RENCANA KERJA (RENJA) BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
2016
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) merupakan salah satu badan yang ada pada Pemerintah Kota Mataram, yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perangkat Organisasi Pemerintah Daerah Kota Mataram, yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Dalam mewujudkan tugas pokok dan fungsi secara Kelembagaan maka perlu di susun Renja SKPD Tahun 2016, sesuai yang diamanahkan dalam ketentuan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembanganan Daerah, dalam Pasal 27 (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 137. Selanjutnya Renja, SKPD yang telah disusun diharapkan menjadi bahan Pra-RKA SKPD Tahun Anggaran 2016, untuk itu alokasi anggaran harus lebih realistis sesuai kemampuan pembiayaan dalam APBD.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
1.2. Landasan Hukum.
Dalam penyusunan Renja-SKPD Tahun 2015 ini mengacu pada peraturan per Undang-undangan sebagai rujukan, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Madya Daerah Tk II Mataram. 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 3. Undang-undang
Nomor
52
Tahun
2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentag Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenagan Pemerintah Daerah Kota Mataram. 9. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram. 10. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2011 tentang RPJMD Kota Mataram 2011-2015.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
11. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015. 12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram Tahun Anggaran 2015. 1.3. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan disusunnya RENJA SKPD Tahun 2016 ini agar dapat dimanfaatkan baik secara Vertikal maupun Horizontal. Secara Vertikal dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan penyusunan pra-RKA. Sedangkan secara Horizontal dapat digunakan sebagai bahan koordinasi bagi SKPD yang lain. 1.4. Sistimatika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan Renja SKPD ini, maka disusun dengan sistimatika penulisan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang. 1.2. Landasan Hukum. 1.3. Maksud dan Tujuan. 1.4. Sistimatika Penulisan. Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu. 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu dan capaian Renstra SKPD. 2.2. Analisa Kinerja Pelayanan SKPD. 2.3. Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD. 2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD. RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat. Bab III. Tujuan,Sasaran,Program dan Kegiatan. 3.1. Terhadap Kebijakan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD. 3.3. Program dan Kegiatan. Bab IV. Penutup. 4.1. Kesimpulan. 4.2. Saran-saran
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD. Kajian (Riview) terhadap hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja BPPKB Kota Mataram Tahun 2013 dan pencapaian tahun 2014, selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra BPPKB berdasarkan Realisasi Program dan Kegiatan Pelaksanaan Renja BPPKB Tahun sebelumnya. Pada LAKIP BPPKB Tahun 2014 tercatat jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sampai akhir bulan Desember 2014 sebanyak 74 kasus (data UPPA Polres Mataram dan Pengadilan Negeri Mataram 2014). Kemudian persentase peningkatan jumlah keluarga sejahtera, dimana pada tahun 2013 tahapan pra KS sejumlah 9,6%, KS I sejumlah 40,1%, KS II sejumlah 25,5%, KS III sejumlah 21,2%, KS III plus sejumlah 3,67%. Sedangkan pada tahun 2014 tahapan pra KS sejumlah 8,08%, KS I sejumlah 39,32%, KS II sejumlah 33,34%, KS III sejumlah 17,02%, KS III plus sejumlah 2,24%. Pengelolaan dan pelaksanaan program PP dan KB di Kota Mataram sejak diserahkan tanggung jawabnya kepada Pemerintah Kota Mataram tetap seperti semula, namun lebih dipertajam lagi dengan memanfaatkan potensi yang ada, baik diwilayah Kecamatan dan Kelurahan, sehingga
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
program PP dan KB merupakan kebutuhan keluarga, dan masyarakat yang ada di Kota Mataram. 1. Program KB. Pelaksanaan
program PP dan
KB dilihat
dari
partisipasi
masyarakat dalam menggunakan alat kontrasepsi semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari pencapaian program dari hasil pelayanan dan pembinaan sampai dengan Desember 2014 jumlah peserta KB aktif sebesar 50.485 dari PPM sebesar 50.882 dibandingkan dengan pencapaian sampai dengan bulan Desember 2013 jumlah peserta KB aktif sebesar 49.645 dari PPM sebesar 50.730 peserta dan PUS sebesar 67.605 peserta. Pencapaian peserta KB baru sampai Desember 2014 sebesar 11.625 dari PPM sebesar 10.327 sedangkan pencapaian peserta KB baru bulan Januari sampai dengan Desember 2013 sebesar 11.336 peserta dari PPM peserta baru sebesar 8.200 peserta. 2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam rangka meningkatkan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain konseling KRR bagi remaja yang dilaksanakan di pondok pesantren, SLTA/SLTP, dan melakukan penyuluhan disetiap kelurahan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. 3. Program
Pemberdayaan
Keluarga
dan
Penguatan
Kelembagaan
Jaringan KB Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga bagi keluarga-keluarga prasejahtera dan KS I, telah dilakukan
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
pemberian bantuan modal, pembinaan kepada kelompok UPPKS (89 kelompok), pembinaan kepada kelompok Bina Keluarga Balita (40 kelompok), Bina Keluarga Remaja (13 kelompok), Bina Keluarga Lansia (25 kelompok) dan berbagai kegiatan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan ketahanan keluarga khusunya bagi keuarga pra sejahtera dan KS I. Dan melakukan advokasi/KIE kepada Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama dan LSOM dalam rangka meningkatkan pencapaian program dengan memanfaatkan semua potensi yang ada dimasing-masing kelurahan, sehingga program PP dan KB merupakan kebutuhan bagi masyarakat khususnya keluarga pra sejahtera dan KS I 4. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, maka dikeluarkanlah beberapa program antara lain program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan, program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak serta program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. 5. Program Penunjang Dalam rangka mengetahui jumlah sasaran yang akan dicapai setiap tahun, dan agar pengelolaan program PP dan KB berhasil guna dan berdaya guna, maka dilakukan pendataan keluarga setiap tahun, yang dilakukan serentak diseluruh Indonesia, yang digunakan sebagai peta kerja, sehingga dapat mempertajam sasaran yang ingin dicapai,
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
teutama
dalam
upaya
mengatur
kelahiran
dan
pemberdayaan
perempuan. Untuk mengetahui program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, maka laporan kinerja harus dilengkapi dengan analisis akuntabilitas kinerja, untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh kinerja Badan PP dan KB Kota Mataram, sehingga pendekatan yang dilakukan berdasarkan : a. Program, Kegiatan/aktivitas yang dilaksanakan. b. Sasaran yang dicapai. Pengukuran kinerja merupakan proses analisis dan berkesinambungan untuk
menginter-prestasikan
keberhasilan
dan
kegagalan
dalam
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pogram, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi Badan PP dan KB Kota Mataram dengan jalan membandingkan antara rencana kerja yang telah ditetapkan dengan hasil capaian kerja. a. Realisasi Program/Kegiatan yang kurang memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan. Mengenai realisasi program/kegiatan pada BPPKB yang kurang memenuhi target relatif sangat kecil, hal ini dapat dilihat dari 15 program dan ada 52 kegiatan, dari kegiatan tersebut diatas ada 3 program yang presentasi kegiatannya masih rendah sebagai berikut : -
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan terealisasi 59,87% dari jumlah anggaran Rp. 20.755.000,- atau diserap hanya Rp. 12.425.000,-
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
-
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
terealisasi 58,45% dari target anggaran Rp.
108.126.500,- atau diserap hanya sekitar Rp. 63.202.150,-
b. Realisasi program/kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan : -
Program
Peningkatan
kualitas
hidup
dan
perlindungan
perempuan terealisasi sebesar 81,67% dari anggaran sebesar Rp. 56.622.000,-
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak terealisasi sebesar 85,72% dari anggaran sebesar Rp. 80.106.000,-
-
Program keluarga berencana terealisasi sebesar 83,50% dari anggaran Rp. 790.675.900,-
-
Program
peningkatan
pelayanan
kontrasepsi
terealisasi
sebesar 98,99% dari anggaran sebesar Rp. 393.000.000,-
Program peningkatan pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak terealisasi sebesar 98,45% dari target anggaran sebesar Rp. 11.255.000,-
-
Program pembinaan peran serta masyarakat dan kelompok usaha dalam pelayanan KB dan peningkatan kesejahteraan kelompok UPPKS, BKB, BKR dan BKL terealisasi sebesar 85,44% dari target anggaran sebesar Rp. 44.375.000,-
-
Program pengembangan model operasional BKB-PosyanduPADU terealisasi sebesar 100%
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
Dalam rangka pengetahuan program BPPKB telah banyak mengalami kemajuan yang berarti. Hal ini diberikan dengan besarnya realisasi yang telah dicapai. Kaitan dengan itu,disamping programprogram yang menyentuh masyarakat secara langsung ada pula beberapa program lain seperti : -
Program
pelayanan
administrasi
perkantoran
terealisasi
88,07% -
Program
peningkatan
sarana
dan
prasarana
aparatur
terealisasi 94,78% -
Program
peningkatan
kapasitas
sumber
daya
aparatur
terealisasi 79,21% -
Program
peningkatan
pengembangan
sistem
pelaporan
capaian kinerja dan keuangan terealisasi 64,39% -
Program Peningkatan Disiplin Aparatur terealisasi 97,59%
c. Program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan/tidak memenuhi target yang telah ditentukan. -
Program Kesehatan Reproduksi Remaja tidak dapat terealisasi dari target anggaran sebesar Rp. 20.825.000,-
d. Faktor-faktor penyebab kurang tercapainya atau terpenuhinya target kinerja program/kegiatan. a. Terdapat kendala teknis dalam pengerjaan masing
bidang,
sehingga
pengajuan dana GU.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
mengakibatkan
SPJ di masingketerlambatan
b. Kelebihan atau sisa dari beberapa pengadaan barang dan jasa,
sehingga
dana
tersebut
tidak
digunakan
dan
dikembalikan ke kas Daerah. e. Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut. 1. Bahwa dalam penyusunan RKT, Renja, RKA dan DPA dilakukan penyederhanaan item kegiatan yang maksimal dan sasarannya untuk masyarakat, terutama masyarakat miskin. 2. Bahwa dalam penyusunan RKT, Renja, RKA, DPA agar pelaksanaan menyusun program,
kegiatannya yang sesuai
dengan tupoksi dan hasil MPBM/usulan masyarakat dan di sesuaikan dengan prioritas serta anggaran yang tersedia. 2.2. Analisis kinerja pelayanan SKPD. Untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja pelayanan yang telah diberikan oleh BPPKB kepada masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga
dengan
mengembangkan
berbagai
aspek
kebutuhan keluarga, di dalamnya menyangkut fungsi-fungsi keluarga seperti pendidikan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan nilai agama yang kesemuanya
merupakan dasar untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. 2.2.1. Permasalahan Terhadap Kinerja Pelayanan PP & KB. 1. Program KB. a. Pencapaian peserta KB baru Non Hormonal (IUD) relative rendah (s/d Desember 2014 sebanyak 3.323 dari total PUS 67.605). RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
b. kesertaan pria dalam menggukan alat kontrasepsi (Kondom dan Kontap Pria) sangat rendah (s/d Desember 2014 sebanyak 482 dari total PUS 67.605). c. sarana medis untuk menunjang pemasangan alat kontrasepsi (IUD dan implant) masih tebatas. d. masih rendahnya pengetahuan/pemahaman para Keluarga tentang perlunya memelihara dan meningkatkan kesehatan. 2. Kesehatan Reproduksi Remaja a. Masih rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang program KRR. b. Kurangnya sarana Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang program KRR seperti Booklet, Leaflet, Brosur, Poster dan lain sebagainya. c. Belum berfungsinya secara maksimal Pusat Informasi dan Konsultasi KRR (PIK-KRR) yang sudah dibentuk dalam memberi KIE kepada para remaja. 3. Pemberdayaan Keluarga dan Peningkatan Kelembagaan dan Jaringan KB. a. Belum optimalnya pertemuan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL). b. Masih banyak kelompok UPPKS tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. c. Masih terbatasnya sarana untuk kegiatan kelompok BKB,BKL dan BKR. d. Masih rendahnya pengetahuan pengurus dalam kegiatan bina-bina dan kelompok UPPKS. e. Peran institusi masyarakat dalam pelaksanaan program KB masih rendah.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
f. Frekuensi KIE/Advokasi program KB ke Pondok pesantren masih tebatas. g. belum optimalnya peran Toga/Toma dalam pelaksanaan program KB. 4. Pemberdayaan Perempuan a. Masih tebatasnya sarana KIE untuk memberi penyuluhan/materi kepada Toma/Toga,LSOM dan kelompok sosial lainnya. b. Dukungan
untuk
penyebarluasan
informasi
tentang
program
untuk
memberi
Pemberdayaan Perempuan sangat terbatas. 5. Perlindungan Anak a. Terbatasnya
sarana
KIE,
Juklak,
Juknis
penyuluhan/materi perlindungan anak kepada masyarakat (Toma, Toga, LSOM dan kelompok sosial lainnya yang ada di masyarakat) b. Terbatasnya dukungan dana untuk memberi informasi tentang program perlidungan anak kepada masyarakat (Toma/Toga, LSOM, Camat, Lurah dll) berupa pelatihan, orientasi, rakor, dll. 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD. Selain permasalahan tersebut, beberapa isu yang berkaitan dengan pengelolaan pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana di Kota Mataram perlu mendapatkan perhatian adalah: 1. Tingkat TFR belum mendukung terwujudnya PTS. 2. Unmet-Need pelayanan KB / KR masih tinggi. 3. Jumlah Remaja meningkat dan kesiapan berkeluarga masih rendah. 4. Mekanisme operasional lini lapangan belum berjalan seperti yang diharapkan. 5. Kesadaran hak-hak Reproduksi dan Kesehatan Gender rendah.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
Disamping isu-isu strategi diatas, maka masih ada permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD sebagai berikut : 1. Trend kelangsungan penggunaan kontrasepsi (Current Prevelensi Rate/CPR), belum sesuai dengan yang diharapkan (73,9% dari pus yang ada). Kondisi semacam ini banyak dipengaruhi berbagai aspek,terutama pada penggunaan alkon yang sederhana (Pil dan Suntik) maupun terhadap kedisiplinan dan pembinaan yang belum optimal.
2. Trend penggunaan metode kontrasepsi Sebagian besar dari PUS menggunakan alat kontrasepsi yang hormonal (Suntikan,pil dan implant). 3. Trend Unmet Need. Ada
pergeseran
angka
yang
cukup
memperihatinkan
dalam
kaitannya dengan Unmet Need. Faktor dominan penyebab fungsinya angka Unmet Need adalah pada PUS yang tidak ingin mempunyai anak sementara
(Spacing)
atau
berhenti
punya
(Limiting)
yang
tidak
menggunakan Kontrasepsi. Prinsip dilayanai dan terlayani dengan membantu PUS untuk memiliki kontrasepsi yang rasional,efectif dan efisien adalah prioritas yang harus dilakukan. 4. Partisipasi Pria. Partisipasi ber-KB pria masih rendah, hal ini disebabkan jenis alkonnya masih terbatas. 5. Median Umur Persalinan Pertama. RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
Media Persalinan Pertama mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan usia kawin pertama. Berdasarkan hasil empat kali SDKI rata-rata persalinan pertama terjadi pada usia 18,5 tahun, 18,2 tahun, 19,7 tahun dan 20,4 tahun. Kondisi demikian menggambarkan bahwa telah terjadi kelahiran pada usia muda yang masih dalam kelompok resiko tinggi, baik untuk ibu maupun bayinya, sekaligus dimungkinkan terjadinya perkembangan penduduk yang besar secara alami. 6. Angka Tersilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) Berdasarkan data hasil proyeksi penduduk angka tersilitas menurut kelompok umur selama periode tahun 2005, menunjukan kecenderungan menurun. Hal ini semakin diperkuat berdasrkan hasil SDKI yang mencerminkan terjadinya trend penurunan TFR dari 2,5 menjadi 2,3. 7. Trend angka kematian Ibu dan Bayi. Trend penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kota Mataram. Penurunan trend tersebut dampak dari pada penanganan program terpadu meliputi optimalisasi program perencanaan kehamilan dan persalinan serta KB. Pendarahan, infeksi, partus lama, BBLR, tetanus, aspikasia dapat ditekan. 8. Pemahaman dan kesadaran tentang hak reproduksi remaja masih rendah. Masyarakat dan keluarga masih enggan untuk membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam keluarga. Adapun dampaknya terhadap pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah terhadap capaian SPM dan MDGS (Millenium Development Goals).
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
1. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Kota Mataram, dengan telah menerima Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas. 2. Meningkatnya usia kawin pertama melalui program pendewasaan usia kawin (Kesehatan Reproduksi Remaja, Pembentuk Kelompok-kelompok Remaja (PIK-KRR) di setiap tingkatan kecamatan,kelurahan dan di pondok pesantren. 3. Meningkatnya
keluarga ikut dalam kelompok Keluarga Balita (BKB),
Keluarga Remaja (BKR) dan Keluarga Lansia (BKL). 4. Meningkatnya keluarga yang sudah ber KB melakukan usaha Ekonomi Produktif, melalui kelompok-kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Disamping itu ada beberapa tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD antara lain : 1. Adanya kelembagaan pengelola program PP dan KB di Kab/Kota. 2. Dukungan politis maupun dukungan operasional program,baik oleh Instansi Pemerintah maupun Institusi masyarakat serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat. 3. Tersedianya tenaga penyuluh lapangan KB, tenaga penyuluh ini merupakan peluang bagi keberhasilan program KB yang dapat berperan sebagai ujung tombak lapangan. 4. Tersedianya
sarana
pelayanan
KB
sampai
ke
(RSU,PKM,POLINDES,Pokesdes,Posyandu,dan klinik KB)
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
lini
lapangan
5. Adanya sistem pengelolaan data dan informasi serta pencetakan dan pelaporan program KB Nasional
yang berkesinambungan dari
dusun/desa sampai ke tingkat Nasional. Dari Isu-isu penting tersebut diatas, maka ada formulasi berupa rekomendasi dan catatan yang setrategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang di rencanakan. 1. Bahwa dukungan politis perlu dan terus di tingkatkan baik oleh Pemerintah maupun Institusi masyarakat sertaperan tokoh masyarakat, tokoh Agama, dan semua Stakeholders yang ada sehingga Program PP dan KB dapat di laksanakan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Bahwa perlu adanya Sinkronisasi Program dan Kegiatan antara Pemerintah
Pusat,
Propinsi
dan
Kabupaten/Kota
sehingga
Program/Kegiatan terarah-terpadu dan dapat dipertanggung jawabkan demikian juga dengan dukungannya.
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD. Bahwa Program dan Kegiatan yang disusun berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang ada serta Norma Standar Prosedur dan Kreteria (NSPK) dan di sesuaikan dengan pagu yang ada (dengan menggunakan prioritas) di sesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.
Berdasarkan
hasil
MPBM
tahun
2015
kebanyakan
masyarakat
menginginkan agar penyuluhan tentang KB lebih diperbanyak/digalakkan lagi dan sasarannya agar lebih terperinci lagi di lingkungan ataupun di tingkat RT. Kemudian ada usulan tentang memperbanyak orientasi kepada kelompok- kelompok BKB, BKR dan BKL yang telah dibentuk.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
BAB. III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional. - Bahwa penelaahan program dan kegiatan tetap mengacu pada kebijakan Nasional, (SPM,NSPK), namun disesuaikan dengan kebutuhan lapangan sehingga program dan kegiatan tersebut dapat di laksanakan dan menyentuh serta dapat dirasakan oleh masyarakat terutama masyarakat miskin. - Bahwa Pemerintah Pusat melalui kebijakan (tidak semua kebijakan pusat di lakukan di daerah) namun di sesuaikan dengan kebutuhan dan dukungan yang tersedia. 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD. 1. Tujuan : - sebagai dokumen perencanaan tahunan SKPD agar terarah dan terpadu.
2. Sasaran : - Sebagai acuan penyusunan rencana kerja dan anggaran tahun 2016. - Sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan SKPD di bidang PP dan KB.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
3.3. Program dan Kegiatan. a) Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan . a.a. Pencapaian visi dan misi kdh. Sesuai dengan visi dan misi Kota Mataram, maka visi BPPKB Kota Mataram mengacu pada visi dan misi Pemda Kota Mataram yaitu : Terwujudnya pertumbuhan penduduk Tumbuh Seimbang
tahun
2015. Visi diarahkan untuk membangun setiap keluarga di Kota Mataram, agar memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan
dan
terpenuhi
hak-hak
reproduksi
melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan,
informasi
kependudukan
dan
keluarga,
serta
penguatan kelembagaan dan jejaring KB. a.b. Pencapaian MDGS. - Bahwa masyarakat sudah menerima Norma Keluarga Kecil yang berkualitas, hal ini ditandai dengan peserta KB aktif di Kota Mataram sebanyak 73,9 % dari PUS (Pasangan Usia Subur) yang ada dengan mengatur
kelahiran
keluarganya
yang
di
sesuaikan
degan
kemampuannya -
Meningkatnya usia perkawinan pertama yang sudah umur 18 Th.dan saat ini sudah rata-rata di atas 20 Th.
a.c. Pengentasan kemiskinan. Bahwa dengan keluarga yang sudah ikut menjadi peserta KB, dan mempunyai usaha ekonomi produktif diberikan bantuan modal guna meningkatkan usahanya yang tergabung dalam kelompok UPPKS. RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
a.d. Pencapaian SPM. Bahwa standar pelayanan minimal yang ada serta Norma Standar Prosedur dan kreteria di Kota Mataram sampai dengan tahun 2014 ini sudah di capai beberapa item al : 1) Pencapaian peserta KB sebesar 112,6 %. 2) Ratio PKB bahwa 1 PKB 1 Kelurahan 3) PPKBD 1 kelurahan 1 Pembina.
a.e. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah. Memperhatikan Kota Mataram, merupakan pusat Ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Barat, maka potensi yang ada dengan memberikan bantuan modal kepada anggota keluarga yang sudah ber KB, dalam wadah
kelompok
UPPKS,
untuk
mengembangkan
usahanya,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarganya.
a.f. Pengembangan daerah terisolir. Memberikan pelayanan KB melalui Mobil Pelayanan KB (Muyan KB), setiap saat sesuai dengan permintaan dari Kepala Lingkungan, Kader dan Penyuluhan KB yang ada, sehingga semua keluarga yang berada pada daerah pinggiran dapat dilayani KB sesuai standar yang berlaku.
b) Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan antara lain, meliputi : Jumlah program dan jumlah kegiatan.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
- Bahwa jumlah program yang ada pada Badan PP dan KB Kota Mataram KB ada 10 program adalah : 1. Program Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2. Program Keluarga Berencana / Kesehatan Reproduksi 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja. 4. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. 5. Program Pelayanan Kontrasepsi. 6. Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 7. Program Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak 8. Program Pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU 9. Program Pembinaan peran serta masyarakat dan kelompok usaha dalam pelayanan KB dan peningkatan kesejahteraan. Sedangkan dari 9 program tersebut jumlah kegiatannya berjumlah 59 kegiatan. Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan. Penyebaran lokasi program dan kegiatan 75 % dari kegiatan tersebut berada tingkat di kelurahan (dengan kegiatan Rakor, Penyuluhan, (Sosialisasi, Orientasi, Refresing) bagi TOMA, TOGA, TP PKK, LSOM, Generasi Muda dll), serta pelayanan KB / KS bagi keluarga yang miskin, dan Biaya operasional yang diberikan kepada Kader dengan jumlah 800 kader se Kota Mataram.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
Total kebutuhan dana/pagu indikatif yang dirinci menurut sumber pendanaannya. - Belanja Langsung
: Rp. 3.044.934.075,-
- Belanja tidak langsung : Rp. 4.717.263.020,DAU
: Rp. 7.762.197.095,- (sdh termasuk DAK)
DAK
: Rp. 1.018.910.000,- (Status Qua = Th. 2015)
c) Penjelasan jika perumusan program dan kegiatan tidak sesuai denga rancangan awal SKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif meupun kombinasi keduannya. Renja yang di susun ini dibuat sesuai dengan standar pelayanan dan kebutuhan lapangan, terutama kegiatannya, namun untuk pagunya dapat di sesuaikan Kemampuan Daerah Kota Mataram.
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
BAB. IV PE NUTUP
Demikian Rencana Kerja ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA dan DPA lebih lanjut, sehingga RKA dan DPA yang akan di susun,benar-benar sesuai dengan kebutuhan lapangan serta di laksanakan secara berkelanjutan dengan prioritaskan yang sesuai dengan dukungan dana yang tersedia, sehingga program dan kegiatan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya masyarakat yang tidak mampu, sehingga seluruh keluarga yang ada di Kota Mataram menjadi Keluarga yang berkualitas.
Mataram,
Maret 2015
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana Kota Mataram
Drs. Sutrisno S. MBA NIP. 19590625 198603 1 010
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Allah SWT (Tuhan yang Maha Esa) dan atas limpahan Rahmat serta karunianya penyusunan RENCANA KERJA (RENJA) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram Th. 2016 ini dapat disusun, walupun masih banyak di temukan kekurangannya. Penyusunan ini didasarkan pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Pasal 27 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 137, bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Renja SKPD. Renja SKPD yang di susun akan menjadi bahan RKA SKPD Tahun 2016 yang selanjutnya manjadi dasar penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD),
sehingga
dapat
di
susun
suatu
rencana
terarah,menyeluruh,konsisten dan dapat di pertanggung jawabkan. Dengan demikian target-target program/kegiatan yang diterapkan dari tahun ke tahun dapat dicapai sesuai dengan yang di rencanakan yaitu meningkatnya capaian peserta KB (Baru/Ulangan),sehingga akan terwujudnya keluarga yang berkualitas di Kota Mataram. RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016
Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran sehingga penyusunan RENJA-SKPD ini dapat di selesaikan walaupun didalamnya masih terdapat kekurangan dan untuk itu mohon masukan dan saran agar penuyusunan ini dapat lebih baik dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Demikian atas perhatiannya di ucapkan terimakasih.
Mataram,
Maret 2015
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana Kota Mataram
Drs. Sutrisno S. MBA NIP. 19590625 198603 1 010
RENJA BPPKB KOTA MATARAM TAHUN 2016