UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ALQUR’AN HADITS MATERI HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS II MI AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2009/2010
SK RIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR LATIFAH NIM : 114 08 084 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM/EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ALQUR’AN HADITS MATERI HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS II MI AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2009/2010
SK RIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR LATIFAH NIM : 114 08 084 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM/EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ii
iii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ALQUR’AN HADITS MATERI HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS II MI AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2009/2010
SK RIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR LATIFAH NIM : 114 08 084 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM/EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2010
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Nur Latifah
NIM
: 11408084
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam/Ekstensi Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapatdalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 09 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Nur Latifah
v
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp : 1 (satu) naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudari : Nama
: Nur Latifah
NIM
: 11408084
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ALQUR’AN HADIST MATERI HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS II MI AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2009/2010 Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 Agustus 2010 Dosen Pembimbing
Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. NIP. 195711081987031001
vi
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara: Nur Latifah dengan nomor induk mahasiswa 114 08 084 yang berjudul
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Alqur’an Hadits Materi Hafalan Surat Pendek Melalui Metode Drill Kelas II Mi Al Ma’arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Tahun Ajaran 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010, dan telah diterima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga,
28 Agustus 2010 18 Romadhon 1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag NIP. 19570812 198802 2 001
Hanung Triyoko, M.Hum, M.Ed NIP. 19730815 199903 1 003
Pembimbing
Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. NIP. 19571108 198703 1 001
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
KESUKSESAN ADALAH HAK SEMUA ORANG
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan : Suamiku tercinta yang selalu sayang dan do’anya untukku tanpa henti Bapak dan ibuku beliau berdua yang selalu ada untukku Ketiga anakku Fahmi, Zidna dan Hakim yang selalu ada dihatiku Rekan-rekan guru MI AL MA’ARIF Kebumen yang selalu memberi bantuan,motivasi, do’a yang sangat aku banggakan. Teman-teman kelas 08-E ekstensi 2008 yang selalu dalam kebersamaan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, Ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Djoko Sutopo. Ketua Program Ekstensi. 3. Drs. Imam Baihaqi, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penyusunan skripsi. 4. Rozikin, S.Ag, Kepala MI Al Ma’arif Kebumen 5. Dewan Guru MI Al Ma’arif Kebumen yang telah membantu memberikan arahan dan motivasi selama penelitian. 6. Siti Maemunah, S.Ag yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menjadi pengamat selama penelitian PTK dalam Pengamatan teman sejawat. 7. Siswa-siswi kelas II yang penulis cintai, yang telah semangat menjadi subyek dalam penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, 9 Agustus 2010
penulis
ix
ABSTRAK
latifah, Nur. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Alqur’an Materi Hafalan Surat Pendek Melalui Metode Drill Kelas II MI Al Ma’arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam/Ektensi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag. Kata Kunci: meningkatkan prestasi belajar siswa, metode drill Kelas II dikategorikan kelas TEMATIK yaitu proses pembelajaran di kelas dengan berbasis tema yang menggabungkan beberapa mata pelajaran. Pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang keaktifan siswa. Diperlukan banyak variasi metode dalam setiap pembelajaranya, agar tidak ada rasa jenuh dalam belajar. Metode drill salah satu metode yang di ambil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Alqur’an hadist ditentukan oleh sekolah dengan nilai KKM 70, permasalahan yang muncul apakah metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Alqur’an hadist materi hafalan surat pendek kelas II MI Al Ma’arif Kebumen tahun 2009/2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Alqur’an hadist. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang terdiri empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus yang dilakukan ada tiga yitu siklus I, siklus II dan siklus III. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisa pengamatan dari hasil lembar observasi sikap siswa dan guru, juga dari soal-soal evaluasi pre-test, tes formatif siklus I, siklus II dan siklus III. Dari tugas LKS dan tes performa siklus I, II dan III. Data yang diperoleh dianalisa dan hasilnya sebagai kajian untuk refleksi serta sebagai pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan selanjutnya agar metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kesimpulan hasil akhir menunjukan bahwa pada mata pelajaran Alqur’an hadist materi hafalan surat pendek, metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar setiap siklus, yaitu siklus I (LKS 64%, hafalan 52%, tes formatif 61%), siklus II (LKS 68%, hafalan 73%, tes formatif 66%) dan siklus III (LKS 86%, hafalan 82%, tes formatif 75%).
x
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO...................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN..................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................
vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii ABSTRAK........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................
4
C. Tujuan Penelitian......................................................
4
D. Hipotesis Tindakan...................................................
4
E. Kegunaan Penelitian.................................................
5
F. Definisi Istilah/Operasional......................................
6
G. Metode Penelitian.....................................................
8
H. Sistematika Penulisan...............................................
14
KAJIAN PUSTAKA A. Meningkatkan Prestasi Belajar.................................
16
B. Metode Drill.............................................................
23
C. Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Metode Drill pada Mata Pelajaran Alqur’an hadist.......................
BAB III
26
PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................
xi
37
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al Ma’arif...................
37
2. Identitas Madrasah.......................................................
37
3. Visi dan Misi Madrasah...............................................
38
4. Keadaan Peserta Didik dan Tenaga Kependidikan............................................................................
39
5. Fasilitas MI Al Ma’arif Kebumen...............................
40
6. Partisipasi Masyarakat................................................
41
B. Subyek Penelitian dan Karakteristik obyek
BAB IV
BAB V
Penelitian..........................................................................
41
C. Pelaksanaan Penelitian.....................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian................................................................
52
B. Pembahasan.....................................................................
57
PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................
60
B. Saran...............................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
62
LAMPIRAN................................................................................................
62
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa..................................................52 2. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada SIKLUS I.........................53 3. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada SIKLUS II........................55 4. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada SIKLUS III......................56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN lampiran :
Halaman
1. RPP SIKLUS I.............................................................................63 2. RPP SIKLUS II............................................................................66 3. RPP SIKLUS III...........................................................................69 4. Struktur Organisasi Komite Sekolah............................................72 5. Soal Tes Formatif Siklus I dan II..................................................73 6. Soal Tes Formatif Siklus III..........................................................74 7. Tugas LKS Siklus I........................................................................75 8. Tugas LKS Siklus II.......................................................................76 9. Tugas LKS Siklus III......................................................................77 10. Lembar Observasi Sikap Siswa.....................................................78 11. Lembar Observasi Sikap Guru.......................................................79 12. Lembar Observasi Sikap Siswa Siklus I.........................................80 13. Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus I.............................................81 14. Lembar Observasi Sikap Siswa Siklus II........................................82 15. Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus II............................................83 16. Lembar Observasi sikap Siswa Siklus III.......................................84 17. Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus III..........................................85 18. Hasil Observasi Sikap Guru Siklus I..............................................86 19. Hasil Observasi Sikap Guru Siklus II.............................................87 20. Hasil Observasi Sikap Guru Siklus III............................................88 21. Hasil Tes LKS dan Tes Performa Siklus I......................................89
xiv
22. Hasil Tes LKS dan Tes Performa Siklus II.....................................90 23. Hasil Tes LKS dan Tes Performa Siklus III....................................91 24. Daftar Nilai Formatif Pra Siklus......................................................92 25. Analisa Tes Formatif Siklus I..........................................................93 26. Analisa Tes Formatif Siklus II.........................................................94 27. Analisa Tes Formatif Siklus III........................................................95
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena ini, manusia berpacu mengembangkan kualitas, salah
satunya
melalui
penyempurnaan
kurikulum.
Kurikulum
yang
dikembangkan di madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang berakhlak mulia. Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma’arif Kebumen menyusun kurikulum berbasis KTSP yang mencerminkan kebutuhan keberagaman siswa Madrasah Al-Ma’arif Kebumen. Peranan efektifitas pendidikan agama di MI sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika pendidikan agama yang akan dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik. Pendidikan agama di MI meliputi Aqidah Akhlak,Alqur’an Hadits, SKI dan fiqih. Pendidikan di MI secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai
1
keyakinan keagamaan dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-sehari ( KTSP MI Al-Ma’arif Kebumen: 2007) Pembelajaran Qur’an Hadits bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis, menghafal, membiasakan, dan menggemari membaca Qur’an dan Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an serta membina dan membimbing akhlak karimah dan perilaku siswa dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits. Alqur’an Hadits di kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen mempunyai 5 standar kompetensi. Penulis mengambil salah satunya yaitu menghafal suratsurat pendek secara benar dan fasih. Keberagaman siswa di kelas II yang meliputi keberagaman asal sekolah (TK/RA), tempat mengaji, dan tingkatan mengaji diharuskan mempunyai metode yang sesuai untuk tercapainya prestasi yang secara akademik ditentukan dengan batasan nilai yang disebut KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal). Tahun ajaran 2009/2010 KKM hafalan surat pendek adalah nilai 70. lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk mencapai nilai KKM 70 dari 44 siswa di kelas II, penulis menggunakan berbagai metode. Salah satunya yang sedang diteliti dan masih dilaksanakan adalah metode drill. Kelas II dikategorikan kelas TEMATIK. Pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang keaktifan siswa. Menumbuhkan rasa cinta pada Alqur’an itu sangat penting karena harus adanya penanaman pada anak bahwa Alqur’an itu wahyu atau firman Allah untuk menjadikan petunjuk dan
2
pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT(Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo,2004:23). Dalam mengajarkan Alqur’anul karim baik ayat ayat bacaan maupun ayat ayat tafsir dan hafalan, kita bertujuan memberikan
pengetahuan
Alqur’an
pada
anak
didik
yang
mampu
mengarahkan salah satunya kemantapan membaca sesuai dengan syarat syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat ayat atau surat surat yang mudah bagi mereka(Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo,2004:33). Surat pendek yang harus dihafalkan dalam mapel Alqur’an Hadits ada 6 surat yaitu Al-Kautsar, Al-Qodar, Al-Kafirun, Al-Maa’un, Al-Fiil, dan Al-Ashr. Tujuan pendidikan anak sesungguhnya adalah berprestasi akademis di sekolah, pengembangan diri yang optimal dan akhirnya bisa menjadi anak yang sholeh, berahlak mulia di keluarga, masyarakat dan negara. Metode driil atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiapsiagakan (Winarno Surachmad, 1979: 76). Dan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diberi judul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAPEL ALQUR’AN HADITS MATERI HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS II MI ALMA’ARIF KEBUMEN KEC. BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2009/2010.
3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas maka sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah metode drill dapat memotivasi siswa pada mapel Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek pada siswa kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. 2. Apakah metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar mapel Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek pada siswa kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapakan dapat dicapai kegiatan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode drill dapat memotivasi belajar siswa mata pelajaran Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek kelas II MI AlMa’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Ari Kunto, 2002: 64).
4
Dari permasalahan tersebut peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Penerapan metode drill dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek kelas II MI AlMa’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. 2. Penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, sekolah, dan orang tua. 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan wawasan untuk menerapakan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi, rasa senang dalam belajar untuk meningkatkan prestasi. 3. Bagi Guru Untuk memberikan masukan pada guru untuk menumbuhkan kegemaran anak menghafal surat pendek melalui metode driil.
5
4. Bagi sekolah Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode driil yang berguna untuk memperoleh ketangkasan dan kemahiran sesuatu yang dipelajarinya. 5. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini akan menambah kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang bersangkutan, karena putra-putrinya lebih meningkatkan prestasi belajarnya. F. Definisi Istilah / Operasional Untuk mendapatkan kejelasan tentang penelitian ini, maka perlu didefinisi hal-hal berikut: 1. Upaya meningkatkan Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Meningkatkan adalah menaikkan, (taraf) mempertinggi, memperhebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat bahasa 3 2003). 2. Prestasi Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu(Sutratinah Tirtonegoro, 1989:43). Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. Jadi hasil belajar yang diharapkan bisa mencapai kriteria nilai dengan tuntas, setelah proses belajar.
6
3. Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku itu bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis/proses kematangan, belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan atau dalam 3 aspek: kognitif, afektif, dan psikomotorik. (M. Uzer Usman, Lilis Setia wait, 1993:5). Berdasarkan pengertian di atas, maksud belajar dalam penelitian ini adalah proses untuk memperoleh pembiasaan, kecakapan, dalam menghafal surat-surat pendek. 4. Pembelajaran Proses pembelajaran adalah proses individu mengubah perilakunya dalam memenuhi kebutuhan. Proses pembelajaran akan terjadi apabila individu menghadapi situasi, kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kebiasaan. Menurut Sugianto (2007:12) pembelajaran sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi., dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktifitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecendurungankecendurungan reaksi asli. 5. Alqur’an Hadits Bidang studi Alqur’an hadits adalah merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat alqur’an dan hadist-hadist tertentu, yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat madrasah yang
7
bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari, meresapi dan menghayati pokok-pokok Alqur’an dan Al hadist dan menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan (Depag, 1985:134) 6. Metode Drill Metode drill adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara terus menerus sampai anak didik mempunyai ketangkasan motorik, mental, assosiatif yang dibuat. (Armae Arief, 2002: 179). G. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruhnya dari upaya itu (Rochiati Wiriatmadja, 2008:13). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( operations research) yakni penelitian yang dilakukan bukan menciptakan yang baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang berlangsung (Ari Kunto Suharsimi, 2002: 2) Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran mata pelajaran Alqur’an Hadits di kelas II MI Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru tahun ajaran 2009/2010. Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi di kelas II ada 44 siswa terdiri dari 27 perempuan, 17 laki-laki. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
8
sebab menggambarkan bagaimana suatu tehnik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. 1. Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran b. Mengoptimalkan media dan sarana pendukung c. Membuat lembar observasi d. Membuat alat evaluasi 2. Tindakan Perencanaan a.
Guru mengevaluasi kegiatan pagi atau disebut menu pagi sebagai appersepsi.
b.
Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan mengutamakan keaktifan siswa.
c.
Suasana senang guru mengarahkan dan siswa melakukan. Itu prinsip dalam pembelajaran.
3. Observasi a. Guru mengamati kegiatan dan sikap siswa pada waktu proses pembelajaran. b. Sikap yang diamati guru adalah keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. 4. Refleksi a. Menganalisa data yang diperoleh melalui observasi untuk mengetahui tercapainya tujuan tindakan yang diharapkan.
9
b. Berdasarkan hasil observasi dapat menjadi landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
1. Rancangan Kegiatan Penelitian Penelitian tindakan adalah salah satu srategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan motivatik yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Ari Kunto, Suharsimi: 2002: 82). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini mennggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart. Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart didasarkan dari 4 komponen pokok yaitu, perencanaan (planning),
tindakan
(acting),
pengamatan
(observasing),
refleksi
(reflecting). Hubungan 4 komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang (Ari Kunto, Suharsimi: 2002: 83). 2. Subjek Peneliti dan Tempat Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek yang akan dikenai adalah tingkatan seluruh siswa kelas II mata pelajaran Alqur’an Hadits materi hafalan surat pendek. Jumlah yang menjadi subjek ada 44 siswa 27 perempuan, 17 laki-laki. b. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian
10
dilasanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma’arif Kebumen Kec. Banyubiru.
3. Langkah-langkah Siklus Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart yaitu yang berisikan 4 komponen pokok yaitu, planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus selanjutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari gambar berikut.
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
Perencanaan
Tindakan
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Tindakan
Pengamatan
Penjelasan alur diatas adalah a. Perencanaan
11
Permasalahan penelitian di fokuskan pada keaktifan siswa, peneliti mengamati dari perangkat pembelajaran, media bisa membuat siswa lebih bisa mengungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran. peneliti merancang strategi agar siswa bisa aktif, peneliti juga membuat alat instrument penelitian. b. Tindakan Yaitu upaya yang dilakukan peneliti dalam membangun konsep pemahaman
tentang
keaktifan
siswa,
siswa
didorong
untuk
mengatakan apa yang mereka pahami. c. Observasi Peneliti mengadakan pengamatan pada siswa selama pembelajaran, setiap pertanyaan dan jawaban siswa dicatat pada lembar observasi. d. Refleksi Mempertimbangkan baik dan buruk atau berhasil tidaknya tindakan. Refleksi ini bisa memberikan arah perbaikan selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian Insrumen yang digunakan adalah tes tertulis dan tes performa. Tes tertulis bisa berupa lembar LKS yaitu guru memberikan ayat-ayat surat pendek yang diacak dalam lembar tes, siswa dengan aktif menggunting dan menempelkan secara urut ayat-ayat dalam surat pendek. Yang kedua tes performa yaitu tes hafalan surat pendek setiap siswa. Dari semua tes diatas bertujuan untuk:
12
a. Memperoleh nilai a. Kelulusan siswa pada setiap materi pelajaran b. Pengamatan tuntas atau tidaknya indikator-indikator yang terdapat pada pembelajaran.
5. Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Dokumentasi Berupa media yang harus ada di kelas yang mendukung materi hafalan surat pendek, lembar kerja siswa tentang hafalan, melengkapi ayat pada materi hafalan surat pendek dan kelompok belajar di sesuaikan dengan tingkat mengaji anak yaitu: Qur”an, juz amma, iqro. b. Tes Tes tertulis dan tes performa sesuai dengan materi hafalan surat pendek. c. Pengamatan Berupa lembar pengamatan yang di isi oleh guru dari proses pembelajaran sampai terakhir untuk memperoleh data dari siswa. 6. Analisa Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan ngetahui pembelajaran perlu dilakukan analisa data.Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis diskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
13
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mepeningkatan pemahaman materi dan prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian awal, bagian inti, bagian akhir laporan. Dari bagianbagian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu: Bab I.
Pendahuluan, dalam hal ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, defisi istilah, metodologi penelitian dan sistimatika penulisan skripsi.
Bab II
Kajian pustaka, yang menguraiakan tentang pengertian prestasi belajar, metode drill, meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Al qur’an hadits melalui metode drill.
Bab III
Pelaksanaan penelitian, yaitu bab yang menguraikan tentang gambaran umum subyek penelitian, pelaksanaan penelitian yang meliputi diskripsi pelaksanaan siklus I, II dan III, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
14
Bab IV
Hasil
penelitian
dan
pembahasan,
yaitu
bab
yang
menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Bab V
Penutup, yaitu bab yang menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penlitian.
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat hidup, surat keterangan sekolah yang diteliti dan lembar konsultasi bimbingan skripsi.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Meningkatkan Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya dalam nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Basuki, 1991:3). Prestasi belajar mencerminkan hasil belajar siswa dari penilaian berbagai aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. penilaian harus benar-benar obyektif agar gambaran perubahan siswa setelah belajar bener-benar tercapai sesuai tujuan pembelajaran. Menurut Sutrinah Tirtonegoro (1989:43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambugan dari mulai tes formatif, tes sub sumatif dan tes sumatif akan mencerminkan perubahan siswa sesusai kompetensi yang dicapai. Berbagai tes yang diberikan pada siswa baik tes tertulis, lisan, unjuk karya, performa, unjuk kerja semuanya bertujuan untuk mencapai hasil prestasi atau hasil belajar siswa yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
16
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut A. Tabrani Rusyan dkk (1989:81-82) prestasi belajar yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Yang tergolong faktor internal adalah: a. Faktor jasmaniyah (fisiolofis), baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. b. Faktor psikologis terdiri atas : 1) Faktor intelektif yang meliputi : a) Faktor potensial yaitu kcerdasan dan bakat. b) Faktor kecakapan nyata prestasi yang dimiliki. 2) Faktor non intelektif adalah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebisaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lin-lain. c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah: a. Faktor sosial yang terdiri atas: 1) Lingkungan kelurga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
17
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingggi rendah pretasi belajar adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Menurut Ngalim Purwanto (1997:73) sebagai berikut: a. Faktor dari luar 1) Faktor lingkungan Lingkungan yang berwujud alam dan sosial. Lingkungan alam seperti keadaan udara, suhu, kelembaban. Belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya, bila dibandingkan dengan keadaan udara yang panas dan pengap. Sedangkan lingkungan sosial merupkan hubungan antar individu dengan keluarga, pola asuh maupun masyarakat 2) Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaanya dan penggunaanya sudah dirncanakan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Seperti
:
gedung,
perlengkapan
belajar
dan
administrasi kelas atau sekolah. Faktor ini diharapkan dapat membawa hasil belajar yang baik b. Faktor dari dalam 1) Faktor fisiologis
18
Kondisi fisiologis pada umumnya, seperti kesehatan jasmani akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jasmani yang sehat, segar akan mudah menerima informasi dari guru. Lain halnya bagi siswa yang lesu dan mengantuk. Keadaan panca indra siswa, terutama penglihatan dan pendengaran apabila terganggu, maka hasil belajar juga kurang baik. 2) Faktor psikologis Setiap manusia pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda, karena perbedaan itu juga mempengaruhi hasil belajar.
Faktor
pengaruhnya
psikologis
yang
dianggap
utama
dalam
terhadap hasil belajar adalah:
bakat,
minat,
kecerdasan, motivasi atau perhatian dan kemampuan kognitif. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, jelaslah bahwa faktor dari dalam dan dari luar diri siswa kedudukanya sangat penting. 3. Teori Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar sering dikaitkan sehingga keduanya sulit dipisahkan. Seorang guru harus mengetahui esensi dari belajar mengajar, sehingga dapat menggunakan metode yang sesuai dalam proses belajar mengajar. Hakikatnya belajar mengajar terjadi apabil subyek didik secara interaktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan media atau
19
teknologi yang tetap, materi pengajaran serta penyampian selalu berkembang (Moch Uzer Usman, 1993:14). a. Teori Belajar Menurut Moch Uzer Usman, (1993:5) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia, perubahan yang terjadi adalah perubahan kebiasaan (habit), kecakapan (skill), dan dalam 3 aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (tingkah laku). Belajar adalah sustu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relativ konstan dan berbekas (Chalijah Hasan, 1994:84). Reber dalam kamus
susunanya yang tergolong modern,
dictionary of psichology membatasi belajar dengan 2 macam definisi. Pertama belajar adalah the process of acquiring knowledge, yakni kedua proses memperoleh pengetahuan. Kedua belajar adalah a relatively permanent charge in respons potentiality which as a result of reinforced practise yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat ( Muhibbin Syah, 2004:91).
20
b. Teori Mengajar Menurut Chalijah Hasan (1994:105) mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yng telah dirumuskan. Mengajar sebagai sebuah proses kebutuhan untuk pelaksanaan antara pendidikan, materi dan peserta didik sedikitnya ada tiga tema utama yang dapat dilakukan yakni: 1) Mengajar ialah menanamkan pengetahuan pada anak agar menguasai pengetahuan sebanyak-banyaknya yang diajarkan oleh guru. 2) Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan pada anak, agar anak mengenal kebudayaan bangsanya dan dunia pada umumnya. 3) Mengajar ialah suatu aktivitas mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono mengajar adalah suatu perbuatan yang komplek yaitu penggunaan secara intregatif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran. Komponen dalam mengajar adalah : a) Mengajar sebagai ilmu. Yaitu ilmu sebagai acuan dalam mengajar. b) Mengajar sebagai teknologi. Yaitu prosedur kerja dengan seperangkat alat.
21
c) Mengajar sebagai seni. Yaitu keunikan perpaduan teknologi, mekanisme, prinsip yang memerlukan pertimbangan situasional naluri dan perasaan-perasaan. d) Mengajar sebagai pilihan nilai. Yaitu wawasan kependidikan guru. e) Mengajar sebagai ketrampilan. c. Komponen Dalam Proses Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar mengandung beberapa komponen yang meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain (interelasi). Menurut A. Tabrani Rusyan dkk (1989:28-29) Keempat komponen tersebut dijelaskan secara runtut yaitu tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah pertama yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar (pengajaran). Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkh laku dan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah hasil belajar yang diharapkan. Dari tujuan yang jelas dan operasional dapat ditrapkan bahan pelajaran yang harus menjadi isi dari kegiatan belajar mengajar. Bahan pengajaran inilah yang diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya isi tujuan atau tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.
22
Metode dan alat digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi bahan pelajaran terhadap tujuan yang hendak dicapai. Metode dan alat pengajaran dapat mempengaruhi hasil atau prestasi belajar peserta didik. Untuk menetapkan apakah telah tercapai atau tidak, maka penilaian yang memainkan fungsi dan peranya. Dengan perkataan lain penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapainya tujuan. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasarnya adalah mengukur tujuan.
B. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Metode drill atau latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiapsiagakan (Winarno Surachman, 1979:76) dalam M Basyarudin Usman (2002:55). Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan,
padahal
maksudnya
berbeda.
Latihan
bermaksud
agar
pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar
23
mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut (DEPAG,1981:240). Menurut Syaiful Bahri Djamarah (200:204) metode latihan disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. 2. Prinsip-Prinsip Metode Drill Menurut M Basyirudin Usman (2010:58) prinsip-prinsip yang diperhatikan dalam menggunakan metode drill antara lain: a. Drill hanyalah untuk bahan perbuatan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki makna dalam rangka yang lebih luas yakni: 1) Sebelum dilaksanakan latihan siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan tersebut. 2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna bagi kehidupan mereka kelak. 3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar. Prinsip –prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode drill oleh guru menurut Winarno Surachman (1980:82) adalah : a. Drill hanyalah bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.
24
c. Masa latihan secara relatif harus singkat, ttapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu lain d. Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan e. Pada waktu latihan harus didahulukan proses yang esensil f. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan kepada perbedaan individual. 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill Metode drill diakui banyak kelebihan, tetapi juga mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:204) antara lain : a. Kelebihan metode latihan 1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, menghafal huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. 2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, pembagian , tanda/simbol dan sebagainya. 3) dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. b. Kelemahan metode latihan 1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. 2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
25
3) Kadang-kadang latihan yang dilakukan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. 4) Dapat menimbulkan verbalisme.
C. Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Metode Drill pada Mata Pelajaran Al qur’an hadits. 1. Pembelajaran Al qur’an hadits a. Pengertian Alqur’an Hadits Bidang studi Alqur’an hadits merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat Al qur’an atau hadits-hadits tertentu, yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat madrasah yang bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari, meresapi dan menghayati pokok-pokok Al qur’an dan Al hadits dan menarik hikmah yang terkandung didalamnya secara keseluruhan (Depag, 1985:134) Menurut H Mardiyo (IAIN Wali songo, 2004:23) pengajaran Al qur’an adalah pengajaran wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Moch. Erfan Soebahar (IAIN Wali songo, 2004:59) pengajaran hadits adalah pengajaran yang memuat informasi disekitar teks yang dikaitkan kepada
26
nabi Muhamad SAW atau suatu bidang dari pengajaran agama yang berisi teks tertulis arab yang menyampaikan sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhamad SAW. b. Fungsi Alqur’an Hadits Menurut Depag (1985:135) fungsi Qur’an hadits adalah : 1) Membimbing siswa kearah pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran untuk mengamalakan kandungan ayat-ayat suci Al qur’an dan Al hadits. 2) Menunjang bidang-bidang studi lain dalam kelompok pengajaran agama islam, khususnya bidang studi akidah ahlak dan syariah. 3) Merupakan mata rantai dalam bidang kepribadian siswa kearah pribadi utama menurut norma-norma agama. KTSP yang disusun oleh MI Al Ma’arif Kebumen tujuan Alqur’an hadits adalah pembelajaran Alqur’an hadits di MI Kebumen bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari membaca Alqur’an dan hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Alqur’an hadits serta membina dan membimbing akhlak karimah dan perilaku siswa dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Alqur’an dan Al hadits.
27
c. Media PembelajaranAlqur’an Hadits Menurut M.Basyirudin usman (2010:127-128) pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Media untuk Qur’an hadits dapat di pilih dari 8 kategori yang ditentukan, antara lain: 1) Realthings, dapat berupa manusia (guru) itu sendiri, benda sesungguhnya dan peristiwa yang terjadi. Pengajar adalah media utama dalam proses belajar mengajar dan merupakan motivator atau fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar. 2) Verval representation, berupa media tulis/ cetak, buku teks dan sebagainya. 3) Graphic representation, berupa chart, diagram, gambar atau lukisan. 4) Audio(recording), seperti pita kaset, real tape, piringan hitam, soundtrack dan sebagainya. d. Sumber dan Materi Pembelajaran Sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Sumber belajar itu merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru (Depag, 1985:147). Sumber pembelajaran Alqur’an hadits adalah : 1) pengenalan huruf hijaiyah dan cara membunyikanya.
28
2)
Bentuk dan fungsi tanda baca, tanda waqof
3) Cara membaca, melafalkan dan menghafal. 4)
Tata cara dan etika membaca Al qur’an sesuai bacaan itu sebagai ibadah (Depag, 1985:71).
5) Hafalan hadits 6) Kandungan hadits.
e. Proses Pembelajaran Alqur’an Hadits Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses pembelajaran subyek didik / pembelajaran yang direncanakan atau didesaian, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik
/
pembelajaran
dapat
mencapai
tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdiknas, 2003). Dalam pembelajaran Alqur’an hadits dijelaskan hubungan antar strategi, metode dan teknik pembelajaran. Semua kesinambungan itu untuk memberikan upaya guru dalam memotivasi siswa untuk mempelajari Alqur’an hadits tanpa perasaan bosan. Salah satu usaha adalah dengan menggunakan metode dan alat peraga yang tepat dalam mengajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah siswa belajar. Pembelajaran
yang
berlangsung
harus
menyenangkan,
akan
memberikan kesan pada siswa didik yang tidak akan dilupakan dan akan selalu diingat.
29
f. Ruang Lingkup Pembelajaran Alqur’an Hadits Depag (1985:71dan79) menguraikan bahwa ruang lingkup Alqur’an hadits sebagai berikut: 1) pengajaran ketrampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan yaitu berupa membaca, menulis, menghafal ayat Alqur’an. 2) Perbedaan cara membaca Alqur’an dengan baca tulis yang ada, karena Alqur’an memiliki unsur ilmu tajwid, ilmu qiraat, ilmu naghom, ilmu makhraj. 3) Pengertian-pengertian dasar, istilah-istilah ilmu hadits. 4) Pelajaran tentang teks dan pengertianya, baik berupa ucapan (yang disandarkan kepada nabi Muhamad SAW) dalam tingkat dasar mencangkup memberi terjemah atau alih bahasa serta penjelasan ringkas yang memuat contoh-contoh (Moch Erfan Soebahar IAIN Walisongo, 2004:65). Menurut KTSP MI Al Ma’arif (2007) ruang lingkup Alqur’an hadits adalah: 1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Alqur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 2) Hafalan surat-surat pendek. 3) Pemahaman isi kandungan surat-surat pendek.
30
4) Pemahaman hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah, cirri-ciri orang munafik dan amal sholeh. g. Metode Pembelajaran di MI Metode mengajar adalah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran (M Basyirudin usman, 2010:22). Dalam proses belajar mengajar guru dapat menggunakan berbagai metode salah satunya metode drill selain menggunakan metode lainya. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan kepribadian guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan. (M Basyirudin usman, 2010:32) Menurut Ibnu Hadjar (IAIN Wali songo,2004:74) cara mengajar hadits hampir sama dengan mengajar Alqur’an/tafsir. Bedanya, hadits tidak perlu dibaca dengan memakai lagu(qiraat) dan kalimat-kalimatnya biasanya lebih pendek. Sebagaimana mengajar Alqur’an / tafsir, dalam mengajar hadits guru dapat menggunakan beberapa metode mengajar secara bervariasi beserta prosedurnya. Metode yang dipakai dalam pengajaran Alqur’an hadits adalah: 1) Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan dimuka kelas.
31
2) Metode Tanya jawab yaitu penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang memberi jawaban 3) Metode resitasi yaitu metode pekerjaan rumah, siswa diberi tugastugas khusus di luar jam pelajaran. 4) Metode drill yaitu latihan terhadap apa yang dipelajari, secara berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan ketrampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. h. Evaluasi Belajar Alqur’an Hadits Untuk mengukur hasil belajar harus dilakukan evaluasi. Menurut Tabrani Rusyan dkk (1989:206) evaluasi ini di maksudkan untuk melihat sejauh mana langkah bantuan yang telah diberikan mencapai hasil yang diharapkan. Untuk melaksanakan evaluasi ini dibutuhkan waktu yang cukup lama bahkan harus dilihat perkembangan selanjutnya yang lebih dalam. Evaluasi yang di maksud adalah evaluasi tentang proses belajar mengajar di mana guru berinteraksi dengan siswa. Evaluasi performance artinya penilaian yang berkenaan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan, baik kegiatan mengajar maupun kegiatan belajar, sampai sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan, fase pertama bersifat formatif. Dan fase kedua bersifat sumatif (M Basyirudin usman, 2010:130).
32
2. Meningkatkan Motivasi dalam Belajar Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkunganya. Dalam proses belajar diketahui ada satu perangkat jiwa yang harus diperhatikan yaitu motivasi. Arti dan fungsi motivasi dalam belajar tersebut sangat berperan, khususnya dalam melakukan kegiatan pembelajaran tersbut. Menurut Chalijah Hasan (1994:144-145) motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi dari timbul dan berkembang terdapat dalam dua dasar utama yakni: a. Motivasi intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. b. Motivasi ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari
33
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, karena belajar mempunyai arah dan tujuan. Tujuan belajar belajar menurut Chalijah Hasan (1994:147) adalah untuk menciptakan diri agar lebih baik dan sempurna kepribadianya. Sedikitnya ada tiga tujuan belajar, pertama ingin memiliki kepribadian yang mantap, kedua ingin mempunyai pengetahuan yang banyak dan ketiga ingin memiliki ketrampilan yang lengkap. Untuk mencapai tiga tujuan di atas harus ada motivasi belajar sebagai peningkatan pada diri siswa. Motivasi yang kuat dengan menimbulkan rasa yakni: a. Kompetitif (persaingan). b. Pace making (membuat tujuan sementara). c. Tujuan yang jelas. d. Gunakan kesempatan. e. Perhatian dengan nilai dalam test.
3. Ketepatan Metode Drill untuk Meningkatkan Prestasi Belajar MAPEL Alqur’an hadits Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu.
34
Pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik, akan selalu menghasilkan hal-hal menurut DEPAG (1985:236-237) sebagai berikut: a. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirnya dengan bertambah lama bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya berfikir bertambah. b. Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi dan anak didik akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar mengajar, salah satu caranya melalui ulangan (test) tertulis dan lisan. Guru masih harus mempertimbangkan semua jawaban anak didik, tetapi semua jawaban tidak selalu harus dinyatakan dengan angka untuk mengisi rapor,. Banyak hal yang tidak dapat bahkan tidak perlu dinyatakan dengan amgka, karena masalahnya dikaitkan dengan tujuan bagaimana pengetahuan dan kecakapan itu dapat dimiliki sepenuhnyaoleh anak didik secara nyata. Hal inilah yang menyebabkan perlunya penggunaan methode latihan. Prestasi belajar dapat diukur dengan berbagai nilai-nilai yang didapat oleh siswa. Nilai itu harus mengandung unsur nilai kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian itu mempunyai faedah/arti sebagai berikut:
35
a. Untuk memberikan umpan balik atau feed back kepada guru sebgai dasar memperbaiki proses belajar mengajar. b. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat. Anak didik ditempatkan sesuai kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik. c. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) anak didik yang menglami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dan memecahkan kesulitan tersebut. Dalam menerapkan metode drill harus diperhatikan hal-hal yang penting agar ketepatan dalam pembelajaran bisa terwujud, menurut DEPAG (1985:237) antara lain: a. Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik, karena itu waktu yang digunakan singkat. b. Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkn motif untuk berfikir. c. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan. Menurut Winarno Surakhmad(1994:106) Untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan biasanya diperlukan latihan berkali-kali atau terus menerus terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukanya secara teratur. pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.
36
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al Ma’arif Kebumen Madrasah ibtidaiyah ini didirikan pada tanggal 1 Februari 1956. Madrasah ini berdiri atas gagasan para tokoh ulama di Kebumen, dibangun dengan menggunakan dana swadaya masyarakat. Gedung madrasah didirikan di atas tanah waqaf. Berdasarkan surat dari Departeman Agama dengan no: Lk/3.c/211/pem. MI/1978, dikeluarkan oleh Menteri Agama pada tanggal 2 januari 1978. sekolah ini dinamakan Madrasah Ibtidaiyah Kebumen, yang dikelola oleh yayasan Al Ma’arif. Yayasan Al Ma’arif menaungi dua lembaga pendidikan yaitu RA Mashitoh dan MI Al Ma’arif. Madrasah ini beralamatkan jln Brantas no 01 Kebumen, kecamatan Banyubiru dan kabupaten Semarang. Luas madrasah ini 1436 m, letaknya sangat strategis, mudah di jangkau dan sangat cocok untuk proses pembelajaran karena tidak di pinggir jalan raya utama, tapi di jalan desa. Berdasarkan
piagam
akriditasi
Madrasah
Ibtidaiyah,
Kw.11.4/4/PP.03.2/623.22.46/ 2009 dengan nilai B 2. Identitas Madrasah Data selengkapnya ada di bawah ini: a. Nama Madrasah
: MI AL MA”ARIF KEBUMEN
b. NSS
: 1112332207089
37
No.
c. Tahun Berdiri
: 1956
d. Tahun Perubahan
: 1975
e. Alamat Madrasah
: Desa Kebumen Kec Banyubiru Kab Semarang
f. Kode Pos
: 50664
g. Kelompok sekolah
: Inti
h. Akriditasi
: Akriditasi 2 tahun 2009 nilai B
i. SK
: No: 11 44/PP 03/6232246
j. Tanggal
: 15 juni 2005
k. Bangunan Madrasah
: Milik sendiri
l. Nama Kepala Madrasah
: Rozikin, S.Ag
m. Nama Ketua yayasan
: Khadiq faisol
3. Visi dan Misi Madrasah a. VISI Madrasah Terwujudnya pendidikan yang berkwalitas dan bermanfaat bagi masyarakat di dunia dan akhirat. b. MISI Madrasah 1) Melaksanakan pendidikan melalui pembinaan aqidah islamiyah yang berakhlakul karimah ‘ala ahlussunah wal jamaah 2) Pelayanan dan pengabdian yang sungguh dengan menajemen yang baik dan tertata 3) Mengusahakan tenaga pendidik yang dapat menjadi suri tauladan dan sumber daya yang tinggi
38
4) Melaksanakan kegiatan pendidikan yang dapat menciptakan anak didik yang kreatif, aktif, cerdas , trampil dan sholeh. 5) Menjalin hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan masyarakat kerja 4. Keadaan Peserta Didik dan Tenaga Kependidikan Untuk memberikan gambaran perkembangan siswa dari segi jumlah, di bawah ini disajikan data jumlah siswa masing-masing kelas pada tiga tahun terakhir. JUMLAH SISWA MI AL MA’ARIF KEBUMEN Tahun
KLS Kls
NO Pelajaran
Kls
Kls
Kls
Kls
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
1.
2007/2008 40
40
45
45
40
30
240
2.
2008/2009 45
35
42
43
43
32
225
3.
2009/2010 42
44
44
39
45
36
250
DARTAR TENAGA KEPENDIDIKAN MI AL MA’ARIF KEBUMEN Pangkat/ NO
NAMA
NIP
Golongan
1.
Rozikin, S.Ag
150247713 III C
Kepala Madrasah
2.
Nur sururiyah
150242426 III C
Guru Kelas I
3.
Maemunah,S.Ag
150300473 III C
Guru kelas VI
Pangkat/
39
JABATAN
NO
NAMA
NIP
Golongan
JABATAN
4.
Barokah, S.Ag
150248032 III C
5.
Budiningsih,SPd
Guru Kelas V
6.
M. son’ani, S.PdI
Guru Kelas IV
7.
Nur latifah, AMa
Guru Kelas II
8.
Choerun
Guru Agama
9.
M. Adib, Ama
Guru Agama
10.
Siti asiyah, AMa
Guru SBK
11.
Inna imroatun
Guru Agama
12.
Mariyatun, Ama
Guru Agama
13.
Mustamiroh,AMa
TU
Guru Kelas III
5. Fasilitas MI AL Ma’arif Kebumen Madrasah Al Ma’arif Kebumen pada tahun pelajaran 2009/2010 memiliki bangunan yang terdiri atas tanah seluas 1436m, dan dilengkapi sarana pendukung.: a. Ruang kelas
:
6
b. Ruang Kepala Madrasah
:
1
c. Ruang Guru
:
1
d. Perpustakaan
:
1
e. UKS
:
1
f. Ruang Audio Visual
:
1
g. Mushola
:
1
40
h. Pendopo Serba Guna
:
1
i. Tempat Wudlu
:
4
j. WC Guru
:
1
k. WC Siswa
:
4
l. Gudang
:
1
6. Partisipasi Masyarakat Dalam kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yang rata-rata menengah ke bawa, partisipasi masyarakat dalam bentuk dana agak kesulitan, kecuali dalam moment-moment tertentu , misalnya: ketika mengikuti lomba baik akademis maupun non akademis, orang tua peserta didik lebih mudah memberikan bantuan tenaga. Komite Madrasah sangat menyadari hal tersebut di atas. Untuk mencarikan dana penyelenggaraan pendidikan, komite Madrasah mencari trobosan yaitu mencari dana dari masyarakat yang peduli pendidikan dan dari dunia usaha dan industri ( DUDI). Adapun pengurusan komite Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Kebumen untuk periode tahun 2007 – 2010 dapat dilihat pada ( lampiran 4 )
B. Subyek Penelitian Dan Karakteristik Obyek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Ma’arif Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang yang beralamatkan jln Brantas 01 Kebumen pada kelas II semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.
41
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di laksanakan dengan rentang waktu sebagai berikut : a. Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 3 April 2010 b. Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 17 April 2010 c. Siklus III dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 1 Mei 2010 3. Mata Pelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran Alqur’an hadits dengan Standar Kompetensi Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih. Dengan Kompetensi Dasar Menghafal surat Al qodar, Al maa’un dan Al Kafirun secara benar dan fasih. 4. Karakteristik Siswa Peneliti mengambil siswa kelas II sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan peneliti guru kelas II sehingga memudahkan dalam pelaksanaan PTK, karena sehari-hari berhadapan dengan siswa. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 44 siswa dengan usia antara 7-9 tahun dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. Orang tua siswa rata-rata petani dengan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga perhatian orang tua terhadap pendidikan kurang. Hal ini bisa dilihat dari sarana belajar siswa yang disediakan orang tua kurang. C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Kekurangan
42
pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dan selanjutnya siklus III akan memperbaiki kekurangan siklus II. Untuk melihat prestasi belajar siswa, dilakukan pre-test, tes formatif silklus I, II dan III, Lembar Kerja Siswa. Untuk peningkatan perhatian siswa terhadap pembelajaran Alqur’an hadist, digunakan lembar observasi dan untuk perkembangan pengajaran guru di gunakan lembar observasi teman sejawat. Prosedur penelitian ini antara lain terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I a. Perencanaan Tahap ini di lalui dengan melihat hasil pre-test pada kompetensi dasar menghafal surat Al qodar yang belum menunjukan hasil yang diharapkan. Selanjutnya di adakan perencanaan tindakan yang dilakukan sebagai upaya memecahkan masalah dan segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah dan siste\matis. Pada tahap ini direncanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Menyusun RPP dengan menekankan pada pelaksanaan menghafal surat Al qodar 2) Menyiapkan alat peraga untuk mengerjakan LKS (gunting, lem, kertas HVS) 3) Menyusun sistematis hafalan surat pendek pada siswa 4) Menyiapkan LKS
43
5) Menyususn soal-soal test formatif 6) Menyusun
lembar
pengamatan
untuk
mengamati
situasi
pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan sesuai dengan sekenario pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan seperti yang didapat dari hasil analisa data yang diperoleh pada siklus , yaitu: 1) Kegiatan Awal a) Berdo’a bersama dilanjutkan dengan presensi siswa b) Apersepsi : membahas tugas sebelum masuk yang disebut menu pagi. Yaitu: mengurutkan ayat pertama surat Al qodar c). Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.) Kegiatan Inti a) Siswa memperhatikan media tulis surat Al qodar b) Guru membaca dan siswa mengikuti membaca secara klasikal c) Guru membentuk 6 kelompok d) Setiap kelompok membaca dan menghafalkan surat Al qodar secara bergantian e) Setelah hafalan perkelompok guru membagi LKS yaitu berupa ayat-ayat surat Al qodar yang diacak. f)
Setiap kelompok mengerjakan LKS dengan menggunting potongan ayat lalu menempelkan pada HVS dengan urut.
44
g. Setiap kelompok membaca dan menghafal urutan ayat yang di kerjakan di LKS 2) Kegiatan Akhir a) Guru membagikan tes formatif pada siswa b) Siswa mengerjakan secara individu c) Guru memberi penguatan dan motivasi agar siswa giat belajar dan memberi PR c. Pengamatan Pada tahap ini aktifitas guru dipantau oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan pada guru, sedangkan untuk mengamati sikap siswa digunakan lembar observasi yang diamati oleh guru. Hasil pantauan teman sejawat kemudian didiskusikan bersama, setelah itu diadakan analisis terhadap nilai proses untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Hal-hal yang di amati dari segi guru : 1) Apersepsi 2) Kemampuan memberikan pertanyaan 3) Ketrampilan menyajikan materi dan penekanan metode drill 4) Ketrampilan membimbing siswa hafalan surat Al qodar 5) Ketrampilan memberi penguatan, motivasi, dan tindak lanjut. Sedangkan dari segi siswa yang diamati adalah sebagai berikut : 1) Keaktifan dalam pembelajaran 2) Berani menjawab dan bertanya tanpa ditunjuk
45
3) Minat siswa dengan pembelajaran melalui metode drill Selain pengamatan dilakukan oleh teman sejawat penulis juga melakukan pengamatan terhadap semua siswa untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus I. hal yang diamati yaitu: keaktifan dan minat. d. Refleksi Data yang diperoleh dalam tahap pengamatan dianalisis dan membuat penafsiran dari hasil analisa data, guru merefleksi yang berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Dalam tahap ini penulis dibantu teman sejawat untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan pada siklus I. dari diskusi di simpulkan: Keberhasilan dalam pembelajaran siklus I adalah: 1) Perolehan hasil belajar ada peningkatan dibandingkan perolehan hasil pre-test meski belum maksimal. 2) Siswa sudah lebih terampil menyusun ayat pada surat Al qodar karena banyak latihan mengaji dan hafalan sebelum pelajaran. 3) Siswa lebih bisa menghafal walaupun belum maksimal Kekurangan dalam pembelajaran siklus I antara lain: 1) kemampuan siswa dalam tes LKS mengurutkan ayat hanya 64% yang tuntas disebabkan tingkat hafalan siswa yang baru mencapai 52% yaitu terdiri 23 siswa dari 44%(lihat lampiran 21)
46
2) Siswa yang kurang aktif dengan model kelompok tidak maksimal mengikuti pembelajaran, yaitu Yayan, Amita, Avif, Zahra, Zaeni. Wafa, Nadia, Rofiatul. Tiara, Widya, Wibowo, Riezanjani, Irfan. 3) Pada tes performa hafalan hanya 23 siswa yang hafal surat al qodar 2. Siklus II Siklus II dilaksanakan dengan memperbaiki segala sesuatu yang masih kurang pasa siklus I. Tahapan pada siklus II sama dengan tahapan pada siklus I, yaitu: a Perecanaan Dalam tahap perencanaan siklus II yang dilakukan adalah: 1) Menyusun RPP tentang hafalan surat Al Maa’un 2) Membuat
sekenario
pembelajaran
yang
disesuaikan
dengan
kekurangan yang terjadi pada siklus I 3) Mendesain dan menyiapkan alat peraga 4) Memperbaiki kelompok menjadi individu 5) Menyusun soal-soal formatif dan mempersiapkan penilaian tes hafalan 6) Menyusun lembar pengamatan untuk siswa dan guru b. Pelaksanaan Tahap ini pelaksanaanya sama dengan siklus I yaitu: 1) Kegiatan Awal a) Berdo’a bersama dan dilanjutkan dengan persensi b) Apersepsi : Mengaji bersama surat Al qodar dan Al Maa’un
47
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Guru membimbing membaca surat Al Maa’un dengan media catatanya sendiri b) Semua siswa membaca perayat secara bergantian dan bersambung c) Guru Tanya jawab tentang surat Al Maa’un dan menjelaskan kompetensi yang mau di capai yaitu hafal surat Al Maa’un d) LKS mengurutkan ayat di bagikan dan dikerjakan secara individu e) Siswa menghafal surat yang di LKS secara klasikal dan individu f) Guru mengamati, menilai, memberi bimbingan setiap kegiatan siswa. 3) Kegiatan Akhir a) guru membagikan tes formatif b) siswa mengerjakan tes formatif secara individu c) Guru memberi penguatan, motivasi dan pemberian PR c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini diungkap atau dicatat segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan terhadap siswa. Hal-hal yang diamati sama dengan siklus I, yang membedakan materi pengamatan ini adalah hafalan surat Al Maa’un serta kerja kelompok menjadi kerja individu.
48
d. Refleksi Selesai proses pembelajaran hasil yang di dapat pada pengamatan di analisa dengan hasil sebagai berikut: 1) Kemampuan siswa hafalan surat pendek meningkat ada 32 anak yang hafal(lihat lampiran 22) 2) Siswa lebih aktif dan minat siswa baik pada pembelajaran hafalan model tugas LKS dengan melihat hasil observasi siswa pada siklus II yaitu keaktifan nilai
rata-rata 6,9 dan minat nilai rata-rata
6,9(lihat tabel 4.3) 3) Nilai tes formatif ada peningkatan, tapi belum maksimal ada 29 siswa yang tuntas dari 44 siswa. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya. 3. Siklus III a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan pada siklus III yang dilakukan adalah: 1) Menyusuun RPP dengan menekankan kompetensi dasar menghafal surat Al Kaafirun. 2) Membuat sekenario pembelajaran yang disesuaikan dengan kekurangan pada siklus II. 3) Menyusun evaluasi tes hafalan dan tes formatif, 4) Menyusun lembar pengamatan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
49
b. Pelaksanaan Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan sekenario pembelajaran. 1) Kegiatan Awal a) Berdo’a bersama dan dilanjutkan presensi kehadiran siswa b) Apersepsi : Menghafal bersama surat Al qodar dan surat Al Maa’un c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menghafal surat Al Kafirun. 2) Kegiatan Inti a) Guru memakai media tulisan surat Al Kafirun dan membimbing siswa membaca secara klasikal. b) Semua siswa membaca perayat secara bergantian dan bersambung dengan media cacatan sendiri. c) Guru memberi kesempatan siswa yang hafal surat Al Kafirun untuk hafalan secara klasikal atau sendiri agar memberi semangat temanya dan suasana lebih menyenangkan. d) Siswa mengerjakan LKS dengan alat peraga yang dibawa, yaitu mengurutkan ayat dengan menggunting dan menempel pada lembar yang disediakan guru. e) Siswa yang selesai langsung membaca atau hafalan pada LKS masing-masing. 3) Kegiatan Akhir
50
a) Siswa mengerjakan tes formatif secara individu b) Penguatan materi, guru memberi motivasi untuk mengaji dirumah dan menghafal surat-surat pendek. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, pada tahap ini yang diamati sama dengan siklus I dan II, yang diharapkan ada peningkatan, perhatian dan prestasi belajar yang diharapkan sesuai dengan KKM pelajaran Alqur’an hadist yaitu 70. d. Refleksi Selesai proses pembelajaran hasil pengamatan dan hasil tes dianalisa dengan bantuan teman sejawat dengan hasil sebagai berikut: 1)
Kemampuan anak menghafal lebih meningkat mencapai 82% tingkat ketuntasanya.
2) Perolehan nilai pada tugas LKS lebih meningkat yaitu mencapai 86%(lihat lampiran 23) dan siswa lebih terampil dalam mengurutkan ayat, sehingga memudahkan menghafal. 3) Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran bisa dilihat dalam pengamatan keaktifan nilia rata-rata 7,5dan minat siswa 7,2% Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah metode drill dapat atau tidak untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi hafalan surat pendek, mata pelajaran Qur’an hadits.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Awal Pra siklus merupakan kondisi awal keadaan sebelum perbaikan. Berdasarkan tes awal, yaitu hasil dari pre-test dapat diketahui prestasi belajar Al qur’an hadist siswa kelas II masih belum meksimal yaitu ada 22 siswa dari 44 siswa yang tuntas nilainya, menurut keriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah yaitu nilai 70. jadi baru 50% dari seluruh siswa yang berhasil tuntas nilainya(lihat table 4.1 dan lampiran 24)
Tabel 4.1 Ketuntasan hasil belajar siswa Jml
Siklus
siswa
Prosetase ketuntasan Pre-test
44
Prosentase ketuntasan
LKS
Hafalan
Tes
50%
44
I
64%
52%
61%
44
II
68%
73%
66%
44
III
86%
82%
75%
52
1. Hasil dari Siklus I a. Hasil observasi terhadap guru Setelah pembelajaran pada siklus I selesai, pengamatan aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamatan teman sejawat dapat diketahui melalui lembar observasi. Dari 10 butir jenis pengamatan tercatat 1 butir ragu-ragu(yaitu butir 8), 7 butir ditanggapi setuju(yaitu butir 1,3,4,5,6,9,10), sedangkan ada 2 butir yang ditanggapi sangat setuju(yaitu butir 2 dan 7) (lihat lampiran 18). b. Hasil Pengamatan Sikap Siswa Berdasarkan analisa hasil pengamatan terhadap sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I, terlihat hasil rata-rata sikap seluruh siswa(lihat lampiran 12-13) terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui metode drill atau latihan bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada siklus I No
Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan
Nilai Rata-rata
1
Keaktifan
262
5,9
2
Minat
283
6,4
Dari tabel (4.2) diatas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk keaktifan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung adalah 5,9 dan rata-rata minat siswa dengan pembelajaran melalui metode yang digunakan dan semua kegiatan pembelajaran menunjukan nilai rata-rata
53
6,4. Adapun target rata-rata nilai keaktifan maupun minat adalah 7, sesuai kategori minimal dari sekolah. c. Hasil Belajar Siswa Dari data analisis hasil berbagai tes siswa pada siklus I yaitu tes LKS, tes performa(hafalan surat Al qodar), tes formatif (lihat lampiran 21,25), dapat dilihat tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa. Tes LKS ada 28 siswa tuntas, 16 siswa tidak tuntas, prosentasenya tuntas 64%. Tes hafalan 23 siswa tuntas, 21 siswa tidak tuntas prosentase tuntasnya 52% dan tes formatif ada 27 siswa nilai tuntas, 17 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 61%(lihat tabel 4.1) 3. Hasil Dari siklus II a. Hasil Observasi Terhadap Guru Pembelajaran siklus II selesai, pengamatan aktifitas guru yang dilakukan oleh teman sejawat dapat diketahui melalui lembar observasi yang kedua. Dari 10 butir pengamatan yang sama dengan siklus I tercatat 4 butir mendapat tanggapan setuju (yaitu butir 4,5,8,10), sedangkan ada 6 butir yang ditanggapi sangat setuju (yaitu 1,2,3,6,7,9)(lihat pada lampiran 19). b. Hasil Observasi Terhadap Siswa Berdasarkan analisa hasil pengamatan sikap siswa ketika proses pembelajaran siklus II (lihat lampiran 14,15) akan terlihat hasil rata-rata sikap seluruh siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan
54
menggunakan metode drill atau latihan. Untuk jelasnya bisa di lihat tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Pada Siklus II No
Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan
Nilai rata-rata
1
Keaktifan
304
6,9
2
Minat
305
6,9
Dari tabel (4.3) di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk keaktifan siswa selama proses pembelajara berlangsung yaitu 6,9 dan rata-rata nilai minat siswa dengan pembelajaran melalui metode drill menunjukan rata-rata 6,9. Adapun target rata-rata kelas yang ingin dicapai adalah 7 keatas, yang bisa dikategorikan baik. c. Hasil Belajar Siswa Data analisa hasil tes pada siklus II(lihat lampiran22,26), dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa. Tes LKS ada 30 siswa tuntas, 14 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 68%. Tes hafalan (surat Al maa’un) ada 32 siswa tuntas, 12 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 73%. Tes formatif ada 29 siswa tuntas, 15 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 66% (lihat tabel 4.1). 4. Hasil dari Siklus III a. Hasil Observasi Terhadap Guru Pembelajaran pada siklus III selesai, pengamatan aktifitas guru yang dilakukan oleh teman sejawat dapat diketahui melalui lembar
55
observasi yang ketiga. 10 butir pengamatan yang ditanggapi setuju ada 2 (yaitu butir 4.8) dan yang ditanggapi sangat setuju ada 8 (yaitu 1,2,3,5,6,7,9,10)(lihat lampiran 20). b. Hasil Observasi Terhadap Sikap Siswa Berdasarkan analisa hasil pengamatan sikap siswa pada waktu proses pembelajaran siklus III (lihat lampiran 16,17) terlihat rata-rata sikap seluruh siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode drill atau latihan. Jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Pada Siklus III No
Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan
Nilai Rata-rata
1
Keaktifan
329
7,5
2
Minat
318
7,2
Dari tabel (4.4) di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk keaktifan siswa selama proses pembelajara yaitu 7,5 dan rata-rata minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode drill menunjukan nilai rata-rata 7,2. Dengan nilai rata-rata hasil pengamatan sikap siswa menunjukan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran dikategorikan baik, sesuai dengan kategori minimal yang di \tentukan sekolah. c. Hasil Belajar Siswa Data analisa hasil berbagai tes pada siklus III (lihat lampiran 23,27) dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa. Tes LKS ada 38 siswa tuntas, 6 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 86%. Tes hafalan (surat Al
56
Kaafirun) ada 36 siswa tuntas, 8 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 82%. Tes formatif ada 33 siswa tuntas, 11 siswa tidak tuntas, prosentase tuntasnya 75%. (lihat tabel 4.1)
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini di dasarakan pada hasil pembelajaran siklus I,II dan III. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi tes dan non tes. Hasil tes penelitian mengacu perolehan nilai dan skor yang dicapai siswa dalam berbagai tes yaitu tes LKS, tes hafalan dan tes formatif., sedangkan pembahasan hasil non tes berpedoman pada pengamatan. Kegiatan pembelajaran pada siklus I,II dan III yang menggunakan metode drill, di teliti dan dianalisa oleh peneliti yang dibantu dengan teman sejawat
untuk
melakukan
pengamatan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran dengan menggunakan metode drill menyebabkan siswa mempunyai ketangkasan, ketepatan pada mata pelajaran Al qur’an hadist khususnya materi hafalan surat pendek. Dalam proses belajar mengajar dengan metode drill, bisa lebih mengaktifkan siswa. Secara performa siswa di tuntut untuk hafal tapi juga secara tertulis siswa bisa melafalkan ayat-ayat dalam surat pendek, sesuai dengan kompetensi dasar sebelumnya yang masih saling berhubungan. Guru memberikan bimbingan, fasilitator dan pengawasan terhadap semua kegiatan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal, maupun hafalan sehingga memungkinkan siswa untuk secepatnya bisa
57
memperbaiki kekurangan-kekuranganya. Metode drill ini bisa di terapkan pada mata pelajaran lain khususnya kelas II yang proses pembelajaranya TEMATIK. Penggunaan metode drill yang dilaksanakan melalui bentuk pembelajaran tindakan kelas tersebut bisa membuahkan hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap guru yang dilakukan oleh teman sejawat dan pengamatan terhadap sikap siswa yang dilakukan peneliti. Sedangkan untuk mengetahi peningkatan prestasi belajar siswa, bisa dilihat dari hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil yang didapat pada siklus I, perolehan rata-rata keaktifan siswa di kelas yaitu 5,9 dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode drill yaitu 6,4. Sedangkan untuk kategori baik adalah 7. Hasil pengamatan terhadap guru yang dilakukan oleh teman sejawat yaitu dari 10 butir sikap, mendapat 1 ragu-ragu, 7 mendapat tanggapan setuju, dan 2 butir mendapat tanggapan sangat setuju. Untuk memperbaiki 1 butir ragu-ragu perlu perbaiakan di siklus II. Butir yang ditanggapi ragu-ragu adalah kemampuan memberikan penguatan, peneliti melakukan perbaikan dengan bimbingan teman sejawat yaitu setiap pemberian materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang dicapai harus benar-benar ditekankan sesuai KD nya, yaitu kompetensi menghafal harus ditekankan bahwa siswa di arahkan untuk harus mampu menghafal. Dengan adanya perbaikan di siklus I, pada siklus II ini terjadi peningkatan, yaitu dari 44 siswa, memperoleh rata-rata keaktifan di kelas 6,9
58
dan minat siswa dengan pembelajaran menggunakan metode drill dengan nilai rata-rata 6,9.
pada siklus II ini pengamatan guru oleh teman sejawat di
tanggagapi dengan baik yaitu tidak ada yang ragu-ragu. Pada pelaksanaan siklus III ini sudah ada peningkatan yang diharapkan dengan kategori baik oleh sekolah, yaitu keaktifan siswa nilai rataratanya 7,5 dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode drill ini mencapai nilai rata-rata 7,2. Sedangkan hasil pengamatan guru sudah di kategorikan baik yaitu setuju dan sangat setuju. Pada akhir setiap siklus akan bisa dilihat berapa besar motivasi siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Setiap tes-tes yang diberikan oleh peneliti selalu ada peningkatan nilai ketuntasanya. Pada siklus I peneliti mengadakan tiga tes yaitu LKS, hafalan dan tes formatif. Hasil yang dicapai dalam prosentase ketuntasanya adalah Dari 44 siswa LKS 64%. Hafalan(Al qodar) 52% dan tes formatif 61%. Pembelajaran pada siklus II peneliti memperbaiki proses belajar mengajarnya yang di bantu bimbingan teman sejawat, hasil ketuntasan belajarnya mulai meningkat yaitu LKS 68%, hafalan (Al maa’un) 73% dan tes formatif 66%. Pada pembelajaran siklus III juga peneliti selalu melakukan perbaikan, sehingga ketuntasan hasil belajar siswa meningkat yaitu LKS 86%, hafalan (Al Kaafirun) 82% dan tes formatif 75%. Dengan adanyan hasil ketuntasan yang bisa dilihat, tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran dengan metode drill sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa telah tercapai.
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode drill atau latihan yang dilaksanakan pada siswa kelas II semester 2 MI AL MA’ARIF Kebumen, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode drill dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran Al qur’an hadits materi hafalan surat pendek. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata minat siswa pada setiap siklus yaitu siklus I (6,4), siklus II (6,9) dan siklus III (7,2). 2. Pembelajaran Al qur’an hadits materi hafalan surat pendek dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II, dengan ditandai adanya peningkatan rata-rata hasil belajar setiap siklus yaitu siklus I ( LKS 64%, hafalan 52%, tes formatif 61%), siklus II ( LKS 68%, hafalan 73%, tes formatif 66%). Siklus III ( LKS 86%, hafalan 82%, tes formatif 75%).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk menyempurnakan penggunaan metode drill ini agar tujuan pendidikan dapat berhasil seperti yang diharapkan, yaitu sebagai berikut:
60
1. Setiap pelaksanaan pembelajaran di kelas harus selalu membuat suasana belajar yang menyenangkan. Kelas II adalah pembelajaran TEMATIK, itu juga harus menjadi perhatian setiap guru agar tujuan kompetensi dasar yang ingin dicapai terlaksana. 2. Dalam setiap akan melaksanakan pembelajaran guru harus mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan proses pembelajaran:RPP, metode, media, pengelolaan kelas, sehingga kompetensi yang mau dicapai dapat terlaksana dengan baik dan hasil belajar yang memenuhui kriteria ketuntasan yang ditentukan. 3. Pada saat siswa mengerjakan latihan-latihan dalam bentuk tes maupun nontes guru harus mengawasi dan membimbing agar hasil yang didapat oleh siswa adalah murni pekerjaan sendiri. 4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama agar mendapat hasil lebih baik. 5. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar dipeoleh hasil lebih maksimal.
61
DAFTAR PUSTAKA Arief, Armae. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Agama Islam. Jakarta: Ciputat pers. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. DEPAG. 1985. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta Rineka Cipta. Fak. Tarbiyah IAIN Wali Songo. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Serang :Pustaka Pelajar. Hasan, Chalijah. 1994. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al-ikhlas MI Al Ma’arif. 2007. KTSP. Kebumen Purwanto, Ngalim. 1997.Psikologi Pendidikan.Bandung : Rosda Karya. Savari. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Rusyan, Tabrani. 1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya. Syah, Muhibbin. 2004. Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya. Sugianto. 2007. Filosofi. Pendekatan dan Penarapan Pembelajaran Metode Kasus.Yogyakarta: Andi Ofset. Surakhman, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Tirtonegoro, Sutratinah. 1989. Anak Super Normal dan Program Pendidikanya. Jakarta: Gramedia. Usman, Moch Uzer dan Lilis Setiawati. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.