TINGKAT KESADARAN PEGAWAI BAITUL MAAL WA TAMWIL DALAM MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN SYARIAH (Studi Pada Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Di Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: ACHMAD NAJMUDIN NIM: 108046100046
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemukakan hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau merupakan hasil jjplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di universitas islam negeri (UIN) Syarif Hdiayatullah Jakarta. Jakarta, 31 Desember 2014
Achmad Najmudin
ABSTRAK Ahmad Najmudin, 108046100046. Tingkat Kesadaran Pegawai Baitul Maal Wal Tamwiil Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi Pada Pegawai BMT di Kota Tangerang Selatan), Skripsi Strata (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta 1435H/2014 M. Ix 110 halaman Daftar Pustaka + 56 halaman Lampiran. Tujuan penelitian Skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan pemahaman pegawai Baitul Maal Wat Tamwiil (BMT) tentang perencanaan keuangan syariah dan bagaimana tingkat kesadaran mereka dalam membuat perencanaan keuangan syariah dan khususnya strategi dalam mengelola harta berdasarkan teori ISLAMIC dalam hal ini adalah pegawai BMT yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis Deskriptif Kuantitatif dengan cara mengumpulkan data melalui survei dengan alat berupa kuesioner. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman pegawai BMT terhadap perencanaan keuangan syariah adalah tinggi, dari 39 responden sebanyak 24 responden dengan persentase 61,5% tahu arti dari perencanaan keuangan syariah. Adapun strategi pegawai BMT dalam mengelola harta adalah sangat baik. Dari 39 responden sebagian besar setuju, sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak, sebanyak 17 responden dengan presentase 43,6% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya, dan sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. Kata kunci: Tingkat Kesadaran, Perencanaan Keuangan Syariah, Pegawai BMT, Deskriptif Analisis. Daftar Buku: 26, web: 6, lampiran: 25 Pembimbing: Dr. Phil, JM. Muslimin, MA Daftar Pustaka: Tahun 1982 sampai dengan 2013 i
ABSTRACT Ahmad Najmudin, 108046100046. Employee Awareness level Baitul Maal Wal Tamwiil In Making Islamic Financial Planning (Studies in Employee BMT in South Tangerang City), Thesis Strata (S1) Islamic Banking Concentration Program Muamalat (Islamic Economics) Faculty of Sharia and Law, Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 1435H/2014 M. Ix + 110 page Bibliography Appendix page 56. The research objective of this thesis is to investigate how knowledge and understanding of employee Baitul Maal Wat Tamwiil ( BMT ) of Islamic financial planning and how their consciousness in the Islamic financial planning and strategy, especially in managing the assets based ISLAMIC theory in this case is located BMT employee in South Tangerang City. In this study the authors using Quantitative Descriptive analysis by collecting data through a survey by means of questionnaires. Conclusion of this research is the results of the study showed that the level of knowledge and understanding of the BMT employees Islamic financial planning is high, as many as 24 of the 39 respondents with the percentage of 61.5% of respondents know the meaning of Islamic financial planning. The BMT employee strategies in managing the assets is very good. Of the 39 respondents largely agreed, as many as 21, with a percentage of 53.8% of respondents agreed with routine financial plan for the education of children, as many as 17, with a percentage of 43.6% of respondents agreed with routine financial planning for family health insurance, as many as 22 respondents with a percentage of 56.4% agreed with the finances to pay Zakat regularly every year, and as many as 22, with a percentage of 56.4 % of respondents agreed with routine financial planning to manage debt and as many as 15, with a percentage of 38.5 % of respondents agreed with routine financial planning to manage debt. Keywords : Level of Consciousness, Islamic Financial Planning, Employee BMT, Descriptive Analysis. Book List : 26 Web : 6, Attachments : 25 Supervisor : Dr . Phil, JM . Muslimin, MA Bibliography : 1982 to 2013 ii
KATA PENGANTAR
Segala puji Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada Penulis terutama dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam Penulis panjatkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah banyak berkorban menyebarkan dakwah Islam kepada umat, sehingga mengangkat umat dari kebodohan kepada kecerdasan. Tiada yang sempurna di dunia ini dan dengan kesadaran, skripsi ini mungkin tak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi harapan penulis, skripsi ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya atau mungkin menjadi sumber inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa rintangan dan hambatan yang terus datang silih berganti. Namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-Nya, kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas, disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan akhirnya dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapata terselesaikan. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis haturkan terima kasih kepada semua yang telah membantu, baik berupa moril maupun materiil, terutama kepada : 1.
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
2.
Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar telah membantu proses pengajuan judul hingga tahap akhir penyelesaian skripsi.
3.
Mu’min Rauf, M.A, Selaku sekertaris Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dosen Pembimbing Dr. Phil., JM. Muslimin, M.A, yang telah memberikan ilmu, waktu, dan bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5.
Ananda haturkan terimakasih kepada Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Bapak Sardih Lasim Miin dan Ibunda Askah Askiawati karena berkat do’a, motivasi, kasih sayang, perhatian dan bantuan (moril, materil dan spiritual) yang telah diberikan ayahanda dan ibunda tercinta kepada ananda dengan tulus.
6.
Segenap Pegawai Baitul Maal wa Tamwil se-Kota Tangerang Selatan atas waktu luangnya dan kemudahan dalam pemberian data yang penulis butuhkan.
7.
Segenap Dosen serta para Pimpinan dan Staf Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus ikhlas, serta fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan dalam penyusunan skripsi.
8.
Sahabat seperjuangan semasa kuliah, terima kasih untuk motivasi, dukungan, bantuan, dan kebersamaannya selama ini.
9.
Teman-teman Perbankan Syariah kelas B angkatan 2008, khususnya S. Fikri Thariq, Teuku Ihsan Khadafi, Ahmad Al-Ghazali, dan Arza.
iv
10. Untuk teman-teman dan sahabat seperjuangan Teguh Iman M yang sudah memyempatkan waktu senang maupun sedih untuk selalu bersama dalam aktivitas sehari-hari. 11. Sari Ardiyanti Rahayu, selaku pegawai IPOT yang telah memberikan fasilitas internet serta tempat kantornya untuk penulis dalam pencarian bahan-bahan skripsi. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Demikianlah Penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, karena berkat do’a, motivasi, fasilitas, arahan dan bimbingan dari mereka Penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini. Dan penulis juga menyadari bahwa segala bantuan dan motivasi yang penulis peroleh tidak dapat terbayar oleh apapun, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semga pahala berlipat ganda dilimpahkan Allah swt kepada kita semua dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Amin Ya robal’ alamin.
Jakarta, 31 Desember 2013 Penulis
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAAN ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan ................................................ 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 10 D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Tingkat Kesadaran ................................................................................... 14 B. Pemahaman Perencanaan Keuangan ........................................................ 17 C. Perencanaan Keuangan Syariah ............................................................... 20 1.
Tujuan dan Perbedaan Perencanaan Keuangan Syariah ................... 23
2.
Konsep Harta Dalam Islam ............................................................... 25
3.
Kubah Kebutuhan (Dome of Needs) .................................................. 27
vi
D. Tingkat Pendapatan dan Pendidikan ` ....................................................... 40 E. Review Studi Terdahulu ........................................................................... 46 F. Kerangka Konsep ..................................................................................... 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 52 B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 53 C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 53 D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 52 E. Objek Penelitian ....................................................................................... 56 F. Sumber Data ............................................................................................. 56 G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 57 H. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 60 1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 61 I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden .................................................................. 72 1.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 72
2.
Responden Berdasarkan Status Marital ..............................................73
3.
Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan ..................................75
4.
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................76
B. Analisis Data ............................................................................................. 77 1. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan ................................... 78 vii
2. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan Syariah ...................... 79 3. Indikator Tingkat Kesadaran ............................................................. 80 4. Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta ............................. 103 C.
Hasil Analisis Data ................................................................................. 106
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 109 B. Saran ....................................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 113 LAMPIRAN ................................................................................................ 118
viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Perbedaan Perencanaan Keuangan dengan Perencanaan Keuangan Syariah .......................................................................................... 24
Tabel 2.2
Review Studi Terdahulu ............................................................... 46
Tabel 3.1
Populasi Baitul Mal wa Tamwil .................................................... 53
Tabel 3.2
Baitul Mal wa Tamwil yang Menjadi Sampel .............................. 55
Tabel 3.2
Format Respon Pegawai Untuk Pernyataan Positif ...................... 59
Tabel 3.3
Kaidah Reliabilitas Guilford – Frutcher ....................................... 62
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Dimensi Pemahaman Perencanaan Keuangan ...................................................................................... 62
Tabel 3.5
Reliabilitity Statistics Dimensi Pemahaman Perencanaan Keuangan ................................................................................................63
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Dimensi Pemahaman Perencanaan Keuangan Syariah ......................................................................... 63
Tabel 3.7
Reliabilitity Statistics Dimensi Pemahaman Perencanaan Keuangan Syariah .......................................................................................... 64
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Dimensi Aspek Kognitif ..................... 66
Tabel 3.9
Reliabilitity Statistics Dimensi Aspek Kognitif ............................ 66
Tabel 3.10
Hasil Pengujian Validitas Dimensi Aspek Afektif ....................... 67
Tabel 3.11
Reliabilitity Statistics Dimensi Aspek Afektif .............................. 67
Tabel 3.12
Hasil Pengujian Dimensi Validitas Aspek Psikomotorik ............. 68 ix
Tabel 3.13
Reliabilitity Statistics Dimensi Aspek Psikomotorik .................... 68
Tabel 3.14
Hasil Pengujian Validitas Statistics Dimensi Strategi Pegawai Dalam Mengelola Harta ................................................................ 69
Tabel 3.15
Reliabilitity Statistics Dimensi Strategi Pegawai Dalam Mengelola Harta ............................................................................................. 70
Tabel 4.1
Jumlah Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 72
Tabel 4.2
Jumlah Respoden Berdasarkan Status Marital ............................. 74
Tabel 4.3
Jumlah Respoden Berdasarkan Penghasilan Bulanan .................. 75
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 76
Tabel 4.5
Apakah Saudara Mengetahui Arti dari Perencanaan Keuangan ... 78
Tabel 4.6
Apakah Saudara Mengetahui Arti dari Perencanaan Keuangan Syariah .......................................................................................... 79
Tabel 4.7
Saya Mengetahui Bahwa Pendapatan Yang Saya Peroleh Haruslah Bersumber Dari Usaha Yang Halal .............................................. 80
Tabel 4.8
Saya Mengetahui Bahwa Menabung Menjadi Kata Kunci Dalam Memotivasi Untuk Mengatur Pengeluaran Dengan Lebih Baik ... 80
Tabel 4.9
Saya Mengetahui
Bahwa Dalam
Islam
Dianjurkan Untuk
Mempersiapkan Bekal di Kehidupan Akhirat .............................. 81 Tabel 4.10
Saya Mengetahui Bahwa Biaya Untuk Kebutuhan Masa Pensiun Diperlukan Persiapan Sedini Mungkin ......................................... 82
x
Tabel 4.11
Saya Mengetahui Bahwa Memiliki Produk Asuransi Syariah Dapat Meminimalisasi Resiko Yang Akan Timbul di Masa Yang Akan Datang ........................................................................................... 83
Tabel 4.12
Saya mengetahui Dalam Asuransi Syariah Terdapat Produk-Produk Asuransi Seperti Asuransi Kesehatan, Asuransi Pendidikan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Jiwa dan Juga Asuransi Kerugian ....... ................................................................................................ 84
Tabel 4.13
Saya Mengetahui Dalam Mengelola Hutang Harus Dikelola Dengan Sebaik Mungkin ............................................................................ 85
Tabel 4.14
Saya Mengetahui Fasilitas Hutang Hanya Digunakan Untuk Kebutuhan Dasar Bersifat Produktif, Bukan Memenuhi Keinginan Yang Bersifat Konsumtif .............................................................. 86
Tabel 4.15
Saya Mengetahui Kebutuhan Dimasa Yang Akan Datang Menjadi Kunci Sebelum Melakukan Investasi ........................................... 87
Tabel 4.16
Saya Mengetahui Dalam Mensucikan Harta Merupakan Bagian Dari Perintah Allah Yang Harus Ditunaikan ................................ 88
Tabel 4.17
Saya Paham Bahwa Setiap Harta Yang Diperoleh Secara Halal Akan Membawa Keberkahan Di dunia dan Keselamatan Di Akhirat ....................................................................................................... 88
Tabel 4.18
Saya Paham Bahwa Besarnya Pengeluaran Yang Tidak Terjadi Lebih Banyak Karena Tidak Bisanya Membedakan Antara “Kebutuhan” dengan “Keinginan” ............................................... 89
Tabel 4.19
Saya Paham Dalam Masa Pensiun Bukan Berarti Terlepas Dari Kebutuhan Financial ..................................................................... 90
xi
Tabel 4.20
Saya
Berminat
Untuk
Memiliki
Produk
Asuransi
Karena
Manfaatnya Sangat Banyak .......................................................... 91 Tabel 4.21
Saya Paham Dalam Memanfaatkan Fasilitas Hutang Perlu Diperhatikan Faktor Hukum Syariah Untuk Menghindari Transaksi Hutang Yang Mengandung Unsur Riba ....................................... 92
Tabel 4.22
Saya Sadar Akan Adanya Kebutuhan Masa Depan Dengan Tingkat Priorotas Yang Tinggi, Hal Ini Menjadi Motivasi Saya Dalam Melakukan Investasi ..................................................................... 93
Tabel 4.23
Saya Paham Dengan Jelas Perintah Allah Untuk Berzakat .......... 94
Tabel 4.24
Selain Penghasilan Yang Diperoleh Dari Pekerjaan, Saya Juga Mencari Usaha Apa Saja Yang Tentunnya Halal ......................... 95
Tabel 4.25
Saya Sudah Melakukan Investasi Guna Mengantisipasi Kebutuhan Dimasa Yang Akan Datang .......................................................... 96
Tabel 4.26
Saya Sudah Mempersiapkan Biaya/Financial Untuk Masa Pensiun Agar Dapat Memperoleh Pendapatan Setelah Memasuki Periode Pensiun .......................................................................................... 97
Tabel 4.27
Untuk Melindungi Diri Dari Kerugian Dimasa Yang Akan Datang, Saya Sudah Mengikuti Program Asuransi Syariah ....................... 98
Tabel 4.28
Saya Sudah Membatasi Hutang Agar Jumlah Total Pembayaran Bulanannya Tidak Melebihi 30% Dari Penghasilan Saya ............ 99
Tabel 4.29
Saya Tertarik Berinvestasi di Bank Syariah .................................101
Tabel 4.30
Setiap Penghasilan Yang Saya Peroleh Akan Dikeluarkan Zakatnya 2,5 % Karena Ada Hak Yang Bukan Milik Kita Dari Harta Tersebut 102 xii
Tabel 4.31
Rutin Merencanakan Keuangan untuk Pendidikan Anak ............. 103
Tabel 4.32
Rutin Merencanakan Keuangan untuk Kesehatan Keluarga ........ 103
Tabel 4.33
Rutin Merencanakan Keuangan untuk Membayar Zakat ........... 104
Tabel 4.34
Rutin Merencanakan Keuangan untuk Mengelola Hutang ........ 105
Tabel 4.35
Rutin Merencanakan Keuangan untuk Berinvestasi ................... 105
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Cara Memperoleh Dan Menggunakan Harta ........................... 26
Gambar 2.2
Kerangka Konsep ..................................................................... 48
Gambar 4.1
Karakteristik Jenis Kelamin ..................................................... 73
Gambar 4.2
Karakteristik Status Marital ..................................................... 74
Gambar 4.3
Karakteristik Penghasilan Bulanan .......................................... 75
Gambar 4.4
Karakteristik Tingkat Pendidikan ............................................ 77
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan
perbankan
syariah
di
Indonesia
diikuti
dengan
perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara bank syariah dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah, dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wal Tamwil (BMT), bahkan dikembangkan pula sinergitasnya dengan lembaga-lembaga keuangan sosial seperti institusi zakat dan wakaf untuk menopang perluasan sektor riil dan Usah Kecil Menengah. Saat ini, jumlah BMT di Indonesia mencapai lebih dari 3.308 buah menurut Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK). Sebagai lembaga keuangan berbasis syariah, BMT di Indonesia berprospek tumbuh karena didukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, di mana mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, dan mampu menyelaraskan gerak roda perekonomian umat terutama ekonomi mikro. Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bahwa yang miskin dan nyaris miskin. Sebagian besar BMT, sejak awal memang berbentuk koperasi sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bisa memberi status
1
2
legal formal yang dibutuhkan. Akan tetapi pula, ada BMT yang pada awalnya hanya bersifat organisasi kemasyarakatan informal, atau semacam paguyuban dari komunitas lokal. Masalah bentuk dan dasar hukum sering belum terasa penting pada awalnya. Ketika kegiatan BMT bersangkutan mulai tumbuh pesat, baru terasa ada kebutuhan untuk membenahi aspek-aspek keorganisasiannya. Hampir semua BMT kemudian memilih koperasi sebagai badan hukum, atau paling kurang dipakai sebagai konsep pengorganisasiannya. Hal yang menarik untuk dicermati adalah fatwa fenomena pendirian dan pengembangan BMT, ternyata tidak hanya dibatasi oleh pertimbangan ekonomis. Ada gairah untuk mendasari seluruh aktivitas BMT dengan nilai-nilai Islam, sesuai dengan penyebutan diri yang mengandung konotasi Islam. Selain itu, sebagian BMT memang lahir dan berkembang dari komunitas keislaman, seperti jamaah masjid, jamaah pengajian, pesantren, organisasi kemasyarakatan Islam, atau sejenisnya. Ada yang berasal dari kesepakatan dalam forum silaturrahmi atau forum ilmiah yang sedang membicarakan masalah keuangan ilmiah ekonomi Islam, atau pemberdayaan ekonomi umat. Ada pula yang diinisiasi oleh individu atau perseorangan yang berniat membantu orang lain, khususnya yang seiman. Pendek kata, hampir selalu ada keterkaitan BMT dengan Islam sebagai suatu ajaran ataupun dengan kepedulian pada kehidupan ekonomi umat Islam.1
1
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta, PT. Rajawali Press, 2009, h.83-84..
3
Fakta-fakta atau fenomena tumbuh dan berkembangnya BMT bisa disebut sebagai gerakan BMT. Penyebutan sebagai gerakan adalah untuk menekankan aspek idealistik BMT yang ingin memperbaiki nasib masyarakat golongan ekonomi bawah serta keterkaitannya dengan nilai-nilai Islam. Penyebutan sebagai gerakan juga sebagai penghormatan dan penghargaan bagi para penggiatnya, yaitu mereka
yang merintis, mengelola, dan mengembangkan
BMT. Para penggiat tersebut pada umumnya mereka bersedia berkorban materi atau tenaga, sekurang-kurangnya bersedia mendapat imbalan kerja yang relatif lebih rendah dibandingkan jika bekerja di tempat lain. Padahal, sebagian dari mereka memiliki kapabilitas pribadi yang cukup memadai, yang jika diinginkan, sangat memungkinkan bagi mereka bergiat di tempat lain dengan imbalan ekonomi yang jauh lebih baik.2 Berdasarkan hasil survei penulis dengan beberapa pegawai BMT di Kota Tangerang Selatan, bahwa mayoritas pegawai yang bekerja di BMT adalah lulusan sekolah menengah atas (SMA) dengan rata-rata penghasilan yang mereka terima setara dengan pendapatan UMK (Upah Minimum Kabupaten) untuk kota Tangerang Selatan sebesar Rp.2.200.000, untuk tahun 2013.3 Akibatnya mereka
2
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta, PT. Rajawali Press, 2009, h.81. 3
Daftar UMP dan UMK Tahun 2013 artikel diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 dari http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013.
4
harus cerdas dan pandai dalam mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada umumnya salah satu keluhan masyarakat dan khususnya para karyawan ketika mereka menerima gaji adalah mereka sangat tertekan karena gaji yang diterima dianggap terlalu kecil dan tidak pernah bisa mencukupi kebutuhan yang ada. Sedikitnya ada empat penyebab mengapa sering kali gaji yang diperoleh seorang pegawai atau karyawan tidak mencukupi.4 Permasalahan pertama yakni melambungnya biaya hidup. Perbedaan wilayah dan pola hidup antarkota tanpa disadari memberikan efek yang cukup terasa. Sebagai pemecahan, patokan UMR (Upah Minimal Regional) dan UMP (Upah Minimum Propinsi) mulai digunakan sejak berlakunya Undang-Undang Ketenagakerjaan. UMR dan UMP terbukti cukup menolong ketika perbedaan biaya hidup antarkota semakin mencolok. Di sini dapat ditarik hubungan timbal balik yang berbanding lurus antara besarnya gaji dengan biaya hidup pada suatu wilayah. Hampir sama dengan hukum permintaan barang (law of product demand) yang menyatakan “semakin tinggi angka permintaan produk, maka semakin tinggi pula harga jual”, maka tak dapat dipungkiri juga hukum tersebut berlaku pada sistem penggajian di suatu wilayah. Semakin besar gaji yang diperoleh maka semakin tinggi pula biaya hidup suatu wilayah. 4
Anggoro Prasetyo, (Employionaire) Karyawan Berkehidupan Direktur, (PT. Citra Media, 2010), hal. 2.
5
Permasalahan
yang kedua
yakni peningkatan biaya hidup
yang
berkelanjutan. Dari waktu ke waktu, harga barang-barang kebutuhan manusia justru semakin melambung tinggi. Sejarah pun belum pernah mencatat harga suatu barang mengalami penurunan ketika zaman semakin modern. Permasalahan yang ketiga yakni pola belanja konsumtif yang masih dibudayakan. Tidak dapat disangkal memang, bagi sebagian besar manusia sangat sukar mengendalikan hasrat berbelanja ketika di tangan mereka justru sedang melimpah uang. Tidak pernah merasa puas merupakan sifat dasar manusia, sedikit mendekati kata serakah. Sifat dasar itu apabila tidak berusaha ditahan akan berakibat fatal bagi manusia itu sendiri. Sebagai akibatnya, penghasilan yang baru saja diterima akan habis begitu saja tanpa tersisa, karena tujuan mereka berbelanja bukan berdasarkan „kebutuhan‟ melainkan hanya mengikuti „keinginan‟ hasratnya. Permasalahan yang keempat yakni hilangnya kesadaran menyisihkan gaji. Pola hidup konsumtif yang telah lama dianut kaum modern ternyata mampu merobohkan tembok kokoh semacam budaya menabung yang sejak dahulu kala sudah dianut oleh banyak orang sehingga hidup boroslah yang menggantikan. Ada beberapa alasan mengapa perencanaan keuangan diperlukan sehingga menjadi bagian penting dalam manajemen rumah tangga seorang muslim, yaitu adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai, tingginya biaya hidup dari waktu ke
6
waktu, keadaan perekonomian Indonesia tidak selamanya baik (ada kalanya krisis), fisik manusia tidak selamanya akan selalu sehat, serta banyaknya produk keuangan yang ditawarkan. Secara umum kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan di kalangan keluarga muslim sudah cukup tinggi. Meskipun ada juga sebagian yang menganggap rezeki itu sudah sunnatullah sehingga tidak perlu direncanakan atau diprogram segala rupa. Dengan perencanaan keuangan, dapat diharapkan bahwa pola belanja konsumtif yang selama ini menjadi pola belanja mayoritas orang akan lebih terkontrol dengan baik. Perencanaan keuangan syariah tidak hanya dapat dilakukan oleh pegawai yang memiliki pendapatan yang tinggi, tetapi perencanaan ini juga dapat dilakukan oleh pegawai BMT yang berpenghasilan minim. Keadaan yang paspasan bisa terjadi karena perencanaan yang kurang teliti dalam membelanjakan uang yang dimiliki. Selain itu aspek ibadah terkadang luput dari perhitungan, padahal zakat, infak, dan sedekah dapat meningkatkan rezeki seseorang bila memang dikeluarkan secara ikhlas. Perbandingan standar gaji antara pegawai bank syariah dengan pegawai BMT sudah jelas tentu memiliki perbedaan yang nyata. Oleh sebab itu, peneliti akan melakukan penelitian berkaitan dengan bagaimana tingkat kesadaran,
7
pengetahuan, pemahaman, dan sikap pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah sehingga peneliti tertarik mengambil lokasi penelitian di BMT. Tingkat pendapatan dan pendidikan seseorang sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya, sehingga biasanya orang yang memiliki tingkat pendapatan yang besar cenderung mengenyam pendidikan yang tinggi begitu pula sebaliknya. Dengan pendapatan dan pendidikan yang berbeda seseorang akan mempunyai persepsi yang berbeda pula pada suatu hak, misalnya dalam membuat perencanaan keuangan syariah. Dengan mengetahui bagaimana tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah, maka akan diperoleh gambaran umum perekonomian pegawai BMT terutama mengenai tujuan hidup mereka serta bagaimana cara mereka mewujudkan tujuan tersebut. Tingkat pendapatan, pendidikan serta jenis kelamin yang berbeda memungkinkan terjadinya perbedaan ketertarikan pegawai BMT pada perencanaan keuangan syariah. Dari uraian di atas penulis merasa perlu menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Tingkat Kesadaran Pegawai Baitul Maal Wal Tamwiil Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi Pada Pegawai BMT di Kota Tangerang Selatan)”.
8
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang diperoleh dari latar belakang masalah, timbul beberapa masalah yang mungkin muncul diantaranya: a. Apakah seseorang pegawai yang berpenghasilan tinggi tidak memerlukan perencanaan keuangan? b. Apakah seseorang pegawai yang berpenghasilan rendah tidak memerlukan perencanaan keuangan? c. Sejauhmana tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan syariah? d. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman pegawai
Baitul Maal wa
Tamwil (BMT) terhadap perencanaan keuangan syariah? e. Bagaimana strategi pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam mengelola harta? 2. Pembatasan Masalah Untuk lebih fokus pada tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) untuk membuat perencanaan keuangan syariah, pada penelitian ini penulis membatasi masalahnya hanya pada bagaimana tingkat kesadaran
9
pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah berdasarkan model kubah kebutuhan (dome of needs) yang dibangun atas 4 prinsip dasar. Dalam hal ini penelitian dibatasi pada salah satu prinsip dasar yaitu menata dan merencanakan keuangan secara Islami dan ditopang oleh 7 pilar yang membentuk kata ISLAMIC yang terdiri dari pendapatan (Income), Pembelanjaan
(Spending),
kehidupan
yang
panjang
(Longevity),
kepastian/jaminan (Assurance), pengelolaan hutang (Management of Debt), investasi (Investment) dan penyucian harta (Cleansing of Wealth). Area penelitian yaitu pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dengan alasan bahwa pegawai BMT mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai instrumen keuangan syariah. Karena dalam hal ini, pegawai BMT telah mengetahui produk-produk keuangan syariah. Adapun kriteria pegawai BMT yang dimaksud adalah pegawai yang bekerja sebagai pegawai tetap pada BMT. 3.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut: a. Sejauhmana tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan syariah?
10
b. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman pegawai
Baitul Maal wa
Tamwil (BMT) terhadap perencanaan keuangan syariah? c. Bagaimana strategi pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam mengelola harta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini memiliki berbagai tujuan, yakni sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauhmana tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan syariah. 2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman pegawai Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan dan perencanaan keuangan syariah. 3. Untuk
mengetahui
bagaimana
strategi
pegawai
Baitul
Maal
wa
Tamwil (BMT) dalam mengelola harta. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi: Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang permasalahan ekonomi dan keuangan syariah dan sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi
11
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang perencanaan keuangan syariah. 2. Bagi pihak Baitul Maal wa Tamwil (BMT): Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan informasi tambahan mengenai macama-macam produk-produk keuangan sehingga dapat dijadikan rujukan atau referensi untuk bahan pertimbangan dalam memilih dan merencanakan keuangan syariah. D. Sistematika Penulisan Teknik dalam penulisan skripsi ini menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Bahasanbahasan dalam skripsi ini terbagi dalam lima bab, dan dari tiap bab tersebut terdiri dari sub bab dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis membahas tentang kerangka teori yang bersifat umum, yaitu tingkat kesadaran, pemahaman perencanaan keuangan, perencanaan keuangan syariah, tingkat pendapatan dan pendidikan dan kerangka pikir dan konsep.
12
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel: populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel; objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian dan teknik pengolahan dan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dan sub rumusan masalah, untuk itu perlu dilakukan pembahasan penelitian dengan pembagian sebagai berikut: gambaran umum responden, analisis data ; tingkat pemahaman pegawai BMT pada perencanaan keuangan, tingkat pemahaman pegawai BMT pada perencanaan keuangan syariah,
tingkat
perencanaan
kesadaran
keuangan
pegawai syariah
BMT dengan
dalam
melakukan
mengalokasikan
pengeluarannya berdasarkan teori 7 pilar ISLAMIC yang terdiri dari tingkat pendapatan (Stands for Income), pengeluaran (Spending), lanjut usia (Longevity), asuransi (Assurance), manajemen utang (Management of Debt), investasi (Investment), dan zakat (Cleansing of Wealth), kesadaran dalam membuat perencanaan keuangan secara teori, serta uraian, deskripsi, dan analisis data mengenai tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah dan strategi pegawai BMT dalam mengelola harta.
13
BAB V
PENUTUP Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tingkat Kesadaran Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kesadaran berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insyaf, tahu dan mengerti. Sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan dan keadaan mengerti.5 Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran, dan pemusatan kesadaran adalah inti sari dari atensi. Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.6 Kesadaran memiliki dua sisi yaitu tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar dan akan peristiwa mentalnya sendiri. Dan pada penelitian ini, penulis hanya berfokus pada kesadaran tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar, bukan pada mentalnya. Secara harfiah kata “kesadaran” berasal dari kata “sadar”, yang berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti. Jadi, kesadaran adalah tahu dan mengerti. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat
5
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Balai Pustaka: Jakarta, 2005) h. 975. 6
Robert L.Solso. “Psikologi Kognitif”, (Erlangga: Jakarta, 2007) h.90.
14
15
menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.7 Refleksi merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seseorang merupakan refleksi tentang realitas dan manusia. Menurut (Pierson dan Trout 2005) menyatakan kesadaran memungkinkan kita melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik.8 Sedangkan menurut Bears dan McCgovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu konteks setting, adaptasi dan pembelajaran, prioritasi, rekrutmen, dan kontrol, pengambilan keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian dan fleksibitas.9 Kesadaran dalam kamus (a Merriam-Webster 1967:177) tercantum tidak kurang dari 5 arti, yaitu: 1) awareness esp. of something within one self, also; the state or fact., 2) the state of being characterized by sensation, emotion, volition, and thought; mind, 3) the totality conscious state of an individual, 4) the normal state of conscious life, 5) the upper level of mental life ascontassed with unconscious processes. Jadi, kesadaran sebenarnya menunjuk pada interpendensi mental dan interpenetrasi mental, yang masing-masing berorientasi pada „aku‟nya manusia dan pada „kami‟nya.10
7
Pengertian Kesadaran artikel http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran
diakses
pada
26
Agustus
2013
dari
8
Pierson dan Trit dalam Robert L. Solso, “Psikologi Kognitif” h. 250.
9
Bears dan McCgovern dalam Robert L.Solso, “Psikologi Kognitif”, h.252.
10
Soerjono Soekanto, “Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum”, (CV. Rajawali: Jakarta, 1982) h. 150.
16
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta sensasi-sensasi fisik dalam hidupnya, yang menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuai dengan pikiran dan yang diketahui. Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian yang ditulis oleh Rahmat Margono menyatakan bahwa kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dan terdapat empat indikator kesadaran hukum yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap hukum, pola prilaku hukum.11 Dari indikator diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator kesadaran pegawai dalam perencanaan keuangan adalah: pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen keuangan yang membantu dalam merencanakan keuangan syariah, pengetahuan dan pemahaman tentang perencanaan keuangan syariah, sikap dalam mengelola keuangan, perilaku dalam merencanakan keuangan. Tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek.12 Jadi tingkat kesadaran pegawai adalah susunan yang berlapis-lapis mengenai 11
Soerjono Soekanto dalam Rahmat Margono, “Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU. No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan”, (Skripsi S1 Konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). 12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)h. 1197
17
kadar pemahaman, pengertian, dan pengetahuan yang dialami dan direfleksikan oleh suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama akan perencanaan keuangan keluarga. B. Pemahaman Perencanaan Keuangan Arti kata Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakaan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.13 Sedangkan paham sendiri bermakna mengerti benar tentang suatu hal.14 Pemahaman berarti proses, cara, perbuatan, memahami dan memahamkan. Memahami adalah mengerti benar akan sesuatu, dan memahamkan adalah mempelajari baik-baik supaya paham.15Jadi, pemahaman yaitu proses, cara perbuatan untuk mengerti benar akan sesuatu dan untuk mempelajari baik-baik supaya paham. Dari definisi-definisi di atas terdapat perbedaan antara makna kesadaran dan pemahaman, paham hanya untuk sekedar tahu dan mengerti saja tentang suatu hal. Sedangkan makna kesadaran lebih aktif karena dialami dan merefleksikan apa yang diketahuinya, termasuk pemahaman itu. 13
Arif Sukandi Sadiman, “Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar”, (Cet 1: Jakarta: Mediatama Sarana Perkasa, 1946) h. 109. 14
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Apollo, 1997) h. 454.
15
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Apollo, 1997) h. 811.
18
Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.16 Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dibangun dalam bentuk menabung, melakukan investasi, melakukan budgeting, atau mengatur komposisi harta yang dimiliki saat ini. Tetapi, masih banyak orang yang belum mengerti tentang perencanaan keuangan, dari studi pendahuluan yang penulis lakukan bahwa banyak dari masyarakat yang mengetahui perencanaan keuangan hanya diperuntukkan untuk perusahaan besar dan orang-orang yang mempunyai banyak uang. Padahal, selama ini pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang asal ada kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan keuangannya, yaitu dengan cara menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur dengan seimbang. Oleh karena itu, menetapkan tujuan keuangan sejak dini adalah sangat penting karena hal ini merupakan dasar yang baik untuk memulai segalanya, dan dari situlah perencanaan keuangan akan dimulai dan untuk mencapainya mungkin akan diperlukan adanya pengorbanan.17 Melalui perencanaan keuangan, tujuan keuangan seseorang mempunyai arti dan arah yang pasti. Dengan merencanakan keuangan pribadi dapat membantu seseorang untuk mendapatkan gambaran apa
16
Safir Senduk, “Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengelola Keuangan Keluarga”, (PT. Elex Media Komputindo: Jakarta, 2000) h. 3. 17
Adler H. Manurung dan Luthfi T. Rizky, “Succesful Financial Planner a Complete Guide”,(PT. Grafindo, anggota Ikapi: Jakarta, 2009) h. 2
19
yang benar-benar diinginkan didalam ataupun diluar setiap tahapan kehidupan, melindungi aset-aset yang dimiliki, mempergunakan utang secara hati-hati, melakukan manajemen resiko dan melatih seseorang untuk mengatur resiko investasi dengan baik, menentukan asuransi perlindungan yang tepat baik untuk jiwa, kesehatan, dan harta kepemilikan, meningkatkan kekayaan dan mengontrol pengeluaran dan biaya-biaya. Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk menanggulangi resiko-resiko atau untuk dana darurat yang tidak disangka-sangka, tujuan jangka menengah ditujukan untuk keinginankeinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang yang tidak direncanakan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi perencanaan keuangan untuk pencapaian tujuan keuangan adalah mulai dari umur, jumlah tanggungan dalam keluarga, sampai pada tingkat suku bunga dan inflasi. Dua hal utama yang dapat mempengaruhi perencanaan keuangan adalah faktor hidup pribadi dan faktor ekonomi.
20
C. Perencanaan Keuangan Syariah Islam adalah agama yang komprehensif, integratif, dan holistik yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik besar maupun kecil, pribadi dan sosial, material dan spritual. Sebagai umatnya kita diperintahkan untuk menerapkan Islam secara kaffah, baik aqidah, akhlak, ibadah maupun muamalah yang termasuk di dalamnya kegiatan ekonomi dan bisnis. Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 208 menyatakan:
Artinya: ...“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah: 208) Firman Allah SWT dalam surah Al-Hasyr ayat 18 menyatakan:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al-Hasyr: 18) Firman Allah SWT dalam surah Al-Ra‟du ayat 11 menyatakan:
Artinya:“.......Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....(Ar Ra‟du: 11)
21
Jelas sekali dalam ayat tersebut, kita sebagai manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk merencanakan apa yang kita perbuat untuk masa depan. Berikhtiar secara maksimal dengan melakukan perencanaan untuk situasi terburuk dan berharap untuk yang terbaik, setelah itu bertawakal kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.18 Di dalam keluarga muslim, perencanaan merupakan salah satu bagian usaha manusia untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Diantaranya, berikhtiar secara maksimal dengan melakukan perencanaan untuk situasi terburuk dan berharap untuk yang terbaik, dan juga bertawakal kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Dalam Islam, perencanaan keuangan tidak hanya sekedar proses akuisisi dan pengumpulan kekayaan tetapi memiliki definisi yang luas yang berkaitan dengan konsep khalifah. Karena tugas manusia sebagai khalifah Allah adalah untuk memanfaatkan semua nikmat Allah di bumi untuk kepentingannya sendiri. Menurut Sri Khoirotun, perencanaan keuangan secara teori berarti proses mengelola keuangan yang sedemikian rupa sehingga kita dapat mencapai keuangan
ekonomis
tertentu.19
Sedangkan
Dorimulu
dalam
artikelnya,
menyatakan bahwa perencanaan keuangan atau Finacial Planning merupakan
18
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi Rizky, “Fiqih Keuangan Syariah” (Jakarta: MudaMapan Publishing, 2010) h. 2 19
Sri Khoirotun, RFA, “Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang”, (Trans Media: Jakarta, 2009)
h.5
22
“proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan”.20 Jadi, perencanaan keuangan adalah suatu proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi agar dapat mencapai tujuan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.21 Pada dasarnya, tidak ada perbedaan antara perencanaan keuangan biasa dengan perencanaan keuangan syariah. Namun, perencanaan keuangan syariah adalah perencanaan keuangan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan investasi, asuransi dan aktivitas lain dalam rangka mensejahterakan hidupnya di dunia dan di akhirat dengan menerapkan prinsip-prinsip syariat Islam dalam setiap aktivitas perencanaan keuangan. Dan proses perencanaan keuangan syariah juga dimulai dari meluruskan niat, untuk merencanakan masa depan tanpa melupakan unsur takdir. Fenomena perencanaan keuangan syariah makin dikenal oleh masyarakat, seiring berjalan dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan penerapan syariah dalam kegiatan keuangan atau tergerak dengan maraknya pertumbuhan perbankan syariah. Konsep perencanaan keuangan syariah adalah konsep perencanaan keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Islam mengajarkan 20
Dorimulu (2003) dalam Yohnshon, “Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya”, (Jurnal Penelitian Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, 2009) h.57 21
Mega Resti Wulandari, “Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Syariah Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Marital Wanita Karir” ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.22
23
pada para umatnya untuk melakukan ritual keagamaan yang sering disebut ibadah dan juga mengajarkan tata cara melakukan kegiatan ekonomi dan pengelolaan harta. Terdapat 5 pilar dalam perencanaan keuangan keluarga secara Islami yaitu:22 a.
Mengelola kekayaan melalui cashflow yang sesuai syariah
b.
Mengumpulkan kekayaan dengan Investasi yang syariah
c.
Melindungi kekayaan melalui Asuransi syariah
d.
Mendistribusikan kekayaan melalui Waris, Wasiat, Wakaf, Hibah, Infaq dan Shodaqah.
e.
Membersihkan Kekayaan dengan mengeluarkan Zakat.
1. Tujuan dan Perbedaan Perencanaan Keuangan Syariah Dalam menetapkan tujuan keuangan merupakan dasar dari proses merencanakan, melaksanakan, dan memonitor perencanaan keuangan pribadi maupun keluarga. Adapun tujuan dari perencanaan keuangan syariah adalah bukan hanya mengejar kepentingan materi semata, tapi juga kesuksesan di akhirat (al-falah).23 Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam menetapkan tujuan keuangan yaitu, pertama, harus realistis karena tujuan
22
Shinta Rahmani, “5 Pilar Perencanaan Keuangan Keluarga Secara Syariah‟‟artikel ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2013 dari http://amanahsharia.wordpress.com/2011/01/31/5-pilarperencanaan-keuangan-keluarga-secara-syariah/ 23
Ghozali, “Perencanaan Keuangan Konvensional Vs Syariah”, artikel ini diakses pada tanggal 4 September 2013 dari http://gozz.multiply.com/journal/item/38/Perencanaan-KeuanganKonvensional-vs-Syariah?&show_interstitial=1&u%2journal%2Fitem
24
keuangan harus didasarkan oleh besarnya pendapatan dan kondisi kehidupan, kedua, harus spesifik dan terukur dalam arti untuk mewujudkan sesuatu yang memiliki kekhususan atau perbedaan dengan yang lain, ketiga, target waktu karena tujuan keuangan harus memiliki target waktu yang jelas kapan harus terwujud, dan keempat, tindakan yang harus dilakukan atau dicapai.24 Perbedaan yang paling mencolok dari perencanaan keuangan biasa dengan perencanaan keuangan syariah adalah penyucian harta. Di bawah ini terdapat beberapa perbedaan perencanaan keuangan biasa dengan perencanaan keuangan syariah itu: Tabel 2.1 Perbedaan Perencanaan Keuangan Biasa dengan Perencanaan Keuangan Syariah Konvensional Tujuan Perencanaan Keuangan
Membuat masa depan lebih pasti dan terjamin Mencapai kekayaan (nilai materialistis) saja Bebas disesuaikan dengan keinginan klien
Syariah Merencanakan masa depan, tanpa melupakan unsur takdir (tawakal) Kesuksesan dunia dan akhirat (al-falaah)
Sesuai dengan keinginan klien, dengan mempertimbangkan prioritas wajib dan sunnah menurut ajaran agama Islam Legalitas hukum Legalitas hukum perdata dan Aspek Legalitas perdata syariah compliance (tanpa Transaksi Keuangan bunga, maysir, gharar) Landasan Hukum Waris Hukum perdata, hukum Hukum waris Islam (faraidh) adat, hukum Islam Penentuan Tujuan Keuangan
24
Taufik Hidayat, “Financial Planning Mengelola dan Merencanakan Keuangan Pribadi dan Keluarga”(PT. Trans Media: Jakarta, 2010) h.9.
25
Hanya produk keuangan syariah Klien diwajibkan untuk menunaikan zakat dan shadaqah lainnya Sumber: Ghozali, Perencanaan Keuangan Konvensional Vs Syariah Referensi Produk Keuangan Penyucian Harta
Semua produk keuangan Diserahkan pada kehendak pribadi klien
Dapat didefinisikan bahwa perencanaan keuangan syariah merupakan suatu proses perancangan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan, non-keuangan serta rohani untuk jangka pendek, menengah dan panjang baik di dunia ketika masih hidup maupun di akhirat.25 2. Konsep Harta Dalam Islam Dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifatul fil ardh (pemimpin dunia), sesuai dengan posisinya sebagai khalifah maka manusia diberikan kewenangan untuk mengatur urusan dunia agar memperoleh kesejahteraan di dunia maupun di akhirat. Karena memiliki harta adalah hak setiap orang. Harta dalam Islam berada pada semua orang untuk dikelola oleh seseorang tersebut agar bermanfaat untuk mensejahterakannya di dunia dan akhirat. Jadi seluruh umat manusia berhak untuk mengelola dan memanfaatkannya, tetapi harta bukan mutlak milik kita melainkan pemilik mutlaknya adalah Allah SWT.
25
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi Rizky, “Fiqih Keuangan Syariah” (Jakarta: MudaMapan Publishing, 2010) h. 41
26
Terdapat 2 variabel proses, yaitu cara memperoleh harta (halal dan tidak halal) dan cara menggunakan harta (benar dan tidak benar). Dalam hal ini, manusia paling tidak digolongkan ke dalam 4 golongan yang digambarkan dalam matriks berikut: 26 Gambar 2.1 Cara memperoleh dan Menggunakan Harta Halal
Merugi
Beruntung
Tidak halal
Merugi & Celaka
Celaka
Dimanfaatkan dengan tidak benar
Dimanfaatkan dengan benar
Penjelasan dari 4 golongan di atas yaitu apabila kita termasuk orang yang beruntung adalah orang yang dapat mempertanggungjawabkan kehalalan sekecil apapun harta yang diperolehnya serta kebenaran sekecil apapun harta yang digunakannya. Sangat disayangkan apabila kita termasuk orang yang merugi karena sudah memperoleh harta dengan cara yang halal, namun tidak mampu memanfaatkannya dengan cara yang benar sesuai tuntunan Allah. Selain itu, sebaik apapun kita menggunakan harta, termasuk untuk keperluan ibadah, namun jika harta tersebut diperoleh dari sumber dan cara yang tidak halal, maka tetap saja akan membuat kita termasuk pada golongan orangorang yang celaka.
26
Eko P Pratomo dan Tim Hijrah Institute, “ Seri Buku Keuangan Keluarga : Membangun Kecerdasan Financial Dengan Nilai-nilai Spritualitas” (PT. Arga Publishing : Jakarta, 2007), h. 15
27
Maka dari itu, kesadaran akan proses mencari harta dan memanfaatkan harta tidaklah semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan duniawi, namun juga mengandung konsekuensi akan tanggung jawab (hisab) di akhirat kelak dan menuntun kita untuk lebih hati-hati. Yakni berhati-hati dalam mencari nafkah, mengumpulkan dan mengelola kekayaan serta lebih bijaksana dalam memanfaatkannya. 3. Kubah Kebutuhan (Dome of Needs) Konsep Dome of Needs dalam Perencanaan Keuangan Syariah diperkenalkan oleh Hijrah Advisory Malaysia yang bekerja sama dengan Hijrah Institute. Dalam Islam mengelola harta merupakan suatu keharusan bagi manusia (keluarga) untuk merancang dan melangkah menuju masa depan yang lebih baik. Menata dan merencanakan keuangan secara Islami, merupakan usaha atau ikhtiar kita sebagai manusia dalam mengelola dan merencanakan kebutuhan financial (keuangan) dengan prinsip halal dan berkah. Menurut Eko P. Pratomo, salah satu presdir perusahaan manajer investasi terkemuka di Indonesia menyatakan bahwa pengelolaan keuangan keluarga dengan menggunakan sistem syariah, merupakan pilihan alternatif bagi masyarakat muslim untuk meninggalkan sistem ribawi.27 Karena dari
27
Palgunadi, “Seni Mengelola Keuangan Keluarga Secara Syariah”, artikel ini diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http:///palgunadi.com/artikel15.html
28
sudut pandangan Islam, permasalahan uang adalah kebutuhan primer (Dome of Needs) yang harus dipergunakan secara benar.28 Dome of Needs dapat diartikan sebagai “Kubah Kebutuhan” yang merupakan suatu model yang dapat membantu seseorang dalam melihat permasalahan di sekitar pengelolaan uang dari sudut pandang Islam. Dalam model ini seperti suatu masjid berkubah yang dibangun atas dasar 4 prinsip dasar. Pertama, halal dan barakah yang berarti setiap harta yang didapat harus dari sumber yang halal. Karena hanya dari sumber yang halal sajalah Allah akan memberikan keberkahan atas harta tersebut. Kedua, hamba Allah dan sebagai khalifah yang berarti bahwa semua tindakan kita di dunia haruslah sesuai dengan kehendak-Nya. Harta dari sudut pandang Islam adalah milik Allah yang dititipkan kepada manusia. Sehingga penggunaan harta juga harus sesuai dengan tuntunan dan kehendak yang menitipkannya kepada kita sebagai manusia. Ketiga, menata dan merencanakan keuangan secara Islami merupakan usaha atau ikhtiar kita sebagai manusia dalam mengelola dan merencanakan kebutuhan finansial dengan dasar dua prinsip diatas. Terdapat 7 pilar penopang dalam proses ini yang membentuk kata ISLAMIC yang terdiri dari Income (pendapatan), Spending (pengeluaran), Longevity (pensiun/kehidupan panjang), Assurance (jaminan), Management of Debts (pengelolaan hutang), Investment (investasi), dan Cleansing of Wealth 28
Tim Bidang Pengembangan Ekonomi dan Kewirausahaan DPW PKS DKI Jakarta, “Sepenting Apakah Mengelola Keuangan Keluarga?”, artikel diakses pada 28 Agustus 2013, h.2.
29
(penyucian harta). Keempat, hayatan thayyibah dalam arti kehidupan yang baik dan bermanfaat merupakan prinsip keempat yang perlu menjadi tujuan dari semua yang diikhtiarkan. Kehidupan yang baik harus diusahakan bukan hanya untuk dunia namun sangat perlu mempersiapkan untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak.29 Pada dasarnya, konsep kubah kebutuhan ini adalah sebagai panduan bagi seseorang untuk melakukan perencanaan keuangan yang bertujuan pada kemakmuran duniawi dan keselamatan ukhrawi. Disini, penulis akan membahas lebih detail tentang prinsip ketiga yang menerangkan bahwa dalam merencanakan dan menata keuangan secara Islami harus ditopang dengan tujuh pilar pendukung yang membetuk kata ISLAMIC. Tujuh pilar tersebut, diantaranya: a. Pilar pertama adalah kesadaran pentingnya mencari penghasilan Terdapat firman Allah di dalam Al-Qur‟an yang menegaskan kewajiban manusia untuk bekerja keras dan mencari rizki. Mencari nafkah adalah perintah Allah sekaligus juga menjadi ibadah, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat Al – Jumuah ayat 10:
29
Eko P. Pratomo, “Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami”, (PT. Syaamil Cipta Media: Bandung, 2004) h. 11
30
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al- Jumuah : 10) Dalam mencari Income atau penghasilan merupakan langkah awal tanggung jawab seorang manusia dalam memenuhi kewajiban untuk menafkahi hidupnya sendiri maupun keluarganya. Islam juga berprinsip bahwa orang yang memberi pasti lebih baik daripada orang yang diberi. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya kerja keras mencari nafkah agar bukan
hanya harus mandiri, namun harus juga berusaha untuk bisa
memberi. Prinsip-prinsip dasar Allah SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa mencari segala sesuatu yang halal, dan meninggalkan yang haram serta yang syubhat (samar) dalam semua kegiatan kita.30 Untuk mencari rizki yang halal dan thoyib maka manusia akan mengadakan hubungan dengan alam dan dengan sesama manusia. Baik melalui kegiatan pengolahan alam, produksi, distribusi, perdagangan maupun jasa. Melalui hubungan muamalah tersebutlah manusia berusaha mencari pendapatan dari kegiatan yang diharapkan akan saling menguntungkan. Karena pendapatan yang diperoleh akan sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan yang dijalani serta terhadap pemenuhan kebutuhan baik masa kini maupun masa yang akan datang. 30
Dr. Ir. H. Iwan P. Pontjowinoto, MM.”Pentingnya Mencari Rizki yang Halal”, artikel ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2013 pada pukul 14.59 dari http://zapfin.com
31
b. Pilar kedua adalah kesadaran pentingnya penyucian harta Pentingnya melakukan Cleansing of Wealth atau penyucian harta merupakan kesadaran kedua yang perlu dibangun, dan menjadi penyeimbang dari kesadaran akan pentingnya mencari penghasilan. Karena penyucian harta merupakan bagian dari perintah Allah yang harus ditunaikan. Keseimbangan ini juga sekaligus memberikan makna dan dimensi akhirat (ukhrawi) dari usaha mencari rizki yang berdimensi duniawi. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat AlTaubah ayat 103 yang berbunnyi:
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. AlTaubah: 103) Pembayaran zakat, infaq, sadaqah, hibah, dan wakaf pada dasarnya merupakan bentuk dari penyucian harta sekaligus juga menunaikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat luas. Karena zakat atau shadaqah, secara bahasa berarti suci/bersih, tumbuh, dan berkembang. Pengertian dari zakat itu sendiri adalah bersih atau menyucikan, dimana
32
zakat merupakan suatu bentuk usaha penyucian diri dari kemungkinan tercampurnya harta dengan ketidakbaikan.31 Harta yang didapatkan pada hakekatnya adalah rezeki yang Allah titipkan, bukan semata-mata atas usaha yang dilakukan. Dari seluruh penghasilan yang kita peroleh dan jerih payah sendiri, akan dikeluarkan zakatnya 2,5% dari apa yang kita peroleh, karena sebenarnya ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut. c. Pilar ketiga adalah kesadaran pentingnya mengatur pengeluaran Saat ini masih banyak keluarga yang tidak berhasil menyisihkan tabungan, bukan karena pendapatan yang rendah, melainkan karena tidak bisa mengelola pengeluaran. Sebenarnya, besarnya pengeluaran akan sangat menentukan besarnya tabungan yang bisa disisihkan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Ketidakmampuan banyak keluarga untuk menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan lebih banyak terjadi karena tidak bisanya membedakan antara “KEBUTUHAN” dan “KEINGINAN”.32 Karena masih banyak keluarga yang tergoda menggunakan penghasilannya secara tidak efektif dikarenakan lebih tergoda untuk memenuhi keinginan di atas
31
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi Rizky, “Fiqih Keuangan Syariah” (Jakarta: MudaMapan Publishing, 2010) h. 114 32
Eko P.Pratomo dan Tim Hijrah Institute, “Seri Buku Keuangan Keluarga: Membangun Kecerdasan Financial Dengan Nilai-nilai Spritualitas”, h. 30
33
kebutuhan. Keinginan tersebut umunya berkaitan untuk mengejar kemudahan, kenikmatan, kemewahan, gengsi, atau hal lainnya yang berkaitan dengan life style atau gaya hidup yang sebenarnya belum sesuai dengan tingkat penghasilannya saat ini. Seharusnya, perencanaan atas kebutuhan masa depan dapat menyadarkan seseorang untuk lebih memprioritaskan pada hal-hal yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan dalam mengatur pengeluaran rutinnya. Pada dasarnya, kita harus menyadari bahwa masih banyak kebutuhan dasar yang tidak bisa dipenuhi saat ini. Maka dari itu, kita harus berusaha menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung dan diinvestasikan. Kesadaran pentingnya mengatur Spending atau pengeluaran sebagai pilar ketiga diikuti oleh langkah kesadaran akan pentingnya melakukan investasi. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat AlA‟raf ayat 31, surat Al- Furqan ayat 67, surat Al-Maidah ayat 87 dan surat Al- Israa ayat 27 yang berbunyi:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al- A‟raf : 31)
34
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta). Mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak kikir, dan hendaklah (cara berbelanja seperti itu) ada di tengah-tengah kalian”. (Q.S. Al-Furqan: 67)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Q.S. Al- Maidah: 87)
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu temannya para syaitan. (Q.S. Al- Israa: 27) Intisari dari keempat firman Allah SWT di atas adalah Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berpakaian yang bagus, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib (baik). Namun, disisi Allah SWT juga melarang untuk tidak berlebih-lebihan/melampaui batas dalam mengkonsumsi, berpakaian dan tidak kikir (pelit) membelanjakan harta,
tidak boros dalam
serta selalu berbuat baik dengan cara berbagi
35
dengan tetangga sekitar rumah, orang-orang miskin yang tidak mampu dan para ibnu sabil. d. Pilar keempat adalah kesadaran pentingnya perencanaan investasi Investasi merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Mengetahui kebutuhan kita di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum investasi. Terdapat banyak masyarakat yang sudah lebih maju melakukan penyisihan sebagian penghasilannya untuk diinvestasikan 30% dari penghasilan bulanannya guna menghadapi kebutuhan di masa depan. Investasi syariah adalah jenis-jenis investasi yang diperkenankan dalam syariat Islam. Cara-cara invetasi konvensional sepanjang tidak melanggar ketentuan syariah tetap diperbolehkan digunakan dalam kegiatan perencanaan keuangan syariah.33 Pada saat ini, sudah tersedia produk investasi yang berlandaskan syariah yang ditawarkan di pasar. Kesempatan ini membuka peluang bagi keluarga untuk memanfaatkan instrumen dan produk investasi guna mencapai tujuan/kebutuhan di masa yang akan datang secara Islami. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Yusuf ayat 47- 48 yang berbunyi: 33
Perencanaan Keuangan 123, “Perencanaan Keuangan Syariah”,artikel ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2013 dari http://perencanaankeuangan123.com/2010/10/08/perencanaan-keuangansyariah/
36
Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana bisa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gadum) yang kamu simpan. (Q.S. Yusuf : 47- 48) e. Pilar kelima adalah kesadaran akan adanya kehidupan yang panjang Setiap orang memiliki batas dalam kemampuan bekerja dan menghasilkan uang. Akan ada periode dimana seseorang sudah tidak dapat bekerja lagi. Maka pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan keuangan. Oleh karenanya perlu dilakukan persiapan dan perencanaan untuk tetap dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun. Kadang kala pengeluaran masa pensiun lebih berat karena perlunya biaya perawatan dan pengobatan yang meningkat karena bertambahnya usia. Cara untuk mempersiapkan masa pensiun adalah sedini mungkin menyisihkan sebagian penghasilan sekitar 10%-20% saat masih bekerja.34 Selain persiapan finansial untuk pensiun, Islam juga mengajarkan kita untuk mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat. Secara finansial, banyak
34
Taufik Hidayat, “Financial Planning Mengelola dan Merencanakan Keuangan Pribadi dan Keluarga” h.54
37
jalan yang diberikan Allah dalam memanfaatkan harta yang dititipkan kepada kita untuk dapat dijadikan tabungan guna bekal di kehidupan yang abadi kelak. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat AlQashash ayat 60 yang berbunyi:
ِ َش ٍء فَ َم َتا ُع الْ َحيو ِة ُاّدله ْ َي َاو ِزيْن َ ُُتَ َاو َما ِع ْن َد هللا خ َْْي ٌَوأَبْقى أَفَ َال ت َ ْع ِقلُ ْو َن ْ َ َو َما ُأ ْوتِيْ ُ ُْت ِم ْن Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S. Al- Qashash: 60) f. Pilar keenam adalah kesadaran pentingnya pengelolaan hutang dan kewajiban Berhutang kadang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Pembelian aset seperti rumah atau kendaraan dengan harga yang cukup mahal dengan cara tunai sering tidak terjangkau oleh masyarakat saat ini. Sehingga kita perlu mencari dan mendapatkan bantuan dari fasilitas hutang, yang berasal dari institusi seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Jadi, berhutanglah untuk berinvestasi yang akan membuat kekayaan bersih kita tumbuh berkembang dan hindarilah hutang untuk memenuhi keinginan konsumtif yang justru membuat aset menyusut dan menambah beban.35 Tetapi, hutang bukanlah sesuatu yang buruk namun pemanfaatan fasilitas
35
Herlina P. Dewi, “Mengelola Keuangan Pribadi untuk Perempuan Lajang dan Menikah”,CV. Diandra Primamitra Media: Yogyakarta, 2009) h.61
38
hutang perlu diperhatikan faktor hukum syariah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
Dari Abu Hurairah R.A., bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda, „Penundaan pembayaran utang oleh orang kaya adalah kezhaliman. Jika salah seorang di antara kalian diminta untuk mengalihkan utang kepada orang kaya, maka hendaklah dia menerimanya‟.” (HR Bukhari-Muslim) g. Pilar ketujuh kesadaran akan datangnya kematian Banyak hal yang tidak terduga yang dapat terjadi secara tiba-tiba di kehidupan kita sehari-hari. Contohnya seperti sakit, kematian, bencana (antara lain kebakaran, banjir, kecelakaan), kehilangan dapat terjadi kapan saja dan dapat mempengaruhi kehidupan keluarga secara signifikan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Yusuf ayat 49 yang berbunyi:
Katakanlah: .....Tiap-tiap umat mempunyai ajal]. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (Q.S. Yusuf : 49)
39
Maka dari itu, untuk mempersiapkan diri dari segala bencana harus memiliki asuransi syariah, dimana asuransi syariah yang ada di Indonesia diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang bertugas menjaga bahwa produk asuransi syariah yang dijual memenuhi kaidah syariah dalam berasuransi.36 Perusahaan asuransi syariah kini telah mulai berkembang dan menawarkan produk-produk asuransi yang non-ribawi. Contohnya, untuk mengantisipasi risiko kematian bisa memiliki asuransi jiwa. Dimana asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan nasabah yang mengatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan berupa sejumlah dana tertentu apabila terjadi risiko kematian. Perjanjian tersebut ditulis dalam bentuk kontrak yang dinamakan polis asuransi.37 Dari penjelasan diatas terlihat bahwa dalam mengelola keuangan Islami terdapat 7 akun yang terdiri dari 1 akun pendapatan (Income) dan 6 akun pengeluaran yang terdiri dari Spending, Longevity, Assurance, Management of Debt, dan Cleansing of Wealth. Dengan 6 komponen strategi dasar diatas yang saling menyeimbangkan, layaknya sebuah
36
Perencanaan Keuangan 123, “Perencanaan Keuangan Syariah”,artikel ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2013 dari http://perencanaankeuangan123.com/2010/10/08/perencanaan-keuangansyariah/ 37
h. 81-82
Safir Senduk, “Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengelola Keuangan Keluarga”,
40
timbangan, antara kebutuhan dunia dan akhirat, kita memiliki pasangan strategi dasar sebagai berikut: 1) Income (penghasilan) – Cleansing of Wealth (penyucian harta) 2) Spending (pengeluaran) – Investments (investasi) 3) Longevity (kehidupan yang panjang) – Management of Debt/Liabilities (pengelolaan hutang/kewajiban) Selanjutnya, terdapat satu strategi ketujuh yang mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan kematian: 4)
Assurance (kepastian/jaminan) Pada hakikatnya, konsep kubah kebutuhan ini merupakan panduan
bagi seseorang untuk melakukan perencanaan keuangan yang bertujuan pada kemakmuran duniawi dan keselamatan ukhrawi. Dari ketujuh strategi dasar diatas dapat diurutkan dan disusun sehingga membentuk kata ISLAMIC. Dari ketujuh hal diatas merupakan komponen strategi dasar dari fondasi Perencanaan Keuangan Islami (Islamic Financial Planning). D. Pendapatan dan Pendidikan 1. Pendapatan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya).38Sedangkan pendapatan dalam kamus manajeman adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lain 38
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Balai Pustaka: Jakarta, 2005) h.236
41
dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba.39Menurut pengertian dalam keluarga pendapatan hanya terbatas pada upah (gaji) saja, dan dapat digolongkan ditinjau dari periode waktu penerimaan dan jumlahnya menjadi dua yaitu:40 a. Pendapatan (penghasilan) tetap Pendapatan yang bisa diukur periode penerimaannya (rutin) dan jumlah yang diterimanya. Dalam hal ini, termasuk gaji honor tetap, dan lain sebagainya
yang
tergolong
sebagai
pemasukan
tetap.
Periode
penerimaannya bisa mingguan, bulanan, maupun tahunan seperti tunjangan hari raya (THR). b. Pendapatan (penghasilan) tidak tetap Pendapatan tidak tetap adalah arus kas masuk tidak tetap dalam setiap periodenya (tidak rutin) maupun jumlahnya. Dalam hal ini, misalnya komisi, bonus, honor, yang didapat dari pekerjaan tidak tetap dan yang tergolong pemasukan tidak tetap lainnya 2. Pendidikan Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran. Pendidikan
39
BN. Marbun, “Kamus Manajemen”, h. 230
40
Surono, Anggaran Pendapatan dan Keluarga, Graha Ilmu: Yogyakarta, 2008, h.14
42
pada dasarnya merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia dilakukan secara sistematis, pragmatis, dan berjenjang agar menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas yang dapat memberikan manfaat dan sekaligus harkat dan martabatnya.41 Pendidikan secara etimologis berasal dari kata Paidagogie yang berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata „Pais, artinya anak, dan „Again diterjemahkan membimbing, jadi paedadogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.42 Sedangkan secara definisi pendidikan diartikan oleh pakar pendidikan John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapankecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.43
41
Aditya Dwi Purwoko, Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Kualitas Pelayanan KPP, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Memenuhi Kewajiban Pajak, (Skripsi UIN, Jakarta, 2008) 42
Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiayati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipa, 2003,
h.69. 43
Irmayanti Meliono dkk, MPKT Modul I, Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2007, artiikel ini diakses tanggal 24 Juni 2013 pukul 17.35 a.m. dari http://www.id.wikipedia.org
43
Sedangkan pendidikan menurut GBHN44 adalah unsur sadar untuk mengembangkan dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Hakikat pendidikan merupakan usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Usaha-usaha tersebut diselenggarakan dalam berbagai macam bentuk sebagai berikut45: a. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah, dan sistematis melalui suatu lembaga disebut pendidikan formal. b. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak berencana dan tidak sistematis di lingkungan disebut pendidikan informal. c. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana tetapi tidak sistematis di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal disebut pendidikan nonformal. Peningkatan kualitas diri manusia yang dicapai melalui pendidikan mencakup beberapa aspek yaitu46: a. Peningkatan
kualitas
berpikir
(kecerdasan,
kemampuan,
analisis,
kreatifitas, dan visioner).
44
Garis-Garis Besar Haluan Negara (Tap.MPR NO.IV/MPR/1973)
45
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda, 1997, h.
10. 46
M. Tholhah Hasan. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press, 2005, h. 136.
44
b. Peningkatan kualitas moral (ketakwaan, kejujuran, ketabahan, keadilan, dan tanggung jawab). c. Peningkatan kualitas kerja (keterampilan, profesional, dan efisien). d. Peningkatan kualitas hidup (kesejahteraan materi dan rohani, ketentraman dari terlindungnya martabat dan harga diri). e. Peningkatan
kualitas
pengabdian
(semangat,
berprestasi,
sadar,
pengorbanan, dan kebanggaan terhadap tugas. Hubungan antara pendapatan dan pendidikan menurut JJ Rousseau yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Uhbiayati, pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita menumbuhkannya di masa dewasa. Pendidikan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang. Sedangkan faktor
pendidikan
dan
pendapatan
merupakan
faktor
yang
dapat
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam melakukan perekonomian. Karena faktor pendidikan dan pendapatan sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya, dengan pendidikan yang lebih tinggi seseorang akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi pula, dibandingkan seseorang yang pendidikannya lebih rendah, akan mendapatkan pendapatan yang lebih rendah. Melalui pendapatan pula seseorang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun terkadang ada pula seseorang yang melanjutkan pendidikan dengan bermodalkan beasiswa, beasiswa pun hanya
45
dapat diperoleh dengan sebuah prestasi yang berkelanjutan. Dengan kata lain pendidikan dan pendapatan sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam diri seseorang yang akan mempengaruhi perilaku. Keterbatasan pengetahuan karena rendahnya pendidikan berpengaruh terhadap tingkah laku anggota keluarga dalam memilih kebutuhannya dan dalam membuat keputusan (Hardiansyah 1987).47 Jadi pendidikan dan pendapatan keluarga menjadi faktor dalam membuat perencanaan keuangan syariah.
47
Arifianto Murih Prasetyo, “Analisis Jender Terhadap Strategi Ketahanan Hidup Keluarga Melalui Manajemen Keuangan Pada Keluarga Nelayan”, (Skripsi IPB. 2004), artikel diakses pada tanggal 2 September 2013 dari http://repository.Ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/19154/AO4amp2.pdf?sequence=1
46
E. Review Studi Terdahulu Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu 1. Syifa Fauziah (mahasiswa FSH, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan tahun 2012) Aspek Pembeda
Uraian
Judul
Pengaruh Pendapatan Keluarga dan Pendidikan Perempuan Terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga (Studi pada Masyarakat Kelurahan Kuningan Barat Mampang Prapatan JakSel)
Fokus
Konsep perencanaan keuangan keluarga secara syariah, mengukur pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan perempuan secara simultan dan parsial terhadap aktivitas merencanakan keuangan keluarga.
Teori
Penelitian ini menggunakan teori pendapatan dan pendidikan dan aktivitas merencanakan keuangan keluarga dengan konsep Dome Of Needs.
Metode Penelitian
Menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan metode Analisis Deskriptif.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada tahun 2012 dengan mengambil tempat di Masyarakat Kelurahan Kuningan Barat Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Perbedaan: Dari aspek judul penelitian, judul penelitian ini berbeda dengan judul penelitian yang penulis angkat. Penelitian tersebut fokus pada perencanaan
47
keuangan keluarga secara syariah yang dilakukan seorang ibu rumah tangga, diukur berdasarkan pendapatan keluarga dan pendidikan seorang Ibu Rumah Tangga. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis fokus pada tingkat pemahaman atau kesadaran pegawai KJKS/BMT terhadap perencanaan keuangan syariah.
2. Rahmawati Dian Pratiwi (mahasiswa FSH, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan tahun 2010) Aspek Pembeda
Uraian
Judul
Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat)
Fokus
Pengetahuan dan pemahaman aplikasi masyarakat Cempaka Putih Ciputat pada instrumen keuangan syariah dan bagaimana tingkat kesadaran mereka khususnya dalam mengelola harta berdasarkan teori ISLAMIC.
Teori
Penelitian ini menggunakan teori tingkat kesadaran dan perencanaan keuangan syariah dengan konsep Dome Of Needs berdasarkan teori ISLAMIC.
Metode Penelitian
Menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan metode Analisis Deskriptif yaitu frequencies.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada tahun 2010 pada masyarakat Cempaka Putih
48
Ciputat Kota Tangerang. Perbedaan: Dari aspek judul penelitian, judul penelitian ini berbeda dengan judul penelitian yang penulis angkat. Penelitian tersebut hanya fokus membahas bagaimana pemahaman masyarakat Cempaka Putih Ciputat pada instrumen keuangan syariah dan bagaimana tingkat kesadaran mereka khususnya dalam mengelola harta berdasarkan teori ISLAMIC. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis fokus pada tingkat pemahaman atau kesadaran pegawai KJKS/BMT terhadap perencanaan keuangan syariah dan strategi mereka dalam mengelola harta.
3. Mega Resti Wulandari (mahasiswa FSH, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan tahun 2011) Aspek Pembeda
Uraian
Judul
Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Syariah Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Marital Wanita Karir (Studi Pada Instansi Pemerintah Daerah Kota Palangkaraya)
Fokus
Mengetahui perbedaan minat membuat perencanaan keuangan syariah antara wanita karir yang belum menikah dengan wanita karir yang berstatus sudah menikah.
Teori
Penelitian ini menggunakan teori perencanaan keuangan syariah dan tingkat pendidikan dan status marital.
Metode Penelitian
Menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan metode Analisis Deskriptif.
49
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada tahun 2011 Instansi Pemerintah Daerah Kota Palangkaraya
Perbedaan: Penelitian tersebut membahas perbedaan minat membuat perencanaan keuangan syariah antara wanita karir yang berstatus belum menikah dengan wanita karir yang sudah berstatus menikah tentang sedangkan penelitian yang dilakukan penulis fokus pada tingkat pemahaman atau kesadaran pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terhadap perencanaan keuangan syariah.
Perbedaan secara keseluruhan antara penulis dengan peneliti-peneliti sebelumnya yang di atas adalah terdapat perbedaan mendasar yaitu dari sisi objek, teknik analisis data yang digunakan dan lokasi. Dari sisi objek diantaranya ada yang membahas di masyarakat kelurahan Kuningan Barat Mampang Prapatan, Pegawai Bank Syariah yang bekerja pada bank syariah di kota Tangerang dan wanita karir yang bekerja di instansi pemerintahan daerah kota Palangkaraya. Sedangkan, objek yang dipilih oleh penulis adalah pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Teknik analisis data digunakan adalah teknik analisis deskriptif frequencies. Lokasi penelitian juga berbeda-beda diantaranya ada yang di Jakarta Selatan, kota Tangerang, dan Palangkaraya. Sedangkan penulis memilih lokasi penelitian yaitu di Koperasi BMT kota Tangerang Selatan. F. Kerangka Konsep Perencanaan keuangan dilakukan dengan berbagai hal yaitu, dengan membuat anggaran untuk pengeluaran dan pemasukan uang dengan menempatkan
50
dana pada pos-pos yang telah dipilah-pilah berdasarkan kebutuhan dan juga pengeluaran diprioritaskan untuk kebutuhan primer terlebih dahulu. Tingkat pendapatan dan pendidikan seseorang sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya, sehingga biasanya orang yang memiliki tingkat pendapatan yang besar cenderung mengenyam pendidikan yang tinggi begitu pula sebaliknya. Dengan pendapatan dan pendidikan yang berbeda seseorang akan mempunyai persepsi yang berbeda pula pada suatu hak, misalnya dalam membuat perencanaan keuangan syariah. Dan untuk dapat mengetahui semua itu perlu adanya pendataan pada penelitian ini, langkah pertama adalah mengobservasi masalah, kemudian membuat perumusan dari permasalahan tersebut serta penentuan metode dan teknis analisis data. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya pengumpulan data. Data yang penulis kumpulkan merupakan data kuantitatif dengan media berupa kuesioner atau angket untuk mengetahui pemahaman atau tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan syariah yang bekerja pada BMT. Kemudian diuji validitas dan reliabilitas dari angket yang diisi oleh para responden terpilih dan data yang diambil dipersentasekan untuk memperoleh gambaran bagaimana tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam membuat perencanaan keuangan syariah.
51
Setelah hasilnya diketahui, penulis akan menarik kesimpulan dan memberikan saran baik untuk penulis sendiri, maupun untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan syariah. Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Kondisi Gaji yang Kurang Mencukupi Seorang Pegawai
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Melambungnya biaya hidup, Peningkatan biaya hidup yang Berkelanjutan, Pola belanja konsumtif Yang masih dibudayakan, kurangnya kesadaran merencanakan keuangan dengan baik dan Hilangnya kesadaran menyisihkan gaji.
Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai Mengontrol pola belanja, Mengantisipasi semakin melambungnya biaya hidup, mengantisipasi kondisi perekonomian yang cenderung labil, dan mengantisipasi masa pascaproduktif manusia.
Perencanaan Keuangan Syariah Fenomena perencanaan keuangan syariah makin dikenal oleh masyarakat, seiring berjalan dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan penerapan syariah dalam kegiatan keuangan atau tergerak dengan maraknya pertumbuhan perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diikuti dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara bank syariah dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (BPRS) dan BMT, dan sinergitas lembaga-lembaga keuangan sosial seperti Gambar 2.2 institusi zakat dan wakaf untuk menopang perluasan sektor riil dan UKM. Kerangka Pikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei. Penelitian dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian yaitu pegawai BMT yang bekerja pada BMT di Kota Tangerang Selatan untuk mengukur kesadaran pegawai BMT dalam memahami dan merencanakan perencanaan keuangan syariah. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menarik informasi-informasi terkait dari data lapangan yang berpola angka untuk dianalisis lebih lanjut dan kemudian diambil kesimpulan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembahasan hasil penelitian, penulis menggunakan metode statistik deskriptif yaitu metode yang tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian hanya berupa deskripsi mengenai variabel-variabel tertentu, dengan menyajikan frekuensi
52
53
distribusi, angka rata-rata, atau kualifikasi yang lainnya untuk masing-masing kategori suatu variabel.48 B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam hal ini Baitul Maal Wal Tamwiil (BMT) di Kota Tangerang Selatan. C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.49 Populasi dalam penelitian ini adalah populasi terbatas yaitu pegawai Baitul Maal Wal Tamwiil (BMT) di Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 93 orang.50 Tabel 3.1 Populasi Baitul Maal wa Tamwil
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama BMT Al Bayan Serpong Al Falah Tiga Raksa Al Hakim Bumi Serpong Damai Al Itihad Ciputat Al Munawwarah Pamulang Ar Rizaq Artha Mandiri Villa Pamulang Berkah Madani Ciputat Izatul Ummah Ciputat
Populasi 3 3 2 5 7 3 4 4 3
48
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
49
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Kencana, 2002, h.139.
50
Himpunan Koperasi Syariah Tangerang Selatan.blogspot.com. 23 Januari 2014 Pukul 14.55
hlm.21
54
10 Mekar Da'wah Serpong 4 11 Ubasyadah Ciputat 9 12 Al- Fath IKMI Ciputat 13 13 Al- Mujahidin Pamulang 3 14 Beringharjo Bintaro 3 15 UMJ Ciputat 6 16 At- Taqwa Raya Pamulang 3 17 Baitul Muhajirin 3 18 Al-Husna Pamulang 3 19 Al-Falah Pamulang 3 20 Al-Choiru Pamulang 3 21 Al-Ikhlas Pamulang 3 22 Al-Azkar Pamulang 3 93 Jumlah Populasi Sumber: Himpunan Koperasi Syariah Kota Tangerang Selatan 2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.51 Adapun BMT yang menjadi sampel penelitian dipilih penulis secara purposive/pertimbangan berdasarkan kriteria tertentu sesuai preferensinya dengan topik tertentu,52diantaranya sebagai berikut: a.
Baitul Maal Wa Tamwil
(BMT) yang berstatus hukum koperasi dan
yayasan dan bukan bagian/terpisah dari Masjid. b.
Baitul Maal Wa Tamwil
(BMT) yang bersedia untuk menjadi objek
penelitian ini
51
52
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, (CV: Alfabeta: Bandung, 2008) h. 116.
Iim Qoimuddin, Suplemen Metodologi Penelitian, Makalah ini disampaikan pada perkuliahan Konsentrasi Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah.
55
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 8 Baitul Maal Wal Tamwiil di Kota Tangerang Selatan dengan jumlah 39 pegawai Baitul Maal Wal Tamwiil. Tabel 3.2 BMT Menjadi Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8
BMT BMT Al-Munawwarah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ubasyadah KBMT Al-Ittihad Pamulang Timur BMT Mekar Da'wah Serpong BMT Al-Bayan Muncul BMT Al-Hakim BSD BMT UMJ BMT Beringharjo Bintaro Jumlah Sampel Sumber: Data diolah dari hasil Survei
Populasi 7 9 5 4 3 2 6 3 39
D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan metode sensus atau complete enumeration, yakni teknik pengambilan sampel penelitian dimana dalam setiap unit dalam populasi dihitung.53 Hal ini berarti bahwa sampel yang diambil sebagai responden merupakan seluruh Pegawai BMT Kota Tangerang Selatan. Adapun bebarapa alasan, pertama untuk memperoleh data-data yang akurat dan kedua jumlah karyawan yang kurang dari 100 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mengggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan 53
Moh. Nazir. Metodologi Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2005) h. 257
56
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan penelitian)
54
masalah
. Elemen populasi yang dipillih sebagai sampel dibatasi pada
elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut. Penulis menggunakan teknik sampling ini karena kebijakan yang diberikan oleh setiap BMT dalam memberikan sampel berbeda-beda, sehingga penulis menyimpulkan untuk menggunakan teknik sampling ini. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah pegawai muslim BMT yang bekerja sebagai pegawai tetap BMT. E. Objek Penelitian Adapun objek penelitian dalam penulisan skiripsi ini adalah pegawai BMT yang bekerja pada BMT di Kota Tangerang Selatan. Hal ini dikarenakan, peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan, pemahaman, sikap pegawai, perilaku pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah. F. Sumber Data Data penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian data, yaitu data primer dan data sekunder.
54
Ety Rochaety D.K.K, “Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS”, (Mitra Wacana Media: Jakarta, 2009) h. 65.
57
1. Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus55. Dimana data ini diperoleh secara langsung melalui penyebaran kuesioner. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi56. Data ini digunakan oleh peneliti sebagai pelengkap dari data primer. Dalam penelitian data sekundernya adalah dari buku, studi kepustakaan, internet, Koran majalah dll. Adapun sumber datanya tertuju pada responden, tempat atau lokasi serta dokumen yang bersangkutan dengan penelitian ini. G. Teknik Pengumpulan Data 1.
Metode Pengumpulan Data a.
Riset Kepustakaan Yaitu penulis membaca, mengutip, dan merangkai hal – hal yang diperlukan dalam penelitian ini dan penulis juga merujuk pada buku – buku dan dokumen sebagai rujukan pelengkap yang berkaitan langsung dengan pokok pembahasan.
b. Riset Lapangan Yaitu peneliti langsung melakukan penelitian ke tempat lokasi penelitian di Baitul Maal Wal Tamwiil (BMT). Sedangkan teknik 55
Surakhmad Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. (Bandung: Tarsito, 1985) h.163. 56
J. Supranto. Statistik (Teori dan Aplikasi). Cetakan ke VI (Jakarta: Erlangga, 2000) h.10.
58
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebar angket (kuesioner) yaitu teknik pengumpulan data yang memuat pertanyaan terbuka dan tertutup ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden berupa tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah. Dalam penyebaran angket ini dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Model Likert.57 Karena skala ini paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu objek. Pembuatannya relatif mudah dan tingkat reliabilitasnya tinggi. Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala Likert adalah 1 sampai 5, dengan alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).58
57
58
Saifuddin Azwar, “Penyusun Skala Psikologi” (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2006) h. 97
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”( PT. Bumi Aksara, Edisi Kedua: Jakarta, 2009), h.69
59
Tabel 3.2 Format Respon Pegawai untuk Pernyataan Positif Jawaban
Bobot
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Ragu-ragu
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
Sumber: Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19
Skala tingkat kesadaran digunakan untuk mengukur kesadaran Pegawai BMT dengan Menggunakan skala Model Likert yang dibuat berdasarkan teori Soerjono Soekanto59 tentang indikator kesadaran yang terdiri dari: 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Sikap 4. Perilaku Skala Perencanaan Keuangan Syariah digunakan untuk mengukur kesadaran Pegawai BMT dalam memahami dan merencanakan Perencanaan Keuangan Syariah dengan menggunakan skala Model Likert yang terdiri dari:
59
Soerjono Soekanto dalam Rahmat Margono, “Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU. No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan”, (Skripsi S1 Konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).
60
1. Pengetahuan tentang Perencanaan Keuangan Syariah 2. Pemahaman tentang Perencanaan Keuangan Syariah 3. Sikap Pegawai BMT tehadap Perencanaan Keuangan Syariah 4. Perilaku Pegawai BMT terhadap Perencanaan Keuangan Syariah Pada setiap karakteristik dibuat indikator perilaku kemudian dibuat pertanyaan. Yaitu: pertanyaan yang memihak dan memberi isyarat dukungan permasalahan yang sedang diteliti (favorable). H. Uji Instrumen Penelitian Peneliti melakukan uji instrumen penelitian sebelum penelitian dilakukan dengan total 55 item pertanyaan, masing-masing 1 item untuk tingkat pendapatan, 1 item untuk tingkat pendidikan, 6 item untuk pemahaman tentang perencanaan keuangan, 11 item untuk pemahaman tentang perencanaan keuangan syariah, dan 25 item pernyataan tentang indikator kesadaran yang terdiri 11 item untuk aspek kognitif, 7 item untuk aspek afektif, 7 item untuk aspek psikomotorik, dan 7 item untuk strategi pegawai BMT dalam mengelola harta. Uji instrumen ini dilakukan terhadap pegawai BMT di Kota Tangerang Selatan. Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini adalah untuk mengetahui validitas instrumen, di mana skor setiap item dikorelasikan dengan skor total, serta untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
61
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah ukuran yang sebenarnya, untuk mengukur apa yang akan diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya.60
Sebelum
kuesioner
disebarkan,
penulis
melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas, yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana df = n - 2. Dimana dalam hal ini, n adalah jumlah sampel atau responden. Pada penelitian untuk mengukur pengaruh pendapatan dan pendidikan pegawai terhadap kesadaran dalam merencanakan keuangan syariah ini jumlah sampel (n) = 40, maka besarnya df = 40 - 2 = 38 dengan alpha = 0,05. Maka diperoleh nilai r tabel = 0,32. Pengambilan keputusan adalah jika r hasil hitung positif dan serta r hasil hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Sebaliknya, jika r hasil hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut tidak valid. Rincian hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan masing-masing aspek, dijabarkan dalam tabel-tabel berikut ini dengan mengacu pada standarisasi reliabilitas yang didasarkan oleh kaidah reliabilitas Guilford – Frutcher.61
60
61
Eti Rochaety, dkk, “Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS”, h. 57.
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 18
62
Tabel 3.3 : Kaidah Reliabilitas Guilford - Frutcher Koefisien Kriteria < 0.2 Tidak Reliabel 0.2 – 0.39 Kurang Reliabel 0.4 – 0.69 Cukup Reliabel 0.7 – 0.89 Reliabel ≥ 0.9 Sangat Reliabel Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan Dari 5 (lima) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5 % yaitu 0,320. Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Pemahaman Perencanaan Keuangan No Indikator r 1 Apakah saudara mengetahui arti dari Perencanaan Keuangan? .546 Apakah saudara mengetahui bahwa menabung dan menggunakan .626 2 produk keuangan merupakan salah satu cara merencanakan keuangan?
Status Valid Valid
3
Apakah saudara mengetahui produk-produk yang ditawarkan .794 oleh bank?
Valid
4
Apakah saudara mengetahui produk-produk keuangan yang .356 merupakan produk untuk membantu merencanakan keuangan?
Valid
5
Apakah saudara paham bagaimana cara mengelola keuangan .360 dengan baik?
Valid
63
Tabel 3.5 Reliabilitity Statistics Pemahaman Perencanaan Keuangan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .756
5
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.756 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi pemahaman perencanaan keuangan adalah reliabel. c. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan Syariah Dari 11 (sebelas) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0.320. Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Pemahaman Perencanaan Keuangan Syariah No Indikator r Status 1 Apakah saudara mengetahui arti dari Perencanaan Keuangan .345 Valid Syariah? 2 Apakah saudara mengetahui cara berinvestasi pada hal-hal yang .384 Valid tidak bertentangan dengan syariat Islam? 3 Apakah saudara mengetahui perbedaan dari Perencanaan .596 Valid Keuangan dengan Perencanaan Keuangan syariah?
64
4 Apakah saudara mengetahui produk-produk dari Perencanaan .414 Valid Keuangan syariah? 5 Apakah saudara mengetahui bahwa dengan hidup sederhana .410 berarti telah melakukan perencanaan keuangan yang sesuai Valid dengan syariah? 6 Apakah saudara mengetahui bahwa menabung/berinvestasi di .591 Valid bank syariah jauh dari unsur riba? 7 Apakah saudara paham bagaimana cara mengelola keuangan .352 Valid syariah dengan baik? 8 Apakah saudara mengetahui dengan jelas perintah Allah untuk .566 Valid berzakat? 9 Apakah saudara mengetahui bahwa setiap penghasilan yang .530 Valid diperoleh harus dikeluarkan zakatnya? 10 Apakah saudara mengetahui perintah Allah untuk tidak hidup .473 Valid berlebih-lebihan (hemat)? 11 Apakah saudara mengetahui bahwa membelanjakan harta yang .372 Valid dimiliki harus dengan produk-produk yang halal? Tabel 3.7 Reliabilitity Statistics Pemahaman Perencanaan Keuangan Syariah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .798
11
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.798 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi pemahaman perencanaan keuangan syariah adalah reliabel.
65
d. Indikator Tingkat Kesadaran Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah 1) Aspek Kognitif Dari 10 (sepuluh) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0.320. Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Aspek Kognitif No Indikator r Status 1 Saya mengetahui bahwa pendapatan yang saya peroleh haruslah .383 Valid bersumber dari usaha yang halal 2 Saya mengetahui bahwa menabung menjadi kata kunci dalam .495 Valid memotivasi untuk mengatur pengeluaran dengan lebih baik 3 Saya mengetahui bahwa dalam Islam dianjurkan untuk .383 Valid mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat 4 Saya mengetahui bahwa biaya untuk kebutuhan pensiun .670 Valid diperlukan persiapan sedini mungkin 5 Saya mengetahui bahwa memiliki produk Asuransi Syariah dapat .330 meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan Valid datang 6 Saya mengetahui dalam asuransi syariah terdapat produk-produk .474 asuransi seperti asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi Valid kecelakaan, asuransi jiwa dan juga asuransi kerugian 7 Saya mengetahui dalam mengelola hutang harus dikelola dengan .542 Valid sebaik mungkin 8 Saya mengetahui fasilitas hutang hanya digunakan untuk .528 kebutuhan dasar bersifat produktif, bukan memenuhi keinginan Valid yang bersifat konsumtif
66
9 Saya mengetahui kebutuhan dimasa yang akan datang menjadi .371 Valid kunci sebelum melakukan investasi 10 Saya mengetahui dalam mensucikan harta merupakan bagian dari .449 Valid perintah Allah yang harus ditunaikan Tabel 3.9 Reliabilitity Statistics Aspek Kognitif Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .778
10
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.778 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan aspek kognitif adalah reliabel. 2) Aspek Afektif Dari 7 (tujuh) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0.320.
67
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Aspek Afektif No Indikator r Status 1 Saya paham bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan .595 Valid membawa keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat 2 Saya paham bahwa besarnya pengeluaran yang tidak terjadi lebih .658 Valid banyak karena tidak bisanya membedakan antara “kebutuhan” dengan “keinginan” 3 Saya paham dalam masa pensiun bukan berarti terlepas dari .519 Valid kebutuhan financial 4 Saya berminat untuk memiliki manfaatnya sangat banyak
produk
asuransi
karena .487 Valid
5 Saya paham dalam memanfaatkan fasilitas hutang perlu .382 Valid diperhatikan faktor hukum syariah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba 6 Saya sadar akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat .537 Valid priorotas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi saya dalam melakukan investasi 7 Saya paham dengan jelas perintah Allah untuk berzakat
.601 Valid
Tabel 3.11 Reliabilitity Statistics Aspek Afektif Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .801
7
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.801 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan aspek afektif adalah reliabel.
68
3) Aspek Psikomotorik Dari 7 (tujuh) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0.320. Tabel 3.12 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Aspek Psikomotorik No Indikator r Status 1 Selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, saya juga .527 Valid mencari usaha apa saja yang tentunya halal 2 Saya sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan .784 Valid di masa yang akan datang 3 Saya sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun .683 agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode Valid pensiun 4 Untuk melindungi diri dari kerugian dimasa yang akan datang, .639 Valid saya sudah mengikuti program Asuransi Syariah 5 Saya sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran .438 Valid bulanannya tidak melebihi 30 % dari penghasilan saya 6 Saya tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah .442 jauh dari unsur riba 7 Setiap penghasilan yang saya peroleh akan dikeluarkan zakatnya .465 2,5 % karena ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut Tabel 3.13 Reliabilitity Statistics Aspek Psikomotorik Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .882
7
69
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.882 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan aspek psikomotorik adalah reliabel. a. Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta Dari 7 (tujuh) item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0.320. Dengan demikian, semua instrumen valid dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur besarnya strategi pegawai BMT dalan mengelola harta. Tabel 3.14 Hasil Pengujian Validitas Dimensi Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta No Indikator 1 Saya rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak
r
Status
.623 Valid
2 Saya rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan .803 Valid
keluarga 3 Saya rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap .492 tahunnya
Valid
4 Saya rutin merencanakan keuangan untuk pengelolaan hutang
.475 Valid
5 Saya rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi
.624 Valid
70
Tabel 3.16 Reliabilitity Statistics Dimensi Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .810
5
Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach‟s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.810 > 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi strategi pegawai BMT dalam mengelola harta adalah reliabel. I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses dengan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Editing: yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian jawaban responden pada angket, serta memeriksa ketepatan dalam menginput hasil angket yang telah diinput ke dalam bentuk SPSS. b. Coding: yaitu dari data yang telah di edit tersebut, peneliti melakukan klasifikasi jawaban responden menurut macam-macamnya. Klasifikasi ini sudah dirumuskan dalam angket, kecuali untuk pertanyaan terbuka. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS, dengan pengolahan data statistik deskriptif, yaitu frequencies. Penggunaan frequencies ini hanya
71
untuk mengetahui besarnya presentase jawaban responden untuk menilai tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah. Hal ini dilakukan karena penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, pemahaman, sikap pegawai, perilaku pegawai BMT dalam membuat Perencanaan Keuangan Syariah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian, kemudian kuesioner disebarkan. Maka diperoleh gambaran umum responden penelitian yang akan diuraikan secara rinci di bawah ini, yaitu berupa gambaran umum berdasarkan frekuensi dari jenis kelamin, usia, status marital, penghasilan bulanan dan tingkat pendidikan responden. 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran umum reponden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini: Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
21
53.8
53.8
53.8
perempuan
18
46.2
46.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Sumber: Kuesioner diolah, 2013
72
73
Gambar 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 54% 52% 50% Identitas responden berdasarkan status pernikahan
48% 46% 44% 42% Laki-laki
Perempuan
Sumber : Diolah dari data kuesioner Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 responden dengan presentasi sebesar 53,8%. Sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden dengan presentasi sebesar 46,2 %. 2. Responden Berdasarkan Status Marital Gambaran umum reponden berdasarkan status marital dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini:
74
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Status Marital Status Marital Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Belum Menikah
18
46.2
46.2
46.2
Menikah
21
53.8
53.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
Sumber: Kuesioner Diolah 2013 Gambar 4.2 Karakteristik Status Marital
Status Marital 54% 52% 50% 48% 46% 44% 42%
Identitas responden berdasarkan status pernikahan
Belum Menikah
Sudah Menikah
Sumber : Diolah dari data kuesioner
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden yang status pernikahannya menikah sebanyak 21 respoden dengan presentase 53,8% dan status pernikahannya belum menikah sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2%.
75
3. Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan Gambaran umum reponden berdasarkan penghasilan bulanan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini: Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan Rata-rata Penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1.000.000-1.999.999
21
53.8
53.8
53.8
2.000.000-2.999.999
15
38.5
38.5
92.3
3.000.000-3.999.999
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
Total
Sumber: Kuesioner diolah 2013
Gambar 4.3 Karakteristik Penghasilan Bulanan
Penghasilan Bulanan 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Sumber : Diolah dari data kuesioner
Identitas responden berdasarkan total penghasilan perbulan
76
Dari gambar 4.3 terlihat terlihat bahwa pendapatan perbulan terbesar adalah Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.999
sebanyak 3 responden dengan
presentase 7,7%, pendapatan perbulan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.999 yaitu sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5%, dan pendapatan perbulan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8%. 4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambaran umum reponden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini: Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SMA
22
56.4
56.4
56.4
S1
17
43.6
43.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
Sumber: Kuesioner Diolah 2013
77
Tabel 4.4 Karakteristik Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Sumber : Diolah dari data kuesioner
Dari gambar 4.4 terlihat di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 22 responden dengan presentasi sebesar 56,4% dan responden dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 17 responden dengan presentasi sebesar 43,6%. Hal ini membuktikan bahwa lulusan SLTA mendominasi bekerja di Koperasi Jasa Keuangan Syariah ataupun BMT. B. Hasil Analisis Data Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah, penulis membagi kuesioner dalam empat bagian yaitu, pemahaman tentang perencanaan keuangan, pemahaman tentang perencanaan keuangan syariah, tingkat pengetahuan (aspek kognitif), tingkat keyakinan sikap (aspek afektif), dan tingkat kecenderungan bertindak
78
(aspek psikomotorik), dan perilaku pegawai BMT dalam mengelola harta. Dengan hasil sebagai berikut: 1. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan Tabel 4.5 Apakah Saudara Mengetahui Arti dari Perencanaan Keuangan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
tidak tahu
1
2.6
2.6
7.7
ragu-ragu
4
10.3
10.3
17.9
27
69.2
69.2
87.2
5
12.8
12.8
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
Tabel 4.5 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu tentang perencanaan keuangan. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 27 responden dengan presentase 69,2% tahu tentang perencanaan keuangan, sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% sangat tahu tentang perencanaan keuangan, sebanyak 4 responden dengan presentase 10,3% ragu-ragu tentang perencanaan keuangan, sebanyak 2 responden dengan presentase 10,3% sangat tidak tahu tentang perencanaan keuangan dan sedangkan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu tentang perencanaan keuangan.
79
2. Pemahaman Tentang Perencanaan Keuangan Syariah
Tabel 4.6 arti perencanaan keuangan syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
12
30.8
30.8
35.9
tahu
24
61.5
61.5
97.4
1
2.6
2.6
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
Tabel 4.6 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu tentang arti dari perencanaan keuangan syariah. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 24 responden dengan presentase 61,5% tahu arti dari perencanaan keuangan syariah, sebanyak 12 responden dengan presentase 30,8% ragu-ragu dengan arti dari perencanaan keuangan syariah, sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% tidak tahu arti dari perencanaan keuangan syariah dan sebanyak 1 responden dengan presentase 1% sangat tahu arti dari perencanaan keuangan syariah.
80
3. Indikator Tingkat Kesadaran a.
Tingkat Pengetahuan (Aspek Kognitif) Tabel 4.7
Saya Mengetahui Bahwa Pendapatan Yang Saya Peroleh Haruslah Bersumber Dari Usaha Yang Halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
12
30.8
30.8
30.8
sangat tahu
27
69.2
69.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.7 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu bahwa pendapatan yang diperoleh haruslah bersumber dari usaha yang halal. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 27 responden dengan presentase 69,2% sangat tahu dan sisanya sebanyak 12 responden dengan presentase 30,8% tahu bahwa pendapatan yang diperoleh haruslah bersumber dari usaha yang halal. Tabel 4.8 Saya Mengetahui Bahwa Menabung Menjadi Kata Kunci Dalam Memotivasi Untuk Mengatur Pengeluaran Dengan Lebih Baik Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
20
51.3
51.3
51.3
sangat tahu
19
48.7
48.7
100.0
Total
39
100.0
100.0
81
Tabel 4.8 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu bahwa menabung menjadi kata kunci dalam memotivasi untuk mengatur pengeluaran dengan lebih baik. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 19 responden dengan presentase 48,7% sangat tahu bahwa menabung menjadi kata kunci dalam memotivasi untuk mengatur pengeluaran dengan lebih baik dan sisanya sebanyak 20 responden dengan presentase 51,3% tahu bahwa menabung menjadi kata kunci dalam memotivasi untuk mengatur pengeluaran dengan lebih baik. Tabel 4.9 Saya Mengetahui bahwa dalam islam diajarkan untuk mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
11
28.2
28.2
28.2
sangat tahu
28
71.8
71.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.9 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu bahwa dalam islam diajarkan untuk mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 28 responden dengan presentase 71,8% sangat tahu arti dari perencanaan keuangan syariah dan sisanya sebanyak 11 responden dengan presentase 28,2% tahu arti dari perencanaan keuangan syariah.
82
Tabel 4.10 Saya mengetahui bahwa biaya untuk kebutuhan masa pensiun diperlukan persiapan sedini mungkin Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
tahu
22
56.4
56.4
61.5
sangat tahu
15
38.5
38.5
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.10 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sudah tahu bahwa biaya untuk kebutuhan masa pensiun diperlukan persiapan sedini mungkin. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% tahu bahwa biaya untuk kebutuhan masa pensiun diperlukan persiapan sedini mungkin, sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5% sangat tahu bahwa biaya untuk kebutuhan masa pensiun diperlukan persiapan sedini mungkin, dan sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% masih ragu-ragu bahwa biaya untuk kebutuhan masa pensiun diperlukan persiapan sedini mungkin.
83
Tabel 4.11 Saya Mengetahui bahwa memiliki produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
11
28.2
28.2
30.8
tahu
18
46.2
46.2
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
Tabel 4.11 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar tahu bahwa memiliki produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2% tahu bahwa memiliki produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang, sebanyak 11 responden dengan presentase 28,2% ragu-ragu bahwa memiliki produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang, sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% sangat tahu bahwa memiliki produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang, sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu bahwa memiliki
84
produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang akan timbul di masa yang akan datang. Tabel 4.12 pengetahuan macam-macam produk asuransi syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
6
15.4
15.4
17.9
25
64.1
64.1
82.1
7
17.9
17.9
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
Tabel 4.12 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar tahu bahwa dalam asuransi syariah terdapat produk-produk asuransi seperti asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa dan juga asuransi kerugian. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 25 responden dengan presentase 64,1% tahu bahwa dalam asuransi syariah terdapat produk-produk asuransi, sebanyak 7 responden dengan presentase 17,9% sangat tahu bahwa dalam asuransi syariah terdapat produk-produk asuransi, sebanyak 6 responden dengan presentase 15,4% ragu-ragu bahwa dalam asuransi syariah terdapat produk-produk asuransi, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu bahwa dalam asuransi syariah terdapat produk-produk asuransi.
85
Tabel 4.13 pengetahuan mengelala hutang sebaik mungkin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
2
5.1
5.1
7.7
28
71.8
71.8
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
Tabel 4.13 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar tahu bahwa dalam mengelola hutang harus dengan sebaik mungkin. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 28 responden dengan presentase 71,8% tahu bahwa dalam mengelola hutang harus dengan sebaik mungkin, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% sangat tahu bahwa dalam mengelola hutang harus dengan sebaik mungkin, sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% ragu-ragu bahwa dalam mengelola hutang harus dengan sebaik mungkin, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu bahwa dalam mengelola hutang harus dengan sebaik mungkin.
86
Tabel 4.14 pengetahuan fasilitas hutang hanya untuk kebutuhan dasar yang produktif, bukan memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
8
20.5
20.5
23.1
21
53.8
53.8
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
Tabel 4.14 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar tahu fasilitas hutang hanya digunakan untuk kebutuhan dasar bersifat produktif, bukan memenuhi keinginan yang bersifat konsumtif. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% tahu fasilitas hutang hanya digunakan untuk kebutuhan dasar bersifat produktif, sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% sangat tahu fasilitas hutang hanya digunakan untuk kebutuhan dasar bersifat produktif, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% ragu-ragu fasilitas hutang hanya digunakan untuk kebutuhan dasar bersifat produktif, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu fasilitas hutang hanya digunakan untuk kebutuhan dasar bersifat produktif.
87
Tabel 4.15 pengetahuan akan kebutuhan masa yang akan datang sehingga pentingnya berinvestasi
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
9
23.1
23.1
25.6
21
53.8
53.8
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
Tabel 4.15 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar tahu bahwa kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum melakukan investasi. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% tahu bahwa kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum melakukan investasi, sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% ragu-ragu bahwa kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum melakukan investasi, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% sangat tahu bahwa kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum melakukan investasi, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak tahu bahwa kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kunci sebelum melakukan investasi.
88
Tabel 4.16 pengetahuan mensucikan harta merupakan perintah Allah Swt Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
16
41.0
41.0
41.0
sangat tahu
23
59.0
59.0
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.16 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat tahu dalam mensucikan harta merupakan dari perintah Allah yang harus ditunaikan. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 23 responden dengan presentase 59% sangat tahu dalam mensucikan harta merupakan dari perintah Allah yang harus ditunaikan, dan sebanyak 16 responden dengan presentase 41% sangat tahu dalam mensucikan harta merupakan dari perintah Allah yang harus ditunaikan. b. Tingkat Keyakinan Sikap (Aspek Afektif)
Tabel 4.17 pemahaman bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan Cumulative Frequency Valid
setuju
Percent
Valid Percent
Percent
9
23.1
23.1
23.1
sangat setuju
30
76.9
76.9
100.0
Total
39
100.0
100.0
89
Tabel 4.17 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 30 responden dengan presentase 76,9% sangat setuju bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat, dan sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% setuju bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat. Tabel 4.18 pemahaman besarnya pengeluaran yg terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan kebutuhan dengan keinginan
Frequency Valid
ragu-ragu setuju sangat setuju Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
5.1
5.1
5.1
29
74.4
74.4
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
Tabel 4.18 menggambarkan bahwa dari 30 responden sebagian besar setuju bahwa besarnya pengeluaran yang terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan antara “kebutuhan” dengan “keinginan”. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 29 responden dengan presentase 74,4% setuju
90
bahwa besarnya pengeluaran yang terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan antara “kebutuhan” dengan “keinginan”, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% sangat setuju bahwa besarnya pengeluaran yang terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan antara “kebutuhan” dengan “keinginan”, dan sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% raguragu bahwa besarnya pengeluaran yang terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan antara “kebutuhan” dengan “keinginan”. Tabel 4.19 pemahaman dalam masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan keuangan
Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
12.8
12.8
12.8
setuju
24
61.5
61.5
74.4
sangat setuju
10
25.6
25.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.19 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju bahwa masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan finansial. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 24 responden dengan presentase 61,5% setuju bahwa masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan finansial, sebanyak 10 responden dengan presentase 25,6% sangat setuju bahwa masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan finansial, dan
91
sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% ragu-ragu bahwa masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan finansial. Tabel 4.20 berminat memiliki produk asuransi karena banyak manfaatnya Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
14
35.9
35.9
38.5
setuju
18
46.2
46.2
84.6
6
15.4
15.4
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
Tabel 4.20 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju berminat untuk memiliki produk asuransi karena manfaatnya sangat banyak. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2% setuju berminat untuk memiliki produk asuransi karena manfaatnya sangat banyak, sebanyak 14 responden dengan presentase 35,9% ragu-ragu berminat untuk memiliki produk asuransi karena manfaatnya sangat banyak, sebanyak 6 responden dengan presentase 15,4% sangat setuju berminat untuk memiliki produk asuransi karena manfaatnya sangat banyak, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak setuju berminat untuk memiliki produk asuransi karena manfaatnya sangat banyak.
92
Tabel 4.21 pemahaman faktor hukum syariah dalam memanfaatkan fasilitas hutang yang mengandung unsur riba Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu setuju sangat setuju Total
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
28
71.8
71.8
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
Tabel 4.21 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dalam memanfaatkan fasilitas hutang perlu diperhatikan faktor hukum syairah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 28 responden dengan presentase 71,8% setuju dalam memanfaatkan fasilitas hutang perlu diperhatikan faktor hukum syairah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba, sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% sangat setuju dalam memanfaatkan fasilitas hutang perlu diperhatikan faktor hukum syairah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba, dan sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% ragu-ragu dalam memanfaatkan fasilitas hutang perlu diperhatikan faktor hukum syairah untuk menghindari transaksi hutang yang mengandung unsur riba.
93
Tabel 4.22 sadar akan adanya kebutuhan di masa depan sehingga memotivasi untuk berinvesatasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
1
2.6
2.6
5.1
ragu-ragu
5
12.8
12.8
17.9
23
59.0
59.0
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
Tabel 4.22 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan investasi. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 23 responden dengan presentase 59% setuju akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan investasi, sebanyak 9 responden dengan presentase 23,1% sangat setuju akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan investasi, sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% ragu-ragu akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan investasi, sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% tidak setuju akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan
94
investasi, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% sangat tidak setuju akan adanya kebutuhan masa depan dengan tingkat prioritas yang tinggi, hal ini menjadi motivasi dalam melakukan investasi. Tabel 4.23 paham dengan jelas perintah Allah untuk Berzakat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
13
33.3
33.3
33.3
sangat setuju
26
66.7
66.7
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.23 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan jelas perintah Allah untuk berzakat. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 26 responden dengan presentase 66,7% sangat setuju dengan jelas perintah Allah untuk berzakat, dan sebanyak 13 responden dengan presentase 33,3% setuju dengan jelas perintah Allah untuk berzakat.
95
c. Tingkat Kecenderungan Bertindak (Aspek Psikomotorik)
Tabel 4.24 selain penghasilan pekerjaan pokok, juga ada usaha yang diperoleh dari usaha yang halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
2
5.1
5.1
7.7
ragu-ragu
5
12.8
12.8
20.5
setuju
18
46.2
46.2
66.7
sangat setuju
13
33.3
33.3
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.24 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga mencari usaha apa saja yang tentunya halal. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2% setuju dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga mencari usaha apa saja yang tentunya halal, sebanyak 13 responden dengan presentase 33,3% sangat setuju dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga mencari usaha apa saja yang tentunya halal, sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% ragu-ragu dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga mencari usaha apa saja yang tentunya halal, sebanyak 2 responden dengan presentase 5,1% tidak setuju dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga
96
mencari usaha apa saja yang tentunya halal, sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% sangat tidak setuju dengan selain penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, juga mencari usaha apa saja yang tentunya halal. Tabel 4.25 berinvestasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa depan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
8
20.5
20.5
23.1
ragu-ragu
4
10.3
10.3
33.3
21
53.8
53.8
87.2
5
12.8
12.8
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
Tabel 4.25 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yanga akan datang. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% setuju dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% sangat setuju dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang, sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% sangat setuju dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yanga akan datang,
97
sebanyak 4 responden dengan presentase 10,3% ragu-ragu dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yanga akan datang, sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% sangat tidak setuju dengan sudah melakukan investasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Tabel 4.26 mempersiapkan biaya untuk masa pensiun Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
3
7.7
7.7
7.7
tidak setuju
5
12.8
12.8
20.5
ragu-ragu
8
20.5
20.5
41.0
19
48.7
48.7
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
Tabel 4.26 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dengan sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 19 responden dengan presentase 48,7% setuju dengan sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% ragu-ragu sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan
98
setelah memasuki periode pensiun, sebanyak 5 responden dengan presentase 12,8% tidak setuju dengan sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun, sebanyak 4 responden dengan presentase 10,3% sangat setuju dengan sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun, sebanyak 3 responden dengan presentase 7,7% sangat tidak setuju dengan sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun agar dapat memperoleh pendapatan setelah memasuki periode pensiun. Tabel 4.27 saya sudah mengikuti program asuransi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
4
10.3
10.3
10.3
tidak setuju
6
15.4
15.4
25.6
ragu-ragu
10
25.6
25.6
51.3
setuju
16
41.0
41.0
92.3
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
Tabel 4.27 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dengan melindungi diri dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 16 responden dengan presentase 41% setuju dengan melindungi diri
99
dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah, sebanyak 10 responden dengan presentase 25,6% ragu-ragu dengan melindungi diri dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah, sebanyak 6 responden dengan presentase 15,4% tidak setuju dengan melindungi diri dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah, sebanyak 4 responden dengan presentase 10,3% sangat tidak setuju dengan melindungi diri dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah, dan sebanyak 3 responden dengan presentase 7,7% sangat setuju dengan melindungi diri dari kerugian di masa yang akan datang, sudah mengikuti program asuransi syariah. Tabel 4.28 membatasi hutang agar tidak melebihi jumlah total pembayarannya tidak melebihi dari 30 % dari penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
4
10.3
10.3
12.8
ragu-ragu
8
20.5
20.5
33.3
19
48.7
48.7
82.1
7
17.9
17.9
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
100
Tabel 4.28 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 19 responden dengan presentase 48,7% setuju dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan, sebanyak 8 responden dengan presentase 20,5% raguragu dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan, sebanyak 7 responden dengan presentase 17,9% sangat setuju dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan, sebanyak 4 responden dengan presentase 10,3% tidak setuju dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% sangat tidak setuju dengan sudah membatasi hutang agar jumlah total pembayaran bulanannya tidak melebihi 30% dari penghasilan.
101
Tabel 4.29 Saya tertarik berinvestasi di bank syariah karena beba riba Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
3
7.7
7.7
10.3
ragu-ragu
6
15.4
15.4
25.6
setuju
18
46.2
46.2
71.8
sangat setuju
11
28.2
28.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.29 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar setuju tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2% setuju tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba, sebanyak 11 responden dengan presentase 28,2% sangat setuju tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba, sebanyak 6 responden dengan presentase 15,4% ragu-ragu tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba, sebanyak 3 responden dengan presentase 7,7% tidak setuju tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% sangat tidak setuju tertarik berinvestasi di bank syariah karena bank syariah bebas jauh dari unsur riba.
102
Tabel 4.30 menyisihkan harta untuk zakat 2,5% karena ada hak orang lain dalam harta yang diperoleh Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
setuju
20
51.3
51.3
53.8
sangat setuju
18
46.2
46.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel 4.30 menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan penghasilan yang diperoleh akan dikeluarkan zakatnya 2,5% karena ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 20 responden dengan presentase 51,3% setuju dengan penghasilan yang diperoleh akan dikeluarkan zakatnya 2,5% karena ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut, sebanyak 18 responden dengan presentase 46,2% sangat setuju dengan penghasilan yang diperoleh akan dikeluarkan zakatnya 2,5% karena ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut, dan sebanyak 1 responden dengan presentase 2,6% ragu-ragu dengan penghasilan yang diperoleh akan dikeluarkan zakatnya 2,5% karena ada hak yang bukan milik kita dari harta tersebut.
103
4. Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta a. Rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak Tabel 4.31 rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.1
5.1
5.1
tidak setuju
1
2.6
2.6
7.7
ragu-ragu
4
10.3
10.3
17.9
setuju
21
53.8
53.8
71.8
sangat setuju
11
28.2
28.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak. b. Rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga Tabel 4.32 rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
7
17.9
17.9
17.9
ragu-ragu
6
15.4
15.4
33.3
17
43.6
43.6
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
104
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 17 responden dengan presentase 43,6% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga. c.
Rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya Tabel 4.33 rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
4
10.3
10.3
12.8
setuju
22
56.4
56.4
69.2
sangat setuju
12
30.8
30.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 22 responden dengan presentase 30,8% setuju dengan rutin keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya.
105
d. Rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang Tabel 4.34 rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
5
12.8
12.8
17.9
setuju
22
56.4
56.4
74.4
sangat setuju
10
25.6
25.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. e.
Rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi Tabel 4.35 rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi Cumulative Frequency
Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
6
15.4
15.4
15.4
ragu-ragu
10
25.6
25.6
41.0
setuju
15
38.5
38.5
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
106
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. C. Hasil Analisis Data Pada hasil penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi empat bagian yaitu tentang pemahaman perencanaan keuangan, tentang pemahaman perencanaan keuangan syariah, tingkat kesadaran pegawai BMT termasuk tentang pengetahuan (aspek kognitif), tingkat keyakinan sikap (aspek afektif), dan tingkat kecenderungan bertindak (aspek psikomotorik), dan perilaku pegawai BMT dalam mengelola harta. Dalam bagian ini terdapat aspek pemahaman perencanaan keuangan pegawai BMT diberikan pertanyaan seputar perencanaan keuangan, produk-produk perencanaan keuangan, cara mengelola keuangan dengan baik dan produk-produk keuangan yang merupakan produk untuk membantu perencanaan keuangan. Dalam bagian pemahaman tentang perencanaan syariah pegawai BMT diberikan pertanyaan seputar arti dari perencanaan keuangan syariah, cara berinvestasi sesuai dengan syariah, perbedaan perencanaan keuangan dengan perencanaan keuangan syariah, produk-produk PKS dan juga cara mengelola keuangan syariah dengan baik. Kemudian dalam bagian ketiga yang termasuk ke dalam tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat PKS yaitu terdapat tiga indikator diantaranya,
107
tingkat pengetahuan (aspek kognitif) pegawai BMT diberikan pernyataan seputar perencanaan keuangan syariah dengan konsep kubah kebutuhan atau dengan teori ISLAMIC yang berisi pendapatan yang halal, mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat, mempersiapkan biaya pensiun, mengetahui produk asuransi syariah, mengelola hutang dengan baik, dan juga mensucikan harta. Dalam indikator yang kedua yaitu tentang keyakinan sikap (aspek afektif) pegawai BMT yang diberikan pernyataan seputar paham bagaimana memperoleh harta dengan baik, paham membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, paham dalam memanfaatkan fasilitas hutang dan paham dengan jelas perintah Allah untuk berzakat. Indikator terakhir yaitu kecenderungan bertindak (aspek psikomotorik) pegawai BMT yang diberikan pernyataan seputar sudah melakukan investasi, sudah mempersiapkan biaya/financial untuk masa pensiun, sudah membatasi hutang dan juga sudah mengeluarkan zakat. Dalam bagian keempat terdapat strategi pegawai BMT dalam mengelola harta yaitu diberikan pernyataan seputar sudah rutin merencanakan keuangan untuk kebutuhan pendidikan anak, rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat, rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi. Berdasarkan analisis tersebut di atas, hasil pada penelitian ini adalah pegawai BMT tahu, paham, setuju dan sadar pada perencanaan keuangan syariah. Berdasarkan hasil penelitian, dari dari 39 responden sebanyak 27 responden dengan persentase 69,2% sudah mengetahui
108
arti dari perencanaan keuangan dan
dari 39 responden juga sebanyak 24
responden dengan persentase 61,5% sudah mengetahui arti dari perencanaan keuangan syariah. Adapun strategi pegawai BMT dalam mengelola harta adalah sangat baik. Dari 39 responden sebagian besar sangat setuju sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak, sebanyak 17 responden dengan presentase 43,6% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya, dan sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. Sesuai dengan apa yang dijelaskan diatas bahwa tingkat kesadaran seseorang itu mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Maka tingkat pemahaman pegawai BMT ini terletak pada aspek kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir; aspek afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri; dan aspek psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti berjalan, memancing, memanah, berenang dan berkuda.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tingkat kesadaran pegawai BMT Kota Tangerang Selatan dalam membuat perencanaan keuangan syariah dengan mengalokasikan pengeluarannya berdasarkan 7 pilar ISLAMIC adalah tinggi, ini merupakan hal yang wajar, karena sebagian dari mereka sudah mengetahui strategi dalam mengelola harta dengan baik. Diantaranya, berupa kesadaran dalam mencari penghasilan, kesadaran akan penyucian harta, kesadaran mengatur pengeluaran, kesadaran berinvestasi, kesadaran akan adanya masa pensiun, kesadaran mengelola hutang, dan kesadaran berasuransi.
2.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman pegawai BMT terhadap perencanaan keuangan syariah adalah tinggi. Menurut hasil penelitian, dari 39 responden sebanyak 24 responden dengan persentase 61,5% tahu arti dari perencanaan keuangan syariah. Hal ini dimungkinkan karena pegawai BMT sudah mengenal produk-produk perencanaan keuangan dari tempat mereka bekerja. Dalam hal pengetahuan dan pemahaman terhadap perencanaan keuangan, tidak disyaratkan seseorang mempunyai pendidikan tinggi. Karena pada saat
109
110
ini banyak pembahasan mengenai perencanaan keuangan pada media, dan pegawai BMT cenderung tidak lepas dari media elektronik. 3.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman pegawai BMT terhadap perencanaan keuangan adalah
sangat
tinggi
bila dibandingkan dengan tingkat
pengetahuan dan pemahaman pegawai BMT terhadap perencanaan keuangan syariah. Sebagian besar dari mereka sudah mengetahui tentang arti dari perencanaan keuangan. Menurut hasil penelitian,dari 39 responden sebanyak 27 responden dengan persentase 69,2% sudah mengetahui arti dari perencanaan keuangan. 4.
Adapun strategi pegawai BMT dalam mengelola harta adalah sangat baik. Dari 39 responden sebagian besar sangat setuju sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak, sebanyak 17 responden dengan presentase 43,6% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya, dan sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5% setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang.
111
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca diantaranya: 1.
Bagi peneliti selanjutnya: a. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 39 pegawai BMT. Berdasarkan dari sedikit jumlah responden, maka hasil penelitian ini tidak dapat memberikan jawaban yang tepat. Sehingga, penelitian ini hanya memberikan sebuah gambaran dari fenomena tentang tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah. b. Penulis tidak meneliti faktor - faktor yang mempengaruhi kesadaran seseorang dalam membuat perencanaan keuangan syariah atau faktorfaktor yang mempengaruhi seseorang untuk membuat perencanaan keuangan. Berdasarkan
dari
keterbatasan
penelitian
diatas,
maka
peneliti
memberikan saran untuk penelitian mendatang: a.
Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat menambah jumlah responden agar penelitian yang didapat memberikan informasi yang lebih. Untuk objek penelitian, peneliti memakai sarana di Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Maka dari itu, diharapkan untuk meneliti di tempat-tempat lain
112
selain lembaga keuangan seperti Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah. b.
Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi kesadaran seseorang dalam membuat perencanaan keuangan syariah atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk membuat perencanaan keuangan.
2.
Bagi Pembaca: a.
Berdasarkan hasil penelitian, pegawai BMT masih ragu-ragu terhadap produk perencanaan keuangan syariah, seperti produk-produk bank syariah dan asuransi syariah. Jadi diperlukan sosialisasi mengenai produk-produk yang ada dalam perencanaan keuangan syariah.
3.
Bagi pihak BMT: a.
Pegawai BMT masih belum begitu mengetahui tentang produk perencanaan keuangan syariah. Dibutuhkannya pelatihan/seminar khusus mengenai perencanaan keuangan yang sesuai dengan syariah.
113
DAFTAR PUSTAKA Al-Quranul Karim dan Terjemahannya. 2007. Jakarta: Departemen Agama Amalia, Euis, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia. 2009, Jakarta, PT. Rajawali Press. Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. 2001. Jakarta : Gema Insani Press. Arif, Sadiman Sukadi. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. 1946. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa Azwar Saipudin. Penyusun Skala Psikologi. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif :Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. 2009. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Daryanto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Surabaya : Apollo Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005 Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2009 Jakarta : Balai Pustaka. Dewi, Herlina P. Mengelola Keuangan Pribadi Untuk Perempuan Lajang dan Menikah. 2009. Yogyakarta: Stiletto Book.
114
Fakultas Syariah dan Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fauziah, Sifa. Pengaruh Pendapatan Keluarga dan Pendidikan Perempuan Terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga (Studi pada Masyarakat Kelurahan Kuningan Barat Mampang Prapatan JakSel) 2012. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Firdaus. Persepsi Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengenai Perencanaan Biaya Pendidikan Anak (Studi Tentang Preferensi Pada Produk Asuransi Syariah). 2011. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hidayat, Taufik. Financial Planning : Mengelola & Merencanakan Keuangan Pribadi dan Keluarga. 2010. Jakarta : MediaKita Khoirotun, Sri RFA. Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang. 2009. Jakarta : Trans Media Mandell, Lewis. The Impact Of Financial Literacy Education on Subsequent Financial Behavior. 2009 Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. 2002. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Mahmud Al-Ba‟ly, Abdul Al-Hamid. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah. 2006. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
115
Manurung, Adler H dan Lutfi T. Rizky. Successful Financial Planner a Complete Guide. 2009. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Margono, Rahmat. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih Terhadap UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 2009. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Meilyanti Tanoto dan Henny Gunawan. Analisis perbedaan minat membuat perencanaan keuangan keluarga menurut karakteristik keluarga di Surabaya. 2004. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya. Mingka, Agustianto dan Lutfi Trisandi Rizki. Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah. 2010. Jakarta : MudaMapan Publishing. Muhammad. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. 2008. Yogyakarta : PT. Rajawali Pers. Moh, Nazir. Metodologi Penelitian. 2005. Bogor : Ghalia Indonesia. Prasetyo. Anggoro “EMPLOYIONAIRE” Karyawan Berkehidupan Direktur. 2010, Jakarta : Citra Media. Pratiwi,
Rahmawati
Dian.
Tingkat
Kesadaran
Masyarakat
dalam
Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Islam (Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat. 2010. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
116
Rijal, Agus (Abu Yusuf), Cerdas Berhitung Sebelum Berutang (Panduan Lengkap Secara Syariah Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan Keuangan dan Manajemen Aset Secara Islami dengan Metode 3 sepertiga Agar Tidak Terjebak Utang di Kemudian Hari). 2012. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama. Robert, L.Solso. Psikologi Kognitif. 2007. Jakarta: Erlangga Rochaety, Ety. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. 2007. Jakarta: Mitra Wacana Media. Senduk, Safir. Seri Perencanaan Keuangan, Mengelola Keuangan Keluarga. 2009 Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Soerjono, Soekanto. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. 1982. Jakarta : CV. Rajawali. Surono. Anggaran Pendapatan dan Keluarga. 2008. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D). 2008. Bandung: CV. Alfabeta. Tamanni Luqyan dan Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance; SOLUSI MUDAH MENGATUR KEUANGAN KELUARGA ISLAMI, 2013, Solo:PT. Tinta Medina Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial: Edisi kedua. 2009. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wulandari, Mega Resti. Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Syariah Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Marital Wanita
117
Karir (Studi Pada Instansi Pemerintah Daerah Kota Palangkaraya). 2011. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yohnshon. Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya (Jurnal Penelitian Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, 2009). Zahrotuddiniyyah, Tingkat Kesadaran Pegawai Bank Syariah Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi pada Pegawai Bank Syariah Kota Tangerang) 2012. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Internet : http://hijrah-ins.blogspot.com/ http://faraid.blogspot.com/2006/08/kubah-kebutuhan-dome-of-need.html http://pks-jakbar.or.id/filedownload/Sepenting_Apakah_Mengelola_Keuangan_Keluarga.pdf http://perencanakeuangan123.com/2010/10/08/perencanaan-keuangansyariah/ Aidil Akbar Madjid, “Seputar Perencana Keuangan Syariah” artikel ini diakses pada tanggal 1 November 2013 dari http:/// detikfinance Senin, 01/08/2011 07:01 WIB seputar-perencanaan-keuangan-keluarga-secarasyariah Daftar UMP dan UMK Tahun 2013 artikel diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 dari http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013.
Frequency Table Nama Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
AGUNG
1
2.6
2.6
2.6
al bayan D
1
2.6
2.6
5.1
al bayan raju
1
2.6
2.6
7.7
al bayan S
1
2.6
2.6
10.3
al ittihad
5
12.8
12.8
23.1
al-hakim (FIR)
1
2.6
2.6
25.6
al-hakim (MS)
1
2.6
2.6
28.2
angel
1
2.6
2.6
30.8
annisa
1
2.6
2.6
33.3
BENI.M
1
2.6
2.6
35.9
karen
1
2.6
2.6
38.5
lintang
1
2.6
2.6
41.0
mekar dakwah
1
2.6
2.6
43.6
mekar dakwah (HD)
1
2.6
2.6
46.2
mekar dakwah (IA)
1
2.6
2.6
48.7
mekar dakwah(RC)
1
2.6
2.6
51.3
mita
1
2.6
2.6
53.8
nouval
1
2.6
2.6
56.4
TOMIH
1
2.6
2.6
59.0
tonah
1
2.6
2.6
61.5
ubasyada (HZ)
1
2.6
2.6
64.1
ubasyadah
1
2.6
2.6
66.7
ubasyadah (H TIP X)
1
2.6
2.6
69.2
ubasyadah (odi saputra)
1
2.6
2.6
71.8
ubasyadah AYH
1
2.6
2.6
74.4
ubasyadah jhony
1
2.6
2.6
76.9
ubasyadah NV
1
2.6
2.6
79.5
ubasyadah SOVIA
1
2.6
2.6
82.1
ubasyadah SY
1
2.6
2.6
84.6
UMJ
1
2.6
2.6
87.2
UMJ (MUHTIAR)
1
2.6
2.6
89.7
UMJ (NIA)
1
2.6
2.6
92.3
UMJ DENI
1
2.6
2.6
94.9
UMJ N
1
2.6
2.6
97.4
UMJ SYAIFUL
1
2.6
2.6
100.0
39
100.0
100.0
Total
Usia Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
14
35.9
35.9
35.9
2
12
30.8
30.8
66.7
3
12
30.8
30.8
97.4
4
1
2.6
2.6
100.0
39
100.0
100.0
Total
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
21
53.8
53.8
53.8
perempuan
18
46.2
46.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
Status Marital Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2
18
46.2
46.2
46.2
3
21
53.8
53.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
Jabatan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Account Officer
9
23.1
23.1
23.1
collecting group
1
2.6
2.6
25.6
Costumer Service
2
5.1
5.1
30.8
Funding Officer
4
10.3
10.3
41.0
Kas
1
2.6
2.6
43.6
Kas/teller
8
20.5
20.5
64.1
managing director
1
2.6
2.6
66.7
manajer marketing
3
7.7
7.7
74.4
manajer operasional
4
10.3
10.3
84.6
Manajer Pembiayaan
1
2.6
2.6
87.2
pembiayaan
4
10.3
10.3
97.4
teller
1
2.6
2.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
Rata-rata Penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1.000.000-1.999.999
21
53.8
53.8
53.8
2.000.000-2.999.999
15
38.5
38.5
92.3
3.000.000-3.999.999
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
Total
Pendidikan Terakhir Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SMA
22
56.4
56.4
56.4
S1
17
43.6
43.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengertian perencanaan keuangan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
tidak tahu
1
2.6
2.6
7.7
ragu-ragu
4
10.3
10.3
17.9
27
69.2
69.2
87.2
5
12.8
12.8
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
merencanakan keuangan Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
tahu
24
61.5
61.5
66.7
sangat tahu
13
33.3
33.3
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan produk2 Bank Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu tahu
Valid Percent
Percent
6
15.4
15.4
15.4
29
74.4
74.4
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
Percent
pengetahuan produk2 PK Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
5
12.8
12.8
15.4
29
74.4
74.4
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
pemahaman dalam mengelola keuangan Cumulative Frequency Valid
sangat tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
15
38.5
38.5
41.0
tahu
19
48.7
48.7
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
arti perencanaan keuangan syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
12
30.8
30.8
35.9
tahu
24
61.5
61.5
97.4
1
2.6
2.6
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
pengetahuan investasi syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
9
23.1
23.1
25.6
26
66.7
66.7
92.3
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
perbedaan PK dengan PKS Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
4
10.3
10.3
10.3
ragu-ragu
16
41.0
41.0
51.3
tahu
16
41.0
41.0
92.3
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
produk2 PKS Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
9
23.1
23.1
28.2
24
61.5
61.5
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
hidup sederhana sesuai dengan PKS Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
4
10.3
10.3
15.4
25
64.1
64.1
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
investasi di Bank Syariah bebas riba Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
5
12.8
12.8
12.8
tahu
19
48.7
48.7
61.5
sangat tahu
15
38.5
38.5
100.0
Total
39
100.0
100.0
paham cara mengeloal keuangan syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
15
38.5
38.5
41.0
tahu
22
56.4
56.4
97.4
1
2.6
2.6
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
pengetahuan akan perintah allah untuk berzakat Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
tahu
17
43.6
43.6
46.2
sangat tahu
21
53.8
53.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan setiap penghasilan dikeluarkan zakatnya Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
19
48.7
48.7
48.7
sangat tahu
20
51.3
51.3
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan perintah allah untuk tidak hidup berlebih-lebihan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
17
43.6
43.6
43.6
sangat tahu
22
56.4
56.4
100.0
Total
39
100.0
100.0
belanjakan harta untuk produk2 yang halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
17
43.6
43.6
43.6
sangat tahu
22
56.4
56.4
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan pendapatan harus diperoleh dari usaha yang halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
12
30.8
30.8
30.8
sangat tahu
27
69.2
69.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan menabung adalah kunci untuk mengatur pengeluaran Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
20
51.3
51.3
51.3
sangat tahu
19
48.7
48.7
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan mempersiapkan bekal di akhirat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
11
28.2
28.2
28.2
sangat tahu
28
71.8
71.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan biaya untuk kebutuhan pensiun Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
tahu
22
56.4
56.4
61.5
sangat tahu
15
38.5
38.5
100.0
Total
39
100.0
100.0
pengetahuan terhadap produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang timbul di masa yg akan datang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
11
28.2
28.2
30.8
tahu
18
46.2
46.2
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
sangat tahu Total
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
6
15.4
15.4
17.9
25
64.1
64.1
82.1
7
17.9
17.9
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
pengetahuan mengelala hutang sebaik mungkin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
2
5.1
5.1
7.7
28
71.8
71.8
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
pengetahuan fasilitas hutang hanya untuk kebutuhan dasar yang produktif, bukan memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
8
20.5
20.5
23.1
21
53.8
53.8
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
pengetahuan akan kebutuhan masa yang akan datang sehingga pentingnya berinvestasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak tahu
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
9
23.1
23.1
25.6
21
53.8
53.8
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
tahu sangat tahu Total
pengetahuan mensucikan harta merupakan perintah Allah Swt Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tahu
16
41.0
41.0
41.0
sangat tahu
23
59.0
59.0
100.0
Total
39
100.0
100.0
pemahaman bahwa setiap harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan Cumulative Frequency Valid
setuju
Percent
Valid Percent
Percent
9
23.1
23.1
23.1
sangat setuju
30
76.9
76.9
100.0
Total
39
100.0
100.0
pemahaman besarnya pengeluaran yg terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan kebutuhan dengan keinginan Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu setuju
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
29
74.4
74.4
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
Percent
pemahaman dalam masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan keuangan Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
5
12.8
12.8
12.8
setuju
24
61.5
61.5
74.4
sangat setuju
10
25.6
25.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
berminat memiliki produk asuransi karena banyak manfaatnya Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
14
35.9
35.9
38.5
setuju
18
46.2
46.2
84.6
6
15.4
15.4
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
pemahaman faktor hukum syariah dalam memanfaatkan fasilitas hutang yang mengandung unsur riba Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu setuju sangat setuju Total
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.1
5.1
5.1
28
71.8
71.8
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
sadar akan adanya kebutuhan di masa depan sehingga memotivasi untuk berinvesatasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
1
2.6
2.6
5.1
ragu-ragu
5
12.8
12.8
17.9
23
59.0
59.0
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
paham dengan jelas perintah Allah untuk Berzakat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
13
33.3
33.3
33.3
sangat setuju
26
66.7
66.7
100.0
Total
39
100.0
100.0
selain penghasilan pekerjaan pokok, juga ada usaha yang diperoleh dari usaha yang halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
2
5.1
5.1
7.7
ragu-ragu
5
12.8
12.8
20.5
setuju
18
46.2
46.2
66.7
sangat setuju
13
33.3
33.3
100.0
Total
39
100.0
100.0
berinvestasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa depan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
8
20.5
20.5
23.1
ragu-ragu
4
10.3
10.3
33.3
21
53.8
53.8
87.2
5
12.8
12.8
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
mempersiapkan biaya untuk masa pensiun Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
3
7.7
7.7
7.7
tidak setuju
5
12.8
12.8
20.5
ragu-ragu
8
20.5
20.5
41.0
19
48.7
48.7
89.7
4
10.3
10.3
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
saya sudah mengikuti program asuransi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
4
10.3
10.3
10.3
tidak setuju
6
15.4
15.4
25.6
ragu-ragu
10
25.6
25.6
51.3
setuju
16
41.0
41.0
92.3
3
7.7
7.7
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
membatasi hutang agar tidak melebihi jumlah total pembayarannya tidak melebihi dari 30 % dari penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
4
10.3
10.3
12.8
ragu-ragu
8
20.5
20.5
33.3
19
48.7
48.7
82.1
7
17.9
17.9
100.0
setuju sangat setuju
membatasi hutang agar tidak melebihi jumlah total pembayarannya tidak melebihi dari 30 % dari penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
4
10.3
10.3
12.8
ragu-ragu
8
20.5
20.5
33.3
19
48.7
48.7
82.1
7
17.9
17.9
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
tertarik berinvestasi di bank syariah karena beba riba Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
tidak setuju
3
7.7
7.7
10.3
ragu-ragu
6
15.4
15.4
25.6
setuju
18
46.2
46.2
71.8
sangat setuju
11
28.2
28.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
menyisihkan harta untuk zakat 2,5% karena ada hak orang lain dalam harta yang diperoleh Cumulative Frequency Valid
ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.6
2.6
2.6
setuju
20
51.3
51.3
53.8
sangat setuju
18
46.2
46.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.1
5.1
5.1
tidak setuju
1
2.6
2.6
7.7
ragu-ragu
4
10.3
10.3
17.9
setuju
21
53.8
53.8
71.8
sangat setuju
11
28.2
28.2
100.0
Total
39
100.0
100.0
rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
7
17.9
17.9
17.9
ragu-ragu
6
15.4
15.4
33.3
17
43.6
43.6
76.9
9
23.1
23.1
100.0
39
100.0
100.0
setuju sangat setuju Total
rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
2.6
2.6
2.6
ragu-ragu
4
10.3
10.3
12.8
setuju
22
56.4
56.4
69.2
sangat setuju
12
30.8
30.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
2
5.1
5.1
5.1
ragu-ragu
5
12.8
12.8
17.9
setuju
22
56.4
56.4
74.4
sangat setuju
10
25.6
25.6
100.0
Total
39
100.0
100.0
rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Percent
6
15.4
15.4
15.4
ragu-ragu
10
25.6
25.6
41.0
setuju
15
38.5
38.5
79.5
8
20.5
20.5
100.0
39
100.0
100.0
sangat setuju Total
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Percent
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted pengertian perencanaan
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
15.87
2.464
.546
.706
merencanakan keuangan
15.40
2.179
.626
.329
pengetahuan produk2 Bank
15.67
2.368
.794
.401
pengetahuan produk2 PK
15.67
2.299
.356
.373
pemahaman dalam
15.93
2.409
.360
.519
keuangan
mengelola keuangan
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted arti perencanaan keuangan
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
40.93
12.823
.345
.792
40.83
12.557
.384
.789
perbedaan PK dengan PKS
41.07
11.099
.596
.765
produk2 PKS
40.77
12.116
.414
.787
hidup sederhana sesuai
40.57
11.978
.410
.788
40.27
11.306
.591
.765
40.97
12.999
.352
.791
40.03
11.964
.566
.770
syariah pengetahuan investasi syariah
dengan PKS investasi di Bank Syariah bebas riba paham cara mengeloal keuangan syariah pengetahuan akan perintah allah untuk berzakat
pengetahuan setiap
40.03
12.378
.530
.776
39.90
12.645
.473
.781
39.97
12.930
.372
.790
penghasilan dikeluarkan zakatnya pengetahuan perintah allah untuk tidak hidup berlebihlebihan belanjakan harta untuk produk2 yang halal
Item-Total Statistics
pengetahuan pendapatan
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
38.07
11.582
.383
.767
38.23
11.082
.495
.755
38.07
11.582
.383
.767
38.40
11.559
.330
.775
38.83
9.385
.580
.739
38.80
10.510
.474
.755
38.73
10.478
.542
.747
harus diperoleh dari usaha yang halal pengetahuan menabung adalah kunci untuk mengatur pengeluaran pengetahuan mempersiapkan bekal di akhirat pengetahuan biaya untuk kebutuhan pensiun pengetahuan terhadap produk asuransi syariah dapat meminimalisasi resiko yang timbul di masa yg akan datang pengetahuan macam-macam produk asuransi syariah pengetahuan mengelala hutang sebaik mungkin
pengetahuan fasilitas hutang
38.80
9.890
.528
.748
38.87
10.602
.371
.772
38.10
11.334
.449
.760
hanya untuk kebutuhan dasar yang produktif, bukan memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif pengetahuan akan kebutuhan masa yang akan datang sehingga pentingnya berinvestasi pengetahuan mensucikan harta merupakan perintah Allah Swt
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted pemahaman bahwa setiap
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
24.67
4.092
.595
.471
25.27
4.478
.658
.537
25.20
4.234
.519
.533
25.60
3.076
.487
.378
harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan pemahaman besarnya pengeluaran yg terjadi lebih banyak karena tidak bisanya membedakan kebutuhan dengan keinginan pemahaman dalam masa pensiun bukan berarti terlepas dari kebutuhan keuangan berminat memiliki produk asuransi karena banyak manfaatnya
pemahaman faktor hukum
25.23
4.047
.382
.474
25.50
3.293
.537
.537
24.73
4.478
.601
.601
syariah dalam memanfaatkan fasilitas hutang yang mengandung unsur riba sadar akan adanya kebutuhan di masa depan sehingga memotivasi untuk berinvesatasi paham dengan jelas perintah Allah untuk Berzakat
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted selain penghasilan pekerjaan
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
22.20
14.786
.527
.786
22.77
13.220
.784
.736
22.90
13.472
.683
.755
23.07
13.582
.639
.764
22.57
15.702
.438
.801
22.30
15.803
.442
.800
pokok, juga ada usaha yang diperoleh dari usaha yang halal berinvestasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa depan mempersiapkan biaya untuk masa pensiun saya sudah mengikuti program asuransi membatasi hutang agar tidak melebihi jumlah total pembayarannya tidak melebihi dari 30 % dari penghasilan tertarik berinvestasi di bank syariah karena beba riba
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted selain penghasilan pekerjaan
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
22.20
14.786
.527
.786
22.77
13.220
.784
.736
22.90
13.472
.683
.755
23.07
13.582
.639
.764
22.57
15.702
.438
.801
22.30
15.803
.442
.800
21.80
18.097
.465
.820
pokok, juga ada usaha yang diperoleh dari usaha yang halal berinvestasi guna mengantisipasi kebutuhan di masa depan mempersiapkan biaya untuk masa pensiun saya sudah mengikuti program asuransi membatasi hutang agar tidak melebihi jumlah total pembayarannya tidak melebihi dari 30 % dari penghasilan tertarik berinvestasi di bank syariah karena beba riba menyisihkan harta untuk zakat 2,5% karena ada hak orang lain dalam harta yang diperoleh
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted rutin merencanakan
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
15.57
8.254
.623
.767
15.73
7.444
.803
.702
15.33
10.368
.492
.804
15.47
10.189
.475
.807
15.90
8.300
.624
.766
keuangan untuk pendidikan anak rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
NAMA Usia Jenis Kelamin Status Marital Jabatan Pendapatan AGUNG 4 laki-laki 3 manajer marketing BENI.M 2 laki-laki 3 Account Officer TOMIH 2 laki-laki 3 Account Officer tonah 2 laki-laki 3 pembiayaan karen 1 perempuan 2 Costumer Service lintang 1 perempuan 2 Kas/teller mita 3 perempuan 3 Kas/teller nouval 1 laki-laki 2 Kas/teller angel 3 perempuan 3 manajer operasional annisa 2 perempuan 2 Account Officer mekar dakwah(RC) 1 perempuan 2 Kas/teller mekar dakwah (HD) 2 laki-laki 3 Account Officer mekar dakwah 1 laki-laki 3 Account Officer mekar dakwah (IA) 2 laki-laki 3 manajer operasional al-hakim (MS) 3 laki-laki 3 manajer operasional al-hakim (FIR) 3 laki-laki 3 manajer marketing ubasyadah (H TIP X) 3 laki-laki 3 Account Officer ubasyadah AYH 1 perempuan 2 pembiayaan ubasyadah SOVIA 1 perempuan 2 Kas/teller ubasyadah jhony 3 laki-laki 3 managing director ubasyadah SY 1 perempuan 2 Kas/teller ubasyadah NV 1 perempuan 2 Kas/teller al bayan raju 3 laki-laki 2 collecting group al bayan D 3 perempuan 3 manajer operasional al bayan S 2 perempuan 3 Kas/teller al ittihad 3 laki-laki 3 Funding Officer al ittihad 3 laki-laki 3 Funding Officer al ittihad 3 laki-laki 3 Funding Officer al ittihad 1 perempuan 2 Account Officer al ittihad 1 perempuan 2 pembiayaan ubasyadah 2 laki-laki 2 Funding Officer ubasyadah (odi saputra) 1 laki-laki 2 Account Officer ubasyada (HZ) 2 perempuan 3 Costumer Service UMJ 3 perempuan 3 Manajer Pembiayaan UMJ (NIA) 2 perempuan 3 Kas UMJ (MUHTIAR) 2 laki-laki 2 manajer marketing UMJ DENI 1 laki-laki 2 Account Officer UMJ SYAIFUL 1 laki-laki 2 pembiayaan UMJ N 2 perempuan 2 teller
Pendidikan Terakhir 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2
A1 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4
A2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 2 5 3
A3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 3 5 4
A4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 3
A5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 2 4 3
4 3 4 4 3 4 4 5 3 3 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 1 5 4 3 4 3 4 3
total
B1 20 20 18 23 18 20 21 21 20 19 20 18 22 19 20 19 19 20 17 20 18 20 22 20 19 20 17 24 20 15 20 18 25 22 20 20 13 22 16
B2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 2 4 3
B3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4
B4 5 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 3 5 4 3 4 2 4 2
B5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 2
B6 5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 2 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 3
B7 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3
B8 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 4 4 2
B9 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5
B10 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5
B11 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5
total 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
C1.1 49 42 39 41 33 44 44 42 44 37 45 38 48 41 43 43 50 49 43 40 39 44 45 44 47 42 44 50 45 44 44 44 55 49 42 44 38 50 39
C1.2 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5
C1.3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
C1.4
C1.5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5
C1.6 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 3 5 4 4 2 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 3 5 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3
C1.7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 5 4 4 4 5 3 5 3 3 4 4 5 5 4 4 3 4 3
C1.8 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 5 4
C1.9 4 4 3 5 3 4 3 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 5 4 4 4 3 5 3
C1.10 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 2 4 4 5 4 4 4 3 5 3
Total 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5
C2.1 41 47 41 44 38 42 41 41 45 44 50 41 42 39 40 38 47 48 39 40 39 42 45 44 46 48 43 50 41 37 40 42 50 46 42 40 35 47 40
C2.2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
C2.3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4
C2.4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 5 3 4 5 4 3 5 4 4 5 3 4 4
C2.5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 5 3 3 5 3 2 4 4 5 3 3 4 4 3 3
C2.6 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
C2.7 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 3 3 5 3 1 4 4 5 4 4 5 4 5 4
Total 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
30 32 30 30 26 31 30 31 30 28 33 30 30 26 27 27 29 34 27 28 28 28 30 28 34 26 30 32 29 27 31 28 35 29 28 34 29 31 29
C3.1
C3.2 4 5 5 4 3 5 5 4 4 2 5 4 5 1 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 3 4 5 2 3 5 5 4 4 4 4 4
C3.3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 2 5 4 4 1 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 5 5 2 4 4 2 5 2
C3.4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 5 5 3 1 2 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 5 5 4 3 4 1 4 2
C3.5 4 3 3 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 3 1 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 5 5 1 3 4 2 3 2
C3.6 4 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 5 3 2 4 4 1 4 4 5 3 3 5 2 5 2
C3.7 3 5 5 4 3 4 3 4 5 5 5 4 5 2 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 4 2 5 1 4 4 4 5 4
Total 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5
D1 28 32 29 29 20 30 27 28 30 24 33 28 29 12 20 27 30 23 22 21 28 28 31 28 29 25 24 27 25 21 26 28 35 20 25 29 19 31 21
D2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 1 4 4 5 5 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 3 1 5 4 4 4 4 4 4 5 3
D3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 2 4 4 4 2 2 4 4 5 3 2 4 4 5 4 5 5 2 5 3 2 5 3 4 4 2 4 4 3 3
D4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3
D5 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 2 4 4 4 4 4 3 2 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3
total 3 5 4 5 3 4 4 4 5 2 5 4 3 3 2 4 5 5 3 2 4 4 5 4 4 2 2 3 3 2 5 3 4 4 3 4 4 4 3
19 25 23 22 15 22 20 20 24 16 22 21 19 12 16 20 23 25 15 11 20 20 22 20 22 20 16 23 17 15 25 18 20 20 16 20 20 22 15