2014-2019
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa Pulau Rantau, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
sarana lingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau. Selain itu, rencana tata bangunan dan lingkungan yang tertuang dalam dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) ini juga memuat arahan program investasi kawasan prioritas, pengendalian rencana dan pengendalian pelaksanaan. Diharapkan dengan adanya RTPLP akan dapat mengatasi permasalahan serta mengembangkan potensi sesuai dengan tema pengembangan desa yang ada/ditentukan. 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menata lingkungan menjadi suatu lingkungan permukiman yang nyaman, aman, tentram dan dinamis berwawasan lingkungan seperti semula, dalam kurun waktu jangka
1.2. Maksud , Tujuan dan Sasaran Penyusunan RTPLP 1.2.1. Maksud Penyusunan RTPLP Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) adalah
pendek, jangka menengah dan jangka panjang, maka perlu dilakukan penyusunan rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) dengan melibatkan seluruh
rencana rinci tata ruang dengan kedalaman rencana penataan bangunan dan
lapisan masyarakat dengan tujuan agar rencana tersebut berhasil guna dan bermanfaat.
kawasan prioritas permukiman miskin, untuk kurun waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan
Melalui program pemerintah PLPBK ini, masyarakat dibimbing dan dalam merencanakan wilayahnya dengan tujuan belajar melakukan perbaikan sikap/perilaku/cara pandang bahwa
lingkungan
aspirasi,kebutuhan dan cita‐cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukimanmereka serta mendukung kesiap‐siagaan masyarakat terhadap bencana. Penyusunan RTPLP ini juga sebagai alat untuk mencapai kondisi permukiman yang
miskin bisa dirubah dengan usaha dan bekerja keras yang didasari dengan peneladanan prinsip dan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Masyarakat ini juga mulai belajar menjalin kerjasama dengan
dicita-citakan oleh masyarakat
dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi
pemerintah daerah maupun swasta dengan memanfaatkan dana paket dari pemerintah dengan
eksisting/rona awal yang ada meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik dan
tujuan menjadi masyarakat mandiri. Selanjutnya, transformasi masyarakat mandiri menuju
sosial.
masyarakat madani dilakukan melalui intervensi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengembangan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan (sustainability
1.2.2. Tujuan Penyusunan RTPLP Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) adalah dalam
development) di wilayahnya. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) diprioritaskan pada kawasan
rangka mewujudkan lingkungan pemukiman yang nyaman, aman, serasi, seimbang, dinamis,
permukiman miskin yang paling rendah kualitas lingkungannya diwilayah Desa. Untuk
berwawasan lingkungan dalam kurun waktu lima tahun (Pembangunan Jangka Menengah)
membangun, menata seluruh atau sebagian kawasan yang memiliki permasalahan bangunan
khususnya pada kawasan prioritas yakni kawasan permukiman miskin. Selain itu, juga sebagai
dan lingkungan tersebut di atas, perlu disusun pedoman mengenai bangunan dan lingkungan ini.
pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan prioritas permukiman miskin,
Dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007, dijelaskan bahwa Rencana Umum dan Panduan
bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan
Rancangan
penataan dan pembangunan permukiman di kawasan prioritas tersebut.
merupakan
ketentuan
tata
bangunan
dan
lingkungan
pada
suatu
lingkungan/kawasan yang memuat rencana peruntukan lahan, rencana perpetakan, rencana tapak, rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana prasarana dan
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) I-1
1.2.3. Sasaran Penyusunan RTPLP Sasaran penyusunan RTPLP ini diantaranya ialah:
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.
Tersusunnya dokumen rencana pengembangan desa;
Tersusunnya program & pembiayaan pengembangan desa;
Tersusunnya arahan channeling pembiayaan program pengembangan;
Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan
Tersusunnya arahan pengembangan kelembagaan dalam pengembangan desa; dan
Pedoman ini terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan teknis serta lampiran-lampiran
Tersusunnya skema pengelolaan spot-spot pengembangan desa.
1.4.2. Permen PU No. 05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan
sebagai pelengkapnya. Ketentuan umum meliputi ruang lingkup pedoman, acuan normatif, istilah dan definisi, kedudukan pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam rencana tata
1.3. Ruang Lingkup RTPLP Ruang lingkup Penyusunan RTPLP ini terbagi menjadi 2, yakni ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah pada penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) merupakan kawasan priotitas perencanaan yang berada pada RT 02 dan RT 05 Desa Pulau Rantau, penilaian kawasan perencanaan ini ditentukan dengan mempertimbangkan: (1) kawasan terbangun yang memerlukan penataan, rawan bencana dan
ruang wilayah, tujuan penyelenggaraan RTH, fungsi dan manfaat RTH, dan tipologi RTH. Ketetuan teknis merupakan pedoman rinci, meliputi : a. Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kebutuhan fungsi tertentu; arahan penyediaan RTH; kriteria vegetasi RTH; dan ketentuan penanaman, b. Pemanfaatan RTH : pada bangunan/ perumahan, pada lingkungan/ permukiman, pada kota/perkotaan, fungsi tertentu; prosedur perencanaan dan peran masyarakat.
kawasan permukiman miskin yang perlu ditata bangunan dan lingkungannya (2) Kawasan prioritas yang perlu dibangun sesuai kesepakatan masyarakat, sesuai lokasi yang telah ditentukan bersama.
1.4.3. Dokumen Perencanaan
RTRW(Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota)
Adapun ruang lingkup materi yang dibahas dalam penyusunan RTPLP ini adalah rumusan
adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kabupaten secara terperinci yang
potensi dan masalah, konsep pengembangan, rencana pengembangan, rencana pembiayaan dan
disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-
pentahapan, arahan channeling, arahan kelembagaan, dan arahan skema pengelolaan spot
program pembangunan Kabupaten
pembiayaan.
RPJP dan RPJM Kabupaten Paser
PJM Desa adalah Perencanaan Jangka Menengah Desa peningkatan ekonomi masyarakat
1.4. Landasan Penyusunan RTPLP 1.4.1. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang pedoman umum rencana tata bangunan dan lingkungan
yang menitikberatkan pada
PJM Pronangkis adalah Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan
Adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
1.4.4. Dokumen kesepakatan bersama masyarakat Dokumen yang berisi kesepakatan - kesepakatan yang dibangun bersama oleh masyarakat dan pihak-pihak terkait ke arah pembangunan.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) I-2
1.5. Kedudukan dan Fungsi RTPLP
1.6. Sistematika Pembahasan
Sesuai Peraturan Pemerintah RI No.36 tahun 2005, tentang peraturan pelaksanaan UU No.
BAB I
PENDAHULUAN
28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang; maksud dan tujuan penyusunan RTPLP,
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dijelaskan bahwa RTBL merupakan
ruang lingkup, landasan penyusunan RTPLP, kedudukan dan fungsi RTPLP, dan
pengaturan bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah
sistematika pembahasan.
(RTRW) Kabupaten/kota; dan/atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota/Kabupaten atau
BAB II
PERUMUSAN POTENSI dan MASALAH
RTR Kawasan Strategis Kota/Kabupaten atau RTR Kawasan Perkotaan/Perdesaan/Agropolitan
Pada bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah desa yang meliputi;
yang tertuang dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang..
kondisi, potensi, dan permasalahan mengenai jumlah warga miskin, bangunan dan
Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, RTPLP juga dapat
tata letak bangunan, RTH & ruang publik, sarana dan prasarana permukiman, sosial
berupa:
budaya serta kawasan rawan bencana. community-action plan/CAP)
BAB III
Neighbourhood-Development Plan/NDP)
Pada bab ini berisi tentang visi pembangunan, Konsep Perancangan Struktur Tata
urban-design guidelines/UDGL) Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen RTPLP
ANALISA KAWASAN PRIORITAS Bangunan Dan Lingkungan, dan Konsep Komponen Perancangan Kawasan
BAB IV
KONSEP dan RENCANA
harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan
Pada bab ini berisikan usulan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdiri
prioritas. Kedudukan dan fungsi penyusunan rencana tindak penataan lingkungan permukiman
dari rencana tata ruang dan penataan bangunan kawasan prioritas dengan kedalaman
(RTPLP) dalam pranata pembangunan dapat dijelaskan melalui diagram berikut:
zona/blok peruntukkan, rencana sistem jaringan jalan/sirkulasi, rencana sistem ruang terbuka dan tata hijau (Sistem Ruang Terbuka Umum, Sistem Pepohonan dan
Penataan Ruang (UU No 26/2007)
RTRW Nasional RTRW Propinsi Kalimantan Timur RTRW Kabupaten Paser
Tata Hijau, Area Jalur Hijau); Tata Kualitas lingkungan (Konsep Identitas Lingkungan,
Penataan Bangunan & Lingkungan (Permen PU No 06/PRT/M/2007)
Konsep Orientasi Lingkungan, Wajah Jalan), rencana sistem prasarana dan utilitas lingkungan (sistem jaringan air bersih, sistem sanitasi, sistem jaringan drainase, sistem jaringan persampahan, sistem jaringan listrik, sistem jaringan jalur
Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Prioritas Desa Pulau Rantau
RDTRK Kota Tanah Grogot BWK IV
penyelamatan atau evakuasi) serta rencana kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan kawasan. BAB V
INDIKASI PROGAM Pada bab ini memuat rencana indikasi program pembangunan yang memuat rincian kegiatan, volume, biaya, sumber dana, instansi/stakeholder yang terlibat, tahun
Gambar 1.1 Kedudukan RTPLP
pelaksanaan.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) I-3
B. Jenis Tanah Keadaan tanah merupakan aspek penting dalam kaitannya kesuburan untuk budidaya tanaman pangan, karena produksi tanaman pangan ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah. Untuk jenis tanah yang terdapat di Desa Pulau Rantau berupa jenis tanah podsolik, tekstur berpasir dan sebagian jenis latosol sedangkan tingkat kemasaman antara pH 5 – 5,5.
Lahan ini sangat baik ditanami padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan dan cengkeh. 2.1.
Batas Administrasi
C. Klimatologi
Desa Pulau Rantau merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan
Ditinjau dari letak geografisnya Desa Pulau Rantau merupakan daerah beriklim tropis.
Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Secara administratif Desa Pulau Rantau terdiri dari 7 (tujuh) RT
Desa Pulau Rantau dipengaruhi oleh musim hujan yang terjadi pada bulan Nopember sampai
dengan luas wilayah seluas ±6.089,14 Ha. Batas administrasi Desa Pulau Rantau adalah sebagai
bulan April dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Oktober. Berdasarkan
berikut:
data pengukuran curah hujan, Desa Pulau Rantau mempunyai curah hujan 152 mm/bln
a. Sebelah Utara
: berbatasan dengan Desa Rantau Panjang;
atau . Kisaran Suhu udara rata-rata 26º C -31º C , dan kelembapan 65 – 85 %. Dengan
b. Sebelah Selatan
: berbatasan dengan Desa Suliliran;
tingkat intensitas curah hujan ini perlu mendapat perhatian lebih serius dalam pengelolaan
c. Sebelah Barat
: berbatasan dengan Desa Sungai Tuak; dan
d. Sebelah Timur
: berbatasan dengan Desa Muara Pasir .
Jarak antara Ibu Kota Desa dengan Ibu Kota Kecamatan 8 Km, dapat ditempuh melalui jalan darat dan air dengan jenis kendaraan perahu dan sepeda motor, serta mobil selama ± 60 menit. 2.2.
jaringan drainase dan perlindungan terhadap kawasan hijau. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor serta terjadinya genangan air di Desa Pulau Rantau. 2.3.
Kondisi Geografis
A. Topografi dan Ketinggian Desa Rantau Panjang memiliki kondisi topografi cenderung datar antara 0-8%. Berdasarkan mempunyai tingkat kelerengan tanah yang dominan, yaitu kelerengan 0-8% sangat potensial digunakan sebagai kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan tanaman tahunan, perikanan, industri dan pemukiman. Letak ketinggian wilayah Desa Pulau Rantau dari permukaan laut adalah 15 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggiannya, Desa Pulau Rantau mempunyai potensial untuk kawasan budidaya.
Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Desa Pulau Rantau terdiri dari berbagai jenis penggunaan lahan,
antara lain: pertanian/ sawah tadah hujan, kas desa, tempat peribadatan, perkebunan rakyat, permukiman dan perumahan, kuburan/ makam, kantor, toko, kebun, rawa, lapangan, dan lainlain. Keragaman jenis penggunaan lahan di Desa Pulau Rantau mencerminkan bahwa desa ini memiliki potensi yang relatif beragam pula. Jenis dan luasan penggunaan lahan yang ada di Desa Pulau Rantau dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1. Penggunaan Lahan Eksisting Desa Pulau Rantau Tahun 2014 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penggunaan Lahan Pertanian / sawah tadah hujan Tegal/Ladang Rawa Hutan Kas Desa Tempat Peribadatan Perkebunan rakyat Permukiman dan perumahan Kuburan/makam Kantor, toko, lapangan dll Jumlah
Jumlah Luas (Ha)
Prosentase (%)
25 15
0.41 0.25 49.27 41.06
3000 2500 7 0.07 40 500 0.07 2 6089,14
0.11 0.00 0.66 8.21 0.00 0.03 100.00
Sumber : PJM Pronangkis dan Profil Desa, 2013 Diagram 2.1. Komposisi Penggunaan Lahan di Desa Pulau Rantau Tahun 2014
besar, pertumbuhan yang cepat, dan persebaran penduduk antar wilayah yang tidak merata (sesuai dengan kemampuan daya dukung wilayah). Sedangkan aspek kualitas penduduk dapat dilihat dari kondisi kualitas sumber daya manusia, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat kesejahteraan. A. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Jumlah penduduk Desa Rantau Panjang Maret Tahun 2014 berjumlah 736 Jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 400 Jiwa (56%) dan perempuan sebanyak 336 Jiwa (46%) dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 185 KK. Dilihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin didominasi oleh laki-laki dengan sex ratio Desa Rantau Panjang yakni jumlah laki-laki dibagi dengan jumlah perempuan sebesar 104 termasuk dalam kategori sex ratio sedang (95-105). Sehingga untuk wilayah yang didominasi oleh penduduk laki-laki, maka jenis pekerjaan yang paling sesuai untuk dikembangkan seperti perbengkelan, perangkutan, dan lain-lain. Tabel 2.2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan, Jumlah KK Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Komposisi Penggunaan lahan di Desa Pulau Rantau diketahui bahwa 49% merupakan tanah rawa, 41% berupa hutan, dan 8 % digunakan untuk lahan permukiman. Dari grafik di atas penggunaan lahan di Desa Pulau Rantau didominasi oleh tanah rawa dan hutan.
RT
Luas wilayah (Ha)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
301.0839 332.3166 490.9791 2240.014 173.6542 196.1418 2354.951
82 35 95 68 48 23 48
84 29 55 58 42 27 41
166 64 150 126 90 51 89
23 9 20 17 12 7 12
Pulau Rantau
6089,14
400 (54%)
336 (46%)
736
100
Sumber: Data Monografi Desa Pulau Rantau, Maret 2014 *) Luas Wilayah
2.4.
Kondisi Sosial Kependudukan Secara garis besar, kondisi penduduk dalam suatu wilayah dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu aspek kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas meliputi: jumlah penduduk yang
Komposisi Penduduk %
Kepadatan Penduduk (*)
Jumlah KK
2 2 3 13 1 1 14
40 11 39 35 23 17 20
8 Jiwa/Ha
185
Peta Landuse
Peta Persebaran Penduduk
5.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan;
6.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
7.
Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur agama.
II. Arah Pembangunan Jangka Panjang Setiap misi pembangunan Kabupaten Paser kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan dengan sasaran pokok intinya sebagai berikut: 1.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; a. Meningkatnya kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Analisis merupakan cara untuk menguraikan jenis potensi dan masalah. Analisis berguna untuk memecahkan suatu permasalahan dengan potensi yang dimiliki untuk menemukan solusi
b. Terwujudnya pertumbuhan penduduk yang seimbang. 2.
Mengembangkan kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan
yang tepat. Dalam penyusunan buku Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman ini, ada
pembangunan; Terwujudnya masyarakat yang memiliki kapasitas dan kompetensi
empat jenis analisis yang akan digunakan untuk menguraikan potensi permasalahan, yaitu :
yang memadai sehingga setiap anggota masyarakat mampu mengolah dan
a. Analisa Kebijakan
memanfaatkan potensi sosial budaya dan potensi ekonomi yang ada di sekelilingnya
b. Analisis dengan metode SWOT (Strength Weakness Opportunities Threads).
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan pribadinya dan kehidupan
c. Analisis distribusi pendudukan menggunakan metode eksponensial
masyarakat Kabupaten Pasir secara keseluruhan.
d. Analisis tata ruang dengan identifikasi kondisi fisik wilayah desa
3.
e. Analisis PRB (Pengurangan Risiko Bencana).
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah; Terwujudnya kehidupan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan - dengan menjaga keseimbangan lingkungan
3.1. Analisa Kebijakan
4.
3.1.1. Tinjauan Terhadap RPJP Kabupaten Paser I.
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup; Terwujudnya perlindungan fungsi lingkungan hidup yang ditandai oleh berkurangnya pencemaran lingkungan,
Visi dan Misi
membaiknya kondisi Daerah Aliran Sungai dan kondisi hutan, serta terjaganya
Visi RPJPD Kabupaten Paser 2006-2025 adalah “Kabupaten Paser Maju, Mandiri, Agamais
keanekaragaman hayati.
Dan Sejahtera”.
Visi Pembangunan Kabupaten Paser tersebut ditempuh melalui 7 Misi
Pembangunan sebagai berikut:
5.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan; a. Terwujudnya pemerintahan yang memenuhi kriteria pemerintahan yang baik,
1.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia;
antara lain pemerintahan yang terbuka, akuntabel, cepat tanggap, berdasarkan
2.
Mengembangkan kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan
profesionalitas dan kompetensi, menggunakan struktur dan sumber daya secara
pembangunan;
efisien dan efektif, demokratis, partisipatif, dan menjunjung supremasi hukum.
3.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah;
4.
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup;
b. Terwujudnya kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam penyediaan ”public goods” dan pemberian pelayanan publik.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-1
6.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik; a. Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas yang dapat memuaskan pihak
masyarakat, khususnya masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya
yang membutuhkan pelayanan, baik dalam bentuk penyediaan sarana dan
berdomisili di perdesaan, melalui peningkatan kuantitas dan kualitas lapangan usahanya.
prasarana pelayanan yang berkualitas, maupun perbaikan sistem dan prosedur
Sasarannya yaitu sebagai berikut :
pelayanan. b. Terwujudnya pelayanan publik yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial budaya. 7.
Tujuan dari Misi Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yaitu Memperbaiki perekonomian
Pembangunan pertanian terpadu, Pengembangan usaha kecil dan menengah, Pengembangan industri kecil,
Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur agama. Terwujudnya
Peningkatan peran koperasi dan
masyarakat yang memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur ajaran
Peningkatan penguasaan keterampilan masyarakat sehingga masyarakat dapat
agamanya masing-masing sehingga nilai-nilai luhur agama berfungsi sebagai landasan
memanfaatkan dan memberikan nilai tambah terhadap potensi ekonomi yang tersedia di
etika.
lingkungannya. Pengembangan ekonomi berskala menengah dan besar dilakukan sebagai upaya menunjang
3.1.2. Tinjauan Terhadap RPJM I.
Visi dan Misi Visi : Bupati dan Wakil Bupati Paser, periode 2011-2015, menetapkan visi yang akan
pengembangan ekonomi lemah. 2. Misi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Tujuan dari Misi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
yaitu Meningkatkan
menjadi arah penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam lima tahun ke depan,
kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia agar warga masyarakat Kabupaten Paser
yaitu: MENUJU MASYARAKAT KABUPATEN PASER YANG AGAMAIS, SEJAHTERA DAN
memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu menghadapi persaingan hidup yang
BERBUDAYA.
cenderung makin keras pada masa yang akan datang. Dengan sasarannya sebagai berikut:
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu,
beserta komponen-komponennya agar visi yang ditetapkan berhasil diwujudkan dengan baik.
Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan merata,
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah misi sebagai berikut:
Tersedianya pusat-pusat latihan keterampilan,
1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan;
Terbangunnya sistem perlindungan sosial, dan
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
Meningkatnya kesejahteraan keluarga.
3. Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya; 4. Mewujudkan kabupaten konservasi. 5. Meningkatkan pelayanan prasarana wilayah
3. Misi Menumbuhkembangkan Kehidupan Masyarakat Yang Berbudaya Tujuan dari Misi Menumbuhkembangkan Kehidupan Masyarakat Yang Berbudaya yaitu Mewujudkan ketahanan sosial sehingga masyarakat Kabupaten Paser mampu berkembang dan meraih kemajuan di atas landasan nilai-nilai kepribadiannya sendiri yang sanggup
II. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran dari kelima misi di atas dijabarkan lebih lanjut berikut ini. 1. Misi Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan
menghadapi berbagai tantangan perubahan zaman. Sasarannya yaitu Tertanamnya nilai-nilai budaya yang sanggup mengantarkan setiap warga masyarakat Kabupaten Paser memasuki dunia modern dan era globalisasi, yaitu nilai-nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa,
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-2
taat terhadap norma-norma hukum, berdisiplin, setiakawan dan tenggang rasa, demokratis,
No
Bidang
Strategi
Arah Kebijakan
gemar bekerja keras, gemar memperdalam pengetahuan dan meningkatkan penguasaan peningkatan
teknologi.
produksi
produktivitas
4. Misi Mewujudkan Kabupaten Konservasi Tujuan dari Misi Mewujudkan Kabupaten Konservasi yaitu Menjadikan Kabupaten Paser sebagai kabupaten yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip konservasi, sehingga dalam memanfaatkan sumber daya untuk pembangunan senantiasa berlandaskan kepada
dan agribisnis dan penerapan teknologi tepat serta guna
pengembangan
lembaga
pendukung pra dan pasca panen
pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyangga kehidupan, dan pengawetan
Meningkatkan
keanekaragaman hayati, dengan sasarannya yaitu Terjaganya kawasan konservasi sehingga
daerah secara berkelanjutan
kawasan tersebut dapat berperan dan berfungsi dalam meningkatkan kesejahteraan
nelayan, serta penguatan kelembagaan
5. Misi Meningkatkan Pelayanan Prasarana Wilayah
pendukung baik pra-panen maupun
Tujuan dari Misi Meningkatkan Pelayanan Prasarana Wilayah yaitu Mewujudkan
pasca panen seperti lembaga keuangan,
Kabupaten Paser sebagai kabupaten yang mempunyai infrastruktur yang secara riil dapat
pemasaran dan penyuluhan
menggerakkan ekonomi. Adapun sasarannya sebagai berikut : Meningkatnya peran ekonomi kerakyatan.
Mengembangkan usaha kecil Mengembangkan
usaha
kecil-mikro
Berkurangnya kesenjangan pembangunan antar kawasan (pedalaman, tengah dan
dan mikro serta koperasi di yang mampu menyerap tenaga kerja dan
pantai)
wilayah
Terbukanya wilayah yang terbelakang, terpencil dan daerah pedalaman.
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di
rangka
pengentasan wilayah perdesaan
kemiskinan,
peningkatan
mengatasi Secara detail strategi dan arah kebijakan pembangunan 5 tahun kedepan dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.1. Bidang
perdesaan
pendapatan masyarakat dan
III. Strategi dan Arah Kebijakan
No
pangan
Meningkatkan kualitas SDM petani dan
masyarakat.
ketersediaan
Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi
kesenjangan
wilayah Meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan mikro melalui pengembangan
Arah Kebijakan
koperasi, jaringan pemasaran dan pola 1
Ekonomi
Mengoptimalkan keunggulan Revitalisasi
pertanian
daerah Kabupaten Paser di (pertanian,
perkebunan,
sektor
pertanian
secara
luas
kemitraan
peternakan,
melalui perikanan) melalui pendekatan sistem
Meningkatkan kapasitas SDM koperasi
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-3
No
Bidang
Strategi
Arah Kebijakan
No
Bidang
Strategi
dan pelaku usaha kecil dan mikro
Membangun
dan Meningkatkan
mengembangkan 2
Sosial,
Budaya
Kelembagaan
dan
Mensinerjikan
fasilitasi Meningkatkan
pemerintah, swasta,
komitmen berbagai dan
kelembagaan dalam kelembagaan pelayanan
akses
pelapisan
kekuatan kelembagaan
masyarakat sosial
dan
sistem
Arah Kebijakan
di
peran
pemuda
dan
ketahanan komunitas
sosial
terhadap pelayanan
Meningkatkan kerukunan masyarakat
masyarakat kesehatan. 3
pengembangan dan
Bidang
Pemerintahan Menyediakan
dan Pelayanan Umum
sistem
memeratakan
dan Meningkatkan sarana
dan transportasi
kondisi untuk
infrastruktur meningkatkan
prasarana publik dengan pola aksesibilitas wilayah.
kesehatan
perawatan terencana
masyarakat.
Meningkatkan infrastruktur sumber daya
Mengembangkan Lembaga Kesehatan Desa/Kelurahan
(LKD)
air
berbasis
social responsibility (CSR). jaringan
rangka
pembangunan
pertanian
community development dan corporate
Mengembangkan
dalam
Meningkatkan
kualitas
sistem
permukiman dan infrastruktur dasarnya.
(network)
pelayanan kesehatan yang berpusat pada
Meningkatkan kualitas penataan ruang.
rumah sakit pemerintah dan swasta. Sumber : Dokumen RPJM Kabupaten Paser Memperluas
dan Pembangunan
dan
pengembangan
memeratakan
kesempatan sarana dan prasarana pendidikan di
warga
masyarakat kawasan perdesaan.
IV. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
memperoleh pendidikan.
Tabel 3.2. Menyediakan dan pemerataan kebutuhan serta
peningkatan
kualitas
pendidik. Mengembangkan perpustakaan
tenaga
No 1
Aspek Pendidikan
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kebijakan Umum
Program
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
Program pendidikan anak usia dini
Meningkatkan sistem pendidikan
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-4
No
Aspek
Kebijakan Umum Meningkatkan sumber daya manusia pendidik
Program
No
Aspek
Kebijakan Umum
Program Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
Program pendidikan menengah Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kepelatihan
2
Kesehatan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Mengembangkan kesadaran kesehatan masyarakat
Program upaya kesehatan masyarakat
4
Pekerjaan Umum
Meningatkan kualitas penyediaan air baku
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
Meningkatkan pelayanan air bersih
Program penyediaan dan pengelolaan air baku Program penyediaan dan pengelolaan air baku
Program standarisasi pelayanan kesehatan
Program pengembangan infrastruktur perdesaan 5
Penataan Ruang
Program peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan
Lingkungan Hidup
Program pembagunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi/pemeliharaan kualitas kondisinya
Program pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
3
Meningkatkan aksesibilitas wilayah
Mengembankan data dan informasi lingkungan hidup yang lengkap dan sesuai daerah
Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Meningkatkan implementasi pembangunan berkelanjutan
Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
Meningkatkan kualitas tata ruang
Program perencanaan tata ruang
Meningkatkan ketaatan terhadap tata ruang
Program pemanfaatan ruang Program pengendalian pemanfaatan ruang
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
6
Perencanaan Pembangunan
Meningkatkan kesinergian perencanaan pembangunan
Program pengembangan data/informasi Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan bidang (ekonomi, sosial budaya, prasarana wilayah, sumber daya alam)
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-5
No 7
Aspek Perumahan
Kebijakan Umum Meningkatkan kualitas rumah
Program
No
Aspek
Kebijakan Umum
Program pertanahan
Program pengembangan perumahan Program lingkungan sehat perumahan Program pemberdayaan komunitas perumahan
13
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
14
Pertanian
Meningkatkan produktivitas Program peningkatan kesejahteraan petani hasil pertanian
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
8
Kepemudaan dan Olahraga
Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan
Program peningkatan peran serta kepemudaan
Meningkatkan kesejahteraan petani
Progam pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
9
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah
Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
Memperbaiki sistem kelembagaan ekonomi petani
Program peningkatan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan
Memperkuat kelembagaan pendukung usaha kecil dan menengah
Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
Mengembangkan kemitraan strategis
Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM
10
Ketahanan Pangan
Meningkatkan ketahanan pangan
Program peningkatan ketahanan pangan
11
Perhubungan
Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi
Program pengembangan sarana dan moda transportasi darat
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, perkebunan, peternakan 15
16
Kehutanan
Energi dan Sumber Daya Mineral
Mengendalikan kebakaran hutan
Program pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Meningkatan upaya konservasi dan rehabilitasi
Program pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Meningkatkan kualitas pelayanan kelistrikan
Program pembinaan dan pengembangan bidang kelistrikan
Sumber : Dokumen RPJM Kabupaten Paser Meningkatkan aksesibilitas wilayah
Program peningkatan pelayanan angkutan Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
12
Pertanahan
Mensinergikan aspek tata ruang dengan pertanahan
Program pengembangan system informasi pertanahan
3.1.3. Tinjauan Kebijakan RDTR Tanah Grogot Berdasarkan tinjauan dari Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan Tanah Grogot, sebagian kecil dari wilayah Desa Pulau Rantau masuk dalam Bagian Wilayah Kota. Luas wilayah yang masuk dalam BWK Perkotaan Tanah Grogot yaitu 2,46 Km2(Sumber Gambaran Umum RDTR Perkotaan Tanah Grogot). Berdasarkan hasil analisa penentuan fungsi BWK, Desa Pulau Rantau masuk pada kawasan Sungai Tuak kemudian disebut dengan BWK V. Fungsi BWK V yaitu sebagai pusat olahraga, rekreasi
Program penyelesaian konflik-konflik
dan hiburan.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-6
1. Mengembangkan jalur-jalur hijau di sepanjang sungai dan membatasi perkembangan di kawasan konservasi. 2. Menggunakan ruang terbuka hijau sebagai sarana rekreasi olah raga dan taman bermain.
I. Rencana Struktur Ruang Arahan rencana struktur ruang pada Kawasan perkotaan Tanah Grogot mengadopsi
3. Mengembangkan kawasan pertanian dan kehutanan sebagai RTH.
konsep growth pole, dengan 3 pola pembagian peran yaitu BWK inti, BWK pendukung dan BWK pengembangan baru. Untuk BWK V termasuk dalam pola BWK pengembangan baru yang
IV. Rencana Pengembangan Jalan Rencana pengembangan jalan BWK V pada dasarnya mengacu pada kondisi eksisting
mana BWK V mengemban fungsi pengembangan pelatihan dan pendidikan olahraga melalui pembangunan kompleks stadion pusat olahraga skala regional dan provinsi.
dimana terdapat badan jalan sepanjang sempadan sungai. Selain itu, terkait dengan dibangunnya jembatan penyeberangan yang menghubungkan pusat kota dengan BWK V
II. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Rencana struktur pelayanan kegiatan di wilayah BWK V meliputi pusat-pusat kegiatan
mendorong terbentuknya rencana pengembangan jalan sesuai dengan fungsi BWK V sebagai pusat pendidikan dan pelatihan olahraga. Rencana pengembangan jalan diarahkan pada
kawasan sebagai berikut :
peningkatan kondisi jalan-jalan yang telah ada dan pengembangan jalan baru untuk
•
Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan olahraga berupa stadion olahraga skala regional.
membentuk stuktur jalan kota secara keseluruhan maupun pemenuhan rencana jalan
•
Pusat kegiatan pertanian kota sebagai wujud perlindungan terhadap kawasan pertanian.
lingkungan permukiman. Fungsi jalan yang dikembangkan pada BWK V adalah :
•
Pusat kegiatan tingkat lingkungan permukiman meliputi penyediaan fasilitas pendidikan
1.
Jalan lokal sekunder :
(kegiatan pendidikan dasar hingga SMA/SMK), tempat ibadah, kesehatan, serta fasilitas
-
Jalan Eksisting : diperankan oleh Jl. Jone – Muara Pasir (LS30).
rekreasi (taman kota/lingkungan. Pusat kegiatan ini diarahkan berada di jalur utama agar
-
Jalan Rencana : diperankan Jl. Rencana Jone 5 (LS27), Jl. Rencana Rantaupanjang 1
mudah terjangkau lingkungan permukiman.
(LS35), Jl. Rencana Rantaupanjang 2 (LS36), Jl. Rencana Rantaupanjang 3 (LS37), dan Jl. Rencana Rantaupanjang 4 (LS38).
III. Rencana Pola Ruang Arah pengembangan pemanfaatan ruang secara khusus di tiap blok berdasarkan jenis-jenis pemanfaatannya sebagai berikut :
2.
Jalan lingkungan sekunder : jalan-jalan lain selain yang disebutkan di atas, yaitu merupakan jalan-jalan di dalam kawasan permukiman. Pengembangan jalan ini minimal dapat dilewati kendaraan roda 4 kendaraan Pemadam Kebakaran.
A. Sarana Pelayanan Umun 1. Mengembangkan fasilitas pelayanan umum baik skala lokal maupun regional di seluruh kawasan permukiman perkotaan. 2. Melakukan penataan dan perluasan sarana pelayanan umum sesuai dengan kebutuhan penduduk yang terus meningkat. 3. Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan umum baik dari pendekatan fisik maupun non fisik. B. Pengembangan Ruang Terbuka dan Jalur Hijau :
3.2. Analisis Metode SWOT Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-7
Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal.
Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal
Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari
maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor tersebut,
kekuatan dan kelemahan. Pendekatan kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang
kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus
dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998).Perhitungan yang dilakukan dengan 3 tahap
rekomendasi strategi.
yaitu:
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks SWOT.
1. Melakukan perhitungan bobot, pemberian nilai dan skoring. Dalam pemberian bobot dengan
Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang
skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini
jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,00 (Diklat Spama, 2000 : 13). Untuk pemberian
dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada tabel berikut :
nilai untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah). Hasilnya berupa skor pembobotan (skor x nilai) untuk masing-masing factor yang
Tabel 3.3.
Matrik SWOT
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0 (lemah). 2. Melakukan pengurangan antara jumlah total factor S dengan W dan factor O dengan T. perolehan angka selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X,Y 3. Mencari posisi yang ditunjukkan oleh titik X,Y pada kuadran SWOT. Adapun pembagian kuadran sebagai berikut : a. KUADRAN I (Positif, Positif), Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif. Artinya sangat memungkinkan untuk suatu wilayah terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. b. KUADRAN II (Positif, Negatif), Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya suatu wilayah dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan mengalami kesulitan untuk berkembang. c. KUADRAN III (Negatif, Positif), Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya suatu wilayah harus mengubah strategi karena dikhawtirkan strategi lama sulit untuk menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja suatu wilayah. d. KUADRAN IV (Negatif, Negatif), Rekomendasi yang diberikan adalah strategi bertahan,
Sumber : Rangkuti, 2006
artinya kondisi internal dalam keadaan lemah dan menghadapi tantangan besar. Oleh karenanya disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-8
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut : 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
No
3
Desa Pulau Rantau berdekatan dengan pusat pemerintahan dan perdagangan Kabupaten Paser di Kelurahan Tanah Grogot Dalam RDTR disebutkan sebagai wilayah pengembangan baru
4
Dibangunnya jembatan memudahkan akses ke wilayah selatan Kabupaten Paser
2
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. 2. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Nilai
Skor (bobot x nilai)
0.3
4
1.2
0.3
4
1.2
0.2
3
0.6
Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
TOTAL
3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Ancaman Mudah tersaingi dengan daerah lain di sekitar Desa Pulau Rantau yang juga 1 memiliki potensi pertanian dan pariwisata Berkurangnya potensi perkebunan 2 kelapa
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
TOTAL
kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan
Sumber : Hasil Analisa 2014
1
3.6
0.5
4
2.0
0.5
3
1.5
1
3.5
Faktor peluang yang memiliki bobot tertinggi adalah Desa Pulau Rantau yang berdekatan
internal dengan menghindari ancaman eksternal.
dengan pusat perdagangan dan pemerinahan Kabupaten Paser yaitu Kelurahan Tanah Grogot Matriks IFAS dan EFAS Desa Pulau Rantau
dan merupakan wilayah pengembangan baru maka sangat memungkinkan pengembangan desa
Untuk analisa SWOT Desa Pulau Rantau sebelumnya dibuat matriks IFAS san EFAS. Tabel 3.4. No
Matrik EFAS
Faktor Strategis Eksternal
Peluang Desa Pulau Rantau berdekatan dengan Bandar Udara yang sedang dalam tahap 1 pembangunan di Desa Rantau Panjang dan Pelabuhan Lori
Bobot
lebih maju. Sedangkan faktor ancaman, nilai bobot tertinggi adalah mudah tersaingi dengan daerah sekitar karena memiliki potensi yang sama, dengan dapat mengurangi pendapatan desa. Faktor kekuatan yang memiliki bobot tertinggi adalah memiliki lahan kosong yang cukup
Nilai
Skor (bobot x nilai)
luas sehingga masih sangat mudah untuk dikembangkan baik sarana dan prasarana desa seperti permukiman dan prasarana lainnya. Sedangkan pada faktor kelemahan, nilai bobot tertinggi adalah Tidak terdapat sarana dan prasarana desa (listrik, sanitasi, drainase, jalan, pasar desa, lapangan olahraga). Selain itu lahan pertanian yang luas pemanfaatannya kurang optimal dan
0.2
3
0.6
tidak produktif.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-9
Tabel 4.2 Matrik IFAS No Faktor strategis Internal
Skor (bobot Bobot Nilai x nilai)
Kekuatan 1
Memiliki lahan kosong yang luas
0.30
4
1.20
2
Memiliki potensi pariwisata
0.20
2
0.40
Perhitungan X,Y X
= Potensi – Masalah
Y
= Peluang – Ancaman
= 2.85– 2.75
= 3.6 – 3.5
= 0.1
= 0.1
Matrik SWOT Pulau Rantau 3 4
Memiliki potensi pertanian (pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan)
0.25
Memiliki potensi kehutanan
0.25
TOTAL
1.00
3
0.75
menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks SWOT. 2
0.50 2.85
Kelemahan 1
Banyak lahan terlantar yang belum digarap
0.15
3
0.45
2
Terdapat permukiman tidak layak huni
0.05
2
0.10
0.15
4
0.60
0.10
4
0.40
0.10
3
0.30
5
Tidak terdapat sarana dan prasarana desa (listrik, sanitasi, drainase, jalan, pasar desa, lapangan olahraga) Lahan pertanian yang tidak produktif Sebagian besar masyarakat memiliki tingkat ketrampilan dan pengetahuan yang masih rendah
6
Jenis tanah merupakan lahan gambut
0.05
2
0.10
7
Tidak memiliki sumber mata air
0.10
2
0.20
8
Kesulitan dalam akses transportasi dan pemasaran hasil pertanian
0.10
3
0.30
10
Kelembagaan tidak berjalan
0.10
1
0.10
11
Harga pupuk dan bibit yang mahal
0.10
1
0.10
3 4
TOTAL
Berdasarkan matriks IFAS dan Matriks EFAS, maka alat yang digunakan dalam
1.00
Tabel 3.5.
Matrik SWOT Desa Pulau Rantau Strengths (S)
Weaknesses (W)
Strategi SO
Strategi WO
Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunities (O)
Pengembangan pertanian Pemanfaatan lahan secara guna menarik para investor optimal melalui komoditas Memaksimalkan sektor- pengembangan sektor potensial untuk pertanian Penyusunan rencana meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan agropolitan dan sistem Pengembangan kawasan pengembangan prasarana yang akan agropolitan disediakan Memanfaatkan kewenangan pemerintah Pengembangan sistem pusat untuk mengoptimalkan pelayanan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan sumberdaya yang dimiliki
2.75
Sumber : Hasil Analisa 2014
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-10
Treaths (T)
Strategi ST
Strategi WT
Differiansi produk dari Studi identifikasi jenis sektor unggulan industri yang sesuai Pengembangan dan dikembangkan di Desa Pulau pengelolaan kegiatan Rantau agropolitan Efisiensi dan meningkatkan Promosi tentang Desa produktifitas terhadap sektor Pulau Rantau guna menarik pertanian investor Pengelolaan sektor basis yang lebih matang guna mampu bersaing Pelatihan Keterampilan bagi masyarakat
Po
: Jumlah penduduk saat ini
r
: Rata – rata pertumbuhan penduduk (%)
n
: Tahun ke ...
Maka : P5 = 736 ( 1 + 0,1)5 P5 = 736 ( 1,1)5 P5 = 736 x 1,611 P5 = 1.186 jiwa Perhitungan dengan metode eksponensial diatas didapatkan perkiraan jumlah penduduk yang akan berkembang di Desa Pulau Rantau untuk lima tahun ke depan adalah 1.186 jiwa. Pertumbuhan penduduk akan diperkirakan menambah luasan permukiman di Desa Pulau
Sumber : Hasil Analisa 2014
Rantau. Penggunaan lahan berupa tegalan/ladang dan sawah dapat diperkirakan akan berubah Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
fungsi menjadi permukiman.
yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
3.3.2. Arahan Kepadatan Penduduk Untuk waktu 5 tahun mendatang, penambahan rumah sebagai tempat bermukim
3.3. Analisis Distribusi Penduduk dengan Metode Eksponensial
masyarakat diarahkan menyebar (tidak terpusat). Selama ini permukiman yang ada di Desa
3.3.1. Perkiraan Jumlah Penduduk
Pulau Rantau berada sejajar (linier) dengan sungai. Untuk ke depannya, kepadatan penduduk
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) merupakan Rencana
Desa Pulau Rantau diarahkan pada kawasan pusat permukiman yang aman dari sempadan
Pembangunan Jangka Menengah yaitu 5 Tahun (2014-2019), untuk itu perlu diperhitungkan
sungai. Arahan kepadatan penduduk ini dapat diarahkan menuju arah ke daerah RT 01. RT 02
juga jumlah penduduk untuk 5 tahun kedepan, dengan tujuan agar perencanaan dapat
dan RT 05.
diproyeksikan untuk segala bidang aspek kehidupan seperti cakupan kebutuhan sarana umum, fasilitas umum, fasilitas sosial, sarana peribadatan dan lain sebagainya. Untuk menghitung
3.4. Analisis Tata Ruang
jumlah penduduk 5 tahun kedepan, dapat digunakan pendekatan sebagai berikut :
3.4.1. Kajian Prasarana Desa
Pn = Po (1 + r)
n
Secara keseluruhan kondisi jalan di Desa Pulau Rantau adalah perkerasan tanah. Perlu adanya penambahan dan pelebaran serta peningkatan perkerasan jalan yang sudah ada dalam rangka memudahkan pergerakan penduduk dan kelancaran sektor perekonomian masyarakat.
Keterangan : Pn
: Jumlah penduduk tahun ke n
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-11
Gambar 4.1 Kajian Jaringan Jalan dan Jembatan Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Konstruksi jalan berupa semen dengan lebar jalan yang sempit sehingga perlu dilakukan pelebaran jalan
Konstruksi jalan berupa tanah, sehingga perlu pengerasan jalan
Konstruksi jembatan berupa kayu perlu adanya pemeliharaan dan penambahan jembatan titian ke pertanian dan permukiman
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-12
Gambar 4.2 Kajian Jaringan Drainase dan Irigasi Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Kondisi drainase di desa ini masih berkonstruksi tanah, dan sejajar dengan badan jalan. Diprediksi dapat dengan mudah terjadi erosi karena perembesan air langsung ke dalam tanah, sehingga dapat menyebabkan ambrolnya badan jalan. Perlu adanya pembangunan drainase untuk mencegah pengikisan badan jalan.
Saluran irigasi yang terdapat di desa ini memerlukan adanya perbaikan dan pembangunan agar tidak terjadi banjir.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-13
Mengenai kondisi saluran drainase masih banyak dijumpai saluran drainase yang memiliki konstruksi tanah, kedangkalannya sering menjadi masalah saat musim penghujan (adanya luapan air). Sebagian besar RT di Desa Pulau Rantau pun belum memiliki saluran drainase. Diperlukan perencanaan yang sinergis antar RT agar drainase dapat berfungsi dengan optimal, mengalirkan air hujan sehingga tidak merugikan lingkungan sekitar. Sedangkan kondisi saluran irigasi terdapat banyak irigasi dengan konstruksi tanah. Adanya bencana banjir sehingga beberapa saluran irigasi rusak dan tidak dapat berfungsi optimal. Diperlukan perbaikan dan pembangunan saluran irigasi agar lahan pertanian kembali berkembang, namun juga harus disertai dengan penanganan air irigasi yang terpadu. Keseluruhan penduduk Desa Pulau Rantau belum dialiri listrik, selama ini hanya menggunakan genset. dan beberapa tetangga masih menyambungkan listrik dari tetangga berdekatan yang menggunakan genset. Diperlukan jaringan listrik ke daerah permukiman yang belum dilayani oleh jaringan listrik baik bersumber dari PLTD, PLTS, maupun biogas. Diperlukan pula subsidi dari pemerintah untuk mengurangi biaya listrik untuk KK yang tidak mampu. Sungai dan penampung air hujan merupakan prasarana yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Namun pada saat musim kemarau kekeringan pada prasarana ini dapat menimbulkan kurangnya pasokan air sehari – hari untuk kebutuhan rumah tangga. Desa Pulau Rantau memiliki sumber air berupa sungai yang ada sepanjang musim, dengan adanya potensi tersebut, maka pembangunan dan pengadaan instalasi air/perpipaan dapat dilakukan untuk rencana mendatang agar kebutuhan air bersih sehari – hari dapat mencukupi sepanjang musim. Desa Pulau Rantau memiliki kebiasaan mandi, cuci dan kakus di pinggir sungai. Desa ini juga memiliki MCK umum, namun jumlahnya kurang memadai. Diperlukan penambahan MCK agar tetap dapat digunakan bersama.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-14
Gambar 4.3 Kajian Jaringan Air Bersih Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Masyarakat menggunakan penampung air hujan (PAH) Namun pada saat musim kemarau masyarakat mengalami kekeringan. Diperlukan manajemen air dengan menyediakan tandon dan pengadaan jaringan perpipaan dari sungai di Desa Pulau Rantau
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-15
Gambar 4.4 Kajian Jaringan Saluran Limbah Rumah Tangga dan Persampahan Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, baik di saluran drainase maupun di sungai. Diperlukan adanya pengolahan sampah yang berwawasan lingkungan
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-16
Gambar 4.5 Kajian Santasi Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Desa Pulau Rantau memiliki kebiasaan MCK di pinggir sungai. Desa ini juga memiliki MCK umum, namun jumlahnya kurang memadai. Diperlukan penambahan MCK agar tetap dapat digunakan bersama.
MCK UMUM
MCK Pinggir Sungai MCK Pribadi
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-17
3.4.2. Kajian Sarana Permukiman Persebaran permukiman di Desa Pulau Rantau keseluruhan merupakan rumah non permanen. Saat ini sudah mendapat bantuan dari pemerintah untuk rumah layak huni namun masih di RT 01, sehingga perlu adanya bantuan dari pemerintah maupun swasta untuk membantu masyarakat tidak mampu dengan mewujudkan rumah yang layak huni sesuai dengan standart yang berlaku. Fasilitas umum dan pelayanan sosial di Desa Pulau Rantau dapat dikatakan sangat jauh dari kata cukup. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya kelengkapan fasilitas baik dari fasilitas kesehatan, peribadatan, perkantoran hingga pendidikan. Saat ini hanya terdapat beberapa fasilitas berupa posyandu, sekolah dasar, dan kantor desa. Gambar 4.6 Kajian Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Desa Pulau Rantau Tahun 2014
SD
Rumah non permanen
Masjid Pusban
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-18
3.4.3. Kajian Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Desa Pulau Rantau didominasi oleh lahan perkebunan kelapa dan juga hutan dengan komditi kayu gelam. Selain itu, peraturan yang tegas untuk mengosongkan area sempadan sungai dari pembangunan permukiman perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar keselamatan masyarakat dapat terjaga dan terhindar dari kemungkinan bencana banjir akibat air pasang Gambar 4.7 Kajian Penggunaan Lahan Desa Pulau Rantau Tahun 2014
Hutan Kayu Gelam dan Pertanian tanaman pangan
Penggunaan lahan untuk perkebunan kelapa.
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-19
Tabel 3.6. A 1
Kajian Resiko Bencana Banjir Desa Pulau Rantau
2
Frekuensi
3
Luas area dampak
4
Korban
5
Kerugian
Desa Pulau Rantau dilewati oleh Sungai Kandilo Lebih dari 10 kali dalam satu musim penghujan 30 % dari total wilayah desa yang meliputi permukiman dan persawahan (seluruh RT) Persawahan khususnya petani dan masyarakat
Lahan pertanian dan permukiman terendam air Total Skor Ancaman
KERENTANAN FISIK 1. Jalur evakuasi Belum ada 2. Rambu-rambu evakuasi
Belum ada
3
3. Titik kumpul
Sudah ada
1
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Belum ada
Total Skor Kerentanan Fisik
3 2.5
Tabel Skoring Ancaman
2 3 3
1
Aman
2
Rawan
3
Sangat Rawan
1. Kelompok rentan 2. Organisasi PRB 3. Pengetahu an tentang PRB 4. Relasi sosial
SKOR 3
1
2
Bervariasi
1
Tabel Skoring Kerentanan
Sosial
2,25
1
Rendah
Ekonomi
2.33
Lingkungan Total Skor Kerentanan
1,8
2 3
Sedang Tinggi
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, balita, ibu hamil, kaum difabel) sebesar 14,68% dari total penduduk
SKOR
2
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Di tingkat desa belum ada
3
2,35
SKOR 1
Belum ada
1
sudah ada
3
Belum ada
1
1. Kelompok rentan 2. Organisasi PRB 3. Pengetahuan tentang PRB 4. Relasi sosial
1,5
Total Skor Kapasitas Fisik
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, balita, ibu hamil, kaum difabel) sebesar 14,68% dari total penduduk Di tingkat desa belum ada
Ada tapi sedikit
Kepadatan rendah Pohon pemecah angin sudah jarang Dibuang sembarang di sungai
SKOR
EKONOMI
2
1. Jumlah keluarga miskin
2
2. Jenis pekerjaan
2,25 SKOR 1 2 3
3. Akses permodalan
80% dari jumlah penduduk total
1
Jenis pekerjaan masyarakat beragam / heterogen Akses permodalan tidak ada
Total Skor Kapasitas Ekonomi
3 1 1,67
SKOR
2
1
Masih sedikit yang mengetahui
2
Ada tapi sedikit
2
Total Skor Kapasitas Sosial Masih sedikit yang mengetahui
1,8
Total Skor Kerentanan Lingkungan
Fisik
2. Rambu-rambu evakuasi 3. Titik kumpul
LINGKUNGAN 1. Kepadatan permukiman 2. Tutupan tegakan pohon 3. Pengelolaan sampah
Tanah relatif datar
2.5
1. FISIK 1. Jalur evakuasi Belum ada
Total Skor Kerentanan Sosial EKONOMI 1. Jumlah 80% dari jumlah keluarga miskin penduduk total Jenis pekerjaan masyarakat 2. Jenis pekerjaan beragam / heterogen
2.33
4. Kemiringan tanah 5. Struktur tanah
SKOR
KAPASITAS
2,8
SKOR 3
Total Skor Kerentanan
3 3
3
Total Skor Kerentanan Ekonomi
SCORE
ANCAMAN Probabilitas
Akses permodalan tidak ada
3. Akses permodalan
3.5. Analisis Pengurangan Risiko Bencana
1,75
LINGKUNGAN 1. Kepadatan Kepadatan permukiman rendah Pohon pemecah 2. Tutupan angin sudah tegakan pohon jarang Dibuang 3. Pengelolaan sembarang di sampah sungai 4. Kemiringan Tanah relatif tanah datar 5. Struktur tanah Bervariasi
SKOR
Total Skor Kapasitas Lingkungan
2,2
3 2 1 2 3
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-20
Fisik
SKOR 1,5
Sosial
1,75
Ekonomi
1,67
Lingkungan
2,2
Total Skor Kapasitas
Total Skor Kapasitas
R =
Ancaman x Kerentanan Kapasitas =
1,78
2,89
Resiko bencana banjir di Desa Pulau Rantau adalah berisiko tinggi (cukup berbahaya) Tabel 3.7.
Probabilitas Frekuensi Luas area dampak Korban Kerugian
KERENTANAN
Belum ada
3
3. Titik kumpul
Sudah ada
1
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Belum ada
3
5. Sumur atau bak penampung air
Belum ada
2
Total Skor Kerentanan Fisik
SCORE 1. Jumlah keluarga miskin
2 2
Tabel Skoring Ancaman 1 Aman 2
Rawan
3
Sangat Rawan
2. Jenis pekerjaan 3. Akses permodalan
80% dari jumlah penduduk total
2
1.8
1 3 2.33
Total Skor Kerentanan Ekonomi
2. Organisasi PRB 3. Pengetahuan tentang PRB 4. Relasi sosial
SKOR
3
Masih sedikit yang mengetahui
2
Ada tapi sedikit
2
LINGKUNGAN 1. Kepadatan Kepadatan rendah permukiman 2. Tutupan Pohon pemecah tegakan pohon angin sudah jarang 3. Pengelolaan Dibuang sembarang sampah di sungai 4. Kemiringan Tanah relatif datar tanah 5. Struktur Bervariasi tanah
SKOR 1 2 3 2 1 1,8
Tabel Skoring Kerentanan
2.4
1
Rendah
Sosial
2,25
2
Sedang
Ekonomi
2.33
3
Tinggi
Total Skor Kerentanan
2.25
Total Skor Kerentanan Sosial
Fisik
Lingkungan
2
Di tingkat desa belum ada
Total Skor Kerentanan Lingkungan Total Skor Kerentanan
Total Skor Ancaman
3
Jenis pekerjaan masyarakat beragam / heterogen Akses permodalan tidak ada
1. Kelompok rentan
SKOR
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, balita, ibu hamil, kaum difabel) sebesar 14,68% dari total penduduk
2.4 SKOR
EKONOMI
2 2
3
2. Rambu-rambu evakuasi
Kajian Resiko Bencana Kekeringan Desa Pulau Rantau
ANCAMAN Indonesia adalah negara dengan 2 musim, kemarau dan musim penghujan Sepanjang musim kemarau Seluruh lahan pertanian dan sebagian wilayah permukiman Persawahan khususnya petani dan masyarakat Gagal panen dan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
SKOR
FISIK 1. Jalur evakuasi Belum ada
1,8 2.19
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-21
KAPASITAS
SKOR
1. FISIK 1. Jalur evakuasi Belum ada
1
2. Rambu-rambu evakuasi
Belum ada
1
3. Titik kumpul
sudah ada
3
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Belum ada
1 1.5
Total Skor Kapasitas Fisik
1. Kelompok rentan 2. Organisasi PRB 3. Pengetahuan tentang PRB 4. Relasi sosial
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, balita, ibu hamil, kaum difabel) sebesar 14,68% dari total penduduk Di tingkat desa belum ada
SKOR
1. Jumlah keluarga miskin 2. Jenis pekerjaan 3. Akses permodalan
80% dari jumlah penduduk total Jenis pekerjaan masyarakat beragam / heterogen Akses permodalan tidak ada
Total Skor Kapasitas Ekonomi
1 3 1 1,67
Masih sedikit yang mengetahui
2
Luas area dampak
Ada tapi sedikit
2
Fisik Sosial
1,75
Ekonomi
1,67
Lingkungan
2,2
Total Skor Kapasitas
3
Pohon pemecah angin sudah jarang
2 1
Tanah relatif datar
2
Bervariasi
3
Total Skor Kapasitas Lingkungan
2,2
Ancaman x Kerentanan
1,78
Resiko bencana kekeringan di Desa Pulau Rantau adalah cukup berisiko (mendekati bahaya)
Kemampuan =
2,24
Korban Kerugian
SKOR
Kepadatan rendah
SKOR 1.5
1,75
Dibuang sembarang di sungai
R = Total Skor Kapasitas
Probabilitas Frekuensi
LINGKUNGAN 1. Kepadatan permukiman 2. Tutupan tegakan pohon 3. Pengelolaan sampah 4. Kemiringan tanah 5. Struktur tanah
2
1
Total Skor Kapasitas Sosial EKONOMI
Tabel 3.8.
SKOR
Kajian Resiko Bencana Angin Ribut Desa Pulau Rantau
ANCAMAN Indonesia memiliki 2 musim yang pergantiannya ada musim pancaroba 5 kali dalam satu musim pancaroba Seluruh wilayah desa
3
Belum ada
3
3. Titik kumpul
Sudah ada
1
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Belum ada
3
semua bangunan tidak tahan terhadap angin Total Skor Kerentanan Fisik
EKONOMI 1. Jumlah 80% dari jumlah keluarga miskin penduduk total Jenis pekerjaan 2. Jenis masyarakat beragam pekerjaan / heterogen 3. Akses Akses permodalan permodalan tidak ada
2
Rawan
3
Sangat Rawan
2.2
2. Rambu-rambu evakuasi
5. Bangunan yang tahan angin
Tabel Skoring Ancaman 1 Aman
2
SKOR
FISIK Belum ada
2
1
Total Skor Ancaman
1. Jalur evakuasi
3
3
Bangunan fisik, tanaman pertanian, manusia Gagal panen, dampak psikologis ketakutan
KERENTANAN
SKOR
3 2.6
SKOR 3 1 3
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, balita, ibu hamil, 1. Kelompok kaum difabel) rentan sebesar 14,68% dari total penduduk 2. Organisasi Di tingkat desa PRB belum ada 3. Masih sedikit yang Pengetahuan mengetahui tentang PRB 4. Relasi Ada tapi sedikit sosial Total Skor Kerentanan Sosial LINGKUNGAN 1. Kepadatan Kepadatan rendah permukiman 2. Tutupan Pohon pemecah tegakan pohon angin sudah jarang 3. Pengelolaan Dibuang sembarang sampah di sungai
SKOR
2
3 2 2 2,25
SKOR 1 2 3
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-22
Total Skor Kerentanan Ekonomi
2.33
4. Kemiringan tanah 5. Struktur tanah
Tanah relatif datar
2
Bervariasi
1
Total Skor Kerentanan Lingkungan Total Skor Kerentanan Sosial
2,25
1
Rendah
Ekonomi
2.33
Lingkungan
1,8
2 3
Sedang Tinggi
1. FISIK 1. Jalur evakuasi Belum ada
SKOR 1
Belum ada
1
3. Titik kumpul
sudah ada
3
4. Tempat evakuasi / barak pengungsian
Belum ada
1
Total Skor Kapasitas Fisik
1. Jumlah keluarga miskin 2. Jenis pekerjaan 3. Akses permodalan
80% dari jumlah penduduk total Jenis pekerjaan masyarakat beragam / heterogen Akses permodalan tidak ada Total Skor Kapasitas Ekonomi
1.5
Sosial
1,75
Ekonomi
1.67
Lingkungan
2,2
R =
Ancaman x Kerentanan Kapasitas =
2,78
1,78
Resiko bencana angin ribut di Desa Pulau Rantau adalah berisiko cukup berbahaya
2,25
2. Rambu-rambu evakuasi
EKONOMI
Fisik
Total Skor Kapasitas
Tabel Skoring Kerentanan
2.6
KAPASITAS
SKOR
SKOR
Fisik
Total Skor Kerentanan
1,8
Total Skor Kapasitas
1.5
SKOR 1
3
1 1,67
SOSIAL Jumlah kelompok rentan (lansia, 1. Kelompok balita, ibu hamil, rentan kaum difabel) sebesar 14,68% dari total penduduk Di tingkat desa 2. Organisasi PRB belum ada 3. Pengetahuan Masih sedikit yang tentang PRB mengetahui 4. Relasi sosial
Ada tapi sedikit Total Skor Kapasitas Sosial
LINGKUNGAN 1. Kepadatan Kepadatan rendah permukiman 2. Tutupan Pohon pemecah angin tegakan sudah jarang pohon 3. Pengelolaan Dibuang sembarang di sampah sungai 4. Kemiringan Tanah relatif datar tanah 5. Struktur Bervariasi tanah Total Skor Kapasitas Lingkungan
SKOR
2
1 2 2 1,75 SKOR 3 2 1 2 3 2,2
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) III-23
1.
Meningkatkan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan.
2.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa.
3.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.
4.1.
Visi dan Misi RTPLP Desa Pulau Rantau
4.1.1. Visi
4.
Meningkatkan prasarana dasar.
5.
Meningkatkan produktivitas pertanian.
6.
Penguatan kelembagaan agropolitan.
7.
Pengembangan sistem agrobisnis (agroinput, pengolahan hasil, pemasaran, dan penedia
Penyusunan visi suatu daerah dapat didasarkan pada potensi desa yang sudah nyata
jasa).
yang dirasakan oleh masyarakat, dampak ekonomi yang ditimbulkan serta daya tarik daerah itu dibanding daerah lain. Oleh karena itu, dalam penyusunan visi menggunakan metode
4.2.
SMART, artinya :
Berdasarkan masalah dan potensi serta analisa peran dan fungsi Desa Pulau Rantau
1. Specific
: harus bersifat khusus
maka dirumuskan sebuah tujuan penataan ruang Desa Pulau Rantau. Tujuan penataan ruang
2. Measurable
: dapat diukur/terukur
Desa Pulau Rantau adalah mewujudkan Desa Pulau Rantau sebagai kawasan
3. Attainable
: dapat dicapai
permukiman yang didukung kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan yang
4. Realistic
: masuk akal, terkait kondisi nyata di lapangan
5. Time bond
: dalam satu kesatuan waktu
Berdasarkan proses perumusan gagasan visi-misi melalui rembug warga, adapun visi pemerintahan Desa Pulau Rantau adalah : ”Menuju Desa Kreatif melalui masyarakat yang Berdaya dan Mampu Bersaing”
Berdaya mengandung arti mewujudkan desa dengan kehidupan masyarakat yang mampu berperan aktif dalam pembangunan dilandasi jiwa entrepreneurship, kreatif, dan inovatif untuk meningkatkan potensi dan daya saing daerah.
Tujuan Penataan Ruang Desa Pulau Rantau
Bersaing mengandung arti menuju pembangunan desa dan masyarakat yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat bersaing dengan daerah di sekitarnya.
4.1.2. Misi Misi sangat berkaitan dengan suatu keadaan (visi) untuk menciptakan kegiatan yang ingin dicapai berdasarkan kesepakatan bersama. Misi Desa Pulau Rantau adalah :
berkelanjutan. Diharapkan dengan adanya tujuan penataan ruang ini dapat mendorong percepatan pembangunan Desa Pulau Rantau melalui kegiatan agropolitan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat pinggiran. 4.3.
Konsep Pengembangan Desa Pulau Rantau
4.3.1. Tema Pengembangan Melihat pada potensi sumberdaya iklim dan tanah, secara umum menunjukkan bahwa desa masih sesuai untuk pengembangan kegiatan pertanian baik pertanian tanaman semusim, pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan air tawar. Berdasarkan visi, misi, tujuan penataan ruang Desa Pulau Rantau maka dirumuskan konsep pengembangan Desa Pulau Rantau menjadi desa kreatif melalui kegiatan agropolitan artinya kegiatan pertanian yang mengintegrasikan antara tanaman dan ternak di dalam suatu lahan usahatani, selain memiliki pola pertanian organik yang ramah lingkungan, juga dapat meningkatkan usaha
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-1
peternakan, pertanian, perkebunan, menekan kerusakan sumberdaya lahan dan lingkungan, dan
perkebunan dan perikanan, sentra pengolahan hasil pertanian (industri rumah tangga) dan
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Dalam kawasan ini terdapat sentra
sentra pemasaran hasil pertanian.
produksi, pengolahan, pemasaran, lembaga keuangan, peran dan partisipasi masyarakat yang
1. Pengembangan sentra produksi pertanian berada di kawasan RT 03, RT 06, sebagian RT 04
mendukung.
dan RT 07. Kawasan ini akan dikembangkan pertanian tanaman pangan dengan produk unggulan padi dan tanaman hortikultura lainnya. 2. Pengembangan sentra produksi perkebunan dan perikanan tambak di kawasan RT 04 dan RT 07. Kawasan ini akan dikembangkan perkebunan dengan komoditi kelapa, kelapa sawit, dan perikanan tambak dengan jenis ikan nila, ikan gurame dan ikan lele. 3. Pengembangan sentra pengolahan hasil pertanian di kawasan RT 02 dan RT 05. Kawasan ini diarahkan menjadi kawasan permukiman sehingga ke depannya dapat menjadi sentra industri rumah tangga yang mengolah hasil pertanian dan dipasarkan ke luar daerah. 4. Pengembangan sentra pemasaran hasil pertanian diarahkan pada kawasan RT 01 sebagai pintu gerbang Desa Pulau Rantau. Pada kawasan ini telah berkembang kawasan permukiman sehingga diharapkan mampu memasarkan hasil pertanian. 4.3.3. Keterlibatan Masyarakat 1. Sentra produksi pertanian : masyarakat dapat terlibat menjadi petani. 2. Sentra Gambar 4.1 Konsep Pengembangan Pedesaan
produksi
perkebunan
&
perikanan tambak : masyarakat dapat terlibat menjadi petani dan tenaga kerja
4.3.2. Bentuk Pengembangan Melalui pengembangan agropolitan, diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan agropolitan dengan wilayah produksi pertanian dalam sistem kawasan agropolitan. Melalui pendekatan ini, produk pertanian dari kawasan produksi akan diolah terlebih dahulu di pusat kawasan agropolitan sebelum di jual (ekspor) ke pasar yang lebih luas sehingga nilai tambah tetap berada di kawasan agropolitan. Mengacu pada pengembangan di atas maka, pengembangan kawasan agropolitan di Desa Pulau Rantau dibagi menjadi beberapa kawasan, terdiri dari : sentra produksi pertanian,
perkebunan. 3. Sentra pengolahan hasil pertanian: masyarakat
dapat
terlibat
menjadi
pemilik dan buruh industri rumah tangga/tenaga kerja pabrik. 4. Sentra pemasaran hasil pertanian : masyarakat produsen.
dapat
terlibat
menjadi Gambar 4.2 Peran dan Partisipasi Masyarakat
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-2
Peta Konsep Pengembangan Desa Pulau Rantau
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-3
4.3.4. Spesifikasi Peluang Pengolahan Komoditi Pertanian Di bawah ini ada beberapa peluang pengolahan komoditas pertanian di Desa Pulau Rantau
Gambar 4.3 Peluang Pengolahan Hasil Pertanian
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-4
Kawasan Permukiman Lokasi dan penyebaran kawasan ini cukup merata, dengan kondisi akses jalan yang kurang memadai sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, sehingga cenderung akan menghambat perkembangan desa, maka untuk rencana pengembangan ke depan diperlukan adanya perbaikan prasarana jalan, termasuk perbaikan kualitas permukiman yang layak huni dan berwawasan lingkungan. Pemanfaatan ruang, yang meliputi :
o Pengelolaan pekarangan pribadi penduduk sehingga dapat menjadi lahan yang produktif. Untuk meningkatkan lahan pekarangan menjadi lahan produktif maka pekarangan ditanam berupa tanaman palawija, tanaman buah, tanaman obatobatan dan tanaman produksi lainyang disesuaikan dengan kondisi tanah. Hal ini untuk memberikan nilai ekonomis bagi penghuninya. Selain tanaman produktif, pekarangan juga dimanfaatkan sebagai area hijau “peneduh” permukiman. Gambar 4.4 Keterkaitan Konsep Agropolitan 4.4.
dapat memberikan kualitas udara yang baik disekitar permukiman.
Rencana Struktur Ruang Desa Berdasarkan konsep pengembangan Desa Pulau Rantau di atas, maka disusun arahan
struktur ruang. Rencana struktur ruang Desa Pulau Rantau tertuang dalam pusat pertumbuhan atau pengembangan desa beserta rencana sub pusat pengembangannya. Tabel 4.1. Skenario Pengembangan Desa Pulau Rantau
4.5.
Rencana Fungsi Wilayah Sarana Olahraga Pertanian Permukiman
Tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman peneduh bertajuk lebar sehingga
Rencana Pola Ruang Mengembangkan kawasan pertanian, perkebunan, permukiman, dan industri Mempertahankan lahan pertanian (sawah irigasi teknis) sebagai kawasan konservasi
o Pengaturan terhadap kandang yang berada disekitar permukiman sehingga tidak mempengaruhi kwalitas kawasan baik visual maupun limbah yang ditimbulkan. o Pengaturan rumah yang menyatu dengan industri rumah tangga sehingga limbah yang ditimbulkan tidak mempengaruhi lingkungan sekitar. o Pengaturan dan pengelolaan sampah rumah tangga sehingga dapat di kelola dengan baik dan bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat. o Pengaturan KDB dan KLB, yang meliputi garis batas sempadan bangunan dan ketinggian bangunan sehingga kawasan yang akan terbangun mempunyai acuan
Sumber : Hasil Rencana
dasar guna menempatkan bangunan pada sebuah lahan dalam kawasan.
Rencana Pola Ruang Desa
Bangunan yang ada dalam sebuah kapling di Desa Pulau Rantau perlu ditata
Rencana pola ruang Desa Pulau Rantau tertuang dalam 4 zonasi kawasan, berikut dengan
untuk menyediakan ruang gerak dan ruang terbuka dengan tanaman sehingga
kecenderungan pengembangan dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu:
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-5
menjaga kualitas udara didalamnya. Penataan koefisien bangunan di Desa Pulau Rantau direncanakan sebagai berikut : Permukiman pada kawasan kepadatan sedang : 40 – 60 %. Permukiman pada kawasan kepadatan rendah : <40 %.
Rencana GSP pada ruas jalan masuk dan utama Desa Pulau Rantau
Gambar 4.5 Rencana Penataan KDB
Penataan Garis Sempadan Pagar (GSP) perlu dilakukan untuk menciptakan keteraturan bangunan rumah disepanjang jalan masuk desa maupun jalan lingkungan. GSP adalah jarak yang dihitung dari as jalan ke arah pagar. Gambar 4.6 Rencana Penataan GSP Pada Jalan Lingkungan Desa Pulau Rantau
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-6
Pusat pertumbuhan & pengembangan : Adanya fasilitas pelayanan umum berupa balai desa (sebagai pusat pemerintahan desa) Adanya beberapa jenis fasilitas pelayanan umum, seperti kawasan olahraga Adanya fasilitas pendidikan berupa SD adanya area permukiman dan industri rumah tangga
Sub pusat pertumbuhan dan pengembangan : Adanya area perkebunan & perikanan tambak adanya area permukiman
Peta Rencana Struktur Ruang Desa Pulau Rantau
Sub pusat pertumbuhan dan pengembangan : adanya area permukiman adanya area fasilitas perdagangan dan jasa
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-7
Rencana Pola Ruang yang ada di Desa Pulau Rantau merupakan upaya dalam melindungi
Kawasan Fasilitas Umum dan Sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan, MCK
dan melestarikan ruang terbuka hijau di sepanjang atau sekitar kawasan sumber daya air yang
umum)
dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Kawasan perlidungan setempat yang terdapat di
Kurangnya fasilitas umumdan sosial di desa saat ini, sehinggapengembangan ke depan
Desa Pulau Rantau yaitu sempadan sungai dan kawasan RTH.
perlu adanya pemeratan pembangunan fasilitas umum dan sosial di Desa Pulau Rantau.
Kawasan Komersial (pasar, toko,warung) Persebaran kawasan ini dirasa masih kurang untuk menunjang perekonomian masyarakat, dan karena akses jalan yang sebagian besar dalam kondisi rusak parah, sehingga untuk rencana pengembangan ke depannya cenderung dibutuhkan adanya perencanaan kawasan perdagangan dan jasa menunjang perekonomian desa, baik berupa pembangunan pasar desa dan pertokoan lainnya.
Rencana Kawasan Sempadan Sungai Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentang
sungai, kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi sungai. Rencana pengelolaan kawasan sempadan sungai dan saluran di Desa Pulau Rantau adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Peraturan Sempadan Sungai
Kawasan Pertanian (Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Perikanan, Peternakan) Kawasan pertanian ini tersebar merata di seluruh desa, baik berupa kawasan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Masing-masing kawasan ini dapat terus dikembangkan sebagai sumber perekonomian masyarakat desa dengan perencanaan saluran irigasi, peningkatan jalan usaha tani, pengolahan sampah menjadi pupuk organik, pengadaan sarana dan prasarana pertanian seperti balai
pertanian, pembangunan green house, pengadaan benih ikan dan pengadaan benih padi dan bibit tanaman buah-buahan, kerjasama dengan dinas terkait untuk bantuan modal terhadap usaha pertanian, perikanan dan peternakan, melakukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat di segala bidang usaha atau ekonomi produktif (contohnya pengembangan kerajinan anyaman, pelatihan inovasi produk hasil pertanian) Sumber : Pedoman RDTRK
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-8
Gambar 4.7 Rencana Sempadan Sungai
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-9
Rencana pengelolaan kawasan sempadan sungai adalah sebagai berikut :
sepanjang tepi jalan raya.
a. Tidak memberikan izin pendirian bangunan (IMB) pada kawasan sempadan sungai yang belum terbangun.
b. Pada daerah sempadan dilarang membuang sampah, limbah padat dan atau cair dan mendirikan bangunan permanen untuk hunian dan tempat usaha.
d. Kegiatan lain yang memperkuat fungsi perlindungan kawasan sempadan sungai tetap boleh dilaksanakan tapi dengan pengendalian agar tidak mengubah fungsi di masa mendatang. e. Pada kawasan sempadan sungai yang belum terbangun, masih diperbolehkan kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang diijinkan. f.
Cemara gembel ( Cupressus papuana ), D/T = 2,5 /5 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di area parkir.
Tanjung ( Mimusops elengi ), D/T = 8/8 m, bentuk tajuk segitiga, bentuk tajuk bebas, ditanam di tepi jalan dan area parkir.
Cemara tiang ( Cupressus sempervirens ), D/T = 2,5/5 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di jalan sekunder.
Cemara susun ( Araucaria exelsa ), D/T = 10/30 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di tepi jalan sekunder, pembentuk ruang.
Kegiatan lain yang tidak memanfaatkan lahan secara luas seperti pemasangan papan reklame/pengumuman, pemasangan pondasi dan rentangan kabel listrik, pondasi
Kenari ( Canarium comune ), D/T = 6/22 m, bentuk tajuk bebas, ditanam di tepi jalan raya.
jembatan, dan sejenisnya masih bisa diperbolehkan.
Bunga sapu tangan ( Maniltoa gemipara ), D/T = 6/15 m, bentuk tajuk kubah, ditanam untuk
g. Untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat social dan masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai.
Bambu halus ( Arundinaria japonica ), D/T = 1,5/ 6 m, bentuk tajuk rumpun, ditanam di tepi jalan keluar kendaraan, atau area parkir.
c. Kegiatan atau bentuk bangunan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan.
Cemara gunung ( Cemara junghuniana ), D/T = 6/20 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam
identitas lokasi atau peneduh.
Rasamala ( Allenga exelsa ), D/T = 8/20, bentuk tajuk bebas, ditanam sebagai peneduh atau pencegah erosi.
Rencana Kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau) Peranan RTH terhadap kelestarian lingkungan adalah Menunjang tata guna dan pelestarian
alam. Kualitas air menurun dan kian keringnya sumber2 air bawah tanah dapat diperbaiki dengan pengembangan sistem RTH yang terencana, seperti ; recharging basin, recharging sink hole, mengeleminir banjir, perbaikan daerah aliran sungai ( DAS ) dan perluasan area peresapan air. Rencana Pengelolaan Kawasan RTH : Peletakan tanaman harus disesuaikan dengan tujuan perancangannya, dengan mengingat fungsi tanaman yang dipilih. Pada peletakan ini mesti dipertimbangkan kesatuan dalam desain ( unity ), yaitu antara lain ; variasi, penekanan, keseimbangan, kesederhanaan, urutan. Dalam perencanaan tanaman lanskap, pemilihan jenis tanaman merupakan faktor penting. Jenis dan karakteristik tanaman yang banyak digunakan
Gambar 4.8 ilustrasi RTH publik pada taman lingkungan
dalam desain langskap, antara lain ;
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-10
4.6.
Rencana Prasarana dan Utilitas Rencana Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Minum Pengembangan sistem non perpipaan pada wilayah yang tidak dilayani PDAM dengan
memanfaatkan sumber mata air dan sumur dalam, membangun Instalasi Pengolahan Air
2. Active Carbon, berfungsi untuk menyerap bau, warna, logam berat, amoniak dan memberikan rasa pada air minum 3. Manganese Greensand, berfungi untuk menghilangkan mangan dan besi dalam air
(IPA) Sungai menjadi air bersih, serta pengadaan instalasi pipa dan tandon air. Untuk sitem
4. Resin Anion, berfungsi untuk menghilangkan kadar anion dalam air,
pengolahan air minum (SPAM) dengan pengolahan air bersih yang mengubah mutu air yang
5. Resin Kation, berfungsi untuk menhilangkan kadar kation dalam air.
bersih sehingga dapat diolah menjadi air minum.
6. Anthracite, berfungsi untuk mengurangi kadar kekeruhan dalam air.
Ada beberapa tipe air yang memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda, yaitu: 1. Air tanah yang Besi dan Mangannya tinggi – Dapat dilakukan pengolahan air dengan menggunakan media manganese. 2. Air tanah yang kapurnya tinggi – Kadar kapur dapat dihilangkan dengan menggunakan pertukaran ion kation atau resin kation. 3. Air tanah yang berbau, berwarna dan berasa – Dapat dihilangkan atau dikurangi dengan menggunakan media karbon aktif. 4. Air yang kekeruhannya tinggi – untuk pengolahan air yang kekeruhannya tinggi dapat digunakan media pasir silika dan sedimen cartrige. 5. Air gambut - Pengolahan air gambut menjadi air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan resin organik. 6. Air payau – air payau dapat dirubah menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi RO.
Rencana Sistem Jaringan Air Limbah Rencana sistem jaringan air limbah meliputi : a. Pembangunan saluran limbah rumah tangga dan industry dengan instalasi sederhana dengan filter berupa anyaman kawat sebelum dialirkan ke saluran yang lebih besar (contohnya drainase ataupun sungai). b. Pembangunan MCK di seluruh RT dengan persyaratan pemeliharaan yang ditujukan kepada masyarakat pengguna. c. Kawasan sistem limbah ini harus disertai dengan sabuk hijau dengan pengembangan tanaman jenis semak rendah, agar dapat meminimalisasi pencemaran udara dan tanah dalam menyerap air berkandungan bahan kimia. Selain itu, tanaman tersebut juga berfungsi sebagai penambah estetika lingkungan sekitar MCK. d. Kawasan sistem saluran limbah dan MCK harus memiliki jarak yang jauh dari permukiman warga, minimal 10 m radius permukiman. Hal ini untuk menjauhkan sumur gali (sebagai prasarana
7. Air laut – Air laut dapat dirubah menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi RO.
air bersih warga) agar tidak
8. Air limbah – Menggunakan sistem clarifier, ultrafiltrasi untuk menjadi air bersih.
tercemar bakteri coli dan zat
9. Air Sungai – Menggunakan clarifier, Ultrafiltrasi atau Reverse osmosis untuk menjadi air bersih atau air minum. Media : 1. Sand Silica, berfungsi untuk menyaring kotoran yang lebih besar dari 50mikron
kimia berbahaya lainnya. e. Pada
kawasan
yang
permukiman
berdekatan
menggunakan
septic
dapat tank
komunal
Gambar 4..9 Septic Tank Komunal
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-11
Rencana Sistem Jaringan Drainase
Kurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah tangga yang paling
Pembangunan dan perbaikan drainase diperlukan untuk pengoptimalan fungsi saluran
sering di jumpai adalah sampah dari kantong plastik yang dipakai sekali lalu dibuang.
drainase tersebut. Selain itu, pengembangan tanaman jenis semak atau rumput kawat
Padahal, plastik adalah sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai
dan gajah juga perlu dikembangkan di kanan kiri saluran drainase. Hal ini
kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang.
mempengaruhi apabila pada waktu hujan luapan air yang mungkin tidak dapat dilalirkan melalui saluran drainase dapat diminimalisir dengan resapan tanaman semak. Rencana Sistem Jaringan Listrik Pengembangan rencana jaringan listrik dilakukan dengan pemasokan tiang listrik dan juga pengembangan energi alternative seperti EBT (Energi Baru Terbarukan), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) pelayanan jaringan listrik dapat merata ke seluruh desa.
Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu. Mengutamakan membeli produk berwadah, sehingga bisa diisi ulang. Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa diperbaiki). Membeli produk atau barang yang tahan lama. 2. Reuse (Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru) Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau cotton-but. Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. Menggunakan kembali kantong plastik belanja, untuk belanja berikutnya.
Gambar 4.10 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rencana Sistem Jaringan Persampahan
Rencana sistem persampahan di Desa Pulau Rantau menggunakan pengelolaan sampah skala lingkungan berbasis komunitas dengan metode 3R. Langkah awal untuk menuju bebas sampah melalui pengenalan konsep 3R, yaitu 1.
Reduce (Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang
3. Recycle (Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru) Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk. Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yang tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap menjadi tempat alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas cantik, dompet, dan lain-lain.
tidak dapat didaur ulang)
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-12
Rencana Sistem Jaringan Jalan dan Pola Pergerakan Permasalahan-permasalahan yang timbul saat ini dalam kaitannya dengan jalur yang
pasang
terdapat di Desa Pulau Rantau adalah :
Sebagian besar jalan lingkungan kondisinya sangat buruk
Tidak adanya jalur tembus dari jalur tiap pusat permukiman ke pusat desa
Belum berkembangnya pusat-pusat permukiman
b. Pengurangan Resiko Bencana dalam bentuk non structural :
adalah : Perbaikan jalan menuju lahan pertanian atau kawasan agropolitan (jalan usaha tani) pasar. Pembangunan ruas jalan tembus dari sub pusat pertumbuhan
Pembentukan dan Optimalisasi OPRB (Organisasi Pengurangan Resiko Bencana)
Pelatihan Mitigasi Bencana
Mitigasi non structural merupakan rangkaian penyelamatan yang perlu dilakukan sebagai langkah mencegah ataupun mengurangi resiko pada saat terjadinya bencana di Desa Pulau
pada tiap wilayah RT untuk mempermudah distribusi hasil pertanian menuju lokasi
Penyuluhan tentang minimalisir pembangunan di area rawan bencana, seperti sempadan sungai
Perencanaan jaringan jalan dalam sebagai prasarana pendukung di kawasan agropolitan
Pembangunan pos pengamatan sungai untuk mendeteksi dini adanya bencana air
Rantau, Mitigasi yang diperlukan adalah : Tabel 4.2 Mitigasi Non Struktural No.
Jenis Bencana
a. Persiapan bekal untuk mengungsi
ke pusat
pertumbuhan.
Perbaikan ruas jalan desa untuk meningkatkan mobilitas penduduk, barang, dan jasa.
4.7.
Pra Bencana
1.
Banjir
b. Pendataan penduduk
c. Membangun komuniaksi dengan lembaga terkait
c. Bantuan kemanusiaan
a. Perawatan sumber air (sungai)
a. Pengurangan Resiko Bencana dalam bentuk structural: Mengembangkan kegiatan reboisasi lingkungan, dengan penanaman jenis tumbuhan 2.
Kekeringan
pohon mangga, pohon angsana, pohon glodogan bulat), selain itu diperlukan juga
b. Perbaikan
b. Reboisasi
a.
Pemanfaatan sungai secara efesien
b.
Penghematan air bersih
a. Perbaikan sempadan sungai b. Persiapan pemanfaatan air hujan
c. Perawatan pipa air bersih
adanya sabuk hijau di sekitar area sempadan sungai. pengarah jalur – jalur evakuasi
Inventarisasi kerusakan
e. optimalisasi OPRB desa
resiko bencana adalah :
Penempatan rambu evakuasi dan juga vegetasi yang bisa digunakan sebagai
a.
d. Pendataan kerusakan
ancaman bencana lainnya, maka rencana yang akan dikembangkan desa untuk mengurangi
Berlindung di tempat yang aman
b. Berkumpul ditempat penampungan sementara
Dengan adanya kondisi wilayah desa yang memiliki kawasan rawan bencana dan
resapan dan pengurang kadar karbon (misalnya pohon bertajuk besar seperti akasia,
a.
Pasca Bencana
d. Kontijensi desa
Rencana Mitigasi Bencana
Saat Tanggap Darurat
d. Penghitungan debit air 3.
Angin ribut
a. Pemahaman tentang karakter angin
Berlindung ditempat yang aman
a. Inventarisasi kerusakan
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-13
No.
Jenis Bencana
Pra Bencana
Saat Tanggap Darurat
b. Penentuan jarak aman antara pemukiman dengan penanaman reboisasi
Pasca Bencana b. Pembenahan atau perbaikan pemukiman c. Menyiapkan bekal yang cukup untuk keluarga kira-kira 3 hari d. Terus mendengarkan informasi baik lewat radio maupun pengumuman
4.8.
Rencana Prioritas Pembangunan Rencana prioritas pembangunan ditentukan melalui rembug warga agar bermanfaat dan
tepat sasaran sesuai dengan tujuan program untuk menata lingkungan permukiman masyarakat miskin menjadi lebih bersih dan sehat serta ke depannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Rencana Peningkatan Jalan Lingkungan dan Jembatan Rencana pembangunan jalan baru dan peningkatan jalan di kawasan prioritas dalam rangka memberi kemudahan aksesbilitas penduduk dalam melakukan aktivitas baik aktivitas
RENCANA Gambar 4.11 Ilustrasi Rencana Peningkatan Jalan dan Jembatan Rencana Pembangunan Dermaga Perahu Pada kondisi eksisting, lokasi sudah terdapat tambatan perahu, namun kondisinya kurang layak. Sehingga perlu adanya rencana pembangunan dermaga (tambatan perahu) di kawasan ini, selain untuk memudahkan aksesbilitas/ pergerakan penduduk ke desa seberang juga mendukung masyarakat dalam memperlancar mencari nafkah sebagai nelayan.
pendidikan, kesehatan maupun aktivitas perekonomian. Dengan dibangunnya infrastruktur jalan ini ke depannya diharapkan dapat mendukung kegiatan agropolitan yang akan dibangun di desa ini. Konsep agropolitan yang direalisasikan dengan pembangunan sarana dan prasarana jalan maupun pemasaran sangat membantu petani dalam memperoleh sarana produksi seperti pupuk dan pestisida.
EKSISTING
RENCANA
Gambar 4.12 Ilustrasi Rencana Pembangunan Dermaga Perahu
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-14
Rencana Pembangunan Rumah Layak Huni Rencana pembangunan rumah layak huni di kawasan RT 02 ini merupakan tindak lanjut dengan adanya relokasi rumah warga di pinggiran sungai. Diharapkan masyarakat tidak lagi bermukim di kawasan sempadan sungai.
Gambar 4.13 Ilustrasi Rencana Pembangunan Rumah Layak Huni Rencana Pavingisasi Halaman Sekolah Kondisi halaman sekolah yang masih berupa tanah direncanakan pavingisasi guna dapat berfungsi menjadi tempat bermain, lapangan olahraga dan lapangan upacara para siswa.
Gambar 4.14 Ilustrasi Rencana Pavingisasi Halaman Sekolah Dasar
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-15
Gambar 4.15 Rencana Kawasan Prioritas Desa Pulau Rantau
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) IV-16
3. Tahap Tahun 3 : Tahun 2016 Tahapan Pembangunan RTPLP direncanakan dalam kurun waktu selama 5 tahun, yaitu
Merupakan tahapan pengembangan infrastruktur dan potensi ekonomi desa
2014 – 2018 yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak
4.
dicapai. Adapun dalam pelaksanaan implementasi rencana dilakukan beberapa tahap perencanaan,
Tahap Tahun 4 : Tahun 2017 Pembangunan tahap pengembangan sarana dan prasarana desa
yaitu :
5. Tahap Tahun 5 : Tahun 2018
1. Tahap persiapan : Tahun 2014
Merupakan tahapan akhir dan evaluasi terhadap pembangunan desa
Merupakan tahapan persiapan yaitu proses pematangan rencana sebagai peraturan daerah,
Indikasi program digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan yang direncanakan
sosialisasi, serta pelaksanaan rencana yang bersifat mendesak dan memungkinkan untuk
tahapan-tahapan pembangunan atau prioritas dilakukan. Di wilayah perencanaan terdapat
dilaksanakan pembangunan kawasan prioritas.
beberapa kegiatan pembangunan yang perlu diprioritaskan untuk mempercepat pertumbuhan dan
2. Tahap Tahun 2 : Tahun 2015
perkembangan wilayah Desa Pulau Rantau, Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada tabel
Merupakan tahap pelaksanaan rencana pembangunan yang diprioritaskan dan pelatihan.
indikasi program.
Tabel 5.1 Indikasi Program Prioritas Pembangunan Tahun 2014 No
Prioritas Pembangunan
Lokasi
Ukuran
Jumlah
1
Peningkatan jalan rigid beton
RT 02 & RT 05
1 km * 1,5 m *20 cm
2
Pembangunan Rumah Layak Huni
RT 02 & RT 05
6*5 m
5 unit
3
Pembangunan dermaga
RT 02
7,5 * 8 m
1 unit
4
Pembangunan jembatan
RT 02
2*8m
3 unit
5
Pavingisasi Halaman SD
RT 02
15 * 38 m
Perkiraan Biaya (Rp)
30.000.000
15.000.000
Total Dana (Rp)
Sumber Dana
Pelaksana
Penerima Manfaat
400.000.000
APBD
Bappeda, Cipta Karya
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
150.000.000
APBD
Bappeda, Cipta Karya
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
265.000.000
APBD
Bappeda, Dishubkominfo
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
45.000.000
APBD
Bappeda, DBMPTR
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
140.000.000
APBD
Bappeda, Dinas Pendidikan
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
APBN
Bappeda, DBMPTR, Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
150.000.000
APBN
Bappeda, Cipta Karya
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
600.000.000
APBN
Bappeda, Cipta Karya
Masyarakat Miskin Desa Pulau Rantau
1.000.000.000 6
Pembuatan RTH
7
Pembangunan Rumah Layak Huni
8
Pembangunan Jalan Usaha Tani
RT 02
2 Ha
1 unit
RT 02 & RT 05
6*5 m
5 unit
RT 02
1,5 km * 1,5 m *20 cm
100.000.000 30.000.000
850.000.000
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) V-1
Tabel 5.2 Indikasi Program Desa Pulau Rantau Tahun 2014-2018 Penerima Manfaat No
Volume/ Frekuensi
Kegiatan
Sumber Dana Total Dana
L
P
Swadaya
Sumber Lain
APBD
BKM/LKM Provinsi
Kab/Kota
Tahun
APBN
Donatur
BLM PNPM-MP
Penanggung Jawan 2014
2015
2016
2017
2018
DDUB
KEGIATAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN Target : Menurunkan warga yang Pembangunan Rumah 1 Layak Huni RT 02 & RT 05 Pembangunan Rumah 2 Layak Huni RT 07 Pembangunan Rumah 3 Layak Huni RT 04 Pembangunan Rumah 4 Layak Huni RT 01 & RT 03
mempunyai rumah tidak layak huni sebesar 100% 33 unit
990,000,000
22 unit
660,000,000
20 unit
600,000,000
10 unit
300,000,000
Total Kegiatan
2,550,000,000
PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis
Target : Menurunkan warga yang tidak memiliki wc dan sanitasi buruk sebesar 75% 1
2 3 4 5
Pembuatan WC umum Pengadaan Tandon Air Grand 1200 ltr
16 unit
20
31
60,500,000
PNPM, Tim Teknis
33 unit
400
336
82,500,000
Pembuatan IPAL Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Bersih Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Bersih
2 unit
69
98
200,000,000
4 unit
400
336
800,000,000
5 unit
400
336
1,000,000,000
PNPM, Tim Teknis PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis
Total Kegiatan
9,343,000,000
Target : Mengurangi Polusi dan Menjaga Kesehatan Warga sebesar 80% Pengolahan Sampah 1 Terpadu 1 titik 35 65 Pengadaan Tempat 2 Sampah 500 buah 400 336 Pengadaan bibit 3 tanaman/buah 500 buah 400 336 Pengadaan Gerobak 4 Sampah 6 unit 56 85 Total Kegiatan
30,300,000 17,500,000 9,000,000 23,000,000
PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis DLH, Tim Teknis PNPM, PU Cipta, Tim Teknis Karya
79,800,000
Target : Memperbaiki Sarana Jalan dan Akses masyarakat sebesar 75% 1
Semenisasi Jalan RT 02
3000 m
400
336
1,200,000,000
2
Semenisasi Jalan RT 06
250 m
400
336
100,000,000
3
Semenisasi Jalan RT 03 Pembangunan jembatan RT 03 Pembangunan jembatan RT 04
250 m
400
336
100,000,000
6 unit
400
336
90,000,000
10 unit
400
336
150,000,000
4 5
PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) V-2
No
Volume/ Frekuensi
Kegiatan
Penerima Manfaat
Sumber Dana Total Dana
L
P
Swadaya
Provinsi 6 7 8 9 10
Pembangunan jembatan RT 07 Pembangunan Dermaga RT 03 Pembangunan Jembatan Penghubung Pengadaan Penerangan Jalan Pengadaan Rambu-rambu jalan
3 unit
400
336
1 unit (2*20 m)
400
336
2 x 50 m
400
336
75 titik
85
92
6,600,000
30 titik
54
76
6,500,000
Total Kegiatan
45,000,000 265.000.000 250.000.000
Sumber Lain
APBD
BKM/LKM
Kab/Kota
Tahun
APBN
Donatur
BLM PNPM-MP
Penanggung Jawan 2014
2015
2016
2017
2018
DDUB PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta Karya, Tim Teknis PNPM, PU Cipta , Tim Teknis Karya
1,958,100,000
Target : Memperbaiki Sarana Pengairan, Irigasi, dan Pembuangan Air Secara Terpadu sebesar 85% 1 2 3 4
Pelebaran Saluran Air Pembuatan Goronggorong
650 m
447
429
43,625,000
75 m
55
69
5,550,000
Pembuatan Saluran irigasi Pembuatan Plengsengan air
200 m
36
34
15,150,000
215 m
43
55
23,700,000
Total Kegiatan
PNPM, DBMPTR, Tim Teknis PNPM, DBMPTR, Tim Teknis PNPM, DBMPTR, Tim Teknis PNPM, DBMPTR, Tim Teknis
88,025,000
KEGIATAN PENINGKATAN SDM/SOSIAL Target : Meningkatkan Kesehatan warga sebesar 80% 1 2 3 4 5 6 7
Pemberian Gizi Balita Pengobatan Gratis Sakit Menahun Pemberian Makanan Tambahan Lansia Pengadaan Peralatan foging
1 posy
50
89
9,950,000
Posyandu
13 jiwa
7
9
7,500,000
RS
1 posy
48
99
9,150,000
PKK
2 unit
142
324
9,200,000
PKK
Bantuan PMT Ibu Hamil Bantuan Peralatan Posyandu Balita Pembangunan rumah dinas bidan
30 jiwa
0
30
15,350,000
1 posy
134
129
8,850,000
1 unit
198,000,000
Total Kegiatan
posyandu posyandu Dinas Kesehatan, PNPM
258,000,000
Target : Meningkatkan Keterampilam dan SDM warga sebesar 90% 1
Pelatihan Kerajinan Kayu
19
11
90,450,000
PNPM, Tim Teknis
2
Pelatihan Salon
14
20
6,400,000
PNPM, Tim Teknis
3
Pelatihan Las
23
15
8,925,000
PNPM, Tim Teknis
4
Pelatihan Menjahit
12
6
14,100,000
PNPM, Tim Teknis
5
Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan Pembuatan pupuk organik
24
21
17,450,000
PNPM, Tim Teknis
21
15
9,325,000
PNPM, Tim Teknis
6
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) V-3
No
Volume/ Frekuensi
Kegiatan
Penerima Manfaat
Sumber Dana Total Dana
L
P
Swadaya
Provinsi 7
Sumber Lain
APBD
BKM/LKM
Kab/Kota
Tahun
APBN
Donatur
BLM PNPM-MP
Penanggung Jawan 2014
21
11
14,200,000
PNPM, Tim Teknis
12
18
14,325,000
PNPM, Tim Teknis
9
Pelatihan Perbengkelan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian Pelatihan Pengolahan Hasil Limbah
11
12
11,300,000
PNPM, Tim Teknis
10
Pelatihan Komputer
23
12
6,875,000
PNPM, Tim Teknis
11
Pelatihan Budidaya Jamur
15
11
19,475,000
PNPM, Tim Teknis
8
2015
2016
2017
2018
DDUB
212,825,000 Target : Meningkatkan perekonomian warga sebesar 90% 1 2
Pengadaan bibit tanaman Pengadaan pupuk kandang
3
Pembangunan Gudang pertanian (RT 02-07)
6 unit
400
336
120,000,000
4
Pembangunan Balai pertanian
1 unit
400
336
400.000.000
1 unit
400
336
200.000.000
400
336
5 6
Pengadaan Koperasi Unit Desa Pengembangan Indutri Kecil
1 kegiatan
400
336
250,000,000
1 kegiatan
400
336
100,000,000
Total Kegiatan
500.000.000
Dinas Pertanian,, PNPM, Tim Teknis Dinas Pertanian,, PNPM, Tim Teknis Dinas Pertanian, PNPM, Tim Teknis Bappeda,Dinas Pertanian, PNPM, Tim Teknis Bappeda,Dinas Pertanian, PNPM, Tim Teknis Bappeda,Disperindag, PNPM, Tim Teknis
1,510,000,000
Target : Meningkatkan SDM warga sebesar 90% 1 3
Kejar Paket Bantuan Sarana Perpustakaan desa
17
18
13,800,000
PNPM
35
36
12,900,000
PNPM
Total Kegiatan
36,700,000
KEGIATAN PENINGKATAN SDM/SOSIAL Target : Meningkatkan perekonomian warga sebesar 90% 1
Pinjaman Modal Usaha Total Kegiatan Total Pendanaan PJM
15
35
82,000,000
PNPM
82,000,000 16,118,450,000
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) V-4