. Seminar NasionalPeternakan don Veteriner 1997
EVALUASI NILAI BIOLOGIS DAN KANDUNGAN MINERAL DAUN POHON Glyricidia maculata DAN Enterolobium cyclocarpum SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN DENGAN MENGGUNAKAN RADIO ISOTOP P-32 DAN ANALISA PENGAKTIFAN NETRON SUHARYONO
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BA TAN, Jakarta RINGKASAN Daun Glyricidia inaculata dan Enterolobium cvclocarpum mentpakan hijauan yang berprotein tinggi . Untuk mengetahui perannya sebagai pakan suplemen telall dievaluasi nilai biologis daii kandungan mineral dengan teknik traser P-32 dan analisa pengaktifan netron . Penelitian telah dilaksanakan dengan beberapa tahapan dan diadakan berbagai macam perlakuan terhadap sapi potong, kerbau, dan kambing peranakan Etawah . Pada evaluasi biologis pakan tersebut dibandingkan dengan suplemen urea multinutrien molases blok (UNIIAB) sebagai standar, dan parameter yang diamati yaitu laju pertumbuhan sel inikroba dalam rumen dengan traser P-32. Hasil-hasil yang diperoleli menunjukkan bahwa UIvIMB yang merupakan sumber protein, pakan suplemen, dan sebagai standar untuk evaluasi nilai biologis pakan suplemen telah terbukti memberikan respon yang baik terhadap fermentasi rumen dan daya cerna, demikian juga daun Glyricidia inaculata (Gm) daft Enterolobium cvclocarpum (Ec) juga manipu seperti LJNMM . Hasil fermentasi rumen ienunjukkan bahwa pH dalam kondisi yang normal yaitu 6,51-6,85, sehingga mendukung laju pertumbuhan sel mikroba . lial ini terlihat sekali saat ternak diberi pakan suplemen UMNM + SBA, Gin + AK + UM1vIB + SBA, dan Ec + bungkil kedelai + UM1vvIB + SBA, hasilnya yaitu 15,86; 15,75; dan 21,45 mg/jan..i/100 ml. Hasil yang sangat menonjol apabila menggunakan Ec yang diberi tiga macam perlakuan, laju pertumbuhan sel mikroba dan daya cerna bahan organik lebih .tinggi dari pada yang diberi UIvUVM atau .Gm . Hasil laju pertumbuhan sel mikroba adalah 18,32 ; 21,45; dan 18,94 mg/jam/100 ml, sedangkan daya cerna bahan organik 52,55%; 59,62%; dan 62,52% . Kandungan mineral Co dari daun Glyricidia ntaculata dan Enterolobium cvclocarpum sebesar 0,20 dan 0,42 ppm, sedangkan pads UAUAB 0,81 ppm . Atas dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa Glyricidia maculata dan Enterolobiumt cvclocarpum sebagai sumber protein mampu berperan sebagai pakan suplemen ternak ntminansia seperti halnya UMAM. Kata kunci : Suplemen, traser P-32, LJMNM, kambing
PENDAHULUAN Keterbatasan lahan dan ketergantungan bahan-bahan pakan ternalc pacia import merupakan suatu kenciala dalam budidaya ternak ntminansia di Indonesia . Usaha yang dapat dilaksanakan adalah pemanfaatan bahan-bahan hijauan berprotein tinggi yang mullah tumbuh di pekarangan, pinggir jalan raya, dan pematang sawali . Cara lain untuk menekan impor pakan ternak adalah dengan memanfhatkan hasil samping pertanian dan industri peranian setninimal mungkin .
Seminar Nasional Peternakon don Vereriner 1997 ' . UNIMB merupakan suatu suplemen yang terdiri -dari sumber karbohidrat mudah tersedia, sumber protein dan bukan protein serta mineral telah terbukti mampu meningkatkan bobot badan, produksi susu, dan memperbaiki penampilan reproduksi sapi perch dan kambing peranakan etawah (PE) di daerah-daerah Dati II Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat, sehingga mampu meningkatkan pendapatan peternak (HENDRATNo et al., 1991) .
Pakan suplemen UNIhB sebelum diuji coba di lapangan telah diujf n6i biologisnya terhadap ternak kerbau dengan inenggunakan teknik penanda/taser P-32, N-15, dan C-14 dalam usaha pengukuran laju pertumbuhan sel mikroba, efisiensi penggunaan urea dan rasio bakteri dan protozoa (HENDRATNO, 1985). Berdasarkan atas kemampuan teknik isotop yang telah terbukti mampu dalam penemuan suplemen maka dengan adanya pakan hijauan berprotein tinggi tumbuh pada lahan yang tidak luas, produksinya tinggi dan mudah didapat maka perlu sekali diadakan penelitian dengan beberapa tahapan sehingga hijauan tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai pakan suplemen ternak ruminansia . Tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan pemanfaatan teknik radio isotop untuk pengukuran laju pertutnbuhan sel mikroba, analisa pengaktifan netron untuk pengukuran mineral dan mendapatkan suplemen yang cocok untuk ternak ruminansia. RANGKUMAN HASIL Sebelum dilaksanakan tahapan penelitian evaluasi nilai biologis pakan suplemen terhadap ternak rumnansia, maka bahan-bahan pakan yang,tersedia dianalisis komposisi zat nutrisinya. Hasil ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui komposisi zat nutrisi pakan yang akan digunakan untuk perlakuan pakan percobaan . Data. analisis zat nutrisi bahan pakan dan perlakuan pakan percobaan ditampilkan pads Tabel 1 dan 2. Tabel 1 . Komposisi zat nutrisi dari bahan-bahan yang digunakan untuk pakan ternak percobaan Pakan RL SBA UWAB Ec Gm AK Bklkdlai Catatan: Rt; BK PK SBA BO . UMMB
Ec . Gm
AK Bklkdlai
644
BK 23,118 90,71 85,48 90,92 88,40 68,01 82,01
BO (%) 85,94 90,93 71,55 93,34 94,11 78,58 86,76
: Rumput lapangan ; : Bahan kering; : Protein kasar, : Konsentmi komersial ; : Bahan organik : Urea multinutiren molases blok
: Enterolobium cyclocarpum : Glyricidia moculato : Ampas kecap : Bungkil kedelai
Abu (%) 14,06 9,07 28,45 6;66 5,81 11,42 13,14
PK (%) 9,70 13,30 . 21,20 24,44 23,40 39,02 51,70
SeminarNastanalPeteneakan dan Veteriner 1997
Tabei 2. Komposisi :,zat nutrisi "am perlakuan pakan yang diberikan pada ternak percabaan Temak Sapi potong
Kambing PE jantan
Kambing PE jaMan Kabaujantan
Kambing PE betina Sapipotong
Kambing PE jantan Kambing PE jantan Kerbau jantan
Kambing PE betina Sapipotong Kerbau jantan
Kambing PE jantan Kambing PE betina
Zest nutrisi Konsumsi toml:DakAn (%) Konsumsi nakan auplemen E%) BK BO PK BK %BO "PK -
Petlakuan Gm + UMMB +-SBA
31,58
Gm + UMMB +'SBA
27,79
Gm + AK + UMMB +.SBA
27,49
Gm a- AK + UMMB + -SBA Gm .
32,86 29,77 28,99
Ec+UMMB+SBA
UMMB +SBA
Ec+BkHtdtai + UMMB + SBA
Ec + Bklkdalai + UMMB + SBA EC
UMMB+SBA ' UMMB + SBA
29,70 27,94 32,67 28,82
UMMB
86,49 85,64
87,77 83,97
94,11
84,69 84,90 88,05
82,57
29,16
93,44
26,79
82,63
31 ;44
UMMB
86,65
28,62
87,12 82,80
11,23
90 ;27
89,40
13,92
15,31
50,60
71,70
20,90
78,63
88,33
19,79
51,40
, 72,50
92,12
89,99
14,95
51,80
12,61
91,76
11,66
89,20
12,60 15,35 15,15
, 58,30
11,54
78,83
12,54 11,77 11,91
12,03 11,49
89,71
86,06
77,00 79,92
72,10 88,71
87,85
19,50
16,17 17,06 19,20
77,10
21,00
89,82
18,11
87,75 85,87 71,80 91,26
16,13
17,06 13,43
21,22 20,94
Hash-hasil yang diperoleh dari perlakuan pakan percobaan terhadap ternak ruminansia pada setiap tahapan penelitian diamati tentang kandungan mineral bahan pakan, fermentasi dalam rumen, hasil nilai biologis pakan dan analisis biaya dari pakan suplemen . Data ini ditampilkan pada Tabel 3, 4, dan 5. Kandungan mineral Bahan pakan yang dianalisis adalah rumput lapangan (RL), UMMB, Enterolobiunr cyclocarpum (Ec) dan Glyricidia maculates (Gm). Mineral-mineral yang ditampiikan pads analisis ini adalah kalsium (Ca), cromium (Cr), cobalt (Co), besi (Fe) dan seng (Zn). Balian pakan tersebut dianalisis dengan teknik aktivasi pengaktifan netron (APN) . Tabel 3. Kandungan mineral dalam pakan percobaan Pakan RL UMNM Ec Gm .
Ca (ppm)
Cr (ppm)
26,5 547,02 662,15 518,14
3,08 1,66 0,87 0,64
Co (ppm) 0,09 ' 0,81 0,42 0,20
Fe (ppm) .
Zn (ppm)
646,33
52,35 70,99 14,51 17,79
930,01 686,47 354,66
Uraian kandungan mineral maknanya secara beninitan (satu per satu) untuk 4 bahan pakan yang dianalisis : RL, UMJ~4B, Ec dan Gm. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semua kandungan mineral yang terukur, kandungan mineral dalam UMMB lebih tinggi dari pada pakan yang lain kecuali kandungan Ca bila dibandingkan dengan Ca dalam Ec. Kandungan Cr di UMivIB juga lebih rendah dari rumput (label 3), karena Cr merupakan logam berat mungkin tingginya kandungan Cr yang tinggi dinlmput dipengaruhi oleh 645
Seminar Nasional Peternakon don Vereriner 1997
cara pemotongan rumput . Menurut TILLMAN et al. (1991) unsur mikro mineral Cr juga penting dalam hubungannya dengan Glukose Toleranse Factor (GTF) yang menentukan kecepatan penggunaan glukose dalam darah yang menambah potensi insulin. Kurangnya Cr dalam ransum akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan penggunaan glukose kurang efisien .
Unsur mikro mineral Co dalam UMMB lebih tinggi dari pada bahan pakan lainnya yaitu 0,81 ppm . TILLMAN et al. (1991) melaporkan bahwa kadar Co yang kurang dari 0,1 ppm bahan kering adalah rendah sehingga perlu suplementasi . Lebih lanjut disebutkan bahwa. kelebihan 600 mg Ca/kg ransum untuk sapi akan tedadi keracunan . Bila tedadi defisiensi Co maka akan mengakibatkan defisiensi metabolik Vitamin B12, karena Co oleh mikroba rumen dimanfaatkan untuk pembentukan Vitamin B12 . Unsur lain seperti Fe dan Zn pada umumnya sudah cukup terkaindung dalam pakan (Tabel 3).
Hasil fermentasi dalain penelitian ini terlihat bahwa perlakuannya dibedakan tiga macam suplemen yaitu suplemen yang menggunakan sumber protein Gm; Ec dan UM1AB . Dari masingmasing suplemen ini diberi perlakuan dengan menambahkan konsentrat komersial yang dinamakan SBA, sedangkan untuk Gnl/Ec. selain ditambah SBA juga diberi AK/bungkil kedelai dan juga dicampur dalam beberapa komposisi bahan dalam jumlah tertentu .' Masing-masing perlakuan tersebut dibandingkan dengan suplemen standar yang dinamakan UNN0 . Fermentasi rumen
Pakan suplemen dengan UMMB bila ditinjau dari hasil evaluasi nilai biologis dengan melihat pengaruh fermentasi rumen terhadap ternak ruminansia tampak memberikan respon yang positif terutama bila dilihat dari pengukuran pH yaitu 6,78, dan daya cerna bahan keringnya 63,52% . ORSKOV (1982) melaporkan bahwa pH 6,5 -.7 merupakan kondisi yang normal untuk kehidupan mikroba dalam rumen. PRESTON dan LEND (1987) melaporkan bahwa daya cerna bahan kering dari suplemen yang berkisar antara 55 - 65% adalah tinggi, dengan kata lain suplemen tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan pertumbuhan ternak dan produksi susu. UNIIvO yang ditambali dengan SBA dapat meningkatkan laju pertumbuhan sel mikroba 19,34% bila dibanding dengan ternak yang hanya diberi UNIMB, pH dalam kondisi yang normal yaitu 6,77, dan daya cernanya hanya 55,49% namun angka ini masih merupakan suplemen yang cocok untuk peningkatan produksi . Berdasarkan uji lapangan peternak sapi perah pada umumnya juga menambalikan' konsentrat yang berlebih t 7 kg, namun dengan penambahan UNiMB 0,4 kg/ ekor/hari, konsentrat tersebut dapat ditekan menjadi 2-3 kg/ekor/hari (HENDRATNO et al ., 1991) . Penggunaan sumber protein Gm, basil dari pH juga dalam kondisi normal yaitu 6,51-6,76, dan daya cerna yang dihasilkan cenderung lebih tinggi bila dibanding dengan ternak yang diberi UMNIB yaitu berkisar antara 61 .54 - 65,30% . Bila Gm + AK dan UNIIVIB diberikan pada ternak dalam jumlah terientu dibandingkan dengan Gm yang ada dalam campuran komposisi bahan dalam jumlah tertentu, dapat 'meningkatkan htju pertumbuhan sel mikroba 39,29%. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh adanya ketersediaan Gm dalam komposisi bahan yang sedikit dan tidak berimbang dengan ketersediaan karbohidrat yang mudall tersedia, sehingga pertumbuhan mikrobanya tidak optimal . ANONYMOUS (1976) melaporkan baltxti-a ketersediaan kerangka karbon yang seimbang dengan produksi amonia akan menyebabkan pertumbuhan sel mikroba dalam rumen menjadi optimal .
646
Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner 1997
Hasil evaluasi nilai biologis pakan suplemen dengan menggunakan sumber protein Ec menyatakan bahwa pH dalam cairan rumen juga-cialam kondisi yang normal yaitu 6,68-6,85, daya cerna bahan keying berkisar antara 61,64-63,85% clan laju pertumbuhan sel mikroba berkisar 18,32-21,45 mg/jam/100 mi. Jika ditinjau hasil fermentasi, - pH, -laju pertumbuhan sel mikroba clan daya cerna bahan kering, penggunaan sumber protein Gm clan Ec menunjukkan hasil yang cenderung sama dengan UMNIB, apalagi bila Ec ditambah dengan konsentrat komersial, sumber protein bungkil kedelai clan UNINIB, laju pertumbuhan sel mikroba lebih tinggi dari pada bila ternak diberi Gm atau UMIvIB (label 4). Ec merupakan hijauan yang mengandung saponin (LENG, 1991), clan saponin mampu menekan pertumbuhan protozoa dalam rumen, sehingga bakteri tidak dimakan oleh protozoa (NoLAN clan LENG, 1989). Tabel 4. Penganih pemberian suplemen UMMB, Gm/Ec dengan protein bypass clan tanpa protein by pass terhadap fermentasi rumen clan daya cerna pakan ternak ruminansia Pakan suplemen Gm +UMMB+SBA Gm +AK-+ UhQvfB + SBA GM Ec +UMMB +SBA Ec +BKdlai + UMMB + SB Ec
UT9vM + -SBA UNUAB Catatan
pH
Amonia (mg/lO0 m1)
6,74
25,97
6,85
22,40
6,79 6,77
14,56 23,61
6,76 6,51 6,68
6,78
Parameter TVFA Lpsm (MM/100 ml) (mg/jtl00 ml) 6,21
'
11,91
65,30
49,86
18,32
63,85
52,55
30,68 16,91
8,81 10,81
33,22
9,27
21,45
8,48
13,29
23,59
5,85
10,31 7,96
Daya Cema (°iu) BK BO
15,75 11,31
18,94 15,86
61,54 62,22 62,94 61,64 55,49
63,52
59,55 62,92
59,62 62,52 53,20 59,78
: Lpsm - Laju pettumbuban sel mikroba
Konsentrasi amonia dalam cairan rumen yang dihasilkan tinggi pada ternak yang diberi Gm/Ec yang clitambah AK/bungkil kedelai, UMN1B clan SBA yaitu berkisar antara 25,97-33,22 mg/100 ml. Hasil yang diperoleh ini tidak menunjukkan keracunan terhadap ternak-ternak yang digunakan untuk percobaan : ANNISON clan LEWIS (1959) melaporkan bahwa ternak ruminansia akan menderita keracunan bila konsentrasi amonia dalam rumen 1700-2200 ing/l. Pada pemebrian Gm clan Ec dalam jumlah tertentu, konsentrasi amonia yang dihasilkan
16,91 clan 14,56 mg/100 mi, seclangkan pemberian UMMB, clan UMMB + SBA diperoleh 23,61 clan 23, 59 mg/100 ml. Hasil-hasil ini mendukung percobaan yang telah dilaksanakan oleh MEHREz clan ORSKOV (1976) yang melaporkan bahwa daya cerna pakan akan mencapai maksimum bila konsentrasi amonia dalam rumen t 230 mg/l. Hal ini terbukti pada hasil daya cerna bahan kering
pada pakan percobaan (label 4).
Konsentrasi amonia yang terenclah diperoleh pada pakan suplemen dengan sumbcr protein Ec yaitu 14,56 mg/100 ml, hal ini mungkin disebabkan oleh karena konsentrasi tanin dalam Ec 8,8% (SUHARYONO et a/ ., 1994) . YANsmAN (1993) melaporkan bahwa tanin dapat menurunkan laju degradasi protein dalam rumen .
SeminarNasional Peternakan don Veteriner 1997
Asam lemak mudah menguap (VFA) merupakan salah satu hasil akhir fermentasi pakan dalam rumen. Asam ini dapat dihasilkan dari fermentasi pakan yang berasal dari protein dan karbohidrat (PRESTON dan LENG, 1987 ; NOLAN dan LENG, 1989) . Asam .lemak ini akan langsung diserap oleh dinding rumen dan dimanfaatkan oleh ternak semang sebagai sumber energi untuk produksi. Dari hasil percobaan terlihat bahwa konsentrasi TVFA yang dihasilkan ada yang rendah vaitu 5,85 dan 6,21 mW100 ml dan ada juga yang tinggi 'yaitu 10,21 dan 10,81 MM/100 ml . Untuk vang rendah konsentrasinva mungkin disebabkan lebih cepatnya absorbsi, sedangkan yang konsentrasinya tinggi disebabkan karena lambatnya absorbsi oleh dinding rumen . Biaya pembuatan pakan suplemen Pakan merupakan salah satu hal sangat penting untuk menentukan untung atau ruginya usaha suatu peternakan . Atas dasar tersebut dengan situasi sempitnya lahan untuk penvediaan pakan untuk ternak ruminansia, maka perlu dicari suatu alternatif bahan yang mungkin tidak berkompetisi dengan kebutuhan manusia, mudah didapat, murah harganya, kualitas dan kuantitas terpenuhi, maka digunakan suatu bahan hasil samping pertanian/industri pertanian dan hijauan pohon legum . Dari penggunaan hasil samping pertanian/industri pertanian sebagai pakan ternak ruminansia telah diperoleh suatu formula yang mampu meningkatkan produksi daging, susu dan memperbaiki penampilan reproduksi, Formula tersebut dinamakan = Urea Multinutrien Molases Block (UNCvM) sehingga untuk mendapatkan suplemen baru UIvIMB ini digunakan sebagai standar umuk evaluasi nilai biologi pakan. Tabel 5, Biava pembuatan pakan suplemen untuk ternak percobaan Ternak Sapi Potong Perlakuan Suplemen A B C Kambing PE jantan A B C D E Kerbau Jantan A B C Kambing PE betina A B C
648
Bahan pakan UAQVM AK BK SBA Gm Ec -------------------------- (Rp) -----------_-------------
Harga -RR) '
750 750 1125
200 -
200 -
300 300 300
-
-
250 250 825
10 20 -
10 20 -
75 75 75 75 175
10 -
25 -
122,5 122,5 122,5 122,5
232,5 217,5 217,5. 217,5 175
120
120 -
300 300 300
20
50
337,5 250 250
637,5 720 690
150 - .
150 -
150
-
-
-
150 150 150
.
Seminar NasionalPeternakan4an'Vetertner 1997
Hasil-hasil analisis biaya darn penggunaan pakan suplemen
Peaggunaan UMW dengan SBA dari hasil analisis Maya-sangat mahal namun =dengan pentanf~atan Gtn/Ec yang ditambah, .dengan 0,3 ..kg UNAM ;mampu :nunek
DAFTAR PUSTAKA
1976. Urea and Other Non Protein Nitrogen Compounds in Animal Nutrition, National Academy of Sciences, NRC.21 .
ANoNYMous.
ANNISON, E.F .,
dan LEwts, D. 1959. Metabolism in the Rumen. John Wiley and Sons, New York .
SeminarNasional Peternakan don Peteriner 1997 HENDRATNO, C. 1985 . Penggunaan P-32 dan S-35 sebagai penanda pengukuran pembentukan masa mikroba rumen kerbau. Aplikasi Teknik Nuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan . Risalah Pertemuan Ilmiah, BATAN, Jakarta 479. HENDRATNO, C., NOLAN, J.V, and LENG, R.A . 1991 . The importance of UMMB for ruminant production in Indonesia. In " lsotop and Related Techniques in Production and Health, FA0/IAEA Joint Div . IAEA, Vienna . 157-169 . , LENG, R.A . 1991 . Application of Biotechnology to Nutrition Of Animals in Developing Countries. FAO. 40 dan 74 . MEHREz, A.Z ., and ORSKOV, E.R . 1976 . Rates of rumen fermentation in relation to ammonia concentration. Proceedings of the Nutrition Society 35, 40A. NOLAN, J.V., and LENG, R.A . 1989 . Manipulation of the rumen to increase ruminant production . Proceedings of A Combined Advisory Group Meeting and Research Coordination Meeting. Joint FAO1IAF.A Div .of Nuclear Techniques in Food and Agriculture, Vienna . 149-166 . PRESTON, T.R ., and LENG, R.A . 1987 . Matching Ruminant Production System with Available Resource in the Tropics and Sub-Tropics . Penambul Books, Arnlidale. 126. ORSKOV, E.R . 1982 . Protein Nutrition in Ruminants; Academic Press, London . SUHARYONO, T. MARYATI, dan N. LELANANINGTYAS 1994 . Pemanfaatan daun legum + ampas kecapatau bungkil kedelai sebagai. pakan kambing untuk menekan penggunaan UMMB . Risalah Pertemuan Ilmiah Aplikasi lsotop don Radiasi, Buku III, Peternakan Biologi clan Kimia, BA TAN, Jakarta. 57-60. Ta.LMAN, A.D ., HARTADI, H., REKSOHADIPROJO, S, PRAWIROKUSUMO, S, dan LEBDOSOEKOJO, S. 1991 . Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta .
EMU
YANSMAN, A.J .M. 1993 . Tannins in feedstuff's for simple Stomached Animals. Nutrition Research Reviews, 6, 209-236. '