RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
DAFTAR ISI
Cover
3.2. Penetapan Konsep Penataan
Lembar Pengesahan
3.2.1. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan
Kata Pengantar
dan Lingkungan
Daftar Isi
3.2.2. Konsep Komponen Perancangan kawasan
Daftar Tabel
3.2.3. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan
Daftar Gambar
Program Penanganannya
BAB I. PENDAHULUAN
BAB IV. PANDUAN RANCANGN DAN RENCANA TINDAK
1.1.
Latar Belakang
4.1. Pembagian Zonasi dan Masterplan Kawasan
1.2.
Maksud dan Tujuan
4.2. Ketentuan Pemanfaatan dan Panduan Rancang
1.3.
Kedudukan dan Manfaat Dokumen
4.3. Rencana Investasi
1.4.
Metodologi dan Skema Penyusunan
1.5.
Penentuan Kawasan Prioritas
BAB V. KETENTUAN PENGELOLAAN
BAB II. GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 2.1. Kondisi Geografis Kawasan Prioritas 2.2. Potensi Kawasan Prioritas 2.3. Masalah Kawasan Prioritas
BAB III. PERUMUSAN KONSEP PENATAAN 3.1. Kajian Kawasan Prioritas 3.1.1. Distribusi Kepadatan Penduduk 3.1.2. Daya Dukung Fisik dan Lingkungan 3.1.3. Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas 3.1.4. Preservasi dan Konservasi situs/bangunan bersejarah 3.1.5. Legalitas Pertanahan dan Konsolidasi Lahan 3.1.6. Potensi Pengembangan Kawasan
VIII - 1
RENCANA TINDAKPENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 2.1
Kondisi Geografis Kawasan Prioritas
Kawasan prioritas desa karang anom terletak di wilayah RW 1 dan RW 2 yaitu RT
Desa Karanganom merupakan termasuk kedalam wilayah administrasi Kecamatan
1,2,3,14,15,16,17,18,19 dengan batasan wilayah :
Weleri Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Desa Karanganom terdiri dari 19 RT, 4 RW, serta 4 dusun yang meliputi Dusun Peniten, Sinom, Kenayan, dan
Sebelah Utara
:
Jalan bahari
Karanganom. Desa Karanganom memiliki batas – batas wilayah berikut ini.
Sebelah Selatan
:
Desa Sambongsari
Sebelah Barat
:
Kali Kuto / Kab. Batang
Sebelah Timur
:
Desa Payung
Sebelah Utara
:
Kec. Rowosari
Sebelah Selatan
:
Desa Sambongsari
Sebelah Barat
:
Kali Kuto / Kab. Batang
Sebelah Timur
:
Desa Payung
Gambar 2.2. Kawasan Prioritas Desa Karanganom
Gambar 2.1. Posisi Desa Karanganom di Kecamatan Weleri
Lokasi Desa Karanganom Terhadap Kecamatan Weleri
II - 1
RENCANA TINDAKPENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA 2.2. Potensi Kawasan Prioritas
KARANGANOM Gambar 2.3. Peta Potensi Kawasan Prioritas
Karanganom dilalui jalan kabupaten yang merupakan jalur wisata ke Pantai Sendang Sikucing maupun Pantai Cahaya, sehingga banyak orang dari luar wilayah yang melalui jalan tersebut. jalan tersebut juga penghubung antara wilayah pesisir dengan wilayah perkotaan Weleri
Lahan pertanian masih cukup luasdan subur dengan irigasi teknis yang lumayan lancar Warga masyarakat memanfaatkan lahan kosong di sekitar irigasi untuk budidaya ikan air tawar (pembibitan dan pembesaran). Namun saat ini kondisinya kurang terawatt dikarenakan pernah terkena banjir ketika musim penghujan.
II - 2
RENCANA TINDAKPENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 2.3. Masalah Kawasan Prioritas
Gambar 2.4. Peta Masalah Kawasan Prioritas
Daerah sempadan kali sebagai tempat pembuangan sampah dan MCK umum bagi masyarakat sekitar sehingga kawasan tersebut menjadi kumuh dan sumber penyakit
II - 3
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
BAB III
PERUMUSAN KONSEP PENATAAN 3.1 Kajian Kawasan Prioritas 3.1.1
Table 3.2.
Kondisi Kependudukan Tingkat Pendidikan Warga Kawasan Prioritas Gambaran umum kondisi kependudukan Desa Karanganom meliputi jumlah penduduk, komposisi penduduk, komposisi penduduk dan tingkat pendidikan.
A.
Lokasi
Jumlah Penduduk Desa Karanganom
SD
SMP
SMA
TIDAK SEKOLAH
SARJANA
Rw 1
194
105
82
18
39
Rw 2
120
64
30
4
22
Jumlah
314
169
112
22
61
Tabel berikut ini menunjukkan jumlah penduduk Kawasan Prioritas Desa Karanganom menurut jenis kelamin dan jumlah kepala keluarga. Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Lokasi
Tabel 3.3.
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah KK
L
P
Pekerjaan Warga Kawasan Prioritas
Total
RW 1
416
662
627
1.324
RW 2
267
399
371
776
Jumlah
683
1.061
998
2.100
Lokasi
PNS Pensiunan Jasa
Petani Pedagang Serabutan Pengangguran
RW 1
10
3
156
17
54
123
137
RW 4
3
1
108
6
34
64
49
JUMLAH
13
4
264
23
88
187
186
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK 2013
B. Tingkat Pendidikan Table berikut menunjukkan tingka pendidikan warga kawasan prioritas desa karanganom.
Melihat komposisi penduduk dan tingkat pendidikan pada table diatas, tingkat pendidikan warga kawasan prioritas tergolong masih rendah.
III - 1
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 3.1.2. Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas
B. Kondisi Fisik Rumah Kondisi huniannya merupakan bangunan dengan dinding permanen, dan cukup banyak
A. Kondisi Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan Desa Karanganom meliputi permukiman, sawah, dan tegalan. Sebagian besar penggunaan lahan pada Desa Karanganom berupa sawah. Luas wilayah terdiri dari 49,50 Ha digunakan untuk lahan persawahan, 37,50 Ha pekarangan,5,00 Ha tegalan dan sisanya sebagai prasarana umum, makam, dan lain-lain. Gambar berikut ini
pula bangunan hunian rumah tinggal yang masih menggunakan dinding semi permanen yaitu kombinasi antara material dinding batu bata dan papan/anyaman bambu, dan ada pula hunian yang berdinding tidak permanen atau berdinding papan/anyaman bambu yang umumnya merupakan rumah tinggal sebagian KK miskin di Desa Karanganom. Melalui kegiatan Pemetaan swadaya, masyarakat bersama-sama memetakan kondisi huniannya,
menunjukkan prosentase penggunaan lahan di Desa Karanganom.
adapun jumlah kondisi hunian permanen, semi permanen dan belum permanen
Gambar 3.1.
ditunjukkan melalui tabel berikut ini.
Diagram Pie Penggunaan Lahan
Tabel 3.4. Kndisi Rumah Tinggal Kawasan Prioritas
Penggunaan lahan Sawah lahan basah
Permukiman
Tegalan
Kondisi rumah tinggal
dll
RW 5%
Permanen
Semi Permanen
Belum permanen
RW 1
97
33
17
RW 4
113
72
29
210
105
46
8% 50%
37%
Jumlah total
Sumber: Pemetaan Swadaya, 2013
terbesar
Grafik berikut ini menunjukkan perbandingan kondisi fisik rumah tinggal dapat dilihat dari
berupa sawah dengan prosentase 50%, sedangkan penggunaan lahan untuk permukiman
kondisi struktur bangunan, berupa bangunan permanen, semi permanen, maupun non
penduduk sebesar 37%, sedangkan 5%berupa tegalan dan 8% berupa penggunaan lahan
permanen.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa prosentase penggunaan lahan
lainnya. Pada halaman selanjutnya merupakan peta penggunaan lahan Desa Karanganom beserta potensi dan permasalahannya. Areal persawahan tersebar terletak di bagian
Berkaitan dengan kondisi hunian,dapat juga diamati tingkat kesehatan dari hunian yang
utara dan merupakan tanah sawah yang sangat produktif yang mampu menunjang
tersebar di Desa Karanganom. Hal tersebut dapat dilihat dalam rangkuman tabel berikut
kesejahteraan para petani di Desa Karanganom.
mengenai kondisi sirkulasi udara di setiap rumah yang ditunjukkan dengan ada tidaknya ventilasi udara di masing – masing rumah.
III - 2
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM C. Jalan Lingkungan
E. Air Besih
Di Desa Karanganom terdapat beberapa kelas jalan diataranya jalan lokal, jalan lingkungan,
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama yang harus tersedia pada suatu
dan jalan setapak. Jalan lokal merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat
lingkungan permukiman. Air bersih tersebut umumnya dimanfaatkan warga untuk
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata – rata rendah, dan jumlah jalan masuk
keperluan sehari – hari seperti mencuci, mandi, bahkan untuk minum. Penyediaan air
tidak dibatasi. Gambar berikut ini menunjukkan beberapa kondisi jaringan jalan di Desa
bersih di Desa Karanganom dilakukan melalui saluran PDAM, sumur artetis, maupun sumur
Karanganom.
gali. Gambar berikut ini menunjukkan sumber air yang dimanfaatkan oleh warga. Gambar 3.2. Kondisi Jalan Poros Desa Karanganom
F. Ruang Terbuka Hijau Pada dasarnya Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam (UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang) Ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun di dalam kota, dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau (Trancik, 1986; 61). Ruang-ruang di dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada
D. Drainase Sistem drainase di wilayah prioritas sebagian besar belum terbangun dan masih berupa
dasarnya tanpa bangunan yang berfungsi sebagai kawasan pertamanan kota, hutan kota,
saluran pembuangan sementara yang dialirkan ke pekarangan,sawah dan sungai, hal ini
rekreasi kota, kegiatan Olah Raga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan kawasan hijau
berdampak negatif pada kualitas lingkungan permukiman yang ada,hal ini berdampak
pekarangan (Inmendagri no.14/1988).
seperti pendangkalan sungai yang berakibat rawan bencana banjir di lingkungan sekitar
Terkait dengan keberadaan ruang terbuka hijau di Desa Karanganom, belum ada
aliran sungai .
perencanaan dan pengelolaan secara baik. Ruang terbuka hijau di Desa Karanganom Gambar 3.3. Kondisi Drainase Kawasan Prioritas
umumnya berupa pekarangan rumah, bantaran sungai, bantaran rel kereta api, tegalan, makam, lahan pertanian, dan lapangan olah raga. Berikut ini merupakan beberapa gambaran ruang terbuka hijau di Desa Karanganom.
III - 3
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM G. Sistem Persampahan
3.2.1. Konsep Komponen Perancangan Kawasan
Sistem pembuangan sampah yang ada di Kawasan Prioritas masih menggunakan pola
Konsep komponen perancangan kawasan adalah suatu gagasan perancangan dasar yang
lama/ tradisional yaitu dengan cara membuat bak penampungan sampah sendiri baik
dapat merumuskan komponen-komponen perancangan kawasan yang meliputi :
permanen maupun semi permanen,dan ada sebagian besar membuang sampah dan limbah keluarga di pekarangan dan sungai hal ini yang berdampak besar pada pendangkalan sungai dan banjir yang sering datang di musim penghujan.
a)
Sruktur peruntukan lahan
Areal pertanian prinsip – prinsip -
3.1.3. Potensi pengembangan Kawasan
pertanian produktif untuk peruntukan lain. -
Berdasarkan potensi yang ada wilayah Desa Karanganom yang diawali dari Kawasan Prioritas berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pangan dan kawasan hijau
memberlakukan sistem diversifikasi pertanian dengan sistem tanam 3 musim.
-
produktif. Karakteristik wilayahnya mendukung untuk menjadi kawasan ketahanan pangan sesuai dengan arahan / kebijakan tata ruang pemerintah daerah.
mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis dari konversi lahan
sistem pemupukan organik yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi yang ada.
-
peningkatan kualitas sarana pendukung pertanian, termasuk sistem pemasaran hasil pertanian
3.2.
Penetapan Konsep Penataan Konsep perancangan tata bangunan dan lingkungan adalah suatu gagasan peran¬cangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perenca¬naan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada.
aturan penataan - Pembatasan perubahan fungsi pertanian menjadi permukiman perdesaan dengan ketentuan : - Dianjurkan luas lahan minimum 8000 m2 - Tinggi bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas samping dan belakang bangunan minimum
Pada Program bangunan dan lingkungan yang merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai perencanaanyang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu, yang memuat jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan gedung; kebutuhan ruang terbuka hijau; fasilitas 4ocial dan umum; prasarana aksesibilitas; sarana penyehatan lingkungan pada kawasan perencanaan yaitu Desa Karanganom untuk 5-10 tahun ke depan.
2 lt 5 m, 3 lt6 m, 4 lt 7 m. - Garis sempadan bangunan setengah daerah milik jalan ditambah 1 meter jika lebar daerah milik jalan lebih dari 8 meter. - Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Maks. 7% - Koefisien Dasar Hijau (KDH) 91 % - Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Maks. 0.14 - Pengembangan infrastruktur yang mendukung seperti jalan, jaringan irigasi dan agroindustri dengan fungsi yang didasarkan pada potensi pertanian lahan basah. III - 4
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM - Pengembangan perusahaan pengumpul dan distribusi bagi pertanian lahan basah
- penetapan garis sempadan muka bangunan - Adalah sebuah garis yang membatasi jarak bebas minimal dari suatu bidang terluar
dengan memperhatikan jarak minimum yang mudah dijangkau. - Pembangunan prasarana irigasi bagi pengembangan pertanian lahan basah agar
suatu massa bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. (Pasal 13 Undang-
tidak tergantung pada musim.
undang No.28 Tahun 2002). GSB ini secara umum berfungsi sebagai taman atau penghijauan sehingga timbul
Kawasan permukiman
kesegaran dan keserasian dengan lingkungan. Rumah lebih aman karena tidak
prinsip – prinsip
langsung dimasuk maling. Bisa dimanfaatkan sebagai pelindung (buffer) terhadap
- perbaikan lingkungan permukiman dengan memperhatikan kebersihan, keindahan,
bising lalu lintas, tempat bermain anak2, dll. Jarak tsb memungkinkan dibuat teritis atap yang cukup lebar untuk melindungi (penghuni) rumah dari cuaca. Penetapannya
kesehatan lingkungan - pengoptimalan ruang yang belum terbangun untuk fasilitas umum dan ruang terbuka
adalah :
hijau
1.
- pemenuhan prasarana dasar permukiman seperti sistem drainase, sistem
kavling pada koridor jalan kawasan adalah 10m dari as jalan dengan perkerasan pada bahu jalan untuk jalur pejalan kaki dan drainase
pembuangan limbah, sistem jalan & sirkulasi
2.
- permukiman yang memperhatikan keselamatan bagi penghuni dari kemungkinan
pada kavling di sepanjang jalan lingkungan menyesuaikan dengan situasi setempat, dengan menyediakan lahan di bahu jalan untuk jalur drainase
bahaya banjir, kebakaran
permukiman.
aturan penataan
3. pengembangan sektor industri kecil & menengah dengan memperhatikan
- pengembangan permukiman pada dataran dengan kemiringan lahan di bawah 15%
dampak pencemaran lingkungan.
dengan ketentuan sebagai berikut :
4. pembangunan sarana fasilitas umum (posyandu, taman RW, sarana pendidikan
- penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Tabel 3.5.
b) tata bangunan
Penetapan KDB dan KLB Tingkat kepadatan KDB (%) Tinggi 60
KLB (lt) 2
Sedang
45
2
rendah
30
2
dan gedung pusat kegiatan masyarakat).
Lokasi (RT) 01 02 01 01-04 02 03 03 01
a. Lokasi (RW) 01 01 02 04 02 03 02 03
Tata bangunan prinsip – prinsip - kavling bangunan pada permukiman berkepadatan sedang-rendah dengan karakter luas kavling yang besar sehingga memudahkan untuk penataan - karakter rumah tradisional terbagi menjadi 3 bagian yaitu rumah inti, bangunan kandang dan mck. - penataan pagar pembatas bangunan sehingga menciptakan keselarasan hunian dengan lingkungan
sumber, analisis penyusun III - 5
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM - menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan dengan mengatur jarak dan ketentuan penempatan ruang di luar rumah inti aturan penataan - tidak membuat kandang di dalam rumah karena mempengaruhi kesehatan penghuni. - untuk ternak diusahakan diletakkan di luar bangunan dengan perlakuan
- kelas jalan pada kawasan permukiman adalah jalan lingkungan ( lebar 150 cm dan saluran drainase di kedua sisi jalan 50 cm) dan gang (lebar 120 cm dan saluran drainase di bawah jaringan jalan). - khusus kelas jalan desa dengan lebar 4m disediakan jalur pejalan kaki dengan lebar 1,5 m dan jaringan drainase tertutup.
dikandangkan, mempunyai tempat untuk menaruh pakan ternak dan menyediakan tempat untuk tampungan limbah ternak. - anjuran jarak minimal kandang dengan rumah inti adalah 3m (tapi bisa menyesuaikan sesuai dengan luasan kavling).
c) tata kualitas lingkungan prinsip – prinsip - menciptakan suatu kawasan dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu dimana perencanaan brand kawasan mengarah
b.
Sistem sirkulasi dan jalur penghubung lingkage path (jalur penghubung) prinsip – prinsip - menghubungkan pusat kegiatan permukiman sehingga tercipta kesinambungan pola kegiatan yang fokus pada jalur transportasi perekonomian kawasan. sistem sirkulasi prinsip – prinsip - mempermudah akses pencapaian ke tiap blok permukiman - meningkatkan kualitas jalan dengan peningkatan konstruksi jalan aspal dan saluran drainase ke kedua sisi jalan
pada “kawasan konservasi produktif”. - menjelaskan identitas kawasan sehingga tercipta keterpaduan antara hubungan daerah satu dengan yang lain. aturan penataan - pembentukan karakter serta kejelasan identitas lingkup permukiman Kelurahan Kalibuntu Wetan dengan pembangunan tugu batas RT/RW. - pembangunan landmark berupa penanda kawasan baik permukiman maupun kawasan pusat kegiatan masyarakat - perletakan sistem penanda dan prasarana pelengkap jalan (street signage) untuk menciptakan kualitas yang ramah dan nyaman
- menyediakan jalur pejalan kaki yang nyaman tanpa terganggu oleh kegiatan transportasi kendaraan bermotor aturan penataan - pembangunan jalan lingkar kompleks permukiman yang terhubung ke jalan utama kawasan - pengoptimalan kelancaran sirkulasi dengan tidak menaruh barang / perabot rumah tangga di jalan.
d) sistem ruang terbuka & tata hijau Meskipun kondisi permukiman di kawasan prioritas zona 3 (RW 3 ) masih banyak dijumpai areal hijau dengan sistem pepohonan yang rindang, perlu adanya penataan tata hijau permukiman yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hunian permukiman. Beberapa manfaat penghijauan yang dimulai dari rumah tinggal adalah : - manfaat hidrologis, yaitu tanaman dapat menyerap air hujan, sehingga menyediakan persediaan air yang cukup.
III - 6
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM - manfaat klimatologis, Dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di sekitarnya menjadi sejuk dan nyaman. - manfaat protektif, karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap teriknya sinar matahari, penahan debu, serta peredam suara. - manfaat hygienis, dengan sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (Oksigen) yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (Karbondioksida).
2. sistem ruang terbuka hijau umum berupa taman (park) yang dapat dikembangkan di beberapa titik pusat kegiatan lingkungan (RT/RW) yang berfungsi sebagai area rekreatif, ekologis, estetika dan landmark (ciri kawasan). aturan penataan -
penanaman vegetasi seperti tanaman bertajuk lebar digunakan sebagai peneduh dan penyerap CO2, seperti pohon angsana atau flamboyan (Puslitbangkim, 1996)
1. sistem tata hijau permukiman
karena angsana dapat menyerap CO sebesar 55,43 %, bougenville 41,59 % dan
- pemanfaatan pekarangan rumah menjadi lahan produktif dengan penanaman
flamboyan 25,88 %. Damar (Agathis alba), Lamtoro gung (Leucaena leucocephala),
palawija, tanaman buah dan tanaman produktif yang berfungsi sebagai penyerap polutan yang berbahaya bagi kesehatan. -
-
-
akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (ficus benyamina). -
tata kualitas taman meliputi elemen lunak (soft material) seperti vegetasi, air, tanah
Tanaman Penyerap CO2
dan elemen keras (hard material) seperti paving, pagar, patung, pergola, bangku
Beringin (Ficus Benyamina), Puring (codiaeum interuptum), Sri rejeki (aglaonema
taman, kolam, lampu taman.
costatum), Palem kuning (pandanus utiis), Pisang-pisangan (Heliconia), Lidah
-
perbandingan lahan untuk elemen taman, soft material 60% dan hard material 40%.
mertua (sanseviera trifaciata-laurentii)
-
penyediaan fasilitas Taman RT ,dengan persyaratan dalam kawasan berpenduduk
Tanaman penyerap bau tidak sedap
250 jiwa, standar kebutuhan lahan sekurangkurangnya diperlukan 250 m2 atau
Kenanga yang mampu menebar wangi ini bisa menyerap bau tidak sedap.
standar 1 m2/penduduk.
tanaman hias penyerap debu perdu dan semak seperti bougenville, bunga merak, daun kupu-kupu.
- Pemanfaatan pagar hijau/pagar hidup di dekat jalan ditanam dari jenis-jenis perdu
- penyediaan fasilitas Taman RW , dengan Persyaratan dalam kawasan berpenduduk 2500, standar kebutuhan lahan sekurang-kurangnya diperlukan 1250 m2 atau standar 0,5 m2/penduduk
seperti, kembang sepatu, puring, sablo, soka, Mussaenda. Pagar hijau dengan tehtehan atau bambu dapat menyerap debu dalam jumlah yang tinggi. - Daerah dekat dengan tempat penimbunan sampah, yang berfungsi menahan angin serta penyerap zat yang berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah, seperti Cempaka dan Tanjung - daerah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi, mempunyai jumlah daun yang banyak sehingga mempunyai stomata yang banyak pula, seperti nangka, albizia, Acacia vilosa, Indigofera galegoides, Dalbergia spp, mahoni, jati, kihujan dan lamtoro.
e) sistem prasarana & utilitas lingkungan Sistem Pengolahan Limbah prinsip-prinsip - pemisahan fungsi saluran pembuangan, baik drainase desa maupun SPAL rumah tangga. - pembuatan fasilitas sanitasi lingkungan pada wilayah kumuh dan tidak terjangkau infrastruktur yang memadai - perbaikan dan penyehatan lingkungan aturan penataan III - 7
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 1. saluran pembuangan tertutup prinsip - prinsip - dari rumah tangga harus sudah memisahkan saluran pembuangan, limbah padat
- di atas bak dapat dimanfaatkan untuk ditanami vegetasi (cattail, alang-alang, sulur) - tidak memerlukan luas lahan yang besar, hanya menggunakan lahan kosong pada jalur saluran menuju ke dranase kawasan.
menuju septictank dan limbah cair menuju sumur resapan yang akan disalurkan ke saluran pembuangan kawasan. - saluran pembuangan tertutup berfungsi menyalurkan limbah rumah tangga untuk diolah di sistem pengolahan akhir limbah sebelum mengalir ke sungai/saluran drainase pedoman pelaksanaan sistem saluran tertutup menghubungkan saluran dari rumah tangga menuju ke sumur resapan komunal dengan persyaratan teknis : (1) Ukuran pipa
c. Persampahan prinsip – prinsip - secara teknis jika sampah dapat dikelola dengan baik maka lingkungan menjadi bersih dan kesehatan lingkungan permukiman dapat meningkat. - sampah mempunyai nilai ekonomis, karena sampah sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dan produksi sampah tidak akan habis. aturan penataan
- pembawa minimum 200 mm, (2) Sambungan pipa harus rapat air (3) Bak control diletakkan setiap 5m. - pemeliharan fasilitas dengan tidak membuang sampah di saluran dan melakukan kegiatan pembersihan saluran tiap 2 minggu. 2. sistem lahan basah buatan prinsip – prinsip - sebagai infrastruktur pengolahan limabh sebelum disalurkan ke pembuangan air, sungai/ saluran drainase - lahan pengolahan limbah dapat dimanfaatkan untuk penghijauan.
- sampah yang terdapat di kawasan Rw 3 dibedakan menjadi tiga yaitu sampah rumah tangga dan sampah yang dihasilkan dari kotoran ternak.dan limbah industry rumah tangga berikut adalah sistem pengolahan sampah yang akan diterapkan di kawasan prioritas Desa Karanganom : 1. pengolahan secara individu - penerapan sistem 3R (reduce, reuse, recycle) sejak dalam rumah tinggal dengan: - memilah sampah rumah tangga (plastik, kertas, kaca) kedalam tempat sampah yang telah dibedakan juga jenisnya. - mendaur ulang sampah lingkungan dan sampah organik (dedaunan, ranting pohon, sisa hasil makanan) melalui komposter sehinga menjadi pupuk organik, sebelum
pedoman pelaksanaan
sampah dimasukkan ke komposter diharapkan untuk mensortir dedaunan dan ranting,
- memanfaatkan pekarangan rumah yang masih luas untuk sistem resapan.
kemudian mencacah kecil-kecil (5cm). Setelah 2 minggu pupuk kompos siap digunakan
- terdiri dari bak yang dibawahnya terdapat saluran pembuangan rumah tangga yang
secara individu.
diisi dengan pasir ata media (kerikil, batu, pasir tanah). - konstruksi bak menggunakan material tanah liat atau geotekstil yang tahan oleh rembesan air limbah.
2. pengolahan sampah secara komunal - minimal setiap jarak 5 rumah disediakan 3 tempat sampah untuk tampungan sementara dari rumah tinggal.
III - 8
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM - menyediakan bak sampah skala RW yang berfungsi sebagai tampungan sementara dari
yang berbentuk memanjang seperti ranting dan batang pohon, terlebih dahulu
lingkungan RT untuk selanjutnya diolah di rumah kompos, dengan ketentuan:
dipisahkan antara ranting dan batangnya lalu dipotong-potong menggunakan mesin
- dimensi minimal bak sampah 6m2
APPO sehingga mudah untuk dikomposkan. -
- sistem konstruksi dari drum bekas, dindng bata, dumpster besi - dilengkapi dengan gerobak sampah dengan kapasitas 2m2
adalah proses alami dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis
- sampah diangkut setiap minggu untuk dikirim ke rumah kompos
khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Proses dekomposisi pengomposan dilakukan dengan mencampurkan bahan organik
- setiap rumah yang memiliki kandang ternak disediakan minimal 2 tong sampah untuk
dengan MOL (Mikro Organisme Lokal) yang berupa cairan dari bahan alami sebagai
menampung limbah ternak, dan secara berkala akan diangkut oleh petugas kebersihan
media hidup dan perkembangbiakan mikro organisme yang berguna untuk
ke tahap pengolahan akhir di rumah kompos.
mempercepat penghancuran bahan organik menjadi kompos. Persyaratan mutu
3. rumah kompos
pupuk organik adalah C/N rasio 10-25% sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
prinsip – prinsip : - sebagai
usaha
bersama
masyarakat
yang berorientasi
ke
penanggulangan
permasalahan persampahan.
Menteri Pertanian Nomor : 02/Pert/HK.060/2/2006. -
sekaligus berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan yang belum terkomposkan
berperan aktif untuk melaksanakan dan mendukung guna tercapainya perbaikan
secara sempurna, untuk pupuk yang belum jadi dapat diulang kembali ke proses
kualitas lingkungan.
dekomposisi pengomposan. Proses pengayakan menggunakan ayakan goyang dengan
pengertian adalah bangunan yang berfungsi untuk memproses pengomposan sisa hasil tanaman, jerami, sampah rumah tangga dan kotoran ternak menjadi pupuk organik / kompos dengan kelengkapan fasilitas penunjang berupa APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik) dan alat transportasi untuk distribusi pengangkutan sampah (gerobak/kendaraan roda tiga). kegiatan yang dijalankan pengumpulan sampah skala kawasan permukiman
pengayakan dan pengemasan pengayakan adalah proses mendapatkan ukuran kompos sesuai yang diinginkan,
- dengan prinsip swadaya dan swakelola diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat
-
dekomposisi pengomposan
ukuran lubang 1x1 cm dan 0,5x0,5 cm untuk mendapatkan hasil yang halus. standar teknis -
luas tanah minimal 150 m2
-
luas bangunan minimal 8 x 10 m atau minimal 180 m2
-
terdapat lahan terbuka beratap untuk ruang dekomposisi pengomposan
-
perlengkapan listrik dan sumber air sesuai dengan kebutuhan operasional
adalah kegiatan pengumpulan sampah yang berasal dari lingkungan permukiman di kawasan prioritas -
pemilahan jenis sampah (sortasi) adalah kegiatan memisahkan jenis sampah menjadi tiga, yaitu sampah residu (tidak bisa diolah maupun dijual), sampah lapak (dapat dijual kembali), sampah organik (sebagai bahan baku kompos). Untuk bahan baku pembuatan kompos berupa ranting III - 9
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
3.2.3. BLOK - BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN DAN PROGRAM PENANGANANNYA Blok-blok pengembangan kawasan dan program penanganannya adalah pembagian suatu kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil sehingga strategi dan program pengembangannya dapat lebih terarah dan rinci. Gambar 3.6 Blok Pengembangan Kawasan Blok Pengembangan 1 Kawasan Komersial -
Peningkatan identitas kawasan
-
Penataan Kawasan Sempadan irigasi
-
Pengembangan kawasan pengembangan ekonomi lokal
Blok Pengembangan 2
Blok Pengembangan 4 Kawasan Persawahan -
Pemenuhan fasilitas irigasi teknis
-
Peningkatan produktivitas pertanian
-
Pengembangan pertanian terpadu
-
Pengembangan pertanian organik
Kawasan Permukiman -
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
-
Pengembangan kawasan hijau dengan holtikultura di pekarangan rumah
-
Pengelolaan sampah mandiri masyarakat
-
Pengembangan RTH permukiman (Publik dan Privat)
Blok Pengembangan 5 Kawasan Permukiman
Blok Pengembangan 3
-
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
-
Pengembangan kawasan hijau dengan holtikultura di pekarangan rumah
Kawasan Bantaran Kali -
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
-
Hutan Desa dengan memanfaatkan sempadan Kali Kuto
-
Pengembangan wisata air
-
Penertiban penambang liar
-
Pengelolaan sampah mandiri masyarakat
-
Pengembangan RTH permukiman (Publik dan Privat)
III - 10
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 4.1. Masterplan Kawasan
Gambar 4.1 Masterplan Kawasan Prioritas
Kawasan Bantaran Kali -
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
-
Hutan Desa dengan memanfaatkan sempadan Kali Kuto
-
Pengembangan wisata air
-
Penertiban penambang liar
Kawasan Permukiman Kawasan permukiman ditata menjadi kawasan permukiman Hijau dengan sarapa prasarana yang memadai, lingkungan yang bersih, sehat, produktif engan pengelolaan sampah mandiri masyarakat.
Kawasan Pertanian -
Pengembangan pertanian terpadu
-
Pengembangan pertanian Organik Pemenuhan sarana & prasarana irigasi teknis
Pusat Kegiatan masyarakat Balai Hijau merupakan pusat pengembangan dan Kegiatan Masyarakat dalam mewujudkan Desa Hijau Berbasis Ketahanan Pangan.
IV - 1
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 4.2. Ketentuan Pemanfaatan dan Panduan Rancang 4.2.1. Kawasan Permukiman Gambar 4.2. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan diperbaiki dengan menggunakan perkerasan beton dengan sisi kanan dan kiri jalan dilengkapi saluran drainase dan penghijauan.
A. Rencana Jaringan Jalan Primer
Rencana jaringan jalan primer di Desa Karanganom di rencanakan dengan lebar 7 meter yang dilengkapi jaringan drainase pada bagian kanan dan kiri jalan, lampu penerangan jalan, jalur hijau pada tepi jalan, dan jika memungkinnkan dilakukan penyediaan jalur pejalan kaki.
Jaringan jalan Pimer yaitu jalan utama desa yang termasuk kedalam kelas jalan lokal sekunder yang menghubungkan kawasan atau desa lain dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jaringan jalan ini digunakan untuk kendaraan roda empat, roda tiga, dan roda dua serta peruntukan parkir kendaraan. Sedangkan bahu jalan dimanfaatkan untuk pejalan kaki, jalur hijau dan utilitas. Untuk jenis perkerasan pada badan jalan adalah aspal dan untuk bahu jalan berupa conblock/paving. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2006 tentang jalan, jalan lokla sekunder didesain
B. Rencana Jaringan Jalan Sekunder Jaringan jalan sekunder yang berupa jalan lingkungan yang menghubungkan kantong – kantong permukiman yang tersebar di beberapa wilayah di Desa Karanganom jalan lingkungan ini memiliki ciri penggunaan untuk perjalanan jarak dekat dengan kecepatan rata – rata sangat rendah.
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 1o Kilometer perjam denga lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter. Namum melihat kondisi jalan utama Desa Karanganom eksisting, lebar badan jalan direncanakan selebar 7 meter.Ilustrasi berikut ini menunjukkan rencana pengembangan jaringan jalan primer di Desa Karanganom.
IV - 2
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
Pada konsep rencana jaringan jalan sekunder, badan jalan dimanfaatkan untuk kendaraan roda dua serta pejalan kaki. Sedangkan bahu jalan dimanfaatkan untuk jaluh hijau dan utilitas.Rencana jaringan jalan sekunder dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan pergerakanan masyarakat di lingkungan Desa Karanganom.jaringan jalan sekunder direncanakan dengan lebar 5 meter sehingga memungkinkan pergerakan orang dan kendaraan dengan leluasa. Untuk kendaraan bermotor dan mobil yang melintasi dengan kecepatan rencana rata – rata 10 km perjam.Dengan demikian sangatmemungkinkan bagi pejalan kaki untuk berjalan dengan aman.
Terkait dengan rencana pengembangan jaringan jalan tersier, penentuan jaringan jalan yang rencanakan ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat serta dengan pertimbangan tingkat aksesibitas, keamanan, kenyamanan, serta keindahan lingkungan. D. Rencana Pengembangan Jaringan Air bersih Rencana pengembangan jaringan air bersih di Desa Karanganom, antara lain: a. Peningkatan dan pengelolaan sumber-sumber air yang ada, meliputi;
pembuatan sumur komunal/kran umum pada kawasan yang rawan air bersih
memaksimalkan pengelolaan dan penggunaan sumur komunal/kran umum yang sudah ada
C. Rencana Jaringan Jalan Tersier Jaringan jalan tersier yang berupa jalan setapak. Umumnya jalan setapak yang terdapat di Desa Karanganom selain terbangun secara terencana juga terbentuk dari ruang antar bangunan yang dimanfaatkan untuk jalan.Badan jalan dimanfaatkan untuk para pejalan kaki, pedagang dengan gerobag, dan kendaraan bermotor yang dituntun sedangkan untuk bahu jalan digunakan untuk utilitas.
pembentukan lembaga pengelolaan air desa.
b. Pengendalian aliran air permukaan yang dilakukan dengan cara memperpanjang waktu air bertahan dipermukaan tanah dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penghijauan pada daerah-daerah kosong. c. Meningkatkan kapasitas filtrasi tanah. Cara yang paling efektif adalah dengan optimalisasi penutupan tanah dengan tumbuhan ataupun dengan sistem biopori yang sekarang sedang marak dikembangkan.
IV - 3
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM E. Rencana Pengembangan Jaringan Air bersih Pengembangan sistem drainase di Desa Karanganom harus sejalan dengan perkembangan
dan buang airnya. Gambar berikut ini merupakan sketsa rencana bangunan MCK komunal di Desa Karanganom.
pola tata guna tanah yang ada.Saluran drainase di Desa Karanganom sebagian sudah mengalirkan sumber buangan dengan lancar, namun masih ada beberapa yang salurannya tidak lancar dan menghambat pengaliran air sumber buangan. Untuk mengantisipasi meluapnya air tersebut, perlu adanya perbaikan dan rehabilitasi pada saluran-saluran yang bermasalah tersebut Pembuatan sistem jaringan drainase yang layak untuk seluruh masyarakat, saluran ini dapat berada di tepi jalan ataupun di sekitar bangunan yang terintegrasi dengan jaringan drainase secara makro dengan jaringan drainase yang lebih luas Berikut adalah rencana pengembangan jaringan drainase a. Mengupayakan agar setiap jalan mempunyai saluran drainase di masing-masing sisinya, yang besarnya ditentukan oleh lebar jalan yang ada. b. Pembuatan bak kontrol pada saluran tertutup dengan jarak 5m c. Pembentukan lembaga pengelolaan drainase yang mengontrol kondisi saluran ini, dimana kewajiban pemeliharaannya dilakukan oleh warga dilingkungan masingmasing.
H. Rencana penyediaan septic tank komunal Dalam rencana penyediaan septic tank komunal, setiap septic tank dapat dimanfaatkan
F. Rencana Sanitasi Lingkungan Rencana pengembangan sanitasi lingkungan diperlukan untuk menciptakan lingkungan permukiman sehat. Rencana tersebut meliputi rencana penyediaan MCK komunal dan septic tank komunal untuk memenuhi kebutuhan warga Desa Karanganom akan fasilitas sanitasi lingkungan. G. Rencana penyediaan MCK Komunal
oleh beberapa kepala keluarga.Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah jarak ideal antara septic tank dengan sumur yaitu 10 meter. Pengaturan jarak ideal tersebut didasari oleh pencegahan sumur warga aga tidak terkontaminasi oleh bakteri E-coli yang biasanya mempunyai usia harapan hidup 3 hari. Sedangkan kecepatan aliran air dalam tanah berkisar 3 meter per hari (rata-rata kecepatan aliran air dalam tanah di pulau jawa 3 meter/hari), sehingga jarak ideal antara tangki septic dengan sumur sejauh 3 meter per
Rencana penyediaan MCK Komunal dirasakan perlu untuk meningkatkan kualitas
hari x 3 hari = 9 meter. Jarak 1 meter sisanya dimanfaatkan sebagai jarak pengaman antara
lingkungan permukiman sehat.Selama ini beberapa warga yang belum memiliki kakus
sumur dengan septic tank.
sebagian besar memanfaatkan sungai. MCK ini berfungsi untuk melayani masyarakat yang kurang mampu yang tidak memiliki temapt mandi, cuci, dan kakus pribadi sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci
IV - 4
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
Menerapkan sistem landfill yaitupengelolaan sampah organik dengan cara menimbunnya di dalam tanah. kemudian limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair.
Perencanaan septic tank komunal dibangun dan dikelelola oleh masyarakat, selain itu penentuan lokasi septictank komunal juga harus diperhatikan dengan pertimbangan efisiensi instalasi serta jangkauan pelayanan.
I. Rencana Persampahan Untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat, diperlukan adanya sistem persampahan yang terintegrasi.Mengingat selama ini pengelolaan sistem persampahan di Desa Karanganom masih bersifat tradisional. Berikut ini merupakan rencana persampahan di
Penyediaan sarana persampahan tingkat RW yang berupa gerobak sampah dengan kapasitas 2 m2 serta penyediaan tempat sampah dengan kapasitas 6 m2
Penyediaan sarana persampahan tingkat desa berupa bak sampah besar dengan kapasitas 12 – 15 m2 serta pembentukan lembaga pengelolaan sampah.
Desa Karanganom:
Perencanaan sistem persampahan dilakukan melalui upaya penyediaan bak-bak sampah di tiap-tiap hunian dengan pembedaan wadah berdasakan jenis sampah yaitu sampah organic dan anorganik.
Setiap bangunan baru dan atau perluasan bangunan dilengkapi fasilitas pewadahan atau penampungan sampah sementara. Kapasitas pewadahan sampah atau tempat penampungan sampah sementara dihitung berdasarkan timbulan sampah dan frekwensi pengangkutan sampah.
Menerapkan sistem pengolahan sampah dengan sistim 3R yaitu pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle)
IV - 5
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM Untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat, diperlukan adanya sistem persampahan yang terintegrasi. Mengingat
J. Rencana Ruang Terbuka Hijau Meskipun kondisi permukiman di beberapa wilayah Desa Karanganom bukan merupakan kondisi ideal lingkungan permukiman ideal, namun terdapat beberapa potensi pada kawasan tersebut yaitu ruang terbuka hijau yang berupa pekarangan dan lahan-lahan kosong. Ruang terbuka hijau tidak hanya memiliki fungsi ekologis (pelindungan dan pelestarian), tetapu juga memiliki fungsi sosial ekonomi budaya dan fungsi pengamanan sarana dan prasarana secara fisik.Secara umum keberadaan ruang terbuka hijau di Desa Karanganom masih sangat memadai karena luasnya lahan-lahan pertanian serta pekarangan dan tegalan yang cukup Rencana jalur hijau tidak hanya ditekankan sirkulasi kawasan, namun juga ditekankan pada
luas. Keberadaan lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk ruang publik maupun ruang-ruang terbuka
yang
dapat
digunakan
untuk
evakuasi
penduduk
desa
apabila
terjadi
bencana.Pekarangan dan lahan kosong tersebut terbentuk secara alami oleh benda dan bangunan yang membatasinya.Ruang terbuka di Desa Karanganom beupa ruang terbuka
kawasan bantaran sungai sebagai upaya konservasi kawasan.Selain melakukan penghijauan, upaya tersebut dilakukan untuk mencegah Kali Kuto dan sungai yang melintasi lingkungan permukiman warga menjadi kawasan belakang yang dimanfaatkan warga sebagai lokasi membuang sampah.
privat dan publik.Ruang tebuka publik biasanya berupa kebun pribadi, kandang ternak, pekarangan, areal penjemuran hasil panen.Sedangkan ruang terbuka publik biasanya berupa lapangan dan sarana-sarana olahraga. K. Jalur Hijau Rencana penataan jalur hijau terutama ditekankan pada Jalan Kertanegaraan yang merupakan akses utama Desa Karanganom dan bantaran Kali Kuto dan sungai kecil yang melintas di lingkungan permukiman.Rencana jalur hijau dilakukan dengan melakukan penanaman vegetasi yang berupa pohon-pohon peneduh seperti pohon angsana, asem, trembesi, dan sebagainya.gambar berikut ini merupakan konsep rencana jalur hijau pada sirkulasi kawasan.
Kondisi eksisting sungai dilingkungan permukiman Desa Karanganom
contoh Rencana pentaan bantaran sungai
IV - 6
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM L.
Tamanisasi Lingkungan Permukiman
bencana alam secara mutlak. Oleh karena itu kunci keberhasilan sebenarnya adalah
Sebagian besar rumah di Desa Karanganom tidak menyisakan ruang terbuka hijau di setiap
keharmonisan antara manusia/masyarakat dengan alam lingkungannya (Pratikto, 2005).
bangunannya.Untuk itu upaya tersebut disiasati dengan melakukan tamanisasi lingkungan. Yaitu dengan cara menanam tanaman dengan media pot disetiap lingkungan.
Terkait dengan upaya mitigasi bencana, berikut ini merupakan rencana – rencana sebagai pencegahan dan pengurangan dampak terjadinya bencana karena faktor alam.Secara umum berikut ini merupakan rencana mitigasi bencana di Desa Karanganom. Pembentukan kelompok – kelompok yang akan menjadi kelompok kerja pengelola bencana kebakaran dengan tugas pokok member peringatan dini apabila terjadi bencana dan mengkoordinir warga dalam proses penyelamatan. Dilaksanakan pelatihan tanggap bencana untuk kelompok kelompok yang telah terbentuk supaya memiliki kesiap siagaan dalam penyelamatan saat terjadi bencana dan paska bencana Pemanfaatan jalan lingkungan dan jalan desa sebagai jalur evakuasi warga. Penyediaan lapangan sebagai lokasi evakuasi warga apabila terjadi bencana.
Bencana Kebakaran M. Rencana Mitigasi Bencana
Kebakaran adalah suatu bencana yang ditimbulkan oleh api, seringkali sumber api tidak diketahui datangnya, kapan dan dimana. Kerugian yang ditimbulkannya-pun dapat berupa
Mitigasi bencana merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penanggulangan
apa saja, mulai dari kerugian jiwa, harta benda milik pribadi,maupun asset pemerintah atau
bencana, karena kegiatan ini merupakan kegiatan sebelum terjadinya bencana yang
negara. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran dan sebagai upaya
dimaksudkan untuk mengantisipasi agar dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.Mitigasi
mengurangi korban jiwa dan harta, berikut ini merupakan rencana mitigasi bencana
bencana alam dilakukan secara truktural dan non struktural.Secara struktural yaitu dengan
kebakaran Desa Karanganom.
melakukan upaya teknis, baik secara alami maupun buatan mengenai sarana dan prasarana
Membatasi aktifitas yang dapat menyebabkan kebakaran
mitigasi.Secara non struktural adalah upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan
Setiap jalan menuju kantong-kantong permukiman harus dapat dilewati oleh mobil
pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi
pemadam kebakaran.
struktural maupun upaya lainnya.Untuk mengatasi masalah bencana perlu dilakukan upaya mitigasi yang komprehensif yaitu kombinasi upaya struktur (pembuatan prasarana dan sarana pengendali) dan non struktur yang pelaksanaannya harus melibatkan instansi terkait. Seberapa besarpun upaya tersebut tidak akan dapat membebaskan terhadap masalah
Bencana Erosi/Longsor Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah maupun non alamiah.Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
IV - 7
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM Bencana Geologi tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.Dampak dari bencana ini sangat merugikan, baik dari segi lingkungan maupun sosial ekonomi. Berikut ini merupakan rencana mitigasi bencana erosi:
Pengembangan kawasan pemukiman diarahkan pada lahan dengan kemiringan 0-40% dan tidak merupakan kawasan konservasi lingkungan.
Kegiatan penghijauan pada kawasan dengan kemiringan lebih dari 40%.
Pencegahan penebangan pohon secara tidak terkendali
Bencana Banjir Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan
drainase
di
suatu
daerah
sehingga
menimbulkan
genangan
yang
merugikan.Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan intesitas hujan, land cover, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan drainase. Berikut ini merupakan rencana penanggulangan dan mitigasi bencana banjir di Desa Karanganom:
Penghutanan kembali daerah tangkapan hujan sehingga air hujan dapat diserap oleh pepohonan dan semak belukar.
Membuat daerah hijau untuk menyerap air ke dalam tanah.
Melakukan koordinasi dengan wilayah-wilayah lain dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk menghindari banjir yang dapat juga berguna bagi masyarakat di daerah lain.
Membersihkan selokan, got dan sungai dari sampah dan pasir, sehingga dapat mengalirkan air keluar dari daerah perumahan dengan maksimal.
Membuat sistem dan tempat pembuangan sampah yang efektif untuk mencegah dibuangnya sampah ke sungai atau selokan.
Menambahkan katup pengaturan, drain, atau saluran by-pass untuk mengalirkan air keluar dari perumahan.
Memindahkan rumah, bangunan dan konstruksi lainnya dari dataran banjir sehingga daerah tersebut dapat dimanfaatkan oleh sungai untuk mengalirkan air yang tidak dapat ditampung dalam badan sungai saat hujan.
Memperkokoh bantaran sungai dengan menanam pohon dan semak belukar, dan membuat bidang resapan di halaman rumah yang terhubung dengan saluran drainase.
IV - 8
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM 4.3. Rencana Investasi Tabel 4.1. Rencana Investasi
No
Uraian Kegiatan
Lokasi
Volume
Biaya yang dibutuhkan Harga Satuan Biaya
Pelaksanaan 2014 2015 2016 2017 2018
A Penataan Lingkungan permukiman 1
Perbaikan Jalan Lingkungan
RW 1, RW 4
10000 m2
Rp
150,000 Rp
1,500,000,000
2
Pembangunan Drainase
RW 1, RW 4
2000 m'
Rp
175,000 Rp
350,000,000
3
Pembangunan RTH Permukiman
RW 1, RW 4
2000 m'
Rp
250,000 Rp
500,000,000
4
Rehab RumahTidak layak Huni
RW 1, RW 4
26 unit
Rp
15,000,000 Rp
390,000,000
5
Pembangunan Bank Sampah
RW 1, RW 4
2 unit
Rp
75,000,000 Rp
150,000,000
6
Pengadaan Komposter Rumah Tangga
RW 1, RW 4
757 unit
Rp
150,000 Rp
113,550,000
7
Pengadaan Bak Sampah
RW 1, RW 4
757 unit
Rp
75,000 Rp
56,775,000
8
Pengadaan Becak Sampah
RW 1, RW 4
6 unit
Rp
4,500,000 Rp
27,000,000
9
Penghijauan Holtikultura
RW 1, RW 4
10000 buah
Rp
25,000 Rp
250,000,000
10 Penghijauan Tanaman Buah
RW 1, RW 4
10000 bibit
Rp
150,000 Rp
1,500,000,000
11 Pembangunan RTH Lingkungan
RW 1, RW 4
5 titik
Rp
48,000,000 Rp
240,000,000
12 Pembangunan Talud
RW 1, RW 4
500 m'
Rp
250,000 Rp
125,000,000
13 Taman Bermain
RW 1, RW 4
2 unit
Rp
100,000,000 Rp
200,000,000
B
Penataan Bantaran Kali & Pertanian
1
Pembangunan Talud Sungai
RW 1, RW 4
2000 m'
Rp
700,000 Rp
1,400,000,000
2
Pembangunan Talud Irigasi
RW 1, RW 4
2000 m'
Rp
300,000 Rp
600,000,000
3
Penghijauan
RW 1, RW 4
2000 m'
Rp
250,000 Rp
500,000,000
4
Pengadaan sarana wisata air
RW 1, RW 4
3 paket
Rp
35,000,000 Rp
105,000,000
IV - 9
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM
No
Uraian Kegiatan
Biaya yang dibutuhkan Harga Satuan Biaya
Lokasi
Volume
RW 1
1 Unit
Rp
300,000,000 Rp
300,000,000
2 Kandang Kambing
RW 1, RW 4
5 unit
Rp
50,000,000 Rp
250,000,000
3 Kandang Sapi
RW 1, RW 4
2 unit
Rp
75,000,000 Rp
150,000,000
4 Kandang Unggas
RW 1, RW 4
4 unit
Rp
45,000,000 Rp
180,000,000
5 Kolam Ikan
RW 1, RW 4
20 unit
Rp
15,000,000 Rp
300,000,000
6 Pengadaaan alat industri rumah 7 tangga Penambahan modal usaha mikro
RW 1, RW 4
10 paket
Rp
20,000,000 Rp
200,000,000
RW 1, RW 4
20 kelompok
Rp
20,000,000 Rp
400,000,000
1 Pelatihan Pertanian Terpadu
RW 1, RW 4
5 paket
Rp
50,000,000 Rp
250,000,000
2 Pelatihan Pengelolaan Sampah
RW 1, RW 4
5 paket
Rp
20,000,000 Rp
100,000,000
3 Pelatihan pengembangan Usaha Kecil
RW 1, RW 4
5 paket
Rp
15,000,000 Rp
75,000,000
4 Pelatihan Pengembangan Usaha/Pemasaran
RW 1, RW 4
5 paket
Rp
20,000,000 Rp
100,000,000
TOTAL : Rp
10,312,325,000
Pelaksanaan 2014 2015 2016 2017 2018
C Pengembangan Ekonomi Masyarakat 1 Balai Hijau
D Peningkatan kapasitas masyarakat
IV - 10
BAB V
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KARANGANOM PENGELOLAAN KAWASAN PRIORITAS -
Memberikan pembinaan terhadap peningkatan kapasitas lembaga pengelola
Pengelolaan untuk mewujudkan Kampung Hijau Berbasis Ketahanan pangan adalah sebagai berikut : 2. Pengelola Inti Pengelola inti adalah masyarakat Karanganom. Pengelola inti terdidi dari ketua, sekretaris, bendahara dengan rincian tugas sebagai berikut : Ketua
: Mengkoordinir seluruh kegiatan pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan kawasan prioritas
Sekretaris
: Menyusun rencana kerja dan memastikan kelengkapan administrasi lembaga
Bendahara
: mengatur keuangan lembaga pengelola
Humas : Mempromosikan kawasan prioritas & Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga 3. Sub Bidang Pengelolaan Sub bidang pengelolaan adalah pelaksana dan pengelola dimasing-masing sub kawasan. a. Pertanian Mengelola kegiatan-kegiatan pengembangan pertanian bekerjasama dengan Gapoktan b. Perikanan Mengelola kegiatan pengembangan budidaya perikanan kair tawar
Pengelola kawasan prioritas bertanggungjawab terhadap kepala Desa dan BKM. Pengelola dipilih oleh masyarakat secara terbuka. Lembaga Pengelola bertugas mengendalikan seluruh kegiaan pembangunan dan pengembangan kawasan dengan rincian tugas sebagai berikut :
c. Peternakan Mengelola kegiatan peternakan yang ada di masyarakat d. Penataan Lingkungan Memastikan tata kelola lingkungan permukiman berjalan baik dalam rangka mewujudkan permukiman sehat, permukiman hijau dan produktif
1. Pengarah dan Pembina
e. Holtikultura
Pengarah
: Lurah
Mengelola kegiatan dalam rangka meeujudkan Kampung Hijau dengan tanaman
Pembina
: Badan keswadayaan masyarakat
holtikultura
Tugas : -
Memberikan arahan dan bimbingan kepada pengelola kawasan bagaimana mengelola
Aturan main pengelolaan dan legalitas akan diatur tersendiri dalam dokumen pengelolaan kawasan prioritas.
kawasan dengan baik
V-I