PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh: SITI ROICHAH NIM: 093111271 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Siti Roichah
NIM
: 093111271
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Materai 6000
Siti Roichah NIM: 093111271
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 9 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
Nama
: Siti Roichah
NIM
: 093111271
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag NIP.19580815987031002
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal : Siti Roichah : 093111271
Skripsi ini membahas Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. kajianya dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar pada materi cerita sejarah yang mempengaruhi prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah minat belajar siswa pada materi cerita sejarah di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (2) Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (3) Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah. Madarasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tersebut dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret dan jawaban pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Semua data dianalisis dengan analisis statistik dengan rumus product moment. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat minat belajar siswa diperoleh mean yaitu 29. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variable minat belajar siswa dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32. (2) Prestasi siswa pada prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh mean yaitu 85,73 dan dibulatkan menjadi 86. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tentang Prestasi siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kategori cukup yaitu pada interval 82 – 142. (3) Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh positif minat belajar siswa terhadap peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga rteoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal” dengan baik tanpa mengalami kendala yang berarti. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Program Kualifikasi S1 Guru R.A. dan Madrasah. 4. Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti. 5. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya. 6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal 7. Suamiku Mukhozin yang telah memberikan semangat dan dorongan 8. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang. Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 Juni 2011
Siti Roichah NIM: 093111271
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
BAB II
B. Rumusan Masalah ....................................................................
4
C. Manfaat Penelitian ...................................................................
5
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka .........................................................................
6
B. Kerangka Teoritik ................................................................... 24 C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 25 BAB III
METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian ........................................................................ 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28 C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 29 D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 29 E. Teknis Pengumpulan Data ....................................................... 31 F. Teknis Analisis Data ............................................................... 35
BAB IV
ANALISIS A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian ................................................ 38 B. Pegujian Hipotesis .................................................................. 47 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 50
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 51 BAB V
PENUTUP A. Simpulan ................................................................................. 52 B. Saran ........................................................................................ 53 C. Penutup .................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO
A. Latar Belakang Masalah Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah. 1 Hal ini sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan, bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah / madrasah”.2 Setiap orang tua yang mensekolahkan anaknya menginginkan anaknya berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Faktor itu berwujud juga sebagai kebutuhan dari 1
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalan Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2000),
2
UUSPN No. 20 tahun 2003, hlm. 27
hlm. 90
2
anak. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan prasarana belajar. Firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat: 11
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” (QS. Ar-Ra’d: 11).3 Ayat diatas mejelaskan bahwa perubahan pada diri seseorang tidak akan terwujud apabila tidak di sertai dengan usaha pada dirinya. Begitu juga halnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak akan mendapatkan prestasi yang diharapkan apabila tidak disertai dengan kemauan yang kuat untuk belajar dalam diri siswa. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.4 Dalam hal ini minat belajar pada materi cerita sejarah merupakan salah satu landasan penting bagi siswa dalam memperoleh prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Apalagi pada anak kelas VI (enam) dalam menghadapi ujian baik Ujian Akhir Madrasah (UAM) maupun Ujian Akhir Sekolah (UAS). Tuntutan itu sangatlah dirsakan oleh guru atau siswa ketika dihadapkan pada target nilai akhir yang harus dicapai.
3
R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), hlm.
4
S. Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Bandung; Jemmars, 1998) hlm. 58
337.
3
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang
dipelajari,
maka
hasil
yang diperoleh lebih baik. Seperti yang
diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S. Praja bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat.5 Tinggi rendahnya minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang
materinya berisikan tentang peristiwa sejarah masa lalu, sehingga guru dituntut untuk memberikan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan metode yang kreatif dan inovatif sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menerima materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Guru sering terjebak dengan metode pengajaran yang lebih mengarah pada metode ceramah saja. Padahal metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan siswa apabila guru yang memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan siswa selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa untuk mengikuti proses belajar. Minat mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi yaitu : 1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta 2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi 3. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar
5
hlm. 122
Usman Efendi dan Juhaya S Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993)
4
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan 5. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.6 Dikarenakan sebagian besar siswa menyatakan bahwa pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan karena hanya berisikan cerita sejarah, mereka tidak dapat melihat apakah sesungguhnya makna pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut bagi kehidupannya. Dan biasanya mereka yang kurang berminat dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut nilainya kurang memuaskan sedangkan siswa yang berminat dan memperhatikan nilainya memuaskan Dari keterangan diatas bahwa pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bukanlah mata pelajaran yang dianggap momok terutama seorang siswa kalau dapat disajikan dengan hal yang menarik dan menyenagkan. Hal tersebut menjadikan pekerjaan rumah bagi seorang guru untuk memberikan inovasi dalam
pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan optimal dan menghasilkan drop out sesuai yang diharapkan, baik dari seorang guru ataupun dari oranr tua yang menjadikan tujuan awal dalam mensekolahkan anaknya. Sehubungan
dengan
masalah
tersebut
dalam
kesempatan ini penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul: PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO B. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah minat belajar siswa pada materi cerita sejarah di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo?
6
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid I, Pusat Belajar Ilmu Berguna, Yogyakarta, 1998, hlm. 28
5
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? 3. Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? C. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para pendidik dalam hal ini khususnya guru. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Kepada lembaga pendidikan Hendaknya lebih mengawasi dan memberikan arahan kepada para guru, dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Kepada guru Sebagai acuan dan motivasi dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan khusunya prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 3. Kepada siswa Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 4. Kepada Peneliti Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya. 5. Kepada Fakultas Sebagai bahan evaluasi dalam dunia pendidikan. .
6
BAB II MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Kajian Pustaka 1. Minat Belajar Siswa a. Pengertian Minat Belajar Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belaja mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadat pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tandatanda minat. Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat diantaranya adalah: Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini
erat
kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat
dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu”.1
1
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke11, hlm. 84
7
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.2 Menurut Ahmad D. Marimba Minat
adalah
“kecenderungan
jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu”.3 Menurut Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan”.4 Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”. 5 Adapun materi cerita sejarah adalah bagian dari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, mengarahkan pemahaman, megembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam isi cerita sejarah islamyang diharapkan dapat membentuk perilaku baik, seperti halnya tokoh dalam cerita sejarah islam. Dari uraian diatas penulis simpulkan bahwa materi cerita sejarah adalah kemauan yang timbul karena rangsangan dari luar, yang
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, hlm. 136 3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Almaíarif, 1980), Cet. Ke-4, hlm. 79 4 Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), Cet. Ke-1, hlm. 95 5 Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-4, hlm. 112
8
memberikan rasa ingin tahu terhadap sesuatu ha. Dengan penjelasan ini, seorang guru apabila ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan stimulan agar siswanya mempunyai keinginan dan berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut b. Aspek-aspek Minat Belajar Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu
ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian
mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minatnya tersebut. Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian-penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang. Penilaian-penilaian
terhadap
objek
yang
diperoleh melalui
proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar.6 Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu: 1. Aspek kognitif Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep
6
Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), hlm. 422
9
yang membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan. 2. Aspek afektif Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang. Berdasarkan uraian tersebut, maka mint terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat. c. Indikator Minat Belajar Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan.7 Kaitannya dengan minat siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah. 1. Perasaan Senang Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam misalnya, maka ia
harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah Kebudayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. 7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-
10, hlm. 329
10
2. Perhatian dalam Belajar Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu
maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek
tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya. 3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut
karena pengaruh dari gurunya,
teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata. Sebagaimana
dikemukakan oleh Brown
yang dikutip oleh Ali
Imran sebagai berikut: “Tertarik
kepada
guru,
artinya
tidak membenci
atau
bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada gur, ingin selalu bergabung dalam kelompok
kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain,
tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu mengingat
pelajaran
dan mempelajarinya kembali, dan selalu
terkontrol oleh lingkungannya”.8
8
1, hlm. 88
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-
11
4. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam) juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Seperti contoh misalnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak memberikan manfaat kepada siswa bila Sejarah Kebudayaan Islam tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minatterutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara lain: 1. Motivasi Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9 Seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.
9
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet, Ke-1, hlm.41
12
2. Belajar Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa ìminat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat.10 3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya
tarik baginya.11 Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya.12
10
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet. Ke-3, hlm 68 11 Slameto, op.cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-2, hlm.187 12 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987), hlm. 93
13
Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid. Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai denga tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya. 4. Keluarga Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua. 5. Teman Pergaulan Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama
untuk
mengurangi
ketegangan
dan
kegoncangan
yang
mereka alami. 6. Lingkungan Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow&
14
Crow bahwa ìminat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal.13 Lingkungan
sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.14 7. Cita-cita Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Citacita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya. 8. Bakat Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki. 9. Hobi Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang 13 14
L. Crow dan A. Crow, op.cit., (Surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 352 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 130
15
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat. 10. Media Massa Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa. 11. Fasilitas Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat tersebut. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak,asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan
16
untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan. 15 atau dalam definisi yang lebih singkat bahwa prestasi adalah “hasil yang telah di capai (dilakukan dan dikerjakan)”.16 Senada dengan pengertian di atas, prestasi adalah hasil yang telah di capai dari apa yang dikerjakan/yang sudah diusahakan.17 Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.18 Tidak jauh dari pengertian yang dikemukakan oleh Masíud, Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.19 Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran.20 Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 21 Sedangkan menurut Hadari Nawawi prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, hlm. 787 16 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet. Ke-10, hlm. 768 17 J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), Cet. Ke-2, hlm. 1088 18 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha Nasional, 1994), hlm. 20 19 Ibid., h. 21 20 Habeyh, Kamus Populer, (Jakarta: Centre, 1974), hlm. 139 21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-4, hlm. 22
17
untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi.22 Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.23 1. Faktor Internal Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni : a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, 22
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), hlm. 100 23 Muhibbin Syah, op.cit., hlm 132
18
gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. 1. Intelegensi Siswa Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark mengemukakan bahwa
hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.24 Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 2. Sikap Siswa Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang
positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang
diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang memuaskan.
24
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, hlm. 130
19
3. Bakat Siswa Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belaja tertentu. Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar. 4. Minat Siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang menaruh minat
besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya
lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 5. Motivasi Siswa Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang
dipandang lebih
esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
20
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah : a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkmpungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi
siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa. b. Lingkungan non sosial Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekata belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.
21
3. Sejarah Kebudayaan Islam a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.25 Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di madrasah. Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) meliputi: 1. Fungsi edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 2. Fungsi keilmuan Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya. 3. Fungsi transformasi Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat.26
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta: Departemen Pendidikan nasional, 2004), hlm. 68 26 Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), hlm 2
22
Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di MadrasahIbtidaiyah Johorejo memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Agama Islam dan Kebudayaan Islam pada masa Nabi Muhammad saw. Dan khulafaur Rasyidin kepada peserta didik, agar ia memiliki konsep yang obyektif dan sistematis dalam perspektif histories. 2. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. 3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatnya atas fakta sejarah yang ada. 4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.27 b. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek afektif, peserta didik memiliki: keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, 27
dan
Ibid, hlm 3
humaniora,
serta
menerapkannya
dalam
kehidupan
23
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional maupun global. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan berkomunikasi,
kecakapan
hidup,
mampu
beradaptasi
dengan
perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari. Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) juga mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam). Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah sebagai berikut: c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Secara Efektif Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi kepada
peserta
didik
untuk
memperaktekan
nilai-nilai
keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam), lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif.
24
Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam). Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memilikikonsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama. B. Kerangka Teoritik Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa
kegiatan.
Kegiatan
yang
diminati
seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat belajar besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa maka minat
25
dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang tertentu. Minat belajar pada materi cerita sejarah cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar pada materi cerita sejarah yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat belajar pada materi cerita sejarah yang besar terhadap suatu bidang Sejarah Kebudayaan Islam ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula halnya dengan minat siswa pada materi cerita sejarah terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam dan lebih giat dalam mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan. Tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa siswi siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah, menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami Islam yang lebih baik. C. Rumusan Hipotesis Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah : 1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsiasumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang seksama terhadap seluruh elemen, baik yang bersifat konseptual maupun
26
faktual yang mempunyai relevansi dengan masalah dan saling berhubungan satu sama lain. 2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya. Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda.28 Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin tinggi minat belajar siswa pada materi cerita sejarah semakin baik prestasi siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh. Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.29 Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua siswa VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh kelas. 28
Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109 29
27
Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa digunakan sebagai obyek penelitian. Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesis
sebagai
jawaban
sementara
yang
nantinya
akan
diuji
kebenarannya. Hipotesis terebut adalah sebagai berikut: Semakin besar minat belajar siswa pada materi cerita sejarah maka semakin baik prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo.
28
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk menjawab rumusan masalah metode penelitian terdiri dari: 1. Jenis Penelitian 2. Tempat dan Waktu Penelitian 3. Populasi 4. Variabel Penelitian 5. Teknik Pengumpulan Data 6. Teknik Analisis Data A. Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara langsung berbagai hal yang berhubungan dengan prestasi mata pelajaran Sejarah Kebuayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dikaitkan dengan minat belajar siswa pada materi cerita sejarah, adakah pengaruhnya baik itu yang berdampak positif maupun negatif B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo dengan alamat Jalan Kauman Nomor 08 Desa Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal yang terdiri dari 33 siswa, 19 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2011 sampai dengan 02 Februari 2011.
29
C. Populasi Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. 1 Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa, 19 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan D. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas X (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat Y (dependent). Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel. a. Variabel Bebas (Independent) X Adapun yang menjadi variabel (X) bebas atau independent adalah minat belajar pada materi cerita sejarah dengan indikatornya. 1. Motivasi Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal.. 2. Perasaan Senang Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebuayaan Islam misalnya, maka ia harus
1
Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109
30
terus
mempelajari
ilmu
yang
berhubungan
dengan
Sejarah
Kebuayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. 3. Kesungguhan Kesungguhan dalam belajar termasuk salah satu indikator dari minat. Kesungguhan dalam belajar akan muncul karena ada minat yang besar. 4. Perhatian dalam Belajar Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek b. Variabel Terikat (Dependent) Y Yang menjadi variabel terikat (dependent) Y adalah prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal adalah nilai raport. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan hasil belajar pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. E. Teknik pengumpulan data Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu: 1. Library Research Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode “Library Reseacrh” yaitu riset kepustakaan. 2 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori. Tetapi untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian dalam menyusun
2
Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9.
31
teori, peneliti menguraikan metode induktif, yaitu proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. 2. Field Research Metode field research yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.3 Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi
sebagai
metode
ilmiah
dilakukan
dengan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomenafenomena/ kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P. Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa observasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuan sesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode ini merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.4 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah
Johorejo
Kecamatan
Gemuh
Kabupaten
Kendal
pengaruhnya dengan Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah. Letak geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial. b. Metode interview Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung. 5 Dimana interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini 3
Ibid., hlm. 19. Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung, Mandar Maju, t.th)., hlm. 157. 5 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih, 1998), hlm. 104. 4
32
menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan mendalam. 6 Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berkenan dengan prestasi mata pelajaran Sejarah Kebuadayaan Islam Kelas VI (enam) di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan 30 item pertanyaan yang terdiri dari 15 item untuk data tentang minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dan 15 item untuk data tentang prestasi mata pelajarn Sejarah Kebudayaan Islam. c. Metode dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti “barang-barang tertulis”. 7 Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan. d. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadinya
atau
hal-hal
yang
ia
ketahui. 8
Teknis
penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Adapun kisi-kisi angket adalah:
6
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.14, hlm. 137. 7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149. 8 Ibid., hlm 140.
33
No
1.
Variabel
Minat Belajar Sejarah Kebudayaan
Dimensi Perasaan Senang
Islam
Jumlah item
Indikator Menerima
3
pelajaran dengan senang Terus
menerus
1
terpaksa
2
belajar Tidak
dengan belajar Tidak
merasa
1
bosan Perhatian dalam Belajar
Memberikan
2
perhatian lebih Mau
berkonsen
1
trasi Mengikuti
1
penjelasan guru Mengerjakan
1
tugas dari guru mendapatkan
1
nilai yang sesuai diharapkan mata
pada
pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Motivasi mencatat pelajaran
1 dari
34
teman bila saya berhalangan hadir tidak
1
mengerjakan tugas
yang
diberikan
guru
jika
tidak
3
diperiksa Pelajaran
berisi
sesuai
dengan
kebutuhan siswa
3
Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kesungguhan
2
kurang
menarik Penjelasan
guru
mudah diikuti Bisa Mengambil Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dari
Peristiwa
masa
lalu Tahu
akan
adanya
contoh-
contoh keteladanan pembelajaran Sejarah Kebudayaan
1
35
Islam Membuang-buang waktu
2.
Prestasi Belajar
Nilai Raport
Siswa
Dokumentasi
1
Data nilai raport kelas II semester II
tahun
pelajaran
2005-
2006
F. Teknik Analisis Data Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data atau mengolah data. Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang peneliti, apalagi orang lain. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu: 1. Persiapan Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang digunakan. 2. Tabulasi Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode, mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan.
36
Pada tahap ini data yang sudah diperoleh dari hasil angket dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Untuk alternatif jawab A dengan skor 4 b. Untuk alternatif jawab B dengan skor 3 c. Untuk alternatif jawab C dengan skor 2 d. Untuk alternatif jawab D dengan skor 1 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan Penelitian Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti menggunakan teknik statistik. Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis secara matematis sebagai berikut: 9 Rumus Product Moment
rxy
Keterangan:
XY
( X )( Y )
( X ) 2 X N
N 2
( Y ) 2 2 Y N
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y XY = Perkalian X dan Y X
= Variabel tentang minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
9
Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 294.
37
Y
= Variabel tentang prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah
Johorejo
Kabupaten Kendal N
= Jumlah responden
Kecamatan
Gemuh
38
BAB IV
ANALISIS TENTANG MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam Untuk memperoleh data minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam penulis membuat angket yang terdiri dari 30 Pernyataan yang harus dijawab oleh siswa.Yang berisi mengenai indikator-indikator minat. Angket yang disebarkan kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabuapten Kendal, dianggap telah memiliki konstruksi validitas yang memadai. Kemudian diuji cobakan kepada 33 siswa. Selanjutnya penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 33 siswa yang terdiri dari siswa kelas VI (enam) sebagai responden dalam waktu 45 menit,
responden
dapat mengisi
angket
tersebut
dengan baik.
Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada pertanyaan sangat baik, baik, cukup atau kurang. Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel sebagai berikut:
39
TABEL I SKOR MENTAH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH
Skor Mentah (x)
(x-m) atau (d)
(x-m)2 (d)2
1
28
-2
4
2
25
-5
25
3
29
-1
1
4
26
-4
16
5
30
0
0
6
27
-3
9
7
29
-1
1
8
25
-5
25
9
30
0
0
10
28
-2
4
11
30
0
0
12
30
0
0
13
28
-2
4
14
32
2
4
15
30
0
0
16
26
-4
16
17
26
-4
16
18
25
-5
25
19
30
0
0
20
24
-6
36
21
28
-2
4
22
29
-1
1
23
23
-7
49
24
27
-3
9
25
31
1
1
No Res.
40
26
30
0
0
27
32
2
4
28
30
0
0
29
35
5
25
30
30
0
0
31
30
0
0
32
33
3
9
33
28
-2
4
Jml
944
-46
292
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
M
x 944 28.6060 N 33
Dibulatkan menjadi 29
SD
( x m) 2 N
292 33
8,849 2,97
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan
digunakan
seluruh
jarak
range
dari
kurva
normal
yaitu
-3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD = 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 2,97 = 5,94 dibulatkan menjadi 6
41
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 29 dan SUD = 6, maka : - Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 29 – 0,5 x 6 = 26 - Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD = 29 + 0,5 x 6 = 32
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 29 - 1,5 x 6 = 20 - Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD = 29 + 1,5 x 6 = 38
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut:
TABEL II INTERVAL MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH
No
Interval
Keterangan
1
38 keatas
2
32 – 38
Baik
3
26 – 32
Cukup
4
20 – 26
Kurang
Sangat baik
42
TABEL III NILAI ANGKET NILAI RATA-RATA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELS VI MI JOHOREJO
No
X
F
FX
1
23
1
23
2
24
1
24
3
25
3
75
4
26
3
78
5
27
2
54
6
28
5
140
7
29
3
87
8
30
10
300
9
31
1
31
10
32
2
64
11
33
1
33
12
35
1
35
Jumlah
33
944
Mean
∑ F.X M = ----N 944 = -----33 = 28,6060
Dari hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32.
43
TABEL IV PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SISWA KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO
Skor Mentah (Y)
(y-m) atau (d)
(y-m)2 (d)2
1
80
50
2500
2
78
48
2304
3
83
53
2809
4
80
50
2500
5
90
60
3600
6
80
50
2500
7
92
62
3844
8
81
51
2601
9
80
50
2500
10
80
50
2500
11
90
60
3600
12
90
60
3600
13
91
61
3721
14
89
59
3481
15
90
60
3600
16
87
57
3249
17
85
55
3025
18
88
58
3364
19
89
59
3481
20
89
59
3481
21
76
46
2116
22
90
60
3600
23
80
50
2500
24
83
53
2809
25
88
58
3364
No Res.
44
26
86
56
3136
27
90
60
3600
28
88
58
3364
29
90
60
3600
30
90
60
3600
31
80
50
2500
32
89
59
3481
33
87
57
3249
Jml
2829
1839
103179
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut: M
y 2829 85,73 N 33
Dibulatkan menjadi 86
SD
( y m) 2 N
103179 33
3126,64 55,92 dibulatkan 56
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD : 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 56 = 112 Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 86 dan SUD = 112, maka :
45
- Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 86 – 0,5 x 112 = 30 - Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD = 86 + 0,5 x 112 = 142
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 86 - 1,5 x 112 = 82 - Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD = 86 + 1,5 x 112 = 254
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut:
TABEL V INTERVAL PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM K No
Interval
Keterangan
1
254 keatas
Sangat baik
2
142 – 254
Baik
3
82 – 142
Cukup
4
30 – 82
Kurang
46
TABEL VI NILAI ANGKET TENTANG PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
No 1
Y
F
FY
76
1
76
2
78
1
78
3
80
7
560
4
81
1
81
5
83
2
166
6
85
1
85
7
86
1
86
8
87
2
174
9
88
3
264
10
89
4
356
11
90
8
720
12
91
1
91
13
92
1
92
Jumlah
33
2829
Mean
f.y M = ----N 2.829 = -----33 = 85,73
Dari hasil analisis tentang tentang prestasi siswa diperoleh nilai mean yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 82 – 142. B. Pegujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan
47
perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu dibuat beberapa langkah kerja yaitu : 1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data hasil angket tentang pengaruh Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo. 2. Rumus Product Moment
rxy
XY
( X )( Y )
( X ) 2 X N
N 2
( Y ) 2 2 Y N
X
= Variabel X (minat belajar siswa pada materi cerita sejarah)
Y
= Variabel Y (prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam
X2
= Kuadrat X
Y2
= Kuadrat Y
X.Y = Perkalian X dan Y N
= Jumlah responden
TABEL VII TABEL KERJA X TERHADAP Y No
X
Y
X2
Y2
X.Y
1
28
80
784
6400
2240
2
25
78
625
6084
1950
3
29
83
841
6889
2407
4
26
80
676
6400
2080
5
30
90
900
8100
2700
6
27
80
729
6400
2160
48
7
29
92
841
8464
2668
8
25
81
625
6561
2025
9
30
80
900
6400
2400
10
28
80
784
6400
2240
11
30
90
900
8100
2700
12
30
90
900
8100
2700
13
28
91
784
8281
2548
14
32
89
1024
7921
2848
15
30
90
900
8100
2700
16
26
87
676
7569
2262
17
26
85
676
7225
2210
18
25
88
625
7744
2200
19
30
89
900
7921
2670
20
24
89
576
7921
2136
21
28
76
784
5776
2128
22
29
90
841
8100
2610
23
23
80
529
6400
1840
24
27
83
729
6889
2241
25
31
88
961
7744
2728
26
30
86
900
7396
2580
27
32
90
1024
8100
2880
28
30
88
900
7744
2640
29
35
90
1225
8100
3150
30
30
90
900
8100
2700
31
30
80
900
6400
2400
32
33
89
1089
7921
2937
33
28
87
784
7569
2436
Jml
944
2829
27232
243219
81114
49
2. Setelah diketahui tentang nilai-nilai X dan Y sebagaimana tercantum di atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini :
rxy
( X ) ( Y ) N 2 2 ( X ) 2 ( Y ) 2 X - N Y - N XY -
(944) (2829) 33 2 (944) (2829) 2 2 7232 243219 33 33 81114 -
2670576 33 891136 8003241 27232 - 33 243219 - 33 81114 - 80926.55 27232 - 27004.12 243219 - 242522.45 81114 -
187.45 227.88 696.55
187.45 158729.814 187.45 398.4091 0.47049
Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada observasi (r o) adalah 0,47049 Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti
50
hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (tidak ada pengaruh). Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (r xy) sebesar 0,47049, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( r t ) untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442. Berdasarkan perhitungan di atas r o lebih besar dari pada r t atau koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel X mempunyai pengaruh terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh antara Minat belajar siswa pada ateri cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal hipotesis yang penulis ajukan diterima. C. Pembahasan Hasil Penelitian Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan. Data tentang minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh dari angket yang terdiri dari 30 pertanyaan yang dijawab siswa. hasil yang diperoleh dari analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29 dari interval 26 – 32. Pretasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)1.
1
Poerwaodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, hlm. 354.
51
Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam jangka waktu tertentu. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. Dari hasil analisis angket tentang prestasi siswa nilai mean yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal pada interval 82 – 142. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan untuk itu. Minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, karena minat adalah salah satu faktor dari keberhasilan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan sebaliknya prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan turun apabila tidak didukung dengan minat belajar yang tinggi. Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ada hubungannya/dipengaruhi oleh minat belajar siswa. D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menyampaikan data-data dari observasi yang dilaksanakan hanya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
52
Hasil dari penelitian ini agar dijadikan informasi bagi instansi terkait dalam memajukan dunia pendidikan khusunya di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dimungkinkan akan mengalami perbedaan anggapan dan perolehan data seiring dengan bertambahnya waktu dan berkembangnya zaman. Peneliti
berharap ada
penelitian lanjutan yang akan menyempurnakan dalam penelitian ini.
53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32. 2. Hasil analisis tentang tentang prestasi mata pelajaran sejarah kebudayaan islam diperoleh nilai mean yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 82 – 142. 3. Hasil analisa statistik korelasi product moment Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo didapatkan r observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut dikonfermasikan dengan tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Untuk jumlah responden 33, dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf signifikansi 1 % = 0,442. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap
.
54
prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo. B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada guru Mengemas materi Sejarah Kebudayaan Islam dengan sebaik-baiknya agar tidak membosankan karena materi Sejarah Kebudayaan Islam hanya berisi tentang cerita-cerita sejarah saja, menggunakan metode yang menarik seperti metode bervariasi ceramah-tanya jawab, diskusi-tanya jawab, metode bermain peran dan sosiodrama, selanjutnya dapat mengajak siswa melihat film-film Sejarah Islam, dan membuat kliping 2. Kepada orang tua orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan apa yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa memberikan arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar 3. Kepada Peneliti Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya 4. Kepada siswa Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam C. Penutup Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersedia memberikan kritik yang membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan skripsi ini, sebab penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis
.
55
mengharap semoga usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya kepada penulis sendiri.
.
47
DAFTAR PUSTAKA Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana, 1993. Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995. Arikunto, Suharsimi, Dr., Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Badudu, J.S, dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. Crow, L. & A. Crow, Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu. 1988. D.G, Singgih, dan Ny. Yulia Singgih, D.G., Psikologi Perawatan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989 Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991 Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Herman Wasito, Pengantar Metodologi
Penelitian,
Jakarta:
PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992. Hallen A., Dra., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1990. Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996.
48
Marimba, Ahmad, D, Drs., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al ma’arif, 1980. Naziri, Mohamad, Ph.D., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Nasution, S. Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1998. Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1987. Shalahuddin, Mahfudh, Drs., Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu, 1990. Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1991. Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Tampubolon, D.P, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Bandung: Angkasa, 1993. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997 Tuu, Tulus, MM.Pd., Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa, 1993.
ANGKET
MENGENAI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Identitas Responden
:
Nama Responden
:
Kelas
:
Nama Madrasah
:
Petunjuk Pengisian Angket 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, alangkah baikya anda menjawab dengan benar 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan d). 2. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu dan berguna bagi kami, untuk itu kami ucapkan terima kasih. 1. Apakah anda senang mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
2. Apakah anda memfavoritkan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
3. Apakah anda tetap belajar walaupun tidak ada guru? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
4. Apakah anda mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan kemauan sendiri? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
i
5. Apakah anda selalu mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam karena tuntutan guru Mapel? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
6. Apakah anda Terpaksa Mengikuti Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Karena diwajibkan Oleh Sekolah? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
7. Apakah anda selalu hadir mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
8. Apakah anda mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan penuh perhatian? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
9. Apakah anda aktif bila ada kesempatan bertanya? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
10. Apakah anda mengikuti penjelasan guru dalam setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
11. Apakah anda sering mencatat materi-materi yang diberikan guru? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
12. Apakah anda mengerjakan tugas-tugas pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
13. Apakah anda mendapatkan nilai yang sesuai diharapkan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
14. Apakah anda mencatat pelajaran dari teman bila saya berhalangan hadir? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
15. Apakah anda tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru jika tidak diperiksa? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
16. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan berisi materi yang diinginkan ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
17. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang menarik? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
18. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan islam berisi kisah-kisah para tokoh yang dapat saya contoh dan saya terapkan pada zaman sekarang? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
19. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga tertarik dengan mempelajarinya? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
20. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sangat menarik? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
21. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bisa dipelajari dari buku, karena itu siswa boleh mengobrol dikelas? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
22. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat membosankan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
23. Apakah Penjelasan Guru Mudah Diikuti? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
24. Apakah anda sering mengantuk waktu guru menerangkan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
25. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak membuang waktu? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
26. Apakah siswa anda menayakan materi yang belum dipahami? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
27. Apakah siswa anda mempraktekkan materi yang sudah diajarkan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
28. Ketika ditanya apakah siswa anda dapat menjawab pertanyaan anda ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
29. Apakah cerita sejarah menjadikan pengalaman anda bertambah ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
30. Apakah anda merasa senang ketika disuruh bercerita didepan kelas? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Hal
: Nilai Bimbingan Skripsi
Semarang, 9 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Waliongo Semarang di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Berama ini saya kirimkan naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
Nama
: Siti Roichah
NIM
: 093111271
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan bimbingan, arahan dan koreksi atas naskah skripsi tersebut diatas, maka saya memberikan nilai…… ( …………………................................................ ). Kemudian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag NIP.19580815987031002
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi A.n. Nurjanah
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara: Nama
: Siti Roichah
NIM
: 093111271
Judul
: Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita Sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
Dengan ini sayamohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 9 Juni 2011
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag NIP.19580815987031002
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Siti Roichah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 7 Mei 1973 3. NIM
: 093111271
4. Alamat Rumah
: RT 03 RW I Desa Karangayu Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal 51352
5. HP.
: 081 325 278 251
6. E-Mail
:-
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal: a. MI
Tahun Masuk 1981 Tahun Lulus 1987
b. MTs
Tahun Masuk 1987 Tahun Lulus 1990
c. MA
Tahun Masuk 1990 Tahun Lulus 1993
d. DII
Tahun Masuk 2005 Tahun Lulus 2007
2. Pendidikan Non Formal: a. Madrasah Diniyah Awaliyah C. Prestasi Akademik D. Karya Ilmiah Semarang, 10 Juni 2011
Siti Roichah NIM: 093111271
i