BIMBINGAN TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH STUDI KASUS TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN DIKLAT DAN BIMTEK PERPUSTAKAAN OLEH BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI BANTEN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh: DERRY HERDIANA WIGUNA 1111025100057
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK
Derry Herdiana Wiguna (NIM. 1111025100057). Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten. Di bawah bimbingan Mukmin Suprayogi, M.Si., Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan, hasil dan kendala dari penyelenggaraan Bimbingan Teknis. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan prosedur pemilihan informan secara purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 12 orang. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta bimbingan teknis perpustakaan SMA adalah semua SMA dari 8 kabupaten/kota di Provinsi Banten baik itu negeri maupun swasta di bawah naungan Kementrian Pendidikan Nasional ataupun Kementrian Agama, biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis berasal dari APBD Provinsi Banten, serta materi yang diberikan adalah tentang pengelolaan perpustakaan sekolah. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penyelenggaraaan bimbingan teknis dimulai dari penyusunan agenda, koordinasi dengan peserta dan pemberian materi. Pada aspek hasil penyelenggaraan bimbingan teknis, ada ketidakpuasan para peserta bimtek terhadap penyelenggaraan bimtek. Dan yang terakhir kendala yang ditemukan merupakan kendala serius yaitu peserta yang tidak tepat sasaran dan bolos selama pembelajaran berlangsung.
Kata Kunci : Bimbingan Teknis, Pendidikan dan Latihan, Pembinaan Perpustakaan, Pengelolaan Perpustakaan, Perpustakaan Sekolah, Pustakawan Sekolah, BPAD Provinsi Banten
i
ABSTRACT
Derry Herdiana Wiguna (NIM.1111025100057). School Library Management Technical Guidance A Case Study on the Implementation of Service of Education and Training (DIKLAT) and Technical Guidance (BIMTEK) of Library by the Regional Library and Archives Agency of the Province of Banten). Under the guidance of Mukmin Suprayogi, M.Si., the Study Program of Library Science of the Faculty of Culture and Humanities of the State Islamic University of Syarif Hidayatullah - Jakarta. 2015. The aims of this study are: To find out the implementation of Technical Guidance, to find out the results of the implementation of Technical Guidance, and to find out the constraints of the implementation of Technical Guidance. This type of research is a descriptive research, using a qualitative approach. This research uses the informant selection procedure by purposive sampling with the number of informants as many as 12 people. The techniques used for data collection are observation, interviews and documentation, while for the data analysis, the techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion drawing.The results of the research show that the participants of the technical guidance of the Senior High School (SMA) Library are all the Senior High Schools (SMA) from 8 (eight) regencies/cities in the Province of Banten, both the states and the privates under the auspices of the Ministry of Education and the Ministry of Religion, the cost used in the implementation of technical guidance comes from the Regional Government Budget (APBD) of the Province of Banten, and the material provided is about the school library management. The conclusions obtained from this research are as follows: The implementation of the technical guidance starting from the preparation of activities, coordination with the participants and the provision of materials. In the aspect of the results of the technical guidance implementation, there is dissatisfaction with the participants for the implementation of technical guidance. And the last, serious obstacles exist when the implementation of the technical guidance take place such as participants are invited not well targeted and participants truanting during the learning.
Keywords: Technical Guidance, Education and Training, Library Building, Library Management, School Library, School Librarian, Regional Library and Archives Agency (BPAD) of the Province of Banten.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam, serta memberikan hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat-sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan, sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora periode 2014-2015. 3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
iii
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpusatakaan dan Informasi serta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan yang membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Siti Maryam, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas perhatian dan dukungan semangat yang diberikan sejak awal kuliah hingga penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Tri Djumargio, M.Si., Kepala Bidang Penegakan Perundangundangan SATPOL-PP Provinsi Banten yang telah memberikan inspirasi kepada penulis dan juga telah memberikan waktunya untuk dijadikan informan. 7. Bapak Abdul Madjid, M.Si., selaku Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan Badan Perpustakaan Dan Arsip (BPAD) Provinsi Banten yang telah memberikan waktu dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Bapak Drs. Iman Sukwana, Bapak Yulian Andri Nugraha, Bapak Ashabul Kahfi, S.IP, dan Bapak Indra Hermayadi, S.Sos, selaku pustakawan fungsional Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten yang telah memberikan waktunya untuk menjadi informan dalam meyelesaikan skripsi ini.
iv
9. Bapak Drs. Umar Hadi dan Bapak Drs. Yoyo Yahyono selaku Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah memberikan waktu dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Ibu Dra. Norma Purba, Ibu R. Endang Zubaidah, Ibu Dewi Puspitasari, Bapak Lesdi Suryadi Said, S.IP dan Ibu Syukriyah, S.Ag., yang telah meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam meyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Semoga ilmu yang yang telah diberikan dapat bermanfaat. 12. Kedua orangtua, Ayahanda Rasyidi S.Pd dan Ibunda Ai Hartati S.Pd. Terima kasih bapak dan mamah yang telah mendidik, membimbing, memberikan bantuan moril dan materil serta melimpahkan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. Kemudian kakak penulis tercinta Ita Rasyita Sari, adik tercinta Eliza Oktaviani Putri, dan kakak ipar penulis Yudi Ardiansyah serta kedua keponakan penulis yaitu Nadyla Shakira Ardiansyah dan Devan Al-Hafidz Ardiansyah yang memberikan do’a dan semangat tambahan bagi penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat kosan, Mohammad Aris Munandar, Aam Abdussalam, Muhammad Muflih Hidayat dan Mohammad Ardiansyah SN yang telah memberikan support dan keceriaan dikala penulis mengahadapi kesulitan dalam penulisan skripsi ini . v
14. Sahabat-sahabat penulis, Muhammad Adam, Muhammad Fahmi Rizal, Hasbi Fikri, Hanifudin Ibrahim, Muhammad Yukha Mulyawan dan Ilham Kamil yang telah memberikan nasihat dan motivasinya baik akademis maupun non akademis. 15. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2011, khususnya kelas IPI C 2011, Muthia Fariza, Annisa Nurulita, Jundiah, Anggraeny Pramesti, Puti Asmarani, Imroatus Sholihah, Marini Badzlina, Donna Sitta Ariyanti, Diah Safitri, Nurfitria Dewi, Cycy Haryati, Grecy Astari, Farhah, Nita Adiyati, Arik Suprapti, Robiatul Hasanah, Muhammad Adam, Hanifudin Ibrahim, Muhammad Fahmi Rizal, Hasbi Fikri, Muhammad Yukha Mulyawan, dan Ilham Kamil. Terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini, semoga persahabatan kita terus terjalin selamanya. 16. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kapten 2014 yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih butuh penyempurnaan di beberapa bagian, baik dari segi isi maupun susunannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis terima untuk menyempurnakan skripsi ini.
vi
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat mengenai bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA. Selamat Membaca.
Ciputat, Juni 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................
7
D. Definisi Istilah ....................................................................................
8
E. Sistematika Penulisan ..........................................................................
9
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ........................................................................... 11 1. Pengertian Perpustakaan Umum ................................................... 11 2. Jenis-jenis Perpustakaan Umum ................................................... 13 3. Tujuan Perpustakaan Umum ......................................................... 14 4. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum ......................................... 16 5. Pembinaan Perpustakaan ................................................................ 16 a. Pengertian Pembinaan Perpustakaan... .................................... 16 b. Tanggung Jawab Pembinaan Perpustakaan ............................ 18 c. Aspek-Aspek Pembinaan Perpustakaan .................................. 20 vii
viii
d. Jenis-Jenis Pembinaan Perpustakaan ...................................... 24 B. Perpustakaan Sekolah .......................................................................... 26 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ................................................. 26 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ....................................................... 27 3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ...................................... 28 4. Manajemen Perpustakaan Sekolah ................................................. 32 C. Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Atas ................................... 36 1. Layanan Teknis .............................................................................. 36 2. Layanan Pembaca ........................................................................... 40 D. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 45 1. Jenis Penelitian .............................................................................. 45 2. Pendekatan Penelitian ................................................................... 45 B. Sumber Data
.................................................................................... 46
1. Data Primer ................................................................................... 46 2. Data Sekunder ............................................................................... 46 C. Karakteristik Informan dan Langkah-Langkah Penentuannya ............ 47 1. Karakteristik Informan .................................................................... 47 2. Teknik Pengambilan Informan ........................................................ 48 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 49 E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 50 F. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 51 viii
ix
1. Tempat Penelitian ............................................................................ 51 2. Waktu Penelitian ............................................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian ........................................................................ 54 1. Sejarah Berdirinya BPAD Provinsi Banten .................................. 54 2. Lokasi
..... ............................................................................... 55
3. Dasar-Dasar Hukum ....................................................................... 55 4. Visi dan Misi BPAD Provinsi Banten ........................................... 56 5. Tugas dan Fungsi .......................................................................... 58 6. Koleksi
.................................................................................... 58
7. Personalia .................................................................................... 59 8. Struktur Organisasi ....................................................................... 61 9. Pemustaka .................................................................................... 62 10. Fasilitas
.................................................................................... 62
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 66 1. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis ............................................. 66 a. Alasan Bimbingan Teknis ....................................................... 66 b. Tempat Bimbingan Teknis ...................................................... 67 c. Waktu Bimbingan Teknis ......................................................... 69 d. Biaya Bimbingan Teknis .......................................................... 71 e. Koordinasi antara BPAD Provinsi Banten dengan Peserta Bimbingan Teknis .................................................................... 72 f. Peserta Bimbingan Teknis ........................................................ 74 ix
x
g. Fasilitas Bagi Peserta Bimbingan Teknis ................................. 75 h. Pemateri .................................................................................... 77 i. Materi .................................................................................... 79 2. Hasil Penyelenggaraan Bimbingan Teknis .................................... 82 3. Kendala Penyelenggaraan Bimbingan Teknis ............................... 84 C. Pembahasan
.................................................................................... 86
1. Peserta Bimbingan Teknis ............................................................ 88 2. Biaya Bimbingan Teknis ............................................................... 89 3. Materi Bimbingan Teknis ............................................................. 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
.................................................................................... 95
B. Saran
.................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 53
2.
Tabel 2 Daftar Koleksi BPAD Provinsi Banten Tahun 2014 ....................... 59
3.
Tabel 3 Daftar Pemustaka BPAD Provinsi Banten Tahun 2014 .................. 62
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perpustakaan Nasional RI adalah suatu jenis perpustakaan yang secara khusus didirikan oleh pemerintah negara demi menyimpan informasi negara tersebut. Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu lembaga pemerintah non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 50 Tahun 1997 Pasal 2 disebutkan bahwasannya Perpustakaan Nasional mempunyai tugas pokok membantu Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan, pembinaan, dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga Pemerintah maupun swasta. Namun sejak tahun 2000, dibentuk melalui Undang-undang nomor 23 tahun 2000, Banten resmi menjadi sebuah provinsi ke-30 di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).1 Pembentukan Provinsi Banten berdasarkan UU tersebut, menjadikan Provinsi Banten sebagai salah satu daerah otonomi diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan di daerah secara mandiri. Munculnya UU tentang otonomi daerah tersebut mengakibatkan pengalihan tanggung jawab akan pembinaan dan pengembangan perpustakaan-perpustakaan di daerah 1
“Terbentuknya Provinsi Banten,” Artikel diakses pada tanggal 27 Juni 2014 dari http://bantenprov.go.id/read/terbentuknya-provins
1
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 8 huruf (a), yang menjelaskan salah satu tugas pemerintah daerah adalah menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah.2 Pasal tersebut menegaskan bahwasannya tanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pengembangan pengembangan perpustakaan di daerah kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sebagai respon dari Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, untuk bidang perpustakaan, Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2008 memutuskan dan menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten, Kantor Perpustakaan Daerah dan Bidang Kearsipan pada
pada Kantor
Pengelolaan Data Elektronik dan Arsip Daerah (KPDE dan ARDA) digabung menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten. Ditetapkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten tersebut, kemudian juga melahirkan peraturan-peraturan yang lain, yaitu: Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. Berpijak dari kebijakan daerah tersebut, kedudukan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten adalah 2
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
2
merupakan unsur pelaksana bidang Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.3 Salah satu tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten tahun 2012-2017 berdasarkan rumusan misi adalah meningkatkan pembinaan SDM pengelola perpustakaan. untuk mencapai misinya tersebut, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten mempunyai beberapa kegiatan layanan perpustakaan, salah satunya yaitu Layanan Diklat dan Bimtek Perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang dibina oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BPAD Provinsi Banten adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Tujuan khusus perpustakaan sekolah ialah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung.4 Selain itu perpustakaan sekolah harus memberikan bekal kepada
siswa
berupa
keterampilan
belajar
sepanjang
hidup,
mengembangkan imajinasi mereka sehingga memungkinkan mereka hidup
3
BPAD Provinsi Banten, Sejarah Singkat Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten, Informasi diakses pada tanggal 03 Oktober 2013 dari http://bpadbanten.net/bpad1.html#.Uk6-_MoxiZQ 4 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), cet. Ke-2, h. 50-51.
3
sebagai warga negara yang bertanggung jawab. 5 Oleh Karena itu, perpustakaan sekolah hendaknya dikelola dengan baik dan profesional agar terciptanya kenyamanan bagi para siswa. Agar terciptanya kenyamanan tersebut, aspek yang mesti diperhatikan adalah layanannya. Layanan merupakan semua jenis kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan hubungan baik secara langsung kepada murid dan guru, maka koleksi harus cukup variasinya sehingga dapat menjawab semua pertanyaan dari pemakai jasa perpustakaan.6 Perpustakaan sekolah melaksanakan tugas kegiatannya mencakup pada dua jenis layanan: a. Layanan Teknis: mencakup pengadaan, pengolahan, (pembuatan katalog, klasifikasi, finishing) dan penyusunan kartu katalog serta buku di rak. b. Layanan Pemakai: Mencakup sirkulasi (peminjaman), layanan koleksi.7 Dari kedua layanan tersebut, bagian layanan teknislah yang sangat penting karena layanan ini merupakan dapurnya perpustakaan, dibagian inilah semua bahan pustaka diadakan, diolah, dipromosikan hingga dilestarikan. Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwasannya sebagian besar para pengelola perpustakaan, khususnya di tingkat SMU
5
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 33. 6 M.T. Sumantri, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 78. 7 Ida Farida, “Perpustakaan Madrasah sebagai Pusat Pembinaan Information Literacy: Belajar dari Cermin Sejarah”. Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society. Editor, Sudarnoto Abdul Hakim Dkk., (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.148
4
bukanlah lulusan S1 Perpustakaan. Pustakawan yang kurang memiliki wawasan tentang perpustakaan, tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai serta profesionalisme yang rendah terhadap pekerjaannya akan kesulitan dalam melakukan pelayanan khusunya di bagian layanan teknis. Hal tersebut bisa berakibat fatal bagi perpustakaan, karena pustakawan tidak tahu informasi apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh pemustaka, selain itu bahan pustaka yang tidak diolah secara baik dan benar akan sulit ditemukan pemustaka dan mengurangi pelayanan yang ada di perpustakaan sekolah. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan kompetensi pengelola perpustakaan
yang rendah,
pustakawan
di
perpustakaan
sekolah
membutuhkan pembinaan. Di provinsi Banten, layanan pembinaan perpustakaan sekolah diadakan oleh BPAD Provinsi Banten dalam bentuk Diklat dan Bimtek, layanan tersebut rutin dilakukan sejak tahun 2008 hingga sekarang. Kegiatan Diklat dan Bimtek yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten diikuti oleh 40 peserta dari lima kota/kabupaten yang ada di Provinsi Banten baik itu dari perpustakaan SD maupun perpustakaan SMP dan SMA baik itu negeri ataupun swasta. Manfaat yang didapat dari kegiatan Diklat dan Bimtek tersebut sangat besar, buktinya sekolahsekolah yang telah mengikuti kegiatan tersebut bisa mendapatkan prestasi di tingkat nasional sebagai perpustakaan terbaik. Berangkat dari persoalan tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas tentang peranan BPAD Provinsi Banten dalam memberikan
5
Bimbingan terhadap perpustakaan sekolah yang merupakan salah satu jenis perpustakaan yang dibawah binaan BPAD Provinsi Banten. Dengan demikian, penulis mengambil judul “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas, dan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi hanya pada kegiatan penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah yang
dilakukan
oleh
BPAD
Daerah
Provinsi
Banten
pada
perpustakaan-perpustakaan SMAN yang berada di lingkungan kota Tangerang Selatan yaitu SMAN 1 Tangerang Selatan, SMAN 2 Tangerang Selatan, SMAN 3 Tangerang Selatan, SMAN 7 Tangerang Selatan, dan SMAN 9 Tangerang Selatan.
6
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana penyelenggaraan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Banten terhadap perpustakaan SMAN di lingkungan kota Tangerang Selatan? b. Bagaimana hasil penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMAN yang dilakukan BPAD Provinsi Banten terhadap perpustakaan SMAN yang berada di lingkungan kota Tangerang Selatan? c. Apa saja kendala yang dihadapi BPAD Provinsi Banten dalam melaksanakan Bimbingan Teknis pengelolaan Perpustakaan SMAN ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui penyelenggaraan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Banten terhadap perpustakaan SMAN di lingkungan kota Tangerang Selatan. b. Untuk mengetahui hasil dari penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMAN yang dilakukan BPAD Provinsi
7
Banten pada perpustakaan sekolah yang berada di lingkungan kota Tangerang Selatan. c. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BPAD Provinsi
Banten
dalam
melaksanakan
Bimbingan
Teknis
Pengelolaan Perpustakaan SMAN. 2. Manfaat Penelitian a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat kontribusi dalam memperkaya
khazanah
keilmuan
di
bidang
perpustakaan
khususnya tentang penyelenggaraan bimbingan teknis pada perpustakaan sekolah. b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan konstruktif kepada BPAD Provinsi Banten dalam hal memberikan layanan bimbingan teknis yang dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah.
D. Definisi Istilah Dalam skripsi terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Maksud dari beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Bimbingan Teknis adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan yang biasanya berupa tuntunan dan nasehat untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis. b. Diklat adalah kegiatan pendidikan dan latihan jangka pendek bagi pesertanya untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
8
dalam tujuan terbatas. Diklat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah diklat pengelola perpustakaan sekolah
yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keahlian bagi pengelola perpustakaan sekolah dalam pengelolaan perpustakaan sekolah khususnya di bagian layanan teknis. c. SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) adalah jalur pendidikan formal yang berada dalam jenis pendidikan umum dan merupakan jenjang pendidikan menengah, lanjutan jenjang pendidikan dasar yang melandasi jenjang pendidikan tinggi.
E. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Literatur Bab ini menjelaskan tentang perpustakaan umum (pengertian perpustakaan umum, jenis-jenis perpustakaan umum, tujuan perpustakaan umum, tugas dan fungsi perpustakaan umum), perpustakaan sekolah (pengertian perpustakaan sekolah, tujuan perpustakaan sekolah dan fungsi perpustakaan sekolah) dan pembinaan perpustakaan (pengertian pembinaan perpustakaan,
9
tanggung jawab pembinaan perpustakaan, dan aspek-aspek pembinaan perpustakaan), dan penelitian terdahulu. Bab III : Metode Penelitian Bab ini memuat jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan jadwal penelitian. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memuat profil Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten sebagai objek penelitian (Gambaran umum, lokasi geografis, dasar-dasar hukum, tujuan perpustakaan, visi dan misi, tugas dan fungsinya, koleksi, SDM, pemustaka, layanan, sarana dan prasarana, dan sejenisnya.), hasil penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian. Bab V : Penutup Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, meliputi: penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran.
10
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum 1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum berarti perpustakaan yang terbuka untuk umum atau semua lapisan masyarakat yang memerlukan layanan perpustakaan dan informasi dengan tidak memandang perbedaan ras, agama, jenis kelamin, pekerjaan, pandangan politik, umur dan pendidikan serta perbedaan-perbedaan lainnya. Perpustakaan umum ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan sarana bagi pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengentaskan kemiskinan informasi bagi masyarakat yang berada di daerah perkotaan maupun pedesaan. Perpustakaan juga dianggap sebagai media
dan
lembaga
pendidikan
non
formal
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa sepanjang hayat.8 Perpustakaan umum memberikan kesempatan yang seluas-seluasnya kepada masyarakat baik itu wanita ataupun pria, baik tua maupun muda untuk menambah
khasanah
wawasan
ilmu
pengetahuan,
mengikuti
perkembangan dunia, menumbuhkan daya berfikir secara kritis, memupuk kebebasan berbicara dan memperoleh kepandaian khusus,
8
Agus, Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernandono (Jakarta: Sagung Seto, 2001), h. 185.
11
sehingga mendapat kemajuan dalam keadaan sosial ekonomisnya.9 Hal itu dikarenakan pemustaka yang datang ke perpustakaan, bebas memilih topik yang diinginkannya yang dapat menumbuhkan wawasan baru dalam dirinya. Perpustakaan Umum adalah jenis perpustakaan yang didirikan oleh masyarakat umum dan dibiayai oleh masyarakat itu sendiri baik secara langsung (swadaya) maupun tidak langsung seperti melalui pajak.10 Menurut definisi yang diterima dalam IFLA General Conference tahun 1985, perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan yang didirikan dan dibiayai oleh pemerintah daerah atau dalam kasus tertentu oleh pemerintah pusat atau badan lain yang diberi wewenang untuk bertindak atau bertindak atas nama badan, tersedia bagi masyarakat bagi siapa yang ingin menggunakannya tanpa bias atau diskriminasi.11 Oleh karena itu, perpustakaan umum merupakan lembaga yang demokratis, karena berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
9
Rusina Sjahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan ( Jakarta: Djambatan, 1987), h.4. 10 Saleh Abdul Rahman dan Rita Komalasari, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, (Tangerang Selatan:Universitas Terbuka, 2012), h.1.16 11 Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2.7.
12
2. Jenis-Jenis Perpustakaan Umum Di Indonesia yang termasuk kelompok perpustakaan umum ialah sebagai berikut ini : a. Badan perpustakaan daerah atau perpustakaan provinsi adalah perpustakaan yang berkedudukan di setiap daerah tingkat I (provinsi) di Indonesia. Perpustakaan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi daerah dan kesejahteraan masyarakat. b. Perpustakaan umum kota (dahulu dikenal sebagai kotamadya) merupakan perpustakaan umum yang dikelola oleh kota. Berfungsi sebagai pusat belajar, jasa referensi dan informasi, penelitian, dan referensi bagi seluruh lapisan masyarakat. c. Perpustakaan umum kabupaten merupakan perpustakaan umum yang dikelola oleh kabupaten. Fungsinya sama dengan fungsi perpustakaan umum kota. d. Perpustakaan umum kecamatan merupakan perpustakaan umum yang terdapat di kecamatan. Perpustakaan jenis ini masih belum bisa berkembang dibandingkan dengan perpustakaan umum kota atau kabupaten. e. Perpustakaan umum desa tau lazim disebut perpustakaan desa merupakan perpustakaan yang dikelola oleh swadaya masyarakat desa serta terdapat di desa. f. Perpustakaan keliling merupakan bagian dari perpustakaan umum. Perpustakan keliling adalah perpustakaan umum yang melayani
13
masyarakat yang pemukimannya jauh dan tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum. Di Indonesia, perpustakaan keliling biasanya terbagi atas dua jenis, yaitu perpustakaan keliling darat yang menggunakan kendaraan beroda empat maupun beroda dua. Dan juga perpustakaan keliling terapung yang menggunakan kapal motor untuk melayani pemustakanya. 3. Tujuan Perpustakaan Umum Tujuan Perpustakaan Umum dirinci ke dalam 3 jenis tujuan yang secara hierarkhis sebagai berikut : a. Tujuan Umum Tujuan umum Perpustakaan Umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional. b. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan umum adalah : 1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
14
2) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi. 3) Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. 4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. 5) Memupuk minat dan bakat masyarakat. 6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. 7) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengebangkan kemampuan membaca masyarakat. 8) Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. c. Tujuan Operasional Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya. 12
12
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum, (Jakarta: PNRI, 1992), h. 6-7.
15
4. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian serta pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat. Perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk : a. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif). b. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif). c. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif). d. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensi). e. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif). f. Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan kuantitatif).13 5. Pembinaan Perpustakaan a. Pengertian Pembinaan Perpustakaan Secara bahasa, pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang memiliki arti “bangun”. Jadi pembinaan dapat diartikan secara
13
Ibid., h.5-6.
16
bahasa sebagai “pembangunan”.14 Sedangkan menurut istilah, pembinaan adalah, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.15 Dalam pengertian lain, pembinaan perpustakaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus agar segala sesuatunya berjalan pada jalur dan rel yang benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
16
Istilah pembinaan diartikan adanya yang membina dan yang dibina, yang membina tentu lebih baik dari yang dibina. Oleh karena itu, perpustakaan pembina mau tidak mau, suka tidak suka, harus lebih baik dari perpustakaan lain yang dibina.17 Pembinaan perpustakaan pada dasarnya merupakan usaha atau kegiatan lanjutan yang dilakukan secara berdaya guna setelah berjalannya pendirian dan manajemen perpustakaan berjalan degan baik dengan tujuan memperoleh hasil yang baik dari sebelumnya.
14
W J S Poerwadaritma, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003)
h. 160 15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.193 16 Sutarno NS., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 75 17 Agus, Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernandono (Jakarta: Sagung Seto, 2001), h. 161.
17
b. Tanggung Jawab Pembinaan Perpustakaan Sekolah Tugas dan fungsi utama Perpustakaan Nasional sesuai dengan Keppres Nomor 11 tahun 1989, Keppres Nomor 50 tahun 1997, Keppres Nomor 67 tahun 2000 dan Keppres Nomor 176 tahun 2000 adalah mengembangkan, membina dan mendayagunakan seluruh jenis perpustakaan di Indonesia.18 Hal ini mempertegas fungsi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai institusi yang memegang terhadap pembinaan perpustakaanperpustakan di seluruh Indonesia. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di Indonesia yang menjadi bagian dari tanggung jawab Perpustakaan Nasional
dalam
hal
pembinaan
dan
pengembangan
perpustakaan. Oleh karena itu Berdasarkan Keppres No.103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departeman, dan SK Kepala Perpusnas No.3 Tahun 2001 Tentang Organsisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, dan Peraturan Kepala Perpusnas No.1 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional, dibentuklah Bidang Pengembangan
18
Ibid., h. 160
18
Perpustakaan Sekolah dan PerguruanTinggi dibawah naungan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, yang bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan yang berlaku sejak 01 Januari 200119. Dengan dibentuknya BPAD di setiap provinsi, secara tidak langsung hal tersebut telah memutuskan hubungan langsung Perpustakaan Nasional dengan perpustakaan sekolah yang sekaligus juga menagkibatkan pengalihan tanggung jawab akan pembinaan dan pengembanga perpustakaan-perpustakaan di daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam hal ini BPAD. Dari uraian di atas, dapat ditarik sebuah benang merah untuk menjawab permasalahan siapa yang mengemban tugas dalam upaya pembinaan dan pengembangan perpustakaan sekolah di setiap daerah yaitu
pada awalnya dibebankan kepada
Perpustakaan Nasional, dan lahirnya UU tentang otonomi daerah telah mengalihkan tanggung jawab tersebut kepada pemerintah
provinsi,
pemerintah
provinsi
membentuk
Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD), sebagai badan / lembaga pemerintahan yang memiliki urusan dan kewenangan
19
“Susunan Hirarki Unit Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”, Informasi diakses pada tanggal 20 Juli 2014 dari http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/jajaran%5Funit%5Fkerja/#ixzz3hGNjYsgm
19
sebagai kepanjangan tangan dari perpustakaan nasional untuk melakukan pembinaan dibidang perpustakaan dan arsip termasuk pembinaan perpustakaan sekolah. c. Aspek-Aspek Pembinaan Perpustakaan Dalam upaya pembinaan perpustakaan sekolah, terdapat beberapa aspek, aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pembinaan Status dan Organisasi Status atau kedudukan dan organisasi perpustakaan merupakan satu hal yang penting. Oleh sebab itu harus selalu dilakukan pembinaan agar perpustakan memiliki status yang mantap dan seimbang, dan sesuai dengan peran tugas dan fungsinya sebagai pusat dan informasi dan agen perubahan. Status perpustakaan akan berkaitan erat dengan struktur organisasinya. Artinya, tinggi atau rendahnya status perpustakaan tergantung kepada luas atau sempitnya ruang lingkup dan jenjang organisasi.20 2) Sumber Daya Manusia Pustakawan merupakan ujung tombak keberhasilan dalam penyebarluasan
informasi
di
perpustakaan,
karena
pustakawan adalah salah satu sumber daya dapat menggerakkan sumber daya yang lain dalam organisasi perpustakaan yang memungkinkan perpustakaan dapat 20
Sutarno NS., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 75
20
berperan secara optimal didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karena itu pembinaan perpustakaan perlu dilakukan oleh perpustakaan kepada seluruh pegawainya, baik itu pustakawan, pemimpin maupun staff perpustakaan baik yang mencakup aspek jasmani maupun aspek rohani. Pembinaan terhadap sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan : a) Mengikuti pendidikan formal. b) Mengikuti pendidikan dan pelatihan. c) Mengadakan pelatihan dalam jabatan (on the job training) dan melakukan pelatihan di luar jabatan (off the job trainning), serta magang. d) Mengikuti seminar, loka karya, “workshop”, dan sejenisnya. e) Melakukan pembinaan rohani dan peningkatan iman dan taqwa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. f) Melakukan pembinaan kesejahteraan. g) Melakukan pembinaan karir dan promosi jabatan secara teratur.21
21
Sutarno NS., Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 106
21
3) Gedung, Sarana dan Prasarana Pembinaan gedung, sarana dan prasarana sangatlah penting untuk dilakukan. Pembinaan gedung, sarana dan prasarana dilakukan untuk meyelenggarakan perpustakaan yang baik dari sisi keamanan, keteraturan, ketertiban, kenyamanan, kemanfaatan
/
keterpakaian
dan
keefektifan
dan
keefisienan baik bagi pengelola maupun pemustaka. Dalam pembinaan ini juga bermanfaat agar tidak terjadinya pemborosan, kerugian dan kesalahan pengurusan. 4) Koleksi Pembinaan koleksi bergantung pada jenis koleksi itu tersebut, perpustakaan umum koleksinya bersifat umum yang artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat. Sedangkan perpustakaan
sekolah,
koleksi
yang
disediakan
berhubungan dengan mata pelajaran. Pembinaan koleksi perpustakaan adalah kegiatan yang dilakukan sejak koleksi peratama atau dasar terbentuk. Pembinaan koleksi ini mencakup : I.
Perumusan kebijakan agar koleksi perpustaka agar koleksi perpustakaan sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai, jumlah bahan pustaka selalu
22
mencukupi. Mutu koleksi perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pembinaan koleksi ini. II.
Penjabaran kebijakan berbentuk : i.
Menyusun rencana operasional pembinaan koleksi.
ii.
Menghimpun alat seleksi bahan pustaka.
iii.
Survei Minat Pemakai.
iv.
Melakukan survei bahan pustaka.
v.
Membuat dan menyusun desiderata.
vi.
Pengadaan bahan pustaka.
vii.
Meregistrasi bahan pustaka.
viii.
Mengevaluasi dan menyiangi koleksi.
5) Layanan Pembinaan
layanan
perpustakaan
adalah
pembinaan
tentang peningkatan layanan untuk mencapai hasil yang prima, yaitu cepat, tepat, mudah, sederhana dan murah. 6) Kerjasama Pembinaan kerjasama sangat penting untuk dilakukan karena
tidak
ada
satupun
perpustakaan
yang
menyelenggarakan perpustakaan dengan sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pembinaan kerjasama dilakukan dengan lembaga yang mempunyai bidang kegiatan yang sama.
23
7) Pemustaka Pembinaan yang terakhir setelah semuanya berjalan baik adalah untuk mengajak atau mengundang pemustaka agar mau datang ke perpustakaan dan dapat memanfaaatkan koleksi
perpustakaan.
Pembinaan
pemustaka
dapat
dilakukan dengan cara : a) Mengadakan bimbingan Pemustaka. b) Memberikan pendidikan pemakai. c) Melakukan
sosialisasi,
publikasi
dan
promosi
perpustakaan. d. Jenis-Jenis Pembinaan Perpustakaan Dalam upaya pembinaan perpustakaan sekolah, terdapat beberapa jenis pembinaan sebagai berikut : 1) Pelatihan Pelatihan
adalah
suatu
proses
dimana
orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. 2) Bimbingan Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
24
dewasa
agar
orang-orang
yang
dibimbing
dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 3) Workshop (Lokakarya) Workshop atau lokakarya merupakan pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya. 4) Seminar Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dsb.) 5) DIKLAT DIKLAT (Pendidikan dan latihan) merupakan kegiatan pendidikan dan latihan jangka pendek bagi pesertanya untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. 6) BIMTEK BIMTEK (Bimbingan Teknis) adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan yang biasanya
25
berupa tuntunan dan
nasehat
untuk menyelesaikan
persoalan/masalah yang bersifat teknis.
B. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Menurut Carter V. Good Perpustakaan sekolah adalah : “An organized collection of housed in a school for the use of pupils and teachers and in charge of librarian of a teacher.” Pengertian diatas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang di organisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. Di dalam penyelenggaraannya, perpustakaan sekolah tersebut diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.22 Teori tersebut ideal jika dalam kasus perpustakaan sekolah dalam keadaan mendesak, dimana tidak ada sdm lulusan ilu perpustakaan yang mengisi posisi pustakawan, sehingga posisi tersebut diisi oleh tenaga yang sudah ada di sekolah tersebut yaitu guru. Menurut Supriyadi, perpustakaan sekolah adalah “ Perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah
22
Ibrahi Bafadal , Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. Ke-8,Ed.1, h. 4.
26
dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan.”23 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Dengan kedudukan tersebut maka perpustakaan sekolah memiliki tujuan : a. Membantu dan memperkuat tujuan pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah. b. Mengembangkan dan memperkuat kebiasaan dan kegemaran membaca dan belajar pada murid serta penggunaan perpustakaan sepanjang hayat. c. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, imajinasi, dan keceriaan. d. Membantu murid dalam pembelajaran dan keterampilan menilai serta menggunakan informasi, dengan tidak memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan pada modus komunikasi dengan komunitas. e. Menyediakan akses ke sumber informasi lokal, regional, nasional, dan global serta kesempatan yang mengekspos murid pada gagasan, pengalaman, dan opini yang beraneka ragam.
23
Supriyadi, Pengantar pengelolaan perpustakaan sekolah (Malang : Proyek P3T IKIP Malang, 1982), h.5
27
f. Mengorganisasi
aktivitas
yang
mendorong
kesadaran
dan
kepekaan kultural dan sosial. g. Bekerja sama dengan murid, guru, pimpinan sekolah serta orang tua untuk mencapai misi sekolah. h. Memaklumatkan konsep bahwa kebebasan intelektual dan akses ke informasi merupakan hal penting bagi terbentuknya warga negara yang bertanggung jawab dan partisipasi dalam alam demokrasi. Mempromosikan kebiasaan membaca, sumber serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan komunitas di luar sekolah.24 3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Dalam Handbook for School Administrators yang dikeluarkan oleh Universitas Prince Edward Island-Canada, dijelaskan bahwa program perpustakaan sekolah meliputi berbagai aktivitas yang mendukung kurikulum sekolah dan berkontribusi pada pengembangan belajar sepanjang hayat (the school libraary program consist of planned learning activities which support the school curriculum and contributes to the development of life long learners). Atas pernyataan tersebut, di bawah ini merupakan beberapa tugas perpustakaan sekolah yang harus mendukung proses belajar mengajar tersebut.
24
Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2.16-2.17.
28
a. Mengembangkan, mengolah, serta meminjamkan buku-buku dan bahan perpustakaan lainnya, baik yang tercetak maupun yang noncetak, seperti dalam bentuk audiovisual dan elektronik. b. Melayani kebutuhann bahan pelajaran yang diperlukan proses belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas. c. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru, bahkan bagi para pegawai teknis dan administrasi lainnya yang ada di lingkungan sekolah. d. Menyiapkan dan mengadakan jam perpustakaan sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan waktu berkunjung para pemustaka di sekolah yang bersangkutan. e. Mendidik siswa untuk dapat mencari informasi secara mandiri dan membudayakan keterampilan melek informasi dan teknologi. (information literacy and technology). f. Melatih siswa untuk dapat menggunakan buku atau literatur referensi
yang ada di perpustakaan, antara lain kamus,
ensiklopedia, who is who dan direktori. g. Mengadakan penelitian sederhana sesuai dengan tugas yang diberikan guru. h. Membantu memilih dan menyiapkan bahan ajar dan peralatan untuk pengajaran.25
25
Opong Sumiati, Materi Pokok Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.8
29
Perpustakaan sekolah memiliki beberapa fungsi yang sama dengan jenis perpustakaan-perpustakaan lainnya, namun ada beberapa penekanan dan keutamaan yang memberikan sedikit perbedaan dengan yang lainnya. fungsi-fungsi tersebut adalah : a. Pusat pendidikan Fungsi utama dari didirikannya perpustakaan sekolah adalah sebagai
sarana
yang
menunjang
tercapainya
tujuan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut. Di dalam perpustakaan sekolah seharusnya tersedia buku-buku fiksi maupun non-fiksi. Hadirnya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa adanya bimbingan guru abik itu secara individu maupun secara berkelompok. Perpustakaan sekolah
dapat
menjadi
tepat
berkembangnya
kemampuan
membaca, menulis dan berhitung bagi para pemustakanya. Oleh karena itu literatur-literatur yang yang sesuai dengan kurikulum sekolah atau proses belajar dan mengajar harus ada di perpustakaan. Sehingga perpustakaan sekolah dapat menjadi sumber belajar bagi siswa dan rujukan bagi guru dan staff administrasi sekolah. b. Pusat informasi Perpustakaan sekolah menyediakan informasi bagi pemustakanya dengan menyediakan buku-buku maupun koleksi non-buku seperti majalah, bulettin, surat kabar, pamflet, bahan kartografi maupun
30
koleksi audiovisual seperti televisi, overhead projector maupun tape recorder dan sebagainya. Selain itu perpustakaan sekolah harus memberikan informsi tentang berbagai aktivitas dan layanan perpustakaan yang ada diperpustakaan sekolah tersebut. c. Pusat penelitian Perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai tempat siswa dan guru pembimbingnya mendapatkan informasi untuk melakukan penelitian. Siswa-siswi mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dapat melakukan penelitian walaupun penelitiannya masih sederhana. Perpustakaan sekolah memberikan layanan dengan menyediakan berbagai literatur, baik itu literatur primer, literatur sekunder maupun tersier sebagai bahan rujukan bagi para siswasiswi yang ingin mengadakan penelitian. d. Pusat rekreasi dan kultural Perpustakaan sekolah bisa menjadi tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat. Para siswa-siswi dapat membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar dan sebagainya, secara psikologis siswa-siswi tersebut telah menjalani sebuah hiburan ataupun perjalanan yang mengasyikan melalui cerita atau gambar-gambar yang terdapat dalam buku atau koleksi perpustakaan. sebagai pusat kultural, perpustakaan sekolah dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang mendorong pelestarian budaya
31
misalnya seperti kegiatan story telling yang menceritakan ceritacerita daerah dari seluruh provinsi di Indonesia. e. Pusat Penyimpanan Perpustakaan tidak dapat dipungkiri berfungsi sebagai tempat penyimpanan, begitupun perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah harus menyimpan hasil karya penelitian civitas akademika yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pemustaka disekolah tersebut seperti para siswa, guru, maupun staff sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sekolah secara optimal. 4. Manajemen Perpustakaan Sekolah Manajemen menurut James Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.26 Hakekat manajemen
secara
sederhana
pada
dasarnya
adalah
proses
mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.27
26
Soelistia, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.24. 27 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, (Jakarta: PT.Garsindo, 2007), h.25.
32
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah dapat tercapai dengan baik apabila perpustakaan sekolah tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan aspek-aspek manajemen sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan salah satu
aspek penting dalam
pengelolaan perpustakaan sekolah. Dalam perencanaan ini perlu dipersiapkan langkah-langkah operasional yang perlu dilakukan di masa yang akan datang. Dalam proses perencanaan ini ada beberapa hal yang penting untuk dilakukan, yaitu: 1) Menentukan tujuan perpustakaan sekolah Tujuan perpustakaan sekolah haruslah sejalan dengan tujuan sekolah secara keseluruhan. Dalam menentukan tujuan perpustakaan sekolah, pustakawan sekolah dapat bekerja sama dengan guru agar tujuan guru dengan tujuan perpustakaan bisa berjalan bersama, sehingga bahan-bahan perpustakaan bisa sesuai dengan tingkat pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan. 2) Mengidentifikasi pemakai perpustakaan sekolah yang akan dilayani Pustakawan harus secara matang mengidentifikasi pemakai perpustakaan sekolah, baik itu siswa, maupun guru. Masingmasing pemakai memiliki kebutuhan informasi yang berbedabeda. Kebutuhan siswa berkaitan dengan referensi, bahan
33
bacaan, tugas sekolah, rekreasi dan kegemaran. Sedangkan kebutuhan guru adalah berkaitan dengan bahan ajar, informasi tentang
pendidikan
seperti
program
pengajaran,metode
pengajaran, dan penelitian pendidikan. 3) Perencanaan Anggaran (Budgeting) Kegiatan perencanaan termasuk juga merencanakan anggaran atau keuangan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu. Pada umumnya anggaran untuk kepentingan perpustakaan sekolah ditentukan jumlahnya oleh kepala sekolah bersamaan dengan penetapan anggaran sekolah secara keseluruhan untuk satu tahun anggaran. Walaupun di lapangan pembuatan keputusan anggaran berada di tangan kepala sekolah, pustakawan sebaiknya menyiapkan rencana anggaran yang diperlukan baik untuk pembelian atau pengadaan koleksi baru perpustakaan, biaya perawatan dan perbaikan koleksi maupun biaya operasional lainnya. Rencana anggaran yang telah dibuat ini kemudian diajukan kepada kepala sekolah agar dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besarnya anggaran perpustakaan sekolah untuk tahun anggaran berikutnya.
34
b. Pengorganisasian (Organising) Pengorganisasian
atau
pengaturan
perpustakaan
sekolah
merupakan tanggung jawab pustakawan sekolah, hal
ini
merupakan aspek manajemen yang menyangkut organisasi manusia dan bahan atau materi. Kegiatan ini diantaranya: 1) Pengaturan pelayanan peminjaman yang efisien bagi guru dan siswa. 2) Menyediakan sistem peminjaman silang layan (inter-library loan) untuk bahan-bahan yang berada di luar sekolah. 3) Memberikan sistem yang fleksibel bagi pemustaka untuk menggunakan perpustakaan untuk proses belajar mengajar. c. Pengaturan Staff (Staffing) Staffing adalah kegiata pengaturan staf atau personel sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. d. Pengarahan (Directing) Dalam konteks perpustakaan sekolah, pengarahan merupakan tanggung jawab pimpinan perpustakaan. Peran seorang pimpinan benar-benar diperlukan dalam mendorong staff yang dipimpinnya sehingga mereka dapat bekerja seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
35
e. Pengendalian (Controlling) Pengontrolan adalah kegiatan meneliti dan mengawasi agar semua tugas dan pekerjaan dilakukan sesuai peraturan yang ada. Hal harus
diperhatikan
dalam
pengontrolan
di
perpustakaan
diantaranya adalah: 1) Selalu menyadari tujuan yang sedang dilaksanakan. 2) Menghindari kegiatan yang tidak efisien. 3) Evaluasi terhadap pelayanan yang telah dilakukan.28
C. Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Berikut ini merupakan standar perpustakaan sekolah menegah atas/madrasah aliyah yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tahun 2011 terhadap layanan teknis dan layanan pemustaka di perpustakaan sekolah menengah atas. 1. Layanan Teknis Merupakan layanan yang tidak langsung berhubungan dengan pembaca yang pekerjaannya mempersiapkan bahan perpustakaan untuk terselenggaranya layanan pembaca. Layanan ini mencakup pengadaan, pengolahan, penyiangan, perawatan dan laporan.
28
Soelistia, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.26-32.
36
a. Pengadaan Koleksi perpustakaan yang harus ada diperpustakaan meliputi: 1) Buku (buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi). 2) Terbitan berkala (majalah, surat kabar). 3) Audiovisual. 4) Layanan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu perpustakaan sekolah juga harus memperhatikan jumlah koleksi yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya : 1) Buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik. 2) Buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi. 3) Buku pengayaan dengan perbandingan 70% nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.500 judul, 13 sampai 18 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul. Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun dengan ketentuan semakin
besar
jumlah
37
koleksi
semakin
kecil
presentase
penambahan koleksinya (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan seterusnya penambahan sebanyak 6%). Selain itu perpustakaan sekolah wajib melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul surat kabar. Perpustakaan menyediakan bahan perpustakaan referensi. Koleksi bahan perpustakaan referensi minimal meliputi kamus umum bahasa Indonesia dan kamus bahasa Inggris—Indonesia, kamus bahasa Indonesia-lnggris, kamus bahasa daerah, kamus bahasa Jerman-Indonesia, kamus bahasa Indonesia-Jerman, kamus bahasa Prancis-lndonesia, kamus bahasa Indonesia-Prancis, kamus bahasa Jepang-lndonesia, kamus bahasa Indonesia-Jepang, kamus bahasa Mandarin-Indonesia, kamus bahasa Indonesia-Mandarin, kamus bahasa Indonesia-Arab, kamus bahasa Arab-Indonesia, kamus subyek, ensiklopedi umum dan khusus, biografi tokoh, atlas, peta, kamus ilmu bumi (gasetir), kitab suci, peraturan perundangundangan, direktori dan almanak. b. Pengolahan bahan perpustakaan Bahan perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi, diberi tajuk subjek dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada: 1) Pedoman deskripsi bibliografis dan penentuan tajuk entri utama (Peraturan Pengatalogan Indonesia). 2) Bagan klasifikasi Dewey (Dewey Decimal Classification)
38
3) Pedoman tajuk subjek. c. Cacah ulang dan penyiangan Cacah ulang merupakan kegiatan penghitungan kembali koleksi yang dimiliki perpustakaan agar diketahui profil koleksi, jajaran katalog yang tersusun rapi serta dapat mencerminkan keadaan koleksi sebenarnya. Sedangkan penyiangan koleksi adalah kegiatan mengeluarkan bahan perpustakaan yang sudah tidak dipakai dari koleksi. Perpustakaan melakukan cacah ulang dan penyiangan koleksi perpustakaan sekurangkurangnya sekali dalam satu tahun. d. Perawatan Perpustakaan melakukan perawatan bahan perpustakaan dengan cara pengendalian kondisi ruangan berupa menjaga kecukupan cahaya dan kelembaban udara. Perpustakaan melakukan perbaikan bahan perpustakaan yang rusak minimal satu tahun sekali. e. Laporan kegiatan layanan (statistik) Perpustakaan membuat laporan kegiatan layanan perpustakaan (statistik) sekurangkurangnya berupa laporan bulanan dan laporan tahunan.
39
2. Layanan Pembaca Layanan yang langsung berhubungan degan pembaca atau pemakai jasa perpustakaan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan layanan pembaca ini adalah sebagai berikut : a. Jam buka perpustakaan Perpustakaan menyediakan layanan kepada pemustaka sekurangkurangnya delapan jam per hari kerja. b. Jenis layanan perpustakaan Jenis layanan perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi : 1) Layanan baca di tempat. 2) Layanan sirkulasi. 3) Layanan referensi. 4) Layanan teknologi informasi dan komunikasi. c. Program Perpustakaan 1) Program wajib kunjung perpustakaan Sekolah memiliki program wajib kunjung perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam pelajaran/kelas/minggu. 2) Program pendidikan pemustaka Perpustakaan
memiliki
program
pendidikan
pemustaka
sekurang-kurangnya setahun sekali. 3) Program iiterasi informasi Perpustakaan memiliki program Iiterasi informasi sekurangkurangnya empat kali setahun untuk setiap tingkatan kelas.
40
d. Integrasi dengan kurikulum Perpustakaan melakukan kegiatan yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi: 1) Kegiatan mendorong kegemaran membaca melalui:
Lomba sinopsis
Gelar wicara (talk show) tentang buku
Lomba mengarang berbagai bentuk tulisan (puisi, prosa, esai)
2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di bawah asuhan guru dan pustakawan. 3) Pengajaran program Iiterasi informasi. 4) Terlibat dalam merencanakan perangkat pembelajaran. 5) Membantu guru mengakses dan mendayagunakan informasi publik. 6) Menyelenggarakan kegiatan membaca buku elektronik. 7) Membantu guru mengidentifikasi materi pengajaran. 8) Membantu guru mengidentifikasi sumber rujukan dan referensi materi pengajaran e. Promosi perpustakaan Perpustakaan
melakukan
promosi
kurangnya dalam bentuk: 1) Brosur//ea/7ef/selebaran. 2) Daftar buku baru.
41
perpustakaan
sekurang-
3) Majalah dinding perpustakaan. 4) Lomba
yang
berkaitan
dengan
pemanfaatan
perpustakaan.29
D. Penelitian Terdahulu Sebelum mengadakan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan tinjauan pustaka untuk melihat dan mencari judul skripsi yang ada di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Penulis menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tema serupa, yaitu : 1. “Peran Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon dalam Upaya Pembinaan Perpustakaan Sekolah di Cilegon”, yang disusun oleh Maman Surohman / 105025001018, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan, tahun 2010. Skripsi tersebut membahas
mengenai
upaya-upaya
yang
dilakukan
Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kota Cilegon dalam pembinaan perpustakaan sekolah di Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif.
Adapun
teknik
pengumpulan yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. 2. “Studi Kasus Perpustakaan Sekolah di Bawah Pembinaan Dan Pengembangan Perpustakaan Umum Kota Madya Jakarta Selatan”, 29
Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011), h.1-9
42
yang disusun oleh Syuhriyah Apriani / 103025027605, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan, tahun 2007. Skripsi tersebut mendeskripsikan dan menganalisa sejauh mana pembinaan dan pengembangan yang dilakukan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Selatan dilihat dari pandangan perpustakaan sekolah yang telah dibina dan dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan yang digunakan adalah metode wawancara. Dari kedua hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu tentang program pembinaan perpustakaan sekolah oleh perpustakaan umum, manfaat dan kendala-kendalanya. Selain itu kedua penelitian tersebut mempunyai kesamaan metode penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu lembaga yang diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Maman Surohman dilakukan di KPAD Kota Cilegon dan sekolah yang diteliti adalah SD-SN YPWKS IV, RSDBI SDN IV Kota Cilegon, SDN Sumampir, SMPN 1 Cilegon, SMPN 3 Cilegon, Madrasah Tsanawiyah AlInayah Cilegon, Madrasah Aliyah Negeri Pulomerak, SMAN 2 KS Cilegon dan SMAN 1 Cilegon. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Syuhriyah Apriani dilakukan di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta
43
selatan dan sekolah yang diteliti adalah SMPN 11 Jakarta, SMPN 19 Jakarta, SMPN 29 Jakarta. Dan juga pada kedua penelitian tersebut membahas semua aspek pembinaan dan pengembangan perpustakaan. Sedangkan
pada
penelitian
yang
dilakukan
penulis
pembinaan
perpustakaan sebatas bimbingan teknis saja. Dari pemaparan diatas telah jelas mengenai persamaan dan perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah ada. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.30 Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.31 2. Pendekatan Penelitian Dalam menggali informasi mengenai penyelenggaraan bimbingan teknis yang dilakukan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten, diperlukan pemahaman dan analisis yang mendalam, yang tidak dapat dijaring dengan metode penelitian kuantitatitatif. Maka penelitian ini pada dasarnya bersifat Kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln adalah : “Multi-method in focus, involving an interpretive, naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researchers study things in their natural settings, attempting to make sense of,or interpret phenomena in terms of the meanings people bring to them. Qualitative research involves the studied use and collection of a variety of empirical materials-case study, personal experience, instrospective, life story, interview, 30
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h.
31
Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 26.
60.
45
observational, historical, interactional and visual texts-that describe routine and problematic moments and meanings in individual’s lives”.32 Pengertian diatas menyatakan bahwasannya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada, baik itu dengan koleksi berbagai bahan studi kasus empiris, pengalaman pribadi, kisah hidup, wawancara, pengamatan, sejarah, dan text visual yang menggambarkan rutinitas dan makna dalam kehidupan seseorang.
B. Sumber Data 1. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Untuk mengambil data primer ini, penulis melakukan pengamatan di lapangan serta wawancara kepada 5 (lima) pustakawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten, 2 (dua) pustakawan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan 5 (lima) pustakawan sekolah di lingkungan Kota Tangerang Selatan. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain, 32
Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Singapura: SAGE Publication Asia-Pacific Pte-Ltd.,2011) h.2
46
literatur-literatur, atau lewat dokumen seperti Undang-Undang, dan Peraturan-Peraturan Daerah.
C. Karakteristik Informan dan Langkah-Langkah Penentuannya 1. Karakteristik Informan Penelitian kualitatif tidak mengharuskan berapa jumlah minimal informan.
Asalkan
jumlah
informan
dianggap
sudah
cukup
representatif untuk hasil penelitian. Jadi, penelitian ini menekankan pada informan dan kriterianya, sehingga nantinya kedalaman informasi yang akan didapat. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka batasan informan dalam penelitian ini adalah: 1) Bapak Drs. Abdul Majid, M.Si, beliau merupakan kepala bidang pembinaan perpustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten. 2) Bapak Tri Djumargio, M.Si, beliau merupakan mantan kepala bidang pembinaan perpustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten. 3) Bapak Drs. Iman Sukwana, Bapak Yulian Andri Nugraha, Bapak Ashabul Kahfi, S.IP, dan Bapak Indra Hermayadi, S.Sos, beliau merupakan pustakawan fungsional Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten yang turun tangan ke lapangan dalam
kegiatan
bimbingan
teknis
yang
diadakan
Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten.
47
Badan
4) Bapak Drs. Yoyo Yahyono dan Bapak Drs. Umar Hadi, beliau merupakan pemateri yang didatangkan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) untuk memberikan materi dalam kegiatan bimbingan teknis yang diadakan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten. 5) 5 orang pustakawan dari Tangerang selatan yang mengikuti bimbingan teknis, yaitu R. Endang Zubaidah pustakawan dari SMAN 1 Tangerang Selatan, Dra. Norma Purba pustakawan dari SMAN 2 Tangerang Selatan, Dewi Marhelly, S.Pd pustakawan dari SMAN 3 Tangerang Selatan, Syukriyah, S.Ag pustakawan dari SMAN 7 Tangerang Selatan dan Lesdi Suryadi Said S.IP pustakawan dari SMAN 9 Tangerang Selatan. 2. Teknik Pengambilan Informan Dalam penelitian ini digunakan prosedur pemilihan informan secara purposive sampling, yakni salah satu strategi pengambilan sampel yang paling umum dalam memilih kelompok peserta sesuai dengan kriteria yang telah dipilih secara relevan dengan pertanyaan penelitian tertentu. Ukuran sampel, yang mungkin atau tidak mungkin dapat diperbaiki sebelum pengumpulan data, tergantung pada sumber daya dan waktu yang tersedia, serta tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering ditentukan berdasarkan kejenuhan teoritis (titik dalam pengumpulan data ketika data baru tidak lagi membawa pengetahuan
48
tambahan untuk pertanyaan penelitian).33 Oleh karena itu dalam penggunaan purposive sampling ini, peneliti memilih informan yang benar-benar punya pengaruh terhadap topik yang dijadikan penelitian, karena keterbatasan informasi yang diperlukan. Kriteria informan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Individu merupakan tenaga pengelola perpustakaan sekolah. b. Individu terlibat langsung dalam bimbingan teknis yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Banten. c. Individu telah mengikuti bimbingan teknis yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Banten.
D. Teknik Pengumpulan Data Diungkapkan oleh Sugiyono bahwa pada umumnya, ada 4 teknik pengumpulan data, yakni observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan gabungan.34 Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan: a. Observasi (Pengamatan) Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara
sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.35 Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh data yang lengkap dan dapat membantu penelitian ini. Dalam penelitian ini 33
Sari Wahyuni, Qualitative Research Method: Theory And Practice, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.33-34. 34 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), h.20 35 Ibid., h.27
49
penulis mengadakan observasi mengenai penyelenggaraan bimbingan teknis. b. Wawancara Wawancara merupakan instrumen penelitian utama dalam proses penelitian ini. Wawancara adalah pengambilan data dengan cara menanyakan serangkaian daftar pertanyaan yang sudah dibuat secara sistematis kepada seseorang informan, caranya dengan bercakap-cakap secara tatap muka dengan alat bantu tape recorder, camera pocket,dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berisi penjelasan dan penilaian terhadap informan yang diteliti yang dapat membantu penelitian ini. Baik dari sumber-sumber yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan, maupun sumber-sumber yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup dan lain-lain.
E. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin
50
pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.36
F. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini ada di beberapa tempat sebagai berikut : a. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten Jl. Raya Jakarta - Serang, Km. 4 Pakupatan Serang - Banten Telp. (0254)280774, Fax. (0254)280785, Email
:
[email protected]
Website
: www.bpad.bantenprov.go.id
b. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jln. Salemba Raya No.28 A Jakarta Pusat 10430 Telp
:
(021) 3922669, 3922749, 3922855
Fax
:
(021) 3103554
Email
:
[email protected]
Website
:
www.pnri.go.id
c. SMAN 1 Tangerang Selatan Jln. Pendidikan No. 49 Tangerang Selatan, Banten
36
Telp
:
(021) 7401602 / 7403011
Website
:
www.sman1kotatangsel.com
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012) h.246
51
d. SMAN 2 Tangerang Selatan Jln. Raya Puspiptek Muncul, Setu Tangerang Selatan, Banten Telp
:
(021) 7560956
Website
:
www. sman2tangsel.sch.id
e. SMAN 3 Tangerang Selatan Jln. Benda Timur XI, Komplek Perumahan Pamulang Permai 2 Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Telp
:
(021) 74633772
Website
:
www.sman3tangsel.sch.id
f. SMAN 7 Tangerang Selatan Jln. Villa Melati Mas Blok J No.101 Pondok Jagung Serut, Tangerang Selatan, Banten Telp
:
(021) 5388818 / 53153677
Website
:
http://sman7tangsel.web.id
g. SMAN 9 Tangerang Selatan Jln. Hidup Baru No.31 Serua Raya Serua Ciputat, Tangerang Selatan, Banten Telp
:
(021) 74638445 / 74630701
Website
:
www.sman9tangsel.sch.id
52
2. Waktu Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan, sejak bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Tabel 1 Jadwal Penelitian No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tahun 2015 Jenis Kegiatan Januari Februari Maret Penyerahan Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing Pelaksanaan Bimbingan Skripsi Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi Wawancara kepada para informan. Analisis Data dan Pengolahan Data Penyerahan Laporan Skripsi Sidang Skripsi
53
April
Mei
Juni
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BPAD Provinsi Banten Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten dibentuk pada tahun 2008 berawal dari perubahan SOTK SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, dari penggabungan SKPD yang menangani perpustakaan yaitu Kantor Perpustakaan dan SKPD yang menangani data elektronik yaitu Kantor Pusat Data Elektronik dan Arsip Daerah. Kelembagaan yang awalnya merupakan kantor setelah dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah maka menjadi sebuah Badan (Lembaga Teknis Daerah), yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten. Seiring dengan perubahan regulasi pada tahun 2012 susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Banten ditetapkan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai kedudukan sebagai berikut:
54
a. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang perpustakaan dan arsip daerah. b. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 2. Lokasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten Jl. Raya Jakarta - Serang, Km. 4 Pakupatan Serang - Banten Telp. (0254)280774, Fax. (0254)280785, Email
:
[email protected]
Website
: www.bpad.bantenprov.go.id
3. Dasar-Dasar Hukum a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional. d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
55
f. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2000 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,
Dan
Tata
Kerja
Lembaga
Pemerintah
Non
Departemen. g. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor. 0103/ 0/ 1981 Tentang Pokok-pokok kebijakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan Indonesia. h. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. 4. Visi dan Misi BPAD Provinsi Banten a. Visi Terwujudnya Penyelenggaraan Perpustakaan dan Kearsipan sebagai Pusat Layanan dan Informasi menuju Masyarakat Banten yang Cerdas dan Pemerintahan yang Transparan. b. Misi 1) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Penyelenggaraan Perpustakaan;
Peningkatan
Kualitas
dan
Kuantitas
penyelenggaraan Perpustakaan yang didukung sarana dan prasarana memadai serta dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta sumber daya pustakawan untuk memperluas jangkauan pelayanan perpustakaan.
56
2) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pengembangan Deposit Perpustakaan;
Peningkatan
Ketersediaan
koleksi
bahan
bacaan perpustakaan baik secara kualitas maupun kuantitas. 3) Meningkatkan
Kualitas
dan
Kuantitas
Kelembagaan
Perpustakaan serta meningkatkan budaya baca masyarakat; Pembinaan SDM Pengelola Perpustakaan melalui serangkaian diklat atau workshop serta menyelenggarakan kegiatankegiatan yang bersifat kampanye untuk menumbuhkan budaya baca masyarakat yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. 4) Meningkatkan
pengembangan
sistem
dan
pembinaan
kearsipan di Provinsi Banten; Membuat sistem yang menjadi pedoman pengelolaan pengembangan
kearsipan serta pembinaan dan
SDM
bidang
kearsipan
yang
berkesinambungan dan terprogram. 5) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan kearsipan secara manual maupun elektronik dalam penyelenggaraan kearsipan di Provinsi Banten; Melaksanakan manajemen pengelolaan kearsipan sesuai dengan sistem yang ada baik secara manual maupun dengan pemanfaatan Teknologi informatika dan Komputer. 6) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Aparatur serta
Sarana
Prasarana
57
Perpustakaan
dan
Kearsipan;
Melaksanakan pembinaan sumber daya aparatur perpustakaan dan kearsipan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
dengan
dukungan
pengelolaan
administrasi,
keuangan dan penyusunan program yang professional. 5. Tugas dan Fungsi a. Tugas Merumuskan kebijakan teknis dan pengendalian di bidang perpustakaan dan kearsipan serta melaksanakan kewenangan tertentu pemerintah provinsi sesuai dengan kebutuhan daerah dan kewenangan lain yang di limpahkan kepada Gubernur. b. Fungsi 1) Perumusan kebijakan teknis dan pengendalian di bidang perpustakaan dan kearsipan yang meliputi deposit bahan pustaka, pengembangan dan pengolahan bahan pustaka, layanan perpustakaan, pembinaan perpustakaan, konservasi arsip serta pengembangan sistem dan pembinaan kearsipan. 2) Penyelenggaraan kesekretariatan badan. 3) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Koleksi Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten berdasarkan stock opname tahun 2014 berupa Buku, referensi,
58
CD/DVD dan kaset dengan jumlah koleksi 28.779 eksemplar dari 13.605 judul. Tabel 2 Daftar Koleksi BPAD Provinsi Banten Tahun 2014 Subjek Jumlah Eksemplar Karya Umum 783 Filsafat dan Psikologi 904 Agama 3.815 Ilmu Sosial 3.236 Bahasa 532 Ilmu Murni 1.039 Ilmu Terapan 4.547 Kesenian 763 Kesusastraan 3.680 Geografi dan Sejarah 1.273 Koleksi Anak 1.111 Koleksi Referensi 1584 MUPK 3912 Karang Taruna 1600
7. Personalia Dukungan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal merupakan hal yang sangat diperlukan. Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia yang ada dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah Provinsi Banten, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah didukung oleh sejumlah personil atau pegawai yang mengemban tugas dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi 59
Banten Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten pada tahun 2013 jumlah total pegawai yang berada di lingkungan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut: a. Jumlah pegawai keseluruhan: 92 1) Jumlah Pegawai menurut status : a) Pejabat Struktural
: 17
b) Staf Pelaksana
: 27
c) Non PNS
: 48
2) Jumlah Pegawai menurut jenjang pendidikan a) SMU / SMK : 6 Orang b) D-3
: 4 Orang
c) S-1
: 21 Orang
d) S-2
: 13 Orang
Dari 44 jumlah pegawai PNS tersebut, ternyata untuk tenaga fungsional perpustakaan baru berjumlah 5 orang dan untuk arsiparis berjumlah 1 orang sehinggga belum maksimal dalam mendukung peningkatan pelayanan publik.
60
8. Struktur Organisasi
61
9. Pemustaka Jumlah pemustaka Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten berdasarkan daftar tahun 2014 berdasarkan jenjang pendidikan berjumlah 54.702 orang, daftarnya adalah sebagai berikut : Tabel 3 Daftar Pemustaka BPAD Provinsi Banten Tahun 2014 Jenjang Pendidikan Jumlah SD 5.574 SLTP 3.135 SLTA 6.313 Mahasiswa 34.101 PNS 1.518 Karyawan 631 Umum 3.430 PUSLING 2.023
10. Fasilitas Berdiri di atas tanah seluas : 4,500 m2, gedung perpustakaan terdiri dari 3 (tiga) lantai dan fasilitas ruang sebagai berikut: a. Lantai I terdiri dari : 1) Ruang lobby atau hall lantai 1 dilengkapi dengan : konter pendaftaran anggota, konter penitipan barang, locker dan rak penitipan barang, panggung/pentas, rak koran. 2) Ruang koleksi perpustakaan. 3) Ruang baca umum. 4) Ruang perpustakaan anak dan story telling. 5) Musholla. 6) Toilet
62
b. Lantai II terdiri dari : 1) Ruang audio visual, multimedia. 2) Ruang internet. 3) Ruang seminar, lokakarya, workshop. 4) Ruang banten corner. 5) Ruang deposit pengembangan perpustakaan. 6) Ruang pengolahan buku. 7) Ruang restorasi buku. 8) Musholla. 9) Toilet c. Lantai III terdiri dari : 1) Ruang kepala. 2) Ruang sekertariat. 3) Ruang bidang konservasi arsip. 4) Ruang
bidang
pengembangan
sistem
dan
pembinaan
kearsipan. 5) Ruang pertemuan. 6) Ruang server d. Fasilitas Penunjang 1) Layanan pembuatan kartu anggota, perpanjangan pinjaman dan
penelusuran
koleksi
online,
Tersedia
pelayanan
pembuatan kartu anggota dan perpanjangan pinjaman buku.
63
Untuk mempermudah pencarian buku pengunjung telah disediakan komputer penelusuran buku referensi. 2) Layanan dongeng dan film dalam kunjungan sekolah ke perpustakaan. Perpustakaan BPAD Provinsi Banten menerima kunjungan
dari
sekolah-sekolah
untuk
pengenalan
Perpustakaan. Jadwal kunjungan bisa dikonfirmasikan terlebih dahulu. Kunjungan ini bisa dilayani pada hari dan jam kerja. e. Wifi / Hot Spot Area Bagi pengunjung umum, yang notabene bukan Anggota, tapi ingin menggunakan fasilitas Internet secara gratis, bisa membawa sendiri
laptop
yang
dilengkapi
WiFi
ke
Area
Hotspot
Perpustakaan. f. Layanan perpustakaan keliling dan layanan mobil pintar Layanan Perpustakaan Keliling ditujukan untuk menjangkau lembaga pendidikan Sekolah Dasar, Madrasah, Pondok Pesantren, Panti Asuhan hingga PKK, Karang Taruna dan PAUD yang tersebar di seputar Provinsi Banten. g. Layanan ruang baca ramah dan layak anak Layanan yang menitik beratkan pada pendamping kegiatan membaca bagi anak-anak, yaitu wahan permainan. Dunia Anak adalah dunia bermain, oleh karena itu untuk menarik minat anak ke Perpustakaan maka disediakan wahana tersebut. h. Sistem Pelayanan Perpustakaan
64
1) Jam layanan Hari Senin s.d Kamis : 09.00 WIB s.d 15.30 WIB Hari Jum’at
: 09.00 WIB s.d 16.00 WIB
Hari Sabtu
: 09.00 WIB s.d 12.00 WIB
2) Fasilitas layanan Perpustakaan Melayani layanan dasar perpustakaan berupa : a) Layanan keanggotaan b) Layanan peminjaman buku c) Layanan pengembalian atau perpanjangan buku d) Layanan baca di tempat e) Layanan penitipan barang (locker) f) Layanan kunjungan berkelompok/rombongan g) Layanan audio visual h) Layanan perpustakaan keliling 3) Layanan Tambahan a) Layanan magang (PKL) / penelitian bagi pelajar atau mahasiswa. b) Layanan mendongeng untuk anak (story telling) c) Layanan fasilitas internet d) Layanan pemutaran film e) Layanan pembinaan pengelolaan perpustakaan f) Layanan pelaksanaan seminar, workshop, sarasehan
65
g) Layanan pelaksanaan pameran dan pelestarian seni budaya.
B. Hasil Penelitian Pada pembahasan di hasil penelitian ini, semua berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para informannya. Hasil wawancara yang ditampilkan adalah hasil reduksi. 1. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis a. Alasan Bimbingan Teknis Setiap kegiatan yang akan dilakukan sudah pasti ada alasan yang melatarbelakangi
terselenggaranya
kegiatan
tersebut,
tidak
terkecuali dengan kegiatan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan
dan Arsip
Daerah Provinsi
Banten,
sebagaimana pernyataan dari dua informan, sebagai berikut : Berdasarkan survei dan kita melihat sendiri langsung ke lapangan ternyata pengelolaan perpustakaan belum sesuai dengan kaidah perpustakaan.37 BPAD adalah lembaga pemerintah yang punya tujuan dan maksud adalah memberikan layanan atau memberikan stimulan kepada masyarakat dalam pengelolaan perpustakaan.38 Dari keseluruhan jawaban informan atas pertanyaan penulis tentang alasan BPAD Provinsi Banten melakukan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah, hampir kedua informan 37
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 38 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
66
berpendapat bahwa bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA penting dilakukan, namun perbedaan dari kedua informan di atas, yaitu pernyataan informan yang pertama menjelaskan bahwasannya pengelolaan perpustakaan-perpustakaan sekolah yang ditemui di lapangan masih belum memenuhi standar yang seharusnya. Sedangkan informan kedua menyatakan bahwa BPAD Provinsi
Banten
memiliki
perpustakaan
di
daerahnya
perpustakaan
sekolah
di
kewajiban baik
sebagai
termasuk
masing-masing
pembina didalamnya
wilayah
untuk
meningkatkan lagi pengelolaan perpustakaannya agar minat masyarakat lebih meningkat untuk mengunjungi perpustakaan. b. Tempat Bimbingan Teknis Penyediaan tempat yang memadai merupakan hal yang wajib disediakan oleh penyelenggara bimbingan teknis bagi para peserta yang berasal dari 8 kabupaten / kota se-provinsi Banten tersebut agar kegiatan bimbingan teknis yang dilakukan bisa berjalan lancar tanpa adanya masalah yang berkaitan tentang tempat. Adapun tempat yang dipilih BPAD untuk menyelenggarakan bimbingan teknis perpustakaan sekolah adalah sebagaimana yang dipaparkan oleh kelima informan berikut ini : Yang saya ikut sekali yang diadain BPAD itu di Nuansa Bali.39 Tepatnya lupa, tahun 2011 di salah satu hotel di Anyer.40 39
Syukriyah, S.Ag., Mantan Pembina Perpustakaan SMAN 7 Tangerang Selatan, Wawancara, Serpong Utara, 07 Mei 2015
67
Untuk tahunnya saya lupa, mungkin 2014, diadakannya di Anyer.41 Penyelenggaraan kita laksanakan di hotel karena kita belum memiliki tempat DIKLAT sendiri,... kita gunakan ruang atau tempat yang memenuhi persyaratan, ternyata yang memenuhi persyaratan untuk Bimtek kebanyakan di hotel, jadi kita gunakan hotel.42 Kita disesuaikan dengan kondisi peserta kalau memang pesertanya sedikit maka kita adakan di aula kita sendiri,... kalau tidak memungkinkan aula ini kemudian kita cari tempat gedunggedung pemerintah yang memenuhi,...itu juga kalau tidak dipakai oleh mereka kita bisa pakai, tapi kalau memang semuanya penuh terpaksa kita di hotel.43 Berdasarkan penjelasan beberapa informan di atas yang telah menjawab pertanyaan dari penulis tempat diselenggarakannya bimbingan teknis yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten, kesemua
informan
menjawab
tempat
diselenggarakanya
bimbingan teknis adalah di sebuah hotel, lebih spesifik lagi dari pernyataan pertama sampai ketiga menjawab bahwasanya kegiatan bimbingan teknis tersebut dilaksanakan di hotel Nuansa Bali di daerah Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Menurut informan keempat dan kelima menjelaskan dipilihnya tempat bimbingan teknis karena BPAD Provinsi Banten tidak memiliki gedung DIKLAT sendiri yang bisa menampung para peserta 40
R. Endang Zubaidah, Mantan Pengelola Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 04 Mei 2015 41 Lesdi Suryadi Said, S.IP., Kepala Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 07 Mei 2015 42 Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 43 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
68
bimbingan teknis dari luar kota dan jika menyewa gedung DIKLAT tidak bisa dikarenakan kegiatannya adalah bimbingan teknis. Selain itu juga dikarenakan ruang rapat yang dimiliki oleh BPAD Provinsi Banten tidak bisa memuat banyaknya peserta bimbingan teknis yang berjumlah 40 orang setiap angkatan pertahunnya. Jadi satu-satunya tempat yang memadai untuk diselenggarakannya bimbingan teknis adalah hotel, ditambah lagi jika dilaksanakan di hotel, para peserta bisa dengan mudah melakukan pelajaran tambahan pada malam harinya jika diinginkan dan memungkinkan. c. Waktu Bimbingan Teknis Penentuan waktu penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kesibukan kegiatan di sekolah seperti saat ajaran baru maupun saat hari libur. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan bimbingan teknis tidak mengganggu kegiatan pengelola perpustakaan sekolah dan dapat diikuti peserta bimbingan teknis. Penyusunan waktu kegiatan juga penting dilakukan, mengingat bimbingan teknis adalah kegiatan yang sudah jelas jumlah hari penyelenggaraannya. Penyusunan agenda juga harus dilakuakn yang dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua pihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan bimbingan teknis.
69
Adapun waktu penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah adalah seperti yang dijelaskan oleh ketiga informan berikut ini : ...Kalau Bimtek kita menggunakan pola maksimal tiga hari,... jam 8 dimulai rehat satu jam sampai sore, kadang-kadang malamnya kita pakai diskusi.44 Jadi tidak lebih dari tiga hari,...karena kalau lebih dari tiga hari pelaksanaannya harus di badan DIKLAT, ...pelaksanaan dari jam 8 pagi sampai malam diselang dengan ishoma kemudian kita mulai lagi jam 13.30 nanti istirahat lagi jam 16.45 mandi sholat makan, setengah 8 masuk lagi sampai jam 21.30 ya jadi sehari itu bisa fullday.45 3 hari, fullday, ...jadi dari pagi, paling istirahatnya cuma dzuhur, makan, terus lanjut lagi sampai sore, solat ashar terus lanjut lagi sampai jam 9.46 Dari
pernyataan
pertama
dapat
diketahui
bahwasannya
penyelenggaraan bimbingan teknis untuk perpustakaan SMA setiap tahun sekali sejak tahun 2008, dari keseluruhan pernyataan informan diatas, bimbingan teknis perpustakaan sekolah dilakukan selama 3 hari dikarenakan jika lebih dari 3 hari, kegiatan tersebut sudah masuk ke dalam pendidikan dan latihan (DIKLAT) bukannya bimbingan teknis (BIMTEK) dan harus dilakukan di badan DIKLAT seperti penuturan informan kedua. Informan kesatu menyatakan porsi yang diberikan dalam bimbingan teknis
44
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 45 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015 46 Dewi Puspitasari, Staff Perpustakaan SMAN 3 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 05 Mei 2015
70
adalah 50:50 artinya dalam 3 hari bimbingan teknis tersebut, satu setengah hari teori dan satu setengah harinya lagi adalah praktek. Dari penuturan ketiga informan diatas juga, dapat dipahami bahwa penyelenggaraan bimbingan teknis dimulai sejak pagi hari pukul 8 hingga malam hari dan istirahat pada waktu ISHOMA (istirahat, sholat dan makan). d. Biaya Bimbingan Teknis Dalam sebuah kegiatan memerlukan biaya yang digunakan demi kelancaran kegiatan tersebut, begitu juga dengan kegiatan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA yang dilakukan oleh BPAD provinsi Banten. Adapun biaya yang digunakan dalam bimbingan
teknis
pengelolaan
perpustakaan
SMA
akan
dikemukakan oleh dua informan berikut ini : Biayanya dari APBD Provinsi dilakukan setiap tahun itu dengan jumlah peserta yang sama tapi seringnya sih berlebih bukan berkurang.47 Kita tergantung dari isian penggunaan anggaran, kita bisa dari APBN melalui PNRI, bisa juga dari APBD tingkat 1 provinsi. Jumlahnya tiap tahun itu bukan sesuai dengan kebutuhan, kita bagaimana dikasih anggaran, kita kan yang penting mengajukan kemudian disesuaikan dengan anggaran pemerintah daerah.48 Berdasarkan penjelasan kedua informan di atas yang telah menjawab pertanyaan dari penulis mengenai biaya
47
yang
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 48 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
71
digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis, kedua informan mengatakan bahwasannya biaya yang digunakan berasal dari APBD Provinsi. Namun menurut informan kedua, biaya yang digunakan bisa berubah jumlahnya ataupun tidak selalu sama pertahunnya tergantung berapa besar yang diberikan pemerintah daerah kepada BPAD Provinsi Banten untuk kegiatan bimbingan teknis tersebut. e. Koordinasi antara BPAD Provinsi Banten dengan Peserta Bimbingan Teknis Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten merupakan lembaga induk atau perpustakaan pembina yang menaungi semua perpustakaan di provinsi Banten, khususnya perpustakaan sekolah. Dalam menginformasikan adanya kegiatan bimbingan teknis kepada para peserta ada beberapa langkah yang dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh beberapa informan berikut ini : ...Kita informasikan dalam penyusunan program rapat koordinasi ,.. anggarannya,...agenda-agenda kita selanjutnya.Kita tindak lanjuti dengan mengirim surat kepada perpustakaan kabupaten / kota untuk menindak lanjuti mengirimkan peserta koordinasi dengan dinas pendidikan untuk mengirimkan para pustakawan atau pengelola perpustakaan di sekolah.49 ...Untuk Bimtek sendiri ini kita informasikan melalui perpustakaan Kabupaten / Kota, mereka menginformasikan termasuk kalau nanti pesertanya dari sekolah misalnya tingkat SMA nanti dia akan menghubungi instansi yang terkait penanganan SMA 49
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015
72
tersebut, misalnya dia koordinasi dengan DINDIK ya Dinas Pendidikan untuk mengirimkan peserta yang belum pernah mengikuti Bimtek.50 Dari keseluruhan jawaban kedua informan atas pertanyaan penulis tentang koordinasi antara BPAD Provinsi Banten dengan para pesrta bimbingan teknis, kedua informan mengatakan bahwa mereka melakukan prosedur yang ada, karena BPAD Provinsi Banten adalah lembaga perpustakaan tingkat 1 maka BPAD harus berkoordinasi dengan lembaga perpustakaannya di bawahnya yaitu lembaga perpustakaan tingkat 2, yaitu perpustakaan daerah kabupaten / kota. Karena bimbingan teknis perpustakaan SMA, perpustakaan kabupaten / kota berkoordinasi dengan instansi yang menaungi SMA tersebut yaitu Dinas Pendidikan. Selanjutnya Dinas Pendidikan memilih peserta yaitu pengelola perpustakaan yang
belum
pernah
mengikuti
bimbingan
teknis
yang
diselenggarakan oleh BPAD provinsi Banten serta Dinas Pendidikan
mengirimkan
surat
undangan
kepada
kepala
sekolahnya. Hal ini sejalan dengan informasi yang disampaikan oleh kedua informan berikut ini : Diundang, diundang dari dinas, ada surat undangan, terus dari sekolah menugasi, undangannya mungkin waktu itu ke perpustakaan, jadi sekolah memberi tugas.51 Dari dinas pendidikan, tapi suratnya sudah tidak ada.52
50
Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015 51 Dra. Norma Purba, Mantan Koordinator Perpustakaan Sekolah SMAN 2 Tangerang Selatan, Wawancara, Tangerang Selatan, 04 Mei 2015
73
Dapat dipahami bahwasannya kedua informan diatas yang merupakan pengelola perpustakaan sekolah mengetahui adanya informasi mengenai bimbingan teknis melalui dinas pendidikan setempat dengan surat undangan kepada kepala sekolah dan kepala sekolah memilih pengelola perpustakaan yang memenuhi syarat untuk mengikuti bimbingan teknis tersebut dengan mengirimkan surat tugas. f. Peserta Bimbingan Teknis Peserta merupakan bagian terpenting dalam sebuah kegiatan bimbingan teknis karena peserta adalah sasaran yang harus diberikan
informasi
sebaik
mungkin
agar
tujuan
dari
penyelenggaraan bimbingan teknis tersebut nisa terpenuhi, untu peserta yang mengikuti bimbingan teknis perpustakaan akan dituturkan oleh dua informan berikut ini : Kalau pesertanya diutamakan pengelola perpustakaan, kepala perpustakaan atau ketua pengelolanya yang dilengkapi dengan SK Kepala Sekolah penunjukkannya. Asalnya dari 8 kabupaten / kota,...untuk jumlah peserta selalu 40.53 Kalau Bimtek sekolahan biasanya pustakawan di sekolah atau ketua pustakawan atau petugas di perpustakaan sekolah itu.54 Menurut kedua informan diatas, yang menjadi peserta dalam kegiatan bimbingan teknis perpustakaan SMA adalah ketua
52
R. Endang Zubaidah, Mantan Pengelola Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 04 Mei 2015 53 Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 54 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
74
perpustakaan, ketua pengelola perpustakaan, ketua pustakawan, pengelola perpustakaan sekolah ataupun pustakawan sekolah, intinya adalah orang yang mengelola perpustakaan sekolah yang belum pernah mengikuti kegiatan bimbingan teknis yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten. Selain itu menurut informan pertama selain belum pernah mengikuti bimbingan teknis, para peserta juga harus dilengkapi dengan SK atau surat tugas yang diberikan oleh kepala sekolah penunjukannya, untuk jumlahnya sendiri yaitu 40 orang dari seluruh perpustakaan SMA dari 8 kabupaten / kota di provinsi Banten, namun terkadang jumlah ini bisa bertambah menjadi 50 orang karena peserta sekolah yang tidak diundang dan datang secara sukarela. Sedangkan menurut informan kedua para pesertanya tidak terbatas pada SMA saja baik itu negeri maupun swasta yang di bawah naungan kementrian pendidikan nasional, melinkan juga semua sekolah yang berada di jenjang menengah baik itu yang di bawah naungan kementrian agama seperti madrasah aliyah baik negeri dan swasta serta pondok pesantren. g. Fasilitas bagi Peserta Bimbingan Teknis Fasilitas yang diberikan dalam kegiatan bimbingan teknis adalah fasilitas yang nantinya dapat menunjang semua pihak dalam penyelenggaraan bimbingan teknis itu sendiri baik itu bagi penyelenggara, pemateri maupu juga peserta, fasilitas yang
75
diberikan BPAD provinsi Banten seperti yang diutarakan oleh kelima informan berikut ini : Fasilitas yang diberikan biasa materi, buku pedoman klasifikasi terus ada tas biasa lah ATK terus fasilitas untuk praktek jadi kita bawa buku-buku yang belum diklasifikasi atau belum dilabel kita praktek.Akomodasi dan penginapan ditanggung BPAD Provinsi Banten, jadi peserta itu tidak bayar satu rupiah pun.55 Fasilitasnya banyak, yang pertama adalah kita fasilitasi untuk penginapan, kemudian makan minum, kemudian fasilitas pembelajaran yang nyaman, nah kemudian mereka juga mengikuti fasilitas keamanan, ketertiban, kemudian nanti mereka dapat sertifikat pernah mengikuti Bimtek dan yang terakhir ada penggantian untuk transport.56 Seminar kit, penginapan, akomodasi dan transportasi.57 Pertama ya penginapan, makan sehari tiga kali, alat-alat tulis, sertifikat, dan transport, itu aja yang didapetin.58 Fasilitas sih ya paling cuma dikasih buku cara membuat katalog, kemudian dapet ATK, kemudian cara mengindeks buku gitu aja, untuk penginapan dan akomodasi sih udah cukup baik, bagus, full dikasih dari BPAD Provinsi Banten.59 Dari kelima informan diatas, dapat ditarik kesimpulannya bahwasannya fasilitas yang diberikan oleh BPAD Provinsi Banten kepada para peserta bimbingan teknis diantaranya adalah, seminar kit, ATK, penginapan, makan dan minum, akomodasi dan transport. Jadi para peserta tidak dipungut biaya sepeserpun dalam
55
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 56 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015 57 R. Endang Zubaidah, Mantan Pengelola Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 04 Mei 2015 58 Lesdi Suryadi Said, S.IP., Kepala Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 07 Mei 2015 59 Syukriyah, S.Ag., Mantan Pembina Perpustakaan SMAN 7 Tangerang Selatan, Wawancara, Serpong Utara, 07 Mei 2015
76
mengukuiti bimbingan teknis ini melainkan mereka menerima banyak sekali fasilitas dan ilmu yang bermanfaat. h. Pemateri Kegiatan bimbingan teknis tidak bisa berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang baik jika tidak ditunjang oleh pemateri yang memenuhi syarat. Pemateri memegang kunci untuk keberhasilan penyelenggaraan bimbingan teknis perpustakaan SMA karena ilmu yang diberikan oleh pemateri akan dibawa pulang oleh para peserta dan diterapkan di perpustakaan mereka bekerja. Adapun pemateri dalam kegiatan bimbingan teknis perpustakaan SMA yang diselenggarakan oleh BPAD provinsi Banten adalah seperti yang dipaparkan oleh keempat informan berikut ini : Pustakawan di daerah sendiri di BPAD pada saat itu baru ada satu dan itu juga belum memenuhi kriteria untuk sebagai tutor jadi kita mengambil dari PNRI.60 Bimtek itukan menyesuaikan artinya supaya kita ada sinergi antara PNRI, BPAD dan perpustakaan kabupaten / kota maka kita datangkan dari PNRI.61 Menurut kedua informan diatas, pemateri biasanya didatangkan dari
Perpustakaan
Nasional
Republik
Indonesia
(PNRI)
dikarenakan PNRI merupakan lembaga induk semua perpustakaan seluruh Indonesia, jadi agar ada suatu sinergi antar lembaga
60
Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015 61 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
77
perpustakaan, selain itu juga PNRI merupakan acuan dari BPAD Provinsi Banten dalam melakukan bimbingan teknis, informasiinformasi
terbaru tentang perkembangan
di
bidang ilmu
perpustakaan bersumber dari PNRI, terlebih lagi dengan mendatangkan pemateri dari PNRI hal itu juga otomatis menjadikan mereka sebagai tim acessor bagi BPAD Provinsi Banten. Selain itu juga dikarenakan pustakawan PNRI mudah untuk menyesuaikan waktu karena tidak terikat waktu dengan lembaga. Namun selain pemateri yang didatangkan dari PNRI, BPAD Provinsi Banten juga mendaulat pustakawan fungsionalnya untuk memberikan materi dalam bimbingan teknis perpustakaan SMA seperti dalam pernyataan informan berikut ini : Sebagai narasumber Bimtek dengan materi pengolahan bahan pustaka sejak disini tahun 2013 berarti sudah dua tahun mengikuti Bimtek.62 Saya sempat jadi narasumber sempat jadi moderator, saya pernah jadi narasumber untuk materi klasifikasi tahun 2013 dan moderator tahun 2013 dan tahun 2014.63 Berdasarkan penuturan kedua informan diatas, pustakawan fungsional BPAD Provinsi Banten diikutsertakan sebagai pemateri dalam kegiatan bimbingan teknis perpustakaan SMA dikarenakan sejak tahun 2013 semenjak BPAD provinsi Banten memiliki
62
Drs. Iman Sukwana, Pustakawan Fungsional BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 28 Mei 2015 63 Indra Hermayadi, S.Sos., Pustakawan Fungsional BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
78
pustakawan fungsional, pustakawan tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai tutor yang sebelumnya posisi tersebut kosong. i. Materi Materi yang diberikan dalam bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA oleh BPAD provinsi Banten adalah materimateri tentang pengelolaan perpustakaan sekolah seperti yang dipaparkan oleh kedua informan berikut ini : Materi yang kita berikan, ini kalau di dalam ilmu perpustakaan adalah dasar-dasarnya,...yang pertama secara garis besar pengantar ilmu perpustakaan,...lalu materi yang kedua yang kita berikan apa yang disebut dengan pengadaan,...pengolahan,...lalu klasifikasi.64 Kalau saya materinya mengenai layanan, terus komunikasi, jadi dua yang saya pegang, jadi mengenai komunikasi di layanan sama layanan prima.65 Dari penjelasan yang dipaparkan oleh kedua informan diatas yang merupakan pemateri yang didatangkan langsung dari PNRI, informan kesatu menjelaskan bahwasannya materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan teknis adalah mengenai layanan teknis di perpustakaan sekolah seperti pengantar perpustakaan (fungsi perpustakaan,
struktur
organisasi
perpustakaan,
layanan
perpustakaan), pengadaan (administrasi awal di perpustakaan, pembuatan buku induk, dan pembuatan stempel), pengembangan
64
Drs.Umar Hadi, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015 65 Drs.Yoyo Yahyono, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015
79
bahan perpustakaan (kriteria membeli buku untuk perpustakaan sekolah, dan kebijakan pengembangan bahan pustaka), pengolahan (membuat katalogisasi, membuat klasifikasi, dan membuat tajuk subjek). Sedangkan menurut informan kedua materi yang diberikan dalam bimbingan teknis adalah tentang layanan pemakai seperti komunikasi dan layanan prima. Dari pernyataan informan kesatu juga dapat diambil informasi bahwasannya pedomanpedoman yang digunakan memberikan materi di kegiatan bimbingan teknis ada banyak diantaranya adalah AACR dan DDC. Selain dua pedoman tadi ada juga pedoman ain yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh beberapa informan sebagai berikut: Selain DDC, AACR Edisi 2, teknik-teknik mengajar,...lalu kita juga pedoman-pedoman yang dibuat oleh badan.66 Pedomannya, pedoman layanan yang sudah kami buat sendiri bahannya, terus juga ada pedoman komunikasi dengan pemustaka, dan ada kaitannya dengan keterbukaan informasi publik, jadi UU 25 itu kita gunakan juga.67 Jadi berdasarkan kedua pernyataan informan diatas, pedoman yang digunakan dalam materi bimbingan teknis perpustakaan SMA adalah DDC, AACR edisi 2, pedoman bimbingan teknis BPAD provinsi Banten dan juga UU 25 tentang keterbukaan informasi publik. Penggunaan pedoman ini juga penting karena agar materi 66
Drs.Umar Hadi, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015 67 Drs.Yoyo Yahyono, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015
80
yang diberikan tidak melenceng dari jalur keilmuan, selain itu penggunan pedoman yang bersifat internasional bermanfaat sekali, dimanapun pustakawan itu berada, aturannya sama karena bersifat internasional. Selain pedoman, ada juga rujukan-rujukan yang diberikan pemateri kepada para peserta bimbingan teknis seperti yang dikatakan oleh beberapa informan berikut ini : Rujukan materi ya seperti ... manajemen perpustakaan sekolah yang dikarang oleh pak Darmono dsb, yang standar perpustakaan sekolah yang dikeluarkan IFLA yang terjemahan itu juga kami sarankan, jadi rujukan-rujukan yang kita perintahkan supaya dibaca..68 Sangat banyak, jadi buku-buku yang harus dibaca, terutama buku yang berkaitan dengan layanan perpustakaan, terus yang kedua juga buku tentang bagaimana mengelola perpustakaan terus bagaimana komunikasi di perpustakaan.69 Dari kedua pernyataan informan diatas, informan kesatu memberikan rujukan kepada peserta untuk membaca buku pengentar ilmu perpustakaan yang dikeluarkan oleh SulistyoBasuki, manajemen perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh Darmono, dan terakhir adalah standar perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA. Sedangkan informan kedua memberikan rujukan yaitu buku-buku tentang layanan dan komunikasi di perpustakaan.
68
Drs.Umar Hadi, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015 69 Drs.Yoyo Yahyono, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015
81
2. Hasil Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Hasil yang didapatkan peserta setelah mengikuti bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA oleh BPAD provinsi Banten seerti yang diutarakan oleh kelima informan berikut ini: Iya, waktu itu sangat membantu, karena background kita bukan pustakawan, apa yang mau kita buat format-format yang benar secara ilmu perpustakaan kita dapatkan, secara realnya kita bisa wujudkan di sekolah, tapi setelah kemajuan teknologi ternyata sekarang sudah ada otomasi digital komputer.70 Ya memberikan hasil, karena kan disana kan kita sharing sama yang, walaupun kita disini udah berjalan semi digital, mereka yang sekolah lain belum, kita kan sharingnya kan, gimana yang tadinya kita gak tahu A jadi tau. Walaupun kita sudah banyak tahunya sih, cuma kan ya lumayan lah banyak temen.71 Ya paling tidak bagi saya menghangatkan ya yang saya tahu dihangatkan kembali sambil juga saya tahu sebegitu perhatiannya ya BPAD tentang perpustakaan supaya dapat terus di sosialisasikan di sekolah terhadap warga sekolah, karena waktu itu kita diingatkan, sasaran perpustakaan disekolah itu siapa saja, jadi sasarannya tidak hanya siswa tapi seluruh warga di sekolah ini.72 Saat itu sih cukup memberikan pencerahan bagi saya, itu tadi kendalanya kita kan mengelola perpustakaan bukan hanya nih buku banyak, sebetulnya tugas perpustakaan itu banyak tidak hanya melabel buku, mendata buku, buku induk dan sebaginya, jadi banyak.73 Kalau untuk saya sendiri yang lulusan ilmu perpustakaan, hasilnya menurut saya ya kurang, kurang membawa hasil juga ya, karena memang dasar banget, dasar ilmu perpustakaan banget jadi istilahnya saya sudah menguasai bener-bener apa yang diajarkan disana.74 70
R. Endang Zubaidah, Mantan Pengelola Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 04 Mei 2015 71 Dewi Puspitasari, Staff Perpustakaan SMAN 3 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 05 Mei 2015 72 Dra. Norma Purba, Mantan Koordinator Perpustakaan Sekolah SMAN 2 Tangerang Selatan, Wawancara, Tangerang Selatan, 04 Mei 2015 73 Syukriyah, S.Ag., Mantan Pembina Perpustakaan SMAN 7 Tangerang Selatan, Wawancara, Serpong Utara, 07 Mei 2015 74 Lesdi Suryadi Said, S.IP., Kepala Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 07 Mei 2015
82
Dari hasil wawancara dengan informan pertama dan kedua, menunjukkan bahwa bimbingan teknis perpustakaan sekolah yang diselelenggarakan oleh BPAD provinsi Banten memberikan hasil kepada mereka, informan kesatu yang backgroundnya bukan dari ilmu peprustakaan mendapatkan hasil yaitu mengetahui format-format yang benar berdasarkan ilmu pepustakaan dan bisa diterapkan langsung di sekolahnya, sedangkan informan kedua mendapatkan hasil yaitu bertahmbahnya pengetahuan berkat sharing dengan peserta lain. Sementara
dari
pernyataan
informan
ketiga
dan
keempat,
penyelenggaraan bimbingan teknis menghangatkan kembali ingatan mereka tentang tugas mereka di perpustakaan sekolah, informan ketiga mendapatkan pencerahan bahwasannya tugasnya di perpustakaan sekolah tersebut harus ditingkatkan dalam hal mensosialisasikan perpustakaan kepada seluruh warga sekolah bukan hanya siswa dan siswi saja, sedangkan informan keempat mendaparkan pencerahan bahwasannya tugasnya di perpustakaan tersebut sebenarnya banyak sekali, jadi pustakawan sekolah dituntut aktif. Namun jawaban berbeda
didapati
backgroundnya
dari berasal
informan dari
kelima,
lulusan
menurutnya ilmu
yang
perpustakaan,
penyelenggaraan bimbingan teknis perpustakaan sekolah kurang memberikan hasil karena pengetahuan yang diberikan pada saat pembelajaran sangat dasar, dan ia sudah mengetahuinya.
83
3. Kendala Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Seberapapun siap atau matangnya perencanaan dalam penyelenggaran sebuah kegiatan, ada hal-hal yang bisa saja terjadi diluar kendali yang menjadi sebuah kendala. Begitu juga dengan penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA oleh BPAD provinasi Banten, kendala kendala tersebut ditemui oleh semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten, baik itu dari pihak penyelenggara, pemateri maupun peserta. Untuk kendala yang dihadapi oleh pihak penyelenggara yaitu seperti yang dituturkan kedua informan berikut ini : ...Kadang-kadang terkendalanya itu daerah itu mengirimkan orang yang tidak mempunyai kredibilitas tinggi, kadang-kadang pimpinan itu menugaskan orang kadang-kadang asal,...mengutus guru sehingga informasi tidak nyambung.75 Ada yang satu yang kemarin kita menjadi perhatian, ternyata ikut Bimtek itu kebanyakan nantinya untuk penambahan nilai kredit poin.76 Dari penuturan kedua informan diatas, ada kesamaan informasi mengenai kendala yang mereka hadapi sebagai penyelenggara bimbingan teknis yaitu para peserta yang mengikuti bimbingan teknis sebagian besar tidak tepat sasaran, maksudnya peserta yang dikirim sekolah bukanlah pengelola perpustakaan melainkan orang pengganti seperti guru misalnya yang memiliki waktu luang dan membutuhkan
75
Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015 76 Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015
84
angka kredit atau tambahan jam kerja. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh pemateri bimbingan teknis adalah seperti yang dituturkan oleh kedua informan berikut ini : Problemnya biasanya kalau peserta itu tidak paham dengan perpustakaan, problem utama. Jadi menurut mereka kerja di perpustakaan bukan sebuah prioritas, jadi tugas saya itu membangkitkan mereka supaya mau bangkit bahwa perpustakaan itu penting, nah problem utama adalah bahwa mereka belum menganggap perpustakaan itu penting.77 Kendala dari fasilitas dan sebagainya tidak ada, saya kira cukup. Lalu kendala SDM,... ada juga beberapa orang yang tidak rajin.78 Dari pernyataan kedua informan diatas, kendala yang mereka hadapi sebagai pemateri bimbingan teknis adalah para pesertanya itu sendiri. Menurut informan kesatu para peserta bimbingan teknis tersebut belum menganggap perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang penting, oleh karena itu dalam melakukan profesinya pun sebagai pengelola perpustakaan sekolah mereka tidak maksimal. Sedangkan menurut informan kedua, sebagian dari peserta bimbingan teknis ada yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias, bahkan ada yang bolos alias tidak mengikut pembelajaran dan lebih memilih tinggal di kamar hotel.
77
Drs.Yoyo Yahyono, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015 78 Drs.Umar Hadi, Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah), Wawancara, Jakarta Pusat, 18 Mei 2015
85
Terakhir kendala yang ditemui oleh para peserta dalam mengikuti bimbingan teknis yang diadakan oleh BPAD provinsi Banten adalah seperti yang diuraikan oleh beberapa informan berikut ini : Jauh aja karena kita dari Tangerang selatan, selain itu tidak ada.79 Kendalanya waktu itu, paling ya jauh, kendalanya perjalanan jauh, disana itu lebih banyak istirahatnya, jadi banyak tidurnya.80 Ga ada sih, secara keseluruhan lancar. 81 Dari ketiga informan di atas, hampir semuanya kompak menjawab tidak ada kendala selain jarak yang jauh namun sebenarnya hal itu tidak terlalu berarti dikarenakan tempat yang diselenggarakannya bimbingan teknis berada di tepi pantai yang termasuk dalam kawasan wisata maka jarak yang jauh pun bisa sirna dengan pemandangan yang ada dan juga pihak BPAD pun memberikan pengganti dari trasnport yang mereka keluarkan untuk sampai ke tempat penyelenggaraan bimbingan teknis tersebut. C. Pembahasan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten merupakan lembaga perpustakaan tingkat satu (provinsi) yang termasuk ke dalam kelompok perpustakaan umum. Menurut Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum yang dikeluarkan Perpustakaan Nasional Republik
79
R. Endang Zubaidah, Mantan Pengelola Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 04 Mei 2015 80 Lesdi Suryadi Said, S.IP., Kepala Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 07 Mei 2015 81 Dewi Puspitasari, Staff Perpustakaan SMAN 3 Tangerang Selatan, Wawancara, Ciputat, 05 Mei 2015
86
Indonesia tahun 1992 tujuan umum dari perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.82 Hal ini sejalan dengan pernyataan, “BPAD adalah lembaga pemerintah yang punya tujuan dan maksud adalah memberikan layanan atau memberikan stimulan kepada masyarakat dalam pengelolaan perpustakaan sehingga mempunyai kewajiban sebagai pembina untuk membina perpustakaan-perpustakaan yang ada supaya minat-minat pemustaka, minat-minat masyarakat terhadap perpustakaan ini cukup tinggi nah dengan cara Bimtek tadi terhadap lembaga-lembaga perpustakaan yang tadi, termasuk lembagalembaga perpustakaan di perguruan tinggi juga kita bina juga sesuai dengan wilayah masing-masing”.83 Pembinaan perpustakaan adalah upaya perbaikan menuju arah yang lebih bagus dari si pembina kepada yang dibina. Dalam pengertian lain, pembinaan perpustakaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus agar segala sesuatunya berjalan pada jalur dan rel yang
82
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum, (Jakarta: PNRI, 1992), h. 6-7. 83 Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015
87
benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya. 84
Istilah pembinaan diartikan adanya yang membina dan yang dibina, yang membina tentu lebih baik dari yang dibina. Oleh karena itu, perpustakaan pembina mau tidak mau, suka tidak suka, harus lebih baik dari perpustakaan lain yang dibina.85 Pembinaan perpustakaan pada dasarnya merupakan usaha atau kegiatan lanjutan yang dilakukan secara berdaya guna setelah berjalannya pendirian dan manajemen perpustakaan berjalan degan baik dengan tujuan memperoleh hasil yang baik dari sebelumnya. Dari penjelasan tentang pembinaan perpustakaan di atas, penulis akan membahas mengenai penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD provinsi Banten. 1. Peserta Bimbingan Teknis Para peserta bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan SMA tidak terbatas pada SMA saja baik itu negeri maupun swasta yang di bawah naungan kementrian pendidikan nasional saja, melainkan juga semua sekolah yang berada di jenjang menengah baik itu yang di bawah naungan kementrian agama seperti madrasah aliyah baik negeri dan swasta serta pondok pesantren yang berada di 8 kabupaten / kota di Provinsi Banten. Hal ini sejalan dengan yang pernyataan, “...Peserta 84
Sutarno NS., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 75 85 Agus, Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernandono (Jakarta: Sagung Seto, 2001), h. 161.
88
sendiri adalah semua anak bangsa jadi perpustakaan ini milik anak bangsa, kita tidak pernah memilah ini pengelolaannya melalui Kementrian Agama, atau ini Kementrian Pendidikan Nasional, semua itu adalah binaan kita yang terpenting mereka anak bangsa Indonesia kemudian mereka juga ingin berkiprah.”86 Hal tersebut sesuai dengan teori tentang perpustakaan umum bahwasannya perpustakaan umum berarti perpustakaan yang terbuka untuk umum atau semua lapisan masyarakat yang memerlukan layanan perpustakaan dan informasi dengan tidak memandang perbedaan ras, agama, jenis kelamin, pekerjaan, pandangan politik, umur dan pendidikan serta perbedaanperbedaan
lainnya.87
Jadi
peserta
yang
disasar
oleh
pihak
penyelenggara yaitu BPAD Provinsi Banten sudah tepat sasaran dan menyeluruh tanpa membeda-bedakan lembaga yang menaunginya. 2. Biaya Bimbingan Teknis Biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis, kedua informan mengatakan bahwasannya biaya yang digunakan berasal dari APBD Provinsi sesuai dengan pernyataan, “Biayanya dari APBD Provinsi dilakukan setiap tahun itu dengan jumlah peserta yang sama...”88 dan juga sesuai dengan pernyataan, “Kita tergantung dari
86
Drs. Abdul Madjid, M.Si., Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 26 Mei 2015 87 Agus, Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernandono (Jakarta: Sagung Seto, 2001), h. 185. 88 Tri Djumargio, M.Si., Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, Wawancara, Serang, 25 Mei 2015
89
isian penggunaan anggaran, kita bisa dari APBN melalui PNRI, bisa juga dari APBD tingkat 1 provinsi....” Hal tersebut sesuai dengan definisi yang diterima dalam IFLA General Conference tahun 1985, perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan yang didirikan dan dibiayai oleh pemerintah daerah atau dalam kasus tertentu oleh pemerintah pusat atau badan lain yang diberi wewenang untuk bertindak atau bertindak atas nama badan, tersedia bagi masyarakat bagi siapa yang ingin menggunakannya tanpa bias atau diskriminasi (IFLA 1986).89 Jadi biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolan perpustakaan sekolah sudah tepat dengan menggunakan biaya dari APBD. 3. Materi Bimbingan Teknis Dalam Handbook for School Administrators yang dikeluarkan oleh Universitas Prince Edward Island-Canada, dijelaskan bahwa program perpustakaan sekolah meliputi berbagai aktivitas yang mendukung kurikulum sekolah dan berkontribusi pada pengembangan belajar sepanjang hayat (the school library program consist of planned learning activities which support the school curriculum and contributes to the development of life long learners).90 Untuk mendukung proses belajar mengajar tersebut, ada tugas yang harus
89
Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2.7. 90 Opong Sumiati, Materi Pokok Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.8
90
dikerjakan oleh perpustakaan sekolah, salah satunya adalah dengan memberikan layanan yang prima. Menurut standar perpustakaan sekolah menegah atas / madrasah aliyah yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tahun 2011 yang termasuk terhadap layanan teknis di perpustakaan sekolah adalah : a. Layanan Teknis Merupakan layanan yang tidak langsung berhubungan dengan pembaca yang pekerjaannya mempersiapkan bahan perpustakaan untuk terselenggaranya layanan pembaca. Layanan ini mencakup pengadaan, pengolahan, penyianangan, perawatan dan laporan. 1) Pengadaan Koleksi perpustakaan yang harus ada diperpustakaan meliputi: a) Buku (buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi). b) Terbitan berkala (majalah, surat kabar). c) Audiovisual. d) Layanan teknologi informasi dan komunikasi. 2) Pengolahan bahan perpustakaan Bahan perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi, diberi tajuk subjek dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada: a) Pedoman deskripsi bibliografis dan penentuan tajuk entri utama (Peraturan Pengatalogan Indonesia).
91
b) Bagan
klasifikasi
Dewey
(Dewey
Decimal
Classification). c) Pedoman tajuk subjek. 3) Cacah ulang dan penyiangan Cacah ulang merupakan kegiatan penghitungan kembali koleksi yang dimiliki perpustakaan agar diketahui profil koleksi, jajaran katalog yang tersusun rapi serta dapat mencerminkan keadaan koleksi sebenarnya. Sedangkan penyiangan koleksi adalah kegiatan mengeluarkan bahan perpustakaan yang sudah tidak dipakai dari koleksi. Perpustakaan melakukan cacah ulang dan penyiangan koleksi perpustakaan sekurangkurangnya sekali dalam satu tahun. 4) Perawatan Perpustakaan melakukan perawatan bahan perpustakaan dengan cara pengendalian kondisi ruangan berupa menjaga kecukupan cahaya dan kelembaban udara. Perpustakaan melakukan perbaikan bahan perpustakaan yang rusak minimal satu tahun sekali. 5) Laporan kegiatan layanan (statistik) 6) Perpustakaan
membuat
laporan
kegiatan
layanan
perpustakaan (statistik) sekurangkurangnya berupa laporan bulanan dan laporan tahunan.
92
Dengan mengacu standar perpustakaan sekolah menegah atas / madrasah
aliyah
yang dikeluarkan
Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia terhadap layanan teknis di perpustakaan sekolah menengah atas yang telah dijelaskan di atas, materi tentang layanan teknis seperti pengantar perpustakaan (fungsi perpustakaan,
struktur
organisasi
perpustakaan,
layanan
perpustakaan), pengadaan (administrasi awal di perpustakaan, pembuatan buku induk, dan pembuatan stempel), pengembangan bahan perpustakaan (kriteria membeli buku untuk perpustakaan sekolah, dan kebijakan pengembangan bahan pustaka), pengolahan (membuat katalogisasi, membuat klasifikasi, dan membuat tajuk subjek) sudah diberikan. Sesuai dengan pernyataan, “Materi yang kita berikan, ini kalau di dalam ilmu perpustakaan adalah dasardasarnya, yang pertama secara garis besar pengantar ilmu perpustakaan, kita jelaskan garis besar daripada perpustakaan, misalkan
fungsinya
untuk
apa,
lalu
struktur
organisasi
perpustakaan bagaimana, layanannya bagaimana dsb. Lalu materi yang kedua yang kita berikan apa yang disebut dengan pengadaan, bagaimana membuat suatu administrasi awal di perpustakaan, pembuatan buku induk, cara pembuatan stempel, kita juga menjelaskan bagaimana mengembangkan bahan perpustakaan yang ada, misalnya bagaimana kita kriteria membeli buku untuk perpustakaan sekolah materinya lebih kearah yang menunjang
93
pendidikan. Jadi dalam pengadaan kita menjelaskan bagaimana kebijakan pengembangan bahan pustaka yang kita ketahui beragam, seperti surat kabar, buku dan sebagainya. Dalam pengolahan kita jelaskan bagaimana membuat katalogisasi, membuat klasifikasi dan membuat tajuk subjek. Jadi dalam katalogisasi kita berpedoman kepada apa yang dibuat oleh perpustakaan nasional yaitu buku tentang peraturan katalogisasi nasional Indonesia, lalu juga ada pedoman yang berbahasa inggris AACR edisi kedua. Lalu untuk klasifikasi, saya menjelaskan tentang teori-teori, sejarah, tujuan, manfaat klasifikasi, lalu bagaimana kita menggunakan klasifikasi, saya juga menjelaskan jenis-jenis
daripada
klasifikasi
seperti
UDC,
DDC,
LC,
Bibliographic dsb. Nah disitu saya menjelaskan tentang kerugian dan keuntungan, jadi kalau misalkan, kita melakukan LC ini keuntungannya apa, kerugiannya apa.” Selain layanan teknis, layanan pemakai pun diberikan dalam kegiatan bimbingan teknis yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten sesuai dengan pernyataan, “Kalau saya materinya mengenai layanan, terus komunikasi, jadi dua yang saya pegang, jadi mengenai komunikasi di layanan sama layanan prima.” Jadi materi yang diberikan dalam kegiatan bimtek yaitu tentang pengelolaan perpustakaan sekolah baik itu tentang layanan teknis dan layanan pemakai.
94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan bimbingan teknis perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten dimulai dengan penyusunan agenda-agenda dalam rapat koordinasi awal tahun anggaran, kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim surat kepada delapan perpustakaan kabupaten / kota untuk berkoordinasi dengan dinas pendidikan masing-masing wilayah untuk mengirimkan para pustakawan atau pengelola perpustakaan di sekolah untuk menjadi peserta bimtek. Kemudian tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan bimtek adalah hotel selama tiga hari dengan mendatangkan pemateri dari PNRI dengan materi yang diberikan tentang pengelolaan perpustakaan sekolah baik itu layanan teknis maupun layanan pemakai. 2. Pada
aspek
hasil
penyelenggaraan
bimbingan
teknis,
ada
ketidakpuasan para peserta bimtek terhadap penyelenggaraan bimtek. Hal itu dikarenakan dari lima informan yang merupakan peserta bimbingan teknis dari perpustakaan SMAN di Kota Tangerang Selatan, dua orang peserta mendapatkan hasil yang berguna dari bimbingan teknis, sedangkan dua orangnya lagi hanya mendapatkan penyegaran
95
kembali, dan selebihnya tidak mendapatkan hasil dari bimbingan teknis karena materi yang diberikan sangat dasar dan sudah diketahui. 3. Pada aspek kendala yang ada saat penyelenggaraan bimbingan teknis, kendala yang ditemukan merupakan kendala serius seperti peserta yang datang bukanlah pengelola perpustakaan melainkan guru yang dijadikan orang pengganti sehingga tidak tepat sasaran, peserta yang bolos selama pembelajaran berlangsung dan jarak yang jauh dari daerah asal peserta menuju tempat penyelenggaraan bimbingan teknis. B. Saran Dari kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan bagi BPAD Provinsi Banten dalam melakukan Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan SMA dimasa mendatang, antara lain : 1. BPAD Provinsi Banten harus memperhatikan beberapa hal dalam menyelenggarakan Bimbingan Teknis, agar kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik, seperti halnya waktu. Penyelenggaraan bimbingan teknis maksimal tiga hari dan jika lebih dari itu sudah masuk ke dalam kegiatan pendidikan dan latihan (DIKLAT) bukannya bimbingan teknis (BIMTEK) lagi. Oleh karena itu, susunan acara harus dipadatkan lagi, dan diharapkan kepada pemateri maupun peserta harus tepat waktu dalam mengikuti acara yang ada dalam bimbingan teknis tersebut agar dalam waktu yang singkat tersebut, semua materi baik itu yang teori maupun praktek bisa tersampaikan.
96
2. Agar penyelenggaraan Bimbingan Teknis memberikan hasil yang maksimal kepada para peserta, BPAD Provinsi Banten sebaiknya menambahkan beberapa materi. Salah satu materi yang sebaiknya ditambahkan adalah materi otomasi perpustakaan yang sedang berkembang di era teknologi, informasi dan komunikasi saat
ini.
Selain itu, materi yang biasa diberikan pada saat bimbingan teknis yang meliputi pengenalan-pengenalan ataupun pengantar perpustakaan sebaiknya diberikan dalam porsi yang sedikit saja. 3. Agar tujuan dari kegiatan bimbingan untuk membantu para pengelola perpustakaan sekolah mendapatkan pengetahuan tentang mengelola perpustakaan secara baik dan benar bisa terwujud. BPAD provinsi Banten sebaiknya berkoordinasi lagi dengan dinas pendidikan di masing-masing wilayah untuk mengundang peserta bimbingan teknis yang berprofesi sebagai pengelola perpustakaan sekolah saja, tidak boleh diwakilkan oleh orang yang bukan pengelola perpustakaan di sekolah tersebut. Selain itu selama pembelajaran, jika peserta sengaja bolos saat pembelajaran berlangsung, maka peserta tersebut sebaiknya diberikan sanksi ataupun didiskualifikasi dari kegiatan Bimbingan Teknis.
97
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sutoyo dan Joko Santoso. Strategi dan Pemikiran Perpustakan Visi Hernandono. Jakarta: Sagung Seto, 2001. Andi Prastowo. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Diva Press, 2010. Darmono. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: PT.Garsindo, 2007. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008. Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Ida Farida.“Perpustakaan Madrasah sebagai Pusat Pembinaan Information Literacy: Belajar dari Cermin Sejarah”. Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society. Editor, Sudarnoto Abdul Hakim Dkk. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Mardalis. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Cet. 5. Jakarta : Bumi Aksara, 1995. Mathis R.L dan Jackson J.H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat,2002. M.T. Sumantri. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research. Singapura: SAGE Publication Asia-Pacific Pte-Ltd., 2011. Opong Sumiati.. Materi Pokok Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum. Jakarta: PNRI, 1992.
98
Perpustakaan Nasional. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011. Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : STIA-LAN Press, 1999. Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta,1994. Rusina Sjahrial Pamuntjak. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan, 1987. Saleh Abdul Rahman, dan Rita Komalasari. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012. Sari Wahyuni. Qualitative Research Method: Theory And Practice. Jakarta: Salemba Empat, 2012. Soelistia. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka, 1995. Sudarnoto Abdul Hakim, ed. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012. Sulistyo-Basuki. Pengantar PustakaUtama, 1993.
Ilmu
Sulistyo-Basuki. Materi Pokok Universitas Terbuka, 2010.
Perpustakaan.
Pengantar
Ilmu
Jakarta:
Gramedia
Perpustakaan.
Jakarta:
Supriyadi. Pengantar pengelolaan perpustakaan sekolah. Malang : Proyek P3T IKIP Malang, 1982. Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto, 2006. Sutarno NS. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
W J S Poerwadaritma. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
99
Sumber Internet BPAD Provinsi Banten. “Sejarah Singkat Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten,” Informasi diakses pada tanggal 03 Oktober 2013 dari http://bpadbanten.net/bpad-1.html#.Uk6-_MoxiZQ Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.“Profil Badan dan Arsip Provinsi Banten,” Informasi diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 dari http://www.pnri.go.id/Attachment/BukuElektronik/Jilid_II/index.html Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. “Susunan Hirarki Unit Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”, Informasi diakses pada tanggal 20 Juli 2014 dari http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/jajaran%5Funit%5Fkerja/#ixzz 3hGNjYsgm Rudi Gunawan, “Mengembangkan Perpustakaan,” Artikel diakses pada tanggal 17 September 2013 dari http://www.kabar-banten.com/news/detail/1500 _________. “Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO,” Artikel diakses pada tanggal 01 Oktober 2013 dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/schoolguidelines.htm _________. “Pengertian Diklat ,Bintek dan perbedaannnya,” Artikel diakses pada tanggal 04 Oktober 2013 dari http://pencerahanpikiran.blogspot.com/2013/03/pengertian-diklat-bintek-dan.html _________. “Sekolah menengah atas,” Artikel diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_atas _________. “Terbentuknya Provinsi Banten,” Artikel diakses pada tanggal 27 Juni 2014 dari http://bantenprov.go.id/read/terbentuknya-provins
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Wawancara dengan informan R. Endang Zubaidah (SMAN 1 Tangerang Selatan)
Wawancara dengan informan Dra. Norma Purba (SMAN 2 Tangerang Selatan)
Lampiran 2
Wawancara dengan informan Dewi Puspita Sari (SMAN 3 Tangerang Selatan)
Wawancara dengan informan Syukriyah, S.Ag (SMAN 7 Tangerang Selatan)
Lampiran 3
Wawancara dengan informan Lesdi Suryadi Said, S.IP (SMAN 2 Tangerang Selatan)
Wawancara dengan informan Drs. Umar Hadi (PNRI)
Lampiran 4
Wawancara dengan informan Drs. Yoyo Yahyono (PNRI)
Wawancara dengan informan Drs. Tri Djumargio, M.Si (Satpol PP Provinsi Banten)
Lampiran 5
Wawancara dengan informan Drs. Abdul Madjid, M.Si (BPAD Provinsi Banten)
Wawancara dengan informan Drs. Iman Sukwana (BPAD Provinsi Banten)
Lampiran 6
Wawancara dengan informan Indra Hermayadi, S.Sos (BPAD Provinsi Banten)
Wawancara dengan informan Ashabul Kahfi, S.IP (BPAD Provinsi Banten)
Transkrip Wawancara Peserta Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: R. Endang Zubaidah : Mantan Pengelola Perpustakaan SMA Negeri 1 Tangerang Selatan : SMA Negeri 1 Tangerang Selatan : Tanggal 04 Mei 2015
1. Apa latar belakang pendidikan anda? Saya dari manajemen ekonomi, jadi bukan pustakawan, waktu itu kita belum punya pustakawan, kebetulan yang bertugas administrasi perpustakaan saat itu tahun 2003-2010 ditunjuk saya. 2. Apa posisi atau jabatan anda di perpustakaan anda bekerja? Pengelola perpustakaan dengan dua orang lainnya. 3. Kapan dan dimana anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Tepatnya lupa, tahun 2011 di salah satu hotel di Anyer. 4. Berapa lama anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? 3 hari tapi dalam pelaksanaanya hanya dua hari. Hari pertama pembukaan dari jam tujuh sampai jam tujuh malam, hari kedua fullday, hari ketiga kita hanya bedah buku dari sastrawan Indonesia. 5. Dari mana anda mengetahui informasi tentang bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Dari dinas pendidikan, tapi suratnya sudah tidak ada. 6. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Tidak ada syarat, hanya pengelola perpustakaan di sekolah, karena waktu itu pustakawan itu agak sulit. Jadi sekolah mengirimkan satu orang. 7. Fasilitas apa saja yang anda dapat selama mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Seminar kit, penginapan, akomodasi dan transportasi. 8. Materi apa saja yang diberikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Waktu itu, pembuatan format-format secara manual, bukan sistem otomasi digital. Cara pembuatan kartu anggota perpustakaan, formatformat buku masuk, buku keluar, buku pengembalian, buku induk dll. 9. Apakah materi yang diberikan mudah dipahami? Sebagian ada yang mudah, yang sulit adalah karena background kita bukan pustakawan itu tentang klasifikasi buku. Lebih banyak materi, prakteknya hanya saat terakhir, tapi mungkin
Transkrip Wawancara Peserta Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Dra. Norma Purba : Mantan Koordinator Perpustakaan SMA Negeri 2 Tangerang Selatan : SMA Negeri 2 Tangerang Selatan : Tanggal 04 Mei 2015
1. Apa latar belakang pendidikan anda? Saya bahasa indonesia, S1 bahasa indonesia cuma karena disini saya waktu lalu belum ada koordinator perpustakaan, dari awalnya memang sekolah ini kan dulunya saya masuk kesini belum ada perpustakaan. Ternyata saya jamnya juga sedikit karena sekolah belum besar, saya diberi tanggung jawab untuk membuka perpustakaan, jadi waktu itu ya saya siap aja saya beli buku buku tentang perpustakaan untuk bisa mengelola perpustakaan, jadi saya memang lama lah di perpustakaan ya saya termasuk perintis sejak tahun1988, saya sudah dua kali stop disana karena jam saya banyak, saya minta di stop tapi balik lagi ke saya, saya terakhir itu tahun 2012. Cuma sempat terstop dua kali lalu kembali ke saya lagi. 2. Apa posisi atau jabatan anda di perpustakaan anda bekerja? Koordinator perpustakaan, disana ada tiga, Martha, Sainah dan Nurafwi yang full teknisnya mereka, tapi saya koordinatornya karena saya kan ngajar bahasa indonesia jadi diberi tanggung jawab saya. 3. Kapan dan dimana anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Di Banten waktu itu, di hotel ferry ya? Sudah dekat ke pelabuhan merak, ya di merak, hotel ferry merak. Haduh saya gak inget ya, kayanya mungkin tahun 2005 kali ya? Sertifikatnya ada tapi gak dibawa. Sebelumnya saya juga sudah ikut pelatihan juga tingkat nasional di PUSDIKLAT Sawangan dan PUSDIKLAT Cipete, 10 hari waktu itu. 4. Berapa lama anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Bimtek itu kalo gak salah waktu itu hmm 4-5 hari lah, sekitar itu lah. Kita fullday, jadi pagi biasa lah kan? Pagi terus rehat trus istirahat lagi siang terus lanjut lagi, nah malam pun kita karena memang tinggal disitu ya, cuma malam sedikit santai ya obrolan dengan temen-temen.
5. Dari mana anda mengetahui informasi tentang bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Diundang, diundang dari dinas, ada surat undangan, terus dari sekolah menugasi, undangannya mungkin waktu itu ke perpustakaan, jadi sekolah memberi tugas. 6. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Waktu itu disana saya cuma denger nama-nama sekolah yang diundang, terus kita diabsen kita dipanggilin hadir engga, surat tugas yang dari sini kita bawa kesana, terus disana daftar dan pada pertemuan pertama diabsen peserta ini hadir ga? Karena saya koordiantor, biasa kan koordinator yang diberi tanggung jawab kecuali saya gabisa baru diminta ke yang lain. 7. Fasilitas apa saja yang anda dapat selama mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Penginapan dengan semuanya dengan akomodasi diberikan. 8. Materi apa saja yang diberikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Secara umum, pengarahan apa namanya itu? Karena waktu itu banyak juga yang seperti saya bukan pustakawan, jadi pertama itu kita diarahkan untuk pembuatan seperti katalog, katalog buku seperti itu sampai ke teknologinya, penggunaan teknologi perpustakaan jadi kita sistem otomasi diberikan. Dari sederhana, pengetahuan tentang perpustakaan itu apa? Dari dasar semua diberikan, pengenalan akan perpustakaan, terus layanan perpustakaan itu harus siapa saja yang dilayani selain anak? Baru sampai ke pelatihan pembuatan katalog terus terakhirnya sampai ke penggunaan teknologi otomasi. Jadi selain materi ada prakteknya, pembuatan katalog itu. 9. Apakah materi yang diberikan mudah dipahami? Mungkin kalau seperti pengenalan sama katalog karena saya sudah lama disana ya saya pahami saja, karena sebelumnya saya juga sudah undangan ke tingkat nasional itu ada 10 hari waktu lalu ya saya biasa saja, mungkin sedikit kesusahan ketika diperkenalkan sistem otomasi, ya sedikit taunya pengenalan jadi taunya ga terlalu banyak. 10. Apakah pemateri tepat waktu dalam memeberikan materi? Ada yang tepat waktu ada juga yang ngaret. 11. Apakah pemateri mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan para peserta Bimtek? Ya bagus, bisa berinteraksi, tidak kaku. 12. Apakah bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten memberikan hasil kepada anda? Ya paling tidak bagi saya menghangatkan ya yang saya tahu dihangatkan kembali sambil juga saya tahu sebegitu perhatiannya ya BPAD tentang perpustakaan supaya dapat terus di sosialisasikan di sekolah terhadap warga sekolah, karena waktu itu kita diingatkan,
Transkrip Wawancara Peserta Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Dewi Puspitasari : Staff Perpustakaan SMA Negeri 3 Tangerang Selatan : SMA Negeri 3 Tangerang Selatan : Tanggal 05 Mei 2015
1. Apa latar belakang pendidikan anda? Saya kan SMA, masih kuliah juga kan sekarang mau lulus sih juni, tapi saya kan ditugasinnya disini, jadi pas waktu ikut Bimtek itu syaratnya kan yang belum pustakawan, jadi kalau ikut Bimtek itu udah setara dengan pustakawan, makanya yang dikirim saya gitu. 2. Apa posisi atau jabatan anda di perpustakaan anda bekerja? Staff, dari tiga orang yang berada di perpustakaan. 3. Kapan dan dimana anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Di Anyer, bulan apa ya saya lupa lagi, tahun 2014. 4. Berapa lama anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? 3 hari, fullday, jadi istirahatnya paling tengah malem, ya selesai kelas itu kan hampir jam setengah sepuluh. Jadi dari pagi, paling istirahatnya cuma dzuhur, makan, terus lanjut lagi sampai sore, solat ashar terus lanjut lagi sampai jam 9. Jadi setiap hari ada materi yang disampaikan. 5. Dari mana anda mengetahui informasi tentang bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Diundang dari Banten, dari BPAD Provinsi Banten. 6. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Syaratnya itu yang bukan pustakawan, karena ini kan untuk menyetarakan yang staff jadi seperti pustakawan, kalau yang udah pustakawan tidak boleh. 7. Fasilitas apa saja yang anda dapat selama mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Ya makan, kamar tidur, terus yang pasti sih itunya, ilmunya. Akomodasi dari sekolah dapet, dari sana ada sih cuma kan gak seberapa yang dikasih dari sini. 8. Materi apa saja yang diberikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Sebenernya sih materi yang udah sering kita kerjain ya. Mungkin kalau di sekolah kita itu sudah sering mengerjakan kaya pengolahan, kita juga udah pakai lontar sistem digital gitu kan, tapi kalau sekolah-
sekolah yang lain itu kan masih pakai manual, jadi kalau menurut kita disini udah kerjan kita setiap hari, jadi kalau menurut sekolah lain kan ilmu banget bagi mereka. Jadi paling pengolahan aja sih, paling buat katalog, buat pengembalian itu, belakang buku, barcode, otomasi diberikan waktu itu sih Senayan yah, cuma karena disini pakai lontar, ya tetep pakai lontar kalau disini. Tapi kan kalau sekolah lain ada yang tertarik pakai SliMS. 9. Apakah materi yang diberikan mudah dipahami? Mudah sih, kalau bagi saya mudah, karena kan memang udah biasa gitu, udah sering dikerjain, memang setiap hari ngerjainnya itu. 10. Apakah pemateri tepat waktu dalam memeberikan materi? Tepat waktu, yang pagi pak siapa yah agak molor juga, tapi kan ya masih bisa lah kita diskusi yang lain. 11. Apakah pemateri mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan para peserta Bimtek? Iya efektif, asyik, pembawaanya asyik. Terdapat sesi tanya jawab dan pemateri mampu menjawabnya dengan benar, malah dia sangat excited kalau ada yang nanya, apalagi yang nanyanya tuh yang benerbener jadi bikin panjang gitu. 12. Apakah bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten memberikan hasil kepada anda? Ya memberikan hasil, karena kan disana kan kita sharing sama yang, walaupun kita disini udah berjalan semi digital, mereka yang sekolah lain belum, kita kan sharingnya kan, gimana yang tadinya kita gak tahu A jadi tau. Walaupun kita sudah banyak tahunya sih, cuma kan ya lumayan lah banyak temen. 13. Apakah setelah mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten, wawasan dan kemampuan anda bertambah? Wawasan dan kemampuan apa saja? Wawasannya paling ya ini yah kaya senayan tuh, kita kan gapake SliMS, cuma akhirnya kita tahu tentang SliMS kan, walaupun kita makenya lontar, tapi kan disanakan dijelasin juga gimana SliMS gitu, jadi tahu. 14. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten? Ga ada sih, secara keseluruhan lancar. 15. Apa saran anda untuk penyelenggaraan Bimtek yang dilaksanakan selanjutnya? Ya lebih diperhatiin aja untuk akomodasi pulang perginya, dari pihak BPAD Provinsi Bantennya maksudnya, jangan sampai yang dari daerah jauh dari situ gak mencakup. Dulu saya pergi sendiri dengan uang sekolah, jadi dari sekolah itu kalau setiap ada Bimtek, setiap ada acara keluar itu, udah ada
Transkrip Wawancara Peserta Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Syukriyah, S.Ag : Mantan Pembina Perpustakaan SMA Negeri 7 Tangerang Selatan : SMA Negeri 7 Tangerang Selatan : Tanggal 07 Mei 2015
1. Apa latar belakang pendidikan anda? Kalau saya latar pendidikannya Bahasa Indonesia dari UIN angkatan lulus tahun 1995. 2. Apa posisi atau jabatan anda di perpustakaan anda bekerja? Waktu itu hanya sebagai apa kalau di perpustakaan itu, hmm bukan pustakawan ya, pembina perpustakaan lah semacam itu. Saya di perpustakaan itu cuma berdua. Kalau dalam segi layanan itu dua itu kurang, kalau benar-benar dilakukan sebetulnya memang rumit ya tugas perpustakaan, belum beli buku dan sebagainya, dua itu kurang sangat kurang dalam segi layanan. Saya mulai bekerja di perpustakaan ya Cuma setahun itu saja, selanjutnya sekarang sudah tidak, tahun 2011 itu, tahun ajaran 2010 / 2011 3. Kapan dan dimana anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Yang saya ikut sekali yang diadain BPAD itu di Nuansa Bali, tahunnya saya lupa mungkin tahun 2011. 4. Berapa lama anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Aduh saya lupa berapa lama, pokoknya nginep selama tujuh hari atau berapa hari saya lupa, kecuali saya liat dulu apa namanya surat tugas atau sertifikat. 5. Dari mana anda mengetahui informasi tentang bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Kebetulan sekolah kami diundang dari Dinas Perpustakaan Tangerang Selatan, kemudian sekolah menugaskan saya untuk mengikuti kegiatan itu. 6. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Oh tidak, tidak ada syarat yang dibutuhkan, hanya disitu untuk istilahnya pembina perpustakaan atau koordinator perpustakaan yang ada di sekolah, di sekolah ini terus terang tidak ada pustakawan yang benar-benar dari lulusan pustakawan atau berlatar belakang pustakawan itu tidak ada, jadi guru yang ada diberdayakan untuk mengurus perpustakaan.
7. Fasilitas apa saja yang anda dapat selama mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Fasilitas sih ya paling cuma dikasih buku apa namanya cara membuat katalog gitu-gitu, cara membuat katalog, kemudian kalo fasilitas ATK ya pasti dapet ya kalau ATK, kemudian cara mengindeks buku gitu aja, untuk penginapan dan akomodasi sih udah cukup baik, bagus, full dikasih dari BPAD Provinsi Banten. 8. Materi apa saja yang diberikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Kalau materi yang diberikan ya dari BPAD Provinsi Banten yang saya inget Pak siapa namanya ya lupa, dari Provinsi langsung yang memberikan materi, kemudian ada beberapa yang memberikan materi cara membuat kantong buku gitu-gitu. Untuk otomasi tidak diberikan, jadi hanya layanan teknis di perpustakaan saja, cara pengelolaan buku. 9. Apakah materi yang diberikan mudah dipahami? Sebetulnya itukan ngarahnya ke praktek ya, kalau sudah dipraktekkan sih sebetulnya mudah, gitu aja sebetulnya, karena itu cara bagaimana membuat yang di belakang buku, kantong buku, indeks buku sebetulnya itu praktek semuanya dijalani itu cuma karena tadi berbatas waktu dan sebagainya jadi kurang optimal itu aja. Jadi selain materi kami disana praktek, cara mengindeks buku kami dikasih kertas, gunting, terus kita dikasih buku apa gitu suruh data sistem ini apa-apa. 10. Apakah pemateri tepat waktu dalam memeberikan materi? Kalau pemateri sih tepat waktu. 11. Apakah pemateri mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan para peserta Bimtek? Kalau menurut saya sih pemateri cukup efektif berkomunikasi, cuma kadang ketika penerapan di lapangan itu banyak yang kita tidak pahami karena, di lapangan itu ketika kita membuat katalog d.l.l. banyak kesulitan dan sebagainya, kita jadi cuma sampai di melabel buku, gitu-gitu aja. Jadi saat penyampaian materi itu ada tanya jawab, ga banyak sih cuma ada beberapa lah dan pematerinya cukup baik dalam menjawab pertanyaan peserta. 12. Apakah bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten memberikan hasil kepada anda? Saat itu sih cukup memberikan pencerahan bagi saya, itu tadi kendalanya kita kan mengelola perpustakaan bukan hanya nih buku banyak, sebetulnya tugas perpustakaan itu banyak tidak hanya melabel buku, mendata buku, buku induk dan sebaginya, jadi banyak. 13. Apakah setelah mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten, wawasan dan kemampuan anda bertambah? Wawasan dan kemampuan apa saja? Ya pada saat itu bertambah, cuma karena saya tidak lagi bertugas disitu ya sekarang saya fokus mengajar membina dibidang lain gitu,
jadi sudah orang lain yang membina perpustakaan gitu. Untuk wawasannya ya kalau bertambah sih secara mendasar ya pengetahuan cara mengolah buku aja gitu yang saya dapet, jadi kalau buku masuk harus gimana, kemudian sirkulasi buku gimana, kemudian nanti buku tersebut harus ditempatkan dimana misalnya yang berkaitan tentang sastra, ensiklopedi, d.l.l. 14. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten? Ya kendala sebetulnya hampir tidak ada, cuma karena antara Bimtek dengan yang terjadi di lapangan tidak singkron gitu aja, kendala secara ini sih tidak ada, untuk waktunya sendiri ya menurut saya harusnya tidak berhenti sampai disitu, harus continue gitu, jadi tidak berhenti udah gitu selesai kemudian tidak ada bimbingan lagi, jadi harusnya continue terus. 15. Apa saran anda untuk penyelenggaraan Bimtek yang dilaksanakan selanjutnya? Ya sebaiknya sih selanjutnya harus terus diadakan kemudian juga untuk meningkat ini yang jadi masalah, meningkatkan minat baca siswa kan sekarang tahu sendiri ya siswa itu lebih senang dengan alat komunikasi, gadget dan sebagainya, siswa merasa kalau masuk ke perpustakaan, memang kalau membuat perpustakaan nyaman itu tidak mudah ya dari segi tempat dan sebagainya itu kan mempengaruhi siswa untuk mau masuk ke perpustakaan ya paling tidak untuk kedepannya ya butuh terus bimbingan dari ya minimal dari PERPUSDA daerah setempat, ya kemudian PERPUSDA harus lebih banyak menyelenggarakan lomba-lomba yang kaitannya dengan minat baca siswa, ya contohnya misalnya paling tidak PERPUSDA menyelenggarakan lomba majalah dinding untuk tingkat SMP maupun SMA tapi yang diundang jangan hanya perwakilan kecamatan, tetapi harus semua sekolah jadi disitu ada daya saingnya kita mendapatkan sesuatu dari pengalaman tersebut, walaupun tidak menang tetapi oh sekolah ini seperti ini menarik bisa mengelola MADING karena kalau MADING bukan hanya menulis tetapi mengolah informasi yang lebih komunikatif dan bisa dibaca oleh semua orang, itu sebetulnya harus ada banyak lomba, pernah memang PERPUSDA menyelenggarakan lomba baca cerita daerah, pernah sekolah kami juga ikut dan Alhamdulillah menang untuk tingkat Tangerang Selatan cuma untuk tingkat provinsinya tidak cuma ya tidak berhenti sampai disitu, harus terus diadakan hanya jangan hanya mengundang tadi yang saya katakan hanya satu sekolah, karena biasanya PERPUSDA itu perwakilan saja, tidak semua sekolah, dan PERPUSDA juga sebetulnya sudah ada usaha untuk menyelenggarakan ada event-event ada acara-acara yang biasa diadakan setiap tahun itu yang di depan walikota itu biasanya hanya beberapa sekolah saja yang diundang, lomba misalnya lomba menata
Transkrip Wawancara Peserta Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Lesdi Suryadi Said, S.IP : Kepala Perpustakaan SMA Negeri 9 Tangerang Selatan : SMA Negeri 9 Tangerang Selatan : Tanggal 07 Mei 2015
1. Apa latar belakang pendidikan anda? Sarjana ilmu perpustakaan dari UIN Jakarta. 2. Apa posisi atau jabatan anda di perpustakaan anda bekerja? Sebagai kepala perpustakaan, saya disini berdua dengan OB (Office Boy), dia juga membantu saya dalam bidang sirkulasi, pokoknya untuk merapihkan perpustakaan dia juga ikut membantu. Saya bekerja disini sekitar tahun 2009. 3. Kapan dan dimana anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Untuk tahunnya saya lupa, mungkin 2014, diadakannya di Anyer. 4. Berapa lama anda mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Saya mengikuti Bimtek kurang lebih tiga hari, dalam tiga hari tersebut kebanyakan mereka seminarnya tentang cara mengelola perpustakaan, bedah buku, cara merapihkan buku, apabila ada buku yang rusak bagaimana cara membenarkannya, kurang lebih seperti itu. 5. Dari mana anda mengetahui informasi tentang bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Untuk informasi, kita diundang langsung dari BPAD Provinsi Banten, jadi melalui undangan. 6. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Disitu cuma dijelaskan, syarat-syaratnya pertama ya membawa surat dari sekolah, siapa siapa yang pergi dan kedua itu disuruh membawa laptop, cuma itu aja yang disuruh bawa. 7. Fasilitas apa saja yang anda dapat selama mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Pertama ya penginapan, makan sehari tiga kali, alat-alat tulis, sertifikat, dan transport, itu aja yang didapetin. 8. Materi apa saja yang diberikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Ya dasar sih, tentang sirkulasi di perpustakaan, pengelolaan perpustakaan itu kaya gimana, buku yang masuk dan keluar ya sirkulasi itu lah, jadi dasar banget untuk saya yang backgroundnya sarjana perpustakaan yang sehari-hari udah melakukan itu semua.
9. Apakah materi yang diberikan mudah dipahami? Kebetulan yang mengikuti Bimtek itu yang lulusan sarjana ilmu perpustakaan sekitar dua orang, dan untuk yang bener-bener lulusan perpustakaan ya emang itu istilahnya masih dasar, sangat mudah dipahami, kecuali yang lulusannya bukan perpustakaan nah mereka bener-bener bermanfaat bagi dia. 10. Apakah pemateri tepat waktu dalam memeberikan materi? Waktu itu paling hanya telat beberapa menit. 11. Apakah pemateri mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan para peserta Bimtek? Ya, sangat berkomunikasi sekali dia dengan peserta yang lain. Ada sesi tanya jawab, dalam menjawab cukup bagus, karena memang bidangnya dia langsung, jadi dia sangat menguasai. Untuk waktu, ada beberapa yang waktunya kurang cukup seperti cara mengelola perpustakaan waktunya hanya sedikit, karena kan cara mengelola perpustakaan itu kalau bisa harus dengan prakteknya langsung, jadi waktunya sangat sedikit sekali. Saat Bimtek, pada waktu bidang perpustakaan sendiri, lebih seimbang waktu antara praktek dan materi, dikasih waktu sekitar dua jam, sejamnya ke materi, sejamnya ke praktek langsung, dan prakteknya itu waktunya sangat sedikit. 12. Apakah bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten memberikan hasil kepada anda? Kalau untuk saya sendiri yang lulusan ilmu perpustakaan, hasilnya menurut saya ya kurang, kurang membawa hasil juga ya, karena memang dasar banget, dasar ilmu perpustakaan banget jadi istilahnya saya sudah menguasai bener-bener apa yang diajarkan disana. 13. Apakah setelah mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten, wawasan dan kemampuan anda bertambah? Wawasan dan kemampuan apa saja? Kalau untuk wawasan ya paling kalau untuk lulusan kaya saya yang backgroundnya sarjana perpustakaan, wawasannya ya paling nambah temen, kalau untuk yang diluar perpustakaan seperti peserta-peserta lain yng backgroundnya guru itu bener-bener bermanfaat bagi mereka semua. 14. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengikuti bimtek pembinaan perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten? Kendalanya waktu itu, paling ya jauh, kendalanya perjalanan jauh, disana itu lebih banyak istirahatnya, jadi banyak tidurnya. 15. Apa saran anda untuk penyelenggaraan Bimtek yang dilaksanakan selanjutnya? Saran saya sih kalau bisa, bagi lulusan seperti saya nih ya yang sarjana perpustakaan, kalau bisa mengadakan pelatihan-pelatihan
Transkrip Wawancara Pemateri Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Drs. Umar Hadi : Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah) : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia : Tanggal 18 Mei 2015
1. Materi apa saja yang disampaikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Ya, jadi memang BPAD Provinsi Banten ini dia setiap tahun itu mengadakan Bimtek untuk bidang perpustakaan, dalam hal ini kebanyakan juga kita Bimteknya adalah untuk perpustakaan sekolah dalam hal ini ya kalau ade membuat skripsinya tentang penyelenggaraan Bimtek yang diselenggarakan oleh BPAD Provinsi Banten khususnya perpustakaan SMA. Jadi memang mereka di Banten mengadakan khususnya Bimtek perpustakaan ada perpustakaan SD, SMP dan SMA hanya memang penyelenggaraannya kadang-kadang ada yang khusus untuk SD maupun SMA. Nah ini memang dilaksanakan oleh BPAD setiap tahun, jadi mereka melakukan tahun, kadang-kadang ada yang dua kali dalam setahun. BPAD sesuai tugasnya adalah membina perpustakaan yang ada di daerah dalam hal ini Tangerang Selatan yang berada di Banten. Nah materi yang kita berikan, ini kalau di dalam ilmu perpustakaan adalah dasar-dasarnya, jadi kita dalam memberikan bimbingan ini ada berbagai macam ya, ada materi-materi yang kita berikan. Yang pertama secara garis besar pengantar ilmu perpustakaan, jadi pengantar ilmu perpustakaan ini ya diberikan pada waktu kita jam pertama kita memberikan pengantar perpustakaan, nah dalam pengantar ini kita jelaskan garis besar daripada perpustakaan, misalkan fungsinya untuk apa, lalu struktur organisasi perpustakaan bagaimana, layanannya bagaimana dsb. Jadi nanti bisa dikembangkan sendiri ya, jadi karena pengantar ilmu perpustakaan, sejarah dan sebagainya itu mungkin bisa dikembangkan sendiri. Lalu materi yang kedua yang kita berikan apa yang disebut dengan pengadaan, jadi pengadaan bahan pustaka dalam hal ini kita mengajarkan bagaimana membuat suatu administrasi awal di perpustakaan, nah administrasinya misalkan saja pada waktu buku datang misalnya mereka membeli buku, jadi pengadaan kan biasanya yang didapat dari hadiah, pembelian, tukar menukar, ya itu dalam teori sudah dipahami, nah mereka diberikan materi semacam pengadaan, nah apa yang harus dikerjakan pada waktu mereka
mendapatkan pengadaan, ya misalkan saja yang paling utama adalah pembuatan buku induk, jadi pembuatan buku induk ini adalah dasar daripada pengadaan bahan pustaka untuk administrasinya, nah pengadaan dalam hal ini buku induk kita jelaskan apa saja yang termasuk dalam buku induk misalkan saja judul, pengarang, penerbit, tahun terbit dsb. Lalu dijelaskan juga dalam pembuatan buku induk itu apakah mereka membuat buku induknya pertahun atau berlanjut nah ini yang kita jelaskan dalam pengadaan, lalu juga di dalam pengadaan kita menjelaskan juga cara pembuatan stempel, jadi dalam stempel itu ya nanti ada berbagai macam ya, ada yang dihalaman judul, stempel rahasia, belakang buku. Stempel juga ada dua macam ya, ada stempel pemilik perpustaaan sekolah, lalu ada stempel yang menyatakan judul, nomor kelas. Nah secara garis besar itu memang bagian pengadaan kita juga menjelaskan bagaimana mengembangkan bahan perpustakaan yang ada, misalnya bagaimana kita kriteria membeli buku untuk perpustakaan sekolah materinya lebih kearah yang menunjang pendidikan. Jadi dalam pengadaan kita menjelaskan bagaimana kebijakan pengembangan bahan pustaka yang kita ketahui beragam, seperti surat kabar, buku dan sebagainya, nah jadi kita menjelaskan kepentingan perpustakaan sekolah karena dalam hal ini Bimteknya perpustakaan sekolah kita menjurus ke sana, dan kita menjelaskan bagaiman perpustakaan sekolah dapat dikembangkan dengan melihat berbagai jenis perpustakaan yang lain. Dalam pengolahan, nah kebetulan pengadaan dan pengolahan ini saya yang menangani, jadi dalam hal pengolahan, kita jelaskan bagaimana membuat katalogisasi, membuat klasifikasi dan membuat tajuk subjek. Dalam hal ini saya menjelaskan satu per satu, jadi pertama katalogisasi terlebih dahulu, jadi katalogisasi kita berpedoman kepada apa yang dibuat oleh perpustakaan nasional yaitu buku tentang peraturan katalogisasi nasional Indonesia, yang merupakan dasar bagi kita dalam membuat katalog, lalu juga ada pedoman yang berbahasa inggris AACR edisi kedua, nahini yang saya pergunakan dalam kita menjelaskan tentang katalogisasi, nah tentunya masih banyak lagi pedoman-pedoman yang bisa kita pakai untuk pembuatan katalogisasi, bahkan ISBD, nahini kita jelaskan juga disana di dalam kita membuat katalogisasi, jadi katalogisasi yang kami berikan bahwa disini yang kami berikan yang bersifat internasional, jadi dimanapun kalu mereka menggunakan AACR peraturannya sama jadi bersifat internasional. Lalu untuk klasifikasi, nah klasifikasi ini di dalam penjelasannya saya menjelaskan tentang teori-teori dan sejarah tentang klasifikasi, jadi tujuan klasifikasi itu apamanfaat klasifikasi itu apa, lalu bagaimana kita menggunakan klasifikasi, saya juga menjelaskan jenis-jenis daripada klasifikasi seperti UDC, DDC, LC, Bibliographic dsb. Nah disitu saya menjelaskan tentang kerugian dan keuntungan, jadi kalau misalkan, kita melakukan LC ini keuntungannya apa, kerugiannya apa, nah padadasrnya kan kalau di Indonesia kan menggunakanya
DDC ya, disitu juga saya menjelaskan DDC itu apa, kalau menggunakan UDC ini seperti apa, saya jelaskan supaya mereka mengetahui apa yang saya jelaskan ini, nanti bisa dipakai, kan kalau perpustakaan sekolah tidak mungkin memakai UDC karena bisanya digunakan untuk subjek-subjek tertentu, nah kebanyakan kita jelaskan tentang bagaimana pemakaian DDC, di dalam saya menjelaskan DDC ini saya juga menjelaskan bahwa di dalam DDC kalau kita lihat bukunya 4 jilid tebal sekali kan, tetapi saya anjurkan bahwa di dalam DDC itupun ada yang DDC ringkas yang dibuat oleh pak zein biteras, lalu juga DDC klasifikasi yang dibuat perpustakaan nasional, jadi untuk klasifikasi, kita menjelaskan lebih banyak kepada DDC, yang lainnya UDC dan lainnya tidak karena ini kan Bimtek yang kaitannya dengan dasar-dasarnya ya, lalu untuk klasifikasi, pada dasarnya kita pakai yang umum, DDC yag dipakai di semua sekolah karena rata-rata pakai DDC, nah selanjutnya untuk tajuk subjek, nah tajuk subjek ini, saya memberikannya berdasarkan pada tajuk subjek yang dikeluarkan perpustakaan nasional, tajuk subjek yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional itu sudah agak lengkap, lain dengan tajuk subjek yang dibuat oleh pak Zein Biteras agak ringkas, makannya saya pakai yang dari perpustakaan nasional. Nah di dalam tajuk subjek saya memberikan gambaran tentang bagaimana cara membuat tajuk subjek, nah disitu memang ada peraturan-peraturannya, ada tentang bagaimana subdivisi tajuk subjek, nah tajuk subjek ini jadi merupakan dasar-dasar kita membuat suatu, istilahnya, kata kunci, kalau di dlam perpustakaan istilahnya tajuk subjek, tapi kalau di dalam abstrak itu kata kunci, jadi materi yang saya berikan itu berupa dasar-dasar di dalam kita membuat suatu perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah, lalu yang kita berikan juga, disini layanan yang kebetulan pengajarnya adalah pak Yoyo, mungkin saya gambaran singkat saja ya, jadi kalau layanan diberikan, bagaimana cara melayani di perpustakaan sekolah, nah khususnya misalkan saja, kalau untuk layanan kan ada jenis-jenis ada yang sistemnya terbuka, ada yang sistemnya tertutup, nah bisanya disitu dijelaskan juga tentang bagaimana pelayanana di perpustakaan, jadi pelayanan di perpustakaan kalau dia terbuka mereka bisa langsung mengambil buku ke rak, kalau dia tertutup petugas yang mengambilkan, nah disini emmang dijelaskan kelemahan dan keuntungannya, lalu juga di dalam layanan dijelaskan juga jenis-jenis layanan, misalkan ada layanan sirkulasi, layanan fotokopi ada, layanan refsrens, jadi berbagai layanan yang bisa dikerjakan di sekolah ya, karena lingkupnya kalau perpustakaan sekolah kan agak kecil ya, selain itu juga biasanya dalam layanan itu dijelaskan juga bagaimana kita etika di dalam melayani, jadi kalau misalkan ada tamu harus bagaimana gitukan, jangan sampai misalkan ada tamu kita diam saja, nah itu diberikan juga dalam tatacara etika. Jadi Bimtek ini diadakan 3 hari, jadi kalau malam biasanya ada kebijakan.
2. Apakah ada rujukan materi yang diberikan kepada peserta bimtek? Ohiya dalam hal ini rujukan materi ya seperti kalau di pepustakaan sekolah kan kita anjurkan untuk membaca buku-buku tentang perpustakaan banyak sekali kalu kita lihat di perpustakaan ada manajemen perpustakaan sekolah yang dikarang oleh pak Darmono dsb, yang standar perpustakaan sekolah yang dikeluarkan IFLA yang terjemahan itu juga kami sarankan, jadi rujukan-rujukan yang kita perintahkan supaya dibaca. Nah di dalam kita membuat istilahnya ilmu perpustakaan banyak sekali rujukan-rujukan seperti pengantar ilmu perpustakan yang dibuat oleh pak Sulistyo Basuki, lalu juga ada pengantar ilmu perpustakan yang dibuat oleh dosen UGM juga itukan, jadi rujukan-rujukan yang dalam materi banyak kita anjurkan untuk dibaca, tapi kalau rujukan bagi kita untuk mengajar, misalkan saya mengajar pengadaan, lalu juga pengolahan biasanya adakan materinya di pengantar ilmu perpustakaan. Nah kalau di dalam katalogisasi seperti yang saya jelaskan tadi peraturan katalogisasi Indonesia AACR edisi 2, lalu kalau di dalam klasifikasi kita harus membaca DDC yang aslinya, lalu juga DDC versi terjemahan yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional republik Indonesia, lalu juga saya jelaskan referensi untuk klasifikasi saya anjurkan ringkasan DDC yang dibuat oleh pustakawan UGM namanya pak Rodmianto kalau tidak salah. Jadi materi yang saya berikan tentang layanan banyak sekali ya kita tinggal lihat berbagai macam buku pengantar itu ada di dalamnya. 3. Bagaimana metode/teknik pembelajaran yang diterapkan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Jadi begini kalau metode kita pakai metode diskusi, jadi secara ini kita jelaskan dulu teori-teorinya, setelah itu lalu kita diskusi, tanya jawab, apa dan sebagainya lalu kita berikan praktek. Jadi kalau katalogisasi, klasifikasi, dan tajuk subjek diperlukan praktek bagaimana dia membuat katalogisasi, bagaimana dia membuat klasifikasi dan tajuk subjek nah itu kita praktekan pada bukunya, jadi pada waktu kita mengajar, mereka setelah teori dan sebagainya mereka diberikan buku satu-satu, nah mereka kita perintahkan membuat katalognya. Jadi pertama saya ambil dulu satu buku lalu buku tersebut saya tunjukkan nah lalu kita membuat sama-sama, setelah mereka semua satu saya buatkan, mereka sudah ada pandangan baru. Lalu ketika mereka praktek satu orang satu buku, kita perintahkan membuat katalognya, jadi buku tersebut masih kosong belum ada katalognya belum ada klasifikasinya, nah kita perintahkan mereka untuk membuat katalognya, klasifikasinya pada satu kertas buram. Di dalam kertas buram tersebut kita jelaskan bahwa kita nanti disini membuat katalog, tajuk subjek, klasifikasi. Jadi dalam satu rangkaian kegiatan kita membuat semuanya, buku yang ada kita perintahkan membuat ketiga-
tiganya lali setelah itu kita periksa satu persatu, jadi kadang-kadang teknik yang saya pakai juga mereka maju ke depan dengan membawa buku yang sudah dikerjakan, dengan cara demikian bahwa mereka kan masing-masing sudah siap karena takut dipanggil ke depan, jadi dalam hal ini memang teknik atau metode yang saya pakai intinya adalah praktek yang dibuat senyaman mungkin, ya ada sedikit gurauan lah supaya mereka tidak tegang ya. Setelah mereka melakukan ketiganya mereka akan mempunyai satu kertas buram, nah yang telah mereka kerjakan kita harus lengkapi termasuk misalkan saja call numbernya, kalau mereka belum membuat kertas buram, call numbernya tidak ada. Nah ini saya jelaskan bahwa kita harus membuat jatalognya dulu baru kita buat call numbernya. Nah lalu kartu buku, saya masih menjelaskan kartu buku dan kantong buku karena kan kalu perpustakaan sekolah masih jauh dari otomasi, nah disini saya menjelaskan kalau kantong buku sumbernya ya dari katalog ini. Jadi dalam prakteknya saya jelaskan sedapat mungkin kalau sudah membuat katalog kelas dia bisa membuatkan call number, kartu buku dan kantung buku. Jadi pada waktu kita berikan semuanya, ini berarti mereka sudah siap, buku induk ada, stempel mereka siap, lalu ada call number samapi kartu dan kantong buku ada di dalam buku. Jika mereka ini saja sudah bisa, maka mereka menyelesaikan administrasi dengan benar. Karena sebelum mengajar saya biasanya bertanya dulu apakah di sekolah bapak dan ibu ada katalog ternyata tidak ada, apakah ada buku induk ternyata tidak ada nah dasar-dasar administrasi yang harus ada saya jelaskan, buku induk harus ada, lalu katalognya juga harus ada, buku harus sudah di label terus ada kartu buku kantung buku nah baru bisa dilayankan, jadi kalau belum ada call number dan sebagainya buku belum bisa dilayankan. Jadi pada dasarnya yang penting mereka berani membuat katalog, klasifikasi dan tajuk subjeknya yang dipraktekkan di bukunya. Nah kalau sudah itu kan bergantung pada layanan mereka, yang penting administrasinya sudah, makanya para peserta Bimtek tersebut apakah sudah membuat apa yang telah diajarkan? Kalau sudah mengikuti apa yang sudah saya jelaskan Bimtek tersebut berhasil, karena mereka mengikuti peraturan kan, dasar-dasarnya mereka buat, kalau perkembangannya kan tergantung mereka masing-masing peserta. 4. Apa saja yang menjadi pedoman-pedoman bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Selain DDC, AACR Edisi 2, selain itu secara pedoman Bimtek, ya saya memang mempelajari teknik-teknik mengajar, dalam hal ini untuk saya sendiri, lalu kita juga kan mengikuti pedoman-pedoman yang dibuat oleh badan, jadi badan perpustakaan juga dia kan memunyai pedoman dalam bimbingan teknis, jadi kita juga mengikuti alur daripada bagaimana keinginan daripada BPAD provinsi Banten dalam rangka bimbingan teknis ini, jadi kita mengikuti apa-apa saja yang diinginkan oleh badan tersebut.
5. Apakah anda merancang dan mengevaluasi materi bimtek? Oh iya jadi gini ya memang sebelum kita mengajar kita kan biasanya kita membuat rancangan, dalam hal ini kita juga membuat makalah lalu kita juga membuat powerpointnya, nah rancangannya ini kita sesuaikan dengan materi yang akan kita ajar, kalau kita misalkan SMA maka materi kita sesuaikan, nah ini memang saya membuat rancangan-rancangan yang sesuai dengan keinginan daripada Bimtek tersebut, jadi tidak hanya satu terus-terusan, jadi berbagai macam ya. Nah lalu evaluasi ya dalam hal evaluasi pada waktu Bimtek kita biasanya memberikan semacam soal, jadi soal tersebut ya bukan berarti karena kalau Bimtek yang 3 hari ini biasanya tidak terlalu ini ya kita kasih soal ya kita lakukan praktek dsb nah itu jadi alat evaluasi kita, lalu biasanya kita menanyakan, misalnya saya ambil satu buku, lalu mereka saya persilahkan kira-kiraini tajuknya apa lalu nomor kelasnya berapa nah kalau nantinya buku ini tentang ini ini ini mereka akan tahu istilahnya bagaimana nomor kelas dan sebagainya. Jadi evaluasi kita buatkan ya, memang biasanya kalau sebelum mengajar pun ya kita harus evaluasi mereka dulu, ya kita tanyakan bagaimana keadaan perpustakaan sekolahnya dan sebagainya, itu sebagai alat evaluasi juga. 6. Apakah anda memiliki background yang sama dengan materi yang diberikan pada bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Oh ya, jadi gini kalau masalah background saya dulu pernah mengikuti Bimtek perpustakaan kira-kira tahun 1984 kali ya bimtek tentang perpustakaan selama 6 bulan, lalu setelah itu saya banyak mengikuti Bimtek Bimtek yang lain, lalu juga ada seminar dan selanjutnya, setelah itu juga saya mengikuti S2 perpustakaan ya jadi memang sesuai dengan porsi untuk saya mengajar, karena kalau kita perpustakaan backgroundnya ya harus dari perpustakaan, kebetulan saya S2 dari perpustakaan UNPAD, jadi ya background secara ini ya memenuhi lah, lain kalau misalkan backgroundnya misalnya bidangnya lain tapi ngajarnya ini, tapi kebetulan saya pas sekali untu S2nya dari perpustakaan UNPAD. 7. Bagaimana sikap dan tanggapan para peserta bimtek terhadap materi yang disampaikan? Ya memang sikap daripada peserta ini kalau kita lihat pada waktu saya mengajar, mereka pada umumnya karena pada perpustakaan mereka juga kadang-kadang ada yang sudah ada, ada juga yang belum ya biasanya responnya tinggi karena keingintahuan mereka, yang sebelumnya perpustakaannya istilahnya cara membuat katalogisasinya tidak tahu dan klasifikasinya tidak tahu, akhirnya mereka berminat, makanya saya katakan di awal tadi para peserta tersebut bagaimana hasil mereka, kalau hasil mereka menyatakan positif berarti nanti ada kaitannya.
8. Apakah fasilitas yang disediakan oleh BPAD provinsi Banten sudah baik dalam menunjang berlangsunnya bimtek? Ya saya kira untuk fasilitas dalam Bimtek sudah cukup, karena kita disana peralatan-peralatan kita menjadi narasumber itu sudah lengkap, jadi tempatnya juga enak disana, ya namanya juga di ruang hotel ya, udaranya enak dan sebagainya, nah lalu juga staff-staff BPAD menunjang sekali, jadi mereka disana ada semacam kalau kita mau mengajar itu ada semacam moderatornya jadi ada pendamping dari BPAD provinsi Banten jadi mengenalkan dan menjelaskan pemateri kepada peserta, jadi mereka mendampingi kita, nah dari segi fasiltas sih sudah bagus ya, memenuhi standar Bimtek sekiranya ya. 9. Apakah waktu yang disediakan untuk memberikan materi bimtek sudah cukup? Karena ini Bimtek tiga hari, jadi kalau kita lihat dari apa yang dibuat ini kelihatannya sih kurang ya, kenapa? Karena untuk pelajaran katalogisasi, klasifikasi dan tajuk subjek itukan memerlukan jam yang panjang, tetapi kita menyesuaikan di dalam bimtek ini kira-kira mana yang yang urgent yang harus kita jelaskan supaya mereka bisa menerapkan, jadi disini tergantung kelihaian daripada narasumber ya, kalau dia bisa menjelaskan materi yang begitu banyak dengan waktu sesingkat mungkin tapi masuk ke peserta, jadi peserta mengerti. Jadi dibilang jamnya kurang, ya kurang karena dalam prakteknya kalau belajar klasifikasi itu minimal 50 jam begitu juga dengan katalogisasi 50 jam, jadi ini tergantung dari kelihaian narasumber dalam memberikan materi. 10. Apakah para peserta bimtek aktif dalam proses pembelajaran? Oh iya karena kita kan sifatnya diskusi kan, jadi kadang-kadang narasumber harus dapat memberikan komunikasi kedua gitu kan, dalam hal ini kita harus, jika mereka diam hanya mendengarkan nah sewaktu-waktu kita harus bertanya kepada mereka, nah misalkan yang saya sering tanyakan bagimana cara pengadaan buku di perpustakaan anda? Nah mereka kan jadi mau kan, lalu sekarang siapa yang mau bertanya? Jadi timbal balik, jadi itulah yang saya berikan pada waktu kita mengajar, jadi timbal balik antar peserta, jadi saya tidak hanya teori, lalu biasanya respon mereka kalau sudah timbal balik seperti itu kita malah senang kan banyak pertanyaan-pertanyaan, nah ditambah lagi dengan praktek, nah praktek itu jadi kadang-kadang di dalam praktek, saya membuat semacam kelompok, jadi misalkan kelompok ini membuat katalogisasinya, lalu kelompok ini klasifikasinya jadi memang juga dalam kita memberikan materi, kita lihat keinginan mereka juga, jadi keinginannya misalkan apa perlu kita buat kelompok nih? Tapi biasanya kita hanya praktek satu buku satu orang. 11. Apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
Transkrip Wawancara Pemateri Bimbingan Teknis BPAD Provinsi Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Drs. Yoyo Yahyono : Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Pemateri Bimbingan Teknis Perpustakaan Sekolah) : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia : Tanggal 18 Mei 2015
1. Materi apa saja yang disampaikan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Kalau saya materinya mengenai layanan, terus komunikasi, jadi dua yang saya pegang, jadi mengenai komunikasi di layanan sama layanan prima. 2. Apakah ada rujukan materi yang diberikan kepada peserta bimtek? Sangat banyak, jadi buku-buku yang harus dibaca, terutama buku yang berkaitan dengan layanan perpustakaan, terus yang kedua juga buku tentang bagaimana mengelola perpustakaan terus bagaimana komunikasi di perpustakaan. 3. Bagaimana metode/teknik pembelajaran yang diterapkan dalam bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Kami ada tiga metode, ada metode praktek, metode ceramah dan diskusi, jadi tiga ya. Untuk porsinya kita liat situasi juga, liat situasi bagaimana peserta, kalau misalnya peserta sudah lebih cenderung ke yang praktek, kami praktek. Tapi kalau mereka lebih senang diskusi, kami diskusi juga. 4. Apa saja yang menjadi pedoman-pedoman bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Pedomannya, pedoman layanan yang sudah kami buat sendiri bahannya, terus juga ada pedoman komunikasi dengan pemustaka, dan ada kaitannya dengan keterbukaan informasi publik, jadi UU 25 itu kita gunakan juga. 5. Apakah anda merancang dan mengevaluasi materi bimtek? Ya, yang bikin materinya saya sendiri, jadi mas nanti boleh minta ke pusdiklat ada materi layanan, nah itu yang kita buat. 6. Apakah anda memiliki background yang sama dengan materi yang diberikan pada bimtek pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Ya, saya kan backgroundnya dari komunikasi juga, perpustakaan juga, jadi ya pas gitu ya kebetulan.
Transkrip Wawancara Penyelenggara Bimbingan Teknis BPAD Prov.Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Tri Djumargio, M.Si : Mantan Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten : Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) : Tanggal 25 Mei 2015
1. Sejak kapan dan bagaimana penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Terima kasih, nama saya Tri Djumargio pernah menduduki sebagai kepala bidang pembinaan perpustakaan, kalau pembinaan bimbingan teknis perpustakaan sekolah dilaksanakan dari tahun 2008 tapi semua strata sekolah kita Bimtek, tapi belum semua keseluruhan belum terjangkau, jadi dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Jadi untuk di Tangerang Selatan kalau tidak salah sudah semua sampai waktu tahun 2014 karena pihak BPAD Tangsel itu sendiri tersupport untuk melaksanakan dengan konsul ke provinsi dan kita arahkan bagaimana dia melakukan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan. Untuk peserta semua, jadi swasta diikutkan, negeri diikutkan malahan dengan madrasah yang dibawah KEMENAG, pesantren kita ikutkan. 2. Mengapa BPAD Provinsi Banten melakukan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah? Pertama, alasannya itu sangat krusial bahwa pembinaan perpustakaan sekolah berdasarkan survei dan kita melihat sendiri langsung ke lapangan ternyata pengelolaan perpustakaan belum sesuai dengan kaidah perpustakaan, jadi seolah-olah perpustakaan itu hanya untuk menyimpan buku notabene dalam artian seperti gudang terus perawatan pengelolaannya juga tidak sesuai karena masih mengacu kepada klasifikasi yang dari KEMENDIKNAS dulu berdasarkan hasil pelatihan mereka yang ternyata itu tidak sesuai dengan kaidah pengelolaan perpustakaan. Kedua, perpustakaan baik itu untuk swasta maupun negeri baik itu membawa agama maupun tidak, bahwa perpustakaan itu milik umum jadi tempat yang sangat demokratis. 3. Berapa kali dalam setahun bimtek pembinaan perpustakaan sekolah diadakan? Untuk provinsi kita melaksanakan setahun tiga kali tapi terbagi yaitu untuk tingkat SD, SMP, terus SMA nah itu untuk sekolah baik itu negeri, swasta maupun madrasah, selang setahun ada Bimtek untuk perpustakaan perguruan tinggi. Untuk setiap tingkatan setahun sekali namun secara keseluruhan Bimtek perpustakaannya tiga kali.
4. Untuk bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah, dalam sekali pelatihan ada berapa hari? Kalau Bimtek kita menggunakan pola maksimal tiga hari karena satu hari setengah itu praktek, jadi 50 % kita teori dengan artnya, 50 % untuk prakteknya, seandainya ada peserta yang kurang memahami kita membuka konsultasi atau praktek di kami di BPAD provinsi Banten. 5. Dalam satu hari bimtek, dibutuhkan berapa jam? Kalau jam saya lupa lagi, biasanya dari jam 8 dimulai rehat satu jam sampai sore, kadang-kadang malamnya kita pakai diskusi bagaimana mengembangkan art supaya anak tertarik masuk ke perpustakaan. 6. Apakah waktu yang begitu singkat sudah cukup bagi peserta bagi peserta untuk langsung terjun ke lapangan? Kalau secara akademik kurang, tapi secara praktis karena kita langsung menggunakan terapan Alhamdulillah selama ini tidak ada keluhan, karena kita langsung mempraktekkan kepada cara pengelolaan perpustakaannya, kalau menyangkut kepada manajemen pengelolaannya mungkin kurang. 7. Siapa saja peserta yang mengikuti bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten? Kalau pesertanya diutamakan pengelola perpustakaan, kepala perpustakaan atau ketua pengelolanya yang dilengkapi dengan SK Kepala Sekolah penunjukkannya, seandainya mereka sudah pernah itu bisa staff pengelolanya. Asalnya dari 8 kabupaten / kota semua diikutkan tapi dengan kuota terbatas karena kita membagikan mana yang prioritas mana yang tidak, jadi setiap kabupaten / kota ada perwakilan. 8. Untuk peserta bimbingan teknis, bagaimana cara BPAD Provinsi Banten merekrut/menginformasikan bimtek kepada mereka? Pertama, kita waktu rapat koordinasi setiap awal anggaran malahan dari tahun sebelumnya kita informasikan dalam penyusunan program rapat koordinasi terus pada tahun anggarannya awal itu sudah kita infomasikan dengan rakor kita informasikan agenda-agenda kita selanjutnya kita tindak lanjuti dengan mengirim surat kepada perpustakaan kabupaten / kota untuk menindak lanjuti mengirimkan peserta koordinasi dengan dinas pendidikan untuk mengirimkan para pustakawan atau pengelola perpustakaan di sekolah jadi prosedurnya kita gunakan. 9. Apakah ada persyaratan untuk peserta bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Jika ada, apa saja syarat dari peserta bimtek tersebut? Ada, persyaratannya dia pengelola perpustakaan yang ditunjuk oleh kepala sekolah jadi kalau bukan pengelola kita kembalikan. 10. Berapa jumlah peserta yang mengikuti diklat ini? Untuk jumlah peserta selalu 40 orang tapi kenyataan sukasampai 50 orang rata-rata 50 orang jadi sekolah yang mendesak meminta kita
ikutkan tanpa bayaran, jadi sekolahnya datang sendiri. Untuk penambahan peserta sebetulnya mah bisa, karena kita terbatas menjadi tiga angkatan, jadi kita bagi-bagi karena untuk menambah lagi karena kita memang sudah maksimal sistem penganggarannya begitu, jadi diharapkan pihak perguruan tinggi yang kompeten yang ada hubungannya langsung bisa menyelenggarakan Bimtek dengan biaya lebih murah adapun selama ini Bimtek atau DIKLATnya biayanya saya rasa sulit untuk dijangkau oleh sekolah. 11. Fasilitas apa yang diberikan dari BPAD Provinsi Banten bagi para peserta bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Fasilitas yang diberikan biasa materi, buku pedoman klasifikasi terus ada tas biasa lah ATK terus fasilitas untuk praktek jadi kita bawa buku-buku yang belum diklasifikasi atau belum dilabel kita praktek. Akomodasi dan penginapan ditanggung BPAD Provinsi Banten, jadi peserta itu tidak bayar satu rupiah pun. 12. Biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah berasal dari mana? Apakah setiap tahun jumlahnya sama? Biayanya ari APBD Provinsi dilakukan setiap tahun itu dengan jumlah peserta yang sama tapi seringnya sih berlebih bukan berkurang. 13. Dimana tempat penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah biasa berlangsung? Apa alasan pemilihan tempat tersebut? Penyelenggaraan kita laksanakan di hotel karena kita belum memiliki tempat DIKLAT sendiri, terus kalau kita ke badan DIKLAT itu khusus yang DIKLAT, kalau ini Bimtek jadi kita gunakan ruang atau tempat yang memenuhi persyaratan, ternyata yang memenuhi persyaratan untuk Bimtek kebanyakan di hotel, jadi kita gunakan hotel terus kedua mereka tidak tergantung pada saat seandainya merasa kurang atau malam-malam juga bisa kita laksanakan. Jadi kita sifatnya tidak kaku jadi selama peserta itu pengen berlanjut ada tambahan kita siap. 14. Apa alasan BPAD Provinsi Banten mendatangkan pemateri dari PNRI ? Pertama dia, katakan acuan kita semua kepada PNRI jadi materi-materi yang kita berikan itu kita langsung bersumber kepada yang utama, karena dia pustakawan, kalau pustakawan di daerah sendiri di BPAD pada saat itu baru ada satu dan itu juga belum memenuhi kriteria untuk sebagai tutor jadi kita mengambil dari PNRI, dan mereka tidak terikat dengan waktu, pernah kita menghubungi ke IAIN banyak pustakwan ternyata agendanya banyak yang bentrok karena mereka jam ngajarnya padat sekali jadi kita menggunakan fungsional dari PNRI dan kebanyakan yang kita undang dia sebagai accesor juga.
Transkrip Wawancara Penyelenggara Bimbingan Teknis BPAD Prov.Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Drs. Abdul Majid, M.Si : Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan BPAD Provinsi Banten : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten : Tanggal 26 Mei 2015
1. Sejak kapan dan bagaimana penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah oleh BPAD Provinsi Banten? Iya kalau untuk Bimtek perpustakaan sekolah ini ya kalau di provinsi Banten sejak berdirinya BPAD provinsi Banten itu sudah mulai menjadi Bimtek mengenai perpustakaan sekolah, mengenai kelurahan dan desa, dan Bimtek-Bimtek yang lain yang berhubungan dengan perpustakaan. Kita penyelenggaraannya biasa untuk bimbingan teknis ini bagaimana perpustakaan itu dikelola dengan baik, kemudian bagaimana menyusun buku-buku perpustakaan termasuknya indeks atau kode-kode perpustakaan, kemudian bagaimana layanan yang harus kita layani kepada pemustaka dan lain sebagainya artinya yang menyangkut tentang pengelolaan perpustakaan. 2. Mengapa BPAD Provinsi Banten melakukan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah? BPAD adalah lembaga pemerintah yang punya tujuan dan maksud adalah memberikan layanan atau memberikan stimulan kepada masyarakat dalam pengelolaan perpustakaan sehingga mempunyai kewajiban sebagai pembina untuk membina perpustakaanperpustakaan yang ada supaya minat-minat pemustaka, minat-minat masyarakat terhadap perpustakaan ini cukup tinggi nah dengan cara Bimtek tadi terhadap lembaga-lembaga perpustakaan yang tadi, termasuk lembaga-lembaga perpustakaan di perguruan tinggi juga kita bina juga sesuai dengan wilayah masing-masing. 3. Berapa kali dalam setahun bimtek pembinaan perpustakaan sekolah diadakan? Kita sebetulnya menyesuaikan dengan anggaran, karena kita tahu anggaran di pemerintahan ini kan kadang-kadan terbatas maka kita maksimalkan pelaksanaan ini, ya memang kalau anggaran mencukupi untuk Bimtek saja kita melaksanakan ini kadang-kadang bisa dua kali ya dalam setahun untuk sekolah, tapi ini juga mengacu kepada tadi proporsional, jadi sekolah yang belum mengikuti kita undang, kalau yang sudah ya engga gitu ya, jadi dari jumlah perpustakaan 450 SLTA ini yang sudah bina ya sebetulnya SLTA di Banten kan banyak ya, hanya kita baru paling ¼ nya lah dari jumlah itu nah ini sekolah-
4.
5.
6.
7.
sekolah yang belum kita bina kita berikan bimbingan teknik kita bergantian gitu ya, jadi artinya yang sudah kita tidak panggil kembali dan selain dari Bimtek ada juga yang langsung kita pembinaan terhadap sekolah ya langsung kita permintaan sekolah bahwasannya kita pengen dibina langsung kita ke lokasi gitu contoh kita kemaren ke SMA 1 Ciomas kita langsung kesana kemudian waktu hari kamis kita ke SMK 2 Pandeglang kemudian siangnya kita ke SMA 2 Rangkasbitung ya di Pasir ona, itu dalam rangka permintaan mereka untuk pembinaan-pembinaan langsung terhadap lembaga-lembaga itu. Untuk bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah, dalam sekali pelatihan ada berapa hari? Ya biasanya Bimtek yang kita lakukan ini biasanya hanya BimtekBimtek yang menyentuh krusial kalau misalnya pelatihan segala itu sudah harus 36 jam itu harus di badan DIKLAT ya bukan di kita jadi kitamah hanya Bimtek-Bimtek kira-kira untuk hanya secara teknis saja pelaksanaannya itu, kalau misalnya ada pustakawan yang kuran terhadap penataan buku ya kita kasih klasifikasinya gitu ya biar mereka cepat gitu ya adaptasi dengan perpustakaan itu. Jadi tidak lebih dari tiga hari, kita biasanya pelaksanaan tidak lebih dari tiga hari karena kalau lebih dari tiga hari pelaksanaannya harus di badan DIKLAT makannya disebutnya juga bukan pelatihan tapi Bimtek, bimbingan teknis. Dalam satu hari bimtek, dibutuhkan berapa jam? Ya kita biasanya pelaksanaan dari jam 8 pagi sampai malam diselang dengan ishoma. Dimulai dari jam 8 pagi kemudian rehat jam 12.00 kemudian kita mulai lagi jam 13.30 nanti istirahat lagi jam 16.45 mandi sholat makan, setengah 8 masuk lagi sampai jam 21.30 ya jadi sehari itu bisa fullday apalagi kita ini dipandang cukup penting Bimtek itu maka itu terus, seperti model besok nih akan ada Bimtek untuk sekolah dan kelurahan ini kan pesertanya diwajibkan membawa laptop ya karena disana kita akan mengajarkan kepada mereka bagaimana mengindeks buku dan sebagainya. Apakah waktu yang begitu singkat sudah cukup bagi peserta bagi peserta untuk langsung terjun ke lapangan? Nah istilahnya tidak ada istilah cukup ya, karena di dalam ilmu perpustakan itu kan banyak item yang harus dipelajari termasuk bagaimana kita harus melayani pemustaka kepada masyarakat, kemudian bagaimana kita mengadakan buku depositnya, belum yang terkait penyusunan, pengkodean, bnayak sebetulnya makannya memang tidak cukup gitu ya tapi kita maksimalkan karena memang waktu yang ada itu, tapi kalau nanti ira-kira Bimtek ini selesai terhadap jumlah sekolah itu nah nanti kita akan mengadakan Bimtek kembali. Siapa saja peserta yang mengikuti bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah yang diadakan oleh BPAD Provinsi Banten? Kalau Bimtek sekolahan biasanya kitu kita pustakawan di sekolah ya
atau ketua pustakawan atau petugas di perpustakaan sekolah itu, jadi kalau mereka tidak ditugaskan untuk mengelola perpustakaan sekolah ya kita tidak Bimtek mereka, karena ini khusus untuk pustakawanpustakawan yang ada di sekolah. Peserta sendiri adalah semua anak bangsa jadi perpustakaan ini milik anak bangsa, kita tidak pernah memilah ini pengelolaannya melalui Kementrian Agama, atau ini Kementrian Pendidikan Nasional, semua itu adalah binaan kita yang terpenting mereka anak bangsa Indonesia kemudian meeka juga ingin berkiprah, ya model kemaren juga ada pertanyaan “Pak saya Madrasah Aliyah Negeri saya bisa tidak?” Siapapun bisa apalagi instansi sekolah, komunitas saja kita bantu kita adakan bimbingan seperti komunitas anak langit, rumah dunia itu kita garap semua artinya kita saling, yang terpenting siapapun yang ingin belajar perpustakaan, anak bangsa ya harus kita bantu ya kita bina. Saya tidak pernah memilah-milah itu dibawah naungan sapa saya tidak pernah, termasuk pondok pesantren, dulu kan tidak ada sekolah adanya pondok pesantren, masa pendidikan tertua kita tinggalkan, kita bantu semua, siapapun baik dari Kementrian agama maupun Kementrian Pendidikan kita bantu semuanya termasuk anak bangsa komunitas-komunitas baca kita bantu semua. 8. Untuk peserta bimbingan teknis, bagaimana cara BPAD Provinsi Banten merekrut/menginformasikan bimtek kepada mereka? Untuk masalah Bimtek, karena di kabupaten / kota ada lembagalembaga model ini. Ya sebetulnya lembaga perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah ini kan kalau di pusat kan PNRI kemudian di daerah ini ada lembaga perpustakaan daerah Tingkat 1, kemudian di kabupaten / kota ada perpustakaan daerah Tingkat 2, nah kita ini saling bersinergi termasuk kegiatan pembinaan-pembinaan saling mengisi, nah untuk Bimtek sendiri ini kita informasikan melalui mereka, melalui perpustakaan Kabupaten / Kota, mereka menginformasikan termasuk kalau nanti pesertanya dari sekolah misalnya tingkat SMA nanti dia akan menghubungi instansi yang terkait penanganan SMA tersebut, misalnya dia koordinasi dengan DINDIK ya Dinas Pendidikan untuk mengirimkan peserta yang belum pernah mengikuti Bimtek termasuk Madrasah Aliyah, Pondok Pesantren dsb termasuk juga PKK karena PKK juga punya pojokpojok perpustakaan di Posyandu sekarang. 9. Apakah ada persyaratan untuk peserta bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Jika ada, apa saja syarat dari peserta bimtek tersebut? Persyaratan khusus sih tidak ada ya, yang terpenting adalah mereka adalah pustakawan atau petugas-petugas perpustakaan, kan tidak sembarang orang yang dikirim, kalau bukan petugas perpustakaan kan gak boleh, ya jadi sesuai dengan Bimteknya, kalau Bimteknya untuk pengelola perpustakaan, maka kita panggil pengelolanya, kalau pustakawannya kita panggil pustakawannya gitu jadi bagaimana
Bimtek ini kita lakukan ini sesuai dengan objek artinya Bimtek apasih kemudian pesertanya siapa nah ini yang akan kita panggil, kalau memang yang kita perlukan adalah ketua dari pengelolaan perpustakaan itu ya kita panggil ketuanya, jadi nanti kaitannya dengan materinya ini untuk siapa sebetulnya kalau untuk pengelola ya pengelola, pustakawan untuk pustakawan. 10. Berapa jumlah peserta yang mengikuti diklat ini? Ya kita sebetulnya kan mengacu kepada kuota pada anggaran kalau kita sih inginnya kan cepat selesai ya, untuk misalnya Bimtek pengelola perpustakaan sekolah ya inginnya dari jumlah sekian itu inginnya selesai, tapi kan anggaran kan terbatas, sehingga kita harus bertahap, kalau tahun ini misalnya hanya 50 orang nanti tahun depan bisa 100 jadi kita bertahap, yang terpenting semua pernah mengikuti Bimtek. 11. Fasilitas apa yang diberikan dari BPAD Provinsi Banten bagi para peserta bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Fasilitasnya banyak, yang pertama adalah kita fasilitasi untuk penginapan, kemudian makan minum, kemudian fasilitas pembelajaran yang nyaman, nah kemudian mereka juga mengikuti fasilitas keamanan, ketertiban itu kita perhatikan gitu ya takut dia ya mengikuti Bimtek tapi tidak merasa nyaman, ada ancaman dari luar itu kita juga lindungi ya, makanya kan kita ada tata tertibnya, kemudian nanti mereka dapat sertifikat pernah mengikuti Bimtek dan yang terakhir ada penggantian untuk transport. 12. Biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah berasal dari mana? Apakah setiap tahun jumlahnya sama? Kita tergantung dari isian penggunaan anggaran, kita bisa dari APBN melalui PNRI, bisa juga dari APBD tingkat 1 provinsi. Jumlahnya tiap tahun itu bukan sesuai dengan kebutuhan, kita bagaimana dikasih anggaran, kita kan yang penting mengajukan kemudian disesuaikan dengan anggaran pemerintah daerah, kalau anggaran pemerintah daerah ini besar, ya artinya maka kita diberi porsi juga besar kalau menyusut ya kita juga menyusut, contoh untuk tahun ini untuk pembinaan kita dikasih Rp.1,5 Milyar tapi menurut informasi tapi ini belum ya karena belum dibahas ini kita tahun depan ini memperoleh sekitar Rp.400 juta nah ini khusus pembinaan saja, nah ini juga kan mengurangi ya tapi ini baru pagu sementara, jadi bervariasi ya, kebutuhan uang itu juga kan bukan untuk Bimtek saja banyak untuk fasilitas yang lain antara lain ulang tahun perpustakaan kemudian untuk perjalanan gitu ya, untuk Bimtek menudian untuk lomba-lomba ada lomba bercerita ada lomba perpustakaan sekolah perpustakaan kelurahan desa, banyak kegiatannya. 13. Dimana tempat penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah biasa berlangsung? Apa alasan pemilihan tempat tersebut?
Transkrip Wawancara Penyelenggara Bimbingan Teknis BPAD Prov.Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Drs. Imam Sukwana : Pustakawan Fungsional BPAD Provinsi Banten : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten : Tanggal 28 Mei 2015
1. Dalam penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah, anda bertugas sebagai apa? Sebagai narasumber Bimtek dengan materi pengolahan bahan pustaka sejak disini tahun 2013 berarti sudah dua tahun mengikuti Bimtek. Dalam memberikan materi itu minimal 4 jam pelajaran minimalnya 6 jam pelajaran, porsinya materi 30% , 70% nya praktek gitu karena kenapa dikasih porsi semacam itu? Karena kadang-kadang pemahaman peserta itu tidak hanya teori, ketika teori diberikan mereka belum tentu paham betul kalau tidak ada praktek dengan materi itu. Untuk materinya sendiri saya membuat sendiri dengan sumber-sumber dengan buku-buku yang berkaitan dengan materi tersebut atau bisa juga mengambil sumbernya dari makalah yang pernah saya ikuti di PNRI misalnya seperti itu. Biasanya di materi tersebut kita sudah beri bahan rujukan atau sumber rujukan yang kita kutip di makalah itu biasanya ya sekitar buku-buku atau literatur tentang perpustakaan baik secara teknis maupun teori. Para peserta dalam menangkap materi itu tergantung situasi peserta biasanya, ada yang serius gitu kan tapi juga ada yang tidak serius artinya tergantung situasi kelas kemudian psikologi peserta itu sendiri. Untuk waktu sendiri sebenarnya bagi saya itu terlalu singkat untuk satu materi misalnya pengolahan bahan pustaka itu sebenarnya minimal 8 JPL minimal nah itu juga pengolahan bahan pustaka juga terdiri dari dua materi dimana satu materi klasifikasi dan katalogisasi sebenarnya porsi dua materi ini harusnya juga masing-masing 8 JPL tapi karena keterbatasan waktu Bimtek, yang diberikan kadangkadang ya paling minimal itu 4 JPL yang disediakan, ya kita tidak bisa menambahkan materi, biasanya yang menentukan jumlah jam itu ya panitia penyelenggara itu sendiri, kita tidak bisa menambahnambah jam pelajaran, karena yang sudah ditentukan tergantung panitia itu menyediakan kita itu waktu berapa JPL. Dalam waktu yang singkat tersebut para peserta tidak bisa terjun langsung ke lapangan karena biasanya diakhir materi saya sarankan untuk lebih memahami pengolahan bahan pustaka kita hrus paling tidak magang lagi di perpustakaan atau minta bantuan pendampingan dari pustakawan baik di provinsi maupun di kabupaten / kota.
2. Apakah kegiatan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah sudah direncanakan? Apa saja yang direncanakan? Biasanya yang merencanakan bukan kita sebagai narasumber, tapi biasanya yang punya kegiatan di bidang pembinaan perpustakaan biasanya yang saya tahu mereka sudah merencanakan, misalnya tahun ini Bimtek apa saja yang harus dialokasikan atau direncanakan setahu saya karena kita juga dalam hal ini BPAD membawahi berbagai jenis perpustakaan baik perpustakaan umum, khusus gitu kan, jadi harus semuanya digarap maka perpustakaan menjadi salah satu tanggung jawab kita untuk membina secara teknis itu harus ada perencanaan artinya kalaupun tahun ini misalnya perpustakaan sekolah ya semua perpustakaan sekolah dari tingkat SD, SMP hingga SMA itu bisa dilaksanakan berapa angkatan nah tahun depan perpustakaan umum misalnya dari perpustakaan desa, kecamatan, kabupaten & kota seperti itu. 3. Hal apa saja yang anda lakukan selama penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah? Ya paling kita kalau ada pertanyaan-pertanyaan tambahan diluar jam, ya yang secara teknis kita beri penjelasan, kita arahkan bagaimana cara mengelola perpustakaan yang sesuai standar ya seperti itu karea kita memiliki aturan-aturan yang sudah baku, baik yang berlaku secara nasional maupun internasional itu sudah ada aturan-aturannya untuk pengelolaan perpustakaan. 4. Sebagai petugas lapangan, hal apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah? Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut? Kendalanya hanya di, mungkin karena kita juga tidak bisa langsung merekrut peserta gitu kan, karena kita juga harus koordinasi dengan perpustakaan kabupaten / kota, mereka yang menentukan sekolah mana yang misalnya belum di Bimtek nah kendala kita kita tidak bisa langsung menunjuk SMA mana yang menjadi peserta, itu yang pertama. Yang kedua itu yang dikirim, bisanya petugas-petugas yang di perpustakaan SMA itu petugas honorer dimana suatu saat mereka akan pindah dari sekolah itu nah ketika mereka sudah punya ilmu kemudian mereka tidak menerapkan dan memberikan penjelasan kepada temennya di perpustakaan nah ketika dia pindah ya SMA itu kosong lagi, kemudian yang ketiga permasalahannya adalah di SMA atau di perpustakaan sekolah itu belum ada petugas khusus yang diangkat dari pemerintah atau dinas pendidikan khusus pengelola perpustakaan karena biasanya pengelola perpustakaan sekolah itu adalah guru yang kekurangan jam ajar itu ditempatkan di perpustakaan sementara guru itu tidak fokus mengelola perpustakaan, dia lebih fokus untuk mengajar. Untuk mengatasi kendala tersebut sebenarnya tergantung kebijakan pemerintah sih, bagaimana pemerintah mengangkat guru atau
Transkrip Wawancara Penyelenggara Bimbingan Teknis BPAD Prov.Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Indra Hermayadi, S.Sos : Pustakawan Fungsional BPAD Provinsi Banten : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten : Tanggal 26 Mei 2015
1. Dalam penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah, anda bertugas sebagai apa? Saya sempat jadi narasumber sempat jadi moderator, saya pernah jadi narasumber untuk materi klasifikasi tahun 2013 dan moderator tahun 2013 dan tahun 2014. 2. Apakah kegiatan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah sudah direncanakan? Apa saja yang direncanakan? Ya sudah direncanakan, yang direncanakan paling setelah prosedural saja dari kita yang menyelenggarakan Bimtek perpustakaan sekolah dari pembinaan, pembinaan ngirim surat ke koordinator perpustakaan pak Iman Sukwana, Pak Iman kemudian menugaskan ke temen-temen yang sudah fungsional kemudian dibagi-bagi materinya jadi biasanya kan ada materi tentang pelayanan perpustakaan, katalogisasi, sama tentang klasifikasi kalau dari kita, kadang kan dari pusat juga ada dari PNRI, kemudian dari akademisi juga ada, nah saya pernah dapetnya materi klasifikasi, materinya saya membuat sendiri pedomannya sendiri dari DDC, kalau untuk yang sekolah kita pakai edisi ringkas jadi klasifikasi yang kita berikan juga klasifikasi sederhana bukan yang kompleks. Yang kita berikan bukan hanya teori saja tapi juga praktek, porsinya bisa dikatakan 50:50 antara teori dan praktek, dalam sehari Bimtek saya dari pagi sampai siang dari mulai jam 08 hingga jam 12 kira-kira 4 jam lah. Waktu yang disediakan itu terlalu singkat jadi ga cukup buat kita memeberikan materi klasifikasi. 3. Hal apa saja yang anda lakukan selama penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah? Selain menjadi pemateri dan moderator, paling beberapa kali juga kita memberikan konsultasi perpustakaan dari sekolah-sekolah jadi biasanya untuk sekolah-sekolah yang ada beberapa hasil Bimtek kemudian menyadari bahwa perpustakaannya jauh dari standar kemudian meminta kepada perpustakaan dan menunjuk temen-temen pustakawan untuk memberikan bimbingan kita memberikan bimbingan secara konsep, kemudian ada juga dari kepala sekolah yang biasanya menjelang akreditasi.
Transkrip Wawancara Penyelenggara Bimbingan Teknis BPAD Prov.Banten “Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus Tentang Penyelenggaraan Layanan DIKLAT Dan BIMTEK Perpustakaan Oleh Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten)” Oleh Derry Herdiana Wiguna Nama Jabatan Tempat Waktu Wawancara
: Ashabul Kahfi, S.IP : Pustakawan Fungsional BPAD Provinsi Banten : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten : Tanggal 28 Mei 2015
1. Dalam penyelenggaraan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah, anda bertugas sebagai apa? Saya waktu itu sebagi juri penilai sama pernah jadi narasumber juga untuk Bimtek perpustakaan desa, pernah kita juga perpustakaan sekolah Cuma waktu itu lingkupnya di Kota Serang saja. Materinya sendiri tentang pengolahan bahan pustaka sama manajemen perpustakaan umum khususnya waktu itu manajemen perpustakaan umum itu pengelolaan perpustakaan desa dan kelurahan, kalau untuk perpustakaan sekolah mungkin di pengolahan bahan pustakanya lebih spesifik ke klasifikasi, pedoman kita menggunakan sistem klasifikasi yang umum yang digunakan PNRI yaitu DDC (Dewey Decimal Classification) terakhir saya memberikan materi itu DDC edisi 23 kalau sekarang kan sudah ada update perkembangan DDC terbaru. Metode yang saya gunakan ya diskusi interaktif, untuk waktunya sendiri itu 3 JPL 2. Apakah kegiatan bimtek pembinaan perpustakaan sekolah sudah direncanakan? Apa saja yang direncanakan? Materi, untuk materi ya kita selalu siapkan menyamakan dengan peserta yang dihadapi di materi itu maka peserta itu dari perpustakaan sekolah atau perpustakaan desa ya kita sesuaikan. 3. Hal apa saja yang anda lakukan selama penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan perpustakaan sekolah? Ya mungkin diditu kita juga sebagai pemandu peserta yang dalam materi itu kan kita gak sekedar memberikan teori, jadi diskusi intraktifnya kita juga berdasarkan praktek, kalau peserta yang belum bisa mungkin sebagian mereka rata-rata belum tahu untuk aplikasi atau mempraktekkan seperti klasifikasi atau katalogisasi karena banyak dari mereka itu yang belum paham kaidah-kaidah perpustakaan itu seperti apa, jadi kita setiap memberi materi itu menekankan ke praktek, kalau teori itu mungkin presentasenya itu sekitar 70:30 lah 70 % ke praktek karena beberapa kali kita memberi materi ke peserta itu rata-rata mereka fokus ke praktek, kalau mereka sudah praktek malah mereka asik sendiri jadi lebih ingin tahu seperti apa klasifikasi.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Serang, Provinsi Banten pada tanggal 26 April 1994. Anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Rasyidi S.Pd dan Ibu Ai Hartati S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan usia dini di TK PGRI Mekar tahun 1999, lalu menyelesaikan tingkat
dasar di SD Negeri Kasemen tahun 2005, lalu
menyelesaikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 5 Kota Serang tahun 2008, dan menyelesaikan tingkat menengah atas di MA Negeri 2 Kota Serang tahun 2011. Setelah tamat MA, penulis diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora. Penulis pernah membuat Quite Book berjudul “Aku Bisa Mandiri” bagi anak-anak penyandang difabel. Penulis pernah PKL selama satu bulan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laporan yang berjudul “Pengolahan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Nasional RI”. Penulis pernah menjadi sekretaris KKN KAPTEN 2014 dan penanggung jawab program renovasi perpustakaan SDN Tanjungsari 03 dan SDN Mekarsari, Desa Tanjungsari Kabupaten Bogor. Selain itu penulis pernah menjadi Mr. Librarian Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 selama 4 tahun. Selain kuliah, penulis aktif bersepeda dan menggambar.