Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
KERAGAAN UJI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI SPESIFIK SAWAH ASAM-ASAMAN DI GENDING PROBOLINGGO PERFORMANCE OF NEW VARIETIES RICE SPECIFIC LOWLAND PICKLE IN GENDING PROBOLINGGO Kasmiyati dan Sugiono BPTP Jawa Timur Jl Raya Karangploso Km 4 Malang Tlp.(0341) 494052, fax(0341)471255, Email:
[email protected].
ABSTRACT With rice consumption per capita per year 139 kg, it takes as many as 33.78 million tonnes of rice. By 2030, the need for food rice will reach 59 million tons for the total population will reach 425 million. Agency for Agricultural Research and Development has many new varieties off the high production potential. To obtain information on the production of high yielding varieties Inpari assessment conducted in lowland fields pickle in Gending Probolinggo in the dry season. RDB experimental design, number of replicates 3. Treatment of 7 varieties, comprising 6 new varieties: Inpari 4, Inpari 11, Inpari 14, Inpari 15, Inpari 20, Sidenuk and 1 check varieties Membramo. Results dried grain crop production assessment new varieties lowest Inpari 14 (4:40 t / ha) and Inpari 11 (4:44 t / ha), production Inpari 15 (6.89 t / ha) and Sidenuk (6.96 t / ha) was not significantly different from Inpari 4 (7.09 t / ha). The highest yield was comparable varieties Membramo (7:42 t / ha) was not significantly different from new varieties Inpari 20 (7:31 t / ha) and Inpari 4 (7:09 t / ha). New varieties appropriate as the rotation of the empire on land and pickle production is equivalent to varieties Membramo, Inpari 20 and Inpari 4. Varietas Membramo masih layak dibudidayakan sesuai rekomendai karena toleran pada tanah sawah asam-asaman pada MK-1 (walikan) di Gending Probolinggo. Keywords: fields pickle, production, New Varieties , Inpari PENDAHULUAN Peningkatan produksi beras merupakan suatu hal yang harus dilakukan karena kebutuhan beras terus meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Berbagai hal dapat mempengaruhi stabilitas beras nasional dari faktor kepentingan publik sampai politik. Pemerintah selalu mencatumkan kebijakan swasembada beras karena kedudukan beras yang sangat vital dan fatal. Vital karena merupakan kebutuhan penting manusia Indonesia dan fatal apabila penyediaan beras tidak mencukupi atau mengalami defisit lantas dipolitisir oleh kepentingan segelintir orang. Sekarang perubahan iklim global bukan lagi menjadi isu, tetapi sudah menjadi kenyataan yang mesti diantisipasi dan dihadapi (Sembiring, 2010). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah banyak melepas varietas unggul baru (VUB) yang potensi produksinya tinggi. Tetapi kendala yang dihadapi semakin banyak diantaranya: tingginya pengaruh faktor biotik (hama, penyakit) dan 407
Juni, 2013
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
abiotik (kekeringan/kebanjiran), degradasi kesuburan tanah dan penurunan infut produksi terutama pupuk. Disamping itu lahan persawahan semakin menurun sebagai akibat pengalihan fungsi lahan kebidang non pertanian (Addurahcman, 2006). Konversi lahan pertanian produktif di Indonesia merupakan salah satu ancaman yang paling serius bagi keberlanjutan ketahanan pangan nasional. Dalam pereode 1999-2003, konversi lahan sawah mencapai 424.000 ha atau 106.000 ha/tahun. Selain itu, terdapat sekitar 9,55 juta KK yang memiliki lahan <0,5 ha dan angka tersebut cenderung meningkat akibat fragmentasi lahan serta makin tingginya insentif untuk usaha pada sektor non pertanian. Perubahan iklim dengan segala dampaknya akan semakin menekan sektor pertanian dalam mencapai berbagai sasaran pertanian, seperti peningkatan produksi dan kesejahteraan petani (Las dan Sarmaini, 2010). VUB merupakan satu teknologi yang memegang perananan menonjol diantara teknologi-teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, baik kontribusi terhadap peningkatan hasil persatuan luas maupun sebagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit. Varietas unggul dinilai mudah diadopsi petani dengan tambahan biaya yang relatif murah dan memberi keuntungan langsung kepada petani. Dengan banyaknya varietas unggul yang dilepas, petani mempunyai lebih banyak pilihan akan varietas yang sesuai dengan keinginan dan spesifik wilayahnya. Hal ini akan memperluas keragaman genetik tanaman di lapang sehingga dapat menekan resiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tertentu (Asaad dan Warda, 2010). Sampai tahun 2011 sudah dilepas VUB Inpari (Inbrida Padi Sawah irigasi) Inpari 1 sampai Inpari 20 yang sangat perlu didesiminasikan dan secepatnya diadopsi petani. Produksi VUB di Kec. Krejengan, Probolinggo MK-1 2011, tertinggi pada Inpari 4 (6,77 t/ha), Inpari 10 (6,25 t/ha), Inpari 13 (5,73 t/ha), Inpari 7 (5,65 t/ha), Inpari 5 (5,20 t/ha). Sedangkan hasil terendah pada Inpari 6 (4,16 t/ha) dan inpari 1 (4,9 t/ha) (Sugiono dan Kasmiyati, 2011). Pengkajian dan Diseminasi VUB Inbrida Padi Sawah Irigasi Spesifik Lokasi pada Musim Kering di Kec. Besuk Probolinggo tahun 2012, padi yang dihasilkan (kadar air 14%), produksi tertinggi varietas Inpari 4 (8,89 t/ha) berbeda nyata dengan hasil semua varietas yang dikaji, hasil varietas Sidenuk (8,13 t/ha), Inpari 15 (7,88 t/ha), Inpari 11 dan Inpari 14 tidak berbeda nyata (7,01 dan 7,02 t/ha). Hasil varietas pembanding Membramo adalah 6,70 t/ha dan hasil terendah (6,08 t/ha) adalah VUB Inpari 20 (Sugiono dan Kasmiyati, 2011). Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi produksi terhadap VUB Inpari (Inpari 4, Inpari 11, Inpari 14, Inpari 15, Inpari 20), Sidenuk dan varietas pembanding Membramo dan rekomendasi VUB yang spesifik lokasi untuk pergiliran pertanaman pada musim berikutnya di tanah sawah asem-aseman. BAHAN DAN METODA Uji varietas unggul baru spesifik sawah asem-aseman di Gending Probolinggo, lokasi desa Gending Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, pada musim 408
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
kering/MK bulan April-September tahun 2012. Lokasi sawah untuk pengkajian adalah sawah asem-aseman / yang bermasalah pada musim tanam ke-2 (walikan) dikarenakan drainase sangat jelek sehingga pembuangan air sulit. Yang dimaksud tanah asem-aseman adalah tanah yang bermasalah tanah selalu tergenang, hal ini terjadi pada musim tanam ke-2. Tanda-tanda secara umum pertanaman awal pertumbuhan tidak normal jika dicabut akar tanaman berwarna coklat (seperti karat) dan perkembangan akar tidak sempurna. Tanah seperti ini kebanyakan pH tanahnya tinggi (tidak asam) hanya istilah umum disebut asam-asaman, karena drainase jelek (persawahan sulit membuang air) pola tanam dalam setahun adalah padipadi-padi. Teknologi yang diterapkan adalah: sawah setelah digaru/diratakan dibuat curen/saluran pembuangan air pada jarak antara antara 5 meter memotong petakan sawah agar air yang menggenang dapat dibuang. Pemupukan pada awal pertanaman atau pupuk pertama dengan pupuk ZA dan pupuk urea pada pupuk susulan ke-2, jika kebutuhan N sudah dikira sudah terpenuhi cukup menggunakan pupuk majemuk Phoska). Karena pada tanah asaem-aseman aplikasi pupuk pertama dengan Urea tanaman akan tambah semakin kerdil/ambles jika parah pertanaman banyak yang mati. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK, jumlah ulangan 3, perlakuan ada 7: 6 VUB (Inpari 4, Inpari 11, Inpari 14 dan Inpari 15, Inpari 20, Sidenuk) dan pembanding 1 varietas Membramo yang sudah lama dilepas tetapi masih sering ditanam petani pada MK (Tabel 1). Teknologi tersebut sejalan dengan pengawalan teknologi VUB dengan pendekatan teknologi PTT dilakukan oleh BPTP Jatim dan dinas terkait. Teknologi kesepakatan dengan petani adalah: pengolahan tanah sempurna, benih bermutu dan berlabel, penanaman jajar legowo atau jarak tanam tegel (20x20 cm atau disesuaikan kesuburan tanah), umur bibit < 21 hss (hari setelah sebar), pengairan berselang, dosis pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (kebutuhan urea berdasarkan dengan BWD). Sebagai pedoman kebutuhan pupuk di desa Gending Kec. Gending: ZA 200/ha kg, Phonska : 300 kg/ha, pupuk organik 1.000-2.000 kg/ha dan aplikasi pupuk 3 kali (sesuai kondisi tanah setempat). Pupuk organik sebagai pupuk dasar, pemberian pupuk terakhir dilakukan pada waktu tanaman primordia. Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai anjuran PHT atau dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan. Pengendalian gulma yang dilakukan berupa penyiangan minimal dua kali secara manual/mekanik. Table 1. Varietas unggul baru (VUB) yang dikaji di desa Gending, Kecamatan Gending Probolingggo pada musim kering, tahun 2012 Varietas Asal / Rata2 Umur persilangan hasil, tanama Keterangan Potensi n poduksi Inpari 4 S4384F-14- 6,04 115 hss Nasi sangat pulen. Lahan sawah, 409
Juni, 2013
Varietas
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Asal / persilangan
Rata2 Umur hasil, tanama Keterangan Potensi n poduksi 1/ Way t/ha, ketinggian sampai 600 m dpl, lebih Apo Buru // 8,80 t/ha tahan HDB strain IV drpd S4384F-14Ciherang, hasil dan mutu sama 1 dengan Ciherang, agak rentan WBC biotipe 1,2 dan 3. Inpari 11 Cisadane/I 6,52 108 hss Rasa nasi pulen. Agak rentan WBC R547421- t/ha, biotip 1,2 dan rentan biotip 3. 19-11-8 8,80 t/ha Tahan HDB strain III dan tahan Strain IV, VIII dan tahan blas ras 133. Cocok ditanam di sawah tadah hujan sampai ketinggian 600 m dpl. Cipendeuy 6,6 t/ha, 113 hss Rasa nasi pulen, ketahanan Inpari 14 C/Carreon// 8,2 t/ha. terhadap hama: rentan WBC Pakuan Way Apo biotip1,2 dan rentan Biotip 3. Buru //IR64 Cocok ditanam di ekosistem sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl Inpari 15 TB168E6,1 t/ha, 117 hss Tekstur nasi pulen, agak tahan Parahyangan TB-4-0-1/ 7,5 t/ha WBC biotip 1, rentan WBC biotip Widas 2 dan 3, agak tahan blas, rentan //IR64 tungro. Cocok ditanam ekosistem sawah tadah hujan sampai ketinggian 600m dpl. S2823E6,4 t/ha, 104 hss Tekstur nasi pulen, agak tahan Inpari 20 KN8,8 t/ha WBC biotip 1, agak rentan biotip 2 33/IR64//S dan3. Agak tahan blas. Cocok 2823E-KNditanam ekosistem sawah dataran 33 rendah sampai ketinggian 600 m dpl, tidak dianjurkan ditanam di daerah Tungro. Sidenuk Diah Suci 6,9 t/ha, 103 hss Tekstur nasi pulen, agak tahan diradiasi 9,1 t/ha. WBC biotip 1,2 dan 3. Agak tahan sinar HDB biotip III., rentan semua ras gamma blas. Cocok ditanam sawah dataran dengan rendah sampai 600 m dpl, tidak dosis 0,20 dianjurkan ditanam di daerah kGy endemis Tungro dan blas. B6555B6,5 t/ha, 115Tekstur nasi pulen. Tahan wereng Membramo 199-40/ 7,5 t/ha 120 hss coklat biotip 1,2 agak tahan biotip Barumun 3. Tahan HDB srain III, agak tahan tungro. Baik ditanam sawah irigasi 410
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Varietas
Asal / persilangan
Rata2 Umur hasil, tanama Potensi n poduksi
Juni, 2013
Keterangan
dibawah 550 m dpl.
Sumber: Deskripsi tanaman padi tahun 2011. Hss: hasri setelah sebar; Inpari: inbrida padi irigasi (non hibrid). Parameter pengamatan adalah umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah hampa dan isi, hasil ubinan dilakukan terhadap masing-masing ulangan dan diukur kadar airnya. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan, data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (anova), sedangkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan, data diamati dengan uji jarak ganda Duncan (DMRT) pada taraf kepercayaan 95 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Biofisik lokasi pengkajian dei Desa Gending, Kecamatan Gending, Prolinggo, hampir semua desa binaan menggunakan pengairan teknis yang ada di 13 desa, dengan luas sawah: 2.115,587 ha. Luas lahan kering 1.455.60 ha sehingga luas total lahan baku di BPP Gending 3.538,977 ha. Dari Rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir (tahun 2003-2009), menunjukkan angka 2.0 mmHg per tahun dengan jumlah hari hujan 34 hari. Jumlah bulan basah sebanyak 8 bulan (Oktober s/d Mei) dan bulan kering sebanyak 4 bulan (Juni s/d September). Temperatur udara di wilayah BPP kecamatan Gending, pada umumnya relative panas yaitu 27-32º C, terletak 0 sampai 250 meter dpl, sedangkan lokasi tepat pengkajia berada pada ketinggian 10 meter dpl, pola tanam dalam setahun padi-padi-padi.(BPS, 2008 dan Programa Penyuluhan, Programa Penyuluahn Pertanian, BPP Gending, 2012). Pengamatan agronomi Pengamatan pertanaman berbunga 50%, umur berbunga terdalam adalah varietas pembanding Membramo 70 hss. Umur berbunga genjah (pendek) pada VUB Sidenok 60 hss, tidak berbeda nyata dengan 5 varietas baru yang lain. Masing-masing umur berbunga VUB seabagai berikut: umur genjah Sidenok 60 hss, Inpari 20 (61 hss), dan umur berbunga 63 hss ditunjukan oleh VUB: Inpari 4, Inpari 11, Inpari 14, Inpari 15 dan Inpari 20. Pengamatan tinggi tanaman, tanaman terpendek ditunjukkan oleh VUB Inpari 11 (51 cm) tidak berbeda nyata dengan varietas Inpari 4 (55,5 cm). Varietas Inpari 20 (56,66 cm) tidak berbeda nyata dengan Sidenok (57,67 cm) dan berbeda nyata dengan varietas pembanding Membramo (80 cm). Varietas Inpari 14 tinggi tanaman (63 cm)
411
Juni, 2013
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
dan Inpari 15 (64.66 cm) pertanaman tertinggi dari semua VUB yang dikaji, tetapi tinggi tanaman masih dibawah varietas pembanding. Jumlah anakan produktif terendah ditujukkan oleh VUB Inpari 20 (13 anakan) berbeda dengan semua varietas dikaji. Dan jumlah anakan varietas Inpari 14 (16 anakan), Sidenok (16,67 anakan), tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 15 (17 anakan). Jumlah anakan VUB tertinggi ditunjukkan masing-masing oleh Inpari 4 (20,33 anakan), Inpari 11 (19 anakan) tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Membramo (19,03 anakan). Tabel 2. Pengamatan agronomi VUB di Desa Gending, Kabupaten Probolinggo, pada MK 2012. Varietas Pengamatan komponen pertumbuhan Berbunga 50% Tinggi tanaman Anakan Panjang malai hss (cm) produktif (cm) Inpari 4 63.00 b 55.50 cd 20.33 a 23.65 b Inpari 11 63.00 b 51.00 d 19.00 ab 23.50 b Inpari 14 63.00 b 63.00 b 16.00 c 23.60 b Inpari 15 63.00 b 64.66 b 17.00 bc 22.93 b Inpari 20 61.00 b 56.66 c 13.00 d 23.75 b Sidenok 60.00 b 57.67 c 16.67 c 23.33 b Membramo 70.00 a 80.00 a 19.03 ab 25.03 a Kk (%) 7,11 4.477 6.963 1.866 Keterangan: Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT. Hss: hari setelah sebar. Pengamtan panjang malai, malai terpanjang ditunjukkan varietas pembanding Membramo (25.03 cm) berbeda nyata dengan semua VUB yang dikaji pada lahan asamasaman. Malai terpanjang VUB yang dikaji terendah ditunjukan oleh Inpari 20 tetapi tidak berbeda nyata dengan VUB lain. Masing-masing panjang malai VUB dari yangterendah adalah: Inpari 15 (22.93 cm), Sidenok (23.33 cm), Inpari 11 (23.50 cm), Inpari 14 (23.60 cm), Inpari 4 (23.65 cm) dan VUB terpanjang malainya Inpari 20 (23.75 cm). Pengamatan Komponen hasil Rata-rata jumlah gabah hampa per malai tertinggi ditunjukkan varietas pembanding Membramo (27.5) berbeda nyata dengan semua VUB yang dikaji. Gabah hampa terendah VUB adalah Inpari 20 (20.5) berbeda dengan nyata dengan VUB Sidenok (22.5) dan Inpari 15 (22.73). VUB jumlah gabah hampa tertinggi Inpari 4 (25,5), Inpari 11 (24,5) dan Inpari 14 (24,75), tetapi gabah hampa masih dibawah varietas pembanding. Jumlah gabah isi tertinggi adalah varietas pembanding Membramo (156,56), berbeda nyata dengan VUB yang dikaji. Vub yang gabah isi tertinggi masing-masing adalah: Inpari 20 (142.50), Sidenuk (141) berbeda nyata dengan $ VUB yang lain. 412
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
Jumlah gabah isi terendah ditunjukkan oleh 4 varietas: Inpari 15 (132.33), Inpari 4 (131.50) Inpari 14 (131.00) dan varietas Inpari (130). Bobot 1000 butir terendah ditunjukkan VUB Inpari 11 (25.30 gr), Inpari 15 (25.68 gr) dan Inpari 14 (26.00 gr). Bobot vaarietas pembanding Membramo adalah (28.50 gr) tidak berbeda nyata dengan varietas Inpari 4, Sidenok dan Inpari 20. Bobot VUB tertinggi tidak berbeda nyata dengan pembanding Membramo (28.5 gr) adalah : varietas Inpari 4 (29.50 gr), Sidenok (29.66 gr) dan Inpari 20 (30.00 gr). Tabel 3. Pengamatan komponen hasil VUB di Desa Gending, Kabupaten Probolinggo, pada MK 2012 Varietas Pengamatan komponen hasil Jml gabah Jml gabah isi Bobot 1000 Hasil t/ha GKP hampa butir (gram) Inpari 4 25.50 b 131.50 c 29.50 a 7.09 bc Inpari 11 24.50 b 130.00 c 25.30 b 4.44 d Inpari 14 24.75 b 131.00 c 26.00 b 4.40 d Inpari 15 22.73 c 132.33 c 25.68 b 6.89 c Inpari 20 20.50 d 142.50 b 30.00 a 7.31 ab Sidenok 22.50 c 141.00 b 29.66 a 6.96 c Membramo 27.50 a 156.56 a 28.50 a 7.42 a KK (%) 3.894 1.456 3.382 1.926 Keterangan.Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT; Hss: hari setelah sebar; GKP: Gahah Kering Panen Hasil produksi per hektar gabah kering panen (GKP), produksi terendah ditunjukkan VUB Inpari 14 (4.40 t/ha) tidak berbeda nyata dengan varietas Inpari 11 (4.44 t/ha). Produksi diatas 6 t/ha dibawah produksi tertinggi adalah varietas unggul baru: Inpari 15 (6.89 t/ha) dan Sidenok (6.96 t/ha) tidak berbeda nyata dengan Inpari 4 (7,09 t/ha). Hasil tertinggi adalah nvarietas pembanding Membramo (7.42 t/ha) tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 20 (7.31 t/ha) dan varietas Inpari 4 (7.09 t/ha). Varietas pembanding Membramo produksi lebih tinggi dari VUB yang dikaji pada lahan sawah asam-asaman karena lebih adaptif di lahan asam-asaman. VUB yang cocok sebagai pergiliran tanan pada lahan asam-asaman dan produksi tidak berbeda nyata dengan varietas Membramo adalah varietas Inpari 20 dan Inpari 4. Hasil pengamtan hama penyakit selama pengkajian pada waktu menjelang panen ada gejala serangan WBC, tetapi hal tersebut dapat dikendalikan. Pada saat yang bersamaan di pantura Jawa Timur juga terjadi serangan hama wereng batang coklat coklat (WBC). VUB yang dikaji tidak ada yang tahan terhadap hama WBC, sampai pada waktu panen tidak terjadi kendala sehingga potensi produksi pengkajian dapat terpenuhi.
413
Juni, 2013
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KESIMPULAN Keragaan uji varietas unggul baru spesifik sawah asem-aseman pada MK-1 (walikan) di Gending Probolinggo tahun 2012: 1. Produksi gabah kering panen (GKP) terendah VUB Inpari 14 (4.40 t/ha) dan Inpari 11 (4.44 t/ha), produksi varietas Inpari 15 (6.89 t/ha) dan Sidenok (6.96 t/ha) tidak berbeda nyata dengan Inpari 4 (7,09 t/ha). Hasil tertinggi adalah nvarietas pembanding Membramo (7.42 t/ha) tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 20 (7.31 t/ha) dan varietas Inpari 4 (7.09 t/ha). 2. Varietas pembanding Membramo produksi lebih tinggi dari VUB yang dikaji, diduga karena lebih adaptif di lahan asam-asaman. VUB yang sesuai sebagai pergiliran tanan pada lahan asam-asaman dan produksi setara dengan varietas Membramo adalah varietas Inpari 20 dan Inpari 4. Varietas Membramo masih layak dibudidayakan karena toleran pada tanah sawah asam-asaman pada MK-1 (walikan) di Gending Probolinggo. DAFTAR PUSTAKA Addurahcman, A. 2006. Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian di Indonesia. Dalam: Seminar Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Bogor, 17-28 Juni 2006. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Sumberdaya lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Asaad. M dan Warda, 2010. Keragaan Beberapa Galur harapan Padi Sawah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional. Dalam: Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir. Balai Besar Penelitian Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 77-85. Las, I dan Sarmaini, 2010. Variabilitas iklim dan Perubahan Iklim dalam Sistim Produksi Pertanian Nasional: Dampak dan Tantangan. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional. Dalam: Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir (ED). Balai Besar Penelitian Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 1122. Programa Penyuluahn Pertanian, BPP Gending, 2012. Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Sembiring. H, 2010. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional, 2010. Dalam Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir. Balai Basar Penelitian Padi. Balaiu Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 1-9. 414
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
Suprihatno, B., Aan. A. Darajat, Satoto. A. Setyono, Baehaki SE, S. Dewi Indrasari, Suprihanto, I. Putu Wardana dan H. Sembiring, 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Padi. Badan Litbang Pertanian.Kementan. Sugiono dan Kasmiyati, 2011. Keragaan Produksi VUB Padi Inbrida MK-1 dengan Penerapan PTT di Kabupaten Probolinggo. Seminar Nasional “Revitalisai Pertanian Berkelanjutan Menuju Ketahanan dan Kedaulatan Pangan”. Fakultas Pertanian Unmuh Jember. 17 Maret 2012. Sugiono dan Kasmiyati, 2013. Pengkajian dan Diseminasi VUB Inbrida Padi Sawah Irigasi Spesifik Lokasi pada Musim Kering di Kec. Besuk Probolinggo. Seminar Nasional “Akselerasai Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Menuju Kemandirian Pangan dan Energi”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Meret. 17 April 2013.
415