MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED: STUDI TERHADAP KELAS II SDN PISANGAN 03 LEGOSO CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SDN 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh SITI KHODIJAH 111118300033
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR. PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
MENINGKATKAN DISIPLIN tsELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAI.{ REWAND STICKER PICTURED: STUDI TERHADAP SISWA KELAS
II
SDN PISANGAN 03 T,EGOSO CIPUT.A.T TIMUR
TANGERANG SELATAN (Penelitian Tindakan Kelas pada sisrva kelas II sDN 03 Legoso Ciputat TiMur Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi SI Kependidikan dan Mencapai GelaRSarjana Pendidikan Islam (S.pd.I)
Oleh
SITI KI{ODIJAII 1111018300033
Menyetujui
'"frryT' Eri Rossatria, M.Ag. NIP: 1 94707 17 1966082001
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATT]LLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
t
Skripsi berjudul "Meningkatkan Disiplin Belajar Sis.wa Dengan Menggunakan
Reward Sticker Pictured: Studi Terhadap Siswa Kelas
Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan"
di
II
SDN Pisangan 03
susun oleh
Siti Khodijah,
1111018300033, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ihniah, serta berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 2 Oktober 2015
Yang Mengesahkun Pernbimbing
rer Dra. Eri Rossatria. M.Ae NrP. 1 94707 17 1966082001
LEMBAR PENGBSAHAN Skripsi berjudul "Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Picttrred: Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN Pisangan 03 Ciptrtat Timur Tangerang Selatan" disusun oleh Siti Khodijah, NIM 1111018300033, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam l-Ijian Munaqosyah pada 16 Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) dalarn bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. J
Tanggal 2^ / o/ zars-
Ketua Panitia (Ketua Jurusan /Program Studi)
Dr. Khalimi. M.Ag. NrP.196s0s1s 199403
akarta, 2 I Oktober 20 1 5
1 006
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Prodi)
*(y["0
Asep Ediana Latif, M.Pd. NIP. 19810623 2009t21 003
Penguji I
/7 /to laos
Nafia Wafiqni. M.Pd. NIP. 1981003 2009t2 2 004
Penguji
TandaTangan
II
tt" (w[u^
Asep Ediana Latif. M.Pd. NrP. 1981,0623 200912 1 003 Mengetahui Dekan Fakul
Prof. Dr. A
NIP.
1955
203 1 007
W W
: FITK-FR-AKD-066 Terbit ; 't Maret 2010 No. Revisi: : 01
KEMENTERIAN AGAMA
t.
Tgl.
FORM (FR)
FITK Jl.
Dokumen
No.
UIN JAKARTA H. Juanda No 95 Clputat 15412 lndonesia
1tl
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI I
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Siti Khodiiah
Tempat/tgl. Lahir
: Pati, I
NIM
:1111018300033
Jurusan/Prodi
:Kl/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMD
Judul Skripsi
: Meningkatkan
I Mei 1992
Disiplin Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Reword Sticker Pictured Kelas
II SDN Pisangan
03 Legoso
Ciputat Timur Tangerang Selatan Dosen Pembimbing
: Dra.
Eri Rosstria, M.Ag
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda
Oktolrer 2015
w h II
1
1018300033
ABSTRAK
Siti Khodijah, “Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan. Skripsi Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hdayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Eri Rossatria, M.Ag., Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan reward sticker pictured mampu meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II SD. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan, kelas II yang berjumlah 30 siswa pada semester genap tahun ajaran 2014-2015. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes berupa lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa, lembar wawancara guru, anecdotal record dan lembar ceklist disiplin belajar siswa. Teknik analisa data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisa data kuantitatif digunakan untuk mengetahui persentase dari sikap disiplin belajar bsiswa. Sedangkan teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menyaring data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan reward sticker pictured mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase rata-rata aktifitas guru siklus 1 sebesar 80.21% meningkat menjadi 88.61% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil persentase aktifitas siswa siklus 1 sebesar 79.99% dengan kategori baik dan meningkat menjadi 91.11% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Selain itu, persentase sikap disiplin belajar siswa dari hasil ceklist disiplin belajarnya mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari hasil persentase siklus 1 sebesar 80.39% meningkat pada siklus II menjadi 91.65 % dengan kategori sangat baik. Dari hasil wawancara guru menunjukkan respon positif terhadap penggunaan reward sticker pictured. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan reward sticker pictured dapat meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Kata Kunci: Disiplin Belajar, reward sticker pictured.
i
ABSTRACT Siti Khodijah, “Improving Learning Discipline Student With Use Reward Sticker Pictured: Study Of Students Grade II Elementary School Pisangan 03 Legoso East Ciputat South Tangerang.” Thesis Islamic Elemetary School Teacher Education Program, Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah Islamic University in Jakarta. Supervisor: Eri Rossatria, M.Ag.
This study aims to determine wether with use reward sticker pictured well to do improving learning discipline students of grade II elemetary school education. The research method used in this study was Classroom Action Research (CAR) using two cycles consists of the planning, implementation, observation, and reflection. Research subject are students of grade II who amount of 30 students in the second semester of the 2014-2015 school year. The instrument of research used is a non-test instrument in the form of teacher observation sheet activities, observation of student activity sheets, teacher questionnaire, anecdotal record and ceklist learning discipline sheets. Analysis using the quantitative descriptive analysis dan qualitative. Quantitative descriptive analysis techniques are used to
know percentage from learning discipline
students. Whereas qualitative descriptive analysis techniques are used to netted data from observation, interviews, and documentation. The result of study showed with used reward sticker pictured capable to improvement learning dicipline attitudemof studebts grade II elementary school Pisangan 03 Legoso Ciputat. This can to see of result percentage average teacher activity of cycle 1 is 80.21% increase to 88.61% of cycle II with category very good. Whereas result average percentage student activityof cycle I is 79.99% with category good and increase to 91.11% of cycle II with category very good. In addition to that, percentage learning discipline attitude from result learning discipline checklist experience upgrading. This can to sess result of average percentage cycle I is 80.39% increase to cycle II become 91.65% with category
ii
very good. From interviews of techer of the cycle also received of the use reward sticker pictured can be increase learning discipline attitude students.
Keyword: Learning discipline, Reward sticker picturred
iii
KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahim Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas semua limpahan karunia, taufik, Hidayah dan InayahNya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. beserta keluarganya. Beliau adalah pembuka dan penyempurna agama Allah yang menjadi penutup para Nabi dan penyempurna risalah sebelumnya. Sang pemberi petunjuk jalan yang lurus menuju Allah SWT. Skripsi
berjudul,
“Meningkatkan
Disiplin
Belajar
Siswa
dengan
Menggunakan Reward Sticker Pictured : Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan” ini, disusun sebagai tugas akhir akademik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dalam mengerjakan skripsi ini, penulis tidak mungkin mampu menyelesaikannya tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu baik waktu, tenaga, fikiran maupun materi. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Muhammad Thib Raya, M.A., Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas
Ilmu
Tarbiyah
dan
Keguruan
UIN
syarif
Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Eri Rossatria, M.Ag., denga tulus dan ikhlas dalam memberikan nasehat, bimbingan, motivasi, kebaikan, doa-doa dan meluangkan waktu untuk membimbing dengan maksimal dan memberikan dukungan kepada penulis. 4. Dr. Didi Supridjadi, MM., dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan Guru Madrasah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. iv
5. Keluarga besar SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan. Khususnya Ibu Eka Setiwati, S.Pd.I., Selaku wali kelas II B SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan. 6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya. 7. Kepada kedua orang tua tercinta bapak Ruba’i dan ibu Sukami yang telah membesarkan dan mendidik penulis untuk terus berjuang dan berkarya untuk ummat dan bangsa. 8. Teman-teman seperjuangan Hizmet Pasiad-Turki Indonesia, Melita Andriani, Sri Yulianingsih, Siti Bahriah, Mariati Mauli Bella Nisa, Fitriani dan teman-teman PGMI angkatan 2011 yang sangat inspiratif dan solid dalam merah mimpi bersama. 9. Teruntuk Mas Bayu Wibowo, motivator dan inspirator yang memberikan dorongan yang luar biasa dan energi positif serta kesabarannya dalam mengarahkan
dan
memberikan
masukan
terbaik
bagi
penulis.
Terimakasih atas kebaikan dan doa-doanya yang dipanjatkan kepada penulis. Semoga Allah memberikan balasan terindah dan kebahagiaan yang sempurna menurutNya. Semoga semua mimpi yang menjadi harapan akan indah pada wakttunya berkat kesabaran dan keikhlasan karenaNya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan yang membangun sebagai perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Jakarta, 1 Oktober 2015
Siti Khodijah
v
DAFTAR ISI ABSTRAK................................................................................................. i ABSTRACK............................................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................ iv DAFTAR ISI .............................................................................................. vi DAFTAR TABEL DAN GRAFIK............................................................ ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Identifikasi Masalah............................................................. 8 C. Pembatasan Masalah ........................................................... 11 D. Perumusan Masalah.............................................................. 11
BAB II
E.
Tujuan Penelitian.................................................................. 11
F.
Manfaat Penelitian................................................................ 11
KAJIAN TEORI A. Pengertian Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin........................................................... 13 2. Pengertian Disiplin Belajar.............................................. 14 3. Tujuan Disiplin Belajar Siswa......................................... 16 4. Strategi Penerapan Disiplin............................................. 17 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa........ 22 6. Fungsi Disiplin Belajar di Dalam Kelas........................
25
B. Hakikat Reward dalam Pendidikan 1. Pengertian Reward .......................................................
26
2. Syarat-syarat Reward....................................................
26
3. Bentuk-bentuk Reward.................................................
29
4. Reward Berupa Sticker Pictured..................................
32
C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia.......................................
vi
36
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD..................
36
3. Karakteristik Bahasa Indonesia...................................
37
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia...... 38 5. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia........... 39 6. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia..................
40
D. Penerapan Reward dalam Pengendalian Disiplin Siswa 1. Pengenalan Disiplin di Sekolah......................................
42
2. Pengenalan Hukuman di sekolah.................................... 46
BAB III
E. Hasil Penelitian yang Relevan...........................................
49
F. Kerangka Berpikir..............................................................
50
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................
53
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian........
53
C. Subjek Penelitian..............................................................
56
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian......................
56
E. Tahap Intervensi...............................................................
56
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan....................
59
G. Data dan Sumber Data.....................................................
59
H. Instrumen Pengumpulan Data.........................................
59
I. Teknik Pengumpulan Data..............................................
60
J. Validasi Data...................................................................
64
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis...................
66
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan...........................
68
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran Umum SDN Pisangan 03 Legoso...................
69
2. Visi, Misi dan Tujuan SDN Pisangan IV Legoso............
70
3. Keadaan Guru dan Karyawan .........................................
71
4. Keadaan Siswa Secara Umum..........................................
73
5. Sarana dan Prasarana........................................................
73
vii
B. DESKRIPSI DATA 1. Pra Tindakan.....................................................................
74
2. Perencanaan Tindakan......................................................
75
3. Tahap Pelaksanaan dan Pemberian Checklist Disiplin Belajar 77 4. Pemeriksaan Keabsahan Data...........................................
80
5. Data Hasil Tindakan.........................................................
80
C. ANALISA DATA 1. Lembar Observasi............................................................
112
2. Lembar Observasi Siswa.................................................
111
3. Hasil Disiplin Belajar Siswa Melalui Cheklist ...............
115
4. Hasil Wawancara............................................................
118
D. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN..................
118
E. KETERBATASAN PENELITIAN................................
119
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................
121
B. Saran..........................................................................
121
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II
Tabel 3.1
: Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................... 50
Tabel 3.2
: Pemetaan Indikator Disiplin ke dalam Kisi-kisi...................... 60
Tabel 3.3
: Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Guru dan Siswa........................................................................ 64
Tabel 4.1
: Keadaan Guru dan Karyawan SDN Pisangan Tahun Ajaran 2014- 2015 ............................................................................ 68
Tabel 4.2
: Keadaan Siswa/Siswi SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tahun Ajaran 2014-2015........................................................ 70
Tabel 4.3
: Sarana Prasarana SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tahun : Ajaran 2014-2015.................................................................... 71
Tabel 4.4
: Instrumen Observasi- Checklist Sikap Disiplin Belajar Siswa kelas II B SDN Pisangan 03 Ciputat Timur..... 73
Tabel 4.5
: Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya Reward Sticker Pictured.......................................................... 75
Tabel 4.6
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke 1.......................................................................
Tabel 4.7
80
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke II....................................................................... 83
Tabel 4.8
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke III.....................................................................
85
Tabel 4.8
: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus 1................................
87
Tabel 4.9
: Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1..............................
88
Tabel 4.10
: Hasil Disiplin Belajar siswa siklus 1.....................................
90
Tabel 4.11
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa
ix
siklus 2 pertemuan ke I..................................................... Tabel 4.12
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2 pertemuan ke II .......................................
Tabel 4.13
96
98
: Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2 pertemuan ke III ......................................
101
Tabel 4.14
: Hasil Observasi Guru Siklus II........................................
102
Tabel 4.15
: Hasil Observasi Siswa Siklus II......................................
104
Tabel 4.16
: Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II.............................
106
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
: Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas..................... 53
Gambar 4.1
: Foto kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan ke I........
79
Gambar 4.2
: Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I pertemuan ke II......
83
Gambar 4.3
: Foto Kegiatan Pembelajaran siklus 1 pertemuan 3 ..........
84
Gambar 4.4
: Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke I........
95
Gambar 4.5
: Foto kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan ke II....... 97
Gambar 4.6
: Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke III..... 100
Gambar 4.7
: Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus 1..................... 109
Gambar 4.8
: Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru Siklus 1 dan II...................................................................
Gambar 4.9
109
: Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru Siklus 1 dan II....................................................................
110
Gambar 4.10 : Diagram Persentase aktifitas siswa siklus I.......................
111
Gambar 4.11 : Diagram Persentase aktifitas siswa siklus II.....................
111
Gambar 4.12 : Diagram Rata-rata Persentase aktifitas siswa siklus 1 dan II....................................................................
112
Gambar 4.13 : Diagram Persentase Perubahan Sikap Disiplin Belajar Siswa siklus 1 dan siklus II...............................................
xi
115
DAFTAR LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran 1. RPP, LKS dan Materi 2. RPP, LKS dan Materi B. Instrumen Penelitian 1. Lembar wawancara guru 2. Lembar Observasi Aktifitas Guru 3. Lembar Observasi Aktifitas Siwa 4. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Guru 5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Siswa 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 7. Uji Validitas Instrumen 8. Lembar Checklist Disiplin Belajar Siswa 9. Catatan Anecdotal record
xii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya pendidikan manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, pendidikan merupakan usaha masyarakat untuk mempersiapkan generasi-generasi selanjutnya agar memiliki nilai-nilai yang luhur dan mewarisi budaya bangsa yang bermartabat. Nilai-nilai luhur tersebut dapat terintegrasi pada diri peserta didik dengan adanya pendidikan karakter sehingga mampu meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bangsa yang akan datang. Undang-Undang Negara di Indonesia dalam bidang pendidikan dapat dijadikan pedoman dalam proses pelaksanaannya. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) di Indonesia mengatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1 Dari undang-undang tersebut, sangat jelas bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk karakter dan kepribadian peserta didik dengan nilainilai yang luhur agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, berilmu, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta demokratis. Dengan demikian menjadi tugas bersama terutama sekolah dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut. E. Mulyasa dalam bukunya “Manajemen PAUD” mengatakan bahwa karakter memegang peranan yang penting dalam berbagai aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh
1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), cet ke-3, h. 12
1
2
karenaitu, pendidikan karakter memegang peranan yang sangat penting dan akan mewarnai perkembangan kepribadian peserta didik secara keseluruhan.2 Sedangkan menurut E. Mulyasa menekankan konsep pendidikan karakter, bahkan belajar dapat diartikan sebagai ibadah untuk mencari ridho Allah, dalam rangka mengantarkan manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, serta untuk melestarikan nilai-nilai Islam dan tidak sekedar menghilangkan kebodohan. 3 Dengan demikian karakter peserta didik akan tercermin melalui pendidikan yang diperolehnya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitar. Lingkungan sekolah memiliki peranan yang cukup besar dalam membangun pendidikan yang berkarakter. Salah satu karakter yang dapat dibangun dan dibiasakan adalah sikap disiplin. Nilai-nilai kedisiplinan perlu dibangun dan dikembangkan sedini mungkin mengingat disiplin memegang peranan yang sangat penting. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Oleh karena itu, kedisiplinan harus ditanamkan demi tercapainya tujuan pendidikan. Pihak-pihak yang terkait seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat ikut membantu menananamkan karakter disiplin dengan baik. Kedisiplinan hendaknya diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sehingga jika disiplin sudah menjadi sebuah karakter maka tujuan pendidikan akan tercapai dan mendapatkan hasil yang maksimal. Sebaliknya siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah akan mendapatkan hukuman atau sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Dengan demikian, jika sekolah mampu menerapkan tata tertib dengan baik dan konsisten maka kedisiplinan akan menjadi sebuah budaya dan karakter yang tercemin pada perilaku siswa. Selanjutnya, disiplin dapat terwujud dengan adanya pembiasaan. Salah satu alat pendidikan yang dapat digunakan dalam membentuk disiplin yaitu dengan pemberian reward dan punishment. Reward dapat diberikan kepada anak2
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 67. Ibid., h, 69.
3
3
anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi prestasi kepribadiannya (kelakuannya, kerajinannyadan sebagainya) maupun dalam prestasi belajarnya. Menurut Sylvia Rimm dalam bukunya yang berjudul “Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra Sekolah” bahwa Reward diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk mendisiplinkan diri, kelak disiplin diri akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. 4 Dengan demikian teknik mendisiplinkan anak dengan menggunakan reward bertujuan agar peserta didik memiliki disiplin diri dalam lingkungan sekolah. Jika disiplin dilakukan secara terus menerus maka akan mengarahkan peserta didik untuk konsisten dan berprilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum ad-din yang dikutip oleh Muhammad Abu Nadlir menulis, "Jika pada seseorang anak menonjol akhlak baik dan perbuatan terpujinya, maka ia patut dimuliakan, digembirakan dan dipuji di depan orang banyak untuk memberikan semangat berakhlak mulia dan berbuat terpuji." Memuliakan anak dan memberi semangat dengan hadiah atau dengan ucapan yang manis sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh athThabrani, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling mencintai."5 Oleh karena seorang siswa yang rajin, berakhlak baik, dan yang dapat menjalankan kewajiban, layak memperoleh hadiah dari gurunya. Kala itulah, anak itu akan menemukan jiwanya senang menerima itu di hadapan teman-temannya. Sebab, pada usia pelajar, jiwa seorang anak lebih dipenuhi insting suka memiliki.6 Karakter setiap manusia, terutama anak (peserta didik), pasti lebih menyukai mendapat penghargaan yang sifatnya berwujud maupun tidak berwujud. Dan ia pun akan berusaha keras mendapatkannya. Karena itu, seorang guru hendaknya merespons apa yang disukai seorang anak. Guru harus bisa memberikan hadiahhadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.
4
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47 5 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal Nasional, 2012). Diunggah pada 25 februari 2015 pukul 20.33. 6 Ibid., h. 4.
4
Namun hal tersebut berbeda dengan kenyataan pendidikan yang ada di Indonesia. Banyak sekali kita temui permasalahan dalam pendidikan terkait reward dan punishment yang belum tepat dalam pembentukan karakter peserta didik. Menurut Lickona yang dikutip oleh Anas Salahudin dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter mengatakan bahwa Terdapat sepuluh tanda penurunan karakter bangsa yaitu (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan, (3) penggunaan kata-kata buruk, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, (5) semakin kaburnya pedoman moral, (6) menurunnya etos kerja, (7) rendahnya rasa hormat kepada guru dan orang tua, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan masyarakat, (9) membudayanya ketidakjujuran, (10) adanya rasa curiga dan kebencian di antara sesama.7 Selain itu, metode yang digunakan juga bermacam-macam misalnya memberi hukuman yang dianggap setimpal karena tidak mematuhi perintah pendidik. Pendidik merasa mempunyai kewenangan penuh terhadap metode pengajaran yang ia yakini dapat membantu keberhasilannya dalam mendidik. Sehingga peserta didik cenderung merasakan keterpaksaan bukan atas kesadaran bahwa pendidikan itu juga adalah kebutuhan bagi mereka. Metode pengajaran tersebut kurang tepat karena dapat mengganggu psikologi anak dan akan berpengaruh pada perkembangan anak ke depannya. Sangat sedikit guru yang sadar ataupun memiliki bekal dalam hal mendidik. Banyak guru menjadi ditakuti oleh muridnya karena metode yang kurang tepat misalnya dengan paksaan dan kekerasan sehingga suasana proses belajar mengajar tak ubahnya seperti pendidikan militer yang penuh dengan tekanan psikologis. Hal ini juga yang sering dimanfaatkan oleh guru yang kurang kompeten dan mengancam tidak meluluskan atau memberi nilai jelek sehingga tega melakukan kekerasan kepada anak didiknya sendiri. Di Indonesia, pendidikan kognitif lebih dominan dibandingkan dengan pendidikan karakter. Padahal kedua hal tersebut sangat penting untuk mencetak generasi muda yang cerdas bukan saja dalam ilmu pengetahuan tetapi juga dalam
7
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 35
5
hal sikap dan perilaku yang humanis.8 Berbeda dengan negara-negara lainnya yang sistem pedidikannya sudah maju seperti Finlandia dan Jepang. Mereka menerapkan sistem pendidikan yang memiliki keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter. Sejak dini, anak-anak diajarkan untuk berkasih sayang, jujur, disiplin, bersikap adil, dan bertanggungjawab terhadap diri mereka, manusia dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, orang tua maupun guru sering merasa kesulitan dalam menanamkan kedisiplinan terhadap anak. Jika anak tidak mengikuti atau mematuhi peraturan yang ada mereka lebih banyak menggunakan hukumann kepada anak atau sebaliknya terlalu mengumbar reward dengan mengimingiminginya hadiah yang berlebihan. Hukuman yang diberikan kepada anak dalam upaya mendisiplinkan anak secara tidak langsung menjadikan pribadi anak terbelenggu dan tidak percaya diri. Namun reward yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut akan menjadikan anak meremehkan usaha dan tidak bertanggung jawab. Hukuman dan hadiah dapat digunakan dalam upaya mendisiplinkan peserta didik. Namun reward dan punishment harus diberikan pada situasi yang tepat dengan tujuan untuk mendidik mereka. Menurut Severe, stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Menurut Severe kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar bertanggung jawab.9 Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah 8
Qory Dellasera, Hari Pendidikan Nasional, (Jakarta: Jurnal Nasional, 20014). Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40 9
6
interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang meningkat dan mana yang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong anak untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.10 Dengan demikian mereka akan memahami bahwa dengan menaati peraturan dengan baik dan memiliki semangat belajar yang tinggi akan mendapatkan ganjaran yang menyenangkan dan penghargaan yang baik. Sebaliknya jika ia tidak menaati peraturan dengan baik maka akan mendapatkan ganjaran yang tidak menyenangkan dan merugikan diri sendiri. Dalam menerapkan tata tertib dan peraturan yang berlaku di sekolah, tidak semua peserta didik dapat melaksanakan tata tertib dan peraturan yang berlaku di sekolah dengan baik. Berdasarkan pengamatan penulis dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas II di SDN III Pisangan Ciputat Timur semester II masih terdapat beberapa sikap yang menunjukkan ketidakdisiplinan baik dalam proses pembelajaran atau di luar pembelajaran. Masalah-masalah tersebut diantaranya: Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan selama satu minggu dengan menggunakan anecdotal record saat kegiatan pembelajaran berlangsung, terdapat beberapa sikap yang menunjukkan rendahnya kesadaran akan kedisiplinan dalam belajar. Tabel 1.1 Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya Reward Sticker Pictured No
Aspek Sikap Kedisiplinan
1
Keaktifan, kepatuhan, dan Masih terdapat 2-5 siswa yang datang ketaatan sekolah
dalam
masuk
Kondisi Awal
terlambat di setiap harinya berdasarkan absen kelas Terdapat 3 siswa yang memiliki semangat yang rendah dalam masuk sekolah, hal tersebut terlihat dari jumlah tidak hadirnya
10
Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40
7
mereka di absen kelas Masih
banyak
siswa
yang
kurang
menyadari akan kedisiplinannya dalam masuk kelas tepat waktu setelah istirahat, misalnya terdapat siswa yang jajan ketika bel berbunyi dan bermain dengan temantemannya di luar kelas 2
Disiplin dalam mengerjakan tugas
Ketika guru memberikan tugas, terdapat 4-6
yang
siswa
tidak
langsung
mengerjakannya mereka malah bercanda dan gaduh di dalam kelas sehingga mengganggu teman lainnya. Ketika
waktu
telah
selesai
dalam
mengerjakan tugas, terdapat 6 siswa yang sering
terlambat
mengumpulkannya
karena kurang fokus terhadap tugasnya Kemandirian dalam mengerjakan tugas masih kurang. 3
Mengikuti sekolah
pelajaran dengan
di
Saat proses pembelajaran berlangsung, 10
aktif,
dari siswa yang masih menggunakan
teratur, dan tertib sesuai ketentuan untuk mencapai tujuan belajar
waktu belajarnya untuk bermain-main. Ketika
kegiatan
diskusi
berlangsung,
terdapat beberapa siswa yang mengobrol di luar topik pembelajaran Keaktifan dalam merespon umpan balik guru masih kurang Saat
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung, masih banyak dari siswa yang tidak duduk tenang di tempat masing-masing.
8
4
Mentaati tata tertib sekolah
Masih terdapat siswa yang memakai
dengan penuh kesadaran
seragam tidak sesuai dengan harinya Terdapat beberapa siswa yang acuh dengan kerapihan seragamnya. Masih adanya peserta didik yang acuh ketika kondisi kelas kotor Terdapat
beberapa
siswa
yang
mengucapkan kata-kata yang kotor saat proses pembelajaran berlangsung Masih terdapat siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya Masih banyak siswa yang meminjam alat tulis, baik berupa pensil, penghapus atau rautan sehingga mengurangi konsentrasi dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu masih terdapat 2-6 siswa yang sering lupa membawa buku pelajaran. Dari tabel di atas, dapat kita amati bahwa kondisi disiplin belajar siswa masih rendah dan membutuhkan perhatian. Oleh karena itu peneliti berusaha untuk menangani dengan tujuan memperbaiki dan menyadarkan siswa akan pentingnya kedisiplinan dalam belajar. Dengan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut, perlu adanya alat kontrol pendidikan salah satunya adalah reward (penghargaan) dan Punishment (peringatan). Reward
dapat diberikan bagi siswa yang mematuhi seluruh
peraturan dan tata terib dengan baik dan konsisten. Sedangkan punishment diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan dan mengulanginya kembali setelah peringatan itu diberikan. Penerapan reward dan punishment merupakan suatu upaya yang dapat dilaksanakan di sekolah demi tercapainya sebuah kedisiplinan terhadap tata tertib atau peraturan-peraturan sekolah. Apabila tata tertib tersebut dilaksanakan dengan baik dan teratur, maka tujuan pendidikan baik
9
berupa tujuan institusional (kelembagaan), tujuan kurikuler (bidang studi), maupun tujuan intruksional (pengajaran) akan mendapatkan hasil yang baik pula. Reward yang baik dalam pendidikan adalah reward yang mampu memberikan nilai-nilai yang mampu mendidik siswa. Tidak menimbulkan iri hati, siswa tidak berorientasi pada reward yang diberikan oleh guru dan siswa tidak merasa dibedakan antara siswa yang mendapatkan reward dengan siswa yang tidak mendapatkan reward. Karena esensi dari disiplin sendiri adalah membiasakan diri untuk menataati peraturan tata tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Menurut Severe, stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Menurut Severe kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar beretanggung jawab.11 Pemberian reward stiker bergambar merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memberikan efek atau pengaruh terhadap sikap disiplin belajar peserta didik dengan cara menempelkan pada papan prestasi dengan tujuan untuk memotivasi peserta didik dalam meningkatkan sikap disiplin belajarnya. Reward dan punishment yang diberikan memiliki dua cara, yang pertama bersifat umum misalnya memberikan pujian, menepuk pundak, memberikan hadiah berupa materi dan lainnya. Punishment dapat diberikan dengan memberikan nasehat, bermuka masam, menegurnya dan lain-lain. Menurut teori Behaviorisme mengatakan bahwa manusia belajar karena pengaruh lingkungan. Belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanisme. Oleh karena itu lingkungan yang sistematis, teratur dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus) yang baik sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus tersebut dan memberikan 11
Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40
10
respon yang sesuai. Menurut Ivan Pavlov dalam hukumnya Conditioning, berbicara tentang stimulus yang dipersyaratkan
Clasical
(conditional
refleks) untuk memberikan respons yang diharapkan oleh lingkungan sesuai dengan tuntutan lingkungan (refleks yang dikondisikan).12 Dengan demikian membutuhkan pembiasaan dalam penanaman sikap disiplin peserta didik secara konsisten. Dari berbagai permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured : Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa masalah yang dlapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Pendidikan lebih menekankan pada aspek kognitif dari pada pendidikan karakter
2.
Penggunaan punishment yang tidak tepat sering mengalami permasalahan yang berkepanjangan
3.
Pemberian reward yang tidak sesuai dengan usaha siswa menjadikan siswa meremehkannya.
4.
Penggunaan metode pengajaran yang belum tepat dalam upaya mendisiplinkan anak
5.
Disiplin belajar siswa masih rendah
6.
Kurang tepatnya penggunaan strategi dan teknik dalam menerapkan disiplin di sekolah dasar masih rendah.
7.
Kurangnya
penggunaan
Reward
dalam
upaya
membina
dan
mengembangkan disiplin belajar 8.
Masih banyak guru yang kurang memperhatikan penggunaan reward dan punishment yang tepat
12
Conny R. Semiawan, Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3.
11
C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada “Penggunaan reward sticker pictured dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tangerang Selatan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian yaitu: “Bagaimana implementasi dari pemberian reward sticker pictured dapat meningkatkan disiplin belajar siswa di kelas II SDN III Pisangan Legoso Ciputat Timur. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dibahas di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui apakah dengan pemberian reward stiker bergambar dapat meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II di SDN 03 Pisangan Legoso Ciputat Timur. F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis: a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dari khazanah keilmuan dan pedoman dalam pembelajaran terhadap siswa guna meningkatkan disiplin dan hasil belajarnya b. Sebagai sumber informasi ilmiah dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Secara Praktis: a. Dapat memberikan kontribusi yang baik pada sekolah, baik bagi sekolah ini maupun sekolah lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran atau pendidikan,
12
b. Bagi pendidik mampu memberikan gambaran penggunaan reward dengan tepat sehingga pengajaran di dalam kelas dapat memberikan dampak yang positif.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Disiplin Belajar 1.
Pengertian Disiplin Elizabeth Hurlock mengatakan bahwa disiplin berasal dari kata “disciple”
yakni seorang yang belajar dari atau suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok.13 Selain itu, menurut Charles Schaefer menerangkan bahwa, inti dari disiplin ialah mendidik, menuntun, dan mengarahkan anak dalam hidupnya dan dalam masa pertumbuhan serta perkembangannya.14 Sama halnya dengan Suharmisi yang dikutip oleh singgih tego saputro dan pardiman mengatakan bahwa disiplin merupakan sesuatu tentang pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan atau berasal dari luar.15 Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”. Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok yaitu kedisiplinan,
13
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 82 Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, (Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 11 15 Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h. 78-97 14
13
14
disamping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, serta bakat siswa itu sendiri.16 Sedangkan disiplin menurut Emile Durkheim yang dikutip oleh Thomas Lickona bahwa disiplin bukanlah sesuatu alat sederhana yanng bisa digunakan untuk menciptakan kedamaian semu di dalam kelas, Disiplin adalah moralitas kelas sebagai sebuah masyarakat kecil.17 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang perlu dibangun, diupayakan, baik atas kesadaran sendiri, karena paksaan, sanksi atau hukuman dengan tujuan untuk mematuhi peraturanperaturan, nilai-nilai baik yang bersifat formal maupun tidak sehingga tercipta sebuah tanggung jawab dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan tertata. 2. Pengertian Disiplin Belajar Disiplin belajar sangat dibutuhkan bagi peserta didik dalam mencapai pengetahuan dan kompetensi yang akan dimilikinya. Namun, disiplin belajar tidak mudah didapatkan melainkan membutuhkan latihan dan pembiasaan. Menurut Fani Julia Fiana dalam jurnalnya “Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling” menjelaskan bahwa disiplin pengaturan waktu
belajar pada kategori baik ditandai dengan adanya penggunaan waktu yang efektif dan efisien, penyusunan jadwal pelajaran, adanya pengaturan waktu untuk belajar dan kegiatan ekstra kurikuler, penggunaan waktu istirahat yang tepat sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.18 Sedangkan menurut Sumardi Surya Brata disiplin belajar: (a) Belajar membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, actual mampu potensial), (b) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru, (c) perubahan itu terjadi dengan usaha. Jadi belajar adalah suatu upaya yang akan membawa individu kepada suatu perubahan. Perubahan tersebut tidak hanya bertambahnya ilmu pengetahuan namun juga dalam bentuk kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri dan penyesuaian diri. 19 16
Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). h. 12 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 147 18 Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013). 19 Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Press, 1990), Cet. 1, h. 232 17
15
Selanjutnya pengertian belajar menurut Slameto ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan dimaksud disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah. 20
Selain itu, menurut Slameto terdapat empat macam disiplin belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu: (1) disiplin peserta didik masuk sekolah diantaranya, keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah. (2) Disiplin dalam mengerjakan tugas. (3) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah, adanya keaktifan, keteraturan, ketentuan, dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujauan belajar. (4) disiplin dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan peserta didik dengan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. 21 Selain itu, Disiplin belajar adalah pengendalian diri siswa terhadap bentukbentuk aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pelajar, baik disiplin di rumah, di
sekolahdengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses belajarnya22. Jadi disiplin belajar harus timbul dalam diri seseorang dengan bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga ia mampu bertinteraksi dengan lingkngannya dengan baik. Sedangkan belajar adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk melakukan perubahan sehingga kualitas seseorang dapat meningkat. Melalui belajar seseorang akan mengetahui keadaan dirinya dan mampu menjalani kehidupannya dengan baik. Namun, belajar yang konsisten dan teratur yang 20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). H. 67 21 Ibid., 87 22 Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h. 81
16
mampu merubah seseorang sehingga membutuhkan kesadaran diri. Kesadaran diri akan muncul melalui sikap disiplin belajar yang sungguh-sungguh sehingga mampu mengontrol diri dan mengendalikan pikirannya. Dengan demikian, disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika disiplin sudah tertanam dengan baik maka akan tercipta sebuah peradaban yang bermartabat. Terkait dengan kedisiplinan dalam belajar bahwa seorang siswa harus memiliki sikap disiplin dalam belajar. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, menaati semua peraturan sekolah, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, manaati dan mengikuti kegiatan sekolah, masuk sekolah tidak terlambat, dan menaati kegiatan belajar di rumah. 3.
Tujuan Disiplin Belajar Siswa Disiplin belajar merupakan karakter yang sangat penting dan perlu dibangun
terutama bagi peserta didik. Dengan adanya sikap tersebut, akan menjadikan siswa belajar lebih maju, belajar lebih baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin, maka seluruh guru dan staf yang ada di sekolah memberikan contoh dan mmapu bersikap diisplin dengan baik. Menurut Sylvia Rimm menjelaskan bahwa disiplin bertujuan mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.23 Rachman mengatakan bahwa secara rinci kegunaan atau pentingnya disiplin bagi diri siswa , yaitu: 1) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang 2) Membantu siswa memahamidan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan 3) Menjauhkan siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah 4) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar 5) Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.24 23
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 47 24 Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 27
17
Menurut Anas Salahudin mengatakan bahwa disiplin membutuhkan pengawasan yang transparan dengan tujuan agar menjadikan peserta didik lebih berkualitas, memiliki karakter yang agung, dan penuh dengan pesona diri yang tampil menjadi suri tauladan masyarakat terutama masyarakat modern.25 Sikap disiplin dapat tumbuh dan menjadi karakter yang sangat baik jika dilaksanakan dengan sepenuh hati dan atas dasar kesadaran diri sendiri. Sebaliknya jika sikap disiplin tidak atas dasar kesadaran diri sendiri dan tidak dengan sepenuh hati maka akan menghasilkan sikap disiplin yang lemah. Disiplin menjadi sikap yang sangat penting bagi seseorang terutama bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Charles Schaefer mengatakan bahawa tujuan kedisiplinann dalam belajar adalah memberikan pola tingkah laku yang benar, juga untuk mengembangkan kontrol dan arah, misalnya berbuat sesuatu tanpa harus diarahkan kepada orang lain (kontrol eksternal).26 Sikap disiplin perlu ditanamkan sejak dini mulai dari hal-hal yang sederhana sehingga peserta didik memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktunya secara efisien. Peserta didik yang sudah terbiasa belajar dengan teratur, baik dalam proses pembelajaran di sekolah maupun kegiatan belajar di rumah akan melatih otaknya untuk selalu bekerja. Sehingga ketajaman otak dan daya pikir meningkat. Sebaliknya peserta didik yang tidak teratur menggunakan waktunya untuk belajar dan bermalas-malasan maka akan menghasilkan otak yang kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah. Selain itu, disiplin bertujuan untuk kemaslahatan diri sendiri dan orang lain. Jika disiplin dilatih dengan baik dan berkesinambungan, maka akan menjadi sebuah kebiasaan dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah karakter yang kuat. 4.
Strategi Penerapan Disiplin Disiplin merupakan salah satu karakter yang paling penting yang perlu dibina
dan ditegakkan kepada peserta didik. Sehingga dengan adanya karakter disiplin yang kuat akan mampu melahirkan karakter-karakter lain yang lebih baik. Dengan demikian peserta didik menjadi anak yang berkarakter atau berakhlak mulia. 25
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 244. Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orang Tua, (Jakarta: Dahara Prize, 1989). h. 11 26
18
Disiplin akan mudah diterapkan jika peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas yang konsisten sepanjang waktu. Selain itu, guru maupun orang tua bersikap fleksibel artinya mampu membina anak dengan disiplin tanpa mengekangnya dan memberikan kebebasan yang terarah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat kegiatan yang bervariasi dan berdampak baik bagi peserta didik. Membuat jadwal yang sesuai dengan tahap perkembangan psikologinya sehingga anak tidak bosan dan merasa nyaman dengan kondisi tersebut. Menurut Sylvia Rimm terdapat beberapa strategi yang perlu diterapkan dalam upaya membina karakter disiplin bagi peserta didik. Diantaranya: (1)Konsisten, orang tua maupun guru harus konsisten dalam menegakkan sikap disiplin kepada peserta didik. Sehingga anak mempercayai dan menaati peraturan yang telah disepakatinya. Konsisten yang dilakukan tidak boleh kaku sehingga menjadikan anak lebih keras dan marah sehingga mereka banyak membangkang dengan peraturan yang ada. (2)Pujian, merupakan bentuk perhatian yang positif. Namun kata-kata pujian juga memiliki nilai tambah, yakni menunjukkan apa yang diharapkan dari anak dan mengajarkan mereka tentang nilai-nilai yang kita yakini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati sehingga tidak menimbulkan sifat kompetitif dan merasa super kepada anak. Untuk memuji anak kita harus mampu memikirkan nilai-nilai yang kita yakini dan persiapkan kata-kata pujian yang realistis, positif, dan merefleksikan nilai-nilai tersebut ssehingga anak melihat harapn guru dan orang tua realistis. (3)Konsekuensi, misalnya anak yang memulai perkelahian akan menanggung akibat perbuatannya sehingga mendapatkan konsekuensi negatif. Artinya dia akan mendapatkan hukuman atas perbuannya dan harus bertanggung jawab. Selain itu, terdapat konsekuensi positif misalnya, anak yang berpakaian sendiri sebelum ke sekolah merasa lebih baik daripada yang harus dipaksa berpakain setiap pagi. (4)Aktifitas, hal tersebut merupakan prestasi belajar bagi anak dan larangan melakukan aktifitas sebagai bentuk hukuman. Misalnya, “setelah selesai makan kudapan, kita akan membaca buku.” Hadiah aktifitas juga efektif bagi anak-anak usia prasekolah: “ setelah membereskan mainan kita akan makan kudapan.” Kebanyakan orang menggunakan hukuman berupa larangan aktifitas, bukannya menggunakan aktifitas sebagai hadiah atau penghargaan. (5)Hadiah materi, secara teknis hadiah ini disebut sebagai benda pendorong dan sering digunakan oleh banyak orang tua. Benda pendorong tersebut efektif hanya untuk jangka pendek. Hadiah berupa benda paling efektif jika digunakan sementara saja. Kita juga harus
19
menghindari dalam memberikan hadiah yang berlebih karena akan berdampak buruk.27 Berdasarkan hasil penelitian Reisman dan Payne yang dikutip oleh buku karangan Prof. Dr. H.E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Paud” mengemukakan 9 (sembilan) cara untuk membina disiplin sebagai berikut: (1) Konsep diri (self-Concept) strategi ini menekankan bahwa konsepkonsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersifat empatik, menerima, hangat, dan terbuka sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah. (2) Keterampilan berkomunikasi (Communication Skill): guru harus memilki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik. (3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (Natural and Logical Consequences); perilaku-perilaku yang salah terjadi karena pesrta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu guru disarankan; a) menunujukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya. b) memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah. (4) Klarifikasi nilai (Values Clarification); strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. (5) Analisis transaksional (Transactional Analysis); disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah. (6) Terapi realitas (Reality Therapy); sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan bertanggung jawab. (7) Disiplin yang terintegrasi (Assertive Dicipline); metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan. Prinsip-prinsip modifikasi perilaku yang sistematik diimplementasikan di kelas, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berperilaku menyimpang. (8) Modifikasi perilaku (Behavior Modification); perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remediasi. Sehubungan
27
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 79
20
dengan hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif. (9) Tantangan bagi disiplin (Dare to Dicipline); guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.28 Sedangkan untuk membina disiplin peserta didik seorang guru disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Berperan sebagai model perilaku yang baik Guru berfungsi sebagai model yang signifikan untuk para muridnya ketika mereka menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada muridnya dan memecahkan masalah dengan sikap tenang dan terhormat. 2) Memperlihatkan rasa hormat dan perhatian satu sama lain Guru diharapkan mampu menunjukkan perilaku yang sama terhadap sesama guru, saling menunjukkan sikap sopan dan memperlihatkan perhatian satu sama lain. 3) Secara kontinu menekankan aspek-aspek positif rencana disiplin Pendekatan-pendakatan positif sangat efektif untuk membentuk perilaku yang diharapkan dan menciptakan sebuah lingkungan yang menerima serta mendukung. 4) Minta masukan dan keterlibatan murid Para murid dan guru harus mengambil kesempatan untuk melibatkan organisasi murid dalam peran kepemimpinan dan manajemen yang sesuai seperti menggunakan organisasai murid, memfasilitasi aktifitas sosial murid dan mengadakan programprogram kerja kelompok.29 Selain itu pada buku yang sama dari Geoff Colvin menjelaskan tentang mengajarkan perilaku yang diharapkan pada siswa dengan usia yang lebih muda diantaranya adalah: a) Jelaskan Berikan cukup alasan dan tujuan untuk perilaku tertentu. Dorong sebanyak mungkin partisipasi murid dalam mengembangkan dasar alasan perilaku yang diharapkan.
28
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 86 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (PT Indeks: Jakarta, 2008). h. 60-61. 29
21
b)
c)
d)
e)
Memastikan para murid mengerti apa kita minta dari mereka dan mengapa kita memintanya Sebutkan perilaku murid dengan jelas Dengan jelas sebut perilaku yang diminta kepada murid. Perilaku-perilaku ini harus terpisah-pisah, berseri dan dapat diamati. Praktik Praktik sangat mendasar untuk mengembangakn kelancaran dalam seluruh bidang keterampilan. Pantau Berikan murid kesempatan untuk secara bebas menunjukkan perilaku tersebut dalam situasi-situasi nyata. Dengan hati-hati pantau kinerja para murid. Tinjau Kembangkan sistem untuk meninjau secara periodik kinerja murid dalam perilaku yang diharapkan. Sertakan pengamatan formal perilaku murid untuk menilai berapa banyak murid yang melakukan ekspektasi perilaku, berapa lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa yang muncul. 30
Menurut Anas Salahudin mengatakan bahwa pribadi yang jujur dan disiplin dapat terwujud melalui upaya berikut ini: (1) pengetahuan tentang nilainilai yang telah terinternalisasi dalam diri sendiri, (2) pola perilakunya sudah menetap, (3) responnya terhadap stimulus selalu sistematis dan metodologis, (4) sikapnya terhadap sesuatu selalu konsisten dan optimis, (5) cara pandangnya dipadu oleh prinsip-prinsip hidup yang bertanggung jawab.31 Dari pendapat di atas, diharapkan guru dapat melaksanakan tugasnya dan dapat mempraktekkan pendapat tersebut dengan baik sehingga pembinaan dan pengembangan karakter disiplin anak dapat berjalan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut harus dilaksanakan secara komprehensif baik dari pihak sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat sehingga mampu mengembangkan karakter peserta didik yang kuat, baik, positif dan konsisten.
30
Ibid., hal. 55 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 244
31
22
5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa Dalam upaya membentuk sikap disiplin belajar siswa, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi sikap disiplin dan hasil belajarnya. Karena disiplin adalah sebuah ketaatan dan kepatuhan serta sikap atau perubahan tingkah laku maka hal tersebut tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fani Juliana mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang mendukung disiplin siswa yaitu a) dukungan dari diri sendiri artinya pelaksanaan disiplin ini seperti mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan menjalani aturan-aturan di sekolah dengan baik tanpa menjadikannya sesuatu beban. Dengan adanya kesadaran diri siswa untuk melaksanakan disiplin membuat siswa belajarbertanggung jawab dan menumbuhkan rasa kebersamaan. b) Dukungan dari teman sebaya artinya pelaksanaan disiplin siswa di sekolah sudah baik karena siswa tidak dipengaruhi oleh ajakan cabut oleh teman saat proses pembelajaran berlangsung, tidak takut diolok-olok teman apabila menaati peraturan. Hal ini dapat berjalan baik karena siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mampu menolak pengaruh-pengaruh negative dari teman sebaya. c) Dukungan dari Lingkungan. Artinya faktor-faktor yang mendukung disiplin siswa dari lingkungan sangat baik sehingga siswa terbiasa belajar teratur baik di rumah maupun di sekolah . Siswa tersebut akan terlatih terus untuk belajar mandiri, tertib dan bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya.32 Selain itu, Slameto mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa yaitu a) Faktor-faktor intern meliputi faktor jasmani, faktor psikologi dan kelelahan. Faktor jasmani diantaranya faktor kesehatan dan cacat tubuh. Sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor kelelahan misalnya pengaturan jam yidur, istirahat, olahraga yang teratur dan variasi dalam belajar. b) Faktor-faktor ekstern meliputi, faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga misalnya cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Selanjutnya faktor sekolah meliputi, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, gedung sekolah, metode mengajar, standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi, kegiatan siswa dalam
32
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 32
23
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.33 Disiplin tidak muncul dengan sendirinya melainkan membutuhkan waktu untuk latihan, pembiasaan, kesadaran diri, dan selalu dikembangkan secara optimal. Disiplin perlu dilatih sejak dini mulai dari lingkungan terdekat yakni keluarga, sekolah dan lingkungan teman sebaya. Disiplin dapat diterapkan dengan melaksanakan hal-hal yang sederhana secara konsisten seperti kebiasaan bangun pagi, sarapan pagi, belajar, sholat, jam tidur, dan berangkat sekolah harus dilaksanakan dengan tepat waktu. Sehingga dengan adanya kedisiplinan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari menjadi kebutuhan dan tanggung jawab bagi individu. Selain itu menurut Hurlock, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara mendisiplin diantaranya: a. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua. Bila orang tua dan guru merasa bahwa orang tua mereka berhasil mendidik mereka dengan baik, mereka menggunakan teknik yang serupa dalam mendidik anak asuhan mereka. b. Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok. Semua orang tua dan guru, tetapi terutama mereka yang muda dan tidak berpengalaman, lebih dipengaruhi oleh apa yang oleh anggota kelompok mereka dianggap cara sebagai yang “terbaik” daripada oleh sendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik. c. Usia orang tua atau guru. Usia orang tua dan guru yang muda cenderung lebih demokratis dan permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua. Mereka cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang remaja. d. Pendidikan untuk menjadi orang tua dan guru. Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak dan lebih mengerti anak dan kebutuhannya lebih menggunakan teknik demokratis dibandingkan orang tua yang tidak mendapat pelatihan demikian. e. Jenis kelamin Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibandingkan pria, dan mereka cenderung kurang otoriter. f. Status sosio ekonomi Orang tua dan guru kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras, memaksa, dan kurang toleran dibandingkan mereka kelas atas, tetapi 33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). h. 54-72
24
mereka lebih konsisten. Semakin berpendidikan, semakin mereka menyukai disiplin demokratis. g. Konsep mengenai peran orang dewasa Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang telah mneganut konsep yang lebih modern. guru yang yakin bahwa harus ada tata cara yang kaku dalam kelas lebih banyak menggunakan disiplin otoriter dibandingkan guru yang mempunyai konsep mengajar yang demokratis. h. Usia anak Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil daripada untuk mereka yang lebih besar. Adapun teknik yang disukai, kebanyakan mereka merasa bahwa anak kecil tidak dapat mengerti penjelasan, sehingga mereka memusatkan perhatian mereka pada pengendalian otoriter. i. Situasi Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar hukuman, sedangkan sikap menentang, negativisme dan agresi kemungkinan lebih mendorong pengendalian yang otoriter.34 Menurut Syarif Hidayat terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu (1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3) penegakan aturan. Kesadaran merupakan faktor utama dalam tegaknya disiplin. Sedangkan keteladanan dan penegakan peraturan tidak akan mampu bertahan bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang. 35 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin membutuhkan berbagai faktor yang mampu membina dan menegakkannya. keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh dalam membangun sikap disiplin peserta didik. Keteladanan yang baik akan termanifestasi melalui sikap dan perilaku peserta didik. Pembiasaan yang baik juga dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, serta orang tua maupun dari pihak sekolah harus sejalan dan memilki visi dan misi bersama dalam upaya peningkatan sikap disiplin peserta didik.
34
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 95 Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 95 35
25
6.
Fungsi Disiplin Belajar di dalam Kelas Disiplin memiliki banyak fungsi. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Disiplin sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga akan tercipta kehidupan yang penuh ketertiban dan keteraturan. Oleh karena itu, disiplin menjadi perhatian utama dalam pengembangan karakter peserta didik terutama dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang disiplin terhadap peraturan sekolah, akan merasakan dampaknya baik melalui hasil belajarnya maupun sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan fungsi disiplin belajar di dalam kelas, Singgih Gunarsa mengatakan bahwa fungsi utama disiplin adalah untuk mengajarkan bagaimana mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas atau peraturan yang ada. Pemberian sanksi terhadap mereka yang telah melakukan pelanggaran harus ditetapkan berdasarkan dan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.36 Menurut Elizabeth Hurlock, terdapat Fungsi yang bermanfaat yaitu, (a) Untuk mengajar anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian. (b) untuk mengajar anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan. (c) untuk membantu anak mnegendalikan diri dan pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka. Sedangkan fungsi yang tidak bermanfaat yaitu (a) untuk menakut-nakuti anak, (b) sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin.37 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sikap disiplin, maka akan tercipta lingkungan yang kondusif, membangun kepribadian yang kuat sebagai manifestasi masa depan, dan mampu bertanggung jawab dengan baik terhadap perbuatan yang dilakukan. Selain itu, mereka menyadari akan pentingnya kedisiplinan dan manfaatnya baik untuk dirinya sendiri maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
36
Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 98 37 Opcit,. h. 97
26
B. Hakikat Reward dalam Pendidikan 1.
Pengertian Reward Reward adalah kata serapan dari bahasa inggris “reward”. Reward adalah
sesuatu yang diberikan untuk memberikan semangat atas suatu pekerjaan, pelayanan.
John
W.
Santrock
mendefinisikan
bahwa
reward
adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Santrock
memberikan
istilah
yang
berbeda
dengan
rewardnya
yakni
reinforcement, namun memiliki kesamaan makna. Maksud dari definisi Santrock tersebut adalah bahwa suatu perilaku pasti akan kembali terjadi dengan cara memberikan konsekuensi positif atau ganjaran yang dapat meningkatkan peluang motif perilaku tersebut sebelum diberikannya ganjaran.38 Reward dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi belajar anak dan mampu membina serta mengembangkan disiplin peserta didik. Reward dan punishment yang diberikan harus bersifat efektif, sesuai dengan perilakunya. Alifus Sabri mengatakan bahwa reward adalah alat pendidikan yang diberikan kepada anak-anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi prestasi kepribadiannya yang meliputi kelakuannya, kerajinannya, maupun dalam prestasi belajarnya.39 Sedangkan reward yang diberikan bermacam-macam dan tidak selamanya berbentuk materi. Reward dapat diberikan berupa pujian, sanjungan, tepuk tangan, dan kata-kata positif. Hal ini sangat penting karena ucapan yang baik dan positif mampu mempengaruhi kondisi psikologis peserta didik. Kata-kata tersebut menyejukkan hatinya, dan mendorong mereka untuk percaya diri, optimis, dan semangat baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. 2.
Syarat-syarat Reward Reward dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan untuk
mengapresiasi atas sikap dan perilaku baiknya serta kemampuan baik akademis maupun nonakademis. Ganjaran atau reward merupakan salah satu alat pendidikan yang berfungsi untuk mendidik anak supaya anak dapat merasa senang 38
John W. Santrock, Alih Bahasa Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2008), Cet 2. H. 272-273 39 Alifus Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005) h. 60
27
karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Namun seorang pendidik harus mengetahui bagaiamana memberikan reward atau ganjaran yang tepat terhadap peserta didiknya dengan tujuan agar anak menjadi lebih giat dalam usaha untuk memperbaiki prestasi yang telah dicapainya. Jadi dengan adanya reward ini bukanlah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik, namun bertujuan untuk mendidik mereka membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras dari anak tersebut. Terdapat beberapa syarat yang harus diperhatiakn oleh pendidik dalam memberikan reward Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis terdapat beberapa pedoman dalam memberikan reward yang perlu diperhatikan oleh pendidik: 1) Untuk memberikan reward yang pedagogis perlu sekali guru mengenal betul-betul muridnya dan tahu menghargai dengan tepat. Ganjaran dan penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang tak diinginkan 2) Ganjaran yang diberikan kepada anak janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik tetapi tidak mendapat ganjaran. 3) Memberi ganjaran hendaklah hemat. Terlalu sering atau terus menerus memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran itu sebagai alat pendidikan. 4) Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum anak menunjukkan prestasi kerjanya. Ganjaran yang telah diberikan terlebih dahulu akan memberikan anak-anak berburu-buru dalam bekerja dan akan memberikan kesukaran-kesukaran bagi beberapa orang anak yang kurang pandai. 5) Pendidik harus berhati-hati memberikan ganjaran, jangan sampai ganjaran yang diberikan kepada anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya.40 Selain itu, menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter menjelaskan tetang syarat imbalan atau reward untuk dijadikan alasan agar berbuat baik, maka seorang guru dapat melakukan beberapa hal berikut ini: 1) Memperkenalkan imbalan (reward) sebagai motivator tambahan hanya jika peraturan telah dibahas dan dilaksanakan sebagaimana mestinya sehingga komunitas kelas dapat berfungsi dengan baik 40
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h. 184.
28
2) Gunakan sistem imbalan sesekali saja dan jangan gunakan terus menerus.Ini untuk menghindari ketergantungan pada motivator eksternal. 3) Jelaskan pada siswa bahwa mematuhi peraturan adalah menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain dan membuat kelas menjadi tempat yang menyennagkan 4) Membuat sebuah sistem di mana imbalan bagi perilaku baik adalah peluang lain untuk berkelakuan baik seperti membantu tugas guru atau mengajari siswa lain.41 Seorang pendidik harus menyadari bahwa objek dari yang dididik adalah anak yang masih lemah kemampuannya dan belum memiliki pemikiran yang matang seperti orang dewasa. Mereka pun belum bisa dituntuk layaknya orang dewasa yang mampu mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk berdasarkan atas kesadaran mereka sendiri. Tanggung jawab dan kewajiban mereka masih belum sempurna sehingga penghargan atau imbalan baik berupa pujian atau lainnya sangat diperlukan untuk membentuk kemauan dan kata hati. Menurut Ngalim Purwanto mengatakan bahwa pendidik hendaklah menginsafi pula bahwa tujuan pendidikan adalah membawa anak dalam pertumbuhannya menjadi manusia yang tahu akan kewajiban, mau mengerjakan dan berbuat yang baik bukan karena pujian dan ganjaran.42 Selanjunya menurut Charles Schaefer syarat-syarat reward diantaranya adalah: a. Hadiah konkrit seharusnya diberikan hanya sebagai pendorong, yaitu mengahrgai, memberi perhatian, menghormati, memberi kasih sayang. Dengan cara tersebut, secara berangsur-angsur hadiah konkrit akan hilang dan dapat diganti hanya dengan kata-kata b. Memilih hadiah yang sesuai dengan kesukaan anak c. Memberikan hadiah secara sistematis artinya memberikan hadiah untuk sikap tertentu, jelas dan konkrit. Selanjutnya membuat catatan untuk mengetahui perkembangan dan kekurangannya, memberikan hadiah dengan segera setelah anak melakukan apa yang diinginkan dan meninjau kembali keberhasilan-kebarhasilan atau kekurangan-kekurangan. d. Kesalahan kita pada umumnya adalah ingin mendapatkan banyak perubahandengan hadiah yang sekecil-kecilnya sedangkan langkah 41
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 170. 42 Opcit., h. 184
29
pertama untuk mendapatkan perubahan pada anak memerlukan hadiah yang besar dan banyak.43 Oleh karena itu syarat-syarat dalam memberikan reward sangat diperlukan sebagai upaya dalam pembentukan karakter dan membangun kesadaran dari masing-masing peserta didik untuk melakukan perbuatan yang baik dan menerima konsekuensi dari pelanggaran yang telah mereka lakukan. Sehingga dengan demikian terbentuklah sebuah pembiasaan yang baik yang akan menjadi karakter yang kuat pada diri mereka nantinya. 3.
Bentuk-bentuk Reward Bentuk-bentuk Reward menurut Ronald L Partin dalam bukunya edisi ke
tiga yang berjudul “Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas” menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk reward: a. Dukungan sosial, imbalan yang berarti pada sebagian siswa mungkin tidak berpengaruh terhadap siswa lainnya. misalnya, pujian terbuka dari guru merupakan imbalan yang menyenangkan bagi beberapa siswa dan secara positif memotivasi perilakunya. Seringkali siswa hanya memilki sedikit motivasi internal (dalam diri) ketika masuk kelas. Entah kurang menyukai pelajarannya atau tidak nyaman dengan teman-temannya sehingga diperlukan imbalan ekternal (dari luar) untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Dukungan soisal dapat berbentuk, diberi peringkat, tepuk tangan, pengakuan, senyuman, anggukan, pelukan, sikap tubuh positif, sertifikat, ucapan selamat, kediapn mata, pengakuan dalam kelompok, kehormatan, piagam penghargaan, kertas bergambar wajah, tersenyum, kalimat penghargaan, pengakuan teman, tanda berhasil, pujian, catatan menyenangkan, komentar positif, tanda tangan kepala sekolah, diberikan kertas khusus, stiker, tepuk bahu, teman-teman berdiri sebagai penghormatan dan dimintai pendapat atau nasehat. b. Dukungan Aktifitas, hak istimewa misalnya diberi kesempatan untuk menggunakan komputer, diberi waktu istirahat, diberi kesempatan pertama dalam beraktifitas, piknik, membuat karya seni, melakukan kegiatan lapangan, bernyanyi, pulang lebih awal, memilih tempat duduk, mengajari siswa yang lebih muda, menggambar atau membuat kerajinan tangan, mengisi teka teki dan menampilkan hasil karya. c. Dukungan pinjaman barang fisik. Misalnya, Games, spidol warna/marker, boneka tangan, kalkulator, kapur tulis, kamera video, topi, laptop, football, software komputer, mainan pajangan, game 43
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, (Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 21
30
komputer, perlatan bermain dan olahraga, majalah, pensil warna, tas ransel, buku, cat warna, dan balok mainan.44 Selain itu menurut Ngalim Purwanto menjelaskan macam-macam ganjaran diantaranya yaitu: 1) Guru mnegangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak. 2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti, “ Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. Kalau kamu terus berlatih tentu akan lebih baik lagi.” 3) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “ Engkau akan segera saya beri soal yang leih suakr sedikit, Ali, karena yang nomer 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau kerjakan.” 4) Ganjaran yang diperlukan kepada seluruh kelas sering sanagt perlu. Misalnya, “Karena saya lihat kalian telah bekerja dengan aik dan lekas selesai, sekarang saya (bapak guru) akan mengisahkan sebuah cerita yang agus sekali. “ Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga berupa bernyanyi atau pergi berdarmawisata. 5) Ganjaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya pensil, buku tulis, gulagula atau makanan lain. tatapi, dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan bijaksana sebab dengan benda itu ganjaran menjadi upah bagi murid-murid. Berdasarkan pengalaman penulis dalam pelaksanaan PPKT (Praktek Profesi Keguruan Terpadu) di kelas 1 B MI Al-Mursyidiyyah Pamulang Tangerang Selatan, mereka merupakan peralihan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) menuju Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyyah yang masih sangat memerlukan kata-kata pujian dan penghargaan atas kegiatan yang telah dilakukannya. Meskipun kegiatan tersebut belum berhasil dengan baik, guru dapat mendorong mereka untuk semangat dalam belajar, dan memberikan pujian dengan penuh kasih sayang. Menurut Muhammad Jameel Zeeno Reward bisa berupa: a. Pujian yang mendidik Seorang guru atau pendidik yang baik hendaknya memberi pujian kepada siswa ketika ia melihat tanda-tanda baik dan terpuji pada diri danperilaku siswanya. Hal yang sama juga dilakukan pada 44
Ronald L. Partin, Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT Indeks), h. 47.
31
b.
c.
d.
e.
f.
g.
saat pendidik melihat kesungguhan siswanya. Saat ada siswa yang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru, ia harus mengatakan, “ jawaban yang kamu berikan baik sekali, semoga Allah memberkatimu”, kalimat-kalimat seperti ini sellau memberi motivasi bagi siswa dan memperkuat semangat maknawi dan jiwanya. Memberi hadiah Seorang hendaknya merespons apa yang disukaai oleh seorang anak. Ia harus bisa memberikan hadiah-hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat . seorang siswa yang rajin, berakhlak baik, dan yang dapat menjalankan kewajiban Tuhannya, seperti sholat dan amal-amal baik, ia layak memperoleh hadiah dari gurunya. Kala itulah anak akan menemukan jiwanya senang sekali menerima itu dihadapin teman-temannya. Untuk diketahui, pada usia pelajar jiwa seorang anak telah dipenuhi instink suka memiliki. Mendoakan Seorang guru hendaknya memberi motivasi dengan mendoakan siswanya yang rajin dan sopan. Guru bisa saja mendoakannya dengan mengatakan, “ Semoga Allah selalu memberimu taufik dan hidayah, “ Saya berharap masa depanmu cemerlang.” Sebaliknya, untuk siswa yang kurang rajin atau tidak melakukan hal yang baik, maka si guru mendoakannya dengan mengatakan, Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaikimu”. Papan prestasi Papan prestasi yang ditempatkan dilokasi yang strategis pada lingkungan sekolah merupakan salah satu hal yang bermanfaat. Pada papan itu, dicatat nama-nama siswa yang berprestasi baik dari perilaku, kerajinan, kebersihan, maupun dalam pelajarannya. Pengumuman ini memberi motivasi pada siswa yang lain juga berkeinginan namanya bisa dicatat dalam papan itu. Menepuk Pundak Pada saat salaha seorang siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan pelajaran atau mengerjakan dan menyelesaikan soal dengan benar, menyampaikan hafalannya dengan baik, memecahkan suatu masalah, atau memperdengarkan salah satu surah dalam al-Qur’an, maka seorang guru sudah sepantasnya bila menepuk pundak siswa tersebut sebagai reaksi rasa senang, rasa bangga dan penghargaan kepadanya Menjadikan acuan pada siswa yang berprestasi dalam memberikan semangat siswa yang lain Seorang guru sepantasnya bila menjadikan acuan pada siswa yang berprestasi dalam memberikan semangat siswa yang lain. Ini merupakan penghargaan yang besar dan patut dilakukan dalam rangka memberikan semangat bagi siswa-siswa yang lain. Berpesan pada yang lain
32
Penghargaan model ini bisa dilakukan dengan cara seorang guru memberikan pesan kepada siswa-siswinya dan guru-guru yang lain mengenai seorang siswa yang berprestasi baik. Ini akan menjadikan motivasi bagi siswa tersebut. Teman-temannya akan meneladani yang bersangkutan dalam kesungguhan akhlaknya. h. Berpesan pada keluarga siswa yang bersangkutan Seorang guru dapat menulis surat dan mengirimkannya lewat siswa yang bersangkutan. Di dalam surat tersebut, guru menyebutkan prestasi-prestasi siswa dan memberi pujian padanya. Hal ini juga bermanfaat dalam memberikan motivasi bagi siswa tersebut.Temannya-temannyapun akan meneladani yang 45 bersangkutan dalam kesungguhan dan akhlaknya. Penggunaan ucapan dan kata-kata positif mampu mendorong peserta didik untuk semangat. Karena pujian dan penghargaan mampu menggantikan kata-kata kritikan. Sehingga guru akan melihat bagaimana perkembangan peserta didik dan menggembirakan dalam kehidupan anak tersebut. Sehingga mereka merasakan selalu berada dalam suasana yang sangat menyenangkan. 4.
Reward Berupa Sticker Pictured Menurut Purwanto dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”
reward dapat dibedakan menjadi pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan.46 Dalam peneltian ini, reward yang akan diberikan berupa tanda penghargaan dan hadiah. Tanda penghargaan tersebut akan diberikan dalam bentuk stiker. Seluruh stiker yang diperoleh siswa akan ditempelkan di papan prestasi. Pada akhir penelitian ini, bagi siswa yang mengumpulkan stiker paling banyak akan mendapatkan hadiah berupa peralatan sekolah. Reward stiker bergambar adalah penghargaan kepada setiap peserta didik yang mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran dan mematuhi peraturan yang berlaku di kelas dan di sekolah. Menurut Severe stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika 45
Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, (Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006). h. 69-71 46 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 186
33
mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Selain itu Severe yang dikutip oleh Sujiono menjelaskan tentang kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar bertanggung jawab.47 Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang meningkat dan manayang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong anak untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.48 Dengan demikian mereka akan memahami bahwa dengan menaati peraturan dengan baik akan mendapatkan ganjaran yang menyenangkan dan penghargaan yang baik serta memiliki semangat belajar yang tinggi. Sebaliknya jika ia tidak menaati peraturan dengan baik maka akan mendapatkan ganjaran yang tidak menyenangkan dan merugikan diri sendiri. Menurut Emma dan Dyan Hersman dalam bukunya “Guru dan Kelas Cemerlang” mengatakan bahwa terdapat rencana perbaikan perilaku siswa. Instruksi: Bekerja sama dengan siswa dan orang tua siswa untuk menentukan lima macam perilaku yang diharapkan dilakukan oleh siswa. Contoh-contohnya adalah : duduk tenang di kursi sendiri, berbicara dengan nada yang sopan, tidak mengganggu teman, menunggu giliran ketika berbicara. Tiap hari jika siswa berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, berikan stiker atau tanda lainnya. Berikan imbalan pada siswa seminggu sekali sesuai jumlah stiker yang telah didapatkan selama satu minggu, misalnya: 5 Stiker : Diberi tugas melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus (menghapus papan tulis, memimpin barisan, membantu tugas-tugas lainnya) 47
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40 48 Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40
34
10 Stiker : Bebas PR dan tugas-tugas rumah 15 Stiker : Makan siang bersama guru49 Ekspektasi Senin Selasa Rabu Kamis
Jumat
Selain itu, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan
anak
terkait
dengan
reward,
ketika
mereka
mampu
mengumpulkan stiker terbanyak pada hari tertentu sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan maka stiker tersebut dapat ditukarkan dengan aktifitas atau penghargaan lainnya. misalnya, menggambarkan atau menerangkan dengan katakata, menggambar, membuat catatan, menggunakan imajinasi, penggunaan kode warna, menerangkan dengan tulisan, menggunakan gambar, diagram, peta, dan grafik dan menggunakan kartu flash. Untuk mendapatkan kelas yang berdisiplin baik dan berpusat pada pembelajaran perlu melatih siswa-siswinya untuk memenuhi prosedur-prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh guru. Strategi-strategi yang proaktif, bukan reaktif diperlukan untuk memelihara kelas di mana siswa memahami apa yang diharapkan gurunya setiap waktu. Selain itu, siswa juga memerlukan batasan-batasan agar merasa aman berada dalam lingkungannya. Dengan adanya konsistensi dalam kelas, kepercayaan dan rasa hormat akan tumbuh. Apabila guru ingin menghargainya, maka guru juga harus menghargai siswa. Caranya termasuk menentukan ekspektasi atau peraturanperaturan dan konsisten dalam penerapannya. Ketika tidak adanya konsistensi di mana segala sesuatunya berubah-ubah dari hari ke hari menyebabkan siswa tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Kondisi ini dapat menyebabkan suasana 49
Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta: Indeks, 2011). h. 468.
35
emosional, tidak teratur, dan kadang-kadang kemarahan. Sesuai dengan pendapat Berk yang dikutip oleh Sujiono dalam bukunya “ Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” bahwa padausia 0-6 tahun proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup sebagai manusia.50 Pada masa ini anak akan lebih cepat menangkap apa yang diberikan sehingga proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan. Tahapan tumbuh kembang anak memang sangat menakjubkan. Managemen kelas yang baik memerlukan waktu dan upaya. Tidak mudah untuk tetap konsisten dan menerapkan konsistensi sepanjang waktu. Namun tanpa konsistensi, perilaku siswa akan memburuk dan proses pembelajaran akan terkendala. Oleh sebab itu pembelajaran efektif yang dilakukan oleh siswa adalah hasil-hasil pengabdian, persiapan dan rencana guru. C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai Bahasa Nasional yaitu sejak peristiwa Sumpah Pemuda dan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional yaitu sebagai lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas bangsa, alat pemersatu dan sebagai alat penghubung antar daerah. Bangsa Indonesia dengan berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda, membutuhkan kepercayaan diri yang kuat dan identitas yang diperlukan oleh sebuah negara. Salah satunya yaitu dengan adanya Bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional. Jika tidak ada Bahasa Indonesia, maka Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa akan menghadapi masalah perpecahan bangsa, terutama masalah komunikasi. Jadi kita sebagai
50
Sujiono dan Yuliani Nuraini, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks 2009). h. 80
36
warga Indonesia harus bangga memiliki Bahasa Indonesia yang sudah berabadabad menjadi lingua franca di wilayah Indonesia.51 Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada bahasa pengantar, melainkan pada bahan-bahan ajar juga memakai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa penghubung pada tingkat nasional. Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tanpa bahasa seperti ini, pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi akan mengalami hambatan karena proses pengembangannya akan memerlukan waktu yang lama dan hasilnya pun tidak akan tersebar secara luas. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang memenuhi syarat sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi karena bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan bahasa ini dimengerti oleh sebagain masyarakat Indonesia. 2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD Bahasa Indonesia diajarkan pada setiap jenjang sekolah dasar, menengah, sampai perguruan tinggi.
Pengajaran Bahasa Indonesia pada setiap jenjang
pendidikan, diharapkan mengahasilkan siswa-siswa yang terampil menggunakan Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Terampil berbahasa bermakna terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Selain itu, bahasa juga merupakan percakapan alat komunikasi dengan sesama manusia. Sedangkan Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa Bahasa Indonesia 51
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3
37
harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan, terutama di SD/MI karena merupakan dasar dari semua pembelajaran. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hakikat belajar bahasa Indonesia adalah untuk mengetahui konsep-konsep bahasa Indonesia itu sendiri, seperti: tata bahasa, kosa kata, percakapan, dan cara-cara membaca serta menulis bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang fungsi utamanya adalah sebagai alat komunikasi. Pendidikan bahasa Indonesia adalah membelajarkan siswa untuk memahami pola hubungan antara tata bahasa dan sastra dengan kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan aplikasi bahasa dan sastra Indonesia dalam konteks nyata berkomunikasi. Pembelajaran bahasa indonesia merupakan usaha mengarahkan untuk siswa pada pencapaian sebuah kompetensi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan kemampuan sastra yang baik. Selanjutnya, dari kemampuan mengetahui konsep-konsep bahasa Indonesia itu sendiri, siswa akan memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan kebutuhan belajar yang dihadapi. 3.
Karakteristik Bahasa Indonesia Karakteristik bahasa Indonesia adalah ciri khas atau sifat pembelajaran
bahasa Indonesia sebagai sebuah ilmu. Adapun karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia adalah bersifat kontekstual, bersifat komunikatif, bersifat sistematis, menantang siswa untuk memecahkan masalah-masalah nyata, membawa siswa ke arah pembelajaran yang aktif. dan penyusunan bahan pembelajaran dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Pembelajaran
bahasa
Indonesia
diarahkan
untuk
meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesasteraan manusia Indonesia. 52 bahasa Indonesia dari segi fungsinya mempunyai arti yang sangat majemuk, antara lain: sebagai bahasa persatuan, sebagai bahasa pendidikan,
52
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 12
38
sebagai alat komunikasi resmi, sebagai bahasa sosial, dan sebagai bahasa pertama bagi sebagian warga negara Indonesia. 4.
Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menurut Nurhadi yang dikutip oleh Jauharoti Alfin dalam bukunya
Pembelajaran Bahasa Indonesia MI mengemukakan tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah untuk53 : a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan konsistensi dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi atau dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah d. Mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. Selain itu terdapat fungsi lainnya yaitu: a. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara. b. Siswa memahami bahasa Indonesiadari segi bentuk makna, dan fungsi, serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesiauntuk meningkatkan kemmapuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis) e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 53
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 13
39
5.
Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi:
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri dari aspek: a. Mendengarkan: seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicara narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekpresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita bintang, puisi anak, syair, lagu, pantun dan menonton drama anak. b. Berbicara: seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri,
teman,
keluarga,
masyarakat,
benda,
tanaman,
binatang,
pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk dan laporan serta apresiasi dan berekspresi sastra melalui melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. c. Membaca: seperti membaca huruf, suku kata, kalimat, paragraph, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan, membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syairr lagu, pantun, dan drama anak kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca. d. Menulis: Seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita
40
dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.54 6.
Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia Pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan baik manakala guru
benar-benar memahami kurikulum dan mampu mengembangkan bahan ajar dengan baik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam BI dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran BI merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global.55 Berdasarkan Permen Diknas No 23 Tahun 2006 pasal 1 ayat 1, Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Tabel 2.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Kelas II Semester 1
Mendengarkan 1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan
54
Ibid., h. 43 Ibid., h. 25
55
1.1 Menyebutkan kembali dengan katakata atau kalimat sendiri isi teks pendek
41
1.2 Mendeskripsikan isi puisi
Berbicara 2. Mengungkapkan
pikiran,
2.1 Bertanya kepada orang lain dengan
perasaan, dan pengalaman secara
menggunakan pilihan kata yang
lisan melalui kegiatan bertanya,
tepat dan santun berbahasa
bercerita, dan deklamasi.
2.2 Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan
bahasa
yang
mudah
dipahami orang lain 2.3 Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat Membaca 3. Memahami teks pendek dengan 3.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10membaca lancar dan membaca puisi anak
15 kalimat) 3.2 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca
Menulis 4. Menulis
permulaan
melalui 4.1
kegiatan melengkapi cerita dan dikte
Melengkapi
cerita
sederhana
dengan kata yang tepat 4.2 Menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan menggunakan
guru
dengan
huruf
tegak
bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital
dan
tanda titik Kelas II, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami pesan pendek dan 5.1 Menyampaikan pesan pendek yang
42
dongeng yang dilisankan
didengarnya kepada orang lain 5.2 Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya
Berbicara 6. Mengungkapkan beberapa
secara
informasi
mendeskripsikan
benda
lisan
6.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau
dengan
binatang di sekitar sesuai ciri-
dan
bercerita
cirinya
dengan
menggunakan
kalimat yang mudah dipahami orang lain 6.2 Menceritakan kembali cerita anak yang
didengarkan
dengan
menggunakan kata-kata sendiri Membaca 7. Memhami ragam wacana tulis 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 dengan membaca nyaring dan
kalimat) dengan memperhatikan
membaca dalam hati
lafal dan intonasi yang tepat 7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25
kalimat)
dengan
memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat Menulis 8. Menulis
permulaan
dengan 8.1Mendeskripsikan tumbuhan atau
mendeskripsikan benda di sekitar
binatang
di
sekitar
secara
dan menyalin puisi anak
sederhana dengan bahasa tulis 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi
D. 1.
Penerapan Reward dalam Pengendalian Disiplin Siswa Pengenalan disiplin di sekolah Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, terdapat berbagai karakter
dan sifat yang unik dari peserta didik. Dengan adanya keberagaman tersebut kondisi kelas juga beragam, kadang kondusif atau sebaliknya. Oleh karena itu
43
kedisiplinan harus diterapkan di dalam kelas. Skinner berpendapat, pribadi seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya penghargaan dan hukuman. Penghargaan akan diberikan untuk respon yang diharapkan sedangkan hukuman untuk respon yang salah.56 Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu: Respondent response (reflexive response), yaitu respom yang ditimbulkan oleh suatu perangsang-perangsang tertentu. Selanjutnya Operant response (instrumental response), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-peerangsang tertentu. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement
)
dan hukuman
(punishment).Penguatan
(reinforcement)
adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.57 Ketika siswa berperilaku baik dengan mengikuti aturan
dan tata tertib sekolah maka mereka akan mendapatkan pengaruh yang positif di dalam kelas. Sebaliknya peserta didik yang tidak mematuhi dan melanggar peraturan di dalam kelas akan mengganggu pelajaran dan perlu dicatat (diperhatikan) oleh guru. Dengan demikian, guru harus menekankan secara berkala terhadap aturan dan prosedur kelas sehingga tidak membiarkannya secara bebas. Guru juga harus memiliki konsekuensi baik terhadap perilaku yang positif maupun negatif yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga terdapat peningkatan dan menjadi kondusif dalam lingkungan pembelajaran. Sedangkan menurut Glasser yang dikutip oleh Robert Marzano terdapat beberapa pendekatan yang perlu dilakukan dalam pengimplementasian disiplin dalam proses pembelajaran di dalam kelas sebagai berikut: a. Buat daftar-daftar reaksi khas anda terhadap perilaku siswa yang kurang baik. b. Analisis daftar itu dan tentukan mana sikap-sikap anda yang efektif dan tidak efektif.
56
M. Dimyati,. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1989). 50 Ibid., h. 54
57
44
c. Usahakan untuk memperbaiki hubungan anda dengan siswa yang berperilaku tidak baik. d. Temui siswa dan tunjukkan perilaku-perilaku tertentu yang perlu diperbaiki (dibatasi). e. Pastikan siswa memahami dan dapat menjelaskan perilaku yang merugikan tersebut. f. Jika perilaku yang merugikan masih berlanjut, bantulah siswa untuk mengembangkan suatu rencana yang jelas untuk memperbaikinya, terus perbaiki rencana tersebut jika diperlukan. g. Jika perilaku yang merugikan masih terjadi, pisahkan siswa itu dengan siswa lainnya sampai ia memperbaharui komitmen yang dibuatnya sendiri. h. Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil, skorsing di dalam sekolah adalah langkah berikutnya. Siswa itu tetap diminta untuk emmbuat dan melaksanakan rencana perbaikan. i. Apabila siswa itu masih tidak terkontrol, panggil orang tua, dan siswa yang bersangkutan dipulangkan ke rumah pada hari itu. j. Siswa yang tidak tanggap terhadap langkah-langkah tersebut dikeluarkan dari sekolah untuk mencari sekolah lain.58 Kedisiplinan harus benar-benar ditanamkan sejak dini di dalam hati siswa, dari hal yang sederhana menuju yang kompleks. Sehingga kedisiplinan sudah menjadi kebiasaan dan akhlak yang mulia serta tidak menjadikan siswa terbebani dalam melaksanakan peraturan-peraturan sekolah. Hal tersebut membutuhkan strategi agar kedisiplinan menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta didik. Menurut Charles Schaefer menjelaskan bahwa terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi untuk menanamkan kedisiplinan secara efektif, yaitu: a. Membuat perubahan dan pertumbuhan anak b. Memlihara harga diri anak c. Menjaga hubungan erat anatar orangtua dan anak. Selain itu, ia juga mengatakan terdapat dua hal yang mampu membentuk disiplin anak yaitu manajemen anak yang menerangkan bagaimana cara-cara mempengaruhi anak untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginna orang tua atau menghentikan tindakan yang tidak diinginkan. Selanjutnya adalah mengendalikan anak yang menenrangkan berbagai metode mendidik anak untuk memahami dunia luar misalnya, mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan menemukan identitas diri yang sebenarnya.59 58
Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu Pengajaran, Sebuah Kerangka Kerja Komprehensif Untuk Menghasilkan Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta: PT Indeks 2013). hal. 161-162 59 Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, (Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 12
45
Masalah disiplin dalam dunia pendidikan perlu diperhatikan. Disiplin anak tidak hanya dilatih dan dikembangkan di sekolah saja. Namun keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya pembangunan karakter disiplin. Jika kedisiplinan dilatih dengan baik pada lingkungan keluarga, maka di sekolah anak mampu menyesuaikan dirinya dengan peraturan-peraturan sekolah. Selanjutnya kedisiplinan tersebut akan terimplikasi dalam kehidupan sosial masyarakat yang menjadi landasan dan karakter yang membentuk pola pribadi seorang anak. Terdapat beberapa strategi dalam menerapkan disiplin di dalam kelas diantaranya: a. Menggunakan penghargaan (pengakuan) tangibel (nyata) di saat yang tepat. Pengakuan nyata adalah istilah umum yang menggambarkan bentuk pengakuan konkret terhadap ketaatan siswa kepada aturanaturan dari prosedur. b. Melibatkan keluarga dalam penghargaan terhadap perilaku siswa yang positif. Penghargaan terhadap perilaku baik dapat meluas ke luar kelas. Siswa melihat guru atau sekolah yang menghubungi keluarga di rumah berkaitan dengan perilaku baik yang mereka lakukan sebagai satu penghargaan yang bernilai tinggi. Misalnya dengan panggilan telepon ke rumah, Email, atau surat ke rumah dan sertifikat baik. c. Mendesain rencana yang menyeluruh dalam menyelesaikan masalahmasalah kedisiplinan. Guru seharusnya menggarisbawahi perlunya langkah-langkah rencana yang menyeluruh untuk menyelesaikan konflik-konflik dengan siswa dan memperbaiki perilaku disiplin d. Menggunakan serangkaian tindakan secara bertahap. Saat suatu masalah telah dapat diketahui, guru berrtindak dengan cara tertentu untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah perilaku tersebut sesegera mungkin. Perilaku bertahap meliputi melihat siswa yang dicurigai, bergerak ke arah siswa, dan mengehntikan pelajaran untuk mengatasi perilaku tersebut.60 Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah terutama guru memiliki peranan yang penting dalam mendisiplinkan siswanya. Disiplin ditegakkan dan dibina secara bersama-sama
antara sekolah, guru,
karyawan, dan lingkungan keluarga. Dan dalam pelaksanaanya membutuhkan konsistensi dan berkesinambungan sehingga disiplin menjadi sebuah karakter
60
Opcit., h. 155
46
yang terinternalisaasi dengan baik bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. 2. Pengenalan hukuman di sekolah Hukumun
merupakan
sebuah
konsekuensi
terhadap
pelanggaran-
pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Namun hukuman yang diberikan harus harus sesuai dengan tingkat penyimpangan yang telah dilakukan. Pemberian hukuman tersebut hendaknya tidak berbentuk hukuman fisik dan menghindari pemaksaan serta kekerasan karena dapat menimbulkan dampak yang negatif dan mengganggu kondisi psikologis peserta didik. Sebagaimana pendapat dari Prof. Gunning, Kohnstamm, dan Scheler yang dikutip oleh Ngalim Purwanto menjelaskan hukuman adalah “hukuman itu tiada lain daripada pengasahan kata hati, atau membangkitkan kata hati”.61 Lebih lanjut, peserta didik yang tidak menghiraukan teguran dan nasehat dari gurunya ketika melakukan pelanggaran, sehingga kenakalannya mengganggu teman-teman lainnya dan sedikitpun tidak menghiraukan apa yang telah disampaikan oleh guru. Anak yang nakal di sekolah berhubungan dengan perlakuan orang tua di rumah, seperti anak yang sering diperlakukan orang tuanya dengan kasar sehingga berdampak kepada anaknya dan bersikap kasar terhadap teman-temannya, bahkan bisa kepada gurunya. Berbeda dengan reward, punishment diberikan ketika siswa tidak tertib dan melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan sekolah. Sehingga dampak dari punishment sendiri yakni penderitaan yang tidak menyenangkan. Punishment yang diberikan juga harus bersifat mendidik dan memiliki nilai-nilai yang senantiasa diliputi dengan kasih sayang. Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis menjelaskan bahwa hukuman merupakan alat pendidikan yang merupakan jawaban atas pelanggaran, sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan ke
61
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 193.
47
arah perbaikan serta hukuman itu hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri.62 Hukuman yang guru berikan bertujuan untuk menunjukkan kesalahan siswa sehingga siswa memiliki kesadaran akan kesalahannya dan mampu memperbaiki kesalahan tersebut dengan tidak mengulangi kembali perbuatannya. Hukuman memiliki fungsi untuk mendidik. Jika suatu peraturan baik di sekolah maupun di rumah memiliki kesamaan, maka anak akan mampu memahami dan mengerti akan belajar konsep moral. Namun sebaliknya jika peraturan sekolah tersebut berbeda dengan peraturan di rumah, maka pemahaman konsep moral akan terjadi penghambatan. Jadi, hukuman perlu diberikan kepada siswa yang tidak tertib dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugas atau aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal tersebut bertujuan agar siswa bertanggung jawab atas perbatan yang telah dilakukan. Sehingga mereka berusaha untuk tidak mengulangi kembali kesalahankesalahan lainnya. Selain itu menurut Hurlock, pokok-pokok hukuman yang baik yaitu: a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran dan harus mengikuti pelanggaran sedini mungkin sehingga anak akan mengasosiasikan keduanya. Bila seorang anak membuang makanan ke lantai karena sedang marah-marah, anak itu harus langsung membersihkannya. b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu mengetahui bahwa kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman itu tidak dapat digambarkan. c. Apapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya yang impersonal sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai “kejahatan” si pemberi hukuman. d. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang disetujui secara sosial di masa mendatang. e. Suatu penjelasan mengenai alasan mengenai hukuman diberikan harus menyertai hukuman agar anak itu akan melihatnya sebagai adil dan benar. f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang. g. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan rasa permusuhan.63 62
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 186 63 Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, jilid 2,(Jakarta: Erlangga, 1978), h. 89
48
Sedangkan syarat-syarat hukuman pedagogis menurut Ngalim Purwanto antara lain ialah: a) Tiap-tiap hukuman hendaklah dapat dipertanggungjawabkan. b) Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. c) Hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang bersifat perorangan. d) Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah e) Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu f) Bagi si terhukum (anak), hukuman itu hendaklah dapat dirasakannya sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya. g) Jangan melakukan hukuman badan sebab pada hakikatnya hukuman badan itu dilarang oleh negara, tidak sesuai dengan perikemanusiaan, dan merupakan penganiayaan terhadap makhluk. h) Hukuman tidak boleh merusakkan huungan baik antara si pendidik dan anak didiknya. i) Perlu adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah menjatuhkan hukuman dan setelah anak itu menginsafi kesalahannya.64 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa reward dan punishment dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengontrol terhadap sikap kedisiplinan dalam proses pembelajaran. Sehingga akhirnya siswa mulai terbiasa, menjadi anak yang santun, disiplin, berlaku tertib dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik. Guru dan orang tua harus mengetahui kapan dan bagaimana hukuman itu diberikan. Apakah hukuman itu sudah sesuai dengan tahap perkembangan psokologi anak atau belum, apakah anak mengetahui mengapa hukuman itu diberikan, sehingga suatu saat nanti mereka menyadari bahwa hukuman yang mereka terima disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri. Hukuman yang diberikan harus bersifat mendidik, menghalangi, dan memberi motivasi mereka. Seseorang yang memiliki disiplin yang baik adalah yang mampu menggunakan hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, namun hukuman tersebut tidak berhubungan dengan badan. Hukuman badan hanya akan berdampak sementara dan menjadikan peserta didik tidak jera sehingga terjadi peningkatan immoralitas. Oleh karena itu disiplin harus dilakukan 64
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 192
49
dengan konsisten, sehingga anak mengatahui apa yang akan dilakukannya dan siapa yang harus dipatuhinya. E. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian tentang pemberian reward yang diterapkan dalam upaya peningkatan sikap disiplin belajar siswa diantaranya: 1. Putri Rahayu ( 2012), Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, yang berjudul “Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompk B 1 di TK Nglanduk 01 Madiun” penelitian ini dilakukan di TK Nglanduk 01 Madiun Metode penelitian yang digunakan adalah memberikan treatment baseline dan eksperimen. Reward yang diberikan adalah stiker dengan cara ditempelkan pada papan bertujuan memotivasi anak untuk meningkatkan rasa percayadirinya. Dalam penelitian ini subyek terdiri dari 22 anak kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan percaya diri pada kelompok eksperimen. Nilai uji statistik dari perhitungan t-tabel Wilcoxon Matched Pairs diperoleh T hitung = 0 dan T table = 66, karena T hitung ≤ T table (0 < 66) maka Hoditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa reward stiker memiliki pengaruh terhadap peningkatan percaya dirianak kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiun. 2. Novi Susanti (2013), Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “ Dampak Reward Star Melalui Chekklist Reflektif Terhadap Sikap Kedisiplan Siswa Kelas 1 SD”. Penelitian ini dilakukan di SD Hikari Desa Karanggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatang. Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimen bentuk pre-eksperimental designs (One- Shot Case Study). Dengan siswa yang berjumlah 32 siswa, subjek penelitian diberikan treatment atau perlakuan berupa reward dengan “Star” serta penggunaan
cheklist
reflektif
selama
21
hari,
kemudian
diobservasi
kedisiplinanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian reward berupa star melalui cheklist reflektif berdampak positif pada sikap kedisiplinan siswa . Hal ini dapat terlihat dari menurunnya presentase kategori “buruk” hampir pada semua indikator kedisiplinan.
50
3. Dwi Hastuti Pungkasari (2014), Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang berjudul “Konsep Reward and Punishment dalam Teori Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam. Penelitian yang dilakukan berdasarkan banyaknya kasus penyalahgunaan metode hukuman dan ganjaran dalam dunia pendidikan. Model penelitian yang dilakukan adalah library research dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan psikologis paedogodis. Hasil penelitian yang dilakukan adanya hubungan yang relevan antara konsep reward dan punishment dalam teori pembelajaran behavioristik dengan konsep hukuman dan ganjaran dalam pendidikan islam. Hukuman dan ganjaran diberikan sebagai konsekuensi untuk pembinaan umat serta merupakan saran untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain itu ada relevansinya antara teori pembelajaran behavioristik dengan penerapannya dalam pendiidkan islam sesuai dengan ayat-ayat dan hadis-hadis yang sesuai. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan skripsi di atas adalah pemberian penghargaan atau reward dengan menggunakan stiker bergambar dengan tujuan agar mampu menanamkan dan meningkatkan sikap disiplin belajarnya bagi peserta didik di kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur. Reward tersebut akan diberikan kepada peserta didik yang paling disiplin dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Alat yang digunakan untuk mengukur kedisiplinan mereka adalah anecdotal record dan ceklist disiplin belajar siswa. Metode penelitian yang dilakukan yakni dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. E. Kerangka Berpikir Dalam dunia pendidikan, peraturan merupakan salah satu peranan yang terpenting demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Lembaga pendidikan baik formal maupun informal memiliki tatanan, aturan dan tata tertib yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Sekolah harus memiliki rumusan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan, baik dari tujuan intruksional (pengajaran), institusional (kelembagaan), maupun tujuan kurikuler (bidang studi).
Tujuan-tujuan tersebut akan berjalan sesuai dengan perencanaan dan
terarah dengan baik jika memiliki sikap disiplin. Disiplin merupakan faktor yang
51
paling penting dan perlu dibina dan dikembangkan dari seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, sekolah yang menerapkan dan membudayakan sikap disiplin akan terlihat dari outputnya yang bermutu. Keteladanan yang baik dari seluruh tenaga pendidik dan lingkungan sekolah akan berdampak pada karakter peserta didik. Seluruh staf dan kordinator pendidikan di sekolah harus memiliki sikap kedisiplinan sehingga mampu dilihat, dirasakan, dan dipraktekkan oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan terbentuk karakter yang baik dikarenakan adanya pembiasaan. Namun dalam proses pembelajaran sikap disiplin belajar peserta didik masih kurang. Oleh karena itu, membutuhkan strategi yang mampu memberikan dampak terhadap sikap disiplin belajar peserta didik. reward stiker bergambar merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan belajar peserta didik. Reward stiker bergambar diberikan jika mereka mampu menunjukkan sikap disiplin belajar mereka. Pemberian reward stiker bergambar ini dilakukan oleh guru ketika peserta didik mampu menunjukkan sikap disiplin dan tertib dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika reward tersebut diberikan diberikan kepada siswa yang paling disiplin dan tertib, maka hal tersebut memicu motivasi dan semangat bagi siswa lainnya agar lebih baik dari sebelumnya. Pemberian reward tersebut diharapkan memberikan pengaruh secara psikologis terhadap tingkah laku siswa untuk mempertahankan prestasi yang dilakukannya dan merasakan manfaat dari sikap disiplin tersebut. Pemberian reward bersifat menyenangkan sedangkan punishment merupakan alat pendidikan yang bersifat tidak menyenangkan. Selanjutnya, reward stiker bergambar dapat dijadikan sebagai alat pendidikan yang mampu memberikan dampak positif bagi peserta didik terutama dalam sikap disiplin belajar. Jika disiplin sudah tertanam dalam diri peserta didik, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih tertata untuk masa depannya. Selain itu, jika peserta didik memiliki sikap disiplin yang konsisten sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku maka prestasi akademik dan nonakademik akan meningkat dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
52
Sedangkan punishment diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, atau kesalahan yang dilakukan anak didik. Pemberian punishment pun harus tepat sehingga siswa merasa jera dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Pemberian punishment harus bermuatan nilai-nilai pendidikan yang senantiasa diliputi dengan kasih sayang dan bertujuan mulia. Yakni mampu meluruskan sikap dan perilaku anak didik yang keliru ke arah yang berbudi. Oleh karena itu punishment yang diberikan tidak dalam bentuk fisik yang akan menimbulkan rasa benci dan dendam kepada anak didik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas II B pada tahun ajaran 2014-2015. Di bawah ini merupakan data sekolah sebagai berikut: Nama Sekolah : SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Alamat
: Jl. Legoso Raya, No. 66. Pisangan, Ciputat Timur
Kepala Sekolah : Hj. Etty Norhayati, S.Pd. SD. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah satu bulan. Yaitu minggu ke empat bulan April sampai minggu ke tiga bulan Mei. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Jadwal Penelitian yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Persiapan dan perencanaan
Observasi Kegiatan Penelitian
Analisis Data
Laporan Penelitian
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas adalah rangkaian tindakan riset yang dilakukan secara terencana. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi yang
53
54
nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. 65 Penelitian ini merefleksi suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan model PTK Kemmis dan Mc Taggart yang setiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.66 Pembagian siklus didasarkan pada materi yang akan dilakasanakan. Menurut Rusmandi Hermawan dalam bukunya Metode penelitian Pendidikan SD menyatakan bahwa PTK sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.67 Secara garis besar prosedur penelitian tindakan kelas mencakup empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengematan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut deskripsi dari empat tahapan PTK: 1. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap sikap disiplin belajar peserta didik untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran terutama sikap disiplin siswa. Kemudian peneliti mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang tepat diberikan pada subjek penelitian. Kegiatan dalam tahap perencanaan antara lain membuat kisi-kisi intrumen penelitian, indikator sikap kedisplinan dalam proses pembelajaran, menyusun lembar observasi anecdotal record. dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Tindakan (acting) Tahap ini merupakan kegiatan inti pada penelitian. Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pemberian reward pada setiap
65
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011). h. 44 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan Pengembangannya, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013). h. 7 67 Ruswandi Hermawan, Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007). h. 79. 66
55
siklus sekaligus mengobservasi sikap disiplin belajar siswa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. 3. Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan agar memperoleh data yang jelas untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai observer. Guru kelas melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua indikator selama proses penelitian. 4. Refleksi (reflecting) Tahap terakhir ini merupakan kegiatan untuk mengumukan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang di peroleh dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti sehingga dapat diketahui apakah sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu rencana atau desain yaiti suatu cara mengumpulkan data dan menganalisa data agar suatu penelitian menjadi jelas dan dapat dilaksanakan secara praktis serta sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun mengenai tahapan penelitian terdapat dalam grafik tahapan penelitian di bawah ini: permasalahan
Perencanaan Tindakan 1
Refleksi 1 Permasalahan Baru dan hasil refleksi 1
Permasalahan sudah terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan 1
pengamatan/ Pengumpulan data 1
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan data II
Telah terlihat peningkatan dan data jenuh, sehingga tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya
56
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas68 C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur. Jumlah siswa di kelas ini adalah yang terdiri dari 10 putra dan 20 putri. Guru kelas terlibat dalam penelitian ini sebagai pengamat jalannya penelitian (observer) dan kolabolator. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti adalah perencana dan pelaksanaan tindakan serta pengamat. Peneliti
membuat
perencanaan
kegiatan,
melaksanakan,
mengamati,
mengumpulkan data, menganalisa data, dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. E. Tahap Intervensi Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melihat apakah reward stiker bergambar mampu meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II SD. Prosedur penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap penelitian ini dimulai dari tahap pra penelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I, penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya jika diteruskan, Berikut ini deskripsi mengenai tahapan-tahapan dalam penelitian. 1. Tahap Pra Penelitian a. Observasi sikap disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran pada kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur. b. Wawancara terhadap guru kelas untuk mengetahui sikap disiplin belajar dalam proses pembelajaran di kelas II SDN 03 Pisangan Legoso Ciputat Timur 2. Tahap Penelitian Siklus 1 a. Tahap Perencanaan
68
Suharmisi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 74.
57
Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian anecdotal record, lembar observasi sikap disiplin belajar siswa, pedoman wawancara dan alat dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan 1) Mempersiapkan instrumen indikator kedisiplinan siswa 2) Mempersiapkan reward stiker bergambar dan nomer absen peserta didik Menjelaskan pentingnya disiplin belajar di kelas dan kriteria mendapatkan reward stiker bergambar 3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian reward 4) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari 3 pertemuan dan pertemuan keempat digunakan untuk melihat hasil dari siklus 1 terhadap observasi sikap disiplin belajarnya. 5) Peneliti mengobservasi setiap siswa dengan menggunakan anecdotal record dan melihat apakah semua siswa atau sebagiannya sudah mencapai indikator kedisiplinan yang telah ditentukan. 6) Peneliti mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas dan membuat dokumentasi 7) Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati siswa yang melanggar peraturan kelas dan akan mendapatkan punishment dari gurunya. 8) Penilaian akhir siklus I 9) Pemberian reward kepada siswa yang mendapat poin tertinggi dari sikap disiplin belajarnya. c. Tahap Pelaksanaan 1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan lembar observasi siswa 2) Observasi perilaku disiplin belajar peserta didik kelas II SDN III Pisangan 3) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa d. Tahap Refleksi
58
Identifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan dan menganalisa seluruh program dari perencanaan tindakan 3. Tahap Penelitian Siklus II a. Tahap Perencanaan Mempersiapkan
RPP
dan
instrumen-instrumen
penelitian,
lembar
observasi aktifitas belajar siswa, pedoman wawancara dan alat dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan 1) Mempersiapkan instrumen indikator kedisiplinan siswa 2) Mempersiapkan reward stiker bergambar dan nomer absen peserta didik. Menjelaskan pentingnya disiplin belajar di kelas dan kriteria mendapatkan reward stiker bergambar 3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian reward 4) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari 3 pertemuan dan pertemuan keempat digunakan untuk melihat hasil dari siklus 1 terhadap observasi sikap disiplin belajarnya. 5) Peneliti mengobservasi setiap siswa dengan menggunakan anecdotal record dan melihat apakah semua siswa atau sebagiannya sudah mencapai indikator kedisiplinan yang telah ditentukan. 6) Peneliti mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas dan membuat dokumentasi 7) Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati siswa yang melanggar peraturan kelas dan akan mendapatkan punishment dari gurunya. 8) Penilaian akhir siklus II 9) Pemberian reward kepada siswa yang mendapat poin tertinggi dari sikap disiplin belajarnya. c. Tahap Pelaksanaan 1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan lembar observasi siswa
59
2) Observasi perilaku disiplin belajar peserta didik kelas II SDN III Pisangan. 3) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa d. Tahap Refleksi 1) Identifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan dan menganalisa seluruh program dari perencanaan tindakan F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, mendeskripsikan bagaimana meningkatkan disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward stiker bergambar. Hasil tindakan yang diharapkan yaitu: 1. Rata-rata hasil skor dari disiplin belajar siswa dalam pembelajaran pada tiap siklus mencapai
75%
2. Dengan menggunakan reward stiker bergambar pada proses pembelajaran, Sikap disiplin belajar siswa mampu mencapai
70%- 80% dengan
kategori baik. Jika kedua indikator tersebut telah tercapai maka penelitian tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke sikus berikutnya, dan disertai adanya perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya. G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif: 1. Data kualitatif : Data yang diambil dari hasil lembar observasi aktifitas siswa, pedoman wawancara guru, catatan lapangan, dan dokumentasi. 2. Data kuantitatif : hasil total poin reward yang diperoleh oleh siswa melalui jumlah reward stiker bergambar. H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1. Instrumen Pembelajaran
60
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat tiap siklus pembelajaran, RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. b. Bahar Ajar (LKS) Bahan ajar LKS ini memuat masalah-masalah yang harus diisi oleh siswa. 2. Instrumen Non Tes a. Lembar observasi Lembar observasi berupa daftar isi yang berisi indikator kedisiplinan yang harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Observasi ini berlangsung di kelas. Observasi ini digunakan untuk mengamati perilaku disiplin belajar siswa dengan menggunakan rewad sticker pictured dan observasi aktifitas guru dan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran. b. Pedoman wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru kelas. Wawancara terhadap guru sebelum siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang terjadi saat pembelajaran dan mengetahui sikap disiplin belajar siswa. Sementara wawancara terhadap guru setelah siklus dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap pemberian reward untuk meningkatkan semangat dan motivasi serta disiplin belajarnya. c. Metode dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud adalah data atau arsip yang berhubungan dengan penelitian serta foto-foto yang diambil pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. I. Teknik Pengumpulan Data Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan menjelaskan bahwa “ pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
61
sumber, dan berbagai cara”.69 Sedangkan subyek penelitian ini adalah kelas II SD, maka setting dan caranyapun dapat dimodifikasi karena pemahaman dan tingkat intelektual peserta didik belum pada tahap yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini memilih teknik pengumpul data triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpul data dan sumber data yang telah ada. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi, Anecdotal record Observasi yang digunakan oleh peneliti menggunakan observasi jenis partisipatif, yakni peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari. Peneliti di sini sebagai guru dan pengarah atas aturan yang telah ditetapkan dan juga sebagai pengontrol dari aturan-aturan yang berlaku tersebut serta observer. Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah anecdotal record yang digunakan untuk mengetahui aktifitas dan sikap peserta didik dalam kedisiplinananya. Anecdotal record atau catatan anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar biasa sehingga dianggap penting.70 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan bagian dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Karena yang diteliti adalah sikap disiplin belajar siswa maka alangkah baiknya jika perubahan sikap itu dapat didokumentasikan sehingga data yang diperoleh memililiki bukti yang real. Berupa foto, dan gambar kegiatan pembelajaran serta dokumen-dokumen yang digunakan selama proses penelitian. Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah meningkatnya kesadaran peserta didik akan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu, perubahan sikap tersebut dilakukan oleh siswa dengan senang hati tanpa adanya pemaksaan dan kekerasan sehingga mereka mampu mengikuti semua peraturan yang telah diberikan. 3. Checklist 69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h 193 70 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 92
62
Pengukuran sikap disiplin belajar peserta didik dengan menggunakan daftar checklist. Setiap indikator di beri bobot 1 dengan jawaban ya artinya siswa tersebut bersikap disiplin, sedangkan 0 adalah bobot paling rendah dengan jawaban tidak artinya siswa tersebut kurang disiplin. lembar cheklist ini diisi oleh observer dan guru yang mengajar di kelas. Sedangkan skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala Guttman, yaitu skala pengukuran yang ingin mengatahui hasil secara tegas atau jawaban yang jujur. Skala Guttman selain dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist, jawaban dapat dibuat skor 1 tertinggi dan 0 terendah. Misalnya 1 untuk disiplin dan 0 untuk tidak disiplin.71 Skala pengukuran hanya menggunakan dua jawaban yaitu tanda checklist jika peserta didik mengikuti peraturan atau bersikap disiplin. Dan tanda silang jika peserta didik tidak mengikuti peraturan atau tidak bersikap disiplin. Cheklist ini diisi oleh observer dan dibantu oleh guru kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Indikator tersebut disusun berdasarkan aspek kedisiplinan yang diteliti dari teori Slameto tentang disiplin belajar. Aspek kedisiplinan tersebut adalah, 1. Keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah, 2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu ke sekolah, 3. Mengikuti pelajaran di sekolah dengan aktif, teratur, dan tertib sesuai ketentuan untuk mencapai tujuan belajar, 4. Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. Adapun kisi-kisinya diantaranya: Tabel 3.2 Pemetaan Indikator Disiplin ke dalam Kisi-kisi No
Aspek Sikap
Indikator Sikap Disiplin Belajar
Kedisiplinan 1.
Keaktifan, kepatuhan,
1. Masuk sekolah tidak terlambat
dan ketaatan dalam
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu
masuk sekolah
di sekolah 3. Bersemangat untuk selalu masuk sekolah
71
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 139
63
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 5. Istirahat pada waktunya 2.
Disiplin dalam
1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
mengerjakan tugas
2. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 3. Mengumpulkan PR tepat waktu 4. Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan diri telah selesai 5. Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan
3.
Mengikuti pelajaran di
1. Duduk tenang di tempat masing-masing
sekolah dengan aktif,
2. Tidak menggunakan waktu belajar untuk
teratur, dan tertib sesuai
bermain-main
ketentuan untuk
3. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
mencapai tujuan belajar
4. Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di luar topik pembelajaran 5. Merespon umpan balik dari guru
4.
Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran
1. Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah 2. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 3. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran 4. Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran 5. Berpakaian rapi dan sopan
4. Wawancara Wawancara atau interview dilakukan kepada guru kelas untuk mengetahui sikap disiplin belajar siswa dan kendala-kendala yang ada dengan
menggunakan
pedoman
wawancara
yang
telah
disiapkan
sebelumnya. Wawancara dilaksanakan pada awal penelitian Siklus 1 dan akhir siklus 2 sehingga peneliti dapat menganalisa data tersebut dan menyimpulkannya.
64
J. Validasi Data Validitas dan keobjektifan penelitian dalam PTK perlu diperhatikan karena menjadi hal penting dalam kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dilakukan uji validitas. Menurut DR. Sugiono instrumen yang valid berarti alat ukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid berarati instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya validitas diperlukan untuk menentukan alat pengukuran yang tepat dalam sebuah penelitian.72 Penelitian ini adalah penelitian yang mengukur sikap peserta didik (sikap kedisiplinan), jadi validitas yang dipakai adalah validitas nontest. menurut Dr. Sugiono, validitas nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas kontruksi (construct).73 Artinya, instrumen
yang
mempunyai validitas kontruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai yang didefinisikan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.74 Instrumen tersebut berupa indikator-indikator singkat yang akan dicheklist oleh observer dan dibantu oleh guru kelas serta guru tetap mengamati dan mengontrolnya dengan baik. Setelah instrumen dibuat, langkah selanjutnya adalah pengujian validitas dan reabilitas instrument. Pengujian penelitian ini menggunakan cara pengujian validitas konstrak (construct validity), yaitu pengujian yang dapat menggunakan pendapat para ahli (Judgment experts), yang nantinya akan dimintai pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu. Para ahli tersebut akan memberikan keputusan, apakah instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal 3 orang dan umumnya yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. 72
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 173 73 Ibid., h. 173 74 Ibid., h. 177
65
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendapat para ahli yang memiliki bidang dan keahlian masing-masing yang berbeda. Dalam bidang psikologi perkembangan anak peneliti memohon bantuan dari Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd. selaku dosen dan ahli dalam bidang Psikologi anak. Beliau mengoreksi dan membimbing instrumen peneliti berupa indikator sikap disiplin belajar siswa dan mengembangkannya sesuai dengan teori yang telah berlaku. Selanjutnya yakni
Dr. Yanti Herlanti beliau adalah praktisi bagian
kurikulum dan pembelajaran serta pemberdayaan SD Nasional Dompet Dhuafa. Beliau menyarankan penulis untuk mengembangkan dan memperbaiki indikator-indikator sikap disiplin belajar siswa. Membuat teknik penilaian dengan menggunakan daftar cek agar lebih mudah dalam pengolahan data. Sedangkan dalam proses pembelajaran di kelas agar terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, judgment ahlinya bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd. Beliau adalah peneliti pendidikan dasar, penulis buku pembelajaran Bahasa di SD dan dosen tetap di PGMI UIN Jakarta. Beliau memperbaiki
dan
menyarankan
penulis
untuk
membuat
kemudian
memperbaiki intrumen observasi aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru. Mengembangkan indikator pembelajaran disesuaikan dengan SK-KD dan memperbaiki skala penilaian observasi. Secara lebih rinci penelitian ini validasi konstruk untuk instrumen dilakukan oleh: 1. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. S3 Pendidikan UPI Bandung Short Course PGSD/PGMI UPI Bandung S2 Pendidikan IPA UPI Bandung Pemberdayaan SD Nasional Dompet Dhuafa Kurikulum dan Pembelajaran SDS Hikari Tangsel 2. Dindin Ridwanuddin, M.Pd. S3 In Progress Pendidikan Dasar UPI Bandung S2 Pendidikan Dasar UPI Bandung Penulis Buku Pembelajaran Bahasa di SD Peneliti Pendidikan Dasar
66
Dosen Bahasa Indonesia tetap di PGMI UIN Jakarta 3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Dosen PGMI UIN Jakarta, Konsentrasi pada Psikologi Perkembangan anak K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah mendapatkan data dari setiap siklus, maka data tersebut dianalisis. Dalam penelitian ini, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. 1) Analisa Kualitatif Analisa kualitatif dilakuakn terhadap data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan untuk mengetahui penggunaan reward sticker pictured terhadap sikap disiplin belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN Pisangan 03. 2) Analisa kuantitatif Agar data yang terkumpul dapat memberikan angka yang sesuai dengan yang diinginkan, maka peneliti menganalisa data secara deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan memberikan persentase, dalam hal ini peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus persentase P=
100 %
Keterangan: p = Angka persentase F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.3
67
Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Guru dan Siswa75 Persentase Rata-rata
Kategori
81%- 100 %
Sangat Baik
61%-80%
Baik
41%- 60%
Sedang
21%-40%
Buruk
< 21%
Sangat Buruk
Sedangkan untuk menyimpulkan tentang pengaruh dari pemberian reward stiker bergambar dan punishment dalam 2 siklus dengan menggunakan lembar observasi dan anecdotal record untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik, penulis menggunakan statistik deskriptif yakni melalui nilai mean (rata-rata) dan nilai median (nilai tengah) yang didapatkan melalui rumus persentase sebagai berikut: a. Nilai rata-rata
ket: M : Nilai rata-rata NS : Nilai Skor BS : Banyaknya Siswa b. Mencari nilai median (nilai Tengah) Untuk memberikan interpretasi hasil rata-rata dari data observasi yang diperoleh, digunakan pedoman interpretasi sikap sebagai berikut:76 Sangat baik: jika nilai presentase berada dalam interval lebih atau di atas median Baik: jika nilai presentase berada dalam interval antar median dan rata-rata 75 76
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)., h. 269 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)., h. 272
68
Buruk: jika nilai presentase berada dalam interval kurang atau di bawah rata-rata L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum memenuhi indikator yang diharapkan, maka akan ditindaklanjuti untuk melalukan tindakan berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji pemberian reward dalam meningkatkan disiplin belajar siswa. Sedangkan faktor yang mempengaruhi peningkatan disiplin belajar siswa masih banyak sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor tersebut.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran Umum SDN Pisangan IV Legoso SDN Pisangan 03 Legoso didirikan sejak 1 Januari 1970. SDN Pisangan 03 yang dibangun di atas tanah 600 m2 terletak di jalan legoso Raya No. 66 Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Letaknya cukup strategis karena dilalui oleh kendaran umum sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Prestasi yang diperoleh di SDN Pisangan 03 cukup bagus. Kurikulum yang berlaku di SDN Pisangan 03 Legoso Kota Tangerang Selatan disusun berdasarkan peraturan pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum SDN Pisangan 03 Legoso meliputi substansi pembelajaran yang harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi pelajaran. Selain itu, semester satu kemaren SDN Pisangan 03 sudah menggunakan Kurikulum 2013 yang berjalan selama satu semester. Bersadarkan keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan mengeluarkan keputusan terbaru yang menyatakan bahwa jika sekolah baru melaksanakan kurikulum 2013 selama satu semester, maka kurikulum beralih dengan menggunakan KTSP 2006. Oleh karena itu, menggunakan surat ke dinas pendidikan untuk mendapatkan pendampingan. Sehingga tahun 2018 nantinya semua sekolah di seluruh Indonesia menggunakan kurikulum 2013.
69
70
2.
Visi, Misi dan Tujuan SDN Pisangan IV Legoso a. Visi Sekolah SDN Pisangan III sebagai sekolah negeri yang berperan dalam bidang
pendidikan, memiliki andil untuk memberikan kesadaran kepada siswa sebagai manusia ciptaan Tuhan yang dikaruniai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menjadi pribadi yang berkualitas dan mandiri. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi kemanusiaan terutama di kota Tangerang selatan. Oleh karena itu visi tersebut adalah “ Terwujudnya Mutu Lulusan yang Unggul, Berkualitas dan Mandiri di Dasari Imtaq dan Iptek di Tingkat Kota Tangerang Selatan 2017”77 b. Misi Sekolah Untuk mewujudkan visi tersebut membutuhkan langkah-langkah yang real demi tercapainya visi yang dicita-citakan. Langkah-langkah tersebut adalah: 1) Menyiapkan generasi unggul yang memliki potensi dibidang IPTEK dan IMTAQ 2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovarif sesuai dengan perkembangan zaman 3) Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat. 4) Membentuk warga negara yang unggul sejak dini beriman, cerdas, kreatif, dan mandiri. 5) Membentuk siswa yang bertanggung jawab dan dapat membangun dirinya dan lingkungannya. 6) Membentuk siswa disiplin dan berkualitas. 7) Memberikan pelatihan pelatihan mata pelajaran untuk ikut sertakan dalam perlombaan mata pelajaran. 8) Meluluskan siswa yang sesuai dengan KBM c. Tujuan Sekolah Setelah dirumuskan visi dan misi pendidikan tersebut di atas, maka sekolah memiliki tujuan yang hendak dicapai diantaranya: 1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa dan berahlak mulia 77
Profil SDN III Pisangan, Ciputat Timur
71
2) Siswa sehat jasmani dan rohani 3) Siswa memiliki dasar dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan 4) Untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi 5) Mengenal dan mencintai bangsa masyarakat dan kebudayaannya 6) Siswa kreatif, terampilan dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menurus. 7) Siswa mampu mengembngkan potensi kopetensi dasar dalam kehidupan di masyarakat. 3. Keadaan Guru dan Karyawan Dalam proses belajar-mengajar, sangat dibutuhkan tenaga pengajar yang profesional dalam pembelajarannya berjalan dengan baik dan diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Di bawah ini adalah rangkuman tabel data guru SDN III Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014-2015 yaitu: Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Karyawan SDN Pisangan Tahun Ajaran 2014-2015 NO
NAMA
L/P
Pendidika n Terakhir
Pangkat/ Gol
Jabatan
1
Hj. Etty Nurhayati, S.Pd.SD
P
S1
IVA
Kepala Sekolah
2
Dra. Sri Mudartin
P
S1
IVA
Guru Kelas
3
Dra. Sri Nirmalawati
P
S1
IVA
Guru Agama
4
Iar Wiarsih, S.Pd.
P
S1
IVA
Guru Kelas
5
Depiyanti, M.Pd.
P
S2
IIIB
Guru Kelas
72
6
Pelita Rahayu Ningsih, S.Pd.
P
S1
IIIA
Guru Kelas
7
Rumsiyah, S.Pd.I
P
S1
IIIA
Guru Agama
8
Sri Tunjung Lanjar Saptati
P
DII
IIC
Guru Kelas
9
Kholilah Septiani, S.Pd.
P
S1
IIIA
Guru Kelas
10
Sachrul, S.Pd.
L
S1
-
Guru Penjas
11
Muzdalifah, S.Pd.I
P
S1
-
Guru Kelas
12
Eka Setiowati, S.Pd.
P
S1
-
Guru Kelas
13
Ahmad Zaini, S.Pd.I
L
S1
-
Guru Kelas
14
Yayah Rokayah, S.Pd.I
P
S1
-
Guru Kelas
15
Alima Siregar, S.Ag.
P
S1
-
Guru Kelas
16
Asep Sape'i
L
SMP
-
Penjaga
Jumlah
16 Tenaga pengajar di atas sudah memenuhi kualifikasi dengan jenjang
terakhir rata-rata strata I (SI), selain itu ada juga yang sudah S2. Dari data di atas terdapat 9 guru yang sudah menjabat PNS sehingga mampu memberikan motivasi
73
dan contoh baik dalam kedisiplinan maupun dalam profesionalitas mengajar bagi guru-guru non PNS. 4. Keadaan Siswa Secara Umum Adapun untuk mengetahui informasi data siswa SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 361 orang siswa/i. Ketentuan secara rinci dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.2 Keadaan Siswa/Siswi SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tahun Ajaran 2014-2015 Jumlah Keterangan Rombel L P 2 31 41 1 Kelas 1 2 26 30 2 Kelas 2 2 26 28 3 Kelas 3 2 26 35 4 Kelas 4 2 31 36 5 Kelas 5 2 27 24 6 Kelas 6 12 168 193 Jumlah Dari data di atas sekolah tersebut sudah layak dan banyak diminati oleh NO
Kelas
masyarakat. Sehingga jumlah peserta didik cukup banyak dan mereka memiliki kenyamanan dalam aktifitas belajar di SDN Pisangan 03 Ciputat Timur. 5. Sarana dan Prasarana Dalam upaya mendukung proses pendidikan, yakni dalam kegiatan belajar-mengajar, maka SDN Pisangan 03 menyediakan sarana-prasarana yang dinilai dapat menunjang dan memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Saran prasarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
74
Tabel 4.3 Sarana Prasarana SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tahun Ajaran 2014-201578 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 10 11 12 13
Sarana Prasarana Keterangan/Jumlah Kondisi Kantor Kepala Sekolah 1 Baik Ruang guru 1 Baik Kelas Belajar 8 Baik Tempat Ibadah Perpustakaan 1 Baik Taman sekolah 1 Baik Kantin Sekolah Gudang 1 Baik Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik Kamar Mandi/WC Siswa 3 Baik Laboratorium Lapangan Sekolah 1 Baik Tempat sampah 8 Baik Tempat sampah 8 Baik Tempat cuci tangan 0 Jam dinding 7 Kotak kontak 0 Sarana dan prasarana yang tercantum di atas adalah bersifat umum
sebagaimana yang ada di sekolah-sekolah lainnya. Dengan adanya sarana prasarana tersebut mampu memberikan kemudahan dan meningkatkan aktifitas pembelajaran. B. DESKRIPSI DATA Untuk mengetahui kondisi kedisiplinan dan pemberian treatment yang tepat maka dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: 1.
Pra Tindakan Pra penelitian ini dilaksanakan pada bulan april 2015 di SDN Pisangan
03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan dan berlangsung selama satu minggu. Sedangkan subjek penelitian yaitu kelas II B yang berjumlah 29 Siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada guru terkait tentang kedisiplinan belajar
78
Sumber : Sarana dan Prasarana SDN III Pisangan Ciputat Timur, tahun 2014-2015
75
siswa kemudian melakukan observasi pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pra penelitian diawali dengan mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. Peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran menunjukkan bahwa sikap disiplin belajar siswa masih rendah. Misalnya mengerjakan tugas tidak tepat waktu, kemandirian mengerjakan tugas masih rendah, siswa mengobrol saat proses pembelajaran berlangsung, respon umpan balik siswa masih rendah, kesadaran dan keaktifan dalam pembelajaran masih kurang. Ketidakdisiplinan tersebut terjadi karena tidak adanya aturan yang jelas di kelas, seperti ketika siswa mengganggu temannya, siswa tersebut bersikap acuh tak acuh terhadap kelakuannya. Tidak adanya teguran atau tindakan dari guru. Tidak adanya konsekuensi tindakan menyebabkan sikapnya sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya konsekuensi peserta didik berfikir bahwa jika mereka melakukan pelanggaran akan dibiarkan saja. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan reward dan punishment dalam proses pembelajaran dalam upaya membangun sikap disiplin belajar dan kesadaran terhadap siswa. Sehingga semangat dan gairah belajar siswa semakin meningkat. 2. Perencanaan Tindakan Tindakan pada penelitian ini diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan materi yang diajarkan pada tindakan ini adalah Bahasa Indonesia. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan daftar checklist disiplin belajar siswa. Daftar tersebut memuat nama-nama siswa yang akan diteliti dan daftar sikap disiplin belajar. Jika siswa melaksanakan sikap disiplin belajarnya dengan baik, maka siswa akan mendapatkan cecklist dan jika siswa melanggar aturan tata tertib yang berlaku maka siswa mendapatkan tanda silang (x) yang artinya 0.
76
Tabel 4.4 Instrumen Observasi- Checklist Sikap Disiplin Belajar Siswa kelas II B SDN Pisangan 03 Ciputat Timur No
Nama Siswa
Indikator Disiplin Siswa Rahman
1. 2.
agus
Eko
Rafa
Bintang
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah
3.
Bersemangat untuk selalu masuk sekolah
4.
Masuk kelas tepat waktu setelah
5. 6.
Istirahat pada waktunya
istirahat Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7.
Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
8. 9.
Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan diri telah selesai
10.
Kemandirian mengerjakan tugas atau
11. 12.
Duduk tenang di tempat masing-masing
ulangan Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main
13.
Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
14.
Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di luar topik pembelajaran
15. 16.
Merespon umpan balik dari guru Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah
17.
Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
18.
Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran
19.
Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran
20. 21.
Berpakaian rapi dan sopan Jumlah
Kegiatan ini dilakukan selama tiga minggu sebagai upaya untuk melihat peningkatan sikap disiplin belajar siswa. Sedangkan peneliti melakukan proses pembelajaran Bahasa Indonesia selama enam kali pertemuan yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus berlangsung 3 kali pertemuan dan dilanjutkan dengan siklus
77
kedua sebagai tahap refleksi terhadap siklus pertama. Cheklist disiplin belajar siswa dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas. Selain itu peneliti menggunakan papan disiplin belajar siswa, reward sticker pictured, catatan penyelesaian dan pengumpulan tugas siswa dan lampiran observasi kegiatan aktifitas guru dan aktifitas belajar siswa. Media di atas digunakan sebagai alat untuk membantu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dan kesadaran dalam belajar. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan lembar anecdotal record yang digunakan sebagai catatan terhadap gerak gerik perubahan sikap disiplin peserta didik. Pada tahap ini, peneliti memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku di kelas dan yang telah disetujui bersama. 3. Tahap Pelaksanaan dan Pemberian Checklist Disiplin Belajar Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang pentingnya sikap disiplin belajar siswa, indikator-indikator sikap disiplin belajar siswa. Peneliti memberikan contoh berupa lampiran chekclist yang berisi namanama siswa dan indikator kedisiplinan belajar siswa. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas. Jika siswa mampu mencapai seluruh indikator kedisiplinan belajar siswa maka siswa tersebut akan mendapatkan reward berupa stiker bergambar dan akan ditempelkan di papan reward disiplin belajar yang berada di samping papan tulis. Jika mereka melanggar tata tertib kelas misalnya bertengkar, menganggu temannya, mengobrol di luar topik pembelajaran, berkata kasar atau jorok dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu maka reward stikernya akan dicabut. Hal tersebut dapat memicu siswa-siswa lainnya untuk bersikap disiplin dan mendapatkan reward. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dikuatkan dengan anecdotal record selama proses pembelajaran berlangsung. Anecdotal record ini diisi oleh peneliti dan kolabolator atau guru kelas. Anecdotal record ini berupa catatan yang menceritakan mengenai perkembangan dan perubahan sikap disiplin peserta didik selama berada di dalam kelas.
78
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan selama satu minggu saat kegiatan pembelajaran berlangsung, terdapat beberapa sikap
yang
menunjukkan rendahnya kesadaran akan kedisiplinan dalam belajar. Tabel 4.5 Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya Reward Sticker Pictured No
Aspek Sikap Kedisiplinan
1
Keaktifan, kepatuhan, dan Masih terdapat 2-5 siswa yang datang ketaatan
dalam
masuk
sekolah
Kondisi Awal
terlambat di setiap harinya berdasarkan absen kelas Terdapat 3 siswa yang memiliki semangat yang rendah dalam masuk sekolah, hal tersebut terlihat dari jumlah tidak hadirnya mereka di absen kelas Masih
banyak
siswa
yang
kurang
menyadari akan kedisiplinannya dalam masuk kelas tepat waktu setelah istirahat, misalnya terdapat siswa yang jajan ketika bel berbunyi dan bermain dengan temantemannya di luar kelas 2
Disiplin dalam mengerjakan tugas
Ketika guru memberikan tugas, terdapat 4-6
yang
siswa
tidak
langsung
mengerjakannya mereka malah bercanda dan gaduh di dalam kelas sehingga mengganggu teman lainnya. Ketika
waktu
telah
selesai
dalam
mengerjakan tugas, terdapat 6 siswa yang sering
terlambat
mengumpulkannya
karena kurang fokus terhadap tugasnya Kemandirian dalam mengerjakan tugas
79
masih kurang. 3
Mengikuti sekolah
pelajaran dengan
di aktif,
Saat proses pembelajaran berlangsung, banyak
dari
siswa
yang
masih
teratur, dan tertib sesuai
menggunakan waktu belajarnya untuk
ketentuan untuk mencapai
bermain-main.
tujuan belajar
Ketika
kegiatan
diskusi
berlangsung,
terdapat beberapa siswa yang mengobrol di luar topik pembelajaran Keaktifan dalam merespon umpan balik guru maish kurang Saat
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung, masih banyak dari siswa yang tidak duduk tenang di tempat masing-masing. 4
Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran
Masih terdapat siswa yang memakai seragam tidak sesuai dengan harinya Terdapat beberapa siswa yang acuh dengan kerapihan seragamnya. Masih adanya peserta didik yang acuh ketika kondisi kelas kotor Terdapat
beberapa
siswa
yang
mengucapkan kata-kata yang kotor saat proses pembelajaran berlangsung Masih terdapat siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya Masih banyak siswa yang meminjam alat tulis, baik berupa pensil, penghapus atau rautan sehingga mengurangi konsentrasi dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu masih terdapat 2-4 siswa yang sering lupa
80
membawa buku pelajaran. Dari tabel di atas, dapat kita amati bahwa kondisi disiplin belajar siswa masih rendah dan membutuhkan perhatian. Oleh karena itu peneliti berusaha untuk menangani dengan tujuan memperbaiki dan menyadarkan siswa akan pentingnya kedisiplinan dalam belajar. 4.
Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk mengukur disiplin belajar siswa melalui
checklist disiplin belajar siswa, anecdotal record, dan catatan pengumpulan tugas serta observasi aktifitas guru dan siswa. Instrument tersebut sudah diuji validitasnya oleh judtment ahli yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing peneliti. 5.
Data Hasil Tindakan a. Siklus 1 1) Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai kolabolator membuat persiapan sebagai berikut: a) Menyusun RPP Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati, mendeskripsikan benda atau binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa tulis, dan membaca cerita pendek dan dongeng dalam hati serta menyebutkan isi teks cerita pendek dan dongeng yang telah dibacanya. b) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan siswa c) Menyiapkan reward sticker pictured d) Menyiapkan papan reward sisiplin belajar yang sudah berisi namanama siswa dan peraturan kelas e) Peneliti berperan sebagai guru Bahasa Indonesia di kelas II B setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu yang berlangsung selama satu jam. Selain jam mengajar Bahasa Indonesia, peneliti berperan sebagai observer yang meneliti aktifitas guru dan siswa serta perubahan sikap disiplin belajar peserta didik.
81
f)
Alat untuk mengevaluasi berupa lembar chekclist yang berisi namanama siswa dan indikator kedisiplinan belajar siswa yang sudah diuji validitasnya oleh pendapat ahli.
2) Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap hari senin, selasa, dan sabtu (3 x pertemuan). Hasil penelitian siklus 1 terdiri dari hasil perencanaan, pelaksanaan, tindakan, hasil pengamatan, dan hasil refleksi meliputi: a) Pertemuan pertama ( Senin, 4 Mei 2015) Pertemuan pertama pada hari Senin 4 Mei 2015 di kelas 2 B SDN Pisangan III Ciputat Timur. Pada Kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa dan membuka pelajaran dengan bacaan basmalah. Pada tahap ini guru memperkenalkan terlebih dahulu tentang peraturan yang berlaku di kelas dan menjelaskan pentingnya sikap disiplin belajar. Dan guru menjelaskan tentang lampiran berupa anecdotal record dan ceklist disiplin belajar siswa sebagai bentuk dari komitmen dalam meningkatkan disiplin belajar siswa. Jika siswa mampu melaksanakan indikator-indikator disiplin belajar yang sudah ditentukan, maka guru akan memberikan reward sticker pictured sebagai bentuk penghargaan dari usaha mereka untuk lebih disiplin dalam belajar. Selanjutnya guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati aktifitas siswa satu persatu dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti. Peneliti memberikan informasi kepada siswa mengenai ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Dalam hal ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu pengertian membaca dan jenisnya. Selanjutnya peneliti menjelaskan membaca nyaring dan
82
membaca dalam hati. Peneliti menyarankan kepada siswa untuk mendengarkan dan mempraktekkan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Gambar 4.1 Foto kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan ke I
Kemudian peneliti menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami oleh sebagian siswa. Peneliti memberikan tugas kepada siswa dengan membaca dalam hati. Namun masih terdapat beberapa siswa yang kurang disiplin dalam belajar, sehingga perlu sebuah konsekuensi dari ketidakdisiplinannya tersebut. Selain itu, jika mereka mampu memenuhi indikator kedisiplinannya misalnya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengumpulkannya dengan tepat waktu, tidak mengobrol saat pembelajaran berlangsung maka mereka akan mendapatkan reward berupa sticker pictured. Pada hari ini terdapat beberapa siswa yang mampu memenuhi indikator disiplin belajarnya dan peneliti memberikan reward kepada mereka. Hal tersebut memotivasi siswa lainnya untuk berupaya lebih baik lagi dalam
menaati
peraturan.
Guru
dan
siswa
bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya mengadakan tanya jawab tentang kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan tugas dan dilanjutkan dengan memberi soal evaluasi kepada siswa. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran, guru memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran di rumah.
83
Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi dari kolaborator, masih terdapat banyak siswa yang kurang disiplin dalam belajarnya sehingga terjadi kegaduhan dalam kelas. Selain itu mereka masih susah untuk duduk tenang di tempat masing-masing. Sehingga guru menasehati mereka dan menegurnya. Jika mereka masih susah untuk diingatkan, maka guru mencabut stiker yang sudah terpasang di papan reward disiplin belajarnya. Selain itu, pada indikator ke 7 yaitu menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu
dan indikator ke 8
mengumpulkan PR tepat waktu banyak dari mereka yang tidak disiplin. Tabel 4.6 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke 1 No
Indikator Disiplin Belajar Siswa
1. 2.
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik Tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran Merespon umpan balik guru
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Jumlah Siswa Tidak % Disiplin disiplin 27 3 90 28 2 93.3 29 25 19 23 16 16 18
1 5 11 7 14 14 12
96,6 83,3 63.3 76.6 53.3 53.3 60
17
14
56.6
20 27
10 3
66.6 90
25 22
3 6
89.28 78.57
20
8
71.42
84
16. 17. 18. 19 20
Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran Berpakaian rapi dan sopan
27
1
96.42
28 26
2
100 92.85
22
6
78.57
21
7
75
b) Pertemuan kedua (Selasa, 5 Mei 2015) Pada pertemuan kedua ini terdapat dua siswa yang terbiasa datang tidak tepat waktu. Pertemuan kedua ini hampir sama dengan pertemuan pertama. Kegiatan awal sama dengan pertemuan pertama dan untuk memotivasi siswa guru memberikan ice breaking agar lebih semangat dalam belajarnya. Siswa mengikuti ice breaking bersama dengan semangat dan gembira. Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti. Peneliti memberikan informasi kepada siswa tentang mendeskripsikan benda atau binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Dalam hal ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu dengan memberikan stimulus kepada siswa berupa pertanyaan tentang tumbuhan dan binatang di sekitar mereka. Selanjutnya mengarahkan siswa untuk mengamati tumbuhan yang ada disekitar sekolah dengan menuliskan ciri-cirinya. Dalam menulisan ciri-ciri tumbuhan tersebut siswa diarahkan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain. Kegiatan selanjutnya yakni guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas di LKS terkait menuliskan ciri-ciri tumbuhan dan binatang dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.
85
Gambar 4.2 Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I pertemuan ke II
Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi dari kolaborator, pertemuan kedua ini terdapat berbagai sikap yang menunjukkan ketidakdisiplinan dalam belajar. terutama pada indikator 9, 10, 11, 12, 13, dan 15. Yaitu sedikit dari mereka untuk membantu temannya yang kesulitan jika pekerjaan dirinya telah selesai, banyak dari mereka yang kurang mandiri dalam mengerjakan tugas, berlari-larian ketika mengerjakan tugas, acuh tak acuh dalam mendengarkan penjelasan guru. Selain itu sedikit dari mereka yang merespon umpan balik dari guru. Dengan adanya peristiwa tersebut peneliti mengintruksikan kepada mereka jika mereka tidak disiplin maka akan mendapat hukuman dan akan dicabut stiker yang sudah di tempel di papan reward disiplin belajar. Sehingga suasana kelas kembali kondusif. Tabel 4.7 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke II No
Indikator Disiplin Belajar Siswa
1. 2.
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
3. 4. 5. 6.
Jumlah Siswa Tidak % Disiplin disiplin 29 100 28 1 96.55 27 22 22 22
2 7 7 7
93.10 75.86 75.86 75.86
86
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20
Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 21 8 72.41 Mengumpulkan PR tepat waktu 27 2 93.10 Membantu teman yang kesulitan jika 15 14 51.72 pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau 21 12 72.41 ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing 19 10 65.51 Tidak menggunakan waktu belajar untuk 25 6 86.20 bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 25 6 86.20 Tidak menggunakan jam belajar di luar 18 11 62.06 topik pembelajaran Merespon umpan balik guru 19 10 65.51 Menjaga kebersihan ruang kelas dan 26 4 89.65 lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 29 100 Berkata baik dan sopan pada setiap 26 3 89.65 pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 25 4 86.20 pelajaran Berpakaian rapi dan sopan 29 100 Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa ada yang meningkat ada pula yang menurun. Pada Indikator 1, 2, 5, 8, 10, 11, 13, 17, 19, dan 20 terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Selain itu, masih terdapat beberapa indikator kedisiplinan yang rendah yaitu pada indikator 9, 10, 14, dan 15. Yaitu indikator membantu teman yang kesulitan, tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran, dan merespon umpan balik guru mengalami penurunan dari pada pertemuan sebelumnya. c)
Pertemuan ketiga (Kamis, 7 Mei 2015) Pada pertemuan ke tiga ini, terdapat dua siswa yang terlambat dan
dua siswa yang izin tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Seperti biasa kegiatan pendahuluan
diawali dengan salam, berdo’a dan
menanyakan kabar siswa. Setelah itu guru memberikan semangat terlebih dahulu dengan tepuk “SEMANGAT”.
87
Selanjutnya
kegiatan
inti,
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran hari ini tentang mencatat isi pesan dan menulis esan dakam beberapa kalimat serta menyampaikan pesan kepada orang lain. Gambar 4.3 Foto Kegiatan Pembelajaran siklus 1 pertemuan 3
Dalam kegiatan pembelajaran, indikator kedisiplinan belajar siswa mulai meningkat. Namun indikator 11, 13, 7 dan 15 masih belum belum tercapai dengan baik. Sedangkan indikator lain mengalami
peningkatan
dari
sebelumnya.
Pembelajaran
terus
berlangsung dan siswa mengikuti petunjuk guru dengan baik. Kegiatan selanjutnya yakni guru mengarahkan siswa untuk mengamati gambar binatang dan hewan serta menuliskan ciri-cirinya. Observer membantu peneliti dengan memberikan ceklsit bagi siswa yang disiplin dan memberikan tanda x pada siswa yang tidak disiplin. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan masing-masing siswa. Dalam LKS tersebut siswa diharapkan mampu menuliskan ciri-ciri tumbuhan dan binatang dengan benar dan tepat. Saat siswa mengerjakan LKS, peneliti memantau keadaan di sekeliling kelas. Dalam mengerjakan
88
tugas, masih terdapat lima (5) siswa yang kurang mandiri dalam mengerjakannya. Selain itu, mereka mulai membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai. Namun, masih banyak dari mereka sekitar sembilan (9) siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, guru mengoreksinya dan mengembalikan kembali kepada siswa. Hari ini terdapat dua (2) siswa yang mampu mencapai 20 indikator kedisiplinan yang sudah ditentukan. Mereka mendapatkan reward sticker pictured yang akan di pasang di papan reward disiplin belajar yang telah disedikan. Hal tersebut memicu motivasi teman-teman lainnya yang belum mendapatkan reward, sehingga mereka berusaha untuk disiplin dalam belajar. Hal tersebut terbukti dari daftar ceklist yang mulai meningkat. Rata-rata mereka mampu melaksanakan indikator kedisiplinan dari 16 indikator sampai 18 indikator kedisiplinan dalam belajar. Sedangkan paling rendah mencapai 14 indikator disiplin belajar. Setelah itu peneliti meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Tabel 4.8 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke III No
Indikator Disiplin Belajar Siswa
1. 2.
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jumlah Siswa Tidak % Disiplin disiplin 27 1 96.4 28 100 28 24 23 24 19 28 26
4 5 4 9 2
100 85.71 82.14 85.71 67.85 100 92.85
89
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19
Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik Tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran Merespon umpan balik guru Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku
23
5
82.14
19 25
9 3
68.85 89.28
25 20
3 8
89.28 71.42
19 27
9 1
67.85 96.42
28 25
3
100 89.28
26
2
92.85
25
3
89.28
pelajaran 20
Berpakaian rapi dan sopan
Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa mengalami peningkatan lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa yang bertambah disiplin dari setiap indikator disiplin belajarnya. Namun, pada indikator 1, 7, dan 20 yaitu masuk sekolah tidak terlambat, mengumpulkan PR tepat waktu dan berpakaian
rapi
dan
sopan
mengalami
peneurunan
daripada
sebelumnya. 3) Tahap Observasi dan Pengumpulan Data Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas II B yang mencatat seluruh aktifitas guru dan siswa serta suasana yang terjadi saat KBM. a) Lembar Observasi Guru Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan upaya meningkatkan disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured. Oservasi dilaksanakan oleh oleh observer yaitu guru
90
kelas II B yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses pembelajaran. Hasil oservasi tindakan pertama terhadap guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus 1 No
Aspek yang diamati
Kriteria Penilaian Per 1
Pert 2
Pert 3
1.
Mengkondisikan Kelas
3
3
4
2.
Memberikan apersepsi dan motivasi
3
3
4
3.
Menjelaskan tujuan intruksional
3
3
4
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
3
4
5.
Menjelaskan secara umum topik yang dibahas
3
3
3
6.
Menggunakan alat atau media pembelajaran
2
3
3
7.
Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
secara interaktif 8.
Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
9.
Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa
10.
Penggunaan reward sesuai dengan kondisi mpsikologi peserta didik
11.
Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa
12.
Memiliki antusiasme dalam belajar
3
3
3
13.
Memberikan kesimpulan dari materi yang
4
3
3
telah disampaikan secara baik 14.
Melaksanakan penilaian
4
3
3
15.
Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
3
3
3
91
pembelajaran 16.
Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait
2
3
3
48
51
55
75%
79.68%
85.95%
pembelajaran yang telah dilaksanakan JUMLAH SKOR PRESENTASE (%) RATA-RATA
80.21% Baik
Baik
Sangat
KETERANGAN
Baik
Berdasarkan tabel di atas 4.3 yang terkait aktifitas guru, guru melaksanakan setiap aspek-aspek yang diamati sesuai langkahlangkah yang ada di dalam perencanan pembelajaran. Sesuai dengan data yang diperoleh, terjadi peningkatan yang cukup baik dari hasil observasi guru pada setiap pertemuannya dari 75% menuju 79.68% dan pada pertemuan ke tiga terjadi peningkatan yang lebih yaitu 85.95 % dengan kategori sangat baik. Rata-rata hasil observasi observasi kegiatan guru pada siklus 1 adalah 80.21% dengan kategori sangat baik. b) Lembar Observasi Siswa Hasil
observasi
aktifitas
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan reward stiker pictured pada siklus 1 dapat dilihat pada tael berikut: Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1 No
Aspek yang diamati
1.
Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam kegiatan belajar-mengajar
2. 3.
Kriteria Penilaian Per 1 Pert 2 Pert 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
92
4.
Siswa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru 5. Dengan adanya metode dan alat bantu mengajar siswa termotivasi 6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 7. Siswa mengajukan pertanyaan 8. Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin dalam belajar 9. Dengan adanya reward dan punishment siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik 10. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya tepat waktu 11. Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas 12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya dengan tepat waktu 13. Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi yang sudah dipelajari 14. Siswa mengikuti dengan baik evaluasi yang diberikan oleh guru 15. Mendengarkan dan melaksanakan feedback yang disampaikan oleh guru JUMLAH SKOR PRESENTASE (%) RATA-RATA KETERANGAN
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2 4
3 4
3 4
3
4
4
3
4
4
2 3
3 3
3 3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
43 71.66%
50 51 83.33% 85% 79.99% Baik Sangat Sangat Baik Baik berprilaku disiplin dalam belajar. Misalnya mengobrol di
luar topik pembelajaran di dalam kelas, berlari-lari di dalam kelas, mnegerjakan tugas dan mengumpulkannya tidak tepat waktu dan lainlain yang menjadikan proses pembelajaran kurang maksimal. Namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat teratasi setelah guru memberikan reward dan punishment yang berlaku di kelas sehingga pada pertemuan pertama ini 71.66 % dengan kategori baik. Sedangkan pertemuan kedua dan ketiga mengalami peningkatan dari 71 % naik menjadi 83.39 % dan pada pertemuan ketiga ini, aktifitas belajar siswa
93
meningkat kembali menjadi 85 %. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus 1 adalah 79.99% dengan kategori baik. c) Hasil Disiplin Belajar Tabel 4.10 Hasil Disiplin Belajar siswa siklus 1 No
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
15. 16.
Indikator disiplin belajar
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik Tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran Merespon umpan balik guru Menjaga kebersihan ruang
Persentase
Ratarata
Keterangan
Pert 1
Pert 2
Pert 3
90
100
96.4
95.3
Tinggi
93.3
96.55
100
96.3
Tinggi
96,6
93.10
100
81
Tinggi
83,3
75.86
85.71
81
Tinggi
63.3 76.6
75.86 75.86
82.14 85.71
73.3 78.6
Sedang Sedang
53.3
72.41
67.85
64
Rendah
53.3
93.10
100
64
Rendah
60
51.72
92.85
67.6
Rendah
56.6
72.41
82.14
70
Sedang
66.6
65.51
68.85
66.3
Rendah
90
86.20
89.28
88
Tinggi
89.28
86.20
89.28
88
Tinggi
78.57
62.06
71.42
70
Sedang
71.42
65.51
67.85
67.6
Rendah
96.42
89.65
96.42
93.6
Tinggi
94
17. 18. 19.
20.
kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran Berpakaian rapi dan sopan Jumlah Rata-rata Tertinggi Terendah
100
100
100
100
Tinggi
92.85
89.65
89.28
90
Tinggi
78.57
86.20
92.85
85.3
Tinggi
75 1565 78.25 100% 53.3
100 1456 72.8 100% 51.72
89.28 1747.3 87.36 100% 67.85
88 1607.9 80.39
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, hasil disiplin belajar siswa siklus I persentase terendah siswa adalah 53.3%. Nilai persentase tertinggi pada siklus 1 adalah 100%. Sedangkan dari tiga pertemuan tersebut pada pertemuan kedua kondisi disiplin belajar siswa menurun dengan hasil rata-rata 72.8%. Selain itu, terdapat beberapa indikator disiplin belajar
yang
belum
mencapai
kategorisasi
yang
diinginkan.
Diantaranya yaitu, Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, duduk tenang di tempat masing-masing, mengumpulkan PR tepat waktu, membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai, dan merespon umpan balik guru. Indikator tersebut baru mencapai kurang lebih 65% sehingga membutuhkan penelitian lanjutan sebagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured. 4) Refleksi Refleksi mengetahui
pada
siklus
pertama
kelemahan-kelemahan
dimaksudkan
yang dialami
saat
untuk proses
pembelajaran pada siklus 1, kemudian dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
95
Pada pelaksanaan sikslus 1 pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan reward sticker pictured dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa sudah berjalan cukup baik, namun masih terdapat beberapa kendala-kendala, baik dari aktifitas guru maupun aktifitas siswa. Dari aktifitas guru, guru masih belum terampil dalam mengatur kondisi kelas dan mengontrol kedisiplinan belajar mereka sehingga banyak yang ribut dan suasana menjadi gaduh. Sedangkan dari aktifitas siswa, terdapat beberapa siswa yang tidak menaati peraturan yang sudah ditentukan. Misalnya, pada indikator 12 yaitu tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main masih cukup sulit. Banyak dari mereka yang kurang serius dalam proses pembelajaran. Selain itu indikator 15 merespon umpan balik guru, indikator 11 duduk tenang ditempat masing-masing, indikator 9 membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai, indikator 10 kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan dan indikator 5 istirahat pada waktunya belum mencapai satndar yang diharapkan. Sedangkan hasil dari tiap pertemuan dalam pelaksanaan disiplin belajar berdasarkan daftar ceklistnya terdapat satu anak yang paling rendah poinnya yaitu 11 poin yang menunjukkan belum tercapainya sikap disiplin belajarnya dengan baik. Sedangkan siswa-siswi lainnya rata-rata 14 sampai 16 cheklist dari daftar disiplin belajar tiap harinya. Hal tersebut menunjukkan belum tercapainya sikap disiplin belajar siswa berdasarkan indikator yang sudah ditentukan yaitu 85%-90 %. Oleh sebab itu, sikap disiplin belajar siswa perlu ditingkatkan melalui perbaikan tindakan untuk diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a) Menjelaskan kembali kepada peserta didik aturan dalam kelas, jika mereka menaati aturan dengan baik maka akan mendapatkan reward, namun jika mereka melanggar aturan yang sudah ditentukan maka akan mendapatkan punishment berupa pencabutan
96
stiker pictured di papan disiplin belajar yang ditempelkan di depan kelas. b) Memberikan
ketegasan
kepada
siswa
yang
sulit
dalam
melaksanakan tata tertib yang sudah ditentukan. c) Kegiatan mengobservasi sikap disiplin belajar mereka lebih dikuatkan kembali sehingga akan mengetahui peningkatan sikap disiplin belajar mereka. d) Memotivasi siswa untuk bersikap disiplin dalam belajar dan menjelaskan manfaat disiplin belajar dalam kehidupan mereka selanjutnya e) Bekerja sama dengan guru kelas untuk saling mendukung dan mengarahkan
terhadap
siswa
yang
bermasalah
terhadap
kedisiplinan dalam belajar f)
Meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan terhadap siswa yang sulit dalam mengikuti aturan kelas sehingga upaya dalam meningkatkan disiplin belajar mereka akan tercapai dengan baik.
5) Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, diperoleh bahwa disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured yang telah dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia belum mencapai kriteria yang diharapkan. Sedangkan untuk aktifitas guru dan siswa memerlukan koreksi dan perbaikan-perbaikan dalam upaya meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I. b. Siklus II 1) Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus kedua ini hampi sama dengan tahapan perencanaan pada siklus I yaitu menyusun RPP dengan materi yang sudah ditentukan oleh guru kelas, menyiapkan lembar observasi dan wawancara, menyiapkan lembar kerja siswa, media
97
yang di pakai dalam pembelajaran, dan anecdotal record serta instrumen observasi lembar cheklist disiplin belajar siswa. Pada siklus kedua ini diharapkan sikap disiplin belajar siswa akan lebih meningkat dan mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% -90% dengan kategori sangat baik. 2) Tahap Pelaksanaan Proses pemelajarn pada siklus kedua ini terdiri dari tiga kali pertemuan. Materi pada siklus kedua ini adalah menyalin puisi anak dengan menggunakan huruf tegak bersambung, membaca bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat dan menceritakan cerita anak. Adapun penjelasan proses pembelajaran pada siklus kedua ini adalah sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (Sabtu, 9 Mei 2013) Pertemuan pertama pada siklus kedua ini diawali dengan tahap-tahap yang sama seperti siklus 1. Adapun topik-topik yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah menirukan suara binatang sekitar (kucing, anjing, tikus, kambing, burung), memperagakan gerak binatang tertentu (katak, kupu-kupu, bebek, kelinci), Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan secara rinci (nama, ciri khas, suara, tempat hidup) dengan kalimat yang runtut, dan Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan/benda atau binatang dengan kalimat yang runtut. Guru membuka kegiatan pendahuluan dengan salam, doa dan absensi siswa. Pada pertemuan keempat ini ada tiga siswa yang tidak hadir dikarenakan izin. Pembelajaran berlangsung dengan baik, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang pengertian puisi anak. Selanjutnya kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk mendengarkan penjelasan guru untuk menirukan dan memperagakan gerak binatang serta menuliskan nama-nama binatang. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk mendengarkan dongeng tentang tumbuhan dan mengamati gambar tumbuhan secara langsung.
98
Tahapan pembelajaran berjalan lancar, sedangkan guru kelas tetap membantu peneliti untuk mengobservasi sikap-sikap disiplin belajar siswa. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan puisi
yang dibacakannya untuk disalin dengan
menggunakan huruf tegak bersambung. Gambar 4.4 Foto kegiatan Belajar siklus II pertemuan ke I
Pada pertemuan keempat ini terjadi peningkatan dalam sikap disiplin belajar
mereka. Hal tersebut terlihat dari hasil catatan
anecdotal record dan daftar cheklist disiplin belajar siswa. Terdapat beberapa siswa yang mengobrol dan terlambat dalam mengumpulkan tugas. Selain itu kondisi kelas sedikit gaduh, namun masalah tersebut dapat dikontrol dengan baik oleh guru. Saat mengerjakan LKS, peneliti memperhatikan siswa yang susah dalam menulis tegak bersambung. Kemudian peneliti meminta siswa yang sudah selesai mengerjakan tugasnya untuk membantu teman yang kesulitan. Setelah selesai
mengerjakan
tugas,
LKS
dikumpulkan
secara
tertib.
Selanjutnya yaitu kegiatan penutup. Guru menutup pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan evaluasi dan mengingatkan siswa untuk selalu tertib, semangat, dan disiplin terhadap belajar mereka. Selain itu, guru meminta siswa untuk mempelajarai materi selanjutnya.
99
Tabel 4.11 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2 pertemuan ke I No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20
Indikator Disiplin Belajar Siswa
Jumlah Siswa % Disiplin Tidak disiplin Masuk sekolah tidak terlambat 27 100 Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 27 100 di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah 27 100 Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 27 100 Istirahat pada waktunya 25 2 92.59 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 26 1 96.29 Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 20 7 70.04 Mengumpulkan PR tepat waktu 27 100 Membantu teman yang kesulitan jika 22 5 81.48 pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau 23 4 85.18 ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing 17 10 62.96 Tidak menggunakan waktu belajar untuk 21 6 77.77 bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 21 6 77.77 Tidak menggunakan jam belajar di luar 25 2 92.59 topik pembelajaran Merespon umpan balik guru 20 7 74.07 Menjaga kebersihan ruang kelas dan 27 100 lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 27 100 Berkata baik dan sopan pada setiap 26 1 96.29 pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 23 4 85.18 pelajaran Berpakaian rapi dan sopan 27 100 Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa mengalami penurunan
dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
terlihat dari indikator 9, 11, 12, 13, dan 19. Namun, jumlah siswa yang disiplin dari setiap indikatornya lebih meningkat dari pada pertemuan
100
sebelumnya. Pada pertemuan ke pertama siklus kedua ini terdapat tiga siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Oleh karena itu jumlah dari keseluruhan siswa pada pertemuan pertama siklus kedua berjumlah 28 siswa. b) Pertemuan kedua (Senin, 11 Mei 2015) Pertemuan kedua berlangsung seperti biasanya. Semua hadir dan guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan cerita anak untuk memfokuskan perhatian siswa. Pada kegiatan eksplorasi atau pendahuluan ini guru membacakan
teks
bacaan
dan
mengarahkan
siswa
untuk
mendengarkannnya serta menjawab pertanyaan dari bacaan tersebut. Materi pada pertemuan hari ini adalah membaca bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat, memahami isinya dengan seksama dan menuliskannya kembali bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Pada kegiaatan inti, guru mengarahkan siswa untuk membaca bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat dan menuliskannya kembali bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Gambar 4.5 Foto kegiatan Belajar siklus 2 pertemuan ke II
Guru bersama peneliti mengobservasi sikap disiplin belajar mereka. Pada pertemuan kedua ini terdapat peningkatan yang lebih
101
baik dari sebelumnya. Namun masih terdapat beberapa sikap yang menunjukkan ketidaksiplinan dalam belajar. Yaitu masih terdapat beberapa siswa yang tidak duduk tenang di tempat masing-masing, menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran, masih ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan kondusif. Aktifitas belajar siswa semakin meningkat, terdapat beberapa siswa yang kurang serius namun hal tersebut dapat dikontrol oleh guru dengan baik. Kegiatan pembelajaran diakhiri oleh guru bersama siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan evaluasi, dan mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Tabel 4.12 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2 pertemuan ke II No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Indikator Disiplin Belajar Siswa
Jumlah Siswa % Disiplin Tidak disiplin Masuk sekolah tidak terlambat 30 100 Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 30 100 di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah 29 100 Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 30 100 Istirahat pada waktunya 29 2 92.59 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 30 100 Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 24 6 80 Mengumpulkan PR tepat waktu 30 100 Membantu teman yang kesulitan jika 28 3 93.33 pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau 26 4 85.18 ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing 21 9 62.96 Tidak menggunakan waktu belajar untuk 28 2 93.33 bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 30 100 Tidak menggunakan jam belajar di luar 26 4 86.66 topik pembelajaran
102
15. 16. 17. 18. 19 20
Merespon umpan balik guru Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran Berpakaian rapi dan sopan Dari tabel di atas, terlihat kondisi mengalami peningkatan
27 30
3 -
90 100
30 30
-
100 100
29
1
96.66
30 100 kedisiplinan belajar siswa
dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
terlihat dari indikator 5, 6, 12, 15 dan 19. Dari indikator tersebut merupakan kondisi kedisiplinan siswa yang cukup sulit untuk dibangun. Namun dnegan adanya reward sticker pictyred, siswa mampu unyuk bersikap disiplin dalam belajar dan membiasakannya. Sehingga kesadaran akan kedisiplinan dalam belajar semakin terasah dengan baik. c)
Pertemuan ketiga (Selasa, 12 Mei 2015) Pertemuan ketiga ini terdapat satu siswa yang tidak masuk
dikarenakan sakit. Guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan nyanyian “Guruku” untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Pada pertemuan ketiga ini guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan menceritakan cerita anak. Guru mengarahkan siswa untuk mendengarkan cerita yang akan dibacakan oleh guru. Setelah siswa mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru, guru melakukan tanya jawab dan banyak dari mereka menjawab dengan tepat pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini siswa dengan tertib merespon umpan balik dari guru. Pada indikator 14 tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di luar topik pembelajaran sudah meningkat.
Selanjutnya
guru
mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas menuliskan kembali cerita anak sesuai dengan gambar yang sudah ada dengan menggunakan bahasa sendiri. Siswa mengerjakan tugas yang
103
diberikan oleh guru dengan semangat dan mampu mengumpulkannya dengan tepat waktu. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Pada pertemuan ketiga ini disiplin belajar siswa sudah meningkat dan guru memberikan reward sticker pictured terhadap siswa yang disiplin belajarnya meningkat. Berdasarkan hasil anecdotal record dan daftar cheklist reflektif disiplin belajar siswa, guru memberikan reward dan menempelkannya di dinding reward disiplin belajar. Respon peserta didik sangat antusias dan mereka berusaha untuk lebih dsiplin dalam belajar. Gambar 4.6 Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke III
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru bersama siswa menyimpulkan
hasil
pembelajaran,
melakukan
evaluasi,
dan
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya sebagai persiapan ulangan harian yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir pertemuan ketiga siklus II, guru merasa senang dan bahagia dengan meningkatnya sikap disiplin belajar siswa dan kesadaran mereka akan pentingnya sikap disiplin dalam belajar. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui catatan anecdotal record, catatn tugas siswa, dan daftar cheklist reflektif. Selain itu, siswa juga aktif dalam merespon umpan balik guru, mendengarkan penjelasan dari
104
guru dengan antusias, masuk sekolat tepat waktu dan tidak mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi dari LKS dan tiap pertemuan dapat berjalan dengan baik oleh siswa. Sehingga dengan adanya penggunaan reward stiker pictured ini mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkn sikap disiplin belajar siswa dengan baik. Semangat belajar, kedisiplinan mengikuti aturan, kesadaran akan tanggung jawabnya mengerjakan dan mengumpulkan tugas meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.13 Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2 pertemuan ke III No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Indikator Disiplin Belajar Siswa
Jumlah Siswa % Disiplin Tidak disiplin Masuk sekolah tidak terlambat 28 100 Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 100 di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah 28 100 Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 28 100 Istirahat pada waktunya 27 1 96.42 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 29 1 96.42 Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 24 4 85.71 Mengumpulkan PR tepat waktu 28 100 Membantu teman yang kesulitan jika 27 1 96.42 pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau 25 3 89.28 ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing 24 4 85.71 Tidak menggunakan waktu belajar untuk 22 2 78.54 bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 28 100 Tidak menggunakan jam belajar di luar 24 4 85.71 topik pembelajaran Merespon umpan balik guru 26 2 92.85 Menjaga kebersihan ruang kelas dan 28 100 lingkungan sekolah
105
17. 18. 19 20
Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 28 100 Berkata baik dan sopan pada setiap 28 100 pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 28 100 pelajaran Berpakaian rapi dan sopan 28 100 Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Kondisi kelas semakin terkontrol dan semangat untuk lebih baik lagi dari hari sebelumnya. Hal tersebut terlihat bahwa kondisi disiplin belajar siswa semakin efisien Namun pada indikator 6 dan 12, terdapat sedikit kendala berupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak menggunakan waktu belajar dengan baik masih memerlukan strategi yang tepat dalam membangun dan mendisiplan siswa a)
Lembar Observasi Guru Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yan g dilaksanakan
selama proses psembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan reward sticker pictured dalam upaya meningkatkan sikap disiplin belajar
siswa
dengan
materi
menyalin
puisi
anak
dengan
menggunakan huruf tegak bersambung, membaca bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat, dan menulis cerita anak berdasarkan gambar dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain. Observasi dilaksanakan oleh observer (guru kelas II B) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran. Hasilm observasi tindakan pertama terhdap guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Observasi Guru Siklus II No
Aspek yang diamati
Kriteria Penilaian Per 1
Pert 2
Pert 3
1.
Mengkondisikan Kelas
4
4
4
2.
Memberikan apersepsi dan motivasi
4
4
4
106
3.
Menjelaskan tujuan intruksional
4
4
4
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
4
4
5.
Menjelaskan secara umum topik yang
3
3
4
dibahas 6.
Menggunakan alat atau media pembelajaran
3
3
4
7.
Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
secara interaktif 8.
Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
9.
Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa
10.
Penggunaan reward sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik
11.
Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa
12.
Memiliki antusiasme dalam belajar
4
3
4
13.
Memberikan kesimpulan dari materi yang
4
4
3
telah disampaikan secara baik 14.
Melaksanakan penilaian
4
4
4
15.
Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
4
4
4
4
4
4
JUMLAH SKOR
55
56
58
PRESENTASE (%)
85.93%
87.5%
90.62%
pembelajaran 16.
Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan
RATA-RATA KETERANGAN
88.61% Sangat
Sangat
Sangat
Baik
Baik
Baik
107
Berdasarkan tabel 4.7 yang terkait aktifitas guru, guru melaksanakan setiap aspek-aspek yang diamati sesuai langkahlangkah yang ada di dalam perencanaan pembelajaran. Guru sudah dapat mengontrol waktu pembelajaran dengan baik, menggunakan reward dan punishment dengan baik dalam upaya meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara interaktif. Dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan.
Sesuai dengan data yang diperoleh,
terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari hasil observasi guru pada setiap pertemuannya. Rata-rata hasil oservasi kegiatan guru pada siklus II adalah 88.61% dengan kateegori sangat baik. b) Lembar Observasi Siswa Hasil observasi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan
reward
stiker
pictured
dalam
upaya
meningkatkan disiplin belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Siklus II No
Aspek yang diamati
1.
Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam kegiatan belajarmengajar Siswa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru Dengan adanya metode dan alat bantu mengajar siswa termotivasi Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
2. 3.
4. 5. 6.
Kriteria Penilaian Per 1 Pert 2 Pert 3 3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
2
4
3
3
4
4
108
7. 8.
Siswa mengajukan pertanyaan Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin dalam belajar 9. Dengan adanya reward dan punishment siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik 10. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik secara pribadi maupun secara kelompok 11. Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas 12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya dengan tepat waktu 13. Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi yang sudah dipelajari 14. Siswa mengikuti dengan baik evaluasi yang diberikan oleh guru 15. Mendengarkan dan melaksanakan feedback yang disampaikan oleh guru JUMLAH SKOR PRESENTASE (%) RATA-RATA KETERANGAN
3 4
4 4
4 4
4
4
4
4
4
4
3 4
4 4
3 4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
51 85%
56 93.33%
51 95%
Sangat Baik
91.11% Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat dari aspek yang diamati siswa sudah mampu bersikap disiplin, dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin dalam belajar dengan baik. Siswa mampu mengikuti peraturan kelas dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik secara pribadi maupun kelompok dan mengumpulkannya dengan tepat waktu. Pada siklus ke II ini aktifitas siswa banyak menunjukkan perubahan yang positif terlihat dari data observasi aktifitas siswa mencapai 91.11% dengan kategori sangat baik. c) Hasil Disiplin Belajar Siswa siklus 2
109
Tabel 4.16 Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
15. 16. 17. 18. 19.
Indikator disiplin belajar
Masuk sekolah tidak terlambat Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik Tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran Merespon umpan balik guru Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat
Persentase
Ratarata
Keterangan
Pert 1
Pert 2
Pert 3
100
100
100
100
Tinggi
100
100
100
100
Tinggi
100
100
100
100
Tinggi
100
100
100
97
Tinggi
92.59 96.29
92.59 100
96.42 96.42
94.6 88.6
Tinggi Tinggi
70.04
80
85.71
88.3
Tinggi
100
100
100
93.6
Tinggi
81.48
93.33
96.42
91
Tinggi
85.18
85.18
89.28
78.6
Sedang
62.96
62.96
85.71
74.6
Sedang
77.77
93.33
78.54
70
Tinggi
77.77
100
100
91.3
Tinggi
92.59
86.66
85.71
88.3
Tinggi
74.07 100
90 100
92.85 100
85.3 100
Tinggi Tinggi
100
100
100
100
Tinggi
96.29
100
100
98.6
Tinggi
85.18
96.66
100
93.6
Tinggi
110
20.
tulis dan buku pelajaran Berpakaian rapi dan sopan Jumlah Rata-rata Tertinggi Terendah
100
100
100
1792.14 89.60 100% 62.96%
1880.71 94.03 100% 62.96%
1907.6 95.35 100% 78.54%
100 1833
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, hasil disiplin belajar siswa siklus II persentase terendah siswa adalah 62.96%. Nilai persentase tertinggi pada siklus II adalah 100%. Sedangkan dari tiga pertemuan tersebut terdapat peningkatan secara signifikan. Selain itu, siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik hal itu terlihat dari sikap disiplin belajar mereka dalam setiap pembelajaran. Pada siklus II ini sikap disiplin belajar siswa mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik
sehingga rata-rata persentase dari ke tiga pertemuan tersebut yaitu 89.68%, 94.03 % dan 95.355 dengan kategori sangat baik.
3) Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran maka dapat dsimpulkan aktifitas siswa semakin meningkat, guru sudah dapat
mengontrol
kelas
dengan
baik,
menciptakan
suasana
pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan disiplin belajar siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan
ide.
Sedangkan
dari
aktifitas
siswa
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan reward sticker pictured kondisi belajar siswa semakin meningkat, sikap disiplin belajarnya semakin bagus. Kemandirian mengerjakan tugas baik secara pribadi maupun secara kelompok, berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya bersikap disiplin dalam belajar. Dengan menggunakan reward sticker pictured siswa memiliki semangat yang tinggi, berhati-hati terhadap sikap disiplinnya karena jika mereka tidak mengikuti aturan kelas dengan baik akan mendapatkan punishment berupa pencabutan stiker yang sudah dipasang.
111
Reward berupa sticker pictured ini mampu memotivasi siswa sehingga mampu memberikan umpan balik positif karena pada umumnya anak-anak sangat menyukai sticker.
Selain itu dengan
adanya sticker bergambar ini dengan warna-warninya mampu menarik perhatian siswa. Sehingga jika mereka mampu bersikap disiplin dengan baik dan mengikuti aturan kelas akan mendapatkan reward atau penghargaan atas hasil usaha yang telah dilakukan. Oleh karena itu tujuan dari penggunaan reward stiker pictured ini mampu memberikan kesadaran kepada siswa untuk bersikap disiplin. Sehingga jika reward sudah dilepaskan siswa akan terbiasa untuk bersikap disiplin dalam belajar. 4) Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh data catatan disiplin belajar siswa, aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II ini. Siswa membiasakan diri untuk bersikap disiplin, masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, tidak mengobrol pada saat jam pembelajarn dan mencapai indikator kedisiplinan lainnya yang sudah disepakati dan ditentukan. Oleh karena itu, Hasil kedisiplinan belajar siswa pada pembelajaran
Bahasa
Indonesia
sudah
mencapai
indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Sehingga penelitian tindakan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa diaanggap berhasil dan penelitian tindakan dihentikan pada siklus II. C. ANALISA DATA Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai siklus. Diantaranya sebagai berikut: 1. Lembar Observasi 1) Lembar Observasi Guru Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah diagram aktifitas guru siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
112
Persentase aktifitas guru siklus I 85.95% 86 84 82 80 78 76 74 72 70
79.68%
75%
pert 1
pert 2
pert 3
pers 3
pers 2
pers 1
Gambar 4.7 Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus 1
Persentase aktifitas guru siklus II 90.62 % 90 89 88 87 86 85 84 83 82
87.5% 85.93%
pert 1
pert 2
pert 3
pers 3
pers 2
pers 1
Gambar 4.14 Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus II
113
Rata-rata aktifitas guru siklus I dan II 88.61% 88 86 84 82
80.21%
80 78 76 siklus 1
siklus 2 siklus 1
siklus 2
Gambar 4.9 Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru Siklus 1 dan II
Diagram 4.18 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dengan menggunakan reward sticker pictured terhadap sikap disiplin belajar siswa kelas II SDN Pisangan III Legoso Ciputat Timur. Jika dilihat dari grafik tersebut pada siklus 1persentase aktifitas guru sebesar 80.21% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada hasil persentase aktivitas guru siklus II menjadi 88.61% yang tergolong kategori sangat baik. 2. Lembar Observasi Siswa Adapun hasil pengamatan pada aktivitas siswa dengan menggunakan reward sticker pictued terhadap sikap disiplin belajar siswa sesuai dengan perencanaan diagram berikut:
114
Persentase aktifitas siswa siklus 1 85% 83.33% 85 80
71.66%
75 70 65 60
pert 1
pert 2
pert 3
pers 1
pers 2
pers 3
Gambar 4.10 Diagram Persentase aktifitas siswa siklus I
Persentase aktifitas siswa siklus II 95% 96 94 92 90 88 86 84 82 80
93.33%
85%
pert 1
pert 2
pert 3
pers 1
pers 2
pers 3
Gambar 4.11 Diagram Persentase aktifitas siswa siklus II
115
Rata-rata hasil persentase aktifitas siswa siklus I dan II 91.11% 95 90 85
79.99%
80 75 70 siklus 1
siklus 2 siklus 1
siklus 2
Gambar 4.12 Diagram Rata-rata Persentase aktifitas siswa siklus 1 dan II Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat pada diagram 4.18 menunjukkan bahwa persentasi jumlah rata-rata aktifitas siswa pada siklus 1 berada pada kategori baik dengan persentase 79.99% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu berada pada kategori sangat baik dengan persentase 91.11%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan reward sticker pictured dapat meningkatkan sikap disiplin belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia. 3. Hasil Disiplin Belajar Siswa Melalui Cheklist Di bawah ini adalah grafik perubahan sikap disiplin belajar siswa secara keseluruhan, diantaranya: Tabel 4.18. Persentase Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II No
Indikator Disiplin Belajar Siswa
1.
Masuk sekolah tidak terlambat
Persentase Siklus I 95.3
Selisih
Keterangan
4,7
Meningkat
Siklus II 100
116
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
15. 16.
17. 18. 19.
20.
Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah Bersemangat untuk masuk sekolah Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat Istirahat pada waktunya
96.3
100
3.7
Meningkat
81
100
19
Meningkat
81
97
16
Meningkat
73.3
94.6
21.3
Meningkat
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan Duduk tenang di tempat masing-masing Tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main Mendengarkan penjelasan guru dengan baik Tidak menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran Merespon umpan balik guru Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal Berkata baik dan sopan pada setiap pembelajaran Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran Berpakaian rapi dan sopan
78.6
88.6
10
Meningkat
64
88.3
24.3
Meningkat
64
93.6
29.6
Meningkat
67.6
91
23.4
Meningkat
70
78.6
8.6
Meningkat
66.3
74.6
8.3
Meningkat
88
70
-18
Menurun
88
91.3
3.3
Meningkat
70
88.3
18.3
Meningkat
67.6
85.3
17.7
Meningkat
93.6
100
6.4
Meningkat
100
100
0
90
98.6
8.6
Meningkat
85.3
93.6
8.3
Meningkat
88
100
12
Meningkat
Tetap
117
Dari penyajian data di atas terlihat bahwa hasil keseluruhan indikator disiplin belajar siswa yang diteliti terjadi peningkatan yang signifikan. Pada indikator masuk sekolah tidak terlambat, membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah dan bersemangat untuk masuk sekolah berada pada perubahan yang positif dan mengalami peningkatan sebesar 100%. Adapun pada indikator masuk kelas tepat waktu setelah istirahat mengalami peningkatan sebesar 97 % dan seterusnya. Namun pada indikator kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan, duduk tenang di tempat masing-masing, dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan. Selain itu, pada indikator tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main mengalami penurunan sebesar 18%. Berdasarkan data yang terkumpul indikator yang mengalami pelanggaran cukup bervariasi dari hari ke hari salah satunya tidak membawa buku pelajaran dan alat tulis. Hal tersebut terjadi karena tidak terbiasanya peserta didik melakukan hal itu, artinya membutuhkan kontinuitas dalam menerapkan sikap disiplin belajar. Dengan demikian dapat dikatakan dengan menggunakan reward sticker pictured mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa, khususnya kelas II SDN III Pisangan Legoso Ciputat Timur. Diagram persentasi perubahan sikap disiplin belajar siswa dari siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar bawah ini.
Persentase sikap disiplin belajar siswa 91.65 95 90 85
80.39
80 75 70 siklus I
siklus II persentase
persentase
118
Gambar 4.13 Diagram Persentase Perubahan Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus 1 dan siklus II
Diagaram 4.20 di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap disiplin belajar siswa dengan persentasi jumlah rata-rata pada siklus I berada pada kategori sangat baik dengan persentasi sebesar 80.39% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu berada pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 91.65%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan reward sticker pictured pada pembelajaran Bahasa Indonesia mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. 4. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II diperoleh informasi bahwa respon guru terhadap penggunakan dan penerapan reward sticker pictured pada pembelajaran Bahasa Indonesia sangat baik. Karena menurut responden, metode tersebut belum digunakan di sekolah sehingga dapat memotivasi siswa terutama dalam sikap disiplin belajar mereka di kelas. Pada siklus I siswa masih bingung dikarenakan belum terbiasanya dalam menaatati peraturan secara rinci. Setelah dibiasakan dan diulang-ulang setiap harinya mereka mampu melaksanakan peraturan yang sudah ditentukan dengan sangat baik. Pada siklus II siswa sudah memamhi dan menaati peraturan. Dengan adanya reward tersebut termotivsi siswa dan bersemangat dalam melaksanakan kedisiplinan di sekolah. Selain itu, hasil disiplin belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 91.65% sehingga mencapai kategori yang sudah ditentukan yaitu 85%. D. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 siklus. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian yang berlangsung selama satu minggu. Selanjutnya peneliti melakukan penelitian selama satu bulan dari tanggal 24 April samapi dengan tanggal 21 Mei 2015. Penggunakan reward
119
sticker pictured dilakukan di SDN III Pisangan Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan karena di sekolah ini belum menggunakan reward sticker pictured. Selain itu kondisi dan sikap disiplin belajar siswa di kelas II B masih rendah. Sehingga membutuhkan alat untuk memperbaiki sikap disiplin belajar mereka yaitu penggunaan reward sticker pictured. Peneliti melakukan penelitian tidak hanya saat pembelajaran Bahasa Indonesia saja. Tetapi peneliti melakukan penelitian setiap harinya untuk melihat perubahan dari sikap disiplin belajar siswa. Dari kedua siklus yang telah dilaksanakan, menunjukkan adanya peningkatan dari sikap disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured yang semakin meningkat tiap siklusnya. Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang muncul, diantaranya siswa masih susah untuk duduk tenang di tempat masing-masing, mengobrol saat kegiatan pembelajaran berlangsung, gaduh dan tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut terjadi karena belum terbiasa dengan peraturan-peraturan yang jelas di dalam kelas. Sedangkan pada siklus II penelitian menunjukkan perubahan dan peningkatan yang signifikan baik dari persentasi sikap disiplin belajar siswa maupun aktifitas belajar siswa saat diterapkannya reward sticker pictured. Hasil persentasi rata-rata disiplin belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus I sebesar 80.39% meningkat menjadi 91.65%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus ke II sudah mencapai katogori yang diharapkan yaitu sebesar 85%. Karena sudah mencapai target yang ditentukan, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan analisis di atas reward sticker pictured mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas, khususnya kelas II SDN Pisangan 3 Ciputat Timur Tangerang Selatan. E. KETERBATASAN PENELITIAN Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan diantaranya:
120
1. Penelitian ini tidak dapat dilakukan dalam jangka yang panjang karena keterbatasan waktu menjelang ujian kenaikan kelas, sehingga dilaksanakan berdasarkan sisa waktu yang ada pada akhir tahun pembelajaran. 2. Keterbatasan peneliti dan observer dalam melakukan observasi secara mendetail mengakibatkan aktifitas belajar siswa kurang terkontrol. 3.
Pengelolaan waktu, karena selain peneliti menerapkan reward sticker pictured peneliti juga mengamati perkembangan dan perubahan sikap disiplin belajar siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan secara keseluruhan dari skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa menggunakan Reward Sticker Pictured mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa kelas II SDN Pisangan III Legoso Ciputat Timur. Hal ini dapat dilihat dari indikator sikap disiplin belajar siswa diantaranya sebagai berikut: 1.
Keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah dari siklus 1 ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 4.7%
2.
Disiplin dalam mengerjakan tugas mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10%
3.
Disiplin peserta didik dalam mengikuti pelajaran di sekolah, adanya keaktifan, keteraturan, ketentuan, dan ketertiban mengalami peningkatan sebesar 15%
4.
Disiplin peserta didik dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan peserta didik dengan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran mengalami peningkatan sebesar 10%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
reward sticker pictured ini meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan sikap disiplin belajar siswa pada siklus I sebesar 80.39% ke siklus II menjadi 91.65%. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian penggunaan reward sticker pictured pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan sikap disiplin belajar siswa di SD Negeri Pisangan 03, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1.
Guru sebagaiknya menggunakan Reward Sticker Pictured secara intensif dalam upaya mengembangkan pembiasaan sikap disiplin belajar siswa di berbagai sekolah.
2.
Dengan mengggunakan reward sticker pictured, agar guru lebih memberikan semangat, antusias, motivasi sehingga siswa mampu bersikap disiplin.
121
122
3.
Guru sebaiknya memberikan reward kepada siswa yang memiliki disiplin yang paling tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharmisi Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Alfin, Jauharoti, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, Surabaya: AprintA, 2009 Brata, Sumardi Surya, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Press, 1990, Cet. 1 Colvin, Geoff, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, PT Indeks: Jakarta, 2008 Dellasera, Qory, Hari Pendidikan Nasional, Jakarta: Jurnal Nasional, 2014 Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, Jakarta: Indeks, 2011 E. Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosda karya, cet III Fiana, Fani Julia, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013 Hamid, Rusdiana, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006 Hermawan, Ruswandi, Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: UPI PRESS, 2007 Hidayat, Syarif, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, Jurnal IlmiahWidya, Agustus 2013 Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak jilid 2, Jakarta: Erlangga, 1978
Kuntarto, Niknik M, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana media, 2010 Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media 2013 Partin, Ronald L Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2012 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011. Cet ke 20 Nadlir, Muhammad Abu, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, Jakarta: Jurnal Nasional, 2012. Diunggah pada 25 februari 2015 pukul 20.33. Nuraini, Sujiono dan Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks, 2009 Rahayu, Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40 Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Sabri, Alifus, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005 Saputra, Singgih Tego dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012 Santrock, John W, Alih Bahasa Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, Jakarta: kencana, 2008 Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2011
Salahudin, Anas, Pendidikan Karakter, Bandung: Pustaka Setia, 2013 Schaefer, Charles, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, Jakarta:Dahara Prize, 1989 Cet. Ke-1 Semiawan, Conny R, Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2008 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan Pengembangannya, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003, cet ke-3.
Instrumen wawancara Identitas responden:
Pendidikan Terakhir:
Jabatan
Tanggal:
:
1. Menurut Ibu/Bapak bagaimana tata tertib di sekolah ini? 2. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada siswa, terutama disiplin belajar? 3. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baiki? 4.
Apa kendala yang ibu/bapak temui dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah?
5. Bagaimana bapak/ibu mengatasi kendala tersebut? 6. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik terkait tata tertib yang berlangsung di sekolah 7. Bagaimana bentuk hukuman yang diterapkan di sekolah dalam upaya penegakan sikap disiplin? 8. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik?, Jika ada apa bentuk penghargaan yang diberikan. 9. strategi apa yang dilakukan dalam upaya pembentukan sikap disiplin belajar siswa? 10. Menurut ibu/ Bapak apakah budaya disiplin yang diterapkan di sekolah ini sudah efektif?Mengapa?
Instrumen Wawancara
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Nama
:
Jabatan
:
1.
Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa kelas SDN 04 Pisangan pada saat pembelajaran?
2.
Peraturan apa saja yang diterapkan di SDN 04 Pisangan dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa?
3.
Bagaimana bentuk reward yang diterapkan di kelas terutama dalam proses pembelajaran!
4.
Apakah punishment juga diterapkan dalam kelas?
5.
Bagaimana bentuk-bentuk punishment yang diterapkan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?
6.
Apakah peraturan yang diterapkan di sekolah dapat berjalan dengan baik?
7.
Seperti apa reward yang digunakan oleh kelasdalam mendisiplinkan perilaku mereka?
8.
Bagaimana pendapat ibu guru, apakah penerapan reward dan punishment mampu meningkatkan disiplin belajar siswa? Mohon penjelasannya.
9.
Bagaimana respon siswa terhadap pemberian reward dan punishment yang telah diterapkan baik di sekolah maupun di kelas?
10. Seperti apa pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa kelas II SDN 04 Pisangan?
Instrumen wawancara Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Nama
:
Jabatan
:
11. Menurut Ibu/Bapak bagaimana tata tertib di sekolah ini? Jawab: Alhamdulillah, kedisiplinan siswa di kelas dapat berjalan dengan baik dan khidmat. Walaupun terkadang masih ada beberapa siswa yang perlu perhatian khusus agar selalu disiplin 12. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada siswa, terutama disiplin belajar? a. Datang tepat waktu b. Melaksanakan tugas piket kelas c. Berdoa sebelum pelajaran dimulai d. Memperhatikan dan menghargai semua warga sekolah e. Dilarang meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran tanpa izin guru f. Bersikap sopan santun dan menghargai semua warga sekolah g. Ikut menghargai 9k (ketertiban, keamanan, kekeluargaan, keindahan, kebersihan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan, dan keteladan) 13. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baik? Jawab: Kedisiplinan yang ada di sekolah ini dapat berjalan dengan baik dan membutuhkan kerja sama oleh berbagai pihak. Baik dari kepala sekolah, staf-staf sekolah dan lingkungan masyarakat. Saling mengingatkan dan memberi nasehat jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan sekolah
14. Apa kendala yang ibu/bapak temui dalam menegakkan kedisiplinan dalam belajar? tidak mengerjakan tugas/PR b. mengganggu teman yang sedang belajar dan gaduh di dalam kelas c. tidak mendengarkan penjelasan guru d. berlari-lari di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung e. tidak ikut berpartisipasi ketika kegiatan diskusi berlangsung f. saling mengadu kepada guru kelas jika ada yang berkelahi g. terdapat beberapa siswa yang kurang rapi dalam memakai seragam sekolah h. ketika berbaris, mereka banyak yang berdesak-desakkan 15. Bagaimana bapak/ibu mengatasi kendala tersebut? Jawab: Cara mengatasi kendala tersebut adalah dengan memberikan peringatan, jika dengan peringatan mereka belum tertib maka guru memberikan hukuman. Hukuman tersebut misalnya pulang paling akhir, teguran, mengerjakan tugas dari guru dan lainnya. 16. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik terkait tata tertib yang berlangsung di sekolah Jawab: Pelanggaran yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yaitu sering terlambat dalam mengerjakan tugas, gaduh di dalam kelas, tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mengobrol di luar materi pelajaran dan mengganggu teman yang sedang belajar 17. Bagaimana bentuk hukuman yang diterapkan di sekolah dalam upaya penegakan sikap disiplin? Jawab: punishment yang diterapkan jika siswa melanggar peraturan adalah mendapat teguran langsung dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan pulang paling akhir
18. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik?, Jika ada apa bentuk penghargaan yang diberikan. Jawab : Mendapatkan pujian, pulang lebih awal, penambahan poin kelas, mendapatkan alat-alat tulis dan makanan ringan 19. Strategi apa yang dilakukan dalam upaya pembentukan sikap disiplin belajar siswa? Jawab : Dengan adanya punishment menjadikan siswa lebih berhati-hati dan berdisiplin dengan baik, memberi peringatan atas kesalahan mereka, dan berkomitmen terhadap peraturan 20. Menurut ibu/ Bapak apakah budaya disiplin yang diterapkan di sekolah ini sudah efektif?Mengapa? Jawab: Disiplin yang diterapkan di sekolah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang yang menjadi kendala terhadap sikap disiplin siswa. Misalnya kedisiplinan dalam berangkat ke sekolah. Masih banyak siswa yang terlambat masuk sekolah. Selain itu, masih banyak siswa yang keluar masuk kelas ketika pembelajaran di kelas berlangsung. Oleh karena itu membutuhkan kerja sama dari semua pihak baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar.
Guru kelas II B
Observer
(Eka Setiowati, S.Pd.)
(Siti Khodijah)
Instrumen wawancara Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Nama
:
Jabatan
:
1. Bagaimana pendapat ibu terhadap reward sticker pictured dalam upaya mendisiplinkan belajar siswa? Jawab: Menurut Saya, dengan adanya reward sticker memberikan warna baru
bagi anak-anak. Mereka menjadi lebih semangat dan
berusaha untuk selalu bersikap disiplin dengan baik. Semangat belajar dan pelaksanaan dalam proses pembelajarannya semakin baik dan meningkat 2. Bagaimana pendapat ibu terkait reward dan punishment yang digunakan dalam proses pembelajaran terhadap sikap disiplin belajar siswa? Jawab : Dengan adanya reward dan punishment dapat digunakan untuk mengontrol
kedisiplinan sekolah. Sebab dengan mentaati
peraturan-peraturan sekolah berarti mereka mengikuti akur jalan menuju kesuksesan dalam belajar dan melatih karakter atau akhlak yang mulia. 3. Bagaimana respon siswa terhadap pemberian reward dan punishment di dalam kelas? Jawab: Siswa senang terhadap pemberian reward yang diterapkan dan juga setuju dengan punishment yang diberikan oleh guru kepada siswa yang melanggar 4. Perilaku baik apa yang dilakukan siswa sehingga ia mendapatkan reward? Jawab: Rajin mengerjakan tugas sekolah, mengikuti aturan-aturan yang sudah disepakati bersama dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5. Apakah peraturan yang diterapkan di sekolah terlaksana efektif dalam mendisiplinkan belajar siswa? Jawab: efektif, sebab dengan adanya aturan tersebut, siswa belajar taat, memahami arti hukuman dan ganjarandan mampu meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya sikap disiplin 6. Punishment apa saja yang diberikan ibu guru kepada siswa yang melanggar? Jawab: 1) Menegur dan menasehatinya 2) Panggilan terhadap siswa yang melanggar ke ruangan guru 3) Hukuman yangb mendidik siswa bahwa perbuatan yang dilakukannya itu salah 4) Jikalau beberapa punishment tersebut di atas masih belum dapat membuat jera, maka pihak kepala sekolah akan memanggil siswa yang melanggar, atau jikalau dampaknya berkaitan dengan prestasi siswa maka kepala sekolah akan mengundang orang tua siswa untuk mencari solusinya 7. Reward apa saja yang ibu berikan dalam upaya mendisiplinkan siswa? Jawab: Pujian, hadiah langsung, dan oemberian kepercayaan dalam proses kegiatan belajar di kelas 8. Apakah punishment fisik pernah dilakukan? bagaimana dampaknya terhadap diri siswa? Jawab: Tidak pernah diterapkan punishment fisik Adapun punishment fisik yang pernah dilakukan hanya bersifat ringan seperti dijewer telinganya dan berdiri beberapa menit ketika pembelajaran berlangsung. pemberian punishment fisik itu juga disesuaikan
dengan
jenis
pelanggarannya,
tidak
langsung
punishment fisik ringan tersebut diterapkan kepada anak yang baru sekali salah.
Guru kelas II B
(Eka Setiowati, S.Pd.)
Observer
(Siti Khodijah)
KRITERIA PENILAIAN AKTIFITAS GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED
No
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA SKALA
1.
2.
Mengkondisikan Kelas
Memberikan apersepsi dan motivasi
1
Tidak mengkondisikan kelas
2
Mengkondisikan kelas tapi tidak merata
3
Mengkondisikan kelas tapi kurang merata
4
Mengkondisikan seluruh siswa secara merata
1
Tidak menyampaikan apersepsi dan motivasi
2
Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi tidak sesuai dengan materi pelajaran Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi kurang sesuai dengan materi pelajaran Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi sesuai dengan materi pelajaran Tidak menyampaikan tujuan Intruksional
3 4 3.
Menjelaskan tujuan Intruksional
1 2 3 4
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
1 2 3 4
5.
Menjelaskan secara umum topik yang akan dibahas
1 2 3 4
6.
Menggunakan alat atau media pembelajaran
DESKRIPSI
1 2
3 4
Menyampaikan tujuan Interaksional tetapi tidak lengkap Menyampaikan tujuan Interaksional tetapi tidak jelas Menyampaikan tujuan Interaksional dengan lengkap, jelas dan sistematis Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran tetapi tidak lengkap Menyampaikan tujuan pembelajaranl tetapi tidak jelas Menyampaikan tujuan Interaksional dengan lengkap, jelas dan sistematis Tidak menjelaskan topik secara umum Menjelaskan topik secara umum tetapi tidak jelas Menjelaskan topik secara umum tetapi kurang jelas Menjelaskan topik secara umum dengan jelas Tidak menggunakan alat atau media pembelajaran Menggunakan alat atau media pembelajaran tetapi tidak jelas dan tidak sesuai dengan materii pelajaran Memperlihatkan gambar dengan jelas tetapi tidak sesuai dengan materi pelajaran Menggunakan media dengan jelas dan sesuai dengan materi
7.
Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana tidak interaktif
1 2 3 4
8.
Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
1 2 3 4
9.
Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa
1
2
3
4
10.
Penggunaan reward sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik
1 2 3
4 11.
Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa
1
2
3
4
12.
Memiliki antusiasme dalam mengajar
1 2
Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana tidak interaktif Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana kurang interaktif Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara interaktif tetapi hanya beberapa siswa Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara interaktit Tidak memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswatetapi kurang jelas Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa tetapi kurang merata Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik dan jelas Tidak menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa namun masih kurang dalam pelaksanaannya Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa namun hanya beberapa siswa dan kurang merata Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa dengan baik dan berjalan dengan lancar Menggunaan reward tetapi tidak sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik Menggunaan reward tetapi kurang sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik Menggunaan reward sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik namun hanya beberapa siswa tertentu Menggunaan reward sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik Tidak menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa Tidak Memiliki antusiasme dalam mengajar Memiliki antusiasme dalam mengajar cukup baik
3 4 13.
14.
Memberikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan secara baik
Melaksanakan penilaian
1 2 3 4 1 2 3 4
15.
Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran
1 2 3 4
16.
Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan
1 2
3 4
Memiliki antusiasme dalam mengajar yang baik Memiliki antusiasme dalam mengajar sangat baik Tidak memberikan kesimpulan Memberikan kesimpulan tetapi hanya guru saja Memberikan kesimpulan tetapi dari siswa saja Guru dan siswa memberikan kesimpulan Tidak melaksanakan kesimpulan Memberikan penilaian tetapi tidak sesuai dengan materi yang telah dibahas Memberikan penilaian tetapi kurang sesuai dengan materi yang telah dibahas Memberikan penilaian sesuai dengan materi yang telah dibahas Tidak melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran namun masih kurang lengkap Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran dengan baik Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran dengan sangat baik Tidak memberikan feedback terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan Memberikan feedback (tindak lanjut) namun kurang sesuai dengan materi yang telah disampaikan Memberikan feedback (tindak lanjut) sesuai dengan materi pelajaran namun kurang jelas Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan sangat baik
KRITERIA PENILAIAN AKTIFITAS SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED
No
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA SKALA
1.
2.
3.
Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru
Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam kegiatan belajar-mengajar
1
Tidak memperhatikan atau acuh tak acuh
2 3
Memperhatikan tapi masih melakukan aktifitas lain Memperhatikan tapi tidak serius
4
Memperhatikan dengan serius
1
Tidak menyimak penjelasan guru
2 3
Menyimak penjelasan guru tapi masih melakukan aktifitas lain Menyimak tetapi tidak serius
4
Menyimak dengan serius
1
1
Tidak mampu melaksanakan tujuan interaksional Mampu melaksanakan tujuan interaksional namun hanya beberapa siswa Mampu melaksanakan tujuan interaksional hanya sebagian siswa Mampu melaksanakan tujuan interaksional secara keseluruhan Tidak memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru Memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru namun disertai dengan aktifitas lain Memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru tetapi tidak serius Memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dengan serius Siswa tidak termotivasi dengan penggunaan metode belajar Siswa sedikit yang termotivasi terhadap metode yang digunakan oleh guru Siswa cukup termotivasi dengan adanya metode dan alat bantu mengajar Siswa termotivasi dengan sangat baik dengan adanya metode dan alat bantu mengajar Satu kali menjawab pertanyaan
2
Dua kali menjawab pertanyaan
3 4 1
Tiga kali menjawab pertanyaan Empat kali menjawab pertanyaan Satu kali bertanya terkait materi pelajaran
2 3 4
Dua kali bertanya terkait materi pelajaran Tiga kali bertanya terkait materi pelajaram Empat kali bertanya terkait materi pelajaran
2 3 4
4.
Siswa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru
1 2 3 4
5.
Dengan adanya metode dan alat bantu mengajar siswa termotivsai
1 2 3 4
6.
7.
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Siswa mengajukan pertanyaan
DESKRIPSI
8.
Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin dalam belajar
1 2 3 4
9.
Dengan adanya reward dan punishment, siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik
1 2
3
4 10.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik secara pribadi maupun secara kelompok
1 2 3
4 11.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas
1 2 3
4 12.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya tepat waktu
1 2
3
4
13.
Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi yang sudah dipelajari
1 2 3
dengan baik dan benar Tidak memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswatetapi kurang jelas Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa tetapi kurang merata Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik dan jelas Dengan adanya reward dan punishment, siswa tetap tidak mematuhi peraturan kelas Dengan adanya reward dan punishment, siswa masih susah mematuhi peraturan kelas dengan baik Dengan adanya reward dan punishment, siswa mulai termotivasi untuk mematuhi peraturan sekolah Dengan adanya reward dan punishment, siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tetapi tidak fokus Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tetapi dengan mengerjakan tugas lainnya Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik Tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan dsikusi kelas Berpartisipasi tetapi dengan satu anggota saja Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas tetapi hanya dengan anggota yang berada di sampingnya Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas dengan semua anggota kelompok Tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tetapi kurang dan mengumpulkannya tidak tepat waktu Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan serius tetapi tidak mengumpulkannya tepat waktu Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan serius dan mengumpulkannya tepat waktu Siswa tidak bisa menyinpulkan dari materi pelajaran yang telah diajarkan Siswa menyinpulkan tetapi tidak sesuai materi materi pelajaran yang telah diajarkan Siswa bisa menyinpulkan dari materi pelajaran yang telah diajarkan dengan menggunakan kata-kata yang tidak tepat
Instrumen Penelitian Kisi-kisi instrumen angket Anecdotal Record Indikator
:
Hari dan tanggal
:
Materi Sub materi Deskripsi kegiatan dan sikap peserta didik: ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ Penilaian dari peneliti PETUNJUK: berilah tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan pengamatan anda 4 : sangat baik;
2: Cukup
3 : baik;
1:Kurang
No
Aspek Penilaian
Nilai 4
1.
Keaktifan,
kepatuhan,
dan
ketaatan dalam masuk sekolah 2.
Membiasakan
diri
untuk
datang tepat waktu ke sekolah 3.
Mengikuti
pelajaran
di
sekolah dengan aktif, teratur, dan tertib sesuai ketentuan untuk mencapai tujuan belajar 4.
Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran
5.
Jumlah
Komentar 3
2
1
No
Aspek Sikap Kedisiplinan
1.
Keaktifan, kepatuhan, dan
1. Masuk sekolah tidak terlambat
ketaatan dalam masuk
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di
sekolah
Indikator Sikap Disiplin Belajar
sekolah 3. Bersemangat untuk selalu masuk sekolah 4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 5. Istirahat pada waktunya
2.
Disiplin dalam
1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
mengerjakan tugas
2. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 3. Mengumpulkan PR tepat waktu 4. Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan diri telah selesai 5. Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan
3.
Mengikuti pelajaran di
1. Duduk tenang di tempat masing-masing
sekolah dengan aktif,
2. Tidak menggunakan waktu belajar untuk
teratur, dan tertib sesuai
bermain-main
ketentuan untuk mencapai
3. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
tujuan belajar
4. Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di luar topik pembelajaran 5. Merespon umpan balik dari guru
4.
Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran
1. Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah 2. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 3. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran 4. Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran 5. Berpakaian rapi dan sopan
Catatan Tugas-tugas
No
Nama Siswa
Tugas
Tanggal selesai
Nilai
Catatan
Instrument Observasi – Check List Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Kelas II SD dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured Di SDN Pisangan 03 Ciputat Mata Pelajaran
:
Hari dan Tanggal : Berilah tanda check list ( ) apabila kamu mematuhi tata tertib sekolah dan kelas Berilah tanda (x)apabila kamu melanggar tata tertib ssekoalh dan kelas No
Indikator Disiplin Siswa
Nama Siswa rahman
1.
Masuk sekolah tidak terlambat
2.
Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di sekolah
3.
Bersemangat untuk selalu masuk sekolah
4.
Masuk kelas tepat waktu setelah
5.
Istirahat pada waktunya
6.
Mengerjakan tugas yang diberikan
istirahat
oleh guru
7.
Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
8. 9.
Mengumpulkan PR tepat waktu Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan diri telah selesai
10.
Kemandirian mengerjakan tugas atau
11.
Duduk tenang di tempat masing-masing
12.
Tidak menggunakan waktu belajar
ulangan
rian
Agus
Rafa
Bilal
Bintang
D Nur
D Sila
Eka
Fany
fira
iqbal
Laili
maulin
luna
Bila
Najwa
Suci
Najwa
Suci
untuk bermain-main
13.
Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
14.
Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di luar topik pembelajaran
15.
Merespon umpan balik dari guru
16.
Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah
17.
Melaksanakan piket kelas sesuai
18.
Berkata baik dan sopan pada setiap
jadwal pelajaran
19.
Kelengkapan membawa alat tulis dan buku pelajaran
20.
Berpakaian rapi dan sopan
21.
Jumlah
Keterangan:
: YA
:1
x
: Tidak : 0
Dokumentasi
,.,
""
III
8. Memberilmenjawab pertanyaan yang diajukan siswa 9. Menggunakan reward dalam upaya membina dan mengembangkan disiplin belajar siswa 1O.Penggunaan reward sesuai dengan kondisi psikologi , peserta didik l1.Menggunakan reward dan punishment yang tepat dalam upaya meningkatkan disiplin belaiar siswa 12. MemiJiki antusiasme dalam mengajar Penutup 13 Memberikan kesimpulan dari materiyang telah disampaikan secara baik 14. Melaksanakan penilaian 15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran 16.Memberikan feedback (tindak Ianjut) terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan JumlahSkor Skor Maksimum Presentase Nilai (J umlall.Skor dibagi Skor Maksimum ) X lOO % Kategori Penilaian total: • 0 - 20 : Tidak Baik • 20 - 40 : Kurang Baik • 40 - 60 : Cukup • 60 - 80 : Baik • 80 - 100 : Sangat Baik
v
V
...,./
L/" - ---------
V
v - -------
V
V
v
V
V'
---------
t/
t/
V
V
v --------
V
L( ----------~
64 -- --------
a" ~ 6y
~?6t>
, flS;SJ
Ciputat Timur,
2015
----obSe "\
NIP:
Inslrul1len Penelilian Kisi-kisi inslrumen observasi Anecdotal Record
Indikator
fAh""?lw' &I~
Hari dan tanggal
h:ru,n,
Materi
~C<.
II
Sub maleri
f\M-~ Deskripsi kegiatan dan sikap peserta didik:
..~~....P.rr?~~....~~ .. ~r.t~:.... P..tJ~
~r~.... ~.....~~.~.f!?J. .... ~e:!l~ ...~M.:m-., .. ~!M".(,A. ..~~~n ...... ~.!)'f)h.~~...... 4P.D.(fR.....~Il~......
.rt.ww.~....~"'!l~....g,~....<:k... ~ ....~~.,... 10.~ ..
..~.\cIK,..... l\MlJ~.... ~r.~.~I...~ .................................... Penilaian dari observer PETUNJUK: berilah tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan pengamatan anda,
No
4 : sangat baik;
2: Cukup
3: baik;
l:Kurang
Aspek Sikap Kedisip]inan
Hasi] Pengamatan
4!3
2
Catalan
1
! ! 1.
Keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk
'V
sekolah
2.
Disiplin dalam mengerjakan tugas
0
.J.
~ ctc:b ~ L J"'-la..M. ~~~
Mengikuti peJaj aran di sekolah dengan aktif, teratur, dan tertib sesuai ketentllan untllk mcncapai
~
v
.....
v .
hcklju.
h~.
~e;~t
tV.tIi+
I
!4.
I
tujuan beJajar.
I MentaatJ tam lertlb sekoJah
1_ L~~ngan
penuh
_t--+I-+_+_-f____ .~__~
kesada~ra_n_...JI'__'___'__'___'___ __
o '" (
~
N
et
"'f<-f.'. )
~ lV j
,~
"
, Y,
"'" LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED Nama Observer
:Eka Setiowatii S.Pd.
Hari/Tanggal
:
Sikhis keIPert ke
~ I q tuel" .%t<; 1
~
11t..e~ TGlk...f
Pokok Bahasan Materi Pelajaran
: Bahasa Indonesia
K1eas
:II (Dua) B
Petunjuk
,
Setelah mengamatiaspek-aspek selama proses pembelajaran beriangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolom penilaian yang tersediadengan interpretasi perrilaian: 1: Tidak balk 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik ASPEK YANG DIAMATI
No
-
YA
TIDAK 1
Menan:lOO!pi apersepsi yangrusampaikan oleh guru Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
1.
2. I
guru
3.
Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam kegiatan belaiar-mengaiar . 4. . Siswa memaha:mi peiajaran yang disampaikan oleh guru 5. Dengan adanya metode dan .alat bantu mengajar siswa , termotivsai 6. Siswa meniawab pertanyaan yang diberikan oIeh guru 7. Siswa menl!aiukan oertanyaan ~~~~~~~~~~~~~~
PENILAIAN 2 4 3
V
V
V
V
V V
V'
",
•
V
(/
i/
~
V
V
V "
r/
KETERANGAN
•
,..
"..
8.
9. fO.
II. IZ.
13. 14. 15.
:'
Dengan adMya reward siswa tennotivasi untuk disiplin
II
> ."-" "
Kategori Penilaian total: • 0-20 : TidakBaik • 20-40 : Kurang Baik • 40-60 : C:uk)lp , • 60-80 : Baik • 80 - 100 : Sangat Baik ~
if
t/
V
.
v
J .
V V
V
V
···V
1/
v'
V
v'
V
V
t;
60 )C
iOO '"
Ciputat Timur, Obse ....-
t~ NIP:
1/,/;,6.
l: 2015
.
.... •... , ,
("JUAN;"
0
Of-
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED
-,,
. NamaGuru
: Siti Khodijah
"
~'A fU..t;~ /
. HarilTanggal Siklus keIPert ke
.1olS
~
Pokok B.ahasan
:
Materi P~lajaran
: Bahasa Indonllsia·
Kleas
:TI (Dua) B
ie:ko
Petuniuk . ":)
L
;i
r!'
I}·.
:\
. Setelah mengamati aSPllk-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolom penilaian yang tersedia dengan inteJ:pretasi penilaian: 1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik ~
No
ASPEK YANG DIAMATI
1
Kegiatan Pendahuluan 1. Mengkondisikan Kelas 2. Memberikan anersepsi dan motivasi 3.Me~elaskan tujuanIntruksionai 4. Menyampaikan tuiuan pembelaiaran Kegiatan Inti 5. Menjelaskan secara umum topik yang akan dibahas 6. MenlWlIlakan alat atau media pembelaiaran 7. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara interaktif
II
-
YA
TIDAK
PENILAIAN 1 2 3 14
KETERANGAN
V
'
V
1/ V
!/
-Iul'" ~
V
V
cui'" ,,( ",j.. r orI-$
•
,.,
---------'*
"
•
III
8. Memberilmelliawab pertanvaan yang diaiukan siswa 9. Menggunakan reward daJam upaya membina dan mengemban$d
------------
v V V
..
,
i./
V
V 17
t/ ------------
tI ------------
64
i!
.~
Ciputat Timur,
2015
~r
k~t:.r?d NIP:
"
•
~
S~vI.MI;
:1
,000
J
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED Nama Observer HarifI'anggal Siklus ke/Pert ke
_ Pokok Bahasan
:Eka Setiowatf, S.Pd.
~~ ,. t) rwc~
.
.;tol$'
I.
: \V\J:f\.dew.r~~hkAA. ~~n.
Materi Pelajaran
:B~~~esia
Kleas '
:11 (Dua) B
Petunjuk Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolom penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian: 1: Tidakbaik 2: KurangBaik 3: Baik 4: Sangat Baik -----------------
No
-
1. 2.
ASPEK YANG DIAMATI
4. 5.
6. 7.
TIDAK 1
Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh g:t!!U
3.
YA
Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam kegiatan be1aiar-mengajar Siswa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru Dengan adanya metode dan alat bantu mengajar siswa termotivsai Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Siswa mengajukan pertanyaan
PENILAIAN 2 4 3
V
v'
(./
,v'
V
V
v V
(/
V
t/
V
V
V
KETERANGAN
doJ\..
-,
'.
.
~
8. 9. 10.
II. 12. 13. 14. 15.
- - - -----
Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin dalarn belajar Dengan adanya reward dan punishment, siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik Siswa mengetjakan tugas yang diberikan oleh guru baik secara pribadi maupun secara kelompok Berpartisipasi aktif dalarn kegiatan diskusi kelas Siswa mengetjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya tepat waktu Siswa memberi kesimpulan akhir dati materi yang sudah dipelajati Men1tikuti dcngan baik evaluasi yang diberikan guru Ssiwa mendengarkan dan melaksanakanfeedback yang disampaikan oleh guru Jumlah Skor Skor Maksimum Presentase Nilai (Jumlah Skor dibagi Skor Maksimum ) X 100 % Kategori Penilaian total: • 0 - 20 : Tidak Balk • 20-40 : Kurang Baik • 40-60 : Cukup • 60-80 : Balk • 80 - 100 : Sangat Baik
l./'
V
V
1/ ~~~~
V
V
l/
1/
v J
- - - - - - - - ----------
1/;
t/
v
V
V
V
~~~~~~---
60
n&Q
~lAJl) -
Ciputat Timur,
:::
8r 2015
"
.,'
,~
~'l
.:....
LEMBAROBSERVASIAKTIFITAS GURU
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED
Nama Guru
: Siti Khodij ah
HarilTanggaI
: ~~ (Cj
Siklus ke/Pert ke
: I
we
.,
Pokok Bahasan
:~~~ ~ dcUl ~\1J
~lS
Materi Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kleas
:II (Dua) B
Petunjuk Setelah mengamati aspek-aspek selarna proses pernbelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolol11 penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaIan: 4: Sangat Baik 1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik No
ASPEK YANG DIAMA TI
1
Kegiatan Pendahuluan 1. Mengkondisikan Kelas 2. Memberikan apersepsi dan motivasi 3. Menielaskan tuiuan IntruksionaI 4. Menyampaikan tuiuan pembelaiaran Kegiatan Inti 5. Menjelaskan secara urnurn topik yang akan dibahas 6. Me ' akan alat atan media pernbelajaran 7. Kegiatan beJajar dengan siswa terlaksana secara interaktif
II
-
YA
TIDAK
PENILAIAN 1 2 4 3
V
t/
V
V
V
-V V
t/
t/
V
V
1/
r/
L/ --_._.
KETERANGAN
..
Riwayat Singkat Validator
~..~........\~""L. .. ~. J"" ,
Nama Validator (dengan gelar) : ...
5..................................................................................................................
6................................................................................................................. .
7................................................................................................................. .
CatatanlRekomendasifPerbaikan terhadap instrument:
.. ~~ ......f.~ ........ ~'-:::1. ... f...~..... ~ ....."....r.~.......~.......~ ...... ~.
.~::::::::~:::::: .. ::::::::::::::::::::::::::~::::::::::::::::~~~ \\<:.Q ...........~ ............................-........................................................ ..?..:............................ ~~~...... ~...... ~ ~
............ ~~~ ...................................,................................
Apf<\ 2015
(
Riwayat Singkat Validator Nama Validator (dengan gelar) : ...tV,~f.Iv.-: ... ~~F..l:q[.'.:·.L~
..f~....
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:
1.. ~:7:..~ ... fe.!:.0.:~!.~~.,::,
...?~~::.:.....,!.~.'... §:~.~.~.~.~............................
2................................................................................................................. .
3................................................................................................................. .
4 ...................................................................................... ;.......................... .
5........................... ;..................................................................................... .
6................................................................................................................. .
7................................................................................................................. .
CatatanlRekomendasilPerbaikan terhadap instrument:
l.:... P.t~~~.....?~~ ... ~~.~!~.... ::t!fg.~k.....9.~~!?0....~~~.
J-.:.....~~ .....~....~\7... ~~....~.~~~~~....~-
......?..:~~~r..... ~ . ~~.....~~~....................................
~.: ... ~..... ~~~..... ~....~ ...~~~ ..........
....~~...... ~....~~.....2:.. :~ ..... ~~ ........
.....~....~~.: ..........................................................
.1.:... ~.... ~..... ;~....~....~.~.~
........?~~...... f.'?~X':f......~... ~~.:...~ ......... ~!l£. ...~hr:r.v.~
...;... ~~.....~...... ~.~..~
.........~~.: ............................................................................................
Tangerang Selatan, l( VIe, 2015
~
( .........................................)
•
Riwayat Singkat Validator Nama Validator (dengan gelar) :
"P..~,: ... j,.~,.~ ....~.::'.:~.~.~ ..:.-'. ~ d\
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:
1.. ?3..7:.. ,.f.~
2.. ~.4./..t
..H,..g.b.........~.f:!.:........ ~(..~...... ~.~ ................
....4!.Y:.(..?'~....,..?'~?'..Q/f..~.~.~ .....~~ .... ~.~....
. . . . ..
5.~. :.......f~.'..~~ .......\.f.~....... ~.!.....s..~ 4. .ed.~..~~.....~.. Q.....!::!..f.?:..~:::::'::. ......2~.t..~ e. 3.
.... ~ ..*-~.w,.~0..~....~s . . ~. b .. T":;).~ 6.. :~~~.s...... ~ .......?-.. Q........................................................... 5.. \9.Y..0'.~
7................................................................................................................ ..
CatatanlRekomendasifPerbaikan terhadap instrument:
. 2.....~. ~.i......'::.:(.....~.~....~..~:.:....~.~.~ ~
.. :t·····.~·~·'c·;····f~ ..~..~·····~.~~··· ..~ •
.......... ~....·.. ·~ .. ···~.... ·~.. d<:~ .. ··f&),·\l·M.~
............W:.o.,.,.....................................................................................
Tan~erang Selatan, :to
Avf,l
t~
(..............
2015
........)
DAFTARRIWAYAT KOLABORATOR
NAMA
TEMPATTANGGALLAIDR
: (evvutr,tll"lB /
t;
'fc.bnltiri
l&j'at.(.
j
JENIS KELAMIN
:2~...!:u:!..:t:::!:~:!JfV~(m~_ _ _ _ __
ALAMAT
:
C'[,WiitVl30U
¥.::r
o~ 10\
i'\II,
II.
C;-ru=f[A~ C~~~t JABATAN DI SEKOLAH AGAMA KEBANGSAAN
WN
E-MAIL
MOTTOIDDUP PENDIDIKAN
: KeJat.&lrztl"
1'1
a4tlla~
hiltl!A.'
ktbev~kli~V1
I
Deskripsi kegiatan dan sikap peserta did : I ~ L.3. ~> l ............ ~.''hl·~~·::··········n'"········\ ..·..···....···..···....······
A
. .............
::~q;;;}~!i~=.: ~-Cttanda
ceklist pada nilai angka yang sesnai dengan pengamatan
anda., 3 = sangat baik; 2 = baik; 1= Buruk No
Nilai
Aspek Penilaian
3 Membiasakan
diri
untuk
datang langsung
~uk
kelas
.
pada waktunya
Komentar
2
1
I.
(>t>,l<.hf">" . etp,"'{"101f)
JI
[ t16 stflf":) • .. P\~f\in ,A~U)R'ilC Ay)
Melaksanakan da!J.
~>."
mengumpulkan tugas-tugas
l
yang menjadi tanggung
n,d,;; }",,~f1p1"
)"
" (
jawabnya dengan tepat w Mematuhi peraturan kelas Membiasakan
diri
mematuhi peraturau bers yang
telah
a
disepa
sebelumnya
th<~n:::::T::,"-:-::::::;;::::;>::=::-t--t;f--t--t-t\7v.~~:ffi"l:~~ .\en\';/; ~1 '~
• Berbicara de
.
rh,r~.
.
.~ ~ &~. C~y
-"'=3
~ (~- rrh>~ .
~~
.. (t) J!-pp Q.
'''''''-,
.~. ' , ~ o/'r ~ .
-
~
~
h",",",
fr.!~
Pedoman Observasi Aktifitas Guru Mengaja~
IW/~
Nama Guru Bidang Studi yang diajarkan Kl/Sllah e as eo Waktu yang tersedia
1No
Aspek yang diamati
(/
C\
~
~ Pengamatan
.~
2
1 !
!
11. i
2.
3.
i
4.
.5.
,
6.
7.
8. 9.
10.
Menjelaskan tujuan intruksional kepada siswa Sehingga siswa tahu apa yang akan dicapainya , Semua tujuan intruksional dapat .! terealisasi dalam kegiatan ; belajar-mengajar Menguasai bahan pelajaran dan contoh-contoh secara jelas disertai menuliskan hal-hal yang dianggap penting Pemakaian metode dan alat bantu mengajar rei evan dengan materi pelajaran dan lengkap Kegiatan beJajar dengan siswa terlaksana secara interaktif Memberilmenjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa Memberikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan secara baik Melaksanakan penilaian Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses pembelajaran Memberikanfeedback (Hndak lanjut) terkait dengan pembeJajaran yang telah dilaksanakan
:
;
, i
I
Catatan
, "
t'\e'i' 9t~ 8\FfL0 Aspek Sikap Kedisiplinan
(Jlj
Indikator Sikap Disiplin Bela'ar Penggunaan waktu yang efektif dan eflsien -
Disiplin dalam Menggunakan Waktu Belajar
i .' ~ [4.J- ...9"J wJ.+v ..st"
c./
i
W.tM ~r . i"\~ w cJ!.Jv
"'.&ri
~
q.
HM~
\,Jj <>if
?f"'" '",.oJ
CA./
~
l-v.t '2;
&-; \ (J c< ('
1-o(l'i Il
PM,[-
lu..jH&W-..
..3
0..<
9: ~
l~
~SC~~ .. 1/-/ J:.::±:.. 6..a.r ~' ...... fJ(.
-
Ad
Sub lndikator Sikap Disiplin Bela' . , Istirahat pada waktunya 2. Mendengarkan V Penjelasan guru 3, Konsentrasi mengerjakan tugas di kelas emandirian me~atau
Q,1\ /
~~
b..L (ajar
idak mengobrol saat guru menjelasklUl elengkapan metnbawa alat ,!!-Ilis dan buku pelajaran <1)Berkata baik dan Sopan . pada Setiap Pelajaran , Duduk Tenang di ternpat masing-masing ®Keaktifan
Menaati Tata T e r t i r terlambat 2. Membuang sampj.h pada tempatnya V I. 3. Berpakaian 9pi dan sopan V 4. Datang tepat waktu di kelas 5. Membiasakan diri mematuhi peraturan kelas 6. Menjaga kebersihan A . / ruang kelas dan V , in kun an sekolah ' ~~~~~~-----+--~77~~~~--------~~~ Mengeljakan Tugas Melaksanakan dan' vc:..r ..engeIjakan tugas yang mengumpu!kan tugas-tugas diberikan oleh guru 'V yang diberikan oleh guru /l. lJPenyelesaian Tuga; tepat waktu epat Waktu . / 3. aling membantujika ada ternan yang kesulitan mengisi LKS 4. Mengumpulkan PR tepat waktu 'L./
"1(
~ ~.~ g.;~' (fA
frDY-::>
b~~
jon-Bl'1..e(\CA""~- u1njL,f'@3",o..:f. 0<J"J v
V
f0f
f~ (jv(
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SDN PISANGAN 03 CIPUTAT TIMUR
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: II/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
:
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati B. Kompetensi Dasar Menyampaikan pesan pendek yang didengarkan kepada orang lain C. Indikator 1. Mencatat isi pesan 2. Menulis pesan dalam beberapa kalimat 3. Menyampaikan pesan kepada orang lain D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan menggunakan metode ceramah siswa mampu mendengarkan pesan yang dibacakan guru 2. Melalui proses pembelajaran, siswa mampu menuliskan isi pesan yang dibacakan oleh guru 3. Dengan media yang digunakan oleh guru berupa kaset, siswa mampu mendengarkan pesan guru yang disampaikan melalui kaset 4. Siswa mampu mengingat pesan yang disampaikan oleh guru 5. Dengan menggunakan metode terbimbing, siswa mampu menyampaikan pesan ke dalam beberapa kalimat 6. Dengan metode bermain, siswa mampu menyampaikan pesan dengan permainan pesan berantai.
E. Materi Ajar/ Materi Pokok) : (Pesan singkat) F. Metode pembelajaran Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Praktek Terbimbing
G. Karakter yang diharapkan Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja sama serta tenggang rasa terhadap sesama H. Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Deskripsi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran Pendahuluan (10 Menit)
1. Orientasi
Siswa menjawab salam Guru
Guru menyampaikan salam Guru
berdoa
Siswa berdoa sebelum belajar
sebelum
belajar Guru mengabsen siswa Guru
Siswa mengumpulkan tugas/ PR
mempersiapkan
materi ajar, dan alat peraga. 2. Apersepsi
Siswa menjawab pertanyaan dari
Guru
mengajukan guru tentang materi yang akan
pertanyaan tentang materi dipelajari yang telah dipelajari 3. Motivasi
siswa melakukan ice breaking
Guru memberikan semangat kepada
siswa
dengan
melakukan ice breaking 4. Tujuan menyampaikan
Guru materi
Siswa mendengarkan tujuan yang disampaikan oleh guru
pembelajaran tentang ciriciri tumbuhan dan hewan dan
mendeskripsikannya
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain. Kegiatan Inti
Guru mengarahkan siswa
(Eksplorasi)
mendengarkan pesan yang
45 menit
dibacakan guru
Siswa
mendengarkan
pesan
yang dibacakan guru
Guru mengarahkan siswa Siswa menulis isi pesan untuk menuliskan isi pesan yang dibacakan oleh guru Guru mengarahkan siswa Siswa mendengarkan pesan yang untuk mendengarkan pesan disampaikan oleh guru yang disampaikan oleh guru melalui rekaman kaset Guru mengarahkan siswa Siswa untuk
mengingat
mengingat
pesan
dalam
pesan beberapa kalimat
dalam beberapa kalimat Guru
sebagai
fasilitator Siswa bertanya tentang hal-hal
yang membantu siswa yang yang kesulitan Elaborasi 10 menit
belum
dipahami
dalam
pembelajaran
Guru mengarahkan siswa Siswa bermain pesan berantai untuk
bermain
dengan
permaianan menyampaikan Siswa menyampaikan pesan secara pesan berantai berantai kepada teman dan Guru mengarahkan siswa seterusnya secara bergantian untuk menyampaikan pesan dari siswa satu ke siswa
yang lain Konfirmasi 5 menit
Guru
mengajukan Siswa bertanya terkait materi yang
pertanyaan konfirmasi pada sudah disampaikan oleh guru beberapa siswa yang perlu Siswa mendengarkan penjelasan penguatan.
dari guru
Guru
memberikan
penjelasan mengenai halhal yang kurang dimengerti siswa. Penutup
Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
pembelajaran. Penilaian
Berkonsentrasi menyimak
Guru melakukan penilaian terhadap
tugas
yang
diberikan kepada siswa Pemberian PR / tugas Refleksi
Berkonsentrasi
menyimak
dan
mencatat
Guru
menjelaskan
moral
selama
pesan Siswa
mendengarkan
dengan
proses seksama
pembelajaran berlangsung Guru bersama siswa berdoa siswa berdoa untuk mengakhiri untuk mengakhiri pelajaran Guru mengucapkan salam I. Media pembelajaran a. Gambar hewan dan tumbuhan b. Reward bintang, Smile, dan poin kelas J. Sumber Belajar
pelajaran Siswa menjawab salam
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas 1I , Buku paket BSE Senang Matematika untuk SD/ MI kelas 1, amin mustoha dkk. Penerbit Buku ajar siswa yang relevan. Modul ulangan harian Eksis.Kurikulum 2006 K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran 1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir b. Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses
Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar 1. Tertulis/Lisan Naskah ulanag harian pada Modul Ulangan harian Eksis 2. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian) b. Penilaian Hasil Belajar Indikator pencapaian kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
1. Siswa dapat mencatat Tes Tulis
uraian
Instrumen/Soal
1. Terlampir
isi pesan 2. Siswa dapat menulis pesan dalam beberapa
2. Soal terlampir
kalimat 3. Siswa dapat
3. Sampaikanlah pesan
menyampaikan pesan
yang disampaikan dari
kepada orang lain
gurumu kepada temanmu dan tulislah pesan itu di papan tulis
Rubrik penilaian Menyampaikan dan mencatat isi pesan No
Aspek
Skor
1.
Ketepatan dan kelengkapan isi pesan
50
2.
Menyampaikan isi dan menyebutkan kembali pesan dengan
25
benar 3.
Menuliskan isi pesan dengan baik dan benar
25
Total skor
100
3. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian) No.
Nama Peserta Didik
Performan Kognitif
Afektif
1. 2. 3. Kriteria Penilaian :
Jawaban Sempurna = 5 Jawaban Kurang Sempurna = 3 Jawaban Tidak Sempurna = 1 Skor Maksimal = 20
Nilai Psikomotorik
Mengetahui
Tangerang, ..... ...........2015
Guru Kelas
Guru Pengampu
(Eka Setiowati S.Pd.)
(Siti Khodijah )
Materi Pelajaran A. Menyampaikan Pesan Pendek Siapa yang belum sarapan? Lho, mengapa belum sarapan? Sebelum berangkat sekolah, kamu harus sarapan! kebiasaan ini sangat baik. Jika tidak, konsentrasi belajarmu akan terganggu karena lapar. Nah, mulai sekarang, jangan lupa sarapan, ya! Kegiatan kali ini adalah mendengarkan pesan pendek. Gurumu menyampaikan beberapa pesan. Dengarkan dan ingatlah pesan itu baik-baik!
B. Bermain Bisik Rantai 1. Bentuklah kelompok (1 kelompok 5 orang) dengan cara biasa! 2. Pilihlah salah satu teman sebagai juru dengar! 3. Berbarislah dengan rapi 4. Juru dengar maju bersama-sama untuk mendengarkan pesan dari guru, kembalilah ke barisan! 5. Jika sudah mendengar pesan dari guru, kembalilah ke barisan! 6. Mulai hitungan ke tiga, bisikkan pesan pada teman di belakangmu! lanjutkan pesan itu kepada teman yang lain! 7. Jika pesan sudah disampaikan kepada semua anggota, anak yang terakhir menuliskan pesan di papan tulis! 8. Gurumu akan mengecek pesan itu.
Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
1. Ingatkah kamu pada pesan dari orang tuamu?, Coba kamu tulis pesan orang tuamu di buku tulis! Pesan ibu dan ayahku No
Isi Pesan
1.
......
2.
......
3.
.......
4.
.......
Tugas Rumah Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal :
1. Bermainlah bisik berantai dengan teman di rumahmu! 2. Bisikkan beberapa pesan pendek kepada temanmu! 3. Diantara temanmu, Siapa yang dapat menyebutkan kembali pesan dengan benar?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SDN PISANGAN 03 CIPUTAT TIMUR
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: II/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
:
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis C. Indikator 1. Membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat 2. Menjawab pertanyaan dari isi teks yang dibaca 3. Membuat kalimat tanya sesuai jawaban yang tersedia D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui bimbingan dari guru siswa mampu membaca bersama /kelompok perorangan dengan lafal dan intonasi yang tepat 2. Siswa mampu membaca teks bacaan dengan baik dan benar 3. Dengan menggunakan metode inquiry siswa mampu menemukan dan menjawab tentang kosa kata baru pada teks bacaan 4. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang terdapat pada teks bacaan 5. Siswa mampu menuliskan kalimat tanya dari jawaban yang tersedia E. Siswa mampu Materi Ajar/ Materi Pokok) : (Teks Bacaan) F. Pendekatan dan Metode pembelajaran
Pendekatan
: Eskpository Learning
Metode Pembelajaran :
Ceramah, tanya jawab dan penugasan, Diskusi kelompok
G. Karakter yang diharapkan Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja sama serta tenggang rasa terhadap sesame H. Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Deskripsi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran Pendahuluan (10 Menit)
1. Orientasi
Siswa mengikuti intruksi guru
Guru menanyakan keadaan siswa dipagi hari Guru mengecek kebersihan dan kerapihan siswa Guru bersama siswa berbaris diluar kelas Guru meminta siswa untuk masuk ke dalam kelas dan duduk rapi terlebih dahulu. 2. Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan dari tentang materi yang telah guru tentang materi yang akan dipelajari
dipelajari
3. Motivasi Guru memberikan semangat siswa melakukan ice breaking kepada
siswa
dengan
melakukan ice breaking
Siswa
mendengarkan
tujuan
4. Tujuan
yang disampaikan oleh guru
Guru menyampaikan materi pembelajaran membaca
tentang teks
menemukan
bacaan, kosakata,
menjawab pertanyaan, dan menuliskan
kalimat
tanya
dari jawaban yang tersedia Kegiatan Inti
Guru
bersama teks
siswa Siswa membaca teks bacaan
(Eksplorasi)
membaca
bacaan
45 menit
dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan bersamasama Guru mengarahkan siswa Setiap siswa dari perwakilan untuk membaca teks bacaan kelompok membaca teks bacaan dari perwakilan kelompok dan dari siswa yang ditunjuk oleh guru Guru menanyakan kepada Siswa
menjawab
pertanyaan
siswa tentang kosa kata yang yang diberikan oleh guru tentang terdapat dalam teks bacaan
kosa kata yang terdapat dalam
Guru sebagai fasilitator yang teks bacaan membantu
siswa
yang Siswa menanyakan hal-hal yang
kesulitan Elaborasi 10 menit
belum diketahui oleh siswa
Guru mengarahkan siswa siswa
menjawab
pertanyaan
menjawab pertanyaan yang yang terdapat dalam teks bacaan terdapat dalam teks bacaan Guru
memberikan
tugas
Siswa mengerjakan tugas yang
kepada
siswa
untuk
diberikan oleh guru
menuliskan kalimat tanya dari jawaban yang tersedia Konfirmasi 5 menit
Guru mengajukan pertanyaan Siswa bertanya terkait materi konfirmasi
pada
beberapa yang sudah disampaikan oleh siswa yang perlu penguatan. guru Guru memberikan penjelasan Siswa mendengarkan penjelasan mengenai hal-hal yang dari guru kurang dimengerti siswa.
Penutup
Guru
bersama
siswa
Guru dan siswa menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran. pembelajaran Penilaian Guru melakukan penilaian Berkonsentrasi menyimak terhadap
tugas
yang
diberikan kepada siswa Pemberian PR / tugas Guru memberikan PR
dan Berkonsentrasi menyimak dan
tugas kepada siswa untuk mencatat mempelajari
materi
berikutnya. Refleksi Guru
menjelaskan
moral
selama
pesan Siswa
mendengarkan
dengan
proses seksama
pembelajaran berlangsung Guru bersama siswa berdoa siswa berdoa untuk mengakhiri untuk mengakhiri pelajaran Guru mengucapkan salam I. Media Pembelajaran a. Teks Bacaan
pelajaran Siswa menjawab salam
b. Reward bintang, Smile, dan poin kelas c. Gambar J. Sumber Belajar Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas 1I , Buku paket BSE Senang Bahasa Indonesia untuk SD/ MI kelas 1, amin mustoha dkk. Penerbit Buku ajar siswa yang relevan. Modul ulangan harian Eksis.Kurikulum 2006 K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran 1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir b. Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses
Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar Indikator pencapaian kompetensi
1. Membaca teks dengan
Penilaian Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Praktek
Instrumen/Soal
1. Terlampir
lafal dan intonasi yang tepat 2. Menjawab pertanyaan dari isi teks yang
2. Jawablah pertanyaanEssai
pertanyaan dari isi teks yang kamu
dibaca
3. Buatlah kalimat
3. Membuat kalimat tanya
pertanyaan sesuai
sesuai jawaban yang
dengan jawaban yang
tersedia
telah tersedia
Rubrik penilaian No
Aspek
Skor
1.
Pengucapan kata dengan baik dan benar
30
2.
Intonasi sudah jelas dan tepat
25
3.
Menjawab pertanyaan dari isi teks dengan baik dan benar
25
4.
Membuat kalimat tanya sesuai dengan jawaban yang tersedia
20
Total skor
100
1. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian) No.
Nama Peserta Didik
Performan Kognitif
Afektif
1. 2. 3. Kriteria Penilaian :
Jawaban Sempurna = 5 Jawaban Kurang Sempurna = 3 Jawaban Tidak Sempurna = 1 Skor Maksimal = 20
Nilai Psikomotorik
Mengetahui
Tangerang, ..... ...........2015
Guru Kelas
Guru Pengampu
(Eka Setiowati S.Pd.)
(Siti Khodijah )
Materi Ajar
A. Memahami Bacaan Bacalah bacaan berikut ini dengan nyaring! Mengapa demikin? Dalam membaca bersuara, kamu harus tau jeda dengan tepat. Untuk menempatkan jeda, kamu perlu memahami isi bacaan. Pahami isi bacaan berikut! Bacalah!
Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko Pak Min. Ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak mendengar nasihat ibu. “ Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!” pesan ibu pada Janua. Janua mengangguk. Sayangnya, janua selalu saja melupakan pesan ibu. Pagi-pagi, cuaca mendung tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba Janua menghampiri ibu dan menangis. “Hu...hu...hu.. “tangis Janua. “Ada
apa, Nak?” tanya ibu. Janua mengatakan bahwa giginya sakit. Ibu memeriksa gigi Janua. “Aduh, gigimu ada lubangnya!” kata ibu. Sore hari, ibu mengantar Janua ke dokter gigi. Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah besar. Jika tidak segera dicabut, akan berakibat buruk. “Janua tidak rajin sikat gigi, ya?” tanya Pak Dokter. “Seharusnya kamu sikat gigi dua kali sehari!” lanjutnya. Janua mengangguk. “Itulah akibatnya kalau tidak mendengar nasihat ibu!” ibu menambahkan. Janua berjanji akan mengurangi makan permen. Janua juga berjanji akan rajin menggosok giginya. Rupanya, Janua tidak mau giginya sakit lagi.
Adakah kata sulit? jika ada, tanyakan kepada temanmu. Bila temanmu tidak tahu, lihatlah kamus. Daftarlah kata-kata sulit dan artinya dalam tabel berikut! Daftar kata-kata sulit Kata-kata Sulit
B. Membaca Bersuara Berlatihlah membaca bersuara dengan teman sebangkumu. Bacalah bacaan di atas secara bergantian! Perhatiakna kata dan Intonasi!
Artinya
Nama Siswa: Aspek yang dinilai
Ya
Pengucapan kata sudah benar Intonasi sudah tepat Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Siapa yang sakit gigi? 2. Apa yang menyebabkan giginya sakit? 3. Di mana Janua membeli permen setiap hari? 4. Apa nasehat ibu yang tidak dipatuhi Janua? 5. Berapa kali sehari Janua harus menyikat gigi?
Tidak
Tugas Rumah Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal :
1. Carilah sebuah bacaan di koran atau majalah anak! 2. Bacalah teks tersebut dihadapan orang tuamu! 3. Mintalah pendapat mereka tentang cara membacamu!
UJlREFERENSIPENELIT~
Nama
: Siti Khodijah
NIM
: 1111018300033
Fakultas/Jurusan
: I1mu Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judui Skripsi
: Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured: Studi Terhadap Siswa Ke1as II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan.
Halaman
• No
!
Nomor
I Footnote
I
Judui Buku dan Pengarang
Paraf
!
BAB 1 . 1
1
1.
2.
2
2
I
'l
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona! (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), I /
7
""k~3,h5 H.E. Mu!yasa, Manajemen PAUD,
1\
{
(Bandung: PT Remaja Rosda karya), eet III, h. 67 • Sylvia Rimm, Mendidik dan I Disiplin Menerapkan pada Anak" Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurna! Nasional, 2012). . Diunggah pada 25 februari 2015 pukul20.33. Muhammad Abu Nad!ir, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal Nasionai, 2012). Diunggah pada 25 februari 2015 pukui20.33. h. 4 Anas Saiahndin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h.35 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya !
3.
3
4.
4
3
!
4
I
5.
6.
"
7.
I
4
5
5
5
6
7
f
.
f
f
!
A
I
I
8.
5
8
9.
6
9
,
10.
6
II.
8
13.
11
14.
11
10
11
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jumal Nasional, 2012). Diunggah pada 25 februari 2015 pukuI20.33. (4) Qory Dellasera, Hari Pendidikan Nasional, (Jakarta: JumaJ NasionaJ, • 20014). Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Universitas JumaJ Online Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa puku115.40 Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jumal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah padahari selasa pukul15.40 Conny R. Semiawan, Belajar dan pembeiajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3. BABII
2.
M"""_,,",, AMi<, Pa"""'"
11
3.
16.
12
4.
17.
12
19.
12
5.
6.
'f
} n
II
)
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 82 Charles Schaefer, Bagaimana'
1.
15.
!
P,a~"
Bagi Orangtua, (Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke.l, h. 11 Singgih Tego Saputra dan pardi man, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h, 78·97 Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, ' (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002). h. 12 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 147 Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di
I
/
! f f
J
«
20,
7,
l3
i21. ,
13
8.
22.
13
9.
23.
13
I
:
10
,
I
14
11
24.
15
12
, 25. I
16
26.
16
14
27.
17
15
23.
! I
28.
29.
18
18
I
13
16
17
Sekolah Implikasinya dan dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013), Sumardi Surya Brata, Psilwlogi Pendidikan, (Jakarta: Raja Press, 1990), Cet. I, h. 232 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). h. 67 Slameto, Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipla, 2003). h. 87 Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurna/ Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012,h.81 Sylvia Rimm, Mendidik dan Pada Menerapkan Disiplin Anak Praselwlah, (Jakarta: PT Grarnedia, 2003), h.47 Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimb!ngan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, ApriI2013). h. 27 Anas Salahudin, Pendidikan i Karakter, (Bandung: Pustaka Selia, 20 l3). h.244. Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Prakt!s Bag! Orang Tua, (Jakarta: Dahara Prize, 1989). h. 11 Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Praselwlah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 79 H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), eel IU,h.86 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (PT Indeks: Jakarta, 2008). h. •..
f
I~ /
I
'f
J j )
f
t
,
a
(i :
,
60-61. 30.
31.
19
Geoff Colvin, 7 Langkah untuk
18
19
Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (PT lndeks: Jakarta, 2008). h. 55 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
19
h.244 i
32.
Pam Julia Piana, Disiplin Siswa di
20
21
I
Sekalah dan lmplikasinya dalam Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal
i
33.
22
21
34.
21
22
35.
22
23
Ilmiah Konseling, April 2013). h. 32 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor i yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka • Cipta, 2003). h. 54-72 Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 95 Syarif fIidayal, Pengaruh
Ii
IL
Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap DisipUn Peserta Didik di SMPN · Jagakarsa Jakarta Selalan, (Jurnal 36.
24
22
• IlmiahWidya, Agustus 2013). h. 95 Syarif Hidayat, Pengaruh
I
I Kerjasama i
Guru dan Orang Tua Terhadap DisipUn Peserta Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selalan, (lurnal
f
I1miahWidya, Agustus 2013). h. 95 137. Elizabeth Hurlock, Perkembangan 23 25 Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 95 1f-::3:: -+-1---::-:23::--+--=26"--\ . John W. Santrock, AIih Bahasa Tri ~ 8 Wibowo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:. ( I I i kencana, 2008), Cel 2. H. 272-273 Alifus Sabri, Pengantar' llmu 39. 24 27 Pendidikan, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005) h. 60 ~-4--__--~.--~--T---~~~~--__~--~~~~--~ 25 28 Ngalim Purwanto, llmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h. 184. ...._ _ ..... !
L.....~L.....~~---'I..-~~......L~~~~_
~
_~~~~~~-'--~--'
33.
26
29
34.
27
30
27
,
36.
31
28
I
32
30
33
30
34
31
35
I
37.
,
, 31
36
,
32
37
... __ .....
38.
33
_
38
Lickona, Pendidikan Thomas Karakter Panduan Lengkap Mendidik , Siswa Menjadi Pintar dan Baik, I I (Bandung: Nusa Media 2013). h. 170. I Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h. 184. Charles Schaefer, Bagaimana . Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, (Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet Ke--1, h. 21 , Ronald L. Partin, Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT Indeks), h. 47. Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, (Ittihad JumaIrn Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006). h. 69-71 'l Ngalim Purwanto, llmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT ,/ Rernaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h. I 184. Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, JumaJ Online Universitas Negeri Surabaya. ! ! Diunggah pada hari selasa pulrull5.40 Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B di TK NglaJUJuk 01 Madiuan, Jumal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa puku115.40 Erruna s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta: t. Indeks, 2011). h. 468. Sujiono dan Yuliani Nuraini, I I Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia,
t
r
!
I
31
39.
39
44.
36
40
45.
36
41
46.
38
42
47.
38
43
48.
41.
44
43
45
!
,
49'1
50.
44
46
44
47
,
51.
rS2. I
I
I
44
48
44
49
I
Dini, (Jakarta: Indeks 2009). h. 80 Ni1cnik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: . Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3 I Jauharoti Alfin, Pembelajaran . Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: I AprintA, 2009). h. 12 Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia (Surabaya: MI, AprintA, 2009). h. 13 Pembelajaran Jauharoti A1fin, (Surabaya: Indonesia Bahasa MI, AprintA, 2009). h. 43 Jauharoti Alfin, Pembelajaran (Surabaya: Bahasa Indonesia MI, AprintA, 2009). h. 25 Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu Pengajaran, Sebuah Kerangka Kerja Untuk Menghasilkan Komprehensi[ Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta: ( PT Indeks 2013). hal. 161-162 Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua, (J akarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-l, h. 12 Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu Pengajaran, Sebuah Kerangka Kerja Komprehensij Untuk Menghasilkan I Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta: I PT Indeks 2013). hal. 155 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 193. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 186 Elizabeth Hurlock:, Perkembangan Anak, jilid 2, (.Jakarta: Erlangga, 1978), h.
, I
.
/ 1
! l..
1 ~
(
/'
189
/t
I
• 53.
56.
44
50
45
1
57.
45
2
58.
45
3
59.
4
47
•
•
60.
53
5
61.
53
6
Ngalim PUIWanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). h. 186 I BAB TIl Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011). h. 44 Metode Penelitian Sukardi, Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan Pengembangannya, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013). h. 7 Hermawan, Ruswandi Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007). h. 79. Suharmisi Arikunto, Suhardjono, dan. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, • (Jakarta: Burni Aksara, 2010), h. 74. Metode Penelitian Sugiono, Kuantitatij. Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h 193 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 92 Sugiono, Penelitian Metode Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 139 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, • 2007), h. 173 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Pendidikan: Kuantitatij. Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 173 Metode Penelitian Sugiono, Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 177
54
7
63.
56
8
64.
56
9
65.
56
10
0
/
•
62.
/
~
( '
: •
0
/~ ,
l,...
( '-
....
•
66.
67,
60
60
11
12
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)., h.269 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rinek:a Cipta, 2007)., h.272
4 r-
I
! I
Yang Mengesahkan
En Rosatria. M.Ag 194707171966082001
•
/
I~ U.I.
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. fr. H. JW)nria No 95 Cipulat 15412 J",*,oosia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
;
:
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3f....... .I2011 Lamp. : OutfinelProposal Hal : Permohonan Izin Penelltian
Jakarta, 4 Mel 2015
Kepada Yth .
.:~pglg.... hY.&:t~.............
dfO.hLP.l~ ...llr............
Tempat
Assalamu'alaikum wr.wb. Dengan hormat kaml sampalkan bahwa. Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
.:~~I.~L!4p.~........................
: JJ.l!.9..I.~t?.!?.9..Q..?.R.........................
:
.J?.~!............................................
: ....v..IAI.....f.! ......................................
:
:.. M~.();~~ ..J)i~.... ~~~.....~9:..... ~ .
.~.... ~( .... ~....~~....
adalah benar mahasiswa!1 Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsl, dan akan mengadakan penelitian (riset) dl
instansi/sekolahlmadrasah yang Saudara plmpin.
Untuk itu kaml mohon Saudara dapat mengizinkan melaksanakan penelitian dimaksud.
mahaslswa tersebut
Atas perhallan dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'a!aikum wr.wb. adrasah Ibtidaiyab
Dr.Fa zan, M.A NIP. 197611072007011013 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akaoomik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
~
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen
FORM (FR)
$. If. H. .luanda No 95 CfpIJlal15412lndoflew
T91. TerM No. Revisi: Hal
:
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010
.
01 1/1
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomer: Istimewa Lamp : Satu berkas proposal Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 13 Februari 2015
Kepada yth. Ka. Subbag Akadernik & Kernahasiswaan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan di Ternpat
Assalamu 'alai/cum wr.wb Yang beltandatangan di bawah ini : Narua
: Siti Khodijah :1111018300033 Jurusab/prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester : VIII A
NIM
Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syarat menyelesaikan prograru S-I (Strata satu) Uin SyarifHidayatullah Jakarta. Adapunjudul skripsi yang diajukan adalah: .
Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured di Kelas II di SDN Pisangan 03
Sebagai bahan pertimbangan saya larupirkan proposal.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, alas perhatiannya diucaapkan terimakasih
Wassalaruu' a1aikum wr. wb.
Mengetahui,
Ketua Jurusan PGM!
@-======~==>~?) ~ ,
Dr. Khalimi, M_Ag NIP. 19650515 1994031 006 Tembusan 1. Dosen Penasehat Akademik
Pemohon
,I
Siti odijah NIM. 1111 0 18300033
I I
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SON PISANGAN 03
Jl.legoso Raya No. 66 Kelurahan Pisangao Kecamatao Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15419
Telp.l Fax: 021~ 7418709 email: sdnpisanoan::1@yahoo,cojd
SURAT KETERANGAN 012/SDN-PIS3jV12015
Yang bertanda tangan dl bawah Inl menerangkan:
Nama
; SITI KHODlJAH
NIM
; 1111018300033
Jurusan
: Pendldlkan Guru Madrasah Ibtjdaiyah (PGMI)
Semester
: VIII (Oelapan)
lenis Kelamjn
: Perempuan
Bahwa benar mahaslswa/l terse but telah melakukan peneliUan skrlpsi yang berjudul "Meningkatkan Oisiplin Belajar Slswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured di Kelas /I di SON Pisangan 03" di Sekolah SO Negeri Pisangan 03 Kelurahan Plsangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Demikian surat keterangan inj kaml buat dengan sebenarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestlnya.
Ciputat Timur, 29 Mel 2015
1978032007
BIODATA PENULIS Siti Khodijah. Penulis lahir di Pati Jawa Tengah pada tanggal 11 mei 1992. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Ruba’i dan Sukami (almh). Penulis mengenyam pendidikan TK pada tahun 1996-1998 RA Al-masyithoh Cluwak Pati. Kemudian duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1998-2004 di MI Matholi’ul Falah Cluwak Pati. Penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Stanawiyah (MTs) Islam di yayasan Matholi’ul Huda pada tahun 2004-2007. Belum cukup dengan ilmu yang didapat, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Roudlotul Ulum Guyangan Pati pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur ujian mandiri. Penulis memilih Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Memasuki dunia perkuliahan, Penulis mendapatkan beasiswa dari Bidik Misi UIN JAKARTA dan aktif di Forum Mahasantri Bidikmisi (FORMABI) periode 2013-2014. Penulis juga aktif di HMI Jakarta Selatan pada tahun 20112013, selain itu penulis juga aktif di BEM-J PGMI. Penulis menjabat sebagai anggota Departemen Litbang pada periode 2013-2014. Sekarang penulis juga aktif sebagai anggota di Fetullah Gulen Chair yaitu kerja sama antara yayasan Hismet PASIAD Turki Indonesia dengan UIN JAKARTA. Pada bulan Oktober 2015, akhirnya penulis berhasil merampungkan studi SI dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam. Sebuah gelar yang dicitacitakan penulis sejak memasuki gerbang kampus hijau. Semoga gelar tak hanya menjadi tinta kering dalam selembar ijazah, tapi terpatri di pundak penulis dengan mengemban amanah baru, untuk mengabdi dan menerangi masyarakat dengan setitik ilmu yang dimiliki.