlukan. b. Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi terdiri dari layanan peminjaman, pengembalian, pemesanan dan perpanjangan koleksi perpustakaan. Koleksi buku yang berada di Perpustakaan Pustekkom dapat dipinjam selama 1 minggu dengan maksimal peminjaman 3 buah (untuk anggota). Koleksi referensi, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi hanya dapat dibaca di Perpustakaan Pustekkom. c. Layanan Referensi Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanak, ensiklopedi, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Pada koleksi referensi tidak boleh dibawa pulang dan hanya untuk dibaca ditempat. d. Layanan Fotokopi Layanan fotokopi diberikan kepada semua pemustaka, baik pemustaka luar atau dalam pustekkom. Perpustakaan menyediakan sarana fotokopi bagi pemustaka yang ingin memfotokopi bagian-bagian tertentu dari artikel, buku, dan karya ilmiah lainnya yang diperlukan. e. Layanan Penelusuran OPAC (Online Public Access Cataloging) Layanan penelusuran OPAC diberikan kepada pemustaka yang kurang faham dalam penelusuran OPAC. Ada layanan ini pemustaka akan memberikan bimbingan kepada pemustaka bagaimana cara penelusuran informasi. Perpustakaan Pustekkom menggunakan SLIMS (Senayan
80
Library Information Management System) sebagai sistem temu kembali informasi. f. Layanan Audio Visual Layanan audio visual adalah bagian yang melayani pemustaka untuk memanfaatkan koleksi audio visual seperti pemutaran film, video, slide, CD-ROM, kaset video maupun audio, disertai dengan sarana pelengkap seperti komputer multimedia, televisi, video player (dalam format beta, vhs, VCD, maupun DVD), perangkat audio, dan infokus. g. Layanan Wahana Jelajah Angkasa Wahana jelajah angkasa yaitu sebuah laboratorium mini yang digunakan untuk mengamati jagad raya melalui gambar-gambar yang diambil dari repository organisasi penjelajahan luar angkasa Amerika Serikat (NASA). h. Layanan Konsultasi dan Pelatihan Desain Pembelajaran Layanan konsultasi dan pelatihan desain pembelajaran bertujuan dalam rangka peningkatan kemapuan SDM internal Pustekkom maupun memberikan pelatihan bagi pihak lain. Layanan konsultasi dan pelatihan bagi pihak luar antara lain dalam bidang pengembangan sistem pembelajaran.
B. Hasil Penelitian 1. Hasil Responden a. Karakteristik Profil Responden Subyek penelitian ini adalah Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Sumber data yang diperoleh yaitu melalui penyebaran kuesioner
81
yang dimulai pada tanggal 4 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2015. Tabel 8 Tingkat Pengembalian Kuesioner Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan
Jumlah
Jumlah kuesioner yang disebar
76
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
0
Jumlah kuesioner yang kembali
76
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
0
Jumlah kuesioner yang dapat diolah
76
Pada tabel 8 menunjukan bahwa kuesioner yang disebarkan berjumlah 76 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100%. Berdasarkan hasil data kuesioner yang terkumpul, maka diperoleh gambaran mengenai obyek dari variabel bebas (independent) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran dan variabel terikat (dependent) yaitu kegiatan belajar mengajar. Adapun responden dalam penelitian ini adalah Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Karakteristik profil responden yang akan penulis analisis yaitu berdasarkan jenis kelamin dan bidang pelajaran.
82
1) Karakteristik Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 9 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency
Percent
29
38.2
38.2
38.2
Valid Perempuan 47 Total 76 Sumber: Data Primer (2015)
61.8 100.0
61.8 100.0
100.0
Laki-laki
Valid Percent Cumulative Percent
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 9 di atas menunjukan bahwa dari 76 Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur yang memanfaatkan layanan video pembelajaran sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 47 orang (61,8%) dan sisanya 29 orang (38,2%) responden berjenis kelamin laki-laki. Nilai kumulatif untuk berjenis kelamin laki-laki sebesar 38.2% ditambah dengan nilai persen valid pada jenis kelamin perempuan sebesar 61,8% sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan data deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin adalah 100% valid.
83
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran Tabel 10 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran
Frequency Percent 26 IPA IPS 18 B. Inggris 12 Valid B. Indonesia 8 Matematika 12 Total 76 Sumber: Data Primer (2015)
Valid Percent
Cumulative Percent
34.2
34.2
34.2
23.7 15.8 10.5 15.8 100.0
23.7 15.8 10.5 15.8 100.0
57.9 73.7 84.2 100.0
Deskripsi responden berdasarkan bidang pelajaran pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dari 76 responden hampir setengahnya yang memanfaatkan layanan video pembelajaran sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar oleh guru bidang pelajaran IPA sebanyak 26 responden (34,2%) dan sebagian kecil guru bidang pelajaran B.Indonesia berjumlah 8 responden (10,5%). Nilai kumulatif untuk bidang pelajaran IPA (34,2%) ditambah nilai persen valid bidang pelajaran IPS (23,7%), B.Inggris (15,8%), B.Indonesia (10,5%), dan Matematika (15,8%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan data deskripsi responden berdasarkan bidang pelajaran adalah 100% valid.
84
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Variabel a. Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran 1) Indikator Penilaian: Sosialisasi/promosi Layanan Video Pembelajaran
Tabel 11 Pernyataan 1 Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah baik dalam melakukan promosi atau sosialisasi video pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas pembelajaran di setiap sekolah. Misalnya lewat internet, televisi, dan pembentukan beberapa sekolah Binaan di setiap provinsi Frequency Percent Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer (2015)
4
5.3
Valid Percent 5.3
18 31 23 76
23.7 40.8 30.3 100.0
23.7 40.8 30.3 100.0
Cumulative Percent 5.3 28.9 69.7 100.0
Dilihat pada tabel 11 untuk pernyataan 1 menunjukan hampir setengahnya responden menjawab setuju sebanyak 31 responden (40,8%) yang menyatakan bahwa sosialisasi atau promosi adanya layanan video pembelajaran yang dilakukan oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom sudah baik. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju berjumlah 18 orang (23,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat tidak setuju (5,3%) ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (23,7%), setuju (40,8%) dan sangat setuju (30,3%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 1 adalah 100% valid.
85
2) Indikator Penilaian : Analisis Kebutuhan Pemustaka (guru)
Tabel 12 Pernyataan 2 Video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi kebutuhan pemakai terutama guru sebagai sumber informasi pembelajaran Frequency 17 Tidak Setuju Setuju 37 Valid Sangat Setuju 22 Total 76 Sumber : Data Primer (2015)
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
22.4 48.7 28.9 100.0
22.4 48.7 28.9 100.0
22.4 71.1 100.0
Dilihat pada tabel 12 untuk pernyataan 2 menunjukan hampir setengahnya responden yang menjawab setuju sebanyak 37 responden (48,7%) bahwa video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom maupun TVE dapat memenuhi kebutuhan informasi pembelajaran. Sedangkan sebagian kecil berjumlah 17 responden (22,4%) yang menjawab tidak setuju. Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (22,4%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (48,7%) dan sangat setuju (28,9%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 2 adalah 100% valid.
86
3) Indikator Penilaian: Pengadaan Video Pembelajaran
Tabel 13 Pernyataan 3 Ketersediaan koleksi video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir Frequency Percent 41 Tidak Setuju Setuju 30 Valid Sangat Setuju 5 Total 76 Sumber : Data Primer (2015)
53.9 39.5 6.6 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
53.9 39.5 6.6 100.0
53.9 93.4 100.0
Dilihat pada tabel 13 untuk pernyataan 3 menunjukan sebagian besar responden menjawab tidak setuju sebanyak 41 responden (53,9%) yang menolak pernyataan bahwa koleksi video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom sudah lengkap dan mutakhir. Sedangkan hampir setengahnya responden menjawab setuju sebanyak 30 responden (39,5%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (53,9%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (39,5%) dan sangat setuju (6,6%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 3 adalah 100% valid.
87
Tabel 14 Pernyataan 4 Materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
37
48.7
48.7
48.7
29 Valid Setuju Sangat Setuju 10 Total 76 Sumber : Data Primer (2015)
38.2 13.2 100.0
38.2 13.2 100.0
86.8 100.0
Tidak Setuju
Dilihat pada tabel 14 untuk pernyataan 4 menunjukan hampir setengahnya responden menjawab tidak setuju sebanyak 29 responden (38,2%) yang menolak pernyataan bahwa materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab sangat setuju sebanyak 10 responden (13,2%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (48,7%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (38,2%) dan sangat setuju (13,2%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 4 adalah 100% valid.
88
Tabel 15 Pernyataan 5 Rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas, dan bebas gangguan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
24
31.6
31.6
31.6
49 3 76
64.5 3.9 100.0
64.5 3.9 100.0
96.1 100.0
Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 15 untuk pernyataan 5 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 49 responden (64,5%) yang menyatakan bahwa rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas, dan bebas gangguan. Sedangkan hampir setengahnya yang menjawab tidak setuju bejumlah 24 responden (31,6%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (31,6%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (64,5%) dan sangat setuju (3,9%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 5 adalah 100% valid.
89
4) Indikator Penilaian: Layanan Video Pembelajaran
Tabel 16 Pernyataan 6 Peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
26.3
26.3
26.3
44 12 76
57.9 15.8 100.0
57.9 15.8 100.0
84.2 100.0
Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 16 untuk pernyataan 6 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 44 responden (57,9%) yang menyatakan bahwa peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten. Sedangkan hampir setengahnya menjawab setuju sebanyak 20 responden (26,3%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (26,3%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (57,9%) dan sangat setuju (15,8%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 6 adalah 100% valid.
90
Tabel 17 Pernyataan 7 Mengakses atau mendownload video pembelajaran pada website TVE Depdiknas sangat mudah dan cepat Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.6
2.6
2.6
36 25 13 76
47.4 32.9 17.1 100.0
47.4 32.9 17.1 100.0
50.0 82.9 100.0
Dilihat pada tabel 17 untuk pernyataan 7 menunjukan didominasi hampir setengahnya sebanyak 36 responden (47,4%) yang menjawab tidak setuju bahwa mengakses atau mendownload video pembelajran pada website TVE Depdiknas sangat mudah dan cepat. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab sangat setuju berjumlah 13 responden (17,1%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat tidak setuju (2,6%) ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (47,4%) setuju (32,9%) dan sangat setuju (17,1%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 7 adalah 100% valid.
91
Tabel 18 Pernyataan 8 Pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis Televisi Edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
Frequency
Percent 2.6
Valid Percent 2.6
Cumulative Percent 2.6
2 21 26 27 76
27.6 34.2 35.5 100.0
27.6 34.2 35.5 100.0
30.3 64.5 100.0
Dilihat pada tabel 18 untuk pernyataan 8 menunjukan didominasi hampir setengahnya responden menjawab sangat setuju sebanyak 27 responden (35,5%) yang menyatakan bahwa pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis TVE dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan. Sedangkan sebagian kecil responden yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 2 responden (2,6%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat tidak setuju (2,6%) ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (27,6%) setuju (34,2%) dan sangat setuju (35,5%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 8 adalah 100% valid.
92
b. Variabel kegiatan Belajar Mengajar 1) Manfaat Video pembelajaran sebagai Bahan ajar/media.
Tabel 19 Pernyataan 9 Video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien Frequency Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
18 44 14 76
Percent
Valid Percent
23.7 57.9 18.4 100.0
23.7 57.9 18.4 100.0
Cumulative Percent 23.7 81.6 100.0
Dilihat pada tabel 19 untuk pernyataan 9 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 44 responden (57,9%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju berjumlah 18 responden (23,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (23,7%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (57,9%) dan sangat setuju (18,4%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 9 adalah 100% valid.
93
Tabel 20 Pernyataan 10 Video pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi yang rumit Frequency Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
23 43 10 76
Percent
Valid Percent
30.3 56.6 13.2 100.0
30.3 56.6 13.2 100.0
Cumulative Percent 30.3 86.8 100.0
Dilihat pada tabel 20 untuk pernyataan 10 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 43 responden (56,6%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi yang rumit. Sedangkan hampir setengahnya responden menjawab tidak setuju sebanyak 23 responden (30,3%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (30,3%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (56,6%) dan sangat setuju (13,2%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 10 adalah 100% valid.
94
Tabel 21 Pernyataan 11 Video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang inovatif Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
15 50 11 76
19.7 65.8 14.5 100.0
19.7 65.8 14.5 100.0
19.7 85.5 100.0
Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 21 untuk pernyataan 11 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 50 responden (65,8%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang inovatif. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 15 responden (19,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (19,7%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (65,8%) dan sangat setuju (14,5%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 11 adalah 100% valid.
95
2) Indikator : Kepuasan Guru Tabel 22 Pernyataan 12 Video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
19 35 22 76
25.0 46.1 28.9 100.0
25.0 46.1 28.9 100.0
25.0 71.1 100.0
Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 22 untuk pernyataan 16 menunjukkan hampir setengahnya responden menjawab setuju sebanyak 35 responden (46,1%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 19 responden (25%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (25,0%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (46,1%) dan sangat setuju (28,9%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 12 adalah 100% valid.
96
Tabel 23 Pernyataan 13 Pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu dalam persiapan pengajaran atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Frequency Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
19 40 17 76
Percent
Valid Percent
25.0 52.6 22.4 100.0
25.0 52.6 22.4 100.0
Cumulative Percent 25.0 77.6 100.0
Dilihat pada tabel 23 untuk pernyataan 13 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 40 responden (52,6%) yang menyatakan bahwa pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu Guru dalam mengajar atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 19 orang (25%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (25,0%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (52,6%) dan sangat setuju (22,4%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 13 adalah 100% valid.
97
3) Indikator : Kepuasan Siswa Tabel 24 Pernyataan 14 Video pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan Frequency Tidak Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer (2015)
3 53 20 76
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3.9 69.7 26.3 100.0
3.9 69.7 26.3 100.0
3.9 73.7 100.0
Dilihat pada tabel 24 untuk pernyataan 14 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 53 responden (69,7%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden (3,9%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (3,9%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (69,7%) dan sangat setuju (26,3%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 14 adalah 100% valid.
98
Tabel 25 Pernyataan 15 Video Pembelajaran memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, interaktif Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
8
10.5
10.5
10.5
Setuju Sangat Setuju
54 14
71.1 18.4
71.1 18.4
81.6 100.0
Total 76 Sumber: Data Primer (2015)
100.0
100.0
Valid
Dilihat pada tabel 25 untuk pernyataan 15 menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 54 responden (71,1%) yang menyatakan bahwa video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, interaktif. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 8 responden (10,5%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (10,5%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (71,1%) dan sangat setuju (18,4%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 15 adalah 100% valid.
3. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa valid atau tidaknya suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik pearson correlation untuk menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.
99
Kuesioner
dikatakan
valid
jika
pertanyaan
dalam
kuesioner
mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tabel hasil uji validitas data (lihat lampiran 9 dan 10) menunjukan hasil validitas dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar. Diketahui bahwa variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 15 pertanyaan keseluruhannya adalah valid dengan nilai signifikansi < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu mempunyai kriteria yang menunjukan kuat atau lemahnya korelasi tersebut. Kriteria penafsiran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1. 2) Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Dengan kriteria sebagai berikut : 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5
: Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75
: Korelasi kuat
> 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat
3) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan. Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan.
100
4) Berdasarkan tanda (*, **) pada SPSS Signifikan atau tidaknya kedua variabel dapat dilihat juga dari adanya (*,**). Jika muncul tanda tersebut pada data yang dikorelasikan atau diuji validitas, maka data tersebut signifikan dan valid. Untuk lebih jelasnya maka penulis akan menganalisis hasil output SPSS pada uji validitas sebagai berikut : 1) Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran a) Pernyataan 1 menunjukan korelasi sebesar 1 berada pada kriteria > 0,75 – 1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat kuat. Hal ini dapat disimpulkan pernyataan 1 korelasi bernilai positif dan signifikan (valid). b) Pernyataan 2 menunjukan korelasi sebesar 0,559** berada pada kriteria > 0,5 – 0,75 yang berarti korelasi kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). c) Pernyataan 3 menunjukan korelasi sebesar 0,359** berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,001 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). d) Pernyataan 4 menunjukan korelasi sebesar 0,280* berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,014 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
101
e) Pernyataan 5 menunjukan korelasi sebesar 0,293* berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,010 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). f) Pernyataan 6 menunjukan korelasi sebesar 0,468** berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). g) Pernyataan 7 menunjukan korelasi sebesar 0,249* berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,030 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). h) Pernyataan 8 menunjukan korelasi sebesar -0,300** berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,008 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). 2) Variabel Kegiatan Belajar Mengajar a) Pernyataan 9 menunjukan korelasi sebesar 1 berada pada kriteria > 0,75 – 1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat kuat. dapat disimpulkan pernyataan 1 korelasi bernilai positif dan signifikan (valid). b) Pernyataan 10 menunjukan korelasi sebesar 0,618** berada pada kriteria > 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
102
c) Pernyataan 11 menunjukan korelasi sebesar 0,726** berada pada kriteria > 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). d) Pernyataan 12 menunjukan korelasi sebesar 0,753** berada pada kriteria > 0,75 – 1 yang berarti sangat kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). e) Pernyataan 13 menunjukan korelasi sebesar 0,736** berada pada kriteria > 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). f) Pernyataan 14 menunjukan korelasi sebesar 0,401** berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). g) Pernyataan 15 menunjukan korelasi sebesar 0,318** berada pada kriteria > 0,25 – 0,5 yang berarti cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid). b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan reliabilitas suatu item pertanyaan pada kuesioner dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
103
konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 26 Reliability Statistics Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.646 Sumber : Data Primer (2015)
.689
8
Dilihat pada tabel 26 di atas menunjukan nilai cronbach’s alpha variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 0,646, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60.
Tabel 27 Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
PLVP 1 PLVP 2 PLVP 3 PLVP 4 PLVP 5 PLVP 6 PLVP 7
Scale Mean if Item Deleted 19.5263
Item – Total Statistics Scale Corrected Variance if Item-Total Item Deleted Correlation 6.866 .465
Squared Multiple Correlation .459
Cronbach's Alpha if Item Deleted .576
19.4211
7.180
.533
.388
.562
19.9605
7.798
.450
.239
.591
19.8421
7.388
.484
.401
.577
19.7632
7.943
.507
.471
.586
19.5921
7.258
.597
.395
.553
19.8421
8.295
.179
.152
.660
104
PLVP 19.4605 9.985 8 Sumber : Data Primer (2015)
-.180
.217
.759
Dilihat pada tabel 27 di atas, hasil output uji validitas data dengan Corrected Item - Total Correlation. Pada umumnya uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana angket yang digunakan benar-benar valid untuk mengukur variabel dalam penelitian. Analisis data dengan Corrected Item - Total Correlation dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan terhadap koefisien korelasi yang overestimasi (penafsiran tinggi). Pada penelitian ini, diuji coba secara Corrected Item- Total Correlation. Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas dalam Corrected Item- Total Correlation adalah : Jika nilai r-hitung > r-tabel maka setiap butir pertanyaan dalam kuesioner adalah berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item kuesioner dinyatakan valid). Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel maka setiap butir pertanyaan dalam kuesioner adalah tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item kuesioner dinyatakan tidak valid). Adapun menghitung r-tabel dengan rumus di bawah ini : df = (N) - 2 dengan signifikansi 5% df = (76) – 2 = 74 Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 responden. Maka nilai r-tabel untuk df = 74 dengan signifikansi 5% sebesar 0,2257 (penentuan nilai r-tabel lihat pada lampiran 15).
105
Dilihat pada tabel 27 di atas, bagian output Correlated Item Total Correlation pada butir pertanyaan PLVP 1, PLVP 2, PLVP 3, PLVP 4, PLVP 6 variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran memiliki nilai korelasi > 0,2257. Maka dapat disimpulkan butir pertanyaan tersebut adalah valid dan reliabel. Sedangkan pada butir pertanyaan PLVP 7 dan PLVP 8 memiliki nilai korelasi < 0,2257 maka tidak valid. Pada perhitungan validitas kuesioner dengan Corrected Item - Total Correlation tidak cocok digunakan pada item yang jumlahnya sedikit karena pada item yang jumlahnya banyak penggunaan korelasi bivariat efek overestimate yang dihasilkan tidak terlalu besar. Mempertimbangkan pada jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini jumlahnya sedikit dan menghasilkan data yang tidak signifikan maka butir pertanyaan PLVP 7 dan PLVP 8 tetap disertakan pada uji penelitian selanjutnya.
Tabel 28 Reliability Statistics Skala Kegiatan Belajar Mengajar Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.901
.898
7
Sumber : Data Primer (2015) Pada tabel 28 di atas menunjukan nilai cronbach’s alpha variabel kegiatan belajar mengajar sebesar 0,901. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60.
106
Tabel 29 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kegiatan Belajar Mengajar
Scale Mean if Item Deleted 18.0921
Item-Total Statistics Scale Corrected Variance if Item-Total Item Deleted Correlation 8.698 .766
KBM 1 KBM 18.2105 9.048 2 KBM 18.0921 9.045 3 KBM 18.0000 7.947 4 KBM 18.0658 8.276 5 KBM 17.8158 9.992 6 KBM 17.9605 10.065 7 Sumber : Data Primer (2015)
Squared Multiple Correlation .669
Cronbach's Alpha if Item Deleted .880
.676
.523
.890
.759
.617
.881
.858
.866
.868
.831
.857
.871
.568
.573
.901
.504
.545
.907
Dilihat pada tabel 29 bagian output Correlated Item Total Correlation setiap butir pertanyaan KBM 1, KBM 2, KBM 3, KBM 4, KBM 5, KBM 6, KBM 7 pada variabel kegiatan belajar mengajar memiliki nilai korelasi > 0,2227. Maka dapat disimpulkan setiap butir pertanyaan valid dan signifikansi.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Regresi Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahuai apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya memiliki nilai residual yang terdistribusi normal atau mendekati kenormalan. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi
107
kenormalan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Grafik Histogram
G a
Gambar 5 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Normal P-P Plot
108
Berdasarkan tampilan output chart pada gambar 4 dan 5 di atas kita dapat melihat tampilan grafik histogram dan P-Plot. Dimana grafik histogram memberikan pola distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi normal. Sedangkan pada grafik P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 30 Hasil Uji Normalitas Pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
76 Mean
.0000000
Std. Deviation
.46859546
Absolute
.148
Positive
.093
Negative
-.148
Kolmogorov-Smirnov Z
1.294
Asymp. Sig. (2-tailed)
.070
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Primer (2015) Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah uji normalitas nilai signifikansi. Jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai sig (signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
109
Berdasarkan tabel 30 uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai KSZ sebesar 1,294 dan asymp.sig sebesar 0,070 (7%) > 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas Uji
Multikolinieritas
bertujuan
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel
independen
dalam
model
regresi.
Model
regresi
yang
baik
mensyarakatkan tidak adanya multikolinieritas dengan cara melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas.
Tabel 31 Hasil Uji Multikolonieritas Kegiatan Belajar Mengajar Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error .396
Standard ized Coefficie nts Beta
1.830 (Constant) Pemanfaatan .418 .140 .329 1 Layanan Video Pembelajaran a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar
T
Sig.
Collinearity Statistics
Tolera VIF nce 4.620 .000 2.997 .004
1.000 1.000
Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan hasil output uji multikolonieritas pada tabel 31 di atas, diketahui bahwa nilai tolerance dan VIF variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran (independen) sebesar 1,000, artinya nilai tolerance pada variabel tersebut > 0,10.
110
Sedangkan nilai VIF < 5 atau 10. Maka berdasarkan nilai tolerance dan VIF tidak ditemui masalah multikolonieritas antar variabel independent. C. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi
dalam
model
regresi
adalah
tidak
adanya
gejala
heteroskedastisitas. Metode uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi.
Gambar 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Scatterplot Regresi
Pada gambar 6 hasil output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
111
5. Analisis Regresi Sederhana a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa besar kemampuan variabel independent (Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran) dalam menjelaskan variasi variabel dependent (Kegiatan Belajar Mengajar). Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel model Summary (output SPSS) R2 (Adjusted R Square). Nilai R2 adalah sumbangan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent sedangkan biasa sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Nilai variabel dependent seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independent. Nilai (R2) berkisar dari 0 sampai 1, jika nilai (R2) semakin mendekati angka 0 berati semakin lemah kemampuan variabel independent untuk menjelaskan fluktuasi variabel dependent.
Tabel 32 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kegiatan Belajar Mengajar Model Summaryb Model
1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.329a
.108
.096
.47175
a. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran b. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan Nilai Adjusted R Square sebesar 0,96 atau 96% menunjukkan bahwa variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 10,8%, sedangkan sisanya sebesar 89,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
112
dalam penelitian ini. Hal ini berarti sebagian kecil sumbangan pengaruh yang diberikan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap variabel kegiatan belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang tidak diteliti tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor lain dengan memanfaatkan media pembelajaran selain pada TVE misalnya youtube, modul pembelajaran, buku, dan lain-lain. b. Uji Signifikan Simultan F ( uji statisik F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependent yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 33, jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Tabel 33 Hasil Uji Simultan F Kegiatan Belajar Mengajar ANOVAa Model
Regression
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1.998
1
1.998
8.979
.004b
1
Residual 16.469 74 .223 Total 18.467 75 a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar b. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Sumber: Data Primer (2015) Hasil Uji Simultan F dapat dilihat pada tabel 33 bahwa nilai F diperoleh 8.979 dengan tingkat signifikansi 0,004. Karena tingkat signifikansi < 0,05 maka
113
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh secara bersamasama dan signifikan terhadap kegiatan belajar mengajar. c. Uji Signifikan Parsial ( uji statistik T) Uji T dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independent secara parsial terhadap variabel dependent yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan pada uji T, jika nilai probabilitas T < 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho (signifikansi). Sedangkan jika nilai probabilitas T > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha (tidak signifikansi).
Tabel 34 Hasil Uji T Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Coefficientsa Model
(Constant) 1
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Unstandardized Coefficients
B 1.830 .418
Standardiz ed Coefficient s Std. Error Beta .396 .140
.329
T
Sig.
4.620
.000
2.997
.004
a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar Sumber: Data Primer (2015) Hasil uji hipotesis T dapat dilihat pada tabel 34 variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.004. Hal ini berarti variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh dan bersignifikan terhadap kegiatan belajar mengajar karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran < 0,05.
114
d. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel
Tabel 35 Statistik Deskriptif Korelasi Antar Variabel Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
2.8109
.39024
76
3.0056
.49621
76
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar Sumber: Data Primer (2015) Dilihat pada tabel 35 di atas menunjukan nilai rata-rata pemanfaatan layanan video pembelajaran adalah sebesar 2,8109 dengan standar deviasi 0,39024. Sedangkan nilai rata-rata kegiatan belajar mengajar adalah sebesar 3,0056 dengan standar deviasi 0,49621. Tabel 36 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel Correlations
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar
1
.329**
76 .329**
.004 76 1
.004 76
76
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Kegiatan Belajar Mengajar
Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data Primer (2015)
115
Pada tabel 36 dilihat hasil uji korelasi antar variabel. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh nilai korelasi antara variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Mengajar sebesar 0,329 untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5
: Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75
: Korelasi kuat
> 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis di bawah ini: Ho; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel. Ha; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan : Jika probabilitas < 0,05 maka maka hubungan kedua variabel signifikan. Jika probabilitas > 0,05 maka maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji korelasi terdapat hubungan antara variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar sebesar 0,329 maka dapat ditafsirkan hubungan antara kedua variabel tersebut adalah cukup kuat. Apabila terjadi kenaikan pemanfaatan layanan video pembelajaran, maka kegiatan belajar mengajar akan mengalami kenaikan dan kuat, begitu juga sebaliknya. Selanjutnya memiliki nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,004 berarti hubungan tersebut signifikan atau diterima pada probabilitas 5%. e. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE) Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE digunakan formula seperti di bawah ini:
116
Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran terhadap Kegiatan Belajar Mengajar. X1 Y1 = 0,329 f. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE) Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE digunakan formula seperti di bawah ini: Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dan Kegiatan Belajar Mengajar. X1 Y1 = (0,329 X 0,329) = 0,10824 g. Menghitung Pengaruh Total (Total Effect) Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dan Kegiatan Belajar Mengajar. X1 Y1 = (0,329 + 0,329) = 0,658 h. Diagram Jalur Secara keseluruhan pengaruh langsungg masing-masing variabel dapat dilihat dari diagram jalur sebagai berikut: Gambar 7
X1
Y1
Keterangan : Pengaruh variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar secara langsung sebesar 0,329 yang berarti cukup kuat.
117
D. Pembahasan Pada pembahasan ini penulis akan membahas hasil dari jawaban-jawaban responden terhadap kuesioner yang telah diisi oleh guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar, diuji secara statistik deskriptif. Skor penelitian berdasarkan kriteria skala likert dengan rumus aritmatika mean yaitu:
Keterangan : Nilai besar 1,00 - 1,74 = sangat rendah Nilai besar 1,75 – 2,49 = rendah Nilai besar 2,50 – 3,24 = tinggi Nilai besar 3,25 – 4,00 = sangat tinggi Berdasarkan tabel hasil uji statistik deskriptif (lihat lampiran 11 dan 12) nilai ratarata (mean) indikator setiap pernyataan pada kuesioner dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran a. Indikator Penilaian: Promosi/sosialisasi Layanan Video Pembelajaran Pernyataan nomor satu mengenai Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah baik dalam melakukan promosi atau sosialisasi video pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas pembelajaran di setiap sekolah, misalnya lewat internet, televisi, dan
118
pembentukan beberapa sekolah binaan di setiap provinsi. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,96 nilai tersebut berada pada skala
2,50-3,24
menunjukan
variabel
pemanfaatan
layanan
video
pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa sosialisasi atau promosi yang dilakukan oleh pihak Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom mengenai adanya layanan video pembelajaran kepada guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur sudah baik. b. Indikator Penilaian: Analisis Kebutuhan Pemustaka (guru) Pernyataan nomor dua mengenai video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi kebutuhan pemakai terutama Guru sebagai sumber informasi pembelajaran. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,06 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom dan TVE dapat memenuhi kebutuhan informasi pembelajaran. c. Indikator Penilaian: Pengadaan Video Pembelajaran 1) Pernyataan
nomor
tiga
mengenai
ketersediaan
koleksi
video
pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,52 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh
119
responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengadaan koleksi video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir. 2) Pernyataan nomor empat mengenai materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,64 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa materi dalam video pembelajaran pada TVE sudah up to date. 3) Pernyataan nomor lima mengenai rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas, dan bebas gangguan. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,72 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sudah baik. d. Indikator Penilaian : Layanan Video Pembelajaran 1) Pernyataan nomor enam mengenai peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE Depdiknas sudah cukup baik menyangkut akses maupun konten. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,89 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data
120
tersebut penulis
menyimpulkan bahwa pihak Pustekkom dan
Perpustakaan Pustekkom sudah baik dalam melakukan peningkatan layanan video pembelajaran dalam program TVE. 2) Pernyataan nomor tujuh mengenai mengakses atau mendownload video pembelajaran pada website TVE sangat mudah dan cepat. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,64 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa mendownload video pembelajaran pada website TVE sudah mudah dan cepat. 3) Pernyataan nomor delapan mengenai pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis televisi edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,02 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa adanya pengembangan layanan akses video pembelajaran berupa program TVE dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan. 2. Variabel Kegiatan Belajar Mengajar a. Indikator Video pembelajaran sebagai Bahan Ajar/media 1) Pernyataan nomor sembilan mengenai video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,94 nilai tersebut
121
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut
penulis
menyimpulkan bahwa
video
pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien. 2) Pernyataan nomor sepuluh mengenai video pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi yang rumit. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,82 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut
penulis
menyimpulkan bahwa video
pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi yang rumit. 3) Pernyataan nomor sebelas mengenai video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang inovatif. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,94 nilai tersebut berada pada skala 2,503,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang inovatif. b. Indikator penilaian : Kepuasan Guru 1) Pernyataan nomor dua belas mengenai video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil penelitian ini bisa
122
dilihat rata-ratanya adalah 3,03 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. 2) Pernyataan nomor tiga belas mengenai pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu dalam persiapan pengajar atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,97 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat membantu guru dalam mengajar dan menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). c. Indikator penelitian : Kepuasan Siswa 1) Pernyataan
nomor
pembelajaran
dapat
empat
belas
menciptakan
mengenai suasana
pemanfaatan belajar
siswa
video yang
menyenangkan. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,22 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran menyenangkan.
dapat
menciptakan
suasana
belajar
siswa
yang
123
2) Pernyataan nomor lima belas mengenai pemanfaatan video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, dan interaktif. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,07 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa pemanfaatan video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, dan interaktif. Berdasarkan hasil pengujian terhadap beberapa konstruk dalam model penelitian ini, dapat digambarkan beberapa jawaban hipotesis yang telah dirumuskan sebagai berikut: Tabel 37 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis
Hubungan
PLVP KBM Sumber: Data Primer (2015) H1
Hasil uji T
Nilai Pengaruh
2,997
0,329
Signifikansi Keterangan 0,004
Diterima
Hasil uji T pada hipotesis dapat dilihat pada tabel 37 menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini menunjukan bahwa nilai konstruk eksternal pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar bagi guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur adalah sebesar 0.004 atau < 0,05 artinya signifikan pada tingkat signifikansi 5%.
124
Tabel 38 Nilai Rata-Rata Variabel Perolehan Konstruk Konstruk
Rata-rata
Keterangan
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran (PLVP)
2,81
Tinggi
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3,00
Tinggi
Sumber : Data Primer (2015) Berdasarkan nilai rata-rata variabel perolehan konstruk di atas, menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 2,81 dan variabel kegiatan belajar mengajar sebesar 3,00 pada rentang nilai 0-4. Maka dapat disimpulkan pemanfaatan layanan video pembelajaran dalam menunjang kegiatan belajar mengajar bagi guru SMP dan MTs Kecamatan Cipuatat Timur di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud adalah tinggi.
Tabel 39 Hasil Uji Konstruk PLVP KBM
0,329
Sumber: Data Primer (2015) Hasil pengujian korelasi antara variabel ditemukan hasil perhitungan korelasi antara pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar sebesar 0,329, hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel memiliki nilai skala korelasi pada 0,25 – 0,5 sehingga hubungan antara variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar adalah cukup kuat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil uji hipotesis yang telah diajukan dengan model analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi maka dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan nilai rata-rata variabel perolehan konstruk dan hasil output SPSS pada statistik deskriptif menunjukan bahwa variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 2,81 dan variabel kegiatan belajar mengajar sebesar 3,00 pada rentang nilai 0-4. Maka dapat disimpulkan tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur adalah tinggi. 2. Pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur yaitu sebesar 10,8%, sedangkan sisanya sebesar 89,2% dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti. Hal ini berarti sebagian kecil sumbangan pengaruh
yang
diberikan
variabel
pemanfaatan
layanan
video
pembelajaran terhadap variabel kegiatan belajar mengajar. Adapun faktorfaktor yang tidak diteliti tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor lain dengan memanfaatkan media pembelajaran selain pada TVE misalnya youtube, modul pembelajaran, buku, dan lain-lain. Ada pengaruh signifikansi sebesar 0,004 antara variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar. Variabel pemanfaatan layanan video 125
126
pembelajaran yang dimiliki lebih kecil dari 0,005. Hal ini berarti variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap kegiatan belajar mengajar. Korelasi variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar sebesar 0,329. Hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel tersebut memiliki nilai lebih besar dari 0,25 – 0,5, artinya mempunyai hubungan yang cukup kuat antar variabel. Dengan demikian dapat disimpulkan pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur, berpengaruh dan mempunyai hubungan yang cukup kuat.
B. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemanfaatan layanan video pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE) perlu ditingkatakan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Agar mencapai hasil tersebut, pihak Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom saling berintegrasi mensosialisasikan adanya layanan video pembelajaran ke seluruh penjuru masyarakat terutama sekolah-sekolah pelosok yang susah akses internet dengan memfasilitasi penggunaan layanan video pembelajaran, guna mencapai visi misi Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom dalam penyebaran informasi dan teknologi pendidikan.
127
2. Berkaitan dengan peningkatan pemanfaatan layanan video pembelajaran, materi pelajaran setiap bidang baik tingkat SD, SMP, SMA, SMK (semua kalangan) perlu diperbanyak dan up to date, kemudahan akses dan download lebih user friendly sehingga pemanfaatan layanan video pembelajaran akan semakin meningkat. 3. Penulis merasa dalam penelitian ini belum sempurna masih banyak kekurangan dan perlu dilakukan kajian lanjutan untuk peneliti selanjutnya berkaitan
dengan
berbagai
permasalahan
Pustekkom
maupun
Perpustakaan Pustekkom. Adapun untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian mengenai aspek pengembangan koleksi baik tercetak maupun non tercetak, promosi perpustakaan, evaluasi sistem temu kembali informasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013. Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran Jakarta: Grafindo Pers, 1987. Arif Budiwijaya. Pembinaan Koleksi Perpustakaan: dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta: UGM, 1979. Badollahi Mustafa. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996. Bambang Supomo dan Nur Indriantoro. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2004. Benny A Pribadi. Media Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. Burhan Bungin. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008. Cheppy Riyana. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: PT. P3AI UPI, 2007. Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya sangat penting dalam mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, 2013. Edi Supriyadi. SPSS + Amos. Jakarta: In Media, 2014. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Evans, G. Edward. Developing Library Collection. Colorado: Libraries Unlimited, 1979. Hasibuan, J.J dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985. Imam Ghozali. Aplikasi Multivariate Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro, 2009. Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi, 2013. Jamal Ma’mur Asmani. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press, 2011. Jonathan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2006.
128
129
Jonathan Sarwono dan Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. K, Soekarman [et.all]. Standar Perpustakaan Khusus. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002. Made Mena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. M. Chabib Thoha. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Munir. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999. Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2007. Purwanto dkk. 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Depdiknas, 2009. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula Bandung: Alfabeta, 2005. Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2013. Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Jakarta: Kanisius, 1992. Stanislaus S. Uyanto. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. Sudiyono. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan Khusus. Jakarta: PNRI, 2000.
130
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993. Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto, 2006. ---------------- Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. ---------------- Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006. Tony Wijaya. Praktis dan Simple Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012. Yuliandi Kusuma. Beken dengan Tv Online. Jakarta: Grasindo, 2009. Yuyu Yulia dkk. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Jurnal dan Majalah Gusnimar dan Delman, “Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik Pertanian Universitas Andalas Payukumbuh”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 135. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24657&val=1516 NST, Bakhtaruddin dan Afri Yanti. “Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumenatsi Kota Padang”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012). h. 126. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24656&val=1516 Simanjuntak, Melling. “Dana yang Terbitan dan Kebijaksanaan Pengembangan Koleksi: sebagai Pedoman Seleksi Bahan-Bahan Pustaka”. Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol. IV, No. 4 (Oktober-Desember 1983). h. 174. Siti Maryam. “Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Al-Maktabah, 1,2 (Oktober 1999). h.3-4. Syahwani Umar dan Rini Susilowati. “Pengembangan Multimedia Interaktif guna Pemerolehan Belajar Konsep Perilaku Menyimpang Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X SMAN 1 Sungai Raya Kepulauan”. Jurnal Teknodik, Vol. XVI No. 21 Juni 2012, h. 133.
131
Skripsi Anang Nugroho. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”. Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. Diakses pada 17 September 2015 dari http://eprints.uny.ac.id261591Anang%20N%2010504244019.pdf Indra Aditya. “Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai Sumber Belajar bagi Siswa Kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan Gedung di SMK Negeri 2 Surakarta (pada mata pelajaran praktek batu)”. Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Diakses pada 18 Februari 2015 dari http://eprints.uns.ac.id/5550/1/207351812201102101.pdf Diah Titik Kusuma Ningrum. “Pelayanan Iinformasi pada Perpustakaan Badan Kepegawaian Negara (BKN)”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Diakses pada 18 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/494/1/103206DIAH%20TITIEK%20KUSUMA%20NINGRUM-FAH.PDF Dwi Julyanti. “Kepuasan Pemakai terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan Badan LITBANGKES”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Fiskha Ayuningrum. “Pengembangan Media Video Pembelajaran untuk Siswa Kelas X pada Kompetensi Mengolah Soup Kontinental di SMKN 2 Godean”. Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Diakses pada 05 April 2015 dari http://eprints.uny.ac.id67961skripsi.pdf Fitria Ningtias Rahmawati. “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Diakses pada 20 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream12345678931071FITRIA%20NI NGTIAS%20RAHMAWATI-FITK.pdf Kurniati. “Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi Pusat Sumber Belajar KB-TK Islam 17 Al-Azhar Bintaro”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah, 2014. Diakses pada 10 Februari 2015 dari http://tulis.uinjkt.ac.idfilefile=digital119002-KURNIATI-FAH.pdf Lana Islamiyah Genderang. “Pengembangan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas Indonesia”. Skripsi S1 fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011. Diakses pada 20 September 2015 dari http://lib.ui.ac.idfilefile=digital20135703-S29-Pengembangan%20koleksi.pdf Nasrullah. “Kepuasan Siswa terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan SMA Labschool Kebayoran”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
132
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/855/1/95018NASRULLAH-FAH.pdf Nasruddin Mansyur. “Pemanfaatan Koleksi Audio visual (DVD) di Perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012. Diakses pada 22 Februari 2015 http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20302627-S1966Nasruddin%20Mansyur.pdf Sirojul Munir. “Pengembangan Koleksi pada Perpustakaan SMP Islam Al- Syukro”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Diakses pada 19 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream1234567891921191773SIROJUL%20MUNIR-FAH.pdf Yusril
Aqil Anoraga. “Perbandingan Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Seni Musik menggunakan Media Sibelius 6 di SMPN 1 Wates”. Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014. Diakses pada 18 September 2015 dari http://eprints.uny.ac.id169001Yusril%20Aqil%20Anoraga%2010208244062. pdf
Artikel Arif Surachman. “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”. Artikel diakses pada 14 November 2014 dari http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf Ajick. “Analisis Koleksi Perpustakaan : seleksi, penyiangan dan evaluasi”. Artikel diakses pada 12 Mei 2015 dari http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=218 Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). “Peran Pustakawan dalam Promosi Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca”. Artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari http://gpmb.pnri.go.id/index.php?module=artikel_kepustakaan&id=3 Konsistensi. “Uji Analisis Korelasi dengan Program SPSS”. Artikel diakses pada 8 September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisiskorelasi-dengan-program.html Konsistensi. “Uji Multikoloniritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF”. Artikel diakses pada 9 september 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/07/ujimultikonieritas-dengan-melihat.html Pustekkom Kemendikbud. ”Televisi Edukasi”. Artikel diakses pada 22 Februari dari http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/2012/08/televisi-edukasi.html
133
Teguh Yudi Cahyono. “Prosedur Pengembangan Koleksi Perpustakaan”. Artikel diakses pada 19 September 2015 dari http://library.um.ac.idimagesstoriespustakawanpdfteguhprosedur%20koleksi. pdf
Lain-lain Undang-undang RI No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSTTAS ISLAM NEGERI (UTN) SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA Jl. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 lndonesia
Telp
: (62-21 ) 7
.lakarta. l0 lr4aret 201 5
Nonror : UN.0 I lF2lPP.0A9.2l 6y r DAI 5 Lamp. : Tugas Menjadi Pembimbing
Hal
443329. Fax.7 492907
:
Kcpada Yth. Bpki IbuiSdr. di J akarta.
: Ade Abdul I{ali, N{.Hurn
Assalarnu'alaikunt Wr. Wb.
De'nqan horntat karni beritahuk.an balril'a Bpk/lbu/Sdr. clinrolrorr rren-jacli pernbinrbing skripsi, atas nalna:
SaLrdara/i :
NII-A ADIYATI
NlNl : 1111025100079 Jur./Fak. : Ilntu Perpustakaan / [-'akult.is Adab cli.lt Ilurnatii;r'u Senrester :
E.nrail No. []P. Judul
VIII (delapan) :
[email protected] : 0899-86-5-5 -225 I 0857- 1712-3021
:
"Pernanfaatan Video Penrbelajaran sebagai I'enunjang Kegiatan Belajar N{engajar bagi Guru SDN Kecamatnn Ciputat Tirnur di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud" dalarrr rangl
Atas
kesed
iaan
BapaldlbLr/Sdr. Lrntuk nrelaksanakan tugris tersehut karn i
men.vampaikan penghargaan dan terima kasih. Wassalarn A,n. D
idang Akademik ,.1.,,..yi(t' ', .,-a'/-
-- LJ< l, '+i
I'i, *
/r:
i',i t,:)
a
9 19
ad Farkhan, M.Pcl. 200003 I ()02 ?
Catatan:
l.
2.
I)etnbinrbing nrenriliki \\,e\\ienang nrenrperbaiki reciaksi.j uclul dan otrtlitti: judul skripsi harap diberitalrLrkan oleh mahasiswa kr.l urLrsrin
PerLrbaitan
Kepada Yth
J
akarta, 23 September 20 1 5
Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama
ini saya
Nama Pembimbing
: Ade
Abdul Hak, M.Hum
Nama Mahasiswa Bimbingan : Nita Adiyati
NIM
:1111025100079
dengan ini memberitahukan tentang perubahan
Judul Awal
judul skripsi mahasiswa bersangkutan.
: Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran sebagai Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Judui baru
:
Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
di
Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur
Demikian pemberitahuan ini saya sampaikan. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Wassalam, Dosen Pembimbing Skripsi
'.m
ffi" ':4" _--*t f*-_"*a nww, | I<---j;e.-etrffi E
) I
I
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGtrRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat r54rz Indonesia
Telp. : (62-zr) 74q3329.
Nomor : Un.0l/FZlPP.0t.3l 2-299 l2}t5 Lampiran :' I (satu) eksemplar skripsi Hal : Penguji Skripsi
Jakarta, 18 September 2015
Kepada Yth. Bpk/lbu/Sdr.:
1. Lilik Istiqoriyah, M.Hum (penguji I) 2. Nuryudi, MLIS (Penguji II) 3. Ade Abdul Hak, M.Hum (pembimbing)
di
Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan hormat kami beritahukan bahwa Bapak/Ibu/Sdr., dimohon kesediaannya menjadi Penguji Skripsi atas nama: Saudara/i
Nita Adiyati
NIM.
r r r 1025100079
Fak./Jur. Adab dan Humaniora / Ilmu Perpustakaan Judul Skripsi "Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran sebagai Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputai Timur di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud,'
Ujian skripsi tersebut akan dilaksanakan pada:
: Rabu / 23 September 2015 Waktu : 09.30 s.d 10.30 Tempat : Ruang Mun4qasah Lt 7 FAH UIN Hari/Tanggal
Atas kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i untuk
melaksanakan tuges tersebut, kami
menyampaikan penghargaan dan terima kasih.
Wassalam
idang Akademik
KEMENTERIAN AGAMA UNTYERSITAS ISLAM NE GERI(IIII9 SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA F'AKULTAS ADAB DAN HUMAIYTORA
* r*m. *ngiltr
T
Jl. lr. H. Juanda No.95,
15412, Jakarta, lndonesia
Nomor : Un.0LlF2/Pp.OO.9/ Lamp. : : lzin Penelitian
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
glt lzl];s
Jakarta, 30 Juli 2015
Hal
Kepada Yth.
Kepala Perpustakaan pustekkom Jl. R.E Martadinata
Ciputat
-
Tangerang Selatan
Assal a m u'al ai kum Wr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa Nama
NIM Fakultas
Program Studi Semester Tahun Akademik Alainat
No. Handphone
:
NITA ADIYATI
L1LLO25LO0079 Adab dan Humaniora llmu Perpustakaan : Vlll (Delapan) 2Ot4 / 20ts Kp. Pasir Binong, RT/RW. OIA/OAS Desa. Kendayakan, Kec. Kragilan Serang - Banten 089986552 25 I 0857 L7 L23A27
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syar,if Hidayatullah Program studi llmu perpu.stakaa_!, ygng seaang ,nervrirL'ergposai'rkrip;i Jakarta "Pemanfaatan Lavanan'video pemueiaiara;'s.b;#i-ienunlang Kegiatanberjudul Berajar Mengajar B.agi Girru sMP Ain nriii- Kecamatan eiputat Timur Di perpustakaan Pustekkom Kemendikbud". Demi kelanc.aran proses penulisan tersebut kami mohon Bapak/tbu dapat memberi izin metJtutan penJritiJ; ai'i;;6;;; y*;"aapak/rbu prmptn. Demikian atas bantuan dan kerjasama Bapakllbu, kami ucapkan terima kasih.
Wassoldmu'alaikum Wr. Wb. Dekan,
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag 1e6e041.s 1ee703 Loal 2
{,0.
KEMENTERIAN AGAMA UM\TERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA FAKIILTAS ADAB DAIY HUMANIORA Jl. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, lndonesia
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
Nomor : Un.0LlF2lPP.0O.9/ 106? lZOLl Lamp. : : lzin Permintaan Data
Jakarta, 30 Juli 2015
Hal
Kepada Yth. Sub. Bagian Pendidikan Madrasah/pendis Kementerian Agama Rl Kota Tangerang Setatan Jl. Cendekia BSD Sektor Xl Kota Tangerang Selatan Assol a m u'al aikumWr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa Nama NIM Fakultas Program Studi Semester TahunAkadeniik Alamat
No. Handphone
:
NITA ADIYATI
111102s100079 Adab dan Humaniora llmu Perpustakaan Vlll (Delapan) 2Ot4 / zOLs Kp. Pasir Binong, RT/RW. Ot4/OOs Desa. Kendayakan, Kec. Kragilan Serang - Banten 0899865 52 2s / 08s7 t7 t23O2L
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Plogram- Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal-skripsi berjudul "Pemanfaatan. Layanan' Video eembelajaran -Sebagii Penunjing Kegia'tan arllalar Mengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kbcamatan Ciputat Timui Di Perpustaka'an Pustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kaini mohon kesediaan Bapak/lbu untuk menerima dan merhbantu kepada mahasiswa tersebut. Dernikian atas bantuan dan kerjasama Bapak/lbu, kami ucapkan terinrakasih. Wassa
Io
m u' a I ai ku mWr. Wb.
% Dekan,
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag 1es703 t004
v.te6e041s
q
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(IIIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA Jl. lr. H. Juanda No. 95,
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
15412, Jakarta, lndonesia
Nomor : Un.oLlF2lPP.00.9/ tl?b 120L5 Lamp. : Hal : lzin permintaan Data
Jakarta, 30 Juli 2015
Kepada Yth. Sub. Bagian PTK Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Jl. Buana Kencana Loka SektorXll BSD Serpong Kota Tangerang Selatan
Assalomu'olaikum Wr. Wb. Dengan hormat kamisampaikan bahwa Nama NIM Fakultas Program Studi Semester Tahun Akademik
Alamat
No. Handphone
:
NITA ADIYATI
1111025100079 Adab dan Humaniora llmu Perpustakaan Vlll (Delapan)
/
20Ls Kp. Pasir Binong, RT/RW. 0L4l0O5 Desa. Kendayakan, Kec. Kragilan Serang - Banten 089985s 52 25 I A857 17 t23A2L 2OL4
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal skripsi berjudul "Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Sebagai Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur Di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kami mohon kesediaan Bapak/lbu untuk menerima dan membantu kepada mahasiswa tersebut. Demikian atas bantuan dan kerjasama Bapak/lbu, kami ucapkan terimakasih. W asso lo m u' al di ku
mWr, Wb. Dekan,
Prof. Dr.6ukron Kamil, M.Ag 1e5e041s rse703 1 004
{ro.
r tt*,
%IilT
tr
KEMENTERIAN AGAMA TTNTVERSITAS ISLAM NEGERI(rrrig SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA FAI(ULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412,
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
lakarta, lndonesia
Nomor : Un.otlF2/PP.00.9/ I g 62/2ots Lamp. : : lzin Sebar Kuesioner
Jakarta, 30 Juli 2015
Hal
Kepada Yth.
Bapak/lbu Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur
Tangerang Selatan
Assalomu'oloikum Wr. Wb. Dengan hormat kamisampaikan bahwa Nama NIM Fakultas Program Studi
NITA ADIYATI
1111025100079 Adab dan Humaniora llmu Perpustakaan lX (Sembilan)
Semester Tahun Akademik
Alamat
No. Handphone
:
I
aOLs Kp. Pasir Binong, RT/RW. OL4|OO5 Desa. Kendayakan, Kec. Kragilan Serang - Banten 08998655 2 25 / O8s7 t7 L23O2! 2OL4
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal skripsi berjudul "Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Sebagai Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur Di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kami mohon Bapak/lbu dapat memberi izin melakukan penelitian di lembaga yang Bapak/lbu
pimpin.
Demikian atas bantuan cjan kerjasama Bapak/lbu, kami ur:aprkan terirna kasih. Wassala m u'olai ku m Wr. Wb. Dekan,
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag 1969041s L99703 L O04 $rP.
T
U
141
Ciputat, Agustus 2015
Hal
: Kuesioner
Lamp :
Kepada YTH. Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan
Dengan Hormat Dalam rangka penyusunan tugas akhir berupa penulisan skripsi yang diisyaratkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP), maka dengan ini saya memohon bantuan kepada Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner. Adapun skripsi saya berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur”. Hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner ini tidak disajikan pihak luar. Peran serta, kejujuran, objektifitas Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur, dalam pengisian kuesioner akan sangat berguna terhadap hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Atas kesediaan bantuan Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Nita Adiyati NIM : 1111025100079
142
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARAN DI PERPUSTAKAAN PUSTEKKOM KEMENDIKBUD TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs KECAMATAN CIPUTAT TIMUR A. Identitas Responden 1. No responden
:
2. Nama
:
3. Sekolah
:
4. Guru bidang studi
:
5. Jenis kelamin
:
B. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan seksama. 2. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan Bapak/Ibu Guru dengan cara memberi tanda tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah tersedia yaitu a, b, c, dan d. 3. Semua pernyataan adalah benar, dijamin kerahasiaannya dan tidak mempengaruhi penilaian prestasi kerja di tempat kerja Anda. 4. Mohon diisi dengan sebenar-benarnya demi diperoleh data penelitian yang objektif. 5. Keterangan : Sangat Setuju
= (SS)
Setuju
= (S)
Tidak Setuju
= (TS
Sangat Tidak Setuju = (STS)
143
C. Pertanyaan a) Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran 1. Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah baik dalam melakukan promosi atau sosialisasi video pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas pembelajaran di setiap sekolah. Misalnya lewat internet, televisi, dan pembentukan beberapa sekolah binaan di setiap provinsi. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
2. Video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi kebutuhan pemakai terutama guru sebagai sumber informasi pembelajaran. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
3. Ketersediaan
koleksi
video
pembelajaran
di
Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
4. Materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
5. Rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas, dan bebas gangguan. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
6. Peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
144
7. Mengakses atau mendownload video pembelajaran pada website TVE Depdiknas sangat mudah dan cepat. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
8. Pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis Televisi Edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
b) Variabel Kegiatan Belajar Mengajar 9. Video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
10. Video
pembelajaran
pada
TVE
dapat
memperjelas
dan
mempermudah pesan atau materi yang rumit. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
11. Video
pembelajaran
pada
TVE
dapat
dijadikan
metode
pembelajaran yang inovatif. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12. Video pembelajaran yang diberikan TVE dan perpustakaan pustekkom kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
13. Pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu dalam persiapan pengajaran atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
145
14. Video pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
15. Video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, dan interaktif. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
Silahkan tulis kritik dan saran Anda terhadap pemanfaatan layanan video
pembelajaran
(TVE)
pada
perpustakaan
Pustekkom
Kemendikbud. ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ .......................................................................................................
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Correlations
Pearson Correlation Pernyataan 1
Pernyataan 2
Pernyataan 3
Pernyataan 4
Pernyataan 5
Pernyataan 6
Pernyataan 7
Pernyataan 8
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
PLVP 1
PLVP 2
PLVP 3
PLVP 4
PLVP 5
PLVP 6
PLVP 7
PLVP 8
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
1
.559**
.359**
.280*
.293*
.468**
.249*
-.300**
.669**
.000 76 1
.001 76 .370** .001 76 1
.014 76 .336** .003 76 .250* .030 76 1
.010 76 .363** .001 76 .365** .001 76 .587** .000 76 1
.000 76 .390** .001 76 .340** .003 76 .356** .002 76 .459** .000 76 1
.030 76 .228* .047 76 .195 .092 76 .057 .624 76 .049 .677 76 .238* .038 76 1
.008 76 -.175 .131 76 -.076 .515 76 .103 .376 76 -.071 .542 76 .029 .804 76 -.239* .038 76 1 76 .094
.000 76 .687** .000 76 .602** .000 76 .648** .000 76 .628** .000 76 .722** .000 76 .420** .000 76 .094 .419 76 1
.419 76
76
76 .559** .000 76 .359** .001 76 .280* .014 76 .293* .010 76 .468** .000 76 .249* .030 76 -.300** .008 76 .669**
Sig. (2-tailed) .000 N 76 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
76 .370** .001 76 .336** .003 76 .363** .001 76 .390** .001 76 .228* .047 76 -.175 .131 76 .687** .000 76
76 .250* .030 76 .365** .001 76 .340** .003 76 .195 .092 76 -.076 .515 76 .602** .000 76
76 .587** .000 76 .356** .002 76 .057 .624 76 .103 .376 76 .648** .000 76
76 .459** .000 76 .049 .677 76 -.071 .542 76 .628** .000 76
76 .238* .038 76 .029 .804 76 .722**
76 -.239* .038 76 .420**
.000 76
.000 76
146
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Variabel Kegiatan Belajar Mengajar Correlations
Pearson Correlation Pernyataan 9
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pernyataan 10
Pernyataan 11
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pernyataan 12
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pernyataan 13
Pernyataan 14
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pernyataan 15
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Kegiatan Belajar Mengajar
Sig. (2-tailed) N
KBM 1
KBM 2
KBM 3
KBM 4
KBM 5
KBM 6
KBM 7
Kegiatan Belajar Mengajar
1
.618**
.726**
.753**
.736**
.401**
.318**
.838**
76 .618**
.000 76 1
.000 76 .615**
.000 76 .635**
.000 76 .681**
.000 76 .325**
.005 76 .312**
.000 76 .770**
.000 76 .726**
76 .615**
.000 76 1
.000 76 .682**
.000 76 .653**
.004 76 .445**
.006 76 .438**
.000 76 .826**
.000 76 .753**
.000 76 .635**
76 .682**
.000 76 1
.000 76 .915**
.000 76 .511**
.000 76 .430**
.000 76 .909**
.000 76 .736**
.000 76 .681**
.000 76 .653**
76 .915**
.000 76 1
.000 76 .436**
.000 76 .365**
.000 76 .888**
.000 76 .401**
.000 76 .325**
.000 76 .445**
.000 76 .511**
76 .436**
.000 76 1
.001 76 .721**
.000 76 .663**
.000 76 .318**
.004 76 .312**
.000 76 .438**
.000 76 .430**
.000 76 .365**
76 .721**
.000 76 1
.000 76 .614**
.005 76 .838**
.006 76 .770**
.000 76 .826**
.000 76 .909**
.001 76 .888**
.000 76 .663**
76 .614**
.000 76 1
.000 76
.000 76
.000 76
.000 76
.000 76
.000 76
.000 76
76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
147
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PLVP 1
76
1.00
4.00
2.9605
.87087
PLVP 2 PLVP 3
76 76
2.00 2.00
4.00 4.00
3.0658 2.5263
.71806 .62126
PLVP 4
76
2.00
4.00
2.6447
.70624
PLVP 5 PLVP 6
76 76
2.00 2.00
4.00 4.00
2.7237 2.8947
.53163 .64455
PLVP 7
76
1.00
4.00
2.6447
.79505
PLVP 8
76 76
1.00
4.00
3.0263
.86369
Valid N (listwise)
Lampiran 12 Hasil Uji statistik Deskriptif Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
N KBM 1 KBM 2 KBM 3 KBM 4 KBM 5 KBM 6 KBM 7 Valid N (listwise)
76 76 76 76 76 76 76 76
Descriptive Statistics Minimum Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mean
Std. Deviation
2.9474 2.8289 2.9474 3.0395 2.9737 3.2237 3.0789
.65105 .64059 .58640 .73830 .69231 .50593 .53574
148
Lampiran 13 Hasil Uji statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
76
2.00
3.88
2.8109
.39024
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Valid N (listwise)
76
Lampiran 14 Hasil Uji statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Kegiatan Belajar Mengajar Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
76
2.00
4.00
3.0056
.49621
Kegiatan Belajar Mengajar
Valid N (listwise)
76
149
Lampiran 15 Tabel r untuk df = 60-75
60
0,1 0.2108
Tingkat Signifikansi untuk Uji satu arah 0,025 0,01 0,005 Tingkat Signifikansi untuk Uji dua arah 0,05 0,02 0,01 0.2500 0.2948 0.3248
61
0,2091
0,2480
0,2925
0,3223
0,4048
62
0.2075
0.2461
0.2902
0.3198
0.4018
63
0.2058
0.2441
0.2880
0.3173
0.3988
64
0,2042
0,2423
0,2858
0,3150
0,3959
65
0,2027
0,2404
0,2837
0,3126
0,3931
66
0,2012
0,2387
0,2816
0,3104
0,3903
67
0,1997
0,2369
0,2796
0.3081
0,3876
68
0,1982
0,2352
0,2776
0,3060
0,3850
69
0,1968
0,2335
0,2756
0,3038
0,3823
70
0,1954
0,2319
0,2737
0,3017
0,3798
71
0,1940
0,2303
0,2718
0,2997
0,3773
72
0,1927
0,2287
0,2700
0,2977
0,3748
73
0,1914
0,2272
0,2682
0,2957
0,3724
74
0,1901
0,2257
0,2664
0,2938
0,3701
75
0,1888
0,2242
0,2647
0,2919
0,3678
df = (N-2)
0,05
0,0005 0,0001 0.4079
150
TENTANG PENULIS
Nita Adiyati, lahir di Serang, pada 30 Januari 1993. Putri pertama dari Bapak Samudi dan Ibu Muti’ah. Bertempat tinggal di Kp. Pasir Binong Rt/Rw. 014/005 Kragilan, Serang-Banten. Mengenyam pendidikan di SDN Dukuh 2 (1999-2005), SMPN 1 Kragilan (20052008),
MAN
Kragilan
(2008-2011),
kemudian
melanjutkan pendidikan S1 mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2015). Selain study, penulis memiliki hobi menulis artikel, adapun artikel yang pernah dimuat di ROL (Republika Online) dengan berjudul “Bangganya Menjadi Mahasiswa UIN Jakarta”, dan artikel berjudul “Strategi Pustakawan dalam Menghadapi MEA 2015” yang pernah dijuarai di Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Penulis menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur”. Selama kuliah, penulis aktif mengikuti organisasi di luar kampus yaitu HMB (Himpunan Mahasiswa Banten), FORMABI (Forum Mahasiswa Bidikmisi) dan Mahasantri Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.