UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI MENGETAHUI KETENTUAN ZAKAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA BAWU MOJO BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S-I) Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Sholikhatun 131310001367
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Sholikhatun
NIM
: 131310001367
Jurusan/ Program Studi
: Pendidikan Guru Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, 27 Mei 2015 Saya yang menyatakan,
Sholikhatun NIM: 131310001367
ii
Nota Pembimbing
Jepara, 27 Mei 2015
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI MENGETAHUI KETENTUAN ZAKAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA BAWU MOJO BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nama NIM Jurusan
: Sholikhatun : 131310001367 : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr. wb. Pembimbing
Drs. Abd Rozaq Alkam, M.Ag
iv
ABSTRAK Judul
: UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI MENGETAHUI KETENTUAN ZAKAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA BAWU MOJO BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama : Sholikhatun NIM : 131310001367 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Kata kunci: prestasi belajar, index card match dan fiqih Skripsi ini membahas upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode index card match pada mata pelajaran fiqih materi mengetahui ketentuan zakat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Kajiannya dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar mata pelajaran Fiqih dan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan bagaimana peningkatan prestasi belajar Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015, bagaimana penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan pada Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Siklus dalam penelitian terdiri dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pelaksanaan pada siklus I dan II meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan analisis, refleksi serta evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan observasi. Metode tes untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa melalui tes akhir siklus sedangkan keaktifan siswa, kerjasama siswa melalui metode observasi pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Indikator yang diharapkan dari penelitian ini adalah siswa yang mendapat nilai 75 % dari jumlah siswa dapat mencapai nilai sama dengan nilai KKM yaitu sebesar 78 dengan nilai rerata kelasnya adalah 80. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan metode Index Card Match pada pembelajaran fikih materi mengetahui ketentuan zakat dikatakan baik, karena prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I ketuntasan prestasi belajar mencapai 43.24% dengan rerata kelas 62.70,
v
kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 76.68% dengan rerata kelasnya 80.84. Penerapan metode Index Card Match dalam pembelajaran fikih kelas IV materi mengenal ketentuan zakat di MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara adalah dengan membagi potongan kertas yang bertuliskan pertanyaan dan jawaban yang telah dipisah, potongan kertas yang telah dipisah diacak dan dibagikan kepada siswa untuk dicarikan pasangannya, setelah pasangan ditemukan oleh peserta didik, keduanya diminta untuk membacakan kartu pasangan tersebut secara bergantian agar teman yang lainnya dapat mendengarkan. Setelah selesai membacakan isi dari kedua kartu tersebut, keduanya dapat kembali ke tempat duduk semula, setelah keduanya duduk aktifitas yang telah dilakukan oleh teman sebelumnya diulangi kembali sampai semua kartu terbaca. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penerapan metode Index Card Match adalah kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran, keaktifan membacakan pertanyaan, Perhatian dalam pembelajaran, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam memberikan tanggapan.
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab-Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor : 158/1987 dan Nomor : 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض
ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ء ي
a b t ṡ j ḥ kh d ẑ r z s sy ṣ ḍ
Bacaan Madd: ā : a panjang ī : i panjang ῡ : u panjang
ṭ ẓ ‘ g f q k l m n w h , y
Bacaan Diftong: ْ = اَوau ْ = اَيai ْ = اِيiy
vii
MOTTO
(١٦٠: )اﻻﻧﻌﺎم
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-An’am/6:160).1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnaya (Jakarta, Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hlm. 201
viii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini, kupersembahkan untuk: 1. Suami tercinta Dwi Adi Saputra yang selalu mendampingi dan memberi motifasi
dalam menyelesaikan studi;
2. Penyemangatku, buah hati Muhammad Hilman Najib; 3. Kedua orang tuaku yang selalu memberi do’a demi kelancaran dalam
pendididkan; 4. Semua teman-temanku yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ini; 5. Guru, Dosen, para kyai yang telah memberikan do’anya sehingga terselesaikannya program studi yang sedang penulis tempuh 6. Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Bawu yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi demi kelancaran penelitian ini dan kepada seluruh dewan guru MI Miftahul Huda Bawu.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada hamba-hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan baik dari awal hingga penyusunan skripsi ini tanpa adanya halangan apapun. Sholawat serta salam semoga tercurahkan nkepada Nabi Muhammad SAW serta para sahabtnya. Semoga kita diberi syafaat dan inayahnya nanti di yaumil qiyamah. Amin .... Berkat petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi sederhana ini, untuk memenuhi tugas dan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan islam pada guru madrasah ibtidaiyah yang berjudul “upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode Index Card Match pada mata pelajaran fiqih materi mengetahui ketentuan zakat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan berarti tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sudah selayaknya penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UNISNU Jepara yang telah memberikan informasi dan pengarahan dengan baik sehingga terwujudnya skripsi ini; 2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan pengarahan dengan baik; 3. Pembimbing dalam pelaksanaan penelitian Drs. Abd Rozaq Alkam, M.Ag yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi; 4. Kepala MI Bawu Miftahul Huda yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian; 5. Segenap Civitas Akademika UNISNU Jepara yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu; 6. Semua kerabat karib yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang shaleh, dan mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki masih kurang sekali, sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan pada penulisan berikutnya. Jepara, 27 Mei 2015 Penulis, SHOLIKHATUN NIM: 131310001367
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. PENGESAHAN ................................................................................................... NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ ABSTRAK ............................................................................................................ TRANSILERASI ................................................................................................. MOTTO ............................................................................................................... PERSEMBAHAN ................................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................................ Bab I : Pendahuluan .................................................................................... A. Latar belakang ......................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................... C. Tujuan penelitian ..................................................................... D. Manfaat Penelitian ................................................................... E. Sistematika Penulisan .............................................................. Bab II : Landasan Teori ............................................................................... A. Kajian Pustaka ......................................................................... B. Kajian Teori ............................................................................. 1. Prestasi Belajar .................................................................... a. Pengertian Belajar .......................................................... b. Pengertian Prestasi Belajar ............................................. c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..................... d. Macam- macam Prestasi Belajar .................................... e. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar ........................... 2. Metode Index Card Match ................................................... a. Pengertian Metode .......................................................... b. Pengertian Index Card Match (ICM) ............................. c. Langkah- langkah Metode Index Card Match (ICM) .... d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Index Card Match (ICM) .............................................................................. 3. Pembelajaran Fikih ............................................................. a. Pengertian Fikih ........................................................... b. Pembelajaran Fiqih menurut Al-Qur’an dan Hadis ..... c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fikih Kelas IV .............................................
xi
i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii 1 1 6 6 7 8 10 10 16 10 10 12 14 17 24 19 25 26 27 28 29 29 30 32
d.
Bab III
Bab IV
Bab V
Materi mengetahui ketentuan zakat menggunakan Index Card Match (ICM) ............................................. C. Hipotesis Tindakan .................................................................. : Metode Penelitian ........................................................................... A. Jenis Penelitian ........................................................................ B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. C. Pelaksana dan Kolabolator ...................................................... D. Siklus Penelitian ...................................................................... E. Deskripsi Tindakan .................................................................. F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... G. Tehnik Analisis Data ............................................................... H. Indikator Keberhasilan ............................................................. : Deskripsi dan Anaisis Data Penelitian ............................................ A. Deskripsi Data ......................................................................... 1. Profil Madrasah ................................................................... 2. Keadaan Guru ..................................................................... 3. Keadaan Siswa .................................................................... 4. Fasilitas Pembelajaran ......................................................... B. Analisi Data Per Siklus ............................................................ 1. Pra Siklus ............................................................................ 2. Siklus I ................................................................................ 3. Siklus II ............................................................................... C. Analisis Data Per Siklus ........................................................... : Penutup ........................................................................................... A. Simpulan .................................................................................. B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
33 34 35 35 36 37 37 38 42 43 44 45 45 45 45 46 46 48 48 50 56 63 65 65 66
DAFTAR TABEL Tabel
4.1. Keadaan Dewan Guru MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 4.2. Keadaan Murid MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................... 4.3. Keadaan Fasilitas MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................... 4.4. Hasil Belajar Pra Siklus Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 4.5. Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 4.6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ............................................... 4.7. Lembar Pengamatan dalam Penglolaan Kelas dengan Model Pembelajaran Jigsaw .................................................................... 4.8. Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ...................................................................................... 4.9. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ................................. 4.10. Lembar Pengamatan dalam Penglolaan Kelas dengan Model Pembelajaran Jigsaw .................................................................... 4.11. Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pra Siklus Siklus I dan II Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015 ....................................... 4.12. Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015 .....................................................................................
xiii
66 68 69 71 77 80 83 89 91 94 97 99
DAFTAR GRAFIK Tabel
4.1. Keadaan Dewan Guru MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 66 4.2. Keadaan Murid MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................... 68 4.3. Keadaan Fasilitas MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................... 69 4.4. Hasil Belajar Pra Siklus Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 71 4.5. Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................... 77 4.6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa .................................................... 80 4.7. Lembar Pengamatan dalam Penglolaan Kelas dengan Model Pembelajaran Jigsaw ......................................................................... 83 4.8. Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ........................................................................... 89 4.9. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ...................................... 91 4.10. Lembar Pengamatan dalam Penglolaan Kelas dengan Model Pembelajaran Jigsaw ......................................................................... 94 4.11. Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pra Siklus Siklus I dan II Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................................ 97 4.12. Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................................................... 99
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Bagaimankah bisa terjadi sebuah pembelajaran, jika tanpa adanya aktivitas dan kerjasama yang baik antar semua komponen, betapa pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar-mengajar, sebagai usaha meningkatkan mutu pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Yang jelas, aktivitas kegiatan belajar siswa hendaknya memiliki kadar atau bobot yang lebih tinggi. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada si sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 1 Selama ini yang terjadi dalam proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru (teacher center), harus berubah menjadi proses pembelajaran yang banyak melibatkan siswa (student center), sehingga potensi siswa dapat berkembang dan menuntut aktivitas siswa lebih banyak, bahkan akan lebih baik lagi jika siswa lebih banyak aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian tujuh 1
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1.
1
pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO dapat tercapai, yakni belajar untuk mengetahui (learning to know), learn how to learn (belajar bagaimana belajar) learning how to do (belajar berbuat), learning how to life together (belajar bagaimana hidup dalam kebersamaan), learning to be (belajar menjadi diri sendiri), learning how to have a mastery of local (belajar menyesuaikan diri dengan kebutuhan lokal) learning how to understand a nature (God made) (belajar memahami lingkungan sekitar). 2 Pernyataan serupa diungkapkan oleh Trianto: “masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Di pihak lain secara empiris, bedasarkan hasil analisi penelitian tehadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered, sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsepkonsep yang ada pada buku ajar atau refrensi lain”. 3 Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabakan gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilainilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. 4 Untuk menjadi seorang guru 2
hlm: 39
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta. CV Misaka Ghaliza 2003),
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Group, 2010), hlm. 5-6 4
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulumtingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. V.
2
harus memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan tidak boleh sembarangan dan asal-asalan. Dalam sistem perekruitanya pun seorang calon guru harus memiliki kualifikasi tertentu untuk bisa diterima sebagai seorang guru, yang jelas memiliki beberapa kompetensi akademik, pedagogik, keperibadian dan sosial.5selain guru harus cerdas, ia harus memiliki pengetahuan umtuk mentransfer keilmuan pada peserta didik, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan tidak membosankan. Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. 6 Metode yang demikian akan dapat melayani banyak siswa yang tentu memiliki modalitas atau gaya belajar yang berbeda-beda. Metode ini diharapkan dapat membantu para guru untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang efektif, melalui pemilihan pendekatan yang tepat, penerapan metode yang sesuai dengan materi pelajaran dan tehnik yang membuat siswa bergairah. Soemosasmito, 1988: 119 dalam Trianto mengatakan Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademis
5
Syamsul Ma’arif, Guru Profesional Harapan dan Kenyataan, (Semarang: Needs Press, 2012), hlm. 39-40 6
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008) hlm 25.
3
yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif atau hukuman.7 Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai dengan kemajuan dan tuntunan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka
dalam menghadapi kesulitan
belajar. Untuk itu, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal.8 Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. 9 Dengan pernyataan tersebut mengharuskan pendidik memiliki kompetensi sesuai dengan profesi yang milikinya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menjamin kualitas guru dalam mengajar. Melalui kompetensi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Seorang guru tidak hanya pintar dalam pengetahuan tetapi juga mentransfer ilmu serta nilai kepada peserta didik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan dalam karya tulis ini, agar pembahasan lebih terfokus dan mendalam. Permasalahan yang peneliti bahas dapat peneliti uraikan pada rumusan masalah di bawah ini: 1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015?
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Group, 2010), hlm. 20 8
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 21.
9
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru (Bandung; PT Remaja Rosdakarya 2007), hlm.3-4
4
2. Bagaimana penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis uraikan di bawah ini: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi siswa dengan penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam kegiatan pembelajaran Fiqih Kelas IV dengan materi mengetahui ketentuan zakat pada siswa MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV dengan materi mengetahui ketentuan zakat pada siswa MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015 3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan metode Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang akan penulis laksanakan diharapkan dapat membawa manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara, baik manfaat secara teoritik dan praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memperkaya kazanah keilmuan mengenai metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran fiqih
5
b. Untuk meningkatkan produktivitas dalam penelitian dan mencari solusi permasalahan pembelajaran menggunakan metode Index Card Match. c. Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik mengenai metode pembelajaran Index Card Match. 2. Manfaat Praktis Bagi siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu
adalah untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih dengan materi mengetahui ketentuan zakat. Bagi guru MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih atau menentukan metode pembelajaran yang tepat pada peserta didik. b. Memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
isi,
proses
dan
hasil
pembelajaran. E. Kajian Penelitian yang Relevan Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, penulis mengkaji beberapa penelitian terdahulu untuk memperkaya pengetahuan megenai tatacara penelitian, metodologi serta untuk menghindari kesamaan obyek dalam penelitian. Adapun kajian pustaka yang penulis maksud adalah penelitian yang telah dilakukan oleh: 1. Suyanah (2011) dengan judul “Penerapan Metode Mencari pasangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih pokok bahasan pemahaman tentang sholat kelas I di MI NU Attarbiyatul Islamiyah Jurang Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011”. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa terutama pada materi shalat yang ada di kelas I (satu). 2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ismi Zuliarni (2011) dengan judul “Peningkatan proses belajar materi pokok rukun iman melalui metode Mencari pasangan pada peserta didik kelas I MI Pucangrejo Pegadon Kendal
6
pada tahun
pelajaran 2010/2011”. Kesimpulan dari karya tulis ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan pada materi pokok rukun iman. 3. Sebagai kajian pustaka yang selanjutnya, penulis membandingkan dengan kajian yang dilakukan oleh Urip Sofiyatun dengan judul skripsinya adalah “Peningkatan kemampuan siswa melalui Mencari pasangan pada mata pelajaran Fiqih kompetensi dasar melaflkan dan menghafalkan surat AlKafirun di kelas II semester II MI Assalafiyah kota Tegal tahun Pelajaran 2008/2009”. Penulis menyimpulkan “Dengan menggunakan metode Mencari pasangan nilai rata-rata kelas II meningkat 1,5 point dari nilai uji kompetensi sebelumnya yang hanya 6,2 setelah menggunakan metode Mencari pasangan nilai rata-rata kelas menjadi 7,7.” Dari bebarapa penelitian yang dijadikan sebagai bahan perbandingan, ternyata terdapat banyak kesamaan dalam kajian yaitu mengenai upaya peningkatan pembelajaran dengan metode Mencari pasangan namun ada perbedaan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu terletak pada subyek penelitian. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah
pembaca dalam
menelaah karya
tulis
ini,
dideskripsikan sistematika penyusunan penelitian dalam beberapa bagian yang berdiri sendiri, meskipun terbagi menjadi beberapa bagian yang berbeda namun masih merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Adapun bagian-bagian tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut: Bagian muka, pada bagian ini terdiri dari halaman judul, lembar pengesahan, nota pembimbing, abstrak, persembahan kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian isi, bagian ini terdiri dari lima bab, kelima bab tersebut adalah: Bab I Pendahuluan, yang isinya mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah,
7
tujuan dan manfaat penelitian. Bab II pada bab ini berisi landasan teori penulisan untuk menetukan arah penyusunan skripsi, yang meliputi kajian pustaka, kajian teori, metode Index Card Match, dan rumusan hipotesis. Bab III pada bab ini dibahas mengenai metode penelitian yang meliputi, jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data penelitian. Bab IV pada bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi, diskripsi tentang data sekolah, pelaksanaan PTK yang terbagi menjadi beberapa siklus, hasil pengumpulan data, dan pembahasan. Pada Bab V atau penutup menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran bagi pembaca sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Bagian akhir, pada bagian akhir ini dilampirkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan peneliti. Deskripsi dari bagianbagian tersebut dapat dijelaskan melalui kerangka sebagai berikut: Bab I
: PENDAHULUAN berisi: A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Sistematika Penulisan
Bab II :
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS berisi: A. Kajian penelitian yang relevan B. Kajian Teori 1. Prestasi belajar a. Pengertian Prestasi belajar b. Faktor yang mempengaruhi belajar c. Macam-macam prestasi belajar d. Upaya meningkatkan prestasi belajar 2. Metode Indeks Card Match a. Pengertian metode b. Pengertian ICM
8
c. Langkah-langkah metode ICM d. Keunggulan dan kelemahan metode ICM 3. Pembelajaran Fiqih a. Pengertian Fiqih b. Pembelajaran Fiqih menurut Al-Qur’an dan Hadis c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar d. Materi mengetahui ketentuan zakat menggunakan ICM Bab III :
DATA PENELITIAN, berisi: A. Pendekatan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Metode Penelitian
Bab IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pra Siklus 2. Pelaksanaan Siklus I 3. Pelaksanaan Siklus II B. Pembahasan Hasil Penelitian C. Keterbatasan Penelitian
Bab V :
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A.
Kesimpulan
B.
Saran
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Skinner sebagaimana dikutip oleh Dimyati menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.1 Dalam belajar ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar. 2) Respon pebelajar, dan 3) Kosekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut, pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku yang tidak baik diberi teguran atau hukuman. Belajar secara umum diartikan sebagai sebuah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.2 Proses pembelajaran melalui meniru sudah dapat dilihat
pertamakali manusia diciptakan yaitu sebagaiman firman Allah SWT:
(١١٣: )اﻟﻤﺎﺋﺪة
1
Dimyati dan Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Reineka Cipta, 2009),
hlm. 9. 2
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2004), hlm. 99.
10
31. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya [410]. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (Q.S Al-Maidah/5:113)
Ayat ini merupakan dasar pembelajaran dengan meniru, sebab manusia memiliki ilmu pengetahuan diawali dari ketidaktahuan, dan dengan pengamatan, peniruan, membaca dan lain sebagainya mereka dapat memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupannya: Berbicara mengenai belajar, tentunya tidak akan lepas dari pendidikan. Sebagaimana dinyatakan oleh Binti Maunah pembekalan dasar dari pembekalan sikap, pengetahuan dan keterampilan kerja pada calon keluaran.4 Sebagai proses pembekalan sikap, pendidikan diartikan
suatu
kegiatan
yang
sistematis
yang
terarah
pada
pembentukan kepribadian peserta didik. Pendidikan dalam sebuah Negara merupakan sebuah ukuran standar perkembangan Negara tersebut. Sebagaimana dinyatakan oleh Tilak Wasan. “The development of any nation depends mainly on the standars of its educational institutions”.5 Perkembangan suatu Negara tergantung pada standar institusi pendidikan. Melalui
pendidikan,
peserta
didik
dapat
belajar
untuk
memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan serta sikap harus diikuti dengan aktifitas belajar. Aktifitas belajar atau perbuatan harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran. Perbuatan belajar bagi peserta didik
yang akan menambah
informasi baginya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang 3
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Kudus, Mubarakatan Tayyibah, tt), hlm. 113. 4
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 3
5
Tilak Wasan, Teacher Education, (New Delhi, Darya Ganjar, 2011), hlm. ii.
11
dimiliki. Aktifitas dalam belajar akan menjadikan peserta didik berubah, yakni peserta didik yang awalnya belum mengetahui tentang suatu hal akhirnya dapat mengetahuinya melalui perbuatan belajar tersebut. Selain dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik , perbuatan belajar aktifitas peserta didik juga dapat merubah keterampilannya, salah satu contohnya adalah peserta didik yang sering menggunakan peralatan mikroskop akan terampil dalam penggunaan alat tersebut dibandingkan dengan peserta didik yang belum pernah atau jarang menggunakannya. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan atau aktifitas belajar dapat membawa perubahan bagi individu tersebut Perbuatan atau aktifitas belajar, tidak akan terlepas dari guru yang mengajar, karena dengan adanya guru, langkah-langkah dalam pembelajaran akan dapat dilalui oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat menemukan apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran tersebut.
Mengajar
pada
hakikatnya
tidak
hanya
sekedar
menyampaikan materi pelajaran senmata, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya peserta didik belajar. Mengajar adalah membuat hasil belajar tercapai (Teaching as making learning possible).6 Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan supaya peserta didik dapat belajar peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, dengan adanya guru dalam proses tersebut dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik pada aktifitas belajar, sehingga hasil yang dicita-citakan dapat terwujud. b. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.7 Prestasi belajar biasanya 6
Bermawy Munthe, Kunci Praktis Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Sukses Offset, 2009), hlm. 51. 7 Muhammad Fathurrahman dan Sulistiyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), 117.
12
ditunjukan
dengan
angka
untuk
memberikan
penjelasan
dan
mempermudah tingkat penguasaan sebuah materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik berbeda-beda meskipun dalam pelaksanaan dan pemberian materi pembelajaran sama kualitasnya, perbedaan pencapaian prestasi yang terjadi pada peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan pada bagian faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan puncak proses pembelajaran yang membuktikan keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, selain itu juga menunjukkan bahwa seorang siswa telah mampu
menyelesaikan
tugas-tugas
belajar
atau
menstransfer
pengetahuan dari proses pembelajaran.8 Jadi siswa berprestasi itu harus dapat menunjukkan serta membuktikan keberhasilannya dalam belajar dengan cara memecahkan masalah-masalah (problem solving) yang dihadapi dalam belajar. Sehingga pada akhirnya prestasi belajar merupakan prestasi belajar yang telah dicapai individu sebagai puncak dari proses interaksi belajar.9 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang nyata ditunjukkan dalam bentuk angka yang diperoleh anak didik atau siswa setelah mereka mengikuti kegiatan proses pendidikan atau kegiatan. Siswa dikatakan berprestasi jika mampu menyelesaiakn tugas dari pembelajaran dengan baik. Dengan demikian hasil dari pembelajaran dapat dirasakan oleh siswadengan tercapainya prestasi tersebut.
8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 243. 9 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 130.
13
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu diadakan penilaian. Penilaian setelah proses pembelajaran dapat digunakan untuk menentukan prestasi belajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing bidang terdiri sejumlah aspek dan aspek tersebut hendaknya diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan penilaian tersebut dapat diketahui aspek mana yang sudah dikuasainya dan mana yang belum dikuasai sehingga ketercapaian prestasi belajar bisa diketahui.10 c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor siswa, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan berikut ini: 1) Faktor Jasmani Faktor
kesehatan,
sehat
berarti
jasmani
atau
tubuh
siswadalam kondisi baik dan dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Proses belajar seseorang terganggu bila kesehatan seseorang terganggu atau dalam keadaan kurang sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah,kurang besesmangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun gangguan
gangguan
kelainan
fungsi
alat
inderanya
serta
tubuhnya.11 Jadi sehat disini meliputi sehat jasmani, rohani dan sosial, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang berfungsinya salah satu organ tubuh. Cacat tubuh juga sangat
10
hlm. 55.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
11 Slameto, Belajar serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta Rineka Cipta 2010), hlm. 54-55
14
mempengaruhi proses belajar. Dengan berkurangnya anggota tubuh sebagai indera untuk membantu proses pembelajaran akan memengaruhi peningkatan atau prestasi belajar siswa 2) Faktor Psikologis Faktor kedua dari dari faktor internal adalah psikologis, setiap manusia atau peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda,12 terutama dalam kadar hal bukann jenis. Perbedaan psikologis ini akan memberi pengaruh yang berbeda pada tingkat ketercapaian prestasi belajar. Beberapa faktor psikologis yang dapat diurikan adalah sebagai berikut: a) Intelegensi Menurut Wechler dalam Dimyati “intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan
lingkungan
secara
efisien.13
Intelegensi
adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh terhadap belajar. Walaupun begitu siswa mempunyai intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab belajar suatu proses yang kompleks dengan
banyak
intelegensi
hanya
faktor
yang mempengaruhi,
merupakan
salah
satu
sedangkan
faktor
yang
mempengaruhi dalam belajar. b) Sikap Dimyati mendefinisikan “Sikap adalah kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri 12
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 91.
13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
hlm. 245
15
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan sikap menerima, menolak dan mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan dan pengabaian kesempatan belajar akan berpengaruh pada perkembangan keperibadian. Oleh karena itu, siswa mepertimbangkan secara masak-masak akibat sikap terhadap belajar”.14 Sikap dan penampilan siswa dalam proses pembelajaran, juga merupakan aspek lain yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti simbul, prase, slogan, orang, lembaga, citacita dan gagasan.15 Dengan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi mental yang relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif menyangkut aspek-aspek kognisi, afeksi dan kecenderungan untuk bertindak. c) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jadi minat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan adanya minat belajar akan berlangsung dengan baik. Kemahiran seseorang dalam sebuah mata pelajaran tidak akan dapat menghasilkan sebuah prestasi tanpa adanya minat atau semangat untuk meraih prestasi tersebut. Siswa dengan intelejensi yang sedang akan memperoleh prestasi yang memuaskan jika dibarengi dengan minat yang tinggi.
14
hlm. 239.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
15 Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 169.
16
d) Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard dalam Slameto adalah “the capacity to learn”.16. Siswa dengan kemampuan yang dimilikinya jika dibina dengan baik akan menjadikan prestasi yang menggembirakan, namun jika bakat yang dimiliki hanya dibiarkan tumbuh secara alami, maka prestasinyapun akan tumbuh biasa-biasa saja. Bakat yang dimiliki siswa harus dikembangkan dengan cara memberikan latihan-latihan yang sesuai dengan bakat tersebut. Latihan ini akan dapat memberikan stimulus demi tercapainya cita-cita siswa yang sesuai dengan bakat. e) Motivasi James Drawer dalam Slameto mejelaskan pengertian tentang motif sebagai berikut: “Motive is an effective-conative faktor which operates in determining the direction of individual’s behavior to wards an and or goal, cosioustly apprehended or uncounsioustly”.17 Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai, akan tetapi didalam mencapai tujuan itu diperlukan berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong. Motovasi sebagai rangsangan untuk melakukan sebuah kegiatan. Sebagai seorang pendidik harus dapat memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didiknya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Macam-macam Prestasi Belajar Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan
pengetahuan,
pembentukan sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, proses belajar 16
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 57 17
Ibid, hlm. 58
17
mengajar harus mendapat perhatian yang serius dengan melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 1) Ranah Kognitif Domain
kognitif
berkenaan
dengan
perilaku
yang
berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Domain ini memiliki enam tingkatan antara lain; a) Pengetahuan
(knowledge),
adalah
kemampuan
untuk
mengingat-ingat kembali atau mengenang kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan adanya kemampuan untuk menggunakannya.18 Mengingat (remember) yaitu mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang (long term memory) melalui kegiatan mengenali (recognize) dan mengingat kembali (recall). Ranah kognitif pada tingkatan ini tergolong dalam tingkatan paling rendah, karena peserta didik hanya mengingat fakta yang ada belum dapat menggunakannya dalam kehidupan nyata peserta didik. b) Pemahaman (Comprehention), individu memahami makna, terjemahan, interpola dan intrepretasi atas instruksi-instruksi dan masalah-masalah. Pada tahap ini, mereka mampu menyatakan
suatu
dengan
caranya
sendiri.
Memahami
(understand) yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami setelah sesuatu itu diketahui atau diingat.19 Kemampuan ini meluputi kegiatan menginterpretasikan, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. 18
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1998), hlm. 50. 19
Ibid, hlm. 50.
18
Tingkatan pemahaman menunjukkan bahwa peserta didik memahami dan mengerti terhadap sebuah permasalahan sehingga dapat membedakan antara beberapa hal yang berbeda. Peserta didik dikatakan memahami terhadap sesuatu permasalahan, jika peserta didik tersebut dapat memberikan penjelasan atau mengungkapkan terhadap suatu permasalahan tersebut dengan kata-katanya sendiri. c) Penerapan (Application), tahap ini memungkinkan individu untuk menggunakan suatu konsep dalam situasi yang baru, pada tahap ini pula peserta didik bisa menerapkan apa yang telah dipelajari di ruang kelas ke dalam situasi yang rumit di tempat kerja. Penerapan ini merupakan kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip atau rumus-rumus dalam situasi baru dan konkret.20 Menerapkan (apply) yaitu menerapkan suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu. Kegiatan ini meliputi kegiatan melakukan
dan
mengimplementasikan.
Penerapan
menunjukkan pemahaman pengetahuan dan dapat dilaksanakan sebagai sebuah nilai dalam kehidupan. d) Menganalisis
(analyze)
yaitu
menguraikan
pengetahuan
kebagain-bagiannya dan menunjukkan hubungan diantara bagian-bagian.21 Menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian-bagian tersebut dan antara bagian-bagian tersebut dengan struktur keseluruhan atau tujuan.
20
Ibid, hlm. 51.
21
Bermawy Munthe, 0p.cit, hlm. 39.
19
Kemampuan
ini
meliputi
kegiatan
memisahkan,
mengorganisasikan dan mengatribusikan. Sebagi contohnya adalah peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan peserta didik di rumah, di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat sebagai bagian dari ajaran agama Islam.22 e) Sintesis
adalah
memadukan
bagian-bagian
pengetahuan
menjadi satu keutuhan dan membentuk hubungan ke dalam situasi baru.23 Salah satu contoh hasil belajar kognitif padan jenjang sintesis adalah peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagaimana telah diajarkan oleh Islam. f) Mengevaluasi (evaluate) yaitu membuat penilaian berdasarkan suatu kriteria atau standar tertentu. Kemampuan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan mengecek dan mengkritik. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka individu tersebut mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan atau kriteria yang ada.24 2) Ranah Afektif Ranah afektif, bagi Krathwohl (1974), dibagi kedalam lima jenjang, yaitu: receiving, responding, valuing, organization, characterization by a value complex.25
22
Anas Sudijono, Op.cit, hlm. 51.
23
Bermawy Munthe, Op.cit, hlm. 39.
24
Anas Sudijono, Op.cit, hlm. 52.
25
Ibid, hlm. 54
20
Domain afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan-tingkatan dari domain ini terdiri dari lima tingkatan antara lain; a) Kemauan menerima (receiving), merupakan kemauan untuk memperhatikan suatu gejala atau rangsangan tertentu seperti kegiatan membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. Bentuk
penerimaan
seseorang
terhadap
materi
pembelajaran adalah dengan cara mendengarkan secara seksama apa yang telah disampaikan oleh guru atau orang lain. Receiving atau attending juga diberi pengertian kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu obyek.26 Contoh hasil belajar pada ranah ini adalah peserta didik menyadari disiplin wajib ditegakkan, sifat malas tidak disiplin harus disingkirkan. b) Kemauan menanggapi (responding), yaitu partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. Peserta didik dengan pengetahuan yang diperolehnya dapat memberikan tanggapan atau pendepat sesuai dengan apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya. Contoh hasil belajar pada ranah afektif jenjang ini adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran islam tentang kedisiplinan. c) Berkeyakinan (valuing), berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Peserta didik tidak mudah terombang-ambing pada sebuah peristiwa karena keyakinannya.
26
Ibid, hlm. 54.
21
Dalam proses belajar, peserta didik hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah mampu menerima konsep atau fenomena yaitu baik atau buruk. Contoh hasil belajar pada jenjang ini adalah tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah, maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.27 d) Penerapan karya (organization), hasil belajar pada ranah ini berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Contoh hasil belajar pada jenjang ini adalah peserta didik mendukung
penegakan
disiplin
dicanangkan oleh pemerintah.
nasional
yang
telah
28
e) Ketekunan dan ketelitian (characterization by a value complex), pada taraf ini individu sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. Internalisasi nilai atau karakterisasi adalah menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.29 Nilai ini telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi pada emosinya. Ini merupakan tingkat afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah-telah benar-benar bijkasana.30
27
Ibid, hlm. 55.
28
Ibid, hlm. 56.
29
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Op.cit, hlm. 52
30
Anas Sudijono, Op.cit, hlm. 56.
22
3) Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun dalam urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Hasil belajar yang lebih tinggi dan kompleks hanya dapat diraih apabila peserta didik telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Domain psikomotorik berkenaan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan
bertindak
setelah
seseorang
menerima
pengalaman belajar tertentu.31 Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks dapat penulis deskripsikan pada uraian berikut: 1) Persepsi (perception), berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Pada ranah ini, seseorang hanya dapat menggunakan inderanya mempunyai
untuk
melakukan
kesiapan
kegiatan
dalam
penggunaan
belajar, indera
belum yang
dimilikinya. 2) Kesiapan melakukan sesuatu kegiatan (set). Kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik,
memperagakan
shalat
mendemonstrasikan
penggunaan termometer dan sebagainya.32 Ranah psikomotorik pada jenjang ini, menunjukkan adanya kesiapan peserta didik untuk melakukakan kegiatan. Salah satu contoh peserta didik tatacara sholat, peserta didik
31
Ibid, hlm. 57.
32
Purwanto, Op.cit, hlm. 53
23
akan mendemonstrasikan
harus mempersiapkan segala
peralatan yang berhubungan dengan sholat, baik dari pakaian, tempat dan sebagainya. 3) Mekanisme (mechanism), berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan pada suatu kemahiran. Pada jenjang ini peserta didik sudah terampil melakukan gerakan-gerakan
yang telah dipelajari sebelumnya sehingga
terlihat luwes dalam dan tidak kaku. 4) Respons terbimbing (guided respons), seperti meniru-niru, mengulangi perbuatan yang diperintahkan, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error). 5) Kemahiran (complex overt respons), berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh. 6) Adaptasi (adaptation), berkenaan dengan keterampilan yang sudah
berkembang
pada
diri
individu
sehingga
yang
bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. 7) Originasi (origination), menunjukkan pada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan yang merupakan hasil belajar. Urutan dari masing-masing ranah tersebut, menunjukkan tingkat kesulitan dan pemahaman serta keterampilan tersendiri. Semakin tinggi urutan yang ditunjukkan pada jenjang taksonomi tersebut, maka tingka ketercapaian hasil belajar peserta didik semakin baik. e. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Untuk meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi yang sama dalam menggunakan metode Index Card Match, maka guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 24
1) Pendahuluan a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai, serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari; b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran Index Card Match; c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa d) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kegiatan tertentu: misalnya menjelaskan pengertian zakat, ketentuan zakat, orangorang yang berhak menerima zakat, dan macam-macam zakat; e) Melalui tugas tersebut, siswa mencatat hasil dari tugas yang dibebankan pada mereka; f) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. 2) Inti a) Mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan materi masing-masing; b) Malaporkan hasil diskusi; c) Setiap
kelompok
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
kelompok lain. 3) Penutup a). Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai; b). Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi. 2. Metode Indeks Card Match a. Pengertian Metode Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk
25
mencapai tujuan pembelajaran.33 Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara.34 Dengan demikian metode mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dari dua pengertian metode tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu. Metode mengajar merupakan suatu kemampuan dasar dan seorang guru yang paling penting dalam meraih sukses di sekolah. Guru yang tidak menguasai metode mengajar jangan diharap dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Untuk dapat menentukan metode dan media mengajar yang baik, guru tentu harus memahami siapa peserta didiknya dan melihat secara psikologi pada masa atau usia tersebut pendekatan semacam apa yang diperlukan. Guru harus bisa memadukan karakteristik bermain anak dengan pelajaran yang akan disampaikan, yaitu berupa metode mengajar belajar sambil bermain. Dengan metode ini diharapkan mencapai tujuan pembelajaran dapat efektif dan efisien. b. Pengertian Index Card Match (ICM) Index Card Match adalah mencari jodoh kartu tanya jawab yang dilakukan secara berpasangan. Penerapan metode ini adalah dengan membagi potongan kertas yang bertuliskan pertanyaan dan jawaban yang telah dipisah, potongan kertas yang telah dipisah diacak dan dibagikan kepada siswa untuk dicarikan pasangannya, setelah pasangan ditemukan oleh peserta didik, keduanya diminta untuk membacakan kartu pasangan tersebut secara bergantian agar teman yang lainnya dapat mendengarkan. Setelah selesai membacakan isi dari
33
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.7 34 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), hlm. 7.
26
kedua kartu tersebut, keduanya dapat kembali ke tempat duduk semula, setelah keduanya duduk aktifitas yang telah dilakukan oleh teman sebelumnya diulangi kembali sampai semua kartu terbaca. Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih peserta didik mencari argumrntasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontrofersial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.35 c. Langkah-langkah Metode Index Card Match (ICM) Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut: 1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas. 2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada pertengahan bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4) Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat. 5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yanng dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separohnya yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8) Setelah siswa menentukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang
35
Ibid, hlm. 81.
27
diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain; 9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.36 Langkah-langkah tersebut dapat diimprovisasi oleh masingmasing guru sesuai dengan karakteristik siswa, sekolah dan media yang tersedia. d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Index Card Match (ICM) Metode pembelajaran yang ada, memiliki karakteristik tertentu, sehingga memiliki kelemahan dan kekurangan, berdasarkan uraian di atas, berikut ini penulis paparkan kelebihan dan kekurangannya: 1) Kelebihan dari metode belajar aktif Index Card Match yaitu: a) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar. b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa c) Mampu
menciptakan
suasana
belajar
yang
aktif
dan
menyenangkan. d) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. 2) Kelemahan dari metode belajar aktif index card match yaitu: a) Membutuhkan
waktu
yang
lama
bagi
siswa
untuk
menyelesaikan tugas dan latihan. b) Guru harus meluangkan waktu yang lebih. c) Persiapan dalam pembelajaran membutuhkan banyak waktu, karena berhubungan dengan media dan peralatan yang harus digunakan. d) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas. e) Suasana kelas menjadi “gaduh” karena aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat mengganggu kelas lain. 36
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 67-68.
28
Dengan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki masingmasing metode pembelajaran, guru harus dapat mengorganisasi kelas sesuai dengan ciri khas peserta didiknya, agar pemilihan metode dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah rencanakan sebelumnya. 3. Pembelajaran Fiqih a. Pengertian Fiqih Kata fikih secara bahasa adalah al-fahm (pemahaman). Pada awalnya digunakan untuk semua pemahaman atas Al-Qur’an, hadis bahkan sejarah.37 Menurut Bahasa Fikih
Berarti faham atau tahu.
Menurut istilah, fikih berarti ilmu yang menerangkan tentang hukumhukum syara’ yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dali tafsil (jelas). Orang yang mendalami fikih disebut dengan faqih. Jama’nya adalah fuqaha, yakni orang-orang yang mendalami fikih. Dalam kitab Durr al-Mukhtar disebutkan bahwa fikih mempunyai dua makna, yakni menurut ahli usul dan ahli fikih
.
Masing-masing memiliki pengertian dan dasar sendiri-sendiri dalam memaknai fikih . Menurut ahli usul, Fikih
adalah ilmu yang menerangkan
hukum-hukum shara’ yang bersifat far’iyah (cabang), yang dihasilkan dari dalil-dalil yang tafsil (khusus, terinci dan jelas). Tegasnya, para ahli usul mengartikan fikih
adalah mengetahui fikih
adalah
mengetahui hukum dan dalilnya. Menurut para ahli fikih
(fuqaha), fikih
adalah mengetahui
hukum-hukum shara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf), yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
37 Lukman Zain, Pembelajaran Fikih, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hlm. 3.
29
b. Pembelajaran Fiqih menurut Al-Qur’an dan Hadis Dalam bahasa Arab, secara harfiah fikih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Pada awalnya kata fiqih digunakan untuk semua bentuk pemahaman atas Al-Qur’an, hadis dan sejarah. Pemahaman atas ayat-ayat dan hadis-hadis tentang teologi, dahulu diberi nama dengan Fiqh al-Akbar.38 Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yangg berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membiacarakan/ membahas/ memuat hukum-hukum Islam yang bersumber bersumber pada Al-Qur’an, Al-Sunnah dalil-dalil Syar’i yang
lain;
setelah
diformulasikan
oleh
para
ulama
dengan
mempergunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqih. Dengan demikian berarti bahwa fiqih itu merupakan formulasi dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya. Hukum itu berberntuk amaliyah yang akan diamalkan oleh setiap mukallaf (Mukallaf artinya orang yang sudah dibebani/diberi tanggungjawab melaksanakan ajaran syari’at Islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk Islam). Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fikih secara terminologi yaitu fikih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu fikih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah. Fikih adalah Ilmu tentang hukum-hukum syari'ah praktis yang digali dari dalil-dalilnya secara terperinci". Terdapat sejumlah pengecualian terkait pendefinisian ini. Dari "asy-syar'iyyah" (bersifat syari'at), dikecualikan ilmu tentang hukum-hukum selain syariat, 38
Ibid, hlm. 3.
30
seperti ilmu tentang hukum alam, seperti gaya gravitasi bumi. Dari "alamaliyyah" (bersifat praktis, diamalkan), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang bersifat keyakinan atau akidah, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu kalam atau ilmu tauhid. Dari "at-tafshiliyyah" (bersifat terperinci), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang didapat dari dalildalilnya yang "ijmali" (global), misalkan tentang bahwasanya kalimat perintah mengandung muatan kewajiban, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu ushul fiqh. Adapun dalil Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa seseorang harus belajar fiqh (mempunyai pengetahuan) adalah sebagai berikut:
(١٢٢: )اﻟﺘﻮﺑﺔ٣٩
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S At-Taubah/9:122) Sedangkan hadis yang menunjukkan pada fiqh adalah sebagai berikut:
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻔﻴﺮ ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ اﺑﻦ وﻫﺐ ﻋﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﺷﻬﺎب ﻗﺎل ﻗﺎل ﺣﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺳﻤﻌﺖ ﻣﻌﺎوﻳﺔ ﺧﻄﻴﺒﺎ ﻳﻘﻮل ﺳﻤﻌﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ ﻳﺮد اﷲ ﺑﻪ ﺧﻴﺮا ﻳﻔﻘﻬﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻳﻦ
39
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarrakatan Tayyibah, tt), Jilid 1, hlm. 206
31
وإﻧﻤﺎ أﻧﺎ ﻗﺎﺳﻢ واﷲ ﻳﻌﻄﻲ وﻟﻦ ﺗﺰال ﻫﺬﻩ اﻷﻣﺔ ﻗﺎﺋﻤﺔ ﻋﻠﻰ أﻣﺮ اﷲ ﻻ ()رواﻩ ﺑﺨﺎرى
٤٠
ﻳﻀﺮﻫﻢ ﻣﻦ ﺧﺎﻟﻔﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺄﺗﻲ أﻣﺮ اﷲ
Menceritakan pada kami Sa’id bin Ufair berkata, menceritakan pada kami Ibn Wahb dari Yunus dari Ibn Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata, “Saya mendengar Muawiyah berkhutbah, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang,maka Dia akan menjadikannya sebagai ahli agama. Saya hanya membagi-bagikan, sedangkan yang memberi adalah Allah . Sebagian dari umat ini akan tetap berpegang teguh pada agama Allah , tidak ada yang dapat mempengaruhinya sampai hari kiamat nanti.” (H.R. Bukhari) Berdasarkan kedua dalil tersebut, kiranya dapat menjadi pendorong bagi kaum muslimin pada umumnya dan siswa-siswi yang masih duduk di bangku sekolah untuk mendalami ilmu pengetahuan sebagai bekal masa depan mereka. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Fikih
Kelas IV Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. ruang lingkup bahan pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah terfokus pada aspek: fikih
ibadah dan fikih
muamalah, pengelompokan kedua aspek
tersebut dapat jabarkan melalui kemampuan sebagai berikut:41
40
Imam Abu Abdillah Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu Mughirati Al-Bukhari, Shahih Buhhari, (Dar al-fkri, 1981), Jilid 1, hlm. 25-26. 41
Dasar
Lampiran Permenag N0 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi
32
Kelas IV, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI 1. Mengetahui ketentuan 1.1. Menjelaskan macam-macam zakat zakat 1.2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah 1.3. Mempraktekkan tata cara zakat fitrah 2. Mengenal ketentuan infak 2.1. Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah dan sedekah 2.2. Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah Kelas IV, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI 3. Mengenal ketentuan salat 3.1. Menjelaskan macam-macam Id salat Id 3.2. Menjelaskan ketentuan salat Id 3.3. Mendemonstrasikan tata cara salat Id d. Materi mengetahui ketentuan zakat menggunakan ICM Sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibuat berbagai input instrumental akan digunakan untuk memberi perlakukan dalam PTK, yaitu Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: 1) Lembar kerja siswa, 2) Lembar soal tes uraian, 3) Lembar pengamatan/ yang berupa ceklist. Dari masing-masing instrumen penelitian yang digunakan dapat penulis jelaskan sebagai berikut: 33
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pembelajaran yang penulis susun sesuai dengan metode pembelajaran ICM. b) Lembar soal tes uraian Soal tes uraian digunakan saat tes akhir siklus I dan siklus II. Soal tes terdiri dari 10 soal uraian untuk siklus I dan 10 soal uraian untuk siklus II. c) Ceklist Observasi peserta didik yaitu terhadap aktifitas dalam kelas yang meliputi, diskusi, bertanya, menyampaikan pendapat, keberanian. Sedangkan observasi guru yaitu terhadap persiapan dan proses pembelajaran. Sedangkan materi pembelajaran yang akan dijadikan penelitian tindakan
ini
adalah
menjelaskan
macam-macam
zakat
yang
pembahasannya meliputi: 1) Pengertian Zakat 2) Macam-macam Zakat a) Zakat Fitrah b) Zakat Maal c) Ketentuan-Ketentuan Zakat Maal d) Siapa sajakah yang berhak menerima zakat B. Hipotesis Tindakan Sugiono memberikan batasan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.42 Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih materi
42 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta 2009), hlm. 96.
34
mengetahui ketentuan zakat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo
Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.
35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, alamiah dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatanyang dilakukan dengan menggunkan logika proses berfikir eksplisit (artinya, setiap langkahnya dilakukan secara terbuka dan dapat dikaji kembali, baik oleh yang bersangkutan ataupun orang lain) dan informasinya dikumpulkan secara sistematis dan objektif.1 Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), karena penyelidikan permasalahan yang dikaji berkaitan dengan pembelajaran yang ada di kelas, serta tindakan yang akan dilakukan dengan permasalahan tersebut. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Munculnya istilah (classroom action research) atau Penilaian Tindakan Kelas (PTK) sebenarnya diawali dari
action research atau penelitian
tindakan. Secara umum action research digunakan untuk pemecahan permasalahan-permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya seharihari dimanapun tempatnya, baik di kantor, rumah sakit, di kelas, maupun di tempat tugas lainnya. Dengan demikian action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang daapt digunakan secara umum atau general. Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya yakni kolaboratif, reflektif, dan bersiklus. Kolaboratif dalam PTK artinya ada orang 1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm.
53.
35
yang diajak bekerja sama dalam perencanaan dan pelaksanaan PTK, seperti: guru sejawat, guru pembimbing, atau kolega. Kerjasama antara guru peneliti dengan sejawat lainnya sangat penting dalam menggali permasalahan nyata yang dihadapi. Reflektif artinya adanya kepedulian dari guru kelas terhadap fenomena yang terjadi dalam pembelajaran, sehingga muncul ide atau pemikiran untuk memperbaiki mutu dan proses pembelajaran di ruang kelasnya dengan mengadakan tindakan atau PTK. Bersiklus artinya dalam PTK ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas, dan jika belum dapat berhasil pada putaran pertama maka dapat dilanjutkan pada putaran selanjutnya dengan memperhatikan hasil refleksi dari putaran pertama pada pembelajaran tersebut. Partisipatif apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Miftahul Huda Bawu Mojo, sedangkan pelaksanaannya selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 7 Agustus-7 September 2014. Alasan dipilihnya MI Miftahul Huda Bawu, karena MI tersebut sebagai tempat penelitian PTK karena sesuai dengan karakteristik Pelaksanaan PTK yaitu PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena guru tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan alasan waktu yang dipilih pada tanggal di atas adalah pelaksanaan PTK ini disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari oleh peserta didik pada waktu itu. 36
C. Subyek dan Kolaborator Penelitian Subyek adalah sekelompok orang atau individu yang diteliti. Subjek penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu subjek penerima tindakan dan subjek yang membantu dalam penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara yang berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 19 siswa putra dan 18 siswa putri. Kerjasama antara guru dengan peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir.2 Dalam PTK kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam artian mempunyai tanggungjawab saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Pada penelitian ini, yang bertindak sebagai kolaborator adalah Bapak Arif Rahman Yasir sebagai guru mata pelajaran Fiqih kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara. D. Siklus Penelitian PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.3 Dari analisis dapat disimpulkan PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran di kelas. Secara garis besar ada empat tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:4
2
Ibid, hlm. 63.
3
Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Indeks, 2010), hlm. 9. 4
Op cit, hlm. 16.
37
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? E. Deskripsi Tindakan Penelitian ini, dirancang menjadi beberapa siklus, yakni siklus I, dan siklus II. Pelaksanaan Pembelajaran pada tiap siklus melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun kegiatan dari masing-masing tahapan diuraikan berikut ini: 1. Deskripsi kegiatan pada siklus I
No 1
Tahapan Perencanaan
Kegiatan Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan peneliti
untuk
melaksanakan
tindakan,
persiapannya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun instrument penelitian yang akan digunakan peneliti, terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi peserta didik. 2. Merancang pembelajaran dengan metode Index Card Match 3. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan 38
No
Tahapan
Kegiatan disampaikan kepada peserta didik . 4. Membuat lembar kerja peserta didik 5. Membuat instrumen yang digunakan dalam
siklus PTK 2
Tindakan
Pada tahap tindakan, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1. Membuka pelajaran. 2. Memberikan pengenalan tentang materi yang akan dibahas. 3. Menjelaskan metode
pembelajaran
yang
digunakan yaitu Index Card Match. 4. Membimbing peserta didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. 5. Membuat pasangan kartu sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut 6. Membagikan pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban; 7. Meminta
siswa
untuk
membacakan
pertanyaan yang tertulis pada kartu di depan kelas; 8. Siswa yang merasa kartunya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut maju ke depan kelas dan membacakannya agar siswa yang lain dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah dibacakan. 9. Kegiatan no 7 dan 8 diulang-ulang sampai
jumlah semua kartu terbacakan oleh siswa di kelas tersebut. 3
Observasi
1. Pelaksanaan pengamatan oleh kolaborator 39
No
Tahapan
Kegiatan terhadap implementasi pembelajaran Index Card Match 2. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi 3. Mendiskusikan hasil pengamatan proses belajar mengajar dengan pengamat. 4. Membuat kesimpulan hasil pengamatan 5. Tahap analisis dan refleksi
4
Refleksi
Hasil
yang
diperoleh
tahap
observasi
dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, kemudian peneliti dan guru berdiskusi untuk merefleksi berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan. Kemudian untuk siklus II diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas dan proses pembelajaran. 2. Deskripsi kegiatan pada siklus II No 1
Tahapan Perencanaan
Kegiatan 1. Menyusun instrument penelitian yang akan digunakan peneliti, terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi peserta didik. Penyusunan instrumen ini, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II. 2. Merancang pembelajaran dengan metode Index Card Match dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I.
2
Tindakan
Pada tahap tindakan, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 40
No
Tahapan
Kegiatan 1. Membuka pelajaran. 2. Memberikan pengenalan tentang materi yang akan dibahas. 3. Menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan yaitu Index Card Match. 4. Membimbing peserta didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. 5. Membuat pasangan kartu sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut 6. Membagikan pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban; 7. Meminta
siswa
untuk
membacakan
pertanyaan yang tertulis pada kartu di depan kelas; 8. Siswa yang merasa kartunya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut maju ke depan kelas dan membacakannya agar siswa yang lain dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah dibacakan. Kegiatan no 7 dan 8 diulang-ulang sampai jumlah semua kartu terbacakan oleh siswa di kelas tersebut. 3
Observasi
1. Pelaksanaan pengamatan oleh kolaborator terhadap implementasi pembelajaran Index Card Match. 2. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 3. Mendiskusikan hasil pengamatan proses belajar mengajar dengan pengamat.
41
No
Tahapan
Kegiatan 4. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. 5. Tahap analisis dan refleksi.
4
Refleksi
Hasil
yang
diperoleh
tahap
observasi
dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, kemudian peneliti dan guru berdiskusi untuk merefleksi berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 5 Berdasarkan uraian tersebut, teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Observasi Marshall dalam Sugiono menyatakan bahwa “througt observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.6 Observasi pada penelitian ini akan mengamati perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. 2. Tes Arikunto dalam Iskandarwassid menyatakan: “tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data
5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta 2009), hlm. 308 6
Ibid, hlm. 310
42
atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang dikatakan cepat dan tepat.7 Metode tes adalah seperangkat rangasangan (stimulus) untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.8 Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar mata pelajaran Fikih dengan materi ketentuan zakat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda. G. Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ada dua bentuk yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar sedangkan data kualitatif berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu mata materi (kognitif), pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, dan perhatian peserta didik dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi,
dengancara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.9 Dengan analisi data ini, dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Index Card Match (ICM). 7
Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 56 8
Amirul Hadi-H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 139. 9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta 2009), hlm. 310
43
Data mentah yang telah dikumpulkan tidak akan bermakna jika tidak dianalisis. Analisis merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan bermakna dalam masalah penelitian.10 Dalam menggunakan rumus persentase, dihitung dengan rumus persentase seperti dalam penilaian dengan persen yang banyak disebut
percentages correction.
Adapun rumus penilaian dengan persen
seperti berikut:11 NP
R x 100% SM
Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari R
: Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan. H. Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian tindakan ini, maka peneliti perlu membuat standar keberhasilan. Standar keberhasilan dalam penelitian ini dapat diketahui melalui indikator berikut: 1. 75 % dari jumlah siswa dapat mencapai nilai sama dengan nilai KKM yaitu sebesar 78 2. Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran fikih dengan materi ketentuan zakat dapat mencapai angka 80.
10
Moh Nazir, Metode Penelitian, hlm. 346
11
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 102.
44
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Profil Madrasah MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara adalah madrasah swasta yang keberadaanya di bawah naungan Yayasan Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara, berdiri sejak tahun 1958 dan sampai saat ini aktivitasnya masih berjalan. Yayasan Miftahul Huda mengelola dua jenjang pendidikan yakni, Raudlotul Athfal Miftahul Huda dan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda. Secara geografis letak bangunan MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara terbilang cukup strategis yang berada di jalur alternatif yang menghubungkan kota Jepara dengan Kota Pati. Jarak antara Madrasah Ibtidaiyah Bawu ke pusat kecamatan Batealit hanya sekitar 3 km. Terletak pada lintasan kecamatan, sehingga alur perjalanan dari berbagai arah pun mudah dijangkau. Awal pendirian madrasah merupakan tanah wakaf yang diberikan kepada pimpinan Yayasan Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara seluas 1.280 m2. Hingga saat ini telah 55 tahun lamanya Madrasah Ibtidaiyah berdiri, dan selama itu pula telah mengalami beberapa kali pemugaran yang didanai secara swadaya maupun bantuan dari pemerintah. 2. Keadaan Guru Guru sebagai tolok ukur keberhasilan dalam pendidikan. Guru merupakan tenaga edukatif yang bertanggungjawab dan bertugas dalam kelancaran belajar di lingkungan madrasah. Melihat dari legalitas formal yang dimiliki oleh dewan guru dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang ditempuhnya, walaupun secara keseluruhan sesuai dengan spesifikasi jurusan yang diampu guru, namun sebagian besar mereka telah memiliki kualifikasi pendidikan minimal strata 1 (S-1). 45
Keseluruhan Dewan Guru yang ada berjumlah duabelas orang, termasuk Kepala Madrasah. Berikut ini data keadaan guru sebagaimana terlihat dalam tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Keadaan Dewan Guru MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 №.
Nama Guru dan Karyawan Pendidikan
Jabatan
1. 2. 3. 4. 5.
Kusnan, S.Pd. SI Kepala Sekolah Ubaidillah MA Guru Arif Rahman Yasir MA Guru Elya Badriyah, S.Pd. SI Wali Kelas I Sholikin SMA Guru mata pelajaran Muhammad Firmansyah, SI Wali Kelas V 6. S.Pd.I 7. Bastiyatun, S.Pd S1 Wali Kelas IV 8. Anik Zumaroh, S.Pd.I SI Wali Kelas VI 9. Sholikhatun S1 Guru mata pelajaran 10. Umi Sa’adah, S.H.I S1 Wali Kelas II 11. Endang Kristiyati S1 Wali Kelas III 12. Moh Kamal Hasan MA Guru mata pelajaran 13. Yeni Purbayanti MA Tata usaha Sumber : Dokumen Madrasah Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Keadaan Siswa Jumlah siswa MI Miftahul Huda dapat dikatakan mengalami peningkatan dan penurunan, hal ini dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan yang ada di sekitar lembaga ini, yang letaknya tidak begitu jauh, di sebelah timur ± 100 m berdekatan dengan SDN 3 Bawu, masih di sebelah timur MI Miftahul Huda ± 400 m berdekatan dengan MIN Bawu Jepara, di sebelah utara ada MI I’anatus Sibyan dan SDN Bawu 4 yang jaraknya ± 600 m, di sebelah barat berdekatan dengan SDN 2 Pekalongan yang berjarak ± 500 m, dan di sebelah selatan berdekatan dengan SDN Ngabul yang ± jaraknya adalah 1000 m. Dengan keberadaan MI Miftahul Huda yang dikelilingi oleh beberapa lembaga pendidikan yang lain menjadikan orang tua siswa memiliki banyak pilihan untuk memasukkan anak mereka sekolah sesuai dengan selera mereka masing-masing. Hal ini yang salah satunya menjadi 46
penyebab pasang surutnya siswa yang mendaftar di lembaga MI Miftahul Huda Bawu Jepara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut: Table 4.2 Keadaan Murid MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Jumlah Murid №. Kelas Jumlah Ket L P 1. I 18 9 27 2.
II
19
18
37
3.
III
12
15
27
4.
IV
19
18
37
5.
V
15
12
27
6.
VI
13
12
25
96
84
180
Jumlah
Sumber : Dokumen Madrasah Tahun Pelajaran 2014/2015 4. Fasilitas Pembelajaran Proses pembelajaran tidak dapat berlangsung manakala tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mengetahui lebih jelas tentang sarana dan prasarana yang dimiliki MI Miftahul Huda Bawu, berikut disajikan dalam bentuk tabel 4.3 Tabel 4.3 Keadaan Fasilitas MI Miftahul Huda Bawu Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Kondisi №. Jenis Fasilitas Jml RR RB B 1.
Ruang Kelas
6
6
2.
Ruang Perpustakaan
1
1
3.
Ruang Kepala
1
1
4.
Ruang Guru
1
1
5.
Toilet guru
1
1
6.
Toilet Siswa
2
2
47
№. 7.
Jenis Fasilitas Kantin Sekolah
Kondisi 1
Jml 1
B. Analisis Data Per Siklus 1. Pra Siklus Pra Siklus merupakan keadaan awal siswa sebelum mendapatkan treatmen (tindakan) dari peneliti, keadaan tersebut dapat peneliti deskripsikan melalui prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada tahun sebelumnya. Tabel 4.4 Prestasi belajar Pra Siklus No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25
Nilai 76 58 34 31 40 46 52 40 75 55 34 43 61 67 46 43 67 45 87 49 68 64 52 79 52 48
Keterangan Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Belum Tuntas Belum
No 26 27
Nama B26 B27
Nilai 65 88
Jumlah Rerata Tuntas Belum Total
1517 56.19 5 22 27
Keterangan Belum Tuntas
18.52% 81.48% 100.00
Berdasarkan tabel prestasi belajar di atas perseentase ketuntasan siswa sebesar 18.52%, sedangkan sisanya 81.48% adalah persentase siswa yang belum tuntas. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami persentase tersebut, dibawah ini peneliti sajikan diagram histogram. Grafik 4.1 Prestasi belajar Pra Siklus 81.48%
90% 80% 70% 60% 50%
Persentase
40% 30%
18.52%
20% 10% 0%
Tuntas
Belum
Hasil tersebut mendorong peneliti untuk melakukan tindakan sebagai langkah memperbaiki kualitas pembelajaran baik dari proses maupun prestasi belajar . Mengenai langkah-langkah tindakan yang dilaksanakan peneliti pada masing-masing siklus dapat dilihat deskripsinya pada pembahasan berikut ini. 49
2. Siklus I Pembelajaran pada siklus I melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan merupakan seperangkat kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, perencanaan yang dimaksud adalah 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada Kamis, 13 Agustus 2014 pada jam ke 3 dan 4 sesuai dengan jadwal pelajaran mata pelajaran fikih di kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo tahun 2014/2015 2) Menyusun RPP dengan langkah-langkahnya menggunakan metode ICM 3) Menyusun instrumen pembelajaran b. Tindakan Tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Langkah-langkah dalam tindakan adalah: 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. b) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari hasil pembelajaran. c) Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan 2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi (1) Guru menjelaskan materi pembelajaran, yaitu materi
menjelaskan macam-macam zakat. (2) Guru membagikan kartu yang berisi pertanyaan dan
jawaban mengenai materi menjelaskan macam-macam zakat. 50
(3) Guru memastikan setiap siswa hanya mendapatkan satu
kartu. Bila materi tidak mencukupi untuk semua siswa, maka pertanyaan yang telah dibagikan dapat diulang lagi untuk menambah ingatan siswa. (4) Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur
b) Elaborasi (1) Guru memerintahkan
pada siswa untuk maju ke depan
kelas dan membaca kartu yang berisi pertanyaan yang di dapatnya, siswa yang lainnya mendengarkan dan yang merasa kartu yang di pegangnya merupakan jawaban, siswa tersebut maju ke depan kelas, kemudian membacakan isi dari jawaban tersebut. (2) Kegiatan pada nomor (1) diulang-ulang sampai semua kartu
mendapat pasangan c) Konfirmasi (1) Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa. (2) Guru meluruskan kesalahpahaman selama pembelajaran (3) Guru
memberikan evaluasi
dan tindak lanjut
dari
pembelajaran. 3) Kegiatan akhir (10 menit) (1) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pendapat (2) Guru membuat simpulan bersama siswa setelah kartu dibacakan. (3) Memberikan tugas rumah sebagai pengingat materi yang telah dipelajari bersama. (4) Salam. c. Observasi Dari siklus 1, observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan
51
observer selama proses pembelajaran siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Aktifitas siswa Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siklus I No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati
Skor
63 Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran 48 Keaktifan membacakan pertanyaan 64 Perhatian dalam pembelajaran 47 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 51 Keaktifan dalam memberikan tanggapan Jumlah Skor 273 Rerata 54.6 Kategori Kurang Persentase 49.19% Kategori Kurang Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
Tabel 4.6 Indikator Pengamatan Siklus I No 1
2
3
4 5
Deskripsi Skor Aspek yang Diamati 3 2 Kesiapan siswa Adanya Ada tapi dalam menerima peralatan tidak pembelajaran tulis (buku, disiapkan pensil) di atas meja Keaktifan Mau Bertanya bertanya bertanya dengan secara aktif rangsanga n Perhatian dalam Mendengar Mendenga pembelajaran kan r sambil penjelasan bermain guru Keaktifan dalam Dapat Menjawab menjawab menjawab karena pertanyaan pertanyaan perintah Keaktifan dalam Tanggapan Tanggapa memberikan sesuai n kurang tanggapan dengan logis pernyataan 52
1 Tidak membawa peralatan tulis Diam
Banyak bermain Asal menjawab Asal menangga pi
Tabel 4.7 Deskrispsi Skor Pengamatan Siklus I Interval Skor Kategori 37 - 51 Kurang 52 - 66 Cukup 67 - 81 Baik 82 - 96 Sangat Baik 97 - 111 Sempurna Skor terendah diperoleh dari skor terendah aspek pengamatan 1 x 37 = 37, sedangkan skor tertinggi diperoleh dari skor tertinggi aspek pengamatan 3 x 37 = 111, dan interval skor diperoleh dari banyaknya pilihan skor 3 x aspek pengamatan 5 = 15, sehingga terwujudlah interval skor sebagaimana tabel 4.6 di atas. 2) Prestasi belajar Siswa Hasil prestasi belajar
siswa kelas IV pada tahun pelajaran
2014/2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Prestasi belajar Siswa Siklus I No
ID
Nilai
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19
80 55 55 70 35 35 75 25 60 85 78 65 35 85 48 55 25 85 60
Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Belum
53
No
ID
Nilai
Keterangan
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 Jumlah Rata rata kelas Ketuntasan Belum Tuntas Jumlah
33 75 55 55 85 55 70 85 45 87 75 60 85 77 25 90 80 80 2320 62.70 16 21 37
Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas 43.24% 56.76% 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh data siswa yang belum tuntas sebanyak 16 anak sedangkan yang sudah tuntas adalah 21 anak. Untuk mencari persentasenya digunakan rumus sebagai berikut: NP
Peserta didik Belum Tuntas x 100% peserta didik
16 x 100% 37
= 43.24% NP
Peserta didik Tuntas x 100% peserta didik
54
22 x 100% 37
= 56.76% Prestasi belajar
siswa kelas IV dengan nilai rata-rata
pada siklus I sebesar 62,70 dengan ketuntasan belajar klasikal 56,76%. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami persentase prestasi belajar siswa, berikut disajikan histogram. Grafik 4.2 Prestasi belajar Siklus I 56.76%
60% 50%
43.24%
40% Persentase
30% 20% 10% 0%
Tuntas
Belum
d. Refleksi Kegiatan reflekasi pada siklus I adalah menindaklanjuti hasil observasi prestasi belajar dan aktifitas siswa. Prestasi belajar siswa kelas IV dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 62,70 dengan ketuntasan belajar klasikal 56,76%. Aktifitas siswa dalam siklus I pada aspek membacakan pertanyaan tergolong rendah karena hanya mencapai skor 48, aktifitas menjawab pertanyaan mencapai skor 47 dan aktifitas memberikan tanggapan dengan skor 51. 55
Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai hasil yang diharapkan yakni ketuntasan klasikal siswa sebesar 75%, sedangkan pada siklus I baru mencapai 56,76%. Capaian prestasi belajar
ini memberikan motivasi pada peneliti untuk
melakukan treatment selanjutnya yakni pada siklus II. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran pada siklus II lebih diperhatikan dalam upaya meningkatkan motivasi siswa dalam membacakan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan. 3. Siklus II Pembelajaran pada siklus II ada beberapa perbedaan dengan siklus I, yakni lebih menekankan pada keaktifan bertanya siswa, memberikan jawaban dan memberikan tanggapan serta perbedaan materi yang akan diajarkan yaitu menjelaskan ketentuan zakat fitrah. Mengenai langkahlangkah yang diimplementasikan dalam siklus II melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan
Perencanaan merupakan seperangkat kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, perencanaan yang dimaksud adalah 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada Kamis, 20
Agustus 2014 pada jam ke 3 dan 4 sesuai dengan jadwal pelajaran mata pelajaran fikih di kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo tahun 2014/2015 2) Menentukan materi ajar 3) Menyusun RPP dengan langkah-langkahnya menggunakan metode
ICM 4) Menyusun instrumen pembelajaran
56
5) Membuat bintang-bintang dari kertas untuk memberikan apresiasi
pada siswa yang berani membacakan pertanyaan, membacakan jawaban dan memberikan tanggapan dengan suara lantang. b. Tindakan
Tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Langkah-langkah dalam tindakan adalah: 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Membuka pembelajaran dengan salam. b) Berdo’a c) Mempersiapkan mental siswa dengan presensi terlebih dahulu. d) Guru melakukan apersepsi tentang materi sebelumnya yakni menjelaskan macam-macam zakat. e) Memberikan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. f) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari hasil pembelajaran. g) Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan h) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi (1) Guru memberikan materi pembelajaran, yaitu materi
menjelaskan ketentuan zakat fitrah. (2) Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi mengenai
materi menjelaskan ketentuan zakat firtah. (3) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas. (4) Guru
meminta siswa yang lain untuk memberikan
tanggapan atas presentasi dari teman yang maju di depan kelas.
57
(5) Setelah selesai diskusi, guru membagikan kartu yang berisi
pertanyaan dan jawaban mengenai materi menjelaskan ketentuan zakat fitrah. (6) Guru memastikan setiap siswa hanya mendapatkan satu
kartu. Bila materi tidak mencukupi untuk semua siswa, maka pertanyaan yang telah dibagikan dapat diulang lagi untuk menambah ingatan siswa. (7) Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur
b) Elaborasi (1) Guru memerintahkan
pada siswa untuk maju ke depan
kelas dan membaca kartu yang berisi pertanyaan yang di dapatnya, siswa yang lainnya mendengarkan dan yang merasa kartu yang di pegangnya merupakan jawaban, siswa tersebut maju ke depan kelas, kemudian membacakan isi dari jawaban tersebut. (2) Kegiatan pada nomor (1) diulang-ulang sampai semua kartu
mendapat pasangan. c) Konfirmasi (1) Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa. (2) Guru meluruskan kesalahpahaman selama pembelajaran (3) Guru
memberikan evaluasi
dan tindak lanjut
dari
pembelajaran. 3) Kegiatan akhir (10 menit) (1) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pendapat (2) Guru membuat simpulan bersama siswa setelah kartu dibacakan. (3) Memberikan tugas rumah sebagai pengingat materi yang telah dipelajari bersama. (4) Berdo’a (5) Salam. 58
c. Observasi
Observasi pada tahap ini adalah mengamati terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Aktifitas siswa Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siklus II No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati
Skor
87 Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran 78 Keaktifan membacakan pertanyaan 70 Perhatian dalam pembelajaran 86 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 78 Keaktifan dalam memberikan tanggapan 293 Jumlah Skor Rerata 79.80 Kategori Baik Persentase 71.89% Kategori Baik Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
Tabel 4.10 Indikator Pengamatan Siklus II No 1
2
3
4
Deskripsi Skor Aspek yang Diamati 3 2 Kesiapan siswa Adanya Ada tapi dalam menerima peralatan tidak pembelajaran tulis (buku, disiapkan pensil) di atas meja Keaktifan Mau Bertanya bertanya bertanya dengan secara aktif rangsanga n Perhatian dalam Mendengar Mendenga pembelajaran kan r sambil penjelasan bermain guru Keaktifan dalam Dapat Menjawab menjawab menjawab karena 59
1 Tidak membawa peralatan tulis Diam
Banyak bermain Asal menjawab
No 5
Aspek yang Diamati pertanyaan Keaktifan dalam memberikan tanggapan
3 pertanyaan Tanggapan sesuai dengan pernyataan
Deskripsi Skor 2 1 perintah Tanggapa Asal n kurang menangga logis pi
Tabel 4.11 Deskrispsi Skor Pengamatan Siklus II Interval Skor Kategori 37 - 51 Kurang 52 - 66 Cukup 67 - 81 Baik 82 - 96 Sangat Baik 97 - 111 Sempurna Skor terendah diperoleh dari skor terendah aspek pengamatan 1 x 37 = 37, sedangkan skor tertinggi diperoleh dari skor tertinggi aspek pengamatan 3 x 37 = 111, dan interval skor diperoleh dari banyaknya pilihan skor 3 x aspek pengamatan 5 = 15, sehingga terwujudlah interval skor sebagaimana tabel 4.6 di atas. 2) Prestasi belajar Siswa Hasil prestasi belajar
siswa kelas IV pada siklus II adalah
sebagai berikut: Tabel 4.12 Prestasi belajar Siswa Siklus II No
ID
Nilai
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12
80 70 75 75 95 85 85 70 85 100 95 95
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
60
No
ID
Nilai
Keterangan
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 Jumlah Rata rata kelas Ketuntasan Belum Tuntas Jumlah
65 80 70 70 70 80 100 70 80 90 40 60 100 90 85 80 80 90 76 95 80 75 85 80 90 2991 80.84 28 9 37
Belum Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 75.68% 24.32% 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh data siswa yang belum tuntas sebanyak 9 anak sedangkan yang sudah tuntas adalah 28 anak. Untuk mencari persentasenya digunakan rumus sebagai berikut: NP
Peserta didik Belum Tuntas x 100% peserta didik
9 x 100% 37 61
= 24.32% NP
Peserta didik Tuntas x 100% peserta didik
28 x 100% 37
= 75.68% Prestasi belajar
siswa kelas IV dengan nilai rata-rata
pada siklus II sebesar 80.84 dengan ketuntasan belajar klasikal 75.68%. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami persentase prestasi belajar siswa, berikut disajikan histogram. Grafik 4.3 Prestasi belajar Siklus II 80%
75.68%
70% 60% 50% Persentase
40% 24.32%
30% 20% 10% 0%
Tuntas
Belum
d. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II adalah menindaklanjuti hasil observasi prestasi belajar dan aktifitas siswa. Prestasi belajar siswa kelas IV dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 80.84 dengan ketuntasan belajar klasikal 75.68%. Aktifitas siswa dalam siklus II 62
pada aspek membacakan pertanyaan tergolong rendah karena hanya mencapai skor 78, aktifitas menjawab pertanyaan mencapai skor 86 dan aktifitas memberikan tanggapan dengan skor 78. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa penelitian sudah berhasil meskipun hanya mampau melampoi indikator yang tentukan dengan skor 0.68, sedangkan indikator ketercapaian sebelumnya adalah
sebesar
75%.
Dengan
hasil
tersebut
peneliti
dapat
menghentikan penelitian, karena indikator yang telah ditetapkan sebelumnya sudah dapat tercapai, sekaligus menjawab hipotesis tindakan yang diajukan sebelumnya yakni “Metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih materi mengetahui ketentuan zakat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda
Bawu Mojo Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”. C. Analisis Data Per Siklus Pembelajaran dengan penerapan metode “Metode Index Card Match” dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa yang semula belum mencapai
KKM yang telah ditentukan yakni sebesar 75. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel dab grafik histogram tentang peningkatan prestasi belajar siswa sebagai berikut: Tabel 4.13 Rekipitulasi prestasi belajar siswa pra siklus- siklus II No
Jenis Data
Persentase
Indikator Ketercapaian
Ketuntasan
Ketidaktuntasan 81.48%
75%
56.76%
75%
24.32%
75%
1
Pra Siklus
2
Siklus I
18.52% 43.24%
3
Siklus II
75.68%.
63
Grafik 4.4 Rekapitulasi Persentase Prestasi belajar Siswa 90%
81.48% 75.68%
80% 70%
56.76%
60% 50%
Pra Siklus
43.24%
Siklus I
40%
Siklus II
30% 20%
24.32% 18.52%
10% 0%
Tuntas
Belum
D. Pembahasan Untuk mengetahui bagaimana cara Metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan metode tersebut, berikut peneliti uraikan mengenai kedua hal tersebut: 1. Cara Metode Index Card Match meningkat prestasi belajar Metode Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran PAIKEM, proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini menuntut siswa untuk aktif mencari tahu mengenai materi yang sedang dipelajarinya, sedangkan guru hanya sebagai mediator dalam proses pembelajaran tersebut. 64
Bentuk keaktifan siswa selama pembelajaran dengan penerapan metode Index Card Match dapat dilihat dari kesiapan siswa
dalam
menerima pembelajaran, keaktifan membacakan pertanyaan, Perhatian dalam pembelajaran, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam memberikan tanggapan. Dengan
keaktifan
yang
dimiliki
mendorong
siswa
untuk
mengkonstruk sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya. Jika siswa merasa membutuhkan pengetahuan tersebut, maka siswa akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Dengan demikian semakin banyak pengetahuan yang dimiliki akan meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk memperkuat pembaca mengenai peningkatan prestasi belajar dengan menggunankan metode Index Card Match berikut peneliti sajikan bagan 4.1 mengenai proses pembelajarannya. Bagan 4.1 Proses pembelajaran metode Index Card Match Kondisi awal : 1. Siswa belum ada persiapan sebelum pelajaran dimulai 2. Siswa tidak berani mengutarakan pertanyaan 3. Siswa belum beranai menjawab pertanyaan
Peserta didik kurang aktif dan hasil belajar rendah
Penerapan Metode ICM 1. Siswa diminta mempersiapkan diri sebelum belajar 2. Memiliki keberanian bertanya 3. Memiliki keberanian menjawab pertanyaan 4. Memiliki keberanian memberikan tanggapan
Hasil belajar meningkat
65
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan Metode Index
Card Match Berdasarkan
pengamatan
hasil
penelitian
selama
proses
pembelajaran, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penerapan metode Index Card Match, diantara faktor tersebut adalah: a. Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran.
Siswa yang telah siap dalam melaksanakan proses pembelajaran tentunya telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pembelajaran, dengan demikian waktu yang ada dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk belajar sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal b. Keaktifan membacakan pertanyaan
Penerapan metode Index Card Match tidak akan berhasil manakala siswa tidak dapat membacakan apa yang ada pada kartu pertanyaan yang akan dibacanya. c. Perhatian dalam pembelajaran
Perhatian dalam pembelajaran diantaranya mendengarkan apa yang dibacakan oleh teman sekelasnya, dengan mendengarkan menunjukkan bentuk perhatian siswa terhadap apa yang sedang dialaminya. d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.
Semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran, maka semakin banyak informasi yang diperolehnya selama pembelajaran baik dari guru atau temannya. Informasi tersebut dapat berupa materi atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari orang lain. e. Keaktifan dalam memberikan tanggapan.
Keaktifan siswa dalam memberikan tanggapan menunjukkan kemampuannya dalam penguasaan sebuah materi yang telah diajarkan, sehingga semakin banyak kazanah ilmu yang milikinya.
66
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan
dari
beberapa
uraian
sebelumnya
peneliti
dapat
menyimpulka, bahwa: 1. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan metode Index Card Match pada pembelajaran fikih materi mengetahui ketentuan zakat dikatakan baik, karena prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I ketuntasan prestasi belajar mencapai 43.24% dengan rerata kelas 62.70, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 76.68% dengan rerata kelasnya 80.84. 2. Penerapan metode Index Card Match dalam pembelajaran fikih kelas IV materi mengenal ketentuan zakat di MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara adalah dengan membagi potongan kertas yang bertuliskan pertanyaan dan jawaban yang telah dipisah, potongan kertas yang telah dipisah diacak dan dibagikan kepada siswa untuk dicarikan pasangannya, setelah pasangan ditemukan oleh peserta didik, keduanya diminta untuk membacakan kartu pasangan tersebut secara bergantian agar teman yang lainnya dapat mendengarkan. Setelah selesai membacakan isi dari kedua kartu tersebut, keduanya dapat kembali ke tempat duduk semula, setelah keduanya duduk aktifitas yang telah dilakukan oleh teman sebelumnya diulangi kembali sampai semua kartu terbaca. 3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penerapan metode Index Card Match adalah kesiapan siswa
dalam menerima pembelajaran,
keaktifan membacakan pertanyaan, Perhatian dalam pembelajaran, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam memberikan tanggapan.
67
B. Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan pada pembaca, berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, sebagai berikut : 1. Peningkatan prestasi belajar dengan penerapan metode Index Card Match kiranya menjadi rujukan bagi guru lain untuk menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran mata pelajaran yang lainnya. 2. Penerapan metode Index Card Match dengan cara membagi pasangan kartu pertanyaan dan jawan kiranya dapat dilaksanakan pada pembelajaran untuk meningkatkan aktifitasnya selama proses pembelajaran. 3. Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan metode Index Card Match di atas, peneliti memberikan saran pada guru pengampu mata pelajaran fiqih khususnya dan mata pelajaran yang lain untuk
dapat
mempersiapkan
siswanya
sebelum
melaksanakan
pembelajaran dan aktif dalam proses pembelajaran. C. Penutup Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
68
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1998. Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Uno, Hamzah, B.dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Suryosubroto, B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kudus: Mubarrakatan Tayyibah, tt, Jilid 1. Dimyati dan Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Reineka Cipta, 2009. Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Fathurrahman, Muhammad dan Sulistiyorini, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012. Hadi, Amirul -H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2003. Imam Abu Abdillah Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu Mughirati AlBukhari, Shahih Buhhari, Dar al-fkri, 1981, Jilid 1. Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RASAIL Media Group, 2008. Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulumtingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Lampiran Permenag N0 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ma’arif, Syamsul, Guru Profesional Harapan dan Kenyataan, (Semarang: Needs Press, 2012. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2007. Maunah, Binti, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta. CV Misaka Ghaliza 2003. Munthe, Bermawy, Kunci Praktis Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CV Sukses Offset, 2009. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bandung: Galia Indonesia. 2010 Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Slameto, Belajar serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta Rineka Cipta 2010. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta 2009. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Group, 2010. Wasan, Tilak, Teacher Education, New Delhi: Darya Ganjar, 2011. Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press, 2004. Yusuf, Samsyu dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Zain, Lukman, Pembelajaran Fikih, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu
: : : : :
MI Miftahul Huda Fikih IV ( Empat) I (Satu) 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Mengetahui ketentuan zakat B. Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan macam-macam zakat C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian zakat 2. Menjelaskan macam-macam zakat 3. Menyebutkan dalil Al-Qur’an mengenai tujuan zakat fitrah 4. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan pengertian zakat 2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan macam-macam zakat 3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menyebutkan dalil Al-Qur’an mengenai tujuan zakat fitrah. 4. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan ketentuan zakat fitrah. E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Zakat
Istilah zakat berasal dari kata Arab yang berarti suci atau kesucian, atau arti lain yaitu keberkahan. Menurut istilah Agama Islam zakat adalah ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Berarti seorang muslim yang telah memiliki harta dengan jumlah tertentu (nisab) sesuai dengan ketentuan dan waktu tertentu (haul) yaitu satu tahun wajib mengeluarkan zakatnya. Adapun Tujuan zakat adalah sebagaimana firman Allah dalam surat atTaubah ayat 103:
(١٠٣ :َﺳ َﻜ ٌﻦ ﳍﱠُ ْﻢ وَاﷲُ َِﲰْﻴ ٌﻊ َﻋﻠِﻴْ ٌﻢ )اﻟﺘﻮﺑﺔ
Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar zakat adalah agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan suci. Karena kalau tidak dibayarkan zakatnya, harta yang dimiliki menjadi kotor dan haram karena tercampur hak orang lain yang dititipkan kepada orang yang berhak mengeluarkan zakat. Allah berfirman dalam surah az-Zariyat ( Q.S. 51 ) ayat 19 :
(١٩ :َﰲ اَْﻣﻮَاﳍِِ ْﻢ َﺣ ﱞﻖ ﻟﱢﻠﺴﱠﺂﺋِ ِﻞ وَاﻟْ َﻤ ْﺤﺮُوِْم )اﻟﺬارﻳﺖ ْ ِو
Artinya : Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta. (Q.S. Az-Zariyat: 19)
2. Macam-macam Zakat
Untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari masalah zakat ini perlu dipilah-pilah dan dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu: a. Zakat Fitrah Zakat fitrah juga disebut zakat jiwa yaitu setiap jiwa/orang yang beragama Islam harus memberikan harta yang berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan dikeluarkan pada bulan Ramadhan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri pada bulan Syawal. Zakat Fitrah merupakan salah satu bagian dari zakat, dimana kewajibannya dibebankan kepada semua orang yang beragama Islam, baik yang baru lahir sampai yang sakaratul maut. Jadi siapapun baik kaya, miskin, laki-laki maupun perempuan, tua, muda maupun bayi, semuanya harus membayar zakat fitrah. Mengapa disebut Zakat Fitrah? karena fitrah berarti suci, sehingga tujuan kegiatan itu untuk mensucikan setiap jiwa seorang muslim pada setiap tahunnya. Ketentuan bagi orang yang wajib membayar zakat fitrah (Muzaki) adalah: 1) Orang tersebut beragama Islam. 2) Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit pada Hari Raya Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam sakaratul maut). 3) Orang tersebut pada waktu itu mampu menafkahi dirinya dan keluarganya.
4) Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang lain.
Barang yang harus diberikan dari kewajiban zakat fitrah ini, yaitu gandum atau tamar ataupun makanan pokok pada suatu daerah tertentu seperti beras di Indonesia pada umumnya, jagung di Madura, sagu di Papua dan lain-lain. Kemudian banyaknya yang harus kita berikan perorang/jiwa sebanyak 3,1 Liter atau sekitar 2,5 Kg dan hanya diberikan dalam setahun sekali. Sedangkan waktu yang utama untuk membayarkan zakat fitrah adalah pada malam hari hari raya idul fitri sampai sebelum dilaksanakannya shalat ied. Melihat ketentuan yang harus diberikan adalah makanan pokok berarti pemberian lain tidak diperkenankan seperti memberikan suatu benda elektronik, baju, kendaraan bahkan uang atau yang lainnya . b. Zakat Maal Zakat Maal juga disebut zakat harta yaitu kewajiban umat Islam yang memiliki harta benda tertentu untuk diberikan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan nisab (ukuran banyaknya) dan dalam jangka waktu tertentu.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Cooperatif Learning 2. Metode Index Card Match G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan 10 menit a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai, serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari; b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran Index Card Match; c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa d. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kegiatan tertentu: misalnya menjelaskan pengertian zakat, ketentuan zakat, orang-orang yang berhak menerima zakat, dan macam-macam zakat; e. Melalui tugas tersebut, siswa mencatat hasil dari tugas yang dibebankan pada mereka; f. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. 2. Inti 30 menit a. Membimbing peserta didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya b. Membuat pasangan kartu sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut c. Membagikan pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban; d. Meminta siswa untuk membacakan pertanyaan yang tertulis pada kartu di depan kelas;
e. Siswa yang merasa kartunya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut maju
ke depan kelas dan membacakannya agar siswa yang lain dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah dibacakan. f. Kegiatan item e dan f diulang-ulang sampai jumlah semua kartu terbacakan oleh siswa di kelas tersebut. g. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain. 3. Penutup (30 menit) a. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai; b. Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas yakni tentang ketentuan zakat.
H. Penilaian 1. Jenis penilaian Tes tulis (isian singkat dan uraian) 2. Instrumen Tes I. Isilah titik berikut dengan jawaban singkat! 1. Zakat berasal dari bahasa arab yang artinya adalah …. 2. Tujuan zakat adalah … 3. Tujuan zakat terdapat pada Al-Qur’an surat … ayat …. 4. Banyaknya zakat fitrah adalah …. 5. Zakat dibagi menjadi dua macam yaitu … dan …. II. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat! 1. Jelaskan pengertian zakat menurut istilah! 2. Tulislah dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang tujuan zakat! 3. Kapan waktu yang utama untuk membayarkan zakat fitrah? 4. Sebutkan 4 ketentuan muzakki! 5. Apa yang kamu ketahui mengenai nisab? 3. Jawaban Instrumen Tes I. Isilah titik berikut dengan jawaban singkat! 1. Zakat berasal dari bahasa arab yang artinya adalah suci atau menyucikan 2. Tujuan zakat adalah menyucikan diri 3. Tujuan zakat terdapat pada Al-Qur’an surat at-taubah ayat 103 4. Banyaknya zakat fitrah adalah 2.5 Kg atau 3.1 liter 5. Zakat dibagi menjadi dua macam yaitu fitrah dan maal II. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat! 1. Jelaskan pengertian zakat menurut istilah!
Ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu
2. Tulislah dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang tujuan zakat!
(١٠٣ :َﺳ َﻜ ٌﻦ ﳍﱠُ ْﻢ وَاﷲُ َِﲰْﻴ ٌﻊ َﻋﻠِﻴْ ٌﻢ )اﻟﺘﻮﺑﺔ
3. Kapan waktu yang utama untuk membayarkan zakat fitrah?
Pada malam hari hari raya idul fitri sampai sebelum dilaksanakan shalat ied.
4. Sebutkan 4 ketentuan bagi muzakki! a. Orang tersebut beragama Islam. b. Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit pada Hari Raya
Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam sakaratul maut). c. Orang tersebut pada waktu itu mampu menafkahi dirinya dan keluarganya. d. Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang lain.
5. Apa yang kamu ketahui mengenai nisab?
Ukuran banyak benda dan dalam jangka waktu tertentu
Kriteria penyekoran Soal I no 1-5 jika betul skor 1 jika salah 0, skor maksimal keseluruhan I adalah 5 Soal II no 1,3,5 jika betul skor 2, hampir betul 1, jika salah 0 Soal II no 2 jika betul skor 5 Soal II no 4 jawaban 4 betul skor 4, jawaban 3 betul skor 3, jawaban 3 betul skor 3, jawaban 3 betul skor 3. Skor maksimal II adalah 15 Tabel konversi Skor menjadi nilai
Skor 1 2 3 4 5
Nilai 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Tabel Penyekoran Skor Nilai Skor 6 30.00 11 7 35.00 12 8 40.00 13 9 45.00 14 10 50.00 15
Nilai 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00
Skor 16 17 18 19 20
Nilai 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00
Jepara, 13 Agustus 2014 Peneliti
Kolaborator
Arif Rahman Yasir
Sholikhatun NIM 211420 Mengetahui Kepala Madrasah
Kusnan, S.Pd
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu
: : : : :
MI Miftahul Huda Fikih IV ( Empat) I (Satu) 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Mengetahui ketentuan zakat B. Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan macam-macam zakat C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian zakat maal 2. Menjelaskan syarat zakat maal 3. Menyebutkan macam-macam benda yang harus dizakati 4. Menjelaskan nisab zakat maal D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan pengertian zakat maal 2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan syarat zakat maal 3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk macam-macam benda yang harus dizakati 4. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Index Card Match, siswa diharapkan mampu untuk menjelaskan nisab zakat maal
E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Zakat maal zakat maal yaitu kewajiban umat Islam yang memiliki harta benda tertetu untuk memberikan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan nisab (ukuran banyaknya) dan dalam jangka waktu tertentu 2. Syarat Zakat maal a. Orang itu jelas beriman kepada Allah (beragama Islam) b. Orang yang merdeka/bukan budak c. Hartanya milik sendiri dan dimiliki secara syah d. Telah mencapai satu nisab e. Selain hasil pertanian, hartanya telah dimiliki selama satu tahun (haul) 3. Macam-macam benda yang harus dizakati Harta benda yag wajib dizakati adalah a. Sapi kerbau b. Unta
Kambing Unggas Emas/Perak Harta perniagaan Hasil pertanian/ perkebunan Barang temuan 4. Nisab benda-benda yang harus dizakati a. Sapi/kerbau No Jumlah Sapi/Kerbau Zakat yang harus dikeluarkan c. d. e. f. g. h.
1 2 3 4 5 b. Unta
No 1. 2 3 4 5 6
30-39 ekor sapi/kerbau 40-59 ekor sapi/kerbau 60-69 ekor sapi/kerbau 70-79 ekor sapi/kerbau Dan seterusnya Jumlah unta 5-9 unta 10-14 unta 15-19 unta 20-24 unta 25-35 unta Dan seterusnya
Jumlah zakat 1 ekor kambing 2 ekor kambing 3 ekor kambing 4 ekor kambing 1 ekor unta
c. Kambing
No Jumlah kambing/domba 1 40-120 ekor kambing/domba 2 121-200 ekor Kambing/domba 3 Dan seterusnya
d. e. f. g. h. i.
1 ekor sapi/kerbau 1 ekor sapi/kerbau 2 ekor sapi/kerbau 2 ekor sapi/kerbau
Unggas Emas/Perak Harta perniagaan Hasil pertanian/ perkebunan Barang temuan
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Cooperatif Learning
Usia 1 tahun 2 tahun 1 tahun 2 tahun
Usia Usia 2 tahun lebih Usia 2 tahun lebih Usia 2 tahun lebih Usia 2 tahun lebih Usia 1 tahun lebih
Jumlah zakat 1 kambing 1 domba betina 2 ekor kambing 2 domba betina
Usia 2 tahun lebih 1 tahun lebih 2 tahun lebih 1 tahun lebih
2. Metode Index Card Match G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan 10 menit a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai, serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari; b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran Index Card Match; c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa d. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kegiatan tertentu: misalnya menjelaskan pengertian zakat, ketentuan zakat, orang-orang yang berhak menerima zakat, dan macam-macam zakat; e. Melalui tugas tersebut, siswa mencatat hasil dari tugas yang dibebankan pada mereka; f. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. 2. Inti 30 menit a. Membimbing peserta didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya b. Membuat pasangan kartu sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut c. Membagikan pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban; d. Meminta siswa untuk membacakan pertanyaan yang tertulis pada kartu di depan kelas; e. Siswa yang merasa kartunya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut maju ke depan kelas dan membacakannya agar siswa yang lain dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah dibacakan. f. Kegiatan item e dan f diulang-ulang sampai jumlah semua kartu terbacakan oleh siswa di kelas tersebut. g. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain. 3. Penutup (30 menit) a. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai; b. Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas yakni tentang ketentuan zakat.
H. Penilaian 1. Jenis penilaian Tes tulis (isian singkat dan uraian) 2. Instrumen Tes I. Isilah titik berikut dengan jawaban singkat! 1. Zakat berasal dari bahasa arab yang artinya adalah …. 2. Tujuan zakat adalah … 3. Tujuan zakat terdapat pada Al-Qur’an surat … ayat …. 4. Banyaknya zakat fitrah adalah …. 5. Zakat dibagi menjadi dua macam yaitu … dan …. II. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat! 1. Jelaskan pengertian zakat menurut istilah!
2. 3. 4. 5.
Tulislah dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang tujuan zakat! Kapan waktu yang utama untuk membayarkan zakat fitrah? Sebutkan 4 ketentuan muzakki! Apa yang kamu ketahui mengenai nisab?
3. Jawaban Instrumen Tes I. Isilah titik berikut dengan jawaban singkat! 1. Zakat berasal dari bahasa arab yang artinya adalah suci atau menyucikan 2. Tujuan zakat adalah menyucikan diri 3. Tujuan zakat terdapat pada Al-Qur’an surat at-taubah ayat 103 4. Banyaknya zakat fitrah adalah 2.5 Kg atau 3.1 liter 5. Zakat dibagi menjadi dua macam yaitu fitrah dan maal II. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat! 1. Jelaskan pengertian zakat menurut istilah!
Ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu
2. Tulislah dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang tujuan zakat!
(١٠٣ :َﺳ َﻜ ٌﻦ ﳍﱠُ ْﻢ وَاﷲُ َِﲰْﻴ ٌﻊ َﻋﻠِﻴْ ٌﻢ )اﻟﺘﻮﺑﺔ
3. Kapan waktu yang utama untuk membayarkan zakat fitrah?
Pada malam hari hari raya idul fitri sampai sebelum dilaksanakan shalat ied.
4. Sebutkan 4 ketentuan bagi muzakki! a. Orang tersebut beragama Islam. b. Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit pada Hari Raya
Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam sakaratul maut). c. Orang tersebut pada waktu itu mampu menafkahi dirinya dan keluarganya. d. Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang lain.
5. Apa yang kamu ketahui mengenai nisab?
Ukuran banyak benda dan dalam jangka waktu tertentu
Kriteria penyekoran Soal I no 1-5 jika betul skor 1 jika salah 0, skor maksimal keseluruhan I adalah 5 Soal II no 1,3,5 jika betul skor 2, hampir betul 1, jika salah 0 Soal II no 2 jika betul skor 5 Soal II no 4 jawaban 4 betul skor 4, jawaban 3 betul skor 3, jawaban 3 betul skor 3, jawaban 3 betul skor 3. Skor maksimal II adalah 15 Tabel konversi Skor menjadi nilai
Tabel Penyekoran
Skor 1 2 3 4 5
Nilai 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Skor 6 7 8 9 10
Nilai 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00
Skor 11 12 13 14 15
Nilai 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00
Skor 16 17 18 19 20
Nilai 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00
Jepara, 20 Agustus 2014 Peneliti
Kolaborator
Arif Rahman Yasir
Sholikhatun NIM 211420 Mengetahui Kepala Madrasah
Kusnan, S.Pd