PLPBK 1
(RTPLP) RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN RAWAN DAN MITIGASI BENCANA KELURAHAN KORUMBA KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
1
3.2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.2.2 Luas wilayah berdasarkan Wilayah RW
3.2.1 Gambaran Umum Wilayah Kelurahan korumba Secara pemerintahan di Kelurahan Korumba Kecamatan Mandonga kota kendari berada ditengah-tengah pusat kota kendari yang juga merupakan sentral kegiatan ekonomi
disamping
tentunya
kegiatan
pemerintahan,
permukiman,
pendidikan,
perkantoran, pertokoan dan fasilitas umum lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sarana-sarana tersebut terletak dikelurahan korumba. Secara administrasi kelurahan korumba terdiri dari 10 Rw dan 27 Rt dengan komposisi masyarakat yang heterogen dengan mata pencaharian sebagai pns, tni, polri, wiraswasta, buruh pabrik, jasa, pedagang dan pensiunan. Letak kelurahan korumba berbatasan dengan : 1. Sebelah utara
: Berbatasan dengan kelurahan Lahundape dan Kemaraya
Kecamatan kendari barat 2. Sebelah Selatan
: Berbatasan Dengan Kelurahan Bende Kecamatan Kadia
3. Sebalah Barat
: Berbatasan Dengan Kelurahan Mandonga
4. Sebalah Timur
: Berbatasan Dengan Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu
Nama
Luas
Luas
RW
(M²)
(Ha)
1.
RW. 01
680.227
68.023
2.
RW. 02
905.849
90.585
3.
RW. 03
112.590
11.259
4.
RW. 04
145.950
14.595
5.
RW. 05
237.073
23.707
6.
RW. 06
220.071
22.007
7.
RW. 07
127.444
12.744
8.
RW. 08
65.765
6.577
9.
RW. 09
76.435
7.644
10.
RW. 10
90.386
9.039
No
Tabel 3.2-2. Luas wilayah berdasarkan RW
3.2.3 Pembagian Wilayah
Untuk luas keseluruhan, Kelurahan Korumba mempunyai luas wilayah ± 266.179 H Nama
Jumlah
RW
RT
1.
RW. 01
4
2.
RW. 02
3
3.
RW. 03
3
4.
RW. 04
2
5.
RW. 05
3
6.
RW. 06
2
7.
RW. 07
3
8.
RW. 08
2
9.
RW. 09
2
10.
RW. 10
3
No
KAWASAN PRIORITAS
Gambar 3.2.1 Peta batas Kelurahan korumba
Tabel 3.2-3 pembagian jumlah RT dalam lingkungan RW
2
Sarana dan Prasarana yang ada di kelurahan korumba
Sarana Pendidikan No
Sekolah
Negeri
Swasta
Bank
:
12
1.
SD
3
1
Hotel
:
38
2.
SMP / MTs
-
-
Mall
:
1
3.
SMA / SMK
-
-
Pasar
:
2
4.
AK / PT
-
2
SPBU
:
2
Toko / Kios
:
677
Swalayan
:
1
No
Koperasi
:
5
1.
Masjid
8
BUMD/BLUD
:
1
2.
Gereja
2
BPR
:
2
3.
Klenteng
-
Penggadaian
:
3
4.
Kuil / Pura
-
Bioskop
:
1
Tempat Karaoke
:
3
3.4
THR
:
4
3.4.1 Batas dan Luas Kawasan
Sarana Kesehatan
Sarana Ibadah Sarana
Jumlah
Gambaran Umum Lokasi Prioritas
Lokasi kawasan prioritas terletak di wilayah RT21 (RW-08), RT23, (RW-09) dan RT
Rumah Sakit
:
1
Apotik
:
6
24 (RW-10) Kelurahan Korumba, Kecamatan mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesii Tenggara dengan luas ± 37.343 M²
Posyandu
Posyandu-Balita
:
7
Posyandu-Lansia :
1
Sarana Publik
MTQ
:
1
Sarana Media dan Elektronik
Media Elektronik
:
1
Media Cetak
:
4
Sumber :
[email protected]
Gambar 3.4-1 Batas Kawasan
9
Gambar 3.4.2. Peta Rawan Bencana Kawasan Prioritas Kel. Korumba (Sumber : Pemetaan Swadaya)
1
3.6
KONDISI SUNGAI Untuk area sempadan kali pada kawasan terdapat tanggul ,saat ini area sisi sempadan kali kini sudah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman warga. Semakincepatnya pertumbuhan penduduk serta semakin tingginya kebutuhan akan tempat tinggal sehingga membawa dampak menurunnya fungsi sempadan sungai yang berakibat pada pengurangan kapasitas resapan air hujan yang berakibat luapan air hujan dari penampungnya. Pelanggaran ini juga Tampak salah satu prasana Jembatan penyebrangan antara RT22 dengan RT.23. tampak Kondisi railing jembatan sudah rusak. Hal ini memberi rasa tidak aman bagi warga.
menyebabkan sulitnya kontrol dan pengerukan terhadap kali, serta memperburuk dampak banjir yang selalu terjadi saat musim hujan datang.
Tampak pada gambar kondisi bangunan disisi kali yang hanya berjarak ± 90 cm dari tanggul kali mandonga.
Kondisi lingkungan kumuh pada sempadan kali mandonga. Merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir dimana semakin berkurangnya daerah resapan air.
Prasarana Jembatan penyebrangan antara RT22 dengan RT.23 yang merupakan akses utama warga keluar masuk kawasan.
Gambar 3.6.1 Peta Eksisting Daerah Aliran Sungai (Das) 2.9
(Sumber Pemetaan swadya) POTENSI TAPAK
12
3.10
MITIGASI BENCANA
5. Sosialisasi SOP penanganan banjir oleh pemerintah melalui instansi BPBD kota
Pengertian Mitigasi dan Penjelasannya Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, mengatakan bahwa
pengertian
mitigasi
dapat
didefinisikan. Pengertian
mitigasi
adalah
serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 3.10.1 Banjir Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dengan
kendari 3.10.2 Kebakaran Kebakaran
senantiasa
menimbulkan
bahaya
terhadap
keselamatan
jiwa
manusia. Kebakaran yang terjadi di permukiman padat dapat bergerak dengan cepat karena banyak benda yang mudah terbakar, tidak ada konstruksi pembatas, sistem instalasi listrik yang cenderung ruwet, sehingga menimbulkan dampak sosial, ekonomi,
dahsyat. Banjir bandang terbentuk beberapa waktu setelah hujan lebat (dalam kisaran
psikologi, lingkungan dan langsung memiskinkan masyarakat.
waktu beberapa menit sampai beberapa jam) yang terjadi dalam waktu singkat di
Pencegahan
sebagian daerah aliran sungai (DAS) atau alur sungai yang sempit di bagian hulu. Alur
Pencegahan kebakaran dengan tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran sebagai
sungai ini memiliki waktu konsentrasi (waktu tiba banjir) yang singkat, sehingga aliran
berikut :
permukaan cepat terkumpul di alur sungai.
1. Waspada rokok
Penyebab terjadinya banjir bandang pada kawasan:
2. Waspada pada penerang api.
1. Volume air terkumpul dalam waktu cepat ke dalam alur sungai dimana dinding talud
3. Waspada anak-anak dan lansia
tidak mampu menahan ketinggian dan volume air sehingga terjadi luapan air. 2. Pendangkalan dan penyempitan sungai akibat sedimen yang menumpuk didasar sungai Dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir : 1. Banjir memutuskan jalur transportasi 2. Dapat merusak sarana dan prasarana 3. Merusak peralatan, perlengkapan 4. Pencemaran lingkungan 5. Menggangu bahkan merusak perekonomian masyarakat
4. Waspada & rawat perangkat listrik dan perangkat api 5. Siapkan perangkat pemadam kebakaran ringan 6. Melakukan pembinaan dan sosialisasi kebakaran 7. Waspada lingkungan sekitar 8. Bijak menggunakan tabung dan kompor gas 9. Sudahkah kompor dimatikan 10. lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur 11. Pabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbaka 12. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman
3.10.1.1 Upaya Penanganan 1. Rehabilitasi talud sehingga mampu menahan ketinggian air pada saat terjadi hujan sehingga naiknya volume air 2. Pengerukan sungai sehingga sungai memiliki kedalaman yang baik 3. Sosialisasi melalui pelatihan guna membentuk sumber daya manusia yang pintar,
13. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang sesuai. Dan pln biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada. 14. Pembuatan pamflet yang yang berisi himbauan agar terhindar dari bahaya kebakaran
cepat tanggap, serta memiliki perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan sungai 4. Sosialisasi bencana banjir bandang beserta sistem peringatan dini dan evakuasi dilakukan sebelum terjadinya bencana banjir bandang
6
3.10.2.1 Upaya Penanganan
kegiatan ini semata-mata mempersiapkan agar Institusi Kebakaran dan masyarakat
1. Pembuatan jaringan pilar hydrant pada kawasan untuk mencapai titik api, ini membutuhkan perhitungan yang matang dan bukan sekedar persoalan meletakkan
dapat mengeliminir dan meminimalisasi sedini mungkin dampak kebakaran. Penyelamatan diri 1. Membuat
alat.
rencana
penyelamatan
diri
bersama
dengan
keluarga,
dengan
menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga. 2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur. 3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut Hydrant pilar dua
dan hidung dengan kain yang dibasahi. 4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menegelola hydrant pilar : a. Marking lokasi di mana akan diletakkan hydrant pillar dalam arti jauh dekatnya alat ini dengan bangunan yang dilindungi. b. Keberadaan pipa pengalir air di sekitar lokasi. c.
Bagaimana jalur pipa akan memiliki akses langsung dengan hydrant pillar
Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela. 5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api.
sehingga akhirnya dapat mengalirkan air. d. Pemeliharaan hydrant pilar secara berkala 2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda 3. Siapkan selang yang cukup panjang 4. Sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api. 5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka
out
tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar. 6. Bila terjadi kebakaran masyarakat segera merobohkan rumah terdekat dari rumah yang terbakar dengan terlebih dulu menyelamatkan barang-barang yang berharga. 7. Hubungan antara Institusi Kebakaran dengan masyarakat perlu dipupuksecara
in
berkala malalui kegiatan pertemuan forum diskusi, simposium, musrenbang dan simulasi kebakaran. Dalam perspektif manajemen proteksi kebakaran di perkotaan untuk latihan simulasi bersama wajib dilakukan setidak-tidaknya 3 (tiga) kali dalam setahun. Institusi Kebakaran dapat menentukan waktu, tempat dan institusi/lembaga masyarakat yang bersedia melakukan latihan simulasi kebakaran bersama. Tujuan
Gambar 3.10.2.1 Rencana Perletakan Titik Hydrant Pilar
29
3.10-3 Tanah Longsor
Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam sistem peringatan dini adalah:
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah/batuan. Karakteristik area rawan longsor pada kawasan prioritas :
1. Prediksi
: harus dilakukan dengan ketepatan dan diperlukan pengalaman;
2. Interpretasi
: menerjemahkan hasil pengamatan;
3. Respon dan pengambilan keputusan : siapa yang akan bertanggungjawab mengambil keputusan karena keputusan tersebut akan mempengaruhi dampak. Desain rencana pembuatan railing tebing
1. Terjadi akibat pengikisan banyak dilakukan oleh luapan aliran air hujan diakibatkan saluran air pembuangan yang tidak melalui . Selain itu, penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai menyebabkan tebing menjadi terjal dan menjadi rawan terhadap longsoran. 2. Merupakan area bekas longsoran lama 3. Adanya tebing-tebing yang relatif terjal 4. Adanya alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil 5. Bidang kontak antara tanah yang lembek 6. Tergolong sebagai area lereng/tebing yang terjal. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong sehingga dapat memicu terjadinya longsoran 3.10-3.1 Penanganan 1. Rehabilitasi
: Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat untuk menormalisasi komunitas di kawasan. 2. Rekonstruksi
: Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, termasuk
pembuatan talud pada sisi tebing yang terindikasi terjadi bencana longsor 3. Merangkul stakeholder (pemangku kepentingan) segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat untuk duduk bersama membahas upaya/kiat apa saja untuk mengatasi permaslahan tersebut dengan mengacu riwayat historis bencana, peta rawan bencana serta melalui data sekunder yang di peroleh. 4. Sistem peringatan dini dan tanggap darurat bencana : serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan
prasarana dengan mendapat
pengawalan pemerintah kota lewat BPBD kota kendari
Gambar 3.10.3.1 : Peta titik perletakan railing
30
3.10.4 DESAIN RENCANA PEMBUATAN TALUD
PEMBUATAN TALUD TAHAP 2
PEMBUATAN TALUD TAHAP 1
31