HUBUNGAN KEAKTIFAN SANTRI DALAM KEGIATAN PESANTREN KILAT DENGAN TINGKAT KETAKWAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN, TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : DURROTUN NAFISAH NIM 11106101
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
ii
HUBUNGAN KEAKTIFAN SANTRI DALAM KEGIATAN PESANTREN KILAT DENGAN TINGKAT KETAKWAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN, TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : DURROTUN NAFISAH NIM 11106101
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: DURROTUN NAFISAH
NIM
: 11106101
Jurusan
: TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 Februari 2012 Yang Menyatakan
DURROTUN NAFISAH NIM. 11106101
vi
MOTTO
“ Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari sekarang ”
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayahanda H. Muhammad badawi dan ibunda Hj. Nasikhatin yang selalu memberikan do’a dan materi kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju padamu. 2. Kakanda tercinta alm. mas Nurul Huda, terimakasih atas segala perjuangan, kasih sayang, keteladanannya serta semangat yang tak kenal lelah hingga akhir hayatmu. mas Ahmad Najib,adek Muhammad Shokhi Luthfi dan adek Wus’atul Wafiyah yang menjadi motivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro Romo KH. Mahfudz ridwan, Lc. Dan ibu Hj. Nafisah yang selalu memberikan do’a, nasihat dan ilmunya kepada penulis. 4. mas Saifudin Zuhri semangatmu adalah motivasiku, mas Luqman Arifin terimakasih atas nasihat-nasihatnya, mas Nur Huda terimakasih atas sepenggal cerita dan semangat yang pernah kau torehkan. 5. keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, dek Pita, Imma, mbak Mukaromah, dek Zizah, dek Imah, dek Mia, Tika, dek Khoir, Arina, dek Tuthi’, Ipunk, Haris, kang Dhofir, Syamsul, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
6. Keluarga besar kopma fatawa STAIN Salatiga, mas Hadi, Heri, Hasan, Sari, Fina, Risti, Vian, Agus, jadikan pengalaman sebagai guru yang terbaik. 7. Keluarga besar KSU “mandiri sejahtera” perjuangan kita masih panjang. 8. Teman-teman angkatan 2006 pai c tatik mustaqimah salma, tias kristianti, ria ristiana, sukses untuk kita semua. 9. semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menjadi penerang bagi kita dan yang kita nanti-nantikan syafaatnya besok di hari kiamat. Penulis merasa yakin bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik berupa nasihat, saran, arahan, dan lain sebagainya baik yang berupa materiil maupun spirituil. Akhirnya dengan bekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselenggaralah skripsi yang sederhana ini dengan judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN SANTRI DALAM KEGIATAN PESANTREN KILAT DENGAN TINGKAT KETAKWAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN, TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011. Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dan kewajiban guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
x
Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, bimbingan, motivasi, dan i’tikat baik khususnya kepada: 1. Dr. Imam sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd selaku Ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Dra. Siti Asdikoh, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 4. M.Ghufron, M.Ag selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dengan penuh kesabaran dan dan keikhlasan. 5. Bapak/Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah menghantarkan penulis dalam menuntut ilmu selama kuliah. 6. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga. 7. Sahabat dan semua rekan-rekan yang telah rela membantu penulisan skripsi ini. 8. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada para cendekiawan yang ilmunya penulis petik dalam penulisan skripsi ini. Kepada mereka penulis tidak memberikan balasan apa-apa selain ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
xi
Salatiga, 13 Oktober 2011 Yang menyatakan,
Durrotun Nafisah NIM: 11106101
xii
ABSTRAK
Nafisah, Durrotun. 2011. “Hubungan Keaktifan Santri dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat dengan Tingkat Ketakwaan Santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2011”. Skripsi. jurusan tarbiyah. program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. Pembimbing: M. Ghufron, M. Ag Kata kunci: keaktifan santri, tingkat ketakwaan, pesantren kilat Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui bagaimana keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro, 2) untuk mengetahui bagaimana tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro, 3) untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan beberapa metode, di mana metode tersebut meliputi sumber data, metode dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, metode penelitian subyek, metode pengumpulan data dan analisis data. Metode pengumpulan data sendiri meliputi dokumentasidan angket. Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut. Keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2011 dari 55 responden yang tergolong dalam kategori tinggi (A) sebanyak 37 santri (67.27%). Tergolong dalam kategori sedang (B) sebanyak 13 santri (23.63%). Tergolong dalam kategori rendah (C) sebanyak 5 santri (9.10%). Tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Tahun 2011, tergolong dalam kategori tinggi (A) sebanyak 22 santri (40 %). Tergolong dalam kategori sedang (B) sebanyak 25 santri (45.45%). Tergolong dalam kategori rendah (C) sebanyak 8 santri (14.55%). Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan pada keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat terhadap tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2011. Koefisien korelasi product moment hasil r hitung 0.691 berada di atas r tabel dengan taraf signifikansi 1% (0.345) dan 5% (0.266) dengan N=55 responden. Maka diperoleh hasil 0.266 <0.691>0.345. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada hubungan positif antara keaktifan santri dan tingkat ketakwaan.
xiii
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................ i Lembar Berlogo ............................................................................................... ii Judul ................................................................................................................ iii Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iv Pengesahan Kelulusan ..................................................................................... v Pengesahan Keaslian Tulisan .......................................................................... vi Motto .............................................................................................................. vii Persembahan ................................................................................................... viii Kata Pengantar ................................................................................................ ix Abstrak ........................................................................................................... xii Daftar Isi ......................................................................................................... xiii Daftar Tabel .................................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 5 E. Kegunaan Penelitian ................................................................ 6 F. Definisi Operasional ................................................................. 6 G. Metode Penelitian .................................................................... 9 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ................................ 9 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 9
xiv
3. Populasi dan Sampel .......................................................... 10 4. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 11 5. Pengumpulan Data ............................................................. 11 6. Analisa Data ...................................................................... 12 H. Sistematika Penyusunan Skripsi ............................................... 13 BAB II
LANDASAN TEORI A. Keaktifan Santri Mengikuti Pesantren Kilat ............................. 15 1. Pengertian Pesantren .......................................................... 15 2. Kegiatan-Kegiatan Pesantren Kilat ..................................... 17 a. Kajian Kitab Kuning ................................................... 17 b. Tadarus ........................................................................ 18 c. Shalat Berjamaah ......................................................... 18 d. Praktik Imam Tarawih dan Bilal ................................... 19 e. Kultum ......................................................................... 19 f. Diskusi ......................................................................... 20 g. Masak Bersama ............................................................ 20 B. Tingkat Ketakwaan Santri ........................................................ 21 1. Makna dan Hikmah Ketakwaan .......................................... 21 2. Karakteristik Manusia yang Bertakwa ................................ 22 a. Taat .............................................................................. 22 b. Tawakal ....................................................................... 24 c. Sabar ............................................................................ 25
xv
d. Pemaaf ......................................................................... 28 e. Menafkahkan (menyedekahkan) ................................... 29 3. Karunia Allah kepada Manusia yang Bertakwa .................. 30 a. Keberkahan .................................................................. 30 b. Memperoleh Rahmat .................................................... 31 c. Kegembiraan Dunia Akhirat ......................................... 31 d. Umur yang Panjang ...................................................... 32 e. Ilmu Pengetahuan ......................................................... 32 4. Fungsi dan Aktualisasi Takwa dalam Beramal Ibadah ........ 32 a. Takwa sebagai Motivasi dalam Beramal ....................... 32 b. Takwa sebagai Pengendali dan Pengawas Utama Manusia dari Perbuatan Tercela..................................... 34 5. Hikmah Perintah Bertakwa ................................................. 34 BAB III
HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Pondok Pesantren Edi Mancoro ..................... 35 1. Letak Geografis .................................................................. 35 2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro ............ 36 3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Edi Mancoro .................... 39 4. Sarana dan Fasilitas Pesantren ........................................... 39 5. Program Pelaksanaan Kegiatan Pesantren Kilat .................. 40 6. Struktur Kepanitiaan Pesantren Kilat Pondok Pesantren Edi Mancoro
Gedangan
Kecamatan
Tuntang
Kabupaten
Semarang Tahun 2011 ....................................................... 41
xvi
B. Penyajian Data Penelitian ........................................................ 43 1. Daftar Responden ............................................................... 43 2. Data, Jawaban, dan Skor Keaktifan Santri dalam Kegiatan Pesantren Kilat ................................................................... 46 3. Data, Jawaban, dan Skor tentang Tingkat Ketakwaan ......... 49 BAB IV
ANALISIS DATA A. Analisis Data keaktifan Santri dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat ......................................................................... 52 B. Analisis Data tentang Ketakwaan Santri ................................... 58 C. Analisis Data Pengaruh Ketakwaan Santri dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat terhadap Tingkat Ketakwaan Santri .. 63 D. Interpretasi Data ...................................................................... 67 E. Pembahasan ............................................................................. 68
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 71 B. Saran-Saran ............................................................................. 72 C. Rekomendasi ........................................................................... 73
Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Lampiran-lampiran
xvii
DAFTAR TABEL
Program pelaksanaan kegiatan pesantren kilat ................................................. 39 Daftar Responden ........................................................................................... 42 Data, jawaban dan skor keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat ........... 45 Data jawaban dan skor tentang tingkat ketakwaan ........................................... 48 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat ................................................................................... 53 Interval, nominasi, frekuensi, dan prosesntase keaktifan santri ........................ 57 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang tingkat ketakwaan santri .................... 58 Distribusi frekuensi dan prosesntase tingkat ketakwaan santri ......................... 62 Persiapan untuk mencari korelasi antara data x dengan y ................................. 63
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pesantren kilat adalah suatu program kegiatan yang hanya ada pada bulan suci Ramadhan. Meskipun ide pesantren kilat berasal dari pemerintah (diknas), Pondok Pesantren Edi Mancoro telah menyelenggarakan kegiatan pesantren kilat diikuti oleh pelajar mulai tingkat SMP sampai tingkat perguruan tinggi secara rutin. Penyelenggaraan kegiatan ini, seolah menemukan momentumnya dimana kecenderungan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini khususnya generasi muda jauh dari nilai-nilai dan normanorma akhlak. Karenanya, kebutuhan untuk membina dan mendidik perilaku keagamaan secara praktis sangat diperlukan. Dilihat dari sudut materi pengajaran, usaha pendidikan agama agaknya sudah lebih dari cukup melalui berbagai media seperti sekolah, televisi, surat kabar, buku-buku dan ceramah. Tetapi nampaknya pendidikan melalui mediamedia itu kurang memberikan penekanan pada aspek-aspek tingkah laku (behavior) selain pada aspek-aspek pengetahuan (cognitive) ( Depag, 2003: 53). Tidak mengherankan jika pengetahuan keagamaan yang dimiliki oleh para remaja tidak terlalu fungsional, bahkan sering kali menghadapi kemungkinan ambifalensi dalam aplikasinya di masyarakat. Ia mengetahui ajaran tetapi ia meninggalkan ajaran itu, baik karena tidak tahu bagaimana
1
cara
melakukannya
ataupun
karena
kebiasaan
selama
ini
yang
mengabaikannya. Penyelenggaraan kegiatan pesantren kilat bagi pelajar selain memiliki tujuan umum juga memiliki tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Depag, 2003: 54). Kegiatan pesantren kilat yang diadakan oleh Pondok Pesantren Edi Mancoro berusaha membangun pondasi yang kuat untuk mereka (santri) termasuk mental spiritual. Pesantren kilat merupakan suatu wadah kegiatan keagamaan yang memiliki dimensi spiritual dan dimensi sosial yang sangat penting yaitu persatuan dengan memperhatikan dampak besar yang berkaitan persatuan dalam perkumpulan yang harmoni. Agama Islam menekankan dimensi sosial dalam mayoritas acara ritualnya. Salah satu acara ritual tersebut antara lain: kajian kitab kuning (sorogan), tadarus, sholat berjamaah, kultum, dan mengikuti kegiatan lainnya. Beberapa macam kegiatan tersebut diperuntuhkan bagi para santri yang mengikuti pesantren kilat. Penghayatan adanya wujud nyata sebagai implikasi ibadah hati salah satunya adalah ketakwaan. Sebagaimana Rasulullah bersabda: Artinya: “bertakwalah berada.....” (HR. Tirmidzi )
kamu kepada
2
Allah dimanapun
kamu
Siapa saja, dimana saja, kapan saja dan dalam situasi bagaimanapun wajib bertakwa kepada Allah SWT. Sebab kualitas ketakwaan seseorang menentukan tingkat kemuliaannya di sisi Allah SWT. Semakin maksimal ketakwaannya semakin mulia dia (Yunahar, 2007: 21). Kegiatan pesantren kilat ini diikuti oleh para santri yang berasal dari luar pesantren maupun masyarakat setempat, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan dan menumbuhkan rasa solidaritas kepada sesama serta memperluas wawasan keislaman. Dengan mengikuti pesantren kilat, hari-hari seorang santri akan terisi dengan hal-hal positif dan bermanfaat. Salah satu tujuan dari pesantren kilat adalah meningkatkan ketakwaan pada diri santri. Sikap ketakwaan tidak hanya didukung oleh diri sendiri tetapi juga didukung oleh lingkungan. Oleh karenanya, kegiatan pesantren kilat diharapkan mampu menumbuhkan sikap ketakwaan pada diri seorang (santri). Selama ini penulis juga belum menemukan karya-karya yang membahahas tentang Hubungan Keaktifan Santri Dalam Mengikuti Pesantren Kilat Dengan Tingkat Ketakwaan Santri. Karya yang penulis temukan di perpustakaan STAIN Salatiga yang berkaitan dengan hal ini atau hampir sama yaitu: karya dari Arif Sofuan, mahasiswa STAIN Salatiga jurusan Tarbiyah PAI yang berjudul " Hubungan Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat Terhadap Sikap Kedisiplinan Siswa Dalam Belajar ". Yang berbeda dari karya ini adalah variabel penelitian, obyek penelitian dan fokus penelitian (Indikator penelitian). Dalam karya ini variabel Y adalah Sikap
3
Kedisiplinan Siswa Dalam Belajar dan yang menjadi obyek penelitian adalah siswa MTs Yarobi Grobogan. Untuk fokus penelitian dari karya ini adalah Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat dan Kedisiplinan Siswa Dalam Belajar. Atas dasar pemikiran inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN KEAKTIFAN SANTRI DALAM KEGIATAN
PESANTREN
KILAT
DENGAN
TINGKAT
KETAKWAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN, TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011”
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011? 2. Bagaimana tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011? 3. Adakah hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011?
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011 3. Untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
yaitu
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 1991 : 69). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri“. Artinya semakin tinggi keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat semakin tinggi pula tingkat ketakwaan santri.
5
E. Kegunaan Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1. Memberikan gambaran nyata tentang keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011 2. Memberikan gambaran nyata tentang tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011 4. Memberikan gambaran nyata tentang ada tidaknya hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011.
F. Definisi Operasional Untuk memperoleh gambaran yang
jelas dan agar terhindar dari
timbulnya kesalahpahaman terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini, maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:
6
1. Keaktifan Santri a. Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja, berusaha) keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta, 1982: 26). Keaktifan berarti usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. b. Santri adalah orang yang mendalami agama Islam. (Poerwadarminta, 2006: 870). 2. Kegiatan Pesantren Kilat a. Kegiatan berasal dari kata “giat” yang artinya rajin dan bersemangat (poerwadarminta, 2006: 378). Yang di maksud penulis di sini adalah pada kegiatan pesantren kilat. b. Pesantren kilat adalah pendidikan singkat ilmu-ilmu agama islam (Depag RI, 2003: 3). Pelaksanaan pengajian jenis ini dilakukan secara singkat dan padat. Dikatakan padat karena jumlah kitab yang dibaca cukup banyak dan dikatakan singkat karena waktu untuk menamatkan pengajian tersebut sangat terbatas, yaitu antara 10 sampai 15 atau 20 hari.dan dilaksanakan pada bulan ramadhan. Untuk mengukur aktif tidaknya santri mengikuti pesantren kilat digunakan indikator berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Samarang Tahun 2011 sebagai berikut: a. Mengikuti shalat fardhu berjamaah b. Mengikuti shalat tarawih berjamaah dan shalat sunah lainya
7
c. Mengikuti kajian kitab kuning d. Mengikuti kegiatan tadarus e. Mengikuti kegiatan kultum (kuliah tujuh menit) 3. Tingkat Ketakwaan Kata “takwa” asal maknanya ialah mengambil tindakan penjagaan dan pemeliharaan diri dari sesuatu yang mengganggu dan memudlaratkan (Hari moekti, 2004: 90). Para fuqaha (ahli fiqih) berpendapat bahwa takwa berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang melibatkan diri kepada dosa. (Moekti, 2004: 91). Berdasarkan kepada istilah singkat tersebut, maka yang disebut dengan judul “Hubungan Keaktifan Santri dalam Kegiatan Pesantren Kilat Dengan Tingkat Ketakwaan Santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011” mempunyai maksud untuk menyelidiki atau meneliti tentang aktivitas santri dalam mengikuti pesantren kilat dan hubungannya dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. Adapun yang menjadi indikator untuk mengukur tingkat ketakwaan santri adalah: a. Sabar (ashaf shaleh, 2006: 88) b. Sodaqoh (Ashaf Saleh, 2006: 83) c. Pemaaf (Ashaf Shaleh, 2006: 106) d. Tawakkal (Nasaruddin, 2008: 72) e. Menjalankan perintah Allah ( ashaf shaleh, 2006: 110)
8
G. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penyusun melakukan kegiatan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang bersifat korelasional. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Nurul Zuriah, 2006:47). Hal ini berarti metode deskriptif bersifat menjabarkan data hasil penelitian secara jelas dan akurat. Korelasional berarti kajian keterhubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Hal ini sejalan dengan Nurul Zuriah dengan mengutip pendapat Yatim Riyanto (1966:27) yang menyatakan bahwa
metode
korelasional menitikberatkan penelitian pada pencarian hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya (2006:56). Dipilihnya metode ini karena penelitian yang dilakukan penyusun adalah berusaha untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabelvariabel yang terlibat dalam penelitian. Jika ada, seberapa besar kekuatan hubungan tersebut. 2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan,
Tuntang
kabuparen
Semarang
diselenggarakan pada tanggal 1-21 agustus 2011.
9
Tahun
2011.
Yang
3. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 2003:52). Jumlah populasi pada santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah 55 santri. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang diambil oleh peneliti untuk mewakili populasi yang ada. Adapun yang dimaksud sampel oleh penulis adalah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro itu sendiri. Dalam pengambilan sampel tidak ada ketetapan mutlak berapa persen sampel yang harus diambil dari populasi. Untuk hal ini penulis menggunakan sampel kuota (Quota Sample), yaitu teknik sampling yang dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan
diri
pada
jumlah
yang
sudah
ditentukan.
Dalam
pengumpulan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Yang penting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2006:141). Jumlah sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah 55 santri.
10
4. Jenis dan Sumber Data Menurut Arikunto (2006: 129) sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro sebagai responden dalam mempersepsi hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2011 Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro yang berjumlah 55 santri. 5. Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut : a. Metode Angket Yaitu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket, berisi sejumlah pertanyaan yang harus di jawab atau direspon oleh responden (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 219). Angket ini diberikan kepada santri, untuk mengumpulkan data tentang keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011.
11
b. Metode Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpum dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 221-222). Dalam hal ini fokus masalah yang penulis maksudkan adalah aktifitas santri mengikuti kediatan pesantren kilat. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Untuk menjawab permasalahan penelitian yang pertama dan yang kedua menggunakan rumus presentase sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P = persentase F = frekuensi N= jumlah sampel
b. Untuk menjawab masalah yang ketiga digunakan analisis statistik rumus product moment yaitu:
Σxy -
rxy
ΣxΣy
N 2 Σx 2 Σy2 Σy Σx N N 2
12
Keterangan : rxy : koefisien korelasi variabel x dan y xy : perkalian antara x dan y x
: variabel pengaruh
y
: variabel terpengaruh
N : jumlah sampel
H. Sistematika Penyusunan Skripsi Untuk memudahkan dalam menyusun skripsi, maka penulis perlu menyusun sistematika sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
hipotesis
penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penyusunan skripsi BAB II
: Landasan Teori Dalam bab ini penulis mencoba menguraikan tentang makna keaktifan dan ketakwaan. Adapun bagian dari keaktifan meliputi, pertama, pengertian pesantren, kedua kegiatan-kegiatan pesantren kilat. Untuk variabel ketakwaan
meliputi pertama
makna dan hikmah ketakwaan, kedua karakteristik manusia yang bertakwa, ketiga karunia Allah kepada manusia yang bertakwa,
13
keempat
fungsi dan aktualisasi takwa dalam beramal ibadah,
kelima hikmah perintah bertakwa BAB III
: Laporan Penelitian Menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari pertama letak geografis, kedua sejarah berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro, ketiga Visi dan misi Pondok Pesantren Edi Mancoro dan keempat sasaran dan fasilitas pesantren, kelima Program pelaksanaan kegiatan pesantren kilat keenam struktur kepanitiaan pesantren kilat Pondok Pesantren Edi Mancoro
Tahun 2011. Selanjutnya
yaitu
Penyajian data
penelitian, meliputi pertama Daftar responden, kedua Hasil angket keaktifan santri mengikuti pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro dan ketiga Hasil angket tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro. BAB IV
: Analisis Data. Pada bab ini membahas tentang analisis data tentang keaktifan santri dalam mengikuti pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro, analisis data tentang tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro, dan analisis data tentang hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri.
BAB V
: Penutup Berisi kesimpulan, saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keaktifan Santri Mengikuti Pesantren Kilat 1. Pengertian Pesantren Untuk
memperoleh
batasan
pesantren
kilat
lebih
dahulu
dikemukakan mengenai pengertian pesantren dari beberapa sumber pendapat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji (Poerwadarminta, 1982: 746). Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe-dan akhiran-an berarti tempat tinggal para santri (Yasmadi, 2002: 61-63). Di Indonesia istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari kata bahasa arab “funduq”, yang berarti hotel , asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Sedangkan pesantren kilat adalah sistem pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain.(Depag RI, 2003: 3). Model pendidikan tersebut dapat dapat disebut semacam “ pendidikan singkat ilmu-ilmu agama islam”. Pelaksanaan pengajian jenis ini dilakukan secara singkat dan padat. Dikatakan padat karena jumlah kitab yang dibaca cukup banyak dan dikatakan singkat karena waktu untuk menamatkan pengajian itu sangat terbatas, yaitu antara 10 sampai 15 atau 20 hari. Jika dalam pengajian regular sebuah kitab ditamatkan pembacanya minimal selama tiga bulan, maka dalam pengajian atau pesantren kilat itu 15
kitab yang sama bisa diselesaikan pembacaannya dalam satu atau dua minggu saja. Pesantren kilat biasanya berlangsung untuk mengisi dan memanfaatkan bulan suci ramadhan selama pesantren kilat berlangsung, sang kyai dan santri dapat menamatkan beberapa kitab mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Dalam tradisi pesantren, pengajian pesantren kilat itu lebih dimaksudkan untuk tabarrukan (mencari berkah). Bila dilihat dari sistem pengajaran yang diterapkan di dunia pesantren, memang terdapat kemiripan dengan tatalaksana pengajaran dalam ritual keagamaan Hindu, dimana terdapat penghormatan yang besar oleh murid (santri) kepada kyainya. Sehubungan dengan hal ini cak Nur menggambarkan, kyai duduk di atas kursi yang dilandasi bantal dan para santri duduk mengelilinginya. Dengan cara seperti itu timbul sikap hormat dan sopan oleh para santri terhadap kyai, seraya dengan tenang mendengarkan uraian-uraian yang disampaikan kyai. Sehingga peran kyai sangat
fenomenal
dan
signifikan
dalam
keberlangsungan
atau
eksistensinya di sebuah pesantren, sebab kyai adalah sebuah elemen dari beberapa elemen dasar sebuah pesantren. Pesantren itu terdiri dari lima elemen pokok, yaitu; kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik. Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan yang membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain. Sekalipun kelima elemen ini saling menunjang eksistensi sebuah
16
pesantren, tetapi kyai memainkan peranan yang begitu sentral dalam dunia pesantren. Menurut Abdul Rachman Saleh dkk, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran (Ashaf Saleh, 1982: 9). Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam dengan menekankan pentingnya ajaran Islam sebagai pedoman perilaku sehari-hari. 2. Kegiatan-kegiatan pesantren kilat Dalam memacu keaktifan para santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011, ada beberapa jenis pembelajaran ataupun kegiatan di antaranya adalah: a. Kajian kitab kuning Kajian kitab kuning merupakan program inti dari kegiatan pesantren kilat. Pengajarannya mengunakan metode bandongan atau biasa disebut metode wetonan (Depad RI, 2003: 16-17). Metode bandongan atau wetonan adalah cara menyampaian kitab kuning dimana seorang guru, kyai atau ustadz membacakan atau menjelaskan isi kitab kuning, sementara santri, murid atau siswa mendengarkan, memberi makna dan menerima. Dalam metode ini guru berperan aktif sementara murid bersifat pasif. Metode bandongan atau wetonan dapat bermanfaat ketika jumlah santri cukup besar dan waktu yang tersedia relatif sedikit, sementara materi yang harus disampaikan cukup banyak. 17
b. Tadarus Kegiatan tadarus di Pondok Pesantren Edi Mancoro wajib di ikuti oleh para santri, dengan menggunakan dua cara baik secara darusan (mengkaji bersama para santri) maupun sorogan (mengkaji bersama ustadz). Fungsi dari tadarus ini adalah untuk memperbaiki bacaan tajwid para santri, dan menyempurnakan makhorijul hurufnya. c. Shalat berjamaah Kegiatan shalat jamaah di laksanakan di aula putra untuk sholat isya' dan tarawihnya. Untuk jamaah lainnya dilaksankan di tempat masing-masing santri putra di aula pondok putra dan santri putri di aula putri Pondok Pesantren Edi Mancoro. Pada dasarnya masyarakat Islam memiliki pranata sosial. Di antaranya yang terpenting ialah masjid atau mushola dengan berbagai edukatifnya: rohani, amaliah, sosial, akhlak, dan ilmiah. Bentukbentuk ibadah amaliah dalam Islam seperti shalat, zakat, puasa, dan haji sesungguhnya memiliki sarana praktis pendidikan yang dilakukan individu sebagai anggota dalam komunitas. Ambillah contoh ketika individu di dalam ibadahnya berdoa kepada Allah: Artinya: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (al Fatihah:5) Di dalam ayat ini Allah mengajari hamba-Nya agar menyembah hanya kepada Allah semata. Maka ayat ini selain
18
mengandung ajaran tentang tauhid, juga mengandung ajaran ibadah kepada Yang Maha Esa itu. ( Depag RI, 2009: 6-7). Ketika itu dia sedang melaksanakan ibadah yang sifatnya personal. Namun, ia juga merasakan kebersamaan dengan memohon petunjuk kepada Allah bagi sesamanya. Dengan demikian, tercipta kondisi sosial yang kondusif bagi terciptanya lingkungan ibadah. Mungkin karena hikmah itulah shalat berjam’ah mempunyai nilai lebih ketimbang shalat sendirian (munfarid) (Depag, 2002 : 55) Adapun Sholat dibagi menjadi dua yaitu shalat fardhu dan shalat sunah. Shalat fardhu meliputi Isya, Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan sunah di antaranya Tarawih, Dhuha, Tahajut dan lain sebagainya. Sehingga Pondok Pesantren Edi Mancoro mewajibkan para santri mengikuti shalat berjamaah. d. Praktik imam Tarawih dan bilal Untuk kegiatan imam Shalat Tarawih menggunakan metode demonstrasi/praktek ibadah. Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan
dengan
memperagakan
(mendemostrasikan)
suatu
kertampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara
perorangan maupun kelompok
dibawah petunjuk
dan
bimbingan kyai atau ustadz (Depag RI, 2003: 47). e. Kultum Kegiatan ini dilakukan setiap selesai jamaah shalat Tarawih di aula putra Pondok Pesantren Edi Mancoro. Tujuan dari kegiatan 19
kultum ini untuk melatih para santri putra maupun putri, terutama santri baru agar berani berbicara di dalam forum, untuk kegiatan kultum ini dari setiap santri sudah diberikan tema-tema kultum yang akan disampaikan, jadi para santri hanya menyiapkan materi yang akan disampaikan. Kajian kultum adalah kajian yang sifatnya rutin yang diadakan oleh Pondok Pesantren Edi Mancoro dengan pemateri dari santri yang mengikuti kegiatan pesantren kilat. Kultum ini dilaksanakan setiap hari setelah melaksakan shalat Tarawih. Adapun materi dari kultum berupa materi-materi keislaman dan kontemporer. Dalam kajian kultum ini banyak dikupas mengenai tentang fiqih, aqidah, akhlak maupun masalah-masalah sosial. Sehingga diharapkan para santri bisa memahami tentang hakikat keilmuan, keislaman, dan sebagai insan kamil. f. Diskusi ( munazarah ) metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi melalui pengajuan suatu topik yang kemudian dibahas bersama-sama. Melalui metode ini, peserta dituntut untuk berfikir kritis
dan mempunyai
kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya secara terbuka (Depag RI, 2003: 80). g. Masak bersama (sudah terjadwal) Untuk aktivitas yang satu ini memang tidak pernah terlepas dari rangkaian kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi 20
Mancoro. Selain santri-santri mengkaji ilmu agama juga berlatih untuk saling bekerja sama dalam satu kelompok untuk menyelaraskan antara kesibukan pribadi dan tugas kelompok, maka dari itu setiap kelompok ditunjuk satu orang sebagai koordinator kelompok agar tidak terjadi kerancuan. Karena tugas dari kegiatan ini adalah menyiapkan hal-hal yang perlu dibelanjakan untuk buka dan sahur bagi seluruh santri yang mengikuti pesantren kilat yang berjumlah 55 santri . Setiap kelompok terdiri antara 7-8 orang.
B. Tingkat Ketakwaan Santri 1. Makna dan hikmah ketakwaan a. Makna ketakwaan Definisi takwa adalah sebuah aktifitas yang dilakukan dalam rangka memelihara diri dari siksa dan murka Allah SWT dengan jalan melaksanakan semua yang telah diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya (hari moekti, 2004: 90). b. Hikmah bertakwa Setiap perintah Allah mempunyai hikmah, begitu juga perintah bertakwa. Takwa ditekankan pada manusia, karena ia memiliki kandungan yang esensial dalam kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat ( Ashaf Shaleh , 2006: 14). Takwa mempunyai peran dan potensi yang hakiki. Di dalam Al quran Allah menyinggung tiga hikmah ataupun keuntungan orang yang bertakwa, yaitu: 21
1.)
memperoleh
rahmat,
2.)
meraih
kemenangan
dan
keuntungan serta 3.) Bersyukur kepada Allah 2. Karakteristik manusia yang bertakwa Taqwa secara terminologis memiliki peristilahan yang beragam, Al-asfahani misalnya,mengistilahkan takwa dengan memelihara diri dari dosa dengan meninggalkan segala yang haram (ashaf Shaleh, 2006: 4). Pendapat lain dikemukakan oleh muhammad isma’il. Menurutnya takwa adalah takut kepada azab Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menurut Fazlur Rohman (W. 1484H/1984M), takwa adalah tanggung jawab moral yang menata keberlangsungan suatu aktifitas dan menyadari bahwa kriteria putusan yang diambil dalam aktifitas itu berdasar kepada sesuatu di luar dirinya. Tegasnya, takwa adalah suatu tanggung jawab yang diemban dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya dengan ikhlas. Dari beberapa pembahasan tentang ketakwaan yang telah diuraikan di atas peneliti menggunakan indikator diantaranya sebagai berikut: a. Taat Taat (tha’a-yathi’u-tha’an-wa tha’atan) yang berarti tunduk, patuh atau menurut dengan kata lain taat adalah menerima perintah dan melaksanakannya dengan cepat, baik pada waktu lapang maupun sempit, terhadap hal-hal yang disukai atau dibenci (Nasaruddin, 2008: 78).
22
Taat merupakan sifat terpuji yang harus ada dalam diri seorang muslim. Dengan ketaatan posisi manusia sebagai hamba akan terlihat sempurna di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, tanpa ketaatan, manusia akan terlihat sombong dan akan jatuh ke dalam kubangan nista dan kehancuran. Para ulama membagi ketaatan dalam tiga hal, yaitu taat kepada Allah, taat kepada Rasul, dan taat kepada Ulil Amri (pemimpin) (Nasaruddin, 76: 2008). Pembagian ini berdasarkan pada firman Allah SWT :
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama(bagimu)dan lebih baik akibatnya. (Q.S an-nisa (4): 59). Ayat ini memerintahkan agar kaum muslimin taat dan patuh kepada-Nya, kepada Rasul-Nya kepada orang yang memegang kekuasaan di antara mereka tercipta kemaslahatan umat (Depag RI, 2009: 195-196). Manusia yang mengerti hakikat dirinya akan tahu bahwa kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah SWT dan setiap yang 23
tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan karena Allah semata. Oleh sebab itu, sudah selayaknya bila kita sebagai manusia mentaati dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa-Jalla. b. Tawakal Secara
bahasa,
tawakal
berasal
dari
kata
tawakkala-
yatawakkalu-tawakkulan yang berarti berserah diri atau memasrahkan (Nasaruddin, 2008, 72). Tawakal dirumuskan pengertiannya sebagai mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana bersandar pada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, dan berserah diri di bawah perlindungan-Nya pada waktu menghadapi kesukaran. (Halim, 2008: 5-6). Tawakal adalah salah satu buah keimanan. Setiap orang yang beriman bahwa semua urusan kehidupan, dan semua manfaat dan mudharat ada di tangan Allah, akan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya dan akan ridho dengan segala kehendak-Nya. Dia tidak takut menghadapi masa depan, tidak kaget dengan segala kejutan. Hatinya tenang dan tentram, karena yakin akan keadilan dan rahmat Allah. Sebagaimana firman Allah:
Artinya: Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman. ( Al-maidah/5: 23) (Depag RI, 2009: 168). Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar). Tidaklah dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu 24
nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa. Sikap pasrah seperti itu adalah salah satu bentuk kesalahpahaman terhadap hakikat tawakal. (Yunahar, 2007: 44). Atas seizin Allah, orang yang beriman kepada Allah akan diberi-Nya petunjuk. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan diantaranya adalah: 1) Bahwa semua musibah yang terjadi adalah seizin Allah. Orang yang beriman kepada Allah akan diberi-Nya petunjuk. Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu. 2) Allah dan rasul-Nya harus ditaati dan dipatuhi. Jika manusia berpaling daripada-Nya, maka kewajiban Rasulullah hanya menyampaikan amanah-Nya dengan jelas. 3) Setiap muslim wajib berdakwah dan Allah yang memberikan hidayah kepada manusia. 4) Allah itu Esa, tiada tuhan melainkan Dia, kepada-Nya-lah orangorang mukmin bertawakkal (Depag RI, 2009: 168). c. Sabar Sabar secara bahasa adalah segala sesuatu yang membutuhkan pencegahan dan ketahanan diri, baik fisik maupun mental (Nasaruddin, 2008: 39). Adapun secara terminologi, kata sabar didefinisikan dengan berbagai macam arti oleh para ulama. “Dzun Nun Almasri“ menjauhkan diri dari sesuatu yang dilarang, tenang ketika menghadapi 25
cobaan, dan merasa cukup ketika dilanda kefakiran”. Sementara Ibnu Attaillah
As-Sakandari
mendefinisikan
sabar
dengan:
“Sikap
melarutkan diri dalam cobaan tanpa menunjukkan rasa penyesalan”. (Nasaruddin, 2008: 40). Adapun nasaruddin mengartikan sabar dengan: “ sikap berpegang teguh pada hukum dan ketentuan yang ada dalam Al Qur’an dan Hadis” Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sabar adalah: “menahan diri dari melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau ketentuan Al qur’an dan hadits, baik yang bersifat menyenangkan (nikmat), menyakitkan (musibah) atau maksiat”. Pembagian sabar : 1) Sabar dalam ketaatan Firman Allah SWT:
Artinya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, maka bergembiralah karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipudaya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh Allah maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan”. (Al Imron: 3 : 120) (depag RI, 2009: 28-29). Sabar dalam ketaatan adalah kesabaran dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Menjalankan ketaatan kepada Allah SWT bukanlah hal yang ringan. Banyak orang yang paham dengan kebaikan dan ketaatan, namun tidak banyak yang 26
mengamalkannya (Nasaruddin, 2008: 43). Oleh sebab itu, dibutuhkan kesabaran dan keuletan, agar nafsu yang sukanya bersenang-senang dan bersantai-santai menjadi luluh dan tunduk, sementara syaitan yang selalu menghalangi ketaatan menjadi takut dan lari tunggang langgang, sehingga kita dapat menjalani ketaatan kepada-Nya dengan baik dan sempurna. 2) Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Nafsu memang selalu mengajak manusia untuk melakukan sesuatu yang tidak baik. Orang yang kalah dengan godaan nafsu akan sering melakukan kemaksiatan dan kemungkaran. Oleh sebab itu, kesabaran sangat diperlukan untuk membentengi diri dari godaan nafsu. Karena kesabaranlah Nabi Yusuf As selamat dari rayuan raja Mesir. 3) Sabar dalam menerima cobaan Cobaan dan ujian adalah sunatullah yang pasti terjadi di muka bumi ini. Untuk membedakan orang-orang yang baik dan orang-orang yang buruk. Karena itu, cobaan harus diterima dengan lapang dada. Orang-orang yang berhasil melampaui cobaan tersebut dengan pendirian yang kuat, penuh kesabaran, dan bertakwa, maka derajatnya akan naik. Sabar dalam cobaan mengharuskan tiga hal: a) Menahan hati agar tidak sampai murka terhadap takdir (kepastian) Allah SWT. 27
b) Menahan mulut dari mengucapkan keluhan (hal-hal yang haram). c) Menahan anggota badan dari memukul dahi, atau sikap-sikap lain yang menunjukkan ketidakridloan terhadap keputusan Allah SWT. d. Pemaaf Akhlak ini salah satu Akhlakul karimah yang sangat penting. Untuk penerapan ini, Islam membuat dua standar: a) Standar minimal ialah dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal”(QS al-ASsyuro’,42:40) (Depag RI, 2009: 66). Namun, bagi orang yang mampu mencapai derajat ihsan, dalam arti mampu mengendalikan amarahnya dan pemberi maaf sekalipun ia mampu membalas keburukan dengan balasan yang setimpal, maka hal itu lebih baik baginya. Firman Allah SWT: ( Al-Imron: 3: 134) Artinya: “……dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orangorang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali-Imron, 3: 134) (Depag RI, 2009: 42). b) Standar kedua ialah standar maksimal, membutuhkan Susana hati yang sabar dan mampu mengendalikan amarah, tanpa tergantung 28
pada realitas. Ini standar Akhlak yang luhur yang diletakkan Islam untuk dicapai setiap individu tanpa paksaan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas ajaran Islam bagi semua individu dan bangsa dengan segala perbedaannya (Depag, 2002: 88). e. Menafkahkan (menyedekahkan) sebagian harta Kata yunfiqu dan yang seakar dengannya ditemukan dalam Al Quran sebanyak 73 kali, yang bermakna menafkahkan harta atau yang lain, baik yang wajib ataupun yang sunah(Ashaf shaleh, 2006: 83). Menurut al Sabuni, menafkahkan dan menyedekahkan harta di jalan kebajikan dan kebaikan, jadi yunfiq berarti menafkahkan harta di jalan Allah, baik wajib maupun sunah. Adapun dalil yang berbicara tentang menafkahkan harta sebagai ciri khas orang-orang bertakwa adalah firman Allah dalam surat Al Baqoroh/2: 177:
…… ……… Artinya : “.....dan memberikan harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan bantuan, orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba.........” (Q.S al baqoroh/2:177) (Depag RI, 2009). Mendermakan sebagian harta yang baik dan disayangi kepada orang-orang yang berhak, seperti kaum kerabat, karena mereka yang paling wajar dibantu; anak-anak yatim, karena mereka tidak punya orang tua dan usaha; fakir miskin, karena kehabisan biaya;
29
orang-orang yang meminta-minta karena sangat miskinnya; dan memerdekakan hamba sahaya. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa orang bertakwa kepada Allah, yaitu orang yang selalu mendermakan hartanya baik pada waktu lapang maupun pada waktu sulit, baik pada waktu senang maupun pada waktu susah, baik pada waktu sendirian maupun di waktu ramai. Jadi, bersedekah itu sangat esensial dalam kehidupan manusia untuk menjaga hubungan horizontal sesama insan yang harmonis dan akrab. 3. Karunia Allah kepada manusia yang bertakwa a. Keberkahan (Barakah) Kata Barakah secara literal berarti kebaikan( Shaleh, 2006: 121). Barakah merupakan kebaikan yang stabil yang dilimpahkan kepada orang-orang yang bertakwa. Jika manusia itu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya dan hari akhir. Dan mereka bertakwa kepada-Nya dengan meninggalkan yang dilarang dan yang diharamkan oleh Allah, maka Allah akan melimpahkan berkah dari langit dengan hujan dan berkah dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, hewan ternak dan terwujudnya segala yang bermanfaat dan kebaikan yang diciptakan dan diatur oleh Allah.
30
b. Memperoleh Rahmat Rahmat secara literatur berarti kasih-sayang. Tetapi, jika rahmat tersebut disandarkan kepada Allah dalam arti rahmat dari Allah, maka ia diartikan sebagai ihsan yaitu nikmat yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya dan jika Rahmat itu datang dari manusia kepada sesamanya maka ia diartikan dengan kasih sayang dan lemah-lembut (Shaleh, 2006: 124). Al Sabuni, dalam komentarnya, mengemukakan bahwa orangorang yang bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya, serta senantiasa menetapkan keimanan pada Rasul Allah akan dianugrahi dua bagian rahmat. Pandangan di atas, mengandung sebuah seruan untuk mengaplikasikan takwa dalam berbagai aspek kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan tujuan pencapaian rahmat Allah di dunia dan di akhirat. c. Kegembiraan dunia akhirat Kata busyra’ yang bermakna berita yang menggembirakan. Bahwa orang mukmin yang membenarkan Allah, rasul-rasul-Nya, dan apa yang dibawanya dari Allah, serta bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan segala kewajiban yang diperintahkan Allah dan menjauhi
segala
larangan-Nya,
mereka
selalu
berada
kegembiraan di dunia dan di akhirat (Shaleh, 2006: 128). 31
dalam
d. Umur yang panjang Kata ‘umur bermakna kehidupan (al-hayan) dan lawan katanya adalah mati. Menurut Al Asfahani, secara terminologi, umur diartikan sebagai masa membangun jasmani dengan kehidupan (Shaleh, 2006: 132). e. Ilmu pengetahuan (‘Ilm) Kata ‘Ilm secara etimologi berarti mengetahui hakikat sesuatu dengan yakin (Shaleh, 2006: 148). Muhammad Abduh pendapat para ulama tasawuf populer, yang menyatakan bahwa takwa merupakan sebab terwujudnya ilmu pengetahuan. Menanggapi pendapat ulama tasawuf yang diungkapkannya, Abduh mengkritik bahwa penafsiran tersebut tidak rasional, karena menurut Abduh berdasarkan pendapat rasional
yang
popular, bahwa sebenarnya
ilmu
itulah
yang
membuahkan ketakwaan. Tidak ada takwa tanpa ilmu dan ilmu merupakan dasar pertama ketakwaan kepada Allah.
4. Fungsi dan Aktualisasi Takwa dalam Beramal Ibadah Ada dua fungsi takwa dan aktualisasi dalam beramal dan beribadah sebagai berikut: a. Takwa sebagai motifasi dalam beramal Sebagai insan yang berakal dan berhati nurani, manusia pasti memiliki motivasi yang memberikan dorongan dalam beramal, dan takwa sebagai nilai luhur dan mulia yang dilandasi oleh nilai sepiritual, 32
moral, etika dan tanggung jawab merupakan satu alternatif motivasi terbaik yang mampu menjiwai, menggerakkan dan mengendalikan amal perbuatan dalam rangka membangun kebahagiaan di dunia dan akhirat (Ashaf Shaleh, 191: 2006). Menurut
hemat
penulis,
dalam
konteks
ibadah,
amal
merupakan perbuatan yang baik, artinya bahwa semua amal (perbuatan) yang baik dalam syara’ dipandang sebagai ibadah. Dalam surat at- taubah/9:71 di sebutkan:
.... Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah (menjadi) penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar....” Suatu penegasan di sini, jika orang mukmin mampu melaksanakan amr ma’ruf nahy an al-munkar tentu demikian juga dengan orang yang bertakwa, karena dibangingkan dengan orang yang mukmin, derajat dan kemuliaan orang yang bertakwa lebih tinggi. Bahwa orang yang bertakwa selalu menyeru berbuat makruf dan melarang berbuat mungkar. Artinya dalam ketakwaan mutlak ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Jika terjadi ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan, maka mereka termasuk dalam golongan mukmin yang dibenci Allah.
33
b. Takwa sebagai pengendali dan pengawas utama manusia dari perbuatan tercela Takwa merupakan pengendali dan pengawas yang paling efektif, karena hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Melihat semua perbuatan manusia, sehingga manusia yang bertakwa tidak pernah lepas dari pengawasan-Nya (Shaleh, 2006: 196).
5. Hikmah perintah bertakwa Setiap perintah Allah memiliki hikmah, begitu juga perintah bertakwa. Takwa ditekankan kepada manusia, karena ia memiliki kandungan esensial, dalam kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Takwa mempunyai peran dan potensi yang hakiki. Di dalam Alquran Allah telah menyinggung tiga hikmah ataupun keuntungan bagi orang yang bertakwa, yaitu (1) Memperoleh rahmat, (2) Meraih kemenangan dan keuntungan, serta (3) Bersyukur kepada Allah.
34
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Pondok Pesantren Edi Mancoro 1.
Letak Geografis Pondok Pesantren Edi Mancoro, terletak di wilayah kabupaten Semarang, tepatnya di dusun Bandungan, desa Gedangan, kecamatan Tuntang. Walaupun dari luar daerah Salatiga, pesantren ini lebih akrab dikenal dengan Salatiga, karena memang secara geografis lebih dekat dengan pusat pemerintahan kota madya Salatiga. Gedangan ini termasuk wilayah yang cukup potensial secara ekonomis karena penghasilan warganya di samping bersumber dari pertanian padi, juga bersumber dari pertanian kering, cukup terkenal sebagai penghasil buah-buahan, misalnya salak, rambutan, dan lain-lain. Pesantren ini berada di wilayah pinggiran kota Salatiga yaitu berada di sebelah baratnya, sekitar 4 kilomter. Keadaannya memang tidak terlalu ramai, tetapi dekat dengan kota Salatiga. Sehingga pesantren ini menjadi tempat strategis untuk belajar keagamaan. Jarak yang tidak jauh dari pusat kota Salatiga yang merupakan sentral pendidikan formal, maka banyak santri yang berminat untuk mendalami ilmu agama di pesantren ini. Sebab kebanyakan santri yang menetap adalah para pelajar di pendidikan formal, baik dari kalangan mahasiswa ataupun siswa sekolah menengah. Bahkan banyak juga dari masyarakat sekitar yang
35
ikut menuntut ilmu di pesantren ini. Kondisi yang demikian sudah barang tentu mempengaruhi proses belajar di pesantren ini. 2.
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren salaf, bila mengacu pada pendapat Zamakharie Dhofier (1984: 80) tentang elemen dasar pesantren salaf. Elemen–elemen tersebut yaitu asrama tempat pemondokan santri, kyai/guru yang mengajar para santri, kitab kuning sebagai kurikulum pendidikannya, masjid sebagai sarana pengajian dan peribadatan santri (Depag RI, 2003: 40). Di samping santri sendiri sebagai peserta didik, munculnya pesantren sendiri tidak terlepas dari kondisi obyektif masyarakat pada waktu itu, dimana masyarakat setempat pada waktu itu masih alergi dengan beragam aktifitas religius. Sebaliknya, mereka sangat akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mendorong tokoh agama setempat untuk mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan (tafaquh fiddin) sebagai peredam yang bisa mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat setempat. Di bawah prakarsa bapak KH. Sholeh tokoh pendatang dari desa Pulutan telah berhasil mendirikan sebuah masjid yang diberi nama masjid “Darussalam” dengan sebuah bangunan kecil sebagai tempat pemondokan bagi para santri yang akan belajar kepadanya. Masjid ini didirikan di pinggiran desa, seakan terpisah dari pemukiman warga pada waktu itu, walaupun sekarang sudah menyatu dengan masyarakatnya,
36
dan pendidikan yang diselenggaakanya pun masih sederhana, belum sampai terbentuk semacam lembaga pendidikan, tetapi terkesan natural. Pendidikan keagamaan yang berpusat di masjid “Darussalam” dan ditangani oleh bapak kyai Sholeh hanya berlangsung hingga tahun 70-an, sebab setelah beliau meninggal dunia tidak ada keturunannya yang langsung mau meneruskan perjuangannya dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi dan perjuangannya. Setelah itu, maka proses pendidikan di masjid “Darussalam” agak tersendat. Dalam masa kefakuman ini, selang beberapa waktu munculah kyai Sukemi yang merupakan tokoh lokal yang diminta oleh masyarakat setempat dan diharapkan mampu untuk meneruskan misi dan perjuangan pendidikan ini dan pendidikan pesantren ini dapat berjalan kembali seperti kepemimpinan kyai Sholeh. Bersamaan itu pula, munculah KH. Mahfudz Ridwan, Lc, salah satu tokoh agama dari desa Pulutan, Salatiga yang merupakan alumni dari beberapa pesantren ternama, sekaligus alumni dari universitas di Baghdad ikut meneruskan pendidikan di masjid “Darussalam” tersebut. Pada tahun 1984, KH. Mahfudz Ridwan, Lc, bersama beberapa tokoh lokal lainnya seperti Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Desaku Maju” dengan catatan notaris nomor 14/1984. Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial yang mengembangkan visi dan misi, membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengembangkan
37
swadaya serta sumber daya manusia khususnya masyarakat pedesaan. Yayasan ini cukup terkenal bagi warga Salatiga, karena merupakan satusatunya yayasan Islam yang bergerak di bidang kemasyarakatan. Pada awal tahun 1989, KH. Mahfudz Ridwan, Lc. Mendirikan pesantren yang lebih akrab disebut dengan Wisma Santri Edi Mancoro. Di sana digunakan sebagai pusat pendidikan masyarakat, khususnya bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp berbagai kegiatan yayasan. Hanya saja lokasinya berbeda dari lokasi yang sebelumnya. Ini dikarenakan agar terhindar dari anggapan bahwa masjid dimonopoli oleh pesantren, sehingga masyarakat enggan untuk aktif dalam berbagai kegiatan yang berpusat di masjid. Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Karena yayasan ini dikenal sangat luas dengan program-programnya yang telah berhasil membuat perubahan yang sangat signifikan di Salatiga dan kabupaten Semarang, khususnya dalam memecahkan permasalahan antar umat beragama, kemudian karakter pesantren yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja, termasuk untuk orang non Islam. Oleh karena itu, nama pesantren ini sangat terkenal sampai luar negeri, sehingga dari dulu ada banyak kunjungan dari luar negeri sampai saat ini. Pada akhir tahun 2007 nama Pondok Pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan nama Wisma Santri Edi Mancoro karena aktivitas kemasyarakatan yang sudah mulai melemah dan menjadi pesantren yang normative, tetapi masih tetap menjaga prinsip pluralisme dan keterbukaan dengan orang non
38
Islam sebagai bentuk terciptanya konsep Islam adalah Rohmatan Lil’alamin. 3.
Visi dan Misi Pondok Pesantren Edi Mancoro a.
Visi “Pesantren mencetak calon pendamping masyarakat”.
b.
Misi - Mendidik santri untuk hidup sederhana. - Mendidik santri untuk hidup menghormati orang lain. - Mendidik santri untuk memiliki budi pekerti yang luhur.
4.
Sarana dan Fasilitas Pesantren Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren yang baru, bila ditinjau dari usia kelahirannya yaitu pada tanggal 25 Desember 1989, sehingga fasilitas dan prasarana yang tersedia pun masih sederhana dan terbatas, tetapi keterbatasan ini tidak menghambat proses pendidikan dan pengajaran sebagai visi dan misi pesantren. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di pesantren ini antara lain: a.
Dua gedung pondok putra-putri
b.
Dua aula pertemuan putra-putri
c.
Masjid sebagai tempat peribadatan
d.
Kantor pengurus
e.
Pertokoan koperasi diantaranya adalah: mini market, bengkel motor, peternakan sapi.
f.
Perpustakaan
g.
Gedung pertemuan yang disewakan 39
5.
Program Pelaksanaan Kegiatan Pesantren Kilat Adapun susunan program kegiatan pesantren kilat selama bulan Ramadhan di Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah sebagai berikut:
Table 3.1 No 1
Jenis Kegiatan
Tujuan Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Kajian kitab kuning
Menambah keilmuan
Seluruh Santri PP Edi
keagamaan dan
Mancoro dengan materi
tabarruk-an
pembahsan
wasiyatul
mustofa,
nurudholam,
karomatul
auliya,
muqtathofatul bidayah, syahru
alahlu
fadho’ilul romadhon,
masailul syiam, ayyuhal walad. 2
Tadarus
Untuk memperbaiki
Seluruh Santri PP Edi
bacaan tajwid para santri
Mancoro
dan menyempurnakan makhorijul khuruf-nya. 3
Shalat berjamaah
Menciptakan kondisi
Seluruh Santri PP Edi
sosial yang kondusif
Mancoro
bagi terciptanya lingkungan ibadah.
40
4
Praktik imam Shalat
Untuk pembelajaran
Untuk imam Tarawih
Tarawih dan bilal
santri dalam mengimami
ditujukkan kepada santri
shalat berjamaah dan
putra kelas Wustho dan
bilal
Ulya. bilal kelas Khos dan
Awaliyah (sudah
terjadwal). 5
Kultum
6
Untuk melatih santri
Diutamakan untuk santri
berani berbicara di
kelas
depan forum
Awaliyah.
Diskusi mingguan dan
Maningkatkan keilmuan
Seluruh santri PP Edi
pada minggu terakhir
dan kedamaian antar
Mancoro, untuk minggu
diskusi lintas agama
umat beragama
terakhir
Khos
dan
mengundang
teman-teman
lintas
agama 7.
Masak bersama
Belajar bekerjasama
Seluruh santri PP Edi Mancoro
6.
Struktur kepanitiaan pesantren kilat Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, kec. Tuntang, kab. Semarang Tahun 2011 Ketua
: Supangat
Sekretaris
: Haris Susanto
Bendahara
: Siti Eka Puspitasari
Penggalian dana
:-
Putra: Ichsanudin Putri: Nurul Arofah
41
Seksi-seksi: Konsumsi
: Arina Arifah Nahrudin Maftikhah Ari Yuliyanti Rohman Hakim Roro Risalatul Muakhiroh
Acara
: Heri Sulistiyo Stri Ana Farhana Umi Rustiyanti Sarif Hidayatullah
Dek-dok
: Muhammad fathurozak Muhammad Fahmi Latif
Perkap
: Syamsul Ma’arif Tajudin Umroni Sarifatul Mujazanah Wiwit Ariyani
Kesekretariatan : Aniswatun Hidayah Koiruzzadit Taqwa Nur Wulan Mashlachah Kamtib
: Mahmud Azizi + Rayon pa Erna Maulidiya + Rayon pi
Humas
: Khoirul Mawahib Muhammad Baqi’ mustaghfirin
42
B. Penyajian Data Penelitian 1. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan obyek penelitian, yaitu santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang
Kab. Semarang Tahun 2011 yang mengikuti kegiatan
pesantren kilat: Tabel 3.2 NO
Nama
Kelas
Alamat
1.
Ahmad Adnan
B
Demak
2.
Muhammad Ali Mudhofir
B
Purwodadi
3
Wahyu Qurotul Aini
A
Jepara
4
Tajudin Umroni
B
Jepara
5
Supangat
B
Lampung
6
Muhammad Fatkhurozak
B
Tuntang
7
Hasanudin
B
Kopeng
8
Haris Susanto
B
Bringin
9
Rohman Hakim
A
Boyolali
10
Khoirul Mawahib
A
Ambarawa
11
Muhammad Nasroh
B
Purwodadi
12
Syarif Hidayatullah
B
Purwodadi
13
M. Baqi’ Mustaghfirin
A
Ungaran
14
Muhammad farhan
B
Magelang
43
15
Mahmud Azizi
A
Magelang
16
M. Fahmi Latif
A
Banyu biru
17
Ihsanuddin
B
Magelang
18
Heri Sulistiyo
A
Magelang
19
Eki Martin
A
Palembang
20
Badik Khoirul Bahtiar
B
Kendal
21
Nahrudin
A
Magelang
22
Rico Zahriadi
A
Palembang
23
Samsul Ma’arif
B
Demak
24
M. Khoiruzzadit Taqwa
A
Demak
25
Saifudin Zuhri
B
Demak
26
Ahmad Saifudin
A
Demak
27
M .Bima Nurta Eliyanda
A
Jepara
28
Toha Zamroni
A
Purwodadi
29
Azim Asror
A
Kebumen
30
Wahyu Basuki
A
Jakarta
31
Khoirul Afifah
B
Demak
32
Maftikhah Ari Yulianti
A
Magelang
33
Darmi
A
Ungaran
34
Iis Sholihah
A
Gedangan
35
Durotul Yatimah
B
Lampung
36
Nur Wulan Maslahah
A
Ambarawa
44
37
Munirotul Azizah
B
Magelang
38
Stri Ana Farhana
A
Purwodadi
39
Aniswatun Hidayah
A
Batang
40
Erna Maulidiya
A
Magelang
41
Wiwit Aryani
A
Purwodadi
42
Siti Eka Puspita Sari
B
Magelang
43
Sarifatul mujazanah
A
Temanggung
44
Khorifah
A
Temanggung
45
Jumiyati
B
Boyolali
46
Umi Rustanti
A
Demak
47
Arina Arifah
B
Magelang
48
Tuthi Musyarofah
B
Demak
49
Musyarofah
A
Lampung
50
Muasyaroh
A
Puwodadi
51
Ngabidatun Mukaromah
B
Kebumen
52
Roro Risalatul Muakhiroh
A
Kendal
53
Imma Dahliyani Munir
B
Purwodadi
54
Nurul Arafah
A
Demak
55
Nida Annisa
A
Magelang
45
2. Data, Jawaban dan Skor Keaktifan Santri dalam Kegiatan Pesantren Kilat Dalam pengumpulan data keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat, penulis mendistribusikan angket yang berisi 10 item pertanyaan. Setiap soal terdiri dari tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1 Adapun hasil penyebaran angket keaktifan santri mengikuti pesantren kilat dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel. 3.3 NO NAMA
BUTIR SOAL
JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
SKOR
1
AA
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
8
2
0
28
2
MAM
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
9
1
0
29
3
WQA
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
9
1
0
29
4
TU
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
9
1
0
29
5
SPG
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
8
2
0
28
6
AR
A
A
B
A
B
C
C
B
B
A
4
4
2
22
7
HSD
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
7
3
0
27
8
HSN
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
9
1
0
29
9
RH
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
1
0
29
10
KM
A
A
B
A
B
C
C
A
A
B
5
3
2
23
11
MN
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
9
1
0
29
46
12
SH
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
13
MBM
A
A
A
A
A
A
C
A
A
C
8
0
2
26
14
MF
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
15
MA
A
A
A
A
A
C
C
A
B
A
7
1
2
25
16
MFL
A
A
A
A
A
B
B
A
B
B
6
4
0
26
17
IHSD
A
B
B
A
B
C
C
B
B
C
2
5
3
19
18
HS
A
A
B
A
B
C
C
B
B
C
3
4
3
20
19
EM
A
B
B
A
B
C
C
B
B
C
2
4
4
18
20
BKB
A
B
B
A
B
C
C
B
A
B
3
5
2
21
21
NHRD
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
22
RZ
A
B
B
B
B
C
C
B
B
C
1
6
3
18
23
SM
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
24
MKZT
A
B
B
B
B
C
C
B
B
C
1
6
3
18
25
SZ
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
26
AS
A
A
B
A
B
C
B
B
A
B
4
5
1
23
27
BIMA
A
A
A
A
A
C
A
A
B
C
7
1
2
25
28
TZ
A
A
A
B
B
C
B
B
A
B
4
5
1
23
29
AZIM
A
A
A
A
A
C
B
A
B
A
7
2
1
26
30
WB
A
B
B
B
B
C
B
B
B
B
1
8
1
20
31
KAF
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
9
1
0
29
32
MAY
A
A
A
A
A
B
A
A
B
A
8
2
0
28
33
DRM
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
7
3
0
27
34
IIS
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
4
6
0
24
35
DY
A
A
A
A
A
C
B
A
A
C
7
1
2
25
47
36 NWLH
A
A
B
A
B
B
B
B
A
B
4
6
0
24
37
MAZ
A
A
A
A
B
B
B
A
A
B
6
4
0
26
38
SAF
A
A
A
A
A
B
B
A
A
B
7
3
0
27
39 AHDY
A
A
A
A
A
B
B
A
A
B
7
3
0
27
40
EMLD
A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
7
2
1
26
41 WARY
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
8
2
0
28
42
SEPS
A
B
B
A
A
B
B
B
A
B
7
1
1
24
43
SMZN
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
44
KRFH
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
45
JMYT
A
A
A
A
A
C
B
A
A
A
8
1
1
27
46
URTT
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
47
ARAR
A
B
B
A
B
B
B
A
A
A
5
5
0
25
48
TMFH
A
B
B
A
B
C
B
A
A
B
4
5
1
23
49 MSRFH
A
B
B
B
C
C
C
C
C
C
1
3
6
15
50
MSRH
A
B
B
A
B
B
B
A
A
A
5
5
0
25
51
NGM
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
52
RRM
A
B
B
A
B
C
B
A
B
B
3
6
1
22
53
IDM
A
B
B
A
B
B
B
A
A
B
4
6
0
24
54 NARFH
A
A
B
A
B
B
B
A
A
B
5
5
0
25
55 NDAN
A
A
A
A
B
B
B
A
A
B
6
4
0
26
Dari
data
hasil angket keaktifan mengikuti kegiatan pesantren
kilat diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 15 dari 55 responden.
48
3. Data, Jawaban dan Skor tentang Tingkat Ketakwaan Dalam pengumpulan data tingkat ketakwaan santri, penulis mendistribusikan angket yang berisi 10 item pertanyaan. Setiap soal terdiri dari tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1. Adapun hasil penyebaran angket tingkat ketakwaan santri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 BUTIR SOAL NO NAMA
JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 AA
B
A
A
A
A
C
A
A
A
A
2 MAM
A
A
A
A
C
B
A
A
A
C
3 WQA
A
A
A
A
A
C
B
A
A
4 TU
A
A
A
A
C
A
B
A
5 SPG
B
A
A
A
C
C
A
6 AR
A
A
A
A
A
B
7 HSD
A
A
A
A
A
8 HSS
A
A
A
A
9 RH
A
A
A
10 KM
B
A
11 MN
A
12 SH
A
B
SKOR
0
1
28
7
1
2
25
A
8
1
1
27
A
A
7
1
2
25
A
A
A
7
1
2
25
C
A
A
A
8
1
1
27
B
A
A
A
C
8
1
1
27
B
A
B
A
A
A
8
2
0
28
A
B
A
A
A
A
C
8
1
1
27
B
A
A
C
A
A
A
C
6
2
2
24
A
A
A
B
A
A
A
A
C
8
1
1
27
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
13 MBM
B
A
B
B
A
A
A
A
A
A
7
3
0
27
14 MF
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
1
0
29
15 MA
B
A
B
B
B
A
A
C
A
C
4
4
2
22
49
9
C
16 MFL
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
7
2
1
26
17 IHSD
A
A
B
A
B
A
B
A
A
C
6
3
1
25
18 HS
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
1
0
29
19 EM
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
8
2
0
28
20 BKB
A
A
A
B
C
B
B
C
B
B
3
5
2
21
21 NHRD
A
A
A
A
B
A
A
A
A
C
8
1
1
27
22 RZ
A
A
A
A
B
C
B
B
B
B
4
5
1
23
23 SM
A
A
A
A
B
A
A
A
A
C
8
1
1
27
24 MKZT
A
A
A
A
A
C
A
A
A
B
8
1
1
27
25 SZ
A
A
A
A
B
C
B
A
B
B
5
4
1
24
26 AS
A
A
A
B
C
A
B
B
B
C
4
4
2
22
27 BIMA
A
A
B
B
B
C
B
A
A
B
4
5
1
23
28 TZ
B
A
B
B
B
C
A
A
A
C
4
4
29 AZIM
A
A
A
A
C
B
B
A
A
A
7
2
1
26
30 WB
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
8
2
0
28
31 KAF
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
32 MAY
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
9
1
0
29
33 DRM
A
A
A
B
B
B
B
A
A
C
5
4
1
24
34 IIS
A
A
A
A
A
C
B
A
B
B
6
3
1
25
35 DY
A
A
A
B
B
C
B
B
A
A
5
4
1
24
36 NWLH A
A
A
A
B
C
B
B
A
A
6
3
1
25
37 MAZ
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
4
5
1
23
38 SAF
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
9
0
1
28
39 AHDY A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
28
40 EMLD
A
A
A
A
C
B
A
A
A
B
7
2
1
26
41 WARY A
A
A
A
B
B
B
A
B
B
5
5
0
25
42 SEPS
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
7
2
1
26
43 SMZN
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
7
2
1
26
44 KRFH
A
A
B
B
A
B
B
A
A
B
5
5
0
25
45 JMYT
A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
7
2
1
26
46 URTT
A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
7
2
1
26
47 ARAR
A
A
A
A
C
B
B
A
A
A
7
2
1
26
50
2
22
48 TMFH
A
A
A
B
C
B
B
A
A
C
3
5
2
21
49 MSRFH A
A
A
A
B
C
A
A
B
A
7
2
1
26
50 MSRH
A
A
A
A
B
B
C
A
A
A
7
2
1
26
51 NGM
A
A
A
A
C
B
B
A
A
A
7
2
1
26
52 RRM
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
8
1
1
27
53 IDM
A
A
A
B
B
C
A
A
A
A
7
2
1
26
54 NARFH A
A
A
A
B
B
A
A
A
B
7
3
0
27
55 NDAN A
A
A
A
B
C
A
A
A
B
7
2
1
26
Dari data hasil angket tingkat ketakwaan santri diperoleh skor tertinggi adalah 29 dan skor terendah adalah 21 dari 55 responden.
51
BAB IV ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana berikut ini: 1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 3. Untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas, maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah total sampel 52
Sedang untuk mengetahui tujuan dari penelitian yang ketiga, penulis menggunakan rumus product moment, yaitu:
Σxy -
rxy
ΣxΣy
N 2 Σx 2 Σy2 Σy Σx N N 2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi variabel x dan y
xy
: Perkalian antara x dan y
x
: Variabel pengaruh
y
: Variabel terpengaruh
N
: Jumlah sampel
A. Analisis Data Keaktifan Santri Dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat Adapun langkah-langkah yang diambil adalah: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 2. Memprosentasekan jawaban 3. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
53
Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Santri Dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat
Jawaban
NO
Nilai
Skor
Nominasi
0
28
A
2
0
29
A
27
2
0
29
A
0
27
2
0
29
A
2
0
24
4
0
28
A
4
4
2
12
8
2
22
B
7
7
3
0
21
6
0
27
A
8
9
1
0
27
2
0
29
A
9
9
1
0
27
2
0
29
A
10
5
3
2
15
6
2
23
B
11
9
1
0
27
2
0
29
A
12
9
1
0
27
2
0
29
A
13
8
0
2
24
0
2
26
A
14
9
1
0
27
2
0
29
A
15
7
1
2
21
2
2
25
A
16
6
4
0
18
8
0
26
A
17
2
5
3
6
.1
3
19
C
18
3
4
3
9
8
3
20
B
19
2
4
4
6
8
4
18
C
20
3
5
2
9
10
2
21
B
21
9
1
0
27
2
0
29
A
22
1
6
3
3
12
3
18
C
23
9
1
0
27
2
0
29
A
24
1
6
3
3
12
3
18
C
25
9
1
0
27
2
0
29
A
A
B
C
3
2
1
1
8
2
0
24
4
2
9
1
0
27
3
9
1
0
4
9
1
5
8
6
54
26
4
5
1
12
10
1
23
B
27
7
1
2
21
2
2
25
A
28
4
5
1
12
10
1
23
B
29
7
2
1
21
4
1
26
A
30
1
8
1
3
16
1
20
B
31
9
1
0
27
2
0
29
A
32
8
2
0
24
4
0
28
A
33
7
3
0
21
6
0
27
A
34
4
6
0
12
12
0
24
B
35
7
1
2
21
2
2
25
A
36
4
6
0
12
12
0
24
B
37
6
4
0
18
8
0
26
A
38
7
3
0
21
6
0
27
A
39
7
3
0
21
6
0
27
A
40
7
2
1
21
4
1
26
A
41
8
2
0
24
4
0
28
A
42
7
1
1
21
2
1
24
B
43
8
2
0
24
4
0
28
A
44
8
2
0
24
4
0
28
A
45
8
1
1
24
2
1
27
A
46
8
2
0
24
4
0
28
A
47
5
5
0
15
10
0
25
A
48
4
5
1
12
10
1
23
B
49
1
3
6
3
6
6
15
C
50
5
5
0
15
10
0
25
A
51
8
2
0
24
4
0
28
A
52
3
6
1
9
12
1
22
B
53
4
6
0
12
12
0
24
B
54
5
5
0
15
10
0
25
A
55
6
4
0
18
8
0
26
A
55
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
i
Xt Xr 1 Ki
Keterangan: i
: interval
Xt : nilai tertinggi Xr : nilai terendah Ki : kelas interval Dari data hasil angket keaktifan mengikuti kegiatan pesantren kilat di peroleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 15, dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu: i
i
i
Xt Xr 1 Ki
29 15 1 3
15 3
i= 5 Kemudian dicari prosentase keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
56
P
F x100% N
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel
1. Untuk kategori tinggi (A)
tentang keaktifan santri dalam mengikuti
kegiatan pesantren kilat ada 37 responden P
37 x100% 55
P = 67.27 % 2. Untuk kategori sedang (B) tentang keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat ada 13 responden P
13 x100% 55
P = 32.63 % 3. Untuk kategori rendah (C) tentang keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat ada 5 responden P
5 x100% 55
P = 9.10 %
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel interval, distribusi frekuensi dan prosentase sebagai berikut: 57
Tabel 4.2 Interval, Nominasi, Frekuensi dan Prosentase Keaktifan Santri
Tingkat keaktifan santri No
mengikuti kegiatan
Nominasi
Interval
Frekuensi Prosesentase
pesantren kilat 1.
Tinggi
A
25-29
37
67,27%
2.
Sedang
B
20-24
13
23,63 %
3.
Rendah
C
15-19
5
9,10 %
55
100%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat mempunyai 3 kategori, yaitu: kategori tinggi (A) terdapat 67.27 % atau 37 santri , kategori sedang (B) terdapat 23.63% atau 13 santri, dan kategori rendah (C) terdapat 9.10% atau 5 santri.
B. Analisis Data Tingkat ketakwaan Santri Adapun langkah-langkah yang diambil adalah: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 2. Memprosentasekan jawaban 3. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
58
Tabel 4.3 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Tingkat Ketakwaan Santri
Jawaban
Nilai
No
Skor
Nominasi
1
28
A
2
2
25
A
24
2
1
27
A
2
21
2
2
25
A
1
2
21
2
2
25
A
8
1
1
24
2
1
27
A
7
8
1
1
24
2
1
27
A
8
8
2
0
24
4
0
28
A
9
8
1
1
24
2
1
27
A
10
6
2
2
18
4
2
24
B
11
8
1
1
24
2
1
27
A
12
8
2
0
24
4
0
28
A
13
7
3
0
21
6
0
27
A
14
9
1
0
27
2
0
29
A
15
4
4
2
12
8
2
22
B
16
7
2
1
21
4
1
26
A
17
6
3
1
18
2
1
25
A
18
9
1
0
27
6
0
29
C
19
8
2
0
24
4
0
28
A
20
3
5
2
9
10
2
21
B
21
8
1
1
24
2
1
27
A
22
4
5
1
12
10
1
23
B
23
8
1
1
24
2
1
27
A
24
8
1
1
24
2
1
27
A
25
5
4
1
15
8
1
24
B
26
3
9
1
9
12
1
22
B
A
B
C
3
2
1
1
9
0
1
27
0
2
7
1
2
21
3
8
1
1
4
7
1
5
7
6
59
27
4
5
1
12
10
1
23
B
28
3
9
1
9
12
1
22
B
29
7
2
1
21
4
1
26
A
30
8
2
0
24
4
0
28
A
31
9
1
0
27
2
0
29
A
32
9
1
0
27
2
0
29
A
33
4
9
0
12
12
0
24
B
34
6
3
1
18
6
1
25
A
35
5
4
1
15
8
1
24
B
36
6
3
1
18
6
1
25
A
37
4
5
1
12
10
1
23
B
38
9
0
1
27
0
1
28
A
39
8
2
0
24
4
0
28
A
40
7
2
1
21
4
1
26
A
41
5
5
0
15
10
0
25
A
42
7
2
1
21
4
1
26
A
43
7
2
1
21
4
1
26
A
44
5
5
0
15
10
0
25
A
45
7
2
1
21
4
1
26
A
46
7
2
1
21
4
1
26
A
47
7
2
1
21
4
1
26
A
48
3
5
2
9
10
2
21
B
49
7
2
1
21
4
1
26
A
50
7
2
1
21
4
1
26
A
51
7
2
1
21
4
1
26
A
52
8
1
1
24
2
1
27
A
53
7
2
1
21
4
1
26
A
54
7
3
0
21
6
0
27
A
55
7
2
1
21
4
1
26
A
60
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
i
Xt Xr 1 Ki
Keterangan: i
: Interval
Xt : Nilai tertinggi Xr : Nilai terendah Ki : Kelas interval Dari data hasil angket tingkat ketakwaan santri dperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 21, dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu: i
i
i
Xt Xr 1 Ki
29 21 1 3
9 3
t= 3 Kemudian dicari prosentase keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
61
P
F x100% N
Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah total sampel
1. Untuk kategori tinggi (A)
tentang tingkat ketakwaan santri ada 22
responden: P
22 x100% 55
P = 40 % 2. Untuk kategori sedang (B) tentang tingkat ketakwaan santri ada 25 responden: P
25 x100% 55
P = 45.45 % 3. Untuk kategori rendah (C) tentang tingkat ketakwaan santri ada 8 responden: P
8 x100% 55
P = 14.55%
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel interval, distribusi frekuensi dan prosentase sebagai berikut: 62
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Tingkat Ketakwaan Santri
Tingkat keaktifan santri No
mengikuti kegiatan
Nominasi Interval Frekuensi Prosesentase
pesantren kilat 1.
Tinggi
A
27-29
22
40 %
2.
Sedang
B
24-26
25
45,45 %
3.
Rendah
C
21-23
8
14,55%
55
100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat ketakwaan santri mempunyai 3 kategori, yaitu: kategori tinggi (A) terdapat 40 % atau 22 santri, kategori sedang (B) terdapat 45,45 % atau 25 santri, dan kategori rendah (C) terdapat 14,55% atau 8 santri.
C. Analisis Data hubungan Keaktifan Santri Dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat dengan Tingkat Ketakwaan Santri Analisis ketiga yaitu untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan ketiga, yakni mengetahui adakah hubungan keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. Maka penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat dan tingkat ketakwaan santri
63
2. Mencari X,Y,
, dan XY dengan cara mengkalikan
3. Memasukkan data X dan Y yang sudan ada dalam rumus korelasi product moment. Tabel 4.5 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Data X dengan Y
No
X
Y
1
28
28
784
784
784
2
29
25
841
625
725
3
29
27
841
729
783
4
29
25
841
625
725
5
28
25
784
625
700
6
22
27
484
729
594
7
27
27
729
729
729
8
29
28
841
784
812
9
29
27
841
729
783
10
23
24
529
576
552
11
29
27
841
729
783
12
29
28
841
784
812
13
26
27
676
729
702
14
29
29
841
841
841
15
25
22
625
484
550
16
26
26
676
676
676
17
18
25
324
625
450
18
20
29
400
841
580
19
18
28
324
784
504
20
21
21
441
441
441
21
29
27
841
729
783
22
18
23
324
529
414
23
29
27
841
729
783
24
18
27
324
729
486
XY
64
25
29
24
841
576
696
26
23
22
529
484
506
27
25
23
625
529
575
28
23
22
529
484
506
29
26
26
676
676
572
30
20
28
400
400
560
31
29
29
841
841
841
32
28
29
784
841
812
33
27
24
729
576
648
34
24
25
576
625
600
35
25
24
625
576
600
36
24
25
576
625
600
37
26
23
676
529
598
38
27
28
729
784
756
39
27
28
729
784
756
40
26
26
676
676
676
41
28
25
784
625
700
42
24
26
576
676
624
43
28
26
784
676
728
44
28
25
784
625
700
45
27
26
729
676
702
46
28
26
784
676
728
47
25
26
625
676
650
48
23
21
529
441
483
49
15
26
225
676
390
50
25
26
625
676
650
51
28
26
784
676
728
52
22
27
484
729
594
53
24
26
576
676
624
54
25
27
625
729
675
55
26
26
676
676
676
N=55
1393
1420
35965
36884
36050
65
Diketahui:
n 55
x
2
35965
x 1393
y
2
36884
y 1420
xy 36050
rxy
rxy
N XY ( X )( Y ) 2
{ N X ( X ) 2 }{ N Y 2 ( Y ) 2 } 55 .36050 9393 1420
{55 . 36965 (1393 ) 2 }{ 55 . 36884 (1420 ) 2 }
rxy
55 .36050 19788060 {1978075 1940449 }{ 2028620 20116400 }
rxy
4690 {37626 }{12220 }
rxy
4690 459789720
rxy
4690 6780 , 77
r xy 0 ,691
66
D. Intepretasi Data Setelah
rxy
(koefisien korelasi) dari kedua tabel variabel x dan y
diketahui, maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis diterima harus dikonsultasikan dengan nilai
rxy
hasil dari perhitungan dengan nilai r yang
terdapat r product moment sehingga dapat diketahui r hitung dan r tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel 5% dan 1% maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data 55 responden, maka dapat dilihat tabel nilai r product moment pada taraf 1% yaitu diperoleh angka 0.345 dan pada taraf 5% yaitu diperoleh angka 0.266, sehingga hasil dari r hitung sebesar 0.691 dikonsultasikan dengan nilai pada tabel product moment dalam taraf signifikasi 5% yaitu diperoleh angka 0.266, (5%(0.691>0.266)). Berarti product moment hitung lebih besar dari product moment tabel, dan pada tabel product moment dalam taraf signifikasi 1% yaitu diperoleh angka 0.345 juga diketahui r hitung 0.691 lebih besar dari r tabel taraf 1% yaitu 0.345 (1% (0.691>0.345) ), sehingga hipotesis kerja yang penulis ajukan dapat diterima. Dengan demikian, hasilnya signifikan yaitu terdapat hubungan yang signifikan pada keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment hasil r hitung 0.691 berada di atas r tabel dengan taraf signifikansi 1% (0.345) dan 5% (0.266) dengan N=55 responden, maka diperoleh hasil 0.266 <0.691>0.345. 67
Dari analisis data tersebut maka hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi “ada hubungan positif antara keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 yang penulis ajukan dapat diterima”. Dengan kata lain ada hubungan positif antara keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. Artinya semakin tinggi keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011, semakin tinggi pula tingkat ketakwaan santri.
E. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, ditemukan bahwa keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat berkorelasi positif dan signifikan dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang Kabupaten Semarang. Temuan ini sejalan dengan beberapa riset yang menemukan hal senada yaitu Sofwan (2005, 2006) dan Mu’asfiyah (2010). Dengan demikian maka keaktifan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan semacam pesantren kilat dapat memberikan dampak positif pada peningkatan kualitas keagamaan pada remaja. Untuk itu perlu didorong lebih jauh agar lembaga-lembaga keagamaan semacam pesantren dapat melibatkan remajaremaja (pemuda) di sekitar wilayah pesantren sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas (perilaku) keagamaan masyarakat. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengumpulkan data dalam rangka hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan teknik statistik dengan memakai rumus product moment, dengan judul “HUBUNGAN KEAKTIFAN SANTRI DALAM KEGIATAN PESANTREN KILAT DENGAN TINGKAT KETAKWAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN, TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011” maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, kabupaten Semarang Tahun 2011 tergolong dalam kategori tinggi (A) sebanyak 37 santri dengan interval 25-29 sebesar 67.27%, tergolong dalam kategori sedang (B) sebanyak 13 santri dengan interval 20-24 sebesar 23.63%, dan tergolong dalam kategori rendah (C) sebanyak 5 santri dengan interval 15-19 sebesar 9.10% dari 55 responden. 2. Untuk mengetahui Tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang kabupaten Semarang Tahun 2011. Tergolong dalam kategori tinggi (A) sebanyak 22 santri dengan interval 27-29 sebesar 40 69
%, Tergolong dalam kategori sedang (B) sebanyak 25 santri dengan interval skor antara 24-26 sebesar 45.45%, tergolong dalam kategori rendah (C) sebanyak 8 santri dengan interval 21-23 sebesar 14.55% dari 55 responden. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011, hal ini terbukti dengan korelasi product moment bahwa hasil nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel baik taraf 5% dan 1% yaitu r hitung = 0.691 dan r tabel 5% = 0,266, r tabel 1% = 0,345 atau r hitung > r tabel. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada keaktifan santri dalam kegiatan pesantren kilat dengan tingkat ketakwaan santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011.
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, penulis memberikan berbagai saran sebagai berikut: 1. Bagi santri a. Pesantren merupakan tempat menuntut ilmu yang mengkaji Berbagai disiplin keilmuan, oleh karena itu penulis memberikan saran-saran kepada seluruh santri agar senantiasa memanfaatkan waktu dan peluang yang ada, 70
untuk senantiasa menambah khasanah keilmuannya, serta bergerak untuk beraktualisasi diri di lingkungan dimana ia tinggal. b. Ilmu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang merupakan harta yang sangat berharga, namun ia tidak akan berarti apapun manakala tidak diamalkan atau tidak diajarkan. Maka amalkanlah ilmu yang telah dimiliki serta ajarkan kepada mereka yang belum mengetahui. 2. Bagi pesantren a. Pesantren merupakan salah satu bagian lembaga keagamaan yang memiliki peran strategis dalam pengembangan diri santri dan syi’ar Islam, oleh karena itu penulis memberikan saran agar dalam setiap pelaksanaan kegiatan dan penyelenggaraan Syi’ar Islam yang berdimensi keagamaan terutama santri dapat serta merta mengembangkan potensi diri senantiasa meningkatkan kreativitas, sehingga tujuan atau harapan dapat terwujud. b. Keteladanan merupakan kunci keberhasilan, maka jika seseorang dapat menjadi pelopor dan teladan, hal itu akan mempermudah jalan untuk menuju keberhasilan.
71
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Agama RI. 2002. Metodologi Pendidikan Agama Islam Buku Kedua. Jakarta: Dirjend Kelembagaan Agama Islam. _______________. 2003. Pola Penyelenggaraan Pesantren Kilat Pendidikan Singkat Ilmu-Ilmu Agama Islam. _______________. 2009. Al Qur’an dan Tafsirnya jilid 1. Jakarta: Lembaga Percetakan Al Qur’an Departemen Agama. _______________. 2009. Al Qur’an dan Tafsirnya jilid 10. Jakarta: Lembaga Percetakan Al Qur’an Departemen Agama. _______________. 2009. Al Qur’an dan Tafsirnya jilid 2. Jakarta: Lembaga Percetakan Al Qur’an Departemen Agama. _______________. 2009. Al Qur’an dan Tafsirnya jilid 9. Jakarta: Lembaga Percetakan Al Qur’an Departemen Agama. _______________.2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: Dirjend Kelembagaan Agama Islam. Hadi, Sutrisno 1981. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). Moekti, Hari. 2004. Mencetak Generasi Cerdas dan Bertaqwa. Jakarta: Cakrawala Publishing. Mu'asfiyah, M. Skripsi. Hubungan keaktifan dalam mengikuti kegiatan SKI dengan keberagamaan siswa di SMA N 1 Salatiga 2010. Poerwadarminta, 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
_______________.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Shaleh, Ashaf. 2006. Takwa Makna dan Hikmahnya dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga. Sholeh, Abdul Halim. 2008. The Power of Tawakal. Solo: Tiga Serangkai. Sofu'an, Arif. Skripsi. Hubungan keaktifan siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat terhadap sikap kedisiplinan siswa dalam belajar 2005/2006. Sukardi. 2003. Metode penelitian pendidikan, kompetensi, dan praktiknya Jakarta. PT Bumi Aksara. Sukmadinata, nana syaodih. 2005. Metode penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Posdakarya offset. Umar, Nasrudin. 2008. Berakhlak Mulia Sejak Belia. Jakarta: Titian Pena. Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press. Zuriah, nurul. 2006. Metodologi penelitian social dan pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
JADWAL KULTUM Nama
Tema
1.
Tanggal Hijriyah Masehi 30 31 Jul
Iis Sholikhah
Marhaban Ya Ramadhan
2.
1 Rmdn
1 Agst
Sarifatul M
Keutamaan Sholat Berjama’ah
3.
2 Rmdn
2 Agst
Ricko Zahriyadi
Memperbanyak ibadah di bln Ramadhan
4
3 Rmdn
3 Agst
Erna Maulidiya
Cara membagi waktu
5.
4 Rmdn
4 Agst
Khoiruzzad Ditaqwa
Keutamaan sholat malam
6.
5 Rmdn
5 Agst
Khorifah
Bersikap bijaksana
7.
6 Rmdn
6 Agst
M. Baqi’ Mustaghfirin
Istiqomah
8.
7 Rmdn
7 Agst
Nur Wulan M
Keutamaan sedekah
9.
8 Rmdn
8 Agst
Khoirul Mawahib
Anna dhofatu minal iman
10.
9 Rmdn
9 Agst
Wiwit Aryani
The Miracle of Sholat
11.
10 Rmdn
10 Agst
Eki Martin
Sholat sebagai tiang agama
12.
11 Rmdn
11 Agst
Mahmud Azizi
Kedisiplinan di pesantren
13.
12 Rmdn
12 Agst
Triana N F
Menjaga Mata
14.
13 Rmdn
13 Agst
Syaefudin
Lailatul Qadar
15.
14 Rmdn
14 Agst
Roro Rosalatul
Kewajiban berzakat
16.
15 Rmdn
15 Agst
Nahrudin
Fastabuqul Khoirot
17.
16 Rmdn
16 Agst
Darmi
La Taghdzob (jangan marah)
18.
17 Rmdn
17 Agst
Fahmi Latif
Nuzulul Qur’an
19.
18 Rmdn
18 Agst
Siti Mu’asyaroh
Birul Walidain
20.
19 Rmdn
19 Agst
Rohman Hakim
Keajaiban Sholat Subuh
21.
20 Rmdn
20 Agst
Nurul Arofah
Tidur di bulan Ramadhan
21 Agst
Wahyu Basuki
Menjalin Rumah tangga Sakinah, Mawadah, Warohmah
No
22.
21 Rmdn
Ket
JADWAL PAETUGAS PELAKSANAAN SHOLAT Tanggal
Muadzin/Bilal Isya’&Tarawih
Imam
No
Hijriyah
Masehi
Isya’
Tarawih
1.
30
31 Jul
Toha Zamroni
Gus Hanif
Badi’ K. Bahtiar
2.
1 Rmdn
1 Agst
Khoirul Mawahib
Ust. Ali Nugroho
A. Adnan
3.
2 Rmdn
2 Agst
M. Rohman Hakim
Ust. Mulyadi
Supangat
4.
3 Rmdn
3 Agst
M. Baqi’ Mustaghfirin
Ust. Budi S
M. Ali Mudlofir
5.
4 Rmdn
4 Agst
Nahrodin
Ust. Fathur
Mirza Faisol
6.
5 Rmdn
5 Agst
Fahmi Latief
Ustd. Sofari
Tajudin Umroni
7.
6 Rmdn
6 Agst
Khoiruzzad Ditaqwa
Ust. Saechudin
M. Farkhan
8.
7 Rmdn
7 Agst
A Saefudin
Gus Hanif
Syamsul Ma’arif
9.
8 Rmdn
8 Agst
Mahmud Azizi
Ust. Ali Nugroho
M.F. Rozaq
10.
9 Rmdn
9 Agst
Wahyu Basuki
Ust. Mulyadi
Syarif H
11.
10 Rmdn
10 Agst
Eki Martin
Ust. Budi S
M. Nasroh
12.
11 Rmdn
11 Agst
Rico Zahriyadi
Ust. Fathur
M. Hasanudin
13.
12 Rmdn
12 Agst
Toha Zamroni
Ustd. Sofari
M. Ihksanudin
14.
13 Rmdn
13 Agst
Fahmi Latief
Ust. Saechudin
Syamsul Ma’arif
15.
14 Rmdn
14 Agst
M. Baqi’ Mustaghfirin
Gus Hanif
M.F. Rozaq
16.
15 Rmdn
15 Agst
Mahmud Azizi
Ust. Ali Nugroho
Syaifudin Zuhri
17.
16 Rmdn
16 Agst
Eki Martin
Ust. Mulyadi
M. Hasanudin
18.
17 Rmdn
17 Agst
Wahyu Basuki
Ust. Budi S
Tajudin Umroni
19.
18 Rmdn
18 Agst
Rico Zahriyadi
Ust. Fathur
Haris Susanto
20.
19 Rmdn
19 Agst
Nahrudin
Ustd. Sofari
A. Adnan
21.
20 Rmdn
20 Agst
A. Saefudin
Ust. Saechudin
Badi’ K. Bahtiar
22.
21 Rmdn
21 Agst
Khoiruzzad
Gus Hanif
Supangat
Ket
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama
: Durrotun Nafisah
TTL
: Grobogan, 10 februari 1988
NIM
: 11106101
Kewarganegaraan : Indonesia Agama
: Islam
Alamat
: Ngambakrejo RT I RW II Kecamatan Tanggung Harjo, Kabupaten Grobogan Kode Pos 58167
B. Pendidikan 1. SDN 1 Ngambakrejo lulus tahun 2000 2. MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo lulus tahun 2003 3. MAN 1 Semarang lulus tahun 2006 4. STAIN Salatiga masuk tahun 2006
Salatiga, 10 Februari 2012 Penulis
Durrotun Nafisah NIM : 11106101