Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MENUNJANG PENDAPATAN PETANI DI KALIMANTAN SELATAN ( Kasus di Desa Pakuan Timur Kab Hulu Sungai Selatan) UTILIZE YARD INCOME SUPPORT FARMERS IN SOUTH KALIMANTAN (Case in Village East Pakuan Upper South River District) Rismarini Zuraida:dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jln. Panglima Batur Barat No : 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan Telp :0511-4772346 Fax :0511-781810
ABSTRAK Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat. Di Desa Pakuan Timur ini pada umumnya masyarakat hanya berusahatani padi dan tanaman keras seperti karet itupun letaknya juga agak jauh sekitar 3-5 Km dari Rumah. Oleh sebab itu pemamfaatan pekarangan adalah salah satu alternative bagi masyarakat untuk memperoleh sayuran dan mengurangan pengeluaran rumah tangga dan tanamannya terpelihara dari dosis insektisada (obat-obatan yang berlebih). Jadi dengan tersedianya lahan disekitar /pekarangan rumah bisa dimamfaatkan untuk tanaman sayuran dan tanaman obat (serai, jahe, dll). Adapun tujuan penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar lahan pekarangan bisa menunjang pendapatan rumah tangga petani. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2013 di Desa Pakuan Timur. Metode pengumpulan data yaitu dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dan wawancara pada 30 responden dengan mengggunakan daftar pertanyaan berstruktur. Pemilihan responden dilakukan secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Pakuan Timur usahatani sayuran (terong, timun, kacang panjang) yang ditanam petani dengan luasan yang sangat terbatas (0,2 Ha) penerimaan mencapai Rp 24.000.000,dengan biaya peroduksi sebesar Rp 9.700.000,- (R/C >1) Jadi sangat menguntungkan bagi petani Kata kunc : Tanaman pekarangan (Terung,Mentimun,kacang panjang) ABSTRACT Utilize Yard plot of land is located directly on the ground around the houses and clearly demarcated, since it's around the house, the yard is an easy land cultivated by the entire family to enjoy free time available. Better utilization of the yard which can bring many benefits. Pakuan Village East in general people just farming rice and cash crops such as rubber and even then it is located a little too much about 3-5 km from the house. Therefore, utilization of the yard is one alternative for citizens to obtain vegetables and subtraction of household expenditure and preserved plants from insektisada dose (excess drugs). So with the availability of land around / can dimamfaatkan yard to plant 112
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
vegetables and herbs (lemongrass, ginger, etc.). The purpose of this study wanted to know how big the yard area can support farmers' household income. This study was conducted in February 2013 in the village of East Pakuan. Methods of collecting data with PRA (Participatory Rural Appraisal) and interviews with the 30 respondents use traditional structured questionnaire. Randomly selects respondents simple. The results showed that in the village of East Pakuan farming vegetables (eggplant, cucumber, long beans) are grown by farmers with very limited area (0.2 ha) revenue reached Rp 24.000.000, - peroduksi a cost of Rp 9.7 million, - (R / C> 1) So it is very profitable for farmers Keywords: garden plants (eggplant, cucumber, long beans) PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat. Pekarangan di desa ini merupakan termasuk lahan tadah hujan, lahan yang sangat tergantung datangnya air hujan. Lahan tadah hujan mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan pertanian baik tanaman pangan,hortikultura maupun tanaman tahunan/perkebunan. Pengembangan berbagai komoditas dilahan tadah hujan merupakan salah satua alternative yang strategis untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus pendapatan petani. Permasalahan utama yang sering dihadapi dalam mengelola sumberdaya lahan bagi pembangunan berkelanjutan dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya para petani adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya lahan tersebut secara terencana dan efisien sesuai kemampuannya sehingga lahan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk jangka waktu yang tidak terbatas pertanian sering merupakan masalah yang serius karena dapat mengakibatkan kerugian pada petani serta menghambat usaha peningkatan produksi pertanian (Sitorus, 1998). Untuk mengatasi masalah tersebut di atas dapat dilakukan antara lain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas lahan, serta rehabilitasi lahan-lahan kritis dan yang tidak produktif yang kemudian juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah. (Anny Mulyani, 2006) Lahan tadah hujan di Kalimantan Selatan merupakan agroekosistem yang dijadikan salah satu harapan untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa mendatang, di samping lahan pasang surut dan lahan lebak. Dengan potensi lahan yang luas, sebagian besar digunakan untuk pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija, dan yang lainnya. Desa Pakuan timur merupakan desa pertanian, artinya kegiatan pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang menonjol dan penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, yaitu petani. kegiatan usahataninya sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Sebagian petani juga memiliki lahan hanya di tanami padi dan tanaman 113
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
keras seperti karet yang letaknya jauh dari rumah tempat tinggal, Untuk menambah pendapatan pada 2 tahun akhir ini menanam tanaman sayuran di pekarangan. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat. Oleh sebab itu pemamfaatan pekarangan adalah salah satu alternative bagi masyarakat untuk memperoleh sayuran (cabe dan Tomat) dan mengurangan pengeluaran rumah tangga dan tanamannya terpelihara dari dosis insektisada (obat-obatan yang berlebih). Jadi dengan tersedianya lahan disekitar /pekarangan rumah bisa dimamfaatkan untuk tanaman sayuran dan tanaman obat (serai, jahe, dll). Adapun tujuan penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar lahan pekarangan bisa menunjang pendapatan rumah tangga petani. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di desa Pakuan Timur Kecamatan Telaga langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada bulan Februari tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yang di titik beratkan pada permasalahan, hambatan dan peluang pengembangan usahatani sayuran di pekarangan.. Data yang di kumpulkan yaitu data primer dan data skunder. Data primer diambil langsung dari petani yang melaksanakan usahatani sayuran di pekarangan yaitu dengan metode PRA /Participatory Rural Appraisal (Chambers, R. 1996). Untuk mewakili responden diambil 30 responden yang dipilih secara acak sederhana. (Random Sampling) dengan mengggunakan daftar pertanyaan berstruktur. Untuk kelengkapan data yang lainnya (data sekunder) diambil pada Instansi yang terkait dan kepustakaan. Data yang dikumpulkan dianalisis secara diskreptif dan analisis kelayakan Finansial (analisis biaya dan pendapatan). 1. Teknologi Budidaya Terung , Timun, kacang panjang di Lahan Petani Usahatani Terung, Memtimun dan Kacang Panjang di desa ini tidak begitu luas hanya memamfaat lahan disamping rumah hanya sekitar 0,2 ha. Untuk tanaman Terung,mentimun dan kacang panjang ditanam hanya bergantian. Teknologi budidaya yang di laksanakan di lahan petani yaitu : a. Terung 1) Benih dan Persemaian Benih yang dipergunakan petani di lahan lebak benih yang bermutu, ini di lihat petani dari bentuk, tidak berkeriput. Pada umumnya perbanyakan terong dilakukan dengan biji, kebanyakan hanya membeli di toko, atau warung saprodi. Sebelum ditanam benih perlu disemai yang memang diolah untuk persemaian. Penyemaian biji sebaiknya disebar secara teratur agar tidak terlalu berdekatan dan bertumpuk saat benih telah tumbuh. Bibit di tanam setelah berumur 1,5 bulan sejak disemaikan atau kurang lebih berdaun empat helai.
114
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
2) Pengolahan Tanah Pengolahan pada lahan lebak ini tidak terlalu sulit, untuk tanah yang diatas hanya dibersihkan dari rumput/gulmanya. Terong hanya ditanam di tanah atas yaitu pada tabukan/galangan. 3) Penanaman Waktu tanam yang sering dilaksanakan ditingkat petani yaitu pada awal musim kemarau (bulan Maret –April). Jarak tanam yang ada di petani tidak teratur, ini karena keterbatasan lahan (hanya ditanam digalangan), penanaman terong dilakukan pada lubang tanam berukuran lebar 20 Cm. 4) Pemupukan Pemupukan hanya dilakukan 15 hari setelah tanam dan pemberiannya hanya satu kali pemberian, ini sekaligus dengan penyulaman. 5) Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembubunan, Penyiangan dilakukan tergantung banyaknya rumput yang ada, biasa juga dilakukan 10 hari15 hari setelah tanam 6) Panen Bila dirawat dengan baik maka umur tanaman dapat mencapai 6-7 bulan, panen dilakukan bisa 8 kali pemetikan. Dengan demikian pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan. Biasa panen dilakukan petani pada pagi hari. b. Mentimun 1) Persemaian Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang dan diberi TSP I Kg per meter bujur sangkar 2 (dua) hari sebelum benih ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam untuk menghindari hujan dan angin. Benih cabe dapat dipindahkan setelah berumur 1 (satu) bulan. 2) Pengolahan Tanah, Sambil menunggu bibit yang disemai akan dipindahkan, petani menyiapkan dengan pengolahan tanah dengan pemberian pupuk . kandang yang dicampur dengan TSP.selama 20 hari. Satu hektar membutuhkan pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang dan juga dimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 0,2 Kg per lubang dengan jarak tanam 50 x 60 Cm. 3) Penanaman Siram bibit dalam polibag dengan air. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.
115
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
4) Pemeliharaan, Setelah tanaman berumur 15 – 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Petani memberikan pupuk kira-kira 10 gram per lubang. Pada umur 35 – 40 hari setelah tanam dipupuk lagi. Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20 hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 – 5 kali. 5) Panen Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 23 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang. Biasanya petani panen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam, dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki. 6) Pemeliharaan, Setelah tanaman berumur 15 – 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Petani memberikan pupuk kira-kira 10 gram per lubang. Pada umur 35 – 40 hari setelah tanam dipupuk lagi. Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20 hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 – 5 kali. c. Kacang panjang Penyiapan Bibit, Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan. Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg. 1) Pembentukan Bedengan Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm. Bila tanahnya masamj diberi kapur dolomit 2) Pemupukan Pada saat pembentukan bedengan atau guludan tambahkan 10-20 ton/ha pupuk kandang/pupuk organik 3) Penanaman Penentuan Pola Tanam, Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim 116
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur. Penyulaman,Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari kemudian. Benih yang tidak tumbuh segera disulam. 4) Penyiangan Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored. Pemangkasan/Perempalan,Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga. 5) Pemupukan Pupuk Dasar, Kacang panjang tipe merambat: NPK. Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam. Pupuk Susulan, Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa urea 6) Panen Ciri dan Umur Panen. Panen kacang panjang dibedakan dua macam, yaitu panen polong muda dan polong tua atau biji-bijinya. a) Panen polong muda Dilakukan pada jenis kacang panjang lanjaran (tipe merambat) dan kacang busitao (tipe tegak). Ciri-ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan b) Panen polong tua Dilakukan pada jenis kacang panjang tipe tegak seperti kacang tunggak dan kacang uci dan busitao. Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen adalah polongpolongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan kulit luar berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi/sore hari. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA (Terung,Mentimun, Kacang Panjang) Tabel 1. Analisis Finansial Pada .Usahatani Terung per 0,2 hektar di Desa Pakuan Timur Kab Hulu Sunai Selatan Tahun 2012
117
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
Pada tabel 1 analisis financial menunjukan bahwa produktivitas terung per 0,2 hektar hanya mencapai 6 ton dengan penerimaan Rp, 6.000,000- dan total biaya (saprodi dan tenaga kerja) yang dikeluarkan Rp 2.400.000,- Pendapatan yang diterima Rp 3.600.000,- Nilai R/C ratio 2,5. Kalau dilihat nilai R/C ratio yang ada pengusahaan padi lokal layak diusahakan (R/C ratio >1). Tabel 2.Analisis Finansial usahatani Mentimun dan Kacang Panjang di Lahan Lebak per 0.2 hektar Desa Pakuan Timur Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 2012
Pada Tabel 2 produktivitas mentimun dalam luasan 0,2 hektar penerimaannya mencapai sebesar Rp 6.000.000,degan total biaya produksi yang meliputi saprodi,tenaga kerja mencapai Rp 3.750.000,-dan pendapatan bersihnya mencapai Rp 2.250.000,- (R/C Ratio 1,6 Untuk usahatani kacang panjang tidak jauh berbeda dengan 118
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
mentimun dengan luasan yang sama mendapat penerimaan sebesar Rp 6.000.000,dengan pruduksi 300 kg. Total biaya sebesar Rp 3.550.000,- dan pendapatan bersih yang didapat petani sebesar Rp 2.450.000 dengan nilai R/.C Ratio 1,69 ( R/C Ratio > 1) juga layak untuk diusahakan (Soekartawi. 1995). Dengan melihat pendapatan petani di desa ini sangat menunjang pendapatan rumah tangga petani. Ini disebabkan sayuran panen bisa beberapa kali, jadi bisa memenuhi keperluan petani sehari-hari karena menperoleh uang tunai setiap sehari. Dari segi produktivitas masih berpeluang untuk di tingkatkan dengan memerhatikan teknologi anjuran. Produktivitas meningkat sekaligus menunjang pendapatan Daerah/Nasional, Tabel 3. Pendapatan,Biaya Produksi Tanaman Pekarangan (Luas Tanam 0,2 Ha) Di Desa Pakuan Timur Dalam Setahun Tahun 2012
Pada table 3 terlihat bahwa pendapatan bersihnya mencapai Rp 8.300,000,- ini sangat menambah pendapatan petani selain usahatani yang utama padi dan karet. Untuk tanaman rempah biasanya hanya sedikit cukup di pakai sendiri walaupun juga ditanam dipekarangan dan memakainya juga sewaktu-waktu. Jadi seandainya pekarangannya yang agak luas lebih baik dimamfaatkan untuk menambah pendapatan rumah tangga. KESIMPULAN Pekarangan yang luasnya kurang lebih 0,2 hektar yang bisa dimamfaatkan untuk tanaman sayuran (Terung,Mentimun, Kacang Panjang) dengan biaya produksi Rp 9.700.000,- dan memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 8.300.000,- per musim tanam, juga layak diusahakan karena R/C Ratio > 1 dan sangat menunjang pendapatan rumah tangga petani. DAFTAR PUSTAKA Anny Mulyani, 2006. Potensi lahan kering masam untuk pengembangan pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 28 No.2 Bogor.
119
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013
Chambers, R. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. Sitorus, S.R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Edisi Ketiga. Tarsito. Bandung
120