PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ali Fahmi 107082003241
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432 H
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ali Fahmi NIM 107082003241
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 15 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Ali Fahmi 2. NIM
: 107082003241
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Maret 2011
1. Rahmawati, SE., MM NIP.19770814 2006404 2 003
(
2. Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM NIP. 19720516 200901 1 006
(
3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA
(
) Ketua
) Sekretaris
) Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 14 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Ali Fahmi 2. NIM : 107082003241 3. Jurusan : Akuntansi Audit 5. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 14 Juni 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
(
2. Rahmawati, SE., MM NIP. 19770814 2006404 2 003
(
3. Dr. Amilin SE., Ak., MSi NIP. 19730615200501 1 009
(
) Ketua
) Sekretaris
) Pembimbing I
4. Atiqah, SE., MSi NIP.19820120 200912 2 004
5. Yessi Fitri, SE., Ak., MSi NIP. 19760924 200604 2 002
(
) Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ali Fahmi
NIM
: 107082003241
Jurusan
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
Jakarta, Mei 2011
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
•
IDENTITAS PRIBADI Nama
: Ali Fahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta / 03 Mei 1988 Address
: Jalan. Andara Dalam Gg. Pribadi I No. 10 Rt. 01/05 Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok. 16513
•
Phone Number
: Mobile: 085697520513/02191064188
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN Jurusan
•
Tahun
SDI Roudlatul Jannah
1994-2000
SMPI Al-Hidayah I
2000-2003
SMAN 97 Jakarta Selatan
2003-2006
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Accounting
2007- ……
PENGALAMAN ORGANISASI Organisasi
Tahun
Posisi
IPK
3.33
Tempat
OSIS SMAN 97 Jakarta
2004-2005 Anggota
SMAN 97 Jakarta
KIR (Kelompok Ilmaih Remaja)
2003-2005 Anggota
SMAN 97 Jakarta
2008-2009 Staff Divisi
UIN Syarif
SMAN 97 Jakarta BEM FEB UIN Jakarta
Kemahasiswaan Hidayatullah Jakarta BEM FEB UIN Jakarta
2009-2010 SEKUM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
International Students Organization UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-
Pengarah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
•
Training/Seminar No. Training 1
Pelaksana
Waktu
Tempat
MABIMS
Kementrian Agama
8 hari
Bandung, Jawa Barat
Youth Leadership
Republik Indonesia
1 hari
Wisma Syahida
Training 2
Shell Live Wire
Shell Indonesia
3
Workshop Audit
BEMJ Akuntansi UIN 2 hari
UIN Syarif
Investigatif
Syarif Hidayatullah
Hidayatullah Jakarta
Training of Takling
Kementrian Pemuda
4.
5 hari
Cianjur, Jawa Barat
2 tahun
UIN Syarif
Disaster Pilot Project dan Olah Raga Republik Indonesia 5
International Office
UIN Syarif
(IO)
Hidayatullah Jakarta
Volunteer
•
LATAR BELAKANG KELUARGA Nama Ayah
: Udin Zunaidi
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 12 Agustus 1960 Alamat
: Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok.
Nama Ibu
: Umi Kulsum
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Juni 1963 Alamat
: Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok
vii
Hidayatullah Jakarta
INFLUENCE OF AUDIT COMMITTEE’S ROLE, AUDITOR EXPERTISE, AND AUDITOR PROFESSIONALISM TO QUALITY OF AUDITING OF COMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM WITH INFORMATION TECHNOLOGY AS MODERATING VARIABLE ABSTRACT
This study examines the influence of audit committee’s role, auditor expertise, and auditor profesionalism to quality of auditing of computer-based information system with information technology as moderating variable. Respondents in this study are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor that were visited in this study were 75 auditors from 20 Public Accounting Firms. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression and absolute gap value analysis. The result shows the audit committee, auditor expertise, and auditor professionalism and simultaneously and significantly influence quality of auditing of computer-based information system, information technology can be a modertaing variable to auditor expertise, and auditor profesionalism but it can not be a moderating variable for audit committee. Keyword: Audit committee, auditor expertise, auditor profesionalism, information technology, quality of auditing of computer-based information system.
viii
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DAN PROFESSIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 75 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda dan analisis regresi uji nilai selisih mutlak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dan teknologi informasi merupakan variabel moderating bagi keahlian auditor, dan profesionalisme auditor tetapi bukanlah variabel moderating bagi komite audit. Kata kunci: komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, teknologi informasi, kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S. W. T yang telah memberikan rahmat karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh
Peran
Komite
Audit,
Keahlian
Auditor
Dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer
Dengan
Teknologi
Informasi
Sebagai
Variabel
Moderating” (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis. 3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia
memberikan
waktunya
yang
membimbing penulis selama menyusun skripsi ini.
x
sangat
berharga
untuk
8. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan waktunya serta menberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 9. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 10. Kepada seluruh staff International Office (IO) UIN Jakarta, Ibu Yeni Ratna Yunigsih, Ph.D, Ibu Elvi Vetrina, MIT, Ibu Cut Erika AF, SE.,MBA, Ibu Julie Trisnadewi, S.Sn, Ka Iin Handayani, S.Sos, Bapak Willy Oktaviano, Lc., MA, Bapak Zaenal Muttaqien, MPP, Bapak Ubaid Ridlo, MA yang telah menjadi orang tua sekaligus sahabat serta rekan kerja yang tiada henti-hentinya memberikan pelajaran dan support kepada penulis. 11. Kepada seluruh Volunteer International Office (IO) UIN Jakarta (kurcio IO) dan Student Buddies, Kiki Adrianus, Arief, Ka Ara, Dewi Antariksa, Zaza yang menjadi teman serta keluarga selama ini. 12. Kepada teman-teman International Students UIN Jakarta (Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, South Africa, Korea Selatan, Somalia, Syria, Turki, Iran) yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap semangat dan rajinlah dalam menuntut ilmu. 13. Kepada Mr. Saul Allens (Michigan University Researcher) yang telah memberikan
banyak
pelajaran
dan
ilmunya
kepada
penulis
serta
bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Kepada semua teman-teman “Akuntansi A angkatan 2007” kalian membuat masa-masa kuliah selama ini menjadi lebih indah dan berwarna. 15. Kepada semua teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2008-2010 terima kasih atas semua bantuan, kerjasama, support, serta dedikasi kalian dalam memajukan BEM FEB.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh, karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2011
(Ali Fahmi)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi............................................................................... ii Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................... iii Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................... v Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi Abstract................................................................................................................ viii Abstrak ................................................................................................................ ix Kata Pengantar .................................................................................................. x Daftar Isi ............................................................................................................. xi Daftar Tabel......................................................................................................... xii Daftar Gambar ....................................................................................................xiii Daftar Lampiran ................................................................................................ xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 13 C. Tujuan & Manfaat Penelitian ........................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing ............................................. 17 1. Pengertian Auditing Secara Umum............................................ 17 2. Jenis Audit.................................................................................. 23 a. Manajemen Audit (Operasional Audit) ............................... 23 b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)..................................... 23
xiii
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit) ................... 24 d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)........................... 24 B. Pengertian Sistem Informasi ............................................................26 C. Audit Sistem Informasi ................................................................... 28 1. Pengertian Audit Sistem Informasi ............................................ 28 2. Tujuan Audit Sistem Informasi.................................................. 29 3. Metode Pemprosesan Data......................................................... 30 4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan Komputer.. 33 5. Perbedaan
antara
Pengolahan
Data
Elektronik
dengan
Pengolahan Data Manual .......................................................... 35 D. Kualitas Audit .................................................................................. 36 E. Komita Audit.................................................................................... 39 F. Keahlian Auditor.............................................................................. 42 G. Profesionalisme Auditor................................................................... 44 1. Pengertian Profesionalisme Auditor .......................................... 44 2. Konsep Profesionalisme............................................................. 46 H. Teknologi Informasi......................................................................... 48 I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ......................................................... 51 J. Keterkaitan Antar Variabel .............................................................. 58 1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 58 2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer .................................................... 59
xiv
3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ........................................ 60 4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 61 K. Model Penelitian .............................................................................. 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 66 B. Metode Penentuan Sampel............................................................... 66 1. Populasi dan Sampel .................................................................. 66 2. Metode Penentuan Sampel......................................................... 67 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 67 D. Metode Analisis Data....................................................................... 68 1. Uji Kualitas Data........................................................................ 68 a. Uji Validitas ......................................................................... 69 b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 69 2. Tahap Persiapan Data................................................................. 70 3. Uji Asumsi Klasik...................................................................... 71 a. Uji Multikolonieritas............................................................ 71 b. Uji Heteroskedastisitas......................................................... 72 c. Uji Normalitas...................................................................... 72 4. Uji Hipotesis .............................................................................. 73 a. Analisis Regresi Berganda ................................................... 73 b. Uji Koefiasien Determinasi (Uji R2).................................... 75
xv
c. Uji Statistik t ........................................................................ 76 d. Uji Statistik Signifikan (F) ................................................... 77 E. Operasional Variabel Penelitian....................................................... 77 1. Variabel Independen .................................................................. 77 2. Variabel Moderating .................................................................. 79 3. Variabel Dependen..................................................................... 80 4. Operasional Variabel.................................................................. 81 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................84 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ..................................... 84 1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 84 2. Karakteristik Profil Responden .................................................. 86 B. Hasil Uji Instrumen penelitian ........................................................ 90 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 90 2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................. 91 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 95 4. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan .......................................100 BAB V PENUTUP ............................................................................................116 A. Kesimpulan .....................................................................................116 B. Implikasi ..........................................................................................118 C. Saran ................................................................................................119 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................121 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 127
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 81
4.1
Data Sampel Penelitian ...................................................................... 85
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 85
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 87
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ............ 87
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 88
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................. 89
4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ....... 90
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 91
4.9
Hasil Uji Validitas Komite Audit ....................................................... 92
4.10
Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor ............................................... 92
4.11
Hasil Uji Validitas Professionalisme Auditor .................................... 93
4.12
Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi ............................................ 93
xvii
...................................................52
No. 4.13
Keterangan
Halaman
Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer……. ................................................................................ 94
4.14
Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 95
4.15
Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 96
4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, dan X4 ..................................................................... 100
4.17
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4 .................................... 101
4.18
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4 ..................................... 102
4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2, dan X4 ..................................................................... 105
4.20
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4 .................................... 105
4.21
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4 ..................................... 106
4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X3, dan X4 ..................................................................... 108
4.23
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4 .................................... 109
4.24
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4 ..................................... 110
4.25
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3 ............................................................... 112
4.26
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, dan X3 .............................. 113
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 64
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............... 97
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ......... 98
4.3
Grafik Scatterplot ................................................................. 99
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ......................................................... 128
2
Surat Keterangan dari KAP ................................................... 130
3
Kuesioner Penelitian............................................................... 133
4
Daftar Jawaban Responden ................................................... 141
5
Output Hasil Pengujian Data ................................................. 153
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perlu diaudit, hal ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam perusahaan publik, pemilik tidak bisa secara langsung melakukan verifikasi terhadap informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen. Kepercayaan yang besar dari masyarakat serta pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya agar tidat terjadi audit failure. Kasus audit failure pernah terjadi dan menimpa pada sejumlah perusahaan terkemuka seperti Enron, Xerox, Tyco dan Worldcom yang melibatkan banyak pihak dan berdampak luas
1
(Riyanto,2007:148). Sebagai contoh kasus Enron yang terjadi pada tahun 2000, yang melibatkan Chief Executive Officier (CEO), komisaris, komite audit, auditor internal sampai dengan auditor eksternal (Susiana dan Herawati, 2007:1). Skandal Enron berupa perhitungan atas total revenue Enron tahun 2000 dinyatakan sebesar $US 100,8 milyar dan dibenarkan oleh auditor eksternal Arthur Andersen. Laporan keuangan tersebut diuji kembali oleh Petroleum Finance Company (PFC) dan ternyata hanya berjumlah $US 9 milyar dan Enron mempunyai utang senilai $US 1,2 milyar yang disembunyikan dengan teknik off-balance sheet. Hal ini mengakibatkan Enron pailit, rusaknya citra profesi akuntan, dan kerugian ratusan juta dialami investor (Riyanto, 2007: 148). Di Indonesia, kasus audit failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan Bank Lippo (Riyanto, 2007:148). Kasus perusahaan Kimia Farma terjadi mark up terhadap laba tahun 2001 ditulis Rp. 132 milyar padahal sebenarnya hanya senilai Rp. 99,594 milyar. Sedangkan pada Bank Lippo terjadi pembukuan ganda pada tahun 2002. Pada tahun tersebut BAPEPAM menemukan adanya tiga versi laporan keuangan. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada tanggal 28 Nopember 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada tanggal 27 Desember 2002, dan ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada tanggal 6 Januari 2003. Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan
2
mencantumkan “opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada tanggal 6 Januari 2003. Akibat adanya manipulasi tersebut maka Bapepam menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp. 500.000.000,- kepada PT. Kimia Farma Tbk dan kepada auditornya sebesar Rp. 100.000.000,-. Sedangkan untuk Bank Lippo dijatuhkan sanksi sebesar Rp. 2,5 Milyar, karena pencantuman kata “diaudit” dan “opini wajar tanpa pengecualian” di laporan keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada tanggal 28 Nopember 2002, dan sanksi denda sebesar Rp. 3,5 Milyar juta kepada Ruchjat Kosasih selaku partner akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan agunan yang diambil alih (AYDA) Bank Lippo selama 35 hari. Berdasarkan kasus-kasus audit failures diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masih rentannya profesi akuntan dalam menghadapi kecurangan terhadap profesi yang dijalankannya, terlebih pada kualitas audit yang dihasilkannya sehingga untuk meminimalisasi audit failure tersebut dibutuhkan independensi, kompetensi serta integritas yang tinggi oleh para auditor. Penggunaan teknologi serta pendekatan komputerisasi dalam proses keuangan diyakini menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi adanya audit failure. Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemapuan
3
teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian. Di bidang sistem informasi, teknologi adalah suatu hal yang menjamah ke segala arah khususnya dalam rantai nilai, karena setiap aktivitas akan menciptakan nilai dan memakai informasi (Ekayani, Ghozali, dan Zulaekha, 2005:820). Teknologi informasi juga dapat membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan fungsinya secara lebih cepat dan tepat serta pemprosesan datanya akan lebih murah bila dibandingkan dengan sistem manual. Kebutuhan penggunaan akan alat bantu dalam pengolahan data sesungguhnya sudah dikenal dari zaman dahulu. Bangsa Yunani dan Romawi (400 SM) tercatat sebagai bangsa yang mempopulerkan penggunaan lempengan kayu, tulang, lilin dan lembaga metal untuk pembuatan catatan dalam perhitungan hutang piutang, pengeluaran, dan pencatatan harta yang dimiliki pertama kali. Setelah abad 19 terjadi peralihan dari alat manual ke alat mekanik dan mekanik elektronik. Pada awalnya, penggunaan teknologi informasi pada akuntansi adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada akuntansi manual yang berhubungan
dengan
kesalahan
dan
ketidak-efisienan
manusia
serta
penggunaan kertas. Teknologi informasi membuka peluang untuk mengurangi kejadian-kejadian dan biaya yang terkait dengan permasalahan tersebut. Disini dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada awalnya ditujukan untuk mendukung efisiensi operasi perusahaan. Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan supaya tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan pula
4
bila suatu saat atasan ingin mengubah suatu sistem yang ada. Kita sering terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat (Juwono, 2000). Laporan dan pelaporan keuangan yang merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode tertentu.
Pelaporan
meningkatkan
keuangan
efektivitas
dengan
manajemen
menggunakan perusahaan
komputer
dalam
dapat
menganalisis,
mensupervisi dan merevisi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan dalam berbisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan tersebut. Penggunaan sistem akuntansi berbasis komputer ini didukung karena memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan dan mengambil data dalam jumlah besar, dapat mengurangi kesalahan matematis, menghasilkan laporan dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk serta dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan. Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik pengolahan data yang digunakan dalam melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi informasi bagi seorang auditor yang dikemukakan oleh Murphy dan Parker
5
(1989) dalam Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat perubahan tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi organisasi serta memahami bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Adapun dampak lain yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi informasi berbasis komputer adalah munculnya perilaku computer anxiety yakni menurut Sudaryono dan Astuti (2005:896), adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat penggunaan sistem informasi berbasis komputer di atas, untuk
itu perlu adanya pencegahan
terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini auditor harus memahami dan dapat menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer. Namun untuk melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi harus memenuhi standar kualitas audit sistem informasi. Karena bagaimana pun juga peran auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini atas kewajaran dan keyakinan kegiatan operasional suatu perusahan dan lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya.
6
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya
yang diberikan
mengharuskan
akuntan
oleh publik
akuntan
publik
memperhatikan
inilah
yang
kualitas
akhirnya
audit
yang
dihasilkannya. Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji materil tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa “kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kualitas audit ini sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikisnya kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada auditor eksternal salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang
7
salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus. Keterlibatan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit. Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum optimalnya peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak perusahaan di negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada entitas bisnis kita berupa pemusatan control atau pengendalian kepemilikan perusahaan di tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem pengendaliam intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Adanya komite audit diharapkan dapat memberikan rekomendasi akuntan publik, menilai hal-hal yang menyangkut penugasan akuntan publik (seperti engangement letter dan estimated fees), menilai kebijakan akuntansi serta pelaksanaanya, dan meneliti laporan keuangan, termasuk laporan tahunan, laporan auditor dan management letter. Keahlian seorang auditor menjadi syarat utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya selain independensi dari seorang auditor tersebut. Hal ini sama halnya seperti yang ada dalam Pernyataan Standar Auditing (SPAP, 2001:150.1) bahwa selain independensi persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah keahlian dan due
8
professional care. Namun seringkali definisi keahlian dalam bidang auditing diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Rahmawati dan Winarna (2002), dalam risetnya menemukan fakta bahwa pada auditor, expectation gap terjadi karena kurangnya pengalaman kerja dan pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Padahal auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua hal unsur yaitu, pengetahuan dan pengalaman. Karena berbagai alasan seperti yang diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini semakin ahli dan berpengalaman seorang auditor maka semakin baik dan memadai pula kualitas audit yang dihasilkan. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan peranannya yang menuntut tanggungjawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968), tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya.
9
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan teknologi informasi dewasa ini telah banyak berpengaruh besar terhadap perkembangan audit sistem informasi (Juwono, 2000). Sehingga perubahan dari sistem akuntansi manual menjadi sistem akuntansi yang didukung oleh teknologi komputer mengharuskan seorang auditor dalam melakukan auditing mengikuti suatu jejak elektronik (electronic trail) dan tidak lagi melacak melalui kertas-kertas. Penelitian mengenai keterkaitan teknologi informasi telah banyak dilakukan diantaranya Jurnali dan Supomo (2002) yang meneliti tentang pengaruh faktor kesesuaian tugas teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik. Hasil penelitiannya bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sangsoko (2002) tentang audit sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapannya pada kantor akuntan publik di Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan pada akuntan publik antara lain adalah umur kantor akuntan publik, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari kantor akuntan publik, kemampuan dan pendidikan dari personalia kantor akuntan publik, adanya petunjuk atau pedoman audit sistem informasi dan kemampuan teknik-teknik audit sistem informasi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat penerapan audit sistem informasi. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001), audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan
10
standar
pengauditan.
Standar
pengauditan
tersebut
mencakup
mutu
professional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat menghasilkan
laporan
audit
yang
berkualitas
jika
auditor
tersebut
melaksanakan pekerjaanya secara profesional. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas audit yang diberikannya. Pada penelitian kali ini, penulis ingin meneruskan hasil penelitian dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2010) tentang “Pengaruh keterlibatan komite audit, Kompetensi, dan Independensi terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer” sehingga penelitian ini mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis faktorfaktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.
11
Peneliatian yang dilakukan oleh Yunita (2010), menyatakan bahwa keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara peneliti ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini peneliti mengganti dua variabel independen dari peneliti terdahulu yakni independensi dan kompetensi dengan variabel independen (bebas) keahlian auditor dan profesionalisme auditor serta menambahkan satu variabel independen yaitu teknologi informasi sebagai variabel moderating. Penggantian dua variabel terdahulu dilakukan karena sudah seringnya variabel independensi dan kompetensi dijadikan variabel penelitian terhadap kualitas audit oleh para peneliti serta dua variabel tersebut sudah terbukti dan teruji berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun berbedabeda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor dan Profesionalisme Auditior Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel Moderating”.
12
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah peran komite audit dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi? 2. Apakah keahlian auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi? 3. Apakah profesionalisme auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi? 4. Apakah secara bersama-sama peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: a. Menganalisis pengaruh peran komite audit terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi. b. Menganalisis pengaruh keahlian auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi. c. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi. d. Menganalisis pengaruh peran komite audit, kahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sitem informasi berbasis komputer. 2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer serta menambah pengetahuan
14
akuntansi khususnya auditing dan akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi. 3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. b. Kontribusi Praktis 1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada keterlibatan komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor serta pengaruh teknologi informasi. 2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat meningkatkan sistem informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat. 3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
15
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai kualitas audit sistem informasi berbasis komputer.. 4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi mengenai peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai kualitas audit sistem informasi berbasis komputer.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing 1. Pengertian Auditing Secara Umum Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi
laporan
keuangan
yang
disajikan
perusahaan
klien.
Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan
kecurangan,
walaupun
dalam
pelaksanaanya
sangat
memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia (Agoes, 2007:1-3). Auditing/pemeriksaan akuntansi bertujuan memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing adalah memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi dalah suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan dari hasil suatu pemeriksaan laporan keuangan yang ditujukan untuk para users. Dari pengertian auditing di atas dapat dikatakan auditing merupakan suatu bentuk atestasi jasa assurance, yakni suatu jasa dari seseoarang profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis (Agoes, 2007:1). Pengertian
17
auditing juga telah banyak dirumuskan oleh para sarjana di bidang akuntansi. Konrath (2002:5), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses yang sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen. Beliau mengungkapkan : “Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users”. Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatankegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Agoes (2007:3), auditing didefinisikan sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Senada dengan pengertian sebelumnya Arens, Beasley, dan Jusuf (2010:4) mengungkapkan : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competence, independent person”. Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang
18
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Sehingga dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa audit adalah suatu proses pengujian (evaluasi, akumulasi, pelaporan) bukti yang independen, objektif yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen terhadap suatu laporan keuangan perusahaan beserta dengan bukti-bukti penting yang mendukung serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini diarahkan dengan maksud menyatakan pendapat yang berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk laporan tertulis. Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan, kemajuan dari suatu perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Dari berbagai definisi di atas pula terdapat beberapa karakteristik dalam pengertian auditing, yaitu: a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan Dalam proses pemeriksaan, peran informasi sangat dibutuhkan sehingga dengan informasi yang cukup dan memadai dapat dijadikan bukti audit yang kompeten. b. Entitas Ekonomi (Economy Entity) Kesatuan ekonomi harus ditetapkan secara jelas sesuai dengan Entity Theory dalam hal ilmu akuntansi yang menguraikan posisi keuangan
19
suatu perusahaan terpisah secara tegas dengan posisi keuangan pemilik perusahaan tersebut. c. Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti Proses pemeriksaan selalu mencakup aktivitas mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten dan relevan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan. Diawali dengan penentuan jumlah bukti yang diperlukan sampai dengan proses evaluasi kegiatan audit. d. Independensi dan Kompetensi Auditor Pelaksana Seorang auditor dalam setiap penugasannya dituntut untuk memberikan kinerja terbaiknya serta kehandalanya dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan yang cukup menjadi faktor pendukung seorang auditor mampu dalam melaksanakan tugasnya. Agar opini publik tidak bias maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari kepentingan manapun (conflict of interest). Independensi adalah syarat utama agar laporan audit menjadi objektif. e. Pelaporan Audit Hasil akhir dari aktivitas pemeriksaan akan menghasilkan suatu laporan atestasi yang disebut laporan auditan dimana laporan tersebut merupakan bentuk komunikasi tertulis kepada para pengguna laporan auditan yang tentunya tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan diperiksa telah sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum.
20
Guna menunjang profesionalismenya sebagai seorang akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni: (1) standar umum, (2) standar pekerjangan lapangan, dan (3) standar pelaporan (SPAP, 2001:150:1). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Standar Umum a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus tetap dipertahankan oleh auditor. c) Dalam audit pelaksanaan dan penyusunannya laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan, pernyataan, dan konfirmasi sebagai
21
dasar yang memadai untuk dapat menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 3. Standar Pelaporan a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia. b) Laporan auditor harus menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi. Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap pelaporan keuangan (Christiawan, 2002:81).
22
2. Jenis Audit Agoes (2007:9) menyebutkan ada 4 jenis Auditing yang umum dilaksanakan. Keempat jenis tersebut yakni: (a) manajemen audit (operational audit); (2) audit ketaatan (compliance audit); (3) audit atas laporan keuangan (financial audit); dan (4) audit sistem informasi (computer audit), dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Manajemen Audit (Operational Audit) Operasional atau management audit merupakan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasioanl berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen. b. Audit Ketaatan (Compliance Audit) Compliance audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah diterapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance audit biasanya ditugaskan
oleh
otoritas
berwenang
yang
telah
menetapkan
prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk intern manajemen.
23
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit) Pemerikasaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku secara umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi yang berlaku secara umum seperti prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion. d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit) Audit SI sangat diperlukan karena akuntan yang melakukan audit laporan keuangan harus memahami dan menguji sistem dan pengendalian internnya (list of control), dan dalam rangka memeriksa data akuntansi (substantive test). Audit SI adalah merupakan jenis audit terhadap laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis teknologi informasi (hardware, software, netware, infrastructure dan dataware). Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu: (1) auditor ekstern; (2) auditor intern; (3) auditor pajak; dan (4) auditor pemerintah (Suharli, 2005:42). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
24
a. Auditor Ekstern Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya berada diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit serta menghasilkan opini audit. b. Auditor Intern Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal biasannya adalah audit manajemen yang termasuk jenis Compliance Audit. c. Auditor Pajak Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku. d. Auditor Pemerintah Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan
oleh
pemerintah
dapat
dilaksanakan
oleh
Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
25
Sehingga dapat diketahui bahwa definisi audit tidak hanya menyangkut dalam bidang akuntansi saja (financial audit), tetapi juga audit dalam lingkup manajemen, ketaatan/kepatuhan seorang auditor dan KAP serta audit dalam sistem informasi. Begitu pula terdapat beberapa jenis dari auditor itu sendiri, hal tersebut didasarkan dari perbedaan lingkup kerja yang dilakukannya karena setiap lingkup kerja sering kali memiliki perbedaan cara/peraturan maupun sistem akuntansi yang berbeda sehingga diperlukan spesifikasi auditor khusus untuk menanganinya.
B. Pengertian Sistem Informasi Sebelum mendefinisikan pengertian dari audit sistem informasi, ada baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing kata yang ada. Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah: “A system is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving a objective”. Sedangkan menurut pendapat Mukhtar (1999:2), sistem adalah: “Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan”. Dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Serta dalam sistem diperlukan adanya pengguna (users) untuk menjalankan sistem tersebut.
26
Sehingga dari pengertian dan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan. 2. Sistem mempunyai sasaran yang akan dicapai. 3. Sistem memerlukan pengendalian. 4. Sistem memiliki pengguna (users). 5. Sistem memiliki keterbatasan. Sedangkan defininisi informasi menurut McLeod(2001:12), “information is processed data, or meaningful data”. Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang telah lebih memiliki arti tertentu bagi penggunanya. Sedangkan menurut Hall (2001:14), “Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan”. Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah merupakan suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Dari kedua definisi kata sistem dan informasi di atas maka dapat disinergikan sistem informasi adalah kumpulan elemenelemen/sumber data dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.
27
C. Audit Sistem Informasi 1. Pengertian Audit Sistem Informasi Pengertian audit sistem informasi, menurut Ron Weber (1999) dalam Gondodiyoto (2007:442): “EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to determine whether is computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectifely, and consumers resources effecienly”. Dapat
diartikan
audit
sistem
informasi
adalah
suatu
proses
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang ada untuk menentukan keadaan yang bertujuan untuk pengamanan asset,menjaga integritas data, mencapai tujuan organisasi yang efisien, dan ekonomisasi. Sedangkan pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko (2007): ”Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi”. Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa audit sistem informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis komputer, khususnya dalam pengujian pengendalian apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi sudah benar. Maka dapat disimpulkan seorang auditor yang sudah terbiasa mengaudit SI akan lebih mudah dan lebih baik hasilnya
28
daripada auditor yang belum pernah mengaudit SI, apalagi kalau pengalaman tersebut ditunjang dengan pendidikan yang cukup, bahkan mempunnyai sertifikat CISA (Certified Information System Auditor) (Sasongko, 2000:21). 2. Tujuan Audit Sistem Informasi Tujuan audit sistem informasi menurut Gondodiyoto (2007:474), terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu: (1) pengamanan asset; (2) menjaga integritas data; (3) efektifitas sistem; (4) efisiensi sistem; dan (5) ekonomis. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Pengamanan Aset Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan asset perusahaan. Dengan demikian pengamanan asset merupakan hal yang penting yang harus dilakukan perusahaan. b. Menjaga Integritas Data Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak dapat dipelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan akan mengalami kerugiaan. c. Efektifitas Sistem Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).
29
d. Efisien Sistem Efisisen menjadi hal yang sangat penting ketika waktu komputer tidak lagi memiliki kepastian yang memadai. Suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. e. Ekonomis Ekonomis identik dengan penggunaan sumber daya yang minimal untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Terlihat jelas terdapat kalkulasi
ekonomi (uang) yang berfokus pada keuntungan dan kerugian. Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama penerapan sistem komputerisasi dalam suatu organisasi tidak terlepas dari pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi sehingga dapat dipastikan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi tersebut telah dapat mencapai tujuannya dengan baik. 3. Metode Pemprosesan Data Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data dimasukan ke dalam dan diproses ke komputer. Metode pemrosesan data terdiri dari 3 (tiga) jenis (Gondodiyoto, 2007:379), yaitu: (1) batch input and processing; (2) on line input with batch processing; dan (3) on line input with real timeprocessing, dapat dijelaskan sebagai berikut:
30
1) Batch Input and Processing Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual, dikumpulkan untuk suatu periode tertentu. Dokumen dikumpulkan dan diproses ke dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih merupakan transaction file. 2) On Line Input With Batch Processing Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Setiap transaksi langsung dimasukan ke terminal dan dokuman dasar dapat digunakan sebagai pemansukan data. Transaksi disimpan secara on-line dan diproses dalam master file pada interval yang sudah ditentukan. 3) On Line Input with Real TimeProcessing Dalam metode ini transaksi dimasukan sendiri-sendiri ke terminal dan master file langsung berubah pada saat transaksi itu dimasukan. Sedangkan menurut Supriyati (2006:44), sistem komputer on-line dapat digolongkan menjadi: (1) on-line/real time processing; (2) on-line/batch processing; (3) on-line/memo update dan on-line input with memo update processing; (4) on-line/inquiry; dan (5) on-line downloading/uploading. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) On-line/real processing Dalam metode ini transaksi secara individual dientri melalui peralatan terminal, divalidasi dan digunakan untuk meng-update dengan segera file komputer.
31
2) On-line/batch processing Dalam metode ini input dan batch processing transaksi secara individual dientri melaui peralatan terminal, dilakukan validasi tertentu, dan ditambahkan ke transaction file yang berisi transaksi lain, lalu dientri ke sistem secara periodik. 3) On-line/memo update dan On-line input with memo update processing Dari sudut pandang pemakai, sistem ini tampak tidak berbeda dengan online/real time processing, dimana transaksi dientri secara individual ke terminal, sehingga hasil pengolahan ini menghasilkan suatu laporan atau keterangan. 4) On-line /inquiry Metode ini membatasi pemakai pada peralatan terminal untuk melakukan permintaan keterangan dari master file. Dalam sistem ini, master file di update oleh sistem lain berdasarkan batch transaksi. 5) On-line downloading/uploading Metode ini berkaitan dengan transfer data dari master file ke peralatan intelligent terminal untuk diolah lebih lanjut oleh pemakai. Sehingga dapat dijelaskan dalam metode pengolahan data dengan menggunakan komputer, sistem akan memungkinkan pemakai melakukan akses ke data dan program secara langsung melalui peralatan terminal/online sehingga sangat memudahkan pemakai dalam mengolah data.
32
4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan komputer Gondodiyoto (2007:451-459) mengklasifikasikan pendekatan audit PDE dengan menggunakan komputer ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: auditing disekitar komputer (auditing around the computer), auditing melalui komputer (auditing through the computer), dan auditing dengan komputer (auditing with computer). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Auditing Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer) Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat
dengan
hanya
menelaah
struktur
pengendalian
dan
melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama seperti dalam sistem manual. Keunggulan dalam metode pendekatan audit ini adalah: 1) sederhana, dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan yang minim di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit. Kelemahanya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itupun akan berubah, sehingga auditor tidak dapat menilai sistem yang baik. b. Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer) Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (Auditing Through the Computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap programprogram dan file-file komputer pada audit SI berbasis komputer. Dalam pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemprosesan di dalam sistem komputer.
33
Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: 1) auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer, 2) auditor akan lebih merasa yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan 3) auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapai perubahan lingkunagn. Karena pendekatan ini sangat
kompleksnya, maka
kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan dibutuhkan tenaga ahli yang terampil. c. Auditing dengan Komputer (Auditing with Computer) Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara yang sangat bermanfaat selama pengujian subtantif atas fila dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang dgunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record dan file perusahaaan. Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi adalah biaya pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan relatif kurang efisien. Sedangkan
menurut
Agoes
(2007:11),
pendekatan
audit
PDE
diklasifikasikan ke dalam dua jenis saja, yaitu: (1) audit disekitar komputer (audit around the computer); dan (2) audit melalui komputer (audit through the computer). Sehinnga dapat ditarik kesimpulan seorang auditor atau KAP diharapkan mampu dan menguasai teknik akuntansi berbasis komputer
34
tersebut seiring kemajuan teknologi yang ada sekarang ini seperti memahami software akuntansi, sistem informasi, serta teknik komputer. 5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual Perbedaan antara pengolahan data dengan komputer dengan pengolahan data secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian Internal (Ismail, 2005:34): a. Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk tujuan audit hanya untuk jangka waktu yang pendek. b. Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem manual. c. Informasi dalam sistem manual dapat dilihat secara nyata, sebaliknya file dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa dibaca manusia tanpa bantuan komputer. d. Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat waktu sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif dalam melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan. Dapat disimpulkan penggunaan sistem pengolahan data elektronik dengan bantuan komputer bertujuan untuk mereview dan mengevaluasi pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan memeriksa
tingkat
kepercayaan
sistem
informasi
operasional sistem aplikasi akuntansi yang digunakan.
35
serta
mereview
D. Kualitas Audit Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga sampai saat ini tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit tersebut. Hal tersebut dikarenakan belum adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas dan sering terjadi konflik peran antara beberapa pengguna laporan audit (Sutton, 2003) dalam Christina (2007). DeAngelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit sebagai: “Market-assessed joint probability that a given auditor will both (a) discover a breach in the client’s accounting system and (b) report the breach”. Dapat diartikan juga suatu probabilita (kemungkinan) untuk mendeteksi dan melaporkan suatu kesalahan materil dalam laporan keuangan. Sedangkan dalam AAA Financial Acounting committee (2000) serta diperkuat oleh penelitian (Krishnan dan Schauer, 2000; Kaplan, 1995; dan Lennox, 1999) dalam Manita et al., (2010:89), menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Dari pengertian kualitas audit diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan suatu kemungkinan (probabilita) dimana soerang auditor dalam melaksanakan tugas auditnya dalam hal menemukan suatu kesalahan dalam laporan keuangan klienya serta mengkomunikasikan temuanya tersebut kepada klien dalam bentuk laporan auditan, dimana dalam melaksanakan
36
tugasnya seorang auditor berpedoman pada standar auditing serta kode etik akuntan publik yang berlaku. Menurut Cercello, Hermanson, dan McGrath (1992:7-8), kualitas audit dapat diproksikan melalui beberapa atribut yang secara umum terdiri dari 12 atribut yang lazim digunakan, yaitu: (1) Pemahaman; (2) memahami keahlian dalam industri klien; (3) responsive terhadap kebutuhan klien; (4) memiliki kompetensi secara teknis dalam megaplikasikan standar audit; (5) independen; (6) bersikap hati-hati; (7) berkomitmen kuat terhadap kualitas; (8) melibatkan rekan/manajer KAP dalam penugasan audit; (9) mengerjakan pekerjaan lapangan dengan layak; (10) berinteraksi dengan komite audit klien; (11) mempunyai standar etika yang tinggi serta pengetahuan yang cukup dalam proses akuntansi dan auditing; dan (12) bersikap skeptis dalam penugasan audit. Dilain pihak banyak penelitian empiris yang menggunakan beberapa dimensi atau atribut sebagai wakil dari kualitas audit tersebut. Beberapa atribut yang sanga lazim digunakan adalah ukuran KAP (brand name reputation) (Beck et al., 1998), Lennox (1993), fee audit yang diterima (Davit et al., 2006; Reynold et al., 2000; Chee-Yeow L dan Hun-Tung T, 2006), spesifikasi dalam suatu industri (Solomon et al., 1999; Krishnan 2003), reputasi auditor (McNair, 1991; Cary dan Simmet, 2006) dalam Manita et al., (2010:89). Berbagai
penelitian
mengenai
kualitas
audit
pernah
dilakukan,
diantaranya oleh Deis dan Giroux (1992:462), mereka meneliti faktor penentu
37
kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor publik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit secara signifikan berpengaruh dengan kualitas audit. Semakin lama hubungan dengan klien (audit tenure), kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan kualitas audit akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat. Sedangkan hasil penelitian Behn et al., (1999:602-603) menunjukan 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu: pengalaman melakukan audit (klien experience), memahami industri klien (industry expertise), responsif atas kebutuhan klien (responsiveness), taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP (excecutive imvolvement), dan keterlibatan komite audit (audit committee). Adapun Christina (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit, menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Singgih dan Bawono (2010) yang meneliti pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan
38
akuntabilitas terhadap kualitas audit (studi pada auditor di KAP “Big four” di Indonesia). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
E. Komite Audit Konsep
Good
Corporate
Governance
(GCG)
semakin
banyak
dikemukakan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kasus besar keuangan yang terjadi, misalnya kasus Enron (Alijoya, 2002). Salah satu komponen yang berpengaruh penting dalam proses penerapan GCG adalah Komite Audit. Terhitung mulai 1 Juli 2001 Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan yang mengatur pembentukan dewan komisaris independen dan komite audit. Peraturan tersebut mewajibkan semua perusahaan yang listing di BEJ membentuk komite audit (Suaryana, 2008:1). Komite audit merupakan suatu badan yang dibentuk oleh dewan komisaris independen untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite Audit merupakan suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas memelihara independensi auditor terhadap manajemen (Susiana et al., 2007:7). Tugas komite audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas
39
laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Toeh dan Wong, 1993) dalam Suaryana, (2008:2). Komite audit dapat bertugas membantu dewan komisaris dalam memonitor proses laporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury, Mark, dan Tan, 2004). Tugas komite audit meliputi penelaahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal (Bradbury et al., 2004). Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan menjamin proses audit akan berjalan dengan baik. Menurut Anderson, Deli, dan Gillan (2003), proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Komite Audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai semua lingkup operasional perusahaan khususnya keuangan perusahaan (Susiana et al., 2007:8). Adapun tujuan pembentukan komite audit adalah : 1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.
40
2. Memastikan terdapat internal kontrol yang baik. 3. Menindak lanjuti jika ditemukaanya tindak kecurangan yang bersifat materil dalam bidang keuangan perusahaan. 4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal. DeZoort et al., (2001) menjelaskan bahwa komite audit yang efektif ditentukan oleh dua hal, yaitu: 1. Dari sisi input (komposisi dari kualifikasi, kewenangan dan jumlah sumber daya). 2. Dari sisi proses (harus memiliki etos kerja yang tinggi). Dari input dan proses tersebut diharapkan komite audit dapat efektif bekerja sehingga dapat menghasilkan suatu output berupa laporan keuangan, internal control, dan manajemen resiko yang dapat dipercaya. Sugiartha (2008:102) menjelaskan bahwa komite audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal. Sedangkan Subur (2003) dalam Sugiartha (2008:103) berpendapat bahwa komite audit berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif. Salah satu cara auditor untuk mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk komite audit (Supriyono, 1999). Keahlian dan pengalaman dari auditor dan komite audit akan memberikan keuntungan kepada klien dan para stockholder dengan menetapkan dan menyediakan keakuratan laporan keuangan secara detail dan teruji (Schmidt dan Wilkind, 2011:4). Sesuai
41
dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa komite audit merupakan suatu badan pengawas di dalam perusahaan klien yang sengaja dibentuk oleh dewan komisaris independen yang bertugas mengawasi dan memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen serta penelaahan kebijakan akuntansi, menilai pengendalian intenal perusahaan, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.
F. Keahlian Auditor Dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan suatu perusahaan, seseorang auditor dituntut untuk dapat menunjukan sikap independensi, kompetensi serta ahli dalam bidangnya. Hal tersebut dikarenakan hasil auditan yang dihasilkan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada klien saja tetapi kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Keahlian menurut Bedard et al., (1992:2) didefinisikan sebagai berikut: “Expertise is a terms of knowledge, decision process, and quality of judgment as measured by consensus”. Dapat diartikan juga keahlian adalah suatu pola berwawasan/berpendidikan, proses pengambilan keputusan, dan kualitas pengadilan yang terukur melalui konsensus. Dalam Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam Bedard (1989:114) mendefinisikan keahlian merupakan keterampilan dari seorang yang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan (ability) tertentu atau pengetahuan (knowledge) yang
42
tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman (Abdolmohammadi dan Shanteau, 1992:161). Dalam penelitian yang sama Hayes Roth et al., (1983) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalahmasalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan tersebut. Sehingga dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keahlian merupakan sesuatu kecakapan dan kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar serta mampu dalam memecahkan permasalahan yang timbul dalam setiap pekerjaan. Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan oleh Abdolmohammadi et al., (1992:161-162), dapat dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis
(pshicological
traits)
yang
ditujukan
dalam
komunikasi,
kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan masalah, baik formal maupun informal; dan (5) analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan.
43
G. Profesionalisme Auditor 1. Pengertian Profesionalisme Auditor Menurut Kalbers dan Fogarty (1995:72) profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual: “Profesi dan Profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. “Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria. Sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”. Sedangkan definisi profesionalisme menurut Kuntjojo (2009) dalam artikelnya yang berjudul “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling” mendefinisikan profesionalisme sebagai berikut: “Profesionalisme adalah komitmen dari para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditujukan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga professional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya”. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawabnya sebagai masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi (Wahyudi et al., 2006:5). Seseorang dapat dikatakan dengan profesional jika memenuhi tiga kriteria yaitu: (1) mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya; (2) melaksanakan sesuatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku dibidang profesi yang bersangkutan; dan (3) menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan (Hastuti, Indriarto, dan Susilawati, 2003:15).
44
Sifat dari profesional adalah dimana kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui pengetahuan yang dimilikinya disertai dengan latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Prima Consulting Group, 2007). Untuk dapat mewujutkan profesionalismenya, seorang auditor secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus mempunyai (Prima Consulting Group, 2007): a. Pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan. b. Perilaku yang independen, jujur, objektif, tekun, dan loyal. c. Kemampuan
mempertahankan
kualitas
profesionalnya
melalui
pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan. d. Kemampuan melaksanakan kemahirian profesionalnya secara cermat dan seksama. e. Kecakapan dalam berinteraksi dan komunikasi baik lisan maupun lisan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme merupakan suatu atribut individual dimana dalam pengukurannya tanpa melihat ada atau tidaknya pekerjaan secara nyata yang dilakukannya, sehingga dari perilaku tersebut munculah komitmen profesional yang ditunjukan dengan kerja keras, usaha terus-menerus, serta tanggungjawab yang tinggi dalam segala hal.
45
2. Konsep Profesionalisme Menurut hasil penelitian Hall (1968) yang juga diperkuat oleh penelitian Hastuti et al., (2003), terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu: pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Pengabdian terhadap profesi Pengabdian
terhadap
profesi
merupakan
cerminan
keloyalitasan
seseorang terhadap pekerjaannya serta melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati dan keahlian maksimal yang dimilikinya. 2. Kewajiban Sosial Kewajiban sosial adalah pendangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut. 3. Kemandirian Kemandirian dimaksudkan perilaku seorang auditor dalam mengambil dan memutuskan sesuatu tanpa adanya tekanan dari pihak lain. 4. Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai setiap kegiatan auditor adalah rekan seprofesi, bukan pihak lain yang tidak berkompeten dan ahli dalam bidang tersebut.
46
5. Hubungan dengan sesama profesi Hubungan sesama profesi yang baik dapat meningkatkan pengetahuan terhadap lingkup pekerjaan, hal tersebut didasari oleh ikatan profesi sebagai acuannya. Melalui ikatan profesi ini para professional membangun kesadaran profesional. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (1997), menyatakan bahwa dimensi dari profesionalisme auditor terdiri dari (1) dedikasi terhadap profesi; (2) kewajiban sosial; (3) otonomi; (4) keyakinan terhadap peraturan profesi; (5) afiliasi dengan sesama rekan seprofesi; dan (6) pendidikan yang mempengaruhi tingkat materialisasi. Sehingga dapat disimpulkan dimensi dari profesionalisme tidak hanya dilihat dari aspek keahlian, pengalaman, serta lamanya pendidikan seseorang saja. Tetapi profesionalisme juga dapat dilihat dari aspek-aspek sosial seperti yang dijelaskan di atas.
H. Teknologi Informasi Menurut Gondodiyoto (2007:102) teknologi informasi (information technology) mengandung pengertian: “Suatu sistem informasi berbasis teknologi komputasi atau komunikasi dan beserta kultur lingkungan yang kondusif dan sudah sesuai dengan penerapan atau implementasi sistem tersebut”.
Sedangkan menurut Nurfitriana, Chandarin, dan Ismail (2005:19) teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai:
47
“Suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan”.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan suatu sistem yang dapat mengolah data atau informasi yang berbasis teknologi dalam penerapannya. Secara garis besar, teknologi informasi dikelompokan menjadi 2 bagian: perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatanperalatan yang bersifat fisik, seperti memori, printer dan keyboard. Adapun perangkat lunak terkait dengan intruksi-intruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan intruksi-intruksi tersebut. Haag et al., (2000) dalam Gondodiyoto (2007:126) membagi teknologi informasi dalam 6 kelompok, yaitu (1) teknologi masukan (input technology); (2) mesin pemproses (processing machine); (3) teknologi penyimpan (storage technology); (4) teknologi pengeluaran (output technology); (5) teknologi perangkat lunak (software technology); (6) teknologi telekomunikasi (telecommunication technology), dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Teknologi masukan (input technology) Merupakan
teknologi
yang
berhubungan
dengan
peralatan
untuk
memasukan data ke dalam sistem komputer. Peranti masukan yang lazim dijumpai dalam sistem komputer berupa keyboard dan mouse.
48
2. Mesin pemproses (processing machine) Mesin pemproses (processing machine) atau lebih dikenal dengan istilah CPU (Central Processing Unit), CPU mikroprosesor, atau prosesor. Contoh prosesor yang terkenal sekarang ini, antara lain adalah Pentium dan Power PC. Sesuai dengan namanya, CPU merupakan bagian dalam sistem komputer yang menjadi pusat pengolah data dengan cara menjalankan program yang mengatur pengolahan tersebut. 3. Teknologi penyimpan (storage technology) Teknologi penyimpan (storage technology) dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori internal (biasa juga disebut main memory atau memori utama) berfungsi sebagai pengingat sementara bagi data, program, maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Dua contoh memori internal yaitu ROM (Read-Only Memory) dan RAM (Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya bias dibaca, sedangkan RAM adalah memori yang isinya bias diperbaharui. Penyimpan eksternal (external storage) dikenal juga dengan sebutan penyimpan sekunder. Penyimpan eksternal adalah segala peranti yang berfungsi untuk menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen di sini berarti data yang terdapat pada penyimpan akan tetap terpelihara dengan baik sekalipun komputer sudah dalam keadaan mati (tidak terdapat aliran listrik). Hard disk, disket dan USB merupakan contoh penyimpan eksternal.
49
4. Teknologi kelauaran (output technology) Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan dengan segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan sistem. Layar atau monitor dan printer merupakan peranti yang biasa digunakan sebagai peranti keluaran. 5. Teknologi perangkat lunak (software technology) Teknologi perangkat lunak (software technology) atau dikenal dengan sebutan program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai dengan yang dikehendaki pembuatnya. Tentu saja untuk mengerjakan tugas yasng berbeda diperlukan pula perangkat lunak tersendiri. Sebagai contoh, Microsoft Word merupakan contoh perangkat lunak pengolah kata, yaitu perangkat lunak yang berguna untuk membuat dokumen, sedangkan Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang berguna untuk mengolah gambar. 6. Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology) Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology) merupakan teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh. Internet dan ATM merupakan contoh teknologi yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa instrumen dalam teknologi informasi sangat kompleks dan sistematis, dimana dalam pengolahan data menggunakan teknologi informasi data awal yang dimasukan melalui beberapa tahapan dari
50
mulai input, mengalami proses pengolahan sampai menghasilkan suatu output yang memiliki value added.
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1. Penelitian terdahulu dirasakaan sangat perlu ditampilkan oleh peneliti sebagai acuan peneliti dalam menarik asumsi dasar dan kesimpulan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu juga dijadikan perbandingan hasil penelitian yang didapat oleh peneliti sekarang sehingga mendukung peneliti dalam menarik kesimpulan hasil yang didapat serta memperkuat argumen dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
51
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti (Tahun) Carcello et al.,(1992)
Judul Penelitian Audit Quality Attributes: The Perceptions of Audit Patners, Preparers, and Financial Statement Users.
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan Variabel keahlian serta komite Objek penelitian, metode audit yang diteliti dalam pengujian hipotesis serta menentukan pengaruh dari fokus penelitian ini terletak kualitas audit. pada penentuan variabelvariabel penentu kualitas audit melalui 4 aktifitas atau faktor penentu kualitas audit yang distribusi oleh (1) kualitas audit terhadap tim audit dan pengalaman perusahaan dalam menengani klien, (2) Responsif terhadap kebutuhan klien, (3) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku umum, dan (4) Spesifikasi dalam suatu industri.
Bersambung pada halaman selanjutnya
52
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan terdapat 12 atribut variable yang berpengaruh terhadap kualitas audit yakni, pemahaman, memahami keahlian dalam industri klien, responsive terhadap kebutuhan klien, memiliki kompetensi secara teknis dalam mengaplikasi standar audit, independensi, bersikap hati-hati, komitmen terhadap kualitas, melibatkan tim audit, mengerjakan pekerjaan lapangan dengan baik, berinteraksi dengan komite audit, mempunyai standard etika yang tinggi, dan skeptisme dalam audit.
Tabel 2.1 (lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Auditor’s Skill, Auditing Standard’s, Litigation, and Audit Quality.
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan
2.
Frantz (1999)
Adannya variabel keahlian yang diproksikan dalam variabel pengalaman auditor selama melaksanakan audit.
3.
Deis dan Determinants of Audit Variabel profesionalisme Objek penelitiaan, tidak Giroux (1992) Quality in Audit sector auditor, variabel kualitas audit. terdapatnya variabel audit tenure, peer review, serta ukuran dan kesehatan perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
53
Metode penelitian, objek penelitian, serta variabel standar audit dan litigasi dalam menentukan pengaruh kualitas auditdalam penelitian ini.
Hasil Penelitian Kemampuan auditor dalam melaksanakan proses audit serta pemahaman dalam standar audit yang baik berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan proses litigasi berpengaruh terhadap kualitas audit hanya jika auditor yang terkena litigasi dikarenakan kesalahannya tidak sengaja dilakukan. Menunjukan bahwa audit tenure, peer review, ukuran dan kesehatan perusahaan, profesionalisme, jam kerja audit, pendidikan dan beban,kerja secara
Tabel 2.1 (lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan
4.
Nurchasanah dan Rahmanti (2004)
“Analisis Faktor-faktor penentu Kualitas Audit”
Variabel keterlibatan komite audit, serta variabel kualitas audit.
Metode pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Objek penelitiaan.
5.
Purnomo (2006)
Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Faktor-faktor Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit.
Variabel keahlian diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan, alat pengujian analisis regresi berganda.
Objek penelitian, variabel audit tenure serta variabel tekanan dari klien.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
54
Hasil Penelitian signifikan berhubungan dengan kualitas audit. Menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman audit, keterlibatan komite audit, independensi, komunikasi tim audit dan faktor keterlibatan KAP dengan kualitas audit. Menurut persepsi auditor faktor-faktor keahlian yaitu pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan.menurut persepsi auditor hanya takanan dari klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan dua faktor independensi yang lain tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Tabel 2.1 (lanjutan)
No 6.
7.
Peneliti (Tahun) Christina (2007)
Purwanti, Hapsari dan Alim (2007)
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan “Pengaruh kompetensi Variabel kualitas audit Objek penelitian, metode dan independensi auditor analiais: regresi linear terhadap Kualitas audit” berganda. Tidak adanya variabel kompetensi dan independensi. “Pengaruh kompetensi Variabel kualitas audit, adannya Objek penelitian, metode dan independensi variabel moderating dalam analisis: Regresi moderate Auditor terhadap penelitian. two way interactions. kualitas audit dengan Variabel etika auditor, Etika auditor sebagai kompetensi, independensi. variable Moderasi” Judul Penelitian
Bersambung pada halaman selanjutnya.
55
Hasil Penelitian Menemukan adanya pengaruh yang signifikan secara parsial dan simultan antara kompetensi dan independensi auditor dengan kualitas audit. Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Tabel 2.1 (lanjutan)
No 8.
9.
Peneliti (Tahun) Suaryana (2008)
Singgih dan Bawono (2010)
Judul Penelitian Pengaruh komite audit terhadap kualitas laba.
Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big four” di Indonesia)
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan Variabel kualitas audit, variabel Objek penelitian, metode komite audit. analisis: FSCM dan CRSM. Variabel kualitas laba.
Metode analisis data regresi berganda. Variabel kualitas audit serta pengalaman yang merupakan hasil dimensi dari keahlian.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
56
Tidak adanya variabel Independensi, Due Professional Care dan akuntabilitas. Objek penelitian yang lebih luas.
Hasil Penelitian Bahwa pasar menilai laba yang diperoleh oleh perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas audit yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Tabel 2.1 (lanjutan)
No 10.
Peneliti (Tahun) Manita dan Elommal (2010)
Judul Penelitian The Quality of Audit Process: An Empirical Study With Audit Committees.
Metodologi Penelitiaan Persamaan Perbedaan Variabel komite audit, variabel Metode pengujian hipotesis kualitas audit menggunakan MultitraitMulti-Method Matrix (MTMM). Studi empiris, objek penelitiandan lingkup penelitian yang lebih luas.
57
Hasil Penelitian Terdapat 7 indikator dari dimensi kualitas audit yang mana 4 diantaranya berpengaruh dalam proses audit yakni: pemahaman terhadap perusahaan dan lingkungannya, ketepatan dalam mengidentifikasi resiko, relevansi terhadap resiko yang ada, serta tingkat komunikasi dan kolaborasi dengan komite audit. Sedangkan 3 indikator yang lain dianggap tidak berpengaruh yakni: independensi dan etika para pendengar, komposisi dan kualifikasi dari tim audit, serta aturan dan pengawasan terkait dengan misi dan etika
auditor
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber.
58
J. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Beberapa penelitian terkait tentang komite audit terhadap kualitas pelaporan keuangan telah banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian cenderung untuk mendukung keberadaan komite audit karena dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan (Klien, 2001; DeFond dan Jiambalvo, 1991; Beasly dan Salterio, 2001; McMullen dan Raghunandan, 1996) dalam Suaryana (2008:4). Carcello et al., (1992) meneliti tentang atribut-atribut kualitas audit dari persepsi patner audit, dan para pengguna laporan keuangan, hasilnya menunjukan terdapat 12 atribut dari kualitas audit yang berpengaruh terhadap kualitas audit yang salah satunya adalah keberadaan komite audit di dalam perusahan klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Manita et al., (2010), mengenai kualitas dari proses audit yang merupakan studi empiris dengan komite audit ditemukan bahwa terdapat 4 indikator yang berpengaruh dalam proses audit yakni: komunikasi dan kolaborasi dengan komite audit, pemahaman terhadap lingkup bisnis perusahaan, keandalan dalam mengidentifikasi resiko, dan relevansi terhadap resiko yang ada.
59
Sehingga dapat dijelaskan perusahaan yang memiliki komite audit dengan laporan keuangan yang baik atau pengalaman melakukan proses audit yang baik umumnya memberikan efektivitas dari komite audit tersebut sehingga menghasilkan kualitas audit yang memadai dibandingkan dengan komite audit yang tidak memiliki pengalaman serupa (Schmidt et al., 2011:11). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al., (1997) dan Manita et al., (2010), maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ha1: Peran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi variabel moderating. 2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Keahlian dalam hal proses audit merupakan kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan proses audit dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada. Purnomo (2006) yang meneliti tentang persepsi auditor tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi terhadap kualitas audit, menemukan bahwa menurut persepsi auditor yang diteliti faktor keahlian yang diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al., (1992) yang meneliti tentang atribut-atribut kualitas audit dari persepsi patner audit, dan para pengguna laporan keuangan, hasilnya menunjukan terdapat 12 atribut
60
dari kualitas audit yang berpengaruh terhadap kualitas audit dimana salah satu dari 12 atribut tersebut keahlian menjadi salah satu atribut yang berpengaruh dalam kualitas audit. Sehingga semakin ahli seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya serta dapat menjunjung tinggi integritas yang dimilikinya semakin baik pula kualitas audit yang akan dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2006) dan Carcello et al., (1997), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitiaan ini adalah: Ha2: Keahlian auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. 3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, sehingga hasil audit yang didapat pun akan semakin handal dan berkualitas. Deis dan Giroux (1992), dalam penelitiaanya
yang berjudul
Determinants of Audit Quality in Audit Sector pernah meneliti variabel penentu kualitas audit dimana hasil penelitiaanya menunjukan bahwa audit
61
tenure, peer review, profesinalisme, pendidikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al., (2006) yang meneliti tentang pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, hasil penelitian menunjukan variabel profesionalisme yang diproksikan kedalam lima variabel hanya empat variabel yang berpengaruh terhadap tingkat meterialitas yakni: pengabdian terhadap profesi, kemandirian, kepercayaan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux (1992) dan Wahyudi et al., (2006), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha3: Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. 4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data,
termasuk
memproses,
mendapatkan,
menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
62
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Nurfitriana et al., 2005). Supriyanti (2006) melakukan penelitian mengenai peranan teknologi informasi dalam audit sistem informasi komputer akuntansi dimana dalam penelitianya ingin mengetahui seberapa penting peranan teknologi informasi dalam dunia akuntansi, hasil penelitianya menunjukan teknologi informasi sangat berperan dalam proses audit sistem informasi yang berbasis komputer sehingga kualitas audit yang dihasilkan juga ikut berpengaruh. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriana et al., (2005) yang meneliti tentang pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial, dimana hasil penelitianya menujukan bahwa teknologi informasi sebagai variabel moderating tidak berpengaruh terhadap hubungan TQM dengan kinerja manajerial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanti (2006) dan Nurfitriana et al., (2005), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha4: Peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
63
K. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji pengaruh keterlibatan komite audit (X1), keahlian auditor (X2), profesionalisme auditor (X3) terhadap kualitas audit sistem informasi berbasis komputer (Y1) dengan terlebih dahulu dimoderasi oleh pengaruh teknologi informasi (X4). Tiap variabel dalam model penelitian yang diteliti dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh para peneliti yang berkaitan dengan judul penelitian sekarang. Adapun variabel peran komite audit diadopsi dari penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) dan Manita dan Elommal (2010), sedangkan variabel keahlian auditor merujuk pada Purnomo (2006), variabel profesionalisme auditor merujuk pada Deis dan Giroux (1992), dan variabel kualitas audit peneliti lebih mengacu dari penelitian DeAngelo (1981) serta Carcello et al., (1992).
64
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 2.1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Peran Komite Audit, Kaeahlian Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap kualitas Audit atas Sistem informasi Berbasis Komputer dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating
Kualitas Audit Berbasis Sistem Informasi Teknologi (Komputer)
Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta
Variabel Independen
Variabel Dependen
Peran Komite Audit
Kualitas Audit atas
(X1)
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Keahlian Auditor
(Y)
(X2) Profesionalisme
Teknologi Informasi
Auditor
(X4)
(X3)
Variabel Moderating
Metode Analisis: Regresi
Regresi Berganda
Bersambung pada halaman selanjutnya
65
Gambar 2.1 (lanjutan) Regresi Berganda
Regresi Moderate
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel independen yaitu peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi. Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang menjabat di kantor akuntan publik, yaitu: manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior. Dengan kriteria pendidikan minimal D3 Akuntansi, auditor yang bekerja di KAP yang bekerja di wilayah Jakarta. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik, serta diharapkan dengan menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi penelitian, penulis dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak, sehingga kekuatan generalisasinya lebih tinggi.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta.
67
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002:115). Sampel dalam penelitian ini adalah: (1) kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan; (2) auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing; dan (3) auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun, hal tersebut diyakini bahwa seorang auditor sudah memiliki pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya. 2. Metode Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002:131).
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research). Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik.
68
Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesinor yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel peran komite audit (X1), keahlian auditor (X2), profesionalisme auditor (X3), dan teknologi informasi sebagai variabel moderating (X4), terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y1). 1. Uji Kualitas Data Sebelum data diolah untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian dengan uji validitas dan reliabilitas untuk melihat apakah data yang diperoleh dari responden dapat menggambarkan secara tepat konsep yang diuji. Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan valid. Sedangkan, kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan
69
untuk mengumpulkan data. Dalam pengujian kualitas data peneliti menggunakan uji statistik validitas dan uji statistik reliabilitas. a. Uji Validitas Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:181-182). Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tesebut (Ghozali,
2009:49).
Pengujian
validitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2009). Dalam mengukur validitas ini, peneliti akan menggunakan SPSS versi 17.0. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu construct. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009:45). Jadi jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat ukur tersebut tidak reliabel. Dalam mengukur reliabilitas ini, peneliti menggunakan SPSS versi 17.0. Pengujian ini menggunakan metode Statistic Cronbach Alpha
70
dengan nilai sebesar 0,6. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrument dapat dikatakan reliable (handal) jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2009:46). 2. Tahap Persiapan Data Peneliti melakukan beberapa persiapan data untuk memudahkan proses analisis data dan intepretasi hasilnya (Indriantoro dan supomo, 2002:167), yaitu: a. Tahap Pengeditan (Editing) Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002). Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan data yang diperoleh adalah bersih dan lengkap, yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten. b. Pemberian Kode (Coding) Pemberian kode merupakan suatu proses penyusunan secara sistematik data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer (Indriantoro dan supomo, 2002). Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data khususnya pada saat memasukkan data.
71
c. Pemrosesan Data (Data Processing) Memproses data dapat dilakukan dengan melakukan entry data dari lembaran kuesioner isian ke dalam komputer. Biasanya yang sering dilakukan dalam pemrosesan data yaitu menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). d. Pembersihan Data (Data Cleaning) Pembersihan data yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya (Indriantoro dan Supomo, 2002). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. a. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
atau
Multikolonieritas
korelasi
diantara
menyatakan
variebel
hubungan
antara
independen. sesama
Uji
variabel
independen. Dalam penelitian ini uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara variabel keterlibatan komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor dengan adanya variabel teknologi informasi sebagai variabel moderating. Pedoman suatu model regresi yang ideal adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen (nilai VIF dan tolerance disekitar angka 1 serta koefisien korelasi antar variabel independen haruslah dibawah 0,5).
72
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka varibel-variabel ini tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,2009:95). b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scaterrplot antar SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah dipredikasi dan sumbu X adalah residual (Y predikasi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit)
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah plot yang mengindikasiskan homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2009:125-126). c. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk
73
melihat normalitas data dengan cara membandingkan antara dua observasi
dengan
distribusi
yang mendeteksi
distribusi
normal
probability plot. Peneliti menggunakan SPSS versi 17.0. Deteksi normalitas dapat dilihat dengan kurva Normal P-Plot. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghazali, 2009:147-149). 4. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression) dengan variabel moderating yang digunakan untuk menguji Ha1, Ha2, Ha3, dan Ha4, serta untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui tiga variabel independen dengan satu variabel moderating dan untuk mengetahui apakah variabel moderating tersebut benar-benar sebagai variabel yang memperkuat atau memperlemah variabel dependen atau tidak. Menurut Furcot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2009:203) untuk menguji analisis regresi dengan variabel moderating salah satunya dapat diukur menggunakan uji nilai selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi:
74
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 |X1-X4| + b5 |X2-X4| + b6 |X3-X4| + e Keterangan: Y
: Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
X1
: Keterlibatan Komite Audit
X2
: Keahlian Auditor
X3
: Profesionalisme Auditor
X4
: Teknologi Informasi
b1 b2…. bn
: Parameter Regresi
Menurut Furcot dan Shearon dalam Ghozali (2009:203) interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Rumus regresi untuk menguji dimana nilai peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor dan teknologi informasi adalah standardized sebagai berikut: Persamaan 1: Kualitas = a + b1 komite audit + b4 |komite audit – teknologi informasi|+e Persamaan 2: Kualitas = a + b2 keahlian + b5 |keahlian auditor - teknologi informasi|+e Persamaan 3: Kualitas = a + b3 profesionalisme + b6 |profesionalisme - teknologi informasi|+e Persamaan 4: Kualitas = a + b1 komite audit + b2 keahlian auditor + profesionalisme+e
75
Setelah diujikan didapatkan rumus baru untuk menguji selisih mutlak dalam regresi dengan variabel moderating untuk melihat apakah variabel tersebut merupakan variabel moderating atau bukan dengan melihat tingkat signifikansi pada uji t. Y = a + b1 ZXm + b2 ZXn + b2 Absxl_x2 + e Dimana: ZXm
= standardized variabel independen
ZXn
= standardized variabel moderating
Absx1_x2
= |ZXm – ZXn|
e
= error
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Untuk mengetahui besar atau kecilnya berpengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghazali, 2009). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam model.
76
Adapun untuk mengetahui ada tidaknya koefisien determinasi dipergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Dimana: KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi c. Uji Statistik t Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
yaitu
antara
peran
komite
audit,
keahlian
auditor,
profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dijadikan variabel moderating terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien variabel peran komite audit (X1), keahlian auditor (X2), profesionalisme auditor (X3) serta teknologi informasi (X4) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu dilakukan uji parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji signifikansi: alpha = 0,05. Berdasarkan hasil probabilitas dengan α = 0,05 (Ghozali, 2009): • Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak • Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
77
d. Uji Statistik Signifikansi (F) Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersamasama variabel independen (peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dijadikan variabel moderating) terhadap variabel dependen (kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer). Dengan syarat, jika probabilitas memenuhi taraf signifikan lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2009).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini merupakan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut: 1. Variabel Independen Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, terdiri atas: a. Variabel Independen: Peran Komite Audit Komite audit merupakan wakil pemilik (pemegang saham) yang berada diluar fungsi manajemen. Mereka bertugas melakukan pengawasan terhadap
kinerja
manajemen.
Bagaimana
mereka
melakukan
tanggungjawab tersebut, akan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian.
78
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Sanjaya (2008) dan Suaryana (2008).Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. b. Variabel Independen: Keahlian Auditor Keahlian merupakan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dimiliki seseorang dalam memecahkan masalah yang diperoleh dari suatu pelatihan atau pengalaman dalam suatu lingkungan tertentu. Keahlian auditor diukur melalui pendapat responden dalam isian kuesioner yang diberikan kepada auditor. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mayangsari (2003). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 8 (delapan) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. c. Variabel Independen: Profesionalisme Auditor Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawabnya sebagai masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi.
79
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Wahyudi et al., (2006).Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. 2. Variabel Moderating Variabel moderating adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan suatu sistem yang dapat mengolah data atau informasi yang berbasis teknologi dalam penerapannya. Secara garis besar, teknologi informasi dikelompokkan menjadi 2 bagian: perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Sangsoko (2003). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. Dalam instrumen variabel teknologi informasi ini terdapat 2 butir nomor pertanyaan bersifat negatif yakni butir pertanyaan nomor 19 dan butir pertanyaan nomor 22 sehingga dalam proses input butir pertanyaan tersebut poin jawaban responden harus di balik.
80
3. Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. a. Variabel Dependen: Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer. Audit sistem informasi merupakan sebuah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti atas operasi dan pengendalian sistem informasi guna memperoleh keyakinan bahwa sistem informasi yang digunakan dapat beroperasi secara efisien dan efektif, dapat mengamankan asset dan keamanan data. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Yunita (2010). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 10 (sepuluh) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
81
4. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 berikut ini menyajikan indikator pertanyaan operasionalisasi varibel dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Indikator
Peran Komite Audit (Sanjaya, 2008), (Suaryana, 2008)
1. Anggota komite audit memberikan rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian auditor ekstrnal.
Profesionalis me Auditor (Hendro Wahyudi et al., 2006)
2. Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan audit fee auditor eksternal. 3. Meneliti laporan auditor yang sudah dibuat dan management letter yang di buat oleh auditor eksternal. 4. Mengawasi kinerja auditor eksternal dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai standar professional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan profesionalisme dan keahlian auditor. 5. Menilai ruang lingkup dan perencanaan operasional perusahaan. 1. Auditor menggunakan segenap pengetahuan, dalam proses audit. 2. Keputusan batin berprofesi sebagai auditor. 3. Bekerja keras dalam mengembangkan pekerjaan. 4. Auditor eksternal profesi penting di masyarakat dan rawan kecurangan. 5. Auditor eksternal menerima dan mengemban tugas didukung material dan SDA yang cukup.
82
No. Butir Skala Pertanyaan Pengukuran 1 Interval
2
3
4
5
6
7 8 9
10
Interval
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Indikator
Keahlian Auditor (Mayangsari, 2003)
1. Keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. 2. Profesi atau tugas dengan menetapkan standar baku di bidang profesinya. 3. Profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan. 4. Pengetahuan merupakan faktor dalam mendeteksi kekeliruan. 5. Pengalaman lebih dari 4 tahun.
6. Pelatihan profesi, pemahaman komputer dan sistem informasi. 7. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain. 8. Integrasi dan kompetensi Teknologi 1. Pemanfaatan kinerja komputer. Informasi 2. Pemanfaatan software akuntansi (Sangsoko, oleh auditor. 2003) 3. Mengaudit sistem informasi, transaksi elektronik, kinerja efektif dan efisien. 4. Meningkatkan kualitas output auditor. 5. Teknologi informasi membuat kinerja audit menjadi lebih baik di masa datang. Kualitas audit 1. Audit SI selalu mengacu pada atas sistem standar auditing profesional informasi dalam segala aspek pekerjaan berbasis audit. komputer 2. Audit SI perlu menjaga sikap (Yunita, independensi dalam tingkah laku 2010) dan tindakan terhadap pihakpihak yang terkait dalam audit. 1. Anggota SI mempunyai pengetahuan yang memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). Bersambung pada halaman selanjutnya
83
No. Butir Skala Pertanyaan Pengukuran 11 Interval 12
13
14 15 16 17 18 19 20
Interval
21
22 23
24
25
26
Interval
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Indikator
4.Diperlukan pendidikan berkelanjutan serta sertifikat profesi dalam melakukan audit SI. 5.Jika auditor tidak memiliki kompetensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli. 6.Dengan digunakannya teknik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit. 7.Penyusunan prosedur audit sistem informasi diperlukan untuk memperlancar tugas pemeriksaan. 8.Sistem analitis dan programmer sebaiknya berada dalam pengawasan dan tanggungjawab kepada bagian aplikasi. 9.Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi. 10.Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut. Sumber: Diambil dari berbagai sumber
84
No. Butir Skala Pertanyaan Pengukuran 27
28
29
30
31
32
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta baik KAP yang kecil, menengah, maupun KAP yang berkerjasama dengan pihak asing. Adapun target auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan
data
dilaksanakan
melalui
penyebaran
kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, melalui e-mail, pos, serta secara langsung melalui perantara kepada responden yang bekarja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 2 Mei 2011 hingga 20 Mei 2011. Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 115 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 85 kuesioner atau 73,9%. Kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 30 buah atau 26,1%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat
85
bertepatan dengan waktu penugasan kerja auditor. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 75 buah atau 65,21%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 10 kuesioner atau 8,7%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan Jumlah 1. Jumlah kuesioner yang disebar 115 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 30 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 10 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 100% 26,1% 8,7% 65,21%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian Kuesioner No.. Nama Kantor Akuntan Publik dikirim 1. KAP Rama Wendra (Pusat) 7 2. KAP Peater, Uways & Rekan 7 3. KAP Agus Ubaidillah 3 4. KAP Teguh Heru Irianto 2 5. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & 7 Dadang (Cab) 6. KAP Trisnawati & Rekan 5 7. KAP Ishak, Saleh Soewondo & 11 Rekan 8. KAP Adnan Ali 4 9. KAP Hananta Budianto & Rekan 5 (Pusat) 10. KAP Hasnil, M Yasin & Rekan 5 (Pusat) 11. KAP Herman Dody, Tanumihardja & 5 Rekan Bersambung pada halaman selanjutnya
86
Kuesioner dikembalikan 7 0 0 1 5 4 11 2 5 4 5
Tabel 4.2 (Lanjutan) Kuesioner No.. Nama Kantor Akuntan Publik dikirim 13. KAP Jimmy Budhi 7 14. KAP Usman & Rekan (Pusat) 7 15. KAP Drs. Wirawan & Rekan 7 16. KAP Mulyamin Sensi Suryanto 7 17. KAP Armanda & Ernita (Pusat) 7 18. KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & 4 Rekan 19. KAP Hertanto, Sidik & Rekan 5 20. Ekamasni Bustaman & Rekan 10 Jumlah 115 Sumber: Data Primer
Kuesioner dikembalikan 5 5 5 5 5 1 5 10 85
Tabel 4.2 di atas menjelaskan distribusi penyebaran keusioner penelitian kepada 20 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta dengan jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 115 kuesioner serta jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 85 kuesioner. 2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik yang mempunyai Nomer Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing dan telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman kerja responden.
87
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid
Percent
Laki-Laki
40
Perempuan
35
Total
75
Valid Percent
53.3
Cumulative Percent
53.3
53.3
46.7
46.7
100.0
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa sekitar 40 orang atau 53,3% responden adalah berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 35 orang atau 46,7% berjenis kelamin perempuan. b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Auditor Junior
48
64.0
64.0
64.0
Auditor Senior
23
30.7
30.7
94.7
1
1.3
1.3
96.0 100.0
Manajer Supervisor Total
3
4.0
4.0
75
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
88
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 48 orang atau sebesar 64,0% menduduki posisi sebagai auditor junior, sebanyak 23 orang atau sebesar 30,7% menduduki posisi terakhir sebagai auditor senior. Responden yang menduduki posisi terakhir sebagai seorang supervisor adalah sebanyak 3 orang atau sebesar 4,0% dan sebanyak satu orang atau sebesar 1,3% menduduki jabatan sebagai seorang manajer. c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
1
1.3
1.3
1.3
S1
72
96.0
96.0
97.3
S2
2
2.7
2.7
100.0
75
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 72 orang responden atau 96,0%. Sisanya sebesar 2,7% atau sebanyak 2 orang responden berpendidikan Strata Dua (S2) dan sebesar 1,3% atau sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
89
d. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.6 berikut ini disajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
> 50 Tahun
3
4.0
4.0
4.0
20-30 Tahun
66
88.0
88.0
92.0
31-40 Tahun
4
5.3
5.3
97.3
41-50 Tahun
2
2.7
2.7
100.0
75
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.6 menunjukan responden yang bekerja pada kantor akuntan publik sebesar 4,0% atau sebanyak 3 orang diantaranya berusia di atas 50 tahun, sedangkan responden yang berusia antara 41-50 tahun sebesar 2,7% atau sebanyak 2 orang responden. Sedangkan sebesar 5,3% atau sebanyak 4 orang responden berusia diantara 31-40 tahun. Dan sisanya sebesar 88% atau sebanyak 66 orang responden yang bekerja di kantor akuntan publik didominasi antara usia 20-30 tahun.
90
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<1 Tahun
43
57.3
57.3
57.3
>3 Tahun
13
17.3
17.3
74.7
1-3 Tahun
19
25.3
25.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (sebanyak 57,3%) atau sekitar 43 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, sebanyak 25,3% atau sekitar 19 responden memiliki pengalaman bekerja di atas 3 tahun dan sisanya 17,3% atau sekitar 19 responden memiliki pengalaman bekerja antara 1-3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer yang akan di uji secara statistik deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.8 berikut ini.
91
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif N TKA TK TPA TTI TKS Valid N (listwise)
Minimum 75 75 75 75 75 75
14 21 14 12 30
Maximum 25 39 23 25 49
Mean 19.63 31.55 19.72 18.80 39.89
Std. Deviation 1.799 3.050 2.017 2.651 3.439
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel komite audit jawaban minimum sebesar 14 dan maksimum sebesar 25 dengan rata-rata total jawaban 19,63 dan standar deviasi sebesar 1,799. Variabel keahlian auditor memiliki jawaban minimal sebesar 21 dan jawaban maksimal sebesar 39 dengan rata-rata total jawaban 31,55 dan standar deviasi 3.050. Variabel profesionalisme auditor memiliki jawaban minimal sebesar 14 dan jawaban maksimal sebesar 23 dengan rata-rata total jawaban 19,72 dan standar deviasi 2,017. Variabel teknologi informasi memiliki jawaban minimal sebesar 12 dan jawaban maksimal sebesar 25 dengan rata-rata total jawaban 18,80 dan standar deviasi 2,651. Variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer memiliki jawaban minimal sebesar 30 dan jawaban maksimal sebesar 49 dengan rata-rata total jawaban 39,89 dan standar deviasi 3.439. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
92
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu komite audit (KA), keahlian auditor (K), profesionalisme auditor (PA), teknologi informasi (TI), dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (KS), dengan 75 sampel responden. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Komite Audit Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (KA1) 0,705** 2 (KA2) 0,757** 3 (KA3) 0,719** 4 (KA4) 0,566** 5 (KA5) 0,598** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.9 menunjukan variabel komite audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (K1) 0,446** 2 (K2) 0,544** 3 (K3) 0,568** 4 (K4) 0,662** 5 (K5) 0,746** 6 (K5) 0,627** 7 (K5) 0,464** 8 (K5) 0,473** Sumber: Data primer yang diolah 93
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.10 di atas menunjukan variabel keahlian auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Profesionalisme Auditor Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (PA1) 0,485** 2 (PA2) 0,518** 3 (PA3) 0,657** 4 (PA4) 0,751** 5 (PA5) 0,672** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.11 menunjukan variabel profesionalisme auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (TI1) 0,683** 2 (TI2) 0,604** 3 (TI3) 0,698** 4 (TI4) 0,654** 5 (TI5) 0,577** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.12 menunjukan variabel teknologi informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
94
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (KS1) 0,433** 2 (KS2) 0,537** 3 (KS3) 0,646** 4 (KS4) 0,345** 5 (KS5) 0,551** 6 (KS5) 0,692** 7 (KS5) 0,613** 8 (KS5) 0,479** 9 (KS5) 0,650** 10 (KS5) 0,588** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.13 menunjukan variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Realibilitas Uji realilibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,6. Tabel 4.14 menunjukan hasil uji reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
95
Tabel 4.14 Hasil Uji Realibilitas Variabel Komite audit Keahlian Auditor Profesionaliame Auditor Teknologi Informasi Kualitas audit atas Sistem Infomasi Berbasis Komputer Sumber: Data primer yang diolah
Cronbach’s Alpha 0,694 0,690 0,617 0,631 0,737
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.14 menunjukan nilai cronbach’s alpha atas variabel komite audit sebesar 0,694, keahlian auditor sebesar 0,690, profesionalisme auditor sebesar 0,617, teknologi informasi sebesar 0,631, dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sebesar 0,737. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Hal ini menunjukan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
96
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
14.016
4.616
3.036
.003
TKA
.561
.203
.311 2.767
.007
.753
1.329
TK
.437
.116
.388 3.775
.000
.902
1.109
TPA
.043
.192
.026
.822
.744
1.343
.226
a. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang dijelaskan dimana nilai tolerance variabel komite audit sebesar 0,753 dengan VIF sebesar 1,329, untuk variabel keahlian auditor nilai tolerance sebesar 0,902 dengan VIF sebesar 1,109, dan nilai tolerance variabel profesionalisme auditor sebesar 0,744 dengan VIF sebesar 1,343. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
97
b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
98
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut ini. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.16 dan 4.17 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
99
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan bambar 4.18, grafik scatterplot menunjukan bahwa data menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
100
berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,
yaitu
komite
audit,
keahlian
auditor,
dan
profesionalisme auditor. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Regresi Uji Nilai Selisih Mutlak Uji nilai selisih mutlak merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya terlihat interaksi antara variabel independen dengan variabel moderating (Ghozali, 2009:203). 1) Interaksi antara komite audit (X1) dengan teknologi informasi (X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y). a) Uji koefisien determinasi Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X4. Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, dan X4 b
Model Summary Model 1
R .616
R Square a
.380
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.354
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
101
2.765
Tabel 4.16 di atas menunjukan variasi komite audit, teknologi informasi, dan interaksi antara komite audit dengan teknologi informasi dapat menjelaskan 35,4% variasi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sisanya 64,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.17 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1, dan X4. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4 b
ANOVA Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
332.354
3
Residual
542.793
71
Total
875.147
74
F
110.785 14.491
Sig. .000
a
7.645
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 14,491 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel komite audit, teknologi informasi, dan interaksi komite audit dengan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
102
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik ) Tabel 4.18 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1, dan X4. Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4 Coefficients Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
39.347
.599
Zscore(TKA)
1.039
.335
Zscore(TTI)
1.557 .543
Absx1_x4
Std. Error
a
Standardized Coefficients t
Beta
Sig.
65.691
.000
.302
3.098
.003
.335
.453
4.650
.000
.503
.101
1.078
.285
a. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.18 menunjukan bahwa komite audit, dan teknologi informasi secara individual berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, sedangkan
interaksi
variabel komite audit dengan teknologi informasi menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,285. Hal ini berarti menolak Ha1 sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi tidak bisa menjadi variabel moderating antara komite audit dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Pengaruh interaksi antara komite audit dengan teknologi Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji interaksi menunjukan bahwa variasi variabel komite audit, teknologi informasi, dan interaksi antara kedua variabel
103
tersebut Absx1_x4 mampu menjelaskan 35,4% variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sisanya sebesar 64,6% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model seperti independensi, kompetensi, etika auditor. Dari hasil uji F yang dilakukan maka terlihat bahwa ketiga variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer hal ini terlihat dengan nilai F hitung sebesar 14,491 dengan tingkat signifikansi 0,000. Akan tetapi secara individual interaksi antara variabel komite audit dengan teknologi audit menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,285 lebih besar dari 0,05 sehingga menandakan bahwa variabel teknologi informasi bukan merupakan variabel moderating antara komite audit dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Nurfitriana et al., (2005) yang meneliti tentang pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan penghargaan. Dimana dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa teknologi informasi sebagai variabel moderating tidak berpengaruh terhadap hubungan TQM dengan kinerja. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanti (2006), Juwono (2000), dan Jurnali et al., (2002)
yang menjelaskan bahwa teknologi informasi
104
berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit sistem informasi berbasis komputer. Tidak mendukungnya hubungan komite audit dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan adannya variabel teknologi informasi kemungkinan disebakan oleh faktor komite audit yang secara tidak langsung berhubungan dengan teknologi informasi dan seperti yang kita ketahui tugas utama dari komite audit adalah mengawasi dan memonitor proses pelaporan keuangan
dan
lingkup
operasional
perusahaan,
sehingga
penguasaan teknologi informasi tidak menjadi tugas utama dari komte audit karena seperti yang kita ketahui tidak semua orang dapat mengerti dan memahami teknologi informasi dengan mudah tanpa melalui proses pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu disetiap perusahaan diperlukan suatu divisi yang bertanggung jawab terhadap sistem informasi dan teknologi. 2) Interaksi antara keahlian auditor (X2) dengan teknologi informasi (X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. a. Uji koefisien determinasi Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi variabel Y, X2, dan X4.
105
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2, dan X4 b
Model Summary Model
R
1
.687
Adjusted R Square
R Square a
.472
Std. Error of the Estimate
.449
2.552
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.19 menunjukan variasi keahlian auditor, teknologi informasi, dan interaksi antara keahlian auditor dengan teknologi informasi dapat menjelaskan 44,9% variasi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sisanya 55,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model ini. d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X2, dan X4. Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
412.643
3
Residual
462.503
71
Total
875.147
74
F
137.548 21.115
Sig. .000
a
6.514
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 21,115 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk 106
memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel keahlian auditor, teknologi informasi, dan interaksi keahlian auditor dengan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. e. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik ) Tabel 4.21 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X2, dan X4. Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1(Constant)
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
38.463
.523
Zscore(TK)
1.299
.317
Zscore(TTI)
1.533
Absx2_x4
1.510
T
Beta
Sig.
73.599
.000
.378
4.099
.000
.314
.446
4.875
.000
.455
.290
3.315
.001
a. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.21 menunjukan bahwa keahlian auditor, teknologi informasi, dan interaksi keduanya secara individual berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Variabel dari interaksi keahlian auditor dengan teknologi informasi menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan variabel moderating.
107
Pengaruh interaksi antara keahlian auditor dengan teknologi Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Analisis uji interaksi keahlian auditor, teknologi informasi, serta interaksi antara kedua variabel tersebut memiliki nilai Adjusted Square (R2) sebesar 44,9% untuk menjelaskan variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji F sebesar 21,115 dan uji t memiliki nilai yang signifikan sebesar 0,001 sehingga menerima Ha2 dan menjelaskan bahwa teknologi informasi merupakan variabel moderating antara keahlian auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanti (2006) yang menjelaskan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit sistem informasi berbasis komputer. Serta mendukung penelitian oleh Juwono (2000), dan Jurnali et al., (2002) yang menyatakan bahwa teknologi informasi mempengaruhi perkembangan dan proses audit sistem informasi. Dari hipotesis ini pula dapat diketahui bahwa variabel teknologi informasi sangat berkaitan dengan erat dengan keahlian seorang auditor, dimana teknologi informasi hanya dapat dipahami jika seseorang memiliki keahlian yang cukup serta proses pendidikan yang khusus. Hal tersebut di perkuat oleh pernyataan
108
Hayes Roth et al., (1983) yang menyatakan bahwa keahlian merupakan keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan dalam memecahkan permasalan tersebut, keahlian yang dimaksud adalah keahlian dalam pengusaan teknologi informasi sebagai salah satu disiplin ilmu yang ada. Sehingga dari penjelasan di atas sudah semestinya sekarang ini seorang auditor mempunyai keahlian di bidang sistem informasi dan teknologi informasi seiring perkembangan zaman dewasa ini sehingga proses audit menjadi lebih baik dan berkualitas. 3) Interaksi antara profesionalisme auditor (X3) dengan teknologi informasi (X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. a. Uji koefisien determinasi Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi variabel Y, X3, dan X4 serta interaksi antara kedua variabel tersebut yakni profesionalisme dengan teknologi informasi. Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X3, dan X4 b
Model Summary Model
R
1
.648
R Square a
.420
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.396
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah 109
2.673
Tabel 4.22 di atas menunjukan variasi profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan interaksi antara profesionalisme auditor dengan teknologi informasi dapat menjelaskan 39,6% variasi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sisanya 60,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X3, dan X4. Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4 b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
367.838
3
122.613
Residual
507.309
71
7.145
Total
875.147
74
F 17.160
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 17,160 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan interaksi profesionalisme auditor dengan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
110
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik ) Tabel 4.24 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X3, dan X4. Tabel 4.24 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4 Coefficients Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1
38.376
.573
Zscore(TPA)
.906
.315
Zscore(TTI)
2.013
Absx3_x4
1.376
(Constant)
a
Std. Error
T
Beta
Sig.
66.981
.000
.264
2.877
.005
.323
.585
6.240
.000
.438
.296
3.144
.002
a. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.24 menunjukan bahwa profesionalisme auditor, dan teknologi informasi secara individual berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Variabel dari interaksi profesionalisme auditor dengan teknologi informasi menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan variabel moderating antara profesionalisme auditor dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
111
Pengaruh interaksi antara profesionalisme auditor dengan teknologi Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji F menunjukan secara bersama-sama variabel profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan interkasi dari profesionalisme auditor dengan teknologi informasi menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai F 17,160 yang berarti signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sama halnya pada sata uji t interaksi antara profesionalisme auditor dengan teknologi informasi menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,002 yang berarti bahwa teknologi informasi merupakan variabel moderating antra profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian Nurfitriana et al., (2005) yang menunjukan bahwa teknologi informasi sebagai variabel moderating tidak berpengaruh terhadap hubungan TQM dengan kinerja. Tetapi penelitian ini relevan dengan penelitian Jurnali et al., (2002) yang menyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja publik. Serta sesuai dengan peryataan yang diungkapkan Prima Consulting Group (2007) untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, seorang auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu
112
pengetahuan teknis audit dan disiplin ilmu yang relevan yakni teknologi informasi. Dapat disimpulkan teknologi Informasi mempengaruhi kualitas audit sistem informasi secara signifikan, sehingga sebagai variabel moderating dapat memperkuat hubungan variabel profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi dengan baik. Dalam setiap pekerjaan auditnya seorang auditor dituntut untuk bersikap profesional, berdedikasi tinggi serta menunjukan loyalitas yang tinggi sebagai seorang auditor, sehingga hasil yang diberikan dalam setiap pekerjaanya menjadi maksimal. 4) Komite audit (X1), keahlian auditor (X2) dan profesionalisme auditor (X3) secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y). a) Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.25 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1, X2, dan X3. Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Detrminasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3 b
Model Summary
Model 1
R .569
R Square a
.324
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah 113
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .295
2.887
Tabel 4.25 menunjukan nilai adjusted square (R2) sebesar 0,295. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel komite audit, keahlian
auditor,
dan
profesionalisme
auditor
hanya
bisa
menjelaskan 29,5% variasi variabel komite audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sedangkan sisanya sebesar 70,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. b) Hasil Uji Statistik F Berikut ini disajikan hasil uji statistik F terhadap variabel Y, X1, X2, dan X3. Tabel 4.26 Hasil Uji Statisitk F Variabel Y, X1, X2, dan X3 b
ANOVA Model 1Regression
Sum of Squares
Df
Mean Square
283.447
3
94.482
Residual
591.699
71
8.334
Total
875.147
74
F 11.337
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.26 menjelaskan bahwa nilai signifikansi uji F sebesar 0,000, hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
114
Komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji interaksi menghasilkan nilai sebesar 0,295 atau 29,5% yang berarti bahwa variabel komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor dapat menjelaskan sebesar 29,5% kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji F menunjkan bahwa variabel komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme
auditor
secara
bersama-sama
(simultan)
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, hal tersebut ditunjukan dengan nilai F sebesar 11,337 dengan signifikansi 0,000. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Manita et al., (2010), Nurchasanah et al., (2004), dan Behn et al., (2002) yang menyatakan keberadaan dan komunikasi dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian Singgih et al., (2010), dan Purnomo (2006) meyatakan bahwa keahlian yang diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kuallitas audit. Sedangkan Deis dan
Giroux
(1992)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
Determinants of Audit Quality in Audit Sector juga menyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Serta di perkuat oleh penelitian Wahyudi et al.,
115
(2006), Hastuti et al., (2003), dan Rahmawati (1997) yang menyatakan profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit, keahlian
auditor,
dan
profesionalisme
auditor
berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sehingga semakin ahli atau semakin terampil (ability) dan semakin berpengalamannya seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula dengan profesionalisme yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi auditor eksternal. Oleh karena itu, dengan profesionalisme yang tinggi seorang auditor akan melaksanakan setiap pekerjaanya dengan tingkat keahlian yang maksimal, melaksanakan setiap pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar baku yang ada, serta selalu menjalankan tugas profesinya dengan selalu mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Dengan demikian kualitas audit yang dihasilkan akan semakin handal dan berkualitas dengan sendirinya.
116
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 auditor yang bekerja di 20 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2010. Berdasarkan pada data yang talah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi uji selisih nilai mutlak dan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel teknologi informasi tidak bisa menjadi variabel moderating antara variabel komite audit dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi interaksi Absx1_x4 (X1-X4) sebesar 0, 285 jauh di atas 0,05. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfitriana et al., (2005) tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan Jurnali et al., (2002).
117
2. Interaksi antara variabel keahlian auditor dengan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi variabel moderating sebesar 0,001. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan Jurnali et al., (2002) tetapi tidak konsisten dengan penelitian Nurfitriana et al., (2005). 3. Variabel teknologi informasi merupakan variabel moderating antara variabel profesionalisme auditor dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi interaksi Absx3_x4 (X3-X4) sebesar 0, 002 jauh di bawah 0,05. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfitriana et al., (2005) tetapi konsisten dengan hasil penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan Jurnali et al., (2002). 4. Komite audit, keahlian auditor, dan professionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Manita et al., (2010), Purnomo (2006), serta Deis dan Giraux (1992).
118
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukan bahwa variabel komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dalam menjalankan tugas auditnya seorang auditor dituntut agar memberikan dan menggunakan keahlian, pengalaman, pengetahuan serta profesionalisme yang paling maksimal agar kualitas audit yang dihasilkan menjadi maksimal dan handal. Pengetahuan seorang auditor dalam menggunakan sistem dalam hal ini teknologi komputer menjadi nilai tambah bagi seorang auditor dalam menjalankan tugasnya terlebih jika dalam lingkup kerjanya telah beralih menjadi sistem komputerisasi dalam segala hal sehingga menuntut seorang auditor juga ikut beralih dalam penguasaan teknologi komputer tersebut. Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer ditengarai muncul akibat beralihnya sistem manual yang biasa digunakan menjadi sistem komputerisasi. Adanya peran komite audit di dalam setiap perusahaan klien menjadi hal yang sangat penting dan mendukung agar tercapainya kualitas audit yang baik, dengan adanya pengawasan dan review atas setiap kebijakan dalam lingkup perusahan yang dilakukan oleh komite audit menjadikan proses audit menjadi lebih baik sehingga memberikan kualitas audit yang maksimal. Variabel teknologi informasi tidak dapat menjadi variabel pemoderasi antara variabel komite audit dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, hal tersebut dimungkinkan bisa saja karena kedua variabel
119
independen tersebut kurang merepresentatifkan variabel dependen sehingga tidak tercapai tujuan yang ingin dicapai. Dikarenakan luasnya lingkup teknologi informasi yang ada sehingga memungkinkan menjadi salah satu faktor penyebab variabel teknologi informasi tidak bisa menjadi variabel moderating.
C. Saran Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaanpertanyaan
kuesioner
yang
mungkin
terlalu
sempit
atau
kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel moderating atau mengganti variabel moderating teknologi informasi dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. 3. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan karakteristik responden serta waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu auditor melakukan penugasan audit.
120
4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer diantaranya batasan waktu audit, premature sign off, due professional care, tekanan dari klien, time budget pressure, peer review dan lain-lain. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M.J, and J. Shanteau. “Personal Attributest of Expert Auditor”, Organizational Behavior and Human Decision Processes, Vol. 53 pp. 158-172, November, 1992. Agoes, Sukrisno. “Auditing jilid I & II (pemeriksaan akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007. Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, dan Lilik Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan Independen terhadap Kualita Audit dengan Etika Auditor sebagia Variabel Moderasi”, Dismapaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar, 2007. Anderson, K. L., Deli, D. N., dan Gillan, S. T. “Board of Directors, Audit Committee, and the Information Content of Earnings”, Working Paper, 2003. Arens, Alvin A., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. “ Auditing and Assurance Services an Integrated Aproach”, 13th edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall International, 2010. Bedard, Jean. “Expertise in Auditing: Myth or Reality?”. Accounting Organizations and Society, Vol. 14 pp. 113-131, 1989. -------------------., Chi Micheline TH, Graham Lynford E, James Shanteau. “Expertise in Auditing”, Auditing, Sarosota: Vol. 12 pp. 21, 1993. Behn, B.K., J.V. Carcello, D.R. Hermanson, R.H. Hermanson. “The Determinants of Audit Clients Satisfaction Among Client of Big Six Firms”, Accounting Horizons, Vol. 11 No. 1 pp 7-24, 1997. Bradbury, M.E., Y.T. Mak, M.S. Tan. “Board Characteristics and Audit Committee Charactheristics and Abnormal Accruals”, Working Paper, Unitec New Zealand and National University of Singapore, 2004. Carcello, Joseph., Roger H Hermanson, Neal T McGrath. ”Audit Quality Attributes: The Perceptions of Audit Patners, Preparers, and Financial Statements Users”, Auditing, Sarosoto: Spring, Vol. 11. Iss.1; pp. 1-15, 1992. -------------------., and Neal T McGrath. “ Audit Committee Compositian and Audit Reporting”, The Accounting Review, Vol. 75, No. 4, Oktober, 2000.
122
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.4 No.2 Hal. 79-92, November, 2003. Christina, Eunika Elfarini. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah)”, Universitas Negeri Semarang, 2007. DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality”, Journal of Accounting and Economics 3, pp. 183-199, 1981. Deis, Jr. Donald R., and Gary A Giraux. “Determinants of Audit Quality in The Public Sector”, The Accounting Review, Vol. 67, No. 3, July, 1992. Desyanti, Ni Putu Eka dan Ni Made Dwi Ratnadi. “Pengaruh Independensi,Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Evektivitas Penerapan Stuktur pengendalian intern pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 2005. DeZoort, F.T, Steven E Salterio. “The Effects of Corporate Governance Experience and financial-Reporting and Audit Knowledge on Audit Committee Member’s Judgments”, Auditing, Sarasota: Vol. 20 Iss. 2; pp. 31 18, September, 2001. Ekayani, Ni NS,, Imam Ghozali, Zulaekha. “Analisis Kontribusi Nilai Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Proses Bisnis dan Dinamika Bersaing (Studi Empiris pada Hotel Berbintang di Bali)”, SNA VIII Solo, 2005. Frantz, Pascal. “Auditor’s Skill, Auditing Standars, Litigation, and Audit Quality”, British Accounting Review, Vol. 31 pp. 151-183, 1999. Ghosh, Aloke., dan Doocheol Moon. “Audit Tenure and Perceptions of Audit Quality”, The Accounting Review, Vol. 80 No. 2 pp. 585-612, 2005. Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS”, Semarang: BP UNDIP, 2009. Gondodiyoto, Sanyoto. “Audit Sistem Informasi Pendekatan CobIT”, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007. Hall, J. A. “Sistem Informasi Akuntansi”, Buku ke-1, Edisi ke-1. Terjemahan A. A, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
123
Hall, Richard. “Professionalism and Bureaucratization”, American Sosiological Review, Vol, 33 pp. 92-104, 1968. Hastuti, T. D., S. L. Indriarto., dan C. Susilawati. “Hubungan Antara Profesionalisme Dengan Pertimbangan Tingkat Materilialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, pp. 1206-1220, 2003. IAI. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta: Salemba Empat, 2009. Igbara, M dan Parasuraman, S. “Path Analytic Study of Individual Characteristics, Computer Anciety, and Attitudes Toward Microcomputer”, Journal of Management, Vol. 15 No. 3, 1989. Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. “Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama”, BPFE, Yogyakarta: 2002. Ismail, Dimas. “Manfaat Pengolahan Data Elektronik (PDE) Penjualan atas Pengendalian Penjualan”, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2005. Jurnali, Teddy, dan Bambang Supomo. “Pengaruh Faktor Keseuaian Tugas Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik”, Jurnal Riset Akuntansi, Indonesia, Jakarta, 2002. Juwono, Herman. “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Organisasi dan Instansi”, Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara, Edisi Februari, 2000. Kadous, Kathryn. “The Effects of Audit Quality and Consequence Severity on Juror Evaluations of Audit Responsibility for Plaintiff Losses”, The Accounting Review, Vol. 75 No. 3 pp. 327-341, 2000. Konrath, Laweey F. “Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach”, 15th edition, West Publishing Company, 2002. Kuntjoyo. “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling”, Diakses tanggal: 21 April 2011, dari http://ebekunt.files.wordpress.com/2009/06/profesionalisasibimbingan-dan-konseling.pdf. Kusharyanti. “Temuan Penelitian mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik penelitian di Masa Datang”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Desember, 2003.
124
Lawrence P, Karbers, and Timothy J Forganty. “Profesionalism and its Consequences: A Study of Internal Auditor”, Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol. 14 pp. 64-86, 1995. Manita, Riadh and Najoua Elommal. “The Quality of Audit Process: An Empirical Study With Audit Committees”, International Journal of Business, Vol.15(1), 2010. Martini, Sri, dan Edi Wijayanto. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keahlian Auditor”, JABPI, Jakarta, 2003. Mayangsari, Sekar. “Audit Firms Tenure and Investor’s Perceptions of Audit Quality”, Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang, 2006. -----------------------. “Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari), 2003. McLeod, Raymond Jr. “Management Information System”, 6th Edition, Prentise Hall inc, New Jersey, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Jilid I, PT. Pranhallindo, 2001. Mukhtar, A. M. “Audit Sistem Informasi”, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Mulyadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”, Jakarta: Salemba Empat, 2009. Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis faktor-faktor penentu kualitas audit”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60, 2004. Nurfitriana, Ina., Chandarin, Grahita, dan Hanif Ismail. “Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Penghargaan Sebagai Pemoderasi Hubungan Antara TQM dengan Kinerja Manajerial”, Jurnal Akuntabilitas, Jakarta, 2005. Prima Consulting Group. “Membangun Profesionalisme Auditor Internal Bank”, Artikel Diakses Tanggal 21 April 2011, dari: http://www.postacomment.com
Purnomo, Adi. 2006. “Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Faktor-Faktor Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Diakses Tanggal 25 Maret 2011 tersedia: http://
[email protected]
125
Rahmawati. “Hubungan Antara Profesionalisme Internal Auditor Dengan Kinerja Tugas, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Keinginan Untuk Pindah”, Thesis S2 Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1997. Riyatno. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Earnings Response Coefficients”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5 No. 2, Hal 148-162, Oktober, 2007. Sangsoko, Nanang. “Audit Sistem Informasi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapannya pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia”, Kommit, Jakarta, 2002. ------------------------. “Teknologi Informasi: Kinerja dan Penerapannya Terhadap Profesi Akuntansi”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, November, 2003. Sasongko, Budi. Diakses Tanggal: 20 Maret 2011, dari http//budi.perbanas.ac.id/2007/09/audit-sistem-informsi-at-a-glance|.com Schmidt, Jaime, and Mike wilkins. “Bringing Darkness to Light: the Influence of Audit Quality and Audit Committee Expertise on Financial Statement Restatement Transparency”, International Journal, March, 2011. Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono. “ Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia)”, Seminar Akuntansi Nasional (SNA) XIII Purwokerto, 2010. Sugiartha, I Putu Sanjaya. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan manajemen Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11 No. 1 Hal. 97-116, 1 Januari, 2008. Suharli. “Audit Finansial, Audit Manajeman, dan Sistem Pengendalian Intern”, Skripsi Sarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Tidak Dipublikasikan). Jakarta, 2000. Supriyono, R. A. “Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”, 1998. Suryana, Agung. “Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba”, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 6 No. 3, November, 2008. Susiana, dan Arleen Herawaty. “ Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”, Trisakti School of Management, 2009.
126
Sudaryono, Arief, dan Istiati Diah Astuti. “Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi dalam menggunakan Komputer”, Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IIIV, Solo, 2005. Wahyudi, Hendro, dan Aida Ainul Mardiyah. “Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”, Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 2006. Wibowo dan Hardiningsih. “Pengaruh Faktor Personality dan Profesional Commitment terhadap Keahlian Komputer Audit”, Diakses tanggal: 20 Januari 2011, dari http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/jurnal-bisnisdan-ekonomi-maret-2003-4412.html.2003. Yunita, Alfa. “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”, Skripsi Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Tidak Dipublikasikan), Jakarta, 2010.
127
LAMPIRAN-LAMPIRAN
128
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN SKRIPSI
129
130
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN
131
132
133
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
134
KUESIONER PENGARUH KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
135
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 21 April 2011
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Ali Fahmi
NIM
: 107082003204
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VIII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating“. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh komite audit, keahlian dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
136
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya, Dosen Pembimbing
Peneliti
(Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si)
(Ali Fahmi)
137
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ……………………. (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Posisi Terakhir
:
Laki-laki
Perempuan
Partner
Manajer
Auditor Senior Pendidikan Terakhir :
D3
Pengalaman Kerja
< 1 tahun
:
Supervisor
Auditor Junior S1
S2
S3
1-3 tahun
> 3 tahun
VARIABEL, SUB VARIABEL, DAN INDIKATOR PENELITIAN Peran Komite Audit (X1) Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 1. 2. 3.
4.
5.
5= Sangat Setuju (SS)
Pertanyaan Anggota komite audit memberikan rekomendasi tentang pengangkatan atau penggantian auditor Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan biaya audit (fee) untuk auditor. Komite audit meneliti laporan audit yang sudah dibuat dan management letters (laporan evaluasi tentang pengawasan internal) yang dibuat oleh auditor eksternal. Komite audit mengawasi kinerja auditor dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai dengan standar professional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan kompetensi dan independensi. Komite audit bertugas memberikan pandangan mengenai semua lingkup operasional perusahaan.
137
STS TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Profesionalisme Auditor (X2) Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 6.
7. 8. 9. 10.
Pertanyaan Saya mengharapkan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesi sebagai auditor Saya bekerja semampu dan sekuat tenaga saya, dalam mengemban pekerjaan dimana saya bekerja Profesi eksternal auditor adalah profesi yang rawan dengan kecurangan dan kasus litigasi hukum. Saya menerima penugasan didukung material (fee) dan sumber daya yang cukup untuk melaksanakannya.
5= Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Keahlian Auditor (X3) Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 11. 12. 13.
14. 15.
16.
17.
Pertanyaan Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus sesuai dengan bidang yang ditugasinya. Auditor melaksanakan profesi atau tugas sesuai dengan standar baku dibidang profesinya. Auditor mencerminkan profesi yang berdedikasi sesuai dengan pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya. Pengetahuan, prosedur dan pengalaman auditor mempengaruhi dalam mendeteksi kekeliruan. Setujuhkan anda bahwa seorang auditor dikatakan ahli karena memiliki pengalaman lebih dari 4 tahun. Auditor harus meningkatkan kemampuanya dalam penggunaan komputer serta dalam bidang sistem informasi dalam menjalankan profesinya. Kemampuan auditor dalam bekerja sama dengan orang
138
5= Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
No.
18.
Pertanyaan lain tidak mempengaruhi auditor dalam mendeteksi kekeliruan. Integritas dan kompetensi merupakan faktor yang mendukung kemampuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan.
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Teknologi Informasi (X4) Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 19. 20. 21. 22. 23.
Pertanyaan Teknologi informasi tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap aspek kehidupan dunia usaha. Teknologi informasi telah mempengaruhi kinerja perusahaan Penggunaan teknologi informasi (komputer) meningkatkan produktifitas auditor Penggunaan teknologi informasi (komputer) tidak meningkatkan kualitas output pekerjaan auditor Pemanfaatan software audit membantu dalam mengaudit sistem informasi
5= Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 24.
25.
26.
Pertanyaan Auditor sistem informasi selalu mengacu pada standar auditing profesional dalam segala aspek pekerjaan audit. Audit sistem informasi perlu menjaga sikap independensi dalam tingkah laku dan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit. Auditor sistem informasi mempunyai pengetahuan yang memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE).
139
5= Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
No. 27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Pertanyaan Aditor sistem informasi (SI) dikatakan mampu melaksanakan audit sistem informasi apabila memiliki sertifikat CISA (Certified Information System Auditor). Jika auditor tidak memiliki independensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli. Dengan digunakannya teknik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit. Penyusunan prosedur audit sistem informasi diperlukan untuk memperlancarkan tugas pemeriksaan. Sistem analisis dan programmer sebaiknya berada dalam pengawasan dan tanggung jawab kepala bagian aplikasi. Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi. Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut.
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
~(Terimakasih Atas Kesediaan Anda)~
Tanda Tangan
_____________ (Responden)
140
LAMPIRAN 4 DAFTAR JAWABAN RESPONDEN
141
Jawaban Responden Atas Variabel Komite Audit dan Variabel Keahlian Auditor No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
KA 1 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
KA 2 4 3 3 2 4 2 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3
KA 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
KA 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5
KA 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 3 4 4
TKA 23 17 17 15 20 16 20 20 15 18 19 18 23 21 20 20 25 21 18 20 19 21 21 20 18 22 15 21 23 19 23 21 22 21 20 20 20
38
4
3
4
3
4
39 40 41
4 5 4
4 4 4
5 5 4
4 5 4
4 4 4
142
PA 6 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5
PA7 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 5 3
PA 8 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4
PA 9 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3
PA10 5 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3
TPA 22 18 18 18 18 18 22 20 15 19 18 16 20 20 20 18 22 22 17 20 20 21 21 20 21 21 14 15 21 20 21 22 20 22 22 21 18
18
5
3
4
4
5
21
21 23 20
4 5 4
5 4 3
5 4 4
4 4 4
4 4 5
22 21 20
Lanjutan 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3
143
20 20 19 20 22 23 21 18 20 19 20 20 20 20 19 20 20 18 21 22 21 20 20 19 19 20 20 22 22 20 21 20 23 19
5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3
5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 2 5 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 5 3 5 3 3 4 5 4
22 23 16 23 18 16 19 20 16 19 22 17 20 20 18 19 22 18 19 22 21 22 20 19 21 21 21 20 22 19 20 21 21 19
Jawaban Atas Variabel Professionalisme Auditor dan Variabel Teknologi Informasi K K K K K K K K TI TI TI TI TI 14 15 16 17 18 TK 19 20 21 22 23 TTI No. 11 12 13 1 4 4 4 5 5 4 3 4 33 4 5 3 4 4 20 2 4 4 4 4 3 3 3 4 29 3 4 4 3 3 17 3 4 4 3 4 3 3 3 4 28 3 3 4 2 3 15 4 5 5 4 4 4 5 5 5 37 4 4 5 3 4 20 5 4 4 3 4 3 4 4 4 30 5 5 5 5 5 25 6 4 3 4 3 3 3 3 3 26 3 4 5 3 4 19 7 5 5 5 5 4 4 5 5 38 4 5 5 4 5 23 8 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 4 4 2 4 16 9 5 4 5 5 4 4 3 4 34 3 3 3 3 3 15 10 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3 4 4 4 4 19 11 4 4 4 4 4 4 3 4 31 4 4 4 4 4 20 12 3 3 4 4 3 4 4 4 29 3 3 4 3 3 16 13 4 4 4 5 3 3 2 4 29 4 4 4 3 3 18 14 5 4 4 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18 15 5 4 4 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18 16 4 4 5 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18 17 3 4 4 5 5 5 5 5 36 4 5 5 4 5 23 18 4 4 4 5 4 4 4 4 33 3 4 4 4 3 18 19 3 4 4 4 3 4 4 4 30 3 4 4 3 4 18 20 4 5 4 5 4 4 4 4 34 3 4 5 4 5 21 21 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 4 4 2 4 16 22 2 2 4 4 4 4 4 4 28 2 4 4 4 4 18 23 2 2 4 4 4 4 4 4 28 2 4 4 4 4 18 24 4 4 4 3 3 4 3 3 28 2 4 3 2 4 15 25 5 5 4 4 4 4 3 4 33 2 4 3 2 4 15 26 4 5 4 4 4 5 3 4 33 2 4 4 2 5 17 27 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 15 28 4 4 4 4 2 4 3 4 29 4 4 4 3 3 18 29 5 4 4 5 4 5 1 4 32 4 5 5 2 5 21 30 4 4 4 4 2 4 3 4 29 4 4 4 4 4 20 31 5 5 4 4 5 4 2 2 31 2 2 3 4 5 16 32 4 4 3 2 1 1 2 4 21 2 4 3 5 2 16 33 4 5 5 4 5 4 4 4 35 2 5 3 4 3 17 34 4 4 5 3 2 4 4 3 29 2 5 4 3 4 18 35 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4 4 4 1 4 17 36 4 4 4 4 3 4 4 5 32 1 4 3 2 3 13 37 4 5 4 5 5 3 4 5 35 4 4 5 5 3 21 38 4 3 3 2 3 4 5 4 28 5 4 5 4 3 21 39 4 4 4 5 3 4 5 4 33 4 4 5 4 5 22 40 4 4 5 4 5 5 5 5 37 4 4 5 2 5 20 41 4 4 5 4 4 5 4 4 34 4 5 4 5 5 23
144
Lanjutan 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4
4 4 3 5 3 4 5 2 2 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 3 5 3 4 4 4 3
4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 5 3 3 4 4 4 3 4
145
4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 32 31 33 31 30 39 28 28 33 36 32 32 32 29 32 33 29 28 33 35 33 32 33 31 28 30 32 33 30 34 33 33 30
4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
5 4 4 5 5 2 5 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3
4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 5 4 4 4 4
5 2 4 2 2 4 5 2 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4
5 4 4 5 4 3 3 2 4 5 5 5 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 5 4
23 16 20 18 20 17 22 12 18 22 21 21 14 15 19 21 20 18 21 19 18 17 20 19 17 20 20 23 21 24 20 20 21 19
Jawaban Variabel Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer KS KS KS KS KS KS KS KS KS 26 27 28 29 30 31 32 33 No. KS 24 25 TKS 1 3 3 4 3 3 4 4 5 5 4 38 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 34 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 35 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 40 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 47 6 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 37 7 5 5 5 5 2 5 5 3 5 4 44 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 9 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 36 10 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 12 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35 13 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 35 14 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 44 15 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 44 16 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 43 17 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45 18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 20 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 41 21 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 35 22 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38 23 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38 24 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 25 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43 26 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 29 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 30 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 31 5 4 3 4 4 5 3 2 4 5 39 32 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 41 33 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 42 34 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 43 35 4 5 5 4 2 2 4 5 2 5 38 36 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 37 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 37 38 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 40 39 4 4 3 4 5 3 4 4 4 5 40 40 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42 41 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 45
146
Lanjutan 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 3
4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4
4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 5 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 5 4
4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4
147
4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4
4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4
40 40 41 42 42 38 46 34 36 43 40 44 40 40 37 41 39 36 37 39 38 40 44 37 39 38 40 42 38 47 44 39 42 39
Hasil Perhitungna Interaksi Variabel Moderating dengan Variabel Independen No.
ZTKA
ZKT
ZTPA
1 2
1.55676 -1.58468
0.47643 -0.83485
1.1114 -0.8615
3
-1.58468
-1.16267
4
-2.63182
5
ZTTI
Absx1_x4
Absx2_x4
Absx3_x4
0.45268 -0.67903
1.1 0.91
0.02 0.16
0.66 0.18
-0.8615
-1.4335
0.15
0.27
0.57
1.78772
-0.8615
0.45268
3.08
1.34
1.31
-0.01396
-0.50703
-0.8615
2.33887
2.35
2.85
3.2
6
-2.10825
-1.81831
-0.8615
0.07545
2.18
1.89
0.94
7
-0.01396
2.11554
1.1114
1.5844
1.6
0.53
0.47
8
-0.01396
0.14861
0.12495
-1.05626
1.04
1.2
1.18
9
-2.63182
0.80425
-2.34118
-1.4335
1.2
2.24
0.91
10
-1.06111
-0.17921
-0.36828
0.07545
1.14
0.25
0.44
11
-0.53753
-0.17921
-0.8615
0.45268
0.99
0.63
1.31
12
-1.06111
-0.83485
-1.84795
-1.05626
0
0.22
0.79
13
1.55676
-0.83485
0.12495
-0.30179
1.86
0.53
0.43
14
0.50961
0.80425
0.12495
-0.30179
0.81
1.11
0.43
15
-0.01396
0.80425
0.12495
-0.30179
0.29
1.11
0.43
16
-0.01396
0.80425
-0.8615
-0.30179
0.29
1.11
0.56
17
2.6039
1.4599
1.1114
1.5844
1.02
0.12
0.47
18
0.50961
0.47643
1.1114
-0.30179
0.81
0.78
1.41
19
-1.06111
-0.50703
-1.35473
-0.30179
0.76
0.21
1.05
20
-0.01396
0.80425
0.12495
0.82992
0.84
0.03
0.7
21
-0.53753
0.14861
0.12495
-1.05626
0.52
1.2
1.18
22
0.50961
-1.16267
0.61818
-0.30179
0.81
0.86
0.92
23
0.50961
-1.16267
0.61818
-0.30179
0.81
0.86
0.92
24
-0.01396
-1.16267
0.12495
-1.4335
1.42
0.27
1.56
25
-1.06111
0.47643
0.61818
-1.4335
0.37
1.91
2.05
26
1.03318
0.47643
0.61818
-0.67903
1.71
1.16
1.3
27
-2.63182
-2.47395
-2.8344
-1.4335
1.2
1.04
1.4
28
0.50961
-0.83485
-2.34118
-0.30179
0.81
0.53
2.04
29
1.55676
0.14861
0.61818
0.82992
0.73
0.68
0.21
30
-0.53753
-0.83485
0.12495
0.45268
0.99
1.29
0.33
31
1.55676
-0.17921
0.61818
-1.05626
2.61
0.88
1.67
32
0.50961
-3.45742
1.1114
-1.05626
1.57
2.4
2.17
33
1.03318
1.13207
0.12495
-0.67903
1.71
1.81
0.8
34
0.50961
-0.83485
1.1114
-0.30179
0.81
0.53
1.41
35
-0.01396
0.47643
1.1114
-0.67903
0.67
1.16
1.79
36
-0.01396
0.14861
0.61818
-2.18797
2.17
2.34
2.81
37
-0.01396
1.13207
-0.8615
0.82992
0.84
0.3
1.69
38
-1.06111
-1.16267
0.61818
0.82992
1.89
1.99
0.21
148
Lanjutan 39
0.50961
0.47643
1.1114
1.20716
0.7
0.73
0.1
40
1.55676
1.78772
0.61818
0.45268
1.1
1.34
0.17
41
-0.01396
0.80425
0.12495
1.5844
1.6
0.78
1.46
42
-0.01396
0.14861
1.1114
1.5844
1.6
1.44
0.47
43
-0.01396
0.14861
1.60463
-1.05626
1.04
1.2
2.66
44
-0.53753
-0.17921
-1.84795
0.45268
0.99
0.63
2.3
45
-0.01396
0.47643
1.60463
-0.30179
0.29
0.78
1.91
46
1.03318
-0.17921
-0.8615
0.45268
0.58
0.63
1.31
47
1.55676
-0.50703
-1.84795
-0.67903
2.24
0.17
1.17
48
0.50961
2.44336
-0.36828
1.20716
0.7
1.24
1.58
49
-1.06111
-1.16267
0.12495
-2.56521
1.5
1.4
2.69
50
-0.01396
-1.16267
-1.84795
-0.30179
0.29
0.86
1.55
51
-0.53753
0.47643
-0.36828
1.20716
1.74
0.73
1.58
52
-0.01396
1.4599
1.1114
0.82992
0.84
0.63
0.28
53
-0.01396
0.14861
-1.35473
0.82992
0.84
0.68
2.18
54
-0.01396
0.14861
0.12495
-1.81074
1.8
1.96
1.94
55
-0.01396
0.14861
0.12495
-1.4335
1.42
1.58
1.56
56
-0.53753
-0.83485
-0.8615
0.07545
0.61
0.91
0.94
57
-0.01396
0.14861
-0.36828
0.82992
0.84
0.68
1.2
58
-0.01396
0.47643
1.1114
0.45268
0.47
0.02
0.66
59
-1.06111
-0.83485
-0.8615
-0.30179
0.76
0.53
0.56
60
0.50961
-1.16267
-0.36828
0.82992
0.32
1.99
1.2
61
1.03318
0.47643
1.1114
0.07545
0.96
0.4
1.04
62
0.50961
1.13207
0.61818
-0.30179
0.81
1.43
0.92
63
-0.01396
0.47643
1.1114
-0.67903
0.67
1.16
1.79
64
-0.01396
0.14861
0.12495
0.45268
0.47
0.3
0.33
65
-0.53753
0.47643
-0.36828
0.07545
0.61
0.4
0.44
66
-0.53753
-0.17921
0.61818
-0.67903
0.14
0.5
1.3
67
-0.01396
-1.16267
0.61818
0.45268
0.47
1.62
0.17
68
-0.01396
-0.50703
0.61818
0.45268
0.47
0.96
0.17
69
1.03318
0.14861
0.12495
1.5844
0.55
1.44
1.46
70
1.03318
0.47643
1.1114
0.82992
0.2
0.35
0.28
71
-0.01396
-0.50703
-0.36828
1.96163
1.98
2.47
2.33
72
0.50961
0.80425
0.12495
0.45268
0.06
0.35
0.33
73
-0.01396
0.47643
0.61818
0.45268
0.47
0.02
0.17
74
1.55676
0.47643
0.61818
0.82992
0.73
0.35
0.21
75
-0.53753
-0.50703
-0.36828
0.07545
0.61
0.58
0.44
149
Biodata Responden Auditor Eksternal
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki
Usia 27 24 26 24 28 22 39 24 21 22 24 23 22 22 25 26 23 32 59 22 23 24 22 23 20 20 25 26 25 26 25 23 24 23 25 24 23 22 22 26 25
Posisi Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Manajer Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Supervisor Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Senior
150
Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Pengalaman >3 Tahun <1 Tahun >3 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun >3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun >3 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun >3 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun
Lanjutan 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki
22 24 22 27 23 22 25 22 22 21 29 27 21 21 23 25 50 60 50 60 24 24 23 24 23 26 22 23 27 32 38 23 26 25
Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Junior Auditor Senior Auditor Senior
151
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
<1 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun >3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun >3 Tahun >3 Tahun >3 Tahun >3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun <1 Tahun <1 Tahun >3 Tahun >3 Tahun >3 Tahun <1 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun
LAMPIRAN 5 OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA
152
Hasil Olah Data Primer Uji Validitas Data Menggunakan SPSS
Uji Deskriptive Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TKA
75
14
25
19.63
1.799
TK
75
21
39
31.55
3.050
TPA
75
14
23
19.72
2.017
TTI
75
12
25
18.80
2.651
TKS
75
30
49
39.89
3.439
Valid N (listwise)
75
CORRELATIONS /VARIABLES=KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 TKA /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
153
Correlations Uji Validitas Variabel Komite Audit
Correlations KA 1 KA 1
Pearson Correlation
KA 2 1
.440
Sig. (2-tailed) N KA 2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA 4
.433
**
KA 5
.292
*
.705
**
.050
.000
75
75
75
75
75
75
**
1
.440
.000 75 .433
**
.474
**
.283
*
.245
*
.035
.000
75
75
75
75
75
**
1
.174
.290
.135
.012
.000 75
*
.000
.000
75
75
75
75
75
*
.174
1
.247
.283
.135
75
75
75
*
.245
*
*
75
75
*
1
.050
.035
.012
.032
75
75
75
75
**
.719
**
.247
.566
**
75
**
1
.598
.000
.000
.000
75
75
75
75
75
154
**
75
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.598
.000
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
75
Sig. (2-tailed)
.757
.566
**
.000
.227
**
.290
*
.719
.032
Pearson Correlation
.705
**
.014
.474
*
.757
.000
.014
N
*
.011
.011
Sig. (2-tailed)
.227
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
TKA
.000
.292
N TKA
**
KA 4
Pearson Correlation
N KA 5
KA 3
75
Correlations Uji Validitas Variabel Keahlian Auditor Correlations K1 K1
Pearson Correlation
K2 1
Sig. (2-tailed) N K2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K3
.125
.044
.202
.354
75
75
**
1
.261
.000
*
.024 75
*
1
Sig. (2-tailed)
.125
.024
75
75
75
*
**
**
.370
**
.008 75 .370
**
75 .242
*
.037 75 .390
**
75 .241
*
.037 75 .419
**
.001
.001
.000
75
75
75
1
**
Sig. (2-tailed)
.044
.008
.001
75
75
75
Pearson Correlation
.149
.242
*
**
Sig. (2-tailed)
.202
.037
.001
.000
75
75
75
75
75
75
Pearson Correlation
.109
.241
*
**
**
**
1
Sig. (2-tailed)
.354
.037
.390
.419
.000
.473
.348
**
.233
Pearson Correlation
.305
75 .305
Pearson Correlation
N
.000
.002
75
75
75
**
1
.473
.348
.002
75
75
75
75
-.115
-.140
.076
.073
.328
.231
.517
.531
.403
**
.000
.403
.000 75 .321
**
.005
75 .260
*
.024
75
75
75
75
75
75
Pearson Correlation
.037
.154
.105
.235
*
.202
.127
Sig. (2-tailed)
.753
.186
.370
.042
.082
.278
75
75
75
75
75
75
**
**
**
**
**
N TK
.000
75
Sig. (2-tailed) K8
.109
.261
N K7
.149
75
N K6
K6
*
75 .559
K5
.233
.179
N K5
K4
.179
Pearson Correlation
N K4
K3 **
.559
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.446
.544
.568
.662
.746
.627
**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
75
75
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
155
Correlations K7 K1
Pearson Correlation
.328
.753
.000
75
75
75
-.140
.154
.231
.186
.000
75
75
75
Pearson Correlation
.076
.105
Sig. (2-tailed)
.517
.370
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
N K4
75
75
Pearson Correlation
.073
.235
Sig. (2-tailed)
.531
.042
N K5
.000 75 .662
**
.000
75
.005
.082
.000
75
75
75
Pearson Correlation
.260
*
.127
Sig. (2-tailed)
.024
.278
.000
75
75
75
1
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.362
.001
N Pearson Correlation
75
75
**
1
.362
Sig. (2-tailed)
.001
N
TK
**
.202
N
K8
.568
**
**
.321
N
K7
.544
75
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
K6
*
.446
**
.037
N
K3
TK
-.115
Sig. (2-tailed)
K2
K8
75
Pearson Correlation
.464
Sig. (2-tailed) N
156
**
75 .746
.627
.464
**
**
**
.000 75 .473
**
.000 75
75
**
1
.473
.000
.000
75
75
75
Correlations Uji Validitas Variabel Professionalisme Auditor Correlations PA 1 PA 1
Pearson Correlation
PA2 1
PA2
Pearson Correlation
.084
Sig. (2-tailed)
.475
N PA 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA 4
**
.475
.002
.216
.312
.000
75
75
75
75
75
1
*
.190
.116
.012
.103
.321
.290
75
75
*
1
.290
.002
.012
75
75
75 **
.190
Sig. (2-tailed)
.216
.103
.002
75
75
75 *
.358
Pearson Correlation
.118
.116
.248
Sig. (2-tailed)
.312
.321
.032
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
75 .485
**
TPA
.118
.145
N TPA
75 .347
PA 5
.145
.347
Pearson Correlation
N PA 5
75
PA 4 **
.084
Sig. (2-tailed) N
PA 3
75 .518
**
75 .657
**
75 .358
**
75 .248
*
**
.000 75 .657
**
.032
.000
75
75
75
1
**
.437
.751
**
.000
.000
75
75
75
**
1
.437
.000 75 .751
**
.672
**
.000 75
75
**
1
.672
.000
.000
.000
.000
75
75
75
75
75
157
.518
**
.002
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.485
75
Correlations Uji Validitas Variabel Teknologi Informasi Correlations TI 1 TI 1
Pearson Correlation
TI 2 1
.198
Sig. (2-tailed) N TI 2
.198
Sig. (2-tailed)
.089
N TI 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.364
TTI
.104
.683
**
.089
.000
.001
.376
.000
75
75
75
75
75
1
**
.191
**
.008
.101
.305
75
75
75
**
1
.227
.305
75 .698
**
75
.191
.227
1
.094
.001
.101
.050
75
75
75
Pearson Correlation
.104
**
**
Sig. (2-tailed)
.376
.000
.424
Sig. (2-tailed) N
75
**
**
.000
75
Pearson Correlation
75
75 .402
**
75
N
.008
.000
.604
75
Pearson Correlation
.000
.394
.000
N
TTI
**
.453
TI 5 **
.000
Sig. (2-tailed)
TI 5
75 .453
TI 4 **
.050
N TI 4
75
Pearson Correlation
TI 3
.364
.394
.000
75 .683
**
75 .604
**
.402
75 .698
**
.000
75
75
75
.094
1
75 .654
**
.577
**
.000 75
75
**
1
.577
.000
.000
.000
.000
75
75
75
75
75
158
**
.424
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.654
75
Correlations Uji Validitas Variabel Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer Correlations KS 1 KS 1
Pearson Correlation
KS 2 1
KS 2
.281
Sig. (2-tailed)
.015
.012
75
75
75
75
75
1
**
-.025
.088
.000
.831
.450
.003
.340
**
Pearson Correlation
.215
1
.197
.131
.280
Sig. (2-tailed)
.063
.090
.262
.015
.399
.000
*
75
75
75
75
75
75
Pearson Correlation
.027
-.025
.197
1
.171
.104
Sig. (2-tailed)
.818
.831
.090
.142
.374
75
75
75
75
75
75
Pearson Correlation
.226
.088
.131
.171
1
Sig. (2-tailed)
.052
.450
.262
.142
75
75
75
75
75
75
*
**
*
.104
**
1
.015
.374
Pearson Correlation
.289
Sig. (2-tailed)
.012
.340
.003
75
75
Pearson Correlation
.063
.287
Sig. (2-tailed)
.588
.012
75
75
*
.280
75
.355
**
.002
.355
.002
75
75
*
.102
.000
.047
.383
.001
75
75
75
75
*
-.011
.201
.199
.465
**
.230
75 .376
**
Pearson Correlation
.002
.036
.266
Sig. (2-tailed)
.985
.759
.021
.927
.083
.087
75
75
75
75
75
75
Pearson Correlation
.120
.274
*
**
.060
**
Sig. (2-tailed)
.305
.017
.005
.609
75
Pearson Correlation
.164
Sig. (2-tailed)
.159
N TKS
.052
75
N KS 10
.818
75
N KS 9
.063
75
N KS 8
.015
.399
*
75
N KS 7
.289
**
N KS 6
.226
75
N KS 5
KS 6
75
N KS 4
KS 5
.027
*
Pearson Correlation
N KS 3
75
KS 4
.215
.281
Sig. (2-tailed) N
KS 3 *
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
75 .394
.000
75 .433
**
**
75 .537
**
.321
75
75
**
-.053
.002
.651
.344
75 .646
**
75 .345
**
.309
.007 75 .343
**
.003 75 .551
**
.580
**
.000 75 .302
**
.008 75 .692
**
.000
.000
.000
.002
.000
.000
75
75
75
75
75
75
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
159
Correlations KS 7 KS 1
.120
.164
Sig. (2-tailed)
.588
.985
.305
.159
75 .274
.012
.759
.017
.000
.000
75
75
75
75
75
**
*
**
**
.465
.266
.646
**
**
.002
.000
75
75
75
Pearson Correlation
.230
*
-.011
.060
-.053
Sig. (2-tailed)
.047
.927
.609
.651
75
75
Pearson Correlation
.102
.201
Sig. (2-tailed)
.383
.083
Pearson Correlation
Pearson Correlation
N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.003
**
.000
.087
.000
.008
.000
75
75
75
75
75
1
*
**
**
75 *
.380
**
**
75
75
75
1
**
**
.336
.357
.002
75
75
75
**
1
.221
75
**
**
.002
.057
.357
75
**
.479
**
**
.000 75 .650
**
.000
75
75
75
.221
1
75 .650
**
.588
**
.000 75
75
**
1
.588
.000
.000
.000
75
75
75
75
160
.479
.057
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
75
75
75
.613
**
.000
.003
.613
75 .692
.005
.336
.005
.321
**
.001
.001
.321
.302
.014
.003
75 .380
.580
75
75 .551
.001
.282
75
**
75
.014
N
.007
75 .343
.002
.199
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
**
**
**
.282
Pearson Correlation
75 .309
.345
75 .376
Pearson Correlation
N
TKS
75 .537
.005
Sig. (2-tailed)
KS 10
.344
**
75
N
KS 9
.394
.021
Sig. (2-tailed)
KS 8
.321
*
75
N
KS 7
75
.000
N
KS 6
.000
.036
Sig. (2-tailed) Pearson Correlation
**
*
.287
75
.433
75
Pearson Correlation
N
KS 5
TKS
.002
Sig. (2-tailed) KS 4
KS 10
.063
N KS 3
KS 9
Pearson Correlation N
KS 2
KS 8
75
Hasil Olah Data Primer Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS
Reliability Variabel Komite Audit Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
Valid
N
%
75
100.0
Excluded
0
.0
Total
75
100.0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.694
.693
5
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5
15.99 16.15 15.99 15.93 16.05
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 2.500 2.181 2.392 2.820 2.673
.516 .534 .513 .347 .350
161
.287 .316 .310 .142 .132
Cronbach's Alpha if Item Deleted .619 .606 .617 .684 .686
Reliability Variabel Keahlian Auditor Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .690
N of Items
.702
8
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8
27.57 27.53 27.53 27.36 27.91 27.51 27.84 27.57
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 7.978 7.577 7.874 7.044 6.032 7.361 7.623 8.032
.257 .368 .447 .508 .562 .483 .204 .316
162
.324 .412 .272 .331 .378 .304 .308 .206
Cronbach's Alpha if Item Deleted .686 .663 .654 .630 .608 .640 .713 .674
Reliability Variabel Professionalisme Auditor Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.617
N of Items
.628
5
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted PA 1 PA2 PA 3 PA 4 PA 5
15.27 15.95 15.55 16.15 16.03
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 3.306 3.267 3.089 2.370 2.594
.278 .251 .497 .443 .443
163
.150 .093 .271 .265 .259
Cronbach's Alpha if Item Deleted .605 .618 .523 .526 .522
Reliability Variabel Teknologi Informasi Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.631
N of Items
.653
5
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted TI 1 TI 2 TI 3 TI 4 TI 5
15.59 14.76 14.69 15.27 14.89
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 4.570 5.266 4.999 4.495 5.232
.423 .390 .528 .326 .323
164
.288 .200 .342 .149 .254
Cronbach's Alpha if Item Deleted .556 .578 .524 .624 .606
Reliability Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .737
N of Items
.749
10
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5 KS 6 KS 7 KS 8 KS 9 KS 10
35.83 35.85 35.93 36.28 36.15 35.80 35.80 35.91 35.79 35.71
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 10.361 9.965 9.441 10.610 9.667 9.189 9.892 10.113 9.413 9.940
.269 .394 .520 .133 .384 .574 .503 .315 .524 .471
165
.172 .339 .362 .150 .283 .451 .365 .260 .438 .383
Cronbach's Alpha if Item Deleted .735 .717 .697 .763 .719 .688 .703 .729 .696 .707
Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error
14.016
4.616
TKA
.561
.203
TK
.437
TPA
.043
Collinearity Statistics t
Beta
Sig.
Tolerance
3.036
.003
.311
2.767
.007
.753
1.329
.116
.388
3.775
.000
.902
1.109
.192
.026
.226
.822
.744
1.343
a. Dependent Variable: TKS
Coefficient Correlations Model 1
TPA Correlations
Covariances
a.
VIF
a
TK
TKA
TPA
1.000
-.182
-.439
TK
-.182
1.000
-.150
TKA
-.439
-.150
1.000
TPA
.037
-.004
-.017
TK
-.004
.013
-.004
TKA
-.017
-.004
.041
Dependent Variable: TKS
2. Hasil Uji Normalitas
166
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
167
Hasil Uji Hipotesis 1. Interaksi Antara Komite Audit (X1) dengan Teknologi Informasi (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
Variables Removed
Method
Absx1_x4, Zscore(TTI), a Zscore(TKA)
. Enter
a. All requested variables entered. b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.616
a
.380
Std. Error of the Estimate
.354
2.765
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
332.354
3
110.785
Residual
542.793
71
7.645
Total
875.147
74
F
Sig.
14.491
.000
a
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 39.347
.599
Zscore(TKA)
1.039
.335
Zscore(TTI)
1.557 .543
Absx1_x4 a. Dependent Variable: TKS
168
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
65.691
.000
.302
3.098
.003
.335
.453
4.650
.000
.503
.101
1.078
.285
2. Interaksi Antara Keahlian Auditor (X2) dengan Teknologi Informasi (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Variables Entered/Removed Variables Entered
Variables Removed
Method
Absx2_x4, Zscore(TTI), a Zscore(TK)
.
Enter
Model 1
a. All requested variables entered. b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.687
a
.472
Std. Error of the Estimate
.449
2.552
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
412.643
3
137.548
Residual
462.503
71
6.514
Total
875.147
74
F
Sig.
21.115
.000
a
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
38.463
.523
Zscore(TK)
1.299
.317
Zscore(TTI)
1.533
.314
Absx2_x4
1.510
.455
a. Dependent Variable: TKS
169
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
73.599
.000
.378
4.099
.000
.446
4.875
.000
.290
3.315
.001
3. Interaksi Antara Profesionalisme Auditor (X4) dengan Teknologi Informasi (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
Variables Removed
Method
Absx3_x4, Zscore(TPA), a Zscore(TTI)
. Enter
a. All requested variables entered. b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.648
a
.420
Std. Error of the Estimate
.396
2.673
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
367.838
3
122.613
Residual
507.309
71
7.145
Total
875.147
74
F
Sig.
17.160
.000
a
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 38.376
.573
Zscore(TPA)
.906
.315
Zscore(TTI)
2.013
Absx3_x4
1.376
a. Dependent Variable: TKS
170
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
66.981
.000
.264
2.877
.005
.323
.585
6.240
.000
.438
.296
3.144
.002
4. Interaksi
AntaraKomite
Audit
(X1),
Keahlian
Auditor
(X2),
Profesionalisme Auditor (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
TPA, TK, TKA
Variables Removed
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.569
a
.324
Std. Error of the Estimate
.295
2.887
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
283.447
3
94.482
Residual
591.699
71
8.334
Total
875.147
74
F
Sig.
11.337
.000
a
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 14.016
4.616
TKA
.561
.203
TK
.437
TPA
.043
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
3.036
.003
.311
2.767
.007
.116
.388
3.775
.000
.192
.026
.226
.822
a. Dependent Variable: TKS
171