RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA TAMBAKREJO TAHUN Oleh : Tim Penyusun Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Kabupaten Malang

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA TAMBAKREJO TAHUN 2013 – 2017

Oleh : Tim Penyusun Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Kabupaten Malang

Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tahun 2013 - 2017 Desa Tambakrejo – Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) merupakan salah satu program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia – KKP RI yang ditempuh untuk menata dan meningkatkan kehidupan desa-desa pesisir di Indonesia. Program PDPT merupakan kegiatan pembangunan wilayah desa pesisir berbasis pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan kesiapan terhadap bencana dan perubahan iklim. Kegiatan Perencanaan dan pengembangan desa pesisir tangguh dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat ; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian dan keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). Rencana Pengembangan Desa Pesisir merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM-Desa). RPDP Desa Tambakrejo berisi tentang Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tahun hasil-hasil pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk pelaksanaan dan pertanggung jawaban program. Sekalipun jauh dari kesempurnaan, diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan Penyusunan Rencana Desa Pesisir Tangguh Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. Malang, 1 Juni 2013 KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG

Ir. ENDANG RETNOWATI Pembina Utama Muda NIP. 19600122 198603 2 006 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)

iii


DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1 1.1 Pendahuluan ......................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................. 2 1.3 Ruang Lingkup .................................................................................... 3 BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH ...................................................... 4 2.1 Deskripsi Umum .................................................................................. 4 2.2 Dampak Perubahan Iklim/Bencana ..................................................... 13 2.3 Permasalahan ....................................................................................... 16 BAB III. METODE PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ................................................................................................ 19 3.1 Kerangka Perencanaa .......................................................................... 19 3.2 Fokus ................................................................................................... 20 3.3 Pendekatan ......................................................................................... 22 BAB IV. KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN .............................. 24 BAB V. RENCANA PENGEMBANGAN DESA .............................................. 25 5.1 Fokus ................................................................................................... 25 5.2 Spirit Perencanaan .............................................................................. 26 5.3 Perencanaan Pengembangan Desa ...................................................... 27 5.3.1 Bina Manusia ............................................................................ 27 5.3.2 Bina Usaha ................................................................................ 28 5.3.3 Bina Sumberdaya ...................................................................... 29 5.3.4 Bina Lingkungan dan Infrastruktur ........................................... 30 5.3.5 Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim ................................ 30

iv Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


BAB VI. PEMANTAUAN EVALUASI .............................................................. 32 6.1 Konsep dan Definisi Pemantauan Evaluasi ....................................... 32 6.2 Rantai Pemantauan dan Evaluasi ....................................................... 33 6.3 Pengukuran Kinerja ........................................................................... 34 6.4 Evaluasi .............................................................................................. 35

v Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


DAFTAR GAMBAR GAMBAR

HALAMAN

1. Peta Desa Tambakrejo ....................................................................................... 4 2. Bangunan Masjid di Desa Tambakrejo ................................................................ 7 3. Bangunan Gereja di Desa Tambakrejo ............................................................... 7

vi Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


DAFTAR TABEL Tabel

Halaman

1.

Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo ................................................................. 5

2.

Jumlah Tamatan Jenjang Pendidikan ............................................................... 5

3.

Mata Pencaharian Desa Tambakrejo ................................................................. 6

4.

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan / Kawasan Desa Tambakrejo ...... 8

5.

Hasil Komoditas Pertanian Desa Tambakrejo .................................................. 8

6.

Hasil Komoditas Perikanan Tangkap Desa Tambakrejo ................................... 9

7.

Hasil Komoditas Peternakan Desa Tambakrejo ................................................ 9

8.

Jarak Tempuh dari Desa Tambakrejo ................................................................ 10

9.

Kisaran Iklim Desa Tambakrejo ....................................................................... 11

10. Pejabat Pemerintah Desa Tambakrejo ............................................................... 12 11. Badan Permusyawaratan Desa Tambakrejo ...................................................... 12 12. Lembaga Permusyawarahan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Tambakrejo ..... 12 13. Krang Taruna Desa Tambakrejo ....................................................................... 12 14. Jumlah Infrastruktur Pendidikan di Desa Tambakrejo ...................................... 13 15. Hasil Musrenbangdes Untuk Usulan Masalah Dusun Tamban ......................... 16 16. Hasil Musrenbangdes Untuk Usulan Masalah Dusun Sendang Biru ................ 17 17. Perencanaan Program Kegiatan PDPT .............................................................. 22

vii Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR POTENSI DAN MASALAH DARI PROFIL DESA ........................... 37 PENENTUAN PERINGKAT MASALAH ............................................................ 40 PENGKAJIAN TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH ................................... 43 PENENTUAN PERINGKAT TINDAKAN ........................................................... 48 PERENCANAAN PAMBANGUNAN DESA ....................................................... 50

viii Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Indonesia mempunyai Luas sebesar 1.904.569 km2 , dimana luas wilayah laut Indonesia mencapai 3.257.357 km2. Didalamnya terdapat jumlah pulau sebanyak 17.508 baik pulau besar maupun kecil. Sedangkan untuk jumlah Desa pesisir mencapai 10.666 Desa yang berada di 300 Kabupaten/Kota dari total sekitar 524 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dan dengan jumlah penduduk mencapai 16.420.000 orang. Kawasan pesisir mempunyai potensi sumberdaya yang sangat besar, tetapi belum dioptimalkan dalam penggalian pemanfaatan sumberdayanya. Beberapa kawasan pesisir di Indonesia masih minim disentuh untuk memperbaiki dan mengembangkan potensi dari masing-masing kawasan pesisir. Pemanfaatan sebagian besar sumberdaya alam yang masih berorientasi di wilayah daratan membuat kawasan pesisir menjadi sangat lambat dalam pembangunan, khususnya dilihat dari pembangunan infrastruktur yang terdapat di beberapa kawasan terlihat kurang layak dan rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh. Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; (2) tingginya kerusakan sumberdaya pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) minim dan rendahnya infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir. Dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia – KKP RI mempunyai program yang ditempuh untuk menata dan meningkatkan kehidupan desa-desa pesisir di Indonesia melalui program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) yang merupakan kegiatan pembangunan wilayah desa pesisir berbasis pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan kesiapan terhadap bencana dan perubahan iklim. Program PDPT merupakan bagian dari komponen utama dalam mendukung industrialisasi 1 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Kegiatan PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Program PDPT merupakan perwujudan dari paradigma Blue Economy yang tengah dikembangkan dan diperkaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dan didukung oleh kegiatan-kegiatan aktivitas pemanfaatan sumberdaya dan jasa lingkungan pesisir. Program ini juga menekankan pentingnya inclusiveness, efisiensi sumberdaya melalui inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan meminimalkan limbah guna pencapaian pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan perlindungan lingkungan. Pada pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu yang berbasiskan masyarakat, menggunakan model pembangunan desa pesisir yang menitikberatkan pada Integrated Coastal Management (ICM). Membutuhkan pemetaan tata ruang laut (zonasi) secara spesifik yang bertujuan untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam dan lingkungan dengan efisien dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Dalam penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir yang disusun dari masing-masing Desa

tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa ( RPJM Desa) yang telah ada. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Sidoasri diharapkan mampu menjadi acuan untuk

pembangunan Desa Sidoasri

secara bertahap dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi Desa yang lebih berkembang dan sejahtera. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Pengembangan Desa Tambakrejo 2013 – 2017 adalah agar dapat terwujudnya koordinasi antar pelaku pembangunan (stakeholders) yang lebih baik dan terbangunnya keterikatan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan yang lebih optimal Tujuan dari Rencana Pengembangan Desa Tambakrejo 2013 – 2017 adalah : 2 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


1. Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

kepada masyarakat yang lebih berdaya guna dan sesuai dengan capaian visi dan misi 2. Memberikan kemudahan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam

pelaksanaan program pembangunan yang tertuang 3. Memberikan gambaran nyata pada pelaksanaan pembangunan tahun

mendatang 4. Menjaring aspirasi masyarakat agar lebih dirasakan secara merata 5. Lebih berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.

1.3 Ruang Lingkup Rencana Pengembangan Desa Tambakrejo 2013 – 2017 terdiri dari enam bab sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup. BAB 2 Gambaran Umum Wilayah, terdiri dari Deskripsi umum, Dampak Perubahan Iklim/Bencana, dan Permasalahan. BAB 3 Metode Penyusunan RPDP, terdiri dari Kerangka Perencanaan, Fokus, dan Pendekatan BAB 4 Keterkaitan dengan Rencana Lain BAB 5 Rencana Pengembangan Desa, terdiri dari Fokus, Spirit Perencanaan, dan Perencanaan Pengembangan Desa BAB 6 Pemantauan dan Evaluasi, terdiri dari Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi, Rantai Pemantauan dan Evaluasi, Pengukuran Kinerja, dan Evaluasi.

3 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Deskripsi Umum Administrasi dan Sejarah Desa Tambakrejo Desa Tambakrejo dibuka mulai tahun 1887, pada saat itu yang datang terdiri dari 3 rombongan yaitu jogja, mataram dan jombangn yang dipimpin oleh Kyai Katam, selanjutnya diresmikan menjadi desa pada tanggal 11 Februari 1897 dan Desa Tambakrejo membawai Dusun Tambak Asri, Kecamatan Dampit. Pada tahun 1907 terjadi pemilihan kepala desa yang dimenangkan oleh Dusun Tambak Asri, dan pada tahun 1909 bergabung dengan Desa Sitiarjo dan Desa Tambakrejo bergabung dengan Dusun Sendangbiru.

Secara geografis desa Tambakrejo dibagi menjadi 2 posisi yaitu : 1. Dusun Tamban : 8 24’ 07.05” LS / 112 43’ 04.86” BT 2. Dusun Sendang Biru : 8 25’ 54.79” LS / 112 40’ 49.79” BT Secara administratif Desa Tambakrejo terletak di wilayah Kecamatan Sumbermanjing wetan, Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh desa-desa tetangga. Disebelah Utara

: Berbatasan dengan Desa Kedungbanteng.

Disebelah Barat

: Berbatasan dengan Desa Sitiarjo 4

Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


Disebelah Selatan

: Berbatasan dengan Samudera Indonesia

Disebelah Timur

: Berbatasan dengan Desa Tambakasri

Kondisi Umum Desa 1. Potensi Sumberdaya Manusia (SDM) Jumlah penduduk Berdasarkan data Administrasi pemerintahan desa tahun 2011, jumlah penduduk Desa Tambakrejo terdiri dari 8.424 jiwa dengan rincian 4.320 jiwa laki-laki dan 4.104 jiwa perempuan sebagaimana tertulis dalam sebuah tabel berikut : No. 1 2 3 4 5 6

Usia 0 – 12 Bulan 1 – 5 Tahun 5 – 7 Tahun 7 – 18 Tahun 18 – 56 Tahun > 56 Tahun Jumlah Total

Laki-laki 126 333 564 986 1.900 411 4.320

Perempuan 91 258 425 815 2.117 398 4.104

Jumlah 217 591 989 1.801 4.017 809

Prosentase 7,68% 20,92% 35,02% 21,74% 48,7% 9,76% 8.424

Dari data diatas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 18 – 56 tahun di desa Tambakrejo sekitar 4.107 atau denga prosentase 48,7%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM. 2. Pedidikan Sedangkan untuk tingkat pendidikan di desa Tambak rejo ini tertulis dalam tabel berikut ini : No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan Buta Huruf Usia 10 Tahun Keatas Usia Pra-sekolah Tidak Tamat SD Tamat Sekolah SD Tamat Sekolah SMP Tamat Sekolah SMA Tamat Sekolah PT / Akademi Usia Sekolah (SD – PT / Akademi) Jumlah Total

Jumlah 60 304 80 3.178 438 170 67 826

Prosentase 0,72% 3,66% 0,96% 38,4% 5,28% 2,05% 0,9% 9,97% 5.123

Dari data tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Tambakrejo hanya mampu menyelesaikan sekolah hanya sampai pada jenjang atau tingkat Sekolah Dasar saja dan baru sedikit yang mampu menyelsaikan pendidikan 5 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


hingga ke tahap Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi / Akademi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) di Desa Tambakrejo ini masih minim dan keadaan seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi deda Tambakrejo untuk menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik. 3. Mata Pencaharian Mata Pencaharian dan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagian besar Masyarakat di Desa Tambakrejo bermata pencaharian sebagai karyawan swasta, ada juga yang bekerja sebagai anggota-anggota lembaga formal seperti PKK, Koperasi KUD, dll. Namun disamping itu sebagian besar masyarakat di desa tambak rejo memiliki mata pencaharian sampingan yaitu sebagai petani dan peternak hewan, dan lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Mata Pencaharian Desa Tambakrejo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Jenis Aktivitas Ekonomi Petani Buruh Tani Buruh Migran Perempuan Buruh Migran Laki-laki Pegawai Negeri Sipil Pengrajin Industri Rumah Tangga Pedagang Keliling Peternak Nelayan Montir Bidnag Swasta Perawat Swasta Pembantu Rumah Tangga TNI POLRI Pensiunan (PNS, TNI, POLRI) Pengusaha Kecil dan Menengah Dukun Kampung Terlatih Jasa Pengobatan Alternatif Pengusaha Besar Arsitek Seniman / Artist Karyawan Perusahaan Swasta TOTAL

Laki-Laki 716 205 83 8 12 9 338 2.169 10 5 4 9 99 8 3 15 1 80 40 3.814

Wanita 394 56 104 4 4 7 2 4 15 3 18 3 11 25 650



4. Agama Struktur Masyarakat di Desa Tambak rejo ini adalah Mayoritas beragama Kristen dan beragama Islam dimana mereka semua hidup saling bertoleransi antar umat beragama. Untuk prasarana dan fasilitas untuk beribadah umat beragama disini yang mayoritas beragama islam dan kristen, maka di desa Tambak rejo ini terdapat 2 buah Masjid dan 1 buah Gereja. Masyarakat di desa ini semua saling menghormati dan saling bertoleransi antar umat beragama. Berikut adalah contoh gambar fasilitas, sarana dan prasarana Agama di desa Tambakrejo :

Gambar sarana dan prasarana agama di Desa Tambakrejo.



B. Potensi Sumberdaya Alam (SDA) 1. Luas lahan dan Potensi desa Tambakrejo Produktivitas hasil dari beberapa komoditas yang ada di desa Tambkarejo ini sebagian besar meliputi hasil-hasil perikanan tangkap, hasil-hasil pertanian dan peternakan. Kondisi lahan pertanian di desa Tambakrejo yang meliputi tanaman pangan seperti sawah yang meliliki luas lahan 292 Ha yang rata-rata memiliki kapasitas produktivitas 876 Ton ini masih bisa meningkat karena saat ini pengelolaanya masih belum dikerjakan secara optimal, sedangkan untuk holtikultura seperti ubi kayu sangat berpotensi untuk tumbuh didesa ini, namun masih sedikit lahan yang digunakan untuk menanam komoditas pertanian yang berupa ubi kayu ini, karna hanya tercatat dengan luas lahan 2 Ha saja, dengan kapasitas produktivitas 10 Ton yang pengelolaanya masih perlu ditingkatkan lagi agar mencapai hasil yang optimal. Dan untuk lebih terperinci dapat dilihat dari beberapa tabel berikut ini : Tabel Luas wilayah Menurut Penggunaan Lahan / Kawasan No.

Jenis Lahan

Luas Lahan (Ha/m2)

1

Lahan Persawahan

292

2

Sawah Taddah Hujan

65

3

Sawah Irigasi 1/2 Teknis

112

4

Ladang

380

5

Hutan Produksi

2.101, 7

TOTAL

2.950,7

Tabel Hasil Komoditas Pertanian Desa Tambakrejo No.

Jenis komoditas

Luas Lahan

Hasil

5 Ha

15 Ton

292 Ha

876 Ton

1

Jagung

2

Padi Sawah

3

Ubi Kayu

2 Ha

10 Ton

4

Kelapa

10 Ha

10 Kwintal

5

Kopi

1 Ha

5 Kwintal

6

Kayu

1000 Ha

300 M3/Thn 8



Tabel Hasil komoditas Perikanan Tangkap Desa Tambakrejo No.

Jenis Komoditas

Hasil (Ton/Thn)

1

Ikan Tuna

999,321

2

Ikan Tongkol / Cakalang

3

Ikan Kakap

19,838

4

Cumi-Cumi

15,900

5

Ikan Sarden

18,710

6

Ikan Layur

103,337

1.225,801

TOTAL

2.382,907

Tabel Hasil Komoditas Peternakan Desa Tambakrejo No.

Jenis Ternak

Jumlah pemilik

Jumlah Populasi

525

1155

4

12

1

Sapi

2

Kerbau

3

Babi

100

200

4

Ayam Kampung

250

750

5

Kambing

210

990

6

Burung Wallet

3

300

7

Anjing

90

180

8

Kucing

75

75

TOTAL

1.257

3.652

Kondisi lahan pertanian di desa Tambakrejo yang meliputi tanaman pangan seperti sawah yang meliliki luas lahan 292 Ha yang rata-rata memiliki kapasitas produktivitas 876 Ton ini masih bisa meningkat karena saat ini pengelolaanya masih belum dikerjakan secara optimal, sedangkan untuk holtikultura seperti ubi kayu sangat berpotensi untuk tumbuh didesa ini, namun masih sedikit lahan yang digunakan untuk menanam komoditas pertanian yang berupa ubi kayu ini, karna hanya tercatat dengan luas lahan 2 Ha saja, dengan kapasitas produktivitas 10 Ton yang pengelolaanya masih perlu ditingkatkan lagi agar mencapai hasil yang optimal.



Sedangkan untuk potensi lahan perkebunan di desa Tambakrejo ini sangat besar sekali karna mempunyai luas lahan untuk hutan produksi sebesar 2.101,7 Ha yang tentunya sangat berpotensi besar untuk dikelola dan dimanfaatkan lebih baik dan lebih optimal lagi tanpa merusak sumber daya alam sekitar, namun dari luas lahan hutan produksi tersebut baru dimanfaatkan untuk perkebunan kopi sebesar 1 Ha dengan kapasitas produktivitas 5 kwintal dan untuk perkebunan kelapa dengan luas lahan 10 Ha dengan kapasitas produktivitas 10 Kwintal, dan 1000 Ha untuk pemanfaatan hutan kayu produksi yang memiliki kapasitas produktivitas 300 m3 / Tahun. Tentunya dengan melihat potensi dan luas lahan yang masih belum dimanfaatkan secara optimal kita dapat membayangkan beberapa strategi pengembangan untuk pemanfaatan potensi di sektor pertanian yang masih perlu pengelolaan yang lebih optimal. Kondisi perikanan tangkap yang ada di desa Tambakrejo ini sangat besar potensinya karena didukung dengan beberapa sarana dan prasarana serta infrastruktur penunjang aktivitas untuk perikanan tangkap, potensi hasil komoditas perikanan tangkap yang ada di desa Tambakrejo ini adalah diantaranya ikan tuna yang bisa mencapai 999,321 Ton/Tahun, ikan tongkol yang mencapai tingkat produktivitas 1.225,801 Ton/Tahun, sedangkan untuk ikan kakap, cumi-cumi dan ikan sarden bisa mencapai tingakt produktivitas 19.838 Ton/Tahun, 15.900 Ton/Tahun dan 18.710 Ton/Tahun dan untuk komoditas ikan layur dapat mencapai tingak produktivitas 103,337 Ton/Tahun. 2. Orbitasi Tabel Jarak Tempuh dari Desa Tambakrejo No.

Keterangan

Jarak Tempuh

1.

Jarak ke ibukota provinsi

178 km

2.

Jarak ke ibukota kabupaten

74 km

3.

Jarak ke ibukota kecamatan

30 km

Jarak yang ditempuh dari Desa Tambakrejo ke Ibukota provinsi (Surabaya) sepanjang 178 km, yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam perjalanan. Untuk jarak tempuh dari Desa Sidoasri ke ibukota Kabupaten (Kepanjen) sepanjang



74 km atau sekitar 2,5 jam. Sedangkan dari Desa Sidoasri ke Ibukota Kecamatan menempuh jarak sepanjang 30 km dan dengan waktu sekitar 50 menit. 3. Iklim Tabel Kisaran Iklim Desa Tambakrejo No.

Keterangan

Jumlah

1.

Curah Hujan

1350 Mm/Th

2.

Suhu Rata-Rata

27 0C

3.

Tinggi Tempat

15 dpl

Topografi ketinggian desa Tambakrejo ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 75 m diatas permukaan laut. Berdasarkan BPS Kabupaten malang Tahun 2008, selama tahun 2004 curah hujan di desa Tambakrejo terjadi pada bulan december hingga mencapai 405,4 Mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2004 – 2008. C. Potensi Kelembagaan 1. Lembaga Pemerintahan Desa Struktur organisasi pemerintahan yang berada di desa tambakrejo ini dapat dilihat dari bagan berikut ini :



Daftar Nama Pejabat Pemerintah Desa Tambakrejo No. Nama Alamat Jabatan Sendang Biru, RT 08 / RW 02 Kepala Desa 1 Sudarsono Tamban, RT 01 / RW 01 Sekertaris Desa 2 Febriana Kristianti Sendang Biru, RT 09 / RW 02 Kaur Umum 3 Dwi Adi Yulianto Sendang Biru, RT 05 / RW 02 Kaur Keuangan 4 Pramujo H. Satoto Tamban, RT 06 / RW 02 Kamituwo 5 Nanot Eko Adi S Tamban, RT 01 / RW 01 Kuwowo 6 Sukirno Tamban, RT 02 / RW 01 Kepetengan 7 Sih Sukoreno Sendang Biru, RT 06 / RW 02 Kamituwo 8 Eriyo Sendang Biru, RT 03 / RW 01 Kebayan 9 Adi Candra Kartika Sendang Biru, RT 15 / RW 03 Modin 10 Irfan Hidayat Daftar Nama Anggota Badan Permusyawaratan Desa Tambakrejo No.

Nama

Alamat

Jabatan

1

Agus Harianto

Sendang Biru, RT 05/ RW 02

Ketua

2

Sayogyo Wiarso


Wakil Ketua

3

Sih Kuncoro


Sekertaris

4

Ajar Budi P


Anggota

5

Mulyadi

Tamban

Anggota

6

Tukirin

Tamban, RT 04/ RW 04

Anggota

7

Adi Sukani


Anggota

Daftar Nama Anggota LPMD Desa Tambakrejo No.

Nama

Alamat

Jabatan

1

Boas Sabardi


Ketua

2

Wusnyoto Adi


Sekertaris

3

Lisman


Bendahara

4

Sisadi


Anggota

5

Gatot Supriyono


Anggota

Daftar Pengurus Karang Taruna Desa Tambakrejo No.

Nama

Alamat

Jabatan

1

Udi Sukandriyo

Sendang BIru

Ketua

2

Agung Kapiarso

Sendang Biru

Sekertaris

3

Jhoni Arifin

Sendang Biru

Bendahara



4

Andik

Sendang Biru

Anggota

5

Yonathan S

Tamban

Anggota

6

Petra Prasojo

Tamban

Anggota

7

Kristoni

Tamban

Anggota

8

Markus DH

Sendang Biru

Anggota

9

Dirman

Tamban

Anggota

2. Lembaga Pendidikan Tabel Jumlah Infrastruktur Pendidikan di Desa Tambakrejo No. Jenjang Sekolah

Jumlah

1.

Taman Kanak- Kanak

3

2.

Sekolah Dasar

3

3.

Sekolah Menengah Pertama

2

2.2 Dampak Perubahan Iklim/Bencana Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Dampaknya sebagian besar permukaan bumi menjadi panas. Naiknya suhu bumi bisa mencairkan es di daerah kutub, menurut laporan Green peace diperkirakan pada tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 19-95cm. Peningkatan air laut setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau atau daratan di dunia. Dampak perubahan iklim ini juga berdampak pada kehidupan manusia. Perubahan iklim dengan kenaikan suhu yang terus-menerus akan mengakibatkan naiknya paras laut yang secara langsung akan mengurangi luas kawasan pesisir. Perubahan iklim juga mengakibatkan terjadinya pergeseran musim karena terjadi perubahan tekanan dan suhu udara. Di Indonesia perubahan iklim ditandai dengan pergeseran musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau akan berlangsung lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan. Karenanya kurang persediaan bahan pangan akibat tingginya potensi gagal panen yang disebabkan perubahan suhu yang tidak menentu, sehingga menurunkan produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian di daerah tropis akan menurun jika suhu rata-rata global meningkat 1-2 derajat Celcius. 13 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


Perubahan iklim global berdampak serius terhadap kehidupan nelayan tradisional. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu air laut dan permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan kurangnya daya tahan pesisir pantai sehingga rentan terhadap erosi dan mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur dan pemukiman di tepi pantai. Ekosistem terumbu karang yang menjadi fishing ground dan nursery ground ikan yang hidup di wilayah tersebut akan mengalami penurunan populasi. Sehingga akan berdampak pada hilangnya rantai makanan yang berperan sebagai katastropik. Kenaikan permukaan air laut juga berdampak luas terhadap aktivitas nelayan budidaya di wilayah pesisir. kenaikan air laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang. Kawasan permukiman nelayan yang berlokasi di desa-desa pesisir infrastrukturnya terjadi kerusakan akibat hantaman gelombang maupun hujan badai topan dan juga mengakibatkan fenomena terjadinya rob. Perubahan iklim global ini juga menyebabkan cuaca yang tidak menentu dan gelombang laut yang tinggi disertai badai. Dampak terhadap perikanan merupakan salah satu contoh dari sumberdaya hayati yang berkaitan dengan konsumsi makanan dan aktivitas manusia. Ekosistem hutan bakau perlahan-lahan akan terjadi kerusakan serta spesies endemin di perairan sekitar pulau maupun yang hidup di dalam pulau sedikit demi sedikit akan musnah. Zona pesisir akan mengalami perubahan sifat biofisik dan biokimia. Berdasarkan kondisi geologi, angka kejadian masa lalu, dan keberadaan lempeng tektonik, wilayah selatan jawa merupakan daerah dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam, sepertu rawan gempa tektonik dan vulkanik di sepanjang ring of fire. Wilayah rawan gempa uatamanya pada pantai selatan Jawa Timur, yakni : a. Resiko besar Tsunami, meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Pacitan, dan trenggalek. b. Resiko sedang Tsunami, meliputi Kabupaten Malang bagian selatan, Blitar selatan, Lumajang, Tulungagung.



Di Kabupaten Malang bagian selatan sangat berpotensi terjadinya tsunami sedang, khususnya di bagian wilayah pesisir Malang Selatan. Hampir setiap tahun pada masa-masa musim penghujan, nelayan sangat sulit untuk pergi melaut dikarenakan angin yang besar. Sehingga tidak sedikit nelayan yang berhenti melaut untuk sementara wktu sambil menunggu musim penghujan sedikit surut. Beberapa nelayan beralih profesi sementara di sektor pertanian dan buruh lepas.tetapi ada juga beberapa nelayan yang mengisi hari-harinya dengan kegiatan membuat jaring untuk persiapan akan pergi melaut jika musimnya sudah mendukung. Pada musim hujan yang disertai dengan angin yang besar, hanya sedikit nelayan yang memberanikan diri untuk pergi melaut dan tidak jarang juga nelayan di beberapa wilayah pesisir Kabupaten Malang ini untuk tidak pergi melaut. Sehingga hal ini berimbas pada kenaikan harga ikan laut yang melambung tinggi dikarenakan sedikitnya jumlah ikan yang diperoleh beberapa nelayan dan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terlihat sangat sepi. Terkadang hanya terlihat beberapa pedagang yang hanya menjual ikan asin dan produk olahan ikan seperti pemindangan, abon ikan, petis ikan, dan lain-lain. Tingginya potensi Sumberdaya alan dan lingkungan yang ada di desa Tambakrejo ini tidak terlepas dari pemanfaatan dan pengeloaan, namun karena dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan yang ada di desa Tambakrejo ini belum optimal, dan masih minim akan wawasan dan pengetahuan tentang pemulihan sumberdaya alam dan lingkungan, maka banyak terjadinya masalah-masalah yang timbul dari aspek sumberdaya dan lingkungan seperti degradasi atau penurunan kualitas lingkungan, pencemaran, dan penurunan keandekaragaman sumberdaya hayati, terjadinya bencana dan perubahan iklim, dan sanitasi lingkungan yang mulai memburuk. Hal ini dapat dilihat dari beberapa lahan-lahan bukit yang beralih fungsi dari Lahan perbukitan menjadi ladang tanaman palawija seperti penanaman singkong dan pisang di lahan perbukitan yang miring sehingga dampaknya akan menimbulkan erosi dan tanah longsor akibat tidak mampu menahan air yang masuk ke tanah, bahkan lapisan tanah semakin menipis sehingga ada beberapa tempat disekitar bukit yang mulai terlihat lapisan batuan kerasnya seperti batu kapur.



Semakin banyaknya alih lahan perbukitan yang berada di desa Tambakrejo ini menyebabkan sering terjadinya erosi dan longsor sampai sebagian ada yang terlihat lapisan batuan kapur yang terdapat didalamnya, kemudian banjir rob juga seirng terjadi di desa ini pada saat arus pasang paling tertinggi setiap tahunnya. Kurangnya dana menjadi penyebab utama dalam pengembangan kegiatan nelayan ini. Pada program PDPT ini diharapkan dapat mendongkrak dan mengembangkan nelayan, agar sarana dan prasarana yang ada dapat lebih diperbaiki dan dikembangkan. Dampak dari perubahan iklim dan bencana dapat ditanggulangi lebih baik lagi dan menjadikan daerah pesisir di Kabupaten Malang khusunya Desa Sidoasri menjadi nelayan yang tangguh dan Desa yang tangguh. 2.3 Permasalahan Berdasarkan hasil musyawarah dan penjaringan berbagai permasalahan yang telah

di

dapat

dari

hasil

Musyawarah

Rencana

Pengembangan

Desa

(Musrenbangdes) yang telah dilakukan, terdapat beberapa prioritas yang perlu dikembangkan untuk jangka waktu 5 Tahun ke depan (Tahun 2013 –Tahun 2017) untuk perencanaan pembangunan dalam kegiatan Pengembangan Desa Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2013 di Desa Tambakrejo serta berdasarkan dokumen RPJM Desa Tambakrejo tahun 2011-2015. Beberapa daftar masalah akan diuraikan pada tabel dibawah ini : Hasil musrenbangdes untuk usulan masalah dusun Tamban No.

Bidang

1

Pendidikan

Masalah 1. Kurangnya Fasilitas gedung TK Dharmawanita 01 2. Kurangnya kesadaran pendidikan ke SMP 3. Mahalnya kelengkapan ke sekolah

2

3

Kesehatan

1. Kurangnya ketersediaan air bersih terutama di musim kemarau

dan

2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

Lingkungan

3. Kurang tersedianya MCK

Sarana dan

1. Jalan rusak berat mulai dari RT 01 sampai RT 12

Prasarana

2. Tidak tersedianya drainase dari RT 1 sampai RT 12 3. Kurangnya Gorong-gorong di RT 03, 04, 05, 08, 09, 10, 11, 12

4

Politik, Sosial 1. Budaya Jawa kurang diminati pemuda 16



dan Budaya

2. Kurangnya alat musik baik pada grup keroncong, kuda lumping, maupun dangdut

5

Koperasi dan Usaha Masyarajat

1. Pembelian pupuk yang sulit dijangkau 2. Banyak warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap 3. Hasil pertanian yang kurang maksimal

Hasil Musrenbangdes untuk usulan masalah dusun Sendang biru No.

Bidang

1

Pendidikan

Masalah 1. Belum dibukanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 2. Belum tersedia sarana pendidikan tingkat SMA / SMK 3. Sarana dan prasarana sekolah yang belum memenuhi kebutuhan siswa 4. Minimnya tingkat kesadaran melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya 5. Sebagian masyarakat masih merasa biaya sekolah mahal

2

Kesehatan dan Lingkungan

1. Belum adanya dokter umum maupun spesialis yang buka praktek 2. Kurangnya kesadaran warga untuk hidup sehat 3. Kurangnya persediaan air bersih (pada musim kemarau) 4. Tidak tersedianya pembuangan limbah pengolahan ikan 5. Belum tersedianya tempat penampungan 6. Rusaknya hutan yang mengakibatkan erosi dan pendangkalan sungai maupun mata air. 7. Rusaknya ekosistem laut akibat pengangkapan hasil laut dengan cara yang salah

3

Sarana dan

1. Tidak tersedianya lahan pemukiman nelayan dan lahan industri

Prasarana

perikanan 2. Lokasi pemukiman nelayan dan areal usaha perikanan yang saat ini status tanahnya tidak jelas 3. Sebagian besar lahan di areal pantai dan sekitarnya milik perum perhutani 4. Jalan rusak di jalan propinsi maupun jalan kabupaten 17



5. Jalan rusak berat di RT 06 – 08 6. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sudah rusak 7. Sarana ibadah/Gerea TPI sudah rusak 8. Voltase listrik (PLN) tidak stabil dan sering mati 4

Politik, Sosial 1. Perpindahan penduduk masuk ke sendang biru yang sangat cepat dan Budaya

dari berbagai daerah dan suku 2.Keragaman budaya dan karakter masyarakat yang dibawa dari daerah asalnya 3. Perbedaan karakter dan budaya masyarakat pendatang dan penduduk asli 4. Minimnya sosialisasi kesadaran adat awa 5. Tidak tersedianya sarana dan prasarana untuk mengekpresikan budaya awa, sehingga kurang diminati oleh generasi muda

5

Koperasi dan Usaha Masyarajat

1. Masih banyak pengangguran 2. Kurangnya modal bagi petani, nelayan, dan kelompok-kelompok usaha lainya 3. Hasil nelayanmaupun petani pada puncak musim panen selalu atuh harga 4. Koperasi yang ada belum dapat menjalankan fungsinya sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat 5. Belum tersedianya industri-industri yang bisa menampung hasil panen nelayan 6. Belum tersedianya pabrik es, industri pengolahan ikan, pabrik tepung ikan dan cool storage



BAB III METODE PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR 3.1 Kerangka Perencanaan Penyusunan perencanaan pengembangan desa pesisir pada tahun pertama untuk Desa Tambakreo, lebih mengarah pada usulan kegiatan yang telah dijaring dari beberapa Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) yang mengusulkan program-program untuk persiapan yang dijalankan untuk Tahun 2013. Program tersebut mengacu kepada 5 Bina yakni bina sumberdaya, bina usaha, bina lingkungan dan infrastruktur, bina siaga bencana, dan bina manusia. Sehingga proses perjalanan RPDP tetap berjalan sesuai dengan alur yang telah dibentuk oleh program PDPT, tetapi tetap tidak mengesampingkan yang telah tertuang pada RPJM-Desa . Penyusunan perencanaan di Tahun Kedua, mengarah kepada perencanaan yang belum terealisasi pada tahun pertama sehingga di lanjutkan pada tahun kedua. Disamping itu, pada tahun kedua ini lebih ditekankan pada terwujudnya rehabilitasi sumberdaya dan penguatan ekonomi pada masyarakat yang selama ini kurang ditingkatkan. A. Visi Desa Tambakrejo Untuk meraih visi desa Tambakrejo dengan mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal maka disusunlah misi desa tambakrejo sebagai berikut : 1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang Maha Esa. 2. Mewujudkan dan mendorong teradinya usaha-usaha kerukunan antar dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan agama keyakinan, organisasi, suku, budaya, dan hal-hal lainya dalam suasana saling menghargai dan menghormati. 3. Membangun dan meningkatkan pelayanan hasil pengelolaan potensi yang ada secara optimal dan berkelanjutan. 4. Menata pemerintahan desa tambakrejo yang kompak dan bertanggung jawab dalam mengemban amanat masyarakat. 19 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


5. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius. 6. Mencari dan menambah debet air untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. 7. Menumbuhkembangkan kelompok-kelompok usaha yang ada dan memfasilitasi kelompok-kelompok tersebut untuk bersinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah terkait maupun lembaga swasta. 8. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah. B. Misi Desa Tambakrejo Hakekat misi desa Tambakrejo merupakan turunan dari visi desa Tambakrejo yang merupakan tujuan jangka pendek dari visi yang akan menunjang keberhasilan dari visi. Dengan kata lain desa tambakrejo merupakan penjabaran yang kebih operatif dari visi, penjabaranini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan datangdari usaha-usaha mencapai visi desa Tambakrejo. 3.2 Fokus Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh merupakan aksi yang menitikberatkan pada Coastal Resilient Village dimana partisipasi komunitas desa pesisir sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Namun demikian, peran pemerintah (pusat maupun daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan sebagai faktor pendorong untuk mewujudkan desa pesisir yang tangguh. Fokus pengembangan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mancakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif. 2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala 20 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi

pembangunan.

Dengan

dilaksanakannya

program

ini

diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya sistem insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal. 3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya. 4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya. 5. Bina siaga bencana atau perubahan iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi dalam pengurangan resiko bencana, penyadaran masyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan

bencana,

pembangunan

sarana

dan

prasarana

penanggulangan bencana ( antara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat pada masyarakat/komunitas pesisir. Pada tahun 2013, ini program kegiatan yang akan dijalankan di Desa Tambakrejo akan termasuk kedalam bina yang ada dan akan diuraikan sebagai berikut :



No.

Bina Program

1

Bina Usaha

Usulan Program 1. Pembangunan stokies hasil industri rumah tangga desa Tambakrejo 2. Pengadaan perahu wisata 20 GT

2

Bina Manusia

1. Pelatihan Pengelolaan koperasi 2. Pelatihan masyarakat tentang pembudidayaan hasil pertanian / perikanan 3. Pelatihan tanggap bencana

3

Bina Lingkungan dan Infrastruktur

1. Pembangunan TPA dan MCK 2. Renovasi jembatan di dusun Tamban 3. Paving Jalan di RT 21, 26, 08, dan 05 4. Pembuatan Drainase dan gorong – gorong sepanjang jalan di RT 08, 26 dan 27 5. Rabat beton di RT 03, 02, dan 04 6. Pembuatan tandon air dan pemasangan pipa

4

Bina Sumberdaya

1. Pembuatan istana ikan ddan konservasi terumbu karang 2. Penanaman vegetasi pantai dan mangrove 3. Rehabilitasi hutan lindung

5

Bina Mitigasi

1. Pengadaan perahu karet dengan kapasitas 8

Bencana dan

orang

Perubahan Iklim

2. Pembuatan Pos Pantau di Dusun Tamban RT 12 dan membeli peralatan untuk perlengkapan pos pantau 3. Pembuatan jalur dan rambu-rambu evakuasi bencana 4. Pembuatan Talud / Penahan tanah

3.3 Pendekatan Metode

pendekatan

yang

digunakan

Pengembangan Desa Sidoasri ini adalah

dalam

penyusunan

Rencana

pendekatan perencanaan partisipatif

(Partisipatory Rural Appraisal atau PRA) dan Focus Discussion Group (FGD). 22 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


(Partisipatory Rural Appraisal atau PRA) merupakan pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata. Sedangkan Focus Discussion Group (FGD) merupakan suatu proses pengumpulan informasi dari suatu permasalahan melalui diskusi kelompok yang dalam proses pengumpulan informasinya bukan melalui wawancara yang ditujukan pada perorangan. Penggunaan metode pendekatan perencanaan partisipatif ini diharapkan agar dapat mengidentifikasi semua permasalahan dan potensi yang ada di wilayah Desa Sidoasri, serta dapat diperoleh gambaran umum wilayah dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan Desa. Focus Discussion Group (FGD) ditujukan karena permasalahan bersifat lokal dan spesifik yang melibatkan masyarakat setempat untuk turut andil dalam menjaring setiap aspirasi atas topik yang didiskusikan.



BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) merupakan salah satu dari Program Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) untuk memberi semangat bagi kemajuan desa-desa pesisir di wilayah Indonesia. Pada Tahun 2013 ini, Kabupaten Malang tepatnya di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Desa Sidoasri menjadi salah satu penerima Program dari 162 desa pesisir (dengan 3 desa per Kabupaten/Kota) pada 54 Kabupaten/Kota terpilih dari total 6.639. Pada Program PDPT, jangkuan konsepnya sangat luas sehingga kerjasama demi lancarnya Program ini di Desa Tambakrejo sangat terbuka lebar dari pihak Kementerian atau instansi lain diluar instansi Kelautan dan perikanan. Tersedianya 5 fokus bina yang ada, sehingga tidak membatasi kerjasama yang akan tergali dari setiap rencana kegiatan yang telah tersusun. Pengembangan Sumberdaya manusia serta sarana prasarana sangat dibutuhkan agar program lebih berkembang luas.



BAB V RENCANA PENGEMBANGAN DESA 5.1 Fokus Fokus yang tersedia dalam program PDPT terdiri dari 5 fokus Bina yaitu Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, dan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim. Kelima bina tersebut merupakan rancangan bina yang ditujukan untuk menu terjalannya program PDPT dan agar terciptanya desa pesisir yang tangguh. Uraian dari kelima bina tersebut yang telah dipilih melalui perencanaan Desa Tambakrejo adalah : a. Bina Manusia, terdiri dari 3 kegiatan yaitu Pelatihan Tanggap Bencana, Pelatihan pengelolaan Koperasi dan Pelatihan masyarakat tentang pembudidayaan hasil pertanian / perikanan. b. Bina Usaha, terdiri dari 2 kegiatan yaitu Pembangunan stokies atau tempat penampungan hasil olahan industri rumah tangga desa Tambakrejo dan Pengadaan Perahu wisata 20 GT untuk wisata mancing. c. Bina Sumberdaya, terdiri dari 3 kegiatan yaitu Pembuatan isntana ikan dan konservasi terumbu karang, vegetasi pantai dan mangrove, reboisasi hutan lindung. d. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, terdiri dari 6 kegiatan yaitu Pembangunan TPA dan MCK, Renovasi jembatan di dusun Tamban, Paving Jalan di RT 21, 26, 08, dan 05, Pembuatan Drainase dan gorong – gorong sepanjang jalan di RT 08, 26 dan 27, Rabat beton di RT 03, 02, dan 04, Pembuatan tandon air dan pemasangan pipa. e. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim , terdiri dari 4 kegiatan yaitu Pengadaan perahu karet dengan kapasitas 8 orang, Pembuatan Pos Pantau di Dusun Tamban RT 12 dan membeli peralatan untuk perlengkapan pos pantau, Pembuatan jalur dan rambu-rambu evakuasi bencana, Pembuatan Talud / Penahan tanah.



5.2 Spirit Perencanaan Dalam spirit perencanaan desa pesisir merupakan sistem nilai yang dijadikan sebagai panduan para pemangku kepentingan untuk menyelenggaran pembangunan desa pesisir yang tangguh. Spirit ini merupakan koridor yang mengarahkan para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan, yakni desa pesisir sejahtera dan tangguh terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Adapun basis nilai yang dimaksud, terdiri dari: kemandirian, keberlanjutan, keberdaulatan, dan kesejahteraan. Adapun makna dari spirit tersebut, sebagai berikut: 1. Kemandirian, adalah upaya warga agar tidak tergantung ide/gagasan yang tidak bersumber dari kebutuhan dan realitas yang dihadapi warga. Hal ini dimaksudkan agar tumbuhnya kreativitas menciptakan peluang dan menjalankan usaha yang sesuai dengan prinsip kebutuhan yang dirasakan oleh warga. Tentunya usaha yang dijalankan bersumber dari sumberdaya alam lokal. Selain itu, kemandirian dalam kaitannya dengan bencana alam dan perubahan iklim adalah upaya untuk menciptakan kesadaran mengantisipasi dan mencegah terjadinya bencana alam dan perubahan iklim; 2. Keberlanjutan, adalah sikap kemandirian warga yang terus konsisten untuk menjaga keberlanjutan memanfaatkan sumberdaya alam lokal untuk kegiatan usaha. Tentunya keberlanjutan ini terkait dengan dukungan dari institusi internal maupun eksternal. Selain itu, keberlanjutan dimaknai upaya untuk terus menerus menjaga lingkungan dan infrastruktur yang ada. Juga konsistensi dalam hal antisipasi dan pencegahan bencana dan perubahan iklim; 3. Keberdaulatan, adalah kemampuan warga untuk mencukupi kebutuhan hidup tanpa ketergantungan dari pihak luar untuk mengelola sendiri potensi sumberdaya yang dimliki, sehingga keberlanjutan usaha dapat terjaga untuk meningkatkan kekuatan ekonomi warga. Selain itu, keberdaulatan dalam hal lingkungan dan infrastruktur adalah kemampuan warga untuk terus menjaga lingkungannya sehingga terciptanya kesadaran penuh akan problem bencana alam dan perubahan iklim; dan 4. Kesejahteraan, adalah kemampuan warga untuk mencukupi kebutuhan baik secara psikologi maupun ekonomi. Pihak luar diharapkan sebagai stimulan untuk mewujudkan kesejahteraan yang dimiliki warga.



5.3 Perencanaan Pengembangan Desa Proses penyusunan perencanaan pengembangan desa ini berdasarkan kebutuhan yang di tuangkan oleh masyarakat melalui proses penjaringan aspirasi yang disuarakan melalui pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) yang dibentuk. Perencanaan pengembangan Desa ini disesuaikan dengan alur yang terdapat di Program PDPT dimana terdiri dari 5 bina yaitu Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, dan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim. Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Desa Tambakrejo pada tahun 2013 ini terbentuk sebanyak 6 kelompok. Pembentukan KMP didasarkan dari pembentukan keompok yang sudah ada dari masing-masing organisasi yang sudah terbentuk, sehingga mempermudah dalam penjaringan kebutuhan dari masing-masing sektor yang akan diusulkan dan dapat mencakup semua kebutuhan di Desa Sidoasri. KMP yang telah terbentuk di Desa Tambakrejo adalah : 1. Kelompok Sendang Biru I 2. Kelompok Sendang Biru II 3. Kelompok Sendang Biru III 4. Kelompok Sendang Biru IV 5. Kelompok Sendang Biru V 6. Kelompok Sendang Biru VI 7. Kelompok Tamban I / Tambakrejo I 8. Kelompok Tamban II / Tambakrejo II 9. Kelompok Tamban III / Tambakrejo III Berdasarkan fokus yang ada Perencanaan pengembangan Desa Tambkarejo, dibagi ke dalam lima bagian, meliputi: (1) Bina Manusia ; (2) Bina Usaha; (3) Bina Sumberdaya; (4) Bina Lingkungan dan Infrastruktur ; dan (5) Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim. 5.3.1 Bina Manusia Berdasarkan hasil FGD dan PRA yang telah dijalankan

terkait

dengan perencanaan program Bina Manusia, terdapat 3 kegiatan yaitu Pelatihan Tanggap Bencana, Pelatihan pengelolaan Koperasi dan Pelatihan masyarakat tentang pembudidayaan hasil pertanian / perikanan. 27 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


Kegiatan pelatihan tanggap bencana sangat dibutuhkan oleh masyarakat dikarenakan wilayah Desa Tambakrejo yang merupakan wilayah pesisir yang mempunyai tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana alam seperti resiko tsunami, tanah longsor dan banir rob akibat pasang air laut. Kegiatan ini juga dapat menjadi acuan untuk kesiapan apabila terjadi kejadian tanah longsor atau kebanjiran yang telah terjadi sebelumnya. Kegiatan pelatihan Pelatihan pengelolaan Koperasi perlu dilakukan agar bisa mengoptimalkan dan menalankan fungsi dari koperasi dengan baik dan benar serta dapat berperan penting untuk menunang perekonomian desa Tambakrejo. Kegiatan Pelatihan masyarakat tentang pembudidayaan hasil pertanian / perikanan juga perlu dilakukan untuk memberikan info, arahan dan ilmu kepada masyarakat desa Tamnbakrejo agar mereka mampu untuk mengelola dan memanfaatkan hasil produksi komoditas perikanan dan pertanian yang ada tanpa harus merusaknya dan bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. . 5.3.2 Bina Usaha Berdasarkan hasil FGD dan PRA yang telah dijalankan

terkait

dengan perencanaan program Bina Usaha, terdapat 2 kegiatan yaitu Pembangunan stokies atau tempat penampungan hasil olahan industri rumah tangga desa Tambakrejo dan Pengadaan Perahu wisata 20 GT untuk wisata mancing. Selama ini industri-industri rumah tangga yang berada di desa tambakrejo banyak yang belum bisa berkembang dikarenakan beberapa faktor, yang salah satunya adalah kurangnya pemasaran hasil dari produkproduk olahan industri rumah tangga tersebut, oleh karna itu perlu dibuatnya sebuah sarana untuk stokies atau penampungan hasil dari olahan-olahan industri rumah tangga desa Tambakrejo agar dalam memasarkan dan mempromosikan produk tersebut lebih murah, serta perlunya peran dari lembaga-lembaga seperti Koperasi Unit Desa yang bisa membantu



menyalurkan hasil-hasil komoditas dan olahan industri-indstri rumah tangga desa Tambakrejo. Selain hasil produk industri rumah tangga dan komoditas dari hasil pertanian dan perikanan, desa Tambakreo ini juga mempunyai sektor pariwisata yang baik, seperti wisata pantai dan wisata pemancingan yang berbasis ekowisata, namun kurangnya sarana dan infrastruktur yang mendukung menyebabkan sektor pariwisata di desa Tambakrejo ini berkembang kurang optimal dalam pengelolanya, terutama untuk wisata pancing yang sudah mulai diminati warga asing yang ingin berwisata ke desa Tambakrejo, namun untuk wisata pancing ini kapal-kapal yang mengangkut wisatawan untuk memancing baru sedikit dan mayoritas adalah kapal-kapal kecil, sehingga untuk wisatawan berkelompok besar yang ingin pergi memancing ke tengah laut tidak bisa terangkut semua, oleh karna itu pengadaan perahu wisata dengan ukuran 20 GT sangat dibutuhkan untuk mengangkut wisatawan dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk wisata pancing maupun wisata pantai untuk menyebrang ke pulau sempu. 5.3.3 Bina Sumberdaya Berdasarkan hasil FGD dan PRA terkait dengan perencanaan program Bina Sumberdaya, terdapat 3 kegiatan yaitu Pembuatan isntana ikan dan konservasi terumbu karang, vegetasi pantai dan mangrove, reboisasi hutan lindung. Pembuatan istana ikan dan konservasi terumbu karang sangat perlu dilakukan untuk pemulihan sumberdaya laut, dan keaneka ragaman sumber daya hayati, selain itu dengan adanya istana ikan dan konservasi terumbu karang dapat memancing wisatawan untuk melakukan wisata penyelaman di desa Tambakrejo ini. Sedangkan untuk vegetasi pantai dan magrove sangat diutamakan untuk segera direalisasikan karena dari 200 Ha lahan mangrove yang ada di Desa Tambakrejo ini hanya 10 Ha saja yang masih dapat dikatakan baik, dan 190 Ha dinyatakan rusak, karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Padahal seperti yang diketahui fungsi dari mangrove itu sendiri adalah 29 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


sebagai tempat berkembang biaknya ikan-ikan dan ekosistem pantai serta juga bisa sebagai penahan arus / gelombang yang masuk ke darat. Pemulihan hutan lindung akibat alih fungsi hutan yang menajadi ladang tanaman palawija perlu dilakukan dengan cara reboisasi untuk mencegah gundulnya tanah yang dapat mengakibatkan longsor dan hilangnya daerah resapan air tanah sehingga dapat terjadi kekeringan dan kesulitan air bersih pada saat musim kemarau datang. 5.3.4 Bina Lingkungan dan Infrastruktur Berdasarkan hasil FGD dan PRA terkait dengan perencanaan program Bina Sumberdaya, terdapat 6 kegiatan yaitu Pembangunan TPA dan MCK, Renovasi jembatan di dusun Tamban, Paving Jalan di RT 21, 26, 08, dan 05, Pembuatan Drainase dan gorong – gorong sepanjang jalan di RT 08, 26 dan 27, Rabat beton di RT 03, 02, dan 04, Pembuatan tandon air dan pemasangan pipa. Ini semua dilakukan untuk menunjang aktivitas baik dari segi lingkungan maupun dari segi ekonomi masyarakat desa Tambakrejo. 5.3.5 Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Berdasarkan hasil FGD dan PRA terkait dengan perencanaan program Bina Sumberdaya, terdapat 6 kegiatan yaitu Pengadaan perahu karet dengan kapasitas 8 orang, Pembuatan Pos Pantau di Dusun Tamban RT 12 dan membeli peralatan untuk perlengkapan pos pantau, Pembuatan jalur dan rambu-rambu evakuasi bencana, Pembuatan Talud / Penahan tanah. Pengadaan perahu karet perlu dilakukan untuk mengatasi dan mengevakuasi bencana banjir rob yang biasanya sering terjadi di dusun tamban pada saat arus pasang tertinggi terjadi, selain itu untuk mencegahnya agar bisa siap siaga sebelum terjadinya banjir rob perlu pengadaan pos pantau beserta perlengkapanya yang setiap saat bisa memantau perkembangan arus pasang air laut sebelum teradinya bencana, baik banir rob yang sering terjadi maupun tsunami yang pernah terjadi di desa Tambakrejo ini.



Untuk itupun agar masyarakat desa Tambakrejo dapat segera sigap dan terevakuasi dengan selamat perlu dibuatnya rambu-rambu serta jalur evakuasi yang mengarah ke tempat yang aman dari kawasan bencana, dan shelter yang selama ini sementara menggunakan balai dusun sebagai tempat penampungan atau shelter sementara. Sementara itu untuk mencegah erosi yang mengakibatkan tanah longsor akibat alih fungsi hutan yang menjadi ladang perkebunan tanaman palawija perlu dibuatnya talud atau penahan tanah agar tidak terjadi longsor yang membahayakan dan merugikan warga sekitar desa Tambakrejo.



BAB VI PEMANTAUAN EVALUASI 6.1 Konsep dan Definisi Pemantauan Evaluasi Monitoring (bahasa Indonesia: pemantauan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. Sedangkan kata Monitoring lainnya adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan, sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data tersebut agar dapat digunakan dan diharapkan memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring, seperti contohnya pada sebuah program monitoring, tidak boleh dirancang tanpa diketahui bagaimana data dan informasi akan dievaluasi dan tepat guna, sebab ketidakmampuan dalam mengumpulkan dan menyimpan data yang akan digunakan. Monitoring adalah kegiatan yang berkesinambungan. Sementara itu, per definisi, pemantauan (monitoring) adalah sebuah fungsi atau proses yang berkelanjutan dengan tujuan utama menyediakan indikasi awal dari kemajuan atau kemunduran dari kinerja sebuah program kepada pihak pengelola (manajemen).



Ada delapan prinsip pemantauan yang baik (good principles of monitoring) yaitu: (1) fokus pada hasil dan follow-up-nya; (2) disain pemantauan yang baik; (3) kunjungan reguler terhadap program yang dipantau; (4) melakukan analisis reguler terhadap setiap pencapaian hasil; (5) dilakukan dengan prinsip partisipatif; (6) dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator dan pengembangan garis dasar (baselines) program; (7) menduga relevansi dan keberhasilan dari setiap titik pencapaian hasil dari program; dan (8) menjadikan setiap proses pemantauan sebagai pembelajaran (lesson learned).

Sedangkan menurut definisinya, evaluasi

(evaluation) adalah upaya atau proses selektif yang bertujuan untuk memperkirakan kemajuan (progress) dari sebuah program secara sistematik dan berorientasi pada hasil. Ruang lingkup dari evaluasi mencakup empat hal yaitu (1) status hasil (outcomes status) yaitu apakah hasil sudah dicapai atau belum dan apabila belum apakah terdapat kemajuan untuk mencapai hasil yang sudah diperkirakan; (2) faktor yang berpengaruh (underlying factors) yaitu sebuah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil; (3) kontribusi pengelola (proponent contribution) yaitu kontribusi dari pengelola terhadap proses pencapaian hasil; dan (4) strategi kemitraan (partnership strategy) yaitu apakah dalam evaluasi dilakukan proses kemitraan antara pengelola dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi serta efektivitas pelaksanaannya. 6.2 Rantai Pemantauan dan Evaluasi Ada delapan prinsip pemantauan yang baik (good principles of monitoring) yaitu: (1) fokus pada hasil dan follow-up-nya; (2) disain pemantauan yang baik; (3) kunjungan reguler terhadap program yang dipantau; (4) melakukan analisis reguler terhadap setiap pencapaian hasil; (5) dilakukan dengan prinsip partisipatif; (6) dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator dan pengembangan garis dasar (baselines) program; (7) menduga relevansi dan keberhasilan dari setiap titik pencapaian hasil dari program; dan (8) menjadikan setiap proses pemantauan sebagai pembelajaran (lesson learned).

Sedangkan menurut definisinya, evaluasi

(evaluation) adalah upaya atau proses selektif yang bertujuan untuk memperkirakan



kemajuan (progress) dari sebuah program secara sistematik dan berorientasi pada hasil. Ruang lingkup dari evaluasi mencakup empat hal yaitu (1) status hasil (outcomes status) yaitu apakah hasil sudah dicapai atau belum dan apabila belum apakah terdapat kemajuan untuk mencapai hasil yang sudah diperkirakan; (2) faktor yang berpengaruh (underlying factors) yaitu sebuah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil; (3) kontribusi pengelola (proponent contribution) yaitu kontribusi dari pengelola terhadap proses pencapaian hasil; dan (4) strategi kemitraan (partnership strategy) yaitu apakah dalam evaluasi dilakukan proses kemitraan antara pengelola dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi serta efektivitas pelaksanaannya. 6.3 Pengukuran Kinerja Salah satu faktor penting dalam Pemantauan dan Evaluasi adalah pengukuran kinerja dari sebuah program yang telah ditetapkan. Dalam konteks rencana pengembangan desa pesisir tangguh, maka pengukuran kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator. Kriteria yang akan dipakai untuk menilai objek evaluasi dan kinerja merupakan tujuan yang paling sulit dalam evaluasi. Apabila yang diacu hanya pencapaian tujuan, maka ini memang pekerjaan yang mudah, namun ini baru pada sebagian dari pada isu kriteria evaluasi. Pencapaian tujuan-tujuan yang penting memang merupakan salah satu kriteria yang penting. Kriteria lainnya yaitu identifikasi kebutuhan dari klien yang potensial, nilainilai sosial, mutu dan efisiensi dibandingkan dengan objek-objek alternatif lainnya. Tampaknya ada persetujuan diantara ahli evaluasi bahwa kriteria yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu hendaknya ditentukan dalam konteks objek tertentu dan fungsi evaluasinya. Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteriakriteria penilaian suatu objek adalah: a. Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai. b. Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan. c. Ketepatan efektivitas program. d. Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya.



Beberapa istilah yang terkait dengan evaluasi di antaranya program, Audiensi, Instumen, data kualitatif dan kuantitatif. Program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan oleh seseorang atau organisasi dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Kadang-kadang informasi yang dikumpulkan digunakan untuk membuat keputusan tentang program itu misalnya bagaimana memperbaiki program, apakah akan diperluas atau dihentikan. Kadang-kadang informasi hanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan, atau mungkin juga tidak dihiraukan sama sekali karena merugikan pimpinan. Terlepas bagaimana akhir dari kegunaannya suatu evaluasi program harus mengumpulkan informasi yang valid, yang dapat dipercaya, dan yang berguna untuk program yang dievaluasi. Audiensi, evaluasi selalu mempunyai bermacam-macam audiensi (peminat, pemakai, pelanggan), audiensi yaitu orang yang secara langsung atau tidak langsung berurusan dengan evaluasi. Bila program itu akan dikembangkan lebih luas, atau akan diterbitkan ke surat kabar, maka masyarakat juga menjadi audiensi. Jadi audiensi ialah sekelompok orang yang harus diperhitungkan apabila akan melakukan evaluasi. Kata-kata harus dibaca untuk artinya dan iluminasi artinya, tafsiran kejadian dapat digambarkan sebagai tujuan pokok analisis data kualitatif. Data kuantitatif, data berupa angka-angka, analissi data kuantitatif berpendapat kalau ada ia akan berupa jumlah dan dapat diukur. Data kuantitatif memberi jawaban untuk pertanyaan: berapa? Sampai seberapa jauh? Dan berapa banyak? Sebagai tambahan analisis data kuantitatif mencari hubungan antara jumlah (kuantitas), misalnya sikap yang lebih positif terhadap program berhubungan dengan penerimaan informasi yang lebih banyak tentang program itu? Serta berapa masyarakat yang dapat merasakan dampak adanya program 6.4 Evaluasi Rencana Pengembangan Desa Tambakrejo Periode 2013 – 2017 Rencana Pengembangan Desa Tambkarejo 2013 - 2017 perlu ditinjau kembali lima tahun sekali secara teratur dan direvisi mengikuti perkembangan zaman dan dinamika pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Tinjauan lima tahun merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan lima tahun, yang perlu dilakukan untuk mensinkronkan rencana pengembangan desa dengan rencana 35 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT - 2013)


pembangunan lainnya. Tinjauan ini akan memberikan kesempatan untuk mengkaji kembali dan memperbaharui Tujuan dan Strategi Kebijakan dan melibatkan komunikasi dengan semua unsur terkait. Tinjauan periodik dapat diperlukan saat muncul isu-isu baru atau proyek baru atau saat diperolehnya pengalaman baru selama pelaksanaan rencana pengembangan desa tersebut. rencana pengembangan desa dapat direvisi dan harus mengikuti proses yang sama sebagaimana pembuatan suatu rencana pengembangan desa yang baru. Sebagaimana umumnya suatu revisi, alasan untuk perubahan/tambahan harus didokumentasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang berkepentingan.



DAFTAR POTENSI DAN MASALAH DARI PROFIL DESA No. Potensi 1. Lahan Pertanian (Sawah) Seluas 130 Ha yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya karena saar ini belum dikerjakan secara optimal. 2. Wilayah kelautan yang kaya akan potensi sumber daya yang baik dan berksala nasional. 3. Hasil produksi perikanan laut yang bernilai ekonomis tinggi dan baik untuk konsumsi lokal, nasional, maupun bahan baku untuk pakan ternak. 4. Potensi pariwisata (Wana Wisata Bahari) yang diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Adanya Potensi tambang batu kapur yang dapat digunakan sebagai bahan material bangunan. Adanya kawasan hutan yang masih gundul, yang masih bisa dikelola secara optimal oleh masyarakat. Adanya potensi sumber air tawar dan sungai payau yang bisa dikembangkan untuk budidaya tambak dan kepiting. Hutan mangrove yang cukup luas dan berpotensi untuk pariwisata maupun penelitian tentang hutan mangrove. Kondisi sosial budaya masyarakat yang semakin tahun relatif teratur dan terjaga adatnya. Tingginya jumlah penduduk usia produktif sehingga etos kerja masyarakat desa sangat tinggi. Cukup tingginya partisipasi warga dalam membangun desa.

Masalah Pemnafaatan lahan untuk Pertanian di desa masih sangat sederhana dan bersifat merusak lingkungan dan sumber daya. Penurunan keanekaragaman hayati sumberdaya perikanan akibat penggunaan alat tangkap yang kurang optimal. Kurangnya sarana dan prasarana serta wawasan tentang pengolahan hasil perikanan laut, sehingga dalam pengelolaan dan produksi hasil olahan perikanan di desa masih sangat sederhana dan kurang optimal. Belum optimalnya pengelolaan di sektor pariwisata terutama di kawasan pulau sempu yang masih berstatus sebagai kawasan konservasi Belum adanya pengelolaan di bidang pertambangan untuk mengolah hasil tambang batu kapur di desa. Kawasan hutan yang masih milik negara, membuat masyarakat agak kesulitan untuk mengelolanya. Kurangnya wawasan masyarakat tentang pembudidayaan perikanan air tawar maupun air payau. Banyaknya kawasan hutan mangrove yang rusak, akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Adanya pengaruh kebudayaan asing akibat nelayan pendatang yang masuk ke desa. Kurangnya lapangan pekerjaan di desa yang menyebabkan tingkat penganguran tinggi. Kurangnya program dan bantuan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan desa guna pembangunan desa yang lebih baik lagi.

37


12.

Sudah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan hingga ke tingkat Sekolah Menengah Pertama.

13.

Lahan Perkebunan dan pekarangan yang subur seluar 365 Ha yang belum dikelola secara optimal. Tersedianya sarana kesehatan berupa puskesmas.

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

Keadaan lingkungan kesehatan masyarakat desa yang masih belum membaik Tersedianya sarana dan prasarana untuk beribadah seperti gereja dan masjid. Potensi industri olahan rumah tangga di desa yang masih tinggi karena hasil produksi perikanan di desa masih tinggi. Struktur, sarana dan prasarana serta akses jalan menuju dan keluar desa yang sudah layak dan mudah untuk dijangkau oleh kendaraan besar. Potensi hasil perikanan tangkap nelayan-nelayan desa yang kapasitasnya produksinya tinggi saat musim panen raya. Sudah tersedianya Koperasi Unit Desa Sebagai Pembantu masyarakat dalam menjual dan memasarkan hasil komoditas perikanan dan pertanian desa. Perkembangan industri dan usaha-usaha rumah tangga di desa sudah semakin membaik. Pantai Desa Tamban Berpotensi Untuk Menjadi Objek Wisata. Pertumbuhan Penduduk yang begitu cepat di dusun sendang biru, dan dusun tamban. Sumber daya manusia yang melimpah dikarenakan pertumbuhan penduduk.

Kurangnya fasilitas gedung dan ruang kelas, serta kurangnya kesadaran tentang melanjutkan sekolah hingga ke tingkat pendidikan SMP. Hasil pertanian yang kurang maksimal yang diakibatkan oleh pembelian pupuk yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat desa. Belum tersedianya dokter umum maupun spesialis yang membuka ijin praktek dokter di desa. Kurangnya kesadaran warga untuk melakukukan pola hidup sehat. Sebagian Kondisi sarana beribadah di desa sudah rusak dan perlu direnovasi. Kurangnya modal bagi petani, nelayan dan kelompok usaha industriindustri rumah tangga untuk mengembangkan usahanya. Banyaknya akses jalan-jalan yang masih rusak dan bergelombang serta ada beberapa titik jalan di kecamatan yang masih rawan terjadinya longsor. Hasil nelayan maupun petani pada puncak musim panen harnganya selalu jatuh. Koperasi Unit Desa belum menjalankan fungsinya secara optimal sehingga dalam menjual dan memasarkan hasil komoditas pertanian dan perikanan desa masih belum mencapai hasil yang maksimal. Tidak tersedianya tempat untuk pembuangan limbah, dan rusaknya beberapa TPA di desa. Belum Adanya Pos Pantau Untuk memantau Keadaan Arus Pasang – Surut Air laut. Belum Tersedianya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Belum tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi sumber daya manusia yang ada..

38


25. 26.

Potensi untuk mengembangkan Perekonomian masih sangat tinggi. dusun tamban memiliki potensi perikanan yang baik

Beberapa sarana seperti jembatan untuk akses jalur perekonomian masih rusak dan butuh renovasi. Perumahan nelayan di dusun tamban terancam terkena banjir rob.

39


PENENTUAN PERINGKAT MASALAH No.

Masalah

1 1.

2 Pemnafaatan lahan untuk Pertanian di desa masih sangat sederhana dan bersifat merusak lingkungan dan sumber daya. Penurunan keanekaragaman hayati sumberdaya perikanan akibat penggunaan alat tangkap yang kurang optimal. Kurangnya sarana dan prasarana serta wawasan tentang pengolahan hasil perikanan laut, sehingga dalam pengelolaan dan produksi hasil olahan perikanan di desa masih sangat sederhana dan kurang optimal. Belum optimalnya pengelolaan di sektor pariwisata terutama di kawasan pulau sempu yang masih berstatus sebagai kawasan konservasi Belum adanya pengelolaan di bidang pertambangan untuk mengolah hasil tambang batu kapur di desa. Kawasan hutan yang masih milik negara, membuat masyarakat agak kesulitan untuk mengelolanya. Kurangnya wawasan masyarakat tentang pembudidayaan perikanan air tawar maupun air payau. Banyaknya kawasan hutan mangrove yang

2. 3.

4.

5. 6. 7. 8.

Dirasakan oleh orang 3

4

Menghambat Peningkatan 5

3

3

3

4

5

16

XIX

4

4

3

4

5

20

VIII

4

3

4

3

5

19

XII

3

3

3

3

5

17

XVIII

3

2

2

1

4

12

XXV

5

5

3

3

4

20

IX

3

2

3

2

3

13

XXIV

4

5

3

5

5

22

VI

Sangat

Sering Tersedia Terjadi Potensi 6 7

Jumlah Nilai 8

Urutan Peringkat 9

40


No.

Masalah

1

2 rusak, akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Adanya pengaruh kebudayaan asing akibat nelayan pendatang yang masuk ke desa. Kurangnya lapangan pekerjaan di desa yang menyebabkan tingkat penganguran tinggi. Kurangnya program dan bantuan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan desa guna pembangunan desa yang lebih baik lagi.

9. 10. 11.

12.

13. 14. 15. 16. 17.

Kurangnya fasilitas gedung dan ruang kelas, serta kurangnya kesadaran tentang melanjutkan sekolah hingga ke tingkat pendidikan SMP. Hasil pertanian yang kurang maksimal yang diakibatkan oleh pembelian pupuk yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat desa. Belum tersedianya dokter umum maupun spesialis yang membuka ijin praktek dokter di desa. Kurangnya kesadaran warga untuk melakukukan pola hidup sehat. Sebagian Kondisi sarana beribadah di desa sudah rusak dan perlu direnovasi. Kurangnya modal bagi petani, nelayan dan


4


3

3

2

5

4

17

XVI

4

3

4

3

4

18

XV

4

3

3

2

4

16

XX

4

3

4

3

4

18

XIV

3

3

4

2

3

15

XXIII

3

2

1

2

3

11

XXVI

3

4

2

3

3

15

XXII

4

5

2

3

3

17

XVII

3

3

3

2

5

16

XXI

Sangat


Jumlah Nilai 8

Urutan Peringkat 9

41


No.

Masalah

1

2 kelompok usaha industri-industri rumah tangga untuk mengembangkan usahanya. Banyaknya akses jalan-jalan yang masih rusak dan bergelombang serta ada beberapa titik jalan di kecamatan yang masih rawan terjadinya longsor. Hasil nelayan maupun petani pada puncak musim panen harnganya selalu jatuh.

18.

19.

20.

21. 22. 23. 24. 25.

Koperasi Unit Desa belum menjalankan fungsinya secara optimal sehingga dalam menjual dan memasarkan hasil komoditas pertanian dan perikanan desa masih belum mencapai hasil yang maksimal. Tidak tersedianya tempat untuk pembuangan limbah, dan rusaknya beberapa TPA di desa. Belum Adanya Pos Pantau Untuk memantau Keadaan Arus Pasang – Surut Air laut. Belum Tersedianya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Belum tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi sumber daya manusia yang ada. Beberapa sarana seperti jembatan untuk akses jalur perekonomian masih rusak dan


4


5

4

4

5

5

23

IV

4

4

4

5

4

21

VII

4

3

5

3

4

19

XIII

5

4

4

5

4

22

V

5

4

4

5

5

23

III

4

4

4

3

5

20

XI

4

3

5

3

5

20

X

5

5

4

5

5

24

I

Sangat


Jumlah Nilai 8

Urutan Peringkat 9

42


No.

Masalah

1

2 butuh renovasi. Rumah Nelayan yang selalu terkena bencana banir rob di dusun Tamban

26.

Dirasakan oleh orang 3 4

4


5

5

Sangat

Sering Tersedia Terjadi Potensi 6 7 5

4

Jumlah Nilai 8

Urutan Peringkat 9

23

II

PENGKAJIAN TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH No.

Masalah

Penyebab

Potensi

1 1.

2 Pemnafaatan lahan untuk Pertanian di desa masih sangat sederhana dan bersifat merusak lingkungan dan sumber daya. Penurunan keanekaragaman hayati sumberdaya perikanan

3 Kurangnya wawasan masyarakat tentang pemanfaatan sumberdaya alam yang bersifat berkelanjutan dan tidak merusak penggunaan alat tangkap yang kurang optimal.

4 Lahan Pertanian (Sawah) Seluas 130 Ha yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya karena saar ini belum dikerjakan secara optimal. Wilayah kelautan yang kaya akan potensi sumber daya yang baik dan berksala nasional.

pengelolaan dan produksi hasil olahan perikanan di desa masih sangat sederhana dan kurang optimal.

Kurangnya sarana dan prasarana serta wawasan tentang pengolahan hasil perikanan laut

Hasil produksi perikanan laut yang bernilai ekonomis tinggi dan baik untuk konsumsi lokal, nasional, maupun bahan baku untuk pakan ternak.

2.

3.

Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah 5 Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan tentang cara memanfaatkan lahan pertanian yang bersifat berkelanjutan. Pemberian alat tangkap yang sesuai dengan kebutuhan. Penambahan sarana dan prasarana serta modal untuk pelaku pengelolaan industri perikanan laut di desa

Tindakan yang Layak 6 Dilakukanya penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat desa agar lebih paham tentang pemanfaatan lahan. Pelatihan penggunaan alat tangkap secara optimal dan pembuatan kawasan konservasi. Pelatihan dan penyuluhan tentang mengelola dan mengolah hasil perikanan laut secara optimal.

43


No.

Masalah

Penyebab

Potensi

1

2

3

4

Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah 5

Tindakan yang Layak 6

4.

Belum optimalnya Pulau sempu masih pengelolaan di sektor berstatus sebagai pariwisata terutama di kawasan konservasi kawasan pulau sempu

Potensi pariwisata (Wana Wisata Bahari) yang diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Penurunan status pulau sempu dari kawasan konservasi menjaid wana wisata terbatas.

Perlu pelatihan tentang pengelolaan di sektor pariwisata yang bersifat ecowisata tanpa merusak alam dan sumberdaya.

5.

Belum adanya pengelolaan di bidang pertambangan untuk mengolah hasil tambang batu kapur di desa.

6.

masyarakat agak kesulitan untuk mengelola hutan sebagai lahan pertanian disekitar desa. Kurangnya wawasan masyarakat tentang pembudidayaan perikanan air tawar maupun air payau.

Potensi tambang batu Perlu adanya kapur yang dapat peningkatan SDM digunakan sebagai bahan terutama di bidang material bangunan. pendidikan dan pertambangan. Adanya kawasan hutan Adanya kerja sama yang masih gundul, yang antara pihak negara masih bisa dikelola secara dan masyarakat yang optimal oleh masyarakat. saling menguntungkan Adanya potensi sumber air Perlu adanya tawar dan sungai payau penyuluhan tentang yang bisa dikembangkan tata cara budidaya ikan untuk budidaya tambak air tawar dan air payau dan kepiting. di desa.

Penyebaran informasi tentang potensi desa untuk mendatangkan investor dan pelatihan penambangan batu kapur Pelatihan pengelolaan lahan perhutani secara optimal dan tidak bersifat merusak sumberdaya. Dilakukanya pelatihan tentang pembudidayaan ikan air tawar dan air payau.

Hutan mangrove yang cukup luas dan berpotensi untuk pariwisata maupun penelitian tentang hutan mangrove.

Dilakukanya pengawasan terhadap manusia yang sering melakukan pengrusakan terhadap hutan mangrove.

7.

8.

Sebagian besar kawasan hutan mangrove yang ada di desa tambakrejo mengalami kerusakan.

Kurangnya informasi tentang potensi-potensi yang ada di desa dan potensi SDM yang masih kurang Kawasan hutan yang ingin dikelola masyarakat masih milik negara Masih jarang masyarakat yang ingin melakukan budidaya perikanan di desa, dan sebagian besar bekerja sebagai nelayan Kurangnya kesadaran masyarakat serta perbuatan manusia yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Perlu dilakukanya reboisasi hutan mangrove dan pembuatan kawasan konservasi mangrove

44


No.

Masalah

1 9.

2 Adanya pengaruh kebudayaan asing akibat nelayan pendatang yang masuk ke desa. Kurangnya lapangan pekerjaan dan tingkat penganguran tinggi. Kurangnya program dan bantuan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan desa guna pembangunan desa yang lebih baik lagi. Kurangnya fasilitas gedung dan ruang kelas untuk sarana pendidikan di desa Tambakrejo

10. 11.

12.

Penyebab

13.

Hasil pertanian kurang maksimal.

yang

14.

Belum tersedianya dokter umum maupun spesialis yang membuka ijin praktek dokter di desa.

Potensi

3 4 Banyaknya penduduk Kondisi sosial budaya dan nelayan asing yang masyarakat yang semakin menetap di desa. tahun relatif teratur dan terjaga adatnya. Pertumbuhan Etos kerja masyarakat usia penduduk yang setiap produktif didesa sangat tahun meningkat. tinggi. Desa Tambakrejo Cukup tingginya sudah terlihat cukup partisipasi warga dalam maju dan modern membangun desa. dibanding beberapa desa dikecamatanya. kurangnya kesadaran Sudah tersedianya sarana tentang melanjutkan dan prasarana pendidikan sekolah hingga ke hingga ke tingkat Sekolah tingkat pendidikan Menengah Pertama. SMP. pembelian pupuk yang Lahan Perkebunan dan masih sulit dijangkau pekarangan yang subur oleh masyarakat desa. seluar 365 Ha yang belum dikelola secara optimal. Akses jalan yang Tersedianya sarana masih kurang baik dan kesehatan berupa kurangnya wawasan puskesmas. masyarakat tentang kesehatan

Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah 5 Perlunya kesadaran masyarakat untuk mencintai budayanya sendiri. Peningkatan usaha di desa guna penciptaan lapangan kerja. Perlu adanya beberapa program untuk menyelsaikan permasalahan di desa Tambakrejo Perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya melanjutkan sekolah hingga tahap SMP Pelatihan pembuatan pupuk alami dengan penggunaan sumberdaya yang ada Kerjasama dengan dinas terkait dan pemerintahan untuk mengadakan program dokter masuk desa.

Tindakan yang Layak 6 Pelestarian budaya dan seringnya mengadakan acara seni budaya khas desa. Pelatihan usaha rumah tangga yang ramah lingkungan. Perlu adanya kerjasama dengan pemerintah dan dinas-dinas terkait untuk pelaksaanan program. Penambahan fasilitas ruang kelas serta sarana dan prasarana pendidikan di desa sampai ke tingkat SMP. Kerjasama antara pemerintah dan pihak desa untuk penyediaan pupuk murah. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat dan perbaikan akses jalan serta prasarana menuju desa.

45


No. 1 15.

16. 17.

18.

19.

20.

Masalah

Penyebab

2 3 Kurangnya kesadaran Kurangnya fasilitas, warga untuk melakukukan sarana dan prasarana pola hidup sehat. kesehatan yang ada di desa. Sebagian Kondisi sarana Umur teknisnya sudah beribadah di desa sudah berkurang dan sudah rusak dan perlu direnovasi lama tidak direnovasi Kurangnya modal bagi Akses jalan yang petani, nelayan dan kurang baik serta kelompok usaha industri- sarana dan prasarana industri rumah tangga desa yang kurang untuk mengembangkan mendukung untuk usahanya. mendatangkan pemodal asing. Banyaknya akses jalan- Faktor cuaca dan umur jalan yang masih rusak dan teknis jalan yang sudah bergelombang serta ada waktunya untuk beberapa titik jalan di dorenovasi serta alih kecamatan yang masih fungsi hutan menjadi rawan terjadinya longsor. lahan perkebunan. Hasil nelayan maupun Belum adanya petani pada puncak musim lumbung desa serta panen harnganya selalu peran KUD yang jatuh. masih belum berfungsi secara optimal Koperasi Unit Desa belum Kurangnya wawasan menjalankan fungsinya dan pengetahuan

Potensi 4 Keadaan lingkungan kesehatan masyarakat desa yang masih belum membaik. Tersedianya sarana dan prasarana untuk beribadah. Potensi industri olahan rumah tangga di desa yang masih tinggi karena hasil produksi perikanan di desa masih tinggi. Struktur, sarana dan prasarana serta akses jalan menuju dan keluar desa yang sudah layak dan mudah untuk dijangkau oleh kendaraan besar. Potensi hasil perikanan tangkap nelayan-nelayan desa yang kapasitasnya produksinya tinggi saat musim panen raya. Sudah tersedianya Koperasi Unit Desa untuk

Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah 5 Peyuluhan tentang pola hidup sehat dan pentingnya kesehatan masyarakat Renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana ibadah Perbaikan akses jalan dan sarana prasarana untuk mendatangkan pemodal asing ke desa Tambakrejo.

6 Peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan yang ada di desa Tambakrejo. Renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana ibadah Kerjasama dengan pihak bank dan pemerintah terkait untuk pengadaan program KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Renovasi dan Perbaikan serta Pembangunan Struktur dan akses jalan yang rusak

Penyuluhan tentang pemanfaatan suberdaya hutan yang bersifat berkelanjutan dan tidak merusak.

Pembuatan Lumbung desa Untuk Membantu KUD dalam menyalurkan dan memasarkan hasil. Penyuluhan tentang cara pengoptimalan

Pembuatan Lumbung desa Untuk Membantu KUD dalam menyalurkan dan memasarkan hasil.

Tindakan yang Layak

Penyuluhan tentang cara pengoptimalan serta

46


No. 1

21.

22.

23.

24.

25.

26.

Masalah

Penyebab

2 secara optimal

3 tentang bagaimana cara mengelola KUD secara optimal. Tidak tersedianya tempat Aktivitas industri untuk pembuangan limbah, rumah tangga yang dan rusaknya beberapa semakin meningkat. TPA di desa. Belum Adanya Pos Pantau Lahan yang cocok Untuk memantau Keadaan untuk dibangun pos Arus Pasang – Surut Air pantau merupakan laut. lahan milik perhutani. Belum Tersedianya PAUD Kurangnya kesadaran (Pendidikan Anak Usia masyarakat tentang Dini) pentingnya pendidikan usia dini. Belum tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi sumber daya manusia yang ada. Beberapa sarana seperti jembatan untuk akses jalur perekonomian masih rusak dan butuh renovasi. Perumahan nelayan dusun tamban yang selalu terkena

Alternatif Tindakan Tindakan yang Layak Pemecahan Masalah 4 5 6 membantu masyarakat serta fungsi2 dari KUD fungsi2 dari KUD dalam memasarkan hasil (Koperasi Unit Desa) (Koperasi Unit Desa) komoditas desa. Perkembangan industri Pembuatan tempat Pembuatan Tempat dan usaha-usaha rumah penampungan limbah Pembuangan Akhir (TPA) tangga di desa sudah insdustri rumah tangga. untuk tempat semakin membaik. penampungan sampah. Pantai Desa Tamban Penurnnan status lahan Pembuatan pos pantau di Berpotensi Untuk Menjadi perhutani untuk dusun tamban serta Objek Wisata pegelolaan pantai. perlengkapan BMG. Potensi

Pertumbuhan Penduduk Penyuluhan tentang Pembangunan Gedung yang begitu cepat di dusun pentingnya pendidikan Tempat Pendidikan Anak sendang biru, dan dusun usia dini. Usia Dini (PAUD). tamban.

pertumbuhan Sumber daya penduduk yang yang melimpah semakin meningkat setiap tahunnya. Badan jembatan yang masih terbentuk dari batang-batang kayu. lokasi perumahan yang terlalu dekat dengan

manusia Peatihan tentang Penciptaan lapangan ketrampilan dan usaha pekerjaan dengan industri rumah tangga. meningkatkan industri rumah tangga yang ada di desa. Potensi untuk Renovasi dan Renovasi dan perbaikan mengembangkan perbaikan jembatan di jembatan di dusun Perekonomian masih dusun Tamban. Tamban. sangat tinggi. potensi perikanan di dusun Perlunya relokasi Perlunya relokasi tamban yang baik dan perumahan nelayan di perumahan nelayan di

47


No. 1

Masalah

Penyebab

2 banjir rob saat pasang air pantai laut

3

Alternatif Tindakan Tindakan yang Layak Pemecahan Masalah 4 5 6 masih bisa dikelola secara dusun tamban menuju dusun tamban menuju optimal lokasi yang lebih aman lokasi yang lebih aman Potensi

PENENTUAN PERINGKAT TINDAKAN No.

Tindakan Yang Layak

1

Dilakukanya penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat desa agar lebih paham tentang pemanfaatan lahan Pelatihan penggunaan alat tangkap secara optimal dan pembuatan kawasan konservasi. Pelatihan dan penyuluhan tentang mengelola dan mengolah hasil perikanan laut secara optimal. Perlu pelatihan tentang pengelolaan di sektor pariwisata yang bersifat ecowisata tanpa merusak alam dan sumberdaya. Penyebaran informasi tentang potensi desa untuk mendatangkan investor dan pelatihan penambangan batu kapur Pelatihan pengelolaan lahan perhutani secara optimal dan tidak bersifat merusak sumberdaya. Dilakukanya pelatihan tentang pembudidayaan ikan air tawar dan air payau. Dilakukanya pengawasan terhadap manusia yang sering melakukan pengrusakan terhadap hutan mangrove. Pelestarian budaya dan seringnya mengadakan acara seni budaya khas desa.

2 3 4 5 6 7 8 9

Pemenuhan Kebutuhan 4

Dukungan Peningkatan 5

Dukungan Potensi 5

Jumlah Nilai 14

Urutan Peringkat III

5

3

4

12

XIV

4

4

4

12

XV

2

3

5

10

XV

3

4

4

11

XIV

4

3

5

12

XVII

2

2

3

7

XVI

3

4

4

11

XXIII

4

4

4

12

XVI

48


10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Pelatihan usaha rumah tangga yang ramah lingkungan. Perlu adanya kerjasama dengan pemerintah dan dinas-dinas terkait untuk pelaksaanan program. Penambahan fasilitas ruang kelas serta sarana dan prasarana pendidikan di desa sampai ke tingkat SMP. Kerjasama antara pemerintah dan pihak desa untuk penyediaan pupuk murah. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat dan perbaikan akses jalan serta prasarana menuju desa. Peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan yang ada di desa Tambakrejo. Renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana ibadah Kerjasama dengan pihak bank dan pemerintah terkait untuk pengadaan program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Penyuluhan tentang pemanfaatan suberdaya hutan yang bersifat berkelanjutan dan tidak merusak. Pembuatan Lumbung desa Untuk Membantu KUD dalam menyalurkan dan memasarkan hasil. Penyuluhan tentang cara pengoptimalan serta fungsi2 dari KUD (Koperasi Unit Desa) Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk tempat penampungan sampah. Pembuatan pos pantau di dusun tamban serta perlengkapan BMG. Pembangunan Gedung Tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penciptaan lapangan pekerjaan dengan meningkatkan industri rumah tangga yang ada di desa. Renovasi dan perbaikan jembatan di dusun Tamban.

4 5

4 5

5 5

13 15

IX I

4

4

4

12

XX

5

4

4

13

VII

4

5

3

12

XVIII

4

5

4

13

VIII

4 4

5 3

3 4

12 11

XIII XXII

3

3

5

11

XXI

4

3

5

12

XIX

3

5

5

13

X

4

4

4

12

XI

4

5

4

13

VI

3

4

5

12

XII

5

4

5

14

IV

5

5

5

15

II

49


26

Perlunya relokasi perumahan nelayan di dusun tamban menuju lokasi yang lebih aman

5

3

5

13

V

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA No 1

Sifat

Program Kegiatan

Tujuan Kegiatan

Lokasi

sasaran

Target

2 Bina Lingkungan Dan Infrastruktur

3

4

5

6

1 Pendidikan Dasar

2 Infrastruktur

3 Air Bersih

Dsn Pembangunan Sendang MI Miftahul & Penambahan Biru Rt Jannah ruang kelas 11

tersedianya tambahan beberapa ruang kelas untuk belajar

Terbentuknya jembatan yang kokoh dan kuat sebagai sarana Renovasi RT 05 & Rt untuk jembatan 08 Dusun memperlancar Tamban aktivitas masyarakat desa Tambakrejo Pembuatan Dusun Tersedianya Tandon Air dan Tamban Rt 12 Tandon untuk Pemasangan penampungan air

Waktu Pelaksanaan Biaya Ket 201 201 201 Rp B L R P 2013 2017 Sumber 4 5 6 (x1000) 7 8 9 10 11 12 13 14

APBD 65,000 II

PDPT 540.000 100.000 PDPT

50


Pipa

dan pipa penyalur

Tersedianya kebutuhan air untuk irigasi sawah saat tidak musim ikan Tersedianya sarana Rt 01, Rt 11, infrastruktur 5 Infrastruktur Jalan Pemasangan Dusun Rt 09 dan Rt penunjang akses Paving untuk tamban 07 transportasi jalan masyarakat. Pembuatan TPA Tersedianya (Tempat Tempat Tempat Pembuangan Rt. 10 / Rw Pembuangan 6 Pembuangan Akhir akhir) Dusun 02 Akhir untuk Dan Penggalian Sendang masyarakat dusun Tanah Biru sendang biru Pembuatan 7 MCK untuk Dusun Rt 16 / Rw Tersedianya MCK Sanitasi Kepentingan Sedang 03 untuk kepentingan Umum Biru umum Dusun Tersedianya 8 Infrastruktur Pembuatan Sendang Rt 05 Infrastruktur rabat Rabat Cor Biru cor Tersedianya Dusun Pembangunan Rt 06, 07, Darinase untuk 9 Infrastruktur Sendang Drainase 08, 26 pencegahan banjir Biru di sendang biru Pengadaan Pengeboran Tanah saluran air dan Dusun 4 Desa Dan Saluran Air Pengeboran Tamban Tambak sumber Mata air rejo

75.000 PDPT

125.000 PDPT

50.000 PDPT

30.000 PDPT 100.000 PDPT 60.000 PDPT

51


10 Infrastruktur

11 Infrastruktur

12 Infrastruktur 13 Infrastruktur 14 Infrasrtuktur 15 Air bersih

Tersedianya Dusun Rt 02,03 dan kondisi akses jalan Pembuatan Sendang 04 yang layak di Rt Rabat Beton Biru 02,03 dan 04 Tersedianya Jembatan sebagai Pembangunan Rt 06 / Rw Dusun infrastruktur Jembatan 02 Sendang penunjang biru kegiatan Dusun Terealisasinya Paving Rt 21 Sendang Rt 21 dan 26 paving di RT 21 dan 26 Biru dan 26 Dusun Terealisasinya Paving Jalan Rt Sendang Rt 08 Paving di dusun 08 Biru sendang biru Rt 08 Tersedianya irigasi Perbaikan Dusun Rt 05 guna kesejahteraan irigasi Tamban masyarakat Dusun Warga Pengadaan Air Desa Sendang Memperoleh air Bersih Tambakrejo biru bersih

60.000 PDPT

60.000 PDPT 60.000 PDPT 100.000 PDPT APBD 20.000 II 150.000 PDPT

Bina Sumber Daya 1 Vegetasi Pantai

2 Konservasi

Penanaman Pohon Pala dan Mangrove Pembuatan Istana ikan dan koservasi terumbu karang

Dusun Pantai Sendang Celungup Biru Pantai Dusun Sendang Sendang Biru biru

Lahan Mangrove dan kawasan hutan hijau kembali Terciptanya istana ikan dan kawasan koservasi terumbu karang

100.000 PDPT

300.000 PDPT

52


3 Rehabilitasi

4

Pemulihan Hutan Produksi

5

Pemulihan Hutan Rakyat

Desa Desa Revitalisasi Rehabilitasi Tambak Tambakrejo Kawasan hutan Hutan Lindung rejo lindung Penanaman kembali hutan jati yang sudah rusak Penanaman kembali bibit kayu

Dusun Desa Tamban Tambakrejo & Sdg Biru Hutan Dusun Rakyat Dsn Sendang Sendang biru Biru.

Pulihnya Hutan Produksi Wilayah Tambakrejo terealisasinya penanaman bibit – bibit kayu di sendang biru

PDPT / LKDPH + APBD 40.000 II PDPT / APBD II + Perhuta 50.000 ni 25.000

APBD II

Bina Manusia

1

Pelatihan ketrampilan

2

Pelatihan Ketrampilan

3

Pelatihan Ketrampilan

Masyarakat Dsn mempunyai Kursus 40 orang Tamban ketrampilan Menjahit dari 2 dusun & Sdg menjahit sbg usaha Biru sampingan Dsn Peningkatan Tamban Desa Meningkatnya Ketrampilan & Sdg Tambakrejo taraf hidup pengolahan ikan Biru masyarakat Dsn Meningkatnya Pelatihan Tamban Koperasi Kualitas Pengelolaan & Sdg unit Desa admministrasi Koperasi Biru koperasi

PKK + APBD 50.000 II

10.000 PDPT PDPT / APBD 20.000 II

Bina Usaha

53


Pengusaha peningkatan usaha Tambang tambang batu Batu Kapur kapur Tersedianya kapal Desa wisata bagi 2 Wisata Pantai Tambakrejo wisatawan yang suka mancing Tersedianya Pelaku usaha tempat untuk perikanan 3 Stokies Pembangunan Dusun penampungan home stokies hasil Sendang hasil home industri industri home industri Biru desa Dsn Pelaku home Peningkatan Usaha Pengadaan Alat Tamban Tersedianya 4 industri Desa Kecil industri & Sdg peralatan industri Tambakrejo rumahan Biru rumah tangga Dusun Pelaku home Peningkatan sarana Pengadaan Tamban Mempermudah 5 industri desa Usaha tempat industri & Sdg komunikasi dan tambakrejo kecil biru pembinaan usaha Pembentukan memperlancar masyarakat Pengembangan dan perekonomian 6 dusun Koperasi Pembangunan Dusun masyarakat tamban Koperasi Tamban tamban Bina Mitigasi Bencana Dan Perubahan Iklim Pembangunan Terealisasinya pos Rt 12 Dusun 1 Pos Pantau Pos Pantau dan Dusun pantau dan Tamban Peralatan BMG Tamban peralatan BMG 1

Penambahan Modal Usaha

Modal usaha Dusun penambang batu Sendang kapur Biru Dsn Pengadaan Tamban Perahu wisata & Sdg laut 20 GT Biru

APBD 150.000 II PDPT / APBD 100.000 II PDPT + APBD 600.000 II PDPT + APBD 350.000 II APBD 100.000 II PDPT / APBD 150.000 II

46.000 PDPT

54


2 Perahu Karet

3

Pembangunan Talud

4

Relokasi Perumahan

Pengadaan Perahu Karet Kapasitas 8 Orang

Dusun Tamban & Sdg Biru Dusun Pembangunan Tamban Talud / Penahan & Sdg Tanah Biru

Desa Tambakreo

Tersedianya Perahu karet untuk membantu evakuasi bencana

Desa Pembangunan Tambakrejo Talud untuk mencegah Longsor Terelokasinya Relokasi Rumah Rumah nelayan di Nelayan Desa dusun tamban Menuju Tempat Tambakrejo menuju tempat yang lebih aman Dusun yang lebih aman dari bencana Tamban dari bencana

50.000 PDPT PDPT + APBD 300.000 II

APBD 600.000 II

55

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA TAMBAKREJO TAHUN Oleh : Tim Penyusun Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Kabupaten Malang

Recommend Documents