PEMANFAATAN BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI BAHAN DASAR TAHU DENGAN SUBSTITUSI KACANG KEDELAI DAN BAHAN PENGGUMPAL ASAM CUKA DAN BATU TAHU UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PKK, Konsentrasi Tata Boga
Oleh Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
1
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1. Maju terus pantang mundur untuk menggapai cita dan asa ! 2. Maksimalkan doa dan pengorbanan, demi terwujudnya sebuah tujuan dan hasil yang maksimal.
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta, atas doa dan motivasi, serta kasih sayang yang tidak pernah putus. 2. Adikku yang selalu mendukung dan memberi semangat. 3. Seluruh
kerabat
yang
dukungan dan semangat.
.
v
selalu
memberikan
Abstrak Alfian Cahyo Budi. 2015. “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai Dan Bahan Penggumpal Asam Cuka Dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan”. Skripsi, S-1 Program Studi Pendidikan Tata Boga, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Drs. Loekmonohadi. Tahu merupakan makanan terbuat dari kacang kedelai yang digemari oleh masyarakat Indonesia dan sebagai sumber pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan dasar dalam pembuatan tahu diharapkan dapat mengatasi masalah ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, 2) pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, 3) komposisi tahu hasil eksperimen terbaik, dan 4) penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 3x3. Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu perbandingan berat biji ketapang dengan kacang kedelai yang berbeda yaitu 9 : 1, 8 : 2, dan 7 : 3 untuk setiap 100 gram bahan dasar serta pemberian bahan penggumpal dengan perbandingan berat antara batu tahu dan asam cuka yang berbeda, yaitu 5 : 1, 1 : 1, dan 5 : 1 untuk setiap 20 gram bahan penggumpal. Teknik pengumpulan data menggunakan panelis agak terlatih melalui uji inderawi dan panelis tidak terlatih untuk uji kesukaan. Sampel tahu terbaik diujikan di laboratorium untuk mengatahui kandungan gizi. Tahu biji ketapang terbaik dan paling disukai adalah sampel A3B1 dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3, serta penambahan bahan penggumpal 15 gram batu tahu dan 5 gram asam cuka. Tingkat kesukaan masyarakat persentase sebesar 84,8 %. Berdasarkan hasil uji laboratorium, tahu sampel A3B1 mengandung protein sebesar 14,5420%, lemak 26,4658%, dan karbohidrat sebesar 8,4402%. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan tentang inovasi efektifitas pengupasan buah ketapang sehingga dapat di ambil bijinya secara mudah. Perlu penelitian lanjutan agar biji ketapang dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk olahan pangan lain selain tahu yang dapat meningkatkan ketahanan pangan. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembuatan tahu biji ketapang sebagai inovasi produk makanan dan salah satu bahan pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Kata Kunci: Tahu, Ketahanan Pangan, Biji Ketapang
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai dan Bahan Penggumpal Asam Cuka dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan” ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada : 1.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi rekomendasi atau persetujuan pada proposal skripsi yang peneliti ajukan dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan rekomendasi untuk melaksanakan skripsi hingga selesai.
3.
Dra. Wahyuningsih, M.Pd. Dosen
memberikan
kemudahan
dalam
Pembimbing pengganti yang telah administrasi
kepada
penulis
dalam
penyusunan skripsi ini. 4.
Drs. Loekmonohadi, Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan pengarahan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
vii
5.
Dr. Atiek Zahrulianingdyah, M.Pd. dan Dra. Endang Setyaningsih, Dosen Penguji I dan Penguji II yang telah memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi.
6.
Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca, baik dalam lingkup Universitas Negeri Semarang maupun masyarakat luas.
Semarang, Peneliti,
viii
Desember 2015
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
ABSTRAK ................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
DAFTAR ISI....................................................................................... ......
ix
DAFTAR TABEL................................................................................... ..
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xix
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
6
C. Pembatasan Masalah .........................................................
7
D. Rumusan Penelitian ...........................................................
7
E. Tujuan Penelitian ...............................................................
8
F. Manfaat Penelitian .............................................................
8
G. Sistematika Skripsi.............................................................
9
H. Penegasan Istilah................................................................
10
ix
BAB II
LANDASAN TEORI ...............................................................
15
A. Landasan Teori ..................................................................
15
1. Tahu ..............................................................................
15
2. Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Dasar Tahu .........................................................
18
3. Prinsip Dasar Pembuatan Tahu .....................................
19
4. Standar Mutu Tahu ........................................................
25
5. Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kedelai .........................................................................
26
6. Kacang Kedelai Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tahu Biji Ketapang ....................................
30
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tahu Biji Ketapang ................................................................
31
a. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang ..................................................
31
b. Pengaruh Penggunaan Subtituen Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang ..................................................
32
c. Pengaruh Penggunaan Bahan Penggumpal Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang ....................................
33
d. Pengaruh Proses Perlakuan Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang ...........................................................
34
8. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang.........................
37
9. Ketahanan Pangan .........................................................
43
B. Kerangka Berpikir ................................................................
44
C. Hipotesis ..............................................................................
46
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................
47
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................
47
B. Desain Penelitian ...............................................................
47
C. Alat dan Bahan Penelitian .................................................
49
D. Parameter Penelitian..........................................................
50
x
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................
53
F. Kalibrasi Instrumen ...........................................................
65
G. Teknik Analisis Data .........................................................
68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
80
A. Deskripsi Data ...................................................................
80
B. Analisis Data .....................................................................
81
1. Analisis Rekrutmen Calon Panelis ...............................
81
2. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Warna...........
83
3. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Kehalusan .....................................................................
85
4. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) ..............................
86
5. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Plastisitas ......................................................................
88
6. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Homogenitas Pori ................................................................................
89
7. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Kelembutan Pori ...........................................................
91
8. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) .............................
92
9. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Kerapuhan .....................................................................
94
10. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Rasa Tahu .....
95
11. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Aroma Tahu ..................................................................
97
12. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat Aroma Asam .................................................................
98
13. Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang .......................................................................
99
14. Hasil Pengujian Hipotesis ..............................................
100
xi
C. Hasil Uji Kesukaan Tahu Biji Ketapang ...........................
116
D. Hasil Penilaian Objektif ....................................................
119
E. Pembahasan Hasil Analisis................................................
121
1. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Kacang Kedelai Terhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen ..... 2.
122
Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen ..................................
125
3. Pembahasan Tentang Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ............................
127
4. Pembahasan Tentang Kesukaan Masyarakat Terhadap Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ............
128
5. Pembahasan Tentang Kandungan Gizi Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik Ditinjau dari Protein, Lemak, dan Karbohidrat ............................................................
129
PENUTUP ................................................................................
131
1.
Kesimpulan ........................................................................
131
2.
Saran ..................................................................................
132
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
133
LAMPIRAN ..............................................................................................
134
BAB V
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1
Kandungan Gizi Biji Ketapang ................................................
3
2
Kandungan Gizi Kacang Kedelai .............................................
4
3
Syarat Mutu Tahu .....................................................................
25
4
Kandungan Gizi Biji Ketapang ................................................
28
5
Desain Eksperimen ...................................................................
48
6
Interval Rerata Skor ..................................................................
72
7
Interval Persentase Uji Hedonik ...............................................
74
8
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Warna ............................................................................
9
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kehalusan.........................................................
10
86
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Plastisitas .........................................................
12
85
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kepadatan ........................................................
11
83
88
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Homogenitas Pori ..........................................................
xiii
89
13
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Kelembutan Pori ............................................................
14
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kepadatan ........................................................
15
97
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Aroma Asam ....................................................
19
95
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Aroma Tahu .....................................................
18
94
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Rasa Tahu.........................................................
17
92
Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kerapuhan ........................................................
16
91
98
Rerata Uji Inderawi Tahu Biji Ketapang Pada Keseluruhan Indikator ...................................................................................
99
20
Hasil Perhitungan Faktorial Tahu Biji Ketapang .....................
101
21
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Warna Tahu Biji Ketapang .........................
22
103
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal BatuTahu dan Asam Cuka Terhadap Warna Tahu Biji Ketapang ............................................................................
23
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
xiv
103
Kedelai Terhadap Tingkat Kehalusan Tahu Biji Ketapang ...... 24
104
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat Kehalusan Tahu Biji Ketapang .................................................
25
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Tingkat Kepadatan Tahu Biji Ketapang......
26
105
105
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat Kepadatan Tahu Biji Ketapang ................................................
27
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Tingkat Plastisitas Tahu Biji Ketapang .......
28
106
107
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat Plastisitas Tahu Biji Ketapang ..................................................
29
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Homogenitas Pori Tahu Biji Ketapang .......
30
107
108
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Homogenitas Pori Tahu Biji Ketapang .....................................
31
109
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Kelembutan Pori Tahu Biji Ketapang .........
xv
109
32
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Kelembutan Pori Tahu Biji Ketapang ......................................
33
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Kepadatan Tahu Biji Ketapang ...................
34
110
111
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Kepadatan Tahu Biji Ketapang ................................................
35
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Tingkat Kerapuhan Tahu Biji Ketapang .....
36
111
112
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat Kerapuhan Pori Tahu Biji Ketapang ........................................
37
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Rasa Tahu Biji Ketapang ............................
38
113
113
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Rasa Tahu Biji Ketapang...................................................................
39
114
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Aroma Tahu Biji Ketapang .........................
xvi
114
40
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Aroma Tahu Biji Ketapang...................................................................
41
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang Kedelai Terhadap Aroma Asam Tahu Biji Ketapang ...............
42
115
115
Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Aroma Asam Tahu Biji Ketapang ........................................................
43
Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap Tahu Biji Ketapang ..................................................................................................
44
117
Kandungan Gizi Sampel Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ..................................................................
45
116
119
Kandungan Gizi Sampel Tahu Kontrol atau Tahu yang Ada di Pasaran ..................................................................................
xvii
120
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Pohon Ketapang ..........................................................................
27
2
Buah Ketapang ............................................................................
27
3
Biji Ketapang ..............................................................................
29
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar Nama Seleksi Calon Panelis Tahap Wawancara ...........
135
2
Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis ............................
136
3
Hasil Tabulasi Data Seleksi Calon Panelis Tahap Wawancara ...............................................................................
4
138
Hasil Seleksi Calon Panelis Lolos Tahap Wawancara dan Lolos ke Tahap Penyaringan..............................................
139
5
Formulir Penyaringan ...............................................................
140
6
Hasil Penilaian Calon Panelis Pada Tahap Penyaringan ..........
144
7
Hasil Seleksi Calon Panelis Tahap Penyaringan dan Calon Panelis Lolos ke Tahap Pelatihan ..................................
160
8
Formulir Pelatihan ....................................................................
161
9
Hasil Penilaian Calon Panelis Pada Tahap Latihan ..................
165
10
Daftar Nama Calon Panelis yang Lolos Tahap Latihan, Evaluasi dan Panelis Uji Inderawi ............................................
179
11
Formulir Uji Kualitas Inderawi ................................................
180
12
Data Tabulasi Hasil uji Inderawi ..............................................
186
13
Hasil Analisis Faktorial dan Uji Duncan pada Tahu Eksperimen Menggunakan SPSS 16 .......................................
xix
190
14
Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Untuk Uji Kesukaan .......
242
15
Formulir Uji Kesukaan .............................................................
244
16
Hasil Uji Kesukaan Tahu Hasil Eksperimen Oleh Panelis Tidak Terlatih ...............................................................
17
18
248
Hasil Uji Laboratorium Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ..................................................................
253
Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang ...................................
254
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tahu merupakan makanan yang sebagian besar dikonsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Selain sebagai sumber protein nabati, tahu juga mudah dijumpai dipasaran dengan harga yang terjangkau sehingga membuat masyarakat lebih suka untuk dijadikan pilihan sebagai lauk sehari-hari. Di tengah harga kedelai yang tidak pasti, tahu tetap diproduksi setiap hari oleh perajin tahu untuk memenuhi konsumsi pangan masyarakat dan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia masih belum bisa maksimal memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada. Masih banyak bahan pangan yang masih impor dari luar negeri demi mencukupi ketahanan pangan nasional. Industri pangan di Indonesia yang menggunakan bahan baku impor dari luar negeri juga masih banyak, Salah satu contohnya yang sampai sekarang masih impor adalah Kedelai. Kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe, yang mana tahu dan tempe adalah makanan favorit masyarakat Indonesia. Selain masalah ketahanan pangan yang melemah karena masih impor dari luar negeri, salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan Indonesia adalah nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika saat ini menembus Rp. 13.430 per dolar. Apabila nilai tukar rupiah melemah, harga bahan pangan impor otomatis tinggi atau mahal. Hal ini mempengaruhi
1
2
ketersedian bahan baku pangan khususnya kedelai yang saat ini masih impor dari Amerika. Nilai tukar rupiah yang melemah berpengaruh terhadap ketersediaan kedelai dan harga kedelai impor yang semakin tinggi. Di tingkat importir saat ini harga kedelai mencapai Rp 7.300 - Rp 7.600 per kilogram (kg) yang kemudian dijual oleh para distributor seharga Rp 7.800 per kg kepada industri-industri pengrajin tahu tempe yang mengkonsumsi sekitar 84 persen dari kebutuhan kedelai nasional. Sedangkan harga rata-rata eceran kedelai di tingkat nasional sebesar Rp 11.300 per kg, yang merupakan harga jual pengecer kepada sekitar 16 persen kebutuhan di luar industri tahu dan tempe. Untuk meningkatkan ketahanan pangan yang sedang menurun ditengah masalah impor dan nilai tukar rupiah yang tak menentu, perajin tahu harus bisa memanfaatkan bahan baku lain untuk membuat tahu dan tidak bergantung lagi pada kedelai. Indonesia memiliki berbagai macam tanaman dan hasil pertanian yang melimpah untuk bisa dijadikan alternatif pengganti kedelai dalam pembuatan tahu untuk menigkatkan dan mempertahankan ketahanan pangan. Kacang tunggak, kacang gude, kacang babi, kacang koro pedang, kacang kedelai, biji ketapang, biji ketapang merupakan hasil dari sumberdaya alam indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku lain pembuatan tahu disaat harga kedelai semakin tak menentu. Bahan baku alternatif tersebut mengandung protein yang setara dengan kedelai dan dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tahu.
3
Biji ketapang adalah biji dari buah ketapang, berbentuk seperti biji bunga matahari atau kwaci tetapi agak cembung. Biji ketapang merupakan bagian dari tanaman ketapang yang belum banyak dimanfaatkan. Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna kuning hingga setengah dari bobot semula. Didalam biji ketapang mengandung protein sebesar 25,17% dan lemak sebesar 55,02%, hal itu sudah lebih dari cukup untuk syarat dalam pembuatan tahu yang mana kandungan gizi biji ketapang hampir sama dengan kacang kedelai. Tabel 1. Kandungan Gizi Biji Ketapang Parameter
Satuan Hasil uji
Metode Uji
Kadar air
%
4,76
SNI. 01-2891-92 Butir 5.1
Protein
%
25,17
Kjeldahl
Lemak
%
55,02
Karbohidrat diihitung sebagai pati
%
5,52
SNI. 01-2891-92 Butir 8.2 SNI. 01-2891-92 Butir 9
Sumber: Hasil pengujian laboratorium, Badan Penelitian dan Pengembangan Indusri. (Gayatri, 2006)
4
Tabel 2. Kandungan Gizi Kacang Kedelai Unsur Gizi
Kadar/ 100g bahan
1. Energi
442 kal
2. Air
7,5 g
3. Protein
34,9 g
4. Lemak
18,1 g
5. Karbohidrat
34,8 g
6. Mineral
4,7 g
7. Kalsium
227 mg
8. Fosfor
595 mg
9. Zat Besi
8 mg
10. Vitamin A
33 mcg
11. Vitamin B
1,07 mg
Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan Fak. Kedokteran UI, Jakarta
Untuk membuktikan biji ketapang dapat diolah sebagai bahan dasar tahu, peneliti melakukan percobaan pengolahan biji ketapang sebagai bahan dasar pemnuatan tahu. Percobaan pertama peneliti melakukan percobaan pembuatan tahu dengan biji ketapang dengan berat 50 gram dan menggunakan asam cuka (CH3COOH) sebagai bahan penggumpalnya. Dari hasil percobaan tersebut dihasilkan tahu yang kurang baik, warna tahu kusam dan tekstur kasar serta banyak mengelurkan minyak. Percobaan kedua peneliti melakukan percobaan pembuatan tahu dengan berat biji ketapang sama dengan percobaan pertama yaitu seberat 50 gram. Dalam percobaan kedua peneliti menggunakan bahan penggumpal batu tahu atau sulfat kapur (CaSO4) yang dibakar dan ditumbuk halus. Hasil percobaan kedua menghasilkan tahu tidak terlalu putih, tetapi tekstur tahu
5
belum baik. Percobaan ketiga hasilnya masih sama seperti percobaan kedua. Dilakukan percobaan keempat pembuatan tahu biji ketapang dengan subtitusi kacang kedelai dan biji trembesi, masing-masing dengan perbandingan 3:1. Hasil dari percobaan tersebut menunjukkan tahu biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai hasilnya belum sempurna, tekstur tahu masih keras dan warnanya putih kusam. Sedangkan tahu biji ketapang dengan substitusi biji trembesi hasilnya kurang baik, tekstur tidak padat, tetapi warna putih. Percobaan kelima dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan bahan penggumpal yang berbeda yaitu batu tahu dan asam cuka serta menggunakan bahan pembuat tahu berupa biji ketapang yang disubstitusi dengan kacang kedelai,
dengan perbandingan 1 kacang kedelai : 4 biji ketapang. Dari
percobaan tersebut hasil yang didapat yaitu, tahu biji ketapang dengan penggumpal asam cuka, hasilnya baik secara tekstur dan warna. Sedangkan tahu biji ketapang dengan penggumpal batu tahu bertekstur agak keras dan warna kurang putih. Dari percobaan kelima, hasil tahu menunjukkan sudah baik dengan menggunakan penggumpal asam cuka. Dilakukan lagi percobaan yang keenam yaitu dengan menggunakan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang di kombinasi menjadi satu untuk bahan penggumpal. Dari hasil percobaan tersebut menunjukan tekstur tahu lembek, kurang padat, tetapi warnanya putih. Dari keenam percobaan yang telah dilakukan oleh peneliti, biji ketapang dapat di proses sebagai bahan dasar pembuatan tahu dengan
6
penambahan atau substitusi kacang kedelai serta menggunakan bahan penggumpal berupa asam cuka, yang hasilnya menyerupai tahu berbahan dasar kacang kedelai. Perbandingan subtitusi yaitu 1 kacang kedelai : 4 biji ketapang. Dari permasalahan tahu dan ketersediaan bahan baku pembuatan tahu serta percobaan pembuatan tahu dari biji ketapang yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi untuk mengolah Biji Ketapang sebagai bahan pangan yang bermutu dan mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dapat meninggkatkan ketahanan pangan Indonesia. Dalam hal ini peneliti akan mengolah Biji ketapang untuk dijadikan bahan baku dalam pembuatan tahuyang disubstitusi dengan kacang kedelai, maka peneliti tertarik untuk lebih mendalami phenomena yang ada dengan melakukan penelitian dan mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai dan Bahan Penggumpal Asam Cuka dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu kedelai yang masih import dari luar negeri.
7
2. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang melemah, sehingga mempengaruhi harga kedelai yang selama ini masih impor dari luar negeri. 3. Alternatif bahan baku lain selain kedelai dalam pembuatan tahu yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan. 4. Biji ketapang yang belum termanfaatkan dan memiliki kandungan yang kurang lebih hampir sama dengan kedelai, sehingga dapat menggantikan kedelai dalam proses pembuatan tahu. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Penggunaan biji ketapang dan pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen 2. Pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen 3. Komposisi tahu hasil eksperimen terbaik 4. Penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik
D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen?
8
2. Adakah pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen? 3. Bagaimana komposisi tahu hasil eksperimen terbaik? 4. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik? E. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. 2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. 3. Untuk mengetahui komposisi tahu hasil eksperimen terbaik. 4. Untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik. F. Manfaat 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian dapat saya jadikan pedoman untuk menganekaragaman bahan dasar pembuatan tahu yang berasal dari bahan lokal yaitu biji ketapang. 2. Bagi Institusi Hasil penelitian dapat saya sumbangkan sebagai tambahan referensi bagi Perpustakaan
Jurusan
Pendidikan
Kesejahteraan
Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
Keluarga
dan
9
3. Bagi Masyarakat Sebagai sumber dan informasi pengetahuan pada masyarakat khususnya pengolahan tahu dari biji ketapang sebagai pertimbangan untuk mengatasi kelangkaan kedelai dipasaran. G. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Pada bagian ini berisi halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, lembar keaslian karya ilmiah, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, darter gambar, daftar lampiran. 2. Bagian Isi a. BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, sistematika skripsi, dan penegasan istilah. b. BAB II : Landasan Teori Pada bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan sebagai landasan berfikir dan sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian pembuatan tahu yang berbahan dasar biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka. Kemudian pada bab ini juga berisi kerangka berfikir dan hipotesis.
10
c. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, desain penelitian, alat dan bahan penelitian, parameter penelitian, teknik pengumpulan data, kalibrasi instrumen, teknik analisis data. d. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. e. BAB V : Penutup Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran 3. Bagian Akhir Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran. a. Daftar purtaka menyajikan daftar buku yang digunakan dalam penelitian. b. Lampiran merupakan kelengkapan skripsi yang berisi data penelitian secara lengkap, dan keterangan yang mendukung. H. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam mengartikan judul, serta untuk membatasi wilayah penelitian ini maka perlu diberikan batasan pada istilah berikut: Pemanfaatan biji ketapang, bahan dasar tahu, substitusi kacang kedelai, bahan penggumpal asam cuka dan batu tahu, dan ketahanan pangan.
11
1. Pemanfaatan Biji Ketapang Dalam
KBBI
(2008:380)
Pemanfaatan
adalah
usaha
mendayagunakan suatu bahan yang belum pernah digunakan agar menjadi suatu produk yang bernilai tinggi. Jadi yang dimaksud dengan eksperimen pemanfaatan biji ketapang adalah percobaan yang sistematis dan terencana untuk memanfaatkan biji ketapang menjadi produk berkualitas yang bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan bahan dasarnya. 2. Biji Ketapang Ketapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon yang rindang, tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat. Ketapang kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Pohon ini memeliki struktur batang yang bias mencapai ketinggian 30 meter, daun yang lebar, dan menghasilkan buah dan biji yang bermanfaat. Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak
dari
biji kenari,
dan
digunakan
sebagai
pengganti
biji amandel (almond) dalam kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna kuning. Minyak ini mengandung asamasam lemak seperti asam palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering ini juga mengandung protein (25%), gula (16%), amino. (wikipedia.org)
serta
berbagai
macam asam
12
3. Bahan Dasar Tahu Bahan dasar tahu yaitu bahan utama yang diperlukan untuk menghasilkan produk tahu setelah melewati suatu proses tertentu. Bahan dasar dalam penelitian ini yaitu biji ketapang. Biji ketapang atau dengan nama latin Terminalia catappa mempunyai panjang 2 – 4 cm, kulit arinya berwarna cokelat, dan apabila kulit arinya dikupas biji ketapang berwarna putih bersih. Pada penelitian ini biji ketapang yang digunakan adalah biji ketapang yang sudah dikupas kulit arinya, kemudian di giling dengan penambahan air, disaring dengan kain penyaring hingga menghasilkan cairan seperti susu kedelai, proses selanjutnya direbus hingga mendidih dan diberi bahan penggumpal sehingga membentuk gumpalan berwarna putih, kemudian tahap akhir gumpalan disaring dan di cetak di alat pencetak tahu serta dipres hingga menjadi padat. Hasil tahu biji ketapang nantinya menghasilkan tahu yang berwarna putih. Didalam biji ketapang terdapat terdapat kandungan protein dan jenis penyusun asam lemak yang bermacam-macam, antara lain asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam miristat. 4. Substitusi Kacang Kedelai Substitusi mempunyai pengertian “Menggantikan sebagian bahan utama atau bahan pokok sampai ukuran tertentu dengan bahan lain yang dapat menjadi satu kesatuan” (Budiningsih:2009). Substitusi yang dimaksud dalam peneletian ini adalah mengganti sebagian kecil bahan utama dengan bahan lain yaitu menggantikan sebagian biji ketapang
13
dengan kacang kedelai. Pada penelitian ini akan dijadikan substituen bahan pokok yaitu kacang kedelai. 5. Bahan Penggumpal Asam Cuka dan Batu Tahu Dalam proses pembuatan tahu, bahan penggumpal adalah” zat koagulan yang dapat menurunkan tingkat kelarutan protein sari kedelai akibat penambahan bahan penggumpal sehingga protein mer airmbentuk gel dan akhirnya mengendap atau membentuk suatu gumpalan” (Endang Sutriswati, 2012:45). Jenis penggumpal yang sering digunakan dalam pembuatan tahu adalah asam yang berasal dari whey atau kecutan yang telah mengalami fermentasi alami. Penggumpal yang lain adalah beberapa jenis asam, yaitu asam laktat, asam asetat, cuka beras (rice vinegar), dan asam sitrat serta garam, seperti magnesium sulfat maupun batu tahu yang mengandung garam kalsium sulfat. Menurut Shurtleff dan Aoyagi (1979), ada juga bahan penggumpal tahu jenis klorida. Penggumpal ini merupakan jenis penggumpal tahu yang mengandung garam klorida, seperti NaCl, MgCl, dan CaCl. Pada penelitian ini jenis penggumpal yang digunakan adalah asam cuka dan batu tahu, dikarenakan didalam penelitian pembuatan tahu dari biji ketapang substitusi kacang kedelai terdapat 2 jenis protein yang akan digumpalkan, yaitu protein ysng bermuatan positif dan negatif. Asam cuka (CH3COOH) adalah bahan penggumpal dengan jenis asam yang sering digunakan perajin tahu yang dapat menggumpalkan protein dengan muatan
14
positif, dengan penggumpal asam cuka hasil tahu berwarna lebih putih dan gumpalan protein lebih banyak. Batu tahu atau dengan nama lain kalsium sulfat yang bersifat basa atau mengandung garam kalsium sulfat, penggumpal ini dapat menggumpalkan protein yang bermuatan negatif dalam proses pembuatan tahu. Jenis Penggumpal juga berpengaruh terhadap rasa. Penggumpal garam kalsium dapat menyebabkan rasa getir, sedangkan penggumpal asam menyebabkan rasa asam. 6. Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan (UU No. 18/2012) adalah "kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan". Tahu merupakan makanan pokok yang digemari serta mengandung karbohidrat dan protein tinggi, sehinggga dapat meningkatkan ketahanan pangan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrument penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan tentang teori-teori yang mendasari dilaksanakannya eksperimen pembuatan tahu berbahan dasar biji ketapang. 1. Tahu a. Tahu dan Problematikanya Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat dari kedelai dengan jalan memekatkan protein kedelai dan mencetaknya melalui proses pengendapan protein pada titik isoelektrisnya, dengan atau tanpa penambahan unsur-unsur lain yang diizinkan (Lies Suprapti, 2005 : 27). Kasein pada sari kedelai akan terkoagulasi dan membentuk tahu apabila ditambahkan enzim proteolitik atau asam. Tahu yang terbentuk dapat menjadi lunak atau keras tergantung dari jumlah kasein dan kalsium yang terdapat didalam susu. Kasein susu akan terkoagulasi pada titik isoelektriknya yaitu pada PH 4,6. Pada pH tersebut afinitas
151
16
partikel terhadap air menurun, dan oleh karenanya akan terjadi pengendapan. Pembuatan tahu tidak hanya berasal dari penggumpalan protein pada titik isoelektrisnya saja, karena jika hal itu dilakukan maka pada saat proses pencetakan, maka tahu menjadi rapuh (bahasa jawa : ambyar). Agar teksturnya dapat menyatu dan kenyal, maka yang harus digumpalkan adalah emulsinya yang terdiri dari lemak dan karbohidrat serta protein. Problematika yang dihadapi para produsen tahu saat ini adalah mahalnya harga kedelai impor karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika. selain harga kedelai yang tidak menentu, problematika yang dihadapi adalah impor kedelai dari Amerika yang tersendat akibat musim kemarau berkepanjangan di Amerika, sehingga menurunkan produktivitas kedelai hasil panen. b. Hubungan Pengadaan Tahu Dengan Ketahanan Pangan Nasional Tahu merupakan salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Tahu tidak terbatas pada rasanya yang enak, tetapi juga dari harganya yang relatif murah, mudah untuk membuatnya, dan kandungan proteinnya tinggi yang mutunya setara dengan mutu protein hewani (Sarwono, 2005). Selain mempunyai rasa yang enak dan kandungan gizi yang cukup tinggi, tahu merupakan salah satu makanan yang dapat dikatakan sebagai
sumber
makanan
untuk
meningkatkan
kualitas
hidup
17
masyarakat Indonesia, artinya tahu menjadi salah satu unsur yang dapat menjaga kestabilan ketahanan pangan. Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia masih belum bisa maksimal memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada. Masih banyak bahan pangan yang masih impor dari luar negeri demi mencukupi ketahanan pangan nasional. Industri pangan di Indonesia yang menggunakan bahan baku impor dari luar negeri juga masih banyak, salah satu contohnya yang sampai sekarang masih impor adalah kedelai. Kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe, bahan makanan tersebut merupakaan makanan favorit masyarakat Indonesia. c. Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Lain Sebagai Bahan Dasar Tahu Dalam beberapa tahun terakhir produksi kedelai Indonesia terus merosot belum mampu memenuhi kebutuhan. Di samping dengan solusi impor, perlu dicari alternatif lain kacang-kacangan yang mampu sebagai bahan pengganti kedelai. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) melakukan penelitian kemungkinan mengganti bahan dasar tahu dan tempe dengan kacang-kacangan lain.
18
Usaha itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku, juga agar kualitas tahu dan tempe lebih meningkat. Kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu dan tempe merupakan sumber protein nabati yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Tahu dan tempe dikonsumsi minimal tiga kali atau lebih dalam satu minggu. Dari seluruh total produksi kedelai sekitar 80% untuk memenuhi kebutuhan pembuatan tahu dan tempe, sedangkan sebagian lainnya diolah untuk kecap, susu kedelai, dan makanan ringan. Untuk mengatasi kekurangan bahan dasar pembuatan tahu dan tempe perlu dicari alternatif pemanfaatan kacang-kacangan selain kedelai. Ada beberapa jenis kacang-kacangan yang potensial untuk produksi tahu dan tempe yaitu: kacang tunggak, kacang gude, kacang babi, kacang koro pedang, kacang kedelai, biji ketapang, biji ketapang merupakan hasil dari sumber daya alam Indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku lain pembuatan tahu disaat harga kedelai semakin tak menentu. Bahan baku alternatif tersebut mengandung protein yang memungkinkan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tahu. 2. Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Dasar Tahu Untuk mengatasi harga kedelai yang tidak menentu, para produsen tahu harus bisa memanfaatkan bahan lain dalam proses pembuatan tahu selain kedelai. Beberapa jenis kacang-kacangan dan biji-bijian banyak
19
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan dalam proses pembuatan tahu, tentunya bahan tersebut mengandung protein dan lemak nabati yang setara dengan kedelai. Biji ketapang memiliki protein yang cukup untuk dibuat menjadi bahan dasar tahu, seperti pengujian yang dilakukan Gayatri (2006), menyebutkan bahwa biji ketapang memiliki kandungan protein 25,17 % dan lemak sebesar 55,02 %. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan biji ketapang hampir sama dengan kedelai. Setelah mengetahui hasil pengujian kandungan biji ketapang yang dilakukan Gayatri, peneliti juga sudah membuktikan dengan melakukan percobaan sebanyak 6 kali. Hasil percobaan yang dilakukan peneliti, mengindikasikan biji ketapang dapat diolah menjadi tahu dengan substitusi kacang kedelai. Substitusi kacang kedelai dilakukan agar tekstur tahu biji ketapang lebih padat dan kenyal. Selain penambahan kedelai, peneliti juga memakai dua jenis bahan penggumpal untuk menggumpalkan protein yang terkandung di dalam biji ketapang, yaitu asam cuka dan batu tahu.
3. Prinsip Dasar Pembuatan Tahu Secara garis besarnya, tahu dibuat dengan dua tahapan pengolahan yaitu: pembuatan susu kedelai dan koagulasi atau penggumpalan protein yang kemudian di press untuk memperoleh tahu. Pada umumnya proses pembuatan tahu melalui beberapa langkah yaitu: tahap persiapan bahan, dan tahap pembuatan tahu.
20
a. Tahap Persiapan Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu meliputi: kedelai, bahan penggumpal dan air. Secara umum bahan tersebut harus dalam keadaan bersih, higienis, jangka waktu kadaluarsa masih panjang. Kedelai yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai yang berwarna kuning, butirannya utuh dan tidak tercampur dengan benda lain. penggunaan kedelai lokal lebih baik dari pada kedelai impor. Kedelai lokal akan memberikan randemen yang lebih tinggi dan memiliki rasa yang lebih enak. Bahan penggumpal dapat berupa asam cuka encer (CH3COOH), batu tahu/sioh koo atau kalsium sulfat (CaSO4), atau cairan sisa/whey (limbah cair) dari pembuatan tahu pada periode sebelumnya. Untuk dapat menentukan pilihan dan penggunaan secara tepat, harus diketahui terlebih dahulu mengenai daya guna masing-masing bahan penggumpal tersebut. Air bersih yang digunakan dalam pembuatan tahu cukup banyak. Minimal sepuluh kali lipat volume bahan baku yang digunakan. Air bersih digunakan dalam kegiatan perendaman kedelai, pencucian bahan dan alat, penggilingan kedelai, pengenceran bubur kedelai dan sebagainya. Mengingat air akan bersinggungan langsung dan tercampur dalam bahan yang nantinya akan dikonsumsi manusia, maka harus memenuhi persyaratan standar air minum, yaitu : bersih (tidak
21
mengandung kotoran dalam bentuk apapun), jernih (tidak berwarna dan tidak berbau), tidak berasa, tidak mengandung logam berbahaya misalnya tembaga (Cu), mangan (Mg), timah (Pb), dan mercuri (Hg), tidak mengandung bakteri dan kesadahan nol. b. Tahap pelaksanaan proses pembuatan tahu Berdasarkan
observasi
Makanan, tahap-tahap dalam
selama
praktek
kuliah
Teknologi
proses pembuatan tahu meliputi:
pembersihan (trimming), perendaman, pemisahan kulit, penggilingan, ekstraksi,
perebusan
bubur kedelai, penggumpalan, filtrasi
dan
pencetakkan tahu. 1) Pembersihan (trimming) Trimming merupakan suatu usaha untuk membersihkan atau menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak diperlukan atau dapat membahayakan apabila dikonsumsi manusia. Biji-biji kedelai dari pasaran biasanya tercampur berbagai kotoran, misalnya kerikil, butiran tanah, kulit, maupun batang kedelai. 2) Perendaman Setelah dicuci, kedelai direndam dalam air bersih selama 8-12 jam (lebih
baik
jika digunakan
air mengalir). Perendaman
dimaksudkan untuk melunakkan struktur selularnya sehingga mudah digiling dan memberikan disperse dan suspensi bahan padat kedelai yang lebih baik pada waktu ekstraksi.
22
3) Pemisahan kulit Setelah kedelai direndam, pemisahan kulit kedelai dapat dilakukan dengan cara menggesek-gesekan kedelai dengan tangan hingga kulit arinya mengelupas. Untuk menghasilkan kedelai lebih bersih, setelah dikupas kulit arinya dilakukan pencucian. 4) Penghalusan kedelai Penghalusan kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan blender. Penggilingan kedelai dengan penambahan air antara 8-10 kali lipat
berat
kedelai.
Penggilingan
kedelai
dilakukan
hingga
mendapatkan bubur kedelai yang benar-benar halus, agar ketika di ekstrak protein yang tersisa dalam ampas tidak terlalu banyak. 5) Ekstraksi (Pengambilan Sari Kedelai) Proses Ekstraksi merupakan proses penyaringan bubur kedelai dengan cara memerasnya dengan kain saring agar terpisah antara sari kedelai dengan ampas kedelai. Tujuan proses ini adalah untuk menghasilkan susu kedelai. Watanabe et al (1964) melakukan ekstraksi berulang selama tiga kali, dan mendapatkan bahwa ekstraksi kedua masih memberikan susu kedelai dengan kadar padatan (protein) yang cukup tinggi. Penambahan air pada waktu ekstraksi kedua dan ketiga, randemen tahu yang dihasilkan ternyata lebih tinggi dibandingkan cara sekali ekstrak.
23
6) Perebusan Susu Kedelai Sari kedelai yang telah didapatkan kemudian direbus, supaya bau langu pada kedelai hilang. Cara merebusnya dengan api kecil agar tidak gosong sehingga protein yang ada pada sari kedelai tidak rusak akibat proses perebusan yang kurang tepat. Perebusan dilakukan pada temperature 80 – 100 0C yang berfungsi untuk menonaktifkan enzim lipoksigenase penyebab bau langu. Proses perebusan berhenti ketika susu kedelai sudah mendidih ditandai dengan munculnya gelembunggelembung pada susu kedelai. 7) Penggumpalan (Koagulasi) Proses koagulasi dilakukan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit bahan penggumpal yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah ditambahkan cairan penggumpal, emulsi kedelai yang semula berwarna putih susu akan menggumpal membentuk gumpalan emulsi yang terdiri dari air, lemak, dan proteinkemudian mengendap kedasar panci. Setelah itu cairan menjadi bening, jika sudah demikian secepatnya tahu dicetak. 8) Pencetakan tahu Dalam keadaan panas gumpalan protein dituangkan kedalam cetakan tahu yang telah diberi kain. Kain yang digunakan sama seperti kain saring yang digunakan dalam proses ekstraksi. Pencetakkan tahu dilakukan dengan proses berikut :
24
(a) Cetakan disiapkan (b) Kain saring diletakkan secara merata hingga seluruh permukaan cetakan tertutup kain saring (c) Gumpalan tahu dalam keadaan panas dituangkan hingga penuh ke atas cetakan yang telah dilapisi kain saring (d) Kemudian tutup kain saring lalu tutup bagian atasnya dengan kayu (e) Alat pemberat diletakkan diatas kayu cetakan tahu agar sebagian dari cairan tahu terperas keluar dan tahu yang dihasilkan cukup keras (f) Selama 10-15 menit atau sampai cukup keras, tahu dibiarkan terlebih
dahulu
agar
tahu
tidak
hancur
apabila
diangkat.Selanjutnya pemberat diambil dan kain saring dibuka, tahu segera diangkat dan dipotong sesuai selera.
25
4. Standar Mutu Tahu Tahu yang aman dan layak dikonsumsi, harus memenuhi standar keamanan pangan, seperti yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian yang tercantum dalam SNI 01-3142-1998.
Tabel 3. Syarat Mutu Tahu No 1.
Jenis Uji Keadaan : Bau Rasa
Satuan
Warna Penampakan 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8. 9.
Persyaratan Normal Normal Putih normal atau kuning normal Normal, tidakberlendir dan tidak berjamur Maks, 1,0 Min,9,0 Min. 0,5 Maks. 0,1 Sesuai SNI 01-0222-1995 dan Peraturan Men.Kes No 722/ Men.Kes/ Per/ IX/ 1988
Abu Protein Lemak Serat kasar
%(b/b) %(b/b) %(b/b) %(b/b)
Bahan tambahan makanan
%(b/b)
Cemaran logam: Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg) Cemaran Arsen (As ) Cemaran mikroba :
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Maks. 2,0 Maks. 30,0 Maks. 40,0 Maks. 40,0 / 250 Maks. 0,03 Maks. 1,0
Escherichia coli
APM/g
Maks. 10
Salmonella /25 g Negatif Sumber : SNI 01-3142-1998 (http ://sisni.bsn.go.id) Dari SNI ini diharapkan tahu yang diproduksi dapat memenuhi kriteria standar mutu yang ada seperti kandungan protein minimal 9 %
26
tahu, lemak min 0,5 %, abu maksimal 1 % karena apabila kadar abu terlalu tinggi, berarti telah tercemar oleh kotoran-kotoran seperti tanah, pasir dan lain-lain. Hendaknya untuk cemaran logam bernilai negatif, supaya tahu tidak bersifat racun atau membahayakan kesehatan tubuh manusia. Jika ada tahu yang kurang dari standar yang telah ditetapkan, berarti tahu yang dihasilkan dapat dikatakan rendah kualitasnya atau mungkin tidak layak konsumsi.
5. Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kedelai a. Sekilas Tentang Biji Ketapang Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) merupakan keluarga Combretaceae yang biasa tumbuh di tepi pantai. Ketapang juga ditanam sebagai pohon peneduh di taman-taman dan ditepi jalan. Bentuk dari buah pohon ketapang seperti buah almond, besar buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Didalam buah ketapang terdapat biji yang dapat dimakan mentah atau dimasak. Menurut penelitian yang dilakukan ITB dan UGM kandungan minyak atau lemak didalam biji ketapang cukup tinggi dengan asam lemak penyusunnya berupa asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam miristat. Selain mengandung lemak yang cukup tinggi biji ketapang juga mengandung protein yang tinggi.
27
Gambar 1. Pohon Ketapang
Sumber: www.google.co.id
Gambar 2. Buah Ketapang
Sumber: Dokumentasi peneliti, 2015 ( Lingkungan Fakultas Teknik, Unnes)
28
b. Kandungan Gizi Biji Ketapang Kandungan gizi yang terkandung didalam biji ketapang antara lain protein, lemak, karbohidrat, dan air. Lemak yang terkandung didalam biji ketapang terdiri dari beberapa asam lemak penyusunnya, antara lain: asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam miristat. Tabel 4. Kandungan Gizi Biji Ketapang Parameter
Satuan
Hasil uji
Kadar air
%
4,76
Protein
%
25,17
Lemak
%
55,02
Karbohidrat diihitung sebagai pati
%
5,52
Metode Uji SNI. 01-289192 Butir 5.1
Kjeldahl SNI. 01-289192 Butir 8.2 SNI. 01-289192 Butir 9
Sumber: Hasil pengujian laboratorium, Badan Penelitian dan Pengembangan
Indusri. (Gayatri, 2006)
c. Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kedelai Dalam Pembuatan Tahu Kedelai merupakan sumber pangan fungsional yang dapat dijadikan berbagai olahan makanan yang beraneka ragam. Selain mempunyai rasa yang enak dan gurih, kedelai juga mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Didalam tabel kandungan unsur kedelai menyebutkan bahwa kedelai mempunyai kandungan protein 34,9 g,
29
lemak 18,1 g, karbohidrat 34,8 g (Suprapti, 2005:15). Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah harga kedelai yang semakin tak menentu akibat dari melemahnya rupiah tehadap dolar Amerika. Hal tersebut tentunya tidak harus dihadapi dengan kepanikan yang berlebihan, para produsen makanan tentunya harus lebih bisa memanfaatkan bahan lokal salah satunya adalah biji ketapang. Gambar 3. Biji Ketapang
Sumber: Dokumentasi peneliti, 2015.
Di dalam situs resmi UNY, mahasiswa UNY telah menemukan berbagai olahan dari biji ketapang yang antara lain selai, mie, dan tempe biji ketapang. Pradekatiwi, dkk didalam situs uny.ac.id menjelaskan “Karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, biji ketapang dapat dimanfaatkan untuk olahan pangan. Produk dengan bahan dasar biji ketapang yang sudah dicoba adalah selai dan mie. Kelebihan produk biji ketapang dapat menghasilkan alternatif makanan dengan gizi yang tinggi dan dapat menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah organik
30
yang ada di lingkungan. Sedangkan kekurangannya, dalam pembuatan mie, cenderung tidak dapat tahan lama jika tidak diberi pengawet baik pengawet alami ataupun pengawetan buatan”. Selain dapat dijadikan olahan selai dan mie, peneliti juga sudah melakukan percobaan pendahuluan dengan memanfaatkan biji ketapang menjadi olahan pangan yang berkualitas yaitu tahu. Biji ketapang dapat dijadikan
tahu
dengan
penambahan
kacang
kedelai.
Komposisi
perbandingan bahan yang digunakan antara kacang kedelai dan biji ketapang adalah 1 : 4. Dalam pembuatan tahu biji ketapang, yang perlu diperhatikan adalah kandungan lemak dari biji ketapang yang sangat tinggi sehingga membuat tekstur tahu menjadi lembek, maka perlu penambahan kacang kedelai yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu agar menjadi lebih baik.
6. Kacang Kedelai Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tahu Biji Ketapang. Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tahu biji ketapang, kacang kedelai tentunya harus berkualitas dan terbebas dari kotoran. Didalam pembuatan tahu biji ketapang kacang kedelai mempunyai peranan sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki tekstur tahu dan tingkat kepadatan tahu. Pada percobaan pendahuluan, tahu dengan bahan baku biji ketapang tanpa penambahan bahan lain menghasilkan tahu yang kurang baik, tekstur tahu lembek. Hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan lemak pada biji ketapang yang terlalu tinggi, sehingga
31
membuat tekstur tahu tidak baik. Selain tekstur tahu kurang baik, tingkat kepadatan tahu biji ketapang juga kurang baik dikarenakan kandungan karbohidrat pada biji ketapang rendah dibandingkan kacang kedelai. Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tahu biji ketapang, tentunya kedelai yang digunakan tidak banyak. Perbandingan kacang kedelai dan biji ketapang yang digunakan adalah 1 : 4. Kacang kedelai dalam pembuatan tahu biji ketapang berperan sebagai substituen atau bahan tambahan yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji ketapang agar menjadi lebih baik.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tahu Biji Ketapang Pada proses pembuatan tahu biji ketapang, tentunya harus memperhatikan faktor-faktor tertentu agar tahu biji ketapang yang dihasilkan lebih berkualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari tahu biji ketapang antara lain: kualitas bahan baku, penggunaan substituen, penggunaan bahan penggumpal, dan proses perlakuan. a. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang Proses pembuatan tahu tentunya harus memperhatikan kualitas bahan baku. Pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa biji ketapang dan kedelai sebagai subtituennya. Biji ketapang yang digunakan untuk pembuatan tahu yaitu biji ketapang berwarna putih yang sudah dikupas kulit arinya. Apa bila biji ketapang tidak di kupas kulit arinya maka bubur biji
ketapang yang diperoleh pada saat
32
penghalusan akan berwarna coklat, dikarenakan kulit ari biji ketapang berwarna cokelat, maka perlu pengupasan kulit ari terlebih dahulu sebelum dihaluskan. Selain pada proses pengupasan kulit ari, pada biji ketapang juga terdapat reaksi enzimatic browning reaction yang dapat mempengaruhi kualitas tahu. Enzim tersebut dapat membuat warna tahu menjadi cokelat atau terjadi reaksi browning. Perubahan warna cokelat terjadi karena kerja enzim poliphenol oksidase atau phenolase. eaksi browning tersebut dapat terjadi karena pembuatan tahu dalam suasana basa dan prosesnya berhubungan langsung dengan udara. Untuk mengatasi hal tersebut perlu penambahan asam dalam proses pembuatan tahu biji ketapang agar warna tahu tidak cepat menjadi cokelat. Kedelai sebagai subtituen juga harus terbebas dari kotoran, maka perlu pencucian terlebih dahulu sebelum kedelai digiling, agar hasil sari hasil penggilingan berwarna putih dan tidak mempengaruhi sari dari biji ketapang yang berwarna putih susu. b. Pengaruh Penggunaan Subtsituen Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang Pada percobaan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, tahu biji ketapang yang dihasilkan tidak dapat bertekstur padat dan kenyal dikarenakan kandungan lemak yang terkandung didalam biji ketapang terlalu tinggi sehingga tahu yang dihasilkan lembek dan berminyak, maka perlu penambahan bahan yang kandungan protein, karbohidrat,
33
serta zat gizi lain yang melebihi biji ketapang. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menambahkan kedelai sebagai bahan penambah untuk pembuatan tahu biji ketapang, dikarenakan kedelai mempunyai
kandungan
protein
dan
karbohidrat
yang
tinggi.
Penambahan kedelai bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji ketapang yang lembek dan tidak padat. Setelah dilakukan penambahan kedelai dengan intensitas perbandingan kedelai dan biji ketapang sebesar 1 : 4, tahu biji ketapang yang dihasilkan sudah menyerupai tahu yang berbahan dasar kedelai murni. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah jumlah substitusi kedelai yang digunakan, jika kedelai yang disubstitusikan pada proses pembuatan tahu biji ketapang terlalu banyak, maka tahu yang dihasilkan akan bertekstur keras. Sebaliknya jika substitusi kedelai yang digunakan terlalu sedikit akan berpengaruh pada tekstur tahu yang kurang baik atau belum mencapai tingkat kepadatan yang sesuai. Maka dari itu perlu penelitian lebih lanjut agar substitusi kedelai yang digunakan pada proses pembuatan tahu biji ketapang menghasilkan tahu dengan tingkat kepadatan dan tekstur yang baik. c. Pengaruh Penggunaan Bahan Penggumpal Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang Proses penggumpalan tahu dilakukan setelah proses ekstraksi biji ketapang berlangsung. Bahan penggumpal tahu yang sering digunakan oleh kalangan produsen tahu adalah asam cuka. Asam cuka adalah
34
salah satu jenis asam yang dapat menggumpalkan protein dalam proses pembuatan tahu. Pada proses pembuatan tahu biji ketapang terkandung protein yang berbeda jenis muatannya. Protein tersebut memiliki dua muatan yaitu positif dan negatif. Untuk menggumpalkan protein dengan muatan yang berbeda dibutuhkan pula jenis bahan penggumpal yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asam cuka dan batu tahu atau kalsium sulfat sebagai bahan penggumpal. Asam cuka berfungsi untuk menggumpalkan protein yang bermuatan positif, sedangkan batu tahu berperan serta menggumpalkan protein yang bermuatan negatif. Dengan menggabungkan dua jenis penggumpal yang berbeda, maka diperoleh hasil penggumpalan protein yang maksimal serta hasil tahu juga baik dan maksimal. d. Pengaruh Proses Perlakuan Terhadap Kualitas Tahu Biji Ketapang Untuk menghasilkan tahu biji ketapang dengan hasil yang baik dan maksimal, tentunya juga harus memperhatikan proses perlakuan dalam proses pembuatan tahu biji ketapang. Pada faktor proses perlakuan akan dijelaskan tentang pelakuan biji ketapang sebelum menjadi tahu yang antara lain: Penghalusan/ penggilingan, ekstraksi, serta perebusan. 1) Penghalusan/Penggilingan Pada proses penghalusan /penggilingan dilakukan dengan penambahan air, hal ini bertujuan agar hasil ekstraksi biji ketapang
35
yang dihasilkan lebih maksimal. Penghalusan biji ketapang dilakukan dengan menggunakan blender. Penghalusan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu penghalusan biji ketapang dengan menggunakan air secukupnya, kemudian penghalusan kembali ampas biji ketapang dengan menggunakan air secukupnya pula sebanyak dua kali. Apabila hasil penghalusan yang ketiga kalinya menghasilkan sari biji ketapang dengan warna yang sudah jauh lebih bening dari pada hasil penghalusan yang kedua, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan protein, karbohidrat, lemak dan zat gizi lainnya sudah larut dalam proses penghalusan tersebut, tandanya hasil ekstrasi dari proses penghalusan sudah lebih maksimal. Tetapi jika pada penghalusan terakhir hasil warna dari sari biji ketapang belum bening, maka perlu dilakukan penghalusan lagi sampai warna sari biji ketapang yang dihasilkan menjadi lebih bening. Tujuan dihaluskannya kembali ampas biji ketapang hingga memperoleh sari biji ketapang dengan hasil yang bening agar kandungan protein, karbohidrat, lemak, serta zat gizi lain yang tersisa di ampas biji ketapang dapat larut kembali pada saat proses penghalusan dan hasil ekstraksi lebih maksimal serta juga dapat menghasilkan tahu biji ketapang yang lebih baik. 2) Ekstraksi Proses ekstraksi merupakan faktor yang penting dalam proses pembuatan tahu, karena jika proses ekstraksi yang kurang maksimal maka banyak protein, karbohidrat, lemak, serta zat gizi lain dari biji
36
ketapang yang masih tertinggal pada ampasnya, sehingga ketika pembuatan tahu biji ketapang randemen yang dihasilkan kurang maksimal. Seperti yang telah dijelaskan oleh Watanabe et al bahwa untuk mendapatkan hasil randemen yang maksimal, proses ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali. Untuk menghindari protein yang lolos saat bubur biji ketapang di ekstrak, sebaiknya pengekstrakan dilakukan sebelum dilakukan perebusan. Air yang digunakan adalah air dingin, jangan menggunakan air panas, dalam buku ajar kuliah Kimia Makanan bahwa protein akan mengalami kerusakan jika terkena panas. Jadi ketika menggunakan air panas pada proses ekstraksi, maka proteinnya akan menggumpal sehingga banyak yang lolos pada ampas tahu. 3) Perebusan Merebus susu biji ketapang, menggunakan api kecil sekitar 70 0
C dan susu hendaknya sering diaduk-aduk. Hal ini bertujuan agar
bau langu yang ada pada susu biji ketapang menjadi hilang, serta protein yang ada pada susu biji ketapang tidak rusak akibat perebusan yang terlalu panas. Ketika merebus susu biji ketapang dengan api besar, dapat dimungkinkan terjadi pemisahan antara lemak dan air sehingga susu biji ketapang menjadi pecah. Susu biji ketapang yang sudah pecah berarti telah rusak, dan apabila diberi asam tidak dapat menggumpal.
37
8. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang Produk tahu biji ketapang berasal dari sari biji ketapang yang digumpalkan dengan asam. Secara umum, proses pembuatan tahu terdiri dari atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap proses proses produksi, dan tahap finishing (Suprapti, 2005:51) 1. Tahap Persiapan a. Persiapan Bahan Baku Pada awal proses pembuatan tahu, tentunya dimulai dengan tahap persiapan bahan agar nantinya tahu yang dihasilkan sempurna. Sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh peneliti, tahapan persiapan
bahan
meliputi
pembersihan,
pengeringan,
dan
perendaman. 1) Pembersihan Biji ketapang mempunyai kulit ari berwarna cokelat yang menempel pada bagian bijinya, sedangkan biji ketapang tanpa kulit ari berwarna putih. Pada pembuatan tahu biji ketapang, bagian yang digunakan adalah bagian biji yang berwarna putih. Kulit ari biji ketapang dapat dibersihkan dengan cara direndam dengan air panas selama kurang lebih 1 jam atau dapat dibersihkan dengan menguliti kulit ari dengan tangan setelah biji ketapang dibelah dan dipisahkan dari daging buahnya. Kulit ari ketapang dapat menyebabkan reaksi browning pada saat proses pembuatan tahu. Setelah kulit ari dibersihkan kemudian dicuci
38
untuk membersihkan kotoran yang menempel pada biji ketapang setelah dibersihkan dari kulit arinya. Sebagai subtituen kacang kedelai juga mendapat perlakuan pada proses pembersihan. Biji-biji kedelai dari pasar tercampur berbagau kotoran, misalnya kerikil, butiran tanah, kulit, ataupun batang kedelai. Agar tidak ikut tergiling , kotoran tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu. 2) Pengeringan Pada tahap pengeringan, biji ketapang yang sudah dibersihkan kulit arinya dan berwarna putih dikeringkan dengan cara di jemur menggunakan bantuan sinar matahari selama satu hari. Pengeringan ini bertujuan agar masa simpan atau masa awet pada biji ketapang dapat bertahan lama. Pengeringan ini dapat dilakukan juga dengan menggunakan bantuan alat pemanas atau oven dengan suhu 40oC – 60OC (sama dengan suhu sinar matahari). Proses pengeringan ini tidak hanya untuk biji ketapang sebagai bahan baku utama, kacang kedelai sebagai subtituen juga dilakukan pengeringan agar memenuhi syarat penyimpanan dan pengawetan. 3) Perendaman Proses perendaman dilakukan agar biji ketapang mudah hanjur saat penggilingan atau penghalusan dan dapat diperoleh sari biji ketapang dalam jumlah maksimal. Proses perendaman
39
dilakukan dengan menggunakan air biasa tanpa menggunakan bahan tambahan lain. Waktu perendaman biji ketapang dilakukan hingga biji ketapang lunak. Sebagai bahan subtitusi untuk pembuatan tahu biji ketapang, kacang kedelai juga perlu direndam agar teksturnya lunak dan mudah digiling. Karena hanya sebagai subtituen dan berjumlah sedikit, lama perendaman kacang kedelai tidak lama seperti pembuatan tahu dengan bahan bakau kedelai, kedelai pada penelitian ini direndam hanya 3 jam sudah bertekstur lunak, serta klit ari pada kedelai sudah pecah sehingga mudah untuk membersihkan kulit arinya. b. Persiapan Bahan Penggumpal Proses pembuatan tahu memerlukan bahan penggumpal untuk menggumpalkan protein yang tercampur didalam sari biji ketapang. dengan demikian akan diperoleh bubur tahu yang dapat dicetak. Bahan penggumpal dapat berupa asam cuka encer, batu tahu (sioh koo) atau kalsium sulfat, ataupun cairan sisa (whey). Untuk memilih bahan penggumpal yang tepat, perlu mengetahui terlebih dahulu daya gunanya, kemudahan penyediaan dan penggunaannya, serta keuntungan dari sisi ekonominya (Suprapti, 2005:54). Pada percobaan tahu biji ketapang, peneliti menggunakan bahan penggumpal asam cuka dan batu tahu. Bahan penggumpal asam cuka mampu menggumpalkan protein yang bermuatan positif,
40
sedangkan bahan penggumpal batu tahu dapat menggumpalkan protein yang bermuatan negatif yang terkandung didalam biji ketapang. Penggunaan kedua bahan penggumpal tersebut bertujuan agar penggumpalan protein lebih maksimal dan hasil tahu setelah dicetak juga maksimal.
2. Tahap Proses Produksi a. Pembuatan Bubur Biji Ketapang Untuk mendapatkan sari biji ketapang, biji ketapang harus dihaluskan atau digiling dahulu melalui proses penggilingan. Proses pembuatan sari biji ketapang adalah sebagai berikut: 1) Penggilingan Biji ketapang dapat digiling atau dihaluskan dengan menggunakan blender, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sari biji ketapang adalah sebagai berikut: (a) Penggilingan
biji
ketapang
dilakukan
setelah
proses
pengupasan kulit ari biji ketapang. Dengan demikian, penggilingan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan hasil yang diperoleh lebih halus/lembut, serta rendemen lebih tinggi. (b) Pada
proses
penggilingan,
ditambahkan
air
untuk
mendapatkan hasil dari sari biji ketapang. air yang digunakan adalah air dengan kondisi biasa.
41
2) Pengenceran Pengenceran sari biji ketapang dilakukan dengan air bersih. Volume air bersih yang ditambahkan dapat melebihi volume dari sari kedelai yang akan diencerkan. Pengadukan perlu dilakukan agar pencampuran terjadi secara merata. 3) Perebusan Bubur Biji Ketapang Perebusan sari biji ketapang memerlukan api yang sedang dengan menggunakan kompor gas biasa. Dalam perebusan ini, dilakukan proses pendidihan sebanyak dua kali. Pada saat terbentuk busa pada permukaan sari biji ketapang (perebusan pertama), segera disiramkan air bersih dingin secukupnya secara merata di seluruh permukaan. Dengan demikian busa tersebut tidak meluap keluar namun akan turun kembali, sementara api tetap menyala. Pada saat timbul busa lagi untuk yang kedua kalinya (pendidihan kedua), berarti perebusan bubur kedelai sudah dianggap cukup. Api dapat dimatikan. a. Penyaringan Sari biji ketapang dengan kondisi panas segera disaring menggunakan kain saring. Sari biji ketapang hasil penyaringan akan tertampung di panci untuk penggumpalan. Ampas diperoleh setelah dibilas dan diperas kuat-kuat (saringan dipuntir).
42
b. Penggumpalan Protein Sari Biji Ketapang Cairan sari biji ketapang yang masih panas dicampur pelan-pelan dan sedikit demi sedikit diberi bahan penggumpal yang sudah disiapkan sebelumnya. Bahan penggumpal yang digunakan adalah asam cuka dan batu tahu, asam cuka dimasukkan pertama kali untuk penggumpalan protein yang bermuatan positif, kemudian
dimasukkan
batu tahu untuk
penggumpalan protein yang bermuatan negatif. Cairan sari biji ketapang yang berwarna putih susu akan pecah dan didalamnya terdapat butiran-butiran protein yang mengikat karbohidrat, lemak, vitamin, dan zat gizi lainnya serta akan bergabung membentuk gumpalan dan mengendap kedasar panci. Setelah itu cairan akan menjadi bening. Bila keadaan sudah demikian, berarti seluruh protein yang mengikat karbohidrat, lemak, vitamin,
dan
zat
gizi
lainnya
sudah
mengendap
dan
menggumpal. Secepatnya cairan bening dipindahkan dengan cara disaring dengan kain saring yang diletakkan langsung didalam cetakan tahu.
43
c. Pencetakan Tahu Tahu Biji Ketapang Dalam keadaan panas, pencetakan harus segaera dilakukan. Pencetakan tersebut dilakukan dengan proses sebagai berikut: 1) Cetakan disiapkan 2) Kain saring diletakkan diatas cetakan hingga kain saring menutupi seluruh permukaan cetakan. 3) Bubur tahu dalam keadaan panas dituangkan ke dalam cetakan yang telah dilapisi kain saring. 4) Setelah semua bubur tahu dituang ke cetakan, sisa kain saring di tangkupkan hingga menutupi permukaan bubur tahu dalam cetakan. 5) Agar tahu yang dihasilkan nanti padat, letakan papan seukuran dengan cetakan dan diberi pemberat agar cairan tahu dapat keluar serta tahu akan menjadi padat. 6) Biarkan selama 10 – 15 menit atau sampai cukup keras dan tidak hancur bila diangkat 7) Selanjutnya, papan dan pemberat di angkat dan tahu dikeluarkan dari cetakan. Ambil kain saring yang melapisi tahu, kemudian potong tahu sesuai ukuran. 9. Ketahanan Pangan Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
44
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif. Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman, dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal. Dalam penelitian ini, Biji ketapang sangat potensial untuk dijadikan sumber bahan pangan yang dapat meningkatkan ketahanan pangan, karena biji ketapang memiliki nilai gizi yang baik untuk dikonsumi. B. Kerangka Berpikir Selama ini bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kedelai, terutama kedelai impor. Fenomena yang sering terjadi setiap tahunnya harga kedelai tidak stabil, disebabkan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika. Dampaknya harga jual tahu menjadi mahal serta tidak terjangkau oleh konsumen terutama kelas bawah. Selain itu, randemen yang dihasilkan kurang maksimal, karena jumlah lemak yang ada pada kedelai sedikit sehingga emulsi yang terbentuk kurang maksimal pula, akibatnya protein banyak yang lolos pada ampas tahu.
45
Fenomena yang ada menunjukkan bahwa diperlukan adanya bahan lokal lain yang dapat dijadikan sebagai pengganti kedelai. Dengan mempertimbangkan biji ketapang dan kedelai yang mempunyai keunggulan berupa kandungan protein, lemak dan air yang tinggi, maka dimungkinkan biji ketapang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan dasar dalam pembuatan tahu. Untuk membuktikan asumsi ini, maka peneliti melakukan eksperimen. Pada eksperimen ini peneliti menggunakan kelompok eksperimen dengan perlakuan dan perbandingan komposisi bahan yang berbeda-beda. Untuk menunjukkan kualitas hasil eksperimen tahu biji ketapang tersebut, peneliti akan menguji dengan menggunakan uji subyektif dan uji obyektif, kemudian menganalisis data dari hasil pengujian tersebut untuk mengetahui kualitas inderawi dan penerimaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang hasil eksperimen. Kerangka berpikir disajikan dalam skema sebagai berikut : Ketergantungan bahan baku kedelai impor untuk pembuatan tahu Dampak Harga jual tahu mahal dan tidak terjangkau oleh kelas bawah serta berpengaruh terhadap ketahanan pangan Solusi Difersivikasi bahan dasar menggunakan bahan lokal Alternatif bahan pilihan Biji Ketapang Ekperimen
Uji Kesukaan
Uji Kualitas Analisa Data
46
C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiono, 2010 : 96). Berdasarkan teori yang diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis Kerja (Ha) a. Penambahan kacang kedelai berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen b. Penambahan bahan penggumpal berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen 2. Hipotesis Nol (Ho) a. Penambahan kacang kedelai tidak berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen b. Penambahan bahan penggumpal tidak berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah yang diteliti sehingga penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah waktu dan Tempat Pelaksanaan, Desain Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Parameter Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kaliberasi Instrumen, Teknik Analisis Data. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015, Tempat penilaian produk akan dilaksanakan diruang laboratorium uji inderawi yaitu berada di gedung E7 lantai 3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. B. Desaian Penelitian Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh, sehingga akan membawa pada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas (Sudjana, 1991: 1). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 3x3. Rancangan faktorial atau disingkat pola F adalah suatu pola yang menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus meneliti pengaruh
491
48
dari dua jenis variabel atau lebih (Hadi, 2004:494). Tiga faktor yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu : Faktor 1
: Perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai yang berbeda yaitu 9 : 1, 8 : 2, dan 7 : 3 untuk setiap 100 gram bahan dasar.
Faktor 2
: Pemberian bahan penggumpal dengan perbandingan berat antara batu tahu banding asam cuka yang berbeda, yaitu 3 : 1, 1 : 1, dan 1 : 3 sampai dengan berat 20 gram.
Rancangan penelitian ini dijabarkan pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Desain Eksperimen Penggunaan biji
Penambahan batu tahu dan asam cuka (B)
ketapang dengan kacang kedelai
3 : 1 (B1)
1 : 1 (B2)
1 : 3 (B3)
(A1) 9 : 1
A1B1
A1B2
A1B3
(A2) 8 : 2
A2B1
A2B2
A2B3
(A3) 7 : 3
A3B1
A3B2
A3B3
Tahu kontrol (K)
(A)
Keterangan : Faktor A : Perbandingan biji ketapang dengan kacang kedelai A1
: Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 9 : 1
A2
: Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 8 : 2
A3
: Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 7 : 3
Faktor B : Penambahan bahan penggumpal B1
: Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan
(K)
49
perbandingan 3 : 1 B2
: Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan 1 : 1
B3
: Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan 1 : 3
C. Alat dan Bahan Penelitian Persiapan peralatan dilakukan untuk mempermudah pada saat proses eksperimen. Peralatan dikelompokan berdasarkan bahan pembuatannya seperti terbuat dari logam, plastik dan kayu. Syarat alat yang terbuat dari logam yaitu tidak berkarat, bersih, dalam kondisi dapat berfungsi baik. Contoh alatnya yaitu : timbangan, pisau, panci, saringan, wajan, susruk, dan kompor. Syarat alat yang terbuat dari plastik yaitu bersih, tidak berjamur ataupun berlendir, dan kondisinya baik. Contoh alat yang terbuat dari plastik seperti : kom, blender, sendok plastik dan gelas ukur. Syarat alat yang terbuat dari kayu yaitu bersih, tidak berjamur, tidak rusak dan dapat berfungsi dengan baik. Contohnya : cetakan tahu dan solet kayu. Bahan-bahan yang dipersiapkan pada saat penelitian adalah biji ketapang, kacang kedelai sebagai subtituen, serta bahan penggumpal yaitu batu tahu (kalsium sulfat) dan asam cuka. Biji ketapang yang dipergunakan dalam pembuatan tahu yaitu biji ketapang yang sudah dikupas kulit arinya dan berwarna putih. Sedangkan kedelai yang digunakan adalah kedelai yang sudah direndam selama 3 samapai 4 jam dan dikupas kulit arinya. Untuk bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka dapat diperoleh ditoko kimia,
50
dalam hal ini peneliti memperoleh bahan kimia di toko kimia “Inderasari”, Semarang. D. Parameter Penelitian Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan parameter penelitian meliputi populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. 1.
Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah biji ketapang dan kacang kedelai.
2.
Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi penelitian (Sugiyono, 2010: 118). Sampel dalam penelitian ini adalah biji ketapang dan kacang kedelai. Biji ketapang yang akan digunakan adalah biji ketapang yang sudahdikupas kulit arinya sehingga berwarna putih. Kacang kedelai yang digunakan adalah kacang kedelai yang berkualitas dan terbebas dari kotoran.
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling yaitu cara pengambilan sampel
51
dengan menentukan ciri-ciri atau kriteria yang sama, berarti populasi itu dapat disebut homogeny dan dapat diambil secara acak. Sampel penelitian ini adalah biji ketapang yang diambil dari populasi yang mempunyai ciri-ciri buahnya bulat cembung, daging buah berwarna kuning, kulit ari dari biji ketapang berwarna cokelat muda, dan biji ketapang tanpa kulit ari berwarna putih. Kacang kedelai yang digunakan yaitu kacang kedelai dengan jenis Americana atau kedelai kualitas impor, berwarna kuning, dan mempunyai biji yang besar. 4. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008: 38). Variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: a. variabel bebas, b. variabel terikat dan c. variabel kontrol. a. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2008: 38), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai yang bervariasi, yaitu 9: 1, 8 : 2, 7 : 3 untuk setiap 100 gram bahan dasar.
52
b.
Variabel Terikat Menurut Sugiyono (2008: 38), Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tahu hasil eksperimen dengan indikator warna, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat dan kandungan gizi.
c.
Variabel Kontrol Menurut Sugiyono (2008: 41), Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol adalah : 1) Jenis bahan dan alat yang digunakan Dalam penelitian ini biji ketapang dan kacang kedelai yang digunakan masih segar, utuh dan tidak tercampur bahan lain. Berat bahan yang digunakan sesuai dengan resep yang ditetapkan. Alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang telah dijelaskan dalam prosedur pelaksanaan penelitian. 2) Asal bahan Biji ketapang yang digunakan berasal dari pohon ketapang di sekitar Kampus Unnes, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang. Sedangkan kacang kedelai yang digunakan berasal dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang.
53
3) Panelis Panelis yang dimaksud adalah panelis agak terlatih dan tidak terlatih, sebelum melakukan kegiatan penilaian panelis terlebih dahulu dilatih dengan tujuan agar panelis dapat mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu produk. Panelis yang dipilih adalah mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga. 4) Tempat Penilaian Tempat penilaian produk akan dilaksanakan diruang laboratorium uji inderawi yaitu berada di gedung E7 lantai 3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. 5) Pemeriksaan Kandungan Gizi Pemeriksaan
kandungan
gizi
akan
dilakukan
di
Laboratorium Chem-Mix Pratama, yang beralamatkan di Kretek Kidul, Banguntapan, Yogyakarta. Pemeriksaan kandungan gizi meliputi
pemeriksaan
kandungan
protein,
lemak,
dan
karbohidrat. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data terhadap variabel yang diteliti dalam eksperimen. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data kualitas inderawi tahu biji ketapang, data kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang, data kandungan gizi tahu biji ketapang, dan sebagai data tambahan berupa data optimalisasi ekstraksi sari biji ketapang. Metode pengumpulan data dalam penilaian ini menggunakan
54
metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu biji ketapang, metode pengumpulan data kesukaan masyarakat, metode penilaian kandungan gizi dan metode pengumpilan data optimalisasi ekstraksi sari biji ketapang. 1.
Metode Penentuan Instrumen Instrumen penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 1998 : 151). Dalam penelitian ini digunakan jenis instrument berupa ceklis dan wawancara sebagai instrument untuk memperoleh data yang valid. Selain menggunakan ceklis dan wawancara, dalam penelitianini juga menggunakan panelis sebagai instrument untuk pengujian indrawi dan organoleptik tahu hasil eksperimen.
2.
Metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu hasil eksperimen Uji inderawi merupakan metode pengumpulan data untuk mengetahui sifat dan karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, pembau, perasa dan pendengar (Kartika B,1998 : 3). Metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu biji ketapang bertujuan untuk mengetahui sifat dan karakteristik masing-masing sampel tahu biji ketapang hasil eksperimen mencakup
indikator
warna,
aroma,
tekstur,
dan
rasa
dengan
menggunakan 5 tingkatan kualitas secara berjenjang dimana skor terbesar menunjukkan kualitas terbaik, semakin kecil skor kualitas biji ketapang semakin menurun.
55
a.
Instrument atau alat pengumpul data inderawi tahu biji ketapang hasil eksperimen Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih merupakan panelis yang dilatih terlebih sebelum melakukan kegiatan penilaian,dengan tujuan agar panelis dapat menguasai sifat-sifat atau karaktistik suatu bahan. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan latihan, kelompok ini sudah dapat berfungsi sebagai alat analisis. “Committee on sensory evaluation of the institute of food technologist” memberikan rekomendasi jumlah panelis sebagai berikut: Untuk uji inderawi: panelis terlatih (5-15 orang), agak terlatih (15-25 orang). Untuk uji kesukaan menggunakan panelis tidak terlatih minimal 80 orang. Panelis agak terlatih memiliki persyaratan diantaranya panelis harus valid dan reliabel dengan cara panelis dilatih terlebih dahulu agar panelis dapat mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu bahan (Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP : 1995). Panelis agak terlatih yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa Unnes S1 Pendidikan Tata Boga, dengan pertimbangan kesempatan bertemu dapat diatur, sehingga memudahkan peneliti memperoleh data penelitian.
56
Panelis agak terlatih dilatih dengan tahapan sebagai berikut: validasi dan reliabilitasi instrument, hasilnya berupa panelis yang valid dan reliabel. 1) Validitas Instrumen Validitas instrument merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat panelis menjadi valid. Kegiatan validitas instrument yang perlu dilakukan adalah validitas internal dan validitas isi. a) Validitas Internal Validitas Internal merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi internal calon panelis menjadi valid. Tujuan dari validitas internal yaitu memilih calon panelis yang mempunyai kondisi internal memenuhi persyaratan atau sensitivitasnya dalam menilai produk bahan dengan cukup baik. Kondisi internal disini mencakup : kesehatan jasmani dan alat inderanya, kesediaanya jadi panelis, perhatiannya pada bahan yang akan dinilai dengan melalui tahapan wawancara dan tahap penyaringan. Hasil wawancara didokumentasikan pada formulir wawancara calon panelis. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi calon panelis yang berpotensi untuk melakukan tahap seleksi berikutnya. Calon panelis yang berpotensi kemudian diuji untuk mengetahui kemampuan awal dari calon panelis. Pengujian
57
calon panelis pada tahapan penyaringan dilakukan pengujian sebanyak empat kali. Kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method, dengan kriteria sebagai berikut: Jika
Range jumlah 1, dan nilai deviasinya relative kecil JumlahRange
menunjukkan validitas internal calon panelis memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan dengan cara latihan. Jika
Range jumlah 1, Validitas internal calon panelis JumlahRange
menunjukkan tidak memenuhi persyaratan, untuk ditingkatkan dengan latihan (Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP : 1995). b) Validitas Isi Validitas isi merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan instrument yang mampu menilai karakteristik mutu pangan dengan benar dan tepat. Prosesnya dengan cara calon panelis yang validitas internalnya memenuhi syarat dilatih menilai dan mengenali karakteristik mutunya dengan cara mencicipi dan memberikan penilaian pada sampel produk di pasaran. Dan penilaian dianalisis menggunakan range method dengan kriteria :
58
Jika
Range jumlah 1 , dan nilai deviasinya relative kecil Jumlah range
maka menunjukkan kepekaan calon panelis dapat diandalkan atau validitas isinya memenuhi syarat untuk ditingkatkan dengan cara dilatih lebih intensif agar dapat menilai lebih tepat lagi. Jika
tidak
Range jumlah 1 , maka calon panelis validitas isinya Jumlah range
memenuhi
syarat
untuk
dilatih
lebih
intensif
(Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP : 1995). 2) Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrument merupakan upaya yang dilakukan untuk
mendapatkan
instrument
yang reliabel.
Reliabilitas
instrument bertujuan untuk membentuk calon panelis yang sudah memenuhi syarat (validitas internal dan validitas isinya), agar sensitivitasnya lebih meningkat lagi sehingga kemampuannya menilai produk tertentu dapat tetap untuk setiap saat. Untuk membuat reliabilitas instrument meningkat maka perlu dilakukan latihan terhadap panelis dengan sampel produk di pasaran minimal enam kali penilaian dalam waktu yang berbeda. Dari latihan tersebut dapat diketahui apakah panelis memenuhi syarat berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan. Untuk mendapatkan calon panelis yang memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data diadakan evaluasi kemampuan.
59
Evaluasi kemampuan ini bertujuan untuk menentukan panelis yang dapat digunakan untuk pengujian yang sesungguhnya. Kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method. Syarat panelis yang reliabel apabila jumlah penilaian panelis yang benar dari panelis yang diperbolehkan minimal 60% dari total jumlah penilaian dari panelis. Panelis yang kurang mampu yaitu apabila jumlah penilaian dari panelis kurang 60%. b. Kriteria penilaian dalam uji inderawi Secara lengkap teknik skoring untuk setiap indikator kualitas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Indikator Warna Kriteria penilaian
Skor
a. Putih
5
b. Cukup putih
4
c. Agak putih
3
d. Kurang putih
2
e. Tidak putih
1
2) Indikator Tekstur Indikator tekstur yang akan diuji meliputi : tekstur bagian luar yang meliputi tingkat kehalusan, tingkat kekerasan, dan tingkat palstisitas. Sedangkan tekstur bagian dalam
60
meliputi homogenitas pori, kelembutan, kerapuhan, dan kepadatan. a) Tekstur Bagian Luar (1) Tingkat kehalusan Kriteria penilaian
Skor
a. Halus
5
b. Cukup halus
4
c. Agak halus
3
d. Kurang halus
2
e. Tidak halus
1
(2) Tingkat Kepadatan
Kriteria penilaian
Skor
a. Padat
5
b. Cukup Padat
4
c. Agak Padat
3
d. Kurang Padat
2
e. Tidak Padat
1
61
(3) Tingkat Plastisitas Kriteria penilaian
Skor
a. Plastis
5
b. Cukup Plastis
4
c. Agak Plastis
3
d. Kurang Plastis
2
e. Tidak Plastis
1
(b) Tekstur Bagian Dalam (1) Homogenitas Pori Kriteria penilaian
Skor
a. Homogen
5
b. Cukup Homogen
4
c. Agak Homogen
3
d. Kurang Homogen
2
e. Tidak Homogen
1
(2) Kelembutan Pori Kriteria penilaian
Skor
a. Lembut
5
b. Cukup lembut
4
c. Agak lembut
3
d. Kurang lembut
2
e. Tidak lembut
1
62
(3) Kepadatan Kriteria penilaian
Skor
a. Normal
5
b. Cukup Normal
4
c. Agak Normal
3
d. Kurang Normal
2
e. Tidak Normal
1
(4) Kerapuhan Kriteria penilaian
Skor
a. Tidak Rapuh
5
b. Kurang Rapuh
4
c. Agak Rapuh
3
d. Cukup Rapuh
2
e. Rapuh
1
3) Indikator Rasa Kriteria penilaian
Skor
a. Normal
5
b. Cukup Normal
4
c. Agak Normal
3
d. Kurang Normal
2
e. Tidak Normal
1
63
4) Indikator Aroma (a) Aroma Tahu Kriteria penilaian
Skor
a. Normal
5
b. Cukup Normal
4
c. Agak Normal
3
d. Kurang Normal
2
e. Tidak Normal
1
(b) Aroma Asam Kriteria penilaian
Skor
a. Tidak Nyata
5
b. Kurang Nyata
4
c. Agak Nyata
3
d. Cukup Nyata
2
e. Nyata
1
3. Metode pengumpulan data kesukaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen Bagus tidaknya kualitas tahu biji ketapang hasil eksperimen akan bermanfaat apabila ditunjang oleh kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang tersebut. Untuk mendapatkan data kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang hasil eksperimen dibutuhkan metode pengujian organoleptik atau hedonik.
64
Uji organoleptik merupakan pengujian yang panelisnya cenderung melakukan penilaian berdasarkan kesukaan. Dalam pengujian ini panelis mengemukakan responnya yang berupa suka atau tidak sukanya terhadap sifat produk hasil eksperimen yang diuji yaitu kualitas tahu biji ketapang. a. Instrument atau alat pengumpul data kesukaan masyarakat terhadap kualitas biji ketapang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih. Panelis tidak terlatih digunakan untuk menguji tingkat kesukaan suatu produk ataupun menguji tingkat
kemauan
untuk
mempergunakan
suatu
produk
(Bambang Kartika 1988: 18). Panelis tidak terlatih yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di daerah Bibis, Jungke, Kab. Karanganyar sebanyak 80 panelis. b. Kriteria penilaian dalam Uji organoleptik Teknik
penilaian
yang
digunakan
dalam
uji
organoleptik atau uji kesukaan ini adalah teknik skoring. Rentangan skor kesukaan yang digunakan adalah 5-1 dengan penjelasan: 1) Suka
:5
2) Cukup suka
:4
3) Agak suka
:3
65
4) Kurang suka
:2
5) Tidak suka
:1
4. Metode pengumpulan data kandungan gizi tahu biji ketapang hasil eksperimen Metode pengumpulan data diperoleh dari hasil uji labolatorium. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat-alat labolatorium yang bertujuan untuk menilai kandungan protein, lemak, dan karbohidrat hasil eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Banguntapan, Yogyakarta. 5. Metode pengumpulan data optimalisasi ekstraksi sari biji ketapang Metode pengumpulan data ini diperoleh dari setiap kali hasil ekstraksi dicatat berapa randemen yang dihasilkan hingga mencapai kondisi optimal. Ekstrak yang dilakukan tidak cukup hanya sampai tiga kali saja, melainkan sampai hasil ekstraksi menjadi bening.
F. Kalibrasi Instrumen Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu instrumen agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai kalibrasi instrument uji inderawi dan uji kesukaan.
66
1. Uji inderawi Metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu biji ketapang bertujuan untuk mengetahui sifat dan karakteristik masing-masing sampel tahu biji ketapang hasil eksperimen mencakup indikator warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan menggunakan 5 tingkatan kualitas secara berjenjang dimana skor terbesar menunjukkan kualitas terbaik, semakin kecil skor kualitas biji ketapang semakin menurun. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih merupakan panelis yang dilatih terlebih sebelum melakukan kegiatan penilaian, dengan tujuan agar panelis dapat menguasai sifat-sifat atau karaktistik suatu bahan. Panelis agak terlatih memiliki persyaratan diantaranya panelis harus valid dan reliabel dengan cara panelis dilatih terlebih dahulu agar panelis dapat mengetahui sifatsifat atau karakteristik suatu bahan (Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP : 1995). Sebelum melakukan pelatihan, panelis diseleksi terlebih dahulu dengan melakukan tahapan wawancara. Wawancara bertujuan untuk mengetahui validitas interernal seorang calon panelis. Validitas Internal merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi internal calon panelis menjadi valid. Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi isi. Validasi isi merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan instrument yang mampu menilai karakteristik mutu pangan dengan benar dan tepat.
67
Prosesnya dengan cara calon panelis yang validitas internalnya memenuhi syarat dilatih dengan tahap penyaringan untuk menilai dan mengenali karakteristik mutunya dengan cara mencicipi dan memberikan penilaian pada sampel produk di pasaran. Reliabilitasi instrument bertujuan untuk membentuk calon panelis yang sudah memenuhi syarat (validitas internal dan validitas isinya), agar sensitivitasnya lebih meningkat lagi sehingga kemampuannya menilai produk tertentu dapat tetap untuk setiap saat. Panelis dilatih dan dievaluasi agar reliabilitasnya meningkat untuk menjadi panelis yang benar-benar reliabel. Syarat panelis yang reliabel apabila jumlah penilaian yang benar dari panelis yang diperbolehkan minimal 60% dari total jumlah penilaian dari panelis. Panelis yang kurang mampu yaitu apabila jumlah penilaian dari panelis kurang 60%. 2. Uji Kesukaan Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih. Panelis tidak terlatih digunakan untuk menguji tingkat kesukaan suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk (Bambang Kartika 1988: 18) Teknik penilaian yang digunakan dalam uji organoleptik atau uji kesukaan ini adalah teknik skoring. Rentangan skor kesukaan yang digunakan adalah 5-1 dengan penjelasan: 1) Suka
:5
2) Cukup suka
:4
68
3) Agak suka
:3
4) Kurang suka
:2
5) Tidak suka
:1
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil pengujian. Analisis data digunakan untuk menjabarkan data, mendiskripsikan data yang diperoleh dari penelitian dengan metode statistik atau non statistik untuk menjawab permasalahan pada penelitian. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu : metode analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian batu tahu dan asam cuka terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, metode analisis data untuk mengetahui pengaruh penambahan kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, metode analisis data untuk mengetahui kualitas inderawi tahu hasil eksperimen terbaik, metode analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap kualitas tahu hasil eksperimen terbaik, metode analisis data untuk mengetahui kandungan gizi pada tahu, dan metode analisis data untuk mengetahui optimalisasi produk tahu biji ketapang.
1. Teknik analisis data untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen Metode analisis data untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen yaitu dengan menggunakan metode analisis faktorial. Analisis faktorial ini digunakan
69
untuk mengetahui pengaruh kualitas kesembilan sampel meliputi warna, tekstur, rasa dan aroma dari tahu hasil eksperimen. Dalam mengolah data faktorial menggunakan SPSS. Model statistika untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor (faktor A dan B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL adalah sebagai berikut: Rumus Yjik = µ + α11 + βj + (αβ)ij + □ ijk i
= 1,2, ….. a
j
= 1,2, ….. b
k
= 1,2, ….. r
Keterangan : Yjik
= Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-I dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B)
µ
= Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)
α11
= Pengaruh aditif taraf ke-I dari faktor A (penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai)
βj
= Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B (penambahan batu tahu dan asam cuka)
(αβ)ij
= Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j faktor B
□ ijk
= Pengaruh
galat
dari
satuan
pecobaan
memperoleh kombinasi perlakuan uji
ke-k
yang
70
2. Teknik analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen Metode analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan penggumpal yaitu batu tahu dan asam cuka terhadap kualitas tahu hasil eksperimen yaitu dengan menggunakan metode analisis faktorial. Analisis faktorial ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kualitas kesembilan sampel meliputi warna, tekstur, rasa dan aroma dari tahu hasil eksperimen. Dalam mengolah data faktorial menggunakan SPSS. Model statistika untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua (faktor A dan B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL adalah sebagai berikut: Rumus Yjik = µ + α11 + βj + (αβ)ij + □ ijk i =1,2, ….. a j
= 1,2, ….. b
k
= 1,2, ….. r
Keterangan : Yjik
= Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-I dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B)
µ
= Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)
α11
= Pengaruh aditif taraf ke-I dari faktor A (penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai)
βj
= Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B (penambahan asam cuka dan batu tahu)
71
(αβ)ij
= Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j faktor B
□ ijk
= Pengaruh galat dari satuan pecobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan uji
3. Teknik analisis data untuk mengetahui kualitas inderawi tahu hasil eksperimen yang terbaik. Metode analisis data untuk mengetahui tahu eksperimen yang terbaik yaitu dengan menggunakan rerata atau mean. Komponen kualitas inderawi akan diuji menggunakan uji skoring dan kemudian dianalisis dengan rerata atau mean. Berikut kualitas inderawi yang akan dianalisis warna, tekstur, rasa dan aroma tahu. metode ini dimaksudkan untuk mengetahui manakah tahu biji ketapang hasil eksperimen yang terbaik. Hasil penilaian atau skoring untuk pengujian inderawi tabulasi dan dijadikan rerata skor kemudian dikonsultasikan dengan kriteria seperti dibawah ini : Nilai Tertinggi
= 5 (baik)
Nilai Terendah
= 1 (Tidak Baik)
Jumlah Kriteria yang ditentukan
= 5 Kriteria
Interval Skor
= =
\
= 0.8
72
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval skor dan kriteria aspek tahu biji ketapang sebagai berikut : Tabel 6. Interval Rerata Skor No
Interval
Kriteria
1
1,00 – 1,79
Tidak Baik
2
1,8 – 2,59
Kurang Baik
3
2,6 – 3,39
Agak Baik
4
3,4 – 4,19
Cukup Baik
5
4,2 – 5,00
Baik
Selanjutnya dilihat rerata tiap sampel dengan kriteria keseluruhan indikator sebagai berikut: 1,00 – 1,79 : Tidak Baik 1,8 – 2,59 : Kurang Baik 2,6 – 3,39 : Agak Baik 3,4 – 4,19 : Cukup Baik 4,2 – 5,00 : Baik
4. Metode analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaan tahu hasil eksperimen Metode analisis deskriptif kualitatif persentase digunakan untuk mengetahui kesukaan konsumen, artinya kuantitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kualitatif. Adapun mutu organoleptik yang akan dianalisis yaitu warna, tekstur, rasa dan aroma.
73
Menurut Muhammad Ali (1978 : 184) rumus analisis deskriptif presentase adalah sebagai berikut: Rumus Deskriptif Presentase : %=
Keterangan : % = Skor presentase n = Jumlah Skor yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai (skor tertinggi x jumlah panelis)
Untuk merubah data skor presentase menjadi nilai kesukaan, analisisnya disesuaikan dengan kriteria penilaian. Sedangkan cara perhitungannya adalah sebagi berikut : Nilai Tertinggi
= 5 (suka)
Nilai Terendah
= 1 ( tidak suka)
Jumlah Kriteria yang ditentukan
= 5 Kriteria
Jumlah panelis
= 80 orang
a. Total skor maksimum
= jumlah panelis x nilai = 80 x 5 = 400
b. Total skor minimum
= jumlah panelis x nilai terendah = 80 x 1 = 80
74
c. Persentase skor maksimum
= =
x 100% x 100 %
= 100 %
d. Persentase skor minimum
= =
x 100% x 100%
= 20% e. Rentangan persentase
= persentase maksimum – persentase minimum = 100% - 20% = 80%
f. Interval klas persentase
= rentangan : jumlah interval = 80% : 5 = 16%
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval presentase dan kriteria kesukaan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 7. Interval Persentase Uji Hedonik No
Presentase
kriteria kesukaan
1
20,00 -35,99
Tidak suka
2
36,00 -51,99
Kurang suka
3
52,00 -67,99
Agak suka
4
68,00 -83,99
Cukup suka
5
84,00 - 100,00
Suka
75
5. Metode analisis data untuk mengetahui kandungan gizi pada tahu hasil eksperimen Metode analisis kandungan gizi pada tahu akan diujikan di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Banguntapan, Yogyakarta. Pengujian kandungan gizi untuk mengetahui kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada tahu hasil eksperimen dengan menggunakan metode AOAC, Makro-Kjeldahl yang dimodifikasi (AOAC) dan metode ekstraksi. a. Uji Kandungan Protein Uji kandungan protein dengan menggunakan metode Makro Kjeldahl yang dimodifikasi (AOAC). Caranya yaitu sebagai berikut: Bahan yang telah dihaluskan ditimbang 1 g dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahn 7,5 g K2SO4 dan 0,35 g HgO serta ditambahkan 15 cc H2SO4 ideal. Semua bahan dipanaskan dalam Kjeldahl perlahan-lahan dalam almari asam sampai berhenti berasap, diteruskan pemanasan dengan api besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih sambil terus dipanaskan kurang lebih satu jam, kemudian api pemanas dimatikan dan dibiarkan hingga bahan menjadi dingin. 100 cc aquadest ditambahkan dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn dan 15 cc larutan K2S 4% (dalam air) serta ditambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 cc yang sudah didinginkan dalam lemari es kemudian labu Kjeldahl dipasang dengan segera pada alat distilasi.
76
Labu Kjeldahl dipanaskan perlahan-lahan sampai dua lapisan cairan tercampur, dan dipanaskan dengan cepat hingga mendidih. Destilasi ini ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan 50 cc larutan standart HCI (0,1 N) dan 5 tetes indikator methyl-red. Distilasi dilakukan sampai destilat yang tertampung sebanyak 75 cc. Destilat yang diperoleh dengan standart NaOH (0,1 N) dititrasi sampai beraroma kuning. Larutan blanko dibuat menggunakan bahan aquadest, dan dilakukan desktrusi, distalasi serta titrasi seperti bahan sampel. Perhitungan % N : %N
=
% Protein
= % N x faktor
x 100 x 14,008
Untuk tiap sampel dibuat ulangan dua kali. Ketetapan analisa dapat ditunjukkan dengan persen kesalahan : % Kesalahan =
x 100
b. Uji kandungan Lemak Uji kandungan lemak menggunakan metode ekstraksi dengan alat Soxhlet. Caranya yaitu sebagai berikut : Bahan yang telah dihaluskan ditimbang 2 g (sebaiknya yang kering dan lewat 40 mesh), dicampur dengan pasir yang telah dipijarkan
77
sebanyak 8 g dan dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi Soxhlet dalam Thimble. Air pendingin dialirkan melalui condenser kemudian tabung ekstraksi dipasang pada alat distilasi Soxhlet dengan solven petroleum ether secukupnya selama 4 jam. Petroleum-ether yang telah mengandung ekstrak lemak dan minyak dipindahkan kedalam botol timbang yang bersih dan diketahui beratnya kemudian diuapkan dengan api kecil yang tertutup dalam almari asam sampai agak pekat. Teruskan pengeringan dalam oven 100 0
C sampai berat konstan. Berat residu dalam botol timbang dinyatakan
sebagai berat lemak dan minyak.
c. Uji Kandungan Karbohidrat Uji kandungan karbohidrat dinyatakan dengan gula reduksi menggunakan metode AOAC (Association Of Officia Analytical Chemists). Caranya yaitu sebagai berikut: Bahan padat yang sudah dihaluskan ditimbang atau bahan cair sebanyak 2,5 – 25 g tergantung kadar gula reduksinya, dipindahkan ke dalam labu takar 100 cc, serta ditambahkan 50 cc aquadest kemudian ditambahkan bubur AI(OH)3 atau larutan timbale asetat setengah basis. Penambahan bahan penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dari reagensia tidak menimbulkan pengeruhan lagi setelah itu ditambahkan aquadest sampai tanda silang dan diaring.
78
Filtrat ditampung dalam labu takar 200 cc. Untuk menghilangkan kelebihan timbale (Pb) ditambahkan Na2CO3anhidrat atau K-oksalat anhidrat atau larutan Na-phosphat 8% kemudian ditambah aquadest sampai tanda digojog dan disaring. Filtrat bebas timbal (Pb) diambil 25 cc yang diperkirakan mengandung 15-60 mg gula reduksi, ditambahkan 25 cc larutan LuffSchoorl dalam erlenmeyer. Dibuat pula perlakuan blanko 25 cc larutan Luff dengan 25 cc aquadest, setelah ditambah beberapa butir batu didih Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik dan didihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit setelah itu didinginkan, kemudian ditambah 15 cc KI 20% dan dengan hati-hati ditambahkan 25 cc H2SO4 265%. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Nathiosulfat (01N) memakai indikator amilum sebanyak 2-3 cc. Untuk memperjelas perubahan aroma, amilum diberikan pada saat titrasi hampir berakhir.
6. Metode analisis data untuk mengetahaui optimalisasi produk tahu biji ketapang. Metode optimalisasi untuk mengetahui produk tahu biji ketapang bahwa sudah optimal yaitu dengan cara ekstraksi. Pada percobaan pendahuluan, ekstraksi dilakukan untuk memperoleh produk tahu yang optimal. Untuk memperoleh tahu yang optimal dilakukan ekstraksi secara berulang-ulang sampai cairan ekstraksi menjadi bening. Optimalisasi
79
produk tahu juga ditandai dengan berat tahu yang hampir sama dengan selisih berat tidak jauh berbeda dari percobaan yang telah dilakukan. Dari percobaan pendahuluan sebanyak enam kali dengan berat bahan yang sama menghasilkan produk tahu dengan berat yang berbeda-beda setelah dilakukan proses ekstraksi. Data optimalisasi produk tahu hasil percobaan disajikan dalam tabel sebagai berikut: Ekstraksi
Produk (berat)
1
X1
2
X2
3
X3
4
X4
5
X5
6
X6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: deskripsi data hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian untuk membuktikan apakah hasil penelitian dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. A. Deskripsi data Eksperimen yang telah dilakukan yaitu pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan dasar dalam pembuatan tahu dengan substitusi kacang kedelai dan bahan penggumpal yang digunakan adalah batu tahu dan asam cuka. Dalam eksperimen ini perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai yang digunakan memiliki ukuran yang bervariasi, yaitu 7 : 3, 8 : 2, dan 9 : 1 untuk setiap 100 garam bahan dasar. Sedangkan perbandingan berat bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang digunakan dalam proses pembuatan tahu juga memiliki ukuran yang bervariasi, yaitu 3 : 1, 1 : 1, dan 1 : 3 sampai dengan berat 20 gram. Untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dan penggunaan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka, maka dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain factorial 3x3. Rancangan faktorial adalah suatu pola yang menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus meneliti pengaruh dari dua jenis variable atau lebih. Rancangan penelitian ini dijabarkan pada tabel desain eksperimen halaman 48.
1 80
81
Pada tahap penilaian produk hasil eksperimen, peneliti menggunakan uji inderawi yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tahu hasil eksperimen dan uji kesukaan yang bertujuan untuk mengetahuai tingkat kesukaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik. Untuk uji inderawi panelis yang digunakan sebanyak 23 orang yang telah lolos seleksi dalam tahap wawancara, tahap penyaringan, dan tahap pelatihan.Sedangkan untuk uji kesukaan menggunakan panelis tidak terlatih sebanyak 80 orang yang diambil dari Desa Bibis RT 01 RW 11, Jungke, Karanganyar, Kab. Karanganyar. B. Analisis Data 1.
Analisis Rekrutmen Calon Panelis Analisa rekrutmen calon panelis dilakukan dengan tiga tahap yaitu validasi internal, validasi isi dan reliabilitasi calon panelis. Pada tahap validasi internal calon panelis melalui wawancara dan tahap penyaringan. Hasil seleksi calon panelis pada tahap wawancara diperoleh data calon panelis yang tidak lolos seleksi wawancara sebanyak4 orang dan calon panelis yang lolos seleksi wawancara sebanyak 26 orang, untuk lebih jelasnya data hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 3, halaman 135. Selanjutnya dilakukan tahap penyaringan, Pada tahap ini dilakukan pengujian sebanyak empat kali dan kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method. Seleksi tahap penyaringan calon panelis menghasilkan 23 orang calon panelis yang memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan dengan cara latihan, untuk lebih jelasnya
82
data hasil penyaringan dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 160. Tahapan validasi isi dilakukan melalui latihan dengan cara menilai produk eksperimen. Penilaian produk saat latihan dilakukan sebanyak enam kali latihan, data hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method. Hasil analisa range method menunjukkan bahwa calon panelis yang kepekaannya dapat diandalkan dan dapat dilatih lebih insentif sebanyak 23 orang calon panelis. Tahap reliabilitasi calon panelis bertujuan untuk mengetahui panelis yang memenuhi syarat sebagai panelis yang valid dan reliabel.Calon panelis yang dinyatakan valid pada tahap validasi calon panelis dievaluasi kemampuannya dengan latihan sebanyak enam kali.Hasil evaluasi kemampuan digunakan untuk menentukan panelis yang mempunyai kemampuan menilai secara ajeg. Pada hasil penilaian dianalisis menggunakan range method, hasilnya menunjukkan calon panelis yang lolos sebagai panelis agak terlatih sebanyak 23 orang, selanjutnya panelis agak terlatih tersebut dapat digunakan untuk melakukan penialian terhadap sampel tahu biji ketapang.Untuk lebih lengkapnya data pada tahap latihan dan evaluasi dapat dilihat pada lampiran 10, halaman 179. Penilaian Uji Inderawi terhadap tahu biji ketapang dengan subtitusi kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang bervariasi, dilakukan oleh 23 panelis meliputi tingkat keputihan, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, homogenitas pori, tingkat plastisitas, tingkat
83
kelembutan, tingkat kerapuhan, rasa tahu, aroma tahu dan aroma asam. Daftar nama 23 panelis dapat dilihat pada lampiran 11, halaman 180. 2. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Warna Tingkat keputihan dalam hal ini merupakan indikator warna pada tahu. Warna merupakan kenampakan yang dapat langsung oleh indera penglihatan, sehingga menjadi indikator pertama yang langsung diamati oleh panelis. Data penilaian panelis hasil pengujian inderawi tahu biji ketapang pada indikator warna dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Skor Penilaian Aspek Warna 4 3 2
5
1
N
%
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
3
13 20 87
0
0
0
0
0
0
4,13
CP
A2B1
19 82
4
18
0
0
0
0
0
0
4,83
P
A3B1
20 87
3
13
0
0
0
0
0
0
4,87
P
A1B2
0
0
0
0
21 91
2
9
0
0
2,91
AP
A2B2
0
0
3
13 20 87
0
0
0
0
3,13
AP
A3B2
0
0
20 87
3
13
0
0
0
0
3,87
CP
A1B3
0
0
0
0
0
0
3
13 20 87
1,13
TP
A2B3
0
0
0
0
0
0
20 87
3
13
1,87
KP
A3B3
0
0
0
0
0
0
2
21 91
2,09
KP
Keterangan : TP : Tidak Putih KP : Kurang Putih AP : Agak Putih
N
Rer ata Krit eria
Kode
Aspek Warna
9
84
CP : Cukup Putih P : Putih Keterangan Tambahan: A1B1
= Biji Ketapang 450 g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A2B1
= Biji Ketapang 400 g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A3B1
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A1B2
= Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A2B2
= Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A3B2
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A1B3
= Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka
A2B3
= Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka
A3B3
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka Penilaian panelis terhadap indikator warna pada keseluruhan
sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas menunjukkan bahwa pada sampel tahu dengan kode A2B1 dan A3B1 samasama memiliki kriteria putih namun jumlah reratanya berbeda tipis yaitu 4,83 dan 4,87. Dari rerata tersebut terlihat bahwa tahu yang paling putih yaitu sampel A3B1. 3. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kehalusan
85
Kehalusan merupakan salah satu bagian dari indikator tekstur bagian luar, dimana tekstur dapat langsung dirasakan oleh indera peraba. Data hasil pengujian inderawi tahu biji ketapang mengenai tingkat kelembutan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kehalusan Krit eria
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
2
9
21 91
0
0
0
0
0
0
4,09
CH
A2B1
21 91
2
9
0
0
0
0
0
0
4,91
H
A3B1
20 87
3
13
0
0
0
0
0
0
4,87
H
A1B2
0
0
0
0
21 91
2
9
0
0
2,91
AH
A2B2
0
0
2
9
21 91
0
0
0
0
3,04
AH
A3B2
0
0
19 82
4
18
0
0
0
0
3,83
CH
A1B3
0
0
0
0
1
5
2
8
20 87
1,13
TH
A2B3
0
0
0
0
0
0
20 87
3
13
1,87
KH
A3B3
0
0
0
0
1
5
2
20 87
2,09
KH
Kode
Rer ata
Skor Penilaian Tingkat Kehalusan 5 4 3 2 1
8
Keterangan : TH : Tidak Halus KH : Kurang Halus AH : Agak Halus CH : Cukup Halus H : Halus Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Hasil penelitian diatas diperoleh dari 23 panelis yang sudah diuji validitas dan reliabilitas.Dari data diatas menunjukkan bahwa panelis
86
memberikan skor 5 yang merupakan skor tertinggi pada sampel A2B1 dengan persentase 91 % dan kriterianya halus. Sampel yang memiliki kriteria halus selain sampel tersebut adalah sampel A3B1 dengan persentase 87 %. Sampel tahu dengan kode A2B1 memiliki tingkat kehalusan yang paling baik. 4. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) Tingkat Kepadatan merupakan bagian dari tekstur tahu yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung. Tekstur pada produk makanan dan minuman akan mempengaruhi penilaian mengenai diterima atau tidaknya produk tersebut. Adapun data hasil uji inderawi mengenai tingkat kepadatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kepadatan Krit eria
N
%
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
3
87 20 13
0
0
0
0
0
0
4,13
CP
A2B1
21 91
2
9
0
0
0
0
0
0
4,91
P
A3B1
22 95
1
5
0
0
0
0
0
0
4,96
P
A1B2
0
0
0
0
17 74
6
26
0
0
2,74
AP
A2B2
0
0
1
5
20 87
2
8
0
0
2,96
AP
A3B2
0
0
20 87
3
13
0
0
0
0
3,87
CP
A1B3
0
0
0
0
0
6
26 17 74
1,26
TP
Kode
Rer ata
Skor Penilaian Tingkat kepadatan 5 4 3 2 1 N
0
87
A2B3
0
0
0
0
0
0
20 87
3
13
1,87
KP
A3B3
0
0
0
0
2
8
18 79
3
13
1,96
KP
Keterangan : TP : Tidak Padat KP : Kurang Padat AP : Agak Padat CP : Cukup Padat P : Padat Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Tabel diatas menunjukkan bahwa panelis memberikan skor 5 pada kedua sampel dengan kode A2B1 dan A3B1 dengan persentase yang berbeda yaitu sebesar 91 % dan 95 % dengan kriterianya padat sedangkan reratanya memiliki selisih 0,05 yaitu 4,91 untuk sampel kode A2B1 dan 4,96 untuk sampel kode A3B1. Jadi sampel tahu yang memiliki tingkat kepadatan tinggi adalah tahu dengan kode sampel A3B1.
5. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Plastisitas Selain tingkat kehalusan dan kepadatan, salah satu bagian dari tekstur bagian luar adalah tingkat plastisitas. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek plastisitas dapat dilihat pada tabel berikut.
88
Tabel 11. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Plastisitas Kriter ia
N
%
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
4
18 16 69
3
13
0
0
0
0
4,04
CP
A2B1
19 82
4
18
0
0
0
0
0
0
4,83
P
A3B1
21 91
2
9
0
0
0
0
0
0
4,91
P
A1B2
0
0
2
9
21 91
0
0
0
0
3,13
AP
A2B2
0
0
3
13 20 87
0
0
0
0
3,13
AP
A3B2
2
9
20 87
1
4
0
0
0
0
4,04
CP
A1B3
0
0
0
0
0
0
2
9
21 91
1,09
TP
A2B3
0
0
0
0
0
0
22 96
1
4
1,96
KP
A3B3
0
0
0
0
2
9
21 91
0
0
2,09
KP
Kode
Rerat a
Skor Penilaian Tingkat Plastiitas 5
4 N
3
1
2
Keterangan : TP : Tidak Plastis KP : Kurang Plastis AP : Agak Plastis CP : Cukup Plastis P : Plastis Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Berdasarkan hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang merupakan nilai tertinggi dan kriteria plastis diberikan pada dua sampel tahu, namun memiliki jumlah persentase yang berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 dengan persentase sebesar
89
82% dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan persentase sebesar 91%, dengan persentase 91% menunjukkan bahwa sampel tahu ini memiliki tingkat plastisitas yang baik dari pada tahu yang lain 6. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Homogenitas Pori Homogenitas pori merupakan indikator untuk menilai kerapatan atau kesamaan pori-pori dari setiap sampel tahu hasil eksperimen. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek homogenitas pori dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Homogenitas Pori Kriter ia
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
2
9
21 91
0
0
0
0
0
0
4,09
CH
A2B1
18 78
3
13
2
9
0
0
0
0
4,70
H
A3B1
21 91
2
9
0
0
0
0
0
0
4,91
H
A1B2
0
0
2
9
19 82
2
9
0
0
3,00
AP
A2B2
0
0
2
9
19 82
2
9
0
0
3,00
AP
A3B2
2
9
20 87
1
4
0
0
0
0
4,04
CH
A1B3
0
0
0
0
0
0
2
9
21 91
1,09
TH
A2B3
0
0
0
0
0
0
20 87
3
13
1,87
KH
A3B3
0
0
0
0
4
18 18 78
1
4
2,13
KH
Kode
Rerat a
Skor Penilaian Tingkat Plastiitas 5
4
Keterangan : TH : Tidak Homogen
3
1
2
90
KH : Kurang Homogen AH : Agak Homogen CH : Cukup Homogen H
: Homogen
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Berdasarkan hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang merupakan nilai tertinggi dan kriteria tahu dengan pori-pori homogen diberikan pada dua sampel tahu, namun memiliki jumlah rata-rata yang berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 dengan rerata sebesar 4,70 dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan rerata sebesar 4,91. dengan rerata 4,91 menunjukkan bahwa sampel tahu A3B1memiliki tingkat homogenitas pori yang baik dari pada tahu yang lain.
7. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kelembutan Pori Kelembutan merupakan bagian dari tekstur yang dapat panelis rasakan langsung melalui indera peraba. Kelembutan merupakan aspek penting dalam produk tahu. Hasil penilaian panelis pada aspek tingkat kelembutan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
r i a
Skor Penilaian Tingkat kelembutan
R eK r ai t ae
K o d e
Aspek Tingkat Kelembutan Pori
91
5
4
3
1
2
N
%
%
n
%
N
%
N
%
A1B1
4
18 18 78
1
4
0
0
0
0
4,13
CL
A2B1
18 78
5
22
0
0
0
0
0
0
4,78
L
A3B1
20 87
3
13
0
0
0
0
0
0
4,87
L
A1B2
0
0
0
0
20 87
3
13
0
0
2,87
AL
A2B2
0
0
1
4
20 87
2
9
0
0
2,96
AL
A3B2
2
9
20 87
1
4
0
0
0
0
4,04
CL
A1B3
0
0
0
0
0
0
3
13 20 18
1,13
TL
A2B3
0
0
0
0
0
0
19 82
4
18
1,83
KL
A3B3
0
0
0
0
1
4
17 74
5
22
1,83
KL
n
Keterangan : TL : Tidak Lembut KL : Kurang Lembut AL : Agak Lembut CL : Cukup Lembut L : Lembut Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Penilaian panelis terhadap indikator tingkat kelembutan pori pada keseluruhan sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas menunjukkan bahwa sampel tahu yang memiliki kriteria lembut ada dua macam sampel. Sampel tahu tersebut diantaranya sampel tahu dengan kode sampel A2B1 dengan jumlah rerata 4,78 dan sampel tahu dengan kode
92
A3B1 dengan jumlah rerata 4,87. Angka rerata 4,87 mengartikan bahwa sampel tahu tersebut mempunyai tingkat kelembutan yang lebih baik dari pada sampel tahu yang lain.
8. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) Kepadatan merupakan bagian dari tekstur tahu yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung. Pada indikator kepadatan ini, panelis menilai tingkat kepadatan pada bagian dalam tahu. Adapun data hasil uji inderawi mengenai tingkat kepadatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
N
%
N
%
N
%
N
%
A1B1
11 47 12 53
0
0
0
0
0
0
4,48
P
A2B1
19 82
4
18
0
0
0
0
0
0
4,83
P
A3B1
20 87
3
13
0
0
0
0
0
0
4,87
P
A1B2
0
0
3
13 20 87
0
0
0
0
3,13
AP
A2B2
0
0
2
9
18 78
3
13
0
0
2,96
AP
A3B2
3
13 20 87
0
0
0
0
0
0
4,13
CP
A1B3
0
0
0
0
0
0
6
26 17 74
1,26
TP
A2B3
0
0
0
0
3
13 20 87
0
0
2,13
KP
A3B3
0
0
0
0
4
18 18 78
1
4
2,13
KP
Keterangan : TP : Tidak Padat
%
N
Rer ata
Kode
Skor Penilaian Tingkat kepadatan 5 4 3 2 1
Krit eria
Aspek TingkatKepadatan
93
KP : Kurang Padat AP : Agak Padat CP : Cukup Padat P : Padat Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Dari data diatas menunjukkan bahwa sampel tahu yang memiliki kriteria padat pada tekstur bagian dalam tahu ada tiga macam sampel. Sampel tahu tersebut diantaranya sampel tahu dengan kode sampel A1B1 dengan jumlah rerata 4,48, sampel tahu dengan kode A2B1 dengan jumlah rerata 4,83, dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan jumlah rerata 4,87. Dapat disimpulkan bahwa sampel tahu dengan kode A3B1 mempunyai kepadatanpada tekstur bagian dalam yang lebih baik dari pada sampel tahu yang lain.
9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kerapuhan Tingkat kerapuhan merupakan bagian tekstur bagian dalam. Kerapuhan dalam produk tahu penting karena tahu yang tidak mudah rapuh berarti kualitasnya baik, sedangkan tahu yang mudah rapuh kualitasnya tidak baik. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek tingkat kerapuhan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
4
3
2
1
ia
5
a Kriter
Skor Penilaian Warna
Rerat
Kode
AspekTingkat Kerapuhan
94
N
%
n
%
N
%
n
%
N
%
A1B1
0
0
17 74
6
26
0
0
0
0
3,74
A2B1
15 65
8
35
0
0
0
0
0
0
4,65
A3B1
20 87
3
13
0
0
0
0
0
0
4,87
A1B2
0
0
1
4
20 87
2
9
0
0
2,96
A2B2
0
0
3
13 18 78
2
9
0
0
3,04
A3B2
0
0
19 83
1
4
3
13
0
0
3,70
A1B3
0
0
0
0
0
0
3
13 20 87
1,13
A2B3
0
0
0
0
2
9
20 87
1
4
2,04
A3B3
0
0
0
0
0
0
20 87
3
13
1,87
KR TR TR AR AR KR R CR CR
Keterangan : TR : Tidak Rapuh KR : Kurang Rapuh AR : Agak Rapuh CR : Cukup Rapuh R : Rapuh Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Menurut hasil penilaian panelis, tahu yang memiliki tingkat kerapuhan tertinggi pada sampel A1B3 dengan jumlah rerata 1,13. Sedangkan tahu yang memiilki kriteria tidak rapuh pada sampel tahu dengan kode A2B1 dengan reratanya 4,65 dan sampel tahu yang paling baik yaitu tahu dengan kode A3B1 dan reratanya adalah 4,87.
95
10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Rasa Tahu Secara umum bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa, tetapi merupakan gabungan berbagai macam rasa secara terpadu sehingga menghasikan cita rasa yang utuh. Indikator rasa yang dinilai dalam penelitian ini adalah normal tidaknya rasa pada tahu pada umumnya. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek tingkat rasa tahu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
5
4
2
1
a
N
%
%
n
%
n
%
N
%
A1B1
3
13 18 78
2
9
0
0
0
0
4,04
CN
A2B1
16 69
7
31
0
0
0
0
0
0
4,70
N
A3B1
21 91
2
9
0
0
0
0
0
0
4,91
N
A1B2
0
0
0
0
21 91
2
9
0
0
2,91
AN
A2B2
0
0
0
0
20 87
3
13
0
0
2,87
AN
A3B2
2
9
17 74
3
13
1
4
0
0
3,87
CN
A1B3
0
0
0
0
0
0
8
35 15 65
1,35
TN
A2B3
0
0
0
0
0
0
18 78
5
22
1,78
KN
A3B3
0
0
0
0
2
9
18 78
3
13
1,96
KN
Keterangan : TN : Tidak Normal
N
3
Rerat
Kode
Skor Penilaian Warna
a kriteri
Aspek Tingkat Rasa Tahu
96
KN : Kurang Normal AN : Agak Normal CN : Cukup Normal N : Normal Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Dari hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang merupakan nilai tertinggi dan kriteria normal diberikan pada dua sampel tahu, namun memiliki jumlah persentase yang berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 dengan persentase sebesar 69% dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan persentase sebesar 91%.Tahu dengan kode A3B1 mempunyaipersentase 91%, artinya tahu tersebut memilki rasa tahu yang paling normal.
11. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Aroma Tahu Aroma merupakan salah satu indikator yang dapat langsung dirasakan dengan indera penciuman. Data hasil uji inderawi tahu biji ketapang pada indikator aroma tahu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Aroma Tahu Krit eria
N
%
N
%
n
%
n
%
N
%
A1B1
2
9
21 91
0
0
0
0
0
0
4,09
CN
A2B1
19 82
4
18
0
0
0
0
0
0
4,83
N
A3B1
22 96
1
4
0
0
0
0
0
0
4,96
N
Kode
Rer ata
Skor Penilaian Warna 4 3 2
5
1
97
A1B2
0
0
3
13 20 87
0
0
0
0
3.13
AN
A2B2
0
0
1
4
22 96
0
0
0
0
3,13
AN
A3B2
1
4
20 87
2
9
0
0
0
0
3,96
CN
A1B3
0
0
0
0
0
0
4
18 19 82
1,17
TN
A2B3
0
0
0
0
0
0
21 91
2
9
1,91
KN
A3B3
0
0
0
0
2
9
21 91
0
0
3,13
AN
Keterangan : TN : Tidak Normal KN : Kurang Normal AN : Agak Normal CN : Cukup Normal N
: Normal
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Berdasarkan tabel diatas, aroma tahu yang normal didapatkan pada dua sampel tahu yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 reratanya sebesar 4,83 dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan rerata sebesar 4,96. Dengan demikian sampel yang aroma tahunya paling normal yaitu sampel tahu dengan kode A3B1 12. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Aroma Asam Setiap produk tahu pasti memiliki aroma asam, karena dalam proses pembuatan tahu membutuhkan asam untuk dapat menggumpal menjadi tahu. Tetapi tahu yang baik kualitasnya adalah tahu yang memiliki aroma asam tidak nyata. Tingkat keasaman tahu biji ketapang dapat dilihat pada tabel hasil peniaian panelis dibawah ini. Tabel 18. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Aroma Asam
Skor Penilaian Warna 4 3 2
5
Rer ata Krit eria
Kode
98
1
N
%
N
%
n
%
N
%
N
%
A1B1
0
0
20 87
3
13
0
0
0
0
3,87
KN
A2B1
20 87
0
0
3
13
0
0
0
0
4,74
TN
A3B1
19 83
4
17
0
0
0
0
0
0
4,83
TN
A1B2
0
0
0
0
20 87
3
13
0
0
2,87
AN
A2B2
0
0
0
0
21 91
2
9
0
0
2,91
AN
A3B2
0
0
19 83
1
4
3
13
0
0
3,70
KN
A1B3
0
0
0
0
0
0
0
0
23 100
1,00
N
A2B3
0
0
0
0
0
0
17 74
6
26
1,74
N
A3B3
0
0
0
0
2
9
20 87
1
4
2,87
AN
Keterangan : TN : Tidak Nyata KN : Kurang Nyata AN : Agak Nyata CN : Cukup Nyata N : Nyata Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek aroma asam berbeda-beda. Panelis menilai aroma asam yang tidak nyata pada dua macam sampel tahu. dua sampel tahu ini memiliki selisih rata-rata yang tidak terpaut jauh. Aroma asam
99
yang paling tidak nyata didapat pada sampel tahu dengan kode A3B1 dengan rerata 4,83. 13. Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang Hasil penilaian panelis pada uji inderawi terhadap keseluruhan indikator tahu biji ketapang dapat dilihat pada tabel 19 dibawah ini. Tabel 19. Rerata uji Inderawi Tahu Biji Ketapang Pada Keseluruhan Indikator Indiktor
SAMPEL
128 1.13
182 1.87
268 2.08
336 2.91
453 3.13
612 3.87
587 4.13
298 4.82
216 4.87
1.17
1.91
2.04
2.91
3.04
3.82
4.08
4.91
4.87
1.26
1.87
1.95
2.73
2.95
3.87
4.13
4.91
4.95
1.08
1.95
2.08
3.13
3.13
4.04
4.04
4.82
4.91
1.08
1.87
2.13
3
3
4.04
4.08
4.69
4.91
1.13
1.82
1.82
2.87
2.95
4.04
4.13
4.78
4.87
1.26
2.13
2.13
3.13
2.95
4.13
4.47
4.82
4.87
1.13
2.04
1.87
2.95
3.04
3.69
3.73
4.65
4.87
Rasa
1.34
1.78
1.95
2.91
2.87
3.87
4.04
4.69
4.91
Aroma Tahu
1.17
1.91
2
3.13
3.04
3.95
4.08
4.82
4.95
Aroma Asam
1
1.73
2.04
2.87
2.91
3.69
3.87
4.73
4.82
Jumlah Rata-rata Kriteria
12.75 1,16 TB
20.88 1,89 KB
22.09 2,01 KB
32.54 2,96 AB
33.01 3,00 AB
43.01 3,91 CB
44.78 4,07 CB
52.64 4,78 B
53.8 4,89 B
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan (bagian luar) Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori Kepadatan (Bagian dalam) Kerapuhan (Bagian dalam)
Keterangan : A1B1= 587
A2B1 = 298
A3B1 = 216
100
A1B2 = 336
A3B2 = 612
A2B3 = 182
A2B2 = 453
A1B3 = 128
A3B3= 268
Tabel nilai rerata indikator kualitas inderawi tahu biji ketapang secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai sampel tahu biji ketapang dengan nilai rerata tertinggi terdapat pada sampel 216 (A3B1) dengan kriteria baik. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa sampel tahu biji ketapang yang terbaik adalah sampel dengan perbandingan berat
biji
ketapang banding kacang kedelai, 7 : 3 dengan perbandingan berat bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. 14. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil penelitian dibuktikan kebenarannya menggunakan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktorial yang olah datanya menggunakan program bantu statistik yaitu SPSS versi 16 untuk menguji hipotesis dilanjutkan degan uji Duncan sebagai uji lanjutan. a. Analisis Faktorial Tabel 20. Hasil Perhitungan Faktorial Tahu Biji Ketapang Indikator Warna A B A*B Tingkat Kehalusan A B A*B Tingkat Kepadatan A
Nilai Signfikansi
Keterangan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000
Ada Perbedaan
101
B A*B Tingkat Plastisitas A B A*B Homogenitas Pori A B A*B Kelembutan Pori A B A*B Kepadatan A B A*B Kerapuhan A B A*B Rasa A B A*B Aroma Tahu A B A*B Aroma Asam A B A*B
000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
000 000 000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
A
= Penggunaan Biji Ketapang dan Kacang kedelai
B
= Penggunaan Batu Tahu dan Asam Cuka
102
A*B = Interaksi antara penggunaan biji katapang dengan kacang kedelai dan penambahan batu tahu dan asam cuka Ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi <0,05, Tidak ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi >0,05. Analisis faktorial ini digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dan pengaruh penambahan bahan penggumpalbatu tahu dan asam cuka terhadap kualitas tahu biji ketapang. Berdasarkan tabel 18 dapat disimpulkan bahwa penambahan kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka berpengauh terhadap kualitas tahu biji ketapang. Dengan kata lain Ha diterima, oleh karena itu analisis dinjutan dengan Uji Duncan. b. Uji Duncan Uji Duncan digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara sampel ditinjau dari indikator warna, tekstur, rasa dam aroma. Hasil uji duncan terhadap warna tahu biji ketapang dengan penambahan kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang berbeda dapat dilihat pada tabel berikut.
103
(1) Warna Tabel 21. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap warna tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.7246 3.2754 3.6087 1.000
1.000
1.000
Tabel 22. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap warna tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.6957 3.3043 4.6087 1.000
1.000
1.000
Aspek warna biji ketapang jelas berbeda dikarenakan adanya pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka.Semakin banyak penambahan batu tahu, maka semakin putih tahu yang dihasilkan.Sedangkan penambahan asam cuka yang bervariasi juga berpengaruh pada tingkat keputihan tahu yang berbeda pula.
104
(2) Tingkat Kehalusan (tekstur bagian luar) Tabel 23. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kehalusan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.7246 3.2899 3.5797 1.000
1.000
1.000
Hasil perbandingan variasi formula tahu biji ketapang subtitusi kacang kedelai menghasilkan tekstur halus yang berbeda-beda. Penggunaan kacang kedelai yang semakin banyak menghasilkan tahu dengan tingkat kehalusan yang baik dibandingkan tahu lainnya. Kacang kedelai dalam proses pembuatan tahu biji ketapang hanya sebagai subtituen dan bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji ketapang. Tabel 24. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kehalusan tahu biji ketapang.
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
1
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
Subset
N
2
3
1.7101 3.2609 4.6232 1.000
1.000
1.000
105
Pemberian batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan tingkat kehalusan yang berbeda pula pada tahu biji ketapang. Dengan penambahan batu tahu sebanyak 15 gram dan asam cuka sebanyak 5 gram menghasilkan tahu yang bertekstur lebih halus.
(3) Tingkat Kepadatan (tekstur bagian luar) Tabel 25. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kepadatan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.7101 3.2464 3.5942 1.000
1.000
1.000
Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kepadatan yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah tahu dengan perbandingan 70% biji ketapang dengan 60% kacang kedelai.
Tabel 26. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kepadatan tahu biji ketapang
106
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.6957 3.1884 4.6667 1.000
1.000
1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan, tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kepadatan tahu yang dihasilkan bervariasi. Tingkat kepadatan tahu yang paling baik adalah tahu dengan penambahan bahan penggumpal dengan perbandingan batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. (4) Tingkat Plastisitas (tekstur bagian luar) Tabel 27. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat plastisitas tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.7536 3.3043 3.6812 1.000
1.000
1.000
Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang bervariasi menghasilkan tingkat plastisitas yang bermacammacam. Tahu biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai 30%
107
menghasilkan tahu yang plastisitasnya baik dibandingkan tahu lainnya.
Tabel 28. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat plastisitas tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.7101 3.4348 4.5942 1.000
1.000
1.000
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penambahanbatu tahu dan asam cuka yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tingkat plastisitas. Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1 menghasilkan tahu biji ketapang dengan tingkat plastisitas yang baik. (5) Homogenitas Pori (tekstur bagian dalam) Tabel 29. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
9:1
Subset N 69
1 2.7246
2
3
108
8:2
69
7: 3
69
Sig. Penggunaan
biji
3.1884 3.6957 1.000
ketapang
dan
1.000
kacang
1.000
kedelai
yang
menghasilkan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang menjadi homogen adalah perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3. Tabel 30. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.6957 3.3478 4.5652 1.000
1.000
1.000
Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penambahan batu tahu dan asam cuka terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang yaitu penambahan batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan tingkat homogen yang berbeda pula. Homogenitas pori tahu paling baik berdasarkan tabel diatas adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 :1.
109
(6) Kelembutan Pori (tekstur bagian dalam) Tabel 31. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap kelembutan pori tahu biji ketapang Subset
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
2
1
3
2.7101 3.1884 3.5797 1.000
1.000
1.000
Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kelembutan pori yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang memiliki
tingkat
kelembutan
terendah
perbandingan berat biji ketapang dengan
adalah
tahu
dengan
kacang kedelai 9 : 1.
Sedangkan kelembutan yang paling baik atau tertinggi ditunjukan pada tahu dengan komposisi dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3.
110
Tabel 32. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal
batu
tahu
dan
asam
cuka
terhadap
kelembutan pori tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
2
3
1.5942 3.2899 4.5942 1.000
1.000
1.000
Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang bervariasi menghasilkan tingkat kelembutan pori
yang
bervariasi. Tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka 3 : 1
menghasilkan tahu yang tingkat
kelembutannya baik.
(7) Kepadatan (tekstur bagian dalam) Tabel 33. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap kepadatan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.9565 3.3043 3.7101 1.000
1.000
1.000
111
Dari
tabel
diatas
menunjukan
bahwa
perbandingan
penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai berpengaruh terhadap tingkat kepadatan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang.Tahu biji ketapang dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 9 : 1 memiliki kepadatan yang tidak baik.Sedangkan tahu dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3, menunjukan kepadatan yang paling baik. Tabel 34. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap kepadatan tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
2
1
3
1.8406 3.4058 4.7246
Sig. 1.000 1.000 1.000 Penambahan batu tahu dan asam cuka berpengaruh terhadap kualitas tahu yang dihasilkan. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 1 : 3 memiliki kepadatan yang tidak baik atau tekstur bagian dalam tahu tidak padat. (8) Tingkat Kerapuhan (tekstur bagian dalam) Tabel 35. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang
112
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8 :2
69
7:3
69
Sig.
2
1
3
2.6087 3.2464 3.4783 1.000
1.000
1.000
Berdasarkan hasil tabel uji duncan diatas menunjukkan bahwa perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 9 : 1 menghasilkan tahu yang memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi, dengan kata lain tekstur tahu mudah hancur. Sebaliknya tahu dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3 menghasilkan tahu yang memiliki tekstur tidak mudah rapuh. Tabel 36. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
2
1
3
1.6812 3.2319 4.4203
Sig. 1.000 1.000 1.000 Tabel diatas menunjukkan bahwapenambahan batu tahu dan asam cuka yang bervariasi berpengaruh terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang. Tahu biji ketapang dengan tingkat kerapuhan paling tinggi adalah tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka sebesar 1 : 3..
113
(9) Rasa Tahu Tabel 37. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap rasa tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai
Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
Sig.
1
2
3
2.7681 3.1159 3.5797 1.000
1.000
1.000
Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu biji ketapang maka semakin normal rasa tahu yang didapatkan. Tabel 38. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap rasa tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.6957 3.2174 4.5507 1.000
1.000
1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, rasa tahu yang dihasilkan bervariasi. Rasa tahu yang paling
114
normal adalah penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1. (10) Aroma Tahu Tabel 39. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap aroma tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
1
2
3
2.7971 3.2609 3.6377
Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu maka semakin normal aroma tahu yang didapatkan. Tabel 40. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.6957 3.3768 4.6232 1.000
1.000
1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, penggunaan bahan penggumpal menghasilkan adanya pengaruh aroma
115
tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang paling normal adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1. (11) Aroma Asam Tabel 41. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap aroma asam tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai Duncana
Subset N
9:1
69
8:2
69
7:3
69
1
2
3
2.5797 3.1304 3.5217
Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai dengan perbandingan berat 7 : 3 memiliki aroma asam yang normal. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh terhadap penambahan kacang kedelai pada aspek aroma asam pada tahu biji ketapang. Tabel 42. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma asam tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka Duncana
Subset N
1:3
69
1:1
69
3:1
69
Sig.
1
2
3
1.5942 3.1594 4.4783 1.000
1.000
1.000
116
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, penggunaan batu tahu dan asam cuka menghasilkan adanya pengaruh aroma asam tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang tidak nyata adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan 3 : 1. Semakin sedikit penambahan batu tahu maka semakin nyata aroma asam yang dihasilkan. c. Hasil Uji Kesukaan Tahu Biji Ketapang Hasil uji kesukaan merupakan nilai yang didapat dari panelis tidak terlatih terhadap tingkat kesukaan pada tahu biji ketapang hasil ekperimen terbaik, yang diikuti oleh 80 panelis tidak terlatih.Uji kesukan dilakukan di Desa Bibis RT 01/RW 11, Jungke, Kranganyar. Hasil uji kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 43. Hasil uji kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang Keterangan W TKh TKp TP HP KP Kp Kr R AT AA Total
Jumlah 336 341 354 339 333 329 328 346 359 339 333 3737
Rerata 4.20 4.26 4.43 4.24 4.16 4.11 4.10 4.33 4.49 4.24 4.16 4.24
Persentase Kreiteria 84.0 S 85.3 S 88.5 S 84.8 S 83.3 CS 82.3 CS 82.0 CS 86.5 S 89.8 S 84.8 S 83.3 CS 84.8 S
Keterangan W
= Warna
TP
= Tingkat Plastisitas
TKh = Tingkat Kehalusan
HP
= Homogenitas Pori
TKp = Tingkat Kepadatan
KP
= Kelembutan Pori
117
Kp
= Kepadatan
Kr
= Kerapuhan
R
= Rasa
AT
= Aroma Tahu
AA
= Aroma Asam
135
Pada tabel 43 tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat cenderung menyukai pada aspek warna (84), tingkat kehalusan (85,3), tingkat kepadatan (88,5), tingkat plastisitas (84,8), kerapuhan (86,5), rasa (89,8), aroma tahu (84,8). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria suka yaitu 84,00– 100,00. Mereka cenderung cukup suka pada aspek homogenitas pori(83,3), kelembutan pori (82,3), kepadatan (82), dan aroma asam (83,3). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria cukup suka 68,00 – 83,99. Tahu biji ketapang hasil eksperimen dengan perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 ternyata merupakan kualitas tahu biji ketapang terbaik, terbukti dari tingkat kesukaan pada apek warna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, kerapuhan, rasa, aroma tahu.Dari segi persentase keseluruhan hasil uji kesukaan juga menunjukkan kriteria suka, hal ini ditunjukakan dengan persentase sebesar 84.8 % panelis menyukai tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik.Kriteria dengan rentangan persentase antara 84.00 – 100.00 menunjukan kategori suka. Homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, dan aroma asam masuk dalam kategori cukup suka dengan persentase kriteria 68,00 – 83,99. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang berikut ini:
136
d. Hasil Penilaian Objektif Pengujian labolatorium
dilakukan untuk mengetahui kadar air,
kandungan abu, lemak, protein, karbohidrat, dan energi yang terdapat pada tahu hasil eksperimen dan tahu kontrol. Uji labolatorium ini dilakukan di Labolatorium Chem-Mix Pratama, Bantul, Yogyakarta. Hasil uji kandungan gizi tahu biji ketapang dilihat pada tabel 44 dibawah ini. Tabel 44. Kandungan Gizi Sampel Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimn Terbaik No
Parameter
Hasil uji
1
Air
49.7684 %
2
Abu
0.7837 %
3
Protein
14.5420 %
4
Lemak
26.4658 %
5
Karbohidrat
8.4402 %
6
Energy
262.6544 kal/100g
137 Tabel 45. Kandungan gizi Sampel Tahu Kontrol atau Tahu yang ada dipasaran No
Parameter
Hasil uji
1
Air
82.2305 %
2
Abu
1.4017 %
3
Protein
10.9143 %
4
Lemak
4.7532 %
5
Karbohidrat
3.9916 %
6
Energy
80.1510 kal/100g
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik lebih besar pada kandungan protein, lemak, karbohidrat, dan energi jika dibandingkan dengan tahu kontrol, namun untuk kandungan air dan abu pada hasil uji laboratorium hasilnya lebih kecil dari tahu kontrol. Tahu kontrol mengandung air sebesar 82,23 % sedangkan tahu biji ketapangmengandung air 49,76%. Kandungan abu tahu kontrol sebesar 1,40% dan tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik 0,754%. Kandungan lemak tahu kontrol sebesar 4,75% dan tahu biji ketapang eksperimen terbaik 26,46%. Kandungan protein tahu kontrol sebesar 10,91% dan tahu biji ketapang eksperimen terbaik 14,54%. Kandungan karbohidrat tahu kontrol sebesar 3,99% dan tahu biji ketapang eksperimen terbaik 8,44%.
C. Pembahasan Hasil Analisis Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kualitas tahu hasil eksperimen pada semua aspek, yaitu pada aspek warna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam. Kualitas terbaik ada pada tahu hasil ekperimen dengan
138 perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 dan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 3 : 1. Hasil analisa faktorial pada data hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi antara biji ketapang dengan kacang kedelai yang bervariasi akan mempengaruhi kualitas tahu hasil eksperimen. Hasil eksperimen menunjukkan, tahu dengan perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 dan perbandingan penambahan bahan penggumpal dan batu tahu dan asam cuka 3 : 1 memiliki peningkatan kualitas tahu pada semua aspek warna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam. Analisa faktorial terhadap data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. Semakin banyak batu tahu yang digunakan untuk proses penggumpalan maka penggumpalan protein yang dihasilkan semakin banyak, karena batu tahu berfungsi untuk menggumpalkan protein bermuatan negatif yang banyak terdapat pada biji ketapang. Sedangkan asam cuka berfungsi untuk menggumpalkan protein yang bermuatan positif yang terkandung dalam biji ketapang. Untuk itulah pada pembahasan berikut akan dijelaskan bahasannya ditinjau dari penambahan kacang kedelai maupun dari penggunaan bahan penggumpalbatu tahudan asam cuka. 1. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Kacang KedelaiTerhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen Hasil analisis faktorial menunjukkan bahwa penambahan kacang kedelai yang bervariasi berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. Hasil
139 analisis faktorial menyatakan bahwa aspekwarna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam menunjukkan tendensi positif, artinya bahwa penambahan kacang kedelai yang bervariasi dapat meningkatkan kualitas tahu biji ketapang pada semua aspek. Peningkatan warna tahu dari keabu-abuan menjadi putih dipengaruhi oleh penambahan kacang kedelai yang semakin banyak. Tahu selain terbentuk dari protein juga terbentuk dari emulsi lemak dan karbohidrat. Kandungan lemak sebesar 55% yang terkandung dalam biji ketapang membuat warna asli dari tahu biji ketapang menjadi keabu-abuan atau kecoklatan, hal itu disebabkan karena kandungan asam lemak yang banyak pada biji ketapang sehingga mengakibatkan terjadinya enzymatic browning reaction. Untuk menaggulangi hal itu, pada pelaksanaan eksperimen dalam pembuatan tahu biji ketapang ditambahkan kacang kedelai yang bertujuan untuk memperbaiki warna tahu. Kacang kedelai yang ditambahkan pada pelaksanaan eksperimen sangat bervariasi, yaitu sebesar 10%, 20%, dan 30%. Selain penambahan kacang kedelai, untuk mengatasi enzymatic browning reaction, perlu penambahan bahan penggumpal yang bersifat basa yaitu batu tahu atau kalsium sulfat untuk mengimbangi asam lemak yang berlebih yang terkandung didalam biji ketapang, disamping penggunaan batu tahu, asam cuka juga digunakan sebagai bahan penggumpal dalam penelitian ini. Dari penambahan kacang kedelai dan penambahan bahan penggunpal batu tahu dan asam cuka, didapatkan hasil tahu dengan kualitas warna yang bervariasi, akan tetapi hasil tahu yang paling baik pada aspek warna adalah tahu dengan penambahan kacang kedelai sebesar 30% dan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. Dapat
140 disimpulkan bahwa penambahan kacang kedelai dan penambahan bahan penggumpal dengan intensitas yang cukup dapat membuat warna tahu menjadi putih dan ada peningkatan kualitas yang signifikan pada hasil eksperimen pembuatan tahu biji ketapang. Selain aspek warna yang meningkat, aspek tekstur yang meliputi tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan juga mengalami peningkatan. Hal ini juga disebabkan oleh penambahan kacang kedelai dengan intensitas yang cukup. Biji ketapang memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga tekstur dari tahu biji ketapang tanpa penambahan apapun menjadi tidak sempurna, hasil tahu cenderung lembek tidak seperti tahu pada umumnya. Penambahan kacang kedelai bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu yang tidak sempurna. Pada tahapan eksperimen, kacang kedelai yang ditambahkan dalam proses pembuatan tahu biji ketapang yaitu sebesar 10%, 20%, dan 30%. Penambahan kacang kedelai sebesar 10% menghasilkan tahu dengan tekstur yang masih kurang baik atau masih lembek. Untuk tahu biji ketapang dengan penambahan kacang kedelai sebesar 20% menghasilkan tahu dengan hasil cukup baik tetapi teksturnya masih sedikit lembek. Sedangkan penambahan kacang kedelai sebesar 30% menghasilkan tahu dengan tekstur yang lebih baik, tahu yang dihasilkan memiliki tekstur yang padat dantidak lembek. Dengan demikian, penambahan kacang kedelai pada eksperimen pembutan tahu biji ketapang sangat berpengaruh terhadap tekstur tahu yang dihasilkan. Rasa tahu yang paling baik juga didapati pada tahu hasil eksperimen dengan penambahan kacang kedelai yang banyak, yaitu sebesar 30%. Rasa tahu yang dihasilkan adalah gurih, karena kandungan lemak yang terkandung didalam biji
141 ketapang dan kacang kedelai tinggi, sehingga memberikan rasa gurih terhadap tahu hasil eksperimen. Aspek aroma pada tahu eksperimen ini ada dua yaitu aroma tahu dan aroma asam. Aroma tahu yang normal dan aroma asam yang tidak nyata terdapat pada tahu ekperimen dengan perbandingan berat ketapang dan kacang kedelai 7 : 3. Hal ini diakibatkan lemak yang banyak pada ketapang dan kacang kedelai dapat membentuk emulsi dalam jumlah yang besar sehingga ketika pemberian asam cuka pada rebusan susu biji ketapang tidak terlalu banyak, karena lebih cepat menggumpal. Pemberian asam yang sedikit menjadikan aroma asam tahu tidak nyata dan aroma tahu menjadi normal. Asam cuka digunakan sebagai bahan penggumpal dalam pembuatan tahu biji ketapang dan hanya ditambahkan sebesar 5 gram pada proses penggumpalan. Hasil analisis inderawi menunjukkan apabila komposisi kacang kedelai pada tahu biji ketapang ditambahkan sebesar 30%, maka kualitas inderawi tahu semakin baik. Sebaliknya apabila penambahan kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu biji ketapang kurang dari 30%, maka kualitas inderawi yang dihasilkan kurang baik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penambahan kacang kedelaibertujuan untuk memperbaiki warna, tekstur, rasa, dan aroma pada tahu biji ketapang. 2. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen Hasil analisis faktorial menunjukkan bahwa penambahan bahan penggumpal yang bervariasi berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. Hasil analisis faktorial menyatakan bahwa aspekwarna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan
142 pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam menunjukkan kualitas yang positif artinya bahwa penambahan bahan penggumpal yang bervariasi dapat meningkatkan kualitas tahu biji ketapang pada semua aspek. Bahan penggumpal dalam hal ini batu tahu dan asam cuka berfungsi untuk menggumpalkan protein, lemak, dan karbohidrat yang terbentuk dalam suatu emulsi dan dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. Pengaruh tersebut terlihat pada nilai signifikansi yang kurang dari 5%, yaitu terdapat pada aspekwarna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam. Penambahan batu tahu dan asam cuka sebagai bahan penggumpal bertujuan untuk menggumpalkan protein bermuatan negatif dan positif yang banyak terkandung didalam biji ketapang. Perbandingan berat batu tahu dan asam cuka yang digunakan sebagai bahan penggumpal yaitu sebesar 3 : 1, 1 : 1, dan 1 : 3. Pada perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1 menghasilkan tahu dengan kualitas yang baik. Penggumpalan yang dihasilkan maksimal, dikarenakan air sisa penggumpalan berwarna bening. Sedangkan perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka 1 : 1 menghasilkan tahu yang kurang begitu maksimal, hal ini dikarenakan penggumpalan emulsi protein, lemak, dan karbohidrat belum maksimal, air sisa penggumpalan masih berwarna keruh. Dari komposisi penambahan bahan penggumpal, bahan penggumpal dengan perbandingan berat batu tahu banding asam cuka 1 : 3 menghasilkan tahu yang tidak bagus. Penggunaan batu tahu yang terlalu sedikit menyebabkan
143 penggumpalan protein tidak maksimal, sebab didalam biji ketapang terkandung banyak protein yang bermuatan negatif dan hanya bisa menggumpal dengan penggumpal yang bersifat basa yaitu dengan batu tahu atau kalsium sulfat. 3. Pembahasan Tentang Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik Berdasarkan rerata atau mean dari hasil uji skoring pada pengujian inderawi menyatakan bahwa tahu biji ketapang sampel A3B1 merupakan kualitas tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik yaitu dengan rerata sebesar 4,89 dan mempunyai kriteria baik, selengkapnya dapat dilihat di halaman 99. Tahu biji ketapang terbaik atau sampel A3B1 warnanya dengan kriteria putih, kehalusannya dengan kriteria halus, kepadatannya dengan kriteria padat, plastisitasnya dengan kriteria plastis, homogenitas pori dengan kriteria homogen, kelembutan pori dengan kriteria lembut, kepadatan dengan kriteria normal, kerapuhan dengan kriteria tidak rapuh, rasa dengan kriteria normal, aroma tahu dengan kriteria normal, dan aroma asam berkriteria tidak nyata. Tahu biji ketapang sampel A3B1 adalah tahu biji ketapang yang menggunakan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3 serta perbandingan berat penambahan bahan penggumpal dan batu tahu dan asam cuka 3 : 1. Tahu biji ketapang tersebut mempunyai kualitas inderawi terbaik disebabkan oleh komposisi kacang kedelaiyang digunakan merupakan komposisi paling banyak penggunaannya. Dengan demikian komposisi tersebut merupakan komposisi yang tepat pada eksperimen pembuatan tahu biji ketapang menggunakan bahan dasar biji ketapangdengan substitusi kacang kedelai.
144 4. Pembahasan tentang Kesukaan Masyarakat terhadap Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik Hasil uji kesukaan masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kesukaan masyarakat paling tinggi pada tahu biji ketapang pada rasa dengan persentase 89,8 %. Tingkat kesukaan masyarakat juga terdapat padaaspek warna (84%), tingkat kehalusan (85,3%), tingkat kepadatan (88,5%), tingkat plastisitas (84,8%), kerapuhan (86,5%), rasa (89,8%), aroma tahu (84,8%). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria suka yaitu 84,00– 100,00. Pada penilaian kesukaan masyarakat ada juga yang memberikan penilaian dengan kriteria cukup suka, yaitu pada aspek homogenitas pori(83,3%), kelembutan pori (82,3%), kepadatan (82%), dan aroma asam (83,3%). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria cukup suka 68,00 – 83,99. Dari uraian diatas menunjukkan bahwa tahu biji ketapang eksperimen terbaik disukai oleh masyarakat dan memiliki kriteria suka, hal ini ditunjukkan dengan penilaian masyarakat yang sebagian besar menyukai kriteria tahu biji ketapang pada penilaian tingkat kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang eksperimen terbaik. Selain itu kriteria suka juga di tunjukkan dengan hasil rerata uji kesukaan terhadap tahu biji ketapang eksperimen terbaik. Hasil rerata uji kesukaan menunjukkan bahwa tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik menunjukkan rerata sebesar 4,24 dan mempunyai persentase sebesar 84,8%. Dari rerata tersebut disimpulakan bahwa tahu biji ketapang hasil eksperimen banyak disukai oleh masyarakat.
145
5. Pembahasan
tentang
Kandungan Gizi Tahu Biji ketapang Hasil
Eksperimen Terbaik Ditinjau dari Protein, Lemak dan Karbohidrat Hasil uji labolatorium menyatakan bahwa kandungan protein pada tahu hasil eksperimen terbaik sebesar 14,5420%, lebih tinggi dibandingkan tahu kontrol yaitu 10,9143%. Kandungan lemak tahu hasil eksperimen terbaik sebesar 26,4658%, lebih tinggi dibandingkan tahu kontrol yang hanya memiliki kandungan lemak 4,7532%. Sedangkan kandungan karbohidrat pada tahu hasil eksperimen terbaik sebesar 8,4402% lebih tinggi dibandingkan dengan tahu kontrol yaitu 3,9916%. Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada tahu hasil eksperimen terbaik lebih tinggi dibanding tahu kontrol disebabkan kandungan protein dan lemak pada biji ketapang tinggi dan karbohidarat pada biji ketapang juga tinggi. Sedangkan kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang terdapat pada kacang kedelai juga sangat tinggi. Protein danlemak pada kacang kedelai ini berfungsi untuk membentuk emulsi yang
berfungsi untuk mengikat lemak,
protein, karbohidrat dan air pada biji ketapang, sehingga kandungan protein yang ada pada biji ketapang tidak banyak yang lolos pada saat proses ekstraksi. Dari hasil uji laboratorium tersebut apabila dikaitkan dengan SNI tahu yang ada di halaman 25, maka kandungan gizi tahu hasil eksperimen ini sudah sesuai bahkan melebihi dari minimal standar yang telah ditetapkan secara nasional. Sedangkan pada tahu kontrol kandungan gizinya tidak jauh melebihi dari standar minimal yang ditetapkan. Dengan demikian kualitas tahu hasil eksperimen nilai gizinya lebih baik dari pada tahu kontrol.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan dan saran sebagai berikut. A. Kesimpulan Simpulan yang dapat diuraikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penambahan kacang kedelai ternyata berpengaruh terhadap kualitas inderawi tahu hasil eksperimen. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan kualitas tahu hasil ekperimen pada semua aspek. Dari hasil eksperimen dapat diketahui bahwa tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik ditunjukan dengan perbandingan berat kacang kedelai dan biji ketapang sebesar 3 : 7. 2. Penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka ternyata berpengaruh terhadap kualitas inderawi tahu hasil eksperimen. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan kualitas tahu hasil ekperimen pada semua aspek. Dengan perbandingan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 3 : 1 menghasilkan tahu dengan kualitas yang baik. 3. Komposisi tahu hasil eksperimen terbaik yaitu terdapat pada tahu dengan perbandingan berat bahan dasar biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3, dan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. 4. Hasil penilaian uji kesukaan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat menyukai tahu hasil eksperimen terbaik, dengan rerata sebesar 4,24 dan mempunyai persentase sebesar
84,8%. Sedangkan tahu biji ketapang hasil
146
147 eksperimen terbaik mempunyai kandungan protein sebesar 14,5420%, lemak sebesar 26,4658%, karbohidrat sebesar 8,4402%. B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu: 1. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang inovasi alat pengupas dan alat pemecah buah ketapang sehingga buah ketapang dapat diambil bijinya dengan mudah. 2. Perlu penelitian lanjutan agar biji ketapang yang belum termanfaatkan, dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk olahan pangan lain selain tahu yang dapat meningkatkan ketahanan pangan. 3. Kandungan lemak didalam biji ketapang sangat tinggi, oleh karena itu biji ketapang dapat diolah sebagai pengganti kacang mete, kacang tanah, kacang almond dalam pembuatan kue kering atau sebagai taburan untuk cake.
148 DAFTAR PUSTAKA Agatemor, C. Dan Ukhun, M.E.. 2006. Nutritional Potential of the Nut of Tropical Almond (Terminalia catappa L.). Pakistan Journal of Nutrition. 5 (4) pp. 334 – 336. Ali, Muhammad. 1978. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Gayatri. 2006. Laporan Pengujian Biji Ketapang. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (Laboratorium Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi). Hal 1. Semarang. InfoTek Perkebunan. 2010. Tanaman Ketapang Sebagai Penghasil Minyak Nabati. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Kartika, Bambang, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada. Loekmonohadi. 2010. Kimia Makanan. Semarang: Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik UNNES. Nio, Oey Kam. 2012. Daftar Analisis Bahan Makanan. Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rahayu, Sutriswati. Dkk. 2012. Teknologi Proses Produksi Tahu. Yogyakarta: Kanisius. Standar Nasional Indonesia. 1998. Tahu. SNI 01-3142-1998. Dewan Standarisasi Nasional Sudjana. 1991. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sulystiowati, 2011. Teknologi Makanan. Semarang : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik UNNES. Suprapti, Lies .2005. Pembuatan Tahu. Yogyakarta: Kanisius. Watanabe, T. 1962. Study of water extracted protein of soybean. J. Agr. Chem. Soc. Japan (36):890-895
149 Lampiran 1. DAFTAR NAMA SELEKSI CALON PANELIS TAHAP WAWANCARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Lengkap Mulia Wijaya Putra Dwi Cahyaningtyas Eti Priyani Wahyu Budilistian Ragil Pamungkas Ilya Anisa Labbaika Rabbani Ika Wijayanti Muafifah Wilis Agustina Sudarno Siti Lutfiatur Rosita Nurida Oktavia Misriyani Risky Tria Agustina Kurniasih Dewi Novita Eka Nur Pratiwi Yossy Purnama Sigit Ulin Nurhayati Prisca Dessy Wulansari Laily Ana Umi Aisyah Dina Sabrina Kamal Anjar Trishanto Diah Farida Sari Enggarini Pratiwi Putri Dita Anggitia Desi Wulandari Riza Khoirunisa Lintang Maulidiah Puti Pramatani Sekar Arum Sari
NIM 5401411114 5401411123 5401411004 5401411056 5401411034 5401411043 5401411055 5401411025 5401411040 5401411090 5401411048 5401411021 5401411120 5401411110 5401411050 5401411111 5401411124 5401411108 5401411080 5401411059 5401411106 5401411129 5401411131 5401411126 5401411067 5401411085 5401411127 5401411112 5401411077 5401411046
150 Lampiran 2. PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS Nama / NIM
:
Tanggal seleksi
:
No.Hp/telp
:
Petunjuk
:
Dihadapan saudara disajikan lembar wawancara calon panelis, saudara diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan saudara dengan keadaan yang sebenar-benarnya. Saudara diminta memberikan tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang sesuai. Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk pengisian
:
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cermat! 2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf di depan jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara! Pertanyaan: 1. Apakah saudara bersedia menjadi calon panelis untuk bahan makanan berupa tahu ? a. Ya, saya bersedia b. Tidak bersedia 2. Apakah saudara bersedia dilatih menjadi calon panelis untuk bahan makanan berupa tahu? a. Ya, saya bersedia b. Tidak bersedia 3. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu menjadi calon panelis untuk bahan makanan berupa tahu? a. Ya, saya bersedia b. Tidak bersedia
151 4. Apakah saudara menyukai makanan olahan yang berasal dari tahu? a. Ya, saya menyukai b. Tidak menyukai 5. Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani? a. Ya b. Tidak 6. Apakah saudara menderita gangguan penglihatan? a. Tidak b. Ya 7. Apakah saudara sering menderita gangguan kesehatan mulut (seperti sariawan, sakit gigi, dsb) dalam satu bulan terakhir? a. Tidak b. Ya 8. Apakah saudara sering menderita gangguan pernafasan (pilek) dalam satu bulan terakhir? a. Tidak b. Ya 9. Apakah saudara merokok? a. Tidak b. Ya
Peneliti, Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
152 Lampiran 3. HASIL TABULASI DATA SELEKSI CALON PANELIS TAHAP WAWANCARA Butir Soal Panelis
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
5
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
6
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
7
√
√
√
√
√
√
X
X
√
Ditolak
8
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
9
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
10
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
11
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
12
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
13
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
14
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
15
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
16
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
17
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
18
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
19
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
21
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
22
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
23
√
√
√
√
√
√
X
X
√
Ditolak
24
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
25
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
26
√
√
√
√
√
X
X
X
√
Ditolak
27
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
28
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
29
√
√
√
√
√
X
X
X
√
Ditolak
30
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diterima
153 Lampiran 4. HASIL SELEKSI CALON PANELIS LOLOS TAHAP WAWANCARA DAN LOLOS KE TAHAP PENYARINGAN No
Nama Lengkap
NIM
1
Mulia Wijaya Putra
5401411114
2
Dwi Cahyaningtyas
5401411123
3
Eti Priyani
5401411004
4
Wahyu Budilistian
5401411056
5
Ragil Pamungkas
5401411034
6
Ilya Anisa
5401411043
7
Ika Wijayanti
5401411025
8
Muafifah Wilis Agustina
5401411040
9
Sudarno
5401411090
10
Siti Lutfiatur Rosita
5401411048
11
Nurida Oktavia
5401411021
12
Misriyani
5401411120
13
Risky Tria Agustina
5401411110
14
Kurniasih Dewi
5401411050
15
Novita Eka Nur Pratiwi
5401411111
16
Yossy Purnama Sigit
5401411124
17
Ulin Nurhayati
5401411108
18
Prisca Dessy Wulansari
5401411080
19
Laily Ana
5401411059
20
Umi Aisyah
5401411106
21
Dina Sabrina Kamal
5401411129
22
Diah Farida Sari
5401411126
23
Enggarini Pratiwi Putri
5401411067
24
Desi Wulandari
5401411127
25
Riza Khoirunisa
5401411112
26
Puti Pramatani Sekar Arum Sari
5401411046
154 Lampiran 5.
FORMULIR PENYARINGAN Nama / NIM
: ………………….................
Tanggal
: …………............................
Bahan / sampel
: Tahu
Petunjuk
:
Dimohon kesediaan saudara/i untuk dapat memusatkan perhatian dalam menilai 3 macam sampel Tahu dengan kode berbeda-beda. Saudara diminta untuk memberi penilaian criteria tahu. Caranya yaitu dengan mencoba kemudian memberi tanda Check (√) sesuai pada kolom lembar penilaian. Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang sudah digoreng, saudara diminta meminum air putih yang sudah disediakan setelah mencicipi sampel tahu pada indikator rasa tahu. Kesediaan dan kejujuran saudara sangat berguna untuk menyelesaikan Skripsi sebagai syarat untuk kelulusan Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Atas kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih.
Peneliti, Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
155
LEMBAR PENYARINGAN Kode Sample No.
Indikator Yang Dinilai
Skor 234
1.
2.
Warna Putih
5
Cukup putih
4
Agak putih
3
Kurang putih
2
Tidak putih
1
Tekstur a. Tekstur Bagian Luar (4) Tingkat kehalusan Halus
5
Cukup halus
4
Agak halus
3
Kurang halus
2
Tidak halus
1
(5) Tingkat Kepadatan Padat
5
Cukup Padat
4
Agak Padat
3
Kurang Padat
2
Tidak Padat
1
(6) Tingkat Plastisitas Plastis
5
Cukup Plastis
4
456
789
341
359
156 Agak Plastis
3
Kurang Plastis
2
Tidak Plastis
1
b. Tekstur Bagian Dalam (5) Homogenitas Pori Homogen
5
Cukup Homogen
4
Agak Homogen
3
Kurang Homogen
2
Tidak Homogen
1
(2) Kelembutan Pori Lembut
5
Cukup lembut
4
Agak lembut
3
Kurang lembut
2
Tidak lembut
1
(3) Kepadatan Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
(7) Kerapuhan Tidak Rapuh
5
Kurang Rapuh
4
157
3.
4.
Agak Rapuh
3
Cukup Rapuh
2
Rapuh
1
Rasa Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
Aroma a. Aroma Tahu Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
b. Aroma Asam Tidak Nyata
5
Kurang Nyata
4
Agak Nyata
3
Cukup Nyata
2
Nyata
1
158
Lampiran 6. HASIL PENILAIAN CALON PANELIS PADA TAHAP PENYARINGAN
Sampel
Indikator
212
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
I
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
III
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
19
20
19
19
19
20
20
19
19
20
20
19
20
19
19
19
20
18
20
20
20
19
19
20
20
Simpangan
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
2
0
0
0
1
1
0
0
Range
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
2
0
0
0
1
1
0
0
WARNA
Jumlah
234 112 212 675
234 112 212 675 3
20
5
I
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
III
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
19
20
20
19
20
19
20
20
19
20
20
19
19
20
20
18
20
20
20
20
20
19
20
20
20
Simpangan
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
Range
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
Tingkat Kehalusan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
2
5
Nomer Calon Panelis 2
675
1
Ulangan
1
234 112
Nilai
Tingkat Kepadatan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
20
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
4
5
5
5
5
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
III
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
20
19
20
20
20
20
18
19
20
19
20
19
19
20
20
20
18
20
20
20
20
20
20
18
19
20
20
159
234 112 212 675
Simpangan
0
1
0
0
0
0
2
1
0
1
0
1
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1
0
Range
0
1
0
0
0
0
2
1
0
1
0
1
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1
0
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
5
5
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
III
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
IV
5
4
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
20
19
20
20
19
19
18
20
20
18
20
20
18
20
20
20
18
20
19
20
20
20
20
18
19
20
Simpangan
0
1
0
0
1
1
2
0
0
2
0
0
2
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
2
1
0
Range
0
1
0
0
1
1
2
0
0
2
0
0
2
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
2
1
0
Tingkat Plastisitas (Tekstur bag. Luar) Jumlah
4
234 112 212 675
5
234 112 212 675
6
234 112 212
20
Homogenitas Pori (Tekstur bag. Dalam)
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
III
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
Jumlah
20
20
19
20
20
20
20
20
20
20
19
20
20
20
20
20
20
17
20
20
20
20
20
20
18
19
20
Simpangan
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
2
1
0
Range
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1
0
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
III
5
3
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
IV
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
18
20
20
20
19
20
20
19
18
20
19
20
20
20
19
19
20
20
19
19
20
20
18
20
20
Simpangan
1
2
0
0
0
1
0
0
1
2
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
2
0
0
Range
1
2
0
0
0
1
0
0
1
2
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
2
0
0
Kelembutan Pori (Tekstur bag. Dalam)
5
Jumlah
20
Kepadatan (Tekstur bag. Dalam)
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
III
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
160
675
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
20
19
20
20
20
20
20
20
19
19
20
20
20
20
20
20
18
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Simpangan
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Range
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 Jumlah
7
234 112 212
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
III
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
19
20
20
19
20
20
20
20
19
20
20
20
20
20
20
17
20
20
20
20
20
20
20
20
19
Simpangan
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Range
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Jumlah
234 112 212
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
III
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
20
19
20
19
19
20
20
20
20
19
20
20
20
20
20
20
19
20
20
19
19
19
20
20
20
20
Simpangan
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
Range
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
Rasa
Jumlah
234 112 212
20
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
III
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
19
20
20
20
20
19
19
20
19
19
20
20
20
19
20
19
20
20
19
19
20
20
19
20
20
Simpangan
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
Range
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
Aroma Tahu
675 Jumlah 10
20
5
675
9
20
5 Kerapuhan (Tekstur bag. Dalam)
675
8
IV
20
161
234 112 212
5
I
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
II
3
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
III
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
IV
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
18
19
20
20
20
19
20
20
20
19
20
19
20
20
20
20
19
20
20
20
20
20
19
20
20
18
Simpangan
2
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
2
Range
2
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
Aroma Asam
675 Jumlah 11
456 432 312
4
I
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
17
16
16
16
17
16
16
16
16
16
15
16
16
16
17
16
16
16
16
16
15
15
16
16
Simpangan
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
Range
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
I
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
15
15
16
16
16
15
15
16
16
16
15
15
16
16
16
16
14
16
15
16
16
16
16
15
16
Simpangan
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
0
1
0
Range
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
WARNA
451 Jumlah 12
456 432 312 451
Tingkat Kehalusan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
13
456 432 312 451 14
20
Tingkat Kepadatan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
16
4
16
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
III
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
15
15
16
16
16
15
16
16
15
15
16
15
16
16
15
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
162
456 432 312 451
Simpangan
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
Range
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
15
16
16
15
16
15
16
16
16
16
15
16
16
15
16
16
16
16
15
16
15
Simpangan
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
Range
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
Tingkat Plastisitas (Tekstur bag. Luar) Jumlah
15
456 432 312 451
16
456 432 312 451
17
456 432 312
16
Homogenitas Pori (Tekstur bag. Dalam)
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
III
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Jumlah
16
15
16
16
16
14
16
15
16
16
15
16
16
15
16
16
15
15
16
16
16
16
16
16
16
15
15
Simpangan
1
0
0
0
2
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
Range
1
0
0
0
2
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
III
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
15
16
15
15
16
16
16
16
16
16
16
16
15
15
16
16
15
16
16
16
15
Simpangan
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
Range
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
Kelembutan Pori (Tekstur bag. Dalam)
4
Jumlah
16
Kepadatan (Tekstur bag. Dalam)
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
163
451
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
15
16
16
16
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
Range
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
4 Jumlah
18
456 432 312
I
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
15
15
16
16
16
16
15
16
16
16
14
16
16
15
16
16
15
16
16
16
15
15
16
16
16
Simpangan
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
Range
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
Jumlah
456 432 312
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
IV
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
16
15
16
16
16
16
16
16
16
14
16
15
16
16
14
16
16
15
16
16
16
16
16
16
15
16
Simpangan
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
Range
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
Rasa
Jumlah
456 432 312
16
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
III
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
15
16
16
16
15
16
15
16
15
15
16
16
15
15
16
15
16
16
16
15
16
15
16
16
16
Simpangan
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
Range
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
Aroma Tahu
451 Jumlah 21
16
4
451
20
16
4 Kerapuhan (Tekstur bag. Dalam)
451
19
IV
16
164
456 432 312
4
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
II
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
III
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
IV
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
15
16
16
16
15
16
16
16
16
16
16
15
15
16
16
15
16
16
16
16
16
15
16
16
Simpangan
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
Range
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
Aroma Asam
451 Jumlah 22
789 556 205
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
13
12
13
12
12
12
12
12
13
12
12
12
12
13
13
12
12
12
12
13
Simpangan
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
Range
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
II
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
13
12
12
13
12
12
12
12
12
13
12
12
12
12
13
12
12
12
12
13
12
12
Simpangan
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
Range
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
WARNA
397 Jumlah 23
789 556 205 397
Tingkat Kehalusan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
24
789 556 205 397 25
16
Tingkat Kepadatan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
12
3
12
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
III
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
13
12
12
13
12
12
13
12
12
12
13
13
12
12
12
13
12
12
12
12
12
14
12
13
12
12
12
165
789 556 205 397
Simpangan
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
Range
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
II
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
13
12
12
13
12
12
13
13
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13
12
13
12
12
12
13
Simpangan
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
Range
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
Tingkat Plastisitas (Tekstur bag. Luar) Jumlah
26
789 556 205 397
27
789 556 205 397
28
789 556 205
12
Homogenitas Pori (Tekstur bag. Dalam)
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Jumlah
12
12
12
13
12
13
12
12
12
12
12
13
12
12
13
13
12
12
12
13
12
13
12
12
12
13
13
Simpangan
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
Range
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13
13
12
12
12
12
12
12
13
12
13
12
12
12
12
12
12
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
Range
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
Kelembutan Pori (Tekstur bag. Dalam)
3
Jumlah
12
Kepadatan (Tekstur bag. Dalam)
3
I
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
166
397
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
12
12
13
12
12
12
12
12
13
12
12
12
13
12
12
12
12
12
12
13
12
12
12
12
13
12
Simpangan
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
Range
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
3 Jumlah
29
789 556 205
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
13
12
12
12
12
12
13
12
12
13
12
12
11
12
12
12
13
13
12
12
12
12
Simpangan
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
Range
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
Jumlah
789 556 205
I
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
13
12
12
13
12
12
12
12
12
12
12
13
13
12
12
12
14
12
12
12
12
12
13
Simpangan
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
Range
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
Rasa
Jumlah
789 556 205
12
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
IV
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
13
12
13
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13
12
12
12
12
13
12
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
Range
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
Aroma Tahu
397 Jumlah 32
12
3
397
31
12
3 Kerapuhan (Tekstur bag. Dalam)
397
30
IV
12
167
789 556 205
3
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
II
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
IV
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
13
12
13
12
12
12
12
13
13
12
12
12
12
12
12
12
12
13
13
12
12
13
12
12
13
12
Simpangan
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
Range
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
Aroma Asam
397 Jumlah 33
341 601 297
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
III
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
9
8
9
8
9
8
9
8
8
8
8
8
8
9
8
8
8
8
9
9
8
8
8
9
8
Simpangan
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
Range
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
III
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
8
9
8
8
8
8
9
9
8
8
8
8
8
8
8
8
9
8
9
8
8
9
9
8
8
Simpangan
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
Range
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
WARNA
110 Jumlah 34
341 601 297 110
Tingkat Kehalusan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
35
341 601 297 110 36
12
Tingkat Kepadatan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
8
2
8
2
I
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
III
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
IV
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
8
8
9
8
8
8
9
8
8
8
9
8
8
10
8
8
8
9
8
8
8
8
8
9
8
8
168
341 601 297 110
Simpangan
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
Range
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
III
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
8
8
9
9
8
8
8
8
9
8
8
8
8
8
8
8
9
8
8
8
8
8
8
8
9
Simpangan
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Range
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Tingkat Plastisitas (Tekstur bag. Luar) Jumlah
37
341 601 297 110
38
341 601 297 110
39
341 601 297
8
Homogenitas Pori (Tekstur bag. Dalam)
2
I
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
III
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Jumlah
8
9
8
8
8
8
8
9
8
8
8
9
8
8
8
10
8
8
8
9
8
8
9
8
8
9
8
Simpangan
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
Range
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
II
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
III
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
10
8
8
7
8
8
8
8
8
9
9
8
8
8
8
9
8
8
8
9
8
8
8
9
8
Simpangan
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
Range
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
Kelembutan Pori (Tekstur bag. Dalam)
2
Jumlah
8
Kepadatan (Tekstur bag. Dalam)
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
III
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
169
110
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
8
8
8
8
7
8
8
8
8
8
8
6
8
8
8
8
8
7
8
7
8
8
8
7
7
Simpangan
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
Range
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
2 Jumlah
40
341 601 297
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
III
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
9
8
8
8
8
8
8
9
8
8
8
8
9
8
8
8
9
8
8
8
8
9
9
8
9
8
Simpangan
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
Range
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
Jumlah
341 601 297
I
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
II
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
III
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
9
9
8
8
8
8
9
9
8
8
8
8
8
9
8
8
8
8
8
9
8
8
10
8
8
Simpangan
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
Range
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
Rasa
Jumlah
341 601 297
8
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
III
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
8
8
8
8
8
9
8
9
8
8
8
8
8
8
8
8
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Range
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Aroma Tahu
110 Jumlah 43
8
2
110
42
8
2 Kerapuhan (Tekstur bag. Dalam)
110
41
IV
8
170
341 601 297
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
II
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
III
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
IV
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
7
8
8
9
8
9
8
8
9
8
8
8
9
6
8
8
9
8
8
8
8
8
8
8
8
Simpangan
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Range
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Aroma Asam
110 Jumlah 44
359 227 862
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
III
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
Simpangan
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
Range
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
III
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
Simpangan
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
Range
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
WARNA
527 Jumlah 45
359 227 862 527
Tingkat Kehalusan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
46
359 227 862 527 47
8
Tingkat Kepadatan (Tekstur bag. Luar) Jumlah
4
1
4
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
III
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
171
359 227 862 527
Simpangan
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
Range
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
I
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
III
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
6
4
4
4
5
4
4
4
4
Simpangan
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
Range
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
Tingkat Plastisitas (Tekstur bag. Luar) Jumlah
48
359 227 862 527
49
359 227 862 527
50
359 227 862
4
Homogenitas Pori (Tekstur bag. Dalam)
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
III
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
Simpangan
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
Range
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
I
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
III
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
Simpangan
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
Range
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
Kelembutan Pori (Tekstur bag. Dalam)
1
Jumlah
4
Kepadatan (Tekstur bag. Dalam)
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
172
527
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Simpangan
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Range
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1 Jumlah
51
359 227 862
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
Simpangan
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
Range
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
Jumlah
359 227 862
I
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
IV
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
Simpangan
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
Range
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
Rasa
Jumlah
359 227 862
4
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
Range
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
Aroma Tahu
527 Jumlah 54
4
1
527
53
4
1 Kerapuhan (Tekstur bag. Dalam)
527
52
IV
4
173
359 227 862
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
IV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
Simpangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Range
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Range Jumlah
16
15
16
16
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Jumlah Simpangan
16
19
16
16
17
16
16
18
16
21
18
16
16
17
16
16
22
17
16
16
18
17
15
18
16
14
Jumlah Range
14
22
15
11
15
12
16
16
14
26
14
13
15
10
16
9
27
16
14
16
11
9
15
15
16
13
Rasio
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
Keterangan
v
tv
v
v
v
v
v
v
v
tv
v
v
v
v
v
v
tv
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Aroma Asam
527 Jumlah 55
4
Keterangan: Ratio ≥ 1 → panelis terpilih | Ratio < 1 → panelis tidak terpilih v = Valid / Terpilih tv = Tidak Valid / Tidak Terpilih
174 Lampiran 7. HASIL SELEKSI CALON PANELIS TAHAP PENYARINGAN DAN CALON PANELIS LOLOS KE TAHAP PELATIHAN No
Nama Lengkap
NIM
Keterangan
1
Mulia Wijaya Putra
5401411114
Lolos
2
Dwi Cahyaningtyas
5401411123
Tidak Lolos
3
Eti Priyani
5401411004
Lolos
4
Wahyu Budilistian
5401411056
Lolos
5
Ragil Pamungkas
5401411034
Lolos
6
Ilya Anisa
5401411043
Lolos
7
Ika Wijayanti
5401411025
Lolos
8
Muafifah Wilis Agustina
5401411040
Tidak Lolos
9
Sudarno
5401411090
Lolos
10
Siti Lutfiatur Rosita
5401411048
Tidak Lolos
11
Nurida Oktavia
5401411021
Lolos
12
Misriyani
5401411120
Lolos
13
Risky Tria Agustina
5401411110
Lolos
14
Kurniasih Dewi
5401411050
Lolos
15
Novita Eka Nur Pratiwi
5401411111
Lolos
16
Yossy Purnama Sigit
5401411124
Lolos
17
Ulin Nurhayati
5401411108
Tidak Lolos
18
Prisca Dessy Wulansari
5401411080
Lolos
19
Laily Ana
5401411059
Lolos
20
Umi Aisyah
5401411106
Lolos
21
Dina Sabrina Kamal
5401411129
Lolos
22
Diah Farida Sari
5401411126
Lolos
23
Enggarini Pratiwi Putri
5401411067
Lolos
24
Desi Wulandari
5401411127
Lolos
25
Riza Khoirunisa
5401411112
Lolos
26
Puti Pramatani Sekar Arum Sari
5401411046
Lolos
175 Lampiran 8.
FORMULIR PELATIHAN Nama / NIM
: ………………….................
Tanggal
: …………............................
Bahan / sampel
: Tahu
Petunjuk
:
Dimohon kesediaan saudara/i untuk dapat memusatkan perhatian dalam menilai 5 macam sampel Tahu dengan kode yang berbeda-beda. Saudara diminta untuk memberi penilaian kriteria rasa dan tekstur. Caranya yaitu dengan mencoba kemudian memberi tanda Check (√) sesuai pada kolom lembar penilaian. . Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang sudah digoreng, saudara diminta meminum air putih yang sudah disediakan setelah mencicipi sampel tahu pada indikator rasa tahu.. Kesediaan dan kejujuran saudara sangat berguna untuk menyelesaikan Skripsi sebagai syarat untuk kelulusan Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Atas kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
176
LEMBAR PELATIHAN Kode Sample No.
Indikator Yang Dinilai
Skor
112 1.
2.
Warna Putih
5
Cukup putih
4
Agak putih
3
Kurang putih
2
Tidak putih
1
Tekstur c. Tekstur Bagian Luar (8) Tingkat kehalusan Halus
5
Cukup halus
4
Agak halus
3
Kurang halus
2
Tidak halus
1
(9) Tingkat Kepadatan Padat
5
Cukup Padat
4
Agak Padat
3
Kurang Padat
2
Tidak Padat
1
211
322
431
551
177 (10) Tingkat Plastisitas Plastis
5
Cukup Plastis
4
Agak Plastis
3
Kurang Plastis
2
Tidak Plastis
1
d. Tekstur Bagian Dalam (6) Homogenitas Pori Homogen
5
Cukup Homogen
4
Agak Homogen
3
Kurang Homogen
2
Tidak Homogen
1
(2) Kelembutan Pori Lembut
5
Cukup lembut
4
Agak lembut
3
Kurang lembut
2
Tidak lembut
1
(3) Kepadatan Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
178
(11)
3.
4.
Kerapuhan
Tidak Rapuh
5
Kurang Rapuh
4
Agak Rapuh
3
Cukup Rapuh
2
Rapuh
1
Rasa Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
Aroma c. Aroma Tahu Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
d. Aroma Asam Tidak Nyata
5
Kurang Nyata
4
Agak Nyata
3
Cukup Nyata
2
Nyata
1
179
180 Lampiran 9. HASIL PENILAIAN CALON PANELIS PADA TAHAP LATIHAN Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah Mean S
I 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
II 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112
114
Warna III VI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 113
4.8696 4.9565 4.913
113
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
111
114
115
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114
113
114
113
I 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
113
113
4.913
4.913
II 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114
Tingkat Kepadatan III VI V 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113
112
113
115
4.9565 4.913
4.8696 4.913
5
0.3444 0.2085 0.2881 0.2881 0.3876 0.2085
0
0.2085 0.2881 0.2085 0.2881 0.2881 0.2881 0.2085 0.2881 0.3444 0.2881
0
4.5252 4.748
5
4.748
5
sampai 5.2139 5.165
5.2011 5.2011 5.2136 5.165
4.6249 4.748
4.9565 4.913
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
4.6249 4.6249 4.4385 4.748
4.9565 4.913
VI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4.8261 4.9565
Range
4.913
V 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
Sampel A Tingkat Kehalusan III VI V 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4.6249 4.6249 4.6249 4.748
sampai 5
5.165
5.2011 5.165
4.6249 4.5252 4.6249 sampai
5.2011 5.2011 5.2011 5.165
5.2011 5.2139 5.2011
5
181
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114
Tingkat Plastisitas III VI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114
VI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
I 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112
114
114
115
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
114
113
114
Kelembutan Pori III VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
VI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
112
113
115
115
4.9565 4.9565 4.9565 4.913 4.9565
5
5
4.9565 4.8696 4.913
0
0.2085 0.2085 0.2085 0.3444 0.2085 0.2085
0
0.2085 0.2085 0.2085 0.2881 0.2085
0
0
0.2085 0.3444 0.2881
5
4.748
5
4.748
5
5
4.748
4.5252 4.748
4.748
5
5.165
5.165
5.165
Kepadatan III VI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4.748
4.748
4.6249 4.748
sampai 5.2139 5.165
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
115
115
115
5
5
5
4.8696 4.913
0
0
0
5
5
5
4.5252 4.6249 4.748
5
5
5
5.165
5
5.165
5.165
Sampel A Kerapuhan III VI 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
114
V 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
4.748
114
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4.9565 4.9565 4.9565 4.8696 4.9565 4.9565
sampai
114
V 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
4.748
114
V 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
Sampel A Homogenitas Pori III VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4.5252 4.6249
sampai 5.165
5.2011 5.165
5
5
5.165
5.2139 5.2011
Rasa
V 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
113
114
115
115
4.9565
5
5
4.9565 4.913
4.8696 4.9565
5
4.9565 4.913
0.3444 0.2881 0.2085
0
0
0.2085 0.2881 0.3444 0.2085
0
0.2085 0.2881 0.2085 0.2085 0.2085
5
5
4.748
5
4.748
4.6249 4.748
5
5
5.165
5
5.165
5.2011 5.165
112
sampai 5.2139 5.2011 5.165
114
113
V 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
VI 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
III 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
V 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112
114
115
114
113
114
114
114
4.6249 4.5252 4.748
sampai 5.2011 5.2139 5.165
4.9565 4.9565 4.9565
4.748
4.748
5.165
5.165
sampai
182 Sampel A Aroma Tahu III VI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
V 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
115
113
115
113
115
115
115
115
5
4.913
0
0.2881
5
4.913
5
5
5
0
0.2881
0
0
0
5
4.6249
5
4.6249
5
5
5
Aroma Asam III VI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
5.2011
5
112
115
114
5
4.913
4.8696
5
4.9565
0
0.2881 0.3444
0
0.2085
5
4.6249 4.5252
5
4.748
5
5.165
sampai
5.2011
5
5
5
5
5.2011 5.2139
Sample B Tingkat Kehalusan III VI 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
Warna III VI 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah
91
92
92
Mean
3.957
4
4
4.13
S
0.209 0.302
0
0.344 0.344 0.302
0
3.748 3.698
4
3.786 3.786 3.698
4
3.698 3.799
Range
V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
VI 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
95
95
92
92
92
94
4.13
4
4
4
Sampai 4.165 4.302
VI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
113
sampai 5
V 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4
4.475 4.475 4.302
Tingkat Kepadatan III VI 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
V 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
92
94
92
93
93
4.087
4
4.087
4
4.043 4.043 4.043 4.043 4.043 4.043
0.302 0.288
0
0.288
0
0.209 0.209 0.367 0.209 0.209 0.367
4
3.799
4
3.835 3.835 3.677 3.835 3.835 3.677
Sampai 4
4.302 4.375
4
93
93
V 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
93
93
Sampai 4.375
4
4.252 4.252
4.41
4.252 4.252
4.41
183 Tingkat Plastisitas III VI 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
92
92
92
4
4
4
0 4
V 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
93
91
90
92
94
4.043
3.957
3.913
4
4.087 4.043
0
0.302 0.367
0.209
0.288
0
4
3.698 3.677
3.748
3.625
4
Sampai 4
Sample B Homogenitas Pori III VI 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4.302
4.41
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
92
91
92
92
91
92
4
3.957
4
4
3.957
4
3.957 4.043 4.043
0.288 0.209
0.302 0.209
0
0
0.209
0
0.209 0.209 0.209
3.799 3.835
3.698 3.748
4
4
3.748
4
3.748 3.835 3.835
93
Sampai 4.165
4.201
4
Kelembutan Pori III VI V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4.375 4.252
4.302 4.165
91
93
VI 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
Sampai 4
4
4.165
4
4.165 4.252 4.252
184
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Sample B Kerapuhan III VI 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
V 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
VI 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
92
92
91
92
90
92
92
92
93
93
93
90
4
I 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Kepadatan III VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
94
92
94
4.087
4
4.087 3.957 3.957
4
4
4
3.957
3.913
4
4
4
4.043 4.043 4.043 3.913
0.288
0
0.288 0.367 0.209
0
0.302
0
0.209 0.302 0.288
0
0
0
0.209 0.209 0.209 0.288
3.799
4
3.799
4
3.698
4
3.748 3.698 3.625
4
4
4
3.835 3.835 3.835 3.625
91
3.59
V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
I 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91
92
3.748
Sampai 4.375
4
4.375 4.323 4.165
Rasa
Sampai 4
4.302
4
4.165 4.302 4.201
Sampai 4
4
4
4.252 4.252 4.252 4.201
185 Sample B Aroma Tahu III VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
I 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
93
92
92
4.043
4
0.209
0
3.835
4
Aroma Asam III VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
I 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
V 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
VI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
90
93
92
93
93
92
93
93
92
4
3.913
4.043
4
4.043
4.043
0
0.288
0.209
0.302
0.209
0.209
4
4.043
4.043
4
0
0.209
0.209
0
4
3.625
3.835
3.698
3.835
3.835
4
3.835
3.835
4
4.252
4
Sampai 4.252 Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4
4
Sampai
4.201
Warna III VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 71 68
Jumlah
I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
II 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 73
Mean
3.043
3.174
3.087
S
0.209
0.388
0.288
2.835
2.786
2.799
Range
4.252
4.302
4.252
4.252
4
4.252
Sample C Tingkat Kehalusan III VI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 69 71
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 69
VI 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
2.957
3
3.087
3.087
3.043
3
0.209
0.302
0.288
0.288
0.209
0
2.748
2.698
2.799
2.799
2.835
3
Sampai 3.252
3.561
3.375
3.165
VI 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3.087
3
3.043
3
3
3.087
0.288
0
0.209
0
0
0.288
2.799
3
2.835
3
3
2.799
Sampai 3.302
3.375
3.375
3.252
3
Tingkat Kepadatan III VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 71 70
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3.375
V 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68
3.043
3.043
2.957
0.209
0.209
0.209
2.835
2.835
2.748
3.252
3.165
Sampai 3
3.252
3
3
3.375
3.252
186
I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
II 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 72
3.043
Tingkat Plastisitas III VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 70
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
Sample C Homogenitas Pori III VI 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 71 72
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
VI 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 70
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 70
Kelembutan Pori III VI V 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 71 69
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3.13
3
3.043
3
3
3
3
3.087
3.13
3
3.043 3.043 3.043
3
3.087
3
3
0.209 0.344
0
0.209
0
0
0
0
0.288 0.344
0
0.209 0.209 0.209
0
0.288
0
0
2.835 2.786
3
2.835
3
3
3
3
2.799 2.786
3
2.835 2.835 2.835
3
2.799
3
3
3
3
Sampai 3.252 3.475
3
3.252
Sampai 3
3
3
3
3.375 3.475
Sampai 3
3.252 3.252 3.252
3
3.375
187 Kepadatan III VI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 70
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
Sample C Kerapuhan III VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 70 70
Rasa
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 70
3
3.043
3
3.043
3
3.043 3.043
3
3.043
3.043 3.043 3.087
0
0.209
0
0.209
0
0.209 0.209
0
0.209
0.209 0.209 0.288
3
2.835
3
2.835
3
2.835 2.835
3
2.835
2.835 2.835 2.799
3
3.252
3
3
3.252 3.252
3
3.252
Sampai 3.252
V 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
VI 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 70
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 72
III 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 72
VI 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3.043
3.13
3.13
3.043
3
3
0.209
0.344 0.344
0.209
0
0
2.835
2.786 2.786
2.835
3
3
3.252
3.475 3.475
3
3
Sampai 3.252 3.252 3.375
Sampai 3.252
188 Sample C Aroma Tahu III VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 70
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
II 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
3
3.043
3
0
0.209
3
2.835
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 70
Aroma Asam III VI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 70
VI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3.043 3.043
3
3
3
3
3.043 3.087
3.087
0
0.209 0.209
0
0
0
0
0.209 0.288
0.288
3
2.835 2.835
3
3
3
3
2.835 2.799
2.799
Sampai 3 Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah
3.252
V 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 71
VI 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
Sampai
3
3.252 3.252
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Warna III VI 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
V 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47
47
47
48
45
3
3
3
II 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.252 3.375
Sample D Tingkat Kehalusan III VI 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
45
Tingkat Kepadatan III VI 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46
47
46
46
46
46
49
46
46
45
2.0435 2.0435 2.0435 2.0435 2.087 1.9565
2
2.0435
2
2.1304 1.9565
2
2
2
2.1304
2
2
1.9565
S
0.2085 0.2085 0.2085 0.2085 0.2881 0.2085
0
0.2085
0
0.3444 0.2085
0
0
0.3015 0.3444
0
0
0.2085
1.835
2
1.835
2
1.7861 1.748
2
2
1.6985 1.7861
2
2
1.748
2
2.165
Range
1.835
1.835 1.7989 1.748
Sampai 2.252
2.252
2.252
2.252 2.3751 2.165
49
3.375
Mean
1.835
47
3
Sampai 2
2.252
2
2.4748 2.165
Sampai 2
2
2.3015 2.4748
2
189 Tingkat Plastisitas III VI V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46
46
46
48
46
2
2
2
2.087
2
2.0435 2.0435
0
0
0
0.2881
0
2
2
2
1.7989
2
2
2
2
2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
47
47
47
Kelembutan Pori III VI 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47
47
46
46
46
46
2
2
2
2
2.0435 2.0435 2.0435 2.0435
0.2085 0.2085
0
0
0
0
1.835
1.835
2
2
2
2
2.252
2.252
2
2
2
Sampai 2.3751
Sample D Homogenitas Pori III VI V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46
47
46
2
2.0435
2
0.2085 0.2085 0.3666 0.2085
0
0.2085
0
1.835
1.835 1.6769 1.835
2
1.835
2
2.252
2.252 2.4101 2.252
2.252
2
Sampai 2
47
Sampai 2
190
I 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47
48
Kepadatan III VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Sample D Kerapuhan III VI 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
48
47
Rasa V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
III 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47
47
47
47
47
48
46
46
45
46
46
47
46
46
2.087
2
2
1.9565
2
2.087 2.0435
2
2.0435
2
2
2.0435 2.0435 2.0435 2.0435 2.0435
0.2085 0.2881 0.2881
0
0
0.2085
0
0.2881 0.2085
0
0.2085
0
0
0.2085 0.2085 0.3666 0.2085 0.2085
1.835 1.7989 1.7989
2
2
1.748
2
1.7989 1.835
2
1.835
2
2
1.835
1.835 1.6769 1.835
2
2.165
2
2.3751 2.252
2.252
2
2
2.252
2.252 2.4101 2.252
2.0435 2.087
Sampai 2.252 2.3751 2.3751
Sampai
2
Sampai
2
Sample D I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46
47
Aroma Tahu III VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
VI 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46
46
47
46
46
Aroma Asam III VI 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49
47
V 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
VI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
48
46
2
2.0435 2.0435
2
2
2.0435
2
2
2.1304 2.0435 2.087
2
0
0.2085 0.2085
0
0
0.2085
0
0
0.3444 0.2085 0.2881
0
2
1.835
2
2
1.835
2
2
1.7861 1.835 1.7989
2
1.835
Sampai 2
2.252
2.252
2
Sampai 2
2.252
2
2
1.835
2.4748 2.252 2.3751
2
2.252
191 Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
I 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
25
Sample E Tingkat Kehalusan III VI 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
Warna III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25
23
24
23
23
23
23
23
Tingkat Kepadatan III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25
23
23
23
23
23
25
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24
23
Mean
1.087 1.087
1
1.043
1
1
1
1
1
1.087
1
1
1
1
1
1.087 1.043
1
S
0.288 0.288
0
0.209
0
0
0
0
0
0.288
0
0
0
0
0
0.288 0.209
0
0.799 0.799
1
0.835
1
1
1
1
1
0.799
1
1
1
1
1
0.799 0.835
1
1.375 1.375
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Range
Sampai 1.252
Tingkat Plastisitas III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
24
23
23
1
1.043
1
1
0
0.209
0
1
0.835
1
1
1.252
1
Sampai
Sample E Homogenitas Pori III VI 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24
24
24
23
23
1.043 1.043 1.043
1
0
0.209 0.209 0.209
1
0.835 0.835 0.835
1.252 1.252 1.252
1.375 1.252
Kelembutan Pori III VI V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26
23
23
23
23
23
23
23
24
1
1.13
1
1
1
1
1
1
1
1.043
0
0
0.344
0
0
0
0
0
0
0
0.209
1
1
0.786
1
1
1
1
1
1
1
0.835
1
1
1
1
1
1
1
1
1.252
Sampai 1
Sampai
1.375
Sampai 1.475
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
Sampai 1
192
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sample E Kerapuhan III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rasa III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
23
24
23
25
23
23
25
23
23
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kepadatan III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
23
23
24
23
1
1
1.043
1
1.043 1.043
1
1
1.043 1.087
1
1.087
1
1
1.087 1.087
1
1
0
0
0.209
0
0.209 0.209
0
0
0.209 0.288
0
0.288
0
0
0.288 0.288
0
0
1
1
0.835
1
0.835 0.835
1
1
0.835 0.799
1
0.799
1
1
0.799 0.799
1
1
1
1
1.252
1.252 1.252
1
1
1.252 1.375
1
1.375
1
1
1.375 1.375
1
1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
II 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Aroma Tahu III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24
25
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24
24
Sampai 1
25
Sampai
Sampai
Sample E V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
II 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Aroma Asam III VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
23
23
23
23
24
23
26
23
23
1.043 1.087
1
1
1
1
1
1.043
1
1.13
1
1
0.209 0.288
0
0
0
0
0
0.209
0
0.344
0
0
0.835 0.799
1
1
1
1
1
0.835
1
0.786
1
1
1
1
Sampai 1.252 1.375
1
1
Sampai 1
1
1
1.252
1
1.475
25
193 Total Nilai diluar Range
Total Nilai Didalam Range
Prosentase
Ket.
5 1 68 3 10 7 12 7 10 4 8 6 67 3 1 6 1 3 1 61 1 9 6
325 329 262 327 320 323 318 323 320 326 322 324 263 327 329 324 329 327 329 269 329 321 324
98.48% 99.70% 79.39% 99.09% 96.97% 97.88% 96.36% 97.88% 96.97% 98.79% 97.58% 98.18% 79.70% 99.09% 99.70% 98.18% 99.70% 99.09% 99.70% 81.52% 99.70% 97.27% 98.18%
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Keterangan: n
= Nilai yang tidak diperbolehkan
n
= Nilai yang diperbolehkan
R
= Reliabel apabila jumlah penilaian dari panelis yang diperbolehkan minimal 60% dari total jumlah penilaian dari panelis
194 Lampiran 10. DAFTAR NAMA CALON PANELIS YANG LOLOS TAHAP LATIHAN, EVALUASI DAN PANELIS UJI INDERAWI No
Nama Lengkap
NIM
Keterangan
1
Mulia Wijaya Putra
5401411114
Lolos
2
Eti Priyani
5401411004
Lolos
3
Wahyu Budilistian
5401411056
Lolos
4
Ragil Pamungkas
5401411034
Lolos
5
Ilya Anisa
5401411043
Lolos
6
Ika Wijayanti
5401411025
Lolos
7
Muafifah Wilis Agustina
5401411040
Lolos
8
Sudarno
5401411090
Lolos
9
Nurida Oktavia
5401411021
Lolos
10
Misriyani
5401411120
Lolos
11
Risky Tria Agustina
5401411110
Lolos
12
Kurniasih Dewi
5401411050
Lolos
13
Novita Eka Nur Pratiwi
5401411111
Lolos
14
Yossy Purnama Sigit
5401411124
Lolos
15
Prisca Dessy Wulansari
5401411080
Lolos
16
Laily Ana
5401411059
Lolos
17
Umi Aisyah
5401411106
Lolos
18
Dina Sabrina Kamal
5401411129
Lolos
19
Diah Farida Sari
5401411126
Lolos
20
Enggarini Pratiwi Putri
5401411067
Lolos
21
Desi Wulandari
5401411127
Lolos
22
Riza Khoirunisa
5401411112
Lolos
23
Puti Pramatani Sekar Arum Sari
5401411046
Lolos
195 Lampiran 11. Formulir Uji Kualitas Inderawi
Nama
:
NIM
:
Produk
: Tahu hasil eksperimen
Tanggal
:
Persayaratan :
Dihadapan saudara disajikan 9 sample Tahu dengan kode 128, 182, 268, 336, 453, 612, 587, 298, 216. Penilaian kualitas indrawi berdasarkan indikator warna, aroma, tekstur, dan rasa dari Tahu. Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang sudah digoreng, saudara diminta meminum air putih yang sudah disediakan setelah mencicipi sampel tahu pada indikator rasa tahu, selanjutnya saudara diminta untuk menilai sampel yang tersedia sesuai dengan kriteria yang ditentukan dengan memberi tanda centang (V) kolom yang tersedia. Kejujuran dan kesedian saudara dalam hal ini akan sangat membantu kami. Atas kerjasarnanya anda kami sampaikan terima kasih.
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
196 Kode Sample No.
Indikator Yang Dinilai
Skor 128
1.
2.
Warna Putih
5
Cukup putih
4
Agak putih
3
Kurang putih
2
Tidak putih
1
Tekstur e. Tekstur Bagian Luar (1) Tingkat kehalusan Halus
5
Cukup halus
4
Agak halus
3
Kurang halus
2
Tidak halus
1
182
268
336
453
612
587
298
216
197 (2) Tingkat Kepadatan Padat
5
Cukup Padat
4
Agak Padat
3
Kurang Padat
2
Tidak Padat
1
(3) Tingkat Plastisitas Plastis
5
Cukup Plastis
4
Agak Plastis
3
Kurang Plastis
2
Tidak Plastis
1
198 f. Tekstur Bagian Dalam (7) Homogenitas Pori Homogen
5
Cukup Homogen
4
Agak Homogen
3
Kurang Homogen
2
Tidak Homogen
1
(2) Kelembutan Pori Lembut
5
Cukup lembut
4
Agak lembut
3
Kurang lembut
2
Tidak lembut
1
(3) Kepadatan Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
199 Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
(4) Kerapuhan
3.
4.
Tidak Rapuh
5
Kurang Rapuh
4
Agak Rapuh
3
Cukup Rapuh
2
Rapuh
1
Rasa Normal
5
Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
Aroma e. Aroma Tahu Normal
5
200 Cukup Normal
4
Agak Normal
3
Kurang Normal
2
Tidak Normal
1
f. Aroma Asam
Lampiran 12.
Tidak Nyata
5
Kurang Nyata
4
Agak Nyata
3
Cukup Nyata
2
Nyata
1
201 DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI Nomor Calon Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah Mean S
128 182 268 336 1 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 1 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 1 1 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 26 43 48 67 1.13 1.87 2.087 2.913 0.344 0.344 0.288 0.288 1.13 1.87 2.087 2.913
Range 1.475 2.214 2.375 3.201
Warna 453 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 72 3.13 0.344 3.13 sampai 3.475
128 612 587 298 216 4 4 5 5 1 4 4 5 4 1 4 4 5 5 1 4 5 5 5 1 4 4 4 5 1 3 4 5 5 3 3 4 5 5 1 4 5 5 5 1 4 4 5 5 1 4 4 4 5 1 4 4 5 5 1 4 4 5 5 1 4 4 5 5 2 4 4 5 4 1 4 5 5 5 1 4 4 4 5 1 4 4 4 5 1 4 4 5 5 1 4 4 5 5 2 3 4 5 5 1 4 4 5 4 1 4 4 5 5 1 4 4 5 5 1 89 95 111 112 27 3.87 4.13 4.826 4.87 1.174 0.344 0.344 0.388 0.344 0.491 3.87 4.13 4.826 4.87 1.174 4.214 4.475 5.214 5.214 1.665
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI Tingkat Kehalusan 182 268 128 182 336 453 612 587 298 216 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 2 3 3 3 4 5 4 2 2 2 2 2 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 3 4 5 5 5 2 1 2 2 3 4 4 5 5 5 1 2 2 2 3 3 3 4 5 5 1 2 2 2 2 3 3 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 2 4 4 5 4 1 1 1 2 3 4 4 4 5 5 1 1 3 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 1 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 3 4 5 5 2 2 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 44 47 67 70 88 94 113 112 29 43 1.913 2.043 2.913 3.043 3.826 4.087 4.913 4.87 1.261 1.87 0.417 0.367 0.288 0.367 0.388 0.288 0.288 0.344 0.449 0.344 1.913 2.043 2.913 3.043 3.826 4.087 4.913 4.87 1.261 1.87 sampai 2.33 2.41 3.201 3.41 4.214 4.375 5.201 5.214 1.71 2.214
Tingkat Kepadatan 268 336 453 612 587 298 216 1 2 3 4 4 5 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 4 5 5 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 4 4 5 5 5 2 3 3 4 4 5 5 3 3 2 4 4 4 5 2 2 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 5 5 3 2 3 4 4 5 5 2 3 2 4 4 5 4 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 3 4 5 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 4 4 4 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 3 4 5 5 1 3 3 4 4 5 5 1 2 3 4 4 5 5 2 2 3 4 5 5 5 2 3 3 4 4 5 5 2 3 3 4 4 5 5 45 63 68 89 95 113 114 1.957 2.739 2.957 3.87 4.13 4.913 4.957 0.475 0.449 0.367 0.344 0.344 0.288 0.209 1.957 2.739 2.957 3.87 4.13 4.913 4.957 sampai 2.431 3.188 3.323 4.214 4.475 5.201 5.165
202
128 182 268 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 25 45 48 1.087 1.957 2.087 0.288 0.209 0.288 1.087 1.957 2.087 1.375 2.165 2.375
Tingkat Plastisitas 336 453 612 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 72 72 93 3.13 3.13 4.043 0.344 0.344 0.367 3.13 3.13 4.043 sampai 3.475 3.475 4.41
128 587 298 216 5 5 5 1 5 5 5 1 4 5 5 2 4 4 5 1 4 5 5 1 4 4 5 1 4 5 4 1 3 5 5 1 4 5 5 1 4 5 5 1 3 5 5 1 3 5 5 1 4 5 5 1 4 4 5 1 4 5 4 1 4 5 5 1 4 5 5 2 5 4 5 1 4 5 5 1 4 5 5 1 5 5 5 1 4 5 5 1 4 5 5 1 93 111 113 25 4.043 4.826 4.913 1.087 0.562 0.388 0.288 0.288 4.043 4.826 4.913 1.087 4.606 5.214 5.201 1.375
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI Homogenitas Pori 182 268 336 453 612 587 298 2 2 3 3 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 3 3 3 4 4 5 1 3 3 3 5 4 3 2 1 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 5 2 2 4 3 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 2 2 3 4 4 4 5 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 5 2 2 3 2 4 5 5 1 2 3 2 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 3 3 3 5 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 1 2 3 3 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 2 3 3 4 4 5 2 2 2 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 43 49 69 69 93 94 108 1.87 2.13 3 3 4.043 4.087 4.696 0.344 0.458 0.426 0.426 0.367 0.288 0.635 1.87 2.13 3 3 4.043 4.087 4.696 sampai 2.214 2.588 3.426 3.426 4.41 4.375 5.331
Kelembutan Pori 128 182 268 216 336 453 612 587 298 216 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 5 1 2 1 3 2 4 4 5 5 5 1 2 3 3 3 4 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 5 1 1 2 3 3 4 3 5 5 5 1 2 2 3 3 5 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 5 5 5 5 1 2 2 2 3 4 4 4 5 5 1 1 2 3 3 4 4 4 5 5 2 2 1 3 4 3 5 5 5 5 1 2 2 2 3 4 5 5 5 4 1 2 1 3 3 4 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 4 5 1 1 2 3 3 5 4 5 5 5 1 1 2 3 3 4 4 5 4 5 1 2 1 3 2 4 4 5 5 5 1 2 1 2 3 4 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 5 5 5 4 1 2 2 3 3 4 4 5 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 113 26 42 42 66 68 93 95 110 112 4.913 1.13 1.826 1.826 2.87 2.957 4.043 4.13 4.783 4.87 0.288 0.344 0.388 0.491 0.344 0.367 0.367 0.458 0.422 0.344 4.913 1.13 1.826 1.826 2.87 2.957 4.043 4.13 4.783 4.87 sampai 5.201 1.475 2.214 2.317 3.214 3.323 4.41 4.588 5.204 5.214
203
128 182 268 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 29 49 49 1.261 2.13 2.13 0.449 0.344 0.458 1.261 2.13 2.13 1.71 2.475 2.588
Kepadatan 336 453 612 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 5 3 2 5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 72 68 95 3.13 2.957 4.13 0.344 0.475 0.344 3.13 2.957 4.13 sampai 3.475 3.431 4.475
128 587 298 216 5 5 5 1 5 4 5 1 5 4 5 1 4 5 5 1 4 5 5 1 5 5 5 1 4 5 4 1 4 5 5 1 4 4 5 1 5 5 5 1 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 4 1 4 5 4 1 4 5 5 1 4 5 5 2 4 5 5 2 4 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 1 103 111 112 26 4.478 4.826 4.87 1.13 0.511 0.388 0.344 0.344 4.478 4.826 4.87 1.13 4.989 5.214 5.214 1.475
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI Kerapuhan 182 268 128 182 336 453 612 587 298 216 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 4 3 2 4 5 5 2 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 4 5 5 2 2 2 1 3 4 3 4 5 5 2 1 2 2 3 4 4 4 4 5 1 2 2 2 3 3 4 3 5 4 1 2 1 2 2 3 4 4 4 4 2 1 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 1 3 3 4 3 4 5 1 2 3 2 3 3 4 3 4 5 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 2 1 2 2 3 3 2 4 5 5 1 2 3 1 3 2 2 4 5 5 1 2 2 2 3 2 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 2 2 3 3 4 3 5 5 2 2 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 2 3 3 4 4 4 5 1 1 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 47 43 68 70 85 86 107 112 31 41 2.043 1.87 2.957 3.043 3.696 3.739 4.652 4.87 1.348 1.783 0.367 0.344 0.367 0.475 0.703 0.449 0.487 0.344 0.487 0.422 2.043 1.87 2.957 3.043 3.696 3.739 4.652 4.87 1.348 1.783 sampai 2.41 2.214 3.323 3.518 4.399 4.188 5.139 5.214 1.835 2.204
Rasa 268 336 453 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 45 67 66 1.957 2.913 2.87 0.475 0.288 0.344 1.957 2.913 2.87 sampai 2.431 3.201 3.214
612 587 298 216 4 4 5 5 4 4 5 5 2 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 5 3 4 5 5 3 4 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 89 93 108 113 3.87 4.043 4.696 4.913 0.626 0.475 0.47 0.288 3.87 4.043 4.696 4.913 4.495 4.518 5.166 5.201
204 DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI Aroma Tahu 128 182 268 336 453 612 1 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 1 4 3 4 1 2 2 3 3 4 1 1 2 3 3 3 1 1 2 3 4 4 2 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 4 3 4 1 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 5 1 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 4 3 3 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 1 2 2 3 3 4 27 44 46 72 70 91 1.174 1.913 2 3.13 3.043 3.957 0.388 0.288 0.302 0.344 0.209 0.367 1.174 1.913 2 3.13 3.043 3.957 sampai 1.561 2.201 2.302 3.475 3.252 4.323
587 298 216 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 94 111 114 4.087 4.826 4.957 0.288 0.388 0.209 4.087 4.826 4.957
128 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 1 0 1
4.375 5.214 5.165
1
Aroma Asam 182 268 336 453 612 587 298 216 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 3 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 4 4 5 5 1 3 3 3 4 4 5 4 1 2 3 3 3 4 5 4 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 3 5 2 2 2 3 4 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 4 2 1 2 3 4 4 5 5 1 2 3 3 4 3 5 5 2 2 3 3 2 4 3 5 2 3 3 3 4 4 3 5 1 2 3 2 4 4 5 5 2 2 3 2 2 4 5 5 1 2 3 3 2 4 5 5 2 2 3 3 4 3 5 4 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 40 47 66 67 85 89 109 111 1.739 2.043 2.87 2.913 3.696 3.87 4.739 4.826 0.449 0.367 0.344 0.288 0.703 0.344 0.689 0.388 1.739 2.043 2.87 2.913 3.696 3.87 4.739 4.826 sampai 2.188 2.41 3.214 3.201 4.399 4.214 5.428 5.214
205 Lampiran 13. Hasil Analisis Faktorial dan Uji Duncan Pada Tahu Eksperimen Menggunakan SPSS 16
1. Warna Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_peng 1
15g : 5g
69
gumpal_batu_tahu_dan_asa 2 m_cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
Descriptive Statistics Dependent Variable:Warna Perbanding Perbandinga an_Bahan_ n_Biji_ketapa penggumpa ng_dengan_k l_batu_tahu acang_kedel _dan_asam ai
_cuka
90% : 10%
15g : 5g
4.1304
.34435
23
10g : 10g
2.9130
.28810
23
5g : 15g
1.1304
.34435
23
Total
2.7246
1.28205
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
3.1304
.34435
23
5g : 15g
1.8696
.34435
23
Total
3.2754
1.27053
69
15g : 5g
4.8696
.34435
23
10g : 10g
3.8696
.34435
23
5g : 15g
2.0870
.28810
23
80% : 20%
70% : 30%
Mean
Std. Deviation
N
206
Total
Total
3.6087
1.20315
69
15g : 5g
4.6087
.49162
69
10g : 10g
3.3043
.52312
69
5g : 15g
1.6957
.52312
69
Total
3.2029
1.29876
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Warna F
df1 .562
df2 8
Sig. 198
.808
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_k edelai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_k edelai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Warna Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
324.870
a
8
40.609
355.638
.000
Intercept
2123.522
1
2123.522
1.860E4
.000
27.507
2
13.754
120.450
.000
293.826
2
146.913
1.287E3
.000
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_peng gumpal_batu_tahu_dan_asa m_cuka
207 Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_peng
3.536
4
.884
Error
22.609
198
.114
Total
2471.000
207
347.478
206
7.742
.000
gumpal_batu_tahu_dan_asa m_cuka
Corrected Total
a. R Squared = .935 (Adjusted R Squared = .932)
Multiple Comparisons Dependent Variable:Warna (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke Mean Difference
Tukey HSD
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.5507
*
.05753
.000
-.6866
-.4149
70% : 30%
-.8841
*
.05753
.000
-1.0199
-.7482
90% : 10%
.5507
*
.05753
.000
.4149
.6866
70% : 30%
-.3333
*
.05753
.000
-.4692
-.1975
90% : 10%
.8841
*
.05753
.000
.7482
1.0199
80% : 20%
.3333
*
.05753
.000
.1975
.4692
80% : 20%
70% : 30%
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .114. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Warna Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
2
3
2.7246 3.2754 3.6087
Lower Bound
Upper Bound
208 Sig. a
Duncan
1.000
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
1.000
1.000
2.7246 3.2754 3.6087 1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .114. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons Dependent Variable:Warna (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpal penggumpal _batu_tahu_ _batu_tahu_ dan_asam_ dan_asam_ Mean Difference
Tukey HSD
cuka
cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3043
*
.05753
.000
1.1685
1.4402
5g : 15g
2.9130
*
.05753
.000
2.7772
3.0489
15g : 5g
-1.3043
*
.05753
.000
-1.4402
-1.1685
5g : 15g
1.6087
*
.05753
.000
1.4728
1.7446
15g : 5g
-2.9130
*
.05753
.000
-3.0489
-2.7772
10g : 10g
-1.6087
*
.05753
.000
-1.7446
-1.4728
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .114. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
209 Warna Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.3043 4.6087 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.6957
Sig. Duncan
2
1.000
1.6957 3.3043 4.6087
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .114. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
2. Tingkat kehalusan Tekstur bagian luar
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
210 Descriptive Statistics Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.0870
.28810
23
10g : 10g
2.9130
.28810
23
5g : 15g
1.1739
.49103
23
Total
2.7246
1.25890
69
15g : 5g
4.9130
.28810
23
10g : 10g
3.0435
.36659
23
5g : 15g
1.9130
.41703
23
Total
3.2899
1.29594
69
15g : 5g
4.8696
.34435
23
10g : 10g
3.8261
.38755
23
5g : 15g
2.0435
.36659
23
Total
3.5797
1.22961
69
15g : 5g
4.6232
.48814
69
10g : 10g
3.2609
.53281
69
5g : 15g
1.7101
.57141
69
Total
3.1981
1.30510
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) F
df1 .915
N
df2 8
Sig. 198
.505
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
211 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) F
df1 .915
df2 8
Sig. 198
.505
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
324.444
a
8
40.556
303.766
.000
Intercept
2117.121
1
2117.121
1.586E4
.000
26.097
2
13.048
97.734
.000
293.169
2
146.585
1.098E3
.000
5.179
4
1.295
9.697
.000
Error
26.435
198
.134
Total
2468.000
207
350.879
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .922)
212 Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke Mean Difference
Tukey HSD
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.5652
*
.06221
.000
-.7121
-.4183
70% : 30%
-.8551
*
.06221
.000
-1.0020
-.7082
90% : 10%
.5652
*
.06221
.000
.4183
.7121
70% : 30%
-.2899
*
.06221
.000
-.4368
-.1430
90% : 10%
.8551
*
.06221
.000
.7082
1.0020
80% : 20%
.2899
*
.06221
.000
.1430
.4368
80% : 20%
70% : 30%
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .134. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.2899 3.5797
The error term is Mean Square(Error) = .134. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.7246 3.2899 3.5797 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.7246
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
213 Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpa penggumpa l_batu_tahu l_batu_tahu _dan_asam _dan_asam Mean Difference
Tukey HSD
_cuka
_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3623
*
.09055
.000
1.1485
1.5761
5g : 15g
2.9130
*
.09055
.000
2.6993
3.1268
15g : 5g
-1.3623
*
.09055
.000
-1.5761
-1.1485
5g : 15g
1.5507
*
.09055
.000
1.3369
1.7645
15g : 5g
-2.9130
*
.09055
.000
-3.1268
-2.6993
10g : 10g
-1.5507
*
.09055
.000
-1.7645
-1.3369
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .283. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig. a
Duncan
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig.
3.2609 4.6232
The error term is Mean Square(Error) = .283.
1.000
1.000
1.7101 3.2609 4.6232 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
1.7101
1.000
5g : 15g
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
214 Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.2609 4.6232 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.7101
Sig. Duncan
2
1.000
1.7101 3.2609 4.6232
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .283. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
3. Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
215 Descriptive Statistics Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.1304
.34435
23
10g : 10g
2.7391
.44898
23
5g : 15g
1.2609
.44898
23
Total
2.7101
1.24972
69
15g : 5g
4.9130
.28810
23
10g : 10g
2.9565
.36659
23
5g : 15g
1.8696
.34435
23
Total
3.2464
1.31066
69
15g : 5g
4.9565
.20851
23
10g : 10g
3.8696
.34435
23
5g : 15g
1.9565
.47465
23
Total
3.5942
1.29840
69
15g : 5g
4.6667
.47486
69
10g : 10g
3.1884
.62486
69
5g : 15g
1.6957
.52312
69
Total
3.1836
1.33115
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) F 1.813
N
df1
df2 8
Sig. 198
.082
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
216 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) F
df1
1.813
df2 8
Sig. 198
.082
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
337.633
a
8
42.204
305.075
.000
Intercept
2097.976
1
2097.976
1.517E4
.000
27.372
2
13.686
98.930
.000
304.531
2
152.266
1.101E3
.000
5.729
4
1.432
10.354
.000
Error
27.391
198
.138
Total
2463.000
207
365.024
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .922)
217 Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.5362
*
.06332
.000
-.6858
-.3867
70% : 30%
-.8841
*
.06332
.000
-1.0336
-.7345
90% : 10%
.5362
*
.06332
.000
.3867
.6858
70% : 30%
-.3478
*
.06332
.000
-.4974
-.1983
90% : 10%
.8841
*
.06332
.000
.7345
1.0336
80% : 20%
.3478
*
.06332
.000
.1983
.4974
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J) Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .138. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.2464 3.5942
The error term is Mean Square(Error) = .138. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.7101 3.2464 3.5942 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.7101
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
218
Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpa penggumpa l_batu_tahu l_batu_tahu _dan_asam _dan_asam Mean Difference
Tukey HSD
_cuka
_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.4783
*
.09271
.000
1.2594
1.6971
5g : 15g
2.9710
*
.09271
.000
2.7521
3.1899
15g : 5g
-1.4783
*
.09271
.000
-1.6971
-1.2594
5g : 15g
1.4928
*
.09271
.000
1.2739
1.7116
15g : 5g
-2.9710
*
.09271
.000
-3.1899
-2.7521
10g : 10g
-1.4928
*
.09271
.000
-1.7116
-1.2739
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .297. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig. a
Duncan
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig.
3
1.6957 3.1884 4.6667 1.000
5g : 15g
2
1.000
1.000
1.6957 3.1884 4.6667 1.000
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
219 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .297. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
4. Tingkat Plastisitas Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
Descriptive Statistics Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Mean
Std. Deviation
N
15g : 5g
4.0435
.56232
23
10g : 10g
3.1304
.34435
23
5g : 15g
1.0870
.28810
23
Total
2.7536
1.31066
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
3.1304
.34435
23
5g : 15g
1.9565
.20851
23
Total
3.3043
1.22839
69
15g : 5g
4.9130
.28810
23
10g : 10g
4.0435
.36659
23
5g : 15g
2.0870
.28810
23
Total
3.6812
1.23065
69
220 Total
15g : 5g
4.5942
.57698
69
10g : 10g
3.4348
.55514
69
5g : 15g
1.7101
.51739
69
Total
3.2464
1.30799
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) F
df1
1.707
df2 8
Sig. 198
.099
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
327.565
a
8
40.946
325.990
.000
Intercept
2181.565
1
2181.565
1.737E4
.000
30.029
2
15.014
119.538
.000
290.638
2
145.319
1.157E3
.000
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
221 Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg
6.899
4
1.725
Error
24.870
198
.126
Total
2534.000
207
352.435
206
13.731
.000
umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .929 (Adjusted R Squared = .927)
Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.5507
*
.06034
.000
-.6932
-.4082
70% : 30%
-.9275
*
.06034
.000
-1.0700
-.7850
90% : 10%
.5507
*
.06034
.000
.4082
.6932
70% : 30%
-.3768
*
.06034
.000
-.5193
-.2343
90% : 10%
.9275
*
.06034
.000
.7850
1.0700
80% : 20%
.3768
*
.06034
.000
.2343
.5193
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J)
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .126. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
222
Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
2
2.7536 3.3043 3.6812 1.000
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3
1.000
1.000
2.7536 3.3043 3.6812 1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .126. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpal penggumpal _batu_tahu_ _batu_tahu_ dan_asam_ dan_asam_ Mean Difference
Tukey HSD
cuka
cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.1594
*
.09370
.000
.9382
1.3807
5g : 15g
2.8841
*
.09370
.000
2.6628
3.1053
15g : 5g
-1.1594
*
.09370
.000
-1.3807
-.9382
5g : 15g
1.7246
*
.09370
.000
1.5034
1.9459
15g : 5g
-2.8841
*
.09370
.000
-3.1053
-2.6628
10g : 10g
-1.7246
*
.09370
.000
-1.9459
-1.5034
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .303. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
223
Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.4348 4.5942 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.7101
Sig. Duncan
2
1.000
1.7101 3.4348 4.5942
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .303. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
5. Homogenitas Pori
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
224
Descriptive Statistics Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.0870
.28810
23
10g : 10g
3.0000
.42640
23
5g : 15g
1.0870
.28810
23
Total
2.7246
1.29347
69
15g : 5g
4.6957
.63495
23
10g : 10g
3.0000
.42640
23
5g : 15g
1.8696
.34435
23
Total
3.1884
1.26346
69
15g : 5g
4.9130
.28810
23
10g : 10g
4.0435
.36659
23
5g : 15g
2.1304
.45770
23
Total
3.6957
1.22839
69
15g : 5g
4.5652
.55514
69
10g : 10g
3.3478
.63769
69
5g : 15g
1.6957
.57661
69
Total
3.2029
1.31732
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) F
df1 2.055
N
df2 8
Sig. 198
.061
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
225 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) F
df1 2.055
df2 8
Sig. 198
.061
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_kedelai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_dan_as am_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_dan_as am_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
324.957
a
8
40.620
247.301
.000
Intercept
2123.522
1
2123.522
1.293E4
.000
32.551
2
16.275
99.088
.000
286.261
2
143.130
871.412
.000
6.145
4
1.536
9.353
.000
Error
32.522
198
.164
Total
2481.000
207
357.478
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .909 (Adjusted R Squared = .905)
226
Multiple Comparisons Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.4638
*
.06900
.000
-.6267
-.3008
70% : 30%
-.9710
*
.06900
.000
-1.1340
-.8081
90% : 10%
.4638
*
.06900
.000
.3008
.6267
70% : 30%
-.5072
*
.06900
.000
-.6702
-.3443
90% : 10%
.9710
*
.06900
.000
.8081
1.1340
80% : 20%
.5072
*
.06900
.000
.3443
.6702
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J) Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .164. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.1884 3.6957
The error term is Mean Square(Error) = .164. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.7246 3.1884 3.6957 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.7246
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
227 Multiple Comparisons Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggump penggump al_batu_tah al_batu_tah u_dan_asa u_dan_asa
Tukey HSD
Mean
m_cuka
m_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.2174
*
.10059
.000
.9799
1.4549
5g : 15g
2.8696
*
.10059
.000
2.6321
3.1071
15g : 5g
-1.2174
*
.10059
.000
-1.4549
-.9799
5g : 15g
1.6522
*
.10059
.000
1.4147
1.8897
15g : 5g
-2.8696
*
.10059
.000
-3.1071
-2.6321
10g : 10g
-1.6522
*
.10059
.000
-1.8897
-1.4147
10g : 10g
5g : 15g
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .349. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig. a
Duncan
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig.
3.3478 4.5652
The error term is Mean Square(Error) = .349.
1.000
1.000
1.6957 3.3478 4.5652 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
1.6957
1.000
5g : 15g
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
228 Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.3478 4.5652 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.6957
Sig. Duncan
2
1.000
1.6957 3.3478 4.5652
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .349. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
6. Kelembutan Pori
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
229 Descriptive Statistics Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.1304
.45770
23
10g : 10g
2.8696
.34435
23
5g : 15g
1.1304
.34435
23
Total
2.7101
1.29594
69
15g : 5g
4.7826
.42174
23
10g : 10g
2.9565
.36659
23
5g : 15g
1.8261
.38755
23
Total
3.1884
1.28653
69
15g : 5g
4.8696
.34435
23
10g : 10g
4.0435
.36659
23
5g : 15g
1.8261
.49103
23
Total
3.5797
1.35479
69
15g : 5g
4.5942
.52353
69
10g : 10g
3.2899
.64401
69
5g : 15g
1.5942
.52353
69
Total
3.1594
1.35414
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) F 1.370
N
df1
df2 8
Sig. 198
.212
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
230 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) F
df1
1.370
df2 8
Sig. 198
.212
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
346.870
a
8
43.359
278.106
.000
Intercept
2066.261
1
2066.261
1.325E4
.000
26.174
2
13.087
83.941
.000
312.261
2
156.130
1.001E3
.000
8.435
4
2.109
13.525
.000
Error
30.870
198
.156
Total
2444.000
207
377.739
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .918 (Adjusted R Squared = .915)
231 Multiple Comparisons Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.4783
*
.06722
.000
-.6370
-.3195
70% : 30%
-.8696
*
.06722
.000
-1.0283
-.7108
90% : 10%
.4783
*
.06722
.000
.3195
.6370
70% : 30%
-.3913
*
.06722
.000
-.5501
-.2326
90% : 10%
.8696
*
.06722
.000
.7108
1.0283
80% : 20%
.3913
*
.06722
.000
.2326
.5501
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .156. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.1884 3.5797
The error term is Mean Square(Error) = .156. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.7101 3.1884 3.5797 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.7101
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
232 Multiple Comparisons Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpa penggumpa l_batu_tahu l_batu_tahu _dan_asam _dan_asam Mean Difference
Tukey HSD
_cuka
_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3043
*
.09645
.000
1.0766
1.5321
5g : 15g
3.0000
*
.09645
.000
2.7723
3.2277
15g : 5g
-1.3043
*
.09645
.000
-1.5321
-1.0766
5g : 15g
1.6957
*
.09645
.000
1.4679
1.9234
15g : 5g
-3.0000
*
.09645
.000
-3.2277
-2.7723
10g : 10g
-1.6957
*
.09645
.000
-1.9234
-1.4679
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .321. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig. a
Duncan
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig.
3.2899 4.5942
The error term is Mean Square(Error) = .321.
1.000
1.000
1.5942 3.2899 4.5942 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
1.5942
1.000
5g : 15g
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
233 Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.2899 4.5942 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.5942
Sig. Duncan
2
1.000
1.5942 3.2899 4.5942
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .321. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
7. Kepadatan Tekstur Bagian Dalam
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
234 Descriptive Statistics Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.4783
.51075
23
10g : 10g
3.1304
.34435
23
5g : 15g
1.2609
.44898
23
Total
2.9565
1.39784
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
2.9565
.47465
23
5g : 15g
2.1304
.34435
23
Total
3.3043
1.20421
69
15g : 5g
4.8696
.34435
23
10g : 10g
4.1304
.34435
23
5g : 15g
2.1304
.45770
23
Total
3.7101
1.22596
69
15g : 5g
4.7246
.44997
69
10g : 10g
3.4058
.64895
69
5g : 15g
1.8406
.58469
69
Total
3.3237
1.30962
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) F 2.183
N
df1
df2 8
Sig. 198
.054
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
235 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) F
df1
2.183
df2 8
Sig. 198
.054
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
319.836
a
8
39.979
236.450
.000
Intercept
2286.686
1
2286.686
1.352E4
.000
19.633
2
9.816
58.057
.000
287.662
2
143.831
850.657
.000
12.541
4
3.135
18.543
.000
Error
33.478
198
.169
Total
2640.000
207
353.314
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .905 (Adjusted R Squared = .901)
236 Multiple Comparisons Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.3478
*
.07001
.000
-.5131
-.1825
70% : 30%
-.7536
*
.07001
.000
-.9189
-.5883
90% : 10%
.3478
*
.07001
.000
.1825
.5131
70% : 30%
-.4058
*
.07001
.000
-.5711
-.2405
90% : 10%
.7536
*
.07001
.000
.5883
.9189
80% : 20%
.4058
*
.07001
.000
.2405
.5711
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .169. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Kepadatan (Tekstur bagian dalam) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.3043 3.7101
The error term is Mean Square(Error) = .169. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.9565 3.3043 3.7101 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.9565
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
237 Multiple Comparisons Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpa penggumpa l_batu_tahu l_batu_tahu _dan_asam _dan_asam Mean Difference
Tukey HSD
_cuka
_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3188
*
.09658
.000
1.0908
1.5469
5g : 15g
2.8841
*
.09658
.000
2.6560
3.1121
15g : 5g
-1.3188
*
.09658
.000
-1.5469
-1.0908
5g : 15g
1.5652
*
.09658
.000
1.3372
1.7932
15g : 5g
-2.8841
*
.09658
.000
-3.1121
-2.6560
10g : 10g
-1.5652
*
.09658
.000
-1.7932
-1.3372
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .322. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kepadatan (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Duncan
3.4058 4.7246 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.8406
Sig. a
2
1.000
1.000
1.8406
Sig.
3.4058 4.7246 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .322. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
238 8. Kerapuhan (Tekstur Bagian Dalam)
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
Descriptive Statistics Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
N
15g : 5g
3.7391
.44898
23
10g : 10g
2.9565
.36659
23
5g : 15g
1.1304
.34435
23
Total
2.6087
1.16591
69
15g : 5g
4.6522
.48698
23
10g : 10g
3.0435
.47465
23
5g : 15g
2.0435
.36659
23
Total
3.2464
1.16828
69
15g : 5g
4.8696
.34435
23
10g : 10g
3.6957
.70290
23
5g : 15g
1.8696
.34435
23
Total
3.4783
1.33514
69
15g : 5g
4.4203
.65092
69
10g : 10g
3.2319
.62178
69
5g : 15g
1.6812
.52839
69
Total
3.1111
1.27417
207
239 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) F
df1
1.759
df2 8
Sig. 198
.097
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
295.227
a
8
36.903
186.317
.000
Intercept
2003.556
1
2003.556
1.012E4
.000
27.981
2
13.990
70.634
.000
260.357
2
130.179
657.244
.000
6.889
4
1.722
8.695
.000
Error
39.217
198
.198
Total
2338.000
207
334.444
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .883 (Adjusted R Squared = .878)
240 Multiple Comparisons Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.6377
*
.07577
.000
-.8166
-.4588
70% : 30%
-.8696
*
.07577
.000
-1.0485
-.6906
90% : 10%
.6377
*
.07577
.000
.4588
.8166
70% : 30%
-.2319
*
.07577
.007
-.4108
-.0530
90% : 10%
.8696
*
.07577
.000
.6906
1.0485
80% : 20%
.2319
*
.07577
.007
.0530
.4108
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .198. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.2464 3.4783
The error term is Mean Square(Error) = .198. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.6087 3.2464 3.4783 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.6087
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
241
Multiple Comparisons Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggump penggump al_batu_tah al_batu_tah u_dan_asa u_dan_asa
Tukey HSD
Mean
m_cuka
m_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.1884
*
.10260
.000
.9462
1.4306
5g : 15g
2.7391
*
.10260
.000
2.4969
2.9814
15g : 5g
-1.1884
*
.10260
.000
-1.4306
-.9462
5g : 15g
1.5507
*
.10260
.000
1.3085
1.7930
15g : 5g
-2.7391
*
.10260
.000
-2.9814
-2.4969
10g : 10g
-1.5507
*
.10260
.000
-1.7930
-1.3085
10g : 10g
5g : 15g
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .363. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kerapuhan (Tekstur bagian dalam) Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig. a
Duncan
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
Sig.
3
1.6812 3.2319 4.4203 1.000
5g : 15g
2
1.000
1.000
1.6812 3.2319 4.4203 1.000
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
242 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .363. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
9. Rasa
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
Descriptive Statistics Dependent Variable:Rasa Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
Mean
Std. Deviation
N
15g : 5g
4.0435
.47465
23
10g : 10g
2.9130
.28810
23
5g : 15g
1.3478
.48698
23
Total
2.7681
1.18997
69
15g : 5g
4.6957
.47047
23
10g : 10g
2.8696
.34435
23
5g : 15g
1.7826
.42174
23
243
70% : 30%
Total
Total
3.1159
1.27805
69
15g : 5g
4.9130
.28810
23
10g : 10g
3.8696
.62554
23
5g : 15g
1.9565
.47465
23
Total
3.5797
1.32183
69
15g : 5g
4.5507
.55668
69
10g : 10g
3.2174
.63869
69
5g : 15g
1.6957
.52312
69
Total
3.1546
1.30170
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Rasa F
df1
1.021
df2 8
Sig. 198
.243
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Rasa Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
310.271
a
8
38.784
198.006
.000
Intercept
2059.947
1
2059.947
1.052E4
.000
22.879
2
11.440
58.404
.000
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai
244 Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam
281.633
2
140.816
718.922
.000
5.758
4
1.440
7.350
.000
Error
38.783
198
.196
Total
2409.000
207
349.053
206
_cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .889 (Adjusted R Squared = .884)
Multiple Comparisons Dependent Variable:Rasa (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.3478
*
.07535
.000
-.5258
-.1699
70% : 30%
-.8116
*
.07535
.000
-.9895
-.6337
90% : 10%
.3478
*
.07535
.000
.1699
.5258
70% : 30%
-.4638
*
.07535
.000
-.6417
-.2858
90% : 10%
.8116
*
.07535
.000
.6337
.9895
80% : 20%
.4638
*
.07535
.000
.2858
.6417
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J) Std. Error
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .196. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
245 Rasa Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
2
2.7681 3.1159 3.5797 1.000
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3
1.000
1.000
2.7681 3.1159 3.5797 1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .196. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons Dependent Variable:Rasa (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggumpal penggumpal _batu_tahu_ _batu_tahu_ dan_asam_ dan_asam_ Mean Difference
Tukey HSD
cuka
cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3333
*
.09787
.000
1.1023
1.5644
5g : 15g
2.8551
*
.09787
.000
2.6240
3.0861
15g : 5g
-1.3333
*
.09787
.000
-1.5644
-1.1023
5g : 15g
1.5217
*
.09787
.000
1.2907
1.7528
15g : 5g
-2.8551
*
.09787
.000
-3.0861
-2.6240
10g : 10g
-1.5217
*
.09787
.000
-1.7528
-1.2907
10g : 10g
5g : 15g
(I-J)
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .330. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
246 Rasa Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.2174 4.5507 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.6957
Sig. Duncan
2
1.000
1.6957 3.2174 4.5507
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .330. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
10. Aroma Tahu
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
247 Descriptive Statistics Dependent Variable:Aroma Tahu Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
4.0870
.28810
23
10g : 10g
3.1304
.34435
23
5g : 15g
1.1739
.38755
23
Total
2.7971
1.26700
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
3.0435
.20851
23
5g : 15g
1.9130
.28810
23
Total
3.2609
1.24442
69
15g : 5g
4.9565
.20851
23
10g : 10g
3.9565
.36659
23
5g : 15g
2.0000
.30151
23
Total
3.6377
1.27153
69
15g : 5g
4.6232
.48814
69
10g : 10g
3.3768
.51739
69
5g : 15g
1.6957
.49421
69
Total
3.2319
1.30136
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Aroma Tahu F 2.141
N
df1
df2 8
Sig. 198
.056
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
248 Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Aroma Tahu F
df1
2.141
df2 8
Sig. 198
.056
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Aroma Tahu Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
329.130
a
8
41.141
412.682
.000
Intercept
2162.130
1
2162.130
2.169E4
.000
24.464
2
12.232
122.696
.000
297.855
2
148.928
1.494E3
.000
6.812
4
1.703
17.081
.000
Error
19.739
198
.100
Total
2511.000
207
348.870
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .943 (Adjusted R Squared = .941)
249
Multiple Comparisons Dependent Variable:Aroma Tahu (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.4638
*
.05376
.000
-.5907
-.3368
70% : 30%
-.8406
*
.05376
.000
-.9675
-.7136
90% : 10%
.4638
*
.05376
.000
.3368
.5907
70% : 30%
-.3768
*
.05376
.000
-.5038
-.2499
90% : 10%
.8406
*
.05376
.000
.7136
.9675
80% : 20%
.3768
*
.05376
.000
.2499
.5038
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .100. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Aroma Tahu Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig. a
Duncan
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
Sig.
3.2609 3.6377
The error term is Mean Square(Error) = .100. za. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
2.7971 3.2609 3.6377 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
3
2.7971
1.000
90% : 10%
2
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
250 Multiple Comparisons Dependent Variable:Aroma Tahu (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggump penggump al_batu_tah al_batu_tah u_dan_asa u_dan_asa
Tukey HSD
Mean
m_cuka
m_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.2464
*
.08514
.000
1.0454
1.4474
5g : 15g
2.9275
*
.08514
.000
2.7265
3.1285
15g : 5g
-1.2464
*
.08514
.000
-1.4474
-1.0454
5g : 15g
1.6812
*
.08514
.000
1.4802
1.8822
15g : 5g
-2.9275
*
.08514
.000
-3.1285
-2.7265
10g : 10g
-1.6812
*
.08514
.000
-1.8822
-1.4802
10g : 10g
5g : 15g
Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .250. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Aroma Tahu Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.3768 4.6232 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.6957
Sig. Duncan
2
1.000
1.000
1.6957
Sig.
3.3768 4.6232 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .250. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
Lower Bound
Upper Bound
251 Aroma Tahu Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.3768 4.6232 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.6957
Sig. Duncan
2
1.000
1.6957 3.3768 4.6232
Sig.
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .250.
11. Aroma asam
Between-Subjects Factors Value Label Perbandingan_Biji_ketapang 1
N
90% : 10%
69
2
80% : 20%
69
3
70% : 30%
69
Perbandingan_Bahan_pengg 1
15g : 5g
69
umpal_batu_tahu_dan_asam 2 _cuka 3
10g : 10g
69
5g : 15g
69
_dengan_kacang_kedelai
1.000
1.000
252 Descriptive Statistics Dependent Variable:Aroma Asam Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
15g : 5g
3.8696
.34435
23
10g : 10g
2.8696
.34435
23
5g : 15g
1.0000
.00000
23
Total
2.5797
1.22961
69
15g : 5g
4.7391
.68870
23
10g : 10g
2.9130
.28810
23
5g : 15g
1.7391
.44898
23
Total
3.1304
1.33849
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
3.6957
.70290
23
5g : 15g
2.0435
.36659
23
Total
3.5217
1.25568
69
15g : 5g
4.4783
.65549
69
10g : 10g
3.1594
.60932
69
5g : 15g
1.5942
.55090
69
Total
3.0773
1.32702
207
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable:Aroma Asam F 5.849
N
df1
df2 8
Sig. 198
.000
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
253 Descriptive Statistics Dependent Variable:Aroma Asam Perbanding an_Bahan_ Perbandingan penggumpal _Biji_ketapan _batu_tahu_ g_dengan_ka dan_asam_ cang_kedelai cuka 90% : 10%
80% : 20%
70% : 30%
Total
Mean
Std. Deviation
N
15g : 5g
3.8696
.34435
23
10g : 10g
2.8696
.34435
23
5g : 15g
1.0000
.00000
23
Total
2.5797
1.22961
69
15g : 5g
4.7391
.68870
23
10g : 10g
2.9130
.28810
23
5g : 15g
1.7391
.44898
23
Total
3.1304
1.33849
69
15g : 5g
4.8261
.38755
23
10g : 10g
3.6957
.70290
23
5g : 15g
2.0435
.36659
23
Total
3.5217
1.25568
69
15g : 5g
4.4783
.65549
69
10g : 10g
3.1594
.60932
69
5g : 15g
1.5942
.55090
69
a. Design: Intercept + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai + Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka + Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke delai * Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d an_asam_cuka
254 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Aroma Asam Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
323.720
a
8
40.465
205.209
.000
Intercept
1960.237
1
1960.237
9.941E3
.000
30.908
2
15.454
78.372
.000
287.662
2
143.831
729.405
.000
5.150
4
1.287
6.529
.000
Error
39.043
198
.197
Total
2323.000
207
362.763
206
Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka Perbandingan_Biji_ketapang _dengan_kacang_kedelai * Perbandingan_Bahan_pengg umpal_batu_tahu_dan_asam _cuka
Corrected Total
a. R Squared = .892 (Adjusted R Squared = .888)
Multiple Comparisons Dependent Variable:Aroma Asam (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbandinga Perbandinga n_Biji_ketap n_Biji_ketap ang_dengan ang_dengan _kacang_ke _kacang_ke
Tukey HSD
Mean
delai
delai
90% : 10%
80% : 20%
-.5507
*
.07560
.000
-.7293
-.3722
70% : 30%
-.9420
*
.07560
.000
-1.1206
-.7635
90% : 10%
.5507
*
.07560
.000
.3722
.7293
70% : 30%
-.3913
*
.07560
.000
-.5698
-.2128
90% : 10%
.9420
*
.07560
.000
.7635
1.1206
80% : 20%
.3913
*
.07560
.000
.2128
.5698
80% : 20%
70% : 30%
Difference (I-J) Std. Error
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .197. *. The mean difference is significant at the .05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
255
Aroma Asam Perbandingan
Subset
_Biji_ketapan g_dengan_ka cang_kedelai Tukey HSD
a
N
1
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
a
3.1304 3.5217 1.000
90% : 10%
69
80% : 20%
69
70% : 30%
69
3
2.5797
Sig. Duncan
2
1.000
1.000
2.5797 3.1304 3.5217
Sig.
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .197. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons Dependent Variable:Aroma Asam (I)
(J)
95% Confidence Interval
Perbanding Perbanding an_Bahan_ an_Bahan_ penggump penggump al_batu_tah al_batu_tah u_dan_asa u_dan_asa
Tukey HSD
Mean
m_cuka
m_cuka
15g : 5g
10g : 10g
1.3188
*
.10330
.000
1.0750
1.5627
5g : 15g
2.8841
*
.10330
.000
2.6402
3.1279
15g : 5g
-1.3188
*
.10330
.000
-1.5627
-1.0750
5g : 15g
1.5652
*
.10330
.000
1.3213
1.8091
15g : 5g
-2.8841
*
.10330
.000
-3.1279
-2.6402
10g : 10g
-1.5652
*
.10330
.000
-1.8091
-1.3213
10g : 10g
5g : 15g
Difference (I-J)
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .368. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
256
Aroma Asam Perbanding
Subset
an_Bahan_ penggumpal _batu_tahu_ dan_asam_ cuka Tukey HSD
a
N
1
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
a
3.1594 4.4783 1.000
5g : 15g
69
10g : 10g
69
15g : 5g
69
3
1.5942
Sig. Duncan
2
1.000
1.000
1.5942
Sig.
3.1594 4.4783 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .368. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
1.000
1.000
257 Lampiran 14. DAFTAR NAMA PANELIS TIDAK TERLATIH UNTUK UJI KESUKAAN No.
Nama
33
Rezza Khaerunisa
34
Nanang Wibawanto
1
Lestari Kusuma Dewi
35
Elvy Indriana Pratiwi
2
Isnaini Nur Jannah
36
Desy Ratna
3
Chandra Bayu Pratama
37
Khesita Lail Lintang
4
Azizah Nur Isnaini
38
Dhika Rizky Alfauzy
5
Afla Afifa Aminarta
39
Rona Adzkia Syahidah
6
Ika Nur Azizah
40
Adela Genasti Pratiwi
7
Farchan Bakti
41
Mega Fasa Listyani
8
Reza Wijayanto
42
Prawidya Tyas Utami
9
Dhiah Nur Cahyani
43
Intan Rana Hidayah
10
Sinarya
44
Suryani
11
Shofi Syahira
45
Yusuf Ihza Mahendra
12
Melinia Nurfitriani
46
Lusia Vensan Ayusuasti
13
Rahma Meliana Fitriani
47
Thomas Candra Yudha
14
Herliana Agustin
48
Muhammad Riza Ramadhan
15
Dwi Indah Mayang Bagti
49
Destya Kusuma
16
Naufal Fairuz Maghribi
50
Mita Widiawati
17
Elisa Ferdiana
51
Ahmad Rizkia Delbi
18
Apri Rohmanto
52
Wisesa Endian Prasetya
19
Galuh Ramdhani
53
Dea Erlina Nur Atika
20
Lathifah Nur Amalia
54
Inday Madani Putri
21
Shela Febi Ansari
55
Fikih Dwi Ningrum
22
Alvin Syahnakri Sandy
56
Eloi Stephani Sumarno
23
Alya Damayanti
57
Hajar Nurhastuti
24
Febri Wahyu Saputro
58
Dzikir Aji Pamukti
25
Anggi Dwi Sulistyani
59
Ahmad Fahrudin
26
Meisinta Salsabila
60
Nova Satria
27
Hind Farihah Janati
61
Aji Pamungkas
28
Adrian Eko Syahputra
62
Bayu Kristiyanto
29
Fitri Ramadani
63
Ari Budi Santosa
30
Siti Nurjanah
64
Sutarno
31
Cykal Ayuningtyas
65
Darwanto
32
Tiara Astriningtyas
66
Wijiyanto
258 67
Totok Warsito
68
Hari Sasongko
69
Bekti Wahyu Kusumastuti
70
Agung Pambudi
71
Rini Dwi Aryanti
72
Andre Firmansyah
73
Prahardika
74
Andi Siswanto
75
Kusumastuti
76
Galih Septianto
77
Paryanto
78
Ibnu Muhammad
79
Darmadi
80
Afrifin Mustofa
259 Lampiran 15. Formulir Uji Kesukaan
Nama
:
NIM
:
Produk
: Tahu Biji Ketapang
Tanggal
:
Persayaratan :
Dihadapan saudara disajikan 1 sample Tahu dengan kode 128. Penilaian kesukaan berdasarkan indikator warna, aroma, tekstur, dan rasa dari Tahu. Setiap memberikan penilaian terhadap sample yang tersedia saudara diminta untuk minurn air putih terlebih dahulu dan selanjutnya saudara diminta untuk menilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan dengan memberi tanda centang (V) kolom yang tersedia. Kejujuran dan kesedian saudara dalam hal ini akan sangat membantu kami. Atas kerjasamanya anda kami sampaikan terima kasih.
Peneliti
Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
260
No.
Indikator Yang Dinilai
Skor
Kode Sample 128
1.
2.
Warna Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
Tekstur a. Tekstur Bagian Luar (1) Tingkat kehalusan Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
(2) Tingkat Kepadatan Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
261 (3) Tingkat Plastisitas Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
b. Tekstur Bagian Dalam (1)Homogenitas Pori Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
(2) Kelembutan Pori Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
(3) Kepadatan Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
262
(4) Kerapuhan
3.
4.
Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
Rasa Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
Aroma g. Aroma Tahu Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
h. Aroma Asam Suka
5
Cukup suka
4
Agak suka
3
Kurang suka
2
Tidak suka
1
263 Lampiran 16. HASIL UJI KESUKAAN TAHU HASIL EKSPERIMEN OLEH PANELIS TIDAK TERLATIH No.
Nama
Warna
Tingkat Tingkat Tingkat Homogenitas Kelembutan Kepadatan Kerapuhan Kehalusan Kepadatan Plastisitan Pori Pori
Rasa
Aroma Aroma Tahu Asam
6
Lestari Kusuma Dewi Isnaini Nur Jannah Chandra Bayu Pratama Azizah Nur Isnaini Afla Afifa Aminarta Ika Nur Azizah
7
Farchan Bakti
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
8
Reza Wijayanto
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
9
Dhiah Nur Cahyani
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
10
Sinarya
5
5
4
5
4
5
4
3
5
5
4
11
Shofi Syahira
4
3
4
4
4
4
4
3
5
5
4
12
5
3
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
4
17
Melinia Nurfitriani Rahma Meliana Fitriani Herliana Agustin Dwi Indah Mayang Bagti Naufal Fairuz Maghribi Elisa Ferdiana
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
18
Apri Rohmanto
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
1 2 3 4 5
13 14 15 16
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
264 19
Galuh Ramdhani Lathifah Nur Amalia Shela Febi Ansari Alvin Syahnakri Sandy Alya Damayanti Febri Wahyu Saputro Anggi Dwi Sulistyani Meisinta Salsabila
4
3
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
5
5
5
4
4
3
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
3
5
4
5
5
4
5
4
5
3
4
3
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
5
29
Hind Farihah Janati Adrian Eko Syahputra Fitri Ramadani
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
30
Siti Nurjanah
3
5
5
4
4
3
5
4
5
4
4
31
Cykal Ayuningtyas
4
4
4
4
4
3
5
5
5
3
4
32
Tiara Astriningtyas
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
33
Rezza Khaerunisa Nanang Wibawanto Elvy Indriana Pratiwi Desy Ratna Khesita Lail Lintang Dhika Rizky Alfauzy Rona Adzkia Syahidah
4
4
5
4
3
4
4
4
5
3
4
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
3
5
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
3
5
5
5
4
4
20 21 22 23 24 25 26 27 28
34 35 36 37 38 39
265
40
Adela Genasti Pratiwi Mega Fasa Listyani Prawidya Tyas Utami Intan Rana Hidayah Suryani Yusuf Ihza Mahendra Lusia Vensan Ayusuasti Thomas Candra Yudha Muhammad Riza Ramadhan Destya Kusuma
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
5
5
4
3
4
4
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
5
5
5
4
3
5
5
4
5
5
3
5
4
4
4
4
5
5
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
57
Mita Widiawati Ahmad Rizkia Delbi Wisesa Endian Prasetya Dea Erlina Nur Atika Inday Madani Putri Fikih Dwi Ningrum Eloi Stephani Sumarno Hajar Nurhastuti
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
5
58
Dzikir Aji Pamukti
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
59
Ahmad Fahrudin
4
5
4
5
4
3
4
5
5
4
4
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
266 60
Nova Satria
5
4
4
3
5
5
3
4
4
5
4
61
Aji Pamungkas
5
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
62
Bayu Kristiyanto
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
63
Ari Budi Santosa
4
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
64
Sutarno
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
65
Darwanto
5
4
5
3
5
5
4
5
4
4
4
66
Wijiyanto
4
4
5
5
4
5
3
5
4
4
4
67
Totok Warsito
3
4
5
4
5
5
5
4
5
4
5
68
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
3
3
4
5
4
4
70
Hari Sasongko Bekti Wahyu Kusumastuti Agung Pambudi
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
71
Rini Dwi Aryanti
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
72
Andre Firmansyah
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
73
Prahardika
5
4
5
4
4
5
3
4
5
4
4
74
Andi Siswanto
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
75
Kusumastuti
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
76
Galih Septianto
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
77
Paryanto
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
78
Ibnu Muhammad
4
5
4
4
4
4
5
3
4
5
5
79
Darmadi
4
4
4
5
5
5
3
4
5
4
4
80
Afrifin Mustofa
5
5
4
4
4
5
4
3
5
4
4
Jumlah
336
341
354
339
333
329
328
346
359
339
333
N
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
Rerata
4.20
4.26
4.43
4.24
4.16
4.11
4.10
4.33
4.49
4.24
4.16
69
267
Persentase
84.0%
85.3%
88.5%
84.8%
83.3%
82.3%
82.0%
86.5%
89.8%
84.8%
83.3%
Kriteria
CS
S
S
S
CS
CS
CS
S
S
S
CS
Lampiran 17. Hasil Uji Laboratorium Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik
268
269
Lampiran 18. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang A. Tahap Persiapan
1. Siapkan Biji Ketapang yang sudah di kupas kulit arinya dan dicuci sampai bersih, serta
siapkan kacang kedelai yang sudah
Biji Ketapang
direndam
sebagai
substituen.
Kacang Kedelai
2. Siapkan pula batu tahu dan asam
cuka sebagai
penggumpal tahu.
Batu Tahu Asam Cuka
bahan
270
B. Tahap Proses Produksi
Haluskan Biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai sampai halus dan sampai menjadi susu biji ketapang dengan menggunakan blender. Kemudian tuang kedalam panci untuk proses penyaringan.
C. Tahap Penyaringan
Setelah proses penghalusan, kemudian dilakukan proses penyaringan menggunakan kain saring yang bersih sampai sisa air berwarna bening serta pada kain saringmeninggalkan ampas dengan tekstur yang lembut.
271
D. Perebusan Sari Biji Ketapang
Rebus Susu Biji Ketapang hingga mendidih
E. Penggumpalan Susu Biji Ketapang
Setelah mendidih, tambahkan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sesuai takaran yang ditentukan. Aduk hingga muncul gumpalan-gumpalan, kemudian tuang ke dalam cetakan tahu. F. Proses Pencetakan
272